Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat...

321
ii

Transcript of Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat...

Page 1: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara

ii

iii

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

(Dilengkapi Studi Kasus Penelitian)

Judul Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

dilengkapi studi kasus penelitian

Penerbit Pustaka Larasan

Pengarang I Gusti Bagus Rai Utama

Tahun 2016

Received 06022017

Seri -

ISBN 978-602-1586-63-1

Website httpwwwpustakalarasancom

Email pustaka_larasanyahoocoid

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Pustaka larasan 2016

iv

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas (Dilengkapi Studi Kasus Penelitian)

Penulis Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Pracetak

Slamat Trisila

Penerbit Pustaka Larasan

Jalan Tunggul Ametung IIIA11B Denpasar Bali

Ponsel 0817353433 Pos-el pustaka_larasanyahoocoid

Bekerja sama dengan

Undhira Press

Cetakan Pertama 2016

ISBN 978-602-1586-63-1

v

PRAKATA

Salam Sejahtera Di tengah kegalauan dalam proses belajar dan mengajar

pada bidang pariwisata akhirnya tercetus keinginan untuk merangkai dan menyusun ulang buku ini yang dapat membantu para pembaca khususnya mahasiswa pada jurusan pariwisata dan hospitalitas dan juga untuk para praktisi pariwisata dan perhotelan sebagai sebuah bahan bacaan yang baik untuk memberikan tambahan dalam rangka menciptakan budaya organisasi untuk melakukan inovasi dan menumbuhkan kreatifitas khususnya pada penelitian bidang pariwisata dan perhotelan

Seiring dengan lahirnya ilmu pariwisata yang telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan merupakan salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri Buku Metodologi Penelitian Pariwisata dan Hospitalitas ini adalah revisi dari buku sebelumnya yang berjudul Metodologi Penelitian Pariwisata dan Perhotelan Secara konten buku ini berisi hakekat ilmu dan penelitian hakekat ilmu pariwisata ruang lingkup jasa pariwisata dan perhotelan pendekatan penelitian pariwisata perumusan permasalahan penelitian skala pengukuran dan instrumen penelitian teknik sampling pemilihan teknik analisis penelitian analisis swot deskriptif kualitatif untuk pariwisata the service profit chain alat analisis kinerja usaha jasa perhotelan dan pariwisata analisis faktor untuk penelitian pariwisata multidimensional scaling analysis Analisis Structural Equation Modelling regresi dan korelasi pada jasa pariwisata dan perhotelan balanced scorecard sebagai penilaian kinerja usaha

vi

pariwisata tata cara penulisan proposal dan laporan dan

teknik merujuk dan mengutip

Buku ini baik sebagai referensi untuk memahami

penelitian dalam ruang lingkup pariwisata dan hospitalitas

membahas tentang hakekat penelitian berbagai cara dan

metode penelitian membuat usulan penelitian dan membuat

laporan hasil penelitian

Terima kasih saya ucapkan kepada banyak pihak yang

telah berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung

untuk terbit kembalinya buku ini semoga bermanfaat

untuk kemajuan pendidikan pariwisata dan hospitalitas di

Indonesia

Denpasar Januari 2016

Penulis

Dr I Gusti Bagus Rai Utama MA

vii

DAFTAR ISI

PRAKATA

BAB I HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN

11 Manusia Mencari Kebenaran 12 Matinya Mitologi 13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran 14 Dasar-Dasar Pengetahuan 15 Sumber Pengetahuan 16 Kriteria Kebenaran 17 Ontologi (apa yang dikaji) 18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran) 19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu)

BAB II HAKEKAT ILMU PARIWISATA

21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata 22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai

Ilmu Mandiri 23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu

yang Mandiri

BAB III RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN

PERHOTELAN 31 Pengertian Jasa Pariwisata 32 Dimensi Pariwisata 33 Definisi Pariwisata di Indonesia 34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan

BAB IV PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA

41 Pengertian Penelitian 42 Macam Tujuan Penelitian

viii

43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya

44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya BAB V PERUMUSAN PERMASALAHAN PENELITIAN

51 Penemuan Permasalahan 52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan 53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan

BAB VI SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN

PENELITIAN 61 Skala Nominal 62 Skala Ordinal 63 Skala Interval 64 Skala Rasio 65 Validitas 66 Reliabilitas

BAB VII TEKNIK SAMPLING

71 Sampel 72 Cara Pengambilan Sampel 73 Penentuan Jumlah Sampel

BAB VIII PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS

PENELITIAN 81 Teknik Analisis Data 82 Statistik Deskriptif 83 Statistik Inferensia

BAB IX ANALISIS SWOT DESKRIPTIF KUALITATIF

UNTUK PARIWISATA 91 Analisis S-W-O-T 92 Analisis Matriks I-F-A-S 93 Analisis Matriks EFAS 94 Analisis Q-S-P-M

ix

BAB X THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT ANALISIS

KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN DAN

PARIWISATA 101 Logika Kerja SPC 102 Kualitas layanan internal (internal service quality) 103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) 104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) 105 Nilai layanan eksternal (external service value) 106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) 107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) 108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) 109 Profitabilitas (Profitability) 1010 Hipotesis SPC

BAB XI ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN

PARIWISATA 111 Filosofis Analisis Faktor 112 Tahapan Analisis Faktor

BAB XII MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS

121 Filososfi MDS 122 Konsep Persepsi 123 Konsep Positioning

BAB XIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION

MODELLING (SEM) 131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling 132 Tahapan dan Kristeria SEM

BAB XIV ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK

SEGMENTASI PASAR WISATAWAN 141 Filosofi Segmen Pasar 142 Alat Analisis Segmentasi Pasar 143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar

BAB XV REGRESI DAN KORELASI PADA JASA

PARIWISATA DAN PERHOTELAN 151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua

Variabel 152 Cara Penerapan Garis Regresi 153 Koefisien Korelasi 154 Uji Hipotesi T-test

BAB XVI BALANCED SCORECARD SEBAGAI

PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA 161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard 162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam

Balanced Scorecard 163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja

BAB XVII TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN

LAPORAN 171 Tata Cara Penulisan Usulan 172 Tata Cara Penulisan Skripsi

BAB XVIII TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP 181 Kegunaan Merujuk 182 Tujuan Merujuk 183 Sumber-Sumber Rujukan 184 Cara Pencarian 185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka

LAMPIRAN Materi Tambahan Contoh Proposal DAFTAR PUSTAKA BIODATA PENULIS

viii

1

M

BAB I

HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN

11 Manusia Mencari Kebenaran

anusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan

Ada empat hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat

[1] ilmu pengetahuan dikembangkan melalui struktur- stuktur teori dan diuji konsistensi internalnya Dalam pengetahuan dapat dilakukan tes ataupun pengujian secara empirisfaktual sedangkan akal sehat biasanya tidak dapat dilakukan pengujian

[2] ilmu pengetahuan teori dan hipotesis selalu diuji secara empirisfaktual sedangkan orang yang bukan ilmuwan hanya dengan cara ldquoselektifrdquo

[3] ilmu pengetahuan menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan sistematis dan pola penghubungnya tidak dilakukan secara asal-asalan

[4] dalam menerangkan hubungan antar fenomena ilmuwan melakukannya dengan hati-hati dan menghindari penafsiran yang bersifat metafisis

[5] Proposisi yang dihasilkan selalu terbuka untuk pengamatan dan pengujian secara ilmiah

12 Matinya Mitologi

Pada mulanya manusia menganggap alam sesuatu yang sakral sehingga antara subyek dan obyek tidak ada batasan Pada perkembangannya telah terjadi pergeseran konsep hukum alam Hukum didefinisikan sebagai kaitan- kaitan yang tetap dan harus ada diantara gejala-gejala

2

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Kaitan-kaitan yang teratur di dalam alam sejak duhulu diinterpretasikan ke dalam hukum-hukum normatif Disini pengertian tersebut dikaitkan dengan Tuhan atau para dewa sebagai pencipta hukum yang harus ditaati

Namun pada abad ke-16 manusia mulai meninggalkan pengertian hukum normatif tersebut dan menggantinya dengan hukum sesuai dengan hukum alam Perubahan tersebut berimplikasi bahwa terdapat tatanan di alam dan tatanan tersebut dapat disimpulkan melalui penelitian empirisfaktual Para ilmuwan saat itu berpendapat bahwa Tuhan sebagai pencipta hukum alam secara berangsur- angsur memperoleh sifat abstrak dan impersonal Alam telah kehilangan kesakralannya sebagai gantinya lahirlah gambaran dunia yang sesuai dengan ilmu pengetahuan alam bagi manusia modern dengan kemampuan ilmiah manusia yang mulai membuka rahasia-rahasia alam tersebut

Saat ini akan menjadi aneh jika kita menggangap bahwa pohon besar berpenghuni rumah kosong berhantu sungai bernaga lautan beratu dan sejenisnya yang menunjukkan bahwa dunia mitologi telah mengalami ajalnya dan digantikan oleh ilmu pengetahuan alam

13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran

Dalam sejarah manusia usaha-usaha untuk mencari kebenaran telah dilakukan dengan berbagai cara misalnya

131 Secara kebetulan

Ada cerita yang kebenarannya sukar dilacak mengenai kasus penemuan obat malaria yang terjadi secara kebetulan Ketika seorang Indian yang sakit dan minum air di kolam dan akhirnya mendapatkan kesembuhan Dan itu terjadi berulang kali pada beberapa orang Akhirnya diketahui bahwa disekitar kolam tersebut tumbuh sejenis pohon yang kulitnya bisa dijadikan sebagai obat malaria

3

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

yang kemudian berjatuhan di kolam tersebut Penemuan pohon yang dikemudian hari dikenal sebagai pohon kina tersebut adalah terjadi secara kebetulan saja

132 Trial And Error

Cara lain untuk mendapatkan kebenaran adalah dengan menggunakan metode ldquotrial and errorrdquo atau coba- coba Metode ini bersifat untung-untungan misalnya model percobaan ldquoproblem boxrdquo oleh Thorndike Percobaan tersebut adalah seperti berikut seekor kucing yang kelaparan dimasukkan ke dalam ldquoproblem boxrdquo suatu ruangan yang hanya dapat dibuka apabila kucing berhasil menarik ujung tali dengan membuka pintu Karena rasa lapar dan melihat makanan di luar maka kucing tersebut berusaha ke luar dari kotak tersebut dengan berbagai cara Akhirnya dengan tidak sengaja si kucing berhasil menyentuh simpul tali yang membuat pintu menjadi terbuka dan si kucing berhasil ke luar Percobaan tersebut mendasarkan pada hal yang belum pasti yaitu kemampuan kucing tersebut untuk membuka pintu kotak masalah

133 Melalui Otoritas

Kebenaran juga didapat melalui otoritas seseorang yang memegang kekuasaan seperti seorang raja atau pejabat pemerintah yang setiap keputusan dan kebijaksanaannya dianggap benar oleh bawahannya Dalam filsafat Jawa dikenal dengan istilah lsquoSabda pendita raturdquo yang berarti bahwa ucapan raja atau pendeta selalu dianggap benar dan tidak boleh dibantah lagi

134 Berpikir KritisBerdasarkan Pengalaman

Metode lainnya adalah berpikir kritis dan berdasarkan pengalaman Misal dari metode ini adalah berpikir secara deduktif dan induktif Secara deduktif berarti berpikir dari

4

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

yang umum ke khusus sedangkan induktif dari yang khusus ke yang umum Metode deduktif sudah dipakai selama ratusan tahun semenjak jamannya Aristoteles

135 Melalui Penyelidikan Ilmiah

Menurut Francis Bacon kebenaran baru bisa didapat dengan menggunakan penyelidikan ilmiah berpikir kritis dan induktif Selanjutnya Bacon merumuskan bahwa ilmu adalah kekuasaan Dalam rangka melaksanakan kekuasaan manusia selanjutnya terlebih dahulu harus memperoleh pengetahuan mengenai alam dengan cara menghubungkan metode yang khas sebab pengamatan dengan indera saja akan menghasilkan hal yang tidak dapat dipercaya Pengamatan menurut Bacon dicampuri dengan gambaran-gambaran palsu gambaran-gambaran palsu harus dihilangkan dan dengan cara mengumpulkan fakta-fakta secara telilti maka didapat pengetahuan tentang alam yang dapat dipercaya Namun ada syaratnya bahwa pengamatan harus dilakukan secara sistematis atau dilakukan dalam keadaan yang dapat dikendalikan dan diuji secara eksperimantal sehingga tersusunlah dalil-dalil umum

Metode berpikir induktif yang dicetuskan oleh Bacon selanjutnya dilengkapi dengan pengertian adanya asumsi teoritis dalam melakukan pengamatan serta dengan menggabungkan peranan matematika yang semakin memacu tumbuhnya ilmu pengetahuan modern untuk menghasilkan penemuan-penemuan baru Pada tahun 1609 Galileo menemukan hukum-hukum tentang planet tahun 1618 Snelius menemukan pemecahan cahaya dan penemuan-penemuan penting lainnya oleh Boyle dengan hukum gasnya Hygens dengan teori gelombang cahaya Harvey dengan penemuan peredaran darah Leuwenhock menemukan spermatozoide dan lain-lain Penemuan-penemuan tersebut menandakan lahirnya era baru yakni era ilmu pengetahuan modern yang

5

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

selanjutnya menjadi ilmu dan teknologi

14 Dasar-Dasar Pengetahuan

Dasar-dasar pengetahuan yang menjadi ujung tombak berpikir ilmiah dapat dijabarkan sebagai berikut ini

141 Penalaran

Penalaran adalah kegiatan berpikir menurut pola tertentu menurut logika tertentu dengan tujuan untuk menghasilkan pengetahuan Berpikir logis mempunyai konotasi jamak bersifat analitis Aliran yang menggunakan penalaran sebagai sumber kebenaran ini disebut aliran rasionalisme dan yang menganggap fakta dapat tertangkap melalui pengalaman sebagai kebenaran disebut aliran empirisme

142 Logika (Cara Penarikan Kesimpulan)

Logika sebagaimana didefinisikan oleh William adalah ldquopengkajian untuk berpikir secara sahih (valid) Pada logika ada dua macam yaitu logika induktif dan deduktif Misal menggunakan logika ini adalah model berpikir dengan silogisma seperti misal dibawah ini Silogisma

Premis mayor semua manusia akhirnya mati Premis minor Rai manusia Kesimpulan Rai akhirnya akan mati

15 Sumber Pengetahuan

Sumber pengetahuan dalam dunia ini berawal dari sikap manusia yang meragukan setiap gejala yang ada di alam semesta ini Manusia tidak mau menerima saja hal- hal yang ada termasuk nasib dirinya sendiri Rene Descarte pernah berkata ldquoDe Omnibus Dubitandumrdquo yang mempunyai

6

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

arti bahwa segala sesuatu harus diragukan Persoalan mengenai kriteria untuk menetapkan kebenaran itu sulit dipercaya Dari berbagai aliran maka lahirlah pula berbagai kriteria kebenaran

16 Kriteria Kebenaran

161 Teori Koherensi (Konsisten) Teori koherensi adalah bahwa suatu pernyataan

dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren dan konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar Misalnya adalah matematika yang bentuk penyusunannya pembuktiannya berdasarkan teori koheren

162Teori Korespondensi (Pernyataan sesuai kenyataan)

Teori korespondensi dipelopori oleh Bertrand Russel Dalam teori ini suatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang dikandung berkorespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut Misalnya apabila ada seorang yang mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah London maka pernyataan itu benar Sedangkan apabila dia mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah Jakarta maka pernyataan itu salah karena secara kenyataan ibukota Inggris adalah London bukan Jakarta

163 Teori Pragmatis (Kegunaan di lapangan)

Tokoh utama dalam teori pragmatis ini adalah Charles S Pierce Teori pragmatis mengatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis Kriteria kebenaran didasarkan atas kegunaan teori tersebut Disamping itu aliran ini percaya bahwa suatu teori tidak akan abadi dalam jangka waktu tertentu itu dapat diubah dengan mengadakan revisi

7

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

17 Ontologi (apa yang dikaji)

Ontologi adalah hakikat apa yang dikaji atau ilmunya itu sendiri Seorang filsuf yang bernama Democritus menerangkan prinsip-prinsip materialisme mengatakan sebagai berikut Hanya berdasarkan kebiasaan saja maka manis itu manis panas itu panas dingin itu dingin warna itu warna Artinya objek penginderaan sering kita anggap nyata padahal tidak demikian Hanya atom dan kehampaan itulah yang bersifat nyata Jadi istilah ldquomanis panas dan dinginrdquo itu hanyalah merupakan terminologi yang kita berikan kepada gejala yang ditangkap dengan panca indera

Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam semesta ini seperti adanya oleh karena itu manusia dalam menggali ilmu tidak dapat terlepas dari gejala- gejala yang berada di dalamnya Dan sifat ilmu pengetahuan yang berfungsi membantu manusia dalam mememecahkan masalah tidak perlu memiliki kemutlakan seperti agama yang memberikan pedoman terhadap hal-hal yang paling hakiki dari kehidupan ini Namun demikian sampai tahap tertentu ilmu perlu memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi Sebagai misal bagaimana kita mendefinisikan manusia maka berbagai pengertianpun akan muncul pula

Misal Siapakah manusia iu jawab ilmu ekonomi adalah makhluk ekonomi sedangkan ilmu politik akan menjawab bahwa manusia adalah political animal dan dunia pendidikan akan mengatakan manusia adalah homo educandum

18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran)

Epistimologi adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan pengetahuan adalah

[1] Batasan kajian ilmu secara ontologis ilmu membatasi pada pengkajian objek yang berada dalam lingkup

8

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

manusia tidak dapat mengkaji daerah yang bersifat transcendental (gaibtidak nyata)

[2] Cara menyusun pengetahuan untuk mendapatkan pengetahuan menjadi ilmu diperlukan cara untuk menyusunnya yaitu dengan cara menggunakan metode ilmiah

[3] Diperlukan landasan yang sesuai dengan ontologis dan aksiologis ilmu itu sendiri

[4] Penjelasan diarahkan pada deskripsi mengenai hubungan berbagai faktor yang terikat dalam suatu konstelasi penyebab timbulnya suatu gejala dan proses terjadinya

[5] Metode ilmiah harus bersifat sistematik dan eksplisit

[6] Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak tergolong pada kelompok ilmu tersebut (disiplin ilmu yang sama)

[7] Ilmu mencoba mencari penjelasan mengenai alam dan menjadikan kesimpulan yang bersifat umum dan impersonal

[8] Karakteristik yang menonjol kerangka pemikiran teoritis

a Ilmu eksakta deduktif rasio kuantitatif b Ilmu sosial induktif empiris kualitatif

19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu)

Aksiologi adalah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu Ilmu tidak bebas nilai Artinya pada tahap-tahap tertentu ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama bukan sebaliknya menimbulkan bencana

Misalnya kasus penelitian di Bali Dampak kemajuan

9

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

pariwisata telah diteliti dengan model penelitian yang terintegrasi khususnya terhadap masyarakat dan budaya Hasil kemajuan pariwisata di Bali telah membawa provinsi itu mengalami ldquokeajaiban ekonomirdquo sekalipun demikian hasilnya tidak selalu positif Kemajuan tersebut membawa banyak perubahan kebiasaan tradisi dan budaya di Bali Berdasarkan penelitian tersebut terdapat lima hal yang telah berubah selama periode perkembangan pariwisata di Bali tersebut yaitu [1] Perubahan-perubahan dalam struktur industri berupa

meningkatnya sektor jasa dan peranan pariwisata pada bidang pembangunan ekonomi

[2] Perubahan-perubahan dalam sruktur pasar berupa pasar menjadi semakin terbatas sedang pengelolaan bisnis menjadi semakin beragam

[3] Perubahan-perubahan dalam struktur kepegawaian berupa tenaga professional yang telah terlatih dalam bidang pariwisata menjadi semakin meningkat

[4] Perubahan-perubahan struktur masyarakat berupa Meningkatnya jumlah penduduk yang beralih mata pencaharian ldquopetani ke pariwisatardquo dalam prosesnya lebih mudah mendapatkan uang jika dibandingkan menjadi petani

Perubahan-perubahan dalam nilai-nilai sosial berupa

penghargaan yang lebih tinggi terhadap keuntungan secara

ekonomis daripada masalah-masalah keadilan meningkatnya

kecenderungan masyarakat untuk bersikap individualistis

dan budaya gotong royong telah mengalami degradasi

10

11

P

BAB II

HAKEKAT ILMU PARIWISATA

21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata

ariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun

ke tahun World Tourism Organization memperkirakan bahwa pada tahun 2020 akan terjadi peningkatan sebesar 200 terhadap angka kunjungan wisatawan dunia saat ini Pariwisata modern saat ini juga dipercepat oleh proses globalisasi dunia sehingga menyebabkan terjadinya interkoneksi antar bidang antar bangsa dan antar individu yang hidup di dunia ini Perkembangan teknologi informasi juga mempercepat dinamika globalisasi dunia termasuk juga didalamnya perkembangan dunia hiburan rekreasi dan pariwisata

Pengukuran pembangunan pariwisata Indonesia (termasuk Bali) sejak era pemerintahan Presiden Soekarno (1945- 1966) hingga saat ini bertumpu pada dua cara pandang berbeda yaitu pendekatan kuantitas dan kualitas Menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization Spillane 1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara dengan pertimbangan bahwa (1) Pariwisata dapat berperan sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai- nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang

12

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

khusus membentuk jiwa hospitaliti yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi Indikator kemanfaatan pariwisata sebagai leading sector pembangunan yang menurut rumusan IUOTO di atas (Spillane 1993) tentu saja dapat diukur jika tersedia data kuantitatif dan kualitatif karena kedua data tersebut akan dapat saling melengkapi

Menurut catatan World Bank (2013) pertumbuhan jumlah wisatawan internasional pada tahun 2004 secara kuantitatif telah mencapai 786290623 orang dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya Sejak tahun 2004 hingga 2011 rata-rata kedatangan wisatawan secara internasional berkisar 913798596 dan bertumbuh dengan rata- rata 4 pertahunnya Penurunan jumlah wisatawan sempat terjadi pada tahun 2009 sebesar 416 pada jumlah wisatawan sebesar 916716749 Pertumbuhan kunjungan wisatawan di tingkat dunia tercermin juga pada angka kunjungan ke Indonesia namun share number atau jumlah yang datang ke Indonesia terbilang kecil yang menempatkan Indonesia pada urutan ke 38 dari 214 negara (World Bank 2013)

Pada Tabel 21 ditampilkan bahwa Perancis nampak sebagai negara yang paling populer untuk dikunjungi dan terbukti secara kuantitatif menerima wisatawan rata-rata hampir 80 juta setiap tahunnya Sementara Indonesia dengan berbagai kekayaan budaya Nusantaranya dan keindahan alamnya nampak masih kalah jauh dengan Malaysia dalam hal jumlah wisatawan yang telah mengunjungi negaranya

13

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Tabel 21 Posisi Indonesia pada Jumlah Wisatawan Dunia

NO 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

World 786290623 832133303 876402085 939044143 956486698 916716749 977971563 1025343606

1 France 74433000 74988000 77916000 80853000 79218000 76764000 77648000 81411000 2 United States 46086000 49206000 50977000 55978000 57942000 54962000 59796000 62711000 3 China 41761000 46809000 49913000 54720000 53049000 50875000 55664000 57581000 4 Spain 52430000 55914000 58004000 58666000 57192000 52178000 52677000 56694000 5 Italy 37071000 36513000 41058000 43654000 42734000 43239000 43626000 46119000 6 Turkey 16826000 20273000 18916000 26122000 29637000 30435000 31396000 34038000 7 United Kingdom 25678000 28039000 30654000 30870000 30142000 28199000 28295000 29306000 8 Germany 20137000 21500000 23569000 24421000 24884000 24220000 26875000 28374000 9 Malaysia 15703000 16431000 17547000 20973000 22052000 23646000 24577000 24714000

10 Mexico 20618000 21915000 21353000 21606000 22931000 22346000 23290000 23403000 38 Indonesia 5321000 5002000 4871000 5506000 6234000 6324000 7003000 7650000

Sumber International tourism number of arrivals (World Bank 2013)

Pertanyaannya adalah dapatkah Indonesia turut serta

dalam peningkatan kunjungan yang diperkirakan oleh World

Tourism Organization tersebut upaya apa yang semestinya

dilakukan oleh pelaku dan stakeholders pariwisata ditengah

keterbatasan dana pengembangan dan pemasaran pariwisata

saat ini Sudahkan pariwisata Indonesia sesuai dengan harapan

wisatawan Suradnya (2005) berpendapat pengelola destinasi

pariwisata harus selalu mencermati beberapa hal penting

berikut ini (1) telah terjadi pergeseran pasar pariwisata (2)

strategi bersaing yang semakin rumit (3) pemberdayaan

sumber daya manusia yang dituntut untuk dapat memberikan

nilai pada wisatawan (4) jaringan kerja terjalin dengan baik

(5) pemanfaatan teknologi terutama teknologi informasi secara

tepat untuk dapat meningkatkan nilai tambahdan (6) inovasi

di berbagai aspek bersaing di bidang pariwisata

Kenyataan yang lain bahwa saat ini wisatawan semakin

intelek dalam memilih destinasi dengan berbagai pertimbangan

yang rasional sehingga peran lembaga pendidikan di bidang

pariwisata menjadi sangat penting dan harusnya ilmu pariwisata

menjadi ilmu mandiri dapat diwujudkan dalam tindakan nyata

dan kenyataan tersebut telah terjadi saat ini dimana kemandirian

14

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

ilmu pariwisata telah diwujudkan dengan diberikannya ijin penyelenggaraan program studi pariwisata secara mendiri dari jenjang S1 S2 dan bahkan telah sampai pada jenjang S3

22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai

Ilmu Mandiri Perjalanan panjang pariwisata untuk diakui sebagai

disiplin ilmu mandiri sejak lama telah dilakukan dan masih terus diperjuangkan Pengakuan tersebut dibutuhkan berkenaan dengan peningkatan kualifikasi sumberdaya manusia bidang pariwisata terutama pengakuan dan legitimasi dari pemerintah dalam bentuk ijin operasional bagi penyelenggaraan pendidikan Sarjana Pariwisata (S1) Magister Pariwisata (S2) dan Doktor Pariwisata (S3)

Perjalanan dan perjuangan panjang tersebut sampai akhirnya pada deklarasi 24 Agustus 2006 yang menyepakati bahwa pariwisata sudah layak menjadi satu disiplin ilmu mandiri Sebagai tindak lanjut dari deklarasi tersebut perlu diimplementasikan ke dalam pengembangan reka bentuk jurusan atau program studi Upaya ke arah itu terus dilakukan antara lain dengan seminar nasional Manado November 2006 Workshop Sinergi Bandung dan Bali seminar nasional Hildiktipari Yogyakarta (Juli 2007) sampai akhirnya Workshop Tindak Lanjut Rancang Bangun Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri (Cemara 12-13 November 2007)

Rancang bangun ilmu pariwisata mandiri dilakukan dalam rangka pengidentifikasi dan menyusun pohon ilmu pariwisata serta institusi atau kelembagaannya Konsep dan definisi pariwisata dimantapkan kembali agar diperoleh kesamaan persepsi terhadap objek pariwisata itu sendiri Ruang lingkup ilmu pariwisata ditetapkan agar diperoleh batasan-batasan ruang kajian yang menjadi pokok ilmu pariwisata Struktur kelembagaan juga merupakan bagian dalam pembahasan workssop ini yang meliputi berbagai alternatif rekabentuk

15

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

institusi penyelenggara pendidikan S1 Pariwisata Sebagai bagian dari sejarah perjuangan Pariwisata menjadi disiplin ilmu mandiri tonggak-tonggak penting juga merupakan bagian dari pembahasan Isu-isu lain yang menjadi perhatian khusus adalah strategi untuk mendapatkan pengakuan gelar dan kompetensi lulusan serta kurikulum (Kusmayadi 2008)

Saat ini lembaga-lembaga atau institusi penyelenggara program studi pariwisata telah membentuk himpunan yang disebut HILDIKTIPARI yakni Himpunan Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia Pembangunan kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan kepariwisataan

Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa

16

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tenaga Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi Pembangunan kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan kepariwisataan

Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi

17

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

penyelenggaraan pendidikan tinggi pariwisata yang bermutu (b) pengembangan pusat kajian pariwisata Indonesia dan budaya lokal pada Perguruan Tinggi di dalam dan di luar negeri dan (c) pembentukan komunitas ilmiah pariwisata yang mandiri Untuk mewujudkan hal tersebut maka HILDIKTIPARI telah mengadakan seminar-seminar yang sekaligus melaksanakan Rakernas guna menghasilkan kesepakatan stategis dalam meningkatkan daya saing global dengan meningkatkan pendidikan tinggi pariwisata yang berkualitas global

23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu

yang Mandiri

231 Dasar Keilmuan Pariwisata

Secara konseptual persyaratan sebuah ilmu menjadi ilmu mandiri adalah dengan terpenuhinya minimal tiga syarat dasar yakni 1) ontologi yang menunjukkan objek atau focus of interest yang dikaji 2) epistemologi adalah metodologi yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan dan 3) aksiologi adalah nilai manfaat pengetahuan ilmu tersebut (Suriasumantri 2007)

1) Aspek Ontologi Pariwisata

Aspek ontologi dari ilmu pariwisata dapat dilihat kemampuannya menyedikan informasi yang lengkap tentang hakekatperjalananwisatagejala-gejalanpariwisatakarakteristik wisatawan prasarana dan sarana wisata tempat-tempat serta daya tarik yang dikunjungi sistem dan organisasi dan kegiatan bisnis terkait serta komponen pendukung di daerah asal maupun pada sebuah destinasi wisata Sehingga objek formal kajian ilmu pariwisata dapat dijelaskan secara jelas yakni masyarakat yang terkait dalam melakukan perjalanan wisata Sedangkan fenomeda pariwisata dapat dijelaskan ke dalam tiga unsur yakni 1)pergerakan wisatawan 2)aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan dan 3)implikasi atau

18

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

akibat-akibat pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas

2) Aspek Epistemologi Pariwisata

Aspek epistemologi ilmu pariwisata dapat ditunjukkan pada cara-cara pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah Objek ilmu pariwisata telah didasarkan pada logika berpikir yang rasional dan dapat diuji secara empirik Ilmu pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah melalui beberapa pendekatan yakni

a) Pendekatan sistem

Pendekatan ini menekankan bahwa pergerakan wisatawan aktivitas masyarakat yang memfasilitasi serta implikasi keduanya terhadap kehidupan masyarakat luas merupakan kesatuan yang saling berhubungan ldquolinked systemrdquo dan saling mempengaruhi Setiap terjadinya pergerakan wisatawan akan diikuti dengan penyediaan fasilitas wisata dan interaksi keduanya akan menimbulkan pengaruh logis di bidang ekonomi sosial budaya ekologi bahkan politik Sehingga pariwisata sebagai suatu sistem akan digerakkan oleh dinamika sub-sistemnya seperti pasar produk dan pemasaran

b) Pendekatan Kelembagaan

Pendekatan kelembagaan adalah setiap perjalanan wisata akan melibatkan wisatawan sebagai konsumen penyedia atau supplier misalnya jasa transportasi jasa akomodasi kemasan atraksi atau daya tarik wisata Semua komponen tersebut memiliki hubungan fungsional yang menyebabkan terjadinya kegiatan perjalanan wisata dan jika salah satu dari komponen tersebut tidak menjalankan fungsinya maka kegiatan perjalanan tidak akan berlangsung

19

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

c) Pendekatan Produk

Pendekatan yang digunakan untuk mengelompokkan pariwisata sebagai suatu komoditas yang dapat dijelaskan aspek- aspeknya secara sengaja diciptakan untuk merespon kebutuhan masyarakat Pariwisata adalah sebuah produk kesatuan totalitas dari empat aspek dasar yakni menurut Medlik (Ariyanto 2005) ada empat aspek (4A) yang harus diperhatikan dalam penawaran produk pariwisata sebagai sebuah totalitas produk yakni

(1) Attractions (daya tarik) Tersedianya daya tarik pada daerah tujuan wisata atau destinasi untuk menarik wisatawan yang mungkin berupa daya tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya

(2) Accesability (transportasi) tersedianya alat-alat transportasi agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata

(3) Amenities (fasilitas) tersedianya fasilitas utama maupun pendukung pada sebuah destinasi berupa akomodasi restoran fasilitas penukaran valas pusat oleh-oleh dan fasilitas pendukung lainnya yang berhubungan aktivitas wisatawan pada sebuah destinasi

(4) Ancillary (kelembagaan) adanya lembaga penyelenggara perjalanan wisatawan sehingga kegiatan wisata dapat berlangsung aspek ini dapat berupa pemandu wisata biro perjalanan pemesanan tiket dan ketersediaan informasi tentang destinasi

Keempat elemen di atas digunakan untuk menjelaskan

elemen produk wisata yang sesungguhnya diproduksi dan

atau direproduksi sebagai komoditas yang dikonsumsi oleh

wisatawan dalam satu kesatuan yang utuh dari totalitas sebuah

produk pariwisata Berbagai metode dapat digunakan dalam

mencari kebenaran ilmiah ilmu pariwisata seperti (1) metode

eksploratif dari jenis penelitian eksploratori (exploratory research)

20

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

dan metode membangun teori (theory-building research) (2) kuantitatif (3) kualitatif (4) studi komparatif (5) eksploratif (6) deskriptif dan metode lainnya sesuai dengan permasalah dan tujuan penelitiannya hal ini akan dijelaskan lebih lanjut bab berikutnya

3) Aspek Aksiologi Pariwisata

Ilmu pariwisata telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri

Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama seperti berikut ini (1) Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi

Dari sisi kepentingan nasional Menurut Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI (2005) dalam Sapta (2011) menjelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan pada dasarnya ditujukan untuk beberapa tujuan pokok yang dapat

21

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

dijelaskan sebagai berikut

a) Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pariwisata dianggap

mampu memberikan perasaaan bangga dan cinta terhadap

Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui kegiatan

perjalanan wisata yang dilakukan oleh penduduknya ke

seluruh penjuru negeri Dampak yang diharapkan dengan

banyaknya warganegara yang melakukan kunjungan

wisata di wilayah-wilayah selain tempat tinggalnya akan

menimbulkan rasa persaudaraan dan pengertian terhadap

sistem dan filosofi kehidupan masyarakat yang dikunjungi

sehingga akan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan

nasional

b) Penghapusan Kemiskinan (Poverty Alleviation)

Pembangunan pariwisata diharapkan mampu memberikan

kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berusaha dan

bekerja Kunjungan wisatawan ke suatu daerah diharapkan

mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat Harapannya adalah

bahwa pariwisata harusnya mampu memberi andil besar

dalam penghapusan kemiskinan di berbagai daerah yang

miskin potensi ekonomi lain selain potensi alam dan budaya

bagi kepentingan pariwisata

c) Pembangunan Berkesinambungan (Sustainable

Development) Dengan sifat kegiatan pariwisata yang

menawarkan keindahan alam kekayaan budaya dan

keramah-tamahan dan pelayanan sedikit sekali sumberdaya

yang habis digunakan untuk menyokong kegiatan ini Artinya

penggunaan sumberdaya yang habis pakai cenderung

sangat kecil sehingga jika dilihat dari aspek keberlanjutan

pembangunan akan mudah untuk dikelola dalam waktu

yang relative lama

22

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

d) Pelestarian Budaya (Culture Preservation) Pembangunan

kepariwisataan diharapkan mampu berkontribusi nyata dalam upaya-upaya pelestarian budaya suatu negara atau daerah yang meliputi perlindungan pengembangan dan pemanfaatan budaya negara atau daerah UNESCO dan UN- WTO dalam resolusi bersama mereka di tahun 2002 telah menyatakan bahwa kegiatan pariwisata merupakan alat utama pelestarian kebudayaan Dalam konteks tersebut sudah selayaknya bagi Indonesia untuk menjadikan pembangunan kepariwisataan sebagai pendorong pelestarian kebudayaan diberbagai daerah

e) Pemenuhan Kebutuhan Hidup dan Hak Azasi Manusia

Pariwisata pada masa kini telah menjadi kebutuhan dasar

kehidupan masyarakat modern Pada beberapa kelompok

masyarakat tertentu kegiatan melakukan perjalanan wisata

bahkan telah dikaitkan dengan hak azasi manusia khususnya

melalui pemberian waktu libur yang lebih panjang dan

skema paid holidays

f) Peningkatan Ekonomi dan Industri Pengelolaan

kepariwisataan yang baik dan berkelanjutan diharapkan

mampu memberikan kesempatan bagi tumbuhnya ekonomi

di suatu destinasi pariwisata Penggunaan bahan dan produk

lokal dalam proses pelayanan di bidang pariwisata akan

juga memberikan kesempatan kepada industri lokal untuk

berperan dalam penyediaan barang dan jasa

g) Pengembangan Teknologi Dengan semakin kompleks

dan tingginya tingkat persaingan dalam mendatangkan

wisatawan ke suatu destinasi kebutuhan akan teknologi

tinggi khususnya teknologi industri akan mendorong

destinasi pariwisata mengembangkan kemampuan

23

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

penerapan teknologi terkini mereka Pada daerah-daerah tersebut akan terjadi pengembangan teknologi maju dan tepat guna yang akan mampu memberikan dukungan bagi kegiatan ekonomi lainnya Dengan demikian pembangunan kepariwisataan akan memberikan manfaat bagi masyarakat dan pemerintahan di berbagai daerah yang lebih luas dan bersifat fundamental Kepariwisataanakan menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembangunan suatu daerah dan terintegrasi dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat

Sedangkan dari sisi kepentingan Internasional Pariwisata

internasional pada tahun 2004 mencapai kondisi tertinggi

sepanjang sejarah dengan mencapai 763 juta orang dan

mengakibatkan pengeluaran wisatawan sebesar US$ 623 miliar

Kondisi tersebut meningkat 11 dari jumlah perjalanan tahun

2003 yang mencapai 690 juta orang dengan jumlah pengeluaran

wisatawan US$ 524 miliar Seiring dengan hal tersebut

diperkirakan jumlah perjalanan wisata dunia di tahun 2020 akan

menembus angka 16 miliar orang per tahun (UN-WTO 2005)

Pada sisi yang berbeda walaupun pariwisata telah diakui

sebagai faktor penting stimulator penggerak perekonomian di

beberapanegaradidunianamunpariwisatajugamenyembunyikan

beberapa hal yang jarang diungkap dan dihitung sehingga sangat

sulit untuk ditelusuri perannya atau kerugiannya Beberapa

biaya tersembunyi atau hidden cost diantaranya adalah industri

pariwisata bertumbuh dalam mekanisme pasar bebas sehingga

seringkali destinasi pada negara berkembang hanya menjadi

obyek saja hal lainnya pengembangan pariwisata memang telah

dapat menigkatkan kualitas pembangunan pada suatu destinasi

namun akibat lainnya seperti peningkatan harga-harga pada

sebuah destinasi terkadang kurang mendapat perhatian dan

korbannya adalah penduduk lokal Mestinya dampak negative

dari pembangunan pariwisata dapat diminimalkan dan pengaruh

24

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

positifnya perlu digali lebih mendalam sehingga fungsi penelitian pariwisata akan memegang peranan penting untuk keberlanjutan pembangunan pariwisata di masa mendatang

232 Obyek Material dan Formal Ilmu Pariwisata

Ilmu pariwisata mestinya dibangun berdasarkan suatu penjelasan yang mendalam tidak terburu-buru dan perlu dibuatkan taksonominya Setiap ilmu memiliki obyek material dan obyek formal Objek material adalah seluruh lingkup secara makro yang dikaji suatu ilmu Obyek formal adalah bagian tertentu dari obyek material yang menjadi perhatian khusus dalam kajian ilmu tersebut Sesungguhnya objek formal inilah yang membedakan satu ilmu dengan ilmu yang lain 1) Objek Material Ilmu Pariwisata

Obyek material ilmu pariwisata mengacu pada kesepakatan (UNWTO 2005) berdasarkan industri pariwisata yang telah berkembang di dunia maka obyek material dari ilmu pariwsata dapat dikelompokkan menjadi tujuh yakni a) Jasa Akomodasi (Accomodation services) yakni industri

yang meliputi jasa hotel dan motel pusat liburan dan home holiday service jasa penyewaan furniture untuk akomodasi youth hostel service jasa training anak-anak dan pelayanan kemping pelayanan kemping dan caravan sleeping car service time-share bed and breakfast dan pelayanan sejenis

b) Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage- serving services) termasuk ke dalam industri ini adalah full- restoran dan rumah makan kedai nasi catering service inflight catering cafeacute coffee shop bar dan sejenis yang menyediakan makanan dan minuman bagi wisatawan

c) Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services) Yang termasuk kelompok ini antara lain jasa angkutan darat seperti bis kereta api taxi mobil carteran jasa angkutan perairan baik laut danau maupun sungai meliput jasa penyeberangan wisatawan cruise ship dan sejenisnya Dan

25

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

terakhir adalah jasa angkutan udara melalui perusahan- perusahaan airlines Di samping itu sector pendukung antara lain navigation and aid service stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya

d) Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator and tourist guide services) Yang termasuk kepada kelompok ini antara lain agen perjalanan konsultan perjalanan biro perjalanan wisata pemimpin perjalanan dan yang sejenis

e) Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services) Jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah botanical and zoological garden service pelayanan pada perlindungan alam termasuk suaka margasatwa

f) Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment services) Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah pelayanan olah raga dan olah raga rekreasi pelayanan golf course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan pelayanan pameran dan sejenisnya

g) Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services) Yang temasuk kelompok ini adalah jasa keuangan asuransi tempat penukaran mata uang dan yang sejenis

2) Objek Formal Ilmu Pariwisata

Berdasarkan dinamika perkembangan di industri dan mengacu kepada ketiga aspek ilmu pariwisata terutama terkait dengan aspek ontologi yang menegaskan objek formalnya maka dapat diidentifikasi beberapa cabang ilmu pariwisata Oleh karena objek formal dan focus of interest ilmu pariwisata adalah pergerakan wisatawan aktivitas masyarakat yang memfasilitas pergerakan wisatawan dan implikasi atau akibat-

26

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

akibat pergerakan wisatawan serta aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas maka cabang-cabang disiplin pariwisata paling tidak dapat diidentifikasi sebagai berikut (1) Pengembangan Jasa Wisata

Cabang ini mengkhususkan diri pada pengembangan pengetahuan tentang strategi metode dan teknik menyediakan jasa dan hospitality yang mendukung kelancaran perjalanan wisata Objek perhatiannya adalah aktivitas masyarakat di dalam penyediaan jasa seperti fasilitas akomodasi atraksi akses dan amenitas serta jasa- jasa yang bersifat intangible lainnya Dikaitkan dengan klasifikasi industri pariwisata di atas maka cabang ini mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu yang dalam klasifikasi sebagai ranting

(2) Organisasi Perjalanan Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada pengaturan lalu-lintas perjalanan wisatawan dan penyediaan media atau paket-paket perjalanan yang memungkinkan wisatawan mampu memperoleh nilai kepuasan berwisata yang tinggi melalui pengelolaan sumberdaya pariwisata Dalam hal ini objek perhatiannya terfokus pada pemaketan perjalanan wisata pengorganisasian dan pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip kerberlanjutan Di samping itu ranting-ranting ilmu tersebut dapat ditumbuhkan mengacu kepada klasifikasi yang dikembangkan (UN-WTO 2005)

(3) Kebijakan Pembangunan Pariwisata Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada upaya-upaya peningkatan manfaat sosial ekonomi budaya psikologi perjalanan wisata bagi masyarakat dan wisatawan dan evaluasi perkembangan pariwisata melalui suatu tindakan yang terencana Termasuk dalam hal ini adalah perencanaan kebijakan dan pengembangan pariwisata

27

M

BAB III

RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN

31 Pengertian Jasa Pariwisata

enurut Meis (1992) industri pariwisata adalah sebuah konsep yang perlu dipahami untuk dianalisis dan sebagai

bahan pengambilan keputusan Namun hampir disemua Negara tidak memahami hal ini sehingga muncul berbagai permasalahan yang menyulitkan industri untuk berkembang secara realitas atau kredibel yang berkaitan dengan informasi pariwisata yang mendasar dalam memprediksi kontribusinya baik untuik regional nasional dan perekonomian global (Theobald 2005)

Hawkin dan Ritchie (1991) memberikan argumen berdasarkan data yang dipublikasi oleh perusahaan American Expres bahwa industri perjalanan dan pariwisata menjadi nomor satu dalam penyediaan tenaga kerja di Australia Bahama Brazil Kanada Prancis German Barat Hongkong Italia Jamaika Jepang Singapura United Kingdom dan Amerika

Masalah definisi berpengaruh terhadap pengukuran secara statistik sebab tidak mungkin dengan tingkat ketidakpastian untuk menyediakan data yang valid dan reliable tentang peran pariwisata dunia atau dalam dampak ekonominya Dalam beberapa kasus kesulitan yang sama juga terjadi ketika mengukur wisatawan domestik (Theobald 2005)

Definisi tentang pariwisata yang berkembang di dunia sangat beragam multidimensi dan sangat terkait dengan latar belakang keilmuan pencetusnya Pada dasarnya definisi-definisi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu yang melihat pariwisata dari sisi demand saja sisi supply saja dan

28

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

yang sudah menggabungkan sisi demand dan supply Kategori pertama merupakan definisi pariwisata yang didekati dari sisi wisatawan sangat kental dengan dimensi spasial yakni tempat dan jarak Kategori kedua merupakan definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis sedangkan kategori ketiga memandang pariwisata dari dimensi akademis dan sosial budaya

32 Dimensi Pariwisata

321 Dimensi Spasial Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi

spasial merupakan definisi yang berkembang lebih awal dibandingkan definisi-definisi lainnya (Gartner 1996) Dimensi ini menekankan definisi pariwisata pada pergerakan wisatawan ke suatu tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan atau tempat kerjanya untuk waktu yang sementara seperti yang dikemukakan oleh Airey (Smith dan French 1994)

ldquoTourism is the temporary short-term movement of people to destinations

outside the places where they normally live and work and their activities

during their stay at these destinationsrdquo

Selain pergerakan ke tempat yang jauh dari lingkungan

tempat tinggal dan tempat kerja Airey menambahkan kegiatan

wisatawan selama berada di destinasi pariwisata sebagai bagian

dari pariwisata Definisi pariwisata yang dikemukan oleh World

Tourism Organization (WTO 2005) pun memfokuskan pada

sisi demand dan dimensi spasial dengan menetapkan dimensi

waktu untuk perjalanan yang dilakukan wisatawan yaitu tidak

lebih dari satu tahun berturut-turut

ldquoTourism comprises the activities of persons travelling to and staying in

places outside their usual environment for not more than one consecutive

year for leisure business and other purposes not related to the exercise of

an activity remunerated from within the place visitedrdquo (wwwworld-

tourismorg)

29

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Definisi ini menekankan pada tujuan perjalanan yang

dilakukan yaitu untuk leisure bisnis dan tujuan lain yang tidak terkait dengan kegiatan mencari uang di tempat yang dikunjunginya

Beberapa definisi lain juga menetapkan nilai-nilai tertentu untuk jarak tempuh dan lama perjalanan yang biasanya dikembangkan untuk memudahkan perhitungan statistik pariwisata

a) Committee of Statistical Experts of the League Nations (1937) menetapkan waktu paling sedikit 24 jam bagi perjalanan yang dikategorikan perjalanan wisata (Gartner 1996)

b) The United States National Tourism Resources Review Commission (1973) menetapkan jarak paling sedikit 50 mil untuk perjalanan wisata

c) United States Census Bureau (1989) menetapkan angka 100 mil untuk perjalanan yang dikategorikan sebagai perjalanan wisata

d) Canada mensyaratkan jarak 25 mil untuk mengategorikan perjalanan wisata

e) Biro Pusat Statistik Indonesia menetapkan angka lama perjalanan tidak lebih dari 6 bulan dan jarak tempuh paling sedikit 100 km untuk perjalanan wisata (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2003)

Definisi pariwisata dari dimensi spasial ini di Indonesia

didefinisikan sebagai kegiatan wisata seperti yang tercantum

dalam Undang-Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 pasal

1 yaitu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk

tujuan rekreasi pengembangan pribadi atau mempelajari

keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka

waktu sementara

30

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

322 Dimensi Industri

Dari sisi supply pariwisata lebih banyak dilihat sebagai industribisnis Buku-buku yang membahas tentang definisi pariwisata dari dimensi ini merupakan buku dengan topik bahasan manajemen atau pemasaran Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis memfokuskan pada keterkaitan antara barang dan jasa untuk memfasilitasi perjalanan wisata Smith (Seaton dan Bennett 1996) mendefinisikan pariwisata sebagai kumpulan usaha yang menyediakan barang dan jasa untuk memfasilitasi kegiatan bisnis bersenang-senang dan memanfaatkan waktu luang yang dilakukan jauh dari lingkungan tempat tinggalnya

ldquothe aggregate of all businesses that directly provide goods or services

to facilitate business pleasure and leisure activities away from the home

environmentrdquo

Sementara itu Smith and French (1994) mendefinisikan

pariwisata sebagai keterkaitan antara barang dan jasa yang

dikombinasikan untuk menghasilkan pengalaman berwisata

ldquoa series of interrelated goods and services which combined make up the

travel experiencerdquo

Definisi pariwisata sebagai industribisnis inilah yang

di dalam Undang-Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 didefinisikan sebagai pariwisata yaitu berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat pengusaha pemerintah dan pemerintah daerah

323 Dimensi Akademis

Dimensi akademis mendefinisikan pariwisata secara lebih luas tidak hanya melihat salah satu sisi (supply atau demand) tetapi melihat keduanya sebagai dua aspek yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain Pariwisata dari

31

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

dimensi ini didefinisikan sebagai studi yang mempelajari perjalanan manusia keluar dari lingkungannya juga termasuk industri yang merespon kebutuhan manusia yang melakukan perjalanan lebih jauh lagi dampak yang ditimbulkan oleh pelaku perjalanan maupun industri terhadap lingkungan sosial budaya ekonomi maupun lingkungan fisik setempat Definisi tersebut dikemukakan oleh Jafar (Gartner 1996)

ldquoTourism is a study of man away from his usual habitat of the industry

which responds to his needs and of the impacts that both he and the industry

have on the host sosiocultural economic and physical environmentrdquo

Definisi Jafar Jafari ini mengeliminasi dimensi spasial

sebagai faktor pembatas perjalanan wisata Definisi tersebut

menyatakan bahwa begitu seseorang melakukan perjalanan

meninggalkan lingkungannya (tempat tinggal tempat kerja)

dia sudah dinyatakan melakukan perjalanan wisata

324 Dimensi Sosial Budaya

Definisi pariwisata dari dimensi sosial budaya menitikberatkan perhatian pada 1) upaya memenuhi kebutuhan wisatawan dengan berbagai

karakteristiknya seperti definisi yang dikemukakan oleh Mathieson dan Wall (Gunn 2002) berikut ini

ldquoTourism is the temporary movement of people to destinations outside

their normal places of work and residence the activities undertaken during

their stay in those destinations and the facilities created to cater to

their needsrdquo

Definisi lainnya juga dikemukakan oleh Chadwick 1994

sebagai berikut

ldquohellipidentified three main concepts the movement of people a sector of the

economy or industry and a broad system of interacting relationship of

people their needs and services that respond to these needsrdquo

32

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

2) interaksi antara elemen lingkungan fisik ekonomi dan sosial

budaya seperti yang dikemukakan oleh Leiper (Gartner 1996) yang mendefinisikan pariwisata sebagai

ldquoan open system of five elements interacting with broader environments the human element tourists three geographical elements generating region transit route and destination region and an economic element the tourist industry The five are arranged in functional and spatial connection interacting with physical technological social cultural economic and political factors The dynamic element comprises persons undertaking travel which is to some extent leisure-based and which involves a temporary stay away from home of at least one nightrdquo

Definisi lain yang lebih sederhana dikemukakan oleh

Hunziker (French et al 1995) yang mendefinisikan pariwisata

sebagai berikut

ldquo the sum of the phenomena and relationship arising from the travel and stay of non-residents in so far as the do not lead to permanent residence and are not connected with any earning activityrdquo

3) Kerangka sejarah dan budaya seperti yang dikemukakan

oleh MacCannell (Herbert 1995) berikut ini

ldquoTourism is not just an aggregate of merely commercial activities it is also an ideological framing of history nature and tradition a framing that has the power to reshape culture and nature to its own needsrdquo

Definisi pariwisata dari dimensi akademis dan dimensi

sosial budaya yang memandang pariwisata secara lebih luas

di Indonesia dikenal dengan istilah kepariwisataan (UU No 10

tahun 2009 tentang Kepariwisataan) yaitu keseluruhan kegiatan

yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi

serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan

setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan

dan masyarakat setempat sesame wisatawan pemerintah

pemerintah daerah dan pengusaha

33

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

33 Definisi Pariwisata di Indonesia

Menurut arti katanya pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu kata Pari dan kata Wisata Kata Pari berarti penuh seluruh atau semua dan kata wisata berarti perjalanan Menurut Yoeti (2003) syarat suatu perjalanan disebut sebagai perjalanan pariwisata apabila (1) Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain di luar tempat kediaman orang tersebut biasa tinggal (2) Tujuan perjalanan semata-mata untuk bersenang-senang dan tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang di kunjunginya (3) Semata-mata sebagai konsumen di tempat yang dikunjungi

Menurut Wahab (1992) pariwisata mengandung tiga unsur antara lain manusia yakni unsur insani sebagai pelaku kegiatan pariwisata tempat yakni unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri dan waktu yakni unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan tersebut dan selama berdiam di tempat tujuan Jadi definisi pariwisata adalah salah satu dari industri baru yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat dalam hal kesempatan kerja pendapatan taraf hidup dan dalam hal mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan

Sementara menurut Spillane (1993) pariwisata adalah suatu jasa dan pelayanan Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 usaha pariwisata dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu usaha jasa pariwisata pengusahaan obyek dan daya tarik wisata dan usaha sarana pariwisata Sedangkan yang dimaksud dengan usaha adalah kegiatan menghasilkan barang atau jasa untuk dijual dalam suatu lokasi tertentu serta mempunyai catatan administrasi tersendiri dan ada salah satu orang yang bertanggung jawab

Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan me- nyelenggarakan jasa pariwisata menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata usaha sarana

34

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut Sesuai dengan Undang-undang RI No 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan usaha pariwisata digolongkan ke dalam

a) Usaha Jasa Pariwisata timbul karena adanya berbagai

macam keperluan dan kebutuhan bagi wisatawan akan

mendorong tumbuhnya berbagai jenis usaha jasa pariwisata

yang menyediakan keperluan bagi wisatawan serta bertujuan

untuk membantu kelancaran perjalanan calon wisatawan

Usaha jasa pariwisata terdiri dari

[1] Jasa biro perjalanan wisata adalah kegiatan usaha yang

bersifat komersial yang mengatur menyediakan dan

menyelenggarakan pelayanan bagi seseorang atau

sekelompok orang untuk melakukan perjalanan dengan

tujuan utama untuk berwisata

[2] Jasa agen perjalanan wisata adalah badan usaha yang

menyelenggarakan usaha perjalanan yang bertindak

sebagai perantara di dalam menjual dan atau mengurus

jasa untuk melakukan perjalanan

[3] Usaha jasa pramuwisata adalah kegiatan usaha

bersifat komersial yang mengatur mengkoordinir dan

menyediakan tenaga pramuwisata untuk memberikan

pelayanan bagi seseorang atau kelompok orang yang

melakukan perjalanan wisata

[4] Usaha jasa konvensi perjalanan insentif dan pameran

adalah usaha dengan kegiatan pokok memberikan jasa

pelayanan bagi satu pertemuan sekelompok orang

(misalnya negarawan usahawan cendekiawan) untuk

membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan

kepentingan bersama

[5] Jasa impresariat adalah kegiatan pengurusan pe-

nyelenggaraan hiburan baik yang mendatangkan

mengirimkan maupun mengembalikannya serta

menentukan tempat waktu dan jenis hiburan

35

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

[6] Jasa konsultasi pariwisata adalah jasa berupa saran

dan nasehat yang diberikan untuk penyelesaian masalah-masalah yang timbul mulai dan penciptaan gagasan pelaksanaan operasinya dan disusun secara sistematis berdasarkan disiplin ilmu yang diakui serta disampaikan secara lisan tertulis maupun gambar oleh tenaga ahli profesional

[7] Jasa informasi pariwisata adalah usaha penyediaan informasi penyebaran dan pemanfaatan informasi kepariwisataan

b) Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata yang

dikelompokkan dalam Pengusahaan obyek dan daya

tarik wisata alam merupakan usaha pemanfaatan sumber

daya alam dan tata lingkungannya yang telah ditetapkan

sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran

wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya

merupakan usaha seni budaya bangsa yang telah dilengkapi

sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran

wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata minat

khusus merupakan usaha pemanfaatan sumber daya

alam dan atau potensi seni budaya bangsa untuk dijadikan

sasaran wisatawan yang mempunyai minat khusus

c) Usaha Sarana Pariwisata yang dikelompokkan dalam

[1] Penyediaan akomodasi adalah usaha penyediaan kamar dan fasilitas lain serta pelayanan yang diperlukan Perjalanan wisata dengan jarak jauh yang ditempuh lebih dari 24 jam maka diperlukan suatu akomodasi tempat menginap atau istirahat

[2] Penyediaan makanan dan minuman adalah usaha pengolahan penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman yang dapat dilakukan sebagai bagian dari penyediaan akomodasi ataupun sebagai usaha yang

36

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

berdiri sendiri

[3] Penyediaan angkutan wisata adalah usaha khusus atau sebagian dari usaha dalam rangka penyediaan angkutan pada umumnya yaitu angkutan khusus wisata atau angkutan umum yang menyediakan angkutan wisata

[4] Penyediaan sarana wisata tirta adalah usaha penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana serta jasa yang berkaitan dengan kegiatan wisata tirta dermaga serta fasilitas olahraga air untuk keperluan olahraga selancar air selancar angin berlayar menyelam dan memancing

[5] Penyediaan kawasan pariwisata adalah usaha yang kegiatannya membangun atau mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk memenuhi kebutuhan pariwisata Menurut Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (2004)

34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan

Di Inggris ruang lingkup penelitian pariwisata dan perhotelan mencangkup beberapa penelitian yakni penelitian tentang pemasaran dan perilaku konsumen manajemen sumberdaya manusia eTourism eTravel perencanaan dan analisis kebijakan manajemen keuangan manajemen strategic dan implikasinya analisis lingkungan kebijakan pemerintah peramalan manajemen pendapatan dampak evaluasi dan pencegahan globalisasi rekreasi hiburan dan budaya

Tourism and Hospitality Research covers Hospitality and tourism

operations Marketing and consumer behaviour HR management

eTourism eTravel Planning and development Performance and financial

management Strategic implications Environmental aspects Government

policy Forecasting and prediction Revenue management Impact

assessment and mitigation Globalisation Research methodologies Leisure

and culture (httpthrsagepubcom)

37

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Ruang lingkung penelitian pariwisata dan perhotelan

saat ini memang masih belum nampak jelas kita dapat bedakan dengan ilmu-ilmu lainnya namun demikian haruslah ditentukan sesegera mungkin agar tidak memunculkan keraguan dan perdebatan yang tidak perlu Mengacu kepada klasifikasi yang dikembangkan UN-WTO maka ruang lingkup penelitian pariwisata dan berhotelan dapat dibagi sebagai berikut

341 Jasa Akomodasi Accomodation services)

Penelitian yang berhubungan dengan jasa akomodasi paling sering dilakukan karena relative lebih banyak cakupan yang dapat diteliti Penelitian bidang jasa akomodasi dapat dilakukan penelitian yang berhubungan dengan analisis tingkat hunian kamar promosi penjualan kamar kebersihan kamar jenis-jenis kamar kebersihan kamar pelayanan kantor depan pelayanan check-in dan check-out dan sebagainya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Akomodasi

1) Analisis Pengaruh Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Hotel Angsoka Singaraja Bali

2) Penerapan Promotional Mix Yang Efektif Guna Meningkatkan Volume Penjualan Pada Hotel Wisata Tidar Malang

3) Analisis Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen Pengguna Jasa Kamar Pada Hotel Klub Bunga Butik Resort Batu

4) The Reception Section In Sahid Kusuma Raya Hotel 5) Pusat Konvensi dan Eksebisi di Solo 6) Prosedur Pelayanan Penjualan Tiket Kapal Laut Pt

Pelayaran Prima Vista di Cv Niki Tour Surakarta

342 Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and

beverage-serving services)

Penelitian yang sering dilakukan pada bidang ini

38

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

biasanya banyak dilakukan tentang perilaku konsumen kepuasan konsumen kualitas pelayanan dan sejenisnya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Penyediaan

Makanan dan Minuman 1) Pengaruh kualitas produk kualitas pelayanan dan

kewajaran harga terhadap kepuasan pelanggan pada restoran cepat saji studi kasus pada restoran yogya chicken Yogyakarta

2) Hubungan antara jumlah tamu yang menginap terhadap penjualan makanan di restoran Enak Bali

3) Faktor-Faktor Psikologis Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Pada Restoran Cepat Saji Di Malang

343 Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services)

Penelitian ini terkait dengan jasa angkutan udara melalui perusahan-perusahaan airlines sector pendukung antara lain navigation and aid service stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya Jika anda melakukan penelitian bidang jasa transportasi kiranya dapat memilih masalah-masalah yang berhubungan dan terkait erat dengan pariwisata

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Transportasi

Wisata 1) Analisis kepuasan konsumen terhadap biro perjalanan po

sargede tur dan travel Yogyakarta 2) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli

paket wisata pada Biro Perjalanan Aman Tour Bali 3) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli

paket wisata kapal pesiar Lembongan Berjaya Benoa Bali

4) The Efforts of Tourist Information Center of Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar ) to Provide Good

39

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Service for Tourists Visiting Solo City

5) Pemasaran Paket Wisata dengan Metode Personal Selling Pt Kesan Indah Abadi Tour And Travel di Karanganyar

6) Penanganan Pengiriman Barang Domestik Melalui Pesawat Udara di Niki Tour Solo

7) Peran Bagian Informasi Pt (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya Dalam Menunjang Pariwisata di Jawa Timur

344 Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel

agency tour operator and tourist guide services)

Pemilihan topik penelitian di bidang jasa pemanduan

dan biro perjalanan dapat dilakukan yang berkaitan dengan

kepuasan pelayanan jasa pemanduan motivasi wisatawan

memilih paket wisata pelayanan pada obyek wisata yang

dikunjungi dan sebagainya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pemanduan dan

Biro Perjalanan Wisata 1) Analisis Kepuasan Wisatawan terhadap pelayanan

pramuwisata Garuda Tour and Travel Jembrana Bali 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan

berkunjung ke Candi Prambanan

345 Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services)

Penelitian yang terkait dengan jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah botanical and zoological garden service pelayanan pada perlindungan alam termasuk suaka margasatwa

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pagelaran Budaya

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung

40

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

ke Taman Nasional Bali Barat

2) Persepsi Wisatawan Terhadap Kebun Raya Bali sebagai Obyek Wisata Alamiah

3) Pengkemasan Musium sebagai Obyek dan Atraksi pada Destinasi Pariwisata Bali

346 Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other enter-

tainment services)

Penelitian ini terkait dengan pelayanan olah raga rekreasi

pelayanan golf course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan

pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman

hiburan pelayanan pameran dan sejenisnya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Rekreasi dan

Hiburan 1) Pengaruh Penyelenggaran Event Sea-Games terhadap

Pencitraan Pariwisata Palembang 2) Ikonisasi Desa Blimbingsari sebagai Desa Wisata di

Kabupaten Jembrana Bali 3) Potensi Air Terjun Grojokan sebagai Obyek dan Atraksi

Wisata di Jembrana Bali 4) Model Pengelolaan Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh

Kembangarum Donokerto Turi Sleman Yogyakarta 5) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Goa Gong di

Kabupaten Pacitan 6) Peran Promosi dan Pemasaran Dalam Meningkatkan

Jumlah Wisatawan di Objek Wisata Ndayu Alam Asri 7) Potensi dan Pengembangan Paket Wisata Karimunjawa 8) Potensi Obyek Wisata Pantai di Kabupaten Gunung Kidul

Yogyakarta 9) Potret Wisata Malam Pasar Semawis di Kota Semarang 10) Strategi Pengembangan Obyek Wisata Goa Kreo Sebagai

Daerah Tujuan Wisata di Kota Semarang

41

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

11) Potensi dan Promosi Desa Tumang Sebagai Desa Wisata

Melalui Video Profile 12) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Alam Gua

Tembus di Kabupaten Wonogiri 13) Sistem Pengelolaan Obyek Wisata Air Terjun Kalipancur

Sebagai Aset Wisata Desa Nogosaren Kabupaten Semarang

14) Pengembangan Obyek Wisata Pantai Sepanjang di Kabupaten Gunungkidul

15) Kesenian Reog Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Kabupaten Ponorogo

16) Potensi dan Pengembangan Wana Wisata Coban Rondo Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Malang Jawa Timur

17) Pengembangan Obyek Wisata Air Bojongsari dengan Penekanan Filosofi Air Sebagai Sarana Mengembangkan Kreativitas Anak

18) Potensi Museum Fatahillah Sebagai Wisata Sejarah di Jakarta

19) Potensi dan Daya Tarik Monumen Nasional Sebagai Salah Satu Obyek Wisata Unggulan di Jakarta

20) Potensi Tradisi Upacara Tanjungsari Desa Dlimas di Dalam Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Klaten

357 Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism

services)

Penelitian ini terkait dengan jasa keuangan asuransi

perjalanan tempat penukaran mata uang dan yang sejenis yang

terkait erat dengan pariwisata

Misal judul penelitian terkait bidang ini

1) Penerapan Cost Control Method sebagai pengendalian terhadap persediaan pada Hotel Dhyana Pura Bali

42

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

2) Analisis Rasio Kesehatan Hotel Berdasarkan Laporan

Keuangan Hotel Dhyana Pura Periode 2000-2011 3) Perhitungan Nilai Sewa Gedung New Soemarjo Ballroom

dan Education Center Ditinjau Dari Sisi Investasi (Studi Kasus Proyek Pengembangan Hotel Quality Solo)

43

K

BAB IV

PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA

41 Pengertian Penelitian

ata penelitian atau riset dipergunakan dalam pembicaraan sehari-hari untuk melingkup spektrum arti yang luas

yang dapat membuat bingung mahasiswa terutama mahasiswa pascasarjana yang harus mempelajari arti kata tersebut dengan tanda-tanda atau petunjuk yang jelas untuk membedakan yang satu dengan yang lain Dapat saja sesuatu yang dulunya dikenali sebagai penelitian ternyata bukan dan beberapa konsep yang salah tentunya harus dibuang dan diganti konsep yang benar

Gambar 41 Siklus Penelitian Sumber Leedy 1997

44

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Pada dasarnya manusia selalu ingin tahu dan ini

mendorong manusia untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu Salah satu cara untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian Cara lain yang lebih mudah tentunya adalah dengan bertanya pada seseorang atau ldquobertanyardquo pada buku tapi kita tidak selalu dapat mendapat jawaban atau kita mungkin mendapatkan jawaban tapi tidak meyakinkan

Pengertian penelitian sering dicampur-adukkan dengan pengumpulan data atau informasi studi pustaka kajian dokumentasi penulisan makalah perubahan kecil pada suatu produk dan sebagainya Kata penelitian atau riset sering dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif menyendiri di laboratorium di perpustakaan dan lepas dari kehidupan sehari-hari

Menjadi tujuan bagian ini untuk menjelaskan pengertian penelitian dan mem-bedakannya dengan hal-hal yang bukan penelitian Pengertian penelitian yang disarankan oleh Leedy (19973) sebagai berikut Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data) dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati atau menjadi perhatian kita

Mirip dengan pengertian di atas Dane (1990 4) menyarankan definisi sebagai berikut Penelitian merupakan proses kritis untuk mengajukan pertanyaan dan berupaya untuk menjawab pertanyaan tentang fakta dunia Seperti disebutkan di atas mungkin di masa lalu kita mendapatkan banyak konsep (pengertian) tentang penelitian yang sebagian daripadanya merupakan konsep yang salah

Pengertian yang benar tentang penelitian sebagai berikut menurut Leedy (Djunaedi 2000) Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai jawaban terhadap suatu pertanyaan penyelesaian permasalahan terhadap suatu fenomena yang memiliki ciri sistematis dan faktual

45

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Proses tersebut yang sering disebut sebagai metodologi

penelitian yang mempunyai delapan macam karakteristik (1) Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau

permasalahan (2) Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang

tujuan (3) Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik (4) Penelitian biasanya membagi permasalahan utama

menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola (5) Penelitian diarahkan oleh permasalahan pertanyaan atau

hipotesis penelitian yang spesifik (6) Penelitian menerima asumsi kritis tertentu (7) Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi

data dalam upaya untuk mengatasi permasalahan yang mengawali penelitian

(8) Penelitian adalah secara alamiahnya berputar secara siklus seperti gambar 41 di atas

Secara umum berdasarkan konsep-konsep yang ldquosalahrdquo

tentang penelitian maka perlu digaris-bawahi empat pengertian

sebagai berikut

a) Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data)

Pernah suatu ketika seorang mahasiswa mengajukan proposal penelitian untuk ldquomenelitirdquo ketinggian bangunan sebuah hotel di kotanya Ia mengusulkan untuk menggunakan peralatan canggih dari bidang keteknikan untuk mengukur ketinggian bangunan sebuah hotel tersebut Meskipun peralatannya canggih tetapi yang ia lakukan sebenarnya hanyalah suatu survei berupa pengumpulan datainformasi saja yaitu mengukur ketinggian bangunan sebuah hotel tersebut dan survei itu bukan penelitian tetapi bagian dari suatu penelitian

Para siswa suatu SD kelas 5 diajak gurunya untuk melakukan ldquopenelitianrdquo di perpustakaan Salah seorang siswa

46

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

mempelajari tentang Soekarno dari beberapa buku Sewaktu pulang ke rumah ia melapor kepada ibunya bahwa ia baru saja melakukan penelitian tentang Soekarno Sebenarnya yang ia lakukan hanya sekedar mengumpulkan informasi bukan penelitian Mungkin gurunya bermaksud untuk mengajarkan keahlian mencari informasi dari pustaka untuk melatih reference skills

b) Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu

tempat ke tempat lain

Seorang mahasiswa telah menyelesaikan sebuah makalah

tugas ldquopenelitianrdquo tentang teknik-teknik pembangunan

bangunan tinggi di Denpasar Ia telah berhasil mengumpulkan

banyak artikel dari suatu majalah konstruksi bangunan dan

secara sistematis melaporkannya dalam makalahnya dengan

disertai teknik acuan yang benar

Ia mengira telah melakukan suatu penelitian dan

menyusun makalah penelitian Sebenarnya yang ia lakukan

hanyalah mengumpulkan informasi atau data merakit kutipan-

kutipan pustaka dengan teknik pengacuan yang benar

Untuk hal disebut sebagai penelitian yang dikerjakannya

kurang satu hal yaitu interpretasi data Hal ini dapat dilakukan

dengan cara menambahkan fakta yang terkumpul menunjukkan

indikasi bahwa faktor x dan y sangat mempengaruhi cara

pembangunan bangunan tinggi di Denpasarrdquo Dengan demikian

ia bukan hanya memindahkan informasidatafakta dari artikel

majalah ke makalahnya tetapi menganalis informasidatafakta

sehingga ia mampu membuat interpretasi terhadap informasi

datafakta yang terkumpul tersebut

c) Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari

informasi

Seorang Gubernur menyuruh stafnya untuk memilihkan

empat buah kabupaten di Provinsi Bali yang memenuhi

47

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

beberapa kriteria untuk diberikan bantuan pembangunan prasarana dasar perkotaan Stafnya tersebut berpikir bahwa ia harus melakukan ldquopenelitianrdquo Ia kemudian pergi ke Kantor Statistik membongkar arsipdokumen statistik kabupaten- kabupaten yang ada di wilayah tersebut

Dengan membandingkan data statistik yang terkumpul dengan kriteria yang diberi oleh Gubernur ia berhasil memilih empat Kabupaten yang paling memenuhi kriteria-kriteria tersebut Staf tersebut melaporkan hasil ldquopenelitiannyardquo ke Gubernur Sebenarnya yang dilakukan oleh staf tersebut hanyalah mencari data berupa data searching rummaging dan mencocokknnya atau matching dengan kriteria dan itu bukanlah sebuah penelitian

d) Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik

perhatian

Kata ldquopenelitianrdquo sering dipakai oleh surat kabar majalah

populer dan iklan untuk menarik perhatian ldquomendramatisirrdquo

Misalnya berita di surat kabar tertulis ldquoPresiden akan melakukan

penelitian terhadap Pangdam yang ingin lsquomerongrongrsquo

kekuasaan Presidenrdquo Misal yang lain berita ldquoSemua anggota

DPRD tidak perlu lagi menjalani penelitian khusus atau litsusrdquo

Misalnya lain lagi ldquoProduk ini merupakan hasil penelitian

bertahun-tahunrdquo padahal hanya dirubah sedikit formulanya

dan namanya diganti agar konsumen tidak bosan

42 Macam Tujuan Penelitian

Tujuan akhir suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian tersebut Tujuan dapat beranak cabang yang mendorong penelitian lebih lanjut Tidak seorangpun mampu mengajukan semua pertanyaan dan demikian pula tak seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan hanya untuk sebuah pertanyaan saja Maka

48

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

kita perlu membatasi upaya kita dengan cara membatasi tujuan penelitian

Terdapat bermacam tujuan penelitian dipandang dari usaha untuk membatasi ini yaitu eksplorasi (exploration) deskripsi (description) prediksi (prediction) eksplanasi (explanation) dan aksi (action)

a) Eksplorasi

Seperti disebutkan di atas bila kita ingin menjelajahi (mengeksplorasi) suatu topik (permasalahan) atau untuk mulai memahami suatu topik maka kita lakukan penelitian eksplorasi Penelitian eksplorasi berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak Penelitian yang mempunyai tujuan seperti ini dipakai untuk menjawab bentuk pertanyaan ldquoApakah X adaterjadirdquo

Misal penelitian sederhana dalam ilmu sosial Apakah laki- laki atau wanita mempunyai kecenderungan duduk di bagian depan kelas atau tidak Bila salah satu pihak atau keduanya mempunyai kecenderungan itu maka kita mendapati suatu fenomena (yang mendorong penelitian lebih lanjut

Penelitian eksplorasi dapat juga sangat kompleks Umumnya peneliti memilih tujuan eksplorasi karena tiga macam maksud yaitu (a) memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami (b) menguji kelayakan dalam melakukan penelitianstudi yang lebih mendalam nantinya dan (c) mengembangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih mendalam

Hasil penelitian eksplorasi karena merupakan penelitian penjelajahan maka sering dianggap tidak memuaskan Kekurang-puasan terhadap hasil penelitian ini umumnya terkait dengan masalah sampling Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti pembukaan jalan sehingga setelah pintu terbuka lebar-lebar maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari ruang di balik pintu

49

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

yang telah terbuka tersebut

b) Deskripsi

Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain Sebagai misalnya meneruskan contoh pada bahasan penelitian eksplorasi di atas yaitu misalnya ternyata wanita lebih cenderung duduk di bagian depan kelas daripada laki-laki maka penelitian lebih lanjut untuk lebih memerinci apa batas atau pengertian yang lebih tegas tentang bagian depan kelas

Apakah duduk di muka tersebut berkaitan dengan macam mata pelajaran tingkat kemenarikan guru yang mengajar ukuran kelas Penelitian deskriptif menangkap ciri khas suatu obyek seseorang atau suatu kejadian pada waktu data dikumpulkan dan ciri khas tersebut mungkin berubah dengan perkembangan waktu Hal ini bukan berarti hasil penelitian sebelumnya tidak berguna dari hasil-hasil tersebut kita dapat melihat perkembangan perubahan suatu fenomena dari masa ke masa

c) Prediksi

Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan mengetahui (berdasar ) hal yang lain (Y) Prediksi sering kita pakai sehari- hari misalnya dalam menerima mahasiswa baru kita gunakan skor minimal tertentumdashyang artinya dengan skor tersebut mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya)

d) Eksplanasi

Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat

50

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

di antara dua fenomena atau lebih Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah suatu eksplanasi memiliki keterkaitan sebab-akibat valid atau tidak atau menentukan mana yang lebih valid diantara dua atau lebih eksplanasi yang saling bersaing

Penelitian eksplanasi menerangkan juga dapat bertujuan menjelaskan misalnya mengapa suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya Catatan dalam penelitian deskriptif hanya dijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya tetapi tidak dijelaskan mengapa hubungan sebab-akibat tersebut terjadi

e) Aksi

Penelitian aksi atau tindakan dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak sesuatu Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tindakan dan mengamati hasilnya berdasarkan hasil tersebut disusun persyaratan solusi Misalnya diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih dingin dari suhu ruang orang tetap memakai pendingin ruangan

Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu mengingatkan orang bahwa udara luar sudah lebih dingin dari udara dalam Ternyata dari beberapa alat bantu ada satu yang paling dapat diterima Dari temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di atas

43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya

Pada penelitian sosial masalah penelitian tema topik dan judul penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif Baik substansial maupun material kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan metodologis Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas tingkat variasi yang

51

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

kompleks namun berlokasi dipermukaan atau tidak mendalam Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan yang tak terbatas

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia Pada pendekatan ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks meneliti kata-kata laporan terinci dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi yang alami (creswell 1998) Sementara menurut Bogdan dan taylor (moleong 2007) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

Lebih lanjut penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen kunci Oleh karena itu peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya menganalisis dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas untuk mengetahui makna yang tersembunyi untuk memahami interaksi sosial untuk mengembangkan teori untuk memastikan kebenaran data dan meneliti sejarah perkembangan

Meurut Bungin (2007) penelitian kualitatif saat ini dikelompokkan menjadi lima jenis penelitian yaitu

1) Biografi

Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip

52

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

A biographical study is the study of an individual and hisher experiences as told to the researcher or found in documents and archival records(Creswell 1998)

Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point

moment yaitu pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi

atau mengubah hidup seseorang Peneliti menginterpretasi

subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri

Sedangkan teknik analisis data jenis Biografi dilakukan dengan

beberapa tahapan berikut ini

(1) Mengorganisir file pengalaman objektif tentang

hidup responden seperti tahap perjalanan hidup dan

pengalaman Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak

remaja dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis

atau seperti pengalaman pendidikan pernikahan dan

pekerjaan

(2) Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan

diberi kode

(3) Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara

kronologis

(4) Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji

makna kisah yang dipaparkan serta mencari epipani dari

kisah tersebut

(5) Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna

seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok budaya

ideologi dan konteks sejarah kemudian memberi

interpretasi pada pengalaman hidup individu

(6) Kemudian riwayat hidup responden di tulis dengan

berbentuk narasi yang berfokus pada proses dalam hidup

individu teori yang berhubungan dengan pengalaman

hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut

2) Fenomenologi

Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau

53

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji

A phenomenological study describes that meaning of the lived experiences

for several individuals about a concept or a phenomenon (Creswell

1998) As noted by Polkinghorne (1989) phenomenology explores the

structures of consciousness in human experiences

Menurut Creswell (1998) Pendekatan fenomenologi

menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai

ditemukan dasar tertentu Penundaan ini biasa disebut epoche

(jangka waktu) Konsep epoche adalah membedakan wilayah data

(subjek) dengan interpretasi peneliti Konsep epoche menjadi

pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan

awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang

dikatakan oleh responden Sedangkan teknik analisis data jenis

Fenomenologi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau

gambaran menyeluruh tentang fenomena pengalaman

yang telah dikumpulkan

(2) Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data

(3) Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama Selanjutnya pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami

54

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

penyimpangan)

(4) Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi

(5) Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan bagaimana fenomena itu terjadi)

(6) Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut

(7) Membuat laporan pengalaman setiap partisipan Setelah itu gabungan dari gambaran tersebut ditulis

3) Grounded theory

Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk sejumlah individu tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu

The intent of grounded theory is to generate or discover a theory ndash an

abstract analytical schema of a philosophy that relates to a particular

situation This situation could be one in which individuals interact take

actions or engage in a process in response to a phenomenon (Creswell

1998)

Situasi di mana individu saling berhubungan bertindak

atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap

suatu peristiwa Inti dari pendekatan grounded theory adalah

pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada

konteks peristiwa dipelajari Sedangkan teknik analisis data

jenis grounded theory dilakukan dengan beberapa tahapan

55

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

berikut ini

(1) Mengorganisir data (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Open coding peneliti membentuk kategori informasi

tentang peristiwa dipelajari (4) Axial coding peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa

menyelidiki kondisi-kondisi yang menyebabkannya mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi dan menggambarkan peristiwa tersebut

(5) Selective coding peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding

(6) Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial sejarah dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa

4) Etnografi

Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku kebiasaan dan cara hidup Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian

An ethnography is a description and interpretation of a cultural or social

group or system (Creswell 1998) In such a study the researcher examines

the grouprsquos observable and learned patterns of behavior customs and ways

of life (Harris 1968)

Sebagai proses etnografi melibatkan pengamatan yang

cukup panjang terhadap suatu kelompok dimana dalam

pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup

responden atau melalui wawancara satu per satu dengan

anggota kelompok tersebut Peneliti mempelajari arti atau makna

dari setiap perilaku bahasa dan interaksi dalam kelompok

Sedangkan teknik analisis data jenis Etnografi dilakukan dengan

56

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

beberapa tahapan berikut ini

(1) Mengorganisir file (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti (4) Menginterpretasi penemuan (5) Menyajikan presentasi baratif berupa tabel gambar atau

uraian

5) Studi kasus

Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi

Creswell (1998) defines a case study as an exploration of a ldquobounded

systemrdquo or a case (or multiple cases) over time through detailed in-

depth data collection involving multiple sources of information rich in

context Some consider ldquothe caserdquo as an object of study (eg Stake 1995)

while others consider it a methodology (eg Merriam 1998) According

to Creswell the bounded system is bounded by time and place and it is the

case being studied ndash a program an event an activity or individuals

Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat dan kasus

yang dipelajari berupa program peristiwa aktivitas atau

individu Sedangkan teknik analisis data jenis Studi Kasus

dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Mengorganisir informasi

(2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan

konteksnya (4) Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara

beberapa kategori (5) Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengem-

bangkan generalisasi natural dari kasus baik untuk penel- iti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain

(6) Menyajikan secara naratif

57

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya 441 Pendekatan Analisis Ekonomi

Sampai saat ini pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi atau penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu negara tanpa terkecuali di Indonesia Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama seperti berikut ini (1) Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2)Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3)Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4)Pemerataan kesejahteraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5)Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7)Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun dan (8)Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi

Sementara aspek aksiologi dari ilmu pariwisata adalah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri Kontribusi pariwisata untuk pembangunan ekonomi pada beberapa negara yang telah mengembangkan sektor pariwisata terbukti bahwa sektor pariwisata secara internasional berkontribusi nyata terhadap penciptaan peluang kerja penciptaan usaha-usaha terkait pariwisata seperti usaha akomodasi restoran klub taxi dan usaha kerajinan seni

58

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

souvenir seperti digambarkan pada gambar di bawah ini

WISATAWAN

Jasa Transportasi Hotel

Penginapan Restoran Bar

Cafe

Obyek Atraksi Wisata

Jasa Hiburan

Peralatan Hotel Laundry Bahan Habis

Pakai

Asuransi Perumahan

JasaIndustri lain yang tidak terkait secara langsung

Bagan 42 Dampak Kedatangan Wisatawan terhadap peluang usaha pariwisata pada sebuah Destinasi Pariwisata Sumber (Departemen Perdagangan Amerika Serikat 1978)

Lebih lanjut menurut UN-WTO pariwisata telah menjadi

industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang

konsisten dari tahun ke tahun Kontribusi pariwisata yang lebih

konkret bagi kesejahteraan manusia dapat dilihat dari implikasi-

implikasi pergerakan wisatawan seperti meningkatnya

kegiatan ekonomi pemahaman terhadap budaya yang berbeda

pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan manusia

Berdasarkan uraian di atas masih banyak anggapan bahwa

pariwisata hanya sebuah bagian dari spectrum pembangunan

ekonomi yang lebih cocok di pelajari dan dianalisis dengan

pendekatan analisis yang sudah lazim digunakan pada ilmu

ekonomi karena untuk mengukur posisi pariwisata sebagai

sebuah industry relative masih sangat sulit (Hara 20081)

442 Penelitian Kuantitatif pada industri pariwisata

Menurut (Bendesa 2010) metode kuantitatif merupakan alat analisis yang dapat membantu pelaku usaha dalam dunia bisnis termasuk bisnis pariwisata dalam pengambilan keputusan karena keputusan dalam dunia bisnis dapat dalam bentuk atau

59

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

berkaitan dengan antara lain optimasi estimasi identifikasi maupun eksplorasi masalah yang dihadapi Sedanghkan alat analisisnya lebih bersifat terapan sehingga metode kuantitatif lebih merupakan unifikasi antara alat dengan teori ekonomi dan manajemen

Sementara Hara (2008) menawarkan beberapa teknik analisis yang berhubungan dengan teknik analisis kuantitatif yaitu sering berkaitan dan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensia yang terdiri dari statistik non parametrik statistik parametrik ekonometrika persamaan tunggal dan si- multan dan model-model makro regional yaitu model Input- Output Leontief regional dan Interregional atau sekarang dikenal dengan istilah Tourism Satellite Account (TSA) model Social Ac- counting Matrix regional dan interegional (SAM) dan sebagain- ya Alat analisis yang popular digunakan untuk memecahkan masalah-masalah kuantitatif pariwisata diantaranya adalah

Gambar 43 Perbedaan antara penelitian kualitatif dengan

kuantatif

Sumber Hara (2008)

60

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[1] Input-Output Analysis

Heng dan Low (1990) menjelaskan bahwa pada tataran praktis Input-Output Analysis adalah alat analisis yang sangat baik untuk mengukur dampak pariwisata Input- output sebenarnya menangkap potret perekonomian suatu wilayah melalui aliran inter-industri pada periode waktu tertentu dengan menggunakan prinsip keseimbangan umum (General Equilibrium) artinya jika terjadi ketidakseimbangan atau keseimbangan di satu sektor akan berpengaruh terhadap ketidakseimbangan atau keseimbangan sektor lainnya

[2] Social Accounting Matrix Model

West (1993) berpendapat bahwa SAM atau social accounting matrix sangat tepat untuk memecahkan masalah pariwisata yang saling berhubungan dari waktu ke waktu Dia mengganggap bahwa analisis input-output dianggap belum mampu memecahkan persoalan dampak pariwisata karena hanya mengukur hubungan produser dengan produser dan tidak menyertakan perdagangan yang dilakukan oleh pemerintah dan sektor publik lainnya Sepintas Nampak bahwa SAM hanya sekedar perluasan alat analisis dari I-O namun sebenarnya tidak sesederhana itu

Menurut Hara (2008 116) menjelaskan bahwa SAM memang menyertakan model I-O namun SAM bukan sekedar perluasan dari I-O namun lebih daripada sekedar perluasan dimana SAM mampu memberikan gambaran yang lebih luas tentang analisis tingkat kesejahteraan sebuah Negara atau regional dan menyertakan institusi aktivitas produksi dan factor-faktor produksi

[3] Tourism Satellite Account

Tujuan dari TSA adalah untuk menganalisis secara rinci terhadap semua variabel permintaan barang dan jasa yang berkaitan dengan aktivitas wisatawan pada suatu destinasi

61

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

TSA juga untuk mengamati variabel lainnya seperti penyediaan sarana barang dan jasa yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi lainnya

Menurut (Tourism Economics Inc 2011) bahwa TSA telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis yang berstandar global untuk mengukur economic value dari pariwisata TSA sampai saat ini telah banyak diterapkan pada dunia penelitian untuk mengukur peranan pariwisata dalam perekonomian

Jadi pada prinsifnya TSA adalah alat analisis yang menganalisis terhadap variable-variabel permintaan dan penawaran pariwisata beserta dengan variable bisnis terkait langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas pariwisata dan kegiatan ekonomi di suatu destinasi (provinsi atau Negara) pariwisata dan telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis resmi untuk mengukur peran pariwisata dalam pembangunan ekonomi negara atau regional

[4] Social cost-benefit analysis

Archer dan Cooper (1994) berpendapat bahwa penelusuran tentang manfaat dan dampak pariwisata terhadap ekonomi harus menyertakan variabel sosial yang tidak pernah dihitung oleh fakar lainnya

Dan social cost-benefit analysis mestinya digunakan menurutnya untuk mengukur manfaat dan dampak pariwisata bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak sekedar menghitung dampak ekonomi hanya dengan mencari multiplier efeknya saja

Tabel 41 Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

No Kualitatif Kuantitatif

1 Data kualitatif (non numeric)

Data Kuantitatif (numeric)

2 Penelusuran Latar alamiah

Latar artifisial (khususnya penelitian eksperimentasi)

62

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

No Kualitatif Kuantitatif

3 Fokus pada Makna- makna

Fokus pada Perilaku

5 Pendekatan Induktif (hipotesis tidak tertulis)

Pendekatan Deduktif (hipotesis dinyatakan)

6 Identifikasi pola kultural Penelusuran hukum saintifik

7 Idealisme Realisme

8 Induksi analitik Induksi enumeratif

9 Ekstrapolasi (replikasi) Generalisasi

Perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan

aksioma proses penelitian dan karakteristik penelitiannya Tetapi secara seksama kedua metoda itu dapat digunakan bersama-sama dengan beberapa catatan sebagai berikut

[1] Metoda dapat digunakan bersamaan Satu objek tapi tujuan berbeda caranya adalah menggunakan metoda kualitatif sampai dengan menetapkan proposisi maupun hipotesis selanjutnya berdasarkan proposeshipotesis itu digunakan metoda kuantitatif untuk menguji hipotesis

[2] Kedua metode digunakan secara bergantian pada awal mengunakan metoda kualitatif sampai ditemukan hipotesis dan selanjutnya mengunakan metoda kuantitatif

[3] Kedua Metode tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda Tapi pada penelitian kuantitatif dapat digunakan teknik pengumpulan data (bukan metodenya) seperti penggunaan triangulasi pada penelitian kualitatif Misalnya pengumpulan data dengan kuestioner sehingga data yang diperoleh adalah data kuantitative Untuk menguji validitas data tersebut dilakukan wawancara mendalam (FGD) Bila berbeda hasilnya maka kedua pendekatan tersebut dapat digunakan triangulasi

[4] Bila peneliti mempunyai pengalaman yang cerdas maka

63

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

sesungguhnya kedua pendekatan tersebut digunakan bersama tidak ada masalah asalkan dalam proses penelitian penggunaan kedua pendekatan itu tidak bertentangan dengan tujuan penelitian

443 Penggabungan Kualitatif dan Kuantitaif

Jika data metode kuantitatif diperoleh melalui kuesioner dari responden dan semakin banyak responden semakin memiliki nilai keterwakilan tinggi berbeda dengan metode kualitatif diperoleh lewat wawancara subjek atau informan yang tidak menggunakan ukuran keterwakilan tetapi kedalaman masalah sehingga tidak relevan menanyakan berapa banyak subjek atau informan yang diperlukan dalam penelitian kualitatif

Begitu juga tentang posisi teori Jika pada penelitian kuantitatif teori untuk dibuktikan atau diverifikasi karena itu biasanya ada hipotesis maka pada metode kualitatif teori untuk dipakai sebagai piranti untuk memahami fenomena Jika ada hipotesis pada penelitian kualitatif maka hipotesis tersebut tidak untuk dibuktikan tetapi sebagai pintu masuk memahami permasalahan yang diteliti

Terkait dengan kriteria data juga ada pebedaan mencolok di antara kedua jenis metode penelitian tersebut Berikut paparannya

Tabel 42 Perbedaan Kriteria Penelitian Kualitatif dan

Kuantitatif

Kuantitatif Kualitatif

Validitas Kredibelitas

Reliabilitas Dependabilitas

Objektivitas Konformabilitas

Generalabilitas Transferabilitas

64

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Jika pada penelitian kuantitatif data harus memenuhi

syaratvaliditasreliabilitasobjektivitasdangeneralabilitasmaka pada metode kualitatif data harus memenuhi syarat kredibelitas dependabilitas konformabilitas dan transferabilitas

Sebagai disiplin ilmu metodologi penelitian juga terus mengalami perkembangan Para ahli terus saja mencari cara untuk menutupi kekurangan masing-masing metode Hasilnya diperoleh paradigma metode campuran (mixed method) Secara operasional metode ini mencoba mengkualitatifkan hasil kuantitatif dan mengkuantitatifkan hasil kualitatif

Misalnya hasil penelitian kuantitatif yang berakhir dengan generalisasi atau adanya hubungan antar-variabel yang berupa angka maka angka itu dicoba dikualitatifkan dengan mengajukan pertanyaan baru Sebaliknya penelitian kualitatif yang berakhir dengan kesimpulan berupa narasi atau tesis diteruskan dengan mencoba mencari hubungan antar-variabel dengan mengajukan pertanyaan baru

Jika demikian halnya maka metode campuran hakikatnya adalah dua jenis penelitian yang satu dilakukan sebelum atau sesudah yang lain dalam satu proyek kegiatan Tetapi peneliti yang akan melakukannya harus bersiap-siap untuk lebih berlama-lama lagi berurusan dengan data teori dan model analisis yang tentu akan menggunakan model keduanya

65

S

BAB V

PERUMUSAN PERMASALAHAN PENELITIAN

etelah peneliti menentukan bidang penelitian yang

diminatinya kegiatan berikutnya adalah menemukan

permasalahan Penemuan permasalahan merupakan salah

satu tahap yang terpenting dalam penelitian Penelitian akan

lebih sulit bila permasalahan tidak ditemukan maka penelitian

tidak perlu dilakukan Pentingnya penemuan permasalahan

juga dinyatakan oleh ungkapan ldquoBerhasilnya perumusan

permasalahan merupakan setengah dari pekerjaan penelitianrdquo

Penemuan permasalahan juga merupakan tes bagi suatu

bidang ilmu seperti diungkapkan oleh Mario Bunge (dalam

Buckley et al 1976 14) dengan pernyataan ldquoKriteria terbaik

untuk menjajagi apakah suatu disiplin ilmu masih hidup atau

tidak adalah dengan memastikan apakah bidang ilmu tersebut

masih mampu menghasilkan permasalahan Tidak satupun

permasalahan akan tercetus dari bidang ilmu yang sudah matirdquo

Permasalahan yang ditemukan selanjutnya perlu dirumuskan

ke dalam suatu pernyataan atau problem statement

51 Penemuan Permasalahan

Kegiatan untuk menemukan permasalahan biasanya didukung oleh survei ke perpustakaan untuk menjajagi perkembangan pengetahuan dalam bidang yang akan diteliti terutama yang diduga mengandung permasalahan Perlu dimengerti dalam hal ini bahwa publikasi berbentuk buku bukanlah informasi yang terbaru karena penerbitan buku merupakan proses yang memakan waktu cukup lama sehingga

66

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

buku yang terbit misalnya hari ini munkin ditulis sekitar satu atau dua tahun yang lalu

Perkembangan pengetahuan terakhir biasanya dipublikasikan sebagai artikel dalam majalah ilmiah sehingga suatu usulan penelitian sebaiknya banyak mengandung bahasan tentang artikel-artikel terbaru dari majalah-majalah atau jurnal ilmiah bidang yang diteliti Kegiatan penemuan permasalahan seperti telah disinggung di atas didukung oleh survei ke perpustakaan untuk mengenali perkembangan bidang yang diteliti Pengenalan ini akan menjadi bahan utama deskripsi berupa latar belakang permasalahan dalam usulan penelitian

Permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan antara fakta dengan harapan antara tren perkembangan dengan keinginan pengembangan antara kenyataan dengan ide Sutrisno Hadi (1986 3) mengidentifikasikan permasalahan sebagai perwujudan dari ketiadaan kelangkaan ketimpangan ketertinggalan kejanggalan ketidakserasian kemerosotan dan semacamnya Seorang peneliti yang berpengalaman akan mudah menemukan permasalahan dari bidang yang ditekuninya dan seringkali peneliti tersebut menemukan permasalahan secara naluriah yang tidak dapat dijelaskan bagaimana cara menemukannya

Cara-cara menemukan permasalahan ini telah diamati oleh Buckley et al (1976) yang menjelaskan bahwa penemuan permasalahan dapat dilakukan secara formal maupun informal Cara formal melibatkkan prosedur yang menuruti metodologi tertentu sedangkan cara informal bersifat subjektif dan tidak rutin Dengan demikian cara formal lebih baik kualitasnya dibanding cara informal Bukley et al (197616-27) menjelaskan cara-cara penemuan permasalahan baik formal maupun informal sebagai diuraikan di bagian berikut ini Setelah permasalahan ditemukan kemudian perlu dilakukan pengecekan atau evaluasi terhadap permasalahan tersebut sebelum dilakukan perumusan permasalahan

67

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan

Cara-cara formal menurut metodologi penelitian dalam rangka menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini 1) Rekomendasi suatu riset Biasanya suatu laporan penelitian

pada bab terakhir memuat kesimpulan dan saran Saran atau rekomendasi umumnya menunjukan kemungkinan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan dengan kesimpulan yang dihasilkan Saran ini dapat dikaji sebagai arah untuk menemukan permasalahan

2) Analogi adalah suatu cara penemuan permasalahan dengan cara mengambil pengetahuan dari bidang ilmu lain dan menerapkannya ke bidang yang diteliti Dalam hal ini dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut haruslah sesuai dalam tiap hal-hal yang penting Misal permasalahan yang ditemukan dengan cara analogi ini misalnya apakah proses perancangan perangkat lunak komputer dapat diterapkan pada proses perancangan arsitektural

3) Renovasi Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang tidak cocok lagi dari suatu teori Tujuan cara ini adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kemantapan suatu teori Misal suatu teori menyatakan ada korelasi yang signifikan antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dapat direnovasi menjadi permasalahan seberapa korelasi antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dengan tingkat pendidikan penghuni yang berbeda Dalam contoh di atas kondisi yang umum diganti dengan kondisi tingkat pendidikan yang berbeda

4) Dialektik dalam hal ini berarti tandingan atau sanggahan Dengan cara dialektik peneliti dapat mengusulkan untuk menghasilkan suatu teori yang merupakan tandingan atau

68

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

sanggahan terhadap teori yang sudah ada

5) Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan dengan membuat tren (trend) suatu teori atau tren permasalahan yang dihadapi

6) Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan- kemungkinan kombinasi yang terkandung dalam suatu permasalahan yang rumit atau kompleks

7) Dekomposisi merupakan cara penjabaran atau pemerincian suatu pemasalahan ke dalam komponen-komponennya

8) Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi Dengan cara agregasi peneliti dapat mengambil hasil-hasil peneliti atau teori dari beberapa bidang penelitian dan mengumpulkannya untuk membentuk suatu permasalah yang lebih rumit dan kompleks

53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan

Cara-cara informal atau subyektif dalam rangka menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif- alternatif berikut ini 1) Konjektur Seringkali permasalahan dapat ditemukan secara

konjektur atau naluriah tanpa dasar-dasar yang jelas Bila kemudian dasar-dasar atau latar belakang permasalahan dapat dijelaskan maka penelitian dapat diteruskan secara alamiah Perlu dimengerti bahwa naluri merupakan fakta apresiasi individu terhadap lingkungannya Naluri menurut Buckley et al (197619) merupakan alat yang berguna dalam proses penemuan permasalahan

2) Fenomenologi Banyak permasalahan baru dapat ditemukan

berkaitan dengan fenomena kejadian perkembangan

yang dapat diamati Misalnya fenomena pemakaian

komputer sebagai alat bantu analisis dapat dikaitkan untuk

mencetuskan permasalahan misalnya seperti apakah pola

dasar pendayagunaan komputer dalam proses perancangan

arsitektural

69

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

3) Konsensus juga merupakan sumber untuk mencetuskan

permasalahan Misalnya terdapat konsensus bahwa kemiskinan bukan lagi masalah bagi Indonesia tapi kualitas lingkungan yang merupakan masalah yang perlu ditanggulangi

4) Pengalaman Tidak perlu diragukan lagi pengalaman

merupakan sumber bagi permasalahan Pengalaman

kegagalan akan mendorong dicetuskannya permasalahan

untuk menemukan penyebab kegagalan tersebut

Pengalaman keberhasilan juga akan mendorong studi

perumusan sebab-sebab keberhasilan

70

71

S

BAB VI

SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN

kala pengukuran merupakan aturan-aturan yang diperlukan

untuk mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu

variabel Dalam statistik data merupakan karakteristik simbol

atau angka dari sebuah variabel yang diukur Pengukuran

hanya dilakukan terhadap variabel yang dapat didefinisikan

seperti minat kinerja ataupun sikap Agar hasil penelitian tidak

memberikan interpretasi yang berbeda maka definisi operasional

terhadap variabel yang diteliti perlu dijelaskan terlebih dahulu

Dalam melakukan operasi pada statistik perbedaan data dan

tujuan dari data yang tersaji tidak bisa dilakukan dalam dalam

model skala pengukuran yang sama Steven (dalam Tahir (2011

48) membagi skala pengukuran penelitian sosial menjadi empat

kategori yaitu skala nominal skala ordinal skala interval dan

skala rasio

Dalam penelitian sosial hal yang penting adalah

membuat inform concern yang menyatakan bahwa penelitian

yang sedang dilakukan sangat memerluan bantuan para

responden untuk mengisinya demi sebuah program besar yang

bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan atau perbaikan

kinerja sebuah pelayanan jasa khususnya pariwisata

72

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Gambar 61 Contoh inform concern

61 Skala Nominal

Skala nominal merupakan skala paling sederhana dari empat skala yang ada Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori kelas atau klasifikasi Skala nominal ini hanya mempunyai fungsi yang terbatas yaitu mengidentifikasi dan membedakan Sebagai contoh jenis kelamin merupakan contoh skala nominal yang menandai seseorang yakni laki-laki atau perempuan Hasil skala nominal pada uji statistika bisa untuk

mencari modus dan distribusi frekuensi saja

Would you like to help us you can fill it out online below

73

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Gambar 62 Contoh Pertanyaan Nominal

62 Skala Ordinal

Skala ordinal memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek sesuai dengan banyak atau kuantitas dari karakteristik yang dimilikinya Pada skala ordinal dimungkinkan untuk melakukan penghitungan (kuantifikasi) variabel-variabel yang diuji sehingga dapat memberikan informasi yang lebih substansial dibandingkan dengan skala nominal

Hasil pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat tetapi tidak mengukur jarak antar peringkat Dalam skala ordinal peringkat yang ada tidak memiliki satuan ukur Misalnya status sosial (tinggi rendah sedang) hasil pengukuran yang mengelompokkan masyarakat-masyarakat masuk pada status sosial tinggi rendah atau sedang Kita hanya dapat mengetahui tingkatannya tetapi perbedaan antar status sosial (tinggi-rendah rendah-sedang tinggi-sedang) belum tentu sama

Contoh pertanyaan yang menggunakan skala ordinal misalnya tingkat preferensi jabatan manajemen jenjang karier Uji statistik yang sesuai dengan skala ordinal adalah modus median distribusi frekuensi dan statistik non parametrik seperti rank order correlation

74

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Gambar 63 Contoh Pertanyaan Ordinal

63 Skala Interval

Skala interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan dengan skala nominal atau ordinal Skala interval juga memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek seperti halnya skala ordinal namun dengan unit yang sama

Selanjutnya skala ini tidak mempunyai nilai nol mutlak sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya skor dari rasio tertentu Pada skala pengukuran interval rasio antara dua interval sembarang tidak tergantung pada nilai nol dan unit pengukuran

Gambar 64 Contoh Pertanyaan Interval

75

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

64 Skala Rasio

Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat yaitu memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa dibedakan diurutkan mempunyai jarak tertentu dan bisa dibandingkan (paling lengkap mencakup semuanya dibanding

skala-skala dibawahnya)

[1]

[2]

[3]

How long have you been on holiday in Bali

How much money have you spent during your vacation in Bali

How much money have you spent on renting a hotel room

Gambar 65 Contoh Pertanyaan Interval

Dari keempat data di atas akan diperoleh data nominal ordinal

interval dan ratio Adapun berbagai skala sikap yang dapat

digunakan untuk penelitian pariwisata antara lain adalah

[1] Skala likert

Skala Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena pariwisata Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain

76

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Gambar 66 Contoh Pertanyaan Skala Likert

[2] Semantic defferensial

Skala pengukuran yang berbentuk Semantic defferensial dikembangkan oleh Osgood Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban ldquosangat positifnyardquo terletak di bagian kanan garis dan jawaban yang ldquosangat negatifrdquo terletak di bagian kiri garis atau

sebaliknya

How do you think about the guide service today

friendly 5 4 3 2 1 unfriendly

patient 5 4 3 2 1 impatient

knowledgeable 5 4 3 2 1 less knowledgeable

helpful 5 4 3 2 1 less helpfulness

competent 5 4 3 2 1 less competent

Gambar 67 Contoh Pertanyaan Skala Semantic defferensial

77

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Responden yang memberi penilaian dengan angka 5 berarti persepsi responden terhadap Tour Guide itu sangat positif sedang bila memberi jawaban pada angka 3 berarti netral dan memberi jawaban pada angka 1 maka persepsi responden terhadap Tour Guide sangat negatif

65 Validitas

Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Misalnya skala nominal yang bersifat non-parametrik digunakan untuk mengukur variabel nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik Ada 3 (tiga) tipe validitas pengukuran yang harus diketahui yaitu

[1] Validitas Isi (Content Validity)

Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti Suatu domain konsep tertentu tidak dapat begitu saja dihitung semua dimensinya karena domain tersebut kadang mempunyai atribut yang banyak atau bersifat multidimensional Berhubungan dengan validitas isi pertanyaan berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata

[2] Validitas Kosntruk (Construct Validity)

Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur Dua aspek pokok dalam validitas konstruk adalah secara alamiah bersifat teoritis dan statistik Berhubungan dengan validitas konstruk pertanyaan berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik

78

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[3] Validitas Kriteria (Criterion Validity)

Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu memprediksi suatu variable yang dirancang sebagai kriteria Berhubungan dengan validitas kriteria pertanyaan berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah valid secara statistik

Gambar 68 Contoh Hasil Uji Validitas

66 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya Berhubungan dengan reliabilitas pertanyaan berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah reliabel secara statistik

79

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Gambar 69 Contoh Hasil Uji Reliabilitas

80

81

S

BAB VII

TEKNIK SAMPLING

71 Sampel

ampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat- sifat yang sama dari obyek yang merupakan sumber

data (Sukadarrumidi 200650) Sampel diambil dalam penelitian sebagai pertimbangan efisiensi dan mengarah pada sentralisasi permasalahan dengan memfokuskan pada sebagian dari populasinya Sebagai perbandingan seorang mencari informasi dari 100 orang akan memperoleh hasil yang lebih detail dibandingkan dengan informasi dari 1000 orang responden Dalam penelitian pengambilan sampel yang tepat merupakan langkah awal dari keberhasilan penelitian karena dengan pemilihan sampel yang dilakukan dengan benar akan menghasilkan temuan-temuan yang memenuhi sasaran

Pada prinsipnya tidak ada aturan yang eksak untuk menentukan persentase yang dianggap tepat dalam menentukan sampel namun secara logik dengan mengambil sampel yang lebih banyak akan menghasilkan yang lebih baik dibandingkan dengan yang kurang Beberapa hal yang harus diketahui sehubungan dengan sampel adalah

1) Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel

a) Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi Apabila populasi dicirikan oleh warna dimensi dan kekerasan bahan maka sampelnya juga harus dicirikan oleh hal yang sama

b) Mewakili dari populasi Apabila dari sejumlah anggota populasi sesudah dipertimbangkan cukup diambil sebuah sampel maka hasil pengujian sampel tersebut

82

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

akan mewakili seluruh anggota populasinya

c) Dapat dipergunakan untuk mengeneralisasi hasil analisis Berkaitan dengan keterangan di atas maka hasilnya akan berlaku untuk seluruh anggota populasi

2) Tujuan pengambilan sampel

a) Untuk mereduksi jumlah obyek yang akan diteliti hal ini akan lebih bermanfaat apabila cara pengujian obyek dilakukan hingga rusak

b) Dengan membatasi jumlah populasi atau wilayah populasi untuk membuat generalisasi hasil analisis

c) Berusaha untuk mempersingkat waktu memperkecil dana dan tenaga peneliti

3) Tahapan menentukan sampel

Tahapan ini perlu dicermati dengan seksama karena pengambilan sampel yang keliru mengakibatkan hasil penelitian akan bias dan tidak valid Tahapan tersebut adalah a) Tentukan jumlah populasi terlebih dahulu kemudian

menentukan sampelnya b) Batasi luasnya dengan menegaskan karakteristik

populasi teoritis dengan cara melakukan identitas dan inventarisasi terhadap sifat-sifat populasi sebagai ruang lingkup dalam usaha melakukan generalisasi

Keuntungan penggunaan sampling

a) Biaya lebih murah b) Waktu lebih pendek c) Tenaga yang dierlukan lebih sedikit

Dengan teknik sampling yang baik akan diperoleh hasil yang

lebih baik atau tepat daripada penelitian terhadap populasi

karena

83

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

a)adanya tenaga-tenaga ahli b) penyelidikan dilakukan lebih teliti c) kesalahan yang mungkin diperbuat lebih sedikit

72 Cara Pengambilan Sampel

Ada dua macam cara pengambilan sampel yakni secara random (random sampling probability sampling method) dan non random (non random sampling non probability sampling)

Gambar 71 Teknik Sampling

1) Probability Samples

Probability Samples adalah teknik sampling yang

memberikan kemungkinan yang sama paa setiap individu

untuk dipilih sebagai sampel

a) Simple Random

Setiap individu atau item dari target memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih Seleksi dilakukan dengan penggantian atau tanpa penggantian Pemilihan sampel dapat menggunakan tabel nomor acak untuk mendapatkan sampelnya

84

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

b) Systematic

Dalam sistematic random sampling dipersiapkan terlebih dahulu daftar nama-nama subyek yang akan dipilih untuk sampel Pemilihannya dilakukan dengan menggunakan kelipatan yang ditentukan berdasarkan hasil pembagian jumlah populasi dengan jumlah sampelnya (jumlah populasi dibagi jumlah sampel) Biasanya untuk sampel yang pertama telah ditentukan terlebih dahulu secara random atau dengan cara lain yaitu dilakukan pembagian secara proporsional dengan membagi berdasarkan kelompok tertentu dan masing-masing kelompok diambil persentasenya yang seimbang sehingga dengan jumlah perbandingan yang seimbang antara jumlah kelompok dalam populasinya dengan besarnya sampel yang diambil pada masing- masing kelompok tersebut

c) Stratified

Sebelum diambil sebagai sampel populasi dibagi- bagi menjadi sub-sub populasi yang disebut strata lapisan atau kelompok yang lebih kecil Dilakukan karena populasi heterogen sehingga dengan mengelompkkan menjadi beberapa strata diharapkan tiap startum menjadi relatif homogen Misalnya untuk memperkirakan tingkat penjualan hotel berbintang dan non bintang di Bali Dengan pengklasifikasian hotel atas hotel bintang 5 bintang 4 bintang 3 hotel melati 1 melati 2 melati 3 villa dan seterusnya akan memudahkan hasil yang diperoleh Stratified Random Sampling sangat tepat digunakan kalau elemen-elemen yang diselidiki mempunyai nilai-nilai karakterstik yang heterogen (bervariasi)

85

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Misal Dalam sistem penggajian pegawai hotel diketahui

penghasilannya sebagai berikut

I = 40 berpenghasilan rendah

II = 50 berpenghasilan sedang III = 10 berpenghasilan tinggi

Jika sampel yang akan dipakai 100 orang maka

pembagiannya untuk strata

I II III

= sebanyak 40 X 100 orang = sebanyak 50 X 100 orang = sebanyak 10 X 100 orang

= = =

40 orang 50 orang 10 orang

d) Cluster Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pemilihan mengacu pada kelompok bukan pada individu Cara ini baik sekali dilakukan apabila tidak terdapat atau sulit menentukan dan menemukan kerangka sampel meski dapat juga dilakukan pada populasi yang kerangka sampel sudah ada Misalnya Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung ingin mengetahui bagaimana Sikap para karyawan hotel terhadap Kebijakan Sistem Upah Minimal Kabupaten Badung besar sampel adalah 300 orang kemudian ditentukan Cluster misal Hotel berbintang sebanyak 6 hotel dengan rata-rata jumlah karyawan 50 orang maka jumlah cluster yang diambil adalah 300 50 = 6 kemudian dipilih secara acak enam Hotel dan dari enam hotel tersebut dipilih secara acak 50 orang karyawan sebagai anggota sampel Pengambilan sampel dengan cara yang sudah disebutkan di atas umumnya dilakukan pada populasi yang bersifat terbatas sementara itu untuk populasi yang jumlah dan identitas anggota populasi tidak diketahui pengambilan

86

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

sampel biasanya dilakukan secara tak acak atau Non random Sampling

2) Non Probability

Tidak semua individu atau elemen dalam populasi mendapat peluang atau kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel Jadi teknik Non Probability bersifat subyektif bergantung kepda selera peneliti yang akan mengambil sampel MIsalnya pada incidental sampling yang diambil hanya individu-individu yang kebetulan dijumpai seperti orang-orang di pinggir jalan mahasiswa yang sedang masuk warung untuk mengetahui besar pengeluaran mereka sebulan Generalisasi yang dibuat sudah tentu tidak memberikan taraf keyakinan yang tinggi kecuali jika populasinya homogen

a) Judgement

Judgement sampling adalah sampling berdasarkan pendapat atau pertimbangan-pertimbangan tertentu tanpa mempertimbangkan subyek-subyek yang diambil sebagai sampel itu mewakili populasi sub populasi atau tidak bukan sebuah persoalan Keuntungan teknik ini ialah bahwa melaksanakannya lebih mudah murah dan cepat Hasilnya berupa kesan-kesan umum yang masih kasar yang tak dapat dipandang sebagai generalisasi umum Dalam sampel dapat dengan sengaja kita masukkan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri yang kita inginkan Kelemahannya ialah kecenderungan memiih orang yang mudah didekati bahkan yang dekat pada kita yang mungkin ada biasnya dan memiliki ciri yang tidak dimiliki populasi dalam keseluruhannya

b) Quota

Sampling kuota adalah teknik memilih sampel yang

87

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

mempunyai cirri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan Jumlah subyek yang akan diselidiki ditetapkan lebih dahulu Jika kuota telah ditentukan mulailah peneyelidikan dan tentang siapa yang akan dijadikan responden terserah kepada team pengumpul data Misalnya Untuk responden wisatawan mancanegara ditetapkan kuota sebagai berikut

10 orang warganegara Inggris 15 orang warganegara Australia 20 orang warganegara Jepang

c) Chunk

Sampel chuck biasanya hanya merujuk pada kelompok yang kebetulan tersedia saat dibutuhkan Misalnya peneliti mewawancarai lima orang di jalan tentang beberapa topik yang sedang menjadi hot issues yang mungkin tidak mewakili seluruh populasi dan bahkan tidak mewakili siapapun yang berada di jalanan di mana wawancara itu dilakukan

73 Penentuan Jumlah Sampel

1) Rumus Slovin (Jika Jumlah Populasi diketahui)

Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya Sebaliknya sampel yang terlalu besar dapat mengakibatkan pemborosan biaya penelitian

Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al 1960182) sebagai berikut

88

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

dimana n jumlah sampel N jumlah populasi e batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Untuk menggunakan rumus ini pertama ditentukan berapa batas

toleransi kesalahan Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan

dengan persentase Semakin kecil toleransi kesalahan maka

semakin akurat sampel menggambarkan populasi Misalnya

penelitian dengan batas kesalahan 5 berarti memiliki tingkat

akurasi 95 Penelitian dengan batas kesalahan 10 memiliki

tingkat akurasi 90 Dengan jumlah populasi yang sama

semakin kecil toleransi kesalahan semakin besar jumlah sampel

yang dibutuhkan

Contoh

Sebuah hotel berbintang di Bali memiliki 1000 karyawan dan akan dilakukan survei dengan mengambil sampel Berapa sampel yang dibutuhkan apabila batas toleransi kesalahan 5

Dengan menggunakan rumus Slovin

n = N ( 1 + N esup2 ) = 1000 (1 + 1000 x 005sup2) = 28571 dibulatkan menjadi 286 dengan demikian jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 286 karyawan

2) Berdasarkan Jumlah Indikator (Jika Jumlah tidak

diketahui)

Jika jumlah populasi tidak diketahui jumlah responden

penelitian dapat ditentukan dengan merujuk pada persyaratan

jumlah sampel minimal pada analisis tertentu seperti Analisis

SEM-AMOS yaitu antara 100 hingga 200 sampel Jumlah

sampel sebesar 400 orang tersebut telah dianggap cukup

memadai dan disarankan menggunakan teknik ML (maksimum

likehood) atau GLS (generelaized least squares) Begitu juga halnya

dengan analisis faktor besarnya jumlah sampel tergantung

89

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

pada jumlah indikator yang minimalkan dikalikan 5 kalinya Misalnya seorang peneliti menentukan 20 indikator penelitian maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 20 x 5 = 100 orang (Ferdinand 200248)

90

91

T

BAB VIII

PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS PENELITIAN

81 Teknik Analisis Data

eknik analisis data secara umum dibagi atas dua yaitu Teknik Analisis Data Kualitatif dan Teknik Analisis Data

Kuantitatif

1) Teknik analisis data kualitatif

a) Proses mengatur urutan data mengorganisasiknnya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Patton 1980 Moleong 2000)

b) Proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (anggapan) seperti yang disarankn oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu (Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000)

c) Proses mengorganisasikn dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankn oleh data

d) Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif yatu sesudah meninggalkan lapangan

e) Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin dan bahkan membeku atau malah menjadi kadaluarsa

f) Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha

92

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti

g) Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau utk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan

2) Teknik analisis data kuantitatif a) Proses analasis data kuantitatif dimulai dengan menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber (wawancara pengamatan dokumen resmi gambar foto dan sebagainya) mereduksi data dengan cara membuat abstraksi (rangkuman inti) menyusun dalam satuan- satuan dikategorisasi koding mengadakn pemeriksanaan keabsahan data dan menafsirkn data menjadi suatu teori substantif dg menggunakan beberapa metode tertentu

b) Proses analisis data kuantitatif secara garis besar dapat dibagi ke dalam beberapa tahap yaitu editing coding frekuensi tabulasi dan analisis data

(1) Editing adalah memeriksa kembali seluruh berkas data apakah terdapat kekeliruan dalam pengisian kepalsuan dan sejenisnya Pada umumnya editing itu dilakukan terhadap pengumpulan data melalui kuesioner yang disusun secara terstruktur dan diisi lewat wawancara formal Editing dapat dilaksanakn semasih di lapangan atau di lokasi penelitian atau dapat dilakukan setelah kembali dari lapangan atau lokasi Melalui pelaksanaan editing yang cermat dan hati- hati diharapkn data yang berhasil dikumpulkan meningkat mutunya sehingga hasil temuan meningkat kualitasnya Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa kembali berkas data antara lain Dipenuhi tidaknya ketentuan-ketentuan yang

telah ditetapkn dalam penarikan sampel

Nama dan kelengkapan identitas pengisi Kelengkapan isi jawaban

93

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Kejelasan makna jawaban dan

relevansi jawabannya

Konsistensi jawaban satu sama lainnya

Kekeliruan pekerja lapangan di

dalam menjelaskn kuesioner kepada responden

Tingkat kekeliruan di dalam memilih

responden dan kepalsuan isi jawaban

Bagan 81 Skhema Teknik Analisis Data

Deskriptif Kualitatif

(Mengatur Mengurutkn Mengelompokkn Memberi Kode

Mengkategorikan mengartikan dan Menginterpretasikan

atau Menafsirkan)

Teknik

Analisis Data KUALITATIF

Analisis SWOT

P H A

Tabel (Silang

Frekuensi) Grafik Diagram Batang dan Diagram Lingkaran

Teknik Analisis

Data

Teknik Analisis Data KUANTITATIF

Statistik

Deskriptif

Rata-rata Hitung

Median dan Modus

Varian dan Standard

Deviasi

Ekonometrika

1 Model Simultan 2 Model Sederhana

lainnya

Uji-t Uji Z

Model Optimasi (Operation Research)

1 Linear Program

2 Non Linear Programming

3 Integer Programming

4 Gooal Programmning

5 Dynamic Programming

7 Teori Antrean

8 Teori Pengambilan Keputusan

9 Teori Permainan

10 Simulasi

Model Makro Regional

1 Model Input-Output Leontief

Regional dan Interregional

2 Model SAM Regional dan

Interregional CGE

3 Location Quotion (LQ)

4 Teori Basis Export

Parametrik

Statistik Inferensia

Induktif

Non Parametrik

Uji Korelasi

One dan Two Way Anova

Regresi Sederhana dan Ganda

Multivariat

Cluster DIscriminant dan Factor Analysis Priciple Component Analysis Path analysis

SEM

Policy Analysis Matrix (PAM) Chisquare Wilcoxon Test Korelasi Rank

Sign Test

Cochran Test

Sumber Antara 2010

94

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

(2) Coding adalah proses kegiatan pemberian tanda atau simbul

atau kode setiap data yang termasuk dalam kategori yang sama Kode atau tanda tersebut bisa dalam bentuk huruf atau angka

(3) Menghitung frekuensi adalah menghitung jumlah jawaban masing-masing kategori

(4) Tabulasi data adalah menyusun data dalam bentuk tabel- tabel untuk setiap variable Cara melakukan tabulasi dapat dibedakan dua cara (a) tabulasi tunggalsederhana (simple tabulation) adalah tabulasi yang disusun dalam bentuk tabel satu kolom tunggal secara vertikal dan (b) tabulasi silang (cross tabulation) adalah setiap kesatuan data yang berhasil dikumpulkan dipecah lebih lanjut menjadi dua atau lebih sub-kesatuan

(5) Analisis data adalah menganalisis data yang telah diekstrak dari tabel-tabel menggunakan alat statistik baik statistik deskriptif maupun statistik inferensia (parametrik atau non paramterik)

(6) Pembahasan adalah memberikan interpretasi atau penafsiran atau arti terhadap hasil analisis data apakah hipotesis ditolak atau diterima dan mengkaitkannya dengan temuan- temuan peneliti lain Jika ditolak harus ditelusiri mengapa ditolak dan kemungkinan ini merupakan temuan baru sedang teori lama mungkin sudah tak berlaku lagi (kegiatan ini tidak termasuk dalam analisis data)

Teknik analisis data kuantitatif secara umum dibagi dua yaitu

(1) statistik deskriptif dan ini ada beberapa macam teknik

analisis seperti Tabel-tabel rata-Rata Modus Median Varian

Standar Deviasi dan lainnya dan (2) statistik inferensiainduktif

Inipun secara umu dibagi menjadi dua macam yaitu statistik

non parametrik dan statistik parametrik (lihat Gambar Skhema

Teknik Analisis Data)

95

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

82 Statistik Deskriptif

[1] Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsi atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau menjeneralisasi

[2] Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya

[3] Bila penelitian dilakukan pada sampel analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif ataupun inferensia

[4] Statistik deskriptif dapat digunakan bila penelitian hanya ingin mendeskripsikn data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil Namun bila ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensia

83 Statistik Inferensia

(Statistik InduktifStatistik Probabilitas) a) Statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel

dan hasilnya diberlakukan untuk menjeneralisasi populasi Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel yang diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel juga benar serta dilakukan secara random

b) Statistik ini disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkn data sampel yang kebenarannya bersifat peluang (probabilitas) kesalahan keberanan dinyatakan dalam persentase Bila taraf peluang kesalahan 5 berarti taraf kebenarankepercayaan 95 dan sebagainya dan ini lazim disebut taraf signifikansi Artinya fenomena itu berlaku benar 95 dari 100 sampel yang diambil dari populasi

96

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tabel 81 Perbedaan Statistik Parametrik dan Non

Parametrik

Statitik Parametrik Statistik Non Parametrik

1 Parameter populasi me- nyebar normal

1 Parameter populasi meng- abaikan sebaran

2 Data berasal dari nilai-ni- lai pengamatan nyata yang bersifat angka (rasio) atau paling tidak dalam skala interval

2 Data berasal dari nilai-nilai yang tidak bersifat nyata atau data nominal atau ordi- nal (order=tingkatan=skala)

3 Umumnya sifat data kuantitatif atau dapat di- jumlahkan dikurangkan dikalikan atau dibagi

3 Umumnya sifat data kualitatif tetapi kemudian dikuantifikasi dengan cara menskor atau kategori

4 memusatkan perhatian pada perbedaan nilai ten- gah (mean)

4 Memusatkan perhatian pada perbedaan median

5 Sampel atau cuplikan relatif besar agar cenderung me- nyebar normal (gt 30 unit)

5 Dapat digunakan dalam sampel (cuplikan) kecil (lt 30 unit)

97

U

BAB IX

ANALISIS SWOT DESKRIPTIF KUALITATIF UNTUK PARIWISATA

91 Analisis S-W-O-T

mumnya analisis ini digunakan dalam penelitian kualitatif yang berorientasi pada pemaknaan terhadap

suatu objek penelitian dan peneliti sekaligus sbg instrumen penelitian Metode yang digunakan pada analisis ini adalah deskriptif kualitatif dan interpretatif Analisis berupaya untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan data agar diperoleh pemahaman tentang data sesuai dengan tujuan penelitian Berdasarkan analisis kualitatif sejak observasi data telah dianalisis atau ditafsirkan oleh peneliti

Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis kualitatif identifikasi kategorisasi atau klasifikasi dan sekaligus analisis terhadap berbagai informasi yang diperoleh dari lapangan dan senantiasa mendasarkan pada kajian pustaka dan kajian teori yang telah dilakukan sebelumnya Di samping itu juga dilakukan interpretasi data dengan cermat dan mendalam yakni penafsiran yang menggunakan pengetahuan ide-ide dan konsep yang ada pada masyarakat di tempat penelitian

Analisis data kualitatif adalah proses mengatur urutan data mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar Selanjutnya memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Moleong 2000) Analisis data kualitatif adalah proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis

98

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

itu (Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) Analisis data kualitatif adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif yaitu sesudah meninggalkan lapangan Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin bahkan membeku atau malah menjadi kadaluarsa Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan

Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai faktor secara strategis berdasarkan intuisi (pemahaman dan pengetahuan) ekspert terhadap suatu objek

Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) Analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan serta lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan atau dianggap perusahaan

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal berupa peluang dan ancaman dengan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan sehingga hasil analisisnya dapat diambil suatu keputusan strategi bagi perusahaan atau dianggap perusahaan

Proses pembuatan analisis SWOT dapat dilakukan melalui empat tahap penentuan strategi dibangun untuk suatu perusahaan melalui matrik SWOT Tahapan yang dimaksud

99

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

adalah

[1] Buat daftar peluang eksternal perusahaan (atau objek wisata)

[2] Buat daftar ancaman eksternal perusahaan (atau objek wisata)

[3] Buat daftar kekuatan internal perusahaan (atau objek wisata)

[4] Buat daftar kelemahan internal perusahaan (atau objek wisata)

Berdasarkan point 1-4 akan dapat dirumuskan strategi

umum (Grand Strategy) melalui matriks IFAS dan EFAS dan

strategi alternatif (Alternative Strategy) melalui matriks

SWOT sebagai berikut

92 Analisis Matriks I-F-A-S

Setelah faktor strategi internal diidentifikasi maka perlu dilakukan analisis dengan matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dengan tahapan sebagai berikut (lihat tabel berikut)

[1] Buatlah daftar faktor-faktor internal yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses)

[2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot sama dengan satu

[3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan yang memiliki nilai 1 (sangat lemah) 2 (tidak begitu lemah) 3 (cukup kuat) 4 (sangat kuat) Jadi nilai (rating) mengacu pada kondisi perusahaan atau objek wisata (jika yang di SWOT objek wisata)

[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai skornya

[5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang dinilai Jika nilainya di bawah 15

100

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

menandakan bahwa secara internal perusahaan atau objek adalah lemah sedangkan nilai yang berada di atas 25 menunjukkan posisi internal yang kuat

Tabel Matrik 91 IFAS (Internal Factors Analysis Strategy)

Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan

Faktor Strategi Inter- nal

Bobot Rating Nilai

(bobot x rating)

Kekuatan

1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

Kelemahan

1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

Total 100

Sumber Umar (2002)

93 Analisis Matriks EFAS

Jika telah diidentifikasi faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman maka dilanjutkan dengan analisis faktor- faktor strategis eksternal (External Factor Analysis Summary) dengan tahapan di bawah ini

[1] Buatlah daftar faktor-faktor eksternal yaitu peluang (opportunity) dan ancaman (threat)

[2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot sama dengan satu

[3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masingfaktorpeluangdanancamanyangmemiliki nilai 1 (sangat berpeluang) 2 (tidak begitu berpeluang) 3

101

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

(cukup berpeluang) 4 (sangat berpeluang)

[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-maisng faktor untuk menentukan nilai skornya

[5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang dinilai Jika nilainya dibawah 25 menandakan bahwa secara eksternal perusahaan atau objek adalah terancam sedangkan nilai yang berada di atas 25 menunjukkan posisi eksternal yang berpeluang besar

Tabel 92 Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Strategy)

Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai (bobot x rating)

Peluang

1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

Ancaman

1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

Total 100

Sumber Umar (2002)

Dari nilai total faktor internal dan eksternal maka dilakukan

plotting pada matrik internal-eksternal berupa diagram sembilan

sel seperti gambar di bawah

102

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tabel 93 Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X

TOTAL NILAI IFAS

T O

T A L

N I L A I

E F A

S

4 3 2 1

3

I Tumbuh dan bina (konsen-

trasi via integrasi vertical)

II Tumbuh dan bina (konsentrasi via

integrasi horizon- tal)

III Pertahankan dan pe- lihara

(pertumbuhan berputar )

2

IV Tumbuh dan bina

V Pertahankan dan pelihara

(strategi tidak berubah)

VI

Panen atau divestasi (kawasan terikat atau

jual habis kewasp- adaan)

1 VII Pertahankan dan pelihara

(diver- sifikasi konsen- trasi)

VIII Panen atau divestasi (diversi- fikasi kongklom-

erasi)

IX Panen atau divestasi

(likuidasi)

Sumber Rangkuti 2001

Tahapan perumusan strategi alternatif melalui matriks SWOT

sebagai berikut [1] Letakkan daftar kelemahan kekuatan peluang dan

ancaman di sel masing-masing pada matriks SWOT [2] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-

kekuatan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam sel strategi SO (Strengths Opportunities)

[3] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan- kelemahan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam strategi WO (Weakneses Opportunities)

[4] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan- kekuatan dan ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi ST (Strengths Threaths)

103

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

[5] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-

kelamahan dan ancaman-ancaman kemudian catat

hasilnya dalam sel strategi WT (Weakneses Threaths)

[6]

Tabel 94 Matriks SWOT

IFAS

EFAS

Kekuatan (S) Tentukan factor kekua- tan

Internal

Kelemahan (W) Tentukan factor kelema-

han Internal

Peluang (O) Tentukan factor

Peluang Eksternal

Strategi SO Ciptakan Strategi yang

menggunakan kekua- tan untuk memanfaat-

kan peluang

Strategi OW Ciptakan Strategi yang

meminimalkan kelema- han untuk memanfaatkan

peluang

Ancaman (T) Tentukan factor

ancaman Eksternal

Strategi ST Ciptakan strategi yang

menggunakan kekua- tan untuk mengatasi

ancaman

Strategi TW Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelema- han dan menghindari

ancaman

Diadopsi dari Rangkuti 2001

Penjelasan

a) Strategi SO (Strengths Opportunities) Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran objek yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya

b) Strategi ST (Strengths Threaths) Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki objek untuk mengatasi ancaman

c) Strategi WO (Weaknesses Opportunities) Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada

d) Strategi WT (Weaknesses Threaths) Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang

104

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

ada serta menghindari ancaman

94 Analisis Q-S-P-M (Quantitative Strategics Planning

Matrix) Analisis QSPM untuk menetapkan ketertarikan relatif

(relative attractiveness) dari strategi-strategi bervariasi yang telah dipilih dan menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan Untuk mengetahui strategi yang paling baik dapat dilihat dari hasil analisis QSPM yang mendapat Total Score Attractivness yang tertinggi dari beberapa alternatif strategi yang telah dipilih

QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor-faktor internalndashexternal yang telah diidentifikasi sebelumnya

Secara konseptual tujuan QSPM adalah untuk menetapkan ketertarikan relatif (relative attractivness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih dan untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan (Umar 1999) Cara membuat tabel QSPM adalah sebagai berikut [1] Buatlah daftar peluang ancaman kekuatan dan kelemahan

di sebelah kiri QSPM Informasi ini diambil dari EFAS dan IFAS matriks

[2] Beri weight pada masing-masing eksternal dan internal Weight ini sama dengan yang ada pada EFE dan IFE matriks sebagai matriks stage I

[3] Teliti matriks-matriks pada stage II dan identifikasikan alternatif strategi yang dapat direkomendasikan dari hasil matriks SWOT dan Matriks SPACE

[4] Tetapkan Attractive Score (AS) yaitu nilai yang menunjukkan ketertarikan relatif untuk masing-masing strategi yang dipilih AS ditetapkan dengan cara meneliti faktor internal dan eksternal dan bagaimana peran dari tiap faktor dalam

105

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

proses pemilihan strategi yang sedang dibuat Batasan nilai Attractives Score adalah 1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = menarik dan 4 = sangat menarik

[5] Hitunglah Total Attractiveness Score yang didapat dari perkalian weight dengan Attractives Score pada masing- maisng baris Total Attractiveness Score menunjukkan relative attractives dari masing-masing alternatif strategi

[6] Jumlahkan semua Total Attractiveness Score pada masing- maisng kolom QSPM Dari beberapa nilai TAS yang didapat nilai TAS dari alternatif strategi tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang menjadi pilihan utama Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan yang terakhir

Tabel 95 QSPM (Quantitative Strategics Planning Matrix)

Faktor Utama Weight Alternatif Strategi

Strategi I Strategi II Strategi III

AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Eksternal 1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

Faktor Internal 1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

Total

Sumber Umar 2002

AS = Attractiveness Score TAS = Total Attractiveness Score

Penggunaan Analisis SWOT

Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata pada Taman Kupu-kupu Mutiara Kabupaten Jembrana Bali

106

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

1 Pembobotan dan Penentuan Kekuatan serta Kelemahan

Indikator-indikator Internal

No

Indikator Internal

Keanekaragaman jenis kupu-kupu

Bobot ()

Rating

Keterangan

1 690 325 Kekuatan

2 Keunikan penangkaran 661 305 Kekuatan

3 kondisi lanskap (landscape) 591 305 Kekuatan

4 Harga tiket masuk 596 290 Kekuatan

5 Harga marchendise 413 240 Kelemahan

6 Harga minuman 500 290 Kekuatan

7 Kemudahan dalam mencapai lokasi

477 235 Kelemahan

8 Kejelasan jalur rute yang dilalui menuju objek wisata

512 230 Kelemahan

9 Penyampaian informasi mela- lui mass media cetak (broshur Pamfletdan lainnya)

512 260 Kekuatan

10 Penyampaian informasi melalui website

555 270 Kekuatan

11 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan)

395 250 Kelemahan

12 Kemampuan petugas berkomu- nikasi dalam berbagai bahasa

543 235 Kelemahan

13 Program pendidikan dan pelati- han bagi petugas

445 175 Kelemahan

14 Penampilan petugas 244 175 Kelemahan

15 Keramahtamahan petugas 280 175 Kelemahan

16 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet )

550 310 Kekuatan

17 Sarana dan prasarana yang me- madai ( tempat parkir )

560 355 Kekuatan

18 Rute perjalanan pengunjung dida- lam taman kupu-kupu

463 155 Kelemahan

107

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

No

Indikator Internal

Proses penyambutan kedatangan wisatawan

Bobot ()

Rating

Keterangan

19 495 250 Kelemahan

20 Pelayanan yang diberikan 520 300 Kekuatan

TOTAL 100

3 Pembobotan dan Penentuan Peluang serta Ancaman

Indikator-indikator Eksternal

No

Indikator Eksternal Bobot ()

Rating

Keterangan

1 Penerapan teknologi informasi 775 265 Peluang

2 Sumber daya manusia yang professional

798 270 Peluang

3 Keamanan pengunjung 772 325 Peluang

4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 Peluang

5 Lokasi objek wisata 817 335 Peluang

6 Pemandangan alam sekitar 727 315 Peluang

7 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata

618 245 Ancaman

8 Bantuan dan dukungan pemer- intah

607 205 Ancaman

9 Peran serta masyarakat 648 205 Ancaman

10 Pengawasan masyarakat terh- adap objek wisata

670 260 Peluang

11 Kondisi ekonomi regional dan nasional

641 265 Peluang

12 Kondisi ekonomi global 631 250 Ancaman

13 Keanekaragaman pengunjung 785 345 Peluang

14 Motivasi pengunjung 745 330 Peluang

TOTAL 100

108

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

5 Internal Strategic Factor Analysis Summary Matrix (IFAS

Matrix)

Faktor strategis internal Bobot

()

Rating

Skor

Kekuatan (strenghts)

1 Sarana dan prasarana yang me- madai ( tempat parkir )

2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu

3 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet )

4 Kondisi lanskap (landscape)

5 Keunikan penangkaran

6 Pelayanan yang diberikan

7 Harga tiket masuk

8 Harga minuman

9 Penyampaian informasi melalui website

10 Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur )

Kelemahan (weakness)

1 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan)

2 Proses penyambutan kedatangan wisatawan

3 Harga marchendise

4 Kemampuan petugas berkomu- nikasi dalam berbagai bahasa

5 Kemudahan dalam mencapai lokasi

6 Kejelasan jalur rute yang dilalui menuju objek wisata

7 Penampilan petugas

8 Program pendidikan dan pelatihan bagi petugas

9 Keramahtamahan petugas

10 Rute perjalanan pengunjung dida- lam taman kupu-kupu

560

690

550

591

661

520

596

500

555

512

395

495

413

543

477

512

244

445

280

463

355

325

310

305

305

300

290

290

270

260

250

250

240

235

235

230

175

175

175

155

020

022

017

018

020

016

017

015

015

013

010

012

010

013

011

012

004

008

005

007

Total 100 265

109

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Skor dari Matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil

rata-rata pembobotan masing-masing indikator internal yang dikalikan dengan hasil rata-rata rating masing-masing indikator internal maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator internal Setelah itu skor dari seluruh indikator-indikator internal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan internal Hasil skor dari matrik IFAS pada Tabel di atas adalah 265

6 External Strategis Factor Analysis Summary (EFAS)

Faktor strategis eksternal Bobot ()

Rat- ing

Skor

Peluang (opportunities)

1 Keanekaragaman pengunjung

2 Lokasi objek wisata

3 Motivasi pengunjung

4 Keamanan lokasi objek wisata

5 Keamanan pengunjung

6 Pemandangan alam sekitar

7 Sumber daya manusia yang profe- sional

8 Penerapan teknologi informasi

9 Kondisi ekonomi regional dan na- sional

10 Pengawasan masyarakat terhadap objek wisata

Ancaman (threats)

1 Kondisi ekonomi global

2 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata

3 Peran serta masyarakat

4 Bantuan dan dukungan pemerintah

785

817

745

765

772

727

798

775

641

670

631

618

648

607

345

335

330

330

325

315

270

265

265

260

250

245

205

205

027

027

025

025

025

023

022

021

017

017

016

015

013

012

Total 100 285

110

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Skor dari matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil

rata-rata pembobotan masing-masing indikator eksternal yang dikalikan dengan hasil rata-rata rating masing-masing indikator eksternal maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator eksternal Setelah itu skor dari seluruh indikator-indikator eksternal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan eksternal Hasil skor dari matrik EFAS pada Tabel di atas adalah 285

7 Penentuan Posisi Organisasi Saat ini

Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X

Total nilai ifas

T O T A L

N I L A I

E F A S

4 3 (285) 2 1

3

I

Tumbuh dan bina (konsentrasi via

integrasi vertical)

II

Tumbuh dan bina (konsentrasi via

integrasi horizontal)

III Pertahankan dan pelihara

(pertumbuhan berputar )

(265)

2

IV Tumbuh dan bina

V Pertahankan dan pelihara

(strategi tidak berubah)

VI Panen atau divestasi (ka- wasan terikat atau jual habis kewaspadaan)

1 VII Pertahankan dan pelihara

(diversi- fikasi konsentrasi)

VIII Panen atau divestasi (diversifikasi kong-

klomerasi)

IX Panen atau divestasi (likui-

dasi)

8 Matrik SWOT

Setelah mengetahui posisi pertumbuhan dari objek wisata Taman Kupu-kupu serta strategi yang akan digunakan untuk mengembangkannya maka selanjutnya akan dilakukan analisa terhadap faktor-faktor internal dan eksternal dengan

111

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

menggunakan matrik SWOT sehingga dapat diperoleh langkah-langkah yang akan diambil sebagai suatu strategi

pengembangan

Matrik SWOT

STRENGHTS (S)

WEAKNESESS (W)

EFAS

IFAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sarana dan prasarana yang memadai (tempat parkir ) Keanekaragaman jenis kupu-kupu Fasilitas pendu- kung yang tersedia (toilet) Kondisi lanskap (landscape) Keunikan penang- karan

Pelayanan yang diberikan Harga tiket masuk Harga minuman Penyampaian informasi melalui website Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur )

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Penyampaian infor- masi melalui mass media audio visual (iklan) Proses penyambu- tan kedatangan wisatawan Keterjangkauan harga merchandise Kemampuan petu- gas berkomunikasi dalam berbagai bahasa Kemudahan dalam mencapai lokasi Kejelasan jalurrute yang dilalui menuju objek wisata Penampilan petugas Program pendidi- kan dan pelatihan bagi petugas Keramahtamahan petugas

Rute perjalanan pengunjung dida- lam taman kupu- kupu

112

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

OPPORTUNITIES (O) 1 Keanekaragaman

pengunjung 2 Lokasi objek

wisata 3 Motivasi pengun-

jung 4 Keamanan lokasi

objek wisata 5 Keamanan pen-

gunjung 6 Pemandangan

alam sekitar 7 Sumber daya

manusia yang professional

8 Penerapan teknologi infor- masi

9 Kondisi ekonomi regional dan nasional

10Pengawasan masyarakat terh- adap objek wisata

STRATEGI SO Bekerjasama dengan

masyarakat dalam mengawasi objek wisata Taman Kupu- kupu

Meningkatkan keamanan baik keamanan pen- gunjung maupun keamanan lokasi objek wisata

Membangun pen- angkaran kupu- kupu dilokasi lain

STRATEGI WO

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibidang pari- wisata

THREATS (T) 1 Kondisi

ekonomi global

2 Kebijakan pemerntah dibidang pariwisata

3 Peran serta masyarakat

4 Bantuan dan dukungan pemerinah

STRATEGI ST M e m b e r i k a n

p e r b e d a a n harga tiket masuk

Pemberdayaan masyarakat

STRATEGI WT Promosi dan

publikasi secara besar-besaran dan dilakukan dengan gencar Meningkatkan

jenis pelayanan yang ditawar- kan

Meningkatkan peran serta pemerintah

113

G

BAB X

THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN DAN PARIWISATA

101 Logika Kerja SPC

ambar 111 menjelaskan rangkaian atau rantai hubungan strategi operasi dan sistem penyampaian jasa dalam

suatu perusahaan dengan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan pertumbuhan pendapatan yang dicapai oleh perusahaan sebagai berikut

Gambar 111 Rantai Pelayanan (SPC)

Internal

Service

Quality

Fasilitas

Kerja

Motivasi

Material dan

Non Material

Employee

Satisfaction

(Kepuasan

Karyawan

Hotel)

External

Service

Values

(Kualitas

Pelayanan

Karyawan

Hotel)

Customer

Satisfaction

(Kepuasan

Wisatawan)

Customer

Loyalty

(Loyalitas

Wisatawan)

Revenue Growth

(Pendapatan)

Profitability (Keuntungan)

Sumber Hesket (1994)

James Hesket dan koleganya (1994) telah memberikan

kontribusi yang penting pada diskusi tentang efek dari pelayanan

yang baik pada pelanggan dalam pendapatnya tentang rantai

keuntunganpelayananSehubungandengankepuasanpelanggan

dipandang sebagai fungsi dari nilai yang diciptakan pelanggan

114

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

melalui kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan dan karyawan-karyawannya Kepuasan tersebut dipandang memberikan kontribusi besar bagi bertahannya pelanggan dan selanjutnya kemampuan menghasilkan keuntungan Model Hesket tentang rantai keuntungan pelayanan terutama penting karena model tersebut mengakui bahwa kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan adalah sebuah fungsi dari tingkat kepuasan karyawan yang bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan

Dari Gambar 81 terlihat bahwa proses ini dimulai dari terbentuknya operating strategy and service delivery system yaitu kepuasan karyawan dan loyalitas karyawan sebagai akibat dari persepsi mereka yang sangat baik terhadap kualitas pelayanan internal yang mereka peroleh selama ini Ini menjelaskan bahwa kepuasan karyawan berhubungan dengan ketepatan dan kenyamanan disain pekerjaan jenis pekerjaan proses seleksi dan pengembangan pengakuan dan penghargaan serta peralatanfasilitas untuk melakukan pelayanan kepada ldquothe next processrdquo (because the next process is your customers) akan mendorong terjadinya suatu proses pelayanan internal secara dua arah dalam artian

ldquoAnda melayani dengan baik Anda juga dilayani dengan baikrdquo

Menurut Heskett dan koleganya loyalitas karyawan yang

diberikan berupa keinginan karyawan untuk bekerja lebih

lama (employee retention) dan juga meningkatkan produktivitas

kerjanya (employee productivity) Pada gilirannya loyalitas

karyawan tersebut akan mampu menumbuhkan kualitas

pelayanan eksternal yang akan mampu memuaskan pelanggan

Pelanggan yang puas akan cenderung bersikap loyal dan

pelanggan yang bersifat loyal akan merupakan modal bagi suatu

perusahaan untuk memupuk laba atau profit dan pertumbuhan

pendapatan pada perusahaan yang menjadi business results yang

115

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

diberkan oleh pelanggan

Perlunya memperhatikan sumber daya manusia karena sifat yang inseparability (proses produksi dan konsumsi jasa terjadi secara bersamaan) dan variability (variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung pada siapa kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan maka kerjasama antara perusahaan jasa dalam hal ini diwakili oleh karyawan dengan pelanggannya sangat dibutuhkan Oleh sebab itu kualitas jasa terkait erat dengan kinerja manusia Hal ini sesuai dengan pendapat Zeithaml dan Bitner (2000) yang mengatakan kontak karyawan mewakili organisasi dan dapat secara langsung mempengaruhi kepuasan pelanggan Menurut Rucci (1998) titik tolak ldquoThe Service-Profit-Chainrdquo tidak terlepas dari tujuan mendasar dari keseluruhan entitas bisnis secara umum yaitu menaikkan laba dari aktivitas operasionalnya meningkatkan produktivitas serta meningkatkan pertumbuhan pendapatan

Ketika sebuah perusahaan memberikan nilai bagi karyawan-karyawannya perusahaan tersebut meningkatkan nilai yang akhirnya akan disampaikan kepada pelanggan Banyak hal yang diinginkan karyawan dari pekerjaannya sama dengan yang diingikan pelanggan dari bisnis-bisnis mereka Kepuasan rasa hormat dan nilai keseluruhannya penting ditempat kerja Bukan rahasia lagi kalau karyawan yang puas bisa jadi lebih memberikan pelayanan berkualitas tinggi baik untuk perusahaan maupun untuk pelanggan eksternal daripada mereka yang tidak puas dengan pekerjaannya Karena itu perusahaan yang ingin memberikan pelayanan istimewa dan meningkatkan kepuasan pelanggan pertama-tama harus memusatkan perhatian pada kualitas pelayanan yang diberikan dalam organisasi tersebut

102 Kualitas layanan internal (internal service quality)

Industri jasa seringkali dikarakteristikkan sebagai transaksi dari suatu hal yang tidak berwujud antara penyedia jasa dan

116

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

konsumen (Gronroos 1990) kualitas dari penyedia jasa atau yang disebut juga layanan internal memiliki pengaruh langsung terhadap proses penyampaian jasa dan kepuasan konsumen Seperti yang dikatakan oleh Pillai dan Bagavathi (2003) bahwa kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi tidaklah tergantung pada peralatan mesin-mesin maupun materi lain tetapi justru pada sumber daya manusianya Demikian pula di industri jasa sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai pelaksana dan penunjang operasional dan manajemen industri jasa tersebut

Selain sebagai pilar dalam organisasi Azzohlini (1993) menyebutkan bahwa karyawan merupakan aset penting untuk membedakan satu organisasi dengan organisasi lain dimana karyawan yang berkualitas akan menjadi keunggulan yang kompetitif bagi organisasi (Cheng 2000) Sebagai tambahan dalam artikelnya ldquoA Study on the Factors of Internal Service Quality-Nurse for examplerdquo Cheng menyatakan adanya korelasi yang positif antara kualitas layanan internal dengan kepuasan karyawan Beberapa faktor yang terkandung dalam kualitas layanan internal seperti tipe manajemen komunikasi antar departemen yang ada reward training job description yang jelas dan tanggung jawab yang tepat sangat berpengaruh terhadap kepuasan karyawan dalam bekerja dimana pada akhirnya akan berdampak langsung pada kinerja perusahaan Sebagai misal Roth dan Jackson (1995) dalam penelitian secara empirik di industri keuangan menemukan bahwa kualitas layanan internal berhubungan secara langsung dengan kinerja perusahaan (Siehoyono 2004)

Senada dengan pernyataan di atas OrsquoConnor (2001) dalam artikelnya Performance Management- Electrical Wholesaling menyatakan bahwa ldquopeople behave as they are measured and drive action as they are rewardedrdquo yang berarti orang berperilaku sebagaimana mereka diukur dan bertindak sebagaimana mereka di hargai Seperti yang dikemukakan oleh Vroom (1964) bahwa

117

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

setiap individu akan berusaha dengan harapan mendapat sesuatu namun seberapa keras usahanya juga tergantung dengan seberapa besar sesuatu yang diberikan kepadanya Heskett et al (1997) mengemukakan model The Service Profit Chain sebagai rangkaian sebab-akibat yang menghasilkan keuntungan dan pertumbuhan Model ini menyatakan bahwa kualitas layanan internal akan mempengaruhi kepuasan loyalitas dan produktivitas karyawan Fornell (1996) mengemukakan bahwa kepuasan karyawan akan pelayanan internal yang berkualitas akan mendorong tumbuhnya loyalitas karyawan dalam organisasi dan pada akhirnya akan mendorong penciptaan nilai pelayanan eksternal yang kemudian menentukan kepuasan pelanggan eksternal (Siehoyono 2004)

103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction)

Karyawan yang memiliki sikap perjuangan pengabdian disiplin dan kemampuan profesional sangat mungkin mempunyai prestasi kerja dalam melaksanakan tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna Karyawan yang profesional dapat diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu perpikir kerja keras bekerja sepenuh waktu disiplin jujur loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya (Hamid et al 2003)

Pengertian di atas menggambarkan bahwa penyempurnaan di bidang personalia hanya selalu mendapat perhatian untuk menuju karyawan yang profesional dengan berbagai pendekatan dan kebijaksanaan Untuk itu diperlukan adanya pembinaan penyadaran dan kemauan kerja yang tinggi untuk mencapai kinerja yang diharapkan Apabila karyawan penuh kesadaran bekerja optimal maka tujuan organisasi akan lebih mudah tercapai Peningkatan sikap perjuangan pengabdian disiplin kerja dan kemampuan profesional dapat dilakukan melalui serangkaian pembinaan dan tindakan nyata agar upaya peningkatan prestasi kerja dan loyalitas karyawan

118

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

dapat menjadi kenyataan Salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan adalah kepuasan karyawan

104 Loyalitas karyawan (employee loyalty)

Heskett menjelaskan karyawan yang loyal dan produktif tentu tidak otomatis terjadi tanpa terbangunnya terlebih dahulu rasa kepuasan dari dalam diri sang karyawan terhadap pekerjaannya atasannya peralatan dan fasilitas serta aspek- aspek lainnya Banyak terjadi karyawan dirsquotekanrsquo untuk bekerja demi mencapai target-target tertentu namun tidak didukung dengan peralatansarana otoritas bimbingan atasan sehingga alhasil berdampak kepada buruknya proses dan tentunya hasil akhir (produk) yang diberikan kepada pelanggan Dengan kata lain banyak perusahaan yang menekankan kepada kepuasan pelanggan tanpa banyak melihat bahwa salah satu kunci sukses dalam mencapainya adalah kepuasan karyawan karena baik buruknya Value yang diterima pelanggan seluruhnya berasal dari tangan-tangan karyawan yang bekerja di perusahaan Keluaran produk dan primanya pelayanan sudah pasti berasal dari para karyawan yang rdquobetahrdquo bekerja di perusahaan tidak hanya betah tetapi juga rdquobergerakrdquo dalam artian meningkat produktivitasnya Betah (employee retention) dan produktif (employee productivity) di sini tidak terpisahkan karena banyak kasus para karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun di perusahaan namun tidak memberikan nilai produktivitas kepada perusahaan

105 Nilai layanan eksternal (external service value)

Yang membuat pelanggan puas adalah apabila apa yang dikorbankannya lebih sedikit dari apa yang didapatkannya Hal ini tidak hanya dari sisi price tapi merupakan satu paket yang bernama rdquoservice deliveryrdquo Possitive Value inilah yang merupa- kan hasil akhir yang diterima (perceived) oleh pelanggan dan pada akhirnya mereka akan memiliki suatu pandangan (per-

119

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

ception) mengenai valuabletidaknya produkperusahaan Anda bagi mereka yang bermuara kepada puastidaknya mereka

106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction)

Telah menjadi suatu kepercayaan umum khususnya didunia bisnis bahwa kepuasan pelanggan menjadi salah satu kunci keberhasilan suatu usaha Hal ini dikarenakan dengan memuaskan konsumen organisasi dapat meningkatkan tingkat keuntungannya dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas (Barsky 1992)

107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty)

Loyalitas merupakan suatu proses panjang dan berkesinambungan dan dipupuk disepanjang perjalanan hubungan (relationship) antara pihak perusahaan dengan pelanggan Mustahil rasanya pelanggan akan loyal (kecuali terpaksa loyal akibat tidak ada pilihan lain atau monopoli) apabila sepanjang pengalamannya berinteraksi dengan pihak perusahaan dia tidak merasakan pemenuhan kebutuhan dan keinginannya

Manfaat yang dapat ditimbulkan dari loyalitas pelanggan bagi perusahaan yang Pertama konsumen yang puas terhadap barang dan jasa yang dikonsumsinya akan mempunyai kecenderungan untuk membeli ulang dari produsen yang sama Keinginan untuk membeli ulang sebagai akibat dari kepuasan ini adalah keinginan untuk mengulang pengalaman yang baik dan menghindari pengalaman yang buruk (Solomon 1996) Kedua kepuasan merupakan faktor yang mendorong adanya komunikasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth communication) yang bersifat positif (Solomon 1996) Bentuk dari komunikasi dari mulut ke mulut yang disampaikan oleh orang yang puas ini bisa berbentuk rekomendasi kepada calon konsumen lain dorongan kepada rekan untuk melakukan bisnis dengan penyedia dimana konsumen puas dan mengatakan hal-hal

120

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

yang baik tentang penyedia jasa dimana ia puas (Zeithaml et al 1996) Faktor terakhir atau Ketiga dari efek kepuasan konsumen terhadap perilaku adalah konsumen yang puas cenderung untuk mempertimbangkan penyedia jasa yang mampu memuaskan sebagai pertimbangan pertama jika ingin membeli produk atau jasa yang sama Faktor terakhir ini dikenal sebagai faktor kognitif yang ditimbulkan oleh adanya kepuasan (Gremler dan Brown 1997) Dari diskusi diatas nampak bahwa kepuasan pelanggan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku konsumen baik konsumen yang ada maupun potensial

108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth)

Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus bisnis (Fauzi 1995) Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki produk atau jasa secara signifikan memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang biak Perusahaan dalam tahap ini mungkin secara aktual beroperasi dalam arus kas yang negatif dari tingkat pengembalian atas modal investasi yang rendah Sasaran keuangan dari bisnis yang berada pada tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan

Revenue Growth merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut Pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan juga pertumbuhan keuntungan dianggap penting bagi perusahaan yang menjual produk dan jasa ke publik

109 Profitabilitas (Profitability)

Housny dan Bachtiar telah berpendat tentang peningkatan manfaat aplikasi CRM dengan perhitungan Customer Profitability menjelaskan bahwa Profitability adalah ukuran tingkat kontribusi keuntungan tiap pelanggan terhadap total keuntungan

121

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

perusahaan Atau dengan kata lain seberapa menguntungkan seorang pelanggan di mata perusahaan Pelanggan yang menguntungkan harus dijaga agar loyal sehingga tidak berpindah ke jasa lain Jika belum menguntungkan hubungan dengan pelanggan perlu dikembangkan sampai menguntungkan Jika tetap tidak menguntungkan tidak ada salahnya mengurangi intensitas bahkan memutuskan hubungan daripada menjadi beban bagi perusahaan

1010 Hipotesis SPC

[1] Kualitas layanan internal memiliki korelasi dengan kepuasan karyawan

[2] Kepuasan karyawan memiliki korelasi dengan loyalitas karyawan

[3] Loyalitas karyawan memiliki korelasi dengan nilai layanan eksternal

[4] Nilai layanan eksternal memiliki korelasi dengan kepuasan pelanggan

[5] Kepuasan pelanggan memiliki korelasi dengan loyalitas pelanggan

[6] Loyalitas pelanggan memiliki dengan pertumbuhan pendapatan

[7] Loyalitas pelanggan memiliki korelasi dengan profitabilitas

[8] Pertumbuhan pendapatan memiliki korelasi dengan kualitas layanan internal

[9] Profitabilitas memiliki korelasi dengan kualitas layanan internal

Studi Kasus Analisis SPC pada Jasa Perhotelan

(1) Hubungan Internal Service Quality dengan Employee

Satisfaction (H1)

Besar hubungan antar variabel Internal Service Quality dan Employee Satisfaction terlihat tinggi dan

122

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Employee

Employee

Pearson Correlation Employee Loyalty

Employee Satisfaction 1000

783 783

1000 Sig (1-tailed) Employee Loyalty

Employee Satisfaction

000 000

N Employee Loyalty

Employee Satisfaction 81

81 81

81

berarah positif (searah) Ini berarti semakin tinggi Internal Service Quality yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 079) pada kepuasan karyawan dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig

0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

Employee

Internal

Service Pearson Correlation Employee Satisfaction

Internal Service Quality 1000

790 790

1000 Sig (1-tailed) Employee Satisfaction

Internal Service Quality

000 000

N Employee Satisfaction

Internal Service Quality 81

81 81

81

(2) Hubungan Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty (H2)

Besar hubungan antar variabel Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti semakin tinggi Employee Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0783) pada Employee Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig

0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

(3) Hubungan Employee Loyalty dengan External Service Value (H3)

Besar hubungan antar variabel Employee Loyalty dengan External Service Value terlihat tinggi dan berarah

123

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

positif (searah) Ini berarti semakin tinggi Employee Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0815) pada External Service Value dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig

0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

External

Employee

Pearson Correlation External Service Value

Employee Loyalty 1000

815 815

1000 Sig (1-tailed) External Service Value

Employee Loyalty

000 000

N External Service Value

Employee Loyalty 59

59 59

59

(4) Hubungan External Service Value dengan Customer Satisfaction (H4)

Besar hubungan antar variabel External Service Value dengan Customer Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti semakin tinggi External Service Value yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 076) pada Customer Satisfaction dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih

kecil dari 005)

Correlations

Customer

External

Pearson Correlation Customer Satisfaction

External Service Value 1000

760 760

1000 Sig (1-tailed) Customer Satisfaction

External Service Value

000 000

N Customer Satisfaction

External Service Value 59

59 59

59

(5) Hubungan Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty (H5)

Besar hubungan antar variabel Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer

124

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Correlations

Customer

Customer

Pearson Correlation Customer Loyalty

Customer Satisfaction 1000

622 622

1000 Sig (1-tailed) Customer Loyalty

Customer Satisfaction

000 000

N Customer Loyalty

Customer Satisfaction 59

59 59

59

Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0622) pada Customer Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(6) Hubungan Customer Loyalty dengan Revenue Growth

(H6) Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty

dengan Revenue Growth terlihat tinggi dan berarah positif

(searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang

ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi

kenaikan (dalam kisaran sedang 0935) pada Revenue

Growth dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang

terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih

kecil dari 005)

Correlations

Revenue

Customer

Pearson Correlation Revenue Growth

Customer Loyalty 1000

935 935

1000 Sig (1-tailed) Revenue Growth

Customer Loyalty

000 000

N Revenue Growth

Customer Loyalty 59

59 59

59

(7) Hubungan Customer Loyalty dengan Profitability

(H7) Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty

dengan Profitability terlihat tinggi dan berarah positif

(searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty

125

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0875) pada Profitability dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari

005)

Correlations

Customer

Pearson Correlation Profitability

Customer Loyalty 1000

875 875

1000 Sig (1-tailed) Profitability

Customer Loyalty

000 000

N Profitability

Customer Loyalty 59

59 59

59

(8) Hubungan Revenue Growth dengan Internal Service Quality (H8)

Besar hubungan antar variabel Revenue Growth dengan Internal Service Quality terlihat rendah dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Revenue Growth yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran rendah 0475) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai

sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

Internal

Service

Revenue Pearson Correlation Internal Service Quality

Revenue Growth 1000

457 457

1000 Sig (1-tailed) Internal Service Quality

Revenue Growth

000 000

N Internal Service Quality

Revenue Growth 81

81 81

81

(9) Hubungan Profitability dengan Internal Service Quality (H9)

Besar hubungan antar variabel Profitability dengan Internal Service Quality terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya

126

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Profitability yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0634) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

Internal

Service

Pearson Correlation Internal Service Quality

Profitability 1000

634 634

1000 Sig (1-tailed) Internal Service Quality

Profitability

000 000

N Internal Service Quality

Profitability 81

81 81

81

127

T

BAB XI

ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN PARIWISATA

111 Filosofis Analisis Faktor

eknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor Menurut Santoso dan Tjiptono

(2001) ldquoAnalisis faktor adalah alat yang digunakan untuk meringkas sejumlah variabel (multivariant menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktorrdquo Sebelum dilakukan analisis faktor Akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reabilitas

Pengujian validitas bertujuan untuk memeriksa apakah isi kuisioner sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur dan cukup dipahami oleh semua responden yang diindikasikan oleh kecilnya prosentase jawaban responden yang tidak terlalu menyimpang dengan rata-rata jawaban responden lain

Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap skor butir Sugiyono (2001) menyatakan bahwa ldquoSyarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir dengan skor total adalah 03 (r = 03)rdquo Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid

Setelah data valid maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas Pengujian reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran andal (reliabel) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang Santoso dan

128

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tjiptono (2001 252) menyatakan bahwa ldquoCara pengujian reliabilitas adalah dengan mencari nilai α - cronbach dimana nilai α berkisar antara 0 sampai 1 semakin besar nilai yang diperoleh maka semakin reliabel variabel tersebutrdquo

Pengujian validitas dan reliabilitas hanya dilakukan pada pertanyaan-pertanyaan dengan pilihan jawaban yang menggunakan skala likert Sedangkan untuk pertanyaan yang jawabannya tidak menggunakan skala likert (pertanyaan mengenai demografi) hanya akan diolah secara deskriptif antara lain jenis kelamin usia dan sumber informasi mengenai Kantor Pusat Merpati Nusantara Airlines Denpasar

Santoso dan Tjiptono (2001) menyatakan bahwa ldquoSetelah data valid dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis faktor tahap I tahap II (factoring dan rotasi) dan yang terakhir adalah analisis faktor tahap III (penamaan faktor )rdquo

112 Tahapan Analisis Faktor

Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) tahapan proses analisis faktor yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut (1) Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk

dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak Dalam hal ini menggunakan metode KMO dan Bartlett Test of Sphericity pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy) serta pengujian dengan Anti Image Matrices

(2) Proses factoring yaitu melakukan ekstrasi terhadap sekumpulan variabel yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstrasi adalah Principal Component Analysis Proses selanjutnya adalah melakukan proses rotasi untuk memperjelas apakah faktor yang terbentuk

129

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain

(3) Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen value di atas)

(4) Uji keakuratan model

Studi Kasus Penggunaan Analisis Faktor FaktorndashFaktor

Yang Mempengaruhi Wisatawan Berkunjung Ke Kebun Raya

Ekakarya Bedugul Bali

(1) Pra analisis Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dibuat merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap skor butir Menurut Masrun seperti apa yang dikutip oleh Sugiyono (2001) Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir dengan skor total adalah 03 ( r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka angket tersebut dinyatakan tidak valid Berdasarkan uji validitas diperoleh hasil sebagai berikut

Hasil Pengujian Validitas

Variabel Koefisien Korelasi

Tingkat Signifikan

Keterangan

Q1 0403 0000 Valid Q2 0541 0000 Valid Q3 0501 0000 Valid Q4 0441 0000 Valid Q5 0561 0000 Valid Q6 0528 0000 Valid Q7 0622 0000 Valid

130

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Variabel Koefisien Korelasi

Tingkat Signifikan

Keterangan

Q8 0620 0000 Valid Q9 0608 0000 Valid Q10 0529 0000 Valid Q11 0437 0000 Valid Q12 0506 0000 Valid Q13 0618 0000 Valid Q14 0564 0000 Valid Q15 0623 0000 Valid Q16 0579 0000 Valid Q17 0559 0000 Valid Q18 0581 0000 Valid Q19 0655 0000 Valid Q20 0561 0000 Valid

Berdasarkan tabel tersebut bisa dilihat bahwa

tingkat validitas untuk semua butir berada diatas 03 dan tingkat signifikanya semua berada dibawah 5 dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket yang dibuat sudah valid

Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan mengetahui sejauh mana hasil pengukuran handal (reliable) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang Tingkat reliabilitas akan dilihat dari nilai alpha cronbach Semakin besar nilainya maka semakin reliable Menurut Nunnally 1969 yang dikutip oleh Imam Ghozali (2001) mengatakan variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha gt60 Hal yang sama juga dikemukakan oleh Ronny Kountur (2003 164 ) tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima sebesar 060 test yang reliabilitasnya dibawah 060 dianggap tidak reliable Dari hasil pengujian diperoleh hasil alpha cronbach 0879 berarti berada diatas 06 dengan demikian boleh dikatakan sudah reliable

131

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

(2) Analisis Faktor

a) Tahap Pertama Masalah Penelitian Dalam tahap ini ditentukan 20 variabel yang diidentifikasikan sebagai variabel-variabel yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali dengan jumlah responden atau wisatawan yang diteliti berjumlah 100 orang

b) Tahap Kedua Pembentukan Matrik Korelasi Matriks korelasi merupakan matrik yang

memuat koefisien korelasi dari semua pasangan variabel dalam penelitian ini Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar variabel penelitian Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor

Dalam tahap ini ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat dilaksanakan yang pertama yaitu menentukan besaran nilai Barlett Test of Sphericity yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antar variabel dan kedua adalah Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Adequacy yang digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan koefisein korelasi parsialnya

Menurut Wibisono (2003) kriteria kesesuaian dalam pemakaian analisis faktor adalah jika harga KMO sebesar (09) berarti sangat memuaskan jika harga KMO sebesar (08) berarti memuaskan jika harga KMO sebesar (07) berarti harga menengah jika harga KMO sebesar (06) berarti cukup jika harga KMO sebesar (05) berarti kurang memuaskan dan jika harga KMO kurang dari (05) tidak dapat

132

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

diterima

Besaran Nilai Barlett Test of Sphericity dan Nilai Keiser-

Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Aduquacy

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy 706

Bartlettrsquos Test of Sphericity Approx Chi-Square 2167548

df 190

Sig 000

Hasil analisis yang didapatkan dengan

software SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel 92 Hasil perhitungan menunjukkan besaran nilai Barlett Test of Sphericity adalah (2167547) pada signifikan (0000) yang berarti bahwa pada penelitian ini ada korelasi yang sangat signifikan antar variabel dan hasil perhitungan KMO sebesar (0706) sehingga kecukupan sampel termasuk kategori yang menengah

Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA) Menurut Santoso (2002) angka MSA berkisar antara 0 sampai dengan 1 dengan kreteria yang digunakan untuk intepretasi adalah sebagai berikut Jika MSA = 1 maka variabel tersebut dapat

diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lainnya

Jika MSA lebih besar dari setengah (05) maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut

Jika MSA lebih kecil dari setengah (05) dan atau mendekati nol (0) maka variabel tersebut tidak dapat di analisis lebih lanjut atau dikeluarkan

133

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

dari variabel lainnya

Besaran Nilai Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Varia- bel

Nilai MSA

Varia- bel

Nilai MSA

Anti-image Correlation

Q1 069

Anti-image Cor- relation

Q11 073

Q2 081 Q12 072

Q3 072 Q13 081

Q4 070 Q14 062

Q5 068 Q15 069

Q6 065 Q16 073

Q7 068 Q17 065

Q8 069 Q18 065

Q9 082 Q19 069

Q10 084 Q20 066

Nilai MSA ini untuk ke 20 variabel yang diukur lebih besar dari (05) dengan melihat nilai Barlett Test of Sphericity Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan KMO tersebut di atas pada table 103 reduksi faktor tidak harus diulangi karena semua variabel dengan nilai MSA lebih besar dari 05

c) Tahap Ketiga Ekstraksi Faktor

Pada tahap ini akan dilakukan proses inti dari analisis faktor yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada (KMOgt05) sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk maksud ini adalah Principal Component Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari orthogonal) Hasil analisis yang didapatkan dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat

134

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pada Tabel 94

Cummunalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada Pada Tabel 94 terlihat bahwa untuk variabel (Jarak menuju lokasi) angkanya adalah (0768996) ini berarti sekitar 769 varians dari variabel (Jarak menuju lokasi) bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk Demikian seterusnya untuk variabel lainnya dengan ketentuan semakin besar nilai communalities sebuah variabel berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk

Penentuan jumlah faktor yang masing-masing merupakan gabungan dari beberapa variabel yang saling berhubungan didasarkan atas nilai eigenvalue Eigenvalue merupakan penjumlahan varian nilai-nilai korelasi setiap faktor terhadap tiap-tiap variabel yang membentuk faktor yang bersangkutan Semakin besar nilai eigenvalue suatu faktor semakin representatif faktor tersebut mewakili kelompok variabel yang ada Susunan eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil dengan kriteria bahwa angka eigenvalue di bawah satu tidak digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk

Besaran Nilai Communalities dengan Menggunakan

Metode Principal Component Analysis

Variabel Kode Initial Extraction Jarak Menuju Lokasi Q1 1000 0768996 Waktu tempuh Menuju lokasi Q2 1000 0915934 Kemudahan Menuju lokasi Q3 1000 0946773 Lingkungan Kebun Raya Q4 1000 0853972 Ketenangan (Tidak Bising) Q5 1000 0808596 Fasilitas Rekreasi Q6 1000 0677593 Fasilitas Bermain Q7 1000 0896841 Ketersediaan Cinderamata Q8 1000 0879808 Ketersediaan Informasi Q9 1000 0793567

135

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Variabel Kode Initial Extraction Kapasitas Parkir Q10 1000 0742232 KetersediaanTempat Sampah Q11 1000 0572826 Harga Tiket Masuk Q12 1000 0735828 Harga Sewa fasilitas Q13 1000 0819259 Harga Cinderamata Q14 1000 0936124 Keindahan Alam Q15 1000 0946298 Kelangkaan Jenis Tanaman Q16 1000 0929144 Keunikan Jenis Tanaman Q17 1000 0835503 Keamanan di areal Kebun Q18 1000 0817213 Kecepatan Pelayanan Informasi Q19 1000 0824454 Pelayanan Tiket masuk Q20 1000 0687878

Extraction Method Principal Component Analysis

Pada Tabel di atas terlihat bahwa pada penelitian ini

diperoleh lima faktor yang memiliki eigenvalue lebih besar

dari 10 Kelima faktor tersebut menjelaskan (819442)

total varian variabel yang mempengaruhi wisatawan untuk

mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali

Total Variance Explained dengan Eigenvalue satu

Component

Initial Eigenvalues

Total of Variance Cumulative

1 6218104 3109052 3109052

2 3486107 1743054 4852106

3 3054687 1527343 6379449

4 2081223 1040612 7420061

5 1548718 774359 819442

Extraction Method Principal Component Analysis

d) Tahap Keempat Matrik Rotasi Faktor

Setelah diketahui bahwa 5 (lima) faktor adalah jumlah yang paling optimal maka Tabel 96 mendiskripsikan Component Matrix yaitu yang menunjukkan distribusi ke 20 variabel dalam

136

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

penelitian ini pada lima faktor yang terbentuk melalui rotasi faktor

Pada rotasi faktor matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang lebih sederhana sehingga lebih mudah diinterpretasikan Dalam analisis ini rotasi faktor dilakukan dengan metode rotasi varimax Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat faktor Loading Faktor Loading adalah angka yang menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu faktor dua faktor tiga faktor empat atau faktor lima yang terbentuk Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris di dalam tabel berikut

Distribusi Komponen Matrik yang Dirotasi

Component 1 2 3 4 5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20

024

061

041

083

891

806

934

922

873

147 -086 -052 213 076 049 074 149 082 173 211

853

924

952

915

165

124

149

061

089

164

119

141

130

052

091

007

149

088

129

130

892

877

848

793

-081 201 129 000 -005 -008 077 083 082 827 713 801 862 215 359 162 008 143 111 056

080

050 -004 074 035 037 036 031 075 178 219 250 044

069

007

056

044

052 -049 033 171 075 041 055 101 096 089 227 103

935

892

933

095

111

108

040 Extraction Method Principal Component Analysis Rotation Method Varimax with Kaiser Normalization a Rotation converged in 5 iterations

137

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Menurut Hair (1998) suatu variabel dapat dikatakan termasuk dalam suatu faktor apabila factor loading dari faktor tersebut minimal 05 Pada Tabel 96 terlihat bahwa untuk semua variabel berada di atas 05 maka variabel ini bisa dimasukkan sebagai komponen faktor

e) Tahap kelima Memberi Nama Faktor

Pada tahap ini akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk berdasarkan faktor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya Hasil analisis menemukan ada lima faktor yang terbentuk seperti tabel berikut

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wisatawan untuk

Berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali

Nama Faktor

Kode

Nama Variabel Factor Loading

Explained Variance

Faktor 1 (Fasilitas)

Q5 Ketenangan (Tidak Bising) 891

31

Q6 Fasilitas Rekreasi 806 Q7 Fasilitas Bermain 934 Q8 Ketersediaan Cinderamata 922 Q9 Ketersediaan Informasi 873

Faktor 2 (Kemuda- han menuju Lokasi)

Q1 Jarak Menuju Lokasi 853

17

Q2 Waktu tempuh Menuju lokasi

924

Q3 Kemudahan Menuju lokasi 952 Q4 Lingkungan Kebun Raya 915

Faktor 3 (Keunikan dan Pelayanan)

Q17 Keunikan Jenis Tanaman 892

15

Q18 Keamanan di areal Kebun 877 Q19 Kecepatan Pelayanan

Informasi

848

Q20 Pelayanan Tiket masuk 793 Faktor 4 (Harga)

Q10 Kapasitas Parkir 827

10

Q11 KetersediaanTempat Sampah

713

Q12 Harga Tiket Masuk 801 Q13 Harga Sewa fasilitas 862

138

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Nama Faktor

Kode

Nama Variabel Factor Loading

Explained Variance

Faktor 5 (Keindahan dan Kelang- kaan Tana- man)

Q14 Harga Cinderamata 935

77

Q15 Keindahan Alam 892

Q16 Kelangkaan Jenis Tanaman 933

Rincian faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan

berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya dapat dijelaskan sebagai berikut

1) Faktor pertama adalah faktor fasilitas

Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terbesar terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 6218104 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 31 Faktor ini terdiri atas lima variabel variabel-variabel tersebut adalah ketenangan dengan factor loading sebesar 0891 fasilitas rekreasi dengan factor loading sebesar 0806 fasilitas bermain dengan factor loading sebesar 0934 Ketersediaan Cinderamata dengan factor loading sebesar 0922 dan ketersediaan informasi dengan factor loading sebesar 0873

2) Faktor kedua adalah faktor Kemudahan menuju Lokasi

Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 3486107 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 17 Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah jarak menuju lokasi kebun raya dengan factor loading 0853 waktu tempuh menuju lokasi dengan factor loading 0924 kemudahan menuju lokasi dengan factor loading 0952 dan lingkungan kebun raya dengan factor loading 0915

139

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

3) Faktor ketiga adalah faktor Keunikan dan Pelayanan

Faktor ketiga ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh sedang terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 3054687 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 15 Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah keunikan jenis tanaman dengan factor loading 0892 keamanan di areal kebun raya dengan factor loading 0877 kecepatan pelayanan informasi dengan factor loading 0848 dan pelayanan tiket masuk dengan factor loading 0793

4) Faktor keempat adalah faktor Harga

Faktor keempat ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh cukup terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 2081223 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 10 Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah Kapasitas parkir dengan factor loading 0827 Ketersediaan tempat sampah dengan factor loading 0713 Harga Tiket masuk dengan factor loading 0801 dan Harga Sewa Fasilitas dengan factor loading 0862

5) Faktor kelima adalah faktor Keindahan dan Kelangkaan

Tanaman Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh

terkecil terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 1548718 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 77 Faktor ini terdiri dari tiga variabel variabel-variabel tersebut adalah Harga cinderamata dengan factor loading 0935 keindahan Alam dengan factor loading 0892 dan Kelangkaan jenis tanaman dengan factor loading 0933

140

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

f) Uji Ketepatan Model

Ketepatan model dapat diketahui dari besarnya residual yang terjadi yaitu perbedaan korelasi yang diamati dengan korelasi yang diproduksi berdasarkan hasil estimasi matrik factor Dengan menggunakan program SPSS 1600 diketahui besarnya persentase residual adalah 16 atau sebanyak 31 residual dengan signifikansi 005

ldquoResiduals are computed between observed and

reproduced correlations There are 31 (160)

nonredundant residuals with absolute values greater

than 005rdquo

Hal ini mengindikasikan bahwa model dapat diterima dengan

ketepatan model 84 pada tingkat signifikan 005

141

M

BAB XII

MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS

121 Filososfi MDS

utidimensional scaling bertujuan untuk mengukur perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi

berdasarkan kesamaan persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek dalam ruang multidimensi

MDS is not so much an exact procedure as rather a way to ldquorearrangerdquo objects in an efficient manner so as to arrive at a configuration that best approximates the observed distances It actually moves objects around in the space defined by the requested number of dimensions and checks how well the distances between objects can be reproduced by the new configuration In more technical terms it uses a function minimization algorithm that evaluates different configurations with the goal of maximizing the goodness-of-fit (or minimizing ldquolack of fitrdquo) Borg and Lingoes (1987) Borg and Guttman (1968)

MDS juga disebut perceptual mapping yang berarti suatu

presedur yang memungkinkan peneliti dapat menentukan citra

persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah mentransformasi

penilaian konsumen atas kemiripan (similarity) atau preferensi

ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi

122 Konsep Persepsi

Heibing dan Cooper dalam Kasali (2001526) menyatakan persepsi adalah bahan baku untuk melakukan posisioning sebuah produk dan selanjutnya untuk membangun persepsi sebuah produk di dalam pasar sasaran relatif terhadap produk sejenis atau pesaing Lebih lanjut Mowen dalam Kasali (2001 522)

142

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

mendifinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu- individu terekspose oleh informasi kemudian memproses dalam memorinya dan selanjutnya menginterpretasikannya sebagai sebuah informasi

Persepsi diharapkan terbentuk dari pengamatan atas atribut yang dimiliki oleh Kebun Raya Bali secara langsung oleh pengunjung atau konsumen tersebut akan memberikan informasi terhadap posisioning ecotourism dan sekaligus juga memberikan gambaran secara umum tentang posisioning obyek wisata sejenis ecotourism saat ini di Bali

Berikut jaring-jaring persepsi dijelaskan dalam bagan

dibawah ini

Gambar 121 Jaring-Jaring Persepsi

123 Konsep Positioning

Menurut Kartajaya (2002 435) perlu diperhatikan dalam membuat positioning yakni (1)hal-hal yang menjadi daya tarik konsumen atau yang disukai konsumen berlaku untuk produk

143

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

perusahaan bahkan destinasi pariwisata sekalipun (2) harus memiliki keunikan sehingga dapat menarik minat konsumen (3) keunggulan terhadap produk atau destinasi pesaing

Sementara Hiam dan Scheme dalam Tjiptono (2002112) dalam melakukan positioning ada tujuh tahapan yang harus dilakukan yakni

1) Menentukan produk atau pasar yang relevan artinya suatu produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari sekedar keinginan atau kebutuhan sehingga produk harus dapat diposisikan di berbagai pasar yang berbeda

2) Mengidentifikasikan pesaing baik pesaing utama maupun pesaing sekunder pesaing-pesaing utama adalah pesaing dengan produk inti yang sama sedangkan pesaing sekunder adalah pesaing tidak langsung yakni kekuatan daya tarik produk yang tidak berasal dari produk inti produk

3) Menentukan standar yang digunakan oleh konsumen dalam mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka Dalam hal ini perlunya dilakukan rise pasar agar dapat memahami standar yang digunakan oleh konsumen dalam menentukan pilihannya

4) Menentukan bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing sehingga perlu membuat perceptual map pemasar perlu membuat perceptual model yang didasarkan atas atribut yang biasanya melekat pada sebuah produk yang akan dipersandingkan untuk mengetahui kemiripan dan juga sekaligus ketidak miripannya

5) Menentukan Gap atau posisi yang ditempati dalam kancah persaingan pada konteks ini akan ditentukan mana aspek yang telah banyak tergarap diantara pesaing dan mana yang masih belum digarap secara maksimal

6) Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning Pemasar harus merancang program yang dapat

144

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

memastikan bahwa semua informasi mengenai produk tau merek atau branding atau image yang disampaikan kepada pasar akan menciptakan persepsi yang diinginkan dalam benak konsumen Inti dari strategi positioning adalah kampanye atau propaganda atau promosi

7) Memantau posisi posisi actual suatu produk atau merek perlu dipantau setiap saat karena preferensi konsumen akan mengalami perubahan setiap saat guna melakukan penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan khususnya preferensi konsumen itu sendiri

Studi Kasus Penelitian Menggunakan MDS Positioning

Obyek Wisata ldquoEcotourismrdquo Bali

Respondensampel ditentukan dengan menggunakan

metode accidental sampling yakni penentuan sampel berlaku

bagi semua wisatawan mancanegara yang kebetulan sedang

berlibur di Bali dan dianggap mampu memberikan jawaban

tentang persepsinya terhadap ecotourism di Bali

Pada penelitian ini besaran sampel ditentukan dengan

menggunakan rumus Slovin pada derajat e=010 yakni batas

kesalahan yang diinginkan hanya sebesar 10 Karena rata

rata angka wisatawan mancanegara sebesar N= 1464995

maka sampelnya adalah sebesar n=100 responden dengan

menggunakan Rumus n=N(1+Ne2)

Atribut-atribut yang di nilai berupa ldquofasilitas atraksi atau

daya tarik aksesibiltas dan pelayananrdquo yang dipersepsikan oleh

responden untuk dibandingkan dengan obyek wisata sejenis

Sedangkan obyek wisata yang sejenis yang diperbandingkan

adalah sebagai berikut

145

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Obyek-obyek Wisata Berbasis Alam di Provinsi Bali

Kemiri-

pan

KR Bali

(KREK)

Bali Marine Park (BMP)

Bali Elep- hant Sa- fari Park (BESP)

Bali Barat National

Park (BBNP)

Bali Butterfly

Park (BBP)

Bali Rep-

tile Park (BRP)

Bali Sangeh Monkey Forest

(BSMF)

Botanic Garden Ubud (BGU)

KREK 0 BMP 12345 0 BESP 12345 12345 0 BBNP 12345 12345 12345 0 BBP 12345 12345 12345 12345 0 BRP 12345 12345 12345 12345 12345 0 BSMF 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0 BGU 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0

Catatan ldquo0rdquo tidak dapat dibandingkan dengan dirinya sendiri ldquo12345rdquo

pilihan skala kemiripan obyek wisata

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis Multidimensional Scalling (MDS) Multidimensional

Scalling menurut Simamora (2005) adalah salah satu prosedur

yang digunakan untuk memetakan persepsi dan preferensi para

responden secara visual dalam peta geometri Menurut Kuncoro

(2003) Mutidimensional scalling bertujuan untuk mengukur

perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan

kesamaan persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan

obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek dalam

ruang multidimensi MDS juga disebut perceptual mapping

yang berarti suatu presedur yang memungkinkan peneliti dapat

menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah

mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan (similarity)

atau preferensi ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang

multidimensi Untuk mempermudah dan mempercepat proses

analisis akan digunakan software SPSS versi 16

Pada penelitian ini hasil pengisian kuisioner oleh

responden yang mengetahui ke delapan obyek wisata sejenis

memiliki kemiripan dan ketidakmeripian dengan memberikan

penilain sekala likert dengan rentang nilai antara 1 sampai

dengan 5 dengan ketentuan sebagai berikut

146

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[1] Skala 1 jika dua obyek wisata yang dibandingkan

dipersepsikan sangat mirip [2] Skala 2 jika dua obyek wisata yang dibandingkan

dipersepsikan mirip [3] Skala 3 jika dua obyek wisata yang dibandingkan

dipersepsikan bisa mirip atau juga bisa tidak mirip [4] Skala 4 jika dua obyek wisata yang dibandingkan

dipersepsikan tidak mirip [5] Skala 5 jika dua obyek wisata yang dibandingkan

dipersepsikan sangat tidak mirip

Mapping Obyek Wisata EcoTourism di Bali

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan analisis MDS atau multidimensional scaling diperoleh gambaran dari koordinat dari tiap-tiap obyek wisata sejenis ecotourism Dan koordinat dapat dihasilkan peta posisi dari masing-masing obyek wisata ekowisata atau ecotourism seperti pada gambar

berikut ini

Configuration derived in 2 dimensions Stimulus Coordinates Dimension Stimulus Stimulus 1 2

Number Name 1 KREK_1 -12630 -4248 2 BMP_2 16201 - 3 2 8 0 3 BESP_3 11067 - 2 7 1 6 4 BBNP_4 -6382 - 1 4 1 7 4 5 BBP_5 -2081 1 5 1 5 2 6 BRP_6 7396 1 5 1 5 1 7 BSMP_7 -1144 - 9 5 1 7

8 BGU_8 -12427 3632

Obyek-obyek ekowisata atau ecotourism dalam penelitian

ini antara lain

147

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

(1)Bali Marine Park (2) Bali Elephant Safari Park (3) Bali

Barat National Park (4) Bali Butterfly Park (5) Bali Reptile Park (6) Bali Sangeh Monkey Forest (7) Botanic Garden Ubud dan (8) Bali Botanical Gardens berdasarkan atribut ldquofasilitas atraksi atau

daya tarik aksesibiltas dan pelayananrdquo

Bali Ma- Bali Ele- phant Sa-

Bali Barat N a ti on a l Bali But-

Bali Rep-

Bali Sangeh M o n k e y

B o t a n i c G a r d e n

KR Bali (KREK_1)

rine Park (BMP_2)

fari Park (BESP_3)

P a r k (BBNP_4)

terflyPark (BBP_5)

tile Park (BRP_6)

F o r e s t (BSMF_7)

U b u d (BGU_8)

Peta Posisi masing-masing obyek wisata sejenis Eko Wisata di

Bali

Hasil dari persepsi responden berdasarkan penilaian

terhadap obyek wisata yang sejenis menggambarkan bahwa

jarak posisi terdekat dari pasangan obyek wisata adalah

merupakan hasil dari persepsi responden yang dianggap

memiliki kemiripan atau kesamaan satu terhadap yang lainnya

Demikian juga sebaliknya bila responden menganggap obyek-

obyek wisata memiliki perbedaan ditunjukkan oleh jauhnya

jarak diantara obyek pada peta MDS

(1) Untuk obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud

walaupun tidak berada dalam satu matrik dengan Kebun

148

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Raya Bali obyek wisata Botanic Garden Ubud berada sangat dekat dengan Kebun Raya Bali

(2) Bali Buterfly Park (BBP_5) justru berada satu matrik dengan

obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud dan Bali

Buterfly Park (BBP_5) koordinatnya berada dekat dengan

Bali Reptile Park (BRP_6) yang tidak memiliki kemiripan

dalam satu kelompoknya

(3) Obyek Wisata yang bersaing ketat adalah obyek wisata Bali

Marine Park (MBP_2) dan Bali Elephant Safari Park (BESP_3)

dan koordinatnya berada cukup jauh dari sisi kemiripan

terhadap obyek wisata sejenis lainnya

(4) Persepsi responden terhadap (KREK_1) Kebun Raya Bali

Bali mengindikasikan bahwa pesaing terdekatnya adalah

(BSNF_7) Bali Sangeh Monkey Forest dan (BBNP_4)

Bali Barat National Park karena dipersepsikan memiliki

kemiripan Dalam pengamatan peneliti ketiga obyek wisata

ini memiliki kemiripan tipologi wisatawan yang biasanya

berkunjung ke tempat tersebut yakni wisatawan kelompok

atau mass-touristrsquos group seperti kelompok atau group

karyawan siswa sekolah keluarga dan sebagainya

Uji keselarasan responden dilakukan untuk menguji

apakah para responden sudah mengisi skala kemiripan antara

obyek wisata sudah selaras atau tidak Selaras maksudnya

adalah apakah para responden mempunyai sikap yang sama

(homogen) dalam menilai kemiripan antara obyek wisata Pada

gambar berikut ditunjukkan kesamaan sikap responden dalam

memberikan penilaian mengenai kemiripan obyek wisata

149

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Kesamaan Sikap Responden

Pada gambar di atas terlihat titik-titik koordinat tidak

membentuk kelompok-kelompok koordinat tersendiri dan

menunjukkan garis ke kanan atas hal ini membuktikan adanya

kesamaan sikap para responden dalam memberikan penilaian

Hasil analisis Multidimensional scaling menunjukkan

adanya persepsi bahwa Kebun Raya Bali Bali memiliki kesamaan

dengan Bali Sangeh Monkey Forest dan Bali Barat National Park

Untuk obyek wisata Botanic Garden Ubud walaupun tidak berada

dalam satu kelompok kesamaan dengan Kebun Raya Bali obyek

wisata Botanic Garden Ubud memiliki koordinat sangat dekat

dengan Kebun Raya Bali yang berarti Botanic Garden Ubud bisa

menjadi pesaing yang berarti bagi Kebun Raya Bali Kelompok

obyek wisata yang dianggap memiliki kemiripan diantara

mereka adalah Bali Buterfly Park dan Botanic Garden Ubud

Kelompok yang lainnya yang dianggap memiliki kemiripan

adalah obyek wisata Bali Marine Park dan Bali Elephant Safari

Park dan koordinatnya berada cukup jauh dari sisi kemiripan

terhadap obyek wisata sejenis lainnya

Analisisposisioningdenganmengukurpersepsiwisatawan

terhadap obyek-obyek wisata sejenis dengan ecotourism hanya

dapat menggambarkan kelompok-kelompok obyek wisata

ecotourism atas persepsi kesamaannya namun belum menjawab

150

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

atribut apa sajakah yang dianggap sama dan atribut apa sajakah yang dianggap berbeda sehingga penilitian ini sebaiknya dapat dilakukan lebih mendalam dengan melakukan analisis correspondence analysis untuk dapat menjawab keunggulan masing-masing obyek wisata sejenis dimaksud

151

S

BAB XIII

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM)

131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling

tructural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik

yang dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat

secara serempak yang tidak dapat diselesaikan oleh persamaan

regresi linear SEM dianggap sebagai gabungan dari analisis

regresi dan analisis faktor SEM dapat dipergunakan untuk

menyelesaikan model persamaan dengan variabel terikat lebih

dari satu dan juga pengaruh timbal balik (recursive) Analisis

SEM berbasis pada analisis covarians sehingga memberikan

matriks covarians yang lebih akurat dari pada analisis regresi

linear Program-program statistik yang dapat dipergunakan

untuk menyelesaikan SEM misalnya Analysis Moment of Structure

(AMOS) atau LISREL

SEM mampu menyelesaikan model yang rumit yang sering

muncul dalam dunia pemasaran atau bidang konsentrasi yang

lain Model yang diselesaikan dengan SEM harus mempunyai

dasar teori yang kuat terlebih dahulu karena SEM hanyalah

untuk mengkonfirmasi apakah observasi sesuai dengan model

teoritis yang telah dibentuk berdasarkan telaah teori yang

mendalam Beberapa alasan menggunakan analisis SEM adalah

sebagai berikut

[1] Model yang dianalisis bertingkat dan relatif rumit

sehingga akan sangat sulit untuk diselesaikan dengan

metode jalur analisis pada regresi linear

[2] Mampu menguji hipotesis-hipotesis yang rumit dan

bertingkat secara serempak atau simultan

152

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[3] Kesalahan (error) pada masing-masing observasi tidak

diabaikan tetapi tetap dianalisis sehingga SEM lebih akurat untuk menganalisis data kuesioner yang melibatkan persepsi

[4] Mampu menganalisis model hubungan timbal balik (recursive) secara serempak di mana model ini tidak dapat diselesaikan dengan analisis regresi linear secara serempak

[5] Terdapat fasilitas bootstrapping di mana hal tersebut tidak dapat dilakukan dengan analisis regresi linear

[6] Untuk jumlah sampel yang relatif besar (di atas 2000) terdapat metode Asymtot Distribution Free (ADF) yang tidak memerlukan asumsi normalitas pada data

[7] Peneliti dapat dengan mudah memodifikasi model dengan second order untuk memperbaiki model yang telah disusun agar lebih layak secara statistik

132 Tahapan dan Kristeria SEM

Dalam pengujian model SEM terdapat tujuh langkah yang harus ditempuh (Hair dkk 1998 dalam Ferdinand 2005) Tujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut ini

[1] Langkah pertama Pengembangan Model Teoritis [2] Langkah kedua Pengembangan Diagram Alur (Path

Diagram) [3] Langkah ketiga Konversi Diagram Alur ke dalam

Persamaan Struktural dan Model Pengukuran [4] Langkah keempat Memilih Jenis Matrik Input dan

Estimasi Model yang diusulkan Estimasi Model Pengukuran (Measurement Model) Model Struktur Persamaan (Structure Equation

Model) [5] Langkah kelima kemungkinan munculnya masalah

identifikasi Standard error yang besar untuk satu atau beberapa

153

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

koefisien

Program tidak mampu menghasilkan matriks informasi yang seharusnya disajikan

Munculnya angka-angka yang aneh seperti adanya varians error yang negatif

Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi yang didapat (misal ge 09)

[6] Langkah keenam evaluasi kriteria Goodness of Fit Uji Kesesuaian dan Uji Statistik Likelihood ratio

chi-square statistic (χ2) Root Mean Square Error Approximation (RMSEA) Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) The Minimum Sampel Discrepancy Function atau Degree of Freedom (CMINDF) Tucker Lewis Index (TLI) dan Comparative Fit Index (CFI)

Uji Reliabilitas Construct Reliability dan Variance extracted

Uji Validitas Asumsi-asumsi SEM Ukuran Sampel Normalitas

Outliers Multicollinearity dan Singularity [7] Langkah ketujuh menginterpretasikan hasil pengujian

dan modifikasi model

Setelah survei dilakukan dan sejumlah data didapatkan

maka dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan

Structural Equation Modelling (SEM) Brannick (1995) dalam

Kelloway (1995) mengemukakan bahwa model struktur

kovarians dapat digunakan untuk menguji berbagai model

yang kompleks Berbagai model penelitian loyalitas wisatawan

juga menggunakan SEM sebagai alat uji model seperti pada

penelitian Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005) SEM adalah

model statistik yang menjelaskan hubungan di antara sejumlah

variabel dengan menguji struktur dari hubungan di antara

variabel-variabel yang ada dalam model

154

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Pengujian model dengan SEM terdiri dari beberapa tahapan

yakni Tahapan pertama adalah mendefinisikan konstruk yang ada kemudian mengembangkan model pengukuran Tahapan kedua adalah pengujian model pengukuran secara simultan Tahapan ketiga adalah penilaian spesifikasi model struktural dan validitas model struktural

Beberapa kriteria kelayakan model telah dikembangkan untuk menginterpretasi sebuah model persamaan struktural untuk menentukan derajat kecocokan sebuah model dengan data empiris Kriteria kelayakan model yang umum digunakan antara lain Chi-Square Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Non-Normed Fit Index atau Tucker Lewis Index (TLI) dan Normed Fit Index (NFI) Untuk kriteria Chi-Square

(χ2) angka χ2 yang rendah dan tingkat probabilitas di atas 005

menunjukkan tidak adanya perbedaan antara data observasi

dengan data yang diestimasi Namun besaran angka χ2 sensitif

terhadap jumlah sampel jika sampel melebihi 200 angka χ2

cenderung meningkat Selain itu angka χ2 juga sensitif terhadap

penyimpangan asumsi normalitas data Untuk meminimalkan

dampak dari jumlah sampel dikembangkan kriteria rasio χ2

terhadap derajat kebebasan (df) rasio χ2 df untuk model yang

baik adalah antara 21 sampai 31 (Hooper dkk 1998)

Beberapa kriteria kelayakan model dalam sebuah

persamaan model struktural

Tabel 131 Kriteria Kelayakan Model

Goodness of Fit Index Cut off Value X2-Chi Square Diharapkan Kecil Significance Probability ge 005 RMSEA le 005 GFI ge 090 AGFI ge 090 CMINDF le 300 TLI ge 095

155

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

CFI ge 095

Sumber Hair et al (1998)

Derajat kecocokan pada analisis SEM-AMOS dapat dijelaskan

sebagai berikut ini

1) χ 2 Chisquare diharapkan kecil dan probabilitas diharapkan

gt 005 yang berarti tidak ada perbedaan signifikan antara matris kovarians prediksi dengan data observasi namun perhitungan ini dipakai pada jumlah sampel lt 200

2) Significance Probability diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off value sebesar p ge 005

3) RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation) lt 008 adalah ukuran model yang mencoba memperbaiki ke- cenderungan chisquare yang cenderng menolak model pada jumlah sampel yang besar (alternatif dari chisquare) RMSEA merupakan ukuran rata-rata perbedaan per degree of freedom yang diharapkan dalam populasi Nilai RMSEA lt 008 adalah good fit sedangkan Nilai RMSEA lt 005 adalah close fit

4) GFI (Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 adalah menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matrik kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan Nilainya berkisar 0 hingga 1 (mendekati 0 = poor fit dan mendekati 1= perfect fit)

5) AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 GFI

adalah analog dari R2 dalam regresi berganda Ukuran AGFI

merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi

degree of freedom model dengan model lain yang

dibandingkan AGFI gt 09 adalah good fit sedangkan 08 le

AGFI lt 09 adalah marginal fit

6) CMINDF (the minimum sample discrepancy functiondegree of

freedom) diharapkan le 300 dan tidak bernilai negatif Ukuran

ini adalah nilai yang diperoleh dari nilai Chi Square dibagi

dengan degree of freedom

156

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

7) TLI (Tucker Lewis Index) diharapkan gt 095 Nilai Alternative

incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model

8) CFI (Comparative Fit Index) rentang nilai sebesar 0 -1 dimana semakin mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi

Studi Kasus Penelitian dengan Analisis SEM-AMOS

Judul Model Loyalitas Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia Berwisata di Bali

Langkah pertama dalam analisis SEM adalah melakukan

identifikasi secara teoritis terhadap permasalahan penelitian

Topik penelitian ditelaah secara mendalam dan hubungan

antara variabel-variabel yang dihipotesiskan telah didukung

oleh justifikasi teori dalam penelitian ini adalah teori loyalitas

wisatawan Analisis SEM pada hakekatnya adalah untuk

mengkonfirmasi apakah data observasi sesuai dengan teori

atau tidak Langkah ini mutlak harus dilakukan dan setiap

hubungan yang digambarkan dalam langkah lebih lanjut harus

mempunyai dukungan teori yang kuat

Berdasarkan hakekat dari analisis SEM tersebut keaslian

hasil observasi lebih diutamakan sehingga peneliti berusaha

meminimalkan adanya modifikasi maupun penyesuaian

data observasi dengan alasan pemenuhan asumsi-asumsi

sebuah alat analisis sekalipun Penelitian ini bertujuan untuk

mengkonfirmasi model hubungan yang ada dalam model

loyalitas wisatawan yakni hubungan antara variabel laten

motivasi internal (X1) dan variabel laten motivasi eksternal (X

2)

terhadap variabel laten citra destinasi (Y1) kepuasan wisatawan

(Y2) dan loyalitas wisatawan (Y

3) Konfirmasi selanjutnya

adalah menguji hubungan antara variabel laten citra destinasi (Y

1) terhadap variabel laten kepuasan wisatawan (Y

2) dan

selanjutnya mengkonfirmasi hubungan antara variabel laten

157

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

kepuasan wisatawan (Y

2) terhadap variabel laten loyalitas

wisatawan (Y3)

Konstruk multivariat penelitian ini menyertakan 36 indikator yang terdiri dari delapan indikator untuk variabel motivasi internal 15 indikator untuk variabel motivasi eksternal tujuh indikator untuk variabel citra destinasi empat indikator untuk variabel kepuasan wisatawan dua indikator untuk variabel loyalitas wisatawan

1) Pengujian model teoritis

Pengujian model teoritis ternyata belum mampu menghasilkan model yang memenuhi kriteria goodness of fit Hasil analisis faktor konfirmasi yang kurang memenuhi kriteria kesesuaian model ini mengindikasikan bahwa asumsi peneliti mengenai kecocokan model pengukuran yang diteliti kurang didukung oleh data observasi di lapangan Hasil pengujian model teoritis seperti Gambar berikut ini

Keterangan

Variabel Motivasi Internal (X1) terdiri dari

X11= Istirahat dan rileksasi X12= Tempat-tempat baru X13=

Pengetahuan dan pengalaman X14= Keluar dari rutinitas X15=

Bertemu orang dan bersosialisasi X16= Kesehatan dan kebugaran

X17= Melatih fisik X18= Keluarga dan teman-teman

Variabel Motivasi External (X2) terdiri dari

X21= Sejarah Bali X22= Budaya Bali X23= Alam Bali X24= Harga-

harga di Bali X25= Even and festival X26= Liburan atau waktu

luang X27= Transportasi X28= Jarak dari negara asal X29=

Makanan dan minuman X210= Fasilitas dan pelayanan X211=

Fasilitas kesehatan X212= Pelayanan dan prosedur imigrasi X213=

Keamanan X214= Pelayanan biro perjalanan X215= Pemandu

wisata

158

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Variabel Citra Destinasi (Y1) terdiri dari

Y11= Aktivitas wisata Y12= Keindahan alam Y13= Budaya Bali

Y14= Penduduk Bali Y15= Infrastruktur Pariwisata Y16= Stabilitas

politik dan ekonomi Y17= Suasana Bali

Variabel Kepuasan Wisatawan (Y2) terdiri dari

Y21= Atraksi Y22= Aksesibilitas Y23= Fasilitas wisata Y24=

Pelayanan

Variabel Loyalitas Wisatawan (Y3) terdiri dari

Y31= Kunjungan ulang Y32= Merekomendasi

Gambar Uji Konstruk Penelitian

Dari beberapa kriteria untuk mengukur model yang fit

yakni RMSEA GFI AGFI TLI dan CFI semuanya menunjukkan

bahwa model belum dapat dikatakan fit sehingga memerlukan

modifikasi sesuai dengan kaidah-kaidah umum pada analisis

159

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

model struktural SEM seperti Tabel berikut ini

Tabel Hasil Pengujian Model Teoritis

Goodness of Fit Index

Cut off Value Result Keterangan

X2-Chi Square Diharapkan Kecil 2314884 Kurang baik

RMSEA le 005 0086 Kurang sesuai

GFI ge 090 0722 Kurang baik

AGFI ge 090 0684 Kurang baik

CMINDF le 300 3957 Kurang baik

TLI ge 095 0708 Kurang baik

CFI ge 095 0729 Kurang baik

Ketidak-sesuaian model teoritis dengan data di lapangan

dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti (1) pemilihan indikator penelitian yang kurang mewakili variabel latennya yang terlihat dari nilai Standardized Regression Weightslt050) dan (2) terdapat beberapa indikator yang saling overlaping sehingga sulit dibedakan oleh para responden dalam menjawab dan memberikan jawaban yang terlihat dari MI (nilai modifikasi indeces)

Karena hasil pengujian model kurang memenuhi kriteria model yang fit maka perlu melakukan modifikasi model khususnya memeriksa kembali indikator-indikator yang kurang memenuhi syarat sebagai wakil dari variabel latennya Modifikasi dapat dilakukan berdasarkan konsep apriori yang beranggapan bahwa dapat terjadi perbedaan antara konsep awal dengan data di lapangan hal ini sesuai dengan pernyataan Hunter dan Schmidt (dalam Ferdinand 2002) bahwa penelitian primer tidak pernah sempurna yang menyebabkan terjadinya perbedaan antar hasil penelitian yang topiknya sama sekalipun

Konstruk penelitian ini adalah kombinasi dua konstruk

160

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

(Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005) yang memiliki laten yang berbeda sehingga overlaping indikator penelitian sulit untuk dihindari Teknik yang dipilih untuk melakukan modifikasi model adalah dengan melakukan analisis teruji unidimensionalitas (CFA= Confirmatary Factor Analysis) dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 yang bertujuan meningkatkan nilai goodness of fit (Ferdinand 2002)

Teknik yang kedua adalah melakukan modifikasi indices terhadap indikator-indikator yang memiliki MI (Modification Indices) yang besar Modifikasi indices dibenarkan dalam kaidah model struktural SEM sepanjang secara teoritis dan konsep sepasang indikator memang benar-benar dimungkinkan overlapping (Ferdinand 2002)

2) Modifikasi Model

Setelah dilakukan pengujian ternyata ada beberapa indikator yang dinyatakan kurang layak mewakili variabel latennya Indikator-indikator yang kurang layak tersebut tidak disertakan pada pengujian model berikutnya Metode estimasi yang dipilih pada penelitian ini adalah Maximum Likelihood Estimates (MLE) Setelah dilakukan pengujian model dengan hanya menyertakan indikator-indikator yang memiliki nilai Standardized Regression Weights lebih besar dari 05 maka terbentuklah model yang dinyatakan fit Hasil uji unidimensionalitas dengan CFA (confirmatory factor analysis) ditampilkan pada Tabel berikut ini

Tabel Hasil Uji Unidimensionalitas CFA

Variabel Kode Indikator Estimate SRW Motivasi Internal

X16 Meningkatkan kesehatan dan kebugaran 0776

X17 Latihan fisik 0753 X18 Mengunjungi kerabat dan teman 0507

161

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Variabel Kode Indikator Estimate SRW Motivasi Eksternal

X24 Harga-harga di Bali 0517 X26 Keuntungan liburan di Bali 0505 X27 Transportasi ke Bali 0656 X28 Jarak dari negara asal 0680 X29 Kuliner Bali 0544

X210 Fasilitas dan pelayanan hotel di Bali 0666

X211 Fasilitas kesehatan di Bali 0714 X212 Pelayanan imigrasi 0663 X213 Keamanan pulau Bali 0673 X214 Pelayanan Biro perjalanan 0684 X215 Pelayanan pramuwisata 0711

Citra Des- tinasi

Y13 Budaya Bali yang unik 0550 Y14 Masyarakat yang ramah 0702

Y15 Infrastruktur pariwisata yang lengkap 0736

Y17 Suasana yang nyaman 0648 Kepuasan Y21 Daya tarik dan obyek wisata 0780

Y22 Perjalanan dari dan ke Bali 0799 Y23 Ketersediaan fasilitas pariwisata 0810 Y24 Pelayanan selama berlibur 0808

Loyalitas Y31 Niat berkunjung ulang 0756 Y32 Kerelaan merekomendasi 0877

Catatan Keterwakilan Variabel = Standardized Regression Weights gt 05 Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005

Berdasarkan indices modifikasi terdapat beberapa

kovariansi terjadi antara error dari suatu variabel dengan error-

error dari variabel lainnya yang artinya indikator-indikator yang

diteliti mengalami overlapping atau saling berkorelasi

Tabel Modifikasi Indices Indikator Tumpang Tindih

Modifikasi Indices Saling berkorelasi Estimate P X2 lt--gt X1 Motivasi eksternal lt--gt Motivasi internal 0070 e23 lt--gt e22 Pelayanan pramu- lt--gt Pelayanan Biro perjalanan 0170

wisata e20 lt--gt e21 Pelayanan imigrasi lt--gt Keamanan pulau Bali 0129 e21 lt--gt e22 Keamanan pulau Bali lt--gt Pelayanan Biro perjalanan 0096 e20 lt--gt e22 Pelayanan imigrasi lt--gt Pelayanan Biro perjalanan 0100 e27 lt--gt e37 Masyarakat yang lt--gt Loyalitas Wisatawan 0071

ramah e30 lt--gt e37 Suasana yang nyaman lt--gt Loyalitas Wisatawan 0050

162

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Modifikasi Indices Saling berkorelasi Estimate P e14 lt--gt e12 Keuntungan liburan lt--gt Harga-harga di Bali 0068

di Bali e14 lt--gt e39 Keuntungan liburan lt--gt Citra Destinasi 0062

di Bali e8 lt--gt X2 Mengunjungi kerabat lt--gt Motivasi eksternal 0070

dan teman e15 lt--gt e36 Transportasi ke Bali lt--gt Merekomendasi Teman -0047 e28 lt--gt e31 Infrastruktur pari- lt--gt Daya tarik dan obyek wisata 0046

wisata yang lengkap e18 lt--gt e21 Fasilitas dan pelayanan lt--gt Keamanan pulau Bali -0073

hotel di Bali e19 lt--gt e23 Fasilitas kesehatan lt--gt Pelayanan pramuwisata 0054

di Bali e15 lt--gt e21 Transportasi ke Bali lt--gt Keamanan pulau Bali -0065

Modifikasi indices (MI) terhadap beberapa indikator

yang mengalami overlaping ternyata mampu meningkatkan kelayakan model Indikator-indikator yang mengalami overlaping tersebut Kelayakan model hasil modifikasi indices dilihat dari beberapa kriteria kelayakan model yakni X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI Hasil modifikasi model tampilkan seperti Gambar berikut ini

Gambar Model Loyalitas Wisatawan Lanjut Usia Mancanegara

163

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Tabel berikut ditunjukkan bahwa semua kriteria

kelayakan model dinyatakan telah memenuhi kriteria goodness of fit sehingga hipotesis dapat ditentukan dengan melihat CR (critical ratio) dan signifikansi dari masing-masing hubungan terkait dengan hipotesis penelitian tersebut

Tabel Hasil Modifikasi Model

Goodness of Fit Index

Cut off Value

Uji Per- tama

Uji Kedua

Hasil Kesimpulan

X2-Chi Square

- 2314884 429050 Baik Baik

RMSEA le 005 0086 0053 Lebih Baik Cukup baik GFI ge 090 0722 0910 Lebih Baik Baik AGFI ge 090 0684 0883 Lebih Baik Cukup baik CMINDF le 300 3957 2114 Lebih Baik Baik TLI ge 095 0708 0932 Lebih Baik Cukup baik CFI ge 095 0729 0943 Lebih Baik Cukup baik

Model teoritik yang pertama menggambarkan hubungan

antara variabel-variabel motivasi internal motivasi eksternal citra destinasi kepuasan wisatawan dan loyalitas wisatawan setelah dilakukan pengujian ternyata belum didukung oleh data empirik karena kriteria (X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI) tidak memenuhi nilai kritis

Berdasarkan tersebut lalu dilakukanlah modifikasi model dengan hanya menyertakan indikatornya yang telah teruji unidi- mensionalitas melalui uji Confirmatary Factor Analysis dengan kri- teria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 Hasil pengujian yang kedua akhirnya dapat dinyatakan layak berdasarkan beberapa kriteria pada yakni krite- ria RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI sehingga semua hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan

3) Pengujian Hipotesis

Setelah semua asumsi dapat dipenuhi selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana diajukan pada

164

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

bab sebelumnya Pengujian delapan hipotesis penelitian ini dilakukan sebagai berikut

Tabel Bobot Regresi Hubungan Struktural

Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan Citra Motivasi -0047 -0031 0092 -0509 0611 Destinasi Internal Tidak signifikan (Y1) (X1) Citra Motivasi 0690 0659 0078 8808 Signifikan Destinasi Eksternal (Y1) (X2) Kepuasan Motivasi 0060 0041 0077 0780 0435 Tidak signifikan Wisatawan Internal (Y2) (X1) Kepuasan Motivasi -0119 -0119 0073 -1641 0101 Tidak signifikan Wisatawan Eksternal (Y2) (X2) Kepuasan Citra 0833 0871 0083 10019 Signifikan Wisatawan Destinasi (Y2) (Y1) Loyalitas Kepuasan 0562 0560 0066 8468 Signifikan Wisatawan Wisatawan (Y3) (Y2) Loyalitas Motivasi 0194 0193 0065 2998 0003 Signifikan Wisatawan Eksternal (Y3) (X2) Loyalitas Motivasi -0094 -0064 0083 -1139 0255 Tidak signifikan Wisatawan Internal (Y3) (X1)

Catatan ERW= Estimates Regression Weights SRW= Standardized Regression Weights SE= Standard Error CR = Critcal Ratio P=Probability

Dari pengolahan data primer pada model tersebut di atas

hipotesis penelitian dapat dijawab sebagai berikut

[1] Pengaruh (X

1) motivasi internal wisatawan lanjut usia

mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh

(X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara

terhadap (Y1) citra destinasi Bali ditunjukkan oleh nilai CR

(critical ratio) sebesar -0509 dan dengan probabilitas sebesar

0611 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk

165

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

penerimaan H

1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan

probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X

1) motivasi internal wisatawan

lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y

1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua

variabel tersebut rupanya belum didukung oleh data empiris sehingga hubungan yang terjadi hanya sebuah

kebetulan saja atau tidak signifikan Jika dilihat indikator yang reliabel sebagai pembentuk (X

1) motivasi

internal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif atau dorongan (X16) meningkatkan kesehatan dan kebugaran dan (X17) latihan fisik tidaklah

cocok dengan data empiris atribut destinasi pariwisata Bali Sementara motif (X18) mengunjungi kerabat dan teman adalah motif yang tidak berpengaruh secara langsung

dengan citra destinasi pariwisata Bali

[2] Pengaruh (X

2) motivasi eksternal wisatawan lanjut

usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2)

motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y

1) citra destinasi Bali menunjukkan nilai

CR (critical ratio) sebesar 8808 dan dengan probabilitas sebesar Kedua nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H

1 yaitu nilai CR yang lebih besar

dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X

2) motivasi

eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan terhadap (Y

1) citra destinasi Bali Hubungan

teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga hubungan yang terjadi adalah hubungan yang signifikan Indikator yang reliabel sebagai pembentuk (X

2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara

berwisata ke Bali adalah motif ketertarikan terhadap (X24)

166

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

harga-harga di Bali (X

26) keuntungan liburan di Bali

(X27

) transportasi ke Bali (X28

) jarak dari negara asal (X29

)

kuliner Bali (X210

) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali

(X211

) fasilitas kesehatan di Bali (X212

) pelayanan imigrasi

(X213

) keamanan pulau Bali (X214

) pelayanan Biro perjalanan

wisata dan (X215

) pelayanan pramuwisata

[3] Pengaruh (X

1) motivasi internal terhadap (Y

2) kepuasan

wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata di Bali Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X

1)

motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut

usia mancanegara yang berwisata di Bali menunjukkan nilai CR (critical ratio) hanya sebesar 0780 dan dengan probabilitas sebesar 0435 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H

1 yaitu nilai CR

yang lebih kecil dari 196 dan probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X

1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara

tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan

wisatawan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut belum didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh yang

tidak signifikan

[4] Pengaruh (X

2) motivasi eksternal terhadap (Y

2) ke-

puasan wisatawan mancanegara yang berwisata di

Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2)

motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara

terhadap (Y2) kepuasan wisatawan menunjukkan nilai CR

sebesar -1641 dan probabilitas sebesar 0101 Nilai tersebut

tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1

yaitu nilai

CR lebih kecil 196 dan nilai probabilitas yang lebih besar

dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

167

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

(X

2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara

tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan

berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel

tersebut belum didukung oleh data empiris sehingga tidak terjadi pengaruh yang signifikan Nilai CR yang negatif bermakna jika motivasi eksternal wisatawan lanjut usia

mancanegara semakin tinggi maka derajat kepuasan akan semakin menurun terhadap kepuasan berwisata di Bali

[5] Pengaruh (X

1) motivasi internal terhadap (Y

3) loyalitas

wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata

di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X

1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara

terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan

probabilitas sebesar 0255 dan nilai CR sebesar -1139 Nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H

1

yaitu nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 dan nilai

CR yang lebih kecil dari 196 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X

1) motivasi internal wisatawan lanjut

usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y

3) loyalitas Hubungan teoritis kedua variabel tersebut

tidak didukung oleh data empiris sehingga pengaruh

yang terjadi adalah pengaruh tidak signifikan Nilai negatif pada CR (critical ratio) sebesar -1139 bermakna jika

semakin tinggi faktor pendorong wisatawan lanjut usia untuk melakukan perjalanan wisata maka derajat loyalitas

wisatawan akan semakin menurun Jika derajat motivasi internal seperti motif meningkatkan kesehatan latihan fisik dan motif mengunjungi kerabat dan teman

meningkat maka derajat untuk datang kembali ke Bali akan semakin menurun

168

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[6] Pengaruh (X

2) motivasi eksternal wisatawan lanjut

usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan

berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2)

motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara

terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan CR

sebesar 2998 dan probabilitas sebesar 0003 Nilai tersebut

telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1

yaitu nilai

CR tersebut lebih besar dari 196 dan probabilitas yang

lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa (X2) motivasi eksternal (atribut destinasi) wisatawan

lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan terhadap

(Y3) loyalitas wisatawan

Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah

didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang

terjadi adalah pengaruh signifikan Nilai positif pada

CR (critical ratio) sebesar 2998 bermakna semakin tinggi

derajat motivasi eksternal yang berupa daya tarik destinasi

pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan akan

semakin meningkat Indikator dari motivasi eksternal

wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali

adalah motif ketertarikan terhadap (X24

) harga-harga di

Bali (X26

) keuntungan liburan di Bali (X27

) transportasi ke Bali (X

28) jarak dari negara asal (X

29) kuliner Bali (X

210)

fasilitas dan pelayanan hotel di Bali (X211

) fasilitas kesehatan di Bali (X

212) pelayanan imigrasi (X

213) keamanan pulau

Bali (X214

) pelayanan biro perjalanan dan (X215

) pelayanan pramuwisata Semua indikator penarik tersebut dianggap mampu menjadi faktor penarik bagi wisatawan lanjut usia mancanegara untuk datang kembali ke Bali dan sekaligus bersedia merekomendasi Bali sebagai tempat berwisata

169

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

[7] Pengaruh (Y

1) citra destinasi Bali terhadap (Y

2)

kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y

1) citra destinasi terhadap (Y

2) kepuasan wisatawan

menunjukkan CR sebesar 10019 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H

1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari

196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (Y

1) citra destinasi

berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan wisatawan

Pengaruh teoritis kedua variabel tersebut telah didukung

oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio)

sebesar 10019 bermakna bahwa semakin tinggi derajat citra destinasi pariwisata Bali maka derajat kepuasan

wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap destinasi

pariwisata Bali akan semakin meningkat

[8] Pengaruh (Y

2) kepuasan wisatawan terhadap (Y

3)

loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara yang

berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y2)

kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan

menunjukkan CR sebesar 8468 dan probabilitas yang

signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk

penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari

196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (Y

2) kepuasan

wisatawan berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas

wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh yang signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 8468 bermakna jika semakin

170

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

meningkat derajat kepuasan wisatawan terhadap destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara akan semakin meningkat

Indikator kepuasan wisatawan lanjut usia

terhadap pariwisata Bali meliputi indikator (Y21

) daya

tarik dan obyek wisata (Y22

) perjalanan dari dan ke Bali

(Y23

) ketersediaan fasilitas pariwisata dan indikator (Y24

)

pelayanan selama berlibur dianggap telah sesuai dengan harapan wisatawan lanjut usia mancanegara Hasil pengujian hipotesis bermakna bahwa meningkatkan derajat kepuasan wisatawan dapat meningkatkan derajat loyalitas wisatawan lanjut usia berwisata di Bali

4) Pengaruh Antara Variabel Penelitian

Pengaruh yang ada pada model adalah pengaruh tidak langsung (Indirect Effects) pengaruh langsung (Direct Effects) dan pengaruh gabungan antara pengaruh langsung dan tidak langsung Pengaruh gabungan (Total Effects) adalah menjumlahan antara pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung Berikut hasil analisis secara rinci masing-masing pengaruh tersebut

Tabel Bobot Pengaruh Variabel Model Loyalitas

Wisatawan Lanjut Usia

Y2

Pengaruh Variabel X1 X2 Y1

(Kepua- M_Internal M_Eksternal (Citra)

san)

Total Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000 Y2 (Kepuasan) 0014 0455 0871 0000

Y3 (Loyalitas) -0056 0447 0488 0560 Direct Ef- Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000 fects Y2 (Kepuasan) 0041 -0119 0871 0000

Y3 (Loyalitas) -0064 0193 Nihil 0560 Indirect Ef- Y1 (Citra) 0000 0000 0000 0000 fects Y2 (Kepuasan) -0027 0573 0000 0000

Y3 (Loyalitas) 0008 0255 0488 0000 Catatana) Total Effects = Direct Effects + Indirect Effects

b) Nilai bobot yang digunakan adalah nilai Standardized Regression Weights

171

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Pengaruh masing-masing variabel pada model loyalitas wisatawan lanjut usia dapat dijelaskan sebagai berikut

[1] Variabel (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara

dipengaruhi secara gabungan oleh (Y2) variabel kepuasan

wisatawan dengan bobot terbesar yakni 0560 kemudian oleh variabel (Y

1) citra destinasi dengan bobot sebesar

0488 variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot

sebesar 0447 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel kepuasan adalah variabel yang paling besar bobotnya sebagai pembentuk loyalitas wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya

[2] Variabel (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara

dipengaruhi secara gabungan oleh (Y1) variabel citra

destinasi dengan bobot terbesar yakni 0871 kemudian oleh variabel (X

2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar

0455 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel citra destinasi memiliki bobot yang paling menentukan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya

[3] Variabel (Y1) citra destinasi dipengaruhi secara gabungan

oleh variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar

0659 sedangkan variabel (X1) motivasi internal tidak

memiliki pengaruh positif terhadap citra destinasi (Y1)

[4] Pengaruh langsung (Direct Effects) yang terbesar adalah pengaruh langsung antara (Y

1) citra destinasi terhadap

(Y2) kepuasan wisatawan dengan bobot sebesar 0871

jika dibandingkan dengan pengaruh langsung antara (X2)

motivasi eksternal terhadap (Y1) citra destinasi dengan

bobot sebesar 0659 pengaruh langsung antara (Y2)

kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan

dengan bobot sebesar 0560 dan pengaruh langsung

antara (X2) motivasi eksternal terhadap terhadap (Y

3)

loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0193 [5] Pengaruh tidak langsung (Indirect Effects) yang terbesar

172

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

adalah pengaruh tidak langsung antara (X

2) motivasi

eksternal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan dengan

bobot sebesar 0573 jika dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung antara (Y

1) citra destinasi terhadap (Y

3)

loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0488 dan pengaruh tidak langsung antara (X

2) motivasi eksternal

terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar

0255

Berdasarkan hasil analisis jalur tersebut d atas maka

dapat disimpulkan bahwa variabel loyalitas wisatawan lanjut

usia mancanegara ditentukan secara gabungan oleh variabel

kepuasan wisatawan citra destinasi dan motivasi eksternal

Variabel kepuasan wisatawan adalah variabel yang paling

menentukan loyalitas wisatawan jika dibandingkan dengan

variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Yoon dan

Uysal (2003) dan Chi (2005)

Variabel kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara

ditentukan secara total oleh variabel citra destinasi sedangkan

motivasi eksternal dan motivasi internal tidak berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan wisatawan Variabel citra destinasi

memiliki peranan yang paling dominan dalam hubungannnya

dengan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel

lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Chi (2005) Suradnya

(2005) dan Guliling dkk (2013)

Variabel citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh

variabel motivasi eksternal Pengujian ini sama dengan Yoon

dan Uysal (2003) Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013)

Hubungan langsung yang negatif antara motivasi eksternal

dengan variabel kepuasan wisatawan bermakna bahwa variabel

motivasi eksternal memerlukan variabel mediasi yakni citra

destinasi untuk menghasilkan pengaruh yang positif terhadap

variabel kepuasan wisatawan Fakta ini didukung oleh hasil

pengujian pengaruh tidak langsung antara variabel motivasi

173

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

eksternal yang dimediasi oleh variabel citra destinasi yang menghasilkan pengaruh positif terhadap kepuasan wisatawan Hasil pengujian ini sama dengan temuan Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005)

174

175

P

BAB XIV

ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK SEGMENTASI PASAR WISATAWAN

141 Filosofi Segmen Pasar

asar bisa dibagi-bagi ke dalam kriteria-kriteria tertentu yang biasa disebut dengan segmen pasar Menurut Bagyono

(2003) segmen pasar adalah kelompok konsumen yang memiliki tuntutan kebutuhan akan produk dan pelayanan yang sama

Sedangkan menurut Kotler (2005) segmen pasar adalah kelompok besar yang diidentifikasi di dalam sebuah pasar dimana proses identifikasi yang dilakukan pada umumnya berdasarkan variabel geografi demografi psikografi dan prilaku konsumen

Menurut Kleinsteuber (2002) segmen pasar adalah bagian dari pasar secara keseluruhan Bagi setiap perusahaan pasar secara keseluruhan adalah perorangan dan atau organisasi yang membutuhkan produk mereka dan memiliki kemampuan untuk membelinya Segmen pasar terdiri dari pembeli potensial yang memenuhi kriteria-kriteria yang sama Kriteria-kriteria tersebut dapat berupa faktor demografi psikografi dan prilaku konsumen

1411 Segmentasi pasar

Menurut Lawrence (2000194) segmentasi pasar adalah proses dimana pasar dibagi menjadi para pelanggan yang terdiri atas orang-orang dengan kebutuhan dan karakteristik yang sama yang mengerahkan mereka untuk merespon tawaran produkjasa dan progam pemasaran strategis tertentu dalam cara yang sama

176

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Kotler (200285) memberikan batasan tentang segmentasi

pasar sebagai berikut ldquomarket segmentation is subdiving of the market info distinct subsets of customer where any subject may conceivably be selected as a target market to be reaches in a distinct marketing mixrdquo menurutnya yang dimaksud dengan segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar kedalam kelompokndashkelompok secara tegas dan tiap kelompok itu dipilih dan ditetapkan sebagai target pasar yang dipengaruhi dengan mengunakan strategi bauran pemasaran (marketing mix) Segmen pasar yang biasa digunakan pakarndashpakar pemasaran yaitu

1) Geographic Segmentation

Segmentasi berdasarkan geografis adalah membagindashbagi pasar berdasarkan tempat atau wilayah dapat berupa suatu kuota kawasan atau Negara dimana kebutuhan dan keinginan bervariasi berdasarkan tempat tinggal mereka Sehingga perusahaan dalam memutuskan untuk beroperasi pada waktu wilayah geografis dengan memberikan variasi lokal Wilayah dan ukuran Wilayah dan ukuran merupakan

segmen yang bisa membantu perusahaan untuk menentukan pasar sasaran wilayah yang tepat bagi perusahaan

Kepadatan Kepadatan dapat disegmentasikan menjadi kelompok perkotaan pinggiran kota dan pedesaan

Iklim Iklim adalah salah satu segmen yang penting untuk diketahui perusahaan karena merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan segmentasi pasar

2) Demographic Segmentation Segmentasi berdasarkan variabel-variabel demografis merupakan dasar yang paling populer dalam membedakan pelanggan dikatakan demikian karena

177

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

keinginan preferensi dan tingkat pemakaian konsumen sering berhubungan dengan variabel-variabel demografis Alasan lainnya karena variabel-variabel demografi lebih mudah diukur dibandingkan dengan variabe-variabel lainya Berikut variabel-variabel yang digunakan dalam melakukan segmentasi pasar Usia Kemampuan dan keinginan konsumen sejalan

dengan usia Dalam menerapkan segmen usia dapat membantu perusahaan dalam menentukan pasar

Jenis kelamin Segmentasi menurut jenis kelamin merupakan suatu hal yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan

Penghasilan Penghasilan merupakan salah satu bentuk segmentasi pasar yang digolongkan oleh perusahaan dengan beberapa segmen misalnya masyarakat yang berpenghasilan rendah menengah dan tinggi

Pekerjaan Pekerjaan juga dapat menggolongkan pasar kedalam segmen pasar yaitu pegawai negeri pegawai swastam dan wiraswata

Pendidikan Segmen ini juga mendapat perhatian perusahaan karena produk yang nantinya dihasilkan oleh perusahaan haruslah sesuai dengan pendidikan konsumen dan dapat dimengerti

Jumlah keluarga Jumlah keluarga merupakan segmen yang perlu diperhatikan oleh perusahaan karena besarnya keluarga akan mengubah kebutuhan akan akomodasi yang diperlukan

Siklus keluarga Siklus keluarga merupakan segmen yang perlu diperhatikan oleh perusahaan agar perusahaan bisa menentukan sasaran yang tepat Biasanya perusahaan membedakan siklus keluarga atas status perkawinan dari konsumen yang ingin dituju

178

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Generasi Banyak penelitian yang kini mulai

memperhatikan segmentasi berdasarkan variabel

generasi Hal ini dilakukan karena adanya pemikiran

bahwa generasi dipengaruhi oleh lingkungan

dimana konsumen dibesarkan

3) Psychographic Segmentation

Segmentasi Psychographic membagi pembeli atas kelompokndashkelompok berdasarkan social class dan lifestyle Orangndashorang dalam kelompok demografik yang sama dapat dibagi dalam profil kelompok Psychographic yang berbeda satu dengan yang lainnya Kelompok social class pada dasarnya dibagindashbagi dalam kelompok kaya atau berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan rendah Sedangkan tata cara hidup (life style) sering dijadikan alasan untuk memilih fasilitas akomodasi yang sesuai dengan kelas dan kedudukannya Segmen life style ini memberikan kesempatan pada pemasar (marketer) untuk merencanakan target yang lebih akurat dan mempersiapkan fasilitas yang istimewa yang diinginkan Dalam segmen ini dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu yang berdasarkan gaya hidup dan kepribadian Gaya hidup pada segmen ini menunjukan

bagaimana cara konsumen baik secara individu maupun secara berkelompok terhadap konsumsi karena pengelompokan secara demografi akan menimbulkan gaya hidup yang berbeda-beda seperti kehidupan selebritis Oleh karena itu kelompok-kelompok yang seperti ini dapat dijadikan sasaran untuk produk-produk jenis baru karena setiap perubahan gaya hidup memiliki peluang bagi para pemasar

Kepribadian Kepribadian adalah segmen yang bisa menunjukkan pada sikap individu kepada

179

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

perusahaan dalam penentuan segmen pasar

4) Behavior Segmentation

Yaitu segmentasi yang membagindashbagi kelompok berdasarkan pengetahuan (knowledge) tingkah laku (attitude) penggunaan atau respon terhadap suatu produk tertentu Dalam segmen ini konsumen dibagi menjadi beberapa segmen yaitu Kejadian

Pembeli dapat dibedakan menurut kejadian saat mereka mengembangkan kebutuhan membeli suatu produk atau memakai suatu produk

Manfaat Manfaat yang ingin diperoleh dari konsumen dari produk yang dibeli berbeda-beda Dalam kaitanya dengan harga dan manfaat dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu mereka yang menganggap harga bersaing sebagai kepuasan yang dicari dan mereka yang lebih mengetengahkan kepuasan non harga

Status pemakaian Segmen ini dapat dibagi atas bukan pemakai bekas pemakai dan pemakai teratur Dari pembagian tersebut perusahaan dapat menentukan kelompok yang harus diperhatikan

Tahap kesiapan Pasar terdiri dari orang-orang dengan kesiapan yang berbeda-beda untuk membeli suatu produk Beberapa orang tidak menyadari keberadaan suatu produk beberapa menyadari beberapa orang menginginkan produk yang bersangkutan beberapa orang bermaksud untuk membeli

Sikap Beberapa kelompok dapat ditemukan dalam suatu

180

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pasar yaitu sikap orang yang antusias sikap yang positif sikap yang acuh tak acuh sikap yang negatifdan sifat yang benci

Dari pengertian pada halaman sebelumnya dapat

dikemukakanbahwasegmentasipasarmerupakanpenggolongan

pasar yang terdiri dari bermacam-macam aspek menjadi lebih

spesifik atau homogen dengan golongan yang bervariasi

1412 Pola Segmentasi Pasar

Suatu proses segmentasi pasar selalu dikelompok- kelompokkan mengikuti pola yang telah ditentukan dengan demikian diharapkan proses identifikasi variabel yang sedang diteliti lebih mudah untuk didapatkan

MenurutKotler(2005)segmenpasardapatdibentukdengan banyak cara salah satunya adalah dengan mengidentifikasi segmen preferensi (pilihan) yang memunculkan tiga pola antara lain Preferensi homogen yaitu menunjukan suatu pasar

dimana semua perusahaan dapat mempraktekan progam pemasaran tunggal yaitu dengan memasarkan produk tunggal Seringkali perusahaan mencari manfaat yang berbeda untuk memunculkan kebutuhan yang berbeda dari jenis produk yang sama

Preferensi tersebar yaitu konsumen mungkin tersebar di seluruh bidang yang menunjukan preferensi konsumen sangat beragam

Preferensi terkelompok yaitu pasar mungkin menunjukan kelompok preferensi yang berbeda-beda yang dinamakan segmen pasar alami

Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (200694) segmen

preferensi dibagi menjadi tiga pola yaitu

Preferensi yang homogen (homogoneous preferences)

181

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

menunjukan suatu pasar dimana semua konsumen itu secara kasar dapat dikatakan mempunyai preferensi yang sama (baik mengenai harga maupun kualitasnya)

Preferensi yang menyebar (diffused preferences) dimana preferensi konsumen dapat menyebar di dalam suatu product space tanpa menunjukan adanya konsentrasi Dalam hal ini konsumen mempunyai preferensi yang beda-beda tentang apa yang mereka inginkan dari produk tersebut

Preferensi berkelompok (clustered preferences) dimana kelompok-kelompok yang terdapat di dalam product space disebut segmen pasar mutual

1413 Segmentasi yang Efektif

Dalam menentukan segmentasi pasar harus bersifat efektif sehingga tidak menimbulkan kesukaran dalam menentukan strategi pemasaran berikutnya Menurut Kotler (2005238) agar dapat bermanfaat segmen pasar haruslah Dapat diukur dalam hal ini ukuran daya beli dan profit

segmen pasar dapat diukur Besar segmen cukup besar dan menguntungkan untuk

dapat dilayani suatu segmen harus merupakan kelompok yang homogen tersebar yang paling mungkin yang berharga untuk diraih dengan progam pemasaran yang dirancang khusus untuk mereka

Dapat diakses segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif

Dapat dibedakan segmen-segmen secara konseptual dapat dipisahkan dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan progam bauran pemasaran yang berbeda

Dapat diambil tindakan progam-progam efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen- segmen tersebut

182

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Sedangkan menurut Kasali (2000139) segmentasi pasar yang baik adalah

Apakah segmen itu cukup besar Segmen yang dipilh hendaknya cukup potensial dalam arti besar pasarnya dapat menjamin kontinuitas produk sesuai dengan harga yang bersedia dibayar oleh konsumen

Apakah ada daya belinya Populasi yang besar dalam sebuah segmen belum menjamin keberhasilan daya beli dan kesediaan untuk membeli juga penting

Apakah dapat dibedakan dengan segmen lainya Apakah sudah ada pesaing lain yang menguasai segmen

itu Segmen yang menarik tidak selalu terbuka untuk semua pendatang Mereka sudah ada tersebut pada umumnya sudah memasang rintangan-rintangan kepada calon pendatang baru bentuknya ada berbagai macam seperti harga murah iklan yang gencar penggunaan bahan baku dan penggunaan teknologi yang baik

Apakah sumber daya yang memadai Sumber daya yang dimiliki perusahaan haruslah baik untuk dapat menjangkau pasar

1414 Strategi Pemilihan Pasar

Menentukan pasar sasaran dalam perusahan bukanlah hal yang mudah karena akan berdampak pada penjualan barang dan atau jasa yang akan dijual oleh perusahaan Berikut definisi dari beberapa ahli dalam strategi pemilihan pasar

Menurut Kleinsteuber (2002) dalam strategi manajemen pemasaran hal yang perlu diperhatikan dalam strategi penyusunan pasar

1) Market Targeting Proses mengidentifikasi dan menganalisis satu atau beberapa segmen pasar disebut strategi menentukan pasar Dalam istilah asing strategi menentukan pasar yang akan

183

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

dibidik disebut sebagai market targeting Guna menentukan segmen mana yang akan memiliki potensi untuk dilayani secara menguntungkan diperlukan riset pemasaran Adapun kriteria yang digunakan Jumlah permintaan produk Kelayakan tiap segmen

pasar untuk dilayani secara khusus dipengaruhi oleh perkiraan jumlah produk tiap segmen pasar dan prospek pertumbuhanya beberapa tahun yang akan datang

Tingkat persaingan pasar Perlu dianalisis dan dikumpulkan adalah kekuatan dan kelemahan perusahaan-perusahaan pesaing utama

Perbandingan manfaat dan biaya Apabila manfaat yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang ditanggung ada baiknya perushaan mempertimbangkan melayani semua segmen pasar yang bersangkutan

Kekuatan dan kelemahan perusahaan Salah satu riset yang dilakukan perusahaan agar bisa bersaing dengan perusahaan lain

Tujuan usaha jangka menengah Bagaimanapun menariknyasegmenpasartertentuapabilaperusahaan menyamping dari tujuan jangka menengah segmen pasar tadi menjadi tidak menarik

Kemampuan menghimpun dan tambahan Untuk melayani segmen-segmen pasar secara khusus dana tamabahan dan karyaan untuk mengembangkan kegiatan produk

2) Market Positioning

Dengan membandingkan kekuatan dan kelemahan dengan perusahaan pesaing perusahaan dapat sebagai pemimpin pasar atau hanya sebagai berikut Dalam istilah asing menempatkan perusahaan diantara perusahaan lain yang

184

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

beroperasi disebut market positioning Penentuanya dapat dilakukan untuk produk perusahaan secara keseluruhan atau hanya pada jenis produk dan merek dagang tertentu yang diusahakan oleh perusahaan

3) Alternatif Strategi Pemilihan

Berdasarkan market targeting dan market positioning perusahaan dapat memilih empat alternatif strategi pemilihan pasar yaitu Mengerahkan seluruh sarana usaha kearah segmen

pasar terbesar Strategi pemilihan segmen pasar ini dilakukan dengan jalan menggerakan seluruh sarana usaha yang dimiliki perusahaan untuk merebut pembeli potensial disegmen pasar yang terbesar baik ditinjau dari potensi jumlah permintaan produk maupun dari sumbangan keuntungan dari perusahaan

Melayani beberapa segmen pasar tertentu Tiap segemen pasar yang dipilih dianggap dengan strategi pemasaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi mayoritas pembeli potensial dalam segmen pasar tersebut

Memusatkan diri pada beberapa segmen pasar yang menguntungkan dan memusatkan hasil produknya pada satu atau beberapa segmen pasar yang telah dikenal dan dianggap paling menguntungkan

Melayani seluruh segmen pasar yang ada Perusahan- perusahaan besar biasanya memiliki kemampuan menerapkan strategi pemasaran yang berbeda-beda pada setiap segmen pasar yang mereka layani

1415 Manfaat Segmentasi Pasar

Swastha (2006) mendefinisikan secara terperinci segementasi pasar dapat membantu manajemen dalam

185

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang

paling menguntungkan

Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan

pasar

Menentukan cara-cara promosi yang paling efektif bagi

perusahaan

Memilih media advertensi yang lebih baik dan menentukan

bagaimana mengalokasikan dana secara lebih baik ke

berbagai media

Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha

promosi

Sedangankan menurut Angiopora (2002113) segmentasi

pasar bermanfaat untuk

Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi

yang lebih baik untuk mendapatkan (mengarahkan) serta

membandingkan kesempatan-kesempatan atau harapan

di dalam marketing

Perusahaan dapat menggunakan pengetahuanya terhadap

respon marketing yang berbeda-beda sehingga dapat

mengalokasikan budgetnya dengan lebih tepat sebagai

segmen

Perusahaan dapat mengatur lebih baik produknya dan

marketing appealnya

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa manfaat

segmentasi pasar adalah menyediakan produk sesuai dengan

permintaan pasar menentukan cara-cara promosi yang efektif

mengarahkan serta membandingkan kesempatan-kesempatan

di dalam pemasaran dapat mengalokasikan anggaranya dengan

lebih tepat terhadap berbagai macam segmen dan agar dapat

mengatur waktu sebaik-baiknya dalam usaha promosi

186

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

1416 Target Pemasaran

Suatu tujuan yang amat penting dalam perencanaan pemasaran adalah menentukan metode yang dianggap penting untuk mencapai target yang sudah ditetapkan perusahaan Suatu target pasar terdiri dari top prospect yaitu orangndashorang yang hampir selalu melakukan pembelian produk tertentu Menurut Sulastyono (2001) disebutkan targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki

Kotler (2003) memberi batasan tentang target pemasaran sebagai berikut ldquotarget marketing is a process of evaluating each segmentsrdquo Jadi menurut Kotler target pemasaran adalah suatu proses mengevaluasi kebutuhan dan keinginan tiap segmen dan menyeleksi menandai satu atau beberapa segmen pasar

142 Alat Analisis Segmentasi Pasar

Untuk menjawab pokok permasalahan yang dikemukakan akan dijawab dengan teknik analisis sebagai berikut 1) Teknik Analisis Distribusi Frekuensi

Teknik analisis distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui jumlah dan prosentase mengenai variabel demografi geografi psikografi dan prilaku konsumen wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel sehingga diperoleh hasil dari masing-masing variabel melalui tabel-tabel yang dibuat berdasarkan hasil dari progam SPSS (Statistic Pharametrik) Setelah mengetahui hasil dari distribusi frekuensi selanjutnya dilkakukan teknik analisis tabulasi (cross tabulation)

2) Teknik Analisis Tabulasi Silang (Cross tabulation) Jika distribusi Frekuensi di atas hanya menerobos tiap- tiap variabel secara tersendiri maka dengan tabulasi silang akan membahas dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan secara diskriptif dan kemudian dijelaskan secara rinci sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik wisatawan yang menginap dan menggunakan

187

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

jasa hotel berdasarkan variabel demografi geografi dan psikografi dalam kaitanya dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan

3) Teknik analisis Chi-square Analisis chi-square digunakan untuk mengetahui signifikan atau ada tidaknya hubungan antara variabel demografi geografi dan psikografi dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan oleh wisatawan yang menginap yaitu dengan analisis deskriptif statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 tingkat kesalahan 5 dan derajat kebebasan (df) dari 1 sampai 30 Menurut Lukas

(1997) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

(Fo-Fe) 2

X2 = sum mdashmdashmdashmdashmdash

Fe

(total baris 1) (total kolom 1)

Fe=mdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdash

Total Jumlah

Keterangan X2 = Chi-square Fo = Frekuensi yang diobservasi Fe = Frekuensi yang diharapkan

143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar

1) Variabel Geografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor geografis seperti variabel wilayah yaitu Negara menunjukkan negara asal tamu yang menginap pada sebuah hotel

2) Variabel Demografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor demografis seperti usia jenis kelamin jumlah anggota keluarga dan status perkawinan

3) Variabel Psikografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor psikografis seperti variabel motivasi menjelaskan hal-hal yang mendorong tamu pada sebuah hotel dalam melakukan

188

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pembelian

4) Variabel Prilaku konsumen identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan sikap atau tanggpan mereka terhadap produk yang ditawarkan oleh sebuah hotel seperti variabel manfaat yang dicari menjelaskan alasan tamu memilih menginap pada sebuah hotel dengan alternatifnya antara lain faktor lokasi fasilitas harga pelayanan ataupun keramahan

Tabel 141 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

No Variabel Indikator Definisi

1 V a r i a b e l Demografi

Usia(X1) Variabel usia adalah variabel yang berisi- kan data-data wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan usia wisatawan

J e n i s Kelamin(X2)

Variabel jenis kelamin adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan jenis kelamin wisatawan

S t a t u s Pernikahan(X3)

Variabel status pernikahan adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan status pernikahan wisatawan

Pekerjaan(X4) Variabel pekerjaan adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan pekerjaan wisatawan

Pendapatan(X5) Variabel pendapatan adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan pendapatan wisatawan

J u m l a h Keluarga(X6)

Variabel jumlah keluarga adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan jumlah keluarga wisatawan

Pendidikan(X7) Variabel pendidikan adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan jenjang pendidikan wisatawan

2 V a r i a b e l Geografi

Negara Asal(X8) Variabel Negara Asal merupakan variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap di Dhyana Pura Beach Resort berkenaan dengan Negara asal

189

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

No Variabel Indikator Definisi

3 V a r i a b e l Psikografi

Motivasi(X9) Variabel motivasi merupakan variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan motivasi

4 V a r i a b e l P e r i l a k u Konsumen

Manfaat(X10)

Variabel manfaat adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan manfaat yang dicari wisatawan lokasi fasil- itas harga dan pelayanan yang menjadi alas an tamu menginap pada sebuah hotel

Studi Kasus Penentuan Segmentasi Pasar

1) Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel

Demografi Karakteristik Responden dilihat dari demografi yang

terdiri dari variabel usia jenis kelamin status perkawinan pekerjaan pendapatan jumlah keluarga dan pendidikan responden yang menginap pada sebuah hotel Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan progam komputer menghasilkan gambaran wisatawannya secara keseluruhan berdasarkan demografi akan diuraikan tabel seperti tabel berikut

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel

Demografi

No

Usia Jumlah

Orang Prosentase

1

15-20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt50 tahun

2

11

58

24

5

20 110

580

240 50

Total 100 1000

190

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

2

Jenis Kelamin Pria

Wanita 65

35 650

350 Total 100 1000

3

Status Perkawinan Menikah

Tidak menikah 63

37

100

630

370

1000 Total

4

Pekerjaan Pelajar

PegawaiKaryawan

Wiraswata

Dan lainnya

3

63

18

16

30

630

180

160 Total 100 1000

5

Pendapatan ltUS$1000

US$1000-US$2500

gtUS$2500

36

53

11

360

530

110 Total 100 1000

6

Jumlah Keluarga 1-2 orang

3-4 orang

gt5 orang

70

25

5

700

250

50 Total 100 1000

7

Pendidikan SD

SLTP

SMA

Perguruan Tinggi

1

2

17

80

10

20

170

800 Total 100 1000

5) Karakteristik Responden Berdasarkan Geografi

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Geografi

Negara Asal Jumlah

Orang Prosentase a Indonesia

b Belanda 38

36 380

360

191

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

c Australia

d Amerika Serikat

e China

f Jerman

g Perancis

h Dan lainnya

6

4

1

8

2

5

60

40

10

80

20

50 Total 100 1000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa

karakteristik responden berdasarkan geografi menurut negara asal wisatawan yang menginap paling banyak berasal dari Indonesia yaitu 380 berikutnya berasal dari Belanda 360 8 berasal dari Jerman Australia 60 40 dari Amerika Serikat Prancis 20 China 10 dan dari negara-negara lain diluar itu sebanyak 50

6) Karakteristik Responden Berdasarkan Psikografi

Untuk karakteristik responden berdasarkan variabel psikografi dapat dilihat pada tabel berikut

Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Psikografi

Motivasi perjalanan Jumlah

Orang Prosentase a Rapat

b Bisnis

c Paket Wisata

d Liburan

e Pendidikan

f Dan lainnya

5

5

28

57

4

1

50

50

280

570

40

10 Total 100 1000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa

karakteristik responden berdsarkan psikografi dilihat dari motivasi wisatawan dalam melakukan perjalanan 570 adalah untuk Liburan 280 adalaha Paket Wisata 50 untuk Rapat 50 mempunyai tujuan Bisnis 50

192

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

untuk Pendidikan dan 10 sisanya adalah tujuan diluar yang sudah disebutkan

4) Karakteristik Responden Berdasarkan Prilaku

Konsumen Untuk karakteristk responden berdasarkan varibel

prilaku konsumen dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel

Prilaku Konsumen

Manfaat yang dicari Jumlah

Orang Prosentase a Lokasi Strategis

b Pelayanan Cepat

c Fasilitas Lengkap

d Kebersihan Hotel

e Harga Terjangkau

49

6

34

6

5

490

60

340

60

50 Total 100 1000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik

responden berdasarkan prilaku konsumen dilihat dari manfaat yang dicari sebagian besar wisatawan memilih lokasi yang strategis yaitu sebesar 490 berikutnya fasilitas yang lengkap sebesar 340 pelayanan yang cepat sebanyak 60 60 adalah kebersihan hotel dan yang paling sedikit adalah harga yang terjangkau yaitu sebesar 50

5) Hubungan Antara Variabel Demografi dengan Variabel

Prilaku Konsumen Berikut diuraikan hubungan antar variabel Demografi

responden dalam hal ini wisatawan pada sebuah hotel dengan manfaat yang dicari secara rinci sebagai berikut

Variabel Usia

Usia wisatawan menggambarkan tingkat kedewasaan seseorang yang juga berpengaruh pada

193

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

kesetiaan seseorang terhadap suatu produk Berdasarkan usia responden terhadap manfaat yang dicari dari 100 orang responden dapat dilihat pada tabel berikut ini

Hubungan Usia terhadap Manfaat yang dicari Responden

pada sebuah hotel di Bali Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayan- an yang

cepat

Fasilitas yang

lengkap

Keber- sihan hotel

Harga yang ter- jangkau

Total

Usia 15-20 Count 1 0 1 0 0 2 within

Usia 500 0 500 0 0 1000

21-30 Count 5 2 4 0 0 11

within

Usia 455 182 364 0 0 1000

31-40 Count 29 1 22 4 2 58

within

Usia 500 17 379 69 34 1000

41-50 Count 11 2 7 1 3 24

within

Usia 458 83 292 42 125 1000

gt50 Count 3 1 0 1 0 5

within

Usia 600 200 0 200 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Usia 490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa yang terbanyak

dicari berdasarkan usia adalah lokasi yang strategis sebanyak

490 yang berikutnya adalah fasilitas yang lengkap yaitu

340 selanjutnya kebersihan hotel sebanyak 60 60 memilih pelayanan yang cepat dan harga yang terjangkau sebanyak 50

Bila dikelompokan pilihan mereka berdasarkan usia dari 100 orang responden yang berusia 15 sampai 20 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebagai pertimbangan utama hal ini ditunjukan oleh besarnya prosentase sebesar 500 500 sedangkan responden dengan kelompok usia antara 21 sampai dengan 30 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang

194

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase yaitu 455 dan 364

Untuk kelompok usia 31 sampai 40 tahun cenderung mempunyai pilihan tersebar yaitu lokasi hotel yang strategis 500 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 379

Untuk kelompok usia antara 41 tahun sampai dengan 50 tahun pilihan manfaat mereka dengan urutan sebagai berikut lokasi hotel yang strategis 458 fasilitas hotel yang lengkap yaitu 292 dan harga yang terjangkau 125 Sedangkan untuk responden dengan kelompok usia lebih dari 50 tahun memilih manfaat lokasi hotel yang strategis yaitu sebanyak 60

Variabel Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin dapat ditentukan pilihan wisatawan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel Untuk selengkapnya distribusi responden berdasarkan jenis kelamin terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubugan Jenis Kelamin terhadap Manfaat yang dicari Re-

sponden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayan- an yang

cepat

Fasilitas

yang lengkap

Keber- sihan hotel

Harga yang

terjang- kau

Total Jenis Kelamin

Pria Count

within JenisKel- amin

35

538

2

31

24

369

1

15

3

46

65

1000

Wan- Count ita within

JenisKel- amin

14

400

4

114

10

286

5

143

2

57

35

1000

Total Count within JenisKel- amin

49

490

6

60

34

340

6

60

5

50

100

1000

195

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden

manfaat yang dicari dari sebuah hotel berdasarkan variabel jenis kelamin menunjukan bahwa pria 538 memilih lokasi hotel yang strategis urutan berikutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap 369 Sedangkan responden wanita manfaat yang dicari terdistribusi pada pilihan yaitu harga lokasi hotel yang strategis 400 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 286

Status Perkawinan

Berikut distribusi responden berdasarkan status perkawinannya terhadap manfaat yang dicari pada Dhyana Pura Beach Resort seperti pada tabel berikut

Tabel Hubungan Status Perkawinan terhada Manfaat yang

Dicari responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari Lokasi yang strat- egis

Pe- layanan

yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Keber- sihan hotel

Harga yang

terjang- kau

Total

Status Perkaw- inan

Menikah Count

within Status Perkaw- inan

30

476

4

63

21

333

4

63

4

63

63

1000

Tidak Count Menikah within

Status Perkaw- inan

19

514

2

54

13

351

2

54

1

27

37

1000

Total Count within Status Perkaw- inan

49

490

6

60

34

340

6

60

5

50

100

1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden

berdasarkan status perkawinan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa wisatawan yang sudah

196

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

menikah memiliki distribusi pilihan manfaat 476 memilih lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 333

Proporsi responden wisatawan yang belum menikah terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukan bahwa pilihan yang terbanyak adalah lokasi hotel yang strategis 514 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 340

Pekerjaan

Pekerjaan mencerminkan status sosial ekonomi dan keluarganya melakukan jenis perkerjaan seseorang dapat dapat diperoleh gambaran status sosialnya di masyarakat yang berpengaruh pula pada pemilihan jenis produk dan pelayanannya Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pekerjaan terhadap Manfaat yang dicari Re-

sponden pada sebuah hotel Manfaat Yang Dicari

Lokasi Pe- Fasili- Keber- Harga Total yang

strategis

layanan yang cepat

tas yang leng- kap

sihan hotel

yang terjang-

kau

Pekerjaan Pelajar Count 1 0 2 0 0 3

within

Pekerjaan 333 0 667 0 0 1000

Pe- gawai

Wiras- wata

Dan

Count 31 2 25 3 2 63 within

Pekerjaan 492 32 397 48 32 1000

Count 7 3 4 1 3 18 within

Pekerjaan 389 167 222 56 167 1000

Count 10 1 3 2 0 16

lainnya within Pekerjaan

625 62 188 125 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100 within

Pekerjaan 490 60 340 60 50 1000

197

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden

berdasarkan yang pekerjaan dirtekuni terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang berstatus pelajar pilihan terhadap manfaat yaitu fasilitas hotel yang lengkap yaitu 667 dan lokasi hotel yang strategis sebanyak 333

Untuk kelompok responden yang berprofesi sebagai pekerjakaryawan manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi yang strategis 492 dan pilihan berikutnya pada fasilitas hotel yang lengkap yaitu 397

Untuk responden yang menekuni pekerjaan sebagai pebisniswiraswasta pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis sebesar 389 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 222

Sedangkan responden yang berprofesi selain yang sudah disebutkan diatas memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 625 dan fasilitas hotel yang lengkap 188

Secara umum berdasarkan pekerjaan wisatawan yang menginap pada sebuah hotel 490 memilih lokasi yang strategis 340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat dan 50 karena harga yang terjangkau

Pendapatan

Pendapatan responden mengungkapkan berapa rata-rata total perbulan pendapatan dari pekerjaan yang ditekuni sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendapatan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan Hubungan pendapatan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

198

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tabel Hubungan Pendapatan terhadap Manfaat yang dicari

Responden pada sebuah hotel Manfaat Yang Dicari

Lokasi Pe- Fasili- Keber- Harga Total yang strat- egis

layan- an

yang cepat

tas yang leng- kap

sihan hotel

yang ter-

jang- kau

Penda- patan

ltUS$1000 Count 19 3 13 1 0 36

within Pendapa- tan

528 83 361 28 0 1000

US$1000- US$2500

Count 26 3 17 5 2 53 within Pendapa- tan

491 57 321 94 38 1000

gtUS$2500 Count 4 0 4 0 3 11 within Pendapa- tan

364 0 364 0 273 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100 within Pendapa- tan

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan tingkat

pendapatan responden terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang berpendapatan kurang dari US$1000bulan pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari pada lokasi hotel yang strategis 528 dan fasilitas hotel yang lengkap sebanyak 361

Untuk wisatawan yang berpendapatan antara US$1000 sampai dengan US$2500 pilihan mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang strategis yaitu 491 dan lokasi hotel yang terjangkau 321

Sedangkan untuk wisatawan yang berpenghasilan di atas U$2500 pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase yang sama yaitu 364

199

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Jumlah Keluarga Jumlah keluarga responden adalah berapa banyak jumlah keluarga dari responden yang ikut menginap pada sebuah hotel Hal ini mempengaruhi juga dalam pemilihan manfaat yang dicari dalam menentukan produk dan pelayanan yang diingikan Hubungan antara jumlah keluarga dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Jumlah Keluarga terhadap Manfaat yang dicari

Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari Lokasi Pelayanan Fasilitas Keber- Harga Total

Jumlah

1-2 Count

yang strategis

yang cepat

yang lengkap

sihan hotel

yang ter-

jang- kau

Kelu- arga

within Jumlah Keluarga

36 6 23 3 2 70 514 86 329 43 29 1000

3-4 Count 10 0 10 2 3 25 within Jumlah Keluarga

400 0 400 80 120 1000

gt5 Count 3 0 1 1 0 5 within Jumlah Keluarga

600 0 200 200 0 1000

To- tal

Count 49 6 34 6 5 100

within Jumlah Keluarga

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan jumlah

keluarga responden terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang jumlah keluarganya 1 sampai dengan 2 orang yang menginap pada sebuah hotel pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 514 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 329

200

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Untuk wisatawan yang jumlah keluarganya 3 sampai

dengan 4 orang pilihan manfaat yang dicari oleh mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase jumlah yang sama besar yaitu 400

Sedangkan untuk wisatawan yang jumlah keluarganya lebih dari 5 orang pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi hotel yang strategis sebesar 600 dan berikutnya fasilitas hotel yang lengkap dan kebersihan hotel dengan proporsi yang sama besar yaitu 200

Pendidikan

Pendidikan responden mengungkapkan tingkat pendidikan apa yang telah ditempuh oleh responden sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendidikan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan Hubungan pendidikan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pendidikan terhadap Manfaat yang dicari

Responden pada sebuah hotel

ManfaatYangDicari Lokasi Pelayan- Fasilitas Keber- Harga Total yang

strategis an yang

cepat yang

lengkap sihan hotel

yang ter- jangkau

Pen- didikan

SD Count 1 0 0 0 0 1

within

Pendidikan 1000 0 0 0 0 1000

SLTP Count 1 0 1 0 0 2

within

Pendidikan 500 0 500 0 0 1000

SMA Count 6 1 5 3 2 17

within

Pendidikan 353 59 294 176 118 1000

Pergu- Count 41 5 28 3 3 80 ruan within

Tinggi Pendidikan 512 62 350 38 38 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Pendidikan 490 60 340 60 50 1000

201

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden

berdasarkan jenjang pendidikan yang telah ditempuh terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang latar belakang pendidikannya sampai Sekolah Dasar (SD) pilihan terhadap manfaat yaitu lokasi hotel yang strategis yaitu sebesar 1000

Untuk kelompok responden yang latar belakang pendidikannya sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan proporsi jumlah yang sama besar yaitu 500

Untuk responden yang latar belakang pendidikanya sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 353 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 294

Sedangkan responden yang latar belakang pendidikan terakhirnya sampai dengan Perguruan Tinggi memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 512 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 350

Hubungan Antara Variabel Geografi dengan Variabel Prilaku

Konsumen Dilihat dari Negara mana wisatawan berasal distribusi

pilihan mereka terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

202

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tabel Hubungan Negara Asal terhadap Manfaat yang dicari

Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari Lokasi Pe- Fasilitas Keber- Harga Total yang strat- egis

layanan yang cepat

yang lengkap

sihan hotel

yang terjang-

kau Negara Indone- Count

21 3 12 2 0 38 Asal sia

within

Negara Asal 553 79 316 53 0 1000

Belanda Count 19 1 13 1 2 36

within Negara Asal

528 28 361 28 56 1000

Austra- Count 3 1 2 0 0 6 lia within 500 167 333 0 0 1000

1 0 2 0 1 4

250 0 500 0 250 1000

0 0 0 1 0 1

0 0 0 1000 0 1000

Negara Asal Amer- Count ika within Serikat Negara Asal China Count within Negara Asal Jerman Count 4 0 2 1 1 8

within Negara Asal 500 0 250 125 125 1000

Peran- Count 0 0 1 1 0 2 cis within

Negara Asal 0 0 500 500 0 1000

Dan Count 1 1 2 0 1 5 lainnya within

Negara Asal 200 200 400 0 200 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within Negara Asal 490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan manfaat yang paling banyak dijadikan pertimbangan berdasarkan negara asal wisatawan yang menginap pada sebuah hotel adalah sebagai berikut 490 memilih lokasi yang strategis 340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat dan 50 harga yang terjangkau

203

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Tujuan

Rapat

Count

Lokasi yang

strategis

Pelaya- nan yg cepat

Fasilitas yang

lengkap

Keber- sihan hotel

Harga yang ter- jangkau

Total

Per- jalanan

within

3 1 1 0 0 5

Tujuan 600 200 200 0 0 1000

Bisnis Perjalanan Count

1

1

1

0

2

5

within Tujuan 200 200 200 0 400 1000

Paket Perjalanan Count

17

0

9

2

0

28

Wisa- ta

within Tujuan

607

0

321

71

0

1000

Libur- Perjalanan Count

25

4

21

4

3

57 an within

Tujuan

439

70

368

70

53

1000

Pen- Perjalanan Count

2

0

2

0

0

4 didi-

kan within Tujuan

500

0

500

0

0

1000

Dan Perjalanan Count

1

0

0

0

0

1

lain- nya

within Tujuan

1000

0

0

0

0

1000

Total Perjalanan Count

49

6

34

6

5

100 within

Tujuan

490

60

340

60

50

1000

Perjalanan

Hubungan Antara Variabel Psikografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Motivasi perjalanan yang dilakukan wisatawan tentu tidak sama ada yang memiliki motivasitujuan berlibur rapat bisnis dan lain sebagainya Hubungan antara motivasi perjalanan wisatawan terhadap manfaat wisatawan terhadap manfaat yang dicari dalam menjatuhkan pilihan untuk menginap di sebuah hotel bisa dilihat dari tabel berikut

Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang

dicari Responden pada sebuah hotel Manfaat Yang Dicari

204

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Dari tabel di atas terlihat bahwa wisatawan yang memiliki

motivasi Rapat 600 memilih lokasi hotel yang strategis dan dengan prosentase pilihan 200 memilih fasilitas hotel yang lengkap dan pelayanan yang cepat

Untuk tujuan bisnis manfaat yang mereka cari adalah harga yang terjangkau yaitu 400 dan dengan prosentase yang sama besar yaitu 200 memilih fasilitas hotel yang lengkap pelayanan yang cepat dan lokasi hotel yang strategis Sedangkan responden yang tujuannya paket wisata manfaat yang mereka cari adalah lokasi yang strategis dengan prosentase 607 dan selanjutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap prosentase 321

Motivasi terbanyak adalah berlibur dan pertimbangan manfaat yang dipilih untuk menginap di Dhyana Pura Beach Resort adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 439 dan fasilitas hotel yang lengkap 368

Untuk wisatawan yang mempunyai tujuan pendidikan memilih manfaat untuk menginap adalah lokasi yang strategis dan fasilitas yang lengkap dengan prosentase 500 Dan yang terakhir adalah wisatawan dengan tujuan diluar tujuan yang telah disebutkan memilih manfaat dari Dhyana Pura Beach Resort sebagai tempat menginap dengan alasan 1000 lokasi hotel yang strategis

Karakteristik Responden dalam Kaitanya dengan Manfaat

yang Dicari

Menjawab pokok permasalahan kedua yaitu mengenai

hubungan antara variable demografi geografi dan psikografi

responden terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel

maka analisis dilakukan dengan menggunakan analisis Chi-

Square

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat

diuraikan seperti pada tabel berikut

205

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

No

Variabel Uji

2

Hitung

2

Tabel

df

α

Asymp Sig

(2-sided)

Hubungan

1

Manfaat yang dicari dengan usia

15474

2630

16

005

0490 Tidak Sig-

nifikan

2

Manfaat yang dicari dengan jenis kelamin

10218

949

4

005

0037

Signifikan

3

Manfaat yang dicari dengan status perkaw- inan

0778

949

4

005

0941

Tidak Sig-

nifikan

4

Manfaat yang dicari dengan perkerjaan

16667

2103

12

005

0163 Tidak Sig-

nifikan

5

Manfaat yang dicari dengan pendapatan

16781

1551

8

005

0032

Signifikan

6

Manfaat yang dicari dengan jumlah keluarga

9258

1551

8

005

0321 Tidak Sig-

nifikan

7

Manfaat yang dicari dengan pendidikan

8728

2103

12

005

0726 Tidak Sig-

nifikan

8

Manfaat yang dicari dengan Negara Asal

40903

4134

28

005

0055 Tidak Sig-

nifikan

9

Manfaat yang dicari dengan motivasi

24548

3642

20

005

0219 Tidak

Signifikan

Tabel Hubungan antara variabel Demografi Geografi dan Psikografi terhadap variabel manfaat yang dicari pada sebuah

hotel

X X

Sumber Hasil Penelitian X2 hitung gt X2 tabel = signifikan

Berdasarkan tabel di atas yang menunjukan hubungan

antara tujuh variabel demografi satu variabel geografi dan satu

variabel psikografi dengan manfaat yang dicari

Dari hasil perbandingan antara nilai Chi-Square hitung

dengan Chi-Square tabel serta tingkat signifikan yang dicapai

terbukti bahwa sembilan variabel yang diteliti dan diuji hanya

dua variabel yang berpengaruh signifikan yaitu

206

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Variabel Jenis Kelamin wisatawan terhadap manfaat

yang dicari pada sebuah hotel berpengaruh signifikan

dimana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel

(10218gt949) dengan tingkat signifikan 0037lt005 yang

membuktikan bahwa manfaat yang dicari seseorang untuk

menginap pada sebuah hotel memiliki kecenderungan

dipengaruhi oleh jenis kelamin mereka

Variabel Pendapatan responden terhadap manfaat yang

dicari pada sebuah hotel adalah signifikan di mana chi-

square hitung lebih besar dari chi-square tabel (16781gt1551)

dengan tingkat signifikan 0032lt005

207

A

BAB XV

REGRESI DAN KORELASI PADA JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN

151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua

Variabel nalisis tentang distribusi pasangan variabel disebut dengan istilah analisis bivariat Analisis tersebut membutuhkan

data yang terdiri dari dua kelompok hasil observasi atau pengukuran Data sedemikian itu dapat diperoleh dari berbagai bidang kegiatan yang menghasilkan pasangan observasi pengukuran sebanyak n yang dinyatakan sebagai (Xi Yi) dimana i = 1 2 n Variabel X mungkin saja berupa tingkat hunia kamar pada sebuah hotel sedangkan variabel Y merupakan penjualan makanan dan minuman dalam periode tertentu Pada dasarnya hubungan antara variabel X dan Y umumnya berkisar pada dua hal yang kadang-kadang sulit untuk dibedakan a) Mencari bentuk persamaan yang sesuai untuk meramal

(memprediksi) rata-rata Y bagi X tertentu atau rata-rata X bagi Y tertentu Permasalahan ini disebut dengan istilah regresi dimana terdapat variabel tergantung (dependen variable biasanya dinyatakan dengan notasi Y) dan variabel bebas (independent variable biasanya dinyatakan dengan notasi X)

b) Mengukur tingkat asosiasi (keterkaitan) atau korelasi antara variabel X dan variabel Y Tingkat asosiasi tersebut tergantung pada pola variasi atau inter-relasi yang bersifat simultan dari variabel X dan Y Variasi ini merupakan variasi gabungan (joint variation) dari X dan Y dan pengukurannya merupakan permasalahan Batas hubungan antara X dan

208

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

b

Y dapat dinyatakan dalam 2 kemungkinan Kemungkinan pertama adalah X dan Y (korelasi sempurna) sedangkan kemungkinan kedua adalah X dan Y (tidak berkorelasi) Variabel X dan Y dianggap berasosiasi secara statistik bila tingkat hubungannya terdapat diantara kedua batas tersebut

152 Cara Penerapan Garis Regresi

Garis linier yang terbentuk melalui titik-titik koordinat diagrtam pencar seringkali dinamakan (estimating line) Jika garis tersebut digambarkan dalam diagram pencar dengan menggunakan metode kuadrat minimum (least square) maka kita akan memperoleh garis regresi Y terhadap X garis regresi tersebut memiliki persamaan

Yi = a+bX Dimana konstanta a dan b dicari dengan persamaan berikut

( Y b X )

n XY X Y

a

n

n X 2

(

X ) 2

dimana n = jumlah pasang observasi atau pengukuran Koefisien di atas dinamakan ko-efisien regresi

153 Koefisien Korelasi

Pengukuran korelasi sampel diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil perkalian XrsquoYrsquo untuk semua nilai-nilai observasi dan mengrata-ratakannya dengan pembagi n Jika Xrsquo dan Yrsquo masing-masing dinyatakan dalam unit deviasi standar-nya maka akan diperoleh pengukuran korelasi yang bebas dari unit asal Pengukuran tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut

209

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

n s n s y

1 n X i Y i

atau 1 n Xi

X Yi Y

r i 1 s x

y

r i 1 s x

Perumusan di atas sering dinamakan ko-efisien korelasi Pearson atau dalam istilah asing disebut Product Moment Co-efficient of Correlation Secara sederhana rumus tersebut dapat ditulis menjadi

r=(nΣXY - sumXsumY) radic(nΣXsup2-(sumx)sup2) radic(nΣYsup2-(Σy)sup2)

Pada hakekatnya nilai r dapat bervariasi dari ndash1 melalui 0 hingga

+1 Jika r = 0 atau mendekati 0 maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau bahkan tidak terdapat hubungan sama sekali

154 Uji Hipotesi T-test

Uji T atau T-test Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan membuktikan kembali apakah hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) memang benar-benar diperoleh atau secara kebetulan

Menurut Sugiyono (2004184) hal ini dapat dibuktikan dengan rumus T-test

Keterangan

T-test = Koefisien t-test r = Koefisien korelasi n = jumlah data

210

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut

a) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha)

Ho b lt 0 ini berarti secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya

Ha b gt 0 secara parsial variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya

b) Menentukan level of significant () yang mana dalam penelitian ini adalah sebesar 5 sehingga tingkat kebenaran (significant) dalam penelitian ini adalah sebesar 95

c) Penentuan df (Degree of freedom) dilakukan menggunakan persamaan

dimana

df = degree of freedom n = jumlah responden dan k = jumlah variable bebas

d) Menentukan kriteria pengujian

Ho diterima bila tHitung

tTabel

Ho ditolak bila tHitung

gt tTabel

Keputusan t

hitung dibandingkan t

tabel apabila t

hitung lebih

besar dengan ttabel

nilai maka keputusan menolak

hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatife

(Ha) Ini berarti terdapat pengaruh antara variabel

bebas dengan variabel terikat sebaliknya jika nilai thitung

211

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

lebih kecil dengan nilai t

tabel maka keputusan menerima

hipotesis nol (Ho) dan menolak hipotesis alternative (Ha) yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat Sugiyono (2004)

Studi Kasus Analisis Regresi dan Korelasi Pada Sebuah

Hotel Pengaruh Biaya Advertising dan Biaya Personal Selling Terhadap Total Pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta Bali

Biaya Advertising (X1) Biaya Personal Selling (X2) dan Total

Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali Periode Tahun 2005 - 2009

Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp) Janrsquo05 1100000 1555000 529600000 Febrsquo05 1215000 1578000 701455118 Marrsquo05 1280000 1943000 727650753 Aprrsquo05 1700000 3856000 924567966 Meirsquo05 1795000 4157000 942012397 Junrsquo05 1800000 4750000 957789113 Julrsquo05 1960000 5353000 1121749036

Agursquo05 1967000 5600000 1135892433 Seprsquo05 2050000 5695000 115800000 Oktrsquo05 7950000 9560000 1677234986 Novrsquo05 7564000 9542000 1555169000 Desrsquo05 6785000 9500000 1554169500 Janrsquo06 4650000 8250000 1432555789 Febrsquo06 4710000 8300000 1436199045 Marrsquo06 4777000 8450000 1444768309 Aprrsquo06 3125000 6400000 1251315000 Meirsquo06 3200000 6450000 1256857077 Junrsquo06 3250000 6500000 1263349700 Julrsquo06 1285000 2254000 777987098

Agursquo06 1300000 2350000 798960396 Seprsquo06 1352000 2400000 798999015 Oktrsquo06 1830000 4845000 983987567 Novrsquo06 1845000 4870000 994500000

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp) Desrsquo06 1850000 4899000 999440000 Janrsquo07 2170000 5700000 1200889765 Febrsquo07 2185000 5750000 1214073785 Marrsquo07 2430000 5770000 1222234777 Aprrsquo07 3550000 6700000 1267435000 Meirsquo07 3570000 7230000 1268689160 Junrsquo07 3665000 7250000 1278266099 Julrsquo07 4860000 8465000 1445748500

Agursquo07 5200000 8560000 1454999810 Seprsquo07 5445000 9100000 1456888071 Oktrsquo07 1370000 2670000 850850000 Novrsquo07 1450000 2700000 862875000 Desrsquo07 1475000 3777000 879555129 Janrsquo08 1860000 4995000 999989543 Febrsquo08 1875000 5005000 1050222897 Marrsquo08 1879000 5110000 1070366595 Aprrsquo08 2500000 5875000 1225120000 Meirsquo08 2580000 5875500 1234432987 Junrsquo08 2595000 5880000 1234897910 Julrsquo08 3694000 7430000 1288328340

Agursquo08 3800000 7555000 1324378542 Seprsquo08 3815000 8230000 1326970123 Oktrsquo08 1477000 3785000 884899844 Novrsquo08 1500000 3785500 894064287 Desrsquo08 1655000 3800000 916300083 Janrsquo09 1888000 5200000 1083708670 Febrsquo09 1948000 5235000 1100998878 Marrsquo09 1950000 5321000 1103290695 Aprrsquo09 2685000 5900000 1240600075 Meirsquo09 2850000 6010000 1247999550 Junrsquo09 2950000 6155000 1247999660 Julrsquo09 3850000 8240000 1342789985

Agursquo09 4312000 8245000 1373455512 Seprsquo09 4600000 8246000 1413456987 Oktrsquo09 5980000 9245000 1470799785 Novrsquo09 6000000 9444000 1533688006 Desrsquo09 6530000 9489000 1533688146

212

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

213

VTerikat VBebas r parsial B Beta t-hitung Sig Biaya Advertising

(X1)

0066 4748 0032 0498 0620

Biaya Personal Selling

(X2)

0888 106661 0950 14572 0000

1) Analisis Hubungan Biaya Advertising (X

1) dan Biaya

Personal Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y)

pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis

data yang telah dikumpulkan guna menjawab

permasalahan yang telah dikemukakan pada bab I

adalah analisis statistik dengan menggunakan program

komputer SPSS 12 Adapun hasil yang diperoleh adalah

sebagai berikut

Hasil Analisis Statistik Hubungan Biaya Advertising (X1) dan

Biaya Personal Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) Pada

Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

Pendapa-

tan (Y)

R 0980 D 0960 T-Tabel 20025 Konstanta 517468298259 Persamaan Regresi Y = 517468298259 + 4748X

1 + 106661X

2

F ndash hitung 691773 F ndash tabel 31588

Hasil Olahan SPSS

2) Analisis Korelasi Parsial Biaya Advertising (X

1)

Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan

secara parsial antara biaya advertising (X1) dengan

total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

Besarnya koefisien korelasi parsial (r ) dapat diketahui

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

214

dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0066 Karena koefisien korelasi (r ) bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya berdasarkan kriteria interprestasi koefisien korelasi (r ) menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada diantara 000 ndash 1199 berarti bahwa secara parsial

biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif

namun sangat rendah dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

3) Uji T (T-test)

Untuk hipotesis pertama yaitu diduga ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah 1) Formulasi Hipotesis

Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

2) Menentukan Tingkat Kepercayaan Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF = n ndash k DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025 Kriteria Pengujian

Ho diterima bila -2 t 2 Ho ditolak bila -2 gt t gt 2

Nilai thitung = 0498 Kesimpulan

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 42 daerah

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

215

penerimaan dan penolakan Ho

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Berdasarkan analisis t test dan gambar 132 terlihat

bahwa nilai t hitung didapat sebesar 0498 sedangkan

T tabel sebesar 20025 dengan demikian t hitung berada

didaerah penerimaan Ho jadi Ho diterima dan Ha

ditolak Hal ini berarti bahwa dalam keadaan biaya

personal selling (X2) konstan secara statistik pada (α) =

5 biaya advertising (X1) tidak berpengaruh signifikan

terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

4) Analisis Korelasi Parsial Antara Biaya Personal selling

Terhadap Total Pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta

Bali

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya personal selling

(X2) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r )

dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu

0888 Karena koefisien korelasi r bertanda positif maka

hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya

berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi (r )

menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi

parsial berada diantara 080 ndash 1000 berarti bahwa secara

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

216

parsial biaya advertising (X

1) mempunyai hubungan

positif yang sangat kuat dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

5) Uji T (T test)

Untuk hipotesis kedua ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah Formulasi Hipotesis

Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan

antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan

signifikan antara

biaya personal selling terhadap

total pendapatan pada Hotel

Mutiara Kuta - Bali

Menentukan Tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 Uji sisi kanan DF = n ndash k DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila -2 t 2 Ho ditolak bila -2 gt t gt 2

Nilai t = 14572

Kesimpulan

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diujikan maka

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

217

disajikan gambar 43 daerah penerimaan dan penolakan Ho

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Berdasarkan analisis t test dan gambar 134 terlihat

bahwa nilai T hitung didapat sebesar 14572 sedangkan

T tabel sebesar 20025 dengan demikian T hitung berada

didaerah penolakan H0 jadi H0 ditolak dan Ha diterima

Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh

secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling

terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta -

Bali

6) Analisis Kerelasi Berganda

Untuk mengetahui hubungan secara simultan atau bersama-sama antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan kerelasi berganda berdasarkan hasil analisis melalui program komputer SPSS 12 diperoleh koefisien korelasi linier berganda R = 0980 berarti ada hubungan yang positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama-sama antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

218

7) Analisis Determinasi

Untuk mengetahui besarnya kontribusi biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan analisis determinasi dengan rumus

D = R2 x 100

Besarnya koefisien determinasi = 0960 atau 96 ini menunjukan biaya advertising dan biaya personal selling secara simultan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali yaitu sebesar 96 dan 4 disebabkan oleh faktor lain

8) Uji F (F-test)

Untuk menguji pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali digunakan F-Test adapun langkah-langkahnya adalah

Formulasi Hipotesis

Ho β1= β2 = 0 Tidak ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Ha β1 ne β2 ne 0 Ada pengaruh pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara Biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada hotel Hotel Mutiara Kuta - Bali

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

219

`

Menentukan tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF pembilang = k ndash 1 (3 ndash 1 = 2) DF penyebut = n ndash k (60 ndash 3 = 57) Jadi F Tabel = 3 1588

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila F hitung le F tabel

Ho ditolak bila F hitung gt F tabel

Menghitung Nilai F

Fh =

Dimana

R2 k - 1

(1 ndash R2) (n ndash k)

R = Koefisien korelasi berganda

Fh = F ndash hitung n = Banyaknya data k = Banyaknya variabel 1 = Variabel terikat Dengan menggunakan program SPSS 12 didapat nilai F= 691773 5

Penarikan kesimpulan uji

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis dengan uji F

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Dengan Uji F

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

220

Berdasarkan Uji F dan gambar diatas terlihat bahwa

nilai F hitung didapat sebesar 691773 sedangkan F tabel sebesar 31588 dengan demikian F hitung lebih besar dari F tabel berarti Ho ditolak maka Ha diterima Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

9) Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan analisis regresi linier berganda dengan model sebagai berikut

Y = a + b

1X

1 + b

2X

2

Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 12 seperti pada

tabel 132 maka dapat ditentukan persamaan regresinya sebagai

berikut

Y = 517468298 259 + 4748X

1 + 106661X

2

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

b1 Koefisien regresi X1

= 4748 hal ini berarti

pendapatan akan berubah rata-rata sebesar

4748 bila biaya advertising berubah sebesar

satu satuan dengan asumsi biaya personal

selling tidak berubah

b2 Koefisien regresi X2

= 106661 berarti

pendapatan akan berubah rata-rata sebesar

106661 bila biaya personal selling berubah

sebesar satu satuan dengan asumsi biaya

advertising tidak berubah

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

221

Dan dari hasil SPSS12 diperoleh tingkat signifikan masing- masing koefisien regresi tersebut 0620 untuk biaya advertising dan 0000 untuk biaya personal selling (tabel 42) Karena tingkat

signifikan dari koefisien regresi untuk biaya advertising (X1)

berada diatas 5 (005) berarti pengaruh yang terjadi antara biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali adalah tidak signifikan namun untuk biaya personal selling (X

2) lebih kecil dari 5 (005) berarti pengaruhnya adalah

signifikan

10) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dari rumusan masalah yang telah dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut a) Ada pengaruh positif (searah) namun sangat rendah

secara parsial antara biaya advertising (X1) terhadap total

pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali periode tahun 2005 ndash 2009 diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r ) biaya advertising (X

1) terhadap total pendapatan pada

Hotel Mutiara KutandashBali sebesar 0066 Melalui persamaan Y=517468298259+4748X

1+4748X

1 dapat dilihat bahwa

setiap peningkatan biaya advertising sebesar Rp1- akan mengakibatkan kenaikan sebesar Rp4748 pada pendapatan (Y) Hotel Mutiara Kuta-Bali dan atau sebaliknya

b) Ada pengaruh positif (searah) dan sangat kuat secara parsial antara biaya personal selling (X

2) terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali (Y) diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r ) biaya personal selling (X

2) terhadap total pendapatan (Y) sebesar 0888 Melalui

persamaan regresi diperoleh Y=517468298259+106661X2

dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya personal selling (X

2) sebesar Rp1- akan mengakibatkan kenaikan

sebesar Rp106661 pada pendapatan (Y) di Hotel Mutiara Kuta ndash Bali dan atau sebaliknya

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

222

c) Ada pengaruh positif dan sangat kuat secara simultan

atau bersama ndash sama antara biaya advertising (X1) dan biaya

personal selling (X2) terhadap total pendapatan (Y) pada

Hotel Mutiara Kuta ndash Bali diperoleh hasil koefisien korelasi berganda R= 0980 Berdasarkan analisis determinasi koefisien determinasi 0960 (96) artinya antara biaya advertising (X

1) dan biaya personal selling (X

2) terhadap

total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali berpengaruh 96 dan sisanya 4 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak di teliti Secara simultan biaya advertising

(X1) dan biaya personal selling (X

2) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta Bali

223

B

BAB XVI

BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA USAHA

PARIWISATA

161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard

alanced Scorecard mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis melampaui rangkuman ukuran finansial yang mampu

membuat eksekutif perusahaan mengukur seberapa unit bisnis mereka menciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan saat ini dan yang akan datang serta seberapa banyak perusahaan harus meningkatkan kapabilitas internal dan investasi dalam sumber daya manusia Definisi Balanced Scorecard yaitu

ldquothe balanced scorecard is a management system (not only a measurement system)

that enables organizations to clarify their vision and strategy and translate them into

action It provides feedback around both the internal business processes and external

outcomes in order to continuously improve strategic performance and results

When fully deployed the balanced scorecard transforms strategic planning from an

academic exercise into the nerve center of an enterpriserdquo (wwwbalancedscorecard

org)

Menurut Tunggal (2000) Balanced Scorecard merupakan

kelompok tolak ukur kinerja yang terintegrasi yang berasal

dari strategi perusahaan dan mendukung strategi perusahaan

di seluruh organisasi Balanced Scorecard menurut Kaplan dan

Norton (20009-16) merupakan suatu konsep yang berusaha

menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam

seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka

kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis

224

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced

Scorecard Balanced Scorecard menyediakan suatu instrumen yang

diperlukan untuk mengemudikan perusahaan menuju pada keberhasilan persaingan masa depan Balanced Scorecard berusaha untuk menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran secara menyeluruh yang memberi penekanan pada pencapaian tujuan keuangan dan juga membuat faktor pendorong tercapainya tujuan keuangan tersebut Untuk lebih memperjelas fungsi keempat perspektif Balanced Scorecard dalam mengimplementasikan visi dan strategi

perusahaan dapat dilihat pada gambar 161

Keuangan

Pelanggan

Visi dan Strategi

Proses Internal

Pembelajaran dan

Pertumbuhan

Gambar 141Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard

Sumber Kaplan dan Norton (2000)

163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja

Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001218) Balanced Scorecard memberikan rangka komprehensif untuk menjabarkan misi ke dalam sasaran-sasaran strategi Sasaran-sasaran tersebut dapat dirumuskan karena balanced scorecard menggunakan

225

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

empat perspektif yaitu keuangan pelanggan proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif keuangan akan menilai sasaran keuangan yang perlu dicapai organisasi dalam mewujudkan visinya Perspektif pelanggan memberikan gambaran segmen pasar yang dituju serta tuntutan kebutuhan mereka dalam upaya untuk mecapai sasaran keuangan tertentu Perspektif proses bisnis internal memberikan gambaran proses yang harus dibangun untuk melayani pelanggan dan untuk mencapai sasaran keuangan tertentu Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan pemacu untuk membangun kompetisi personel prasarana sistem informasi dan suasana lingkungan kerja yang diperlukan untuk mewujudkan sasaran keuangan pelanggan serta proses bisnis internal

1631 Perspektif Keuangan

Pendekatan Balanced Scorecard tetap mempertahankan perspektif keuangan karena ukuran keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan mengenai konsekuensi atas keputusan dan tindakan ekonomis yang telah diambil oleh pihak manajemen perusahaan Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif scorecard lainnya karena setiap ukuran terpilih harus merupakan bagian dari hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan

a) Tolok ukur kinerja perspektif keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan alat bantu yang penting bagi manajer untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang finansial sehingga analisis ini berguna untuk menentukan strategi finansial yang akan datang antara lain untuk menyusun neraca dan laporan laba rugi Rasio keuangan juga menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang

226

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

lain dan menjelaskan serta memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan yang merupakan cerminan perkembangan kinerja perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar

Menurut Riyanto (2001330) rasio ndash rasio dapat digolongkan menjadi tiga dilihat dari sumber dari mana rasio itu dibuat yaitu rasio ndash rasio neraca rasio ndash rasio laporan laba rugi dan rasio ndash rasio antar laporan Ada juga yang mengelompokkan rasio ndash rasio ke dalam rasio likuiditas rasio laverage rasio aktivitas

Van Horne dan Wachowicz (2004135) menyatakan bahwa ada beberapa tolak ukur umum yang diusulkan untuk dapat dipergunakan manajemen untuk menilai kinerja keuangan yaitu rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan

b) Rasio Likuiditas

Menurut Riyanto (2001332) untuk menghitung tingkat likuiditas perusahaan digunakan alat ndash alat ukur sebagai berikut

(1) Current ratio

Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar Adapun formulasinya sebagai berikut

(2) Quick Ratio

Rasio ini merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan persediaan karena persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir menjadi uang kas Formulasinya adalah

227

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

sebagai berikut

c) Ratio Solvabilitas

Menurut Riyanto ( 2001) solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi atau solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang jangka panjang

Dari kedua pengertian di atas maka dapat dikemukakan bahwa solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka panjang pada saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan

Jika perusahaan mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya maka perusahaan tersebut dikatakan solvable dan sebaliknya jika perusahaan tidak dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya maka perusahaan tersebut dalam keadaan insolvable

d) Cara Mengukur Solvabilitas

1 Total debt to asset

Membandingkan jumlah hutang jangka pendek dan jangka panjang dengan jumlah aktiva (total assets) Formulasinya adalah sebagai berikut (Suad Husnan2002563)

2 Total debt to equity

Membandingkan antara hutang dengan modal sendiri formulasinya

228

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

e) Cara meningkatkan solvabilitas

Riyanto (2001 35) mengemukakan tingkat solvabilitas dapat dipertinggi dengan jalan sebagai berikut (1) Menambah aktiva tanpa menambah hutang Dalam hal ini

penambahan aktiva dapat dipenuhi dengan penambahan modal sendiri

(2) Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva Dapat dilakukan dengan menambah modal sendiri

Baik dengan jalan pertama maupun kedua tersebut tidak lain dengan mengharuskan adanya aktiva sedang pada alternative kedua tambahan modal sendiri digunakan untuk mengurangi atau membayar hutang

f) Rasio Rentabilitas

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Riyanto 200135) bisa juga dikatakan bahwa rentabilitas adalah tingkat prospektif tidaknya perusahaan di masa yang akan datang berdasarkan tingkat suku bunga tertentu Cara untuk mengukur tingkat rentabilitas perusahaan yaitu

Kemudian membandingkan dengan tingkat suku

bunga pada tahun itu

g) Rasio profitabilitas

Rasio-rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan (Husein Umar 200297) Rasio yang digunakan yaitu rasio pengembalian ekuitas Pengembalian ekuitas membandingkan laba bersih setelah pajak (EAT) dengan modal yang diinvestasikan pemegang saham atau modal sendiridiukur sebagai berikut

229

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

1632 Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan merupakan leading indicator dalam

mewujudkan tujuan suatu perusahaan Perusahaan yang tidak memahami kebutuhan pelanggan akan memudahkan para pesaing untuk menyerang melalui penawawan produk dan jasa yang lebih baik sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para pelanggan Suatu perusahaan harus menciptakan dan memberikan produk dan jasa yang bernilai bagi pelanggan bila ingin mencapai kinerja keuangan jangka panjang yang baik

Dalam perspektif pelanggan Balanced Scorecard perlu dilakukan identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki Segmen pasar merupakan sumber yang akan menjadi komponen penghasilan tujuan finansial perusahaan (Kaplan dan Norton200055)

a) Mengukur kinerja perspektif pelanggan

Tolak ukur kinerja perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok (Soetjipto2002) 1) Kelompok Inti

Pangsa pasar mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar tertentu yang dikuasai oleh perusahaan

Tingkat perolehan para pelanggan baru mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan-pelanggan baru

Kemampuan mempertahankan para pelanggan lama mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil mempertahankan pelangan-pelanggan lama

Tingkat kepuasan pelanggan mengukur seberapa jauh pelanggan merasa puas terhadap layanan perusahaan

230

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tingkat profitabilitas pelanggan mengukur

seberapa besar keuntungan yang berhasil diraih

oleh perusahaan dari penjualan produk kepada para

pelanggan

2) Kelompok Penunjang

Atribut-atribut produk (fungsi harga dan mutu) Tolak ukur atribut produk adalah tingkat harga eceran relatif tingkat daya guna produk tingkat pengembalian produk oleh pelanggan sebagai akibat ketidak sempurnaan proses produksi mutu peralatan dan fasilitas produksi yang digunakan kemampuan sumber daya manusia serta tingkat efisiensi produksi

Hubungan dengan pelanggan Tolak ukur yang termasuk sub kelompok ini tingkat fleksibilitas perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan para pelanggannya penampilan fisik dan mutu layanan yang diberikan oleh pramunaga serta penampilan fisik fasilitas penjualan

Citra dan reputasi perusahaan beserta produk- produknya dimata para pelanggannya dan masyarakat konsumen

Sedangkan menurut Tunggal (2000) kelompok pengukuran

dalam perspektif pelanggan terdiri atas

Bukti langsungDirect Evidence

KeandalanCapability JaminanGuaranty Daya TanggapAttention EmpatiTrust

b) Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan

Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan

231

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

dibandingkan dengan harapannya Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan Kepuasan pelanggan sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga taraf yaitu 1) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan

contoh Restoran A menunjukan jenis makanan yang disukai seseorang pelanggan Ia menanyakan bahan berapa harganya kemudian lihat dan kemudian di beli

2) Memenuhi harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat mereka akan kembali lagi Contoh Restoran B menunjukan jenis makanan yang disukai seorang pelanggan Ia menunjukan juga jenis makanan lain yang mungkin disukai dijelaskan kelebihannya kemudian di jelaskan bahan-bahannya berapa harganya dikemudian dilihat dan kemudian di beli Dan ditanyakan apakah mau dimakan di restoran atau di bungkus bahkan bisa dipesan dan diantarkan di tempat tujuan

3) Melakukan lebih daripada apa yang diharapkan pelanggan Contoh Restoran C (selain seperti restoran B) juga dijelaskan berbagai jenis makanan lain dan perbedaan dari masing-masing jenis makanan tersebut berbagai jenis minuman pun ditawarkan dengan berbagai rasa dan harga yang berbeda Setelah itu ditanyakan di makan di restoran atau dibungkus jika dimanakan direstoran maka pelayan akan melayani pembeli tapi jika dibungkus akan diserahkan makanan atau minuman tersebut sambil tersenyum serta mengucapkan terima kasih

1633 Perspektif Proses Bisnis Internal

Menurut Kaplan dan Norton (200080) dalam proses bisnis internal manajer harus bisa mengidentifikasi proses internal yang penting dimana perusahaan diharuskan melakukan

232

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

dengan baik karena proses internal tersebut mempunyai nilai-nilai yang diinginkan konsumen dan dapat memberikan pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham Dalam Balanced scorecard manajemen diharapkan menentukan proses bisnis yang lengkap dari awal sampai akhir dari proses inovasi proses operasi sampai dengan pelayanan purna jual

a) Rantai Nilai Proses Bisnis Internal

Dalam perspektif proses bisnis internal terdapat suatu rangkaian proses tertentu untuk mencapai nilai bagi pelanggan serta memberikan hasil finansial yang baik Model ini terdiri dari tiga proses bisnis utama yaitu Proses Inovasi Proses inovasi merupakan ldquogelombangrdquo

penciptaan nilai dimana perusahaan pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru (Norton dan Kaplan200085) Proses ini terdiri dari dua komponen yaitu para manajer melaksanakan penelitian pasar untuk mengenali ukuran pasar bentuk preferensi pelanggan dan tingkat harga produk dan jasa sasaran Yang kedua yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan memiliki informasi yang akurat dan dapat diandalkan untuk membayangkan peluang dan pasar baru bagi produk dan jasa yang dapat disediakan perusahaan

Proses Operasi Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan

Proses Layanan Purna Penjualan Dalam proses ini perusahaan menyediakan layanan bagi pelanggan setelah produk dan jasanya diserahkan kepada pelanggan Dalam hal ini pelayanan purna jual suatu restoran adalah dengan memberikan keuntungan ekstra kepada pelanggan seperti contoh memberikan cenderamata yang melambangkan ciri khas restoran tersebut bagi pelanggan

233

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

1634 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif keempat dalam balanced scorecard mengembangkan pengukuran dan tujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan tumbuh Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya Perspektif keuangan pelanggan dan sasaran dari proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan antara kemampuan yang ada dari orang sistem dan prosedur dengan apa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang handal Untuk memperkecil kesenjangan tersebut perusahaan harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling employes Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah (Kaplan dan Norton 2006)

1) Karyawan hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan

dan produktivitas kerja karyawan Untuk mengetahui tingkat

kepuasan karyawan perusahaan perlu melakukan survei

secara reguler Beberapa elemen kepuasan karyawan adalah

keterlibatan dalam pengambilan keputusan pengakuan

akses untuk memperoleh informasi dorongan untuk

melakukan kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari

atasan Produktivitas kerja merupakan hasil dari pengaruh

agregat peningkatan keahlian moral inovasi perbaikan

proses internal dan tingkat kepuasan konsumen Dalam

menilai produktivitas kerja setiap karyawan dibutuhkan

pemantauan secara terus menerus

Norton dan Kaplan (2000) meyebutkan adanya tiga

pengukuran sebagai faktor pendorong pada perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan karyawan yaitu

Kepuasan Karyawan tujuan kepuasan karyawan

menyatakan bahwa moral karyawan dan kepuasan kerja

berpengaruh bagi peningkatan produktivitas daya

tanggap mutu dan layanan terhadap pelanggan dimana

234

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

juga sebagai pendorong pada kedua pengukuran lainnya Oleh karena itu perusahaan yang ingin mendapatkan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi perlu memiliki pelanggan yang dilayani oleh karyawan yang terpuaskan oleh perusahaan

Retensi Karyawan bertujuan untuk mempertahankan selama mungkin para karyawan yang diminati perusahaan karena mereka merupakan modal intelektual khusus organisasi dan merupakan aktiva non keuangan yang bernilai bagi perusahaan Retensi karyawan diukur dengan presentasi Labour turn over tiap tahunnya

Produktivitas Karyawan merupakan suatu ukuran hasil dampak keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian pekerjainovasi proses internal dan kepuasan pelanggan Tujuannya adalah membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut

2) Kemampuan Sistem Informasi

Perusahaan perlu memiliki prosedur informasi yang mudah dipahami dan mudah dijalankan Tolok ukur yang sering digunakan adalah bahwa informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan tepat dan tidak memerlukan waktu lama untuk mendapat informasi tersebut

1635 Pengukuran Tingkat Kepuasan Karyawan

Tunggal (2002) menyebutkan dua metode untuk mengukur kepuasan karyawan yaitu 1) Metode angka nilai global tunggal (single global rating) yaitu

dengan cara meminta individu untuk menjawab semua per- tanyaan kemudian responden memilih salah satu jawaban dari sangat puas sampai dengan sangat tidak puas

2) Metode skor penjumlahan (summation score) yaitu dengan cara mengenali semua unsure utama kerja dan menanyakan

235

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

perasaan karyawan mengenai setiap unsur tersebut Tiap ndash tiap skor dinilai dan kemudian dijumlahkan untuk menciptakan skor kepuasan kerja secara keseluruhan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan

menurut Herzberg (2002) yaitu

1) Motivator Factor berhubungan dengan aspek ndash aspek yang

terkandung dalam pekerjaan itu sendiri atau disebut juga

aspek intrinsik Yang termasuk didalamnya yaitu

A Achievement yaitu keberhasilan menyelesaikan tugas

B Recognition yaitu penghargaan C Work it self yaitu pekerjaan itu sendiri D Responsibility yaitu tanggung jawab kerja E Possibility of growth yaitu kemungkinan untuk

mengembangkan diri F Advancement yaitu kesempatan untuk maju

2) Hygience Factor merupakan faktor ndash faktor yang berada di

sekitar pelaksanaan pekerjaan merupakan aspek ekstrinsik

karyawan Termasuk di dalamnya yaitu

a) Working condition yaitu keadaan tempat kerja

b) Interpersonal relation yaitu hubungan antar pribadi c) Company policy and administration yaitu kebijakan

perusahaan dan pelaksanaannya d) Supervision technical yaitu cara pengawasan e) Job security yaitu perasaan aman dalam bekerja

Studi Kasus Analisis Balanced Scorecard Sebagai Penilaian

Kinerja

1) Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan

Tolak ukur kinerja keuangan menunjukan apakah strategi implementasi dan eksekusi suatu unit usaha atau unit bisnis memberikan kontribusi terhadap perbaikan laba atau tidak

236

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Kinerja Restoran Sedap dari prespektif keuangan dinilai dari analisis rasio yaitu current ratio quick ratio total assets to total debt total equity to total debt rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri

Current Ratio

Rasio likuiditas yang dicapai Restoran Sedap dilihat dari current ratio mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2005 sebesar 10445 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 043 menjadi 10402 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 546 119 dan 281 menjadi 10948 11067 dan 11348 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar masing-masing sejumlah Rp 109 Rp 110 dan 113

Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau dari current ratio dapat dilihat pada tabel sebagai berikut

Penilaian Current Ratio Restoran Sedap Periode 2006ndash2010

Tahun Current Ratio

Standar Rasio Historis

Hasil

2006 10445 10433 - 11251 Cukup Baik 2007 10402 10433 - 11251 Kurang Baik 2008 10948 10433 - 11251 Cukup Baik 2009 11067 10433 - 11251 Cukup Baik 2010 11348 10433 - 11251 Baik

Rasio rata-rata ( X ) 10842 S 4086 X ndash S 10433 X + S 11251

Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi

current ratio berada di tengah antara standar rasio histori yaitu 10445 ini dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran

237

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio historis yaitu sebesar 10402 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik pada tahun tersebut Hal ini di sebabkan karena pada tahun tersebut terjadi tragedy bom bali II dan beberapa bencana alam di Indonesia membuat turunnya angka wisatawan di Bali hal ini menyebabkan kurangnya pendapatan dari Restoran Sedap dan menambahnya hutang sehingga besar hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Dan pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada di tengah antara standar rasio historis yaitu 10948 dan 11067 ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan cukup baik Pada tahun 2010 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada diatas batas standar rasio historis yaitu 11348 Hal ini disebabkan karena adanya penambahan aktiva lancar yang lebih besar dibandingkan dengan penambahan utang lancar Restoran Sedap

Quick Ratio

Quick ratio yang di hasilkan pada tahun 2006 sebesar 10119 dimana kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 101 Pada tahun 2007 hasil quick ratio mengalami penurunan sebesar 056 menjadi 10063 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 100 Namun pada tahun 2008 2009 dan 2010 quick ratio kembali mengalami peningkatan sebesar 534 111 dan 269 menjadi sebesar 10597 10708 dan 10977 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 105 Rp 107 dan Rp 109

Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau darii quick ratio dapat dilihat pada sebagai berikut

238

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Penilaian Quick Ratio Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun Quick Ratio Standar Rasio Historis

Hasil

2006 10119 10101 - 10885 Cukup Baik 2007 10063 10101 - 10885 Kurang Baik 2008 10597 10101 - 10885 Cukup Baik 2009 10708 10101 - 10885 Cukup Baik 2010 10977 10101 - 10885 Baik Rasio rata-rata ( X ) 10493 S 3924 X ndash S 10101 X + S 10885

Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari

segi quick ratio berada di tengah standar rasio historis yaitu 10119 ini dapat di katakan perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio historis yaitu sebesar 10063 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik hal ini disebabkan karena kurangnya wisatawan sehingga membuat persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir menjadi uang kas Dan pada tahun tersebut besarnya hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi quick ratio kembali mengalami penaikan dan berada di tengah antara standar rasio historis yaitu 10597 dan 10708 ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sehingga perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Pada tahun 2010 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio mengalami kenaikan lagi dan berada diatas batas standar rasio historis yaitu 10977

Total Asset to total Debt

Total asset to total debt di tahun 2006 sebesar 5153 berarti bahwa setiap hutang Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar Rp

239

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

051 Di tahun berikutnya 2007 2008 2009 dan 2010 mengalami penurunan sebesar 5082 4955 4857 dan 5018 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar Rp 050 Rp 049 Rp 048 dan Rp 050

Penilaian perspektif keuangan dari Total Debt to Total Asset Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Total Asset to Total Debt Restoran Sedap Periode

2006 ndash 2010

Tahun Total Asset to Total Debt

Standar Rasio Historis

Hasil

2006 5153 4899 - 5127 Baik 2007 5082 4899 - 5127 Cukup Baik 2008 4955 4899 - 5127 Cukup Baik 2009 4857 4899 - 5127 Kurang Baik 2010 5018 4899 - 5127 Cukup Baik

Rasio rata-rata ( X ) 5013 S 114 X - S 4899 X + S 5127

Dari hasil perhitungan Total Asset to total debt tahun 2006

ndash 2010 diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 4899 - 5127 Kinerja perspektif keuangan berdasarkan total asset to total debt di tahun 2006 adalah baik karena berada diatas standar rasio historis yaitu 5153 Dan pada tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5082 dan 4955 Namun pada tahun 2009 kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 4857 ini disebabkan karena jumlah hutang jangka panjang yang besarnya tidak seimbang dengan besarnya aktiva lancar pada tahun tersebut Pada tahun 2010 kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5018

240

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Total Equity to Total Debt

Total Equity to Total Debt di tahun 2006 sebesar 10632 berarti bahwa modal sebesar Rp 106 menjamin hutang sebesar Rp 1- Di tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami penurunan menjadi 10334 9824 dan 9446 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2007 2008 dan 2009 sebesar Rp 103 Rp 098 dan Rp 094 Dan kembali mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 10075 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2010 sebesar Rp 100

Penilaian perspektif keuangan dari Total Equity to Total Debt Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Total Equity to Total Debt Restoran Sedap Periode

2006 ndash 2010

Tahun Total Equity to Total Debt

Standar Rasio Historis

Hasil

2006 10632 9605 - 10519 Baik 2007 10334 9605 - 10519 Cukup Baik 2008 9824 9605 - 10519 Cukup Baik 2009 9446 9605 - 10519 Kurang Baik 2010 10075 9605 - 10519 Cukup Baik Rasio rata-rata ( X ) 10062 S 457 X ndash S 9605 X + S 10519

Dan hasil perhitungan Total equity to total debt tahun

2006 ndash 2010 diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 9605 - 10519 Kinerja perspektif keuangan berdasarkan perhitungan Total equity to total debt di tahun 2006 adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 10632 Tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 10334 dan 9824 Namun pada tahun 2009 hasil perhitungan Total equity to total debt adalah kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu

241

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

9446 hal ini disebabkan karena perbandingan antara hutang perusahaa dan modal sendiri yang tidak seimbang pada tahun tersebut Pada tahun 2010 hasil perhitungan Total equity to total debt kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 10075

Rentabilitas Ekonomi

Rasio rentabilitas ekonomi pada tahun 2006 sebesar 3487 berarti dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 034 Di tahun 2007 rentabilitas ekonomi mengalami penurunan menjadi 2957 berarti dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 029 Dan kembali mengalami peningkatan pada tahun 2008 2009 dan 2010 menjadi 3750 4137 dan 4327 berarti modal sebesar Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 037 Rp 041 dan Rp 043

Penilaian perspektif keuangan dari Rentabilitas Ekonomi

Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap Periode 2006

ndash 2010

Tahun RE Standar Rasio Historis

Hasil

2006 3487 3189 - 4275 Cukup Baik 2007 2957 3189 - 4275 Kurang Baik 2008 3750 3189 - 4275 Cukup Baik 2009 4137 3189 - 4275 Cukup Baik 2010 4327 3189 - 4275 Baik Rasio rata-rata ( X ) 3732 S 543 X ndash S 3189 X + S 4275

Dari hasil perhitungan rentabilitas ekonomi tahun 2006

ndash 2010 di peroleh standar rasio historis yaitu sebesar 3189 -

242

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

4275 Tahun 2006 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3487 Di tahun 2007 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 2957 hal ini disebabkan pada tahun tersebut terjadi penurunan laba sehingga tingkat prospektif Restoran Sedap menurun inipun terjadi karena adanya penurunan tingkat suku bunga pada tahun tersebut Di tahun 2008 dan 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3750 dan 4137 Dan pada tahun 2010 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 4327

Profitabilitas

Rasio profitabilitas pada tahun 2006 sebesar 3124 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 031 Tahun 2007 rasio profitabilitas menurun menjadi 2645 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih stelah pajak sebesar Rp 026 Dan pada tahun 2008 dan 2009 meningkat menjadi 2889 dan 3222 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 028 dan Rp 032 Namun pada tahun 2010 rasio profitabilitas kembali menurun menjadi 2574 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 025 Penilaian perspektif keuangan dari Profitabilitas Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

243

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Penilaian Profitabilitas Restoran Sedap Periode 2005 ndash 2009

Tahun Profitabili- tas

Standar Rasio Historis

Hasil

2006 3124 2606 - 3176 Cukup Baik 2007 2645 2606 - 3176 Cukup Baik 2008 2889 2606 - 3176 Cukup Baik 2009 3222 2606 - 3176 Baik 2010 2574 2606 - 3176 Kurang Baik Rasio rata-rata ( X ) 2891 S 285 X - S 2606 X + S 3176

Dari hasil perhitungan Profitabilitas tahun 2006 ndash 2010

diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 2606 - 3176 Pada tahun 2006 2007 dan 2008 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3124 2645 dan 2889 Dan di tahun 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 3222 Namun di tahun 2010 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas menjadi kurang baik karena berada dibawah standar rasio historis yaitu 2574 hal ini disebabkan karena adanya penurunan laba bersih yang tidak seimbang dengan modal perusahaan

2) Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan

Kinerja perusahaan dari perspektif pelanggan diukur dengan menggunakan tolak ukur kepuasan pelanggan karena terkait dengan tujuan perusahaan yaitu memperluas pangsa pasar Dengan memuaskan pelanggan perusahaan dapat mempertahankan pelanggan yang telah ada dan meningkatkan jumlah pelanggan Hal ini terjadi karena adanya promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh pelanggan lama kepada orang ndash orang disekitar mereka Pada Guest Comment

244

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

card Restoran Gusti SedapBali rata ndash rata menyebutkan bahwa mereka akan merekomendasikan Restoran Sedap kepada kerabat dan keluarga mereka Meningkatnya jumlah pelanggan ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan sehingga kinerja keuangan perusahaan akan meningkat

Pengolahan data kepuasan pelanggan sebelumnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas data terlebih dahulu Berdasarkan data maka dapat dilihat bahwa hasil penelitian valid dan reliable karena hasil korelasi tiap faktor positif serta alpha cronbach lebih dari 06

Selanjutnya penghitungan daerah nilai (score range) Tujuan dihitungannya daerah nilai (score range) supaya internal nilai bisa dihitung Berdasarkan data maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah 080 dan dari hasil tersebut dapat dilakukan penghitungan terhadap interval nilai Dari penghitungan yang dilakukan besarnya interval nilai yang diperoleh adalah sebesar 016 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh mengenai tingkat kepuasan pelanggan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan

Dimensi Indeks Kepuasan Pelanggan

Hasil kinerja pers- pektif Pelanggan

Bukti Langsung Direct Evidence

(0232) Baik

Keandalan Capability (0160) Sangat Baik Jaminan Guarantee 0205) Baik

Daya Tanggap Attention (0278) Baik Empati Trust (0170) Baik Rata - rata (021) Baik

245

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Indeks kepuasan pelanggan untuk bukti langsung

sebesar -0232 berada pada interval -032 le IKP lt -016 yang berarti pelanggan puas Untnuk keandalan indeks kepuasan pelanggan berada pada interval -016 le IKP le 0 hal ini berarti pelanggan sangat puas atas dimensi ini Sedangkan untuk dimensi jaminan daya tanggap dan empati masingndashmasing pada angka -020 -027 dan -017 berada pada interval -032 le iKP lt -016 yang berarti pelanggan puas Secara keseluruhan indeks kepuasan pelanggan rata ndash rata adalah sebesar -021 yang berada pada interval -032le IKPlt -016 ini berarti bahwa pelanggan puas terhadap kualitas pelayanan jasa yang disediakan oleh Sy Garden Legian Bali Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja Restoran Sedap yang diteliti selama kurun waktu agustus 2010 ndash oktober 2010 adalah baik

Kinerja Restoran Sedap perspektif pelanggan dirasa tidak optimal karena hanya berada dalam interval baik Hal ini dipengaruhi oleh cukup banyaknya komplain dari tamu yang mengeluhkan adanya beberapa keributan yang terjadi di Restoran Sedap Tamu menganggap bahwa keributan yang terjadi kesalahan dari pihak Restoran Sedap yang tidak tanggap dalam mengantisipasi hal ini dan menyebabkan para pengunjung terganggu dengan keributan tersebut

3) Penilaian Kinerja Perspektif Bisnis Internal

Dalam memberikan pelayanan terhadap tamu Restoran Gusti SedapHotel menerapkan standar waktu dalam tiap proses pelayanannya Semua pelayanan yang di berikan untuk memenuhi kebutuhan tamu yang sudah tersedia di Restoran Sedap di berikan standar waktu penyelesaian adalah tidak lebih dari 5 menit Sedangkan jika kebutuhan tamu yang membutuhkan sebuah proses memasak seperti sebuah makanan maka memerlukan waktu yang lebih banyak namun standar waktu penyelesaian yang di berikan tidak lebih dari 30 menit Waktu pelayanan bersifat fleksibel tergantung dari jenis

246

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

kebutuhan tamu

Penilaian perspektif ini dapat juga dilihat dari restoran dan bar yang telah menerapkan online system untuk memproses segala transaksi yang terjadi di Restoran Gusti SedapBali seperti memproses tagiha tamu selama mereka bertransaksi di area Restoran Sedap Sistem ini sudah di fungsikan dengan seharusnya maka pengecekan tagihan ke masing-masing outlet tidak diperlukan lagi Jika dalam pemenuhan kebutuhan tamu tersebut melebihi dari standar waktu yang ditentukan maka tamu berhak mendapat kompensasi tertentu

Melalui wawancara yang dilakukan dengan pihak manejemen Restoran Sedap dan melihat hasil kuesioner mengenai kepuasan pelanggan dimana hasil jawaban tamu menunjukan bahwa tamu sangat puas terhadap pelayanan yang di berikan Dari hasil tersebut maka diketahui bahwa manufacturing cycle efficiency (MCE) adalah sama dengan satu Ini berarti bahwa pelayanan yang diterima pelanggan tidak pernah melebihi standar waktu yyang telah ditentukan dengan kualitas pelayanan yang sesuai dengan standar Restoran Gusti SedapBali

4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan tolak ukur tingkat produktivitas karyawan dan Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) Tingkat produktivitas karyawan yang dinilai adalah untuk tahun 2006-2010 Sedangkan untuk tolak ukur tingkat kepuasan karyawan digunakan untuk menilai kinerja dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap yang diukur selama periode agustus 2010 ndash oktober 2010

Produktivitas Karyawan

Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap untuk tahun 2006-2010 diukur berdasarkan

247

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

tingkat produktivitas karyawan Jumlah karyawan yang bekerja di Restoran Sedap per 31 Desember 2006 ndash 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Perkembangan Tingkat Produktivitas Karyawan Pada Restoran

Sedap tahun 2006 ndash 2010

Tahun

Pendapatan (Rp)

Karya- wan

Produktivi- tas (Rp)

Perkembanagan

Rupiah

2006 1957043060 53 36925341 - - 2007 1850928646 53 34923182 (2002159) (542) 2008 2205780223 61 36160332 1237150 354

2009 2418006552 66 36636463 476131 131

2010 2543697588 69 36865182 228716 062

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap mengalami fluktuasi yang tidak terlalu signifikan jumlah karyawan pada tahun 2006 dan 2007 yang tidak berubah membuat penurunan produktivitas sebesar 542 Namun pada tahun 2008 kenaikan jumlah karyawan sebesar 8 orang karyawan memberikan dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 354 Pada tahun 2009-2010 kenaikan jumlah karyawan yang masing-masing 4 dan 3 orang memberikan dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 131 dan 062 ini disebabkan karena besarnya pendapatan yang di peroleh dari penjualan food and beverages di Restoran Sedap

5) Kepuasan Karyawan

Tingkat kepuasan karyawan diukur dengan menggunakan Indeks Kepuasan Karyawan yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner kepada karyawan Restoran Sedap Karyawan yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah karyawan tetap Restoran Sedap

248

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Seperti halnya dalam menentukan tingkat kepuasan

pelanggan dalam menentukan tingkat kepuasan karyawan sebelumnya juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas Hasil penghitungan dapat dilihat pada lampiran 22 dan lampiran 23 Penghitungan terhadap daerah nilai (score range) memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghitung interval nilai Berdasarkan data pada lampiran 24 sampai dengan lampiran 26 maka dapat dihitung besarnya daerah nilai dan berdasarkan penghitungan yang dilakukan maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah sebesar 04 dan besarnya interval nilai yang diperoleh adalah sebesar 004 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan karyawan

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh mengenai tingkat kepuasan karyawan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel Pengolahan Data Kepuasan Karyawan

Dimensi Indeks Kepuasan Karyawan

Hasil kinerja perspek- tif Karyawan

Pencapaian (0295) Cukup Baik

Penghargaan (0444) Sangat Tidak Baik

Pekerjaan (0307) Cukup Baik

Tanggung Jawab (0272) Cukup Baik

Pengembangan Diri (0316) Cukup Baik

Tempat Kerja (0330) Tidak Baik

Hubungan antar pribadi (0319) Cukup Baik

Kebijakan Perusahaan (0271) Baik Pengawasan Supervisi (0262) Baik

Keamanan Kerja (0273) Baik

Rata ndash rata (031) Cukup Baik

249

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) untuk dimensi

pencapaian sebesar -0295 yang berada pada interval -032 le IKK lt -028 yang berarti karyawan cukup puas terhadap dimensi tersebut Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya beberapa karyawan yang pada saat melamar pekerjaan mereka melamar di departemen A namun pada kenyataannya setelah diterima bekerja dialihkan ke departemen B yang dinilai perusahaan lebih membutuhkan Hal ini berlaku juga pada dimensi pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi yang berada pada nilai atau rentangan interval -032 le IKK lt -028 yaitu karyawan cukup puas dengan pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi mereka

Sedangkan untuk dimensi penghargaan IKK ada pada nilai -0444 yaitu pada interval IKK lt -036 yang berarti karyawan sangat tidak puas dengan ganjaran maupun penghargaan yang diberikan kepada karyawan Tingkat kompensasi yang tidak sesuai dengan pekerjaan karyawan serta tidak adanya penghargaan atas prestasi dalam bekerja merupakan salah satu penyebab buruknya kinerja Restoran Sedap di dimensi ini Hal ini diperkuat oleh banyaknya keluhan ndash keluhan responden mengenai tingkat apresiasi perusahaan kepada karyawan

Untuk dimensi tempat kerja IKK berada pada interval -036 le IKK lt -032 yaitu sebesar -033 Fasilitas dan tempat kerja terutama pada food and cake shop yang outletnya terasa sempit dan tidak nyaman bagi para karyawan Selain itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak dan penuh dengan barang ndash barang keperluan office Fasilitas kerja juga kebanyakan merupakan peralatan lama yang sudah sebaiknya diganti namun tetap dipaksakan untuk dipakai sehingga pada saat operasional peralatan kerja seringkali tidak dapat berfungsi dengan baik

Dimensi ndash dimensi berikutnya yaitu dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervisi dan keamanan kerja berada

250

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pada nilai -0271 -0262 dan -0273 yaitu pada interval -028 le IKK lt -024 Karyawan Restoran Sedap puas atas kebijakan perusahaan yang diterapkan pengawasan supervisi yaitu adanya komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan serta adanya keterbukaan antar atasan dan bawahan dan juga jaminan keselamatan kerja dan adanya tempat dan waktu istirahat yang dinilai memadai oleh para karyawan Restoran Sedap

Secara menyeluruh Indeks Kepuasan Karyawan Restoran Sedap untuk kesepuluh dimensi yang diukur berada pada nilai -031 yang berarti karyawan merasa cukup puas selama bekerja di Restoran Sedap Hal ini menunjukan kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan tolak ukur kepuasan karyawan adalah cukup baik

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa

1 Kinerja Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard pada perspektif keuangan adalah dengan mengunakan beberapa rasio keuangan seperti Current ratio Quick Ratio Total Asset to Total Debt Total Equity to Total Debt Rentabilitas Ekonomi Dan Ratio Profitabilitas Dilihat dari perhitungan rasio-rasio di atas dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran Sedap lima tahun terakhir dalam keadaan yang cukup baik Hal ini dapat dilihat dari setiap perhitungan rasio jangka waktu lima tahun hanya terdapat satu tahun dimana setiap rasio terjadi penurunan kinerja keuangan penurunan tersebut terjadi di tahun yang berbeda-beda yaitu Current ratio Quick Ratio dan Rentabilitas ekonomi pada tahun 2006 Total Asset to Total Debt dan Total Equity to Total Debt pada tahun 2008 dan Ratio Profitabilitas pada tahun 2009

2 Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pelanggan dari segi kepuasan pelanggan adalah baik Berdasarkan

251

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

survey terhadap 70 orang pelanggan yang dilakukan dari agustus 2008 ndash oktober 2008 menunjukan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi kepuasan pelanggan yaitu bukti langsung jaminan daya tanggap dan empati adalah baik Sedangkan dari dimensi keandalan adalah sangat baik

3 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif proses bisnis internal dinilai dari efisiensi waktu proses pelayanan kebutuhan tamu maka diperoleh hasil yang efisien yang ditunjukkan oleh hasil Manufacturing cycle efficiency (MCE) sebesar 1 (satu) Efisiensi ini dapat tercapai sepanjang asumsi yang disyaratkan terpenuhi yaitu bahwa waktu proses pelayanan yang dilakukan tanpa mengurangi kualitas telah memberikan kepuasan kepada tamu

4 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dari tahun 2005 ndash 2009 adalah sebagai berikut a Dilihat dari produktivitas karyawan Restoran Sedap

menetapkan target produktivitas per karyawan adalah Rp 35000000 per orang Kinerja Restoran Sedap tahun 2005 menghasilkan pendapatan sebesar Rp 36925341 per orang Pada tahun 2006 produktivitas karyawan mengalami penurunan menjadi Rp 34923182 per orang Sedangkan pada tahun 2007 2008 dan 2009 produktivitas karyawan kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 36160332 per orang Rp 36636463 per orang dan Rp 36865182 per orang Dilihat dari jangkka waktu liima tahun hanya pada tahun 2005 produktivitas karyawan tidak mencapai target produktivitas karyawan

b Dilihat dari segi kepuasan karyawan kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah tidak baik berdasarkan survey terhadap 70 orang karyawan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi pencapaian pekerjaan tanggung jawab

252

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pengembangan diri dan hubungan antar pribadi adalah cukup baik Dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervise dan keamanan kerja adalah baik Sedangkan untuk dimensi penghargaan adalah sangat tidak baik karena karyawan tidak diberikan penghargaan yang sesuai dengan prestasi karyawan ini adalah salah satu penyebab kenapa dimensi ini sangat tidak baik Untuk dimensi tempat kerja adalahh tidak baik karena kondisi tempat kerja yang sempit terutama pada food and cake shop outlet Selain itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak

5 Dilihat dari empat prespektif ini dapat disimpulakan bahwa kinerja Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard dalan jangka waktu lima tahun adalah dalam keadaan baik Namun pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan masih perlu di tingkatkan terutama untuk dimensi penghargaan ini agar karyawan lebih termotivasi untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan apabila produktivitas karyawan meningkat otomatis perspektif keuangan pun akan meningkat dan perspektif-perspektif yang lain pun akan meningkat dengan sendirinya ini pun akan menjadi keuntungan bagi Restoran Sedap

253

U

BAB XVII

TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN LAPORAN

171 Tata Cara Penulisan Usulan

sulan penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian utama dan bagian akhir

1711 Bagian Awal terdiri atas

1) Halaman Judul a) Judul penelitian dibuat singkat jelas dan menunjukkan

masalah yang diteliti serta tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam (judul mencerminkan inti dari karya tulis tersebut dan judul yang berbahasa asing ditulis miring)

b) Di bawah judul ditulis maksud penulisan usulan penelitian untuk menyusun skripsi S1

c) Lambang Universitas d) Tulisan ldquoDiajukan oleh di bawah lambang berisi

Nama mahasiswa ditulis lengkap sesuai dengan ijazah terakhir dan di bawah nama dicantumkan nomor induk mahasiswa

e) Nama konsentrasi dan lembaga yaitu konsentrasi (Manajemen Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)

f) Waktu pengajuan ditunjukkan dengan menuliskan tahun di bawah Kota

2) Halaman Persetujuan

Halaman ini berisi persetujuan dari dosen mata kuliah dosen pendamping seminar dan diketahui oleh ketua program

254

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

studi lengkap dengan tanda tangan serta tanggal persetujuan

1712 Bagian Utama

1) Pendahuluan Pada pendahuluan disajikan Latar Belakang masalah

Rumusan Masalah Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

(1) Latar Belakang Masalah

Merupakan landasan pemikiran secara garis besar baik secara teoritis dan atau fakta serta pengamatan yang menimbulkan minat untuk dilakukan penelitian Dengan demikian latar belakang berfungsi sebagai informasi yang relevan untuk membantu pokok permasalahan justifikasi penelitian dan berangkat dari hal yang bersifat umum kepada hal yang lebih khusus sehingga setelah membaca latar belakang masalah pembaca dapat menduga pokok masalah yang akan diteliti Pada penelitian tertentu Latar belakang juga mendeskripsikan perbedaan atau kesenjangan antara yang seharusnya (harapan) dengan apa yang terjadi (kenyataan)

(2) Rumusan Masalah

Rumusan Masalah adalah pernyataan tentang keadaan fenomena dan konsep yang memerlukan pemecahan dan atau memerlukan jawaban melalui suatu penelitian dan pemikiran mendalam dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan alat analisis yang tepat dan relevan Rumusan masalah yang baik mempunyai ciri-ciri

Mempunyai nilai keaslian dan atau kejelasan sumber Sebagai dasar dalam merumuskan tujuan penelitian Merupakan hal penting sehingga patut untuk diteliti Memberikan implikasi untuk kemungkinan pengkajian

secara empiris Dapat diukur dengan alat penelitian Layak (feasible) untuk dilaksanakan dalam arti

255

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

didukung data primer dan atau data sekunder yang memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan

Sesuai dengan program studi dan konsentrasi yang dipilih (Manajemen Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)

Berbentuk kalimat tanya

(3) Tujuan Penelitian

Dalam bagian ini disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dan biasanya berbentuk kalimat pernyataan

(4) Manfaat Penelitian

Dalam bagian ini disebutkan manfaat penelitian bagi khasanah ilmu pengetahuan dan perumusan kebijakan (ldquountuk apardquo bukan ldquountuk siapardquo)

2) Kajian Pustaka

Pada kajian pustaka disajikan landasan teori penelitian sebelumnya dan hipotesis (jika ada) Jumlah pustaka yang digunakan dalam penulisan skripsi minimal 10 pustaka (termasuk minimal 5 jurnal nasional maupun internasional buku majalah ilmiah dan sumber lain yang dapat dipercaya) dengan ketentuan pustaka tersebut merupakan terbitan terbaru edisi terbaru (minimal sepuluh tahun terakhir ) dan jika lebih dari sepuluh tahun harus memiliki nilai kebaruan (muktahir atau langka)

(1) Landasan Teori

Pada bagian ini dijabarkan landasan teori dan argumentasi- argumentasi (konsep teori) sebagai alternatif jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian serta merumuskan hipotesis (kalau ada) yang diambil dari jurnal (paling diutamakan) buku

256

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

teks majalah ilmiah dan sumber lain yang dapat dipercaya secara ilmiah Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif dan atau model yang langsung berkaitan dengan penelitian

(2) Penelitian Sebelumnya

Pada bagian ini diuraikan secara sistematis tentang hasil- hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan Pada penyajian ini hendaknya ditunjukkan bahwa permasalahan yang diteliti belum terjawab belum terpecahkan secara memuaskan dan atau penelitian yang sama diterapkan dalam dimensi waktu serta tempat yang berbeda Fakta-fakta dan data yang dikemukakan harus diambil dari sumber aslinya Jumlah penelitian sebelumnya yang ditampilkan minimal tiga penelitian yang relevan baik relevan tema penelitian dan atau alat analisis yang digunakan Format penulisannya sama seperti kutipan alenia tanpa nomor

(2) Hipotesis (jika ada)

Hipotesis merupakan jawaban sementara masalah yang diteliti Hipotesis berbentuk pernyataan singkat yang disimpulkan oleh peneliti dari tinjauan pustaka dan telaah hasil penelitian sebelumnya oleh karena itu masih harus dibuktikan kebenarannya Format penulisannya seperti kutipan alenia tanpa nomor

3) Metode Penelitian

Bagian ini memuat (1) Lokasi dan Objek Penelitian

Menjelaskan lokasi dan objek tempat penelitian dalam pengambilan data (perusahaan hotel dan lainya) untuk proses penelitian

(2) Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel adalah

257

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

bentuk operasional dari variable-variabel yang digunakan biasanya berisi definisi konseptual indikator yang digunakan harus terukur Mengidentifikasi variabel-variabel yang diikutsertakan dalam penelitian

(3) Jenis dan Sumber Data

Menjelaskan jenis-jenis dan sumber-sumber data yang digunakan di dalam penelitian

(4) Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel adalah teknik penentuan jumlah sampel dan prosedurnya Metode penentuan sampel dikenal juga dengan istilah teknik sampling Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling

(5) Metode Pengumpulan Data

Menjelaskan metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada lokasi penelitian terhadap obyek yang diteliti pada penelitian Pada umumnya ada beberapa metode pengumpulan data seperti wawancara pengamatan langsung penyebaran angket dokumentasi dan sebagainya

(6) Teknik Analisis

Menjelaskan teknik yang digunakan untuk menjawab rumusan permasalahan dan tujuan penelitian Teknik yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan penelitian yang diusulkan Teknik analisis yang digunakan bisa berbentuk analisis kuantitatif maupun analisis kualitatif

11713 Bagian Akhir

Pada bagian ini memuat daftar pustaka

258

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

172 Tata Cara Penulisan Skripsi 1721 Umum

Definisi Skripsi Skripsi adalah karya ilmiah tertulis yang disusun oleh mahasiswa berdasarkan hasil penelitian dari analisis data primer dan atau data sekunder sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Mahasiswa yang akan menyusun Tugas AkhirSkripsi mengajukan permohonan apabila telah memenuhi persyaratan akademik dan persyaratan administrasi

Kerangka skripsi meliputi

1) Bagian awal skripsi terdiri dari

Halaman depankulit skripsi Halaman judul Halaman pengesahan Surat pernyataan persetujuan publikasi ilmiah Prakata (ucapan terimakasih) Abstrak (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) Daftar isi Daftar tabel (jika ada minimal dua) Daftar gambar (jika ada minimal dua) Daftar lampiran (jika ada minimal dua)

2) Bagian isi skripsi terdiri dari

Pendahuluan

Latar belakang masalah

Rumusan masalah Tujuan penelitian Manfaat penelitian

Tinjauan Pustaka Landasan teori Penelitian sebelumnya Hipotesis (kalau ada)

259

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Metode Penelitian

Lokasi penelitian Identifikasi variabel Definisi operasional Variabel Jenis dan sumber data Metode penentuan sampel Metode pengumpulan data Teknik analisis

Hasil dan Pembahasan Gambaran umum objek penelitian dan deskripsi hasil

penelitian hellip Pembahasan hasil penelitian

Simpulan dan Saran Kesimpulan Saran

Bagian akhir skripsi terdiri dari Daftar pustaka Lampiran-lampiran

Penjelasan kerangka skripsi

Halaman depan kulit skripsi

Halaman ini harus memuat judul skripsi lambang Universitas dengan ukuran yang telah ditentukan penulis (nama dan nomor induk mahasiswa) fakultas program studi

Halaman judul

Halaman ini memuat hal yang sama dengan halaman depankulitskripsidengantambahankalimatyangmenunjukkan bahwa skripsi tersebut diajukan untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana atau diploma ldquoprogram studi yang bersangkutanrdquo

260

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Halaman pengesahan

Halaman ini berisi pernyataan bahwa skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing dan Ketua Program Studi yang disahkan dengan membubuhkan tanda tangan masing-masing

Surat Pernyataan Persetujuan Publikasi Ilmiah

Surat ini merupakan surat pernyataan dari mahasiswa bahwa skripsi ini disetujui oleh mahasiswa untuk dipublikasikan untuk kepentingan akademis

Prakata (Ucapan Terimakasih)

Berisi pernyataan terima kasih kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini sampai mencapai bentuk yang disahkan dan maksimal hanya 2 halaman

Abstrak

Abstrak skripsi (maksimum 200 kata) adalah rangkuman (summary) ringkas dari semua pokok pikiran yang terdapat dalam skripsi yang meliputi Judul Permasalahan Metode pemecahan masalah Hasil pemecahan masalah dan Kesimpulan dan saran Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia masing-masing 1 (satu) halaman

Daftar isi skripsi

Daftar isi harus disusun sesuai dengan urutan pada skripsi Daftar Tabel Daftar Gambar dan Daftar Lampiran (kalau ada)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah rumusan masalah batasan permasalahan (jika ada) tujuan penelitian dan manfaat penelitian

261

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memuat landasan teori (teori-teori yang ada hubungannya dengan judul atau permasalahan yang dibahas) penelitian sebelumnya (minimal penelitian sepuluh tahun terakhir ) dan hipotesis (kalau ada)

BABIII METODE PENELITIAN

Metode penelitian memuat cara pemecahan yang dipergunakan dalam penelitian yang tepat untuk memecahkan persoalan yang ingin diteliti Hal-hal seperti cara pemilihan daerah penelitian (lokasi penelitian) cara pemilihan responden dan sebagainya merupakan cara dalam mencari data dan perlu dimasukkan dalam bab ini Selanjutnya metode analisis (teknik analisis) perlu dikemukakan rinci dalam bab ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini disampaikan gambaran umum tentang objek penelitian dan deskripsi hasil penelitian (hasil perhitungan dengan menerapkan metode penelitian yang telah dibicarakan) dan hasil perhitungan yang diperoleh disertai dengan bahasan yang mengacu pada masalah dan tujuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil dan pembahasan (kesimpulan harus menjawab rumusan permasalahan) sedangkan saran adalah rekomendasi yang diberikan berdasarkan atas hasil pembahasan

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pusataka adalah daftar yang memuat semua bacaan yang dituangkan ke dalam penelitianskripsi Penulisan mengikuti pedoman Harvard Style

262

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

LAMPIRAN

Lampiran merupakan segala sesuatu yang mendukung penulisan yang bila dimasukkan ke dalam teks dapat mengganggu konsentrasi pembaca Lampiran dapat berupa tabel perhitungan atau rumus-rumus

263

M

BAB XVIII

TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP

181 Kegunaan Merujuk

enurut Leedy (1997) menerangkan bahwa suatu rujukan pustaka mempunyai kegunaan untuk (1) mengungkapkan

penelitian-penelitian yang serupa dengan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam hal ini diperlihatkan pula cara penelitian- penelitian tersebut menjawab permasalahan dan merancang metode penelitiannya (2) membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam penelitian yang mempunyai permasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita hadapi (3) mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya (4) mengenal peneliti-peneliti yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri karya-karya tulisnya yang lain yang mungkin terkait) (5) memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan konteks ilmu pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada (6) menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal sebelumya (7) membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan berbeda dengan penelitian- penelitian sebelumnya) dan (8) mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah ada pihakpihak lain yang sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan mereka telah mencurahkan tenaga waktu dan biaya untuk meneliti topik tersebut

Dalam penjelasan yang hampir serupa Castetter dan

264

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Heisler (1984) menerangkan bahwa rujukan pustaka mempunyai enam kegunaan yaitu (1) mengkaji sejarah permasalahan (2) membantu pemilihan prosedur penelitian (3) mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan (4) mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu (5) menghindari duplikasi penelitian dan (6) menunjang perumusan permasalahan Karena penjelasan Castetter dan Heisler di atas lebih jelas maka pembahasan lebih lanjut tentang kegunaan rujukan pustaka dalam tulisan ini mengacu pada penjelasan mereka Satu persatu kegunaan (yang saling kait mengkait) tersebut dibahas dalam bagian berikut ini

Kegunaan 1 Mengkaji sejarah permasalahan

Sejarah permasalahan meliputi perkembangan permasalahan dan perkembangan penelitian atas permasalahan tersebut Pengkajian terhadap perkembangan permasalahan secara kronologis sejak permasalahan tersebut timbul sampai pada keadaan yang dilihat kini akan memberi gambaran yang lebih jelas tentang perkembangan materi permasalahan (rujukan dari waktu ke waktu berkurang atau bertambah parah apa penyebabnya) Mungkin saja rujukan seperti ini mirip dengan bagian ldquoLatar belakang permasalahanrdquo yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan penelitian Bedanya dalam rujukan pustaka kajian selalu mengacu pada pustaka yang ada Pengkajian kronologis atas penelitianndashpenelitian yang pernah dilakukan atas permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut Gambaran bermanfaat terutama tentang pendekatan yang dipakai dan hasil yang didapat

Kegunaan 2 Membantu pemilihan prosedur penelitian

Dalam merancang prosedur penelitian (research design) banyak untungnya untuk mengkaji prosedur-prosedur (atau

265

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

pendekatan) yang pernah dipakai oleh peneliti-peneliti terdahulu dalam meneliti permasalahan yang hampir serupa Pengkajian meliputi kelebihan dan kelemahan prosedur- prosedur yang dipakai dalam menjawab permasalahan Dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur tersebut kemudian dapat dipilih diadakan penyesuaian dan dirancang suatu prosedur yang cocok untuk penelitian yang dihadapi

Kegunaan 3 Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan

permasalahan

Salah satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang

dilakukan haruslah berada pada konteks ilmu pengetahuan

atau teori yang ada Pengkajian pustaka dalam hal ini akan

berguna bagi pendalaman pengetahuan seutuhnya (unified

explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan yang

berkaitan dengan permasalahan Pengenalan teori-teori yang

tercakup dalam bidang atau area permasalahan diperlukan

untuk merumuskan landasan teori sebagai basis perumusan

hipotesa atau keterangan empiris yang diharapkan

Kegunaan 4 Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil

penelitian terdahulu

Di bagian awal tulisan ini disebutkan bahwa kegunaan

rujukan pustaka yang dikenal umum adalah untuk membuktikan

bahwa penelitian yang diusulkan belum pernah dilakukan

sebelumnya Pembuktian keaslian penelitian ini bersumber

pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang pernah

dilakukan Bukti yang dicari bisa saja berupa kenyataan

bahwa belum pernah ada penelitian yang dilakukan dalam

permasalahan itu atau hasil penelitian yang pernah ada belum

mantap atau masih mengandung kesalahan atau kekurangan

dalam beberapa hal dan perlu diulangi atau dilengkapi Dalam

penelitian yang akan dihadapi sering diperlukan pengacuan

266

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

terhadap prosedur dan hasil penelitian yang pernah ada Kehati-hatian perlu ada dalam pengacuan tersebut Suatu penelitian mempunyai lingkup keterbatasan serta kelebihan dan kekurangan Evaluasi yang tajam terhadap kelebihan dan kelemahan tersebut akan berguna terutama dalam memahami tingkat kepercayaan (level of significance) hal-hal yang diacu Perlu dikaji dalam penelitian yang dievaluasi apakah temuan dan kesimpulan berada di luar lingkup penelitian atau temuan tersebut mempunyai dasar yang sangat lemah Evaluasi ini menghasilkan penggolongan pustaka ke dalam dua kelompok 1 Kelompok Pustaka Utama (Significant literature) dan 2 Kelompok Pustaka Penunjang (Collateral Literature)

Kegunaan 5 Menghindari duplikasi penelitian

Kegunaan yang kelima ini agar tidak terjadi duplikasi penelitian sangat jelas maksudnya Masalahanya tidak semua hasil penelitian dilaporkan secara luas Dengan demikian publikasi atau seminar atau jaringan informasi tentang hasil- hasil penelitian sangat penting Dalam hal ini peneliti perlu mengetahui sumber-sumber informasi pustaka dan mempunyai hubungan (access) dengan sumber-sumber tersebut Rujukan pustaka berkaitan dengan hal ini berguna untuk membeberkan seluruh pengetahuan yang ada sampai saat ini berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi (sehingga dapat menyakinkan bahwa tidak terjadi duplikasi)

Kegunaan 6 Menunjang perumusan permasalahan

Kegunaan yang keenam dan taktis ini berkaitan dengan perumusan permasalahan Pengkajian pustaka yang meluas (tapi tajam) komprehe nsif dan bersistem pada akhirnya harus diakhiri dengan suatu kesimpulan yang memuat permasalahan apa yang tersisa yang memerlukan penelitian yang membedakan penelitian yang diusulkan dengan penelitianpenelitian yang pernah dilakukan sebelumnya

267

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

182 Tujuan Merujuk

Tujuan utama melakukan studi literature adalah 1) menemukan variable-variabel yang akan diteliti 2) membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan 3) melakukan sintesa dan memperoleh perspektif baru 4) menentukan makna dan hubungan antar variable

Tujuan pertama melakukan studi literatur adalah menemukan variable-variabel yang akan diteliti Pada praktiknya peneliti sering mengalami kesulitan untuk merumuskan masalah yang layak untuk diteliti Masalah yang diteliti pada hakekatnya merupakan variable-variabel yang akan diteliti Disamping membantu mengidentifikasi masalah yang akan diteliti studi literature juga dapat membantu peneliti dalam mendefinisikan variable baik secara konseptual ataupun secara operasional dan yang lebih penting adalah membantu dalam mengidentifikasi adanya hubungan antar variable yang secara konseptual atupun operasional penting untuk diteliti

Tujuan kedua adalah membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan agar tidak terjadi duplikasi penelitian atau karya di masa lalu yang sudah pernah dilakukan oleh orang lain Perlu diketahui juga bahwa penelitian masa lalu dapat menjadi bahan atau setidak- tidaknya memberikan gagasan atau inspirasi terhadap penelitian yang akan dilakukan saat ini khususnya penemuan-penemuan sebelumnya dapat memberikan arahan kepada kita dalam melakukan penelitian saat ini Kita sering mendapatkan banyak hasil penelitian di masa lalu menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mendalam mengenai topik yang sudah diteliti

Tujuan yang ketiga adalah melakukan sintesa dan memperoleh perspektif baru maksudnya jika seorang peneliti dengan cermat dapat melakukan sintesa hasil hasil penelitian sejenis di masa lalu maka ada kemungkinan peneliti tersebut

268

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

menemukan sesuatu yang penting mengenai gejala yang sedang dipertanyakan dan cara-cara bagaimana mengaplikasikan kedalam konteks penelitian saat ini Pada umunya para peneliti lebih memilih hal-hal yang bersifat spesifik daripada hal-hal yang bersifat umum

Tujuan keempat adalah menentukan makna dan hubungan antar variable karena semua variable yang diteliti harus diberi nama didefinisikan dan disatukan dengan masalah yang sudah dirumuskan beserta Hipotesisnya Jika seseorang melakukan proses mendefenisikan variable dengan tanpa melakukan studi kepustakaan terlebih dahulu maka kemungkinan yang akan diperoleh adalah kesalahan dalam pendefenisian variabel Dengan melakukan studi kepustakaan peneliti yang bersangkutan akan mendapatkan tuntunan secara teori cara- cara mendefenisikan suatu variable dan juga kemungkinan- kemungkinan adanya variable yang secara konseptual sudah didefinisikan oleh peneliti sebelumnya Khususnya dalam ilmu- ilmu social dan psikologi pada umumnya gejala atau variable sudah didefinisikan secara konseptual dan operasional dalam buku-buku teori yang ada

183 Sumber-Sumber Rujukan

Beberapa sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti diantaranya adalah 1) abstrak hasil penelitian 2) indeks 3) review 4) jurnal 5) buku referensi

1) Abstrak

Abstrak hasil penelitian merupakan sumber referensi yang berharga karena dalam abstrak biasanya peneliti menuliskan intisari dari penelitian yang meliputi metode yang digunakan perumusan masalah hasil penelitian dan kesimpulan Dengan membaca abstrak hasil penelitian kita akan mendapatkan gam- baran secara keseluruhan tentang penelitian yang sudah dilaku- kan Keuntungan utama membaca abstrak adalah kita dapat

269

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

mempelajari metode yang digunakan oleh peneliti tersebut se- hingga memberikan inspirasi kepada kita untuk menggunakan metode sejenis dalam konteks dan latar yang berbeda

2) Jurnal

Jurnal berisi tulisan-tulisan dalam satu bidang disiplin ilmu yang sama misalnya ilmu manajemen dalam ilmu ekonomi atau teknik informatika dalam ilmu komputer Kegunaan utama jurnal adalah dapat digunakan sebagai sumber data sekunder karena pada umumnya tulisan-tulisan di jurnal merupakan hasil penelitian Kita dapat juga menggunakan tulisan di jurnal sebagai bahan kutipan untuk referensi dalam penelitian kita sebagaimana buku-buku referensi Saat ini jurnal menjadi acuan pustaka yang lebih disarankan oleh beberapa universitas karena hasil penelitiannya relative baru dan terkini

3) Buku Referensi

Buku referensi berisi tulisan yang umum dalam disiplin ilmu tertentu Ada baiknya kita memilih buku yang bersifat referensi bukn buku yang bersifat sebagai penuntun dalam menggunakan atau membuat sesuatu Buku eferensi yang baik akan berisi tulisan yang mendalam mengenai topik tertentu dan disertai dengan teori-teori penunjangnya sehingga kita akan dapat mengetahui perkembangan teori dalam ilmu yang dibahas dalam buku tersebut

4) Indeks

Indeks menyediakan judul-judul buku yang disusun berdasarkan deskripsi utama masing-masing buku tetapi tidak menyediakan abstraknya misalnya Indeks Internet akan ditampilkan sebagai berikut bagian heading (kepala berita) Internet proxy server Heading memberikan informasi pada kita buku mengenai Internet hal utama yang dibahas adalah mengenai proxy server

270

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

5) Review

Review berisi tulisan-tulisan yang mensintesis karya- karya atau buku yang pernah ditulis dalam suatu periode waktu tertentu Tulisan disusun berdasarkan topik dan isi Dalam review biasanya penulisnya memberikan perbandingan dan bahkan juga kritik terhadap buku atau karya yang direview oleh yang bersangkutan Kadang penulis review juga memberikan kesimpulan alternatif kepada pihak pembaca yang tujuannya adalah agar pembaca dapat memperoleh pandangan yang berbeda dari buku yang dibacanya

184 Cara Pencarian

Cara pencarian kepustakaan dapat dilakukan secara manual atau secara online Jika dilakukan secara manual maka peneliti harus mengunjungi perpustakaan tempat-tempat sumber informasi seperti Biro Pusat Statistik Jika dilakukan secara online maka peneliti harus mempunyai komputer yang disambungkan dengan Internet Dikarenakan tidak adanya sensor dalam Internet maka kita perlu mengevaluasi kualitas tulisan yang di jadikan acuan yang ada di Internet Berikut ini dibahas cara-cara mengukur kualitas tulisan di Internet

Reliabilitas referensi yang dicari sebaiknya dipertim- bangkan reliabilitasnya khususnya dari sisi pengarangnya Jika pengarangnya memang ahli di bidangnya maka tulisan terse- but dapat dipercaya kualitasnya Pada bagian kover belakang buku biasanya ditulis riwayat singkat penulisnya misalnya pengalaman menulis buku studinya dan jenjang kariernya Dari informasi ini kita dapat menilai seberapa besar reliabilitas buku yang ditulis saat ini dalam hubungannya dengan bidang ilmunya dan pengalaman dalam menulis buku

CARS (Credibility Accuracy Reasonableness and Support) checklist Cars checklist (Harris 1997) dapat digunakan untuk menguji kualitas informasi yang berasal dari Internet

Pertama kredibiltas menyangkut sumber informasinya

271

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan yang memungkinkan kita dapat mempercayainya kejelasan latar belakang pengarang yang menyangkut pendidikan alamat pengalaman kedudukan dan penilaian sesama penulis adanya kontrol kualitas dari sesama penulis refeferensi yang jelas diambil dari jurnal atau hasil penelitian lainnya

Kedua akurasi meliputi tidak ketinggalan jaman (up to date) bersifat factual detil pasti komprehensive berorientasi pada pembaca dan tujuan menjadikan sumber saat ini bukan informasi yang sudah kedaluwarsa dan dapat memberikan gambaran kebenaran secara utuh

Ketiga dapat diterima dengan akal sehat yang meliputi adil dan tidak memihak memberikan keseimbangan bersifat obyektif tidak memunculkan konflik kepentingan tidak bersifat menghasut mempunyai tujuan untuk dijadikan sebagai sumber yang dapat dipercaya karena memunculkan kebenaran yang

utuh

Keempat adanya dukungan seperti sumber-sumber

acuan informasi kontak memungkinkan adanya layanan

tuntutan tujuannya adalah memberikan bukti yang meyakinkan

kepada para pembaca jika pembaca melakukan tuntutan

Berikut ini beberapa situsweb yang layak sebagai web

browser untuk artikel ilmiah

httpsscholargooglecoid

272

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

httpswwwresearchgatenet

httppapersssrncom

httpswwwacademiaedu

273

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

httpidportalgarudaorg

185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka

Penyusunan Daftar Pustaka disusun menurut urutan abjad nama belakang penulis pertama Daftar pustaka ditulis dalam spasi tinggal Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi Baris pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam Nama keluarga untuk penulis barat adalah nama yang ditulis terakhir sedangkan untuk penulis Cina dan Korea adalah nama pertama Misal untuk barat Dudly G Luckett nama keluarganya adalah Luckett untuk Cina atau Korea Lee Kwan Yew nama keluarganya adalah Lee Orang Indonesia sebagian memiliki nama keluarga dan sebagian tidak Dalam hal penulis Bali supaya ditulis nama setelah nama embel-embel seperti I Gusti Nyoman Agung dan sebagainya Misalnya I Gusti Nyoman Ketut Dharma Laksana supaya ditulis Dharma Laksana IGNK Untuk orang Indonesia yang dalam hal ini tidak diketahui nama keluarganya maka penulisan dilakukan dengan menyebut namanya secara lengkap (tanpa titel) misalnya Mohamad Nazir PHD ditulis Mohamad Nazir bukan Nazir Mohamad

274

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Penulisan buku publikasi buku terjemahan artikel dalam buku

buku

Penulis tahun judul buku (harus ditulis miring) volume (jika

ada) edisi (jika ada) nama penerbit dan kota penerbit

Contoh

Buku terjemahan

Penulis asli tahun buku terjemahan judul buku terjemahan (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) (diterjemahkan oleh nama penerjemah) nama penerbit terjemahan dan kota penerbit terjemahan

Contoh

275

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Artikel dalam buku Penulis artikel tahun judul artikel (harus ditulis miring) nama editor judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit dan kota penerbit

Contoh

Pustaka dalam bentuk artikel dalam majalah ilmiah

Penulis tahun judul artikel nama majalah (harus ditulis miring sebagai singkatan resminya) nomor volume dan halaman

Contoh

276

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Pustaka dalam bentuk artikel dalam seminar ilmiah artikel dalam prosiding seminar

Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus

ditulis miring) kota seminar

Contoh

Artikel lepas tidak dimuat dalam prosiding seminar

Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring) kota seminar dan tanggal seminar

Contoh

277

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Pengarang yang tidak disebutkan namanya Gunakan istilah ldquoanonimrdquo untuk referensi tanpa nama penulis

Contoh

Pustaka dalam bentuk SkripsiTesisDisertasi

Penulis tahun judul skripsi SkripsiTesisDisertasi (harus ditulis miring) nama fakultasprogram pasca sarjana dan kota

Contoh

278

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet (tidak diperkenankan melakukan sitasi artikel yang tidak ada nama penulisnya)

Penulis tahun judul artikel alamat website (harus ditulis

miring) diakses tanggal

Contoh

Leung DH and Tang W 2000 Functions of Baire Class One httpwwwarXivmathCA0005013vl 2 May 2000 diakses 12 Nopember 2007

Buku dengan editor dan bab dengan pengarang tersendiri

Contoh

Hillman S 1998 Iron Deficiencies and Other Hypoproliferative Anemias In Fauci AS Braunwald E Isselbacher KJ Wilson JD editors Harrisonrsquos Principle of Internal Medicine 14th Ed New York McGraw-Hill p 634-647

279

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal

CCOONNTTTOH

USULAN PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MENGGUNAKAN

JASA TX TRAVEL CILEGON

Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk men usun

skripsi S1

Diajukan oleh

TAN MAYKE CHRISTINA HIQ 2008220002

FAKULTAS EKONOMIKA DAN HUMANIORA PROGRAM STUDI MANAJEMEN

KONSENTRASI MANAJEMEN BISNIS ARIWISATA

UNIVERSITAS DHYANA PURA BADUNG

2012

280

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu Negara kepulauan dan merupakan Negara

kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari sekitar 13000 pulau Pulau-pulau

di Indonesia masing-masingmemiliki kekayaan dan salah satunya adalah

keindahan alamnya Keindahan alam di Indonesia sangat menarik karena

sangat beraneka ragam Keindahan alam itu telah membuat banyak turis

tertarik untuk berwisata di Indonesia baik turis asing maupun turis lokal

Pariwisata merupakan salah satu sektor penting di Indonesia karena

sangat mempengaruhi pembangunan nasional Hal itu bisa terjadi karena

pariwisata ikut menyumbangkan penerimaan devisa Negara yang cukup besar

memperluas lapangan kerja mendorong pembangunan daerah mengenalkan

Indonesia kepada dunia dan memberikan kesempatan berusaha bagi

masyarakat Banyakfaktor yang muncul untuk mendukung pariwisata salah

satunya adalah travel agent

Travel agent di Indonesia sudah tersebar di seluruh nusantara dari

Sabang hingga Merauke dan beraneka ragam Salah satu travel yang ada di

Indonesia adalah TX Travel

TX Travel didirikan mulai Maret 2004 sebagai bagian dari divisi retail

Jakarta Express group yang sudah berdiri sejak 1991 sebagai travel wholeale

(grosir pertama) yang mendapatkan Rekor Muri tahun 2006 TX Travel

merupakantravel network pertama di Indonesia yang dijalankan secara franchise

(waralaba) sejak 2005 dan memiliki lebih dari 150 yang tersebar di seluruh

Nusantara dan salah satunya adalah TX Travel Cilegon sebaga cabang ke-72

TX Travel Cilegon ini merupakan cabang dari TX Travel yang berdiri

padatanggal 15 Juni2007dengan Felik Septian Pranata sebagai pemilik dari TX

Travel Cilegon ini Jasa yang ditawarkanoleh TX Travel

Cilegonsampaisaatiniadalahpenjualankamar hotel penjualantiket-tiket pesawat

dan penjualan paket wisata baik dalam maupun luar negeri terutama ke Negara

ChinaKarena TX Travel Cilegon ini terbilang masih baru maka untuk dapat

bersaing dalam dunia pariwisata TX Travel Cilegon harus mampu menarik para

konsumen untuk mau menggunakan jasanya

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mau menggunakan

jasa suatu perusahaan Dari sinilah penulis ingin membantu TX Travel Cilegon

supaya bisa meningkatkan penjualan dengan cara mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon

melalui penelitian yang dilakukan penulis

12 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat diangkat beberapa masalah antara

lain

1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan

jasa TX Travel cilegon

2) Apa faktor dominan yang paling mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travel cilegon

13 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah

1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa mempengaruhi TX Travel cilegon

281

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

2) Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travel cilegon

14 Manfaat Penelitian

1 Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baru berupa hasil

penelitian yang terkait dengan pemasaran pariwisata khususnya yang

berhubungan dengan perilaku konnsumen dalam penentuan keputusan

pembelian jasa pariwisata yang telah ditawarkan

2 Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk TX Travel Cilegon

sebagai hasil referensi yang bisa membantu untuk meningkatkan jumlah

konsumen TX Travel Cilegon yang pada akhirnya penjualanpun dapat

meningkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar

penjualan dan periklanan Philip Kotler et al (19997) memberikan definisi

pemasaran adalah ldquoSuatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

penciptaan penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan

orang atau kelompok lainrdquo

Sedangkan Assaury (20015) mendefinisikan pemasaran ldquoSuatu kegiatan

aktivitas manusia di mana bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan

kebutuhan dan keinginan melalui suatu proses pertukaranrdquo

Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan

serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market) mengevaluasi

kebutuhan konsumen mengembangkan barang dan jasa pemuas keinginan

memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan

Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler et al (199916) adalah

proses perncanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga promosi dan

distribusi barang jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan

kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi Dari

definisi tersebut menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang

mencangkup analisis perencanaan implementasi dan pengendalian juga

mencangkup barang jasa dan gagasan berdasarkan pertukaran dan

tujuannya adalah memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat

Manajemen pemasaran bertugas mempengaruhi tingkat timing dan

komposisi permintaan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya

(Philip Kotleret al (199917)

212 Bauran Pemasaran

Sebagaimana yang dikatakan oleh William J Stanton (19937) bahwa

pemasaran adalah rdquoSuatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang

untuk merencanakan menentukan harga mempromosikan dan

mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa

baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensialrdquo Dari definisi

tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok

kegiatan pemasaran yakni produk harga promosi dan distribusi yang dimana

282

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

satu sama lain saling berkaitan Sehingga untuk menciptakan pemasaran yang

baik dan berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan serta memberikan

kepuasan terhadap konsumen maka keempat unsur tadi perlu dirancang

sebaik mungkin terutama dengan memperhatikan apa yang diinginkan dan

dibutuhkan konsumen sesuai dengan konsep pemasaran

Kotler (2000) mendefinisikan bahwa ldquobauran pemasaran adalah kelompok

kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran

pemasarannya dalam pasar sasaranldquo Sedangkan Jerome Mc-Carthy yang

dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P

(Product Price Promotion dan Place)

a Product (Produk)

Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk

mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan

Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak)

yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untukmemenuhi

kebutuhan dan keinginan tertentu

b Price (Harga)

Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti

tingkat harga struktur diskon syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi

harga diantara berbagai kelompok pelanggan Harga menggambarkan

besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk

memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau

oleh konsumen

c Promotion (Promosi)

Bauran promosi meliputi berbagai metode yaitu iklan promosi

penjualan penjualan tatap muka dan hubungan masyarakat

menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam

rangka menjual produk ke konsumen

d Place (Saluran distribusi)

Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses

terhadap jasa bagi para pelanggan Tempat dimana produk tersedia dalam

sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat

dengan mudah memperoleh suatu produk

213 Konsumendan Perilaku Konsumen

Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya

Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli

atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadiDi dalam

mencapai tujuan perusahaan membutuhkan konsumen sebagai tempat akhir

atau pembeli barang dan jasa yang telah diproduksi Tanpa konsumen hasil

produksi tidak berarti

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses

dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan

mempertahankan pelanggan (Levit 1987 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono) Agar

tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya

menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen

dengan harga yang pantas Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu

memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya

Menurut Loundon dan Bitta (dikutip oleh Hurriyati 200567) perilaku

konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas

individu untuk mengevaluasi Sedangkan menurut Wilkie (dikutip oleh

283

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Hurriyati 200567) perilaku konsumen adalah aktivitas di mana seseorang

melibatkan diri dalam poses menyeleksi membeli dan mempergunakan barang

dan jasa sehingga memuaskan kebutuhan dan hasratnya Beberapa aktiitas

melibatkan mental dan proses emosional sebagai tambahan dari reaksi fisik

Dan seperti didefinisikan oleh Schiffman dan Kanuk (2000) perilaku

konsumen adalah proses yang dilalui seseorang dalam mencari membeli

menggunakan mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk jasa

maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannyaJadi dapat

disimpulkan perilaku konsumen adalah proses yang dilakukan seseorang dalam

mencari membeli menggunakan mengevaluasi barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhannya

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut

Philip Kotleret al (1999223) adalah

a Faktor budaya

Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam

terhadap perilaku konsumen

b Faktor sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti

kelompok acuan (kelompok referensi) keluarga serta peran dan status

sosial

c Faktor pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu

usia pembeli dan tahap siklus hidup pekerjaan kondisi ekonomi gaya

hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli

d Faktor psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis

utama yaitu motivasi persepsi pengetahuan (learning) serta keyakinan dan

sikap

214 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Berdasarkan tujuan pembelian konsumen dapat diklasifikasikan menjadi

dua kelompok yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional

(konsumen industrial konsumen antara konsumen bisnis) Konsumen akhir

terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk

memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi Sedangkan konsumen

organisasional terdiri atas organisasi pemakai industri pedagang dan lembaga

non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau

meningkatkan kesejahteraan anggotanya

Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari

dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya

Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang meliputi

(Kotler et al 1996 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004))

a Pemrakarsa (initiator) yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya

keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide

untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu

b Pemberi pengaruh (influencer) yaitu orang yang pandangan nasihat atau

pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian c Pengambil keputusan (decider) yaitu orang yang menentukan keputusan

pembelian

d Pembeli (buyer) yaitu orang yang melakukan pembelian actual

e Pemakai (user) yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang

dan jasa yang dibeli

284

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Proses pengambil keputusan pembelian sangat bervariasi Hawkins et al

(1992) dan Engel et al (1990) yang dikutib oleh Fandy Tjiptono (2004) membagi

proses pengambilan keputusan ke dalam tiga jenis yaitu

a Pengambilan keputusan yang luas (extended decision making) Konsumen

mencari informasi mengenai beberapa produk dan membandingkannya

sehingga memperoleh keputusan pembelian dan mengevaluasinya Beberapa

misal produk yang pada umumnya tergolong kelompok ini adalah mobil

komputer sepeda motor rumah mewah dan lainnya

b Pengambilan keputusan terbatas (limited decision making) terjadi apabila

konsumen mengenal masalahnya kemudian mengevaluasi beberapa

alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa

berusaha mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut Ini

biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau

pembelian yang bersifat rutin Hal ini terjadi karena environmental needs

misalnya seseorang memutuskan untuk membeli suatu merek dikarenakan

lsquobosanrsquo dengan merek yang sudah ada

c Pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decisioan making)

merupakan proses yang paling sederhana yaitu konsumen mengenal

masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli

merek favorit (tanpa evaluasi alternative) Produk-produk yang biasa dibeli

adalah sabun past gigi mkanan ringan minyak rambut dan lainnya

215 Travel Agent

Travel agent menurut Damardjati (2001132) adalah perusahaan yang

harus mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang-

orang termasuk kelengkapan perjalanannya dari suatu tempat ke tempat lain

baik di dalam maupun di luar negeri

Dari penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa travel agen

merupakan perusahaan khusus yang memiliki tujuan untuk mengatur

menyelenggarakan serta menyiapkan segala sesuatu keperluan perjalanan bagi

seseorang atau sekelompok orang dari satu tempat menuju tempat wisata

tujuan dan kembali lagi ke tempat asal mereka baik di dalam maupun di luar

negeri

216 Jasa

Menurut Kotler (199783) ldquoJasa adalah setiap tindakan atau unjuk

kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun Produksinya

dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisikrdquo Sedangkan

menurut Stanton (kutipan dari Alma (2003243) ldquo Jasa merupakan sesuatu yang

dapat didefinisikan secara terpisah tidak berwujud ditawarkan untuk

memenuhi kebutuhanrdquo

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa jasa merupakan suatu kegiatan

yang bersifat tidak berwujud dan dapat didefinisikan secara terpisah yang

menghasilkan kepuasan dari dua belah pihak yang mana dapat dinikmati pada

saat itu juga atau pada saat yang sama dengan waktu mempoduksi yang diikuti

dengan pemberian nilai tambah yang menimbulkan kepemilikan Maka dapat

dikatakan jasa tidak berwujud namun dapat ditukarkan dalam rangka

memperoleh kepuasan

Berdasarkan pengertian jasa di atas Tjiptono (2004) mengutarakan

ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli pertamanya

a Intangibility (tidak berwujud)

285

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Jasa berbeda dengan barang Bila barang merupakan suatu objek

alat atau benda maka jasa adalah suatu perbuatan tindakan pengalaman

proses kinerja (performance) atau usaha Oleh sebab itu jasa tidak dapat

dilihat dirasa dicium didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi

Bagi para pelanggan ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi

karena terbatasnya search qualities yakni karakteristik fisik yang dapat

dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan Untuk jasa kualitas apa

dan bagaimana yang akan diteriman konsumen umumnya tidak diketahui

sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi

b Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Barang biasa diproduksi kemudian dijual lalu dikonsumsi

Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi

dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama

c Variability Heterogeneity (berubah-ubah)

Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output

artinya banyak variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung kepada siapa

kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi Hal ini dikarenakan jasa

melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang

cenderung tidak bisa diprediksi dan cende-rung tidak konsisten dalam hal

sikap dan perilakunya

d Perishability (tidak tahan lama)

Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan Kursi pesawat yang

kosong kamar hotel yang tidak dihuni atau kapasitas jalur telepon yang

tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa

disimpan

e Lack of Ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan

barang Pada pembelian barang konsumen memiliki hak penuh atas

penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya Mereka bisa

mengkonsumsi menyimpan atau menjualnya Di lain pihak pada pembelian

jasa pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa

untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel bioskop jasa

penerbangan dan pendidikan)

22 Penelitian Sebelumnya

Go Suan Ny (2005) dalam penelitannya yang berjudul ldquoFaktor-Faktor

yang Mempengaruhi Konsumen Menggunakan Jasa Penerbangan PT Merpati

Nusantara Airlines Distric Denpasar-Balirdquo Hasil analisis yang diperoleh adalah

didapat empat faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa penerbangan PT Merpati faktor itu antara lain faktor

pelayanan dan ketepatan waktu (nilai eigen value sebesar 3486) faktor harga

dan promosi (nilai eigen value sebesar 3005) faktor reputasi dalam keamanan

dan pengamanan(nilai eigen value sebesar 2081) faktor perilaku karyawan dan

fasilitas (nilai eigen value sebesar 1549) Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan

jasa penerbangan PT Merpati Airlines District Denpasar-Bali adalah faktor

pelayanan dan ketepatan waktu karena mempunyai eigen value paling tinggi di

antara semua faktor

Ninayattie Andri Ndaong (2006) dalam penelitiannya yang berjudul

ldquoFaktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Paket Wisata

pada PT Tour East Indonesia-Denpasarrdquo Hasil analisis yang diperoleh adalah

faktor pemasaran (desain brosur dan informasi yang menarik) dengan hasil

286

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

kontribusi variance 29622 sebagai faktor utama yang mempengaruhi

konsumen untuk membeli paket wisata PT Tour East Indonesia-Denpasar

Faktor kedua adalah faktor produk (penawaran produk paket wisata khusus)

dengan kontribusi variance 19115 Faktor ketiga adalah faktor akses terhadap

perusahaan (kecepatan dalam menangani konsumen) dengan kontribusi

variance 12908 Faktor keempat adalah faktor harga (harga paket wisata

yang bersaing) dengan kontribusi variance 10361 Faktor kelima adalah

faktor pelayanan (pelayanan yang cepat dan tanggap) dengan kontribusi variabel

6682Adapun saran-saran yang diberikan Ninayattie Andri Ndaong sebagai

penulis kepada PT Tour East Indonesia-Denpasar untuk meningkatkan

penjualan paket wisata adalah memperhatikan dan memprioritaskan faktor

pemasaran dan melakukan difersifikasi brosur maupun produk sehingga dapat

menambah jumlah konsumen yang membeli paket wisata

Praliances Djanga Sabakodi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul

ldquoFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Tiket Pesawat di

Panorama Tours Denpasar-Balirdquo Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat

tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat

di Panorama Tours Denpasar ndash Bali yaitu faktor pelayanan dan promosi (nilai

eigen value sebesar 9657) faktor lokasi penjualan dan pengetahuan staf (nilai

eigen value sebesar 1510) faktor fasilitas dan kenyamanan (nilai eigen value

sebesar 1159) Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang

mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat di Panorama Tours

adalah faktor pelayanan dan promosiAdapun saran-saran yang diberikan

Praliances Djanga Sabakodi sebagai penulis kepada PT Panorama Tour

Denpasar-Bali untuk meningkatkan penjualan tiket pesawat adalah PT

Panorama Tours disarankan untuk memperhatikan hal-hal seperti kecepatan

penanganan konsumen keramahan pada konsumen penawaran harga khusus

kecepatan mendapat informasi harga tiket desain brosur dan informasi

perhatian staf kegiatan periklanan Bila PT Panorama Tours bisa

meningkatkan hal-hal tersebut maka perusahaan dapat meningkat penjualan

BAB III METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada perusahaan TX Travel Cilegon Alamat

Jl Ahmad Yani 136 Cilegon

Telp (0254) 3800 67 (0254) 7021 099

Fax (0254) 390 506

Website httpwwwtxcilegoncom

Email cilegontxtravelcoid

32 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel tunggal untuk

mengidentifikasikan variabel Variabel tunggalnya yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon adapun

indikator-indikator dari variabel ini yaitu

X1 = Penawaran harga khusus (promosi)

X2 = Kecepatan penanganan konsumen

X3 = Keramahan kepada konsumen

X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan

X5 = Lokasi perusahaan

X6 = Kemudahan mendapat informasi

X7 = Harga yang diberikan

287

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

X8 = Desain brosur

X9 = Periklanan

X10 = Fasilitas yang ditawarkan

X11 = Kepedulian terhadap konsumen

X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen

X13 = Keragaman produk yang ditawarkan

X14 = Penampilan karyawan

X15 = Webmarketing

X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen

33 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel

dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan Adapun definisi

operasional dari kegiatan ini adalah

[1] X1 = Penawaran harga khusus (promosi) promo-promo atau pemberian

harga khusus baik untuk tour dan tiket-tiket yang ditawarkan

[2] X2 = Kecepatan penanganan konsumen kecepatan karyawan dalam

memberikan pelayanan kepada konsumen baik secara langsung (tatap

muka) maupun tidak langsung (misal menggunakan telepon)

[3] X3 = Keramahan kepada konsumen keramahan kepada konsumen

ketika melayani konsumen Hal ini bisa dilakukan dengan cara

memberikan senyuman dan menunjukan muka yang ceria

[4] X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan konsumen mudah

menghubungi perusahaan baik melalui telepon e-mail fax dsb

[5] X5 = Lokasi perusahaan strategis atau tidaknya lokasi perusahaan

berada apakah mudah dijangkau dan dekat dengan pusat kota

[6] X6 = Kemudahan mendapat informasi Konsumen mudah untuk

mendapatkan informasi mengenai tour dan harga tiket [7] X7 = Harga yang diberikan harga yang ditawarkan perusahaan sama

atau lebih murah dari perusahaan lain sejenis

[8] X8 = Desain brosur penampilan brosur yang menarik meliputi bentuk

fisik warna lambang atau tanda yang digunakan sebagai identitas

perusahaan dan bisa memudahkan konsumen mengenali perusahaan

[9] X9 = Periklanan suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam

mempromosikan produknya baik melalui media cetak maupun media

elektronik

[10] X10 = Fasilitas yang ditawarkan segala fasilitas baik fasilitas utama

maupun fasilitas pendukung yang menunjang kepuasan dan

kenyamanan konsumen selama menggunakan jasa perusahaan

[11] X11 = Kepedulian terhadap konsumen bentuk tindakan yang selalu

mementingkan konsumen dan memberikan pelayanan terbaik untuk

konsumen dan segala keluhan segera ditangani sehingga tidak

mengganggu kenyamanan konsumen

[12] X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen pemberian jaminan

keamanan dan keselamatan konsumen jika terjadi sesuatu yang tidak

diinginkan

[13] X13 = Keragaman produk yang ditawarkan banyaknya produk yang

ditawarkan sehingga konsumen bisa memilih salah satu produk yang

diinginkan

[14] X14 = Penampilan karyawan penampilan semua karyawan yang

mencangkup kerapian kebersihan dan daya tarik seragam

288

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[15] X15 = Webmarketing salah satu bentuk pemasaran yang sekarang ini

sedang populer di kalangan bisnis yang menggunakan internet sebagai

media pemasaran

[16] X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen salah satu bentuk

pelayanan kepada konsumen dengan menggunakan kata-kata yang

sopan dan santun serta sabar dalam menghadapi segala tingkah laku

konsumen

34 Jenis Dan Sumber Data

341 Jenis data

a Data kualitatif

Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata kalimat dan

gambar Data dari sumber diolah dan dibentuk menjadi uraian-

uraian informasi dan penjelasan yang tidak dapat dihitung dengan

satuan hitung tertentu

Misalnya Faktor-faktor yang menarik konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travelhal-hal yang disukai konsumen TX

Travel Cilegon sejarah berdirinya TX Travel Cilegon pendapat

responden dalam kuisioner

b Data kuantitatif

Adalah data yang berbentuk angka dan dapat dihitung dengan

satuan hitung tertentu yang diperoleh dari sumber atau data

kualitatif yang dikuantitatifkan melalui skoring

Misal jumlah konsumen yang datang setiap bulan di TX Travel

Cilegon tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan TX Travel

Cilegon yang disajikan dalam bentuk angka

342 Sumber data

a Data primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber atau secara

langsung diperoleh di tempat penelitian yang dalam penelitian ini

didapat dari konsumen TX Travel Cilegon

b Data sekunder

Adalah data yang sudah tersedia sehingga dapat langsung dapat

digunakan dalam penelitian misalnya desain brosur TX Travel jenis

jasa yang ditawarkan TX Travel jumlah konsumen yang datang ke TX

Travel Cilegon

35 Metode Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (200980) sampel dan populasi memiliki arti yang

berbeda Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sedangkan

sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

yang ada pada populasi misalya karena keterbatasan dana tenaga dan waktu

maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik

sampling yang digunakan Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

289

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

simple random sampling yang merupakan salah satu cabang dari probability

sampling

Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari

populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi itu Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode ini

karena anggota populasi dianggap homogen Jadi tidak mempedulikan strata

sampel yang dalam penelitiansampel adalah konsumen yang menggunakan jasa

TX Travel Cilegon

Untuk menentukan banyaknya sampel yang akan diambil maka menurut

Isaac dan Michael yang dikutip oleh Sugiyono ditentukan oleh jumlah populasi

dan tingkat kesalahan penelitian Karena jumlah populasi dalam penelitian ini

sebesar 600 konsumen per bulan dan karena keterbatasan waktu biaya dan

dana maka penulis menginginkan tingkat kesalahan sebesar 10 sehingga

jumlah sampel yang diambil penulis sebanyak 187 orang responden yang

merupakan konsumenTX Travel Cilegon dari berbagai kalangan baik pegawai

pengusaha pelajar ibu rumah tangga dan lainnya

36 Metode Pengumpulan Data

1) Kuisioner

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkatpertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya yang dalam penelitian ini konsumen TX

Travel Cilegonlah yang akan mengisi kuisioner tersebut

2) Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

mengambil data dari literature buku-buku dan sebagainya yang

menyangkut penelitian ini dimana sifatnya mendukung data utama

Penelitian ini menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan

ldquokepuasan konsumen maupun perilaku konsumenrdquo

3) Observasi Berperan Serta (Participant observation)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi berperan

serta karena penulis iktu terlibat dengan kegiatan sehai-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian

Sambil melaukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang

dikerjakan oleh sumber data

37 Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

faktordenganbantuan Software SPSS versi 140 for windows SPSS adalah suatu

software yang berfungsi untuk menganalisis data melakukan perhitungan

statistik baik parametrik maupun non parametrik (Ghozali 200114)

Menurut Singgih Santoso (2001) analisis faktor adalah ldquoalat yang

digunakan untuk meringkas sejumlah varibel (multivariant) menjadi lebih

sedikit dan menamakannya sebagai faktorrdquo Sebelum dilakukan analisis faktor

akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian

reliabilitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana instrument

pengukuran mampu mengukur apa yang ingindiukur Jika misalkan kita punya

alat ukur meteran maka validitas alat ini adalah sejauh mana alat ini mampu

mengukur jarak suatu titik Begitu juga misalkan kita menyusun kuisioner

faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka validitas kuisioner adalah

290

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

sejauh mana kuisioner ini mampu mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi

konsumen

Untukmelakukanujivaliditas metode yang kita lakukan adalah mengukur

korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara

keseluruhan Sugiyono (2001106) menyatakanldquoBahwa syarat minimum untuk

dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skorbutir dengan skor

totalnya adalah 03 (r=03)rdquo Jadi

Kalau kolerasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka

kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid Setelah data valid maka selanjutnya

dilakukan uji reliabilitas

Reliabilitas menurut Purbayu Budi Santosa (2005) adalah ukuran yang

menunjukan konsistensikestabilan dari alat ukur dalam mengukur gejala yang

sama dilain kesempatan Kestabilan di sini berarti kuisioner tersebut konsisten

jika digunakan untuk mengukur konsep dari suatu kondisi ke kondisi lain

Misalkan kita memiliki kuisioner yang mengukur faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumen maka hasil kuisioner tersebut akan sama jika

digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen pada

penelitian yang lain

Pengukuranreliabilitasdilakukandenganduacara yaitu

a Repeated measure atau pengukuran berulang Di sini pengukuran dilakukan

berulang-ulang pada waktu yang berbeda dengan kuisioner atau pertanyaan

yang sama Hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan hasil

pengukuran sebelumnya

b One shot Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu

kemudian dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau

dengan pengukuran korelasi antar jawaban Pada program SPSS metode ini

dilakukan dengan metode Croncbach Alpha di mana suatu kuisioner

dikatakan reliable bila nilai Croncbach Alphalebih besardari 06

Setelah data valid dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan

melakukan analisis faktortahap I (pemilihanvariabel) tahap II (factoring

danrotasi)dantahap III (penamaan faktor)

Menurut Santoso danTjiptono(2001250) tahapan proses analisis faktor

yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut

1 Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam

analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua

variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak

2 Proses Factoring yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpul variabel

yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan

untuk melakukan proses ekstraksi adalah principal component analysis

Proses selanjutnya aalah melakukan proses rotasi untuk memperjelas

apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor

yang lain

3 Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor

yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen

value diatas 1)

4 Uji keakuratan ketepatan model

DAFTAR PUSTAKA

Misal

MLA Style

291

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination Development of Tourism and the

Hospitality Industry in Southeast Asia Springer Singapore 2016 37-49

APA Style

Utama I G B R (2016) Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the

Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore

Chicago Style

Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the

Hospitality Industry in Southeast Asia pp 37-49 Springer Singapore 2016

Harvard Style

Utama IGBR 2016 Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the

Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore

Vancouver Style

Utama IG Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali

Tourism Destination InDevelopment of Tourism and the Hospitality

Industry in Southeast Asia 2016 (pp 37-49) Springer Singapore

292

293

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen I Fishbein M 1977 Attitude-Behavior relations A theoretical analysis and review of empirical research Psychological Bulletin 84 888ndash 918

Algifari 2000 Analisis Regresi Penerbit BPFE-UGM Yogyakarta

Alma Bukhari 2004 Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa Cetakan ke enam Bandung Alfabeta

Antara I Made 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3 Pariwisata Universitas Udayana Bali

Any Noor 2009 Management Event Bandung Alfabeta

Archer B and Cooper C 1994 ldquoThe Positive and Negative Impacts of Tourismrdquo Pp 73-91 in WF Theobald (ed) Global Tourism The Next Decade Butterworth-Heinemann Oxford

Arief S 1993 Dampak Ekonomi Pengeluaran Pemerintah Kompas Jumat 22 Januari

Arikunto S 2002 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V Cetakan keduabelas Jakarta Penerbit Rineka Cipta hal320- 326

Ariyanto 2003 Ekonomi Pariwisata Jakarta Pada httpwwwgeocitiescom ariyanto eks79homehtm

Armstrong J Scott Designing and Using Experiential Exercises URL www hssrncom

Arsyad L 1999 Ekonomi Pembangunan Edisi keempat Yogyakarta

Aryanto Rudy 2003 Environmental Marketing Pada Ekowisata Pesisir Menggerakan Ekonomi Rakyat Daerah Otonom P062024264 S3 PSL IPB

Assauri S 2009 Manajemen PemasaranDasar konsep dan Strategi

294

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Jakarta Rajawali Pers

Assauri 1999 Manajemen Pemasaran Jakarta Raja Grafindo Persada

Assauri Sofyan 2002 Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi Jakarta CV Rajawali

Averson Paul Balanced Scorecard Institute 2000 Available from URL www balancedscorecardorg 20 juni 2010

Azis IJ 1996 Kesenjangan Antara Ekonomi Makro dan Gejala Mikro Keterbatasan

Azwar Saifudin 2001 Metode Penelitian Edisi Ketiga Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 1998 Metode Penelitian Jogjakarta Pencetak Pustaka Pelajar Offset

Bagyono 2012 Pariwisata dan Perhotelan Bandung Alfabeta

Barsky Jonathan 1992 Customer Satisfaction in the Hotel Industry Measurement and Meaning Cornell HRA Quaterly 720-41

Basu Swastha dan Irawan 2008 Manajemen Pemasaran Modern Edisi Kedua Cetakan Ke empat Yogyakarta Liberty

Beerli A Martin J D 2004 ldquoFactors influencing destination imagerdquo Annals of Tourism Research 31(3) 657-681

Bendesa I Komang Gde 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3 Pariwisata Universitas Udayana Bali

BeverlandM P Brotherton2001 The Uncertain Search for Opportunities Determinant of Strategies Partnership Qualitatif Market Research An International Journal 4(2) 88-99

Bitner Mary Jo Zeithaml Valerie A 2000 Services Marketing McGraw- Hill International Editions

BlackRJ amp Grant PL1997 Economic Impact of Convention and Meetings to Montana Methodological Attempts Journal Institute for Tourism and Recreation Research School of Forestry The Montana University

BleekeJ and D Erns1995 Is Your Strategic Alliance Really a Sale Harvard Business Review ( January ndash February)97103

BoehmeAJ 1999 Planning Successful Meetings and Events A Take-Charge Assistant Book New YorkNY 10019 AMACOM American Management Association1601 Broadway

295

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Borg I 1986 A Cross Culture Replication on Elizurrsquos Facets of Work Values

Multivariate Behavioral Research 21 401-410

Borg I and Lingoes JC 1987 Multidimensional Similarity Structure Analysis New

Brahmantyo 2001 ldquoPotensi dan Peluang Usaha dalam Pengembangan Pariwisata Gunung Salak Endahrdquo Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal Ilmiah Vol 5 No 3 Maret 2001

Brannen J 1999 Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Samarinda Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari

Brown James Dean 1998 Understanding Research in Second Language Learning A Teacherrsquos Guide to statistic and research design Cambridge Sindicate University

Brunt Paul 1997 Market Research in Travel and Tourism Great Britain Butterworth Heinemann

Buckley J W M H Buckley and H Chiang 1976 Research Methodology amp Business Decisions National Association of Accountants

Bungin B 2003 Analisis Data Penelitian Kualitatif PT Rajagrafindo Persada Jakarta

Bungin B 2007 Penelitian Kualitatif Prenada Media Group Jakarta

Cahyono Bambang Tri 1996 Metodologi Riset Bisnis Jakarta Badan Penerbit IPWI

Cheng Y H 2000 A Study on the factors of internal service quality--Nurse for example pp 1-2

Chi Gengqing 2005 A Study of Developing Destination Loyalty Model (Dissertation) Submitted to the Faculty of the Graduate College of the Oklahoma State University in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree of Doctor of Philosophy July 2005

ChipkinH2001Is Independent Day at hand Lodging 26(11) 44-48

Chon K Yoo J J - E 2008 ldquoFactors Affecting Convention Participation Decision Making Developing a Measurementrdquo Journal of Travel Research 47 113-122

ChristopherMAPayneand D Ballantyne2002Relationship Marketing Creating Stakeholder value Oxford Butterworth Heinemann

Cooper Chris 2003 Aspects of Tourism Classic Reviews in Tourism Sydney Channel View Publication

296

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Cooper Chris 2005 Tourism Principles and Practice London Pearson

Education Limited Third Edition

CooperCetal 1993 Tourism Principles and Practice Edinburgh Gate HarlowEssex CM20 2JE England Addison Wesley Longman Limited

Craig-Smith Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with TourismLongman Melbourne

Creswell J W 1998 Qualitatif Inquiry and Research Design Sage Publications Inc California

CrottsJand DWilson1995An Integrated Model of Buyer Seller Relationship in the International Travel Trade Progress in Tourism and Hospitality Reserch 1(2) 125-140

Dajan Anto 1995 Pengantar Metode Statistik Jilid 1 Edisi Revisi 1986 LP3ES Jakarta

Damardjati RS 2001 Istilah-Istilah Dunia Pariwisata Jakarta Pradnya Paramita

Dane Francis C 1990 Research Methods BrooksCole Publishing Company Belmont California Chapter 1 ldquoIntroductionrdquo hal 3-19

Daniel M 2002 Metode Penelitian Sosial Ekonomi Jakarta Bumi Aksara

Dann GMS 1977 Anomie Ego-Enhancement and Tourism Annals of Tourism Research 4(4) 184-194

Dann GMS 1981 Tourist Motivation An Appraisal Annals of Tourism Research 8(2) 187-219

Darsoprajitno H Soewarno2001Ekologi PariwisataTata Laksana Pengelolaan Objek dan Daya Tarik WisataBandungAngkasa

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI 2005 Rencana Strategis Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Nasional 2005 ndash 2009 Jakarta

Djarwanto 1998 Statistik Non Parametik Edisi III BPFE Yogajakarta

Djunaedi Achmad 2000 ldquoPengantar Apakah Penelitian Iturdquo httpmpkd ugmacidweblamahomepageadjsupportmaterimetlit-ia01- metlit-pengantarpdf

Ekinci Y amp Chen JS 2002 Segmenting Overseas British Holidaymakers by Personal Values Journal of Hospitality amp Leisure Marketing 9(34) 5-15

297

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Esichaikul Ranee 2012 Travel motivations behavior and requirements

of European senior tourists to ThailandSukhothai Juournal of Thammathirat Open University (Thailand) Vol 10 No 2 Special Issue Pp 47-58 2012

Fakeye P C dan J L Crompton 1991 Image differences between prospective first-time and repeat visitors to the lower Rio Grande valley Journal of Travel Research 30 (2) 10-15

Fandeli Chafid 2001 Dasar-dasar Managemen Kepariwisataan Alam Liberty Yogyakarta Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah

Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah

Fill Chris 2005 Business amp Economics FT Prentice Hall

Font X 2002 Certification Systems and Standards in Tourism Annals of Tourism Research 29(3) 869ndash870

Font X R C Buckley eds 2001 Tourism Ecolabelling Certification and Promotion of Sustainable Development Wallingford CABI (Visitor 2003)

Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature Purpose and Findings Cornell University School of Hotel Administration The Scholarly Commons

Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature Purpose and Findings Journal of Marketing 60(10) (7-18)

Francken D A Van Raaij W F 1981 Satisfaction with leisure time activities Journal of Leisure Research 13(4) 337ndash352

French Christine N Craig-Smith Stephen J Collier Alan 1995 Principles of Tourism Longman Melbourne

Gaffar Abdul Ruskhan 2007 Kompas Bahasa Indonesia Jakarta Grasindo

Gartner William C (1996) Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York

Gartner William C 1996 Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York

Ghozali Imam 2001 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Semarang Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gnoth J 1997 Tourism Motivation and Expectation Formation Annals of Tourism Research 24(2) 283-304

298

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Goncalves Karen P 1998 Service Marketing A Strategy Approach

Upper Saddle River New Jersey Prentice Hall 1-80

Gorda I Gusti Ngurah 2004 Manajemen Sumber Daya Manusia Denpasar Widya Kriya Gematama

Government Revenue Attributable to Tourism 2007 Income and Expenditure Accounts Technical Series Income and Expenditure Accounts Division 21st Floor RH Coats Building Ottawa K1A 0T6

Gremler Dwayne D and Brown Stephen W 1997 Service Loyalty Its Nature Importance and Implications Advancing Service Quality A Global Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing University of Karlstad Sweden (171- 181)

Gremler Dwayne D and Brown Stephen W1997 Service Loyalty Its Nature Importance and Implications Advancing Service Quality A Global Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing University of Karlstad Sweden (171- 181)

Gronroos Christian 1990 Services Management and Marketing Managing the Moments of Truth in Service Competition Massachusetts Lexington Books

Gunn Clare A 2002 Tourism Planning (Basisc Concepts Cases) Routledge New York

Hair Joseph Raolph Anderson Ronald Tatham and William Black 1998 Multivariate Data Analysis Fifth Edition New Jersey Prentice ndash Hall

Hakim Abdul 2002 Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis Edisi 2 Ekonisia Yogyakarta

Hamid B 2003 An analysis of the role of tourism and agro ecotourism International Research Journal of Applied and Basic Sciences At httpwwwirjabscomfiles_sitepaperlist r_2213_140706015230pdf

Hara Tadayuki2008 Qualitative Tourism Industry Analysis Introduction to Input-Output Social Matrix Modeling and Tourism Satelite Accounts Amsterdam Working together to grow libraries in developing countries

Harris Percy David Harris 1994 lsquoThe Structural Dynamics of Aggregate Production A Challenge to Tourism Researchrsquo Journal of

299

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Tourism Studies 5(1) May 29-38

Helfert ErichA 2001 Teknik Analisis Keuangan ( Petunjuk Praktis untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan) Edisi Delapan Jakarta Erlangga

Hempel Carl Gustav 2004 Pengantar Filsafat Ilmu Alam Penerjemah Cuk Ananta Wijaya Pustaka Pelajar Yogyakarta

Heng TM and Low L 1990 Economic Impact of Tourism in Singapore Annals of Tourism Research 17 246-269 Management

Herbert D T 1995 Heritage Tourism and Society Mansell London Developing a tourism impact attitude scale Annals of Tourism Research 21 121ndash139

Herzberg 2002 The Motivation to Work Available from URL www businesballcomherzberghtm 20 juni 2010

Heskett James L Jones Thomas O Loveman Garry W Sasser W Earl and Schlesinger Leonard A 1994 Putting the Service-Profit Chain to Work Harvard Business Review March-April (164- 174)

Husein Umar 2000 Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Indriantoro Nur dan Supomo Bambang 1999 Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen Yogayakarta BPFEE

Iso-Ahola SE 1991 Towards a Social Psychological Theory of tourism Motivation A Rejoinder Annals of Tourism Research

Iso-Ahola SE 1999 Motivational Foundations of Leisure Leisure Studies Prospects for the Twenty First Century University of Maryland

Jafari J Ritchie J 1981 Towards a framework for tourism education Annals of Tourism Research

Jujun S Suriasumantri 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan

Juliandi Azuar 2002 Pemanfaatan Internet dalam Proses Belajar dan Penulisan Karya Ilmiah Bidang Manajemen dan Bisnis Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Vol 02 No 02 Oktober

Kandampully amp Suhartanto Dwi (2000) Customer loyalty in the hotel industry the role of image and customer satisfaction International Journal of Contemporary Hospitality Management Vol 12 6 2000

300

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Kaplan RobertS dan David PNorton (Peter RYosi Pasla Penerjemah)

2000 Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Jakarta Erlangga

Kartajaya Hermawan 2002 Hermawan Kartajaya on Marketing Jakarta MarkPlus and Co Gramedia Pustaka Utama

Kasali Rhenald 2005 Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting Positioning Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Kerlinger Fred N 2000 AsasAsas Penelitian Behavioural Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Kesrul M 2004 Meeting Incentive Trip Conference Exhibition Yogyakarta Graha Ilmu

Kleinsteuber F 2002 Stategi Pemasaran Jakarta PT Damar Mulia Pustaka Cetakan Pertama (diterjemahkan oleh Siswanto Sutojo)

Kotler P Keller K 2006 Marketing Management 12th Edition Pearson Education Inc New Jersey

Kotler Philip dan G Amstrong 2001 Prinsip ndash Prinsip Pemasaran Jakarta Erlangga

Kotler Philip dan John Bowen 2003 Marketing for Hospitality and Tourism third edition New Jersey Prentice Hall

Kotler Philip Gary Armstrong 1999 Principle of Marketing 8th Edition New Jersey Prentice Hall

Kotler Philip 2000 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo

Kotler Philip 2003 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo

Kotler Philip2003 Manajemen Pemasaran Jakarta Prehallindo

Kountur Ronny 2003 Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis Jakarta Seri Umum No 5 Penerbit PPM

Kozak M Rimmington M 2000 Tourist satisfaction with Mallorca Spain as an off-season holiday destination Journal ofTravel Research 38(3) 260ndash269

Kuncoro Mudrajad 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana peneliti dan menulis tesis Jakarta Erlangga

Kusmayadi dan Endar Sugiarto 2000 Metodologi Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan Jakarta PTGramedia Pustaka Utama

301

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Lawrence A Cunningham 2000 How to Think like Benjamin Graham and

Invest like Warren Buffet McGraw-hill USA

Leedy Paul D 1997 Practical Research Planning and Design Sixth Edition Prectice Hall Upper Saddle River New Jersey Chapter 1 ldquoWhat Is Researchrdquo hal 3-15

Liljander 1994 Service Quality and Management Springer Science amp Business Media Jun 29 2013 - Business amp Economics

Lumanauw farly 2000 Bar dan Minuman Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Marpaung H dan BaharH 2002 Pengantar Pariwisata Bandung Alfabeta

Mathis RobertL dan Jackson John H 2005 Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta Salemba Empat

McCabe Scott 2009 Butterworth-Heinemann is an imprint of Elsevier Linacre House Jordan Hill Oxford OX2 8DP UK The Boulevard Langford Lane Kidlington Oxford OX5 1GB UK First edition 2009

McIntosh Goeldner 1990 Tourism Principles Practices and Philosophies (sixth ed) Grid Publishing Columbus

Meis S and Lapierre J 1994 lsquoMeasuring tourismrsquos economic importance - a Canadian

Middleton 1994 Tourism Destination Marketing links between demand and supply and the influence of marketing

Millburn Robert 2007 Hospitality Direction Europe Edition Price Waterhouse Coopers Available from URL wwwpwccomhospitalitydirections 22 juni 2010

Mitchell Jonathan Caroline Ashley Earthscan 2010 Business amp Economics In Tourism and Poverty Reduction Pathways to Prosperity

Mittal B and Baker J (2002) Advertising strategies for hospitality services Cornell Hotel and Restaurant Administration Quarterly

Moleong Lexy J 2007 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung Penerbit PT Remaja Rosdakarya Offset

Muhaimin Kepuasan Kerja Karyawan 2004 Available from URL http psikologibinadarmaacidjurnaljurnalmuhaiminpdf 23 juni 2010

Mulyadi dan Johny Setiawan 1999 Sistem Perencanaan dan Pengendalian

302

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Manajemen Sistem Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan Edisi 1 Aditya Media Yogyakarta

Mulyadi 1997 Akuntansi Manajemen Konsep Manfaat Dan Rekayasa Edisi Kedua Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta

Mulyadi 2001 Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipat Ganda Kinerja Keuangan Perusahaan Jakarta Salemba Empat

Nasution 2004 Manajemen Transportasi Edisi Kedua Cetakan Pertama Jakarta Ghalia Indonesia Anggota IKAPI

Nazir Mohammad 1999 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia

OrsquoConnor T J 2001 Performance management - Electrical wholesaling

Oliver R L 1980 A cognitive model of the antecedents and consequences of satisfaction decisions Journal of Marketing Research 17(4) pp 46-49

Oliver R L 1997 Satisfaction A Behavioral Perspective on the Consumer New York IrwinMcGraw-Hill

Oliver R L Swan J E 1989 Consumer perceptions of interpersonal equity and satisfaction in transactions A field survey approach Journal of Marketing 53 21ndash35

Oliver RL 1993 Cognitive affective and attribute bases of the satisfaction response Journal of Consumer Research 20 (December ) pp 418-30

Oliver Richard L 1999 When Customer Loyalty Journal of Marketing Vol 63 pp 33-34 (Special Issues)

Pakpahan 2011 Sarana Berpikir Ilmiah Comprehensive

Education Center Original from httpwww o m b a r n e t 2 0 0 9 1 0 s a r a n a - b e r f i k i r - i l m i a h h t m l

Pendit I Nyoman S 1999 Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana Jakarta

PT Pradnya Paramita cetakan ke-enam (edisi revisi)

Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor Pm106Pw006Mpek20112011 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Hotel

Peter Paul J 1999 Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Edisi Keempat Jilid I Jakarta Erlangga

303

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Pitana I G Gayatri PG 2005 Sosiologi Pariwisata Kajian sosiologis terhadap

struktur sistem dan dampak-dampak pariwisata Yogyakarta Andi Offset

Pitana I Gde 2002 ldquoPengembangan Ekowisata di Balirdquo Makalah Disampaikan pada Seminar Ekowisata di Auditorium Universitas Udayana pada tanggal 29 Juni 2002

Pitana I Gde Dan Diarta Surya I Ketut 2009Pengantar Ilmu Pariwisata JogyakartaPenerbit Andi

Prabawati Made Alit Novia 2009 Penilaian Kinerja Hotel The Oberoi Bali Melalui Metode Balanced Scorecard

Rangkuti F 2002 Riset Pemasaran Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Rangkuti F 2008 Analisis SWOT Teknik membedah kasus bisnis Jakarta Gramedia Pustaka Utama

Reynolds P 1999 Design of the Process and Product Interface In A Leask amp I Yeoman (eds) Heritage Visitor Attractions (pp 110ndash126) Cassell New York

Reynolds 1985 Consumer demand for agricultural and on-farm nature tourism Davis CA University of California

Riduwan 2005 Skala Penelitian Variabel Peneltian Bandung Alfabeta

Rismiati CE dan IB Suratno 2001 Pemasaran Barang dan Jasa Yogyakarta Kanisius Anggota IKAPI

Riyanto Bambang 2001 Dasar ndash dasar Pembelanjaan PerusahaanYogyakarta BPFE

Roger J 1994 Development of a Framework for the Determination of Attributes Used for Hotel Selection-Indication from Focus Group and in - Depth Review Hospitality Research Journal 18 (53-74)

Rucci A J Kirn S P dan Quinn R T 1998 The employee-customer-profit chain at sears Harvard Business Review January-February

Rucci Anthony J Steven P Kirn Richard T Quinn 1998 ldquoThe Employee- customer-profit Chain at Searsrsquo Harvard Business Review January-February pp 83-97 Siehoyono 2004

Ruky Achmad S 2002 Sistem Manajemen Kinerja Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Rumekso 2001 Housekeeping Hotel Floor Section Yogyakarta Andi Publisher

304

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Saifuddin Azwar 1997 Sikap Manusia ndash Teori dan Pengukurannya Edisi

ke-2 Yogayakarta Pustaka Pelajar hlm 3-22

Santoso Singgih dan Tjiptono Fandy 2002 Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS Jakarta PT Alex Media Komputindo

Sarwono J 2003 Perbedaan Dasar antara Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif httpwwww3orgTRREChtml40 Dikunjungi 13 Juli 2003

Schelsinger amp Zornitsky 1991 Internal Service Quality Customer and Job Satisfaction Human Resources Planning 19 2 ABI INFORM Global p20

Seaton AV and MM Bennet 1996 The Marketing of Tourism Product Concepts Issues and Cases London International Thomson Business Press

Siehoyono L 2004 Am I satisfied Analysing the influence of employee backgrounds and internal service quality on employee satisfaction in economics faculty of Petra Christian university Surabaya Proposal penelitian internal Surabaya Program Management Perhotelan

Sihite Richard 2000 Hotel management Surabaya SIC

Simamora Hendry 2000 Manajemen Pemasaran International Jakarta Salemba Empat cetakan pertama

Sinclair M T M J Stabler 1997 The Economics of Tourism London Routledge

Sinclair M T C M S Sutcliffe 1988 The estimation of Keynesian in come multipliers at the subnational level Applied Economics 20(11) 1435-1444

Sinclair MT 1991 ldquoThe Economics of Tourismrdquo Pp1-27 in CP Cooper and A Lockwood (Eds) Progress in Tourism Recreation and Hospitality Management 3 John Wiley Chichester UK

Singgih Santoso 2005 Pengolahan Statistik dengan SPSS Andi Jogjakarta

SlatteryPARoper and A Boer 1985 Hotel Consorsia Their Activities Structure and GrowthService Industrie Journal 5(2)192-199

Smith Craig Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with TourismLongman Melbourne

Soekadijo RG 1997 Anatomi PariwisataMemahami pariwisata sebagai system lingkage Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Soekresno Pendit Nyoman S 1998 Petunjuk Praktek Pramusaji

305

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Food and Beverage Service Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Soetjipto Budi W 2002 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard Usahawan 2006(6) 21-25

Soetjipto Budi W 2006 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard Usahawan 2006(6) 21-25

Solomon Michael1996 Consumer Behavior 3th edition McGrawHill

Som AP Badarneh MB 2011 Tourist Satisfaction and Repeat Visitation Toward a New Comprehensive Model International Journal of Human and Social Sciences 61 2011

Spiilane J 1994 Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan Kanisius Yogyakarta

Spillane James1993 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius

Spillane James1994 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius

Spinelli and Canavos 2000 Investigating the relationship between employee satisfaction and guest satisfaction Cornell Hotel and Restauran Administrastion Quarterly Dec 2000 41 6 ABI INFORM Global p29

Srimindarti Ceacilia Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Penilaian Kinerja 2006 Available from URL wwwstie-stikubankacidwebjurnal 14 juni 2010

Suardika I Wayan Gede 2008 ldquoAnalisis Positioning Sepeda Motor Shogun 125 Berdasarkan Persepsi Konsumen di Kota Denpasarrdquo (Tesis) DenpasarUniversitas Udayana

Subiyanto Ibnu 2000 Metodologi Penelitian Manajemen dan Akuntansi Yogyakarta UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN

Sudibya Bagus 2002 ldquoPengembangan Ecotourism di Bali Kasus Bagus Discovery Grouprdquo Makalah disampaikan pada Ceramah Ecotourism di Kampus STIM-PPLP Dhyana Pura Dalung Kuta pada tanggal 14 Agustus 2002

Sugiyono 2007 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Penerbit CV Alfa Beta Bandung

Sugiyono 2000 Statistik untuk Penelitian Alfabeta Bandung

Sugiyono 2001 Penelitian Bisnis Bandung CV ALFABETA

306

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Sulastiyono agus 2001 Management Penyelengaraan Hotel Bandung

Alfabeta

Supranto J 1997 Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran Jakarta Rineka Cipta

Supranto J 2001 Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar Cetakan Kedua Jakarta PT Rineka Cipta Anggota IKAPI

Suradnya I Made 2005 Analisis Faktor-Faktor Daya Tarik Wisata Bali dan implikasinya Terhadap Perencanaan Pariwisata Daerah Bali Denpasar Jurnal SOCA Universitas Udayana

Suriasumantri Jujun S 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan

Sutjipta I Nyoman 2001 AgrowisataMagister Manajemen AgribisnisUniversitas Udayana

Sutrisno Hadi 1986 Metodologi Research 1 Yogyakarta Andi Offset

Suwantoro Gamal 1997 Dasar-dasar Pariwisata YogyakartaANDI

Swastha Basu dan Irawan 2002 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta Liberty

Swastha Basu 1999 Asas ndash Asas Marketing Yogyakarta Liberty

Swastha Basu Irawan 2006 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta Liberty

Syamsu 2001 ldquoPenerapan Etika Perencanaan pada kawasan wisata studi kasus di kawasan Agrowisata Salak Pondoh Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakartardquo Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal Ilmiah Vol 5 No 3 Maret 2001

Tan Satria Mataram I Kadek 2000 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen Terhadap Pembelian di Bali Aroma Bar dan Restaurant (Skripsi)

Tanaya Heni 2003 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli di Plaza Bali Restaurant Tuban ndash Bali (Skripsi)

TelferDJ2000Tastes of Niagara Building Strategic Alliances Betttwen Tourism and Agriculture In Global Alliances in Tourism and Hospitality Management Eds JCCrotts D Buhalis and March New York The Haworth Hospitality Press

TerpestraVand BSimonin1993Strategi Alliances in the Triad An Exploratory Study Journal of International Marketing 1(1)

307

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

4-25

Terry George R 2000 Dasar ndash Dasar Manajemen Jakarta Bumi Aksara

Theobald William F (2010) Global Tourism Third edition Amsterdam Boston Heidelberg London New York Oxford Paris San Diego San Francisco Singapore Sydney Butterworthndash Heinemann is an imprint of Elsevier

Tjiptono Fandy 1997 Strategi Pemasaran Edisi II Yogyakarta ANDI

Tjiptono Fandy 2004 Manajemen Jasa Edisi Ketiga Yogyakarta Andi

Toth R 2002 Exploring the Concepts Underlying Certification Ecotourism amp CertificationSetting Standards in Practice ed M Honey Washington Island Press

Toth R 2000 Implementing a Worldwide Sustainable Tourism Certification SystemAlexandria Va RB Toth Associates

Tourism Economic Impact Tourism Satellite Accounts (TSAs) as ratified by the UN as the global standard for measuring the economic value of tourism retriave on 3rd April 2011 from httpwww tourismeconomicscomservices-economic-impactphp

Tourism Economics Inc 2011 The Travel amp Tourism Competitiveness Index 2011 3 LSE Enterprise Ltd London School of Economics and Political From httpwww3weforumorgdocsWEF_ TravelTourismCompetitiveness_Report_2011pdf

Tribe J X Font N Griffiths 2002 Environmental Management and Rural Tourism and Recreation London Cassell Azzohlini

Tse D K Wilton P C 1988 Models of consumer satisfaction An extension Journal of Marketing Research 25 204ndash212

Tunggal Amin Wijaya 2000 Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard Jakarta Harvindo

Turker Dewi Sundari 2006 Analisis Penilaian Kinerja Dengan Metode Balanced Scorecard pada Villa Puri Taman Merak Badung Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen Perhotelan pada STIM Dhyana Pura Badung

Ujiani Dwi Pangastuti 2006 Pada Analisis Peranan Jasa Pariwisata dan Sektor Pendukungnya Dalam Perekonomian Propinsi Daerah Istimewa YogyakartaAnalisis Input-Output Skripsi Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

308

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Umar Husein 1999 Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran Jakarta

PTGramedia Pustaka Utama

Umar Husein 2000 Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Anggota IKAPI

Umar Husein 2001 Studi Kelayakan Bisnis Jakarta Gramedia Pustaka Utama

UNESCO World Heritages List 2014 httpwhcunescoorgenlist

Wacik J 2010 Kata Sambutan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Program Tahun Kunjung Museum 2010 Dalam Google Museum dan Kebudayaan

Wahab S 1992 Manajemen Kepariwisataan Frans Gromang [Penerjemah] Pradnya Paramita Jakarta

WahabS C Cooper 2001 Tourism in the Age of Globalizatio London Routledge

Wall G and MathiesonA 1982 Tourism Economic Physical and Social Impact Longmann LtD

Weston JFred dan Copeland Thomas E 2001 Manajemen Keuangan edisi Revisi Jakarta Binarupa Aksara

Wibisono Darmawan 2003 Riset Bisnis Panduan bagi Praktisi dan Akademisi Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Widjojo Atmodjo Masrun 2002 Bar Minuman Dan Pelayanannya Yogyakarta ANDI

Wilkie L1994 Consumer Behavior 4th New York John Wiley and Sons

World Bank 2013 International tourism number of arrivals At httpdata worldbankorgindicatorSTINTARVL

World Tourism Organization 2000Tourism Trends Madrid

World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization

World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization

WTO WTTC 2006 The Travel Tourism Industry towards Environmentally Sustainable Development Agenda 21

WTO 2003 World Tourism Organization (2000)Tourism Trends Madrid

309

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

WTTC Travel amp Tourism Economic Impact 2015 Foreword The World

Travel amp Tourism at httpswwwwttcorg-mediafiles reportseconomic20impact20researchregional202015 world2015pdf

Yoeti Oka 1985 Komersialisasi Seni Budaya dalam Pariwisata Bandung Angkasa

Yoeti Oka 1993 Pengantar Ilmu Pariwisata Bandung Angkasa

Yoeti Oka 1996 Pemasaran Pariwisata Bandung Angkasa

Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta

Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta

Yoeti OkaA 1996 Pengantar Pariwisata Bandung Penerbit Angkasa

Yoon Yooshik Uysal Muzaffer 2003 An examination of the effects of motivation and satisfaction on destination loyalty A structural model Tourism Management (in press) Department of Tourism Management Pai Chi University 439-6 Doma-2 Dong Seo-Gu Daejeon 302-735 South Korea Department of Hospitality amp Tourism Management Virginia Polytechnic Institute and State University 362 Wallace Hall Blacksburg VA 24061-0429 USA

Zeithaml Valerie Berry Leonard L and Parasuraman A 1996 The Behavioural Consequences of Service Quality Journal of Marketing 60

310

INDEKS

311

BIODATA PENULIS

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MA lahir di

Negara tanggal 10 Oktober 1970 Pada tahun 2006

mendapat kesempatan melanjutkan studi ke negeri

Belanda untuk mempelajari bidang pariwisata

(MA) dan tamat pada tahun 2007 Menamatkan

Program doktor bidang pariwisata di Universitas

Udayana Bali pada tahun 2014 Saat ini bekerja

sebagai dosen tetap di Universitas Dhyana Pura

Bali Adapun matakuliah yang diampu adalah

Metodologi Penelitian Manajemen Strategik Statistik Bisnis Pengantar

Bisnis Sistem Informasi Manajemen Aplikasi Komputer dan Pengantar

Industri Pariwisata amp perhotelan

Beberapa Buku yang pernah ditulis antara lain Agrowisata Sebagai Pari-

wisata Alternatif Indonesia (2015) Penerbit Deepublish Yogyakarta CV

BUDI UTAMA ISBN 978-602-280-886-2 (Buku Referensi) Agrotourism as

an Alternative form of tourism in Bali Indonesia (2014) ISBN-13 978-3-639-

66712-7 ISBN-103639667123 EAN9783639667127 (Scholar Press) Pen-

gantar Industri Pariwisata (2014) Penerbit Deepublish Yogyakarta CV

BUDI UTAMA 978-602-280-328-7 (Buku Referensi) Metodologi Penelitian

Pariwisata dan Perhotelan (2012) Penerbit Andi Jogyakarta ISBN 978-

979-29-3463-2 (Buku Referensi) dan Destination Loyalty Model of Senior

Foreign Tourists Visiting Bali Tourism Destination in Book Development

of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia (2016) Publish-

er Springer Singapore DOI 101007978-981-287-606-5_3 Print ISBN 978-

981-287-605-8 Online ISBN 978-981-287-606-5 (Book Chapter 3)

312

Page 2: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara

iii

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

(Dilengkapi Studi Kasus Penelitian)

Judul Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

dilengkapi studi kasus penelitian

Penerbit Pustaka Larasan

Pengarang I Gusti Bagus Rai Utama

Tahun 2016

Received 06022017

Seri -

ISBN 978-602-1586-63-1

Website httpwwwpustakalarasancom

Email pustaka_larasanyahoocoid

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Pustaka larasan 2016

iv

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas (Dilengkapi Studi Kasus Penelitian)

Penulis Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Pracetak

Slamat Trisila

Penerbit Pustaka Larasan

Jalan Tunggul Ametung IIIA11B Denpasar Bali

Ponsel 0817353433 Pos-el pustaka_larasanyahoocoid

Bekerja sama dengan

Undhira Press

Cetakan Pertama 2016

ISBN 978-602-1586-63-1

v

PRAKATA

Salam Sejahtera Di tengah kegalauan dalam proses belajar dan mengajar

pada bidang pariwisata akhirnya tercetus keinginan untuk merangkai dan menyusun ulang buku ini yang dapat membantu para pembaca khususnya mahasiswa pada jurusan pariwisata dan hospitalitas dan juga untuk para praktisi pariwisata dan perhotelan sebagai sebuah bahan bacaan yang baik untuk memberikan tambahan dalam rangka menciptakan budaya organisasi untuk melakukan inovasi dan menumbuhkan kreatifitas khususnya pada penelitian bidang pariwisata dan perhotelan

Seiring dengan lahirnya ilmu pariwisata yang telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan merupakan salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri Buku Metodologi Penelitian Pariwisata dan Hospitalitas ini adalah revisi dari buku sebelumnya yang berjudul Metodologi Penelitian Pariwisata dan Perhotelan Secara konten buku ini berisi hakekat ilmu dan penelitian hakekat ilmu pariwisata ruang lingkup jasa pariwisata dan perhotelan pendekatan penelitian pariwisata perumusan permasalahan penelitian skala pengukuran dan instrumen penelitian teknik sampling pemilihan teknik analisis penelitian analisis swot deskriptif kualitatif untuk pariwisata the service profit chain alat analisis kinerja usaha jasa perhotelan dan pariwisata analisis faktor untuk penelitian pariwisata multidimensional scaling analysis Analisis Structural Equation Modelling regresi dan korelasi pada jasa pariwisata dan perhotelan balanced scorecard sebagai penilaian kinerja usaha

vi

pariwisata tata cara penulisan proposal dan laporan dan

teknik merujuk dan mengutip

Buku ini baik sebagai referensi untuk memahami

penelitian dalam ruang lingkup pariwisata dan hospitalitas

membahas tentang hakekat penelitian berbagai cara dan

metode penelitian membuat usulan penelitian dan membuat

laporan hasil penelitian

Terima kasih saya ucapkan kepada banyak pihak yang

telah berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung

untuk terbit kembalinya buku ini semoga bermanfaat

untuk kemajuan pendidikan pariwisata dan hospitalitas di

Indonesia

Denpasar Januari 2016

Penulis

Dr I Gusti Bagus Rai Utama MA

vii

DAFTAR ISI

PRAKATA

BAB I HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN

11 Manusia Mencari Kebenaran 12 Matinya Mitologi 13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran 14 Dasar-Dasar Pengetahuan 15 Sumber Pengetahuan 16 Kriteria Kebenaran 17 Ontologi (apa yang dikaji) 18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran) 19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu)

BAB II HAKEKAT ILMU PARIWISATA

21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata 22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai

Ilmu Mandiri 23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu

yang Mandiri

BAB III RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN

PERHOTELAN 31 Pengertian Jasa Pariwisata 32 Dimensi Pariwisata 33 Definisi Pariwisata di Indonesia 34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan

BAB IV PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA

41 Pengertian Penelitian 42 Macam Tujuan Penelitian

viii

43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya

44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya BAB V PERUMUSAN PERMASALAHAN PENELITIAN

51 Penemuan Permasalahan 52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan 53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan

BAB VI SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN

PENELITIAN 61 Skala Nominal 62 Skala Ordinal 63 Skala Interval 64 Skala Rasio 65 Validitas 66 Reliabilitas

BAB VII TEKNIK SAMPLING

71 Sampel 72 Cara Pengambilan Sampel 73 Penentuan Jumlah Sampel

BAB VIII PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS

PENELITIAN 81 Teknik Analisis Data 82 Statistik Deskriptif 83 Statistik Inferensia

BAB IX ANALISIS SWOT DESKRIPTIF KUALITATIF

UNTUK PARIWISATA 91 Analisis S-W-O-T 92 Analisis Matriks I-F-A-S 93 Analisis Matriks EFAS 94 Analisis Q-S-P-M

ix

BAB X THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT ANALISIS

KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN DAN

PARIWISATA 101 Logika Kerja SPC 102 Kualitas layanan internal (internal service quality) 103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) 104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) 105 Nilai layanan eksternal (external service value) 106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) 107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) 108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) 109 Profitabilitas (Profitability) 1010 Hipotesis SPC

BAB XI ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN

PARIWISATA 111 Filosofis Analisis Faktor 112 Tahapan Analisis Faktor

BAB XII MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS

121 Filososfi MDS 122 Konsep Persepsi 123 Konsep Positioning

BAB XIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION

MODELLING (SEM) 131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling 132 Tahapan dan Kristeria SEM

BAB XIV ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK

SEGMENTASI PASAR WISATAWAN 141 Filosofi Segmen Pasar 142 Alat Analisis Segmentasi Pasar 143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar

BAB XV REGRESI DAN KORELASI PADA JASA

PARIWISATA DAN PERHOTELAN 151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua

Variabel 152 Cara Penerapan Garis Regresi 153 Koefisien Korelasi 154 Uji Hipotesi T-test

BAB XVI BALANCED SCORECARD SEBAGAI

PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA 161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard 162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam

Balanced Scorecard 163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja

BAB XVII TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN

LAPORAN 171 Tata Cara Penulisan Usulan 172 Tata Cara Penulisan Skripsi

BAB XVIII TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP 181 Kegunaan Merujuk 182 Tujuan Merujuk 183 Sumber-Sumber Rujukan 184 Cara Pencarian 185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka

LAMPIRAN Materi Tambahan Contoh Proposal DAFTAR PUSTAKA BIODATA PENULIS

viii

1

M

BAB I

HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN

11 Manusia Mencari Kebenaran

anusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan

Ada empat hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat

[1] ilmu pengetahuan dikembangkan melalui struktur- stuktur teori dan diuji konsistensi internalnya Dalam pengetahuan dapat dilakukan tes ataupun pengujian secara empirisfaktual sedangkan akal sehat biasanya tidak dapat dilakukan pengujian

[2] ilmu pengetahuan teori dan hipotesis selalu diuji secara empirisfaktual sedangkan orang yang bukan ilmuwan hanya dengan cara ldquoselektifrdquo

[3] ilmu pengetahuan menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan sistematis dan pola penghubungnya tidak dilakukan secara asal-asalan

[4] dalam menerangkan hubungan antar fenomena ilmuwan melakukannya dengan hati-hati dan menghindari penafsiran yang bersifat metafisis

[5] Proposisi yang dihasilkan selalu terbuka untuk pengamatan dan pengujian secara ilmiah

12 Matinya Mitologi

Pada mulanya manusia menganggap alam sesuatu yang sakral sehingga antara subyek dan obyek tidak ada batasan Pada perkembangannya telah terjadi pergeseran konsep hukum alam Hukum didefinisikan sebagai kaitan- kaitan yang tetap dan harus ada diantara gejala-gejala

2

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Kaitan-kaitan yang teratur di dalam alam sejak duhulu diinterpretasikan ke dalam hukum-hukum normatif Disini pengertian tersebut dikaitkan dengan Tuhan atau para dewa sebagai pencipta hukum yang harus ditaati

Namun pada abad ke-16 manusia mulai meninggalkan pengertian hukum normatif tersebut dan menggantinya dengan hukum sesuai dengan hukum alam Perubahan tersebut berimplikasi bahwa terdapat tatanan di alam dan tatanan tersebut dapat disimpulkan melalui penelitian empirisfaktual Para ilmuwan saat itu berpendapat bahwa Tuhan sebagai pencipta hukum alam secara berangsur- angsur memperoleh sifat abstrak dan impersonal Alam telah kehilangan kesakralannya sebagai gantinya lahirlah gambaran dunia yang sesuai dengan ilmu pengetahuan alam bagi manusia modern dengan kemampuan ilmiah manusia yang mulai membuka rahasia-rahasia alam tersebut

Saat ini akan menjadi aneh jika kita menggangap bahwa pohon besar berpenghuni rumah kosong berhantu sungai bernaga lautan beratu dan sejenisnya yang menunjukkan bahwa dunia mitologi telah mengalami ajalnya dan digantikan oleh ilmu pengetahuan alam

13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran

Dalam sejarah manusia usaha-usaha untuk mencari kebenaran telah dilakukan dengan berbagai cara misalnya

131 Secara kebetulan

Ada cerita yang kebenarannya sukar dilacak mengenai kasus penemuan obat malaria yang terjadi secara kebetulan Ketika seorang Indian yang sakit dan minum air di kolam dan akhirnya mendapatkan kesembuhan Dan itu terjadi berulang kali pada beberapa orang Akhirnya diketahui bahwa disekitar kolam tersebut tumbuh sejenis pohon yang kulitnya bisa dijadikan sebagai obat malaria

3

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

yang kemudian berjatuhan di kolam tersebut Penemuan pohon yang dikemudian hari dikenal sebagai pohon kina tersebut adalah terjadi secara kebetulan saja

132 Trial And Error

Cara lain untuk mendapatkan kebenaran adalah dengan menggunakan metode ldquotrial and errorrdquo atau coba- coba Metode ini bersifat untung-untungan misalnya model percobaan ldquoproblem boxrdquo oleh Thorndike Percobaan tersebut adalah seperti berikut seekor kucing yang kelaparan dimasukkan ke dalam ldquoproblem boxrdquo suatu ruangan yang hanya dapat dibuka apabila kucing berhasil menarik ujung tali dengan membuka pintu Karena rasa lapar dan melihat makanan di luar maka kucing tersebut berusaha ke luar dari kotak tersebut dengan berbagai cara Akhirnya dengan tidak sengaja si kucing berhasil menyentuh simpul tali yang membuat pintu menjadi terbuka dan si kucing berhasil ke luar Percobaan tersebut mendasarkan pada hal yang belum pasti yaitu kemampuan kucing tersebut untuk membuka pintu kotak masalah

133 Melalui Otoritas

Kebenaran juga didapat melalui otoritas seseorang yang memegang kekuasaan seperti seorang raja atau pejabat pemerintah yang setiap keputusan dan kebijaksanaannya dianggap benar oleh bawahannya Dalam filsafat Jawa dikenal dengan istilah lsquoSabda pendita raturdquo yang berarti bahwa ucapan raja atau pendeta selalu dianggap benar dan tidak boleh dibantah lagi

134 Berpikir KritisBerdasarkan Pengalaman

Metode lainnya adalah berpikir kritis dan berdasarkan pengalaman Misal dari metode ini adalah berpikir secara deduktif dan induktif Secara deduktif berarti berpikir dari

4

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

yang umum ke khusus sedangkan induktif dari yang khusus ke yang umum Metode deduktif sudah dipakai selama ratusan tahun semenjak jamannya Aristoteles

135 Melalui Penyelidikan Ilmiah

Menurut Francis Bacon kebenaran baru bisa didapat dengan menggunakan penyelidikan ilmiah berpikir kritis dan induktif Selanjutnya Bacon merumuskan bahwa ilmu adalah kekuasaan Dalam rangka melaksanakan kekuasaan manusia selanjutnya terlebih dahulu harus memperoleh pengetahuan mengenai alam dengan cara menghubungkan metode yang khas sebab pengamatan dengan indera saja akan menghasilkan hal yang tidak dapat dipercaya Pengamatan menurut Bacon dicampuri dengan gambaran-gambaran palsu gambaran-gambaran palsu harus dihilangkan dan dengan cara mengumpulkan fakta-fakta secara telilti maka didapat pengetahuan tentang alam yang dapat dipercaya Namun ada syaratnya bahwa pengamatan harus dilakukan secara sistematis atau dilakukan dalam keadaan yang dapat dikendalikan dan diuji secara eksperimantal sehingga tersusunlah dalil-dalil umum

Metode berpikir induktif yang dicetuskan oleh Bacon selanjutnya dilengkapi dengan pengertian adanya asumsi teoritis dalam melakukan pengamatan serta dengan menggabungkan peranan matematika yang semakin memacu tumbuhnya ilmu pengetahuan modern untuk menghasilkan penemuan-penemuan baru Pada tahun 1609 Galileo menemukan hukum-hukum tentang planet tahun 1618 Snelius menemukan pemecahan cahaya dan penemuan-penemuan penting lainnya oleh Boyle dengan hukum gasnya Hygens dengan teori gelombang cahaya Harvey dengan penemuan peredaran darah Leuwenhock menemukan spermatozoide dan lain-lain Penemuan-penemuan tersebut menandakan lahirnya era baru yakni era ilmu pengetahuan modern yang

5

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

selanjutnya menjadi ilmu dan teknologi

14 Dasar-Dasar Pengetahuan

Dasar-dasar pengetahuan yang menjadi ujung tombak berpikir ilmiah dapat dijabarkan sebagai berikut ini

141 Penalaran

Penalaran adalah kegiatan berpikir menurut pola tertentu menurut logika tertentu dengan tujuan untuk menghasilkan pengetahuan Berpikir logis mempunyai konotasi jamak bersifat analitis Aliran yang menggunakan penalaran sebagai sumber kebenaran ini disebut aliran rasionalisme dan yang menganggap fakta dapat tertangkap melalui pengalaman sebagai kebenaran disebut aliran empirisme

142 Logika (Cara Penarikan Kesimpulan)

Logika sebagaimana didefinisikan oleh William adalah ldquopengkajian untuk berpikir secara sahih (valid) Pada logika ada dua macam yaitu logika induktif dan deduktif Misal menggunakan logika ini adalah model berpikir dengan silogisma seperti misal dibawah ini Silogisma

Premis mayor semua manusia akhirnya mati Premis minor Rai manusia Kesimpulan Rai akhirnya akan mati

15 Sumber Pengetahuan

Sumber pengetahuan dalam dunia ini berawal dari sikap manusia yang meragukan setiap gejala yang ada di alam semesta ini Manusia tidak mau menerima saja hal- hal yang ada termasuk nasib dirinya sendiri Rene Descarte pernah berkata ldquoDe Omnibus Dubitandumrdquo yang mempunyai

6

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

arti bahwa segala sesuatu harus diragukan Persoalan mengenai kriteria untuk menetapkan kebenaran itu sulit dipercaya Dari berbagai aliran maka lahirlah pula berbagai kriteria kebenaran

16 Kriteria Kebenaran

161 Teori Koherensi (Konsisten) Teori koherensi adalah bahwa suatu pernyataan

dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren dan konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar Misalnya adalah matematika yang bentuk penyusunannya pembuktiannya berdasarkan teori koheren

162Teori Korespondensi (Pernyataan sesuai kenyataan)

Teori korespondensi dipelopori oleh Bertrand Russel Dalam teori ini suatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang dikandung berkorespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut Misalnya apabila ada seorang yang mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah London maka pernyataan itu benar Sedangkan apabila dia mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah Jakarta maka pernyataan itu salah karena secara kenyataan ibukota Inggris adalah London bukan Jakarta

163 Teori Pragmatis (Kegunaan di lapangan)

Tokoh utama dalam teori pragmatis ini adalah Charles S Pierce Teori pragmatis mengatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis Kriteria kebenaran didasarkan atas kegunaan teori tersebut Disamping itu aliran ini percaya bahwa suatu teori tidak akan abadi dalam jangka waktu tertentu itu dapat diubah dengan mengadakan revisi

7

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

17 Ontologi (apa yang dikaji)

Ontologi adalah hakikat apa yang dikaji atau ilmunya itu sendiri Seorang filsuf yang bernama Democritus menerangkan prinsip-prinsip materialisme mengatakan sebagai berikut Hanya berdasarkan kebiasaan saja maka manis itu manis panas itu panas dingin itu dingin warna itu warna Artinya objek penginderaan sering kita anggap nyata padahal tidak demikian Hanya atom dan kehampaan itulah yang bersifat nyata Jadi istilah ldquomanis panas dan dinginrdquo itu hanyalah merupakan terminologi yang kita berikan kepada gejala yang ditangkap dengan panca indera

Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam semesta ini seperti adanya oleh karena itu manusia dalam menggali ilmu tidak dapat terlepas dari gejala- gejala yang berada di dalamnya Dan sifat ilmu pengetahuan yang berfungsi membantu manusia dalam mememecahkan masalah tidak perlu memiliki kemutlakan seperti agama yang memberikan pedoman terhadap hal-hal yang paling hakiki dari kehidupan ini Namun demikian sampai tahap tertentu ilmu perlu memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi Sebagai misal bagaimana kita mendefinisikan manusia maka berbagai pengertianpun akan muncul pula

Misal Siapakah manusia iu jawab ilmu ekonomi adalah makhluk ekonomi sedangkan ilmu politik akan menjawab bahwa manusia adalah political animal dan dunia pendidikan akan mengatakan manusia adalah homo educandum

18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran)

Epistimologi adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan pengetahuan adalah

[1] Batasan kajian ilmu secara ontologis ilmu membatasi pada pengkajian objek yang berada dalam lingkup

8

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

manusia tidak dapat mengkaji daerah yang bersifat transcendental (gaibtidak nyata)

[2] Cara menyusun pengetahuan untuk mendapatkan pengetahuan menjadi ilmu diperlukan cara untuk menyusunnya yaitu dengan cara menggunakan metode ilmiah

[3] Diperlukan landasan yang sesuai dengan ontologis dan aksiologis ilmu itu sendiri

[4] Penjelasan diarahkan pada deskripsi mengenai hubungan berbagai faktor yang terikat dalam suatu konstelasi penyebab timbulnya suatu gejala dan proses terjadinya

[5] Metode ilmiah harus bersifat sistematik dan eksplisit

[6] Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak tergolong pada kelompok ilmu tersebut (disiplin ilmu yang sama)

[7] Ilmu mencoba mencari penjelasan mengenai alam dan menjadikan kesimpulan yang bersifat umum dan impersonal

[8] Karakteristik yang menonjol kerangka pemikiran teoritis

a Ilmu eksakta deduktif rasio kuantitatif b Ilmu sosial induktif empiris kualitatif

19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu)

Aksiologi adalah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu Ilmu tidak bebas nilai Artinya pada tahap-tahap tertentu ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama bukan sebaliknya menimbulkan bencana

Misalnya kasus penelitian di Bali Dampak kemajuan

9

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

pariwisata telah diteliti dengan model penelitian yang terintegrasi khususnya terhadap masyarakat dan budaya Hasil kemajuan pariwisata di Bali telah membawa provinsi itu mengalami ldquokeajaiban ekonomirdquo sekalipun demikian hasilnya tidak selalu positif Kemajuan tersebut membawa banyak perubahan kebiasaan tradisi dan budaya di Bali Berdasarkan penelitian tersebut terdapat lima hal yang telah berubah selama periode perkembangan pariwisata di Bali tersebut yaitu [1] Perubahan-perubahan dalam struktur industri berupa

meningkatnya sektor jasa dan peranan pariwisata pada bidang pembangunan ekonomi

[2] Perubahan-perubahan dalam sruktur pasar berupa pasar menjadi semakin terbatas sedang pengelolaan bisnis menjadi semakin beragam

[3] Perubahan-perubahan dalam struktur kepegawaian berupa tenaga professional yang telah terlatih dalam bidang pariwisata menjadi semakin meningkat

[4] Perubahan-perubahan struktur masyarakat berupa Meningkatnya jumlah penduduk yang beralih mata pencaharian ldquopetani ke pariwisatardquo dalam prosesnya lebih mudah mendapatkan uang jika dibandingkan menjadi petani

Perubahan-perubahan dalam nilai-nilai sosial berupa

penghargaan yang lebih tinggi terhadap keuntungan secara

ekonomis daripada masalah-masalah keadilan meningkatnya

kecenderungan masyarakat untuk bersikap individualistis

dan budaya gotong royong telah mengalami degradasi

10

11

P

BAB II

HAKEKAT ILMU PARIWISATA

21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata

ariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun

ke tahun World Tourism Organization memperkirakan bahwa pada tahun 2020 akan terjadi peningkatan sebesar 200 terhadap angka kunjungan wisatawan dunia saat ini Pariwisata modern saat ini juga dipercepat oleh proses globalisasi dunia sehingga menyebabkan terjadinya interkoneksi antar bidang antar bangsa dan antar individu yang hidup di dunia ini Perkembangan teknologi informasi juga mempercepat dinamika globalisasi dunia termasuk juga didalamnya perkembangan dunia hiburan rekreasi dan pariwisata

Pengukuran pembangunan pariwisata Indonesia (termasuk Bali) sejak era pemerintahan Presiden Soekarno (1945- 1966) hingga saat ini bertumpu pada dua cara pandang berbeda yaitu pendekatan kuantitas dan kualitas Menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization Spillane 1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara dengan pertimbangan bahwa (1) Pariwisata dapat berperan sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai- nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang

12

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

khusus membentuk jiwa hospitaliti yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi Indikator kemanfaatan pariwisata sebagai leading sector pembangunan yang menurut rumusan IUOTO di atas (Spillane 1993) tentu saja dapat diukur jika tersedia data kuantitatif dan kualitatif karena kedua data tersebut akan dapat saling melengkapi

Menurut catatan World Bank (2013) pertumbuhan jumlah wisatawan internasional pada tahun 2004 secara kuantitatif telah mencapai 786290623 orang dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya Sejak tahun 2004 hingga 2011 rata-rata kedatangan wisatawan secara internasional berkisar 913798596 dan bertumbuh dengan rata- rata 4 pertahunnya Penurunan jumlah wisatawan sempat terjadi pada tahun 2009 sebesar 416 pada jumlah wisatawan sebesar 916716749 Pertumbuhan kunjungan wisatawan di tingkat dunia tercermin juga pada angka kunjungan ke Indonesia namun share number atau jumlah yang datang ke Indonesia terbilang kecil yang menempatkan Indonesia pada urutan ke 38 dari 214 negara (World Bank 2013)

Pada Tabel 21 ditampilkan bahwa Perancis nampak sebagai negara yang paling populer untuk dikunjungi dan terbukti secara kuantitatif menerima wisatawan rata-rata hampir 80 juta setiap tahunnya Sementara Indonesia dengan berbagai kekayaan budaya Nusantaranya dan keindahan alamnya nampak masih kalah jauh dengan Malaysia dalam hal jumlah wisatawan yang telah mengunjungi negaranya

13

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Tabel 21 Posisi Indonesia pada Jumlah Wisatawan Dunia

NO 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

World 786290623 832133303 876402085 939044143 956486698 916716749 977971563 1025343606

1 France 74433000 74988000 77916000 80853000 79218000 76764000 77648000 81411000 2 United States 46086000 49206000 50977000 55978000 57942000 54962000 59796000 62711000 3 China 41761000 46809000 49913000 54720000 53049000 50875000 55664000 57581000 4 Spain 52430000 55914000 58004000 58666000 57192000 52178000 52677000 56694000 5 Italy 37071000 36513000 41058000 43654000 42734000 43239000 43626000 46119000 6 Turkey 16826000 20273000 18916000 26122000 29637000 30435000 31396000 34038000 7 United Kingdom 25678000 28039000 30654000 30870000 30142000 28199000 28295000 29306000 8 Germany 20137000 21500000 23569000 24421000 24884000 24220000 26875000 28374000 9 Malaysia 15703000 16431000 17547000 20973000 22052000 23646000 24577000 24714000

10 Mexico 20618000 21915000 21353000 21606000 22931000 22346000 23290000 23403000 38 Indonesia 5321000 5002000 4871000 5506000 6234000 6324000 7003000 7650000

Sumber International tourism number of arrivals (World Bank 2013)

Pertanyaannya adalah dapatkah Indonesia turut serta

dalam peningkatan kunjungan yang diperkirakan oleh World

Tourism Organization tersebut upaya apa yang semestinya

dilakukan oleh pelaku dan stakeholders pariwisata ditengah

keterbatasan dana pengembangan dan pemasaran pariwisata

saat ini Sudahkan pariwisata Indonesia sesuai dengan harapan

wisatawan Suradnya (2005) berpendapat pengelola destinasi

pariwisata harus selalu mencermati beberapa hal penting

berikut ini (1) telah terjadi pergeseran pasar pariwisata (2)

strategi bersaing yang semakin rumit (3) pemberdayaan

sumber daya manusia yang dituntut untuk dapat memberikan

nilai pada wisatawan (4) jaringan kerja terjalin dengan baik

(5) pemanfaatan teknologi terutama teknologi informasi secara

tepat untuk dapat meningkatkan nilai tambahdan (6) inovasi

di berbagai aspek bersaing di bidang pariwisata

Kenyataan yang lain bahwa saat ini wisatawan semakin

intelek dalam memilih destinasi dengan berbagai pertimbangan

yang rasional sehingga peran lembaga pendidikan di bidang

pariwisata menjadi sangat penting dan harusnya ilmu pariwisata

menjadi ilmu mandiri dapat diwujudkan dalam tindakan nyata

dan kenyataan tersebut telah terjadi saat ini dimana kemandirian

14

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

ilmu pariwisata telah diwujudkan dengan diberikannya ijin penyelenggaraan program studi pariwisata secara mendiri dari jenjang S1 S2 dan bahkan telah sampai pada jenjang S3

22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai

Ilmu Mandiri Perjalanan panjang pariwisata untuk diakui sebagai

disiplin ilmu mandiri sejak lama telah dilakukan dan masih terus diperjuangkan Pengakuan tersebut dibutuhkan berkenaan dengan peningkatan kualifikasi sumberdaya manusia bidang pariwisata terutama pengakuan dan legitimasi dari pemerintah dalam bentuk ijin operasional bagi penyelenggaraan pendidikan Sarjana Pariwisata (S1) Magister Pariwisata (S2) dan Doktor Pariwisata (S3)

Perjalanan dan perjuangan panjang tersebut sampai akhirnya pada deklarasi 24 Agustus 2006 yang menyepakati bahwa pariwisata sudah layak menjadi satu disiplin ilmu mandiri Sebagai tindak lanjut dari deklarasi tersebut perlu diimplementasikan ke dalam pengembangan reka bentuk jurusan atau program studi Upaya ke arah itu terus dilakukan antara lain dengan seminar nasional Manado November 2006 Workshop Sinergi Bandung dan Bali seminar nasional Hildiktipari Yogyakarta (Juli 2007) sampai akhirnya Workshop Tindak Lanjut Rancang Bangun Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri (Cemara 12-13 November 2007)

Rancang bangun ilmu pariwisata mandiri dilakukan dalam rangka pengidentifikasi dan menyusun pohon ilmu pariwisata serta institusi atau kelembagaannya Konsep dan definisi pariwisata dimantapkan kembali agar diperoleh kesamaan persepsi terhadap objek pariwisata itu sendiri Ruang lingkup ilmu pariwisata ditetapkan agar diperoleh batasan-batasan ruang kajian yang menjadi pokok ilmu pariwisata Struktur kelembagaan juga merupakan bagian dalam pembahasan workssop ini yang meliputi berbagai alternatif rekabentuk

15

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

institusi penyelenggara pendidikan S1 Pariwisata Sebagai bagian dari sejarah perjuangan Pariwisata menjadi disiplin ilmu mandiri tonggak-tonggak penting juga merupakan bagian dari pembahasan Isu-isu lain yang menjadi perhatian khusus adalah strategi untuk mendapatkan pengakuan gelar dan kompetensi lulusan serta kurikulum (Kusmayadi 2008)

Saat ini lembaga-lembaga atau institusi penyelenggara program studi pariwisata telah membentuk himpunan yang disebut HILDIKTIPARI yakni Himpunan Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia Pembangunan kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan kepariwisataan

Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa

16

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tenaga Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi Pembangunan kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan kepariwisataan

Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi

17

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

penyelenggaraan pendidikan tinggi pariwisata yang bermutu (b) pengembangan pusat kajian pariwisata Indonesia dan budaya lokal pada Perguruan Tinggi di dalam dan di luar negeri dan (c) pembentukan komunitas ilmiah pariwisata yang mandiri Untuk mewujudkan hal tersebut maka HILDIKTIPARI telah mengadakan seminar-seminar yang sekaligus melaksanakan Rakernas guna menghasilkan kesepakatan stategis dalam meningkatkan daya saing global dengan meningkatkan pendidikan tinggi pariwisata yang berkualitas global

23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu

yang Mandiri

231 Dasar Keilmuan Pariwisata

Secara konseptual persyaratan sebuah ilmu menjadi ilmu mandiri adalah dengan terpenuhinya minimal tiga syarat dasar yakni 1) ontologi yang menunjukkan objek atau focus of interest yang dikaji 2) epistemologi adalah metodologi yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan dan 3) aksiologi adalah nilai manfaat pengetahuan ilmu tersebut (Suriasumantri 2007)

1) Aspek Ontologi Pariwisata

Aspek ontologi dari ilmu pariwisata dapat dilihat kemampuannya menyedikan informasi yang lengkap tentang hakekatperjalananwisatagejala-gejalanpariwisatakarakteristik wisatawan prasarana dan sarana wisata tempat-tempat serta daya tarik yang dikunjungi sistem dan organisasi dan kegiatan bisnis terkait serta komponen pendukung di daerah asal maupun pada sebuah destinasi wisata Sehingga objek formal kajian ilmu pariwisata dapat dijelaskan secara jelas yakni masyarakat yang terkait dalam melakukan perjalanan wisata Sedangkan fenomeda pariwisata dapat dijelaskan ke dalam tiga unsur yakni 1)pergerakan wisatawan 2)aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan dan 3)implikasi atau

18

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

akibat-akibat pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas

2) Aspek Epistemologi Pariwisata

Aspek epistemologi ilmu pariwisata dapat ditunjukkan pada cara-cara pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah Objek ilmu pariwisata telah didasarkan pada logika berpikir yang rasional dan dapat diuji secara empirik Ilmu pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah melalui beberapa pendekatan yakni

a) Pendekatan sistem

Pendekatan ini menekankan bahwa pergerakan wisatawan aktivitas masyarakat yang memfasilitasi serta implikasi keduanya terhadap kehidupan masyarakat luas merupakan kesatuan yang saling berhubungan ldquolinked systemrdquo dan saling mempengaruhi Setiap terjadinya pergerakan wisatawan akan diikuti dengan penyediaan fasilitas wisata dan interaksi keduanya akan menimbulkan pengaruh logis di bidang ekonomi sosial budaya ekologi bahkan politik Sehingga pariwisata sebagai suatu sistem akan digerakkan oleh dinamika sub-sistemnya seperti pasar produk dan pemasaran

b) Pendekatan Kelembagaan

Pendekatan kelembagaan adalah setiap perjalanan wisata akan melibatkan wisatawan sebagai konsumen penyedia atau supplier misalnya jasa transportasi jasa akomodasi kemasan atraksi atau daya tarik wisata Semua komponen tersebut memiliki hubungan fungsional yang menyebabkan terjadinya kegiatan perjalanan wisata dan jika salah satu dari komponen tersebut tidak menjalankan fungsinya maka kegiatan perjalanan tidak akan berlangsung

19

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

c) Pendekatan Produk

Pendekatan yang digunakan untuk mengelompokkan pariwisata sebagai suatu komoditas yang dapat dijelaskan aspek- aspeknya secara sengaja diciptakan untuk merespon kebutuhan masyarakat Pariwisata adalah sebuah produk kesatuan totalitas dari empat aspek dasar yakni menurut Medlik (Ariyanto 2005) ada empat aspek (4A) yang harus diperhatikan dalam penawaran produk pariwisata sebagai sebuah totalitas produk yakni

(1) Attractions (daya tarik) Tersedianya daya tarik pada daerah tujuan wisata atau destinasi untuk menarik wisatawan yang mungkin berupa daya tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya

(2) Accesability (transportasi) tersedianya alat-alat transportasi agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata

(3) Amenities (fasilitas) tersedianya fasilitas utama maupun pendukung pada sebuah destinasi berupa akomodasi restoran fasilitas penukaran valas pusat oleh-oleh dan fasilitas pendukung lainnya yang berhubungan aktivitas wisatawan pada sebuah destinasi

(4) Ancillary (kelembagaan) adanya lembaga penyelenggara perjalanan wisatawan sehingga kegiatan wisata dapat berlangsung aspek ini dapat berupa pemandu wisata biro perjalanan pemesanan tiket dan ketersediaan informasi tentang destinasi

Keempat elemen di atas digunakan untuk menjelaskan

elemen produk wisata yang sesungguhnya diproduksi dan

atau direproduksi sebagai komoditas yang dikonsumsi oleh

wisatawan dalam satu kesatuan yang utuh dari totalitas sebuah

produk pariwisata Berbagai metode dapat digunakan dalam

mencari kebenaran ilmiah ilmu pariwisata seperti (1) metode

eksploratif dari jenis penelitian eksploratori (exploratory research)

20

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

dan metode membangun teori (theory-building research) (2) kuantitatif (3) kualitatif (4) studi komparatif (5) eksploratif (6) deskriptif dan metode lainnya sesuai dengan permasalah dan tujuan penelitiannya hal ini akan dijelaskan lebih lanjut bab berikutnya

3) Aspek Aksiologi Pariwisata

Ilmu pariwisata telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri

Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama seperti berikut ini (1) Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi

Dari sisi kepentingan nasional Menurut Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI (2005) dalam Sapta (2011) menjelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan pada dasarnya ditujukan untuk beberapa tujuan pokok yang dapat

21

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

dijelaskan sebagai berikut

a) Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pariwisata dianggap

mampu memberikan perasaaan bangga dan cinta terhadap

Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui kegiatan

perjalanan wisata yang dilakukan oleh penduduknya ke

seluruh penjuru negeri Dampak yang diharapkan dengan

banyaknya warganegara yang melakukan kunjungan

wisata di wilayah-wilayah selain tempat tinggalnya akan

menimbulkan rasa persaudaraan dan pengertian terhadap

sistem dan filosofi kehidupan masyarakat yang dikunjungi

sehingga akan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan

nasional

b) Penghapusan Kemiskinan (Poverty Alleviation)

Pembangunan pariwisata diharapkan mampu memberikan

kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berusaha dan

bekerja Kunjungan wisatawan ke suatu daerah diharapkan

mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat Harapannya adalah

bahwa pariwisata harusnya mampu memberi andil besar

dalam penghapusan kemiskinan di berbagai daerah yang

miskin potensi ekonomi lain selain potensi alam dan budaya

bagi kepentingan pariwisata

c) Pembangunan Berkesinambungan (Sustainable

Development) Dengan sifat kegiatan pariwisata yang

menawarkan keindahan alam kekayaan budaya dan

keramah-tamahan dan pelayanan sedikit sekali sumberdaya

yang habis digunakan untuk menyokong kegiatan ini Artinya

penggunaan sumberdaya yang habis pakai cenderung

sangat kecil sehingga jika dilihat dari aspek keberlanjutan

pembangunan akan mudah untuk dikelola dalam waktu

yang relative lama

22

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

d) Pelestarian Budaya (Culture Preservation) Pembangunan

kepariwisataan diharapkan mampu berkontribusi nyata dalam upaya-upaya pelestarian budaya suatu negara atau daerah yang meliputi perlindungan pengembangan dan pemanfaatan budaya negara atau daerah UNESCO dan UN- WTO dalam resolusi bersama mereka di tahun 2002 telah menyatakan bahwa kegiatan pariwisata merupakan alat utama pelestarian kebudayaan Dalam konteks tersebut sudah selayaknya bagi Indonesia untuk menjadikan pembangunan kepariwisataan sebagai pendorong pelestarian kebudayaan diberbagai daerah

e) Pemenuhan Kebutuhan Hidup dan Hak Azasi Manusia

Pariwisata pada masa kini telah menjadi kebutuhan dasar

kehidupan masyarakat modern Pada beberapa kelompok

masyarakat tertentu kegiatan melakukan perjalanan wisata

bahkan telah dikaitkan dengan hak azasi manusia khususnya

melalui pemberian waktu libur yang lebih panjang dan

skema paid holidays

f) Peningkatan Ekonomi dan Industri Pengelolaan

kepariwisataan yang baik dan berkelanjutan diharapkan

mampu memberikan kesempatan bagi tumbuhnya ekonomi

di suatu destinasi pariwisata Penggunaan bahan dan produk

lokal dalam proses pelayanan di bidang pariwisata akan

juga memberikan kesempatan kepada industri lokal untuk

berperan dalam penyediaan barang dan jasa

g) Pengembangan Teknologi Dengan semakin kompleks

dan tingginya tingkat persaingan dalam mendatangkan

wisatawan ke suatu destinasi kebutuhan akan teknologi

tinggi khususnya teknologi industri akan mendorong

destinasi pariwisata mengembangkan kemampuan

23

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

penerapan teknologi terkini mereka Pada daerah-daerah tersebut akan terjadi pengembangan teknologi maju dan tepat guna yang akan mampu memberikan dukungan bagi kegiatan ekonomi lainnya Dengan demikian pembangunan kepariwisataan akan memberikan manfaat bagi masyarakat dan pemerintahan di berbagai daerah yang lebih luas dan bersifat fundamental Kepariwisataanakan menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembangunan suatu daerah dan terintegrasi dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat

Sedangkan dari sisi kepentingan Internasional Pariwisata

internasional pada tahun 2004 mencapai kondisi tertinggi

sepanjang sejarah dengan mencapai 763 juta orang dan

mengakibatkan pengeluaran wisatawan sebesar US$ 623 miliar

Kondisi tersebut meningkat 11 dari jumlah perjalanan tahun

2003 yang mencapai 690 juta orang dengan jumlah pengeluaran

wisatawan US$ 524 miliar Seiring dengan hal tersebut

diperkirakan jumlah perjalanan wisata dunia di tahun 2020 akan

menembus angka 16 miliar orang per tahun (UN-WTO 2005)

Pada sisi yang berbeda walaupun pariwisata telah diakui

sebagai faktor penting stimulator penggerak perekonomian di

beberapanegaradidunianamunpariwisatajugamenyembunyikan

beberapa hal yang jarang diungkap dan dihitung sehingga sangat

sulit untuk ditelusuri perannya atau kerugiannya Beberapa

biaya tersembunyi atau hidden cost diantaranya adalah industri

pariwisata bertumbuh dalam mekanisme pasar bebas sehingga

seringkali destinasi pada negara berkembang hanya menjadi

obyek saja hal lainnya pengembangan pariwisata memang telah

dapat menigkatkan kualitas pembangunan pada suatu destinasi

namun akibat lainnya seperti peningkatan harga-harga pada

sebuah destinasi terkadang kurang mendapat perhatian dan

korbannya adalah penduduk lokal Mestinya dampak negative

dari pembangunan pariwisata dapat diminimalkan dan pengaruh

24

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

positifnya perlu digali lebih mendalam sehingga fungsi penelitian pariwisata akan memegang peranan penting untuk keberlanjutan pembangunan pariwisata di masa mendatang

232 Obyek Material dan Formal Ilmu Pariwisata

Ilmu pariwisata mestinya dibangun berdasarkan suatu penjelasan yang mendalam tidak terburu-buru dan perlu dibuatkan taksonominya Setiap ilmu memiliki obyek material dan obyek formal Objek material adalah seluruh lingkup secara makro yang dikaji suatu ilmu Obyek formal adalah bagian tertentu dari obyek material yang menjadi perhatian khusus dalam kajian ilmu tersebut Sesungguhnya objek formal inilah yang membedakan satu ilmu dengan ilmu yang lain 1) Objek Material Ilmu Pariwisata

Obyek material ilmu pariwisata mengacu pada kesepakatan (UNWTO 2005) berdasarkan industri pariwisata yang telah berkembang di dunia maka obyek material dari ilmu pariwsata dapat dikelompokkan menjadi tujuh yakni a) Jasa Akomodasi (Accomodation services) yakni industri

yang meliputi jasa hotel dan motel pusat liburan dan home holiday service jasa penyewaan furniture untuk akomodasi youth hostel service jasa training anak-anak dan pelayanan kemping pelayanan kemping dan caravan sleeping car service time-share bed and breakfast dan pelayanan sejenis

b) Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage- serving services) termasuk ke dalam industri ini adalah full- restoran dan rumah makan kedai nasi catering service inflight catering cafeacute coffee shop bar dan sejenis yang menyediakan makanan dan minuman bagi wisatawan

c) Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services) Yang termasuk kelompok ini antara lain jasa angkutan darat seperti bis kereta api taxi mobil carteran jasa angkutan perairan baik laut danau maupun sungai meliput jasa penyeberangan wisatawan cruise ship dan sejenisnya Dan

25

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

terakhir adalah jasa angkutan udara melalui perusahan- perusahaan airlines Di samping itu sector pendukung antara lain navigation and aid service stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya

d) Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator and tourist guide services) Yang termasuk kepada kelompok ini antara lain agen perjalanan konsultan perjalanan biro perjalanan wisata pemimpin perjalanan dan yang sejenis

e) Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services) Jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah botanical and zoological garden service pelayanan pada perlindungan alam termasuk suaka margasatwa

f) Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment services) Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah pelayanan olah raga dan olah raga rekreasi pelayanan golf course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan pelayanan pameran dan sejenisnya

g) Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services) Yang temasuk kelompok ini adalah jasa keuangan asuransi tempat penukaran mata uang dan yang sejenis

2) Objek Formal Ilmu Pariwisata

Berdasarkan dinamika perkembangan di industri dan mengacu kepada ketiga aspek ilmu pariwisata terutama terkait dengan aspek ontologi yang menegaskan objek formalnya maka dapat diidentifikasi beberapa cabang ilmu pariwisata Oleh karena objek formal dan focus of interest ilmu pariwisata adalah pergerakan wisatawan aktivitas masyarakat yang memfasilitas pergerakan wisatawan dan implikasi atau akibat-

26

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

akibat pergerakan wisatawan serta aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas maka cabang-cabang disiplin pariwisata paling tidak dapat diidentifikasi sebagai berikut (1) Pengembangan Jasa Wisata

Cabang ini mengkhususkan diri pada pengembangan pengetahuan tentang strategi metode dan teknik menyediakan jasa dan hospitality yang mendukung kelancaran perjalanan wisata Objek perhatiannya adalah aktivitas masyarakat di dalam penyediaan jasa seperti fasilitas akomodasi atraksi akses dan amenitas serta jasa- jasa yang bersifat intangible lainnya Dikaitkan dengan klasifikasi industri pariwisata di atas maka cabang ini mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu yang dalam klasifikasi sebagai ranting

(2) Organisasi Perjalanan Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada pengaturan lalu-lintas perjalanan wisatawan dan penyediaan media atau paket-paket perjalanan yang memungkinkan wisatawan mampu memperoleh nilai kepuasan berwisata yang tinggi melalui pengelolaan sumberdaya pariwisata Dalam hal ini objek perhatiannya terfokus pada pemaketan perjalanan wisata pengorganisasian dan pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip kerberlanjutan Di samping itu ranting-ranting ilmu tersebut dapat ditumbuhkan mengacu kepada klasifikasi yang dikembangkan (UN-WTO 2005)

(3) Kebijakan Pembangunan Pariwisata Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada upaya-upaya peningkatan manfaat sosial ekonomi budaya psikologi perjalanan wisata bagi masyarakat dan wisatawan dan evaluasi perkembangan pariwisata melalui suatu tindakan yang terencana Termasuk dalam hal ini adalah perencanaan kebijakan dan pengembangan pariwisata

27

M

BAB III

RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN

31 Pengertian Jasa Pariwisata

enurut Meis (1992) industri pariwisata adalah sebuah konsep yang perlu dipahami untuk dianalisis dan sebagai

bahan pengambilan keputusan Namun hampir disemua Negara tidak memahami hal ini sehingga muncul berbagai permasalahan yang menyulitkan industri untuk berkembang secara realitas atau kredibel yang berkaitan dengan informasi pariwisata yang mendasar dalam memprediksi kontribusinya baik untuik regional nasional dan perekonomian global (Theobald 2005)

Hawkin dan Ritchie (1991) memberikan argumen berdasarkan data yang dipublikasi oleh perusahaan American Expres bahwa industri perjalanan dan pariwisata menjadi nomor satu dalam penyediaan tenaga kerja di Australia Bahama Brazil Kanada Prancis German Barat Hongkong Italia Jamaika Jepang Singapura United Kingdom dan Amerika

Masalah definisi berpengaruh terhadap pengukuran secara statistik sebab tidak mungkin dengan tingkat ketidakpastian untuk menyediakan data yang valid dan reliable tentang peran pariwisata dunia atau dalam dampak ekonominya Dalam beberapa kasus kesulitan yang sama juga terjadi ketika mengukur wisatawan domestik (Theobald 2005)

Definisi tentang pariwisata yang berkembang di dunia sangat beragam multidimensi dan sangat terkait dengan latar belakang keilmuan pencetusnya Pada dasarnya definisi-definisi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu yang melihat pariwisata dari sisi demand saja sisi supply saja dan

28

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

yang sudah menggabungkan sisi demand dan supply Kategori pertama merupakan definisi pariwisata yang didekati dari sisi wisatawan sangat kental dengan dimensi spasial yakni tempat dan jarak Kategori kedua merupakan definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis sedangkan kategori ketiga memandang pariwisata dari dimensi akademis dan sosial budaya

32 Dimensi Pariwisata

321 Dimensi Spasial Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi

spasial merupakan definisi yang berkembang lebih awal dibandingkan definisi-definisi lainnya (Gartner 1996) Dimensi ini menekankan definisi pariwisata pada pergerakan wisatawan ke suatu tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan atau tempat kerjanya untuk waktu yang sementara seperti yang dikemukakan oleh Airey (Smith dan French 1994)

ldquoTourism is the temporary short-term movement of people to destinations

outside the places where they normally live and work and their activities

during their stay at these destinationsrdquo

Selain pergerakan ke tempat yang jauh dari lingkungan

tempat tinggal dan tempat kerja Airey menambahkan kegiatan

wisatawan selama berada di destinasi pariwisata sebagai bagian

dari pariwisata Definisi pariwisata yang dikemukan oleh World

Tourism Organization (WTO 2005) pun memfokuskan pada

sisi demand dan dimensi spasial dengan menetapkan dimensi

waktu untuk perjalanan yang dilakukan wisatawan yaitu tidak

lebih dari satu tahun berturut-turut

ldquoTourism comprises the activities of persons travelling to and staying in

places outside their usual environment for not more than one consecutive

year for leisure business and other purposes not related to the exercise of

an activity remunerated from within the place visitedrdquo (wwwworld-

tourismorg)

29

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Definisi ini menekankan pada tujuan perjalanan yang

dilakukan yaitu untuk leisure bisnis dan tujuan lain yang tidak terkait dengan kegiatan mencari uang di tempat yang dikunjunginya

Beberapa definisi lain juga menetapkan nilai-nilai tertentu untuk jarak tempuh dan lama perjalanan yang biasanya dikembangkan untuk memudahkan perhitungan statistik pariwisata

a) Committee of Statistical Experts of the League Nations (1937) menetapkan waktu paling sedikit 24 jam bagi perjalanan yang dikategorikan perjalanan wisata (Gartner 1996)

b) The United States National Tourism Resources Review Commission (1973) menetapkan jarak paling sedikit 50 mil untuk perjalanan wisata

c) United States Census Bureau (1989) menetapkan angka 100 mil untuk perjalanan yang dikategorikan sebagai perjalanan wisata

d) Canada mensyaratkan jarak 25 mil untuk mengategorikan perjalanan wisata

e) Biro Pusat Statistik Indonesia menetapkan angka lama perjalanan tidak lebih dari 6 bulan dan jarak tempuh paling sedikit 100 km untuk perjalanan wisata (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2003)

Definisi pariwisata dari dimensi spasial ini di Indonesia

didefinisikan sebagai kegiatan wisata seperti yang tercantum

dalam Undang-Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 pasal

1 yaitu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk

tujuan rekreasi pengembangan pribadi atau mempelajari

keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka

waktu sementara

30

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

322 Dimensi Industri

Dari sisi supply pariwisata lebih banyak dilihat sebagai industribisnis Buku-buku yang membahas tentang definisi pariwisata dari dimensi ini merupakan buku dengan topik bahasan manajemen atau pemasaran Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis memfokuskan pada keterkaitan antara barang dan jasa untuk memfasilitasi perjalanan wisata Smith (Seaton dan Bennett 1996) mendefinisikan pariwisata sebagai kumpulan usaha yang menyediakan barang dan jasa untuk memfasilitasi kegiatan bisnis bersenang-senang dan memanfaatkan waktu luang yang dilakukan jauh dari lingkungan tempat tinggalnya

ldquothe aggregate of all businesses that directly provide goods or services

to facilitate business pleasure and leisure activities away from the home

environmentrdquo

Sementara itu Smith and French (1994) mendefinisikan

pariwisata sebagai keterkaitan antara barang dan jasa yang

dikombinasikan untuk menghasilkan pengalaman berwisata

ldquoa series of interrelated goods and services which combined make up the

travel experiencerdquo

Definisi pariwisata sebagai industribisnis inilah yang

di dalam Undang-Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 didefinisikan sebagai pariwisata yaitu berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat pengusaha pemerintah dan pemerintah daerah

323 Dimensi Akademis

Dimensi akademis mendefinisikan pariwisata secara lebih luas tidak hanya melihat salah satu sisi (supply atau demand) tetapi melihat keduanya sebagai dua aspek yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain Pariwisata dari

31

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

dimensi ini didefinisikan sebagai studi yang mempelajari perjalanan manusia keluar dari lingkungannya juga termasuk industri yang merespon kebutuhan manusia yang melakukan perjalanan lebih jauh lagi dampak yang ditimbulkan oleh pelaku perjalanan maupun industri terhadap lingkungan sosial budaya ekonomi maupun lingkungan fisik setempat Definisi tersebut dikemukakan oleh Jafar (Gartner 1996)

ldquoTourism is a study of man away from his usual habitat of the industry

which responds to his needs and of the impacts that both he and the industry

have on the host sosiocultural economic and physical environmentrdquo

Definisi Jafar Jafari ini mengeliminasi dimensi spasial

sebagai faktor pembatas perjalanan wisata Definisi tersebut

menyatakan bahwa begitu seseorang melakukan perjalanan

meninggalkan lingkungannya (tempat tinggal tempat kerja)

dia sudah dinyatakan melakukan perjalanan wisata

324 Dimensi Sosial Budaya

Definisi pariwisata dari dimensi sosial budaya menitikberatkan perhatian pada 1) upaya memenuhi kebutuhan wisatawan dengan berbagai

karakteristiknya seperti definisi yang dikemukakan oleh Mathieson dan Wall (Gunn 2002) berikut ini

ldquoTourism is the temporary movement of people to destinations outside

their normal places of work and residence the activities undertaken during

their stay in those destinations and the facilities created to cater to

their needsrdquo

Definisi lainnya juga dikemukakan oleh Chadwick 1994

sebagai berikut

ldquohellipidentified three main concepts the movement of people a sector of the

economy or industry and a broad system of interacting relationship of

people their needs and services that respond to these needsrdquo

32

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

2) interaksi antara elemen lingkungan fisik ekonomi dan sosial

budaya seperti yang dikemukakan oleh Leiper (Gartner 1996) yang mendefinisikan pariwisata sebagai

ldquoan open system of five elements interacting with broader environments the human element tourists three geographical elements generating region transit route and destination region and an economic element the tourist industry The five are arranged in functional and spatial connection interacting with physical technological social cultural economic and political factors The dynamic element comprises persons undertaking travel which is to some extent leisure-based and which involves a temporary stay away from home of at least one nightrdquo

Definisi lain yang lebih sederhana dikemukakan oleh

Hunziker (French et al 1995) yang mendefinisikan pariwisata

sebagai berikut

ldquo the sum of the phenomena and relationship arising from the travel and stay of non-residents in so far as the do not lead to permanent residence and are not connected with any earning activityrdquo

3) Kerangka sejarah dan budaya seperti yang dikemukakan

oleh MacCannell (Herbert 1995) berikut ini

ldquoTourism is not just an aggregate of merely commercial activities it is also an ideological framing of history nature and tradition a framing that has the power to reshape culture and nature to its own needsrdquo

Definisi pariwisata dari dimensi akademis dan dimensi

sosial budaya yang memandang pariwisata secara lebih luas

di Indonesia dikenal dengan istilah kepariwisataan (UU No 10

tahun 2009 tentang Kepariwisataan) yaitu keseluruhan kegiatan

yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi

serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan

setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan

dan masyarakat setempat sesame wisatawan pemerintah

pemerintah daerah dan pengusaha

33

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

33 Definisi Pariwisata di Indonesia

Menurut arti katanya pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu kata Pari dan kata Wisata Kata Pari berarti penuh seluruh atau semua dan kata wisata berarti perjalanan Menurut Yoeti (2003) syarat suatu perjalanan disebut sebagai perjalanan pariwisata apabila (1) Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain di luar tempat kediaman orang tersebut biasa tinggal (2) Tujuan perjalanan semata-mata untuk bersenang-senang dan tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang di kunjunginya (3) Semata-mata sebagai konsumen di tempat yang dikunjungi

Menurut Wahab (1992) pariwisata mengandung tiga unsur antara lain manusia yakni unsur insani sebagai pelaku kegiatan pariwisata tempat yakni unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri dan waktu yakni unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan tersebut dan selama berdiam di tempat tujuan Jadi definisi pariwisata adalah salah satu dari industri baru yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat dalam hal kesempatan kerja pendapatan taraf hidup dan dalam hal mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan

Sementara menurut Spillane (1993) pariwisata adalah suatu jasa dan pelayanan Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 usaha pariwisata dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu usaha jasa pariwisata pengusahaan obyek dan daya tarik wisata dan usaha sarana pariwisata Sedangkan yang dimaksud dengan usaha adalah kegiatan menghasilkan barang atau jasa untuk dijual dalam suatu lokasi tertentu serta mempunyai catatan administrasi tersendiri dan ada salah satu orang yang bertanggung jawab

Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan me- nyelenggarakan jasa pariwisata menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata usaha sarana

34

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut Sesuai dengan Undang-undang RI No 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan usaha pariwisata digolongkan ke dalam

a) Usaha Jasa Pariwisata timbul karena adanya berbagai

macam keperluan dan kebutuhan bagi wisatawan akan

mendorong tumbuhnya berbagai jenis usaha jasa pariwisata

yang menyediakan keperluan bagi wisatawan serta bertujuan

untuk membantu kelancaran perjalanan calon wisatawan

Usaha jasa pariwisata terdiri dari

[1] Jasa biro perjalanan wisata adalah kegiatan usaha yang

bersifat komersial yang mengatur menyediakan dan

menyelenggarakan pelayanan bagi seseorang atau

sekelompok orang untuk melakukan perjalanan dengan

tujuan utama untuk berwisata

[2] Jasa agen perjalanan wisata adalah badan usaha yang

menyelenggarakan usaha perjalanan yang bertindak

sebagai perantara di dalam menjual dan atau mengurus

jasa untuk melakukan perjalanan

[3] Usaha jasa pramuwisata adalah kegiatan usaha

bersifat komersial yang mengatur mengkoordinir dan

menyediakan tenaga pramuwisata untuk memberikan

pelayanan bagi seseorang atau kelompok orang yang

melakukan perjalanan wisata

[4] Usaha jasa konvensi perjalanan insentif dan pameran

adalah usaha dengan kegiatan pokok memberikan jasa

pelayanan bagi satu pertemuan sekelompok orang

(misalnya negarawan usahawan cendekiawan) untuk

membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan

kepentingan bersama

[5] Jasa impresariat adalah kegiatan pengurusan pe-

nyelenggaraan hiburan baik yang mendatangkan

mengirimkan maupun mengembalikannya serta

menentukan tempat waktu dan jenis hiburan

35

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

[6] Jasa konsultasi pariwisata adalah jasa berupa saran

dan nasehat yang diberikan untuk penyelesaian masalah-masalah yang timbul mulai dan penciptaan gagasan pelaksanaan operasinya dan disusun secara sistematis berdasarkan disiplin ilmu yang diakui serta disampaikan secara lisan tertulis maupun gambar oleh tenaga ahli profesional

[7] Jasa informasi pariwisata adalah usaha penyediaan informasi penyebaran dan pemanfaatan informasi kepariwisataan

b) Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata yang

dikelompokkan dalam Pengusahaan obyek dan daya

tarik wisata alam merupakan usaha pemanfaatan sumber

daya alam dan tata lingkungannya yang telah ditetapkan

sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran

wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya

merupakan usaha seni budaya bangsa yang telah dilengkapi

sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran

wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata minat

khusus merupakan usaha pemanfaatan sumber daya

alam dan atau potensi seni budaya bangsa untuk dijadikan

sasaran wisatawan yang mempunyai minat khusus

c) Usaha Sarana Pariwisata yang dikelompokkan dalam

[1] Penyediaan akomodasi adalah usaha penyediaan kamar dan fasilitas lain serta pelayanan yang diperlukan Perjalanan wisata dengan jarak jauh yang ditempuh lebih dari 24 jam maka diperlukan suatu akomodasi tempat menginap atau istirahat

[2] Penyediaan makanan dan minuman adalah usaha pengolahan penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman yang dapat dilakukan sebagai bagian dari penyediaan akomodasi ataupun sebagai usaha yang

36

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

berdiri sendiri

[3] Penyediaan angkutan wisata adalah usaha khusus atau sebagian dari usaha dalam rangka penyediaan angkutan pada umumnya yaitu angkutan khusus wisata atau angkutan umum yang menyediakan angkutan wisata

[4] Penyediaan sarana wisata tirta adalah usaha penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana serta jasa yang berkaitan dengan kegiatan wisata tirta dermaga serta fasilitas olahraga air untuk keperluan olahraga selancar air selancar angin berlayar menyelam dan memancing

[5] Penyediaan kawasan pariwisata adalah usaha yang kegiatannya membangun atau mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk memenuhi kebutuhan pariwisata Menurut Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (2004)

34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan

Di Inggris ruang lingkup penelitian pariwisata dan perhotelan mencangkup beberapa penelitian yakni penelitian tentang pemasaran dan perilaku konsumen manajemen sumberdaya manusia eTourism eTravel perencanaan dan analisis kebijakan manajemen keuangan manajemen strategic dan implikasinya analisis lingkungan kebijakan pemerintah peramalan manajemen pendapatan dampak evaluasi dan pencegahan globalisasi rekreasi hiburan dan budaya

Tourism and Hospitality Research covers Hospitality and tourism

operations Marketing and consumer behaviour HR management

eTourism eTravel Planning and development Performance and financial

management Strategic implications Environmental aspects Government

policy Forecasting and prediction Revenue management Impact

assessment and mitigation Globalisation Research methodologies Leisure

and culture (httpthrsagepubcom)

37

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Ruang lingkung penelitian pariwisata dan perhotelan

saat ini memang masih belum nampak jelas kita dapat bedakan dengan ilmu-ilmu lainnya namun demikian haruslah ditentukan sesegera mungkin agar tidak memunculkan keraguan dan perdebatan yang tidak perlu Mengacu kepada klasifikasi yang dikembangkan UN-WTO maka ruang lingkup penelitian pariwisata dan berhotelan dapat dibagi sebagai berikut

341 Jasa Akomodasi Accomodation services)

Penelitian yang berhubungan dengan jasa akomodasi paling sering dilakukan karena relative lebih banyak cakupan yang dapat diteliti Penelitian bidang jasa akomodasi dapat dilakukan penelitian yang berhubungan dengan analisis tingkat hunian kamar promosi penjualan kamar kebersihan kamar jenis-jenis kamar kebersihan kamar pelayanan kantor depan pelayanan check-in dan check-out dan sebagainya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Akomodasi

1) Analisis Pengaruh Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Hotel Angsoka Singaraja Bali

2) Penerapan Promotional Mix Yang Efektif Guna Meningkatkan Volume Penjualan Pada Hotel Wisata Tidar Malang

3) Analisis Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen Pengguna Jasa Kamar Pada Hotel Klub Bunga Butik Resort Batu

4) The Reception Section In Sahid Kusuma Raya Hotel 5) Pusat Konvensi dan Eksebisi di Solo 6) Prosedur Pelayanan Penjualan Tiket Kapal Laut Pt

Pelayaran Prima Vista di Cv Niki Tour Surakarta

342 Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and

beverage-serving services)

Penelitian yang sering dilakukan pada bidang ini

38

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

biasanya banyak dilakukan tentang perilaku konsumen kepuasan konsumen kualitas pelayanan dan sejenisnya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Penyediaan

Makanan dan Minuman 1) Pengaruh kualitas produk kualitas pelayanan dan

kewajaran harga terhadap kepuasan pelanggan pada restoran cepat saji studi kasus pada restoran yogya chicken Yogyakarta

2) Hubungan antara jumlah tamu yang menginap terhadap penjualan makanan di restoran Enak Bali

3) Faktor-Faktor Psikologis Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Pada Restoran Cepat Saji Di Malang

343 Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services)

Penelitian ini terkait dengan jasa angkutan udara melalui perusahan-perusahaan airlines sector pendukung antara lain navigation and aid service stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya Jika anda melakukan penelitian bidang jasa transportasi kiranya dapat memilih masalah-masalah yang berhubungan dan terkait erat dengan pariwisata

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Transportasi

Wisata 1) Analisis kepuasan konsumen terhadap biro perjalanan po

sargede tur dan travel Yogyakarta 2) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli

paket wisata pada Biro Perjalanan Aman Tour Bali 3) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli

paket wisata kapal pesiar Lembongan Berjaya Benoa Bali

4) The Efforts of Tourist Information Center of Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar ) to Provide Good

39

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Service for Tourists Visiting Solo City

5) Pemasaran Paket Wisata dengan Metode Personal Selling Pt Kesan Indah Abadi Tour And Travel di Karanganyar

6) Penanganan Pengiriman Barang Domestik Melalui Pesawat Udara di Niki Tour Solo

7) Peran Bagian Informasi Pt (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya Dalam Menunjang Pariwisata di Jawa Timur

344 Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel

agency tour operator and tourist guide services)

Pemilihan topik penelitian di bidang jasa pemanduan

dan biro perjalanan dapat dilakukan yang berkaitan dengan

kepuasan pelayanan jasa pemanduan motivasi wisatawan

memilih paket wisata pelayanan pada obyek wisata yang

dikunjungi dan sebagainya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pemanduan dan

Biro Perjalanan Wisata 1) Analisis Kepuasan Wisatawan terhadap pelayanan

pramuwisata Garuda Tour and Travel Jembrana Bali 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan

berkunjung ke Candi Prambanan

345 Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services)

Penelitian yang terkait dengan jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah botanical and zoological garden service pelayanan pada perlindungan alam termasuk suaka margasatwa

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pagelaran Budaya

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung

40

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

ke Taman Nasional Bali Barat

2) Persepsi Wisatawan Terhadap Kebun Raya Bali sebagai Obyek Wisata Alamiah

3) Pengkemasan Musium sebagai Obyek dan Atraksi pada Destinasi Pariwisata Bali

346 Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other enter-

tainment services)

Penelitian ini terkait dengan pelayanan olah raga rekreasi

pelayanan golf course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan

pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman

hiburan pelayanan pameran dan sejenisnya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Rekreasi dan

Hiburan 1) Pengaruh Penyelenggaran Event Sea-Games terhadap

Pencitraan Pariwisata Palembang 2) Ikonisasi Desa Blimbingsari sebagai Desa Wisata di

Kabupaten Jembrana Bali 3) Potensi Air Terjun Grojokan sebagai Obyek dan Atraksi

Wisata di Jembrana Bali 4) Model Pengelolaan Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh

Kembangarum Donokerto Turi Sleman Yogyakarta 5) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Goa Gong di

Kabupaten Pacitan 6) Peran Promosi dan Pemasaran Dalam Meningkatkan

Jumlah Wisatawan di Objek Wisata Ndayu Alam Asri 7) Potensi dan Pengembangan Paket Wisata Karimunjawa 8) Potensi Obyek Wisata Pantai di Kabupaten Gunung Kidul

Yogyakarta 9) Potret Wisata Malam Pasar Semawis di Kota Semarang 10) Strategi Pengembangan Obyek Wisata Goa Kreo Sebagai

Daerah Tujuan Wisata di Kota Semarang

41

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

11) Potensi dan Promosi Desa Tumang Sebagai Desa Wisata

Melalui Video Profile 12) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Alam Gua

Tembus di Kabupaten Wonogiri 13) Sistem Pengelolaan Obyek Wisata Air Terjun Kalipancur

Sebagai Aset Wisata Desa Nogosaren Kabupaten Semarang

14) Pengembangan Obyek Wisata Pantai Sepanjang di Kabupaten Gunungkidul

15) Kesenian Reog Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Kabupaten Ponorogo

16) Potensi dan Pengembangan Wana Wisata Coban Rondo Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Malang Jawa Timur

17) Pengembangan Obyek Wisata Air Bojongsari dengan Penekanan Filosofi Air Sebagai Sarana Mengembangkan Kreativitas Anak

18) Potensi Museum Fatahillah Sebagai Wisata Sejarah di Jakarta

19) Potensi dan Daya Tarik Monumen Nasional Sebagai Salah Satu Obyek Wisata Unggulan di Jakarta

20) Potensi Tradisi Upacara Tanjungsari Desa Dlimas di Dalam Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Klaten

357 Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism

services)

Penelitian ini terkait dengan jasa keuangan asuransi

perjalanan tempat penukaran mata uang dan yang sejenis yang

terkait erat dengan pariwisata

Misal judul penelitian terkait bidang ini

1) Penerapan Cost Control Method sebagai pengendalian terhadap persediaan pada Hotel Dhyana Pura Bali

42

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

2) Analisis Rasio Kesehatan Hotel Berdasarkan Laporan

Keuangan Hotel Dhyana Pura Periode 2000-2011 3) Perhitungan Nilai Sewa Gedung New Soemarjo Ballroom

dan Education Center Ditinjau Dari Sisi Investasi (Studi Kasus Proyek Pengembangan Hotel Quality Solo)

43

K

BAB IV

PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA

41 Pengertian Penelitian

ata penelitian atau riset dipergunakan dalam pembicaraan sehari-hari untuk melingkup spektrum arti yang luas

yang dapat membuat bingung mahasiswa terutama mahasiswa pascasarjana yang harus mempelajari arti kata tersebut dengan tanda-tanda atau petunjuk yang jelas untuk membedakan yang satu dengan yang lain Dapat saja sesuatu yang dulunya dikenali sebagai penelitian ternyata bukan dan beberapa konsep yang salah tentunya harus dibuang dan diganti konsep yang benar

Gambar 41 Siklus Penelitian Sumber Leedy 1997

44

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Pada dasarnya manusia selalu ingin tahu dan ini

mendorong manusia untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu Salah satu cara untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian Cara lain yang lebih mudah tentunya adalah dengan bertanya pada seseorang atau ldquobertanyardquo pada buku tapi kita tidak selalu dapat mendapat jawaban atau kita mungkin mendapatkan jawaban tapi tidak meyakinkan

Pengertian penelitian sering dicampur-adukkan dengan pengumpulan data atau informasi studi pustaka kajian dokumentasi penulisan makalah perubahan kecil pada suatu produk dan sebagainya Kata penelitian atau riset sering dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif menyendiri di laboratorium di perpustakaan dan lepas dari kehidupan sehari-hari

Menjadi tujuan bagian ini untuk menjelaskan pengertian penelitian dan mem-bedakannya dengan hal-hal yang bukan penelitian Pengertian penelitian yang disarankan oleh Leedy (19973) sebagai berikut Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data) dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati atau menjadi perhatian kita

Mirip dengan pengertian di atas Dane (1990 4) menyarankan definisi sebagai berikut Penelitian merupakan proses kritis untuk mengajukan pertanyaan dan berupaya untuk menjawab pertanyaan tentang fakta dunia Seperti disebutkan di atas mungkin di masa lalu kita mendapatkan banyak konsep (pengertian) tentang penelitian yang sebagian daripadanya merupakan konsep yang salah

Pengertian yang benar tentang penelitian sebagai berikut menurut Leedy (Djunaedi 2000) Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai jawaban terhadap suatu pertanyaan penyelesaian permasalahan terhadap suatu fenomena yang memiliki ciri sistematis dan faktual

45

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Proses tersebut yang sering disebut sebagai metodologi

penelitian yang mempunyai delapan macam karakteristik (1) Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau

permasalahan (2) Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang

tujuan (3) Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik (4) Penelitian biasanya membagi permasalahan utama

menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola (5) Penelitian diarahkan oleh permasalahan pertanyaan atau

hipotesis penelitian yang spesifik (6) Penelitian menerima asumsi kritis tertentu (7) Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi

data dalam upaya untuk mengatasi permasalahan yang mengawali penelitian

(8) Penelitian adalah secara alamiahnya berputar secara siklus seperti gambar 41 di atas

Secara umum berdasarkan konsep-konsep yang ldquosalahrdquo

tentang penelitian maka perlu digaris-bawahi empat pengertian

sebagai berikut

a) Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data)

Pernah suatu ketika seorang mahasiswa mengajukan proposal penelitian untuk ldquomenelitirdquo ketinggian bangunan sebuah hotel di kotanya Ia mengusulkan untuk menggunakan peralatan canggih dari bidang keteknikan untuk mengukur ketinggian bangunan sebuah hotel tersebut Meskipun peralatannya canggih tetapi yang ia lakukan sebenarnya hanyalah suatu survei berupa pengumpulan datainformasi saja yaitu mengukur ketinggian bangunan sebuah hotel tersebut dan survei itu bukan penelitian tetapi bagian dari suatu penelitian

Para siswa suatu SD kelas 5 diajak gurunya untuk melakukan ldquopenelitianrdquo di perpustakaan Salah seorang siswa

46

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

mempelajari tentang Soekarno dari beberapa buku Sewaktu pulang ke rumah ia melapor kepada ibunya bahwa ia baru saja melakukan penelitian tentang Soekarno Sebenarnya yang ia lakukan hanya sekedar mengumpulkan informasi bukan penelitian Mungkin gurunya bermaksud untuk mengajarkan keahlian mencari informasi dari pustaka untuk melatih reference skills

b) Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu

tempat ke tempat lain

Seorang mahasiswa telah menyelesaikan sebuah makalah

tugas ldquopenelitianrdquo tentang teknik-teknik pembangunan

bangunan tinggi di Denpasar Ia telah berhasil mengumpulkan

banyak artikel dari suatu majalah konstruksi bangunan dan

secara sistematis melaporkannya dalam makalahnya dengan

disertai teknik acuan yang benar

Ia mengira telah melakukan suatu penelitian dan

menyusun makalah penelitian Sebenarnya yang ia lakukan

hanyalah mengumpulkan informasi atau data merakit kutipan-

kutipan pustaka dengan teknik pengacuan yang benar

Untuk hal disebut sebagai penelitian yang dikerjakannya

kurang satu hal yaitu interpretasi data Hal ini dapat dilakukan

dengan cara menambahkan fakta yang terkumpul menunjukkan

indikasi bahwa faktor x dan y sangat mempengaruhi cara

pembangunan bangunan tinggi di Denpasarrdquo Dengan demikian

ia bukan hanya memindahkan informasidatafakta dari artikel

majalah ke makalahnya tetapi menganalis informasidatafakta

sehingga ia mampu membuat interpretasi terhadap informasi

datafakta yang terkumpul tersebut

c) Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari

informasi

Seorang Gubernur menyuruh stafnya untuk memilihkan

empat buah kabupaten di Provinsi Bali yang memenuhi

47

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

beberapa kriteria untuk diberikan bantuan pembangunan prasarana dasar perkotaan Stafnya tersebut berpikir bahwa ia harus melakukan ldquopenelitianrdquo Ia kemudian pergi ke Kantor Statistik membongkar arsipdokumen statistik kabupaten- kabupaten yang ada di wilayah tersebut

Dengan membandingkan data statistik yang terkumpul dengan kriteria yang diberi oleh Gubernur ia berhasil memilih empat Kabupaten yang paling memenuhi kriteria-kriteria tersebut Staf tersebut melaporkan hasil ldquopenelitiannyardquo ke Gubernur Sebenarnya yang dilakukan oleh staf tersebut hanyalah mencari data berupa data searching rummaging dan mencocokknnya atau matching dengan kriteria dan itu bukanlah sebuah penelitian

d) Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik

perhatian

Kata ldquopenelitianrdquo sering dipakai oleh surat kabar majalah

populer dan iklan untuk menarik perhatian ldquomendramatisirrdquo

Misalnya berita di surat kabar tertulis ldquoPresiden akan melakukan

penelitian terhadap Pangdam yang ingin lsquomerongrongrsquo

kekuasaan Presidenrdquo Misal yang lain berita ldquoSemua anggota

DPRD tidak perlu lagi menjalani penelitian khusus atau litsusrdquo

Misalnya lain lagi ldquoProduk ini merupakan hasil penelitian

bertahun-tahunrdquo padahal hanya dirubah sedikit formulanya

dan namanya diganti agar konsumen tidak bosan

42 Macam Tujuan Penelitian

Tujuan akhir suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian tersebut Tujuan dapat beranak cabang yang mendorong penelitian lebih lanjut Tidak seorangpun mampu mengajukan semua pertanyaan dan demikian pula tak seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan hanya untuk sebuah pertanyaan saja Maka

48

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

kita perlu membatasi upaya kita dengan cara membatasi tujuan penelitian

Terdapat bermacam tujuan penelitian dipandang dari usaha untuk membatasi ini yaitu eksplorasi (exploration) deskripsi (description) prediksi (prediction) eksplanasi (explanation) dan aksi (action)

a) Eksplorasi

Seperti disebutkan di atas bila kita ingin menjelajahi (mengeksplorasi) suatu topik (permasalahan) atau untuk mulai memahami suatu topik maka kita lakukan penelitian eksplorasi Penelitian eksplorasi berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak Penelitian yang mempunyai tujuan seperti ini dipakai untuk menjawab bentuk pertanyaan ldquoApakah X adaterjadirdquo

Misal penelitian sederhana dalam ilmu sosial Apakah laki- laki atau wanita mempunyai kecenderungan duduk di bagian depan kelas atau tidak Bila salah satu pihak atau keduanya mempunyai kecenderungan itu maka kita mendapati suatu fenomena (yang mendorong penelitian lebih lanjut

Penelitian eksplorasi dapat juga sangat kompleks Umumnya peneliti memilih tujuan eksplorasi karena tiga macam maksud yaitu (a) memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami (b) menguji kelayakan dalam melakukan penelitianstudi yang lebih mendalam nantinya dan (c) mengembangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih mendalam

Hasil penelitian eksplorasi karena merupakan penelitian penjelajahan maka sering dianggap tidak memuaskan Kekurang-puasan terhadap hasil penelitian ini umumnya terkait dengan masalah sampling Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti pembukaan jalan sehingga setelah pintu terbuka lebar-lebar maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari ruang di balik pintu

49

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

yang telah terbuka tersebut

b) Deskripsi

Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain Sebagai misalnya meneruskan contoh pada bahasan penelitian eksplorasi di atas yaitu misalnya ternyata wanita lebih cenderung duduk di bagian depan kelas daripada laki-laki maka penelitian lebih lanjut untuk lebih memerinci apa batas atau pengertian yang lebih tegas tentang bagian depan kelas

Apakah duduk di muka tersebut berkaitan dengan macam mata pelajaran tingkat kemenarikan guru yang mengajar ukuran kelas Penelitian deskriptif menangkap ciri khas suatu obyek seseorang atau suatu kejadian pada waktu data dikumpulkan dan ciri khas tersebut mungkin berubah dengan perkembangan waktu Hal ini bukan berarti hasil penelitian sebelumnya tidak berguna dari hasil-hasil tersebut kita dapat melihat perkembangan perubahan suatu fenomena dari masa ke masa

c) Prediksi

Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan mengetahui (berdasar ) hal yang lain (Y) Prediksi sering kita pakai sehari- hari misalnya dalam menerima mahasiswa baru kita gunakan skor minimal tertentumdashyang artinya dengan skor tersebut mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya)

d) Eksplanasi

Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat

50

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

di antara dua fenomena atau lebih Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah suatu eksplanasi memiliki keterkaitan sebab-akibat valid atau tidak atau menentukan mana yang lebih valid diantara dua atau lebih eksplanasi yang saling bersaing

Penelitian eksplanasi menerangkan juga dapat bertujuan menjelaskan misalnya mengapa suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya Catatan dalam penelitian deskriptif hanya dijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya tetapi tidak dijelaskan mengapa hubungan sebab-akibat tersebut terjadi

e) Aksi

Penelitian aksi atau tindakan dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak sesuatu Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tindakan dan mengamati hasilnya berdasarkan hasil tersebut disusun persyaratan solusi Misalnya diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih dingin dari suhu ruang orang tetap memakai pendingin ruangan

Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu mengingatkan orang bahwa udara luar sudah lebih dingin dari udara dalam Ternyata dari beberapa alat bantu ada satu yang paling dapat diterima Dari temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di atas

43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya

Pada penelitian sosial masalah penelitian tema topik dan judul penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif Baik substansial maupun material kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan metodologis Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas tingkat variasi yang

51

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

kompleks namun berlokasi dipermukaan atau tidak mendalam Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan yang tak terbatas

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia Pada pendekatan ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks meneliti kata-kata laporan terinci dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi yang alami (creswell 1998) Sementara menurut Bogdan dan taylor (moleong 2007) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

Lebih lanjut penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen kunci Oleh karena itu peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya menganalisis dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas untuk mengetahui makna yang tersembunyi untuk memahami interaksi sosial untuk mengembangkan teori untuk memastikan kebenaran data dan meneliti sejarah perkembangan

Meurut Bungin (2007) penelitian kualitatif saat ini dikelompokkan menjadi lima jenis penelitian yaitu

1) Biografi

Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip

52

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

A biographical study is the study of an individual and hisher experiences as told to the researcher or found in documents and archival records(Creswell 1998)

Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point

moment yaitu pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi

atau mengubah hidup seseorang Peneliti menginterpretasi

subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri

Sedangkan teknik analisis data jenis Biografi dilakukan dengan

beberapa tahapan berikut ini

(1) Mengorganisir file pengalaman objektif tentang

hidup responden seperti tahap perjalanan hidup dan

pengalaman Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak

remaja dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis

atau seperti pengalaman pendidikan pernikahan dan

pekerjaan

(2) Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan

diberi kode

(3) Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara

kronologis

(4) Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji

makna kisah yang dipaparkan serta mencari epipani dari

kisah tersebut

(5) Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna

seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok budaya

ideologi dan konteks sejarah kemudian memberi

interpretasi pada pengalaman hidup individu

(6) Kemudian riwayat hidup responden di tulis dengan

berbentuk narasi yang berfokus pada proses dalam hidup

individu teori yang berhubungan dengan pengalaman

hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut

2) Fenomenologi

Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau

53

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji

A phenomenological study describes that meaning of the lived experiences

for several individuals about a concept or a phenomenon (Creswell

1998) As noted by Polkinghorne (1989) phenomenology explores the

structures of consciousness in human experiences

Menurut Creswell (1998) Pendekatan fenomenologi

menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai

ditemukan dasar tertentu Penundaan ini biasa disebut epoche

(jangka waktu) Konsep epoche adalah membedakan wilayah data

(subjek) dengan interpretasi peneliti Konsep epoche menjadi

pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan

awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang

dikatakan oleh responden Sedangkan teknik analisis data jenis

Fenomenologi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau

gambaran menyeluruh tentang fenomena pengalaman

yang telah dikumpulkan

(2) Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data

(3) Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama Selanjutnya pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami

54

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

penyimpangan)

(4) Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi

(5) Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan bagaimana fenomena itu terjadi)

(6) Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut

(7) Membuat laporan pengalaman setiap partisipan Setelah itu gabungan dari gambaran tersebut ditulis

3) Grounded theory

Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk sejumlah individu tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu

The intent of grounded theory is to generate or discover a theory ndash an

abstract analytical schema of a philosophy that relates to a particular

situation This situation could be one in which individuals interact take

actions or engage in a process in response to a phenomenon (Creswell

1998)

Situasi di mana individu saling berhubungan bertindak

atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap

suatu peristiwa Inti dari pendekatan grounded theory adalah

pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada

konteks peristiwa dipelajari Sedangkan teknik analisis data

jenis grounded theory dilakukan dengan beberapa tahapan

55

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

berikut ini

(1) Mengorganisir data (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Open coding peneliti membentuk kategori informasi

tentang peristiwa dipelajari (4) Axial coding peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa

menyelidiki kondisi-kondisi yang menyebabkannya mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi dan menggambarkan peristiwa tersebut

(5) Selective coding peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding

(6) Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial sejarah dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa

4) Etnografi

Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku kebiasaan dan cara hidup Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian

An ethnography is a description and interpretation of a cultural or social

group or system (Creswell 1998) In such a study the researcher examines

the grouprsquos observable and learned patterns of behavior customs and ways

of life (Harris 1968)

Sebagai proses etnografi melibatkan pengamatan yang

cukup panjang terhadap suatu kelompok dimana dalam

pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup

responden atau melalui wawancara satu per satu dengan

anggota kelompok tersebut Peneliti mempelajari arti atau makna

dari setiap perilaku bahasa dan interaksi dalam kelompok

Sedangkan teknik analisis data jenis Etnografi dilakukan dengan

56

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

beberapa tahapan berikut ini

(1) Mengorganisir file (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti (4) Menginterpretasi penemuan (5) Menyajikan presentasi baratif berupa tabel gambar atau

uraian

5) Studi kasus

Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi

Creswell (1998) defines a case study as an exploration of a ldquobounded

systemrdquo or a case (or multiple cases) over time through detailed in-

depth data collection involving multiple sources of information rich in

context Some consider ldquothe caserdquo as an object of study (eg Stake 1995)

while others consider it a methodology (eg Merriam 1998) According

to Creswell the bounded system is bounded by time and place and it is the

case being studied ndash a program an event an activity or individuals

Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat dan kasus

yang dipelajari berupa program peristiwa aktivitas atau

individu Sedangkan teknik analisis data jenis Studi Kasus

dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Mengorganisir informasi

(2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan

konteksnya (4) Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara

beberapa kategori (5) Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengem-

bangkan generalisasi natural dari kasus baik untuk penel- iti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain

(6) Menyajikan secara naratif

57

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya 441 Pendekatan Analisis Ekonomi

Sampai saat ini pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi atau penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu negara tanpa terkecuali di Indonesia Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama seperti berikut ini (1) Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2)Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3)Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4)Pemerataan kesejahteraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5)Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7)Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun dan (8)Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi

Sementara aspek aksiologi dari ilmu pariwisata adalah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri Kontribusi pariwisata untuk pembangunan ekonomi pada beberapa negara yang telah mengembangkan sektor pariwisata terbukti bahwa sektor pariwisata secara internasional berkontribusi nyata terhadap penciptaan peluang kerja penciptaan usaha-usaha terkait pariwisata seperti usaha akomodasi restoran klub taxi dan usaha kerajinan seni

58

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

souvenir seperti digambarkan pada gambar di bawah ini

WISATAWAN

Jasa Transportasi Hotel

Penginapan Restoran Bar

Cafe

Obyek Atraksi Wisata

Jasa Hiburan

Peralatan Hotel Laundry Bahan Habis

Pakai

Asuransi Perumahan

JasaIndustri lain yang tidak terkait secara langsung

Bagan 42 Dampak Kedatangan Wisatawan terhadap peluang usaha pariwisata pada sebuah Destinasi Pariwisata Sumber (Departemen Perdagangan Amerika Serikat 1978)

Lebih lanjut menurut UN-WTO pariwisata telah menjadi

industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang

konsisten dari tahun ke tahun Kontribusi pariwisata yang lebih

konkret bagi kesejahteraan manusia dapat dilihat dari implikasi-

implikasi pergerakan wisatawan seperti meningkatnya

kegiatan ekonomi pemahaman terhadap budaya yang berbeda

pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan manusia

Berdasarkan uraian di atas masih banyak anggapan bahwa

pariwisata hanya sebuah bagian dari spectrum pembangunan

ekonomi yang lebih cocok di pelajari dan dianalisis dengan

pendekatan analisis yang sudah lazim digunakan pada ilmu

ekonomi karena untuk mengukur posisi pariwisata sebagai

sebuah industry relative masih sangat sulit (Hara 20081)

442 Penelitian Kuantitatif pada industri pariwisata

Menurut (Bendesa 2010) metode kuantitatif merupakan alat analisis yang dapat membantu pelaku usaha dalam dunia bisnis termasuk bisnis pariwisata dalam pengambilan keputusan karena keputusan dalam dunia bisnis dapat dalam bentuk atau

59

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

berkaitan dengan antara lain optimasi estimasi identifikasi maupun eksplorasi masalah yang dihadapi Sedanghkan alat analisisnya lebih bersifat terapan sehingga metode kuantitatif lebih merupakan unifikasi antara alat dengan teori ekonomi dan manajemen

Sementara Hara (2008) menawarkan beberapa teknik analisis yang berhubungan dengan teknik analisis kuantitatif yaitu sering berkaitan dan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensia yang terdiri dari statistik non parametrik statistik parametrik ekonometrika persamaan tunggal dan si- multan dan model-model makro regional yaitu model Input- Output Leontief regional dan Interregional atau sekarang dikenal dengan istilah Tourism Satellite Account (TSA) model Social Ac- counting Matrix regional dan interegional (SAM) dan sebagain- ya Alat analisis yang popular digunakan untuk memecahkan masalah-masalah kuantitatif pariwisata diantaranya adalah

Gambar 43 Perbedaan antara penelitian kualitatif dengan

kuantatif

Sumber Hara (2008)

60

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[1] Input-Output Analysis

Heng dan Low (1990) menjelaskan bahwa pada tataran praktis Input-Output Analysis adalah alat analisis yang sangat baik untuk mengukur dampak pariwisata Input- output sebenarnya menangkap potret perekonomian suatu wilayah melalui aliran inter-industri pada periode waktu tertentu dengan menggunakan prinsip keseimbangan umum (General Equilibrium) artinya jika terjadi ketidakseimbangan atau keseimbangan di satu sektor akan berpengaruh terhadap ketidakseimbangan atau keseimbangan sektor lainnya

[2] Social Accounting Matrix Model

West (1993) berpendapat bahwa SAM atau social accounting matrix sangat tepat untuk memecahkan masalah pariwisata yang saling berhubungan dari waktu ke waktu Dia mengganggap bahwa analisis input-output dianggap belum mampu memecahkan persoalan dampak pariwisata karena hanya mengukur hubungan produser dengan produser dan tidak menyertakan perdagangan yang dilakukan oleh pemerintah dan sektor publik lainnya Sepintas Nampak bahwa SAM hanya sekedar perluasan alat analisis dari I-O namun sebenarnya tidak sesederhana itu

Menurut Hara (2008 116) menjelaskan bahwa SAM memang menyertakan model I-O namun SAM bukan sekedar perluasan dari I-O namun lebih daripada sekedar perluasan dimana SAM mampu memberikan gambaran yang lebih luas tentang analisis tingkat kesejahteraan sebuah Negara atau regional dan menyertakan institusi aktivitas produksi dan factor-faktor produksi

[3] Tourism Satellite Account

Tujuan dari TSA adalah untuk menganalisis secara rinci terhadap semua variabel permintaan barang dan jasa yang berkaitan dengan aktivitas wisatawan pada suatu destinasi

61

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

TSA juga untuk mengamati variabel lainnya seperti penyediaan sarana barang dan jasa yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi lainnya

Menurut (Tourism Economics Inc 2011) bahwa TSA telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis yang berstandar global untuk mengukur economic value dari pariwisata TSA sampai saat ini telah banyak diterapkan pada dunia penelitian untuk mengukur peranan pariwisata dalam perekonomian

Jadi pada prinsifnya TSA adalah alat analisis yang menganalisis terhadap variable-variabel permintaan dan penawaran pariwisata beserta dengan variable bisnis terkait langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas pariwisata dan kegiatan ekonomi di suatu destinasi (provinsi atau Negara) pariwisata dan telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis resmi untuk mengukur peran pariwisata dalam pembangunan ekonomi negara atau regional

[4] Social cost-benefit analysis

Archer dan Cooper (1994) berpendapat bahwa penelusuran tentang manfaat dan dampak pariwisata terhadap ekonomi harus menyertakan variabel sosial yang tidak pernah dihitung oleh fakar lainnya

Dan social cost-benefit analysis mestinya digunakan menurutnya untuk mengukur manfaat dan dampak pariwisata bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak sekedar menghitung dampak ekonomi hanya dengan mencari multiplier efeknya saja

Tabel 41 Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

No Kualitatif Kuantitatif

1 Data kualitatif (non numeric)

Data Kuantitatif (numeric)

2 Penelusuran Latar alamiah

Latar artifisial (khususnya penelitian eksperimentasi)

62

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

No Kualitatif Kuantitatif

3 Fokus pada Makna- makna

Fokus pada Perilaku

5 Pendekatan Induktif (hipotesis tidak tertulis)

Pendekatan Deduktif (hipotesis dinyatakan)

6 Identifikasi pola kultural Penelusuran hukum saintifik

7 Idealisme Realisme

8 Induksi analitik Induksi enumeratif

9 Ekstrapolasi (replikasi) Generalisasi

Perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan

aksioma proses penelitian dan karakteristik penelitiannya Tetapi secara seksama kedua metoda itu dapat digunakan bersama-sama dengan beberapa catatan sebagai berikut

[1] Metoda dapat digunakan bersamaan Satu objek tapi tujuan berbeda caranya adalah menggunakan metoda kualitatif sampai dengan menetapkan proposisi maupun hipotesis selanjutnya berdasarkan proposeshipotesis itu digunakan metoda kuantitatif untuk menguji hipotesis

[2] Kedua metode digunakan secara bergantian pada awal mengunakan metoda kualitatif sampai ditemukan hipotesis dan selanjutnya mengunakan metoda kuantitatif

[3] Kedua Metode tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda Tapi pada penelitian kuantitatif dapat digunakan teknik pengumpulan data (bukan metodenya) seperti penggunaan triangulasi pada penelitian kualitatif Misalnya pengumpulan data dengan kuestioner sehingga data yang diperoleh adalah data kuantitative Untuk menguji validitas data tersebut dilakukan wawancara mendalam (FGD) Bila berbeda hasilnya maka kedua pendekatan tersebut dapat digunakan triangulasi

[4] Bila peneliti mempunyai pengalaman yang cerdas maka

63

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

sesungguhnya kedua pendekatan tersebut digunakan bersama tidak ada masalah asalkan dalam proses penelitian penggunaan kedua pendekatan itu tidak bertentangan dengan tujuan penelitian

443 Penggabungan Kualitatif dan Kuantitaif

Jika data metode kuantitatif diperoleh melalui kuesioner dari responden dan semakin banyak responden semakin memiliki nilai keterwakilan tinggi berbeda dengan metode kualitatif diperoleh lewat wawancara subjek atau informan yang tidak menggunakan ukuran keterwakilan tetapi kedalaman masalah sehingga tidak relevan menanyakan berapa banyak subjek atau informan yang diperlukan dalam penelitian kualitatif

Begitu juga tentang posisi teori Jika pada penelitian kuantitatif teori untuk dibuktikan atau diverifikasi karena itu biasanya ada hipotesis maka pada metode kualitatif teori untuk dipakai sebagai piranti untuk memahami fenomena Jika ada hipotesis pada penelitian kualitatif maka hipotesis tersebut tidak untuk dibuktikan tetapi sebagai pintu masuk memahami permasalahan yang diteliti

Terkait dengan kriteria data juga ada pebedaan mencolok di antara kedua jenis metode penelitian tersebut Berikut paparannya

Tabel 42 Perbedaan Kriteria Penelitian Kualitatif dan

Kuantitatif

Kuantitatif Kualitatif

Validitas Kredibelitas

Reliabilitas Dependabilitas

Objektivitas Konformabilitas

Generalabilitas Transferabilitas

64

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Jika pada penelitian kuantitatif data harus memenuhi

syaratvaliditasreliabilitasobjektivitasdangeneralabilitasmaka pada metode kualitatif data harus memenuhi syarat kredibelitas dependabilitas konformabilitas dan transferabilitas

Sebagai disiplin ilmu metodologi penelitian juga terus mengalami perkembangan Para ahli terus saja mencari cara untuk menutupi kekurangan masing-masing metode Hasilnya diperoleh paradigma metode campuran (mixed method) Secara operasional metode ini mencoba mengkualitatifkan hasil kuantitatif dan mengkuantitatifkan hasil kualitatif

Misalnya hasil penelitian kuantitatif yang berakhir dengan generalisasi atau adanya hubungan antar-variabel yang berupa angka maka angka itu dicoba dikualitatifkan dengan mengajukan pertanyaan baru Sebaliknya penelitian kualitatif yang berakhir dengan kesimpulan berupa narasi atau tesis diteruskan dengan mencoba mencari hubungan antar-variabel dengan mengajukan pertanyaan baru

Jika demikian halnya maka metode campuran hakikatnya adalah dua jenis penelitian yang satu dilakukan sebelum atau sesudah yang lain dalam satu proyek kegiatan Tetapi peneliti yang akan melakukannya harus bersiap-siap untuk lebih berlama-lama lagi berurusan dengan data teori dan model analisis yang tentu akan menggunakan model keduanya

65

S

BAB V

PERUMUSAN PERMASALAHAN PENELITIAN

etelah peneliti menentukan bidang penelitian yang

diminatinya kegiatan berikutnya adalah menemukan

permasalahan Penemuan permasalahan merupakan salah

satu tahap yang terpenting dalam penelitian Penelitian akan

lebih sulit bila permasalahan tidak ditemukan maka penelitian

tidak perlu dilakukan Pentingnya penemuan permasalahan

juga dinyatakan oleh ungkapan ldquoBerhasilnya perumusan

permasalahan merupakan setengah dari pekerjaan penelitianrdquo

Penemuan permasalahan juga merupakan tes bagi suatu

bidang ilmu seperti diungkapkan oleh Mario Bunge (dalam

Buckley et al 1976 14) dengan pernyataan ldquoKriteria terbaik

untuk menjajagi apakah suatu disiplin ilmu masih hidup atau

tidak adalah dengan memastikan apakah bidang ilmu tersebut

masih mampu menghasilkan permasalahan Tidak satupun

permasalahan akan tercetus dari bidang ilmu yang sudah matirdquo

Permasalahan yang ditemukan selanjutnya perlu dirumuskan

ke dalam suatu pernyataan atau problem statement

51 Penemuan Permasalahan

Kegiatan untuk menemukan permasalahan biasanya didukung oleh survei ke perpustakaan untuk menjajagi perkembangan pengetahuan dalam bidang yang akan diteliti terutama yang diduga mengandung permasalahan Perlu dimengerti dalam hal ini bahwa publikasi berbentuk buku bukanlah informasi yang terbaru karena penerbitan buku merupakan proses yang memakan waktu cukup lama sehingga

66

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

buku yang terbit misalnya hari ini munkin ditulis sekitar satu atau dua tahun yang lalu

Perkembangan pengetahuan terakhir biasanya dipublikasikan sebagai artikel dalam majalah ilmiah sehingga suatu usulan penelitian sebaiknya banyak mengandung bahasan tentang artikel-artikel terbaru dari majalah-majalah atau jurnal ilmiah bidang yang diteliti Kegiatan penemuan permasalahan seperti telah disinggung di atas didukung oleh survei ke perpustakaan untuk mengenali perkembangan bidang yang diteliti Pengenalan ini akan menjadi bahan utama deskripsi berupa latar belakang permasalahan dalam usulan penelitian

Permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan antara fakta dengan harapan antara tren perkembangan dengan keinginan pengembangan antara kenyataan dengan ide Sutrisno Hadi (1986 3) mengidentifikasikan permasalahan sebagai perwujudan dari ketiadaan kelangkaan ketimpangan ketertinggalan kejanggalan ketidakserasian kemerosotan dan semacamnya Seorang peneliti yang berpengalaman akan mudah menemukan permasalahan dari bidang yang ditekuninya dan seringkali peneliti tersebut menemukan permasalahan secara naluriah yang tidak dapat dijelaskan bagaimana cara menemukannya

Cara-cara menemukan permasalahan ini telah diamati oleh Buckley et al (1976) yang menjelaskan bahwa penemuan permasalahan dapat dilakukan secara formal maupun informal Cara formal melibatkkan prosedur yang menuruti metodologi tertentu sedangkan cara informal bersifat subjektif dan tidak rutin Dengan demikian cara formal lebih baik kualitasnya dibanding cara informal Bukley et al (197616-27) menjelaskan cara-cara penemuan permasalahan baik formal maupun informal sebagai diuraikan di bagian berikut ini Setelah permasalahan ditemukan kemudian perlu dilakukan pengecekan atau evaluasi terhadap permasalahan tersebut sebelum dilakukan perumusan permasalahan

67

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan

Cara-cara formal menurut metodologi penelitian dalam rangka menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini 1) Rekomendasi suatu riset Biasanya suatu laporan penelitian

pada bab terakhir memuat kesimpulan dan saran Saran atau rekomendasi umumnya menunjukan kemungkinan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan dengan kesimpulan yang dihasilkan Saran ini dapat dikaji sebagai arah untuk menemukan permasalahan

2) Analogi adalah suatu cara penemuan permasalahan dengan cara mengambil pengetahuan dari bidang ilmu lain dan menerapkannya ke bidang yang diteliti Dalam hal ini dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut haruslah sesuai dalam tiap hal-hal yang penting Misal permasalahan yang ditemukan dengan cara analogi ini misalnya apakah proses perancangan perangkat lunak komputer dapat diterapkan pada proses perancangan arsitektural

3) Renovasi Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang tidak cocok lagi dari suatu teori Tujuan cara ini adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kemantapan suatu teori Misal suatu teori menyatakan ada korelasi yang signifikan antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dapat direnovasi menjadi permasalahan seberapa korelasi antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dengan tingkat pendidikan penghuni yang berbeda Dalam contoh di atas kondisi yang umum diganti dengan kondisi tingkat pendidikan yang berbeda

4) Dialektik dalam hal ini berarti tandingan atau sanggahan Dengan cara dialektik peneliti dapat mengusulkan untuk menghasilkan suatu teori yang merupakan tandingan atau

68

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

sanggahan terhadap teori yang sudah ada

5) Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan dengan membuat tren (trend) suatu teori atau tren permasalahan yang dihadapi

6) Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan- kemungkinan kombinasi yang terkandung dalam suatu permasalahan yang rumit atau kompleks

7) Dekomposisi merupakan cara penjabaran atau pemerincian suatu pemasalahan ke dalam komponen-komponennya

8) Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi Dengan cara agregasi peneliti dapat mengambil hasil-hasil peneliti atau teori dari beberapa bidang penelitian dan mengumpulkannya untuk membentuk suatu permasalah yang lebih rumit dan kompleks

53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan

Cara-cara informal atau subyektif dalam rangka menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif- alternatif berikut ini 1) Konjektur Seringkali permasalahan dapat ditemukan secara

konjektur atau naluriah tanpa dasar-dasar yang jelas Bila kemudian dasar-dasar atau latar belakang permasalahan dapat dijelaskan maka penelitian dapat diteruskan secara alamiah Perlu dimengerti bahwa naluri merupakan fakta apresiasi individu terhadap lingkungannya Naluri menurut Buckley et al (197619) merupakan alat yang berguna dalam proses penemuan permasalahan

2) Fenomenologi Banyak permasalahan baru dapat ditemukan

berkaitan dengan fenomena kejadian perkembangan

yang dapat diamati Misalnya fenomena pemakaian

komputer sebagai alat bantu analisis dapat dikaitkan untuk

mencetuskan permasalahan misalnya seperti apakah pola

dasar pendayagunaan komputer dalam proses perancangan

arsitektural

69

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

3) Konsensus juga merupakan sumber untuk mencetuskan

permasalahan Misalnya terdapat konsensus bahwa kemiskinan bukan lagi masalah bagi Indonesia tapi kualitas lingkungan yang merupakan masalah yang perlu ditanggulangi

4) Pengalaman Tidak perlu diragukan lagi pengalaman

merupakan sumber bagi permasalahan Pengalaman

kegagalan akan mendorong dicetuskannya permasalahan

untuk menemukan penyebab kegagalan tersebut

Pengalaman keberhasilan juga akan mendorong studi

perumusan sebab-sebab keberhasilan

70

71

S

BAB VI

SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN

kala pengukuran merupakan aturan-aturan yang diperlukan

untuk mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu

variabel Dalam statistik data merupakan karakteristik simbol

atau angka dari sebuah variabel yang diukur Pengukuran

hanya dilakukan terhadap variabel yang dapat didefinisikan

seperti minat kinerja ataupun sikap Agar hasil penelitian tidak

memberikan interpretasi yang berbeda maka definisi operasional

terhadap variabel yang diteliti perlu dijelaskan terlebih dahulu

Dalam melakukan operasi pada statistik perbedaan data dan

tujuan dari data yang tersaji tidak bisa dilakukan dalam dalam

model skala pengukuran yang sama Steven (dalam Tahir (2011

48) membagi skala pengukuran penelitian sosial menjadi empat

kategori yaitu skala nominal skala ordinal skala interval dan

skala rasio

Dalam penelitian sosial hal yang penting adalah

membuat inform concern yang menyatakan bahwa penelitian

yang sedang dilakukan sangat memerluan bantuan para

responden untuk mengisinya demi sebuah program besar yang

bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan atau perbaikan

kinerja sebuah pelayanan jasa khususnya pariwisata

72

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Gambar 61 Contoh inform concern

61 Skala Nominal

Skala nominal merupakan skala paling sederhana dari empat skala yang ada Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori kelas atau klasifikasi Skala nominal ini hanya mempunyai fungsi yang terbatas yaitu mengidentifikasi dan membedakan Sebagai contoh jenis kelamin merupakan contoh skala nominal yang menandai seseorang yakni laki-laki atau perempuan Hasil skala nominal pada uji statistika bisa untuk

mencari modus dan distribusi frekuensi saja

Would you like to help us you can fill it out online below

73

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Gambar 62 Contoh Pertanyaan Nominal

62 Skala Ordinal

Skala ordinal memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek sesuai dengan banyak atau kuantitas dari karakteristik yang dimilikinya Pada skala ordinal dimungkinkan untuk melakukan penghitungan (kuantifikasi) variabel-variabel yang diuji sehingga dapat memberikan informasi yang lebih substansial dibandingkan dengan skala nominal

Hasil pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat tetapi tidak mengukur jarak antar peringkat Dalam skala ordinal peringkat yang ada tidak memiliki satuan ukur Misalnya status sosial (tinggi rendah sedang) hasil pengukuran yang mengelompokkan masyarakat-masyarakat masuk pada status sosial tinggi rendah atau sedang Kita hanya dapat mengetahui tingkatannya tetapi perbedaan antar status sosial (tinggi-rendah rendah-sedang tinggi-sedang) belum tentu sama

Contoh pertanyaan yang menggunakan skala ordinal misalnya tingkat preferensi jabatan manajemen jenjang karier Uji statistik yang sesuai dengan skala ordinal adalah modus median distribusi frekuensi dan statistik non parametrik seperti rank order correlation

74

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Gambar 63 Contoh Pertanyaan Ordinal

63 Skala Interval

Skala interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan dengan skala nominal atau ordinal Skala interval juga memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek seperti halnya skala ordinal namun dengan unit yang sama

Selanjutnya skala ini tidak mempunyai nilai nol mutlak sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya skor dari rasio tertentu Pada skala pengukuran interval rasio antara dua interval sembarang tidak tergantung pada nilai nol dan unit pengukuran

Gambar 64 Contoh Pertanyaan Interval

75

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

64 Skala Rasio

Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat yaitu memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa dibedakan diurutkan mempunyai jarak tertentu dan bisa dibandingkan (paling lengkap mencakup semuanya dibanding

skala-skala dibawahnya)

[1]

[2]

[3]

How long have you been on holiday in Bali

How much money have you spent during your vacation in Bali

How much money have you spent on renting a hotel room

Gambar 65 Contoh Pertanyaan Interval

Dari keempat data di atas akan diperoleh data nominal ordinal

interval dan ratio Adapun berbagai skala sikap yang dapat

digunakan untuk penelitian pariwisata antara lain adalah

[1] Skala likert

Skala Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena pariwisata Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain

76

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Gambar 66 Contoh Pertanyaan Skala Likert

[2] Semantic defferensial

Skala pengukuran yang berbentuk Semantic defferensial dikembangkan oleh Osgood Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban ldquosangat positifnyardquo terletak di bagian kanan garis dan jawaban yang ldquosangat negatifrdquo terletak di bagian kiri garis atau

sebaliknya

How do you think about the guide service today

friendly 5 4 3 2 1 unfriendly

patient 5 4 3 2 1 impatient

knowledgeable 5 4 3 2 1 less knowledgeable

helpful 5 4 3 2 1 less helpfulness

competent 5 4 3 2 1 less competent

Gambar 67 Contoh Pertanyaan Skala Semantic defferensial

77

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Responden yang memberi penilaian dengan angka 5 berarti persepsi responden terhadap Tour Guide itu sangat positif sedang bila memberi jawaban pada angka 3 berarti netral dan memberi jawaban pada angka 1 maka persepsi responden terhadap Tour Guide sangat negatif

65 Validitas

Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Misalnya skala nominal yang bersifat non-parametrik digunakan untuk mengukur variabel nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik Ada 3 (tiga) tipe validitas pengukuran yang harus diketahui yaitu

[1] Validitas Isi (Content Validity)

Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti Suatu domain konsep tertentu tidak dapat begitu saja dihitung semua dimensinya karena domain tersebut kadang mempunyai atribut yang banyak atau bersifat multidimensional Berhubungan dengan validitas isi pertanyaan berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata

[2] Validitas Kosntruk (Construct Validity)

Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur Dua aspek pokok dalam validitas konstruk adalah secara alamiah bersifat teoritis dan statistik Berhubungan dengan validitas konstruk pertanyaan berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik

78

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[3] Validitas Kriteria (Criterion Validity)

Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu memprediksi suatu variable yang dirancang sebagai kriteria Berhubungan dengan validitas kriteria pertanyaan berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah valid secara statistik

Gambar 68 Contoh Hasil Uji Validitas

66 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya Berhubungan dengan reliabilitas pertanyaan berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah reliabel secara statistik

79

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Gambar 69 Contoh Hasil Uji Reliabilitas

80

81

S

BAB VII

TEKNIK SAMPLING

71 Sampel

ampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat- sifat yang sama dari obyek yang merupakan sumber

data (Sukadarrumidi 200650) Sampel diambil dalam penelitian sebagai pertimbangan efisiensi dan mengarah pada sentralisasi permasalahan dengan memfokuskan pada sebagian dari populasinya Sebagai perbandingan seorang mencari informasi dari 100 orang akan memperoleh hasil yang lebih detail dibandingkan dengan informasi dari 1000 orang responden Dalam penelitian pengambilan sampel yang tepat merupakan langkah awal dari keberhasilan penelitian karena dengan pemilihan sampel yang dilakukan dengan benar akan menghasilkan temuan-temuan yang memenuhi sasaran

Pada prinsipnya tidak ada aturan yang eksak untuk menentukan persentase yang dianggap tepat dalam menentukan sampel namun secara logik dengan mengambil sampel yang lebih banyak akan menghasilkan yang lebih baik dibandingkan dengan yang kurang Beberapa hal yang harus diketahui sehubungan dengan sampel adalah

1) Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel

a) Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi Apabila populasi dicirikan oleh warna dimensi dan kekerasan bahan maka sampelnya juga harus dicirikan oleh hal yang sama

b) Mewakili dari populasi Apabila dari sejumlah anggota populasi sesudah dipertimbangkan cukup diambil sebuah sampel maka hasil pengujian sampel tersebut

82

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

akan mewakili seluruh anggota populasinya

c) Dapat dipergunakan untuk mengeneralisasi hasil analisis Berkaitan dengan keterangan di atas maka hasilnya akan berlaku untuk seluruh anggota populasi

2) Tujuan pengambilan sampel

a) Untuk mereduksi jumlah obyek yang akan diteliti hal ini akan lebih bermanfaat apabila cara pengujian obyek dilakukan hingga rusak

b) Dengan membatasi jumlah populasi atau wilayah populasi untuk membuat generalisasi hasil analisis

c) Berusaha untuk mempersingkat waktu memperkecil dana dan tenaga peneliti

3) Tahapan menentukan sampel

Tahapan ini perlu dicermati dengan seksama karena pengambilan sampel yang keliru mengakibatkan hasil penelitian akan bias dan tidak valid Tahapan tersebut adalah a) Tentukan jumlah populasi terlebih dahulu kemudian

menentukan sampelnya b) Batasi luasnya dengan menegaskan karakteristik

populasi teoritis dengan cara melakukan identitas dan inventarisasi terhadap sifat-sifat populasi sebagai ruang lingkup dalam usaha melakukan generalisasi

Keuntungan penggunaan sampling

a) Biaya lebih murah b) Waktu lebih pendek c) Tenaga yang dierlukan lebih sedikit

Dengan teknik sampling yang baik akan diperoleh hasil yang

lebih baik atau tepat daripada penelitian terhadap populasi

karena

83

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

a)adanya tenaga-tenaga ahli b) penyelidikan dilakukan lebih teliti c) kesalahan yang mungkin diperbuat lebih sedikit

72 Cara Pengambilan Sampel

Ada dua macam cara pengambilan sampel yakni secara random (random sampling probability sampling method) dan non random (non random sampling non probability sampling)

Gambar 71 Teknik Sampling

1) Probability Samples

Probability Samples adalah teknik sampling yang

memberikan kemungkinan yang sama paa setiap individu

untuk dipilih sebagai sampel

a) Simple Random

Setiap individu atau item dari target memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih Seleksi dilakukan dengan penggantian atau tanpa penggantian Pemilihan sampel dapat menggunakan tabel nomor acak untuk mendapatkan sampelnya

84

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

b) Systematic

Dalam sistematic random sampling dipersiapkan terlebih dahulu daftar nama-nama subyek yang akan dipilih untuk sampel Pemilihannya dilakukan dengan menggunakan kelipatan yang ditentukan berdasarkan hasil pembagian jumlah populasi dengan jumlah sampelnya (jumlah populasi dibagi jumlah sampel) Biasanya untuk sampel yang pertama telah ditentukan terlebih dahulu secara random atau dengan cara lain yaitu dilakukan pembagian secara proporsional dengan membagi berdasarkan kelompok tertentu dan masing-masing kelompok diambil persentasenya yang seimbang sehingga dengan jumlah perbandingan yang seimbang antara jumlah kelompok dalam populasinya dengan besarnya sampel yang diambil pada masing- masing kelompok tersebut

c) Stratified

Sebelum diambil sebagai sampel populasi dibagi- bagi menjadi sub-sub populasi yang disebut strata lapisan atau kelompok yang lebih kecil Dilakukan karena populasi heterogen sehingga dengan mengelompkkan menjadi beberapa strata diharapkan tiap startum menjadi relatif homogen Misalnya untuk memperkirakan tingkat penjualan hotel berbintang dan non bintang di Bali Dengan pengklasifikasian hotel atas hotel bintang 5 bintang 4 bintang 3 hotel melati 1 melati 2 melati 3 villa dan seterusnya akan memudahkan hasil yang diperoleh Stratified Random Sampling sangat tepat digunakan kalau elemen-elemen yang diselidiki mempunyai nilai-nilai karakterstik yang heterogen (bervariasi)

85

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Misal Dalam sistem penggajian pegawai hotel diketahui

penghasilannya sebagai berikut

I = 40 berpenghasilan rendah

II = 50 berpenghasilan sedang III = 10 berpenghasilan tinggi

Jika sampel yang akan dipakai 100 orang maka

pembagiannya untuk strata

I II III

= sebanyak 40 X 100 orang = sebanyak 50 X 100 orang = sebanyak 10 X 100 orang

= = =

40 orang 50 orang 10 orang

d) Cluster Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pemilihan mengacu pada kelompok bukan pada individu Cara ini baik sekali dilakukan apabila tidak terdapat atau sulit menentukan dan menemukan kerangka sampel meski dapat juga dilakukan pada populasi yang kerangka sampel sudah ada Misalnya Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung ingin mengetahui bagaimana Sikap para karyawan hotel terhadap Kebijakan Sistem Upah Minimal Kabupaten Badung besar sampel adalah 300 orang kemudian ditentukan Cluster misal Hotel berbintang sebanyak 6 hotel dengan rata-rata jumlah karyawan 50 orang maka jumlah cluster yang diambil adalah 300 50 = 6 kemudian dipilih secara acak enam Hotel dan dari enam hotel tersebut dipilih secara acak 50 orang karyawan sebagai anggota sampel Pengambilan sampel dengan cara yang sudah disebutkan di atas umumnya dilakukan pada populasi yang bersifat terbatas sementara itu untuk populasi yang jumlah dan identitas anggota populasi tidak diketahui pengambilan

86

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

sampel biasanya dilakukan secara tak acak atau Non random Sampling

2) Non Probability

Tidak semua individu atau elemen dalam populasi mendapat peluang atau kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel Jadi teknik Non Probability bersifat subyektif bergantung kepda selera peneliti yang akan mengambil sampel MIsalnya pada incidental sampling yang diambil hanya individu-individu yang kebetulan dijumpai seperti orang-orang di pinggir jalan mahasiswa yang sedang masuk warung untuk mengetahui besar pengeluaran mereka sebulan Generalisasi yang dibuat sudah tentu tidak memberikan taraf keyakinan yang tinggi kecuali jika populasinya homogen

a) Judgement

Judgement sampling adalah sampling berdasarkan pendapat atau pertimbangan-pertimbangan tertentu tanpa mempertimbangkan subyek-subyek yang diambil sebagai sampel itu mewakili populasi sub populasi atau tidak bukan sebuah persoalan Keuntungan teknik ini ialah bahwa melaksanakannya lebih mudah murah dan cepat Hasilnya berupa kesan-kesan umum yang masih kasar yang tak dapat dipandang sebagai generalisasi umum Dalam sampel dapat dengan sengaja kita masukkan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri yang kita inginkan Kelemahannya ialah kecenderungan memiih orang yang mudah didekati bahkan yang dekat pada kita yang mungkin ada biasnya dan memiliki ciri yang tidak dimiliki populasi dalam keseluruhannya

b) Quota

Sampling kuota adalah teknik memilih sampel yang

87

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

mempunyai cirri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan Jumlah subyek yang akan diselidiki ditetapkan lebih dahulu Jika kuota telah ditentukan mulailah peneyelidikan dan tentang siapa yang akan dijadikan responden terserah kepada team pengumpul data Misalnya Untuk responden wisatawan mancanegara ditetapkan kuota sebagai berikut

10 orang warganegara Inggris 15 orang warganegara Australia 20 orang warganegara Jepang

c) Chunk

Sampel chuck biasanya hanya merujuk pada kelompok yang kebetulan tersedia saat dibutuhkan Misalnya peneliti mewawancarai lima orang di jalan tentang beberapa topik yang sedang menjadi hot issues yang mungkin tidak mewakili seluruh populasi dan bahkan tidak mewakili siapapun yang berada di jalanan di mana wawancara itu dilakukan

73 Penentuan Jumlah Sampel

1) Rumus Slovin (Jika Jumlah Populasi diketahui)

Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya Sebaliknya sampel yang terlalu besar dapat mengakibatkan pemborosan biaya penelitian

Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al 1960182) sebagai berikut

88

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

dimana n jumlah sampel N jumlah populasi e batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Untuk menggunakan rumus ini pertama ditentukan berapa batas

toleransi kesalahan Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan

dengan persentase Semakin kecil toleransi kesalahan maka

semakin akurat sampel menggambarkan populasi Misalnya

penelitian dengan batas kesalahan 5 berarti memiliki tingkat

akurasi 95 Penelitian dengan batas kesalahan 10 memiliki

tingkat akurasi 90 Dengan jumlah populasi yang sama

semakin kecil toleransi kesalahan semakin besar jumlah sampel

yang dibutuhkan

Contoh

Sebuah hotel berbintang di Bali memiliki 1000 karyawan dan akan dilakukan survei dengan mengambil sampel Berapa sampel yang dibutuhkan apabila batas toleransi kesalahan 5

Dengan menggunakan rumus Slovin

n = N ( 1 + N esup2 ) = 1000 (1 + 1000 x 005sup2) = 28571 dibulatkan menjadi 286 dengan demikian jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 286 karyawan

2) Berdasarkan Jumlah Indikator (Jika Jumlah tidak

diketahui)

Jika jumlah populasi tidak diketahui jumlah responden

penelitian dapat ditentukan dengan merujuk pada persyaratan

jumlah sampel minimal pada analisis tertentu seperti Analisis

SEM-AMOS yaitu antara 100 hingga 200 sampel Jumlah

sampel sebesar 400 orang tersebut telah dianggap cukup

memadai dan disarankan menggunakan teknik ML (maksimum

likehood) atau GLS (generelaized least squares) Begitu juga halnya

dengan analisis faktor besarnya jumlah sampel tergantung

89

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

pada jumlah indikator yang minimalkan dikalikan 5 kalinya Misalnya seorang peneliti menentukan 20 indikator penelitian maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 20 x 5 = 100 orang (Ferdinand 200248)

90

91

T

BAB VIII

PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS PENELITIAN

81 Teknik Analisis Data

eknik analisis data secara umum dibagi atas dua yaitu Teknik Analisis Data Kualitatif dan Teknik Analisis Data

Kuantitatif

1) Teknik analisis data kualitatif

a) Proses mengatur urutan data mengorganisasiknnya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Patton 1980 Moleong 2000)

b) Proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (anggapan) seperti yang disarankn oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu (Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000)

c) Proses mengorganisasikn dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankn oleh data

d) Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif yatu sesudah meninggalkan lapangan

e) Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin dan bahkan membeku atau malah menjadi kadaluarsa

f) Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha

92

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti

g) Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau utk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan

2) Teknik analisis data kuantitatif a) Proses analasis data kuantitatif dimulai dengan menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber (wawancara pengamatan dokumen resmi gambar foto dan sebagainya) mereduksi data dengan cara membuat abstraksi (rangkuman inti) menyusun dalam satuan- satuan dikategorisasi koding mengadakn pemeriksanaan keabsahan data dan menafsirkn data menjadi suatu teori substantif dg menggunakan beberapa metode tertentu

b) Proses analisis data kuantitatif secara garis besar dapat dibagi ke dalam beberapa tahap yaitu editing coding frekuensi tabulasi dan analisis data

(1) Editing adalah memeriksa kembali seluruh berkas data apakah terdapat kekeliruan dalam pengisian kepalsuan dan sejenisnya Pada umumnya editing itu dilakukan terhadap pengumpulan data melalui kuesioner yang disusun secara terstruktur dan diisi lewat wawancara formal Editing dapat dilaksanakn semasih di lapangan atau di lokasi penelitian atau dapat dilakukan setelah kembali dari lapangan atau lokasi Melalui pelaksanaan editing yang cermat dan hati- hati diharapkn data yang berhasil dikumpulkan meningkat mutunya sehingga hasil temuan meningkat kualitasnya Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa kembali berkas data antara lain Dipenuhi tidaknya ketentuan-ketentuan yang

telah ditetapkn dalam penarikan sampel

Nama dan kelengkapan identitas pengisi Kelengkapan isi jawaban

93

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Kejelasan makna jawaban dan

relevansi jawabannya

Konsistensi jawaban satu sama lainnya

Kekeliruan pekerja lapangan di

dalam menjelaskn kuesioner kepada responden

Tingkat kekeliruan di dalam memilih

responden dan kepalsuan isi jawaban

Bagan 81 Skhema Teknik Analisis Data

Deskriptif Kualitatif

(Mengatur Mengurutkn Mengelompokkn Memberi Kode

Mengkategorikan mengartikan dan Menginterpretasikan

atau Menafsirkan)

Teknik

Analisis Data KUALITATIF

Analisis SWOT

P H A

Tabel (Silang

Frekuensi) Grafik Diagram Batang dan Diagram Lingkaran

Teknik Analisis

Data

Teknik Analisis Data KUANTITATIF

Statistik

Deskriptif

Rata-rata Hitung

Median dan Modus

Varian dan Standard

Deviasi

Ekonometrika

1 Model Simultan 2 Model Sederhana

lainnya

Uji-t Uji Z

Model Optimasi (Operation Research)

1 Linear Program

2 Non Linear Programming

3 Integer Programming

4 Gooal Programmning

5 Dynamic Programming

7 Teori Antrean

8 Teori Pengambilan Keputusan

9 Teori Permainan

10 Simulasi

Model Makro Regional

1 Model Input-Output Leontief

Regional dan Interregional

2 Model SAM Regional dan

Interregional CGE

3 Location Quotion (LQ)

4 Teori Basis Export

Parametrik

Statistik Inferensia

Induktif

Non Parametrik

Uji Korelasi

One dan Two Way Anova

Regresi Sederhana dan Ganda

Multivariat

Cluster DIscriminant dan Factor Analysis Priciple Component Analysis Path analysis

SEM

Policy Analysis Matrix (PAM) Chisquare Wilcoxon Test Korelasi Rank

Sign Test

Cochran Test

Sumber Antara 2010

94

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

(2) Coding adalah proses kegiatan pemberian tanda atau simbul

atau kode setiap data yang termasuk dalam kategori yang sama Kode atau tanda tersebut bisa dalam bentuk huruf atau angka

(3) Menghitung frekuensi adalah menghitung jumlah jawaban masing-masing kategori

(4) Tabulasi data adalah menyusun data dalam bentuk tabel- tabel untuk setiap variable Cara melakukan tabulasi dapat dibedakan dua cara (a) tabulasi tunggalsederhana (simple tabulation) adalah tabulasi yang disusun dalam bentuk tabel satu kolom tunggal secara vertikal dan (b) tabulasi silang (cross tabulation) adalah setiap kesatuan data yang berhasil dikumpulkan dipecah lebih lanjut menjadi dua atau lebih sub-kesatuan

(5) Analisis data adalah menganalisis data yang telah diekstrak dari tabel-tabel menggunakan alat statistik baik statistik deskriptif maupun statistik inferensia (parametrik atau non paramterik)

(6) Pembahasan adalah memberikan interpretasi atau penafsiran atau arti terhadap hasil analisis data apakah hipotesis ditolak atau diterima dan mengkaitkannya dengan temuan- temuan peneliti lain Jika ditolak harus ditelusiri mengapa ditolak dan kemungkinan ini merupakan temuan baru sedang teori lama mungkin sudah tak berlaku lagi (kegiatan ini tidak termasuk dalam analisis data)

Teknik analisis data kuantitatif secara umum dibagi dua yaitu

(1) statistik deskriptif dan ini ada beberapa macam teknik

analisis seperti Tabel-tabel rata-Rata Modus Median Varian

Standar Deviasi dan lainnya dan (2) statistik inferensiainduktif

Inipun secara umu dibagi menjadi dua macam yaitu statistik

non parametrik dan statistik parametrik (lihat Gambar Skhema

Teknik Analisis Data)

95

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

82 Statistik Deskriptif

[1] Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsi atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau menjeneralisasi

[2] Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya

[3] Bila penelitian dilakukan pada sampel analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif ataupun inferensia

[4] Statistik deskriptif dapat digunakan bila penelitian hanya ingin mendeskripsikn data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil Namun bila ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensia

83 Statistik Inferensia

(Statistik InduktifStatistik Probabilitas) a) Statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel

dan hasilnya diberlakukan untuk menjeneralisasi populasi Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel yang diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel juga benar serta dilakukan secara random

b) Statistik ini disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkn data sampel yang kebenarannya bersifat peluang (probabilitas) kesalahan keberanan dinyatakan dalam persentase Bila taraf peluang kesalahan 5 berarti taraf kebenarankepercayaan 95 dan sebagainya dan ini lazim disebut taraf signifikansi Artinya fenomena itu berlaku benar 95 dari 100 sampel yang diambil dari populasi

96

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tabel 81 Perbedaan Statistik Parametrik dan Non

Parametrik

Statitik Parametrik Statistik Non Parametrik

1 Parameter populasi me- nyebar normal

1 Parameter populasi meng- abaikan sebaran

2 Data berasal dari nilai-ni- lai pengamatan nyata yang bersifat angka (rasio) atau paling tidak dalam skala interval

2 Data berasal dari nilai-nilai yang tidak bersifat nyata atau data nominal atau ordi- nal (order=tingkatan=skala)

3 Umumnya sifat data kuantitatif atau dapat di- jumlahkan dikurangkan dikalikan atau dibagi

3 Umumnya sifat data kualitatif tetapi kemudian dikuantifikasi dengan cara menskor atau kategori

4 memusatkan perhatian pada perbedaan nilai ten- gah (mean)

4 Memusatkan perhatian pada perbedaan median

5 Sampel atau cuplikan relatif besar agar cenderung me- nyebar normal (gt 30 unit)

5 Dapat digunakan dalam sampel (cuplikan) kecil (lt 30 unit)

97

U

BAB IX

ANALISIS SWOT DESKRIPTIF KUALITATIF UNTUK PARIWISATA

91 Analisis S-W-O-T

mumnya analisis ini digunakan dalam penelitian kualitatif yang berorientasi pada pemaknaan terhadap

suatu objek penelitian dan peneliti sekaligus sbg instrumen penelitian Metode yang digunakan pada analisis ini adalah deskriptif kualitatif dan interpretatif Analisis berupaya untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan data agar diperoleh pemahaman tentang data sesuai dengan tujuan penelitian Berdasarkan analisis kualitatif sejak observasi data telah dianalisis atau ditafsirkan oleh peneliti

Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis kualitatif identifikasi kategorisasi atau klasifikasi dan sekaligus analisis terhadap berbagai informasi yang diperoleh dari lapangan dan senantiasa mendasarkan pada kajian pustaka dan kajian teori yang telah dilakukan sebelumnya Di samping itu juga dilakukan interpretasi data dengan cermat dan mendalam yakni penafsiran yang menggunakan pengetahuan ide-ide dan konsep yang ada pada masyarakat di tempat penelitian

Analisis data kualitatif adalah proses mengatur urutan data mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar Selanjutnya memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Moleong 2000) Analisis data kualitatif adalah proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis

98

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

itu (Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) Analisis data kualitatif adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif yaitu sesudah meninggalkan lapangan Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin bahkan membeku atau malah menjadi kadaluarsa Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan

Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai faktor secara strategis berdasarkan intuisi (pemahaman dan pengetahuan) ekspert terhadap suatu objek

Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) Analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan serta lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan atau dianggap perusahaan

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal berupa peluang dan ancaman dengan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan sehingga hasil analisisnya dapat diambil suatu keputusan strategi bagi perusahaan atau dianggap perusahaan

Proses pembuatan analisis SWOT dapat dilakukan melalui empat tahap penentuan strategi dibangun untuk suatu perusahaan melalui matrik SWOT Tahapan yang dimaksud

99

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

adalah

[1] Buat daftar peluang eksternal perusahaan (atau objek wisata)

[2] Buat daftar ancaman eksternal perusahaan (atau objek wisata)

[3] Buat daftar kekuatan internal perusahaan (atau objek wisata)

[4] Buat daftar kelemahan internal perusahaan (atau objek wisata)

Berdasarkan point 1-4 akan dapat dirumuskan strategi

umum (Grand Strategy) melalui matriks IFAS dan EFAS dan

strategi alternatif (Alternative Strategy) melalui matriks

SWOT sebagai berikut

92 Analisis Matriks I-F-A-S

Setelah faktor strategi internal diidentifikasi maka perlu dilakukan analisis dengan matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dengan tahapan sebagai berikut (lihat tabel berikut)

[1] Buatlah daftar faktor-faktor internal yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses)

[2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot sama dengan satu

[3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan yang memiliki nilai 1 (sangat lemah) 2 (tidak begitu lemah) 3 (cukup kuat) 4 (sangat kuat) Jadi nilai (rating) mengacu pada kondisi perusahaan atau objek wisata (jika yang di SWOT objek wisata)

[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai skornya

[5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang dinilai Jika nilainya di bawah 15

100

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

menandakan bahwa secara internal perusahaan atau objek adalah lemah sedangkan nilai yang berada di atas 25 menunjukkan posisi internal yang kuat

Tabel Matrik 91 IFAS (Internal Factors Analysis Strategy)

Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan

Faktor Strategi Inter- nal

Bobot Rating Nilai

(bobot x rating)

Kekuatan

1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

Kelemahan

1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

Total 100

Sumber Umar (2002)

93 Analisis Matriks EFAS

Jika telah diidentifikasi faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman maka dilanjutkan dengan analisis faktor- faktor strategis eksternal (External Factor Analysis Summary) dengan tahapan di bawah ini

[1] Buatlah daftar faktor-faktor eksternal yaitu peluang (opportunity) dan ancaman (threat)

[2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot sama dengan satu

[3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masingfaktorpeluangdanancamanyangmemiliki nilai 1 (sangat berpeluang) 2 (tidak begitu berpeluang) 3

101

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

(cukup berpeluang) 4 (sangat berpeluang)

[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-maisng faktor untuk menentukan nilai skornya

[5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang dinilai Jika nilainya dibawah 25 menandakan bahwa secara eksternal perusahaan atau objek adalah terancam sedangkan nilai yang berada di atas 25 menunjukkan posisi eksternal yang berpeluang besar

Tabel 92 Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Strategy)

Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai (bobot x rating)

Peluang

1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

Ancaman

1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

Total 100

Sumber Umar (2002)

Dari nilai total faktor internal dan eksternal maka dilakukan

plotting pada matrik internal-eksternal berupa diagram sembilan

sel seperti gambar di bawah

102

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tabel 93 Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X

TOTAL NILAI IFAS

T O

T A L

N I L A I

E F A

S

4 3 2 1

3

I Tumbuh dan bina (konsen-

trasi via integrasi vertical)

II Tumbuh dan bina (konsentrasi via

integrasi horizon- tal)

III Pertahankan dan pe- lihara

(pertumbuhan berputar )

2

IV Tumbuh dan bina

V Pertahankan dan pelihara

(strategi tidak berubah)

VI

Panen atau divestasi (kawasan terikat atau

jual habis kewasp- adaan)

1 VII Pertahankan dan pelihara

(diver- sifikasi konsen- trasi)

VIII Panen atau divestasi (diversi- fikasi kongklom-

erasi)

IX Panen atau divestasi

(likuidasi)

Sumber Rangkuti 2001

Tahapan perumusan strategi alternatif melalui matriks SWOT

sebagai berikut [1] Letakkan daftar kelemahan kekuatan peluang dan

ancaman di sel masing-masing pada matriks SWOT [2] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-

kekuatan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam sel strategi SO (Strengths Opportunities)

[3] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan- kelemahan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam strategi WO (Weakneses Opportunities)

[4] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan- kekuatan dan ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi ST (Strengths Threaths)

103

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

[5] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-

kelamahan dan ancaman-ancaman kemudian catat

hasilnya dalam sel strategi WT (Weakneses Threaths)

[6]

Tabel 94 Matriks SWOT

IFAS

EFAS

Kekuatan (S) Tentukan factor kekua- tan

Internal

Kelemahan (W) Tentukan factor kelema-

han Internal

Peluang (O) Tentukan factor

Peluang Eksternal

Strategi SO Ciptakan Strategi yang

menggunakan kekua- tan untuk memanfaat-

kan peluang

Strategi OW Ciptakan Strategi yang

meminimalkan kelema- han untuk memanfaatkan

peluang

Ancaman (T) Tentukan factor

ancaman Eksternal

Strategi ST Ciptakan strategi yang

menggunakan kekua- tan untuk mengatasi

ancaman

Strategi TW Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelema- han dan menghindari

ancaman

Diadopsi dari Rangkuti 2001

Penjelasan

a) Strategi SO (Strengths Opportunities) Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran objek yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya

b) Strategi ST (Strengths Threaths) Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki objek untuk mengatasi ancaman

c) Strategi WO (Weaknesses Opportunities) Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada

d) Strategi WT (Weaknesses Threaths) Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang

104

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

ada serta menghindari ancaman

94 Analisis Q-S-P-M (Quantitative Strategics Planning

Matrix) Analisis QSPM untuk menetapkan ketertarikan relatif

(relative attractiveness) dari strategi-strategi bervariasi yang telah dipilih dan menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan Untuk mengetahui strategi yang paling baik dapat dilihat dari hasil analisis QSPM yang mendapat Total Score Attractivness yang tertinggi dari beberapa alternatif strategi yang telah dipilih

QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor-faktor internalndashexternal yang telah diidentifikasi sebelumnya

Secara konseptual tujuan QSPM adalah untuk menetapkan ketertarikan relatif (relative attractivness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih dan untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan (Umar 1999) Cara membuat tabel QSPM adalah sebagai berikut [1] Buatlah daftar peluang ancaman kekuatan dan kelemahan

di sebelah kiri QSPM Informasi ini diambil dari EFAS dan IFAS matriks

[2] Beri weight pada masing-masing eksternal dan internal Weight ini sama dengan yang ada pada EFE dan IFE matriks sebagai matriks stage I

[3] Teliti matriks-matriks pada stage II dan identifikasikan alternatif strategi yang dapat direkomendasikan dari hasil matriks SWOT dan Matriks SPACE

[4] Tetapkan Attractive Score (AS) yaitu nilai yang menunjukkan ketertarikan relatif untuk masing-masing strategi yang dipilih AS ditetapkan dengan cara meneliti faktor internal dan eksternal dan bagaimana peran dari tiap faktor dalam

105

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

proses pemilihan strategi yang sedang dibuat Batasan nilai Attractives Score adalah 1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = menarik dan 4 = sangat menarik

[5] Hitunglah Total Attractiveness Score yang didapat dari perkalian weight dengan Attractives Score pada masing- maisng baris Total Attractiveness Score menunjukkan relative attractives dari masing-masing alternatif strategi

[6] Jumlahkan semua Total Attractiveness Score pada masing- maisng kolom QSPM Dari beberapa nilai TAS yang didapat nilai TAS dari alternatif strategi tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang menjadi pilihan utama Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan yang terakhir

Tabel 95 QSPM (Quantitative Strategics Planning Matrix)

Faktor Utama Weight Alternatif Strategi

Strategi I Strategi II Strategi III

AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Eksternal 1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

Faktor Internal 1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

Total

Sumber Umar 2002

AS = Attractiveness Score TAS = Total Attractiveness Score

Penggunaan Analisis SWOT

Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata pada Taman Kupu-kupu Mutiara Kabupaten Jembrana Bali

106

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

1 Pembobotan dan Penentuan Kekuatan serta Kelemahan

Indikator-indikator Internal

No

Indikator Internal

Keanekaragaman jenis kupu-kupu

Bobot ()

Rating

Keterangan

1 690 325 Kekuatan

2 Keunikan penangkaran 661 305 Kekuatan

3 kondisi lanskap (landscape) 591 305 Kekuatan

4 Harga tiket masuk 596 290 Kekuatan

5 Harga marchendise 413 240 Kelemahan

6 Harga minuman 500 290 Kekuatan

7 Kemudahan dalam mencapai lokasi

477 235 Kelemahan

8 Kejelasan jalur rute yang dilalui menuju objek wisata

512 230 Kelemahan

9 Penyampaian informasi mela- lui mass media cetak (broshur Pamfletdan lainnya)

512 260 Kekuatan

10 Penyampaian informasi melalui website

555 270 Kekuatan

11 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan)

395 250 Kelemahan

12 Kemampuan petugas berkomu- nikasi dalam berbagai bahasa

543 235 Kelemahan

13 Program pendidikan dan pelati- han bagi petugas

445 175 Kelemahan

14 Penampilan petugas 244 175 Kelemahan

15 Keramahtamahan petugas 280 175 Kelemahan

16 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet )

550 310 Kekuatan

17 Sarana dan prasarana yang me- madai ( tempat parkir )

560 355 Kekuatan

18 Rute perjalanan pengunjung dida- lam taman kupu-kupu

463 155 Kelemahan

107

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

No

Indikator Internal

Proses penyambutan kedatangan wisatawan

Bobot ()

Rating

Keterangan

19 495 250 Kelemahan

20 Pelayanan yang diberikan 520 300 Kekuatan

TOTAL 100

3 Pembobotan dan Penentuan Peluang serta Ancaman

Indikator-indikator Eksternal

No

Indikator Eksternal Bobot ()

Rating

Keterangan

1 Penerapan teknologi informasi 775 265 Peluang

2 Sumber daya manusia yang professional

798 270 Peluang

3 Keamanan pengunjung 772 325 Peluang

4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 Peluang

5 Lokasi objek wisata 817 335 Peluang

6 Pemandangan alam sekitar 727 315 Peluang

7 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata

618 245 Ancaman

8 Bantuan dan dukungan pemer- intah

607 205 Ancaman

9 Peran serta masyarakat 648 205 Ancaman

10 Pengawasan masyarakat terh- adap objek wisata

670 260 Peluang

11 Kondisi ekonomi regional dan nasional

641 265 Peluang

12 Kondisi ekonomi global 631 250 Ancaman

13 Keanekaragaman pengunjung 785 345 Peluang

14 Motivasi pengunjung 745 330 Peluang

TOTAL 100

108

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

5 Internal Strategic Factor Analysis Summary Matrix (IFAS

Matrix)

Faktor strategis internal Bobot

()

Rating

Skor

Kekuatan (strenghts)

1 Sarana dan prasarana yang me- madai ( tempat parkir )

2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu

3 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet )

4 Kondisi lanskap (landscape)

5 Keunikan penangkaran

6 Pelayanan yang diberikan

7 Harga tiket masuk

8 Harga minuman

9 Penyampaian informasi melalui website

10 Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur )

Kelemahan (weakness)

1 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan)

2 Proses penyambutan kedatangan wisatawan

3 Harga marchendise

4 Kemampuan petugas berkomu- nikasi dalam berbagai bahasa

5 Kemudahan dalam mencapai lokasi

6 Kejelasan jalur rute yang dilalui menuju objek wisata

7 Penampilan petugas

8 Program pendidikan dan pelatihan bagi petugas

9 Keramahtamahan petugas

10 Rute perjalanan pengunjung dida- lam taman kupu-kupu

560

690

550

591

661

520

596

500

555

512

395

495

413

543

477

512

244

445

280

463

355

325

310

305

305

300

290

290

270

260

250

250

240

235

235

230

175

175

175

155

020

022

017

018

020

016

017

015

015

013

010

012

010

013

011

012

004

008

005

007

Total 100 265

109

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Skor dari Matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil

rata-rata pembobotan masing-masing indikator internal yang dikalikan dengan hasil rata-rata rating masing-masing indikator internal maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator internal Setelah itu skor dari seluruh indikator-indikator internal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan internal Hasil skor dari matrik IFAS pada Tabel di atas adalah 265

6 External Strategis Factor Analysis Summary (EFAS)

Faktor strategis eksternal Bobot ()

Rat- ing

Skor

Peluang (opportunities)

1 Keanekaragaman pengunjung

2 Lokasi objek wisata

3 Motivasi pengunjung

4 Keamanan lokasi objek wisata

5 Keamanan pengunjung

6 Pemandangan alam sekitar

7 Sumber daya manusia yang profe- sional

8 Penerapan teknologi informasi

9 Kondisi ekonomi regional dan na- sional

10 Pengawasan masyarakat terhadap objek wisata

Ancaman (threats)

1 Kondisi ekonomi global

2 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata

3 Peran serta masyarakat

4 Bantuan dan dukungan pemerintah

785

817

745

765

772

727

798

775

641

670

631

618

648

607

345

335

330

330

325

315

270

265

265

260

250

245

205

205

027

027

025

025

025

023

022

021

017

017

016

015

013

012

Total 100 285

110

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Skor dari matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil

rata-rata pembobotan masing-masing indikator eksternal yang dikalikan dengan hasil rata-rata rating masing-masing indikator eksternal maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator eksternal Setelah itu skor dari seluruh indikator-indikator eksternal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan eksternal Hasil skor dari matrik EFAS pada Tabel di atas adalah 285

7 Penentuan Posisi Organisasi Saat ini

Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X

Total nilai ifas

T O T A L

N I L A I

E F A S

4 3 (285) 2 1

3

I

Tumbuh dan bina (konsentrasi via

integrasi vertical)

II

Tumbuh dan bina (konsentrasi via

integrasi horizontal)

III Pertahankan dan pelihara

(pertumbuhan berputar )

(265)

2

IV Tumbuh dan bina

V Pertahankan dan pelihara

(strategi tidak berubah)

VI Panen atau divestasi (ka- wasan terikat atau jual habis kewaspadaan)

1 VII Pertahankan dan pelihara

(diversi- fikasi konsentrasi)

VIII Panen atau divestasi (diversifikasi kong-

klomerasi)

IX Panen atau divestasi (likui-

dasi)

8 Matrik SWOT

Setelah mengetahui posisi pertumbuhan dari objek wisata Taman Kupu-kupu serta strategi yang akan digunakan untuk mengembangkannya maka selanjutnya akan dilakukan analisa terhadap faktor-faktor internal dan eksternal dengan

111

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

menggunakan matrik SWOT sehingga dapat diperoleh langkah-langkah yang akan diambil sebagai suatu strategi

pengembangan

Matrik SWOT

STRENGHTS (S)

WEAKNESESS (W)

EFAS

IFAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sarana dan prasarana yang memadai (tempat parkir ) Keanekaragaman jenis kupu-kupu Fasilitas pendu- kung yang tersedia (toilet) Kondisi lanskap (landscape) Keunikan penang- karan

Pelayanan yang diberikan Harga tiket masuk Harga minuman Penyampaian informasi melalui website Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur )

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Penyampaian infor- masi melalui mass media audio visual (iklan) Proses penyambu- tan kedatangan wisatawan Keterjangkauan harga merchandise Kemampuan petu- gas berkomunikasi dalam berbagai bahasa Kemudahan dalam mencapai lokasi Kejelasan jalurrute yang dilalui menuju objek wisata Penampilan petugas Program pendidi- kan dan pelatihan bagi petugas Keramahtamahan petugas

Rute perjalanan pengunjung dida- lam taman kupu- kupu

112

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

OPPORTUNITIES (O) 1 Keanekaragaman

pengunjung 2 Lokasi objek

wisata 3 Motivasi pengun-

jung 4 Keamanan lokasi

objek wisata 5 Keamanan pen-

gunjung 6 Pemandangan

alam sekitar 7 Sumber daya

manusia yang professional

8 Penerapan teknologi infor- masi

9 Kondisi ekonomi regional dan nasional

10Pengawasan masyarakat terh- adap objek wisata

STRATEGI SO Bekerjasama dengan

masyarakat dalam mengawasi objek wisata Taman Kupu- kupu

Meningkatkan keamanan baik keamanan pen- gunjung maupun keamanan lokasi objek wisata

Membangun pen- angkaran kupu- kupu dilokasi lain

STRATEGI WO

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibidang pari- wisata

THREATS (T) 1 Kondisi

ekonomi global

2 Kebijakan pemerntah dibidang pariwisata

3 Peran serta masyarakat

4 Bantuan dan dukungan pemerinah

STRATEGI ST M e m b e r i k a n

p e r b e d a a n harga tiket masuk

Pemberdayaan masyarakat

STRATEGI WT Promosi dan

publikasi secara besar-besaran dan dilakukan dengan gencar Meningkatkan

jenis pelayanan yang ditawar- kan

Meningkatkan peran serta pemerintah

113

G

BAB X

THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN DAN PARIWISATA

101 Logika Kerja SPC

ambar 111 menjelaskan rangkaian atau rantai hubungan strategi operasi dan sistem penyampaian jasa dalam

suatu perusahaan dengan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan pertumbuhan pendapatan yang dicapai oleh perusahaan sebagai berikut

Gambar 111 Rantai Pelayanan (SPC)

Internal

Service

Quality

Fasilitas

Kerja

Motivasi

Material dan

Non Material

Employee

Satisfaction

(Kepuasan

Karyawan

Hotel)

External

Service

Values

(Kualitas

Pelayanan

Karyawan

Hotel)

Customer

Satisfaction

(Kepuasan

Wisatawan)

Customer

Loyalty

(Loyalitas

Wisatawan)

Revenue Growth

(Pendapatan)

Profitability (Keuntungan)

Sumber Hesket (1994)

James Hesket dan koleganya (1994) telah memberikan

kontribusi yang penting pada diskusi tentang efek dari pelayanan

yang baik pada pelanggan dalam pendapatnya tentang rantai

keuntunganpelayananSehubungandengankepuasanpelanggan

dipandang sebagai fungsi dari nilai yang diciptakan pelanggan

114

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

melalui kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan dan karyawan-karyawannya Kepuasan tersebut dipandang memberikan kontribusi besar bagi bertahannya pelanggan dan selanjutnya kemampuan menghasilkan keuntungan Model Hesket tentang rantai keuntungan pelayanan terutama penting karena model tersebut mengakui bahwa kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan adalah sebuah fungsi dari tingkat kepuasan karyawan yang bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan

Dari Gambar 81 terlihat bahwa proses ini dimulai dari terbentuknya operating strategy and service delivery system yaitu kepuasan karyawan dan loyalitas karyawan sebagai akibat dari persepsi mereka yang sangat baik terhadap kualitas pelayanan internal yang mereka peroleh selama ini Ini menjelaskan bahwa kepuasan karyawan berhubungan dengan ketepatan dan kenyamanan disain pekerjaan jenis pekerjaan proses seleksi dan pengembangan pengakuan dan penghargaan serta peralatanfasilitas untuk melakukan pelayanan kepada ldquothe next processrdquo (because the next process is your customers) akan mendorong terjadinya suatu proses pelayanan internal secara dua arah dalam artian

ldquoAnda melayani dengan baik Anda juga dilayani dengan baikrdquo

Menurut Heskett dan koleganya loyalitas karyawan yang

diberikan berupa keinginan karyawan untuk bekerja lebih

lama (employee retention) dan juga meningkatkan produktivitas

kerjanya (employee productivity) Pada gilirannya loyalitas

karyawan tersebut akan mampu menumbuhkan kualitas

pelayanan eksternal yang akan mampu memuaskan pelanggan

Pelanggan yang puas akan cenderung bersikap loyal dan

pelanggan yang bersifat loyal akan merupakan modal bagi suatu

perusahaan untuk memupuk laba atau profit dan pertumbuhan

pendapatan pada perusahaan yang menjadi business results yang

115

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

diberkan oleh pelanggan

Perlunya memperhatikan sumber daya manusia karena sifat yang inseparability (proses produksi dan konsumsi jasa terjadi secara bersamaan) dan variability (variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung pada siapa kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan maka kerjasama antara perusahaan jasa dalam hal ini diwakili oleh karyawan dengan pelanggannya sangat dibutuhkan Oleh sebab itu kualitas jasa terkait erat dengan kinerja manusia Hal ini sesuai dengan pendapat Zeithaml dan Bitner (2000) yang mengatakan kontak karyawan mewakili organisasi dan dapat secara langsung mempengaruhi kepuasan pelanggan Menurut Rucci (1998) titik tolak ldquoThe Service-Profit-Chainrdquo tidak terlepas dari tujuan mendasar dari keseluruhan entitas bisnis secara umum yaitu menaikkan laba dari aktivitas operasionalnya meningkatkan produktivitas serta meningkatkan pertumbuhan pendapatan

Ketika sebuah perusahaan memberikan nilai bagi karyawan-karyawannya perusahaan tersebut meningkatkan nilai yang akhirnya akan disampaikan kepada pelanggan Banyak hal yang diinginkan karyawan dari pekerjaannya sama dengan yang diingikan pelanggan dari bisnis-bisnis mereka Kepuasan rasa hormat dan nilai keseluruhannya penting ditempat kerja Bukan rahasia lagi kalau karyawan yang puas bisa jadi lebih memberikan pelayanan berkualitas tinggi baik untuk perusahaan maupun untuk pelanggan eksternal daripada mereka yang tidak puas dengan pekerjaannya Karena itu perusahaan yang ingin memberikan pelayanan istimewa dan meningkatkan kepuasan pelanggan pertama-tama harus memusatkan perhatian pada kualitas pelayanan yang diberikan dalam organisasi tersebut

102 Kualitas layanan internal (internal service quality)

Industri jasa seringkali dikarakteristikkan sebagai transaksi dari suatu hal yang tidak berwujud antara penyedia jasa dan

116

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

konsumen (Gronroos 1990) kualitas dari penyedia jasa atau yang disebut juga layanan internal memiliki pengaruh langsung terhadap proses penyampaian jasa dan kepuasan konsumen Seperti yang dikatakan oleh Pillai dan Bagavathi (2003) bahwa kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi tidaklah tergantung pada peralatan mesin-mesin maupun materi lain tetapi justru pada sumber daya manusianya Demikian pula di industri jasa sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai pelaksana dan penunjang operasional dan manajemen industri jasa tersebut

Selain sebagai pilar dalam organisasi Azzohlini (1993) menyebutkan bahwa karyawan merupakan aset penting untuk membedakan satu organisasi dengan organisasi lain dimana karyawan yang berkualitas akan menjadi keunggulan yang kompetitif bagi organisasi (Cheng 2000) Sebagai tambahan dalam artikelnya ldquoA Study on the Factors of Internal Service Quality-Nurse for examplerdquo Cheng menyatakan adanya korelasi yang positif antara kualitas layanan internal dengan kepuasan karyawan Beberapa faktor yang terkandung dalam kualitas layanan internal seperti tipe manajemen komunikasi antar departemen yang ada reward training job description yang jelas dan tanggung jawab yang tepat sangat berpengaruh terhadap kepuasan karyawan dalam bekerja dimana pada akhirnya akan berdampak langsung pada kinerja perusahaan Sebagai misal Roth dan Jackson (1995) dalam penelitian secara empirik di industri keuangan menemukan bahwa kualitas layanan internal berhubungan secara langsung dengan kinerja perusahaan (Siehoyono 2004)

Senada dengan pernyataan di atas OrsquoConnor (2001) dalam artikelnya Performance Management- Electrical Wholesaling menyatakan bahwa ldquopeople behave as they are measured and drive action as they are rewardedrdquo yang berarti orang berperilaku sebagaimana mereka diukur dan bertindak sebagaimana mereka di hargai Seperti yang dikemukakan oleh Vroom (1964) bahwa

117

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

setiap individu akan berusaha dengan harapan mendapat sesuatu namun seberapa keras usahanya juga tergantung dengan seberapa besar sesuatu yang diberikan kepadanya Heskett et al (1997) mengemukakan model The Service Profit Chain sebagai rangkaian sebab-akibat yang menghasilkan keuntungan dan pertumbuhan Model ini menyatakan bahwa kualitas layanan internal akan mempengaruhi kepuasan loyalitas dan produktivitas karyawan Fornell (1996) mengemukakan bahwa kepuasan karyawan akan pelayanan internal yang berkualitas akan mendorong tumbuhnya loyalitas karyawan dalam organisasi dan pada akhirnya akan mendorong penciptaan nilai pelayanan eksternal yang kemudian menentukan kepuasan pelanggan eksternal (Siehoyono 2004)

103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction)

Karyawan yang memiliki sikap perjuangan pengabdian disiplin dan kemampuan profesional sangat mungkin mempunyai prestasi kerja dalam melaksanakan tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna Karyawan yang profesional dapat diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu perpikir kerja keras bekerja sepenuh waktu disiplin jujur loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya (Hamid et al 2003)

Pengertian di atas menggambarkan bahwa penyempurnaan di bidang personalia hanya selalu mendapat perhatian untuk menuju karyawan yang profesional dengan berbagai pendekatan dan kebijaksanaan Untuk itu diperlukan adanya pembinaan penyadaran dan kemauan kerja yang tinggi untuk mencapai kinerja yang diharapkan Apabila karyawan penuh kesadaran bekerja optimal maka tujuan organisasi akan lebih mudah tercapai Peningkatan sikap perjuangan pengabdian disiplin kerja dan kemampuan profesional dapat dilakukan melalui serangkaian pembinaan dan tindakan nyata agar upaya peningkatan prestasi kerja dan loyalitas karyawan

118

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

dapat menjadi kenyataan Salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan adalah kepuasan karyawan

104 Loyalitas karyawan (employee loyalty)

Heskett menjelaskan karyawan yang loyal dan produktif tentu tidak otomatis terjadi tanpa terbangunnya terlebih dahulu rasa kepuasan dari dalam diri sang karyawan terhadap pekerjaannya atasannya peralatan dan fasilitas serta aspek- aspek lainnya Banyak terjadi karyawan dirsquotekanrsquo untuk bekerja demi mencapai target-target tertentu namun tidak didukung dengan peralatansarana otoritas bimbingan atasan sehingga alhasil berdampak kepada buruknya proses dan tentunya hasil akhir (produk) yang diberikan kepada pelanggan Dengan kata lain banyak perusahaan yang menekankan kepada kepuasan pelanggan tanpa banyak melihat bahwa salah satu kunci sukses dalam mencapainya adalah kepuasan karyawan karena baik buruknya Value yang diterima pelanggan seluruhnya berasal dari tangan-tangan karyawan yang bekerja di perusahaan Keluaran produk dan primanya pelayanan sudah pasti berasal dari para karyawan yang rdquobetahrdquo bekerja di perusahaan tidak hanya betah tetapi juga rdquobergerakrdquo dalam artian meningkat produktivitasnya Betah (employee retention) dan produktif (employee productivity) di sini tidak terpisahkan karena banyak kasus para karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun di perusahaan namun tidak memberikan nilai produktivitas kepada perusahaan

105 Nilai layanan eksternal (external service value)

Yang membuat pelanggan puas adalah apabila apa yang dikorbankannya lebih sedikit dari apa yang didapatkannya Hal ini tidak hanya dari sisi price tapi merupakan satu paket yang bernama rdquoservice deliveryrdquo Possitive Value inilah yang merupa- kan hasil akhir yang diterima (perceived) oleh pelanggan dan pada akhirnya mereka akan memiliki suatu pandangan (per-

119

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

ception) mengenai valuabletidaknya produkperusahaan Anda bagi mereka yang bermuara kepada puastidaknya mereka

106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction)

Telah menjadi suatu kepercayaan umum khususnya didunia bisnis bahwa kepuasan pelanggan menjadi salah satu kunci keberhasilan suatu usaha Hal ini dikarenakan dengan memuaskan konsumen organisasi dapat meningkatkan tingkat keuntungannya dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas (Barsky 1992)

107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty)

Loyalitas merupakan suatu proses panjang dan berkesinambungan dan dipupuk disepanjang perjalanan hubungan (relationship) antara pihak perusahaan dengan pelanggan Mustahil rasanya pelanggan akan loyal (kecuali terpaksa loyal akibat tidak ada pilihan lain atau monopoli) apabila sepanjang pengalamannya berinteraksi dengan pihak perusahaan dia tidak merasakan pemenuhan kebutuhan dan keinginannya

Manfaat yang dapat ditimbulkan dari loyalitas pelanggan bagi perusahaan yang Pertama konsumen yang puas terhadap barang dan jasa yang dikonsumsinya akan mempunyai kecenderungan untuk membeli ulang dari produsen yang sama Keinginan untuk membeli ulang sebagai akibat dari kepuasan ini adalah keinginan untuk mengulang pengalaman yang baik dan menghindari pengalaman yang buruk (Solomon 1996) Kedua kepuasan merupakan faktor yang mendorong adanya komunikasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth communication) yang bersifat positif (Solomon 1996) Bentuk dari komunikasi dari mulut ke mulut yang disampaikan oleh orang yang puas ini bisa berbentuk rekomendasi kepada calon konsumen lain dorongan kepada rekan untuk melakukan bisnis dengan penyedia dimana konsumen puas dan mengatakan hal-hal

120

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

yang baik tentang penyedia jasa dimana ia puas (Zeithaml et al 1996) Faktor terakhir atau Ketiga dari efek kepuasan konsumen terhadap perilaku adalah konsumen yang puas cenderung untuk mempertimbangkan penyedia jasa yang mampu memuaskan sebagai pertimbangan pertama jika ingin membeli produk atau jasa yang sama Faktor terakhir ini dikenal sebagai faktor kognitif yang ditimbulkan oleh adanya kepuasan (Gremler dan Brown 1997) Dari diskusi diatas nampak bahwa kepuasan pelanggan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku konsumen baik konsumen yang ada maupun potensial

108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth)

Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus bisnis (Fauzi 1995) Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki produk atau jasa secara signifikan memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang biak Perusahaan dalam tahap ini mungkin secara aktual beroperasi dalam arus kas yang negatif dari tingkat pengembalian atas modal investasi yang rendah Sasaran keuangan dari bisnis yang berada pada tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan

Revenue Growth merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut Pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan juga pertumbuhan keuntungan dianggap penting bagi perusahaan yang menjual produk dan jasa ke publik

109 Profitabilitas (Profitability)

Housny dan Bachtiar telah berpendat tentang peningkatan manfaat aplikasi CRM dengan perhitungan Customer Profitability menjelaskan bahwa Profitability adalah ukuran tingkat kontribusi keuntungan tiap pelanggan terhadap total keuntungan

121

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

perusahaan Atau dengan kata lain seberapa menguntungkan seorang pelanggan di mata perusahaan Pelanggan yang menguntungkan harus dijaga agar loyal sehingga tidak berpindah ke jasa lain Jika belum menguntungkan hubungan dengan pelanggan perlu dikembangkan sampai menguntungkan Jika tetap tidak menguntungkan tidak ada salahnya mengurangi intensitas bahkan memutuskan hubungan daripada menjadi beban bagi perusahaan

1010 Hipotesis SPC

[1] Kualitas layanan internal memiliki korelasi dengan kepuasan karyawan

[2] Kepuasan karyawan memiliki korelasi dengan loyalitas karyawan

[3] Loyalitas karyawan memiliki korelasi dengan nilai layanan eksternal

[4] Nilai layanan eksternal memiliki korelasi dengan kepuasan pelanggan

[5] Kepuasan pelanggan memiliki korelasi dengan loyalitas pelanggan

[6] Loyalitas pelanggan memiliki dengan pertumbuhan pendapatan

[7] Loyalitas pelanggan memiliki korelasi dengan profitabilitas

[8] Pertumbuhan pendapatan memiliki korelasi dengan kualitas layanan internal

[9] Profitabilitas memiliki korelasi dengan kualitas layanan internal

Studi Kasus Analisis SPC pada Jasa Perhotelan

(1) Hubungan Internal Service Quality dengan Employee

Satisfaction (H1)

Besar hubungan antar variabel Internal Service Quality dan Employee Satisfaction terlihat tinggi dan

122

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Employee

Employee

Pearson Correlation Employee Loyalty

Employee Satisfaction 1000

783 783

1000 Sig (1-tailed) Employee Loyalty

Employee Satisfaction

000 000

N Employee Loyalty

Employee Satisfaction 81

81 81

81

berarah positif (searah) Ini berarti semakin tinggi Internal Service Quality yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 079) pada kepuasan karyawan dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig

0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

Employee

Internal

Service Pearson Correlation Employee Satisfaction

Internal Service Quality 1000

790 790

1000 Sig (1-tailed) Employee Satisfaction

Internal Service Quality

000 000

N Employee Satisfaction

Internal Service Quality 81

81 81

81

(2) Hubungan Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty (H2)

Besar hubungan antar variabel Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti semakin tinggi Employee Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0783) pada Employee Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig

0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

(3) Hubungan Employee Loyalty dengan External Service Value (H3)

Besar hubungan antar variabel Employee Loyalty dengan External Service Value terlihat tinggi dan berarah

123

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

positif (searah) Ini berarti semakin tinggi Employee Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0815) pada External Service Value dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig

0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

External

Employee

Pearson Correlation External Service Value

Employee Loyalty 1000

815 815

1000 Sig (1-tailed) External Service Value

Employee Loyalty

000 000

N External Service Value

Employee Loyalty 59

59 59

59

(4) Hubungan External Service Value dengan Customer Satisfaction (H4)

Besar hubungan antar variabel External Service Value dengan Customer Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti semakin tinggi External Service Value yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 076) pada Customer Satisfaction dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih

kecil dari 005)

Correlations

Customer

External

Pearson Correlation Customer Satisfaction

External Service Value 1000

760 760

1000 Sig (1-tailed) Customer Satisfaction

External Service Value

000 000

N Customer Satisfaction

External Service Value 59

59 59

59

(5) Hubungan Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty (H5)

Besar hubungan antar variabel Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer

124

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Correlations

Customer

Customer

Pearson Correlation Customer Loyalty

Customer Satisfaction 1000

622 622

1000 Sig (1-tailed) Customer Loyalty

Customer Satisfaction

000 000

N Customer Loyalty

Customer Satisfaction 59

59 59

59

Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0622) pada Customer Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(6) Hubungan Customer Loyalty dengan Revenue Growth

(H6) Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty

dengan Revenue Growth terlihat tinggi dan berarah positif

(searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang

ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi

kenaikan (dalam kisaran sedang 0935) pada Revenue

Growth dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang

terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih

kecil dari 005)

Correlations

Revenue

Customer

Pearson Correlation Revenue Growth

Customer Loyalty 1000

935 935

1000 Sig (1-tailed) Revenue Growth

Customer Loyalty

000 000

N Revenue Growth

Customer Loyalty 59

59 59

59

(7) Hubungan Customer Loyalty dengan Profitability

(H7) Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty

dengan Profitability terlihat tinggi dan berarah positif

(searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty

125

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0875) pada Profitability dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari

005)

Correlations

Customer

Pearson Correlation Profitability

Customer Loyalty 1000

875 875

1000 Sig (1-tailed) Profitability

Customer Loyalty

000 000

N Profitability

Customer Loyalty 59

59 59

59

(8) Hubungan Revenue Growth dengan Internal Service Quality (H8)

Besar hubungan antar variabel Revenue Growth dengan Internal Service Quality terlihat rendah dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Revenue Growth yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran rendah 0475) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai

sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

Internal

Service

Revenue Pearson Correlation Internal Service Quality

Revenue Growth 1000

457 457

1000 Sig (1-tailed) Internal Service Quality

Revenue Growth

000 000

N Internal Service Quality

Revenue Growth 81

81 81

81

(9) Hubungan Profitability dengan Internal Service Quality (H9)

Besar hubungan antar variabel Profitability dengan Internal Service Quality terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya

126

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Profitability yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0634) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

Internal

Service

Pearson Correlation Internal Service Quality

Profitability 1000

634 634

1000 Sig (1-tailed) Internal Service Quality

Profitability

000 000

N Internal Service Quality

Profitability 81

81 81

81

127

T

BAB XI

ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN PARIWISATA

111 Filosofis Analisis Faktor

eknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor Menurut Santoso dan Tjiptono

(2001) ldquoAnalisis faktor adalah alat yang digunakan untuk meringkas sejumlah variabel (multivariant menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktorrdquo Sebelum dilakukan analisis faktor Akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reabilitas

Pengujian validitas bertujuan untuk memeriksa apakah isi kuisioner sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur dan cukup dipahami oleh semua responden yang diindikasikan oleh kecilnya prosentase jawaban responden yang tidak terlalu menyimpang dengan rata-rata jawaban responden lain

Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap skor butir Sugiyono (2001) menyatakan bahwa ldquoSyarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir dengan skor total adalah 03 (r = 03)rdquo Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid

Setelah data valid maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas Pengujian reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran andal (reliabel) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang Santoso dan

128

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tjiptono (2001 252) menyatakan bahwa ldquoCara pengujian reliabilitas adalah dengan mencari nilai α - cronbach dimana nilai α berkisar antara 0 sampai 1 semakin besar nilai yang diperoleh maka semakin reliabel variabel tersebutrdquo

Pengujian validitas dan reliabilitas hanya dilakukan pada pertanyaan-pertanyaan dengan pilihan jawaban yang menggunakan skala likert Sedangkan untuk pertanyaan yang jawabannya tidak menggunakan skala likert (pertanyaan mengenai demografi) hanya akan diolah secara deskriptif antara lain jenis kelamin usia dan sumber informasi mengenai Kantor Pusat Merpati Nusantara Airlines Denpasar

Santoso dan Tjiptono (2001) menyatakan bahwa ldquoSetelah data valid dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis faktor tahap I tahap II (factoring dan rotasi) dan yang terakhir adalah analisis faktor tahap III (penamaan faktor )rdquo

112 Tahapan Analisis Faktor

Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) tahapan proses analisis faktor yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut (1) Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk

dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak Dalam hal ini menggunakan metode KMO dan Bartlett Test of Sphericity pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy) serta pengujian dengan Anti Image Matrices

(2) Proses factoring yaitu melakukan ekstrasi terhadap sekumpulan variabel yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstrasi adalah Principal Component Analysis Proses selanjutnya adalah melakukan proses rotasi untuk memperjelas apakah faktor yang terbentuk

129

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain

(3) Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen value di atas)

(4) Uji keakuratan model

Studi Kasus Penggunaan Analisis Faktor FaktorndashFaktor

Yang Mempengaruhi Wisatawan Berkunjung Ke Kebun Raya

Ekakarya Bedugul Bali

(1) Pra analisis Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dibuat merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap skor butir Menurut Masrun seperti apa yang dikutip oleh Sugiyono (2001) Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir dengan skor total adalah 03 ( r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka angket tersebut dinyatakan tidak valid Berdasarkan uji validitas diperoleh hasil sebagai berikut

Hasil Pengujian Validitas

Variabel Koefisien Korelasi

Tingkat Signifikan

Keterangan

Q1 0403 0000 Valid Q2 0541 0000 Valid Q3 0501 0000 Valid Q4 0441 0000 Valid Q5 0561 0000 Valid Q6 0528 0000 Valid Q7 0622 0000 Valid

130

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Variabel Koefisien Korelasi

Tingkat Signifikan

Keterangan

Q8 0620 0000 Valid Q9 0608 0000 Valid Q10 0529 0000 Valid Q11 0437 0000 Valid Q12 0506 0000 Valid Q13 0618 0000 Valid Q14 0564 0000 Valid Q15 0623 0000 Valid Q16 0579 0000 Valid Q17 0559 0000 Valid Q18 0581 0000 Valid Q19 0655 0000 Valid Q20 0561 0000 Valid

Berdasarkan tabel tersebut bisa dilihat bahwa

tingkat validitas untuk semua butir berada diatas 03 dan tingkat signifikanya semua berada dibawah 5 dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket yang dibuat sudah valid

Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan mengetahui sejauh mana hasil pengukuran handal (reliable) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang Tingkat reliabilitas akan dilihat dari nilai alpha cronbach Semakin besar nilainya maka semakin reliable Menurut Nunnally 1969 yang dikutip oleh Imam Ghozali (2001) mengatakan variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha gt60 Hal yang sama juga dikemukakan oleh Ronny Kountur (2003 164 ) tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima sebesar 060 test yang reliabilitasnya dibawah 060 dianggap tidak reliable Dari hasil pengujian diperoleh hasil alpha cronbach 0879 berarti berada diatas 06 dengan demikian boleh dikatakan sudah reliable

131

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

(2) Analisis Faktor

a) Tahap Pertama Masalah Penelitian Dalam tahap ini ditentukan 20 variabel yang diidentifikasikan sebagai variabel-variabel yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali dengan jumlah responden atau wisatawan yang diteliti berjumlah 100 orang

b) Tahap Kedua Pembentukan Matrik Korelasi Matriks korelasi merupakan matrik yang

memuat koefisien korelasi dari semua pasangan variabel dalam penelitian ini Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar variabel penelitian Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor

Dalam tahap ini ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat dilaksanakan yang pertama yaitu menentukan besaran nilai Barlett Test of Sphericity yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antar variabel dan kedua adalah Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Adequacy yang digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan koefisein korelasi parsialnya

Menurut Wibisono (2003) kriteria kesesuaian dalam pemakaian analisis faktor adalah jika harga KMO sebesar (09) berarti sangat memuaskan jika harga KMO sebesar (08) berarti memuaskan jika harga KMO sebesar (07) berarti harga menengah jika harga KMO sebesar (06) berarti cukup jika harga KMO sebesar (05) berarti kurang memuaskan dan jika harga KMO kurang dari (05) tidak dapat

132

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

diterima

Besaran Nilai Barlett Test of Sphericity dan Nilai Keiser-

Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Aduquacy

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy 706

Bartlettrsquos Test of Sphericity Approx Chi-Square 2167548

df 190

Sig 000

Hasil analisis yang didapatkan dengan

software SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel 92 Hasil perhitungan menunjukkan besaran nilai Barlett Test of Sphericity adalah (2167547) pada signifikan (0000) yang berarti bahwa pada penelitian ini ada korelasi yang sangat signifikan antar variabel dan hasil perhitungan KMO sebesar (0706) sehingga kecukupan sampel termasuk kategori yang menengah

Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA) Menurut Santoso (2002) angka MSA berkisar antara 0 sampai dengan 1 dengan kreteria yang digunakan untuk intepretasi adalah sebagai berikut Jika MSA = 1 maka variabel tersebut dapat

diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lainnya

Jika MSA lebih besar dari setengah (05) maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut

Jika MSA lebih kecil dari setengah (05) dan atau mendekati nol (0) maka variabel tersebut tidak dapat di analisis lebih lanjut atau dikeluarkan

133

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

dari variabel lainnya

Besaran Nilai Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Varia- bel

Nilai MSA

Varia- bel

Nilai MSA

Anti-image Correlation

Q1 069

Anti-image Cor- relation

Q11 073

Q2 081 Q12 072

Q3 072 Q13 081

Q4 070 Q14 062

Q5 068 Q15 069

Q6 065 Q16 073

Q7 068 Q17 065

Q8 069 Q18 065

Q9 082 Q19 069

Q10 084 Q20 066

Nilai MSA ini untuk ke 20 variabel yang diukur lebih besar dari (05) dengan melihat nilai Barlett Test of Sphericity Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan KMO tersebut di atas pada table 103 reduksi faktor tidak harus diulangi karena semua variabel dengan nilai MSA lebih besar dari 05

c) Tahap Ketiga Ekstraksi Faktor

Pada tahap ini akan dilakukan proses inti dari analisis faktor yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada (KMOgt05) sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk maksud ini adalah Principal Component Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari orthogonal) Hasil analisis yang didapatkan dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat

134

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pada Tabel 94

Cummunalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada Pada Tabel 94 terlihat bahwa untuk variabel (Jarak menuju lokasi) angkanya adalah (0768996) ini berarti sekitar 769 varians dari variabel (Jarak menuju lokasi) bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk Demikian seterusnya untuk variabel lainnya dengan ketentuan semakin besar nilai communalities sebuah variabel berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk

Penentuan jumlah faktor yang masing-masing merupakan gabungan dari beberapa variabel yang saling berhubungan didasarkan atas nilai eigenvalue Eigenvalue merupakan penjumlahan varian nilai-nilai korelasi setiap faktor terhadap tiap-tiap variabel yang membentuk faktor yang bersangkutan Semakin besar nilai eigenvalue suatu faktor semakin representatif faktor tersebut mewakili kelompok variabel yang ada Susunan eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil dengan kriteria bahwa angka eigenvalue di bawah satu tidak digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk

Besaran Nilai Communalities dengan Menggunakan

Metode Principal Component Analysis

Variabel Kode Initial Extraction Jarak Menuju Lokasi Q1 1000 0768996 Waktu tempuh Menuju lokasi Q2 1000 0915934 Kemudahan Menuju lokasi Q3 1000 0946773 Lingkungan Kebun Raya Q4 1000 0853972 Ketenangan (Tidak Bising) Q5 1000 0808596 Fasilitas Rekreasi Q6 1000 0677593 Fasilitas Bermain Q7 1000 0896841 Ketersediaan Cinderamata Q8 1000 0879808 Ketersediaan Informasi Q9 1000 0793567

135

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Variabel Kode Initial Extraction Kapasitas Parkir Q10 1000 0742232 KetersediaanTempat Sampah Q11 1000 0572826 Harga Tiket Masuk Q12 1000 0735828 Harga Sewa fasilitas Q13 1000 0819259 Harga Cinderamata Q14 1000 0936124 Keindahan Alam Q15 1000 0946298 Kelangkaan Jenis Tanaman Q16 1000 0929144 Keunikan Jenis Tanaman Q17 1000 0835503 Keamanan di areal Kebun Q18 1000 0817213 Kecepatan Pelayanan Informasi Q19 1000 0824454 Pelayanan Tiket masuk Q20 1000 0687878

Extraction Method Principal Component Analysis

Pada Tabel di atas terlihat bahwa pada penelitian ini

diperoleh lima faktor yang memiliki eigenvalue lebih besar

dari 10 Kelima faktor tersebut menjelaskan (819442)

total varian variabel yang mempengaruhi wisatawan untuk

mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali

Total Variance Explained dengan Eigenvalue satu

Component

Initial Eigenvalues

Total of Variance Cumulative

1 6218104 3109052 3109052

2 3486107 1743054 4852106

3 3054687 1527343 6379449

4 2081223 1040612 7420061

5 1548718 774359 819442

Extraction Method Principal Component Analysis

d) Tahap Keempat Matrik Rotasi Faktor

Setelah diketahui bahwa 5 (lima) faktor adalah jumlah yang paling optimal maka Tabel 96 mendiskripsikan Component Matrix yaitu yang menunjukkan distribusi ke 20 variabel dalam

136

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

penelitian ini pada lima faktor yang terbentuk melalui rotasi faktor

Pada rotasi faktor matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang lebih sederhana sehingga lebih mudah diinterpretasikan Dalam analisis ini rotasi faktor dilakukan dengan metode rotasi varimax Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat faktor Loading Faktor Loading adalah angka yang menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu faktor dua faktor tiga faktor empat atau faktor lima yang terbentuk Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris di dalam tabel berikut

Distribusi Komponen Matrik yang Dirotasi

Component 1 2 3 4 5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20

024

061

041

083

891

806

934

922

873

147 -086 -052 213 076 049 074 149 082 173 211

853

924

952

915

165

124

149

061

089

164

119

141

130

052

091

007

149

088

129

130

892

877

848

793

-081 201 129 000 -005 -008 077 083 082 827 713 801 862 215 359 162 008 143 111 056

080

050 -004 074 035 037 036 031 075 178 219 250 044

069

007

056

044

052 -049 033 171 075 041 055 101 096 089 227 103

935

892

933

095

111

108

040 Extraction Method Principal Component Analysis Rotation Method Varimax with Kaiser Normalization a Rotation converged in 5 iterations

137

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Menurut Hair (1998) suatu variabel dapat dikatakan termasuk dalam suatu faktor apabila factor loading dari faktor tersebut minimal 05 Pada Tabel 96 terlihat bahwa untuk semua variabel berada di atas 05 maka variabel ini bisa dimasukkan sebagai komponen faktor

e) Tahap kelima Memberi Nama Faktor

Pada tahap ini akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk berdasarkan faktor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya Hasil analisis menemukan ada lima faktor yang terbentuk seperti tabel berikut

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wisatawan untuk

Berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali

Nama Faktor

Kode

Nama Variabel Factor Loading

Explained Variance

Faktor 1 (Fasilitas)

Q5 Ketenangan (Tidak Bising) 891

31

Q6 Fasilitas Rekreasi 806 Q7 Fasilitas Bermain 934 Q8 Ketersediaan Cinderamata 922 Q9 Ketersediaan Informasi 873

Faktor 2 (Kemuda- han menuju Lokasi)

Q1 Jarak Menuju Lokasi 853

17

Q2 Waktu tempuh Menuju lokasi

924

Q3 Kemudahan Menuju lokasi 952 Q4 Lingkungan Kebun Raya 915

Faktor 3 (Keunikan dan Pelayanan)

Q17 Keunikan Jenis Tanaman 892

15

Q18 Keamanan di areal Kebun 877 Q19 Kecepatan Pelayanan

Informasi

848

Q20 Pelayanan Tiket masuk 793 Faktor 4 (Harga)

Q10 Kapasitas Parkir 827

10

Q11 KetersediaanTempat Sampah

713

Q12 Harga Tiket Masuk 801 Q13 Harga Sewa fasilitas 862

138

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Nama Faktor

Kode

Nama Variabel Factor Loading

Explained Variance

Faktor 5 (Keindahan dan Kelang- kaan Tana- man)

Q14 Harga Cinderamata 935

77

Q15 Keindahan Alam 892

Q16 Kelangkaan Jenis Tanaman 933

Rincian faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan

berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya dapat dijelaskan sebagai berikut

1) Faktor pertama adalah faktor fasilitas

Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terbesar terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 6218104 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 31 Faktor ini terdiri atas lima variabel variabel-variabel tersebut adalah ketenangan dengan factor loading sebesar 0891 fasilitas rekreasi dengan factor loading sebesar 0806 fasilitas bermain dengan factor loading sebesar 0934 Ketersediaan Cinderamata dengan factor loading sebesar 0922 dan ketersediaan informasi dengan factor loading sebesar 0873

2) Faktor kedua adalah faktor Kemudahan menuju Lokasi

Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 3486107 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 17 Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah jarak menuju lokasi kebun raya dengan factor loading 0853 waktu tempuh menuju lokasi dengan factor loading 0924 kemudahan menuju lokasi dengan factor loading 0952 dan lingkungan kebun raya dengan factor loading 0915

139

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

3) Faktor ketiga adalah faktor Keunikan dan Pelayanan

Faktor ketiga ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh sedang terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 3054687 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 15 Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah keunikan jenis tanaman dengan factor loading 0892 keamanan di areal kebun raya dengan factor loading 0877 kecepatan pelayanan informasi dengan factor loading 0848 dan pelayanan tiket masuk dengan factor loading 0793

4) Faktor keempat adalah faktor Harga

Faktor keempat ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh cukup terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 2081223 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 10 Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah Kapasitas parkir dengan factor loading 0827 Ketersediaan tempat sampah dengan factor loading 0713 Harga Tiket masuk dengan factor loading 0801 dan Harga Sewa Fasilitas dengan factor loading 0862

5) Faktor kelima adalah faktor Keindahan dan Kelangkaan

Tanaman Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh

terkecil terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 1548718 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 77 Faktor ini terdiri dari tiga variabel variabel-variabel tersebut adalah Harga cinderamata dengan factor loading 0935 keindahan Alam dengan factor loading 0892 dan Kelangkaan jenis tanaman dengan factor loading 0933

140

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

f) Uji Ketepatan Model

Ketepatan model dapat diketahui dari besarnya residual yang terjadi yaitu perbedaan korelasi yang diamati dengan korelasi yang diproduksi berdasarkan hasil estimasi matrik factor Dengan menggunakan program SPSS 1600 diketahui besarnya persentase residual adalah 16 atau sebanyak 31 residual dengan signifikansi 005

ldquoResiduals are computed between observed and

reproduced correlations There are 31 (160)

nonredundant residuals with absolute values greater

than 005rdquo

Hal ini mengindikasikan bahwa model dapat diterima dengan

ketepatan model 84 pada tingkat signifikan 005

141

M

BAB XII

MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS

121 Filososfi MDS

utidimensional scaling bertujuan untuk mengukur perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi

berdasarkan kesamaan persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek dalam ruang multidimensi

MDS is not so much an exact procedure as rather a way to ldquorearrangerdquo objects in an efficient manner so as to arrive at a configuration that best approximates the observed distances It actually moves objects around in the space defined by the requested number of dimensions and checks how well the distances between objects can be reproduced by the new configuration In more technical terms it uses a function minimization algorithm that evaluates different configurations with the goal of maximizing the goodness-of-fit (or minimizing ldquolack of fitrdquo) Borg and Lingoes (1987) Borg and Guttman (1968)

MDS juga disebut perceptual mapping yang berarti suatu

presedur yang memungkinkan peneliti dapat menentukan citra

persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah mentransformasi

penilaian konsumen atas kemiripan (similarity) atau preferensi

ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi

122 Konsep Persepsi

Heibing dan Cooper dalam Kasali (2001526) menyatakan persepsi adalah bahan baku untuk melakukan posisioning sebuah produk dan selanjutnya untuk membangun persepsi sebuah produk di dalam pasar sasaran relatif terhadap produk sejenis atau pesaing Lebih lanjut Mowen dalam Kasali (2001 522)

142

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

mendifinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu- individu terekspose oleh informasi kemudian memproses dalam memorinya dan selanjutnya menginterpretasikannya sebagai sebuah informasi

Persepsi diharapkan terbentuk dari pengamatan atas atribut yang dimiliki oleh Kebun Raya Bali secara langsung oleh pengunjung atau konsumen tersebut akan memberikan informasi terhadap posisioning ecotourism dan sekaligus juga memberikan gambaran secara umum tentang posisioning obyek wisata sejenis ecotourism saat ini di Bali

Berikut jaring-jaring persepsi dijelaskan dalam bagan

dibawah ini

Gambar 121 Jaring-Jaring Persepsi

123 Konsep Positioning

Menurut Kartajaya (2002 435) perlu diperhatikan dalam membuat positioning yakni (1)hal-hal yang menjadi daya tarik konsumen atau yang disukai konsumen berlaku untuk produk

143

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

perusahaan bahkan destinasi pariwisata sekalipun (2) harus memiliki keunikan sehingga dapat menarik minat konsumen (3) keunggulan terhadap produk atau destinasi pesaing

Sementara Hiam dan Scheme dalam Tjiptono (2002112) dalam melakukan positioning ada tujuh tahapan yang harus dilakukan yakni

1) Menentukan produk atau pasar yang relevan artinya suatu produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari sekedar keinginan atau kebutuhan sehingga produk harus dapat diposisikan di berbagai pasar yang berbeda

2) Mengidentifikasikan pesaing baik pesaing utama maupun pesaing sekunder pesaing-pesaing utama adalah pesaing dengan produk inti yang sama sedangkan pesaing sekunder adalah pesaing tidak langsung yakni kekuatan daya tarik produk yang tidak berasal dari produk inti produk

3) Menentukan standar yang digunakan oleh konsumen dalam mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka Dalam hal ini perlunya dilakukan rise pasar agar dapat memahami standar yang digunakan oleh konsumen dalam menentukan pilihannya

4) Menentukan bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing sehingga perlu membuat perceptual map pemasar perlu membuat perceptual model yang didasarkan atas atribut yang biasanya melekat pada sebuah produk yang akan dipersandingkan untuk mengetahui kemiripan dan juga sekaligus ketidak miripannya

5) Menentukan Gap atau posisi yang ditempati dalam kancah persaingan pada konteks ini akan ditentukan mana aspek yang telah banyak tergarap diantara pesaing dan mana yang masih belum digarap secara maksimal

6) Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning Pemasar harus merancang program yang dapat

144

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

memastikan bahwa semua informasi mengenai produk tau merek atau branding atau image yang disampaikan kepada pasar akan menciptakan persepsi yang diinginkan dalam benak konsumen Inti dari strategi positioning adalah kampanye atau propaganda atau promosi

7) Memantau posisi posisi actual suatu produk atau merek perlu dipantau setiap saat karena preferensi konsumen akan mengalami perubahan setiap saat guna melakukan penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan khususnya preferensi konsumen itu sendiri

Studi Kasus Penelitian Menggunakan MDS Positioning

Obyek Wisata ldquoEcotourismrdquo Bali

Respondensampel ditentukan dengan menggunakan

metode accidental sampling yakni penentuan sampel berlaku

bagi semua wisatawan mancanegara yang kebetulan sedang

berlibur di Bali dan dianggap mampu memberikan jawaban

tentang persepsinya terhadap ecotourism di Bali

Pada penelitian ini besaran sampel ditentukan dengan

menggunakan rumus Slovin pada derajat e=010 yakni batas

kesalahan yang diinginkan hanya sebesar 10 Karena rata

rata angka wisatawan mancanegara sebesar N= 1464995

maka sampelnya adalah sebesar n=100 responden dengan

menggunakan Rumus n=N(1+Ne2)

Atribut-atribut yang di nilai berupa ldquofasilitas atraksi atau

daya tarik aksesibiltas dan pelayananrdquo yang dipersepsikan oleh

responden untuk dibandingkan dengan obyek wisata sejenis

Sedangkan obyek wisata yang sejenis yang diperbandingkan

adalah sebagai berikut

145

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Obyek-obyek Wisata Berbasis Alam di Provinsi Bali

Kemiri-

pan

KR Bali

(KREK)

Bali Marine Park (BMP)

Bali Elep- hant Sa- fari Park (BESP)

Bali Barat National

Park (BBNP)

Bali Butterfly

Park (BBP)

Bali Rep-

tile Park (BRP)

Bali Sangeh Monkey Forest

(BSMF)

Botanic Garden Ubud (BGU)

KREK 0 BMP 12345 0 BESP 12345 12345 0 BBNP 12345 12345 12345 0 BBP 12345 12345 12345 12345 0 BRP 12345 12345 12345 12345 12345 0 BSMF 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0 BGU 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0

Catatan ldquo0rdquo tidak dapat dibandingkan dengan dirinya sendiri ldquo12345rdquo

pilihan skala kemiripan obyek wisata

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis Multidimensional Scalling (MDS) Multidimensional

Scalling menurut Simamora (2005) adalah salah satu prosedur

yang digunakan untuk memetakan persepsi dan preferensi para

responden secara visual dalam peta geometri Menurut Kuncoro

(2003) Mutidimensional scalling bertujuan untuk mengukur

perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan

kesamaan persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan

obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek dalam

ruang multidimensi MDS juga disebut perceptual mapping

yang berarti suatu presedur yang memungkinkan peneliti dapat

menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah

mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan (similarity)

atau preferensi ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang

multidimensi Untuk mempermudah dan mempercepat proses

analisis akan digunakan software SPSS versi 16

Pada penelitian ini hasil pengisian kuisioner oleh

responden yang mengetahui ke delapan obyek wisata sejenis

memiliki kemiripan dan ketidakmeripian dengan memberikan

penilain sekala likert dengan rentang nilai antara 1 sampai

dengan 5 dengan ketentuan sebagai berikut

146

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[1] Skala 1 jika dua obyek wisata yang dibandingkan

dipersepsikan sangat mirip [2] Skala 2 jika dua obyek wisata yang dibandingkan

dipersepsikan mirip [3] Skala 3 jika dua obyek wisata yang dibandingkan

dipersepsikan bisa mirip atau juga bisa tidak mirip [4] Skala 4 jika dua obyek wisata yang dibandingkan

dipersepsikan tidak mirip [5] Skala 5 jika dua obyek wisata yang dibandingkan

dipersepsikan sangat tidak mirip

Mapping Obyek Wisata EcoTourism di Bali

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan analisis MDS atau multidimensional scaling diperoleh gambaran dari koordinat dari tiap-tiap obyek wisata sejenis ecotourism Dan koordinat dapat dihasilkan peta posisi dari masing-masing obyek wisata ekowisata atau ecotourism seperti pada gambar

berikut ini

Configuration derived in 2 dimensions Stimulus Coordinates Dimension Stimulus Stimulus 1 2

Number Name 1 KREK_1 -12630 -4248 2 BMP_2 16201 - 3 2 8 0 3 BESP_3 11067 - 2 7 1 6 4 BBNP_4 -6382 - 1 4 1 7 4 5 BBP_5 -2081 1 5 1 5 2 6 BRP_6 7396 1 5 1 5 1 7 BSMP_7 -1144 - 9 5 1 7

8 BGU_8 -12427 3632

Obyek-obyek ekowisata atau ecotourism dalam penelitian

ini antara lain

147

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

(1)Bali Marine Park (2) Bali Elephant Safari Park (3) Bali

Barat National Park (4) Bali Butterfly Park (5) Bali Reptile Park (6) Bali Sangeh Monkey Forest (7) Botanic Garden Ubud dan (8) Bali Botanical Gardens berdasarkan atribut ldquofasilitas atraksi atau

daya tarik aksesibiltas dan pelayananrdquo

Bali Ma- Bali Ele- phant Sa-

Bali Barat N a ti on a l Bali But-

Bali Rep-

Bali Sangeh M o n k e y

B o t a n i c G a r d e n

KR Bali (KREK_1)

rine Park (BMP_2)

fari Park (BESP_3)

P a r k (BBNP_4)

terflyPark (BBP_5)

tile Park (BRP_6)

F o r e s t (BSMF_7)

U b u d (BGU_8)

Peta Posisi masing-masing obyek wisata sejenis Eko Wisata di

Bali

Hasil dari persepsi responden berdasarkan penilaian

terhadap obyek wisata yang sejenis menggambarkan bahwa

jarak posisi terdekat dari pasangan obyek wisata adalah

merupakan hasil dari persepsi responden yang dianggap

memiliki kemiripan atau kesamaan satu terhadap yang lainnya

Demikian juga sebaliknya bila responden menganggap obyek-

obyek wisata memiliki perbedaan ditunjukkan oleh jauhnya

jarak diantara obyek pada peta MDS

(1) Untuk obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud

walaupun tidak berada dalam satu matrik dengan Kebun

148

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Raya Bali obyek wisata Botanic Garden Ubud berada sangat dekat dengan Kebun Raya Bali

(2) Bali Buterfly Park (BBP_5) justru berada satu matrik dengan

obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud dan Bali

Buterfly Park (BBP_5) koordinatnya berada dekat dengan

Bali Reptile Park (BRP_6) yang tidak memiliki kemiripan

dalam satu kelompoknya

(3) Obyek Wisata yang bersaing ketat adalah obyek wisata Bali

Marine Park (MBP_2) dan Bali Elephant Safari Park (BESP_3)

dan koordinatnya berada cukup jauh dari sisi kemiripan

terhadap obyek wisata sejenis lainnya

(4) Persepsi responden terhadap (KREK_1) Kebun Raya Bali

Bali mengindikasikan bahwa pesaing terdekatnya adalah

(BSNF_7) Bali Sangeh Monkey Forest dan (BBNP_4)

Bali Barat National Park karena dipersepsikan memiliki

kemiripan Dalam pengamatan peneliti ketiga obyek wisata

ini memiliki kemiripan tipologi wisatawan yang biasanya

berkunjung ke tempat tersebut yakni wisatawan kelompok

atau mass-touristrsquos group seperti kelompok atau group

karyawan siswa sekolah keluarga dan sebagainya

Uji keselarasan responden dilakukan untuk menguji

apakah para responden sudah mengisi skala kemiripan antara

obyek wisata sudah selaras atau tidak Selaras maksudnya

adalah apakah para responden mempunyai sikap yang sama

(homogen) dalam menilai kemiripan antara obyek wisata Pada

gambar berikut ditunjukkan kesamaan sikap responden dalam

memberikan penilaian mengenai kemiripan obyek wisata

149

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Kesamaan Sikap Responden

Pada gambar di atas terlihat titik-titik koordinat tidak

membentuk kelompok-kelompok koordinat tersendiri dan

menunjukkan garis ke kanan atas hal ini membuktikan adanya

kesamaan sikap para responden dalam memberikan penilaian

Hasil analisis Multidimensional scaling menunjukkan

adanya persepsi bahwa Kebun Raya Bali Bali memiliki kesamaan

dengan Bali Sangeh Monkey Forest dan Bali Barat National Park

Untuk obyek wisata Botanic Garden Ubud walaupun tidak berada

dalam satu kelompok kesamaan dengan Kebun Raya Bali obyek

wisata Botanic Garden Ubud memiliki koordinat sangat dekat

dengan Kebun Raya Bali yang berarti Botanic Garden Ubud bisa

menjadi pesaing yang berarti bagi Kebun Raya Bali Kelompok

obyek wisata yang dianggap memiliki kemiripan diantara

mereka adalah Bali Buterfly Park dan Botanic Garden Ubud

Kelompok yang lainnya yang dianggap memiliki kemiripan

adalah obyek wisata Bali Marine Park dan Bali Elephant Safari

Park dan koordinatnya berada cukup jauh dari sisi kemiripan

terhadap obyek wisata sejenis lainnya

Analisisposisioningdenganmengukurpersepsiwisatawan

terhadap obyek-obyek wisata sejenis dengan ecotourism hanya

dapat menggambarkan kelompok-kelompok obyek wisata

ecotourism atas persepsi kesamaannya namun belum menjawab

150

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

atribut apa sajakah yang dianggap sama dan atribut apa sajakah yang dianggap berbeda sehingga penilitian ini sebaiknya dapat dilakukan lebih mendalam dengan melakukan analisis correspondence analysis untuk dapat menjawab keunggulan masing-masing obyek wisata sejenis dimaksud

151

S

BAB XIII

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM)

131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling

tructural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik

yang dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat

secara serempak yang tidak dapat diselesaikan oleh persamaan

regresi linear SEM dianggap sebagai gabungan dari analisis

regresi dan analisis faktor SEM dapat dipergunakan untuk

menyelesaikan model persamaan dengan variabel terikat lebih

dari satu dan juga pengaruh timbal balik (recursive) Analisis

SEM berbasis pada analisis covarians sehingga memberikan

matriks covarians yang lebih akurat dari pada analisis regresi

linear Program-program statistik yang dapat dipergunakan

untuk menyelesaikan SEM misalnya Analysis Moment of Structure

(AMOS) atau LISREL

SEM mampu menyelesaikan model yang rumit yang sering

muncul dalam dunia pemasaran atau bidang konsentrasi yang

lain Model yang diselesaikan dengan SEM harus mempunyai

dasar teori yang kuat terlebih dahulu karena SEM hanyalah

untuk mengkonfirmasi apakah observasi sesuai dengan model

teoritis yang telah dibentuk berdasarkan telaah teori yang

mendalam Beberapa alasan menggunakan analisis SEM adalah

sebagai berikut

[1] Model yang dianalisis bertingkat dan relatif rumit

sehingga akan sangat sulit untuk diselesaikan dengan

metode jalur analisis pada regresi linear

[2] Mampu menguji hipotesis-hipotesis yang rumit dan

bertingkat secara serempak atau simultan

152

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[3] Kesalahan (error) pada masing-masing observasi tidak

diabaikan tetapi tetap dianalisis sehingga SEM lebih akurat untuk menganalisis data kuesioner yang melibatkan persepsi

[4] Mampu menganalisis model hubungan timbal balik (recursive) secara serempak di mana model ini tidak dapat diselesaikan dengan analisis regresi linear secara serempak

[5] Terdapat fasilitas bootstrapping di mana hal tersebut tidak dapat dilakukan dengan analisis regresi linear

[6] Untuk jumlah sampel yang relatif besar (di atas 2000) terdapat metode Asymtot Distribution Free (ADF) yang tidak memerlukan asumsi normalitas pada data

[7] Peneliti dapat dengan mudah memodifikasi model dengan second order untuk memperbaiki model yang telah disusun agar lebih layak secara statistik

132 Tahapan dan Kristeria SEM

Dalam pengujian model SEM terdapat tujuh langkah yang harus ditempuh (Hair dkk 1998 dalam Ferdinand 2005) Tujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut ini

[1] Langkah pertama Pengembangan Model Teoritis [2] Langkah kedua Pengembangan Diagram Alur (Path

Diagram) [3] Langkah ketiga Konversi Diagram Alur ke dalam

Persamaan Struktural dan Model Pengukuran [4] Langkah keempat Memilih Jenis Matrik Input dan

Estimasi Model yang diusulkan Estimasi Model Pengukuran (Measurement Model) Model Struktur Persamaan (Structure Equation

Model) [5] Langkah kelima kemungkinan munculnya masalah

identifikasi Standard error yang besar untuk satu atau beberapa

153

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

koefisien

Program tidak mampu menghasilkan matriks informasi yang seharusnya disajikan

Munculnya angka-angka yang aneh seperti adanya varians error yang negatif

Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi yang didapat (misal ge 09)

[6] Langkah keenam evaluasi kriteria Goodness of Fit Uji Kesesuaian dan Uji Statistik Likelihood ratio

chi-square statistic (χ2) Root Mean Square Error Approximation (RMSEA) Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) The Minimum Sampel Discrepancy Function atau Degree of Freedom (CMINDF) Tucker Lewis Index (TLI) dan Comparative Fit Index (CFI)

Uji Reliabilitas Construct Reliability dan Variance extracted

Uji Validitas Asumsi-asumsi SEM Ukuran Sampel Normalitas

Outliers Multicollinearity dan Singularity [7] Langkah ketujuh menginterpretasikan hasil pengujian

dan modifikasi model

Setelah survei dilakukan dan sejumlah data didapatkan

maka dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan

Structural Equation Modelling (SEM) Brannick (1995) dalam

Kelloway (1995) mengemukakan bahwa model struktur

kovarians dapat digunakan untuk menguji berbagai model

yang kompleks Berbagai model penelitian loyalitas wisatawan

juga menggunakan SEM sebagai alat uji model seperti pada

penelitian Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005) SEM adalah

model statistik yang menjelaskan hubungan di antara sejumlah

variabel dengan menguji struktur dari hubungan di antara

variabel-variabel yang ada dalam model

154

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Pengujian model dengan SEM terdiri dari beberapa tahapan

yakni Tahapan pertama adalah mendefinisikan konstruk yang ada kemudian mengembangkan model pengukuran Tahapan kedua adalah pengujian model pengukuran secara simultan Tahapan ketiga adalah penilaian spesifikasi model struktural dan validitas model struktural

Beberapa kriteria kelayakan model telah dikembangkan untuk menginterpretasi sebuah model persamaan struktural untuk menentukan derajat kecocokan sebuah model dengan data empiris Kriteria kelayakan model yang umum digunakan antara lain Chi-Square Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Non-Normed Fit Index atau Tucker Lewis Index (TLI) dan Normed Fit Index (NFI) Untuk kriteria Chi-Square

(χ2) angka χ2 yang rendah dan tingkat probabilitas di atas 005

menunjukkan tidak adanya perbedaan antara data observasi

dengan data yang diestimasi Namun besaran angka χ2 sensitif

terhadap jumlah sampel jika sampel melebihi 200 angka χ2

cenderung meningkat Selain itu angka χ2 juga sensitif terhadap

penyimpangan asumsi normalitas data Untuk meminimalkan

dampak dari jumlah sampel dikembangkan kriteria rasio χ2

terhadap derajat kebebasan (df) rasio χ2 df untuk model yang

baik adalah antara 21 sampai 31 (Hooper dkk 1998)

Beberapa kriteria kelayakan model dalam sebuah

persamaan model struktural

Tabel 131 Kriteria Kelayakan Model

Goodness of Fit Index Cut off Value X2-Chi Square Diharapkan Kecil Significance Probability ge 005 RMSEA le 005 GFI ge 090 AGFI ge 090 CMINDF le 300 TLI ge 095

155

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

CFI ge 095

Sumber Hair et al (1998)

Derajat kecocokan pada analisis SEM-AMOS dapat dijelaskan

sebagai berikut ini

1) χ 2 Chisquare diharapkan kecil dan probabilitas diharapkan

gt 005 yang berarti tidak ada perbedaan signifikan antara matris kovarians prediksi dengan data observasi namun perhitungan ini dipakai pada jumlah sampel lt 200

2) Significance Probability diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off value sebesar p ge 005

3) RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation) lt 008 adalah ukuran model yang mencoba memperbaiki ke- cenderungan chisquare yang cenderng menolak model pada jumlah sampel yang besar (alternatif dari chisquare) RMSEA merupakan ukuran rata-rata perbedaan per degree of freedom yang diharapkan dalam populasi Nilai RMSEA lt 008 adalah good fit sedangkan Nilai RMSEA lt 005 adalah close fit

4) GFI (Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 adalah menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matrik kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan Nilainya berkisar 0 hingga 1 (mendekati 0 = poor fit dan mendekati 1= perfect fit)

5) AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 GFI

adalah analog dari R2 dalam regresi berganda Ukuran AGFI

merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi

degree of freedom model dengan model lain yang

dibandingkan AGFI gt 09 adalah good fit sedangkan 08 le

AGFI lt 09 adalah marginal fit

6) CMINDF (the minimum sample discrepancy functiondegree of

freedom) diharapkan le 300 dan tidak bernilai negatif Ukuran

ini adalah nilai yang diperoleh dari nilai Chi Square dibagi

dengan degree of freedom

156

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

7) TLI (Tucker Lewis Index) diharapkan gt 095 Nilai Alternative

incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model

8) CFI (Comparative Fit Index) rentang nilai sebesar 0 -1 dimana semakin mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi

Studi Kasus Penelitian dengan Analisis SEM-AMOS

Judul Model Loyalitas Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia Berwisata di Bali

Langkah pertama dalam analisis SEM adalah melakukan

identifikasi secara teoritis terhadap permasalahan penelitian

Topik penelitian ditelaah secara mendalam dan hubungan

antara variabel-variabel yang dihipotesiskan telah didukung

oleh justifikasi teori dalam penelitian ini adalah teori loyalitas

wisatawan Analisis SEM pada hakekatnya adalah untuk

mengkonfirmasi apakah data observasi sesuai dengan teori

atau tidak Langkah ini mutlak harus dilakukan dan setiap

hubungan yang digambarkan dalam langkah lebih lanjut harus

mempunyai dukungan teori yang kuat

Berdasarkan hakekat dari analisis SEM tersebut keaslian

hasil observasi lebih diutamakan sehingga peneliti berusaha

meminimalkan adanya modifikasi maupun penyesuaian

data observasi dengan alasan pemenuhan asumsi-asumsi

sebuah alat analisis sekalipun Penelitian ini bertujuan untuk

mengkonfirmasi model hubungan yang ada dalam model

loyalitas wisatawan yakni hubungan antara variabel laten

motivasi internal (X1) dan variabel laten motivasi eksternal (X

2)

terhadap variabel laten citra destinasi (Y1) kepuasan wisatawan

(Y2) dan loyalitas wisatawan (Y

3) Konfirmasi selanjutnya

adalah menguji hubungan antara variabel laten citra destinasi (Y

1) terhadap variabel laten kepuasan wisatawan (Y

2) dan

selanjutnya mengkonfirmasi hubungan antara variabel laten

157

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

kepuasan wisatawan (Y

2) terhadap variabel laten loyalitas

wisatawan (Y3)

Konstruk multivariat penelitian ini menyertakan 36 indikator yang terdiri dari delapan indikator untuk variabel motivasi internal 15 indikator untuk variabel motivasi eksternal tujuh indikator untuk variabel citra destinasi empat indikator untuk variabel kepuasan wisatawan dua indikator untuk variabel loyalitas wisatawan

1) Pengujian model teoritis

Pengujian model teoritis ternyata belum mampu menghasilkan model yang memenuhi kriteria goodness of fit Hasil analisis faktor konfirmasi yang kurang memenuhi kriteria kesesuaian model ini mengindikasikan bahwa asumsi peneliti mengenai kecocokan model pengukuran yang diteliti kurang didukung oleh data observasi di lapangan Hasil pengujian model teoritis seperti Gambar berikut ini

Keterangan

Variabel Motivasi Internal (X1) terdiri dari

X11= Istirahat dan rileksasi X12= Tempat-tempat baru X13=

Pengetahuan dan pengalaman X14= Keluar dari rutinitas X15=

Bertemu orang dan bersosialisasi X16= Kesehatan dan kebugaran

X17= Melatih fisik X18= Keluarga dan teman-teman

Variabel Motivasi External (X2) terdiri dari

X21= Sejarah Bali X22= Budaya Bali X23= Alam Bali X24= Harga-

harga di Bali X25= Even and festival X26= Liburan atau waktu

luang X27= Transportasi X28= Jarak dari negara asal X29=

Makanan dan minuman X210= Fasilitas dan pelayanan X211=

Fasilitas kesehatan X212= Pelayanan dan prosedur imigrasi X213=

Keamanan X214= Pelayanan biro perjalanan X215= Pemandu

wisata

158

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Variabel Citra Destinasi (Y1) terdiri dari

Y11= Aktivitas wisata Y12= Keindahan alam Y13= Budaya Bali

Y14= Penduduk Bali Y15= Infrastruktur Pariwisata Y16= Stabilitas

politik dan ekonomi Y17= Suasana Bali

Variabel Kepuasan Wisatawan (Y2) terdiri dari

Y21= Atraksi Y22= Aksesibilitas Y23= Fasilitas wisata Y24=

Pelayanan

Variabel Loyalitas Wisatawan (Y3) terdiri dari

Y31= Kunjungan ulang Y32= Merekomendasi

Gambar Uji Konstruk Penelitian

Dari beberapa kriteria untuk mengukur model yang fit

yakni RMSEA GFI AGFI TLI dan CFI semuanya menunjukkan

bahwa model belum dapat dikatakan fit sehingga memerlukan

modifikasi sesuai dengan kaidah-kaidah umum pada analisis

159

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

model struktural SEM seperti Tabel berikut ini

Tabel Hasil Pengujian Model Teoritis

Goodness of Fit Index

Cut off Value Result Keterangan

X2-Chi Square Diharapkan Kecil 2314884 Kurang baik

RMSEA le 005 0086 Kurang sesuai

GFI ge 090 0722 Kurang baik

AGFI ge 090 0684 Kurang baik

CMINDF le 300 3957 Kurang baik

TLI ge 095 0708 Kurang baik

CFI ge 095 0729 Kurang baik

Ketidak-sesuaian model teoritis dengan data di lapangan

dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti (1) pemilihan indikator penelitian yang kurang mewakili variabel latennya yang terlihat dari nilai Standardized Regression Weightslt050) dan (2) terdapat beberapa indikator yang saling overlaping sehingga sulit dibedakan oleh para responden dalam menjawab dan memberikan jawaban yang terlihat dari MI (nilai modifikasi indeces)

Karena hasil pengujian model kurang memenuhi kriteria model yang fit maka perlu melakukan modifikasi model khususnya memeriksa kembali indikator-indikator yang kurang memenuhi syarat sebagai wakil dari variabel latennya Modifikasi dapat dilakukan berdasarkan konsep apriori yang beranggapan bahwa dapat terjadi perbedaan antara konsep awal dengan data di lapangan hal ini sesuai dengan pernyataan Hunter dan Schmidt (dalam Ferdinand 2002) bahwa penelitian primer tidak pernah sempurna yang menyebabkan terjadinya perbedaan antar hasil penelitian yang topiknya sama sekalipun

Konstruk penelitian ini adalah kombinasi dua konstruk

160

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

(Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005) yang memiliki laten yang berbeda sehingga overlaping indikator penelitian sulit untuk dihindari Teknik yang dipilih untuk melakukan modifikasi model adalah dengan melakukan analisis teruji unidimensionalitas (CFA= Confirmatary Factor Analysis) dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 yang bertujuan meningkatkan nilai goodness of fit (Ferdinand 2002)

Teknik yang kedua adalah melakukan modifikasi indices terhadap indikator-indikator yang memiliki MI (Modification Indices) yang besar Modifikasi indices dibenarkan dalam kaidah model struktural SEM sepanjang secara teoritis dan konsep sepasang indikator memang benar-benar dimungkinkan overlapping (Ferdinand 2002)

2) Modifikasi Model

Setelah dilakukan pengujian ternyata ada beberapa indikator yang dinyatakan kurang layak mewakili variabel latennya Indikator-indikator yang kurang layak tersebut tidak disertakan pada pengujian model berikutnya Metode estimasi yang dipilih pada penelitian ini adalah Maximum Likelihood Estimates (MLE) Setelah dilakukan pengujian model dengan hanya menyertakan indikator-indikator yang memiliki nilai Standardized Regression Weights lebih besar dari 05 maka terbentuklah model yang dinyatakan fit Hasil uji unidimensionalitas dengan CFA (confirmatory factor analysis) ditampilkan pada Tabel berikut ini

Tabel Hasil Uji Unidimensionalitas CFA

Variabel Kode Indikator Estimate SRW Motivasi Internal

X16 Meningkatkan kesehatan dan kebugaran 0776

X17 Latihan fisik 0753 X18 Mengunjungi kerabat dan teman 0507

161

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Variabel Kode Indikator Estimate SRW Motivasi Eksternal

X24 Harga-harga di Bali 0517 X26 Keuntungan liburan di Bali 0505 X27 Transportasi ke Bali 0656 X28 Jarak dari negara asal 0680 X29 Kuliner Bali 0544

X210 Fasilitas dan pelayanan hotel di Bali 0666

X211 Fasilitas kesehatan di Bali 0714 X212 Pelayanan imigrasi 0663 X213 Keamanan pulau Bali 0673 X214 Pelayanan Biro perjalanan 0684 X215 Pelayanan pramuwisata 0711

Citra Des- tinasi

Y13 Budaya Bali yang unik 0550 Y14 Masyarakat yang ramah 0702

Y15 Infrastruktur pariwisata yang lengkap 0736

Y17 Suasana yang nyaman 0648 Kepuasan Y21 Daya tarik dan obyek wisata 0780

Y22 Perjalanan dari dan ke Bali 0799 Y23 Ketersediaan fasilitas pariwisata 0810 Y24 Pelayanan selama berlibur 0808

Loyalitas Y31 Niat berkunjung ulang 0756 Y32 Kerelaan merekomendasi 0877

Catatan Keterwakilan Variabel = Standardized Regression Weights gt 05 Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005

Berdasarkan indices modifikasi terdapat beberapa

kovariansi terjadi antara error dari suatu variabel dengan error-

error dari variabel lainnya yang artinya indikator-indikator yang

diteliti mengalami overlapping atau saling berkorelasi

Tabel Modifikasi Indices Indikator Tumpang Tindih

Modifikasi Indices Saling berkorelasi Estimate P X2 lt--gt X1 Motivasi eksternal lt--gt Motivasi internal 0070 e23 lt--gt e22 Pelayanan pramu- lt--gt Pelayanan Biro perjalanan 0170

wisata e20 lt--gt e21 Pelayanan imigrasi lt--gt Keamanan pulau Bali 0129 e21 lt--gt e22 Keamanan pulau Bali lt--gt Pelayanan Biro perjalanan 0096 e20 lt--gt e22 Pelayanan imigrasi lt--gt Pelayanan Biro perjalanan 0100 e27 lt--gt e37 Masyarakat yang lt--gt Loyalitas Wisatawan 0071

ramah e30 lt--gt e37 Suasana yang nyaman lt--gt Loyalitas Wisatawan 0050

162

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Modifikasi Indices Saling berkorelasi Estimate P e14 lt--gt e12 Keuntungan liburan lt--gt Harga-harga di Bali 0068

di Bali e14 lt--gt e39 Keuntungan liburan lt--gt Citra Destinasi 0062

di Bali e8 lt--gt X2 Mengunjungi kerabat lt--gt Motivasi eksternal 0070

dan teman e15 lt--gt e36 Transportasi ke Bali lt--gt Merekomendasi Teman -0047 e28 lt--gt e31 Infrastruktur pari- lt--gt Daya tarik dan obyek wisata 0046

wisata yang lengkap e18 lt--gt e21 Fasilitas dan pelayanan lt--gt Keamanan pulau Bali -0073

hotel di Bali e19 lt--gt e23 Fasilitas kesehatan lt--gt Pelayanan pramuwisata 0054

di Bali e15 lt--gt e21 Transportasi ke Bali lt--gt Keamanan pulau Bali -0065

Modifikasi indices (MI) terhadap beberapa indikator

yang mengalami overlaping ternyata mampu meningkatkan kelayakan model Indikator-indikator yang mengalami overlaping tersebut Kelayakan model hasil modifikasi indices dilihat dari beberapa kriteria kelayakan model yakni X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI Hasil modifikasi model tampilkan seperti Gambar berikut ini

Gambar Model Loyalitas Wisatawan Lanjut Usia Mancanegara

163

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Tabel berikut ditunjukkan bahwa semua kriteria

kelayakan model dinyatakan telah memenuhi kriteria goodness of fit sehingga hipotesis dapat ditentukan dengan melihat CR (critical ratio) dan signifikansi dari masing-masing hubungan terkait dengan hipotesis penelitian tersebut

Tabel Hasil Modifikasi Model

Goodness of Fit Index

Cut off Value

Uji Per- tama

Uji Kedua

Hasil Kesimpulan

X2-Chi Square

- 2314884 429050 Baik Baik

RMSEA le 005 0086 0053 Lebih Baik Cukup baik GFI ge 090 0722 0910 Lebih Baik Baik AGFI ge 090 0684 0883 Lebih Baik Cukup baik CMINDF le 300 3957 2114 Lebih Baik Baik TLI ge 095 0708 0932 Lebih Baik Cukup baik CFI ge 095 0729 0943 Lebih Baik Cukup baik

Model teoritik yang pertama menggambarkan hubungan

antara variabel-variabel motivasi internal motivasi eksternal citra destinasi kepuasan wisatawan dan loyalitas wisatawan setelah dilakukan pengujian ternyata belum didukung oleh data empirik karena kriteria (X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI) tidak memenuhi nilai kritis

Berdasarkan tersebut lalu dilakukanlah modifikasi model dengan hanya menyertakan indikatornya yang telah teruji unidi- mensionalitas melalui uji Confirmatary Factor Analysis dengan kri- teria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 Hasil pengujian yang kedua akhirnya dapat dinyatakan layak berdasarkan beberapa kriteria pada yakni krite- ria RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI sehingga semua hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan

3) Pengujian Hipotesis

Setelah semua asumsi dapat dipenuhi selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana diajukan pada

164

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

bab sebelumnya Pengujian delapan hipotesis penelitian ini dilakukan sebagai berikut

Tabel Bobot Regresi Hubungan Struktural

Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan Citra Motivasi -0047 -0031 0092 -0509 0611 Destinasi Internal Tidak signifikan (Y1) (X1) Citra Motivasi 0690 0659 0078 8808 Signifikan Destinasi Eksternal (Y1) (X2) Kepuasan Motivasi 0060 0041 0077 0780 0435 Tidak signifikan Wisatawan Internal (Y2) (X1) Kepuasan Motivasi -0119 -0119 0073 -1641 0101 Tidak signifikan Wisatawan Eksternal (Y2) (X2) Kepuasan Citra 0833 0871 0083 10019 Signifikan Wisatawan Destinasi (Y2) (Y1) Loyalitas Kepuasan 0562 0560 0066 8468 Signifikan Wisatawan Wisatawan (Y3) (Y2) Loyalitas Motivasi 0194 0193 0065 2998 0003 Signifikan Wisatawan Eksternal (Y3) (X2) Loyalitas Motivasi -0094 -0064 0083 -1139 0255 Tidak signifikan Wisatawan Internal (Y3) (X1)

Catatan ERW= Estimates Regression Weights SRW= Standardized Regression Weights SE= Standard Error CR = Critcal Ratio P=Probability

Dari pengolahan data primer pada model tersebut di atas

hipotesis penelitian dapat dijawab sebagai berikut

[1] Pengaruh (X

1) motivasi internal wisatawan lanjut usia

mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh

(X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara

terhadap (Y1) citra destinasi Bali ditunjukkan oleh nilai CR

(critical ratio) sebesar -0509 dan dengan probabilitas sebesar

0611 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk

165

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

penerimaan H

1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan

probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X

1) motivasi internal wisatawan

lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y

1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua

variabel tersebut rupanya belum didukung oleh data empiris sehingga hubungan yang terjadi hanya sebuah

kebetulan saja atau tidak signifikan Jika dilihat indikator yang reliabel sebagai pembentuk (X

1) motivasi

internal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif atau dorongan (X16) meningkatkan kesehatan dan kebugaran dan (X17) latihan fisik tidaklah

cocok dengan data empiris atribut destinasi pariwisata Bali Sementara motif (X18) mengunjungi kerabat dan teman adalah motif yang tidak berpengaruh secara langsung

dengan citra destinasi pariwisata Bali

[2] Pengaruh (X

2) motivasi eksternal wisatawan lanjut

usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2)

motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y

1) citra destinasi Bali menunjukkan nilai

CR (critical ratio) sebesar 8808 dan dengan probabilitas sebesar Kedua nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H

1 yaitu nilai CR yang lebih besar

dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X

2) motivasi

eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan terhadap (Y

1) citra destinasi Bali Hubungan

teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga hubungan yang terjadi adalah hubungan yang signifikan Indikator yang reliabel sebagai pembentuk (X

2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara

berwisata ke Bali adalah motif ketertarikan terhadap (X24)

166

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

harga-harga di Bali (X

26) keuntungan liburan di Bali

(X27

) transportasi ke Bali (X28

) jarak dari negara asal (X29

)

kuliner Bali (X210

) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali

(X211

) fasilitas kesehatan di Bali (X212

) pelayanan imigrasi

(X213

) keamanan pulau Bali (X214

) pelayanan Biro perjalanan

wisata dan (X215

) pelayanan pramuwisata

[3] Pengaruh (X

1) motivasi internal terhadap (Y

2) kepuasan

wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata di Bali Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X

1)

motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut

usia mancanegara yang berwisata di Bali menunjukkan nilai CR (critical ratio) hanya sebesar 0780 dan dengan probabilitas sebesar 0435 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H

1 yaitu nilai CR

yang lebih kecil dari 196 dan probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X

1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara

tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan

wisatawan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut belum didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh yang

tidak signifikan

[4] Pengaruh (X

2) motivasi eksternal terhadap (Y

2) ke-

puasan wisatawan mancanegara yang berwisata di

Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2)

motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara

terhadap (Y2) kepuasan wisatawan menunjukkan nilai CR

sebesar -1641 dan probabilitas sebesar 0101 Nilai tersebut

tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1

yaitu nilai

CR lebih kecil 196 dan nilai probabilitas yang lebih besar

dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

167

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

(X

2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara

tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan

berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel

tersebut belum didukung oleh data empiris sehingga tidak terjadi pengaruh yang signifikan Nilai CR yang negatif bermakna jika motivasi eksternal wisatawan lanjut usia

mancanegara semakin tinggi maka derajat kepuasan akan semakin menurun terhadap kepuasan berwisata di Bali

[5] Pengaruh (X

1) motivasi internal terhadap (Y

3) loyalitas

wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata

di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X

1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara

terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan

probabilitas sebesar 0255 dan nilai CR sebesar -1139 Nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H

1

yaitu nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 dan nilai

CR yang lebih kecil dari 196 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X

1) motivasi internal wisatawan lanjut

usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y

3) loyalitas Hubungan teoritis kedua variabel tersebut

tidak didukung oleh data empiris sehingga pengaruh

yang terjadi adalah pengaruh tidak signifikan Nilai negatif pada CR (critical ratio) sebesar -1139 bermakna jika

semakin tinggi faktor pendorong wisatawan lanjut usia untuk melakukan perjalanan wisata maka derajat loyalitas

wisatawan akan semakin menurun Jika derajat motivasi internal seperti motif meningkatkan kesehatan latihan fisik dan motif mengunjungi kerabat dan teman

meningkat maka derajat untuk datang kembali ke Bali akan semakin menurun

168

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[6] Pengaruh (X

2) motivasi eksternal wisatawan lanjut

usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan

berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2)

motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara

terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan CR

sebesar 2998 dan probabilitas sebesar 0003 Nilai tersebut

telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1

yaitu nilai

CR tersebut lebih besar dari 196 dan probabilitas yang

lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa (X2) motivasi eksternal (atribut destinasi) wisatawan

lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan terhadap

(Y3) loyalitas wisatawan

Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah

didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang

terjadi adalah pengaruh signifikan Nilai positif pada

CR (critical ratio) sebesar 2998 bermakna semakin tinggi

derajat motivasi eksternal yang berupa daya tarik destinasi

pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan akan

semakin meningkat Indikator dari motivasi eksternal

wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali

adalah motif ketertarikan terhadap (X24

) harga-harga di

Bali (X26

) keuntungan liburan di Bali (X27

) transportasi ke Bali (X

28) jarak dari negara asal (X

29) kuliner Bali (X

210)

fasilitas dan pelayanan hotel di Bali (X211

) fasilitas kesehatan di Bali (X

212) pelayanan imigrasi (X

213) keamanan pulau

Bali (X214

) pelayanan biro perjalanan dan (X215

) pelayanan pramuwisata Semua indikator penarik tersebut dianggap mampu menjadi faktor penarik bagi wisatawan lanjut usia mancanegara untuk datang kembali ke Bali dan sekaligus bersedia merekomendasi Bali sebagai tempat berwisata

169

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

[7] Pengaruh (Y

1) citra destinasi Bali terhadap (Y

2)

kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y

1) citra destinasi terhadap (Y

2) kepuasan wisatawan

menunjukkan CR sebesar 10019 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H

1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari

196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (Y

1) citra destinasi

berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan wisatawan

Pengaruh teoritis kedua variabel tersebut telah didukung

oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio)

sebesar 10019 bermakna bahwa semakin tinggi derajat citra destinasi pariwisata Bali maka derajat kepuasan

wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap destinasi

pariwisata Bali akan semakin meningkat

[8] Pengaruh (Y

2) kepuasan wisatawan terhadap (Y

3)

loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara yang

berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y2)

kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan

menunjukkan CR sebesar 8468 dan probabilitas yang

signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk

penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari

196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (Y

2) kepuasan

wisatawan berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas

wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh yang signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 8468 bermakna jika semakin

170

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

meningkat derajat kepuasan wisatawan terhadap destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara akan semakin meningkat

Indikator kepuasan wisatawan lanjut usia

terhadap pariwisata Bali meliputi indikator (Y21

) daya

tarik dan obyek wisata (Y22

) perjalanan dari dan ke Bali

(Y23

) ketersediaan fasilitas pariwisata dan indikator (Y24

)

pelayanan selama berlibur dianggap telah sesuai dengan harapan wisatawan lanjut usia mancanegara Hasil pengujian hipotesis bermakna bahwa meningkatkan derajat kepuasan wisatawan dapat meningkatkan derajat loyalitas wisatawan lanjut usia berwisata di Bali

4) Pengaruh Antara Variabel Penelitian

Pengaruh yang ada pada model adalah pengaruh tidak langsung (Indirect Effects) pengaruh langsung (Direct Effects) dan pengaruh gabungan antara pengaruh langsung dan tidak langsung Pengaruh gabungan (Total Effects) adalah menjumlahan antara pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung Berikut hasil analisis secara rinci masing-masing pengaruh tersebut

Tabel Bobot Pengaruh Variabel Model Loyalitas

Wisatawan Lanjut Usia

Y2

Pengaruh Variabel X1 X2 Y1

(Kepua- M_Internal M_Eksternal (Citra)

san)

Total Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000 Y2 (Kepuasan) 0014 0455 0871 0000

Y3 (Loyalitas) -0056 0447 0488 0560 Direct Ef- Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000 fects Y2 (Kepuasan) 0041 -0119 0871 0000

Y3 (Loyalitas) -0064 0193 Nihil 0560 Indirect Ef- Y1 (Citra) 0000 0000 0000 0000 fects Y2 (Kepuasan) -0027 0573 0000 0000

Y3 (Loyalitas) 0008 0255 0488 0000 Catatana) Total Effects = Direct Effects + Indirect Effects

b) Nilai bobot yang digunakan adalah nilai Standardized Regression Weights

171

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Pengaruh masing-masing variabel pada model loyalitas wisatawan lanjut usia dapat dijelaskan sebagai berikut

[1] Variabel (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara

dipengaruhi secara gabungan oleh (Y2) variabel kepuasan

wisatawan dengan bobot terbesar yakni 0560 kemudian oleh variabel (Y

1) citra destinasi dengan bobot sebesar

0488 variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot

sebesar 0447 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel kepuasan adalah variabel yang paling besar bobotnya sebagai pembentuk loyalitas wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya

[2] Variabel (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara

dipengaruhi secara gabungan oleh (Y1) variabel citra

destinasi dengan bobot terbesar yakni 0871 kemudian oleh variabel (X

2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar

0455 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel citra destinasi memiliki bobot yang paling menentukan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya

[3] Variabel (Y1) citra destinasi dipengaruhi secara gabungan

oleh variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar

0659 sedangkan variabel (X1) motivasi internal tidak

memiliki pengaruh positif terhadap citra destinasi (Y1)

[4] Pengaruh langsung (Direct Effects) yang terbesar adalah pengaruh langsung antara (Y

1) citra destinasi terhadap

(Y2) kepuasan wisatawan dengan bobot sebesar 0871

jika dibandingkan dengan pengaruh langsung antara (X2)

motivasi eksternal terhadap (Y1) citra destinasi dengan

bobot sebesar 0659 pengaruh langsung antara (Y2)

kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan

dengan bobot sebesar 0560 dan pengaruh langsung

antara (X2) motivasi eksternal terhadap terhadap (Y

3)

loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0193 [5] Pengaruh tidak langsung (Indirect Effects) yang terbesar

172

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

adalah pengaruh tidak langsung antara (X

2) motivasi

eksternal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan dengan

bobot sebesar 0573 jika dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung antara (Y

1) citra destinasi terhadap (Y

3)

loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0488 dan pengaruh tidak langsung antara (X

2) motivasi eksternal

terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar

0255

Berdasarkan hasil analisis jalur tersebut d atas maka

dapat disimpulkan bahwa variabel loyalitas wisatawan lanjut

usia mancanegara ditentukan secara gabungan oleh variabel

kepuasan wisatawan citra destinasi dan motivasi eksternal

Variabel kepuasan wisatawan adalah variabel yang paling

menentukan loyalitas wisatawan jika dibandingkan dengan

variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Yoon dan

Uysal (2003) dan Chi (2005)

Variabel kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara

ditentukan secara total oleh variabel citra destinasi sedangkan

motivasi eksternal dan motivasi internal tidak berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan wisatawan Variabel citra destinasi

memiliki peranan yang paling dominan dalam hubungannnya

dengan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel

lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Chi (2005) Suradnya

(2005) dan Guliling dkk (2013)

Variabel citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh

variabel motivasi eksternal Pengujian ini sama dengan Yoon

dan Uysal (2003) Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013)

Hubungan langsung yang negatif antara motivasi eksternal

dengan variabel kepuasan wisatawan bermakna bahwa variabel

motivasi eksternal memerlukan variabel mediasi yakni citra

destinasi untuk menghasilkan pengaruh yang positif terhadap

variabel kepuasan wisatawan Fakta ini didukung oleh hasil

pengujian pengaruh tidak langsung antara variabel motivasi

173

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

eksternal yang dimediasi oleh variabel citra destinasi yang menghasilkan pengaruh positif terhadap kepuasan wisatawan Hasil pengujian ini sama dengan temuan Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005)

174

175

P

BAB XIV

ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK SEGMENTASI PASAR WISATAWAN

141 Filosofi Segmen Pasar

asar bisa dibagi-bagi ke dalam kriteria-kriteria tertentu yang biasa disebut dengan segmen pasar Menurut Bagyono

(2003) segmen pasar adalah kelompok konsumen yang memiliki tuntutan kebutuhan akan produk dan pelayanan yang sama

Sedangkan menurut Kotler (2005) segmen pasar adalah kelompok besar yang diidentifikasi di dalam sebuah pasar dimana proses identifikasi yang dilakukan pada umumnya berdasarkan variabel geografi demografi psikografi dan prilaku konsumen

Menurut Kleinsteuber (2002) segmen pasar adalah bagian dari pasar secara keseluruhan Bagi setiap perusahaan pasar secara keseluruhan adalah perorangan dan atau organisasi yang membutuhkan produk mereka dan memiliki kemampuan untuk membelinya Segmen pasar terdiri dari pembeli potensial yang memenuhi kriteria-kriteria yang sama Kriteria-kriteria tersebut dapat berupa faktor demografi psikografi dan prilaku konsumen

1411 Segmentasi pasar

Menurut Lawrence (2000194) segmentasi pasar adalah proses dimana pasar dibagi menjadi para pelanggan yang terdiri atas orang-orang dengan kebutuhan dan karakteristik yang sama yang mengerahkan mereka untuk merespon tawaran produkjasa dan progam pemasaran strategis tertentu dalam cara yang sama

176

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Kotler (200285) memberikan batasan tentang segmentasi

pasar sebagai berikut ldquomarket segmentation is subdiving of the market info distinct subsets of customer where any subject may conceivably be selected as a target market to be reaches in a distinct marketing mixrdquo menurutnya yang dimaksud dengan segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar kedalam kelompokndashkelompok secara tegas dan tiap kelompok itu dipilih dan ditetapkan sebagai target pasar yang dipengaruhi dengan mengunakan strategi bauran pemasaran (marketing mix) Segmen pasar yang biasa digunakan pakarndashpakar pemasaran yaitu

1) Geographic Segmentation

Segmentasi berdasarkan geografis adalah membagindashbagi pasar berdasarkan tempat atau wilayah dapat berupa suatu kuota kawasan atau Negara dimana kebutuhan dan keinginan bervariasi berdasarkan tempat tinggal mereka Sehingga perusahaan dalam memutuskan untuk beroperasi pada waktu wilayah geografis dengan memberikan variasi lokal Wilayah dan ukuran Wilayah dan ukuran merupakan

segmen yang bisa membantu perusahaan untuk menentukan pasar sasaran wilayah yang tepat bagi perusahaan

Kepadatan Kepadatan dapat disegmentasikan menjadi kelompok perkotaan pinggiran kota dan pedesaan

Iklim Iklim adalah salah satu segmen yang penting untuk diketahui perusahaan karena merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan segmentasi pasar

2) Demographic Segmentation Segmentasi berdasarkan variabel-variabel demografis merupakan dasar yang paling populer dalam membedakan pelanggan dikatakan demikian karena

177

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

keinginan preferensi dan tingkat pemakaian konsumen sering berhubungan dengan variabel-variabel demografis Alasan lainnya karena variabel-variabel demografi lebih mudah diukur dibandingkan dengan variabe-variabel lainya Berikut variabel-variabel yang digunakan dalam melakukan segmentasi pasar Usia Kemampuan dan keinginan konsumen sejalan

dengan usia Dalam menerapkan segmen usia dapat membantu perusahaan dalam menentukan pasar

Jenis kelamin Segmentasi menurut jenis kelamin merupakan suatu hal yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan

Penghasilan Penghasilan merupakan salah satu bentuk segmentasi pasar yang digolongkan oleh perusahaan dengan beberapa segmen misalnya masyarakat yang berpenghasilan rendah menengah dan tinggi

Pekerjaan Pekerjaan juga dapat menggolongkan pasar kedalam segmen pasar yaitu pegawai negeri pegawai swastam dan wiraswata

Pendidikan Segmen ini juga mendapat perhatian perusahaan karena produk yang nantinya dihasilkan oleh perusahaan haruslah sesuai dengan pendidikan konsumen dan dapat dimengerti

Jumlah keluarga Jumlah keluarga merupakan segmen yang perlu diperhatikan oleh perusahaan karena besarnya keluarga akan mengubah kebutuhan akan akomodasi yang diperlukan

Siklus keluarga Siklus keluarga merupakan segmen yang perlu diperhatikan oleh perusahaan agar perusahaan bisa menentukan sasaran yang tepat Biasanya perusahaan membedakan siklus keluarga atas status perkawinan dari konsumen yang ingin dituju

178

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Generasi Banyak penelitian yang kini mulai

memperhatikan segmentasi berdasarkan variabel

generasi Hal ini dilakukan karena adanya pemikiran

bahwa generasi dipengaruhi oleh lingkungan

dimana konsumen dibesarkan

3) Psychographic Segmentation

Segmentasi Psychographic membagi pembeli atas kelompokndashkelompok berdasarkan social class dan lifestyle Orangndashorang dalam kelompok demografik yang sama dapat dibagi dalam profil kelompok Psychographic yang berbeda satu dengan yang lainnya Kelompok social class pada dasarnya dibagindashbagi dalam kelompok kaya atau berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan rendah Sedangkan tata cara hidup (life style) sering dijadikan alasan untuk memilih fasilitas akomodasi yang sesuai dengan kelas dan kedudukannya Segmen life style ini memberikan kesempatan pada pemasar (marketer) untuk merencanakan target yang lebih akurat dan mempersiapkan fasilitas yang istimewa yang diinginkan Dalam segmen ini dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu yang berdasarkan gaya hidup dan kepribadian Gaya hidup pada segmen ini menunjukan

bagaimana cara konsumen baik secara individu maupun secara berkelompok terhadap konsumsi karena pengelompokan secara demografi akan menimbulkan gaya hidup yang berbeda-beda seperti kehidupan selebritis Oleh karena itu kelompok-kelompok yang seperti ini dapat dijadikan sasaran untuk produk-produk jenis baru karena setiap perubahan gaya hidup memiliki peluang bagi para pemasar

Kepribadian Kepribadian adalah segmen yang bisa menunjukkan pada sikap individu kepada

179

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

perusahaan dalam penentuan segmen pasar

4) Behavior Segmentation

Yaitu segmentasi yang membagindashbagi kelompok berdasarkan pengetahuan (knowledge) tingkah laku (attitude) penggunaan atau respon terhadap suatu produk tertentu Dalam segmen ini konsumen dibagi menjadi beberapa segmen yaitu Kejadian

Pembeli dapat dibedakan menurut kejadian saat mereka mengembangkan kebutuhan membeli suatu produk atau memakai suatu produk

Manfaat Manfaat yang ingin diperoleh dari konsumen dari produk yang dibeli berbeda-beda Dalam kaitanya dengan harga dan manfaat dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu mereka yang menganggap harga bersaing sebagai kepuasan yang dicari dan mereka yang lebih mengetengahkan kepuasan non harga

Status pemakaian Segmen ini dapat dibagi atas bukan pemakai bekas pemakai dan pemakai teratur Dari pembagian tersebut perusahaan dapat menentukan kelompok yang harus diperhatikan

Tahap kesiapan Pasar terdiri dari orang-orang dengan kesiapan yang berbeda-beda untuk membeli suatu produk Beberapa orang tidak menyadari keberadaan suatu produk beberapa menyadari beberapa orang menginginkan produk yang bersangkutan beberapa orang bermaksud untuk membeli

Sikap Beberapa kelompok dapat ditemukan dalam suatu

180

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pasar yaitu sikap orang yang antusias sikap yang positif sikap yang acuh tak acuh sikap yang negatifdan sifat yang benci

Dari pengertian pada halaman sebelumnya dapat

dikemukakanbahwasegmentasipasarmerupakanpenggolongan

pasar yang terdiri dari bermacam-macam aspek menjadi lebih

spesifik atau homogen dengan golongan yang bervariasi

1412 Pola Segmentasi Pasar

Suatu proses segmentasi pasar selalu dikelompok- kelompokkan mengikuti pola yang telah ditentukan dengan demikian diharapkan proses identifikasi variabel yang sedang diteliti lebih mudah untuk didapatkan

MenurutKotler(2005)segmenpasardapatdibentukdengan banyak cara salah satunya adalah dengan mengidentifikasi segmen preferensi (pilihan) yang memunculkan tiga pola antara lain Preferensi homogen yaitu menunjukan suatu pasar

dimana semua perusahaan dapat mempraktekan progam pemasaran tunggal yaitu dengan memasarkan produk tunggal Seringkali perusahaan mencari manfaat yang berbeda untuk memunculkan kebutuhan yang berbeda dari jenis produk yang sama

Preferensi tersebar yaitu konsumen mungkin tersebar di seluruh bidang yang menunjukan preferensi konsumen sangat beragam

Preferensi terkelompok yaitu pasar mungkin menunjukan kelompok preferensi yang berbeda-beda yang dinamakan segmen pasar alami

Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (200694) segmen

preferensi dibagi menjadi tiga pola yaitu

Preferensi yang homogen (homogoneous preferences)

181

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

menunjukan suatu pasar dimana semua konsumen itu secara kasar dapat dikatakan mempunyai preferensi yang sama (baik mengenai harga maupun kualitasnya)

Preferensi yang menyebar (diffused preferences) dimana preferensi konsumen dapat menyebar di dalam suatu product space tanpa menunjukan adanya konsentrasi Dalam hal ini konsumen mempunyai preferensi yang beda-beda tentang apa yang mereka inginkan dari produk tersebut

Preferensi berkelompok (clustered preferences) dimana kelompok-kelompok yang terdapat di dalam product space disebut segmen pasar mutual

1413 Segmentasi yang Efektif

Dalam menentukan segmentasi pasar harus bersifat efektif sehingga tidak menimbulkan kesukaran dalam menentukan strategi pemasaran berikutnya Menurut Kotler (2005238) agar dapat bermanfaat segmen pasar haruslah Dapat diukur dalam hal ini ukuran daya beli dan profit

segmen pasar dapat diukur Besar segmen cukup besar dan menguntungkan untuk

dapat dilayani suatu segmen harus merupakan kelompok yang homogen tersebar yang paling mungkin yang berharga untuk diraih dengan progam pemasaran yang dirancang khusus untuk mereka

Dapat diakses segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif

Dapat dibedakan segmen-segmen secara konseptual dapat dipisahkan dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan progam bauran pemasaran yang berbeda

Dapat diambil tindakan progam-progam efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen- segmen tersebut

182

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Sedangkan menurut Kasali (2000139) segmentasi pasar yang baik adalah

Apakah segmen itu cukup besar Segmen yang dipilh hendaknya cukup potensial dalam arti besar pasarnya dapat menjamin kontinuitas produk sesuai dengan harga yang bersedia dibayar oleh konsumen

Apakah ada daya belinya Populasi yang besar dalam sebuah segmen belum menjamin keberhasilan daya beli dan kesediaan untuk membeli juga penting

Apakah dapat dibedakan dengan segmen lainya Apakah sudah ada pesaing lain yang menguasai segmen

itu Segmen yang menarik tidak selalu terbuka untuk semua pendatang Mereka sudah ada tersebut pada umumnya sudah memasang rintangan-rintangan kepada calon pendatang baru bentuknya ada berbagai macam seperti harga murah iklan yang gencar penggunaan bahan baku dan penggunaan teknologi yang baik

Apakah sumber daya yang memadai Sumber daya yang dimiliki perusahaan haruslah baik untuk dapat menjangkau pasar

1414 Strategi Pemilihan Pasar

Menentukan pasar sasaran dalam perusahan bukanlah hal yang mudah karena akan berdampak pada penjualan barang dan atau jasa yang akan dijual oleh perusahaan Berikut definisi dari beberapa ahli dalam strategi pemilihan pasar

Menurut Kleinsteuber (2002) dalam strategi manajemen pemasaran hal yang perlu diperhatikan dalam strategi penyusunan pasar

1) Market Targeting Proses mengidentifikasi dan menganalisis satu atau beberapa segmen pasar disebut strategi menentukan pasar Dalam istilah asing strategi menentukan pasar yang akan

183

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

dibidik disebut sebagai market targeting Guna menentukan segmen mana yang akan memiliki potensi untuk dilayani secara menguntungkan diperlukan riset pemasaran Adapun kriteria yang digunakan Jumlah permintaan produk Kelayakan tiap segmen

pasar untuk dilayani secara khusus dipengaruhi oleh perkiraan jumlah produk tiap segmen pasar dan prospek pertumbuhanya beberapa tahun yang akan datang

Tingkat persaingan pasar Perlu dianalisis dan dikumpulkan adalah kekuatan dan kelemahan perusahaan-perusahaan pesaing utama

Perbandingan manfaat dan biaya Apabila manfaat yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang ditanggung ada baiknya perushaan mempertimbangkan melayani semua segmen pasar yang bersangkutan

Kekuatan dan kelemahan perusahaan Salah satu riset yang dilakukan perusahaan agar bisa bersaing dengan perusahaan lain

Tujuan usaha jangka menengah Bagaimanapun menariknyasegmenpasartertentuapabilaperusahaan menyamping dari tujuan jangka menengah segmen pasar tadi menjadi tidak menarik

Kemampuan menghimpun dan tambahan Untuk melayani segmen-segmen pasar secara khusus dana tamabahan dan karyaan untuk mengembangkan kegiatan produk

2) Market Positioning

Dengan membandingkan kekuatan dan kelemahan dengan perusahaan pesaing perusahaan dapat sebagai pemimpin pasar atau hanya sebagai berikut Dalam istilah asing menempatkan perusahaan diantara perusahaan lain yang

184

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

beroperasi disebut market positioning Penentuanya dapat dilakukan untuk produk perusahaan secara keseluruhan atau hanya pada jenis produk dan merek dagang tertentu yang diusahakan oleh perusahaan

3) Alternatif Strategi Pemilihan

Berdasarkan market targeting dan market positioning perusahaan dapat memilih empat alternatif strategi pemilihan pasar yaitu Mengerahkan seluruh sarana usaha kearah segmen

pasar terbesar Strategi pemilihan segmen pasar ini dilakukan dengan jalan menggerakan seluruh sarana usaha yang dimiliki perusahaan untuk merebut pembeli potensial disegmen pasar yang terbesar baik ditinjau dari potensi jumlah permintaan produk maupun dari sumbangan keuntungan dari perusahaan

Melayani beberapa segmen pasar tertentu Tiap segemen pasar yang dipilih dianggap dengan strategi pemasaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi mayoritas pembeli potensial dalam segmen pasar tersebut

Memusatkan diri pada beberapa segmen pasar yang menguntungkan dan memusatkan hasil produknya pada satu atau beberapa segmen pasar yang telah dikenal dan dianggap paling menguntungkan

Melayani seluruh segmen pasar yang ada Perusahan- perusahaan besar biasanya memiliki kemampuan menerapkan strategi pemasaran yang berbeda-beda pada setiap segmen pasar yang mereka layani

1415 Manfaat Segmentasi Pasar

Swastha (2006) mendefinisikan secara terperinci segementasi pasar dapat membantu manajemen dalam

185

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang

paling menguntungkan

Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan

pasar

Menentukan cara-cara promosi yang paling efektif bagi

perusahaan

Memilih media advertensi yang lebih baik dan menentukan

bagaimana mengalokasikan dana secara lebih baik ke

berbagai media

Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha

promosi

Sedangankan menurut Angiopora (2002113) segmentasi

pasar bermanfaat untuk

Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi

yang lebih baik untuk mendapatkan (mengarahkan) serta

membandingkan kesempatan-kesempatan atau harapan

di dalam marketing

Perusahaan dapat menggunakan pengetahuanya terhadap

respon marketing yang berbeda-beda sehingga dapat

mengalokasikan budgetnya dengan lebih tepat sebagai

segmen

Perusahaan dapat mengatur lebih baik produknya dan

marketing appealnya

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa manfaat

segmentasi pasar adalah menyediakan produk sesuai dengan

permintaan pasar menentukan cara-cara promosi yang efektif

mengarahkan serta membandingkan kesempatan-kesempatan

di dalam pemasaran dapat mengalokasikan anggaranya dengan

lebih tepat terhadap berbagai macam segmen dan agar dapat

mengatur waktu sebaik-baiknya dalam usaha promosi

186

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

1416 Target Pemasaran

Suatu tujuan yang amat penting dalam perencanaan pemasaran adalah menentukan metode yang dianggap penting untuk mencapai target yang sudah ditetapkan perusahaan Suatu target pasar terdiri dari top prospect yaitu orangndashorang yang hampir selalu melakukan pembelian produk tertentu Menurut Sulastyono (2001) disebutkan targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki

Kotler (2003) memberi batasan tentang target pemasaran sebagai berikut ldquotarget marketing is a process of evaluating each segmentsrdquo Jadi menurut Kotler target pemasaran adalah suatu proses mengevaluasi kebutuhan dan keinginan tiap segmen dan menyeleksi menandai satu atau beberapa segmen pasar

142 Alat Analisis Segmentasi Pasar

Untuk menjawab pokok permasalahan yang dikemukakan akan dijawab dengan teknik analisis sebagai berikut 1) Teknik Analisis Distribusi Frekuensi

Teknik analisis distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui jumlah dan prosentase mengenai variabel demografi geografi psikografi dan prilaku konsumen wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel sehingga diperoleh hasil dari masing-masing variabel melalui tabel-tabel yang dibuat berdasarkan hasil dari progam SPSS (Statistic Pharametrik) Setelah mengetahui hasil dari distribusi frekuensi selanjutnya dilkakukan teknik analisis tabulasi (cross tabulation)

2) Teknik Analisis Tabulasi Silang (Cross tabulation) Jika distribusi Frekuensi di atas hanya menerobos tiap- tiap variabel secara tersendiri maka dengan tabulasi silang akan membahas dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan secara diskriptif dan kemudian dijelaskan secara rinci sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik wisatawan yang menginap dan menggunakan

187

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

jasa hotel berdasarkan variabel demografi geografi dan psikografi dalam kaitanya dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan

3) Teknik analisis Chi-square Analisis chi-square digunakan untuk mengetahui signifikan atau ada tidaknya hubungan antara variabel demografi geografi dan psikografi dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan oleh wisatawan yang menginap yaitu dengan analisis deskriptif statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 tingkat kesalahan 5 dan derajat kebebasan (df) dari 1 sampai 30 Menurut Lukas

(1997) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

(Fo-Fe) 2

X2 = sum mdashmdashmdashmdashmdash

Fe

(total baris 1) (total kolom 1)

Fe=mdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdash

Total Jumlah

Keterangan X2 = Chi-square Fo = Frekuensi yang diobservasi Fe = Frekuensi yang diharapkan

143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar

1) Variabel Geografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor geografis seperti variabel wilayah yaitu Negara menunjukkan negara asal tamu yang menginap pada sebuah hotel

2) Variabel Demografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor demografis seperti usia jenis kelamin jumlah anggota keluarga dan status perkawinan

3) Variabel Psikografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor psikografis seperti variabel motivasi menjelaskan hal-hal yang mendorong tamu pada sebuah hotel dalam melakukan

188

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pembelian

4) Variabel Prilaku konsumen identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan sikap atau tanggpan mereka terhadap produk yang ditawarkan oleh sebuah hotel seperti variabel manfaat yang dicari menjelaskan alasan tamu memilih menginap pada sebuah hotel dengan alternatifnya antara lain faktor lokasi fasilitas harga pelayanan ataupun keramahan

Tabel 141 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

No Variabel Indikator Definisi

1 V a r i a b e l Demografi

Usia(X1) Variabel usia adalah variabel yang berisi- kan data-data wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan usia wisatawan

J e n i s Kelamin(X2)

Variabel jenis kelamin adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan jenis kelamin wisatawan

S t a t u s Pernikahan(X3)

Variabel status pernikahan adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan status pernikahan wisatawan

Pekerjaan(X4) Variabel pekerjaan adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan pekerjaan wisatawan

Pendapatan(X5) Variabel pendapatan adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan pendapatan wisatawan

J u m l a h Keluarga(X6)

Variabel jumlah keluarga adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan jumlah keluarga wisatawan

Pendidikan(X7) Variabel pendidikan adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan jenjang pendidikan wisatawan

2 V a r i a b e l Geografi

Negara Asal(X8) Variabel Negara Asal merupakan variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap di Dhyana Pura Beach Resort berkenaan dengan Negara asal

189

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

No Variabel Indikator Definisi

3 V a r i a b e l Psikografi

Motivasi(X9) Variabel motivasi merupakan variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan motivasi

4 V a r i a b e l P e r i l a k u Konsumen

Manfaat(X10)

Variabel manfaat adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan manfaat yang dicari wisatawan lokasi fasil- itas harga dan pelayanan yang menjadi alas an tamu menginap pada sebuah hotel

Studi Kasus Penentuan Segmentasi Pasar

1) Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel

Demografi Karakteristik Responden dilihat dari demografi yang

terdiri dari variabel usia jenis kelamin status perkawinan pekerjaan pendapatan jumlah keluarga dan pendidikan responden yang menginap pada sebuah hotel Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan progam komputer menghasilkan gambaran wisatawannya secara keseluruhan berdasarkan demografi akan diuraikan tabel seperti tabel berikut

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel

Demografi

No

Usia Jumlah

Orang Prosentase

1

15-20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt50 tahun

2

11

58

24

5

20 110

580

240 50

Total 100 1000

190

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

2

Jenis Kelamin Pria

Wanita 65

35 650

350 Total 100 1000

3

Status Perkawinan Menikah

Tidak menikah 63

37

100

630

370

1000 Total

4

Pekerjaan Pelajar

PegawaiKaryawan

Wiraswata

Dan lainnya

3

63

18

16

30

630

180

160 Total 100 1000

5

Pendapatan ltUS$1000

US$1000-US$2500

gtUS$2500

36

53

11

360

530

110 Total 100 1000

6

Jumlah Keluarga 1-2 orang

3-4 orang

gt5 orang

70

25

5

700

250

50 Total 100 1000

7

Pendidikan SD

SLTP

SMA

Perguruan Tinggi

1

2

17

80

10

20

170

800 Total 100 1000

5) Karakteristik Responden Berdasarkan Geografi

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Geografi

Negara Asal Jumlah

Orang Prosentase a Indonesia

b Belanda 38

36 380

360

191

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

c Australia

d Amerika Serikat

e China

f Jerman

g Perancis

h Dan lainnya

6

4

1

8

2

5

60

40

10

80

20

50 Total 100 1000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa

karakteristik responden berdasarkan geografi menurut negara asal wisatawan yang menginap paling banyak berasal dari Indonesia yaitu 380 berikutnya berasal dari Belanda 360 8 berasal dari Jerman Australia 60 40 dari Amerika Serikat Prancis 20 China 10 dan dari negara-negara lain diluar itu sebanyak 50

6) Karakteristik Responden Berdasarkan Psikografi

Untuk karakteristik responden berdasarkan variabel psikografi dapat dilihat pada tabel berikut

Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Psikografi

Motivasi perjalanan Jumlah

Orang Prosentase a Rapat

b Bisnis

c Paket Wisata

d Liburan

e Pendidikan

f Dan lainnya

5

5

28

57

4

1

50

50

280

570

40

10 Total 100 1000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa

karakteristik responden berdsarkan psikografi dilihat dari motivasi wisatawan dalam melakukan perjalanan 570 adalah untuk Liburan 280 adalaha Paket Wisata 50 untuk Rapat 50 mempunyai tujuan Bisnis 50

192

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

untuk Pendidikan dan 10 sisanya adalah tujuan diluar yang sudah disebutkan

4) Karakteristik Responden Berdasarkan Prilaku

Konsumen Untuk karakteristk responden berdasarkan varibel

prilaku konsumen dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel

Prilaku Konsumen

Manfaat yang dicari Jumlah

Orang Prosentase a Lokasi Strategis

b Pelayanan Cepat

c Fasilitas Lengkap

d Kebersihan Hotel

e Harga Terjangkau

49

6

34

6

5

490

60

340

60

50 Total 100 1000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik

responden berdasarkan prilaku konsumen dilihat dari manfaat yang dicari sebagian besar wisatawan memilih lokasi yang strategis yaitu sebesar 490 berikutnya fasilitas yang lengkap sebesar 340 pelayanan yang cepat sebanyak 60 60 adalah kebersihan hotel dan yang paling sedikit adalah harga yang terjangkau yaitu sebesar 50

5) Hubungan Antara Variabel Demografi dengan Variabel

Prilaku Konsumen Berikut diuraikan hubungan antar variabel Demografi

responden dalam hal ini wisatawan pada sebuah hotel dengan manfaat yang dicari secara rinci sebagai berikut

Variabel Usia

Usia wisatawan menggambarkan tingkat kedewasaan seseorang yang juga berpengaruh pada

193

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

kesetiaan seseorang terhadap suatu produk Berdasarkan usia responden terhadap manfaat yang dicari dari 100 orang responden dapat dilihat pada tabel berikut ini

Hubungan Usia terhadap Manfaat yang dicari Responden

pada sebuah hotel di Bali Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayan- an yang

cepat

Fasilitas yang

lengkap

Keber- sihan hotel

Harga yang ter- jangkau

Total

Usia 15-20 Count 1 0 1 0 0 2 within

Usia 500 0 500 0 0 1000

21-30 Count 5 2 4 0 0 11

within

Usia 455 182 364 0 0 1000

31-40 Count 29 1 22 4 2 58

within

Usia 500 17 379 69 34 1000

41-50 Count 11 2 7 1 3 24

within

Usia 458 83 292 42 125 1000

gt50 Count 3 1 0 1 0 5

within

Usia 600 200 0 200 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Usia 490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa yang terbanyak

dicari berdasarkan usia adalah lokasi yang strategis sebanyak

490 yang berikutnya adalah fasilitas yang lengkap yaitu

340 selanjutnya kebersihan hotel sebanyak 60 60 memilih pelayanan yang cepat dan harga yang terjangkau sebanyak 50

Bila dikelompokan pilihan mereka berdasarkan usia dari 100 orang responden yang berusia 15 sampai 20 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebagai pertimbangan utama hal ini ditunjukan oleh besarnya prosentase sebesar 500 500 sedangkan responden dengan kelompok usia antara 21 sampai dengan 30 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang

194

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase yaitu 455 dan 364

Untuk kelompok usia 31 sampai 40 tahun cenderung mempunyai pilihan tersebar yaitu lokasi hotel yang strategis 500 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 379

Untuk kelompok usia antara 41 tahun sampai dengan 50 tahun pilihan manfaat mereka dengan urutan sebagai berikut lokasi hotel yang strategis 458 fasilitas hotel yang lengkap yaitu 292 dan harga yang terjangkau 125 Sedangkan untuk responden dengan kelompok usia lebih dari 50 tahun memilih manfaat lokasi hotel yang strategis yaitu sebanyak 60

Variabel Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin dapat ditentukan pilihan wisatawan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel Untuk selengkapnya distribusi responden berdasarkan jenis kelamin terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubugan Jenis Kelamin terhadap Manfaat yang dicari Re-

sponden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayan- an yang

cepat

Fasilitas

yang lengkap

Keber- sihan hotel

Harga yang

terjang- kau

Total Jenis Kelamin

Pria Count

within JenisKel- amin

35

538

2

31

24

369

1

15

3

46

65

1000

Wan- Count ita within

JenisKel- amin

14

400

4

114

10

286

5

143

2

57

35

1000

Total Count within JenisKel- amin

49

490

6

60

34

340

6

60

5

50

100

1000

195

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden

manfaat yang dicari dari sebuah hotel berdasarkan variabel jenis kelamin menunjukan bahwa pria 538 memilih lokasi hotel yang strategis urutan berikutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap 369 Sedangkan responden wanita manfaat yang dicari terdistribusi pada pilihan yaitu harga lokasi hotel yang strategis 400 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 286

Status Perkawinan

Berikut distribusi responden berdasarkan status perkawinannya terhadap manfaat yang dicari pada Dhyana Pura Beach Resort seperti pada tabel berikut

Tabel Hubungan Status Perkawinan terhada Manfaat yang

Dicari responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari Lokasi yang strat- egis

Pe- layanan

yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Keber- sihan hotel

Harga yang

terjang- kau

Total

Status Perkaw- inan

Menikah Count

within Status Perkaw- inan

30

476

4

63

21

333

4

63

4

63

63

1000

Tidak Count Menikah within

Status Perkaw- inan

19

514

2

54

13

351

2

54

1

27

37

1000

Total Count within Status Perkaw- inan

49

490

6

60

34

340

6

60

5

50

100

1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden

berdasarkan status perkawinan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa wisatawan yang sudah

196

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

menikah memiliki distribusi pilihan manfaat 476 memilih lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 333

Proporsi responden wisatawan yang belum menikah terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukan bahwa pilihan yang terbanyak adalah lokasi hotel yang strategis 514 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 340

Pekerjaan

Pekerjaan mencerminkan status sosial ekonomi dan keluarganya melakukan jenis perkerjaan seseorang dapat dapat diperoleh gambaran status sosialnya di masyarakat yang berpengaruh pula pada pemilihan jenis produk dan pelayanannya Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pekerjaan terhadap Manfaat yang dicari Re-

sponden pada sebuah hotel Manfaat Yang Dicari

Lokasi Pe- Fasili- Keber- Harga Total yang

strategis

layanan yang cepat

tas yang leng- kap

sihan hotel

yang terjang-

kau

Pekerjaan Pelajar Count 1 0 2 0 0 3

within

Pekerjaan 333 0 667 0 0 1000

Pe- gawai

Wiras- wata

Dan

Count 31 2 25 3 2 63 within

Pekerjaan 492 32 397 48 32 1000

Count 7 3 4 1 3 18 within

Pekerjaan 389 167 222 56 167 1000

Count 10 1 3 2 0 16

lainnya within Pekerjaan

625 62 188 125 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100 within

Pekerjaan 490 60 340 60 50 1000

197

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden

berdasarkan yang pekerjaan dirtekuni terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang berstatus pelajar pilihan terhadap manfaat yaitu fasilitas hotel yang lengkap yaitu 667 dan lokasi hotel yang strategis sebanyak 333

Untuk kelompok responden yang berprofesi sebagai pekerjakaryawan manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi yang strategis 492 dan pilihan berikutnya pada fasilitas hotel yang lengkap yaitu 397

Untuk responden yang menekuni pekerjaan sebagai pebisniswiraswasta pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis sebesar 389 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 222

Sedangkan responden yang berprofesi selain yang sudah disebutkan diatas memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 625 dan fasilitas hotel yang lengkap 188

Secara umum berdasarkan pekerjaan wisatawan yang menginap pada sebuah hotel 490 memilih lokasi yang strategis 340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat dan 50 karena harga yang terjangkau

Pendapatan

Pendapatan responden mengungkapkan berapa rata-rata total perbulan pendapatan dari pekerjaan yang ditekuni sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendapatan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan Hubungan pendapatan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

198

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tabel Hubungan Pendapatan terhadap Manfaat yang dicari

Responden pada sebuah hotel Manfaat Yang Dicari

Lokasi Pe- Fasili- Keber- Harga Total yang strat- egis

layan- an

yang cepat

tas yang leng- kap

sihan hotel

yang ter-

jang- kau

Penda- patan

ltUS$1000 Count 19 3 13 1 0 36

within Pendapa- tan

528 83 361 28 0 1000

US$1000- US$2500

Count 26 3 17 5 2 53 within Pendapa- tan

491 57 321 94 38 1000

gtUS$2500 Count 4 0 4 0 3 11 within Pendapa- tan

364 0 364 0 273 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100 within Pendapa- tan

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan tingkat

pendapatan responden terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang berpendapatan kurang dari US$1000bulan pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari pada lokasi hotel yang strategis 528 dan fasilitas hotel yang lengkap sebanyak 361

Untuk wisatawan yang berpendapatan antara US$1000 sampai dengan US$2500 pilihan mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang strategis yaitu 491 dan lokasi hotel yang terjangkau 321

Sedangkan untuk wisatawan yang berpenghasilan di atas U$2500 pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase yang sama yaitu 364

199

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Jumlah Keluarga Jumlah keluarga responden adalah berapa banyak jumlah keluarga dari responden yang ikut menginap pada sebuah hotel Hal ini mempengaruhi juga dalam pemilihan manfaat yang dicari dalam menentukan produk dan pelayanan yang diingikan Hubungan antara jumlah keluarga dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Jumlah Keluarga terhadap Manfaat yang dicari

Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari Lokasi Pelayanan Fasilitas Keber- Harga Total

Jumlah

1-2 Count

yang strategis

yang cepat

yang lengkap

sihan hotel

yang ter-

jang- kau

Kelu- arga

within Jumlah Keluarga

36 6 23 3 2 70 514 86 329 43 29 1000

3-4 Count 10 0 10 2 3 25 within Jumlah Keluarga

400 0 400 80 120 1000

gt5 Count 3 0 1 1 0 5 within Jumlah Keluarga

600 0 200 200 0 1000

To- tal

Count 49 6 34 6 5 100

within Jumlah Keluarga

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan jumlah

keluarga responden terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang jumlah keluarganya 1 sampai dengan 2 orang yang menginap pada sebuah hotel pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 514 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 329

200

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Untuk wisatawan yang jumlah keluarganya 3 sampai

dengan 4 orang pilihan manfaat yang dicari oleh mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase jumlah yang sama besar yaitu 400

Sedangkan untuk wisatawan yang jumlah keluarganya lebih dari 5 orang pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi hotel yang strategis sebesar 600 dan berikutnya fasilitas hotel yang lengkap dan kebersihan hotel dengan proporsi yang sama besar yaitu 200

Pendidikan

Pendidikan responden mengungkapkan tingkat pendidikan apa yang telah ditempuh oleh responden sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendidikan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan Hubungan pendidikan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pendidikan terhadap Manfaat yang dicari

Responden pada sebuah hotel

ManfaatYangDicari Lokasi Pelayan- Fasilitas Keber- Harga Total yang

strategis an yang

cepat yang

lengkap sihan hotel

yang ter- jangkau

Pen- didikan

SD Count 1 0 0 0 0 1

within

Pendidikan 1000 0 0 0 0 1000

SLTP Count 1 0 1 0 0 2

within

Pendidikan 500 0 500 0 0 1000

SMA Count 6 1 5 3 2 17

within

Pendidikan 353 59 294 176 118 1000

Pergu- Count 41 5 28 3 3 80 ruan within

Tinggi Pendidikan 512 62 350 38 38 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Pendidikan 490 60 340 60 50 1000

201

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden

berdasarkan jenjang pendidikan yang telah ditempuh terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang latar belakang pendidikannya sampai Sekolah Dasar (SD) pilihan terhadap manfaat yaitu lokasi hotel yang strategis yaitu sebesar 1000

Untuk kelompok responden yang latar belakang pendidikannya sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan proporsi jumlah yang sama besar yaitu 500

Untuk responden yang latar belakang pendidikanya sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 353 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 294

Sedangkan responden yang latar belakang pendidikan terakhirnya sampai dengan Perguruan Tinggi memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 512 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 350

Hubungan Antara Variabel Geografi dengan Variabel Prilaku

Konsumen Dilihat dari Negara mana wisatawan berasal distribusi

pilihan mereka terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

202

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tabel Hubungan Negara Asal terhadap Manfaat yang dicari

Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari Lokasi Pe- Fasilitas Keber- Harga Total yang strat- egis

layanan yang cepat

yang lengkap

sihan hotel

yang terjang-

kau Negara Indone- Count

21 3 12 2 0 38 Asal sia

within

Negara Asal 553 79 316 53 0 1000

Belanda Count 19 1 13 1 2 36

within Negara Asal

528 28 361 28 56 1000

Austra- Count 3 1 2 0 0 6 lia within 500 167 333 0 0 1000

1 0 2 0 1 4

250 0 500 0 250 1000

0 0 0 1 0 1

0 0 0 1000 0 1000

Negara Asal Amer- Count ika within Serikat Negara Asal China Count within Negara Asal Jerman Count 4 0 2 1 1 8

within Negara Asal 500 0 250 125 125 1000

Peran- Count 0 0 1 1 0 2 cis within

Negara Asal 0 0 500 500 0 1000

Dan Count 1 1 2 0 1 5 lainnya within

Negara Asal 200 200 400 0 200 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within Negara Asal 490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan manfaat yang paling banyak dijadikan pertimbangan berdasarkan negara asal wisatawan yang menginap pada sebuah hotel adalah sebagai berikut 490 memilih lokasi yang strategis 340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat dan 50 harga yang terjangkau

203

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Tujuan

Rapat

Count

Lokasi yang

strategis

Pelaya- nan yg cepat

Fasilitas yang

lengkap

Keber- sihan hotel

Harga yang ter- jangkau

Total

Per- jalanan

within

3 1 1 0 0 5

Tujuan 600 200 200 0 0 1000

Bisnis Perjalanan Count

1

1

1

0

2

5

within Tujuan 200 200 200 0 400 1000

Paket Perjalanan Count

17

0

9

2

0

28

Wisa- ta

within Tujuan

607

0

321

71

0

1000

Libur- Perjalanan Count

25

4

21

4

3

57 an within

Tujuan

439

70

368

70

53

1000

Pen- Perjalanan Count

2

0

2

0

0

4 didi-

kan within Tujuan

500

0

500

0

0

1000

Dan Perjalanan Count

1

0

0

0

0

1

lain- nya

within Tujuan

1000

0

0

0

0

1000

Total Perjalanan Count

49

6

34

6

5

100 within

Tujuan

490

60

340

60

50

1000

Perjalanan

Hubungan Antara Variabel Psikografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Motivasi perjalanan yang dilakukan wisatawan tentu tidak sama ada yang memiliki motivasitujuan berlibur rapat bisnis dan lain sebagainya Hubungan antara motivasi perjalanan wisatawan terhadap manfaat wisatawan terhadap manfaat yang dicari dalam menjatuhkan pilihan untuk menginap di sebuah hotel bisa dilihat dari tabel berikut

Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang

dicari Responden pada sebuah hotel Manfaat Yang Dicari

204

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Dari tabel di atas terlihat bahwa wisatawan yang memiliki

motivasi Rapat 600 memilih lokasi hotel yang strategis dan dengan prosentase pilihan 200 memilih fasilitas hotel yang lengkap dan pelayanan yang cepat

Untuk tujuan bisnis manfaat yang mereka cari adalah harga yang terjangkau yaitu 400 dan dengan prosentase yang sama besar yaitu 200 memilih fasilitas hotel yang lengkap pelayanan yang cepat dan lokasi hotel yang strategis Sedangkan responden yang tujuannya paket wisata manfaat yang mereka cari adalah lokasi yang strategis dengan prosentase 607 dan selanjutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap prosentase 321

Motivasi terbanyak adalah berlibur dan pertimbangan manfaat yang dipilih untuk menginap di Dhyana Pura Beach Resort adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 439 dan fasilitas hotel yang lengkap 368

Untuk wisatawan yang mempunyai tujuan pendidikan memilih manfaat untuk menginap adalah lokasi yang strategis dan fasilitas yang lengkap dengan prosentase 500 Dan yang terakhir adalah wisatawan dengan tujuan diluar tujuan yang telah disebutkan memilih manfaat dari Dhyana Pura Beach Resort sebagai tempat menginap dengan alasan 1000 lokasi hotel yang strategis

Karakteristik Responden dalam Kaitanya dengan Manfaat

yang Dicari

Menjawab pokok permasalahan kedua yaitu mengenai

hubungan antara variable demografi geografi dan psikografi

responden terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel

maka analisis dilakukan dengan menggunakan analisis Chi-

Square

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat

diuraikan seperti pada tabel berikut

205

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

No

Variabel Uji

2

Hitung

2

Tabel

df

α

Asymp Sig

(2-sided)

Hubungan

1

Manfaat yang dicari dengan usia

15474

2630

16

005

0490 Tidak Sig-

nifikan

2

Manfaat yang dicari dengan jenis kelamin

10218

949

4

005

0037

Signifikan

3

Manfaat yang dicari dengan status perkaw- inan

0778

949

4

005

0941

Tidak Sig-

nifikan

4

Manfaat yang dicari dengan perkerjaan

16667

2103

12

005

0163 Tidak Sig-

nifikan

5

Manfaat yang dicari dengan pendapatan

16781

1551

8

005

0032

Signifikan

6

Manfaat yang dicari dengan jumlah keluarga

9258

1551

8

005

0321 Tidak Sig-

nifikan

7

Manfaat yang dicari dengan pendidikan

8728

2103

12

005

0726 Tidak Sig-

nifikan

8

Manfaat yang dicari dengan Negara Asal

40903

4134

28

005

0055 Tidak Sig-

nifikan

9

Manfaat yang dicari dengan motivasi

24548

3642

20

005

0219 Tidak

Signifikan

Tabel Hubungan antara variabel Demografi Geografi dan Psikografi terhadap variabel manfaat yang dicari pada sebuah

hotel

X X

Sumber Hasil Penelitian X2 hitung gt X2 tabel = signifikan

Berdasarkan tabel di atas yang menunjukan hubungan

antara tujuh variabel demografi satu variabel geografi dan satu

variabel psikografi dengan manfaat yang dicari

Dari hasil perbandingan antara nilai Chi-Square hitung

dengan Chi-Square tabel serta tingkat signifikan yang dicapai

terbukti bahwa sembilan variabel yang diteliti dan diuji hanya

dua variabel yang berpengaruh signifikan yaitu

206

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Variabel Jenis Kelamin wisatawan terhadap manfaat

yang dicari pada sebuah hotel berpengaruh signifikan

dimana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel

(10218gt949) dengan tingkat signifikan 0037lt005 yang

membuktikan bahwa manfaat yang dicari seseorang untuk

menginap pada sebuah hotel memiliki kecenderungan

dipengaruhi oleh jenis kelamin mereka

Variabel Pendapatan responden terhadap manfaat yang

dicari pada sebuah hotel adalah signifikan di mana chi-

square hitung lebih besar dari chi-square tabel (16781gt1551)

dengan tingkat signifikan 0032lt005

207

A

BAB XV

REGRESI DAN KORELASI PADA JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN

151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua

Variabel nalisis tentang distribusi pasangan variabel disebut dengan istilah analisis bivariat Analisis tersebut membutuhkan

data yang terdiri dari dua kelompok hasil observasi atau pengukuran Data sedemikian itu dapat diperoleh dari berbagai bidang kegiatan yang menghasilkan pasangan observasi pengukuran sebanyak n yang dinyatakan sebagai (Xi Yi) dimana i = 1 2 n Variabel X mungkin saja berupa tingkat hunia kamar pada sebuah hotel sedangkan variabel Y merupakan penjualan makanan dan minuman dalam periode tertentu Pada dasarnya hubungan antara variabel X dan Y umumnya berkisar pada dua hal yang kadang-kadang sulit untuk dibedakan a) Mencari bentuk persamaan yang sesuai untuk meramal

(memprediksi) rata-rata Y bagi X tertentu atau rata-rata X bagi Y tertentu Permasalahan ini disebut dengan istilah regresi dimana terdapat variabel tergantung (dependen variable biasanya dinyatakan dengan notasi Y) dan variabel bebas (independent variable biasanya dinyatakan dengan notasi X)

b) Mengukur tingkat asosiasi (keterkaitan) atau korelasi antara variabel X dan variabel Y Tingkat asosiasi tersebut tergantung pada pola variasi atau inter-relasi yang bersifat simultan dari variabel X dan Y Variasi ini merupakan variasi gabungan (joint variation) dari X dan Y dan pengukurannya merupakan permasalahan Batas hubungan antara X dan

208

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

b

Y dapat dinyatakan dalam 2 kemungkinan Kemungkinan pertama adalah X dan Y (korelasi sempurna) sedangkan kemungkinan kedua adalah X dan Y (tidak berkorelasi) Variabel X dan Y dianggap berasosiasi secara statistik bila tingkat hubungannya terdapat diantara kedua batas tersebut

152 Cara Penerapan Garis Regresi

Garis linier yang terbentuk melalui titik-titik koordinat diagrtam pencar seringkali dinamakan (estimating line) Jika garis tersebut digambarkan dalam diagram pencar dengan menggunakan metode kuadrat minimum (least square) maka kita akan memperoleh garis regresi Y terhadap X garis regresi tersebut memiliki persamaan

Yi = a+bX Dimana konstanta a dan b dicari dengan persamaan berikut

( Y b X )

n XY X Y

a

n

n X 2

(

X ) 2

dimana n = jumlah pasang observasi atau pengukuran Koefisien di atas dinamakan ko-efisien regresi

153 Koefisien Korelasi

Pengukuran korelasi sampel diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil perkalian XrsquoYrsquo untuk semua nilai-nilai observasi dan mengrata-ratakannya dengan pembagi n Jika Xrsquo dan Yrsquo masing-masing dinyatakan dalam unit deviasi standar-nya maka akan diperoleh pengukuran korelasi yang bebas dari unit asal Pengukuran tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut

209

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

n s n s y

1 n X i Y i

atau 1 n Xi

X Yi Y

r i 1 s x

y

r i 1 s x

Perumusan di atas sering dinamakan ko-efisien korelasi Pearson atau dalam istilah asing disebut Product Moment Co-efficient of Correlation Secara sederhana rumus tersebut dapat ditulis menjadi

r=(nΣXY - sumXsumY) radic(nΣXsup2-(sumx)sup2) radic(nΣYsup2-(Σy)sup2)

Pada hakekatnya nilai r dapat bervariasi dari ndash1 melalui 0 hingga

+1 Jika r = 0 atau mendekati 0 maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau bahkan tidak terdapat hubungan sama sekali

154 Uji Hipotesi T-test

Uji T atau T-test Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan membuktikan kembali apakah hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) memang benar-benar diperoleh atau secara kebetulan

Menurut Sugiyono (2004184) hal ini dapat dibuktikan dengan rumus T-test

Keterangan

T-test = Koefisien t-test r = Koefisien korelasi n = jumlah data

210

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut

a) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha)

Ho b lt 0 ini berarti secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya

Ha b gt 0 secara parsial variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya

b) Menentukan level of significant () yang mana dalam penelitian ini adalah sebesar 5 sehingga tingkat kebenaran (significant) dalam penelitian ini adalah sebesar 95

c) Penentuan df (Degree of freedom) dilakukan menggunakan persamaan

dimana

df = degree of freedom n = jumlah responden dan k = jumlah variable bebas

d) Menentukan kriteria pengujian

Ho diterima bila tHitung

tTabel

Ho ditolak bila tHitung

gt tTabel

Keputusan t

hitung dibandingkan t

tabel apabila t

hitung lebih

besar dengan ttabel

nilai maka keputusan menolak

hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatife

(Ha) Ini berarti terdapat pengaruh antara variabel

bebas dengan variabel terikat sebaliknya jika nilai thitung

211

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

lebih kecil dengan nilai t

tabel maka keputusan menerima

hipotesis nol (Ho) dan menolak hipotesis alternative (Ha) yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat Sugiyono (2004)

Studi Kasus Analisis Regresi dan Korelasi Pada Sebuah

Hotel Pengaruh Biaya Advertising dan Biaya Personal Selling Terhadap Total Pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta Bali

Biaya Advertising (X1) Biaya Personal Selling (X2) dan Total

Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali Periode Tahun 2005 - 2009

Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp) Janrsquo05 1100000 1555000 529600000 Febrsquo05 1215000 1578000 701455118 Marrsquo05 1280000 1943000 727650753 Aprrsquo05 1700000 3856000 924567966 Meirsquo05 1795000 4157000 942012397 Junrsquo05 1800000 4750000 957789113 Julrsquo05 1960000 5353000 1121749036

Agursquo05 1967000 5600000 1135892433 Seprsquo05 2050000 5695000 115800000 Oktrsquo05 7950000 9560000 1677234986 Novrsquo05 7564000 9542000 1555169000 Desrsquo05 6785000 9500000 1554169500 Janrsquo06 4650000 8250000 1432555789 Febrsquo06 4710000 8300000 1436199045 Marrsquo06 4777000 8450000 1444768309 Aprrsquo06 3125000 6400000 1251315000 Meirsquo06 3200000 6450000 1256857077 Junrsquo06 3250000 6500000 1263349700 Julrsquo06 1285000 2254000 777987098

Agursquo06 1300000 2350000 798960396 Seprsquo06 1352000 2400000 798999015 Oktrsquo06 1830000 4845000 983987567 Novrsquo06 1845000 4870000 994500000

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp) Desrsquo06 1850000 4899000 999440000 Janrsquo07 2170000 5700000 1200889765 Febrsquo07 2185000 5750000 1214073785 Marrsquo07 2430000 5770000 1222234777 Aprrsquo07 3550000 6700000 1267435000 Meirsquo07 3570000 7230000 1268689160 Junrsquo07 3665000 7250000 1278266099 Julrsquo07 4860000 8465000 1445748500

Agursquo07 5200000 8560000 1454999810 Seprsquo07 5445000 9100000 1456888071 Oktrsquo07 1370000 2670000 850850000 Novrsquo07 1450000 2700000 862875000 Desrsquo07 1475000 3777000 879555129 Janrsquo08 1860000 4995000 999989543 Febrsquo08 1875000 5005000 1050222897 Marrsquo08 1879000 5110000 1070366595 Aprrsquo08 2500000 5875000 1225120000 Meirsquo08 2580000 5875500 1234432987 Junrsquo08 2595000 5880000 1234897910 Julrsquo08 3694000 7430000 1288328340

Agursquo08 3800000 7555000 1324378542 Seprsquo08 3815000 8230000 1326970123 Oktrsquo08 1477000 3785000 884899844 Novrsquo08 1500000 3785500 894064287 Desrsquo08 1655000 3800000 916300083 Janrsquo09 1888000 5200000 1083708670 Febrsquo09 1948000 5235000 1100998878 Marrsquo09 1950000 5321000 1103290695 Aprrsquo09 2685000 5900000 1240600075 Meirsquo09 2850000 6010000 1247999550 Junrsquo09 2950000 6155000 1247999660 Julrsquo09 3850000 8240000 1342789985

Agursquo09 4312000 8245000 1373455512 Seprsquo09 4600000 8246000 1413456987 Oktrsquo09 5980000 9245000 1470799785 Novrsquo09 6000000 9444000 1533688006 Desrsquo09 6530000 9489000 1533688146

212

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

213

VTerikat VBebas r parsial B Beta t-hitung Sig Biaya Advertising

(X1)

0066 4748 0032 0498 0620

Biaya Personal Selling

(X2)

0888 106661 0950 14572 0000

1) Analisis Hubungan Biaya Advertising (X

1) dan Biaya

Personal Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y)

pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis

data yang telah dikumpulkan guna menjawab

permasalahan yang telah dikemukakan pada bab I

adalah analisis statistik dengan menggunakan program

komputer SPSS 12 Adapun hasil yang diperoleh adalah

sebagai berikut

Hasil Analisis Statistik Hubungan Biaya Advertising (X1) dan

Biaya Personal Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) Pada

Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

Pendapa-

tan (Y)

R 0980 D 0960 T-Tabel 20025 Konstanta 517468298259 Persamaan Regresi Y = 517468298259 + 4748X

1 + 106661X

2

F ndash hitung 691773 F ndash tabel 31588

Hasil Olahan SPSS

2) Analisis Korelasi Parsial Biaya Advertising (X

1)

Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan

secara parsial antara biaya advertising (X1) dengan

total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

Besarnya koefisien korelasi parsial (r ) dapat diketahui

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

214

dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0066 Karena koefisien korelasi (r ) bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya berdasarkan kriteria interprestasi koefisien korelasi (r ) menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada diantara 000 ndash 1199 berarti bahwa secara parsial

biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif

namun sangat rendah dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

3) Uji T (T-test)

Untuk hipotesis pertama yaitu diduga ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah 1) Formulasi Hipotesis

Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

2) Menentukan Tingkat Kepercayaan Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF = n ndash k DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025 Kriteria Pengujian

Ho diterima bila -2 t 2 Ho ditolak bila -2 gt t gt 2

Nilai thitung = 0498 Kesimpulan

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 42 daerah

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

215

penerimaan dan penolakan Ho

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Berdasarkan analisis t test dan gambar 132 terlihat

bahwa nilai t hitung didapat sebesar 0498 sedangkan

T tabel sebesar 20025 dengan demikian t hitung berada

didaerah penerimaan Ho jadi Ho diterima dan Ha

ditolak Hal ini berarti bahwa dalam keadaan biaya

personal selling (X2) konstan secara statistik pada (α) =

5 biaya advertising (X1) tidak berpengaruh signifikan

terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

4) Analisis Korelasi Parsial Antara Biaya Personal selling

Terhadap Total Pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta

Bali

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya personal selling

(X2) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r )

dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu

0888 Karena koefisien korelasi r bertanda positif maka

hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya

berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi (r )

menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi

parsial berada diantara 080 ndash 1000 berarti bahwa secara

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

216

parsial biaya advertising (X

1) mempunyai hubungan

positif yang sangat kuat dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

5) Uji T (T test)

Untuk hipotesis kedua ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah Formulasi Hipotesis

Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan

antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan

signifikan antara

biaya personal selling terhadap

total pendapatan pada Hotel

Mutiara Kuta - Bali

Menentukan Tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 Uji sisi kanan DF = n ndash k DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila -2 t 2 Ho ditolak bila -2 gt t gt 2

Nilai t = 14572

Kesimpulan

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diujikan maka

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

217

disajikan gambar 43 daerah penerimaan dan penolakan Ho

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Berdasarkan analisis t test dan gambar 134 terlihat

bahwa nilai T hitung didapat sebesar 14572 sedangkan

T tabel sebesar 20025 dengan demikian T hitung berada

didaerah penolakan H0 jadi H0 ditolak dan Ha diterima

Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh

secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling

terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta -

Bali

6) Analisis Kerelasi Berganda

Untuk mengetahui hubungan secara simultan atau bersama-sama antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan kerelasi berganda berdasarkan hasil analisis melalui program komputer SPSS 12 diperoleh koefisien korelasi linier berganda R = 0980 berarti ada hubungan yang positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama-sama antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

218

7) Analisis Determinasi

Untuk mengetahui besarnya kontribusi biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan analisis determinasi dengan rumus

D = R2 x 100

Besarnya koefisien determinasi = 0960 atau 96 ini menunjukan biaya advertising dan biaya personal selling secara simultan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali yaitu sebesar 96 dan 4 disebabkan oleh faktor lain

8) Uji F (F-test)

Untuk menguji pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali digunakan F-Test adapun langkah-langkahnya adalah

Formulasi Hipotesis

Ho β1= β2 = 0 Tidak ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Ha β1 ne β2 ne 0 Ada pengaruh pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara Biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada hotel Hotel Mutiara Kuta - Bali

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

219

`

Menentukan tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF pembilang = k ndash 1 (3 ndash 1 = 2) DF penyebut = n ndash k (60 ndash 3 = 57) Jadi F Tabel = 3 1588

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila F hitung le F tabel

Ho ditolak bila F hitung gt F tabel

Menghitung Nilai F

Fh =

Dimana

R2 k - 1

(1 ndash R2) (n ndash k)

R = Koefisien korelasi berganda

Fh = F ndash hitung n = Banyaknya data k = Banyaknya variabel 1 = Variabel terikat Dengan menggunakan program SPSS 12 didapat nilai F= 691773 5

Penarikan kesimpulan uji

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis dengan uji F

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Dengan Uji F

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

220

Berdasarkan Uji F dan gambar diatas terlihat bahwa

nilai F hitung didapat sebesar 691773 sedangkan F tabel sebesar 31588 dengan demikian F hitung lebih besar dari F tabel berarti Ho ditolak maka Ha diterima Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

9) Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan analisis regresi linier berganda dengan model sebagai berikut

Y = a + b

1X

1 + b

2X

2

Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 12 seperti pada

tabel 132 maka dapat ditentukan persamaan regresinya sebagai

berikut

Y = 517468298 259 + 4748X

1 + 106661X

2

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

b1 Koefisien regresi X1

= 4748 hal ini berarti

pendapatan akan berubah rata-rata sebesar

4748 bila biaya advertising berubah sebesar

satu satuan dengan asumsi biaya personal

selling tidak berubah

b2 Koefisien regresi X2

= 106661 berarti

pendapatan akan berubah rata-rata sebesar

106661 bila biaya personal selling berubah

sebesar satu satuan dengan asumsi biaya

advertising tidak berubah

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

221

Dan dari hasil SPSS12 diperoleh tingkat signifikan masing- masing koefisien regresi tersebut 0620 untuk biaya advertising dan 0000 untuk biaya personal selling (tabel 42) Karena tingkat

signifikan dari koefisien regresi untuk biaya advertising (X1)

berada diatas 5 (005) berarti pengaruh yang terjadi antara biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali adalah tidak signifikan namun untuk biaya personal selling (X

2) lebih kecil dari 5 (005) berarti pengaruhnya adalah

signifikan

10) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dari rumusan masalah yang telah dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut a) Ada pengaruh positif (searah) namun sangat rendah

secara parsial antara biaya advertising (X1) terhadap total

pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali periode tahun 2005 ndash 2009 diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r ) biaya advertising (X

1) terhadap total pendapatan pada

Hotel Mutiara KutandashBali sebesar 0066 Melalui persamaan Y=517468298259+4748X

1+4748X

1 dapat dilihat bahwa

setiap peningkatan biaya advertising sebesar Rp1- akan mengakibatkan kenaikan sebesar Rp4748 pada pendapatan (Y) Hotel Mutiara Kuta-Bali dan atau sebaliknya

b) Ada pengaruh positif (searah) dan sangat kuat secara parsial antara biaya personal selling (X

2) terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali (Y) diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r ) biaya personal selling (X

2) terhadap total pendapatan (Y) sebesar 0888 Melalui

persamaan regresi diperoleh Y=517468298259+106661X2

dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya personal selling (X

2) sebesar Rp1- akan mengakibatkan kenaikan

sebesar Rp106661 pada pendapatan (Y) di Hotel Mutiara Kuta ndash Bali dan atau sebaliknya

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

222

c) Ada pengaruh positif dan sangat kuat secara simultan

atau bersama ndash sama antara biaya advertising (X1) dan biaya

personal selling (X2) terhadap total pendapatan (Y) pada

Hotel Mutiara Kuta ndash Bali diperoleh hasil koefisien korelasi berganda R= 0980 Berdasarkan analisis determinasi koefisien determinasi 0960 (96) artinya antara biaya advertising (X

1) dan biaya personal selling (X

2) terhadap

total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali berpengaruh 96 dan sisanya 4 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak di teliti Secara simultan biaya advertising

(X1) dan biaya personal selling (X

2) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta Bali

223

B

BAB XVI

BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA USAHA

PARIWISATA

161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard

alanced Scorecard mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis melampaui rangkuman ukuran finansial yang mampu

membuat eksekutif perusahaan mengukur seberapa unit bisnis mereka menciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan saat ini dan yang akan datang serta seberapa banyak perusahaan harus meningkatkan kapabilitas internal dan investasi dalam sumber daya manusia Definisi Balanced Scorecard yaitu

ldquothe balanced scorecard is a management system (not only a measurement system)

that enables organizations to clarify their vision and strategy and translate them into

action It provides feedback around both the internal business processes and external

outcomes in order to continuously improve strategic performance and results

When fully deployed the balanced scorecard transforms strategic planning from an

academic exercise into the nerve center of an enterpriserdquo (wwwbalancedscorecard

org)

Menurut Tunggal (2000) Balanced Scorecard merupakan

kelompok tolak ukur kinerja yang terintegrasi yang berasal

dari strategi perusahaan dan mendukung strategi perusahaan

di seluruh organisasi Balanced Scorecard menurut Kaplan dan

Norton (20009-16) merupakan suatu konsep yang berusaha

menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam

seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka

kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis

224

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced

Scorecard Balanced Scorecard menyediakan suatu instrumen yang

diperlukan untuk mengemudikan perusahaan menuju pada keberhasilan persaingan masa depan Balanced Scorecard berusaha untuk menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran secara menyeluruh yang memberi penekanan pada pencapaian tujuan keuangan dan juga membuat faktor pendorong tercapainya tujuan keuangan tersebut Untuk lebih memperjelas fungsi keempat perspektif Balanced Scorecard dalam mengimplementasikan visi dan strategi

perusahaan dapat dilihat pada gambar 161

Keuangan

Pelanggan

Visi dan Strategi

Proses Internal

Pembelajaran dan

Pertumbuhan

Gambar 141Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard

Sumber Kaplan dan Norton (2000)

163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja

Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001218) Balanced Scorecard memberikan rangka komprehensif untuk menjabarkan misi ke dalam sasaran-sasaran strategi Sasaran-sasaran tersebut dapat dirumuskan karena balanced scorecard menggunakan

225

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

empat perspektif yaitu keuangan pelanggan proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif keuangan akan menilai sasaran keuangan yang perlu dicapai organisasi dalam mewujudkan visinya Perspektif pelanggan memberikan gambaran segmen pasar yang dituju serta tuntutan kebutuhan mereka dalam upaya untuk mecapai sasaran keuangan tertentu Perspektif proses bisnis internal memberikan gambaran proses yang harus dibangun untuk melayani pelanggan dan untuk mencapai sasaran keuangan tertentu Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan pemacu untuk membangun kompetisi personel prasarana sistem informasi dan suasana lingkungan kerja yang diperlukan untuk mewujudkan sasaran keuangan pelanggan serta proses bisnis internal

1631 Perspektif Keuangan

Pendekatan Balanced Scorecard tetap mempertahankan perspektif keuangan karena ukuran keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan mengenai konsekuensi atas keputusan dan tindakan ekonomis yang telah diambil oleh pihak manajemen perusahaan Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif scorecard lainnya karena setiap ukuran terpilih harus merupakan bagian dari hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan

a) Tolok ukur kinerja perspektif keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan alat bantu yang penting bagi manajer untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang finansial sehingga analisis ini berguna untuk menentukan strategi finansial yang akan datang antara lain untuk menyusun neraca dan laporan laba rugi Rasio keuangan juga menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang

226

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

lain dan menjelaskan serta memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan yang merupakan cerminan perkembangan kinerja perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar

Menurut Riyanto (2001330) rasio ndash rasio dapat digolongkan menjadi tiga dilihat dari sumber dari mana rasio itu dibuat yaitu rasio ndash rasio neraca rasio ndash rasio laporan laba rugi dan rasio ndash rasio antar laporan Ada juga yang mengelompokkan rasio ndash rasio ke dalam rasio likuiditas rasio laverage rasio aktivitas

Van Horne dan Wachowicz (2004135) menyatakan bahwa ada beberapa tolak ukur umum yang diusulkan untuk dapat dipergunakan manajemen untuk menilai kinerja keuangan yaitu rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan

b) Rasio Likuiditas

Menurut Riyanto (2001332) untuk menghitung tingkat likuiditas perusahaan digunakan alat ndash alat ukur sebagai berikut

(1) Current ratio

Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar Adapun formulasinya sebagai berikut

(2) Quick Ratio

Rasio ini merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan persediaan karena persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir menjadi uang kas Formulasinya adalah

227

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

sebagai berikut

c) Ratio Solvabilitas

Menurut Riyanto ( 2001) solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi atau solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang jangka panjang

Dari kedua pengertian di atas maka dapat dikemukakan bahwa solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka panjang pada saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan

Jika perusahaan mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya maka perusahaan tersebut dikatakan solvable dan sebaliknya jika perusahaan tidak dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya maka perusahaan tersebut dalam keadaan insolvable

d) Cara Mengukur Solvabilitas

1 Total debt to asset

Membandingkan jumlah hutang jangka pendek dan jangka panjang dengan jumlah aktiva (total assets) Formulasinya adalah sebagai berikut (Suad Husnan2002563)

2 Total debt to equity

Membandingkan antara hutang dengan modal sendiri formulasinya

228

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

e) Cara meningkatkan solvabilitas

Riyanto (2001 35) mengemukakan tingkat solvabilitas dapat dipertinggi dengan jalan sebagai berikut (1) Menambah aktiva tanpa menambah hutang Dalam hal ini

penambahan aktiva dapat dipenuhi dengan penambahan modal sendiri

(2) Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva Dapat dilakukan dengan menambah modal sendiri

Baik dengan jalan pertama maupun kedua tersebut tidak lain dengan mengharuskan adanya aktiva sedang pada alternative kedua tambahan modal sendiri digunakan untuk mengurangi atau membayar hutang

f) Rasio Rentabilitas

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Riyanto 200135) bisa juga dikatakan bahwa rentabilitas adalah tingkat prospektif tidaknya perusahaan di masa yang akan datang berdasarkan tingkat suku bunga tertentu Cara untuk mengukur tingkat rentabilitas perusahaan yaitu

Kemudian membandingkan dengan tingkat suku

bunga pada tahun itu

g) Rasio profitabilitas

Rasio-rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan (Husein Umar 200297) Rasio yang digunakan yaitu rasio pengembalian ekuitas Pengembalian ekuitas membandingkan laba bersih setelah pajak (EAT) dengan modal yang diinvestasikan pemegang saham atau modal sendiridiukur sebagai berikut

229

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

1632 Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan merupakan leading indicator dalam

mewujudkan tujuan suatu perusahaan Perusahaan yang tidak memahami kebutuhan pelanggan akan memudahkan para pesaing untuk menyerang melalui penawawan produk dan jasa yang lebih baik sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para pelanggan Suatu perusahaan harus menciptakan dan memberikan produk dan jasa yang bernilai bagi pelanggan bila ingin mencapai kinerja keuangan jangka panjang yang baik

Dalam perspektif pelanggan Balanced Scorecard perlu dilakukan identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki Segmen pasar merupakan sumber yang akan menjadi komponen penghasilan tujuan finansial perusahaan (Kaplan dan Norton200055)

a) Mengukur kinerja perspektif pelanggan

Tolak ukur kinerja perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok (Soetjipto2002) 1) Kelompok Inti

Pangsa pasar mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar tertentu yang dikuasai oleh perusahaan

Tingkat perolehan para pelanggan baru mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan-pelanggan baru

Kemampuan mempertahankan para pelanggan lama mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil mempertahankan pelangan-pelanggan lama

Tingkat kepuasan pelanggan mengukur seberapa jauh pelanggan merasa puas terhadap layanan perusahaan

230

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tingkat profitabilitas pelanggan mengukur

seberapa besar keuntungan yang berhasil diraih

oleh perusahaan dari penjualan produk kepada para

pelanggan

2) Kelompok Penunjang

Atribut-atribut produk (fungsi harga dan mutu) Tolak ukur atribut produk adalah tingkat harga eceran relatif tingkat daya guna produk tingkat pengembalian produk oleh pelanggan sebagai akibat ketidak sempurnaan proses produksi mutu peralatan dan fasilitas produksi yang digunakan kemampuan sumber daya manusia serta tingkat efisiensi produksi

Hubungan dengan pelanggan Tolak ukur yang termasuk sub kelompok ini tingkat fleksibilitas perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan para pelanggannya penampilan fisik dan mutu layanan yang diberikan oleh pramunaga serta penampilan fisik fasilitas penjualan

Citra dan reputasi perusahaan beserta produk- produknya dimata para pelanggannya dan masyarakat konsumen

Sedangkan menurut Tunggal (2000) kelompok pengukuran

dalam perspektif pelanggan terdiri atas

Bukti langsungDirect Evidence

KeandalanCapability JaminanGuaranty Daya TanggapAttention EmpatiTrust

b) Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan

Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan

231

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

dibandingkan dengan harapannya Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan Kepuasan pelanggan sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga taraf yaitu 1) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan

contoh Restoran A menunjukan jenis makanan yang disukai seseorang pelanggan Ia menanyakan bahan berapa harganya kemudian lihat dan kemudian di beli

2) Memenuhi harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat mereka akan kembali lagi Contoh Restoran B menunjukan jenis makanan yang disukai seorang pelanggan Ia menunjukan juga jenis makanan lain yang mungkin disukai dijelaskan kelebihannya kemudian di jelaskan bahan-bahannya berapa harganya dikemudian dilihat dan kemudian di beli Dan ditanyakan apakah mau dimakan di restoran atau di bungkus bahkan bisa dipesan dan diantarkan di tempat tujuan

3) Melakukan lebih daripada apa yang diharapkan pelanggan Contoh Restoran C (selain seperti restoran B) juga dijelaskan berbagai jenis makanan lain dan perbedaan dari masing-masing jenis makanan tersebut berbagai jenis minuman pun ditawarkan dengan berbagai rasa dan harga yang berbeda Setelah itu ditanyakan di makan di restoran atau dibungkus jika dimanakan direstoran maka pelayan akan melayani pembeli tapi jika dibungkus akan diserahkan makanan atau minuman tersebut sambil tersenyum serta mengucapkan terima kasih

1633 Perspektif Proses Bisnis Internal

Menurut Kaplan dan Norton (200080) dalam proses bisnis internal manajer harus bisa mengidentifikasi proses internal yang penting dimana perusahaan diharuskan melakukan

232

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

dengan baik karena proses internal tersebut mempunyai nilai-nilai yang diinginkan konsumen dan dapat memberikan pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham Dalam Balanced scorecard manajemen diharapkan menentukan proses bisnis yang lengkap dari awal sampai akhir dari proses inovasi proses operasi sampai dengan pelayanan purna jual

a) Rantai Nilai Proses Bisnis Internal

Dalam perspektif proses bisnis internal terdapat suatu rangkaian proses tertentu untuk mencapai nilai bagi pelanggan serta memberikan hasil finansial yang baik Model ini terdiri dari tiga proses bisnis utama yaitu Proses Inovasi Proses inovasi merupakan ldquogelombangrdquo

penciptaan nilai dimana perusahaan pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru (Norton dan Kaplan200085) Proses ini terdiri dari dua komponen yaitu para manajer melaksanakan penelitian pasar untuk mengenali ukuran pasar bentuk preferensi pelanggan dan tingkat harga produk dan jasa sasaran Yang kedua yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan memiliki informasi yang akurat dan dapat diandalkan untuk membayangkan peluang dan pasar baru bagi produk dan jasa yang dapat disediakan perusahaan

Proses Operasi Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan

Proses Layanan Purna Penjualan Dalam proses ini perusahaan menyediakan layanan bagi pelanggan setelah produk dan jasanya diserahkan kepada pelanggan Dalam hal ini pelayanan purna jual suatu restoran adalah dengan memberikan keuntungan ekstra kepada pelanggan seperti contoh memberikan cenderamata yang melambangkan ciri khas restoran tersebut bagi pelanggan

233

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

1634 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif keempat dalam balanced scorecard mengembangkan pengukuran dan tujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan tumbuh Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya Perspektif keuangan pelanggan dan sasaran dari proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan antara kemampuan yang ada dari orang sistem dan prosedur dengan apa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang handal Untuk memperkecil kesenjangan tersebut perusahaan harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling employes Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah (Kaplan dan Norton 2006)

1) Karyawan hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan

dan produktivitas kerja karyawan Untuk mengetahui tingkat

kepuasan karyawan perusahaan perlu melakukan survei

secara reguler Beberapa elemen kepuasan karyawan adalah

keterlibatan dalam pengambilan keputusan pengakuan

akses untuk memperoleh informasi dorongan untuk

melakukan kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari

atasan Produktivitas kerja merupakan hasil dari pengaruh

agregat peningkatan keahlian moral inovasi perbaikan

proses internal dan tingkat kepuasan konsumen Dalam

menilai produktivitas kerja setiap karyawan dibutuhkan

pemantauan secara terus menerus

Norton dan Kaplan (2000) meyebutkan adanya tiga

pengukuran sebagai faktor pendorong pada perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan karyawan yaitu

Kepuasan Karyawan tujuan kepuasan karyawan

menyatakan bahwa moral karyawan dan kepuasan kerja

berpengaruh bagi peningkatan produktivitas daya

tanggap mutu dan layanan terhadap pelanggan dimana

234

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

juga sebagai pendorong pada kedua pengukuran lainnya Oleh karena itu perusahaan yang ingin mendapatkan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi perlu memiliki pelanggan yang dilayani oleh karyawan yang terpuaskan oleh perusahaan

Retensi Karyawan bertujuan untuk mempertahankan selama mungkin para karyawan yang diminati perusahaan karena mereka merupakan modal intelektual khusus organisasi dan merupakan aktiva non keuangan yang bernilai bagi perusahaan Retensi karyawan diukur dengan presentasi Labour turn over tiap tahunnya

Produktivitas Karyawan merupakan suatu ukuran hasil dampak keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian pekerjainovasi proses internal dan kepuasan pelanggan Tujuannya adalah membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut

2) Kemampuan Sistem Informasi

Perusahaan perlu memiliki prosedur informasi yang mudah dipahami dan mudah dijalankan Tolok ukur yang sering digunakan adalah bahwa informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan tepat dan tidak memerlukan waktu lama untuk mendapat informasi tersebut

1635 Pengukuran Tingkat Kepuasan Karyawan

Tunggal (2002) menyebutkan dua metode untuk mengukur kepuasan karyawan yaitu 1) Metode angka nilai global tunggal (single global rating) yaitu

dengan cara meminta individu untuk menjawab semua per- tanyaan kemudian responden memilih salah satu jawaban dari sangat puas sampai dengan sangat tidak puas

2) Metode skor penjumlahan (summation score) yaitu dengan cara mengenali semua unsure utama kerja dan menanyakan

235

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

perasaan karyawan mengenai setiap unsur tersebut Tiap ndash tiap skor dinilai dan kemudian dijumlahkan untuk menciptakan skor kepuasan kerja secara keseluruhan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan

menurut Herzberg (2002) yaitu

1) Motivator Factor berhubungan dengan aspek ndash aspek yang

terkandung dalam pekerjaan itu sendiri atau disebut juga

aspek intrinsik Yang termasuk didalamnya yaitu

A Achievement yaitu keberhasilan menyelesaikan tugas

B Recognition yaitu penghargaan C Work it self yaitu pekerjaan itu sendiri D Responsibility yaitu tanggung jawab kerja E Possibility of growth yaitu kemungkinan untuk

mengembangkan diri F Advancement yaitu kesempatan untuk maju

2) Hygience Factor merupakan faktor ndash faktor yang berada di

sekitar pelaksanaan pekerjaan merupakan aspek ekstrinsik

karyawan Termasuk di dalamnya yaitu

a) Working condition yaitu keadaan tempat kerja

b) Interpersonal relation yaitu hubungan antar pribadi c) Company policy and administration yaitu kebijakan

perusahaan dan pelaksanaannya d) Supervision technical yaitu cara pengawasan e) Job security yaitu perasaan aman dalam bekerja

Studi Kasus Analisis Balanced Scorecard Sebagai Penilaian

Kinerja

1) Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan

Tolak ukur kinerja keuangan menunjukan apakah strategi implementasi dan eksekusi suatu unit usaha atau unit bisnis memberikan kontribusi terhadap perbaikan laba atau tidak

236

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Kinerja Restoran Sedap dari prespektif keuangan dinilai dari analisis rasio yaitu current ratio quick ratio total assets to total debt total equity to total debt rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri

Current Ratio

Rasio likuiditas yang dicapai Restoran Sedap dilihat dari current ratio mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2005 sebesar 10445 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 043 menjadi 10402 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 546 119 dan 281 menjadi 10948 11067 dan 11348 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar masing-masing sejumlah Rp 109 Rp 110 dan 113

Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau dari current ratio dapat dilihat pada tabel sebagai berikut

Penilaian Current Ratio Restoran Sedap Periode 2006ndash2010

Tahun Current Ratio

Standar Rasio Historis

Hasil

2006 10445 10433 - 11251 Cukup Baik 2007 10402 10433 - 11251 Kurang Baik 2008 10948 10433 - 11251 Cukup Baik 2009 11067 10433 - 11251 Cukup Baik 2010 11348 10433 - 11251 Baik

Rasio rata-rata ( X ) 10842 S 4086 X ndash S 10433 X + S 11251

Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi

current ratio berada di tengah antara standar rasio histori yaitu 10445 ini dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran

237

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio historis yaitu sebesar 10402 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik pada tahun tersebut Hal ini di sebabkan karena pada tahun tersebut terjadi tragedy bom bali II dan beberapa bencana alam di Indonesia membuat turunnya angka wisatawan di Bali hal ini menyebabkan kurangnya pendapatan dari Restoran Sedap dan menambahnya hutang sehingga besar hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Dan pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada di tengah antara standar rasio historis yaitu 10948 dan 11067 ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan cukup baik Pada tahun 2010 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada diatas batas standar rasio historis yaitu 11348 Hal ini disebabkan karena adanya penambahan aktiva lancar yang lebih besar dibandingkan dengan penambahan utang lancar Restoran Sedap

Quick Ratio

Quick ratio yang di hasilkan pada tahun 2006 sebesar 10119 dimana kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 101 Pada tahun 2007 hasil quick ratio mengalami penurunan sebesar 056 menjadi 10063 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 100 Namun pada tahun 2008 2009 dan 2010 quick ratio kembali mengalami peningkatan sebesar 534 111 dan 269 menjadi sebesar 10597 10708 dan 10977 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 105 Rp 107 dan Rp 109

Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau darii quick ratio dapat dilihat pada sebagai berikut

238

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Penilaian Quick Ratio Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun Quick Ratio Standar Rasio Historis

Hasil

2006 10119 10101 - 10885 Cukup Baik 2007 10063 10101 - 10885 Kurang Baik 2008 10597 10101 - 10885 Cukup Baik 2009 10708 10101 - 10885 Cukup Baik 2010 10977 10101 - 10885 Baik Rasio rata-rata ( X ) 10493 S 3924 X ndash S 10101 X + S 10885

Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari

segi quick ratio berada di tengah standar rasio historis yaitu 10119 ini dapat di katakan perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio historis yaitu sebesar 10063 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik hal ini disebabkan karena kurangnya wisatawan sehingga membuat persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir menjadi uang kas Dan pada tahun tersebut besarnya hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi quick ratio kembali mengalami penaikan dan berada di tengah antara standar rasio historis yaitu 10597 dan 10708 ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sehingga perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Pada tahun 2010 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio mengalami kenaikan lagi dan berada diatas batas standar rasio historis yaitu 10977

Total Asset to total Debt

Total asset to total debt di tahun 2006 sebesar 5153 berarti bahwa setiap hutang Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar Rp

239

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

051 Di tahun berikutnya 2007 2008 2009 dan 2010 mengalami penurunan sebesar 5082 4955 4857 dan 5018 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar Rp 050 Rp 049 Rp 048 dan Rp 050

Penilaian perspektif keuangan dari Total Debt to Total Asset Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Total Asset to Total Debt Restoran Sedap Periode

2006 ndash 2010

Tahun Total Asset to Total Debt

Standar Rasio Historis

Hasil

2006 5153 4899 - 5127 Baik 2007 5082 4899 - 5127 Cukup Baik 2008 4955 4899 - 5127 Cukup Baik 2009 4857 4899 - 5127 Kurang Baik 2010 5018 4899 - 5127 Cukup Baik

Rasio rata-rata ( X ) 5013 S 114 X - S 4899 X + S 5127

Dari hasil perhitungan Total Asset to total debt tahun 2006

ndash 2010 diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 4899 - 5127 Kinerja perspektif keuangan berdasarkan total asset to total debt di tahun 2006 adalah baik karena berada diatas standar rasio historis yaitu 5153 Dan pada tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5082 dan 4955 Namun pada tahun 2009 kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 4857 ini disebabkan karena jumlah hutang jangka panjang yang besarnya tidak seimbang dengan besarnya aktiva lancar pada tahun tersebut Pada tahun 2010 kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5018

240

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Total Equity to Total Debt

Total Equity to Total Debt di tahun 2006 sebesar 10632 berarti bahwa modal sebesar Rp 106 menjamin hutang sebesar Rp 1- Di tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami penurunan menjadi 10334 9824 dan 9446 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2007 2008 dan 2009 sebesar Rp 103 Rp 098 dan Rp 094 Dan kembali mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 10075 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2010 sebesar Rp 100

Penilaian perspektif keuangan dari Total Equity to Total Debt Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Total Equity to Total Debt Restoran Sedap Periode

2006 ndash 2010

Tahun Total Equity to Total Debt

Standar Rasio Historis

Hasil

2006 10632 9605 - 10519 Baik 2007 10334 9605 - 10519 Cukup Baik 2008 9824 9605 - 10519 Cukup Baik 2009 9446 9605 - 10519 Kurang Baik 2010 10075 9605 - 10519 Cukup Baik Rasio rata-rata ( X ) 10062 S 457 X ndash S 9605 X + S 10519

Dan hasil perhitungan Total equity to total debt tahun

2006 ndash 2010 diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 9605 - 10519 Kinerja perspektif keuangan berdasarkan perhitungan Total equity to total debt di tahun 2006 adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 10632 Tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 10334 dan 9824 Namun pada tahun 2009 hasil perhitungan Total equity to total debt adalah kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu

241

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

9446 hal ini disebabkan karena perbandingan antara hutang perusahaa dan modal sendiri yang tidak seimbang pada tahun tersebut Pada tahun 2010 hasil perhitungan Total equity to total debt kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 10075

Rentabilitas Ekonomi

Rasio rentabilitas ekonomi pada tahun 2006 sebesar 3487 berarti dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 034 Di tahun 2007 rentabilitas ekonomi mengalami penurunan menjadi 2957 berarti dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 029 Dan kembali mengalami peningkatan pada tahun 2008 2009 dan 2010 menjadi 3750 4137 dan 4327 berarti modal sebesar Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 037 Rp 041 dan Rp 043

Penilaian perspektif keuangan dari Rentabilitas Ekonomi

Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap Periode 2006

ndash 2010

Tahun RE Standar Rasio Historis

Hasil

2006 3487 3189 - 4275 Cukup Baik 2007 2957 3189 - 4275 Kurang Baik 2008 3750 3189 - 4275 Cukup Baik 2009 4137 3189 - 4275 Cukup Baik 2010 4327 3189 - 4275 Baik Rasio rata-rata ( X ) 3732 S 543 X ndash S 3189 X + S 4275

Dari hasil perhitungan rentabilitas ekonomi tahun 2006

ndash 2010 di peroleh standar rasio historis yaitu sebesar 3189 -

242

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

4275 Tahun 2006 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3487 Di tahun 2007 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 2957 hal ini disebabkan pada tahun tersebut terjadi penurunan laba sehingga tingkat prospektif Restoran Sedap menurun inipun terjadi karena adanya penurunan tingkat suku bunga pada tahun tersebut Di tahun 2008 dan 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3750 dan 4137 Dan pada tahun 2010 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 4327

Profitabilitas

Rasio profitabilitas pada tahun 2006 sebesar 3124 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 031 Tahun 2007 rasio profitabilitas menurun menjadi 2645 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih stelah pajak sebesar Rp 026 Dan pada tahun 2008 dan 2009 meningkat menjadi 2889 dan 3222 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 028 dan Rp 032 Namun pada tahun 2010 rasio profitabilitas kembali menurun menjadi 2574 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 025 Penilaian perspektif keuangan dari Profitabilitas Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

243

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Penilaian Profitabilitas Restoran Sedap Periode 2005 ndash 2009

Tahun Profitabili- tas

Standar Rasio Historis

Hasil

2006 3124 2606 - 3176 Cukup Baik 2007 2645 2606 - 3176 Cukup Baik 2008 2889 2606 - 3176 Cukup Baik 2009 3222 2606 - 3176 Baik 2010 2574 2606 - 3176 Kurang Baik Rasio rata-rata ( X ) 2891 S 285 X - S 2606 X + S 3176

Dari hasil perhitungan Profitabilitas tahun 2006 ndash 2010

diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 2606 - 3176 Pada tahun 2006 2007 dan 2008 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3124 2645 dan 2889 Dan di tahun 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 3222 Namun di tahun 2010 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas menjadi kurang baik karena berada dibawah standar rasio historis yaitu 2574 hal ini disebabkan karena adanya penurunan laba bersih yang tidak seimbang dengan modal perusahaan

2) Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan

Kinerja perusahaan dari perspektif pelanggan diukur dengan menggunakan tolak ukur kepuasan pelanggan karena terkait dengan tujuan perusahaan yaitu memperluas pangsa pasar Dengan memuaskan pelanggan perusahaan dapat mempertahankan pelanggan yang telah ada dan meningkatkan jumlah pelanggan Hal ini terjadi karena adanya promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh pelanggan lama kepada orang ndash orang disekitar mereka Pada Guest Comment

244

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

card Restoran Gusti SedapBali rata ndash rata menyebutkan bahwa mereka akan merekomendasikan Restoran Sedap kepada kerabat dan keluarga mereka Meningkatnya jumlah pelanggan ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan sehingga kinerja keuangan perusahaan akan meningkat

Pengolahan data kepuasan pelanggan sebelumnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas data terlebih dahulu Berdasarkan data maka dapat dilihat bahwa hasil penelitian valid dan reliable karena hasil korelasi tiap faktor positif serta alpha cronbach lebih dari 06

Selanjutnya penghitungan daerah nilai (score range) Tujuan dihitungannya daerah nilai (score range) supaya internal nilai bisa dihitung Berdasarkan data maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah 080 dan dari hasil tersebut dapat dilakukan penghitungan terhadap interval nilai Dari penghitungan yang dilakukan besarnya interval nilai yang diperoleh adalah sebesar 016 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh mengenai tingkat kepuasan pelanggan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan

Dimensi Indeks Kepuasan Pelanggan

Hasil kinerja pers- pektif Pelanggan

Bukti Langsung Direct Evidence

(0232) Baik

Keandalan Capability (0160) Sangat Baik Jaminan Guarantee 0205) Baik

Daya Tanggap Attention (0278) Baik Empati Trust (0170) Baik Rata - rata (021) Baik

245

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Indeks kepuasan pelanggan untuk bukti langsung

sebesar -0232 berada pada interval -032 le IKP lt -016 yang berarti pelanggan puas Untnuk keandalan indeks kepuasan pelanggan berada pada interval -016 le IKP le 0 hal ini berarti pelanggan sangat puas atas dimensi ini Sedangkan untuk dimensi jaminan daya tanggap dan empati masingndashmasing pada angka -020 -027 dan -017 berada pada interval -032 le iKP lt -016 yang berarti pelanggan puas Secara keseluruhan indeks kepuasan pelanggan rata ndash rata adalah sebesar -021 yang berada pada interval -032le IKPlt -016 ini berarti bahwa pelanggan puas terhadap kualitas pelayanan jasa yang disediakan oleh Sy Garden Legian Bali Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja Restoran Sedap yang diteliti selama kurun waktu agustus 2010 ndash oktober 2010 adalah baik

Kinerja Restoran Sedap perspektif pelanggan dirasa tidak optimal karena hanya berada dalam interval baik Hal ini dipengaruhi oleh cukup banyaknya komplain dari tamu yang mengeluhkan adanya beberapa keributan yang terjadi di Restoran Sedap Tamu menganggap bahwa keributan yang terjadi kesalahan dari pihak Restoran Sedap yang tidak tanggap dalam mengantisipasi hal ini dan menyebabkan para pengunjung terganggu dengan keributan tersebut

3) Penilaian Kinerja Perspektif Bisnis Internal

Dalam memberikan pelayanan terhadap tamu Restoran Gusti SedapHotel menerapkan standar waktu dalam tiap proses pelayanannya Semua pelayanan yang di berikan untuk memenuhi kebutuhan tamu yang sudah tersedia di Restoran Sedap di berikan standar waktu penyelesaian adalah tidak lebih dari 5 menit Sedangkan jika kebutuhan tamu yang membutuhkan sebuah proses memasak seperti sebuah makanan maka memerlukan waktu yang lebih banyak namun standar waktu penyelesaian yang di berikan tidak lebih dari 30 menit Waktu pelayanan bersifat fleksibel tergantung dari jenis

246

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

kebutuhan tamu

Penilaian perspektif ini dapat juga dilihat dari restoran dan bar yang telah menerapkan online system untuk memproses segala transaksi yang terjadi di Restoran Gusti SedapBali seperti memproses tagiha tamu selama mereka bertransaksi di area Restoran Sedap Sistem ini sudah di fungsikan dengan seharusnya maka pengecekan tagihan ke masing-masing outlet tidak diperlukan lagi Jika dalam pemenuhan kebutuhan tamu tersebut melebihi dari standar waktu yang ditentukan maka tamu berhak mendapat kompensasi tertentu

Melalui wawancara yang dilakukan dengan pihak manejemen Restoran Sedap dan melihat hasil kuesioner mengenai kepuasan pelanggan dimana hasil jawaban tamu menunjukan bahwa tamu sangat puas terhadap pelayanan yang di berikan Dari hasil tersebut maka diketahui bahwa manufacturing cycle efficiency (MCE) adalah sama dengan satu Ini berarti bahwa pelayanan yang diterima pelanggan tidak pernah melebihi standar waktu yyang telah ditentukan dengan kualitas pelayanan yang sesuai dengan standar Restoran Gusti SedapBali

4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan tolak ukur tingkat produktivitas karyawan dan Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) Tingkat produktivitas karyawan yang dinilai adalah untuk tahun 2006-2010 Sedangkan untuk tolak ukur tingkat kepuasan karyawan digunakan untuk menilai kinerja dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap yang diukur selama periode agustus 2010 ndash oktober 2010

Produktivitas Karyawan

Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap untuk tahun 2006-2010 diukur berdasarkan

247

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

tingkat produktivitas karyawan Jumlah karyawan yang bekerja di Restoran Sedap per 31 Desember 2006 ndash 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Perkembangan Tingkat Produktivitas Karyawan Pada Restoran

Sedap tahun 2006 ndash 2010

Tahun

Pendapatan (Rp)

Karya- wan

Produktivi- tas (Rp)

Perkembanagan

Rupiah

2006 1957043060 53 36925341 - - 2007 1850928646 53 34923182 (2002159) (542) 2008 2205780223 61 36160332 1237150 354

2009 2418006552 66 36636463 476131 131

2010 2543697588 69 36865182 228716 062

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap mengalami fluktuasi yang tidak terlalu signifikan jumlah karyawan pada tahun 2006 dan 2007 yang tidak berubah membuat penurunan produktivitas sebesar 542 Namun pada tahun 2008 kenaikan jumlah karyawan sebesar 8 orang karyawan memberikan dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 354 Pada tahun 2009-2010 kenaikan jumlah karyawan yang masing-masing 4 dan 3 orang memberikan dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 131 dan 062 ini disebabkan karena besarnya pendapatan yang di peroleh dari penjualan food and beverages di Restoran Sedap

5) Kepuasan Karyawan

Tingkat kepuasan karyawan diukur dengan menggunakan Indeks Kepuasan Karyawan yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner kepada karyawan Restoran Sedap Karyawan yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah karyawan tetap Restoran Sedap

248

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Seperti halnya dalam menentukan tingkat kepuasan

pelanggan dalam menentukan tingkat kepuasan karyawan sebelumnya juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas Hasil penghitungan dapat dilihat pada lampiran 22 dan lampiran 23 Penghitungan terhadap daerah nilai (score range) memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghitung interval nilai Berdasarkan data pada lampiran 24 sampai dengan lampiran 26 maka dapat dihitung besarnya daerah nilai dan berdasarkan penghitungan yang dilakukan maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah sebesar 04 dan besarnya interval nilai yang diperoleh adalah sebesar 004 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan karyawan

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh mengenai tingkat kepuasan karyawan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel Pengolahan Data Kepuasan Karyawan

Dimensi Indeks Kepuasan Karyawan

Hasil kinerja perspek- tif Karyawan

Pencapaian (0295) Cukup Baik

Penghargaan (0444) Sangat Tidak Baik

Pekerjaan (0307) Cukup Baik

Tanggung Jawab (0272) Cukup Baik

Pengembangan Diri (0316) Cukup Baik

Tempat Kerja (0330) Tidak Baik

Hubungan antar pribadi (0319) Cukup Baik

Kebijakan Perusahaan (0271) Baik Pengawasan Supervisi (0262) Baik

Keamanan Kerja (0273) Baik

Rata ndash rata (031) Cukup Baik

249

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) untuk dimensi

pencapaian sebesar -0295 yang berada pada interval -032 le IKK lt -028 yang berarti karyawan cukup puas terhadap dimensi tersebut Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya beberapa karyawan yang pada saat melamar pekerjaan mereka melamar di departemen A namun pada kenyataannya setelah diterima bekerja dialihkan ke departemen B yang dinilai perusahaan lebih membutuhkan Hal ini berlaku juga pada dimensi pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi yang berada pada nilai atau rentangan interval -032 le IKK lt -028 yaitu karyawan cukup puas dengan pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi mereka

Sedangkan untuk dimensi penghargaan IKK ada pada nilai -0444 yaitu pada interval IKK lt -036 yang berarti karyawan sangat tidak puas dengan ganjaran maupun penghargaan yang diberikan kepada karyawan Tingkat kompensasi yang tidak sesuai dengan pekerjaan karyawan serta tidak adanya penghargaan atas prestasi dalam bekerja merupakan salah satu penyebab buruknya kinerja Restoran Sedap di dimensi ini Hal ini diperkuat oleh banyaknya keluhan ndash keluhan responden mengenai tingkat apresiasi perusahaan kepada karyawan

Untuk dimensi tempat kerja IKK berada pada interval -036 le IKK lt -032 yaitu sebesar -033 Fasilitas dan tempat kerja terutama pada food and cake shop yang outletnya terasa sempit dan tidak nyaman bagi para karyawan Selain itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak dan penuh dengan barang ndash barang keperluan office Fasilitas kerja juga kebanyakan merupakan peralatan lama yang sudah sebaiknya diganti namun tetap dipaksakan untuk dipakai sehingga pada saat operasional peralatan kerja seringkali tidak dapat berfungsi dengan baik

Dimensi ndash dimensi berikutnya yaitu dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervisi dan keamanan kerja berada

250

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pada nilai -0271 -0262 dan -0273 yaitu pada interval -028 le IKK lt -024 Karyawan Restoran Sedap puas atas kebijakan perusahaan yang diterapkan pengawasan supervisi yaitu adanya komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan serta adanya keterbukaan antar atasan dan bawahan dan juga jaminan keselamatan kerja dan adanya tempat dan waktu istirahat yang dinilai memadai oleh para karyawan Restoran Sedap

Secara menyeluruh Indeks Kepuasan Karyawan Restoran Sedap untuk kesepuluh dimensi yang diukur berada pada nilai -031 yang berarti karyawan merasa cukup puas selama bekerja di Restoran Sedap Hal ini menunjukan kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan tolak ukur kepuasan karyawan adalah cukup baik

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa

1 Kinerja Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard pada perspektif keuangan adalah dengan mengunakan beberapa rasio keuangan seperti Current ratio Quick Ratio Total Asset to Total Debt Total Equity to Total Debt Rentabilitas Ekonomi Dan Ratio Profitabilitas Dilihat dari perhitungan rasio-rasio di atas dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran Sedap lima tahun terakhir dalam keadaan yang cukup baik Hal ini dapat dilihat dari setiap perhitungan rasio jangka waktu lima tahun hanya terdapat satu tahun dimana setiap rasio terjadi penurunan kinerja keuangan penurunan tersebut terjadi di tahun yang berbeda-beda yaitu Current ratio Quick Ratio dan Rentabilitas ekonomi pada tahun 2006 Total Asset to Total Debt dan Total Equity to Total Debt pada tahun 2008 dan Ratio Profitabilitas pada tahun 2009

2 Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pelanggan dari segi kepuasan pelanggan adalah baik Berdasarkan

251

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

survey terhadap 70 orang pelanggan yang dilakukan dari agustus 2008 ndash oktober 2008 menunjukan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi kepuasan pelanggan yaitu bukti langsung jaminan daya tanggap dan empati adalah baik Sedangkan dari dimensi keandalan adalah sangat baik

3 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif proses bisnis internal dinilai dari efisiensi waktu proses pelayanan kebutuhan tamu maka diperoleh hasil yang efisien yang ditunjukkan oleh hasil Manufacturing cycle efficiency (MCE) sebesar 1 (satu) Efisiensi ini dapat tercapai sepanjang asumsi yang disyaratkan terpenuhi yaitu bahwa waktu proses pelayanan yang dilakukan tanpa mengurangi kualitas telah memberikan kepuasan kepada tamu

4 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dari tahun 2005 ndash 2009 adalah sebagai berikut a Dilihat dari produktivitas karyawan Restoran Sedap

menetapkan target produktivitas per karyawan adalah Rp 35000000 per orang Kinerja Restoran Sedap tahun 2005 menghasilkan pendapatan sebesar Rp 36925341 per orang Pada tahun 2006 produktivitas karyawan mengalami penurunan menjadi Rp 34923182 per orang Sedangkan pada tahun 2007 2008 dan 2009 produktivitas karyawan kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 36160332 per orang Rp 36636463 per orang dan Rp 36865182 per orang Dilihat dari jangkka waktu liima tahun hanya pada tahun 2005 produktivitas karyawan tidak mencapai target produktivitas karyawan

b Dilihat dari segi kepuasan karyawan kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah tidak baik berdasarkan survey terhadap 70 orang karyawan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi pencapaian pekerjaan tanggung jawab

252

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pengembangan diri dan hubungan antar pribadi adalah cukup baik Dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervise dan keamanan kerja adalah baik Sedangkan untuk dimensi penghargaan adalah sangat tidak baik karena karyawan tidak diberikan penghargaan yang sesuai dengan prestasi karyawan ini adalah salah satu penyebab kenapa dimensi ini sangat tidak baik Untuk dimensi tempat kerja adalahh tidak baik karena kondisi tempat kerja yang sempit terutama pada food and cake shop outlet Selain itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak

5 Dilihat dari empat prespektif ini dapat disimpulakan bahwa kinerja Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard dalan jangka waktu lima tahun adalah dalam keadaan baik Namun pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan masih perlu di tingkatkan terutama untuk dimensi penghargaan ini agar karyawan lebih termotivasi untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan apabila produktivitas karyawan meningkat otomatis perspektif keuangan pun akan meningkat dan perspektif-perspektif yang lain pun akan meningkat dengan sendirinya ini pun akan menjadi keuntungan bagi Restoran Sedap

253

U

BAB XVII

TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN LAPORAN

171 Tata Cara Penulisan Usulan

sulan penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian utama dan bagian akhir

1711 Bagian Awal terdiri atas

1) Halaman Judul a) Judul penelitian dibuat singkat jelas dan menunjukkan

masalah yang diteliti serta tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam (judul mencerminkan inti dari karya tulis tersebut dan judul yang berbahasa asing ditulis miring)

b) Di bawah judul ditulis maksud penulisan usulan penelitian untuk menyusun skripsi S1

c) Lambang Universitas d) Tulisan ldquoDiajukan oleh di bawah lambang berisi

Nama mahasiswa ditulis lengkap sesuai dengan ijazah terakhir dan di bawah nama dicantumkan nomor induk mahasiswa

e) Nama konsentrasi dan lembaga yaitu konsentrasi (Manajemen Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)

f) Waktu pengajuan ditunjukkan dengan menuliskan tahun di bawah Kota

2) Halaman Persetujuan

Halaman ini berisi persetujuan dari dosen mata kuliah dosen pendamping seminar dan diketahui oleh ketua program

254

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

studi lengkap dengan tanda tangan serta tanggal persetujuan

1712 Bagian Utama

1) Pendahuluan Pada pendahuluan disajikan Latar Belakang masalah

Rumusan Masalah Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

(1) Latar Belakang Masalah

Merupakan landasan pemikiran secara garis besar baik secara teoritis dan atau fakta serta pengamatan yang menimbulkan minat untuk dilakukan penelitian Dengan demikian latar belakang berfungsi sebagai informasi yang relevan untuk membantu pokok permasalahan justifikasi penelitian dan berangkat dari hal yang bersifat umum kepada hal yang lebih khusus sehingga setelah membaca latar belakang masalah pembaca dapat menduga pokok masalah yang akan diteliti Pada penelitian tertentu Latar belakang juga mendeskripsikan perbedaan atau kesenjangan antara yang seharusnya (harapan) dengan apa yang terjadi (kenyataan)

(2) Rumusan Masalah

Rumusan Masalah adalah pernyataan tentang keadaan fenomena dan konsep yang memerlukan pemecahan dan atau memerlukan jawaban melalui suatu penelitian dan pemikiran mendalam dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan alat analisis yang tepat dan relevan Rumusan masalah yang baik mempunyai ciri-ciri

Mempunyai nilai keaslian dan atau kejelasan sumber Sebagai dasar dalam merumuskan tujuan penelitian Merupakan hal penting sehingga patut untuk diteliti Memberikan implikasi untuk kemungkinan pengkajian

secara empiris Dapat diukur dengan alat penelitian Layak (feasible) untuk dilaksanakan dalam arti

255

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

didukung data primer dan atau data sekunder yang memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan

Sesuai dengan program studi dan konsentrasi yang dipilih (Manajemen Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)

Berbentuk kalimat tanya

(3) Tujuan Penelitian

Dalam bagian ini disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dan biasanya berbentuk kalimat pernyataan

(4) Manfaat Penelitian

Dalam bagian ini disebutkan manfaat penelitian bagi khasanah ilmu pengetahuan dan perumusan kebijakan (ldquountuk apardquo bukan ldquountuk siapardquo)

2) Kajian Pustaka

Pada kajian pustaka disajikan landasan teori penelitian sebelumnya dan hipotesis (jika ada) Jumlah pustaka yang digunakan dalam penulisan skripsi minimal 10 pustaka (termasuk minimal 5 jurnal nasional maupun internasional buku majalah ilmiah dan sumber lain yang dapat dipercaya) dengan ketentuan pustaka tersebut merupakan terbitan terbaru edisi terbaru (minimal sepuluh tahun terakhir ) dan jika lebih dari sepuluh tahun harus memiliki nilai kebaruan (muktahir atau langka)

(1) Landasan Teori

Pada bagian ini dijabarkan landasan teori dan argumentasi- argumentasi (konsep teori) sebagai alternatif jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian serta merumuskan hipotesis (kalau ada) yang diambil dari jurnal (paling diutamakan) buku

256

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

teks majalah ilmiah dan sumber lain yang dapat dipercaya secara ilmiah Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif dan atau model yang langsung berkaitan dengan penelitian

(2) Penelitian Sebelumnya

Pada bagian ini diuraikan secara sistematis tentang hasil- hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan Pada penyajian ini hendaknya ditunjukkan bahwa permasalahan yang diteliti belum terjawab belum terpecahkan secara memuaskan dan atau penelitian yang sama diterapkan dalam dimensi waktu serta tempat yang berbeda Fakta-fakta dan data yang dikemukakan harus diambil dari sumber aslinya Jumlah penelitian sebelumnya yang ditampilkan minimal tiga penelitian yang relevan baik relevan tema penelitian dan atau alat analisis yang digunakan Format penulisannya sama seperti kutipan alenia tanpa nomor

(2) Hipotesis (jika ada)

Hipotesis merupakan jawaban sementara masalah yang diteliti Hipotesis berbentuk pernyataan singkat yang disimpulkan oleh peneliti dari tinjauan pustaka dan telaah hasil penelitian sebelumnya oleh karena itu masih harus dibuktikan kebenarannya Format penulisannya seperti kutipan alenia tanpa nomor

3) Metode Penelitian

Bagian ini memuat (1) Lokasi dan Objek Penelitian

Menjelaskan lokasi dan objek tempat penelitian dalam pengambilan data (perusahaan hotel dan lainya) untuk proses penelitian

(2) Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel adalah

257

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

bentuk operasional dari variable-variabel yang digunakan biasanya berisi definisi konseptual indikator yang digunakan harus terukur Mengidentifikasi variabel-variabel yang diikutsertakan dalam penelitian

(3) Jenis dan Sumber Data

Menjelaskan jenis-jenis dan sumber-sumber data yang digunakan di dalam penelitian

(4) Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel adalah teknik penentuan jumlah sampel dan prosedurnya Metode penentuan sampel dikenal juga dengan istilah teknik sampling Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling

(5) Metode Pengumpulan Data

Menjelaskan metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada lokasi penelitian terhadap obyek yang diteliti pada penelitian Pada umumnya ada beberapa metode pengumpulan data seperti wawancara pengamatan langsung penyebaran angket dokumentasi dan sebagainya

(6) Teknik Analisis

Menjelaskan teknik yang digunakan untuk menjawab rumusan permasalahan dan tujuan penelitian Teknik yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan penelitian yang diusulkan Teknik analisis yang digunakan bisa berbentuk analisis kuantitatif maupun analisis kualitatif

11713 Bagian Akhir

Pada bagian ini memuat daftar pustaka

258

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

172 Tata Cara Penulisan Skripsi 1721 Umum

Definisi Skripsi Skripsi adalah karya ilmiah tertulis yang disusun oleh mahasiswa berdasarkan hasil penelitian dari analisis data primer dan atau data sekunder sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Mahasiswa yang akan menyusun Tugas AkhirSkripsi mengajukan permohonan apabila telah memenuhi persyaratan akademik dan persyaratan administrasi

Kerangka skripsi meliputi

1) Bagian awal skripsi terdiri dari

Halaman depankulit skripsi Halaman judul Halaman pengesahan Surat pernyataan persetujuan publikasi ilmiah Prakata (ucapan terimakasih) Abstrak (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) Daftar isi Daftar tabel (jika ada minimal dua) Daftar gambar (jika ada minimal dua) Daftar lampiran (jika ada minimal dua)

2) Bagian isi skripsi terdiri dari

Pendahuluan

Latar belakang masalah

Rumusan masalah Tujuan penelitian Manfaat penelitian

Tinjauan Pustaka Landasan teori Penelitian sebelumnya Hipotesis (kalau ada)

259

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Metode Penelitian

Lokasi penelitian Identifikasi variabel Definisi operasional Variabel Jenis dan sumber data Metode penentuan sampel Metode pengumpulan data Teknik analisis

Hasil dan Pembahasan Gambaran umum objek penelitian dan deskripsi hasil

penelitian hellip Pembahasan hasil penelitian

Simpulan dan Saran Kesimpulan Saran

Bagian akhir skripsi terdiri dari Daftar pustaka Lampiran-lampiran

Penjelasan kerangka skripsi

Halaman depan kulit skripsi

Halaman ini harus memuat judul skripsi lambang Universitas dengan ukuran yang telah ditentukan penulis (nama dan nomor induk mahasiswa) fakultas program studi

Halaman judul

Halaman ini memuat hal yang sama dengan halaman depankulitskripsidengantambahankalimatyangmenunjukkan bahwa skripsi tersebut diajukan untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana atau diploma ldquoprogram studi yang bersangkutanrdquo

260

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Halaman pengesahan

Halaman ini berisi pernyataan bahwa skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing dan Ketua Program Studi yang disahkan dengan membubuhkan tanda tangan masing-masing

Surat Pernyataan Persetujuan Publikasi Ilmiah

Surat ini merupakan surat pernyataan dari mahasiswa bahwa skripsi ini disetujui oleh mahasiswa untuk dipublikasikan untuk kepentingan akademis

Prakata (Ucapan Terimakasih)

Berisi pernyataan terima kasih kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini sampai mencapai bentuk yang disahkan dan maksimal hanya 2 halaman

Abstrak

Abstrak skripsi (maksimum 200 kata) adalah rangkuman (summary) ringkas dari semua pokok pikiran yang terdapat dalam skripsi yang meliputi Judul Permasalahan Metode pemecahan masalah Hasil pemecahan masalah dan Kesimpulan dan saran Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia masing-masing 1 (satu) halaman

Daftar isi skripsi

Daftar isi harus disusun sesuai dengan urutan pada skripsi Daftar Tabel Daftar Gambar dan Daftar Lampiran (kalau ada)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah rumusan masalah batasan permasalahan (jika ada) tujuan penelitian dan manfaat penelitian

261

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memuat landasan teori (teori-teori yang ada hubungannya dengan judul atau permasalahan yang dibahas) penelitian sebelumnya (minimal penelitian sepuluh tahun terakhir ) dan hipotesis (kalau ada)

BABIII METODE PENELITIAN

Metode penelitian memuat cara pemecahan yang dipergunakan dalam penelitian yang tepat untuk memecahkan persoalan yang ingin diteliti Hal-hal seperti cara pemilihan daerah penelitian (lokasi penelitian) cara pemilihan responden dan sebagainya merupakan cara dalam mencari data dan perlu dimasukkan dalam bab ini Selanjutnya metode analisis (teknik analisis) perlu dikemukakan rinci dalam bab ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini disampaikan gambaran umum tentang objek penelitian dan deskripsi hasil penelitian (hasil perhitungan dengan menerapkan metode penelitian yang telah dibicarakan) dan hasil perhitungan yang diperoleh disertai dengan bahasan yang mengacu pada masalah dan tujuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil dan pembahasan (kesimpulan harus menjawab rumusan permasalahan) sedangkan saran adalah rekomendasi yang diberikan berdasarkan atas hasil pembahasan

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pusataka adalah daftar yang memuat semua bacaan yang dituangkan ke dalam penelitianskripsi Penulisan mengikuti pedoman Harvard Style

262

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

LAMPIRAN

Lampiran merupakan segala sesuatu yang mendukung penulisan yang bila dimasukkan ke dalam teks dapat mengganggu konsentrasi pembaca Lampiran dapat berupa tabel perhitungan atau rumus-rumus

263

M

BAB XVIII

TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP

181 Kegunaan Merujuk

enurut Leedy (1997) menerangkan bahwa suatu rujukan pustaka mempunyai kegunaan untuk (1) mengungkapkan

penelitian-penelitian yang serupa dengan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam hal ini diperlihatkan pula cara penelitian- penelitian tersebut menjawab permasalahan dan merancang metode penelitiannya (2) membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam penelitian yang mempunyai permasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita hadapi (3) mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya (4) mengenal peneliti-peneliti yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri karya-karya tulisnya yang lain yang mungkin terkait) (5) memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan konteks ilmu pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada (6) menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal sebelumya (7) membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan berbeda dengan penelitian- penelitian sebelumnya) dan (8) mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah ada pihakpihak lain yang sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan mereka telah mencurahkan tenaga waktu dan biaya untuk meneliti topik tersebut

Dalam penjelasan yang hampir serupa Castetter dan

264

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Heisler (1984) menerangkan bahwa rujukan pustaka mempunyai enam kegunaan yaitu (1) mengkaji sejarah permasalahan (2) membantu pemilihan prosedur penelitian (3) mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan (4) mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu (5) menghindari duplikasi penelitian dan (6) menunjang perumusan permasalahan Karena penjelasan Castetter dan Heisler di atas lebih jelas maka pembahasan lebih lanjut tentang kegunaan rujukan pustaka dalam tulisan ini mengacu pada penjelasan mereka Satu persatu kegunaan (yang saling kait mengkait) tersebut dibahas dalam bagian berikut ini

Kegunaan 1 Mengkaji sejarah permasalahan

Sejarah permasalahan meliputi perkembangan permasalahan dan perkembangan penelitian atas permasalahan tersebut Pengkajian terhadap perkembangan permasalahan secara kronologis sejak permasalahan tersebut timbul sampai pada keadaan yang dilihat kini akan memberi gambaran yang lebih jelas tentang perkembangan materi permasalahan (rujukan dari waktu ke waktu berkurang atau bertambah parah apa penyebabnya) Mungkin saja rujukan seperti ini mirip dengan bagian ldquoLatar belakang permasalahanrdquo yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan penelitian Bedanya dalam rujukan pustaka kajian selalu mengacu pada pustaka yang ada Pengkajian kronologis atas penelitianndashpenelitian yang pernah dilakukan atas permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut Gambaran bermanfaat terutama tentang pendekatan yang dipakai dan hasil yang didapat

Kegunaan 2 Membantu pemilihan prosedur penelitian

Dalam merancang prosedur penelitian (research design) banyak untungnya untuk mengkaji prosedur-prosedur (atau

265

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

pendekatan) yang pernah dipakai oleh peneliti-peneliti terdahulu dalam meneliti permasalahan yang hampir serupa Pengkajian meliputi kelebihan dan kelemahan prosedur- prosedur yang dipakai dalam menjawab permasalahan Dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur tersebut kemudian dapat dipilih diadakan penyesuaian dan dirancang suatu prosedur yang cocok untuk penelitian yang dihadapi

Kegunaan 3 Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan

permasalahan

Salah satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang

dilakukan haruslah berada pada konteks ilmu pengetahuan

atau teori yang ada Pengkajian pustaka dalam hal ini akan

berguna bagi pendalaman pengetahuan seutuhnya (unified

explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan yang

berkaitan dengan permasalahan Pengenalan teori-teori yang

tercakup dalam bidang atau area permasalahan diperlukan

untuk merumuskan landasan teori sebagai basis perumusan

hipotesa atau keterangan empiris yang diharapkan

Kegunaan 4 Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil

penelitian terdahulu

Di bagian awal tulisan ini disebutkan bahwa kegunaan

rujukan pustaka yang dikenal umum adalah untuk membuktikan

bahwa penelitian yang diusulkan belum pernah dilakukan

sebelumnya Pembuktian keaslian penelitian ini bersumber

pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang pernah

dilakukan Bukti yang dicari bisa saja berupa kenyataan

bahwa belum pernah ada penelitian yang dilakukan dalam

permasalahan itu atau hasil penelitian yang pernah ada belum

mantap atau masih mengandung kesalahan atau kekurangan

dalam beberapa hal dan perlu diulangi atau dilengkapi Dalam

penelitian yang akan dihadapi sering diperlukan pengacuan

266

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

terhadap prosedur dan hasil penelitian yang pernah ada Kehati-hatian perlu ada dalam pengacuan tersebut Suatu penelitian mempunyai lingkup keterbatasan serta kelebihan dan kekurangan Evaluasi yang tajam terhadap kelebihan dan kelemahan tersebut akan berguna terutama dalam memahami tingkat kepercayaan (level of significance) hal-hal yang diacu Perlu dikaji dalam penelitian yang dievaluasi apakah temuan dan kesimpulan berada di luar lingkup penelitian atau temuan tersebut mempunyai dasar yang sangat lemah Evaluasi ini menghasilkan penggolongan pustaka ke dalam dua kelompok 1 Kelompok Pustaka Utama (Significant literature) dan 2 Kelompok Pustaka Penunjang (Collateral Literature)

Kegunaan 5 Menghindari duplikasi penelitian

Kegunaan yang kelima ini agar tidak terjadi duplikasi penelitian sangat jelas maksudnya Masalahanya tidak semua hasil penelitian dilaporkan secara luas Dengan demikian publikasi atau seminar atau jaringan informasi tentang hasil- hasil penelitian sangat penting Dalam hal ini peneliti perlu mengetahui sumber-sumber informasi pustaka dan mempunyai hubungan (access) dengan sumber-sumber tersebut Rujukan pustaka berkaitan dengan hal ini berguna untuk membeberkan seluruh pengetahuan yang ada sampai saat ini berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi (sehingga dapat menyakinkan bahwa tidak terjadi duplikasi)

Kegunaan 6 Menunjang perumusan permasalahan

Kegunaan yang keenam dan taktis ini berkaitan dengan perumusan permasalahan Pengkajian pustaka yang meluas (tapi tajam) komprehe nsif dan bersistem pada akhirnya harus diakhiri dengan suatu kesimpulan yang memuat permasalahan apa yang tersisa yang memerlukan penelitian yang membedakan penelitian yang diusulkan dengan penelitianpenelitian yang pernah dilakukan sebelumnya

267

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

182 Tujuan Merujuk

Tujuan utama melakukan studi literature adalah 1) menemukan variable-variabel yang akan diteliti 2) membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan 3) melakukan sintesa dan memperoleh perspektif baru 4) menentukan makna dan hubungan antar variable

Tujuan pertama melakukan studi literatur adalah menemukan variable-variabel yang akan diteliti Pada praktiknya peneliti sering mengalami kesulitan untuk merumuskan masalah yang layak untuk diteliti Masalah yang diteliti pada hakekatnya merupakan variable-variabel yang akan diteliti Disamping membantu mengidentifikasi masalah yang akan diteliti studi literature juga dapat membantu peneliti dalam mendefinisikan variable baik secara konseptual ataupun secara operasional dan yang lebih penting adalah membantu dalam mengidentifikasi adanya hubungan antar variable yang secara konseptual atupun operasional penting untuk diteliti

Tujuan kedua adalah membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan agar tidak terjadi duplikasi penelitian atau karya di masa lalu yang sudah pernah dilakukan oleh orang lain Perlu diketahui juga bahwa penelitian masa lalu dapat menjadi bahan atau setidak- tidaknya memberikan gagasan atau inspirasi terhadap penelitian yang akan dilakukan saat ini khususnya penemuan-penemuan sebelumnya dapat memberikan arahan kepada kita dalam melakukan penelitian saat ini Kita sering mendapatkan banyak hasil penelitian di masa lalu menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mendalam mengenai topik yang sudah diteliti

Tujuan yang ketiga adalah melakukan sintesa dan memperoleh perspektif baru maksudnya jika seorang peneliti dengan cermat dapat melakukan sintesa hasil hasil penelitian sejenis di masa lalu maka ada kemungkinan peneliti tersebut

268

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

menemukan sesuatu yang penting mengenai gejala yang sedang dipertanyakan dan cara-cara bagaimana mengaplikasikan kedalam konteks penelitian saat ini Pada umunya para peneliti lebih memilih hal-hal yang bersifat spesifik daripada hal-hal yang bersifat umum

Tujuan keempat adalah menentukan makna dan hubungan antar variable karena semua variable yang diteliti harus diberi nama didefinisikan dan disatukan dengan masalah yang sudah dirumuskan beserta Hipotesisnya Jika seseorang melakukan proses mendefenisikan variable dengan tanpa melakukan studi kepustakaan terlebih dahulu maka kemungkinan yang akan diperoleh adalah kesalahan dalam pendefenisian variabel Dengan melakukan studi kepustakaan peneliti yang bersangkutan akan mendapatkan tuntunan secara teori cara- cara mendefenisikan suatu variable dan juga kemungkinan- kemungkinan adanya variable yang secara konseptual sudah didefinisikan oleh peneliti sebelumnya Khususnya dalam ilmu- ilmu social dan psikologi pada umumnya gejala atau variable sudah didefinisikan secara konseptual dan operasional dalam buku-buku teori yang ada

183 Sumber-Sumber Rujukan

Beberapa sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti diantaranya adalah 1) abstrak hasil penelitian 2) indeks 3) review 4) jurnal 5) buku referensi

1) Abstrak

Abstrak hasil penelitian merupakan sumber referensi yang berharga karena dalam abstrak biasanya peneliti menuliskan intisari dari penelitian yang meliputi metode yang digunakan perumusan masalah hasil penelitian dan kesimpulan Dengan membaca abstrak hasil penelitian kita akan mendapatkan gam- baran secara keseluruhan tentang penelitian yang sudah dilaku- kan Keuntungan utama membaca abstrak adalah kita dapat

269

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

mempelajari metode yang digunakan oleh peneliti tersebut se- hingga memberikan inspirasi kepada kita untuk menggunakan metode sejenis dalam konteks dan latar yang berbeda

2) Jurnal

Jurnal berisi tulisan-tulisan dalam satu bidang disiplin ilmu yang sama misalnya ilmu manajemen dalam ilmu ekonomi atau teknik informatika dalam ilmu komputer Kegunaan utama jurnal adalah dapat digunakan sebagai sumber data sekunder karena pada umumnya tulisan-tulisan di jurnal merupakan hasil penelitian Kita dapat juga menggunakan tulisan di jurnal sebagai bahan kutipan untuk referensi dalam penelitian kita sebagaimana buku-buku referensi Saat ini jurnal menjadi acuan pustaka yang lebih disarankan oleh beberapa universitas karena hasil penelitiannya relative baru dan terkini

3) Buku Referensi

Buku referensi berisi tulisan yang umum dalam disiplin ilmu tertentu Ada baiknya kita memilih buku yang bersifat referensi bukn buku yang bersifat sebagai penuntun dalam menggunakan atau membuat sesuatu Buku eferensi yang baik akan berisi tulisan yang mendalam mengenai topik tertentu dan disertai dengan teori-teori penunjangnya sehingga kita akan dapat mengetahui perkembangan teori dalam ilmu yang dibahas dalam buku tersebut

4) Indeks

Indeks menyediakan judul-judul buku yang disusun berdasarkan deskripsi utama masing-masing buku tetapi tidak menyediakan abstraknya misalnya Indeks Internet akan ditampilkan sebagai berikut bagian heading (kepala berita) Internet proxy server Heading memberikan informasi pada kita buku mengenai Internet hal utama yang dibahas adalah mengenai proxy server

270

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

5) Review

Review berisi tulisan-tulisan yang mensintesis karya- karya atau buku yang pernah ditulis dalam suatu periode waktu tertentu Tulisan disusun berdasarkan topik dan isi Dalam review biasanya penulisnya memberikan perbandingan dan bahkan juga kritik terhadap buku atau karya yang direview oleh yang bersangkutan Kadang penulis review juga memberikan kesimpulan alternatif kepada pihak pembaca yang tujuannya adalah agar pembaca dapat memperoleh pandangan yang berbeda dari buku yang dibacanya

184 Cara Pencarian

Cara pencarian kepustakaan dapat dilakukan secara manual atau secara online Jika dilakukan secara manual maka peneliti harus mengunjungi perpustakaan tempat-tempat sumber informasi seperti Biro Pusat Statistik Jika dilakukan secara online maka peneliti harus mempunyai komputer yang disambungkan dengan Internet Dikarenakan tidak adanya sensor dalam Internet maka kita perlu mengevaluasi kualitas tulisan yang di jadikan acuan yang ada di Internet Berikut ini dibahas cara-cara mengukur kualitas tulisan di Internet

Reliabilitas referensi yang dicari sebaiknya dipertim- bangkan reliabilitasnya khususnya dari sisi pengarangnya Jika pengarangnya memang ahli di bidangnya maka tulisan terse- but dapat dipercaya kualitasnya Pada bagian kover belakang buku biasanya ditulis riwayat singkat penulisnya misalnya pengalaman menulis buku studinya dan jenjang kariernya Dari informasi ini kita dapat menilai seberapa besar reliabilitas buku yang ditulis saat ini dalam hubungannya dengan bidang ilmunya dan pengalaman dalam menulis buku

CARS (Credibility Accuracy Reasonableness and Support) checklist Cars checklist (Harris 1997) dapat digunakan untuk menguji kualitas informasi yang berasal dari Internet

Pertama kredibiltas menyangkut sumber informasinya

271

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan yang memungkinkan kita dapat mempercayainya kejelasan latar belakang pengarang yang menyangkut pendidikan alamat pengalaman kedudukan dan penilaian sesama penulis adanya kontrol kualitas dari sesama penulis refeferensi yang jelas diambil dari jurnal atau hasil penelitian lainnya

Kedua akurasi meliputi tidak ketinggalan jaman (up to date) bersifat factual detil pasti komprehensive berorientasi pada pembaca dan tujuan menjadikan sumber saat ini bukan informasi yang sudah kedaluwarsa dan dapat memberikan gambaran kebenaran secara utuh

Ketiga dapat diterima dengan akal sehat yang meliputi adil dan tidak memihak memberikan keseimbangan bersifat obyektif tidak memunculkan konflik kepentingan tidak bersifat menghasut mempunyai tujuan untuk dijadikan sebagai sumber yang dapat dipercaya karena memunculkan kebenaran yang

utuh

Keempat adanya dukungan seperti sumber-sumber

acuan informasi kontak memungkinkan adanya layanan

tuntutan tujuannya adalah memberikan bukti yang meyakinkan

kepada para pembaca jika pembaca melakukan tuntutan

Berikut ini beberapa situsweb yang layak sebagai web

browser untuk artikel ilmiah

httpsscholargooglecoid

272

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

httpswwwresearchgatenet

httppapersssrncom

httpswwwacademiaedu

273

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

httpidportalgarudaorg

185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka

Penyusunan Daftar Pustaka disusun menurut urutan abjad nama belakang penulis pertama Daftar pustaka ditulis dalam spasi tinggal Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi Baris pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam Nama keluarga untuk penulis barat adalah nama yang ditulis terakhir sedangkan untuk penulis Cina dan Korea adalah nama pertama Misal untuk barat Dudly G Luckett nama keluarganya adalah Luckett untuk Cina atau Korea Lee Kwan Yew nama keluarganya adalah Lee Orang Indonesia sebagian memiliki nama keluarga dan sebagian tidak Dalam hal penulis Bali supaya ditulis nama setelah nama embel-embel seperti I Gusti Nyoman Agung dan sebagainya Misalnya I Gusti Nyoman Ketut Dharma Laksana supaya ditulis Dharma Laksana IGNK Untuk orang Indonesia yang dalam hal ini tidak diketahui nama keluarganya maka penulisan dilakukan dengan menyebut namanya secara lengkap (tanpa titel) misalnya Mohamad Nazir PHD ditulis Mohamad Nazir bukan Nazir Mohamad

274

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Penulisan buku publikasi buku terjemahan artikel dalam buku

buku

Penulis tahun judul buku (harus ditulis miring) volume (jika

ada) edisi (jika ada) nama penerbit dan kota penerbit

Contoh

Buku terjemahan

Penulis asli tahun buku terjemahan judul buku terjemahan (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) (diterjemahkan oleh nama penerjemah) nama penerbit terjemahan dan kota penerbit terjemahan

Contoh

275

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Artikel dalam buku Penulis artikel tahun judul artikel (harus ditulis miring) nama editor judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit dan kota penerbit

Contoh

Pustaka dalam bentuk artikel dalam majalah ilmiah

Penulis tahun judul artikel nama majalah (harus ditulis miring sebagai singkatan resminya) nomor volume dan halaman

Contoh

276

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Pustaka dalam bentuk artikel dalam seminar ilmiah artikel dalam prosiding seminar

Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus

ditulis miring) kota seminar

Contoh

Artikel lepas tidak dimuat dalam prosiding seminar

Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring) kota seminar dan tanggal seminar

Contoh

277

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Pengarang yang tidak disebutkan namanya Gunakan istilah ldquoanonimrdquo untuk referensi tanpa nama penulis

Contoh

Pustaka dalam bentuk SkripsiTesisDisertasi

Penulis tahun judul skripsi SkripsiTesisDisertasi (harus ditulis miring) nama fakultasprogram pasca sarjana dan kota

Contoh

278

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet (tidak diperkenankan melakukan sitasi artikel yang tidak ada nama penulisnya)

Penulis tahun judul artikel alamat website (harus ditulis

miring) diakses tanggal

Contoh

Leung DH and Tang W 2000 Functions of Baire Class One httpwwwarXivmathCA0005013vl 2 May 2000 diakses 12 Nopember 2007

Buku dengan editor dan bab dengan pengarang tersendiri

Contoh

Hillman S 1998 Iron Deficiencies and Other Hypoproliferative Anemias In Fauci AS Braunwald E Isselbacher KJ Wilson JD editors Harrisonrsquos Principle of Internal Medicine 14th Ed New York McGraw-Hill p 634-647

279

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal

CCOONNTTTOH

USULAN PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MENGGUNAKAN

JASA TX TRAVEL CILEGON

Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk men usun

skripsi S1

Diajukan oleh

TAN MAYKE CHRISTINA HIQ 2008220002

FAKULTAS EKONOMIKA DAN HUMANIORA PROGRAM STUDI MANAJEMEN

KONSENTRASI MANAJEMEN BISNIS ARIWISATA

UNIVERSITAS DHYANA PURA BADUNG

2012

280

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu Negara kepulauan dan merupakan Negara

kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari sekitar 13000 pulau Pulau-pulau

di Indonesia masing-masingmemiliki kekayaan dan salah satunya adalah

keindahan alamnya Keindahan alam di Indonesia sangat menarik karena

sangat beraneka ragam Keindahan alam itu telah membuat banyak turis

tertarik untuk berwisata di Indonesia baik turis asing maupun turis lokal

Pariwisata merupakan salah satu sektor penting di Indonesia karena

sangat mempengaruhi pembangunan nasional Hal itu bisa terjadi karena

pariwisata ikut menyumbangkan penerimaan devisa Negara yang cukup besar

memperluas lapangan kerja mendorong pembangunan daerah mengenalkan

Indonesia kepada dunia dan memberikan kesempatan berusaha bagi

masyarakat Banyakfaktor yang muncul untuk mendukung pariwisata salah

satunya adalah travel agent

Travel agent di Indonesia sudah tersebar di seluruh nusantara dari

Sabang hingga Merauke dan beraneka ragam Salah satu travel yang ada di

Indonesia adalah TX Travel

TX Travel didirikan mulai Maret 2004 sebagai bagian dari divisi retail

Jakarta Express group yang sudah berdiri sejak 1991 sebagai travel wholeale

(grosir pertama) yang mendapatkan Rekor Muri tahun 2006 TX Travel

merupakantravel network pertama di Indonesia yang dijalankan secara franchise

(waralaba) sejak 2005 dan memiliki lebih dari 150 yang tersebar di seluruh

Nusantara dan salah satunya adalah TX Travel Cilegon sebaga cabang ke-72

TX Travel Cilegon ini merupakan cabang dari TX Travel yang berdiri

padatanggal 15 Juni2007dengan Felik Septian Pranata sebagai pemilik dari TX

Travel Cilegon ini Jasa yang ditawarkanoleh TX Travel

Cilegonsampaisaatiniadalahpenjualankamar hotel penjualantiket-tiket pesawat

dan penjualan paket wisata baik dalam maupun luar negeri terutama ke Negara

ChinaKarena TX Travel Cilegon ini terbilang masih baru maka untuk dapat

bersaing dalam dunia pariwisata TX Travel Cilegon harus mampu menarik para

konsumen untuk mau menggunakan jasanya

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mau menggunakan

jasa suatu perusahaan Dari sinilah penulis ingin membantu TX Travel Cilegon

supaya bisa meningkatkan penjualan dengan cara mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon

melalui penelitian yang dilakukan penulis

12 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat diangkat beberapa masalah antara

lain

1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan

jasa TX Travel cilegon

2) Apa faktor dominan yang paling mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travel cilegon

13 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah

1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa mempengaruhi TX Travel cilegon

281

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

2) Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travel cilegon

14 Manfaat Penelitian

1 Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baru berupa hasil

penelitian yang terkait dengan pemasaran pariwisata khususnya yang

berhubungan dengan perilaku konnsumen dalam penentuan keputusan

pembelian jasa pariwisata yang telah ditawarkan

2 Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk TX Travel Cilegon

sebagai hasil referensi yang bisa membantu untuk meningkatkan jumlah

konsumen TX Travel Cilegon yang pada akhirnya penjualanpun dapat

meningkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar

penjualan dan periklanan Philip Kotler et al (19997) memberikan definisi

pemasaran adalah ldquoSuatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

penciptaan penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan

orang atau kelompok lainrdquo

Sedangkan Assaury (20015) mendefinisikan pemasaran ldquoSuatu kegiatan

aktivitas manusia di mana bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan

kebutuhan dan keinginan melalui suatu proses pertukaranrdquo

Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan

serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market) mengevaluasi

kebutuhan konsumen mengembangkan barang dan jasa pemuas keinginan

memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan

Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler et al (199916) adalah

proses perncanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga promosi dan

distribusi barang jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan

kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi Dari

definisi tersebut menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang

mencangkup analisis perencanaan implementasi dan pengendalian juga

mencangkup barang jasa dan gagasan berdasarkan pertukaran dan

tujuannya adalah memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat

Manajemen pemasaran bertugas mempengaruhi tingkat timing dan

komposisi permintaan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya

(Philip Kotleret al (199917)

212 Bauran Pemasaran

Sebagaimana yang dikatakan oleh William J Stanton (19937) bahwa

pemasaran adalah rdquoSuatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang

untuk merencanakan menentukan harga mempromosikan dan

mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa

baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensialrdquo Dari definisi

tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok

kegiatan pemasaran yakni produk harga promosi dan distribusi yang dimana

282

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

satu sama lain saling berkaitan Sehingga untuk menciptakan pemasaran yang

baik dan berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan serta memberikan

kepuasan terhadap konsumen maka keempat unsur tadi perlu dirancang

sebaik mungkin terutama dengan memperhatikan apa yang diinginkan dan

dibutuhkan konsumen sesuai dengan konsep pemasaran

Kotler (2000) mendefinisikan bahwa ldquobauran pemasaran adalah kelompok

kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran

pemasarannya dalam pasar sasaranldquo Sedangkan Jerome Mc-Carthy yang

dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P

(Product Price Promotion dan Place)

a Product (Produk)

Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk

mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan

Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak)

yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untukmemenuhi

kebutuhan dan keinginan tertentu

b Price (Harga)

Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti

tingkat harga struktur diskon syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi

harga diantara berbagai kelompok pelanggan Harga menggambarkan

besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk

memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau

oleh konsumen

c Promotion (Promosi)

Bauran promosi meliputi berbagai metode yaitu iklan promosi

penjualan penjualan tatap muka dan hubungan masyarakat

menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam

rangka menjual produk ke konsumen

d Place (Saluran distribusi)

Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses

terhadap jasa bagi para pelanggan Tempat dimana produk tersedia dalam

sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat

dengan mudah memperoleh suatu produk

213 Konsumendan Perilaku Konsumen

Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya

Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli

atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadiDi dalam

mencapai tujuan perusahaan membutuhkan konsumen sebagai tempat akhir

atau pembeli barang dan jasa yang telah diproduksi Tanpa konsumen hasil

produksi tidak berarti

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses

dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan

mempertahankan pelanggan (Levit 1987 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono) Agar

tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya

menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen

dengan harga yang pantas Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu

memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya

Menurut Loundon dan Bitta (dikutip oleh Hurriyati 200567) perilaku

konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas

individu untuk mengevaluasi Sedangkan menurut Wilkie (dikutip oleh

283

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Hurriyati 200567) perilaku konsumen adalah aktivitas di mana seseorang

melibatkan diri dalam poses menyeleksi membeli dan mempergunakan barang

dan jasa sehingga memuaskan kebutuhan dan hasratnya Beberapa aktiitas

melibatkan mental dan proses emosional sebagai tambahan dari reaksi fisik

Dan seperti didefinisikan oleh Schiffman dan Kanuk (2000) perilaku

konsumen adalah proses yang dilalui seseorang dalam mencari membeli

menggunakan mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk jasa

maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannyaJadi dapat

disimpulkan perilaku konsumen adalah proses yang dilakukan seseorang dalam

mencari membeli menggunakan mengevaluasi barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhannya

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut

Philip Kotleret al (1999223) adalah

a Faktor budaya

Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam

terhadap perilaku konsumen

b Faktor sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti

kelompok acuan (kelompok referensi) keluarga serta peran dan status

sosial

c Faktor pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu

usia pembeli dan tahap siklus hidup pekerjaan kondisi ekonomi gaya

hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli

d Faktor psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis

utama yaitu motivasi persepsi pengetahuan (learning) serta keyakinan dan

sikap

214 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Berdasarkan tujuan pembelian konsumen dapat diklasifikasikan menjadi

dua kelompok yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional

(konsumen industrial konsumen antara konsumen bisnis) Konsumen akhir

terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk

memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi Sedangkan konsumen

organisasional terdiri atas organisasi pemakai industri pedagang dan lembaga

non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau

meningkatkan kesejahteraan anggotanya

Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari

dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya

Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang meliputi

(Kotler et al 1996 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004))

a Pemrakarsa (initiator) yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya

keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide

untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu

b Pemberi pengaruh (influencer) yaitu orang yang pandangan nasihat atau

pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian c Pengambil keputusan (decider) yaitu orang yang menentukan keputusan

pembelian

d Pembeli (buyer) yaitu orang yang melakukan pembelian actual

e Pemakai (user) yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang

dan jasa yang dibeli

284

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Proses pengambil keputusan pembelian sangat bervariasi Hawkins et al

(1992) dan Engel et al (1990) yang dikutib oleh Fandy Tjiptono (2004) membagi

proses pengambilan keputusan ke dalam tiga jenis yaitu

a Pengambilan keputusan yang luas (extended decision making) Konsumen

mencari informasi mengenai beberapa produk dan membandingkannya

sehingga memperoleh keputusan pembelian dan mengevaluasinya Beberapa

misal produk yang pada umumnya tergolong kelompok ini adalah mobil

komputer sepeda motor rumah mewah dan lainnya

b Pengambilan keputusan terbatas (limited decision making) terjadi apabila

konsumen mengenal masalahnya kemudian mengevaluasi beberapa

alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa

berusaha mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut Ini

biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau

pembelian yang bersifat rutin Hal ini terjadi karena environmental needs

misalnya seseorang memutuskan untuk membeli suatu merek dikarenakan

lsquobosanrsquo dengan merek yang sudah ada

c Pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decisioan making)

merupakan proses yang paling sederhana yaitu konsumen mengenal

masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli

merek favorit (tanpa evaluasi alternative) Produk-produk yang biasa dibeli

adalah sabun past gigi mkanan ringan minyak rambut dan lainnya

215 Travel Agent

Travel agent menurut Damardjati (2001132) adalah perusahaan yang

harus mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang-

orang termasuk kelengkapan perjalanannya dari suatu tempat ke tempat lain

baik di dalam maupun di luar negeri

Dari penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa travel agen

merupakan perusahaan khusus yang memiliki tujuan untuk mengatur

menyelenggarakan serta menyiapkan segala sesuatu keperluan perjalanan bagi

seseorang atau sekelompok orang dari satu tempat menuju tempat wisata

tujuan dan kembali lagi ke tempat asal mereka baik di dalam maupun di luar

negeri

216 Jasa

Menurut Kotler (199783) ldquoJasa adalah setiap tindakan atau unjuk

kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun Produksinya

dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisikrdquo Sedangkan

menurut Stanton (kutipan dari Alma (2003243) ldquo Jasa merupakan sesuatu yang

dapat didefinisikan secara terpisah tidak berwujud ditawarkan untuk

memenuhi kebutuhanrdquo

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa jasa merupakan suatu kegiatan

yang bersifat tidak berwujud dan dapat didefinisikan secara terpisah yang

menghasilkan kepuasan dari dua belah pihak yang mana dapat dinikmati pada

saat itu juga atau pada saat yang sama dengan waktu mempoduksi yang diikuti

dengan pemberian nilai tambah yang menimbulkan kepemilikan Maka dapat

dikatakan jasa tidak berwujud namun dapat ditukarkan dalam rangka

memperoleh kepuasan

Berdasarkan pengertian jasa di atas Tjiptono (2004) mengutarakan

ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli pertamanya

a Intangibility (tidak berwujud)

285

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Jasa berbeda dengan barang Bila barang merupakan suatu objek

alat atau benda maka jasa adalah suatu perbuatan tindakan pengalaman

proses kinerja (performance) atau usaha Oleh sebab itu jasa tidak dapat

dilihat dirasa dicium didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi

Bagi para pelanggan ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi

karena terbatasnya search qualities yakni karakteristik fisik yang dapat

dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan Untuk jasa kualitas apa

dan bagaimana yang akan diteriman konsumen umumnya tidak diketahui

sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi

b Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Barang biasa diproduksi kemudian dijual lalu dikonsumsi

Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi

dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama

c Variability Heterogeneity (berubah-ubah)

Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output

artinya banyak variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung kepada siapa

kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi Hal ini dikarenakan jasa

melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang

cenderung tidak bisa diprediksi dan cende-rung tidak konsisten dalam hal

sikap dan perilakunya

d Perishability (tidak tahan lama)

Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan Kursi pesawat yang

kosong kamar hotel yang tidak dihuni atau kapasitas jalur telepon yang

tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa

disimpan

e Lack of Ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan

barang Pada pembelian barang konsumen memiliki hak penuh atas

penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya Mereka bisa

mengkonsumsi menyimpan atau menjualnya Di lain pihak pada pembelian

jasa pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa

untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel bioskop jasa

penerbangan dan pendidikan)

22 Penelitian Sebelumnya

Go Suan Ny (2005) dalam penelitannya yang berjudul ldquoFaktor-Faktor

yang Mempengaruhi Konsumen Menggunakan Jasa Penerbangan PT Merpati

Nusantara Airlines Distric Denpasar-Balirdquo Hasil analisis yang diperoleh adalah

didapat empat faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa penerbangan PT Merpati faktor itu antara lain faktor

pelayanan dan ketepatan waktu (nilai eigen value sebesar 3486) faktor harga

dan promosi (nilai eigen value sebesar 3005) faktor reputasi dalam keamanan

dan pengamanan(nilai eigen value sebesar 2081) faktor perilaku karyawan dan

fasilitas (nilai eigen value sebesar 1549) Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan

jasa penerbangan PT Merpati Airlines District Denpasar-Bali adalah faktor

pelayanan dan ketepatan waktu karena mempunyai eigen value paling tinggi di

antara semua faktor

Ninayattie Andri Ndaong (2006) dalam penelitiannya yang berjudul

ldquoFaktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Paket Wisata

pada PT Tour East Indonesia-Denpasarrdquo Hasil analisis yang diperoleh adalah

faktor pemasaran (desain brosur dan informasi yang menarik) dengan hasil

286

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

kontribusi variance 29622 sebagai faktor utama yang mempengaruhi

konsumen untuk membeli paket wisata PT Tour East Indonesia-Denpasar

Faktor kedua adalah faktor produk (penawaran produk paket wisata khusus)

dengan kontribusi variance 19115 Faktor ketiga adalah faktor akses terhadap

perusahaan (kecepatan dalam menangani konsumen) dengan kontribusi

variance 12908 Faktor keempat adalah faktor harga (harga paket wisata

yang bersaing) dengan kontribusi variance 10361 Faktor kelima adalah

faktor pelayanan (pelayanan yang cepat dan tanggap) dengan kontribusi variabel

6682Adapun saran-saran yang diberikan Ninayattie Andri Ndaong sebagai

penulis kepada PT Tour East Indonesia-Denpasar untuk meningkatkan

penjualan paket wisata adalah memperhatikan dan memprioritaskan faktor

pemasaran dan melakukan difersifikasi brosur maupun produk sehingga dapat

menambah jumlah konsumen yang membeli paket wisata

Praliances Djanga Sabakodi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul

ldquoFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Tiket Pesawat di

Panorama Tours Denpasar-Balirdquo Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat

tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat

di Panorama Tours Denpasar ndash Bali yaitu faktor pelayanan dan promosi (nilai

eigen value sebesar 9657) faktor lokasi penjualan dan pengetahuan staf (nilai

eigen value sebesar 1510) faktor fasilitas dan kenyamanan (nilai eigen value

sebesar 1159) Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang

mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat di Panorama Tours

adalah faktor pelayanan dan promosiAdapun saran-saran yang diberikan

Praliances Djanga Sabakodi sebagai penulis kepada PT Panorama Tour

Denpasar-Bali untuk meningkatkan penjualan tiket pesawat adalah PT

Panorama Tours disarankan untuk memperhatikan hal-hal seperti kecepatan

penanganan konsumen keramahan pada konsumen penawaran harga khusus

kecepatan mendapat informasi harga tiket desain brosur dan informasi

perhatian staf kegiatan periklanan Bila PT Panorama Tours bisa

meningkatkan hal-hal tersebut maka perusahaan dapat meningkat penjualan

BAB III METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada perusahaan TX Travel Cilegon Alamat

Jl Ahmad Yani 136 Cilegon

Telp (0254) 3800 67 (0254) 7021 099

Fax (0254) 390 506

Website httpwwwtxcilegoncom

Email cilegontxtravelcoid

32 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel tunggal untuk

mengidentifikasikan variabel Variabel tunggalnya yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon adapun

indikator-indikator dari variabel ini yaitu

X1 = Penawaran harga khusus (promosi)

X2 = Kecepatan penanganan konsumen

X3 = Keramahan kepada konsumen

X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan

X5 = Lokasi perusahaan

X6 = Kemudahan mendapat informasi

X7 = Harga yang diberikan

287

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

X8 = Desain brosur

X9 = Periklanan

X10 = Fasilitas yang ditawarkan

X11 = Kepedulian terhadap konsumen

X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen

X13 = Keragaman produk yang ditawarkan

X14 = Penampilan karyawan

X15 = Webmarketing

X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen

33 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel

dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan Adapun definisi

operasional dari kegiatan ini adalah

[1] X1 = Penawaran harga khusus (promosi) promo-promo atau pemberian

harga khusus baik untuk tour dan tiket-tiket yang ditawarkan

[2] X2 = Kecepatan penanganan konsumen kecepatan karyawan dalam

memberikan pelayanan kepada konsumen baik secara langsung (tatap

muka) maupun tidak langsung (misal menggunakan telepon)

[3] X3 = Keramahan kepada konsumen keramahan kepada konsumen

ketika melayani konsumen Hal ini bisa dilakukan dengan cara

memberikan senyuman dan menunjukan muka yang ceria

[4] X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan konsumen mudah

menghubungi perusahaan baik melalui telepon e-mail fax dsb

[5] X5 = Lokasi perusahaan strategis atau tidaknya lokasi perusahaan

berada apakah mudah dijangkau dan dekat dengan pusat kota

[6] X6 = Kemudahan mendapat informasi Konsumen mudah untuk

mendapatkan informasi mengenai tour dan harga tiket [7] X7 = Harga yang diberikan harga yang ditawarkan perusahaan sama

atau lebih murah dari perusahaan lain sejenis

[8] X8 = Desain brosur penampilan brosur yang menarik meliputi bentuk

fisik warna lambang atau tanda yang digunakan sebagai identitas

perusahaan dan bisa memudahkan konsumen mengenali perusahaan

[9] X9 = Periklanan suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam

mempromosikan produknya baik melalui media cetak maupun media

elektronik

[10] X10 = Fasilitas yang ditawarkan segala fasilitas baik fasilitas utama

maupun fasilitas pendukung yang menunjang kepuasan dan

kenyamanan konsumen selama menggunakan jasa perusahaan

[11] X11 = Kepedulian terhadap konsumen bentuk tindakan yang selalu

mementingkan konsumen dan memberikan pelayanan terbaik untuk

konsumen dan segala keluhan segera ditangani sehingga tidak

mengganggu kenyamanan konsumen

[12] X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen pemberian jaminan

keamanan dan keselamatan konsumen jika terjadi sesuatu yang tidak

diinginkan

[13] X13 = Keragaman produk yang ditawarkan banyaknya produk yang

ditawarkan sehingga konsumen bisa memilih salah satu produk yang

diinginkan

[14] X14 = Penampilan karyawan penampilan semua karyawan yang

mencangkup kerapian kebersihan dan daya tarik seragam

288

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[15] X15 = Webmarketing salah satu bentuk pemasaran yang sekarang ini

sedang populer di kalangan bisnis yang menggunakan internet sebagai

media pemasaran

[16] X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen salah satu bentuk

pelayanan kepada konsumen dengan menggunakan kata-kata yang

sopan dan santun serta sabar dalam menghadapi segala tingkah laku

konsumen

34 Jenis Dan Sumber Data

341 Jenis data

a Data kualitatif

Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata kalimat dan

gambar Data dari sumber diolah dan dibentuk menjadi uraian-

uraian informasi dan penjelasan yang tidak dapat dihitung dengan

satuan hitung tertentu

Misalnya Faktor-faktor yang menarik konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travelhal-hal yang disukai konsumen TX

Travel Cilegon sejarah berdirinya TX Travel Cilegon pendapat

responden dalam kuisioner

b Data kuantitatif

Adalah data yang berbentuk angka dan dapat dihitung dengan

satuan hitung tertentu yang diperoleh dari sumber atau data

kualitatif yang dikuantitatifkan melalui skoring

Misal jumlah konsumen yang datang setiap bulan di TX Travel

Cilegon tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan TX Travel

Cilegon yang disajikan dalam bentuk angka

342 Sumber data

a Data primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber atau secara

langsung diperoleh di tempat penelitian yang dalam penelitian ini

didapat dari konsumen TX Travel Cilegon

b Data sekunder

Adalah data yang sudah tersedia sehingga dapat langsung dapat

digunakan dalam penelitian misalnya desain brosur TX Travel jenis

jasa yang ditawarkan TX Travel jumlah konsumen yang datang ke TX

Travel Cilegon

35 Metode Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (200980) sampel dan populasi memiliki arti yang

berbeda Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sedangkan

sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

yang ada pada populasi misalya karena keterbatasan dana tenaga dan waktu

maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik

sampling yang digunakan Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

289

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

simple random sampling yang merupakan salah satu cabang dari probability

sampling

Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari

populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi itu Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode ini

karena anggota populasi dianggap homogen Jadi tidak mempedulikan strata

sampel yang dalam penelitiansampel adalah konsumen yang menggunakan jasa

TX Travel Cilegon

Untuk menentukan banyaknya sampel yang akan diambil maka menurut

Isaac dan Michael yang dikutip oleh Sugiyono ditentukan oleh jumlah populasi

dan tingkat kesalahan penelitian Karena jumlah populasi dalam penelitian ini

sebesar 600 konsumen per bulan dan karena keterbatasan waktu biaya dan

dana maka penulis menginginkan tingkat kesalahan sebesar 10 sehingga

jumlah sampel yang diambil penulis sebanyak 187 orang responden yang

merupakan konsumenTX Travel Cilegon dari berbagai kalangan baik pegawai

pengusaha pelajar ibu rumah tangga dan lainnya

36 Metode Pengumpulan Data

1) Kuisioner

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkatpertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya yang dalam penelitian ini konsumen TX

Travel Cilegonlah yang akan mengisi kuisioner tersebut

2) Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

mengambil data dari literature buku-buku dan sebagainya yang

menyangkut penelitian ini dimana sifatnya mendukung data utama

Penelitian ini menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan

ldquokepuasan konsumen maupun perilaku konsumenrdquo

3) Observasi Berperan Serta (Participant observation)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi berperan

serta karena penulis iktu terlibat dengan kegiatan sehai-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian

Sambil melaukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang

dikerjakan oleh sumber data

37 Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

faktordenganbantuan Software SPSS versi 140 for windows SPSS adalah suatu

software yang berfungsi untuk menganalisis data melakukan perhitungan

statistik baik parametrik maupun non parametrik (Ghozali 200114)

Menurut Singgih Santoso (2001) analisis faktor adalah ldquoalat yang

digunakan untuk meringkas sejumlah varibel (multivariant) menjadi lebih

sedikit dan menamakannya sebagai faktorrdquo Sebelum dilakukan analisis faktor

akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian

reliabilitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana instrument

pengukuran mampu mengukur apa yang ingindiukur Jika misalkan kita punya

alat ukur meteran maka validitas alat ini adalah sejauh mana alat ini mampu

mengukur jarak suatu titik Begitu juga misalkan kita menyusun kuisioner

faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka validitas kuisioner adalah

290

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

sejauh mana kuisioner ini mampu mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi

konsumen

Untukmelakukanujivaliditas metode yang kita lakukan adalah mengukur

korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara

keseluruhan Sugiyono (2001106) menyatakanldquoBahwa syarat minimum untuk

dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skorbutir dengan skor

totalnya adalah 03 (r=03)rdquo Jadi

Kalau kolerasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka

kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid Setelah data valid maka selanjutnya

dilakukan uji reliabilitas

Reliabilitas menurut Purbayu Budi Santosa (2005) adalah ukuran yang

menunjukan konsistensikestabilan dari alat ukur dalam mengukur gejala yang

sama dilain kesempatan Kestabilan di sini berarti kuisioner tersebut konsisten

jika digunakan untuk mengukur konsep dari suatu kondisi ke kondisi lain

Misalkan kita memiliki kuisioner yang mengukur faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumen maka hasil kuisioner tersebut akan sama jika

digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen pada

penelitian yang lain

Pengukuranreliabilitasdilakukandenganduacara yaitu

a Repeated measure atau pengukuran berulang Di sini pengukuran dilakukan

berulang-ulang pada waktu yang berbeda dengan kuisioner atau pertanyaan

yang sama Hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan hasil

pengukuran sebelumnya

b One shot Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu

kemudian dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau

dengan pengukuran korelasi antar jawaban Pada program SPSS metode ini

dilakukan dengan metode Croncbach Alpha di mana suatu kuisioner

dikatakan reliable bila nilai Croncbach Alphalebih besardari 06

Setelah data valid dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan

melakukan analisis faktortahap I (pemilihanvariabel) tahap II (factoring

danrotasi)dantahap III (penamaan faktor)

Menurut Santoso danTjiptono(2001250) tahapan proses analisis faktor

yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut

1 Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam

analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua

variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak

2 Proses Factoring yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpul variabel

yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan

untuk melakukan proses ekstraksi adalah principal component analysis

Proses selanjutnya aalah melakukan proses rotasi untuk memperjelas

apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor

yang lain

3 Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor

yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen

value diatas 1)

4 Uji keakuratan ketepatan model

DAFTAR PUSTAKA

Misal

MLA Style

291

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination Development of Tourism and the

Hospitality Industry in Southeast Asia Springer Singapore 2016 37-49

APA Style

Utama I G B R (2016) Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the

Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore

Chicago Style

Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the

Hospitality Industry in Southeast Asia pp 37-49 Springer Singapore 2016

Harvard Style

Utama IGBR 2016 Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the

Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore

Vancouver Style

Utama IG Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali

Tourism Destination InDevelopment of Tourism and the Hospitality

Industry in Southeast Asia 2016 (pp 37-49) Springer Singapore

292

293

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen I Fishbein M 1977 Attitude-Behavior relations A theoretical analysis and review of empirical research Psychological Bulletin 84 888ndash 918

Algifari 2000 Analisis Regresi Penerbit BPFE-UGM Yogyakarta

Alma Bukhari 2004 Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa Cetakan ke enam Bandung Alfabeta

Antara I Made 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3 Pariwisata Universitas Udayana Bali

Any Noor 2009 Management Event Bandung Alfabeta

Archer B and Cooper C 1994 ldquoThe Positive and Negative Impacts of Tourismrdquo Pp 73-91 in WF Theobald (ed) Global Tourism The Next Decade Butterworth-Heinemann Oxford

Arief S 1993 Dampak Ekonomi Pengeluaran Pemerintah Kompas Jumat 22 Januari

Arikunto S 2002 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V Cetakan keduabelas Jakarta Penerbit Rineka Cipta hal320- 326

Ariyanto 2003 Ekonomi Pariwisata Jakarta Pada httpwwwgeocitiescom ariyanto eks79homehtm

Armstrong J Scott Designing and Using Experiential Exercises URL www hssrncom

Arsyad L 1999 Ekonomi Pembangunan Edisi keempat Yogyakarta

Aryanto Rudy 2003 Environmental Marketing Pada Ekowisata Pesisir Menggerakan Ekonomi Rakyat Daerah Otonom P062024264 S3 PSL IPB

Assauri S 2009 Manajemen PemasaranDasar konsep dan Strategi

294

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Jakarta Rajawali Pers

Assauri 1999 Manajemen Pemasaran Jakarta Raja Grafindo Persada

Assauri Sofyan 2002 Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi Jakarta CV Rajawali

Averson Paul Balanced Scorecard Institute 2000 Available from URL www balancedscorecardorg 20 juni 2010

Azis IJ 1996 Kesenjangan Antara Ekonomi Makro dan Gejala Mikro Keterbatasan

Azwar Saifudin 2001 Metode Penelitian Edisi Ketiga Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 1998 Metode Penelitian Jogjakarta Pencetak Pustaka Pelajar Offset

Bagyono 2012 Pariwisata dan Perhotelan Bandung Alfabeta

Barsky Jonathan 1992 Customer Satisfaction in the Hotel Industry Measurement and Meaning Cornell HRA Quaterly 720-41

Basu Swastha dan Irawan 2008 Manajemen Pemasaran Modern Edisi Kedua Cetakan Ke empat Yogyakarta Liberty

Beerli A Martin J D 2004 ldquoFactors influencing destination imagerdquo Annals of Tourism Research 31(3) 657-681

Bendesa I Komang Gde 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3 Pariwisata Universitas Udayana Bali

BeverlandM P Brotherton2001 The Uncertain Search for Opportunities Determinant of Strategies Partnership Qualitatif Market Research An International Journal 4(2) 88-99

Bitner Mary Jo Zeithaml Valerie A 2000 Services Marketing McGraw- Hill International Editions

BlackRJ amp Grant PL1997 Economic Impact of Convention and Meetings to Montana Methodological Attempts Journal Institute for Tourism and Recreation Research School of Forestry The Montana University

BleekeJ and D Erns1995 Is Your Strategic Alliance Really a Sale Harvard Business Review ( January ndash February)97103

BoehmeAJ 1999 Planning Successful Meetings and Events A Take-Charge Assistant Book New YorkNY 10019 AMACOM American Management Association1601 Broadway

295

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Borg I 1986 A Cross Culture Replication on Elizurrsquos Facets of Work Values

Multivariate Behavioral Research 21 401-410

Borg I and Lingoes JC 1987 Multidimensional Similarity Structure Analysis New

Brahmantyo 2001 ldquoPotensi dan Peluang Usaha dalam Pengembangan Pariwisata Gunung Salak Endahrdquo Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal Ilmiah Vol 5 No 3 Maret 2001

Brannen J 1999 Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Samarinda Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari

Brown James Dean 1998 Understanding Research in Second Language Learning A Teacherrsquos Guide to statistic and research design Cambridge Sindicate University

Brunt Paul 1997 Market Research in Travel and Tourism Great Britain Butterworth Heinemann

Buckley J W M H Buckley and H Chiang 1976 Research Methodology amp Business Decisions National Association of Accountants

Bungin B 2003 Analisis Data Penelitian Kualitatif PT Rajagrafindo Persada Jakarta

Bungin B 2007 Penelitian Kualitatif Prenada Media Group Jakarta

Cahyono Bambang Tri 1996 Metodologi Riset Bisnis Jakarta Badan Penerbit IPWI

Cheng Y H 2000 A Study on the factors of internal service quality--Nurse for example pp 1-2

Chi Gengqing 2005 A Study of Developing Destination Loyalty Model (Dissertation) Submitted to the Faculty of the Graduate College of the Oklahoma State University in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree of Doctor of Philosophy July 2005

ChipkinH2001Is Independent Day at hand Lodging 26(11) 44-48

Chon K Yoo J J - E 2008 ldquoFactors Affecting Convention Participation Decision Making Developing a Measurementrdquo Journal of Travel Research 47 113-122

ChristopherMAPayneand D Ballantyne2002Relationship Marketing Creating Stakeholder value Oxford Butterworth Heinemann

Cooper Chris 2003 Aspects of Tourism Classic Reviews in Tourism Sydney Channel View Publication

296

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Cooper Chris 2005 Tourism Principles and Practice London Pearson

Education Limited Third Edition

CooperCetal 1993 Tourism Principles and Practice Edinburgh Gate HarlowEssex CM20 2JE England Addison Wesley Longman Limited

Craig-Smith Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with TourismLongman Melbourne

Creswell J W 1998 Qualitatif Inquiry and Research Design Sage Publications Inc California

CrottsJand DWilson1995An Integrated Model of Buyer Seller Relationship in the International Travel Trade Progress in Tourism and Hospitality Reserch 1(2) 125-140

Dajan Anto 1995 Pengantar Metode Statistik Jilid 1 Edisi Revisi 1986 LP3ES Jakarta

Damardjati RS 2001 Istilah-Istilah Dunia Pariwisata Jakarta Pradnya Paramita

Dane Francis C 1990 Research Methods BrooksCole Publishing Company Belmont California Chapter 1 ldquoIntroductionrdquo hal 3-19

Daniel M 2002 Metode Penelitian Sosial Ekonomi Jakarta Bumi Aksara

Dann GMS 1977 Anomie Ego-Enhancement and Tourism Annals of Tourism Research 4(4) 184-194

Dann GMS 1981 Tourist Motivation An Appraisal Annals of Tourism Research 8(2) 187-219

Darsoprajitno H Soewarno2001Ekologi PariwisataTata Laksana Pengelolaan Objek dan Daya Tarik WisataBandungAngkasa

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI 2005 Rencana Strategis Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Nasional 2005 ndash 2009 Jakarta

Djarwanto 1998 Statistik Non Parametik Edisi III BPFE Yogajakarta

Djunaedi Achmad 2000 ldquoPengantar Apakah Penelitian Iturdquo httpmpkd ugmacidweblamahomepageadjsupportmaterimetlit-ia01- metlit-pengantarpdf

Ekinci Y amp Chen JS 2002 Segmenting Overseas British Holidaymakers by Personal Values Journal of Hospitality amp Leisure Marketing 9(34) 5-15

297

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Esichaikul Ranee 2012 Travel motivations behavior and requirements

of European senior tourists to ThailandSukhothai Juournal of Thammathirat Open University (Thailand) Vol 10 No 2 Special Issue Pp 47-58 2012

Fakeye P C dan J L Crompton 1991 Image differences between prospective first-time and repeat visitors to the lower Rio Grande valley Journal of Travel Research 30 (2) 10-15

Fandeli Chafid 2001 Dasar-dasar Managemen Kepariwisataan Alam Liberty Yogyakarta Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah

Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah

Fill Chris 2005 Business amp Economics FT Prentice Hall

Font X 2002 Certification Systems and Standards in Tourism Annals of Tourism Research 29(3) 869ndash870

Font X R C Buckley eds 2001 Tourism Ecolabelling Certification and Promotion of Sustainable Development Wallingford CABI (Visitor 2003)

Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature Purpose and Findings Cornell University School of Hotel Administration The Scholarly Commons

Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature Purpose and Findings Journal of Marketing 60(10) (7-18)

Francken D A Van Raaij W F 1981 Satisfaction with leisure time activities Journal of Leisure Research 13(4) 337ndash352

French Christine N Craig-Smith Stephen J Collier Alan 1995 Principles of Tourism Longman Melbourne

Gaffar Abdul Ruskhan 2007 Kompas Bahasa Indonesia Jakarta Grasindo

Gartner William C (1996) Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York

Gartner William C 1996 Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York

Ghozali Imam 2001 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Semarang Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gnoth J 1997 Tourism Motivation and Expectation Formation Annals of Tourism Research 24(2) 283-304

298

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Goncalves Karen P 1998 Service Marketing A Strategy Approach

Upper Saddle River New Jersey Prentice Hall 1-80

Gorda I Gusti Ngurah 2004 Manajemen Sumber Daya Manusia Denpasar Widya Kriya Gematama

Government Revenue Attributable to Tourism 2007 Income and Expenditure Accounts Technical Series Income and Expenditure Accounts Division 21st Floor RH Coats Building Ottawa K1A 0T6

Gremler Dwayne D and Brown Stephen W 1997 Service Loyalty Its Nature Importance and Implications Advancing Service Quality A Global Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing University of Karlstad Sweden (171- 181)

Gremler Dwayne D and Brown Stephen W1997 Service Loyalty Its Nature Importance and Implications Advancing Service Quality A Global Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing University of Karlstad Sweden (171- 181)

Gronroos Christian 1990 Services Management and Marketing Managing the Moments of Truth in Service Competition Massachusetts Lexington Books

Gunn Clare A 2002 Tourism Planning (Basisc Concepts Cases) Routledge New York

Hair Joseph Raolph Anderson Ronald Tatham and William Black 1998 Multivariate Data Analysis Fifth Edition New Jersey Prentice ndash Hall

Hakim Abdul 2002 Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis Edisi 2 Ekonisia Yogyakarta

Hamid B 2003 An analysis of the role of tourism and agro ecotourism International Research Journal of Applied and Basic Sciences At httpwwwirjabscomfiles_sitepaperlist r_2213_140706015230pdf

Hara Tadayuki2008 Qualitative Tourism Industry Analysis Introduction to Input-Output Social Matrix Modeling and Tourism Satelite Accounts Amsterdam Working together to grow libraries in developing countries

Harris Percy David Harris 1994 lsquoThe Structural Dynamics of Aggregate Production A Challenge to Tourism Researchrsquo Journal of

299

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Tourism Studies 5(1) May 29-38

Helfert ErichA 2001 Teknik Analisis Keuangan ( Petunjuk Praktis untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan) Edisi Delapan Jakarta Erlangga

Hempel Carl Gustav 2004 Pengantar Filsafat Ilmu Alam Penerjemah Cuk Ananta Wijaya Pustaka Pelajar Yogyakarta

Heng TM and Low L 1990 Economic Impact of Tourism in Singapore Annals of Tourism Research 17 246-269 Management

Herbert D T 1995 Heritage Tourism and Society Mansell London Developing a tourism impact attitude scale Annals of Tourism Research 21 121ndash139

Herzberg 2002 The Motivation to Work Available from URL www businesballcomherzberghtm 20 juni 2010

Heskett James L Jones Thomas O Loveman Garry W Sasser W Earl and Schlesinger Leonard A 1994 Putting the Service-Profit Chain to Work Harvard Business Review March-April (164- 174)

Husein Umar 2000 Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Indriantoro Nur dan Supomo Bambang 1999 Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen Yogayakarta BPFEE

Iso-Ahola SE 1991 Towards a Social Psychological Theory of tourism Motivation A Rejoinder Annals of Tourism Research

Iso-Ahola SE 1999 Motivational Foundations of Leisure Leisure Studies Prospects for the Twenty First Century University of Maryland

Jafari J Ritchie J 1981 Towards a framework for tourism education Annals of Tourism Research

Jujun S Suriasumantri 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan

Juliandi Azuar 2002 Pemanfaatan Internet dalam Proses Belajar dan Penulisan Karya Ilmiah Bidang Manajemen dan Bisnis Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Vol 02 No 02 Oktober

Kandampully amp Suhartanto Dwi (2000) Customer loyalty in the hotel industry the role of image and customer satisfaction International Journal of Contemporary Hospitality Management Vol 12 6 2000

300

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Kaplan RobertS dan David PNorton (Peter RYosi Pasla Penerjemah)

2000 Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Jakarta Erlangga

Kartajaya Hermawan 2002 Hermawan Kartajaya on Marketing Jakarta MarkPlus and Co Gramedia Pustaka Utama

Kasali Rhenald 2005 Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting Positioning Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Kerlinger Fred N 2000 AsasAsas Penelitian Behavioural Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Kesrul M 2004 Meeting Incentive Trip Conference Exhibition Yogyakarta Graha Ilmu

Kleinsteuber F 2002 Stategi Pemasaran Jakarta PT Damar Mulia Pustaka Cetakan Pertama (diterjemahkan oleh Siswanto Sutojo)

Kotler P Keller K 2006 Marketing Management 12th Edition Pearson Education Inc New Jersey

Kotler Philip dan G Amstrong 2001 Prinsip ndash Prinsip Pemasaran Jakarta Erlangga

Kotler Philip dan John Bowen 2003 Marketing for Hospitality and Tourism third edition New Jersey Prentice Hall

Kotler Philip Gary Armstrong 1999 Principle of Marketing 8th Edition New Jersey Prentice Hall

Kotler Philip 2000 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo

Kotler Philip 2003 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo

Kotler Philip2003 Manajemen Pemasaran Jakarta Prehallindo

Kountur Ronny 2003 Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis Jakarta Seri Umum No 5 Penerbit PPM

Kozak M Rimmington M 2000 Tourist satisfaction with Mallorca Spain as an off-season holiday destination Journal ofTravel Research 38(3) 260ndash269

Kuncoro Mudrajad 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana peneliti dan menulis tesis Jakarta Erlangga

Kusmayadi dan Endar Sugiarto 2000 Metodologi Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan Jakarta PTGramedia Pustaka Utama

301

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Lawrence A Cunningham 2000 How to Think like Benjamin Graham and

Invest like Warren Buffet McGraw-hill USA

Leedy Paul D 1997 Practical Research Planning and Design Sixth Edition Prectice Hall Upper Saddle River New Jersey Chapter 1 ldquoWhat Is Researchrdquo hal 3-15

Liljander 1994 Service Quality and Management Springer Science amp Business Media Jun 29 2013 - Business amp Economics

Lumanauw farly 2000 Bar dan Minuman Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Marpaung H dan BaharH 2002 Pengantar Pariwisata Bandung Alfabeta

Mathis RobertL dan Jackson John H 2005 Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta Salemba Empat

McCabe Scott 2009 Butterworth-Heinemann is an imprint of Elsevier Linacre House Jordan Hill Oxford OX2 8DP UK The Boulevard Langford Lane Kidlington Oxford OX5 1GB UK First edition 2009

McIntosh Goeldner 1990 Tourism Principles Practices and Philosophies (sixth ed) Grid Publishing Columbus

Meis S and Lapierre J 1994 lsquoMeasuring tourismrsquos economic importance - a Canadian

Middleton 1994 Tourism Destination Marketing links between demand and supply and the influence of marketing

Millburn Robert 2007 Hospitality Direction Europe Edition Price Waterhouse Coopers Available from URL wwwpwccomhospitalitydirections 22 juni 2010

Mitchell Jonathan Caroline Ashley Earthscan 2010 Business amp Economics In Tourism and Poverty Reduction Pathways to Prosperity

Mittal B and Baker J (2002) Advertising strategies for hospitality services Cornell Hotel and Restaurant Administration Quarterly

Moleong Lexy J 2007 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung Penerbit PT Remaja Rosdakarya Offset

Muhaimin Kepuasan Kerja Karyawan 2004 Available from URL http psikologibinadarmaacidjurnaljurnalmuhaiminpdf 23 juni 2010

Mulyadi dan Johny Setiawan 1999 Sistem Perencanaan dan Pengendalian

302

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Manajemen Sistem Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan Edisi 1 Aditya Media Yogyakarta

Mulyadi 1997 Akuntansi Manajemen Konsep Manfaat Dan Rekayasa Edisi Kedua Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta

Mulyadi 2001 Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipat Ganda Kinerja Keuangan Perusahaan Jakarta Salemba Empat

Nasution 2004 Manajemen Transportasi Edisi Kedua Cetakan Pertama Jakarta Ghalia Indonesia Anggota IKAPI

Nazir Mohammad 1999 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia

OrsquoConnor T J 2001 Performance management - Electrical wholesaling

Oliver R L 1980 A cognitive model of the antecedents and consequences of satisfaction decisions Journal of Marketing Research 17(4) pp 46-49

Oliver R L 1997 Satisfaction A Behavioral Perspective on the Consumer New York IrwinMcGraw-Hill

Oliver R L Swan J E 1989 Consumer perceptions of interpersonal equity and satisfaction in transactions A field survey approach Journal of Marketing 53 21ndash35

Oliver RL 1993 Cognitive affective and attribute bases of the satisfaction response Journal of Consumer Research 20 (December ) pp 418-30

Oliver Richard L 1999 When Customer Loyalty Journal of Marketing Vol 63 pp 33-34 (Special Issues)

Pakpahan 2011 Sarana Berpikir Ilmiah Comprehensive

Education Center Original from httpwww o m b a r n e t 2 0 0 9 1 0 s a r a n a - b e r f i k i r - i l m i a h h t m l

Pendit I Nyoman S 1999 Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana Jakarta

PT Pradnya Paramita cetakan ke-enam (edisi revisi)

Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor Pm106Pw006Mpek20112011 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Hotel

Peter Paul J 1999 Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Edisi Keempat Jilid I Jakarta Erlangga

303

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Pitana I G Gayatri PG 2005 Sosiologi Pariwisata Kajian sosiologis terhadap

struktur sistem dan dampak-dampak pariwisata Yogyakarta Andi Offset

Pitana I Gde 2002 ldquoPengembangan Ekowisata di Balirdquo Makalah Disampaikan pada Seminar Ekowisata di Auditorium Universitas Udayana pada tanggal 29 Juni 2002

Pitana I Gde Dan Diarta Surya I Ketut 2009Pengantar Ilmu Pariwisata JogyakartaPenerbit Andi

Prabawati Made Alit Novia 2009 Penilaian Kinerja Hotel The Oberoi Bali Melalui Metode Balanced Scorecard

Rangkuti F 2002 Riset Pemasaran Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Rangkuti F 2008 Analisis SWOT Teknik membedah kasus bisnis Jakarta Gramedia Pustaka Utama

Reynolds P 1999 Design of the Process and Product Interface In A Leask amp I Yeoman (eds) Heritage Visitor Attractions (pp 110ndash126) Cassell New York

Reynolds 1985 Consumer demand for agricultural and on-farm nature tourism Davis CA University of California

Riduwan 2005 Skala Penelitian Variabel Peneltian Bandung Alfabeta

Rismiati CE dan IB Suratno 2001 Pemasaran Barang dan Jasa Yogyakarta Kanisius Anggota IKAPI

Riyanto Bambang 2001 Dasar ndash dasar Pembelanjaan PerusahaanYogyakarta BPFE

Roger J 1994 Development of a Framework for the Determination of Attributes Used for Hotel Selection-Indication from Focus Group and in - Depth Review Hospitality Research Journal 18 (53-74)

Rucci A J Kirn S P dan Quinn R T 1998 The employee-customer-profit chain at sears Harvard Business Review January-February

Rucci Anthony J Steven P Kirn Richard T Quinn 1998 ldquoThe Employee- customer-profit Chain at Searsrsquo Harvard Business Review January-February pp 83-97 Siehoyono 2004

Ruky Achmad S 2002 Sistem Manajemen Kinerja Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Rumekso 2001 Housekeeping Hotel Floor Section Yogyakarta Andi Publisher

304

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Saifuddin Azwar 1997 Sikap Manusia ndash Teori dan Pengukurannya Edisi

ke-2 Yogayakarta Pustaka Pelajar hlm 3-22

Santoso Singgih dan Tjiptono Fandy 2002 Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS Jakarta PT Alex Media Komputindo

Sarwono J 2003 Perbedaan Dasar antara Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif httpwwww3orgTRREChtml40 Dikunjungi 13 Juli 2003

Schelsinger amp Zornitsky 1991 Internal Service Quality Customer and Job Satisfaction Human Resources Planning 19 2 ABI INFORM Global p20

Seaton AV and MM Bennet 1996 The Marketing of Tourism Product Concepts Issues and Cases London International Thomson Business Press

Siehoyono L 2004 Am I satisfied Analysing the influence of employee backgrounds and internal service quality on employee satisfaction in economics faculty of Petra Christian university Surabaya Proposal penelitian internal Surabaya Program Management Perhotelan

Sihite Richard 2000 Hotel management Surabaya SIC

Simamora Hendry 2000 Manajemen Pemasaran International Jakarta Salemba Empat cetakan pertama

Sinclair M T M J Stabler 1997 The Economics of Tourism London Routledge

Sinclair M T C M S Sutcliffe 1988 The estimation of Keynesian in come multipliers at the subnational level Applied Economics 20(11) 1435-1444

Sinclair MT 1991 ldquoThe Economics of Tourismrdquo Pp1-27 in CP Cooper and A Lockwood (Eds) Progress in Tourism Recreation and Hospitality Management 3 John Wiley Chichester UK

Singgih Santoso 2005 Pengolahan Statistik dengan SPSS Andi Jogjakarta

SlatteryPARoper and A Boer 1985 Hotel Consorsia Their Activities Structure and GrowthService Industrie Journal 5(2)192-199

Smith Craig Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with TourismLongman Melbourne

Soekadijo RG 1997 Anatomi PariwisataMemahami pariwisata sebagai system lingkage Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Soekresno Pendit Nyoman S 1998 Petunjuk Praktek Pramusaji

305

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Food and Beverage Service Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Soetjipto Budi W 2002 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard Usahawan 2006(6) 21-25

Soetjipto Budi W 2006 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard Usahawan 2006(6) 21-25

Solomon Michael1996 Consumer Behavior 3th edition McGrawHill

Som AP Badarneh MB 2011 Tourist Satisfaction and Repeat Visitation Toward a New Comprehensive Model International Journal of Human and Social Sciences 61 2011

Spiilane J 1994 Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan Kanisius Yogyakarta

Spillane James1993 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius

Spillane James1994 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius

Spinelli and Canavos 2000 Investigating the relationship between employee satisfaction and guest satisfaction Cornell Hotel and Restauran Administrastion Quarterly Dec 2000 41 6 ABI INFORM Global p29

Srimindarti Ceacilia Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Penilaian Kinerja 2006 Available from URL wwwstie-stikubankacidwebjurnal 14 juni 2010

Suardika I Wayan Gede 2008 ldquoAnalisis Positioning Sepeda Motor Shogun 125 Berdasarkan Persepsi Konsumen di Kota Denpasarrdquo (Tesis) DenpasarUniversitas Udayana

Subiyanto Ibnu 2000 Metodologi Penelitian Manajemen dan Akuntansi Yogyakarta UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN

Sudibya Bagus 2002 ldquoPengembangan Ecotourism di Bali Kasus Bagus Discovery Grouprdquo Makalah disampaikan pada Ceramah Ecotourism di Kampus STIM-PPLP Dhyana Pura Dalung Kuta pada tanggal 14 Agustus 2002

Sugiyono 2007 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Penerbit CV Alfa Beta Bandung

Sugiyono 2000 Statistik untuk Penelitian Alfabeta Bandung

Sugiyono 2001 Penelitian Bisnis Bandung CV ALFABETA

306

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Sulastiyono agus 2001 Management Penyelengaraan Hotel Bandung

Alfabeta

Supranto J 1997 Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran Jakarta Rineka Cipta

Supranto J 2001 Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar Cetakan Kedua Jakarta PT Rineka Cipta Anggota IKAPI

Suradnya I Made 2005 Analisis Faktor-Faktor Daya Tarik Wisata Bali dan implikasinya Terhadap Perencanaan Pariwisata Daerah Bali Denpasar Jurnal SOCA Universitas Udayana

Suriasumantri Jujun S 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan

Sutjipta I Nyoman 2001 AgrowisataMagister Manajemen AgribisnisUniversitas Udayana

Sutrisno Hadi 1986 Metodologi Research 1 Yogyakarta Andi Offset

Suwantoro Gamal 1997 Dasar-dasar Pariwisata YogyakartaANDI

Swastha Basu dan Irawan 2002 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta Liberty

Swastha Basu 1999 Asas ndash Asas Marketing Yogyakarta Liberty

Swastha Basu Irawan 2006 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta Liberty

Syamsu 2001 ldquoPenerapan Etika Perencanaan pada kawasan wisata studi kasus di kawasan Agrowisata Salak Pondoh Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakartardquo Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal Ilmiah Vol 5 No 3 Maret 2001

Tan Satria Mataram I Kadek 2000 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen Terhadap Pembelian di Bali Aroma Bar dan Restaurant (Skripsi)

Tanaya Heni 2003 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli di Plaza Bali Restaurant Tuban ndash Bali (Skripsi)

TelferDJ2000Tastes of Niagara Building Strategic Alliances Betttwen Tourism and Agriculture In Global Alliances in Tourism and Hospitality Management Eds JCCrotts D Buhalis and March New York The Haworth Hospitality Press

TerpestraVand BSimonin1993Strategi Alliances in the Triad An Exploratory Study Journal of International Marketing 1(1)

307

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

4-25

Terry George R 2000 Dasar ndash Dasar Manajemen Jakarta Bumi Aksara

Theobald William F (2010) Global Tourism Third edition Amsterdam Boston Heidelberg London New York Oxford Paris San Diego San Francisco Singapore Sydney Butterworthndash Heinemann is an imprint of Elsevier

Tjiptono Fandy 1997 Strategi Pemasaran Edisi II Yogyakarta ANDI

Tjiptono Fandy 2004 Manajemen Jasa Edisi Ketiga Yogyakarta Andi

Toth R 2002 Exploring the Concepts Underlying Certification Ecotourism amp CertificationSetting Standards in Practice ed M Honey Washington Island Press

Toth R 2000 Implementing a Worldwide Sustainable Tourism Certification SystemAlexandria Va RB Toth Associates

Tourism Economic Impact Tourism Satellite Accounts (TSAs) as ratified by the UN as the global standard for measuring the economic value of tourism retriave on 3rd April 2011 from httpwww tourismeconomicscomservices-economic-impactphp

Tourism Economics Inc 2011 The Travel amp Tourism Competitiveness Index 2011 3 LSE Enterprise Ltd London School of Economics and Political From httpwww3weforumorgdocsWEF_ TravelTourismCompetitiveness_Report_2011pdf

Tribe J X Font N Griffiths 2002 Environmental Management and Rural Tourism and Recreation London Cassell Azzohlini

Tse D K Wilton P C 1988 Models of consumer satisfaction An extension Journal of Marketing Research 25 204ndash212

Tunggal Amin Wijaya 2000 Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard Jakarta Harvindo

Turker Dewi Sundari 2006 Analisis Penilaian Kinerja Dengan Metode Balanced Scorecard pada Villa Puri Taman Merak Badung Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen Perhotelan pada STIM Dhyana Pura Badung

Ujiani Dwi Pangastuti 2006 Pada Analisis Peranan Jasa Pariwisata dan Sektor Pendukungnya Dalam Perekonomian Propinsi Daerah Istimewa YogyakartaAnalisis Input-Output Skripsi Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

308

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Umar Husein 1999 Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran Jakarta

PTGramedia Pustaka Utama

Umar Husein 2000 Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Anggota IKAPI

Umar Husein 2001 Studi Kelayakan Bisnis Jakarta Gramedia Pustaka Utama

UNESCO World Heritages List 2014 httpwhcunescoorgenlist

Wacik J 2010 Kata Sambutan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Program Tahun Kunjung Museum 2010 Dalam Google Museum dan Kebudayaan

Wahab S 1992 Manajemen Kepariwisataan Frans Gromang [Penerjemah] Pradnya Paramita Jakarta

WahabS C Cooper 2001 Tourism in the Age of Globalizatio London Routledge

Wall G and MathiesonA 1982 Tourism Economic Physical and Social Impact Longmann LtD

Weston JFred dan Copeland Thomas E 2001 Manajemen Keuangan edisi Revisi Jakarta Binarupa Aksara

Wibisono Darmawan 2003 Riset Bisnis Panduan bagi Praktisi dan Akademisi Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Widjojo Atmodjo Masrun 2002 Bar Minuman Dan Pelayanannya Yogyakarta ANDI

Wilkie L1994 Consumer Behavior 4th New York John Wiley and Sons

World Bank 2013 International tourism number of arrivals At httpdata worldbankorgindicatorSTINTARVL

World Tourism Organization 2000Tourism Trends Madrid

World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization

World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization

WTO WTTC 2006 The Travel Tourism Industry towards Environmentally Sustainable Development Agenda 21

WTO 2003 World Tourism Organization (2000)Tourism Trends Madrid

309

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

WTTC Travel amp Tourism Economic Impact 2015 Foreword The World

Travel amp Tourism at httpswwwwttcorg-mediafiles reportseconomic20impact20researchregional202015 world2015pdf

Yoeti Oka 1985 Komersialisasi Seni Budaya dalam Pariwisata Bandung Angkasa

Yoeti Oka 1993 Pengantar Ilmu Pariwisata Bandung Angkasa

Yoeti Oka 1996 Pemasaran Pariwisata Bandung Angkasa

Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta

Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta

Yoeti OkaA 1996 Pengantar Pariwisata Bandung Penerbit Angkasa

Yoon Yooshik Uysal Muzaffer 2003 An examination of the effects of motivation and satisfaction on destination loyalty A structural model Tourism Management (in press) Department of Tourism Management Pai Chi University 439-6 Doma-2 Dong Seo-Gu Daejeon 302-735 South Korea Department of Hospitality amp Tourism Management Virginia Polytechnic Institute and State University 362 Wallace Hall Blacksburg VA 24061-0429 USA

Zeithaml Valerie Berry Leonard L and Parasuraman A 1996 The Behavioural Consequences of Service Quality Journal of Marketing 60

310

INDEKS

311

BIODATA PENULIS

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MA lahir di

Negara tanggal 10 Oktober 1970 Pada tahun 2006

mendapat kesempatan melanjutkan studi ke negeri

Belanda untuk mempelajari bidang pariwisata

(MA) dan tamat pada tahun 2007 Menamatkan

Program doktor bidang pariwisata di Universitas

Udayana Bali pada tahun 2014 Saat ini bekerja

sebagai dosen tetap di Universitas Dhyana Pura

Bali Adapun matakuliah yang diampu adalah

Metodologi Penelitian Manajemen Strategik Statistik Bisnis Pengantar

Bisnis Sistem Informasi Manajemen Aplikasi Komputer dan Pengantar

Industri Pariwisata amp perhotelan

Beberapa Buku yang pernah ditulis antara lain Agrowisata Sebagai Pari-

wisata Alternatif Indonesia (2015) Penerbit Deepublish Yogyakarta CV

BUDI UTAMA ISBN 978-602-280-886-2 (Buku Referensi) Agrotourism as

an Alternative form of tourism in Bali Indonesia (2014) ISBN-13 978-3-639-

66712-7 ISBN-103639667123 EAN9783639667127 (Scholar Press) Pen-

gantar Industri Pariwisata (2014) Penerbit Deepublish Yogyakarta CV

BUDI UTAMA 978-602-280-328-7 (Buku Referensi) Metodologi Penelitian

Pariwisata dan Perhotelan (2012) Penerbit Andi Jogyakarta ISBN 978-

979-29-3463-2 (Buku Referensi) dan Destination Loyalty Model of Senior

Foreign Tourists Visiting Bali Tourism Destination in Book Development

of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia (2016) Publish-

er Springer Singapore DOI 101007978-981-287-606-5_3 Print ISBN 978-

981-287-605-8 Online ISBN 978-981-287-606-5 (Book Chapter 3)

312

Page 3: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara

iv

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas (Dilengkapi Studi Kasus Penelitian)

Penulis Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Pracetak

Slamat Trisila

Penerbit Pustaka Larasan

Jalan Tunggul Ametung IIIA11B Denpasar Bali

Ponsel 0817353433 Pos-el pustaka_larasanyahoocoid

Bekerja sama dengan

Undhira Press

Cetakan Pertama 2016

ISBN 978-602-1586-63-1

v

PRAKATA

Salam Sejahtera Di tengah kegalauan dalam proses belajar dan mengajar

pada bidang pariwisata akhirnya tercetus keinginan untuk merangkai dan menyusun ulang buku ini yang dapat membantu para pembaca khususnya mahasiswa pada jurusan pariwisata dan hospitalitas dan juga untuk para praktisi pariwisata dan perhotelan sebagai sebuah bahan bacaan yang baik untuk memberikan tambahan dalam rangka menciptakan budaya organisasi untuk melakukan inovasi dan menumbuhkan kreatifitas khususnya pada penelitian bidang pariwisata dan perhotelan

Seiring dengan lahirnya ilmu pariwisata yang telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan merupakan salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri Buku Metodologi Penelitian Pariwisata dan Hospitalitas ini adalah revisi dari buku sebelumnya yang berjudul Metodologi Penelitian Pariwisata dan Perhotelan Secara konten buku ini berisi hakekat ilmu dan penelitian hakekat ilmu pariwisata ruang lingkup jasa pariwisata dan perhotelan pendekatan penelitian pariwisata perumusan permasalahan penelitian skala pengukuran dan instrumen penelitian teknik sampling pemilihan teknik analisis penelitian analisis swot deskriptif kualitatif untuk pariwisata the service profit chain alat analisis kinerja usaha jasa perhotelan dan pariwisata analisis faktor untuk penelitian pariwisata multidimensional scaling analysis Analisis Structural Equation Modelling regresi dan korelasi pada jasa pariwisata dan perhotelan balanced scorecard sebagai penilaian kinerja usaha

vi

pariwisata tata cara penulisan proposal dan laporan dan

teknik merujuk dan mengutip

Buku ini baik sebagai referensi untuk memahami

penelitian dalam ruang lingkup pariwisata dan hospitalitas

membahas tentang hakekat penelitian berbagai cara dan

metode penelitian membuat usulan penelitian dan membuat

laporan hasil penelitian

Terima kasih saya ucapkan kepada banyak pihak yang

telah berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung

untuk terbit kembalinya buku ini semoga bermanfaat

untuk kemajuan pendidikan pariwisata dan hospitalitas di

Indonesia

Denpasar Januari 2016

Penulis

Dr I Gusti Bagus Rai Utama MA

vii

DAFTAR ISI

PRAKATA

BAB I HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN

11 Manusia Mencari Kebenaran 12 Matinya Mitologi 13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran 14 Dasar-Dasar Pengetahuan 15 Sumber Pengetahuan 16 Kriteria Kebenaran 17 Ontologi (apa yang dikaji) 18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran) 19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu)

BAB II HAKEKAT ILMU PARIWISATA

21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata 22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai

Ilmu Mandiri 23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu

yang Mandiri

BAB III RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN

PERHOTELAN 31 Pengertian Jasa Pariwisata 32 Dimensi Pariwisata 33 Definisi Pariwisata di Indonesia 34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan

BAB IV PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA

41 Pengertian Penelitian 42 Macam Tujuan Penelitian

viii

43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya

44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya BAB V PERUMUSAN PERMASALAHAN PENELITIAN

51 Penemuan Permasalahan 52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan 53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan

BAB VI SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN

PENELITIAN 61 Skala Nominal 62 Skala Ordinal 63 Skala Interval 64 Skala Rasio 65 Validitas 66 Reliabilitas

BAB VII TEKNIK SAMPLING

71 Sampel 72 Cara Pengambilan Sampel 73 Penentuan Jumlah Sampel

BAB VIII PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS

PENELITIAN 81 Teknik Analisis Data 82 Statistik Deskriptif 83 Statistik Inferensia

BAB IX ANALISIS SWOT DESKRIPTIF KUALITATIF

UNTUK PARIWISATA 91 Analisis S-W-O-T 92 Analisis Matriks I-F-A-S 93 Analisis Matriks EFAS 94 Analisis Q-S-P-M

ix

BAB X THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT ANALISIS

KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN DAN

PARIWISATA 101 Logika Kerja SPC 102 Kualitas layanan internal (internal service quality) 103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) 104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) 105 Nilai layanan eksternal (external service value) 106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) 107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) 108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) 109 Profitabilitas (Profitability) 1010 Hipotesis SPC

BAB XI ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN

PARIWISATA 111 Filosofis Analisis Faktor 112 Tahapan Analisis Faktor

BAB XII MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS

121 Filososfi MDS 122 Konsep Persepsi 123 Konsep Positioning

BAB XIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION

MODELLING (SEM) 131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling 132 Tahapan dan Kristeria SEM

BAB XIV ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK

SEGMENTASI PASAR WISATAWAN 141 Filosofi Segmen Pasar 142 Alat Analisis Segmentasi Pasar 143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar

BAB XV REGRESI DAN KORELASI PADA JASA

PARIWISATA DAN PERHOTELAN 151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua

Variabel 152 Cara Penerapan Garis Regresi 153 Koefisien Korelasi 154 Uji Hipotesi T-test

BAB XVI BALANCED SCORECARD SEBAGAI

PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA 161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard 162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam

Balanced Scorecard 163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja

BAB XVII TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN

LAPORAN 171 Tata Cara Penulisan Usulan 172 Tata Cara Penulisan Skripsi

BAB XVIII TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP 181 Kegunaan Merujuk 182 Tujuan Merujuk 183 Sumber-Sumber Rujukan 184 Cara Pencarian 185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka

LAMPIRAN Materi Tambahan Contoh Proposal DAFTAR PUSTAKA BIODATA PENULIS

viii

1

M

BAB I

HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN

11 Manusia Mencari Kebenaran

anusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan

Ada empat hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat

[1] ilmu pengetahuan dikembangkan melalui struktur- stuktur teori dan diuji konsistensi internalnya Dalam pengetahuan dapat dilakukan tes ataupun pengujian secara empirisfaktual sedangkan akal sehat biasanya tidak dapat dilakukan pengujian

[2] ilmu pengetahuan teori dan hipotesis selalu diuji secara empirisfaktual sedangkan orang yang bukan ilmuwan hanya dengan cara ldquoselektifrdquo

[3] ilmu pengetahuan menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan sistematis dan pola penghubungnya tidak dilakukan secara asal-asalan

[4] dalam menerangkan hubungan antar fenomena ilmuwan melakukannya dengan hati-hati dan menghindari penafsiran yang bersifat metafisis

[5] Proposisi yang dihasilkan selalu terbuka untuk pengamatan dan pengujian secara ilmiah

12 Matinya Mitologi

Pada mulanya manusia menganggap alam sesuatu yang sakral sehingga antara subyek dan obyek tidak ada batasan Pada perkembangannya telah terjadi pergeseran konsep hukum alam Hukum didefinisikan sebagai kaitan- kaitan yang tetap dan harus ada diantara gejala-gejala

2

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Kaitan-kaitan yang teratur di dalam alam sejak duhulu diinterpretasikan ke dalam hukum-hukum normatif Disini pengertian tersebut dikaitkan dengan Tuhan atau para dewa sebagai pencipta hukum yang harus ditaati

Namun pada abad ke-16 manusia mulai meninggalkan pengertian hukum normatif tersebut dan menggantinya dengan hukum sesuai dengan hukum alam Perubahan tersebut berimplikasi bahwa terdapat tatanan di alam dan tatanan tersebut dapat disimpulkan melalui penelitian empirisfaktual Para ilmuwan saat itu berpendapat bahwa Tuhan sebagai pencipta hukum alam secara berangsur- angsur memperoleh sifat abstrak dan impersonal Alam telah kehilangan kesakralannya sebagai gantinya lahirlah gambaran dunia yang sesuai dengan ilmu pengetahuan alam bagi manusia modern dengan kemampuan ilmiah manusia yang mulai membuka rahasia-rahasia alam tersebut

Saat ini akan menjadi aneh jika kita menggangap bahwa pohon besar berpenghuni rumah kosong berhantu sungai bernaga lautan beratu dan sejenisnya yang menunjukkan bahwa dunia mitologi telah mengalami ajalnya dan digantikan oleh ilmu pengetahuan alam

13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran

Dalam sejarah manusia usaha-usaha untuk mencari kebenaran telah dilakukan dengan berbagai cara misalnya

131 Secara kebetulan

Ada cerita yang kebenarannya sukar dilacak mengenai kasus penemuan obat malaria yang terjadi secara kebetulan Ketika seorang Indian yang sakit dan minum air di kolam dan akhirnya mendapatkan kesembuhan Dan itu terjadi berulang kali pada beberapa orang Akhirnya diketahui bahwa disekitar kolam tersebut tumbuh sejenis pohon yang kulitnya bisa dijadikan sebagai obat malaria

3

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

yang kemudian berjatuhan di kolam tersebut Penemuan pohon yang dikemudian hari dikenal sebagai pohon kina tersebut adalah terjadi secara kebetulan saja

132 Trial And Error

Cara lain untuk mendapatkan kebenaran adalah dengan menggunakan metode ldquotrial and errorrdquo atau coba- coba Metode ini bersifat untung-untungan misalnya model percobaan ldquoproblem boxrdquo oleh Thorndike Percobaan tersebut adalah seperti berikut seekor kucing yang kelaparan dimasukkan ke dalam ldquoproblem boxrdquo suatu ruangan yang hanya dapat dibuka apabila kucing berhasil menarik ujung tali dengan membuka pintu Karena rasa lapar dan melihat makanan di luar maka kucing tersebut berusaha ke luar dari kotak tersebut dengan berbagai cara Akhirnya dengan tidak sengaja si kucing berhasil menyentuh simpul tali yang membuat pintu menjadi terbuka dan si kucing berhasil ke luar Percobaan tersebut mendasarkan pada hal yang belum pasti yaitu kemampuan kucing tersebut untuk membuka pintu kotak masalah

133 Melalui Otoritas

Kebenaran juga didapat melalui otoritas seseorang yang memegang kekuasaan seperti seorang raja atau pejabat pemerintah yang setiap keputusan dan kebijaksanaannya dianggap benar oleh bawahannya Dalam filsafat Jawa dikenal dengan istilah lsquoSabda pendita raturdquo yang berarti bahwa ucapan raja atau pendeta selalu dianggap benar dan tidak boleh dibantah lagi

134 Berpikir KritisBerdasarkan Pengalaman

Metode lainnya adalah berpikir kritis dan berdasarkan pengalaman Misal dari metode ini adalah berpikir secara deduktif dan induktif Secara deduktif berarti berpikir dari

4

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

yang umum ke khusus sedangkan induktif dari yang khusus ke yang umum Metode deduktif sudah dipakai selama ratusan tahun semenjak jamannya Aristoteles

135 Melalui Penyelidikan Ilmiah

Menurut Francis Bacon kebenaran baru bisa didapat dengan menggunakan penyelidikan ilmiah berpikir kritis dan induktif Selanjutnya Bacon merumuskan bahwa ilmu adalah kekuasaan Dalam rangka melaksanakan kekuasaan manusia selanjutnya terlebih dahulu harus memperoleh pengetahuan mengenai alam dengan cara menghubungkan metode yang khas sebab pengamatan dengan indera saja akan menghasilkan hal yang tidak dapat dipercaya Pengamatan menurut Bacon dicampuri dengan gambaran-gambaran palsu gambaran-gambaran palsu harus dihilangkan dan dengan cara mengumpulkan fakta-fakta secara telilti maka didapat pengetahuan tentang alam yang dapat dipercaya Namun ada syaratnya bahwa pengamatan harus dilakukan secara sistematis atau dilakukan dalam keadaan yang dapat dikendalikan dan diuji secara eksperimantal sehingga tersusunlah dalil-dalil umum

Metode berpikir induktif yang dicetuskan oleh Bacon selanjutnya dilengkapi dengan pengertian adanya asumsi teoritis dalam melakukan pengamatan serta dengan menggabungkan peranan matematika yang semakin memacu tumbuhnya ilmu pengetahuan modern untuk menghasilkan penemuan-penemuan baru Pada tahun 1609 Galileo menemukan hukum-hukum tentang planet tahun 1618 Snelius menemukan pemecahan cahaya dan penemuan-penemuan penting lainnya oleh Boyle dengan hukum gasnya Hygens dengan teori gelombang cahaya Harvey dengan penemuan peredaran darah Leuwenhock menemukan spermatozoide dan lain-lain Penemuan-penemuan tersebut menandakan lahirnya era baru yakni era ilmu pengetahuan modern yang

5

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

selanjutnya menjadi ilmu dan teknologi

14 Dasar-Dasar Pengetahuan

Dasar-dasar pengetahuan yang menjadi ujung tombak berpikir ilmiah dapat dijabarkan sebagai berikut ini

141 Penalaran

Penalaran adalah kegiatan berpikir menurut pola tertentu menurut logika tertentu dengan tujuan untuk menghasilkan pengetahuan Berpikir logis mempunyai konotasi jamak bersifat analitis Aliran yang menggunakan penalaran sebagai sumber kebenaran ini disebut aliran rasionalisme dan yang menganggap fakta dapat tertangkap melalui pengalaman sebagai kebenaran disebut aliran empirisme

142 Logika (Cara Penarikan Kesimpulan)

Logika sebagaimana didefinisikan oleh William adalah ldquopengkajian untuk berpikir secara sahih (valid) Pada logika ada dua macam yaitu logika induktif dan deduktif Misal menggunakan logika ini adalah model berpikir dengan silogisma seperti misal dibawah ini Silogisma

Premis mayor semua manusia akhirnya mati Premis minor Rai manusia Kesimpulan Rai akhirnya akan mati

15 Sumber Pengetahuan

Sumber pengetahuan dalam dunia ini berawal dari sikap manusia yang meragukan setiap gejala yang ada di alam semesta ini Manusia tidak mau menerima saja hal- hal yang ada termasuk nasib dirinya sendiri Rene Descarte pernah berkata ldquoDe Omnibus Dubitandumrdquo yang mempunyai

6

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

arti bahwa segala sesuatu harus diragukan Persoalan mengenai kriteria untuk menetapkan kebenaran itu sulit dipercaya Dari berbagai aliran maka lahirlah pula berbagai kriteria kebenaran

16 Kriteria Kebenaran

161 Teori Koherensi (Konsisten) Teori koherensi adalah bahwa suatu pernyataan

dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren dan konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar Misalnya adalah matematika yang bentuk penyusunannya pembuktiannya berdasarkan teori koheren

162Teori Korespondensi (Pernyataan sesuai kenyataan)

Teori korespondensi dipelopori oleh Bertrand Russel Dalam teori ini suatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang dikandung berkorespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut Misalnya apabila ada seorang yang mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah London maka pernyataan itu benar Sedangkan apabila dia mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah Jakarta maka pernyataan itu salah karena secara kenyataan ibukota Inggris adalah London bukan Jakarta

163 Teori Pragmatis (Kegunaan di lapangan)

Tokoh utama dalam teori pragmatis ini adalah Charles S Pierce Teori pragmatis mengatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis Kriteria kebenaran didasarkan atas kegunaan teori tersebut Disamping itu aliran ini percaya bahwa suatu teori tidak akan abadi dalam jangka waktu tertentu itu dapat diubah dengan mengadakan revisi

7

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

17 Ontologi (apa yang dikaji)

Ontologi adalah hakikat apa yang dikaji atau ilmunya itu sendiri Seorang filsuf yang bernama Democritus menerangkan prinsip-prinsip materialisme mengatakan sebagai berikut Hanya berdasarkan kebiasaan saja maka manis itu manis panas itu panas dingin itu dingin warna itu warna Artinya objek penginderaan sering kita anggap nyata padahal tidak demikian Hanya atom dan kehampaan itulah yang bersifat nyata Jadi istilah ldquomanis panas dan dinginrdquo itu hanyalah merupakan terminologi yang kita berikan kepada gejala yang ditangkap dengan panca indera

Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam semesta ini seperti adanya oleh karena itu manusia dalam menggali ilmu tidak dapat terlepas dari gejala- gejala yang berada di dalamnya Dan sifat ilmu pengetahuan yang berfungsi membantu manusia dalam mememecahkan masalah tidak perlu memiliki kemutlakan seperti agama yang memberikan pedoman terhadap hal-hal yang paling hakiki dari kehidupan ini Namun demikian sampai tahap tertentu ilmu perlu memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi Sebagai misal bagaimana kita mendefinisikan manusia maka berbagai pengertianpun akan muncul pula

Misal Siapakah manusia iu jawab ilmu ekonomi adalah makhluk ekonomi sedangkan ilmu politik akan menjawab bahwa manusia adalah political animal dan dunia pendidikan akan mengatakan manusia adalah homo educandum

18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran)

Epistimologi adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan pengetahuan adalah

[1] Batasan kajian ilmu secara ontologis ilmu membatasi pada pengkajian objek yang berada dalam lingkup

8

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

manusia tidak dapat mengkaji daerah yang bersifat transcendental (gaibtidak nyata)

[2] Cara menyusun pengetahuan untuk mendapatkan pengetahuan menjadi ilmu diperlukan cara untuk menyusunnya yaitu dengan cara menggunakan metode ilmiah

[3] Diperlukan landasan yang sesuai dengan ontologis dan aksiologis ilmu itu sendiri

[4] Penjelasan diarahkan pada deskripsi mengenai hubungan berbagai faktor yang terikat dalam suatu konstelasi penyebab timbulnya suatu gejala dan proses terjadinya

[5] Metode ilmiah harus bersifat sistematik dan eksplisit

[6] Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak tergolong pada kelompok ilmu tersebut (disiplin ilmu yang sama)

[7] Ilmu mencoba mencari penjelasan mengenai alam dan menjadikan kesimpulan yang bersifat umum dan impersonal

[8] Karakteristik yang menonjol kerangka pemikiran teoritis

a Ilmu eksakta deduktif rasio kuantitatif b Ilmu sosial induktif empiris kualitatif

19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu)

Aksiologi adalah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu Ilmu tidak bebas nilai Artinya pada tahap-tahap tertentu ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama bukan sebaliknya menimbulkan bencana

Misalnya kasus penelitian di Bali Dampak kemajuan

9

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

pariwisata telah diteliti dengan model penelitian yang terintegrasi khususnya terhadap masyarakat dan budaya Hasil kemajuan pariwisata di Bali telah membawa provinsi itu mengalami ldquokeajaiban ekonomirdquo sekalipun demikian hasilnya tidak selalu positif Kemajuan tersebut membawa banyak perubahan kebiasaan tradisi dan budaya di Bali Berdasarkan penelitian tersebut terdapat lima hal yang telah berubah selama periode perkembangan pariwisata di Bali tersebut yaitu [1] Perubahan-perubahan dalam struktur industri berupa

meningkatnya sektor jasa dan peranan pariwisata pada bidang pembangunan ekonomi

[2] Perubahan-perubahan dalam sruktur pasar berupa pasar menjadi semakin terbatas sedang pengelolaan bisnis menjadi semakin beragam

[3] Perubahan-perubahan dalam struktur kepegawaian berupa tenaga professional yang telah terlatih dalam bidang pariwisata menjadi semakin meningkat

[4] Perubahan-perubahan struktur masyarakat berupa Meningkatnya jumlah penduduk yang beralih mata pencaharian ldquopetani ke pariwisatardquo dalam prosesnya lebih mudah mendapatkan uang jika dibandingkan menjadi petani

Perubahan-perubahan dalam nilai-nilai sosial berupa

penghargaan yang lebih tinggi terhadap keuntungan secara

ekonomis daripada masalah-masalah keadilan meningkatnya

kecenderungan masyarakat untuk bersikap individualistis

dan budaya gotong royong telah mengalami degradasi

10

11

P

BAB II

HAKEKAT ILMU PARIWISATA

21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata

ariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun

ke tahun World Tourism Organization memperkirakan bahwa pada tahun 2020 akan terjadi peningkatan sebesar 200 terhadap angka kunjungan wisatawan dunia saat ini Pariwisata modern saat ini juga dipercepat oleh proses globalisasi dunia sehingga menyebabkan terjadinya interkoneksi antar bidang antar bangsa dan antar individu yang hidup di dunia ini Perkembangan teknologi informasi juga mempercepat dinamika globalisasi dunia termasuk juga didalamnya perkembangan dunia hiburan rekreasi dan pariwisata

Pengukuran pembangunan pariwisata Indonesia (termasuk Bali) sejak era pemerintahan Presiden Soekarno (1945- 1966) hingga saat ini bertumpu pada dua cara pandang berbeda yaitu pendekatan kuantitas dan kualitas Menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization Spillane 1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara dengan pertimbangan bahwa (1) Pariwisata dapat berperan sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai- nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang

12

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

khusus membentuk jiwa hospitaliti yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi Indikator kemanfaatan pariwisata sebagai leading sector pembangunan yang menurut rumusan IUOTO di atas (Spillane 1993) tentu saja dapat diukur jika tersedia data kuantitatif dan kualitatif karena kedua data tersebut akan dapat saling melengkapi

Menurut catatan World Bank (2013) pertumbuhan jumlah wisatawan internasional pada tahun 2004 secara kuantitatif telah mencapai 786290623 orang dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya Sejak tahun 2004 hingga 2011 rata-rata kedatangan wisatawan secara internasional berkisar 913798596 dan bertumbuh dengan rata- rata 4 pertahunnya Penurunan jumlah wisatawan sempat terjadi pada tahun 2009 sebesar 416 pada jumlah wisatawan sebesar 916716749 Pertumbuhan kunjungan wisatawan di tingkat dunia tercermin juga pada angka kunjungan ke Indonesia namun share number atau jumlah yang datang ke Indonesia terbilang kecil yang menempatkan Indonesia pada urutan ke 38 dari 214 negara (World Bank 2013)

Pada Tabel 21 ditampilkan bahwa Perancis nampak sebagai negara yang paling populer untuk dikunjungi dan terbukti secara kuantitatif menerima wisatawan rata-rata hampir 80 juta setiap tahunnya Sementara Indonesia dengan berbagai kekayaan budaya Nusantaranya dan keindahan alamnya nampak masih kalah jauh dengan Malaysia dalam hal jumlah wisatawan yang telah mengunjungi negaranya

13

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Tabel 21 Posisi Indonesia pada Jumlah Wisatawan Dunia

NO 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

World 786290623 832133303 876402085 939044143 956486698 916716749 977971563 1025343606

1 France 74433000 74988000 77916000 80853000 79218000 76764000 77648000 81411000 2 United States 46086000 49206000 50977000 55978000 57942000 54962000 59796000 62711000 3 China 41761000 46809000 49913000 54720000 53049000 50875000 55664000 57581000 4 Spain 52430000 55914000 58004000 58666000 57192000 52178000 52677000 56694000 5 Italy 37071000 36513000 41058000 43654000 42734000 43239000 43626000 46119000 6 Turkey 16826000 20273000 18916000 26122000 29637000 30435000 31396000 34038000 7 United Kingdom 25678000 28039000 30654000 30870000 30142000 28199000 28295000 29306000 8 Germany 20137000 21500000 23569000 24421000 24884000 24220000 26875000 28374000 9 Malaysia 15703000 16431000 17547000 20973000 22052000 23646000 24577000 24714000

10 Mexico 20618000 21915000 21353000 21606000 22931000 22346000 23290000 23403000 38 Indonesia 5321000 5002000 4871000 5506000 6234000 6324000 7003000 7650000

Sumber International tourism number of arrivals (World Bank 2013)

Pertanyaannya adalah dapatkah Indonesia turut serta

dalam peningkatan kunjungan yang diperkirakan oleh World

Tourism Organization tersebut upaya apa yang semestinya

dilakukan oleh pelaku dan stakeholders pariwisata ditengah

keterbatasan dana pengembangan dan pemasaran pariwisata

saat ini Sudahkan pariwisata Indonesia sesuai dengan harapan

wisatawan Suradnya (2005) berpendapat pengelola destinasi

pariwisata harus selalu mencermati beberapa hal penting

berikut ini (1) telah terjadi pergeseran pasar pariwisata (2)

strategi bersaing yang semakin rumit (3) pemberdayaan

sumber daya manusia yang dituntut untuk dapat memberikan

nilai pada wisatawan (4) jaringan kerja terjalin dengan baik

(5) pemanfaatan teknologi terutama teknologi informasi secara

tepat untuk dapat meningkatkan nilai tambahdan (6) inovasi

di berbagai aspek bersaing di bidang pariwisata

Kenyataan yang lain bahwa saat ini wisatawan semakin

intelek dalam memilih destinasi dengan berbagai pertimbangan

yang rasional sehingga peran lembaga pendidikan di bidang

pariwisata menjadi sangat penting dan harusnya ilmu pariwisata

menjadi ilmu mandiri dapat diwujudkan dalam tindakan nyata

dan kenyataan tersebut telah terjadi saat ini dimana kemandirian

14

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

ilmu pariwisata telah diwujudkan dengan diberikannya ijin penyelenggaraan program studi pariwisata secara mendiri dari jenjang S1 S2 dan bahkan telah sampai pada jenjang S3

22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai

Ilmu Mandiri Perjalanan panjang pariwisata untuk diakui sebagai

disiplin ilmu mandiri sejak lama telah dilakukan dan masih terus diperjuangkan Pengakuan tersebut dibutuhkan berkenaan dengan peningkatan kualifikasi sumberdaya manusia bidang pariwisata terutama pengakuan dan legitimasi dari pemerintah dalam bentuk ijin operasional bagi penyelenggaraan pendidikan Sarjana Pariwisata (S1) Magister Pariwisata (S2) dan Doktor Pariwisata (S3)

Perjalanan dan perjuangan panjang tersebut sampai akhirnya pada deklarasi 24 Agustus 2006 yang menyepakati bahwa pariwisata sudah layak menjadi satu disiplin ilmu mandiri Sebagai tindak lanjut dari deklarasi tersebut perlu diimplementasikan ke dalam pengembangan reka bentuk jurusan atau program studi Upaya ke arah itu terus dilakukan antara lain dengan seminar nasional Manado November 2006 Workshop Sinergi Bandung dan Bali seminar nasional Hildiktipari Yogyakarta (Juli 2007) sampai akhirnya Workshop Tindak Lanjut Rancang Bangun Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri (Cemara 12-13 November 2007)

Rancang bangun ilmu pariwisata mandiri dilakukan dalam rangka pengidentifikasi dan menyusun pohon ilmu pariwisata serta institusi atau kelembagaannya Konsep dan definisi pariwisata dimantapkan kembali agar diperoleh kesamaan persepsi terhadap objek pariwisata itu sendiri Ruang lingkup ilmu pariwisata ditetapkan agar diperoleh batasan-batasan ruang kajian yang menjadi pokok ilmu pariwisata Struktur kelembagaan juga merupakan bagian dalam pembahasan workssop ini yang meliputi berbagai alternatif rekabentuk

15

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

institusi penyelenggara pendidikan S1 Pariwisata Sebagai bagian dari sejarah perjuangan Pariwisata menjadi disiplin ilmu mandiri tonggak-tonggak penting juga merupakan bagian dari pembahasan Isu-isu lain yang menjadi perhatian khusus adalah strategi untuk mendapatkan pengakuan gelar dan kompetensi lulusan serta kurikulum (Kusmayadi 2008)

Saat ini lembaga-lembaga atau institusi penyelenggara program studi pariwisata telah membentuk himpunan yang disebut HILDIKTIPARI yakni Himpunan Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia Pembangunan kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan kepariwisataan

Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa

16

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tenaga Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi Pembangunan kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan kepariwisataan

Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi

17

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

penyelenggaraan pendidikan tinggi pariwisata yang bermutu (b) pengembangan pusat kajian pariwisata Indonesia dan budaya lokal pada Perguruan Tinggi di dalam dan di luar negeri dan (c) pembentukan komunitas ilmiah pariwisata yang mandiri Untuk mewujudkan hal tersebut maka HILDIKTIPARI telah mengadakan seminar-seminar yang sekaligus melaksanakan Rakernas guna menghasilkan kesepakatan stategis dalam meningkatkan daya saing global dengan meningkatkan pendidikan tinggi pariwisata yang berkualitas global

23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu

yang Mandiri

231 Dasar Keilmuan Pariwisata

Secara konseptual persyaratan sebuah ilmu menjadi ilmu mandiri adalah dengan terpenuhinya minimal tiga syarat dasar yakni 1) ontologi yang menunjukkan objek atau focus of interest yang dikaji 2) epistemologi adalah metodologi yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan dan 3) aksiologi adalah nilai manfaat pengetahuan ilmu tersebut (Suriasumantri 2007)

1) Aspek Ontologi Pariwisata

Aspek ontologi dari ilmu pariwisata dapat dilihat kemampuannya menyedikan informasi yang lengkap tentang hakekatperjalananwisatagejala-gejalanpariwisatakarakteristik wisatawan prasarana dan sarana wisata tempat-tempat serta daya tarik yang dikunjungi sistem dan organisasi dan kegiatan bisnis terkait serta komponen pendukung di daerah asal maupun pada sebuah destinasi wisata Sehingga objek formal kajian ilmu pariwisata dapat dijelaskan secara jelas yakni masyarakat yang terkait dalam melakukan perjalanan wisata Sedangkan fenomeda pariwisata dapat dijelaskan ke dalam tiga unsur yakni 1)pergerakan wisatawan 2)aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan dan 3)implikasi atau

18

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

akibat-akibat pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas

2) Aspek Epistemologi Pariwisata

Aspek epistemologi ilmu pariwisata dapat ditunjukkan pada cara-cara pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah Objek ilmu pariwisata telah didasarkan pada logika berpikir yang rasional dan dapat diuji secara empirik Ilmu pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah melalui beberapa pendekatan yakni

a) Pendekatan sistem

Pendekatan ini menekankan bahwa pergerakan wisatawan aktivitas masyarakat yang memfasilitasi serta implikasi keduanya terhadap kehidupan masyarakat luas merupakan kesatuan yang saling berhubungan ldquolinked systemrdquo dan saling mempengaruhi Setiap terjadinya pergerakan wisatawan akan diikuti dengan penyediaan fasilitas wisata dan interaksi keduanya akan menimbulkan pengaruh logis di bidang ekonomi sosial budaya ekologi bahkan politik Sehingga pariwisata sebagai suatu sistem akan digerakkan oleh dinamika sub-sistemnya seperti pasar produk dan pemasaran

b) Pendekatan Kelembagaan

Pendekatan kelembagaan adalah setiap perjalanan wisata akan melibatkan wisatawan sebagai konsumen penyedia atau supplier misalnya jasa transportasi jasa akomodasi kemasan atraksi atau daya tarik wisata Semua komponen tersebut memiliki hubungan fungsional yang menyebabkan terjadinya kegiatan perjalanan wisata dan jika salah satu dari komponen tersebut tidak menjalankan fungsinya maka kegiatan perjalanan tidak akan berlangsung

19

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

c) Pendekatan Produk

Pendekatan yang digunakan untuk mengelompokkan pariwisata sebagai suatu komoditas yang dapat dijelaskan aspek- aspeknya secara sengaja diciptakan untuk merespon kebutuhan masyarakat Pariwisata adalah sebuah produk kesatuan totalitas dari empat aspek dasar yakni menurut Medlik (Ariyanto 2005) ada empat aspek (4A) yang harus diperhatikan dalam penawaran produk pariwisata sebagai sebuah totalitas produk yakni

(1) Attractions (daya tarik) Tersedianya daya tarik pada daerah tujuan wisata atau destinasi untuk menarik wisatawan yang mungkin berupa daya tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya

(2) Accesability (transportasi) tersedianya alat-alat transportasi agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata

(3) Amenities (fasilitas) tersedianya fasilitas utama maupun pendukung pada sebuah destinasi berupa akomodasi restoran fasilitas penukaran valas pusat oleh-oleh dan fasilitas pendukung lainnya yang berhubungan aktivitas wisatawan pada sebuah destinasi

(4) Ancillary (kelembagaan) adanya lembaga penyelenggara perjalanan wisatawan sehingga kegiatan wisata dapat berlangsung aspek ini dapat berupa pemandu wisata biro perjalanan pemesanan tiket dan ketersediaan informasi tentang destinasi

Keempat elemen di atas digunakan untuk menjelaskan

elemen produk wisata yang sesungguhnya diproduksi dan

atau direproduksi sebagai komoditas yang dikonsumsi oleh

wisatawan dalam satu kesatuan yang utuh dari totalitas sebuah

produk pariwisata Berbagai metode dapat digunakan dalam

mencari kebenaran ilmiah ilmu pariwisata seperti (1) metode

eksploratif dari jenis penelitian eksploratori (exploratory research)

20

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

dan metode membangun teori (theory-building research) (2) kuantitatif (3) kualitatif (4) studi komparatif (5) eksploratif (6) deskriptif dan metode lainnya sesuai dengan permasalah dan tujuan penelitiannya hal ini akan dijelaskan lebih lanjut bab berikutnya

3) Aspek Aksiologi Pariwisata

Ilmu pariwisata telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri

Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama seperti berikut ini (1) Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi

Dari sisi kepentingan nasional Menurut Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI (2005) dalam Sapta (2011) menjelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan pada dasarnya ditujukan untuk beberapa tujuan pokok yang dapat

21

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

dijelaskan sebagai berikut

a) Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pariwisata dianggap

mampu memberikan perasaaan bangga dan cinta terhadap

Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui kegiatan

perjalanan wisata yang dilakukan oleh penduduknya ke

seluruh penjuru negeri Dampak yang diharapkan dengan

banyaknya warganegara yang melakukan kunjungan

wisata di wilayah-wilayah selain tempat tinggalnya akan

menimbulkan rasa persaudaraan dan pengertian terhadap

sistem dan filosofi kehidupan masyarakat yang dikunjungi

sehingga akan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan

nasional

b) Penghapusan Kemiskinan (Poverty Alleviation)

Pembangunan pariwisata diharapkan mampu memberikan

kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berusaha dan

bekerja Kunjungan wisatawan ke suatu daerah diharapkan

mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat Harapannya adalah

bahwa pariwisata harusnya mampu memberi andil besar

dalam penghapusan kemiskinan di berbagai daerah yang

miskin potensi ekonomi lain selain potensi alam dan budaya

bagi kepentingan pariwisata

c) Pembangunan Berkesinambungan (Sustainable

Development) Dengan sifat kegiatan pariwisata yang

menawarkan keindahan alam kekayaan budaya dan

keramah-tamahan dan pelayanan sedikit sekali sumberdaya

yang habis digunakan untuk menyokong kegiatan ini Artinya

penggunaan sumberdaya yang habis pakai cenderung

sangat kecil sehingga jika dilihat dari aspek keberlanjutan

pembangunan akan mudah untuk dikelola dalam waktu

yang relative lama

22

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

d) Pelestarian Budaya (Culture Preservation) Pembangunan

kepariwisataan diharapkan mampu berkontribusi nyata dalam upaya-upaya pelestarian budaya suatu negara atau daerah yang meliputi perlindungan pengembangan dan pemanfaatan budaya negara atau daerah UNESCO dan UN- WTO dalam resolusi bersama mereka di tahun 2002 telah menyatakan bahwa kegiatan pariwisata merupakan alat utama pelestarian kebudayaan Dalam konteks tersebut sudah selayaknya bagi Indonesia untuk menjadikan pembangunan kepariwisataan sebagai pendorong pelestarian kebudayaan diberbagai daerah

e) Pemenuhan Kebutuhan Hidup dan Hak Azasi Manusia

Pariwisata pada masa kini telah menjadi kebutuhan dasar

kehidupan masyarakat modern Pada beberapa kelompok

masyarakat tertentu kegiatan melakukan perjalanan wisata

bahkan telah dikaitkan dengan hak azasi manusia khususnya

melalui pemberian waktu libur yang lebih panjang dan

skema paid holidays

f) Peningkatan Ekonomi dan Industri Pengelolaan

kepariwisataan yang baik dan berkelanjutan diharapkan

mampu memberikan kesempatan bagi tumbuhnya ekonomi

di suatu destinasi pariwisata Penggunaan bahan dan produk

lokal dalam proses pelayanan di bidang pariwisata akan

juga memberikan kesempatan kepada industri lokal untuk

berperan dalam penyediaan barang dan jasa

g) Pengembangan Teknologi Dengan semakin kompleks

dan tingginya tingkat persaingan dalam mendatangkan

wisatawan ke suatu destinasi kebutuhan akan teknologi

tinggi khususnya teknologi industri akan mendorong

destinasi pariwisata mengembangkan kemampuan

23

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

penerapan teknologi terkini mereka Pada daerah-daerah tersebut akan terjadi pengembangan teknologi maju dan tepat guna yang akan mampu memberikan dukungan bagi kegiatan ekonomi lainnya Dengan demikian pembangunan kepariwisataan akan memberikan manfaat bagi masyarakat dan pemerintahan di berbagai daerah yang lebih luas dan bersifat fundamental Kepariwisataanakan menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembangunan suatu daerah dan terintegrasi dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat

Sedangkan dari sisi kepentingan Internasional Pariwisata

internasional pada tahun 2004 mencapai kondisi tertinggi

sepanjang sejarah dengan mencapai 763 juta orang dan

mengakibatkan pengeluaran wisatawan sebesar US$ 623 miliar

Kondisi tersebut meningkat 11 dari jumlah perjalanan tahun

2003 yang mencapai 690 juta orang dengan jumlah pengeluaran

wisatawan US$ 524 miliar Seiring dengan hal tersebut

diperkirakan jumlah perjalanan wisata dunia di tahun 2020 akan

menembus angka 16 miliar orang per tahun (UN-WTO 2005)

Pada sisi yang berbeda walaupun pariwisata telah diakui

sebagai faktor penting stimulator penggerak perekonomian di

beberapanegaradidunianamunpariwisatajugamenyembunyikan

beberapa hal yang jarang diungkap dan dihitung sehingga sangat

sulit untuk ditelusuri perannya atau kerugiannya Beberapa

biaya tersembunyi atau hidden cost diantaranya adalah industri

pariwisata bertumbuh dalam mekanisme pasar bebas sehingga

seringkali destinasi pada negara berkembang hanya menjadi

obyek saja hal lainnya pengembangan pariwisata memang telah

dapat menigkatkan kualitas pembangunan pada suatu destinasi

namun akibat lainnya seperti peningkatan harga-harga pada

sebuah destinasi terkadang kurang mendapat perhatian dan

korbannya adalah penduduk lokal Mestinya dampak negative

dari pembangunan pariwisata dapat diminimalkan dan pengaruh

24

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

positifnya perlu digali lebih mendalam sehingga fungsi penelitian pariwisata akan memegang peranan penting untuk keberlanjutan pembangunan pariwisata di masa mendatang

232 Obyek Material dan Formal Ilmu Pariwisata

Ilmu pariwisata mestinya dibangun berdasarkan suatu penjelasan yang mendalam tidak terburu-buru dan perlu dibuatkan taksonominya Setiap ilmu memiliki obyek material dan obyek formal Objek material adalah seluruh lingkup secara makro yang dikaji suatu ilmu Obyek formal adalah bagian tertentu dari obyek material yang menjadi perhatian khusus dalam kajian ilmu tersebut Sesungguhnya objek formal inilah yang membedakan satu ilmu dengan ilmu yang lain 1) Objek Material Ilmu Pariwisata

Obyek material ilmu pariwisata mengacu pada kesepakatan (UNWTO 2005) berdasarkan industri pariwisata yang telah berkembang di dunia maka obyek material dari ilmu pariwsata dapat dikelompokkan menjadi tujuh yakni a) Jasa Akomodasi (Accomodation services) yakni industri

yang meliputi jasa hotel dan motel pusat liburan dan home holiday service jasa penyewaan furniture untuk akomodasi youth hostel service jasa training anak-anak dan pelayanan kemping pelayanan kemping dan caravan sleeping car service time-share bed and breakfast dan pelayanan sejenis

b) Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage- serving services) termasuk ke dalam industri ini adalah full- restoran dan rumah makan kedai nasi catering service inflight catering cafeacute coffee shop bar dan sejenis yang menyediakan makanan dan minuman bagi wisatawan

c) Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services) Yang termasuk kelompok ini antara lain jasa angkutan darat seperti bis kereta api taxi mobil carteran jasa angkutan perairan baik laut danau maupun sungai meliput jasa penyeberangan wisatawan cruise ship dan sejenisnya Dan

25

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

terakhir adalah jasa angkutan udara melalui perusahan- perusahaan airlines Di samping itu sector pendukung antara lain navigation and aid service stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya

d) Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator and tourist guide services) Yang termasuk kepada kelompok ini antara lain agen perjalanan konsultan perjalanan biro perjalanan wisata pemimpin perjalanan dan yang sejenis

e) Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services) Jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah botanical and zoological garden service pelayanan pada perlindungan alam termasuk suaka margasatwa

f) Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment services) Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah pelayanan olah raga dan olah raga rekreasi pelayanan golf course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan pelayanan pameran dan sejenisnya

g) Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services) Yang temasuk kelompok ini adalah jasa keuangan asuransi tempat penukaran mata uang dan yang sejenis

2) Objek Formal Ilmu Pariwisata

Berdasarkan dinamika perkembangan di industri dan mengacu kepada ketiga aspek ilmu pariwisata terutama terkait dengan aspek ontologi yang menegaskan objek formalnya maka dapat diidentifikasi beberapa cabang ilmu pariwisata Oleh karena objek formal dan focus of interest ilmu pariwisata adalah pergerakan wisatawan aktivitas masyarakat yang memfasilitas pergerakan wisatawan dan implikasi atau akibat-

26

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

akibat pergerakan wisatawan serta aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas maka cabang-cabang disiplin pariwisata paling tidak dapat diidentifikasi sebagai berikut (1) Pengembangan Jasa Wisata

Cabang ini mengkhususkan diri pada pengembangan pengetahuan tentang strategi metode dan teknik menyediakan jasa dan hospitality yang mendukung kelancaran perjalanan wisata Objek perhatiannya adalah aktivitas masyarakat di dalam penyediaan jasa seperti fasilitas akomodasi atraksi akses dan amenitas serta jasa- jasa yang bersifat intangible lainnya Dikaitkan dengan klasifikasi industri pariwisata di atas maka cabang ini mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu yang dalam klasifikasi sebagai ranting

(2) Organisasi Perjalanan Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada pengaturan lalu-lintas perjalanan wisatawan dan penyediaan media atau paket-paket perjalanan yang memungkinkan wisatawan mampu memperoleh nilai kepuasan berwisata yang tinggi melalui pengelolaan sumberdaya pariwisata Dalam hal ini objek perhatiannya terfokus pada pemaketan perjalanan wisata pengorganisasian dan pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip kerberlanjutan Di samping itu ranting-ranting ilmu tersebut dapat ditumbuhkan mengacu kepada klasifikasi yang dikembangkan (UN-WTO 2005)

(3) Kebijakan Pembangunan Pariwisata Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada upaya-upaya peningkatan manfaat sosial ekonomi budaya psikologi perjalanan wisata bagi masyarakat dan wisatawan dan evaluasi perkembangan pariwisata melalui suatu tindakan yang terencana Termasuk dalam hal ini adalah perencanaan kebijakan dan pengembangan pariwisata

27

M

BAB III

RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN

31 Pengertian Jasa Pariwisata

enurut Meis (1992) industri pariwisata adalah sebuah konsep yang perlu dipahami untuk dianalisis dan sebagai

bahan pengambilan keputusan Namun hampir disemua Negara tidak memahami hal ini sehingga muncul berbagai permasalahan yang menyulitkan industri untuk berkembang secara realitas atau kredibel yang berkaitan dengan informasi pariwisata yang mendasar dalam memprediksi kontribusinya baik untuik regional nasional dan perekonomian global (Theobald 2005)

Hawkin dan Ritchie (1991) memberikan argumen berdasarkan data yang dipublikasi oleh perusahaan American Expres bahwa industri perjalanan dan pariwisata menjadi nomor satu dalam penyediaan tenaga kerja di Australia Bahama Brazil Kanada Prancis German Barat Hongkong Italia Jamaika Jepang Singapura United Kingdom dan Amerika

Masalah definisi berpengaruh terhadap pengukuran secara statistik sebab tidak mungkin dengan tingkat ketidakpastian untuk menyediakan data yang valid dan reliable tentang peran pariwisata dunia atau dalam dampak ekonominya Dalam beberapa kasus kesulitan yang sama juga terjadi ketika mengukur wisatawan domestik (Theobald 2005)

Definisi tentang pariwisata yang berkembang di dunia sangat beragam multidimensi dan sangat terkait dengan latar belakang keilmuan pencetusnya Pada dasarnya definisi-definisi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu yang melihat pariwisata dari sisi demand saja sisi supply saja dan

28

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

yang sudah menggabungkan sisi demand dan supply Kategori pertama merupakan definisi pariwisata yang didekati dari sisi wisatawan sangat kental dengan dimensi spasial yakni tempat dan jarak Kategori kedua merupakan definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis sedangkan kategori ketiga memandang pariwisata dari dimensi akademis dan sosial budaya

32 Dimensi Pariwisata

321 Dimensi Spasial Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi

spasial merupakan definisi yang berkembang lebih awal dibandingkan definisi-definisi lainnya (Gartner 1996) Dimensi ini menekankan definisi pariwisata pada pergerakan wisatawan ke suatu tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan atau tempat kerjanya untuk waktu yang sementara seperti yang dikemukakan oleh Airey (Smith dan French 1994)

ldquoTourism is the temporary short-term movement of people to destinations

outside the places where they normally live and work and their activities

during their stay at these destinationsrdquo

Selain pergerakan ke tempat yang jauh dari lingkungan

tempat tinggal dan tempat kerja Airey menambahkan kegiatan

wisatawan selama berada di destinasi pariwisata sebagai bagian

dari pariwisata Definisi pariwisata yang dikemukan oleh World

Tourism Organization (WTO 2005) pun memfokuskan pada

sisi demand dan dimensi spasial dengan menetapkan dimensi

waktu untuk perjalanan yang dilakukan wisatawan yaitu tidak

lebih dari satu tahun berturut-turut

ldquoTourism comprises the activities of persons travelling to and staying in

places outside their usual environment for not more than one consecutive

year for leisure business and other purposes not related to the exercise of

an activity remunerated from within the place visitedrdquo (wwwworld-

tourismorg)

29

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Definisi ini menekankan pada tujuan perjalanan yang

dilakukan yaitu untuk leisure bisnis dan tujuan lain yang tidak terkait dengan kegiatan mencari uang di tempat yang dikunjunginya

Beberapa definisi lain juga menetapkan nilai-nilai tertentu untuk jarak tempuh dan lama perjalanan yang biasanya dikembangkan untuk memudahkan perhitungan statistik pariwisata

a) Committee of Statistical Experts of the League Nations (1937) menetapkan waktu paling sedikit 24 jam bagi perjalanan yang dikategorikan perjalanan wisata (Gartner 1996)

b) The United States National Tourism Resources Review Commission (1973) menetapkan jarak paling sedikit 50 mil untuk perjalanan wisata

c) United States Census Bureau (1989) menetapkan angka 100 mil untuk perjalanan yang dikategorikan sebagai perjalanan wisata

d) Canada mensyaratkan jarak 25 mil untuk mengategorikan perjalanan wisata

e) Biro Pusat Statistik Indonesia menetapkan angka lama perjalanan tidak lebih dari 6 bulan dan jarak tempuh paling sedikit 100 km untuk perjalanan wisata (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2003)

Definisi pariwisata dari dimensi spasial ini di Indonesia

didefinisikan sebagai kegiatan wisata seperti yang tercantum

dalam Undang-Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 pasal

1 yaitu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk

tujuan rekreasi pengembangan pribadi atau mempelajari

keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka

waktu sementara

30

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

322 Dimensi Industri

Dari sisi supply pariwisata lebih banyak dilihat sebagai industribisnis Buku-buku yang membahas tentang definisi pariwisata dari dimensi ini merupakan buku dengan topik bahasan manajemen atau pemasaran Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis memfokuskan pada keterkaitan antara barang dan jasa untuk memfasilitasi perjalanan wisata Smith (Seaton dan Bennett 1996) mendefinisikan pariwisata sebagai kumpulan usaha yang menyediakan barang dan jasa untuk memfasilitasi kegiatan bisnis bersenang-senang dan memanfaatkan waktu luang yang dilakukan jauh dari lingkungan tempat tinggalnya

ldquothe aggregate of all businesses that directly provide goods or services

to facilitate business pleasure and leisure activities away from the home

environmentrdquo

Sementara itu Smith and French (1994) mendefinisikan

pariwisata sebagai keterkaitan antara barang dan jasa yang

dikombinasikan untuk menghasilkan pengalaman berwisata

ldquoa series of interrelated goods and services which combined make up the

travel experiencerdquo

Definisi pariwisata sebagai industribisnis inilah yang

di dalam Undang-Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 didefinisikan sebagai pariwisata yaitu berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat pengusaha pemerintah dan pemerintah daerah

323 Dimensi Akademis

Dimensi akademis mendefinisikan pariwisata secara lebih luas tidak hanya melihat salah satu sisi (supply atau demand) tetapi melihat keduanya sebagai dua aspek yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain Pariwisata dari

31

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

dimensi ini didefinisikan sebagai studi yang mempelajari perjalanan manusia keluar dari lingkungannya juga termasuk industri yang merespon kebutuhan manusia yang melakukan perjalanan lebih jauh lagi dampak yang ditimbulkan oleh pelaku perjalanan maupun industri terhadap lingkungan sosial budaya ekonomi maupun lingkungan fisik setempat Definisi tersebut dikemukakan oleh Jafar (Gartner 1996)

ldquoTourism is a study of man away from his usual habitat of the industry

which responds to his needs and of the impacts that both he and the industry

have on the host sosiocultural economic and physical environmentrdquo

Definisi Jafar Jafari ini mengeliminasi dimensi spasial

sebagai faktor pembatas perjalanan wisata Definisi tersebut

menyatakan bahwa begitu seseorang melakukan perjalanan

meninggalkan lingkungannya (tempat tinggal tempat kerja)

dia sudah dinyatakan melakukan perjalanan wisata

324 Dimensi Sosial Budaya

Definisi pariwisata dari dimensi sosial budaya menitikberatkan perhatian pada 1) upaya memenuhi kebutuhan wisatawan dengan berbagai

karakteristiknya seperti definisi yang dikemukakan oleh Mathieson dan Wall (Gunn 2002) berikut ini

ldquoTourism is the temporary movement of people to destinations outside

their normal places of work and residence the activities undertaken during

their stay in those destinations and the facilities created to cater to

their needsrdquo

Definisi lainnya juga dikemukakan oleh Chadwick 1994

sebagai berikut

ldquohellipidentified three main concepts the movement of people a sector of the

economy or industry and a broad system of interacting relationship of

people their needs and services that respond to these needsrdquo

32

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

2) interaksi antara elemen lingkungan fisik ekonomi dan sosial

budaya seperti yang dikemukakan oleh Leiper (Gartner 1996) yang mendefinisikan pariwisata sebagai

ldquoan open system of five elements interacting with broader environments the human element tourists three geographical elements generating region transit route and destination region and an economic element the tourist industry The five are arranged in functional and spatial connection interacting with physical technological social cultural economic and political factors The dynamic element comprises persons undertaking travel which is to some extent leisure-based and which involves a temporary stay away from home of at least one nightrdquo

Definisi lain yang lebih sederhana dikemukakan oleh

Hunziker (French et al 1995) yang mendefinisikan pariwisata

sebagai berikut

ldquo the sum of the phenomena and relationship arising from the travel and stay of non-residents in so far as the do not lead to permanent residence and are not connected with any earning activityrdquo

3) Kerangka sejarah dan budaya seperti yang dikemukakan

oleh MacCannell (Herbert 1995) berikut ini

ldquoTourism is not just an aggregate of merely commercial activities it is also an ideological framing of history nature and tradition a framing that has the power to reshape culture and nature to its own needsrdquo

Definisi pariwisata dari dimensi akademis dan dimensi

sosial budaya yang memandang pariwisata secara lebih luas

di Indonesia dikenal dengan istilah kepariwisataan (UU No 10

tahun 2009 tentang Kepariwisataan) yaitu keseluruhan kegiatan

yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi

serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan

setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan

dan masyarakat setempat sesame wisatawan pemerintah

pemerintah daerah dan pengusaha

33

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

33 Definisi Pariwisata di Indonesia

Menurut arti katanya pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu kata Pari dan kata Wisata Kata Pari berarti penuh seluruh atau semua dan kata wisata berarti perjalanan Menurut Yoeti (2003) syarat suatu perjalanan disebut sebagai perjalanan pariwisata apabila (1) Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain di luar tempat kediaman orang tersebut biasa tinggal (2) Tujuan perjalanan semata-mata untuk bersenang-senang dan tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang di kunjunginya (3) Semata-mata sebagai konsumen di tempat yang dikunjungi

Menurut Wahab (1992) pariwisata mengandung tiga unsur antara lain manusia yakni unsur insani sebagai pelaku kegiatan pariwisata tempat yakni unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri dan waktu yakni unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan tersebut dan selama berdiam di tempat tujuan Jadi definisi pariwisata adalah salah satu dari industri baru yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat dalam hal kesempatan kerja pendapatan taraf hidup dan dalam hal mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan

Sementara menurut Spillane (1993) pariwisata adalah suatu jasa dan pelayanan Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 usaha pariwisata dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu usaha jasa pariwisata pengusahaan obyek dan daya tarik wisata dan usaha sarana pariwisata Sedangkan yang dimaksud dengan usaha adalah kegiatan menghasilkan barang atau jasa untuk dijual dalam suatu lokasi tertentu serta mempunyai catatan administrasi tersendiri dan ada salah satu orang yang bertanggung jawab

Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan me- nyelenggarakan jasa pariwisata menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata usaha sarana

34

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut Sesuai dengan Undang-undang RI No 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan usaha pariwisata digolongkan ke dalam

a) Usaha Jasa Pariwisata timbul karena adanya berbagai

macam keperluan dan kebutuhan bagi wisatawan akan

mendorong tumbuhnya berbagai jenis usaha jasa pariwisata

yang menyediakan keperluan bagi wisatawan serta bertujuan

untuk membantu kelancaran perjalanan calon wisatawan

Usaha jasa pariwisata terdiri dari

[1] Jasa biro perjalanan wisata adalah kegiatan usaha yang

bersifat komersial yang mengatur menyediakan dan

menyelenggarakan pelayanan bagi seseorang atau

sekelompok orang untuk melakukan perjalanan dengan

tujuan utama untuk berwisata

[2] Jasa agen perjalanan wisata adalah badan usaha yang

menyelenggarakan usaha perjalanan yang bertindak

sebagai perantara di dalam menjual dan atau mengurus

jasa untuk melakukan perjalanan

[3] Usaha jasa pramuwisata adalah kegiatan usaha

bersifat komersial yang mengatur mengkoordinir dan

menyediakan tenaga pramuwisata untuk memberikan

pelayanan bagi seseorang atau kelompok orang yang

melakukan perjalanan wisata

[4] Usaha jasa konvensi perjalanan insentif dan pameran

adalah usaha dengan kegiatan pokok memberikan jasa

pelayanan bagi satu pertemuan sekelompok orang

(misalnya negarawan usahawan cendekiawan) untuk

membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan

kepentingan bersama

[5] Jasa impresariat adalah kegiatan pengurusan pe-

nyelenggaraan hiburan baik yang mendatangkan

mengirimkan maupun mengembalikannya serta

menentukan tempat waktu dan jenis hiburan

35

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

[6] Jasa konsultasi pariwisata adalah jasa berupa saran

dan nasehat yang diberikan untuk penyelesaian masalah-masalah yang timbul mulai dan penciptaan gagasan pelaksanaan operasinya dan disusun secara sistematis berdasarkan disiplin ilmu yang diakui serta disampaikan secara lisan tertulis maupun gambar oleh tenaga ahli profesional

[7] Jasa informasi pariwisata adalah usaha penyediaan informasi penyebaran dan pemanfaatan informasi kepariwisataan

b) Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata yang

dikelompokkan dalam Pengusahaan obyek dan daya

tarik wisata alam merupakan usaha pemanfaatan sumber

daya alam dan tata lingkungannya yang telah ditetapkan

sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran

wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya

merupakan usaha seni budaya bangsa yang telah dilengkapi

sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran

wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata minat

khusus merupakan usaha pemanfaatan sumber daya

alam dan atau potensi seni budaya bangsa untuk dijadikan

sasaran wisatawan yang mempunyai minat khusus

c) Usaha Sarana Pariwisata yang dikelompokkan dalam

[1] Penyediaan akomodasi adalah usaha penyediaan kamar dan fasilitas lain serta pelayanan yang diperlukan Perjalanan wisata dengan jarak jauh yang ditempuh lebih dari 24 jam maka diperlukan suatu akomodasi tempat menginap atau istirahat

[2] Penyediaan makanan dan minuman adalah usaha pengolahan penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman yang dapat dilakukan sebagai bagian dari penyediaan akomodasi ataupun sebagai usaha yang

36

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

berdiri sendiri

[3] Penyediaan angkutan wisata adalah usaha khusus atau sebagian dari usaha dalam rangka penyediaan angkutan pada umumnya yaitu angkutan khusus wisata atau angkutan umum yang menyediakan angkutan wisata

[4] Penyediaan sarana wisata tirta adalah usaha penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana serta jasa yang berkaitan dengan kegiatan wisata tirta dermaga serta fasilitas olahraga air untuk keperluan olahraga selancar air selancar angin berlayar menyelam dan memancing

[5] Penyediaan kawasan pariwisata adalah usaha yang kegiatannya membangun atau mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk memenuhi kebutuhan pariwisata Menurut Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (2004)

34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan

Di Inggris ruang lingkup penelitian pariwisata dan perhotelan mencangkup beberapa penelitian yakni penelitian tentang pemasaran dan perilaku konsumen manajemen sumberdaya manusia eTourism eTravel perencanaan dan analisis kebijakan manajemen keuangan manajemen strategic dan implikasinya analisis lingkungan kebijakan pemerintah peramalan manajemen pendapatan dampak evaluasi dan pencegahan globalisasi rekreasi hiburan dan budaya

Tourism and Hospitality Research covers Hospitality and tourism

operations Marketing and consumer behaviour HR management

eTourism eTravel Planning and development Performance and financial

management Strategic implications Environmental aspects Government

policy Forecasting and prediction Revenue management Impact

assessment and mitigation Globalisation Research methodologies Leisure

and culture (httpthrsagepubcom)

37

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Ruang lingkung penelitian pariwisata dan perhotelan

saat ini memang masih belum nampak jelas kita dapat bedakan dengan ilmu-ilmu lainnya namun demikian haruslah ditentukan sesegera mungkin agar tidak memunculkan keraguan dan perdebatan yang tidak perlu Mengacu kepada klasifikasi yang dikembangkan UN-WTO maka ruang lingkup penelitian pariwisata dan berhotelan dapat dibagi sebagai berikut

341 Jasa Akomodasi Accomodation services)

Penelitian yang berhubungan dengan jasa akomodasi paling sering dilakukan karena relative lebih banyak cakupan yang dapat diteliti Penelitian bidang jasa akomodasi dapat dilakukan penelitian yang berhubungan dengan analisis tingkat hunian kamar promosi penjualan kamar kebersihan kamar jenis-jenis kamar kebersihan kamar pelayanan kantor depan pelayanan check-in dan check-out dan sebagainya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Akomodasi

1) Analisis Pengaruh Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Hotel Angsoka Singaraja Bali

2) Penerapan Promotional Mix Yang Efektif Guna Meningkatkan Volume Penjualan Pada Hotel Wisata Tidar Malang

3) Analisis Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen Pengguna Jasa Kamar Pada Hotel Klub Bunga Butik Resort Batu

4) The Reception Section In Sahid Kusuma Raya Hotel 5) Pusat Konvensi dan Eksebisi di Solo 6) Prosedur Pelayanan Penjualan Tiket Kapal Laut Pt

Pelayaran Prima Vista di Cv Niki Tour Surakarta

342 Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and

beverage-serving services)

Penelitian yang sering dilakukan pada bidang ini

38

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

biasanya banyak dilakukan tentang perilaku konsumen kepuasan konsumen kualitas pelayanan dan sejenisnya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Penyediaan

Makanan dan Minuman 1) Pengaruh kualitas produk kualitas pelayanan dan

kewajaran harga terhadap kepuasan pelanggan pada restoran cepat saji studi kasus pada restoran yogya chicken Yogyakarta

2) Hubungan antara jumlah tamu yang menginap terhadap penjualan makanan di restoran Enak Bali

3) Faktor-Faktor Psikologis Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Pada Restoran Cepat Saji Di Malang

343 Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services)

Penelitian ini terkait dengan jasa angkutan udara melalui perusahan-perusahaan airlines sector pendukung antara lain navigation and aid service stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya Jika anda melakukan penelitian bidang jasa transportasi kiranya dapat memilih masalah-masalah yang berhubungan dan terkait erat dengan pariwisata

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Transportasi

Wisata 1) Analisis kepuasan konsumen terhadap biro perjalanan po

sargede tur dan travel Yogyakarta 2) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli

paket wisata pada Biro Perjalanan Aman Tour Bali 3) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli

paket wisata kapal pesiar Lembongan Berjaya Benoa Bali

4) The Efforts of Tourist Information Center of Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar ) to Provide Good

39

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Service for Tourists Visiting Solo City

5) Pemasaran Paket Wisata dengan Metode Personal Selling Pt Kesan Indah Abadi Tour And Travel di Karanganyar

6) Penanganan Pengiriman Barang Domestik Melalui Pesawat Udara di Niki Tour Solo

7) Peran Bagian Informasi Pt (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya Dalam Menunjang Pariwisata di Jawa Timur

344 Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel

agency tour operator and tourist guide services)

Pemilihan topik penelitian di bidang jasa pemanduan

dan biro perjalanan dapat dilakukan yang berkaitan dengan

kepuasan pelayanan jasa pemanduan motivasi wisatawan

memilih paket wisata pelayanan pada obyek wisata yang

dikunjungi dan sebagainya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pemanduan dan

Biro Perjalanan Wisata 1) Analisis Kepuasan Wisatawan terhadap pelayanan

pramuwisata Garuda Tour and Travel Jembrana Bali 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan

berkunjung ke Candi Prambanan

345 Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services)

Penelitian yang terkait dengan jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah botanical and zoological garden service pelayanan pada perlindungan alam termasuk suaka margasatwa

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pagelaran Budaya

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung

40

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

ke Taman Nasional Bali Barat

2) Persepsi Wisatawan Terhadap Kebun Raya Bali sebagai Obyek Wisata Alamiah

3) Pengkemasan Musium sebagai Obyek dan Atraksi pada Destinasi Pariwisata Bali

346 Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other enter-

tainment services)

Penelitian ini terkait dengan pelayanan olah raga rekreasi

pelayanan golf course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan

pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman

hiburan pelayanan pameran dan sejenisnya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Rekreasi dan

Hiburan 1) Pengaruh Penyelenggaran Event Sea-Games terhadap

Pencitraan Pariwisata Palembang 2) Ikonisasi Desa Blimbingsari sebagai Desa Wisata di

Kabupaten Jembrana Bali 3) Potensi Air Terjun Grojokan sebagai Obyek dan Atraksi

Wisata di Jembrana Bali 4) Model Pengelolaan Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh

Kembangarum Donokerto Turi Sleman Yogyakarta 5) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Goa Gong di

Kabupaten Pacitan 6) Peran Promosi dan Pemasaran Dalam Meningkatkan

Jumlah Wisatawan di Objek Wisata Ndayu Alam Asri 7) Potensi dan Pengembangan Paket Wisata Karimunjawa 8) Potensi Obyek Wisata Pantai di Kabupaten Gunung Kidul

Yogyakarta 9) Potret Wisata Malam Pasar Semawis di Kota Semarang 10) Strategi Pengembangan Obyek Wisata Goa Kreo Sebagai

Daerah Tujuan Wisata di Kota Semarang

41

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

11) Potensi dan Promosi Desa Tumang Sebagai Desa Wisata

Melalui Video Profile 12) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Alam Gua

Tembus di Kabupaten Wonogiri 13) Sistem Pengelolaan Obyek Wisata Air Terjun Kalipancur

Sebagai Aset Wisata Desa Nogosaren Kabupaten Semarang

14) Pengembangan Obyek Wisata Pantai Sepanjang di Kabupaten Gunungkidul

15) Kesenian Reog Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Kabupaten Ponorogo

16) Potensi dan Pengembangan Wana Wisata Coban Rondo Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Malang Jawa Timur

17) Pengembangan Obyek Wisata Air Bojongsari dengan Penekanan Filosofi Air Sebagai Sarana Mengembangkan Kreativitas Anak

18) Potensi Museum Fatahillah Sebagai Wisata Sejarah di Jakarta

19) Potensi dan Daya Tarik Monumen Nasional Sebagai Salah Satu Obyek Wisata Unggulan di Jakarta

20) Potensi Tradisi Upacara Tanjungsari Desa Dlimas di Dalam Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Klaten

357 Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism

services)

Penelitian ini terkait dengan jasa keuangan asuransi

perjalanan tempat penukaran mata uang dan yang sejenis yang

terkait erat dengan pariwisata

Misal judul penelitian terkait bidang ini

1) Penerapan Cost Control Method sebagai pengendalian terhadap persediaan pada Hotel Dhyana Pura Bali

42

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

2) Analisis Rasio Kesehatan Hotel Berdasarkan Laporan

Keuangan Hotel Dhyana Pura Periode 2000-2011 3) Perhitungan Nilai Sewa Gedung New Soemarjo Ballroom

dan Education Center Ditinjau Dari Sisi Investasi (Studi Kasus Proyek Pengembangan Hotel Quality Solo)

43

K

BAB IV

PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA

41 Pengertian Penelitian

ata penelitian atau riset dipergunakan dalam pembicaraan sehari-hari untuk melingkup spektrum arti yang luas

yang dapat membuat bingung mahasiswa terutama mahasiswa pascasarjana yang harus mempelajari arti kata tersebut dengan tanda-tanda atau petunjuk yang jelas untuk membedakan yang satu dengan yang lain Dapat saja sesuatu yang dulunya dikenali sebagai penelitian ternyata bukan dan beberapa konsep yang salah tentunya harus dibuang dan diganti konsep yang benar

Gambar 41 Siklus Penelitian Sumber Leedy 1997

44

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Pada dasarnya manusia selalu ingin tahu dan ini

mendorong manusia untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu Salah satu cara untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian Cara lain yang lebih mudah tentunya adalah dengan bertanya pada seseorang atau ldquobertanyardquo pada buku tapi kita tidak selalu dapat mendapat jawaban atau kita mungkin mendapatkan jawaban tapi tidak meyakinkan

Pengertian penelitian sering dicampur-adukkan dengan pengumpulan data atau informasi studi pustaka kajian dokumentasi penulisan makalah perubahan kecil pada suatu produk dan sebagainya Kata penelitian atau riset sering dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif menyendiri di laboratorium di perpustakaan dan lepas dari kehidupan sehari-hari

Menjadi tujuan bagian ini untuk menjelaskan pengertian penelitian dan mem-bedakannya dengan hal-hal yang bukan penelitian Pengertian penelitian yang disarankan oleh Leedy (19973) sebagai berikut Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data) dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati atau menjadi perhatian kita

Mirip dengan pengertian di atas Dane (1990 4) menyarankan definisi sebagai berikut Penelitian merupakan proses kritis untuk mengajukan pertanyaan dan berupaya untuk menjawab pertanyaan tentang fakta dunia Seperti disebutkan di atas mungkin di masa lalu kita mendapatkan banyak konsep (pengertian) tentang penelitian yang sebagian daripadanya merupakan konsep yang salah

Pengertian yang benar tentang penelitian sebagai berikut menurut Leedy (Djunaedi 2000) Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai jawaban terhadap suatu pertanyaan penyelesaian permasalahan terhadap suatu fenomena yang memiliki ciri sistematis dan faktual

45

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Proses tersebut yang sering disebut sebagai metodologi

penelitian yang mempunyai delapan macam karakteristik (1) Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau

permasalahan (2) Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang

tujuan (3) Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik (4) Penelitian biasanya membagi permasalahan utama

menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola (5) Penelitian diarahkan oleh permasalahan pertanyaan atau

hipotesis penelitian yang spesifik (6) Penelitian menerima asumsi kritis tertentu (7) Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi

data dalam upaya untuk mengatasi permasalahan yang mengawali penelitian

(8) Penelitian adalah secara alamiahnya berputar secara siklus seperti gambar 41 di atas

Secara umum berdasarkan konsep-konsep yang ldquosalahrdquo

tentang penelitian maka perlu digaris-bawahi empat pengertian

sebagai berikut

a) Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data)

Pernah suatu ketika seorang mahasiswa mengajukan proposal penelitian untuk ldquomenelitirdquo ketinggian bangunan sebuah hotel di kotanya Ia mengusulkan untuk menggunakan peralatan canggih dari bidang keteknikan untuk mengukur ketinggian bangunan sebuah hotel tersebut Meskipun peralatannya canggih tetapi yang ia lakukan sebenarnya hanyalah suatu survei berupa pengumpulan datainformasi saja yaitu mengukur ketinggian bangunan sebuah hotel tersebut dan survei itu bukan penelitian tetapi bagian dari suatu penelitian

Para siswa suatu SD kelas 5 diajak gurunya untuk melakukan ldquopenelitianrdquo di perpustakaan Salah seorang siswa

46

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

mempelajari tentang Soekarno dari beberapa buku Sewaktu pulang ke rumah ia melapor kepada ibunya bahwa ia baru saja melakukan penelitian tentang Soekarno Sebenarnya yang ia lakukan hanya sekedar mengumpulkan informasi bukan penelitian Mungkin gurunya bermaksud untuk mengajarkan keahlian mencari informasi dari pustaka untuk melatih reference skills

b) Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu

tempat ke tempat lain

Seorang mahasiswa telah menyelesaikan sebuah makalah

tugas ldquopenelitianrdquo tentang teknik-teknik pembangunan

bangunan tinggi di Denpasar Ia telah berhasil mengumpulkan

banyak artikel dari suatu majalah konstruksi bangunan dan

secara sistematis melaporkannya dalam makalahnya dengan

disertai teknik acuan yang benar

Ia mengira telah melakukan suatu penelitian dan

menyusun makalah penelitian Sebenarnya yang ia lakukan

hanyalah mengumpulkan informasi atau data merakit kutipan-

kutipan pustaka dengan teknik pengacuan yang benar

Untuk hal disebut sebagai penelitian yang dikerjakannya

kurang satu hal yaitu interpretasi data Hal ini dapat dilakukan

dengan cara menambahkan fakta yang terkumpul menunjukkan

indikasi bahwa faktor x dan y sangat mempengaruhi cara

pembangunan bangunan tinggi di Denpasarrdquo Dengan demikian

ia bukan hanya memindahkan informasidatafakta dari artikel

majalah ke makalahnya tetapi menganalis informasidatafakta

sehingga ia mampu membuat interpretasi terhadap informasi

datafakta yang terkumpul tersebut

c) Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari

informasi

Seorang Gubernur menyuruh stafnya untuk memilihkan

empat buah kabupaten di Provinsi Bali yang memenuhi

47

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

beberapa kriteria untuk diberikan bantuan pembangunan prasarana dasar perkotaan Stafnya tersebut berpikir bahwa ia harus melakukan ldquopenelitianrdquo Ia kemudian pergi ke Kantor Statistik membongkar arsipdokumen statistik kabupaten- kabupaten yang ada di wilayah tersebut

Dengan membandingkan data statistik yang terkumpul dengan kriteria yang diberi oleh Gubernur ia berhasil memilih empat Kabupaten yang paling memenuhi kriteria-kriteria tersebut Staf tersebut melaporkan hasil ldquopenelitiannyardquo ke Gubernur Sebenarnya yang dilakukan oleh staf tersebut hanyalah mencari data berupa data searching rummaging dan mencocokknnya atau matching dengan kriteria dan itu bukanlah sebuah penelitian

d) Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik

perhatian

Kata ldquopenelitianrdquo sering dipakai oleh surat kabar majalah

populer dan iklan untuk menarik perhatian ldquomendramatisirrdquo

Misalnya berita di surat kabar tertulis ldquoPresiden akan melakukan

penelitian terhadap Pangdam yang ingin lsquomerongrongrsquo

kekuasaan Presidenrdquo Misal yang lain berita ldquoSemua anggota

DPRD tidak perlu lagi menjalani penelitian khusus atau litsusrdquo

Misalnya lain lagi ldquoProduk ini merupakan hasil penelitian

bertahun-tahunrdquo padahal hanya dirubah sedikit formulanya

dan namanya diganti agar konsumen tidak bosan

42 Macam Tujuan Penelitian

Tujuan akhir suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian tersebut Tujuan dapat beranak cabang yang mendorong penelitian lebih lanjut Tidak seorangpun mampu mengajukan semua pertanyaan dan demikian pula tak seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan hanya untuk sebuah pertanyaan saja Maka

48

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

kita perlu membatasi upaya kita dengan cara membatasi tujuan penelitian

Terdapat bermacam tujuan penelitian dipandang dari usaha untuk membatasi ini yaitu eksplorasi (exploration) deskripsi (description) prediksi (prediction) eksplanasi (explanation) dan aksi (action)

a) Eksplorasi

Seperti disebutkan di atas bila kita ingin menjelajahi (mengeksplorasi) suatu topik (permasalahan) atau untuk mulai memahami suatu topik maka kita lakukan penelitian eksplorasi Penelitian eksplorasi berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak Penelitian yang mempunyai tujuan seperti ini dipakai untuk menjawab bentuk pertanyaan ldquoApakah X adaterjadirdquo

Misal penelitian sederhana dalam ilmu sosial Apakah laki- laki atau wanita mempunyai kecenderungan duduk di bagian depan kelas atau tidak Bila salah satu pihak atau keduanya mempunyai kecenderungan itu maka kita mendapati suatu fenomena (yang mendorong penelitian lebih lanjut

Penelitian eksplorasi dapat juga sangat kompleks Umumnya peneliti memilih tujuan eksplorasi karena tiga macam maksud yaitu (a) memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami (b) menguji kelayakan dalam melakukan penelitianstudi yang lebih mendalam nantinya dan (c) mengembangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih mendalam

Hasil penelitian eksplorasi karena merupakan penelitian penjelajahan maka sering dianggap tidak memuaskan Kekurang-puasan terhadap hasil penelitian ini umumnya terkait dengan masalah sampling Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti pembukaan jalan sehingga setelah pintu terbuka lebar-lebar maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari ruang di balik pintu

49

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

yang telah terbuka tersebut

b) Deskripsi

Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain Sebagai misalnya meneruskan contoh pada bahasan penelitian eksplorasi di atas yaitu misalnya ternyata wanita lebih cenderung duduk di bagian depan kelas daripada laki-laki maka penelitian lebih lanjut untuk lebih memerinci apa batas atau pengertian yang lebih tegas tentang bagian depan kelas

Apakah duduk di muka tersebut berkaitan dengan macam mata pelajaran tingkat kemenarikan guru yang mengajar ukuran kelas Penelitian deskriptif menangkap ciri khas suatu obyek seseorang atau suatu kejadian pada waktu data dikumpulkan dan ciri khas tersebut mungkin berubah dengan perkembangan waktu Hal ini bukan berarti hasil penelitian sebelumnya tidak berguna dari hasil-hasil tersebut kita dapat melihat perkembangan perubahan suatu fenomena dari masa ke masa

c) Prediksi

Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan mengetahui (berdasar ) hal yang lain (Y) Prediksi sering kita pakai sehari- hari misalnya dalam menerima mahasiswa baru kita gunakan skor minimal tertentumdashyang artinya dengan skor tersebut mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya)

d) Eksplanasi

Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat

50

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

di antara dua fenomena atau lebih Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah suatu eksplanasi memiliki keterkaitan sebab-akibat valid atau tidak atau menentukan mana yang lebih valid diantara dua atau lebih eksplanasi yang saling bersaing

Penelitian eksplanasi menerangkan juga dapat bertujuan menjelaskan misalnya mengapa suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya Catatan dalam penelitian deskriptif hanya dijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya tetapi tidak dijelaskan mengapa hubungan sebab-akibat tersebut terjadi

e) Aksi

Penelitian aksi atau tindakan dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak sesuatu Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tindakan dan mengamati hasilnya berdasarkan hasil tersebut disusun persyaratan solusi Misalnya diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih dingin dari suhu ruang orang tetap memakai pendingin ruangan

Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu mengingatkan orang bahwa udara luar sudah lebih dingin dari udara dalam Ternyata dari beberapa alat bantu ada satu yang paling dapat diterima Dari temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di atas

43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya

Pada penelitian sosial masalah penelitian tema topik dan judul penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif Baik substansial maupun material kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan metodologis Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas tingkat variasi yang

51

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

kompleks namun berlokasi dipermukaan atau tidak mendalam Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan yang tak terbatas

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia Pada pendekatan ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks meneliti kata-kata laporan terinci dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi yang alami (creswell 1998) Sementara menurut Bogdan dan taylor (moleong 2007) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

Lebih lanjut penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen kunci Oleh karena itu peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya menganalisis dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas untuk mengetahui makna yang tersembunyi untuk memahami interaksi sosial untuk mengembangkan teori untuk memastikan kebenaran data dan meneliti sejarah perkembangan

Meurut Bungin (2007) penelitian kualitatif saat ini dikelompokkan menjadi lima jenis penelitian yaitu

1) Biografi

Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip

52

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

A biographical study is the study of an individual and hisher experiences as told to the researcher or found in documents and archival records(Creswell 1998)

Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point

moment yaitu pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi

atau mengubah hidup seseorang Peneliti menginterpretasi

subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri

Sedangkan teknik analisis data jenis Biografi dilakukan dengan

beberapa tahapan berikut ini

(1) Mengorganisir file pengalaman objektif tentang

hidup responden seperti tahap perjalanan hidup dan

pengalaman Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak

remaja dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis

atau seperti pengalaman pendidikan pernikahan dan

pekerjaan

(2) Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan

diberi kode

(3) Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara

kronologis

(4) Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji

makna kisah yang dipaparkan serta mencari epipani dari

kisah tersebut

(5) Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna

seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok budaya

ideologi dan konteks sejarah kemudian memberi

interpretasi pada pengalaman hidup individu

(6) Kemudian riwayat hidup responden di tulis dengan

berbentuk narasi yang berfokus pada proses dalam hidup

individu teori yang berhubungan dengan pengalaman

hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut

2) Fenomenologi

Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau

53

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji

A phenomenological study describes that meaning of the lived experiences

for several individuals about a concept or a phenomenon (Creswell

1998) As noted by Polkinghorne (1989) phenomenology explores the

structures of consciousness in human experiences

Menurut Creswell (1998) Pendekatan fenomenologi

menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai

ditemukan dasar tertentu Penundaan ini biasa disebut epoche

(jangka waktu) Konsep epoche adalah membedakan wilayah data

(subjek) dengan interpretasi peneliti Konsep epoche menjadi

pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan

awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang

dikatakan oleh responden Sedangkan teknik analisis data jenis

Fenomenologi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau

gambaran menyeluruh tentang fenomena pengalaman

yang telah dikumpulkan

(2) Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data

(3) Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama Selanjutnya pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami

54

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

penyimpangan)

(4) Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi

(5) Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan bagaimana fenomena itu terjadi)

(6) Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut

(7) Membuat laporan pengalaman setiap partisipan Setelah itu gabungan dari gambaran tersebut ditulis

3) Grounded theory

Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk sejumlah individu tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu

The intent of grounded theory is to generate or discover a theory ndash an

abstract analytical schema of a philosophy that relates to a particular

situation This situation could be one in which individuals interact take

actions or engage in a process in response to a phenomenon (Creswell

1998)

Situasi di mana individu saling berhubungan bertindak

atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap

suatu peristiwa Inti dari pendekatan grounded theory adalah

pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada

konteks peristiwa dipelajari Sedangkan teknik analisis data

jenis grounded theory dilakukan dengan beberapa tahapan

55

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

berikut ini

(1) Mengorganisir data (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Open coding peneliti membentuk kategori informasi

tentang peristiwa dipelajari (4) Axial coding peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa

menyelidiki kondisi-kondisi yang menyebabkannya mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi dan menggambarkan peristiwa tersebut

(5) Selective coding peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding

(6) Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial sejarah dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa

4) Etnografi

Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku kebiasaan dan cara hidup Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian

An ethnography is a description and interpretation of a cultural or social

group or system (Creswell 1998) In such a study the researcher examines

the grouprsquos observable and learned patterns of behavior customs and ways

of life (Harris 1968)

Sebagai proses etnografi melibatkan pengamatan yang

cukup panjang terhadap suatu kelompok dimana dalam

pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup

responden atau melalui wawancara satu per satu dengan

anggota kelompok tersebut Peneliti mempelajari arti atau makna

dari setiap perilaku bahasa dan interaksi dalam kelompok

Sedangkan teknik analisis data jenis Etnografi dilakukan dengan

56

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

beberapa tahapan berikut ini

(1) Mengorganisir file (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti (4) Menginterpretasi penemuan (5) Menyajikan presentasi baratif berupa tabel gambar atau

uraian

5) Studi kasus

Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi

Creswell (1998) defines a case study as an exploration of a ldquobounded

systemrdquo or a case (or multiple cases) over time through detailed in-

depth data collection involving multiple sources of information rich in

context Some consider ldquothe caserdquo as an object of study (eg Stake 1995)

while others consider it a methodology (eg Merriam 1998) According

to Creswell the bounded system is bounded by time and place and it is the

case being studied ndash a program an event an activity or individuals

Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat dan kasus

yang dipelajari berupa program peristiwa aktivitas atau

individu Sedangkan teknik analisis data jenis Studi Kasus

dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Mengorganisir informasi

(2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan

konteksnya (4) Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara

beberapa kategori (5) Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengem-

bangkan generalisasi natural dari kasus baik untuk penel- iti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain

(6) Menyajikan secara naratif

57

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya 441 Pendekatan Analisis Ekonomi

Sampai saat ini pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi atau penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu negara tanpa terkecuali di Indonesia Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama seperti berikut ini (1) Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2)Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3)Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4)Pemerataan kesejahteraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5)Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7)Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun dan (8)Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi

Sementara aspek aksiologi dari ilmu pariwisata adalah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri Kontribusi pariwisata untuk pembangunan ekonomi pada beberapa negara yang telah mengembangkan sektor pariwisata terbukti bahwa sektor pariwisata secara internasional berkontribusi nyata terhadap penciptaan peluang kerja penciptaan usaha-usaha terkait pariwisata seperti usaha akomodasi restoran klub taxi dan usaha kerajinan seni

58

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

souvenir seperti digambarkan pada gambar di bawah ini

WISATAWAN

Jasa Transportasi Hotel

Penginapan Restoran Bar

Cafe

Obyek Atraksi Wisata

Jasa Hiburan

Peralatan Hotel Laundry Bahan Habis

Pakai

Asuransi Perumahan

JasaIndustri lain yang tidak terkait secara langsung

Bagan 42 Dampak Kedatangan Wisatawan terhadap peluang usaha pariwisata pada sebuah Destinasi Pariwisata Sumber (Departemen Perdagangan Amerika Serikat 1978)

Lebih lanjut menurut UN-WTO pariwisata telah menjadi

industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang

konsisten dari tahun ke tahun Kontribusi pariwisata yang lebih

konkret bagi kesejahteraan manusia dapat dilihat dari implikasi-

implikasi pergerakan wisatawan seperti meningkatnya

kegiatan ekonomi pemahaman terhadap budaya yang berbeda

pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan manusia

Berdasarkan uraian di atas masih banyak anggapan bahwa

pariwisata hanya sebuah bagian dari spectrum pembangunan

ekonomi yang lebih cocok di pelajari dan dianalisis dengan

pendekatan analisis yang sudah lazim digunakan pada ilmu

ekonomi karena untuk mengukur posisi pariwisata sebagai

sebuah industry relative masih sangat sulit (Hara 20081)

442 Penelitian Kuantitatif pada industri pariwisata

Menurut (Bendesa 2010) metode kuantitatif merupakan alat analisis yang dapat membantu pelaku usaha dalam dunia bisnis termasuk bisnis pariwisata dalam pengambilan keputusan karena keputusan dalam dunia bisnis dapat dalam bentuk atau

59

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

berkaitan dengan antara lain optimasi estimasi identifikasi maupun eksplorasi masalah yang dihadapi Sedanghkan alat analisisnya lebih bersifat terapan sehingga metode kuantitatif lebih merupakan unifikasi antara alat dengan teori ekonomi dan manajemen

Sementara Hara (2008) menawarkan beberapa teknik analisis yang berhubungan dengan teknik analisis kuantitatif yaitu sering berkaitan dan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensia yang terdiri dari statistik non parametrik statistik parametrik ekonometrika persamaan tunggal dan si- multan dan model-model makro regional yaitu model Input- Output Leontief regional dan Interregional atau sekarang dikenal dengan istilah Tourism Satellite Account (TSA) model Social Ac- counting Matrix regional dan interegional (SAM) dan sebagain- ya Alat analisis yang popular digunakan untuk memecahkan masalah-masalah kuantitatif pariwisata diantaranya adalah

Gambar 43 Perbedaan antara penelitian kualitatif dengan

kuantatif

Sumber Hara (2008)

60

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[1] Input-Output Analysis

Heng dan Low (1990) menjelaskan bahwa pada tataran praktis Input-Output Analysis adalah alat analisis yang sangat baik untuk mengukur dampak pariwisata Input- output sebenarnya menangkap potret perekonomian suatu wilayah melalui aliran inter-industri pada periode waktu tertentu dengan menggunakan prinsip keseimbangan umum (General Equilibrium) artinya jika terjadi ketidakseimbangan atau keseimbangan di satu sektor akan berpengaruh terhadap ketidakseimbangan atau keseimbangan sektor lainnya

[2] Social Accounting Matrix Model

West (1993) berpendapat bahwa SAM atau social accounting matrix sangat tepat untuk memecahkan masalah pariwisata yang saling berhubungan dari waktu ke waktu Dia mengganggap bahwa analisis input-output dianggap belum mampu memecahkan persoalan dampak pariwisata karena hanya mengukur hubungan produser dengan produser dan tidak menyertakan perdagangan yang dilakukan oleh pemerintah dan sektor publik lainnya Sepintas Nampak bahwa SAM hanya sekedar perluasan alat analisis dari I-O namun sebenarnya tidak sesederhana itu

Menurut Hara (2008 116) menjelaskan bahwa SAM memang menyertakan model I-O namun SAM bukan sekedar perluasan dari I-O namun lebih daripada sekedar perluasan dimana SAM mampu memberikan gambaran yang lebih luas tentang analisis tingkat kesejahteraan sebuah Negara atau regional dan menyertakan institusi aktivitas produksi dan factor-faktor produksi

[3] Tourism Satellite Account

Tujuan dari TSA adalah untuk menganalisis secara rinci terhadap semua variabel permintaan barang dan jasa yang berkaitan dengan aktivitas wisatawan pada suatu destinasi

61

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

TSA juga untuk mengamati variabel lainnya seperti penyediaan sarana barang dan jasa yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi lainnya

Menurut (Tourism Economics Inc 2011) bahwa TSA telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis yang berstandar global untuk mengukur economic value dari pariwisata TSA sampai saat ini telah banyak diterapkan pada dunia penelitian untuk mengukur peranan pariwisata dalam perekonomian

Jadi pada prinsifnya TSA adalah alat analisis yang menganalisis terhadap variable-variabel permintaan dan penawaran pariwisata beserta dengan variable bisnis terkait langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas pariwisata dan kegiatan ekonomi di suatu destinasi (provinsi atau Negara) pariwisata dan telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis resmi untuk mengukur peran pariwisata dalam pembangunan ekonomi negara atau regional

[4] Social cost-benefit analysis

Archer dan Cooper (1994) berpendapat bahwa penelusuran tentang manfaat dan dampak pariwisata terhadap ekonomi harus menyertakan variabel sosial yang tidak pernah dihitung oleh fakar lainnya

Dan social cost-benefit analysis mestinya digunakan menurutnya untuk mengukur manfaat dan dampak pariwisata bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak sekedar menghitung dampak ekonomi hanya dengan mencari multiplier efeknya saja

Tabel 41 Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

No Kualitatif Kuantitatif

1 Data kualitatif (non numeric)

Data Kuantitatif (numeric)

2 Penelusuran Latar alamiah

Latar artifisial (khususnya penelitian eksperimentasi)

62

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

No Kualitatif Kuantitatif

3 Fokus pada Makna- makna

Fokus pada Perilaku

5 Pendekatan Induktif (hipotesis tidak tertulis)

Pendekatan Deduktif (hipotesis dinyatakan)

6 Identifikasi pola kultural Penelusuran hukum saintifik

7 Idealisme Realisme

8 Induksi analitik Induksi enumeratif

9 Ekstrapolasi (replikasi) Generalisasi

Perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan

aksioma proses penelitian dan karakteristik penelitiannya Tetapi secara seksama kedua metoda itu dapat digunakan bersama-sama dengan beberapa catatan sebagai berikut

[1] Metoda dapat digunakan bersamaan Satu objek tapi tujuan berbeda caranya adalah menggunakan metoda kualitatif sampai dengan menetapkan proposisi maupun hipotesis selanjutnya berdasarkan proposeshipotesis itu digunakan metoda kuantitatif untuk menguji hipotesis

[2] Kedua metode digunakan secara bergantian pada awal mengunakan metoda kualitatif sampai ditemukan hipotesis dan selanjutnya mengunakan metoda kuantitatif

[3] Kedua Metode tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda Tapi pada penelitian kuantitatif dapat digunakan teknik pengumpulan data (bukan metodenya) seperti penggunaan triangulasi pada penelitian kualitatif Misalnya pengumpulan data dengan kuestioner sehingga data yang diperoleh adalah data kuantitative Untuk menguji validitas data tersebut dilakukan wawancara mendalam (FGD) Bila berbeda hasilnya maka kedua pendekatan tersebut dapat digunakan triangulasi

[4] Bila peneliti mempunyai pengalaman yang cerdas maka

63

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

sesungguhnya kedua pendekatan tersebut digunakan bersama tidak ada masalah asalkan dalam proses penelitian penggunaan kedua pendekatan itu tidak bertentangan dengan tujuan penelitian

443 Penggabungan Kualitatif dan Kuantitaif

Jika data metode kuantitatif diperoleh melalui kuesioner dari responden dan semakin banyak responden semakin memiliki nilai keterwakilan tinggi berbeda dengan metode kualitatif diperoleh lewat wawancara subjek atau informan yang tidak menggunakan ukuran keterwakilan tetapi kedalaman masalah sehingga tidak relevan menanyakan berapa banyak subjek atau informan yang diperlukan dalam penelitian kualitatif

Begitu juga tentang posisi teori Jika pada penelitian kuantitatif teori untuk dibuktikan atau diverifikasi karena itu biasanya ada hipotesis maka pada metode kualitatif teori untuk dipakai sebagai piranti untuk memahami fenomena Jika ada hipotesis pada penelitian kualitatif maka hipotesis tersebut tidak untuk dibuktikan tetapi sebagai pintu masuk memahami permasalahan yang diteliti

Terkait dengan kriteria data juga ada pebedaan mencolok di antara kedua jenis metode penelitian tersebut Berikut paparannya

Tabel 42 Perbedaan Kriteria Penelitian Kualitatif dan

Kuantitatif

Kuantitatif Kualitatif

Validitas Kredibelitas

Reliabilitas Dependabilitas

Objektivitas Konformabilitas

Generalabilitas Transferabilitas

64

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Jika pada penelitian kuantitatif data harus memenuhi

syaratvaliditasreliabilitasobjektivitasdangeneralabilitasmaka pada metode kualitatif data harus memenuhi syarat kredibelitas dependabilitas konformabilitas dan transferabilitas

Sebagai disiplin ilmu metodologi penelitian juga terus mengalami perkembangan Para ahli terus saja mencari cara untuk menutupi kekurangan masing-masing metode Hasilnya diperoleh paradigma metode campuran (mixed method) Secara operasional metode ini mencoba mengkualitatifkan hasil kuantitatif dan mengkuantitatifkan hasil kualitatif

Misalnya hasil penelitian kuantitatif yang berakhir dengan generalisasi atau adanya hubungan antar-variabel yang berupa angka maka angka itu dicoba dikualitatifkan dengan mengajukan pertanyaan baru Sebaliknya penelitian kualitatif yang berakhir dengan kesimpulan berupa narasi atau tesis diteruskan dengan mencoba mencari hubungan antar-variabel dengan mengajukan pertanyaan baru

Jika demikian halnya maka metode campuran hakikatnya adalah dua jenis penelitian yang satu dilakukan sebelum atau sesudah yang lain dalam satu proyek kegiatan Tetapi peneliti yang akan melakukannya harus bersiap-siap untuk lebih berlama-lama lagi berurusan dengan data teori dan model analisis yang tentu akan menggunakan model keduanya

65

S

BAB V

PERUMUSAN PERMASALAHAN PENELITIAN

etelah peneliti menentukan bidang penelitian yang

diminatinya kegiatan berikutnya adalah menemukan

permasalahan Penemuan permasalahan merupakan salah

satu tahap yang terpenting dalam penelitian Penelitian akan

lebih sulit bila permasalahan tidak ditemukan maka penelitian

tidak perlu dilakukan Pentingnya penemuan permasalahan

juga dinyatakan oleh ungkapan ldquoBerhasilnya perumusan

permasalahan merupakan setengah dari pekerjaan penelitianrdquo

Penemuan permasalahan juga merupakan tes bagi suatu

bidang ilmu seperti diungkapkan oleh Mario Bunge (dalam

Buckley et al 1976 14) dengan pernyataan ldquoKriteria terbaik

untuk menjajagi apakah suatu disiplin ilmu masih hidup atau

tidak adalah dengan memastikan apakah bidang ilmu tersebut

masih mampu menghasilkan permasalahan Tidak satupun

permasalahan akan tercetus dari bidang ilmu yang sudah matirdquo

Permasalahan yang ditemukan selanjutnya perlu dirumuskan

ke dalam suatu pernyataan atau problem statement

51 Penemuan Permasalahan

Kegiatan untuk menemukan permasalahan biasanya didukung oleh survei ke perpustakaan untuk menjajagi perkembangan pengetahuan dalam bidang yang akan diteliti terutama yang diduga mengandung permasalahan Perlu dimengerti dalam hal ini bahwa publikasi berbentuk buku bukanlah informasi yang terbaru karena penerbitan buku merupakan proses yang memakan waktu cukup lama sehingga

66

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

buku yang terbit misalnya hari ini munkin ditulis sekitar satu atau dua tahun yang lalu

Perkembangan pengetahuan terakhir biasanya dipublikasikan sebagai artikel dalam majalah ilmiah sehingga suatu usulan penelitian sebaiknya banyak mengandung bahasan tentang artikel-artikel terbaru dari majalah-majalah atau jurnal ilmiah bidang yang diteliti Kegiatan penemuan permasalahan seperti telah disinggung di atas didukung oleh survei ke perpustakaan untuk mengenali perkembangan bidang yang diteliti Pengenalan ini akan menjadi bahan utama deskripsi berupa latar belakang permasalahan dalam usulan penelitian

Permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan antara fakta dengan harapan antara tren perkembangan dengan keinginan pengembangan antara kenyataan dengan ide Sutrisno Hadi (1986 3) mengidentifikasikan permasalahan sebagai perwujudan dari ketiadaan kelangkaan ketimpangan ketertinggalan kejanggalan ketidakserasian kemerosotan dan semacamnya Seorang peneliti yang berpengalaman akan mudah menemukan permasalahan dari bidang yang ditekuninya dan seringkali peneliti tersebut menemukan permasalahan secara naluriah yang tidak dapat dijelaskan bagaimana cara menemukannya

Cara-cara menemukan permasalahan ini telah diamati oleh Buckley et al (1976) yang menjelaskan bahwa penemuan permasalahan dapat dilakukan secara formal maupun informal Cara formal melibatkkan prosedur yang menuruti metodologi tertentu sedangkan cara informal bersifat subjektif dan tidak rutin Dengan demikian cara formal lebih baik kualitasnya dibanding cara informal Bukley et al (197616-27) menjelaskan cara-cara penemuan permasalahan baik formal maupun informal sebagai diuraikan di bagian berikut ini Setelah permasalahan ditemukan kemudian perlu dilakukan pengecekan atau evaluasi terhadap permasalahan tersebut sebelum dilakukan perumusan permasalahan

67

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan

Cara-cara formal menurut metodologi penelitian dalam rangka menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini 1) Rekomendasi suatu riset Biasanya suatu laporan penelitian

pada bab terakhir memuat kesimpulan dan saran Saran atau rekomendasi umumnya menunjukan kemungkinan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan dengan kesimpulan yang dihasilkan Saran ini dapat dikaji sebagai arah untuk menemukan permasalahan

2) Analogi adalah suatu cara penemuan permasalahan dengan cara mengambil pengetahuan dari bidang ilmu lain dan menerapkannya ke bidang yang diteliti Dalam hal ini dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut haruslah sesuai dalam tiap hal-hal yang penting Misal permasalahan yang ditemukan dengan cara analogi ini misalnya apakah proses perancangan perangkat lunak komputer dapat diterapkan pada proses perancangan arsitektural

3) Renovasi Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang tidak cocok lagi dari suatu teori Tujuan cara ini adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kemantapan suatu teori Misal suatu teori menyatakan ada korelasi yang signifikan antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dapat direnovasi menjadi permasalahan seberapa korelasi antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dengan tingkat pendidikan penghuni yang berbeda Dalam contoh di atas kondisi yang umum diganti dengan kondisi tingkat pendidikan yang berbeda

4) Dialektik dalam hal ini berarti tandingan atau sanggahan Dengan cara dialektik peneliti dapat mengusulkan untuk menghasilkan suatu teori yang merupakan tandingan atau

68

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

sanggahan terhadap teori yang sudah ada

5) Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan dengan membuat tren (trend) suatu teori atau tren permasalahan yang dihadapi

6) Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan- kemungkinan kombinasi yang terkandung dalam suatu permasalahan yang rumit atau kompleks

7) Dekomposisi merupakan cara penjabaran atau pemerincian suatu pemasalahan ke dalam komponen-komponennya

8) Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi Dengan cara agregasi peneliti dapat mengambil hasil-hasil peneliti atau teori dari beberapa bidang penelitian dan mengumpulkannya untuk membentuk suatu permasalah yang lebih rumit dan kompleks

53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan

Cara-cara informal atau subyektif dalam rangka menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif- alternatif berikut ini 1) Konjektur Seringkali permasalahan dapat ditemukan secara

konjektur atau naluriah tanpa dasar-dasar yang jelas Bila kemudian dasar-dasar atau latar belakang permasalahan dapat dijelaskan maka penelitian dapat diteruskan secara alamiah Perlu dimengerti bahwa naluri merupakan fakta apresiasi individu terhadap lingkungannya Naluri menurut Buckley et al (197619) merupakan alat yang berguna dalam proses penemuan permasalahan

2) Fenomenologi Banyak permasalahan baru dapat ditemukan

berkaitan dengan fenomena kejadian perkembangan

yang dapat diamati Misalnya fenomena pemakaian

komputer sebagai alat bantu analisis dapat dikaitkan untuk

mencetuskan permasalahan misalnya seperti apakah pola

dasar pendayagunaan komputer dalam proses perancangan

arsitektural

69

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

3) Konsensus juga merupakan sumber untuk mencetuskan

permasalahan Misalnya terdapat konsensus bahwa kemiskinan bukan lagi masalah bagi Indonesia tapi kualitas lingkungan yang merupakan masalah yang perlu ditanggulangi

4) Pengalaman Tidak perlu diragukan lagi pengalaman

merupakan sumber bagi permasalahan Pengalaman

kegagalan akan mendorong dicetuskannya permasalahan

untuk menemukan penyebab kegagalan tersebut

Pengalaman keberhasilan juga akan mendorong studi

perumusan sebab-sebab keberhasilan

70

71

S

BAB VI

SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN

kala pengukuran merupakan aturan-aturan yang diperlukan

untuk mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu

variabel Dalam statistik data merupakan karakteristik simbol

atau angka dari sebuah variabel yang diukur Pengukuran

hanya dilakukan terhadap variabel yang dapat didefinisikan

seperti minat kinerja ataupun sikap Agar hasil penelitian tidak

memberikan interpretasi yang berbeda maka definisi operasional

terhadap variabel yang diteliti perlu dijelaskan terlebih dahulu

Dalam melakukan operasi pada statistik perbedaan data dan

tujuan dari data yang tersaji tidak bisa dilakukan dalam dalam

model skala pengukuran yang sama Steven (dalam Tahir (2011

48) membagi skala pengukuran penelitian sosial menjadi empat

kategori yaitu skala nominal skala ordinal skala interval dan

skala rasio

Dalam penelitian sosial hal yang penting adalah

membuat inform concern yang menyatakan bahwa penelitian

yang sedang dilakukan sangat memerluan bantuan para

responden untuk mengisinya demi sebuah program besar yang

bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan atau perbaikan

kinerja sebuah pelayanan jasa khususnya pariwisata

72

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Gambar 61 Contoh inform concern

61 Skala Nominal

Skala nominal merupakan skala paling sederhana dari empat skala yang ada Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori kelas atau klasifikasi Skala nominal ini hanya mempunyai fungsi yang terbatas yaitu mengidentifikasi dan membedakan Sebagai contoh jenis kelamin merupakan contoh skala nominal yang menandai seseorang yakni laki-laki atau perempuan Hasil skala nominal pada uji statistika bisa untuk

mencari modus dan distribusi frekuensi saja

Would you like to help us you can fill it out online below

73

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Gambar 62 Contoh Pertanyaan Nominal

62 Skala Ordinal

Skala ordinal memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek sesuai dengan banyak atau kuantitas dari karakteristik yang dimilikinya Pada skala ordinal dimungkinkan untuk melakukan penghitungan (kuantifikasi) variabel-variabel yang diuji sehingga dapat memberikan informasi yang lebih substansial dibandingkan dengan skala nominal

Hasil pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat tetapi tidak mengukur jarak antar peringkat Dalam skala ordinal peringkat yang ada tidak memiliki satuan ukur Misalnya status sosial (tinggi rendah sedang) hasil pengukuran yang mengelompokkan masyarakat-masyarakat masuk pada status sosial tinggi rendah atau sedang Kita hanya dapat mengetahui tingkatannya tetapi perbedaan antar status sosial (tinggi-rendah rendah-sedang tinggi-sedang) belum tentu sama

Contoh pertanyaan yang menggunakan skala ordinal misalnya tingkat preferensi jabatan manajemen jenjang karier Uji statistik yang sesuai dengan skala ordinal adalah modus median distribusi frekuensi dan statistik non parametrik seperti rank order correlation

74

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Gambar 63 Contoh Pertanyaan Ordinal

63 Skala Interval

Skala interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan dengan skala nominal atau ordinal Skala interval juga memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek seperti halnya skala ordinal namun dengan unit yang sama

Selanjutnya skala ini tidak mempunyai nilai nol mutlak sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya skor dari rasio tertentu Pada skala pengukuran interval rasio antara dua interval sembarang tidak tergantung pada nilai nol dan unit pengukuran

Gambar 64 Contoh Pertanyaan Interval

75

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

64 Skala Rasio

Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat yaitu memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa dibedakan diurutkan mempunyai jarak tertentu dan bisa dibandingkan (paling lengkap mencakup semuanya dibanding

skala-skala dibawahnya)

[1]

[2]

[3]

How long have you been on holiday in Bali

How much money have you spent during your vacation in Bali

How much money have you spent on renting a hotel room

Gambar 65 Contoh Pertanyaan Interval

Dari keempat data di atas akan diperoleh data nominal ordinal

interval dan ratio Adapun berbagai skala sikap yang dapat

digunakan untuk penelitian pariwisata antara lain adalah

[1] Skala likert

Skala Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena pariwisata Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain

76

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Gambar 66 Contoh Pertanyaan Skala Likert

[2] Semantic defferensial

Skala pengukuran yang berbentuk Semantic defferensial dikembangkan oleh Osgood Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban ldquosangat positifnyardquo terletak di bagian kanan garis dan jawaban yang ldquosangat negatifrdquo terletak di bagian kiri garis atau

sebaliknya

How do you think about the guide service today

friendly 5 4 3 2 1 unfriendly

patient 5 4 3 2 1 impatient

knowledgeable 5 4 3 2 1 less knowledgeable

helpful 5 4 3 2 1 less helpfulness

competent 5 4 3 2 1 less competent

Gambar 67 Contoh Pertanyaan Skala Semantic defferensial

77

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Responden yang memberi penilaian dengan angka 5 berarti persepsi responden terhadap Tour Guide itu sangat positif sedang bila memberi jawaban pada angka 3 berarti netral dan memberi jawaban pada angka 1 maka persepsi responden terhadap Tour Guide sangat negatif

65 Validitas

Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Misalnya skala nominal yang bersifat non-parametrik digunakan untuk mengukur variabel nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik Ada 3 (tiga) tipe validitas pengukuran yang harus diketahui yaitu

[1] Validitas Isi (Content Validity)

Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti Suatu domain konsep tertentu tidak dapat begitu saja dihitung semua dimensinya karena domain tersebut kadang mempunyai atribut yang banyak atau bersifat multidimensional Berhubungan dengan validitas isi pertanyaan berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata

[2] Validitas Kosntruk (Construct Validity)

Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur Dua aspek pokok dalam validitas konstruk adalah secara alamiah bersifat teoritis dan statistik Berhubungan dengan validitas konstruk pertanyaan berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik

78

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[3] Validitas Kriteria (Criterion Validity)

Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu memprediksi suatu variable yang dirancang sebagai kriteria Berhubungan dengan validitas kriteria pertanyaan berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah valid secara statistik

Gambar 68 Contoh Hasil Uji Validitas

66 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya Berhubungan dengan reliabilitas pertanyaan berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah reliabel secara statistik

79

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Gambar 69 Contoh Hasil Uji Reliabilitas

80

81

S

BAB VII

TEKNIK SAMPLING

71 Sampel

ampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat- sifat yang sama dari obyek yang merupakan sumber

data (Sukadarrumidi 200650) Sampel diambil dalam penelitian sebagai pertimbangan efisiensi dan mengarah pada sentralisasi permasalahan dengan memfokuskan pada sebagian dari populasinya Sebagai perbandingan seorang mencari informasi dari 100 orang akan memperoleh hasil yang lebih detail dibandingkan dengan informasi dari 1000 orang responden Dalam penelitian pengambilan sampel yang tepat merupakan langkah awal dari keberhasilan penelitian karena dengan pemilihan sampel yang dilakukan dengan benar akan menghasilkan temuan-temuan yang memenuhi sasaran

Pada prinsipnya tidak ada aturan yang eksak untuk menentukan persentase yang dianggap tepat dalam menentukan sampel namun secara logik dengan mengambil sampel yang lebih banyak akan menghasilkan yang lebih baik dibandingkan dengan yang kurang Beberapa hal yang harus diketahui sehubungan dengan sampel adalah

1) Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel

a) Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi Apabila populasi dicirikan oleh warna dimensi dan kekerasan bahan maka sampelnya juga harus dicirikan oleh hal yang sama

b) Mewakili dari populasi Apabila dari sejumlah anggota populasi sesudah dipertimbangkan cukup diambil sebuah sampel maka hasil pengujian sampel tersebut

82

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

akan mewakili seluruh anggota populasinya

c) Dapat dipergunakan untuk mengeneralisasi hasil analisis Berkaitan dengan keterangan di atas maka hasilnya akan berlaku untuk seluruh anggota populasi

2) Tujuan pengambilan sampel

a) Untuk mereduksi jumlah obyek yang akan diteliti hal ini akan lebih bermanfaat apabila cara pengujian obyek dilakukan hingga rusak

b) Dengan membatasi jumlah populasi atau wilayah populasi untuk membuat generalisasi hasil analisis

c) Berusaha untuk mempersingkat waktu memperkecil dana dan tenaga peneliti

3) Tahapan menentukan sampel

Tahapan ini perlu dicermati dengan seksama karena pengambilan sampel yang keliru mengakibatkan hasil penelitian akan bias dan tidak valid Tahapan tersebut adalah a) Tentukan jumlah populasi terlebih dahulu kemudian

menentukan sampelnya b) Batasi luasnya dengan menegaskan karakteristik

populasi teoritis dengan cara melakukan identitas dan inventarisasi terhadap sifat-sifat populasi sebagai ruang lingkup dalam usaha melakukan generalisasi

Keuntungan penggunaan sampling

a) Biaya lebih murah b) Waktu lebih pendek c) Tenaga yang dierlukan lebih sedikit

Dengan teknik sampling yang baik akan diperoleh hasil yang

lebih baik atau tepat daripada penelitian terhadap populasi

karena

83

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

a)adanya tenaga-tenaga ahli b) penyelidikan dilakukan lebih teliti c) kesalahan yang mungkin diperbuat lebih sedikit

72 Cara Pengambilan Sampel

Ada dua macam cara pengambilan sampel yakni secara random (random sampling probability sampling method) dan non random (non random sampling non probability sampling)

Gambar 71 Teknik Sampling

1) Probability Samples

Probability Samples adalah teknik sampling yang

memberikan kemungkinan yang sama paa setiap individu

untuk dipilih sebagai sampel

a) Simple Random

Setiap individu atau item dari target memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih Seleksi dilakukan dengan penggantian atau tanpa penggantian Pemilihan sampel dapat menggunakan tabel nomor acak untuk mendapatkan sampelnya

84

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

b) Systematic

Dalam sistematic random sampling dipersiapkan terlebih dahulu daftar nama-nama subyek yang akan dipilih untuk sampel Pemilihannya dilakukan dengan menggunakan kelipatan yang ditentukan berdasarkan hasil pembagian jumlah populasi dengan jumlah sampelnya (jumlah populasi dibagi jumlah sampel) Biasanya untuk sampel yang pertama telah ditentukan terlebih dahulu secara random atau dengan cara lain yaitu dilakukan pembagian secara proporsional dengan membagi berdasarkan kelompok tertentu dan masing-masing kelompok diambil persentasenya yang seimbang sehingga dengan jumlah perbandingan yang seimbang antara jumlah kelompok dalam populasinya dengan besarnya sampel yang diambil pada masing- masing kelompok tersebut

c) Stratified

Sebelum diambil sebagai sampel populasi dibagi- bagi menjadi sub-sub populasi yang disebut strata lapisan atau kelompok yang lebih kecil Dilakukan karena populasi heterogen sehingga dengan mengelompkkan menjadi beberapa strata diharapkan tiap startum menjadi relatif homogen Misalnya untuk memperkirakan tingkat penjualan hotel berbintang dan non bintang di Bali Dengan pengklasifikasian hotel atas hotel bintang 5 bintang 4 bintang 3 hotel melati 1 melati 2 melati 3 villa dan seterusnya akan memudahkan hasil yang diperoleh Stratified Random Sampling sangat tepat digunakan kalau elemen-elemen yang diselidiki mempunyai nilai-nilai karakterstik yang heterogen (bervariasi)

85

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Misal Dalam sistem penggajian pegawai hotel diketahui

penghasilannya sebagai berikut

I = 40 berpenghasilan rendah

II = 50 berpenghasilan sedang III = 10 berpenghasilan tinggi

Jika sampel yang akan dipakai 100 orang maka

pembagiannya untuk strata

I II III

= sebanyak 40 X 100 orang = sebanyak 50 X 100 orang = sebanyak 10 X 100 orang

= = =

40 orang 50 orang 10 orang

d) Cluster Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pemilihan mengacu pada kelompok bukan pada individu Cara ini baik sekali dilakukan apabila tidak terdapat atau sulit menentukan dan menemukan kerangka sampel meski dapat juga dilakukan pada populasi yang kerangka sampel sudah ada Misalnya Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung ingin mengetahui bagaimana Sikap para karyawan hotel terhadap Kebijakan Sistem Upah Minimal Kabupaten Badung besar sampel adalah 300 orang kemudian ditentukan Cluster misal Hotel berbintang sebanyak 6 hotel dengan rata-rata jumlah karyawan 50 orang maka jumlah cluster yang diambil adalah 300 50 = 6 kemudian dipilih secara acak enam Hotel dan dari enam hotel tersebut dipilih secara acak 50 orang karyawan sebagai anggota sampel Pengambilan sampel dengan cara yang sudah disebutkan di atas umumnya dilakukan pada populasi yang bersifat terbatas sementara itu untuk populasi yang jumlah dan identitas anggota populasi tidak diketahui pengambilan

86

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

sampel biasanya dilakukan secara tak acak atau Non random Sampling

2) Non Probability

Tidak semua individu atau elemen dalam populasi mendapat peluang atau kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel Jadi teknik Non Probability bersifat subyektif bergantung kepda selera peneliti yang akan mengambil sampel MIsalnya pada incidental sampling yang diambil hanya individu-individu yang kebetulan dijumpai seperti orang-orang di pinggir jalan mahasiswa yang sedang masuk warung untuk mengetahui besar pengeluaran mereka sebulan Generalisasi yang dibuat sudah tentu tidak memberikan taraf keyakinan yang tinggi kecuali jika populasinya homogen

a) Judgement

Judgement sampling adalah sampling berdasarkan pendapat atau pertimbangan-pertimbangan tertentu tanpa mempertimbangkan subyek-subyek yang diambil sebagai sampel itu mewakili populasi sub populasi atau tidak bukan sebuah persoalan Keuntungan teknik ini ialah bahwa melaksanakannya lebih mudah murah dan cepat Hasilnya berupa kesan-kesan umum yang masih kasar yang tak dapat dipandang sebagai generalisasi umum Dalam sampel dapat dengan sengaja kita masukkan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri yang kita inginkan Kelemahannya ialah kecenderungan memiih orang yang mudah didekati bahkan yang dekat pada kita yang mungkin ada biasnya dan memiliki ciri yang tidak dimiliki populasi dalam keseluruhannya

b) Quota

Sampling kuota adalah teknik memilih sampel yang

87

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

mempunyai cirri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan Jumlah subyek yang akan diselidiki ditetapkan lebih dahulu Jika kuota telah ditentukan mulailah peneyelidikan dan tentang siapa yang akan dijadikan responden terserah kepada team pengumpul data Misalnya Untuk responden wisatawan mancanegara ditetapkan kuota sebagai berikut

10 orang warganegara Inggris 15 orang warganegara Australia 20 orang warganegara Jepang

c) Chunk

Sampel chuck biasanya hanya merujuk pada kelompok yang kebetulan tersedia saat dibutuhkan Misalnya peneliti mewawancarai lima orang di jalan tentang beberapa topik yang sedang menjadi hot issues yang mungkin tidak mewakili seluruh populasi dan bahkan tidak mewakili siapapun yang berada di jalanan di mana wawancara itu dilakukan

73 Penentuan Jumlah Sampel

1) Rumus Slovin (Jika Jumlah Populasi diketahui)

Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya Sebaliknya sampel yang terlalu besar dapat mengakibatkan pemborosan biaya penelitian

Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al 1960182) sebagai berikut

88

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

dimana n jumlah sampel N jumlah populasi e batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Untuk menggunakan rumus ini pertama ditentukan berapa batas

toleransi kesalahan Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan

dengan persentase Semakin kecil toleransi kesalahan maka

semakin akurat sampel menggambarkan populasi Misalnya

penelitian dengan batas kesalahan 5 berarti memiliki tingkat

akurasi 95 Penelitian dengan batas kesalahan 10 memiliki

tingkat akurasi 90 Dengan jumlah populasi yang sama

semakin kecil toleransi kesalahan semakin besar jumlah sampel

yang dibutuhkan

Contoh

Sebuah hotel berbintang di Bali memiliki 1000 karyawan dan akan dilakukan survei dengan mengambil sampel Berapa sampel yang dibutuhkan apabila batas toleransi kesalahan 5

Dengan menggunakan rumus Slovin

n = N ( 1 + N esup2 ) = 1000 (1 + 1000 x 005sup2) = 28571 dibulatkan menjadi 286 dengan demikian jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 286 karyawan

2) Berdasarkan Jumlah Indikator (Jika Jumlah tidak

diketahui)

Jika jumlah populasi tidak diketahui jumlah responden

penelitian dapat ditentukan dengan merujuk pada persyaratan

jumlah sampel minimal pada analisis tertentu seperti Analisis

SEM-AMOS yaitu antara 100 hingga 200 sampel Jumlah

sampel sebesar 400 orang tersebut telah dianggap cukup

memadai dan disarankan menggunakan teknik ML (maksimum

likehood) atau GLS (generelaized least squares) Begitu juga halnya

dengan analisis faktor besarnya jumlah sampel tergantung

89

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

pada jumlah indikator yang minimalkan dikalikan 5 kalinya Misalnya seorang peneliti menentukan 20 indikator penelitian maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 20 x 5 = 100 orang (Ferdinand 200248)

90

91

T

BAB VIII

PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS PENELITIAN

81 Teknik Analisis Data

eknik analisis data secara umum dibagi atas dua yaitu Teknik Analisis Data Kualitatif dan Teknik Analisis Data

Kuantitatif

1) Teknik analisis data kualitatif

a) Proses mengatur urutan data mengorganisasiknnya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Patton 1980 Moleong 2000)

b) Proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (anggapan) seperti yang disarankn oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu (Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000)

c) Proses mengorganisasikn dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankn oleh data

d) Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif yatu sesudah meninggalkan lapangan

e) Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin dan bahkan membeku atau malah menjadi kadaluarsa

f) Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha

92

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti

g) Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau utk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan

2) Teknik analisis data kuantitatif a) Proses analasis data kuantitatif dimulai dengan menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber (wawancara pengamatan dokumen resmi gambar foto dan sebagainya) mereduksi data dengan cara membuat abstraksi (rangkuman inti) menyusun dalam satuan- satuan dikategorisasi koding mengadakn pemeriksanaan keabsahan data dan menafsirkn data menjadi suatu teori substantif dg menggunakan beberapa metode tertentu

b) Proses analisis data kuantitatif secara garis besar dapat dibagi ke dalam beberapa tahap yaitu editing coding frekuensi tabulasi dan analisis data

(1) Editing adalah memeriksa kembali seluruh berkas data apakah terdapat kekeliruan dalam pengisian kepalsuan dan sejenisnya Pada umumnya editing itu dilakukan terhadap pengumpulan data melalui kuesioner yang disusun secara terstruktur dan diisi lewat wawancara formal Editing dapat dilaksanakn semasih di lapangan atau di lokasi penelitian atau dapat dilakukan setelah kembali dari lapangan atau lokasi Melalui pelaksanaan editing yang cermat dan hati- hati diharapkn data yang berhasil dikumpulkan meningkat mutunya sehingga hasil temuan meningkat kualitasnya Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa kembali berkas data antara lain Dipenuhi tidaknya ketentuan-ketentuan yang

telah ditetapkn dalam penarikan sampel

Nama dan kelengkapan identitas pengisi Kelengkapan isi jawaban

93

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Kejelasan makna jawaban dan

relevansi jawabannya

Konsistensi jawaban satu sama lainnya

Kekeliruan pekerja lapangan di

dalam menjelaskn kuesioner kepada responden

Tingkat kekeliruan di dalam memilih

responden dan kepalsuan isi jawaban

Bagan 81 Skhema Teknik Analisis Data

Deskriptif Kualitatif

(Mengatur Mengurutkn Mengelompokkn Memberi Kode

Mengkategorikan mengartikan dan Menginterpretasikan

atau Menafsirkan)

Teknik

Analisis Data KUALITATIF

Analisis SWOT

P H A

Tabel (Silang

Frekuensi) Grafik Diagram Batang dan Diagram Lingkaran

Teknik Analisis

Data

Teknik Analisis Data KUANTITATIF

Statistik

Deskriptif

Rata-rata Hitung

Median dan Modus

Varian dan Standard

Deviasi

Ekonometrika

1 Model Simultan 2 Model Sederhana

lainnya

Uji-t Uji Z

Model Optimasi (Operation Research)

1 Linear Program

2 Non Linear Programming

3 Integer Programming

4 Gooal Programmning

5 Dynamic Programming

7 Teori Antrean

8 Teori Pengambilan Keputusan

9 Teori Permainan

10 Simulasi

Model Makro Regional

1 Model Input-Output Leontief

Regional dan Interregional

2 Model SAM Regional dan

Interregional CGE

3 Location Quotion (LQ)

4 Teori Basis Export

Parametrik

Statistik Inferensia

Induktif

Non Parametrik

Uji Korelasi

One dan Two Way Anova

Regresi Sederhana dan Ganda

Multivariat

Cluster DIscriminant dan Factor Analysis Priciple Component Analysis Path analysis

SEM

Policy Analysis Matrix (PAM) Chisquare Wilcoxon Test Korelasi Rank

Sign Test

Cochran Test

Sumber Antara 2010

94

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

(2) Coding adalah proses kegiatan pemberian tanda atau simbul

atau kode setiap data yang termasuk dalam kategori yang sama Kode atau tanda tersebut bisa dalam bentuk huruf atau angka

(3) Menghitung frekuensi adalah menghitung jumlah jawaban masing-masing kategori

(4) Tabulasi data adalah menyusun data dalam bentuk tabel- tabel untuk setiap variable Cara melakukan tabulasi dapat dibedakan dua cara (a) tabulasi tunggalsederhana (simple tabulation) adalah tabulasi yang disusun dalam bentuk tabel satu kolom tunggal secara vertikal dan (b) tabulasi silang (cross tabulation) adalah setiap kesatuan data yang berhasil dikumpulkan dipecah lebih lanjut menjadi dua atau lebih sub-kesatuan

(5) Analisis data adalah menganalisis data yang telah diekstrak dari tabel-tabel menggunakan alat statistik baik statistik deskriptif maupun statistik inferensia (parametrik atau non paramterik)

(6) Pembahasan adalah memberikan interpretasi atau penafsiran atau arti terhadap hasil analisis data apakah hipotesis ditolak atau diterima dan mengkaitkannya dengan temuan- temuan peneliti lain Jika ditolak harus ditelusiri mengapa ditolak dan kemungkinan ini merupakan temuan baru sedang teori lama mungkin sudah tak berlaku lagi (kegiatan ini tidak termasuk dalam analisis data)

Teknik analisis data kuantitatif secara umum dibagi dua yaitu

(1) statistik deskriptif dan ini ada beberapa macam teknik

analisis seperti Tabel-tabel rata-Rata Modus Median Varian

Standar Deviasi dan lainnya dan (2) statistik inferensiainduktif

Inipun secara umu dibagi menjadi dua macam yaitu statistik

non parametrik dan statistik parametrik (lihat Gambar Skhema

Teknik Analisis Data)

95

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

82 Statistik Deskriptif

[1] Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsi atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau menjeneralisasi

[2] Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya

[3] Bila penelitian dilakukan pada sampel analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif ataupun inferensia

[4] Statistik deskriptif dapat digunakan bila penelitian hanya ingin mendeskripsikn data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil Namun bila ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensia

83 Statistik Inferensia

(Statistik InduktifStatistik Probabilitas) a) Statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel

dan hasilnya diberlakukan untuk menjeneralisasi populasi Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel yang diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel juga benar serta dilakukan secara random

b) Statistik ini disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkn data sampel yang kebenarannya bersifat peluang (probabilitas) kesalahan keberanan dinyatakan dalam persentase Bila taraf peluang kesalahan 5 berarti taraf kebenarankepercayaan 95 dan sebagainya dan ini lazim disebut taraf signifikansi Artinya fenomena itu berlaku benar 95 dari 100 sampel yang diambil dari populasi

96

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tabel 81 Perbedaan Statistik Parametrik dan Non

Parametrik

Statitik Parametrik Statistik Non Parametrik

1 Parameter populasi me- nyebar normal

1 Parameter populasi meng- abaikan sebaran

2 Data berasal dari nilai-ni- lai pengamatan nyata yang bersifat angka (rasio) atau paling tidak dalam skala interval

2 Data berasal dari nilai-nilai yang tidak bersifat nyata atau data nominal atau ordi- nal (order=tingkatan=skala)

3 Umumnya sifat data kuantitatif atau dapat di- jumlahkan dikurangkan dikalikan atau dibagi

3 Umumnya sifat data kualitatif tetapi kemudian dikuantifikasi dengan cara menskor atau kategori

4 memusatkan perhatian pada perbedaan nilai ten- gah (mean)

4 Memusatkan perhatian pada perbedaan median

5 Sampel atau cuplikan relatif besar agar cenderung me- nyebar normal (gt 30 unit)

5 Dapat digunakan dalam sampel (cuplikan) kecil (lt 30 unit)

97

U

BAB IX

ANALISIS SWOT DESKRIPTIF KUALITATIF UNTUK PARIWISATA

91 Analisis S-W-O-T

mumnya analisis ini digunakan dalam penelitian kualitatif yang berorientasi pada pemaknaan terhadap

suatu objek penelitian dan peneliti sekaligus sbg instrumen penelitian Metode yang digunakan pada analisis ini adalah deskriptif kualitatif dan interpretatif Analisis berupaya untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan data agar diperoleh pemahaman tentang data sesuai dengan tujuan penelitian Berdasarkan analisis kualitatif sejak observasi data telah dianalisis atau ditafsirkan oleh peneliti

Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis kualitatif identifikasi kategorisasi atau klasifikasi dan sekaligus analisis terhadap berbagai informasi yang diperoleh dari lapangan dan senantiasa mendasarkan pada kajian pustaka dan kajian teori yang telah dilakukan sebelumnya Di samping itu juga dilakukan interpretasi data dengan cermat dan mendalam yakni penafsiran yang menggunakan pengetahuan ide-ide dan konsep yang ada pada masyarakat di tempat penelitian

Analisis data kualitatif adalah proses mengatur urutan data mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar Selanjutnya memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Moleong 2000) Analisis data kualitatif adalah proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis

98

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

itu (Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) Analisis data kualitatif adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif yaitu sesudah meninggalkan lapangan Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin bahkan membeku atau malah menjadi kadaluarsa Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan

Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai faktor secara strategis berdasarkan intuisi (pemahaman dan pengetahuan) ekspert terhadap suatu objek

Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) Analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan serta lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan atau dianggap perusahaan

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal berupa peluang dan ancaman dengan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan sehingga hasil analisisnya dapat diambil suatu keputusan strategi bagi perusahaan atau dianggap perusahaan

Proses pembuatan analisis SWOT dapat dilakukan melalui empat tahap penentuan strategi dibangun untuk suatu perusahaan melalui matrik SWOT Tahapan yang dimaksud

99

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

adalah

[1] Buat daftar peluang eksternal perusahaan (atau objek wisata)

[2] Buat daftar ancaman eksternal perusahaan (atau objek wisata)

[3] Buat daftar kekuatan internal perusahaan (atau objek wisata)

[4] Buat daftar kelemahan internal perusahaan (atau objek wisata)

Berdasarkan point 1-4 akan dapat dirumuskan strategi

umum (Grand Strategy) melalui matriks IFAS dan EFAS dan

strategi alternatif (Alternative Strategy) melalui matriks

SWOT sebagai berikut

92 Analisis Matriks I-F-A-S

Setelah faktor strategi internal diidentifikasi maka perlu dilakukan analisis dengan matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dengan tahapan sebagai berikut (lihat tabel berikut)

[1] Buatlah daftar faktor-faktor internal yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses)

[2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot sama dengan satu

[3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan yang memiliki nilai 1 (sangat lemah) 2 (tidak begitu lemah) 3 (cukup kuat) 4 (sangat kuat) Jadi nilai (rating) mengacu pada kondisi perusahaan atau objek wisata (jika yang di SWOT objek wisata)

[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai skornya

[5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang dinilai Jika nilainya di bawah 15

100

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

menandakan bahwa secara internal perusahaan atau objek adalah lemah sedangkan nilai yang berada di atas 25 menunjukkan posisi internal yang kuat

Tabel Matrik 91 IFAS (Internal Factors Analysis Strategy)

Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan

Faktor Strategi Inter- nal

Bobot Rating Nilai

(bobot x rating)

Kekuatan

1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

Kelemahan

1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

Total 100

Sumber Umar (2002)

93 Analisis Matriks EFAS

Jika telah diidentifikasi faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman maka dilanjutkan dengan analisis faktor- faktor strategis eksternal (External Factor Analysis Summary) dengan tahapan di bawah ini

[1] Buatlah daftar faktor-faktor eksternal yaitu peluang (opportunity) dan ancaman (threat)

[2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot sama dengan satu

[3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masingfaktorpeluangdanancamanyangmemiliki nilai 1 (sangat berpeluang) 2 (tidak begitu berpeluang) 3

101

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

(cukup berpeluang) 4 (sangat berpeluang)

[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-maisng faktor untuk menentukan nilai skornya

[5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang dinilai Jika nilainya dibawah 25 menandakan bahwa secara eksternal perusahaan atau objek adalah terancam sedangkan nilai yang berada di atas 25 menunjukkan posisi eksternal yang berpeluang besar

Tabel 92 Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Strategy)

Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai (bobot x rating)

Peluang

1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

Ancaman

1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

Total 100

Sumber Umar (2002)

Dari nilai total faktor internal dan eksternal maka dilakukan

plotting pada matrik internal-eksternal berupa diagram sembilan

sel seperti gambar di bawah

102

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tabel 93 Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X

TOTAL NILAI IFAS

T O

T A L

N I L A I

E F A

S

4 3 2 1

3

I Tumbuh dan bina (konsen-

trasi via integrasi vertical)

II Tumbuh dan bina (konsentrasi via

integrasi horizon- tal)

III Pertahankan dan pe- lihara

(pertumbuhan berputar )

2

IV Tumbuh dan bina

V Pertahankan dan pelihara

(strategi tidak berubah)

VI

Panen atau divestasi (kawasan terikat atau

jual habis kewasp- adaan)

1 VII Pertahankan dan pelihara

(diver- sifikasi konsen- trasi)

VIII Panen atau divestasi (diversi- fikasi kongklom-

erasi)

IX Panen atau divestasi

(likuidasi)

Sumber Rangkuti 2001

Tahapan perumusan strategi alternatif melalui matriks SWOT

sebagai berikut [1] Letakkan daftar kelemahan kekuatan peluang dan

ancaman di sel masing-masing pada matriks SWOT [2] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-

kekuatan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam sel strategi SO (Strengths Opportunities)

[3] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan- kelemahan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam strategi WO (Weakneses Opportunities)

[4] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan- kekuatan dan ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi ST (Strengths Threaths)

103

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

[5] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-

kelamahan dan ancaman-ancaman kemudian catat

hasilnya dalam sel strategi WT (Weakneses Threaths)

[6]

Tabel 94 Matriks SWOT

IFAS

EFAS

Kekuatan (S) Tentukan factor kekua- tan

Internal

Kelemahan (W) Tentukan factor kelema-

han Internal

Peluang (O) Tentukan factor

Peluang Eksternal

Strategi SO Ciptakan Strategi yang

menggunakan kekua- tan untuk memanfaat-

kan peluang

Strategi OW Ciptakan Strategi yang

meminimalkan kelema- han untuk memanfaatkan

peluang

Ancaman (T) Tentukan factor

ancaman Eksternal

Strategi ST Ciptakan strategi yang

menggunakan kekua- tan untuk mengatasi

ancaman

Strategi TW Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelema- han dan menghindari

ancaman

Diadopsi dari Rangkuti 2001

Penjelasan

a) Strategi SO (Strengths Opportunities) Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran objek yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya

b) Strategi ST (Strengths Threaths) Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki objek untuk mengatasi ancaman

c) Strategi WO (Weaknesses Opportunities) Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada

d) Strategi WT (Weaknesses Threaths) Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang

104

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

ada serta menghindari ancaman

94 Analisis Q-S-P-M (Quantitative Strategics Planning

Matrix) Analisis QSPM untuk menetapkan ketertarikan relatif

(relative attractiveness) dari strategi-strategi bervariasi yang telah dipilih dan menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan Untuk mengetahui strategi yang paling baik dapat dilihat dari hasil analisis QSPM yang mendapat Total Score Attractivness yang tertinggi dari beberapa alternatif strategi yang telah dipilih

QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor-faktor internalndashexternal yang telah diidentifikasi sebelumnya

Secara konseptual tujuan QSPM adalah untuk menetapkan ketertarikan relatif (relative attractivness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih dan untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan (Umar 1999) Cara membuat tabel QSPM adalah sebagai berikut [1] Buatlah daftar peluang ancaman kekuatan dan kelemahan

di sebelah kiri QSPM Informasi ini diambil dari EFAS dan IFAS matriks

[2] Beri weight pada masing-masing eksternal dan internal Weight ini sama dengan yang ada pada EFE dan IFE matriks sebagai matriks stage I

[3] Teliti matriks-matriks pada stage II dan identifikasikan alternatif strategi yang dapat direkomendasikan dari hasil matriks SWOT dan Matriks SPACE

[4] Tetapkan Attractive Score (AS) yaitu nilai yang menunjukkan ketertarikan relatif untuk masing-masing strategi yang dipilih AS ditetapkan dengan cara meneliti faktor internal dan eksternal dan bagaimana peran dari tiap faktor dalam

105

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

proses pemilihan strategi yang sedang dibuat Batasan nilai Attractives Score adalah 1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = menarik dan 4 = sangat menarik

[5] Hitunglah Total Attractiveness Score yang didapat dari perkalian weight dengan Attractives Score pada masing- maisng baris Total Attractiveness Score menunjukkan relative attractives dari masing-masing alternatif strategi

[6] Jumlahkan semua Total Attractiveness Score pada masing- maisng kolom QSPM Dari beberapa nilai TAS yang didapat nilai TAS dari alternatif strategi tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang menjadi pilihan utama Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan yang terakhir

Tabel 95 QSPM (Quantitative Strategics Planning Matrix)

Faktor Utama Weight Alternatif Strategi

Strategi I Strategi II Strategi III

AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Eksternal 1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

Faktor Internal 1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

Total

Sumber Umar 2002

AS = Attractiveness Score TAS = Total Attractiveness Score

Penggunaan Analisis SWOT

Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata pada Taman Kupu-kupu Mutiara Kabupaten Jembrana Bali

106

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

1 Pembobotan dan Penentuan Kekuatan serta Kelemahan

Indikator-indikator Internal

No

Indikator Internal

Keanekaragaman jenis kupu-kupu

Bobot ()

Rating

Keterangan

1 690 325 Kekuatan

2 Keunikan penangkaran 661 305 Kekuatan

3 kondisi lanskap (landscape) 591 305 Kekuatan

4 Harga tiket masuk 596 290 Kekuatan

5 Harga marchendise 413 240 Kelemahan

6 Harga minuman 500 290 Kekuatan

7 Kemudahan dalam mencapai lokasi

477 235 Kelemahan

8 Kejelasan jalur rute yang dilalui menuju objek wisata

512 230 Kelemahan

9 Penyampaian informasi mela- lui mass media cetak (broshur Pamfletdan lainnya)

512 260 Kekuatan

10 Penyampaian informasi melalui website

555 270 Kekuatan

11 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan)

395 250 Kelemahan

12 Kemampuan petugas berkomu- nikasi dalam berbagai bahasa

543 235 Kelemahan

13 Program pendidikan dan pelati- han bagi petugas

445 175 Kelemahan

14 Penampilan petugas 244 175 Kelemahan

15 Keramahtamahan petugas 280 175 Kelemahan

16 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet )

550 310 Kekuatan

17 Sarana dan prasarana yang me- madai ( tempat parkir )

560 355 Kekuatan

18 Rute perjalanan pengunjung dida- lam taman kupu-kupu

463 155 Kelemahan

107

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

No

Indikator Internal

Proses penyambutan kedatangan wisatawan

Bobot ()

Rating

Keterangan

19 495 250 Kelemahan

20 Pelayanan yang diberikan 520 300 Kekuatan

TOTAL 100

3 Pembobotan dan Penentuan Peluang serta Ancaman

Indikator-indikator Eksternal

No

Indikator Eksternal Bobot ()

Rating

Keterangan

1 Penerapan teknologi informasi 775 265 Peluang

2 Sumber daya manusia yang professional

798 270 Peluang

3 Keamanan pengunjung 772 325 Peluang

4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 Peluang

5 Lokasi objek wisata 817 335 Peluang

6 Pemandangan alam sekitar 727 315 Peluang

7 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata

618 245 Ancaman

8 Bantuan dan dukungan pemer- intah

607 205 Ancaman

9 Peran serta masyarakat 648 205 Ancaman

10 Pengawasan masyarakat terh- adap objek wisata

670 260 Peluang

11 Kondisi ekonomi regional dan nasional

641 265 Peluang

12 Kondisi ekonomi global 631 250 Ancaman

13 Keanekaragaman pengunjung 785 345 Peluang

14 Motivasi pengunjung 745 330 Peluang

TOTAL 100

108

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

5 Internal Strategic Factor Analysis Summary Matrix (IFAS

Matrix)

Faktor strategis internal Bobot

()

Rating

Skor

Kekuatan (strenghts)

1 Sarana dan prasarana yang me- madai ( tempat parkir )

2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu

3 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet )

4 Kondisi lanskap (landscape)

5 Keunikan penangkaran

6 Pelayanan yang diberikan

7 Harga tiket masuk

8 Harga minuman

9 Penyampaian informasi melalui website

10 Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur )

Kelemahan (weakness)

1 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan)

2 Proses penyambutan kedatangan wisatawan

3 Harga marchendise

4 Kemampuan petugas berkomu- nikasi dalam berbagai bahasa

5 Kemudahan dalam mencapai lokasi

6 Kejelasan jalur rute yang dilalui menuju objek wisata

7 Penampilan petugas

8 Program pendidikan dan pelatihan bagi petugas

9 Keramahtamahan petugas

10 Rute perjalanan pengunjung dida- lam taman kupu-kupu

560

690

550

591

661

520

596

500

555

512

395

495

413

543

477

512

244

445

280

463

355

325

310

305

305

300

290

290

270

260

250

250

240

235

235

230

175

175

175

155

020

022

017

018

020

016

017

015

015

013

010

012

010

013

011

012

004

008

005

007

Total 100 265

109

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Skor dari Matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil

rata-rata pembobotan masing-masing indikator internal yang dikalikan dengan hasil rata-rata rating masing-masing indikator internal maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator internal Setelah itu skor dari seluruh indikator-indikator internal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan internal Hasil skor dari matrik IFAS pada Tabel di atas adalah 265

6 External Strategis Factor Analysis Summary (EFAS)

Faktor strategis eksternal Bobot ()

Rat- ing

Skor

Peluang (opportunities)

1 Keanekaragaman pengunjung

2 Lokasi objek wisata

3 Motivasi pengunjung

4 Keamanan lokasi objek wisata

5 Keamanan pengunjung

6 Pemandangan alam sekitar

7 Sumber daya manusia yang profe- sional

8 Penerapan teknologi informasi

9 Kondisi ekonomi regional dan na- sional

10 Pengawasan masyarakat terhadap objek wisata

Ancaman (threats)

1 Kondisi ekonomi global

2 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata

3 Peran serta masyarakat

4 Bantuan dan dukungan pemerintah

785

817

745

765

772

727

798

775

641

670

631

618

648

607

345

335

330

330

325

315

270

265

265

260

250

245

205

205

027

027

025

025

025

023

022

021

017

017

016

015

013

012

Total 100 285

110

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Skor dari matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil

rata-rata pembobotan masing-masing indikator eksternal yang dikalikan dengan hasil rata-rata rating masing-masing indikator eksternal maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator eksternal Setelah itu skor dari seluruh indikator-indikator eksternal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan eksternal Hasil skor dari matrik EFAS pada Tabel di atas adalah 285

7 Penentuan Posisi Organisasi Saat ini

Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X

Total nilai ifas

T O T A L

N I L A I

E F A S

4 3 (285) 2 1

3

I

Tumbuh dan bina (konsentrasi via

integrasi vertical)

II

Tumbuh dan bina (konsentrasi via

integrasi horizontal)

III Pertahankan dan pelihara

(pertumbuhan berputar )

(265)

2

IV Tumbuh dan bina

V Pertahankan dan pelihara

(strategi tidak berubah)

VI Panen atau divestasi (ka- wasan terikat atau jual habis kewaspadaan)

1 VII Pertahankan dan pelihara

(diversi- fikasi konsentrasi)

VIII Panen atau divestasi (diversifikasi kong-

klomerasi)

IX Panen atau divestasi (likui-

dasi)

8 Matrik SWOT

Setelah mengetahui posisi pertumbuhan dari objek wisata Taman Kupu-kupu serta strategi yang akan digunakan untuk mengembangkannya maka selanjutnya akan dilakukan analisa terhadap faktor-faktor internal dan eksternal dengan

111

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

menggunakan matrik SWOT sehingga dapat diperoleh langkah-langkah yang akan diambil sebagai suatu strategi

pengembangan

Matrik SWOT

STRENGHTS (S)

WEAKNESESS (W)

EFAS

IFAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sarana dan prasarana yang memadai (tempat parkir ) Keanekaragaman jenis kupu-kupu Fasilitas pendu- kung yang tersedia (toilet) Kondisi lanskap (landscape) Keunikan penang- karan

Pelayanan yang diberikan Harga tiket masuk Harga minuman Penyampaian informasi melalui website Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur )

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Penyampaian infor- masi melalui mass media audio visual (iklan) Proses penyambu- tan kedatangan wisatawan Keterjangkauan harga merchandise Kemampuan petu- gas berkomunikasi dalam berbagai bahasa Kemudahan dalam mencapai lokasi Kejelasan jalurrute yang dilalui menuju objek wisata Penampilan petugas Program pendidi- kan dan pelatihan bagi petugas Keramahtamahan petugas

Rute perjalanan pengunjung dida- lam taman kupu- kupu

112

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

OPPORTUNITIES (O) 1 Keanekaragaman

pengunjung 2 Lokasi objek

wisata 3 Motivasi pengun-

jung 4 Keamanan lokasi

objek wisata 5 Keamanan pen-

gunjung 6 Pemandangan

alam sekitar 7 Sumber daya

manusia yang professional

8 Penerapan teknologi infor- masi

9 Kondisi ekonomi regional dan nasional

10Pengawasan masyarakat terh- adap objek wisata

STRATEGI SO Bekerjasama dengan

masyarakat dalam mengawasi objek wisata Taman Kupu- kupu

Meningkatkan keamanan baik keamanan pen- gunjung maupun keamanan lokasi objek wisata

Membangun pen- angkaran kupu- kupu dilokasi lain

STRATEGI WO

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibidang pari- wisata

THREATS (T) 1 Kondisi

ekonomi global

2 Kebijakan pemerntah dibidang pariwisata

3 Peran serta masyarakat

4 Bantuan dan dukungan pemerinah

STRATEGI ST M e m b e r i k a n

p e r b e d a a n harga tiket masuk

Pemberdayaan masyarakat

STRATEGI WT Promosi dan

publikasi secara besar-besaran dan dilakukan dengan gencar Meningkatkan

jenis pelayanan yang ditawar- kan

Meningkatkan peran serta pemerintah

113

G

BAB X

THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN DAN PARIWISATA

101 Logika Kerja SPC

ambar 111 menjelaskan rangkaian atau rantai hubungan strategi operasi dan sistem penyampaian jasa dalam

suatu perusahaan dengan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan pertumbuhan pendapatan yang dicapai oleh perusahaan sebagai berikut

Gambar 111 Rantai Pelayanan (SPC)

Internal

Service

Quality

Fasilitas

Kerja

Motivasi

Material dan

Non Material

Employee

Satisfaction

(Kepuasan

Karyawan

Hotel)

External

Service

Values

(Kualitas

Pelayanan

Karyawan

Hotel)

Customer

Satisfaction

(Kepuasan

Wisatawan)

Customer

Loyalty

(Loyalitas

Wisatawan)

Revenue Growth

(Pendapatan)

Profitability (Keuntungan)

Sumber Hesket (1994)

James Hesket dan koleganya (1994) telah memberikan

kontribusi yang penting pada diskusi tentang efek dari pelayanan

yang baik pada pelanggan dalam pendapatnya tentang rantai

keuntunganpelayananSehubungandengankepuasanpelanggan

dipandang sebagai fungsi dari nilai yang diciptakan pelanggan

114

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

melalui kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan dan karyawan-karyawannya Kepuasan tersebut dipandang memberikan kontribusi besar bagi bertahannya pelanggan dan selanjutnya kemampuan menghasilkan keuntungan Model Hesket tentang rantai keuntungan pelayanan terutama penting karena model tersebut mengakui bahwa kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan adalah sebuah fungsi dari tingkat kepuasan karyawan yang bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan

Dari Gambar 81 terlihat bahwa proses ini dimulai dari terbentuknya operating strategy and service delivery system yaitu kepuasan karyawan dan loyalitas karyawan sebagai akibat dari persepsi mereka yang sangat baik terhadap kualitas pelayanan internal yang mereka peroleh selama ini Ini menjelaskan bahwa kepuasan karyawan berhubungan dengan ketepatan dan kenyamanan disain pekerjaan jenis pekerjaan proses seleksi dan pengembangan pengakuan dan penghargaan serta peralatanfasilitas untuk melakukan pelayanan kepada ldquothe next processrdquo (because the next process is your customers) akan mendorong terjadinya suatu proses pelayanan internal secara dua arah dalam artian

ldquoAnda melayani dengan baik Anda juga dilayani dengan baikrdquo

Menurut Heskett dan koleganya loyalitas karyawan yang

diberikan berupa keinginan karyawan untuk bekerja lebih

lama (employee retention) dan juga meningkatkan produktivitas

kerjanya (employee productivity) Pada gilirannya loyalitas

karyawan tersebut akan mampu menumbuhkan kualitas

pelayanan eksternal yang akan mampu memuaskan pelanggan

Pelanggan yang puas akan cenderung bersikap loyal dan

pelanggan yang bersifat loyal akan merupakan modal bagi suatu

perusahaan untuk memupuk laba atau profit dan pertumbuhan

pendapatan pada perusahaan yang menjadi business results yang

115

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

diberkan oleh pelanggan

Perlunya memperhatikan sumber daya manusia karena sifat yang inseparability (proses produksi dan konsumsi jasa terjadi secara bersamaan) dan variability (variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung pada siapa kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan maka kerjasama antara perusahaan jasa dalam hal ini diwakili oleh karyawan dengan pelanggannya sangat dibutuhkan Oleh sebab itu kualitas jasa terkait erat dengan kinerja manusia Hal ini sesuai dengan pendapat Zeithaml dan Bitner (2000) yang mengatakan kontak karyawan mewakili organisasi dan dapat secara langsung mempengaruhi kepuasan pelanggan Menurut Rucci (1998) titik tolak ldquoThe Service-Profit-Chainrdquo tidak terlepas dari tujuan mendasar dari keseluruhan entitas bisnis secara umum yaitu menaikkan laba dari aktivitas operasionalnya meningkatkan produktivitas serta meningkatkan pertumbuhan pendapatan

Ketika sebuah perusahaan memberikan nilai bagi karyawan-karyawannya perusahaan tersebut meningkatkan nilai yang akhirnya akan disampaikan kepada pelanggan Banyak hal yang diinginkan karyawan dari pekerjaannya sama dengan yang diingikan pelanggan dari bisnis-bisnis mereka Kepuasan rasa hormat dan nilai keseluruhannya penting ditempat kerja Bukan rahasia lagi kalau karyawan yang puas bisa jadi lebih memberikan pelayanan berkualitas tinggi baik untuk perusahaan maupun untuk pelanggan eksternal daripada mereka yang tidak puas dengan pekerjaannya Karena itu perusahaan yang ingin memberikan pelayanan istimewa dan meningkatkan kepuasan pelanggan pertama-tama harus memusatkan perhatian pada kualitas pelayanan yang diberikan dalam organisasi tersebut

102 Kualitas layanan internal (internal service quality)

Industri jasa seringkali dikarakteristikkan sebagai transaksi dari suatu hal yang tidak berwujud antara penyedia jasa dan

116

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

konsumen (Gronroos 1990) kualitas dari penyedia jasa atau yang disebut juga layanan internal memiliki pengaruh langsung terhadap proses penyampaian jasa dan kepuasan konsumen Seperti yang dikatakan oleh Pillai dan Bagavathi (2003) bahwa kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi tidaklah tergantung pada peralatan mesin-mesin maupun materi lain tetapi justru pada sumber daya manusianya Demikian pula di industri jasa sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai pelaksana dan penunjang operasional dan manajemen industri jasa tersebut

Selain sebagai pilar dalam organisasi Azzohlini (1993) menyebutkan bahwa karyawan merupakan aset penting untuk membedakan satu organisasi dengan organisasi lain dimana karyawan yang berkualitas akan menjadi keunggulan yang kompetitif bagi organisasi (Cheng 2000) Sebagai tambahan dalam artikelnya ldquoA Study on the Factors of Internal Service Quality-Nurse for examplerdquo Cheng menyatakan adanya korelasi yang positif antara kualitas layanan internal dengan kepuasan karyawan Beberapa faktor yang terkandung dalam kualitas layanan internal seperti tipe manajemen komunikasi antar departemen yang ada reward training job description yang jelas dan tanggung jawab yang tepat sangat berpengaruh terhadap kepuasan karyawan dalam bekerja dimana pada akhirnya akan berdampak langsung pada kinerja perusahaan Sebagai misal Roth dan Jackson (1995) dalam penelitian secara empirik di industri keuangan menemukan bahwa kualitas layanan internal berhubungan secara langsung dengan kinerja perusahaan (Siehoyono 2004)

Senada dengan pernyataan di atas OrsquoConnor (2001) dalam artikelnya Performance Management- Electrical Wholesaling menyatakan bahwa ldquopeople behave as they are measured and drive action as they are rewardedrdquo yang berarti orang berperilaku sebagaimana mereka diukur dan bertindak sebagaimana mereka di hargai Seperti yang dikemukakan oleh Vroom (1964) bahwa

117

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

setiap individu akan berusaha dengan harapan mendapat sesuatu namun seberapa keras usahanya juga tergantung dengan seberapa besar sesuatu yang diberikan kepadanya Heskett et al (1997) mengemukakan model The Service Profit Chain sebagai rangkaian sebab-akibat yang menghasilkan keuntungan dan pertumbuhan Model ini menyatakan bahwa kualitas layanan internal akan mempengaruhi kepuasan loyalitas dan produktivitas karyawan Fornell (1996) mengemukakan bahwa kepuasan karyawan akan pelayanan internal yang berkualitas akan mendorong tumbuhnya loyalitas karyawan dalam organisasi dan pada akhirnya akan mendorong penciptaan nilai pelayanan eksternal yang kemudian menentukan kepuasan pelanggan eksternal (Siehoyono 2004)

103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction)

Karyawan yang memiliki sikap perjuangan pengabdian disiplin dan kemampuan profesional sangat mungkin mempunyai prestasi kerja dalam melaksanakan tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna Karyawan yang profesional dapat diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu perpikir kerja keras bekerja sepenuh waktu disiplin jujur loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya (Hamid et al 2003)

Pengertian di atas menggambarkan bahwa penyempurnaan di bidang personalia hanya selalu mendapat perhatian untuk menuju karyawan yang profesional dengan berbagai pendekatan dan kebijaksanaan Untuk itu diperlukan adanya pembinaan penyadaran dan kemauan kerja yang tinggi untuk mencapai kinerja yang diharapkan Apabila karyawan penuh kesadaran bekerja optimal maka tujuan organisasi akan lebih mudah tercapai Peningkatan sikap perjuangan pengabdian disiplin kerja dan kemampuan profesional dapat dilakukan melalui serangkaian pembinaan dan tindakan nyata agar upaya peningkatan prestasi kerja dan loyalitas karyawan

118

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

dapat menjadi kenyataan Salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan adalah kepuasan karyawan

104 Loyalitas karyawan (employee loyalty)

Heskett menjelaskan karyawan yang loyal dan produktif tentu tidak otomatis terjadi tanpa terbangunnya terlebih dahulu rasa kepuasan dari dalam diri sang karyawan terhadap pekerjaannya atasannya peralatan dan fasilitas serta aspek- aspek lainnya Banyak terjadi karyawan dirsquotekanrsquo untuk bekerja demi mencapai target-target tertentu namun tidak didukung dengan peralatansarana otoritas bimbingan atasan sehingga alhasil berdampak kepada buruknya proses dan tentunya hasil akhir (produk) yang diberikan kepada pelanggan Dengan kata lain banyak perusahaan yang menekankan kepada kepuasan pelanggan tanpa banyak melihat bahwa salah satu kunci sukses dalam mencapainya adalah kepuasan karyawan karena baik buruknya Value yang diterima pelanggan seluruhnya berasal dari tangan-tangan karyawan yang bekerja di perusahaan Keluaran produk dan primanya pelayanan sudah pasti berasal dari para karyawan yang rdquobetahrdquo bekerja di perusahaan tidak hanya betah tetapi juga rdquobergerakrdquo dalam artian meningkat produktivitasnya Betah (employee retention) dan produktif (employee productivity) di sini tidak terpisahkan karena banyak kasus para karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun di perusahaan namun tidak memberikan nilai produktivitas kepada perusahaan

105 Nilai layanan eksternal (external service value)

Yang membuat pelanggan puas adalah apabila apa yang dikorbankannya lebih sedikit dari apa yang didapatkannya Hal ini tidak hanya dari sisi price tapi merupakan satu paket yang bernama rdquoservice deliveryrdquo Possitive Value inilah yang merupa- kan hasil akhir yang diterima (perceived) oleh pelanggan dan pada akhirnya mereka akan memiliki suatu pandangan (per-

119

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

ception) mengenai valuabletidaknya produkperusahaan Anda bagi mereka yang bermuara kepada puastidaknya mereka

106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction)

Telah menjadi suatu kepercayaan umum khususnya didunia bisnis bahwa kepuasan pelanggan menjadi salah satu kunci keberhasilan suatu usaha Hal ini dikarenakan dengan memuaskan konsumen organisasi dapat meningkatkan tingkat keuntungannya dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas (Barsky 1992)

107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty)

Loyalitas merupakan suatu proses panjang dan berkesinambungan dan dipupuk disepanjang perjalanan hubungan (relationship) antara pihak perusahaan dengan pelanggan Mustahil rasanya pelanggan akan loyal (kecuali terpaksa loyal akibat tidak ada pilihan lain atau monopoli) apabila sepanjang pengalamannya berinteraksi dengan pihak perusahaan dia tidak merasakan pemenuhan kebutuhan dan keinginannya

Manfaat yang dapat ditimbulkan dari loyalitas pelanggan bagi perusahaan yang Pertama konsumen yang puas terhadap barang dan jasa yang dikonsumsinya akan mempunyai kecenderungan untuk membeli ulang dari produsen yang sama Keinginan untuk membeli ulang sebagai akibat dari kepuasan ini adalah keinginan untuk mengulang pengalaman yang baik dan menghindari pengalaman yang buruk (Solomon 1996) Kedua kepuasan merupakan faktor yang mendorong adanya komunikasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth communication) yang bersifat positif (Solomon 1996) Bentuk dari komunikasi dari mulut ke mulut yang disampaikan oleh orang yang puas ini bisa berbentuk rekomendasi kepada calon konsumen lain dorongan kepada rekan untuk melakukan bisnis dengan penyedia dimana konsumen puas dan mengatakan hal-hal

120

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

yang baik tentang penyedia jasa dimana ia puas (Zeithaml et al 1996) Faktor terakhir atau Ketiga dari efek kepuasan konsumen terhadap perilaku adalah konsumen yang puas cenderung untuk mempertimbangkan penyedia jasa yang mampu memuaskan sebagai pertimbangan pertama jika ingin membeli produk atau jasa yang sama Faktor terakhir ini dikenal sebagai faktor kognitif yang ditimbulkan oleh adanya kepuasan (Gremler dan Brown 1997) Dari diskusi diatas nampak bahwa kepuasan pelanggan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku konsumen baik konsumen yang ada maupun potensial

108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth)

Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus bisnis (Fauzi 1995) Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki produk atau jasa secara signifikan memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang biak Perusahaan dalam tahap ini mungkin secara aktual beroperasi dalam arus kas yang negatif dari tingkat pengembalian atas modal investasi yang rendah Sasaran keuangan dari bisnis yang berada pada tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan

Revenue Growth merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut Pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan juga pertumbuhan keuntungan dianggap penting bagi perusahaan yang menjual produk dan jasa ke publik

109 Profitabilitas (Profitability)

Housny dan Bachtiar telah berpendat tentang peningkatan manfaat aplikasi CRM dengan perhitungan Customer Profitability menjelaskan bahwa Profitability adalah ukuran tingkat kontribusi keuntungan tiap pelanggan terhadap total keuntungan

121

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

perusahaan Atau dengan kata lain seberapa menguntungkan seorang pelanggan di mata perusahaan Pelanggan yang menguntungkan harus dijaga agar loyal sehingga tidak berpindah ke jasa lain Jika belum menguntungkan hubungan dengan pelanggan perlu dikembangkan sampai menguntungkan Jika tetap tidak menguntungkan tidak ada salahnya mengurangi intensitas bahkan memutuskan hubungan daripada menjadi beban bagi perusahaan

1010 Hipotesis SPC

[1] Kualitas layanan internal memiliki korelasi dengan kepuasan karyawan

[2] Kepuasan karyawan memiliki korelasi dengan loyalitas karyawan

[3] Loyalitas karyawan memiliki korelasi dengan nilai layanan eksternal

[4] Nilai layanan eksternal memiliki korelasi dengan kepuasan pelanggan

[5] Kepuasan pelanggan memiliki korelasi dengan loyalitas pelanggan

[6] Loyalitas pelanggan memiliki dengan pertumbuhan pendapatan

[7] Loyalitas pelanggan memiliki korelasi dengan profitabilitas

[8] Pertumbuhan pendapatan memiliki korelasi dengan kualitas layanan internal

[9] Profitabilitas memiliki korelasi dengan kualitas layanan internal

Studi Kasus Analisis SPC pada Jasa Perhotelan

(1) Hubungan Internal Service Quality dengan Employee

Satisfaction (H1)

Besar hubungan antar variabel Internal Service Quality dan Employee Satisfaction terlihat tinggi dan

122

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Employee

Employee

Pearson Correlation Employee Loyalty

Employee Satisfaction 1000

783 783

1000 Sig (1-tailed) Employee Loyalty

Employee Satisfaction

000 000

N Employee Loyalty

Employee Satisfaction 81

81 81

81

berarah positif (searah) Ini berarti semakin tinggi Internal Service Quality yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 079) pada kepuasan karyawan dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig

0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

Employee

Internal

Service Pearson Correlation Employee Satisfaction

Internal Service Quality 1000

790 790

1000 Sig (1-tailed) Employee Satisfaction

Internal Service Quality

000 000

N Employee Satisfaction

Internal Service Quality 81

81 81

81

(2) Hubungan Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty (H2)

Besar hubungan antar variabel Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti semakin tinggi Employee Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0783) pada Employee Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig

0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

(3) Hubungan Employee Loyalty dengan External Service Value (H3)

Besar hubungan antar variabel Employee Loyalty dengan External Service Value terlihat tinggi dan berarah

123

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

positif (searah) Ini berarti semakin tinggi Employee Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0815) pada External Service Value dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig

0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

External

Employee

Pearson Correlation External Service Value

Employee Loyalty 1000

815 815

1000 Sig (1-tailed) External Service Value

Employee Loyalty

000 000

N External Service Value

Employee Loyalty 59

59 59

59

(4) Hubungan External Service Value dengan Customer Satisfaction (H4)

Besar hubungan antar variabel External Service Value dengan Customer Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti semakin tinggi External Service Value yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 076) pada Customer Satisfaction dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih

kecil dari 005)

Correlations

Customer

External

Pearson Correlation Customer Satisfaction

External Service Value 1000

760 760

1000 Sig (1-tailed) Customer Satisfaction

External Service Value

000 000

N Customer Satisfaction

External Service Value 59

59 59

59

(5) Hubungan Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty (H5)

Besar hubungan antar variabel Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer

124

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Correlations

Customer

Customer

Pearson Correlation Customer Loyalty

Customer Satisfaction 1000

622 622

1000 Sig (1-tailed) Customer Loyalty

Customer Satisfaction

000 000

N Customer Loyalty

Customer Satisfaction 59

59 59

59

Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0622) pada Customer Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(6) Hubungan Customer Loyalty dengan Revenue Growth

(H6) Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty

dengan Revenue Growth terlihat tinggi dan berarah positif

(searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang

ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi

kenaikan (dalam kisaran sedang 0935) pada Revenue

Growth dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang

terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih

kecil dari 005)

Correlations

Revenue

Customer

Pearson Correlation Revenue Growth

Customer Loyalty 1000

935 935

1000 Sig (1-tailed) Revenue Growth

Customer Loyalty

000 000

N Revenue Growth

Customer Loyalty 59

59 59

59

(7) Hubungan Customer Loyalty dengan Profitability

(H7) Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty

dengan Profitability terlihat tinggi dan berarah positif

(searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty

125

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0875) pada Profitability dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari

005)

Correlations

Customer

Pearson Correlation Profitability

Customer Loyalty 1000

875 875

1000 Sig (1-tailed) Profitability

Customer Loyalty

000 000

N Profitability

Customer Loyalty 59

59 59

59

(8) Hubungan Revenue Growth dengan Internal Service Quality (H8)

Besar hubungan antar variabel Revenue Growth dengan Internal Service Quality terlihat rendah dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Revenue Growth yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran rendah 0475) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai

sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

Internal

Service

Revenue Pearson Correlation Internal Service Quality

Revenue Growth 1000

457 457

1000 Sig (1-tailed) Internal Service Quality

Revenue Growth

000 000

N Internal Service Quality

Revenue Growth 81

81 81

81

(9) Hubungan Profitability dengan Internal Service Quality (H9)

Besar hubungan antar variabel Profitability dengan Internal Service Quality terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya

126

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Profitability yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0634) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

Internal

Service

Pearson Correlation Internal Service Quality

Profitability 1000

634 634

1000 Sig (1-tailed) Internal Service Quality

Profitability

000 000

N Internal Service Quality

Profitability 81

81 81

81

127

T

BAB XI

ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN PARIWISATA

111 Filosofis Analisis Faktor

eknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor Menurut Santoso dan Tjiptono

(2001) ldquoAnalisis faktor adalah alat yang digunakan untuk meringkas sejumlah variabel (multivariant menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktorrdquo Sebelum dilakukan analisis faktor Akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reabilitas

Pengujian validitas bertujuan untuk memeriksa apakah isi kuisioner sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur dan cukup dipahami oleh semua responden yang diindikasikan oleh kecilnya prosentase jawaban responden yang tidak terlalu menyimpang dengan rata-rata jawaban responden lain

Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap skor butir Sugiyono (2001) menyatakan bahwa ldquoSyarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir dengan skor total adalah 03 (r = 03)rdquo Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid

Setelah data valid maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas Pengujian reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran andal (reliabel) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang Santoso dan

128

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tjiptono (2001 252) menyatakan bahwa ldquoCara pengujian reliabilitas adalah dengan mencari nilai α - cronbach dimana nilai α berkisar antara 0 sampai 1 semakin besar nilai yang diperoleh maka semakin reliabel variabel tersebutrdquo

Pengujian validitas dan reliabilitas hanya dilakukan pada pertanyaan-pertanyaan dengan pilihan jawaban yang menggunakan skala likert Sedangkan untuk pertanyaan yang jawabannya tidak menggunakan skala likert (pertanyaan mengenai demografi) hanya akan diolah secara deskriptif antara lain jenis kelamin usia dan sumber informasi mengenai Kantor Pusat Merpati Nusantara Airlines Denpasar

Santoso dan Tjiptono (2001) menyatakan bahwa ldquoSetelah data valid dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis faktor tahap I tahap II (factoring dan rotasi) dan yang terakhir adalah analisis faktor tahap III (penamaan faktor )rdquo

112 Tahapan Analisis Faktor

Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) tahapan proses analisis faktor yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut (1) Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk

dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak Dalam hal ini menggunakan metode KMO dan Bartlett Test of Sphericity pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy) serta pengujian dengan Anti Image Matrices

(2) Proses factoring yaitu melakukan ekstrasi terhadap sekumpulan variabel yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstrasi adalah Principal Component Analysis Proses selanjutnya adalah melakukan proses rotasi untuk memperjelas apakah faktor yang terbentuk

129

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain

(3) Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen value di atas)

(4) Uji keakuratan model

Studi Kasus Penggunaan Analisis Faktor FaktorndashFaktor

Yang Mempengaruhi Wisatawan Berkunjung Ke Kebun Raya

Ekakarya Bedugul Bali

(1) Pra analisis Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dibuat merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap skor butir Menurut Masrun seperti apa yang dikutip oleh Sugiyono (2001) Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir dengan skor total adalah 03 ( r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka angket tersebut dinyatakan tidak valid Berdasarkan uji validitas diperoleh hasil sebagai berikut

Hasil Pengujian Validitas

Variabel Koefisien Korelasi

Tingkat Signifikan

Keterangan

Q1 0403 0000 Valid Q2 0541 0000 Valid Q3 0501 0000 Valid Q4 0441 0000 Valid Q5 0561 0000 Valid Q6 0528 0000 Valid Q7 0622 0000 Valid

130

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Variabel Koefisien Korelasi

Tingkat Signifikan

Keterangan

Q8 0620 0000 Valid Q9 0608 0000 Valid Q10 0529 0000 Valid Q11 0437 0000 Valid Q12 0506 0000 Valid Q13 0618 0000 Valid Q14 0564 0000 Valid Q15 0623 0000 Valid Q16 0579 0000 Valid Q17 0559 0000 Valid Q18 0581 0000 Valid Q19 0655 0000 Valid Q20 0561 0000 Valid

Berdasarkan tabel tersebut bisa dilihat bahwa

tingkat validitas untuk semua butir berada diatas 03 dan tingkat signifikanya semua berada dibawah 5 dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket yang dibuat sudah valid

Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan mengetahui sejauh mana hasil pengukuran handal (reliable) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang Tingkat reliabilitas akan dilihat dari nilai alpha cronbach Semakin besar nilainya maka semakin reliable Menurut Nunnally 1969 yang dikutip oleh Imam Ghozali (2001) mengatakan variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha gt60 Hal yang sama juga dikemukakan oleh Ronny Kountur (2003 164 ) tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima sebesar 060 test yang reliabilitasnya dibawah 060 dianggap tidak reliable Dari hasil pengujian diperoleh hasil alpha cronbach 0879 berarti berada diatas 06 dengan demikian boleh dikatakan sudah reliable

131

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

(2) Analisis Faktor

a) Tahap Pertama Masalah Penelitian Dalam tahap ini ditentukan 20 variabel yang diidentifikasikan sebagai variabel-variabel yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali dengan jumlah responden atau wisatawan yang diteliti berjumlah 100 orang

b) Tahap Kedua Pembentukan Matrik Korelasi Matriks korelasi merupakan matrik yang

memuat koefisien korelasi dari semua pasangan variabel dalam penelitian ini Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar variabel penelitian Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor

Dalam tahap ini ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat dilaksanakan yang pertama yaitu menentukan besaran nilai Barlett Test of Sphericity yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antar variabel dan kedua adalah Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Adequacy yang digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan koefisein korelasi parsialnya

Menurut Wibisono (2003) kriteria kesesuaian dalam pemakaian analisis faktor adalah jika harga KMO sebesar (09) berarti sangat memuaskan jika harga KMO sebesar (08) berarti memuaskan jika harga KMO sebesar (07) berarti harga menengah jika harga KMO sebesar (06) berarti cukup jika harga KMO sebesar (05) berarti kurang memuaskan dan jika harga KMO kurang dari (05) tidak dapat

132

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

diterima

Besaran Nilai Barlett Test of Sphericity dan Nilai Keiser-

Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Aduquacy

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy 706

Bartlettrsquos Test of Sphericity Approx Chi-Square 2167548

df 190

Sig 000

Hasil analisis yang didapatkan dengan

software SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel 92 Hasil perhitungan menunjukkan besaran nilai Barlett Test of Sphericity adalah (2167547) pada signifikan (0000) yang berarti bahwa pada penelitian ini ada korelasi yang sangat signifikan antar variabel dan hasil perhitungan KMO sebesar (0706) sehingga kecukupan sampel termasuk kategori yang menengah

Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA) Menurut Santoso (2002) angka MSA berkisar antara 0 sampai dengan 1 dengan kreteria yang digunakan untuk intepretasi adalah sebagai berikut Jika MSA = 1 maka variabel tersebut dapat

diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lainnya

Jika MSA lebih besar dari setengah (05) maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut

Jika MSA lebih kecil dari setengah (05) dan atau mendekati nol (0) maka variabel tersebut tidak dapat di analisis lebih lanjut atau dikeluarkan

133

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

dari variabel lainnya

Besaran Nilai Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Varia- bel

Nilai MSA

Varia- bel

Nilai MSA

Anti-image Correlation

Q1 069

Anti-image Cor- relation

Q11 073

Q2 081 Q12 072

Q3 072 Q13 081

Q4 070 Q14 062

Q5 068 Q15 069

Q6 065 Q16 073

Q7 068 Q17 065

Q8 069 Q18 065

Q9 082 Q19 069

Q10 084 Q20 066

Nilai MSA ini untuk ke 20 variabel yang diukur lebih besar dari (05) dengan melihat nilai Barlett Test of Sphericity Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan KMO tersebut di atas pada table 103 reduksi faktor tidak harus diulangi karena semua variabel dengan nilai MSA lebih besar dari 05

c) Tahap Ketiga Ekstraksi Faktor

Pada tahap ini akan dilakukan proses inti dari analisis faktor yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada (KMOgt05) sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk maksud ini adalah Principal Component Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari orthogonal) Hasil analisis yang didapatkan dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat

134

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pada Tabel 94

Cummunalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada Pada Tabel 94 terlihat bahwa untuk variabel (Jarak menuju lokasi) angkanya adalah (0768996) ini berarti sekitar 769 varians dari variabel (Jarak menuju lokasi) bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk Demikian seterusnya untuk variabel lainnya dengan ketentuan semakin besar nilai communalities sebuah variabel berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk

Penentuan jumlah faktor yang masing-masing merupakan gabungan dari beberapa variabel yang saling berhubungan didasarkan atas nilai eigenvalue Eigenvalue merupakan penjumlahan varian nilai-nilai korelasi setiap faktor terhadap tiap-tiap variabel yang membentuk faktor yang bersangkutan Semakin besar nilai eigenvalue suatu faktor semakin representatif faktor tersebut mewakili kelompok variabel yang ada Susunan eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil dengan kriteria bahwa angka eigenvalue di bawah satu tidak digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk

Besaran Nilai Communalities dengan Menggunakan

Metode Principal Component Analysis

Variabel Kode Initial Extraction Jarak Menuju Lokasi Q1 1000 0768996 Waktu tempuh Menuju lokasi Q2 1000 0915934 Kemudahan Menuju lokasi Q3 1000 0946773 Lingkungan Kebun Raya Q4 1000 0853972 Ketenangan (Tidak Bising) Q5 1000 0808596 Fasilitas Rekreasi Q6 1000 0677593 Fasilitas Bermain Q7 1000 0896841 Ketersediaan Cinderamata Q8 1000 0879808 Ketersediaan Informasi Q9 1000 0793567

135

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Variabel Kode Initial Extraction Kapasitas Parkir Q10 1000 0742232 KetersediaanTempat Sampah Q11 1000 0572826 Harga Tiket Masuk Q12 1000 0735828 Harga Sewa fasilitas Q13 1000 0819259 Harga Cinderamata Q14 1000 0936124 Keindahan Alam Q15 1000 0946298 Kelangkaan Jenis Tanaman Q16 1000 0929144 Keunikan Jenis Tanaman Q17 1000 0835503 Keamanan di areal Kebun Q18 1000 0817213 Kecepatan Pelayanan Informasi Q19 1000 0824454 Pelayanan Tiket masuk Q20 1000 0687878

Extraction Method Principal Component Analysis

Pada Tabel di atas terlihat bahwa pada penelitian ini

diperoleh lima faktor yang memiliki eigenvalue lebih besar

dari 10 Kelima faktor tersebut menjelaskan (819442)

total varian variabel yang mempengaruhi wisatawan untuk

mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali

Total Variance Explained dengan Eigenvalue satu

Component

Initial Eigenvalues

Total of Variance Cumulative

1 6218104 3109052 3109052

2 3486107 1743054 4852106

3 3054687 1527343 6379449

4 2081223 1040612 7420061

5 1548718 774359 819442

Extraction Method Principal Component Analysis

d) Tahap Keempat Matrik Rotasi Faktor

Setelah diketahui bahwa 5 (lima) faktor adalah jumlah yang paling optimal maka Tabel 96 mendiskripsikan Component Matrix yaitu yang menunjukkan distribusi ke 20 variabel dalam

136

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

penelitian ini pada lima faktor yang terbentuk melalui rotasi faktor

Pada rotasi faktor matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang lebih sederhana sehingga lebih mudah diinterpretasikan Dalam analisis ini rotasi faktor dilakukan dengan metode rotasi varimax Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat faktor Loading Faktor Loading adalah angka yang menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu faktor dua faktor tiga faktor empat atau faktor lima yang terbentuk Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris di dalam tabel berikut

Distribusi Komponen Matrik yang Dirotasi

Component 1 2 3 4 5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20

024

061

041

083

891

806

934

922

873

147 -086 -052 213 076 049 074 149 082 173 211

853

924

952

915

165

124

149

061

089

164

119

141

130

052

091

007

149

088

129

130

892

877

848

793

-081 201 129 000 -005 -008 077 083 082 827 713 801 862 215 359 162 008 143 111 056

080

050 -004 074 035 037 036 031 075 178 219 250 044

069

007

056

044

052 -049 033 171 075 041 055 101 096 089 227 103

935

892

933

095

111

108

040 Extraction Method Principal Component Analysis Rotation Method Varimax with Kaiser Normalization a Rotation converged in 5 iterations

137

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Menurut Hair (1998) suatu variabel dapat dikatakan termasuk dalam suatu faktor apabila factor loading dari faktor tersebut minimal 05 Pada Tabel 96 terlihat bahwa untuk semua variabel berada di atas 05 maka variabel ini bisa dimasukkan sebagai komponen faktor

e) Tahap kelima Memberi Nama Faktor

Pada tahap ini akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk berdasarkan faktor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya Hasil analisis menemukan ada lima faktor yang terbentuk seperti tabel berikut

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wisatawan untuk

Berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali

Nama Faktor

Kode

Nama Variabel Factor Loading

Explained Variance

Faktor 1 (Fasilitas)

Q5 Ketenangan (Tidak Bising) 891

31

Q6 Fasilitas Rekreasi 806 Q7 Fasilitas Bermain 934 Q8 Ketersediaan Cinderamata 922 Q9 Ketersediaan Informasi 873

Faktor 2 (Kemuda- han menuju Lokasi)

Q1 Jarak Menuju Lokasi 853

17

Q2 Waktu tempuh Menuju lokasi

924

Q3 Kemudahan Menuju lokasi 952 Q4 Lingkungan Kebun Raya 915

Faktor 3 (Keunikan dan Pelayanan)

Q17 Keunikan Jenis Tanaman 892

15

Q18 Keamanan di areal Kebun 877 Q19 Kecepatan Pelayanan

Informasi

848

Q20 Pelayanan Tiket masuk 793 Faktor 4 (Harga)

Q10 Kapasitas Parkir 827

10

Q11 KetersediaanTempat Sampah

713

Q12 Harga Tiket Masuk 801 Q13 Harga Sewa fasilitas 862

138

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Nama Faktor

Kode

Nama Variabel Factor Loading

Explained Variance

Faktor 5 (Keindahan dan Kelang- kaan Tana- man)

Q14 Harga Cinderamata 935

77

Q15 Keindahan Alam 892

Q16 Kelangkaan Jenis Tanaman 933

Rincian faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan

berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya dapat dijelaskan sebagai berikut

1) Faktor pertama adalah faktor fasilitas

Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terbesar terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 6218104 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 31 Faktor ini terdiri atas lima variabel variabel-variabel tersebut adalah ketenangan dengan factor loading sebesar 0891 fasilitas rekreasi dengan factor loading sebesar 0806 fasilitas bermain dengan factor loading sebesar 0934 Ketersediaan Cinderamata dengan factor loading sebesar 0922 dan ketersediaan informasi dengan factor loading sebesar 0873

2) Faktor kedua adalah faktor Kemudahan menuju Lokasi

Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 3486107 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 17 Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah jarak menuju lokasi kebun raya dengan factor loading 0853 waktu tempuh menuju lokasi dengan factor loading 0924 kemudahan menuju lokasi dengan factor loading 0952 dan lingkungan kebun raya dengan factor loading 0915

139

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

3) Faktor ketiga adalah faktor Keunikan dan Pelayanan

Faktor ketiga ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh sedang terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 3054687 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 15 Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah keunikan jenis tanaman dengan factor loading 0892 keamanan di areal kebun raya dengan factor loading 0877 kecepatan pelayanan informasi dengan factor loading 0848 dan pelayanan tiket masuk dengan factor loading 0793

4) Faktor keempat adalah faktor Harga

Faktor keempat ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh cukup terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 2081223 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 10 Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah Kapasitas parkir dengan factor loading 0827 Ketersediaan tempat sampah dengan factor loading 0713 Harga Tiket masuk dengan factor loading 0801 dan Harga Sewa Fasilitas dengan factor loading 0862

5) Faktor kelima adalah faktor Keindahan dan Kelangkaan

Tanaman Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh

terkecil terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 1548718 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 77 Faktor ini terdiri dari tiga variabel variabel-variabel tersebut adalah Harga cinderamata dengan factor loading 0935 keindahan Alam dengan factor loading 0892 dan Kelangkaan jenis tanaman dengan factor loading 0933

140

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

f) Uji Ketepatan Model

Ketepatan model dapat diketahui dari besarnya residual yang terjadi yaitu perbedaan korelasi yang diamati dengan korelasi yang diproduksi berdasarkan hasil estimasi matrik factor Dengan menggunakan program SPSS 1600 diketahui besarnya persentase residual adalah 16 atau sebanyak 31 residual dengan signifikansi 005

ldquoResiduals are computed between observed and

reproduced correlations There are 31 (160)

nonredundant residuals with absolute values greater

than 005rdquo

Hal ini mengindikasikan bahwa model dapat diterima dengan

ketepatan model 84 pada tingkat signifikan 005

141

M

BAB XII

MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS

121 Filososfi MDS

utidimensional scaling bertujuan untuk mengukur perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi

berdasarkan kesamaan persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek dalam ruang multidimensi

MDS is not so much an exact procedure as rather a way to ldquorearrangerdquo objects in an efficient manner so as to arrive at a configuration that best approximates the observed distances It actually moves objects around in the space defined by the requested number of dimensions and checks how well the distances between objects can be reproduced by the new configuration In more technical terms it uses a function minimization algorithm that evaluates different configurations with the goal of maximizing the goodness-of-fit (or minimizing ldquolack of fitrdquo) Borg and Lingoes (1987) Borg and Guttman (1968)

MDS juga disebut perceptual mapping yang berarti suatu

presedur yang memungkinkan peneliti dapat menentukan citra

persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah mentransformasi

penilaian konsumen atas kemiripan (similarity) atau preferensi

ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi

122 Konsep Persepsi

Heibing dan Cooper dalam Kasali (2001526) menyatakan persepsi adalah bahan baku untuk melakukan posisioning sebuah produk dan selanjutnya untuk membangun persepsi sebuah produk di dalam pasar sasaran relatif terhadap produk sejenis atau pesaing Lebih lanjut Mowen dalam Kasali (2001 522)

142

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

mendifinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu- individu terekspose oleh informasi kemudian memproses dalam memorinya dan selanjutnya menginterpretasikannya sebagai sebuah informasi

Persepsi diharapkan terbentuk dari pengamatan atas atribut yang dimiliki oleh Kebun Raya Bali secara langsung oleh pengunjung atau konsumen tersebut akan memberikan informasi terhadap posisioning ecotourism dan sekaligus juga memberikan gambaran secara umum tentang posisioning obyek wisata sejenis ecotourism saat ini di Bali

Berikut jaring-jaring persepsi dijelaskan dalam bagan

dibawah ini

Gambar 121 Jaring-Jaring Persepsi

123 Konsep Positioning

Menurut Kartajaya (2002 435) perlu diperhatikan dalam membuat positioning yakni (1)hal-hal yang menjadi daya tarik konsumen atau yang disukai konsumen berlaku untuk produk

143

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

perusahaan bahkan destinasi pariwisata sekalipun (2) harus memiliki keunikan sehingga dapat menarik minat konsumen (3) keunggulan terhadap produk atau destinasi pesaing

Sementara Hiam dan Scheme dalam Tjiptono (2002112) dalam melakukan positioning ada tujuh tahapan yang harus dilakukan yakni

1) Menentukan produk atau pasar yang relevan artinya suatu produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari sekedar keinginan atau kebutuhan sehingga produk harus dapat diposisikan di berbagai pasar yang berbeda

2) Mengidentifikasikan pesaing baik pesaing utama maupun pesaing sekunder pesaing-pesaing utama adalah pesaing dengan produk inti yang sama sedangkan pesaing sekunder adalah pesaing tidak langsung yakni kekuatan daya tarik produk yang tidak berasal dari produk inti produk

3) Menentukan standar yang digunakan oleh konsumen dalam mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka Dalam hal ini perlunya dilakukan rise pasar agar dapat memahami standar yang digunakan oleh konsumen dalam menentukan pilihannya

4) Menentukan bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing sehingga perlu membuat perceptual map pemasar perlu membuat perceptual model yang didasarkan atas atribut yang biasanya melekat pada sebuah produk yang akan dipersandingkan untuk mengetahui kemiripan dan juga sekaligus ketidak miripannya

5) Menentukan Gap atau posisi yang ditempati dalam kancah persaingan pada konteks ini akan ditentukan mana aspek yang telah banyak tergarap diantara pesaing dan mana yang masih belum digarap secara maksimal

6) Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning Pemasar harus merancang program yang dapat

144

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

memastikan bahwa semua informasi mengenai produk tau merek atau branding atau image yang disampaikan kepada pasar akan menciptakan persepsi yang diinginkan dalam benak konsumen Inti dari strategi positioning adalah kampanye atau propaganda atau promosi

7) Memantau posisi posisi actual suatu produk atau merek perlu dipantau setiap saat karena preferensi konsumen akan mengalami perubahan setiap saat guna melakukan penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan khususnya preferensi konsumen itu sendiri

Studi Kasus Penelitian Menggunakan MDS Positioning

Obyek Wisata ldquoEcotourismrdquo Bali

Respondensampel ditentukan dengan menggunakan

metode accidental sampling yakni penentuan sampel berlaku

bagi semua wisatawan mancanegara yang kebetulan sedang

berlibur di Bali dan dianggap mampu memberikan jawaban

tentang persepsinya terhadap ecotourism di Bali

Pada penelitian ini besaran sampel ditentukan dengan

menggunakan rumus Slovin pada derajat e=010 yakni batas

kesalahan yang diinginkan hanya sebesar 10 Karena rata

rata angka wisatawan mancanegara sebesar N= 1464995

maka sampelnya adalah sebesar n=100 responden dengan

menggunakan Rumus n=N(1+Ne2)

Atribut-atribut yang di nilai berupa ldquofasilitas atraksi atau

daya tarik aksesibiltas dan pelayananrdquo yang dipersepsikan oleh

responden untuk dibandingkan dengan obyek wisata sejenis

Sedangkan obyek wisata yang sejenis yang diperbandingkan

adalah sebagai berikut

145

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Obyek-obyek Wisata Berbasis Alam di Provinsi Bali

Kemiri-

pan

KR Bali

(KREK)

Bali Marine Park (BMP)

Bali Elep- hant Sa- fari Park (BESP)

Bali Barat National

Park (BBNP)

Bali Butterfly

Park (BBP)

Bali Rep-

tile Park (BRP)

Bali Sangeh Monkey Forest

(BSMF)

Botanic Garden Ubud (BGU)

KREK 0 BMP 12345 0 BESP 12345 12345 0 BBNP 12345 12345 12345 0 BBP 12345 12345 12345 12345 0 BRP 12345 12345 12345 12345 12345 0 BSMF 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0 BGU 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0

Catatan ldquo0rdquo tidak dapat dibandingkan dengan dirinya sendiri ldquo12345rdquo

pilihan skala kemiripan obyek wisata

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis Multidimensional Scalling (MDS) Multidimensional

Scalling menurut Simamora (2005) adalah salah satu prosedur

yang digunakan untuk memetakan persepsi dan preferensi para

responden secara visual dalam peta geometri Menurut Kuncoro

(2003) Mutidimensional scalling bertujuan untuk mengukur

perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan

kesamaan persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan

obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek dalam

ruang multidimensi MDS juga disebut perceptual mapping

yang berarti suatu presedur yang memungkinkan peneliti dapat

menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah

mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan (similarity)

atau preferensi ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang

multidimensi Untuk mempermudah dan mempercepat proses

analisis akan digunakan software SPSS versi 16

Pada penelitian ini hasil pengisian kuisioner oleh

responden yang mengetahui ke delapan obyek wisata sejenis

memiliki kemiripan dan ketidakmeripian dengan memberikan

penilain sekala likert dengan rentang nilai antara 1 sampai

dengan 5 dengan ketentuan sebagai berikut

146

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[1] Skala 1 jika dua obyek wisata yang dibandingkan

dipersepsikan sangat mirip [2] Skala 2 jika dua obyek wisata yang dibandingkan

dipersepsikan mirip [3] Skala 3 jika dua obyek wisata yang dibandingkan

dipersepsikan bisa mirip atau juga bisa tidak mirip [4] Skala 4 jika dua obyek wisata yang dibandingkan

dipersepsikan tidak mirip [5] Skala 5 jika dua obyek wisata yang dibandingkan

dipersepsikan sangat tidak mirip

Mapping Obyek Wisata EcoTourism di Bali

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan analisis MDS atau multidimensional scaling diperoleh gambaran dari koordinat dari tiap-tiap obyek wisata sejenis ecotourism Dan koordinat dapat dihasilkan peta posisi dari masing-masing obyek wisata ekowisata atau ecotourism seperti pada gambar

berikut ini

Configuration derived in 2 dimensions Stimulus Coordinates Dimension Stimulus Stimulus 1 2

Number Name 1 KREK_1 -12630 -4248 2 BMP_2 16201 - 3 2 8 0 3 BESP_3 11067 - 2 7 1 6 4 BBNP_4 -6382 - 1 4 1 7 4 5 BBP_5 -2081 1 5 1 5 2 6 BRP_6 7396 1 5 1 5 1 7 BSMP_7 -1144 - 9 5 1 7

8 BGU_8 -12427 3632

Obyek-obyek ekowisata atau ecotourism dalam penelitian

ini antara lain

147

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

(1)Bali Marine Park (2) Bali Elephant Safari Park (3) Bali

Barat National Park (4) Bali Butterfly Park (5) Bali Reptile Park (6) Bali Sangeh Monkey Forest (7) Botanic Garden Ubud dan (8) Bali Botanical Gardens berdasarkan atribut ldquofasilitas atraksi atau

daya tarik aksesibiltas dan pelayananrdquo

Bali Ma- Bali Ele- phant Sa-

Bali Barat N a ti on a l Bali But-

Bali Rep-

Bali Sangeh M o n k e y

B o t a n i c G a r d e n

KR Bali (KREK_1)

rine Park (BMP_2)

fari Park (BESP_3)

P a r k (BBNP_4)

terflyPark (BBP_5)

tile Park (BRP_6)

F o r e s t (BSMF_7)

U b u d (BGU_8)

Peta Posisi masing-masing obyek wisata sejenis Eko Wisata di

Bali

Hasil dari persepsi responden berdasarkan penilaian

terhadap obyek wisata yang sejenis menggambarkan bahwa

jarak posisi terdekat dari pasangan obyek wisata adalah

merupakan hasil dari persepsi responden yang dianggap

memiliki kemiripan atau kesamaan satu terhadap yang lainnya

Demikian juga sebaliknya bila responden menganggap obyek-

obyek wisata memiliki perbedaan ditunjukkan oleh jauhnya

jarak diantara obyek pada peta MDS

(1) Untuk obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud

walaupun tidak berada dalam satu matrik dengan Kebun

148

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Raya Bali obyek wisata Botanic Garden Ubud berada sangat dekat dengan Kebun Raya Bali

(2) Bali Buterfly Park (BBP_5) justru berada satu matrik dengan

obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud dan Bali

Buterfly Park (BBP_5) koordinatnya berada dekat dengan

Bali Reptile Park (BRP_6) yang tidak memiliki kemiripan

dalam satu kelompoknya

(3) Obyek Wisata yang bersaing ketat adalah obyek wisata Bali

Marine Park (MBP_2) dan Bali Elephant Safari Park (BESP_3)

dan koordinatnya berada cukup jauh dari sisi kemiripan

terhadap obyek wisata sejenis lainnya

(4) Persepsi responden terhadap (KREK_1) Kebun Raya Bali

Bali mengindikasikan bahwa pesaing terdekatnya adalah

(BSNF_7) Bali Sangeh Monkey Forest dan (BBNP_4)

Bali Barat National Park karena dipersepsikan memiliki

kemiripan Dalam pengamatan peneliti ketiga obyek wisata

ini memiliki kemiripan tipologi wisatawan yang biasanya

berkunjung ke tempat tersebut yakni wisatawan kelompok

atau mass-touristrsquos group seperti kelompok atau group

karyawan siswa sekolah keluarga dan sebagainya

Uji keselarasan responden dilakukan untuk menguji

apakah para responden sudah mengisi skala kemiripan antara

obyek wisata sudah selaras atau tidak Selaras maksudnya

adalah apakah para responden mempunyai sikap yang sama

(homogen) dalam menilai kemiripan antara obyek wisata Pada

gambar berikut ditunjukkan kesamaan sikap responden dalam

memberikan penilaian mengenai kemiripan obyek wisata

149

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Kesamaan Sikap Responden

Pada gambar di atas terlihat titik-titik koordinat tidak

membentuk kelompok-kelompok koordinat tersendiri dan

menunjukkan garis ke kanan atas hal ini membuktikan adanya

kesamaan sikap para responden dalam memberikan penilaian

Hasil analisis Multidimensional scaling menunjukkan

adanya persepsi bahwa Kebun Raya Bali Bali memiliki kesamaan

dengan Bali Sangeh Monkey Forest dan Bali Barat National Park

Untuk obyek wisata Botanic Garden Ubud walaupun tidak berada

dalam satu kelompok kesamaan dengan Kebun Raya Bali obyek

wisata Botanic Garden Ubud memiliki koordinat sangat dekat

dengan Kebun Raya Bali yang berarti Botanic Garden Ubud bisa

menjadi pesaing yang berarti bagi Kebun Raya Bali Kelompok

obyek wisata yang dianggap memiliki kemiripan diantara

mereka adalah Bali Buterfly Park dan Botanic Garden Ubud

Kelompok yang lainnya yang dianggap memiliki kemiripan

adalah obyek wisata Bali Marine Park dan Bali Elephant Safari

Park dan koordinatnya berada cukup jauh dari sisi kemiripan

terhadap obyek wisata sejenis lainnya

Analisisposisioningdenganmengukurpersepsiwisatawan

terhadap obyek-obyek wisata sejenis dengan ecotourism hanya

dapat menggambarkan kelompok-kelompok obyek wisata

ecotourism atas persepsi kesamaannya namun belum menjawab

150

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

atribut apa sajakah yang dianggap sama dan atribut apa sajakah yang dianggap berbeda sehingga penilitian ini sebaiknya dapat dilakukan lebih mendalam dengan melakukan analisis correspondence analysis untuk dapat menjawab keunggulan masing-masing obyek wisata sejenis dimaksud

151

S

BAB XIII

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM)

131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling

tructural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik

yang dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat

secara serempak yang tidak dapat diselesaikan oleh persamaan

regresi linear SEM dianggap sebagai gabungan dari analisis

regresi dan analisis faktor SEM dapat dipergunakan untuk

menyelesaikan model persamaan dengan variabel terikat lebih

dari satu dan juga pengaruh timbal balik (recursive) Analisis

SEM berbasis pada analisis covarians sehingga memberikan

matriks covarians yang lebih akurat dari pada analisis regresi

linear Program-program statistik yang dapat dipergunakan

untuk menyelesaikan SEM misalnya Analysis Moment of Structure

(AMOS) atau LISREL

SEM mampu menyelesaikan model yang rumit yang sering

muncul dalam dunia pemasaran atau bidang konsentrasi yang

lain Model yang diselesaikan dengan SEM harus mempunyai

dasar teori yang kuat terlebih dahulu karena SEM hanyalah

untuk mengkonfirmasi apakah observasi sesuai dengan model

teoritis yang telah dibentuk berdasarkan telaah teori yang

mendalam Beberapa alasan menggunakan analisis SEM adalah

sebagai berikut

[1] Model yang dianalisis bertingkat dan relatif rumit

sehingga akan sangat sulit untuk diselesaikan dengan

metode jalur analisis pada regresi linear

[2] Mampu menguji hipotesis-hipotesis yang rumit dan

bertingkat secara serempak atau simultan

152

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[3] Kesalahan (error) pada masing-masing observasi tidak

diabaikan tetapi tetap dianalisis sehingga SEM lebih akurat untuk menganalisis data kuesioner yang melibatkan persepsi

[4] Mampu menganalisis model hubungan timbal balik (recursive) secara serempak di mana model ini tidak dapat diselesaikan dengan analisis regresi linear secara serempak

[5] Terdapat fasilitas bootstrapping di mana hal tersebut tidak dapat dilakukan dengan analisis regresi linear

[6] Untuk jumlah sampel yang relatif besar (di atas 2000) terdapat metode Asymtot Distribution Free (ADF) yang tidak memerlukan asumsi normalitas pada data

[7] Peneliti dapat dengan mudah memodifikasi model dengan second order untuk memperbaiki model yang telah disusun agar lebih layak secara statistik

132 Tahapan dan Kristeria SEM

Dalam pengujian model SEM terdapat tujuh langkah yang harus ditempuh (Hair dkk 1998 dalam Ferdinand 2005) Tujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut ini

[1] Langkah pertama Pengembangan Model Teoritis [2] Langkah kedua Pengembangan Diagram Alur (Path

Diagram) [3] Langkah ketiga Konversi Diagram Alur ke dalam

Persamaan Struktural dan Model Pengukuran [4] Langkah keempat Memilih Jenis Matrik Input dan

Estimasi Model yang diusulkan Estimasi Model Pengukuran (Measurement Model) Model Struktur Persamaan (Structure Equation

Model) [5] Langkah kelima kemungkinan munculnya masalah

identifikasi Standard error yang besar untuk satu atau beberapa

153

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

koefisien

Program tidak mampu menghasilkan matriks informasi yang seharusnya disajikan

Munculnya angka-angka yang aneh seperti adanya varians error yang negatif

Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi yang didapat (misal ge 09)

[6] Langkah keenam evaluasi kriteria Goodness of Fit Uji Kesesuaian dan Uji Statistik Likelihood ratio

chi-square statistic (χ2) Root Mean Square Error Approximation (RMSEA) Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) The Minimum Sampel Discrepancy Function atau Degree of Freedom (CMINDF) Tucker Lewis Index (TLI) dan Comparative Fit Index (CFI)

Uji Reliabilitas Construct Reliability dan Variance extracted

Uji Validitas Asumsi-asumsi SEM Ukuran Sampel Normalitas

Outliers Multicollinearity dan Singularity [7] Langkah ketujuh menginterpretasikan hasil pengujian

dan modifikasi model

Setelah survei dilakukan dan sejumlah data didapatkan

maka dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan

Structural Equation Modelling (SEM) Brannick (1995) dalam

Kelloway (1995) mengemukakan bahwa model struktur

kovarians dapat digunakan untuk menguji berbagai model

yang kompleks Berbagai model penelitian loyalitas wisatawan

juga menggunakan SEM sebagai alat uji model seperti pada

penelitian Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005) SEM adalah

model statistik yang menjelaskan hubungan di antara sejumlah

variabel dengan menguji struktur dari hubungan di antara

variabel-variabel yang ada dalam model

154

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Pengujian model dengan SEM terdiri dari beberapa tahapan

yakni Tahapan pertama adalah mendefinisikan konstruk yang ada kemudian mengembangkan model pengukuran Tahapan kedua adalah pengujian model pengukuran secara simultan Tahapan ketiga adalah penilaian spesifikasi model struktural dan validitas model struktural

Beberapa kriteria kelayakan model telah dikembangkan untuk menginterpretasi sebuah model persamaan struktural untuk menentukan derajat kecocokan sebuah model dengan data empiris Kriteria kelayakan model yang umum digunakan antara lain Chi-Square Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Non-Normed Fit Index atau Tucker Lewis Index (TLI) dan Normed Fit Index (NFI) Untuk kriteria Chi-Square

(χ2) angka χ2 yang rendah dan tingkat probabilitas di atas 005

menunjukkan tidak adanya perbedaan antara data observasi

dengan data yang diestimasi Namun besaran angka χ2 sensitif

terhadap jumlah sampel jika sampel melebihi 200 angka χ2

cenderung meningkat Selain itu angka χ2 juga sensitif terhadap

penyimpangan asumsi normalitas data Untuk meminimalkan

dampak dari jumlah sampel dikembangkan kriteria rasio χ2

terhadap derajat kebebasan (df) rasio χ2 df untuk model yang

baik adalah antara 21 sampai 31 (Hooper dkk 1998)

Beberapa kriteria kelayakan model dalam sebuah

persamaan model struktural

Tabel 131 Kriteria Kelayakan Model

Goodness of Fit Index Cut off Value X2-Chi Square Diharapkan Kecil Significance Probability ge 005 RMSEA le 005 GFI ge 090 AGFI ge 090 CMINDF le 300 TLI ge 095

155

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

CFI ge 095

Sumber Hair et al (1998)

Derajat kecocokan pada analisis SEM-AMOS dapat dijelaskan

sebagai berikut ini

1) χ 2 Chisquare diharapkan kecil dan probabilitas diharapkan

gt 005 yang berarti tidak ada perbedaan signifikan antara matris kovarians prediksi dengan data observasi namun perhitungan ini dipakai pada jumlah sampel lt 200

2) Significance Probability diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off value sebesar p ge 005

3) RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation) lt 008 adalah ukuran model yang mencoba memperbaiki ke- cenderungan chisquare yang cenderng menolak model pada jumlah sampel yang besar (alternatif dari chisquare) RMSEA merupakan ukuran rata-rata perbedaan per degree of freedom yang diharapkan dalam populasi Nilai RMSEA lt 008 adalah good fit sedangkan Nilai RMSEA lt 005 adalah close fit

4) GFI (Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 adalah menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matrik kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan Nilainya berkisar 0 hingga 1 (mendekati 0 = poor fit dan mendekati 1= perfect fit)

5) AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 GFI

adalah analog dari R2 dalam regresi berganda Ukuran AGFI

merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi

degree of freedom model dengan model lain yang

dibandingkan AGFI gt 09 adalah good fit sedangkan 08 le

AGFI lt 09 adalah marginal fit

6) CMINDF (the minimum sample discrepancy functiondegree of

freedom) diharapkan le 300 dan tidak bernilai negatif Ukuran

ini adalah nilai yang diperoleh dari nilai Chi Square dibagi

dengan degree of freedom

156

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

7) TLI (Tucker Lewis Index) diharapkan gt 095 Nilai Alternative

incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model

8) CFI (Comparative Fit Index) rentang nilai sebesar 0 -1 dimana semakin mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi

Studi Kasus Penelitian dengan Analisis SEM-AMOS

Judul Model Loyalitas Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia Berwisata di Bali

Langkah pertama dalam analisis SEM adalah melakukan

identifikasi secara teoritis terhadap permasalahan penelitian

Topik penelitian ditelaah secara mendalam dan hubungan

antara variabel-variabel yang dihipotesiskan telah didukung

oleh justifikasi teori dalam penelitian ini adalah teori loyalitas

wisatawan Analisis SEM pada hakekatnya adalah untuk

mengkonfirmasi apakah data observasi sesuai dengan teori

atau tidak Langkah ini mutlak harus dilakukan dan setiap

hubungan yang digambarkan dalam langkah lebih lanjut harus

mempunyai dukungan teori yang kuat

Berdasarkan hakekat dari analisis SEM tersebut keaslian

hasil observasi lebih diutamakan sehingga peneliti berusaha

meminimalkan adanya modifikasi maupun penyesuaian

data observasi dengan alasan pemenuhan asumsi-asumsi

sebuah alat analisis sekalipun Penelitian ini bertujuan untuk

mengkonfirmasi model hubungan yang ada dalam model

loyalitas wisatawan yakni hubungan antara variabel laten

motivasi internal (X1) dan variabel laten motivasi eksternal (X

2)

terhadap variabel laten citra destinasi (Y1) kepuasan wisatawan

(Y2) dan loyalitas wisatawan (Y

3) Konfirmasi selanjutnya

adalah menguji hubungan antara variabel laten citra destinasi (Y

1) terhadap variabel laten kepuasan wisatawan (Y

2) dan

selanjutnya mengkonfirmasi hubungan antara variabel laten

157

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

kepuasan wisatawan (Y

2) terhadap variabel laten loyalitas

wisatawan (Y3)

Konstruk multivariat penelitian ini menyertakan 36 indikator yang terdiri dari delapan indikator untuk variabel motivasi internal 15 indikator untuk variabel motivasi eksternal tujuh indikator untuk variabel citra destinasi empat indikator untuk variabel kepuasan wisatawan dua indikator untuk variabel loyalitas wisatawan

1) Pengujian model teoritis

Pengujian model teoritis ternyata belum mampu menghasilkan model yang memenuhi kriteria goodness of fit Hasil analisis faktor konfirmasi yang kurang memenuhi kriteria kesesuaian model ini mengindikasikan bahwa asumsi peneliti mengenai kecocokan model pengukuran yang diteliti kurang didukung oleh data observasi di lapangan Hasil pengujian model teoritis seperti Gambar berikut ini

Keterangan

Variabel Motivasi Internal (X1) terdiri dari

X11= Istirahat dan rileksasi X12= Tempat-tempat baru X13=

Pengetahuan dan pengalaman X14= Keluar dari rutinitas X15=

Bertemu orang dan bersosialisasi X16= Kesehatan dan kebugaran

X17= Melatih fisik X18= Keluarga dan teman-teman

Variabel Motivasi External (X2) terdiri dari

X21= Sejarah Bali X22= Budaya Bali X23= Alam Bali X24= Harga-

harga di Bali X25= Even and festival X26= Liburan atau waktu

luang X27= Transportasi X28= Jarak dari negara asal X29=

Makanan dan minuman X210= Fasilitas dan pelayanan X211=

Fasilitas kesehatan X212= Pelayanan dan prosedur imigrasi X213=

Keamanan X214= Pelayanan biro perjalanan X215= Pemandu

wisata

158

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Variabel Citra Destinasi (Y1) terdiri dari

Y11= Aktivitas wisata Y12= Keindahan alam Y13= Budaya Bali

Y14= Penduduk Bali Y15= Infrastruktur Pariwisata Y16= Stabilitas

politik dan ekonomi Y17= Suasana Bali

Variabel Kepuasan Wisatawan (Y2) terdiri dari

Y21= Atraksi Y22= Aksesibilitas Y23= Fasilitas wisata Y24=

Pelayanan

Variabel Loyalitas Wisatawan (Y3) terdiri dari

Y31= Kunjungan ulang Y32= Merekomendasi

Gambar Uji Konstruk Penelitian

Dari beberapa kriteria untuk mengukur model yang fit

yakni RMSEA GFI AGFI TLI dan CFI semuanya menunjukkan

bahwa model belum dapat dikatakan fit sehingga memerlukan

modifikasi sesuai dengan kaidah-kaidah umum pada analisis

159

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

model struktural SEM seperti Tabel berikut ini

Tabel Hasil Pengujian Model Teoritis

Goodness of Fit Index

Cut off Value Result Keterangan

X2-Chi Square Diharapkan Kecil 2314884 Kurang baik

RMSEA le 005 0086 Kurang sesuai

GFI ge 090 0722 Kurang baik

AGFI ge 090 0684 Kurang baik

CMINDF le 300 3957 Kurang baik

TLI ge 095 0708 Kurang baik

CFI ge 095 0729 Kurang baik

Ketidak-sesuaian model teoritis dengan data di lapangan

dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti (1) pemilihan indikator penelitian yang kurang mewakili variabel latennya yang terlihat dari nilai Standardized Regression Weightslt050) dan (2) terdapat beberapa indikator yang saling overlaping sehingga sulit dibedakan oleh para responden dalam menjawab dan memberikan jawaban yang terlihat dari MI (nilai modifikasi indeces)

Karena hasil pengujian model kurang memenuhi kriteria model yang fit maka perlu melakukan modifikasi model khususnya memeriksa kembali indikator-indikator yang kurang memenuhi syarat sebagai wakil dari variabel latennya Modifikasi dapat dilakukan berdasarkan konsep apriori yang beranggapan bahwa dapat terjadi perbedaan antara konsep awal dengan data di lapangan hal ini sesuai dengan pernyataan Hunter dan Schmidt (dalam Ferdinand 2002) bahwa penelitian primer tidak pernah sempurna yang menyebabkan terjadinya perbedaan antar hasil penelitian yang topiknya sama sekalipun

Konstruk penelitian ini adalah kombinasi dua konstruk

160

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

(Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005) yang memiliki laten yang berbeda sehingga overlaping indikator penelitian sulit untuk dihindari Teknik yang dipilih untuk melakukan modifikasi model adalah dengan melakukan analisis teruji unidimensionalitas (CFA= Confirmatary Factor Analysis) dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 yang bertujuan meningkatkan nilai goodness of fit (Ferdinand 2002)

Teknik yang kedua adalah melakukan modifikasi indices terhadap indikator-indikator yang memiliki MI (Modification Indices) yang besar Modifikasi indices dibenarkan dalam kaidah model struktural SEM sepanjang secara teoritis dan konsep sepasang indikator memang benar-benar dimungkinkan overlapping (Ferdinand 2002)

2) Modifikasi Model

Setelah dilakukan pengujian ternyata ada beberapa indikator yang dinyatakan kurang layak mewakili variabel latennya Indikator-indikator yang kurang layak tersebut tidak disertakan pada pengujian model berikutnya Metode estimasi yang dipilih pada penelitian ini adalah Maximum Likelihood Estimates (MLE) Setelah dilakukan pengujian model dengan hanya menyertakan indikator-indikator yang memiliki nilai Standardized Regression Weights lebih besar dari 05 maka terbentuklah model yang dinyatakan fit Hasil uji unidimensionalitas dengan CFA (confirmatory factor analysis) ditampilkan pada Tabel berikut ini

Tabel Hasil Uji Unidimensionalitas CFA

Variabel Kode Indikator Estimate SRW Motivasi Internal

X16 Meningkatkan kesehatan dan kebugaran 0776

X17 Latihan fisik 0753 X18 Mengunjungi kerabat dan teman 0507

161

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Variabel Kode Indikator Estimate SRW Motivasi Eksternal

X24 Harga-harga di Bali 0517 X26 Keuntungan liburan di Bali 0505 X27 Transportasi ke Bali 0656 X28 Jarak dari negara asal 0680 X29 Kuliner Bali 0544

X210 Fasilitas dan pelayanan hotel di Bali 0666

X211 Fasilitas kesehatan di Bali 0714 X212 Pelayanan imigrasi 0663 X213 Keamanan pulau Bali 0673 X214 Pelayanan Biro perjalanan 0684 X215 Pelayanan pramuwisata 0711

Citra Des- tinasi

Y13 Budaya Bali yang unik 0550 Y14 Masyarakat yang ramah 0702

Y15 Infrastruktur pariwisata yang lengkap 0736

Y17 Suasana yang nyaman 0648 Kepuasan Y21 Daya tarik dan obyek wisata 0780

Y22 Perjalanan dari dan ke Bali 0799 Y23 Ketersediaan fasilitas pariwisata 0810 Y24 Pelayanan selama berlibur 0808

Loyalitas Y31 Niat berkunjung ulang 0756 Y32 Kerelaan merekomendasi 0877

Catatan Keterwakilan Variabel = Standardized Regression Weights gt 05 Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005

Berdasarkan indices modifikasi terdapat beberapa

kovariansi terjadi antara error dari suatu variabel dengan error-

error dari variabel lainnya yang artinya indikator-indikator yang

diteliti mengalami overlapping atau saling berkorelasi

Tabel Modifikasi Indices Indikator Tumpang Tindih

Modifikasi Indices Saling berkorelasi Estimate P X2 lt--gt X1 Motivasi eksternal lt--gt Motivasi internal 0070 e23 lt--gt e22 Pelayanan pramu- lt--gt Pelayanan Biro perjalanan 0170

wisata e20 lt--gt e21 Pelayanan imigrasi lt--gt Keamanan pulau Bali 0129 e21 lt--gt e22 Keamanan pulau Bali lt--gt Pelayanan Biro perjalanan 0096 e20 lt--gt e22 Pelayanan imigrasi lt--gt Pelayanan Biro perjalanan 0100 e27 lt--gt e37 Masyarakat yang lt--gt Loyalitas Wisatawan 0071

ramah e30 lt--gt e37 Suasana yang nyaman lt--gt Loyalitas Wisatawan 0050

162

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Modifikasi Indices Saling berkorelasi Estimate P e14 lt--gt e12 Keuntungan liburan lt--gt Harga-harga di Bali 0068

di Bali e14 lt--gt e39 Keuntungan liburan lt--gt Citra Destinasi 0062

di Bali e8 lt--gt X2 Mengunjungi kerabat lt--gt Motivasi eksternal 0070

dan teman e15 lt--gt e36 Transportasi ke Bali lt--gt Merekomendasi Teman -0047 e28 lt--gt e31 Infrastruktur pari- lt--gt Daya tarik dan obyek wisata 0046

wisata yang lengkap e18 lt--gt e21 Fasilitas dan pelayanan lt--gt Keamanan pulau Bali -0073

hotel di Bali e19 lt--gt e23 Fasilitas kesehatan lt--gt Pelayanan pramuwisata 0054

di Bali e15 lt--gt e21 Transportasi ke Bali lt--gt Keamanan pulau Bali -0065

Modifikasi indices (MI) terhadap beberapa indikator

yang mengalami overlaping ternyata mampu meningkatkan kelayakan model Indikator-indikator yang mengalami overlaping tersebut Kelayakan model hasil modifikasi indices dilihat dari beberapa kriteria kelayakan model yakni X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI Hasil modifikasi model tampilkan seperti Gambar berikut ini

Gambar Model Loyalitas Wisatawan Lanjut Usia Mancanegara

163

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Tabel berikut ditunjukkan bahwa semua kriteria

kelayakan model dinyatakan telah memenuhi kriteria goodness of fit sehingga hipotesis dapat ditentukan dengan melihat CR (critical ratio) dan signifikansi dari masing-masing hubungan terkait dengan hipotesis penelitian tersebut

Tabel Hasil Modifikasi Model

Goodness of Fit Index

Cut off Value

Uji Per- tama

Uji Kedua

Hasil Kesimpulan

X2-Chi Square

- 2314884 429050 Baik Baik

RMSEA le 005 0086 0053 Lebih Baik Cukup baik GFI ge 090 0722 0910 Lebih Baik Baik AGFI ge 090 0684 0883 Lebih Baik Cukup baik CMINDF le 300 3957 2114 Lebih Baik Baik TLI ge 095 0708 0932 Lebih Baik Cukup baik CFI ge 095 0729 0943 Lebih Baik Cukup baik

Model teoritik yang pertama menggambarkan hubungan

antara variabel-variabel motivasi internal motivasi eksternal citra destinasi kepuasan wisatawan dan loyalitas wisatawan setelah dilakukan pengujian ternyata belum didukung oleh data empirik karena kriteria (X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI) tidak memenuhi nilai kritis

Berdasarkan tersebut lalu dilakukanlah modifikasi model dengan hanya menyertakan indikatornya yang telah teruji unidi- mensionalitas melalui uji Confirmatary Factor Analysis dengan kri- teria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 Hasil pengujian yang kedua akhirnya dapat dinyatakan layak berdasarkan beberapa kriteria pada yakni krite- ria RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI sehingga semua hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan

3) Pengujian Hipotesis

Setelah semua asumsi dapat dipenuhi selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana diajukan pada

164

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

bab sebelumnya Pengujian delapan hipotesis penelitian ini dilakukan sebagai berikut

Tabel Bobot Regresi Hubungan Struktural

Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan Citra Motivasi -0047 -0031 0092 -0509 0611 Destinasi Internal Tidak signifikan (Y1) (X1) Citra Motivasi 0690 0659 0078 8808 Signifikan Destinasi Eksternal (Y1) (X2) Kepuasan Motivasi 0060 0041 0077 0780 0435 Tidak signifikan Wisatawan Internal (Y2) (X1) Kepuasan Motivasi -0119 -0119 0073 -1641 0101 Tidak signifikan Wisatawan Eksternal (Y2) (X2) Kepuasan Citra 0833 0871 0083 10019 Signifikan Wisatawan Destinasi (Y2) (Y1) Loyalitas Kepuasan 0562 0560 0066 8468 Signifikan Wisatawan Wisatawan (Y3) (Y2) Loyalitas Motivasi 0194 0193 0065 2998 0003 Signifikan Wisatawan Eksternal (Y3) (X2) Loyalitas Motivasi -0094 -0064 0083 -1139 0255 Tidak signifikan Wisatawan Internal (Y3) (X1)

Catatan ERW= Estimates Regression Weights SRW= Standardized Regression Weights SE= Standard Error CR = Critcal Ratio P=Probability

Dari pengolahan data primer pada model tersebut di atas

hipotesis penelitian dapat dijawab sebagai berikut

[1] Pengaruh (X

1) motivasi internal wisatawan lanjut usia

mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh

(X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara

terhadap (Y1) citra destinasi Bali ditunjukkan oleh nilai CR

(critical ratio) sebesar -0509 dan dengan probabilitas sebesar

0611 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk

165

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

penerimaan H

1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan

probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X

1) motivasi internal wisatawan

lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y

1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua

variabel tersebut rupanya belum didukung oleh data empiris sehingga hubungan yang terjadi hanya sebuah

kebetulan saja atau tidak signifikan Jika dilihat indikator yang reliabel sebagai pembentuk (X

1) motivasi

internal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif atau dorongan (X16) meningkatkan kesehatan dan kebugaran dan (X17) latihan fisik tidaklah

cocok dengan data empiris atribut destinasi pariwisata Bali Sementara motif (X18) mengunjungi kerabat dan teman adalah motif yang tidak berpengaruh secara langsung

dengan citra destinasi pariwisata Bali

[2] Pengaruh (X

2) motivasi eksternal wisatawan lanjut

usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2)

motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y

1) citra destinasi Bali menunjukkan nilai

CR (critical ratio) sebesar 8808 dan dengan probabilitas sebesar Kedua nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H

1 yaitu nilai CR yang lebih besar

dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X

2) motivasi

eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan terhadap (Y

1) citra destinasi Bali Hubungan

teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga hubungan yang terjadi adalah hubungan yang signifikan Indikator yang reliabel sebagai pembentuk (X

2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara

berwisata ke Bali adalah motif ketertarikan terhadap (X24)

166

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

harga-harga di Bali (X

26) keuntungan liburan di Bali

(X27

) transportasi ke Bali (X28

) jarak dari negara asal (X29

)

kuliner Bali (X210

) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali

(X211

) fasilitas kesehatan di Bali (X212

) pelayanan imigrasi

(X213

) keamanan pulau Bali (X214

) pelayanan Biro perjalanan

wisata dan (X215

) pelayanan pramuwisata

[3] Pengaruh (X

1) motivasi internal terhadap (Y

2) kepuasan

wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata di Bali Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X

1)

motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut

usia mancanegara yang berwisata di Bali menunjukkan nilai CR (critical ratio) hanya sebesar 0780 dan dengan probabilitas sebesar 0435 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H

1 yaitu nilai CR

yang lebih kecil dari 196 dan probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X

1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara

tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan

wisatawan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut belum didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh yang

tidak signifikan

[4] Pengaruh (X

2) motivasi eksternal terhadap (Y

2) ke-

puasan wisatawan mancanegara yang berwisata di

Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2)

motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara

terhadap (Y2) kepuasan wisatawan menunjukkan nilai CR

sebesar -1641 dan probabilitas sebesar 0101 Nilai tersebut

tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1

yaitu nilai

CR lebih kecil 196 dan nilai probabilitas yang lebih besar

dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

167

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

(X

2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara

tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan

berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel

tersebut belum didukung oleh data empiris sehingga tidak terjadi pengaruh yang signifikan Nilai CR yang negatif bermakna jika motivasi eksternal wisatawan lanjut usia

mancanegara semakin tinggi maka derajat kepuasan akan semakin menurun terhadap kepuasan berwisata di Bali

[5] Pengaruh (X

1) motivasi internal terhadap (Y

3) loyalitas

wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata

di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X

1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara

terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan

probabilitas sebesar 0255 dan nilai CR sebesar -1139 Nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H

1

yaitu nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 dan nilai

CR yang lebih kecil dari 196 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X

1) motivasi internal wisatawan lanjut

usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y

3) loyalitas Hubungan teoritis kedua variabel tersebut

tidak didukung oleh data empiris sehingga pengaruh

yang terjadi adalah pengaruh tidak signifikan Nilai negatif pada CR (critical ratio) sebesar -1139 bermakna jika

semakin tinggi faktor pendorong wisatawan lanjut usia untuk melakukan perjalanan wisata maka derajat loyalitas

wisatawan akan semakin menurun Jika derajat motivasi internal seperti motif meningkatkan kesehatan latihan fisik dan motif mengunjungi kerabat dan teman

meningkat maka derajat untuk datang kembali ke Bali akan semakin menurun

168

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[6] Pengaruh (X

2) motivasi eksternal wisatawan lanjut

usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan

berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2)

motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara

terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan CR

sebesar 2998 dan probabilitas sebesar 0003 Nilai tersebut

telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1

yaitu nilai

CR tersebut lebih besar dari 196 dan probabilitas yang

lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa (X2) motivasi eksternal (atribut destinasi) wisatawan

lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan terhadap

(Y3) loyalitas wisatawan

Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah

didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang

terjadi adalah pengaruh signifikan Nilai positif pada

CR (critical ratio) sebesar 2998 bermakna semakin tinggi

derajat motivasi eksternal yang berupa daya tarik destinasi

pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan akan

semakin meningkat Indikator dari motivasi eksternal

wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali

adalah motif ketertarikan terhadap (X24

) harga-harga di

Bali (X26

) keuntungan liburan di Bali (X27

) transportasi ke Bali (X

28) jarak dari negara asal (X

29) kuliner Bali (X

210)

fasilitas dan pelayanan hotel di Bali (X211

) fasilitas kesehatan di Bali (X

212) pelayanan imigrasi (X

213) keamanan pulau

Bali (X214

) pelayanan biro perjalanan dan (X215

) pelayanan pramuwisata Semua indikator penarik tersebut dianggap mampu menjadi faktor penarik bagi wisatawan lanjut usia mancanegara untuk datang kembali ke Bali dan sekaligus bersedia merekomendasi Bali sebagai tempat berwisata

169

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

[7] Pengaruh (Y

1) citra destinasi Bali terhadap (Y

2)

kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y

1) citra destinasi terhadap (Y

2) kepuasan wisatawan

menunjukkan CR sebesar 10019 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H

1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari

196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (Y

1) citra destinasi

berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan wisatawan

Pengaruh teoritis kedua variabel tersebut telah didukung

oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio)

sebesar 10019 bermakna bahwa semakin tinggi derajat citra destinasi pariwisata Bali maka derajat kepuasan

wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap destinasi

pariwisata Bali akan semakin meningkat

[8] Pengaruh (Y

2) kepuasan wisatawan terhadap (Y

3)

loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara yang

berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y2)

kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan

menunjukkan CR sebesar 8468 dan probabilitas yang

signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk

penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari

196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (Y

2) kepuasan

wisatawan berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas

wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh yang signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 8468 bermakna jika semakin

170

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

meningkat derajat kepuasan wisatawan terhadap destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara akan semakin meningkat

Indikator kepuasan wisatawan lanjut usia

terhadap pariwisata Bali meliputi indikator (Y21

) daya

tarik dan obyek wisata (Y22

) perjalanan dari dan ke Bali

(Y23

) ketersediaan fasilitas pariwisata dan indikator (Y24

)

pelayanan selama berlibur dianggap telah sesuai dengan harapan wisatawan lanjut usia mancanegara Hasil pengujian hipotesis bermakna bahwa meningkatkan derajat kepuasan wisatawan dapat meningkatkan derajat loyalitas wisatawan lanjut usia berwisata di Bali

4) Pengaruh Antara Variabel Penelitian

Pengaruh yang ada pada model adalah pengaruh tidak langsung (Indirect Effects) pengaruh langsung (Direct Effects) dan pengaruh gabungan antara pengaruh langsung dan tidak langsung Pengaruh gabungan (Total Effects) adalah menjumlahan antara pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung Berikut hasil analisis secara rinci masing-masing pengaruh tersebut

Tabel Bobot Pengaruh Variabel Model Loyalitas

Wisatawan Lanjut Usia

Y2

Pengaruh Variabel X1 X2 Y1

(Kepua- M_Internal M_Eksternal (Citra)

san)

Total Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000 Y2 (Kepuasan) 0014 0455 0871 0000

Y3 (Loyalitas) -0056 0447 0488 0560 Direct Ef- Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000 fects Y2 (Kepuasan) 0041 -0119 0871 0000

Y3 (Loyalitas) -0064 0193 Nihil 0560 Indirect Ef- Y1 (Citra) 0000 0000 0000 0000 fects Y2 (Kepuasan) -0027 0573 0000 0000

Y3 (Loyalitas) 0008 0255 0488 0000 Catatana) Total Effects = Direct Effects + Indirect Effects

b) Nilai bobot yang digunakan adalah nilai Standardized Regression Weights

171

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Pengaruh masing-masing variabel pada model loyalitas wisatawan lanjut usia dapat dijelaskan sebagai berikut

[1] Variabel (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara

dipengaruhi secara gabungan oleh (Y2) variabel kepuasan

wisatawan dengan bobot terbesar yakni 0560 kemudian oleh variabel (Y

1) citra destinasi dengan bobot sebesar

0488 variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot

sebesar 0447 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel kepuasan adalah variabel yang paling besar bobotnya sebagai pembentuk loyalitas wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya

[2] Variabel (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara

dipengaruhi secara gabungan oleh (Y1) variabel citra

destinasi dengan bobot terbesar yakni 0871 kemudian oleh variabel (X

2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar

0455 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel citra destinasi memiliki bobot yang paling menentukan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya

[3] Variabel (Y1) citra destinasi dipengaruhi secara gabungan

oleh variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar

0659 sedangkan variabel (X1) motivasi internal tidak

memiliki pengaruh positif terhadap citra destinasi (Y1)

[4] Pengaruh langsung (Direct Effects) yang terbesar adalah pengaruh langsung antara (Y

1) citra destinasi terhadap

(Y2) kepuasan wisatawan dengan bobot sebesar 0871

jika dibandingkan dengan pengaruh langsung antara (X2)

motivasi eksternal terhadap (Y1) citra destinasi dengan

bobot sebesar 0659 pengaruh langsung antara (Y2)

kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan

dengan bobot sebesar 0560 dan pengaruh langsung

antara (X2) motivasi eksternal terhadap terhadap (Y

3)

loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0193 [5] Pengaruh tidak langsung (Indirect Effects) yang terbesar

172

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

adalah pengaruh tidak langsung antara (X

2) motivasi

eksternal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan dengan

bobot sebesar 0573 jika dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung antara (Y

1) citra destinasi terhadap (Y

3)

loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0488 dan pengaruh tidak langsung antara (X

2) motivasi eksternal

terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar

0255

Berdasarkan hasil analisis jalur tersebut d atas maka

dapat disimpulkan bahwa variabel loyalitas wisatawan lanjut

usia mancanegara ditentukan secara gabungan oleh variabel

kepuasan wisatawan citra destinasi dan motivasi eksternal

Variabel kepuasan wisatawan adalah variabel yang paling

menentukan loyalitas wisatawan jika dibandingkan dengan

variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Yoon dan

Uysal (2003) dan Chi (2005)

Variabel kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara

ditentukan secara total oleh variabel citra destinasi sedangkan

motivasi eksternal dan motivasi internal tidak berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan wisatawan Variabel citra destinasi

memiliki peranan yang paling dominan dalam hubungannnya

dengan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel

lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Chi (2005) Suradnya

(2005) dan Guliling dkk (2013)

Variabel citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh

variabel motivasi eksternal Pengujian ini sama dengan Yoon

dan Uysal (2003) Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013)

Hubungan langsung yang negatif antara motivasi eksternal

dengan variabel kepuasan wisatawan bermakna bahwa variabel

motivasi eksternal memerlukan variabel mediasi yakni citra

destinasi untuk menghasilkan pengaruh yang positif terhadap

variabel kepuasan wisatawan Fakta ini didukung oleh hasil

pengujian pengaruh tidak langsung antara variabel motivasi

173

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

eksternal yang dimediasi oleh variabel citra destinasi yang menghasilkan pengaruh positif terhadap kepuasan wisatawan Hasil pengujian ini sama dengan temuan Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005)

174

175

P

BAB XIV

ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK SEGMENTASI PASAR WISATAWAN

141 Filosofi Segmen Pasar

asar bisa dibagi-bagi ke dalam kriteria-kriteria tertentu yang biasa disebut dengan segmen pasar Menurut Bagyono

(2003) segmen pasar adalah kelompok konsumen yang memiliki tuntutan kebutuhan akan produk dan pelayanan yang sama

Sedangkan menurut Kotler (2005) segmen pasar adalah kelompok besar yang diidentifikasi di dalam sebuah pasar dimana proses identifikasi yang dilakukan pada umumnya berdasarkan variabel geografi demografi psikografi dan prilaku konsumen

Menurut Kleinsteuber (2002) segmen pasar adalah bagian dari pasar secara keseluruhan Bagi setiap perusahaan pasar secara keseluruhan adalah perorangan dan atau organisasi yang membutuhkan produk mereka dan memiliki kemampuan untuk membelinya Segmen pasar terdiri dari pembeli potensial yang memenuhi kriteria-kriteria yang sama Kriteria-kriteria tersebut dapat berupa faktor demografi psikografi dan prilaku konsumen

1411 Segmentasi pasar

Menurut Lawrence (2000194) segmentasi pasar adalah proses dimana pasar dibagi menjadi para pelanggan yang terdiri atas orang-orang dengan kebutuhan dan karakteristik yang sama yang mengerahkan mereka untuk merespon tawaran produkjasa dan progam pemasaran strategis tertentu dalam cara yang sama

176

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Kotler (200285) memberikan batasan tentang segmentasi

pasar sebagai berikut ldquomarket segmentation is subdiving of the market info distinct subsets of customer where any subject may conceivably be selected as a target market to be reaches in a distinct marketing mixrdquo menurutnya yang dimaksud dengan segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar kedalam kelompokndashkelompok secara tegas dan tiap kelompok itu dipilih dan ditetapkan sebagai target pasar yang dipengaruhi dengan mengunakan strategi bauran pemasaran (marketing mix) Segmen pasar yang biasa digunakan pakarndashpakar pemasaran yaitu

1) Geographic Segmentation

Segmentasi berdasarkan geografis adalah membagindashbagi pasar berdasarkan tempat atau wilayah dapat berupa suatu kuota kawasan atau Negara dimana kebutuhan dan keinginan bervariasi berdasarkan tempat tinggal mereka Sehingga perusahaan dalam memutuskan untuk beroperasi pada waktu wilayah geografis dengan memberikan variasi lokal Wilayah dan ukuran Wilayah dan ukuran merupakan

segmen yang bisa membantu perusahaan untuk menentukan pasar sasaran wilayah yang tepat bagi perusahaan

Kepadatan Kepadatan dapat disegmentasikan menjadi kelompok perkotaan pinggiran kota dan pedesaan

Iklim Iklim adalah salah satu segmen yang penting untuk diketahui perusahaan karena merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan segmentasi pasar

2) Demographic Segmentation Segmentasi berdasarkan variabel-variabel demografis merupakan dasar yang paling populer dalam membedakan pelanggan dikatakan demikian karena

177

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

keinginan preferensi dan tingkat pemakaian konsumen sering berhubungan dengan variabel-variabel demografis Alasan lainnya karena variabel-variabel demografi lebih mudah diukur dibandingkan dengan variabe-variabel lainya Berikut variabel-variabel yang digunakan dalam melakukan segmentasi pasar Usia Kemampuan dan keinginan konsumen sejalan

dengan usia Dalam menerapkan segmen usia dapat membantu perusahaan dalam menentukan pasar

Jenis kelamin Segmentasi menurut jenis kelamin merupakan suatu hal yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan

Penghasilan Penghasilan merupakan salah satu bentuk segmentasi pasar yang digolongkan oleh perusahaan dengan beberapa segmen misalnya masyarakat yang berpenghasilan rendah menengah dan tinggi

Pekerjaan Pekerjaan juga dapat menggolongkan pasar kedalam segmen pasar yaitu pegawai negeri pegawai swastam dan wiraswata

Pendidikan Segmen ini juga mendapat perhatian perusahaan karena produk yang nantinya dihasilkan oleh perusahaan haruslah sesuai dengan pendidikan konsumen dan dapat dimengerti

Jumlah keluarga Jumlah keluarga merupakan segmen yang perlu diperhatikan oleh perusahaan karena besarnya keluarga akan mengubah kebutuhan akan akomodasi yang diperlukan

Siklus keluarga Siklus keluarga merupakan segmen yang perlu diperhatikan oleh perusahaan agar perusahaan bisa menentukan sasaran yang tepat Biasanya perusahaan membedakan siklus keluarga atas status perkawinan dari konsumen yang ingin dituju

178

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Generasi Banyak penelitian yang kini mulai

memperhatikan segmentasi berdasarkan variabel

generasi Hal ini dilakukan karena adanya pemikiran

bahwa generasi dipengaruhi oleh lingkungan

dimana konsumen dibesarkan

3) Psychographic Segmentation

Segmentasi Psychographic membagi pembeli atas kelompokndashkelompok berdasarkan social class dan lifestyle Orangndashorang dalam kelompok demografik yang sama dapat dibagi dalam profil kelompok Psychographic yang berbeda satu dengan yang lainnya Kelompok social class pada dasarnya dibagindashbagi dalam kelompok kaya atau berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan rendah Sedangkan tata cara hidup (life style) sering dijadikan alasan untuk memilih fasilitas akomodasi yang sesuai dengan kelas dan kedudukannya Segmen life style ini memberikan kesempatan pada pemasar (marketer) untuk merencanakan target yang lebih akurat dan mempersiapkan fasilitas yang istimewa yang diinginkan Dalam segmen ini dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu yang berdasarkan gaya hidup dan kepribadian Gaya hidup pada segmen ini menunjukan

bagaimana cara konsumen baik secara individu maupun secara berkelompok terhadap konsumsi karena pengelompokan secara demografi akan menimbulkan gaya hidup yang berbeda-beda seperti kehidupan selebritis Oleh karena itu kelompok-kelompok yang seperti ini dapat dijadikan sasaran untuk produk-produk jenis baru karena setiap perubahan gaya hidup memiliki peluang bagi para pemasar

Kepribadian Kepribadian adalah segmen yang bisa menunjukkan pada sikap individu kepada

179

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

perusahaan dalam penentuan segmen pasar

4) Behavior Segmentation

Yaitu segmentasi yang membagindashbagi kelompok berdasarkan pengetahuan (knowledge) tingkah laku (attitude) penggunaan atau respon terhadap suatu produk tertentu Dalam segmen ini konsumen dibagi menjadi beberapa segmen yaitu Kejadian

Pembeli dapat dibedakan menurut kejadian saat mereka mengembangkan kebutuhan membeli suatu produk atau memakai suatu produk

Manfaat Manfaat yang ingin diperoleh dari konsumen dari produk yang dibeli berbeda-beda Dalam kaitanya dengan harga dan manfaat dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu mereka yang menganggap harga bersaing sebagai kepuasan yang dicari dan mereka yang lebih mengetengahkan kepuasan non harga

Status pemakaian Segmen ini dapat dibagi atas bukan pemakai bekas pemakai dan pemakai teratur Dari pembagian tersebut perusahaan dapat menentukan kelompok yang harus diperhatikan

Tahap kesiapan Pasar terdiri dari orang-orang dengan kesiapan yang berbeda-beda untuk membeli suatu produk Beberapa orang tidak menyadari keberadaan suatu produk beberapa menyadari beberapa orang menginginkan produk yang bersangkutan beberapa orang bermaksud untuk membeli

Sikap Beberapa kelompok dapat ditemukan dalam suatu

180

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pasar yaitu sikap orang yang antusias sikap yang positif sikap yang acuh tak acuh sikap yang negatifdan sifat yang benci

Dari pengertian pada halaman sebelumnya dapat

dikemukakanbahwasegmentasipasarmerupakanpenggolongan

pasar yang terdiri dari bermacam-macam aspek menjadi lebih

spesifik atau homogen dengan golongan yang bervariasi

1412 Pola Segmentasi Pasar

Suatu proses segmentasi pasar selalu dikelompok- kelompokkan mengikuti pola yang telah ditentukan dengan demikian diharapkan proses identifikasi variabel yang sedang diteliti lebih mudah untuk didapatkan

MenurutKotler(2005)segmenpasardapatdibentukdengan banyak cara salah satunya adalah dengan mengidentifikasi segmen preferensi (pilihan) yang memunculkan tiga pola antara lain Preferensi homogen yaitu menunjukan suatu pasar

dimana semua perusahaan dapat mempraktekan progam pemasaran tunggal yaitu dengan memasarkan produk tunggal Seringkali perusahaan mencari manfaat yang berbeda untuk memunculkan kebutuhan yang berbeda dari jenis produk yang sama

Preferensi tersebar yaitu konsumen mungkin tersebar di seluruh bidang yang menunjukan preferensi konsumen sangat beragam

Preferensi terkelompok yaitu pasar mungkin menunjukan kelompok preferensi yang berbeda-beda yang dinamakan segmen pasar alami

Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (200694) segmen

preferensi dibagi menjadi tiga pola yaitu

Preferensi yang homogen (homogoneous preferences)

181

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

menunjukan suatu pasar dimana semua konsumen itu secara kasar dapat dikatakan mempunyai preferensi yang sama (baik mengenai harga maupun kualitasnya)

Preferensi yang menyebar (diffused preferences) dimana preferensi konsumen dapat menyebar di dalam suatu product space tanpa menunjukan adanya konsentrasi Dalam hal ini konsumen mempunyai preferensi yang beda-beda tentang apa yang mereka inginkan dari produk tersebut

Preferensi berkelompok (clustered preferences) dimana kelompok-kelompok yang terdapat di dalam product space disebut segmen pasar mutual

1413 Segmentasi yang Efektif

Dalam menentukan segmentasi pasar harus bersifat efektif sehingga tidak menimbulkan kesukaran dalam menentukan strategi pemasaran berikutnya Menurut Kotler (2005238) agar dapat bermanfaat segmen pasar haruslah Dapat diukur dalam hal ini ukuran daya beli dan profit

segmen pasar dapat diukur Besar segmen cukup besar dan menguntungkan untuk

dapat dilayani suatu segmen harus merupakan kelompok yang homogen tersebar yang paling mungkin yang berharga untuk diraih dengan progam pemasaran yang dirancang khusus untuk mereka

Dapat diakses segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif

Dapat dibedakan segmen-segmen secara konseptual dapat dipisahkan dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan progam bauran pemasaran yang berbeda

Dapat diambil tindakan progam-progam efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen- segmen tersebut

182

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Sedangkan menurut Kasali (2000139) segmentasi pasar yang baik adalah

Apakah segmen itu cukup besar Segmen yang dipilh hendaknya cukup potensial dalam arti besar pasarnya dapat menjamin kontinuitas produk sesuai dengan harga yang bersedia dibayar oleh konsumen

Apakah ada daya belinya Populasi yang besar dalam sebuah segmen belum menjamin keberhasilan daya beli dan kesediaan untuk membeli juga penting

Apakah dapat dibedakan dengan segmen lainya Apakah sudah ada pesaing lain yang menguasai segmen

itu Segmen yang menarik tidak selalu terbuka untuk semua pendatang Mereka sudah ada tersebut pada umumnya sudah memasang rintangan-rintangan kepada calon pendatang baru bentuknya ada berbagai macam seperti harga murah iklan yang gencar penggunaan bahan baku dan penggunaan teknologi yang baik

Apakah sumber daya yang memadai Sumber daya yang dimiliki perusahaan haruslah baik untuk dapat menjangkau pasar

1414 Strategi Pemilihan Pasar

Menentukan pasar sasaran dalam perusahan bukanlah hal yang mudah karena akan berdampak pada penjualan barang dan atau jasa yang akan dijual oleh perusahaan Berikut definisi dari beberapa ahli dalam strategi pemilihan pasar

Menurut Kleinsteuber (2002) dalam strategi manajemen pemasaran hal yang perlu diperhatikan dalam strategi penyusunan pasar

1) Market Targeting Proses mengidentifikasi dan menganalisis satu atau beberapa segmen pasar disebut strategi menentukan pasar Dalam istilah asing strategi menentukan pasar yang akan

183

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

dibidik disebut sebagai market targeting Guna menentukan segmen mana yang akan memiliki potensi untuk dilayani secara menguntungkan diperlukan riset pemasaran Adapun kriteria yang digunakan Jumlah permintaan produk Kelayakan tiap segmen

pasar untuk dilayani secara khusus dipengaruhi oleh perkiraan jumlah produk tiap segmen pasar dan prospek pertumbuhanya beberapa tahun yang akan datang

Tingkat persaingan pasar Perlu dianalisis dan dikumpulkan adalah kekuatan dan kelemahan perusahaan-perusahaan pesaing utama

Perbandingan manfaat dan biaya Apabila manfaat yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang ditanggung ada baiknya perushaan mempertimbangkan melayani semua segmen pasar yang bersangkutan

Kekuatan dan kelemahan perusahaan Salah satu riset yang dilakukan perusahaan agar bisa bersaing dengan perusahaan lain

Tujuan usaha jangka menengah Bagaimanapun menariknyasegmenpasartertentuapabilaperusahaan menyamping dari tujuan jangka menengah segmen pasar tadi menjadi tidak menarik

Kemampuan menghimpun dan tambahan Untuk melayani segmen-segmen pasar secara khusus dana tamabahan dan karyaan untuk mengembangkan kegiatan produk

2) Market Positioning

Dengan membandingkan kekuatan dan kelemahan dengan perusahaan pesaing perusahaan dapat sebagai pemimpin pasar atau hanya sebagai berikut Dalam istilah asing menempatkan perusahaan diantara perusahaan lain yang

184

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

beroperasi disebut market positioning Penentuanya dapat dilakukan untuk produk perusahaan secara keseluruhan atau hanya pada jenis produk dan merek dagang tertentu yang diusahakan oleh perusahaan

3) Alternatif Strategi Pemilihan

Berdasarkan market targeting dan market positioning perusahaan dapat memilih empat alternatif strategi pemilihan pasar yaitu Mengerahkan seluruh sarana usaha kearah segmen

pasar terbesar Strategi pemilihan segmen pasar ini dilakukan dengan jalan menggerakan seluruh sarana usaha yang dimiliki perusahaan untuk merebut pembeli potensial disegmen pasar yang terbesar baik ditinjau dari potensi jumlah permintaan produk maupun dari sumbangan keuntungan dari perusahaan

Melayani beberapa segmen pasar tertentu Tiap segemen pasar yang dipilih dianggap dengan strategi pemasaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi mayoritas pembeli potensial dalam segmen pasar tersebut

Memusatkan diri pada beberapa segmen pasar yang menguntungkan dan memusatkan hasil produknya pada satu atau beberapa segmen pasar yang telah dikenal dan dianggap paling menguntungkan

Melayani seluruh segmen pasar yang ada Perusahan- perusahaan besar biasanya memiliki kemampuan menerapkan strategi pemasaran yang berbeda-beda pada setiap segmen pasar yang mereka layani

1415 Manfaat Segmentasi Pasar

Swastha (2006) mendefinisikan secara terperinci segementasi pasar dapat membantu manajemen dalam

185

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang

paling menguntungkan

Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan

pasar

Menentukan cara-cara promosi yang paling efektif bagi

perusahaan

Memilih media advertensi yang lebih baik dan menentukan

bagaimana mengalokasikan dana secara lebih baik ke

berbagai media

Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha

promosi

Sedangankan menurut Angiopora (2002113) segmentasi

pasar bermanfaat untuk

Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi

yang lebih baik untuk mendapatkan (mengarahkan) serta

membandingkan kesempatan-kesempatan atau harapan

di dalam marketing

Perusahaan dapat menggunakan pengetahuanya terhadap

respon marketing yang berbeda-beda sehingga dapat

mengalokasikan budgetnya dengan lebih tepat sebagai

segmen

Perusahaan dapat mengatur lebih baik produknya dan

marketing appealnya

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa manfaat

segmentasi pasar adalah menyediakan produk sesuai dengan

permintaan pasar menentukan cara-cara promosi yang efektif

mengarahkan serta membandingkan kesempatan-kesempatan

di dalam pemasaran dapat mengalokasikan anggaranya dengan

lebih tepat terhadap berbagai macam segmen dan agar dapat

mengatur waktu sebaik-baiknya dalam usaha promosi

186

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

1416 Target Pemasaran

Suatu tujuan yang amat penting dalam perencanaan pemasaran adalah menentukan metode yang dianggap penting untuk mencapai target yang sudah ditetapkan perusahaan Suatu target pasar terdiri dari top prospect yaitu orangndashorang yang hampir selalu melakukan pembelian produk tertentu Menurut Sulastyono (2001) disebutkan targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki

Kotler (2003) memberi batasan tentang target pemasaran sebagai berikut ldquotarget marketing is a process of evaluating each segmentsrdquo Jadi menurut Kotler target pemasaran adalah suatu proses mengevaluasi kebutuhan dan keinginan tiap segmen dan menyeleksi menandai satu atau beberapa segmen pasar

142 Alat Analisis Segmentasi Pasar

Untuk menjawab pokok permasalahan yang dikemukakan akan dijawab dengan teknik analisis sebagai berikut 1) Teknik Analisis Distribusi Frekuensi

Teknik analisis distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui jumlah dan prosentase mengenai variabel demografi geografi psikografi dan prilaku konsumen wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel sehingga diperoleh hasil dari masing-masing variabel melalui tabel-tabel yang dibuat berdasarkan hasil dari progam SPSS (Statistic Pharametrik) Setelah mengetahui hasil dari distribusi frekuensi selanjutnya dilkakukan teknik analisis tabulasi (cross tabulation)

2) Teknik Analisis Tabulasi Silang (Cross tabulation) Jika distribusi Frekuensi di atas hanya menerobos tiap- tiap variabel secara tersendiri maka dengan tabulasi silang akan membahas dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan secara diskriptif dan kemudian dijelaskan secara rinci sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik wisatawan yang menginap dan menggunakan

187

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

jasa hotel berdasarkan variabel demografi geografi dan psikografi dalam kaitanya dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan

3) Teknik analisis Chi-square Analisis chi-square digunakan untuk mengetahui signifikan atau ada tidaknya hubungan antara variabel demografi geografi dan psikografi dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan oleh wisatawan yang menginap yaitu dengan analisis deskriptif statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 tingkat kesalahan 5 dan derajat kebebasan (df) dari 1 sampai 30 Menurut Lukas

(1997) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

(Fo-Fe) 2

X2 = sum mdashmdashmdashmdashmdash

Fe

(total baris 1) (total kolom 1)

Fe=mdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdash

Total Jumlah

Keterangan X2 = Chi-square Fo = Frekuensi yang diobservasi Fe = Frekuensi yang diharapkan

143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar

1) Variabel Geografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor geografis seperti variabel wilayah yaitu Negara menunjukkan negara asal tamu yang menginap pada sebuah hotel

2) Variabel Demografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor demografis seperti usia jenis kelamin jumlah anggota keluarga dan status perkawinan

3) Variabel Psikografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor psikografis seperti variabel motivasi menjelaskan hal-hal yang mendorong tamu pada sebuah hotel dalam melakukan

188

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pembelian

4) Variabel Prilaku konsumen identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan sikap atau tanggpan mereka terhadap produk yang ditawarkan oleh sebuah hotel seperti variabel manfaat yang dicari menjelaskan alasan tamu memilih menginap pada sebuah hotel dengan alternatifnya antara lain faktor lokasi fasilitas harga pelayanan ataupun keramahan

Tabel 141 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

No Variabel Indikator Definisi

1 V a r i a b e l Demografi

Usia(X1) Variabel usia adalah variabel yang berisi- kan data-data wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan usia wisatawan

J e n i s Kelamin(X2)

Variabel jenis kelamin adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan jenis kelamin wisatawan

S t a t u s Pernikahan(X3)

Variabel status pernikahan adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan status pernikahan wisatawan

Pekerjaan(X4) Variabel pekerjaan adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan pekerjaan wisatawan

Pendapatan(X5) Variabel pendapatan adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan pendapatan wisatawan

J u m l a h Keluarga(X6)

Variabel jumlah keluarga adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan jumlah keluarga wisatawan

Pendidikan(X7) Variabel pendidikan adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan jenjang pendidikan wisatawan

2 V a r i a b e l Geografi

Negara Asal(X8) Variabel Negara Asal merupakan variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap di Dhyana Pura Beach Resort berkenaan dengan Negara asal

189

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

No Variabel Indikator Definisi

3 V a r i a b e l Psikografi

Motivasi(X9) Variabel motivasi merupakan variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan motivasi

4 V a r i a b e l P e r i l a k u Konsumen

Manfaat(X10)

Variabel manfaat adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan manfaat yang dicari wisatawan lokasi fasil- itas harga dan pelayanan yang menjadi alas an tamu menginap pada sebuah hotel

Studi Kasus Penentuan Segmentasi Pasar

1) Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel

Demografi Karakteristik Responden dilihat dari demografi yang

terdiri dari variabel usia jenis kelamin status perkawinan pekerjaan pendapatan jumlah keluarga dan pendidikan responden yang menginap pada sebuah hotel Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan progam komputer menghasilkan gambaran wisatawannya secara keseluruhan berdasarkan demografi akan diuraikan tabel seperti tabel berikut

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel

Demografi

No

Usia Jumlah

Orang Prosentase

1

15-20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt50 tahun

2

11

58

24

5

20 110

580

240 50

Total 100 1000

190

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

2

Jenis Kelamin Pria

Wanita 65

35 650

350 Total 100 1000

3

Status Perkawinan Menikah

Tidak menikah 63

37

100

630

370

1000 Total

4

Pekerjaan Pelajar

PegawaiKaryawan

Wiraswata

Dan lainnya

3

63

18

16

30

630

180

160 Total 100 1000

5

Pendapatan ltUS$1000

US$1000-US$2500

gtUS$2500

36

53

11

360

530

110 Total 100 1000

6

Jumlah Keluarga 1-2 orang

3-4 orang

gt5 orang

70

25

5

700

250

50 Total 100 1000

7

Pendidikan SD

SLTP

SMA

Perguruan Tinggi

1

2

17

80

10

20

170

800 Total 100 1000

5) Karakteristik Responden Berdasarkan Geografi

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Geografi

Negara Asal Jumlah

Orang Prosentase a Indonesia

b Belanda 38

36 380

360

191

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

c Australia

d Amerika Serikat

e China

f Jerman

g Perancis

h Dan lainnya

6

4

1

8

2

5

60

40

10

80

20

50 Total 100 1000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa

karakteristik responden berdasarkan geografi menurut negara asal wisatawan yang menginap paling banyak berasal dari Indonesia yaitu 380 berikutnya berasal dari Belanda 360 8 berasal dari Jerman Australia 60 40 dari Amerika Serikat Prancis 20 China 10 dan dari negara-negara lain diluar itu sebanyak 50

6) Karakteristik Responden Berdasarkan Psikografi

Untuk karakteristik responden berdasarkan variabel psikografi dapat dilihat pada tabel berikut

Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Psikografi

Motivasi perjalanan Jumlah

Orang Prosentase a Rapat

b Bisnis

c Paket Wisata

d Liburan

e Pendidikan

f Dan lainnya

5

5

28

57

4

1

50

50

280

570

40

10 Total 100 1000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa

karakteristik responden berdsarkan psikografi dilihat dari motivasi wisatawan dalam melakukan perjalanan 570 adalah untuk Liburan 280 adalaha Paket Wisata 50 untuk Rapat 50 mempunyai tujuan Bisnis 50

192

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

untuk Pendidikan dan 10 sisanya adalah tujuan diluar yang sudah disebutkan

4) Karakteristik Responden Berdasarkan Prilaku

Konsumen Untuk karakteristk responden berdasarkan varibel

prilaku konsumen dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel

Prilaku Konsumen

Manfaat yang dicari Jumlah

Orang Prosentase a Lokasi Strategis

b Pelayanan Cepat

c Fasilitas Lengkap

d Kebersihan Hotel

e Harga Terjangkau

49

6

34

6

5

490

60

340

60

50 Total 100 1000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik

responden berdasarkan prilaku konsumen dilihat dari manfaat yang dicari sebagian besar wisatawan memilih lokasi yang strategis yaitu sebesar 490 berikutnya fasilitas yang lengkap sebesar 340 pelayanan yang cepat sebanyak 60 60 adalah kebersihan hotel dan yang paling sedikit adalah harga yang terjangkau yaitu sebesar 50

5) Hubungan Antara Variabel Demografi dengan Variabel

Prilaku Konsumen Berikut diuraikan hubungan antar variabel Demografi

responden dalam hal ini wisatawan pada sebuah hotel dengan manfaat yang dicari secara rinci sebagai berikut

Variabel Usia

Usia wisatawan menggambarkan tingkat kedewasaan seseorang yang juga berpengaruh pada

193

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

kesetiaan seseorang terhadap suatu produk Berdasarkan usia responden terhadap manfaat yang dicari dari 100 orang responden dapat dilihat pada tabel berikut ini

Hubungan Usia terhadap Manfaat yang dicari Responden

pada sebuah hotel di Bali Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayan- an yang

cepat

Fasilitas yang

lengkap

Keber- sihan hotel

Harga yang ter- jangkau

Total

Usia 15-20 Count 1 0 1 0 0 2 within

Usia 500 0 500 0 0 1000

21-30 Count 5 2 4 0 0 11

within

Usia 455 182 364 0 0 1000

31-40 Count 29 1 22 4 2 58

within

Usia 500 17 379 69 34 1000

41-50 Count 11 2 7 1 3 24

within

Usia 458 83 292 42 125 1000

gt50 Count 3 1 0 1 0 5

within

Usia 600 200 0 200 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Usia 490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa yang terbanyak

dicari berdasarkan usia adalah lokasi yang strategis sebanyak

490 yang berikutnya adalah fasilitas yang lengkap yaitu

340 selanjutnya kebersihan hotel sebanyak 60 60 memilih pelayanan yang cepat dan harga yang terjangkau sebanyak 50

Bila dikelompokan pilihan mereka berdasarkan usia dari 100 orang responden yang berusia 15 sampai 20 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebagai pertimbangan utama hal ini ditunjukan oleh besarnya prosentase sebesar 500 500 sedangkan responden dengan kelompok usia antara 21 sampai dengan 30 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang

194

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase yaitu 455 dan 364

Untuk kelompok usia 31 sampai 40 tahun cenderung mempunyai pilihan tersebar yaitu lokasi hotel yang strategis 500 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 379

Untuk kelompok usia antara 41 tahun sampai dengan 50 tahun pilihan manfaat mereka dengan urutan sebagai berikut lokasi hotel yang strategis 458 fasilitas hotel yang lengkap yaitu 292 dan harga yang terjangkau 125 Sedangkan untuk responden dengan kelompok usia lebih dari 50 tahun memilih manfaat lokasi hotel yang strategis yaitu sebanyak 60

Variabel Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin dapat ditentukan pilihan wisatawan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel Untuk selengkapnya distribusi responden berdasarkan jenis kelamin terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubugan Jenis Kelamin terhadap Manfaat yang dicari Re-

sponden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayan- an yang

cepat

Fasilitas

yang lengkap

Keber- sihan hotel

Harga yang

terjang- kau

Total Jenis Kelamin

Pria Count

within JenisKel- amin

35

538

2

31

24

369

1

15

3

46

65

1000

Wan- Count ita within

JenisKel- amin

14

400

4

114

10

286

5

143

2

57

35

1000

Total Count within JenisKel- amin

49

490

6

60

34

340

6

60

5

50

100

1000

195

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden

manfaat yang dicari dari sebuah hotel berdasarkan variabel jenis kelamin menunjukan bahwa pria 538 memilih lokasi hotel yang strategis urutan berikutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap 369 Sedangkan responden wanita manfaat yang dicari terdistribusi pada pilihan yaitu harga lokasi hotel yang strategis 400 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 286

Status Perkawinan

Berikut distribusi responden berdasarkan status perkawinannya terhadap manfaat yang dicari pada Dhyana Pura Beach Resort seperti pada tabel berikut

Tabel Hubungan Status Perkawinan terhada Manfaat yang

Dicari responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari Lokasi yang strat- egis

Pe- layanan

yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Keber- sihan hotel

Harga yang

terjang- kau

Total

Status Perkaw- inan

Menikah Count

within Status Perkaw- inan

30

476

4

63

21

333

4

63

4

63

63

1000

Tidak Count Menikah within

Status Perkaw- inan

19

514

2

54

13

351

2

54

1

27

37

1000

Total Count within Status Perkaw- inan

49

490

6

60

34

340

6

60

5

50

100

1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden

berdasarkan status perkawinan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa wisatawan yang sudah

196

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

menikah memiliki distribusi pilihan manfaat 476 memilih lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 333

Proporsi responden wisatawan yang belum menikah terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukan bahwa pilihan yang terbanyak adalah lokasi hotel yang strategis 514 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 340

Pekerjaan

Pekerjaan mencerminkan status sosial ekonomi dan keluarganya melakukan jenis perkerjaan seseorang dapat dapat diperoleh gambaran status sosialnya di masyarakat yang berpengaruh pula pada pemilihan jenis produk dan pelayanannya Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pekerjaan terhadap Manfaat yang dicari Re-

sponden pada sebuah hotel Manfaat Yang Dicari

Lokasi Pe- Fasili- Keber- Harga Total yang

strategis

layanan yang cepat

tas yang leng- kap

sihan hotel

yang terjang-

kau

Pekerjaan Pelajar Count 1 0 2 0 0 3

within

Pekerjaan 333 0 667 0 0 1000

Pe- gawai

Wiras- wata

Dan

Count 31 2 25 3 2 63 within

Pekerjaan 492 32 397 48 32 1000

Count 7 3 4 1 3 18 within

Pekerjaan 389 167 222 56 167 1000

Count 10 1 3 2 0 16

lainnya within Pekerjaan

625 62 188 125 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100 within

Pekerjaan 490 60 340 60 50 1000

197

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden

berdasarkan yang pekerjaan dirtekuni terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang berstatus pelajar pilihan terhadap manfaat yaitu fasilitas hotel yang lengkap yaitu 667 dan lokasi hotel yang strategis sebanyak 333

Untuk kelompok responden yang berprofesi sebagai pekerjakaryawan manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi yang strategis 492 dan pilihan berikutnya pada fasilitas hotel yang lengkap yaitu 397

Untuk responden yang menekuni pekerjaan sebagai pebisniswiraswasta pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis sebesar 389 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 222

Sedangkan responden yang berprofesi selain yang sudah disebutkan diatas memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 625 dan fasilitas hotel yang lengkap 188

Secara umum berdasarkan pekerjaan wisatawan yang menginap pada sebuah hotel 490 memilih lokasi yang strategis 340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat dan 50 karena harga yang terjangkau

Pendapatan

Pendapatan responden mengungkapkan berapa rata-rata total perbulan pendapatan dari pekerjaan yang ditekuni sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendapatan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan Hubungan pendapatan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

198

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tabel Hubungan Pendapatan terhadap Manfaat yang dicari

Responden pada sebuah hotel Manfaat Yang Dicari

Lokasi Pe- Fasili- Keber- Harga Total yang strat- egis

layan- an

yang cepat

tas yang leng- kap

sihan hotel

yang ter-

jang- kau

Penda- patan

ltUS$1000 Count 19 3 13 1 0 36

within Pendapa- tan

528 83 361 28 0 1000

US$1000- US$2500

Count 26 3 17 5 2 53 within Pendapa- tan

491 57 321 94 38 1000

gtUS$2500 Count 4 0 4 0 3 11 within Pendapa- tan

364 0 364 0 273 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100 within Pendapa- tan

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan tingkat

pendapatan responden terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang berpendapatan kurang dari US$1000bulan pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari pada lokasi hotel yang strategis 528 dan fasilitas hotel yang lengkap sebanyak 361

Untuk wisatawan yang berpendapatan antara US$1000 sampai dengan US$2500 pilihan mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang strategis yaitu 491 dan lokasi hotel yang terjangkau 321

Sedangkan untuk wisatawan yang berpenghasilan di atas U$2500 pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase yang sama yaitu 364

199

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Jumlah Keluarga Jumlah keluarga responden adalah berapa banyak jumlah keluarga dari responden yang ikut menginap pada sebuah hotel Hal ini mempengaruhi juga dalam pemilihan manfaat yang dicari dalam menentukan produk dan pelayanan yang diingikan Hubungan antara jumlah keluarga dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Jumlah Keluarga terhadap Manfaat yang dicari

Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari Lokasi Pelayanan Fasilitas Keber- Harga Total

Jumlah

1-2 Count

yang strategis

yang cepat

yang lengkap

sihan hotel

yang ter-

jang- kau

Kelu- arga

within Jumlah Keluarga

36 6 23 3 2 70 514 86 329 43 29 1000

3-4 Count 10 0 10 2 3 25 within Jumlah Keluarga

400 0 400 80 120 1000

gt5 Count 3 0 1 1 0 5 within Jumlah Keluarga

600 0 200 200 0 1000

To- tal

Count 49 6 34 6 5 100

within Jumlah Keluarga

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan jumlah

keluarga responden terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang jumlah keluarganya 1 sampai dengan 2 orang yang menginap pada sebuah hotel pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 514 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 329

200

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Untuk wisatawan yang jumlah keluarganya 3 sampai

dengan 4 orang pilihan manfaat yang dicari oleh mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase jumlah yang sama besar yaitu 400

Sedangkan untuk wisatawan yang jumlah keluarganya lebih dari 5 orang pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi hotel yang strategis sebesar 600 dan berikutnya fasilitas hotel yang lengkap dan kebersihan hotel dengan proporsi yang sama besar yaitu 200

Pendidikan

Pendidikan responden mengungkapkan tingkat pendidikan apa yang telah ditempuh oleh responden sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendidikan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan Hubungan pendidikan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pendidikan terhadap Manfaat yang dicari

Responden pada sebuah hotel

ManfaatYangDicari Lokasi Pelayan- Fasilitas Keber- Harga Total yang

strategis an yang

cepat yang

lengkap sihan hotel

yang ter- jangkau

Pen- didikan

SD Count 1 0 0 0 0 1

within

Pendidikan 1000 0 0 0 0 1000

SLTP Count 1 0 1 0 0 2

within

Pendidikan 500 0 500 0 0 1000

SMA Count 6 1 5 3 2 17

within

Pendidikan 353 59 294 176 118 1000

Pergu- Count 41 5 28 3 3 80 ruan within

Tinggi Pendidikan 512 62 350 38 38 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Pendidikan 490 60 340 60 50 1000

201

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden

berdasarkan jenjang pendidikan yang telah ditempuh terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang latar belakang pendidikannya sampai Sekolah Dasar (SD) pilihan terhadap manfaat yaitu lokasi hotel yang strategis yaitu sebesar 1000

Untuk kelompok responden yang latar belakang pendidikannya sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan proporsi jumlah yang sama besar yaitu 500

Untuk responden yang latar belakang pendidikanya sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 353 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 294

Sedangkan responden yang latar belakang pendidikan terakhirnya sampai dengan Perguruan Tinggi memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 512 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 350

Hubungan Antara Variabel Geografi dengan Variabel Prilaku

Konsumen Dilihat dari Negara mana wisatawan berasal distribusi

pilihan mereka terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

202

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tabel Hubungan Negara Asal terhadap Manfaat yang dicari

Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari Lokasi Pe- Fasilitas Keber- Harga Total yang strat- egis

layanan yang cepat

yang lengkap

sihan hotel

yang terjang-

kau Negara Indone- Count

21 3 12 2 0 38 Asal sia

within

Negara Asal 553 79 316 53 0 1000

Belanda Count 19 1 13 1 2 36

within Negara Asal

528 28 361 28 56 1000

Austra- Count 3 1 2 0 0 6 lia within 500 167 333 0 0 1000

1 0 2 0 1 4

250 0 500 0 250 1000

0 0 0 1 0 1

0 0 0 1000 0 1000

Negara Asal Amer- Count ika within Serikat Negara Asal China Count within Negara Asal Jerman Count 4 0 2 1 1 8

within Negara Asal 500 0 250 125 125 1000

Peran- Count 0 0 1 1 0 2 cis within

Negara Asal 0 0 500 500 0 1000

Dan Count 1 1 2 0 1 5 lainnya within

Negara Asal 200 200 400 0 200 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within Negara Asal 490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan manfaat yang paling banyak dijadikan pertimbangan berdasarkan negara asal wisatawan yang menginap pada sebuah hotel adalah sebagai berikut 490 memilih lokasi yang strategis 340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat dan 50 harga yang terjangkau

203

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Tujuan

Rapat

Count

Lokasi yang

strategis

Pelaya- nan yg cepat

Fasilitas yang

lengkap

Keber- sihan hotel

Harga yang ter- jangkau

Total

Per- jalanan

within

3 1 1 0 0 5

Tujuan 600 200 200 0 0 1000

Bisnis Perjalanan Count

1

1

1

0

2

5

within Tujuan 200 200 200 0 400 1000

Paket Perjalanan Count

17

0

9

2

0

28

Wisa- ta

within Tujuan

607

0

321

71

0

1000

Libur- Perjalanan Count

25

4

21

4

3

57 an within

Tujuan

439

70

368

70

53

1000

Pen- Perjalanan Count

2

0

2

0

0

4 didi-

kan within Tujuan

500

0

500

0

0

1000

Dan Perjalanan Count

1

0

0

0

0

1

lain- nya

within Tujuan

1000

0

0

0

0

1000

Total Perjalanan Count

49

6

34

6

5

100 within

Tujuan

490

60

340

60

50

1000

Perjalanan

Hubungan Antara Variabel Psikografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Motivasi perjalanan yang dilakukan wisatawan tentu tidak sama ada yang memiliki motivasitujuan berlibur rapat bisnis dan lain sebagainya Hubungan antara motivasi perjalanan wisatawan terhadap manfaat wisatawan terhadap manfaat yang dicari dalam menjatuhkan pilihan untuk menginap di sebuah hotel bisa dilihat dari tabel berikut

Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang

dicari Responden pada sebuah hotel Manfaat Yang Dicari

204

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Dari tabel di atas terlihat bahwa wisatawan yang memiliki

motivasi Rapat 600 memilih lokasi hotel yang strategis dan dengan prosentase pilihan 200 memilih fasilitas hotel yang lengkap dan pelayanan yang cepat

Untuk tujuan bisnis manfaat yang mereka cari adalah harga yang terjangkau yaitu 400 dan dengan prosentase yang sama besar yaitu 200 memilih fasilitas hotel yang lengkap pelayanan yang cepat dan lokasi hotel yang strategis Sedangkan responden yang tujuannya paket wisata manfaat yang mereka cari adalah lokasi yang strategis dengan prosentase 607 dan selanjutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap prosentase 321

Motivasi terbanyak adalah berlibur dan pertimbangan manfaat yang dipilih untuk menginap di Dhyana Pura Beach Resort adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 439 dan fasilitas hotel yang lengkap 368

Untuk wisatawan yang mempunyai tujuan pendidikan memilih manfaat untuk menginap adalah lokasi yang strategis dan fasilitas yang lengkap dengan prosentase 500 Dan yang terakhir adalah wisatawan dengan tujuan diluar tujuan yang telah disebutkan memilih manfaat dari Dhyana Pura Beach Resort sebagai tempat menginap dengan alasan 1000 lokasi hotel yang strategis

Karakteristik Responden dalam Kaitanya dengan Manfaat

yang Dicari

Menjawab pokok permasalahan kedua yaitu mengenai

hubungan antara variable demografi geografi dan psikografi

responden terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel

maka analisis dilakukan dengan menggunakan analisis Chi-

Square

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat

diuraikan seperti pada tabel berikut

205

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

No

Variabel Uji

2

Hitung

2

Tabel

df

α

Asymp Sig

(2-sided)

Hubungan

1

Manfaat yang dicari dengan usia

15474

2630

16

005

0490 Tidak Sig-

nifikan

2

Manfaat yang dicari dengan jenis kelamin

10218

949

4

005

0037

Signifikan

3

Manfaat yang dicari dengan status perkaw- inan

0778

949

4

005

0941

Tidak Sig-

nifikan

4

Manfaat yang dicari dengan perkerjaan

16667

2103

12

005

0163 Tidak Sig-

nifikan

5

Manfaat yang dicari dengan pendapatan

16781

1551

8

005

0032

Signifikan

6

Manfaat yang dicari dengan jumlah keluarga

9258

1551

8

005

0321 Tidak Sig-

nifikan

7

Manfaat yang dicari dengan pendidikan

8728

2103

12

005

0726 Tidak Sig-

nifikan

8

Manfaat yang dicari dengan Negara Asal

40903

4134

28

005

0055 Tidak Sig-

nifikan

9

Manfaat yang dicari dengan motivasi

24548

3642

20

005

0219 Tidak

Signifikan

Tabel Hubungan antara variabel Demografi Geografi dan Psikografi terhadap variabel manfaat yang dicari pada sebuah

hotel

X X

Sumber Hasil Penelitian X2 hitung gt X2 tabel = signifikan

Berdasarkan tabel di atas yang menunjukan hubungan

antara tujuh variabel demografi satu variabel geografi dan satu

variabel psikografi dengan manfaat yang dicari

Dari hasil perbandingan antara nilai Chi-Square hitung

dengan Chi-Square tabel serta tingkat signifikan yang dicapai

terbukti bahwa sembilan variabel yang diteliti dan diuji hanya

dua variabel yang berpengaruh signifikan yaitu

206

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Variabel Jenis Kelamin wisatawan terhadap manfaat

yang dicari pada sebuah hotel berpengaruh signifikan

dimana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel

(10218gt949) dengan tingkat signifikan 0037lt005 yang

membuktikan bahwa manfaat yang dicari seseorang untuk

menginap pada sebuah hotel memiliki kecenderungan

dipengaruhi oleh jenis kelamin mereka

Variabel Pendapatan responden terhadap manfaat yang

dicari pada sebuah hotel adalah signifikan di mana chi-

square hitung lebih besar dari chi-square tabel (16781gt1551)

dengan tingkat signifikan 0032lt005

207

A

BAB XV

REGRESI DAN KORELASI PADA JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN

151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua

Variabel nalisis tentang distribusi pasangan variabel disebut dengan istilah analisis bivariat Analisis tersebut membutuhkan

data yang terdiri dari dua kelompok hasil observasi atau pengukuran Data sedemikian itu dapat diperoleh dari berbagai bidang kegiatan yang menghasilkan pasangan observasi pengukuran sebanyak n yang dinyatakan sebagai (Xi Yi) dimana i = 1 2 n Variabel X mungkin saja berupa tingkat hunia kamar pada sebuah hotel sedangkan variabel Y merupakan penjualan makanan dan minuman dalam periode tertentu Pada dasarnya hubungan antara variabel X dan Y umumnya berkisar pada dua hal yang kadang-kadang sulit untuk dibedakan a) Mencari bentuk persamaan yang sesuai untuk meramal

(memprediksi) rata-rata Y bagi X tertentu atau rata-rata X bagi Y tertentu Permasalahan ini disebut dengan istilah regresi dimana terdapat variabel tergantung (dependen variable biasanya dinyatakan dengan notasi Y) dan variabel bebas (independent variable biasanya dinyatakan dengan notasi X)

b) Mengukur tingkat asosiasi (keterkaitan) atau korelasi antara variabel X dan variabel Y Tingkat asosiasi tersebut tergantung pada pola variasi atau inter-relasi yang bersifat simultan dari variabel X dan Y Variasi ini merupakan variasi gabungan (joint variation) dari X dan Y dan pengukurannya merupakan permasalahan Batas hubungan antara X dan

208

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

b

Y dapat dinyatakan dalam 2 kemungkinan Kemungkinan pertama adalah X dan Y (korelasi sempurna) sedangkan kemungkinan kedua adalah X dan Y (tidak berkorelasi) Variabel X dan Y dianggap berasosiasi secara statistik bila tingkat hubungannya terdapat diantara kedua batas tersebut

152 Cara Penerapan Garis Regresi

Garis linier yang terbentuk melalui titik-titik koordinat diagrtam pencar seringkali dinamakan (estimating line) Jika garis tersebut digambarkan dalam diagram pencar dengan menggunakan metode kuadrat minimum (least square) maka kita akan memperoleh garis regresi Y terhadap X garis regresi tersebut memiliki persamaan

Yi = a+bX Dimana konstanta a dan b dicari dengan persamaan berikut

( Y b X )

n XY X Y

a

n

n X 2

(

X ) 2

dimana n = jumlah pasang observasi atau pengukuran Koefisien di atas dinamakan ko-efisien regresi

153 Koefisien Korelasi

Pengukuran korelasi sampel diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil perkalian XrsquoYrsquo untuk semua nilai-nilai observasi dan mengrata-ratakannya dengan pembagi n Jika Xrsquo dan Yrsquo masing-masing dinyatakan dalam unit deviasi standar-nya maka akan diperoleh pengukuran korelasi yang bebas dari unit asal Pengukuran tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut

209

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

n s n s y

1 n X i Y i

atau 1 n Xi

X Yi Y

r i 1 s x

y

r i 1 s x

Perumusan di atas sering dinamakan ko-efisien korelasi Pearson atau dalam istilah asing disebut Product Moment Co-efficient of Correlation Secara sederhana rumus tersebut dapat ditulis menjadi

r=(nΣXY - sumXsumY) radic(nΣXsup2-(sumx)sup2) radic(nΣYsup2-(Σy)sup2)

Pada hakekatnya nilai r dapat bervariasi dari ndash1 melalui 0 hingga

+1 Jika r = 0 atau mendekati 0 maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau bahkan tidak terdapat hubungan sama sekali

154 Uji Hipotesi T-test

Uji T atau T-test Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan membuktikan kembali apakah hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) memang benar-benar diperoleh atau secara kebetulan

Menurut Sugiyono (2004184) hal ini dapat dibuktikan dengan rumus T-test

Keterangan

T-test = Koefisien t-test r = Koefisien korelasi n = jumlah data

210

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut

a) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha)

Ho b lt 0 ini berarti secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya

Ha b gt 0 secara parsial variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya

b) Menentukan level of significant () yang mana dalam penelitian ini adalah sebesar 5 sehingga tingkat kebenaran (significant) dalam penelitian ini adalah sebesar 95

c) Penentuan df (Degree of freedom) dilakukan menggunakan persamaan

dimana

df = degree of freedom n = jumlah responden dan k = jumlah variable bebas

d) Menentukan kriteria pengujian

Ho diterima bila tHitung

tTabel

Ho ditolak bila tHitung

gt tTabel

Keputusan t

hitung dibandingkan t

tabel apabila t

hitung lebih

besar dengan ttabel

nilai maka keputusan menolak

hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatife

(Ha) Ini berarti terdapat pengaruh antara variabel

bebas dengan variabel terikat sebaliknya jika nilai thitung

211

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

lebih kecil dengan nilai t

tabel maka keputusan menerima

hipotesis nol (Ho) dan menolak hipotesis alternative (Ha) yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat Sugiyono (2004)

Studi Kasus Analisis Regresi dan Korelasi Pada Sebuah

Hotel Pengaruh Biaya Advertising dan Biaya Personal Selling Terhadap Total Pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta Bali

Biaya Advertising (X1) Biaya Personal Selling (X2) dan Total

Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali Periode Tahun 2005 - 2009

Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp) Janrsquo05 1100000 1555000 529600000 Febrsquo05 1215000 1578000 701455118 Marrsquo05 1280000 1943000 727650753 Aprrsquo05 1700000 3856000 924567966 Meirsquo05 1795000 4157000 942012397 Junrsquo05 1800000 4750000 957789113 Julrsquo05 1960000 5353000 1121749036

Agursquo05 1967000 5600000 1135892433 Seprsquo05 2050000 5695000 115800000 Oktrsquo05 7950000 9560000 1677234986 Novrsquo05 7564000 9542000 1555169000 Desrsquo05 6785000 9500000 1554169500 Janrsquo06 4650000 8250000 1432555789 Febrsquo06 4710000 8300000 1436199045 Marrsquo06 4777000 8450000 1444768309 Aprrsquo06 3125000 6400000 1251315000 Meirsquo06 3200000 6450000 1256857077 Junrsquo06 3250000 6500000 1263349700 Julrsquo06 1285000 2254000 777987098

Agursquo06 1300000 2350000 798960396 Seprsquo06 1352000 2400000 798999015 Oktrsquo06 1830000 4845000 983987567 Novrsquo06 1845000 4870000 994500000

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp) Desrsquo06 1850000 4899000 999440000 Janrsquo07 2170000 5700000 1200889765 Febrsquo07 2185000 5750000 1214073785 Marrsquo07 2430000 5770000 1222234777 Aprrsquo07 3550000 6700000 1267435000 Meirsquo07 3570000 7230000 1268689160 Junrsquo07 3665000 7250000 1278266099 Julrsquo07 4860000 8465000 1445748500

Agursquo07 5200000 8560000 1454999810 Seprsquo07 5445000 9100000 1456888071 Oktrsquo07 1370000 2670000 850850000 Novrsquo07 1450000 2700000 862875000 Desrsquo07 1475000 3777000 879555129 Janrsquo08 1860000 4995000 999989543 Febrsquo08 1875000 5005000 1050222897 Marrsquo08 1879000 5110000 1070366595 Aprrsquo08 2500000 5875000 1225120000 Meirsquo08 2580000 5875500 1234432987 Junrsquo08 2595000 5880000 1234897910 Julrsquo08 3694000 7430000 1288328340

Agursquo08 3800000 7555000 1324378542 Seprsquo08 3815000 8230000 1326970123 Oktrsquo08 1477000 3785000 884899844 Novrsquo08 1500000 3785500 894064287 Desrsquo08 1655000 3800000 916300083 Janrsquo09 1888000 5200000 1083708670 Febrsquo09 1948000 5235000 1100998878 Marrsquo09 1950000 5321000 1103290695 Aprrsquo09 2685000 5900000 1240600075 Meirsquo09 2850000 6010000 1247999550 Junrsquo09 2950000 6155000 1247999660 Julrsquo09 3850000 8240000 1342789985

Agursquo09 4312000 8245000 1373455512 Seprsquo09 4600000 8246000 1413456987 Oktrsquo09 5980000 9245000 1470799785 Novrsquo09 6000000 9444000 1533688006 Desrsquo09 6530000 9489000 1533688146

212

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

213

VTerikat VBebas r parsial B Beta t-hitung Sig Biaya Advertising

(X1)

0066 4748 0032 0498 0620

Biaya Personal Selling

(X2)

0888 106661 0950 14572 0000

1) Analisis Hubungan Biaya Advertising (X

1) dan Biaya

Personal Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y)

pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis

data yang telah dikumpulkan guna menjawab

permasalahan yang telah dikemukakan pada bab I

adalah analisis statistik dengan menggunakan program

komputer SPSS 12 Adapun hasil yang diperoleh adalah

sebagai berikut

Hasil Analisis Statistik Hubungan Biaya Advertising (X1) dan

Biaya Personal Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) Pada

Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

Pendapa-

tan (Y)

R 0980 D 0960 T-Tabel 20025 Konstanta 517468298259 Persamaan Regresi Y = 517468298259 + 4748X

1 + 106661X

2

F ndash hitung 691773 F ndash tabel 31588

Hasil Olahan SPSS

2) Analisis Korelasi Parsial Biaya Advertising (X

1)

Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan

secara parsial antara biaya advertising (X1) dengan

total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

Besarnya koefisien korelasi parsial (r ) dapat diketahui

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

214

dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0066 Karena koefisien korelasi (r ) bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya berdasarkan kriteria interprestasi koefisien korelasi (r ) menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada diantara 000 ndash 1199 berarti bahwa secara parsial

biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif

namun sangat rendah dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

3) Uji T (T-test)

Untuk hipotesis pertama yaitu diduga ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah 1) Formulasi Hipotesis

Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

2) Menentukan Tingkat Kepercayaan Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF = n ndash k DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025 Kriteria Pengujian

Ho diterima bila -2 t 2 Ho ditolak bila -2 gt t gt 2

Nilai thitung = 0498 Kesimpulan

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 42 daerah

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

215

penerimaan dan penolakan Ho

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Berdasarkan analisis t test dan gambar 132 terlihat

bahwa nilai t hitung didapat sebesar 0498 sedangkan

T tabel sebesar 20025 dengan demikian t hitung berada

didaerah penerimaan Ho jadi Ho diterima dan Ha

ditolak Hal ini berarti bahwa dalam keadaan biaya

personal selling (X2) konstan secara statistik pada (α) =

5 biaya advertising (X1) tidak berpengaruh signifikan

terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

4) Analisis Korelasi Parsial Antara Biaya Personal selling

Terhadap Total Pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta

Bali

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya personal selling

(X2) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r )

dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu

0888 Karena koefisien korelasi r bertanda positif maka

hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya

berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi (r )

menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi

parsial berada diantara 080 ndash 1000 berarti bahwa secara

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

216

parsial biaya advertising (X

1) mempunyai hubungan

positif yang sangat kuat dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

5) Uji T (T test)

Untuk hipotesis kedua ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah Formulasi Hipotesis

Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan

antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan

signifikan antara

biaya personal selling terhadap

total pendapatan pada Hotel

Mutiara Kuta - Bali

Menentukan Tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 Uji sisi kanan DF = n ndash k DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila -2 t 2 Ho ditolak bila -2 gt t gt 2

Nilai t = 14572

Kesimpulan

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diujikan maka

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

217

disajikan gambar 43 daerah penerimaan dan penolakan Ho

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Berdasarkan analisis t test dan gambar 134 terlihat

bahwa nilai T hitung didapat sebesar 14572 sedangkan

T tabel sebesar 20025 dengan demikian T hitung berada

didaerah penolakan H0 jadi H0 ditolak dan Ha diterima

Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh

secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling

terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta -

Bali

6) Analisis Kerelasi Berganda

Untuk mengetahui hubungan secara simultan atau bersama-sama antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan kerelasi berganda berdasarkan hasil analisis melalui program komputer SPSS 12 diperoleh koefisien korelasi linier berganda R = 0980 berarti ada hubungan yang positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama-sama antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

218

7) Analisis Determinasi

Untuk mengetahui besarnya kontribusi biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan analisis determinasi dengan rumus

D = R2 x 100

Besarnya koefisien determinasi = 0960 atau 96 ini menunjukan biaya advertising dan biaya personal selling secara simultan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali yaitu sebesar 96 dan 4 disebabkan oleh faktor lain

8) Uji F (F-test)

Untuk menguji pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali digunakan F-Test adapun langkah-langkahnya adalah

Formulasi Hipotesis

Ho β1= β2 = 0 Tidak ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Ha β1 ne β2 ne 0 Ada pengaruh pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara Biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada hotel Hotel Mutiara Kuta - Bali

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

219

`

Menentukan tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF pembilang = k ndash 1 (3 ndash 1 = 2) DF penyebut = n ndash k (60 ndash 3 = 57) Jadi F Tabel = 3 1588

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila F hitung le F tabel

Ho ditolak bila F hitung gt F tabel

Menghitung Nilai F

Fh =

Dimana

R2 k - 1

(1 ndash R2) (n ndash k)

R = Koefisien korelasi berganda

Fh = F ndash hitung n = Banyaknya data k = Banyaknya variabel 1 = Variabel terikat Dengan menggunakan program SPSS 12 didapat nilai F= 691773 5

Penarikan kesimpulan uji

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis dengan uji F

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Dengan Uji F

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

220

Berdasarkan Uji F dan gambar diatas terlihat bahwa

nilai F hitung didapat sebesar 691773 sedangkan F tabel sebesar 31588 dengan demikian F hitung lebih besar dari F tabel berarti Ho ditolak maka Ha diterima Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

9) Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan analisis regresi linier berganda dengan model sebagai berikut

Y = a + b

1X

1 + b

2X

2

Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 12 seperti pada

tabel 132 maka dapat ditentukan persamaan regresinya sebagai

berikut

Y = 517468298 259 + 4748X

1 + 106661X

2

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

b1 Koefisien regresi X1

= 4748 hal ini berarti

pendapatan akan berubah rata-rata sebesar

4748 bila biaya advertising berubah sebesar

satu satuan dengan asumsi biaya personal

selling tidak berubah

b2 Koefisien regresi X2

= 106661 berarti

pendapatan akan berubah rata-rata sebesar

106661 bila biaya personal selling berubah

sebesar satu satuan dengan asumsi biaya

advertising tidak berubah

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

221

Dan dari hasil SPSS12 diperoleh tingkat signifikan masing- masing koefisien regresi tersebut 0620 untuk biaya advertising dan 0000 untuk biaya personal selling (tabel 42) Karena tingkat

signifikan dari koefisien regresi untuk biaya advertising (X1)

berada diatas 5 (005) berarti pengaruh yang terjadi antara biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali adalah tidak signifikan namun untuk biaya personal selling (X

2) lebih kecil dari 5 (005) berarti pengaruhnya adalah

signifikan

10) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dari rumusan masalah yang telah dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut a) Ada pengaruh positif (searah) namun sangat rendah

secara parsial antara biaya advertising (X1) terhadap total

pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali periode tahun 2005 ndash 2009 diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r ) biaya advertising (X

1) terhadap total pendapatan pada

Hotel Mutiara KutandashBali sebesar 0066 Melalui persamaan Y=517468298259+4748X

1+4748X

1 dapat dilihat bahwa

setiap peningkatan biaya advertising sebesar Rp1- akan mengakibatkan kenaikan sebesar Rp4748 pada pendapatan (Y) Hotel Mutiara Kuta-Bali dan atau sebaliknya

b) Ada pengaruh positif (searah) dan sangat kuat secara parsial antara biaya personal selling (X

2) terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali (Y) diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r ) biaya personal selling (X

2) terhadap total pendapatan (Y) sebesar 0888 Melalui

persamaan regresi diperoleh Y=517468298259+106661X2

dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya personal selling (X

2) sebesar Rp1- akan mengakibatkan kenaikan

sebesar Rp106661 pada pendapatan (Y) di Hotel Mutiara Kuta ndash Bali dan atau sebaliknya

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

222

c) Ada pengaruh positif dan sangat kuat secara simultan

atau bersama ndash sama antara biaya advertising (X1) dan biaya

personal selling (X2) terhadap total pendapatan (Y) pada

Hotel Mutiara Kuta ndash Bali diperoleh hasil koefisien korelasi berganda R= 0980 Berdasarkan analisis determinasi koefisien determinasi 0960 (96) artinya antara biaya advertising (X

1) dan biaya personal selling (X

2) terhadap

total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali berpengaruh 96 dan sisanya 4 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak di teliti Secara simultan biaya advertising

(X1) dan biaya personal selling (X

2) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta Bali

223

B

BAB XVI

BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA USAHA

PARIWISATA

161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard

alanced Scorecard mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis melampaui rangkuman ukuran finansial yang mampu

membuat eksekutif perusahaan mengukur seberapa unit bisnis mereka menciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan saat ini dan yang akan datang serta seberapa banyak perusahaan harus meningkatkan kapabilitas internal dan investasi dalam sumber daya manusia Definisi Balanced Scorecard yaitu

ldquothe balanced scorecard is a management system (not only a measurement system)

that enables organizations to clarify their vision and strategy and translate them into

action It provides feedback around both the internal business processes and external

outcomes in order to continuously improve strategic performance and results

When fully deployed the balanced scorecard transforms strategic planning from an

academic exercise into the nerve center of an enterpriserdquo (wwwbalancedscorecard

org)

Menurut Tunggal (2000) Balanced Scorecard merupakan

kelompok tolak ukur kinerja yang terintegrasi yang berasal

dari strategi perusahaan dan mendukung strategi perusahaan

di seluruh organisasi Balanced Scorecard menurut Kaplan dan

Norton (20009-16) merupakan suatu konsep yang berusaha

menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam

seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka

kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis

224

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced

Scorecard Balanced Scorecard menyediakan suatu instrumen yang

diperlukan untuk mengemudikan perusahaan menuju pada keberhasilan persaingan masa depan Balanced Scorecard berusaha untuk menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran secara menyeluruh yang memberi penekanan pada pencapaian tujuan keuangan dan juga membuat faktor pendorong tercapainya tujuan keuangan tersebut Untuk lebih memperjelas fungsi keempat perspektif Balanced Scorecard dalam mengimplementasikan visi dan strategi

perusahaan dapat dilihat pada gambar 161

Keuangan

Pelanggan

Visi dan Strategi

Proses Internal

Pembelajaran dan

Pertumbuhan

Gambar 141Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard

Sumber Kaplan dan Norton (2000)

163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja

Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001218) Balanced Scorecard memberikan rangka komprehensif untuk menjabarkan misi ke dalam sasaran-sasaran strategi Sasaran-sasaran tersebut dapat dirumuskan karena balanced scorecard menggunakan

225

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

empat perspektif yaitu keuangan pelanggan proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif keuangan akan menilai sasaran keuangan yang perlu dicapai organisasi dalam mewujudkan visinya Perspektif pelanggan memberikan gambaran segmen pasar yang dituju serta tuntutan kebutuhan mereka dalam upaya untuk mecapai sasaran keuangan tertentu Perspektif proses bisnis internal memberikan gambaran proses yang harus dibangun untuk melayani pelanggan dan untuk mencapai sasaran keuangan tertentu Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan pemacu untuk membangun kompetisi personel prasarana sistem informasi dan suasana lingkungan kerja yang diperlukan untuk mewujudkan sasaran keuangan pelanggan serta proses bisnis internal

1631 Perspektif Keuangan

Pendekatan Balanced Scorecard tetap mempertahankan perspektif keuangan karena ukuran keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan mengenai konsekuensi atas keputusan dan tindakan ekonomis yang telah diambil oleh pihak manajemen perusahaan Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif scorecard lainnya karena setiap ukuran terpilih harus merupakan bagian dari hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan

a) Tolok ukur kinerja perspektif keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan alat bantu yang penting bagi manajer untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang finansial sehingga analisis ini berguna untuk menentukan strategi finansial yang akan datang antara lain untuk menyusun neraca dan laporan laba rugi Rasio keuangan juga menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang

226

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

lain dan menjelaskan serta memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan yang merupakan cerminan perkembangan kinerja perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar

Menurut Riyanto (2001330) rasio ndash rasio dapat digolongkan menjadi tiga dilihat dari sumber dari mana rasio itu dibuat yaitu rasio ndash rasio neraca rasio ndash rasio laporan laba rugi dan rasio ndash rasio antar laporan Ada juga yang mengelompokkan rasio ndash rasio ke dalam rasio likuiditas rasio laverage rasio aktivitas

Van Horne dan Wachowicz (2004135) menyatakan bahwa ada beberapa tolak ukur umum yang diusulkan untuk dapat dipergunakan manajemen untuk menilai kinerja keuangan yaitu rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan

b) Rasio Likuiditas

Menurut Riyanto (2001332) untuk menghitung tingkat likuiditas perusahaan digunakan alat ndash alat ukur sebagai berikut

(1) Current ratio

Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar Adapun formulasinya sebagai berikut

(2) Quick Ratio

Rasio ini merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan persediaan karena persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir menjadi uang kas Formulasinya adalah

227

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

sebagai berikut

c) Ratio Solvabilitas

Menurut Riyanto ( 2001) solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi atau solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang jangka panjang

Dari kedua pengertian di atas maka dapat dikemukakan bahwa solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka panjang pada saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan

Jika perusahaan mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya maka perusahaan tersebut dikatakan solvable dan sebaliknya jika perusahaan tidak dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya maka perusahaan tersebut dalam keadaan insolvable

d) Cara Mengukur Solvabilitas

1 Total debt to asset

Membandingkan jumlah hutang jangka pendek dan jangka panjang dengan jumlah aktiva (total assets) Formulasinya adalah sebagai berikut (Suad Husnan2002563)

2 Total debt to equity

Membandingkan antara hutang dengan modal sendiri formulasinya

228

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

e) Cara meningkatkan solvabilitas

Riyanto (2001 35) mengemukakan tingkat solvabilitas dapat dipertinggi dengan jalan sebagai berikut (1) Menambah aktiva tanpa menambah hutang Dalam hal ini

penambahan aktiva dapat dipenuhi dengan penambahan modal sendiri

(2) Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva Dapat dilakukan dengan menambah modal sendiri

Baik dengan jalan pertama maupun kedua tersebut tidak lain dengan mengharuskan adanya aktiva sedang pada alternative kedua tambahan modal sendiri digunakan untuk mengurangi atau membayar hutang

f) Rasio Rentabilitas

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Riyanto 200135) bisa juga dikatakan bahwa rentabilitas adalah tingkat prospektif tidaknya perusahaan di masa yang akan datang berdasarkan tingkat suku bunga tertentu Cara untuk mengukur tingkat rentabilitas perusahaan yaitu

Kemudian membandingkan dengan tingkat suku

bunga pada tahun itu

g) Rasio profitabilitas

Rasio-rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan (Husein Umar 200297) Rasio yang digunakan yaitu rasio pengembalian ekuitas Pengembalian ekuitas membandingkan laba bersih setelah pajak (EAT) dengan modal yang diinvestasikan pemegang saham atau modal sendiridiukur sebagai berikut

229

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

1632 Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan merupakan leading indicator dalam

mewujudkan tujuan suatu perusahaan Perusahaan yang tidak memahami kebutuhan pelanggan akan memudahkan para pesaing untuk menyerang melalui penawawan produk dan jasa yang lebih baik sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para pelanggan Suatu perusahaan harus menciptakan dan memberikan produk dan jasa yang bernilai bagi pelanggan bila ingin mencapai kinerja keuangan jangka panjang yang baik

Dalam perspektif pelanggan Balanced Scorecard perlu dilakukan identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki Segmen pasar merupakan sumber yang akan menjadi komponen penghasilan tujuan finansial perusahaan (Kaplan dan Norton200055)

a) Mengukur kinerja perspektif pelanggan

Tolak ukur kinerja perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok (Soetjipto2002) 1) Kelompok Inti

Pangsa pasar mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar tertentu yang dikuasai oleh perusahaan

Tingkat perolehan para pelanggan baru mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan-pelanggan baru

Kemampuan mempertahankan para pelanggan lama mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil mempertahankan pelangan-pelanggan lama

Tingkat kepuasan pelanggan mengukur seberapa jauh pelanggan merasa puas terhadap layanan perusahaan

230

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tingkat profitabilitas pelanggan mengukur

seberapa besar keuntungan yang berhasil diraih

oleh perusahaan dari penjualan produk kepada para

pelanggan

2) Kelompok Penunjang

Atribut-atribut produk (fungsi harga dan mutu) Tolak ukur atribut produk adalah tingkat harga eceran relatif tingkat daya guna produk tingkat pengembalian produk oleh pelanggan sebagai akibat ketidak sempurnaan proses produksi mutu peralatan dan fasilitas produksi yang digunakan kemampuan sumber daya manusia serta tingkat efisiensi produksi

Hubungan dengan pelanggan Tolak ukur yang termasuk sub kelompok ini tingkat fleksibilitas perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan para pelanggannya penampilan fisik dan mutu layanan yang diberikan oleh pramunaga serta penampilan fisik fasilitas penjualan

Citra dan reputasi perusahaan beserta produk- produknya dimata para pelanggannya dan masyarakat konsumen

Sedangkan menurut Tunggal (2000) kelompok pengukuran

dalam perspektif pelanggan terdiri atas

Bukti langsungDirect Evidence

KeandalanCapability JaminanGuaranty Daya TanggapAttention EmpatiTrust

b) Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan

Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan

231

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

dibandingkan dengan harapannya Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan Kepuasan pelanggan sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga taraf yaitu 1) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan

contoh Restoran A menunjukan jenis makanan yang disukai seseorang pelanggan Ia menanyakan bahan berapa harganya kemudian lihat dan kemudian di beli

2) Memenuhi harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat mereka akan kembali lagi Contoh Restoran B menunjukan jenis makanan yang disukai seorang pelanggan Ia menunjukan juga jenis makanan lain yang mungkin disukai dijelaskan kelebihannya kemudian di jelaskan bahan-bahannya berapa harganya dikemudian dilihat dan kemudian di beli Dan ditanyakan apakah mau dimakan di restoran atau di bungkus bahkan bisa dipesan dan diantarkan di tempat tujuan

3) Melakukan lebih daripada apa yang diharapkan pelanggan Contoh Restoran C (selain seperti restoran B) juga dijelaskan berbagai jenis makanan lain dan perbedaan dari masing-masing jenis makanan tersebut berbagai jenis minuman pun ditawarkan dengan berbagai rasa dan harga yang berbeda Setelah itu ditanyakan di makan di restoran atau dibungkus jika dimanakan direstoran maka pelayan akan melayani pembeli tapi jika dibungkus akan diserahkan makanan atau minuman tersebut sambil tersenyum serta mengucapkan terima kasih

1633 Perspektif Proses Bisnis Internal

Menurut Kaplan dan Norton (200080) dalam proses bisnis internal manajer harus bisa mengidentifikasi proses internal yang penting dimana perusahaan diharuskan melakukan

232

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

dengan baik karena proses internal tersebut mempunyai nilai-nilai yang diinginkan konsumen dan dapat memberikan pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham Dalam Balanced scorecard manajemen diharapkan menentukan proses bisnis yang lengkap dari awal sampai akhir dari proses inovasi proses operasi sampai dengan pelayanan purna jual

a) Rantai Nilai Proses Bisnis Internal

Dalam perspektif proses bisnis internal terdapat suatu rangkaian proses tertentu untuk mencapai nilai bagi pelanggan serta memberikan hasil finansial yang baik Model ini terdiri dari tiga proses bisnis utama yaitu Proses Inovasi Proses inovasi merupakan ldquogelombangrdquo

penciptaan nilai dimana perusahaan pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru (Norton dan Kaplan200085) Proses ini terdiri dari dua komponen yaitu para manajer melaksanakan penelitian pasar untuk mengenali ukuran pasar bentuk preferensi pelanggan dan tingkat harga produk dan jasa sasaran Yang kedua yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan memiliki informasi yang akurat dan dapat diandalkan untuk membayangkan peluang dan pasar baru bagi produk dan jasa yang dapat disediakan perusahaan

Proses Operasi Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan

Proses Layanan Purna Penjualan Dalam proses ini perusahaan menyediakan layanan bagi pelanggan setelah produk dan jasanya diserahkan kepada pelanggan Dalam hal ini pelayanan purna jual suatu restoran adalah dengan memberikan keuntungan ekstra kepada pelanggan seperti contoh memberikan cenderamata yang melambangkan ciri khas restoran tersebut bagi pelanggan

233

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

1634 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif keempat dalam balanced scorecard mengembangkan pengukuran dan tujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan tumbuh Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya Perspektif keuangan pelanggan dan sasaran dari proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan antara kemampuan yang ada dari orang sistem dan prosedur dengan apa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang handal Untuk memperkecil kesenjangan tersebut perusahaan harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling employes Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah (Kaplan dan Norton 2006)

1) Karyawan hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan

dan produktivitas kerja karyawan Untuk mengetahui tingkat

kepuasan karyawan perusahaan perlu melakukan survei

secara reguler Beberapa elemen kepuasan karyawan adalah

keterlibatan dalam pengambilan keputusan pengakuan

akses untuk memperoleh informasi dorongan untuk

melakukan kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari

atasan Produktivitas kerja merupakan hasil dari pengaruh

agregat peningkatan keahlian moral inovasi perbaikan

proses internal dan tingkat kepuasan konsumen Dalam

menilai produktivitas kerja setiap karyawan dibutuhkan

pemantauan secara terus menerus

Norton dan Kaplan (2000) meyebutkan adanya tiga

pengukuran sebagai faktor pendorong pada perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan karyawan yaitu

Kepuasan Karyawan tujuan kepuasan karyawan

menyatakan bahwa moral karyawan dan kepuasan kerja

berpengaruh bagi peningkatan produktivitas daya

tanggap mutu dan layanan terhadap pelanggan dimana

234

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

juga sebagai pendorong pada kedua pengukuran lainnya Oleh karena itu perusahaan yang ingin mendapatkan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi perlu memiliki pelanggan yang dilayani oleh karyawan yang terpuaskan oleh perusahaan

Retensi Karyawan bertujuan untuk mempertahankan selama mungkin para karyawan yang diminati perusahaan karena mereka merupakan modal intelektual khusus organisasi dan merupakan aktiva non keuangan yang bernilai bagi perusahaan Retensi karyawan diukur dengan presentasi Labour turn over tiap tahunnya

Produktivitas Karyawan merupakan suatu ukuran hasil dampak keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian pekerjainovasi proses internal dan kepuasan pelanggan Tujuannya adalah membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut

2) Kemampuan Sistem Informasi

Perusahaan perlu memiliki prosedur informasi yang mudah dipahami dan mudah dijalankan Tolok ukur yang sering digunakan adalah bahwa informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan tepat dan tidak memerlukan waktu lama untuk mendapat informasi tersebut

1635 Pengukuran Tingkat Kepuasan Karyawan

Tunggal (2002) menyebutkan dua metode untuk mengukur kepuasan karyawan yaitu 1) Metode angka nilai global tunggal (single global rating) yaitu

dengan cara meminta individu untuk menjawab semua per- tanyaan kemudian responden memilih salah satu jawaban dari sangat puas sampai dengan sangat tidak puas

2) Metode skor penjumlahan (summation score) yaitu dengan cara mengenali semua unsure utama kerja dan menanyakan

235

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

perasaan karyawan mengenai setiap unsur tersebut Tiap ndash tiap skor dinilai dan kemudian dijumlahkan untuk menciptakan skor kepuasan kerja secara keseluruhan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan

menurut Herzberg (2002) yaitu

1) Motivator Factor berhubungan dengan aspek ndash aspek yang

terkandung dalam pekerjaan itu sendiri atau disebut juga

aspek intrinsik Yang termasuk didalamnya yaitu

A Achievement yaitu keberhasilan menyelesaikan tugas

B Recognition yaitu penghargaan C Work it self yaitu pekerjaan itu sendiri D Responsibility yaitu tanggung jawab kerja E Possibility of growth yaitu kemungkinan untuk

mengembangkan diri F Advancement yaitu kesempatan untuk maju

2) Hygience Factor merupakan faktor ndash faktor yang berada di

sekitar pelaksanaan pekerjaan merupakan aspek ekstrinsik

karyawan Termasuk di dalamnya yaitu

a) Working condition yaitu keadaan tempat kerja

b) Interpersonal relation yaitu hubungan antar pribadi c) Company policy and administration yaitu kebijakan

perusahaan dan pelaksanaannya d) Supervision technical yaitu cara pengawasan e) Job security yaitu perasaan aman dalam bekerja

Studi Kasus Analisis Balanced Scorecard Sebagai Penilaian

Kinerja

1) Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan

Tolak ukur kinerja keuangan menunjukan apakah strategi implementasi dan eksekusi suatu unit usaha atau unit bisnis memberikan kontribusi terhadap perbaikan laba atau tidak

236

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Kinerja Restoran Sedap dari prespektif keuangan dinilai dari analisis rasio yaitu current ratio quick ratio total assets to total debt total equity to total debt rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri

Current Ratio

Rasio likuiditas yang dicapai Restoran Sedap dilihat dari current ratio mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2005 sebesar 10445 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 043 menjadi 10402 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 546 119 dan 281 menjadi 10948 11067 dan 11348 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar masing-masing sejumlah Rp 109 Rp 110 dan 113

Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau dari current ratio dapat dilihat pada tabel sebagai berikut

Penilaian Current Ratio Restoran Sedap Periode 2006ndash2010

Tahun Current Ratio

Standar Rasio Historis

Hasil

2006 10445 10433 - 11251 Cukup Baik 2007 10402 10433 - 11251 Kurang Baik 2008 10948 10433 - 11251 Cukup Baik 2009 11067 10433 - 11251 Cukup Baik 2010 11348 10433 - 11251 Baik

Rasio rata-rata ( X ) 10842 S 4086 X ndash S 10433 X + S 11251

Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi

current ratio berada di tengah antara standar rasio histori yaitu 10445 ini dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran

237

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio historis yaitu sebesar 10402 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik pada tahun tersebut Hal ini di sebabkan karena pada tahun tersebut terjadi tragedy bom bali II dan beberapa bencana alam di Indonesia membuat turunnya angka wisatawan di Bali hal ini menyebabkan kurangnya pendapatan dari Restoran Sedap dan menambahnya hutang sehingga besar hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Dan pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada di tengah antara standar rasio historis yaitu 10948 dan 11067 ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan cukup baik Pada tahun 2010 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada diatas batas standar rasio historis yaitu 11348 Hal ini disebabkan karena adanya penambahan aktiva lancar yang lebih besar dibandingkan dengan penambahan utang lancar Restoran Sedap

Quick Ratio

Quick ratio yang di hasilkan pada tahun 2006 sebesar 10119 dimana kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 101 Pada tahun 2007 hasil quick ratio mengalami penurunan sebesar 056 menjadi 10063 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 100 Namun pada tahun 2008 2009 dan 2010 quick ratio kembali mengalami peningkatan sebesar 534 111 dan 269 menjadi sebesar 10597 10708 dan 10977 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 105 Rp 107 dan Rp 109

Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau darii quick ratio dapat dilihat pada sebagai berikut

238

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Penilaian Quick Ratio Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun Quick Ratio Standar Rasio Historis

Hasil

2006 10119 10101 - 10885 Cukup Baik 2007 10063 10101 - 10885 Kurang Baik 2008 10597 10101 - 10885 Cukup Baik 2009 10708 10101 - 10885 Cukup Baik 2010 10977 10101 - 10885 Baik Rasio rata-rata ( X ) 10493 S 3924 X ndash S 10101 X + S 10885

Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari

segi quick ratio berada di tengah standar rasio historis yaitu 10119 ini dapat di katakan perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio historis yaitu sebesar 10063 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik hal ini disebabkan karena kurangnya wisatawan sehingga membuat persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir menjadi uang kas Dan pada tahun tersebut besarnya hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi quick ratio kembali mengalami penaikan dan berada di tengah antara standar rasio historis yaitu 10597 dan 10708 ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sehingga perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Pada tahun 2010 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio mengalami kenaikan lagi dan berada diatas batas standar rasio historis yaitu 10977

Total Asset to total Debt

Total asset to total debt di tahun 2006 sebesar 5153 berarti bahwa setiap hutang Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar Rp

239

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

051 Di tahun berikutnya 2007 2008 2009 dan 2010 mengalami penurunan sebesar 5082 4955 4857 dan 5018 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar Rp 050 Rp 049 Rp 048 dan Rp 050

Penilaian perspektif keuangan dari Total Debt to Total Asset Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Total Asset to Total Debt Restoran Sedap Periode

2006 ndash 2010

Tahun Total Asset to Total Debt

Standar Rasio Historis

Hasil

2006 5153 4899 - 5127 Baik 2007 5082 4899 - 5127 Cukup Baik 2008 4955 4899 - 5127 Cukup Baik 2009 4857 4899 - 5127 Kurang Baik 2010 5018 4899 - 5127 Cukup Baik

Rasio rata-rata ( X ) 5013 S 114 X - S 4899 X + S 5127

Dari hasil perhitungan Total Asset to total debt tahun 2006

ndash 2010 diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 4899 - 5127 Kinerja perspektif keuangan berdasarkan total asset to total debt di tahun 2006 adalah baik karena berada diatas standar rasio historis yaitu 5153 Dan pada tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5082 dan 4955 Namun pada tahun 2009 kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 4857 ini disebabkan karena jumlah hutang jangka panjang yang besarnya tidak seimbang dengan besarnya aktiva lancar pada tahun tersebut Pada tahun 2010 kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5018

240

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Total Equity to Total Debt

Total Equity to Total Debt di tahun 2006 sebesar 10632 berarti bahwa modal sebesar Rp 106 menjamin hutang sebesar Rp 1- Di tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami penurunan menjadi 10334 9824 dan 9446 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2007 2008 dan 2009 sebesar Rp 103 Rp 098 dan Rp 094 Dan kembali mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 10075 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2010 sebesar Rp 100

Penilaian perspektif keuangan dari Total Equity to Total Debt Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Total Equity to Total Debt Restoran Sedap Periode

2006 ndash 2010

Tahun Total Equity to Total Debt

Standar Rasio Historis

Hasil

2006 10632 9605 - 10519 Baik 2007 10334 9605 - 10519 Cukup Baik 2008 9824 9605 - 10519 Cukup Baik 2009 9446 9605 - 10519 Kurang Baik 2010 10075 9605 - 10519 Cukup Baik Rasio rata-rata ( X ) 10062 S 457 X ndash S 9605 X + S 10519

Dan hasil perhitungan Total equity to total debt tahun

2006 ndash 2010 diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 9605 - 10519 Kinerja perspektif keuangan berdasarkan perhitungan Total equity to total debt di tahun 2006 adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 10632 Tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 10334 dan 9824 Namun pada tahun 2009 hasil perhitungan Total equity to total debt adalah kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu

241

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

9446 hal ini disebabkan karena perbandingan antara hutang perusahaa dan modal sendiri yang tidak seimbang pada tahun tersebut Pada tahun 2010 hasil perhitungan Total equity to total debt kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 10075

Rentabilitas Ekonomi

Rasio rentabilitas ekonomi pada tahun 2006 sebesar 3487 berarti dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 034 Di tahun 2007 rentabilitas ekonomi mengalami penurunan menjadi 2957 berarti dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 029 Dan kembali mengalami peningkatan pada tahun 2008 2009 dan 2010 menjadi 3750 4137 dan 4327 berarti modal sebesar Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 037 Rp 041 dan Rp 043

Penilaian perspektif keuangan dari Rentabilitas Ekonomi

Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap Periode 2006

ndash 2010

Tahun RE Standar Rasio Historis

Hasil

2006 3487 3189 - 4275 Cukup Baik 2007 2957 3189 - 4275 Kurang Baik 2008 3750 3189 - 4275 Cukup Baik 2009 4137 3189 - 4275 Cukup Baik 2010 4327 3189 - 4275 Baik Rasio rata-rata ( X ) 3732 S 543 X ndash S 3189 X + S 4275

Dari hasil perhitungan rentabilitas ekonomi tahun 2006

ndash 2010 di peroleh standar rasio historis yaitu sebesar 3189 -

242

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

4275 Tahun 2006 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3487 Di tahun 2007 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 2957 hal ini disebabkan pada tahun tersebut terjadi penurunan laba sehingga tingkat prospektif Restoran Sedap menurun inipun terjadi karena adanya penurunan tingkat suku bunga pada tahun tersebut Di tahun 2008 dan 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3750 dan 4137 Dan pada tahun 2010 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 4327

Profitabilitas

Rasio profitabilitas pada tahun 2006 sebesar 3124 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 031 Tahun 2007 rasio profitabilitas menurun menjadi 2645 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih stelah pajak sebesar Rp 026 Dan pada tahun 2008 dan 2009 meningkat menjadi 2889 dan 3222 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 028 dan Rp 032 Namun pada tahun 2010 rasio profitabilitas kembali menurun menjadi 2574 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 025 Penilaian perspektif keuangan dari Profitabilitas Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

243

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Penilaian Profitabilitas Restoran Sedap Periode 2005 ndash 2009

Tahun Profitabili- tas

Standar Rasio Historis

Hasil

2006 3124 2606 - 3176 Cukup Baik 2007 2645 2606 - 3176 Cukup Baik 2008 2889 2606 - 3176 Cukup Baik 2009 3222 2606 - 3176 Baik 2010 2574 2606 - 3176 Kurang Baik Rasio rata-rata ( X ) 2891 S 285 X - S 2606 X + S 3176

Dari hasil perhitungan Profitabilitas tahun 2006 ndash 2010

diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 2606 - 3176 Pada tahun 2006 2007 dan 2008 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3124 2645 dan 2889 Dan di tahun 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 3222 Namun di tahun 2010 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas menjadi kurang baik karena berada dibawah standar rasio historis yaitu 2574 hal ini disebabkan karena adanya penurunan laba bersih yang tidak seimbang dengan modal perusahaan

2) Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan

Kinerja perusahaan dari perspektif pelanggan diukur dengan menggunakan tolak ukur kepuasan pelanggan karena terkait dengan tujuan perusahaan yaitu memperluas pangsa pasar Dengan memuaskan pelanggan perusahaan dapat mempertahankan pelanggan yang telah ada dan meningkatkan jumlah pelanggan Hal ini terjadi karena adanya promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh pelanggan lama kepada orang ndash orang disekitar mereka Pada Guest Comment

244

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

card Restoran Gusti SedapBali rata ndash rata menyebutkan bahwa mereka akan merekomendasikan Restoran Sedap kepada kerabat dan keluarga mereka Meningkatnya jumlah pelanggan ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan sehingga kinerja keuangan perusahaan akan meningkat

Pengolahan data kepuasan pelanggan sebelumnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas data terlebih dahulu Berdasarkan data maka dapat dilihat bahwa hasil penelitian valid dan reliable karena hasil korelasi tiap faktor positif serta alpha cronbach lebih dari 06

Selanjutnya penghitungan daerah nilai (score range) Tujuan dihitungannya daerah nilai (score range) supaya internal nilai bisa dihitung Berdasarkan data maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah 080 dan dari hasil tersebut dapat dilakukan penghitungan terhadap interval nilai Dari penghitungan yang dilakukan besarnya interval nilai yang diperoleh adalah sebesar 016 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh mengenai tingkat kepuasan pelanggan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan

Dimensi Indeks Kepuasan Pelanggan

Hasil kinerja pers- pektif Pelanggan

Bukti Langsung Direct Evidence

(0232) Baik

Keandalan Capability (0160) Sangat Baik Jaminan Guarantee 0205) Baik

Daya Tanggap Attention (0278) Baik Empati Trust (0170) Baik Rata - rata (021) Baik

245

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Indeks kepuasan pelanggan untuk bukti langsung

sebesar -0232 berada pada interval -032 le IKP lt -016 yang berarti pelanggan puas Untnuk keandalan indeks kepuasan pelanggan berada pada interval -016 le IKP le 0 hal ini berarti pelanggan sangat puas atas dimensi ini Sedangkan untuk dimensi jaminan daya tanggap dan empati masingndashmasing pada angka -020 -027 dan -017 berada pada interval -032 le iKP lt -016 yang berarti pelanggan puas Secara keseluruhan indeks kepuasan pelanggan rata ndash rata adalah sebesar -021 yang berada pada interval -032le IKPlt -016 ini berarti bahwa pelanggan puas terhadap kualitas pelayanan jasa yang disediakan oleh Sy Garden Legian Bali Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja Restoran Sedap yang diteliti selama kurun waktu agustus 2010 ndash oktober 2010 adalah baik

Kinerja Restoran Sedap perspektif pelanggan dirasa tidak optimal karena hanya berada dalam interval baik Hal ini dipengaruhi oleh cukup banyaknya komplain dari tamu yang mengeluhkan adanya beberapa keributan yang terjadi di Restoran Sedap Tamu menganggap bahwa keributan yang terjadi kesalahan dari pihak Restoran Sedap yang tidak tanggap dalam mengantisipasi hal ini dan menyebabkan para pengunjung terganggu dengan keributan tersebut

3) Penilaian Kinerja Perspektif Bisnis Internal

Dalam memberikan pelayanan terhadap tamu Restoran Gusti SedapHotel menerapkan standar waktu dalam tiap proses pelayanannya Semua pelayanan yang di berikan untuk memenuhi kebutuhan tamu yang sudah tersedia di Restoran Sedap di berikan standar waktu penyelesaian adalah tidak lebih dari 5 menit Sedangkan jika kebutuhan tamu yang membutuhkan sebuah proses memasak seperti sebuah makanan maka memerlukan waktu yang lebih banyak namun standar waktu penyelesaian yang di berikan tidak lebih dari 30 menit Waktu pelayanan bersifat fleksibel tergantung dari jenis

246

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

kebutuhan tamu

Penilaian perspektif ini dapat juga dilihat dari restoran dan bar yang telah menerapkan online system untuk memproses segala transaksi yang terjadi di Restoran Gusti SedapBali seperti memproses tagiha tamu selama mereka bertransaksi di area Restoran Sedap Sistem ini sudah di fungsikan dengan seharusnya maka pengecekan tagihan ke masing-masing outlet tidak diperlukan lagi Jika dalam pemenuhan kebutuhan tamu tersebut melebihi dari standar waktu yang ditentukan maka tamu berhak mendapat kompensasi tertentu

Melalui wawancara yang dilakukan dengan pihak manejemen Restoran Sedap dan melihat hasil kuesioner mengenai kepuasan pelanggan dimana hasil jawaban tamu menunjukan bahwa tamu sangat puas terhadap pelayanan yang di berikan Dari hasil tersebut maka diketahui bahwa manufacturing cycle efficiency (MCE) adalah sama dengan satu Ini berarti bahwa pelayanan yang diterima pelanggan tidak pernah melebihi standar waktu yyang telah ditentukan dengan kualitas pelayanan yang sesuai dengan standar Restoran Gusti SedapBali

4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan tolak ukur tingkat produktivitas karyawan dan Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) Tingkat produktivitas karyawan yang dinilai adalah untuk tahun 2006-2010 Sedangkan untuk tolak ukur tingkat kepuasan karyawan digunakan untuk menilai kinerja dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap yang diukur selama periode agustus 2010 ndash oktober 2010

Produktivitas Karyawan

Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap untuk tahun 2006-2010 diukur berdasarkan

247

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

tingkat produktivitas karyawan Jumlah karyawan yang bekerja di Restoran Sedap per 31 Desember 2006 ndash 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Perkembangan Tingkat Produktivitas Karyawan Pada Restoran

Sedap tahun 2006 ndash 2010

Tahun

Pendapatan (Rp)

Karya- wan

Produktivi- tas (Rp)

Perkembanagan

Rupiah

2006 1957043060 53 36925341 - - 2007 1850928646 53 34923182 (2002159) (542) 2008 2205780223 61 36160332 1237150 354

2009 2418006552 66 36636463 476131 131

2010 2543697588 69 36865182 228716 062

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap mengalami fluktuasi yang tidak terlalu signifikan jumlah karyawan pada tahun 2006 dan 2007 yang tidak berubah membuat penurunan produktivitas sebesar 542 Namun pada tahun 2008 kenaikan jumlah karyawan sebesar 8 orang karyawan memberikan dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 354 Pada tahun 2009-2010 kenaikan jumlah karyawan yang masing-masing 4 dan 3 orang memberikan dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 131 dan 062 ini disebabkan karena besarnya pendapatan yang di peroleh dari penjualan food and beverages di Restoran Sedap

5) Kepuasan Karyawan

Tingkat kepuasan karyawan diukur dengan menggunakan Indeks Kepuasan Karyawan yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner kepada karyawan Restoran Sedap Karyawan yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah karyawan tetap Restoran Sedap

248

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Seperti halnya dalam menentukan tingkat kepuasan

pelanggan dalam menentukan tingkat kepuasan karyawan sebelumnya juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas Hasil penghitungan dapat dilihat pada lampiran 22 dan lampiran 23 Penghitungan terhadap daerah nilai (score range) memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghitung interval nilai Berdasarkan data pada lampiran 24 sampai dengan lampiran 26 maka dapat dihitung besarnya daerah nilai dan berdasarkan penghitungan yang dilakukan maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah sebesar 04 dan besarnya interval nilai yang diperoleh adalah sebesar 004 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan karyawan

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh mengenai tingkat kepuasan karyawan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel Pengolahan Data Kepuasan Karyawan

Dimensi Indeks Kepuasan Karyawan

Hasil kinerja perspek- tif Karyawan

Pencapaian (0295) Cukup Baik

Penghargaan (0444) Sangat Tidak Baik

Pekerjaan (0307) Cukup Baik

Tanggung Jawab (0272) Cukup Baik

Pengembangan Diri (0316) Cukup Baik

Tempat Kerja (0330) Tidak Baik

Hubungan antar pribadi (0319) Cukup Baik

Kebijakan Perusahaan (0271) Baik Pengawasan Supervisi (0262) Baik

Keamanan Kerja (0273) Baik

Rata ndash rata (031) Cukup Baik

249

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) untuk dimensi

pencapaian sebesar -0295 yang berada pada interval -032 le IKK lt -028 yang berarti karyawan cukup puas terhadap dimensi tersebut Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya beberapa karyawan yang pada saat melamar pekerjaan mereka melamar di departemen A namun pada kenyataannya setelah diterima bekerja dialihkan ke departemen B yang dinilai perusahaan lebih membutuhkan Hal ini berlaku juga pada dimensi pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi yang berada pada nilai atau rentangan interval -032 le IKK lt -028 yaitu karyawan cukup puas dengan pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi mereka

Sedangkan untuk dimensi penghargaan IKK ada pada nilai -0444 yaitu pada interval IKK lt -036 yang berarti karyawan sangat tidak puas dengan ganjaran maupun penghargaan yang diberikan kepada karyawan Tingkat kompensasi yang tidak sesuai dengan pekerjaan karyawan serta tidak adanya penghargaan atas prestasi dalam bekerja merupakan salah satu penyebab buruknya kinerja Restoran Sedap di dimensi ini Hal ini diperkuat oleh banyaknya keluhan ndash keluhan responden mengenai tingkat apresiasi perusahaan kepada karyawan

Untuk dimensi tempat kerja IKK berada pada interval -036 le IKK lt -032 yaitu sebesar -033 Fasilitas dan tempat kerja terutama pada food and cake shop yang outletnya terasa sempit dan tidak nyaman bagi para karyawan Selain itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak dan penuh dengan barang ndash barang keperluan office Fasilitas kerja juga kebanyakan merupakan peralatan lama yang sudah sebaiknya diganti namun tetap dipaksakan untuk dipakai sehingga pada saat operasional peralatan kerja seringkali tidak dapat berfungsi dengan baik

Dimensi ndash dimensi berikutnya yaitu dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervisi dan keamanan kerja berada

250

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pada nilai -0271 -0262 dan -0273 yaitu pada interval -028 le IKK lt -024 Karyawan Restoran Sedap puas atas kebijakan perusahaan yang diterapkan pengawasan supervisi yaitu adanya komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan serta adanya keterbukaan antar atasan dan bawahan dan juga jaminan keselamatan kerja dan adanya tempat dan waktu istirahat yang dinilai memadai oleh para karyawan Restoran Sedap

Secara menyeluruh Indeks Kepuasan Karyawan Restoran Sedap untuk kesepuluh dimensi yang diukur berada pada nilai -031 yang berarti karyawan merasa cukup puas selama bekerja di Restoran Sedap Hal ini menunjukan kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan tolak ukur kepuasan karyawan adalah cukup baik

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa

1 Kinerja Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard pada perspektif keuangan adalah dengan mengunakan beberapa rasio keuangan seperti Current ratio Quick Ratio Total Asset to Total Debt Total Equity to Total Debt Rentabilitas Ekonomi Dan Ratio Profitabilitas Dilihat dari perhitungan rasio-rasio di atas dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran Sedap lima tahun terakhir dalam keadaan yang cukup baik Hal ini dapat dilihat dari setiap perhitungan rasio jangka waktu lima tahun hanya terdapat satu tahun dimana setiap rasio terjadi penurunan kinerja keuangan penurunan tersebut terjadi di tahun yang berbeda-beda yaitu Current ratio Quick Ratio dan Rentabilitas ekonomi pada tahun 2006 Total Asset to Total Debt dan Total Equity to Total Debt pada tahun 2008 dan Ratio Profitabilitas pada tahun 2009

2 Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pelanggan dari segi kepuasan pelanggan adalah baik Berdasarkan

251

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

survey terhadap 70 orang pelanggan yang dilakukan dari agustus 2008 ndash oktober 2008 menunjukan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi kepuasan pelanggan yaitu bukti langsung jaminan daya tanggap dan empati adalah baik Sedangkan dari dimensi keandalan adalah sangat baik

3 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif proses bisnis internal dinilai dari efisiensi waktu proses pelayanan kebutuhan tamu maka diperoleh hasil yang efisien yang ditunjukkan oleh hasil Manufacturing cycle efficiency (MCE) sebesar 1 (satu) Efisiensi ini dapat tercapai sepanjang asumsi yang disyaratkan terpenuhi yaitu bahwa waktu proses pelayanan yang dilakukan tanpa mengurangi kualitas telah memberikan kepuasan kepada tamu

4 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dari tahun 2005 ndash 2009 adalah sebagai berikut a Dilihat dari produktivitas karyawan Restoran Sedap

menetapkan target produktivitas per karyawan adalah Rp 35000000 per orang Kinerja Restoran Sedap tahun 2005 menghasilkan pendapatan sebesar Rp 36925341 per orang Pada tahun 2006 produktivitas karyawan mengalami penurunan menjadi Rp 34923182 per orang Sedangkan pada tahun 2007 2008 dan 2009 produktivitas karyawan kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 36160332 per orang Rp 36636463 per orang dan Rp 36865182 per orang Dilihat dari jangkka waktu liima tahun hanya pada tahun 2005 produktivitas karyawan tidak mencapai target produktivitas karyawan

b Dilihat dari segi kepuasan karyawan kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah tidak baik berdasarkan survey terhadap 70 orang karyawan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi pencapaian pekerjaan tanggung jawab

252

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pengembangan diri dan hubungan antar pribadi adalah cukup baik Dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervise dan keamanan kerja adalah baik Sedangkan untuk dimensi penghargaan adalah sangat tidak baik karena karyawan tidak diberikan penghargaan yang sesuai dengan prestasi karyawan ini adalah salah satu penyebab kenapa dimensi ini sangat tidak baik Untuk dimensi tempat kerja adalahh tidak baik karena kondisi tempat kerja yang sempit terutama pada food and cake shop outlet Selain itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak

5 Dilihat dari empat prespektif ini dapat disimpulakan bahwa kinerja Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard dalan jangka waktu lima tahun adalah dalam keadaan baik Namun pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan masih perlu di tingkatkan terutama untuk dimensi penghargaan ini agar karyawan lebih termotivasi untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan apabila produktivitas karyawan meningkat otomatis perspektif keuangan pun akan meningkat dan perspektif-perspektif yang lain pun akan meningkat dengan sendirinya ini pun akan menjadi keuntungan bagi Restoran Sedap

253

U

BAB XVII

TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN LAPORAN

171 Tata Cara Penulisan Usulan

sulan penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian utama dan bagian akhir

1711 Bagian Awal terdiri atas

1) Halaman Judul a) Judul penelitian dibuat singkat jelas dan menunjukkan

masalah yang diteliti serta tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam (judul mencerminkan inti dari karya tulis tersebut dan judul yang berbahasa asing ditulis miring)

b) Di bawah judul ditulis maksud penulisan usulan penelitian untuk menyusun skripsi S1

c) Lambang Universitas d) Tulisan ldquoDiajukan oleh di bawah lambang berisi

Nama mahasiswa ditulis lengkap sesuai dengan ijazah terakhir dan di bawah nama dicantumkan nomor induk mahasiswa

e) Nama konsentrasi dan lembaga yaitu konsentrasi (Manajemen Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)

f) Waktu pengajuan ditunjukkan dengan menuliskan tahun di bawah Kota

2) Halaman Persetujuan

Halaman ini berisi persetujuan dari dosen mata kuliah dosen pendamping seminar dan diketahui oleh ketua program

254

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

studi lengkap dengan tanda tangan serta tanggal persetujuan

1712 Bagian Utama

1) Pendahuluan Pada pendahuluan disajikan Latar Belakang masalah

Rumusan Masalah Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

(1) Latar Belakang Masalah

Merupakan landasan pemikiran secara garis besar baik secara teoritis dan atau fakta serta pengamatan yang menimbulkan minat untuk dilakukan penelitian Dengan demikian latar belakang berfungsi sebagai informasi yang relevan untuk membantu pokok permasalahan justifikasi penelitian dan berangkat dari hal yang bersifat umum kepada hal yang lebih khusus sehingga setelah membaca latar belakang masalah pembaca dapat menduga pokok masalah yang akan diteliti Pada penelitian tertentu Latar belakang juga mendeskripsikan perbedaan atau kesenjangan antara yang seharusnya (harapan) dengan apa yang terjadi (kenyataan)

(2) Rumusan Masalah

Rumusan Masalah adalah pernyataan tentang keadaan fenomena dan konsep yang memerlukan pemecahan dan atau memerlukan jawaban melalui suatu penelitian dan pemikiran mendalam dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan alat analisis yang tepat dan relevan Rumusan masalah yang baik mempunyai ciri-ciri

Mempunyai nilai keaslian dan atau kejelasan sumber Sebagai dasar dalam merumuskan tujuan penelitian Merupakan hal penting sehingga patut untuk diteliti Memberikan implikasi untuk kemungkinan pengkajian

secara empiris Dapat diukur dengan alat penelitian Layak (feasible) untuk dilaksanakan dalam arti

255

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

didukung data primer dan atau data sekunder yang memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan

Sesuai dengan program studi dan konsentrasi yang dipilih (Manajemen Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)

Berbentuk kalimat tanya

(3) Tujuan Penelitian

Dalam bagian ini disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dan biasanya berbentuk kalimat pernyataan

(4) Manfaat Penelitian

Dalam bagian ini disebutkan manfaat penelitian bagi khasanah ilmu pengetahuan dan perumusan kebijakan (ldquountuk apardquo bukan ldquountuk siapardquo)

2) Kajian Pustaka

Pada kajian pustaka disajikan landasan teori penelitian sebelumnya dan hipotesis (jika ada) Jumlah pustaka yang digunakan dalam penulisan skripsi minimal 10 pustaka (termasuk minimal 5 jurnal nasional maupun internasional buku majalah ilmiah dan sumber lain yang dapat dipercaya) dengan ketentuan pustaka tersebut merupakan terbitan terbaru edisi terbaru (minimal sepuluh tahun terakhir ) dan jika lebih dari sepuluh tahun harus memiliki nilai kebaruan (muktahir atau langka)

(1) Landasan Teori

Pada bagian ini dijabarkan landasan teori dan argumentasi- argumentasi (konsep teori) sebagai alternatif jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian serta merumuskan hipotesis (kalau ada) yang diambil dari jurnal (paling diutamakan) buku

256

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

teks majalah ilmiah dan sumber lain yang dapat dipercaya secara ilmiah Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif dan atau model yang langsung berkaitan dengan penelitian

(2) Penelitian Sebelumnya

Pada bagian ini diuraikan secara sistematis tentang hasil- hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan Pada penyajian ini hendaknya ditunjukkan bahwa permasalahan yang diteliti belum terjawab belum terpecahkan secara memuaskan dan atau penelitian yang sama diterapkan dalam dimensi waktu serta tempat yang berbeda Fakta-fakta dan data yang dikemukakan harus diambil dari sumber aslinya Jumlah penelitian sebelumnya yang ditampilkan minimal tiga penelitian yang relevan baik relevan tema penelitian dan atau alat analisis yang digunakan Format penulisannya sama seperti kutipan alenia tanpa nomor

(2) Hipotesis (jika ada)

Hipotesis merupakan jawaban sementara masalah yang diteliti Hipotesis berbentuk pernyataan singkat yang disimpulkan oleh peneliti dari tinjauan pustaka dan telaah hasil penelitian sebelumnya oleh karena itu masih harus dibuktikan kebenarannya Format penulisannya seperti kutipan alenia tanpa nomor

3) Metode Penelitian

Bagian ini memuat (1) Lokasi dan Objek Penelitian

Menjelaskan lokasi dan objek tempat penelitian dalam pengambilan data (perusahaan hotel dan lainya) untuk proses penelitian

(2) Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel adalah

257

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

bentuk operasional dari variable-variabel yang digunakan biasanya berisi definisi konseptual indikator yang digunakan harus terukur Mengidentifikasi variabel-variabel yang diikutsertakan dalam penelitian

(3) Jenis dan Sumber Data

Menjelaskan jenis-jenis dan sumber-sumber data yang digunakan di dalam penelitian

(4) Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel adalah teknik penentuan jumlah sampel dan prosedurnya Metode penentuan sampel dikenal juga dengan istilah teknik sampling Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling

(5) Metode Pengumpulan Data

Menjelaskan metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada lokasi penelitian terhadap obyek yang diteliti pada penelitian Pada umumnya ada beberapa metode pengumpulan data seperti wawancara pengamatan langsung penyebaran angket dokumentasi dan sebagainya

(6) Teknik Analisis

Menjelaskan teknik yang digunakan untuk menjawab rumusan permasalahan dan tujuan penelitian Teknik yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan penelitian yang diusulkan Teknik analisis yang digunakan bisa berbentuk analisis kuantitatif maupun analisis kualitatif

11713 Bagian Akhir

Pada bagian ini memuat daftar pustaka

258

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

172 Tata Cara Penulisan Skripsi 1721 Umum

Definisi Skripsi Skripsi adalah karya ilmiah tertulis yang disusun oleh mahasiswa berdasarkan hasil penelitian dari analisis data primer dan atau data sekunder sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Mahasiswa yang akan menyusun Tugas AkhirSkripsi mengajukan permohonan apabila telah memenuhi persyaratan akademik dan persyaratan administrasi

Kerangka skripsi meliputi

1) Bagian awal skripsi terdiri dari

Halaman depankulit skripsi Halaman judul Halaman pengesahan Surat pernyataan persetujuan publikasi ilmiah Prakata (ucapan terimakasih) Abstrak (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) Daftar isi Daftar tabel (jika ada minimal dua) Daftar gambar (jika ada minimal dua) Daftar lampiran (jika ada minimal dua)

2) Bagian isi skripsi terdiri dari

Pendahuluan

Latar belakang masalah

Rumusan masalah Tujuan penelitian Manfaat penelitian

Tinjauan Pustaka Landasan teori Penelitian sebelumnya Hipotesis (kalau ada)

259

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Metode Penelitian

Lokasi penelitian Identifikasi variabel Definisi operasional Variabel Jenis dan sumber data Metode penentuan sampel Metode pengumpulan data Teknik analisis

Hasil dan Pembahasan Gambaran umum objek penelitian dan deskripsi hasil

penelitian hellip Pembahasan hasil penelitian

Simpulan dan Saran Kesimpulan Saran

Bagian akhir skripsi terdiri dari Daftar pustaka Lampiran-lampiran

Penjelasan kerangka skripsi

Halaman depan kulit skripsi

Halaman ini harus memuat judul skripsi lambang Universitas dengan ukuran yang telah ditentukan penulis (nama dan nomor induk mahasiswa) fakultas program studi

Halaman judul

Halaman ini memuat hal yang sama dengan halaman depankulitskripsidengantambahankalimatyangmenunjukkan bahwa skripsi tersebut diajukan untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana atau diploma ldquoprogram studi yang bersangkutanrdquo

260

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Halaman pengesahan

Halaman ini berisi pernyataan bahwa skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing dan Ketua Program Studi yang disahkan dengan membubuhkan tanda tangan masing-masing

Surat Pernyataan Persetujuan Publikasi Ilmiah

Surat ini merupakan surat pernyataan dari mahasiswa bahwa skripsi ini disetujui oleh mahasiswa untuk dipublikasikan untuk kepentingan akademis

Prakata (Ucapan Terimakasih)

Berisi pernyataan terima kasih kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini sampai mencapai bentuk yang disahkan dan maksimal hanya 2 halaman

Abstrak

Abstrak skripsi (maksimum 200 kata) adalah rangkuman (summary) ringkas dari semua pokok pikiran yang terdapat dalam skripsi yang meliputi Judul Permasalahan Metode pemecahan masalah Hasil pemecahan masalah dan Kesimpulan dan saran Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia masing-masing 1 (satu) halaman

Daftar isi skripsi

Daftar isi harus disusun sesuai dengan urutan pada skripsi Daftar Tabel Daftar Gambar dan Daftar Lampiran (kalau ada)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah rumusan masalah batasan permasalahan (jika ada) tujuan penelitian dan manfaat penelitian

261

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memuat landasan teori (teori-teori yang ada hubungannya dengan judul atau permasalahan yang dibahas) penelitian sebelumnya (minimal penelitian sepuluh tahun terakhir ) dan hipotesis (kalau ada)

BABIII METODE PENELITIAN

Metode penelitian memuat cara pemecahan yang dipergunakan dalam penelitian yang tepat untuk memecahkan persoalan yang ingin diteliti Hal-hal seperti cara pemilihan daerah penelitian (lokasi penelitian) cara pemilihan responden dan sebagainya merupakan cara dalam mencari data dan perlu dimasukkan dalam bab ini Selanjutnya metode analisis (teknik analisis) perlu dikemukakan rinci dalam bab ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini disampaikan gambaran umum tentang objek penelitian dan deskripsi hasil penelitian (hasil perhitungan dengan menerapkan metode penelitian yang telah dibicarakan) dan hasil perhitungan yang diperoleh disertai dengan bahasan yang mengacu pada masalah dan tujuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil dan pembahasan (kesimpulan harus menjawab rumusan permasalahan) sedangkan saran adalah rekomendasi yang diberikan berdasarkan atas hasil pembahasan

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pusataka adalah daftar yang memuat semua bacaan yang dituangkan ke dalam penelitianskripsi Penulisan mengikuti pedoman Harvard Style

262

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

LAMPIRAN

Lampiran merupakan segala sesuatu yang mendukung penulisan yang bila dimasukkan ke dalam teks dapat mengganggu konsentrasi pembaca Lampiran dapat berupa tabel perhitungan atau rumus-rumus

263

M

BAB XVIII

TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP

181 Kegunaan Merujuk

enurut Leedy (1997) menerangkan bahwa suatu rujukan pustaka mempunyai kegunaan untuk (1) mengungkapkan

penelitian-penelitian yang serupa dengan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam hal ini diperlihatkan pula cara penelitian- penelitian tersebut menjawab permasalahan dan merancang metode penelitiannya (2) membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam penelitian yang mempunyai permasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita hadapi (3) mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya (4) mengenal peneliti-peneliti yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri karya-karya tulisnya yang lain yang mungkin terkait) (5) memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan konteks ilmu pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada (6) menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal sebelumya (7) membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan berbeda dengan penelitian- penelitian sebelumnya) dan (8) mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah ada pihakpihak lain yang sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan mereka telah mencurahkan tenaga waktu dan biaya untuk meneliti topik tersebut

Dalam penjelasan yang hampir serupa Castetter dan

264

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Heisler (1984) menerangkan bahwa rujukan pustaka mempunyai enam kegunaan yaitu (1) mengkaji sejarah permasalahan (2) membantu pemilihan prosedur penelitian (3) mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan (4) mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu (5) menghindari duplikasi penelitian dan (6) menunjang perumusan permasalahan Karena penjelasan Castetter dan Heisler di atas lebih jelas maka pembahasan lebih lanjut tentang kegunaan rujukan pustaka dalam tulisan ini mengacu pada penjelasan mereka Satu persatu kegunaan (yang saling kait mengkait) tersebut dibahas dalam bagian berikut ini

Kegunaan 1 Mengkaji sejarah permasalahan

Sejarah permasalahan meliputi perkembangan permasalahan dan perkembangan penelitian atas permasalahan tersebut Pengkajian terhadap perkembangan permasalahan secara kronologis sejak permasalahan tersebut timbul sampai pada keadaan yang dilihat kini akan memberi gambaran yang lebih jelas tentang perkembangan materi permasalahan (rujukan dari waktu ke waktu berkurang atau bertambah parah apa penyebabnya) Mungkin saja rujukan seperti ini mirip dengan bagian ldquoLatar belakang permasalahanrdquo yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan penelitian Bedanya dalam rujukan pustaka kajian selalu mengacu pada pustaka yang ada Pengkajian kronologis atas penelitianndashpenelitian yang pernah dilakukan atas permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut Gambaran bermanfaat terutama tentang pendekatan yang dipakai dan hasil yang didapat

Kegunaan 2 Membantu pemilihan prosedur penelitian

Dalam merancang prosedur penelitian (research design) banyak untungnya untuk mengkaji prosedur-prosedur (atau

265

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

pendekatan) yang pernah dipakai oleh peneliti-peneliti terdahulu dalam meneliti permasalahan yang hampir serupa Pengkajian meliputi kelebihan dan kelemahan prosedur- prosedur yang dipakai dalam menjawab permasalahan Dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur tersebut kemudian dapat dipilih diadakan penyesuaian dan dirancang suatu prosedur yang cocok untuk penelitian yang dihadapi

Kegunaan 3 Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan

permasalahan

Salah satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang

dilakukan haruslah berada pada konteks ilmu pengetahuan

atau teori yang ada Pengkajian pustaka dalam hal ini akan

berguna bagi pendalaman pengetahuan seutuhnya (unified

explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan yang

berkaitan dengan permasalahan Pengenalan teori-teori yang

tercakup dalam bidang atau area permasalahan diperlukan

untuk merumuskan landasan teori sebagai basis perumusan

hipotesa atau keterangan empiris yang diharapkan

Kegunaan 4 Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil

penelitian terdahulu

Di bagian awal tulisan ini disebutkan bahwa kegunaan

rujukan pustaka yang dikenal umum adalah untuk membuktikan

bahwa penelitian yang diusulkan belum pernah dilakukan

sebelumnya Pembuktian keaslian penelitian ini bersumber

pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang pernah

dilakukan Bukti yang dicari bisa saja berupa kenyataan

bahwa belum pernah ada penelitian yang dilakukan dalam

permasalahan itu atau hasil penelitian yang pernah ada belum

mantap atau masih mengandung kesalahan atau kekurangan

dalam beberapa hal dan perlu diulangi atau dilengkapi Dalam

penelitian yang akan dihadapi sering diperlukan pengacuan

266

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

terhadap prosedur dan hasil penelitian yang pernah ada Kehati-hatian perlu ada dalam pengacuan tersebut Suatu penelitian mempunyai lingkup keterbatasan serta kelebihan dan kekurangan Evaluasi yang tajam terhadap kelebihan dan kelemahan tersebut akan berguna terutama dalam memahami tingkat kepercayaan (level of significance) hal-hal yang diacu Perlu dikaji dalam penelitian yang dievaluasi apakah temuan dan kesimpulan berada di luar lingkup penelitian atau temuan tersebut mempunyai dasar yang sangat lemah Evaluasi ini menghasilkan penggolongan pustaka ke dalam dua kelompok 1 Kelompok Pustaka Utama (Significant literature) dan 2 Kelompok Pustaka Penunjang (Collateral Literature)

Kegunaan 5 Menghindari duplikasi penelitian

Kegunaan yang kelima ini agar tidak terjadi duplikasi penelitian sangat jelas maksudnya Masalahanya tidak semua hasil penelitian dilaporkan secara luas Dengan demikian publikasi atau seminar atau jaringan informasi tentang hasil- hasil penelitian sangat penting Dalam hal ini peneliti perlu mengetahui sumber-sumber informasi pustaka dan mempunyai hubungan (access) dengan sumber-sumber tersebut Rujukan pustaka berkaitan dengan hal ini berguna untuk membeberkan seluruh pengetahuan yang ada sampai saat ini berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi (sehingga dapat menyakinkan bahwa tidak terjadi duplikasi)

Kegunaan 6 Menunjang perumusan permasalahan

Kegunaan yang keenam dan taktis ini berkaitan dengan perumusan permasalahan Pengkajian pustaka yang meluas (tapi tajam) komprehe nsif dan bersistem pada akhirnya harus diakhiri dengan suatu kesimpulan yang memuat permasalahan apa yang tersisa yang memerlukan penelitian yang membedakan penelitian yang diusulkan dengan penelitianpenelitian yang pernah dilakukan sebelumnya

267

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

182 Tujuan Merujuk

Tujuan utama melakukan studi literature adalah 1) menemukan variable-variabel yang akan diteliti 2) membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan 3) melakukan sintesa dan memperoleh perspektif baru 4) menentukan makna dan hubungan antar variable

Tujuan pertama melakukan studi literatur adalah menemukan variable-variabel yang akan diteliti Pada praktiknya peneliti sering mengalami kesulitan untuk merumuskan masalah yang layak untuk diteliti Masalah yang diteliti pada hakekatnya merupakan variable-variabel yang akan diteliti Disamping membantu mengidentifikasi masalah yang akan diteliti studi literature juga dapat membantu peneliti dalam mendefinisikan variable baik secara konseptual ataupun secara operasional dan yang lebih penting adalah membantu dalam mengidentifikasi adanya hubungan antar variable yang secara konseptual atupun operasional penting untuk diteliti

Tujuan kedua adalah membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan agar tidak terjadi duplikasi penelitian atau karya di masa lalu yang sudah pernah dilakukan oleh orang lain Perlu diketahui juga bahwa penelitian masa lalu dapat menjadi bahan atau setidak- tidaknya memberikan gagasan atau inspirasi terhadap penelitian yang akan dilakukan saat ini khususnya penemuan-penemuan sebelumnya dapat memberikan arahan kepada kita dalam melakukan penelitian saat ini Kita sering mendapatkan banyak hasil penelitian di masa lalu menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mendalam mengenai topik yang sudah diteliti

Tujuan yang ketiga adalah melakukan sintesa dan memperoleh perspektif baru maksudnya jika seorang peneliti dengan cermat dapat melakukan sintesa hasil hasil penelitian sejenis di masa lalu maka ada kemungkinan peneliti tersebut

268

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

menemukan sesuatu yang penting mengenai gejala yang sedang dipertanyakan dan cara-cara bagaimana mengaplikasikan kedalam konteks penelitian saat ini Pada umunya para peneliti lebih memilih hal-hal yang bersifat spesifik daripada hal-hal yang bersifat umum

Tujuan keempat adalah menentukan makna dan hubungan antar variable karena semua variable yang diteliti harus diberi nama didefinisikan dan disatukan dengan masalah yang sudah dirumuskan beserta Hipotesisnya Jika seseorang melakukan proses mendefenisikan variable dengan tanpa melakukan studi kepustakaan terlebih dahulu maka kemungkinan yang akan diperoleh adalah kesalahan dalam pendefenisian variabel Dengan melakukan studi kepustakaan peneliti yang bersangkutan akan mendapatkan tuntunan secara teori cara- cara mendefenisikan suatu variable dan juga kemungkinan- kemungkinan adanya variable yang secara konseptual sudah didefinisikan oleh peneliti sebelumnya Khususnya dalam ilmu- ilmu social dan psikologi pada umumnya gejala atau variable sudah didefinisikan secara konseptual dan operasional dalam buku-buku teori yang ada

183 Sumber-Sumber Rujukan

Beberapa sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti diantaranya adalah 1) abstrak hasil penelitian 2) indeks 3) review 4) jurnal 5) buku referensi

1) Abstrak

Abstrak hasil penelitian merupakan sumber referensi yang berharga karena dalam abstrak biasanya peneliti menuliskan intisari dari penelitian yang meliputi metode yang digunakan perumusan masalah hasil penelitian dan kesimpulan Dengan membaca abstrak hasil penelitian kita akan mendapatkan gam- baran secara keseluruhan tentang penelitian yang sudah dilaku- kan Keuntungan utama membaca abstrak adalah kita dapat

269

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

mempelajari metode yang digunakan oleh peneliti tersebut se- hingga memberikan inspirasi kepada kita untuk menggunakan metode sejenis dalam konteks dan latar yang berbeda

2) Jurnal

Jurnal berisi tulisan-tulisan dalam satu bidang disiplin ilmu yang sama misalnya ilmu manajemen dalam ilmu ekonomi atau teknik informatika dalam ilmu komputer Kegunaan utama jurnal adalah dapat digunakan sebagai sumber data sekunder karena pada umumnya tulisan-tulisan di jurnal merupakan hasil penelitian Kita dapat juga menggunakan tulisan di jurnal sebagai bahan kutipan untuk referensi dalam penelitian kita sebagaimana buku-buku referensi Saat ini jurnal menjadi acuan pustaka yang lebih disarankan oleh beberapa universitas karena hasil penelitiannya relative baru dan terkini

3) Buku Referensi

Buku referensi berisi tulisan yang umum dalam disiplin ilmu tertentu Ada baiknya kita memilih buku yang bersifat referensi bukn buku yang bersifat sebagai penuntun dalam menggunakan atau membuat sesuatu Buku eferensi yang baik akan berisi tulisan yang mendalam mengenai topik tertentu dan disertai dengan teori-teori penunjangnya sehingga kita akan dapat mengetahui perkembangan teori dalam ilmu yang dibahas dalam buku tersebut

4) Indeks

Indeks menyediakan judul-judul buku yang disusun berdasarkan deskripsi utama masing-masing buku tetapi tidak menyediakan abstraknya misalnya Indeks Internet akan ditampilkan sebagai berikut bagian heading (kepala berita) Internet proxy server Heading memberikan informasi pada kita buku mengenai Internet hal utama yang dibahas adalah mengenai proxy server

270

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

5) Review

Review berisi tulisan-tulisan yang mensintesis karya- karya atau buku yang pernah ditulis dalam suatu periode waktu tertentu Tulisan disusun berdasarkan topik dan isi Dalam review biasanya penulisnya memberikan perbandingan dan bahkan juga kritik terhadap buku atau karya yang direview oleh yang bersangkutan Kadang penulis review juga memberikan kesimpulan alternatif kepada pihak pembaca yang tujuannya adalah agar pembaca dapat memperoleh pandangan yang berbeda dari buku yang dibacanya

184 Cara Pencarian

Cara pencarian kepustakaan dapat dilakukan secara manual atau secara online Jika dilakukan secara manual maka peneliti harus mengunjungi perpustakaan tempat-tempat sumber informasi seperti Biro Pusat Statistik Jika dilakukan secara online maka peneliti harus mempunyai komputer yang disambungkan dengan Internet Dikarenakan tidak adanya sensor dalam Internet maka kita perlu mengevaluasi kualitas tulisan yang di jadikan acuan yang ada di Internet Berikut ini dibahas cara-cara mengukur kualitas tulisan di Internet

Reliabilitas referensi yang dicari sebaiknya dipertim- bangkan reliabilitasnya khususnya dari sisi pengarangnya Jika pengarangnya memang ahli di bidangnya maka tulisan terse- but dapat dipercaya kualitasnya Pada bagian kover belakang buku biasanya ditulis riwayat singkat penulisnya misalnya pengalaman menulis buku studinya dan jenjang kariernya Dari informasi ini kita dapat menilai seberapa besar reliabilitas buku yang ditulis saat ini dalam hubungannya dengan bidang ilmunya dan pengalaman dalam menulis buku

CARS (Credibility Accuracy Reasonableness and Support) checklist Cars checklist (Harris 1997) dapat digunakan untuk menguji kualitas informasi yang berasal dari Internet

Pertama kredibiltas menyangkut sumber informasinya

271

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan yang memungkinkan kita dapat mempercayainya kejelasan latar belakang pengarang yang menyangkut pendidikan alamat pengalaman kedudukan dan penilaian sesama penulis adanya kontrol kualitas dari sesama penulis refeferensi yang jelas diambil dari jurnal atau hasil penelitian lainnya

Kedua akurasi meliputi tidak ketinggalan jaman (up to date) bersifat factual detil pasti komprehensive berorientasi pada pembaca dan tujuan menjadikan sumber saat ini bukan informasi yang sudah kedaluwarsa dan dapat memberikan gambaran kebenaran secara utuh

Ketiga dapat diterima dengan akal sehat yang meliputi adil dan tidak memihak memberikan keseimbangan bersifat obyektif tidak memunculkan konflik kepentingan tidak bersifat menghasut mempunyai tujuan untuk dijadikan sebagai sumber yang dapat dipercaya karena memunculkan kebenaran yang

utuh

Keempat adanya dukungan seperti sumber-sumber

acuan informasi kontak memungkinkan adanya layanan

tuntutan tujuannya adalah memberikan bukti yang meyakinkan

kepada para pembaca jika pembaca melakukan tuntutan

Berikut ini beberapa situsweb yang layak sebagai web

browser untuk artikel ilmiah

httpsscholargooglecoid

272

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

httpswwwresearchgatenet

httppapersssrncom

httpswwwacademiaedu

273

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

httpidportalgarudaorg

185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka

Penyusunan Daftar Pustaka disusun menurut urutan abjad nama belakang penulis pertama Daftar pustaka ditulis dalam spasi tinggal Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi Baris pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam Nama keluarga untuk penulis barat adalah nama yang ditulis terakhir sedangkan untuk penulis Cina dan Korea adalah nama pertama Misal untuk barat Dudly G Luckett nama keluarganya adalah Luckett untuk Cina atau Korea Lee Kwan Yew nama keluarganya adalah Lee Orang Indonesia sebagian memiliki nama keluarga dan sebagian tidak Dalam hal penulis Bali supaya ditulis nama setelah nama embel-embel seperti I Gusti Nyoman Agung dan sebagainya Misalnya I Gusti Nyoman Ketut Dharma Laksana supaya ditulis Dharma Laksana IGNK Untuk orang Indonesia yang dalam hal ini tidak diketahui nama keluarganya maka penulisan dilakukan dengan menyebut namanya secara lengkap (tanpa titel) misalnya Mohamad Nazir PHD ditulis Mohamad Nazir bukan Nazir Mohamad

274

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Penulisan buku publikasi buku terjemahan artikel dalam buku

buku

Penulis tahun judul buku (harus ditulis miring) volume (jika

ada) edisi (jika ada) nama penerbit dan kota penerbit

Contoh

Buku terjemahan

Penulis asli tahun buku terjemahan judul buku terjemahan (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) (diterjemahkan oleh nama penerjemah) nama penerbit terjemahan dan kota penerbit terjemahan

Contoh

275

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Artikel dalam buku Penulis artikel tahun judul artikel (harus ditulis miring) nama editor judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit dan kota penerbit

Contoh

Pustaka dalam bentuk artikel dalam majalah ilmiah

Penulis tahun judul artikel nama majalah (harus ditulis miring sebagai singkatan resminya) nomor volume dan halaman

Contoh

276

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Pustaka dalam bentuk artikel dalam seminar ilmiah artikel dalam prosiding seminar

Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus

ditulis miring) kota seminar

Contoh

Artikel lepas tidak dimuat dalam prosiding seminar

Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring) kota seminar dan tanggal seminar

Contoh

277

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Pengarang yang tidak disebutkan namanya Gunakan istilah ldquoanonimrdquo untuk referensi tanpa nama penulis

Contoh

Pustaka dalam bentuk SkripsiTesisDisertasi

Penulis tahun judul skripsi SkripsiTesisDisertasi (harus ditulis miring) nama fakultasprogram pasca sarjana dan kota

Contoh

278

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet (tidak diperkenankan melakukan sitasi artikel yang tidak ada nama penulisnya)

Penulis tahun judul artikel alamat website (harus ditulis

miring) diakses tanggal

Contoh

Leung DH and Tang W 2000 Functions of Baire Class One httpwwwarXivmathCA0005013vl 2 May 2000 diakses 12 Nopember 2007

Buku dengan editor dan bab dengan pengarang tersendiri

Contoh

Hillman S 1998 Iron Deficiencies and Other Hypoproliferative Anemias In Fauci AS Braunwald E Isselbacher KJ Wilson JD editors Harrisonrsquos Principle of Internal Medicine 14th Ed New York McGraw-Hill p 634-647

279

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal

CCOONNTTTOH

USULAN PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MENGGUNAKAN

JASA TX TRAVEL CILEGON

Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk men usun

skripsi S1

Diajukan oleh

TAN MAYKE CHRISTINA HIQ 2008220002

FAKULTAS EKONOMIKA DAN HUMANIORA PROGRAM STUDI MANAJEMEN

KONSENTRASI MANAJEMEN BISNIS ARIWISATA

UNIVERSITAS DHYANA PURA BADUNG

2012

280

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu Negara kepulauan dan merupakan Negara

kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari sekitar 13000 pulau Pulau-pulau

di Indonesia masing-masingmemiliki kekayaan dan salah satunya adalah

keindahan alamnya Keindahan alam di Indonesia sangat menarik karena

sangat beraneka ragam Keindahan alam itu telah membuat banyak turis

tertarik untuk berwisata di Indonesia baik turis asing maupun turis lokal

Pariwisata merupakan salah satu sektor penting di Indonesia karena

sangat mempengaruhi pembangunan nasional Hal itu bisa terjadi karena

pariwisata ikut menyumbangkan penerimaan devisa Negara yang cukup besar

memperluas lapangan kerja mendorong pembangunan daerah mengenalkan

Indonesia kepada dunia dan memberikan kesempatan berusaha bagi

masyarakat Banyakfaktor yang muncul untuk mendukung pariwisata salah

satunya adalah travel agent

Travel agent di Indonesia sudah tersebar di seluruh nusantara dari

Sabang hingga Merauke dan beraneka ragam Salah satu travel yang ada di

Indonesia adalah TX Travel

TX Travel didirikan mulai Maret 2004 sebagai bagian dari divisi retail

Jakarta Express group yang sudah berdiri sejak 1991 sebagai travel wholeale

(grosir pertama) yang mendapatkan Rekor Muri tahun 2006 TX Travel

merupakantravel network pertama di Indonesia yang dijalankan secara franchise

(waralaba) sejak 2005 dan memiliki lebih dari 150 yang tersebar di seluruh

Nusantara dan salah satunya adalah TX Travel Cilegon sebaga cabang ke-72

TX Travel Cilegon ini merupakan cabang dari TX Travel yang berdiri

padatanggal 15 Juni2007dengan Felik Septian Pranata sebagai pemilik dari TX

Travel Cilegon ini Jasa yang ditawarkanoleh TX Travel

Cilegonsampaisaatiniadalahpenjualankamar hotel penjualantiket-tiket pesawat

dan penjualan paket wisata baik dalam maupun luar negeri terutama ke Negara

ChinaKarena TX Travel Cilegon ini terbilang masih baru maka untuk dapat

bersaing dalam dunia pariwisata TX Travel Cilegon harus mampu menarik para

konsumen untuk mau menggunakan jasanya

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mau menggunakan

jasa suatu perusahaan Dari sinilah penulis ingin membantu TX Travel Cilegon

supaya bisa meningkatkan penjualan dengan cara mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon

melalui penelitian yang dilakukan penulis

12 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat diangkat beberapa masalah antara

lain

1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan

jasa TX Travel cilegon

2) Apa faktor dominan yang paling mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travel cilegon

13 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah

1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa mempengaruhi TX Travel cilegon

281

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

2) Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travel cilegon

14 Manfaat Penelitian

1 Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baru berupa hasil

penelitian yang terkait dengan pemasaran pariwisata khususnya yang

berhubungan dengan perilaku konnsumen dalam penentuan keputusan

pembelian jasa pariwisata yang telah ditawarkan

2 Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk TX Travel Cilegon

sebagai hasil referensi yang bisa membantu untuk meningkatkan jumlah

konsumen TX Travel Cilegon yang pada akhirnya penjualanpun dapat

meningkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar

penjualan dan periklanan Philip Kotler et al (19997) memberikan definisi

pemasaran adalah ldquoSuatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

penciptaan penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan

orang atau kelompok lainrdquo

Sedangkan Assaury (20015) mendefinisikan pemasaran ldquoSuatu kegiatan

aktivitas manusia di mana bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan

kebutuhan dan keinginan melalui suatu proses pertukaranrdquo

Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan

serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market) mengevaluasi

kebutuhan konsumen mengembangkan barang dan jasa pemuas keinginan

memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan

Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler et al (199916) adalah

proses perncanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga promosi dan

distribusi barang jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan

kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi Dari

definisi tersebut menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang

mencangkup analisis perencanaan implementasi dan pengendalian juga

mencangkup barang jasa dan gagasan berdasarkan pertukaran dan

tujuannya adalah memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat

Manajemen pemasaran bertugas mempengaruhi tingkat timing dan

komposisi permintaan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya

(Philip Kotleret al (199917)

212 Bauran Pemasaran

Sebagaimana yang dikatakan oleh William J Stanton (19937) bahwa

pemasaran adalah rdquoSuatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang

untuk merencanakan menentukan harga mempromosikan dan

mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa

baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensialrdquo Dari definisi

tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok

kegiatan pemasaran yakni produk harga promosi dan distribusi yang dimana

282

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

satu sama lain saling berkaitan Sehingga untuk menciptakan pemasaran yang

baik dan berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan serta memberikan

kepuasan terhadap konsumen maka keempat unsur tadi perlu dirancang

sebaik mungkin terutama dengan memperhatikan apa yang diinginkan dan

dibutuhkan konsumen sesuai dengan konsep pemasaran

Kotler (2000) mendefinisikan bahwa ldquobauran pemasaran adalah kelompok

kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran

pemasarannya dalam pasar sasaranldquo Sedangkan Jerome Mc-Carthy yang

dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P

(Product Price Promotion dan Place)

a Product (Produk)

Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk

mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan

Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak)

yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untukmemenuhi

kebutuhan dan keinginan tertentu

b Price (Harga)

Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti

tingkat harga struktur diskon syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi

harga diantara berbagai kelompok pelanggan Harga menggambarkan

besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk

memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau

oleh konsumen

c Promotion (Promosi)

Bauran promosi meliputi berbagai metode yaitu iklan promosi

penjualan penjualan tatap muka dan hubungan masyarakat

menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam

rangka menjual produk ke konsumen

d Place (Saluran distribusi)

Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses

terhadap jasa bagi para pelanggan Tempat dimana produk tersedia dalam

sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat

dengan mudah memperoleh suatu produk

213 Konsumendan Perilaku Konsumen

Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya

Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli

atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadiDi dalam

mencapai tujuan perusahaan membutuhkan konsumen sebagai tempat akhir

atau pembeli barang dan jasa yang telah diproduksi Tanpa konsumen hasil

produksi tidak berarti

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses

dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan

mempertahankan pelanggan (Levit 1987 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono) Agar

tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya

menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen

dengan harga yang pantas Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu

memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya

Menurut Loundon dan Bitta (dikutip oleh Hurriyati 200567) perilaku

konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas

individu untuk mengevaluasi Sedangkan menurut Wilkie (dikutip oleh

283

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Hurriyati 200567) perilaku konsumen adalah aktivitas di mana seseorang

melibatkan diri dalam poses menyeleksi membeli dan mempergunakan barang

dan jasa sehingga memuaskan kebutuhan dan hasratnya Beberapa aktiitas

melibatkan mental dan proses emosional sebagai tambahan dari reaksi fisik

Dan seperti didefinisikan oleh Schiffman dan Kanuk (2000) perilaku

konsumen adalah proses yang dilalui seseorang dalam mencari membeli

menggunakan mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk jasa

maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannyaJadi dapat

disimpulkan perilaku konsumen adalah proses yang dilakukan seseorang dalam

mencari membeli menggunakan mengevaluasi barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhannya

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut

Philip Kotleret al (1999223) adalah

a Faktor budaya

Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam

terhadap perilaku konsumen

b Faktor sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti

kelompok acuan (kelompok referensi) keluarga serta peran dan status

sosial

c Faktor pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu

usia pembeli dan tahap siklus hidup pekerjaan kondisi ekonomi gaya

hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli

d Faktor psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis

utama yaitu motivasi persepsi pengetahuan (learning) serta keyakinan dan

sikap

214 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Berdasarkan tujuan pembelian konsumen dapat diklasifikasikan menjadi

dua kelompok yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional

(konsumen industrial konsumen antara konsumen bisnis) Konsumen akhir

terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk

memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi Sedangkan konsumen

organisasional terdiri atas organisasi pemakai industri pedagang dan lembaga

non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau

meningkatkan kesejahteraan anggotanya

Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari

dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya

Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang meliputi

(Kotler et al 1996 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004))

a Pemrakarsa (initiator) yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya

keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide

untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu

b Pemberi pengaruh (influencer) yaitu orang yang pandangan nasihat atau

pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian c Pengambil keputusan (decider) yaitu orang yang menentukan keputusan

pembelian

d Pembeli (buyer) yaitu orang yang melakukan pembelian actual

e Pemakai (user) yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang

dan jasa yang dibeli

284

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Proses pengambil keputusan pembelian sangat bervariasi Hawkins et al

(1992) dan Engel et al (1990) yang dikutib oleh Fandy Tjiptono (2004) membagi

proses pengambilan keputusan ke dalam tiga jenis yaitu

a Pengambilan keputusan yang luas (extended decision making) Konsumen

mencari informasi mengenai beberapa produk dan membandingkannya

sehingga memperoleh keputusan pembelian dan mengevaluasinya Beberapa

misal produk yang pada umumnya tergolong kelompok ini adalah mobil

komputer sepeda motor rumah mewah dan lainnya

b Pengambilan keputusan terbatas (limited decision making) terjadi apabila

konsumen mengenal masalahnya kemudian mengevaluasi beberapa

alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa

berusaha mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut Ini

biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau

pembelian yang bersifat rutin Hal ini terjadi karena environmental needs

misalnya seseorang memutuskan untuk membeli suatu merek dikarenakan

lsquobosanrsquo dengan merek yang sudah ada

c Pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decisioan making)

merupakan proses yang paling sederhana yaitu konsumen mengenal

masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli

merek favorit (tanpa evaluasi alternative) Produk-produk yang biasa dibeli

adalah sabun past gigi mkanan ringan minyak rambut dan lainnya

215 Travel Agent

Travel agent menurut Damardjati (2001132) adalah perusahaan yang

harus mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang-

orang termasuk kelengkapan perjalanannya dari suatu tempat ke tempat lain

baik di dalam maupun di luar negeri

Dari penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa travel agen

merupakan perusahaan khusus yang memiliki tujuan untuk mengatur

menyelenggarakan serta menyiapkan segala sesuatu keperluan perjalanan bagi

seseorang atau sekelompok orang dari satu tempat menuju tempat wisata

tujuan dan kembali lagi ke tempat asal mereka baik di dalam maupun di luar

negeri

216 Jasa

Menurut Kotler (199783) ldquoJasa adalah setiap tindakan atau unjuk

kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun Produksinya

dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisikrdquo Sedangkan

menurut Stanton (kutipan dari Alma (2003243) ldquo Jasa merupakan sesuatu yang

dapat didefinisikan secara terpisah tidak berwujud ditawarkan untuk

memenuhi kebutuhanrdquo

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa jasa merupakan suatu kegiatan

yang bersifat tidak berwujud dan dapat didefinisikan secara terpisah yang

menghasilkan kepuasan dari dua belah pihak yang mana dapat dinikmati pada

saat itu juga atau pada saat yang sama dengan waktu mempoduksi yang diikuti

dengan pemberian nilai tambah yang menimbulkan kepemilikan Maka dapat

dikatakan jasa tidak berwujud namun dapat ditukarkan dalam rangka

memperoleh kepuasan

Berdasarkan pengertian jasa di atas Tjiptono (2004) mengutarakan

ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli pertamanya

a Intangibility (tidak berwujud)

285

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Jasa berbeda dengan barang Bila barang merupakan suatu objek

alat atau benda maka jasa adalah suatu perbuatan tindakan pengalaman

proses kinerja (performance) atau usaha Oleh sebab itu jasa tidak dapat

dilihat dirasa dicium didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi

Bagi para pelanggan ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi

karena terbatasnya search qualities yakni karakteristik fisik yang dapat

dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan Untuk jasa kualitas apa

dan bagaimana yang akan diteriman konsumen umumnya tidak diketahui

sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi

b Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Barang biasa diproduksi kemudian dijual lalu dikonsumsi

Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi

dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama

c Variability Heterogeneity (berubah-ubah)

Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output

artinya banyak variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung kepada siapa

kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi Hal ini dikarenakan jasa

melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang

cenderung tidak bisa diprediksi dan cende-rung tidak konsisten dalam hal

sikap dan perilakunya

d Perishability (tidak tahan lama)

Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan Kursi pesawat yang

kosong kamar hotel yang tidak dihuni atau kapasitas jalur telepon yang

tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa

disimpan

e Lack of Ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan

barang Pada pembelian barang konsumen memiliki hak penuh atas

penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya Mereka bisa

mengkonsumsi menyimpan atau menjualnya Di lain pihak pada pembelian

jasa pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa

untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel bioskop jasa

penerbangan dan pendidikan)

22 Penelitian Sebelumnya

Go Suan Ny (2005) dalam penelitannya yang berjudul ldquoFaktor-Faktor

yang Mempengaruhi Konsumen Menggunakan Jasa Penerbangan PT Merpati

Nusantara Airlines Distric Denpasar-Balirdquo Hasil analisis yang diperoleh adalah

didapat empat faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa penerbangan PT Merpati faktor itu antara lain faktor

pelayanan dan ketepatan waktu (nilai eigen value sebesar 3486) faktor harga

dan promosi (nilai eigen value sebesar 3005) faktor reputasi dalam keamanan

dan pengamanan(nilai eigen value sebesar 2081) faktor perilaku karyawan dan

fasilitas (nilai eigen value sebesar 1549) Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan

jasa penerbangan PT Merpati Airlines District Denpasar-Bali adalah faktor

pelayanan dan ketepatan waktu karena mempunyai eigen value paling tinggi di

antara semua faktor

Ninayattie Andri Ndaong (2006) dalam penelitiannya yang berjudul

ldquoFaktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Paket Wisata

pada PT Tour East Indonesia-Denpasarrdquo Hasil analisis yang diperoleh adalah

faktor pemasaran (desain brosur dan informasi yang menarik) dengan hasil

286

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

kontribusi variance 29622 sebagai faktor utama yang mempengaruhi

konsumen untuk membeli paket wisata PT Tour East Indonesia-Denpasar

Faktor kedua adalah faktor produk (penawaran produk paket wisata khusus)

dengan kontribusi variance 19115 Faktor ketiga adalah faktor akses terhadap

perusahaan (kecepatan dalam menangani konsumen) dengan kontribusi

variance 12908 Faktor keempat adalah faktor harga (harga paket wisata

yang bersaing) dengan kontribusi variance 10361 Faktor kelima adalah

faktor pelayanan (pelayanan yang cepat dan tanggap) dengan kontribusi variabel

6682Adapun saran-saran yang diberikan Ninayattie Andri Ndaong sebagai

penulis kepada PT Tour East Indonesia-Denpasar untuk meningkatkan

penjualan paket wisata adalah memperhatikan dan memprioritaskan faktor

pemasaran dan melakukan difersifikasi brosur maupun produk sehingga dapat

menambah jumlah konsumen yang membeli paket wisata

Praliances Djanga Sabakodi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul

ldquoFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Tiket Pesawat di

Panorama Tours Denpasar-Balirdquo Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat

tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat

di Panorama Tours Denpasar ndash Bali yaitu faktor pelayanan dan promosi (nilai

eigen value sebesar 9657) faktor lokasi penjualan dan pengetahuan staf (nilai

eigen value sebesar 1510) faktor fasilitas dan kenyamanan (nilai eigen value

sebesar 1159) Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang

mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat di Panorama Tours

adalah faktor pelayanan dan promosiAdapun saran-saran yang diberikan

Praliances Djanga Sabakodi sebagai penulis kepada PT Panorama Tour

Denpasar-Bali untuk meningkatkan penjualan tiket pesawat adalah PT

Panorama Tours disarankan untuk memperhatikan hal-hal seperti kecepatan

penanganan konsumen keramahan pada konsumen penawaran harga khusus

kecepatan mendapat informasi harga tiket desain brosur dan informasi

perhatian staf kegiatan periklanan Bila PT Panorama Tours bisa

meningkatkan hal-hal tersebut maka perusahaan dapat meningkat penjualan

BAB III METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada perusahaan TX Travel Cilegon Alamat

Jl Ahmad Yani 136 Cilegon

Telp (0254) 3800 67 (0254) 7021 099

Fax (0254) 390 506

Website httpwwwtxcilegoncom

Email cilegontxtravelcoid

32 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel tunggal untuk

mengidentifikasikan variabel Variabel tunggalnya yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon adapun

indikator-indikator dari variabel ini yaitu

X1 = Penawaran harga khusus (promosi)

X2 = Kecepatan penanganan konsumen

X3 = Keramahan kepada konsumen

X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan

X5 = Lokasi perusahaan

X6 = Kemudahan mendapat informasi

X7 = Harga yang diberikan

287

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

X8 = Desain brosur

X9 = Periklanan

X10 = Fasilitas yang ditawarkan

X11 = Kepedulian terhadap konsumen

X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen

X13 = Keragaman produk yang ditawarkan

X14 = Penampilan karyawan

X15 = Webmarketing

X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen

33 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel

dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan Adapun definisi

operasional dari kegiatan ini adalah

[1] X1 = Penawaran harga khusus (promosi) promo-promo atau pemberian

harga khusus baik untuk tour dan tiket-tiket yang ditawarkan

[2] X2 = Kecepatan penanganan konsumen kecepatan karyawan dalam

memberikan pelayanan kepada konsumen baik secara langsung (tatap

muka) maupun tidak langsung (misal menggunakan telepon)

[3] X3 = Keramahan kepada konsumen keramahan kepada konsumen

ketika melayani konsumen Hal ini bisa dilakukan dengan cara

memberikan senyuman dan menunjukan muka yang ceria

[4] X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan konsumen mudah

menghubungi perusahaan baik melalui telepon e-mail fax dsb

[5] X5 = Lokasi perusahaan strategis atau tidaknya lokasi perusahaan

berada apakah mudah dijangkau dan dekat dengan pusat kota

[6] X6 = Kemudahan mendapat informasi Konsumen mudah untuk

mendapatkan informasi mengenai tour dan harga tiket [7] X7 = Harga yang diberikan harga yang ditawarkan perusahaan sama

atau lebih murah dari perusahaan lain sejenis

[8] X8 = Desain brosur penampilan brosur yang menarik meliputi bentuk

fisik warna lambang atau tanda yang digunakan sebagai identitas

perusahaan dan bisa memudahkan konsumen mengenali perusahaan

[9] X9 = Periklanan suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam

mempromosikan produknya baik melalui media cetak maupun media

elektronik

[10] X10 = Fasilitas yang ditawarkan segala fasilitas baik fasilitas utama

maupun fasilitas pendukung yang menunjang kepuasan dan

kenyamanan konsumen selama menggunakan jasa perusahaan

[11] X11 = Kepedulian terhadap konsumen bentuk tindakan yang selalu

mementingkan konsumen dan memberikan pelayanan terbaik untuk

konsumen dan segala keluhan segera ditangani sehingga tidak

mengganggu kenyamanan konsumen

[12] X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen pemberian jaminan

keamanan dan keselamatan konsumen jika terjadi sesuatu yang tidak

diinginkan

[13] X13 = Keragaman produk yang ditawarkan banyaknya produk yang

ditawarkan sehingga konsumen bisa memilih salah satu produk yang

diinginkan

[14] X14 = Penampilan karyawan penampilan semua karyawan yang

mencangkup kerapian kebersihan dan daya tarik seragam

288

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[15] X15 = Webmarketing salah satu bentuk pemasaran yang sekarang ini

sedang populer di kalangan bisnis yang menggunakan internet sebagai

media pemasaran

[16] X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen salah satu bentuk

pelayanan kepada konsumen dengan menggunakan kata-kata yang

sopan dan santun serta sabar dalam menghadapi segala tingkah laku

konsumen

34 Jenis Dan Sumber Data

341 Jenis data

a Data kualitatif

Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata kalimat dan

gambar Data dari sumber diolah dan dibentuk menjadi uraian-

uraian informasi dan penjelasan yang tidak dapat dihitung dengan

satuan hitung tertentu

Misalnya Faktor-faktor yang menarik konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travelhal-hal yang disukai konsumen TX

Travel Cilegon sejarah berdirinya TX Travel Cilegon pendapat

responden dalam kuisioner

b Data kuantitatif

Adalah data yang berbentuk angka dan dapat dihitung dengan

satuan hitung tertentu yang diperoleh dari sumber atau data

kualitatif yang dikuantitatifkan melalui skoring

Misal jumlah konsumen yang datang setiap bulan di TX Travel

Cilegon tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan TX Travel

Cilegon yang disajikan dalam bentuk angka

342 Sumber data

a Data primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber atau secara

langsung diperoleh di tempat penelitian yang dalam penelitian ini

didapat dari konsumen TX Travel Cilegon

b Data sekunder

Adalah data yang sudah tersedia sehingga dapat langsung dapat

digunakan dalam penelitian misalnya desain brosur TX Travel jenis

jasa yang ditawarkan TX Travel jumlah konsumen yang datang ke TX

Travel Cilegon

35 Metode Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (200980) sampel dan populasi memiliki arti yang

berbeda Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sedangkan

sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

yang ada pada populasi misalya karena keterbatasan dana tenaga dan waktu

maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik

sampling yang digunakan Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

289

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

simple random sampling yang merupakan salah satu cabang dari probability

sampling

Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari

populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi itu Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode ini

karena anggota populasi dianggap homogen Jadi tidak mempedulikan strata

sampel yang dalam penelitiansampel adalah konsumen yang menggunakan jasa

TX Travel Cilegon

Untuk menentukan banyaknya sampel yang akan diambil maka menurut

Isaac dan Michael yang dikutip oleh Sugiyono ditentukan oleh jumlah populasi

dan tingkat kesalahan penelitian Karena jumlah populasi dalam penelitian ini

sebesar 600 konsumen per bulan dan karena keterbatasan waktu biaya dan

dana maka penulis menginginkan tingkat kesalahan sebesar 10 sehingga

jumlah sampel yang diambil penulis sebanyak 187 orang responden yang

merupakan konsumenTX Travel Cilegon dari berbagai kalangan baik pegawai

pengusaha pelajar ibu rumah tangga dan lainnya

36 Metode Pengumpulan Data

1) Kuisioner

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkatpertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya yang dalam penelitian ini konsumen TX

Travel Cilegonlah yang akan mengisi kuisioner tersebut

2) Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

mengambil data dari literature buku-buku dan sebagainya yang

menyangkut penelitian ini dimana sifatnya mendukung data utama

Penelitian ini menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan

ldquokepuasan konsumen maupun perilaku konsumenrdquo

3) Observasi Berperan Serta (Participant observation)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi berperan

serta karena penulis iktu terlibat dengan kegiatan sehai-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian

Sambil melaukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang

dikerjakan oleh sumber data

37 Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

faktordenganbantuan Software SPSS versi 140 for windows SPSS adalah suatu

software yang berfungsi untuk menganalisis data melakukan perhitungan

statistik baik parametrik maupun non parametrik (Ghozali 200114)

Menurut Singgih Santoso (2001) analisis faktor adalah ldquoalat yang

digunakan untuk meringkas sejumlah varibel (multivariant) menjadi lebih

sedikit dan menamakannya sebagai faktorrdquo Sebelum dilakukan analisis faktor

akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian

reliabilitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana instrument

pengukuran mampu mengukur apa yang ingindiukur Jika misalkan kita punya

alat ukur meteran maka validitas alat ini adalah sejauh mana alat ini mampu

mengukur jarak suatu titik Begitu juga misalkan kita menyusun kuisioner

faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka validitas kuisioner adalah

290

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

sejauh mana kuisioner ini mampu mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi

konsumen

Untukmelakukanujivaliditas metode yang kita lakukan adalah mengukur

korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara

keseluruhan Sugiyono (2001106) menyatakanldquoBahwa syarat minimum untuk

dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skorbutir dengan skor

totalnya adalah 03 (r=03)rdquo Jadi

Kalau kolerasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka

kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid Setelah data valid maka selanjutnya

dilakukan uji reliabilitas

Reliabilitas menurut Purbayu Budi Santosa (2005) adalah ukuran yang

menunjukan konsistensikestabilan dari alat ukur dalam mengukur gejala yang

sama dilain kesempatan Kestabilan di sini berarti kuisioner tersebut konsisten

jika digunakan untuk mengukur konsep dari suatu kondisi ke kondisi lain

Misalkan kita memiliki kuisioner yang mengukur faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumen maka hasil kuisioner tersebut akan sama jika

digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen pada

penelitian yang lain

Pengukuranreliabilitasdilakukandenganduacara yaitu

a Repeated measure atau pengukuran berulang Di sini pengukuran dilakukan

berulang-ulang pada waktu yang berbeda dengan kuisioner atau pertanyaan

yang sama Hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan hasil

pengukuran sebelumnya

b One shot Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu

kemudian dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau

dengan pengukuran korelasi antar jawaban Pada program SPSS metode ini

dilakukan dengan metode Croncbach Alpha di mana suatu kuisioner

dikatakan reliable bila nilai Croncbach Alphalebih besardari 06

Setelah data valid dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan

melakukan analisis faktortahap I (pemilihanvariabel) tahap II (factoring

danrotasi)dantahap III (penamaan faktor)

Menurut Santoso danTjiptono(2001250) tahapan proses analisis faktor

yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut

1 Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam

analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua

variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak

2 Proses Factoring yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpul variabel

yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan

untuk melakukan proses ekstraksi adalah principal component analysis

Proses selanjutnya aalah melakukan proses rotasi untuk memperjelas

apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor

yang lain

3 Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor

yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen

value diatas 1)

4 Uji keakuratan ketepatan model

DAFTAR PUSTAKA

Misal

MLA Style

291

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination Development of Tourism and the

Hospitality Industry in Southeast Asia Springer Singapore 2016 37-49

APA Style

Utama I G B R (2016) Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the

Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore

Chicago Style

Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the

Hospitality Industry in Southeast Asia pp 37-49 Springer Singapore 2016

Harvard Style

Utama IGBR 2016 Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the

Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore

Vancouver Style

Utama IG Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali

Tourism Destination InDevelopment of Tourism and the Hospitality

Industry in Southeast Asia 2016 (pp 37-49) Springer Singapore

292

293

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen I Fishbein M 1977 Attitude-Behavior relations A theoretical analysis and review of empirical research Psychological Bulletin 84 888ndash 918

Algifari 2000 Analisis Regresi Penerbit BPFE-UGM Yogyakarta

Alma Bukhari 2004 Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa Cetakan ke enam Bandung Alfabeta

Antara I Made 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3 Pariwisata Universitas Udayana Bali

Any Noor 2009 Management Event Bandung Alfabeta

Archer B and Cooper C 1994 ldquoThe Positive and Negative Impacts of Tourismrdquo Pp 73-91 in WF Theobald (ed) Global Tourism The Next Decade Butterworth-Heinemann Oxford

Arief S 1993 Dampak Ekonomi Pengeluaran Pemerintah Kompas Jumat 22 Januari

Arikunto S 2002 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V Cetakan keduabelas Jakarta Penerbit Rineka Cipta hal320- 326

Ariyanto 2003 Ekonomi Pariwisata Jakarta Pada httpwwwgeocitiescom ariyanto eks79homehtm

Armstrong J Scott Designing and Using Experiential Exercises URL www hssrncom

Arsyad L 1999 Ekonomi Pembangunan Edisi keempat Yogyakarta

Aryanto Rudy 2003 Environmental Marketing Pada Ekowisata Pesisir Menggerakan Ekonomi Rakyat Daerah Otonom P062024264 S3 PSL IPB

Assauri S 2009 Manajemen PemasaranDasar konsep dan Strategi

294

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Jakarta Rajawali Pers

Assauri 1999 Manajemen Pemasaran Jakarta Raja Grafindo Persada

Assauri Sofyan 2002 Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi Jakarta CV Rajawali

Averson Paul Balanced Scorecard Institute 2000 Available from URL www balancedscorecardorg 20 juni 2010

Azis IJ 1996 Kesenjangan Antara Ekonomi Makro dan Gejala Mikro Keterbatasan

Azwar Saifudin 2001 Metode Penelitian Edisi Ketiga Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 1998 Metode Penelitian Jogjakarta Pencetak Pustaka Pelajar Offset

Bagyono 2012 Pariwisata dan Perhotelan Bandung Alfabeta

Barsky Jonathan 1992 Customer Satisfaction in the Hotel Industry Measurement and Meaning Cornell HRA Quaterly 720-41

Basu Swastha dan Irawan 2008 Manajemen Pemasaran Modern Edisi Kedua Cetakan Ke empat Yogyakarta Liberty

Beerli A Martin J D 2004 ldquoFactors influencing destination imagerdquo Annals of Tourism Research 31(3) 657-681

Bendesa I Komang Gde 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3 Pariwisata Universitas Udayana Bali

BeverlandM P Brotherton2001 The Uncertain Search for Opportunities Determinant of Strategies Partnership Qualitatif Market Research An International Journal 4(2) 88-99

Bitner Mary Jo Zeithaml Valerie A 2000 Services Marketing McGraw- Hill International Editions

BlackRJ amp Grant PL1997 Economic Impact of Convention and Meetings to Montana Methodological Attempts Journal Institute for Tourism and Recreation Research School of Forestry The Montana University

BleekeJ and D Erns1995 Is Your Strategic Alliance Really a Sale Harvard Business Review ( January ndash February)97103

BoehmeAJ 1999 Planning Successful Meetings and Events A Take-Charge Assistant Book New YorkNY 10019 AMACOM American Management Association1601 Broadway

295

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Borg I 1986 A Cross Culture Replication on Elizurrsquos Facets of Work Values

Multivariate Behavioral Research 21 401-410

Borg I and Lingoes JC 1987 Multidimensional Similarity Structure Analysis New

Brahmantyo 2001 ldquoPotensi dan Peluang Usaha dalam Pengembangan Pariwisata Gunung Salak Endahrdquo Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal Ilmiah Vol 5 No 3 Maret 2001

Brannen J 1999 Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Samarinda Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari

Brown James Dean 1998 Understanding Research in Second Language Learning A Teacherrsquos Guide to statistic and research design Cambridge Sindicate University

Brunt Paul 1997 Market Research in Travel and Tourism Great Britain Butterworth Heinemann

Buckley J W M H Buckley and H Chiang 1976 Research Methodology amp Business Decisions National Association of Accountants

Bungin B 2003 Analisis Data Penelitian Kualitatif PT Rajagrafindo Persada Jakarta

Bungin B 2007 Penelitian Kualitatif Prenada Media Group Jakarta

Cahyono Bambang Tri 1996 Metodologi Riset Bisnis Jakarta Badan Penerbit IPWI

Cheng Y H 2000 A Study on the factors of internal service quality--Nurse for example pp 1-2

Chi Gengqing 2005 A Study of Developing Destination Loyalty Model (Dissertation) Submitted to the Faculty of the Graduate College of the Oklahoma State University in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree of Doctor of Philosophy July 2005

ChipkinH2001Is Independent Day at hand Lodging 26(11) 44-48

Chon K Yoo J J - E 2008 ldquoFactors Affecting Convention Participation Decision Making Developing a Measurementrdquo Journal of Travel Research 47 113-122

ChristopherMAPayneand D Ballantyne2002Relationship Marketing Creating Stakeholder value Oxford Butterworth Heinemann

Cooper Chris 2003 Aspects of Tourism Classic Reviews in Tourism Sydney Channel View Publication

296

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Cooper Chris 2005 Tourism Principles and Practice London Pearson

Education Limited Third Edition

CooperCetal 1993 Tourism Principles and Practice Edinburgh Gate HarlowEssex CM20 2JE England Addison Wesley Longman Limited

Craig-Smith Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with TourismLongman Melbourne

Creswell J W 1998 Qualitatif Inquiry and Research Design Sage Publications Inc California

CrottsJand DWilson1995An Integrated Model of Buyer Seller Relationship in the International Travel Trade Progress in Tourism and Hospitality Reserch 1(2) 125-140

Dajan Anto 1995 Pengantar Metode Statistik Jilid 1 Edisi Revisi 1986 LP3ES Jakarta

Damardjati RS 2001 Istilah-Istilah Dunia Pariwisata Jakarta Pradnya Paramita

Dane Francis C 1990 Research Methods BrooksCole Publishing Company Belmont California Chapter 1 ldquoIntroductionrdquo hal 3-19

Daniel M 2002 Metode Penelitian Sosial Ekonomi Jakarta Bumi Aksara

Dann GMS 1977 Anomie Ego-Enhancement and Tourism Annals of Tourism Research 4(4) 184-194

Dann GMS 1981 Tourist Motivation An Appraisal Annals of Tourism Research 8(2) 187-219

Darsoprajitno H Soewarno2001Ekologi PariwisataTata Laksana Pengelolaan Objek dan Daya Tarik WisataBandungAngkasa

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI 2005 Rencana Strategis Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Nasional 2005 ndash 2009 Jakarta

Djarwanto 1998 Statistik Non Parametik Edisi III BPFE Yogajakarta

Djunaedi Achmad 2000 ldquoPengantar Apakah Penelitian Iturdquo httpmpkd ugmacidweblamahomepageadjsupportmaterimetlit-ia01- metlit-pengantarpdf

Ekinci Y amp Chen JS 2002 Segmenting Overseas British Holidaymakers by Personal Values Journal of Hospitality amp Leisure Marketing 9(34) 5-15

297

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Esichaikul Ranee 2012 Travel motivations behavior and requirements

of European senior tourists to ThailandSukhothai Juournal of Thammathirat Open University (Thailand) Vol 10 No 2 Special Issue Pp 47-58 2012

Fakeye P C dan J L Crompton 1991 Image differences between prospective first-time and repeat visitors to the lower Rio Grande valley Journal of Travel Research 30 (2) 10-15

Fandeli Chafid 2001 Dasar-dasar Managemen Kepariwisataan Alam Liberty Yogyakarta Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah

Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah

Fill Chris 2005 Business amp Economics FT Prentice Hall

Font X 2002 Certification Systems and Standards in Tourism Annals of Tourism Research 29(3) 869ndash870

Font X R C Buckley eds 2001 Tourism Ecolabelling Certification and Promotion of Sustainable Development Wallingford CABI (Visitor 2003)

Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature Purpose and Findings Cornell University School of Hotel Administration The Scholarly Commons

Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature Purpose and Findings Journal of Marketing 60(10) (7-18)

Francken D A Van Raaij W F 1981 Satisfaction with leisure time activities Journal of Leisure Research 13(4) 337ndash352

French Christine N Craig-Smith Stephen J Collier Alan 1995 Principles of Tourism Longman Melbourne

Gaffar Abdul Ruskhan 2007 Kompas Bahasa Indonesia Jakarta Grasindo

Gartner William C (1996) Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York

Gartner William C 1996 Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York

Ghozali Imam 2001 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Semarang Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gnoth J 1997 Tourism Motivation and Expectation Formation Annals of Tourism Research 24(2) 283-304

298

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Goncalves Karen P 1998 Service Marketing A Strategy Approach

Upper Saddle River New Jersey Prentice Hall 1-80

Gorda I Gusti Ngurah 2004 Manajemen Sumber Daya Manusia Denpasar Widya Kriya Gematama

Government Revenue Attributable to Tourism 2007 Income and Expenditure Accounts Technical Series Income and Expenditure Accounts Division 21st Floor RH Coats Building Ottawa K1A 0T6

Gremler Dwayne D and Brown Stephen W 1997 Service Loyalty Its Nature Importance and Implications Advancing Service Quality A Global Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing University of Karlstad Sweden (171- 181)

Gremler Dwayne D and Brown Stephen W1997 Service Loyalty Its Nature Importance and Implications Advancing Service Quality A Global Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing University of Karlstad Sweden (171- 181)

Gronroos Christian 1990 Services Management and Marketing Managing the Moments of Truth in Service Competition Massachusetts Lexington Books

Gunn Clare A 2002 Tourism Planning (Basisc Concepts Cases) Routledge New York

Hair Joseph Raolph Anderson Ronald Tatham and William Black 1998 Multivariate Data Analysis Fifth Edition New Jersey Prentice ndash Hall

Hakim Abdul 2002 Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis Edisi 2 Ekonisia Yogyakarta

Hamid B 2003 An analysis of the role of tourism and agro ecotourism International Research Journal of Applied and Basic Sciences At httpwwwirjabscomfiles_sitepaperlist r_2213_140706015230pdf

Hara Tadayuki2008 Qualitative Tourism Industry Analysis Introduction to Input-Output Social Matrix Modeling and Tourism Satelite Accounts Amsterdam Working together to grow libraries in developing countries

Harris Percy David Harris 1994 lsquoThe Structural Dynamics of Aggregate Production A Challenge to Tourism Researchrsquo Journal of

299

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Tourism Studies 5(1) May 29-38

Helfert ErichA 2001 Teknik Analisis Keuangan ( Petunjuk Praktis untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan) Edisi Delapan Jakarta Erlangga

Hempel Carl Gustav 2004 Pengantar Filsafat Ilmu Alam Penerjemah Cuk Ananta Wijaya Pustaka Pelajar Yogyakarta

Heng TM and Low L 1990 Economic Impact of Tourism in Singapore Annals of Tourism Research 17 246-269 Management

Herbert D T 1995 Heritage Tourism and Society Mansell London Developing a tourism impact attitude scale Annals of Tourism Research 21 121ndash139

Herzberg 2002 The Motivation to Work Available from URL www businesballcomherzberghtm 20 juni 2010

Heskett James L Jones Thomas O Loveman Garry W Sasser W Earl and Schlesinger Leonard A 1994 Putting the Service-Profit Chain to Work Harvard Business Review March-April (164- 174)

Husein Umar 2000 Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Indriantoro Nur dan Supomo Bambang 1999 Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen Yogayakarta BPFEE

Iso-Ahola SE 1991 Towards a Social Psychological Theory of tourism Motivation A Rejoinder Annals of Tourism Research

Iso-Ahola SE 1999 Motivational Foundations of Leisure Leisure Studies Prospects for the Twenty First Century University of Maryland

Jafari J Ritchie J 1981 Towards a framework for tourism education Annals of Tourism Research

Jujun S Suriasumantri 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan

Juliandi Azuar 2002 Pemanfaatan Internet dalam Proses Belajar dan Penulisan Karya Ilmiah Bidang Manajemen dan Bisnis Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Vol 02 No 02 Oktober

Kandampully amp Suhartanto Dwi (2000) Customer loyalty in the hotel industry the role of image and customer satisfaction International Journal of Contemporary Hospitality Management Vol 12 6 2000

300

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Kaplan RobertS dan David PNorton (Peter RYosi Pasla Penerjemah)

2000 Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Jakarta Erlangga

Kartajaya Hermawan 2002 Hermawan Kartajaya on Marketing Jakarta MarkPlus and Co Gramedia Pustaka Utama

Kasali Rhenald 2005 Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting Positioning Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Kerlinger Fred N 2000 AsasAsas Penelitian Behavioural Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Kesrul M 2004 Meeting Incentive Trip Conference Exhibition Yogyakarta Graha Ilmu

Kleinsteuber F 2002 Stategi Pemasaran Jakarta PT Damar Mulia Pustaka Cetakan Pertama (diterjemahkan oleh Siswanto Sutojo)

Kotler P Keller K 2006 Marketing Management 12th Edition Pearson Education Inc New Jersey

Kotler Philip dan G Amstrong 2001 Prinsip ndash Prinsip Pemasaran Jakarta Erlangga

Kotler Philip dan John Bowen 2003 Marketing for Hospitality and Tourism third edition New Jersey Prentice Hall

Kotler Philip Gary Armstrong 1999 Principle of Marketing 8th Edition New Jersey Prentice Hall

Kotler Philip 2000 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo

Kotler Philip 2003 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo

Kotler Philip2003 Manajemen Pemasaran Jakarta Prehallindo

Kountur Ronny 2003 Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis Jakarta Seri Umum No 5 Penerbit PPM

Kozak M Rimmington M 2000 Tourist satisfaction with Mallorca Spain as an off-season holiday destination Journal ofTravel Research 38(3) 260ndash269

Kuncoro Mudrajad 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana peneliti dan menulis tesis Jakarta Erlangga

Kusmayadi dan Endar Sugiarto 2000 Metodologi Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan Jakarta PTGramedia Pustaka Utama

301

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Lawrence A Cunningham 2000 How to Think like Benjamin Graham and

Invest like Warren Buffet McGraw-hill USA

Leedy Paul D 1997 Practical Research Planning and Design Sixth Edition Prectice Hall Upper Saddle River New Jersey Chapter 1 ldquoWhat Is Researchrdquo hal 3-15

Liljander 1994 Service Quality and Management Springer Science amp Business Media Jun 29 2013 - Business amp Economics

Lumanauw farly 2000 Bar dan Minuman Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Marpaung H dan BaharH 2002 Pengantar Pariwisata Bandung Alfabeta

Mathis RobertL dan Jackson John H 2005 Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta Salemba Empat

McCabe Scott 2009 Butterworth-Heinemann is an imprint of Elsevier Linacre House Jordan Hill Oxford OX2 8DP UK The Boulevard Langford Lane Kidlington Oxford OX5 1GB UK First edition 2009

McIntosh Goeldner 1990 Tourism Principles Practices and Philosophies (sixth ed) Grid Publishing Columbus

Meis S and Lapierre J 1994 lsquoMeasuring tourismrsquos economic importance - a Canadian

Middleton 1994 Tourism Destination Marketing links between demand and supply and the influence of marketing

Millburn Robert 2007 Hospitality Direction Europe Edition Price Waterhouse Coopers Available from URL wwwpwccomhospitalitydirections 22 juni 2010

Mitchell Jonathan Caroline Ashley Earthscan 2010 Business amp Economics In Tourism and Poverty Reduction Pathways to Prosperity

Mittal B and Baker J (2002) Advertising strategies for hospitality services Cornell Hotel and Restaurant Administration Quarterly

Moleong Lexy J 2007 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung Penerbit PT Remaja Rosdakarya Offset

Muhaimin Kepuasan Kerja Karyawan 2004 Available from URL http psikologibinadarmaacidjurnaljurnalmuhaiminpdf 23 juni 2010

Mulyadi dan Johny Setiawan 1999 Sistem Perencanaan dan Pengendalian

302

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Manajemen Sistem Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan Edisi 1 Aditya Media Yogyakarta

Mulyadi 1997 Akuntansi Manajemen Konsep Manfaat Dan Rekayasa Edisi Kedua Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta

Mulyadi 2001 Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipat Ganda Kinerja Keuangan Perusahaan Jakarta Salemba Empat

Nasution 2004 Manajemen Transportasi Edisi Kedua Cetakan Pertama Jakarta Ghalia Indonesia Anggota IKAPI

Nazir Mohammad 1999 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia

OrsquoConnor T J 2001 Performance management - Electrical wholesaling

Oliver R L 1980 A cognitive model of the antecedents and consequences of satisfaction decisions Journal of Marketing Research 17(4) pp 46-49

Oliver R L 1997 Satisfaction A Behavioral Perspective on the Consumer New York IrwinMcGraw-Hill

Oliver R L Swan J E 1989 Consumer perceptions of interpersonal equity and satisfaction in transactions A field survey approach Journal of Marketing 53 21ndash35

Oliver RL 1993 Cognitive affective and attribute bases of the satisfaction response Journal of Consumer Research 20 (December ) pp 418-30

Oliver Richard L 1999 When Customer Loyalty Journal of Marketing Vol 63 pp 33-34 (Special Issues)

Pakpahan 2011 Sarana Berpikir Ilmiah Comprehensive

Education Center Original from httpwww o m b a r n e t 2 0 0 9 1 0 s a r a n a - b e r f i k i r - i l m i a h h t m l

Pendit I Nyoman S 1999 Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana Jakarta

PT Pradnya Paramita cetakan ke-enam (edisi revisi)

Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor Pm106Pw006Mpek20112011 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Hotel

Peter Paul J 1999 Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Edisi Keempat Jilid I Jakarta Erlangga

303

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Pitana I G Gayatri PG 2005 Sosiologi Pariwisata Kajian sosiologis terhadap

struktur sistem dan dampak-dampak pariwisata Yogyakarta Andi Offset

Pitana I Gde 2002 ldquoPengembangan Ekowisata di Balirdquo Makalah Disampaikan pada Seminar Ekowisata di Auditorium Universitas Udayana pada tanggal 29 Juni 2002

Pitana I Gde Dan Diarta Surya I Ketut 2009Pengantar Ilmu Pariwisata JogyakartaPenerbit Andi

Prabawati Made Alit Novia 2009 Penilaian Kinerja Hotel The Oberoi Bali Melalui Metode Balanced Scorecard

Rangkuti F 2002 Riset Pemasaran Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Rangkuti F 2008 Analisis SWOT Teknik membedah kasus bisnis Jakarta Gramedia Pustaka Utama

Reynolds P 1999 Design of the Process and Product Interface In A Leask amp I Yeoman (eds) Heritage Visitor Attractions (pp 110ndash126) Cassell New York

Reynolds 1985 Consumer demand for agricultural and on-farm nature tourism Davis CA University of California

Riduwan 2005 Skala Penelitian Variabel Peneltian Bandung Alfabeta

Rismiati CE dan IB Suratno 2001 Pemasaran Barang dan Jasa Yogyakarta Kanisius Anggota IKAPI

Riyanto Bambang 2001 Dasar ndash dasar Pembelanjaan PerusahaanYogyakarta BPFE

Roger J 1994 Development of a Framework for the Determination of Attributes Used for Hotel Selection-Indication from Focus Group and in - Depth Review Hospitality Research Journal 18 (53-74)

Rucci A J Kirn S P dan Quinn R T 1998 The employee-customer-profit chain at sears Harvard Business Review January-February

Rucci Anthony J Steven P Kirn Richard T Quinn 1998 ldquoThe Employee- customer-profit Chain at Searsrsquo Harvard Business Review January-February pp 83-97 Siehoyono 2004

Ruky Achmad S 2002 Sistem Manajemen Kinerja Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Rumekso 2001 Housekeeping Hotel Floor Section Yogyakarta Andi Publisher

304

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Saifuddin Azwar 1997 Sikap Manusia ndash Teori dan Pengukurannya Edisi

ke-2 Yogayakarta Pustaka Pelajar hlm 3-22

Santoso Singgih dan Tjiptono Fandy 2002 Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS Jakarta PT Alex Media Komputindo

Sarwono J 2003 Perbedaan Dasar antara Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif httpwwww3orgTRREChtml40 Dikunjungi 13 Juli 2003

Schelsinger amp Zornitsky 1991 Internal Service Quality Customer and Job Satisfaction Human Resources Planning 19 2 ABI INFORM Global p20

Seaton AV and MM Bennet 1996 The Marketing of Tourism Product Concepts Issues and Cases London International Thomson Business Press

Siehoyono L 2004 Am I satisfied Analysing the influence of employee backgrounds and internal service quality on employee satisfaction in economics faculty of Petra Christian university Surabaya Proposal penelitian internal Surabaya Program Management Perhotelan

Sihite Richard 2000 Hotel management Surabaya SIC

Simamora Hendry 2000 Manajemen Pemasaran International Jakarta Salemba Empat cetakan pertama

Sinclair M T M J Stabler 1997 The Economics of Tourism London Routledge

Sinclair M T C M S Sutcliffe 1988 The estimation of Keynesian in come multipliers at the subnational level Applied Economics 20(11) 1435-1444

Sinclair MT 1991 ldquoThe Economics of Tourismrdquo Pp1-27 in CP Cooper and A Lockwood (Eds) Progress in Tourism Recreation and Hospitality Management 3 John Wiley Chichester UK

Singgih Santoso 2005 Pengolahan Statistik dengan SPSS Andi Jogjakarta

SlatteryPARoper and A Boer 1985 Hotel Consorsia Their Activities Structure and GrowthService Industrie Journal 5(2)192-199

Smith Craig Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with TourismLongman Melbourne

Soekadijo RG 1997 Anatomi PariwisataMemahami pariwisata sebagai system lingkage Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Soekresno Pendit Nyoman S 1998 Petunjuk Praktek Pramusaji

305

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Food and Beverage Service Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Soetjipto Budi W 2002 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard Usahawan 2006(6) 21-25

Soetjipto Budi W 2006 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard Usahawan 2006(6) 21-25

Solomon Michael1996 Consumer Behavior 3th edition McGrawHill

Som AP Badarneh MB 2011 Tourist Satisfaction and Repeat Visitation Toward a New Comprehensive Model International Journal of Human and Social Sciences 61 2011

Spiilane J 1994 Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan Kanisius Yogyakarta

Spillane James1993 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius

Spillane James1994 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius

Spinelli and Canavos 2000 Investigating the relationship between employee satisfaction and guest satisfaction Cornell Hotel and Restauran Administrastion Quarterly Dec 2000 41 6 ABI INFORM Global p29

Srimindarti Ceacilia Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Penilaian Kinerja 2006 Available from URL wwwstie-stikubankacidwebjurnal 14 juni 2010

Suardika I Wayan Gede 2008 ldquoAnalisis Positioning Sepeda Motor Shogun 125 Berdasarkan Persepsi Konsumen di Kota Denpasarrdquo (Tesis) DenpasarUniversitas Udayana

Subiyanto Ibnu 2000 Metodologi Penelitian Manajemen dan Akuntansi Yogyakarta UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN

Sudibya Bagus 2002 ldquoPengembangan Ecotourism di Bali Kasus Bagus Discovery Grouprdquo Makalah disampaikan pada Ceramah Ecotourism di Kampus STIM-PPLP Dhyana Pura Dalung Kuta pada tanggal 14 Agustus 2002

Sugiyono 2007 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Penerbit CV Alfa Beta Bandung

Sugiyono 2000 Statistik untuk Penelitian Alfabeta Bandung

Sugiyono 2001 Penelitian Bisnis Bandung CV ALFABETA

306

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Sulastiyono agus 2001 Management Penyelengaraan Hotel Bandung

Alfabeta

Supranto J 1997 Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran Jakarta Rineka Cipta

Supranto J 2001 Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar Cetakan Kedua Jakarta PT Rineka Cipta Anggota IKAPI

Suradnya I Made 2005 Analisis Faktor-Faktor Daya Tarik Wisata Bali dan implikasinya Terhadap Perencanaan Pariwisata Daerah Bali Denpasar Jurnal SOCA Universitas Udayana

Suriasumantri Jujun S 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan

Sutjipta I Nyoman 2001 AgrowisataMagister Manajemen AgribisnisUniversitas Udayana

Sutrisno Hadi 1986 Metodologi Research 1 Yogyakarta Andi Offset

Suwantoro Gamal 1997 Dasar-dasar Pariwisata YogyakartaANDI

Swastha Basu dan Irawan 2002 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta Liberty

Swastha Basu 1999 Asas ndash Asas Marketing Yogyakarta Liberty

Swastha Basu Irawan 2006 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta Liberty

Syamsu 2001 ldquoPenerapan Etika Perencanaan pada kawasan wisata studi kasus di kawasan Agrowisata Salak Pondoh Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakartardquo Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal Ilmiah Vol 5 No 3 Maret 2001

Tan Satria Mataram I Kadek 2000 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen Terhadap Pembelian di Bali Aroma Bar dan Restaurant (Skripsi)

Tanaya Heni 2003 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli di Plaza Bali Restaurant Tuban ndash Bali (Skripsi)

TelferDJ2000Tastes of Niagara Building Strategic Alliances Betttwen Tourism and Agriculture In Global Alliances in Tourism and Hospitality Management Eds JCCrotts D Buhalis and March New York The Haworth Hospitality Press

TerpestraVand BSimonin1993Strategi Alliances in the Triad An Exploratory Study Journal of International Marketing 1(1)

307

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

4-25

Terry George R 2000 Dasar ndash Dasar Manajemen Jakarta Bumi Aksara

Theobald William F (2010) Global Tourism Third edition Amsterdam Boston Heidelberg London New York Oxford Paris San Diego San Francisco Singapore Sydney Butterworthndash Heinemann is an imprint of Elsevier

Tjiptono Fandy 1997 Strategi Pemasaran Edisi II Yogyakarta ANDI

Tjiptono Fandy 2004 Manajemen Jasa Edisi Ketiga Yogyakarta Andi

Toth R 2002 Exploring the Concepts Underlying Certification Ecotourism amp CertificationSetting Standards in Practice ed M Honey Washington Island Press

Toth R 2000 Implementing a Worldwide Sustainable Tourism Certification SystemAlexandria Va RB Toth Associates

Tourism Economic Impact Tourism Satellite Accounts (TSAs) as ratified by the UN as the global standard for measuring the economic value of tourism retriave on 3rd April 2011 from httpwww tourismeconomicscomservices-economic-impactphp

Tourism Economics Inc 2011 The Travel amp Tourism Competitiveness Index 2011 3 LSE Enterprise Ltd London School of Economics and Political From httpwww3weforumorgdocsWEF_ TravelTourismCompetitiveness_Report_2011pdf

Tribe J X Font N Griffiths 2002 Environmental Management and Rural Tourism and Recreation London Cassell Azzohlini

Tse D K Wilton P C 1988 Models of consumer satisfaction An extension Journal of Marketing Research 25 204ndash212

Tunggal Amin Wijaya 2000 Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard Jakarta Harvindo

Turker Dewi Sundari 2006 Analisis Penilaian Kinerja Dengan Metode Balanced Scorecard pada Villa Puri Taman Merak Badung Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen Perhotelan pada STIM Dhyana Pura Badung

Ujiani Dwi Pangastuti 2006 Pada Analisis Peranan Jasa Pariwisata dan Sektor Pendukungnya Dalam Perekonomian Propinsi Daerah Istimewa YogyakartaAnalisis Input-Output Skripsi Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

308

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Umar Husein 1999 Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran Jakarta

PTGramedia Pustaka Utama

Umar Husein 2000 Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Anggota IKAPI

Umar Husein 2001 Studi Kelayakan Bisnis Jakarta Gramedia Pustaka Utama

UNESCO World Heritages List 2014 httpwhcunescoorgenlist

Wacik J 2010 Kata Sambutan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Program Tahun Kunjung Museum 2010 Dalam Google Museum dan Kebudayaan

Wahab S 1992 Manajemen Kepariwisataan Frans Gromang [Penerjemah] Pradnya Paramita Jakarta

WahabS C Cooper 2001 Tourism in the Age of Globalizatio London Routledge

Wall G and MathiesonA 1982 Tourism Economic Physical and Social Impact Longmann LtD

Weston JFred dan Copeland Thomas E 2001 Manajemen Keuangan edisi Revisi Jakarta Binarupa Aksara

Wibisono Darmawan 2003 Riset Bisnis Panduan bagi Praktisi dan Akademisi Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Widjojo Atmodjo Masrun 2002 Bar Minuman Dan Pelayanannya Yogyakarta ANDI

Wilkie L1994 Consumer Behavior 4th New York John Wiley and Sons

World Bank 2013 International tourism number of arrivals At httpdata worldbankorgindicatorSTINTARVL

World Tourism Organization 2000Tourism Trends Madrid

World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization

World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization

WTO WTTC 2006 The Travel Tourism Industry towards Environmentally Sustainable Development Agenda 21

WTO 2003 World Tourism Organization (2000)Tourism Trends Madrid

309

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

WTTC Travel amp Tourism Economic Impact 2015 Foreword The World

Travel amp Tourism at httpswwwwttcorg-mediafiles reportseconomic20impact20researchregional202015 world2015pdf

Yoeti Oka 1985 Komersialisasi Seni Budaya dalam Pariwisata Bandung Angkasa

Yoeti Oka 1993 Pengantar Ilmu Pariwisata Bandung Angkasa

Yoeti Oka 1996 Pemasaran Pariwisata Bandung Angkasa

Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta

Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta

Yoeti OkaA 1996 Pengantar Pariwisata Bandung Penerbit Angkasa

Yoon Yooshik Uysal Muzaffer 2003 An examination of the effects of motivation and satisfaction on destination loyalty A structural model Tourism Management (in press) Department of Tourism Management Pai Chi University 439-6 Doma-2 Dong Seo-Gu Daejeon 302-735 South Korea Department of Hospitality amp Tourism Management Virginia Polytechnic Institute and State University 362 Wallace Hall Blacksburg VA 24061-0429 USA

Zeithaml Valerie Berry Leonard L and Parasuraman A 1996 The Behavioural Consequences of Service Quality Journal of Marketing 60

310

INDEKS

311

BIODATA PENULIS

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MA lahir di

Negara tanggal 10 Oktober 1970 Pada tahun 2006

mendapat kesempatan melanjutkan studi ke negeri

Belanda untuk mempelajari bidang pariwisata

(MA) dan tamat pada tahun 2007 Menamatkan

Program doktor bidang pariwisata di Universitas

Udayana Bali pada tahun 2014 Saat ini bekerja

sebagai dosen tetap di Universitas Dhyana Pura

Bali Adapun matakuliah yang diampu adalah

Metodologi Penelitian Manajemen Strategik Statistik Bisnis Pengantar

Bisnis Sistem Informasi Manajemen Aplikasi Komputer dan Pengantar

Industri Pariwisata amp perhotelan

Beberapa Buku yang pernah ditulis antara lain Agrowisata Sebagai Pari-

wisata Alternatif Indonesia (2015) Penerbit Deepublish Yogyakarta CV

BUDI UTAMA ISBN 978-602-280-886-2 (Buku Referensi) Agrotourism as

an Alternative form of tourism in Bali Indonesia (2014) ISBN-13 978-3-639-

66712-7 ISBN-103639667123 EAN9783639667127 (Scholar Press) Pen-

gantar Industri Pariwisata (2014) Penerbit Deepublish Yogyakarta CV

BUDI UTAMA 978-602-280-328-7 (Buku Referensi) Metodologi Penelitian

Pariwisata dan Perhotelan (2012) Penerbit Andi Jogyakarta ISBN 978-

979-29-3463-2 (Buku Referensi) dan Destination Loyalty Model of Senior

Foreign Tourists Visiting Bali Tourism Destination in Book Development

of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia (2016) Publish-

er Springer Singapore DOI 101007978-981-287-606-5_3 Print ISBN 978-

981-287-605-8 Online ISBN 978-981-287-606-5 (Book Chapter 3)

312

Page 4: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara

v

PRAKATA

Salam Sejahtera Di tengah kegalauan dalam proses belajar dan mengajar

pada bidang pariwisata akhirnya tercetus keinginan untuk merangkai dan menyusun ulang buku ini yang dapat membantu para pembaca khususnya mahasiswa pada jurusan pariwisata dan hospitalitas dan juga untuk para praktisi pariwisata dan perhotelan sebagai sebuah bahan bacaan yang baik untuk memberikan tambahan dalam rangka menciptakan budaya organisasi untuk melakukan inovasi dan menumbuhkan kreatifitas khususnya pada penelitian bidang pariwisata dan perhotelan

Seiring dengan lahirnya ilmu pariwisata yang telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan merupakan salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri Buku Metodologi Penelitian Pariwisata dan Hospitalitas ini adalah revisi dari buku sebelumnya yang berjudul Metodologi Penelitian Pariwisata dan Perhotelan Secara konten buku ini berisi hakekat ilmu dan penelitian hakekat ilmu pariwisata ruang lingkup jasa pariwisata dan perhotelan pendekatan penelitian pariwisata perumusan permasalahan penelitian skala pengukuran dan instrumen penelitian teknik sampling pemilihan teknik analisis penelitian analisis swot deskriptif kualitatif untuk pariwisata the service profit chain alat analisis kinerja usaha jasa perhotelan dan pariwisata analisis faktor untuk penelitian pariwisata multidimensional scaling analysis Analisis Structural Equation Modelling regresi dan korelasi pada jasa pariwisata dan perhotelan balanced scorecard sebagai penilaian kinerja usaha

vi

pariwisata tata cara penulisan proposal dan laporan dan

teknik merujuk dan mengutip

Buku ini baik sebagai referensi untuk memahami

penelitian dalam ruang lingkup pariwisata dan hospitalitas

membahas tentang hakekat penelitian berbagai cara dan

metode penelitian membuat usulan penelitian dan membuat

laporan hasil penelitian

Terima kasih saya ucapkan kepada banyak pihak yang

telah berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung

untuk terbit kembalinya buku ini semoga bermanfaat

untuk kemajuan pendidikan pariwisata dan hospitalitas di

Indonesia

Denpasar Januari 2016

Penulis

Dr I Gusti Bagus Rai Utama MA

vii

DAFTAR ISI

PRAKATA

BAB I HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN

11 Manusia Mencari Kebenaran 12 Matinya Mitologi 13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran 14 Dasar-Dasar Pengetahuan 15 Sumber Pengetahuan 16 Kriteria Kebenaran 17 Ontologi (apa yang dikaji) 18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran) 19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu)

BAB II HAKEKAT ILMU PARIWISATA

21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata 22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai

Ilmu Mandiri 23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu

yang Mandiri

BAB III RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN

PERHOTELAN 31 Pengertian Jasa Pariwisata 32 Dimensi Pariwisata 33 Definisi Pariwisata di Indonesia 34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan

BAB IV PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA

41 Pengertian Penelitian 42 Macam Tujuan Penelitian

viii

43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya

44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya BAB V PERUMUSAN PERMASALAHAN PENELITIAN

51 Penemuan Permasalahan 52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan 53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan

BAB VI SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN

PENELITIAN 61 Skala Nominal 62 Skala Ordinal 63 Skala Interval 64 Skala Rasio 65 Validitas 66 Reliabilitas

BAB VII TEKNIK SAMPLING

71 Sampel 72 Cara Pengambilan Sampel 73 Penentuan Jumlah Sampel

BAB VIII PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS

PENELITIAN 81 Teknik Analisis Data 82 Statistik Deskriptif 83 Statistik Inferensia

BAB IX ANALISIS SWOT DESKRIPTIF KUALITATIF

UNTUK PARIWISATA 91 Analisis S-W-O-T 92 Analisis Matriks I-F-A-S 93 Analisis Matriks EFAS 94 Analisis Q-S-P-M

ix

BAB X THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT ANALISIS

KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN DAN

PARIWISATA 101 Logika Kerja SPC 102 Kualitas layanan internal (internal service quality) 103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) 104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) 105 Nilai layanan eksternal (external service value) 106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) 107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) 108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) 109 Profitabilitas (Profitability) 1010 Hipotesis SPC

BAB XI ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN

PARIWISATA 111 Filosofis Analisis Faktor 112 Tahapan Analisis Faktor

BAB XII MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS

121 Filososfi MDS 122 Konsep Persepsi 123 Konsep Positioning

BAB XIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION

MODELLING (SEM) 131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling 132 Tahapan dan Kristeria SEM

BAB XIV ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK

SEGMENTASI PASAR WISATAWAN 141 Filosofi Segmen Pasar 142 Alat Analisis Segmentasi Pasar 143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar

BAB XV REGRESI DAN KORELASI PADA JASA

PARIWISATA DAN PERHOTELAN 151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua

Variabel 152 Cara Penerapan Garis Regresi 153 Koefisien Korelasi 154 Uji Hipotesi T-test

BAB XVI BALANCED SCORECARD SEBAGAI

PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA 161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard 162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam

Balanced Scorecard 163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja

BAB XVII TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN

LAPORAN 171 Tata Cara Penulisan Usulan 172 Tata Cara Penulisan Skripsi

BAB XVIII TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP 181 Kegunaan Merujuk 182 Tujuan Merujuk 183 Sumber-Sumber Rujukan 184 Cara Pencarian 185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka

LAMPIRAN Materi Tambahan Contoh Proposal DAFTAR PUSTAKA BIODATA PENULIS

viii

1

M

BAB I

HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN

11 Manusia Mencari Kebenaran

anusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan

Ada empat hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat

[1] ilmu pengetahuan dikembangkan melalui struktur- stuktur teori dan diuji konsistensi internalnya Dalam pengetahuan dapat dilakukan tes ataupun pengujian secara empirisfaktual sedangkan akal sehat biasanya tidak dapat dilakukan pengujian

[2] ilmu pengetahuan teori dan hipotesis selalu diuji secara empirisfaktual sedangkan orang yang bukan ilmuwan hanya dengan cara ldquoselektifrdquo

[3] ilmu pengetahuan menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan sistematis dan pola penghubungnya tidak dilakukan secara asal-asalan

[4] dalam menerangkan hubungan antar fenomena ilmuwan melakukannya dengan hati-hati dan menghindari penafsiran yang bersifat metafisis

[5] Proposisi yang dihasilkan selalu terbuka untuk pengamatan dan pengujian secara ilmiah

12 Matinya Mitologi

Pada mulanya manusia menganggap alam sesuatu yang sakral sehingga antara subyek dan obyek tidak ada batasan Pada perkembangannya telah terjadi pergeseran konsep hukum alam Hukum didefinisikan sebagai kaitan- kaitan yang tetap dan harus ada diantara gejala-gejala

2

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Kaitan-kaitan yang teratur di dalam alam sejak duhulu diinterpretasikan ke dalam hukum-hukum normatif Disini pengertian tersebut dikaitkan dengan Tuhan atau para dewa sebagai pencipta hukum yang harus ditaati

Namun pada abad ke-16 manusia mulai meninggalkan pengertian hukum normatif tersebut dan menggantinya dengan hukum sesuai dengan hukum alam Perubahan tersebut berimplikasi bahwa terdapat tatanan di alam dan tatanan tersebut dapat disimpulkan melalui penelitian empirisfaktual Para ilmuwan saat itu berpendapat bahwa Tuhan sebagai pencipta hukum alam secara berangsur- angsur memperoleh sifat abstrak dan impersonal Alam telah kehilangan kesakralannya sebagai gantinya lahirlah gambaran dunia yang sesuai dengan ilmu pengetahuan alam bagi manusia modern dengan kemampuan ilmiah manusia yang mulai membuka rahasia-rahasia alam tersebut

Saat ini akan menjadi aneh jika kita menggangap bahwa pohon besar berpenghuni rumah kosong berhantu sungai bernaga lautan beratu dan sejenisnya yang menunjukkan bahwa dunia mitologi telah mengalami ajalnya dan digantikan oleh ilmu pengetahuan alam

13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran

Dalam sejarah manusia usaha-usaha untuk mencari kebenaran telah dilakukan dengan berbagai cara misalnya

131 Secara kebetulan

Ada cerita yang kebenarannya sukar dilacak mengenai kasus penemuan obat malaria yang terjadi secara kebetulan Ketika seorang Indian yang sakit dan minum air di kolam dan akhirnya mendapatkan kesembuhan Dan itu terjadi berulang kali pada beberapa orang Akhirnya diketahui bahwa disekitar kolam tersebut tumbuh sejenis pohon yang kulitnya bisa dijadikan sebagai obat malaria

3

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

yang kemudian berjatuhan di kolam tersebut Penemuan pohon yang dikemudian hari dikenal sebagai pohon kina tersebut adalah terjadi secara kebetulan saja

132 Trial And Error

Cara lain untuk mendapatkan kebenaran adalah dengan menggunakan metode ldquotrial and errorrdquo atau coba- coba Metode ini bersifat untung-untungan misalnya model percobaan ldquoproblem boxrdquo oleh Thorndike Percobaan tersebut adalah seperti berikut seekor kucing yang kelaparan dimasukkan ke dalam ldquoproblem boxrdquo suatu ruangan yang hanya dapat dibuka apabila kucing berhasil menarik ujung tali dengan membuka pintu Karena rasa lapar dan melihat makanan di luar maka kucing tersebut berusaha ke luar dari kotak tersebut dengan berbagai cara Akhirnya dengan tidak sengaja si kucing berhasil menyentuh simpul tali yang membuat pintu menjadi terbuka dan si kucing berhasil ke luar Percobaan tersebut mendasarkan pada hal yang belum pasti yaitu kemampuan kucing tersebut untuk membuka pintu kotak masalah

133 Melalui Otoritas

Kebenaran juga didapat melalui otoritas seseorang yang memegang kekuasaan seperti seorang raja atau pejabat pemerintah yang setiap keputusan dan kebijaksanaannya dianggap benar oleh bawahannya Dalam filsafat Jawa dikenal dengan istilah lsquoSabda pendita raturdquo yang berarti bahwa ucapan raja atau pendeta selalu dianggap benar dan tidak boleh dibantah lagi

134 Berpikir KritisBerdasarkan Pengalaman

Metode lainnya adalah berpikir kritis dan berdasarkan pengalaman Misal dari metode ini adalah berpikir secara deduktif dan induktif Secara deduktif berarti berpikir dari

4

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

yang umum ke khusus sedangkan induktif dari yang khusus ke yang umum Metode deduktif sudah dipakai selama ratusan tahun semenjak jamannya Aristoteles

135 Melalui Penyelidikan Ilmiah

Menurut Francis Bacon kebenaran baru bisa didapat dengan menggunakan penyelidikan ilmiah berpikir kritis dan induktif Selanjutnya Bacon merumuskan bahwa ilmu adalah kekuasaan Dalam rangka melaksanakan kekuasaan manusia selanjutnya terlebih dahulu harus memperoleh pengetahuan mengenai alam dengan cara menghubungkan metode yang khas sebab pengamatan dengan indera saja akan menghasilkan hal yang tidak dapat dipercaya Pengamatan menurut Bacon dicampuri dengan gambaran-gambaran palsu gambaran-gambaran palsu harus dihilangkan dan dengan cara mengumpulkan fakta-fakta secara telilti maka didapat pengetahuan tentang alam yang dapat dipercaya Namun ada syaratnya bahwa pengamatan harus dilakukan secara sistematis atau dilakukan dalam keadaan yang dapat dikendalikan dan diuji secara eksperimantal sehingga tersusunlah dalil-dalil umum

Metode berpikir induktif yang dicetuskan oleh Bacon selanjutnya dilengkapi dengan pengertian adanya asumsi teoritis dalam melakukan pengamatan serta dengan menggabungkan peranan matematika yang semakin memacu tumbuhnya ilmu pengetahuan modern untuk menghasilkan penemuan-penemuan baru Pada tahun 1609 Galileo menemukan hukum-hukum tentang planet tahun 1618 Snelius menemukan pemecahan cahaya dan penemuan-penemuan penting lainnya oleh Boyle dengan hukum gasnya Hygens dengan teori gelombang cahaya Harvey dengan penemuan peredaran darah Leuwenhock menemukan spermatozoide dan lain-lain Penemuan-penemuan tersebut menandakan lahirnya era baru yakni era ilmu pengetahuan modern yang

5

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

selanjutnya menjadi ilmu dan teknologi

14 Dasar-Dasar Pengetahuan

Dasar-dasar pengetahuan yang menjadi ujung tombak berpikir ilmiah dapat dijabarkan sebagai berikut ini

141 Penalaran

Penalaran adalah kegiatan berpikir menurut pola tertentu menurut logika tertentu dengan tujuan untuk menghasilkan pengetahuan Berpikir logis mempunyai konotasi jamak bersifat analitis Aliran yang menggunakan penalaran sebagai sumber kebenaran ini disebut aliran rasionalisme dan yang menganggap fakta dapat tertangkap melalui pengalaman sebagai kebenaran disebut aliran empirisme

142 Logika (Cara Penarikan Kesimpulan)

Logika sebagaimana didefinisikan oleh William adalah ldquopengkajian untuk berpikir secara sahih (valid) Pada logika ada dua macam yaitu logika induktif dan deduktif Misal menggunakan logika ini adalah model berpikir dengan silogisma seperti misal dibawah ini Silogisma

Premis mayor semua manusia akhirnya mati Premis minor Rai manusia Kesimpulan Rai akhirnya akan mati

15 Sumber Pengetahuan

Sumber pengetahuan dalam dunia ini berawal dari sikap manusia yang meragukan setiap gejala yang ada di alam semesta ini Manusia tidak mau menerima saja hal- hal yang ada termasuk nasib dirinya sendiri Rene Descarte pernah berkata ldquoDe Omnibus Dubitandumrdquo yang mempunyai

6

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

arti bahwa segala sesuatu harus diragukan Persoalan mengenai kriteria untuk menetapkan kebenaran itu sulit dipercaya Dari berbagai aliran maka lahirlah pula berbagai kriteria kebenaran

16 Kriteria Kebenaran

161 Teori Koherensi (Konsisten) Teori koherensi adalah bahwa suatu pernyataan

dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren dan konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar Misalnya adalah matematika yang bentuk penyusunannya pembuktiannya berdasarkan teori koheren

162Teori Korespondensi (Pernyataan sesuai kenyataan)

Teori korespondensi dipelopori oleh Bertrand Russel Dalam teori ini suatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang dikandung berkorespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut Misalnya apabila ada seorang yang mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah London maka pernyataan itu benar Sedangkan apabila dia mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah Jakarta maka pernyataan itu salah karena secara kenyataan ibukota Inggris adalah London bukan Jakarta

163 Teori Pragmatis (Kegunaan di lapangan)

Tokoh utama dalam teori pragmatis ini adalah Charles S Pierce Teori pragmatis mengatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis Kriteria kebenaran didasarkan atas kegunaan teori tersebut Disamping itu aliran ini percaya bahwa suatu teori tidak akan abadi dalam jangka waktu tertentu itu dapat diubah dengan mengadakan revisi

7

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

17 Ontologi (apa yang dikaji)

Ontologi adalah hakikat apa yang dikaji atau ilmunya itu sendiri Seorang filsuf yang bernama Democritus menerangkan prinsip-prinsip materialisme mengatakan sebagai berikut Hanya berdasarkan kebiasaan saja maka manis itu manis panas itu panas dingin itu dingin warna itu warna Artinya objek penginderaan sering kita anggap nyata padahal tidak demikian Hanya atom dan kehampaan itulah yang bersifat nyata Jadi istilah ldquomanis panas dan dinginrdquo itu hanyalah merupakan terminologi yang kita berikan kepada gejala yang ditangkap dengan panca indera

Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam semesta ini seperti adanya oleh karena itu manusia dalam menggali ilmu tidak dapat terlepas dari gejala- gejala yang berada di dalamnya Dan sifat ilmu pengetahuan yang berfungsi membantu manusia dalam mememecahkan masalah tidak perlu memiliki kemutlakan seperti agama yang memberikan pedoman terhadap hal-hal yang paling hakiki dari kehidupan ini Namun demikian sampai tahap tertentu ilmu perlu memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi Sebagai misal bagaimana kita mendefinisikan manusia maka berbagai pengertianpun akan muncul pula

Misal Siapakah manusia iu jawab ilmu ekonomi adalah makhluk ekonomi sedangkan ilmu politik akan menjawab bahwa manusia adalah political animal dan dunia pendidikan akan mengatakan manusia adalah homo educandum

18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran)

Epistimologi adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan pengetahuan adalah

[1] Batasan kajian ilmu secara ontologis ilmu membatasi pada pengkajian objek yang berada dalam lingkup

8

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

manusia tidak dapat mengkaji daerah yang bersifat transcendental (gaibtidak nyata)

[2] Cara menyusun pengetahuan untuk mendapatkan pengetahuan menjadi ilmu diperlukan cara untuk menyusunnya yaitu dengan cara menggunakan metode ilmiah

[3] Diperlukan landasan yang sesuai dengan ontologis dan aksiologis ilmu itu sendiri

[4] Penjelasan diarahkan pada deskripsi mengenai hubungan berbagai faktor yang terikat dalam suatu konstelasi penyebab timbulnya suatu gejala dan proses terjadinya

[5] Metode ilmiah harus bersifat sistematik dan eksplisit

[6] Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak tergolong pada kelompok ilmu tersebut (disiplin ilmu yang sama)

[7] Ilmu mencoba mencari penjelasan mengenai alam dan menjadikan kesimpulan yang bersifat umum dan impersonal

[8] Karakteristik yang menonjol kerangka pemikiran teoritis

a Ilmu eksakta deduktif rasio kuantitatif b Ilmu sosial induktif empiris kualitatif

19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu)

Aksiologi adalah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu Ilmu tidak bebas nilai Artinya pada tahap-tahap tertentu ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama bukan sebaliknya menimbulkan bencana

Misalnya kasus penelitian di Bali Dampak kemajuan

9

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

pariwisata telah diteliti dengan model penelitian yang terintegrasi khususnya terhadap masyarakat dan budaya Hasil kemajuan pariwisata di Bali telah membawa provinsi itu mengalami ldquokeajaiban ekonomirdquo sekalipun demikian hasilnya tidak selalu positif Kemajuan tersebut membawa banyak perubahan kebiasaan tradisi dan budaya di Bali Berdasarkan penelitian tersebut terdapat lima hal yang telah berubah selama periode perkembangan pariwisata di Bali tersebut yaitu [1] Perubahan-perubahan dalam struktur industri berupa

meningkatnya sektor jasa dan peranan pariwisata pada bidang pembangunan ekonomi

[2] Perubahan-perubahan dalam sruktur pasar berupa pasar menjadi semakin terbatas sedang pengelolaan bisnis menjadi semakin beragam

[3] Perubahan-perubahan dalam struktur kepegawaian berupa tenaga professional yang telah terlatih dalam bidang pariwisata menjadi semakin meningkat

[4] Perubahan-perubahan struktur masyarakat berupa Meningkatnya jumlah penduduk yang beralih mata pencaharian ldquopetani ke pariwisatardquo dalam prosesnya lebih mudah mendapatkan uang jika dibandingkan menjadi petani

Perubahan-perubahan dalam nilai-nilai sosial berupa

penghargaan yang lebih tinggi terhadap keuntungan secara

ekonomis daripada masalah-masalah keadilan meningkatnya

kecenderungan masyarakat untuk bersikap individualistis

dan budaya gotong royong telah mengalami degradasi

10

11

P

BAB II

HAKEKAT ILMU PARIWISATA

21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata

ariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun

ke tahun World Tourism Organization memperkirakan bahwa pada tahun 2020 akan terjadi peningkatan sebesar 200 terhadap angka kunjungan wisatawan dunia saat ini Pariwisata modern saat ini juga dipercepat oleh proses globalisasi dunia sehingga menyebabkan terjadinya interkoneksi antar bidang antar bangsa dan antar individu yang hidup di dunia ini Perkembangan teknologi informasi juga mempercepat dinamika globalisasi dunia termasuk juga didalamnya perkembangan dunia hiburan rekreasi dan pariwisata

Pengukuran pembangunan pariwisata Indonesia (termasuk Bali) sejak era pemerintahan Presiden Soekarno (1945- 1966) hingga saat ini bertumpu pada dua cara pandang berbeda yaitu pendekatan kuantitas dan kualitas Menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization Spillane 1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara dengan pertimbangan bahwa (1) Pariwisata dapat berperan sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai- nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang

12

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

khusus membentuk jiwa hospitaliti yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi Indikator kemanfaatan pariwisata sebagai leading sector pembangunan yang menurut rumusan IUOTO di atas (Spillane 1993) tentu saja dapat diukur jika tersedia data kuantitatif dan kualitatif karena kedua data tersebut akan dapat saling melengkapi

Menurut catatan World Bank (2013) pertumbuhan jumlah wisatawan internasional pada tahun 2004 secara kuantitatif telah mencapai 786290623 orang dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya Sejak tahun 2004 hingga 2011 rata-rata kedatangan wisatawan secara internasional berkisar 913798596 dan bertumbuh dengan rata- rata 4 pertahunnya Penurunan jumlah wisatawan sempat terjadi pada tahun 2009 sebesar 416 pada jumlah wisatawan sebesar 916716749 Pertumbuhan kunjungan wisatawan di tingkat dunia tercermin juga pada angka kunjungan ke Indonesia namun share number atau jumlah yang datang ke Indonesia terbilang kecil yang menempatkan Indonesia pada urutan ke 38 dari 214 negara (World Bank 2013)

Pada Tabel 21 ditampilkan bahwa Perancis nampak sebagai negara yang paling populer untuk dikunjungi dan terbukti secara kuantitatif menerima wisatawan rata-rata hampir 80 juta setiap tahunnya Sementara Indonesia dengan berbagai kekayaan budaya Nusantaranya dan keindahan alamnya nampak masih kalah jauh dengan Malaysia dalam hal jumlah wisatawan yang telah mengunjungi negaranya

13

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Tabel 21 Posisi Indonesia pada Jumlah Wisatawan Dunia

NO 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

World 786290623 832133303 876402085 939044143 956486698 916716749 977971563 1025343606

1 France 74433000 74988000 77916000 80853000 79218000 76764000 77648000 81411000 2 United States 46086000 49206000 50977000 55978000 57942000 54962000 59796000 62711000 3 China 41761000 46809000 49913000 54720000 53049000 50875000 55664000 57581000 4 Spain 52430000 55914000 58004000 58666000 57192000 52178000 52677000 56694000 5 Italy 37071000 36513000 41058000 43654000 42734000 43239000 43626000 46119000 6 Turkey 16826000 20273000 18916000 26122000 29637000 30435000 31396000 34038000 7 United Kingdom 25678000 28039000 30654000 30870000 30142000 28199000 28295000 29306000 8 Germany 20137000 21500000 23569000 24421000 24884000 24220000 26875000 28374000 9 Malaysia 15703000 16431000 17547000 20973000 22052000 23646000 24577000 24714000

10 Mexico 20618000 21915000 21353000 21606000 22931000 22346000 23290000 23403000 38 Indonesia 5321000 5002000 4871000 5506000 6234000 6324000 7003000 7650000

Sumber International tourism number of arrivals (World Bank 2013)

Pertanyaannya adalah dapatkah Indonesia turut serta

dalam peningkatan kunjungan yang diperkirakan oleh World

Tourism Organization tersebut upaya apa yang semestinya

dilakukan oleh pelaku dan stakeholders pariwisata ditengah

keterbatasan dana pengembangan dan pemasaran pariwisata

saat ini Sudahkan pariwisata Indonesia sesuai dengan harapan

wisatawan Suradnya (2005) berpendapat pengelola destinasi

pariwisata harus selalu mencermati beberapa hal penting

berikut ini (1) telah terjadi pergeseran pasar pariwisata (2)

strategi bersaing yang semakin rumit (3) pemberdayaan

sumber daya manusia yang dituntut untuk dapat memberikan

nilai pada wisatawan (4) jaringan kerja terjalin dengan baik

(5) pemanfaatan teknologi terutama teknologi informasi secara

tepat untuk dapat meningkatkan nilai tambahdan (6) inovasi

di berbagai aspek bersaing di bidang pariwisata

Kenyataan yang lain bahwa saat ini wisatawan semakin

intelek dalam memilih destinasi dengan berbagai pertimbangan

yang rasional sehingga peran lembaga pendidikan di bidang

pariwisata menjadi sangat penting dan harusnya ilmu pariwisata

menjadi ilmu mandiri dapat diwujudkan dalam tindakan nyata

dan kenyataan tersebut telah terjadi saat ini dimana kemandirian

14

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

ilmu pariwisata telah diwujudkan dengan diberikannya ijin penyelenggaraan program studi pariwisata secara mendiri dari jenjang S1 S2 dan bahkan telah sampai pada jenjang S3

22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai

Ilmu Mandiri Perjalanan panjang pariwisata untuk diakui sebagai

disiplin ilmu mandiri sejak lama telah dilakukan dan masih terus diperjuangkan Pengakuan tersebut dibutuhkan berkenaan dengan peningkatan kualifikasi sumberdaya manusia bidang pariwisata terutama pengakuan dan legitimasi dari pemerintah dalam bentuk ijin operasional bagi penyelenggaraan pendidikan Sarjana Pariwisata (S1) Magister Pariwisata (S2) dan Doktor Pariwisata (S3)

Perjalanan dan perjuangan panjang tersebut sampai akhirnya pada deklarasi 24 Agustus 2006 yang menyepakati bahwa pariwisata sudah layak menjadi satu disiplin ilmu mandiri Sebagai tindak lanjut dari deklarasi tersebut perlu diimplementasikan ke dalam pengembangan reka bentuk jurusan atau program studi Upaya ke arah itu terus dilakukan antara lain dengan seminar nasional Manado November 2006 Workshop Sinergi Bandung dan Bali seminar nasional Hildiktipari Yogyakarta (Juli 2007) sampai akhirnya Workshop Tindak Lanjut Rancang Bangun Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri (Cemara 12-13 November 2007)

Rancang bangun ilmu pariwisata mandiri dilakukan dalam rangka pengidentifikasi dan menyusun pohon ilmu pariwisata serta institusi atau kelembagaannya Konsep dan definisi pariwisata dimantapkan kembali agar diperoleh kesamaan persepsi terhadap objek pariwisata itu sendiri Ruang lingkup ilmu pariwisata ditetapkan agar diperoleh batasan-batasan ruang kajian yang menjadi pokok ilmu pariwisata Struktur kelembagaan juga merupakan bagian dalam pembahasan workssop ini yang meliputi berbagai alternatif rekabentuk

15

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

institusi penyelenggara pendidikan S1 Pariwisata Sebagai bagian dari sejarah perjuangan Pariwisata menjadi disiplin ilmu mandiri tonggak-tonggak penting juga merupakan bagian dari pembahasan Isu-isu lain yang menjadi perhatian khusus adalah strategi untuk mendapatkan pengakuan gelar dan kompetensi lulusan serta kurikulum (Kusmayadi 2008)

Saat ini lembaga-lembaga atau institusi penyelenggara program studi pariwisata telah membentuk himpunan yang disebut HILDIKTIPARI yakni Himpunan Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia Pembangunan kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan kepariwisataan

Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa

16

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tenaga Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi Pembangunan kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan kepariwisataan

Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi

17

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

penyelenggaraan pendidikan tinggi pariwisata yang bermutu (b) pengembangan pusat kajian pariwisata Indonesia dan budaya lokal pada Perguruan Tinggi di dalam dan di luar negeri dan (c) pembentukan komunitas ilmiah pariwisata yang mandiri Untuk mewujudkan hal tersebut maka HILDIKTIPARI telah mengadakan seminar-seminar yang sekaligus melaksanakan Rakernas guna menghasilkan kesepakatan stategis dalam meningkatkan daya saing global dengan meningkatkan pendidikan tinggi pariwisata yang berkualitas global

23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu

yang Mandiri

231 Dasar Keilmuan Pariwisata

Secara konseptual persyaratan sebuah ilmu menjadi ilmu mandiri adalah dengan terpenuhinya minimal tiga syarat dasar yakni 1) ontologi yang menunjukkan objek atau focus of interest yang dikaji 2) epistemologi adalah metodologi yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan dan 3) aksiologi adalah nilai manfaat pengetahuan ilmu tersebut (Suriasumantri 2007)

1) Aspek Ontologi Pariwisata

Aspek ontologi dari ilmu pariwisata dapat dilihat kemampuannya menyedikan informasi yang lengkap tentang hakekatperjalananwisatagejala-gejalanpariwisatakarakteristik wisatawan prasarana dan sarana wisata tempat-tempat serta daya tarik yang dikunjungi sistem dan organisasi dan kegiatan bisnis terkait serta komponen pendukung di daerah asal maupun pada sebuah destinasi wisata Sehingga objek formal kajian ilmu pariwisata dapat dijelaskan secara jelas yakni masyarakat yang terkait dalam melakukan perjalanan wisata Sedangkan fenomeda pariwisata dapat dijelaskan ke dalam tiga unsur yakni 1)pergerakan wisatawan 2)aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan dan 3)implikasi atau

18

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

akibat-akibat pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas

2) Aspek Epistemologi Pariwisata

Aspek epistemologi ilmu pariwisata dapat ditunjukkan pada cara-cara pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah Objek ilmu pariwisata telah didasarkan pada logika berpikir yang rasional dan dapat diuji secara empirik Ilmu pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah melalui beberapa pendekatan yakni

a) Pendekatan sistem

Pendekatan ini menekankan bahwa pergerakan wisatawan aktivitas masyarakat yang memfasilitasi serta implikasi keduanya terhadap kehidupan masyarakat luas merupakan kesatuan yang saling berhubungan ldquolinked systemrdquo dan saling mempengaruhi Setiap terjadinya pergerakan wisatawan akan diikuti dengan penyediaan fasilitas wisata dan interaksi keduanya akan menimbulkan pengaruh logis di bidang ekonomi sosial budaya ekologi bahkan politik Sehingga pariwisata sebagai suatu sistem akan digerakkan oleh dinamika sub-sistemnya seperti pasar produk dan pemasaran

b) Pendekatan Kelembagaan

Pendekatan kelembagaan adalah setiap perjalanan wisata akan melibatkan wisatawan sebagai konsumen penyedia atau supplier misalnya jasa transportasi jasa akomodasi kemasan atraksi atau daya tarik wisata Semua komponen tersebut memiliki hubungan fungsional yang menyebabkan terjadinya kegiatan perjalanan wisata dan jika salah satu dari komponen tersebut tidak menjalankan fungsinya maka kegiatan perjalanan tidak akan berlangsung

19

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

c) Pendekatan Produk

Pendekatan yang digunakan untuk mengelompokkan pariwisata sebagai suatu komoditas yang dapat dijelaskan aspek- aspeknya secara sengaja diciptakan untuk merespon kebutuhan masyarakat Pariwisata adalah sebuah produk kesatuan totalitas dari empat aspek dasar yakni menurut Medlik (Ariyanto 2005) ada empat aspek (4A) yang harus diperhatikan dalam penawaran produk pariwisata sebagai sebuah totalitas produk yakni

(1) Attractions (daya tarik) Tersedianya daya tarik pada daerah tujuan wisata atau destinasi untuk menarik wisatawan yang mungkin berupa daya tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya

(2) Accesability (transportasi) tersedianya alat-alat transportasi agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata

(3) Amenities (fasilitas) tersedianya fasilitas utama maupun pendukung pada sebuah destinasi berupa akomodasi restoran fasilitas penukaran valas pusat oleh-oleh dan fasilitas pendukung lainnya yang berhubungan aktivitas wisatawan pada sebuah destinasi

(4) Ancillary (kelembagaan) adanya lembaga penyelenggara perjalanan wisatawan sehingga kegiatan wisata dapat berlangsung aspek ini dapat berupa pemandu wisata biro perjalanan pemesanan tiket dan ketersediaan informasi tentang destinasi

Keempat elemen di atas digunakan untuk menjelaskan

elemen produk wisata yang sesungguhnya diproduksi dan

atau direproduksi sebagai komoditas yang dikonsumsi oleh

wisatawan dalam satu kesatuan yang utuh dari totalitas sebuah

produk pariwisata Berbagai metode dapat digunakan dalam

mencari kebenaran ilmiah ilmu pariwisata seperti (1) metode

eksploratif dari jenis penelitian eksploratori (exploratory research)

20

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

dan metode membangun teori (theory-building research) (2) kuantitatif (3) kualitatif (4) studi komparatif (5) eksploratif (6) deskriptif dan metode lainnya sesuai dengan permasalah dan tujuan penelitiannya hal ini akan dijelaskan lebih lanjut bab berikutnya

3) Aspek Aksiologi Pariwisata

Ilmu pariwisata telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri

Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama seperti berikut ini (1) Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi

Dari sisi kepentingan nasional Menurut Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI (2005) dalam Sapta (2011) menjelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan pada dasarnya ditujukan untuk beberapa tujuan pokok yang dapat

21

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

dijelaskan sebagai berikut

a) Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pariwisata dianggap

mampu memberikan perasaaan bangga dan cinta terhadap

Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui kegiatan

perjalanan wisata yang dilakukan oleh penduduknya ke

seluruh penjuru negeri Dampak yang diharapkan dengan

banyaknya warganegara yang melakukan kunjungan

wisata di wilayah-wilayah selain tempat tinggalnya akan

menimbulkan rasa persaudaraan dan pengertian terhadap

sistem dan filosofi kehidupan masyarakat yang dikunjungi

sehingga akan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan

nasional

b) Penghapusan Kemiskinan (Poverty Alleviation)

Pembangunan pariwisata diharapkan mampu memberikan

kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berusaha dan

bekerja Kunjungan wisatawan ke suatu daerah diharapkan

mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat Harapannya adalah

bahwa pariwisata harusnya mampu memberi andil besar

dalam penghapusan kemiskinan di berbagai daerah yang

miskin potensi ekonomi lain selain potensi alam dan budaya

bagi kepentingan pariwisata

c) Pembangunan Berkesinambungan (Sustainable

Development) Dengan sifat kegiatan pariwisata yang

menawarkan keindahan alam kekayaan budaya dan

keramah-tamahan dan pelayanan sedikit sekali sumberdaya

yang habis digunakan untuk menyokong kegiatan ini Artinya

penggunaan sumberdaya yang habis pakai cenderung

sangat kecil sehingga jika dilihat dari aspek keberlanjutan

pembangunan akan mudah untuk dikelola dalam waktu

yang relative lama

22

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

d) Pelestarian Budaya (Culture Preservation) Pembangunan

kepariwisataan diharapkan mampu berkontribusi nyata dalam upaya-upaya pelestarian budaya suatu negara atau daerah yang meliputi perlindungan pengembangan dan pemanfaatan budaya negara atau daerah UNESCO dan UN- WTO dalam resolusi bersama mereka di tahun 2002 telah menyatakan bahwa kegiatan pariwisata merupakan alat utama pelestarian kebudayaan Dalam konteks tersebut sudah selayaknya bagi Indonesia untuk menjadikan pembangunan kepariwisataan sebagai pendorong pelestarian kebudayaan diberbagai daerah

e) Pemenuhan Kebutuhan Hidup dan Hak Azasi Manusia

Pariwisata pada masa kini telah menjadi kebutuhan dasar

kehidupan masyarakat modern Pada beberapa kelompok

masyarakat tertentu kegiatan melakukan perjalanan wisata

bahkan telah dikaitkan dengan hak azasi manusia khususnya

melalui pemberian waktu libur yang lebih panjang dan

skema paid holidays

f) Peningkatan Ekonomi dan Industri Pengelolaan

kepariwisataan yang baik dan berkelanjutan diharapkan

mampu memberikan kesempatan bagi tumbuhnya ekonomi

di suatu destinasi pariwisata Penggunaan bahan dan produk

lokal dalam proses pelayanan di bidang pariwisata akan

juga memberikan kesempatan kepada industri lokal untuk

berperan dalam penyediaan barang dan jasa

g) Pengembangan Teknologi Dengan semakin kompleks

dan tingginya tingkat persaingan dalam mendatangkan

wisatawan ke suatu destinasi kebutuhan akan teknologi

tinggi khususnya teknologi industri akan mendorong

destinasi pariwisata mengembangkan kemampuan

23

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

penerapan teknologi terkini mereka Pada daerah-daerah tersebut akan terjadi pengembangan teknologi maju dan tepat guna yang akan mampu memberikan dukungan bagi kegiatan ekonomi lainnya Dengan demikian pembangunan kepariwisataan akan memberikan manfaat bagi masyarakat dan pemerintahan di berbagai daerah yang lebih luas dan bersifat fundamental Kepariwisataanakan menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembangunan suatu daerah dan terintegrasi dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat

Sedangkan dari sisi kepentingan Internasional Pariwisata

internasional pada tahun 2004 mencapai kondisi tertinggi

sepanjang sejarah dengan mencapai 763 juta orang dan

mengakibatkan pengeluaran wisatawan sebesar US$ 623 miliar

Kondisi tersebut meningkat 11 dari jumlah perjalanan tahun

2003 yang mencapai 690 juta orang dengan jumlah pengeluaran

wisatawan US$ 524 miliar Seiring dengan hal tersebut

diperkirakan jumlah perjalanan wisata dunia di tahun 2020 akan

menembus angka 16 miliar orang per tahun (UN-WTO 2005)

Pada sisi yang berbeda walaupun pariwisata telah diakui

sebagai faktor penting stimulator penggerak perekonomian di

beberapanegaradidunianamunpariwisatajugamenyembunyikan

beberapa hal yang jarang diungkap dan dihitung sehingga sangat

sulit untuk ditelusuri perannya atau kerugiannya Beberapa

biaya tersembunyi atau hidden cost diantaranya adalah industri

pariwisata bertumbuh dalam mekanisme pasar bebas sehingga

seringkali destinasi pada negara berkembang hanya menjadi

obyek saja hal lainnya pengembangan pariwisata memang telah

dapat menigkatkan kualitas pembangunan pada suatu destinasi

namun akibat lainnya seperti peningkatan harga-harga pada

sebuah destinasi terkadang kurang mendapat perhatian dan

korbannya adalah penduduk lokal Mestinya dampak negative

dari pembangunan pariwisata dapat diminimalkan dan pengaruh

24

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

positifnya perlu digali lebih mendalam sehingga fungsi penelitian pariwisata akan memegang peranan penting untuk keberlanjutan pembangunan pariwisata di masa mendatang

232 Obyek Material dan Formal Ilmu Pariwisata

Ilmu pariwisata mestinya dibangun berdasarkan suatu penjelasan yang mendalam tidak terburu-buru dan perlu dibuatkan taksonominya Setiap ilmu memiliki obyek material dan obyek formal Objek material adalah seluruh lingkup secara makro yang dikaji suatu ilmu Obyek formal adalah bagian tertentu dari obyek material yang menjadi perhatian khusus dalam kajian ilmu tersebut Sesungguhnya objek formal inilah yang membedakan satu ilmu dengan ilmu yang lain 1) Objek Material Ilmu Pariwisata

Obyek material ilmu pariwisata mengacu pada kesepakatan (UNWTO 2005) berdasarkan industri pariwisata yang telah berkembang di dunia maka obyek material dari ilmu pariwsata dapat dikelompokkan menjadi tujuh yakni a) Jasa Akomodasi (Accomodation services) yakni industri

yang meliputi jasa hotel dan motel pusat liburan dan home holiday service jasa penyewaan furniture untuk akomodasi youth hostel service jasa training anak-anak dan pelayanan kemping pelayanan kemping dan caravan sleeping car service time-share bed and breakfast dan pelayanan sejenis

b) Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage- serving services) termasuk ke dalam industri ini adalah full- restoran dan rumah makan kedai nasi catering service inflight catering cafeacute coffee shop bar dan sejenis yang menyediakan makanan dan minuman bagi wisatawan

c) Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services) Yang termasuk kelompok ini antara lain jasa angkutan darat seperti bis kereta api taxi mobil carteran jasa angkutan perairan baik laut danau maupun sungai meliput jasa penyeberangan wisatawan cruise ship dan sejenisnya Dan

25

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

terakhir adalah jasa angkutan udara melalui perusahan- perusahaan airlines Di samping itu sector pendukung antara lain navigation and aid service stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya

d) Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator and tourist guide services) Yang termasuk kepada kelompok ini antara lain agen perjalanan konsultan perjalanan biro perjalanan wisata pemimpin perjalanan dan yang sejenis

e) Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services) Jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah botanical and zoological garden service pelayanan pada perlindungan alam termasuk suaka margasatwa

f) Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment services) Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah pelayanan olah raga dan olah raga rekreasi pelayanan golf course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan pelayanan pameran dan sejenisnya

g) Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services) Yang temasuk kelompok ini adalah jasa keuangan asuransi tempat penukaran mata uang dan yang sejenis

2) Objek Formal Ilmu Pariwisata

Berdasarkan dinamika perkembangan di industri dan mengacu kepada ketiga aspek ilmu pariwisata terutama terkait dengan aspek ontologi yang menegaskan objek formalnya maka dapat diidentifikasi beberapa cabang ilmu pariwisata Oleh karena objek formal dan focus of interest ilmu pariwisata adalah pergerakan wisatawan aktivitas masyarakat yang memfasilitas pergerakan wisatawan dan implikasi atau akibat-

26

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

akibat pergerakan wisatawan serta aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas maka cabang-cabang disiplin pariwisata paling tidak dapat diidentifikasi sebagai berikut (1) Pengembangan Jasa Wisata

Cabang ini mengkhususkan diri pada pengembangan pengetahuan tentang strategi metode dan teknik menyediakan jasa dan hospitality yang mendukung kelancaran perjalanan wisata Objek perhatiannya adalah aktivitas masyarakat di dalam penyediaan jasa seperti fasilitas akomodasi atraksi akses dan amenitas serta jasa- jasa yang bersifat intangible lainnya Dikaitkan dengan klasifikasi industri pariwisata di atas maka cabang ini mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu yang dalam klasifikasi sebagai ranting

(2) Organisasi Perjalanan Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada pengaturan lalu-lintas perjalanan wisatawan dan penyediaan media atau paket-paket perjalanan yang memungkinkan wisatawan mampu memperoleh nilai kepuasan berwisata yang tinggi melalui pengelolaan sumberdaya pariwisata Dalam hal ini objek perhatiannya terfokus pada pemaketan perjalanan wisata pengorganisasian dan pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip kerberlanjutan Di samping itu ranting-ranting ilmu tersebut dapat ditumbuhkan mengacu kepada klasifikasi yang dikembangkan (UN-WTO 2005)

(3) Kebijakan Pembangunan Pariwisata Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada upaya-upaya peningkatan manfaat sosial ekonomi budaya psikologi perjalanan wisata bagi masyarakat dan wisatawan dan evaluasi perkembangan pariwisata melalui suatu tindakan yang terencana Termasuk dalam hal ini adalah perencanaan kebijakan dan pengembangan pariwisata

27

M

BAB III

RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN

31 Pengertian Jasa Pariwisata

enurut Meis (1992) industri pariwisata adalah sebuah konsep yang perlu dipahami untuk dianalisis dan sebagai

bahan pengambilan keputusan Namun hampir disemua Negara tidak memahami hal ini sehingga muncul berbagai permasalahan yang menyulitkan industri untuk berkembang secara realitas atau kredibel yang berkaitan dengan informasi pariwisata yang mendasar dalam memprediksi kontribusinya baik untuik regional nasional dan perekonomian global (Theobald 2005)

Hawkin dan Ritchie (1991) memberikan argumen berdasarkan data yang dipublikasi oleh perusahaan American Expres bahwa industri perjalanan dan pariwisata menjadi nomor satu dalam penyediaan tenaga kerja di Australia Bahama Brazil Kanada Prancis German Barat Hongkong Italia Jamaika Jepang Singapura United Kingdom dan Amerika

Masalah definisi berpengaruh terhadap pengukuran secara statistik sebab tidak mungkin dengan tingkat ketidakpastian untuk menyediakan data yang valid dan reliable tentang peran pariwisata dunia atau dalam dampak ekonominya Dalam beberapa kasus kesulitan yang sama juga terjadi ketika mengukur wisatawan domestik (Theobald 2005)

Definisi tentang pariwisata yang berkembang di dunia sangat beragam multidimensi dan sangat terkait dengan latar belakang keilmuan pencetusnya Pada dasarnya definisi-definisi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu yang melihat pariwisata dari sisi demand saja sisi supply saja dan

28

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

yang sudah menggabungkan sisi demand dan supply Kategori pertama merupakan definisi pariwisata yang didekati dari sisi wisatawan sangat kental dengan dimensi spasial yakni tempat dan jarak Kategori kedua merupakan definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis sedangkan kategori ketiga memandang pariwisata dari dimensi akademis dan sosial budaya

32 Dimensi Pariwisata

321 Dimensi Spasial Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi

spasial merupakan definisi yang berkembang lebih awal dibandingkan definisi-definisi lainnya (Gartner 1996) Dimensi ini menekankan definisi pariwisata pada pergerakan wisatawan ke suatu tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan atau tempat kerjanya untuk waktu yang sementara seperti yang dikemukakan oleh Airey (Smith dan French 1994)

ldquoTourism is the temporary short-term movement of people to destinations

outside the places where they normally live and work and their activities

during their stay at these destinationsrdquo

Selain pergerakan ke tempat yang jauh dari lingkungan

tempat tinggal dan tempat kerja Airey menambahkan kegiatan

wisatawan selama berada di destinasi pariwisata sebagai bagian

dari pariwisata Definisi pariwisata yang dikemukan oleh World

Tourism Organization (WTO 2005) pun memfokuskan pada

sisi demand dan dimensi spasial dengan menetapkan dimensi

waktu untuk perjalanan yang dilakukan wisatawan yaitu tidak

lebih dari satu tahun berturut-turut

ldquoTourism comprises the activities of persons travelling to and staying in

places outside their usual environment for not more than one consecutive

year for leisure business and other purposes not related to the exercise of

an activity remunerated from within the place visitedrdquo (wwwworld-

tourismorg)

29

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Definisi ini menekankan pada tujuan perjalanan yang

dilakukan yaitu untuk leisure bisnis dan tujuan lain yang tidak terkait dengan kegiatan mencari uang di tempat yang dikunjunginya

Beberapa definisi lain juga menetapkan nilai-nilai tertentu untuk jarak tempuh dan lama perjalanan yang biasanya dikembangkan untuk memudahkan perhitungan statistik pariwisata

a) Committee of Statistical Experts of the League Nations (1937) menetapkan waktu paling sedikit 24 jam bagi perjalanan yang dikategorikan perjalanan wisata (Gartner 1996)

b) The United States National Tourism Resources Review Commission (1973) menetapkan jarak paling sedikit 50 mil untuk perjalanan wisata

c) United States Census Bureau (1989) menetapkan angka 100 mil untuk perjalanan yang dikategorikan sebagai perjalanan wisata

d) Canada mensyaratkan jarak 25 mil untuk mengategorikan perjalanan wisata

e) Biro Pusat Statistik Indonesia menetapkan angka lama perjalanan tidak lebih dari 6 bulan dan jarak tempuh paling sedikit 100 km untuk perjalanan wisata (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2003)

Definisi pariwisata dari dimensi spasial ini di Indonesia

didefinisikan sebagai kegiatan wisata seperti yang tercantum

dalam Undang-Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 pasal

1 yaitu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk

tujuan rekreasi pengembangan pribadi atau mempelajari

keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka

waktu sementara

30

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

322 Dimensi Industri

Dari sisi supply pariwisata lebih banyak dilihat sebagai industribisnis Buku-buku yang membahas tentang definisi pariwisata dari dimensi ini merupakan buku dengan topik bahasan manajemen atau pemasaran Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis memfokuskan pada keterkaitan antara barang dan jasa untuk memfasilitasi perjalanan wisata Smith (Seaton dan Bennett 1996) mendefinisikan pariwisata sebagai kumpulan usaha yang menyediakan barang dan jasa untuk memfasilitasi kegiatan bisnis bersenang-senang dan memanfaatkan waktu luang yang dilakukan jauh dari lingkungan tempat tinggalnya

ldquothe aggregate of all businesses that directly provide goods or services

to facilitate business pleasure and leisure activities away from the home

environmentrdquo

Sementara itu Smith and French (1994) mendefinisikan

pariwisata sebagai keterkaitan antara barang dan jasa yang

dikombinasikan untuk menghasilkan pengalaman berwisata

ldquoa series of interrelated goods and services which combined make up the

travel experiencerdquo

Definisi pariwisata sebagai industribisnis inilah yang

di dalam Undang-Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 didefinisikan sebagai pariwisata yaitu berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat pengusaha pemerintah dan pemerintah daerah

323 Dimensi Akademis

Dimensi akademis mendefinisikan pariwisata secara lebih luas tidak hanya melihat salah satu sisi (supply atau demand) tetapi melihat keduanya sebagai dua aspek yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain Pariwisata dari

31

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

dimensi ini didefinisikan sebagai studi yang mempelajari perjalanan manusia keluar dari lingkungannya juga termasuk industri yang merespon kebutuhan manusia yang melakukan perjalanan lebih jauh lagi dampak yang ditimbulkan oleh pelaku perjalanan maupun industri terhadap lingkungan sosial budaya ekonomi maupun lingkungan fisik setempat Definisi tersebut dikemukakan oleh Jafar (Gartner 1996)

ldquoTourism is a study of man away from his usual habitat of the industry

which responds to his needs and of the impacts that both he and the industry

have on the host sosiocultural economic and physical environmentrdquo

Definisi Jafar Jafari ini mengeliminasi dimensi spasial

sebagai faktor pembatas perjalanan wisata Definisi tersebut

menyatakan bahwa begitu seseorang melakukan perjalanan

meninggalkan lingkungannya (tempat tinggal tempat kerja)

dia sudah dinyatakan melakukan perjalanan wisata

324 Dimensi Sosial Budaya

Definisi pariwisata dari dimensi sosial budaya menitikberatkan perhatian pada 1) upaya memenuhi kebutuhan wisatawan dengan berbagai

karakteristiknya seperti definisi yang dikemukakan oleh Mathieson dan Wall (Gunn 2002) berikut ini

ldquoTourism is the temporary movement of people to destinations outside

their normal places of work and residence the activities undertaken during

their stay in those destinations and the facilities created to cater to

their needsrdquo

Definisi lainnya juga dikemukakan oleh Chadwick 1994

sebagai berikut

ldquohellipidentified three main concepts the movement of people a sector of the

economy or industry and a broad system of interacting relationship of

people their needs and services that respond to these needsrdquo

32

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

2) interaksi antara elemen lingkungan fisik ekonomi dan sosial

budaya seperti yang dikemukakan oleh Leiper (Gartner 1996) yang mendefinisikan pariwisata sebagai

ldquoan open system of five elements interacting with broader environments the human element tourists three geographical elements generating region transit route and destination region and an economic element the tourist industry The five are arranged in functional and spatial connection interacting with physical technological social cultural economic and political factors The dynamic element comprises persons undertaking travel which is to some extent leisure-based and which involves a temporary stay away from home of at least one nightrdquo

Definisi lain yang lebih sederhana dikemukakan oleh

Hunziker (French et al 1995) yang mendefinisikan pariwisata

sebagai berikut

ldquo the sum of the phenomena and relationship arising from the travel and stay of non-residents in so far as the do not lead to permanent residence and are not connected with any earning activityrdquo

3) Kerangka sejarah dan budaya seperti yang dikemukakan

oleh MacCannell (Herbert 1995) berikut ini

ldquoTourism is not just an aggregate of merely commercial activities it is also an ideological framing of history nature and tradition a framing that has the power to reshape culture and nature to its own needsrdquo

Definisi pariwisata dari dimensi akademis dan dimensi

sosial budaya yang memandang pariwisata secara lebih luas

di Indonesia dikenal dengan istilah kepariwisataan (UU No 10

tahun 2009 tentang Kepariwisataan) yaitu keseluruhan kegiatan

yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi

serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan

setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan

dan masyarakat setempat sesame wisatawan pemerintah

pemerintah daerah dan pengusaha

33

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

33 Definisi Pariwisata di Indonesia

Menurut arti katanya pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu kata Pari dan kata Wisata Kata Pari berarti penuh seluruh atau semua dan kata wisata berarti perjalanan Menurut Yoeti (2003) syarat suatu perjalanan disebut sebagai perjalanan pariwisata apabila (1) Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain di luar tempat kediaman orang tersebut biasa tinggal (2) Tujuan perjalanan semata-mata untuk bersenang-senang dan tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang di kunjunginya (3) Semata-mata sebagai konsumen di tempat yang dikunjungi

Menurut Wahab (1992) pariwisata mengandung tiga unsur antara lain manusia yakni unsur insani sebagai pelaku kegiatan pariwisata tempat yakni unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri dan waktu yakni unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan tersebut dan selama berdiam di tempat tujuan Jadi definisi pariwisata adalah salah satu dari industri baru yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat dalam hal kesempatan kerja pendapatan taraf hidup dan dalam hal mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan

Sementara menurut Spillane (1993) pariwisata adalah suatu jasa dan pelayanan Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 usaha pariwisata dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu usaha jasa pariwisata pengusahaan obyek dan daya tarik wisata dan usaha sarana pariwisata Sedangkan yang dimaksud dengan usaha adalah kegiatan menghasilkan barang atau jasa untuk dijual dalam suatu lokasi tertentu serta mempunyai catatan administrasi tersendiri dan ada salah satu orang yang bertanggung jawab

Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan me- nyelenggarakan jasa pariwisata menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata usaha sarana

34

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut Sesuai dengan Undang-undang RI No 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan usaha pariwisata digolongkan ke dalam

a) Usaha Jasa Pariwisata timbul karena adanya berbagai

macam keperluan dan kebutuhan bagi wisatawan akan

mendorong tumbuhnya berbagai jenis usaha jasa pariwisata

yang menyediakan keperluan bagi wisatawan serta bertujuan

untuk membantu kelancaran perjalanan calon wisatawan

Usaha jasa pariwisata terdiri dari

[1] Jasa biro perjalanan wisata adalah kegiatan usaha yang

bersifat komersial yang mengatur menyediakan dan

menyelenggarakan pelayanan bagi seseorang atau

sekelompok orang untuk melakukan perjalanan dengan

tujuan utama untuk berwisata

[2] Jasa agen perjalanan wisata adalah badan usaha yang

menyelenggarakan usaha perjalanan yang bertindak

sebagai perantara di dalam menjual dan atau mengurus

jasa untuk melakukan perjalanan

[3] Usaha jasa pramuwisata adalah kegiatan usaha

bersifat komersial yang mengatur mengkoordinir dan

menyediakan tenaga pramuwisata untuk memberikan

pelayanan bagi seseorang atau kelompok orang yang

melakukan perjalanan wisata

[4] Usaha jasa konvensi perjalanan insentif dan pameran

adalah usaha dengan kegiatan pokok memberikan jasa

pelayanan bagi satu pertemuan sekelompok orang

(misalnya negarawan usahawan cendekiawan) untuk

membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan

kepentingan bersama

[5] Jasa impresariat adalah kegiatan pengurusan pe-

nyelenggaraan hiburan baik yang mendatangkan

mengirimkan maupun mengembalikannya serta

menentukan tempat waktu dan jenis hiburan

35

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

[6] Jasa konsultasi pariwisata adalah jasa berupa saran

dan nasehat yang diberikan untuk penyelesaian masalah-masalah yang timbul mulai dan penciptaan gagasan pelaksanaan operasinya dan disusun secara sistematis berdasarkan disiplin ilmu yang diakui serta disampaikan secara lisan tertulis maupun gambar oleh tenaga ahli profesional

[7] Jasa informasi pariwisata adalah usaha penyediaan informasi penyebaran dan pemanfaatan informasi kepariwisataan

b) Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata yang

dikelompokkan dalam Pengusahaan obyek dan daya

tarik wisata alam merupakan usaha pemanfaatan sumber

daya alam dan tata lingkungannya yang telah ditetapkan

sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran

wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya

merupakan usaha seni budaya bangsa yang telah dilengkapi

sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran

wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata minat

khusus merupakan usaha pemanfaatan sumber daya

alam dan atau potensi seni budaya bangsa untuk dijadikan

sasaran wisatawan yang mempunyai minat khusus

c) Usaha Sarana Pariwisata yang dikelompokkan dalam

[1] Penyediaan akomodasi adalah usaha penyediaan kamar dan fasilitas lain serta pelayanan yang diperlukan Perjalanan wisata dengan jarak jauh yang ditempuh lebih dari 24 jam maka diperlukan suatu akomodasi tempat menginap atau istirahat

[2] Penyediaan makanan dan minuman adalah usaha pengolahan penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman yang dapat dilakukan sebagai bagian dari penyediaan akomodasi ataupun sebagai usaha yang

36

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

berdiri sendiri

[3] Penyediaan angkutan wisata adalah usaha khusus atau sebagian dari usaha dalam rangka penyediaan angkutan pada umumnya yaitu angkutan khusus wisata atau angkutan umum yang menyediakan angkutan wisata

[4] Penyediaan sarana wisata tirta adalah usaha penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana serta jasa yang berkaitan dengan kegiatan wisata tirta dermaga serta fasilitas olahraga air untuk keperluan olahraga selancar air selancar angin berlayar menyelam dan memancing

[5] Penyediaan kawasan pariwisata adalah usaha yang kegiatannya membangun atau mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk memenuhi kebutuhan pariwisata Menurut Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (2004)

34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan

Di Inggris ruang lingkup penelitian pariwisata dan perhotelan mencangkup beberapa penelitian yakni penelitian tentang pemasaran dan perilaku konsumen manajemen sumberdaya manusia eTourism eTravel perencanaan dan analisis kebijakan manajemen keuangan manajemen strategic dan implikasinya analisis lingkungan kebijakan pemerintah peramalan manajemen pendapatan dampak evaluasi dan pencegahan globalisasi rekreasi hiburan dan budaya

Tourism and Hospitality Research covers Hospitality and tourism

operations Marketing and consumer behaviour HR management

eTourism eTravel Planning and development Performance and financial

management Strategic implications Environmental aspects Government

policy Forecasting and prediction Revenue management Impact

assessment and mitigation Globalisation Research methodologies Leisure

and culture (httpthrsagepubcom)

37

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Ruang lingkung penelitian pariwisata dan perhotelan

saat ini memang masih belum nampak jelas kita dapat bedakan dengan ilmu-ilmu lainnya namun demikian haruslah ditentukan sesegera mungkin agar tidak memunculkan keraguan dan perdebatan yang tidak perlu Mengacu kepada klasifikasi yang dikembangkan UN-WTO maka ruang lingkup penelitian pariwisata dan berhotelan dapat dibagi sebagai berikut

341 Jasa Akomodasi Accomodation services)

Penelitian yang berhubungan dengan jasa akomodasi paling sering dilakukan karena relative lebih banyak cakupan yang dapat diteliti Penelitian bidang jasa akomodasi dapat dilakukan penelitian yang berhubungan dengan analisis tingkat hunian kamar promosi penjualan kamar kebersihan kamar jenis-jenis kamar kebersihan kamar pelayanan kantor depan pelayanan check-in dan check-out dan sebagainya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Akomodasi

1) Analisis Pengaruh Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Hotel Angsoka Singaraja Bali

2) Penerapan Promotional Mix Yang Efektif Guna Meningkatkan Volume Penjualan Pada Hotel Wisata Tidar Malang

3) Analisis Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen Pengguna Jasa Kamar Pada Hotel Klub Bunga Butik Resort Batu

4) The Reception Section In Sahid Kusuma Raya Hotel 5) Pusat Konvensi dan Eksebisi di Solo 6) Prosedur Pelayanan Penjualan Tiket Kapal Laut Pt

Pelayaran Prima Vista di Cv Niki Tour Surakarta

342 Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and

beverage-serving services)

Penelitian yang sering dilakukan pada bidang ini

38

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

biasanya banyak dilakukan tentang perilaku konsumen kepuasan konsumen kualitas pelayanan dan sejenisnya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Penyediaan

Makanan dan Minuman 1) Pengaruh kualitas produk kualitas pelayanan dan

kewajaran harga terhadap kepuasan pelanggan pada restoran cepat saji studi kasus pada restoran yogya chicken Yogyakarta

2) Hubungan antara jumlah tamu yang menginap terhadap penjualan makanan di restoran Enak Bali

3) Faktor-Faktor Psikologis Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Pada Restoran Cepat Saji Di Malang

343 Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services)

Penelitian ini terkait dengan jasa angkutan udara melalui perusahan-perusahaan airlines sector pendukung antara lain navigation and aid service stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya Jika anda melakukan penelitian bidang jasa transportasi kiranya dapat memilih masalah-masalah yang berhubungan dan terkait erat dengan pariwisata

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Transportasi

Wisata 1) Analisis kepuasan konsumen terhadap biro perjalanan po

sargede tur dan travel Yogyakarta 2) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli

paket wisata pada Biro Perjalanan Aman Tour Bali 3) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli

paket wisata kapal pesiar Lembongan Berjaya Benoa Bali

4) The Efforts of Tourist Information Center of Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar ) to Provide Good

39

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Service for Tourists Visiting Solo City

5) Pemasaran Paket Wisata dengan Metode Personal Selling Pt Kesan Indah Abadi Tour And Travel di Karanganyar

6) Penanganan Pengiriman Barang Domestik Melalui Pesawat Udara di Niki Tour Solo

7) Peran Bagian Informasi Pt (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya Dalam Menunjang Pariwisata di Jawa Timur

344 Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel

agency tour operator and tourist guide services)

Pemilihan topik penelitian di bidang jasa pemanduan

dan biro perjalanan dapat dilakukan yang berkaitan dengan

kepuasan pelayanan jasa pemanduan motivasi wisatawan

memilih paket wisata pelayanan pada obyek wisata yang

dikunjungi dan sebagainya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pemanduan dan

Biro Perjalanan Wisata 1) Analisis Kepuasan Wisatawan terhadap pelayanan

pramuwisata Garuda Tour and Travel Jembrana Bali 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan

berkunjung ke Candi Prambanan

345 Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services)

Penelitian yang terkait dengan jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah botanical and zoological garden service pelayanan pada perlindungan alam termasuk suaka margasatwa

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pagelaran Budaya

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung

40

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

ke Taman Nasional Bali Barat

2) Persepsi Wisatawan Terhadap Kebun Raya Bali sebagai Obyek Wisata Alamiah

3) Pengkemasan Musium sebagai Obyek dan Atraksi pada Destinasi Pariwisata Bali

346 Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other enter-

tainment services)

Penelitian ini terkait dengan pelayanan olah raga rekreasi

pelayanan golf course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan

pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman

hiburan pelayanan pameran dan sejenisnya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Rekreasi dan

Hiburan 1) Pengaruh Penyelenggaran Event Sea-Games terhadap

Pencitraan Pariwisata Palembang 2) Ikonisasi Desa Blimbingsari sebagai Desa Wisata di

Kabupaten Jembrana Bali 3) Potensi Air Terjun Grojokan sebagai Obyek dan Atraksi

Wisata di Jembrana Bali 4) Model Pengelolaan Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh

Kembangarum Donokerto Turi Sleman Yogyakarta 5) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Goa Gong di

Kabupaten Pacitan 6) Peran Promosi dan Pemasaran Dalam Meningkatkan

Jumlah Wisatawan di Objek Wisata Ndayu Alam Asri 7) Potensi dan Pengembangan Paket Wisata Karimunjawa 8) Potensi Obyek Wisata Pantai di Kabupaten Gunung Kidul

Yogyakarta 9) Potret Wisata Malam Pasar Semawis di Kota Semarang 10) Strategi Pengembangan Obyek Wisata Goa Kreo Sebagai

Daerah Tujuan Wisata di Kota Semarang

41

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

11) Potensi dan Promosi Desa Tumang Sebagai Desa Wisata

Melalui Video Profile 12) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Alam Gua

Tembus di Kabupaten Wonogiri 13) Sistem Pengelolaan Obyek Wisata Air Terjun Kalipancur

Sebagai Aset Wisata Desa Nogosaren Kabupaten Semarang

14) Pengembangan Obyek Wisata Pantai Sepanjang di Kabupaten Gunungkidul

15) Kesenian Reog Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Kabupaten Ponorogo

16) Potensi dan Pengembangan Wana Wisata Coban Rondo Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Malang Jawa Timur

17) Pengembangan Obyek Wisata Air Bojongsari dengan Penekanan Filosofi Air Sebagai Sarana Mengembangkan Kreativitas Anak

18) Potensi Museum Fatahillah Sebagai Wisata Sejarah di Jakarta

19) Potensi dan Daya Tarik Monumen Nasional Sebagai Salah Satu Obyek Wisata Unggulan di Jakarta

20) Potensi Tradisi Upacara Tanjungsari Desa Dlimas di Dalam Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Klaten

357 Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism

services)

Penelitian ini terkait dengan jasa keuangan asuransi

perjalanan tempat penukaran mata uang dan yang sejenis yang

terkait erat dengan pariwisata

Misal judul penelitian terkait bidang ini

1) Penerapan Cost Control Method sebagai pengendalian terhadap persediaan pada Hotel Dhyana Pura Bali

42

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

2) Analisis Rasio Kesehatan Hotel Berdasarkan Laporan

Keuangan Hotel Dhyana Pura Periode 2000-2011 3) Perhitungan Nilai Sewa Gedung New Soemarjo Ballroom

dan Education Center Ditinjau Dari Sisi Investasi (Studi Kasus Proyek Pengembangan Hotel Quality Solo)

43

K

BAB IV

PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA

41 Pengertian Penelitian

ata penelitian atau riset dipergunakan dalam pembicaraan sehari-hari untuk melingkup spektrum arti yang luas

yang dapat membuat bingung mahasiswa terutama mahasiswa pascasarjana yang harus mempelajari arti kata tersebut dengan tanda-tanda atau petunjuk yang jelas untuk membedakan yang satu dengan yang lain Dapat saja sesuatu yang dulunya dikenali sebagai penelitian ternyata bukan dan beberapa konsep yang salah tentunya harus dibuang dan diganti konsep yang benar

Gambar 41 Siklus Penelitian Sumber Leedy 1997

44

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Pada dasarnya manusia selalu ingin tahu dan ini

mendorong manusia untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu Salah satu cara untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian Cara lain yang lebih mudah tentunya adalah dengan bertanya pada seseorang atau ldquobertanyardquo pada buku tapi kita tidak selalu dapat mendapat jawaban atau kita mungkin mendapatkan jawaban tapi tidak meyakinkan

Pengertian penelitian sering dicampur-adukkan dengan pengumpulan data atau informasi studi pustaka kajian dokumentasi penulisan makalah perubahan kecil pada suatu produk dan sebagainya Kata penelitian atau riset sering dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif menyendiri di laboratorium di perpustakaan dan lepas dari kehidupan sehari-hari

Menjadi tujuan bagian ini untuk menjelaskan pengertian penelitian dan mem-bedakannya dengan hal-hal yang bukan penelitian Pengertian penelitian yang disarankan oleh Leedy (19973) sebagai berikut Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data) dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati atau menjadi perhatian kita

Mirip dengan pengertian di atas Dane (1990 4) menyarankan definisi sebagai berikut Penelitian merupakan proses kritis untuk mengajukan pertanyaan dan berupaya untuk menjawab pertanyaan tentang fakta dunia Seperti disebutkan di atas mungkin di masa lalu kita mendapatkan banyak konsep (pengertian) tentang penelitian yang sebagian daripadanya merupakan konsep yang salah

Pengertian yang benar tentang penelitian sebagai berikut menurut Leedy (Djunaedi 2000) Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai jawaban terhadap suatu pertanyaan penyelesaian permasalahan terhadap suatu fenomena yang memiliki ciri sistematis dan faktual

45

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Proses tersebut yang sering disebut sebagai metodologi

penelitian yang mempunyai delapan macam karakteristik (1) Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau

permasalahan (2) Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang

tujuan (3) Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik (4) Penelitian biasanya membagi permasalahan utama

menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola (5) Penelitian diarahkan oleh permasalahan pertanyaan atau

hipotesis penelitian yang spesifik (6) Penelitian menerima asumsi kritis tertentu (7) Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi

data dalam upaya untuk mengatasi permasalahan yang mengawali penelitian

(8) Penelitian adalah secara alamiahnya berputar secara siklus seperti gambar 41 di atas

Secara umum berdasarkan konsep-konsep yang ldquosalahrdquo

tentang penelitian maka perlu digaris-bawahi empat pengertian

sebagai berikut

a) Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data)

Pernah suatu ketika seorang mahasiswa mengajukan proposal penelitian untuk ldquomenelitirdquo ketinggian bangunan sebuah hotel di kotanya Ia mengusulkan untuk menggunakan peralatan canggih dari bidang keteknikan untuk mengukur ketinggian bangunan sebuah hotel tersebut Meskipun peralatannya canggih tetapi yang ia lakukan sebenarnya hanyalah suatu survei berupa pengumpulan datainformasi saja yaitu mengukur ketinggian bangunan sebuah hotel tersebut dan survei itu bukan penelitian tetapi bagian dari suatu penelitian

Para siswa suatu SD kelas 5 diajak gurunya untuk melakukan ldquopenelitianrdquo di perpustakaan Salah seorang siswa

46

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

mempelajari tentang Soekarno dari beberapa buku Sewaktu pulang ke rumah ia melapor kepada ibunya bahwa ia baru saja melakukan penelitian tentang Soekarno Sebenarnya yang ia lakukan hanya sekedar mengumpulkan informasi bukan penelitian Mungkin gurunya bermaksud untuk mengajarkan keahlian mencari informasi dari pustaka untuk melatih reference skills

b) Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu

tempat ke tempat lain

Seorang mahasiswa telah menyelesaikan sebuah makalah

tugas ldquopenelitianrdquo tentang teknik-teknik pembangunan

bangunan tinggi di Denpasar Ia telah berhasil mengumpulkan

banyak artikel dari suatu majalah konstruksi bangunan dan

secara sistematis melaporkannya dalam makalahnya dengan

disertai teknik acuan yang benar

Ia mengira telah melakukan suatu penelitian dan

menyusun makalah penelitian Sebenarnya yang ia lakukan

hanyalah mengumpulkan informasi atau data merakit kutipan-

kutipan pustaka dengan teknik pengacuan yang benar

Untuk hal disebut sebagai penelitian yang dikerjakannya

kurang satu hal yaitu interpretasi data Hal ini dapat dilakukan

dengan cara menambahkan fakta yang terkumpul menunjukkan

indikasi bahwa faktor x dan y sangat mempengaruhi cara

pembangunan bangunan tinggi di Denpasarrdquo Dengan demikian

ia bukan hanya memindahkan informasidatafakta dari artikel

majalah ke makalahnya tetapi menganalis informasidatafakta

sehingga ia mampu membuat interpretasi terhadap informasi

datafakta yang terkumpul tersebut

c) Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari

informasi

Seorang Gubernur menyuruh stafnya untuk memilihkan

empat buah kabupaten di Provinsi Bali yang memenuhi

47

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

beberapa kriteria untuk diberikan bantuan pembangunan prasarana dasar perkotaan Stafnya tersebut berpikir bahwa ia harus melakukan ldquopenelitianrdquo Ia kemudian pergi ke Kantor Statistik membongkar arsipdokumen statistik kabupaten- kabupaten yang ada di wilayah tersebut

Dengan membandingkan data statistik yang terkumpul dengan kriteria yang diberi oleh Gubernur ia berhasil memilih empat Kabupaten yang paling memenuhi kriteria-kriteria tersebut Staf tersebut melaporkan hasil ldquopenelitiannyardquo ke Gubernur Sebenarnya yang dilakukan oleh staf tersebut hanyalah mencari data berupa data searching rummaging dan mencocokknnya atau matching dengan kriteria dan itu bukanlah sebuah penelitian

d) Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik

perhatian

Kata ldquopenelitianrdquo sering dipakai oleh surat kabar majalah

populer dan iklan untuk menarik perhatian ldquomendramatisirrdquo

Misalnya berita di surat kabar tertulis ldquoPresiden akan melakukan

penelitian terhadap Pangdam yang ingin lsquomerongrongrsquo

kekuasaan Presidenrdquo Misal yang lain berita ldquoSemua anggota

DPRD tidak perlu lagi menjalani penelitian khusus atau litsusrdquo

Misalnya lain lagi ldquoProduk ini merupakan hasil penelitian

bertahun-tahunrdquo padahal hanya dirubah sedikit formulanya

dan namanya diganti agar konsumen tidak bosan

42 Macam Tujuan Penelitian

Tujuan akhir suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian tersebut Tujuan dapat beranak cabang yang mendorong penelitian lebih lanjut Tidak seorangpun mampu mengajukan semua pertanyaan dan demikian pula tak seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan hanya untuk sebuah pertanyaan saja Maka

48

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

kita perlu membatasi upaya kita dengan cara membatasi tujuan penelitian

Terdapat bermacam tujuan penelitian dipandang dari usaha untuk membatasi ini yaitu eksplorasi (exploration) deskripsi (description) prediksi (prediction) eksplanasi (explanation) dan aksi (action)

a) Eksplorasi

Seperti disebutkan di atas bila kita ingin menjelajahi (mengeksplorasi) suatu topik (permasalahan) atau untuk mulai memahami suatu topik maka kita lakukan penelitian eksplorasi Penelitian eksplorasi berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak Penelitian yang mempunyai tujuan seperti ini dipakai untuk menjawab bentuk pertanyaan ldquoApakah X adaterjadirdquo

Misal penelitian sederhana dalam ilmu sosial Apakah laki- laki atau wanita mempunyai kecenderungan duduk di bagian depan kelas atau tidak Bila salah satu pihak atau keduanya mempunyai kecenderungan itu maka kita mendapati suatu fenomena (yang mendorong penelitian lebih lanjut

Penelitian eksplorasi dapat juga sangat kompleks Umumnya peneliti memilih tujuan eksplorasi karena tiga macam maksud yaitu (a) memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami (b) menguji kelayakan dalam melakukan penelitianstudi yang lebih mendalam nantinya dan (c) mengembangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih mendalam

Hasil penelitian eksplorasi karena merupakan penelitian penjelajahan maka sering dianggap tidak memuaskan Kekurang-puasan terhadap hasil penelitian ini umumnya terkait dengan masalah sampling Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti pembukaan jalan sehingga setelah pintu terbuka lebar-lebar maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari ruang di balik pintu

49

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

yang telah terbuka tersebut

b) Deskripsi

Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain Sebagai misalnya meneruskan contoh pada bahasan penelitian eksplorasi di atas yaitu misalnya ternyata wanita lebih cenderung duduk di bagian depan kelas daripada laki-laki maka penelitian lebih lanjut untuk lebih memerinci apa batas atau pengertian yang lebih tegas tentang bagian depan kelas

Apakah duduk di muka tersebut berkaitan dengan macam mata pelajaran tingkat kemenarikan guru yang mengajar ukuran kelas Penelitian deskriptif menangkap ciri khas suatu obyek seseorang atau suatu kejadian pada waktu data dikumpulkan dan ciri khas tersebut mungkin berubah dengan perkembangan waktu Hal ini bukan berarti hasil penelitian sebelumnya tidak berguna dari hasil-hasil tersebut kita dapat melihat perkembangan perubahan suatu fenomena dari masa ke masa

c) Prediksi

Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan mengetahui (berdasar ) hal yang lain (Y) Prediksi sering kita pakai sehari- hari misalnya dalam menerima mahasiswa baru kita gunakan skor minimal tertentumdashyang artinya dengan skor tersebut mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya)

d) Eksplanasi

Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat

50

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

di antara dua fenomena atau lebih Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah suatu eksplanasi memiliki keterkaitan sebab-akibat valid atau tidak atau menentukan mana yang lebih valid diantara dua atau lebih eksplanasi yang saling bersaing

Penelitian eksplanasi menerangkan juga dapat bertujuan menjelaskan misalnya mengapa suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya Catatan dalam penelitian deskriptif hanya dijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya tetapi tidak dijelaskan mengapa hubungan sebab-akibat tersebut terjadi

e) Aksi

Penelitian aksi atau tindakan dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak sesuatu Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tindakan dan mengamati hasilnya berdasarkan hasil tersebut disusun persyaratan solusi Misalnya diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih dingin dari suhu ruang orang tetap memakai pendingin ruangan

Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu mengingatkan orang bahwa udara luar sudah lebih dingin dari udara dalam Ternyata dari beberapa alat bantu ada satu yang paling dapat diterima Dari temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di atas

43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya

Pada penelitian sosial masalah penelitian tema topik dan judul penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif Baik substansial maupun material kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan metodologis Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas tingkat variasi yang

51

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

kompleks namun berlokasi dipermukaan atau tidak mendalam Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan yang tak terbatas

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia Pada pendekatan ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks meneliti kata-kata laporan terinci dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi yang alami (creswell 1998) Sementara menurut Bogdan dan taylor (moleong 2007) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

Lebih lanjut penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen kunci Oleh karena itu peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya menganalisis dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas untuk mengetahui makna yang tersembunyi untuk memahami interaksi sosial untuk mengembangkan teori untuk memastikan kebenaran data dan meneliti sejarah perkembangan

Meurut Bungin (2007) penelitian kualitatif saat ini dikelompokkan menjadi lima jenis penelitian yaitu

1) Biografi

Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip

52

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

A biographical study is the study of an individual and hisher experiences as told to the researcher or found in documents and archival records(Creswell 1998)

Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point

moment yaitu pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi

atau mengubah hidup seseorang Peneliti menginterpretasi

subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri

Sedangkan teknik analisis data jenis Biografi dilakukan dengan

beberapa tahapan berikut ini

(1) Mengorganisir file pengalaman objektif tentang

hidup responden seperti tahap perjalanan hidup dan

pengalaman Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak

remaja dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis

atau seperti pengalaman pendidikan pernikahan dan

pekerjaan

(2) Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan

diberi kode

(3) Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara

kronologis

(4) Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji

makna kisah yang dipaparkan serta mencari epipani dari

kisah tersebut

(5) Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna

seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok budaya

ideologi dan konteks sejarah kemudian memberi

interpretasi pada pengalaman hidup individu

(6) Kemudian riwayat hidup responden di tulis dengan

berbentuk narasi yang berfokus pada proses dalam hidup

individu teori yang berhubungan dengan pengalaman

hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut

2) Fenomenologi

Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau

53

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji

A phenomenological study describes that meaning of the lived experiences

for several individuals about a concept or a phenomenon (Creswell

1998) As noted by Polkinghorne (1989) phenomenology explores the

structures of consciousness in human experiences

Menurut Creswell (1998) Pendekatan fenomenologi

menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai

ditemukan dasar tertentu Penundaan ini biasa disebut epoche

(jangka waktu) Konsep epoche adalah membedakan wilayah data

(subjek) dengan interpretasi peneliti Konsep epoche menjadi

pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan

awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang

dikatakan oleh responden Sedangkan teknik analisis data jenis

Fenomenologi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau

gambaran menyeluruh tentang fenomena pengalaman

yang telah dikumpulkan

(2) Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data

(3) Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama Selanjutnya pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami

54

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

penyimpangan)

(4) Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi

(5) Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan bagaimana fenomena itu terjadi)

(6) Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut

(7) Membuat laporan pengalaman setiap partisipan Setelah itu gabungan dari gambaran tersebut ditulis

3) Grounded theory

Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk sejumlah individu tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu

The intent of grounded theory is to generate or discover a theory ndash an

abstract analytical schema of a philosophy that relates to a particular

situation This situation could be one in which individuals interact take

actions or engage in a process in response to a phenomenon (Creswell

1998)

Situasi di mana individu saling berhubungan bertindak

atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap

suatu peristiwa Inti dari pendekatan grounded theory adalah

pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada

konteks peristiwa dipelajari Sedangkan teknik analisis data

jenis grounded theory dilakukan dengan beberapa tahapan

55

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

berikut ini

(1) Mengorganisir data (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Open coding peneliti membentuk kategori informasi

tentang peristiwa dipelajari (4) Axial coding peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa

menyelidiki kondisi-kondisi yang menyebabkannya mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi dan menggambarkan peristiwa tersebut

(5) Selective coding peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding

(6) Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial sejarah dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa

4) Etnografi

Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku kebiasaan dan cara hidup Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian

An ethnography is a description and interpretation of a cultural or social

group or system (Creswell 1998) In such a study the researcher examines

the grouprsquos observable and learned patterns of behavior customs and ways

of life (Harris 1968)

Sebagai proses etnografi melibatkan pengamatan yang

cukup panjang terhadap suatu kelompok dimana dalam

pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup

responden atau melalui wawancara satu per satu dengan

anggota kelompok tersebut Peneliti mempelajari arti atau makna

dari setiap perilaku bahasa dan interaksi dalam kelompok

Sedangkan teknik analisis data jenis Etnografi dilakukan dengan

56

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

beberapa tahapan berikut ini

(1) Mengorganisir file (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti (4) Menginterpretasi penemuan (5) Menyajikan presentasi baratif berupa tabel gambar atau

uraian

5) Studi kasus

Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi

Creswell (1998) defines a case study as an exploration of a ldquobounded

systemrdquo or a case (or multiple cases) over time through detailed in-

depth data collection involving multiple sources of information rich in

context Some consider ldquothe caserdquo as an object of study (eg Stake 1995)

while others consider it a methodology (eg Merriam 1998) According

to Creswell the bounded system is bounded by time and place and it is the

case being studied ndash a program an event an activity or individuals

Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat dan kasus

yang dipelajari berupa program peristiwa aktivitas atau

individu Sedangkan teknik analisis data jenis Studi Kasus

dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Mengorganisir informasi

(2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan

konteksnya (4) Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara

beberapa kategori (5) Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengem-

bangkan generalisasi natural dari kasus baik untuk penel- iti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain

(6) Menyajikan secara naratif

57

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya 441 Pendekatan Analisis Ekonomi

Sampai saat ini pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi atau penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu negara tanpa terkecuali di Indonesia Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama seperti berikut ini (1) Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2)Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3)Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4)Pemerataan kesejahteraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5)Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7)Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun dan (8)Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi

Sementara aspek aksiologi dari ilmu pariwisata adalah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri Kontribusi pariwisata untuk pembangunan ekonomi pada beberapa negara yang telah mengembangkan sektor pariwisata terbukti bahwa sektor pariwisata secara internasional berkontribusi nyata terhadap penciptaan peluang kerja penciptaan usaha-usaha terkait pariwisata seperti usaha akomodasi restoran klub taxi dan usaha kerajinan seni

58

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

souvenir seperti digambarkan pada gambar di bawah ini

WISATAWAN

Jasa Transportasi Hotel

Penginapan Restoran Bar

Cafe

Obyek Atraksi Wisata

Jasa Hiburan

Peralatan Hotel Laundry Bahan Habis

Pakai

Asuransi Perumahan

JasaIndustri lain yang tidak terkait secara langsung

Bagan 42 Dampak Kedatangan Wisatawan terhadap peluang usaha pariwisata pada sebuah Destinasi Pariwisata Sumber (Departemen Perdagangan Amerika Serikat 1978)

Lebih lanjut menurut UN-WTO pariwisata telah menjadi

industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang

konsisten dari tahun ke tahun Kontribusi pariwisata yang lebih

konkret bagi kesejahteraan manusia dapat dilihat dari implikasi-

implikasi pergerakan wisatawan seperti meningkatnya

kegiatan ekonomi pemahaman terhadap budaya yang berbeda

pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan manusia

Berdasarkan uraian di atas masih banyak anggapan bahwa

pariwisata hanya sebuah bagian dari spectrum pembangunan

ekonomi yang lebih cocok di pelajari dan dianalisis dengan

pendekatan analisis yang sudah lazim digunakan pada ilmu

ekonomi karena untuk mengukur posisi pariwisata sebagai

sebuah industry relative masih sangat sulit (Hara 20081)

442 Penelitian Kuantitatif pada industri pariwisata

Menurut (Bendesa 2010) metode kuantitatif merupakan alat analisis yang dapat membantu pelaku usaha dalam dunia bisnis termasuk bisnis pariwisata dalam pengambilan keputusan karena keputusan dalam dunia bisnis dapat dalam bentuk atau

59

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

berkaitan dengan antara lain optimasi estimasi identifikasi maupun eksplorasi masalah yang dihadapi Sedanghkan alat analisisnya lebih bersifat terapan sehingga metode kuantitatif lebih merupakan unifikasi antara alat dengan teori ekonomi dan manajemen

Sementara Hara (2008) menawarkan beberapa teknik analisis yang berhubungan dengan teknik analisis kuantitatif yaitu sering berkaitan dan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensia yang terdiri dari statistik non parametrik statistik parametrik ekonometrika persamaan tunggal dan si- multan dan model-model makro regional yaitu model Input- Output Leontief regional dan Interregional atau sekarang dikenal dengan istilah Tourism Satellite Account (TSA) model Social Ac- counting Matrix regional dan interegional (SAM) dan sebagain- ya Alat analisis yang popular digunakan untuk memecahkan masalah-masalah kuantitatif pariwisata diantaranya adalah

Gambar 43 Perbedaan antara penelitian kualitatif dengan

kuantatif

Sumber Hara (2008)

60

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[1] Input-Output Analysis

Heng dan Low (1990) menjelaskan bahwa pada tataran praktis Input-Output Analysis adalah alat analisis yang sangat baik untuk mengukur dampak pariwisata Input- output sebenarnya menangkap potret perekonomian suatu wilayah melalui aliran inter-industri pada periode waktu tertentu dengan menggunakan prinsip keseimbangan umum (General Equilibrium) artinya jika terjadi ketidakseimbangan atau keseimbangan di satu sektor akan berpengaruh terhadap ketidakseimbangan atau keseimbangan sektor lainnya

[2] Social Accounting Matrix Model

West (1993) berpendapat bahwa SAM atau social accounting matrix sangat tepat untuk memecahkan masalah pariwisata yang saling berhubungan dari waktu ke waktu Dia mengganggap bahwa analisis input-output dianggap belum mampu memecahkan persoalan dampak pariwisata karena hanya mengukur hubungan produser dengan produser dan tidak menyertakan perdagangan yang dilakukan oleh pemerintah dan sektor publik lainnya Sepintas Nampak bahwa SAM hanya sekedar perluasan alat analisis dari I-O namun sebenarnya tidak sesederhana itu

Menurut Hara (2008 116) menjelaskan bahwa SAM memang menyertakan model I-O namun SAM bukan sekedar perluasan dari I-O namun lebih daripada sekedar perluasan dimana SAM mampu memberikan gambaran yang lebih luas tentang analisis tingkat kesejahteraan sebuah Negara atau regional dan menyertakan institusi aktivitas produksi dan factor-faktor produksi

[3] Tourism Satellite Account

Tujuan dari TSA adalah untuk menganalisis secara rinci terhadap semua variabel permintaan barang dan jasa yang berkaitan dengan aktivitas wisatawan pada suatu destinasi

61

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

TSA juga untuk mengamati variabel lainnya seperti penyediaan sarana barang dan jasa yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi lainnya

Menurut (Tourism Economics Inc 2011) bahwa TSA telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis yang berstandar global untuk mengukur economic value dari pariwisata TSA sampai saat ini telah banyak diterapkan pada dunia penelitian untuk mengukur peranan pariwisata dalam perekonomian

Jadi pada prinsifnya TSA adalah alat analisis yang menganalisis terhadap variable-variabel permintaan dan penawaran pariwisata beserta dengan variable bisnis terkait langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas pariwisata dan kegiatan ekonomi di suatu destinasi (provinsi atau Negara) pariwisata dan telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis resmi untuk mengukur peran pariwisata dalam pembangunan ekonomi negara atau regional

[4] Social cost-benefit analysis

Archer dan Cooper (1994) berpendapat bahwa penelusuran tentang manfaat dan dampak pariwisata terhadap ekonomi harus menyertakan variabel sosial yang tidak pernah dihitung oleh fakar lainnya

Dan social cost-benefit analysis mestinya digunakan menurutnya untuk mengukur manfaat dan dampak pariwisata bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak sekedar menghitung dampak ekonomi hanya dengan mencari multiplier efeknya saja

Tabel 41 Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

No Kualitatif Kuantitatif

1 Data kualitatif (non numeric)

Data Kuantitatif (numeric)

2 Penelusuran Latar alamiah

Latar artifisial (khususnya penelitian eksperimentasi)

62

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

No Kualitatif Kuantitatif

3 Fokus pada Makna- makna

Fokus pada Perilaku

5 Pendekatan Induktif (hipotesis tidak tertulis)

Pendekatan Deduktif (hipotesis dinyatakan)

6 Identifikasi pola kultural Penelusuran hukum saintifik

7 Idealisme Realisme

8 Induksi analitik Induksi enumeratif

9 Ekstrapolasi (replikasi) Generalisasi

Perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan

aksioma proses penelitian dan karakteristik penelitiannya Tetapi secara seksama kedua metoda itu dapat digunakan bersama-sama dengan beberapa catatan sebagai berikut

[1] Metoda dapat digunakan bersamaan Satu objek tapi tujuan berbeda caranya adalah menggunakan metoda kualitatif sampai dengan menetapkan proposisi maupun hipotesis selanjutnya berdasarkan proposeshipotesis itu digunakan metoda kuantitatif untuk menguji hipotesis

[2] Kedua metode digunakan secara bergantian pada awal mengunakan metoda kualitatif sampai ditemukan hipotesis dan selanjutnya mengunakan metoda kuantitatif

[3] Kedua Metode tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda Tapi pada penelitian kuantitatif dapat digunakan teknik pengumpulan data (bukan metodenya) seperti penggunaan triangulasi pada penelitian kualitatif Misalnya pengumpulan data dengan kuestioner sehingga data yang diperoleh adalah data kuantitative Untuk menguji validitas data tersebut dilakukan wawancara mendalam (FGD) Bila berbeda hasilnya maka kedua pendekatan tersebut dapat digunakan triangulasi

[4] Bila peneliti mempunyai pengalaman yang cerdas maka

63

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

sesungguhnya kedua pendekatan tersebut digunakan bersama tidak ada masalah asalkan dalam proses penelitian penggunaan kedua pendekatan itu tidak bertentangan dengan tujuan penelitian

443 Penggabungan Kualitatif dan Kuantitaif

Jika data metode kuantitatif diperoleh melalui kuesioner dari responden dan semakin banyak responden semakin memiliki nilai keterwakilan tinggi berbeda dengan metode kualitatif diperoleh lewat wawancara subjek atau informan yang tidak menggunakan ukuran keterwakilan tetapi kedalaman masalah sehingga tidak relevan menanyakan berapa banyak subjek atau informan yang diperlukan dalam penelitian kualitatif

Begitu juga tentang posisi teori Jika pada penelitian kuantitatif teori untuk dibuktikan atau diverifikasi karena itu biasanya ada hipotesis maka pada metode kualitatif teori untuk dipakai sebagai piranti untuk memahami fenomena Jika ada hipotesis pada penelitian kualitatif maka hipotesis tersebut tidak untuk dibuktikan tetapi sebagai pintu masuk memahami permasalahan yang diteliti

Terkait dengan kriteria data juga ada pebedaan mencolok di antara kedua jenis metode penelitian tersebut Berikut paparannya

Tabel 42 Perbedaan Kriteria Penelitian Kualitatif dan

Kuantitatif

Kuantitatif Kualitatif

Validitas Kredibelitas

Reliabilitas Dependabilitas

Objektivitas Konformabilitas

Generalabilitas Transferabilitas

64

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Jika pada penelitian kuantitatif data harus memenuhi

syaratvaliditasreliabilitasobjektivitasdangeneralabilitasmaka pada metode kualitatif data harus memenuhi syarat kredibelitas dependabilitas konformabilitas dan transferabilitas

Sebagai disiplin ilmu metodologi penelitian juga terus mengalami perkembangan Para ahli terus saja mencari cara untuk menutupi kekurangan masing-masing metode Hasilnya diperoleh paradigma metode campuran (mixed method) Secara operasional metode ini mencoba mengkualitatifkan hasil kuantitatif dan mengkuantitatifkan hasil kualitatif

Misalnya hasil penelitian kuantitatif yang berakhir dengan generalisasi atau adanya hubungan antar-variabel yang berupa angka maka angka itu dicoba dikualitatifkan dengan mengajukan pertanyaan baru Sebaliknya penelitian kualitatif yang berakhir dengan kesimpulan berupa narasi atau tesis diteruskan dengan mencoba mencari hubungan antar-variabel dengan mengajukan pertanyaan baru

Jika demikian halnya maka metode campuran hakikatnya adalah dua jenis penelitian yang satu dilakukan sebelum atau sesudah yang lain dalam satu proyek kegiatan Tetapi peneliti yang akan melakukannya harus bersiap-siap untuk lebih berlama-lama lagi berurusan dengan data teori dan model analisis yang tentu akan menggunakan model keduanya

65

S

BAB V

PERUMUSAN PERMASALAHAN PENELITIAN

etelah peneliti menentukan bidang penelitian yang

diminatinya kegiatan berikutnya adalah menemukan

permasalahan Penemuan permasalahan merupakan salah

satu tahap yang terpenting dalam penelitian Penelitian akan

lebih sulit bila permasalahan tidak ditemukan maka penelitian

tidak perlu dilakukan Pentingnya penemuan permasalahan

juga dinyatakan oleh ungkapan ldquoBerhasilnya perumusan

permasalahan merupakan setengah dari pekerjaan penelitianrdquo

Penemuan permasalahan juga merupakan tes bagi suatu

bidang ilmu seperti diungkapkan oleh Mario Bunge (dalam

Buckley et al 1976 14) dengan pernyataan ldquoKriteria terbaik

untuk menjajagi apakah suatu disiplin ilmu masih hidup atau

tidak adalah dengan memastikan apakah bidang ilmu tersebut

masih mampu menghasilkan permasalahan Tidak satupun

permasalahan akan tercetus dari bidang ilmu yang sudah matirdquo

Permasalahan yang ditemukan selanjutnya perlu dirumuskan

ke dalam suatu pernyataan atau problem statement

51 Penemuan Permasalahan

Kegiatan untuk menemukan permasalahan biasanya didukung oleh survei ke perpustakaan untuk menjajagi perkembangan pengetahuan dalam bidang yang akan diteliti terutama yang diduga mengandung permasalahan Perlu dimengerti dalam hal ini bahwa publikasi berbentuk buku bukanlah informasi yang terbaru karena penerbitan buku merupakan proses yang memakan waktu cukup lama sehingga

66

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

buku yang terbit misalnya hari ini munkin ditulis sekitar satu atau dua tahun yang lalu

Perkembangan pengetahuan terakhir biasanya dipublikasikan sebagai artikel dalam majalah ilmiah sehingga suatu usulan penelitian sebaiknya banyak mengandung bahasan tentang artikel-artikel terbaru dari majalah-majalah atau jurnal ilmiah bidang yang diteliti Kegiatan penemuan permasalahan seperti telah disinggung di atas didukung oleh survei ke perpustakaan untuk mengenali perkembangan bidang yang diteliti Pengenalan ini akan menjadi bahan utama deskripsi berupa latar belakang permasalahan dalam usulan penelitian

Permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan antara fakta dengan harapan antara tren perkembangan dengan keinginan pengembangan antara kenyataan dengan ide Sutrisno Hadi (1986 3) mengidentifikasikan permasalahan sebagai perwujudan dari ketiadaan kelangkaan ketimpangan ketertinggalan kejanggalan ketidakserasian kemerosotan dan semacamnya Seorang peneliti yang berpengalaman akan mudah menemukan permasalahan dari bidang yang ditekuninya dan seringkali peneliti tersebut menemukan permasalahan secara naluriah yang tidak dapat dijelaskan bagaimana cara menemukannya

Cara-cara menemukan permasalahan ini telah diamati oleh Buckley et al (1976) yang menjelaskan bahwa penemuan permasalahan dapat dilakukan secara formal maupun informal Cara formal melibatkkan prosedur yang menuruti metodologi tertentu sedangkan cara informal bersifat subjektif dan tidak rutin Dengan demikian cara formal lebih baik kualitasnya dibanding cara informal Bukley et al (197616-27) menjelaskan cara-cara penemuan permasalahan baik formal maupun informal sebagai diuraikan di bagian berikut ini Setelah permasalahan ditemukan kemudian perlu dilakukan pengecekan atau evaluasi terhadap permasalahan tersebut sebelum dilakukan perumusan permasalahan

67

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan

Cara-cara formal menurut metodologi penelitian dalam rangka menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini 1) Rekomendasi suatu riset Biasanya suatu laporan penelitian

pada bab terakhir memuat kesimpulan dan saran Saran atau rekomendasi umumnya menunjukan kemungkinan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan dengan kesimpulan yang dihasilkan Saran ini dapat dikaji sebagai arah untuk menemukan permasalahan

2) Analogi adalah suatu cara penemuan permasalahan dengan cara mengambil pengetahuan dari bidang ilmu lain dan menerapkannya ke bidang yang diteliti Dalam hal ini dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut haruslah sesuai dalam tiap hal-hal yang penting Misal permasalahan yang ditemukan dengan cara analogi ini misalnya apakah proses perancangan perangkat lunak komputer dapat diterapkan pada proses perancangan arsitektural

3) Renovasi Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang tidak cocok lagi dari suatu teori Tujuan cara ini adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kemantapan suatu teori Misal suatu teori menyatakan ada korelasi yang signifikan antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dapat direnovasi menjadi permasalahan seberapa korelasi antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dengan tingkat pendidikan penghuni yang berbeda Dalam contoh di atas kondisi yang umum diganti dengan kondisi tingkat pendidikan yang berbeda

4) Dialektik dalam hal ini berarti tandingan atau sanggahan Dengan cara dialektik peneliti dapat mengusulkan untuk menghasilkan suatu teori yang merupakan tandingan atau

68

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

sanggahan terhadap teori yang sudah ada

5) Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan dengan membuat tren (trend) suatu teori atau tren permasalahan yang dihadapi

6) Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan- kemungkinan kombinasi yang terkandung dalam suatu permasalahan yang rumit atau kompleks

7) Dekomposisi merupakan cara penjabaran atau pemerincian suatu pemasalahan ke dalam komponen-komponennya

8) Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi Dengan cara agregasi peneliti dapat mengambil hasil-hasil peneliti atau teori dari beberapa bidang penelitian dan mengumpulkannya untuk membentuk suatu permasalah yang lebih rumit dan kompleks

53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan

Cara-cara informal atau subyektif dalam rangka menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif- alternatif berikut ini 1) Konjektur Seringkali permasalahan dapat ditemukan secara

konjektur atau naluriah tanpa dasar-dasar yang jelas Bila kemudian dasar-dasar atau latar belakang permasalahan dapat dijelaskan maka penelitian dapat diteruskan secara alamiah Perlu dimengerti bahwa naluri merupakan fakta apresiasi individu terhadap lingkungannya Naluri menurut Buckley et al (197619) merupakan alat yang berguna dalam proses penemuan permasalahan

2) Fenomenologi Banyak permasalahan baru dapat ditemukan

berkaitan dengan fenomena kejadian perkembangan

yang dapat diamati Misalnya fenomena pemakaian

komputer sebagai alat bantu analisis dapat dikaitkan untuk

mencetuskan permasalahan misalnya seperti apakah pola

dasar pendayagunaan komputer dalam proses perancangan

arsitektural

69

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

3) Konsensus juga merupakan sumber untuk mencetuskan

permasalahan Misalnya terdapat konsensus bahwa kemiskinan bukan lagi masalah bagi Indonesia tapi kualitas lingkungan yang merupakan masalah yang perlu ditanggulangi

4) Pengalaman Tidak perlu diragukan lagi pengalaman

merupakan sumber bagi permasalahan Pengalaman

kegagalan akan mendorong dicetuskannya permasalahan

untuk menemukan penyebab kegagalan tersebut

Pengalaman keberhasilan juga akan mendorong studi

perumusan sebab-sebab keberhasilan

70

71

S

BAB VI

SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN

kala pengukuran merupakan aturan-aturan yang diperlukan

untuk mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu

variabel Dalam statistik data merupakan karakteristik simbol

atau angka dari sebuah variabel yang diukur Pengukuran

hanya dilakukan terhadap variabel yang dapat didefinisikan

seperti minat kinerja ataupun sikap Agar hasil penelitian tidak

memberikan interpretasi yang berbeda maka definisi operasional

terhadap variabel yang diteliti perlu dijelaskan terlebih dahulu

Dalam melakukan operasi pada statistik perbedaan data dan

tujuan dari data yang tersaji tidak bisa dilakukan dalam dalam

model skala pengukuran yang sama Steven (dalam Tahir (2011

48) membagi skala pengukuran penelitian sosial menjadi empat

kategori yaitu skala nominal skala ordinal skala interval dan

skala rasio

Dalam penelitian sosial hal yang penting adalah

membuat inform concern yang menyatakan bahwa penelitian

yang sedang dilakukan sangat memerluan bantuan para

responden untuk mengisinya demi sebuah program besar yang

bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan atau perbaikan

kinerja sebuah pelayanan jasa khususnya pariwisata

72

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Gambar 61 Contoh inform concern

61 Skala Nominal

Skala nominal merupakan skala paling sederhana dari empat skala yang ada Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori kelas atau klasifikasi Skala nominal ini hanya mempunyai fungsi yang terbatas yaitu mengidentifikasi dan membedakan Sebagai contoh jenis kelamin merupakan contoh skala nominal yang menandai seseorang yakni laki-laki atau perempuan Hasil skala nominal pada uji statistika bisa untuk

mencari modus dan distribusi frekuensi saja

Would you like to help us you can fill it out online below

73

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Gambar 62 Contoh Pertanyaan Nominal

62 Skala Ordinal

Skala ordinal memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek sesuai dengan banyak atau kuantitas dari karakteristik yang dimilikinya Pada skala ordinal dimungkinkan untuk melakukan penghitungan (kuantifikasi) variabel-variabel yang diuji sehingga dapat memberikan informasi yang lebih substansial dibandingkan dengan skala nominal

Hasil pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat tetapi tidak mengukur jarak antar peringkat Dalam skala ordinal peringkat yang ada tidak memiliki satuan ukur Misalnya status sosial (tinggi rendah sedang) hasil pengukuran yang mengelompokkan masyarakat-masyarakat masuk pada status sosial tinggi rendah atau sedang Kita hanya dapat mengetahui tingkatannya tetapi perbedaan antar status sosial (tinggi-rendah rendah-sedang tinggi-sedang) belum tentu sama

Contoh pertanyaan yang menggunakan skala ordinal misalnya tingkat preferensi jabatan manajemen jenjang karier Uji statistik yang sesuai dengan skala ordinal adalah modus median distribusi frekuensi dan statistik non parametrik seperti rank order correlation

74

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Gambar 63 Contoh Pertanyaan Ordinal

63 Skala Interval

Skala interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan dengan skala nominal atau ordinal Skala interval juga memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek seperti halnya skala ordinal namun dengan unit yang sama

Selanjutnya skala ini tidak mempunyai nilai nol mutlak sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya skor dari rasio tertentu Pada skala pengukuran interval rasio antara dua interval sembarang tidak tergantung pada nilai nol dan unit pengukuran

Gambar 64 Contoh Pertanyaan Interval

75

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

64 Skala Rasio

Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat yaitu memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa dibedakan diurutkan mempunyai jarak tertentu dan bisa dibandingkan (paling lengkap mencakup semuanya dibanding

skala-skala dibawahnya)

[1]

[2]

[3]

How long have you been on holiday in Bali

How much money have you spent during your vacation in Bali

How much money have you spent on renting a hotel room

Gambar 65 Contoh Pertanyaan Interval

Dari keempat data di atas akan diperoleh data nominal ordinal

interval dan ratio Adapun berbagai skala sikap yang dapat

digunakan untuk penelitian pariwisata antara lain adalah

[1] Skala likert

Skala Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena pariwisata Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain

76

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Gambar 66 Contoh Pertanyaan Skala Likert

[2] Semantic defferensial

Skala pengukuran yang berbentuk Semantic defferensial dikembangkan oleh Osgood Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban ldquosangat positifnyardquo terletak di bagian kanan garis dan jawaban yang ldquosangat negatifrdquo terletak di bagian kiri garis atau

sebaliknya

How do you think about the guide service today

friendly 5 4 3 2 1 unfriendly

patient 5 4 3 2 1 impatient

knowledgeable 5 4 3 2 1 less knowledgeable

helpful 5 4 3 2 1 less helpfulness

competent 5 4 3 2 1 less competent

Gambar 67 Contoh Pertanyaan Skala Semantic defferensial

77

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Responden yang memberi penilaian dengan angka 5 berarti persepsi responden terhadap Tour Guide itu sangat positif sedang bila memberi jawaban pada angka 3 berarti netral dan memberi jawaban pada angka 1 maka persepsi responden terhadap Tour Guide sangat negatif

65 Validitas

Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Misalnya skala nominal yang bersifat non-parametrik digunakan untuk mengukur variabel nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik Ada 3 (tiga) tipe validitas pengukuran yang harus diketahui yaitu

[1] Validitas Isi (Content Validity)

Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti Suatu domain konsep tertentu tidak dapat begitu saja dihitung semua dimensinya karena domain tersebut kadang mempunyai atribut yang banyak atau bersifat multidimensional Berhubungan dengan validitas isi pertanyaan berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata

[2] Validitas Kosntruk (Construct Validity)

Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur Dua aspek pokok dalam validitas konstruk adalah secara alamiah bersifat teoritis dan statistik Berhubungan dengan validitas konstruk pertanyaan berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik

78

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[3] Validitas Kriteria (Criterion Validity)

Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu memprediksi suatu variable yang dirancang sebagai kriteria Berhubungan dengan validitas kriteria pertanyaan berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah valid secara statistik

Gambar 68 Contoh Hasil Uji Validitas

66 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya Berhubungan dengan reliabilitas pertanyaan berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah reliabel secara statistik

79

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Gambar 69 Contoh Hasil Uji Reliabilitas

80

81

S

BAB VII

TEKNIK SAMPLING

71 Sampel

ampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat- sifat yang sama dari obyek yang merupakan sumber

data (Sukadarrumidi 200650) Sampel diambil dalam penelitian sebagai pertimbangan efisiensi dan mengarah pada sentralisasi permasalahan dengan memfokuskan pada sebagian dari populasinya Sebagai perbandingan seorang mencari informasi dari 100 orang akan memperoleh hasil yang lebih detail dibandingkan dengan informasi dari 1000 orang responden Dalam penelitian pengambilan sampel yang tepat merupakan langkah awal dari keberhasilan penelitian karena dengan pemilihan sampel yang dilakukan dengan benar akan menghasilkan temuan-temuan yang memenuhi sasaran

Pada prinsipnya tidak ada aturan yang eksak untuk menentukan persentase yang dianggap tepat dalam menentukan sampel namun secara logik dengan mengambil sampel yang lebih banyak akan menghasilkan yang lebih baik dibandingkan dengan yang kurang Beberapa hal yang harus diketahui sehubungan dengan sampel adalah

1) Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel

a) Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi Apabila populasi dicirikan oleh warna dimensi dan kekerasan bahan maka sampelnya juga harus dicirikan oleh hal yang sama

b) Mewakili dari populasi Apabila dari sejumlah anggota populasi sesudah dipertimbangkan cukup diambil sebuah sampel maka hasil pengujian sampel tersebut

82

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

akan mewakili seluruh anggota populasinya

c) Dapat dipergunakan untuk mengeneralisasi hasil analisis Berkaitan dengan keterangan di atas maka hasilnya akan berlaku untuk seluruh anggota populasi

2) Tujuan pengambilan sampel

a) Untuk mereduksi jumlah obyek yang akan diteliti hal ini akan lebih bermanfaat apabila cara pengujian obyek dilakukan hingga rusak

b) Dengan membatasi jumlah populasi atau wilayah populasi untuk membuat generalisasi hasil analisis

c) Berusaha untuk mempersingkat waktu memperkecil dana dan tenaga peneliti

3) Tahapan menentukan sampel

Tahapan ini perlu dicermati dengan seksama karena pengambilan sampel yang keliru mengakibatkan hasil penelitian akan bias dan tidak valid Tahapan tersebut adalah a) Tentukan jumlah populasi terlebih dahulu kemudian

menentukan sampelnya b) Batasi luasnya dengan menegaskan karakteristik

populasi teoritis dengan cara melakukan identitas dan inventarisasi terhadap sifat-sifat populasi sebagai ruang lingkup dalam usaha melakukan generalisasi

Keuntungan penggunaan sampling

a) Biaya lebih murah b) Waktu lebih pendek c) Tenaga yang dierlukan lebih sedikit

Dengan teknik sampling yang baik akan diperoleh hasil yang

lebih baik atau tepat daripada penelitian terhadap populasi

karena

83

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

a)adanya tenaga-tenaga ahli b) penyelidikan dilakukan lebih teliti c) kesalahan yang mungkin diperbuat lebih sedikit

72 Cara Pengambilan Sampel

Ada dua macam cara pengambilan sampel yakni secara random (random sampling probability sampling method) dan non random (non random sampling non probability sampling)

Gambar 71 Teknik Sampling

1) Probability Samples

Probability Samples adalah teknik sampling yang

memberikan kemungkinan yang sama paa setiap individu

untuk dipilih sebagai sampel

a) Simple Random

Setiap individu atau item dari target memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih Seleksi dilakukan dengan penggantian atau tanpa penggantian Pemilihan sampel dapat menggunakan tabel nomor acak untuk mendapatkan sampelnya

84

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

b) Systematic

Dalam sistematic random sampling dipersiapkan terlebih dahulu daftar nama-nama subyek yang akan dipilih untuk sampel Pemilihannya dilakukan dengan menggunakan kelipatan yang ditentukan berdasarkan hasil pembagian jumlah populasi dengan jumlah sampelnya (jumlah populasi dibagi jumlah sampel) Biasanya untuk sampel yang pertama telah ditentukan terlebih dahulu secara random atau dengan cara lain yaitu dilakukan pembagian secara proporsional dengan membagi berdasarkan kelompok tertentu dan masing-masing kelompok diambil persentasenya yang seimbang sehingga dengan jumlah perbandingan yang seimbang antara jumlah kelompok dalam populasinya dengan besarnya sampel yang diambil pada masing- masing kelompok tersebut

c) Stratified

Sebelum diambil sebagai sampel populasi dibagi- bagi menjadi sub-sub populasi yang disebut strata lapisan atau kelompok yang lebih kecil Dilakukan karena populasi heterogen sehingga dengan mengelompkkan menjadi beberapa strata diharapkan tiap startum menjadi relatif homogen Misalnya untuk memperkirakan tingkat penjualan hotel berbintang dan non bintang di Bali Dengan pengklasifikasian hotel atas hotel bintang 5 bintang 4 bintang 3 hotel melati 1 melati 2 melati 3 villa dan seterusnya akan memudahkan hasil yang diperoleh Stratified Random Sampling sangat tepat digunakan kalau elemen-elemen yang diselidiki mempunyai nilai-nilai karakterstik yang heterogen (bervariasi)

85

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Misal Dalam sistem penggajian pegawai hotel diketahui

penghasilannya sebagai berikut

I = 40 berpenghasilan rendah

II = 50 berpenghasilan sedang III = 10 berpenghasilan tinggi

Jika sampel yang akan dipakai 100 orang maka

pembagiannya untuk strata

I II III

= sebanyak 40 X 100 orang = sebanyak 50 X 100 orang = sebanyak 10 X 100 orang

= = =

40 orang 50 orang 10 orang

d) Cluster Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pemilihan mengacu pada kelompok bukan pada individu Cara ini baik sekali dilakukan apabila tidak terdapat atau sulit menentukan dan menemukan kerangka sampel meski dapat juga dilakukan pada populasi yang kerangka sampel sudah ada Misalnya Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung ingin mengetahui bagaimana Sikap para karyawan hotel terhadap Kebijakan Sistem Upah Minimal Kabupaten Badung besar sampel adalah 300 orang kemudian ditentukan Cluster misal Hotel berbintang sebanyak 6 hotel dengan rata-rata jumlah karyawan 50 orang maka jumlah cluster yang diambil adalah 300 50 = 6 kemudian dipilih secara acak enam Hotel dan dari enam hotel tersebut dipilih secara acak 50 orang karyawan sebagai anggota sampel Pengambilan sampel dengan cara yang sudah disebutkan di atas umumnya dilakukan pada populasi yang bersifat terbatas sementara itu untuk populasi yang jumlah dan identitas anggota populasi tidak diketahui pengambilan

86

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

sampel biasanya dilakukan secara tak acak atau Non random Sampling

2) Non Probability

Tidak semua individu atau elemen dalam populasi mendapat peluang atau kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel Jadi teknik Non Probability bersifat subyektif bergantung kepda selera peneliti yang akan mengambil sampel MIsalnya pada incidental sampling yang diambil hanya individu-individu yang kebetulan dijumpai seperti orang-orang di pinggir jalan mahasiswa yang sedang masuk warung untuk mengetahui besar pengeluaran mereka sebulan Generalisasi yang dibuat sudah tentu tidak memberikan taraf keyakinan yang tinggi kecuali jika populasinya homogen

a) Judgement

Judgement sampling adalah sampling berdasarkan pendapat atau pertimbangan-pertimbangan tertentu tanpa mempertimbangkan subyek-subyek yang diambil sebagai sampel itu mewakili populasi sub populasi atau tidak bukan sebuah persoalan Keuntungan teknik ini ialah bahwa melaksanakannya lebih mudah murah dan cepat Hasilnya berupa kesan-kesan umum yang masih kasar yang tak dapat dipandang sebagai generalisasi umum Dalam sampel dapat dengan sengaja kita masukkan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri yang kita inginkan Kelemahannya ialah kecenderungan memiih orang yang mudah didekati bahkan yang dekat pada kita yang mungkin ada biasnya dan memiliki ciri yang tidak dimiliki populasi dalam keseluruhannya

b) Quota

Sampling kuota adalah teknik memilih sampel yang

87

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

mempunyai cirri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan Jumlah subyek yang akan diselidiki ditetapkan lebih dahulu Jika kuota telah ditentukan mulailah peneyelidikan dan tentang siapa yang akan dijadikan responden terserah kepada team pengumpul data Misalnya Untuk responden wisatawan mancanegara ditetapkan kuota sebagai berikut

10 orang warganegara Inggris 15 orang warganegara Australia 20 orang warganegara Jepang

c) Chunk

Sampel chuck biasanya hanya merujuk pada kelompok yang kebetulan tersedia saat dibutuhkan Misalnya peneliti mewawancarai lima orang di jalan tentang beberapa topik yang sedang menjadi hot issues yang mungkin tidak mewakili seluruh populasi dan bahkan tidak mewakili siapapun yang berada di jalanan di mana wawancara itu dilakukan

73 Penentuan Jumlah Sampel

1) Rumus Slovin (Jika Jumlah Populasi diketahui)

Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya Sebaliknya sampel yang terlalu besar dapat mengakibatkan pemborosan biaya penelitian

Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al 1960182) sebagai berikut

88

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

dimana n jumlah sampel N jumlah populasi e batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Untuk menggunakan rumus ini pertama ditentukan berapa batas

toleransi kesalahan Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan

dengan persentase Semakin kecil toleransi kesalahan maka

semakin akurat sampel menggambarkan populasi Misalnya

penelitian dengan batas kesalahan 5 berarti memiliki tingkat

akurasi 95 Penelitian dengan batas kesalahan 10 memiliki

tingkat akurasi 90 Dengan jumlah populasi yang sama

semakin kecil toleransi kesalahan semakin besar jumlah sampel

yang dibutuhkan

Contoh

Sebuah hotel berbintang di Bali memiliki 1000 karyawan dan akan dilakukan survei dengan mengambil sampel Berapa sampel yang dibutuhkan apabila batas toleransi kesalahan 5

Dengan menggunakan rumus Slovin

n = N ( 1 + N esup2 ) = 1000 (1 + 1000 x 005sup2) = 28571 dibulatkan menjadi 286 dengan demikian jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 286 karyawan

2) Berdasarkan Jumlah Indikator (Jika Jumlah tidak

diketahui)

Jika jumlah populasi tidak diketahui jumlah responden

penelitian dapat ditentukan dengan merujuk pada persyaratan

jumlah sampel minimal pada analisis tertentu seperti Analisis

SEM-AMOS yaitu antara 100 hingga 200 sampel Jumlah

sampel sebesar 400 orang tersebut telah dianggap cukup

memadai dan disarankan menggunakan teknik ML (maksimum

likehood) atau GLS (generelaized least squares) Begitu juga halnya

dengan analisis faktor besarnya jumlah sampel tergantung

89

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

pada jumlah indikator yang minimalkan dikalikan 5 kalinya Misalnya seorang peneliti menentukan 20 indikator penelitian maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 20 x 5 = 100 orang (Ferdinand 200248)

90

91

T

BAB VIII

PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS PENELITIAN

81 Teknik Analisis Data

eknik analisis data secara umum dibagi atas dua yaitu Teknik Analisis Data Kualitatif dan Teknik Analisis Data

Kuantitatif

1) Teknik analisis data kualitatif

a) Proses mengatur urutan data mengorganisasiknnya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Patton 1980 Moleong 2000)

b) Proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (anggapan) seperti yang disarankn oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu (Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000)

c) Proses mengorganisasikn dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankn oleh data

d) Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif yatu sesudah meninggalkan lapangan

e) Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin dan bahkan membeku atau malah menjadi kadaluarsa

f) Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha

92

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti

g) Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau utk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan

2) Teknik analisis data kuantitatif a) Proses analasis data kuantitatif dimulai dengan menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber (wawancara pengamatan dokumen resmi gambar foto dan sebagainya) mereduksi data dengan cara membuat abstraksi (rangkuman inti) menyusun dalam satuan- satuan dikategorisasi koding mengadakn pemeriksanaan keabsahan data dan menafsirkn data menjadi suatu teori substantif dg menggunakan beberapa metode tertentu

b) Proses analisis data kuantitatif secara garis besar dapat dibagi ke dalam beberapa tahap yaitu editing coding frekuensi tabulasi dan analisis data

(1) Editing adalah memeriksa kembali seluruh berkas data apakah terdapat kekeliruan dalam pengisian kepalsuan dan sejenisnya Pada umumnya editing itu dilakukan terhadap pengumpulan data melalui kuesioner yang disusun secara terstruktur dan diisi lewat wawancara formal Editing dapat dilaksanakn semasih di lapangan atau di lokasi penelitian atau dapat dilakukan setelah kembali dari lapangan atau lokasi Melalui pelaksanaan editing yang cermat dan hati- hati diharapkn data yang berhasil dikumpulkan meningkat mutunya sehingga hasil temuan meningkat kualitasnya Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa kembali berkas data antara lain Dipenuhi tidaknya ketentuan-ketentuan yang

telah ditetapkn dalam penarikan sampel

Nama dan kelengkapan identitas pengisi Kelengkapan isi jawaban

93

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Kejelasan makna jawaban dan

relevansi jawabannya

Konsistensi jawaban satu sama lainnya

Kekeliruan pekerja lapangan di

dalam menjelaskn kuesioner kepada responden

Tingkat kekeliruan di dalam memilih

responden dan kepalsuan isi jawaban

Bagan 81 Skhema Teknik Analisis Data

Deskriptif Kualitatif

(Mengatur Mengurutkn Mengelompokkn Memberi Kode

Mengkategorikan mengartikan dan Menginterpretasikan

atau Menafsirkan)

Teknik

Analisis Data KUALITATIF

Analisis SWOT

P H A

Tabel (Silang

Frekuensi) Grafik Diagram Batang dan Diagram Lingkaran

Teknik Analisis

Data

Teknik Analisis Data KUANTITATIF

Statistik

Deskriptif

Rata-rata Hitung

Median dan Modus

Varian dan Standard

Deviasi

Ekonometrika

1 Model Simultan 2 Model Sederhana

lainnya

Uji-t Uji Z

Model Optimasi (Operation Research)

1 Linear Program

2 Non Linear Programming

3 Integer Programming

4 Gooal Programmning

5 Dynamic Programming

7 Teori Antrean

8 Teori Pengambilan Keputusan

9 Teori Permainan

10 Simulasi

Model Makro Regional

1 Model Input-Output Leontief

Regional dan Interregional

2 Model SAM Regional dan

Interregional CGE

3 Location Quotion (LQ)

4 Teori Basis Export

Parametrik

Statistik Inferensia

Induktif

Non Parametrik

Uji Korelasi

One dan Two Way Anova

Regresi Sederhana dan Ganda

Multivariat

Cluster DIscriminant dan Factor Analysis Priciple Component Analysis Path analysis

SEM

Policy Analysis Matrix (PAM) Chisquare Wilcoxon Test Korelasi Rank

Sign Test

Cochran Test

Sumber Antara 2010

94

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

(2) Coding adalah proses kegiatan pemberian tanda atau simbul

atau kode setiap data yang termasuk dalam kategori yang sama Kode atau tanda tersebut bisa dalam bentuk huruf atau angka

(3) Menghitung frekuensi adalah menghitung jumlah jawaban masing-masing kategori

(4) Tabulasi data adalah menyusun data dalam bentuk tabel- tabel untuk setiap variable Cara melakukan tabulasi dapat dibedakan dua cara (a) tabulasi tunggalsederhana (simple tabulation) adalah tabulasi yang disusun dalam bentuk tabel satu kolom tunggal secara vertikal dan (b) tabulasi silang (cross tabulation) adalah setiap kesatuan data yang berhasil dikumpulkan dipecah lebih lanjut menjadi dua atau lebih sub-kesatuan

(5) Analisis data adalah menganalisis data yang telah diekstrak dari tabel-tabel menggunakan alat statistik baik statistik deskriptif maupun statistik inferensia (parametrik atau non paramterik)

(6) Pembahasan adalah memberikan interpretasi atau penafsiran atau arti terhadap hasil analisis data apakah hipotesis ditolak atau diterima dan mengkaitkannya dengan temuan- temuan peneliti lain Jika ditolak harus ditelusiri mengapa ditolak dan kemungkinan ini merupakan temuan baru sedang teori lama mungkin sudah tak berlaku lagi (kegiatan ini tidak termasuk dalam analisis data)

Teknik analisis data kuantitatif secara umum dibagi dua yaitu

(1) statistik deskriptif dan ini ada beberapa macam teknik

analisis seperti Tabel-tabel rata-Rata Modus Median Varian

Standar Deviasi dan lainnya dan (2) statistik inferensiainduktif

Inipun secara umu dibagi menjadi dua macam yaitu statistik

non parametrik dan statistik parametrik (lihat Gambar Skhema

Teknik Analisis Data)

95

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

82 Statistik Deskriptif

[1] Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsi atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau menjeneralisasi

[2] Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya

[3] Bila penelitian dilakukan pada sampel analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif ataupun inferensia

[4] Statistik deskriptif dapat digunakan bila penelitian hanya ingin mendeskripsikn data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil Namun bila ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensia

83 Statistik Inferensia

(Statistik InduktifStatistik Probabilitas) a) Statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel

dan hasilnya diberlakukan untuk menjeneralisasi populasi Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel yang diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel juga benar serta dilakukan secara random

b) Statistik ini disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkn data sampel yang kebenarannya bersifat peluang (probabilitas) kesalahan keberanan dinyatakan dalam persentase Bila taraf peluang kesalahan 5 berarti taraf kebenarankepercayaan 95 dan sebagainya dan ini lazim disebut taraf signifikansi Artinya fenomena itu berlaku benar 95 dari 100 sampel yang diambil dari populasi

96

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tabel 81 Perbedaan Statistik Parametrik dan Non

Parametrik

Statitik Parametrik Statistik Non Parametrik

1 Parameter populasi me- nyebar normal

1 Parameter populasi meng- abaikan sebaran

2 Data berasal dari nilai-ni- lai pengamatan nyata yang bersifat angka (rasio) atau paling tidak dalam skala interval

2 Data berasal dari nilai-nilai yang tidak bersifat nyata atau data nominal atau ordi- nal (order=tingkatan=skala)

3 Umumnya sifat data kuantitatif atau dapat di- jumlahkan dikurangkan dikalikan atau dibagi

3 Umumnya sifat data kualitatif tetapi kemudian dikuantifikasi dengan cara menskor atau kategori

4 memusatkan perhatian pada perbedaan nilai ten- gah (mean)

4 Memusatkan perhatian pada perbedaan median

5 Sampel atau cuplikan relatif besar agar cenderung me- nyebar normal (gt 30 unit)

5 Dapat digunakan dalam sampel (cuplikan) kecil (lt 30 unit)

97

U

BAB IX

ANALISIS SWOT DESKRIPTIF KUALITATIF UNTUK PARIWISATA

91 Analisis S-W-O-T

mumnya analisis ini digunakan dalam penelitian kualitatif yang berorientasi pada pemaknaan terhadap

suatu objek penelitian dan peneliti sekaligus sbg instrumen penelitian Metode yang digunakan pada analisis ini adalah deskriptif kualitatif dan interpretatif Analisis berupaya untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan data agar diperoleh pemahaman tentang data sesuai dengan tujuan penelitian Berdasarkan analisis kualitatif sejak observasi data telah dianalisis atau ditafsirkan oleh peneliti

Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis kualitatif identifikasi kategorisasi atau klasifikasi dan sekaligus analisis terhadap berbagai informasi yang diperoleh dari lapangan dan senantiasa mendasarkan pada kajian pustaka dan kajian teori yang telah dilakukan sebelumnya Di samping itu juga dilakukan interpretasi data dengan cermat dan mendalam yakni penafsiran yang menggunakan pengetahuan ide-ide dan konsep yang ada pada masyarakat di tempat penelitian

Analisis data kualitatif adalah proses mengatur urutan data mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar Selanjutnya memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Moleong 2000) Analisis data kualitatif adalah proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis

98

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

itu (Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) Analisis data kualitatif adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif yaitu sesudah meninggalkan lapangan Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin bahkan membeku atau malah menjadi kadaluarsa Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan

Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai faktor secara strategis berdasarkan intuisi (pemahaman dan pengetahuan) ekspert terhadap suatu objek

Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) Analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan serta lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan atau dianggap perusahaan

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal berupa peluang dan ancaman dengan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan sehingga hasil analisisnya dapat diambil suatu keputusan strategi bagi perusahaan atau dianggap perusahaan

Proses pembuatan analisis SWOT dapat dilakukan melalui empat tahap penentuan strategi dibangun untuk suatu perusahaan melalui matrik SWOT Tahapan yang dimaksud

99

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

adalah

[1] Buat daftar peluang eksternal perusahaan (atau objek wisata)

[2] Buat daftar ancaman eksternal perusahaan (atau objek wisata)

[3] Buat daftar kekuatan internal perusahaan (atau objek wisata)

[4] Buat daftar kelemahan internal perusahaan (atau objek wisata)

Berdasarkan point 1-4 akan dapat dirumuskan strategi

umum (Grand Strategy) melalui matriks IFAS dan EFAS dan

strategi alternatif (Alternative Strategy) melalui matriks

SWOT sebagai berikut

92 Analisis Matriks I-F-A-S

Setelah faktor strategi internal diidentifikasi maka perlu dilakukan analisis dengan matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dengan tahapan sebagai berikut (lihat tabel berikut)

[1] Buatlah daftar faktor-faktor internal yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses)

[2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot sama dengan satu

[3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan yang memiliki nilai 1 (sangat lemah) 2 (tidak begitu lemah) 3 (cukup kuat) 4 (sangat kuat) Jadi nilai (rating) mengacu pada kondisi perusahaan atau objek wisata (jika yang di SWOT objek wisata)

[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai skornya

[5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang dinilai Jika nilainya di bawah 15

100

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

menandakan bahwa secara internal perusahaan atau objek adalah lemah sedangkan nilai yang berada di atas 25 menunjukkan posisi internal yang kuat

Tabel Matrik 91 IFAS (Internal Factors Analysis Strategy)

Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan

Faktor Strategi Inter- nal

Bobot Rating Nilai

(bobot x rating)

Kekuatan

1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

Kelemahan

1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

Total 100

Sumber Umar (2002)

93 Analisis Matriks EFAS

Jika telah diidentifikasi faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman maka dilanjutkan dengan analisis faktor- faktor strategis eksternal (External Factor Analysis Summary) dengan tahapan di bawah ini

[1] Buatlah daftar faktor-faktor eksternal yaitu peluang (opportunity) dan ancaman (threat)

[2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot sama dengan satu

[3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masingfaktorpeluangdanancamanyangmemiliki nilai 1 (sangat berpeluang) 2 (tidak begitu berpeluang) 3

101

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

(cukup berpeluang) 4 (sangat berpeluang)

[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-maisng faktor untuk menentukan nilai skornya

[5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang dinilai Jika nilainya dibawah 25 menandakan bahwa secara eksternal perusahaan atau objek adalah terancam sedangkan nilai yang berada di atas 25 menunjukkan posisi eksternal yang berpeluang besar

Tabel 92 Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Strategy)

Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai (bobot x rating)

Peluang

1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

Ancaman

1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip helliphellip

Total 100

Sumber Umar (2002)

Dari nilai total faktor internal dan eksternal maka dilakukan

plotting pada matrik internal-eksternal berupa diagram sembilan

sel seperti gambar di bawah

102

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tabel 93 Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X

TOTAL NILAI IFAS

T O

T A L

N I L A I

E F A

S

4 3 2 1

3

I Tumbuh dan bina (konsen-

trasi via integrasi vertical)

II Tumbuh dan bina (konsentrasi via

integrasi horizon- tal)

III Pertahankan dan pe- lihara

(pertumbuhan berputar )

2

IV Tumbuh dan bina

V Pertahankan dan pelihara

(strategi tidak berubah)

VI

Panen atau divestasi (kawasan terikat atau

jual habis kewasp- adaan)

1 VII Pertahankan dan pelihara

(diver- sifikasi konsen- trasi)

VIII Panen atau divestasi (diversi- fikasi kongklom-

erasi)

IX Panen atau divestasi

(likuidasi)

Sumber Rangkuti 2001

Tahapan perumusan strategi alternatif melalui matriks SWOT

sebagai berikut [1] Letakkan daftar kelemahan kekuatan peluang dan

ancaman di sel masing-masing pada matriks SWOT [2] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-

kekuatan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam sel strategi SO (Strengths Opportunities)

[3] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan- kelemahan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam strategi WO (Weakneses Opportunities)

[4] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan- kekuatan dan ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi ST (Strengths Threaths)

103

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

[5] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-

kelamahan dan ancaman-ancaman kemudian catat

hasilnya dalam sel strategi WT (Weakneses Threaths)

[6]

Tabel 94 Matriks SWOT

IFAS

EFAS

Kekuatan (S) Tentukan factor kekua- tan

Internal

Kelemahan (W) Tentukan factor kelema-

han Internal

Peluang (O) Tentukan factor

Peluang Eksternal

Strategi SO Ciptakan Strategi yang

menggunakan kekua- tan untuk memanfaat-

kan peluang

Strategi OW Ciptakan Strategi yang

meminimalkan kelema- han untuk memanfaatkan

peluang

Ancaman (T) Tentukan factor

ancaman Eksternal

Strategi ST Ciptakan strategi yang

menggunakan kekua- tan untuk mengatasi

ancaman

Strategi TW Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelema- han dan menghindari

ancaman

Diadopsi dari Rangkuti 2001

Penjelasan

a) Strategi SO (Strengths Opportunities) Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran objek yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya

b) Strategi ST (Strengths Threaths) Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki objek untuk mengatasi ancaman

c) Strategi WO (Weaknesses Opportunities) Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada

d) Strategi WT (Weaknesses Threaths) Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang

104

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

ada serta menghindari ancaman

94 Analisis Q-S-P-M (Quantitative Strategics Planning

Matrix) Analisis QSPM untuk menetapkan ketertarikan relatif

(relative attractiveness) dari strategi-strategi bervariasi yang telah dipilih dan menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan Untuk mengetahui strategi yang paling baik dapat dilihat dari hasil analisis QSPM yang mendapat Total Score Attractivness yang tertinggi dari beberapa alternatif strategi yang telah dipilih

QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor-faktor internalndashexternal yang telah diidentifikasi sebelumnya

Secara konseptual tujuan QSPM adalah untuk menetapkan ketertarikan relatif (relative attractivness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih dan untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan (Umar 1999) Cara membuat tabel QSPM adalah sebagai berikut [1] Buatlah daftar peluang ancaman kekuatan dan kelemahan

di sebelah kiri QSPM Informasi ini diambil dari EFAS dan IFAS matriks

[2] Beri weight pada masing-masing eksternal dan internal Weight ini sama dengan yang ada pada EFE dan IFE matriks sebagai matriks stage I

[3] Teliti matriks-matriks pada stage II dan identifikasikan alternatif strategi yang dapat direkomendasikan dari hasil matriks SWOT dan Matriks SPACE

[4] Tetapkan Attractive Score (AS) yaitu nilai yang menunjukkan ketertarikan relatif untuk masing-masing strategi yang dipilih AS ditetapkan dengan cara meneliti faktor internal dan eksternal dan bagaimana peran dari tiap faktor dalam

105

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

proses pemilihan strategi yang sedang dibuat Batasan nilai Attractives Score adalah 1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = menarik dan 4 = sangat menarik

[5] Hitunglah Total Attractiveness Score yang didapat dari perkalian weight dengan Attractives Score pada masing- maisng baris Total Attractiveness Score menunjukkan relative attractives dari masing-masing alternatif strategi

[6] Jumlahkan semua Total Attractiveness Score pada masing- maisng kolom QSPM Dari beberapa nilai TAS yang didapat nilai TAS dari alternatif strategi tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang menjadi pilihan utama Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan yang terakhir

Tabel 95 QSPM (Quantitative Strategics Planning Matrix)

Faktor Utama Weight Alternatif Strategi

Strategi I Strategi II Strategi III

AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Eksternal 1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

Faktor Internal 1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

Total

Sumber Umar 2002

AS = Attractiveness Score TAS = Total Attractiveness Score

Penggunaan Analisis SWOT

Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata pada Taman Kupu-kupu Mutiara Kabupaten Jembrana Bali

106

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

1 Pembobotan dan Penentuan Kekuatan serta Kelemahan

Indikator-indikator Internal

No

Indikator Internal

Keanekaragaman jenis kupu-kupu

Bobot ()

Rating

Keterangan

1 690 325 Kekuatan

2 Keunikan penangkaran 661 305 Kekuatan

3 kondisi lanskap (landscape) 591 305 Kekuatan

4 Harga tiket masuk 596 290 Kekuatan

5 Harga marchendise 413 240 Kelemahan

6 Harga minuman 500 290 Kekuatan

7 Kemudahan dalam mencapai lokasi

477 235 Kelemahan

8 Kejelasan jalur rute yang dilalui menuju objek wisata

512 230 Kelemahan

9 Penyampaian informasi mela- lui mass media cetak (broshur Pamfletdan lainnya)

512 260 Kekuatan

10 Penyampaian informasi melalui website

555 270 Kekuatan

11 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan)

395 250 Kelemahan

12 Kemampuan petugas berkomu- nikasi dalam berbagai bahasa

543 235 Kelemahan

13 Program pendidikan dan pelati- han bagi petugas

445 175 Kelemahan

14 Penampilan petugas 244 175 Kelemahan

15 Keramahtamahan petugas 280 175 Kelemahan

16 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet )

550 310 Kekuatan

17 Sarana dan prasarana yang me- madai ( tempat parkir )

560 355 Kekuatan

18 Rute perjalanan pengunjung dida- lam taman kupu-kupu

463 155 Kelemahan

107

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

No

Indikator Internal

Proses penyambutan kedatangan wisatawan

Bobot ()

Rating

Keterangan

19 495 250 Kelemahan

20 Pelayanan yang diberikan 520 300 Kekuatan

TOTAL 100

3 Pembobotan dan Penentuan Peluang serta Ancaman

Indikator-indikator Eksternal

No

Indikator Eksternal Bobot ()

Rating

Keterangan

1 Penerapan teknologi informasi 775 265 Peluang

2 Sumber daya manusia yang professional

798 270 Peluang

3 Keamanan pengunjung 772 325 Peluang

4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 Peluang

5 Lokasi objek wisata 817 335 Peluang

6 Pemandangan alam sekitar 727 315 Peluang

7 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata

618 245 Ancaman

8 Bantuan dan dukungan pemer- intah

607 205 Ancaman

9 Peran serta masyarakat 648 205 Ancaman

10 Pengawasan masyarakat terh- adap objek wisata

670 260 Peluang

11 Kondisi ekonomi regional dan nasional

641 265 Peluang

12 Kondisi ekonomi global 631 250 Ancaman

13 Keanekaragaman pengunjung 785 345 Peluang

14 Motivasi pengunjung 745 330 Peluang

TOTAL 100

108

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

5 Internal Strategic Factor Analysis Summary Matrix (IFAS

Matrix)

Faktor strategis internal Bobot

()

Rating

Skor

Kekuatan (strenghts)

1 Sarana dan prasarana yang me- madai ( tempat parkir )

2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu

3 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet )

4 Kondisi lanskap (landscape)

5 Keunikan penangkaran

6 Pelayanan yang diberikan

7 Harga tiket masuk

8 Harga minuman

9 Penyampaian informasi melalui website

10 Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur )

Kelemahan (weakness)

1 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan)

2 Proses penyambutan kedatangan wisatawan

3 Harga marchendise

4 Kemampuan petugas berkomu- nikasi dalam berbagai bahasa

5 Kemudahan dalam mencapai lokasi

6 Kejelasan jalur rute yang dilalui menuju objek wisata

7 Penampilan petugas

8 Program pendidikan dan pelatihan bagi petugas

9 Keramahtamahan petugas

10 Rute perjalanan pengunjung dida- lam taman kupu-kupu

560

690

550

591

661

520

596

500

555

512

395

495

413

543

477

512

244

445

280

463

355

325

310

305

305

300

290

290

270

260

250

250

240

235

235

230

175

175

175

155

020

022

017

018

020

016

017

015

015

013

010

012

010

013

011

012

004

008

005

007

Total 100 265

109

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Skor dari Matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil

rata-rata pembobotan masing-masing indikator internal yang dikalikan dengan hasil rata-rata rating masing-masing indikator internal maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator internal Setelah itu skor dari seluruh indikator-indikator internal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan internal Hasil skor dari matrik IFAS pada Tabel di atas adalah 265

6 External Strategis Factor Analysis Summary (EFAS)

Faktor strategis eksternal Bobot ()

Rat- ing

Skor

Peluang (opportunities)

1 Keanekaragaman pengunjung

2 Lokasi objek wisata

3 Motivasi pengunjung

4 Keamanan lokasi objek wisata

5 Keamanan pengunjung

6 Pemandangan alam sekitar

7 Sumber daya manusia yang profe- sional

8 Penerapan teknologi informasi

9 Kondisi ekonomi regional dan na- sional

10 Pengawasan masyarakat terhadap objek wisata

Ancaman (threats)

1 Kondisi ekonomi global

2 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata

3 Peran serta masyarakat

4 Bantuan dan dukungan pemerintah

785

817

745

765

772

727

798

775

641

670

631

618

648

607

345

335

330

330

325

315

270

265

265

260

250

245

205

205

027

027

025

025

025

023

022

021

017

017

016

015

013

012

Total 100 285

110

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Skor dari matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil

rata-rata pembobotan masing-masing indikator eksternal yang dikalikan dengan hasil rata-rata rating masing-masing indikator eksternal maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator eksternal Setelah itu skor dari seluruh indikator-indikator eksternal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan eksternal Hasil skor dari matrik EFAS pada Tabel di atas adalah 285

7 Penentuan Posisi Organisasi Saat ini

Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X

Total nilai ifas

T O T A L

N I L A I

E F A S

4 3 (285) 2 1

3

I

Tumbuh dan bina (konsentrasi via

integrasi vertical)

II

Tumbuh dan bina (konsentrasi via

integrasi horizontal)

III Pertahankan dan pelihara

(pertumbuhan berputar )

(265)

2

IV Tumbuh dan bina

V Pertahankan dan pelihara

(strategi tidak berubah)

VI Panen atau divestasi (ka- wasan terikat atau jual habis kewaspadaan)

1 VII Pertahankan dan pelihara

(diversi- fikasi konsentrasi)

VIII Panen atau divestasi (diversifikasi kong-

klomerasi)

IX Panen atau divestasi (likui-

dasi)

8 Matrik SWOT

Setelah mengetahui posisi pertumbuhan dari objek wisata Taman Kupu-kupu serta strategi yang akan digunakan untuk mengembangkannya maka selanjutnya akan dilakukan analisa terhadap faktor-faktor internal dan eksternal dengan

111

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

menggunakan matrik SWOT sehingga dapat diperoleh langkah-langkah yang akan diambil sebagai suatu strategi

pengembangan

Matrik SWOT

STRENGHTS (S)

WEAKNESESS (W)

EFAS

IFAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sarana dan prasarana yang memadai (tempat parkir ) Keanekaragaman jenis kupu-kupu Fasilitas pendu- kung yang tersedia (toilet) Kondisi lanskap (landscape) Keunikan penang- karan

Pelayanan yang diberikan Harga tiket masuk Harga minuman Penyampaian informasi melalui website Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur )

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Penyampaian infor- masi melalui mass media audio visual (iklan) Proses penyambu- tan kedatangan wisatawan Keterjangkauan harga merchandise Kemampuan petu- gas berkomunikasi dalam berbagai bahasa Kemudahan dalam mencapai lokasi Kejelasan jalurrute yang dilalui menuju objek wisata Penampilan petugas Program pendidi- kan dan pelatihan bagi petugas Keramahtamahan petugas

Rute perjalanan pengunjung dida- lam taman kupu- kupu

112

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

OPPORTUNITIES (O) 1 Keanekaragaman

pengunjung 2 Lokasi objek

wisata 3 Motivasi pengun-

jung 4 Keamanan lokasi

objek wisata 5 Keamanan pen-

gunjung 6 Pemandangan

alam sekitar 7 Sumber daya

manusia yang professional

8 Penerapan teknologi infor- masi

9 Kondisi ekonomi regional dan nasional

10Pengawasan masyarakat terh- adap objek wisata

STRATEGI SO Bekerjasama dengan

masyarakat dalam mengawasi objek wisata Taman Kupu- kupu

Meningkatkan keamanan baik keamanan pen- gunjung maupun keamanan lokasi objek wisata

Membangun pen- angkaran kupu- kupu dilokasi lain

STRATEGI WO

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibidang pari- wisata

THREATS (T) 1 Kondisi

ekonomi global

2 Kebijakan pemerntah dibidang pariwisata

3 Peran serta masyarakat

4 Bantuan dan dukungan pemerinah

STRATEGI ST M e m b e r i k a n

p e r b e d a a n harga tiket masuk

Pemberdayaan masyarakat

STRATEGI WT Promosi dan

publikasi secara besar-besaran dan dilakukan dengan gencar Meningkatkan

jenis pelayanan yang ditawar- kan

Meningkatkan peran serta pemerintah

113

G

BAB X

THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN DAN PARIWISATA

101 Logika Kerja SPC

ambar 111 menjelaskan rangkaian atau rantai hubungan strategi operasi dan sistem penyampaian jasa dalam

suatu perusahaan dengan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan pertumbuhan pendapatan yang dicapai oleh perusahaan sebagai berikut

Gambar 111 Rantai Pelayanan (SPC)

Internal

Service

Quality

Fasilitas

Kerja

Motivasi

Material dan

Non Material

Employee

Satisfaction

(Kepuasan

Karyawan

Hotel)

External

Service

Values

(Kualitas

Pelayanan

Karyawan

Hotel)

Customer

Satisfaction

(Kepuasan

Wisatawan)

Customer

Loyalty

(Loyalitas

Wisatawan)

Revenue Growth

(Pendapatan)

Profitability (Keuntungan)

Sumber Hesket (1994)

James Hesket dan koleganya (1994) telah memberikan

kontribusi yang penting pada diskusi tentang efek dari pelayanan

yang baik pada pelanggan dalam pendapatnya tentang rantai

keuntunganpelayananSehubungandengankepuasanpelanggan

dipandang sebagai fungsi dari nilai yang diciptakan pelanggan

114

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

melalui kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan dan karyawan-karyawannya Kepuasan tersebut dipandang memberikan kontribusi besar bagi bertahannya pelanggan dan selanjutnya kemampuan menghasilkan keuntungan Model Hesket tentang rantai keuntungan pelayanan terutama penting karena model tersebut mengakui bahwa kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan adalah sebuah fungsi dari tingkat kepuasan karyawan yang bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan

Dari Gambar 81 terlihat bahwa proses ini dimulai dari terbentuknya operating strategy and service delivery system yaitu kepuasan karyawan dan loyalitas karyawan sebagai akibat dari persepsi mereka yang sangat baik terhadap kualitas pelayanan internal yang mereka peroleh selama ini Ini menjelaskan bahwa kepuasan karyawan berhubungan dengan ketepatan dan kenyamanan disain pekerjaan jenis pekerjaan proses seleksi dan pengembangan pengakuan dan penghargaan serta peralatanfasilitas untuk melakukan pelayanan kepada ldquothe next processrdquo (because the next process is your customers) akan mendorong terjadinya suatu proses pelayanan internal secara dua arah dalam artian

ldquoAnda melayani dengan baik Anda juga dilayani dengan baikrdquo

Menurut Heskett dan koleganya loyalitas karyawan yang

diberikan berupa keinginan karyawan untuk bekerja lebih

lama (employee retention) dan juga meningkatkan produktivitas

kerjanya (employee productivity) Pada gilirannya loyalitas

karyawan tersebut akan mampu menumbuhkan kualitas

pelayanan eksternal yang akan mampu memuaskan pelanggan

Pelanggan yang puas akan cenderung bersikap loyal dan

pelanggan yang bersifat loyal akan merupakan modal bagi suatu

perusahaan untuk memupuk laba atau profit dan pertumbuhan

pendapatan pada perusahaan yang menjadi business results yang

115

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

diberkan oleh pelanggan

Perlunya memperhatikan sumber daya manusia karena sifat yang inseparability (proses produksi dan konsumsi jasa terjadi secara bersamaan) dan variability (variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung pada siapa kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan maka kerjasama antara perusahaan jasa dalam hal ini diwakili oleh karyawan dengan pelanggannya sangat dibutuhkan Oleh sebab itu kualitas jasa terkait erat dengan kinerja manusia Hal ini sesuai dengan pendapat Zeithaml dan Bitner (2000) yang mengatakan kontak karyawan mewakili organisasi dan dapat secara langsung mempengaruhi kepuasan pelanggan Menurut Rucci (1998) titik tolak ldquoThe Service-Profit-Chainrdquo tidak terlepas dari tujuan mendasar dari keseluruhan entitas bisnis secara umum yaitu menaikkan laba dari aktivitas operasionalnya meningkatkan produktivitas serta meningkatkan pertumbuhan pendapatan

Ketika sebuah perusahaan memberikan nilai bagi karyawan-karyawannya perusahaan tersebut meningkatkan nilai yang akhirnya akan disampaikan kepada pelanggan Banyak hal yang diinginkan karyawan dari pekerjaannya sama dengan yang diingikan pelanggan dari bisnis-bisnis mereka Kepuasan rasa hormat dan nilai keseluruhannya penting ditempat kerja Bukan rahasia lagi kalau karyawan yang puas bisa jadi lebih memberikan pelayanan berkualitas tinggi baik untuk perusahaan maupun untuk pelanggan eksternal daripada mereka yang tidak puas dengan pekerjaannya Karena itu perusahaan yang ingin memberikan pelayanan istimewa dan meningkatkan kepuasan pelanggan pertama-tama harus memusatkan perhatian pada kualitas pelayanan yang diberikan dalam organisasi tersebut

102 Kualitas layanan internal (internal service quality)

Industri jasa seringkali dikarakteristikkan sebagai transaksi dari suatu hal yang tidak berwujud antara penyedia jasa dan

116

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

konsumen (Gronroos 1990) kualitas dari penyedia jasa atau yang disebut juga layanan internal memiliki pengaruh langsung terhadap proses penyampaian jasa dan kepuasan konsumen Seperti yang dikatakan oleh Pillai dan Bagavathi (2003) bahwa kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi tidaklah tergantung pada peralatan mesin-mesin maupun materi lain tetapi justru pada sumber daya manusianya Demikian pula di industri jasa sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai pelaksana dan penunjang operasional dan manajemen industri jasa tersebut

Selain sebagai pilar dalam organisasi Azzohlini (1993) menyebutkan bahwa karyawan merupakan aset penting untuk membedakan satu organisasi dengan organisasi lain dimana karyawan yang berkualitas akan menjadi keunggulan yang kompetitif bagi organisasi (Cheng 2000) Sebagai tambahan dalam artikelnya ldquoA Study on the Factors of Internal Service Quality-Nurse for examplerdquo Cheng menyatakan adanya korelasi yang positif antara kualitas layanan internal dengan kepuasan karyawan Beberapa faktor yang terkandung dalam kualitas layanan internal seperti tipe manajemen komunikasi antar departemen yang ada reward training job description yang jelas dan tanggung jawab yang tepat sangat berpengaruh terhadap kepuasan karyawan dalam bekerja dimana pada akhirnya akan berdampak langsung pada kinerja perusahaan Sebagai misal Roth dan Jackson (1995) dalam penelitian secara empirik di industri keuangan menemukan bahwa kualitas layanan internal berhubungan secara langsung dengan kinerja perusahaan (Siehoyono 2004)

Senada dengan pernyataan di atas OrsquoConnor (2001) dalam artikelnya Performance Management- Electrical Wholesaling menyatakan bahwa ldquopeople behave as they are measured and drive action as they are rewardedrdquo yang berarti orang berperilaku sebagaimana mereka diukur dan bertindak sebagaimana mereka di hargai Seperti yang dikemukakan oleh Vroom (1964) bahwa

117

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

setiap individu akan berusaha dengan harapan mendapat sesuatu namun seberapa keras usahanya juga tergantung dengan seberapa besar sesuatu yang diberikan kepadanya Heskett et al (1997) mengemukakan model The Service Profit Chain sebagai rangkaian sebab-akibat yang menghasilkan keuntungan dan pertumbuhan Model ini menyatakan bahwa kualitas layanan internal akan mempengaruhi kepuasan loyalitas dan produktivitas karyawan Fornell (1996) mengemukakan bahwa kepuasan karyawan akan pelayanan internal yang berkualitas akan mendorong tumbuhnya loyalitas karyawan dalam organisasi dan pada akhirnya akan mendorong penciptaan nilai pelayanan eksternal yang kemudian menentukan kepuasan pelanggan eksternal (Siehoyono 2004)

103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction)

Karyawan yang memiliki sikap perjuangan pengabdian disiplin dan kemampuan profesional sangat mungkin mempunyai prestasi kerja dalam melaksanakan tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna Karyawan yang profesional dapat diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu perpikir kerja keras bekerja sepenuh waktu disiplin jujur loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya (Hamid et al 2003)

Pengertian di atas menggambarkan bahwa penyempurnaan di bidang personalia hanya selalu mendapat perhatian untuk menuju karyawan yang profesional dengan berbagai pendekatan dan kebijaksanaan Untuk itu diperlukan adanya pembinaan penyadaran dan kemauan kerja yang tinggi untuk mencapai kinerja yang diharapkan Apabila karyawan penuh kesadaran bekerja optimal maka tujuan organisasi akan lebih mudah tercapai Peningkatan sikap perjuangan pengabdian disiplin kerja dan kemampuan profesional dapat dilakukan melalui serangkaian pembinaan dan tindakan nyata agar upaya peningkatan prestasi kerja dan loyalitas karyawan

118

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

dapat menjadi kenyataan Salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan adalah kepuasan karyawan

104 Loyalitas karyawan (employee loyalty)

Heskett menjelaskan karyawan yang loyal dan produktif tentu tidak otomatis terjadi tanpa terbangunnya terlebih dahulu rasa kepuasan dari dalam diri sang karyawan terhadap pekerjaannya atasannya peralatan dan fasilitas serta aspek- aspek lainnya Banyak terjadi karyawan dirsquotekanrsquo untuk bekerja demi mencapai target-target tertentu namun tidak didukung dengan peralatansarana otoritas bimbingan atasan sehingga alhasil berdampak kepada buruknya proses dan tentunya hasil akhir (produk) yang diberikan kepada pelanggan Dengan kata lain banyak perusahaan yang menekankan kepada kepuasan pelanggan tanpa banyak melihat bahwa salah satu kunci sukses dalam mencapainya adalah kepuasan karyawan karena baik buruknya Value yang diterima pelanggan seluruhnya berasal dari tangan-tangan karyawan yang bekerja di perusahaan Keluaran produk dan primanya pelayanan sudah pasti berasal dari para karyawan yang rdquobetahrdquo bekerja di perusahaan tidak hanya betah tetapi juga rdquobergerakrdquo dalam artian meningkat produktivitasnya Betah (employee retention) dan produktif (employee productivity) di sini tidak terpisahkan karena banyak kasus para karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun di perusahaan namun tidak memberikan nilai produktivitas kepada perusahaan

105 Nilai layanan eksternal (external service value)

Yang membuat pelanggan puas adalah apabila apa yang dikorbankannya lebih sedikit dari apa yang didapatkannya Hal ini tidak hanya dari sisi price tapi merupakan satu paket yang bernama rdquoservice deliveryrdquo Possitive Value inilah yang merupa- kan hasil akhir yang diterima (perceived) oleh pelanggan dan pada akhirnya mereka akan memiliki suatu pandangan (per-

119

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

ception) mengenai valuabletidaknya produkperusahaan Anda bagi mereka yang bermuara kepada puastidaknya mereka

106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction)

Telah menjadi suatu kepercayaan umum khususnya didunia bisnis bahwa kepuasan pelanggan menjadi salah satu kunci keberhasilan suatu usaha Hal ini dikarenakan dengan memuaskan konsumen organisasi dapat meningkatkan tingkat keuntungannya dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas (Barsky 1992)

107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty)

Loyalitas merupakan suatu proses panjang dan berkesinambungan dan dipupuk disepanjang perjalanan hubungan (relationship) antara pihak perusahaan dengan pelanggan Mustahil rasanya pelanggan akan loyal (kecuali terpaksa loyal akibat tidak ada pilihan lain atau monopoli) apabila sepanjang pengalamannya berinteraksi dengan pihak perusahaan dia tidak merasakan pemenuhan kebutuhan dan keinginannya

Manfaat yang dapat ditimbulkan dari loyalitas pelanggan bagi perusahaan yang Pertama konsumen yang puas terhadap barang dan jasa yang dikonsumsinya akan mempunyai kecenderungan untuk membeli ulang dari produsen yang sama Keinginan untuk membeli ulang sebagai akibat dari kepuasan ini adalah keinginan untuk mengulang pengalaman yang baik dan menghindari pengalaman yang buruk (Solomon 1996) Kedua kepuasan merupakan faktor yang mendorong adanya komunikasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth communication) yang bersifat positif (Solomon 1996) Bentuk dari komunikasi dari mulut ke mulut yang disampaikan oleh orang yang puas ini bisa berbentuk rekomendasi kepada calon konsumen lain dorongan kepada rekan untuk melakukan bisnis dengan penyedia dimana konsumen puas dan mengatakan hal-hal

120

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

yang baik tentang penyedia jasa dimana ia puas (Zeithaml et al 1996) Faktor terakhir atau Ketiga dari efek kepuasan konsumen terhadap perilaku adalah konsumen yang puas cenderung untuk mempertimbangkan penyedia jasa yang mampu memuaskan sebagai pertimbangan pertama jika ingin membeli produk atau jasa yang sama Faktor terakhir ini dikenal sebagai faktor kognitif yang ditimbulkan oleh adanya kepuasan (Gremler dan Brown 1997) Dari diskusi diatas nampak bahwa kepuasan pelanggan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku konsumen baik konsumen yang ada maupun potensial

108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth)

Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus bisnis (Fauzi 1995) Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki produk atau jasa secara signifikan memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang biak Perusahaan dalam tahap ini mungkin secara aktual beroperasi dalam arus kas yang negatif dari tingkat pengembalian atas modal investasi yang rendah Sasaran keuangan dari bisnis yang berada pada tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan

Revenue Growth merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut Pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan juga pertumbuhan keuntungan dianggap penting bagi perusahaan yang menjual produk dan jasa ke publik

109 Profitabilitas (Profitability)

Housny dan Bachtiar telah berpendat tentang peningkatan manfaat aplikasi CRM dengan perhitungan Customer Profitability menjelaskan bahwa Profitability adalah ukuran tingkat kontribusi keuntungan tiap pelanggan terhadap total keuntungan

121

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

perusahaan Atau dengan kata lain seberapa menguntungkan seorang pelanggan di mata perusahaan Pelanggan yang menguntungkan harus dijaga agar loyal sehingga tidak berpindah ke jasa lain Jika belum menguntungkan hubungan dengan pelanggan perlu dikembangkan sampai menguntungkan Jika tetap tidak menguntungkan tidak ada salahnya mengurangi intensitas bahkan memutuskan hubungan daripada menjadi beban bagi perusahaan

1010 Hipotesis SPC

[1] Kualitas layanan internal memiliki korelasi dengan kepuasan karyawan

[2] Kepuasan karyawan memiliki korelasi dengan loyalitas karyawan

[3] Loyalitas karyawan memiliki korelasi dengan nilai layanan eksternal

[4] Nilai layanan eksternal memiliki korelasi dengan kepuasan pelanggan

[5] Kepuasan pelanggan memiliki korelasi dengan loyalitas pelanggan

[6] Loyalitas pelanggan memiliki dengan pertumbuhan pendapatan

[7] Loyalitas pelanggan memiliki korelasi dengan profitabilitas

[8] Pertumbuhan pendapatan memiliki korelasi dengan kualitas layanan internal

[9] Profitabilitas memiliki korelasi dengan kualitas layanan internal

Studi Kasus Analisis SPC pada Jasa Perhotelan

(1) Hubungan Internal Service Quality dengan Employee

Satisfaction (H1)

Besar hubungan antar variabel Internal Service Quality dan Employee Satisfaction terlihat tinggi dan

122

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Employee

Employee

Pearson Correlation Employee Loyalty

Employee Satisfaction 1000

783 783

1000 Sig (1-tailed) Employee Loyalty

Employee Satisfaction

000 000

N Employee Loyalty

Employee Satisfaction 81

81 81

81

berarah positif (searah) Ini berarti semakin tinggi Internal Service Quality yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 079) pada kepuasan karyawan dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig

0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

Employee

Internal

Service Pearson Correlation Employee Satisfaction

Internal Service Quality 1000

790 790

1000 Sig (1-tailed) Employee Satisfaction

Internal Service Quality

000 000

N Employee Satisfaction

Internal Service Quality 81

81 81

81

(2) Hubungan Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty (H2)

Besar hubungan antar variabel Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti semakin tinggi Employee Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0783) pada Employee Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig

0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

(3) Hubungan Employee Loyalty dengan External Service Value (H3)

Besar hubungan antar variabel Employee Loyalty dengan External Service Value terlihat tinggi dan berarah

123

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

positif (searah) Ini berarti semakin tinggi Employee Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0815) pada External Service Value dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig

0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

External

Employee

Pearson Correlation External Service Value

Employee Loyalty 1000

815 815

1000 Sig (1-tailed) External Service Value

Employee Loyalty

000 000

N External Service Value

Employee Loyalty 59

59 59

59

(4) Hubungan External Service Value dengan Customer Satisfaction (H4)

Besar hubungan antar variabel External Service Value dengan Customer Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti semakin tinggi External Service Value yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 076) pada Customer Satisfaction dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih

kecil dari 005)

Correlations

Customer

External

Pearson Correlation Customer Satisfaction

External Service Value 1000

760 760

1000 Sig (1-tailed) Customer Satisfaction

External Service Value

000 000

N Customer Satisfaction

External Service Value 59

59 59

59

(5) Hubungan Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty (H5)

Besar hubungan antar variabel Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer

124

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Correlations

Customer

Customer

Pearson Correlation Customer Loyalty

Customer Satisfaction 1000

622 622

1000 Sig (1-tailed) Customer Loyalty

Customer Satisfaction

000 000

N Customer Loyalty

Customer Satisfaction 59

59 59

59

Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0622) pada Customer Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(6) Hubungan Customer Loyalty dengan Revenue Growth

(H6) Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty

dengan Revenue Growth terlihat tinggi dan berarah positif

(searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang

ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi

kenaikan (dalam kisaran sedang 0935) pada Revenue

Growth dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang

terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih

kecil dari 005)

Correlations

Revenue

Customer

Pearson Correlation Revenue Growth

Customer Loyalty 1000

935 935

1000 Sig (1-tailed) Revenue Growth

Customer Loyalty

000 000

N Revenue Growth

Customer Loyalty 59

59 59

59

(7) Hubungan Customer Loyalty dengan Profitability

(H7) Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty

dengan Profitability terlihat tinggi dan berarah positif

(searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty

125

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0875) pada Profitability dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari

005)

Correlations

Customer

Pearson Correlation Profitability

Customer Loyalty 1000

875 875

1000 Sig (1-tailed) Profitability

Customer Loyalty

000 000

N Profitability

Customer Loyalty 59

59 59

59

(8) Hubungan Revenue Growth dengan Internal Service Quality (H8)

Besar hubungan antar variabel Revenue Growth dengan Internal Service Quality terlihat rendah dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Revenue Growth yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran rendah 0475) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai

sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

Internal

Service

Revenue Pearson Correlation Internal Service Quality

Revenue Growth 1000

457 457

1000 Sig (1-tailed) Internal Service Quality

Revenue Growth

000 000

N Internal Service Quality

Revenue Growth 81

81 81

81

(9) Hubungan Profitability dengan Internal Service Quality (H9)

Besar hubungan antar variabel Profitability dengan Internal Service Quality terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya

126

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Profitability yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0634) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

Internal

Service

Pearson Correlation Internal Service Quality

Profitability 1000

634 634

1000 Sig (1-tailed) Internal Service Quality

Profitability

000 000

N Internal Service Quality

Profitability 81

81 81

81

127

T

BAB XI

ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN PARIWISATA

111 Filosofis Analisis Faktor

eknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor Menurut Santoso dan Tjiptono

(2001) ldquoAnalisis faktor adalah alat yang digunakan untuk meringkas sejumlah variabel (multivariant menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktorrdquo Sebelum dilakukan analisis faktor Akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reabilitas

Pengujian validitas bertujuan untuk memeriksa apakah isi kuisioner sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur dan cukup dipahami oleh semua responden yang diindikasikan oleh kecilnya prosentase jawaban responden yang tidak terlalu menyimpang dengan rata-rata jawaban responden lain

Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap skor butir Sugiyono (2001) menyatakan bahwa ldquoSyarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir dengan skor total adalah 03 (r = 03)rdquo Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid

Setelah data valid maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas Pengujian reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran andal (reliabel) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang Santoso dan

128

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tjiptono (2001 252) menyatakan bahwa ldquoCara pengujian reliabilitas adalah dengan mencari nilai α - cronbach dimana nilai α berkisar antara 0 sampai 1 semakin besar nilai yang diperoleh maka semakin reliabel variabel tersebutrdquo

Pengujian validitas dan reliabilitas hanya dilakukan pada pertanyaan-pertanyaan dengan pilihan jawaban yang menggunakan skala likert Sedangkan untuk pertanyaan yang jawabannya tidak menggunakan skala likert (pertanyaan mengenai demografi) hanya akan diolah secara deskriptif antara lain jenis kelamin usia dan sumber informasi mengenai Kantor Pusat Merpati Nusantara Airlines Denpasar

Santoso dan Tjiptono (2001) menyatakan bahwa ldquoSetelah data valid dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis faktor tahap I tahap II (factoring dan rotasi) dan yang terakhir adalah analisis faktor tahap III (penamaan faktor )rdquo

112 Tahapan Analisis Faktor

Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) tahapan proses analisis faktor yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut (1) Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk

dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak Dalam hal ini menggunakan metode KMO dan Bartlett Test of Sphericity pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy) serta pengujian dengan Anti Image Matrices

(2) Proses factoring yaitu melakukan ekstrasi terhadap sekumpulan variabel yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstrasi adalah Principal Component Analysis Proses selanjutnya adalah melakukan proses rotasi untuk memperjelas apakah faktor yang terbentuk

129

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain

(3) Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen value di atas)

(4) Uji keakuratan model

Studi Kasus Penggunaan Analisis Faktor FaktorndashFaktor

Yang Mempengaruhi Wisatawan Berkunjung Ke Kebun Raya

Ekakarya Bedugul Bali

(1) Pra analisis Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dibuat merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap skor butir Menurut Masrun seperti apa yang dikutip oleh Sugiyono (2001) Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir dengan skor total adalah 03 ( r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka angket tersebut dinyatakan tidak valid Berdasarkan uji validitas diperoleh hasil sebagai berikut

Hasil Pengujian Validitas

Variabel Koefisien Korelasi

Tingkat Signifikan

Keterangan

Q1 0403 0000 Valid Q2 0541 0000 Valid Q3 0501 0000 Valid Q4 0441 0000 Valid Q5 0561 0000 Valid Q6 0528 0000 Valid Q7 0622 0000 Valid

130

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Variabel Koefisien Korelasi

Tingkat Signifikan

Keterangan

Q8 0620 0000 Valid Q9 0608 0000 Valid Q10 0529 0000 Valid Q11 0437 0000 Valid Q12 0506 0000 Valid Q13 0618 0000 Valid Q14 0564 0000 Valid Q15 0623 0000 Valid Q16 0579 0000 Valid Q17 0559 0000 Valid Q18 0581 0000 Valid Q19 0655 0000 Valid Q20 0561 0000 Valid

Berdasarkan tabel tersebut bisa dilihat bahwa

tingkat validitas untuk semua butir berada diatas 03 dan tingkat signifikanya semua berada dibawah 5 dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket yang dibuat sudah valid

Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan mengetahui sejauh mana hasil pengukuran handal (reliable) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang Tingkat reliabilitas akan dilihat dari nilai alpha cronbach Semakin besar nilainya maka semakin reliable Menurut Nunnally 1969 yang dikutip oleh Imam Ghozali (2001) mengatakan variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha gt60 Hal yang sama juga dikemukakan oleh Ronny Kountur (2003 164 ) tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima sebesar 060 test yang reliabilitasnya dibawah 060 dianggap tidak reliable Dari hasil pengujian diperoleh hasil alpha cronbach 0879 berarti berada diatas 06 dengan demikian boleh dikatakan sudah reliable

131

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

(2) Analisis Faktor

a) Tahap Pertama Masalah Penelitian Dalam tahap ini ditentukan 20 variabel yang diidentifikasikan sebagai variabel-variabel yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali dengan jumlah responden atau wisatawan yang diteliti berjumlah 100 orang

b) Tahap Kedua Pembentukan Matrik Korelasi Matriks korelasi merupakan matrik yang

memuat koefisien korelasi dari semua pasangan variabel dalam penelitian ini Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar variabel penelitian Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor

Dalam tahap ini ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat dilaksanakan yang pertama yaitu menentukan besaran nilai Barlett Test of Sphericity yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antar variabel dan kedua adalah Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Adequacy yang digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan koefisein korelasi parsialnya

Menurut Wibisono (2003) kriteria kesesuaian dalam pemakaian analisis faktor adalah jika harga KMO sebesar (09) berarti sangat memuaskan jika harga KMO sebesar (08) berarti memuaskan jika harga KMO sebesar (07) berarti harga menengah jika harga KMO sebesar (06) berarti cukup jika harga KMO sebesar (05) berarti kurang memuaskan dan jika harga KMO kurang dari (05) tidak dapat

132

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

diterima

Besaran Nilai Barlett Test of Sphericity dan Nilai Keiser-

Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Aduquacy

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy 706

Bartlettrsquos Test of Sphericity Approx Chi-Square 2167548

df 190

Sig 000

Hasil analisis yang didapatkan dengan

software SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel 92 Hasil perhitungan menunjukkan besaran nilai Barlett Test of Sphericity adalah (2167547) pada signifikan (0000) yang berarti bahwa pada penelitian ini ada korelasi yang sangat signifikan antar variabel dan hasil perhitungan KMO sebesar (0706) sehingga kecukupan sampel termasuk kategori yang menengah

Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA) Menurut Santoso (2002) angka MSA berkisar antara 0 sampai dengan 1 dengan kreteria yang digunakan untuk intepretasi adalah sebagai berikut Jika MSA = 1 maka variabel tersebut dapat

diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lainnya

Jika MSA lebih besar dari setengah (05) maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut

Jika MSA lebih kecil dari setengah (05) dan atau mendekati nol (0) maka variabel tersebut tidak dapat di analisis lebih lanjut atau dikeluarkan

133

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

dari variabel lainnya

Besaran Nilai Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Varia- bel

Nilai MSA

Varia- bel

Nilai MSA

Anti-image Correlation

Q1 069

Anti-image Cor- relation

Q11 073

Q2 081 Q12 072

Q3 072 Q13 081

Q4 070 Q14 062

Q5 068 Q15 069

Q6 065 Q16 073

Q7 068 Q17 065

Q8 069 Q18 065

Q9 082 Q19 069

Q10 084 Q20 066

Nilai MSA ini untuk ke 20 variabel yang diukur lebih besar dari (05) dengan melihat nilai Barlett Test of Sphericity Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan KMO tersebut di atas pada table 103 reduksi faktor tidak harus diulangi karena semua variabel dengan nilai MSA lebih besar dari 05

c) Tahap Ketiga Ekstraksi Faktor

Pada tahap ini akan dilakukan proses inti dari analisis faktor yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada (KMOgt05) sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk maksud ini adalah Principal Component Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari orthogonal) Hasil analisis yang didapatkan dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat

134

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pada Tabel 94

Cummunalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada Pada Tabel 94 terlihat bahwa untuk variabel (Jarak menuju lokasi) angkanya adalah (0768996) ini berarti sekitar 769 varians dari variabel (Jarak menuju lokasi) bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk Demikian seterusnya untuk variabel lainnya dengan ketentuan semakin besar nilai communalities sebuah variabel berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk

Penentuan jumlah faktor yang masing-masing merupakan gabungan dari beberapa variabel yang saling berhubungan didasarkan atas nilai eigenvalue Eigenvalue merupakan penjumlahan varian nilai-nilai korelasi setiap faktor terhadap tiap-tiap variabel yang membentuk faktor yang bersangkutan Semakin besar nilai eigenvalue suatu faktor semakin representatif faktor tersebut mewakili kelompok variabel yang ada Susunan eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil dengan kriteria bahwa angka eigenvalue di bawah satu tidak digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk

Besaran Nilai Communalities dengan Menggunakan

Metode Principal Component Analysis

Variabel Kode Initial Extraction Jarak Menuju Lokasi Q1 1000 0768996 Waktu tempuh Menuju lokasi Q2 1000 0915934 Kemudahan Menuju lokasi Q3 1000 0946773 Lingkungan Kebun Raya Q4 1000 0853972 Ketenangan (Tidak Bising) Q5 1000 0808596 Fasilitas Rekreasi Q6 1000 0677593 Fasilitas Bermain Q7 1000 0896841 Ketersediaan Cinderamata Q8 1000 0879808 Ketersediaan Informasi Q9 1000 0793567

135

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Variabel Kode Initial Extraction Kapasitas Parkir Q10 1000 0742232 KetersediaanTempat Sampah Q11 1000 0572826 Harga Tiket Masuk Q12 1000 0735828 Harga Sewa fasilitas Q13 1000 0819259 Harga Cinderamata Q14 1000 0936124 Keindahan Alam Q15 1000 0946298 Kelangkaan Jenis Tanaman Q16 1000 0929144 Keunikan Jenis Tanaman Q17 1000 0835503 Keamanan di areal Kebun Q18 1000 0817213 Kecepatan Pelayanan Informasi Q19 1000 0824454 Pelayanan Tiket masuk Q20 1000 0687878

Extraction Method Principal Component Analysis

Pada Tabel di atas terlihat bahwa pada penelitian ini

diperoleh lima faktor yang memiliki eigenvalue lebih besar

dari 10 Kelima faktor tersebut menjelaskan (819442)

total varian variabel yang mempengaruhi wisatawan untuk

mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali

Total Variance Explained dengan Eigenvalue satu

Component

Initial Eigenvalues

Total of Variance Cumulative

1 6218104 3109052 3109052

2 3486107 1743054 4852106

3 3054687 1527343 6379449

4 2081223 1040612 7420061

5 1548718 774359 819442

Extraction Method Principal Component Analysis

d) Tahap Keempat Matrik Rotasi Faktor

Setelah diketahui bahwa 5 (lima) faktor adalah jumlah yang paling optimal maka Tabel 96 mendiskripsikan Component Matrix yaitu yang menunjukkan distribusi ke 20 variabel dalam

136

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

penelitian ini pada lima faktor yang terbentuk melalui rotasi faktor

Pada rotasi faktor matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang lebih sederhana sehingga lebih mudah diinterpretasikan Dalam analisis ini rotasi faktor dilakukan dengan metode rotasi varimax Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat faktor Loading Faktor Loading adalah angka yang menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu faktor dua faktor tiga faktor empat atau faktor lima yang terbentuk Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris di dalam tabel berikut

Distribusi Komponen Matrik yang Dirotasi

Component 1 2 3 4 5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20

024

061

041

083

891

806

934

922

873

147 -086 -052 213 076 049 074 149 082 173 211

853

924

952

915

165

124

149

061

089

164

119

141

130

052

091

007

149

088

129

130

892

877

848

793

-081 201 129 000 -005 -008 077 083 082 827 713 801 862 215 359 162 008 143 111 056

080

050 -004 074 035 037 036 031 075 178 219 250 044

069

007

056

044

052 -049 033 171 075 041 055 101 096 089 227 103

935

892

933

095

111

108

040 Extraction Method Principal Component Analysis Rotation Method Varimax with Kaiser Normalization a Rotation converged in 5 iterations

137

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Menurut Hair (1998) suatu variabel dapat dikatakan termasuk dalam suatu faktor apabila factor loading dari faktor tersebut minimal 05 Pada Tabel 96 terlihat bahwa untuk semua variabel berada di atas 05 maka variabel ini bisa dimasukkan sebagai komponen faktor

e) Tahap kelima Memberi Nama Faktor

Pada tahap ini akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk berdasarkan faktor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya Hasil analisis menemukan ada lima faktor yang terbentuk seperti tabel berikut

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wisatawan untuk

Berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali

Nama Faktor

Kode

Nama Variabel Factor Loading

Explained Variance

Faktor 1 (Fasilitas)

Q5 Ketenangan (Tidak Bising) 891

31

Q6 Fasilitas Rekreasi 806 Q7 Fasilitas Bermain 934 Q8 Ketersediaan Cinderamata 922 Q9 Ketersediaan Informasi 873

Faktor 2 (Kemuda- han menuju Lokasi)

Q1 Jarak Menuju Lokasi 853

17

Q2 Waktu tempuh Menuju lokasi

924

Q3 Kemudahan Menuju lokasi 952 Q4 Lingkungan Kebun Raya 915

Faktor 3 (Keunikan dan Pelayanan)

Q17 Keunikan Jenis Tanaman 892

15

Q18 Keamanan di areal Kebun 877 Q19 Kecepatan Pelayanan

Informasi

848

Q20 Pelayanan Tiket masuk 793 Faktor 4 (Harga)

Q10 Kapasitas Parkir 827

10

Q11 KetersediaanTempat Sampah

713

Q12 Harga Tiket Masuk 801 Q13 Harga Sewa fasilitas 862

138

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Nama Faktor

Kode

Nama Variabel Factor Loading

Explained Variance

Faktor 5 (Keindahan dan Kelang- kaan Tana- man)

Q14 Harga Cinderamata 935

77

Q15 Keindahan Alam 892

Q16 Kelangkaan Jenis Tanaman 933

Rincian faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan

berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya dapat dijelaskan sebagai berikut

1) Faktor pertama adalah faktor fasilitas

Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terbesar terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 6218104 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 31 Faktor ini terdiri atas lima variabel variabel-variabel tersebut adalah ketenangan dengan factor loading sebesar 0891 fasilitas rekreasi dengan factor loading sebesar 0806 fasilitas bermain dengan factor loading sebesar 0934 Ketersediaan Cinderamata dengan factor loading sebesar 0922 dan ketersediaan informasi dengan factor loading sebesar 0873

2) Faktor kedua adalah faktor Kemudahan menuju Lokasi

Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 3486107 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 17 Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah jarak menuju lokasi kebun raya dengan factor loading 0853 waktu tempuh menuju lokasi dengan factor loading 0924 kemudahan menuju lokasi dengan factor loading 0952 dan lingkungan kebun raya dengan factor loading 0915

139

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

3) Faktor ketiga adalah faktor Keunikan dan Pelayanan

Faktor ketiga ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh sedang terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 3054687 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 15 Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah keunikan jenis tanaman dengan factor loading 0892 keamanan di areal kebun raya dengan factor loading 0877 kecepatan pelayanan informasi dengan factor loading 0848 dan pelayanan tiket masuk dengan factor loading 0793

4) Faktor keempat adalah faktor Harga

Faktor keempat ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh cukup terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 2081223 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 10 Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah Kapasitas parkir dengan factor loading 0827 Ketersediaan tempat sampah dengan factor loading 0713 Harga Tiket masuk dengan factor loading 0801 dan Harga Sewa Fasilitas dengan factor loading 0862

5) Faktor kelima adalah faktor Keindahan dan Kelangkaan

Tanaman Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh

terkecil terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 1548718 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 77 Faktor ini terdiri dari tiga variabel variabel-variabel tersebut adalah Harga cinderamata dengan factor loading 0935 keindahan Alam dengan factor loading 0892 dan Kelangkaan jenis tanaman dengan factor loading 0933

140

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

f) Uji Ketepatan Model

Ketepatan model dapat diketahui dari besarnya residual yang terjadi yaitu perbedaan korelasi yang diamati dengan korelasi yang diproduksi berdasarkan hasil estimasi matrik factor Dengan menggunakan program SPSS 1600 diketahui besarnya persentase residual adalah 16 atau sebanyak 31 residual dengan signifikansi 005

ldquoResiduals are computed between observed and

reproduced correlations There are 31 (160)

nonredundant residuals with absolute values greater

than 005rdquo

Hal ini mengindikasikan bahwa model dapat diterima dengan

ketepatan model 84 pada tingkat signifikan 005

141

M

BAB XII

MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS

121 Filososfi MDS

utidimensional scaling bertujuan untuk mengukur perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi

berdasarkan kesamaan persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek dalam ruang multidimensi

MDS is not so much an exact procedure as rather a way to ldquorearrangerdquo objects in an efficient manner so as to arrive at a configuration that best approximates the observed distances It actually moves objects around in the space defined by the requested number of dimensions and checks how well the distances between objects can be reproduced by the new configuration In more technical terms it uses a function minimization algorithm that evaluates different configurations with the goal of maximizing the goodness-of-fit (or minimizing ldquolack of fitrdquo) Borg and Lingoes (1987) Borg and Guttman (1968)

MDS juga disebut perceptual mapping yang berarti suatu

presedur yang memungkinkan peneliti dapat menentukan citra

persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah mentransformasi

penilaian konsumen atas kemiripan (similarity) atau preferensi

ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi

122 Konsep Persepsi

Heibing dan Cooper dalam Kasali (2001526) menyatakan persepsi adalah bahan baku untuk melakukan posisioning sebuah produk dan selanjutnya untuk membangun persepsi sebuah produk di dalam pasar sasaran relatif terhadap produk sejenis atau pesaing Lebih lanjut Mowen dalam Kasali (2001 522)

142

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

mendifinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu- individu terekspose oleh informasi kemudian memproses dalam memorinya dan selanjutnya menginterpretasikannya sebagai sebuah informasi

Persepsi diharapkan terbentuk dari pengamatan atas atribut yang dimiliki oleh Kebun Raya Bali secara langsung oleh pengunjung atau konsumen tersebut akan memberikan informasi terhadap posisioning ecotourism dan sekaligus juga memberikan gambaran secara umum tentang posisioning obyek wisata sejenis ecotourism saat ini di Bali

Berikut jaring-jaring persepsi dijelaskan dalam bagan

dibawah ini

Gambar 121 Jaring-Jaring Persepsi

123 Konsep Positioning

Menurut Kartajaya (2002 435) perlu diperhatikan dalam membuat positioning yakni (1)hal-hal yang menjadi daya tarik konsumen atau yang disukai konsumen berlaku untuk produk

143

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

perusahaan bahkan destinasi pariwisata sekalipun (2) harus memiliki keunikan sehingga dapat menarik minat konsumen (3) keunggulan terhadap produk atau destinasi pesaing

Sementara Hiam dan Scheme dalam Tjiptono (2002112) dalam melakukan positioning ada tujuh tahapan yang harus dilakukan yakni

1) Menentukan produk atau pasar yang relevan artinya suatu produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari sekedar keinginan atau kebutuhan sehingga produk harus dapat diposisikan di berbagai pasar yang berbeda

2) Mengidentifikasikan pesaing baik pesaing utama maupun pesaing sekunder pesaing-pesaing utama adalah pesaing dengan produk inti yang sama sedangkan pesaing sekunder adalah pesaing tidak langsung yakni kekuatan daya tarik produk yang tidak berasal dari produk inti produk

3) Menentukan standar yang digunakan oleh konsumen dalam mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka Dalam hal ini perlunya dilakukan rise pasar agar dapat memahami standar yang digunakan oleh konsumen dalam menentukan pilihannya

4) Menentukan bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing sehingga perlu membuat perceptual map pemasar perlu membuat perceptual model yang didasarkan atas atribut yang biasanya melekat pada sebuah produk yang akan dipersandingkan untuk mengetahui kemiripan dan juga sekaligus ketidak miripannya

5) Menentukan Gap atau posisi yang ditempati dalam kancah persaingan pada konteks ini akan ditentukan mana aspek yang telah banyak tergarap diantara pesaing dan mana yang masih belum digarap secara maksimal

6) Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning Pemasar harus merancang program yang dapat

144

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

memastikan bahwa semua informasi mengenai produk tau merek atau branding atau image yang disampaikan kepada pasar akan menciptakan persepsi yang diinginkan dalam benak konsumen Inti dari strategi positioning adalah kampanye atau propaganda atau promosi

7) Memantau posisi posisi actual suatu produk atau merek perlu dipantau setiap saat karena preferensi konsumen akan mengalami perubahan setiap saat guna melakukan penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan khususnya preferensi konsumen itu sendiri

Studi Kasus Penelitian Menggunakan MDS Positioning

Obyek Wisata ldquoEcotourismrdquo Bali

Respondensampel ditentukan dengan menggunakan

metode accidental sampling yakni penentuan sampel berlaku

bagi semua wisatawan mancanegara yang kebetulan sedang

berlibur di Bali dan dianggap mampu memberikan jawaban

tentang persepsinya terhadap ecotourism di Bali

Pada penelitian ini besaran sampel ditentukan dengan

menggunakan rumus Slovin pada derajat e=010 yakni batas

kesalahan yang diinginkan hanya sebesar 10 Karena rata

rata angka wisatawan mancanegara sebesar N= 1464995

maka sampelnya adalah sebesar n=100 responden dengan

menggunakan Rumus n=N(1+Ne2)

Atribut-atribut yang di nilai berupa ldquofasilitas atraksi atau

daya tarik aksesibiltas dan pelayananrdquo yang dipersepsikan oleh

responden untuk dibandingkan dengan obyek wisata sejenis

Sedangkan obyek wisata yang sejenis yang diperbandingkan

adalah sebagai berikut

145

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Obyek-obyek Wisata Berbasis Alam di Provinsi Bali

Kemiri-

pan

KR Bali

(KREK)

Bali Marine Park (BMP)

Bali Elep- hant Sa- fari Park (BESP)

Bali Barat National

Park (BBNP)

Bali Butterfly

Park (BBP)

Bali Rep-

tile Park (BRP)

Bali Sangeh Monkey Forest

(BSMF)

Botanic Garden Ubud (BGU)

KREK 0 BMP 12345 0 BESP 12345 12345 0 BBNP 12345 12345 12345 0 BBP 12345 12345 12345 12345 0 BRP 12345 12345 12345 12345 12345 0 BSMF 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0 BGU 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0

Catatan ldquo0rdquo tidak dapat dibandingkan dengan dirinya sendiri ldquo12345rdquo

pilihan skala kemiripan obyek wisata

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis Multidimensional Scalling (MDS) Multidimensional

Scalling menurut Simamora (2005) adalah salah satu prosedur

yang digunakan untuk memetakan persepsi dan preferensi para

responden secara visual dalam peta geometri Menurut Kuncoro

(2003) Mutidimensional scalling bertujuan untuk mengukur

perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan

kesamaan persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan

obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek dalam

ruang multidimensi MDS juga disebut perceptual mapping

yang berarti suatu presedur yang memungkinkan peneliti dapat

menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah

mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan (similarity)

atau preferensi ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang

multidimensi Untuk mempermudah dan mempercepat proses

analisis akan digunakan software SPSS versi 16

Pada penelitian ini hasil pengisian kuisioner oleh

responden yang mengetahui ke delapan obyek wisata sejenis

memiliki kemiripan dan ketidakmeripian dengan memberikan

penilain sekala likert dengan rentang nilai antara 1 sampai

dengan 5 dengan ketentuan sebagai berikut

146

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[1] Skala 1 jika dua obyek wisata yang dibandingkan

dipersepsikan sangat mirip [2] Skala 2 jika dua obyek wisata yang dibandingkan

dipersepsikan mirip [3] Skala 3 jika dua obyek wisata yang dibandingkan

dipersepsikan bisa mirip atau juga bisa tidak mirip [4] Skala 4 jika dua obyek wisata yang dibandingkan

dipersepsikan tidak mirip [5] Skala 5 jika dua obyek wisata yang dibandingkan

dipersepsikan sangat tidak mirip

Mapping Obyek Wisata EcoTourism di Bali

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan analisis MDS atau multidimensional scaling diperoleh gambaran dari koordinat dari tiap-tiap obyek wisata sejenis ecotourism Dan koordinat dapat dihasilkan peta posisi dari masing-masing obyek wisata ekowisata atau ecotourism seperti pada gambar

berikut ini

Configuration derived in 2 dimensions Stimulus Coordinates Dimension Stimulus Stimulus 1 2

Number Name 1 KREK_1 -12630 -4248 2 BMP_2 16201 - 3 2 8 0 3 BESP_3 11067 - 2 7 1 6 4 BBNP_4 -6382 - 1 4 1 7 4 5 BBP_5 -2081 1 5 1 5 2 6 BRP_6 7396 1 5 1 5 1 7 BSMP_7 -1144 - 9 5 1 7

8 BGU_8 -12427 3632

Obyek-obyek ekowisata atau ecotourism dalam penelitian

ini antara lain

147

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

(1)Bali Marine Park (2) Bali Elephant Safari Park (3) Bali

Barat National Park (4) Bali Butterfly Park (5) Bali Reptile Park (6) Bali Sangeh Monkey Forest (7) Botanic Garden Ubud dan (8) Bali Botanical Gardens berdasarkan atribut ldquofasilitas atraksi atau

daya tarik aksesibiltas dan pelayananrdquo

Bali Ma- Bali Ele- phant Sa-

Bali Barat N a ti on a l Bali But-

Bali Rep-

Bali Sangeh M o n k e y

B o t a n i c G a r d e n

KR Bali (KREK_1)

rine Park (BMP_2)

fari Park (BESP_3)

P a r k (BBNP_4)

terflyPark (BBP_5)

tile Park (BRP_6)

F o r e s t (BSMF_7)

U b u d (BGU_8)

Peta Posisi masing-masing obyek wisata sejenis Eko Wisata di

Bali

Hasil dari persepsi responden berdasarkan penilaian

terhadap obyek wisata yang sejenis menggambarkan bahwa

jarak posisi terdekat dari pasangan obyek wisata adalah

merupakan hasil dari persepsi responden yang dianggap

memiliki kemiripan atau kesamaan satu terhadap yang lainnya

Demikian juga sebaliknya bila responden menganggap obyek-

obyek wisata memiliki perbedaan ditunjukkan oleh jauhnya

jarak diantara obyek pada peta MDS

(1) Untuk obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud

walaupun tidak berada dalam satu matrik dengan Kebun

148

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Raya Bali obyek wisata Botanic Garden Ubud berada sangat dekat dengan Kebun Raya Bali

(2) Bali Buterfly Park (BBP_5) justru berada satu matrik dengan

obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud dan Bali

Buterfly Park (BBP_5) koordinatnya berada dekat dengan

Bali Reptile Park (BRP_6) yang tidak memiliki kemiripan

dalam satu kelompoknya

(3) Obyek Wisata yang bersaing ketat adalah obyek wisata Bali

Marine Park (MBP_2) dan Bali Elephant Safari Park (BESP_3)

dan koordinatnya berada cukup jauh dari sisi kemiripan

terhadap obyek wisata sejenis lainnya

(4) Persepsi responden terhadap (KREK_1) Kebun Raya Bali

Bali mengindikasikan bahwa pesaing terdekatnya adalah

(BSNF_7) Bali Sangeh Monkey Forest dan (BBNP_4)

Bali Barat National Park karena dipersepsikan memiliki

kemiripan Dalam pengamatan peneliti ketiga obyek wisata

ini memiliki kemiripan tipologi wisatawan yang biasanya

berkunjung ke tempat tersebut yakni wisatawan kelompok

atau mass-touristrsquos group seperti kelompok atau group

karyawan siswa sekolah keluarga dan sebagainya

Uji keselarasan responden dilakukan untuk menguji

apakah para responden sudah mengisi skala kemiripan antara

obyek wisata sudah selaras atau tidak Selaras maksudnya

adalah apakah para responden mempunyai sikap yang sama

(homogen) dalam menilai kemiripan antara obyek wisata Pada

gambar berikut ditunjukkan kesamaan sikap responden dalam

memberikan penilaian mengenai kemiripan obyek wisata

149

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Kesamaan Sikap Responden

Pada gambar di atas terlihat titik-titik koordinat tidak

membentuk kelompok-kelompok koordinat tersendiri dan

menunjukkan garis ke kanan atas hal ini membuktikan adanya

kesamaan sikap para responden dalam memberikan penilaian

Hasil analisis Multidimensional scaling menunjukkan

adanya persepsi bahwa Kebun Raya Bali Bali memiliki kesamaan

dengan Bali Sangeh Monkey Forest dan Bali Barat National Park

Untuk obyek wisata Botanic Garden Ubud walaupun tidak berada

dalam satu kelompok kesamaan dengan Kebun Raya Bali obyek

wisata Botanic Garden Ubud memiliki koordinat sangat dekat

dengan Kebun Raya Bali yang berarti Botanic Garden Ubud bisa

menjadi pesaing yang berarti bagi Kebun Raya Bali Kelompok

obyek wisata yang dianggap memiliki kemiripan diantara

mereka adalah Bali Buterfly Park dan Botanic Garden Ubud

Kelompok yang lainnya yang dianggap memiliki kemiripan

adalah obyek wisata Bali Marine Park dan Bali Elephant Safari

Park dan koordinatnya berada cukup jauh dari sisi kemiripan

terhadap obyek wisata sejenis lainnya

Analisisposisioningdenganmengukurpersepsiwisatawan

terhadap obyek-obyek wisata sejenis dengan ecotourism hanya

dapat menggambarkan kelompok-kelompok obyek wisata

ecotourism atas persepsi kesamaannya namun belum menjawab

150

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

atribut apa sajakah yang dianggap sama dan atribut apa sajakah yang dianggap berbeda sehingga penilitian ini sebaiknya dapat dilakukan lebih mendalam dengan melakukan analisis correspondence analysis untuk dapat menjawab keunggulan masing-masing obyek wisata sejenis dimaksud

151

S

BAB XIII

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM)

131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling

tructural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik

yang dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat

secara serempak yang tidak dapat diselesaikan oleh persamaan

regresi linear SEM dianggap sebagai gabungan dari analisis

regresi dan analisis faktor SEM dapat dipergunakan untuk

menyelesaikan model persamaan dengan variabel terikat lebih

dari satu dan juga pengaruh timbal balik (recursive) Analisis

SEM berbasis pada analisis covarians sehingga memberikan

matriks covarians yang lebih akurat dari pada analisis regresi

linear Program-program statistik yang dapat dipergunakan

untuk menyelesaikan SEM misalnya Analysis Moment of Structure

(AMOS) atau LISREL

SEM mampu menyelesaikan model yang rumit yang sering

muncul dalam dunia pemasaran atau bidang konsentrasi yang

lain Model yang diselesaikan dengan SEM harus mempunyai

dasar teori yang kuat terlebih dahulu karena SEM hanyalah

untuk mengkonfirmasi apakah observasi sesuai dengan model

teoritis yang telah dibentuk berdasarkan telaah teori yang

mendalam Beberapa alasan menggunakan analisis SEM adalah

sebagai berikut

[1] Model yang dianalisis bertingkat dan relatif rumit

sehingga akan sangat sulit untuk diselesaikan dengan

metode jalur analisis pada regresi linear

[2] Mampu menguji hipotesis-hipotesis yang rumit dan

bertingkat secara serempak atau simultan

152

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[3] Kesalahan (error) pada masing-masing observasi tidak

diabaikan tetapi tetap dianalisis sehingga SEM lebih akurat untuk menganalisis data kuesioner yang melibatkan persepsi

[4] Mampu menganalisis model hubungan timbal balik (recursive) secara serempak di mana model ini tidak dapat diselesaikan dengan analisis regresi linear secara serempak

[5] Terdapat fasilitas bootstrapping di mana hal tersebut tidak dapat dilakukan dengan analisis regresi linear

[6] Untuk jumlah sampel yang relatif besar (di atas 2000) terdapat metode Asymtot Distribution Free (ADF) yang tidak memerlukan asumsi normalitas pada data

[7] Peneliti dapat dengan mudah memodifikasi model dengan second order untuk memperbaiki model yang telah disusun agar lebih layak secara statistik

132 Tahapan dan Kristeria SEM

Dalam pengujian model SEM terdapat tujuh langkah yang harus ditempuh (Hair dkk 1998 dalam Ferdinand 2005) Tujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut ini

[1] Langkah pertama Pengembangan Model Teoritis [2] Langkah kedua Pengembangan Diagram Alur (Path

Diagram) [3] Langkah ketiga Konversi Diagram Alur ke dalam

Persamaan Struktural dan Model Pengukuran [4] Langkah keempat Memilih Jenis Matrik Input dan

Estimasi Model yang diusulkan Estimasi Model Pengukuran (Measurement Model) Model Struktur Persamaan (Structure Equation

Model) [5] Langkah kelima kemungkinan munculnya masalah

identifikasi Standard error yang besar untuk satu atau beberapa

153

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

koefisien

Program tidak mampu menghasilkan matriks informasi yang seharusnya disajikan

Munculnya angka-angka yang aneh seperti adanya varians error yang negatif

Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi yang didapat (misal ge 09)

[6] Langkah keenam evaluasi kriteria Goodness of Fit Uji Kesesuaian dan Uji Statistik Likelihood ratio

chi-square statistic (χ2) Root Mean Square Error Approximation (RMSEA) Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) The Minimum Sampel Discrepancy Function atau Degree of Freedom (CMINDF) Tucker Lewis Index (TLI) dan Comparative Fit Index (CFI)

Uji Reliabilitas Construct Reliability dan Variance extracted

Uji Validitas Asumsi-asumsi SEM Ukuran Sampel Normalitas

Outliers Multicollinearity dan Singularity [7] Langkah ketujuh menginterpretasikan hasil pengujian

dan modifikasi model

Setelah survei dilakukan dan sejumlah data didapatkan

maka dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan

Structural Equation Modelling (SEM) Brannick (1995) dalam

Kelloway (1995) mengemukakan bahwa model struktur

kovarians dapat digunakan untuk menguji berbagai model

yang kompleks Berbagai model penelitian loyalitas wisatawan

juga menggunakan SEM sebagai alat uji model seperti pada

penelitian Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005) SEM adalah

model statistik yang menjelaskan hubungan di antara sejumlah

variabel dengan menguji struktur dari hubungan di antara

variabel-variabel yang ada dalam model

154

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Pengujian model dengan SEM terdiri dari beberapa tahapan

yakni Tahapan pertama adalah mendefinisikan konstruk yang ada kemudian mengembangkan model pengukuran Tahapan kedua adalah pengujian model pengukuran secara simultan Tahapan ketiga adalah penilaian spesifikasi model struktural dan validitas model struktural

Beberapa kriteria kelayakan model telah dikembangkan untuk menginterpretasi sebuah model persamaan struktural untuk menentukan derajat kecocokan sebuah model dengan data empiris Kriteria kelayakan model yang umum digunakan antara lain Chi-Square Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Non-Normed Fit Index atau Tucker Lewis Index (TLI) dan Normed Fit Index (NFI) Untuk kriteria Chi-Square

(χ2) angka χ2 yang rendah dan tingkat probabilitas di atas 005

menunjukkan tidak adanya perbedaan antara data observasi

dengan data yang diestimasi Namun besaran angka χ2 sensitif

terhadap jumlah sampel jika sampel melebihi 200 angka χ2

cenderung meningkat Selain itu angka χ2 juga sensitif terhadap

penyimpangan asumsi normalitas data Untuk meminimalkan

dampak dari jumlah sampel dikembangkan kriteria rasio χ2

terhadap derajat kebebasan (df) rasio χ2 df untuk model yang

baik adalah antara 21 sampai 31 (Hooper dkk 1998)

Beberapa kriteria kelayakan model dalam sebuah

persamaan model struktural

Tabel 131 Kriteria Kelayakan Model

Goodness of Fit Index Cut off Value X2-Chi Square Diharapkan Kecil Significance Probability ge 005 RMSEA le 005 GFI ge 090 AGFI ge 090 CMINDF le 300 TLI ge 095

155

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

CFI ge 095

Sumber Hair et al (1998)

Derajat kecocokan pada analisis SEM-AMOS dapat dijelaskan

sebagai berikut ini

1) χ 2 Chisquare diharapkan kecil dan probabilitas diharapkan

gt 005 yang berarti tidak ada perbedaan signifikan antara matris kovarians prediksi dengan data observasi namun perhitungan ini dipakai pada jumlah sampel lt 200

2) Significance Probability diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off value sebesar p ge 005

3) RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation) lt 008 adalah ukuran model yang mencoba memperbaiki ke- cenderungan chisquare yang cenderng menolak model pada jumlah sampel yang besar (alternatif dari chisquare) RMSEA merupakan ukuran rata-rata perbedaan per degree of freedom yang diharapkan dalam populasi Nilai RMSEA lt 008 adalah good fit sedangkan Nilai RMSEA lt 005 adalah close fit

4) GFI (Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 adalah menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matrik kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan Nilainya berkisar 0 hingga 1 (mendekati 0 = poor fit dan mendekati 1= perfect fit)

5) AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 GFI

adalah analog dari R2 dalam regresi berganda Ukuran AGFI

merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi

degree of freedom model dengan model lain yang

dibandingkan AGFI gt 09 adalah good fit sedangkan 08 le

AGFI lt 09 adalah marginal fit

6) CMINDF (the minimum sample discrepancy functiondegree of

freedom) diharapkan le 300 dan tidak bernilai negatif Ukuran

ini adalah nilai yang diperoleh dari nilai Chi Square dibagi

dengan degree of freedom

156

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

7) TLI (Tucker Lewis Index) diharapkan gt 095 Nilai Alternative

incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model

8) CFI (Comparative Fit Index) rentang nilai sebesar 0 -1 dimana semakin mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi

Studi Kasus Penelitian dengan Analisis SEM-AMOS

Judul Model Loyalitas Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia Berwisata di Bali

Langkah pertama dalam analisis SEM adalah melakukan

identifikasi secara teoritis terhadap permasalahan penelitian

Topik penelitian ditelaah secara mendalam dan hubungan

antara variabel-variabel yang dihipotesiskan telah didukung

oleh justifikasi teori dalam penelitian ini adalah teori loyalitas

wisatawan Analisis SEM pada hakekatnya adalah untuk

mengkonfirmasi apakah data observasi sesuai dengan teori

atau tidak Langkah ini mutlak harus dilakukan dan setiap

hubungan yang digambarkan dalam langkah lebih lanjut harus

mempunyai dukungan teori yang kuat

Berdasarkan hakekat dari analisis SEM tersebut keaslian

hasil observasi lebih diutamakan sehingga peneliti berusaha

meminimalkan adanya modifikasi maupun penyesuaian

data observasi dengan alasan pemenuhan asumsi-asumsi

sebuah alat analisis sekalipun Penelitian ini bertujuan untuk

mengkonfirmasi model hubungan yang ada dalam model

loyalitas wisatawan yakni hubungan antara variabel laten

motivasi internal (X1) dan variabel laten motivasi eksternal (X

2)

terhadap variabel laten citra destinasi (Y1) kepuasan wisatawan

(Y2) dan loyalitas wisatawan (Y

3) Konfirmasi selanjutnya

adalah menguji hubungan antara variabel laten citra destinasi (Y

1) terhadap variabel laten kepuasan wisatawan (Y

2) dan

selanjutnya mengkonfirmasi hubungan antara variabel laten

157

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

kepuasan wisatawan (Y

2) terhadap variabel laten loyalitas

wisatawan (Y3)

Konstruk multivariat penelitian ini menyertakan 36 indikator yang terdiri dari delapan indikator untuk variabel motivasi internal 15 indikator untuk variabel motivasi eksternal tujuh indikator untuk variabel citra destinasi empat indikator untuk variabel kepuasan wisatawan dua indikator untuk variabel loyalitas wisatawan

1) Pengujian model teoritis

Pengujian model teoritis ternyata belum mampu menghasilkan model yang memenuhi kriteria goodness of fit Hasil analisis faktor konfirmasi yang kurang memenuhi kriteria kesesuaian model ini mengindikasikan bahwa asumsi peneliti mengenai kecocokan model pengukuran yang diteliti kurang didukung oleh data observasi di lapangan Hasil pengujian model teoritis seperti Gambar berikut ini

Keterangan

Variabel Motivasi Internal (X1) terdiri dari

X11= Istirahat dan rileksasi X12= Tempat-tempat baru X13=

Pengetahuan dan pengalaman X14= Keluar dari rutinitas X15=

Bertemu orang dan bersosialisasi X16= Kesehatan dan kebugaran

X17= Melatih fisik X18= Keluarga dan teman-teman

Variabel Motivasi External (X2) terdiri dari

X21= Sejarah Bali X22= Budaya Bali X23= Alam Bali X24= Harga-

harga di Bali X25= Even and festival X26= Liburan atau waktu

luang X27= Transportasi X28= Jarak dari negara asal X29=

Makanan dan minuman X210= Fasilitas dan pelayanan X211=

Fasilitas kesehatan X212= Pelayanan dan prosedur imigrasi X213=

Keamanan X214= Pelayanan biro perjalanan X215= Pemandu

wisata

158

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Variabel Citra Destinasi (Y1) terdiri dari

Y11= Aktivitas wisata Y12= Keindahan alam Y13= Budaya Bali

Y14= Penduduk Bali Y15= Infrastruktur Pariwisata Y16= Stabilitas

politik dan ekonomi Y17= Suasana Bali

Variabel Kepuasan Wisatawan (Y2) terdiri dari

Y21= Atraksi Y22= Aksesibilitas Y23= Fasilitas wisata Y24=

Pelayanan

Variabel Loyalitas Wisatawan (Y3) terdiri dari

Y31= Kunjungan ulang Y32= Merekomendasi

Gambar Uji Konstruk Penelitian

Dari beberapa kriteria untuk mengukur model yang fit

yakni RMSEA GFI AGFI TLI dan CFI semuanya menunjukkan

bahwa model belum dapat dikatakan fit sehingga memerlukan

modifikasi sesuai dengan kaidah-kaidah umum pada analisis

159

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

model struktural SEM seperti Tabel berikut ini

Tabel Hasil Pengujian Model Teoritis

Goodness of Fit Index

Cut off Value Result Keterangan

X2-Chi Square Diharapkan Kecil 2314884 Kurang baik

RMSEA le 005 0086 Kurang sesuai

GFI ge 090 0722 Kurang baik

AGFI ge 090 0684 Kurang baik

CMINDF le 300 3957 Kurang baik

TLI ge 095 0708 Kurang baik

CFI ge 095 0729 Kurang baik

Ketidak-sesuaian model teoritis dengan data di lapangan

dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti (1) pemilihan indikator penelitian yang kurang mewakili variabel latennya yang terlihat dari nilai Standardized Regression Weightslt050) dan (2) terdapat beberapa indikator yang saling overlaping sehingga sulit dibedakan oleh para responden dalam menjawab dan memberikan jawaban yang terlihat dari MI (nilai modifikasi indeces)

Karena hasil pengujian model kurang memenuhi kriteria model yang fit maka perlu melakukan modifikasi model khususnya memeriksa kembali indikator-indikator yang kurang memenuhi syarat sebagai wakil dari variabel latennya Modifikasi dapat dilakukan berdasarkan konsep apriori yang beranggapan bahwa dapat terjadi perbedaan antara konsep awal dengan data di lapangan hal ini sesuai dengan pernyataan Hunter dan Schmidt (dalam Ferdinand 2002) bahwa penelitian primer tidak pernah sempurna yang menyebabkan terjadinya perbedaan antar hasil penelitian yang topiknya sama sekalipun

Konstruk penelitian ini adalah kombinasi dua konstruk

160

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

(Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005) yang memiliki laten yang berbeda sehingga overlaping indikator penelitian sulit untuk dihindari Teknik yang dipilih untuk melakukan modifikasi model adalah dengan melakukan analisis teruji unidimensionalitas (CFA= Confirmatary Factor Analysis) dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 yang bertujuan meningkatkan nilai goodness of fit (Ferdinand 2002)

Teknik yang kedua adalah melakukan modifikasi indices terhadap indikator-indikator yang memiliki MI (Modification Indices) yang besar Modifikasi indices dibenarkan dalam kaidah model struktural SEM sepanjang secara teoritis dan konsep sepasang indikator memang benar-benar dimungkinkan overlapping (Ferdinand 2002)

2) Modifikasi Model

Setelah dilakukan pengujian ternyata ada beberapa indikator yang dinyatakan kurang layak mewakili variabel latennya Indikator-indikator yang kurang layak tersebut tidak disertakan pada pengujian model berikutnya Metode estimasi yang dipilih pada penelitian ini adalah Maximum Likelihood Estimates (MLE) Setelah dilakukan pengujian model dengan hanya menyertakan indikator-indikator yang memiliki nilai Standardized Regression Weights lebih besar dari 05 maka terbentuklah model yang dinyatakan fit Hasil uji unidimensionalitas dengan CFA (confirmatory factor analysis) ditampilkan pada Tabel berikut ini

Tabel Hasil Uji Unidimensionalitas CFA

Variabel Kode Indikator Estimate SRW Motivasi Internal

X16 Meningkatkan kesehatan dan kebugaran 0776

X17 Latihan fisik 0753 X18 Mengunjungi kerabat dan teman 0507

161

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Variabel Kode Indikator Estimate SRW Motivasi Eksternal

X24 Harga-harga di Bali 0517 X26 Keuntungan liburan di Bali 0505 X27 Transportasi ke Bali 0656 X28 Jarak dari negara asal 0680 X29 Kuliner Bali 0544

X210 Fasilitas dan pelayanan hotel di Bali 0666

X211 Fasilitas kesehatan di Bali 0714 X212 Pelayanan imigrasi 0663 X213 Keamanan pulau Bali 0673 X214 Pelayanan Biro perjalanan 0684 X215 Pelayanan pramuwisata 0711

Citra Des- tinasi

Y13 Budaya Bali yang unik 0550 Y14 Masyarakat yang ramah 0702

Y15 Infrastruktur pariwisata yang lengkap 0736

Y17 Suasana yang nyaman 0648 Kepuasan Y21 Daya tarik dan obyek wisata 0780

Y22 Perjalanan dari dan ke Bali 0799 Y23 Ketersediaan fasilitas pariwisata 0810 Y24 Pelayanan selama berlibur 0808

Loyalitas Y31 Niat berkunjung ulang 0756 Y32 Kerelaan merekomendasi 0877

Catatan Keterwakilan Variabel = Standardized Regression Weights gt 05 Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005

Berdasarkan indices modifikasi terdapat beberapa

kovariansi terjadi antara error dari suatu variabel dengan error-

error dari variabel lainnya yang artinya indikator-indikator yang

diteliti mengalami overlapping atau saling berkorelasi

Tabel Modifikasi Indices Indikator Tumpang Tindih

Modifikasi Indices Saling berkorelasi Estimate P X2 lt--gt X1 Motivasi eksternal lt--gt Motivasi internal 0070 e23 lt--gt e22 Pelayanan pramu- lt--gt Pelayanan Biro perjalanan 0170

wisata e20 lt--gt e21 Pelayanan imigrasi lt--gt Keamanan pulau Bali 0129 e21 lt--gt e22 Keamanan pulau Bali lt--gt Pelayanan Biro perjalanan 0096 e20 lt--gt e22 Pelayanan imigrasi lt--gt Pelayanan Biro perjalanan 0100 e27 lt--gt e37 Masyarakat yang lt--gt Loyalitas Wisatawan 0071

ramah e30 lt--gt e37 Suasana yang nyaman lt--gt Loyalitas Wisatawan 0050

162

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Modifikasi Indices Saling berkorelasi Estimate P e14 lt--gt e12 Keuntungan liburan lt--gt Harga-harga di Bali 0068

di Bali e14 lt--gt e39 Keuntungan liburan lt--gt Citra Destinasi 0062

di Bali e8 lt--gt X2 Mengunjungi kerabat lt--gt Motivasi eksternal 0070

dan teman e15 lt--gt e36 Transportasi ke Bali lt--gt Merekomendasi Teman -0047 e28 lt--gt e31 Infrastruktur pari- lt--gt Daya tarik dan obyek wisata 0046

wisata yang lengkap e18 lt--gt e21 Fasilitas dan pelayanan lt--gt Keamanan pulau Bali -0073

hotel di Bali e19 lt--gt e23 Fasilitas kesehatan lt--gt Pelayanan pramuwisata 0054

di Bali e15 lt--gt e21 Transportasi ke Bali lt--gt Keamanan pulau Bali -0065

Modifikasi indices (MI) terhadap beberapa indikator

yang mengalami overlaping ternyata mampu meningkatkan kelayakan model Indikator-indikator yang mengalami overlaping tersebut Kelayakan model hasil modifikasi indices dilihat dari beberapa kriteria kelayakan model yakni X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI Hasil modifikasi model tampilkan seperti Gambar berikut ini

Gambar Model Loyalitas Wisatawan Lanjut Usia Mancanegara

163

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Tabel berikut ditunjukkan bahwa semua kriteria

kelayakan model dinyatakan telah memenuhi kriteria goodness of fit sehingga hipotesis dapat ditentukan dengan melihat CR (critical ratio) dan signifikansi dari masing-masing hubungan terkait dengan hipotesis penelitian tersebut

Tabel Hasil Modifikasi Model

Goodness of Fit Index

Cut off Value

Uji Per- tama

Uji Kedua

Hasil Kesimpulan

X2-Chi Square

- 2314884 429050 Baik Baik

RMSEA le 005 0086 0053 Lebih Baik Cukup baik GFI ge 090 0722 0910 Lebih Baik Baik AGFI ge 090 0684 0883 Lebih Baik Cukup baik CMINDF le 300 3957 2114 Lebih Baik Baik TLI ge 095 0708 0932 Lebih Baik Cukup baik CFI ge 095 0729 0943 Lebih Baik Cukup baik

Model teoritik yang pertama menggambarkan hubungan

antara variabel-variabel motivasi internal motivasi eksternal citra destinasi kepuasan wisatawan dan loyalitas wisatawan setelah dilakukan pengujian ternyata belum didukung oleh data empirik karena kriteria (X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI) tidak memenuhi nilai kritis

Berdasarkan tersebut lalu dilakukanlah modifikasi model dengan hanya menyertakan indikatornya yang telah teruji unidi- mensionalitas melalui uji Confirmatary Factor Analysis dengan kri- teria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 Hasil pengujian yang kedua akhirnya dapat dinyatakan layak berdasarkan beberapa kriteria pada yakni krite- ria RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI sehingga semua hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan

3) Pengujian Hipotesis

Setelah semua asumsi dapat dipenuhi selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana diajukan pada

164

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

bab sebelumnya Pengujian delapan hipotesis penelitian ini dilakukan sebagai berikut

Tabel Bobot Regresi Hubungan Struktural

Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan Citra Motivasi -0047 -0031 0092 -0509 0611 Destinasi Internal Tidak signifikan (Y1) (X1) Citra Motivasi 0690 0659 0078 8808 Signifikan Destinasi Eksternal (Y1) (X2) Kepuasan Motivasi 0060 0041 0077 0780 0435 Tidak signifikan Wisatawan Internal (Y2) (X1) Kepuasan Motivasi -0119 -0119 0073 -1641 0101 Tidak signifikan Wisatawan Eksternal (Y2) (X2) Kepuasan Citra 0833 0871 0083 10019 Signifikan Wisatawan Destinasi (Y2) (Y1) Loyalitas Kepuasan 0562 0560 0066 8468 Signifikan Wisatawan Wisatawan (Y3) (Y2) Loyalitas Motivasi 0194 0193 0065 2998 0003 Signifikan Wisatawan Eksternal (Y3) (X2) Loyalitas Motivasi -0094 -0064 0083 -1139 0255 Tidak signifikan Wisatawan Internal (Y3) (X1)

Catatan ERW= Estimates Regression Weights SRW= Standardized Regression Weights SE= Standard Error CR = Critcal Ratio P=Probability

Dari pengolahan data primer pada model tersebut di atas

hipotesis penelitian dapat dijawab sebagai berikut

[1] Pengaruh (X

1) motivasi internal wisatawan lanjut usia

mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh

(X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara

terhadap (Y1) citra destinasi Bali ditunjukkan oleh nilai CR

(critical ratio) sebesar -0509 dan dengan probabilitas sebesar

0611 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk

165

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

penerimaan H

1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan

probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X

1) motivasi internal wisatawan

lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y

1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua

variabel tersebut rupanya belum didukung oleh data empiris sehingga hubungan yang terjadi hanya sebuah

kebetulan saja atau tidak signifikan Jika dilihat indikator yang reliabel sebagai pembentuk (X

1) motivasi

internal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif atau dorongan (X16) meningkatkan kesehatan dan kebugaran dan (X17) latihan fisik tidaklah

cocok dengan data empiris atribut destinasi pariwisata Bali Sementara motif (X18) mengunjungi kerabat dan teman adalah motif yang tidak berpengaruh secara langsung

dengan citra destinasi pariwisata Bali

[2] Pengaruh (X

2) motivasi eksternal wisatawan lanjut

usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2)

motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y

1) citra destinasi Bali menunjukkan nilai

CR (critical ratio) sebesar 8808 dan dengan probabilitas sebesar Kedua nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H

1 yaitu nilai CR yang lebih besar

dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X

2) motivasi

eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan terhadap (Y

1) citra destinasi Bali Hubungan

teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga hubungan yang terjadi adalah hubungan yang signifikan Indikator yang reliabel sebagai pembentuk (X

2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara

berwisata ke Bali adalah motif ketertarikan terhadap (X24)

166

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

harga-harga di Bali (X

26) keuntungan liburan di Bali

(X27

) transportasi ke Bali (X28

) jarak dari negara asal (X29

)

kuliner Bali (X210

) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali

(X211

) fasilitas kesehatan di Bali (X212

) pelayanan imigrasi

(X213

) keamanan pulau Bali (X214

) pelayanan Biro perjalanan

wisata dan (X215

) pelayanan pramuwisata

[3] Pengaruh (X

1) motivasi internal terhadap (Y

2) kepuasan

wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata di Bali Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X

1)

motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut

usia mancanegara yang berwisata di Bali menunjukkan nilai CR (critical ratio) hanya sebesar 0780 dan dengan probabilitas sebesar 0435 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H

1 yaitu nilai CR

yang lebih kecil dari 196 dan probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X

1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara

tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan

wisatawan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut belum didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh yang

tidak signifikan

[4] Pengaruh (X

2) motivasi eksternal terhadap (Y

2) ke-

puasan wisatawan mancanegara yang berwisata di

Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2)

motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara

terhadap (Y2) kepuasan wisatawan menunjukkan nilai CR

sebesar -1641 dan probabilitas sebesar 0101 Nilai tersebut

tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1

yaitu nilai

CR lebih kecil 196 dan nilai probabilitas yang lebih besar

dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

167

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

(X

2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara

tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan

berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel

tersebut belum didukung oleh data empiris sehingga tidak terjadi pengaruh yang signifikan Nilai CR yang negatif bermakna jika motivasi eksternal wisatawan lanjut usia

mancanegara semakin tinggi maka derajat kepuasan akan semakin menurun terhadap kepuasan berwisata di Bali

[5] Pengaruh (X

1) motivasi internal terhadap (Y

3) loyalitas

wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata

di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X

1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara

terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan

probabilitas sebesar 0255 dan nilai CR sebesar -1139 Nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H

1

yaitu nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 dan nilai

CR yang lebih kecil dari 196 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X

1) motivasi internal wisatawan lanjut

usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y

3) loyalitas Hubungan teoritis kedua variabel tersebut

tidak didukung oleh data empiris sehingga pengaruh

yang terjadi adalah pengaruh tidak signifikan Nilai negatif pada CR (critical ratio) sebesar -1139 bermakna jika

semakin tinggi faktor pendorong wisatawan lanjut usia untuk melakukan perjalanan wisata maka derajat loyalitas

wisatawan akan semakin menurun Jika derajat motivasi internal seperti motif meningkatkan kesehatan latihan fisik dan motif mengunjungi kerabat dan teman

meningkat maka derajat untuk datang kembali ke Bali akan semakin menurun

168

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[6] Pengaruh (X

2) motivasi eksternal wisatawan lanjut

usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan

berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2)

motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara

terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan CR

sebesar 2998 dan probabilitas sebesar 0003 Nilai tersebut

telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1

yaitu nilai

CR tersebut lebih besar dari 196 dan probabilitas yang

lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa (X2) motivasi eksternal (atribut destinasi) wisatawan

lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan terhadap

(Y3) loyalitas wisatawan

Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah

didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang

terjadi adalah pengaruh signifikan Nilai positif pada

CR (critical ratio) sebesar 2998 bermakna semakin tinggi

derajat motivasi eksternal yang berupa daya tarik destinasi

pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan akan

semakin meningkat Indikator dari motivasi eksternal

wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali

adalah motif ketertarikan terhadap (X24

) harga-harga di

Bali (X26

) keuntungan liburan di Bali (X27

) transportasi ke Bali (X

28) jarak dari negara asal (X

29) kuliner Bali (X

210)

fasilitas dan pelayanan hotel di Bali (X211

) fasilitas kesehatan di Bali (X

212) pelayanan imigrasi (X

213) keamanan pulau

Bali (X214

) pelayanan biro perjalanan dan (X215

) pelayanan pramuwisata Semua indikator penarik tersebut dianggap mampu menjadi faktor penarik bagi wisatawan lanjut usia mancanegara untuk datang kembali ke Bali dan sekaligus bersedia merekomendasi Bali sebagai tempat berwisata

169

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

[7] Pengaruh (Y

1) citra destinasi Bali terhadap (Y

2)

kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y

1) citra destinasi terhadap (Y

2) kepuasan wisatawan

menunjukkan CR sebesar 10019 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H

1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari

196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (Y

1) citra destinasi

berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan wisatawan

Pengaruh teoritis kedua variabel tersebut telah didukung

oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio)

sebesar 10019 bermakna bahwa semakin tinggi derajat citra destinasi pariwisata Bali maka derajat kepuasan

wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap destinasi

pariwisata Bali akan semakin meningkat

[8] Pengaruh (Y

2) kepuasan wisatawan terhadap (Y

3)

loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara yang

berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y2)

kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan

menunjukkan CR sebesar 8468 dan probabilitas yang

signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk

penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari

196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (Y

2) kepuasan

wisatawan berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas

wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh yang signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 8468 bermakna jika semakin

170

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

meningkat derajat kepuasan wisatawan terhadap destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara akan semakin meningkat

Indikator kepuasan wisatawan lanjut usia

terhadap pariwisata Bali meliputi indikator (Y21

) daya

tarik dan obyek wisata (Y22

) perjalanan dari dan ke Bali

(Y23

) ketersediaan fasilitas pariwisata dan indikator (Y24

)

pelayanan selama berlibur dianggap telah sesuai dengan harapan wisatawan lanjut usia mancanegara Hasil pengujian hipotesis bermakna bahwa meningkatkan derajat kepuasan wisatawan dapat meningkatkan derajat loyalitas wisatawan lanjut usia berwisata di Bali

4) Pengaruh Antara Variabel Penelitian

Pengaruh yang ada pada model adalah pengaruh tidak langsung (Indirect Effects) pengaruh langsung (Direct Effects) dan pengaruh gabungan antara pengaruh langsung dan tidak langsung Pengaruh gabungan (Total Effects) adalah menjumlahan antara pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung Berikut hasil analisis secara rinci masing-masing pengaruh tersebut

Tabel Bobot Pengaruh Variabel Model Loyalitas

Wisatawan Lanjut Usia

Y2

Pengaruh Variabel X1 X2 Y1

(Kepua- M_Internal M_Eksternal (Citra)

san)

Total Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000 Y2 (Kepuasan) 0014 0455 0871 0000

Y3 (Loyalitas) -0056 0447 0488 0560 Direct Ef- Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000 fects Y2 (Kepuasan) 0041 -0119 0871 0000

Y3 (Loyalitas) -0064 0193 Nihil 0560 Indirect Ef- Y1 (Citra) 0000 0000 0000 0000 fects Y2 (Kepuasan) -0027 0573 0000 0000

Y3 (Loyalitas) 0008 0255 0488 0000 Catatana) Total Effects = Direct Effects + Indirect Effects

b) Nilai bobot yang digunakan adalah nilai Standardized Regression Weights

171

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Pengaruh masing-masing variabel pada model loyalitas wisatawan lanjut usia dapat dijelaskan sebagai berikut

[1] Variabel (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara

dipengaruhi secara gabungan oleh (Y2) variabel kepuasan

wisatawan dengan bobot terbesar yakni 0560 kemudian oleh variabel (Y

1) citra destinasi dengan bobot sebesar

0488 variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot

sebesar 0447 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel kepuasan adalah variabel yang paling besar bobotnya sebagai pembentuk loyalitas wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya

[2] Variabel (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara

dipengaruhi secara gabungan oleh (Y1) variabel citra

destinasi dengan bobot terbesar yakni 0871 kemudian oleh variabel (X

2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar

0455 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel citra destinasi memiliki bobot yang paling menentukan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya

[3] Variabel (Y1) citra destinasi dipengaruhi secara gabungan

oleh variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar

0659 sedangkan variabel (X1) motivasi internal tidak

memiliki pengaruh positif terhadap citra destinasi (Y1)

[4] Pengaruh langsung (Direct Effects) yang terbesar adalah pengaruh langsung antara (Y

1) citra destinasi terhadap

(Y2) kepuasan wisatawan dengan bobot sebesar 0871

jika dibandingkan dengan pengaruh langsung antara (X2)

motivasi eksternal terhadap (Y1) citra destinasi dengan

bobot sebesar 0659 pengaruh langsung antara (Y2)

kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan

dengan bobot sebesar 0560 dan pengaruh langsung

antara (X2) motivasi eksternal terhadap terhadap (Y

3)

loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0193 [5] Pengaruh tidak langsung (Indirect Effects) yang terbesar

172

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

adalah pengaruh tidak langsung antara (X

2) motivasi

eksternal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan dengan

bobot sebesar 0573 jika dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung antara (Y

1) citra destinasi terhadap (Y

3)

loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0488 dan pengaruh tidak langsung antara (X

2) motivasi eksternal

terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar

0255

Berdasarkan hasil analisis jalur tersebut d atas maka

dapat disimpulkan bahwa variabel loyalitas wisatawan lanjut

usia mancanegara ditentukan secara gabungan oleh variabel

kepuasan wisatawan citra destinasi dan motivasi eksternal

Variabel kepuasan wisatawan adalah variabel yang paling

menentukan loyalitas wisatawan jika dibandingkan dengan

variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Yoon dan

Uysal (2003) dan Chi (2005)

Variabel kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara

ditentukan secara total oleh variabel citra destinasi sedangkan

motivasi eksternal dan motivasi internal tidak berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan wisatawan Variabel citra destinasi

memiliki peranan yang paling dominan dalam hubungannnya

dengan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel

lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Chi (2005) Suradnya

(2005) dan Guliling dkk (2013)

Variabel citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh

variabel motivasi eksternal Pengujian ini sama dengan Yoon

dan Uysal (2003) Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013)

Hubungan langsung yang negatif antara motivasi eksternal

dengan variabel kepuasan wisatawan bermakna bahwa variabel

motivasi eksternal memerlukan variabel mediasi yakni citra

destinasi untuk menghasilkan pengaruh yang positif terhadap

variabel kepuasan wisatawan Fakta ini didukung oleh hasil

pengujian pengaruh tidak langsung antara variabel motivasi

173

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

eksternal yang dimediasi oleh variabel citra destinasi yang menghasilkan pengaruh positif terhadap kepuasan wisatawan Hasil pengujian ini sama dengan temuan Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005)

174

175

P

BAB XIV

ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK SEGMENTASI PASAR WISATAWAN

141 Filosofi Segmen Pasar

asar bisa dibagi-bagi ke dalam kriteria-kriteria tertentu yang biasa disebut dengan segmen pasar Menurut Bagyono

(2003) segmen pasar adalah kelompok konsumen yang memiliki tuntutan kebutuhan akan produk dan pelayanan yang sama

Sedangkan menurut Kotler (2005) segmen pasar adalah kelompok besar yang diidentifikasi di dalam sebuah pasar dimana proses identifikasi yang dilakukan pada umumnya berdasarkan variabel geografi demografi psikografi dan prilaku konsumen

Menurut Kleinsteuber (2002) segmen pasar adalah bagian dari pasar secara keseluruhan Bagi setiap perusahaan pasar secara keseluruhan adalah perorangan dan atau organisasi yang membutuhkan produk mereka dan memiliki kemampuan untuk membelinya Segmen pasar terdiri dari pembeli potensial yang memenuhi kriteria-kriteria yang sama Kriteria-kriteria tersebut dapat berupa faktor demografi psikografi dan prilaku konsumen

1411 Segmentasi pasar

Menurut Lawrence (2000194) segmentasi pasar adalah proses dimana pasar dibagi menjadi para pelanggan yang terdiri atas orang-orang dengan kebutuhan dan karakteristik yang sama yang mengerahkan mereka untuk merespon tawaran produkjasa dan progam pemasaran strategis tertentu dalam cara yang sama

176

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Kotler (200285) memberikan batasan tentang segmentasi

pasar sebagai berikut ldquomarket segmentation is subdiving of the market info distinct subsets of customer where any subject may conceivably be selected as a target market to be reaches in a distinct marketing mixrdquo menurutnya yang dimaksud dengan segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar kedalam kelompokndashkelompok secara tegas dan tiap kelompok itu dipilih dan ditetapkan sebagai target pasar yang dipengaruhi dengan mengunakan strategi bauran pemasaran (marketing mix) Segmen pasar yang biasa digunakan pakarndashpakar pemasaran yaitu

1) Geographic Segmentation

Segmentasi berdasarkan geografis adalah membagindashbagi pasar berdasarkan tempat atau wilayah dapat berupa suatu kuota kawasan atau Negara dimana kebutuhan dan keinginan bervariasi berdasarkan tempat tinggal mereka Sehingga perusahaan dalam memutuskan untuk beroperasi pada waktu wilayah geografis dengan memberikan variasi lokal Wilayah dan ukuran Wilayah dan ukuran merupakan

segmen yang bisa membantu perusahaan untuk menentukan pasar sasaran wilayah yang tepat bagi perusahaan

Kepadatan Kepadatan dapat disegmentasikan menjadi kelompok perkotaan pinggiran kota dan pedesaan

Iklim Iklim adalah salah satu segmen yang penting untuk diketahui perusahaan karena merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan segmentasi pasar

2) Demographic Segmentation Segmentasi berdasarkan variabel-variabel demografis merupakan dasar yang paling populer dalam membedakan pelanggan dikatakan demikian karena

177

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

keinginan preferensi dan tingkat pemakaian konsumen sering berhubungan dengan variabel-variabel demografis Alasan lainnya karena variabel-variabel demografi lebih mudah diukur dibandingkan dengan variabe-variabel lainya Berikut variabel-variabel yang digunakan dalam melakukan segmentasi pasar Usia Kemampuan dan keinginan konsumen sejalan

dengan usia Dalam menerapkan segmen usia dapat membantu perusahaan dalam menentukan pasar

Jenis kelamin Segmentasi menurut jenis kelamin merupakan suatu hal yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan

Penghasilan Penghasilan merupakan salah satu bentuk segmentasi pasar yang digolongkan oleh perusahaan dengan beberapa segmen misalnya masyarakat yang berpenghasilan rendah menengah dan tinggi

Pekerjaan Pekerjaan juga dapat menggolongkan pasar kedalam segmen pasar yaitu pegawai negeri pegawai swastam dan wiraswata

Pendidikan Segmen ini juga mendapat perhatian perusahaan karena produk yang nantinya dihasilkan oleh perusahaan haruslah sesuai dengan pendidikan konsumen dan dapat dimengerti

Jumlah keluarga Jumlah keluarga merupakan segmen yang perlu diperhatikan oleh perusahaan karena besarnya keluarga akan mengubah kebutuhan akan akomodasi yang diperlukan

Siklus keluarga Siklus keluarga merupakan segmen yang perlu diperhatikan oleh perusahaan agar perusahaan bisa menentukan sasaran yang tepat Biasanya perusahaan membedakan siklus keluarga atas status perkawinan dari konsumen yang ingin dituju

178

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Generasi Banyak penelitian yang kini mulai

memperhatikan segmentasi berdasarkan variabel

generasi Hal ini dilakukan karena adanya pemikiran

bahwa generasi dipengaruhi oleh lingkungan

dimana konsumen dibesarkan

3) Psychographic Segmentation

Segmentasi Psychographic membagi pembeli atas kelompokndashkelompok berdasarkan social class dan lifestyle Orangndashorang dalam kelompok demografik yang sama dapat dibagi dalam profil kelompok Psychographic yang berbeda satu dengan yang lainnya Kelompok social class pada dasarnya dibagindashbagi dalam kelompok kaya atau berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan rendah Sedangkan tata cara hidup (life style) sering dijadikan alasan untuk memilih fasilitas akomodasi yang sesuai dengan kelas dan kedudukannya Segmen life style ini memberikan kesempatan pada pemasar (marketer) untuk merencanakan target yang lebih akurat dan mempersiapkan fasilitas yang istimewa yang diinginkan Dalam segmen ini dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu yang berdasarkan gaya hidup dan kepribadian Gaya hidup pada segmen ini menunjukan

bagaimana cara konsumen baik secara individu maupun secara berkelompok terhadap konsumsi karena pengelompokan secara demografi akan menimbulkan gaya hidup yang berbeda-beda seperti kehidupan selebritis Oleh karena itu kelompok-kelompok yang seperti ini dapat dijadikan sasaran untuk produk-produk jenis baru karena setiap perubahan gaya hidup memiliki peluang bagi para pemasar

Kepribadian Kepribadian adalah segmen yang bisa menunjukkan pada sikap individu kepada

179

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

perusahaan dalam penentuan segmen pasar

4) Behavior Segmentation

Yaitu segmentasi yang membagindashbagi kelompok berdasarkan pengetahuan (knowledge) tingkah laku (attitude) penggunaan atau respon terhadap suatu produk tertentu Dalam segmen ini konsumen dibagi menjadi beberapa segmen yaitu Kejadian

Pembeli dapat dibedakan menurut kejadian saat mereka mengembangkan kebutuhan membeli suatu produk atau memakai suatu produk

Manfaat Manfaat yang ingin diperoleh dari konsumen dari produk yang dibeli berbeda-beda Dalam kaitanya dengan harga dan manfaat dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu mereka yang menganggap harga bersaing sebagai kepuasan yang dicari dan mereka yang lebih mengetengahkan kepuasan non harga

Status pemakaian Segmen ini dapat dibagi atas bukan pemakai bekas pemakai dan pemakai teratur Dari pembagian tersebut perusahaan dapat menentukan kelompok yang harus diperhatikan

Tahap kesiapan Pasar terdiri dari orang-orang dengan kesiapan yang berbeda-beda untuk membeli suatu produk Beberapa orang tidak menyadari keberadaan suatu produk beberapa menyadari beberapa orang menginginkan produk yang bersangkutan beberapa orang bermaksud untuk membeli

Sikap Beberapa kelompok dapat ditemukan dalam suatu

180

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pasar yaitu sikap orang yang antusias sikap yang positif sikap yang acuh tak acuh sikap yang negatifdan sifat yang benci

Dari pengertian pada halaman sebelumnya dapat

dikemukakanbahwasegmentasipasarmerupakanpenggolongan

pasar yang terdiri dari bermacam-macam aspek menjadi lebih

spesifik atau homogen dengan golongan yang bervariasi

1412 Pola Segmentasi Pasar

Suatu proses segmentasi pasar selalu dikelompok- kelompokkan mengikuti pola yang telah ditentukan dengan demikian diharapkan proses identifikasi variabel yang sedang diteliti lebih mudah untuk didapatkan

MenurutKotler(2005)segmenpasardapatdibentukdengan banyak cara salah satunya adalah dengan mengidentifikasi segmen preferensi (pilihan) yang memunculkan tiga pola antara lain Preferensi homogen yaitu menunjukan suatu pasar

dimana semua perusahaan dapat mempraktekan progam pemasaran tunggal yaitu dengan memasarkan produk tunggal Seringkali perusahaan mencari manfaat yang berbeda untuk memunculkan kebutuhan yang berbeda dari jenis produk yang sama

Preferensi tersebar yaitu konsumen mungkin tersebar di seluruh bidang yang menunjukan preferensi konsumen sangat beragam

Preferensi terkelompok yaitu pasar mungkin menunjukan kelompok preferensi yang berbeda-beda yang dinamakan segmen pasar alami

Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (200694) segmen

preferensi dibagi menjadi tiga pola yaitu

Preferensi yang homogen (homogoneous preferences)

181

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

menunjukan suatu pasar dimana semua konsumen itu secara kasar dapat dikatakan mempunyai preferensi yang sama (baik mengenai harga maupun kualitasnya)

Preferensi yang menyebar (diffused preferences) dimana preferensi konsumen dapat menyebar di dalam suatu product space tanpa menunjukan adanya konsentrasi Dalam hal ini konsumen mempunyai preferensi yang beda-beda tentang apa yang mereka inginkan dari produk tersebut

Preferensi berkelompok (clustered preferences) dimana kelompok-kelompok yang terdapat di dalam product space disebut segmen pasar mutual

1413 Segmentasi yang Efektif

Dalam menentukan segmentasi pasar harus bersifat efektif sehingga tidak menimbulkan kesukaran dalam menentukan strategi pemasaran berikutnya Menurut Kotler (2005238) agar dapat bermanfaat segmen pasar haruslah Dapat diukur dalam hal ini ukuran daya beli dan profit

segmen pasar dapat diukur Besar segmen cukup besar dan menguntungkan untuk

dapat dilayani suatu segmen harus merupakan kelompok yang homogen tersebar yang paling mungkin yang berharga untuk diraih dengan progam pemasaran yang dirancang khusus untuk mereka

Dapat diakses segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif

Dapat dibedakan segmen-segmen secara konseptual dapat dipisahkan dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan progam bauran pemasaran yang berbeda

Dapat diambil tindakan progam-progam efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen- segmen tersebut

182

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Sedangkan menurut Kasali (2000139) segmentasi pasar yang baik adalah

Apakah segmen itu cukup besar Segmen yang dipilh hendaknya cukup potensial dalam arti besar pasarnya dapat menjamin kontinuitas produk sesuai dengan harga yang bersedia dibayar oleh konsumen

Apakah ada daya belinya Populasi yang besar dalam sebuah segmen belum menjamin keberhasilan daya beli dan kesediaan untuk membeli juga penting

Apakah dapat dibedakan dengan segmen lainya Apakah sudah ada pesaing lain yang menguasai segmen

itu Segmen yang menarik tidak selalu terbuka untuk semua pendatang Mereka sudah ada tersebut pada umumnya sudah memasang rintangan-rintangan kepada calon pendatang baru bentuknya ada berbagai macam seperti harga murah iklan yang gencar penggunaan bahan baku dan penggunaan teknologi yang baik

Apakah sumber daya yang memadai Sumber daya yang dimiliki perusahaan haruslah baik untuk dapat menjangkau pasar

1414 Strategi Pemilihan Pasar

Menentukan pasar sasaran dalam perusahan bukanlah hal yang mudah karena akan berdampak pada penjualan barang dan atau jasa yang akan dijual oleh perusahaan Berikut definisi dari beberapa ahli dalam strategi pemilihan pasar

Menurut Kleinsteuber (2002) dalam strategi manajemen pemasaran hal yang perlu diperhatikan dalam strategi penyusunan pasar

1) Market Targeting Proses mengidentifikasi dan menganalisis satu atau beberapa segmen pasar disebut strategi menentukan pasar Dalam istilah asing strategi menentukan pasar yang akan

183

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

dibidik disebut sebagai market targeting Guna menentukan segmen mana yang akan memiliki potensi untuk dilayani secara menguntungkan diperlukan riset pemasaran Adapun kriteria yang digunakan Jumlah permintaan produk Kelayakan tiap segmen

pasar untuk dilayani secara khusus dipengaruhi oleh perkiraan jumlah produk tiap segmen pasar dan prospek pertumbuhanya beberapa tahun yang akan datang

Tingkat persaingan pasar Perlu dianalisis dan dikumpulkan adalah kekuatan dan kelemahan perusahaan-perusahaan pesaing utama

Perbandingan manfaat dan biaya Apabila manfaat yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang ditanggung ada baiknya perushaan mempertimbangkan melayani semua segmen pasar yang bersangkutan

Kekuatan dan kelemahan perusahaan Salah satu riset yang dilakukan perusahaan agar bisa bersaing dengan perusahaan lain

Tujuan usaha jangka menengah Bagaimanapun menariknyasegmenpasartertentuapabilaperusahaan menyamping dari tujuan jangka menengah segmen pasar tadi menjadi tidak menarik

Kemampuan menghimpun dan tambahan Untuk melayani segmen-segmen pasar secara khusus dana tamabahan dan karyaan untuk mengembangkan kegiatan produk

2) Market Positioning

Dengan membandingkan kekuatan dan kelemahan dengan perusahaan pesaing perusahaan dapat sebagai pemimpin pasar atau hanya sebagai berikut Dalam istilah asing menempatkan perusahaan diantara perusahaan lain yang

184

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

beroperasi disebut market positioning Penentuanya dapat dilakukan untuk produk perusahaan secara keseluruhan atau hanya pada jenis produk dan merek dagang tertentu yang diusahakan oleh perusahaan

3) Alternatif Strategi Pemilihan

Berdasarkan market targeting dan market positioning perusahaan dapat memilih empat alternatif strategi pemilihan pasar yaitu Mengerahkan seluruh sarana usaha kearah segmen

pasar terbesar Strategi pemilihan segmen pasar ini dilakukan dengan jalan menggerakan seluruh sarana usaha yang dimiliki perusahaan untuk merebut pembeli potensial disegmen pasar yang terbesar baik ditinjau dari potensi jumlah permintaan produk maupun dari sumbangan keuntungan dari perusahaan

Melayani beberapa segmen pasar tertentu Tiap segemen pasar yang dipilih dianggap dengan strategi pemasaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi mayoritas pembeli potensial dalam segmen pasar tersebut

Memusatkan diri pada beberapa segmen pasar yang menguntungkan dan memusatkan hasil produknya pada satu atau beberapa segmen pasar yang telah dikenal dan dianggap paling menguntungkan

Melayani seluruh segmen pasar yang ada Perusahan- perusahaan besar biasanya memiliki kemampuan menerapkan strategi pemasaran yang berbeda-beda pada setiap segmen pasar yang mereka layani

1415 Manfaat Segmentasi Pasar

Swastha (2006) mendefinisikan secara terperinci segementasi pasar dapat membantu manajemen dalam

185

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang

paling menguntungkan

Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan

pasar

Menentukan cara-cara promosi yang paling efektif bagi

perusahaan

Memilih media advertensi yang lebih baik dan menentukan

bagaimana mengalokasikan dana secara lebih baik ke

berbagai media

Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha

promosi

Sedangankan menurut Angiopora (2002113) segmentasi

pasar bermanfaat untuk

Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi

yang lebih baik untuk mendapatkan (mengarahkan) serta

membandingkan kesempatan-kesempatan atau harapan

di dalam marketing

Perusahaan dapat menggunakan pengetahuanya terhadap

respon marketing yang berbeda-beda sehingga dapat

mengalokasikan budgetnya dengan lebih tepat sebagai

segmen

Perusahaan dapat mengatur lebih baik produknya dan

marketing appealnya

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa manfaat

segmentasi pasar adalah menyediakan produk sesuai dengan

permintaan pasar menentukan cara-cara promosi yang efektif

mengarahkan serta membandingkan kesempatan-kesempatan

di dalam pemasaran dapat mengalokasikan anggaranya dengan

lebih tepat terhadap berbagai macam segmen dan agar dapat

mengatur waktu sebaik-baiknya dalam usaha promosi

186

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

1416 Target Pemasaran

Suatu tujuan yang amat penting dalam perencanaan pemasaran adalah menentukan metode yang dianggap penting untuk mencapai target yang sudah ditetapkan perusahaan Suatu target pasar terdiri dari top prospect yaitu orangndashorang yang hampir selalu melakukan pembelian produk tertentu Menurut Sulastyono (2001) disebutkan targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki

Kotler (2003) memberi batasan tentang target pemasaran sebagai berikut ldquotarget marketing is a process of evaluating each segmentsrdquo Jadi menurut Kotler target pemasaran adalah suatu proses mengevaluasi kebutuhan dan keinginan tiap segmen dan menyeleksi menandai satu atau beberapa segmen pasar

142 Alat Analisis Segmentasi Pasar

Untuk menjawab pokok permasalahan yang dikemukakan akan dijawab dengan teknik analisis sebagai berikut 1) Teknik Analisis Distribusi Frekuensi

Teknik analisis distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui jumlah dan prosentase mengenai variabel demografi geografi psikografi dan prilaku konsumen wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel sehingga diperoleh hasil dari masing-masing variabel melalui tabel-tabel yang dibuat berdasarkan hasil dari progam SPSS (Statistic Pharametrik) Setelah mengetahui hasil dari distribusi frekuensi selanjutnya dilkakukan teknik analisis tabulasi (cross tabulation)

2) Teknik Analisis Tabulasi Silang (Cross tabulation) Jika distribusi Frekuensi di atas hanya menerobos tiap- tiap variabel secara tersendiri maka dengan tabulasi silang akan membahas dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan secara diskriptif dan kemudian dijelaskan secara rinci sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik wisatawan yang menginap dan menggunakan

187

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

jasa hotel berdasarkan variabel demografi geografi dan psikografi dalam kaitanya dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan

3) Teknik analisis Chi-square Analisis chi-square digunakan untuk mengetahui signifikan atau ada tidaknya hubungan antara variabel demografi geografi dan psikografi dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan oleh wisatawan yang menginap yaitu dengan analisis deskriptif statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 tingkat kesalahan 5 dan derajat kebebasan (df) dari 1 sampai 30 Menurut Lukas

(1997) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

(Fo-Fe) 2

X2 = sum mdashmdashmdashmdashmdash

Fe

(total baris 1) (total kolom 1)

Fe=mdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdash

Total Jumlah

Keterangan X2 = Chi-square Fo = Frekuensi yang diobservasi Fe = Frekuensi yang diharapkan

143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar

1) Variabel Geografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor geografis seperti variabel wilayah yaitu Negara menunjukkan negara asal tamu yang menginap pada sebuah hotel

2) Variabel Demografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor demografis seperti usia jenis kelamin jumlah anggota keluarga dan status perkawinan

3) Variabel Psikografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor psikografis seperti variabel motivasi menjelaskan hal-hal yang mendorong tamu pada sebuah hotel dalam melakukan

188

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pembelian

4) Variabel Prilaku konsumen identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan sikap atau tanggpan mereka terhadap produk yang ditawarkan oleh sebuah hotel seperti variabel manfaat yang dicari menjelaskan alasan tamu memilih menginap pada sebuah hotel dengan alternatifnya antara lain faktor lokasi fasilitas harga pelayanan ataupun keramahan

Tabel 141 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

No Variabel Indikator Definisi

1 V a r i a b e l Demografi

Usia(X1) Variabel usia adalah variabel yang berisi- kan data-data wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan usia wisatawan

J e n i s Kelamin(X2)

Variabel jenis kelamin adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan jenis kelamin wisatawan

S t a t u s Pernikahan(X3)

Variabel status pernikahan adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan status pernikahan wisatawan

Pekerjaan(X4) Variabel pekerjaan adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan pekerjaan wisatawan

Pendapatan(X5) Variabel pendapatan adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan pendapatan wisatawan

J u m l a h Keluarga(X6)

Variabel jumlah keluarga adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan jumlah keluarga wisatawan

Pendidikan(X7) Variabel pendidikan adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan jenjang pendidikan wisatawan

2 V a r i a b e l Geografi

Negara Asal(X8) Variabel Negara Asal merupakan variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap di Dhyana Pura Beach Resort berkenaan dengan Negara asal

189

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

No Variabel Indikator Definisi

3 V a r i a b e l Psikografi

Motivasi(X9) Variabel motivasi merupakan variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan motivasi

4 V a r i a b e l P e r i l a k u Konsumen

Manfaat(X10)

Variabel manfaat adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan manfaat yang dicari wisatawan lokasi fasil- itas harga dan pelayanan yang menjadi alas an tamu menginap pada sebuah hotel

Studi Kasus Penentuan Segmentasi Pasar

1) Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel

Demografi Karakteristik Responden dilihat dari demografi yang

terdiri dari variabel usia jenis kelamin status perkawinan pekerjaan pendapatan jumlah keluarga dan pendidikan responden yang menginap pada sebuah hotel Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan progam komputer menghasilkan gambaran wisatawannya secara keseluruhan berdasarkan demografi akan diuraikan tabel seperti tabel berikut

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel

Demografi

No

Usia Jumlah

Orang Prosentase

1

15-20 tahun

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

gt50 tahun

2

11

58

24

5

20 110

580

240 50

Total 100 1000

190

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

2

Jenis Kelamin Pria

Wanita 65

35 650

350 Total 100 1000

3

Status Perkawinan Menikah

Tidak menikah 63

37

100

630

370

1000 Total

4

Pekerjaan Pelajar

PegawaiKaryawan

Wiraswata

Dan lainnya

3

63

18

16

30

630

180

160 Total 100 1000

5

Pendapatan ltUS$1000

US$1000-US$2500

gtUS$2500

36

53

11

360

530

110 Total 100 1000

6

Jumlah Keluarga 1-2 orang

3-4 orang

gt5 orang

70

25

5

700

250

50 Total 100 1000

7

Pendidikan SD

SLTP

SMA

Perguruan Tinggi

1

2

17

80

10

20

170

800 Total 100 1000

5) Karakteristik Responden Berdasarkan Geografi

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Geografi

Negara Asal Jumlah

Orang Prosentase a Indonesia

b Belanda 38

36 380

360

191

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

c Australia

d Amerika Serikat

e China

f Jerman

g Perancis

h Dan lainnya

6

4

1

8

2

5

60

40

10

80

20

50 Total 100 1000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa

karakteristik responden berdasarkan geografi menurut negara asal wisatawan yang menginap paling banyak berasal dari Indonesia yaitu 380 berikutnya berasal dari Belanda 360 8 berasal dari Jerman Australia 60 40 dari Amerika Serikat Prancis 20 China 10 dan dari negara-negara lain diluar itu sebanyak 50

6) Karakteristik Responden Berdasarkan Psikografi

Untuk karakteristik responden berdasarkan variabel psikografi dapat dilihat pada tabel berikut

Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Psikografi

Motivasi perjalanan Jumlah

Orang Prosentase a Rapat

b Bisnis

c Paket Wisata

d Liburan

e Pendidikan

f Dan lainnya

5

5

28

57

4

1

50

50

280

570

40

10 Total 100 1000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa

karakteristik responden berdsarkan psikografi dilihat dari motivasi wisatawan dalam melakukan perjalanan 570 adalah untuk Liburan 280 adalaha Paket Wisata 50 untuk Rapat 50 mempunyai tujuan Bisnis 50

192

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

untuk Pendidikan dan 10 sisanya adalah tujuan diluar yang sudah disebutkan

4) Karakteristik Responden Berdasarkan Prilaku

Konsumen Untuk karakteristk responden berdasarkan varibel

prilaku konsumen dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel

Prilaku Konsumen

Manfaat yang dicari Jumlah

Orang Prosentase a Lokasi Strategis

b Pelayanan Cepat

c Fasilitas Lengkap

d Kebersihan Hotel

e Harga Terjangkau

49

6

34

6

5

490

60

340

60

50 Total 100 1000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik

responden berdasarkan prilaku konsumen dilihat dari manfaat yang dicari sebagian besar wisatawan memilih lokasi yang strategis yaitu sebesar 490 berikutnya fasilitas yang lengkap sebesar 340 pelayanan yang cepat sebanyak 60 60 adalah kebersihan hotel dan yang paling sedikit adalah harga yang terjangkau yaitu sebesar 50

5) Hubungan Antara Variabel Demografi dengan Variabel

Prilaku Konsumen Berikut diuraikan hubungan antar variabel Demografi

responden dalam hal ini wisatawan pada sebuah hotel dengan manfaat yang dicari secara rinci sebagai berikut

Variabel Usia

Usia wisatawan menggambarkan tingkat kedewasaan seseorang yang juga berpengaruh pada

193

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

kesetiaan seseorang terhadap suatu produk Berdasarkan usia responden terhadap manfaat yang dicari dari 100 orang responden dapat dilihat pada tabel berikut ini

Hubungan Usia terhadap Manfaat yang dicari Responden

pada sebuah hotel di Bali Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayan- an yang

cepat

Fasilitas yang

lengkap

Keber- sihan hotel

Harga yang ter- jangkau

Total

Usia 15-20 Count 1 0 1 0 0 2 within

Usia 500 0 500 0 0 1000

21-30 Count 5 2 4 0 0 11

within

Usia 455 182 364 0 0 1000

31-40 Count 29 1 22 4 2 58

within

Usia 500 17 379 69 34 1000

41-50 Count 11 2 7 1 3 24

within

Usia 458 83 292 42 125 1000

gt50 Count 3 1 0 1 0 5

within

Usia 600 200 0 200 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Usia 490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa yang terbanyak

dicari berdasarkan usia adalah lokasi yang strategis sebanyak

490 yang berikutnya adalah fasilitas yang lengkap yaitu

340 selanjutnya kebersihan hotel sebanyak 60 60 memilih pelayanan yang cepat dan harga yang terjangkau sebanyak 50

Bila dikelompokan pilihan mereka berdasarkan usia dari 100 orang responden yang berusia 15 sampai 20 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebagai pertimbangan utama hal ini ditunjukan oleh besarnya prosentase sebesar 500 500 sedangkan responden dengan kelompok usia antara 21 sampai dengan 30 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang

194

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase yaitu 455 dan 364

Untuk kelompok usia 31 sampai 40 tahun cenderung mempunyai pilihan tersebar yaitu lokasi hotel yang strategis 500 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 379

Untuk kelompok usia antara 41 tahun sampai dengan 50 tahun pilihan manfaat mereka dengan urutan sebagai berikut lokasi hotel yang strategis 458 fasilitas hotel yang lengkap yaitu 292 dan harga yang terjangkau 125 Sedangkan untuk responden dengan kelompok usia lebih dari 50 tahun memilih manfaat lokasi hotel yang strategis yaitu sebanyak 60

Variabel Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin dapat ditentukan pilihan wisatawan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel Untuk selengkapnya distribusi responden berdasarkan jenis kelamin terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubugan Jenis Kelamin terhadap Manfaat yang dicari Re-

sponden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayan- an yang

cepat

Fasilitas

yang lengkap

Keber- sihan hotel

Harga yang

terjang- kau

Total Jenis Kelamin

Pria Count

within JenisKel- amin

35

538

2

31

24

369

1

15

3

46

65

1000

Wan- Count ita within

JenisKel- amin

14

400

4

114

10

286

5

143

2

57

35

1000

Total Count within JenisKel- amin

49

490

6

60

34

340

6

60

5

50

100

1000

195

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden

manfaat yang dicari dari sebuah hotel berdasarkan variabel jenis kelamin menunjukan bahwa pria 538 memilih lokasi hotel yang strategis urutan berikutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap 369 Sedangkan responden wanita manfaat yang dicari terdistribusi pada pilihan yaitu harga lokasi hotel yang strategis 400 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 286

Status Perkawinan

Berikut distribusi responden berdasarkan status perkawinannya terhadap manfaat yang dicari pada Dhyana Pura Beach Resort seperti pada tabel berikut

Tabel Hubungan Status Perkawinan terhada Manfaat yang

Dicari responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari Lokasi yang strat- egis

Pe- layanan

yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Keber- sihan hotel

Harga yang

terjang- kau

Total

Status Perkaw- inan

Menikah Count

within Status Perkaw- inan

30

476

4

63

21

333

4

63

4

63

63

1000

Tidak Count Menikah within

Status Perkaw- inan

19

514

2

54

13

351

2

54

1

27

37

1000

Total Count within Status Perkaw- inan

49

490

6

60

34

340

6

60

5

50

100

1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden

berdasarkan status perkawinan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa wisatawan yang sudah

196

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

menikah memiliki distribusi pilihan manfaat 476 memilih lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 333

Proporsi responden wisatawan yang belum menikah terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukan bahwa pilihan yang terbanyak adalah lokasi hotel yang strategis 514 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 340

Pekerjaan

Pekerjaan mencerminkan status sosial ekonomi dan keluarganya melakukan jenis perkerjaan seseorang dapat dapat diperoleh gambaran status sosialnya di masyarakat yang berpengaruh pula pada pemilihan jenis produk dan pelayanannya Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pekerjaan terhadap Manfaat yang dicari Re-

sponden pada sebuah hotel Manfaat Yang Dicari

Lokasi Pe- Fasili- Keber- Harga Total yang

strategis

layanan yang cepat

tas yang leng- kap

sihan hotel

yang terjang-

kau

Pekerjaan Pelajar Count 1 0 2 0 0 3

within

Pekerjaan 333 0 667 0 0 1000

Pe- gawai

Wiras- wata

Dan

Count 31 2 25 3 2 63 within

Pekerjaan 492 32 397 48 32 1000

Count 7 3 4 1 3 18 within

Pekerjaan 389 167 222 56 167 1000

Count 10 1 3 2 0 16

lainnya within Pekerjaan

625 62 188 125 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100 within

Pekerjaan 490 60 340 60 50 1000

197

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden

berdasarkan yang pekerjaan dirtekuni terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang berstatus pelajar pilihan terhadap manfaat yaitu fasilitas hotel yang lengkap yaitu 667 dan lokasi hotel yang strategis sebanyak 333

Untuk kelompok responden yang berprofesi sebagai pekerjakaryawan manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi yang strategis 492 dan pilihan berikutnya pada fasilitas hotel yang lengkap yaitu 397

Untuk responden yang menekuni pekerjaan sebagai pebisniswiraswasta pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis sebesar 389 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 222

Sedangkan responden yang berprofesi selain yang sudah disebutkan diatas memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 625 dan fasilitas hotel yang lengkap 188

Secara umum berdasarkan pekerjaan wisatawan yang menginap pada sebuah hotel 490 memilih lokasi yang strategis 340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat dan 50 karena harga yang terjangkau

Pendapatan

Pendapatan responden mengungkapkan berapa rata-rata total perbulan pendapatan dari pekerjaan yang ditekuni sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendapatan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan Hubungan pendapatan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

198

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tabel Hubungan Pendapatan terhadap Manfaat yang dicari

Responden pada sebuah hotel Manfaat Yang Dicari

Lokasi Pe- Fasili- Keber- Harga Total yang strat- egis

layan- an

yang cepat

tas yang leng- kap

sihan hotel

yang ter-

jang- kau

Penda- patan

ltUS$1000 Count 19 3 13 1 0 36

within Pendapa- tan

528 83 361 28 0 1000

US$1000- US$2500

Count 26 3 17 5 2 53 within Pendapa- tan

491 57 321 94 38 1000

gtUS$2500 Count 4 0 4 0 3 11 within Pendapa- tan

364 0 364 0 273 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100 within Pendapa- tan

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan tingkat

pendapatan responden terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang berpendapatan kurang dari US$1000bulan pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari pada lokasi hotel yang strategis 528 dan fasilitas hotel yang lengkap sebanyak 361

Untuk wisatawan yang berpendapatan antara US$1000 sampai dengan US$2500 pilihan mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang strategis yaitu 491 dan lokasi hotel yang terjangkau 321

Sedangkan untuk wisatawan yang berpenghasilan di atas U$2500 pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase yang sama yaitu 364

199

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Jumlah Keluarga Jumlah keluarga responden adalah berapa banyak jumlah keluarga dari responden yang ikut menginap pada sebuah hotel Hal ini mempengaruhi juga dalam pemilihan manfaat yang dicari dalam menentukan produk dan pelayanan yang diingikan Hubungan antara jumlah keluarga dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Jumlah Keluarga terhadap Manfaat yang dicari

Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari Lokasi Pelayanan Fasilitas Keber- Harga Total

Jumlah

1-2 Count

yang strategis

yang cepat

yang lengkap

sihan hotel

yang ter-

jang- kau

Kelu- arga

within Jumlah Keluarga

36 6 23 3 2 70 514 86 329 43 29 1000

3-4 Count 10 0 10 2 3 25 within Jumlah Keluarga

400 0 400 80 120 1000

gt5 Count 3 0 1 1 0 5 within Jumlah Keluarga

600 0 200 200 0 1000

To- tal

Count 49 6 34 6 5 100

within Jumlah Keluarga

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan jumlah

keluarga responden terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang jumlah keluarganya 1 sampai dengan 2 orang yang menginap pada sebuah hotel pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 514 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 329

200

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Untuk wisatawan yang jumlah keluarganya 3 sampai

dengan 4 orang pilihan manfaat yang dicari oleh mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase jumlah yang sama besar yaitu 400

Sedangkan untuk wisatawan yang jumlah keluarganya lebih dari 5 orang pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi hotel yang strategis sebesar 600 dan berikutnya fasilitas hotel yang lengkap dan kebersihan hotel dengan proporsi yang sama besar yaitu 200

Pendidikan

Pendidikan responden mengungkapkan tingkat pendidikan apa yang telah ditempuh oleh responden sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendidikan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan Hubungan pendidikan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pendidikan terhadap Manfaat yang dicari

Responden pada sebuah hotel

ManfaatYangDicari Lokasi Pelayan- Fasilitas Keber- Harga Total yang

strategis an yang

cepat yang

lengkap sihan hotel

yang ter- jangkau

Pen- didikan

SD Count 1 0 0 0 0 1

within

Pendidikan 1000 0 0 0 0 1000

SLTP Count 1 0 1 0 0 2

within

Pendidikan 500 0 500 0 0 1000

SMA Count 6 1 5 3 2 17

within

Pendidikan 353 59 294 176 118 1000

Pergu- Count 41 5 28 3 3 80 ruan within

Tinggi Pendidikan 512 62 350 38 38 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Pendidikan 490 60 340 60 50 1000

201

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden

berdasarkan jenjang pendidikan yang telah ditempuh terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang latar belakang pendidikannya sampai Sekolah Dasar (SD) pilihan terhadap manfaat yaitu lokasi hotel yang strategis yaitu sebesar 1000

Untuk kelompok responden yang latar belakang pendidikannya sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan proporsi jumlah yang sama besar yaitu 500

Untuk responden yang latar belakang pendidikanya sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 353 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 294

Sedangkan responden yang latar belakang pendidikan terakhirnya sampai dengan Perguruan Tinggi memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 512 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 350

Hubungan Antara Variabel Geografi dengan Variabel Prilaku

Konsumen Dilihat dari Negara mana wisatawan berasal distribusi

pilihan mereka terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

202

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tabel Hubungan Negara Asal terhadap Manfaat yang dicari

Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari Lokasi Pe- Fasilitas Keber- Harga Total yang strat- egis

layanan yang cepat

yang lengkap

sihan hotel

yang terjang-

kau Negara Indone- Count

21 3 12 2 0 38 Asal sia

within

Negara Asal 553 79 316 53 0 1000

Belanda Count 19 1 13 1 2 36

within Negara Asal

528 28 361 28 56 1000

Austra- Count 3 1 2 0 0 6 lia within 500 167 333 0 0 1000

1 0 2 0 1 4

250 0 500 0 250 1000

0 0 0 1 0 1

0 0 0 1000 0 1000

Negara Asal Amer- Count ika within Serikat Negara Asal China Count within Negara Asal Jerman Count 4 0 2 1 1 8

within Negara Asal 500 0 250 125 125 1000

Peran- Count 0 0 1 1 0 2 cis within

Negara Asal 0 0 500 500 0 1000

Dan Count 1 1 2 0 1 5 lainnya within

Negara Asal 200 200 400 0 200 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within Negara Asal 490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan manfaat yang paling banyak dijadikan pertimbangan berdasarkan negara asal wisatawan yang menginap pada sebuah hotel adalah sebagai berikut 490 memilih lokasi yang strategis 340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat dan 50 harga yang terjangkau

203

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Tujuan

Rapat

Count

Lokasi yang

strategis

Pelaya- nan yg cepat

Fasilitas yang

lengkap

Keber- sihan hotel

Harga yang ter- jangkau

Total

Per- jalanan

within

3 1 1 0 0 5

Tujuan 600 200 200 0 0 1000

Bisnis Perjalanan Count

1

1

1

0

2

5

within Tujuan 200 200 200 0 400 1000

Paket Perjalanan Count

17

0

9

2

0

28

Wisa- ta

within Tujuan

607

0

321

71

0

1000

Libur- Perjalanan Count

25

4

21

4

3

57 an within

Tujuan

439

70

368

70

53

1000

Pen- Perjalanan Count

2

0

2

0

0

4 didi-

kan within Tujuan

500

0

500

0

0

1000

Dan Perjalanan Count

1

0

0

0

0

1

lain- nya

within Tujuan

1000

0

0

0

0

1000

Total Perjalanan Count

49

6

34

6

5

100 within

Tujuan

490

60

340

60

50

1000

Perjalanan

Hubungan Antara Variabel Psikografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Motivasi perjalanan yang dilakukan wisatawan tentu tidak sama ada yang memiliki motivasitujuan berlibur rapat bisnis dan lain sebagainya Hubungan antara motivasi perjalanan wisatawan terhadap manfaat wisatawan terhadap manfaat yang dicari dalam menjatuhkan pilihan untuk menginap di sebuah hotel bisa dilihat dari tabel berikut

Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang

dicari Responden pada sebuah hotel Manfaat Yang Dicari

204

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Dari tabel di atas terlihat bahwa wisatawan yang memiliki

motivasi Rapat 600 memilih lokasi hotel yang strategis dan dengan prosentase pilihan 200 memilih fasilitas hotel yang lengkap dan pelayanan yang cepat

Untuk tujuan bisnis manfaat yang mereka cari adalah harga yang terjangkau yaitu 400 dan dengan prosentase yang sama besar yaitu 200 memilih fasilitas hotel yang lengkap pelayanan yang cepat dan lokasi hotel yang strategis Sedangkan responden yang tujuannya paket wisata manfaat yang mereka cari adalah lokasi yang strategis dengan prosentase 607 dan selanjutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap prosentase 321

Motivasi terbanyak adalah berlibur dan pertimbangan manfaat yang dipilih untuk menginap di Dhyana Pura Beach Resort adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 439 dan fasilitas hotel yang lengkap 368

Untuk wisatawan yang mempunyai tujuan pendidikan memilih manfaat untuk menginap adalah lokasi yang strategis dan fasilitas yang lengkap dengan prosentase 500 Dan yang terakhir adalah wisatawan dengan tujuan diluar tujuan yang telah disebutkan memilih manfaat dari Dhyana Pura Beach Resort sebagai tempat menginap dengan alasan 1000 lokasi hotel yang strategis

Karakteristik Responden dalam Kaitanya dengan Manfaat

yang Dicari

Menjawab pokok permasalahan kedua yaitu mengenai

hubungan antara variable demografi geografi dan psikografi

responden terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel

maka analisis dilakukan dengan menggunakan analisis Chi-

Square

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat

diuraikan seperti pada tabel berikut

205

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

No

Variabel Uji

2

Hitung

2

Tabel

df

α

Asymp Sig

(2-sided)

Hubungan

1

Manfaat yang dicari dengan usia

15474

2630

16

005

0490 Tidak Sig-

nifikan

2

Manfaat yang dicari dengan jenis kelamin

10218

949

4

005

0037

Signifikan

3

Manfaat yang dicari dengan status perkaw- inan

0778

949

4

005

0941

Tidak Sig-

nifikan

4

Manfaat yang dicari dengan perkerjaan

16667

2103

12

005

0163 Tidak Sig-

nifikan

5

Manfaat yang dicari dengan pendapatan

16781

1551

8

005

0032

Signifikan

6

Manfaat yang dicari dengan jumlah keluarga

9258

1551

8

005

0321 Tidak Sig-

nifikan

7

Manfaat yang dicari dengan pendidikan

8728

2103

12

005

0726 Tidak Sig-

nifikan

8

Manfaat yang dicari dengan Negara Asal

40903

4134

28

005

0055 Tidak Sig-

nifikan

9

Manfaat yang dicari dengan motivasi

24548

3642

20

005

0219 Tidak

Signifikan

Tabel Hubungan antara variabel Demografi Geografi dan Psikografi terhadap variabel manfaat yang dicari pada sebuah

hotel

X X

Sumber Hasil Penelitian X2 hitung gt X2 tabel = signifikan

Berdasarkan tabel di atas yang menunjukan hubungan

antara tujuh variabel demografi satu variabel geografi dan satu

variabel psikografi dengan manfaat yang dicari

Dari hasil perbandingan antara nilai Chi-Square hitung

dengan Chi-Square tabel serta tingkat signifikan yang dicapai

terbukti bahwa sembilan variabel yang diteliti dan diuji hanya

dua variabel yang berpengaruh signifikan yaitu

206

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Variabel Jenis Kelamin wisatawan terhadap manfaat

yang dicari pada sebuah hotel berpengaruh signifikan

dimana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel

(10218gt949) dengan tingkat signifikan 0037lt005 yang

membuktikan bahwa manfaat yang dicari seseorang untuk

menginap pada sebuah hotel memiliki kecenderungan

dipengaruhi oleh jenis kelamin mereka

Variabel Pendapatan responden terhadap manfaat yang

dicari pada sebuah hotel adalah signifikan di mana chi-

square hitung lebih besar dari chi-square tabel (16781gt1551)

dengan tingkat signifikan 0032lt005

207

A

BAB XV

REGRESI DAN KORELASI PADA JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN

151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua

Variabel nalisis tentang distribusi pasangan variabel disebut dengan istilah analisis bivariat Analisis tersebut membutuhkan

data yang terdiri dari dua kelompok hasil observasi atau pengukuran Data sedemikian itu dapat diperoleh dari berbagai bidang kegiatan yang menghasilkan pasangan observasi pengukuran sebanyak n yang dinyatakan sebagai (Xi Yi) dimana i = 1 2 n Variabel X mungkin saja berupa tingkat hunia kamar pada sebuah hotel sedangkan variabel Y merupakan penjualan makanan dan minuman dalam periode tertentu Pada dasarnya hubungan antara variabel X dan Y umumnya berkisar pada dua hal yang kadang-kadang sulit untuk dibedakan a) Mencari bentuk persamaan yang sesuai untuk meramal

(memprediksi) rata-rata Y bagi X tertentu atau rata-rata X bagi Y tertentu Permasalahan ini disebut dengan istilah regresi dimana terdapat variabel tergantung (dependen variable biasanya dinyatakan dengan notasi Y) dan variabel bebas (independent variable biasanya dinyatakan dengan notasi X)

b) Mengukur tingkat asosiasi (keterkaitan) atau korelasi antara variabel X dan variabel Y Tingkat asosiasi tersebut tergantung pada pola variasi atau inter-relasi yang bersifat simultan dari variabel X dan Y Variasi ini merupakan variasi gabungan (joint variation) dari X dan Y dan pengukurannya merupakan permasalahan Batas hubungan antara X dan

208

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

b

Y dapat dinyatakan dalam 2 kemungkinan Kemungkinan pertama adalah X dan Y (korelasi sempurna) sedangkan kemungkinan kedua adalah X dan Y (tidak berkorelasi) Variabel X dan Y dianggap berasosiasi secara statistik bila tingkat hubungannya terdapat diantara kedua batas tersebut

152 Cara Penerapan Garis Regresi

Garis linier yang terbentuk melalui titik-titik koordinat diagrtam pencar seringkali dinamakan (estimating line) Jika garis tersebut digambarkan dalam diagram pencar dengan menggunakan metode kuadrat minimum (least square) maka kita akan memperoleh garis regresi Y terhadap X garis regresi tersebut memiliki persamaan

Yi = a+bX Dimana konstanta a dan b dicari dengan persamaan berikut

( Y b X )

n XY X Y

a

n

n X 2

(

X ) 2

dimana n = jumlah pasang observasi atau pengukuran Koefisien di atas dinamakan ko-efisien regresi

153 Koefisien Korelasi

Pengukuran korelasi sampel diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil perkalian XrsquoYrsquo untuk semua nilai-nilai observasi dan mengrata-ratakannya dengan pembagi n Jika Xrsquo dan Yrsquo masing-masing dinyatakan dalam unit deviasi standar-nya maka akan diperoleh pengukuran korelasi yang bebas dari unit asal Pengukuran tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut

209

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

n s n s y

1 n X i Y i

atau 1 n Xi

X Yi Y

r i 1 s x

y

r i 1 s x

Perumusan di atas sering dinamakan ko-efisien korelasi Pearson atau dalam istilah asing disebut Product Moment Co-efficient of Correlation Secara sederhana rumus tersebut dapat ditulis menjadi

r=(nΣXY - sumXsumY) radic(nΣXsup2-(sumx)sup2) radic(nΣYsup2-(Σy)sup2)

Pada hakekatnya nilai r dapat bervariasi dari ndash1 melalui 0 hingga

+1 Jika r = 0 atau mendekati 0 maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau bahkan tidak terdapat hubungan sama sekali

154 Uji Hipotesi T-test

Uji T atau T-test Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan membuktikan kembali apakah hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) memang benar-benar diperoleh atau secara kebetulan

Menurut Sugiyono (2004184) hal ini dapat dibuktikan dengan rumus T-test

Keterangan

T-test = Koefisien t-test r = Koefisien korelasi n = jumlah data

210

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut

a) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha)

Ho b lt 0 ini berarti secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya

Ha b gt 0 secara parsial variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya

b) Menentukan level of significant () yang mana dalam penelitian ini adalah sebesar 5 sehingga tingkat kebenaran (significant) dalam penelitian ini adalah sebesar 95

c) Penentuan df (Degree of freedom) dilakukan menggunakan persamaan

dimana

df = degree of freedom n = jumlah responden dan k = jumlah variable bebas

d) Menentukan kriteria pengujian

Ho diterima bila tHitung

tTabel

Ho ditolak bila tHitung

gt tTabel

Keputusan t

hitung dibandingkan t

tabel apabila t

hitung lebih

besar dengan ttabel

nilai maka keputusan menolak

hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatife

(Ha) Ini berarti terdapat pengaruh antara variabel

bebas dengan variabel terikat sebaliknya jika nilai thitung

211

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

lebih kecil dengan nilai t

tabel maka keputusan menerima

hipotesis nol (Ho) dan menolak hipotesis alternative (Ha) yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat Sugiyono (2004)

Studi Kasus Analisis Regresi dan Korelasi Pada Sebuah

Hotel Pengaruh Biaya Advertising dan Biaya Personal Selling Terhadap Total Pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta Bali

Biaya Advertising (X1) Biaya Personal Selling (X2) dan Total

Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali Periode Tahun 2005 - 2009

Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp) Janrsquo05 1100000 1555000 529600000 Febrsquo05 1215000 1578000 701455118 Marrsquo05 1280000 1943000 727650753 Aprrsquo05 1700000 3856000 924567966 Meirsquo05 1795000 4157000 942012397 Junrsquo05 1800000 4750000 957789113 Julrsquo05 1960000 5353000 1121749036

Agursquo05 1967000 5600000 1135892433 Seprsquo05 2050000 5695000 115800000 Oktrsquo05 7950000 9560000 1677234986 Novrsquo05 7564000 9542000 1555169000 Desrsquo05 6785000 9500000 1554169500 Janrsquo06 4650000 8250000 1432555789 Febrsquo06 4710000 8300000 1436199045 Marrsquo06 4777000 8450000 1444768309 Aprrsquo06 3125000 6400000 1251315000 Meirsquo06 3200000 6450000 1256857077 Junrsquo06 3250000 6500000 1263349700 Julrsquo06 1285000 2254000 777987098

Agursquo06 1300000 2350000 798960396 Seprsquo06 1352000 2400000 798999015 Oktrsquo06 1830000 4845000 983987567 Novrsquo06 1845000 4870000 994500000

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp) Desrsquo06 1850000 4899000 999440000 Janrsquo07 2170000 5700000 1200889765 Febrsquo07 2185000 5750000 1214073785 Marrsquo07 2430000 5770000 1222234777 Aprrsquo07 3550000 6700000 1267435000 Meirsquo07 3570000 7230000 1268689160 Junrsquo07 3665000 7250000 1278266099 Julrsquo07 4860000 8465000 1445748500

Agursquo07 5200000 8560000 1454999810 Seprsquo07 5445000 9100000 1456888071 Oktrsquo07 1370000 2670000 850850000 Novrsquo07 1450000 2700000 862875000 Desrsquo07 1475000 3777000 879555129 Janrsquo08 1860000 4995000 999989543 Febrsquo08 1875000 5005000 1050222897 Marrsquo08 1879000 5110000 1070366595 Aprrsquo08 2500000 5875000 1225120000 Meirsquo08 2580000 5875500 1234432987 Junrsquo08 2595000 5880000 1234897910 Julrsquo08 3694000 7430000 1288328340

Agursquo08 3800000 7555000 1324378542 Seprsquo08 3815000 8230000 1326970123 Oktrsquo08 1477000 3785000 884899844 Novrsquo08 1500000 3785500 894064287 Desrsquo08 1655000 3800000 916300083 Janrsquo09 1888000 5200000 1083708670 Febrsquo09 1948000 5235000 1100998878 Marrsquo09 1950000 5321000 1103290695 Aprrsquo09 2685000 5900000 1240600075 Meirsquo09 2850000 6010000 1247999550 Junrsquo09 2950000 6155000 1247999660 Julrsquo09 3850000 8240000 1342789985

Agursquo09 4312000 8245000 1373455512 Seprsquo09 4600000 8246000 1413456987 Oktrsquo09 5980000 9245000 1470799785 Novrsquo09 6000000 9444000 1533688006 Desrsquo09 6530000 9489000 1533688146

212

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

213

VTerikat VBebas r parsial B Beta t-hitung Sig Biaya Advertising

(X1)

0066 4748 0032 0498 0620

Biaya Personal Selling

(X2)

0888 106661 0950 14572 0000

1) Analisis Hubungan Biaya Advertising (X

1) dan Biaya

Personal Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y)

pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis

data yang telah dikumpulkan guna menjawab

permasalahan yang telah dikemukakan pada bab I

adalah analisis statistik dengan menggunakan program

komputer SPSS 12 Adapun hasil yang diperoleh adalah

sebagai berikut

Hasil Analisis Statistik Hubungan Biaya Advertising (X1) dan

Biaya Personal Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) Pada

Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

Pendapa-

tan (Y)

R 0980 D 0960 T-Tabel 20025 Konstanta 517468298259 Persamaan Regresi Y = 517468298259 + 4748X

1 + 106661X

2

F ndash hitung 691773 F ndash tabel 31588

Hasil Olahan SPSS

2) Analisis Korelasi Parsial Biaya Advertising (X

1)

Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan

secara parsial antara biaya advertising (X1) dengan

total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

Besarnya koefisien korelasi parsial (r ) dapat diketahui

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

214

dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0066 Karena koefisien korelasi (r ) bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya berdasarkan kriteria interprestasi koefisien korelasi (r ) menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada diantara 000 ndash 1199 berarti bahwa secara parsial

biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif

namun sangat rendah dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

3) Uji T (T-test)

Untuk hipotesis pertama yaitu diduga ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah 1) Formulasi Hipotesis

Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

2) Menentukan Tingkat Kepercayaan Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF = n ndash k DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025 Kriteria Pengujian

Ho diterima bila -2 t 2 Ho ditolak bila -2 gt t gt 2

Nilai thitung = 0498 Kesimpulan

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 42 daerah

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

215

penerimaan dan penolakan Ho

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Berdasarkan analisis t test dan gambar 132 terlihat

bahwa nilai t hitung didapat sebesar 0498 sedangkan

T tabel sebesar 20025 dengan demikian t hitung berada

didaerah penerimaan Ho jadi Ho diterima dan Ha

ditolak Hal ini berarti bahwa dalam keadaan biaya

personal selling (X2) konstan secara statistik pada (α) =

5 biaya advertising (X1) tidak berpengaruh signifikan

terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

4) Analisis Korelasi Parsial Antara Biaya Personal selling

Terhadap Total Pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta

Bali

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya personal selling

(X2) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r )

dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu

0888 Karena koefisien korelasi r bertanda positif maka

hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya

berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi (r )

menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi

parsial berada diantara 080 ndash 1000 berarti bahwa secara

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

216

parsial biaya advertising (X

1) mempunyai hubungan

positif yang sangat kuat dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

5) Uji T (T test)

Untuk hipotesis kedua ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah Formulasi Hipotesis

Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan

antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan

signifikan antara

biaya personal selling terhadap

total pendapatan pada Hotel

Mutiara Kuta - Bali

Menentukan Tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 Uji sisi kanan DF = n ndash k DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila -2 t 2 Ho ditolak bila -2 gt t gt 2

Nilai t = 14572

Kesimpulan

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diujikan maka

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

217

disajikan gambar 43 daerah penerimaan dan penolakan Ho

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Berdasarkan analisis t test dan gambar 134 terlihat

bahwa nilai T hitung didapat sebesar 14572 sedangkan

T tabel sebesar 20025 dengan demikian T hitung berada

didaerah penolakan H0 jadi H0 ditolak dan Ha diterima

Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh

secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling

terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta -

Bali

6) Analisis Kerelasi Berganda

Untuk mengetahui hubungan secara simultan atau bersama-sama antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan kerelasi berganda berdasarkan hasil analisis melalui program komputer SPSS 12 diperoleh koefisien korelasi linier berganda R = 0980 berarti ada hubungan yang positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama-sama antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

218

7) Analisis Determinasi

Untuk mengetahui besarnya kontribusi biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan analisis determinasi dengan rumus

D = R2 x 100

Besarnya koefisien determinasi = 0960 atau 96 ini menunjukan biaya advertising dan biaya personal selling secara simultan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali yaitu sebesar 96 dan 4 disebabkan oleh faktor lain

8) Uji F (F-test)

Untuk menguji pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali digunakan F-Test adapun langkah-langkahnya adalah

Formulasi Hipotesis

Ho β1= β2 = 0 Tidak ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Ha β1 ne β2 ne 0 Ada pengaruh pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara Biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada hotel Hotel Mutiara Kuta - Bali

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

219

`

Menentukan tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF pembilang = k ndash 1 (3 ndash 1 = 2) DF penyebut = n ndash k (60 ndash 3 = 57) Jadi F Tabel = 3 1588

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila F hitung le F tabel

Ho ditolak bila F hitung gt F tabel

Menghitung Nilai F

Fh =

Dimana

R2 k - 1

(1 ndash R2) (n ndash k)

R = Koefisien korelasi berganda

Fh = F ndash hitung n = Banyaknya data k = Banyaknya variabel 1 = Variabel terikat Dengan menggunakan program SPSS 12 didapat nilai F= 691773 5

Penarikan kesimpulan uji

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis dengan uji F

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Dengan Uji F

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

220

Berdasarkan Uji F dan gambar diatas terlihat bahwa

nilai F hitung didapat sebesar 691773 sedangkan F tabel sebesar 31588 dengan demikian F hitung lebih besar dari F tabel berarti Ho ditolak maka Ha diterima Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

9) Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan analisis regresi linier berganda dengan model sebagai berikut

Y = a + b

1X

1 + b

2X

2

Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 12 seperti pada

tabel 132 maka dapat ditentukan persamaan regresinya sebagai

berikut

Y = 517468298 259 + 4748X

1 + 106661X

2

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

b1 Koefisien regresi X1

= 4748 hal ini berarti

pendapatan akan berubah rata-rata sebesar

4748 bila biaya advertising berubah sebesar

satu satuan dengan asumsi biaya personal

selling tidak berubah

b2 Koefisien regresi X2

= 106661 berarti

pendapatan akan berubah rata-rata sebesar

106661 bila biaya personal selling berubah

sebesar satu satuan dengan asumsi biaya

advertising tidak berubah

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

221

Dan dari hasil SPSS12 diperoleh tingkat signifikan masing- masing koefisien regresi tersebut 0620 untuk biaya advertising dan 0000 untuk biaya personal selling (tabel 42) Karena tingkat

signifikan dari koefisien regresi untuk biaya advertising (X1)

berada diatas 5 (005) berarti pengaruh yang terjadi antara biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali adalah tidak signifikan namun untuk biaya personal selling (X

2) lebih kecil dari 5 (005) berarti pengaruhnya adalah

signifikan

10) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dari rumusan masalah yang telah dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut a) Ada pengaruh positif (searah) namun sangat rendah

secara parsial antara biaya advertising (X1) terhadap total

pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali periode tahun 2005 ndash 2009 diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r ) biaya advertising (X

1) terhadap total pendapatan pada

Hotel Mutiara KutandashBali sebesar 0066 Melalui persamaan Y=517468298259+4748X

1+4748X

1 dapat dilihat bahwa

setiap peningkatan biaya advertising sebesar Rp1- akan mengakibatkan kenaikan sebesar Rp4748 pada pendapatan (Y) Hotel Mutiara Kuta-Bali dan atau sebaliknya

b) Ada pengaruh positif (searah) dan sangat kuat secara parsial antara biaya personal selling (X

2) terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali (Y) diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r ) biaya personal selling (X

2) terhadap total pendapatan (Y) sebesar 0888 Melalui

persamaan regresi diperoleh Y=517468298259+106661X2

dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya personal selling (X

2) sebesar Rp1- akan mengakibatkan kenaikan

sebesar Rp106661 pada pendapatan (Y) di Hotel Mutiara Kuta ndash Bali dan atau sebaliknya

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

222

c) Ada pengaruh positif dan sangat kuat secara simultan

atau bersama ndash sama antara biaya advertising (X1) dan biaya

personal selling (X2) terhadap total pendapatan (Y) pada

Hotel Mutiara Kuta ndash Bali diperoleh hasil koefisien korelasi berganda R= 0980 Berdasarkan analisis determinasi koefisien determinasi 0960 (96) artinya antara biaya advertising (X

1) dan biaya personal selling (X

2) terhadap

total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali berpengaruh 96 dan sisanya 4 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak di teliti Secara simultan biaya advertising

(X1) dan biaya personal selling (X

2) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta Bali

223

B

BAB XVI

BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA USAHA

PARIWISATA

161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard

alanced Scorecard mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis melampaui rangkuman ukuran finansial yang mampu

membuat eksekutif perusahaan mengukur seberapa unit bisnis mereka menciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan saat ini dan yang akan datang serta seberapa banyak perusahaan harus meningkatkan kapabilitas internal dan investasi dalam sumber daya manusia Definisi Balanced Scorecard yaitu

ldquothe balanced scorecard is a management system (not only a measurement system)

that enables organizations to clarify their vision and strategy and translate them into

action It provides feedback around both the internal business processes and external

outcomes in order to continuously improve strategic performance and results

When fully deployed the balanced scorecard transforms strategic planning from an

academic exercise into the nerve center of an enterpriserdquo (wwwbalancedscorecard

org)

Menurut Tunggal (2000) Balanced Scorecard merupakan

kelompok tolak ukur kinerja yang terintegrasi yang berasal

dari strategi perusahaan dan mendukung strategi perusahaan

di seluruh organisasi Balanced Scorecard menurut Kaplan dan

Norton (20009-16) merupakan suatu konsep yang berusaha

menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam

seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka

kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis

224

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced

Scorecard Balanced Scorecard menyediakan suatu instrumen yang

diperlukan untuk mengemudikan perusahaan menuju pada keberhasilan persaingan masa depan Balanced Scorecard berusaha untuk menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran secara menyeluruh yang memberi penekanan pada pencapaian tujuan keuangan dan juga membuat faktor pendorong tercapainya tujuan keuangan tersebut Untuk lebih memperjelas fungsi keempat perspektif Balanced Scorecard dalam mengimplementasikan visi dan strategi

perusahaan dapat dilihat pada gambar 161

Keuangan

Pelanggan

Visi dan Strategi

Proses Internal

Pembelajaran dan

Pertumbuhan

Gambar 141Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard

Sumber Kaplan dan Norton (2000)

163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja

Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001218) Balanced Scorecard memberikan rangka komprehensif untuk menjabarkan misi ke dalam sasaran-sasaran strategi Sasaran-sasaran tersebut dapat dirumuskan karena balanced scorecard menggunakan

225

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

empat perspektif yaitu keuangan pelanggan proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif keuangan akan menilai sasaran keuangan yang perlu dicapai organisasi dalam mewujudkan visinya Perspektif pelanggan memberikan gambaran segmen pasar yang dituju serta tuntutan kebutuhan mereka dalam upaya untuk mecapai sasaran keuangan tertentu Perspektif proses bisnis internal memberikan gambaran proses yang harus dibangun untuk melayani pelanggan dan untuk mencapai sasaran keuangan tertentu Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan pemacu untuk membangun kompetisi personel prasarana sistem informasi dan suasana lingkungan kerja yang diperlukan untuk mewujudkan sasaran keuangan pelanggan serta proses bisnis internal

1631 Perspektif Keuangan

Pendekatan Balanced Scorecard tetap mempertahankan perspektif keuangan karena ukuran keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan mengenai konsekuensi atas keputusan dan tindakan ekonomis yang telah diambil oleh pihak manajemen perusahaan Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif scorecard lainnya karena setiap ukuran terpilih harus merupakan bagian dari hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan

a) Tolok ukur kinerja perspektif keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan alat bantu yang penting bagi manajer untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang finansial sehingga analisis ini berguna untuk menentukan strategi finansial yang akan datang antara lain untuk menyusun neraca dan laporan laba rugi Rasio keuangan juga menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang

226

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

lain dan menjelaskan serta memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan yang merupakan cerminan perkembangan kinerja perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar

Menurut Riyanto (2001330) rasio ndash rasio dapat digolongkan menjadi tiga dilihat dari sumber dari mana rasio itu dibuat yaitu rasio ndash rasio neraca rasio ndash rasio laporan laba rugi dan rasio ndash rasio antar laporan Ada juga yang mengelompokkan rasio ndash rasio ke dalam rasio likuiditas rasio laverage rasio aktivitas

Van Horne dan Wachowicz (2004135) menyatakan bahwa ada beberapa tolak ukur umum yang diusulkan untuk dapat dipergunakan manajemen untuk menilai kinerja keuangan yaitu rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan

b) Rasio Likuiditas

Menurut Riyanto (2001332) untuk menghitung tingkat likuiditas perusahaan digunakan alat ndash alat ukur sebagai berikut

(1) Current ratio

Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar Adapun formulasinya sebagai berikut

(2) Quick Ratio

Rasio ini merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan persediaan karena persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir menjadi uang kas Formulasinya adalah

227

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

sebagai berikut

c) Ratio Solvabilitas

Menurut Riyanto ( 2001) solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi atau solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang jangka panjang

Dari kedua pengertian di atas maka dapat dikemukakan bahwa solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka panjang pada saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan

Jika perusahaan mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya maka perusahaan tersebut dikatakan solvable dan sebaliknya jika perusahaan tidak dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya maka perusahaan tersebut dalam keadaan insolvable

d) Cara Mengukur Solvabilitas

1 Total debt to asset

Membandingkan jumlah hutang jangka pendek dan jangka panjang dengan jumlah aktiva (total assets) Formulasinya adalah sebagai berikut (Suad Husnan2002563)

2 Total debt to equity

Membandingkan antara hutang dengan modal sendiri formulasinya

228

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

e) Cara meningkatkan solvabilitas

Riyanto (2001 35) mengemukakan tingkat solvabilitas dapat dipertinggi dengan jalan sebagai berikut (1) Menambah aktiva tanpa menambah hutang Dalam hal ini

penambahan aktiva dapat dipenuhi dengan penambahan modal sendiri

(2) Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva Dapat dilakukan dengan menambah modal sendiri

Baik dengan jalan pertama maupun kedua tersebut tidak lain dengan mengharuskan adanya aktiva sedang pada alternative kedua tambahan modal sendiri digunakan untuk mengurangi atau membayar hutang

f) Rasio Rentabilitas

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Riyanto 200135) bisa juga dikatakan bahwa rentabilitas adalah tingkat prospektif tidaknya perusahaan di masa yang akan datang berdasarkan tingkat suku bunga tertentu Cara untuk mengukur tingkat rentabilitas perusahaan yaitu

Kemudian membandingkan dengan tingkat suku

bunga pada tahun itu

g) Rasio profitabilitas

Rasio-rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan (Husein Umar 200297) Rasio yang digunakan yaitu rasio pengembalian ekuitas Pengembalian ekuitas membandingkan laba bersih setelah pajak (EAT) dengan modal yang diinvestasikan pemegang saham atau modal sendiridiukur sebagai berikut

229

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

1632 Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan merupakan leading indicator dalam

mewujudkan tujuan suatu perusahaan Perusahaan yang tidak memahami kebutuhan pelanggan akan memudahkan para pesaing untuk menyerang melalui penawawan produk dan jasa yang lebih baik sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para pelanggan Suatu perusahaan harus menciptakan dan memberikan produk dan jasa yang bernilai bagi pelanggan bila ingin mencapai kinerja keuangan jangka panjang yang baik

Dalam perspektif pelanggan Balanced Scorecard perlu dilakukan identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki Segmen pasar merupakan sumber yang akan menjadi komponen penghasilan tujuan finansial perusahaan (Kaplan dan Norton200055)

a) Mengukur kinerja perspektif pelanggan

Tolak ukur kinerja perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok (Soetjipto2002) 1) Kelompok Inti

Pangsa pasar mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar tertentu yang dikuasai oleh perusahaan

Tingkat perolehan para pelanggan baru mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan-pelanggan baru

Kemampuan mempertahankan para pelanggan lama mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil mempertahankan pelangan-pelanggan lama

Tingkat kepuasan pelanggan mengukur seberapa jauh pelanggan merasa puas terhadap layanan perusahaan

230

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Tingkat profitabilitas pelanggan mengukur

seberapa besar keuntungan yang berhasil diraih

oleh perusahaan dari penjualan produk kepada para

pelanggan

2) Kelompok Penunjang

Atribut-atribut produk (fungsi harga dan mutu) Tolak ukur atribut produk adalah tingkat harga eceran relatif tingkat daya guna produk tingkat pengembalian produk oleh pelanggan sebagai akibat ketidak sempurnaan proses produksi mutu peralatan dan fasilitas produksi yang digunakan kemampuan sumber daya manusia serta tingkat efisiensi produksi

Hubungan dengan pelanggan Tolak ukur yang termasuk sub kelompok ini tingkat fleksibilitas perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan para pelanggannya penampilan fisik dan mutu layanan yang diberikan oleh pramunaga serta penampilan fisik fasilitas penjualan

Citra dan reputasi perusahaan beserta produk- produknya dimata para pelanggannya dan masyarakat konsumen

Sedangkan menurut Tunggal (2000) kelompok pengukuran

dalam perspektif pelanggan terdiri atas

Bukti langsungDirect Evidence

KeandalanCapability JaminanGuaranty Daya TanggapAttention EmpatiTrust

b) Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan

Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan

231

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

dibandingkan dengan harapannya Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan Kepuasan pelanggan sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga taraf yaitu 1) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan

contoh Restoran A menunjukan jenis makanan yang disukai seseorang pelanggan Ia menanyakan bahan berapa harganya kemudian lihat dan kemudian di beli

2) Memenuhi harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat mereka akan kembali lagi Contoh Restoran B menunjukan jenis makanan yang disukai seorang pelanggan Ia menunjukan juga jenis makanan lain yang mungkin disukai dijelaskan kelebihannya kemudian di jelaskan bahan-bahannya berapa harganya dikemudian dilihat dan kemudian di beli Dan ditanyakan apakah mau dimakan di restoran atau di bungkus bahkan bisa dipesan dan diantarkan di tempat tujuan

3) Melakukan lebih daripada apa yang diharapkan pelanggan Contoh Restoran C (selain seperti restoran B) juga dijelaskan berbagai jenis makanan lain dan perbedaan dari masing-masing jenis makanan tersebut berbagai jenis minuman pun ditawarkan dengan berbagai rasa dan harga yang berbeda Setelah itu ditanyakan di makan di restoran atau dibungkus jika dimanakan direstoran maka pelayan akan melayani pembeli tapi jika dibungkus akan diserahkan makanan atau minuman tersebut sambil tersenyum serta mengucapkan terima kasih

1633 Perspektif Proses Bisnis Internal

Menurut Kaplan dan Norton (200080) dalam proses bisnis internal manajer harus bisa mengidentifikasi proses internal yang penting dimana perusahaan diharuskan melakukan

232

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

dengan baik karena proses internal tersebut mempunyai nilai-nilai yang diinginkan konsumen dan dapat memberikan pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham Dalam Balanced scorecard manajemen diharapkan menentukan proses bisnis yang lengkap dari awal sampai akhir dari proses inovasi proses operasi sampai dengan pelayanan purna jual

a) Rantai Nilai Proses Bisnis Internal

Dalam perspektif proses bisnis internal terdapat suatu rangkaian proses tertentu untuk mencapai nilai bagi pelanggan serta memberikan hasil finansial yang baik Model ini terdiri dari tiga proses bisnis utama yaitu Proses Inovasi Proses inovasi merupakan ldquogelombangrdquo

penciptaan nilai dimana perusahaan pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru (Norton dan Kaplan200085) Proses ini terdiri dari dua komponen yaitu para manajer melaksanakan penelitian pasar untuk mengenali ukuran pasar bentuk preferensi pelanggan dan tingkat harga produk dan jasa sasaran Yang kedua yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan memiliki informasi yang akurat dan dapat diandalkan untuk membayangkan peluang dan pasar baru bagi produk dan jasa yang dapat disediakan perusahaan

Proses Operasi Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan

Proses Layanan Purna Penjualan Dalam proses ini perusahaan menyediakan layanan bagi pelanggan setelah produk dan jasanya diserahkan kepada pelanggan Dalam hal ini pelayanan purna jual suatu restoran adalah dengan memberikan keuntungan ekstra kepada pelanggan seperti contoh memberikan cenderamata yang melambangkan ciri khas restoran tersebut bagi pelanggan

233

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

1634 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif keempat dalam balanced scorecard mengembangkan pengukuran dan tujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan tumbuh Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya Perspektif keuangan pelanggan dan sasaran dari proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan antara kemampuan yang ada dari orang sistem dan prosedur dengan apa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang handal Untuk memperkecil kesenjangan tersebut perusahaan harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling employes Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah (Kaplan dan Norton 2006)

1) Karyawan hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan

dan produktivitas kerja karyawan Untuk mengetahui tingkat

kepuasan karyawan perusahaan perlu melakukan survei

secara reguler Beberapa elemen kepuasan karyawan adalah

keterlibatan dalam pengambilan keputusan pengakuan

akses untuk memperoleh informasi dorongan untuk

melakukan kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari

atasan Produktivitas kerja merupakan hasil dari pengaruh

agregat peningkatan keahlian moral inovasi perbaikan

proses internal dan tingkat kepuasan konsumen Dalam

menilai produktivitas kerja setiap karyawan dibutuhkan

pemantauan secara terus menerus

Norton dan Kaplan (2000) meyebutkan adanya tiga

pengukuran sebagai faktor pendorong pada perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan karyawan yaitu

Kepuasan Karyawan tujuan kepuasan karyawan

menyatakan bahwa moral karyawan dan kepuasan kerja

berpengaruh bagi peningkatan produktivitas daya

tanggap mutu dan layanan terhadap pelanggan dimana

234

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

juga sebagai pendorong pada kedua pengukuran lainnya Oleh karena itu perusahaan yang ingin mendapatkan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi perlu memiliki pelanggan yang dilayani oleh karyawan yang terpuaskan oleh perusahaan

Retensi Karyawan bertujuan untuk mempertahankan selama mungkin para karyawan yang diminati perusahaan karena mereka merupakan modal intelektual khusus organisasi dan merupakan aktiva non keuangan yang bernilai bagi perusahaan Retensi karyawan diukur dengan presentasi Labour turn over tiap tahunnya

Produktivitas Karyawan merupakan suatu ukuran hasil dampak keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian pekerjainovasi proses internal dan kepuasan pelanggan Tujuannya adalah membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut

2) Kemampuan Sistem Informasi

Perusahaan perlu memiliki prosedur informasi yang mudah dipahami dan mudah dijalankan Tolok ukur yang sering digunakan adalah bahwa informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan tepat dan tidak memerlukan waktu lama untuk mendapat informasi tersebut

1635 Pengukuran Tingkat Kepuasan Karyawan

Tunggal (2002) menyebutkan dua metode untuk mengukur kepuasan karyawan yaitu 1) Metode angka nilai global tunggal (single global rating) yaitu

dengan cara meminta individu untuk menjawab semua per- tanyaan kemudian responden memilih salah satu jawaban dari sangat puas sampai dengan sangat tidak puas

2) Metode skor penjumlahan (summation score) yaitu dengan cara mengenali semua unsure utama kerja dan menanyakan

235

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

perasaan karyawan mengenai setiap unsur tersebut Tiap ndash tiap skor dinilai dan kemudian dijumlahkan untuk menciptakan skor kepuasan kerja secara keseluruhan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan

menurut Herzberg (2002) yaitu

1) Motivator Factor berhubungan dengan aspek ndash aspek yang

terkandung dalam pekerjaan itu sendiri atau disebut juga

aspek intrinsik Yang termasuk didalamnya yaitu

A Achievement yaitu keberhasilan menyelesaikan tugas

B Recognition yaitu penghargaan C Work it self yaitu pekerjaan itu sendiri D Responsibility yaitu tanggung jawab kerja E Possibility of growth yaitu kemungkinan untuk

mengembangkan diri F Advancement yaitu kesempatan untuk maju

2) Hygience Factor merupakan faktor ndash faktor yang berada di

sekitar pelaksanaan pekerjaan merupakan aspek ekstrinsik

karyawan Termasuk di dalamnya yaitu

a) Working condition yaitu keadaan tempat kerja

b) Interpersonal relation yaitu hubungan antar pribadi c) Company policy and administration yaitu kebijakan

perusahaan dan pelaksanaannya d) Supervision technical yaitu cara pengawasan e) Job security yaitu perasaan aman dalam bekerja

Studi Kasus Analisis Balanced Scorecard Sebagai Penilaian

Kinerja

1) Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan

Tolak ukur kinerja keuangan menunjukan apakah strategi implementasi dan eksekusi suatu unit usaha atau unit bisnis memberikan kontribusi terhadap perbaikan laba atau tidak

236

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Kinerja Restoran Sedap dari prespektif keuangan dinilai dari analisis rasio yaitu current ratio quick ratio total assets to total debt total equity to total debt rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri

Current Ratio

Rasio likuiditas yang dicapai Restoran Sedap dilihat dari current ratio mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2005 sebesar 10445 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 043 menjadi 10402 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 546 119 dan 281 menjadi 10948 11067 dan 11348 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar masing-masing sejumlah Rp 109 Rp 110 dan 113

Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau dari current ratio dapat dilihat pada tabel sebagai berikut

Penilaian Current Ratio Restoran Sedap Periode 2006ndash2010

Tahun Current Ratio

Standar Rasio Historis

Hasil

2006 10445 10433 - 11251 Cukup Baik 2007 10402 10433 - 11251 Kurang Baik 2008 10948 10433 - 11251 Cukup Baik 2009 11067 10433 - 11251 Cukup Baik 2010 11348 10433 - 11251 Baik

Rasio rata-rata ( X ) 10842 S 4086 X ndash S 10433 X + S 11251

Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi

current ratio berada di tengah antara standar rasio histori yaitu 10445 ini dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran

237

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio historis yaitu sebesar 10402 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik pada tahun tersebut Hal ini di sebabkan karena pada tahun tersebut terjadi tragedy bom bali II dan beberapa bencana alam di Indonesia membuat turunnya angka wisatawan di Bali hal ini menyebabkan kurangnya pendapatan dari Restoran Sedap dan menambahnya hutang sehingga besar hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Dan pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada di tengah antara standar rasio historis yaitu 10948 dan 11067 ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan cukup baik Pada tahun 2010 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada diatas batas standar rasio historis yaitu 11348 Hal ini disebabkan karena adanya penambahan aktiva lancar yang lebih besar dibandingkan dengan penambahan utang lancar Restoran Sedap

Quick Ratio

Quick ratio yang di hasilkan pada tahun 2006 sebesar 10119 dimana kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 101 Pada tahun 2007 hasil quick ratio mengalami penurunan sebesar 056 menjadi 10063 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 100 Namun pada tahun 2008 2009 dan 2010 quick ratio kembali mengalami peningkatan sebesar 534 111 dan 269 menjadi sebesar 10597 10708 dan 10977 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 105 Rp 107 dan Rp 109

Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau darii quick ratio dapat dilihat pada sebagai berikut

238

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Penilaian Quick Ratio Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun Quick Ratio Standar Rasio Historis

Hasil

2006 10119 10101 - 10885 Cukup Baik 2007 10063 10101 - 10885 Kurang Baik 2008 10597 10101 - 10885 Cukup Baik 2009 10708 10101 - 10885 Cukup Baik 2010 10977 10101 - 10885 Baik Rasio rata-rata ( X ) 10493 S 3924 X ndash S 10101 X + S 10885

Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari

segi quick ratio berada di tengah standar rasio historis yaitu 10119 ini dapat di katakan perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio historis yaitu sebesar 10063 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik hal ini disebabkan karena kurangnya wisatawan sehingga membuat persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir menjadi uang kas Dan pada tahun tersebut besarnya hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi quick ratio kembali mengalami penaikan dan berada di tengah antara standar rasio historis yaitu 10597 dan 10708 ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sehingga perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Pada tahun 2010 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio mengalami kenaikan lagi dan berada diatas batas standar rasio historis yaitu 10977

Total Asset to total Debt

Total asset to total debt di tahun 2006 sebesar 5153 berarti bahwa setiap hutang Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar Rp

239

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

051 Di tahun berikutnya 2007 2008 2009 dan 2010 mengalami penurunan sebesar 5082 4955 4857 dan 5018 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar Rp 050 Rp 049 Rp 048 dan Rp 050

Penilaian perspektif keuangan dari Total Debt to Total Asset Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Total Asset to Total Debt Restoran Sedap Periode

2006 ndash 2010

Tahun Total Asset to Total Debt

Standar Rasio Historis

Hasil

2006 5153 4899 - 5127 Baik 2007 5082 4899 - 5127 Cukup Baik 2008 4955 4899 - 5127 Cukup Baik 2009 4857 4899 - 5127 Kurang Baik 2010 5018 4899 - 5127 Cukup Baik

Rasio rata-rata ( X ) 5013 S 114 X - S 4899 X + S 5127

Dari hasil perhitungan Total Asset to total debt tahun 2006

ndash 2010 diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 4899 - 5127 Kinerja perspektif keuangan berdasarkan total asset to total debt di tahun 2006 adalah baik karena berada diatas standar rasio historis yaitu 5153 Dan pada tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5082 dan 4955 Namun pada tahun 2009 kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 4857 ini disebabkan karena jumlah hutang jangka panjang yang besarnya tidak seimbang dengan besarnya aktiva lancar pada tahun tersebut Pada tahun 2010 kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5018

240

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Total Equity to Total Debt

Total Equity to Total Debt di tahun 2006 sebesar 10632 berarti bahwa modal sebesar Rp 106 menjamin hutang sebesar Rp 1- Di tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami penurunan menjadi 10334 9824 dan 9446 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2007 2008 dan 2009 sebesar Rp 103 Rp 098 dan Rp 094 Dan kembali mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 10075 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2010 sebesar Rp 100

Penilaian perspektif keuangan dari Total Equity to Total Debt Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Total Equity to Total Debt Restoran Sedap Periode

2006 ndash 2010

Tahun Total Equity to Total Debt

Standar Rasio Historis

Hasil

2006 10632 9605 - 10519 Baik 2007 10334 9605 - 10519 Cukup Baik 2008 9824 9605 - 10519 Cukup Baik 2009 9446 9605 - 10519 Kurang Baik 2010 10075 9605 - 10519 Cukup Baik Rasio rata-rata ( X ) 10062 S 457 X ndash S 9605 X + S 10519

Dan hasil perhitungan Total equity to total debt tahun

2006 ndash 2010 diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 9605 - 10519 Kinerja perspektif keuangan berdasarkan perhitungan Total equity to total debt di tahun 2006 adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 10632 Tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 10334 dan 9824 Namun pada tahun 2009 hasil perhitungan Total equity to total debt adalah kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu

241

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

9446 hal ini disebabkan karena perbandingan antara hutang perusahaa dan modal sendiri yang tidak seimbang pada tahun tersebut Pada tahun 2010 hasil perhitungan Total equity to total debt kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 10075

Rentabilitas Ekonomi

Rasio rentabilitas ekonomi pada tahun 2006 sebesar 3487 berarti dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 034 Di tahun 2007 rentabilitas ekonomi mengalami penurunan menjadi 2957 berarti dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 029 Dan kembali mengalami peningkatan pada tahun 2008 2009 dan 2010 menjadi 3750 4137 dan 4327 berarti modal sebesar Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 037 Rp 041 dan Rp 043

Penilaian perspektif keuangan dari Rentabilitas Ekonomi

Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap Periode 2006

ndash 2010

Tahun RE Standar Rasio Historis

Hasil

2006 3487 3189 - 4275 Cukup Baik 2007 2957 3189 - 4275 Kurang Baik 2008 3750 3189 - 4275 Cukup Baik 2009 4137 3189 - 4275 Cukup Baik 2010 4327 3189 - 4275 Baik Rasio rata-rata ( X ) 3732 S 543 X ndash S 3189 X + S 4275

Dari hasil perhitungan rentabilitas ekonomi tahun 2006

ndash 2010 di peroleh standar rasio historis yaitu sebesar 3189 -

242

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

4275 Tahun 2006 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3487 Di tahun 2007 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 2957 hal ini disebabkan pada tahun tersebut terjadi penurunan laba sehingga tingkat prospektif Restoran Sedap menurun inipun terjadi karena adanya penurunan tingkat suku bunga pada tahun tersebut Di tahun 2008 dan 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3750 dan 4137 Dan pada tahun 2010 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 4327

Profitabilitas

Rasio profitabilitas pada tahun 2006 sebesar 3124 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 031 Tahun 2007 rasio profitabilitas menurun menjadi 2645 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih stelah pajak sebesar Rp 026 Dan pada tahun 2008 dan 2009 meningkat menjadi 2889 dan 3222 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 028 dan Rp 032 Namun pada tahun 2010 rasio profitabilitas kembali menurun menjadi 2574 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 025 Penilaian perspektif keuangan dari Profitabilitas Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

243

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Penilaian Profitabilitas Restoran Sedap Periode 2005 ndash 2009

Tahun Profitabili- tas

Standar Rasio Historis

Hasil

2006 3124 2606 - 3176 Cukup Baik 2007 2645 2606 - 3176 Cukup Baik 2008 2889 2606 - 3176 Cukup Baik 2009 3222 2606 - 3176 Baik 2010 2574 2606 - 3176 Kurang Baik Rasio rata-rata ( X ) 2891 S 285 X - S 2606 X + S 3176

Dari hasil perhitungan Profitabilitas tahun 2006 ndash 2010

diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 2606 - 3176 Pada tahun 2006 2007 dan 2008 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3124 2645 dan 2889 Dan di tahun 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 3222 Namun di tahun 2010 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas menjadi kurang baik karena berada dibawah standar rasio historis yaitu 2574 hal ini disebabkan karena adanya penurunan laba bersih yang tidak seimbang dengan modal perusahaan

2) Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan

Kinerja perusahaan dari perspektif pelanggan diukur dengan menggunakan tolak ukur kepuasan pelanggan karena terkait dengan tujuan perusahaan yaitu memperluas pangsa pasar Dengan memuaskan pelanggan perusahaan dapat mempertahankan pelanggan yang telah ada dan meningkatkan jumlah pelanggan Hal ini terjadi karena adanya promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh pelanggan lama kepada orang ndash orang disekitar mereka Pada Guest Comment

244

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

card Restoran Gusti SedapBali rata ndash rata menyebutkan bahwa mereka akan merekomendasikan Restoran Sedap kepada kerabat dan keluarga mereka Meningkatnya jumlah pelanggan ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan sehingga kinerja keuangan perusahaan akan meningkat

Pengolahan data kepuasan pelanggan sebelumnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas data terlebih dahulu Berdasarkan data maka dapat dilihat bahwa hasil penelitian valid dan reliable karena hasil korelasi tiap faktor positif serta alpha cronbach lebih dari 06

Selanjutnya penghitungan daerah nilai (score range) Tujuan dihitungannya daerah nilai (score range) supaya internal nilai bisa dihitung Berdasarkan data maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah 080 dan dari hasil tersebut dapat dilakukan penghitungan terhadap interval nilai Dari penghitungan yang dilakukan besarnya interval nilai yang diperoleh adalah sebesar 016 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh mengenai tingkat kepuasan pelanggan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan

Dimensi Indeks Kepuasan Pelanggan

Hasil kinerja pers- pektif Pelanggan

Bukti Langsung Direct Evidence

(0232) Baik

Keandalan Capability (0160) Sangat Baik Jaminan Guarantee 0205) Baik

Daya Tanggap Attention (0278) Baik Empati Trust (0170) Baik Rata - rata (021) Baik

245

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Indeks kepuasan pelanggan untuk bukti langsung

sebesar -0232 berada pada interval -032 le IKP lt -016 yang berarti pelanggan puas Untnuk keandalan indeks kepuasan pelanggan berada pada interval -016 le IKP le 0 hal ini berarti pelanggan sangat puas atas dimensi ini Sedangkan untuk dimensi jaminan daya tanggap dan empati masingndashmasing pada angka -020 -027 dan -017 berada pada interval -032 le iKP lt -016 yang berarti pelanggan puas Secara keseluruhan indeks kepuasan pelanggan rata ndash rata adalah sebesar -021 yang berada pada interval -032le IKPlt -016 ini berarti bahwa pelanggan puas terhadap kualitas pelayanan jasa yang disediakan oleh Sy Garden Legian Bali Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja Restoran Sedap yang diteliti selama kurun waktu agustus 2010 ndash oktober 2010 adalah baik

Kinerja Restoran Sedap perspektif pelanggan dirasa tidak optimal karena hanya berada dalam interval baik Hal ini dipengaruhi oleh cukup banyaknya komplain dari tamu yang mengeluhkan adanya beberapa keributan yang terjadi di Restoran Sedap Tamu menganggap bahwa keributan yang terjadi kesalahan dari pihak Restoran Sedap yang tidak tanggap dalam mengantisipasi hal ini dan menyebabkan para pengunjung terganggu dengan keributan tersebut

3) Penilaian Kinerja Perspektif Bisnis Internal

Dalam memberikan pelayanan terhadap tamu Restoran Gusti SedapHotel menerapkan standar waktu dalam tiap proses pelayanannya Semua pelayanan yang di berikan untuk memenuhi kebutuhan tamu yang sudah tersedia di Restoran Sedap di berikan standar waktu penyelesaian adalah tidak lebih dari 5 menit Sedangkan jika kebutuhan tamu yang membutuhkan sebuah proses memasak seperti sebuah makanan maka memerlukan waktu yang lebih banyak namun standar waktu penyelesaian yang di berikan tidak lebih dari 30 menit Waktu pelayanan bersifat fleksibel tergantung dari jenis

246

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

kebutuhan tamu

Penilaian perspektif ini dapat juga dilihat dari restoran dan bar yang telah menerapkan online system untuk memproses segala transaksi yang terjadi di Restoran Gusti SedapBali seperti memproses tagiha tamu selama mereka bertransaksi di area Restoran Sedap Sistem ini sudah di fungsikan dengan seharusnya maka pengecekan tagihan ke masing-masing outlet tidak diperlukan lagi Jika dalam pemenuhan kebutuhan tamu tersebut melebihi dari standar waktu yang ditentukan maka tamu berhak mendapat kompensasi tertentu

Melalui wawancara yang dilakukan dengan pihak manejemen Restoran Sedap dan melihat hasil kuesioner mengenai kepuasan pelanggan dimana hasil jawaban tamu menunjukan bahwa tamu sangat puas terhadap pelayanan yang di berikan Dari hasil tersebut maka diketahui bahwa manufacturing cycle efficiency (MCE) adalah sama dengan satu Ini berarti bahwa pelayanan yang diterima pelanggan tidak pernah melebihi standar waktu yyang telah ditentukan dengan kualitas pelayanan yang sesuai dengan standar Restoran Gusti SedapBali

4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan tolak ukur tingkat produktivitas karyawan dan Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) Tingkat produktivitas karyawan yang dinilai adalah untuk tahun 2006-2010 Sedangkan untuk tolak ukur tingkat kepuasan karyawan digunakan untuk menilai kinerja dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap yang diukur selama periode agustus 2010 ndash oktober 2010

Produktivitas Karyawan

Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap untuk tahun 2006-2010 diukur berdasarkan

247

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

tingkat produktivitas karyawan Jumlah karyawan yang bekerja di Restoran Sedap per 31 Desember 2006 ndash 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Perkembangan Tingkat Produktivitas Karyawan Pada Restoran

Sedap tahun 2006 ndash 2010

Tahun

Pendapatan (Rp)

Karya- wan

Produktivi- tas (Rp)

Perkembanagan

Rupiah

2006 1957043060 53 36925341 - - 2007 1850928646 53 34923182 (2002159) (542) 2008 2205780223 61 36160332 1237150 354

2009 2418006552 66 36636463 476131 131

2010 2543697588 69 36865182 228716 062

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap mengalami fluktuasi yang tidak terlalu signifikan jumlah karyawan pada tahun 2006 dan 2007 yang tidak berubah membuat penurunan produktivitas sebesar 542 Namun pada tahun 2008 kenaikan jumlah karyawan sebesar 8 orang karyawan memberikan dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 354 Pada tahun 2009-2010 kenaikan jumlah karyawan yang masing-masing 4 dan 3 orang memberikan dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 131 dan 062 ini disebabkan karena besarnya pendapatan yang di peroleh dari penjualan food and beverages di Restoran Sedap

5) Kepuasan Karyawan

Tingkat kepuasan karyawan diukur dengan menggunakan Indeks Kepuasan Karyawan yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner kepada karyawan Restoran Sedap Karyawan yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah karyawan tetap Restoran Sedap

248

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Seperti halnya dalam menentukan tingkat kepuasan

pelanggan dalam menentukan tingkat kepuasan karyawan sebelumnya juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas Hasil penghitungan dapat dilihat pada lampiran 22 dan lampiran 23 Penghitungan terhadap daerah nilai (score range) memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghitung interval nilai Berdasarkan data pada lampiran 24 sampai dengan lampiran 26 maka dapat dihitung besarnya daerah nilai dan berdasarkan penghitungan yang dilakukan maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah sebesar 04 dan besarnya interval nilai yang diperoleh adalah sebesar 004 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan karyawan

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh mengenai tingkat kepuasan karyawan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel Pengolahan Data Kepuasan Karyawan

Dimensi Indeks Kepuasan Karyawan

Hasil kinerja perspek- tif Karyawan

Pencapaian (0295) Cukup Baik

Penghargaan (0444) Sangat Tidak Baik

Pekerjaan (0307) Cukup Baik

Tanggung Jawab (0272) Cukup Baik

Pengembangan Diri (0316) Cukup Baik

Tempat Kerja (0330) Tidak Baik

Hubungan antar pribadi (0319) Cukup Baik

Kebijakan Perusahaan (0271) Baik Pengawasan Supervisi (0262) Baik

Keamanan Kerja (0273) Baik

Rata ndash rata (031) Cukup Baik

249

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) untuk dimensi

pencapaian sebesar -0295 yang berada pada interval -032 le IKK lt -028 yang berarti karyawan cukup puas terhadap dimensi tersebut Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya beberapa karyawan yang pada saat melamar pekerjaan mereka melamar di departemen A namun pada kenyataannya setelah diterima bekerja dialihkan ke departemen B yang dinilai perusahaan lebih membutuhkan Hal ini berlaku juga pada dimensi pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi yang berada pada nilai atau rentangan interval -032 le IKK lt -028 yaitu karyawan cukup puas dengan pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi mereka

Sedangkan untuk dimensi penghargaan IKK ada pada nilai -0444 yaitu pada interval IKK lt -036 yang berarti karyawan sangat tidak puas dengan ganjaran maupun penghargaan yang diberikan kepada karyawan Tingkat kompensasi yang tidak sesuai dengan pekerjaan karyawan serta tidak adanya penghargaan atas prestasi dalam bekerja merupakan salah satu penyebab buruknya kinerja Restoran Sedap di dimensi ini Hal ini diperkuat oleh banyaknya keluhan ndash keluhan responden mengenai tingkat apresiasi perusahaan kepada karyawan

Untuk dimensi tempat kerja IKK berada pada interval -036 le IKK lt -032 yaitu sebesar -033 Fasilitas dan tempat kerja terutama pada food and cake shop yang outletnya terasa sempit dan tidak nyaman bagi para karyawan Selain itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak dan penuh dengan barang ndash barang keperluan office Fasilitas kerja juga kebanyakan merupakan peralatan lama yang sudah sebaiknya diganti namun tetap dipaksakan untuk dipakai sehingga pada saat operasional peralatan kerja seringkali tidak dapat berfungsi dengan baik

Dimensi ndash dimensi berikutnya yaitu dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervisi dan keamanan kerja berada

250

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pada nilai -0271 -0262 dan -0273 yaitu pada interval -028 le IKK lt -024 Karyawan Restoran Sedap puas atas kebijakan perusahaan yang diterapkan pengawasan supervisi yaitu adanya komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan serta adanya keterbukaan antar atasan dan bawahan dan juga jaminan keselamatan kerja dan adanya tempat dan waktu istirahat yang dinilai memadai oleh para karyawan Restoran Sedap

Secara menyeluruh Indeks Kepuasan Karyawan Restoran Sedap untuk kesepuluh dimensi yang diukur berada pada nilai -031 yang berarti karyawan merasa cukup puas selama bekerja di Restoran Sedap Hal ini menunjukan kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan tolak ukur kepuasan karyawan adalah cukup baik

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa

1 Kinerja Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard pada perspektif keuangan adalah dengan mengunakan beberapa rasio keuangan seperti Current ratio Quick Ratio Total Asset to Total Debt Total Equity to Total Debt Rentabilitas Ekonomi Dan Ratio Profitabilitas Dilihat dari perhitungan rasio-rasio di atas dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran Sedap lima tahun terakhir dalam keadaan yang cukup baik Hal ini dapat dilihat dari setiap perhitungan rasio jangka waktu lima tahun hanya terdapat satu tahun dimana setiap rasio terjadi penurunan kinerja keuangan penurunan tersebut terjadi di tahun yang berbeda-beda yaitu Current ratio Quick Ratio dan Rentabilitas ekonomi pada tahun 2006 Total Asset to Total Debt dan Total Equity to Total Debt pada tahun 2008 dan Ratio Profitabilitas pada tahun 2009

2 Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pelanggan dari segi kepuasan pelanggan adalah baik Berdasarkan

251

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

survey terhadap 70 orang pelanggan yang dilakukan dari agustus 2008 ndash oktober 2008 menunjukan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi kepuasan pelanggan yaitu bukti langsung jaminan daya tanggap dan empati adalah baik Sedangkan dari dimensi keandalan adalah sangat baik

3 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif proses bisnis internal dinilai dari efisiensi waktu proses pelayanan kebutuhan tamu maka diperoleh hasil yang efisien yang ditunjukkan oleh hasil Manufacturing cycle efficiency (MCE) sebesar 1 (satu) Efisiensi ini dapat tercapai sepanjang asumsi yang disyaratkan terpenuhi yaitu bahwa waktu proses pelayanan yang dilakukan tanpa mengurangi kualitas telah memberikan kepuasan kepada tamu

4 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dari tahun 2005 ndash 2009 adalah sebagai berikut a Dilihat dari produktivitas karyawan Restoran Sedap

menetapkan target produktivitas per karyawan adalah Rp 35000000 per orang Kinerja Restoran Sedap tahun 2005 menghasilkan pendapatan sebesar Rp 36925341 per orang Pada tahun 2006 produktivitas karyawan mengalami penurunan menjadi Rp 34923182 per orang Sedangkan pada tahun 2007 2008 dan 2009 produktivitas karyawan kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 36160332 per orang Rp 36636463 per orang dan Rp 36865182 per orang Dilihat dari jangkka waktu liima tahun hanya pada tahun 2005 produktivitas karyawan tidak mencapai target produktivitas karyawan

b Dilihat dari segi kepuasan karyawan kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah tidak baik berdasarkan survey terhadap 70 orang karyawan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi pencapaian pekerjaan tanggung jawab

252

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

pengembangan diri dan hubungan antar pribadi adalah cukup baik Dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervise dan keamanan kerja adalah baik Sedangkan untuk dimensi penghargaan adalah sangat tidak baik karena karyawan tidak diberikan penghargaan yang sesuai dengan prestasi karyawan ini adalah salah satu penyebab kenapa dimensi ini sangat tidak baik Untuk dimensi tempat kerja adalahh tidak baik karena kondisi tempat kerja yang sempit terutama pada food and cake shop outlet Selain itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak

5 Dilihat dari empat prespektif ini dapat disimpulakan bahwa kinerja Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard dalan jangka waktu lima tahun adalah dalam keadaan baik Namun pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan masih perlu di tingkatkan terutama untuk dimensi penghargaan ini agar karyawan lebih termotivasi untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan apabila produktivitas karyawan meningkat otomatis perspektif keuangan pun akan meningkat dan perspektif-perspektif yang lain pun akan meningkat dengan sendirinya ini pun akan menjadi keuntungan bagi Restoran Sedap

253

U

BAB XVII

TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN LAPORAN

171 Tata Cara Penulisan Usulan

sulan penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian utama dan bagian akhir

1711 Bagian Awal terdiri atas

1) Halaman Judul a) Judul penelitian dibuat singkat jelas dan menunjukkan

masalah yang diteliti serta tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam (judul mencerminkan inti dari karya tulis tersebut dan judul yang berbahasa asing ditulis miring)

b) Di bawah judul ditulis maksud penulisan usulan penelitian untuk menyusun skripsi S1

c) Lambang Universitas d) Tulisan ldquoDiajukan oleh di bawah lambang berisi

Nama mahasiswa ditulis lengkap sesuai dengan ijazah terakhir dan di bawah nama dicantumkan nomor induk mahasiswa

e) Nama konsentrasi dan lembaga yaitu konsentrasi (Manajemen Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)

f) Waktu pengajuan ditunjukkan dengan menuliskan tahun di bawah Kota

2) Halaman Persetujuan

Halaman ini berisi persetujuan dari dosen mata kuliah dosen pendamping seminar dan diketahui oleh ketua program

254

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

studi lengkap dengan tanda tangan serta tanggal persetujuan

1712 Bagian Utama

1) Pendahuluan Pada pendahuluan disajikan Latar Belakang masalah

Rumusan Masalah Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

(1) Latar Belakang Masalah

Merupakan landasan pemikiran secara garis besar baik secara teoritis dan atau fakta serta pengamatan yang menimbulkan minat untuk dilakukan penelitian Dengan demikian latar belakang berfungsi sebagai informasi yang relevan untuk membantu pokok permasalahan justifikasi penelitian dan berangkat dari hal yang bersifat umum kepada hal yang lebih khusus sehingga setelah membaca latar belakang masalah pembaca dapat menduga pokok masalah yang akan diteliti Pada penelitian tertentu Latar belakang juga mendeskripsikan perbedaan atau kesenjangan antara yang seharusnya (harapan) dengan apa yang terjadi (kenyataan)

(2) Rumusan Masalah

Rumusan Masalah adalah pernyataan tentang keadaan fenomena dan konsep yang memerlukan pemecahan dan atau memerlukan jawaban melalui suatu penelitian dan pemikiran mendalam dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan alat analisis yang tepat dan relevan Rumusan masalah yang baik mempunyai ciri-ciri

Mempunyai nilai keaslian dan atau kejelasan sumber Sebagai dasar dalam merumuskan tujuan penelitian Merupakan hal penting sehingga patut untuk diteliti Memberikan implikasi untuk kemungkinan pengkajian

secara empiris Dapat diukur dengan alat penelitian Layak (feasible) untuk dilaksanakan dalam arti

255

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

didukung data primer dan atau data sekunder yang memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan

Sesuai dengan program studi dan konsentrasi yang dipilih (Manajemen Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)

Berbentuk kalimat tanya

(3) Tujuan Penelitian

Dalam bagian ini disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dan biasanya berbentuk kalimat pernyataan

(4) Manfaat Penelitian

Dalam bagian ini disebutkan manfaat penelitian bagi khasanah ilmu pengetahuan dan perumusan kebijakan (ldquountuk apardquo bukan ldquountuk siapardquo)

2) Kajian Pustaka

Pada kajian pustaka disajikan landasan teori penelitian sebelumnya dan hipotesis (jika ada) Jumlah pustaka yang digunakan dalam penulisan skripsi minimal 10 pustaka (termasuk minimal 5 jurnal nasional maupun internasional buku majalah ilmiah dan sumber lain yang dapat dipercaya) dengan ketentuan pustaka tersebut merupakan terbitan terbaru edisi terbaru (minimal sepuluh tahun terakhir ) dan jika lebih dari sepuluh tahun harus memiliki nilai kebaruan (muktahir atau langka)

(1) Landasan Teori

Pada bagian ini dijabarkan landasan teori dan argumentasi- argumentasi (konsep teori) sebagai alternatif jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian serta merumuskan hipotesis (kalau ada) yang diambil dari jurnal (paling diutamakan) buku

256

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

teks majalah ilmiah dan sumber lain yang dapat dipercaya secara ilmiah Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif dan atau model yang langsung berkaitan dengan penelitian

(2) Penelitian Sebelumnya

Pada bagian ini diuraikan secara sistematis tentang hasil- hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan Pada penyajian ini hendaknya ditunjukkan bahwa permasalahan yang diteliti belum terjawab belum terpecahkan secara memuaskan dan atau penelitian yang sama diterapkan dalam dimensi waktu serta tempat yang berbeda Fakta-fakta dan data yang dikemukakan harus diambil dari sumber aslinya Jumlah penelitian sebelumnya yang ditampilkan minimal tiga penelitian yang relevan baik relevan tema penelitian dan atau alat analisis yang digunakan Format penulisannya sama seperti kutipan alenia tanpa nomor

(2) Hipotesis (jika ada)

Hipotesis merupakan jawaban sementara masalah yang diteliti Hipotesis berbentuk pernyataan singkat yang disimpulkan oleh peneliti dari tinjauan pustaka dan telaah hasil penelitian sebelumnya oleh karena itu masih harus dibuktikan kebenarannya Format penulisannya seperti kutipan alenia tanpa nomor

3) Metode Penelitian

Bagian ini memuat (1) Lokasi dan Objek Penelitian

Menjelaskan lokasi dan objek tempat penelitian dalam pengambilan data (perusahaan hotel dan lainya) untuk proses penelitian

(2) Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel adalah

257

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

bentuk operasional dari variable-variabel yang digunakan biasanya berisi definisi konseptual indikator yang digunakan harus terukur Mengidentifikasi variabel-variabel yang diikutsertakan dalam penelitian

(3) Jenis dan Sumber Data

Menjelaskan jenis-jenis dan sumber-sumber data yang digunakan di dalam penelitian

(4) Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel adalah teknik penentuan jumlah sampel dan prosedurnya Metode penentuan sampel dikenal juga dengan istilah teknik sampling Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling

(5) Metode Pengumpulan Data

Menjelaskan metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada lokasi penelitian terhadap obyek yang diteliti pada penelitian Pada umumnya ada beberapa metode pengumpulan data seperti wawancara pengamatan langsung penyebaran angket dokumentasi dan sebagainya

(6) Teknik Analisis

Menjelaskan teknik yang digunakan untuk menjawab rumusan permasalahan dan tujuan penelitian Teknik yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan penelitian yang diusulkan Teknik analisis yang digunakan bisa berbentuk analisis kuantitatif maupun analisis kualitatif

11713 Bagian Akhir

Pada bagian ini memuat daftar pustaka

258

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

172 Tata Cara Penulisan Skripsi 1721 Umum

Definisi Skripsi Skripsi adalah karya ilmiah tertulis yang disusun oleh mahasiswa berdasarkan hasil penelitian dari analisis data primer dan atau data sekunder sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Mahasiswa yang akan menyusun Tugas AkhirSkripsi mengajukan permohonan apabila telah memenuhi persyaratan akademik dan persyaratan administrasi

Kerangka skripsi meliputi

1) Bagian awal skripsi terdiri dari

Halaman depankulit skripsi Halaman judul Halaman pengesahan Surat pernyataan persetujuan publikasi ilmiah Prakata (ucapan terimakasih) Abstrak (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) Daftar isi Daftar tabel (jika ada minimal dua) Daftar gambar (jika ada minimal dua) Daftar lampiran (jika ada minimal dua)

2) Bagian isi skripsi terdiri dari

Pendahuluan

Latar belakang masalah

Rumusan masalah Tujuan penelitian Manfaat penelitian

Tinjauan Pustaka Landasan teori Penelitian sebelumnya Hipotesis (kalau ada)

259

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Metode Penelitian

Lokasi penelitian Identifikasi variabel Definisi operasional Variabel Jenis dan sumber data Metode penentuan sampel Metode pengumpulan data Teknik analisis

Hasil dan Pembahasan Gambaran umum objek penelitian dan deskripsi hasil

penelitian hellip Pembahasan hasil penelitian

Simpulan dan Saran Kesimpulan Saran

Bagian akhir skripsi terdiri dari Daftar pustaka Lampiran-lampiran

Penjelasan kerangka skripsi

Halaman depan kulit skripsi

Halaman ini harus memuat judul skripsi lambang Universitas dengan ukuran yang telah ditentukan penulis (nama dan nomor induk mahasiswa) fakultas program studi

Halaman judul

Halaman ini memuat hal yang sama dengan halaman depankulitskripsidengantambahankalimatyangmenunjukkan bahwa skripsi tersebut diajukan untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana atau diploma ldquoprogram studi yang bersangkutanrdquo

260

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Halaman pengesahan

Halaman ini berisi pernyataan bahwa skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing dan Ketua Program Studi yang disahkan dengan membubuhkan tanda tangan masing-masing

Surat Pernyataan Persetujuan Publikasi Ilmiah

Surat ini merupakan surat pernyataan dari mahasiswa bahwa skripsi ini disetujui oleh mahasiswa untuk dipublikasikan untuk kepentingan akademis

Prakata (Ucapan Terimakasih)

Berisi pernyataan terima kasih kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini sampai mencapai bentuk yang disahkan dan maksimal hanya 2 halaman

Abstrak

Abstrak skripsi (maksimum 200 kata) adalah rangkuman (summary) ringkas dari semua pokok pikiran yang terdapat dalam skripsi yang meliputi Judul Permasalahan Metode pemecahan masalah Hasil pemecahan masalah dan Kesimpulan dan saran Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia masing-masing 1 (satu) halaman

Daftar isi skripsi

Daftar isi harus disusun sesuai dengan urutan pada skripsi Daftar Tabel Daftar Gambar dan Daftar Lampiran (kalau ada)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah rumusan masalah batasan permasalahan (jika ada) tujuan penelitian dan manfaat penelitian

261

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memuat landasan teori (teori-teori yang ada hubungannya dengan judul atau permasalahan yang dibahas) penelitian sebelumnya (minimal penelitian sepuluh tahun terakhir ) dan hipotesis (kalau ada)

BABIII METODE PENELITIAN

Metode penelitian memuat cara pemecahan yang dipergunakan dalam penelitian yang tepat untuk memecahkan persoalan yang ingin diteliti Hal-hal seperti cara pemilihan daerah penelitian (lokasi penelitian) cara pemilihan responden dan sebagainya merupakan cara dalam mencari data dan perlu dimasukkan dalam bab ini Selanjutnya metode analisis (teknik analisis) perlu dikemukakan rinci dalam bab ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini disampaikan gambaran umum tentang objek penelitian dan deskripsi hasil penelitian (hasil perhitungan dengan menerapkan metode penelitian yang telah dibicarakan) dan hasil perhitungan yang diperoleh disertai dengan bahasan yang mengacu pada masalah dan tujuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil dan pembahasan (kesimpulan harus menjawab rumusan permasalahan) sedangkan saran adalah rekomendasi yang diberikan berdasarkan atas hasil pembahasan

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pusataka adalah daftar yang memuat semua bacaan yang dituangkan ke dalam penelitianskripsi Penulisan mengikuti pedoman Harvard Style

262

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

LAMPIRAN

Lampiran merupakan segala sesuatu yang mendukung penulisan yang bila dimasukkan ke dalam teks dapat mengganggu konsentrasi pembaca Lampiran dapat berupa tabel perhitungan atau rumus-rumus

263

M

BAB XVIII

TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP

181 Kegunaan Merujuk

enurut Leedy (1997) menerangkan bahwa suatu rujukan pustaka mempunyai kegunaan untuk (1) mengungkapkan

penelitian-penelitian yang serupa dengan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam hal ini diperlihatkan pula cara penelitian- penelitian tersebut menjawab permasalahan dan merancang metode penelitiannya (2) membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam penelitian yang mempunyai permasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita hadapi (3) mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya (4) mengenal peneliti-peneliti yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri karya-karya tulisnya yang lain yang mungkin terkait) (5) memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan konteks ilmu pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada (6) menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal sebelumya (7) membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan berbeda dengan penelitian- penelitian sebelumnya) dan (8) mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah ada pihakpihak lain yang sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan mereka telah mencurahkan tenaga waktu dan biaya untuk meneliti topik tersebut

Dalam penjelasan yang hampir serupa Castetter dan

264

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Heisler (1984) menerangkan bahwa rujukan pustaka mempunyai enam kegunaan yaitu (1) mengkaji sejarah permasalahan (2) membantu pemilihan prosedur penelitian (3) mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan (4) mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu (5) menghindari duplikasi penelitian dan (6) menunjang perumusan permasalahan Karena penjelasan Castetter dan Heisler di atas lebih jelas maka pembahasan lebih lanjut tentang kegunaan rujukan pustaka dalam tulisan ini mengacu pada penjelasan mereka Satu persatu kegunaan (yang saling kait mengkait) tersebut dibahas dalam bagian berikut ini

Kegunaan 1 Mengkaji sejarah permasalahan

Sejarah permasalahan meliputi perkembangan permasalahan dan perkembangan penelitian atas permasalahan tersebut Pengkajian terhadap perkembangan permasalahan secara kronologis sejak permasalahan tersebut timbul sampai pada keadaan yang dilihat kini akan memberi gambaran yang lebih jelas tentang perkembangan materi permasalahan (rujukan dari waktu ke waktu berkurang atau bertambah parah apa penyebabnya) Mungkin saja rujukan seperti ini mirip dengan bagian ldquoLatar belakang permasalahanrdquo yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan penelitian Bedanya dalam rujukan pustaka kajian selalu mengacu pada pustaka yang ada Pengkajian kronologis atas penelitianndashpenelitian yang pernah dilakukan atas permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut Gambaran bermanfaat terutama tentang pendekatan yang dipakai dan hasil yang didapat

Kegunaan 2 Membantu pemilihan prosedur penelitian

Dalam merancang prosedur penelitian (research design) banyak untungnya untuk mengkaji prosedur-prosedur (atau

265

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

pendekatan) yang pernah dipakai oleh peneliti-peneliti terdahulu dalam meneliti permasalahan yang hampir serupa Pengkajian meliputi kelebihan dan kelemahan prosedur- prosedur yang dipakai dalam menjawab permasalahan Dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur tersebut kemudian dapat dipilih diadakan penyesuaian dan dirancang suatu prosedur yang cocok untuk penelitian yang dihadapi

Kegunaan 3 Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan

permasalahan

Salah satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang

dilakukan haruslah berada pada konteks ilmu pengetahuan

atau teori yang ada Pengkajian pustaka dalam hal ini akan

berguna bagi pendalaman pengetahuan seutuhnya (unified

explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan yang

berkaitan dengan permasalahan Pengenalan teori-teori yang

tercakup dalam bidang atau area permasalahan diperlukan

untuk merumuskan landasan teori sebagai basis perumusan

hipotesa atau keterangan empiris yang diharapkan

Kegunaan 4 Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil

penelitian terdahulu

Di bagian awal tulisan ini disebutkan bahwa kegunaan

rujukan pustaka yang dikenal umum adalah untuk membuktikan

bahwa penelitian yang diusulkan belum pernah dilakukan

sebelumnya Pembuktian keaslian penelitian ini bersumber

pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang pernah

dilakukan Bukti yang dicari bisa saja berupa kenyataan

bahwa belum pernah ada penelitian yang dilakukan dalam

permasalahan itu atau hasil penelitian yang pernah ada belum

mantap atau masih mengandung kesalahan atau kekurangan

dalam beberapa hal dan perlu diulangi atau dilengkapi Dalam

penelitian yang akan dihadapi sering diperlukan pengacuan

266

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

terhadap prosedur dan hasil penelitian yang pernah ada Kehati-hatian perlu ada dalam pengacuan tersebut Suatu penelitian mempunyai lingkup keterbatasan serta kelebihan dan kekurangan Evaluasi yang tajam terhadap kelebihan dan kelemahan tersebut akan berguna terutama dalam memahami tingkat kepercayaan (level of significance) hal-hal yang diacu Perlu dikaji dalam penelitian yang dievaluasi apakah temuan dan kesimpulan berada di luar lingkup penelitian atau temuan tersebut mempunyai dasar yang sangat lemah Evaluasi ini menghasilkan penggolongan pustaka ke dalam dua kelompok 1 Kelompok Pustaka Utama (Significant literature) dan 2 Kelompok Pustaka Penunjang (Collateral Literature)

Kegunaan 5 Menghindari duplikasi penelitian

Kegunaan yang kelima ini agar tidak terjadi duplikasi penelitian sangat jelas maksudnya Masalahanya tidak semua hasil penelitian dilaporkan secara luas Dengan demikian publikasi atau seminar atau jaringan informasi tentang hasil- hasil penelitian sangat penting Dalam hal ini peneliti perlu mengetahui sumber-sumber informasi pustaka dan mempunyai hubungan (access) dengan sumber-sumber tersebut Rujukan pustaka berkaitan dengan hal ini berguna untuk membeberkan seluruh pengetahuan yang ada sampai saat ini berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi (sehingga dapat menyakinkan bahwa tidak terjadi duplikasi)

Kegunaan 6 Menunjang perumusan permasalahan

Kegunaan yang keenam dan taktis ini berkaitan dengan perumusan permasalahan Pengkajian pustaka yang meluas (tapi tajam) komprehe nsif dan bersistem pada akhirnya harus diakhiri dengan suatu kesimpulan yang memuat permasalahan apa yang tersisa yang memerlukan penelitian yang membedakan penelitian yang diusulkan dengan penelitianpenelitian yang pernah dilakukan sebelumnya

267

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

182 Tujuan Merujuk

Tujuan utama melakukan studi literature adalah 1) menemukan variable-variabel yang akan diteliti 2) membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan 3) melakukan sintesa dan memperoleh perspektif baru 4) menentukan makna dan hubungan antar variable

Tujuan pertama melakukan studi literatur adalah menemukan variable-variabel yang akan diteliti Pada praktiknya peneliti sering mengalami kesulitan untuk merumuskan masalah yang layak untuk diteliti Masalah yang diteliti pada hakekatnya merupakan variable-variabel yang akan diteliti Disamping membantu mengidentifikasi masalah yang akan diteliti studi literature juga dapat membantu peneliti dalam mendefinisikan variable baik secara konseptual ataupun secara operasional dan yang lebih penting adalah membantu dalam mengidentifikasi adanya hubungan antar variable yang secara konseptual atupun operasional penting untuk diteliti

Tujuan kedua adalah membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan agar tidak terjadi duplikasi penelitian atau karya di masa lalu yang sudah pernah dilakukan oleh orang lain Perlu diketahui juga bahwa penelitian masa lalu dapat menjadi bahan atau setidak- tidaknya memberikan gagasan atau inspirasi terhadap penelitian yang akan dilakukan saat ini khususnya penemuan-penemuan sebelumnya dapat memberikan arahan kepada kita dalam melakukan penelitian saat ini Kita sering mendapatkan banyak hasil penelitian di masa lalu menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mendalam mengenai topik yang sudah diteliti

Tujuan yang ketiga adalah melakukan sintesa dan memperoleh perspektif baru maksudnya jika seorang peneliti dengan cermat dapat melakukan sintesa hasil hasil penelitian sejenis di masa lalu maka ada kemungkinan peneliti tersebut

268

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

menemukan sesuatu yang penting mengenai gejala yang sedang dipertanyakan dan cara-cara bagaimana mengaplikasikan kedalam konteks penelitian saat ini Pada umunya para peneliti lebih memilih hal-hal yang bersifat spesifik daripada hal-hal yang bersifat umum

Tujuan keempat adalah menentukan makna dan hubungan antar variable karena semua variable yang diteliti harus diberi nama didefinisikan dan disatukan dengan masalah yang sudah dirumuskan beserta Hipotesisnya Jika seseorang melakukan proses mendefenisikan variable dengan tanpa melakukan studi kepustakaan terlebih dahulu maka kemungkinan yang akan diperoleh adalah kesalahan dalam pendefenisian variabel Dengan melakukan studi kepustakaan peneliti yang bersangkutan akan mendapatkan tuntunan secara teori cara- cara mendefenisikan suatu variable dan juga kemungkinan- kemungkinan adanya variable yang secara konseptual sudah didefinisikan oleh peneliti sebelumnya Khususnya dalam ilmu- ilmu social dan psikologi pada umumnya gejala atau variable sudah didefinisikan secara konseptual dan operasional dalam buku-buku teori yang ada

183 Sumber-Sumber Rujukan

Beberapa sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti diantaranya adalah 1) abstrak hasil penelitian 2) indeks 3) review 4) jurnal 5) buku referensi

1) Abstrak

Abstrak hasil penelitian merupakan sumber referensi yang berharga karena dalam abstrak biasanya peneliti menuliskan intisari dari penelitian yang meliputi metode yang digunakan perumusan masalah hasil penelitian dan kesimpulan Dengan membaca abstrak hasil penelitian kita akan mendapatkan gam- baran secara keseluruhan tentang penelitian yang sudah dilaku- kan Keuntungan utama membaca abstrak adalah kita dapat

269

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

mempelajari metode yang digunakan oleh peneliti tersebut se- hingga memberikan inspirasi kepada kita untuk menggunakan metode sejenis dalam konteks dan latar yang berbeda

2) Jurnal

Jurnal berisi tulisan-tulisan dalam satu bidang disiplin ilmu yang sama misalnya ilmu manajemen dalam ilmu ekonomi atau teknik informatika dalam ilmu komputer Kegunaan utama jurnal adalah dapat digunakan sebagai sumber data sekunder karena pada umumnya tulisan-tulisan di jurnal merupakan hasil penelitian Kita dapat juga menggunakan tulisan di jurnal sebagai bahan kutipan untuk referensi dalam penelitian kita sebagaimana buku-buku referensi Saat ini jurnal menjadi acuan pustaka yang lebih disarankan oleh beberapa universitas karena hasil penelitiannya relative baru dan terkini

3) Buku Referensi

Buku referensi berisi tulisan yang umum dalam disiplin ilmu tertentu Ada baiknya kita memilih buku yang bersifat referensi bukn buku yang bersifat sebagai penuntun dalam menggunakan atau membuat sesuatu Buku eferensi yang baik akan berisi tulisan yang mendalam mengenai topik tertentu dan disertai dengan teori-teori penunjangnya sehingga kita akan dapat mengetahui perkembangan teori dalam ilmu yang dibahas dalam buku tersebut

4) Indeks

Indeks menyediakan judul-judul buku yang disusun berdasarkan deskripsi utama masing-masing buku tetapi tidak menyediakan abstraknya misalnya Indeks Internet akan ditampilkan sebagai berikut bagian heading (kepala berita) Internet proxy server Heading memberikan informasi pada kita buku mengenai Internet hal utama yang dibahas adalah mengenai proxy server

270

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

5) Review

Review berisi tulisan-tulisan yang mensintesis karya- karya atau buku yang pernah ditulis dalam suatu periode waktu tertentu Tulisan disusun berdasarkan topik dan isi Dalam review biasanya penulisnya memberikan perbandingan dan bahkan juga kritik terhadap buku atau karya yang direview oleh yang bersangkutan Kadang penulis review juga memberikan kesimpulan alternatif kepada pihak pembaca yang tujuannya adalah agar pembaca dapat memperoleh pandangan yang berbeda dari buku yang dibacanya

184 Cara Pencarian

Cara pencarian kepustakaan dapat dilakukan secara manual atau secara online Jika dilakukan secara manual maka peneliti harus mengunjungi perpustakaan tempat-tempat sumber informasi seperti Biro Pusat Statistik Jika dilakukan secara online maka peneliti harus mempunyai komputer yang disambungkan dengan Internet Dikarenakan tidak adanya sensor dalam Internet maka kita perlu mengevaluasi kualitas tulisan yang di jadikan acuan yang ada di Internet Berikut ini dibahas cara-cara mengukur kualitas tulisan di Internet

Reliabilitas referensi yang dicari sebaiknya dipertim- bangkan reliabilitasnya khususnya dari sisi pengarangnya Jika pengarangnya memang ahli di bidangnya maka tulisan terse- but dapat dipercaya kualitasnya Pada bagian kover belakang buku biasanya ditulis riwayat singkat penulisnya misalnya pengalaman menulis buku studinya dan jenjang kariernya Dari informasi ini kita dapat menilai seberapa besar reliabilitas buku yang ditulis saat ini dalam hubungannya dengan bidang ilmunya dan pengalaman dalam menulis buku

CARS (Credibility Accuracy Reasonableness and Support) checklist Cars checklist (Harris 1997) dapat digunakan untuk menguji kualitas informasi yang berasal dari Internet

Pertama kredibiltas menyangkut sumber informasinya

271

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan yang memungkinkan kita dapat mempercayainya kejelasan latar belakang pengarang yang menyangkut pendidikan alamat pengalaman kedudukan dan penilaian sesama penulis adanya kontrol kualitas dari sesama penulis refeferensi yang jelas diambil dari jurnal atau hasil penelitian lainnya

Kedua akurasi meliputi tidak ketinggalan jaman (up to date) bersifat factual detil pasti komprehensive berorientasi pada pembaca dan tujuan menjadikan sumber saat ini bukan informasi yang sudah kedaluwarsa dan dapat memberikan gambaran kebenaran secara utuh

Ketiga dapat diterima dengan akal sehat yang meliputi adil dan tidak memihak memberikan keseimbangan bersifat obyektif tidak memunculkan konflik kepentingan tidak bersifat menghasut mempunyai tujuan untuk dijadikan sebagai sumber yang dapat dipercaya karena memunculkan kebenaran yang

utuh

Keempat adanya dukungan seperti sumber-sumber

acuan informasi kontak memungkinkan adanya layanan

tuntutan tujuannya adalah memberikan bukti yang meyakinkan

kepada para pembaca jika pembaca melakukan tuntutan

Berikut ini beberapa situsweb yang layak sebagai web

browser untuk artikel ilmiah

httpsscholargooglecoid

272

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

httpswwwresearchgatenet

httppapersssrncom

httpswwwacademiaedu

273

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

httpidportalgarudaorg

185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka

Penyusunan Daftar Pustaka disusun menurut urutan abjad nama belakang penulis pertama Daftar pustaka ditulis dalam spasi tinggal Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi Baris pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam Nama keluarga untuk penulis barat adalah nama yang ditulis terakhir sedangkan untuk penulis Cina dan Korea adalah nama pertama Misal untuk barat Dudly G Luckett nama keluarganya adalah Luckett untuk Cina atau Korea Lee Kwan Yew nama keluarganya adalah Lee Orang Indonesia sebagian memiliki nama keluarga dan sebagian tidak Dalam hal penulis Bali supaya ditulis nama setelah nama embel-embel seperti I Gusti Nyoman Agung dan sebagainya Misalnya I Gusti Nyoman Ketut Dharma Laksana supaya ditulis Dharma Laksana IGNK Untuk orang Indonesia yang dalam hal ini tidak diketahui nama keluarganya maka penulisan dilakukan dengan menyebut namanya secara lengkap (tanpa titel) misalnya Mohamad Nazir PHD ditulis Mohamad Nazir bukan Nazir Mohamad

274

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Penulisan buku publikasi buku terjemahan artikel dalam buku

buku

Penulis tahun judul buku (harus ditulis miring) volume (jika

ada) edisi (jika ada) nama penerbit dan kota penerbit

Contoh

Buku terjemahan

Penulis asli tahun buku terjemahan judul buku terjemahan (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) (diterjemahkan oleh nama penerjemah) nama penerbit terjemahan dan kota penerbit terjemahan

Contoh

275

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Artikel dalam buku Penulis artikel tahun judul artikel (harus ditulis miring) nama editor judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit dan kota penerbit

Contoh

Pustaka dalam bentuk artikel dalam majalah ilmiah

Penulis tahun judul artikel nama majalah (harus ditulis miring sebagai singkatan resminya) nomor volume dan halaman

Contoh

276

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Pustaka dalam bentuk artikel dalam seminar ilmiah artikel dalam prosiding seminar

Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus

ditulis miring) kota seminar

Contoh

Artikel lepas tidak dimuat dalam prosiding seminar

Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring) kota seminar dan tanggal seminar

Contoh

277

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Pengarang yang tidak disebutkan namanya Gunakan istilah ldquoanonimrdquo untuk referensi tanpa nama penulis

Contoh

Pustaka dalam bentuk SkripsiTesisDisertasi

Penulis tahun judul skripsi SkripsiTesisDisertasi (harus ditulis miring) nama fakultasprogram pasca sarjana dan kota

Contoh

278

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet (tidak diperkenankan melakukan sitasi artikel yang tidak ada nama penulisnya)

Penulis tahun judul artikel alamat website (harus ditulis

miring) diakses tanggal

Contoh

Leung DH and Tang W 2000 Functions of Baire Class One httpwwwarXivmathCA0005013vl 2 May 2000 diakses 12 Nopember 2007

Buku dengan editor dan bab dengan pengarang tersendiri

Contoh

Hillman S 1998 Iron Deficiencies and Other Hypoproliferative Anemias In Fauci AS Braunwald E Isselbacher KJ Wilson JD editors Harrisonrsquos Principle of Internal Medicine 14th Ed New York McGraw-Hill p 634-647

279

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal

CCOONNTTTOH

USULAN PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MENGGUNAKAN

JASA TX TRAVEL CILEGON

Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk men usun

skripsi S1

Diajukan oleh

TAN MAYKE CHRISTINA HIQ 2008220002

FAKULTAS EKONOMIKA DAN HUMANIORA PROGRAM STUDI MANAJEMEN

KONSENTRASI MANAJEMEN BISNIS ARIWISATA

UNIVERSITAS DHYANA PURA BADUNG

2012

280

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu Negara kepulauan dan merupakan Negara

kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari sekitar 13000 pulau Pulau-pulau

di Indonesia masing-masingmemiliki kekayaan dan salah satunya adalah

keindahan alamnya Keindahan alam di Indonesia sangat menarik karena

sangat beraneka ragam Keindahan alam itu telah membuat banyak turis

tertarik untuk berwisata di Indonesia baik turis asing maupun turis lokal

Pariwisata merupakan salah satu sektor penting di Indonesia karena

sangat mempengaruhi pembangunan nasional Hal itu bisa terjadi karena

pariwisata ikut menyumbangkan penerimaan devisa Negara yang cukup besar

memperluas lapangan kerja mendorong pembangunan daerah mengenalkan

Indonesia kepada dunia dan memberikan kesempatan berusaha bagi

masyarakat Banyakfaktor yang muncul untuk mendukung pariwisata salah

satunya adalah travel agent

Travel agent di Indonesia sudah tersebar di seluruh nusantara dari

Sabang hingga Merauke dan beraneka ragam Salah satu travel yang ada di

Indonesia adalah TX Travel

TX Travel didirikan mulai Maret 2004 sebagai bagian dari divisi retail

Jakarta Express group yang sudah berdiri sejak 1991 sebagai travel wholeale

(grosir pertama) yang mendapatkan Rekor Muri tahun 2006 TX Travel

merupakantravel network pertama di Indonesia yang dijalankan secara franchise

(waralaba) sejak 2005 dan memiliki lebih dari 150 yang tersebar di seluruh

Nusantara dan salah satunya adalah TX Travel Cilegon sebaga cabang ke-72

TX Travel Cilegon ini merupakan cabang dari TX Travel yang berdiri

padatanggal 15 Juni2007dengan Felik Septian Pranata sebagai pemilik dari TX

Travel Cilegon ini Jasa yang ditawarkanoleh TX Travel

Cilegonsampaisaatiniadalahpenjualankamar hotel penjualantiket-tiket pesawat

dan penjualan paket wisata baik dalam maupun luar negeri terutama ke Negara

ChinaKarena TX Travel Cilegon ini terbilang masih baru maka untuk dapat

bersaing dalam dunia pariwisata TX Travel Cilegon harus mampu menarik para

konsumen untuk mau menggunakan jasanya

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mau menggunakan

jasa suatu perusahaan Dari sinilah penulis ingin membantu TX Travel Cilegon

supaya bisa meningkatkan penjualan dengan cara mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon

melalui penelitian yang dilakukan penulis

12 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat diangkat beberapa masalah antara

lain

1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan

jasa TX Travel cilegon

2) Apa faktor dominan yang paling mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travel cilegon

13 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah

1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa mempengaruhi TX Travel cilegon

281

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

2) Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travel cilegon

14 Manfaat Penelitian

1 Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baru berupa hasil

penelitian yang terkait dengan pemasaran pariwisata khususnya yang

berhubungan dengan perilaku konnsumen dalam penentuan keputusan

pembelian jasa pariwisata yang telah ditawarkan

2 Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk TX Travel Cilegon

sebagai hasil referensi yang bisa membantu untuk meningkatkan jumlah

konsumen TX Travel Cilegon yang pada akhirnya penjualanpun dapat

meningkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar

penjualan dan periklanan Philip Kotler et al (19997) memberikan definisi

pemasaran adalah ldquoSuatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

penciptaan penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan

orang atau kelompok lainrdquo

Sedangkan Assaury (20015) mendefinisikan pemasaran ldquoSuatu kegiatan

aktivitas manusia di mana bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan

kebutuhan dan keinginan melalui suatu proses pertukaranrdquo

Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan

serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market) mengevaluasi

kebutuhan konsumen mengembangkan barang dan jasa pemuas keinginan

memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan

Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler et al (199916) adalah

proses perncanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga promosi dan

distribusi barang jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan

kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi Dari

definisi tersebut menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang

mencangkup analisis perencanaan implementasi dan pengendalian juga

mencangkup barang jasa dan gagasan berdasarkan pertukaran dan

tujuannya adalah memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat

Manajemen pemasaran bertugas mempengaruhi tingkat timing dan

komposisi permintaan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya

(Philip Kotleret al (199917)

212 Bauran Pemasaran

Sebagaimana yang dikatakan oleh William J Stanton (19937) bahwa

pemasaran adalah rdquoSuatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang

untuk merencanakan menentukan harga mempromosikan dan

mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa

baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensialrdquo Dari definisi

tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok

kegiatan pemasaran yakni produk harga promosi dan distribusi yang dimana

282

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

satu sama lain saling berkaitan Sehingga untuk menciptakan pemasaran yang

baik dan berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan serta memberikan

kepuasan terhadap konsumen maka keempat unsur tadi perlu dirancang

sebaik mungkin terutama dengan memperhatikan apa yang diinginkan dan

dibutuhkan konsumen sesuai dengan konsep pemasaran

Kotler (2000) mendefinisikan bahwa ldquobauran pemasaran adalah kelompok

kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran

pemasarannya dalam pasar sasaranldquo Sedangkan Jerome Mc-Carthy yang

dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P

(Product Price Promotion dan Place)

a Product (Produk)

Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk

mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan

Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak)

yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untukmemenuhi

kebutuhan dan keinginan tertentu

b Price (Harga)

Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti

tingkat harga struktur diskon syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi

harga diantara berbagai kelompok pelanggan Harga menggambarkan

besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk

memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau

oleh konsumen

c Promotion (Promosi)

Bauran promosi meliputi berbagai metode yaitu iklan promosi

penjualan penjualan tatap muka dan hubungan masyarakat

menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam

rangka menjual produk ke konsumen

d Place (Saluran distribusi)

Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses

terhadap jasa bagi para pelanggan Tempat dimana produk tersedia dalam

sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat

dengan mudah memperoleh suatu produk

213 Konsumendan Perilaku Konsumen

Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya

Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli

atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadiDi dalam

mencapai tujuan perusahaan membutuhkan konsumen sebagai tempat akhir

atau pembeli barang dan jasa yang telah diproduksi Tanpa konsumen hasil

produksi tidak berarti

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses

dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan

mempertahankan pelanggan (Levit 1987 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono) Agar

tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya

menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen

dengan harga yang pantas Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu

memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya

Menurut Loundon dan Bitta (dikutip oleh Hurriyati 200567) perilaku

konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas

individu untuk mengevaluasi Sedangkan menurut Wilkie (dikutip oleh

283

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Hurriyati 200567) perilaku konsumen adalah aktivitas di mana seseorang

melibatkan diri dalam poses menyeleksi membeli dan mempergunakan barang

dan jasa sehingga memuaskan kebutuhan dan hasratnya Beberapa aktiitas

melibatkan mental dan proses emosional sebagai tambahan dari reaksi fisik

Dan seperti didefinisikan oleh Schiffman dan Kanuk (2000) perilaku

konsumen adalah proses yang dilalui seseorang dalam mencari membeli

menggunakan mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk jasa

maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannyaJadi dapat

disimpulkan perilaku konsumen adalah proses yang dilakukan seseorang dalam

mencari membeli menggunakan mengevaluasi barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhannya

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut

Philip Kotleret al (1999223) adalah

a Faktor budaya

Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam

terhadap perilaku konsumen

b Faktor sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti

kelompok acuan (kelompok referensi) keluarga serta peran dan status

sosial

c Faktor pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu

usia pembeli dan tahap siklus hidup pekerjaan kondisi ekonomi gaya

hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli

d Faktor psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis

utama yaitu motivasi persepsi pengetahuan (learning) serta keyakinan dan

sikap

214 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Berdasarkan tujuan pembelian konsumen dapat diklasifikasikan menjadi

dua kelompok yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional

(konsumen industrial konsumen antara konsumen bisnis) Konsumen akhir

terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk

memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi Sedangkan konsumen

organisasional terdiri atas organisasi pemakai industri pedagang dan lembaga

non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau

meningkatkan kesejahteraan anggotanya

Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari

dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya

Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang meliputi

(Kotler et al 1996 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004))

a Pemrakarsa (initiator) yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya

keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide

untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu

b Pemberi pengaruh (influencer) yaitu orang yang pandangan nasihat atau

pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian c Pengambil keputusan (decider) yaitu orang yang menentukan keputusan

pembelian

d Pembeli (buyer) yaitu orang yang melakukan pembelian actual

e Pemakai (user) yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang

dan jasa yang dibeli

284

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Proses pengambil keputusan pembelian sangat bervariasi Hawkins et al

(1992) dan Engel et al (1990) yang dikutib oleh Fandy Tjiptono (2004) membagi

proses pengambilan keputusan ke dalam tiga jenis yaitu

a Pengambilan keputusan yang luas (extended decision making) Konsumen

mencari informasi mengenai beberapa produk dan membandingkannya

sehingga memperoleh keputusan pembelian dan mengevaluasinya Beberapa

misal produk yang pada umumnya tergolong kelompok ini adalah mobil

komputer sepeda motor rumah mewah dan lainnya

b Pengambilan keputusan terbatas (limited decision making) terjadi apabila

konsumen mengenal masalahnya kemudian mengevaluasi beberapa

alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa

berusaha mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut Ini

biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau

pembelian yang bersifat rutin Hal ini terjadi karena environmental needs

misalnya seseorang memutuskan untuk membeli suatu merek dikarenakan

lsquobosanrsquo dengan merek yang sudah ada

c Pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decisioan making)

merupakan proses yang paling sederhana yaitu konsumen mengenal

masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli

merek favorit (tanpa evaluasi alternative) Produk-produk yang biasa dibeli

adalah sabun past gigi mkanan ringan minyak rambut dan lainnya

215 Travel Agent

Travel agent menurut Damardjati (2001132) adalah perusahaan yang

harus mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang-

orang termasuk kelengkapan perjalanannya dari suatu tempat ke tempat lain

baik di dalam maupun di luar negeri

Dari penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa travel agen

merupakan perusahaan khusus yang memiliki tujuan untuk mengatur

menyelenggarakan serta menyiapkan segala sesuatu keperluan perjalanan bagi

seseorang atau sekelompok orang dari satu tempat menuju tempat wisata

tujuan dan kembali lagi ke tempat asal mereka baik di dalam maupun di luar

negeri

216 Jasa

Menurut Kotler (199783) ldquoJasa adalah setiap tindakan atau unjuk

kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun Produksinya

dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisikrdquo Sedangkan

menurut Stanton (kutipan dari Alma (2003243) ldquo Jasa merupakan sesuatu yang

dapat didefinisikan secara terpisah tidak berwujud ditawarkan untuk

memenuhi kebutuhanrdquo

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa jasa merupakan suatu kegiatan

yang bersifat tidak berwujud dan dapat didefinisikan secara terpisah yang

menghasilkan kepuasan dari dua belah pihak yang mana dapat dinikmati pada

saat itu juga atau pada saat yang sama dengan waktu mempoduksi yang diikuti

dengan pemberian nilai tambah yang menimbulkan kepemilikan Maka dapat

dikatakan jasa tidak berwujud namun dapat ditukarkan dalam rangka

memperoleh kepuasan

Berdasarkan pengertian jasa di atas Tjiptono (2004) mengutarakan

ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli pertamanya

a Intangibility (tidak berwujud)

285

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Jasa berbeda dengan barang Bila barang merupakan suatu objek

alat atau benda maka jasa adalah suatu perbuatan tindakan pengalaman

proses kinerja (performance) atau usaha Oleh sebab itu jasa tidak dapat

dilihat dirasa dicium didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi

Bagi para pelanggan ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi

karena terbatasnya search qualities yakni karakteristik fisik yang dapat

dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan Untuk jasa kualitas apa

dan bagaimana yang akan diteriman konsumen umumnya tidak diketahui

sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi

b Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Barang biasa diproduksi kemudian dijual lalu dikonsumsi

Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi

dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama

c Variability Heterogeneity (berubah-ubah)

Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output

artinya banyak variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung kepada siapa

kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi Hal ini dikarenakan jasa

melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang

cenderung tidak bisa diprediksi dan cende-rung tidak konsisten dalam hal

sikap dan perilakunya

d Perishability (tidak tahan lama)

Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan Kursi pesawat yang

kosong kamar hotel yang tidak dihuni atau kapasitas jalur telepon yang

tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa

disimpan

e Lack of Ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan

barang Pada pembelian barang konsumen memiliki hak penuh atas

penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya Mereka bisa

mengkonsumsi menyimpan atau menjualnya Di lain pihak pada pembelian

jasa pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa

untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel bioskop jasa

penerbangan dan pendidikan)

22 Penelitian Sebelumnya

Go Suan Ny (2005) dalam penelitannya yang berjudul ldquoFaktor-Faktor

yang Mempengaruhi Konsumen Menggunakan Jasa Penerbangan PT Merpati

Nusantara Airlines Distric Denpasar-Balirdquo Hasil analisis yang diperoleh adalah

didapat empat faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa penerbangan PT Merpati faktor itu antara lain faktor

pelayanan dan ketepatan waktu (nilai eigen value sebesar 3486) faktor harga

dan promosi (nilai eigen value sebesar 3005) faktor reputasi dalam keamanan

dan pengamanan(nilai eigen value sebesar 2081) faktor perilaku karyawan dan

fasilitas (nilai eigen value sebesar 1549) Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan

jasa penerbangan PT Merpati Airlines District Denpasar-Bali adalah faktor

pelayanan dan ketepatan waktu karena mempunyai eigen value paling tinggi di

antara semua faktor

Ninayattie Andri Ndaong (2006) dalam penelitiannya yang berjudul

ldquoFaktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Paket Wisata

pada PT Tour East Indonesia-Denpasarrdquo Hasil analisis yang diperoleh adalah

faktor pemasaran (desain brosur dan informasi yang menarik) dengan hasil

286

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

kontribusi variance 29622 sebagai faktor utama yang mempengaruhi

konsumen untuk membeli paket wisata PT Tour East Indonesia-Denpasar

Faktor kedua adalah faktor produk (penawaran produk paket wisata khusus)

dengan kontribusi variance 19115 Faktor ketiga adalah faktor akses terhadap

perusahaan (kecepatan dalam menangani konsumen) dengan kontribusi

variance 12908 Faktor keempat adalah faktor harga (harga paket wisata

yang bersaing) dengan kontribusi variance 10361 Faktor kelima adalah

faktor pelayanan (pelayanan yang cepat dan tanggap) dengan kontribusi variabel

6682Adapun saran-saran yang diberikan Ninayattie Andri Ndaong sebagai

penulis kepada PT Tour East Indonesia-Denpasar untuk meningkatkan

penjualan paket wisata adalah memperhatikan dan memprioritaskan faktor

pemasaran dan melakukan difersifikasi brosur maupun produk sehingga dapat

menambah jumlah konsumen yang membeli paket wisata

Praliances Djanga Sabakodi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul

ldquoFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Tiket Pesawat di

Panorama Tours Denpasar-Balirdquo Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat

tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat

di Panorama Tours Denpasar ndash Bali yaitu faktor pelayanan dan promosi (nilai

eigen value sebesar 9657) faktor lokasi penjualan dan pengetahuan staf (nilai

eigen value sebesar 1510) faktor fasilitas dan kenyamanan (nilai eigen value

sebesar 1159) Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang

mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat di Panorama Tours

adalah faktor pelayanan dan promosiAdapun saran-saran yang diberikan

Praliances Djanga Sabakodi sebagai penulis kepada PT Panorama Tour

Denpasar-Bali untuk meningkatkan penjualan tiket pesawat adalah PT

Panorama Tours disarankan untuk memperhatikan hal-hal seperti kecepatan

penanganan konsumen keramahan pada konsumen penawaran harga khusus

kecepatan mendapat informasi harga tiket desain brosur dan informasi

perhatian staf kegiatan periklanan Bila PT Panorama Tours bisa

meningkatkan hal-hal tersebut maka perusahaan dapat meningkat penjualan

BAB III METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada perusahaan TX Travel Cilegon Alamat

Jl Ahmad Yani 136 Cilegon

Telp (0254) 3800 67 (0254) 7021 099

Fax (0254) 390 506

Website httpwwwtxcilegoncom

Email cilegontxtravelcoid

32 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel tunggal untuk

mengidentifikasikan variabel Variabel tunggalnya yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon adapun

indikator-indikator dari variabel ini yaitu

X1 = Penawaran harga khusus (promosi)

X2 = Kecepatan penanganan konsumen

X3 = Keramahan kepada konsumen

X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan

X5 = Lokasi perusahaan

X6 = Kemudahan mendapat informasi

X7 = Harga yang diberikan

287

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

X8 = Desain brosur

X9 = Periklanan

X10 = Fasilitas yang ditawarkan

X11 = Kepedulian terhadap konsumen

X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen

X13 = Keragaman produk yang ditawarkan

X14 = Penampilan karyawan

X15 = Webmarketing

X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen

33 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel

dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan Adapun definisi

operasional dari kegiatan ini adalah

[1] X1 = Penawaran harga khusus (promosi) promo-promo atau pemberian

harga khusus baik untuk tour dan tiket-tiket yang ditawarkan

[2] X2 = Kecepatan penanganan konsumen kecepatan karyawan dalam

memberikan pelayanan kepada konsumen baik secara langsung (tatap

muka) maupun tidak langsung (misal menggunakan telepon)

[3] X3 = Keramahan kepada konsumen keramahan kepada konsumen

ketika melayani konsumen Hal ini bisa dilakukan dengan cara

memberikan senyuman dan menunjukan muka yang ceria

[4] X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan konsumen mudah

menghubungi perusahaan baik melalui telepon e-mail fax dsb

[5] X5 = Lokasi perusahaan strategis atau tidaknya lokasi perusahaan

berada apakah mudah dijangkau dan dekat dengan pusat kota

[6] X6 = Kemudahan mendapat informasi Konsumen mudah untuk

mendapatkan informasi mengenai tour dan harga tiket [7] X7 = Harga yang diberikan harga yang ditawarkan perusahaan sama

atau lebih murah dari perusahaan lain sejenis

[8] X8 = Desain brosur penampilan brosur yang menarik meliputi bentuk

fisik warna lambang atau tanda yang digunakan sebagai identitas

perusahaan dan bisa memudahkan konsumen mengenali perusahaan

[9] X9 = Periklanan suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam

mempromosikan produknya baik melalui media cetak maupun media

elektronik

[10] X10 = Fasilitas yang ditawarkan segala fasilitas baik fasilitas utama

maupun fasilitas pendukung yang menunjang kepuasan dan

kenyamanan konsumen selama menggunakan jasa perusahaan

[11] X11 = Kepedulian terhadap konsumen bentuk tindakan yang selalu

mementingkan konsumen dan memberikan pelayanan terbaik untuk

konsumen dan segala keluhan segera ditangani sehingga tidak

mengganggu kenyamanan konsumen

[12] X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen pemberian jaminan

keamanan dan keselamatan konsumen jika terjadi sesuatu yang tidak

diinginkan

[13] X13 = Keragaman produk yang ditawarkan banyaknya produk yang

ditawarkan sehingga konsumen bisa memilih salah satu produk yang

diinginkan

[14] X14 = Penampilan karyawan penampilan semua karyawan yang

mencangkup kerapian kebersihan dan daya tarik seragam

288

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

[15] X15 = Webmarketing salah satu bentuk pemasaran yang sekarang ini

sedang populer di kalangan bisnis yang menggunakan internet sebagai

media pemasaran

[16] X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen salah satu bentuk

pelayanan kepada konsumen dengan menggunakan kata-kata yang

sopan dan santun serta sabar dalam menghadapi segala tingkah laku

konsumen

34 Jenis Dan Sumber Data

341 Jenis data

a Data kualitatif

Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata kalimat dan

gambar Data dari sumber diolah dan dibentuk menjadi uraian-

uraian informasi dan penjelasan yang tidak dapat dihitung dengan

satuan hitung tertentu

Misalnya Faktor-faktor yang menarik konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travelhal-hal yang disukai konsumen TX

Travel Cilegon sejarah berdirinya TX Travel Cilegon pendapat

responden dalam kuisioner

b Data kuantitatif

Adalah data yang berbentuk angka dan dapat dihitung dengan

satuan hitung tertentu yang diperoleh dari sumber atau data

kualitatif yang dikuantitatifkan melalui skoring

Misal jumlah konsumen yang datang setiap bulan di TX Travel

Cilegon tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan TX Travel

Cilegon yang disajikan dalam bentuk angka

342 Sumber data

a Data primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber atau secara

langsung diperoleh di tempat penelitian yang dalam penelitian ini

didapat dari konsumen TX Travel Cilegon

b Data sekunder

Adalah data yang sudah tersedia sehingga dapat langsung dapat

digunakan dalam penelitian misalnya desain brosur TX Travel jenis

jasa yang ditawarkan TX Travel jumlah konsumen yang datang ke TX

Travel Cilegon

35 Metode Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (200980) sampel dan populasi memiliki arti yang

berbeda Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sedangkan

sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

yang ada pada populasi misalya karena keterbatasan dana tenaga dan waktu

maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik

sampling yang digunakan Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

289

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

simple random sampling yang merupakan salah satu cabang dari probability

sampling

Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari

populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi itu Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode ini

karena anggota populasi dianggap homogen Jadi tidak mempedulikan strata

sampel yang dalam penelitiansampel adalah konsumen yang menggunakan jasa

TX Travel Cilegon

Untuk menentukan banyaknya sampel yang akan diambil maka menurut

Isaac dan Michael yang dikutip oleh Sugiyono ditentukan oleh jumlah populasi

dan tingkat kesalahan penelitian Karena jumlah populasi dalam penelitian ini

sebesar 600 konsumen per bulan dan karena keterbatasan waktu biaya dan

dana maka penulis menginginkan tingkat kesalahan sebesar 10 sehingga

jumlah sampel yang diambil penulis sebanyak 187 orang responden yang

merupakan konsumenTX Travel Cilegon dari berbagai kalangan baik pegawai

pengusaha pelajar ibu rumah tangga dan lainnya

36 Metode Pengumpulan Data

1) Kuisioner

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkatpertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya yang dalam penelitian ini konsumen TX

Travel Cilegonlah yang akan mengisi kuisioner tersebut

2) Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

mengambil data dari literature buku-buku dan sebagainya yang

menyangkut penelitian ini dimana sifatnya mendukung data utama

Penelitian ini menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan

ldquokepuasan konsumen maupun perilaku konsumenrdquo

3) Observasi Berperan Serta (Participant observation)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi berperan

serta karena penulis iktu terlibat dengan kegiatan sehai-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian

Sambil melaukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang

dikerjakan oleh sumber data

37 Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

faktordenganbantuan Software SPSS versi 140 for windows SPSS adalah suatu

software yang berfungsi untuk menganalisis data melakukan perhitungan

statistik baik parametrik maupun non parametrik (Ghozali 200114)

Menurut Singgih Santoso (2001) analisis faktor adalah ldquoalat yang

digunakan untuk meringkas sejumlah varibel (multivariant) menjadi lebih

sedikit dan menamakannya sebagai faktorrdquo Sebelum dilakukan analisis faktor

akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian

reliabilitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana instrument

pengukuran mampu mengukur apa yang ingindiukur Jika misalkan kita punya

alat ukur meteran maka validitas alat ini adalah sejauh mana alat ini mampu

mengukur jarak suatu titik Begitu juga misalkan kita menyusun kuisioner

faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka validitas kuisioner adalah

290

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

sejauh mana kuisioner ini mampu mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi

konsumen

Untukmelakukanujivaliditas metode yang kita lakukan adalah mengukur

korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara

keseluruhan Sugiyono (2001106) menyatakanldquoBahwa syarat minimum untuk

dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skorbutir dengan skor

totalnya adalah 03 (r=03)rdquo Jadi

Kalau kolerasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka

kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid Setelah data valid maka selanjutnya

dilakukan uji reliabilitas

Reliabilitas menurut Purbayu Budi Santosa (2005) adalah ukuran yang

menunjukan konsistensikestabilan dari alat ukur dalam mengukur gejala yang

sama dilain kesempatan Kestabilan di sini berarti kuisioner tersebut konsisten

jika digunakan untuk mengukur konsep dari suatu kondisi ke kondisi lain

Misalkan kita memiliki kuisioner yang mengukur faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumen maka hasil kuisioner tersebut akan sama jika

digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen pada

penelitian yang lain

Pengukuranreliabilitasdilakukandenganduacara yaitu

a Repeated measure atau pengukuran berulang Di sini pengukuran dilakukan

berulang-ulang pada waktu yang berbeda dengan kuisioner atau pertanyaan

yang sama Hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan hasil

pengukuran sebelumnya

b One shot Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu

kemudian dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau

dengan pengukuran korelasi antar jawaban Pada program SPSS metode ini

dilakukan dengan metode Croncbach Alpha di mana suatu kuisioner

dikatakan reliable bila nilai Croncbach Alphalebih besardari 06

Setelah data valid dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan

melakukan analisis faktortahap I (pemilihanvariabel) tahap II (factoring

danrotasi)dantahap III (penamaan faktor)

Menurut Santoso danTjiptono(2001250) tahapan proses analisis faktor

yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut

1 Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam

analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua

variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak

2 Proses Factoring yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpul variabel

yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan

untuk melakukan proses ekstraksi adalah principal component analysis

Proses selanjutnya aalah melakukan proses rotasi untuk memperjelas

apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor

yang lain

3 Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor

yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen

value diatas 1)

4 Uji keakuratan ketepatan model

DAFTAR PUSTAKA

Misal

MLA Style

291

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination Development of Tourism and the

Hospitality Industry in Southeast Asia Springer Singapore 2016 37-49

APA Style

Utama I G B R (2016) Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the

Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore

Chicago Style

Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the

Hospitality Industry in Southeast Asia pp 37-49 Springer Singapore 2016

Harvard Style

Utama IGBR 2016 Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the

Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore

Vancouver Style

Utama IG Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali

Tourism Destination InDevelopment of Tourism and the Hospitality

Industry in Southeast Asia 2016 (pp 37-49) Springer Singapore

292

293

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen I Fishbein M 1977 Attitude-Behavior relations A theoretical analysis and review of empirical research Psychological Bulletin 84 888ndash 918

Algifari 2000 Analisis Regresi Penerbit BPFE-UGM Yogyakarta

Alma Bukhari 2004 Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa Cetakan ke enam Bandung Alfabeta

Antara I Made 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3 Pariwisata Universitas Udayana Bali

Any Noor 2009 Management Event Bandung Alfabeta

Archer B and Cooper C 1994 ldquoThe Positive and Negative Impacts of Tourismrdquo Pp 73-91 in WF Theobald (ed) Global Tourism The Next Decade Butterworth-Heinemann Oxford

Arief S 1993 Dampak Ekonomi Pengeluaran Pemerintah Kompas Jumat 22 Januari

Arikunto S 2002 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V Cetakan keduabelas Jakarta Penerbit Rineka Cipta hal320- 326

Ariyanto 2003 Ekonomi Pariwisata Jakarta Pada httpwwwgeocitiescom ariyanto eks79homehtm

Armstrong J Scott Designing and Using Experiential Exercises URL www hssrncom

Arsyad L 1999 Ekonomi Pembangunan Edisi keempat Yogyakarta

Aryanto Rudy 2003 Environmental Marketing Pada Ekowisata Pesisir Menggerakan Ekonomi Rakyat Daerah Otonom P062024264 S3 PSL IPB

Assauri S 2009 Manajemen PemasaranDasar konsep dan Strategi

294

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Jakarta Rajawali Pers

Assauri 1999 Manajemen Pemasaran Jakarta Raja Grafindo Persada

Assauri Sofyan 2002 Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi Jakarta CV Rajawali

Averson Paul Balanced Scorecard Institute 2000 Available from URL www balancedscorecardorg 20 juni 2010

Azis IJ 1996 Kesenjangan Antara Ekonomi Makro dan Gejala Mikro Keterbatasan

Azwar Saifudin 2001 Metode Penelitian Edisi Ketiga Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 1998 Metode Penelitian Jogjakarta Pencetak Pustaka Pelajar Offset

Bagyono 2012 Pariwisata dan Perhotelan Bandung Alfabeta

Barsky Jonathan 1992 Customer Satisfaction in the Hotel Industry Measurement and Meaning Cornell HRA Quaterly 720-41

Basu Swastha dan Irawan 2008 Manajemen Pemasaran Modern Edisi Kedua Cetakan Ke empat Yogyakarta Liberty

Beerli A Martin J D 2004 ldquoFactors influencing destination imagerdquo Annals of Tourism Research 31(3) 657-681

Bendesa I Komang Gde 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3 Pariwisata Universitas Udayana Bali

BeverlandM P Brotherton2001 The Uncertain Search for Opportunities Determinant of Strategies Partnership Qualitatif Market Research An International Journal 4(2) 88-99

Bitner Mary Jo Zeithaml Valerie A 2000 Services Marketing McGraw- Hill International Editions

BlackRJ amp Grant PL1997 Economic Impact of Convention and Meetings to Montana Methodological Attempts Journal Institute for Tourism and Recreation Research School of Forestry The Montana University

BleekeJ and D Erns1995 Is Your Strategic Alliance Really a Sale Harvard Business Review ( January ndash February)97103

BoehmeAJ 1999 Planning Successful Meetings and Events A Take-Charge Assistant Book New YorkNY 10019 AMACOM American Management Association1601 Broadway

295

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Borg I 1986 A Cross Culture Replication on Elizurrsquos Facets of Work Values

Multivariate Behavioral Research 21 401-410

Borg I and Lingoes JC 1987 Multidimensional Similarity Structure Analysis New

Brahmantyo 2001 ldquoPotensi dan Peluang Usaha dalam Pengembangan Pariwisata Gunung Salak Endahrdquo Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal Ilmiah Vol 5 No 3 Maret 2001

Brannen J 1999 Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Samarinda Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari

Brown James Dean 1998 Understanding Research in Second Language Learning A Teacherrsquos Guide to statistic and research design Cambridge Sindicate University

Brunt Paul 1997 Market Research in Travel and Tourism Great Britain Butterworth Heinemann

Buckley J W M H Buckley and H Chiang 1976 Research Methodology amp Business Decisions National Association of Accountants

Bungin B 2003 Analisis Data Penelitian Kualitatif PT Rajagrafindo Persada Jakarta

Bungin B 2007 Penelitian Kualitatif Prenada Media Group Jakarta

Cahyono Bambang Tri 1996 Metodologi Riset Bisnis Jakarta Badan Penerbit IPWI

Cheng Y H 2000 A Study on the factors of internal service quality--Nurse for example pp 1-2

Chi Gengqing 2005 A Study of Developing Destination Loyalty Model (Dissertation) Submitted to the Faculty of the Graduate College of the Oklahoma State University in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree of Doctor of Philosophy July 2005

ChipkinH2001Is Independent Day at hand Lodging 26(11) 44-48

Chon K Yoo J J - E 2008 ldquoFactors Affecting Convention Participation Decision Making Developing a Measurementrdquo Journal of Travel Research 47 113-122

ChristopherMAPayneand D Ballantyne2002Relationship Marketing Creating Stakeholder value Oxford Butterworth Heinemann

Cooper Chris 2003 Aspects of Tourism Classic Reviews in Tourism Sydney Channel View Publication

296

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Cooper Chris 2005 Tourism Principles and Practice London Pearson

Education Limited Third Edition

CooperCetal 1993 Tourism Principles and Practice Edinburgh Gate HarlowEssex CM20 2JE England Addison Wesley Longman Limited

Craig-Smith Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with TourismLongman Melbourne

Creswell J W 1998 Qualitatif Inquiry and Research Design Sage Publications Inc California

CrottsJand DWilson1995An Integrated Model of Buyer Seller Relationship in the International Travel Trade Progress in Tourism and Hospitality Reserch 1(2) 125-140

Dajan Anto 1995 Pengantar Metode Statistik Jilid 1 Edisi Revisi 1986 LP3ES Jakarta

Damardjati RS 2001 Istilah-Istilah Dunia Pariwisata Jakarta Pradnya Paramita

Dane Francis C 1990 Research Methods BrooksCole Publishing Company Belmont California Chapter 1 ldquoIntroductionrdquo hal 3-19

Daniel M 2002 Metode Penelitian Sosial Ekonomi Jakarta Bumi Aksara

Dann GMS 1977 Anomie Ego-Enhancement and Tourism Annals of Tourism Research 4(4) 184-194

Dann GMS 1981 Tourist Motivation An Appraisal Annals of Tourism Research 8(2) 187-219

Darsoprajitno H Soewarno2001Ekologi PariwisataTata Laksana Pengelolaan Objek dan Daya Tarik WisataBandungAngkasa

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI 2005 Rencana Strategis Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Nasional 2005 ndash 2009 Jakarta

Djarwanto 1998 Statistik Non Parametik Edisi III BPFE Yogajakarta

Djunaedi Achmad 2000 ldquoPengantar Apakah Penelitian Iturdquo httpmpkd ugmacidweblamahomepageadjsupportmaterimetlit-ia01- metlit-pengantarpdf

Ekinci Y amp Chen JS 2002 Segmenting Overseas British Holidaymakers by Personal Values Journal of Hospitality amp Leisure Marketing 9(34) 5-15

297

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Esichaikul Ranee 2012 Travel motivations behavior and requirements

of European senior tourists to ThailandSukhothai Juournal of Thammathirat Open University (Thailand) Vol 10 No 2 Special Issue Pp 47-58 2012

Fakeye P C dan J L Crompton 1991 Image differences between prospective first-time and repeat visitors to the lower Rio Grande valley Journal of Travel Research 30 (2) 10-15

Fandeli Chafid 2001 Dasar-dasar Managemen Kepariwisataan Alam Liberty Yogyakarta Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah

Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah

Fill Chris 2005 Business amp Economics FT Prentice Hall

Font X 2002 Certification Systems and Standards in Tourism Annals of Tourism Research 29(3) 869ndash870

Font X R C Buckley eds 2001 Tourism Ecolabelling Certification and Promotion of Sustainable Development Wallingford CABI (Visitor 2003)

Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature Purpose and Findings Cornell University School of Hotel Administration The Scholarly Commons

Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature Purpose and Findings Journal of Marketing 60(10) (7-18)

Francken D A Van Raaij W F 1981 Satisfaction with leisure time activities Journal of Leisure Research 13(4) 337ndash352

French Christine N Craig-Smith Stephen J Collier Alan 1995 Principles of Tourism Longman Melbourne

Gaffar Abdul Ruskhan 2007 Kompas Bahasa Indonesia Jakarta Grasindo

Gartner William C (1996) Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York

Gartner William C 1996 Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York

Ghozali Imam 2001 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Semarang Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gnoth J 1997 Tourism Motivation and Expectation Formation Annals of Tourism Research 24(2) 283-304

298

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Goncalves Karen P 1998 Service Marketing A Strategy Approach

Upper Saddle River New Jersey Prentice Hall 1-80

Gorda I Gusti Ngurah 2004 Manajemen Sumber Daya Manusia Denpasar Widya Kriya Gematama

Government Revenue Attributable to Tourism 2007 Income and Expenditure Accounts Technical Series Income and Expenditure Accounts Division 21st Floor RH Coats Building Ottawa K1A 0T6

Gremler Dwayne D and Brown Stephen W 1997 Service Loyalty Its Nature Importance and Implications Advancing Service Quality A Global Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing University of Karlstad Sweden (171- 181)

Gremler Dwayne D and Brown Stephen W1997 Service Loyalty Its Nature Importance and Implications Advancing Service Quality A Global Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing University of Karlstad Sweden (171- 181)

Gronroos Christian 1990 Services Management and Marketing Managing the Moments of Truth in Service Competition Massachusetts Lexington Books

Gunn Clare A 2002 Tourism Planning (Basisc Concepts Cases) Routledge New York

Hair Joseph Raolph Anderson Ronald Tatham and William Black 1998 Multivariate Data Analysis Fifth Edition New Jersey Prentice ndash Hall

Hakim Abdul 2002 Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis Edisi 2 Ekonisia Yogyakarta

Hamid B 2003 An analysis of the role of tourism and agro ecotourism International Research Journal of Applied and Basic Sciences At httpwwwirjabscomfiles_sitepaperlist r_2213_140706015230pdf

Hara Tadayuki2008 Qualitative Tourism Industry Analysis Introduction to Input-Output Social Matrix Modeling and Tourism Satelite Accounts Amsterdam Working together to grow libraries in developing countries

Harris Percy David Harris 1994 lsquoThe Structural Dynamics of Aggregate Production A Challenge to Tourism Researchrsquo Journal of

299

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Tourism Studies 5(1) May 29-38

Helfert ErichA 2001 Teknik Analisis Keuangan ( Petunjuk Praktis untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan) Edisi Delapan Jakarta Erlangga

Hempel Carl Gustav 2004 Pengantar Filsafat Ilmu Alam Penerjemah Cuk Ananta Wijaya Pustaka Pelajar Yogyakarta

Heng TM and Low L 1990 Economic Impact of Tourism in Singapore Annals of Tourism Research 17 246-269 Management

Herbert D T 1995 Heritage Tourism and Society Mansell London Developing a tourism impact attitude scale Annals of Tourism Research 21 121ndash139

Herzberg 2002 The Motivation to Work Available from URL www businesballcomherzberghtm 20 juni 2010

Heskett James L Jones Thomas O Loveman Garry W Sasser W Earl and Schlesinger Leonard A 1994 Putting the Service-Profit Chain to Work Harvard Business Review March-April (164- 174)

Husein Umar 2000 Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Indriantoro Nur dan Supomo Bambang 1999 Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen Yogayakarta BPFEE

Iso-Ahola SE 1991 Towards a Social Psychological Theory of tourism Motivation A Rejoinder Annals of Tourism Research

Iso-Ahola SE 1999 Motivational Foundations of Leisure Leisure Studies Prospects for the Twenty First Century University of Maryland

Jafari J Ritchie J 1981 Towards a framework for tourism education Annals of Tourism Research

Jujun S Suriasumantri 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan

Juliandi Azuar 2002 Pemanfaatan Internet dalam Proses Belajar dan Penulisan Karya Ilmiah Bidang Manajemen dan Bisnis Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Vol 02 No 02 Oktober

Kandampully amp Suhartanto Dwi (2000) Customer loyalty in the hotel industry the role of image and customer satisfaction International Journal of Contemporary Hospitality Management Vol 12 6 2000

300

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Kaplan RobertS dan David PNorton (Peter RYosi Pasla Penerjemah)

2000 Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Jakarta Erlangga

Kartajaya Hermawan 2002 Hermawan Kartajaya on Marketing Jakarta MarkPlus and Co Gramedia Pustaka Utama

Kasali Rhenald 2005 Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting Positioning Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Kerlinger Fred N 2000 AsasAsas Penelitian Behavioural Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Kesrul M 2004 Meeting Incentive Trip Conference Exhibition Yogyakarta Graha Ilmu

Kleinsteuber F 2002 Stategi Pemasaran Jakarta PT Damar Mulia Pustaka Cetakan Pertama (diterjemahkan oleh Siswanto Sutojo)

Kotler P Keller K 2006 Marketing Management 12th Edition Pearson Education Inc New Jersey

Kotler Philip dan G Amstrong 2001 Prinsip ndash Prinsip Pemasaran Jakarta Erlangga

Kotler Philip dan John Bowen 2003 Marketing for Hospitality and Tourism third edition New Jersey Prentice Hall

Kotler Philip Gary Armstrong 1999 Principle of Marketing 8th Edition New Jersey Prentice Hall

Kotler Philip 2000 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo

Kotler Philip 2003 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo

Kotler Philip2003 Manajemen Pemasaran Jakarta Prehallindo

Kountur Ronny 2003 Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis Jakarta Seri Umum No 5 Penerbit PPM

Kozak M Rimmington M 2000 Tourist satisfaction with Mallorca Spain as an off-season holiday destination Journal ofTravel Research 38(3) 260ndash269

Kuncoro Mudrajad 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana peneliti dan menulis tesis Jakarta Erlangga

Kusmayadi dan Endar Sugiarto 2000 Metodologi Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan Jakarta PTGramedia Pustaka Utama

301

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Lawrence A Cunningham 2000 How to Think like Benjamin Graham and

Invest like Warren Buffet McGraw-hill USA

Leedy Paul D 1997 Practical Research Planning and Design Sixth Edition Prectice Hall Upper Saddle River New Jersey Chapter 1 ldquoWhat Is Researchrdquo hal 3-15

Liljander 1994 Service Quality and Management Springer Science amp Business Media Jun 29 2013 - Business amp Economics

Lumanauw farly 2000 Bar dan Minuman Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Marpaung H dan BaharH 2002 Pengantar Pariwisata Bandung Alfabeta

Mathis RobertL dan Jackson John H 2005 Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta Salemba Empat

McCabe Scott 2009 Butterworth-Heinemann is an imprint of Elsevier Linacre House Jordan Hill Oxford OX2 8DP UK The Boulevard Langford Lane Kidlington Oxford OX5 1GB UK First edition 2009

McIntosh Goeldner 1990 Tourism Principles Practices and Philosophies (sixth ed) Grid Publishing Columbus

Meis S and Lapierre J 1994 lsquoMeasuring tourismrsquos economic importance - a Canadian

Middleton 1994 Tourism Destination Marketing links between demand and supply and the influence of marketing

Millburn Robert 2007 Hospitality Direction Europe Edition Price Waterhouse Coopers Available from URL wwwpwccomhospitalitydirections 22 juni 2010

Mitchell Jonathan Caroline Ashley Earthscan 2010 Business amp Economics In Tourism and Poverty Reduction Pathways to Prosperity

Mittal B and Baker J (2002) Advertising strategies for hospitality services Cornell Hotel and Restaurant Administration Quarterly

Moleong Lexy J 2007 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung Penerbit PT Remaja Rosdakarya Offset

Muhaimin Kepuasan Kerja Karyawan 2004 Available from URL http psikologibinadarmaacidjurnaljurnalmuhaiminpdf 23 juni 2010

Mulyadi dan Johny Setiawan 1999 Sistem Perencanaan dan Pengendalian

302

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Manajemen Sistem Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan Edisi 1 Aditya Media Yogyakarta

Mulyadi 1997 Akuntansi Manajemen Konsep Manfaat Dan Rekayasa Edisi Kedua Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta

Mulyadi 2001 Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipat Ganda Kinerja Keuangan Perusahaan Jakarta Salemba Empat

Nasution 2004 Manajemen Transportasi Edisi Kedua Cetakan Pertama Jakarta Ghalia Indonesia Anggota IKAPI

Nazir Mohammad 1999 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia

OrsquoConnor T J 2001 Performance management - Electrical wholesaling

Oliver R L 1980 A cognitive model of the antecedents and consequences of satisfaction decisions Journal of Marketing Research 17(4) pp 46-49

Oliver R L 1997 Satisfaction A Behavioral Perspective on the Consumer New York IrwinMcGraw-Hill

Oliver R L Swan J E 1989 Consumer perceptions of interpersonal equity and satisfaction in transactions A field survey approach Journal of Marketing 53 21ndash35

Oliver RL 1993 Cognitive affective and attribute bases of the satisfaction response Journal of Consumer Research 20 (December ) pp 418-30

Oliver Richard L 1999 When Customer Loyalty Journal of Marketing Vol 63 pp 33-34 (Special Issues)

Pakpahan 2011 Sarana Berpikir Ilmiah Comprehensive

Education Center Original from httpwww o m b a r n e t 2 0 0 9 1 0 s a r a n a - b e r f i k i r - i l m i a h h t m l

Pendit I Nyoman S 1999 Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana Jakarta

PT Pradnya Paramita cetakan ke-enam (edisi revisi)

Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor Pm106Pw006Mpek20112011 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Hotel

Peter Paul J 1999 Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Edisi Keempat Jilid I Jakarta Erlangga

303

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Pitana I G Gayatri PG 2005 Sosiologi Pariwisata Kajian sosiologis terhadap

struktur sistem dan dampak-dampak pariwisata Yogyakarta Andi Offset

Pitana I Gde 2002 ldquoPengembangan Ekowisata di Balirdquo Makalah Disampaikan pada Seminar Ekowisata di Auditorium Universitas Udayana pada tanggal 29 Juni 2002

Pitana I Gde Dan Diarta Surya I Ketut 2009Pengantar Ilmu Pariwisata JogyakartaPenerbit Andi

Prabawati Made Alit Novia 2009 Penilaian Kinerja Hotel The Oberoi Bali Melalui Metode Balanced Scorecard

Rangkuti F 2002 Riset Pemasaran Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Rangkuti F 2008 Analisis SWOT Teknik membedah kasus bisnis Jakarta Gramedia Pustaka Utama

Reynolds P 1999 Design of the Process and Product Interface In A Leask amp I Yeoman (eds) Heritage Visitor Attractions (pp 110ndash126) Cassell New York

Reynolds 1985 Consumer demand for agricultural and on-farm nature tourism Davis CA University of California

Riduwan 2005 Skala Penelitian Variabel Peneltian Bandung Alfabeta

Rismiati CE dan IB Suratno 2001 Pemasaran Barang dan Jasa Yogyakarta Kanisius Anggota IKAPI

Riyanto Bambang 2001 Dasar ndash dasar Pembelanjaan PerusahaanYogyakarta BPFE

Roger J 1994 Development of a Framework for the Determination of Attributes Used for Hotel Selection-Indication from Focus Group and in - Depth Review Hospitality Research Journal 18 (53-74)

Rucci A J Kirn S P dan Quinn R T 1998 The employee-customer-profit chain at sears Harvard Business Review January-February

Rucci Anthony J Steven P Kirn Richard T Quinn 1998 ldquoThe Employee- customer-profit Chain at Searsrsquo Harvard Business Review January-February pp 83-97 Siehoyono 2004

Ruky Achmad S 2002 Sistem Manajemen Kinerja Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Rumekso 2001 Housekeeping Hotel Floor Section Yogyakarta Andi Publisher

304

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Saifuddin Azwar 1997 Sikap Manusia ndash Teori dan Pengukurannya Edisi

ke-2 Yogayakarta Pustaka Pelajar hlm 3-22

Santoso Singgih dan Tjiptono Fandy 2002 Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS Jakarta PT Alex Media Komputindo

Sarwono J 2003 Perbedaan Dasar antara Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif httpwwww3orgTRREChtml40 Dikunjungi 13 Juli 2003

Schelsinger amp Zornitsky 1991 Internal Service Quality Customer and Job Satisfaction Human Resources Planning 19 2 ABI INFORM Global p20

Seaton AV and MM Bennet 1996 The Marketing of Tourism Product Concepts Issues and Cases London International Thomson Business Press

Siehoyono L 2004 Am I satisfied Analysing the influence of employee backgrounds and internal service quality on employee satisfaction in economics faculty of Petra Christian university Surabaya Proposal penelitian internal Surabaya Program Management Perhotelan

Sihite Richard 2000 Hotel management Surabaya SIC

Simamora Hendry 2000 Manajemen Pemasaran International Jakarta Salemba Empat cetakan pertama

Sinclair M T M J Stabler 1997 The Economics of Tourism London Routledge

Sinclair M T C M S Sutcliffe 1988 The estimation of Keynesian in come multipliers at the subnational level Applied Economics 20(11) 1435-1444

Sinclair MT 1991 ldquoThe Economics of Tourismrdquo Pp1-27 in CP Cooper and A Lockwood (Eds) Progress in Tourism Recreation and Hospitality Management 3 John Wiley Chichester UK

Singgih Santoso 2005 Pengolahan Statistik dengan SPSS Andi Jogjakarta

SlatteryPARoper and A Boer 1985 Hotel Consorsia Their Activities Structure and GrowthService Industrie Journal 5(2)192-199

Smith Craig Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with TourismLongman Melbourne

Soekadijo RG 1997 Anatomi PariwisataMemahami pariwisata sebagai system lingkage Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Soekresno Pendit Nyoman S 1998 Petunjuk Praktek Pramusaji

305

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

Food and Beverage Service Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Soetjipto Budi W 2002 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard Usahawan 2006(6) 21-25

Soetjipto Budi W 2006 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard Usahawan 2006(6) 21-25

Solomon Michael1996 Consumer Behavior 3th edition McGrawHill

Som AP Badarneh MB 2011 Tourist Satisfaction and Repeat Visitation Toward a New Comprehensive Model International Journal of Human and Social Sciences 61 2011

Spiilane J 1994 Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan Kanisius Yogyakarta

Spillane James1993 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius

Spillane James1994 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius

Spinelli and Canavos 2000 Investigating the relationship between employee satisfaction and guest satisfaction Cornell Hotel and Restauran Administrastion Quarterly Dec 2000 41 6 ABI INFORM Global p29

Srimindarti Ceacilia Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Penilaian Kinerja 2006 Available from URL wwwstie-stikubankacidwebjurnal 14 juni 2010

Suardika I Wayan Gede 2008 ldquoAnalisis Positioning Sepeda Motor Shogun 125 Berdasarkan Persepsi Konsumen di Kota Denpasarrdquo (Tesis) DenpasarUniversitas Udayana

Subiyanto Ibnu 2000 Metodologi Penelitian Manajemen dan Akuntansi Yogyakarta UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN

Sudibya Bagus 2002 ldquoPengembangan Ecotourism di Bali Kasus Bagus Discovery Grouprdquo Makalah disampaikan pada Ceramah Ecotourism di Kampus STIM-PPLP Dhyana Pura Dalung Kuta pada tanggal 14 Agustus 2002

Sugiyono 2007 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Penerbit CV Alfa Beta Bandung

Sugiyono 2000 Statistik untuk Penelitian Alfabeta Bandung

Sugiyono 2001 Penelitian Bisnis Bandung CV ALFABETA

306

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Sulastiyono agus 2001 Management Penyelengaraan Hotel Bandung

Alfabeta

Supranto J 1997 Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran Jakarta Rineka Cipta

Supranto J 2001 Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar Cetakan Kedua Jakarta PT Rineka Cipta Anggota IKAPI

Suradnya I Made 2005 Analisis Faktor-Faktor Daya Tarik Wisata Bali dan implikasinya Terhadap Perencanaan Pariwisata Daerah Bali Denpasar Jurnal SOCA Universitas Udayana

Suriasumantri Jujun S 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan

Sutjipta I Nyoman 2001 AgrowisataMagister Manajemen AgribisnisUniversitas Udayana

Sutrisno Hadi 1986 Metodologi Research 1 Yogyakarta Andi Offset

Suwantoro Gamal 1997 Dasar-dasar Pariwisata YogyakartaANDI

Swastha Basu dan Irawan 2002 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta Liberty

Swastha Basu 1999 Asas ndash Asas Marketing Yogyakarta Liberty

Swastha Basu Irawan 2006 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta Liberty

Syamsu 2001 ldquoPenerapan Etika Perencanaan pada kawasan wisata studi kasus di kawasan Agrowisata Salak Pondoh Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakartardquo Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal Ilmiah Vol 5 No 3 Maret 2001

Tan Satria Mataram I Kadek 2000 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen Terhadap Pembelian di Bali Aroma Bar dan Restaurant (Skripsi)

Tanaya Heni 2003 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli di Plaza Bali Restaurant Tuban ndash Bali (Skripsi)

TelferDJ2000Tastes of Niagara Building Strategic Alliances Betttwen Tourism and Agriculture In Global Alliances in Tourism and Hospitality Management Eds JCCrotts D Buhalis and March New York The Haworth Hospitality Press

TerpestraVand BSimonin1993Strategi Alliances in the Triad An Exploratory Study Journal of International Marketing 1(1)

307

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

4-25

Terry George R 2000 Dasar ndash Dasar Manajemen Jakarta Bumi Aksara

Theobald William F (2010) Global Tourism Third edition Amsterdam Boston Heidelberg London New York Oxford Paris San Diego San Francisco Singapore Sydney Butterworthndash Heinemann is an imprint of Elsevier

Tjiptono Fandy 1997 Strategi Pemasaran Edisi II Yogyakarta ANDI

Tjiptono Fandy 2004 Manajemen Jasa Edisi Ketiga Yogyakarta Andi

Toth R 2002 Exploring the Concepts Underlying Certification Ecotourism amp CertificationSetting Standards in Practice ed M Honey Washington Island Press

Toth R 2000 Implementing a Worldwide Sustainable Tourism Certification SystemAlexandria Va RB Toth Associates

Tourism Economic Impact Tourism Satellite Accounts (TSAs) as ratified by the UN as the global standard for measuring the economic value of tourism retriave on 3rd April 2011 from httpwww tourismeconomicscomservices-economic-impactphp

Tourism Economics Inc 2011 The Travel amp Tourism Competitiveness Index 2011 3 LSE Enterprise Ltd London School of Economics and Political From httpwww3weforumorgdocsWEF_ TravelTourismCompetitiveness_Report_2011pdf

Tribe J X Font N Griffiths 2002 Environmental Management and Rural Tourism and Recreation London Cassell Azzohlini

Tse D K Wilton P C 1988 Models of consumer satisfaction An extension Journal of Marketing Research 25 204ndash212

Tunggal Amin Wijaya 2000 Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard Jakarta Harvindo

Turker Dewi Sundari 2006 Analisis Penilaian Kinerja Dengan Metode Balanced Scorecard pada Villa Puri Taman Merak Badung Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen Perhotelan pada STIM Dhyana Pura Badung

Ujiani Dwi Pangastuti 2006 Pada Analisis Peranan Jasa Pariwisata dan Sektor Pendukungnya Dalam Perekonomian Propinsi Daerah Istimewa YogyakartaAnalisis Input-Output Skripsi Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

308

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

Umar Husein 1999 Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran Jakarta

PTGramedia Pustaka Utama

Umar Husein 2000 Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Anggota IKAPI

Umar Husein 2001 Studi Kelayakan Bisnis Jakarta Gramedia Pustaka Utama

UNESCO World Heritages List 2014 httpwhcunescoorgenlist

Wacik J 2010 Kata Sambutan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Program Tahun Kunjung Museum 2010 Dalam Google Museum dan Kebudayaan

Wahab S 1992 Manajemen Kepariwisataan Frans Gromang [Penerjemah] Pradnya Paramita Jakarta

WahabS C Cooper 2001 Tourism in the Age of Globalizatio London Routledge

Wall G and MathiesonA 1982 Tourism Economic Physical and Social Impact Longmann LtD

Weston JFred dan Copeland Thomas E 2001 Manajemen Keuangan edisi Revisi Jakarta Binarupa Aksara

Wibisono Darmawan 2003 Riset Bisnis Panduan bagi Praktisi dan Akademisi Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Widjojo Atmodjo Masrun 2002 Bar Minuman Dan Pelayanannya Yogyakarta ANDI

Wilkie L1994 Consumer Behavior 4th New York John Wiley and Sons

World Bank 2013 International tourism number of arrivals At httpdata worldbankorgindicatorSTINTARVL

World Tourism Organization 2000Tourism Trends Madrid

World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization

World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization

WTO WTTC 2006 The Travel Tourism Industry towards Environmentally Sustainable Development Agenda 21

WTO 2003 World Tourism Organization (2000)Tourism Trends Madrid

309

Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas

WTTC Travel amp Tourism Economic Impact 2015 Foreword The World

Travel amp Tourism at httpswwwwttcorg-mediafiles reportseconomic20impact20researchregional202015 world2015pdf

Yoeti Oka 1985 Komersialisasi Seni Budaya dalam Pariwisata Bandung Angkasa

Yoeti Oka 1993 Pengantar Ilmu Pariwisata Bandung Angkasa

Yoeti Oka 1996 Pemasaran Pariwisata Bandung Angkasa

Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta

Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta

Yoeti OkaA 1996 Pengantar Pariwisata Bandung Penerbit Angkasa

Yoon Yooshik Uysal Muzaffer 2003 An examination of the effects of motivation and satisfaction on destination loyalty A structural model Tourism Management (in press) Department of Tourism Management Pai Chi University 439-6 Doma-2 Dong Seo-Gu Daejeon 302-735 South Korea Department of Hospitality amp Tourism Management Virginia Polytechnic Institute and State University 362 Wallace Hall Blacksburg VA 24061-0429 USA

Zeithaml Valerie Berry Leonard L and Parasuraman A 1996 The Behavioural Consequences of Service Quality Journal of Marketing 60

310

INDEKS

311

BIODATA PENULIS

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MA lahir di

Negara tanggal 10 Oktober 1970 Pada tahun 2006

mendapat kesempatan melanjutkan studi ke negeri

Belanda untuk mempelajari bidang pariwisata

(MA) dan tamat pada tahun 2007 Menamatkan

Program doktor bidang pariwisata di Universitas

Udayana Bali pada tahun 2014 Saat ini bekerja

sebagai dosen tetap di Universitas Dhyana Pura

Bali Adapun matakuliah yang diampu adalah

Metodologi Penelitian Manajemen Strategik Statistik Bisnis Pengantar

Bisnis Sistem Informasi Manajemen Aplikasi Komputer dan Pengantar

Industri Pariwisata amp perhotelan

Beberapa Buku yang pernah ditulis antara lain Agrowisata Sebagai Pari-

wisata Alternatif Indonesia (2015) Penerbit Deepublish Yogyakarta CV

BUDI UTAMA ISBN 978-602-280-886-2 (Buku Referensi) Agrotourism as

an Alternative form of tourism in Bali Indonesia (2014) ISBN-13 978-3-639-

66712-7 ISBN-103639667123 EAN9783639667127 (Scholar Press) Pen-

gantar Industri Pariwisata (2014) Penerbit Deepublish Yogyakarta CV

BUDI UTAMA 978-602-280-328-7 (Buku Referensi) Metodologi Penelitian

Pariwisata dan Perhotelan (2012) Penerbit Andi Jogyakarta ISBN 978-

979-29-3463-2 (Buku Referensi) dan Destination Loyalty Model of Senior

Foreign Tourists Visiting Bali Tourism Destination in Book Development

of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia (2016) Publish-

er Springer Singapore DOI 101007978-981-287-606-5_3 Print ISBN 978-

981-287-605-8 Online ISBN 978-981-287-606-5 (Book Chapter 3)

312

Page 5: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 6: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 7: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 8: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 9: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 10: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 11: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 12: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 13: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 14: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 15: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 16: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 17: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 18: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 19: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 20: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 21: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 22: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 23: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 24: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 25: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 26: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 27: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 28: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 29: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 30: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 31: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 32: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 33: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 34: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 35: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 36: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 37: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 38: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 39: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 40: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 41: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 42: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 43: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 44: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 45: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 46: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 47: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 48: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 49: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 50: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 51: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 52: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 53: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 54: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 55: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 56: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 57: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 58: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 59: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 60: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 61: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 62: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 63: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 64: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 65: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 66: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 67: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 68: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 69: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 70: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 71: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 72: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 73: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 74: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 75: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 76: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 77: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 78: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 79: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 80: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 81: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 82: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 83: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 84: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 85: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 86: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 87: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 88: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 89: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 90: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 91: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 92: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 93: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 94: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 95: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 96: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 97: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 98: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 99: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 100: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 101: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 102: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 103: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 104: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 105: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 106: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 107: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 108: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 109: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 110: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 111: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 112: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 113: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 114: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 115: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 116: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 117: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 118: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 119: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 120: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 121: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 122: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 123: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 124: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 125: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 126: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 127: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 128: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 129: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 130: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 131: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 132: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 133: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 134: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 135: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 136: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 137: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 138: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 139: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 140: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 141: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 142: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 143: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 144: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 145: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 146: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 147: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 148: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 149: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 150: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 151: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 152: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 153: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 154: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 155: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 156: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 157: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 158: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 159: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 160: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 161: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 162: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 163: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 164: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 165: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 166: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 167: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 168: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 169: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 170: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 171: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 172: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 173: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 174: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 175: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 176: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 177: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 178: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 179: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 180: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 181: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 182: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 183: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 184: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 185: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 186: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 187: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 188: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 189: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 190: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 191: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 192: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 193: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 194: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 195: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 196: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 197: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 198: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 199: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 200: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 201: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 202: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 203: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 204: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 205: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 206: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 207: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 208: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 209: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 210: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 211: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 212: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 213: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 214: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 215: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 216: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 217: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 218: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 219: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 220: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 221: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 222: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 223: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 224: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 225: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 226: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 227: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 228: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 229: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 230: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 231: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 232: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 233: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 234: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 235: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 236: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 237: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 238: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 239: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 240: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 241: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 242: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 243: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 244: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 245: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 246: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 247: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 248: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 249: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 250: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 251: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 252: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 253: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 254: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 255: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 256: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 257: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 258: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 259: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 260: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 261: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 262: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 263: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 264: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 265: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 266: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 267: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 268: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 269: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 270: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 271: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 272: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 273: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 274: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 275: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 276: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 277: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 278: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 279: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 280: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 281: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 282: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 283: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 284: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 285: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 286: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 287: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 288: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 289: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 290: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 291: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 292: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 293: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 294: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 295: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 296: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 297: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 298: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 299: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 300: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 301: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 302: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 303: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 304: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 305: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 306: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 307: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 308: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 309: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 310: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 311: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 312: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 313: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 314: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 315: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 316: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 317: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 318: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 319: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 320: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara
Page 321: Metodologi Penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/Buku___Metodologi Penelitian... · sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara