Millon

9
Millon Uji Millon. Sebanyak 5 tetes pereaksi Millon ditambahkan ke dalam 3 mL larutan protein, dipanaskan. Uji dilakukan terhadap larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, pepton 2%, dan fenol 2%. Ditambahkan 2 tetes asam asetat 1 M ke dalam tabung yang berisi 5 ml larutan protein, kemudian tabung tersebut diletakkan dalam air mendidih selama 5 menit. Lalu diambil endapan dengan batang pengaduk, untuk endapan diuji kelarutannya dengan air , sementara endapan dengan pereaksi Millon. Prinsip dari uji millon adalah pembentukan garam merkuri dari tirosin yangternitrasi. Tirosin merupakan asam amino yang mempunyai molekul fenol pada gugus R-nya, yang akan membentuk garam merkuri dengan pereaksi millon. Pereaksi millon adalah larutan yang berisi merkuri dan ion merkuro dalam asam nitrat dan nitrit. Apabila peraksi ini ditambahkan pda larutan protein, akan menghasilkanendapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Warna merah yang terbentuk adalah garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi. Pada dasarnya reaksiini positif untuk fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan memberikan hasil positif. Dalam praktikum kali ini, uji millon tidak dilakukan. Protein yang tercampur oleh senyawa logam berat akan terdenaturasi. Hal ini terjadi pada albumin yang terkoagulasi setelah ditambahkan AgNO3 dan Pb-asetat. Senyawa-senyawa logam tersebut akan memutuskan jembatan garam dan berikatan dengan protein membentuk endapan logam proteinat. Protein juga mengendap bilaterdapat garam-garam anorganik dengan konsentrasi yang tinggi dalam larutan protein. Berbeda dengan logam berat, garam-garam anorganik mengendapkan protein karena kemampuan ion garam terhidrasi sehingga berkompetisi dengan protein untuk mengikat air. Pada percobaan, endapan yang direaksikan dengan pereaksi

description

millon

Transcript of Millon

Page 1: Millon

Millon

Uji Millon. Sebanyak 5 tetes pereaksi Millon ditambahkan ke dalam 3 mL larutan protein, dipanaskan. Uji dilakukan terhadap larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, pepton 2%, dan fenol 2%.

Ditambahkan 2 tetes asam asetat 1 M ke dalam tabung yang berisi 5 ml larutan protein, kemudian tabung tersebut diletakkan dalam air mendidih selama 5 menit. Lalu diambil endapan dengan batang pengaduk, untuk endapan diuji kelarutannya dengan air , sementara endapan dengan pereaksi Millon.

Prinsip dari uji millon adalah pembentukan garam merkuri dari tirosin yangternitrasi. Tirosin merupakan asam amino yang mempunyai molekul fenol pada gugus R-nya, yang akan membentuk garam merkuri dengan pereaksi millon. Pereaksi millon adalah larutan yang berisi merkuri dan ion merkuro dalam asam nitrat dan nitrit. Apabila peraksi ini ditambahkan pda larutan protein, akan menghasilkanendapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Warna merah yang terbentuk adalah garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi. Pada dasarnya reaksiini positif untuk fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan memberikan hasil positif. Dalam praktikum kali ini, uji millon tidak dilakukan.

Protein yang tercampur oleh senyawa logam berat akan terdenaturasi. Hal ini terjadi pada albumin yang terkoagulasi setelah ditambahkan AgNO3 dan Pb-asetat. Senyawa-senyawa logam tersebut akan memutuskan jembatan garam dan berikatan dengan protein membentuk endapan logam proteinat. Protein juga mengendap bilaterdapat garam-garam anorganik dengan konsentrasi yang tinggi dalam larutan protein. Berbeda dengan logam berat, garam-garam anorganik mengendapkan protein karena kemampuan ion garam terhidrasi sehingga berkompetisi dengan protein untuk mengikat air. Pada percobaan, endapan yang direaksikan dengan pereaksi millon memberikan warna merah muda, dan filtrat yang direaksikan dengan biuret berwarna biru muda. Hal ini berarti ada sebagian protein yang mengendap setelah ditambahkan garam.

Uji Millon

Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna (Jalip, 2008). Pereaksi ini digunakan untuk menguji keberadaan asam amino dalam makanan, jaringan tubuh dan lain - lain. Akan tetapi tidak semua asam amino dapat di uji dengan uji Millon, sebab hanya asam

Page 2: Millon

amino yang memiliki gugus hidroksil fenil (inti benzene) seperti tirosin yang dapat memberikan hasil positif.

Langkah kerja :

Tuangkan 1 ml larutan jaringan syaraf pada tabung reaksi Tambahkan 10 tetes larutan pereaksi Millon (asam nitrat) kedalam cairan tersebut Setelah itu akan timbul endapan putih Jika endapan putih sudah terlihat, siapkan gelas bekker yang sudah terisi air dan

penangaas air Jepit tabung reaksi dengan penjepit kayu, lalu masukkan kedalam gelas bekker yang

sudah terisi air mendidih Amati warna larutan hingga berubah warna menjadi merah

Uji Natrium nitroprusida

 Uji nitroprusside merupakan uji kimia yang digunakan untuk mendeteksi adanya asam amino sistein. Gugus tiol (-SH) dalam sistein akan bereaksi dengan sodium nitroprusside dalam keadaan amonia berlebih membentuk senyawa berwarna merah. 

Langkah Kerja :

Masukkan 0.5 ml larutan sodium nitroprusside (Larutan sodium nitroprusside harus dalam keadaan baru, dibuat sesaat menjelang dilakukan uji) ke dalam tabung reaksi.

Tambahkan dengan 2 ml bahan yang akan diujikan. Tambahkan 0.5 ml amonium hidroksida. Amati perubahan warna yang muncul.

Reaksi Uji Reaksi/reagenAsam Amino yang dideteksi

Warna

Reaksi MillonHgNO3 dalam asam nitrat dengan sedikit asam nitrit

Tirosin Merah

Reaksi Nanthoprotein

Pendidihan dalam asam nitrat

Tirosin, triptofan, fenilalanin

Kuning

Page 3: Millon

Uji Millon

Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan ke dalam larutan protein yang mengandung asam amino dengan rantai samping gugus fenolik, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Tetapi khusus untuk proteosa dan pepton secara langsung akan menghasilkan larutan berwarna merah. Endapan yang terbentuk berupa garam kompleks dari tirosin yang ternitrasi. Jika larutan protein yang dianalisis ada dalam sussana basa, maka terlebih dahulu harus dinetralisasi dengan asam, karena dalam basa ion merkuri dalam pereaksi akan mengendap sebagai Hg(OH)2. Pada penetralan ini digunakan asam selain HCl, karena ion Cl- dapat bereaksi dengan asam nitrat menghasilkan radikal klor (Cl.). Radikal klor dapat merusak kompleks berwarna. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksi fenil yang berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan memberikan hasil yang positif.

Uji MillonPereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Jikapereaksi ini ditambahkan pada larutan protein maka akan menghasilkan endapan putih yangdapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna.Tetapi khusus untuk proteoso dan pepton secara langsung akan menghasilkan larutan yangberwarna merah. Endapan yang terbentuk berupa garam kompleks dari tirosin yang ternitrasi.Jika larutan protein yang akan dianalisis ada dalam suasana basa, maka terlebih dahulu harusdinetralisasi dengan asam (bukan HCl). Jika tidak, ion merkuri dari pereaksi akan mengendapsebagai Hg(OH)2. Ion Cl- dapat bereaksi dengan asam nitrat menghasilkan radikal klor yangdapat merusak kompleks berwarna.

Reaksi Nitroprusida

Pada asam amino sistein, selain terdapat gugus –COOH ,gugus –NH2 dan gugus R pada asam amino sistein juga terdapat –SH bebas (gugus sulfidril) bila bereaksi dengan natrium nitroprusida dalam amonia berlebih menghasilkan kompleks berwarna merah. Beberapa protein yang memberikan hasil negatif terhadap uji ini, ternyata menjadi positif setelah dipanaskan sampai

Page 4: Millon

mengalami koagulasi atau denaturasi. Hal ini menunjukkan proses tersebut menghasilkan gugus –SH bebas.

Uji nitroprusidaProtein yang mengandung gugus – SH bebas (sistein) memberikan warna kemerah-merahan jika direaksikan dengan natrium nitroprusida, Na2Fe(CN)5NO.2H2O dalam larutanamoniak. Beberapa protein yang memberikan hasil negatif terhadap reaksi ini ternyatamenjadi positif setelah dipanaskan sampai mengalami koagulasi atau denaturasi. Hal inimenunjukkan proses tersebut menghasilkan gugus – SH bebas. Jadi protein yang mengandungsistein dapat memberikan hasil positif. Hal ini disebabkan selain terdapat gugus – COOH dangugus – NH2, gugus R pada asam amino bisa juga gugus tiol (gugus sulfidril) atau peptida.Pada asam amino lain dapat beraksi dengan natrium nitroprusida dalam amoniaberlebih menghasilkan kompleks berwarna merah. Reaksinya adalah sebagai berikut.

Reaksi:

[Fe3+(CN)3NC]2- + NH3 + RSH                      NH4++ [Fe2+ (CN)5NOSR]2-

Posedur Kerja

Kristal sistein hidroksida dilarutkan ke dalam air, kemudian ditambah dengan nitropusida lalu ditambah lagi dengan larutan amoniak. Perubahan yang terjadi diamati.

1.     Uji Millon

Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat, bila direaksikan dengan senyawa yang mengandung gugus fenol akan membentuk endapan merah dengan pemanasan. Pada pengujian asam amino dengan uji Millon, larutan protein (albumi telur) ditambahkan dengan reagen Millon. Penambahan reagen Millon ini menyebabkan terbentuknya endapan putih yang kemudian berubah menjadi endapan merah. Hal ini membuktikan dalam larutan albumin tersebut positif mengandung tirosin.

Endapan putih yang terbentuk setelah penambahan reagen Millon pada larutan protein tersebut berasal dari endapan merkuri, dimana pada awalnya Hg yang terlarut di dalam HNO3 teroksidasi

Page 5: Millon

menjadi Hg+. Ion Hg + ini selanjutnya membentuk garam dengan gugus karboksil dari tirosin. Adapun reaksinya adalah sebagai berikut:

Ketika dipanaskan endapan putih tersebut berubah menjadi endapan merah. Hal ini terjadi karena asam nitrat yang semula berfungsi sebagai pelarut mengoksidasi  Hg +  menjadi Hg2+. Bersamaan dengan hal tersebut, asam amino tirosin ternitrasi. Kemudian terjadi reaksi pembentukan HgO yang berwarna merah. Adapun persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:

Untuk membuktikan bahwa dalam larutan albumin terdapat asam amino tirosin, maka dilakukan uji terhadap beberapa asam amino standar yang ada di laboratorium. Asam amino standar yang digunakan adalah fenilalanin, tirosin, glisin, sistein dan tiptofan. Pada pengujian dengan fenilalanin, glisin, sistein dan tiptofan tidak terbentuk endapan merah. Hal ini disebabkan karena pada keempat asam amino tersebut tidak mengandung gugus fenol. Pada pengujian dengan tirosin, setelah penambahan reagen Millon dan pemanasan tidak terjadi perubahan warna. Padahal, seharusnya terbentuk endapan merah yang dapat membuktikan bahwa dalam laruta albumin terdapat asam amino tirosin. Hal ini kemungkinan terjadi karena penambahan reagen Millon yang terlalu banyak.

Uji Millon digunakan untuk mengidentifikasi protein yang mengandungtirosin dalam suatu sampel yang ditandai dengan terbentuknya kompleks berwarnamerah pada sampel protein. Tirosin merupakan asam amino yang mengandunggugus fenol pada rantai samping-nya (gugus R-nya). Pereaksi millon mengandungmerkuri dan ion merkuro dalam asam nitrit dan asam nitrat. Gugus fenol padatirosin ini akan ternitrasi membentuk garam merkuri dengan pereaksi millon yangakan membentuk kompleks berwarna merah (Poedjiadi 2007). Uji ini dilakukan pada sampel albumin, gelatin, kasein, pepton, dan fenol dengan konsentrasi 2%.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa sampel gelatin 2% mengandunggugus tirosin pada proteinnya. Hal ini terlihat dari adanya perubahan warna pada larutan yang menjadi merah dan terbentuknya endapan kuning. Sampel albumin,kasein, pepton, dan fenol menunjukkan reaksi negatif dengan tidak ada perubahanwarna yang terjadi pada sampel. Larutan fenol 2% yang berfungsi sebagai kontrolseharusnya mengalami perubahan warna menjadi merah dan terbentuk endapankuning, namun percobaan bereaksi negatif. Dimungkinkan sampel sudahterkontaminasi oleh zat lain sehingga menghasilkan reaksi yang negatif. Demikianuntuk sampel kasein. Hasil menunjukkan bahwa larutan kasein bereaksi negatifdengan uji Millon, sedangkan menurut Sajuthi Dondin et al (2010) kaseinmerupakan protein yang paling banyak mengandung asam amino tirosin,kontaminan sampel mungkin terjadi juga pada kasein.

Daftar PustakaArbianto Purwo. 1993. Biokimia Konsep-Konsep Dasar . Bandung (ID): ITB PrBintang Maria. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta (ID): ErlanggaFessenden RJ, Fessenden JS. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik . Jakarta (ID):Binarupa Aksara. Terjemahan dari: Fundamentals of Organic Chemistry.Girindra A. 1986. Biokimia I . Jakarta: Gramedia.Hart Harold et al . 2003. Kimia Organik 

Page 6: Millon

. Suminar Setiati Achmadi, penerjemah;Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari:Organic Chemistry.Katili Abubakar Sidik. 2009. Struktur dan Fungsi Protein Kolagen. Jurnal Pelangi Ilmu. 2 (5): 19-29Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I . Maggy Thenawidjaja, penerjemah. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry.Poedjiadi. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta (ID): UI PressRobinson T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Padmawinata K, penerjemah. Bandung (ID): ITB PrSajuthi Dondinet al . 2010. Purifikasi dan Pencirian Enzim Protease Fibrinolitikdari Ekstrak Jamur Merang. Jurnal Makara Sains. 14 (2): 145-150Setiasih Siswatiet al . 2006. Karakterisasi Enzimα-Amilase Ektrasel dari IsolatBakteri Termofil SW2. Jurnal Kimia Indonesia. 1 (1): 22-27Soedarmo D. 1989. Biokimia Umum II . Bogor (ID): IPB Pr.Sumardjo Damin. 2006. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta (ID): EGCSusan L Elfrod, William D Stansfiled. 2007.Schaum’s Outlines Teori dan Soal -Soal Genetika, Edisi Keempat . Damaring Tyas, penerjemah : Amalia Safitri,editor. Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari :Schaum’s Outlines Of Theoryand Problems Of Genetics, Fourth Edition. Winarno FG. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta (ID): GramediaYuwono Triwibowo. 2005. Biologi Molekuler . Jakarta (ID): Erlangga