METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119
description
Transcript of METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119
i
ANALISA PRODUKTIFITAS EXCAVATOR PC 1250 PADA
KEGIATAN PEMBUKAAN TANAH PENUTUP
DI KABUPATEN BARITO SELATAN
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PADA:
PT. MULTI TAMBANGJAYA UTAMA
OLEH :
ROY JORDI / DBD 107 001
ARI SUTRISNO BOKIT / DBD 107 013
DI REVIEW OLEH :
DIAZ AMANDIO / DBD 112 119
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN / PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
2015
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan tugas review Laporan Kerja Praktek ini. Adapun Laporan
review ini berjudul Analisa Produktifitas Excavator PC 1250 Pada Kegiatan Pembukaan
Tanah Penutup, di Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah, pada PT.
MULTI TAMBANGJAYA UTAMA.
Adapun tujuan dari review ini yaitu untuk memenuhi tugas yang telah diberikan
Bapak Dosen yang terhormat, sehingga saya dapat mengerti bagaimana susunan dari
Laporan Kerja Pratktek tersebut.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih, semoga hasil review Laporan Kerja Praktek
yang saya selesaikan ini dapat bermanfaat.
Palangka Raya, Oktober 2015
iii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
I.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................. 1
I.3 Permasalahan ........................................................................................... 1
I.4 Batasan Masalah ...................................................................................... 2
I.5 Sejarah Perusahaan .................................................................................. 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
II.1 Peralatan Tambang ................................................................................. 4
II.2 Waktu Edar (Cycle Time) ...................................................................... 4
II.3 Parameter-parameter Pemuatan .............................................................. 5
II.4.Tinjauan Umum Daerah ......................................................................... 6
II.4.a Lokasi dan Kesampaian Daerah .................................................. 6
II.4.b Keadaan Geologi ......................................................................... 6
BAB III SISTEM / IMPLEMENTASI
III.1.Metode Penelitian ........................................................................................... 10
III.2 Pembagian Elemen-elemen Pemuatan .................................................. 10
iv
III.3.Efektifitas Alat Mekanis ....................................................................... 12
III.4.Produktifitas Alat Mekanis ................................................................... 13
BAB IV PEMBAHASAN
IV.1.Prosedur Penelitian ......................................................................................... 15
IV.2.Hasil Penelitian ............................................................................................... 15
IV.3 Perhitungan Jumlah Produksi ........................................................................ 16
IV.4 Perhitungan Produktifitas Alat ....................................................................... 18
BAB V PENUTUP
V.1.Kesimpulan ...................................................................................................... 23
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara yang memiliki sumber daya alam yang
berlimpah, salah satu sumber daya alam yang masih banyak cadangannya
adalah batubara. Batubara pada saat ini merupakan salah satu energi
alternatif yang sangat penting peranannya di muka bumi guna menggantikan
minyak bumi dan bahan bakar lainnya.
Industri pertambangan batubara di Indonesia, khususnya di
Kalimantan Tengah berkembang dengan pesat seiring dengan banyaknya
permintaan pasar, baik untuk konsumsi domestik maupun untuk non
domestik. PT. Multi Tambangjaya Utama merupakan salah satu perusahaan
pertambangan yang memanfaatkan sumber daya alam tersebut.
Operasi penambangan di PT. Multi Tambangjaya Utama pada saat
ini berada di Kecamatan Gunung Bintang Awai dan berada di Kabupaten
Barito Selatan dengan izin luasan Kuasa Penambangan 25.000 Ha. Kegiatan
yang dilakukan sudah mencapai tahap pemasaran.
Kegiatan penambangan dimulai dengan mengupas tanah pucuk
(topsoil) pada kedalaman 5 – 30 cm. Pengupasan tanah pucuk dilakukan
secara bertahap, pada masing-masing blok atau pit tambang. Tanah yang
dikupas kemudian diangkut ke tempat penimbunan dekat dengan pit dan
agar timbunan tersebut tidak mudah longsor, ditanami tanaman penutup
sehingga pada saatnya dapat dipakai untuk merehabilitasi lahan bekas
tambang. Pengupasan tanah pucuk dilakukan dengan menggunakan
buldozer, dump truck dan backhoe, exavator).
I.2. Maksud dan Tujuan
Penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan Kerja
Praktek dalam memenuhi kurikulum di Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Palangkaraya. Sementara itu beberapa tujuan yang ingin dicapai
dalam melaksanakan penelitian ini diantaranya adalah :
1. Mengetahui dan mengenal kondisi lapangan penambangan tempat
dilakukannya kegiatan kerja praktek.
2. Mengetahui produktivitas perjam alat gali muat dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
3. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang
berlangsung di penambangan.
I.3. Permasalahan
Beberapa permasalahan yang hendak dibahas dalam penelitian ini
diantaranya adalah :
2
1. Berapa produktivitas perjam dari excavator PC 1250 untuk mengupas
overburden. (OB)
2. Faktor–faktor yang mempengaruhi hasil productivitas perjam excavator
PC 1250.
I.4. Batasan Masalah
Penelitian ini hanya dibatasi pada produktivitas perjam yang
dihasilkan oleh excavator PC 1250 pada PT. Multy Tambangjaya Utama
serta faktor-faktor yang mempengaruhi hasil productivitas excavator PC
1200 tersebut.
I.5. Sejarah Perusahaan
Multi Tambangjaya Utama (MTU) adalah sebuah perusahaan
pertambangan yang beroperasi di Kalimantan Tengah. Tambang ini sekitar
62km dengan jalan dari tepi Sungai Barito, dan 300 km sebelah utara dari
Laut Jawa. Pada kuartal kedua tahun 2007, MTU telah diakuisisi Asia Thai
Mining Company Limited (ATM), sebuah perusahaan induk yang didirikan
di Thailand. ATM, baik secara langsung atau melalui perusahaan afiliasi
memiliki pengalaman yang luas dalam pengembangan dan pengoperasian
kepentingan pertambangan, khususnya sehubungan dengan kepentingan
pertambangan batubara.
MTU mendapat dukungan penuh dari perusahaan induk ATM dan
terus meningkatkan kapasitas produksi, logistik dan infrastruktur. skarang,
MTU ditentukan membawa reputasi Indonesia sebagai pemasok utama
batubara uap.
Kota terdekat adalah Banjarmasin, satu jam lewat lima belas menit
dengan pesawat terbang dari ibukota Jakarta. Dari Banjarmasin, pelabuhan
MTU dapat dicapai dalam waktu 4 jam dengan speedboat dan tambang
MTU dapat dicapai dalam waktu 6 jam dengan mobil. Perjalanan dari
pelabuhan menuju tambang MTU sekitar 45 menit dengan mobil.
MTU termasuk proporsi yang signifikan dari cekungan Barito. MTU
telah memperpanjang izin eksplorasi atas lahan seluas hampir 25.000 hektar.
MTU mengoperasikan tambang terbuka menggunakan cor dozer,
excavator, loader dan truk. Memproduksi lebih dari 60.000 ton batubara per
minggu, operasi mempekerjakan lebih dari 100 orang. produksi batubara
kami adalah PT didelegasikan kepada kontraktor lokal kita SBS dan
Thailindo Bara Pratama, sebuah anak perusahaan dari Thailand
pengembangan PCL-Italia (ITD). ITD diakui sebagai operator terkemuka
dengan lebih dari 30 tahun pengalaman di industri pertambangan.
Kunci untuk operasi adalah sepenuhnya dikontrol logistik. MTU
telah membangun jalan sendiri, untuk membawa batubara dari tambang ke
tepi Sungai Barito. Di sana, MTU telah membangun pelabuhan sendiri,
3
untuk dengan cepat mengangkut batubara. Saat ini MTU menggunakan
single trailer 60 ton untuk mengangkut batubara dari lokasi tambang ke
pelabuhan.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
II.1 Peralatan Tambang
Dalam ilmu pertambangan dapat kita lihat berbagai macam bidang
pekerjaaan baik eksploitasi, penambangan, pengangkutan, pemasaran dan lain
sebagainya. Dalam perencanaan kebutuhan alat muat dan alat angkut maka perlu
diketahui teori mengenai alat-alat tersebut:
II.1.1 Excavator Excavator adalah alat penggali yang terdiri dari beberapa jenis dan
masing-masing jenis penggunaanya disesuaikan dengan kondisi kerja yang
dihadapi dilapangan, jenis-jenis excavator yaitu:
a. Backhoe
Penggunaan backhoe menurut buku pemindahan tanah mekanis
oleh partanto 1983, adalah untuk menggali permukaan tanah asli,
pemotongan,dan perapian tebing dengan alat yang diletakkan di atas
permukaan tanah asli atau khususnya untuk pekerjaan penggalian yang
letaknya di bawah kedudukan backhoe itu sendiri. Alat ini dipakai untuk
pekerjaan yang memerlukan pengontrolan secara teliti dan dapat
digunakan sebagai alat pemuat untuk dump truck.
b. Dragline
Menurut buku pemindahan tanah mekanis oleh Partanto 1993,
dragline memiliki tenaga penggali yang kecil dari tenaga penggali
lainnya, karena hanya mengandalkan kekuatan sendiri dari digging
bucket. Tetapi memiliki jangkauan yang relatif lebih besar.
c. Power Shovel
Power Shovel sangat baik digunakan sebagai alat penggali dan
sebagai alat pemuat karena dapat digunakan pada tebiang yang letaknya
lebih tinggi, menurut buku pemindahan tanah mekanis oleh Partanto
1983, berdasarkan system kendalinya power shovel dibedakan menjadi
dua jenis yaitu:
(a). Kendali kabel
(b). Kendali hidrolik
II.2 Waktu Edar (Cycle Time) Dalam pemindahan material, siklus kerja merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan berulang. Pekerjaan utama di dalam kegiatan tersebut adalah menggali,
memuat, memindahkan, membongkar muatan, dan kembali ke kegiatan awal.
Seluruh kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh satu alat atau oleh beberapa alat.
Setiap alat berat yang bekerja akan mempunyai kemampuan memindah
material per siklus. Siklus kerja adalah proses gerakan dari suatu alat dari gerakan
mulanya sampai kembali lagi pada gerakan mula tersebut. Adapun waktu yang
diperlukan untuk melakukan satu siklus kegiatan di atas disebut waktu siklus /
edar atau cycle time (CT).
5
II.3 Parameter-parameter Pemuatan
Dalam melakukan kegiatan dengan menggunakan Excavator, maka
parameter- parameter yang perlu diperhatikan adalah :
a. Pergantian awal shif
b. Periksa alat
c. Menghidupkan mesin sampai melakukan pengisian bucket pertama
d. Menggali/ mengisi bucket
e. Swing (memutar)
f. Menumpah
g. Menunggu alat angkut
h. Perbaikan posisi di Loading Point
i. Mengumpulkan material
j. Pindah Loading Point
k. Spotting time Dump Truck
l. Isi minyak dan Lube grease (pelumasan)
m. Kebutuhan operator.
n. Perbaikan Loading Point.
o. Interval waktu antara akhir operasi atau pengisian bucket terakhir sampai
mesin dimatikan untuk istirahat.
p. Istirahat makan.
q. menghidupkan mesin setelah istirahat.
r. Interval waktu antara akhir operasi atau pengisian bucket terakhir dari
Excavator sampai mesin dimatikan untuk berhenti bekerja (ganti shift).
s. Pergantian akhir shift.
t. Perbaikan alat (Repair)
Selain parameter di atas, ada faktor lain yang tidak kalah penting untuk
diperhatikan yaitu :
1. Faktor Pengembangan (Swell Factor)
Faktor Pengembangan perlu diperhatikan karena akan berpengaruh
pada kapasitas alat muat dan alat angkut. Material yang terdapat di alam
adalah dalam keadaan padat dan terkonsolidasi dengan baik sehingga hanya
sebagian yang terisi udara di antara butir-butirnya, tetapi apabila suatu
material digali dari tempat aslinya atau dalam keadaan insitu, maka akan
terjadi penambahan volume (swell), hal ini disebabkan oleh rongga-rongga
butiran material yang ada terisi oleh udara.
Setiap macam material pada dasarnya memiliki sifat fisik yang berbeda-
beda. Oleh karena itu jenis material yang terdapat di suatu daerah tertentu
dengan sifat fisik tertentu harus diperhatikan agar tidak terjadi ketidaksesuaian
dalam penggunaan alat mekanis.
a. Pengembangan dan Penyusutan Material
b. Berat Jenis Material
c. Kohesivitas Material
d. Kekerasan (Roughess) dan Ukuran Butiran Tanah
e. Tahanan Gali (Digging Resistance)
6
f. Daya Dukung Material
2. Faktor Pengisian Bucket (Fill Factor)
Faktor pengisian merupakan faktor yang menunjukkan besarnya
kapasitas nyata dengan kapasitas standar (baku) dari suatu alat dan dinyatakan
dengan (%). Makin besar factor pengisian bucket, maka kemampuan nyata juga
akan semakin besar yang berarti pemakaian alat semakin baik.
Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi besarnya faktor pengisian
adalah :
a. Ukuran Material
Semakin besar ukuran material, maka faktor pengisian akan semakin kecil.
b. Kelengketan Material
Untuk material yang melengket, faktor pengisiannya pada saat pengisian dapat
mencapai 100 %, tetapi pada saat pengosongan, material yang terbuang akan
lebih sedikit karena material tersebut banyak yang melengket dalam bak
sehingga faktor pengisiannya tidak lagi mencapai 100 %.
c. Kandungan Air
Semakin besar persentase kandungan air, maka faktor pengisiannya akan
semakin kecil karena permukaan material dalam bak cenderung membentuk
permukaan yang rata.
d. Keterampilan dan Pengalaman Operator
Semakin terampil dan berpengalaman suatu operator maka pengisian material
ke bak akan semakin banyak sehingga faktor pengisian akan semakin besar.
II.4. Tinjauan Umum Daerah
II.4.a. Lokasi dan Kesampaian Daerah Penelitian
Lokasi Kuasa Pertambangan PT. Multi Tambangjaya Utama
terletak pada Kecamatan Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan,
Provinsi Kalimantan Tengah.Untuk mencapai lokasi Kuasa
Pertambangan (KP) PT. Multi Tambangjaya Utama dapat di tempuh
dengan cara, yaitu :
a. Dari Palangka Raya menuju Buntok dengan jarak tempuh ± 240 Km
melalui jalan darat dalam waktu ± 4 jam menggunakan kendaraan
roda empat dengan kondisi jalan beraspal.
b. Kemudian dari Buntok menuju Pos utama daerah kuasa
pertambangan PT. Multi Tambangjaya Utama dengan jarak tempuh
± 80 Km melalui jalan darat dalam waktu ± 1 jam 15 menit
menggunakan kendaraan roda empat dengan kondisi jalan beraspal.
c. Kemudian dari Pos utama menuju kuasa pertambangan PT. Multi
Tambangjaya Utama dengan jarak tempuh ± 40 Km melalui jalan
darat dalam waktu ± 45 menit menggunakan kendaraan roda empat
dengan kondisi jalan tanah.
II.4.b. Keadaan Geologi
1. Geologi Regional
7
a. Morfologi Regional
Berdasarkan pengamatan lapangan, lahan di wilayah Kuasa
Pertambangan PT. Multi Tambangjaya Utama dan sekitarnya
Morfologi daerah penelitian dilihat dari kenampakan peta topografi
dapat dibagi menjadi dua satuan yaitu satuan morfologi perbukitan
terjal memanjang, perbukitan karst yang berupa perbukitan
gelombang. Satuan morfologi perbukitan terjal memanjang
menempati ± 60% dari seluruh wilayah yang dipetakan, mempunyai
ketinggian lokal antara 100 m s/d 600 m dari permukaan laut, dengan
kelerengan berkisar antara 7˚ – 15˚. Pada uumnya ditempati oleh
hutan karet cempedak, (Artocarpus interger merr) serta secara
setempat-setempat ditumbuhi oleh hutan sekunder dan belukar.
b. Statigrafi Regional
Secara regional, daerah penelitian termasuk kedalam Peta Geologi
Lembar Buntok dengan batas – batas sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Lembar Muara Teweh.
- Sebelah Timur Laut berbatasan dengan Lembar Longiram.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Lembar Balikpapan.
- Sebelah Tenggara berbatasan dengan Lembar Sampanahan.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Lembar Amuntai.
- Sebelah Barat Laut berbatasan dengan Lembar Palangkaraya.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Lembar Tewah.
- Sebelah Barat Daya berbatasan dengan Lembar Tumbanghiram.
Berdasarkan Peta Geologi Regional yang diterbitkan oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G), Direktorat Jendral dan
Sumberdaya Mineral, Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral,
pada lembar Buntok, Kalimantan Tengah, 1995, urutan stratigrafi
dari batuan yang berumur tua sampai yang muda adalah sebagai
berikut :
1. Batuan Terobosan (Intrusive Rocks)
2. Batuan Vulkanik (Volcanic Rocks)
3. Batuan Sedimen (Sedimentary Rocks)
4. Batuan Sedimen Tersier
c. Struktur Geologi Regional
Perkembangan struktur geologi berkaitan erat dengan proses
tektonik yang pernah berlangsung selama Zaman Kapur maupun
Zaman Tersier. Proses Tektonik tersebut berlangsung akibat
tumbukan antara Lempeng Mikro Sunda dengan Lempeng Samudera
Hindia – Astralia. Sedangkan Tektonik selama Zaman Tersier
mengakibatkan terbentuknya struktur lipatan yang berupa antiklin
dan sinklin pada batuan Tersier. Arah sumbu sinklin dan antiklin
umumnya berarah Barat Daya – Timur Laut.
Secara umum struktur geologi pada batuan Tersier di Lembar
Buntok, Kalimantan Tengah berarah Timur Laut – Barat Daya.
8
Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G ),
Bandung 1995, daerah penelitian menempati Cekungan Barito
bagian utara, yang mana Cekungan Barito merupakan salah satu
Cekungan Tersier yang terletak di wilayah Kalimantan bagian
selatan dan tengah yang berarah Timur Laut-Barat Daya. Struktur
utama yang berkembang adalah Timur Laut-Barat Daya dan Struktur
geologi lain yang berkembang pada daerah ini diantaranya struktur
lipatan yang tidak kuat dan kelurusan – kelurusan yang memotong
struktur utama. Struktur lipatan dan struktur yang memotong arah
struktur utama diperkirakan berkembang dari adanya deformasi
kedua, diamana terjadi setelah batuan Tersier telah terlipat dan
termampatkan . Fisiografi Cekungan Barito bagian utara dibatasi
oleh Kucing High dan Patermoster Cross High, bagian timur dibatasi
oleh Meratus High, sebelah selatan berhubungan dengan Cekungan
Laut Jawa, dan sebelah barat dibatasi oleh Paparan Sunda.
2. Geologi Daerah Penelitian
a. Morfologi Daerah Penelitian
Secara umum kondisi daerah kuasa pertambangan PT. Multi
Tambangjaya Utama terdiri atas daratan dan perbukitan yang
bergelombang dengan ketinggian rata-rata mencapai 112 meter di
atas permukaan laut (dpl). Sungai-sungai di daerah ini sebagian besar
terdiri dari anak-anak sungai yang mengalir dari puncak-puncak
bukit menuju sungai-sungai utama seperti Sungai Takuam, Sungai
Rui, Sungai Singan, Sungai Lumuh, Sungai Kananai, dan Sungai
Mea.
Formasi batuan terdiri dari batu lempung, batu pasir dan
batubara. Batu lempung berwarna abu-abu, plastis – semi plastis,
lengket. Batu pasir berwarna putih sampai putih keabuan, terpilah
sedang, butir halus sampai kasar, bentuk pasir menyudut tanggung
sampai menyudut serta di jumpai adanya lempung pasiran berwarna
putih keabuan, butir halus dan sedang. Batubara pada umumnya
terdapat pada lapisan batulempung karbonat, berwarna hitam, dengan
tebal ± 40 cm.
b. Statigrafi Daerah Penelitian
Stratigrafi di lokasi penelitian termasuk ke dalam Formasi Montalat
(Tomm). Formasi Montalat (Tomm) terdiri dari Batupasir Kuarsa
berbutir halus sampai sedang, mengandung lapisan tipis mineral
karbonan, rombakan batubara vitrinit dan muskovit, bersisipan
batulempung karbonan berwarna kelabu dan batulanau menyerpih
berwarna kelabu tua. Batupasir Kuarsa putih berstruktur silang siur,
sebagian gampingan, bersisipan batulanau, serpih dan batubara. Dari
data fosil Foraminifera kecil yang ditemukan Formasi ini berumur
9
Oligosen (P19-N3). Diendapkan di laut dangkal terbuka, dengan
tebal mencapai mencapai 1400 meter.
10
BAB III
SISTEM / IMPLEMENTASI
III.1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
pendekatan deskriptif yaitu dengan cara pengamatan dan penelitian
langsung dilapangan kemudian dianalisa, dibandingkan dan dihitung
secara teoritis sehingga diperoleh solusi yang terbaik.
Metode penelitian yang dilakukan adalah :
1) Metode Primer, yaitu dengan melakukan observasi (pengamatan)
langsung dilapangan dan pengambilan data-data dengan cara
pengamatan dilapangan.
2) Metode Sekunder, yaitu dengan mempelajari dan menerapkan
berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan penelitian dan
menganalisis data perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian sehingga dapat penelitian yang di lakukan.
Beberapa tahapan yang dilakukan dalam metode sekunder ini adalah:
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat di lakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1) Studi lapangan, yaitu melakukan penelitian dan pengamatan
langsung terhadap objek yang diteliti dilapangan sebagai sumber
data primer.
2) Diskusi dan wawancara, yaitu melakukan diskusi dan wawancara,
baik dengan pemimpin perusahaan yang kompeten ataupun dengan
karyawan yang berhubungan langsung dengan aktivitas
penambangan dan aktivitas lainnya.
b. Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan perhitungan dengan
menggunakan rumus-rumus yang diperoleh dari bahan referensi dan
kemudian data hasil perhitungan tersebut dijadikan acuan untuk
penelitian perbaikan sistem produksi berdasarkan analisa tempat kerja.
III.2 Pembagian Elemen-elemen Kegiatan
Agar mudah mengevaluasi data, maka elemen- elemen kegiatan yang
terjadi dalam satu shift dikelompokkan menjadi :
1. Waktu Kerja (Working Hours)
Waktu kerja adalah jumlah waktu yang digunakan oleh alat untuk
melakukan pekerjaan dalam satu gilir shift.
Waktu- waktu kerja terdiri dari :
a. Waktu Operasi (Operting Time)
Waktu operasi adalah waktu yang diperlukan / digunakan untuk
berproduksi. Waktu produksi sama dengan waktu efektif. Adapun
persamaan untuk mendapatkan waktu operasi yaitu :
We = [ Wt – ( Wd + Wr + Ws ) ]
11
Dimana :
We = Waktu operasi (waktu kerja efektif)
Wt = Jam kerja yang tersedia pershift
Wd = Waktu hambatan
Ws = Waktu stanby
Wr = Waktu perbaikan
b. Waktu Hambatan (Delay)
Waktu hambatan adalah jumlah waktu yang digunakan oleh alat
untuk tidak bekerja karena kondisi lapangan atau operator. Yang
termasuk dalam waktu delay yaitu misalnya cek alat, isi solar,
keperluan operator, pindah loading point, menunggu alat angkut dan
lain-lain. Dari beberapa waktu delay yang ada maka untuk menentukan
berapa waktu kerja secara keseluruhan adalah :
Dimana :
Wk = Waktu kerja
We = Waktu efektif/ Operasi
Wd = Waktu hambatan/ Delay
2. Waktu Standby
Waktu standby adalah waktu apabila suatu alat mekanis tidak bekerja pada
kondisi alat tersebut maupun untuk berproduksi, disebabkan oleh tidak
tersedianya operator, tidak ada Excavator atau Truck, keadaan cuaca dan lain-
lain.
3. Waktu Perbaikan (Repair)
Waktu repair adalah waktu yang diperlukan untuk memperbaiki suatu alat
termasuk menunggu suku cadang dan perawatan preventif.
4. Total Waktu (Total Hours)
Total waktu adalah jumlah waktu yang tersedia dalam satu shift kerja.
Untuk mendapatkan total hours digunakan persamaan :
Dimana :
We = [ Wt – ( Wd + Wr + Ws )
]
Wk = We + Wd
Wt = Wk + Ws + Wr
12
Wt = Total waktu yang tersedia pershift
Wk = Waktu kerja (waktu operasi + waktu delay)
Ws = Waktu Standby
Wr = Waktu perbaikan
5. Waktu Edar (Cycle Time)
Waktu edar adalah jumlah waktu yang dibutuhkan oleh suatu alat untuk
melakukan satu kali siklus pemuatan. Adapun yang termasuk dalam elemen
waktu edar Shovel adalah :
- Waktu menggali/ mengisi bucket
- Waktu swing (bucket terisi)
- Waktu menumpah (dumping)
- Waktu swing (bucket kosong)
III.3 Efektivitas Alat Mekanis
Untuk mendapatkan efektivitas penggunakan alat mekanis ada beberapa
rumus yang digunakan antara lain :
1. Availability Index atau Mechanical Availability
Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang
sesungguhnya dari alat yang digunakan. Persamaan untuk Availability Index
adalah :
Dimana : Wk = Working hours/ jumlah jam kerja alat
Wr = Repair hours/ jumlah jam untuk perbaikan
2. Physical Availability atau Operasional Availibility
Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang
dipergunakan. Adapun persamaannya adalah :
Wk
A.I = x 100 %
Wk + Wr
Wk + Ws
P.A. = x 100 %
Wk + Ws + Wr
13
Dimana :
Ws = Standby Hours atau jumlah jam suatu alat yang tidak
dapat dipergunakan padahal alat tersebut tidak rusak dan dalam
keadaan siap dioperasikan.
3. Use Of Availability
Menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat
untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan.
Rumus yang dipergunakan adalah :
Angka Use of Availability biasanya dapat memperlihatkan seberapa
efektif suatu alat yang tidak sedang rusak dapat dimanfaatkan untuk kerja
produktif. Hal ini dapat menjadi ukuran seberapa baik pengelolaan
(management) peralatan yang dipergunakan.
4. Effective Utilization
Menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat
dimanfaatkan untuk kerja produktif. Pengertian Effective Utilization sama
dengan Efisiensi Kerja.
Adapun persamaan yang dipergunakan adalah :
III.4 Produktifitas Alat Mekanis
Produktifitas alat mekanis merupakan salah satu parameter yang dapat
dipakai untukmenilai unjuk kerja dari alat- alat mekanis, dimana semakin besar
kemampuan alat untuk bekerja atau berproduksi, berarti unjuk kerjanya juga
semakin baik.
Wk
U.A = x 100 %
Wk + Ws
Wk
E.U = x 100 %
Wk + Wr + Ws
14
Untuk menghitung produksi alat gali/ muat, digunakan rumus :
Diamana :
P = Produksi alat gali (wmt/ jam)
Ff = Faktor pengisian (%)
Cd = Kapasitas bucket (m3)
D = Density material (wmt/ m3)
Sf = Faktor pengembangan material (%)
E = Efisiensi kerja alat (%)
Ct = Cycle time (dt)
3600 . Ff . Cd . D . Sf . E
P =
Ct
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada saat kerja praktik dilaksanakan perhitungan cycle time pada daerah
malintut daerah kuasa pertambangan PT. Multi Tambangjaya Utama dengan
target menghitung cycle time per-jam. Data cycle time yang di ambil yaitu
Excavator PC 1250-32. Peta lokasi pada pengambilan data ini ditampilkan pada
lampiran.
IV.1 Prosedur Penelitian
Dalam pengambilan data, penulis melakukan pengamatan secara langsung
terhadap aktivitas pemuatan dan hal-hal yang mempengaruhi kemampuan
produksi alat muat Excavator PC 1250-32.
Adapun prosedur-prosedur penelitian yang dilakukan adalah :
1. Melakukan penelitian dan pengumpulan data terhadap situasi dan kondisi
yang ada dilapangan yang berhubungan dengan keadaan geologi dan geografi
daerah penelitian.
2. Mengadakan pengamatan langsung terhadap aktivitas kerja alat muat untuk
memperoleh data dan informasi tentang cycle time (waktu edar), swell factor
(faktor pengembangan), fill factor (faktor pengisian) dan efisiensi kerja alat.
3. Melakukan wawancara dan dialog dengan pengawas tambang dan
karyawan yang bekerja di front penambangan serta pihak lain yang
berkompoten.
4. Melakukan studi pustaka melalui literatur - literatur yang relevan dengan
objek penelitian.
Pengambilan data di lapangan dilakukan dengan cara :
1. Untuk pengambilan data dilakukan sesuai dengan waktu kerja shift
2. Data di lapangan diambil secara acak dan dalam keadaan atau waktu yang
berbeda seperti pada waktu awal gilir shift, waktu pertengahan shift, dan pada
waktu menjelang istrahat.
3. Pengambilan data juga dilakukan dengan memperhatikan kondisi material
yang ada dan kecakapan operator.
Prosedur pengolahan data meliputi :
1. Data-data yang telah diperoleh di lapangan (data acak dan mentah) kemudian
diolah dengan cara statistik untuk mendapatkan nilai rata-ratanya yang dapat
mewakili jumlah data yang ada.
2. Untuk data-data sekunder seperti data curah hujan, data geologi, dan data
biaya kepemilikan dan biaya operasi alat diperoleh dari hasil penelitian
sebelumnya dan ketetapan dari perusahaan.
IV.2 Hasil Penelitian
1. Efektivitas Dan Produktivitas Kerja Alat Mekanis
16
Dalam menghitung efektivitas dan produktivitas kerja dari suatu alat,
maka kita tidak dapat melupakan faktor- faktor yang berpengaruh terhadap
kegiatan kerja selama penggunaan jam kerja dari suatu alat.
2. Kondisi Dan Jenis Alat
Jenis alat gali/muat yang digunakan adalah Alat gali/muat Excavator
PC 1250 sebanyak 1 unit dengan kondisi baik. Hal ini dapat dilihat pada
kesiapan fisik (physical availability) dan kesiapan mekanik (mechanical
availability).
3. Cycle Time (Waktu Edar) Alat
Cycle time (waktu edar) alat merupakan rangkaian gerakan alat yang
diukur dari gerakan awal hingga kembali pada gerakan semula.
4. Faktor Pengisian
Faktor pengisian (fill factor) merupakan perbadingan antara kapasitas
nyata dengan kapasitas teoritis suatu alat muat.
IV.3 Perhitungan Jumlah Produksi
Suatu perencanaan produksi tambang atau disebut juga sebagai
produktivitas dinyatakan dalam periode waktu (harian, mingguan, bulanan dan
tahunan), cadangan tonase bijih, kadar , dan pemindahan material total yang akan
dihasilkan oleh tambang tersebut.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perhitungan produksi alat gali-
muat diantaranya adalah :
1. Kapasitas/Produksi Alat
Di dalam mengukur kemampuan, dikenal istilah kapasitas dan produksi :
Kapasitas merupakan kemampuan alat menggusur/mengeruk/mengangkut
dalam satu kali operasi, atau satu siklus (diukur dalam m3/siklus). Sedangkan
produksi adalah kemampuan alat untuk memindahkan/menggusur, mengeruk
dan mengangkut tanah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam satu jam.
(Rochmanhadi, 1990). Produktivitas adalah kinerja produksi dibandingkan
dengan jumlah tenaga kerja atau kemampuan alat-alat produksi.
Produktivitas (produksi per jam) dari alat-alat yang digunakan pada
aktivitas penambangan akan sangat berpengaruh pada jumlah produksi.
Parameter yang digunakan untuk menghitung produktivitas alat berbeda-beda
sesuai dengan jenis dan kegunaan masing-masing alat tersebut. Adapun rumus
untuk menghitung produktivitas alat adalah sebagai berikut :
Alat muat (Excavator)
Pm = 3600 x Kb x Ff x Sf x E
Ctm
Dimana :
17
Pm = Kapasitas Produksi perjam (bcm/jam)
Kb = Kapasitas Bucket (m3)
Ff = Faktor Bucket
Sf = Swell Factor
E = Efesiensi
3600 = Waktu dalam satu jam (detik)
Ctm = Waktu Siklus (detik)
2. Ketersediaan alat
Ketersediaan alat juga merupakan salah satu hal yang mempengaruhi jumlah
produksi. Terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan untuk
mengetahui ketersediaan alat dan penggunaannya di lapangan, yang dibedakan
menjadi :
a. Mechanical Availability (MA)
Merupakan faktor availability yang menunjukkan kesiapan (available)
suatu alat dari waktu yang hilang dikarenakan kerusakan atau gangguan alat
(mechanical reasons).
dimana :
W = Waktu yang dibebankan kepada operator suatu alat yang dalam
kondisi dapat dioperasikan, artinya tidak rusak. Waktu ini meliputi pula tiap
hambatan yang ada, seperti waktu istirahat yang terlalu lama, pindah
loading point, pelumasan, pengisian bahan bakar, keadaan cuaca, dan lain-
lain.
R = Waktu untuk melakukan perbaikan dan waktu yang hilang karena
menunggu saat perbaikan, termasuk juga waktu untuk penyediaan suku
cadang dan perawatan preventif (pelumasan servis berkala).
b. Physical Availability (PA)
Merupakan faktor availability yang menunjukkan berapa jam (waktu) suatu
alat dipakai selama jam total kerjanya (scheduled hours). Jam total kerja
meliputi working hours + repair hour + standby hours. Atau dapat juga
diartikan sebagai catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang digunakan.
dimana :
S = Standby hour, adalah waktu dimana alat siap (standby) dipakai (tidak
rusak) tetapi oleh satu dan lain hal tidak dipergunakan ketika operasi
penambangan sudah berjalan, meliputi hujan deras, tempat kerja belum
siap, kerusakan pada crusher, dan lain-lain.
W+R+S = Jumlah jam kerja alat yang telah dijadwalkan.
Biasanya nilai PA ini akan langsung diketahui dari mekanik dan tidak
dihitung dengan menggunakan rumus.
c. Use of Availability (UA)
18
Menyatakan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat
untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan. Nilai
parameter ini biasanya dapat memperlihatkan seberapa efektif suatu
alat yang sedang tidak rusak dapat dimanfaatkan.
d. Effective Utilization (EU)
Menunjukkan seberapa besar dari seluruh waktu kerja yang tersedia
dapat dimanfaatkan untuk bekerja secara produktif (efisiensi kerja).
Adapun sasaran dari perhitungan produksi tambang yang mengacu
pada suatu jadwal yang telah dibuat yaitu untuk mencapai beberapa
sasaran/kriteria ekonomik seperti memaksimumkan Net Present Value
(NPV) atau Rate of Return (ROR). Kriteria lain misalnya
menghasilkan sejumlah material dengan biaya semurah mungkin, dll.
Pada perhitungan produksi yang di fokuskan untuk
perencanaan jangka panjang, dari situ akan dihasilkan suatu jadwal
produksi dan kemudian dapat menentukan kebutuhan peralatan untuk
mengoperasikan jadwal tersebut. Pada perhitungan produksi jangka
pendek fokusnya mungkin berbeda, dengan kendala jumlah peralatan,
dapat ditentukan jadwal yang terbaik.
IV.4. Perhitungan Produktivitas Alat
Produktivitas alat muat pada tambang batubara ini dapat diketahui
dengan melakukan perhitungan dari kemampuan alat muat berdasarkan
data – data pendukung yang telah diperoleh sebelumnya.
A. Perhitungan Ketersediaan Alat
Untuk menentukan jumlah alat yang dapat digunakan untuk
mencapai target produksi digunakan parameter-parameter yang
masing-masing berbeda sesuai dengan jenis dan kegunaan masing-
masing alat. Perhitungan jumlah yang dibutuhkan sangat
mempengaruhi biaya yang akan dikeluarkan dan akan berbanding
dengan jumlah material yang ditambang. Sehingga pemilihan harus
optimal dengan kondisi desain serta striping rasio yang akan
ditambang harus menguntungkan bagi perusahaan.
Dengan rumus yang sudah diterangkan pada bab sebelumnya,
diketahui bahwa parameter yang digunakan untuk menghitung
ketersediaan alat yaitu working hour, standby hour, dan breakdown
hour.
19
a. Ketersediaan Alat Gali- Muat
Untuk alat gali-muat, nilai Mechanical Availability (MA), Physical
Availability (PA), Utilization Availability (UA), dan Effective
Utilization (EU) adalah sama untuk semua jenis alat. Tetapi nilai
MA, UA dan EA akan berbeda untuk setiap harinya, sedangkan
nilai PA yang didapat dari mekanik selalu sama pada setiap bulan.
Dengan parameter-parameter yang sudah diketahui, maka di dapat
:
Tabel.4.1. Ketersediaan Alat Gali-Muat
Date
AVAILABLE TIME
Breakdown Work Time Lost Time
Work
OB General Delay Idle
1 - Mei 350 193 686
2 - Mei 780 190 469
3 - Mei 1235 175
4 - Mei 860 460
5 - Mei 1131 249
6 - Mei 1165 300
7 - Mei 1158 167 60
8 - Mei 1205 195
9 - Mei 801 120
10 –
Mei 715 250
11 –
Mei 43 307
12 –
Mei 662 181 332
13 –
Mei 705 165 370
14 –
Mei 320 98 592
20
15 –
Mei 849 185 270 46
16 –
Mei 731 157 642
17 –
Mei 1170 100 120
18 –
Mei 690 175 569
19 –
Mei 608 240
20 –
Mei 515 175
Total 15693 3782 2503 1953
Dari data ketersediaan alat tersebut, maka diketahui rata-ratanya
adalah :
Untuk rata-rata working hour (W)
=
Untuk rata-rata standby hour (S)
=
=
Jadi, rata-rata standby hour (S) = ∑Delay + ∑Idle
= 199,05 + 357,57= 556,62
Untuk rata-rata Breakdown hour (R)
=
b. Perhitungan Ketersediaan alit Gali – Muat
Diketahui :
Jumlah jam kerja (W) = 784,65 jam
Jumlah jam untuk perbaikan alat (R) = 556,62 jam
Jumlah jam alat suap tunggu (S) = 390,6 jam
Ditanya :
Mechanical Availability (MA) = ....?
Physical Availability (PA) =….?
Utilization Availability (UA) =….?
21
Effective Utilization (EU) =….?
Jawab :
Jadi, kondisi alat sesungguhnya (Mechanical Availability (MA))
untuk Excavator PC 1250 sebesar 59 %
Jadi, kondisi fisik (Physical Availability (PA)) untuk Excavator
PC 1250 sebesar 68 %
Jadi, waktu beroperasi yang digunakan (Utilization Availability
(UA) untuk Excavator PC 1250 sebesar 67 %
Jadi, waktu bekerja secara produktif (Effective Utilization (EU))
untuk Excavator PC 1250 sebesar 55 %
C. Perhitungan Produktivitas Exavator 1250
Diketahui :
Kb = 4 m3 ( tabel spesifikasi Alat )
Ff = 0,8 ( tabel Faktor bucket )
Sf = 1,45/2,0 = 0,75 (tabel Pengembangan material)
E = PA X UA = 0,68 X 0,67 = 0,45
22
3600 = Waktu dalam satu jam (detik)
Ctm = Waktu Siklus (detik)
Dimana :
Ditanya : Q = ……..?
Jawab
Pm = 3600 x Kb x Ff x Sf x E
Ctm
Pm = 3600 x 4 x 0,8 x 0,725 x 0,45
30
= 125,28 bcm/ jam
Jadi, produktivitas yang dihasilkan Excavator PC 1250 adalah
125,28 bcm/ jam.
23
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Dari hasil review saya hal sebagai berikut dapat menjadi kesimpulan
berupa :
Multi Tambangjaya Utama (MTU) adalah sebuah perusahaan
pertambangan yang beroperasi di Kalimantan Tengah. Tambang ini sekitar
62km dengan jalan dari tepi Sungai Barito, dan 300 km sebelah utara dari
Laut Jawa. Pada kuartal kedua tahun 2007, MTU telah diakuisisi Asia Thai
Mining Company Limited (ATM), sebuah perusahaan induk yang didirikan
di Thailand. ATM, baik secara langsung atau melalui perusahaan afiliasi
memiliki pengalaman yang luas dalam pengembangan dan pengoperasian
kepentingan pertambangan, khususnya sehubungan dengan kepentingan
pertambangan batubara.
MTU mendapat dukungan penuh dari perusahaan induk ATM dan
terus meningkatkan kapasitas produksi, logistik dan infrastruktur. skarang,
MTU ditentukan membawa reputasi Indonesia sebagai pemasok utama
batubara uap.
Kota terdekat adalah Banjarmasin, satu jam lewat lima belas menit
dengan pesawat terbang dari ibukota Jakarta. Dari Banjarmasin, pelabuhan
MTU dapat dicapai dalam waktu 4 jam dengan speedboat dan tambang
MTU dapat dicapai dalam waktu 6 jam dengan mobil. Perjalanan dari
pelabuhan menuju tambang MTU sekitar 45 menit dengan mobil.
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Alat Muat
Untuk memperkirakan dengan lebih teliti produksi alat muat yang
digunakan untuk pemuatan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor
yang berpengaruh terhadap produksi alat tersebut, antara lain :
a. sifat fisik material
b. tahanan gulir atau tahanan gelinding (rolling resistanse)
c. ketersediaan alat
d. efisiensi kerja
e. iklim dan ketinggian lokasi kerja
Faktor yang mempengaruhi yaitu ketersedian alat :
Mechanical Availability (MA) = 59%
Physical Availability (PA) = 68%
Utilization Availability (UA) = 67%
Effective Utilization (EU) = 55%
2. Produktivitas alat gali-muat dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan berikut :
Pm = 3600 x Kb x Ff x Sf x E
Ctm
Dimana :
24
Pm = Kapasitas Produksi perjam (bcm/jam)
Kb = Kapasitas Bucket (m3)
Ff = Faktor Bucket
Sf = Swell Factor
E = Efesiensi
3600 = Waktu dalam satu jam (detik)
Ctm = Waktu Siklus (detik)
Jadi, Produktivitas yang dihasil kan oleh Excavator PC 1250 sebesar 125,28
bcm/ jam.