Mikrogametogenesis Dan Ovulum

4
POKOK BAHASAN X. MIKROGAMITOGENESIS DAN OVULUM Mikrogametogenesis Mikrospora yang baru dibentuk umumnya mempunyai sitoplasma yang padat, tetapi selnya secara cepat bertambah volumenya, diikuti oleh vakuolisasi dan perpindahan inti dari bagian tengah menuju ke bagian yang berdekatan dengan dinding sel. Pada tanaman tropis, biasanya inti segera membelah tetapi pada tanaman yang hidup di daerah dingin terdapat fase istirahat beberapa han sampai beberapa minggu. Pada Tradescantia reflexa fase istirahat 4 hari atau kurang 4 hari, sedang pada Himantoglossum hircinum, 2 sampai 3 minggu. Pembentukan sel vegetatif dan sel generatif Mikrospora merupakan awal perkembangan generasi gametofit. Mikrospora yang dewasa (masak) setelah lepas dan tetrade dikenal dengan nama butir pollen (serbuk sari). Inti serbuk sari membelah menjadi sel vegetatif dan sel generatif. Kedua sel tersebut ukurannya tidak sama. Se! vegetatif lebih besar dibanding sel generatif. Selanjutnya sel generatif membelah secara mitosis menghasilkan 2 sel sperma. Se! generatif letaknya berdekatan dengan dinding sel. Sitoplasma sel generatif dan sel vegetatif dipisahkan oleh 2 membran. Dinding sel generatif segera dibentuk di antara 2 membran sel dan berhubungan dengan intin. Dinding intin pada beberapa jenis terdiri dari kalose. Setelah pembelahan mitosis sel vegetatif melanjutkan pertumbuhan, organela sel bertambah jumlah dan ukurannya, vakuola semakin lama menghilang. Setelah lepas dan dinding sel generatif bentuknya speris. Bentuk ini selalu berubah selama perkembangan butir pollen. Bentuknya memanjang, dan bentuk demikian ini memudahkan perpindahan inti tersebut ke dalam buluh serbuk sari. Sperma dibentuk mungkin sewaktu butir pollen masih ada di dalam antera, atau telah keluar dari antera. Apabila sperma dibentuk sebelum butir pollen keluar dari antera maka butir pollen dilepaskan pada stadium 3 sel (lihat gambar), dan apabila sperma terbentuk setelah keluar dari antera, maka pada waktu butir pollen dilepas dalam keadaan 2 sel. Pada umumnya pembelahan sel generatif baru terjadi setelah buluh serbuk sari menembus stigma atau setelah mancapai kantong embrio (kantong lembaga). Perkembangan pollen pada Cyperaceae tidak seperti tumbuhan Angiospermae lainnya, karena inti mikrospora membelah 2 kali menghasilkan 4 inti. Dari 4 inti tersebut hanya satu yang berfungsi, 3 mengalami degenerasi. Tiga inti tersebut mengalami

description

mikrogametogenensispembentukan sel vegetatif dan generatifstruktur ovarium (bakal buah)Struktur ovulum (bakal biji)

Transcript of Mikrogametogenesis Dan Ovulum

  • POKOK BAHASAN X. MIKROGAMITOGENESIS DAN OVULUM

    Mikrogametogenesis

    Mikrospora yang baru dibentuk umumnya mempunyai sitoplasma yang padat,

    tetapi selnya secara cepat bertambah volumenya, diikuti oleh vakuolisasi dan

    perpindahan inti dari bagian tengah menuju ke bagian yang berdekatan dengan

    dinding sel. Pada tanaman tropis, biasanya inti segera membelah tetapi pada tanaman

    yang hidup di daerah dingin terdapat fase istirahat beberapa han sampai beberapa

    minggu. Pada Tradescantia reflexa fase istirahat 4 hari atau kurang 4 hari, sedang

    pada Himantoglossum hircinum, 2 sampai 3 minggu.

    Pembentukan sel vegetatif dan sel generatif

    Mikrospora merupakan awal perkembangan generasi gametofit. Mikrospora yang

    dewasa (masak) setelah lepas dan tetrade dikenal dengan nama butir pollen (serbuk

    sari). Inti serbuk sari membelah menjadi sel vegetatif dan sel generatif. Kedua sel

    tersebut ukurannya tidak sama. Se! vegetatif lebih besar dibanding sel generatif.

    Selanjutnya sel generatif membelah secara mitosis menghasilkan 2 sel sperma. Se!

    generatif letaknya berdekatan dengan dinding sel. Sitoplasma sel generatif dan sel

    vegetatif dipisahkan oleh 2 membran. Dinding sel generatif segera dibentuk di antara 2

    membran sel dan berhubungan dengan intin. Dinding intin pada beberapa jenis terdiri

    dari kalose.

    Setelah pembelahan mitosis sel vegetatif melanjutkan pertumbuhan, organela sel

    bertambah jumlah dan ukurannya, vakuola semakin lama menghilang. Setelah lepas

    dan dinding sel generatif bentuknya speris. Bentuk ini selalu berubah selama

    perkembangan butir pollen. Bentuknya memanjang, dan bentuk demikian ini

    memudahkan perpindahan inti tersebut ke dalam buluh serbuk sari. Sperma dibentuk

    mungkin sewaktu butir pollen masih ada di dalam antera, atau telah keluar dari antera.

    Apabila sperma dibentuk sebelum butir pollen keluar dari antera maka butir pollen

    dilepaskan pada stadium 3 sel (lihat gambar), dan apabila sperma terbentuk setelah

    keluar dari antera, maka pada waktu butir pollen dilepas dalam keadaan 2 sel. Pada

    umumnya pembelahan sel generatif baru terjadi setelah buluh serbuk sari menembus

    stigma atau setelah mancapai kantong embrio (kantong lembaga).

    Perkembangan pollen pada Cyperaceae tidak seperti tumbuhan Angiospermae

    lainnya, karena inti mikrospora membelah 2 kali menghasilkan 4 inti. Dari 4 inti tersebut

    hanya satu yang berfungsi, 3 mengalami degenerasi. Tiga inti tersebut mengalami

  • migrasi ke bagian tepi sel akhimya meng

    inti vegetatif dan inti generatif. Inti gener

    Struktur ovarium (bakal buah)

    Beberapa tumbuhan Angiospermae mempunyai megasporofil (daun buah) yang

    berkembang ke dalam suatu pistilum. Pistilum (putik) biasanya mengalami diferensiasi

    menjadi 3 bagian yaitu:

    1. bagian basal yang menggelembung disebut ovarium (bakal

    2. bagian yang memanjang disebut stilus (tangkai putik)

    3. bagian ujung stilus yang disebut stigma (kepala putik)

    Di dalam ovarium terdapat ruang ovarium (lokulimentum) dengan

    ovulum (bakal biji). Tiap ovulum terdiri dari

    funikulus. Nuselus dilindungi oleh satu atau dua integumen. Pada waktu biji dewasa,

    integumen bersama dengan khalaza d

    merupakan tangkai untuk melekatkan diri

    ke bagian tepi sel akhimya menghilang. Inti yang berfungsi membelah menjadi

    vegetatif dan inti generatif. Inti generatif membelah menghasilkan 2 sel sperma.

    Gambar 33. Perkembangan gametofitjantan (spermatogenesis)

    A. Sel mikrospora yang baru terbentuk dengan 1 inti

    B. Sel mikrospora membesar, inti pinke bagian tepi, dan di bagian tengah terbentuk vakuola.

    C. Inti serbuk sari mengadakan pembelahan.

    D. Stadium 2 inti pada serbuk sari. Inti sel vegetatif lebih besar ukurannya dan terletak di bagian tengah sel-generatif letaknya dekat dengan sel.

    E. Inti sel generatif mulai kehilangan kontak dengan dinding sel, dan bentuknya berubah menjadi bulat.

    F. Inti sel generatif terdapat bebas sitoplasma.

    G. H inti sel generatif mulai mennadakan Gambar 34. Diagram megasporogenesis

    pada Kylinga Cyperaceae).Tiga inti megaspora mengalami degenerasi satu yang berfungsi

    ovarium (bakal buah)

    Beberapa tumbuhan Angiospermae mempunyai megasporofil (daun buah) yang

    berkembang ke dalam suatu pistilum. Pistilum (putik) biasanya mengalami diferensiasi

    bagian basal yang menggelembung disebut ovarium (bakal buah)

    bagian yang memanjang disebut stilus (tangkai putik)

    bagian ujung stilus yang disebut stigma (kepala putik)

    Di dalam ovarium terdapat ruang ovarium (lokulimentum) dengan 2 atau lebih

    l biji). Tiap ovulum terdiri dari nuselus, integumen, khalaza, rafe dan

    funikulus. Nuselus dilindungi oleh satu atau dua integumen. Pada waktu biji dewasa,

    integumen bersama dengan khalaza dan rafe menyusun kulit biji. Funi

    kan tangkai untuk melekatkan diri ovulum pada plasenta

    berfungsi membelah menjadi

    sperma.

    erkembangan gametofit jantan (spermatogenesis)

    Sel mikrospora yang baru terbentuk

    inti pindah ke bagian tepi, dan di bagian tengah

    mengadakan

    inti pada serbuk sari. Inti sel h besar ukurannya dan

    -sel generatif letaknya dekat dengan dinding

    Inti sel generatif mulai kehilangan ding sel, dan

    berubah menjadi bulat. Inti sel generatif terdapat bebas pada

    eneratif mulai mennadakan

    Diagram megasporogenesis

    Cyperaceae).Tiga inti megaspora mengalami degenerasi satu yang

    Beberapa tumbuhan Angiospermae mempunyai megasporofil (daun buah) yang

    berkembang ke dalam suatu pistilum. Pistilum (putik) biasanya mengalami diferensiasi

    2 atau lebih

    khalaza, rafe dan

    funikulus. Nuselus dilindungi oleh satu atau dua integumen. Pada waktu biji dewasa,

    an rafe menyusun kulit biji. Funikulus

  • Ovulum yang dewasa d

    tersebut, apakah tegak, atau melengkung terhadap mikrofil dan punikulus. Tipe ovulum

    tersebut adalah

    1. orthotropus : mikrofil menghadap ke atas terletak segaris dengan hilus

    2. anatropus : mikrofil dan hilum

    3. kampilotropus : ovulum berbentuk kurva.

    4. hemianatropus : apabila nuselus dan integumen terletak kurang lebih di sudut

    funikulus

    5. amfitropus : ovulum berbentuk seperti sepatu kuda

    Struktur ovulum (bakal biji)

    Ovulum terdiri atas jaringan

    Integumen

    Integumen pada kebanyakan suku (famili) jumlahnya konstan. Jarang pada satu

    suku bersifat unitegmik (1 integumen) atau bitegmik (2 integumen). Pada Sympetalae

    umumnya mempunyai 1 integumen. Keadaan unitegmik mungkin disebabkan karena

    hilangnya salah satu integumen. Pada beberapa tumbuhan dijumpai adanya

    integumen ketiga atau arilus. Pa

    dari pembelahan integumen luar, tetapi struktur tersebut dapat pula berasal dan

    pangkal ovulum.

    Pada anggota Euphorbiaceae dikenal adanya karunkula yang berasal dari

    poliferasi sel-sel integumen di daerah

    dan karunkula ini masih dapat dilihat sampai biji masak misal pada biji

    communis.

    Ovulum yang dewasa digolongkan ke dalam 5 tipe tergantung aksis ovulum

    tersebut, apakah tegak, atau melengkung terhadap mikrofil dan punikulus. Tipe ovulum

    mikrofil menghadap ke atas terletak segaris dengan hilus

    mikrofil dan hilum letaknya sangat berdekatan.

    ovulum berbentuk kurva.

    apabila nuselus dan integumen terletak kurang lebih di sudut

    ovulum berbentuk seperti sepatu kuda

    Gambar 35. Diagram tipe-tipe ovulum padaAngiospermae. A. Orthotropus; B.Hemitropus;C. Anatropus; D. Kampilatropus; E. Amvitropus

    Ovulum terdiri atas jaringan-jaringan sbb.

    Integumen pada kebanyakan suku (famili) jumlahnya konstan. Jarang pada satu

    bersifat unitegmik (1 integumen) atau bitegmik (2 integumen). Pada Sympetalae

    umumnya mempunyai 1 integumen. Keadaan unitegmik mungkin disebabkan karena

    hilangnya salah satu integumen. Pada beberapa tumbuhan dijumpai adanya

    integumen ketiga atau arilus. Pada Ulmus dilaporkan, bahwa integumen ketiga berasal

    dari pembelahan integumen luar, tetapi struktur tersebut dapat pula berasal dan

    Pada anggota Euphorbiaceae dikenal adanya karunkula yang berasal dari

    sel integumen di daerah mikrofil. Kadang-kadang poliferasi ini sangat kuat

    dan karunkula ini masih dapat dilihat sampai biji masak misal pada biji

    igolongkan ke dalam 5 tipe tergantung aksis ovulum

    tersebut, apakah tegak, atau melengkung terhadap mikrofil dan punikulus. Tipe ovulum

    mikrofil menghadap ke atas terletak segaris dengan hilus

    apabila nuselus dan integumen terletak kurang lebih di sudut

    tipe ovulum pada

    A. Orthotropus; B.Hemitropus; C. Anatropus; D. Kampilatropus;

    Integumen pada kebanyakan suku (famili) jumlahnya konstan. Jarang pada satu

    bersifat unitegmik (1 integumen) atau bitegmik (2 integumen). Pada Sympetalae

    umumnya mempunyai 1 integumen. Keadaan unitegmik mungkin disebabkan karena

    hilangnya salah satu integumen. Pada beberapa tumbuhan dijumpai adanya

    dilaporkan, bahwa integumen ketiga berasal

    dari pembelahan integumen luar, tetapi struktur tersebut dapat pula berasal dan

    Pada anggota Euphorbiaceae dikenal adanya karunkula yang berasal dari

    kadang poliferasi ini sangat kuat

    dan karunkula ini masih dapat dilihat sampai biji masak misal pada biji Ricinus

  • Mikropil

    Mikropil dibentuk oleh integumen dalam seperti pada Centrospermales, dan

    Plumbaginales, atau oleh integumen luar dan dalam, seperti pada suku

    Pontederiaceae. Jarang sekali mikropil dibentuk oleh integumen luar seperti pada suku

    Podostemaceae, Rhamnaceae, dan Euphorbiaceae. Lubang mikropil yang dibentuk

    oleh integumen luar disebut eksostoma, sedang yang dibentuk oleh integumen dalam

    disebut endostoma.

    Tapetum integumen

    Pada beberapa tumbuhan nuselus segera mengalami disorganisasi, dan kantong

    embrio langsung mengadakan kontak dengan lapisan tersebut. Lapisan tersebut

    terdiferensiasi menjadi lapisan yang khusus. Baik bentuk maupun kandungan selnya.

    Sel-selnya memanjang ke arah radial kadang-kadang menjadi binukleat (mengandung

    2 inti). Sel-sel mi mempunyai persamaan dengan sel-sel tapetum pada antera, oleh

    karena itu kemudian disebut sebagai tapetum integumen (endotelium). Endotelium

    berfungsi nutritif, membantu transport bahan makanan dan integumen menuju ke

    kantong embrio. Pada waktu embrio dewasa permukaan dalam dan lapisan endotelium

    mengalami kutinisasi dan lapisan tersebut berubah menjadi lapisan pelindung.

    Hipostase dan Epistase

    Hipostase adalah sekolompok sel yang terdapat di bawah kantong embrio di bagian

    khalaze, berhadapan dengan jaringan pengangkut yang ada di funikulus. Merupakan

    derivat sel-sel nuselus di bawah kantong embrio. Mempunyai dinding yang tebal dan

    lignin, sedikit sitoplasma. Jaringan ini terdapat pada beberapa suku antara lain

    Crossosomataceae dan Umbelliferae. Kadang-kadang hipostase terbentuk setelah

    pembuahan. Epistase merupakan jaringan yang letaknya di daerah mikropil, dan

    dibentuk oleh sel-sel apidermis nuselus. Strukturnya seperti kaliptra pada akar, oleh

    karena itu sering disebut tudung nuselus (operkulum), misalnya pada Castalia dan

    Costus.