MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
-
Upload
alji-neue-regime -
Category
Documents
-
view
240 -
download
0
Transcript of MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
1/23
i
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
Analisis Kestabilan Lereng dengan Metode Scan L ine untuk
Memprediksi Potensi Tanah Longsor sebagai Upaya Mitigasi Bencana
di Desa Sidoharjo Kec. Samigaluh, Kab. Kulonprogo Daerah Istimewa
Yogyakarta
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
MGS. Dwiki Nugraha (131.10.1037 / 2013)
Kristiani Noviantika Tadong (131.10.1123 / 2013)
I Gede Arya Perdana (131.10.1139 / 2013)
Mia Satyanningtyas (141.10.1135 / 2014)
Andika G Oratmangun (141.10.1041 / 2014)
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2015
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
2/23
ii
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
3/23
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
RINGKASAN ................................................................................................. iv
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kondisi Lokasi Penelitian .................................................................... 2
2.2 Gerakan Tanah / Tanah Longsor .......................................................... 2
2.3 Zona Kerentanan Tanah Longsor ......................................................... 32.4 Metode Scanline4 ................................................................................. 4
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian .................................................................................. 4
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................... 5
3.3 Tahapan Penelitian ............................................................................... 5
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggran Biaya ..................................................................................... 8
4.2 Jadwal Kegiatan ................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9LAMPIRAN
Lampiran 1 Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing ....................... 10
Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan ...................................................... 16
Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ........... 18
Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana .................................. 19
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
4/23
iv
RINGKASAN
Berdasarkan Keppres No. 32 Tahun 1990, bahwa kawasan rawan bencana merupakan kawasan lindung yang perlu dijaga untuk melindungi
manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun
secara tidak langsung oleh perbuatan manusia. Kriteria kawasan rawan
bencana alam adalah merupakan kawasan yang diidentifikasi sering dan
berpotensi tinggi mengalami bencana alam seperti letusan gunung api,
gempa bumi, dan tanah longsor.
Penelitian Analisis Kestabilan Lereng dengan Metode Scan Line
untuk Memprediksi Potensi Tanah longsor sebagai Upaya Mitigasi Bencana
di Desa Sidoharjo, Kec. Samigaluh, Kab. Kulonprogo, Daerah Istimewa
Yogyakarta, ditujukan sebagai awal mitigasi bencana tanah longsor guna
memprediksi adanya faktor-faktor kebencanaan tanah longsor dan untukmeminimalkan kerugian akibat bencana serta membuat masyarakat sekitar
lebih waspada akan potensi bencana di daerahnya. Target yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat
sekitar untuk menumbuhkan kesadaran dan kewaspadaannya akan bahaya
tanah longsor serta berperan aktif dalam menanggulangi bencana tersebut.
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng
berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut,
bergerak ke bawah atau keluar lereng menuruni lereng. Proses terjadinyatanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut: air yang meresap ke dalam
tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai
tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadilicin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng
Metode scane line yaitu metode pengukuran dan penentuan analisis
kesetabilan lereng dengan membentangkan tali pada tebing yang ditentukan
untuk objek pengamatan dalam rencana mitigasi bencana tanah longsor.
Pengamatan objek sendiri meliputi kemiringan lereng( slope), vegetasi
(tumbuhan) dan material pada lereng tersebut (ukuran butir). Ditujukan
untuk mendeskripsi sebuah lereng/tebing dari segi kegeologiannya dan
pengamatan untuk menentukan daerah atau titik yang berpotensi adanya
gerakan tanah longsor.
Metode scane line dilakukan dengan membentangkan tali selebar 2
meter (1 spot) pada daerah jalan raya yang mempunyai tebing kerawanan
tanah longsor sebagai objek penelitian, dengan pembagian 5 lintasan
L1(Lintasan 1), L2, L3, L4 dan L5, setiap lintasan mempunyai 5 spot
dengan panjang 10 meter. Berdasarkan persentase dalam setiap lintasan
dengan menganalisa bahaya dan kerentanan tebing rawan longsor.
Kata kunci : Kestabilan Lereng, Metode Scan Line, Tanah Longsor, Mitigasi
Bencana
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
5/23
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Secara geografis sebagian besar wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia berada pada kawasan rawan bencana alam, dan salah satu bencana
alam yang sering terjadi adalah bencana longsor. Sejalan dengan proses
pembangunan berkelanjutan perlu diupayakan pengaturan dan pengarahan
terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan prioritas utama pada
penciptaan keseimbangan lingkungan. Salah satu upaya yang diambil adalah
melalui pelaksanaan penataan ruang yang berbasis mitigasi bencana alam
agar dapat ditingkatkan keselamatan dan kenyamanan kehidupan dan
penghidupan masyarakat terutama di kawasan rawan bencana longsor.
Longsor terjadi karena proses alami dalam perubahan struktur muka bumi,yakni adanya gangguan kestabilan pada tanah atau batuan penyusun lereng.
Gangguan kestabilan lereng ini dipengaruhi oleh kondisi geomorfologi
terutama faktor kemiringan lereng, kondisi batuan ataupun tanah penyusun
lereng, dan kondisi hidrologi atau tata air pada lereng. Meskipun longsor
merupakan gejala fisik alami, namun beberapa hasil aktifitas manusia yang
tidak terkendali dalam mengeksploitasi alam juga dapat menjadi faktor
penyebab ketidakstabilan lereng yang dapat mengakibatkan terjadinya
longsor, yaitu ketika aktifitas manusia ini beresonansi dengan kerentanan
dari kondisi alam yang telah disebutkan di atas. Faktor-faktor aktifitas
manusia ini antara lain pola tanam, pemotongan lereng, pencetakan kolam,
drainase, konstruksi bangunan, kepadatan penduduk dan usaha mitigasi.
Metode scan line yaitu metode pengukuran dan penentuan analisis
kesetabilan lereng dengan membentangkan tali pada tebing yang ditentukan
untuk objek pengamatan dalam rencana mitigasi bencana tanah longsor.
Pengamatan objek sendiri meliputi kemiringan lereng ( slope), vegetasi
(tumbuhan) dan material pada lereng tersebut (ukuran butir). Ditujukan
untuk mendeskripsi sebuah lereng/tebing dari segi kegeologiannya dan
pengamatan untuk menentukan daerah atau titik yang berpotensi adanya
gerakan tanah longsor.Analisis Kestabilan Lereng dengan Metode Scan Line untuk Memprediksi
Potensi Tanah Longsor sebagai Upaya Mitigasi Bencana di Desa Sidoharjo,
Kec. Samigaluh, Kab. Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta dilakukan
dengan membentangkan tali selebar 2 meter (1 spot) pada daerah jalan raya
yang mempunyai tebing kerawanan tanah longsor sebagai objek penelitian,
dengan pembagian 5 lintasan L1(Lintasan 1), L2, L3, L4 dan L5, setiap
lintasan mempunyai 5 spot dengan panjang 10 meter. Berdasarkan dari
persentase dalam setiap lintasan tersebut yang digunakan sebagai cara untuk
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
6/23
2
menganalisa bahaya dan kerentanan tebing rawan longsor Di Desa
Sidoharjo. Adapun rumusan masalah kegiatan sebagai berikut antara lain:
1.
Pengenalan bencana pada jalan raya di desa Sidoharjo?
2.
Analisis kesetabilan lereng dengan metode scane line?
3. Pengaplikasian mitigasi dalam kebencanaan tanah longsor di desa
Sidoharjo?
Analisis Kestabilan Lereng dengan Metode Scan Line untuk Memprediksi
Potensi Tanah Longsor sebagai Upaya Mitigasi Bencana di Desa Sidoharjo,
Kec. Samigaluh, Kab. Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, ditujukan
sebagai awal mitigasi bencana tanah longsor dalam meliputi sebagian
fasilitas umum (jalan raya) dengan aktifitas yang memprediksi adanya
gangguan faktor-faktor kebencanaan tanah longsor, untuk meminimalkankerugian akibat bencana tersebut dan kewaspadaan dalam menggunakan
fasilitas tersebut baik dalam berkendara ataupun berjalan kaki.
Manfaat agar adanya kesadaran dari masyarakat dan pemerintah setempat
untuk memperbaiki fasilitas jalan di desa Sidoharjo Kec.Samigaluh
Kab.Kulon Progo dan Pengenalan bencana tanah longsor dapat dirasakan
oleh semua kalangan untuk mengurangi kerusakan lingkungan, fasilitas,
sampai jatuhnya korban jiwa
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kondisi Lokasi Penelitian
Desa Sidoharjo, Kec. Samigaluh, Kab. Kulonprogo, Daerah Istimewa
Yogyakarta berada kurang lebih sekitar 30 km dari kota Yogyakarta. Desa
ini di huni oleh masyarakat pada umumnya yang mempunyai aktivitas
bekerja dan sekolah serta desa berada di daerah tinggian sehingga rentan
akan terjadinya bencana. Bencana pada umumnya yang terjadinya pada
daerah tinggian adalah tanah longsor atau gerakan tanah, karena Indonesia
memiliki tingkat pelapukan yang kuat pengaruh dari musim hujan dan
kemaraunya. Hal ini lah daerah Desa Sidoharjo, Kec. Samigaluh, Kab.Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta berpotensi terjadinya bencana
tanah longsor yang dapat merugikan masyarakat sekitar.
2.2 Gerakan Tanah / Tanah Longsor
Gerakan tanah seringkali disebut sebagai longsoran dari massa tanah /
batuan dan secara umum diartikan sebagai suatu gerakan tanah dan atau
batuan dari tempat asalnya karena pengaruh gaya berat. Ditinjau dari jenis-
jenis longsor dalam geologi disebut gerakan masa, yang mempunyai
beberapa jenis diantaranya: jatuhan ( falls), aliran ( flows), longsoran ( slides)
dan amblesan ( subsidence) (Abbott, 2004). Adapun faktor yang
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
7/23
3
mempengaruhi gerakan tanah longsor yang ditinjau dari dinamika proses
dipermukaan bumi disebutkan dengan 2 faktor:
1.
Faktor aktif
a.
Gravitasi
b. Iklim
c. Aksi biologi
d. Tektonika aktif.
2. Faktor pasif
a.
Satuan / litologi
b.
Struktur yang telah ada
c.
Posisi di permukaan
1)
Pelapukan2)
Transport sedimen.
Disebutkan pula faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gerakan tanah
antara lain: tingkat kelerengan, karakteristik tanah, keadaan geologi,
keadaan vegetasi, curah hujan/hidrologi dan aktivitas manusia di wilayah
tersebut. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut:
air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air
tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang
gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan
bergerak mengikuti lereng (ESDM, 2005).
Dalam mitigasi kebencanaan tanah longsor sangat diperlukan lereng sebagai
salah satu kenampakan penting di dalam bentang alam, di dalam waktu yang
panjang akan berevolusi dan material permukaan pada lereng akan bergerak
turun karena gaya gravitasi, serta peninjauan fasilitas-fasilitas umum yang
memungkinkan terkena dampak akan hal tersebut sangat diperlukan. Secara
lebih rinci, definisi bencana difokuskan pada ruang dan waktu ketika suatu
daerah menghadapi bahaya yang besar dan hancurnya berbagai fasilitas
penting, jatuhnya korban manusia, kerusakan harta benda dan lingkungan.
2.2 Zona Kerentanan Tanah Longsor
Longsor terjadi karena proses alami dalam perubahan struktur muka bumi,yakni adanya gangguan kestabilan pada tanah atau batuan penyusun lereng.
Gangguan kestabilan lereng ini dipengaruhi oleh kondisi geomorfologi
terutama faktor kemiringan lereng, kondisi batuan ataupun tanah penyusun
lereng, dan kondisi hidrologi atau tata air pada lereng.
Pada suatu kelerengan tidak akan terjadi gerakan tanah hanya oleh suatu
faktor saja. Hampir seluruh gerakan tanah terjadi oleh karena penyebab
yang kompleks. Sepanjang waktu lereng curam itu ada, gaya gravitasi
secara terus menerus menariknya ke bawah, dan air selalu meresap kedalam
tanah, tetapi tidak terjadi gerakan tanah pada lereng tersebut. Faktor-faktor
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
8/23
4
aktivitas manusia ini antara lain pola tanam, pemotongan lereng, pencetakan
kolam, drainase, konstruksi bangunan, kepadatan penduduk dan usaha
mitigasi.
Dalam Zona Kerentanan Tanah Longsor dibagi menjadi 4 zona yaitu:
A. Zona Tipe A
Zona berpotensi longsor pada daerah lereng gunung, lereng
pegunungan, lereng bukit, lereng perbukitan, dan tebing sungai dengan
kemiringan lereng lebih dari 40%, dengan ketinggian di atas 2000
meter di atas permukaan laut.
B. Zona Tipe B
Zona berpotensi longsor pada daerah kaki gunung, kaki pegunungan,
kaki bukit, kaki perbukitan, dan tebing sungai dengan kemiringanlereng berkisar antara 21% sampai dengan 40%, dengan ketinggian 500
meter sampai dengan 2000 meter di atas permukaan laut.
C. Zona Tipe C
Zona berpotensi longsor pada daerah dataran tinggi, dataran rendah,
dataran, tebing sungai, atau lembah sungai dengan kemiringan lereng
berkisar antara 0% sampai dengan 20%, dengan ketinggian 0 sampai
dengan 500 meter di atas permukaan laut.
2.3 Metode Scanline
Metode scan line yaitu metode pengukuran dan penentuan analisis
kesetabilan lereng dengan membentangkan tali pada tebing yang ditentukan
untuk objek pengamatan dalam rencana mitigasi bencana tanah longsor.
Pengamatan objek sendiri meliputi kemiringan lereng ( slope), vegetasi
(tumbuhan) dan material pada lereng tersebut (ukuran butir). Ditujukan
untuk mendeskripsi sebuah lereng/tebing dari segi kegeologiannya dan
pengamatan untuk menentukan daerah atau titik yang berpotensi adanya
gerakan tanah longsor.
Metode scane line dilakukan dengan membentangkan tali selebar 2 meter (1
spot) pada daerah jalan raya yang mempunyai tebing kerawanan tanah
longsor sebagai objek penelitian, dengan pembagian 5 lintasan L1(Lintasan1), L2, L3, L4 dan L5, setiap lintasan mempunyai 5 spot dengan panjang 10
meter. Berdasarkan persentase dalam setiap lintasan dengan menganalisa
bahaya dan kerentanan tebing rawan longsor.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian berada di Jalan Raya Desa Sidoharjo, Kec. Samigaluh,
Kab. Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi ini dapat di tempuh
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
9/23
5
dengan waktu 90 menit jika berangkat dari Kota Yogyakarta. Seperti yang
ditunjukkan oleh gambar 3.1.
Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian di Desa Sidoharjo, Kec. Samigaluh, Kab.
KulonProgo, Daerah Istimewa Yogyakarta (Sumber:Badan Survei koodinasi dan
Pemetaan Nasional)
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan “Analisis Kestabilan
Lereng & Prediksi Potensi Longsor Sebagai Awal Mitigasi Bencana Tanah
Longsor dengan Metode Scane Line” yaitu:
1. Palu Geologi
2. Kompas Geologi
3.
GPS4. Tali Rafia atau Meteran
5. Kamera
6. Catatan Lapangan
7. Alat Tulis
3.3 Tahapan Penelitian
Dalam penelitian Analisis Kestabilan Lereng dengan Metode Scan Line
untuk Memprediksi Potensi Tanah longsor Upaya Mitigasi Bencana di Desa
Sidoharjo, Kec. Samigaluh, Kab. Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta
ini terdiri atas tahapan-tahapan sebagai berikut: (Seperti gambar 3.2).
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
10/23
6
A.
Survei Lokasi
Survei lokasi ini adalah tahap awal untuk menentukan lokasi
penelitian dan mengetahui kondisi rawan longsor pada di Desa
Sidoharjo, Kec. Samigaluh, Kab. Kulonprogo, Daerah Istimewa
Yogyakarta dengan mengamati keadaan geologi daerah tersebut .
Keadaan geologi antara lain:
1. Kemiringan Lereng
2. Batuan Penyusun daerah tersebut
3.
Kondisi Tanah
4.
Kondisi Vegetasi
B.
Survei Lintasan
Survei Lintasan ini adalah tahap kedua setelah menentukan lokasi penelitian untuk membuat jalur penelitian dengan bebarapa lintasan
agar memudahkan pengambilan data di setiap lintasan.
C.
Pengambilan Data di Lapangan
Pengambilan Data di lapangan adalah tahap ketiga dalam penelitian
untuk mengambil data berupa:
1.
Kemiringan Lereng Setiap Lintasan
2. Deskripsi Litologi
3.
Deskripsi Tanah
4.
Deskripsi Vegetasi
D.
Pengolahan Data Lapangan
Pengolahan Data Lapangan adalah mengolah data yang dapat di
lapangan dan di analisis untuk mendapatkan potensi rawan longsor di
setiap lintasan. Hasil pengolahan data tersebut sebagai berikut:
1.
Diagram Statistik Kemirigan Lereng tiap lintasan
2.
Diagram Identifikasi litologi setiap lintasan
3.
Diagram ukuran butir tanah
4. Statistik Vegetasi/Tumbuhan setiap lintasan
E. Kesimpulan Hasil Penelitian
Kesimpulan Hasil Penelitian adalah tahap akhir yang diberikanterhadap masyarakat daerah yang menjadi tempat penelitian agar
berguna dan dapat membantu masyarakat sekitar. Hasil penelitian ini
berupa sebagai berikut:
1.
Peta Kemiringan Lereng
2.
Peta Zonasi Rawan Longsor
3.
Peta jalur Evakuasi
4. Rambu-Rambu Bahaya Longsor di setiap daerah yang rawan
Dalam hasil penelitian semua peta-peta tersebut akan di
sosialisasikan di daerah desa sidoharjo tersebut agar masyarakat
memahami dan mengetahui bahaya longsor.
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
11/23
7
Gambar 3.2 Skema Diagram Alir Penelitian (Penulis, 2015)
Analisis Kestabilan Lereng denganMetode Scan Line untuk
Memprediksi Potensi Tanah
longsor Upaya Mitigasi Bencana di
Desa Sidoharjo, Kec. Samigaluh,
Kab. Kulonprogo, Daerah Istimewa
Yogyakarta
Data yang Diambil1. Kemiringan Lereng
2. Litologi
3. Kondisi Tanah
4. Vegetasi (Tumbuhan)
5. Panjang Bidang
Gelincir
Survei Lokasidan
Survei Lintasan Pemetaan
Pengambilan
Data Lapangan
1. Statistik Kemiringan
Lereng
2. Statistik Ukuran ButirTanah
3. Statistik Vegetasi
4. Identifikasi LitologiPengolahan Data
Lapangan
Kesimpulan Hasil
Penelitian
1. Peta Kemiringan Lereng
2. Peta Zonasi Rawan Longsor
3. Peta Jalur Evakuasi
4. Rambu-Rambu Bahaya Longsor
5. Sosialisasi Mitigasi Bencana
Longsor
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
12/23
8
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggran Biaya
Ringkasan anggaran biaya disusun sesuai dengan format pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang Rp. 3.400.000-,
2 Bahan habis pakai Rp 3.870.000
3 Perjalanan Rp. 1.210.000
4 Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan Rp. 3.900.000
Jumlah Rp.12.380.000-,
4.2 Jadwal Kegiatan
NO Jenis Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5
1 Survei Lokasi dan Survei Lintasan
2 Pengambilan Data Lapangan
3 Pengolahan dan Analisis Data
Lapangan
4 Sosialisasi Mitigasi Bencana
Longsor di Daerah Penelitian
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
13/23
9
DAFTAR PUSTAKA
Abbott, P. L., 2004., Natural Disaster., Fourth Edition McGraw Hill., Hingher Education, New york 446 pp.
Campy, M. & Macaire, J.J., 1989., Geologie des Formation Superficielles:
Geodinamique., Fasies., Utillsation., Masson, Paris., 433p.
I Gde Atmaja D & Ni Putu Dewi E.L., 2015., PEMETAAN TITIK
RAWAN LONGSOR DAN KARAKTERISTIK
BIOGEOGRAFISNYA DI KAWASAN WISATA PUSUK.,
Univeresitas Nusa Tenggara Barat., Media Bina Ilmiah.
Pramumijoyo S & Karnawari D., 2006., PENANGANAN BENCANA DI
INDONESIA., Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Gadjah Mada.
Riza Suryani D., 2011., PERENCANAAN PERBAIKAN TEBING
BENGAWAN SOLO HILIR DI DESA KANOR, BOJONEGORO.,
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut
Teknologi Sepuluh November Surabaya.
Lihawa F. , Martha Patuti I. & Nurfaikah., 2013., PEMETAAN ZONA
KERENTANAN LONGSORAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI
ALO PROVINSI GORONTALO., Universitas Negeri Gorontalo.
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
14/23
10
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
15/23
11
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
16/23
12
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
17/23
13
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
18/23
14
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
19/23
15
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
20/23
16
Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan
1.
Peralatan PenunjangMaterial Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah (RP)
Sewa Kompas / 30
hari
Pengambilan
data
Rp. 25.000 Rp. 750.000
Sewa Palu Geologi
/ 30 hari
Pengambilan
data
Rp. 10.000 Rp. 300.000
Sewa GPS / 30 hari Pengambilan
data
Rp. 30.000 Rp. 900.000
Alat Tulis Lengkap
-
Pensil
- Penggaris
-
Pensil warna
- Spidol
-
Drawing
pen
- Busur
- jangka
Pengambilan
data Rp. 2.000
Rp. 3.000
Rp. 65.000
Rp. 10.000
Rp. 15.000
Rp. 5.000
Rp. 10.000
Rp. 100.000
Rambu-rambu
Rawan Longsor / 30 buah
Sosialisasi
MitigasiBencana
Rp. 30.000 Rp. 900.000
Cetak PetaKemiringan Lereng
ukuran A0
SosialisasiMitigasi
Bencana
-Rp. 150.000
Cetak Peta Zonasi
Rawan Longsor
ukuran A0
Sosialisasi
Mitigasi
Bencana
- Rp. 150.000
Cetak Peta jalur
Evakuasi Ukuran
A0
Sosialisasi
Mitigasi
Bencana
- Rp. 150.000
SUB TOTAL ( Rp) Rp. 3.400.000
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
21/23
17
2. Bahan Habis Pakai
Material
Justifikasi
Pemakaian Kuantitas Harga satuan Total (Rp)
Konsumsi Peneliti Operasional 3 orang Rp. 20.000 Rp. 60.000
Konsumsi Asisten Operasional 2 orang Rp. 20.000 Rp. 40.000
Konsumsi Dosen
PembimbingOperasional 1 0rang Rp. 30.000 Rp. 30.000
Konsumsi Peserta
(masyarakat)Operasional 200 orang Rp. 15.000 Rp. 3.000.000
Aqua Dus Operasional 10 dus Rp. 30.000 Rp. 300.000
Roll meter Operasional 2 buah Rp. 30.000 Rp. 60.000
Loupe Operasional 3 buah Rp 90.000 Rp. 270.000Tinta Print Operasional 2 buah Rp. 25.000 Rp. 50.000
Kertas HVS A4 Operasional 2 Rim Rp. 30.000 Rp. 60.000
SUB TOTAL (Rp) Rp. 3.870.000
3. Perjalanan
MaterialJustifikasi
PemakaianKuantitas Harga Satuan Total (Rp)
Transportasi Lokasi
Penelitian / 30 hariTransport 3 Orang Rp. 20.000 Rp. 600.000
Survei Lokasi Transport 3 orang Rp. 20.000 Rp. 60.000Sewa Mobil Avanza Operasional 1 set Rp. 350.000 Rp. 350.000
Sewa Mobil Angkut Operasional 1 set Rp. 200.000 Rp. 200.000
SUB TOTAL ( Rp) Rp. 1.210.000
4. Lain-lain
MaterialJustifikasi
PemakaianKuantitas Harga Satuan Total (Rp)
Analisis Petrografi Operasional 5 sampel Rp. 50.000 Rp. 250.000
Analisis
Geokinematika
Operasional 5 sampel Rp. 100.000 Rp. 500.000
Analisis XRF Operasional 5 sampel Rp. 200.000 Rp. 1.000.000
Analisis Uji Kuat
TekanOperasional 4 sampel Rp. 100.000 Rp. 400.000
Pembuatan dan
Pengadaan LaporanOperasional 3 eksemplar Rp. 70.000 Rp. 210.000
Publikasi Pelaporan 1 kali Rp. 500.000 Rp. 500.000
SUB TOTAL (Rp) Rp. 3.900.000
TOTAL KESELURUHAN (Rp) Rp.12.380.000
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
22/23
18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No Nama/NIM ProgramStudi
Bidang Ilmu AlokasiWaktu
(Jam/Minggu)
UraianTugas
1 MGS.Dwiki Nugraha
131.10.1101
Teknik
Geologi
Kebumian 16
jam/minggu
Ketua
2 I Gede Arya Perdana
131.10.1181
Teknik
Geologi
Kebumian 16
jam / minggu
Peneliti
3 Kristiani Novantika
Tadong
131.10.1091
Teknik
Geologi
Kebumian 16
Jam/minggu
Sekretaris
4 Mia Satyaningtyas
141.10.1135
Teknik
Geologi
Kebumian 16
Jam/minggu
Anggota
5 Andika G Oratmangun Teknik
Geologi
Kebumian 16
Jam/minggu
Anggota
-
8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP
23/23
19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana