METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

28
i ANALISA PRODUKTIFITAS EXCAVATOR PC 1250 PADA KEGIATAN PEMBUKAAN TANAH PENUTUP DI KABUPATEN BARITO SELATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA: PT. MULTI TAMBANGJAYA UTAMA OLEH : ROY JORDI / DBD 107 001 ARI SUTRISNO BOKIT / DBD 107 013 DI REVIEW OLEH : DIAZ AMANDIO / DBD 112 119 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PALANGKARAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN / PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN 2015

description

sd

Transcript of METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

Page 1: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

i

ANALISA PRODUKTIFITAS EXCAVATOR PC 1250 PADA

KEGIATAN PEMBUKAAN TANAH PENUTUP

DI KABUPATEN BARITO SELATAN

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PADA:

PT. MULTI TAMBANGJAYA UTAMA

OLEH :

ROY JORDI / DBD 107 001

ARI SUTRISNO BOKIT / DBD 107 013

DI REVIEW OLEH :

DIAZ AMANDIO / DBD 112 119

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PALANGKARAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN / PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN

2015

Page 2: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

ii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat hidayah-Nya

saya dapat menyelesaikan tugas review Laporan Kerja Praktek ini. Adapun Laporan

review ini berjudul Analisa Produktifitas Excavator PC 1250 Pada Kegiatan Pembukaan

Tanah Penutup, di Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah, pada PT.

MULTI TAMBANGJAYA UTAMA.

Adapun tujuan dari review ini yaitu untuk memenuhi tugas yang telah diberikan

Bapak Dosen yang terhormat, sehingga saya dapat mengerti bagaimana susunan dari

Laporan Kerja Pratktek tersebut.

Akhir kata saya ucapkan terimakasih, semoga hasil review Laporan Kerja Praktek

yang saya selesaikan ini dapat bermanfaat.

Palangka Raya, Oktober 2015

Page 3: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

iii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL .................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

I.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................. 1

I.3 Permasalahan ........................................................................................... 1

I.4 Batasan Masalah ...................................................................................... 2

I.5 Sejarah Perusahaan .................................................................................. 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II.1 Peralatan Tambang ................................................................................. 4

II.2 Waktu Edar (Cycle Time) ...................................................................... 4

II.3 Parameter-parameter Pemuatan .............................................................. 5

II.4.Tinjauan Umum Daerah ......................................................................... 6

II.4.a Lokasi dan Kesampaian Daerah .................................................. 6

II.4.b Keadaan Geologi ......................................................................... 6

BAB III SISTEM / IMPLEMENTASI

III.1.Metode Penelitian ........................................................................................... 10

III.2 Pembagian Elemen-elemen Pemuatan .................................................. 10

Page 4: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

iv

III.3.Efektifitas Alat Mekanis ....................................................................... 12

III.4.Produktifitas Alat Mekanis ................................................................... 13

BAB IV PEMBAHASAN

IV.1.Prosedur Penelitian ......................................................................................... 15

IV.2.Hasil Penelitian ............................................................................................... 15

IV.3 Perhitungan Jumlah Produksi ........................................................................ 16

IV.4 Perhitungan Produktifitas Alat ....................................................................... 18

BAB V PENUTUP

V.1.Kesimpulan ...................................................................................................... 23

Page 5: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Indonesia adalah Negara yang memiliki sumber daya alam yang

berlimpah, salah satu sumber daya alam yang masih banyak cadangannya

adalah batubara. Batubara pada saat ini merupakan salah satu energi

alternatif yang sangat penting peranannya di muka bumi guna menggantikan

minyak bumi dan bahan bakar lainnya.

Industri pertambangan batubara di Indonesia, khususnya di

Kalimantan Tengah berkembang dengan pesat seiring dengan banyaknya

permintaan pasar, baik untuk konsumsi domestik maupun untuk non

domestik. PT. Multi Tambangjaya Utama merupakan salah satu perusahaan

pertambangan yang memanfaatkan sumber daya alam tersebut.

Operasi penambangan di PT. Multi Tambangjaya Utama pada saat

ini berada di Kecamatan Gunung Bintang Awai dan berada di Kabupaten

Barito Selatan dengan izin luasan Kuasa Penambangan 25.000 Ha. Kegiatan

yang dilakukan sudah mencapai tahap pemasaran.

Kegiatan penambangan dimulai dengan mengupas tanah pucuk

(topsoil) pada kedalaman 5 – 30 cm. Pengupasan tanah pucuk dilakukan

secara bertahap, pada masing-masing blok atau pit tambang. Tanah yang

dikupas kemudian diangkut ke tempat penimbunan dekat dengan pit dan

agar timbunan tersebut tidak mudah longsor, ditanami tanaman penutup

sehingga pada saatnya dapat dipakai untuk merehabilitasi lahan bekas

tambang. Pengupasan tanah pucuk dilakukan dengan menggunakan

buldozer, dump truck dan backhoe, exavator).

I.2. Maksud dan Tujuan

Penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan Kerja

Praktek dalam memenuhi kurikulum di Jurusan Teknik Pertambangan

Universitas Palangkaraya. Sementara itu beberapa tujuan yang ingin dicapai

dalam melaksanakan penelitian ini diantaranya adalah :

1. Mengetahui dan mengenal kondisi lapangan penambangan tempat

dilakukannya kegiatan kerja praktek.

2. Mengetahui produktivitas perjam alat gali muat dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

3. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang

berlangsung di penambangan.

I.3. Permasalahan

Beberapa permasalahan yang hendak dibahas dalam penelitian ini

diantaranya adalah :

Page 6: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

2

1. Berapa produktivitas perjam dari excavator PC 1250 untuk mengupas

overburden. (OB)

2. Faktor–faktor yang mempengaruhi hasil productivitas perjam excavator

PC 1250.

I.4. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya dibatasi pada produktivitas perjam yang

dihasilkan oleh excavator PC 1250 pada PT. Multy Tambangjaya Utama

serta faktor-faktor yang mempengaruhi hasil productivitas excavator PC

1200 tersebut.

I.5. Sejarah Perusahaan

Multi Tambangjaya Utama (MTU) adalah sebuah perusahaan

pertambangan yang beroperasi di Kalimantan Tengah. Tambang ini sekitar

62km dengan jalan dari tepi Sungai Barito, dan 300 km sebelah utara dari

Laut Jawa. Pada kuartal kedua tahun 2007, MTU telah diakuisisi Asia Thai

Mining Company Limited (ATM), sebuah perusahaan induk yang didirikan

di Thailand. ATM, baik secara langsung atau melalui perusahaan afiliasi

memiliki pengalaman yang luas dalam pengembangan dan pengoperasian

kepentingan pertambangan, khususnya sehubungan dengan kepentingan

pertambangan batubara.

MTU mendapat dukungan penuh dari perusahaan induk ATM dan

terus meningkatkan kapasitas produksi, logistik dan infrastruktur. skarang,

MTU ditentukan membawa reputasi Indonesia sebagai pemasok utama

batubara uap.

Kota terdekat adalah Banjarmasin, satu jam lewat lima belas menit

dengan pesawat terbang dari ibukota Jakarta. Dari Banjarmasin, pelabuhan

MTU dapat dicapai dalam waktu 4 jam dengan speedboat dan tambang

MTU dapat dicapai dalam waktu 6 jam dengan mobil. Perjalanan dari

pelabuhan menuju tambang MTU sekitar 45 menit dengan mobil.

MTU termasuk proporsi yang signifikan dari cekungan Barito. MTU

telah memperpanjang izin eksplorasi atas lahan seluas hampir 25.000 hektar.

MTU mengoperasikan tambang terbuka menggunakan cor dozer,

excavator, loader dan truk. Memproduksi lebih dari 60.000 ton batubara per

minggu, operasi mempekerjakan lebih dari 100 orang. produksi batubara

kami adalah PT didelegasikan kepada kontraktor lokal kita SBS dan

Thailindo Bara Pratama, sebuah anak perusahaan dari Thailand

pengembangan PCL-Italia (ITD). ITD diakui sebagai operator terkemuka

dengan lebih dari 30 tahun pengalaman di industri pertambangan.

Kunci untuk operasi adalah sepenuhnya dikontrol logistik. MTU

telah membangun jalan sendiri, untuk membawa batubara dari tambang ke

tepi Sungai Barito. Di sana, MTU telah membangun pelabuhan sendiri,

Page 7: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

3

untuk dengan cepat mengangkut batubara. Saat ini MTU menggunakan

single trailer 60 ton untuk mengangkut batubara dari lokasi tambang ke

pelabuhan.

Page 8: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

II.1 Peralatan Tambang

Dalam ilmu pertambangan dapat kita lihat berbagai macam bidang

pekerjaaan baik eksploitasi, penambangan, pengangkutan, pemasaran dan lain

sebagainya. Dalam perencanaan kebutuhan alat muat dan alat angkut maka perlu

diketahui teori mengenai alat-alat tersebut:

II.1.1 Excavator Excavator adalah alat penggali yang terdiri dari beberapa jenis dan

masing-masing jenis penggunaanya disesuaikan dengan kondisi kerja yang

dihadapi dilapangan, jenis-jenis excavator yaitu:

a. Backhoe

Penggunaan backhoe menurut buku pemindahan tanah mekanis

oleh partanto 1983, adalah untuk menggali permukaan tanah asli,

pemotongan,dan perapian tebing dengan alat yang diletakkan di atas

permukaan tanah asli atau khususnya untuk pekerjaan penggalian yang

letaknya di bawah kedudukan backhoe itu sendiri. Alat ini dipakai untuk

pekerjaan yang memerlukan pengontrolan secara teliti dan dapat

digunakan sebagai alat pemuat untuk dump truck.

b. Dragline

Menurut buku pemindahan tanah mekanis oleh Partanto 1993,

dragline memiliki tenaga penggali yang kecil dari tenaga penggali

lainnya, karena hanya mengandalkan kekuatan sendiri dari digging

bucket. Tetapi memiliki jangkauan yang relatif lebih besar.

c. Power Shovel

Power Shovel sangat baik digunakan sebagai alat penggali dan

sebagai alat pemuat karena dapat digunakan pada tebiang yang letaknya

lebih tinggi, menurut buku pemindahan tanah mekanis oleh Partanto

1983, berdasarkan system kendalinya power shovel dibedakan menjadi

dua jenis yaitu:

(a). Kendali kabel

(b). Kendali hidrolik

II.2 Waktu Edar (Cycle Time) Dalam pemindahan material, siklus kerja merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan berulang. Pekerjaan utama di dalam kegiatan tersebut adalah menggali,

memuat, memindahkan, membongkar muatan, dan kembali ke kegiatan awal.

Seluruh kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh satu alat atau oleh beberapa alat.

Setiap alat berat yang bekerja akan mempunyai kemampuan memindah

material per siklus. Siklus kerja adalah proses gerakan dari suatu alat dari gerakan

mulanya sampai kembali lagi pada gerakan mula tersebut. Adapun waktu yang

diperlukan untuk melakukan satu siklus kegiatan di atas disebut waktu siklus /

edar atau cycle time (CT).

Page 9: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

5

II.3 Parameter-parameter Pemuatan

Dalam melakukan kegiatan dengan menggunakan Excavator, maka

parameter- parameter yang perlu diperhatikan adalah :

a. Pergantian awal shif

b. Periksa alat

c. Menghidupkan mesin sampai melakukan pengisian bucket pertama

d. Menggali/ mengisi bucket

e. Swing (memutar)

f. Menumpah

g. Menunggu alat angkut

h. Perbaikan posisi di Loading Point

i. Mengumpulkan material

j. Pindah Loading Point

k. Spotting time Dump Truck

l. Isi minyak dan Lube grease (pelumasan)

m. Kebutuhan operator.

n. Perbaikan Loading Point.

o. Interval waktu antara akhir operasi atau pengisian bucket terakhir sampai

mesin dimatikan untuk istirahat.

p. Istirahat makan.

q. menghidupkan mesin setelah istirahat.

r. Interval waktu antara akhir operasi atau pengisian bucket terakhir dari

Excavator sampai mesin dimatikan untuk berhenti bekerja (ganti shift).

s. Pergantian akhir shift.

t. Perbaikan alat (Repair)

Selain parameter di atas, ada faktor lain yang tidak kalah penting untuk

diperhatikan yaitu :

1. Faktor Pengembangan (Swell Factor)

Faktor Pengembangan perlu diperhatikan karena akan berpengaruh

pada kapasitas alat muat dan alat angkut. Material yang terdapat di alam

adalah dalam keadaan padat dan terkonsolidasi dengan baik sehingga hanya

sebagian yang terisi udara di antara butir-butirnya, tetapi apabila suatu

material digali dari tempat aslinya atau dalam keadaan insitu, maka akan

terjadi penambahan volume (swell), hal ini disebabkan oleh rongga-rongga

butiran material yang ada terisi oleh udara.

Setiap macam material pada dasarnya memiliki sifat fisik yang berbeda-

beda. Oleh karena itu jenis material yang terdapat di suatu daerah tertentu

dengan sifat fisik tertentu harus diperhatikan agar tidak terjadi ketidaksesuaian

dalam penggunaan alat mekanis.

a. Pengembangan dan Penyusutan Material

b. Berat Jenis Material

c. Kohesivitas Material

d. Kekerasan (Roughess) dan Ukuran Butiran Tanah

e. Tahanan Gali (Digging Resistance)

Page 10: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

6

f. Daya Dukung Material

2. Faktor Pengisian Bucket (Fill Factor)

Faktor pengisian merupakan faktor yang menunjukkan besarnya

kapasitas nyata dengan kapasitas standar (baku) dari suatu alat dan dinyatakan

dengan (%). Makin besar factor pengisian bucket, maka kemampuan nyata juga

akan semakin besar yang berarti pemakaian alat semakin baik.

Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi besarnya faktor pengisian

adalah :

a. Ukuran Material

Semakin besar ukuran material, maka faktor pengisian akan semakin kecil.

b. Kelengketan Material

Untuk material yang melengket, faktor pengisiannya pada saat pengisian dapat

mencapai 100 %, tetapi pada saat pengosongan, material yang terbuang akan

lebih sedikit karena material tersebut banyak yang melengket dalam bak

sehingga faktor pengisiannya tidak lagi mencapai 100 %.

c. Kandungan Air

Semakin besar persentase kandungan air, maka faktor pengisiannya akan

semakin kecil karena permukaan material dalam bak cenderung membentuk

permukaan yang rata.

d. Keterampilan dan Pengalaman Operator

Semakin terampil dan berpengalaman suatu operator maka pengisian material

ke bak akan semakin banyak sehingga faktor pengisian akan semakin besar.

II.4. Tinjauan Umum Daerah

II.4.a. Lokasi dan Kesampaian Daerah Penelitian

Lokasi Kuasa Pertambangan PT. Multi Tambangjaya Utama

terletak pada Kecamatan Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan,

Provinsi Kalimantan Tengah.Untuk mencapai lokasi Kuasa

Pertambangan (KP) PT. Multi Tambangjaya Utama dapat di tempuh

dengan cara, yaitu :

a. Dari Palangka Raya menuju Buntok dengan jarak tempuh ± 240 Km

melalui jalan darat dalam waktu ± 4 jam menggunakan kendaraan

roda empat dengan kondisi jalan beraspal.

b. Kemudian dari Buntok menuju Pos utama daerah kuasa

pertambangan PT. Multi Tambangjaya Utama dengan jarak tempuh

± 80 Km melalui jalan darat dalam waktu ± 1 jam 15 menit

menggunakan kendaraan roda empat dengan kondisi jalan beraspal.

c. Kemudian dari Pos utama menuju kuasa pertambangan PT. Multi

Tambangjaya Utama dengan jarak tempuh ± 40 Km melalui jalan

darat dalam waktu ± 45 menit menggunakan kendaraan roda empat

dengan kondisi jalan tanah.

II.4.b. Keadaan Geologi

1. Geologi Regional

Page 11: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

7

a. Morfologi Regional

Berdasarkan pengamatan lapangan, lahan di wilayah Kuasa

Pertambangan PT. Multi Tambangjaya Utama dan sekitarnya

Morfologi daerah penelitian dilihat dari kenampakan peta topografi

dapat dibagi menjadi dua satuan yaitu satuan morfologi perbukitan

terjal memanjang, perbukitan karst yang berupa perbukitan

gelombang. Satuan morfologi perbukitan terjal memanjang

menempati ± 60% dari seluruh wilayah yang dipetakan, mempunyai

ketinggian lokal antara 100 m s/d 600 m dari permukaan laut, dengan

kelerengan berkisar antara 7˚ – 15˚. Pada uumnya ditempati oleh

hutan karet cempedak, (Artocarpus interger merr) serta secara

setempat-setempat ditumbuhi oleh hutan sekunder dan belukar.

b. Statigrafi Regional

Secara regional, daerah penelitian termasuk kedalam Peta Geologi

Lembar Buntok dengan batas – batas sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Lembar Muara Teweh.

- Sebelah Timur Laut berbatasan dengan Lembar Longiram.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Lembar Balikpapan.

- Sebelah Tenggara berbatasan dengan Lembar Sampanahan.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Lembar Amuntai.

- Sebelah Barat Laut berbatasan dengan Lembar Palangkaraya.

- Sebelah Barat berbatasan dengan Lembar Tewah.

- Sebelah Barat Daya berbatasan dengan Lembar Tumbanghiram.

Berdasarkan Peta Geologi Regional yang diterbitkan oleh Pusat

Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G), Direktorat Jendral dan

Sumberdaya Mineral, Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral,

pada lembar Buntok, Kalimantan Tengah, 1995, urutan stratigrafi

dari batuan yang berumur tua sampai yang muda adalah sebagai

berikut :

1. Batuan Terobosan (Intrusive Rocks)

2. Batuan Vulkanik (Volcanic Rocks)

3. Batuan Sedimen (Sedimentary Rocks)

4. Batuan Sedimen Tersier

c. Struktur Geologi Regional

Perkembangan struktur geologi berkaitan erat dengan proses

tektonik yang pernah berlangsung selama Zaman Kapur maupun

Zaman Tersier. Proses Tektonik tersebut berlangsung akibat

tumbukan antara Lempeng Mikro Sunda dengan Lempeng Samudera

Hindia – Astralia. Sedangkan Tektonik selama Zaman Tersier

mengakibatkan terbentuknya struktur lipatan yang berupa antiklin

dan sinklin pada batuan Tersier. Arah sumbu sinklin dan antiklin

umumnya berarah Barat Daya – Timur Laut.

Secara umum struktur geologi pada batuan Tersier di Lembar

Buntok, Kalimantan Tengah berarah Timur Laut – Barat Daya.

Page 12: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

8

Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G ),

Bandung 1995, daerah penelitian menempati Cekungan Barito

bagian utara, yang mana Cekungan Barito merupakan salah satu

Cekungan Tersier yang terletak di wilayah Kalimantan bagian

selatan dan tengah yang berarah Timur Laut-Barat Daya. Struktur

utama yang berkembang adalah Timur Laut-Barat Daya dan Struktur

geologi lain yang berkembang pada daerah ini diantaranya struktur

lipatan yang tidak kuat dan kelurusan – kelurusan yang memotong

struktur utama. Struktur lipatan dan struktur yang memotong arah

struktur utama diperkirakan berkembang dari adanya deformasi

kedua, diamana terjadi setelah batuan Tersier telah terlipat dan

termampatkan . Fisiografi Cekungan Barito bagian utara dibatasi

oleh Kucing High dan Patermoster Cross High, bagian timur dibatasi

oleh Meratus High, sebelah selatan berhubungan dengan Cekungan

Laut Jawa, dan sebelah barat dibatasi oleh Paparan Sunda.

2. Geologi Daerah Penelitian

a. Morfologi Daerah Penelitian

Secara umum kondisi daerah kuasa pertambangan PT. Multi

Tambangjaya Utama terdiri atas daratan dan perbukitan yang

bergelombang dengan ketinggian rata-rata mencapai 112 meter di

atas permukaan laut (dpl). Sungai-sungai di daerah ini sebagian besar

terdiri dari anak-anak sungai yang mengalir dari puncak-puncak

bukit menuju sungai-sungai utama seperti Sungai Takuam, Sungai

Rui, Sungai Singan, Sungai Lumuh, Sungai Kananai, dan Sungai

Mea.

Formasi batuan terdiri dari batu lempung, batu pasir dan

batubara. Batu lempung berwarna abu-abu, plastis – semi plastis,

lengket. Batu pasir berwarna putih sampai putih keabuan, terpilah

sedang, butir halus sampai kasar, bentuk pasir menyudut tanggung

sampai menyudut serta di jumpai adanya lempung pasiran berwarna

putih keabuan, butir halus dan sedang. Batubara pada umumnya

terdapat pada lapisan batulempung karbonat, berwarna hitam, dengan

tebal ± 40 cm.

b. Statigrafi Daerah Penelitian

Stratigrafi di lokasi penelitian termasuk ke dalam Formasi Montalat

(Tomm). Formasi Montalat (Tomm) terdiri dari Batupasir Kuarsa

berbutir halus sampai sedang, mengandung lapisan tipis mineral

karbonan, rombakan batubara vitrinit dan muskovit, bersisipan

batulempung karbonan berwarna kelabu dan batulanau menyerpih

berwarna kelabu tua. Batupasir Kuarsa putih berstruktur silang siur,

sebagian gampingan, bersisipan batulanau, serpih dan batubara. Dari

data fosil Foraminifera kecil yang ditemukan Formasi ini berumur

Page 13: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

9

Oligosen (P19-N3). Diendapkan di laut dangkal terbuka, dengan

tebal mencapai mencapai 1400 meter.

Page 14: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

10

BAB III

SISTEM / IMPLEMENTASI

III.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

pendekatan deskriptif yaitu dengan cara pengamatan dan penelitian

langsung dilapangan kemudian dianalisa, dibandingkan dan dihitung

secara teoritis sehingga diperoleh solusi yang terbaik.

Metode penelitian yang dilakukan adalah :

1) Metode Primer, yaitu dengan melakukan observasi (pengamatan)

langsung dilapangan dan pengambilan data-data dengan cara

pengamatan dilapangan.

2) Metode Sekunder, yaitu dengan mempelajari dan menerapkan

berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan penelitian dan

menganalisis data perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian sehingga dapat penelitian yang di lakukan.

Beberapa tahapan yang dilakukan dalam metode sekunder ini adalah:

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat di lakukan dengan beberapa cara, yaitu :

1) Studi lapangan, yaitu melakukan penelitian dan pengamatan

langsung terhadap objek yang diteliti dilapangan sebagai sumber

data primer.

2) Diskusi dan wawancara, yaitu melakukan diskusi dan wawancara,

baik dengan pemimpin perusahaan yang kompeten ataupun dengan

karyawan yang berhubungan langsung dengan aktivitas

penambangan dan aktivitas lainnya.

b. Pengolahan Data

Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan perhitungan dengan

menggunakan rumus-rumus yang diperoleh dari bahan referensi dan

kemudian data hasil perhitungan tersebut dijadikan acuan untuk

penelitian perbaikan sistem produksi berdasarkan analisa tempat kerja.

III.2 Pembagian Elemen-elemen Kegiatan

Agar mudah mengevaluasi data, maka elemen- elemen kegiatan yang

terjadi dalam satu shift dikelompokkan menjadi :

1. Waktu Kerja (Working Hours)

Waktu kerja adalah jumlah waktu yang digunakan oleh alat untuk

melakukan pekerjaan dalam satu gilir shift.

Waktu- waktu kerja terdiri dari :

a. Waktu Operasi (Operting Time)

Waktu operasi adalah waktu yang diperlukan / digunakan untuk

berproduksi. Waktu produksi sama dengan waktu efektif. Adapun

persamaan untuk mendapatkan waktu operasi yaitu :

We = [ Wt – ( Wd + Wr + Ws ) ]

Page 15: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

11

Dimana :

We = Waktu operasi (waktu kerja efektif)

Wt = Jam kerja yang tersedia pershift

Wd = Waktu hambatan

Ws = Waktu stanby

Wr = Waktu perbaikan

b. Waktu Hambatan (Delay)

Waktu hambatan adalah jumlah waktu yang digunakan oleh alat

untuk tidak bekerja karena kondisi lapangan atau operator. Yang

termasuk dalam waktu delay yaitu misalnya cek alat, isi solar,

keperluan operator, pindah loading point, menunggu alat angkut dan

lain-lain. Dari beberapa waktu delay yang ada maka untuk menentukan

berapa waktu kerja secara keseluruhan adalah :

Dimana :

Wk = Waktu kerja

We = Waktu efektif/ Operasi

Wd = Waktu hambatan/ Delay

2. Waktu Standby

Waktu standby adalah waktu apabila suatu alat mekanis tidak bekerja pada

kondisi alat tersebut maupun untuk berproduksi, disebabkan oleh tidak

tersedianya operator, tidak ada Excavator atau Truck, keadaan cuaca dan lain-

lain.

3. Waktu Perbaikan (Repair)

Waktu repair adalah waktu yang diperlukan untuk memperbaiki suatu alat

termasuk menunggu suku cadang dan perawatan preventif.

4. Total Waktu (Total Hours)

Total waktu adalah jumlah waktu yang tersedia dalam satu shift kerja.

Untuk mendapatkan total hours digunakan persamaan :

Dimana :

We = [ Wt – ( Wd + Wr + Ws )

]

Wk = We + Wd

Wt = Wk + Ws + Wr

Page 16: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

12

Wt = Total waktu yang tersedia pershift

Wk = Waktu kerja (waktu operasi + waktu delay)

Ws = Waktu Standby

Wr = Waktu perbaikan

5. Waktu Edar (Cycle Time)

Waktu edar adalah jumlah waktu yang dibutuhkan oleh suatu alat untuk

melakukan satu kali siklus pemuatan. Adapun yang termasuk dalam elemen

waktu edar Shovel adalah :

- Waktu menggali/ mengisi bucket

- Waktu swing (bucket terisi)

- Waktu menumpah (dumping)

- Waktu swing (bucket kosong)

III.3 Efektivitas Alat Mekanis

Untuk mendapatkan efektivitas penggunakan alat mekanis ada beberapa

rumus yang digunakan antara lain :

1. Availability Index atau Mechanical Availability

Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang

sesungguhnya dari alat yang digunakan. Persamaan untuk Availability Index

adalah :

Dimana : Wk = Working hours/ jumlah jam kerja alat

Wr = Repair hours/ jumlah jam untuk perbaikan

2. Physical Availability atau Operasional Availibility

Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang

dipergunakan. Adapun persamaannya adalah :

Wk

A.I = x 100 %

Wk + Wr

Wk + Ws

P.A. = x 100 %

Wk + Ws + Wr

Page 17: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

13

Dimana :

Ws = Standby Hours atau jumlah jam suatu alat yang tidak

dapat dipergunakan padahal alat tersebut tidak rusak dan dalam

keadaan siap dioperasikan.

3. Use Of Availability

Menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat

untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan.

Rumus yang dipergunakan adalah :

Angka Use of Availability biasanya dapat memperlihatkan seberapa

efektif suatu alat yang tidak sedang rusak dapat dimanfaatkan untuk kerja

produktif. Hal ini dapat menjadi ukuran seberapa baik pengelolaan

(management) peralatan yang dipergunakan.

4. Effective Utilization

Menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat

dimanfaatkan untuk kerja produktif. Pengertian Effective Utilization sama

dengan Efisiensi Kerja.

Adapun persamaan yang dipergunakan adalah :

III.4 Produktifitas Alat Mekanis

Produktifitas alat mekanis merupakan salah satu parameter yang dapat

dipakai untukmenilai unjuk kerja dari alat- alat mekanis, dimana semakin besar

kemampuan alat untuk bekerja atau berproduksi, berarti unjuk kerjanya juga

semakin baik.

Wk

U.A = x 100 %

Wk + Ws

Wk

E.U = x 100 %

Wk + Wr + Ws

Page 18: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

14

Untuk menghitung produksi alat gali/ muat, digunakan rumus :

Diamana :

P = Produksi alat gali (wmt/ jam)

Ff = Faktor pengisian (%)

Cd = Kapasitas bucket (m3)

D = Density material (wmt/ m3)

Sf = Faktor pengembangan material (%)

E = Efisiensi kerja alat (%)

Ct = Cycle time (dt)

3600 . Ff . Cd . D . Sf . E

P =

Ct

Page 19: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada saat kerja praktik dilaksanakan perhitungan cycle time pada daerah

malintut daerah kuasa pertambangan PT. Multi Tambangjaya Utama dengan

target menghitung cycle time per-jam. Data cycle time yang di ambil yaitu

Excavator PC 1250-32. Peta lokasi pada pengambilan data ini ditampilkan pada

lampiran.

IV.1 Prosedur Penelitian

Dalam pengambilan data, penulis melakukan pengamatan secara langsung

terhadap aktivitas pemuatan dan hal-hal yang mempengaruhi kemampuan

produksi alat muat Excavator PC 1250-32.

Adapun prosedur-prosedur penelitian yang dilakukan adalah :

1. Melakukan penelitian dan pengumpulan data terhadap situasi dan kondisi

yang ada dilapangan yang berhubungan dengan keadaan geologi dan geografi

daerah penelitian.

2. Mengadakan pengamatan langsung terhadap aktivitas kerja alat muat untuk

memperoleh data dan informasi tentang cycle time (waktu edar), swell factor

(faktor pengembangan), fill factor (faktor pengisian) dan efisiensi kerja alat.

3. Melakukan wawancara dan dialog dengan pengawas tambang dan

karyawan yang bekerja di front penambangan serta pihak lain yang

berkompoten.

4. Melakukan studi pustaka melalui literatur - literatur yang relevan dengan

objek penelitian.

Pengambilan data di lapangan dilakukan dengan cara :

1. Untuk pengambilan data dilakukan sesuai dengan waktu kerja shift

2. Data di lapangan diambil secara acak dan dalam keadaan atau waktu yang

berbeda seperti pada waktu awal gilir shift, waktu pertengahan shift, dan pada

waktu menjelang istrahat.

3. Pengambilan data juga dilakukan dengan memperhatikan kondisi material

yang ada dan kecakapan operator.

Prosedur pengolahan data meliputi :

1. Data-data yang telah diperoleh di lapangan (data acak dan mentah) kemudian

diolah dengan cara statistik untuk mendapatkan nilai rata-ratanya yang dapat

mewakili jumlah data yang ada.

2. Untuk data-data sekunder seperti data curah hujan, data geologi, dan data

biaya kepemilikan dan biaya operasi alat diperoleh dari hasil penelitian

sebelumnya dan ketetapan dari perusahaan.

IV.2 Hasil Penelitian

1. Efektivitas Dan Produktivitas Kerja Alat Mekanis

Page 20: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

16

Dalam menghitung efektivitas dan produktivitas kerja dari suatu alat,

maka kita tidak dapat melupakan faktor- faktor yang berpengaruh terhadap

kegiatan kerja selama penggunaan jam kerja dari suatu alat.

2. Kondisi Dan Jenis Alat

Jenis alat gali/muat yang digunakan adalah Alat gali/muat Excavator

PC 1250 sebanyak 1 unit dengan kondisi baik. Hal ini dapat dilihat pada

kesiapan fisik (physical availability) dan kesiapan mekanik (mechanical

availability).

3. Cycle Time (Waktu Edar) Alat

Cycle time (waktu edar) alat merupakan rangkaian gerakan alat yang

diukur dari gerakan awal hingga kembali pada gerakan semula.

4. Faktor Pengisian

Faktor pengisian (fill factor) merupakan perbadingan antara kapasitas

nyata dengan kapasitas teoritis suatu alat muat.

IV.3 Perhitungan Jumlah Produksi

Suatu perencanaan produksi tambang atau disebut juga sebagai

produktivitas dinyatakan dalam periode waktu (harian, mingguan, bulanan dan

tahunan), cadangan tonase bijih, kadar , dan pemindahan material total yang akan

dihasilkan oleh tambang tersebut.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perhitungan produksi alat gali-

muat diantaranya adalah :

1. Kapasitas/Produksi Alat

Di dalam mengukur kemampuan, dikenal istilah kapasitas dan produksi :

Kapasitas merupakan kemampuan alat menggusur/mengeruk/mengangkut

dalam satu kali operasi, atau satu siklus (diukur dalam m3/siklus). Sedangkan

produksi adalah kemampuan alat untuk memindahkan/menggusur, mengeruk

dan mengangkut tanah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam satu jam.

(Rochmanhadi, 1990). Produktivitas adalah kinerja produksi dibandingkan

dengan jumlah tenaga kerja atau kemampuan alat-alat produksi.

Produktivitas (produksi per jam) dari alat-alat yang digunakan pada

aktivitas penambangan akan sangat berpengaruh pada jumlah produksi.

Parameter yang digunakan untuk menghitung produktivitas alat berbeda-beda

sesuai dengan jenis dan kegunaan masing-masing alat tersebut. Adapun rumus

untuk menghitung produktivitas alat adalah sebagai berikut :

Alat muat (Excavator)

Pm = 3600 x Kb x Ff x Sf x E

Ctm

Dimana :

Page 21: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

17

Pm = Kapasitas Produksi perjam (bcm/jam)

Kb = Kapasitas Bucket (m3)

Ff = Faktor Bucket

Sf = Swell Factor

E = Efesiensi

3600 = Waktu dalam satu jam (detik)

Ctm = Waktu Siklus (detik)

2. Ketersediaan alat

Ketersediaan alat juga merupakan salah satu hal yang mempengaruhi jumlah

produksi. Terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan untuk

mengetahui ketersediaan alat dan penggunaannya di lapangan, yang dibedakan

menjadi :

a. Mechanical Availability (MA)

Merupakan faktor availability yang menunjukkan kesiapan (available)

suatu alat dari waktu yang hilang dikarenakan kerusakan atau gangguan alat

(mechanical reasons).

dimana :

W = Waktu yang dibebankan kepada operator suatu alat yang dalam

kondisi dapat dioperasikan, artinya tidak rusak. Waktu ini meliputi pula tiap

hambatan yang ada, seperti waktu istirahat yang terlalu lama, pindah

loading point, pelumasan, pengisian bahan bakar, keadaan cuaca, dan lain-

lain.

R = Waktu untuk melakukan perbaikan dan waktu yang hilang karena

menunggu saat perbaikan, termasuk juga waktu untuk penyediaan suku

cadang dan perawatan preventif (pelumasan servis berkala).

b. Physical Availability (PA)

Merupakan faktor availability yang menunjukkan berapa jam (waktu) suatu

alat dipakai selama jam total kerjanya (scheduled hours). Jam total kerja

meliputi working hours + repair hour + standby hours. Atau dapat juga

diartikan sebagai catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang digunakan.

dimana :

S = Standby hour, adalah waktu dimana alat siap (standby) dipakai (tidak

rusak) tetapi oleh satu dan lain hal tidak dipergunakan ketika operasi

penambangan sudah berjalan, meliputi hujan deras, tempat kerja belum

siap, kerusakan pada crusher, dan lain-lain.

W+R+S = Jumlah jam kerja alat yang telah dijadwalkan.

Biasanya nilai PA ini akan langsung diketahui dari mekanik dan tidak

dihitung dengan menggunakan rumus.

c. Use of Availability (UA)

Page 22: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

18

Menyatakan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat

untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan. Nilai

parameter ini biasanya dapat memperlihatkan seberapa efektif suatu

alat yang sedang tidak rusak dapat dimanfaatkan.

d. Effective Utilization (EU)

Menunjukkan seberapa besar dari seluruh waktu kerja yang tersedia

dapat dimanfaatkan untuk bekerja secara produktif (efisiensi kerja).

Adapun sasaran dari perhitungan produksi tambang yang mengacu

pada suatu jadwal yang telah dibuat yaitu untuk mencapai beberapa

sasaran/kriteria ekonomik seperti memaksimumkan Net Present Value

(NPV) atau Rate of Return (ROR). Kriteria lain misalnya

menghasilkan sejumlah material dengan biaya semurah mungkin, dll.

Pada perhitungan produksi yang di fokuskan untuk

perencanaan jangka panjang, dari situ akan dihasilkan suatu jadwal

produksi dan kemudian dapat menentukan kebutuhan peralatan untuk

mengoperasikan jadwal tersebut. Pada perhitungan produksi jangka

pendek fokusnya mungkin berbeda, dengan kendala jumlah peralatan,

dapat ditentukan jadwal yang terbaik.

IV.4. Perhitungan Produktivitas Alat

Produktivitas alat muat pada tambang batubara ini dapat diketahui

dengan melakukan perhitungan dari kemampuan alat muat berdasarkan

data – data pendukung yang telah diperoleh sebelumnya.

A. Perhitungan Ketersediaan Alat

Untuk menentukan jumlah alat yang dapat digunakan untuk

mencapai target produksi digunakan parameter-parameter yang

masing-masing berbeda sesuai dengan jenis dan kegunaan masing-

masing alat. Perhitungan jumlah yang dibutuhkan sangat

mempengaruhi biaya yang akan dikeluarkan dan akan berbanding

dengan jumlah material yang ditambang. Sehingga pemilihan harus

optimal dengan kondisi desain serta striping rasio yang akan

ditambang harus menguntungkan bagi perusahaan.

Dengan rumus yang sudah diterangkan pada bab sebelumnya,

diketahui bahwa parameter yang digunakan untuk menghitung

ketersediaan alat yaitu working hour, standby hour, dan breakdown

hour.

Page 23: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

19

a. Ketersediaan Alat Gali- Muat

Untuk alat gali-muat, nilai Mechanical Availability (MA), Physical

Availability (PA), Utilization Availability (UA), dan Effective

Utilization (EU) adalah sama untuk semua jenis alat. Tetapi nilai

MA, UA dan EA akan berbeda untuk setiap harinya, sedangkan

nilai PA yang didapat dari mekanik selalu sama pada setiap bulan.

Dengan parameter-parameter yang sudah diketahui, maka di dapat

:

Tabel.4.1. Ketersediaan Alat Gali-Muat

Date

AVAILABLE TIME

Breakdown Work Time Lost Time

Work

OB General Delay Idle

1 - Mei 350 193 686

2 - Mei 780 190 469

3 - Mei 1235 175

4 - Mei 860 460

5 - Mei 1131 249

6 - Mei 1165 300

7 - Mei 1158 167 60

8 - Mei 1205 195

9 - Mei 801 120

10 –

Mei 715 250

11 –

Mei 43 307

12 –

Mei 662 181 332

13 –

Mei 705 165 370

14 –

Mei 320 98 592

Page 24: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

20

15 –

Mei 849 185 270 46

16 –

Mei 731 157 642

17 –

Mei 1170 100 120

18 –

Mei 690 175 569

19 –

Mei 608 240

20 –

Mei 515 175

Total 15693 3782 2503 1953

Dari data ketersediaan alat tersebut, maka diketahui rata-ratanya

adalah :

Untuk rata-rata working hour (W)

=

Untuk rata-rata standby hour (S)

=

=

Jadi, rata-rata standby hour (S) = ∑Delay + ∑Idle

= 199,05 + 357,57= 556,62

Untuk rata-rata Breakdown hour (R)

=

b. Perhitungan Ketersediaan alit Gali – Muat

Diketahui :

Jumlah jam kerja (W) = 784,65 jam

Jumlah jam untuk perbaikan alat (R) = 556,62 jam

Jumlah jam alat suap tunggu (S) = 390,6 jam

Ditanya :

Mechanical Availability (MA) = ....?

Physical Availability (PA) =….?

Utilization Availability (UA) =….?

Page 25: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

21

Effective Utilization (EU) =….?

Jawab :

Jadi, kondisi alat sesungguhnya (Mechanical Availability (MA))

untuk Excavator PC 1250 sebesar 59 %

Jadi, kondisi fisik (Physical Availability (PA)) untuk Excavator

PC 1250 sebesar 68 %

Jadi, waktu beroperasi yang digunakan (Utilization Availability

(UA) untuk Excavator PC 1250 sebesar 67 %

Jadi, waktu bekerja secara produktif (Effective Utilization (EU))

untuk Excavator PC 1250 sebesar 55 %

C. Perhitungan Produktivitas Exavator 1250

Diketahui :

Kb = 4 m3 ( tabel spesifikasi Alat )

Ff = 0,8 ( tabel Faktor bucket )

Sf = 1,45/2,0 = 0,75 (tabel Pengembangan material)

E = PA X UA = 0,68 X 0,67 = 0,45

Page 26: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

22

3600 = Waktu dalam satu jam (detik)

Ctm = Waktu Siklus (detik)

Dimana :

Ditanya : Q = ……..?

Jawab

Pm = 3600 x Kb x Ff x Sf x E

Ctm

Pm = 3600 x 4 x 0,8 x 0,725 x 0,45

30

= 125,28 bcm/ jam

Jadi, produktivitas yang dihasilkan Excavator PC 1250 adalah

125,28 bcm/ jam.

Page 27: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

23

BAB V

PENUTUP

V.1. Kesimpulan

Dari hasil review saya hal sebagai berikut dapat menjadi kesimpulan

berupa :

Multi Tambangjaya Utama (MTU) adalah sebuah perusahaan

pertambangan yang beroperasi di Kalimantan Tengah. Tambang ini sekitar

62km dengan jalan dari tepi Sungai Barito, dan 300 km sebelah utara dari

Laut Jawa. Pada kuartal kedua tahun 2007, MTU telah diakuisisi Asia Thai

Mining Company Limited (ATM), sebuah perusahaan induk yang didirikan

di Thailand. ATM, baik secara langsung atau melalui perusahaan afiliasi

memiliki pengalaman yang luas dalam pengembangan dan pengoperasian

kepentingan pertambangan, khususnya sehubungan dengan kepentingan

pertambangan batubara.

MTU mendapat dukungan penuh dari perusahaan induk ATM dan

terus meningkatkan kapasitas produksi, logistik dan infrastruktur. skarang,

MTU ditentukan membawa reputasi Indonesia sebagai pemasok utama

batubara uap.

Kota terdekat adalah Banjarmasin, satu jam lewat lima belas menit

dengan pesawat terbang dari ibukota Jakarta. Dari Banjarmasin, pelabuhan

MTU dapat dicapai dalam waktu 4 jam dengan speedboat dan tambang

MTU dapat dicapai dalam waktu 6 jam dengan mobil. Perjalanan dari

pelabuhan menuju tambang MTU sekitar 45 menit dengan mobil.

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Alat Muat

Untuk memperkirakan dengan lebih teliti produksi alat muat yang

digunakan untuk pemuatan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor

yang berpengaruh terhadap produksi alat tersebut, antara lain :

a. sifat fisik material

b. tahanan gulir atau tahanan gelinding (rolling resistanse)

c. ketersediaan alat

d. efisiensi kerja

e. iklim dan ketinggian lokasi kerja

Faktor yang mempengaruhi yaitu ketersedian alat :

Mechanical Availability (MA) = 59%

Physical Availability (PA) = 68%

Utilization Availability (UA) = 67%

Effective Utilization (EU) = 55%

2. Produktivitas alat gali-muat dapat ditentukan dengan menggunakan

persamaan berikut :

Pm = 3600 x Kb x Ff x Sf x E

Ctm

Dimana :

Page 28: METOPEN_DIAZAMANDIO_DBD112119

24

Pm = Kapasitas Produksi perjam (bcm/jam)

Kb = Kapasitas Bucket (m3)

Ff = Faktor Bucket

Sf = Swell Factor

E = Efesiensi

3600 = Waktu dalam satu jam (detik)

Ctm = Waktu Siklus (detik)

Jadi, Produktivitas yang dihasil kan oleh Excavator PC 1250 sebesar 125,28

bcm/ jam.