Mikro Channel

37

description

Media yang mengupas seputar ekonomi mikro.

Transcript of Mikro Channel

Page 1: Mikro Channel
Page 2: Mikro Channel

MIKRO CHANNEL,majalah yang

didedikasikan sebagaisaluran untuk memenuhikebutuhan dan menjadirujukan bagi penentu

kebijakan Usaha Mikro danKecil (UMK) dalam bingkainilai-nilai yang berkeadilan

dan transparan menujukebahagiaan

dunia dan akhirat.

Assalamu’alaikum wr wb

Alhamdulillah, Juni 2008 ini akhirnya menjadi mo

mentum awal kehadiran majalah Mikro Channel,

sebuah majalah yang concern terhadap persoalan usaha

mikro dan kecil (UMK).

Pembaca budiman, tak mudah memang,

menghadirkan majalah ini. Sudah bisa dibayangkan,

bersentuhan dengan dunia usaha mikro, yang terbayang

adalah luasnya cakupan, isi dan lain-lain. Namun,

semua itu tak memudarkan semangat untuk

menerbitkan majalah ini.

Mikro Channel didesain sebagai penjelas dan

referensi tentang UMK. Hal ini penting, karena bicara

UMK, sama dengan bicara tentang kehidupan mayoritas

rakyat Indonesia. Karena sektor inilah yang dijalani

oleh mayoritas masyarakat yang terbentang dari Sabang

sampai Merauke ini.

Ketika dilakukan pendataan oleh BPS, hasilnya lebih

dari 95% merupakan pelaku UMK dari seluruh sektor

yang ada. Mulai dari pertanian, ritel, warung makan,

dan lain-lain.

Sebelum UMK mulai mendapatkan sorotan

pemerintah, sektor-sektor UMK ini terabaikan, karena

kebijakan pemerintah bersifat konglomerasi. Hasilnya,

banyak konglomerat. Mereka ditopang dengan berbagai

perangkat kebijakan –bahkan fasilitas—yang

mempercepat terjadinya akumulasi kapital dan

kekayaan.

Kini, sektor UMK mulai menemukan

momentumnya. Geliat UMK juga dibarengi

diluncurkannya berbagai program dari pemerintah,

mulai dari bantuan langsung, pinjaman lunak dan dana-

dana pendampingan lainya. Misalnya: KUT (Kredit

Usaha Tani), JPS (Jaring Pengaman Sosial), dan yang

terakhir ini adalah KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan

lain sebagainya.

Pembaca budiman, hadirnya majalah Mikro Chan-

nel ini mencoba menelusuri lika-liku usaha mikro dan

kecil. Semoga majalah ini membawa manfaat bagi kita

semua. Amien.

Selamat Membaca...

Wassalamu’alaikum wr wb

Redaksi

dari kami

Dewan RedaksiSaat Suharto, Jularso,Budi Mustopo, Edi Setiawan,Ahmad Sumiyanto

Pemimpin RedaksiNoor Aziz

RedakturAgus YuliawanFathurrozi NK

KontributorSulaiman H (Jadebotabek)Agus Herman (Jabar)Mursida Rambe (DIY)Rudi Rusmanto (Jateng)Abdul Majid ((Jatim)Khairiliansyah (Aceh)

ArtistikMuhammad Rifai

Marketing dan SirkulasiHarjono

KeuanganIda FaridaDesiyana Rina Yulia

Alamat:Graha INKUD Ground FloorJl. Warung Bucit Raya 18-20Jakarta Selatan – IndonesiaTelp: 021-799 3525Fax: 021-799 [email protected]

SUSUNAN REDAKSI

Page 3: Mikro Channel

surat pembaca

Mimpi Jadi Nyata

Kehadiran majalah Mikro Channel

merupakan kemajuan tersendiri bagi

pelaku usaha mikro dan kecil. Bagi saya

kehadiran majalah seperti ini seperti

mimpi yang menjadi kenyataan. Betapa

tidak, majalah untuk pengusaha kecil, yang

saat ini sulit ditemukan bahkan bisa

dikatakan tidak ada.

Selama ini, pembahasan tentang usaha

mikro, kiat-kiat, serta strategi

pengembangan usaha masih sebatas

suplemen dari majalah-majalah tentang

ekonomi atau yang membahas tentang

seluk beluk usaha dan pengusaha.

Kalaupun ada, itu pun biasanya diletakan

di pojok atau hanya diberi tempat 1-2

halaman saja. Maklum, mikro atau kecil.

Akhirnya, selamat atas terbitnya

majalah Mikro Channel ini, semoga

kehadirannya senantiasa bermanfaat bukan

hanya bagi pelaku UMK namun juga bagi

masyarakat dan bangsa.

Doel

Pedagang, Jakarta

Sebuah Harapan

Pelaku dan pegiat UMK patut

bergembira. Pasalnya kini telah hadir

Mikro Channel, sebuah majalah yang

memang didedikasikan bagi

perkembangan usaha mikro dan kecil.

Selama ini keberadaan UMK selalu

diasosiasikan sebagai usaha yang sulit

diatur dan susah berkembang. Tidak

manageable, feasible, dan bankable.

Selalu saja ada suara minor tentang UMK.

Tentu hal tersebut tidak sepenuhnya

betul. Ada banyak UMK yang kondisinya

baik dan siap berkembang. Seperti yang

saya lihat misalnya pada UMK-UMK yang

di “asuh” oleh Baitul Maal wa Tamwil

(BMT). Namun juga kita tidak dapat

menutup mata atas keberadaan UMK

banyak terbentur permasalahan.

Nah, untuk UMK-UMK yang terbentur

masalah itulah keberadaan majalah seperti

Mikro Channel ini menjadi penting. Tentu

saya tidak sedang ingin mengatakan bahwa

majalah ini harus bisa menyelesaikan

seluruh persoalan UMK.

Majalah ini minimal dapat menjadi satu

dari sekian banyak alat yang bisa

diharapan membantu UMK dalam

mengatasi permasalahannya. Sebagai

sebuah majalah yang khusus

membicarakan seputar kehidupan UMK

maka majalah ini diharapkan menjadi alat

komunikasi strategis pagi pelaku UMK,

baik bagi pengusaha, regulator dan atau

seluruh stakeholder.

Edun,

Mahasiswa, Jakarta

Selamat Ya...

Wah, saya sebagai orang awam butuh

banget majalah yang membahas tentang

usaha mikro dan kecil (UMK) karena

selama ini masih belum banyak atau bisa

jadi belum ada yang membahas khusus

UMK. Selamat atas terbitnya majalah ini,

semoga sukses.

Hafis Suhasta

Mahasiswa, Malang

Page 4: Mikro Channel

Laporan Utama 2Membidik Peluang Investasi Mikro

daftar isi

Suryadharma Ali:

Dana Bergulir Harus Produktif

Interview 26

Perbankan Mulai Melek UMK

Laporan Utama 6

Profil 34BMT Al-Fath, Berjuang Kikis Rentenir

Page 5: Mikro Channel

PELUANG 44Raup Untung di Lahan Basah

PERNIK USAHA 48Helm, Melindungi Kaki Lima

Nikmat Sari Kedelai, Senikmat RezekinyaUletnya Miniatur Kendaraan

ANALISIS 50Terobosan BMT untuk UMK

LINTAS ACARA 54Menebar Manfaat BMT di HongkongBSM Tingkatkan Pembiayaan UKM

Lebih Profesional dengan SOP

KEDIP MATA 56Komeng:BBM Naik, Kreatifitas Seni Terganggu

Sean:GF Siap Bantu LKM

Aries:UMK Bertahan karena Kepepet

LA TANSA 58

Filantropi 30Pandu Logistics, Berbagi untuk Syiar Islam

Inspirasi 38Hilmy, Mengubah Jenang Lokal

jadi Mengglobal

Page 6: Mikro Channel

Palu sudah diketok,

pemerintah melalui

kebijakannya

menaikkan harga BBM.

Hiruk pikuk kalimat protes

pun tak terhindarkan,

bahkan demonstrasi yang

berujung pada tindakan

anarkis pun tak terelakkan.

Di tengah kekecewaan

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 20082

laporan utama

masyarakat karena kenaik-

an BBM, masih banyak para

spekulan yang mempermain-

kan keberadaan BBM di

masyarakat, misalnya saja

penimbunan atau pengoplos-

an BBM. Ironis, di tengah

bangsa kesulitan, ada oknum

memanfaatkannya untuk

meraup keuntungan.

90 persen lebihusaha didominasioleh usaha mikro

dan kecil (UMK),adakah peluang

investasi di duniamikro ketika harga

BBM naik sepertisaat ini?

Page 7: Mikro Channel

Akibat meroketnya harga

BBM ini cukup membuat

pelaku usaha di sektor riil

kelimpungan, terutama

sektor UMK. Pelaku UMK

harus bisa menyiasati

kenaikkan BBM ini, entah

itu mengurangi produksi,

atau menaikkan harga.

Semua bisa saja terjadi.

Hanya kecerdikan sang

pelaku bisnis, resiko in-

vestasi ini teratasi. Lantas

apakah investasi di sektor

mikro cukup menjanjikan

ke depan? Apakah sektor

mikro bisa menjadi peluang

menarik dalam berinvestasi?

Jika menengok kebe-

lakang struktur konfi-

gurasi ekonomi Indonesia

secara keseluruhan dari

39,72 juta unit usaha yang

ada 99,97 persennya

merupakan usaha ekonomi

rakyat yang sering disebut

dengan UMK.

Menurut Narto seorang

usahawan UMK dari Tayu-

Pati Jawa Tengah meng-

anggap peluang investasi

mikro masih cerah sekali.

Apalagi saat ini peluang

jasa bisnis perdagangan di

UMK Pati terus mengalami

peningkatan. Untuk itu, ia

bersama para pedagang di

Tayu membuat koperasi

syariah sebagai hasil

kerjasama dengan BMT

Fastabiqul Khoirot.

“Dari kerjasama

tersebut hingga kini para

pedagang UMK di Pasar

Tayu tak memiliki kendala

apapun dalam mengembang-

kan usahanya,”tuturnya.

Selain Narto, hal sama

juga diungkapkan Dwimada

pemilik Mie Raos yang

memperoleh penghagaan

dari PT Sampoerna

Fundation sebagai salah

satu UMK terbaik tahun ini.

Bimada menganggap

kenaikan harga BBM tak

berdampak langsung pada

UMK toh seandainya

berdampak itu hanya

sementara saja, setelah itu

berjalam seperti biasanya.

“Maka peluang usaha

mikro saat ini masih

terbuka luas,”tutunya.

Bimada mengakui harga

penjualan tak ia naikkan

meskipun harga kebutuhan

produksi mie seperti

terigu, telur dan bumbu-

bumbunya naik semua.

“Kami menilai kenaikan

harga BBM tak harus

disikapi dengan menaikkan

harga mie,” ungkapnya.

Salah satu strateginya,

menurutnya dengan

kejujuran, kedisiplinan dan

terus menjaga kualitas.

Meskipun potensinya

besar dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi,

investasi mikro masih di

pandang sebelah mata oleh

berbagai pihak termasuk

lembaga keuangan, terutama

perban-kan; bahkan

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008 3

Page 8: Mikro Channel

beberapa pihak banyak yang

meragukan potensi investasi

bisnis mikro ini.

Menurut Direktur Bisnis

II PT Permodalan Nasional

Madani (PNM), Dodon Tri

Kuswardana, selama ini ada

permasalah klasik yang ter-

jadi pada Lembaga Keuangan

Mikro (LKM) sehingga ber-

pengaruh pada pengembang-

an UMK. Permasalahan ter-

sebut tentang visiable dan

bankable sebuah usaha.

Karena itu, diperlukan

pelatihan-pelatihan khusus

bagi usaha ini agar memi-

liki visiable dalam menge-

lola manajemennya.

Agar LKM memiliki

peluang besar dalam

investasi di mikro, Dodon,

memandang diperlukan

penguatan yang serius bagi

LKM untuk menjadi garda

depan dari pengembangan

mikro ekonomi. “Dalam

masalah ini diperlukan

pendampingan LKM secara

sustainable terencana dan

padu,” paparnya.

Lalu, bagaimana meng-

implementasikan pendam-

pingan secara terus mene-

rus? Menurut Dodon, kon-

sepnya sangat sederhana

sekali—seperti bagaimana

dalam mengelola modal

usaha yang benar, bagaimana

membuat pencatatan pem-

bukuan yang benar di

samping itu melakukan

penguatan kelembagaanya.

Dengan bentuk metode

semacam itu, Dodon me-

yakini, ke depan permasa-

lahan dan kendala dari

LKM dan UMK bisa

tertangani dengan baik.

Peran usaha UMK memang

sangat besar. Menurut

Dodon, ini merupakan

bentuk riil besarnya

investasi mikro di Indone-

sia. Apalagi jika melihat

data yang di keluarkan oleh

Badan Pusat Statistik (BPS)

tahun 2006 menyebutkan

tingkat PDB UMK mencapai

5,4 persen dan lebih tinggi

dibanding PDB Usaha Besar

(UB) yang mencapai 5,3

persen. Di tahun 2006, PDB

Indonesia mencapai Rp

3.338,2 triliun dan UMK

memberikan kontribusi

sebesar Rp 1.778,7 triliun.

Pencapaian 5,4 persen

PDB UMK di tahun tersebut

menyebar disemua sektor

ekonomi, pada sektor

bangunan tumbuh sebesar

8,2 persen, diikuti dengan

sektor jasa-jasa 8,1 persen

dan penggalian sebesar 7,9

persen. Untuk sektor per-

tanian mengalami pertum-

buhan yang sangat rendah

sebesar 3,1 persen.

Pertumbuhan UMK yang

terjadi sepanjang tahun 2006

hingga 2007 tidak lepas

dari dukungan para pekerja

Indonesia yang sebagian

besar terlibat dalam pe-

ngembangan bisnis UMK.

Dari jumlah populasi UMKM

sepanjang tahun tersebut

sebesar 48,9 persen di-

dukung oleh 85,4 persen

tenaga kerja yang mengem-

bangkan 99,98 UMKM di

segala sektor unit usaha.

Pertumbuhan itulah yang

mendorong ekspor UMK

mencapai bilangan 122,2

triliun atau 20,1 persen ter-

hadap total ekspor nonmigas

nasional. Pengaruh dari

pertumbuhan ini yang

mendorong investasi fisik

UMK yang dinyatakan

dengan angka Pembentukan

Modal Tetap Bruto (PMTB)

4

laporan utama

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 9: Mikro Channel

mengalami progres

Rp 369,8 triliun atau 46,2

persen terhadap PMTB di

Indonesia.

Pada tahun 1998, BPS

melakukan riset terkait

dengan permasalahan yang

dihadapi oleh UMK, antara

lain adalah:

Dari data tersebut,

masyarakat lapisan bawah

pada umumnya tidak ter-

sentuh dan dianggap tidak

memiliki potensi dana oleh

lembaga keuangan formal

sehingga menyebabkan laju

perkembangan ekonominya

terhambat pada tingkat

subsistens.

Kelompok masyarakat

ini dinilai tidak layak bagi

bank (not bankable) karena

tidak memiliki agunan,

serta diasumsikan kemam-

puan mengembalikan

pinjamannya cukup rendah.

Karenanya, mau tak

mau, pelaku UMK ini

mengambil inisiatif sendiri

untuk mandiri dalam

membangun bisnisnya. Dan

lebih dari 90 persen

Industri Kecil Rumah

Tangga (IKR) memakai

modal sendiri untuk

mengembangkan usahanya.

Sedangkan, Industri Kecil

(IK) sekitar 69 persen

memakai modal sendiri

tanpa meminjam lembaga

keuangan yang ada.

Realitas di atas mem-

buktikan bahwa rakyat

miskin (UMK) bukanlah

“orang yang tidak punya”

5

(the have not), mereka

“punya” tetapi sedikit (the

have little). Meski dengan

sedikitnya apa yang mereka

miliki, mereka tetap ulet

berusaha. Hal itu diperlihat-

kan dari data di atas, lebih

dari 90% pengusaha mikro

dari kalangan IKR meng-

andalkan modal sendiri.

[] MC

No. Jenis Kesulitan IKR IK

1. Kesulitan modal 40,48% 36,63%

2. Pengadaan bahan baku 23,75% 16,76%

3. Pemasaran 16,96% 4,43%

4. Teknik produksi dan manajemen 3,07% 26,89%

5. Persaingan 15,74% 17,36%

Sumber : Data BPS terolah (1998) IKR : Industri Kecil Rumah Tangga IK: Industri Kecil

Darimana Modal Diperoleh?

Uraian IKR IK

� Modal Sendiri 90,36% 69,82%

� Modal Pinjaman 3,20% 4,76%

� Modal Sendiri dan Pinjaman 6,44% 25,42%

Jumlah 100% 100%

Asal Pinjaman

� Bank 18,79% 59,78%

� Koperasi 7,09% 4,85%

� Institusi Lain 8,25% 7,63%

� Lain-lain 70,35% 32,16%

Sumber: Data BPS terolah (1998)

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 10: Mikro Channel

Kekuatan dan

kemandirian usaha

mikro dan kecil

(UMK) ternyata menarik

sebagian perbankan nasional

untuk giat menyalurkan

pembiayaan kepada sektor

UMK. Terlebih, pemerintah

mendukung program pem-

biayaan kepada UMK ini.

Bank-bank konvensional

dan syariah kini mulai me-

lirik sektor UMK sebagai

primadona

dalam me-

nyalurkan

pembiayaan.

Apalagi dengan

dukungan

pemerintah

dalam program

nama Tunas Wirausaha;

yaitu produk BNI syariah

khusus digunakan pada

pelaku UMK.

Dalam penyaluran pem-

biayaan UMK kerjasama

antara Asosiasi Bank Syariah

Indonesia (Asbisindo)

beserta NU dan Muham-

madiyah di Malang – Jawa

Timur beberapa waktu

lalu, BNI syariah memberi-

kan pembiayan terbesar di

antara bank syariah lainya;

yaitu Rp 4 miliar sebagai

pilot project awal.

Dengan pembiayaan itu,

Ismi memandang, bahwa

dunia perbankan tak boleh

menutup sebelah mata

dengan adanya UMK—justru

6

Setelah lamaterabaikan, kini

perbankan ramai-ramai menyalurkan

pembiayaan kesektor usaha mikro

dan kecil (UMK).Mengapa ?

Kredit Usaha Rakyat (KUR)

membuat 6 perbankan

nasional seperti BRI, Bank

Mandiri, BNI, BTN,

Bukopin dan Bank Syariah

Mandiri berkonsentrasi

penuh di sektor UMK.

Bahkan tak tanggung-

tanggung, Kepala Unit Usaha

Syariah (UUS) BNI, Ismi

Kushartanto, membuat

produk khusus dengan

jika mereka diberdayakan

dengan baik, dari yang

kecil-kecil itu akan tumbuh

besar akan menjadi peluang

market bagi perbankan.

Optimisme BNI syariah

pada bisnis mikro inilah

yang membuat para pelaku

UMK bersemangat mengem-

bangkan usahanya, seperti

di wilayah Malang, sudah

banyak para peternak sapi

Ismi Kushartanto,

Kepala Unit Usaha SyariahBNI

laporan utama

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 11: Mikro Channel

perah mendapatkan pem-

biayaan dari BNI syariah.

Begitu pula di Jakarta

beberapa pasar-pasar

tradisional telah menjalin

kerjasama dengan pihak

BNI syariah seperti yang

terjadi di Pasar Johar

Jakarta Pusat.

“Bagi kami yang paling

penting adalah pelayanan

masyarakat termasuk

pelaku UMK dengan cepat

mendapatkan pembiayaan

dan kedepannya kami akan

terus mengoptimalkannya,”

ungkapnya.

Selain BNI syariah yang

memiliki produk khusus

UMK, hal yang sama di-

lakukan oleh Bank Rakyat

Indonesia (BRI), bahkan

Kepala Divisi Bisnis Mikro

BRI, W. Pramono sangat

optimis dan tak begitu

memperdulikan adanya

kendala klasik yang terjadi

pada UMK; seperti visiable

dan bankable.

Dirinya yakin dengan

pengalaman BRI yang komit

dalam pengembangan UMK

permasalahan dan kendala

UMK bisa diatasi, sebab

masalah visiable yang

dihitung apakah kapasitas

penghasilannya mampu

menutup peminjamannya

atau tidak. Sepanjang UMK

itu layak dan mampu me-

nutupi peminjamannya BRI

akan selalu memberi.

Selanjutnya, mengenai

karakter, karena BRI hadir

di desa-desa maka sangat

mudah memahami karak-

ter si peminjam. Hal ini

terbukti dari Non Perfor-

mance Loan (NPL) BRI

hanya 1,26 %.

Pramono menambahkan,

untuk kredit KUR di BRI

saat ini tiap harinya 10.000

sampai 15.000 nasabah dan

hal yang sama di perbankan

lainya. “Pertumbuhan itu

yang membuat kami optimis

bahwa di UMK merupakan

peluang bisnis mikro dan

bisnis ini tidak begitu ber-

pengaruh besar adanya

krisis yang terjadi saat ini,”

ujarnya.

Sementara itu Bank

Syariah Mandiri (BSM) pada

2008 menargetkan pem-

biayaan meningkat 27 persen

atau mencapai Rp12,5

triliun. Sedangkan hingga

akhir tahun, pembiayaan

bank syariah dengan aset

terbesar di Indonesia ter-

sebut diproyeksi mencapai

sekitar Rp 9,9 triliun.

Hingga November tahun

lalu, menurut Direktur

BSM Hanawijaya, BSM

telah menyalurkan pem-

biayaan kepada masyarakat

sekitar Rp 9,8 triliun. Dari

pembiayaan tersebut, seki-

tar 50 persen pembiayaan

disalurkan bagi sektor

Usaha Kecil dan Menengah

(UKM) dan sisanya disalur-

kan bagi sektor non UKM.

Hanawijaya menutur-

kan, besarnya porsi penya-

luran pembiayaan bagi

sektor UKM menunjukkan

7NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 12: Mikro Channel

komitmen BSM dalam

mendorong perkembangan

sektor tersebut. Sebab,

sektor tersebut dinilai

memiliki potensi pengem-

bangan bisnis perbankan

syariah cukup signifikan.

Tahun ini, BSM beren-

cana meningkatkan porsi

pembiayaan yang disalurkan

bagi sektor UKM. Rencana-

nya, porsi pembiayaan bank

syariah tersebut bagi sektor

UKM menjadi sekitar 55

persen. Sedangkan, sisanya

adalah pembiayaan non-

korporasi.

Hanawijaya juga me-

Hadirnya beberapa

lembaga keuangan

dalam investasi mikro akan

membawa perubahan baru

dalam diri masyarakat

karena orang miskin akan

terangkat derajatnya dan

menaggalkan sifaf kemis-

kinannya.

Sebagaimana yang dite-

gaskan oleh Ketua Umum

Majelis Ekonomi dan Ke-

wirausahaan Pengurus Pusat

Muhammadiyah, Dr Anwar

Abbas, ia meminta agar pihak

8

laporan utamanyebutkan, BSM menarget-

kan penyaluran pembiayaan

UKM yang masuk dalam

program penjaminan pe-

merintah tahun ini men-

capai Rp 300 miliar.

Selanjutnya, pembiayaan

tersebut diharapkan me-

ningkat 50 persen hingga

2009.

“Kita harapkan me-

ningkat 50 persen menjadi

sekitar Rp 450 miliar dan

pada 2009 meningkat lagi

50 persen. Pada prinsipnya

kita ingin pembiayaan BSM

bagi UKM terus mening-

kat,’’ tegasnya. [] MC

perbankan untuk serius

dalam memberikan kredit

atau pembiayaan pada UMK.

“Saya minta pada lembaga

perbankan secara ikhlas

Dr Anwar Abbas

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 13: Mikro Channel

dalam memberikan bantuan

pada UMK, jangan hanya

terus mengedepankan collat-

eral dan legal instrument,”

ucapnya.

Selama perbankan masih

menggunakan sistem collat-

eral dan legal instrument,

kata Anwar, rakyat miskin

tak bisa tertolong dan ia

menyimpulkan sistem collat-

eral dan legal instrumen itu

jelas kebijakan yang berpihak

pada orang kaya. Mana

mungkin orang miskin me-

miliki collateral dan mana

mungkin orang miskin

mampu mengurusi legal in-

strument ?

“Saya rasa itu yang men-

jadi masalah selama ini,”

ungkapnya.

Perbankan di Indonesia,

kata Anwar, dirasa belum

mampu berbuat maksimal

bagi perubahan masyarakat

dan terkesan “menang sen-

diri”. Ia terinspirasi dengan

gagasan Muhammad Yunus

dari Bangladesh yang mene-

lorkan adanya Grameen

Bank. Yunus dalam kegiatan

lembaga keuangannya ber-

fikir jangka panjang; bagai-

mana orang miskin didam-

pingi, diberi pengetahuan dan

diberi modal untuk ber-

wirausaha.

“Yunus melihat pelaku

UMK bisa menjadi market

dari lembaga keuangan, keti-

ka para pelaku UMK mampu

menjadi para pengusaha,”

ungkap Anwar.

[] MC

Collateral Bukan untuk UMK

9NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 14: Mikro Channel

Tangguhmenghadapi

krisis, tapi UMKsulit mendapatkan

pinjaman dariperbankan karena

tidak bankable.Apa solusinya?

Melalui Usaha

Mikro dan Kecil

(UMK) ekonomi

mikro bangkit. Mereka

menggerakkan sektor riil.

Sekitar lebih dari 99 % unit

usaha di Indonesia bergerak

di sektor riil. Mengabaikan

UMK, sama saja menganak-

tirikan mayoritas penduduk

Indonesia—yang notabene-

nya 85 % muslim.

Ketika krisis 1998

menghantam Indonesia dan

merontokkan usaha besar,

UMK tetap bisa bertahan.

Anehnya, meski kebal krisis,

lembaga keuangan khusus-

nya perbankan masih me-

mandang sebelah mata dan

enggan menyalurkan pem-

biayaan ke UMK. Alasannya:

UMK tidak bankable dan

beresiko tinggi!

Perbankan lebih memilih

sektor korporasi, pasar

modal, dan Sertifikat Bank

Indonesia (SBI). Akibatnya,

sektor riil pun tumbuh

kurang menggembirakan.

Buramnya wajah UMK

itu berdampak produk yang

dihasilkan kalah bersaing di

pasar. Akibatnya, laju inflasi

nasional tak terkendalikan

dan sektor riil tumbuh tak

menggembirakan.

Menurut Andi Buchari,

Direktur Keuangan dan

Administrasi Bank Muamalat

Indonesia, keberadaan

UMK sebenarnya sangat

strategis untuk menciptakan

lapangan kerja dan mengu-

rangi kemiskinan. Pasalnya,

jumlah usaha mikro dan

kecil mencapai 42 juta unit.

Selain itu, UMK telah

memberi kontribusi 2 %

hingga 4 % terhadap per-

tumbuhan perekonomian

nasional.

Menyimak data Bappenas

tahun 2007, meski mencapai

42 juta unit, dalam penya-

luran kredit UMK hanya

menyerap Rp 181 triliun

(35,5%). Padahal tenaga kerja

yang ditampung mencapai

65 juta jiwa. Usaha me-

nengah yang hanya 61 ribu

unit, mendapat kredit hingga

Rp 73 triliun (10,85%),

dengan penyerapan tenaga

kerja 8 juta lebih. Lalu usaha

besar yang hanya 2 ribu unit

10

laporan utama

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 15: Mikro Channel

11

justru mendapatkan pem-

biayaan Rp 256 triliun

(50,2%), padahal hanya 400

ribu tenaga kerja yang bisa

diserap.

Kenyataan ini, menurut

Andi, seperti piramida ter-

balik. Kondisi UMK yang

jumlahnya lebih besar, ke-

nyataannya hanya mendapat-

kan kucuran pembiayaan

paling minim. Sedang usaha

besar yang jumlahnya sedikit,

mampu mendapatkannya

pinjaman lebih besar.

Andi menjelaskan, mi-

nimnya pembiayaan untuk

UMK terjadi karena bebe-

rapa faktor. Antara lain,

karena pengelolaan UMK

yang umumnya masih me-

makai manajemen tradi-

sional; tidak memiliki

agunan untuk meminjam di

lembaga keuangan; tidak

memiliki laporan keuangan

yang valid; dan rendahnya

kualitas SDM. Selain itu,

juga karena akses informasi

yang rendah, keterbatasan

pemasaran, legalitas formal

yang belum memadai, dan

akses kredit pada lembaga

keuangan yang terbatas.

Mengatasi UMK yang

tidak bankable, Andi mem-

berikan beberapa solusi.

Antara lain, dengan cara

memberikan fasilitas kepada

UMK melalui dana Zakat,

Infak, Shadaqah dan Wakaf

(ZISW) yang dikelola oleh

Bank Muamalat. Dana zakat

itu tidak hanya berasal dari

keuntungan bank syariah itu

sendiri, melainkan juga

dari zakat yang berasal dari

bagi hasil nasabah penabung,

dan nasabah pembiayaan.

‘’Bank Muamalat tiap

tahun menyisihkan 2,5 %

laba untuk zakat dan 2,5 %

lainnya untuk dana qardhul

hasan yang siap disalur-

kan kepada masyarakat

yang membutuhkan, khusus-

nya usaha mikro sebagai

dana bergulir,’’ katanya.

Selain dana ZISW, juga

perlu dibentuk lembaga

keuangan mikro syariah

(Baitul Maal wa Tamwil )

untuk pengusaha mikro

yang perlu pendampingan

usaha.

Sementara itu, Menteri

Negara Koperasi dan Usaha

Kecil dan Menengah (UKM),

Suryadharma Ali, mengata-

kan perlunya strategi

khusus untuk mengentas-

kan permasalahan tersebut.

Antara lain, melalui program

penguatan pembiayaan

produktif, Kredit Usaha

Rakyat (KUR), Dana

Bergulir, dan Haircut

(penghapusan kredit) bagi

UMKM. Diharapkan dengan

strategi itu, permasalahan

UMKM bisa teratasi dan

sektor riil akan tumbuh dan

berkembang.

Meski kini program yang

berasal dari dana APBN itu

belum semuanya tersalurkan

untuk KUR kredit yang

mengucur baru Rp 448

miliar dari Rp 1,45 triliun.

Tapi Suryadharma yakin

akan terjadi kebangkitan

ekonomi mikro di tahun ini

dan peran UMKM akan

sangat berarti bagi per-

ekonomian nasional.

Di sisi lain, terkait

dengan program UMKM,

Presiden RI Susilo Bambang

Yudhoyono (SBY) dengan

tegas mendukung program

Andi Buchari,

Direktur Keuangan dan Administrasi

Bank Muamalat Indonesia,

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 16: Mikro Channel

penyaluran pembiayaan itu.

“Saya berharap agar pro-

gram itu terus ditingkatkan

untuk mendorong pening-

katan pertumbuhan sektor

UMKM dan sekaligus mampu

membuka lapangan peker-

jaan baru,” kata Presiden

saat berkunjung di kantor

Kementerian Koperasi bebe-

rapa waktu lalu.

SBY menyadari, masya-

rakat Indonesia mayoritas

bekerja di sektor UMKM.

Apalagi jika melihat data

yang di keluarkan BPS

tahun 2006 yang menye-

butkan, bahwa tingkat pro-

duk domestik bruto (PDB)

UMKM mencapai 5,4 % atau

lebih tinggi dibanding PDB

Usaha Besar yang hanya men-

capai 5,3 % . Di tahun 2006

lalu, PDB Indonesia men-

capai Rp 3.338,2 triliun dan

UMKM memberikan kontri-

busi sebesar Rp 1.778,7

triliun.

Pencapaian yang cukup

signifikan ini selayaknya

membuat banyak kalangan,

terutama pengambil ke-

putusan publik, harus ber-

pikir ulang. Adalah sangat

naif jika UMKM tidak di-

lirik dan didorong, padahal

fakta telah menunjukkan

bahwa 5,4 % PDB di-

sumbangkan dari UMKM!

[] MC

12

laporan utama

Tabel Perbandingan Kredit untuk UMK dan Usaha Besar

Pelaku Usaha Jumlah Serapan Dukungan(unit) Tenaga Kerja Kredit Bank Umum

(jiwa) (Rp. triliun)

Usaha Mikro 99,85% 88,59% 35.5%*

& Kecil 41.301.263 65.246.294 181.343*

Usaha Menengah 0,14% 10,85% 14,3%

61.052 7.993.499 73,095

Usaha Besar 0,005% 0,55% 50,2%

2.198 406.215 256,181

JUMLAH 100% 100% 100,0%

41.364.513 73.646.008 510,619

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 17: Mikro Channel

13

Sebenarnya banyak program pemerintah

yang bisa diunduh atau dimanfaatkan

para pelaku usaha UMKM, antara lain:

1. P3KUM dan Perkassa.

Program Pembiayaan Produktif

Koperasi dan Usaha Mikro (P3KUM)

dan Program Perempuan Keluarga Sehat

dan Sejahtera (Perkassa). Program

Kemenkop UKM ini untuk menguatkan

Lembaga Keuangan Mikro (LKM).

P3KUM untuk penguatan koperasi

konvensional dan syariah. Dana yang

dialokasikan sebesar Rp 200 miliar

dengan target 2000 koperasi. Hingga

akhir 2007 pemerintah berhasil

merealisasikan penyaluran dana sebesar

Rp 170,9 miliar atau 85,45 % pada 1709

koperasi yang tersebar di setiap

kecamatan di seluruh Indonesia.

Adapun Perkassa untuk penguatan

koperasi perempuan Indonesia yang

memiliki usaha. Dana yang disalurkan

sebesar Rp 25 miliar pada 250 koperasi

perempuan yang tersebar di seluruh

pelosok Nusantara.

2. Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Program Penjaminan KUR untuk

menjawab permasalahan modal UMKM.

Pemerintah meluncurkan KUR dengan

menggandeng 6 lembaga perbankan

sebagai bank pelaksana. Antara kain,

Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara

(BTN), Bank Bukopin, Bank Negara

Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indone-

sia (BRI), dan Bank Syariah Mandiri.

Di program ini, pemerintah menjamin

pembiayaan sebesar 70 % dan 30 %

resiko pembiayaan ditanggung bank

pelaksana. Di program KUR ini peme-

rintah menyediakan dana penjaminan

sebesar Rp 1,45 triliun dan pengajuan

kredit maksimal Rp 500 juta.

3. Program Dana Bergulir

Program ini belum terealisasi karena

masih menunggu kebijakan Menteri

Keuangan berupa Peraturan Menteri

Keuangan (PMK). Pemerintah meng-

anggarkan Rp 438 miliar yang diperoleh

dari pemotongan anggaran belanja di

masing-masing kementerian negara.

Kemenkop UKM menginformasikan

bahwa di tahun ini dana bergulir bisa

disalurkan dan bisa dimanfaatkan

untuk meningkatkan produktivitas

UMKM. Keterlambatan Menteri

Keuangan dalam menyalurkan program

ini lebih disebabkan karena faktor

teknis terkait dengan koordinasi antar

departemen pemerintah.

4. Kredit Usaha Tani (KUT)

Program pemutihan KUT merupakan

salah satu program spektakuler di tahun

2008 yang dilakukan pemerintah untuk

mendorong pertumbuhan UMKM.

Pemutihan KUT didasari atas beban

kredit sebesar Rp 5,71 triliun yang di-

alami oleh petani, sehingga dengan

beban itu petani tak mampu meng-

akses permodalan dari

lembaga keuangan

mana pun.

[] MC

Mengunduh Dana Pemerintah

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 18: Mikro Channel

14

Permasalahan yang kerap muncul ketika

sebuah lembaga pembiayaan akan

menyalurkan pembiayaannya adalah

masalah outstanding pembiayaan yang kecil,

karenanya biaya operasional pembiayaan

menjadi tinggi membuat pihak perbankan

enggan memberikan pembiayaan.

Kendala lainnya menyangkut persyaratan

perbankan, yakni bankable atau yang secara

teknis mengharuskan adanya jaminan liquid

dan lain sebagainya. Di mana semua itu tidak

dimiliki oleh sektor usaha mikro dan kecil

(UMK). Adanya keinginan yang kuat untuk

mengatasi kendala-kendala di atas itulah yang

menginspirasi kehadiran BMT.

Baitul Maal wat-Tamwil (BMT), gerakan

swadaya masyarakat di bidang ekonomi yang

sejak awal kehadirannya fokus melayani

kebutuhan finansial UMK. Dimulai sejak tahun

1992, yang merupakan respon atas kemis-

kinan dan pengangguran serta kurangnya

permodalan dan pendampingan terhadap para

pengusaha mikro dan kecil.

BMT yang sebagian besar berbadan hukum

koperasi mampu mengatasi kendala-kendala

yang dimiliki lembaga keuangan formal

seperti bank. BMT ini jugalah yang telah

menyelamatkan banyak usaha mikro dan kecil

dari cengkraman lintah darat atau rentenir.

Kedudukan BMT dalam struktur keuangan

mikro di Indonesia merupakan lembaga

laporan utama

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 19: Mikro Channel

Saat ini BMT yang

tergabung dalam BMT

Center berjumlah 124 unit

dengan total aset sejumlah

Rp 367 milyar, jumlah UMK

yang telah dibiayai sebesar

200 ribu unit, dan tingkat

risiko pembiayaan NPF

berada di bawah 3 persen.

Selain itu, BMT

melayani bentuk aksi-aksi

sosial —yang melekat

dalam Baitul Maal BMT—

kepada masyarakat,

misalnya pemberian bea

siswa bagi dhu’afa dan

yatim piatu, bantuan

musibah, dan lain-lain.

Bila dibandingkan

dengan kekuatan lembaga

keuangan mikro lain dalam

hal besaran pembiayaan

keuangan mikro non bank-

non formal.

Lalu, muncul pertanyaan

bagaimana BMT mampu

mengelola suatu lembaga

keuangan mikro yang

memberikan pembiayaan

kepada UMK tanpa adanya

ketakutan atas resiko

pembiayaan.

Setiap instrumen inves-

tasi apapun pasti mengadung

risiko. Termasuk pilihan

yang diambil oleh BMT

untuk memberikan pem-

biayaan kepada sektor UMK.

Tinggal bagaimana kita

mampu mengelola resiko

dan mengantisipasi ke-

mungkinan risiko tanpa

harus mengorbankan UMK

sendiri.

15

atau kredit, kekuatan BMT

memang belum seberapa,

dari total pembiayaan yang

disalurkan kepada UMK.

Namun jika ditinjau dari

segi jumlah penerima

manfaatnya, maka kita

dapat melihat jumlah yang

dilayani oleh BMT jauh

lebih banyak, dan yang

lebih menarik lagi jumlah

pembiayaan tiap unit usaha

pun lebih kecil, sehingga

bisa disimpulkan bahwa

pembiayaan pada BMT lebih

mampu untuk menyentuh

pengusaha mikro sebagai

unit usaha terkecil, akan

tetapi memiliki jumlah unit

usaha paling besar di

Indonesia. []

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 20: Mikro Channel

16

LKM tumbuh di mana-mana, namunpayung hukum belum jelas. Kini, LKMmeradang menunggu payung hukumyang digodok di DPR. Sampai kapan LKMharus menunggu?

laporan utama

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 21: Mikro Channel

17

Hadirnya Lembaga

Keuangan Mikro

(LKM) di Indone-

sia terasa seperti jamur di

musim penghujan, mereka

tumbuh ketika peran

lembaga keuangan per-

bankan tak mampu menyen-

tuh pembiayaan atau

perkreditan bagi masya-

rakat kecil.

LKM-LKM seperti

Koperasi, Baitulmaal Waa

Tamwil (BMT), BPR/BPRS

dengan kesederhanaannya

berperan aktif dalam

mengentaskan kemiskinan

di masyarakat dan men-

jadikan masyarakat lebih

berdaya guna.

Menurut data yang

dikeluarkan Kementerian

Koperasi dan UKM,

pertumbuhan LKM di

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 22: Mikro Channel

Indonesia sangat bervariasi,

ada LKM yang asetnya

milyaran, ada pula yang

asetnya sangat kecil.

Bagi LKM yang asetnya

milyaran—dalam mela-

kukan pembiayaan memi-

liki keinginan besar untuk

mampu memberikan

pembiayaan secara besar.

Tapi sebelum melakukan

pembiayaan, terkadang

LKM mengalami permasa-

lahan status badan hukum-

nya. Ditambah ketika

terjadi sengketa bisnis,

dalam hukum perniagaan

LKM selalu kalah dalam

peradilan. Ketidakjelasan

status hukum ini cukup

“mengusik” kenyamanan

LKM ketika menyalurkan

pembiayaan atau mengum-

pulkan dana pihak ketiga.

Menurut anggota Dewan

Perwakilan Daerah (DPD)-

RI, KH Mahmud Ali Zein,

agar Rancangan Undang-

Undang Lembaga Keuangan

Mikro segera disyahkan

menjadi Undang-Undang.

Tiadanya UU LKM, kata

pengasuh pondok pesantren

Sidogiri-Pasuruan Jawa

Timur ini menyebabkan

LKM di Indonesia berjalan

lambat, tidak seperti

lembaga keuangan lainnya.

“Saya rasa hadirnya UU

LKM untuk saat ini sangat

penting sekali bagi sejarah

kebangkitan mikro di

Indonesia,” ujarnya dalam

acara Indonesia Micro-

finance Conference (IMC) di

Sanur – Bali beberapa

waktu lalu.

Badan Penelitian dan

Pengembangan Direktorat

Perbankan Syariah Bank

Indonesia, Edi Setiawan,

menjelaskan pembahasan

RUU LKM yang diajukan

oleh pemerintah ke DPR

sudah sangat lama dan tiap

tahun RUU tersebut selalu

ditinjau—namun hasilnya

seperti jauh api dari pada

panggang.

“Dalam pembahasan

RUU tersebut saya rasa

tergantung kemauan politik

dari para anggota DPR-RI

serius atau tidak untuk

menjadikan sebuah UU,”

18

laporan utama

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 23: Mikro Channel

katanya.

Diakui oleh Edi, LKM

saat ini membutuhkan

kejelasan hukum, apakah

LKM mengacu pada

Undang-Undang Koperasi

yang dimiliki oleh para

anggota atau dalam bentuk

badan hukum lainya seperti

Perseroan Terbatas (PT),

sebab hingga kini ada

beberapa LKM yang

didirikan berdasarkan

penerbitan saham-saham

seperti PT.

Menurut pasal 1 dalam

RUU LKM yang dimaksud

LKM adalah—jasa keuangan

berupa penghimpunan dana

dan pemberian pinjaman

dalam jumlah kecil dan

penyediaan jasa-jasa terkait

sebagaimana diatur dalam

undang-undang, khususnya

ditujukan untuk kelompok-

kelompok masyarakat

berpenghasilan rendah

termasuk usaha mikro.

Pasal ini sebenarnya

kontroversi, sebab sejauh

ini LKM dalam status badan

hukumnya rata-rata

menggunakan Undang-

Undang Koperasi namun

perkembangannya banyak

LKM didirikan oleh para

pengusaha berdasarkan

kepemilikan saham. Maka

LKM tak ubahnya dengan

sebuah perseroan.

Ali Zein menegaskan,

permasalahan badan hukum

dari LKM harus segera

diputuskan dalam bentuk

Undang-Undang, apakah

koperasi atau PT; dengan

kejelasan status badan

hukumnya—maka LKM

akan lebih leluasa dalam

mengembangkan dirinya.

Beberapa LKM yang

tidak dilindungi oleh UU,

telah banyak berurusan

dengan pihak berwajib dan

dituduh sebagai bank liar.

Seperti yang terjadi di

Tegal-Jawa Tengah dan

Lampung yang berbulan-

bulan berurusan dengan

pihak kepolisian.

“Maka dari itu—saya

berharap kedepan LKM

harus terlindungi, apalagi

hingga saat ini ada LKM

yang tidak memiliki badan

hukum apakah koperasi

atau perbankan,”ujarnya.

Badan Hukum LKM—

bukan sekedar wacana

nasional, tapi sudah

merambah internasional.

Terbukti pada 2004

Perserikatan Bansa-Bansa

(PBB) telah mencanangkan

LKM cukup berperan dalam

meningkatkan kesejah-

teraan masyarakat miskin;

khusus di Indonesia

dicanangkan pada 2005.

Meski telah dicanangkan,

namun perangkat pendu-

kungnya belum siap, hingga

perkembangan LKM di

Indonesia sangat lambat .

Dalam sebuah laporan-

nya, Ali Zein, memaparkan

sejak Orde Baru telah

19NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 24: Mikro Channel

banyak tumbuh LKM;

namun setelah muncul

regulasi Undang-Undang No

7 Tahun 1992 tentang

Perbankan; banyak LKM

menyesuaikan diri dengan

membentuk Bank Perkre-

ditan Rakyat (BPR).

Pengaruh dari regulasi

tersebut—banyak LKM yang

berubah dan tidak; ada

sekitar 600.000 LKM yang

tak menentu nasibnya dan

tak memiliki payung

hukumnya.

Karena tak memiliki

badan hukum, Anggota DPD

Jawa Timur itu menga-

takan, seringkali LKM

dijegal oleh lembaga lain

yang merasa lebih ber-

wenang. Hal ini yang

menjadi keprihatinan dari

DPD yang selalu mendorong

para anggota dewan untuk

membahas RUU LKM.

“Kami telah mengajak

berbagai perguruan tinggi di

Indonesia mulai Sumatera,

Kalimantan, Jawa dan Bali

untuk membahas RUU dan

kini telah tiga kali revisi,”

ujarnya.

Dalam draft RUU Mikro

yang telah direvisi, menye-

butkan LKM bisa memilih

bentuk badan hukum

sebagai Perseroan Terbatas,

Perusahaan Daerah, atau

Perkumpulan.

Dalam draf RUU juga

dijelaskan tentang aturan

yang menjelaskan tentang

besar LKM; hal ini untuk

mengantisipasi apabila

LKM berkembang menjadi

besar dan badan hukumnya

harus berubah menjadi PT.

Sementar itu, Risa

Prahendra dari Amerta

Social Consultation

mengatakan, munculnya

perdebatan tentang status

hukum LKM karena

masing-masing kegiatan

LKM ada hukumnya

masing-masing. Risa

menjelaskan, selama ini

kegiatan LKM sangat

variatif dan jika disepakati,

LKM memiliki layanan

campuran, ada asuransi,

investasi, simpan pinjam

dan lain-lain. Padahal

semua itu ada aturan

hukumnya masing-masing.

Dari fenomena itu, Risa

yang pernah terlibat dalam

pembahasan RUU LKM ada

kompromi antara Bank

Indonesia dan Departemen

Keuangan; yaitu hak untuk

20

laporan utama

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 25: Mikro Channel

21

DPR Sahkan RUU UMKM

membuat tabungan sukarela.

“Setelah LKM mencapai

tingkat mobilisasi tertentu,

ia harus berubah menjadi

PT dan bisa tetap menjadi

LKM, asal tidak memobili-

sasi dana publik. Kalau

cuma mengumpulkan modal

anggota tidak menjadi

masalah,” ungkapnya

UU LKM tak bisa

ditunggu lama-lama lagi,

apalagi pertumbuhan LKM

di berbagai daerah setiap

tahunnya mengalami per-

tumbuhan signifikan, lebih-

lebih saat ini sudah banyak

kompetitor dengan modal

besar juga terjun di sektor

mikro tersebut; seperti

bank umum.

[] MC

Akhirnya, setelah menunggu cukup lama, Komisi VIDPR mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU)

tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadiUU UMKM. Adanya UU ini memberikan kepastian hukumbagi UMKM untuk mengembangkan usahanya.

“Ini merupakan hari bersejarah bagi usaha mikro kecildan menengah (UMKM) Indonesia,” ungkap Menteri NegaraKoperasi dan Usaha Kecil Menengah, Suryadharma Ali usairapat keraja dengan Komisi VI di Gedung DPR, Senayan,Jakarta, Kamis (5/6/2008).

Menurutnya kehadiran UU ini sebagai wujud komitmenpemerintah untuk mendorong ekonomi melalui UKM.Karenanya, momentum ini dipandang vital bagipemberdayaan sektor riil di masa depan.

Suryadharma menyatakan, pada dasarnya, UU inidiciptakan untuk meningkatkan kesempatan danperlindungan kepada UMKM agar mampu memperluaslapangan kerja dan pelayanan ekonomi luas kepadamasyarakat. Karena itu, UMKM harus memperolehkesempatan, dukungan, perlindungan dan pengembanganusaha.

UU ini memiliki kekuatan hukum terhadap UMKM,misalnya dalam mengatur kemitraan usaha antara pengusahabesar dan kecil, ketentuan tentang UKM, lembaga, perizinanusaha, sarana, informasi usaha, pembiayaan, penciptaaniklim usaha, aspek promosi dagang dan fasilitaspengembangan usaha dari pemerintah dan pemerintahdaerah.

Kriteria UMKM Menurut UU UMKM

1. Usaha MikroMemiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 jutarupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempatusaha, serta hasil penjualan tahunan paling banyak 300juta rupiah.

2. Usaha KecilMemiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50 juta sampaipaling banyak Rp 500 juta, tidak termasuk tanah danbangunan, penjualan tahunan lebih dari Rp 300 jutasampai Rp 2 miliar.

3. Usaha MenengahMemiliki kekakayaan bersih lebih dari Rp 500 jutasampai Rp 10 miliar, tidak termasuk tanah danbangunan, penjualan tahunan lebih dari Rp 2,2 miliarsampai paling banyak Rp 50 miliar.[]

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 26: Mikro Channel

22

Kecil-kecil cabe rawit, mungkin

itulah kalimat yang tepat untuk

Usaha Mikro dan Kecil (UMK).

Bagaimana tidak, ketika krisis melanda

bangsa ini di tahun 1997/1998,

keberadaan UMK hingga kini tetap tangguh

dan tumbuh.

Sebaliknya, krisis moneter yang

pernah mendera mampu mencabik-cabik

perusahaan besar, hingga akhirnya gulung

tikar. Kenyataan ini yang membuat

sebagian perbankan tetap bertahan

mengayomi UMK, salah satunya adalah

bank plat merah ini, Bank Rakyat Indone-

sia (BRI).

Perkembangan dan pertumbuhan UMK

yang terus meningkat — membuat Kepala

Divisi Bisnis Mikro BRI, W. Pramono kian

optimis bahwa investasi mikro memiliki

daya tarik tersendiri. Terbukti, BRI

sebagai bank pemerintah bisa menempati

ranking teratas dalam penyaluran

pembiayaan UMK.

Bagaimana prospek bisnis mikro dan

pembiayaan untuk UMK tahun ini,

wartawan Mikro Channel mewancarainya

disela-sela acara Indonesia Microfinance

Conferance (IMC) beberapa waktu lalu di

Hotel Sanur Paradise, Bali. Berikut

petikannya:

W. Pramono

Kepala Divisi Bisnis Mikro BRI

laporan utama

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 27: Mikro Channel

23

Bagaimana perkembangan

penyaluran pembiayaan

UMK di tengah persaingan

bisnis saat ini ?

Mengenai pembiayaan

UMK, bagi kami terus ber-

kelanjutan (sustaianable)

dan di BRI pembiayaan

UMK terus naik tiap tahunnya

baik rupiah maupun

peminjam.

Terus naik setiap tahun,

artinya peluang bisnis

UMK ke depan bagus ?

Saya kira bagus per-

kembangannya, hal ini

terbukti dari krisis ekonomi

di tahun 1997 – 1998 yang

paling tahan ádalah mikro

kayaknya itu yang menjadi

alasan pada bank-bank lain

selain BRI untuk fokus pem-

biayaan pada mikro, karena

stabilitas dari mikro itu

telah mampu dirasakan.

Kenyataannya, masih

banyak UMK terbengkelai

dan jauh dari sentuhan

lembaga keuangan. Apa

masalah sebenarnya ?

Kami akui mayoritas

masyarakat Indonesia ber-

profesi dalam mengembang-

kan UMK—tapi perlu di-

ketahui untuk memberikan

pembiayaan atau kredit pada

mereka memerlukan tenaga

kerja yang luar biasa banyak

sebab hal ini menyangkut

dengan sebanyak mungkin

nasabah yang harus kita beri

pembiayaan. Hal ini juga

dirasakan oleh pihak perban-

kan lainya selain BRI.

Bagaimana masalah legal

aspec dan visible UMK.

Apakah BRI juga

mengacu standarisasi

tersebut dalam menyalur-

kan pembiayaan ?

Permasalahan legal

aspec dan visible sebenar-

nya tidak masalah, karena

visible dihitung pertama

adalah apakah kapasitas

penghasilannya mampu me-

nutup peminjamannya tidak.

Sepanjang UMK itu layak

kami akan selalu beri.

Kedua adalah karakter,

karena kami hadir di desa

kami sangat memahami

karakter si peminjam.

Terbukti dari NPL kami

hanya 1,26 %

BRI ditunjuk oleh

pemerintah sebagai bank

pelaksana dalam

penyaluran Kredit Usaha

Rakyat (KUR), bagaimana

perkembangannya ?

Dalam penyaluran pem-

biayaan kredit tersebut

kami yang paling tertinggi

baik dalam rupiah maupun

perseorangan, setelah itu

diikuti oleh Bank Mandiri

dan bank pelakasana lainya.

Saya rasa program KUR

sangat efektif untuk men-

dorong UMK lebih semangat

dalam mengembangkan

bisnisnya.

Kabarnya, program KUR

masih memberatkan

UMK, terbukti target

penyerapannya masih

sedikit dimanfaatkan

UMK, bagaiamana Anda

melihat ini?

Sebenarnya analoginya

begini, dalam Lembaga

keuangan Mikro (LKM)

minimum bunganya ádalah

30% dalam satu tahun

sedangkan KUR sendiri

masih 16% dalam satu

tahun. Kami rasa bunga

KUR masih rendah di

antara bunga-bunga LKM

lainya. Kami selama ini

mengikuti pasar, jika peme-

rintah tidak memutuskan

diturunkan kami rasa tetap

jalan. Bank mampu me-

layani masyarakat secara

sustainable asalkan bank

tersebut profit jika tidak

bank tidak mampu

melayani masyarakat.

Dalam menyalurkan

kredit pembiayaan UMK,

apa strategi BRI agar

dana tersebut cepat

terserap ?

Dalam melayani pem-

biayaan sampai pada masya-

rakat kami menggunakan

cara dengan linked

program, yaitu kami kerja-

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 28: Mikro Channel

sama dengan LKM dalam

menyalurkan pembiayaan

pada anggotanya dan hal ini

telah berlangsung lama.

Tahun 2008 kondisinya

tak kondusif bagi

perkembangan UMK,

karena ada kenaikan

BBM dan inflasi.

Bagaimana Anda melihat

situasi ini?

Kami kira yang teruji

bukan hanya UMK semua

pihak akan kena dampak

dari pengaruh kenaikan

BBM dan inflasi. Tapi yang

perlu diingatkan bahwa

UMK kita telah teruji sejak

tahun 1997-1998 yang multi

krisis. Saya rasa untuk

krisis tahun ini lebih tahan

dari pada krisis tahun yang

lalu.

Artinya peluang investasi

mikro sangat menarik di

tahun ini ?

Oh iya, jelas.

Indikatornya apa jika

investasi mikro menarik ?

Pertumbuhan. Jumlah

peminjaman dan jumlah

nominal uang di BRI dan

bank lain itu pertumbuhan-

nya cukup luar biasa. Untuk

KUR Rp 5 juta satu hari

10.000 dan 15.000 nasabah

per hari. Pertumbuhan itu

yang membuat kami optimis

bahwa di UMK tidak begitu

berpengaruh besar adanya

krisis yang terjadi saat ini.

Jika berpengaruh itu pasti

terjadi stagnasi dan me-

ngalami penurunan.

Sektor bisnis UMK mana

yang memiliki peluang

besar dalam investasi ?

UMK memang terbagi

dari berbagai sektor, yang

paling beresiko menurut

kami adalah sektor pertani-

an, makanya jarang sekali

perbankan masuk di sektor

pertanian. UMK yang paling

menarik adalah sektor

perdagangan karena dalam

sektor ini margin-nya

tinggi. Kami rasa sektor

perdangan itu masih akan

promising karena sektorya

lebih besar.

Jika perdagangan UMK

bagus, mengapa pemerin-

tah masih menggusur

pedagang UMK ?

Kami rasa pedagang

UMK itu harus di tata

dengan benar dan mereka

juga tidak seenaknya sendiri

dalam berdagang dan jika

di tata dan pemerintah

memberikan fasilitas, kami

rasa itu bagus bagi per-

dagangan UMK. Maka

penataan pasar-pasar UMK

perlu dibenahi terus

sehingga bisnis UMK lebih

sehat dan bagus.

Apa harapan Anda dalam

pengembangan bisnis

UMK di tahun 2008 ?

Kami berharap untuk

tahun 2008 perkembangan

UMK terus bagus dan

berkembang dan semua

bank termasuk BRI akan

selalu memberikan support

UMK sehingga kesejahtera-

an masyarakat akan cepat

terwujud.

[] MC

24

laporan utama

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 29: Mikro Channel

25

Regulasi

Pada mulanya, lembaga keuangan di Indo

nesia banyak yang berpandangan, BMT

sebagai lembaga keuangan non bank dan

bersifat non formal, di mana kedudukannya sama

dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ,

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Usaha

Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UEDSP), Usaha

Peningkatan pendapatan Keluarga Sejahtera

(UPPKS) dan lembaga-lembaga lain sejenis.

Namun dalam perkembangannya, keberadaan

BMT diakomodir ke dalam payung hukum

koperasi dengan mengacu kepada:

a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

25 tahun 1992 tentang Perkoperasian

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 116, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3502);

b) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No

9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan

Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi;

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3611);

c) Keputusan Presiden Republik Indonesia

Nomor 101 tahun 2001 tentang Kedudukan,

Tugas Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Menteri Negara;

d) Keputusan Menteri Negara Koperasi dan

Pengusaha Kecil dan Menengah Republik In-

donesia nomor 194/KEP/M/IX/1998 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kesehatan

Koperasi Simpan Pinjam dan Usaha Simpan

Pinjam;

e) Keputusan Menteri Negara Koperasi dan

Pengusaha Kecil dan Menengah Republik In-

donesia Nomor 351/ KEP/M/XII/1998 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha

Simpan Pinjam oleh Koperasi;

f) Keputusan Menteri Negara Koperasi dan

Pengusaha Kecil dan Menengah Republik In-

donesia Nomor 31/ KEP/M.KUKM/XII/1998

tentang Rencana Tindak Jangka Menengah

Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah

(RJTM-UKM)

g) Keputusan Menteri Negara Koperasi dan

Pengusaha Kecil dan Menengah Republik In-

donesia Nomor 70/KEP/MENEG/XII/2001

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia;

h) Keputusan Menteri Negara Koperasi dan

Pengusaha Kecil dan Menengah Republik In-

donesia nomor 104.1/Kep/M.MUKM/X/2002

tentang Petunjuk Pelaksanaan Persyaratan

dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian

dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

Hingga sekarang, seluruh BMT sudah

memiliki badan hukum Koperasi, baik dalam

bentuk KSU (Koperasi Serba Usaha), KSP

(Koperasi Simpan Pinjam), Kopontren

(Koperasi Pondok Pesantren), KJKS, dan

jenis badan hukum koperasi lain.

Namun, dalam Undang-undang dan beberapa

peraturan maupun keputusan di atas belum

mengakomodir keberadaan BMT dan atau jenis

usaha berbadan hukum koperasi berpola

syari’ah. Oleh karena itu, dengan mem-

pertimbangkan:

a) Bahwa praktik usaha simpan pinjam yang

dikelola secara syariah telah tumbuh dan

berkembang di masyarakat, serta mengambil

bagian penting dalam memberdayakan

ekonomi masyarakat khususnya kalangan

usaha kecil dan mikro.

b) Bahwa kegiatan usaha simpan pinjam pola

syariah, khususnya yang telah dan akan

dikelola melalui bentuk koperasi perlu

didorong dan dikembangkan pemerintah,

sehingga mampu memberikan motivasi dan

kepastian hukum bagi setiap pelakunya.

c) Bahwa berdasarkan pertimbangan

sebagaimana dimaksud dalam hurup a,b, dan

c, perlu dikeluarkan Keputusan Menteri

Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia, tentang

Petunjuk Pengelolaan Usaha Simpan Pinjam

KSP/USP Koperasi pola syariah.

Pada tahun 2004 dikeluarkan Keputusan Menteri

Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia Nomor: 91/Kep/Men/

M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

Syariah/ Unit Jasa Keuangan Syariah. Dengan

demikian, keluarnya Kepmen ini diharapkan

dapat memberi payung hukum bagi keberadaan

BMT; dan secara yuridis formal, BMT adalah

Koperasi yang menjalankan jasa keuangan

syari’ah.

Payung Hukum BMT

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 30: Mikro Channel

26

Interview

Kemiskinan kian menggurita.

Ibarat benang, semakin

kusut dan kian sulit terurai.

Tak hanya itu, luka kemiskinan

semakin melebar ketika kebijakan

pemerintah yang menaikkan harga

BBM beberapa waktu lalu, yang ini

berdampak pada kenaikan harga-

harga bahan pokok.

Saking semrawutnya, angka

kemiskinan pun juga tak pernah ada

yang sama antara lembaga satu

dengan lainnya. Data BPS 2007

menyebutkan jumlah penduduk

miskin (penduduk yang berada

dibawah Garis Kemiskinan) pada

bulan Maret 2007 sebesar 37,17 juta

jiwa (16,58 %).

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 31: Mikro Channel

27

Sementara, Bank Dunia

melaporkan jumlah pen-

duduk miskin Indonesia

2007 sebanyak 105,3 juta,

atau 45,2% dari total popu-

lasi penduduk sebanyak

232,9 juta jiwa.

Sementara itu, ada seki-

tar 40 jutaan masyarakat

sedang berjuang, baik untuk

hengkang dari kemiskinan

atau agar tidak terjatuh di

bawah garis kemiskinan,

bahkan ada pula yang tetap

bertahan tepat di garis

kemiskinan. Merekalah

pengusaha mikro dan kecil

(UMK).

Pegiat UMK ini pada

umumnya para pekerja

informal dengan sumber

daya dan sumber dana yang

pas-pasan. Kerja pagi,

hasilnya untuk kebutuhan

sore, begitu sebaliknya.

Ada beberapa upaya

yang dilakukan pemerintah

untuk mengurangi angka

kemiskinan, salah satunya

program Kementerian

Koperasi dan UKM. Tujuan-

nya, menekan dan me-

ngurangi angka kemiskinan

sembari membuka lapangan

pekerjaan.

Namun, tidak seimbang-

nya antara jumlah masyara-

kat yang harus diberdayakan

dan dana yang tersedia,

maka muncullah program

dana bergulir. Lalu, apa

dan bagaimana dana bergulir

tersebut, wartawan Mikro

Channel wawancara

langsung dengan Menteri

Koperasi dan UKM,

Suryadharma Ali. Berikut

petikan wawancaranya:

Apa fokus kementerian

terhadap pengembangan

lembaga keuangan mikro

(baca: koperasi), untuk

mempercepat

perkembangan usaha

mikro dan kecil?

Sekarang ini, ada

beberapa yang masih perlu

kita perhatikan menyangkut

kondisi umum Koperasi

dan UKM. Antara lain me-

nyangkut: regulasi atau

aturannya, kapasitas mereka

untuk menyalurkan pem-

biayaan dan kemampuan

pengelolaan dana bergulir.

Itu yang menjadi sorotan

untuk pengembangan

UMKM saat ini.

Sebenarnya bagaiamana

kondisi umum masyarakat

saat ini?

Kondisi umum masyara-

kat kita itu miskin, semen-

tara UMKM masih susah

untuk mendapatkan keter-

pihakan dari permodalan.

Padahal 90 % usaha mikro

itu diklasifikasikan mem-

butuhkan modal sampai

dengan Rp 50 juta. Selain

itu, UMKM di bawah juga

membutuhkan permodalan

Rp 5 juta. Sedangkan pihak

perbankan susah

memberikan permodalan

karena permasalahan

regulasi. Inilah yang

menjadi kondisi umum.

Lalu apa kebijakan

pemerintah, agar sektor

mikro mampu berjalan?

Nach, untuk mengatasai

permasalahan tersebut

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 32: Mikro Channel

28

Interview

Mengapa disebut dana

bergulir?

Dana bergulir itu ter-

sebut ditujukan kepada

para pengusaha skala

mikro, dengan demikian

bertujuan produktif, dan

bukan konsumtif. Apabila

dana itu kita salurkan pada

usah mikro, kita berharap

pada pengusaha mikro

tersebut dengan mudah

mendapatkan modal dan

UMK bisa mengolah uang

sehingga UMK memiliki

pendapatan. Jadi uang itu

bisa berumur panjang di

tangan mereka.

Apa harapan pemerintah

dari dana bergulir itu

pada masyarakat?

Pemberian dana itu

diberikan dengan harapan,

ada kesadaran yang kuat di

tengah-tengah masyarakat

dalam mempergunakan

dana itu untuk diperguna-

kan secara bergantian

dengan kelompok lain,

sehingga dana itu disebut

dana bergulir.

Apa yang membedakan

antara dana bergulir

dengan dana sosial?

Seperti yang saya

katakan tadi, sebenarnya

dana bergulir itu adalah

dana bantuan sosial. Tapi

dalam pemberian dana

bergulir ini berbeda dengan

dana sosial. Jika bantuan

sosial dipakai habis.

Semenara dana bergulir

jika dilempar, diharapkan

itu bisa bergulir terus

menerus dan dirasakan

manfaatnya oleh lebih

banyak orang.

pemerintah memberikan

bantuan dalam bentuk dana

sosial dan dana tersebut

mampu digunakan untuk

konsumtif dan bisa

produktif.

Pemerintah, berharap

dana tersebut digunakan

untuk konsumtif atau

produktif?

Pada dasarnya, kita

ingin uang itu produktif,

karena kemampuan peme-

rintah memberikan bantuan

dana sosial pada masyarakat

yang begitu besar sedangkan

peran pemerintah tak bisa

membagi semua. Oleh

karena itulah, yang namanya

bantuan sosial bagi kemen-

terian Koperasi dan UKM

bukan sesuatu yang kemu-

dian hilang, tapi itu adalah

Dana Bergulir.

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 33: Mikro Channel

Kapan dana bergulir di

kementerian Koperasi dan

UKM?

Dana bergulir yang ada

di kementerian Koperasi

berawal pada tahun 2000,

tetapi yang diaudit tahun

2000 hingga 2006. Sejak

tahun 2000 sampai 2006

ada 2 aturan. Pertama,

antara tahun 2000 sampai

2004, dana bergulir belum

ada ketentuan kemen-

terian harus mencatat

perkembangannya. Kedua,

antara tahun 2005 hingga

tahun 2007, kementerian

diwajibkan mencatat dana

bergulir tersebut.

Bagaimana keranjang

pembiayaan yang

dilakukan oleh

kementerian?

Di Kementerian Kope-

rasi dan UKM, keranjang

pembiayaan yang diakukan

terdiri atas: belanja modal,

keranjang pem-biayaan

sosial, keranjang pembiaya-

an barang dan hibah.

Penyaluran dana bergulir

masuk keranjang mana?

Ini yang menjadi salah

satu penyebab anggaran

kementerian koperasi tidak

cepat disalurkan ke masya-

rakat, karena ada keraguan

di tingkat aparatur koperasi

dalam menyalurkan pem-

biayaan dengan pertanyaan

dana bergulir itu masuk

dalam keranjang

pembiayaan yang mana?

29

Maksudnya ada keraguan

di tingkat aparatur

koperasi?

Namanya dana bergulir

sesungguhnya adalah dana

sosial, dan menurut aturan

dana sosial itu masuk pada

keranjang belanja sosial.

Keranjang belanja sosial

seharusnya disalurkan pada

lembaga sosial. Kementerian

koperasi tidak termasuk

lembaga sosial. Dana ber-

gulir tidak disalurkan ke

lembaga sosial, tetapi di-

salurkan ke lembaga ko-

perasi. Sementara koperasi

merupakan lembaga

ekonomi yang sebenaranya

tidak layak mendapatkan

bantuan sosial. Namun

dalam realitasnya, koperasi

dan UMK di Indonesia

masih dalam tingkat pem-

berdayaan. Kalau dimasuk-

kan dalam keranjang

belanja modal, maka yang

disalurkan kepada mereka

merupakan kekayaan

material yang harus dicatat

terus dan dikembalikan.

Bagaimana prosedur

penyaluran dana bergulir

itu?

Prosedur penyaluran

dana bergulir adalah:

koperasi mengajukan

proposal kepada menteri

koperasi. Namun, dalam

proses pengajuan tersebut

koperasi terlebih dahulu

harus mendapatkan per-

setujuan dari dinas koperasi

kabupaten/kota, lalu men-

dapatkan persetujuan dari

propinsi, dan baru diajukan

ke kementerian koperasi.

Kementerian koperasi

kemudian melakukan

pengecekan secara acak,

untuk menjadi bahan

pengambilan keputusan “ya”

atau “tidak”. Jika “ya”,

maka akan segera diproses

dan persetujuan itu dikirim

ke departemen keuangan

untuk mencairkan dana

kementerian koperasi

untuk disalurkan pada

koperasi pengaju tersebut

dengan wajib dicatat oleh

kementerian koperasi. []

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 34: Mikro Channel

30

Filantropi

BesarnyaPandu Logistics

karena doaanak-anak yatim,ulama dan diikuti

dengan kerja keras.Sebagai ungkapansyukurnya, Pandu

pun berbagiuntuk syiar Islam.

Bagaimanakisahnya?

Wajah Sari nampak

sumringah saat

bersama teman-

temannya keliling Jakarta.

Maklum, selama ini ia tak

pernah merasakan jalan ber-

sama dalam satu kendaraan

bersama teman-temannya

yang senasib, tak berbapak

dan tak beribu, alias yatim

piatu.

Bagi Sari, pengalaman

ini adalah yang pertama

kalinya. Ia bisa melihat

ramainya jalanan kota

Jakarta, bahkan hingga bisa

shalat berjamaah di Masjid

Istiqlal dan menikmati

indahnya Tugu Monas,

kebanggaan kota Jakarta.

“Saya senang bisa ikut

dalam tour keliling Jakarta

dengan teman-teman, sebab

selama ini saya belum

pernah ke Monas atau

Istiqlal,” ungkap gadis yang

masih duduk di bangku

sekolah SMP kelas dua ini.

Menurutnya, selain me-

nikmati perjalanan keliling

Jakarta ini, ia juga bisa

berkenalan dengan teman-

teman lainnya. “Saya bisa

menambah teman,”

paparnya.

Begitulah sekelumit

kebahagiaan salah seorang

anak yatim yang ikut dalam

tour ini. Masih banyak

peserta lain yang juga

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 35: Mikro Channel

31

merasakan hal sama sebagai-

mana yang Sari rasakan.

Pagi itu, sekitar 200

anak yatim piatu berkumpul

di Masjid An-Nuur, di

perumahan Permata Timur,

Jakarta Timur. Anak-anak

nampak bersiap siap mema-

suki tiga bus ber-AC yang

akan keliling ke tempat

bersejarah, Masjid Istiqlal

dan Tugu Monas.

Perjalanan bertajuk “Tour

Ibadah Anak Yatim Piatu”

ini sengaja digelar Pandu

Logistics sebagai salah satu

program dari Corporate

Social Responsibility (CSR)

perusahaan terhadap anak-

anak yatim piatu.

Menurut Pimpinan

Pandu Logistics, Dr HM

Bhakty Kasry, kegiatan

santunan ini rutin digelar

setiap dua bulan sekali,

dengan acara yang berbeda-

beda. Menurutnya, dalam

Islam, anak yatim piatu me-

miliki kedudukan ter-

sendiri. Mereka mendapat

perhatian khusus dari

Rasulullah SAW. Hal ini

untuk menjaga kelangsungan

hidupnya agar jangan

sampai terlantar.

Bahkan Allah akan meng-

angkat derajat orang-orang

yang gemar menyantuni

anak yatim, sebagaimana

sabda Nabi, “Barang siapa

yang menanggung makan

dan minum (memelihara)

anak yatim dari orang

Islam, sampai Allah SWT

mencukupkan dia, maka

Allah mengharuskan ia

masuk surga, kecuali ia

melakukan dosa yang

tidak terampunkan”

(H.R. Turmudzi).

CSR Pandu Logistics ini

diadakan sebagai bentuk

kepedulian perusahaan

terhadap anak-anak yatim

piatu. Untuk jangka panjang,

bapak tiga anak ini ingin

agar anak-anak tersebut bisa

menikmati hidup secara

normal layaknya masyarakat

lainnya.

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 36: Mikro Channel

32

Filantropi

Kepedulian yang di-

wujudkan dalam bentuk

santunan ini juga melibatkan

puluhan yayasan yatim piatu

di sekitar perusahaan. Setiap

bulan sekali, perusahaan

memberikan dana kepada

yayasan agar bisa dimanfaat-

kan untuk kebutuhan anak

asuhnya, yakni anak yatim

piatu.

Pandu Logistics yang

berdiri pada tahun 1992 ini

tak hanya memberikan dana

CSR untuk anak-anak yatim,

tapi juga memberi-kan

bantuan kepada beberapa

lembaga pendidikan, mi-

salnya pesantren Al-Aziziyah

yang ada di Mataram,

Lombok, sekolah Islam Al-

Qudwah di Depok, dan be-

berapa pesantren di Jawa.

Untuk pesantren Al-

Aziziyah, pesantren yang

memiliki sekitar 1.500

santri ini, perusahaan

berkiprah dalam realisasi

pembangunan masjid tiga

lantai.

Masjid megah ini meng-

habiskan dana sekitar Rp 3

milyar, dibangun sejak

tahun 2001.

“Alhamdulillah, masjid itu

sudah selesai dan kegiatan

masjidnya sangat makmur

dipenuhi oleh santri-santri,”

ungkapnya.

Menurut lelaki kelahiran

Medan 30 April 1953 ini,

masjid adalah rumah Allah

yang harus diisi dengan

kegiatan-kegiatan ber-

manfaat bagi jamaah.

Masjid juga sentra

perubahan sosial

masyarakat.

Selain di Mataram,

perusahaan yang memiliki

karyawan lebih dari 2000

orang ini juga membangun

Masjid An-Nuur di Permata

Timur, Jakarta Timur.

Masjid yang lokasi-nya

bersebelahan dengan

kediaman Bhakty ini cukup

ramai dengan kegiatan. Di

antaranya adalah shalat lima

waktu berjamaah, shalat

malam setiap pekan sekali,

pengajian, penyediaan

ambulan gratis, dan taman

pendidikan al-Qur’an (TPA).

Untuk TPA, diperuntuk-

kan bagi anak-anak yatim

piatu dan dari keluarga

kurang mampu. “Anak-anak

gratis belajar di sini, para

gurunya akan kami tanggung

semua,” tutur suami Hj

Ellin Susemsiati ini.

Maka, melalui hasil

perusahaan, ia sisihkan

sebagian penghasilannya

untuk memberdayakan

anak yatim dan kurang

mampu, pengembangan

pendidikan dan pemba-

ngunan masjid.

Kepedulian Pandu

Logistics terhadap pen-

didikan juga terlihat dari

keterlibatannya di beberapa

lembaga pendidikan Islam

seperti di Sekolah Dasar

Islam Terpadu Al-Qudwah

di Depok.

Di Depok, Bhakty ikut

andil dalam pendirian SDIT

Al-Qudwah. Di mana mana-

jemen yang diterapkan di-

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008

Page 37: Mikro Channel

33

sesuaikan dengan pola

manajemen islami.

Sekilas Pandu Logistics

Tahun 1992, babak baru

Dr HM Bhakty Kasry

mencoba peruntungan di

dunia bisnis kurir. Dengan

modal sekitar Rp 50 juta

dari hasil mengumpulkan

uang gaji selama bekerja di

DHL selama 11 tahun, ia

beranikan diri membangun

kerajaan bisnisnya.

Alhasil, kini Pandu Siwi

Group memiliki empat

anak perusahaan yaitu PT

Pandu Siwi Sentosa, PT

Tritama Bella Transindo,

PT Indah Jaya Express, PT

Pandu As-Shafwa, dan PT

Pandu Elin Sejahtera.

Karyawan yang berhasil

direkrut mencapai 2.000

orang lebih dan kantor

cabang sebanyak 155 cabang

yang tersebar di seluruh

Indonesia.

Sedangkan untuk

melancarkan pengiriman,

perusahaan menyiapkan

ratusan armada darat, baik

roda dua atau roda empat.

Sukses Bhakty tak serta

merta terjadi begitu saja.

Awalnya ia bekerja sebagai

salesman di perusahaan

jasa kurir PT DHL Indone-

sia. Berkat kesabaran dan

ketekunannya, Bhakty

berhasil meraih posisi

sebagai Country Sales

Manager.

Meski berhasil menjadi

manajer, namun ia tak ingin

menjadi karyawan terus-

menerus. Karena itulah,

“Sambil bekerja, saya harus

banyak belajar dari peru-

sahaan itu,” ungkapnya

kepada Mikro Channel saat

ditemui di kantornya.

Saat ini, perusahaan

berhasil mengirimkan

berupa dokumen dan paket

rata-rata mencapai 30

sampai 50 ton per hari.

Pelanggan yang menjadi

mitra Pandu mencapai 2500

pelanggan di Indonesia dan

1300 di antaranya di

Jakarta. Satu angka yang

cukup fantastis. Di luar

dugaan Bhakty, ternyata

perusahaan ini menda-

patkan tempat yang cukup

baik di hati pelanggannya.

“Semua ini berkat kerja tim

dan pertolongan Allah,”

tuturnya.

Ke depan, Bhakty

berobsesi menjadikan

Pandu go internasional.

Obsesi ini mulai terwujud

dengan hadirnya perusa-

haan asing dari Timur

Tengah, Emirates Post

sebagai mitra bisnisnya.

“Kita akan menjadi

perusahaan besar yang

profesional dan siap

berkompetisi dengan

perusahaan besar lainnya,”

tegasnya. [] MC

NO. 1 / TAHUN 1 / JUNI - JULI 2008