METODOLOGI PENELITIAN BISNIS 12

22
METODOLOGI PENELITIAN BISNIS PERTEMUAN 12 “PENULISAN LAPORAN DAN TEKNIK PRESENTASI” Oleh: I Gusti Ayu Ketut Ratna Dewi (1215251151) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

description

12.1 TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN Langkah terakhir dari suatu kegiatan penelitian adalah penyusun laporan. Bagaimanapun baiknya pelaksanaan suatu penelitian , bagaimanapun bermutunya modal – modal yang sudah di bangun dan penelitian tersebut ,belumlah dianggap benar – benar berhasil jika laporan penelitian belum di buat .Hasil kegiantan harus di tulis dan dilaporkan, karena laporan merupakan media komunikasi antara penyusun/lembaga pelaksana kegiatan dengan badan – badan atau pihak lain yang hasil evaluasi, baik terhadap input, proses, output, atau dampak dari suatu kegiatan, sehingga akan sangat bermanfaat bagi pihak yang berwenang untuk dijadikan dasar pengambilan kebijakan. Tanpa ada laporan penelitian akan sulit untuk diketahui apakah suatu kegiatan penelitian telah sesuai dengan apa yang ingin dituju. Apabia tersebut tidak sesui di bagian mana atau faktor- faktor apa yang menyebabkan kegiatan tersebut tidak mencapai sasaran.

Transcript of METODOLOGI PENELITIAN BISNIS 12

METODOLOGI PENELITIAN BISNISPERTEMUAN 12PENULISAN LAPORAN DAN TEKNIK PRESENTASI

Oleh:I Gusti Ayu Ketut Ratna Dewi(1215251151)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS UDAYANAPROGRAM EKSTENSI2015PEMBAHASANPENULISAN LAPORAN DAN TEKNIK PRESENTASI

12.1 TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN Langkah terakhir dari suatu kegiatan penelitian adalah penyusun laporan. Bagaimanapun baiknya pelaksanaan suatu penelitian , bagaimanapun bermutunya modal modal yang sudah di bangun dan penelitian tersebut ,belumlah dianggap benar benar berhasil jika laporan penelitian belum di buat .Hasil kegiantan harus di tulis dan dilaporkan, karena laporan merupakan media komunikasi antara penyusun/lembaga pelaksana kegiatan dengan badan badan atau pihak lain yang hasil evaluasi, baik terhadap input, proses, output, atau dampak dari suatu kegiatan, sehingga akan sangat bermanfaat bagi pihak yang berwenang untuk dijadikan dasar pengambilan kebijakan. Tanpa ada laporan penelitian akan sulit untuk diketahui apakah suatu kegiatan penelitian telah sesuai dengan apa yang ingin dituju. Apabia tersebut tidak sesui di bagian mana atau faktor- faktor apa yang menyebabkan kegiatan tersebut tidak mencapai sasaran.Kesemua ini tidak hanya perlu diketahui oleh para penyelenggara kegiatan, teteapi juga pengambil kebijakan sehingga segera dapat diambil langkah langkah perbaikan. Penyusunan laporan penelitian lebih merupakan sent, sehingga penghalaman penulis lebih banyak berperan dalam menambah keindahan penulisan. Bentuk laporan penelitian sangat tergantung pada siapa pembaca yang ditargetkan, digunakan, gaya bahasa yang dipakai serta istilah-istilah yang dipakai dimaksudkan supaya pembaca dapat mencema isi laporan tersebut dan dapat memahami penemuan penemuan yang disampaikan.Karena itu sistematika penyusunan laporan, caramenyampaikan temuan, alat-alat yang digunakan serta penafsiran yang diberikan harus menemuai saran.Walaupun pekerjaan penulisa lapran pennelitian seringkali kurang mengasikkan, tetapi laporan harus dibuat, karena segala kegiatan penelitia yang telah dilaksanakan, lebih-lebih melibatkan dana masyarakat, haru di pertanggung jawabkan .Penulis laporan penelitian harus menyadari bahwa laporan yang di buatnya mengemban fungsi komunikasi. Laporan penelitin yang dibuat bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi sebagai alat komunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu pembaca pembaca yang dituju sangat menentukan corak laporan penelitian yang dibuat. Laporan penelitian yang dibuat untuk kalangan ilmuan akan sangat berbeda dengan laporan yang inggin di sampaikan pada pembuat keputusan. Laporan juga akan berbeda dalam bentuk dan cara pengungkapannya jika laporan tersebut ditunjukan pada masyarakat awam.

12.2 FORMAT LAPORAN Dalam penyusunan laporan, Sugiyono(1999) menyarankan sebaiknya peneliti berperan sebagai pembaca, sehingga laporan yang disajikan dapat di nilai apakan sudah baik atau belum .Laporan penelitian sebaiknya dibuat bertahap, tahap pertapa berupa laporan pendahuluan, dan tahap kedua berupa laporan akhir .Laporan pendahuluan sifatnya adalah draf yang masih belum di sempurnakan. Penyempurnaan dapat dilakukan dengan cara menyeminarkan hasil penelitian, atau mengkonultasikannya dengan dosen pembingbing. Melalui seminar dan konsultasi kekurang-kurangan akan dapt diperbaiki . Laporan penelitian adalah merupakan laporan ilmuah ,untuk itu maka harus dibuat secara sistematika dan logis pada setiap bagian sehingga pembaca mudah memahami langkah-langkah yang telah ditempuh dalam penelitian dan hasilnyan. Karena sifatnya iimiah, maka harm replicable, yaitu harus bisa diulangi oleh orang yang akan membuktikan hasil atau temuan dalam penelitian itu . Titik tolak dalam penyusunan laporan penelitian adalah rancangan penelitian yang telah dibuat. Dalam hal tersebut kedudukan rancangan penelitian menjadi sangan penting. Kalau dalam rancangan penelitian berisi tenteng langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian, maka dalam laporan penelitian berisi laporan pelaksanaan dari hasil rancangan penelitian. Laporan umumnya terdiri dari tiga bagian besar yaitu :1. Bagian awal , berisikan :a. Judul kegiatan ditulis dengan kalimat yang jelas dan padat .b. Prakata, berisi pernyataan pernyataan tentang tujuan penulisan laporan, hubungan dengan sponsor (bilaada) , dan ucapan terimakasih.c. Daftar isi, di berlukan agar pembaca dapat mengetahui bagian bagin dari laporan dan dapat melihat hubungan yang terjadi antara bagian satu dengan bagian yang lainnya. Daftar isi berisikan judul masing masing bab, bagian, subbagian, dan seterusnya.d. Daftar tabel, diperlukan apa bila dalam teks terdapat cukup banyak tabel ( lima tabel atau lebih ). Daftar tebel memudahkan bembaca menemukan tabel tabel tertentu yang di perlukan.e. Daftar gambar, penyediaan daftar gambar trsendiri dalam satu halaman memudahkan pembaca menemukan di halaman mana gambar tersebut ada.

2. Bagian utama , berisikan :a. Pendahuluan antara lain berisikan latar belakang penelitian ,permasalahan , tujuan , manfaat penelitian .b. Kajian pustaka memuat landasan tiori yaitu teori teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan variabel yang diteliti dan sebagai dasar untuk memebri jawaban sementar terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyususnan instrumen penelitian. Disini juga diperhatikan dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang ada kaitannya dengan variabel yang diteliti. Setelah dibuat landasan teori dan hasil penelitian terdahulu selanjutanya direkontruksi kedalam kerangaka pemikiran. Kerangka pemikiran inin dapat dijadikan tuntunan dalam perumusan hipotesis berdasarkan atas kajian pustaka yang telah disusun.c. Metode penelitian meliputi hipotesis dan rancangan penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalah yang telah dirumuskan. Rancangan penelitian meliputi identifikasi variabel, definisi operasional vriabel, penetuan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.d. Hasil penelitian berisi analisis data penelitian dan pembahasan. Analisis data dan pembahasan bersifat terpadu, dan penyajiannya dapat disertai tabel, grafik, atau bentuk lain. Pembahasan tentang hasil yang diperoleh berupa penjelasan teoritis, baik secara kualitatif, kuanutatif, maupun statistik. Hasil penelitian sebaiknya dibandingkan dengan hasil penelitian terlebih dahulu yang relevan. Analisis data menganbil proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan bagian-bagian lainnya.analisi data dapat dilakukan melalui dua tahapan, yaitu : pertama analisi deskriptif, dan kedua analisis statistik infrensial yang tertuju pada pengujian hipotesis penelitian.e. Kesimpulan berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan penelitian merupakan jawaban dari tujuan penelitian. Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Saran yang diberikan pada laporan harus didasarkan pada data hasil penelitian, dan didasarkan pada kesimpulan.

3. Bagian akhir, berisikan :a. Daftar bacaan, serta lampiran-lampiran dan lainnya bila ada.

12.3 JENIS-JENIS LAPORANAda beberapa jenis laporan penelitian, diantaranya adalah laporan ringkas, laporan lengkap, dan laporan untuk pengambilan suatu kebijakan. Secara ringkas masing-masing jenis laporan tersebut diperjelas sebagai berikut:1. Laporan ringkas (summary Report)Laporan ringkas diarahkan pada metode yang dipakai dalam melakukan penelitian. Laporan penelitian ringkas harus terdapat kedalaman pembahasan. Kemudian ditulis kesimpulan dan rekomendasi yang disusun oleh temuan yang mendukungnya. Dalam laporan ringkas dihindarkan penggunaan istilah-istilah teknis.

1. Laporan lengkap (monograf) atau laporan panjangLaporan dalam bentuk ini perlu diperhatikan dalam beberapa hal1. Laporan harus berisi proses kegiatan secara menyeluruh dengan mengutarakan semua teknik dan pengalaman yang diperoleh selama melakukan penelitian.1. Penulisan laporan harus sesuai dengan kelompok target pembaca laporan materi serta keterangan yang diberikan harus disampaikan secara integrative, dimana kesinambungan antara satu diskusi dengan diskusi lainnya, ataupun antara satu materi dengan materi lainnya tidak terputus-putus.1. Laporan harus menjelaskan hal-hal yang sebenarnya terjadi disetiap tingkatan analisis. Alternatif-alternatif pemecahan yang dilakukan perlu disampaikan dengan jelas. Janganlah dilaporkan perasaan-perasaan penulis atau hayalan-hayalan penulis tentang apa saja yang terjadi, kecuali ramalan-ramalan tersebut didasarkan dengan fakta-fakta. Dengan kata lain laporan harus berisi rencana-rencana yang telah dibuat secara logis, bukti-bukti yang ditemukan dan pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan selama masa itu.1. Jika diperoleh pengalaman-pengalaman atau penemuan-penemuan yang tidak ada hubungan langsung dengan tujuan kegiatan, janganlah temuan tersebut dibuang, sebab ada kemungkinan hasil temuan tersebut dapat merupakan kata kunci dalam memberi makna kegiatan lain dikemudian hari.1. Dalam laporan juga harus disampaikan kegagalan-kegagalan serta keterbatasan-keterbatasan yang dialami disamping sukses yang diperoleh. Dengan melaporkan kegagalan-kegagalan dan alasan-alasan kuat mengapa kegagalan tersebut terjadi akan amat berguna bagi pengambil kebijakan dalam mewaspadakan terhadap kegagalan tersebut.1. Sebelum penulisan laporan penelitian, terlebih dahulu perlu dibuat outline (keragka) laporan dan baru kemudian outline tersebut dikembangkan menjadi laporan yang terperinci.1. Laporan penelitian harus dibagi dalam bab-bab, atau bagian-bagian, sub-sub bagian dengan judul-judul yang padat, sehingga pembaca dapat lebih mudah memlikih materi yang relevan baginya.

1. Laporan untuk Manajemen atau Pembuat KeputusanLaporan penelitian yang disampaikan kepada manajemen atau pengambil kebijakan disebabkan penelitian penelitian yang disusun laporannya berkenan dengan implikasi yang diperlukan dalam pengambilan kebijakan. Atau dapat juga penelitian dilakukan disponsori oleh badan-badan tertentu yang berkehendak untuk mengadakan diagnose terhadap situasi ataupun dalam rangka mengadakan evaluasi terhadap suatu program kegiatan (action plan).Laporan yang ditunjukan untuk pengambil kebijakan mempunyai bentuk tersendiri. Laporan yang dibuat tidak perlu dalam bentuk lengkap, kerena pembuat kebijakan tidak memerlukan laporan demikian.Program kegiatan (action plan) berkehendak memecahkan masalah-masalah yang sangat menarik perhatian pembuat kebijakan berdasarkan tujuan kegiatan yang telah mereka gariskan. Karena itu laporan hams diarahkan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui bersama. Yang diperlukan dalam laporan tersebut adalah penjelasan serta diagnosa terhadap masalah. Rekomendasi ini akan dipergunakan, baik untuk meneruskan program-program yang ada, ataupun dalam rangka mengadakan beberapa perubahan, sehingga kegiatan yang akan datang dapat dilaksanakan secara lebih baik.Gaya laporan untuk manajemen atau pengambil kebijakan hams mendorong membaca cepat, pemahaman menyeluruh atas temuan-temuan utama dengan cepat, dan pemahaman yang tepat tentang implikasi dan kesimpulan. Nada laporan bersifat jurnalistik dan hams akurat. Judul-judul besar dan garis bawah untuk penekanan sangat membantu. Gambar-gambar dan grafik-grafik seringkali digunakan untuk menggantikan tabel. Kalimat-kalimat dan paragraph-paragraph harus pendek-pendek dan langsung, Cooper dan Emory (1998).

Laporan penelitian untuk manajemen atau pengambil kebijakan biasanya erdiri atas dua bagian yaitu:1. Uraian mengenai latar belakang penelitian, masalah-masalah yang timbul, tujuan penelitian sesuai dengan usulan penelitian, serta ringkasan dari penemuan dengan rekomendasi-rekomendasi dan;1. Rincian dari pelaksanaan penelitian, sumber-sumber keterangan, prosedur-prosedur yang digunakan serta rekomendasi-rekomendasi. Hal-hal yang bersifat teknis dapat dilampirkan pada bagian kedua laporan.Pembagian laporan menjadi dua tersebut amat diperlukan agar sasaran yang ingin dituju dapat dicapai dengan baik. Pihak manajemen atau pengambil keputusan biasanya hanya membaca bagian pertama dari laporan, sedangkan bagian kedua yang berisi laporan yang lebih lengkap dibaca oleh staf bawahannya.Laporan untuk pembuat kebijakan perlu ditulis dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh mereka. Istilah-istilah teknis jika digunakan haruslah yang sesuai dengan penerapan di lapangan. Kata-kata digunakan hendaknya jangan membuat para pembuat keputusan tersebut menjadi tersinggung atau merasa tersudut.Rekomendasi yang diberikan haruslah berdasarkan studi yang cermat, jangan sekali-sekali memasukkan rekomendasi yang didasarkan pada pemikiran-pemikiran tanpa dasar fakta. Sebelum laporan dibuat, penulis laporan perlu mengadakan diskusi terlebih dahulu dengan pembuat keputusan tersebut. Dengan begitu sebelum memberikan rekomendasi penyusun laporan telah mempunyai kesempatan untuk memperoleh penimbang terhadap rekomendasi-rekomendasi yang akan diberikan dalam laporan.

12.4 ATURAN PENULISAN Terkait dengan aturan penulisan, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan laporan adalah sebagai berikut:A. Fokus laporanSebuah laporan harus didasarkan pada satu atau dua pertanyaan pokok, bukan serangkaian pertanyaan (Irwan Abdullah, 1995). Ada kecenderungan bahwa para penyusun laporan ingin melaporkan semua hasil kegiatannya seperti juga ingin memasukkan semua tabel yang dimiliki serta data sebanyak-banyaknya ( bukan sedalam-dalamnya), termasuk data yang tidak dibutuhkan untuk topik yang sedang dibahas.Sehubungan dengan hal tersebut fokus laporan sangat penting diperhatikan. Hal ini tidak perlu dibicarakan dalam suatu laporan harap ditinggalkan sehingga satu laporan benar-benar memiliki tema semral yang jelas. Selain memperjelas apa yang dilaporkan, fokus dalam penulisan juga akan menyebabkan laporan menarik untuk dibaca dan memiliki pengaruh yang jelas sebagai informasi suatu pelaksanaan kegiatan.B. Alinea (paragraph)Pada dasarnya sebuah laporan penelitian merupakan kumpulan alinea. Irwan Abdullah (1995) mengatakan alinea berperan penting karena alinea menunjukan pikiran dan gaya pelaporan seseorang. Alinea yang baik dan efektif hanya mengandung satu tema dan harus pula memenuhi syarat kesatuan pikiran dan kesatuan susunan. Kalimat-kalimat dalam alinea harus berkaitan satu sama lain, dan bersama-sama membentuk suatu bagian yang berpautan. Gocys Keraf (1977) menyatakan bahwa alinea yang baik harus memenuhi tiga syarat yaitu sebagai berikut:0. Alinea harus memperlihatkan dengan jelas suatu maksud atau suatu tema tertentu. Maksud atau tema itu biasanya didukung oleh sebuah kalimat pokok atau kalimat topic.0. Hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain harus kompak. Suatu alinea yang tidak kompak akan menghadapkan pembaca dengan loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan, urut-urutan waktu dan fakta-fakta yang tidak teratur, atau perkembangan pokok-pokok tambahan tidak lagi berorientasi pada topic utama.0. Setelah meletakkan inti alinea dalam kalimat topic, ide pokok itu harus diperjelas lebih lanjut atau dikembangkan dengan mengajukan contoh-contoh dan perincian untuk mengkaitkannya. Kegagalan dalam mengembangkanalinea akan menghasilkan fragmen-fragmen yang pendek.Apabila syarat diatas diperhatikan dan diikuti sebaik-baiknya akan menciptakan sebuah alinea yang bulat, bahwa ia mengandung sebuah tema pokok, serta tema itu dikembangkan secara baik sehingga hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tersusun secara teratur. Irwan Abdullah (1995) menyebutkan, secara umum ada tiga jenis alinea yaitu :0. Alinea deskriptif.Merupakan alinea yang berisi deskripsi atas suatu hal yang dibicarakan. Alinea deskripsi hanya bersifat mendeskripsikan agar pembaca menjadi lebih jelas keluasan informasi yang disampaikan.Contoh alinea deskriptif:wanita banyak terlibat dalam pekerjaan seperti buruh pabrik, pedagang kecil, pembantu rumah tangga, pekerja jasa, pembersih gedung, pramuniaga, dan pekerjaan-pekerjaan sekretariat. Pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan mesin, seperti operator dan teknis, cenderung dikuasai laki-laki. Meskipun demikian, pergeseran terjadi dalam bidang tertentu yang menunjukan bahwa wanita semakin memiliki akses untuk terlibat dalam pekerjaan yang semula dimonopoli oleh laki-laki.

0. Alinea induktif.Merupakan alinea yang dimulai dengan paparan data atau deskripsi dan diakhiri dengan kesimpulan atau abstraksi. Kesimpulan yang dibuat dalam alinea induksi dapat pula berupa tipologi yang dihasilkan dari deskripsi pada bagian awal alinea.

Contoh alinea induksi:wanita semakin terlibat dalam berbagai pekerjaan di luar rumah. Demikian pula mereka semakin memiliki kesempatan untuk memasuki pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya dimonopoli oleh laki-laki. Jabatan-jabatan penting telah pula dapat dipegang oleh kaum wanita. Dalam bidang politik kesempatan wanita juga semakin terbuka. Gejala ini menunjukan tidak hanya pergeseran status dan peran kaum wanita, tetapi juga memperlihatkan transformasi sosial yang sedang terjadi dalam masyarakat kita.

0. Alinea deduktif adalah alinea yang dimulai dengan pernyataan umum atau dimulai dengan konsep dan diikuti dengan kalimat-kalimat yang berisi penjelasan atau penjabaran dari konsep tersebut. Penjelasan selanjutnya dalam kalimat deduktif dapat berupa argument untuk memperkuat pertanyaan yang disampaikan pada bagian awal alinea, dapat juga merupakan kategori yang menjelaskan maksud.

Contoh alinea deduktif:para pekerja wanita merupakan kelompok masyarakat yang mengalami proses marginalisasi. Hal ini dapat diamati dari struktur upah. Kesempatan pelatihan, dan promosi jabatan. Wanita cenderung mendapat upah yang lebih rendah dibandingkan dengan pekerja laki-laki untuk pekerjaan yang sama.

C. Rangka LaporanLangkah pertama dalam menulis laporan penelitian adalah membuat rangka laporan. Menurut Singarimbun (1989), dalam laporan penelitian yang penting adalah adanya hubungan yang logis antara bab dan bagian yang satu dengan lainnya sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh. Kurang mengindahkan prinsip logis ini, disamping akan menyulitkan pembuat laporan itu sendiri, juga akan menyulitkan para pembaca laporan. Pembaca tidak dapat mengikuti alur pikiran dari awal hingga akhir dengan teratur. Pembuatan rangka laporan sangat membantu para pembuat laporan untuk terhindar dari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.

Rangka laporan penelitian akan sangat membantu penyusun laporan dalam hal-hal sebagai berikut:1. Membantu melihat wujud ide-ide dalam sekilas pandang sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbale balik antara ide-ide itu sudah tepat dan harmonis dalam perimbangannya. Rangka laporan mencegah pembuat laporan keluar sasaran,1. Dengan memperhatikan sebuah rangka laporan, penyusun laporan dapat melihat dengan jelas materi pembantu mana yang diperlukan (Keraf, 1977).Rangka laporan penelitian hams terurai sehingga pembagian yang kecil-kecil. Makin luas uraianya makin membantu sebab rangka laporan itulah yang selanjutnya yang menjadi pegangan selama penyelesaian laporan. Ia merupakan tulang-tulang dari sebuah laporan, tinggal melengkapi dagingnya. Bicarakan rangka laporan dengan teman sejawat untuk menerima petunjuk dan saran perbaikan (Mantra, 1997).Untuk menyusun rangka laporan ke dalam bab, bagian dari bab dan selanjutnya, terdapat dua sistem, yakni: (1). Sistem campuran hump dan angka, dan (2). Sistem angka dengan tambahan huruf (Singarimbun, dalam Singarimbun dan Effendi, 1989)Sistem campuran huruf dan angka1. Angka romawi besar (untuk bab)A Huruf romawi besar (untuk bagian bab)1. Angka huruf besar1. Huruf Romawi kecil1. Huruf romawi kecil berkumng1. Angka romawi kecil berkumngSistem angka dengan tambahan hurufI.I.I.I.I.I.I.I.I. (a)12.5 TEKNIK PRESENTASIA. Pengertian Presentasi dapat dipahami sebagai sebuah kegiatan penyampaian informasi kepada publik melalui orasi, baik secara langsung (face to face) ataupun melalui media. Presentasi memiliki dua tujuan : 0. Presentasi informatif bertujuan untuk memperkenalkan hal baru pada khalayak. Presentsi ini lebih ditunjukan pada aspek kognisi khalayak. Proses ini lebih dikenal sebagai kegiatan sosialisasi. 0. Presentasi persuasif diajukan untuk mempengaruhi sikap (attitude) dan prilaku (behavior) khalayak sebagaimana yang diinginkan presenter.Dalam komunikasi, ada lima unsur yang harus diperhatikan, kelima unsur tersebut adalah:0. Pengirim pesan (sender),0. Pesan yang dikirimkan (massage), 0. Bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel medium),0. Penerima pesan (receiver), dan 0. Umpan balik (jeedback).

B. Hukum KomunikasiLima (5) hokum komunikasi yang effektif (The 5 Ineviable Laws of Effective Communication) yaitu REACH (Recpect, Empaty, Audible, Clarity, Humble).Respect, sikap hormat dan sikap menghargain terhadap halayak atau hadirin.1. Empaty, yaitu kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi orang lain. Rasa empaty akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (massage) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (recciver) menerimanya. Empaty juga bisa berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik dengan sikap yang positif.1. Audible, dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.1. Clarity, kejelasan dari pesan yang akan disampaikan sehingga tidak janggal.1. Sikap rendah hati, yaitu untuk membangun rasa menghargai orang lain.

C. PersiapanHal penting dalam persiapan presentasi adalah membangunrasa percaya diri dan mengendarikan rasa takut dan emosi kita, kualitas suara, bahasa dan kata-kata yang digunakan, dan komunikasi non verbal, yaitu kontak mata, ekspresi wajah, penampilan fisik, nada suara, gerakan tubuh, pakaian dan aksesoris yang digunakan akan memberikan efek atau pengaruh yang cukup besar terhadap penyampaian pesan. Dalam komunikasi perlu dipegang beberapa prinsip khususnya dalam persiapan mental:1. Berbicara di depan publik bukanlah hal yang sangat menegangkan1. Kita tidak perlu menjadi orang sempurna, cerdas ataupun brilian untuk tampil di depan publik.1. Siapkan 2-3 poin pembicaraan atau pertanyaan, karena audien akan sulit untuk mengingat lebih dari 3 hal dalam satu waktu.1. Kita harus memiliki tujuan dan sasaran yang jelas dan terarah.1. Kita tidak perlu menganggap diri kita adalah seorang pembicara publik.1. Kita tidak perlu harus dapat sepenuhnya menguasai seluruh hadirin.1. Kita harus ingat bahwa sebagian besar hadirin menginginkan kita berhasil dalam presentasi atau penyampaian pesan kata. Beberapa hal penting lain yang perlu dipersiapkan:1. Durasi, yaitu panjangnya sebuah presentasi1. Analisis Khalayak, yaitu mengenali komunikan1. Perencanaan presentasi, yaitu bagaimana mengorganisasi pesan (massage) dan informasi yang akan disampaikan. Misal diawali dengan persoalan dan diakhiri dengan penyampaian solusi terbaik1. Penggunaan alat bantu visual, dengan prinsip: mudah bibaca, memberikan penekanan dan kejelasan, dan sederhanaBeberapa alat bantu yang dapat dipakai, papan tulis, Flip Charts, Overhead proyektor, Slide proyektor, LCD proyektorD. PenyampaianBeberapa pertimbangan dalam penyampaian presentasi:1. Komunikasi verbal, terkait dengan penggunaan bahasa yang tepat, suara, dan kecepatan dalam penyampaian presentasi dengan mempertimbangkan daya tangkap khalayak.1. Komunikasi non verbal, aspek penampilan non-verbal perlu mendapat perhatian. Kontak mata, ekspresi wajah, postur, dan gerakan tubuh sedapat mungkin menunjang proses presentasi.

DAFTAR PUSTAKA

Rahyuda,SE.,MSIE,Prof. et all. 2004. Metodologi Penelitian. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Bali.