Micro Finance

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perekonomian di Indonesia di hadapkan pada perekonomian global dan liberalisasi yang terwujud pada perdagangan bebas Krisis finansial global ini menjadi sebuah momentum tersendiri bagi perkembangan ekonomi Islam. Karena sistem ekonomi islam ini sudah lama memberikan sebuah usulan alternatif mengenai tatanan perekonomian dunia yang lebih baik. Sehingga gelombang krisis bisa di tahan dan diredam, yang sebagian ekonom mengganggap bersifat endogen pada sistem ekonomi kapitalisme itu sendiri (A. Prasetyantoko, 2008). Dimana sistem ekonomi kapitalis tengah berlangsung disebagian Negara-negara di dunia.Krisis ini memperkuat kembali eksistensi dan urgensi penerapan ekonomi Islam bagi perekonomian dunia. Ekonomi Islam bukanlah hal baru yang ada di perekonomian domestic maupun internasional.Sistem ekonomi islam akan tenggelam dan tidak terjadi perkembangan pemikiran dikarenakan konstelasi peradaban dunia yang akhir-akhir ini di kuasai oleh pemikiran barat. Bahkan ada beberapa ahli yang

description

Lembaga Keuangan Mikro Pembiayaan syariah

Transcript of Micro Finance

Page 1: Micro Finance

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini perekonomian di Indonesia di hadapkan pada perekonomian

global dan liberalisasi yang terwujud pada perdagangan bebas Krisis finansial

global ini menjadi sebuah momentum tersendiri bagi perkembangan ekonomi

Islam. Karena sistem ekonomi islam ini sudah lama memberikan sebuah usulan

alternatif mengenai tatanan perekonomian dunia yang lebih baik. Sehingga

gelombang krisis bisa di tahan dan diredam, yang sebagian ekonom

mengganggap bersifat endogen pada sistem ekonomi kapitalisme itu sendiri (A.

Prasetyantoko, 2008). Dimana sistem ekonomi kapitalis tengah berlangsung

disebagian Negara-negara di dunia.Krisis ini memperkuat kembali eksistensi dan

urgensi penerapan ekonomi Islam bagi perekonomian dunia.

Ekonomi Islam bukanlah hal baru yang ada di perekonomian domestic

maupun internasional.Sistem ekonomi islam akan tenggelam dan tidak terjadi

perkembangan pemikiran dikarenakan konstelasi peradaban dunia yang akhir-

akhir ini di kuasai oleh pemikiran barat. Bahkan ada beberapa ahli yang

menyebutkan bahwa ekonomi Islam datang dari kevakuman sehingga bersifat

ahistoris (Hoetoro, 2008). Dari penjelasan di atas dapat di ketahui bahewa

ekonomi islam sudah selayaknya diterapkan di Indonesia yang mayoritas

penduduknya beragama islam. Ekonomi islam selain bisa bertahan saat krisis

ekonomi yang melanda negeri juga mensejahterakan seluruh umat manusia.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Micro Finance atau

keuangan mikro.

2. Mahasiswa dapat mengetahui contoh lembaga keuangan mikro.

3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembiayaan Syariah.

Page 2: Micro Finance

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keuangan Mikro

Istilah “microfinance” dimaknai sebagai bentuk pelayanan jasa keuangan,

kredit, mobilisasi dana, dan pelayanan produk kepada masyarakat yang

berpenghasilan rendah. Microfinance adalah microenterprise finance atau

keuangan untuk usaha mikro (Bambang Ismawan). Sementara Muchtar Abbas

menyebutkan, microfinance adalah keuangan, pembiayaan, atau modal bagi usaha

mikro yang dikelola oleh rakyat miskin. Istilah “microcredit” berarti pelayanan

kredit dengan jumlah relatif kecil kepada nasabah (perorangan atau kelompok).

Sedangkan “microbanking” mengarah kepada kalangan  perbankan yang dalam

kiprah operasionalnya lebih banyak mengarah ke microfinance dan microcredit.

Target group pelayanan keuangan mikro adalah orang-orang miskin yang

terbagi ke dalam 3 strata, yaitu kelompok yang sangat miskin (the poorest),

kelompok miskin namun aktif secara ekonomi (economically active poor), dan

kelompok berpenghasilan rendah. Saat ini muncul kecenderungan, bahwa

pelayanan keuangan dengan pendekatan kredit komersial dapat diberikan kepada

kelompok miskin yang aktif secara ekonomi dan yang berpenghasilan rendah.

Sedangkan untuk kelompok yang sangat miskin paling jauh dapat dilayani dengan

kredit non komersial. Perlu ditambahkan, dewasa ini microcredit menjadi salah

satu unsur yang sangat berpengaruh dalam dinamika wacana dan kegiatan

pengembangan masyarakat (community development).

2.2 Lembaga Keuangan Mikro

Menurut Microcredit Summit (1997) dalam Ashari (2006:147)

mengemukakan definisikredit mikro yaitu “Programmes extend small loans to

very poor for self-employment projects that generate income, allowing them to

care for themselves and their families” atau “Program pemberian kredit

berjumlah kecilkepada warga miskin untuk membiayai kegiatan  produktif  yang

Page 3: Micro Finance

dia kerjakansendiri agar menghasilkan pendapatan, yang memungkinkan mereka

peduliterhadap diri sendiri dan keluarganya.”Sementara menurut Paket

Kebijaksanaan (1993) dalam buku Totok Budisantoso (2005: 121) menyatakan

bahwa “Kredit untuk usaha kecil adalah kredit yang diberikan kepada nasabah

usaha kecil dengan plafon kredit maksimum Rp250 juta untuk membiayai usaha

produktif”.Sedangkan pengertian kredit untuk usaha mikro adalah “Kredit yang

diberikan kepada nasabah usaha kecil dengan plafon kredit sampai dengan Rp25

juta”. Meskipun terdapat perbedaan, tapi kedua pernyataan di atas mempunyai

persamaan bahwa kredit mikro diberikan bagi pengusaha kecil dan mikro dengan

plafon kredit yang berbeda untuk membiayai kegiatan usaha yang produktif.

Usaha dikatakan produktifapabila usaha tersebut dapat memberikan nilai tambah

dalam menghasilkan barang dan jasa serta pendapatan mereka.

Kredit mikro ini disalurkan melalui lembaga keuangan yang umumnya disebut

dengan Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Mandala Manurung dan Prathama

Rahardja (2004: 124) menyatakan bahwa “LKM adalah lembaga keuangan yang

memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat berpenghasilan rendah dan miskin

serta para pengusaha kecil”.Sementara itu menurut ahli lain, “LKM didefinisikan

sebagai penyedia jasa keuangan bagi pengusaha kecil dan mikro serta berfungsi

sebagai alat pembangunan bagi masyarakat pedesaan” (Soetanto Hadinoto, 2005:

72). Menurut Direktorat Pembiayaan (Deptan), (2004) dalam Ashari (2006:

148),dinyatakan bahwa “LKM dikembangkan berdasarkan semangat untuk

membantu dan memfasilitasi masyarakat miskin baik untuk kegiatan konsumtif

maupun produktif keluarga miskin tersebut”.

Walaupun terdapat banyak definisi LKM, terdapat tiga elemen penting dari

berbagai definisi tersebut, yaitu:

1. Menyediakan beragam  jenis pelayanan keuangan

Keuangan mikro dalam  pengalaman masyarakat tradisional Indonesia seperti

lumbung  desa,  lumbung pitih nagari dan sebagainya menyediakan pelayanan

keuangan  yang  beragam  seperti tabungan, pinjaman, pembayaran, deposito

maupun  asuransi.

Page 4: Micro Finance

2. Melayani rakyat miskin

Keuangan mikro hidup dan berkembang  pada awalnya memang  untuk

melayani rakyat yang terpinggirkan oleh sistem keuangan formal yang ada

sehingga memiliki karakteristik konstituen yang khas. 

3. Menggunakan prosedur dan mekanisme  yang kontekstual dan fleksibel

Hal ini merupakan konsekuensi dari kelompok  masyarakat yang dilayani,

sehingga prosedur dan mekanisme yang dikembangkan untuk  keuangan

mikro akan selalu kontekstual dan fleksibel.

2.3 Baitul Maal Wattamwil (BMT)

2.3.1 Pengertian BMT

Baitul Maal wat Tamwil (BMT) atau Balai Usaha Mandiri Terpadu,

adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi

hasil, menumbuh kembangkan derajat dan martabat serta membela

kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal

dari tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskan pada system

ekonomi yang salaam.

2.3.2 Asas dan Prinsip Dasar

Prinsip dasar BMT, adalah:

1. Ahsan (mutu hasil terbaik), thayyiban (terindah), ahsanu

’amala(memuaskan semua pihak), dan sesuai dengan nilai-nilai salaam:

keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan.

2. Barokah, artinya berdaya guna, berhasil guna, adanya penguatan

jaringan, transparan(keterbukaan), dan bertangggung jawab sepenuhnya

kepada masyarakat.

3. Spiritual communication (penguatan nilai ruhiyah)

4. Demokratis, partisipatif, dan inklusif.

5. Keadilan social dan kesetaraan jender, non-diskriminatif

6. Ramah lingkungan

Page 5: Micro Finance

7. Peka dan bijak terhadap pengetahuan dan budaya local, serta

keanekaragaman budaya.

8. Keberlanjutan, memberdayakan masyarat dengan meningkatkan

kemampuan diri dan lembaga masyarakat lokal.

2.3.3 Sifat, Peran, dan Fungsi

BMT bersifat terbuka, independen, tidak partisan, berorientasi pada

pengembangan tabungan dan pembiayaan untuk mendukung bisnis ekonomi

yang produktif bagi anggota dan kesejahteraan social masyarakat sekitar,

terutama usaha mikro dan fakir miskin.

Peran BMT di masyarakat sebagai berikut :

1. Motor penggerak ekonomi dan social masyarakat banyak

2. Ujung tombak pelaksanaan system ekonomi syariah

3. Penghubung antara kaum aghnia (kaya) dan kaum dhu’afa (miskin)

4. Sarana pendidikan informal untuk mewujudkan prinsip hidup yang

barakah, ahsanu ‘amaia dan salaam melalui spiritual communication

dengan dzikir qalbiyah ilahiah.

2.3.4 Fungsi BMT di masayarakat

1. Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus, dan pengelola menjadi

lebih professional, salaam, dan amanah sehingga semakin utuh dan

tangguh dalam berjuang dan berusaha menghadapi tantangan global.

2. Mengorganisir dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki oleh

masyarakat dapat termanfaatkan secara optimal di dalam dan luar

organisasi untuk kepentingan rakyat banyak.

3. Mengembangkan kesempatan kerja.

4. Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk-

produk anggota

5. Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga ekonomi dan

sosial rakyat banyak.

Page 6: Micro Finance

2.3.5 Pendirian BMT

BMT dapat didirikan oleh :

1. Sekurang-kurangnya 20 orang.

2. Satu pendiri dengan lainnya sebaiknya tidak memiliki hubungan

keluarga vertical dan horizontal satu kali.

3. Sekurang-kurangnya 70% anggota pendiri bertempat tinggal di sekitar

daerah kerja BMT.

4. Pendiri dapat bertambah dalam tahun-tahun kemudian jika disepakati

oleh rapat para pendiri.

2.3.6 Mekanisme kerja BMT

Cara kerja BMT adalah sebagai berikut :

1. Pendamping atau beberapa pemrakarsa yang mengetahui tentang BMT,

menyampaikan dan menjelaskan idea tau gagasan ini kepada rekan-

rekannya sebagai upaya untuk menarik beberapa orang sebagai

pemrakarsa awal hingga mencapai lebih dari 20 orang.

2. Dua puluh orang atau lebih tersebut kemudian menyepakati pendirian

BMT di desa, kecamatan, pasar, atau masjid dan bersepakat

mengumpulkan modal awal pendirian BMT.

3. Modal awal kemudian ditentukan sesuai dengan kesepakata bersama

(tidak harus sama jumlahnya antara pemrakarsa, hingga mencapai

jumlah yang telah ditentukan untuk pendirian sebuah BMT).

4. Pemrakarsa membuat rapat untuk memilih pengurus BMT.

5. Pengurus BMT kemudian merapatkan dan merekrut pengelola/

manajemen BMT dari lingkungan tersebut yang memiliki sifat sidiq,

amanah, fathanah dan benar-benar menguasai visi, misi, tujuan dan

usaha-usaha BMT, serta memiliki keinginan keras dan dengan sepenuh

hati untuk mengembangkan BMT.

6. Penggurus BMT menghubungi PINBUK setempat untuk memberikan

pelatihan kepada calon pengelola/manajemen BMT tersebut(umumnya 2

minggu pelatihan dan magang).

Page 7: Micro Finance

7. Pengelola yang telah diberi pelatihan kemudian membuka kantor dan

menjalankan BMT, dengan giat menggalakan simpanan masyarakat dan

memberikan pembiayaan pada usaha mikro dan kecil di sekitarnya.

8. Pembiayaan pada usaha mikro dilakukan dengan menerapkan system

bagi hasil yang disampaikan sesuai dengan akad yang telah disepakati.

9. Hasil dari bagi hasil ini kemudian digunakan oleh para pengelola untuk

membayar honor para pengelola dan membayar kegiatan operasional

BMT.

10. Hasil dari bagi hasil juga digunakan untuk membayar bagi hasil kepada

penyimpanan data, diupayakan agar nilai bagi hasil yang diperoleh para

penyimpan dana bias lebih besar dari bunga bank konvensional.

2.4 Contoh Kasus (BMT Mitra Amanah)

Berdirinya Baitul Tamwil (BMT Mitra Amanah) berdiri tanggal 29 September

2009 dengan pemerkasa oleh pengurus Laz  Yaumil di Kompleks PT. Badak

NGL Bontang Kalimantan Timur, berawal dari dana iuran anggota dan dana Infak

dari Laz Yaumil untuk program-program pembiayaan usaha mikro dan usaha

kecil dengan modal awal 150 juta . Dengan dana awal tersebut BMT Mitra

Amanah bisa melaksanakan kegiatan dan mengawali operasional dengan tenaga 2

orang. Dan pada Bulan Sempember tahun 2009 BMT Mitra Amanah dikukuhkan

oleh Dinas PRINDAKOP Kota Bontang. Dalam pengembangannya, BMT Mitra

Amanah tidak hanya melakukan berbagai jenis pembiayaan. Berikut pembiayaan

yang dilakukan oleh BMT Mitra Amanah :

1. Pembiayaan Jual Beli (Murabahah)

Pembiayaan ini merupakan pembiayaan yang diberikan oleh BMT Mitra

Amanah Syariah Barokah Dana Sejahtera kepada nasabah dengan prinsip

jual beli. BMT bertindak sebagai penjual sedangkan nasabah sebahai

pembeli. Harga jual bank dari pemasok ditambah keuntungan yang

disepakati BMT dan nasabah, barang diserahkan setelah akad jual beli dan

pembayaran bisa dilakukan secara angsuran atau sekaligus.

Page 8: Micro Finance

2. Pembiayaan Bermitra (Musyarakah)

Merupakan pembiayaan yang diberikan kepada nasabah yang telah

menjalankan usaha dan berniat untuk mengembangkannya namun masih

kekurangan dana. Pembiayaan ini didasarkan atas prinsip bagi hasil,

sedangkan nisbah ditentukan berdasarkan kesepakatan perjanjian kedua

belah pihak.

3. Pembiayaan Kebajikan (Qurdhu Hasan)

Merupakan pembiayaan yang diberikan sebagai pinjaman talangan

pinjaman tunai kepada pengusaha kecil.

4. Pembiayaan Kelompok Tanggung Renteng

Pembiayaan ini adalah pembiayaan diperuntukan kepada pedagang mikro

dengan kelompok kelipatan 5 sampai dengan maksimal 25 orang.

Pembiayaan ini perupakan pembiayaan tanggung renteng yang dikelola

dengan prinsip-prinsip pemberdayaan mikro.

Selain pembiayaan diatas, BMT Mitra Amanah juga melakukan beberapa

usaha untuk menggalang modalnya, beberapa usaha tersebut adalah :

1. Tabungan Mitra

Tabungan ini merupakan produk BMT Mitra Amanah yang menggunakan

prinsip al-wadi’ah yad Dhomamah (titipan). Nasabah dapat menyetor dan

menarik uang kapanpun saat dibutuhkan, setiap bulannya bank akan

memberikan bonus yang kompetitif kepada nasabah.

2. Investasi Berkah

Merupakan produk pilihan investasi bagi nasabah dalam jangka waktu 6,

12 dan 24 bulan. Deposito ini ditujukan bagi nasabah yang ingin

berinvestasi sesuai prinsip syariah. Dana akan diinvestasikan secara baik

dan selektif melalui pembiayaan yang halal yang berguna.

3. Tabungan Haji

Merupakan produk BMT Mitra Amanah yang didasarkan pada prinsip

mudharabah (bagi hasil) dan diperuntukkan bagi nasabah yang

menginginkan dananya diinvestasikan secara murni syariah. Nasabah

Page 9: Micro Finance

dapat menyetorkan uang setiap saat, untuk pertama, dana dipersyaratkan

telah mengendap selama satu bulan. Bank akan memberikan bagi-hasil

dari pendapatannya dengan sistem bagi hasil sebesar 5% untuk nasabah

dan 75% untuk pihak bank.

4. Tabungan Qurma (Qurban, Walimah, dan Aqiqah) MITRA

Merupakan produk tabungan BMT Mitra Amanah yang dipersiapkan bagi

nasabah untuk kepentingan quran, persiapan walimah, ataupun persiapan

aqiqah.

Page 10: Micro Finance

BAB III

KESIMPULAN

Lembaga keuangan mikro pada saat ini sedang berkembang di Indonesia. Tidak

bisa dipungkiri bahwa lembaga keuangan mikro turut memberikan sumbangsih besar

dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Lembaga keuangan mikro sendiri

memberikan bantuan dengan cara pemberian kredit mikro, yang berarti program

pemberian kredit berjumlah kecilkepada warga miskin untuk membiayai kegiatan 

produktif  yang dia kerjakansendiri agar menghasilkan pendapatan, yang

memungkinkan mereka peduliterhadap diri sendiri dan keluarganya.

Lembaga keuangan mikro ini dibentuk dengan tujuan untuk membantu

melaksanakan tiga hal, yaitu . Menyediakan beragam  jenis pelayanan keuangan,

melayani masyarakat miskin serta menggunakan prosedur dan mekanisme yang

kontekstual dan fleksibel.

Ada beberapa contoh lembaga keuangan mikro yang sedang berkembang di

Indonesia, misalnya kopersi syariah dan Baitul Maal wa Tamwil (BMT). BMT

sendiri pada dasarnya pengelolaannya hampir sama dengan koperasi syariah, bedanya

pada BMT usaha yang dilakukan tidak terbatas pada satu usaha saja. Contohnya

adalah BMT Mitra Amanah yang ada di daerah Bontang, Kalimantan Timur dimana

BMT ini memberikan pembiayaan pada masyarkat kecil sekaligus menyediakan jasa

penyimpanan atau tabungan yang berlandaskan asas-asas syariah.

Page 11: Micro Finance

DAFTAR PUSTAKA

Wahyono, budi. 2012. Pengertian Lembaga Keuangan Mikro. www.pendidikanekonomi.com (diakses pada 3 April 2013)

Zahra, inayatus. 2012. Peranan Lembaga Keuangan Mikro Syariah. www.nayyasemangat.blogspot.com (diakses pada 3 April 2013)

_____. 2011. Keuangan Mikro. www.binaswadaya.org (diakses pada 3 April 2013)

_____. 2012. BMT Mitra Amanah. www.bmtmitraamanah.com (diakses pada 3 April 2013)

_____. 2013. Lembaga Keuangan Syariah. www.makalahmajannaii.blogspot.com (diakses pada 3 April 2013)