Migrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Papua
Click here to load reader
-
Upload
daldukpapua -
Category
Government & Nonprofit
-
view
273 -
download
2
Transcript of Migrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Papua
1
Police Brief
Migrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi
Papua
Oleh Suntono
iskursus mengenai tingginya laju pertumbuhan penduduk Provinsi Papua hasil
Sensus Penduduk tahun 2010 (SP2010) masih terus mengemuka. SP2010
mencatat rata-rata pertumbuhan penduduk Provinsi Papua dalam kurun waktu
sepuluh tahun terakhir (2000-2010) sebesar 5,39 persen. Umumnya pertumbuhan
penduduk di negara-negara dengan status Pembangunan Manusia (IPM) rendah adalah
kurang dari 3 persen, Srimoertiningsih dan Omas (2010). Misal Madagaskan dan Etiopia
masing-masing memiliki pertumbuhnan penduduk 2,99 persen dan 2,66 persen (1995-
2000). Negara-negara dengan status IPM sedang umumnya memiliki pertumbuhan
penduduk sekitar 2 persen ke bawah, misal Banglades (2,03 persen), dan India (1,75
persen). Sedangkan negara-negara dengan status IPM tinggi pertumbuhan penduduknya
berada pada kisaran 0-1 persen, misal Australia (1,22 persen), dan Swedia (0,11 persen),
kecuali Singapura (2,88 persen).
Menarik untuk dicermati apa yang
menjadi penyebab tingginya
pertumbuhan penduduk Provinsi Papua.
Untuk melakukan kajian perihal tersebut,
berikut dikemukakan faktor-faktor yang
mempeng\aruhi pertumbuhan penduduk.
Secara teori pertumbuhan penduduk
dipengaruhi oleh fertilitas, mortalitas, dan
D
2
Police Brief
migrasi. Kecenderungan pada negara
sedang berkembang (negara dunia ketiga)
memiliki angka fertilitas yang relatif tinggi,
demikian selanjutnya. Oleh karenanya
kampanye (campaign) penurunan
fertilitas kurang tepat dilakukan pada
negara dunia ketiga. Sebelum masuk pada
kajian tiga faktor penyebab pertumbuhan
penduduk, coba kita lihat melalui angka
pertumbuhan penduduk kabupaten/ kota
di Provinsi Papua.
Tinggingya pertumbuhan penduduk di
Provinsi Papua dipengaruhi oleh
pertumbuhan pada 13 kabupaten, yang
umumnya berada di wilayah pegunungan
tengah Papua, kecuali Kabupaten
Pegunungan Bintang dan Kabupaten
Yahukimo. Dua kabupaten lainnya
walaupun berada di luar wilayah
pegunungan tengah, tetapi memiliki
pertumbuhan penduduk lebih tinggi dari
pertumbuhan penduduk Papua yaitu
Kabupaten Mimika (6,11 persen ) dan
Kabupaten Boven Digoel (6,97 persen ).
Sebelas kabupaten di pegunungan tengah
Papua memiliki angka pertumbuhan di
atas pertumbuhan penduduk Provinsi
Papua. Pertumbuhan penduduk
Kabupaten Tolikara (12,59 persen), dan
pertumbuhan penduduk Kabupaten
Puncak Jaya (7,00 persen). Rentang
pertumbuhan dari kedua kabupaten
tersebut merupakan rentang
pertumbuhan tertinggi dan terendah di
wilayah pegunungan tengah Papua.
Selanjutnya mari kita kembali pada teori
demografi yang mengatakan bahwa
pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh
fertilitas, mortalitas, dan migrasi. Dari
uraian sebelumnya dipahami bahwa
pertumbuhan penduduk Papua sangat
dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk
di wilayah pegunungan tengah. Dengan
asumsi apabila tingginya pertumbuhan
penduduk di wilayah pegunungan tengah
dikarenakan oleh tingginya fertilitas,
hampir dapat dipastikan akan diibangi
pula oleh tingginya angka mortalitas.
Kalau demikian yang terjadi, pertanyaan
selanjutnya adalah, darimana sumber
pertumbuhan penduduk di wilayah
pegunungan tengah. Mungkinkah dari
migrasi?, rasanya sulit untuk mengatakan
ya. Fakta empiris membuktikan bahwa
banyak penduduk dari wilayah
pegunungan tengah, justru perpindah
tempat tinggal ke wilayah Kota Jayapura
dan sekitarnya.
Kalau demikian, darimana sumber
pertumbuhan penduduk Papua,
mungkinkah dari migrasi masuk (in-
migration)?. Untuk membuktikan dugaan
tersebut mari kita lihat uraian berikut.
Kota Jayapura merupakan salah satu Kota
3
Police Brief
tujuan utama dari migrasi masuk ke
Papua. Sebelum para migran melanjutkan
tujuan migrasinya ke beberapa wilayah di
Papua, umumnya mereka singgah dahulu
di Kota Jayapura (transient population).
Kalaupun para migran menemukan
lapangan pekerjaan yang diharapkan,
maka para migran tersebut akan menjadi
penduduk tetap (permanent resident).
Selanjutnya mari kita lihat, ternyata
pertumbuhan penduduk Kota Jayapura
hanya sebesar 3,29 persen. Padahal Kota
Jayapura sudah menampung demikian
banyak para migran, dari kabupaten lain
di Papua, maupun migran dari luar Papua,
tetapi pertumbuhan penduduknya berada
di bawah rata-rata Papua. Tidak dapat
dipungkiri bahwa pertumbuhan penduduk
Papua salah satunya dipengaruhi oleh
migrasi masuk. Tetapi menjustifikasi
bahwa tingginya pertumbuhan penduduk
Papua sebesar 5,39 persen disebabkan
karena migrasi masuk, rasanya perlu
dilakukan kajian lebih dalam, karena dari
data yang ada tidak cukup kuat
mendukung statement tersebut.
Nampaknya pertumbuhan penduduk
Papua, tidak sertamerta dipengaruhi oleh
tiga pilar utama pertumbuhan penduduk
(fertilitas, mortalitas, dan migrasi), tetapi
diduga kuat dipengaruhi oleh rendahnya
cakupan (coverage) pada sensus
penduduk 2000 (SP2000), yang
disebabkan oleh situasi politik pada waktu
itu. Pada tahun 2000 yang lalu eskalasi
politik di Papua meningkat, pada saat
yang bersamaan pemerintah
melaksanakan SP2000. Dampak dari
situasi tersebut banyak masyarakat yang
menolak disensus oleh petugas dengan
alasan sangat politis. Implikasinya adalah
banyak penduduk yang tidak terdata oleh
petugas (under coverage). Sedangkan
situasi pada tahun 2010 sangatlah
berbeda sekali, ketika pemerintah
melaksanakan SP2010 secara umum
wilayah Papua sangat kondusif, walaupun
di beberapa wilayah masih terjadi
ganguan keamanan dan ketertiban, tetapi
secara umum SP2010 berjalan baik.
Diduga tingginya pertumbuhan penduduk
Papua disebabkan oleh dua hal, satu
diantaranya adalah perbedaan cakupan
antara SP2000 terhadap SP2010.
Perbedaan cakupan inilah yang diduga
menyebabkan pertumbuhan penduduk
Papua menjadi tinggi, walaupun masih
ada satu lagi dugaan lainnya.
Suntono, bekerja pada BPS Provinsi
Papua.