METROLOGI LABORATORIUM

download METROLOGI LABORATORIUM

of 10

description

tugas

Transcript of METROLOGI LABORATORIUM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangLaporan ini dibuat oleh setiap praktikan sebagai pertanggung jawaban tertulis. Pengukuran Profil Projektor merupakan salah satu mata kuliah yang terdapat pada lab mesin. Pengukuran Profil Projektor sangat erat kaitannya dengan dunia mesin baik mesin produksi maupun Otomotif, karena Pengukuran Profil Projektor merupakan dasar dari kegiatan praktik dilab.produksi pada umummnya. Walaupun teknologi semakin berkembang tetapi ada kalanya benda yang akan diukur lebih efisien menggunakan peralatan Profil Projektor.

B. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengukur kisar ulir luar dengan pembesaran bayangan sinar

2. Mahasiswa dapat mengukur sudut ulir dengan pembesaran bayangan sinar

3. Mahasiswa dapat mengukur diameter dalam dan luar ulir dengan pembesaran bayangan sinar.

4. Mahasiswa dapat menganalisa bentuk permukaan dengan pembesaran bayangan sinar

BAB II

PEMBAHASANA. TEORI

Ukuran suatu benda yang sangat kecil sekali, misalnya jarak celah yang terkecil yang dengan alat ukur lain sangat sukar dilakukan dan ketelitiannya tidak mungkin dapat dicapai, maka dengan profil proyektor benda tersebut akan menjadi lebih besar dan jelas terlihat sebagai bentuk bayangan pada layer proyeksi. Sehingga dengan mudah akan dapat diukur jaraknya atau besar sudutnya. Disamping itu profil proyektor juga berfungsi untuk mengetahui permukaan benda tersebut dibesarkan dengan lensa proyeksi yang dilengkapi dengan cermin reflector sehingga gambar permukaan akn terlihat jelas pada layer proyeksi.

B. MENGENAL ALAT UKUR

Alat-alat pengukuran ada beberapa macam bergantung pada bidangnya misalnya teknik listrik mempunyai alat ukur seoerti avometer, voltmeter, ampermeter yang bergabung menjadi multimeter, osiloskop teknik bangunan mempunyai alat ukur teodoloit, water pas rol meter dan lain-lain. Demikian juga teknik mesin juga mempunyai ,macam-macam alat ukur yang akan dipelajari selanjutnya. Dilihat dari macamnya alat ukur teknik mesin dapat dibagi menjadi 6 kelompok :

1. Alat ukur langsung

2. Alat ukur tidak langsung

3. Alat ukur pembanding

4. Alat ukur standar

5. Alat ukur batas

6. Alat ukur pembantu

1. Alat ukur langsung, busur alat ukur langsung adalah alat ukur yang dapat menunjukkan ukuran benda kerja yang sesengguhnya jika dapat dibaca langsung dan benar. Misalnya : Jangka sorong, micrometer. Mistar baja, rol meter derajat, dial indicator.

Syarat-syarat alat ukur langsung :

1.1 Rantai kalibrasi/Mampu usut (traceability)

Alat ukur langsung harus dapat diakui oleh sejumlah orang yang berhubungan dengan bidang tersebut :

1.1.1 Lokal

1.1.2 Regional

1.1.3 Internasional.1.2 Ketelitian/Kepekaan/Sensitivity. Kemampuan alat ukur menunjukkan ukuran terkecil dari benda kerja.

1.3 Kemudahan membaca/Readability

Penyimpangan yang penunjukkan ukuran yang timbul ketika dilakukan pengukuran yang berkelanjutan dari yang kecil ke yang besar atau dari yang besar ke yang kecil.

1.4 Pengeseran/Shifting/Drift

Penyimpangan yang ditunjukkan oleh kertas grafik yang bergerak tidak sesuai dengan sensor pada alat ukur ini disebabkan karena perubahan suhu yang mempengaruhi komponen dari pesawat tersebut.

1.5 Kepasipan

Penyimpangan yang ditimbulkan oleh perbedaan alat ukur dengan sensor biasanya terjadi pada dial indicator biasa disebut juaga kelambatab reaksi.1.6 Kemampuan nol/Zero stability.

Kamampuan alat ukur kenbali ke nol apabila benda kerja yang diukur diambil.

1.7 Kemampuan mengambang/Floating.

Apabila jarum penunjuk selalu berubah posisi atau bergetar biasa terlibat bila angka paling kanan dari digital selalu berubah-ubah.2. Alat ukur tak langsungalat ukur tak langsung dalah alat ukur yang tidak mempunyai skala ukur dalam pembacaannya memerlukan bantuan alat ukur langsung.

Contohnya : Jangka kuku, jangka bengkok, teleskop micrometer.

3. Alat ukur pembandingialah alat ukur yang mempunyai satu ukuran yang tetap.

Contoh: Macam-macam mal

4. Alat ukur standaralat ukur yang digunakan untuk mengukur/mengetahui penyimpangan dari alat ukur lainnya.

Contoh: Gauge Block.

5. Alat ukur batas

ialah alat ukur yang mempunyai dua ukuran yaitu batas minimum dan batas maksimun.

Contoh: Snap gauge, plug gauge, dapth gauge.

6. Alat ukur pembantu

ialah alat yang digunakan untuk membantu dalam pengukuran

Contoh: Rol besi, V block, siku

C. ALAT PERCOBAAN

1. Mesin profil proyektor dengan lesna proyeksi pembesaran (10x, 20,x 50x, 100x)2. Micro-head (Digit Matic Head )

3. Digital display

D. LANGKAH PERCOBAAN

I. Pengukuran kisar ulir luar :

1. Pasang micro head (Diggit- Matik Head)

2. Pasang lensa proyeksi

3. Hubungkan kabel kee power listrik

4. Letakkan benda kerja yang akan diukur diatas stage glass

5. Hidupkan profil proyektor dengan mangatur posisi panel di ON pada kode MAIN

6. Atur panel posisi COUNTOUR

7. Foccuskan benda kerja sehingga tercapai hasil bayangan bentuk benda yang paling jelas pada layer proyeksi8. Luruskan salah satu garis silang pada proyeksi dengan alah satu titik puncak ulir yang akan diukur

9. Atur micro Head pada posisi nol dengan memutar baut (jika tidak di NOL kan catat angka pembacaan pada micro head sebagai angka awal

pengukuran)10. Gerakan micro stag kea rah sumbu X sesuai arah jarak yang diukur, sampai sumbu vertical tep[at berada pada titik puncak ulir yang diukur.

11. Hasil pengikuran jarak dapat dibaca dan angka pada micto head (jika tidak NOL kan Micro headnya, angka yang ditunjukan pada akhir pengukuran dikurangi dengan angka awal pengukuran).

II. Pengukuran jarak puncak ulir dengan digital counter :

Langkah 1 sampai 4 sama dengan percobaan A5. Hubungan kabel digital counter ke power listrik

6. Hidupkan profil proyektor dengan mengatur posisi panel di ON pada kode Main

7. Atur panel pada posisi COUNTER

8. Hidupkan digital counter dengan menekan knob POWER

9. Fokuskan benda kerja sehingga tercapai hasil beyangan benda kerja yang paling jelas pada layer proyeksi.

10.Luruskan salah satu garis silang pada layer proyeksi dengan salah satu titik puncak ulir yang akan diukur

11.Tekan knob ZERO untuk mendapatkan angka pembacaan nol (0,000) pada digital display.

12. Gerakan stage ke sumbu X kearah jarak yang akan diukur, sampai garis silang tersebut tepat pada titik puncak ulir yang diukur13. Hasil pengukuran dapat dibaca pada digital counter.III. Pengukuran sudut ulir luar

Langkah 1 sampai 7 sama dengan pada pengukuran kisar ulir luar8. Luruskan salah satu kaki sudut dengan salah satu garis silang X pada layar proyeksi

9. Catat angka pembacaan (derajat, Menit) pada layer proyeksi sebagai angka awal pengukuran (atau aturlah layer proyeksi hingga menunjukan angka 0 derajat).10.Putarlah layer proyeksi untuk mendaptakan garis silang X sejajar dengan sudut yang lain.

11.Gerakan meja kerja hingga kaki sudut tersebut berimpit dengan garis silang.

12.Hasil pengukuran dapat dibaca pada angka (derajat) disekeliling proyeksi.

IV. Mengukur diameter ulir dalam Langkah-langkah sama dengan mengatur jarak puncak ulir (kisar ulir)

V. Melihat permukaan benda kerja.

1. Pasang lensa proyeksi (missal 10x, 20x)2. Pasang cermin reflector pada lensa proyeksi yang sesuai dengan ukuran lensa proyeksi.

3. Letakkan benda kerja yang akan dilihat permukaan pada tanda SURFACE

4. Hubungkan kabel kepower listrik.

5. Atur panel pada tanda SURFACE

6. Atur lampu penerangan permukaan hingga menerangi cermin Reflektor.

7. Fokuskan benda kerja hingga terlihat jelas gambar permukaan benda kerja yang paling jelas pada layar proyeksi.

Pengujian 1 Mengukur diameter baut jumlah gigi dan diameter pitch.

Benda ujiDiameter luar

(mm)Diameter dalam

(mm)Diameter pitch (mm)Jumlah gigi

Roda gigi 0,3940,251 31 buah

Pengjian 2

Mengukur besar dan tinggi Huruf

SWIS , Tinggi Huruf adalah R1-R2 = 1,241 0,895 : 0, 346 mmS : 16 - 4 = 13

W : 22 - 1 = 21

I : 37 - 27=10

S : 56 - 42=14

SEBAUCHES ,Tinggi Huruf adalah 0,346 mmS : 73 - 60 = 13

E :12 - 0 = 12

B : 83 - 70 = 13

A: 67 - 53 = 14

U: 50 -37=13

C:13 - 18 =16H:13 - 0 = 13

E: 18 - 7 = 11

S: 36 - 23= 13

Pengujian 3Mengukur diameter dalam , Radius , dan jarak .

Jarak 1 : 0.945 mm < 34Jarak 2 : 1.237 mm < 2

Jarak 3 : 0.524 mm < 37

Jarak 4 : 1,121 mm < 55

Jarak 5 : 1,056 mm < 0

Jarak 6 : 1,254 mm < 24

Jarak dari line 5 ke 7 : 0,48 mm

Jarak dari 7 ke 9 : 0,278 mm

Jarak Dari 7 ke line 2 : 0.48 mmJarak dari 7 ke 8 : 0,643 mm

Diameter untuk lingkaran no 7 : 0, 491 mm

Diameter untuk lingkaran no 9 : 0, 354 mm

Tinggi Jarak dilingkaran no 8 : 0.325 mmRadius lingkaran no 8 ; 0.425 mm

Radius keseluruhan : 0.083 mm

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ada 2 macam cara pengukuran dengan menggunakan Profil projector, yaitu dengan cara Surface dan dengan cara Counter. Dengan cara Counter benda dapat diukur dengan melihat bayangan dari benda yang akan diukur pada layer proyeksi. Sedangkan dengan cara Surface benda dapat diukur dengan melihat permukaan dari benda yang akan diukur pada layer proyeksi. Pengukuran dilakukan apabila benda tersebut tidak bisa diukur dengan menggunakan alat ukur langsung atau dengan kata lain benda tersebut berukuran kecil, sehingga pengukuran sulit untuk dilakukan.B. Saran

Saran penulis didalam melakukan pengukuran dengan menggunakan Profil Projektor hendaklah kita melakukannya dengan teliti, sehingga hasil yang didapat lebih tepat dan akurat. Karena benda yang kita ukur adalah benda yang berukuran kecil, sehingga terkadang kita mengalami kesulitan didalam melakukan pengukuran.PAGE 10

_1212911436.dwg