Nov Another Note

42
DEATH - NOTE ANOTHER NOTE : PAGE 1 (BAHASA INDONESIA) Posted by : Liu Sun Yu Senin, 15 Juli 2013 Death Note: Another Note – The Los Angeles BB murder files (Data Kasus Pembunuhan BB di Los Angeles) Translated by Shia Zen Sumber : Intan Chan Walaupun sekarang kasus itu disebut-sebut sebagai Kasus Pembunuhan BB Los Angeles—judul yang cukup menarik—tapi ketika hal itu benar-benar terjadi, tepat ketika kasus itu terjadi, kasus itu tidak pernah dinamai sedekimian menarik. Media menyebutnya Pembunuhan Wara Ningyo, atau Pembunuhan Beruntun di Ruangan Terkunci L. A, atau nama-nama mengerikan lainnya. Faktanya hal itu tidak perlu diragukan lagi telah membuat Beyond Birthday—pembunuh di balik kasus ini—sangat tersinggung. Tapi anehnya, kupikir nama-nama itu lebih masuk akal untuk menceritakan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Kemudian, sehari setelah Beyond Birthday melancarkan pembunuhannya yang ketiga, 14 Agustus, 2002, jam 8:15 pagi, waktu lokal, agen FBI Naomi Misora terbaring di kasur

description

Nov

Transcript of Nov Another Note

Page 1: Nov Another Note

DEATH - NOTE ANOTHER NOTE : PAGE 1 (BAHASA INDONESIA)

Posted by : Liu Sun Yu Senin, 15 Juli 2013

Death Note: Another Note – The Los Angeles BB murder files(Data Kasus Pembunuhan BB di Los Angeles)

Translated by Shia ZenSumber : Intan Chan

Walaupun sekarang kasus itu disebut-sebut sebagai Kasus Pembunuhan BB Los Angeles—judul yang cukup menarik—tapi ketika hal itu benar-benar terjadi, tepat ketika kasus itu terjadi, kasus itu tidak pernah dinamai sedekimian menarik. Media menyebutnya Pembunuhan Wara Ningyo, atau Pembunuhan Beruntun di Ruangan Terkunci L. A, atau nama-nama mengerikan lainnya. Faktanya hal itu tidak perlu diragukan lagi telah membuat Beyond Birthday—pembunuh di balik kasus ini—sangat tersinggung. Tapi anehnya, kupikir nama-nama itu lebih masuk akal untuk menceritakan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Kemudian, sehari setelah Beyond Birthday melancarkan pembunuhannya yang ketiga, 14 Agustus, 2002, jam 8:15 pagi, waktu lokal, agen FBI Naomi Misora terbaring di kasur apartemennya, baru saja terbangun. Ia mengenakan celana panjang kulit dan sebuah jaket kulit yang sangat cocok, tapi jangan sangka bahwa ia sengaja tidur dengan pakaian itu. Ia telah menghabiskan berjam-jam mengendarai sepeda motornya tadi malam, dengan tujuan menghilangkan stres, dan akhirnya ketika ia pulang, tanpa memikirkan untuk mandi ataupun mengganti pakaiannya ia tertidur. Seperti nama kasus itu, sekarang Misora dikenali masyarakat sebagai seseorang yang telah membongkar Kasus Pembunuhan BB Los Angeles, tapi kenyataannya saat peristiwa itu terjadi, ia telah diberhenti tugaskan sementara sebagai agen FBI. Menurut laporan resmi ia hanya pergi tanpa izin, tapi ini sebenarnya karena ia tidak kuat lagi menghadapi tekanan yang diberikan atasannya. Mengundurkan diri, pergi,

Page 2: Nov Another Note

liburan musim panas. Kupikir alasannya diberhenti tugaskan tidaklah penting. Yang terpenting adalah ini Amerika, sedangkan ia orang Jepang, wanita, sangat baik dalam bekerja, dan FBI adalah organisasi yang sangat besar…yang seharusnya mempunyai informasi yang cukup banyak.Yang jelas, ia mempunyai rekan sepekerjaan yang berpikiran tinggi tentang dirinya, yang membuatnya tetap bertahan untuk bekerja di organisasi itu sejauh ini, tapi satu bulan sebelumnya, tepat sebelum pembunuhan BB di Los Angeles, Misora melakukan kesalahan besar, kesalahan yang bahkan tidak ia percayai—yang menuntunnya tepat ke situasi sebelumnya. Ini bukanlah sejenis masalah yang bisa dihilangkan dengan cara bersepeda motor di tengah malam. Misora memutuskan untuk berhenti dari FBI, mengistirahatkan seluruh hidupnya, dan pulang ke Jepang. Tentu saja, sebagian dari dirinya marah atas ketidak masukakalan yang datang dari pekerjaannya, tapi ia lebih menyesal karena kesalahannya sendiri, yang membuat lengannya terasa kaku. Bahkan jika tidak ada tekanan di sekitarnya—bukan saja kemungkinan—Misora akan mengundurkan diri dengan sendirinya.Atau bahkan dipecat.Perlahan Misora bangkit dari kasur, hendak mandi guna menghilangkan keringat dari tadi malam, tapi ia melihat laptopnya di meja, yang karena suatu alasan, menyala. Ia tidak ingat kalau ia menyalakannya—lagi pula, ia baru bangun tidur. Apa ia memencet tombolnya saat dalam kondisi tidak sadar? Kemudian tertidur tanpa mematikannya lagi? Ia tidak ingat telah melakukan itu, tapi sejak screen saver-nya menyala, sepertinya tidak ada alasan lain. Ia berpikir kalau ia mempunyai cukup energi malam itu untuk menyalakan komputer, ia pasti juga mempunyai cukup energi untuk mengganti pakaiannya.Misora melepas jaket dan celananya, dan setelah merasa badannya sudah cukup ringan, bangkit dari kasur, menghampiri meja, dan menggerakanmousen-ya. Itu sudah cukup untuk menghilangkan screen savernya, tapi saat ini Misora justru menjadi lebih bingung lagi. Program e-mail menyala dan menampilkan dialog “pesan baru”. Masih masuk akal kalau ia menyalakan komputer sebelum tidur, tapi tidak sadar telah memeriksa e-mail?Ketika ia masih bingung memikirkan hal itu, ia meng-klik pesan masuknya. Ada sebuah pesan baru, dari Raye Penber. Itu adalah nama pacar Misora, yang juga agen FBI.Raye adalah salah satu agen yang berpikiran tinggi tentang Misora (ini tidak membuatnya berhenti untuk menyarankan Misora agar pindah ke departemen yang tidak berbahaya setiap kali terjadi sesuatu). Karena masalah menghilangnya Misora akan segera berakhir, ini mungkin persoalan yang mudah, jadi Misora membuka pesan itu…Nona Naomi MisoraSaya meminta maaf karena telah menghubungimu dengan cara seperti ini.Saya ingin meminta bantuan anda untuk menyelesaikan kasus tertentu.Jika anda bersedia untuk membantu, tolong bukalah server Funny Dish di menu ketiga dari bagian ketiga. Salurannya akan terbuka dalam lima menit (tolong matikan firewall anda terlebih dahulu).LPS: Untuk menghubungi anda, saya menggunakan alamat email teman anda. Ini adalah cara termudah dan teraman untuk menghubungi anda, jadi maaf. Meskipun anda bersedia membantu saya atau tidak, anda harus menghancurkan komputer ini dua puluh empat jam setelah membaca pesan ini.Ketika ia selesai membaca, Misora membaca pesan itu lagi dan memeriksa pengirimnyaL.Ia mungkin diberhenti tugaskan sementara, tapi ia masih agen FBI, dan jelas mengenali nama itu—tidak akan termaafkan lagi kalau ia sampai tidak mengenalinya. Ia mengira Raye Penber, atau orang lain, mempermainkannya, tapi ia berpikir sangatlah tidak masuk akal ada orang yang mengaku dirinya L. L sendiri tidak pernah menampakan dirinya baik secara

Page 3: Nov Another Note

terbuka maupun pribadi, tapi Misora pernah mendengar rumor menyeramkan tentang apa yang terjadi pada detektif yang mengaku dirinya L. Bisa dibilang tidak ada satupun yang berani menggunakan namanya untuk lelucon.Jadi…“Aw, dang,” ia memprotes, dan memilih mandi, menghilangkan rasa lelah dari tadi malam. Ia mengeringkan diri dan meminum secangkir kopi panas. Tapi ia hanya bersikap seolah-olah mempertimbangkannya—ia sebenarnya tidak punya pilihan. Tidak ada agen FBI, terutama dengan tingkatan rendah, boleh menolak permintaan L. Tapi saat ini Misora tidak memiliki pikiran positif terhadap sang detektif terhebat L, jadi ia seolah-olah sedang ragu, hanya untuk menghibur dirinya sendiri. Apabila kau mengenal kepribadian Misora, alasannya bersikap seperti ini sudah jelas. Jelas apabila alasan laptopnya menyala karena dihack oleh L, dan ia tidak tega untuk menghancurkan komputernya yang baru saja dia beli sebulan yang lalu.“Aku rela… Maksudku, aku benar-benar rela, tapi…”Ia tidak punya pilihan.Pukul 8:50, Misora duduk di depan laptopnya, yang hanya berumur kurang dari tiga jam, dan mulai mengikuti instruksi-instruksi L. Ia bukanlah hacker yang hebat, namun ia tahu basisnya dalam pelatihan FBI. Tepat ketika ia berhasil tersambung ke server, seluruh layarnya berubah menjadi putih. Sejenak Misora khawatir, namun selanjutnya ia dapat melihat huruf kaligrafi raksasa bertuliskan L di tengah layar, dan bernafas lega.“Naomi Misora,” muncul sebuah suara dari speaker laptop, setelah sunyi sejenak. Jelas bahwa itu adalah suara palsu. Tapi juga merupakan suara yang selalu dipakai L pada setiap penyelidikannya di dunia. Misora sudah pernah mendengarnya beberapa kali sebelumnya—namun ini pertamakalinya ia mendengar secara perorangan. Aneh rasanya, seperti mendengar namanya disebutkan di TV—bukan berarti dia tidak pernah mengalami hal itu, tapi setidaknya ia akan berpikiran seperti itu.“Ini L.”“Hai,” Misora mulai berbicara, tapi segera menyadari bahwa hal itu tidak berguna. Laptopnya tidak memiliki instalasi mikrofon, dan itu berarti tidak mungkin L bisa mendengar suaranya. Akhirnya, ia mengetik, “Ini Naomi Misora. Sebuah kehormatan bagiku bisa berbicara denganmu, L.” jika yang menghubungkannya dengan L adalah suara, L tentu bisa mendengar perkataannya.“Naomi Misora, apakah anda tidak asing tentang investigasi pembunuhan di Los Angeles seperti yang akan kita bicarakan?” L langsung ke permasalahan, tanpa memperdulikan kata-kata yang diucapkan Misora. Mungkin ini karena komunikasinya dengan Misora harus terputus pada pukul 9:05, namun sifat dan kelakuannya telah sepenuhnya membuat Misora berpikir negatif. Bisa dikatakan bahwa sudah pasti jika ia akan membantu L—yang tentu saja benar, tapi ia bersikap seolah-olah tidak menghormati L. Misora menghantam keyboardnya dengan sedikit keras“Saya tidak begitu ahli untuk melacak semua kasus pembunuhan yang terjadi di Los Angeles.”“Oh? Begitu?”L tidak memperdulikan sindirannya.L melanjutkan, “Saya menyelidiki pembunuhan berantai tersebut—korban ke tiga ditemuka kemarin. Saya pikir akan muncul lebih banyak korban. HNN news menyebutnya sebagai Pembunuhan Wara Ningyo.”“Pembunuhan Wara Ningyo?”Ia tidak pernah mendengar tentang hal ini. Ia sedang pergi dan sebenarnya juga menghindari berita semacam itu. Misora tinggal di Jepang hingga lulus dan sangat mengenal kata-kata itu, tapi mendengarnya disebutkan di Inggris adalah hal yang asing.“Saya ingin memecahkan kasus ini,” kata L. “Yang saya butuhkan adalah menangkap

Page 4: Nov Another Note

pembunuhnya. Tapi bantuan anda sangatlah penting, Naomi Misora.”“Kenapa aku?” ia mengetik. Hal ini juga bisa diterjemahkan menjadi “Kenapa kau butuh bantuanku?” atau “Kenapa aku harus membantumu?” tapi L mengambil makna pertama tanpa berpikir sejenak. Sindiran tidak berpengaruh untuknya.“Sebenarnya, karena anda penyelidik yang ahli, Naomi Misora.”“Aku sedang tidak bekerja…”“Saya tahu. Bukankah itu bagus?”Tiga korban, katanya. Jelas, ini tergantung korbannya, tapi dari apa yang diberitahukan L kasus ini belum memasuki tingkat kondisi yang menyebabkkan FBI harus turun tangan. Normalnya ia akan berpikir inilah alasannya mengapa L meminta bantuannya, dibanding meminta bantuan dari FBI, namun ini terlalu mendadak. Dan ia tidak punya banyak waktu untuk memikirkan hal ini. Namun ia sempat berpikir mengapa L menyelidiki kasus yang terlalu kecil untuk diselidiki FBI. Lagi pula, ia tidak membayangkan bahwa jawabannya akan terbeberkan melalui komputernya. Ia melihat jam dindingnya. Ia masih punya satu menit lagi.“Baiklah. Aku akan membantu semampuku,” ketik Misora.L langsung menjawab, “Terimakasih. Saya tahu kalau anda akan setuju.”Ia tidak terdengar layaknya orang berterimakasih. Tapi mungkin kita bisa menyalahkan alat pengolah suara palsunya.“Izinkan saya menjelaskan bagaimana anda menghubungi saya untuk kedepannya. Kita tidak punya waktu lagi, jadi saya langsung saja. Pertama….Pertama, ia harus tahu detail dasar tentang Kasis Pembunuhan BB Los Angeles. Pada tanggal 31 Juli, 2002, di dalam kamar sebuah rumah kecil di Insist Street, Hollywood, seorang pria bernama Believe Bridesmaid terbunuh. Ia tinggal sendiri, bekerja sebagai penulis paruh waktu. Ia telah menulis artikel untuk lusinan majalah dan dikenal baik di tempat kerja—yang tidak berarti apa-apa, tapi di kasus ini terlihat cukup akurat. Ia dicekik, pertama-tama ia dibuat tidak sadarkan diri dengan obat-obatan kemudian dicekik dari belakang menggunakan sejenis senar. Tidak ada tanda-tanda perlawanan—semua jelas, sebuah pembunuhan yang teratur. Pembunuhan yang kedua terjadi empat hari berikutnya, pada tanggal 4 Agustus, 2002. Kali ini di Downtown, di sebuah apartemen di Third Avenue, dan korbannya adalah seorang gadis bernama Quarter Queen. Kali ini korban dipukuli hingga tewas, tengkoraknya dihantam oleh benda yang tumpul dan keras. Sekali lagi, korban sepertinya telah diberi obat-obatan terlebih dahulu dan tidak sadarkan diri sampai kematiannya. Hal itu menunjukan bahwa pelaku kedua pembunuhan adalah orang yang sama… semua orang yang melihat perkara kriminal ini pasti akan sadar hubungan antara keduannya. Ada boneka-boneka voodoo tertancap di dinding kedua tempat. Boneka ini juga dikenal sebagai Wara Ningyo.Empat dari boneka-boneka itu ada di Insist StreetTiga di Third Avenue.Tertancap di dinding.Boneka Wara Nongyo telah menjadi berita utama, jadi ada kemungkinan tentang kriminal tiruan, tapi beberapa rincian lain juga cocok, sehingga meyakinkan para polisi bahwa ini adalah kasus pembunuhan berantai. Namun jika itu kasusnya, maka akan meninggalkan sebuah pertanyaan besar—tidak ada hal sama sekali yang dapat menghubungkan Believe Bridesmaid dan Quarter Queen. Tidak satu pun dari mereka memiliki nomor telepon yang lain, tidak satu pun dari mereka memiliki kartu nama yang lain, dan di samping itu, Quarter Queen tidak memiliki telepon genggam maupun kartu nama—dia gadis berumur tiga belas tahun. Apa kemungkinan hubungan yang ia miliki dengan seorang penulis professional berumur empat puluh empat tahun? Jika ada hubungan diantara keduanya, itu mungkin sang ibu, yang sedang keluar kota saat pembunuhan terjadi, namun dilihat dari perbedaan tempat tinggal dan situasi mereka berdua, masih sulit rasanya untuk melihat hubungan yang jelas. Sepeti istilah pada novel detektif kuno, ada bagian yang hilang—mereka tidak bisa

Page 5: Nov Another Note

menemukan hubungan dari kedua korban. Penyelidikan tentu terfokus pada hal ini, tapi sembilan hari kemudian (ketika media mulai menyebutnya Pembunuhan Wara Ningyo) pada 13 Agustus, 2002, pembunuhan ketiga terjadi. Ada dua Wara Nongyo di dinding. Berarti berkurang satu boneka di setiap pembunuhan.Pembunuhan ketiga terjadi di L.A bagian barat, di sebuah rumah dekat Stasiun Metrorail Glass, dan nama korban adalah Backyard Bottomslash. Kali ini korbanya perempuan lagi—berumur dua puluh enam, di antara umur korban pertama dan kedua—dan ia adalah pegawai bank. Sekali lagi, ia tidak punya hubungan dengan Believe Bridesmaid atau Quarter Queen sama sekali. Ini tidak seperti misalnya mereka, secara tidak sengaja, saling bertemu di jalan. Ia tewas karena kehilangan banyak darah—pendarahan parah. Membuatnya dalam keadaan terjepit, memukulnya hingga tidak berdaya, kemudian akhirnya menikamnya—masing-masing korban dibunuh dengan cara yang berbeda, memberikan kesan berbeda bahwa ia mencoba hal yang baru dalam setiap pembunuhan. Dan ia tidak meninggalkan petunjuk yang berguna di setiap tempat kejadian perkara. Satu-satunya hal yang bisa di selidiki adalah hubungan di anatara mereka, tapi tidak ada yang dapat ditemukan—yang mana sangat aneh untuk pembunuhan seperti ini—pembunuhan ketiga ini benar-benar mempecundangi polisi. Pembunuhnya jauh lebih hebat dari para polisi.Aku tidak berniat memuji Beyond Birthday, tapi dalam kasus ini aku akan memberinya pujian yang pantas.Oh, ya—tambahan untuk Wara Ningyo, hanya ada satu persamaan menonjol diantara seluruh perkara—semuanya merupakan ruangan terkunci. Persis seperti novel kuno. Para detektif menyelidiki kasus tidak memandang semuanya dari sudut pandang yang berbeda.. tapi ketika Naomi Misora menerima data kasus dari L, hal-hal ini yang pertama kali menarik perhatiannya.Ketika Misora mulai menyelidiki kasus ini—bukan sebagai agen FBI, melainkan seseorang yang bekerja di bawah perintah L—yaitu satu hari setelah ia menerima permintaan tolong L, tanggal 15 Agustus. Ia tidak dalam masa bekerja, jadi lencana dan pistolnya diambil, meninggalkannya dalam kondisi tanpa hak bersenjata lebih dari masyarakat biasa. Tapi ia tidak berpikiran santai—Misora tidak pernah menjadi agen yang membuang wewenangnya sewaktu-waktu. Ia sedikit stress, dan mentalnya sedikit tidak beraturan, jadi ia tidak sedang dalam kondisi terbaik untuk memecahkan kasus, tapi itu berarti ia memiliki emosi yang sama dengan L. Dengan kata lain, ia bukanlah orang yang baik dalam pekerjaan perkelompok, dan kemampuannya terlihat cerah ketika ia kabur dari belenggu organisasi dan bekerja sendirian—yang mungkin juga menjelaskan mengapa ia jengkel pada L.Tapi pada tanggal 15 Agustus, tengah hari, Naomi Misora ada di Insist Street Hollywood, tempat kejadian pembunuhan pertama. Melihat bangunannya, yang sepertinya terlalu besar untuk seorang pria yang tinggal sendirian, Misora merogoh tasnya, mengeluarkan telepon genggamnya, dan menelpon ke nomor yang telah diberikan. Ia telah diberitahu bahwa nomor itu telah diacak menjadi lima bagian dan aman sepenuhnya. Bukan hanya aman untuk L, tapi juga aman untuk Misora yang sedang tidak bertugas.“L, aku sudah di tempat kejadian.”“Bagus,” kata suara sintetis, seolah ia telah menunggunya.Misora dengan berani menebak-nebak keberadaan L, dan seperti apa lingkungan sekitar penyelidikannya, tapi dengan segera ia sadar bahwa hal itu tidak berpengaruh sama sekali.“Apa yang harus kulakukan?”“Naomi Misora, anda ada di dalam atau di luar bangunan?”“Di luar. Aku akan ke lokasi kejadian tapi belum memasuki halamannya.”“Kalau begitu masuklah. Seharusnya tidak terkunci.. Saya sudah mengaturnya agar begitu.”“Trims.”Sudah disiapkan dengan baik. Ia menggertakan giginya, menahan desakan untuk

Page 6: Nov Another Note

mengucapkann hal-hal yang menyindir. Normalnya ia sudah mempersiapkan untuk menunjukan rasa hormat, tapi ia sulit menerima bahwa seseorang telah mempersiapkan segalanya dengan begitu sempurna. Ia membuka pintu dan masuk ke rumah. Korban dibunuh di kamar tidur, dan Misora cukup banyak terlibat dalam penyelidikan di FBI sehingga dapat menebak dengan cukup baik di mana kira-kira kamar tidur berada meski dilihat dari luar. Rumah seperti ini biasanya memiliki kamar di lantai pertama, jadi ia bergerak penuh perhitungan. Sudah dua minggu sejak pembunuhan berlangsung, tapi jelas bahwa mereka menjaga agar ruangan tetap bersih. Tidak ada debu sama sekali.“Tapi L…”“Apa?”“Berdasarkan data yang kuterima kemarin—bukannya mengatakan sudah jelas, tapi polisi sudah menyelidiki tempat kejadian.”“Ya.”Sungguh tidak membantu.“Jadi tidak ada gunanya aku di sini?”“Tidak,” kata L. “Saya mengharapkan anda bisa mendapatkan sesuatu yang tidak didapatkan polisi.”“Hmm… dimengerti.”Atau mungkin, dimengerti bahwa itu sama sekali tidak berguna.Hal itu tidak menjelaskan apa pun.“Mereka seharusnya sudah mengamati tempat kejadian beratus-ratus kali, jadi pergi ke sini jelas tidak berguna. Tapi waktunya sudah lama, jadi mungkin sesuatu sudah mulai terlihat. Naomi Misora, hal pertama yang harus kita pikirkan tentang kasus ini adalah hubungan dari masing-masing korban. Apa hubungan antara Believe Bridesmaid, Quarter Queen, dan korban baru, Backyar Bottomlash? Atau jika memang tidak ada hubungan diantara mereka, pasti ada logika mengapa pembunuhnya memilih mereka sebagai korban. Yang saya minta dari anda, Naomi Misora, adalah untuk menemukan hubungan yang hilang ini.”“Oh, begitu…”Ia tidak bersungguh-sungguh, tapi ia tahu berdebat dengan L tidak akan membuatnya berhenti menghindar atau memberitahunya apa yang ia ingin tahu, jadi ia memutuskan untuk tidak menanyakan banyak hal. Lagipula, ia sudah menemukan kamar tidur itu. Pintunya membuka ke dalam dan mempunyai pengunci sidik jari.Ruangan terkunci.Tempat kejadian pembunuhan kedua dan ketiga juga mempunyai pengunci sidik jari… apa ini hubungannya? Tidak, informasi itu sudah ada di data. Polisi sudah sadar akan hal ini. L ingin sesuatu yang lebih.Ruangannya cukup besar, tapi tidak banyak perabot yang ada, jadi hal itu tidak akan menghambat. Ada sebuah kasur besar di tengah ruangan, tapi satu-satunya perabot tambahan di situ hanyalah beberapa rak buku. Rak buku itu kebanyakan berisi buku panduan untuk mengisi waktu santai dan komik-komik terkenal Jepang, yang mana itu berarti Believe Bridesmaid menggunakan ruang ini kusus untuk bersantai. Ia sepertinya tipe orang yang berhati-hati dalam pekerjaan terpisah atau dalam waktu khusus—bukan tipe yang biasanya ditemukan pada penulis paruh waktu. Mungkin ada sesuatu di lantai kedua, pikir Misora, sambil mengamati langit-langit. Ia harus memeriksanya nanti.”Ngomong-ngomong, Naomi Misora. Apa pendapat anda tentang penjahat di balik pembunuhan ini? Saya ingin mendengar pendapat anda tentang ini.”“Kupikir pendapatku tidak akan berguna untukmu, L…”“Semua pendapat itu berguna.”Oh?Misora berpikir sejenak.

Page 7: Nov Another Note

“Ia abnormal,” jawabnya, tidak berpikir untuk memilah kata-katanya, hanya mengucapkan apa yang ada di pikirannya. Ini adalah kesan pertama yang ia dapatkan sehari sebelumnya, ketika membaca datanya. “Bukan hanya karena ia telah membunuh tiga orang, tapi… setiap tindakan yang ia lakukan menimbulkan kesan itu. Dan ia bahkan tidak berusaha menyembunyikannya.”“Contohnya?”“Contohnya… sidik jari. Mereka tidak menemukan satu pun sidik jari di setiap lokasi I kejadian. Semuanya telah dihapus sepenuhnya.”“Benar… tapi Naomi Misora, tidak meninggalkan sidik jari adalah hal paling dasar dalam tehknik kriminal.”“Tapi tidak serapi ini,” kata Misora, merasa terganggu—ia tahu L mengerti apa yang ia pikirkan dan yakin ia sedang mengetes kemampuannya, tidak peduli apa yang ia katakan. Mengetes apakah ia mampu melayaninya sebagai tangan kanannya. “Jika kau tidak ingin meninggalkan sidik jari, kebanyakan orang akan menggunakan sarung tangan. Tapi orang ini… sepertinya ia menghapus semua sidik jadi di seluruh rumah. Di ketiga lokasi. Awalnya aku berpikir ia telah ke rumah korban berjali-kali jadi ia tidak berpikir apa yang harus ia sentuh dan apa yang tidak ia sentuh, tapi ketika kubaca ia mencopot lampunya dan menghancurkan stop kontaknya, ceritanya lain. Kau panggil apa lagi kalau bukan abnormal?”“Saya setuju.”Benarkah, untuk sekarang?“Jadi, L, kembali pada yang kukatakan sebelumnya, jika ia mengambil tindakan pencegahan seperti itu, maka kurasa aku tidak akan mendapatkan sesuatu yang baru di sini. Kalaupun ada hal itu sangat meragukan. Seseorang seperti ini tidak akan melakukan kesalahan.”Kesalahan.Seperti yang ia lakukan bulan kemarin.“Umumnya penyelidikan seperti ini dimulai dengan mencari kesalahan si kriminal, kemudian merangkai puzzlenya dari situ, tapi pada kasus ini, kurasa kita tidak akan menemukan sesuatu yang seperti itu.”“Tidak, aku tidak berpikir kita akan menemukannya,” kata L. “Tapi bagaimana kalu tidak ada kesalahan?”“Tidak ada kesalahan?”“Ya. Ia meninggalkan sesuatu dengan sengaja. Dan jika detektif polisi gagal menyadarinya… kita mungkin bisa.”Meninggalkan petunjuk dengan sengaja? Apakah hal itu pernah terjadi? Bukanlah hal yang normal, tidak—mengapa seseorang akan meninggalkan sesuatu yang bisa digunakan melawan mereka? Atau tunggu. Sekarang ia sudah menyebutkannya, mereka sudah tahu dua contoh yang menunjukan hal itu. Yang pertama adalah Wara Ningyo yang tertancap di dinding, dan satunya lagi adalah pengunci sidik cari, yang menciptakan ruangan terkunci. Ini bukanlah kesalahan, tapi jelas bahwa hal itu ditinggalkan si pembunuh. Terutama surat. Tepatnya hal-hal yang menarik perhatian Misora—ruangan terkunci selalu dibuat apabila si pembunuh ingin membuatnya seolah merupakan bunuh diri. Tapi korban pertama dicekik dari belakang, yang kedua dibunuh dengan senjata yang tidak ditemukan di lokasi kejadian, dan yang ketiga ditikam dengan senjata, yang lagi-lagi, tidak ditemukan di lokasi kejadian… tidak ada yang dapat dikatakan sebagai upaya bunuh diri. Yang berarti tidak ada gunanya membuat ruangan terkunci seperti itu. Ini bukan sebuah kesalahan, tapi juga tidak biasanya dilakukan.Juga untuk Wara Ningyo.Ia tidak tahu apa maksud dari keduanya.Sejak Wara Nongyo dikatakan sebagai simbol kutukan di Jepang, mungkin orang-orang akan beranggapan bahwa pembunuhnya adalah orang Jepang, atau seseorang dengan dendam yang

Page 8: Nov Another Note

mendalam pada orang-orang Jepang, tapi terutama saat ini, Wara Ningyo dapat dengan mudah dijumpai di toko mainan dan dijual dengan harga yang cukup murah (kira-kira berharga tiga dolar) jadi tidak ada satupun teori yang benar. Misora menutup pintu di belakangnya, dan karena kunci sidik jarinya hanya setinggi pinggul, ia segera menghidupkannya dan mengunci diri di dalam.Kemudian ia memeriksa tiap-tiap lokasi dimana boneka-boneka itu ditancapkan. Tentu, semuanya telah diambil dan diamankan polisi sebagai barang bukti, dan tidak ada lagi di sini. Namun cukup jelas untuk mengetahui dimana mereka seharusnya berada, bila melihat ada lubang di dinding. Misora mengeluarkan enam gambar dari tasnya. Satu merupakan gambar keempat boneka. Satu memperlihatkan korbannya, Believe Bridesmaid, terbaring di atas kasur, cukuo jelas juga tanda bekas tali di sekitar lehernya.Dan gambar terakhir. Ini tidak dari lokasi kejadian, tapi merupakan sebuah foto close up dada Believe Bridesmaid, yang diambil ketika otopsi. Ada sebuah nomor dari lukanya, yang kelihatannya telah sengaja dibentuk di dagingnya menggunakan pisau. Lukanya tidak dalam, namun ada di berbagai daerah. Menurut laporan, luka-luka itulah yang menyebabkan korban meninggal.“Secara umum, ketika si pembunuh melakukan sejenis kerusakan pada mayat seperti ini, mungkin ia memiliki dendam pada korban… untuk seorang penulis paruh waktu yang mengambil pekerjaan apa pun, aku tidak akan terkejut jika ia memiliki banyak musuh. Ia juga membuat gosip di tulisannya…”“Tapi Naomi Misora, hal ini tidak memperlihatkan hubungannya dengan korban kedua maupun ketiga. Kedua tubuh mereka juga terluka parah yang tidak menunjukan bahwa mereka mati karena itu—bahkan, jumlah lukanya semakin meningkat di setiap pembunuhan.”“Mungkin saja Bridesmaid adalah tujuan utama pembunuh, sedang dua lainnya sebagai pengacau. Atau mungkin bukan Bridesmaid, tapi salah satu dari dua lainnya… atau dua dari ketiganya, dan yang ketiga sebagai kamuflase. Luka-luka itu menjadi semakin parah mungkin karena itu adalah bagian dari penyamaran korban sebenarnya, atau…”“Kau yakin bahwa si pembunuh memilih korban tanpa pertimbangan?”“Tidak. Ini hanyalah satu diantara sekian banyak kemungkinan. Teori ini tidak menjelaskan Wara Nongyo. Maksudku, mungkin ia dengan sengaja meninggalkan boneka-boneka itu di sana hanya untuk memperlihatkan bahwa mereka dibunuh oleh orang yang sama—dan ruangan terkunci mungkin dibuat untuk alasan yang sama.”Yang mana itu berarti ketika kasus beralih meninggalkan Hollywood ke bagian barat kota maka akan membingungkan penyelidikan. Semakin banyak orang di kasus yang berhubungan, maka akan makin rumit pula penyelidikan nantinya…, dan memilih gadis kecil sebagai korban kedua telah memberinya kesan bahwa ia seseorang yang psiko.“Melihat dari sudut pandang orang yang abnormal… hmm, mungkin pemikiran untuk melakukan hal itu cukup abnormal,” kata L. Misora terkejut mendengar ia mengungkapkannya dengan emosi yang begitu terasa. Perasaan yang ia rasakan sangat mendekati jika harus dikatakan sebagai perasaan kagum, dan ia segera melanjutkan topik pembicaraan—untuk menutupi reaksinya, atau paling tidak menyembunyikannya.“Jadi, L, konyol rasanya mencari hubungan diantara kedua korban. Kurasa polisi telah melakukan tugas itu dengan baik, dan… Terus terang saja, memeriksa orang-orang yang mengenal masing-masing korban pasti lebih berguna. Maksudku, korban ketiga, Backyard Bottomslash… ia mungkin terkait dengan segala bisnis yang melibatkan bank.”“Tapi Naomi Misora,” potong L. “Ini bukan waktunya mencari tahu hal itu. Saya percaya akan ada pembunuhan ke empat kedepannya.”Ia mengatakan hal yang mirip kemarin. Bahwa ada kemungkinan korban akan bertambah. Tapi berdasarkan apa? Dengan pembunuh yang masih bebas berkeliaran, benar-benar kemungkinan yang masuk akal, tapi sepertinya pembunuhan akan berakhir di korban ke tiga.

Page 9: Nov Another Note

Itu semua bergantung pada keinginan si pembunuh—sebagai seorang peneliti, ia tahu sulit rasanya mengatakan kemungkinan ganjil itu lebih dari lima puluh-lima puluh.“Jumlah Wara Ningyo,” kata L. “Empat ditempat anda sekarang, tiga pada korban kedua, dan dua pada lokasi ketiga. Di L.A bagian Barat—berkurang satu di setiap lokasi.”“Ya, jadi?”“Jumlah bonekanya masih bisa berkurang satu.”Ia seharusnya tahu. Bahkan, masuk akal jika menghitung mundur dari empat sampai dua kemudian berhenti. Namun jika teori Misora benar, dan dia membunuh secara acak hanya untuk menjadikannya sebagai kamuflase korban sebenarnya, maka akan lebih efektif jika memakan lebih banyak korban. Tentu tiap pembunuhan menambah resiko, tapi hasilnya mungkin memuaskan. Terang saja, tidak mungkin kita dapat mengatakan bahwa si pembunuh bahkan memikirkan tentang resiko itu—memang ada pembunuh tertentu yang memperhatikan sungguh-sungguh tentang pembunuhan yang mereka lakukan. Dan lagi, cukup abnormal jika berpikir sebagai orang abnormal…“Jadi, L… kau pikir akan ada pembunuhan lagi?”“Lebih dari sembilan puluh persen kemungkinan.,” katanya. “Saya ingin mengatakan seratus persen, tapi ada kemungkinan kecil jika sesuatu terjadi pada pihak pembunuh, yang membuatnya tidak bisa membunuh lagi. Jadi mungkin sembilan puluh dua persen. Namun Misora, jika sesuatu terjadi, tidak akan ada dua—hanya satu. Hanya ada tiga puluh persen kemungkinan untuk pembunuhan kelima.”“Tiga puluh persen?”Perbedaan yang cukup signifikan.“Kenapa? Hanya ada dua Wara Ningyo lagi… dan apabila ia menggunakannya untuk menunjukan jumlah korbannya…”“Tapi jika begitu kasusnya, ia tidak akan bisa membawa Wara Ningyo di pembunuhan kelima. Boneka itu memperlihatkan bahwa ini adalah pekerjaan seorang pembunuh yang kejam, tapi…”“Oh! Begitu,” kata Misora, malu akan kebodohannya sendiri. Yang jelas apa pun motif si pembunuh, meninggalkan Wara Nongyo adalah bagian dari rencananya. Ia akan kesusahan membunuh korban kelima jika jumlah Wara Ningyonya sudah mencapai nol.“Ada kemungkinan tiga puluh persen jika si pembunuh tidak berpikir sejauh itu, tapi hal itu sangat meragukan. Lagipula, ia juga membongkar stop kontak lampu…”“Jadi totalnya hanya ada empat korban. Akan ada satu orang lagi.”“Tidak. Yang ketiga adalah yang terakhir,” kata L datar. Bahkan dengan suara palsu. “Tidak akan ada lagi korban. Tidak dengan saya didalamnya.”Percaya diri?Atau sombong?Misora tidak mengklaim salah satu dari kedua opini tersebut, tidak untuk sekarang. Kejadian beberapa minggu terakhir menyadarkannya.Seperti apa kepercayaan diri itu?Seperti apa kesombongan itu?Misora tidak lagi tahu.“Tapi saya membutuhkan bantuanmu, Naomi Misora. Saya berharap banyak dari penyelidikan anda.”“Oh ya?”“Ya. Dan tetap berpikir dengan hati membeku selagi anda bekerja. Dalam pengalaman saya, kasus seperti ini sangat membutuhkan pemikiran yang tidak mudah goyah akan apapun. Anggap saja anda sedang bermain catur dalam es.”“…”Bukankah itu namanya mempersulit diri sendiri?

Page 10: Nov Another Note

“L, apakah kau tahu jika aku tidak sedang bekerja?”“Ya. Itulah mengapa saya meminta bantuan anda. Dalam kasus ini, saya membutuhkan seseorang yang dapat bekerja secara individual.”“Jadi kau tahu alasan mengapa aku tidak bekerja?”“Tidak,” katanya, membuat Misora terkejut. “Saya tidak tahu hal itu.”“Kau tidak memeriksanya?”“Saya tidak tertarik. Anda berpengalaman, dan sedang longgar, dan hanya itu yang penting—kecuali jika ada sesuatu yang harus saya ketahui? Kalau begitu, saya dapat mencaritahu kurang dari semenit.”“Tidak.” Ia berkata, sedikit panik.Ia telah berpikir seluruh dunia tahu tentang kesalahan besarnya, namun bahkan sang detektif terhebat di dunia tidak mengetahuinya. Dan ia telah menerjemahkan hilangnya Misora sebagai waktu ‘longgar’. Ia tidak pernah pernah berpikir untuk mengira-ngira, tapi sepertinya L tidak punya selera humor.“Baik, L, jika kita akan menghentikan pembunuhan ke empat, mari kita mulai. Sekarang apa yang harus kulakukan?”“Apa yang bisa anda lakukan?”“Aku bisa melakukan apa pun yang kubisa,” kata Misora. “Aku tahu aku terlalu banyak bertanya, tapi jika aku harus memeriksa tempat kejadian ini lagi dan lagi, mencari sesuatu yang si kriminal tinggalkan selain Wara Ningyo… apa, tepatnya, yang harus kucari?”“Segala jenis pesan.”“Pesan?”“Ya. Ini tidak ada di data yang saya berikan pada anda, tetapi sembilan hari sebelum tanggal 32 Juli, sebelum pembunuhan pertama, LAPD mendapat sebuah surat.“Surat?”Kemana arah kasus ini? LAPD…?“Apa surat itu berhubungan dengan kasus ini?”“Saat ini, tidak ada satu pun detektif yang menyadari hubungannya. Saya tidak begitu yakin jika memang ada, tapi saya berpikir ada.”“Berapa persen?”“Delapan puluh persen.”Respon yang cepat.“Pengirimnya tidak diketahui—ia menggunakan jasa antar, jadi tidak mungkin kita bisa mencari tau siapa pengirimnya. Di dalam amplop terdapat secarik kertas yang ditulisi crossword puzzle.“Crossword puzzle? Huh…”“Jangan meremehkannya. Puzzle itu benar-benar sulit, dan tidak ada seorang pun yang bisa memecahkannya. Tentu, kita bisa menyimpulkan bahwa tidak ada yang serius menanggapinya, tapi sepertinya masuk akal jika kita memperkirakan bahwa beberapa polisi yang mencoba puzzle itu telah gagal memecahkannya.”“Begitu ya. Lalu?”“Akhirnya mereka memutuskan kalau puzzle itu hanya ulah iseng seseorang, dan membuangnya… namun pencari informasi dari pihak saya berhasil mendapatkan salinan puzzle tersebut kemarin.”“Kemarin…”Jadi itu alasan mengapa hal itu tidak dicantumkan di data. Bahkan ketika Misora bersiap untuk memulai penyelidikan, L telah memeriksa segala hal dari sudut yang berbeda.“Saya memecahkannya.” Kata L.Sepertinya perkiraan tentang betapa sulitnya puzzle itu sekaligus menjadi ajang menyombongkan diri. Ia pasti banyak mengerutkan dahinya, pikir Misora. Meskipun ia tidak

Page 11: Nov Another Note

akan mengatakannya.“Jika saya tidak salah, maka jawaban puzzle itu adalah dimana anda berada sekarang—Alamat pembunuhan pertama.”“221 Insist Street, Hollywood? Tempatku sekarang? Tapi itu berarti…”“Tepat. Si pembunuh memberitahu mereka dimana ia akan melakukan pembunuhan. Tapi karena puzzle-nya sangat sulit sehingga tidak ada yang mampu memecahkan, maka tidak ada yang mengetahu tujuan surat itu…”“Apakah LAPD menerima surat seperti itu lagi? Yang mengindikasikan bahwa akan ada pembunuhan kedua dan ketiga?”“Tidak. Saya telah memeriksa seluruh Kalifornia, untuk memastikan. Saya menemukan bahwa tidak ada surat atau e-mail seperti itu. Sebenarnya saya ingin terus mencarinya, namun…”“Jadi itu hanya kebetulan? Tidak, itu tidak mungkin. Jika di dalamnya benar-benar terdapat alamat, maka… jadi kenapa sembilan hari sebelumnya?”“Jarak antara pembunuhan kedua dan ketiga juga Sembilan hari. Dari 4 Agustus sampai 13 Agustus. Ada kemungkinan si pembunuh menyukai angka sembilan.”“Tapi hanya ada empat hari antara pembunuhan pertama dan kedua… tebakan beruntung?”“Masuk akal. Tapi sepertinya akan menguntungkan jika kita mengingat jeda Sembilan hari ini. Sembilan hari, empat hari, Sembilan hari, pembunuh ini memamerkan hasil kerjanya pada polisi. Bahkan jika ia hanya berpura-pura menjadi tipe pembunuh yang seperti itu, ada kemungkinan bahwa ada pesan di ruangan itu, selain Wara Ningyo.”Sesuatu yang disengaja.Sebuah pesan yang lebih susah dimengerti dibanding Wara Ningyo… sesuatu yang sama menantangnya seperi crossword puzzle. Misora kini seakan mengerti mengapa L butuh bantuannya. Tidak mungkin detektif sepeti dirinya datang ke lokasi kejadian sendiri. Kau harus melihat lokasi kejadian dengan mata kepalamu sendiri, harus bisa meraih dan menyentuh barang-barangnya… dan hal seperti ini lebih membutuhkan kualitas dibanding kuantitas. Seseorang yang bisa melihat di lokasi kejadian dari prespektifnya sendiri, cara berpikirnya sendiri…Tapi pemikiran itu juga menaruh banyak kerepotan untuknya. Jika ia juga harus menjadi kaki mata L… maka ini terlalu banyak untuk agen biasa sepertinya tangani.“Ada yang salah, Naomi Misora?”Tidak… lupakan.”“Baik. Untuk saat ini, mari kita selesaikan percakapan ini. Saya memiliki banyak acara.”“Tentu.”Ini adalah L, jadi tak perlu diragukan lagi ia sedang menyelidiki beberapa kasus dalam satu kurun waktu. Kasus di seluruh dunia. Untuknya, kasus ini hanyalah cabang investigasi lain. Siapa lagi yang dapat memepertahankan reputasinya sebagai detektif terhebat di dunia kalau bukan dia?Detektif terhebat sepanjang masa, .Detektif yang tidak memiliki klien.“Saya akan menunggu kabar baik dari anda. Untuk meneleponku lagi gunakan nomor di baris kelima, Naomi Misora,” kata L, lalu mematikan telepon.Misora mematikan teleponnya juga dan memasukannya ke dalam tas. Lalu ia berjalan ke rak buku untuk memulai penyelidikan. Tidak ada apa-apa di ruangan itu selain kasur dan rak buku, jadi ini tidak akan ada banyak yang harus diselidiki.“Tidak separang si pembunuh, tapi sepertinya Believe Bridesmaid sendiri juga cukup obsesif…”Buku-buku itu ditata rapi di rak tanpa meninggalkan celah kecil. Misora menghitung cepat jumlahnya—lima puluh tujuh volume. Ia mencoba menarik salah satu buku keluar, namun itu

Page 12: Nov Another Note

cukup sulit untuk dilakukan. Menggunakan jari telunjuk saja tidak cukup, dan ia harus menggunakan ibu jari dan kelingking untuk menariknya keluar. Ia membolak balik halaman-halamannya, cukup tahu bahwa hal ini tidak berguna. Ia hanya menjaga agar tangannya tetap sibuk semantara ia memikirkan harus melakukan apa. Semuanya akan menyenangkan dan sederhana kalau saja pesannya tersembunyi di antara halaman-halaman itu, namun ia tidak berharap bayak akan hal itu. Berdasarkan data, seperti saklar lampu, setiap halaman dari buku telah dibersihkan, menghilangkan semua sidik jari—memberitahu bahwa bukan hanya si pembunuh yang terlalu berhati-hati, namun polisi yang juga sudah memeriksa setiap buku. Ia bisa saja berasumsi bahwa tidak ada pesan sama sekali. Atau pesan itu ditaruh di tempat yang polisi tidak akan tahu… sesuatu yang mungkin hanya seperti penanda buku biasa, tapi sebenarnya ada kode yang tersembunyi di dalamnya… Tapi setelah membolak-balik beberapa buku lainnya, ia menggugurkan teori itu juga. Buku-buku di sini tidak meiliki penanda. Believe Bridesmaid sepertinya bukan orang yang suka menandai buku. Banyak pembaca rewel yang benci lipatan pada halaman di buku mereka. Yang mana itu berarti bahwa pembunuh yang kritis ini tidak memilih untuk melakukan apa-apa terhadap bukunya. Misora berjalan meninggalkan rak tadi. Kini ia melihat ke arah kasur, tapi hanya sedikit yang bisa diselidiki di situ. Tak ada apa-apa juga di bawah karpet… di balik wallpaper… tidak, tidak, mengapa ia harus menyembunyikan pesannya? Ia ingin pesan itu ditemukan. Bukan pesan namanya jika tidak dapat ditemukan. Ia mengirim crossword puzzle ke polisi… sangat egois. Ia membuat puzzle itu sangat susah… untuk membuktikan jika mereka bodoh.”Ia tidak bermaksud mengecoh mereka.Ia ingin menghina mereka.“Kau ada di bawahku, kau tidak akan bisa mengalahkanku,—itulah isi pesannya. Itu berarti… ia tidak ingin membuat segalanya berjalan lancar dan menghindar agar tidak tertangkap, ia menginginkan sesatu yang lebih besar… atau mempermainkan kami adalah tujuan utamanya? Siapa itu ‘kami’? Polisi? LAPD? Masyarakat? Dunia? Tidak… skalanya terlalu kecil… Ini lebih ke hal pribadi. Jadi ini adalah pesan… atau sesuatu yang seperti pesan… Pasti ada sesuatu yang ada di ruangan ini… atau, tunggu…”Pasti ada yang salah.Mungkin tidak ada di ruangan ini.“Sesuatu yang seharusnya di sini, tapi tidak di sini…sesuatu yang hilang, dan seharusnya ada di sini..Wara Ningyo? Tidak, mereka adalah simbol dari korban, bukan pesan… dan kamar… oh, benar! Penghuninya! Penghuni kamarnya tidak di sini.”Sesuatu telah menghilang, sesuatu tidak lagi di sini.Seperti pemilik ruangan, Believe Bridesmaid.Misora mengambil foto-fotonya lagi dan melihatnya seksama kedua foto mayat dari Bridesmaid, dan satu lagi diambil setelah otopsi. Jika si pembunuh telah meninggalkan pesan pada tubuh korban, maka jelas itu bukanlah luka dari senar pengikatnya, namun sayatan di dadanya. Seperti yang Misora telah katakan pada L, normalnya luka-luka ini disebabkan dendam pribadi, namun jika ia memikirkannya lagi sekarang, luka-luka itu tidaklah alami. Di foto yang diambil dari tempat kejadian, tubuhnya tengkurap, memakai kaos yang memiliki noda darah di atasnya… tapi kaos itu sama sekali tidak rusak. Yang mana itu berarti si pembunuh telah membunuhnya, melepas kaosnya, menyayat tubuhnya, lalu memakaikan kaosnya kembali. Jika ini dendam yang sederhana, ia pasti langsung menyayat kaos itu. Apakah ada alasan mengapa ia tidak ingin merusak kaosnya? Tapi sepertinya ia juga tidak peduli jika kos itu terkena noda darah… dan kaos itu tak perlu diragukan lagi milik korban. Itu adalah yang selalu ia pakai untuk tidur…Jika kau… melihatnya dengan seksama… luka ini… tampak seperti huruf… seperti…”Kau harus memutar-mutar fotonya berkali-kali.“V… C… I? No, M… lalu V… X? D… dan apakah tiga baris I di situ… L? Itu tampak

Page 13: Nov Another Note

seperti L… hmm, sepertinya aku terlalu memaksakannya…”Ini hanya akan berhasil jika kau mencarinya. Huruf itu tidak terlihat seperti Kanji maupun Hangul—huruf alfabet itu lebih sederhana dan hanya berupa garis-garis, dan bekas luka gores asal-asalan mana pun, baik menggunakan pensil atau pisau, akan membentuk suatu gambaran.“Sebenarnya aku ingin tahu apa yang dipikirkan para detektif yang bertugas dalam kasus ini, orang-orang yang terlibat dalam kasus… tapi aku tidak punya lencana sekarang, jadi itu tidak mungkin. Tentu saja, mungkin L telah mengatasi bagian itu untukku.”Misora mulai menghargai betapa sulitnya bekerja sendirian, tanpa dukungan dari organisasi. Ia selalu ditempatkan di FBI, tapi sekarang ia merasakan betapa banyakanya ia memanfaatkan fasilitas yang disediakan di sana.“Mungkin aku akan memeriksa ruangan yang lain… kelihatannya percuma. Tapi jika ia menghapus semua sidik jari di rumah…” Ia menggumam, dan berbalik untuk meninggalkan ruangan.Tapi kemudian ia ingat ada satu tempat yang belum ia periksa. Di bawah kasur. Cukup mudah untuk dilihat dan lebih besar kemungkinnannya daripada di balik karpet atau wallpaper—seperinya tidak mungkin jika polisi melupakan area seperti itu, tapi sepertinya akan berguna untuk memeriksa ke bawah, hanya untuk memastikan. Di sana mungkin ada sesuatu yang bisa ia temukan.Misora menunduk di samping kasur…Dan sebuah tangan keluar dari bawahnya.“…?!”Misora langsung terlonjak ke belakang, menahan segala emosi yang muncul karena kejadian tiba-tiba ini, dan mengepalkan tangannya ke depan. Ia tidak memiliki pistol dengannya—bukan karena ia diberhenti tugaskan, tapi sederhananya ia hanya tidak pernah membawa senjata ke mana-mana. Tanpa pistol, ia tidak memiliki pelatuk untuk ditekan.“Apa… tidak, siapa kau?” raung Misora, mencoba untuk terdengar mengintimidasi. Tapi tangan itu segera diikuti tangan kedua, seolah suaranya hanyalah angin lewat, dan sebuah tubuh pun muncul. Seorang pria, merangkak keluar dari bawah kasur.Sudah berapa lama… ia di situ…?Apa ia di sana dari tadi?Apakah ia mendengar percakapannya dengan L?Segala jenis pertanyaan membanjiri pikiran Misora.“Jawab aku! Siapa kau?”Ia memasukan salah satu tangannya ke dalam jaket, berpura-pura seolah ia memiliki pistol. Pria itu mendongak.Dan perlahan berdiri.Warna rambutnya hitam.Sebuah kaos polos, jeans kusam.Ia adalah seorang pemuda, dengan warna hitam tebal di kantong matanya, mata yang lebar.Kurus, dan sepertinya sangat tinggi, tapi punggungnya bungkuk, membuat pandangannya dua jengkal lebih rendah dari Misora sehingga pria itu harus mendongak untuk melihatnya.“Senang bertemu denganmu,” ucapnya,tidak ragu-ragu sama sekali. Ia membungkukan badannya bahkan lebih rendah lagi. “Anda bisa memanggilku Ryuzaki.”

Page 2 : Ryuzaki

Page 14: Nov Another Note

L telah dimusuhi oleh para detektif lain, dan beberapa yang iri padanya memanggilnya detektif

pertapa, atau detektif komputer, namun tak satupun akurat untuk menggambarkan kenyataannya.

Naomi Misora juga telah cenderung untuk berpikir bahwa L adalah detektif yang selalu duduk di

kursi, namun nyatanya, L adalah kebalikannya, seorang individu yang aktif dan agresif. Meskipun

ia sama sekali tidak tertarik pada pergaulan sosial, yang pasti ia juga bukan jenis detektif yang

mengunci dirinya sendiri di ruangan gelap berbayang-bayang dan menolak untuk keluar. Sudah

menjadi rahasia umum bahwa sebenarnya perang detektif hebat, L, Eraldo Coil, dan Danueve

sebenarnya adalah orang yang sama. Bisa dipastikan, siapapun yang membaca catatan ini hampir

pasti tahu… meskipun mereka mungkin tidak tahu bahwa L mengalami perang dengan Eraldo Coil

asli dan Danueve asli, dan membuktikan kemenangan, (mengklaim kode detektif mereka. Detail

dari perang detektif ini akan kusimpan untuk saat yang lain, tapi termasuk tiga nama itu, L

memiliki banyak kode detektif lainnya. Aku tidak tahu berapa banyak, tetapi paling tidak ada

sekitar tiga digit. Dan banyak dari mereka adalah detektif terkenal – misalnya, seperti siapapun

yang membaca catatan ini pasti tahu, ia muncul di hadapan Kira, memanggil dirinya sendiri

Ryuzaki atau Ryuga Hideki.) Tentu saja, Naomi Misora tidak akan mungkin tahu mengenai ini,

namun menurut pendapatku, nama L adalah, untuknya, hanya satu dari sekian banyak nama lain.

Ia tidak pernah memiliki satu pun hubungan langsung pada identitas itu. Ia tidak pernah berpikir

dirinya sendiri sebagai L, itu hanyalah nama yang paling terkenal dan berkuasa dari banyak kode

detektif yang telah ia gunakan seumur hidupnya. Nama itu memiliki kegunaannya, namun kurang

misterius. L memiliki sebuah nama asli yang tidak seorang pun mengetahuinya, dan tidak akan

pernah, tapi sebuah nama yang ia tahu tidak pernah mendefinisikannya. Aku terkadang ingin tahu

jika L sendiri pernah mengetahui tepatnya nama yang mana yang telah ditulis dalam Death Note,

yang mana yang telah membunuhnya.

Aku ingin tahu.

Tapi kembali ke kasus pembunuhan BB Los Angeles.

“Ryuzaki…” ucap Naomi Misora, melihat kartu nama hitam yang telah diberikan padanya tanpa

repot-repot menyembunyikan kecurigaannya. “Rue Ryuzaki, benar, kan?”

“Ya. Rue Ryuzaki,” jawab pria itu, dalam nada tak terganggu yang sama. Matanya yang lebar

menatap menembus lingkaran hitam di sekelilingnya, dan ia menghisap ibu jarinya.

Mereka telah keluar dari kamar tidur ke dalam ruang tamu rumah Believe Bridesmaid. Mereka

duduk berhadapan pada sofa yang mahal. Ryuzaki duduk dengan lutut ditarik ke atas dan lengan

yang mendekapnya. Misora pikir ini terlihat sedikit kekanak-kanakan, namun karena Ryuzaki jelas-

jelas bukan anak kecil, ini terlihat sedikit mengerikan. Fakta bahwa ia tidak bisa memberi

komentar kepada Ryuzaki, itu semua karena ia sudah terlalu dewasa. Untuk mencairkan suasana

diam yang canggung, Misora menunduk pada kartu itu lagi—Rue Ryuzaki: Detektif.

“Menurut kartu ini, kau adalah seorang detektif?”

“Ya, benar,”

“Maksudmu… seorang detektif pribadi?”

Page 15: Nov Another Note

“Tidak, istilah itu tidak begitu tepat. Saya merasa kata ‘pribadi’ membawa egoisme berlebihan…

anda bisa menyebut saya seorang detektif non-pribadi—detektif tanpa ego.”

“Begitu, ya…”

Dengan kata lain, ia tidak memiliki lisensi.

Jika ia membawa pulpen, ia pasti sudah menuliskan “idiot” pada kartunya, tapi sayangnya, tidak

ada alat tulis yang bisa diraih, jadi ia memutuskan untuk meletakkannya di meja sejauh mungkin

darinya, seolah itu benda yang menjijikkan.

“Jadi, Ryuzaki… kalau boleh kutanya lagi, apa yang sedang kau lakukan di bawah sana?”

“Sama dengan anda. Menyelidiki,” jawab Ryuzaki, tanpa perubahan ekspresi sedikit pun.

Mata bertepi-hitamnya tidak pernah berkedip. Lebih seperti tidak tenang.

“Saya disewa oleh orangtua pemilik rumah ini—oleh orang tua Tuan Bridesmaid, dan saat ini saya

sedang melakukan penyelidikan pembunuhan. Sepertinya anda ada di sini untuk alasan yang

sama, Misora.”

Pada titik ini Misora tidak peduli lagi siapa Ryuzaki ini—detektif pribadi atau non-pribadi, yang jelas

ia tidak ingin terlibat dengannya. Satu-satunya yang menjadi masalah adalah berapa banyak

percakapannya yang telah didengar dari kolong tempat tidur… yang dalam skenario terburuk

dapat mempengaruhi karir masa depannya. Jika informasi apapun mengenai L yang misterius

dipublikasikan karenanya, ia akan harus melakukan lebih dari sekedar mengundurkan diri. Ia telah

memulai topik ini dengan baik, dan ia telah menganggap tempat tidur telah menyamarkan

suaranya sehingga Ryuzaki tidak bisa menangkap apa yang ia katakan dengan jelas, namun ini

bukanlah sesuatu yang dapat ia percayai dengan mudah,

“Ya… Aku juga seorang detektif,” kata Misora, merasakan bahwa ia tidak punya pilihan lain. Jika ia

tidak sedang cuti, pasti ia sudah mengaku sebagai agen FBI, namun karena sedang cuti, ia tidak

mau membahayakan diri jika ada yang ingin melihat lencananya. Tampaknya lebih aman untuk

berbohong—lagipula, ada kemungkinan bahwa Ryuzaki juga sedang berbohong. Ia tidak perlu

merasa bersalah sama sekali.

“Aku tidak bisa mengatakan padamu kepada siapa aku bekerja, tapi aku sudah diminta untuk

menyelidiki secara diam-diam. Untuk menemukan siapa yang telah membunuh Believe

Bridesmaid, Quarter Queen, dan Backyard Bottomslash…”

“Benarkah? Kalau begitu kita bisa saling membantu!” katanya segera.

Kegelisahannya pada saat ini secara aneh menjadi lega.

“Jadi, Ryuzaki. Apakah kau menemukan sesuatu di bawah kasur yang mungkin berguna dalam

menyelesaikan kasus ini? Kukira kau tadi sedang mencari apapun yang mungkin ditinggalkan sang

pembunuh, tapi…”

Page 16: Nov Another Note

“Bukan, bukan begitu. Saya mendengar seseorang memasuki rumah, jadi saya memutuskan untuk

sembunyi dan mengamati situasi. Setelah beberapa saat tampak jelas bahwa anda bukan orang

yang berbahaya, jadi saya keluar.”

“Orang yang berbahaya?”

“Ya. Contohnya, pembunuh itu sendiri, kembali untuk mengambil sesuatu yang ia lupakan. Jika

memang benar begitu, maka sungguh kesempatan bagus! Tapi sepertinya harapan saya sia-sia.”

Pembohong.

Ia bisa mencium kebohongan itu.

Misora sekarang hampir teryakinkan bahwa ia telah bersembunyi di bawah sana untuk

mendengarkan percakapannya dengan L. Di situasi yang lain, ini mungkin hanya paranoia belaka,

tapi orang bernama Ryuzaki ini bukanlah orang biasa.

Tidak ada bagian dari dirinya yang tidak mencurigakan.

“Bagaimanapun, saya bertemu dengan anda sebagai gantinya, jadi itu tidak benar-benar

mengecewakan. Ini bukan novel atau komik, jadi tidak ada alasan untuk sesama rekan detektif

memandang rendah satu sama lain. Bagaimana menurutmu, Misora? Setuju untuk bertukar

informasi?”

“Tidak. Terimakasih atas usulnya, tapi aku harus menolak. Aku memiliki tugas untuk menjaganya

tetap rahasia,” balas Misora. L telah memberikan padanya semua tentang kasus yang bisa

didapatkan siapa saja—tampaknya ia tidak akan mendapat informasi apapun dari seorang detektif

pribadi tidak berpengalaman. Dan tentu saja, ia tidak berniat memberikan apapun padanya. “Aku

yakin kau juga memiliki rahasiamu sendiri.”

“Tidak.”

“Tentu saja kau punya. Kau seorang detektif.”

“Oh? Kalau begitu aku punya.”

Fleksibel.

Keduanya tampak baik-baik saja untuknya.

“Tapi menurutku menyelesaikan kasus harus diprioritaskan… Baiklah, Misora. Bagaimana kalau

begini: saya akan menyediakan segala informasi yang saya punya padamu tanpa imbalan.”

“Eh…? Uh, aku tidak mungkin…”

“Tolong. Sebenarnya, tidak penting apakah saya atau anda yang memecahkan kasusnya. Harapan

klienku adalah untuk melihat kasusnya terpecahkan. Jika anda memiliki pikiran yang lebih tajam

dariku, maka memberitahumu segalanya akan jadi lebih efektif.”

Semua itu terdengar manis, tapi ia tidak mungkin bersungguh-sungguh, jadi kewaspadaan Misora

akan Ryuzaki tumbuh lebih tajam. Apa yang diinginkannya? Beberapa menit yang lalu ia telah

Page 17: Nov Another Note

mengarang sebuah kebohongan, mengaku bahwa ia berpikir dirinya mungkin adalah pembunuh

yang kembali ke tempat kejadian, tapi teori itu tampak jauh lebih cocok untuk pria yang

bersembunyi di bawah kasur daripada ia.

“Anda boleh memutuskan untuk memberiku informasimu atau tidak sesudahnya. Jadi, pertama,

ini,” kata Ryuzaki, menarik lipatan kertas dari saku jeans-nya. Ia memberikannya pada Misora,

tanpa repot membukanya dulu. Misora mengambilnya, dan membukanya dengan ragu. . itu adalah

teka-teki silang. Sebuah rangkaian kotak-kotak, dan petunjuk dalam huruf-huruf kecil. Misora

memiliki firasat tentang benda apa ini.

“Ini adalah…”

“Oh? Kau tahu tentang itu?”

“Tidak… tidak secara langsung.” ia tergagap, tidak yakin harus bagaimana harus bereaksi. Terlihat

jelas bahwa ini adalah teka-teki silang yang sama dengan yang telah dikirim ke Kepolisian LA

tanggal 22 Juli, tapi L mengatakan bahwa teka-teki yang asli sudah dibuang, jadi apakah ini

salinan? Bagaimana pria ini… bagaimana Ryuzaki dapat berjalan-jalan dengan benda ini terlipat di

kantongnya? Ketika ia berpikir dengan marah, Ryuzaki memandangnya dengan tatapan penuh

penilaian. Seakan ia sedang menguji kemampuannya berdasarkan reaksinya…

“Biarkan saya menjelaskan. Bulan lalu, pada dua puluh dua Juli, teka-teki silang ini dikirimkan pada

Kepolisian LA oleh pengirim yang tidak diketahui. Rupanya, tidak ada yang bisa memecahkannya,

tapi jika anda bisa memecahkannya, teka-teki itu menunjukan alamat dari rumah ini. Dapat diduga

bahwa ini adalah semacam peringatan dari pembunuh pada polisi dan masyarakat pada umumnya.

Sebuah pernyataan perang, boleh dibilang.”

“Begitu rupanya. Tapi tetap saja…”

Disamping apa yang sudah dikatakan L, sebagian dari dirinya sudah mengabaikan hal itu layaknya

seperti teka-teki silang biasa, tapi sekarang ketika ia bisa melihat petunjuknya dengan mata

kepala sendiri, teka-teki silang itu tampak sangat amat sulit. Petunjuknya tampak sangat

melelahkan sehingga kebanyakan orang akan menyerah bahkan sebelum mencoba untuk

memecahkan salah satunya. Tapi pria di seberangnya telah memecahkannya sendirian?

“Kau yakin jawabannya menunjukkan alamat ini?”

“Ya. Coba saja simpan dan pecahkan sendiri kalau anda ragu. Bagaimanapun, pembunuh yang

mengirim peringatan biasanya mencari perhatian, kalau mereka tidak punya beberapa alasan lain

yang lebih besar. Dan aspek Wara Ningyo dan ruang tertutup dari kasus cocok dengan kepribadian

itu. Jadi kelihatannya banyak kemungkinan adanya pesan-pesan lain… atau sesuatu seperti pesan,

ditinggalkan di tempat kejadian. Benar, kan, Misora?”

Kesimpulan yang sama dengan L.

Siapa pria ini?

Jika ia hanya menyatakan sesuatu seperti L, Misora dapat menyimpulkan bahwa ia mengatakannya

berdasarkan percakapan yang ia dengar dari bawah kasur, tapi untuk benar-benar memiliki salinan

Page 18: Nov Another Note

dari teka-teki silang itu, sebuah teka-teki yang seharusnya hanya orang seperti L yang bisa

dapatkan… Pertanyaan akan identitas Ryuzaki sekali lagi telah menjadi sangat penting untuknya.

“Permisi,” kata Ryuzaki, meletakkan kedua kakinya di tanah dan menuju, masih membungkuk, ke

dapur—seperti meluncur keluar ruangan untuk memberi Misora waktu untuk menenangkan diri. Ia

membuka kulkas dengan gerakan terlatih, seakan ini adalah rumahnya sendiri, memasukkan

tangannya ke dalam, dan mengeluarkan sebuah toples—dan kemudian meringkuk kembali ke sofa,

meninggalkan pintu kulkas terbuka. Benda itu tampaknya setoples selai stroberi.

“Ada apa dengan selai itu?”

“Oh, ini milikku. Saya membawanya dan meletakkannya di sana untuk menjaganya agar tetap

dingin. Sudah waktunya makan siang sekarang.”

“Makan siang?”

Masuk akal bahwa tidak akan ada makanan di kulkas orang yang sudah mati dua minggu yang

lalu, tapi makan siang? Misora sendiri menyukai selai, tapi ia tidak melihat roti sama sekali—dan

tidak juga terlintas di pikirannya ketika Ryuzaki membuka tutupnya, memasukkan tangannya ke

dalam, menyendok selai, dan mulai menjilatinya dari jarinya.

Naomi Misora menganga padanya.

Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya.

“Mmm? Ada masalah, Misora?”

“K-kau memiliki kebiasaan makan yang aneh.”

“Benarkah? Menurutku tidak.”

Ryuzaki menyendok segenggam lagi selai ke mulutnya.

“Saat saya mulai berpikir, saya mulai membutuhkan manisan. Jika saya ingin bekerja dengan baik,

selai itu diperlukan. Gula bagus untuk otak.”

“Hunh…”

Misora berpendapat bahwa otaknya perlu perhatian medis khusus lebih dari gula, tapi saat itu, ia

tidak memiliki keberanian untuk berkata begitu. Bahasa tubuhnya mengingatkannya pada Pooh

Bear, tapi Ryuzaki tidak kuning ataupun menggemaskan, dan tidak mirip beruang sama sekali,

melainkan seorang pria tinggi dengan punggung bungkuk. Saat ia sudah memakan empat

genggam penuh selai, ia meletakkan bibirnya langsung ke tepi toples seakan itu adalah secangkir

teh dan menyeruput isinya dengan berisik. Dalam beberapa saat ia sudah menghabiskan seluruh

toples.

“Maaf untuk penundaannya.”

“Oh… tidak apa-apa.”

“Saya punya selai lagi di kulkas, anda mau?”

Page 19: Nov Another Note

“T-tidak terimakasih…”

Makanan itu seperti siksaan. Ia bahkan akan menolaknya kalau pun ia sudah kelaparan sampai

mati. Setiap serat di tubuhnya menolak Ryuzaki. Sepenuhnya. Misora tidak pernah memiliki

kepercayaan diri untuk memalsukan senyuman, tapi satu yang ia tujukan padanya saat ini tampak

sangat meyakinkan.

Orang dapat tersenyum bahkan saat ketakutan.

“Oke,” kata Ryuzaki, menjilati selai dari jari-jarinya, tidak menunjukkan tanda bagaimana Misora

memandang reaksinya. “Jadi, Misora, ayo pergi.”

“Pergi? Pergi ke mana?” tanya Misora, dengan sia-sia mencoba untuk menemukan cara menolak

berjabat tangan dengannya.

“Jelas,” kata Ryuzaki, “Untuk melanjutkan penyelidikan kita pada tempat kejadian, Misora.”

Pada saat ini, Misora seharusnya masih mampu untuk (dengan egois) memilih jalannya pada apa

yang akan datang. Ia dapat secara fisik melempar Ryuzaki keluar dari rumah Believe Bridesmaid,

dan kita bahkan dapat mengatakan, bahwa melakukan itu adalah reaksi yang paling bijaksana

akan keberadaannya, tapi disamping menjadi sangat, sangat tertarik untuk mengambil langkah

bijaksana, Misora meyakinkan dirinya untuk membiarkan Ryuzaki tinggal. Lebih dari apapun,

kemungkinan bahwa ia telah menguping percakapannya dengan L membuat Ryuzaki berbahaya,

dan bahkan mengabaikan bahwa ia mencurigakan, mengerikan, dan memiliki salinan teka-teki

silang itu, yang telah menutup kesepakatan. Ia perlu menjaganya dalam pengamatan sampai ia

memiliki ide lebih baik tentang siapa Ryuzaki. Pastinya, siapapun yang tahu lebih banyak tentang

situasinya, siapapun seperti aku, bisa mengatakan bahwa ini tepatnya yang Ryuzaki harapkan,

tepatnya yang ingin ia raih, tapi akan jadi terlalu berlebihan jika mengharapkan Naomi Misora

untuk menyadarinya sedini ini. Lagipula, beberapa tahun setelah Kasus Pembunuhan Los Angeles

BB, ketika ia dibunuh oleh Kira, Misora tetap yakin bahwa ia belum pernah bertemu dengan L

secara langsung, bahwa ia hanya mematuhi perintah suara-sintesisnya dari layar komputernya.

Tergantung bagaimana kau melihatnya, ini mungkin saja hal yang bagus untuk dunia bahkan si

pembunuh Kira, yang jika ia tahu sedikit saja seberapa dalam hubungan Misora dengan L, tidak

akan membunuhnya begitu cepat. Hidup L hanya bertambah beberapa tahun lebih, tapi bahkan itu

bisa juga berkat Misora… nah, tidak penting untuk menduga-duga.

Kembali ke titik ini.

Siapapun yang telah membaca Sherlock Holmes akan mengingat deskripsi gamblang dari seorang

detektif yang berkeliling ruangan, mengamati lekat-lekat segala sesuatu melalui kaca pembesar.

Sebuah kesan khas yang bekerjasama dengan novel detektif tua yang mana orang tidak pernah

melihat detektif bertindak seperti itu lagi. Untuk hal itu, istilah novel detektif hampir tidak pernah

digunakan—mereka dipanggil novel misteri, atau novel mengerikan. Tidak ada yang menginginkan

detektif yang benar-benar menduga segalanya—jauh lebih menarik jika mereka hanya

mengatakan kebenarannya. Sama seperti komik untuk anak lelaki di Jepang, populer di seluruh

dunia. Semua buku yang paling populer memiliki pahlawan dengan pengecualian kekuatan.

Jadi ketika mereka memasuki kamar tidur dan Ryuzaki tiba-tiba turun dan mengambil posisi

merangkak, persis seperti saat ia keluar dari bawah kasur, dan mulai merangkak ke seluruh

Page 20: Nov Another Note

ruangan (sekalipun tanpa kaca pembesar) Misora benar-benar terkejut. Kelihatannya, berada di

bawah tempat tidur bukan satu-satunya alasan untuk sikapnya ini. Ia tampak begitu terbiasa

mengahbiskan waktu merangkak-rangkak sampai ia terlihat akan memanjat dinding dan melintasi

langit-langit.

“Apa yang kau tunggu, Misora? Bergabunglah denganku!”

Misora menggelengkan kepala cepat sekali hingga membuat pandangannya kabur.

Itu menghina kehormatannya sebagai wanita. Bukan, sebagai manusia—bergabung dengannya

akan selamanya memisahkannya dari sesuatu yang sungguh-sungguh penting.

“Oh? Sayang sekali,” kata Ryuzaki, rupanya tidak pernah memiliki sesuatu yang penting itu dari

awal. Ia menggelengkan kepalanya dengan sedih dan melanjutkan menyelidiki ruangan.

“T-tapi Ryuzaki… menurutku tidak ada lagi yang tertinggal disini untuk ditemukan. Maksudku,

polisi sudah mencarinya dengan sangat teliti…”

“Tapi polisi melewatkan teka-teki silangnya. Sama sekali tidak mengejutkan bagiku jika mereka

melewatkan sesuatu yang lain di sini.”

“Jika kau menganggapnya seperti itu… tapi hanya ada sangat sedikit hal yang diketahui. Aku harap

aku memiliki petunjuk untuk apa yang harusnya kucari—ruangannya terlalu kosong untuk hanya

asal memeriksanya secara acak. Dan rumah ini terlalu luas.”

“Sebuah petunjuk…?” kata Ryuzaki, berhenti di tengah gerakan setengah-merangkak. Lalu

perlahan ia menggigit jempolnya dengan hati-hati sampai tampak seperti sedang berfikir sangat

keras, namun arti gerakan itu terlalu kekanak-kanakan yang membuatnya terlihat sangat bodoh

juga. Misora tidak bisa memutuskan mana yang keluar jadi pemenang. “Bagaimana, Misora? Ketika

anda masuk, apakah anda memikirkan sesuatu? Apapun yang bisa membantu menyempitkannya?”

“Emm… ya, tapi…”

Ada satu hal tentang potongan di dada korban. Ia sepenuhnya tidak yakin ia harus mengatakan

semua itu pada Ryuzaki. Tapi, di sisi lain memang benar bahwa ia tidak bergerak kemana-mana…

baik dengan kasusnya, atau dengan Ryuzaki. Mungkin ia harus menguji Ryuzaki, seperti halnya ia

telah mengamati reaksi Misora saat ia mengulurkan padanya teka-teki silang itu. Jika Misora bisa

memainkan kartunya dengan benar, ia mungkin bisa mengetahui apakah Ryuzaki telah mendengar

teleponnya dari bawah kasur.

“Baik… Ryuzaki, sebagai ucapan terimakasih atas sebelulmnya, daripada sebuah pertukaran

informasi yang lengkap… lihatlah foto ini.”

“Foto?” kata Ryuzaki, dengan reaksi yang sangat dibesar-besarkan hingga orang akan mengira ia

tidak pernah mendengar kata itu sebelumnya. Ryuzaki mendekat padanya… masih dengan

merangkak, dan tidak repot-repot membalik badan. Ia benar-benar merangkak mundur kearahnya,

sebuah gerakan yang pasti sudah membuat anak kecil menangis.

“Sebuah gambar korban.” kata Misora, menyerahkan foto otopsi padanya.

Page 21: Nov Another Note

Ryuzaki mengambilnya, mengangguk penting—atau membuat seolah sedang mengangguk

penting. Cukup dengan pengujiannya dari reaksi tak terbayangkan Ryuzaki, ia benar-benar tidak

dapat menyimpulkan apapun.

“Bagus, Misora!”

“Ya?”

“Berita tidak menyebutkan bahwa tubuhnya dipotong seperti ini, yang berarti foto ini berasal dari

dokumen kepolisian. Saya kagum bahwa anda bisa mendapatkannya. Anda jelas bukan detektif

biasa.”

“…Jadi bagaimana kau mendapatkan teka-teki silang itu, Ryuzaki?”

“Itu akan tetap menjadi rahasiaku.”

Serangan baliknya dipatahkan dengan sangat mudah. Ia terlambat berharap bahwa ia telah

membolehkan Ryuzaki untuk menolak bahwa ia memiliki rahasia, bahwa ia tidak pernah

mengajarinya konsep itu sejak awal. Ia juga sangat yakin itu tidak masuk akal secara gramatikal.

“Saya juga tidak bertanya bagaimana kau mendapatkan foto ini, Misora. Tapi bagaimana ini bisa

berhubungan dengan idemu?”

“Ya, baiklah… Kupikir jika pesannya mungkin berada pada sesuatu yang sudah tidak ada di

ruangan lagi, tapi ada di ruangan pada saat itu. Dan yang hal yang paling jelas yang seharusnya

ada disini, tetapi tidak ada…”

“Adalah pemilik ruangan, Belive Bridesmaid. Pintar.”

“Dan jika kau melihat gambar itu dari sudut yang benar… apakah bekas luka itu terlihat seperti

huruf bagimu? Kupikir mungkin itu adalah semacam pesan…”

“Oh?” kata Ryuzaki, menahan gambarnya tetap diam sempurna ketika ia menggerakkan

kepalanya dengan tersentak-sentak. Apakah tidak ada tulang yang padat di lehernya? Ia bergerak

seperti manusia karet. Misora melawan keinginannya untuk berpaling. “Bukan, bukan huruf.”

“Bukan? Kukira terbaca seperti itu…”

“Bukan, bukan, Misora, saya tidak menyangkal seluruh idenya, hanya sebagian. Ini bukan huruf,

tapi angka Romawi.”

Oh.

Benar, angka Romawi, hal yang sama yang ia lihat pada jam dan rak dinding setiap hari—V dan I,

jelas, dan C, M, D, X, dan L… ia harusnya sudah menduganya ketika ia melihat tiga I saling

berdekatan—itu bukan tiga I, tapi III. Tapi ada L juga setelahnya, dan ia telah menghubungkannya

dengan nama detektif itu dan teralih sendiri.

“I adalah satu, II adalah dua, III adalah tiga, IV adalah empat, V adalah lima, VI adalah enam, VII

adalah tujuh, VIII adalah delapan, IX adalah sembilan, X adalah sepuluh, L adalah lima puluh, C

adalah seratus, D adalah lima ratus, M adalah seribu. Jadi luka ini bisa dibaca sebagai 16, 59, 1423,

Page 22: Nov Another Note

159, 13, 7, 582, 724, 1001, 40, 51, dan 31,” kata Ryuzaki, membaca angka-angka yang rumit

tanpa sedetikpun jeda. Apakah ia ahli dalam angka Romawi, atau apakah pikirannya benar-benar

bekerja secepat itu?

“Ini cuma foto, jadi mungkin saya tidak membacanya dengan benar, tapi ada delapan puluh persen

kemungkinan saya benar.”

“Persen?”

“Bagaimanapun, saya takut itu tidak mengubah situasi. Kecuali kita bisa menemukan apa

seharusnya arti angka-angka itu, akan sangan berbahaya menduga bahwa mereka adalah pesan

dari si pembunuh. Mungkin mereka pengalih perhatian.”

“Permisi, Ryuzaki,” kata Misora, mengambil satu langkah ke belakang.

“Untuk apa?”

“Aku harus membenahi riasanku.”

Tanpa menunggu respon, Misora meninggalkan kamar tidur dan menaiki tangga, menuju toilet di

lantai dua (bukan di lantai satu). Ia mengunci pintunya dari dalam dan mengeluarkan telepon

genggamnya. Ia ragu-ragu sesaat, lalu menelepon L. Di saluran nomor lima. Beberapa bunyi bip

singkat, dan akhirnya terhubung.

“Ada apa, Naomi Misora?”

Suara sintetis itu.

Merendahkan suaranya dan menyembunyikan mulutnya di balik tangannya, Misora berkata,

“Sesuatu yang harus kulaporkan.”

“Kemajuan dalam kasus? Kerja yang sangat cepat.”

“Bukan… yah, sedikit. Aku mungkin telah menemukan sebuah pesan dari si pembunuh.”

“Mengagumkan.”

“Tapi bukan aku yang menyadarinya. Bagaimana mengatakannya… semacam detektif pribadi

yang misterius…”

Seorang detektif pribadi misterius.

Kalimat itu hampir membuatnya tertawa.

“…baru saja muncul.”

“Begitu,” suara sintetis itu berkata, lalu terdiam.

Itu adalah kesunyian yang sama sekali tidak nyaman untuk Misora, ia telah memutuskan untuk

menunjukkan gambar itu pada Ryuzaki dan bermaksud mengujinya. Ketika L tidak mengatakan

apa-apa, Misora melanjutkan dengan menjelaskan apa yang Ryuzaki katakan tentang foto otopsi

itu. Dan bahwa ia memiliki salinan dari teka-teki silang itu. Sepotong informasi ini akhirnya

Page 23: Nov Another Note

menghasilkan reaksi dari L, tapi karena itu hanyalah suara sintetis, ia tidak bisa membaca emosi di

baliknya.

“Apa yang harus kulakukan? Sebetulnya, kupikir berbahaya untuk melepaskan pandanganku

darinya.”

“Apakah ia keren?”

“Hunh?”

Pertanyaan L benar-benar keluar dari pembicaraan, dan ia memaksa untuk menanyakannya untuk

kedua kalinya sebelum Misora menjawab, masih tidak bisa mengerti dengan arah pembicaraan.

“Tidak, sepenuhnya tidak,” katanya jujur, “Menyeramkan dan menyedihkan, dan sangat

mencurigakan hingga jika aku tidak sedang cuti, aku akan langsung menahannya ketika aku

melihatnya. Jika kita membagi semua orang di dunia menjadi yang lebih baik mati atau tidak, tak

ada keraguan di benakku bahwa ia akan jadi yang pertama. Benar-benar orang aneh yang

membuatku kagum bahwa ia belum membunuh dirinya sendiri.”

“…”

Tidak ada jawaban.

Tentang apa ini sebenarnya?

“Naomi Misora, instruksi anda.”

“Ya?”

“Saya membayangkan bahwa anda berfikir hal yang kurang lebih sama dengan saya, tapi biarkan

detektif pribadi ini melakukan apa yang disukainya untuk sementara. Sebagian karena itu

berbahaya membiarkannya lepas dari pengawasan anda, tapi lebih penting lagi karena sangat

penting untuk mengamati gerakannya. Saya percaya pujian untuk dugaan foto autopsi lebih

menjadi milik anda daripada miliknya, tapi ia jelas bukan orang biasa.”

“Aku setuju.”

“Apakah ia ada di dekat sini?”

“Tidak, aku sendirian. Aku menelepon dari kamar mandi, di lantai atas dan di belakang rumah,

jauh dari kamar tidur.”

“Segera kembalilah ke sisinya. Saya akan menyelidikinya, dan mencoba untuk menemukan apakah

seorang detektif bernama Ryuzaki benar-benar telah disewa oleh orangtua Believe Bridesmaid.”

“Baik.”

“Anda bisa menggunakan saluran yang sama lain kali menelepon.” Dan ia menutup telepon.

Misora menutup teleponnya.

Page 24: Nov Another Note

Ia harus kembali secepatnya, sehingga tidak akan tampak mencurigakan, tapi ia telah

meninggalkannya dengan waktu yang kurang tepat, pergi ke kamar mandi.

Ryuzaki sedang berdiri tepat di depan pintu. “Eek…!”

“Misora. Anda ada di atas sini?”

Ia tidak sedang merangkak, tapi meskipun begitu, Misora menelan ludah. Sudah berapa lama ia

ada di sana?

“Setelah anda keluar dari ruangan, saya menemukan sesuatu yang menarik dan tidak bisa

menunggu. Jadi saya menyusul. Apakah anda sudah selesai?

“Y-ya…”

“Kemarilah.”

Ia berderap keluar, masih membungkuk, menuju tangga. Masih terguncang, Misora mengikutinya.

Apakah ia telah mendengarkan semuanya dari balik pintu? Pertanyaan ini menyiksanya. Ia

menemukan sesuatu yang menarik? Itu mungkin saja hanya beberapa kalimat… ia telah menjaga

suaranya sangat pelan sehingga tidak mungkin ia bisa mendengar, tapi bagaimanapun ia telah

hampir pasti mencoba untuk menguping. Yang berarti…

“Oh, Misora,” kata Ryuzaki, tanpa berbalik.

“Y-ya?”

“Kenapa saya tidak mendengar suara siraman toilet sebelum anda keluar ruangan?”

“Sepertinya terdengar kasar untuk menanyakan hal seperti itu pada seorang gadis, Ryuzaki,” ucap

Misora akhirnya, agak canggung karena kesalahannya. Ryuzaki tidak tampak terpengaruh.

“Benarkah? Bagaimanapun… belum terlambat kalau anda belum menyiramnya. Anda masih bisa

kembali. Gender dianggap sama saja kalau berhubungan dengan kebersihan.”

Cara yang benar-benar menyeramkan untuk menyimpulkannya.

Dalam setiap katanya.

“Aku tadi sedang menelepon. Laporan teratur untuk klien-ku. Tapi aku tidak ingin kau

mendengarnya.”

“Oh? Tapi tetap saja, mulai sekarang, lebih baik anda menyiramnya. Untuk kamuflase juga bagus.”

“Sepertinya begitu.”

Mereka sampai di kamar tidur. Ryuzaki langsung merangkak setelah melewati ambang pintu.

Terlihat lebih seperti kegiatan religius pembawa sial daripada penyelidikan Sherlock Holmes.

“Di sebelah sini.” Ryuzaki meraih dirinya sendiri melewati karpet ke arah rak buku.

Rak buku milik Believe Braidsmaid, dengan lima-puluh-tujuh buku yang tertata rapi. Itu adalah

tempat pertama yang diselidikinya setelah berbicara dengan L.

Page 25: Nov Another Note

“Kau bilang kau menemukan sesuatu yang baru?”

“Ya. Sesuatu yang baru—tidak, lebih tepatnya begini. Saya sudah menemukan fakta penting.”

Usaha Ryuzaki untuk terlihat keren mengganggunya. Ia mengabaikannya.

“Jadi, maksudmu, kau menemukan semacam petunjuk, begitu?”

“Lihat,” kata Ryuzaki, menunjuk sisi kanan rak kedua dari bawah. “Ada sebelas seri dari komik

Jepang terkenal bernama Akazukin Chacha.”

“Lalu?”

“Saya suka komik ini.”

“Benarkah?”

“Ya.”

Bagaimana ia harus merespon? Berlawanan dengan harapannya, ia merasakan ekspresinya

melembut, namun tidak berusaha untuk memeriksa penolakan dalam dirinya, saat Ryuzaki

melanjutkan.

“Kau Nikkei, bukan?”

“Nikkei…? Kedua orangtuaku berasal dari Jepang. Pasporku sekarang memang Amerika, tapi aku

tinggal di Jepang hingga setelah SMA…”

“Jadi anda pasti tahu komik ini. Ciptaan legendaris Min Ayahana. Saya membaca semua serinya.

Shiine benar-benar mengagumkan! Saya suka anime-nya juga. Cinta dan keberanian dan harapan

—Holy Up!”

“Ryuzaki, kau mau seperti ini dulu beberapa saat? Kalau begitu, aku akan menunggu di ruangan

lain…”

“Kenapa anda melakukannya saat saya bicara denganmu?”

“Er, um… maksudku, aku juga menyukai Akazukin Chacha. Aku menonton anime-nya. Aku juga

mengalami cinta, keberanian, harapan dan Holy Up.”

Ia benar-benar ingin memberitahu Ryuzaki tepatnya betapa sedikit kepeduliannya pada hobi

Ryuzaki, namun diragukan apakah detektif pribadi ini bisa mengerti pendapat yang ditujukan

padanya masuk akal. Meragukan seperti Ryuzaki sendiri.

Atau apakah itu terlalu membesar-besarkan?

“Bagus. Kita harus membicarakan detil kesenangan yang diberika anime di lain waktu, tapi untuk

sekarang, lihat di sini.”

“Hunh…” ucap Misora, melihat serial Akazukin Chacha di rak buku dengan patuh.

“Menyadari sesuatu?”

Page 26: Nov Another Note

“Tidak juga…”

Itu hanyalah setumpuk komik. Pada dasarnya mereka dapat menyimpulkan Believe Braidsmaid

pintar berbahasa Jepang, dan menyukai komik… tapi banyak orang seperti itu di Amerika.

Membaca versi Jepang asli dan bukan terjemahannya juga bukan hal yang benar-benar aneh.

Dengan adanya jual beli Internet, sangat mudah untuk mendapatkannya.

Mata bertepi-gelap Ryuzaki menatap lurus padanya. Merasa tidak nyaman, Misora menghindari

tatapannya, memeriksa setiap seri. Namun bahkan setelah ia selesai memeriksa semuanya, ia

tidak menemukan fakta yang menarik atau apapun yang bisa dijadikan petunjuk.

“Aku tidak melihat apa-apa… ada sesuatu tentang satu dari komik-komik ini?”

“Tidak.”

“Hah?” Ada lebih dari nada marah dari suaranya. Ia tidak suka dipermainkan. “Tidak? Apa

maksudmu?”

“Bukan salah satu,” kata Ryuzaki. “Sesuatu yang seharusnya ada di sini, tetapi tidak ada. Misora,

anda lah yang menemukannya—pesan apapun dari sang pembunuh menunjukkan apapun yang

seharusnya ada menjadi tidak ada. Anda  lah yang menemukan bahwa ini berarti tubuh Believe

Braidsmaid. Saya tidak berpikir saya harus menjelaskan ini padamu—lihat baik-baik, Misora. Tidak

semua ada di sini. Seri keempat dan kesembilan hilang.”

“Eh?”

“Akazukin Chacha ada tiga belas seri. Bukan sebelas.”

Misora melihat buku-buku itu lagi, dan nomornya berurutan dari satu, dua, dan tiga ke lima, enam,

tujuh, dan delapan ke sepuluh. Jika Ryuzaki benar, dan ada tiga belas seri, jadi dua seri menghilang

—seri empat dan sembilan.

“Hmm… benar. Tapi… Ryuzaki, lalu kenapa? Maksudmu pembunuhnya mengambul dua seri itu

bersamanya? Itu memang mungkin, tapi sepertinya mereka memang menghilang dari awal.

Mungkin ia bermaksud mengambilnya nanti. Tidak semua orang membaca komik berurutan, kau

tahu. Maksudku, mungkin ia berhenti di tengah-tengah bagian Dickwood, di sini…”

“Mustahil,” kata Ryuzaki, yakin “Tidak ada yang akan melewati dua seri di tengah-tengah Akazukin

Chacha. Say benar-benar yakin fakta ini dapat diterima di pengadilan.”

Pria ini pernah ada di pengadilan?

“Atau paling tidak, jika anggota jaksa tahu banyak tentang komik Jepang.”

“Jaksa yang buruk.”

“Pembunuhnya jelas-jelas membawa buku-buku itu bersamanya,” kata Ryuzaki, terang-terangan

mengacuhkannya. Misora tidak akan membiarkan ini. Kakinya tertanam di tanah yang lebih

realistis.

Page 27: Nov Another Note

“Tapi kau tidak punya bukti sama sekali, Ryuzaki. Sama mungkinnya jika ia hanya

meminjamkannya pada seorang teman.”

“Akazukin Chacha?! Anda bahkan tidak akan meminjamkannya pada orangtuamu! Anda akan

menyuruh mereka membelinya sendiri! Satu-satunya penjelasan yang mungkin adalah pembunuh

itu mengambilnya!” Ryuzaki bersikeras, cukup memaksa.

Ia tidak berhenti di sana.

“Lagipula, tidak ada seorangpun yang hanya ingin membaca seri keempat dan kesembilan—saya

berani mempertaruhkan selaiku!”

“Jika maksudmu selai yang tadi kau makan, setoples hanya berharga sekitar lima dolar.”

Min Ayahana pasti akan menjadi sangat kecewa.

“Jadi itu cocok, Misora, bahwa saat pembunuh itu memindahkan dua seri dari ruangan, ia

menggantinya dengan benda lain, untuk alasan yang sama sekali tak ada hubungannya.”

Karena dua buku itu memang menghilang, mengabaikan logika dan kemungkinan untuk saat ini

dan mengikuti hipotesis ini… “Tetap saja aneh, ‘kan? Maksudku, Ryuzaki, rak buku ini…”

Terisi penuh. Sangat rapat sehingga akan sulit untuk memindahkan sebuah buku. Jika ia benar-

benar memindahkan dua seri, maka seharusnya akan ada celah… atau…

“Ryuzaki. Apa kau tahu berapa banyak halaman dari buku keempat dan kesembilan Akazukin

Chacha?”

“Ya. 192 halaman dan 184 halaman.”

Ia tidak mengharapkan Ryuzaki untuk tahu jawabannnya… tetapi 192 ditambah 184 adalah 376

halaman. Misora memandang sekilas sepanjang rak, mencari dari lima-puluh-tujuh buku untuk

sebuah buku setebal 376 halaman. Tidak butuh waktu lama. Hanya ada satu buku setebal itu di rak

ini—

Insufficient Relaxation oleh Permit Winter.

Ketika ia mengambilnya dari rak, memang, buku itu benar-benar 376 halaman.

Misora membuka-buka halamannya dengan penuh harap, tapi ia tidak menemukan hal yang

terlihat menarik.

“Ada apa, Misora?”

“Oh… aku berpikir jika pembunuhnya menaruh pengganti di rak untuk menggantikan dua buku

yang diambilnya dan jika pengganti itu adalah pesan yang sebenarnya.”

Dengan asumsi memang Believe Bridesmaid yang telah menyusun bukunya dengan hati-hati

sehingga mengisi rak dengan tepat. Mungkin saja itu terjadi terburu-buru, dan sang pembunuh

mengisi dengan buku dari ruangan lain sekenanya—dan dengan pikiran itu, tidak ada yang tahu

apakah Akazukin Chacha memang milik Belive Bridesmaid. Dengan kurangnya pembatas buku,

mungkin saja itu bagian dari pesan pembunuh—tapi lalu apa? Jika memang begitu, hanya akan

Page 28: Nov Another Note

membuatnya lebih jelas bahwa ada pesan yang tertinggal. Tapi jika tidak ada yang aneh pada rak

buku itu sendiri, maka seluruh teori runtuh. Tidak lebih dari sekedar khayalan.

“Tidak buruk. Bukan, malah sangat bagus—selain itu tak akan masuk akal,” kata Ryuzaki, meraih

ke arah Misora.

Sesaat ia mengira Ryuzaki ingin berjabat tangan, dan panik, tapi kemudian ia menyadari Ryuzaki

hanya menginginkan Insufficient Relaxation. Ia menyerahkannya pada Ryuzaki. Ryuzaki

mengambilnya dengan telunjuk dan ibu jarinya, dan mulai membaca. Membaca cepat—ia melewati

376 halaman dengan kecepatan luar biasa.

Kurang dari lima menit untuk membaca seluruh buku.

Misora hampir ingin membuatnya membaca Natsuhiko Kyogoku[1].

“Saya tahu!”

“Eh? Kau menemukan sesuatu?”

“Tidak. Tidak ada apapun di sini. Jangan melihatku seperti itu. Saya bersumpah, saya tidak

bercanda. Ini hanya novel hiburan, bukan pesan, atau bahkan metafora seperti Wara Ningyo. Dan

tentu saja, tidak ada huruf apapun yang tersembunyi di antara halaman, atau tersisip di garis

tepi.”

“Garis tepi?”

“Ya, tidak ada apapun di garis tepi kecuali nomor halaman.”

“Nomor halaman?” gaung Misora. Nomor halaman… angka? Angka, seperti… angka Romawi?

“Ryuzaki, jika potongan di dada korban adalah angka Romawi, apa yang dikatakannya”

“16, 59, 1423, 159, 13, 7, 582, 724, 1001, 40, 51, dan 31.”

Ingatan yang bagus. Bahkan tanpa melihat kembali fotonya. Hampir seperti ingatan fotografis—

pertama halaman buku, dan sekarang ini.

“Kenapa dengan itu?”

“Mungkin saja mereka menunjukkan halaman dalam buku ini, tapi… dua dari angka-angka itu

empat digit. Buku itu hanya setebal 376 halaman. Tidak cocok.”

“Ya… tidak, Misora, bagaimana jika itu berputar balik? Contohnya, 476 bisa dilihat sebagai 376

ditambah seratus, dan menunjukkan halaman 100.”

“…yang maksudnya?”

“Aku tidak tahu. Coba saja… 16 mudah, halaman 16. 59, 1423, 159, 13, 7, 582, 724, 1001, 40, 51,

31…”

Ryuzaki menyipitkan mata bertepi-gelap-nya.

Page 29: Nov Another Note

Bahkan tidak melihat buku. Benarkah? Bahkan dalam kecepatan membaca seperti itu, ia

mengingat seluruh isinya dengan sempurna? Apakah itu mungkin? Apakah ia benar-benar bisa

melakukannya? Apapun itu, Misora hanya bisa berdiri dan menunggu.

“… aku tahu.”

“Bahwa tidak ada apapun di sana?”

“Tidak… ada sesuatu di sana. Sesuatu yang sangat spesifik, Misora.” Ryuzaki

menyerahkan Insufficient Relaxation kembali ke Misora. “Buka halaman 16,” ucapnya.

“Baik.”

“Apa kata pertama halaman itu?”

“Quadratic.”

“Selanjutnya halaman 59. Kata pertamanya?”

“Ukulele.”

“Selanjutnya halaman 295. 1423 berputar tiga kali, dan mencapai 295 di putaran keempat. Kata

pertama?”

“Tenacious.”

Mereka melanjutkan. 159 adalah halaman 159, 13 adalah 13, 7 adalah 7, 582 adalah 206, 752

adalah 348, 1001 adalah 249, 40 adalah 40, 51 adalah 51, dan 31 adalah 31, dan di setiap

halaman, Misora membacakan kata pertamanya. Secara berurutan: “rabble,” “table,” “egg,”

“arbiter,” “equable,” “thud,” “effect,”“elsewhere,” dan “name.”

“Jadi.”

“Jadi… apa?”

“Ambil huruf pertama dari setiap kata.”

“Huruf pertama? Um…”

Misora kembali ke masing-masing halaman lagi. Ia tidak memiliki ingatan yang buruk, tetapi tidak

bisa mengingat dua puluh kata sekaligus. Paling tidak, tidak tanpa diperingatkan bahwa ia harus

melakukannya.

“Q-U-T-R-T-E-A-E-T-E-E-N… qutr te a teen? Apa?”

“Sangat mirip dengan nama korban kedua, benar?”

“Mungkin…”

Korban kedua. Gadis berumur tiga-belas tahun. Quarter Queen.

“Ada kemiripan yang samar… Quarter Queen… hanya ada empat huruf berbeda.”

Page 30: Nov Another Note

“Ya. Bagaimanapun,” kata Ryuzaki, enggan. “Empat huruf dari dua belas terlalu banyak. Sepertiga

dari mereka salah. Bahkan jika satu huruf saja berbeda, seluruh teorinya runtuh. Kecuali itu sesuai

dengan sempurna, tidak bisa dibilang pesan. Kukira akan ada sesuatu, tapi mungkin saja hanya

kebetulan…”

“Tapi… untuk sebuah kebetulan…”

Terlalu jelas.

Bagaimana bisa?

Itu pasti disengaja.

Disengaja… atau abnormal.

“Tetap saja, Misora… tidak cocok tetap tidak cocok. Kita tadi sangat dekat, tapi…”

“Tidak, Ryuzaki. Coba pikir. Empat nomor yang salah adalah nomor di atas 376. mereka semua

angka yang harus diputar balik.”

Ia membalik melintasi halaman, memeriksanya lagi. Halaman 295, kata pertama: tenacious, huruf

pertama: T, huruf kedua E, huruf ketiga N, huruf keempat.. A.

“Tiga kali putaran, dan di putaran keempat… kita tidak menggunakan huruf pertama, melainkan

huruf keempat. Bukan T, tetapi A. Dan dengan 582, dan “arbiter”, sekali memutar dan di putaran

kedua menghasilkan R bukannya A. Itu mengubah Qutrtea menjadi Quarter.”

Dengan logika yang sama, “equable” adalah 724, jadi sekali memutar, pada putaran kedua, huruf

kedua: Q.

Dan dengan 1001 dan “thud”—bukan T, tetapi U. Itu membuat Eteen menjadi Queen. Quarter

Queen. L memang benar.

Pembunuhnya meninggalkan pesan.

Potongan di tubuh, dua buku yang hilang—pembunuhnya telah meninggalkan pesan. Sama seperti

teka-teki silang yang dikirim pada polisi, sebuah pesan menjelaskan korban berikutnya…

“Kerja bagus, Misora,” kata Ryuzaki, tenang. “Analisis yang sangat bagus. Tak pernah terlintas di

pikiranku.”

Habiss....

Page 31: Nov Another Note

Death Note: Another Note – The Los Angeles BB murder files

(Data Kasus Pembunuhan BB di Los Angeles)

Sumber : Intan Chan

Ketika Beyond Birthday menjalankan pembunuhan ketiganya, dia melakukan percobaan.

Sepertinya, untuk melihat adakah kemungkinan seseorang mati karena pendarahan di bagian

dalam tanpa merusak organ apapun.

Lebih tepatnya, dia meracuni korban sehingga tidak sadarkan diri; melepas pakaiannya, dan mulai

memotong tangan kirinya perlahan agar tidak merusak kulit. Ia berharap agar membuat

pendarahan sehingga korban mati karena kehabisan darah, tapi sayang sekali, percobaan ini

gagal.

Darah menyebar ke tangan dan membuat kulit berwarna keunguan, tapi korban tidak mati. Refleks

si korban terkejut, kejang-kejang, dan masih hidup. Ia terlanjur percaya diri beranggapan bahwa

kehilangan banyak darah sudah cukup untuk membunuh seseorang, dan sepertinya dia sudah

meremehkan segala sesuatunya. Sejauh yang Beyond Birthday pikirkan, cara membunuh

sebenarnya tidak terlalu menghiburnya, dan tidak pernah lebih dari sekedar percobaan. Sukses

atau tidaknya merupakan hal yang tidak penting baginya.

Beyond Birthday mengangkat bahunya, dan mengeluarkan sebuah pisau…

Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak.

Tidak dengan gaya ini, tidak dengan suara naratif seperti ini- Aku tidak pernah bisa menjaga nada

seperti itu saat bercerita. Semakin aku mencoba, semakin bosan aku menulis. Untuk

Page 32: Nov Another Note

memasukannya di ungkapan Holen Caulfield (salah satu sejarah yang paling terkenal tentang

pembual) yang mungkin digunakan, menjelaskan apa yang dilakukan dan dipikirkan oleh Beyond

Birthday bukanlah tujuanku (meskipun sepertinya, di posisiku, aku sangat simpati kepadanya).

Menjelaskan seluruh pembunuhannya secara perlahan dengan ungkapan yang bagus tidak akan

menambah nilai dalam catatan ini. Ini bukanlah laporan, maupun novel. Meskipun jika ini menjadi

salah satunya, aku tidak akan senang. Aku benci menggunakan kalimat kuno, tapi aku pikir saat

ada orang yang membaca kata-kata ini aku sudah tidak ada di dunia ini lagi.

Aku harus mengingatkan pembaca tentang perang antara detektif terhebat di dunia, L, dan

seorang pembunuh sinting, Kira. Alat yang digunakan untuk membunuh lebih hebat dari

pemenggal kepala (sebagai contoh), tapi semua yang Kira lakukan adalah memunculkan teror dan

cara pemikiran yang menyedihkan. Lihatlah kembali, aku hanya bisa mengira bahwa dewa

kemenangan tersenyum kepada Kira hanya untuk kesenangannya sendiri. Mungkin dewa-dewa itu

sebenarnya hanya menginginkan dunia penuh darah dari para penghianat dan dakwaan yang

salah.

Mungkin seluruh episode itu ada untuk mengajari kita tentang perbedaan antara Yang Mahakuasa

dengan shinigami. Siapa tahu? Aku, pribadi, tidak ingin membuang waktu lagi untuk memikirkan

kejadian yang paling buruk ini.

Tidak untuk si Kira keparat.

Yang terpenting untukku adalah L.

L.

Detektif terhebat di dunia. Di cahaya kemampuan mentalnya yang menggemparkan, L mati secara

tidak adil dan di waktu yang tidak tepat. Di dalam laporan publik ia sudah memecahkan lebih dari

3,500 kasus yang sulit sendirian, dan mengirim seorang kriminal sampai tiga kali ke penjara. Ia

mempunyai kekuatan yang menakjubkan, dan dapat mengerahkan setiap tim penyelidik di seluruh

dunia, dan mendapat banyak sekali pujian atas apa yang telah dilakukannya. Dan saat itu, ia tidak

pernah menunjukan wajahnya. Aku ingin merekam setiap kata-katanya seakurat mungkin. Dan aku

ingin meninggalkan ini agar ditemukan sesorang. Sebagai seseorang yang telah diberi kesempatan

untuk mengikuti jejaknya. Yah, aku mungkin tidak berhasil menggantikannya, tapi aku ingin

meninggalkan ini.

Jadi apa yang kau baca ini adalah catatanku tentang L. Ini adalah surat kematian, tidak dariku, dan

tidak untuk seluruh dunia. Orang yang kemungkinan besar akan membaca ini pertama kali

mungkin pengejek besar kepala Near.

Tapi jika itu kasusnya, aku tidak akan menyuruhnya untuk membakar catatan ini. Apabila itu

membuat dia sakit hati karena aku tahu sesuatu tentang L sedangkan dia tidak, itu lebih baik. Juga

ada kemungkinan Kira akan membaca ini… dan kuharap iya. Apabila catatan ini mengatakan

pembunuhnya, yang hanya mendapatkan bantuan dari buku catatan pemunuh supernatural dan

shinigami bodoh, yang dia, di bawah persoalan lain, bahkan sama sekali tidak berarti dibandingan

kotoran di kaos kaki L, kalau begitu mereka sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Page 33: Nov Another Note

Aku adalah salah satu dari beberapa orang yang bertemu dengan L sebagai L. Kapan dan

bagaimana aku bertemu dengannya… itu adalah satu-satunya ingatan yang paling berarti yang

pernah kumiliki, yang tidak akan kutulis di sini, tapi dalam kesempatan itu L terkait denganku

dalam tiga cerita tentang hal hebat yang telah diperbuatnya, dan episode itu melibatkan Beyond

Birthday. Apabila aku mengatakannya dengan menyebutkan bahwa sederhanannya ini adalah

Kasus Pembunuhan BB Los Angeles, aku pikir banyak dari kalian yang pernah mendengarnya. Yang

jelas, tidak pernah tertera bahwa L dan yang lebih penting, Wammy’s House, yang

membesarkanku hingga lima belas tahun- sangat terkait pada segalanya, tapi faktanya, memang

benar begitu.

L, berpendirian kuat, tidak akan terlibat dalam kasus sampai muncul lebih dari sepuluh korban

atau jutaan dolar kerugian, dan inilah alasan sebenarnya mengapa ia lambat, tapi secara agresif,

melibatkan dirinya dalam sebuah kasus kecil ini, yang hanya mempunyai tiga korban. Aku akan

menjelaskan lebih jauh dikedepannya nanti, tapi dengan alasan ini, kasus Pembunuhan BB di Los

Angeles adalah kejadian yang berarti untuk L, untukku, dan bahkan untuk Kira. Hal itu adalah

kejadian bersejarah bagi kami semua.

Kenapa?

Karena dalam kasus ini pertamakalinya L mengenalkan dirinya sebagai Ryuzaki.

Jadi mari kita lewati bagian penjelasan tentang apa yang dipikirkan Beyond Birthday, tentang apa

yang ia ingin lakukan kepada korban ketiga, meskipun sebenarnya aku tertarik, dan ketika kita

sampai disitu, mari lewati korban kedua dan pertama, dan berpikiran untuk tidak lagi melihat ke

pembunuhan sebelumnya, kita atur jarum jam menunjukan pagi hari di hari berikutnya, saat-saat

gemilang ketika detektif terhebat di dunia, L, pertama kali menyelidiki kasus itu. Oh, aku hampir

lupa. Disaat seseorang selain si kepala besar Near atau si pembunuh sinting membaca catatan ini,

maka setidaknya aku harus melakukan pengenalan diriku sendiri, di sini- di akhir pembukaan. Aku

adalah naratormu, penuntunmu, dan pendongengmu.

Untuk orang lain selain dua orang itu, identitasku mungkin tidak menarik, tapi dulu aku adalah

seorang juara tingkat dunia, pemakai pakaian terbaik yang mati seperti anjing, Mihael Keehl.

Kadang aku menyebut diriku sendiri Mello dan terobsesi dengan nama itu, tapi itu dulu sekali.

Memori indah dan mimpi buruk.