MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

130
MODUL MATERI INTI 6 PENCATATAN DAN PELAPORAN MANUAL DAN ELEKTRONIK 2014 Pusdiklat Aparatur dan Pusat Kesehatan Haji- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia MODUL PELATIHAN TIM KESEHATAN HAJI INDONESIA

description

Modul PKHI

Transcript of MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

Page 1: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

1

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

MODUL MATERI INTI 6

PENCATATAN DAN PELAPORAN

MANUAL DAN ELEKTRONIK

2014 Pusdiklat Aparatur dan

Pusat Kesehatan Haji- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

MODUL PELATIHAN TIM KESEHATAN HAJI INDONESIA

Page 2: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

2

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

DESKRIPSI SINGKAT

Pencatatan dan pelaporan merupakan salah satu elemen

yang penting dalam sistem informasi Kesehatan Haji.

Pelaksanaan kegiatan kesehatan haji yang didukung oleh sistem

informasi haji dengan menggunakan berbagai macam aplikasi

dan teknologi informasi dapat memfasilitasi kebutuhan untuk

pengumpulan data secara cepat, pengolahan data yang besar

dan banyak serta komunikasi data yang cepat. Sistem pencatatan

dan pelaporan kesehatan haji memiliki jaringan komunikasi

dengan berbagai entitas yang tersebar di indonesia dan di Arab

Saudi. Dengan sistem yang terintegrasi dari saat sebelum haji

berangkat hingga saat kepulangan haji serta evaluasi

pelaksanaan haji,

Pencatatan dan pelaporan di Kloter merupakan salah satu

kegiatan pokok dalam pelayanan kesehatan haji. Secara umum

pencatan dan pelaporan ini tidak berbeda dengan pencatatan dan

pelaporan lazimnya, namun mempunyai keunikan dalam

kegiatannya, spesifik dalam tujuan dan kegunaannya.

Page 3: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

3

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Bagi Petugas TKHI Kloter, pencatatan dan pelaporan (R-R) yang

harus dikerjakan baik secara manual dan elektronik berbasis

android selama bertugas meliputi :

1. R-R Kunjungan sakit

2. R-R jemaah yang dirujuk

3. R-R Visitasi

4. R-R Pengelolaan obat dan alat kesehatan di kloter

5. R-R Kegiatan Individu

Page 4: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

4

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti materi ini peserta peserta mampu

melakukan pencatatan dan pelaporan secara manual dan

secara elektronik berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya di

kloter.

Tujuan Pembelajaran Khusus :

Setelah sesi ini selesai, peserta dapat :

1. Menjelaskan Pengertian, Fungsi, syarat, cara

penyampaian dan bentuk Pencatatan dan Pelaporan

kloter

2. Menjelaskan jenis RR di kloter

3. Pengisian form COD

4. Pengisian Outopsi Verbal

5. Pengkodean penyakit sesuai code ICD X

6. Pencatatan penyakit jemaah pada buku kesehatan jemaah

7. Menjelaskan alur dan waktu pelaporan

8. Menjelaskan Networking Pencatan dan Pelaporan Kloter

9. Menjelaskan Menu e-reporting

Page 5: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

5

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

10. Menampilkan menu display laporan harian operasional haji

11. Melakukan pengisian form pencatatan pelaporan berbasis

android dan manual

12. Melakukan Pencatatan dan pelaporan pengelolaan obat

dan alkes ( E-Logistik )

13. Melakukan rekonsiliasi data( data jemaah, data logistic,

jumlah kesakitan, data faktual )

14. Membuat laporan kegiatan individu

Page 6: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

6

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK

BAHASAN

A. System Pencatatan Dan Pelaporan Manual

Sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan adalah metoda

atau cara-cara perencanaan dan pelaksanaaan terhadap semua

bentuk catatan dan laporan mengenai kesehatan yang di kerjakan

dalam rangka pelayanan kesehatan Jemaah haji mulai dari

embarkasi, sampai dengan kembali ke tanah air (debarkasi).

Yang dimaksud dengan catatan dalam sistem pencatatan dan

pelaporan kesehatan adalah semua bentuk kegiatan tulis menulis

yang dipakai dan disimpan oleh instansi atau petugas yang

bersangkutan itu sendiri. Sedangkan yang dimaksud dengan

pelaporan adalah semua kegiatan tulis menulis yang kemudian

dikirimkan kepada instansi atau pejabat yang lebih tinggi sebagai

bahan pemberitahuan atau informasi untuk instansi tersebut.

Syarat untuk sistem pencatatan dan pelaporan adalah :

sederhana bentuk formulirnya, seragam bagi unit yang sejenis,

dan jelas maksud setiap item yang ada didalamnya.

Page 7: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

7

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Selama mendampingi Jemaah dikloter petugas TKHI melakukan

pencatatan dan pelaporan dengan menggunakan form yang

sudah desedikan oleh Kementrian Kesehatan.

Pencatatan Dan Pelaporan Kloter

• Bentuk Komunikasi yang dapat dilakukan secara tertulis atau

lisan maupun visual mengenai suatu hal tertentu sesuai

dengan tujuan pelaporan di kloter

• Bentuk perwujudan pertanggungjawaban TKHI atas pemberian

kepercayaan dalam melaksanakan tanggung jawab dan

pelimpahan wewenang untuk mendukung pelaksanaan

pelayanan kesehatan di kloter

• Pencatatan dan pelaporan pada operasional haji Kloter di Arab

Saudi merupakan administrasi pelayanan kesehatan haji

Indonesia yang dilaksanakan oleh petugas kloter di seluruh

jenjang pelayanan kesehatan selama operasional haji.

• Kecepatan dan ketepatan waktu dalam pencatatan dan

pelaporan tersebut menjadi indikator baik tidaknya sistem

pencatatan dan pelaporan dalam penyelenggaraan kesehatan

haji pada saat operasional haji tahun itu.

Page 8: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

8

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

1. Jenis Pencatatan Dan Pelaporan (R-R)

a. R-R kunjungan berobat

Pada setiap jemaah yang berobat di kloter, dilakukan

pencatatan pada buku kunjungan berobat kloter (buku

sudah ada diberikan di tanah air) dan catan ringkan ringkas

di Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH), meliputi : tanggal

kunjungan, anamnesis & pemeriksaan fisik, diagnosis,

tindakan/terapi, dan keterangan lain yang dibutuhkan. Bila

jemaah perlu dirujuk, catat indikasi rujuk, tanggal & jam

merujuk, tempat rujukan. Sertakan BKJH pada saat

merujuk dan serahkan kepada petugas kesehatan di

tempat rujukan. Saat jemaah dipulangkan kembali ke kloter,

pastikan pada BKJH tercatat diagnosis di tempat rujukan,

terapi, dan rencana tindak lanjut dari dokter di tempat

rujukan. Diagnosis penyakit ditulis sesuai dengan ICD-X.

Daftar diagnosis penyakit yang mungkin muncul (sesuai

ICD-X) dapat dilihat di Buku Saku Kloter. Rekapitulasi

kunjungan sakit dituliskan pada form terlampir

Page 9: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

9

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

b. R-R Pengelolaan Obat & Alat Kesehatan di Kloter

Setiap kloter akan menerima 1 (satu) tas kloter yang berisi

obat dan alat kesehatan. Daftar obat dan alat kesehatan di

kloter dapat dilihat di Buku Saku Kloter. Selanjutnya obat

dan alat kesehatan itu harus dikelola oleh petugas kloter.

Setiap penerimaan, pengeluaran, dan permintaan obat

dan alat kesehatan harus tercatat dalam formulir harian

yang disediakan untuk itu, dilaporkan setiap hari ke Sub

Daker (kesepakatan jam pelaporan akan ditetapkan

kemudian). Formulir dapat diperoleh di Daker/Sub Daker

c. R-R Persedian Obat Kloter

Selama masa operasional Petugas Kloter akan mendapat

tas yang telah dilengkapi obat dan dapat mengajukan

permintaan obat kektor/BPHI, yang kesemuanya dicatat

dalam buku persediaan.

Menjelang kepulangan Petugas kloter harus

mengembalikan tas obat dilengkapi dengan laporan sisa

obat.

Page 10: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

10

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

d. R-R pada Buku Laporan Pelaksanaan Tugas TKHI

Sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

TKHI, maka setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh TKHI

dicatat dan dilaporkan dalam Buku Laporan Pelaksanaan

Tugas TKHI.

Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban, kegiatan

yang dicatat di dalam buku ini juga dapat dijadikan sebagai

informasi bagi kepentingan program kesehatan haji

selanjutnya.

e. Formulir rujukan

Petugas Kloter dapat meminta formulir rujukan di

Sektor/BPHI, dan digunakan apabila akan merujuk jemaah

baik ke sektor, BPHI maupun langsung Rumah Sakit

Saudi.

Apabila kloter langsung merujuk ke Rumah Sakit Saudi

harus melapor ke Sansur BPHI untuk dilakukan

pemantauan selanjutnya.

Dan apabila dianggap tidak mampu melaksanakan wukuf

tanpa bantuan petugas kesehatan. Petugas kloter

Page 11: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

11

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

membuat usulan safari wukuf dicatat pada formulir yang

diperuntukkan untuk itu (dapat diperoleh di BPHI Sektor)

dan diserahkan kepada petugas kesehatan di BPHI/

Sektor. Kriteria penyakit/kondisi kesehatan “jemaah Safari

Wukuf” ditentukan oleh

f. Rormulir COD (Certifikat Of Death) dan Outopsi Verbal

(OV)

Bila ada jemaah haji yang meninggal dunia di luar tempat

pelayanan dokter kloter yang membuat keterangan

kematian dengan menggunakan formulir COD dan

mengisi OV.

Apabila di tempat pelayanan kesehatan maka dokter

sektor yang akan membuatkan COD dan AV. COD yang

diisi dengan lengkap dan benar, lembar pertama diberikan

kepada keluarga/karom/karu yang akan digunakan untuk

klaim asuransi.

Page 12: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

12

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

g. Buku Laporan TKHI Kloter

Buku laporan penerbangan yang merupakan manifes

harus diisi oleh Petugas Kloter ditandatangai dan apabila

sudah sampai di Arab saudi pada saat melapor di BPHI

harus ditanda tangai oleh Kepala BPHI

h. Buku Panduan ICD IX

Adalah buku panduan yang berisi code penyakit, Dokter

harus menuliskan penyakit disertai dengan code ICD IX

pada hasil pemeriksanaan.

i. Buku Resep

Seperti buka resep pada umumnya pada saat operasional

pelayanan jemaah haji juga dokter pada saat selesai

melakukan pemeriksaan apabila memberikan resep harus

menggunakan buku resep yang sudah disediakan dan

menuliskan kode resep. Kode resep nantinya akan dientry

pada menu yang aplikasinya sudah ada di smartphoen.

Page 13: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

13

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

j. R-R Penyakit Jemaah pada buku kesehatan haji

Pada setiap jemaah yang berobat di kloter, dilakukan

pencatatan ringkas di Buku Kesehatan Jemaah Haji

(BKJH), meliputi : tanggal kunjungan, anamnesis &

pemeriksaan fisik, diagnosis, tindakan/terapi, dan

keterangan lain yang dibutuhkan.

Bila jemaah perlu dirujuk, catat indikasi rujuk, tanggal &

jam merujuk, tempat rujukan. Sertakan BKJH pada saat

merujuk dan serahkan kepada petugas kesehatan di

tempat rujukan.

Page 14: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

14

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

2. Alur Pelaporan

Alur pelaporan merupakan suatu proses penyampaian /

pengiriman data pelayanan dan kegiatan petugas selama

operasional secara berjenjang

a. Waktu yang digunakan adalah waktu Arab Saudi

b. Petugas kloter diwajibkan mengentry data pelayanan

kesehatan dan visitasi secara online, dan batas upload

visitasi pukul 13.00 WAS, untuk pelayanan berikutnya tetap

terus dientry dan upload system akan menyimpan semua

data yang telah dientry

c. Data yang telah dientry dapat dilihat dan dibaca oleh

petugas siskohatkes penyelenggara program kesehatan

haji.

d. Karena bersifat realtime, dan semua menggunakan system

akan terlihat petugas kloter yang telah tiba di Saudi

melakukan pelayanan atau tidak, oleh karena itu setiap

petugas kloter yang telah tiba di arab saudi harus segera

melakukan sinkronisasi data maksudnya mencocokan data

manifes jamaah dan data yang ada dalam system

(smartphon) serta lokasi dimana kloter berada ( Ketika di

Jeddah, di Madinah, di Makkah, di Arofah, di Muzdalifah dan

di Mina) dan rekonsiliasi data maksudnya koreksi terhadap

jumlah data pelayanan

e. Semua data entry pelayanan selama operasional di Arab

Saudi setiap hari oleh petugas sansur akan melakukan

clean data yang kemudian akan dianalisis dan dilaporkan

kepada Kepala Seksi Kesehatan kemudian teruskan

kepada Ka.Daker, Askorbid Sansur/Kabid Kesehatan Arab

Saudi dan Sekretariat Opreasional Haji di Jakasrta dalam

Page 15: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

15

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

betuk laporan harian pelayanan kesehatan paling lambat

pukul 17.00 WAS

f. Sekretariat Operasional haji kemudian akan melaporkan

hasil pelayanan kesehatan selama di arab saudi kepada

Menteri Kesehatan setiap hari, wib.

Alur pelaporan secara of line

MENKES RI Maksimal Jam 08 . 00

SEKRETARIAT OPRS HAJI

Maksimal Jam 06.00 WIB

K U H

Maksimal Jam 20.00 WAS

Maksimal Jam 13.00 WAS

MENKES RI

WIB

( PUSAT KES HAJI )

DAKER

SANSUR SEKTOR

KLOTER

SANSUR DAKER

Maksimal Jam 24.00 WAS

Maksimal Jam 17.00 WAS

Page 16: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

16

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Alur Pelaporan secara system

Page 17: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

17

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Alur Pelaporan secara system

Jam 13.00 WAS UPLOAD

Internet

Saudi Arabia

REAL TIME

Petugas Kloter

Tanah Air

Page 18: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

18

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

B. Pencatatan Dan Pelaporan Elektronik

Pencatan dan pelaporan elektronik merupakan pencatatan dan

pelaporan dengan menggunakan teknologi berupa system

berbasis web, Petugas Kesehatan kloter (Dokter dan Perawat)

dibekali 1 (satu) perangkat smartphone yang didalamnya sudah

tersedia data jemaah sesuai dengan kloter dan embarkasi. Menu

entry data , dan system terhubung langsung ke server SISTEM

KOMPUTERISASI HAJI TERPADU BIDANG KESEHATAN (

SISKOHATKES) di Jakarta,

Petugas Kesehatan Kloter (dokter dan perawat) harus mampu

mengentry data kegiatan pelayanan kesehatan jemaah. Untuk

visitasi petugas kesehatan melaporkan dengan cara mengupload

foto visitasi jemaah. Kegiatan pencatatan dan pelaporan entry

data dapat diklakukan secara of line.

Page 19: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

19

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

1. Mengaktifkan smartphon

Smarphon diberikan di Bandara Jeddah sesuai dengan kloter

dan asal embarkasi.

2. Manajemen Pengguna

Adalah pengecekan ulang pada smartphon, apakah

semartphon yang diberikan sudah sesuai dengan nama

dokternya, asal dan jumlah jamaah haji yang ada dikloternya

3. Sinkronisasi jamaah dan lokasi kloter

Setelah petugas menerima smartphon, kemudian petugas

melakukan sinkronsasi ( pemutahiran) data jemaah dan lokasi

jemaah, tanggal, bulan dan tahun

4. Entry data sesuai menu pada aplikasi

Kegitan memasukan data pelayanan kesehatan pada menu

yang disediakan aplikasi, kegaiatn ini dilaksanakan setiap kali

melakukan pelayanan, baik secara of line maupun online.

Waktu mengiriman (upload) bisa setiap saat dengan batas

maksimal pukul 13.00 WAS. Setiap harinya.

Page 20: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

20

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Pelayanan setelah pukul 13.00 WAS tetap dientry pada aplikasi

dan upload (data real time). Ingat waktu : tanggal melakukan

pelayanan

5. Foto visitasi

Petugas kesehatan yang melakukan visitasi atau bila terjadi

kejadian luar biasa petugas harus mengambil foto visitasi dan

kejadian luar bisa kemudian di upload.

Bila melakukan visitasi dan menambil fotonya maka tidak ada

bukti bahwa petugas melakukan visitasi.

6. Upload data entry dan foto visitasi

Upload data entry dan foto visitasi menggunakan aplikasi yang

sudah ada dalam siskohatkes-indonesia.

Page 21: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

21

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

BAHAN BELAJAR

1. Buku modul Pelatihan Tenaga Kesehatan Haji Kloter

2. Buku Panduan Penggunaan Siskohatkes Mobile

3. Formulir-formulir

Page 22: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

22

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

PEMBELAJARAN

1. Fasilitator mengucapkan salam dan memperkenalkan

diri.

2. Fasilitator memberikan apresiasi kepada peserta,

bahwa peserta adalah orang-orang hebat dan terpilih

dari sekian banyak pelamar, gunakan kesempatan ini

untuk belajar sebaiknya kemudian dimantapkan lagi

setelah selesai pelatihan, sehingga pada gilirannya

dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

3. Fasilitator menjelaskan bahwa petugas kesehatan haji

kesehatan haji selain harus melakukan pelayanan

kesehatan juga harus melakukan pencatatan dan

pelaporan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan.

4. Fasilitator menjelaskan Pengertian, fungsi dan jenis-

laporan serta formulir-formulir yang digunakan selama

melaksanakan kegiatan sebagai petugas.

Page 23: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

23

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

5. Membimbing cara pengisian formulir-formulir secara

manual.

6. Fasilitator menjelaskan cara mengoprasikan

smartphone yang berisi aplikasi dan cara entry data

menggunakan aplikasi secara elektronik.

7. Fasilitator mempraktekan entry data menggunakan

aplikasi secara elektronik.

8. Fasilitator membimbing peserta dalam praktek

penggunaan aplikasi elektronik.

9. Praktek Pencatatan dan pelaporan dengan

menggunakan aplikasi.

Page 24: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

24

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

URAIAN MATERI

POKOK BAHASAN Pencatatan Dan Pelaporan Secara Manual

Sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan adalah

metoda atau cara-cara perencanaan dan pelaksanaaan terhadap

semua bentuk catatan dan laporan mengenai kesehatan yang di

kerjakan dalam rangka pelayanan kepada Jemaah haji.

Yang dimaksud dengan catatan dalam sistem pencatatan

dan pelaporan kesehatan adalah semua bentuk kegiatan tulis

menulis yang dipakai dan disimpan oleh instansi atau petugas

yang bersangkutan itu sendiri. Sedangkan yang dimaksud

dengan pelaporan adalah semua kegiatan tulis menulis yang

kemudian dikirimkan kepada instansi atau pejabat yang lebih

tinggi sebagai bahan pemberitahuan atau informasi untuk instansi

tersebut.

Adapun tujuan dari pencatatan dan pelaporan adalah

tersedianya data dan informasi epidemiologi kesehatan haji

sebagai dasar pengambilan keputusan dalam perencanaan,

Page 25: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

25

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

pelaksanaan, pemantauan, evaluasi pelayanan kesehatan haji

mulai dari tanah air, selama di perjanan dan di Arab Saudi sampai

kembali ke tanah air

Syarat untuk sistem pencatatan dan pelaporan adalah :

sederhana bentuk formulirnya, seragam bagi unit yang sejenis,

dan jelas maksud setiap item yang ada didalamnya.

Pencatatan dan pelaporan pada operasional haji Kloter di

Arab Saudi merupakan administrasi pelayanan kesehatan haji

Indonesia yang dilaksanakan oleh petugas kloter di seluruh

jenjang pelayanan kesehatan selama operasional haji.

Kecepatan dan ketepatan waktu dalam pencatatan dan pelaporan

tersebut menjadi indikator baik tidaknya sistem pencatatan dan

pelaporan dalam penyelenggaraan kesehatan haji pada saat

operasional haji tahun itu.

Jenis-jenis Pencatatan dan Pelaporan (R-R)

1) R-R kunjungan sakit pada Buku Kesehatan Jemaah Haji

(BKJH)

Pada setiap jemaah yang berobat di kloter, dilakukan

pencatatan ringkas di Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH),

meliputi : tanggal kunjungan, anamnesis & pemeriksaan fisik,

Page 26: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

26

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

diagnosis, tindakan/terapi, dan keterangan lain yang

dibutuhkan.

Bila jemaah perlu dirujuk, catat indikasi rujuk, tanggal & jam

merujuk, tempat rujukan. Sertakan BKJH pada saat merujuk

dan serahkan kepada petugas kesehatan di tempat rujukan.

Saat jemaah dipulangkan kembali ke kloter, pastikan pada

BKJH tercatat diagnosis di tempat rujukan, terapi, dan rencana

tindak lanjut dari dokter di tempat rujukan. Diagnosis penyakit

ditulis sesuai dengan ICD-X. Daftar diagnosis penyakit yang

mungkin muncul (sesuai ICD-X) dapat dilihat di Buku Saku

Kloter. Rekapitulasi kunjungan sakit dituliskan pada form

terlampir

2) R-R pada Buku Laporan Pelaksanaan Tugas TKHI

Sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

TKHI, maka setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh TKHI

dicatat dan dilaporkan dalam Buku Laporan Pelaksanaan

Tugas TKHI.

Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban, kegiatan yang

dicatat di dalam buku ini juga dapat dijadikan sebagai informasi

bagi kepentingan program kesehatan haji selanjutnya.

Page 27: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

27

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Pencatatan dilakukan di setiap etape perjalanan ibadah haji,

mulai dari pesawat saat keberangkatan ke Arab Saudi sampai

di pesawat saat kepulangan ke Indonesia. Pelaporan dilakukan

di setiap daerah kerja (Daker) dengan meminta pengesahan

dari petugas kesehatan yang berwenang di Daker (Wakadaker

Bidang Kesehatan).

Petunjuk penggunaan buku ini dapat dilihat pada Buku

Laporan Pelaksanaan Tugas TKHI.

3) R-R Pengelolaan Obat & Alat Kesehatan di Kloter

Setiap kloter akan menerima 1 (satu) tas kloter yang berisi obat

dan alat kesehatan. Daftar obat dan alat kesehatan di kloter

dapat dilihat di Buku Saku Kloter. Selanjutnya obat dan alat

kesehatan itu harus dikelola oleh petugas kloter. Setiap

penerimaan, pengeluaran, dan permintaan obat dan alat

kesehatan harus tercatat dalam formulir harian yang

disediakan untuk itu, dilaporkan setiap hari ke Sub Daker

(kesepakatan jam pelaporan akan ditetapkan kemudian).

Formulir dapat diperoleh di Daker/Sub Daker.

Ketepatan pencatatan dan pelaporan obat dan alat kesehatan

ini sangat diperlukan untuk perencanaan obat dan alat

kesehatan tahun berikutnya.

Page 28: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

28

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

4) R-R jemaah rujuk, rawat dan “jemaah Safari Wukuf”

Jika kondisi jemaah tidak memungkinkan untuk ditangani

dikloter, maka dokter kloter mengajukan usulan jemaah yang

karena kondisi kesehatannya untuk dirujuk, dirawat pada

sarana layanan yang lebih lengkap dan dianggap tidak mampu

melaksanakan wukuf tanpa bantuan petugas kesehatan.

Usulan dicatat pada formulir yang diperuntukkan untuk itu

(dapat diperoleh di BPHI Sektor) dan diserahkan kepada

petugas kesehatan di BPHI Sektor. Kriteria penyakit/kondisi

kesehatan “jemaah Safari Wukuf” ditentukan oleh Wakadaker

Bidang Kesehatan di Mekkah.

Page 29: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

29

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Manfaat Dan Tata Laksana ICD X Dalam Kesehatan Haji

Nomenklatur merupakan sistem yang digunakan untuk istilah

medis yang menggambarkan penyakit, symptom, dan

prosedur. Nomenklatur juga dikenal sebagai terminologi klinis.

Penggunaan nomenklatur harus kompatibel dengan sistem

klasifikasi yang merupakan sistem yang dapat

mengelompokkan penyakit-penyakit dan prosedur-prosedur

yang sama dan diakui secara internasional. Klasifikasi

Internasional Penyakit, Revisi Kesepuluh atau ICD 10

merupakan klasifikasi penyakit yang digunakan pada saat ini.

Sistem ini akan memudahkan pengaturan, penyimpanan,

pengambilan, dan analisis data kesehatan. Terlebih lagi, untuk

pengembangan dan penerapan pencatatan pasien yang

terkomputerisasi.

Kebijakan dan prosedur sangat dibutuhkan untuk mengawasi

proses koding. Penggunaan perbendaharaan klinis oleh para

klinisi bertujuan untuk mengumpulkan, mengolah, dan

mengambil data untuk tujuan administrasi (statistik,

pembayaran, peralatan, dll), dan klinis (mengembangkan

pelayanan medik).

Page 30: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

30

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

A. Tujuan dan Kegunaan ICD

a. Klasifikasi morbiditas dan mortalitas untuk tujuan statistik

b. Mengindeks pencatatan penyakit dan tindakan di sarana

pelayanan kesehatan

c. Pelaporan diagnosis tenaga medis

d. Memudahkan penyimpanan dan pengambilan data

e. Sebagai dasar pengelompokan DRGs untuk pembayaran

f. Pelaporan nasional morbiditas dan mortalitas

g. Tabulasi data pelayanan kesehatan untuk evaluasi

perencanaan pelayanan medik

h. Menemukan bentuk pelayanan

i. Analisis pembayaran pelayanan kesehatan

j. Untuk penelitian epidemiologi dan klinis

B. Struktur ICD-10

ICD-10 terdiri atas 3 volume, volume 1 berisi klasifikasi

utama disebut dengan Tabular lis, volume 2 petunjuk

penggunaan, sedangkan volume 3 indeks alfabet. Volume 1

terdiri atas 21 bab yang disusun menurut sistem anatomi (body

Page 31: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

31

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

system) dan grup khusus. Pengkodean menggunakan alfa

numerik A00-Z99 kecuali U belum digunakan yang

dipersiapkan untuk kode diagnosis baru. Masing-masing bab

dimulai dengan huruf, empat belas bab menggunakan satu

huruf, tiga bab bergabung dengan bab lain, dan bab yang lain

lebih dari satu huruf (lihat lebih lanjut pada table 1).

Setiap bab dibagi menurut blok, setiap blok terdiri atas tiga

karakter dan setiap kategori tiga karakter dapat dirinci mejadi

kategori empat karakter atau lebih sesuai dengan rincian setiap

tiga karakter tersebut (lihat gambar 1).

A00-09

A10-

A19

A20-

A29

Z80-

Z99

Bab I-XXI Karakter I

A00 A01 Dst A09

Blok

A01.0 A01.1 Dst A01.4

3 Karakter

4 Karakter

A – Z Kecuali U

U

Page 32: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

32

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Tabel 1. Rincian bab ICD-10

Bab ICD Kode Awal

Farr"s

I Penyakit parasistik dan infeksi tertentu

A,B Epi

II Neoplasma C,D Gen

III Penyakit darah dan organ pembentuk darah

D Gen

IV Penyakit endokrin, nutrisi dan metabolic

E Gen

V Gangguan mental dan perilaku

F Gen

VI Penyakit sistem syaraf G BS

VII Penyakit mata dan organ mata

H BS

VIII Penyakit telinga dan prosessus mastoideus

H BS

IX Penyakit sistem sirkulasi I BS

X Penyakit sistem nafas J BS

XI Penyakit sistem cerna K BS

XII Penyakit kulit dan jaringan subkutan

L BS

XIII Penyakit sistem muskulokeletal dan jaringan penunjang

M BS

XIV Penyakit sistem kemih N BS

XV Kehamilan, kelahiran, dan O Gen

Page 33: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

33

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Bab ICD Kode Awal

Farr"s

masa nifas

XVI Kondisi tertentu yang bermula dari masa perinatal

P Divl

XVII Kelainan kongenital, deformitas, dan kelainan kromosom

Q Divl

XVIII Tanda, gejala, dan hasil pemeriksaan klinik & laboratorium yang tidak normal

R Gen

XIX Cedera dan keracunan S, T

CADANGAN u

XX Seluar kesakitan dan kematian

V, W, X, Y

Gen

XXI Faktor yang mempengaruhi keadaan kesehatan dan kontak dengan pelayanan kesehatan

Z Gen

Page 34: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

34

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

A. Penggunaan ICD-10

Dalam menggunakan ICD-10 perlu diketahui bagaimana

menggunakan ICD, dan peraturan morbiditas serta petunjuk dan

peraturan kode mortalitas, yaitu:

I. Peraturan Umum sistem Dagger dan Asterisk, serta delapan

langkah dasar pedoman sederhana dalam menentukan kode.

II. Peraturan Morbiditas

III. Peraturan Kode Mortalitas

1. Keterangan untuk Peraturan Morbiditas

Untuk pengkodean morbiditas sangat bergantung pada

diagnosa yang ditetapkan oleh dokter yang merawat pasien

atau yang bertanggung jawab menetapkan kondisi utama

pasien yang kemudian diklasifikasi dalam kode penyakit. Hal

yang dapat dijadikan tanda adalah gejala tanda, alasan kontak

dengan pelayanan kesehatan, kondisi multiple.

Hal yang perlu dicatat untuk pengkodean yang spesifik yaitu

penyakit dengan squelae, akut dan kronis, neoplasma, cedera

dan penyebab eksternal. Seperti contoh di bawah ini:

1. Carsinoma lobutan lower outer quadrant of the left brust C

50.5, M8520/3

Page 35: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

35

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

2. Cerebral contusion due to fall from bed into floor S06.20

W06.04

3. Tuberculosis meningitis (dengan dagger dan asterisk)

A17.0, G01*

Pada keadaan dokter yang merawat atau bertanggung jawab

bila tidak dapat menunjukkan atau menetapkan keadaan

utama pasien atau tidak memungkinkan untuk mendapatkan

penjelasan, maka penetapan kondisi utama melalui

ketentuan/aturan (rules) yang dapat menjamin bahwa kondisi

utama yang dipilih dan dikode menggambarkan kondisi yang

dapat dipertanggungjawabkan dalam satu episode pelayanan.

Koder harus terbiasa dengan ketentuan ini dan mampu

menggunakannya yaitu ketentuan (rules) MB1-MB5.

2. Keterangan untuk Peraturan Kode Mortalitas

a. Ketentuan Umum

Sertifikat kematian adalah sumber utama data mortalitas,

informasi kematian biasa di dapat dari praktisi kesehatan

atau pada kasus kematian karena kecelakaan, kekerasan,

dan penyakit jantung. Orang yang mengisi sertifikat

kematian akan memasukkan urutan kejadian yang

Page 36: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

36

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

meyebabkan kematian pada sertifikat kematian sesuai

dengan format internasional .

Konsep sebab kematian hanya memberi satu sebab

kematian yang memudahkan untuk pengisian sertifikat

walaupun tercatat dua atau lebih kondisi morbiditas yang

menyebabkan kematian. Sebab yang mendasari kematian

merupakan pusat dari kode mortalitas.

WHO mendefinisikan sebab kematian adalah semua

penyakit, keadaan sakit atau cedera yang menyebabkan

atau berperan terhadap terjadinya kematian. Oleh

karenanya sebab yang mendasari kematian adalah

keluhan atau kejadian atau keadaan yang jika tidak karena

hal tersebut pasien tidak akan mati.

b. Memilih sebab kematian

WHO telah menetapkan prosedur yang harus diikuti untuk

mengkode sebab yang mendasari kematian dengan

urutan langkah-langkah logis sebagai berikut:

1) Prinsip umum

Apabila lebih dari satu penyakit atau keluhan ditulis

pada sertifikat, Maka penyakit atau keadaan tunggal

yang dicantumkan pada baris terakhir, hanya jika

Page 37: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

37

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

penyakit/keluhan tersebut menyebabkan terjadinya

seluruh penyakit (keluhan yang tercantum diatasnya)

Contoh: (a) Abcess of lung

(b) Lobar pneumonia

Pilih Lobar pneumonia (J18.1), sebagai penyebab

mendasar sebab abses paru .

2) Aturan modifikasi

Dalam beberapa kasus sebab yang mendasari

kematian yang telah dipilih dengan menggunakan

aturan diatas tidak terpakai, dalam hal ini ditetapkan

cara modifikasi sesudah penggunaan prinsip umum

atau aturan 1-3 tidak biasa dipakai maka digunakan

aturan modifikasi A-F.

3. Keterkaitan ICD-10 dengan klasifikasi lainnya

WHO pada tahun 2004 mengembangkan Family

Classification ICD-10 setelah disadari bahwa informasi pada

ICD 10 tidak cukup untuk dihubungkan dengan gangguan

kesehatan. (lihat lebih lanjut Gambar 2).

Page 38: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

38

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Gambar 2. Family of Desease and Health-Related Classification ICD-10

Informasi yang me-nunjang pada kese- hatan primer - Lay reporting - Skema info berdasarkan komunikasi lain dalam kesehatan

Klasifikasi inti ICD 3 karakter - Diagnosis - Gejala - Hasil lab yg

abnormal - Cedera & keracunan - Penyebab luar

Morbiditas & mor-talitas

- Faktor yg mempe-ngaruhi kesehatan

Penyesuaian berdasarkan spesialisasi - Onkologi - Gigi/mulut - Penyakit kulit - Psikiatri - Syaraf - Orthopedi - Kebidanan/kan- dungan - Penyakit anak - Spesialisasi lain - Praktek umum

NOMENKLATUR INTERNASIONAL MENGENAI PENYAKIT (IND)

ICD klasifi-

kasi 4 ka- rakter

Daftar tabula

si ringka

s

Klasifikasi lain yg berhub dgn keseha-tan - Kecatatan,

ketidakmampuan & catat bawaan

- Prosedur - Akibat kunjungan (Gugatan)

Page 39: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

39

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

WHO dalam menerbitkan buku Family of International

Classification (WHO-FIC) mempunyai tujuan agar dapat

digunakan mencapai visi yang terintegrasi untuk membandingkan

informasi kesehatan secara internasional. Klasifikasi tersebut

terbagi atas tiga kelompok:

1). Klasifikasi Rujukan yang terdiri atas:

International Classification of Diseases

International Classification of Functioning, Disability in Health

(ICF)

International Classification of Health Intervention (ICHI)

2). Klasifikasi spesifik yang terdiri atas:

International Classification of Diseases for Oncology, Third

Edition (ICD-O-3)

The ICD-10 Classification of Mental and Behavioral Disorders

Application of the International Classification of Diseases to

Dentistry and Stomatology, Third Edition (ICD-DA)

Application of the International Classification of Diseases to

Neurology (ICD-10-NA)

3). Klasifikasi yang berhubungan

International Classification of Primary Care (ICPC)

International Classification of External Causes of Injury (ICECI)

Page 40: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

40

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

The Anatomical, Therapeutic Chemical (ATC) classification

system with Defined Daily Doses (DDDs)

ISO 9999 Technical aids for persons with disabilities-

Classification and Terminology

Sementara itu ada klasifikasi yang tidak masuk pada klasifikasi

diatas, seperti Sistem Klasifikasi pembedahan yang merupakan

kumpulan dari tindakan – Pembedahan yang digunakan, pada

saat ini masih menggunakan klasifikasi yang ditetapkan oleh

WHO (ICOPIM) tahun 1978 dan diterjemahkan kedalam bahasa

Indonesia tahun 1997. Klasifikasi pada ICOPIM mencakup

klasifikasi pembedahan, laboratorium, radiologi, tindakan bedah,

pengobatan, dan berbagai prosedur lain. Pada saat ini sedang

dikembangkan klasifikasi pembedahan – tindakan yang baru yang

disebut dengan International Classification of Health Intervention

(ICHI), klasifikasi ini dikembangkan untuk negara yang telah

menerapkan ICD-10.

Page 41: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

41

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

HAL-HAL PENTING DALAM KODING

1. Standar dan etik

Standar dan etik koding sudah dikembangkan oleh AHIMA,

terdapat beberapa standar yang harus dipenuhi oleh seorang

koder professional, antara lain:

1). Akurat, komplit dan konsisten untuk menghasilkan data

yang berkualitas

2). Koding harus mengacu pada ICD-CM

3). Koding harus mengikuti sistem klasifikasi yang sedang

berlaku dengan memilih koding diagnosis dan tindakan

yang tepat

4). Koding harus ditandai dengan laporan kode yang jelas dan

konsisten pada dokumentasi dokter dalam record pasien

5). Koding professional harus berkonsultasi dengan dokter

untuk klarifikasi dan kelengkapan pengisian

6). Koding professional tidak mengganti kode pada bill

pembayaran

7). Koding professional harus sebagai anggota dari tim

kesehatan, harus membantu dan mensosialisasikan

kepada dokter dan tenaga kesehatan lain

8). Harus mengembangkan kebijakan koding di institusinya

Page 42: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

42

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

9). CP harus secara rutin meningkatkan kemampuannya

mengenai koding

10). Koding professional berusaha untuk memberi kode yang

paling sesuai untuk pembayaran.

2. Elemen kualitas koding

Audit harus dilakukan untuk mereview kode yang telah dipilih

oleh petugas. Koding proses harus dimonitor untuk beberapa

elemen sebagai berikut:

1). Reliability (Konsisten bila dikode petugas berbeda kode tetap

sama)

2). Validity (Kode tepat sesuai diagnosis dan tindakan)

3). Completeness (mencakup semua diagnosis dan tindakan

yang ada di rekam medis)

4). Timeliness (tepat waktu)

3. Kebijakan dan prosedur koding

Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus membuat

kebijakan dan prosedur koding sesuai dengan tenaga dan

fasilitas yang dimilikinya. Kebijakan dan prosedur tersebut

sehingga merupakan pedoman bagi tenaga koding agar dapat

melaksanakan koding dengan konsisten. Kebijakan ditetapkan

oleh organisasi seperti organisasi rumah sakit (ARSADA), IDI,

Page 43: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

43

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Persatuan Manajemen Informasi Kesehatan (PORMIKI) dan

organisasi lainnya.

KAITAN ICD DAN DIAGNOSTIC RELATED GROUPS (DRG’S)

Perkembangan haji kedepan adalah mengembangkan manfaat

lain yang dapat dirasa, seperti ketika perkembangan pembayaran

dilakukan dengan didasari pada diagnosa penyakit. Besaran

biaya ini sangat ditentukan oleh diagnosa akhir pada saat pasien

keluar rumah sakit yang ditetapkan oleh dokter yang merawat

atau bertanggung jawab serta ketepatan koding yang diberikan

oleh petugas rekam medis dengan menggunakan ICD-10.

Dalam pembayaran DRG, rumah sakit maupun pihak pembayar

tidak lagi merinci tagihan dalam dengan merinci pelayanan apa

saja yang telah diberikan kepada seorang pasien. Akan tetapi

rumah sakit hanya menyampaikan diagnosis pasien waktu pulang

dan memasukan kode DRG untuk diagnosis tersebut. Besarnya

tagihan untuk diagnosis tersebut sudah disepakati oleh seluruh

rumah sakit di suatu wilayah dan pihak pembayar misalnya badan

asuransi/jaminan sosial atau tarif DRG tersebut telah ditetapkan

oleh pemerintah sebelum tagihan rumah sakit dikeluarkan.

Adapun DRG digunakan atas pengelompokan ICD yang telah

dimodifikasi yang disebut dengan ICDCM (International

Page 44: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

44

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Classification of Diseases Clinical Modification) pengelompokan

dilakukan atas dasar klasifikasi anatomi dan fisiologis, adanya

tindakan, umur, jenis kelamin pasien.

Pembayaran dengan cara DRG mempunyai beberapa

keutamaan sebagai berikut, sebagian hal tersebut adalah:

Memudahkan administrasi pembayaran bagi rumah sakit

dan pihak pembayar

Memudahkan pasien memahami besaran biaya yang

harus dibayarnya

Sementara kelemahannya sebagian adalah penerapannya

yang membutuhkan pencatatan rekam medis, yang akurat

dan komprehensif. Sistem komputerisasi dan teknologi

kumputer kini sangat memudahkan penyelenggaraan sistem

ini.

Page 45: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

45

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

CONTOH FORMULIR R-R DI KLOTER

1) REKAPITULASI LAPORAN HARIAN ( Kumpulan laporan

harian dari hari 1 – 40 )

Lp.1

DAFTAR PERMINTAAN OBAT/ALAT KESEHATAN

Kloter :…..BTJ/MES/BTH/JKG/JKS/SOC/SUB/UPG/BPN/BDJ/MTR

Tanggal : …… Tempat : …………………………….

………….200…..

Mengetahui Dokter kloter……..

Ka.Kloter

…………. ………………………

KeteranganJumlah

Diberikan

Jumlah

Permintaan

Jenis

Obat/Alat

Kesehatan

NO

PERMINTAAN

OBAT/ ALKES

DARI KLOTER

Permintaan

melalui Sub

Daker & Sub

Daker ke Daker di

wilayah Madinah

dan Makkah

Permintaan

minimal 3 hari

sebelum

kebutuhan

Page 46: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

46

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

REFERED CASE REFERED CASE

REPORTREPORT

Formulir rujukan

harus diisi & di

sertakan pada saat

merujuk jemaah

haji Indonesia ke

RS Arab Saudi

Page 47: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

47

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

CERTIFICATE CERTIFICATE

OF DEATHOF DEATHDaerah Kerja

Wafat di pondokan COD di

buat & ditanda tanganioleh dokter kloter

Wafat di RS Arab Saudi

COD di buat & ditanda

tangani oleh Waka Daker

Yankes dgn bukti Surat

Keterangan Wafat dari RS.

Arab Saudi (Tirkah Wafat)

Form. LmLm (COD) = Laporan

kematian di lengkapi dan di

serahkan secepatnya ke Sub

Daker dan Sub Daker akan

meneruskan ke Daker

Page 48: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

48

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Buku Laporan TKHI di ambil

pada saat melapor di embarkasi

haji

Lapor dan minta tanda tangan

Wakil Kepala Daerah Kerja

Bidang Kesehatan pada buku

ini di setiap daerah kerja.

Setelah kembali di serahkan ke

petugas kesehatan haji di

debarkasi (KKP-Debarkasi)

KKP mengirim laporan TKHI ke

Pusat (Ditjen PP & PL, cq.

Subdit Kesehatan Haji) untuk di

analisis.

Page 49: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

49

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

DATA KLOTER

Nomor Kloter : ................................

Embarkasi : ...............................

Provinsi Asal Jemaah : (Tidak termasuk mutasi)

1. ............................................

2. ............................................

Kabupaten/kota Asal Jemaah : (Tidak termasuk Mutasi)

1. ………………… Pem kes II di RS/Dinkes/Puskesmas*

2. ………………… Pem kes II di RS/Dinkes/Puskesmas*

3. ………………… Pem Kes II di RS/Dinkes/Puskesmas*

4. ………………… Pem Kes II di RS/Dinkes/Puskesmas*

5. ………………… Pem Kes II di RS/Dinkes/Puskesmas*

*) Coret yang tidak perlu pada pemeriksaan kesehatan II

Page 50: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

50

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

DATA PETUGAS KLOTER

NO PHOTO NAMA : 1 Alamat :

Tempat/tgl lahir

: .......Tahun

Instansi : Bagian : Pangkat/gol : Jabatan : Pendidikan terakhir bid kesehatan

: Tamat tahun .........

Pendidikan terakhir non kesehatan

: Tamat tahun .........

Masa Kerja :

2 Nama : Alamat :

Tempat/tgl lahir

: .......Tahun

Instansi : Bagian : Pangkat/gol : Jabatan : Pendidikan terakhir bid kesehatan

: Tamat tahun .........

Pendidikan :

Page 51: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

51

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

terakhir non kesehatan

Tamat tahun .........

Masa Kerja :

PETUGAS LAIN (TPHI dan TPHD) 3 TPHI Nama :

No Paspor : Dokter TKHD Nama :

No Paspor : Perawat TKHD Nama :

No Paspor : Lain-Lain Nama :

No Paspor : No Paspor :

Page 52: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

52

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

OBAT DAN ALAT KESEHATAN

NO JENIS OBAT/ALKES

JUMLAH

KONDISI

TER PAKAI

SISA KET

1 Abbocath no 18

2

2 Abbocath no 20

2

3 .......................... 4 .......................... DST

Kesimpulan : ...............................................................................................

..............................................................................................

............................................................................................... Saran : ............................................................................................

............................................................................................ ...........................................................................................

Page 53: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

53

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO INDIVIDUAL DI KLOTER

NO VARIABEL RISIKO FREKU

ENSI

PRO

PORSI

*

KET

1 Jemaah Perempuan

2 Usia > 40 tahun

3 Usia > 60 tahun

4 Obesitas : IMT >

5 Anemia Hb < 10 mg%

6 Tekanan Darah > 140/90 mmHg

7 Pernafasan > 32 kali permenit

8 Nadi > 100 kali/menit

9 Gula Darah Sewaktu > 180

mg/dl

10 LDL >

11 Barthel Indeks <

(Pop at risk Usia > 40 thn)

12 Harvard Test <

(Pop at risk usia > 60 thn)

13 Existing Diseases :

1. ................................................

2. ................................................

3. ................................................

4. ................................................

5. ................................................

*) Proporsi (dalam %) adalah jumlah variabel risiko dibagi jumlah jemaah kloter

Page 54: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

54

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

DATA LINGKUNGAN PERUMAHAN/MAKTAB/PONDOKAN PADA ETAPE PERJALANAN

NO VARIABEL EMBAR

KASI JEDDAH MADINAH MEKKAH ARAFAH MINA

DEBARKASI

1 Nama Wilayah/daerah pondokan

2 Jarak tempuh pondokan dengan pusat peribadatan (Masjid Nabawi di Medinah dan Masjidil Haram di Mekkah) Ket : dalam km

3 Sarana transportasi yang biasa digunakan dari pondokan ke pusat peribadatan : 1. Mobil/Bis 2. Jalan Kaki 3. Lainnya :

_____________________

4 Jarak pondokan dengan poliklinik maktab terdekat (dlm meter)

Page 55: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

55

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

5 Jarak pondokan dengan pusat layanan rawat inap terdekat, (BPHI, sub BPHI, RSAS)

6 Apakah jemaah tinggal pada beberapa pondokan 1. Ya 2. Tidak

7 Pondokan terdiri dari berapa lantai ?

8 Sebagian besar jemaah tinggal dilantai berapa ?

9 Adakah fasilitas lift untuk turun/naik jemaah ? 1. Ada 2. Tidak Ada

10 Apakah lift terus berfungsi ? 1. Ya 2. Tidak

11 Berapa m2 rata-rata luas

kamar dipondokan ?

12 Berapa rata-rata jumlah penghuni kamar ?

Page 56: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

56

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

13 Apakah setiap kamar memiliki AC ? 1. Ya 2. Tidak

14 Apakah AC selalu berfungsi ? 1. Ya 2. Tidak

15 Apakah setiap kamar memiliki exhaust fan ? 1. Ya 2. Tidak

16 Apakah setiap kamar memiliki jendela/ventilasi ? 1. Ya 2. Tidak

17 Berapa rata-rata % ventilasi dibandingkan luas kamar ?

18 Apakah jemaah menggunakan dapur yang tersedia 1. Ya 2. Tidak

Page 57: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

57

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

3. Tidak Tahu

19 Fasilitas apa saja yang ada didapur ? (Jawaban boleh lebih dari 1) 1. Kompor minyak tanah 2. Kompor gas 3. Rice cooker 4. Peralatan Masak 5. Wastafel 6. Tempat cuci piring 7. Tempat Sampah 8. Alat kebersihan

20 Sumber air minum jemaah sebagian besar diperoleh : 1. Memasak 2. Disiapkan maktab 3. Membeli

21 Untuk memenuhi kebutuhan makan sebagian besar jemaah memperoleh dengan cara : 1. Memasak 2. Disiapkan maktab 3. Membeli

Page 58: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

58

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

22 Adakah jemaah yang memasak di kamar baik menggunakan listrik maupun kompor ? 1. Ada 2. Tidak

23 Apakah setiap kamar memiliki kamar mandi ? 1. Ya 2. Tidak

24 Berapa ratio jemaah dengan kamar mandi ?

25 Apakah air cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari jemaah ? 1. Ya 2. Tidak

26 Adakah vector berikut dipondokan (jawaban boleh lebih dari 1) 1. Lalat 2. Semut 3. Kecoa 4. Tikus

Page 59: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

59

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

5. Nyamuk 6. Burung

27 Apakah ada pelindung terhadap vector mis : kawat kasa. 1. Ada 2. Tidak ada 3. Tidak tahu

28 Apakah dilakukan penyuluhan dikloter ? 1. Ya 2. Tidak

29 Jika Ya Berapa kali dilakukan Penyuluhan Kesehatan dikloter ?

27 Materi yang diberikan : 1. 2. 3. 4. 5.

28 Jika Tidak, mengapa ? 1. Kelelahan 2. Tidak sempat

Page 60: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

60

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

3. Kendala Bahasa 4. Tidak ada fasilitas

penyuluhan

29 Apakah sarana yang digunakan untuk penyuluhan ?

30 Berapa kali dilakukan visitasi terhadap jemaah haji dikloter ?

31 Permasalahan yang ditemukan saat visitasi 1. 2. 3. 4.

32 Nama Penanggung jawab ditiap-tiap etape

33 Jabatan

34 Tanda Tangan

NIP.

NIP.

NIP.

NIP.

NIP.

NIP.

NIP.

Page 61: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

61

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

REKAPITULASI KEADAAN JEMAAH DIKLOTER PADA TIAP ETAPE PERJALANAN ( Tidak termasuk petugas )

NO VARIABEL EMB JEDDAH MADI

NAH

MEKKAH PRA

ARMINA

ARMINA MEKKAH PASCA ARMINA

DEB

1 Jumlah Jemaah di Kloter

2 Jumlah Laki-laki

3 Jumlah Perempuan

4 Jumlah Wanita Hamil

Jumlah wanita hamil yang melahirkan

5 Jumlah jemaah sakit titipan kloter lain

6 Jumlah jemaah yang berangkat

7 Jumlah kunjungan ke petugas kloter

8 Jumlah kunjungan ke Poliklinik Maktab

9 Jumlah rujukan ke Sub BPHI

10 Jumlah rujukan ke BPHI

11 Jumlah Jemaah yang dirawat di RSAS

12 Jumlah jemaah yang dirawat di embarkasi/debarkasi

Page 62: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

62

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

JEMAAH HAJI PULANG DINI/PULANG AKHIR/TITIPAN

NO NAMA UMUR

ALAMAT DIAGNOSIS KET L P

1

2

REKAPITULASI JEMAAH HAJI RAWAT INAP

NO

PASPOR NAMA

UMUR TGL

MASUK

TGL

KELUAR

TEMPAT

RAWAT

DIAGNO

SIS KET

L P

Page 63: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

63

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

REKAPITULASI JEMAAH HAJI WAFAT

NO PASPOR

NAMA UMUR

TGL WAFAT

LOKASI TEMPAT WAFAT

C O D KET L P

Page 64: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

64

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

LAPORAN KONDISI JEMAAH DALAM PERJALANAN

NO

VARIABEL

DAERAH ASAL KE ASRAMA

EMBARKASI

ASRAMA KE

PESAWAT

INDONESIA – ARAB SAUDI (DIPESAWAT)

ARAB SAUDI – INDONESIA (PESAWAT)

KET

1 Jumlah Jemaah di Kloter

2 Jumlah Laki-laki

3 Jumlah Perempuan

4 Jumlah Wanita Hamil

Jumlah wanita yang melahirkan

diperjalanan

5 Jemaah kloter yang dititip ke kloter lain

6 Jemaah Titipan dari kloter lain

7 Jumlah jemaah yang dititipkan di sarana pelayanan kesehatan

8 Jumlah jemaah sakit yang berkunjung kepetugas kloter

9 Jumlah jemaah meninggal

Page 65: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

65

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

LEMBAR BANTU KUNJUNGAN JEMAAH HAJI KE PETUGAS KLOTER

NO NAMA DIAGNOSIS THERAPI KET

Kunj 1 Kunj 2 Kunj 3 Kunj 4 Kunj 5 Kunj 6 Kunj 7

1

Page 66: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

66

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

PETUNJUK PENGISIAN BUKU TKHI KLOTER

Data Kloter

1. Nomor Kloter : Nomor yang telah ditentukan dalam

pembagian kelompok terbang

2. Embarkasi : Tempat pemberangkatan jemaah haji dari

Indonesia ke Arab Saudi

3. Provinsi asal jemaah (Jelas), terkadang ada 1 kloter yang

berasal dari beberapa provinsi, tuliskan 2 provinsi dimana

sebagian besar jemaah berasal

4. Kabupaten asal jemaah (Jelas) untuk kloter yang berasal dari

1 kabupaten/kota tuliskan 1 saja, Pem kes II di .......... tempat

dimana jemaah kabupaten/kota tersebut melakukan

pemeriksaan tahap II di Puskesmas, RS ataukah di Dinas

Kesehatan Kab/kota

Data Petugas Kloter

1. Nama (sudah Jelas)

2. Alamat tempat tinggal terakhir

3. Tempat/tanggal lahir : Tempat dilahirkan dan tanggal,bulan,

tahun kelahiran. Cantumkan umur (dalam tahun) disebelahnya

4. Instansi dimana petugas aktif bekerja

5. Bagian dari instansi tempat petugas bekerja

Page 67: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

67

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

6. Pangkat/gol (sudah jelas)

7. Jabatan dapat jabatan struktural, fungsional ataupun staf baik

teknis maupun administratif yang saat ini diemban

8. Pendidikan terakhir bidang kesehatan adalah pendidikan

formal terakhir yang diselesaikan pada jurusan

/fakultas/program studi bid kesehatan. Cantumkan tahun

tamat

9. Pendidikan terakhir non kesehatan adalah pendidikan formal

terakhir yang diselesaikan pada jurusan/fakultas/program

study pada bidang non kesehatan. Cantumkan tahun tamat

10. Masa kerja (sudah jelas)

Data Obat Dan Alkes Tas Kloter

Lengkapi ketersediaan, kondisi dan jumlah terpakai serta sisa dari

alat kesehatan yang berada pada tas kloter

Data Identifikasi Faktor Risiko Di Kloter

Dari lampiran data faktor risiko tuliskan frekuensi (jumlah jemaah

berdasarkan variabel risiko) dan proporsi (frekuensi

dibandingkan/dibagi jumlah total jemaah)

Data Lingkungan Perumahan / Maktab / Pondokan Pada

Etape Perjalanan

Sudah jelas (Penjelasan didapat pada setiap komponen variabel)

Page 68: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

68

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Lampiran :

Identifikasi Faktor Risiko Jemaah Haji Indonesia Berdasarkan

Pemeriksaan II : merupakan informasi individual jemaah yang

dikumpulkan untuk tujuan mendapatkan gambaran yang utuh

tentang kondisi jemaah haji dan faktor risiko yang berhubungan

dengan kesehatan dan kesakitan jemaah, petugas tinggal

memindahkan data yang ada pada pem kes II dari BKJH jemaah

haji,

1. Nomor paspor dan Nama Jemaah : Tuliskan nomor paspor

dan nama seluruh jemaah yang ada dikloter tidak termasuk

petugas kloter

2. Data Biomarker hasil pemeriksaan II : Pindahkan seluruh hasil

pemeriksaan biomarker, bila tidak ada beri tanda strip (-)

3. Sex adalah jenis kelamin jemaah tuliskan L untuk laki-laki dan

P untuk perempuan

4. Umur (sudah jelas)

5. BB adalah Berat Badan Jemaah dalam Kg

6. TB adalah Tinggi badan Jemaah dalam cm

7. IMT (Indeks Massa Tubuh) adalah Proporsi BB dibandingkan

dengan BB, nilai > ...... merupakan kriteria obesitas

8. HR adalah Heart Rate atau Nadi/Pols jemaah/menit

Page 69: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

69

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

9. RR adalah respiration rate : frekuensi pernafasan jemaah

/menit

10. TD adalah Tekanan Darah sistolik/diastolik Jemaah dalam

satuan mmHg

11. Hb adalah kadar haemoglobin darah

12. GDS adalah kadar gula darah sewaktu

13. LDL adalah kadar Low Density Lipoprotein

14. BI adalah nilai Barthel Indeks jemaah

15. HT adalah nilai Harvard Test jemaah < 50 merupakan indikasi

kemampuan jasmani yang kurang baik baik penilaian dengan

cara lambat maupun cepat.

16. Dx adalah diagnosis atau penyakit yang disandang oleh

jemaah ketika pemeriksaan kesehatan II dilaksanakan.

Page 70: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

70

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

VI. Suplemen

1) Laporan Penerbangan Menuju Jeddah/Madinah *

LAPORAN PENERBANGAN

INDONESIA KE JEDDAH/MADINAH*

I. Umum

- Kloter : ………………….

- Embarkasi Haji:

BTJ/MES/BTH/JKG/JKS/SOC/SUB/UPG/BPN/BDJ/MTR) *)

- Gelombang : …………

- Berangkat jam :……………………….

- Tiba jam :………………………

1. Jumlah Jemaah :….....……orang

a. Pria :……...…..orang

b. Wanita :…………..orang

2. Jumlah petugas TKHI :…………..orang

3. Jumlah yang berobat : ………… orang

4. Jumlah wafat : ………....orang

Page 71: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

71

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

II. Khusus

Jumlah Jemaah Risiko Tinggi

1. Penyakit Infeksi dan Parasit : ………… orang

2. Neoplasma : ………… orang

3. Penyakit Darah dan organ

pembentuk darah dan gangguan

mekanisme immune : ………… orang

4. Penyakit Endokrin Nutrisi

dan Metabolik : …....…… orang

5. Gangguan Mental dan perilaku : ………… orang

6. Penyakit Sistem syaraf : ………… orang

7. Penyakit Mata dan Adnexa :…………. orang

8. Penyakit Sistem Sirkulasi : ………… orang

9. Penyakit Sistem Pernafasan : ………… orang

10. Penyakit Sistem Pencernaan : ………… orang

11. Penyakit Kulit dan jaringan subkutan: ……orang

12. Penyakit Sistem Otot Tulang

dan jaringan penyambung : ……....... orang

13. Penyakit Sistem Genitourinary

(saluran kemih ) : ………… orang

14. Kehamilan, kelahiran

dan masa nifas : ………… orang

Page 72: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

72

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

15. Tanda, gejala dan hasil pemeriksaan klinik

laboratorium yang tidak normal, tidak diklasifikasi

tempat lain : ………… orang

16. Trauma, keracunan dan

akibat eksternal : ………... orang

17. Faktor yang mempengaruhi

keadaan kesehatan dan kontak

dengan pelayanan kesehatan : ………… orang

Page 73: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

73

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Penderita Dengan Pelayanan Khusus

No N a m a Umur No

Paspor

Diagnosis Tindakan

…………,…………………………..20….

TKHI KLOTER ………..........

(…………………………….)

Page 74: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

74

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

2) Laporan Penerbangan Dari Jeddah/Madinah *

LAPORAN PENERBANGAN

JEDDAH/MADINAH* KE INDONESIA

I. Umum

- Kloter : ………………….

- EmbarkasiHaji :

BTJ/MES/BTH/JKG/JKS/SOC/

SUB/UPG/BPN/BDJ/MTR) *)

- Gelombang : …………......

- Berangkat jam :………………

- Tiba jam :………………

1. Jumlah Jemaah :……… orang

a. Pria :…….... orang

b. Wanita :………. orang

2. Jumlah petugas TKHI : .....……... orang

3. Jumlah yang berobat : ………… orang

4. Jumlah wafat : ………… orang

Page 75: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

75

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

II. KHUSUS

Jumlah Jemaah Risiko Tinggi

1. Penyakit Infeksi dan Parasit : ………… orang

2. Neoplasma : ………… orang

3. Penyakit Darah dan organ

pembentuk darah dan gangguan

mekanisme immune : ………… orang

4. Penyakit Endokrin Nutrisi

dan Metabolik : ………… orang

5. Gangguan Mental dan perilaku: ……..… orang

6. Penyakit Sistem syaraf : ………… orang

7. Penyakit Mata dan Adnexa : ………… orang

8. Penyakit Sistem Sirkulasi : ………… orang

9. Penyakit Sistem Pernafasan : ………… orang

10. Penyakit Sistem Pencernaan : ………… orang

11. Penyakit Kulit dan jaringan subkuta: ...… orang

12. Penyakit Sistem Otot Tulang

dan jaringan penyambung : ………… orang

13. Penyakit Sistem Genitourinary

(saluran kemih ) : ………… orang

14. Kehamilan, kelahiran dan

masa nifas : ……...… orang

Page 76: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

76

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

15. Tanda, gejala dan hasil pemeriksaan klinik

laboratorium yang tidak normal, tidak

diklasifikasi tempat lain : ………… orang

16. Trauma, keracunan dan

akibat eksternal : ………... orang

17. Faktor yang mempengaruhi keadaan

kesehatan dan kontak dengan pelayanan

kesehatan :................ orang

Page 77: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

77

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

PENDERITA DENGAN PELAYANAN KHUSUS

…………,………………………..20…

TKHI KLOTER ………..........

(………………………………….....)

No N a m a Umur No Paspor Diagnosis Tindakan

Page 78: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

78

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

PEDOMAN PENULISAN SERTIFIKAT MEDIS PENYEBAB

KEMATIAN/COD (Certificate of Death)

1. Penjelasan Umum

Sertifikat Medis Penyebab Kematian (SMPK) adalah sertifikat

penyebab kematian yang digunakan Kloter, Rumah Sakit (RS) dan Balai

Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) untuk mencatat dan melaporkan

kejadian kematian dan penyebab kematian menurut International

Classification of Diseases-10 (ICD-10). Sertifikat Medis Penyebab

Kematian mencakup informasi identitas jenazah, keterangan khusus

untuk kematian di masjid, pondokan serta tempat lain dan penyebab

kematian berdasarkan ICD-10.

2. Tata Cara Pengisian Smpk

Petunjuk umum pengisian

1. Isilah formulir ini dengan ballpoint dan pastikan tulisan cukup jelas dan

terbaca.

2. Tuliskan jawaban di atas titik-titik dan gunakan huruf cetak/ huruf balok

agar mudah dibaca.

Contoh :

Nama Lengkap : AMIR HANDOKO BIN KROMO DIMEJO

Tempat/Tanggal Lahir : Blitar, Tanggal 17 Bulan 10 Tahun 1974

3. Lingkari kode (angka) di depan pilihan jawaban yang sesuai.

Contoh :

Jenis kelamin : 1. Laki-Laki 2. Perempuan

4. Isikan jawaban setiap pertanyaan dengan jelas dan lengkap.

1.

.

Page 79: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

79

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

5. Pengisian SMPK bagian I ( Identitas Jenazah) dapat dilakukan

oleh paramedis.

6. Pengisian SMPK bagian II harus dilakukan oleh dokter kecuali

pengisian kode menurut ICD-10 dilakukan oleh petugas kode

yang sudah dilatih.

Petunjuk rinci pengisian

No : Isikan nomor urut pencatatan kematian yang terjadi

selama musim haji.

Daker : Isikan daerah kerja dimana kasus kematian terjadi,

misalnya Daker Mekah

Nama Rumah Sakit/ BPHI

Isikan nama Rumah Sakit/ BPHI tempat almarhum/ah

meninggal.

I. Identitas Jenazah

1. Nama Lengkap

Isikan nama lengkap almarhum/ah sesuai dengan yang

tertera pada paspor atau buku kesehatan jemaah haji/

identitas lainnya.

2. Nomor Kloter

Isikan nomor kloter almarhum/ ah sesuai

Nomor Maktab : isikan nomor maktab sesuai dengan

nomor maktab dimana almarhum/ah tinggal.

Page 80: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

80

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

3. Jenis Kelamin

Lingkari kode 1 untuk laki-laki dan kode 2 untuk

perempuan

4. Tempat /Tanggal Lahir

Isikan tempat, tanggal, bulan, dan tahun almarhum/ah

dilahirkan. Bila tanggal lahir lupa, upayakan bulan dan tahun

terisi. Bila bulan dan tahun lupa, tanyakan kejadian-kejadian

penting yang mungkin terjadi sekitar waktu kelahiran

almarhum/ah sehingga tahun kelahiran bisa diperkirakan.

5. Alamat Tempat Tinggal

Isikan alamat lengkap tempat almarhum/ah biasa tinggal di

Indonesia.

6. No Pasport :

Isikan nomor pasport almarhum/ah

7. Tanggal berangkat : tulis tanggal dan bulan berangkat dari

tanah air.

8. Embarkasi : Tulis nama embarkasi dimana almarhum/ah

berasal, misalnya embarkasi Surabaya, Surakarta dan

sebagainya.

9. Tanggal Meninggal

Isikan tanggal, bulan, tahun meninggalnya almarhum/ah.

Page 81: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

81

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

10. Umur saat meninggal

Isikan umur almarhum/ah saat meninggal. Umur saat

meninggal dapat dihitung sebagai perbedaan antara tanggal

lahir sampai waktu meninggal.

11. Tempat Meninggal

Isikan tempat almarhum/ah meninggal. Tempat meninggal

dapat terjadi di fasilitas kesehatan, Masjid, atau lainnya

(misalnya di jalan, di kapal, di pasar, di hotel, dll).

II. Penyebab Kematian

Jika penyebab kematian karena cedera, SMPK diisi setelah

prosedur baku melalui pihak kepolisian selesai dilaksanakan.

1. Penyebab Kematian berdasarkan ICD-10

Penyebab kematian berdasarkan ICD-10 diisi pada pada

lembar kedua. Bagian ini akan dijelaskan lebih lanjut pada

Bab II mengenai aplikasi ICD-10 untuk penetapan diagnosis

penyebab kematian di SMPK.

Menurut ICD-10, format pencatatan penyebab kematian

umur 7 hari ke atas berbeda dengan format pencatatan

penyebab kematian umur 0-6 hari yaitu sebagai berikut:

a. Kematian umur 7 (Tujuh) hari ke atas

1) Penyebab langsung

b. Penyebab antara

Page 82: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

82

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

c. Penyebab antara

d. Penyakit dasar

2. Kondisi lain yang berkontribusi tapi tidak terkait

dengan 1a-d.

Selang waktu mulai terjadinya penyakit sampai meninggal

dihitung dari terjadinya penyakit penyebab kematian sampai

meninggal. Untuk penyakit/cedera yang sangat akut seperti MCI,

Stroke hemoragik, perdarahan hebat karena kecelakaan, maka

selang waktu sangat singkat sehingga yang terisi umumnya kolom

jam.

Pengkodean menurut ICD-10 akan diisi oleh petugas kode yang

sudah dilatih.

SMPK harus ditandatangani oleh dokter yang menegakkan

diagnosis sesuai dengan ICD-10.

Dokter yang mendiagnosis adalah dokter yang

bertanggungjawab untuk pengisian penyebab kematian

berdasarkan ICD-10.

Page 83: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

83

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

3. Penulisan diagnosis Penyebab Kematian Menurut aturan

ICD-10

a. ICD-10 (International Classification of Diseases)

International Classification of Diseases (ICD) adalah suatu

sistem pengelompokan penyakit berbasis multiaksial yang

dikembangkan oleh WHO. Tujuan dari ICD ini adalah untuk

standardisasi pengelompokkan dan pengkodean penyakit

dalam sistem pencatatan, analisis, dan pelaporan, sehingga

dapat dibandingkan baik antar waktu maupun antar tempat.

Dalam perkembangannya, klasifikasi penyakit yang tertuang

dalam ICD mengalami perubahan dari waktu ke waktu,

sehingga bertambah lengkap dan sempurna seiring dengan

makin canggihnya pemeriksaan penunjang diagnosis.

Klasifikasi penyakit terakhir yang digunakan adalah ICD-10

disusun menurut kode alfa numerik dan pengelompokkan

umum dimulai dari bab, blok, kategori tiga karakter dan kategori

empat karakter. Pengelompokkan penyakit berdasarkan Bab

dan kategori tiga karakter dapat dilihat pada matriks berikut :

Page 84: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

84

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

BAB

KELOMPOK

PENYAKIT

RENTANG

KATEGORI 3

KARAKTER

Bab I Penyakit infeksi dan parasit tertentu A00-B99

Bab II Neoplasma C00-D48

Bab III

Bab IV

Penyakit darah dan organ pembentuk

darah dan penyakit tertentu yang

melibatkan mekanisme kekebalan

Penyakit endokrin, gizi dan penyakit

metabolik

D50-D89

E00-E90

Bab V Gangguan mental dan perilaku F00-F99

Bab VI Penyakit sistem syaraf G00-G99

Bab VII Penyakit mata dan jaringan mata H00-H99

Bab VIII Penyakit telinga dan prosesus

mastoideus

H60-H95

Bab IX Penyakit sistem sirkulasi I00-I99

Bab X Penyakit sistem respirasi J00-J99

Bab XI Penyakit sistem pencernaan K00-K93

Bab XII Penyakit kulit dan jaringan subkutan L00-L99

Bab XIII Penyakit sistem muskuloskeletal dan

jaringan ikat

M00-M99

Bab XIV Penyakit sistem genitourinaria N00-N99

Bab XV Kehamilan, melahirkan dan nifas O00-O99

Bab XVI Kondisi tertentu yang berasal dari

periode perinatal

P00-P96

Page 85: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

85

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Bab XVII Malformasi, deformasi, abnormalitas

kromosom kongenital

Q00-Q99

Bab XVIII Gejala, tanda, temuan klinis dan

laboratorium abnormal, yang tidak

dapat diklasifikasikan

R00-R99

Bab XIX Cedera, keracunan dan akibat tertentu

lainnya dari penyebab luar

S00-T98

Bab XX Penyebab luar kesakitan dan kematian V01-Y98

Bab XXI Faktor yang mempengaruhi status

kesehatan dan kontak dengan

pelayanan kesehatan.

Z00-Z99

Bab XXII Kode untuk tujuan khusus (Codes for

special purpose)

U00-U99

Data penyebab kematian dari Sertifikat Medis Penyebab Kematian

merupakan salah satu sumber utama berbagai indikator kematian

menurut penyebab yang dapat dipakai untuk memberikan

gambaran status kesehatan di masyarakat. Pengisian SMPK

dapat diperoleh dari: (1) rekam medis Rumah Sakit/Puskesmas

untuk kematian yang terjadi di Rumah Sakit/Puskesmas, dan (2)

autopsi verbal untuk kematian yang terjadi di luar fasilitas

kesehatan. Selain itu cara penulisan penyebab kematian harus

mengikuti aturan yang ditetapkan dalam ICD-10.

Page 86: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

86

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

a. Penyebab Kematian

Penyebab kematian adalah semua penyakit, kondisi atau

penyebab cedera yang menyebabkan atau berperan terhadap

terjadinya kematian. Dalam definisi ini tidak termasuk gejala dan

cara kematian seperti henti jantung atau henti napas. Oleh

karena cara kematian henti jantung dan henti napas tidak

memberikan informasi yang baik dan tepat bagi pengelola program

kesehatan maka hal ini sebaiknya dihindarkan.

Menurut ICD-10, format pencatatan penyebab kematian umur 7

hari ke atas berbeda dengan format pencatatan penyebab

kematian umur 0-6 hari.

Untuk Kematian Umur 7 hari ke atas ICD-10 menganjurkan

urutan penulisan penyebab kematian sebagai berikut:

1. a. Penyebab Langsung adalah penyakit yang secara

langsung menyebabkan kematian.

b. Penyebab Antara adalah penyakit yang menyebabkan

atau mengakibatkan terjadinya penyakit yang disebutkan

pada 1a.

c. Penyebab Antara

d. Penyebab Dasar adalah penyakit yang merupakan awal

dimulainya perjalanan penyakit menuju kematian atau

keadaan kecelakaan/ kekerasan yang menyebabkan

cedera dan berakhir dengan kematian.

Page 87: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

87

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

2. Kondisi lain yang berkontribusi tapi tidak terkait dengan

urutan peristiwa penyakit penyebab kematian di atas.

Contoh 1:

Penyebab kematian langsung adalah ‘Emboli paru’, penyebab

antara adalah ‘Fraktur patologis’ dan ‘Kanker femur sekunder’,

sedang penyebab kematian dasar adalah ‘Kanker payudara’.

Contoh 2:

Penyebab kematian langsung adalah ‘Bronkopneumonia’,

penyebab kematian dasar adalah ‘Bronkitis kronis’, dan penyakit

yang berkontribusi tapi tidak terkait dengan urutan peristiwa

Bronkitis kronis-Bronkopneumonia adalah ‘Miokarditis kronis’.

Contoh 3:

Penyebab kematian langsung adalah epidural hematoma,

penyebab antara adalah fraktur tulang temporal, penyebab dasar

adalah pengendara sepeda motor tanpa helm tertabrak truk

sehingga kepala bagian kiri membentur trotoar

Page 88: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

88

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

b. Tata cara memilih penyebab kematian Memakai Konsep

“URUTAN LOGIK”

Contoh:

‘Gagal hati’ disebabkan karena ‘Obstruksi saluran empedu’ dan

obstruksi ini disebabkan karena ‘Carcinoma pankreas’. Dengan

kata lain, ‘Carcinoma pankreas’ menyebabkan ‘Obstruksi saluran

empedu’, yang lebih lanjut menyebabkan ‘Gagal hati’. Dengan

demikian ‘Carcinoma pankreas’ diambil sebagai penyebab dasar

karena ‘Carcinoma pankreas’ adalah awal dari rangkaian

perjalanan penyakit yang berakhir dengan kematian. ‘Carcinoma

pankreas’ ditempatkan pada penyebab dasar, ‘Obstruksi saluran

empedu’ ditempatkan pada penyebab antara, ‘Gagal hati’

ditempatkan pada penyebab langsung.

1 a. Gagal hati

b. Obstruksi saluran empedu

c. -

d. Carcinoma pankreas

Bila hanya terdapat satu diagnosis sebagai penyebab kematian

maka penyebab kematian ini dipilih sebagai penyebab dasar

dan dituliskan pada 1d.

Bila lebih dari satu diagnosis sebagai penyebab kematian maka

pemilihan penyebab kematian dilakukan menurut konsep

Page 89: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

89

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

urutan logik. Dalam hal ini penyebab dasar merupakan

penyebab utama yang menjadi dasar dimulainya perjalanan

penyakit yang berakhir dengan kematian.

Bila diagnosis kematian adalah cedera maka keadaan yang

menyebabkan cedera (Bab XX) dan sifat cedera (Bab XIX)

harus dituliskan. Dalam hal ini penyebab dasar kematian

adalah penyebab luar yang mengakibatkan cedera (Bab XX).

Contoh:

Pejalan kaki tertabrak truk ketika menyeberang jalan sehingga

mengalami patah di kedua tulang tungkai atas dan tulang

lengan bawah kanan. Korban meninggal di tempat kejadian.

Pengisian pada SMPK adalah sebagai berikut:

1 a. Syok traumatik (T79)

b. Fraktur Multiple (S72)

c. –

d. Menyeberang jalan tertabrak truk (V04)

Bila ditemukan 2 rangkaian penyakit penyebab kematian, maka

rangkaian penyakit dari keluhan utama sampai almarhum/ah

meninggal ditempatkan pada penyebab dasar, penyebab

antara dan penyebab langsung, sedangkan rangkaian penyakit

Page 90: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

90

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

lainnya ditempatkan pada kondisi lain yang berkontribusi tapi

tidak terkait dengan rangkaian penyebab dasar.

Contoh:

Pasien dengan riwayat Gagal jantung kongestif, dan Sirosis

hati. Sebelum meninggal almarhum muntah

darah/hematemesis. Pengisian pada SMPK adalah:

1 a. Varises esofagus (I85)

b. -

c. -

d. Sirosis hati (K74)

2. Gagal jantung kongestif (I50)

Catatan : Pengkodean alfa numerik dan penentuan final

penyebab dasar menurut ICD-10 dilakukan oleh

petugas kode yang sudah dilatih.

Contoh-contoh lain dapat dipelajari dari CD SMPK dan ICD-10

vol 2

Page 91: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

91

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

PEDOMAN PENCATATAN KEMATIAN JEMAH HAJI

INDONESIA

1. Format Autopsi Verbal

Format Autopsi Verbal adalah format yang digunakan untuk

mengumpulkan informasi tentang riwayat penyakit dan ada

tidaknya tanda dan/atau gejala penyakit penyebab kematian

almarhum/ah. Format ini diisi oleh pewawancara selama

wawancara AV berlangsung. Informasi yang diperoleh akan

digunakan oleh dokter untuk menentukan penyebab kematian.

Struktur Format AV

Secara umum, masing-masing format terdiri dari beberapa bagian

antara lain:

I. IDENTITAS ALMARHUM/AH

II. KETERANGAN PEWAWANCARA DAN RESPONDEN

III. KETERANGAN ALMARHUM/AH

IV. RIWAYAT PENYAKIT ALMARHUM/AH

V. GEJALA DAN TANDA PENYAKIT

VI. PENGGUNAAN TEMBAKAU, ALKOHOL dan NAPZA

VII. PENCARIAN PENGOBATAN

VIII. KETERANGAN PENDUKUNG

IX. RESUME DAN DIAGNOSIS DOKTER KLOTER.

X. RESUME DAN DIAGNOSIS DOKTER SPESIALIS.

Page 92: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

92

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

2. Pedoman pengisisan Format Autopsi Verbal

I. Identitas Almarhum/ah

Tuliskan nomor paspor, nomor kloter, Nomor Maktab,

Alamat di Indonesia, provinsi, embarkasi, tanggal masuk

embarkasi dan tanggal berangkat dari embarkasi dengan

cara menanyakan pada responden atau menyalin dari

BKJH almarhum/ah.

Tanggal wawancara : isikan dengan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Contoh jika responden diwawancarai pada tanggal 19 Juli

2010, maka tulis tanggal wawancara di kolom yang tersedia.

II. Keterangan Pewawancara dan Responden

1. Nama Pewawancara/perawat : ditulis lengkap.

2. Nama Responden ditulis lengkap, dan bila responden

lebih dari satu, tuliskan nama responden mulai dari

responden utama (responden yang paling banyak

mengetahui riwayat penyakit almarhum/ah).

3. Hubungan responden dengan almarhum/ah

Pilihan ini menjelaskan hubungan antara responden utama

(bila responden lebih dari satu) dengan almarhum/ah.

Lingkari jawaban yang diberikan responden di antara

Page 93: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

93

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

kategori yang tersedia kemudian tuliskan pilihan jawaban

pada kotak yang tersedia.

1. keluarga 2. Teman sekamar 3. Teman satu kloter

4. Lainnya

Yang termasuk keluarga : yang ada hubungan keluarga

(contoh : suami, istri, anak, orangtua)

Teman sekamar: yang dimaksud adalah teman sekamar dan

satu kloter dengan almarhum/ah dan bukan keluarga

almarhum/ah.

Teman satu kloter : yang dimaksud adalah teman dalam satu

kloter dengan almarhum/ah tapi tidak sekamar

Lainnya : yang termasuk lainnya adalah informasi didapatkan

dari bukan keluarga, bukan teman sekloter/sekamar.

4. Apakah responden (utama) tinggal dengan almarhum/ah

Bagian ini memberikan rincian apakah responden (utama)

tinggal bersama dengan almarhum/ah pada saat sebelum

meninggal. Jika responden tinggal bersama almarhum/ah

selama dia sakit atau sebelum meninggal, maka jawabannya

adalah 1-ya.

Jika responden tidak tinggal bersama almarhum/ah,

jawabannya 2-tidak. Masukkan kode pilihan jawaban pada

kotak yang tersedia.

Page 94: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

94

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

III. Keterangan Almarhum/Almarhumah

1. Nama almarhum/Almarhumah

Tulis nama lengkap almarhum/ah dalam kolom yang tersedia

sesuai dengan BKJH.

2. Jenis Kelamin

Lingkari pilihan responden dan tuliskan pada kotak yang

tersedia :

1. = laki-laki

2. = perempuan

3. Tanggal lahir, Umur : diperoleh dari BKJHI hal.13 atau dari

responden.

Misalnya jika tanggal lahir almarhum/ah adalah 10 Januari

1980. Tulis:

/ /

Jika tidak tahu tanggal lahir tetapi tahu umur, tulis umur

almarhum/ah dalam tahun, isikan pada kotak yang tersedia.

Tanggal Meninggal

Isilah tanggal, bulan dan tahun meninggal di kolom yang

disediakan. Jika responden mengatakan bahwa almarhum/ah

meninggal tanggal 13 November 2010, tulis tanggal di kolom

yang tersedia seperti di bawah ini:

/ /

1 0 0 1 8 0

1 3 1 1 1 0

Page 95: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

95

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Umur Saat Meninggal

Tanyakan kepada responden tanggal, bulan dan tahun

almarhum/ah saat meninggal dan isikan dalam kotak yang

tersedia.

4. Status Perkawinan:

Tanyakan pada responden status kawin almarhum/ah pada saat

meninggal atau disalin dari BKJH.

5. Pekerjaan : disalin dari buku kesehatan haji.

Tanyakan pada responden jenis pekerjaan utama (indikasi

pendapatan) dari almarhum/ah dalam 1 tahun terakhir sebelum

meninggal.

6. Tempat meninggal

Penting diketahui di mana almarhum/ah meninggal. Pilih salah

satu tempat yang terdapat pada format. Lainnya diisi jika

kematian terjadi bukan di no 1 sampai 10. Sebutkan jika

pilihannya no 11.

Sebelum menanyakan pertanyaan-pertanyaan, anda harus

memberi penjelasan singkat seperti yang tertera di bawah ini:

”Maaf, saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan yang

berkaitan penyakit yang dialami oleh almarhum/ah selama sakit

menjelang meninggal. Jawaban Saudara akan membantu kami

untuk mendapatkan gambaran penyebab kematian

almarhum/ah.”

Page 96: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

96

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

IV. Riwayat Penyakit Almarhum/ah

1. Menurut saudara apa penyebab kematian almarhum/ah.

Tanyakan kepada responden penyebab kematian menurut

pendapat responden. Tuliskan semua jawaban responden (jika

responden menjawab dengan bahasa daerah, pewawancara

harus menterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia tanpa

merubah arti sebenarnya), pewawancara tidak boleh

menginterpretasikan jawaban responden. Hal ini penting untuk

memastikan bahwa penyebab kematian seperti yang tertulis

dalam bagian ini adalah benar-benar menurut pendapat

responden. Jika responden menyatakan bahwa tidak ada

sesuatu yang terjadi, misalnya kematian yang mendadak, catat

jawaban responden apa adanya.

2. Bagaimana riwayat perjalanan penyakit almarhum/ah sebelum

meninggal?

Tuliskan riwayat perjalanan penyakit almarhum/ah menjelang

kematian seperti yang diceritakan oleh responden. Ini

merupakan “cerita” tentang penyebab kematian. Riwayat

tersebut mungkin merupakan urutan gejala-gejala penyakit dan

kesehatan almarhum/ah pada umumnya sebelum meninggal,

mungkin saja yang menyebabkan meninggalnya almarhum/ah.

Istilah penyakit daerah asal yang umum harus ditulis

sebagaimana diucapkan misalnya ”bengek” ditulis bengek dan

Page 97: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

97

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

sebagainya. Lakukan ”probing” untuk mendapatkan informasi

selengkap lengkapnya tentang riwayat perjalanan penyakit

almarhum/ah sampai meninggal.

3. Penyakit apa saja yang pernah dialami almarhum/ah yang

pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan dan berapa lama

menderita?

Pertanyaan mengenai penyakit menahun yang diderita

almarhum/ah ditanyakan pada bagian ini. Ini adalah kondisi

yang telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan dan ditanyakan

untuk mendapatkan pengertian yang lebih baik mengenai

kontribusi penyakit-penyakit tersebut pada kesehatan individu

sebelum meninggal.

Tanyakan pada responden apakah almarhum/ah menderita

penyakit . Jika responden menjawab ”ya” pada penyakit di atas,

tanyakan lamanya almarhum/ah menderita penyakit tersebut

dalam bulan, yang dihitung mulai saat didiagnosa sampai saat

meninggal.

Jika almarhum/ah pernah didiagnosis menderita penyakit TB,

tetapi saat meninggal sudah dinyatakan sembuh maka tidak

dicatat sebagai penderita Penyakit TB. Jika tidak diketahui

sembuh atau tidak, tetap dituliskan mempunyai riwayat penyakit

TB.

Informasi dapat diperoleh dari responden atau dari BKJH.

Page 98: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

98

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Contoh:

Almarhum/ah didiagnosis dengan penyakit jantung dan telah

didiagnosis 6 bulan sebelum kematian tuliskan angka 6 pada

tempat yang tersedia. Jika responden menjawab telah

didiagnosis 6 tahun sebelum meninggal tuliskan 72 (6 th x 12

bulan = 72 bulan) pada tempat yang tersedia.

V. Gejala Dan Tanda

Bagian ini memuat serangkaian pertanyaan sehubungan dengan

gejala dan tanda yang mungkin dialami oleh almarhum/ah

sebelum meninggal termasuk lamanya gejala dan tanda tersebut.

P1. Apakah almarhum/ah menderita demam/panas tinggi

menjelang meninggal? Demam adalah meningginya suhu

tubuh lebih dari 37,5˚C. Lingkari jawaban yang diberikan

responden dan isikan kode jawaban pada kotak yang tersedia.

1-ya 2-tidakP3 9-tidak tahuP3

Bila jawaban ”ya” catat berapa bulan atau berapa hari

almarhum/ah demam pada tempat yang tersedia.

.............bulan/ ………. hari

P2 Apakah demamnya? Dikatakan demam terus menerus

bila jamaah mengalami demam terus-menerus sepanjang hari,

dikatakan demam turun naik bila jamaah mengalami demam

secara periodik, baik dalam jam atau hari. Demam berulang

Page 99: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

99

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

disertai keringat malam biasanya disebabkan oleh penyakit TB.

Demam juga bisa disertai dengan menggigil. Jika demam terus-

menerus dan menggigil maka tulis demam disertai menggigil

kode 3.

P3. Apakah almarhum/ah nafasnya sesak pada saat

melakukan pekerjaan ringan? Contoh pekerjaan ringan di

rumah misalnya mencuci piring, berkebun ringan atau mengelap

jendela, menyapu rumah/halaman.

Bila jawaban ”ya” catat berapa bulan dan berapa hari pada

tempat yang tersedia.

.............bulan/………. Hari

P4. Apakah almarhum/ah mengalami sesak nafas ketika

tidur sehingga badan harus diganjal menggunakan beberapa

bantal? Sesak nafas ketika tidur terlentang dikaitkan dengan

penyakit jantung atau paru-paru. Lingkari jawaban yang diberikan

responden dan isikan kode jawaban pada kotak yang tersedia.

Bila jawaban ”ya” catat berapa bulan atau berapa hari pada tempat

yang tersedia.

.............bulan/………. Hari.

P5. Apakah almarhum/ah mengeluh jantungnya berdebar-

debar? Kebanyakan orang tidak menyadari akan kondisi jantung

mereka. Bila denyut jantung dapat terasa artinya jantung berdenyut

Page 100: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

100

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

dengan cepat, tidak teratur sehingga jantung bisa dirasakan

”berdebar-debar”.

Bila jawaban ”ya” catat berapa bulan atau berapa hari pada tempat

yang tersedia.

.............bulan/………. Hari

P6. Apakah almarhum/ah nafasnya berbunyi ketika

mengeluarkan nafas? Nafas berbunyi adalah tanda adanya

sumbatan di saluran pernafasan bawah (bronkus). Gejala ini

adalah salah satu gejala penyakit asma.

Bila jawaban ”ya” catat berapa bulan atau berapa hari pada tempat

yang tersedia.

.............bulan/………. hari

P7. Apakah almarhum/ah menderita batuk lebih dari 2

minggu? Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk mengetahui

kelainan di paru-paru yang bersifat kronik berhubungan dengan

lamanya batuk. Lingkari jawaban yang diberikan responden dan

isikan kode jawaban pada kotak yang tersedia.

1-ya 2-tidakP9 9-tidak tahuP9

Bila jawaban ”ya” catat lama batuknya berapa bulan atau berapa

hari pada tempat yang tersedia. .............bulan. Bila jawaban tidak

atau tidak tahu maka loncat ke pertanyan no 10.

Page 101: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

101

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

P8. Jika jawaban P7 adalah ya, tanyakan jenis batuknya,

apakah batuk kering, berdahak, berdahak bercampur darah

atau tidak. Lingkari jawaban yang diberikan responden dan isikan

kode jawaban pada kotak yang tersedia.

P9. Apakah pernah dilakukan pemeriksaan dahak oleh tenaga

kesehatan? Pada penderita yang dicurigai menderita penyakit TB

paru maka akan dilakukan pemeriksaan dahak sebanyak 3 kali

yaitu sewaktu, pagi dan sewaktu untuk diperiksa Basil Tahan

Asam. Bila pemeriksaan dahak tidak dilakukan sebanyak 3 kali

maka dianggap tidak atau tidak tahu. Jika tidak atau tidak tahu

maka loncat ke pertanyaan 11 (P11).

P10. Jika ya bagaimana hasilnya? Tuliskan bagaimana hasilnya

jika diketahui. Jika tidak diketahui tuliskan tidak diketahui.

P11. Apakah pernah dilakukan pemeriksaan foto Rontgen

Paru? Pemeriksaan foto Rontgen Paru bertujuan untuk

mengetahui kelainan yang ada di paru-paru seperti TB Paru, Ca

Paru, pembesaran jantung dll.

1-ya 2-tidakP13 9-tidak tahuP13

Bila jawaban tidak, tidak tahu lanjut ke P13.

Page 102: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

102

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

P12. Jika “ Ya” bagaimana hasilnya? Dapat diperoleh dari

BKJH atau dari responden. Jika jawaban responden positif,

tanyakan hasil positif tersebut untuk penyakit apa dan tuliskan

jawaban tersebut pada tempat yang tersedia.

P13. Apakah almarhum/ah sebelum meninggal dianjurkan

oleh tenaga kesehatan untuk minum obat minimal 6 bulan.

Pemberian obat anti TB (OAT) diberikan minimal 6 bulan.

P14. Apakah almarhum/ah menjelang meninggal minum

obat yang menyebabkan warna kencingnya menjadi merah.

Salah satu obat TB yaitu Rifampisin dapat menyebabkan air seni

berwarna merah.

P15. Apakah almarhum/ah menjelang meninggal pernah

dinyatakan oleh tenaga kesehatan menderita penyakit TB?

Maksudnya adalah almarhum pernah didiagnosa menderita

penyakit TB oleh tenaga kesehatan. Informasi bisa dicek pada

BKJH.

P16. Apakah almarhum/ah mengeluh nyeri hebat di dada

kiri? Nyeri di dada kiri dapat disebabkan oleh penyakit jantung dan

Page 103: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

103

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

penyakit paru-paru. Lingkari jawaban yang diberikan responden

dan isikan kode jawaban pada kotak yang tersedia.

1-ya 2-tidakP18 9-tidak tahuP18

Bila jawaban ”ya” catat berapa bulan atau berapa hari pada tempat

yang tersedia.

.............hari/………. Jam.

Jika jawaban tidak atau tidak tahu lanjut ke P18.

P17. Jika jawaban P16 ”ya”. Tanyakan pada responden

Bagaimana timbulnya rasa nyeri? Apakah nyerinya mendadak atau

bertahap. Nyeri dada hebat dan mendadak merupakan gejala

penyakit Myocardium Infark.

P18. Apakah almarhum/ah menderita diare? Diare/ mencret

adalah berak cair berulang (lebih dari 3 kali sehari) dengan atau

tanpa darah. Anggota masyarakat mungkin menggunakan istilah

lain, oleh karena itu anda dapat menggunakan istilah setempat

untuk menjelaskannya.

1-ya 2-tidakP22 9-tidak tahuP22

Bila jawaban ”ya” catat berapa bulan atau berapa hari pada tempat

yang tersedia.

Page 104: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

104

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

P19. Jika jawaban P18 ya, berapa kali per hari dan catat pada

tempat yang tersedia.

……………. kali per hari.

P20. Apakah faecesnya bercampur dengan darah?

Maksudnya adalah pada feses terdapat darah.

P21. Apakah almarhum/ah mengalami dehidrasi berat? Tada –

tanda dehidrasi berat: mata cekung, mulut dan lidah kering dan

rasa haus, kencing sedikit atau tidak sama sekali, gelisah atau

mengantuk, sehingga penderita bisa tidak sadarkan diri.

P22. Apakah almarhum/ah kehilangan nafsu makan? Tidak

selera makan dapat berupa kurang nafsu atau hilang nafsu

makan. Kehilangan nafsu makan bisa terjadi karena adanya

penyakit infeksi maupun non-infeksi.

P23. Apakah almarhum/ah mengeluh sakit waktu menelan?

Yang dimaksud rasa sakit menelan pada pertanyaan ini adalah

rasa sakit seperti terbakar, diremas pada waktu menelan (terasa di

leher sampai di belakang tulang dada) yang biasanya ditemukan

pada penyakit abses peritonsil dan penyakit kanker di daerah mulut

dan tenggorokan.

Page 105: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

105

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

P24. Apakah almarhum/ah mengeluh kesulitan menelan?

Kesulitan menelan adalah adanya rasa tersumbat di tenggorokan

atau perut bagian atas. Dapat ditemukan pada penyakit tumor,

kelumpuhan saraf (stroke), kelainan pada oesophagus.

P25. Apakah suara almarhum/ah terdengar sengau? Yang

dimaksud adalah suara tidak seperti normal biasanya. Suara

Sengau atau bindeng yang dimaksud disini terjadi dalam jangka

waktu yang lama, bukan pada saat akut seperti pada penyakit

influenza. Suara sengau biasanya ditemukan pada penyakit kanker

nasopharing.

P26. Apakah almarhum/ah mengeluh telinga terasa

penuh/berdengung? Gejala ini bisa ditemukan karena adanya

gejala-gejala ditelinga ataupun di nasofaring seperti otitis media, ca

nasofaring dll.

P27. Apakah almarhum/ah mengeluh sakit kepala? Yang

dimaksud dengan sakit kepala di sini adalah sakit kepala yang

tidak sembuh-sembuh dan berlangsung sampai almarhum/ah

meninggal. Sakit kepala bisa disebabkan oleh adanya kelainan di

otak dan jaringan sekitarnya serta kelainan sistemik.

Page 106: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

106

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

P28. Apakah ada darah di air seni almarhum/ah? Buang air

kecil (BAK) bercampur darah menunjukkan adanya kelainan dalam

ginjal atau infeksi pada saluran kencing.

P29. Apakah almarhum/ah mengalami nyeri pada waktu

buang air kecil? Rasa sakit waktu BAK dapat merupakan gejala

adanya infeksi pada saluran kencing mulai dari kandung kemih

sampai uretra.

P30. Apakah ada gangguan kencing? Yang dimaksud dengan

gangguan kencing di sini adalah sulit kencing, kencing menetes,

tidak dapat kencing, kencing tidak terkontrol (beser).

P31. Jika jawaban P30 ya, tanyakan dan tuliskan gangguan

tersebut pada tempat yang tersedia.

P32. Berapa kali almarhum/ah kencing di malam hari? Sering

kencing terutama di malam hari dikaitkan dengan penyakit diabetes

mellitus (DM). Tuliskan jawaban responden pada tempat yang

tersedia : ...........................kali

Page 107: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

107

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

P33. Apakah almarhum/ah mengeluh kesemutan di

kaki/tangan? Kesemutan adalah rasa seperti ditusuk-tusuk yang

tidak nyaman atau rasa baal/tebal biasanya di tangan dan atau

kaki. Gejala ini merupakan salah satu tanda penyakit diabetes

melitus.

P34. Apakah almarhum/ah menderita luka yang sulit sembuh?

yang dimaksud disini adalah jika orang tersebut menderita luka,

penyembuhannya lama/lebih dari 1 minggu atau bahkan tidak

sembuh. Orang yang menderita kencing manis bila mengalami

luka akan sulit sembuh, bahkan bisa mengakibatkan gangren.

P35. Apakah ujung-ujung jari-jari tangan terlihat membesar

dan tampak kebiruan? Pada penderita Penyakit Paru Obstruksi

Kronik (PPOK) biasanya ditandai dengan pembesaran pada ujung-

ujung jari tangan dan tampak kebiruan (clubbing finger).

P36. Apakah almarhum/ah mengeluh nyeri perut? Nyeri perut

bisa disebabkan karena adanya gangguan pada saluran

pencernaan misalnya pada diare atau adanya gangguan di fungsi

organ di rongga perut seperti appendicitis/usus buntu, ulkus gaster

dan duodenum, abses hati, batu saluran empedu, kanker dan

Page 108: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

108

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

peradangan lainnya. Bila jawaban tidak atau tidak tahu langsung

ke P41.

P37. Jika jawaban P36 ya, tanyakan pada responden nyerinya

pada perut bagian mana? Lingkari jawaban yang diberikan

responden dan isikan kode jawaban pada kotak yang tersedia.

P38. Apakah ada benjolan (tumor) di perut? Maksudnya

adalah di dalam perutnya terdapat benjolan. Adanya benjolan di

perut bisa karena tumor, misalnya tumor hati atau abses hati.

Dapat juga terjadi pembesaran organ-organ dalam rongga perut,

misalnya pembesaran hati, limpa. Jika jawaban tidak atau tidak

tahu langsung ke P43.

P39. Jika jawaban P38 ya, Tanyakan pada responden di bagian

perut sebelah mana benjolan tersebut.

P40. Apakah perut almarhum/ah membesar karena cairan?

Yang dimaksud perut membesar karena cairan pada pertanyaan

ini adalah adanya cairan yang berlebih dalam rongga perut (asites).

Dapat diketahui dari lingkar perut yang bertambah.

Page 109: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

109

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

P41. Apakah almarhum/ah mengalami muntah? Muntah

adalah keluarnya sisa makanan dari saluran pencernaan melalui

rongga mulut.

P42. Jika jawaban P41 ya, tanyakan pada responden apakah

muntahnya bercampur darah? Maksudnya adalah ketika muntah,

muntahannya disertai darah. Bisa juga terjadi muntahannya berupa

darah. Hal ini dapat terjadi pada gastritis yang hebat atau pada

penyakit demam berdarah yang sudah parah. Atau pada iritasi

karena pengobatan.

P43. Apakah almarhum/ah Buang Air Besar (BAB) darah

segar? Yang dimaksud adalah BAB disertai dengan darah segar

disebabkan karena adanya keganasan pada saluran cerna bagian

bawah.

P44. Apakah almarhum/ah BAB darah kehitaman? BAB

darah kehitaman disebabkan karena adanya keganasan pada

saluran cerna bagian atas.

P45. Apakah almarhum/ah mengalami penurunan

kesadaran? Tingkat kesadaran mulai dari compos mentis

(kesadaran baik), somnolen (mengantuk), delirium (mengigau), pre

Page 110: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

110

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

coma dan coma (tidak sadar). Terjadinya penurunan kesadaran

disini adalah menjelang wafatnya almarhum/ah, bukan terjadi pada

saat yang lampau. Penurunan kesadaran dapat terjadi pada

penyakit stroke, infeksi di selaput otak/otak atau gangguan koma

pada penyakit diabetes mellitus.

P46. Apakah ada bagian tubuh almarhum/ah yang lumpuh?

Kelumpuhan adalah hilangnya rasa dan gerakan pada satu/lebih

bagian tubuh. Kelumpuhan dapat disebabkan oleh penyakit

tertentu seperti tekanan darah tinggi/stroke dan tumor di otak (di

pusat motorik). Jika jawaban tidak atau tidak tahu langsung ke P51.

P47. Jika jawaban P46 ya, tanyakan pada responden bagian

tubuh mana yang lumpuh? Sebutkan bagian yang lumpuh

misalnya kaki kanan, tangan kanan atau tangan kanan dan kaki

kanan, dsb.

P48. Apakah seluruh tubuhnya kaku

P49. Apakah almarhum/ah sulit membuka mulut (trismus)?

Trismus adalah kesulitan membuka mulut karena otot-otot rahang

Page 111: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

111

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

dan muka mengalami kejang (spasme). Gejala ini ditemukan pada

Tetanus. Gejala ini ditulis jika terjadi menjelang almarhum/ah wafat.

P50. Apakah almarhum/ah mengalami kaku kuduk? Yang

dimaksud dengan kaku kuduk adalah kekakuan didaerah leher,

leher tidak dapat digerakkan ataupun ditekuk. Kaku kuduk tidak

sama dengan nyeri/pegal di leher. Kaku kuduk merupakan gejala

infeksi pada selaput otak (meningen) seperti meningitis atau bisa

ditemukan juga pada tetanus. Gejala ini ditulis jika terjadi

menjelang almarhum/ah wafat.

P51. Apakah otot perut almarhum/ah kaku seperti papan?

Otot perut yang kaku seperti papan disebabkan karena otot daerah

perut mengalami kejang (spasme). Gejala ini ditemukan pada

tetanus atau bisa juga terjadi pada infeksi berat pada saluran

cerna. Gejala ini ditulis jika terjadi menjelang almarhum/ah wafat

P52. Apakah almarhum/ah menderita kejang? Kejang adalah

otot anggota badan menjadi kaku, kadang-kadang mata akan

berputar. Kejang terjadi karena adanya proses gangguan di otak

seperti tumor, infeksi. Panas tinggi, terutama bila naik secara cepat

dapat menimbulkan reaksi kejang. Pada penyakit epilepsy kejang

Page 112: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

112

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

dapat terjadi berulang-ulang tanpa disertai demam. Gejala ini ditulis

jika terjadi menjelang almarhum/ah wafat.

P53. Apakah pergelangan kakinya bengkak? Tunjukkan pada

responden bagian pergelangan kaki yaitu daerah persendian

diatas telapak kaki. Bengkak bisa di satu pergelangan atau kedua

pergelangan kaki.

P54. Apakah almarhum/ah menderita bengkak di persendian

lain? Maksudnya adalah selain di persendian kaki juga terjadi

pembengkakan di sendi-sendi lain, misalnya jari-jari tangan/kaki,

dsb.

P55. Apakah berat badan almarhum/ah turun drastis?

Maksud dari pertanyaan ini adalah jika menjelang wafat almarhum

mengalami penurunan berat badan yang drastis dalam waktu yang

cepat. Biasanya terjadi pada penyakit HIV atau pada penyakit

keganasan/kanker.

P56. Apakah mulutnya sariawan yang meluas di seluruh

mukosa mulut? Sariawan yang terjadi adalah banyak, tidak hanya

satu.

Page 113: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

113

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

P57. Apakah almarhum/ah tampak pucat? Maksudnya adalah

warna kulit /wajah almarhum terlihat pucat tidak seperti normalnya.

P58. Apakah almarhum/ah menderita penyakit kulit?.

Maksudnya adalah apabila menjelang wafat pada kulit almarhum

terjadi kelainan- kelainan, misalnya merah-merah, melepuh atau

bergelembung-gelembung, dsb.

P59. Bila jawaban P58 adalah ”ya”, tuliskan jenis kelainan

kulitnya...............................

P60. Apakah muka almarhum/ah bengkak? Yang dimaksud

adalah jika wajah almarhum/ah menjelang wafat terlihat bengkak/

agak gembung dari normalnya. Biasanya terlihat pada pipinya

yang lebih gembung dari biasanya.

P61. Apakah bagian putih mata almarhum/ah berubah

menjadi kuning? Bagian putih mata menjadi kuning adalah salah

satu gejala penyakit kuning. Penyakit kuning disebabkan oleh

infeksi pada hati (hepatitis) atau tumor pada hati.

Page 114: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

114

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

P62. Apakah pernah cedera akibat kecelakaan lalu lintas?

Maksudnya adalah jika almarhum/ah wafat karena disebabkan

kecelakaan lalu lintas. Jika tidak atau tidak tahu langsung ke P64.

P63. Pertanyaan ini ditanyakan jika jawaban P62 adalah

”ya”. Tanyakan pada responden bagian tubuh mana yang cedera.

Misalnya kaki patah, gegar otak dsb.

Tanyakan proses kejadian kecelakaannya misal: berjalan kaki

tertabrak bus di jalan raya

P64. Apakah pernah cedera akibat lainnya? cedera disini

adalah cedera pada setiap etape perjalanan haji termasuk

terhimpit-himpit pada waktu tawaf, sa’i. Cedera juga dapat

disebabkan terpeleset di kamar mandi, jatuh dari tangga, dll. Jika

jawaban tidak atau tidak tahu langsung ke

P65. Pertanyaan ini ditanyakan jika jawaban P64 adalah

”ya”. Tanyakan pada responden bagian tubuh mana yang

cedera? Tuliskan jawaban responden pada tempat yang tersedia.

Tanyakan proses kejadian kecelakaannya misal: terinjak-injak saat

melontar jumroh.

Page 115: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

115

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

P66. Apakah dilukai secara sengaja oleh orang lain?

Maksudnya adalah menjelang almarhum/ah wafat sebelumnya

telah dicederai orang lain. Misalnya ditusuk orang lain.

P67. Apakah almarhum/ah mengalami keracunan? Yang

dimaksud keracunan pada pertanyaan ini adalah keracunan yang

tidak disengaja (contoh keracunan makanan, obat-obatan,

termasuk alkohol). Jika jawaban tidak/tidak tahu langsung ke P69.

P68. Ini adalah pertanyaan saringan ditanyakan apabila jawaban

P67 adalah “ya”. Tanyakan pada responden penyebab

keracunannya dan tuliskan dalam tempat yang tersedia.

P69. Apakah almarhum/ah bunuh diri? Yang dimaksud

pertanyaan disini adalah jika almarhum/ah melakukan tindakan

bunuh diri. Misalnya menggantung diri, minum racun serangga,

dsb. Bila jawaban “ya”. Maka dituliskan dalam riwayat penyakit

almarhum/ah di blok IV, bagian 2.

VI. Penggunaan Tembakau, Alkohol dan NAPZA

Jika almarhum/ah pernah merokok atau mengkonsumsi alkohol

atau Napza, isikan sesuai keterangan dari responden. Jika

Page 116: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

116

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

responden keberatan menjawab abaikan pertanyaan pada

bagian ini.

VII. Pencarian Pengobatan

1. Apakah almarhum/ah pernah mendapatkan pengobatan

selama sakit?

Maksudnya adalah menjelang wafat almarhum/ah pernah

dirawat atau berobat karena sakitnya itu.

2. Jika jawaban 1 adalah ”ya”, tanyakan pada responden

dimana saja dan kapan? Jawaban dapat lebih dari satu, dan

tuliskan semua jawaban responden pada tempat yang

tersedia.

3. Jika Petugas kesehatan mengatakan penyakit lainnya, maka

tuliskan penyakit tersebut pada pertanyaan no 4

Page 117: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

117

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

VIII. Keterangan Pendukung

Dalam bagian ini, pewawancara harus mencatat resume

dari setiap sumber tertulis yang diperoleh dari responden.

Informasi ini akan membantu proses untuk menentukan

kemungkinan penyebab kematian. Ada berbagai jenis

bukti yang mendukung yaitu : Surat Keterangan Keluar dari

Rumah Sakit/kartu Kontrol, Visum et Repertum, Catatan

Medik pasien rawat jalan dan rawat inap termasuk resep,

dan hasil laboratorium/citologi foto rontgen. Semuanya

harus dicatat dalam format AV.

Selama wawancara AV, tanyakan pada responden, apakah

pernah melihat dokumen pendukung dan ringkaslah semua

keterangan dalam semua dokumen pendukung ini ke

dalam format AV.

Selain bukti dari dokumen rumah sakit, keluarga dari

almarhum/ah yang meninggal mungkin diberitahu

mengenai penyebab kematian oleh tenaga kesehatan.

Informasi ini penting dan merupakan pertanyaan

berikutnya. Pewawancara harus bertanya apakah

responden diberitahu tentang penyebab kematian pada

alamarhum/ah oleh petugas layanan kesehatan. Lingkari

jawaban yang benar dan tuliskan kode jawaban pada kotak

yang tersedia.

Page 118: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

118

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Contoh:

Bila pewawancara melihat surat kematian dari rumah sakit

yang menyebutkan bahwa penyebab kematiannya adalah

SIROSIS HEPATIS salinlah dengan cermat penyebab

kematian tersebut setelah kata diagnosis, seperti di bawah ini:

Surat Keterangan dari Sarana Kesehatan BPHI/Rumah Sakit

Diagnosis selama dirawat : .............................................................

Surat kematian dari RS

Penyebab Kematian : SIROSIS HEPATIS

Visum et Repertum

Penyebab Kematian : ............................................................................

Catatan Medik

Diagnosis selama dirawat : ....................................................................

Hasil Laboratorium/sitologi selama dirawat/rontgen

Apakah petugas kesehatan mengatakan penyebab kematiannya?

1-ya 2-tidak 9-tidak tahu

Jika ya, apa yang dikatakannya?

...................................................................................................................

Page 119: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

119

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Wawancara berakhir sampai di sini. Setelah memastikan

pengisian format telah lengkap, pewawancara harus membuat

catatan riwayat penyakit almarhum/ah secara kronologis

(waktu). Kemudian mengembalikan format yang telah diisi

kepada dokter untuk mengisi resume dan menegakkan

diagnosis.

IX. Resume dan Diagnosis

Resume Autopsi Verbal

Setelah dokter penegak diagnosis melakukan pemeriksaan

format AV, dokter harus menuliskan resume AV pada kolom

yang tersedia. Resume mencakup semua informasi yang

diperoleh mengenai keadaan kesehatan almarhum/ah

sebelum meninggal, mulai dari identitas sampai keterangan

pendukung.

Penyebab kematian menurut dokter penegak diagnosis

Ini merupakan bagian terakhir dari format AV di mana dokter

penegak diagnosis mengisi bagian penyebab kematian menurut

aturan ICD-10, berdasarkan resume dan diskusi dengan

pewawancara AV.

Page 120: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

120

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Penyebab langsung, antara dan dasar dan penyebab lain yang

berhubungan dituliskan dalam tempat yang tersedia, berserta

dengan periode waktu mulainya penyakit hingga almarhum/ah

meninggal.

Page 121: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

121

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Penyebab kematian menurut dokter:

Selang waktu mulai terjadinya Penyakit sampai meninggal

Tahun Bulan Hari Tanggal

Penyebab Kematian

1. a. Penyebab Langsung : .............. ...... ...... ..... .......

b. Penyebab Antara : .............. ...... ...... ...... ......

c. Penyebab Antara : .............. ....... ..... ...... ......

d. Penyebab Dasar : .............. ....... ...... ...... .....

2. Penyakit/kondisi lain yang berkontribusi namun tidak

berhubungan dengan 1a-d : ................ ....... ...... ...... .......

Page 122: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

122

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

POKOK BAHASAN PENCATATAN DAN PELAPORAN

ELEKTRONIK

Sebagai bentuk pengembangan system pencatatan dan

pelaporan khususnya pelayanan kesehatan, kebutuhan dan

persediaan obat dan alkes kloter, untruk memudahkan petugas

sudah dikembangkan dengan pendekatan teknologi berbasis

website, ini juga sudah mulai diterapkan di tanah air pada saat

pemeriksaan kesehatan Jemaah haji.

Aplikasi yang dikembangkan disesuaikan dengan

kebutuhan data yang tentunya bila dianalisis akan bermaksa, dan

data bersifat real time.

Untuk petugas kloter aplikasi sudah di sediakan dalam

smartphone yang akan menjadi perangkat kerja petugas kloter

semala operasional pelayanan haji,

Siskohatkes adalah aplikasi untuk pengelolaan kesehatan

Jemaah haji secara professional dan terpusat, yang berbasiskan

web.

Karena aplikasi Siskohatkes merupakan aplikasi yang

berbasiskan web, maka untuk mengakses aplikasi ini hanya

diperlukan Browser / Pengaya. Untuk mengakses sistem ini harus

Page 123: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

123

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

menggunakan username dan password yang akan dikelola oleh

seorang administrator.

Mengakses dan Menggunakan Sistem

Untuk mengakses sistem siskohatkes, ini diperlukan username

dan password yang diberikan oleh System Administrator. Berikut

akan dibahas cara pengaksesan sistem secara detail

Sebelum menjalankan aplikasi SISKOHAT MOBILE ada

beberapa yang harus diperhatikan, diantaranya :

SISKOHATKES MOBILE

Aplikasi berbasiskan Android yang merupakan sub-system dari

Siskohatkes Induk, yang dirancang khusus untuk petugas kloter

yang berada di lapangan untuk mengirimkan data / laporan-

laporan yang terjadi di kloter.

Dengan demikian data dari para petugas kloter dapat digunakan

untuk analisa dan penunjang pengambilan keputusan oleh pihak-

pihak terkait.

Page 124: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

124

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

PERSIAPAN / KEBUTUHAN SYSTEM/ SMARTPHONE

Sebelum menggunakan aplikasi Siskohatkes Mobile Anda

harus memiliki perlengkapan berikut ini

Tablet / HP Android dengan minimum spesifikasi berikut ini :

Processor 1.2 GHZ

Android 2.2 atau keatas

RAM 2 GB

Storage 2 GB (Minimum)

HSDPA & GPS

Layar 480x800

CATATAN:

Android mempunyai banyak varian, sehingga aplikasi

Siskohatkes Mobile di beberapa HP / Tablet tidak dapat berjalan

sempurna.

Username dan Password, username dan password akan

diberikan oleh Administrator kepada setiap petugas kloter

yang ingin menggunakan aplikasi ‘Siskohatkes Mobile’ ini.

Akses internet, diperlukan pada saat pengaturan awal, dan

pengiriman laporan.

Page 125: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

125

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Persiapan (pemasangan Sim card)

Sebelum dapat digunakan, pastikan SIM Card telah terpasang

pada HP / Tablet, petugas kloter akan diberikan satu SIM

Card Arab Saudi, yang dapat digunakan untuk mengakses

internet guna penyampaian laporan.

Cara pemasangan SIM Card pada HP Android

Buka penutup belakang dari HP Android Anda, dan lepaskan

batere.

Tempatkan SIM Card pada tempt yang telah disediakan

(posisi sesuai dengan gambar petunjuk yang tertera pada

body HP Anda.

Pasangkan kembali batere dan tutup penutup belakang

sampul HP Anda.

Page 126: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

126

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Pengaturan Awal

Setelah SIM Card terpasang, nyalakan HP Anda, sampai

muncul layar ‘Home’.Pengaturan Setting InterrnetMasuk ke

menu Settings dengan cara mengklik tombol menu yang ada

dibawah kanan. Kemudian, masuk ke menu Settings /

Setelan.

Masuk ke menu Jaringan dan Koneksi Data, centang pada

kotak Gunakan Koneksi Data

Pengaturan Zona Waktu,

Masuk ke menu Settings/Setelan – Date and Time / Tanggal

dan Waktu – Zona Waktu, dan pilih zona waktu (Kuwait atau

GMT + 3 Arabian Standard Time)

INSTALASI APLIKASI

Untuk menggunakan aplikasi, Anda harus menginstal aplikasi

terlebih dahulu, dengan cara adalah sebagai berikut :

Setelah berhasil terunduh, klik/touch pada aplikasi

terunduh sehingga muncul layar konfirmasi, apakah Anda

akan menginstall aplikasi Siskohatkes Mobile, dan pilih

‘YA’.

Apabila sudah terinstall dengan sempurna, maka akan

muncul logo “Bhakti Husada” (Warna Hijau) dan nama

aplikasi “Siskohatkes Mobile”

Page 127: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

127

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Setelah aplikasi berhasil diinstall, selanjutnya Anda dapat

memulai penggunaan aplikasi:

Klik / Touch pada logo ‘Bhakti Husada’. Ketika pertama kali

aplikasi dijalankan maka Anda dihadapkan dengan layar

pengaturan. TAHUN HIJRIAH: adalah tahun operasional

hijriah. (1434), untuk keperluan training karena data Jemaah

belum menampung Jemaah 1435 M, maka gunakanlah data

tahun 1434 M.

USERNAME & PASSWORD: masukkan username dan

password yang telah Anda terima, untuk pelatihan gunakan:

kltsoc01 | 12345678.

NAMA PERAWAT dan TELP PERAWAT, dapat diisikan

sesuai dengan data yang Ada.

DAKER dan SEKTOR, isikan sesuai dengan lokasi awal kloter

Anda.

URL, isikan sesuai dengan url http://beta.zivlab.com/api

(saat operasional diisi

http://siskohatkes.depkes.go.id/api )

Tekan Simpan, untuk menyimpan data

Page 128: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

128

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

REFERENSI

1. UU NO 36 TAHUN 2009 Tentang Kesehatan

22.. Kepmenkes No: 442 / MENKES / SK / VI/ 2009 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji

3. Permenkes No. 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya.

44.. Bahan Bacaan Materi Pelatihan Tenaga Kesehatan Haji

Page 129: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

129

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

LEMBAR PENUGASAN

KASUS 1

JEMAAH WAFAT

TUGAS :

a. Mengisi COD

b. Membuat Outopsi Verbal

KASUS 2.

DAFTAR JEMAAH YANG BEROBAT (15 Data Jemaah )

TUGAS :

1. Sinkronisasi daerah kerja

2. Entry data kedalam aplikasi (of line/on line)

3. Upload

KASUS 3

Page 130: MI.6_Pencatatan Dan Pelaporan (5 Nov)

130

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

KEGIATAN VISITASI

TUGAS

1. Melakukan visitasi

2. Pengambilan gambar dengan menggunakan aplikasi

3. Penyimapanan

4. Upload