METODOLOGI PENELITIAN 2.docx

27
METODOLOGI PENELITIAN “Proses Penelitian” Nama : Rizki Retno Sari Nim : 1215151022 No : 05 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Transcript of METODOLOGI PENELITIAN 2.docx

Page 1: METODOLOGI PENELITIAN 2.docx

METODOLOGI PENELITIAN

“Proses Penelitian”

Nama : Rizki Retno Sari

Nim : 1215151022

No : 05

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

Page 2: METODOLOGI PENELITIAN 2.docx

PROSES PENELITIAN

      Penelitian merupakan sebagai kegiatan atau usaha yang terorganisir dan sistematis untuk menginvestigasi permasalahan-permasalahan tertentu yang perlu pemecahan.  Serangkaian langkah perlu direncanakan dan dilakukan untuk menemukan jawaban dariissues yang menjadi fokus dalam lingkungan kerja .

      Langkah pertama dari riset itu sendiri adalah mengetahui problem areas (permasalahan ) organisasi dan mengidentifikasi secara jelas serta terinci problem-problem yang ada untuk diteliti dan diretivikasi.  Satu permasalahan  atau berbagai permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian didefinisikan secara jelas, kemudian langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi, menganalisa data dan menghilangkan problem-problem semu yang mungkin mengikuti problem yang sesungguhnya.  Dengan melakukan kegiatan-kegiatan korektif maka problem tersebut dapat dipecahkan.  Proses riset perlu dilakukan secara sistematis, cermat, kritis, objektif dan logis.

Sekarang kita dapat mengetahui penelitian sebagai sesuatu aktivitas yang terorganisir, sistematis berdasarkan data, kritis membutuhkan pengetahuan atau investigasi pada masalah-masalah tertentu, untuk menemukan solusi yang objektif.  Pada intinya riset memberikan suatu informasi yang memampukan manajer, pihak-pihak pembuat kebijakan  membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan  untuk mengatasi permasalahan.

3.1 IDENTIFIKASI, PEMILIHAN DAN PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Idetifikasi Masalah

Identifikasi masalah diperlukan agar peneliti benar-benar menemukan masalah ilmiah, bukan akibat dari permasalahan lain. KerlingerdanImam Suprayogomenjelaskan bahwa masalah ilmiah bukanlah masalah moral dan etis.

Sebagaimana dikemukakan di muka, masalah penelitian bersifat tidak terbatas. Meskipun demikian, tidak semua masalah yang ada di masyarakat bisa diangkat sebagai masalah penelitian. Untuk mengidentifikasi masalah penelitian, perlu diajukan empat pertanyaan:

a. Masalahnya apa (Substansinya) ? b. Bermasalah menurut siapa ? c. Dianggap masalah dalam konteks apa ? d. Dalam perspektif apa?

Kalau keempat pertanyaan di atas dicross-check-kan dengan kerangka analisis permasalahan di atas, dapat dipastikan sebagai sebuah masalah penelitian yang baik. Tetapi, kalau ternyata tidak, belum tentu dapat dianggap sebagai sebuah masalah penelitian.

Page 3: METODOLOGI PENELITIAN 2.docx

Pemilihan Masalah

Setelah mengidentifikasi masalah dari berbagai sumbernya, dan ditemukan lebih dari satu masalah, maka dari masalah-masalah tersebut, dipilih salah satu yang paling layak dan paling sesuai untuk diteliti, yaitu masalah yang akan ditetapkan sebagai penelitian. Sedangkan pokok persoalan yang memerlukan pemecahan melalui penelitian adalah sesuatu yang problematik yang disebut masalah. Jadi topik menonjolkan inti persoalan, juga menegaskan batas-batas masalah dan mengarahkan penentuan judul penelitian.

Selanjutnya, dalam menetapkan masalah yang layak untuk diteliti, dapat digunakan beberapa pertimbangan, antara lain :

a. Apakah topik tersebut dapat dijangkau dan dikuasai (manageable topic)b. Apakah bahan-bahan/data tersedia secukupnya (obtanabledata)c. Apakah topik tersebut penting untuk diteliti (significance of topic)d. Apakah topik tersebut cukup menarik minat untuk diteliti dan dikaji (interested topic).

Selain itu, juga perlu dihindari duplikasi atau jiplakan topik lama, dan resistensi sosial, kultural dan ideologis terhadap sesuatu masalah yang hendak diteliti. Masalah penelitian berbeda dengan masalah-masalah lainnya. Tidak semua masalah kehidupan dapat menjadi masalah penelitian. Masalah penelitian terjadi jika ada kesenjangan antara yang seharusnya dengan kenyataan yang ada, antara apa yang diperlukan dengan yang tersedia antara harapan dan kenyataan. Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti.

a. Kriteria Masalah Penelitian

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah penelitian.

1. Memiliki nilai penelitian, Masalah yang akan dipecahkan akan berguna atau bermanfaat yang positif.

2. Memiliki fisibilitas, Fisibilitas artinya masalah tersebut dapat dipecahkan atau dijawab.

3. Faktor yang perlu diperhatikan, antara lain: Adanya data dan metode untuk memecahkan masalah tersebut. Batas-batas masalah yang jelas. Adanya alat atau instrumen untuk memecahkannya. Adanya biaya yang diperlukan. Tidak bertentangan dengan hukum. Sesuai dengan kualitas peneliti, artinya tingkat kesulitan masalah disesuaikan

dengan tingkat kemampuan peneliti.4. Rumusan Masalah Penelitian yang Baik, antara lain:

Page 4: METODOLOGI PENELITIAN 2.docx

Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah tersebut.

Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat. Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah. Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut. Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat,

ideologi, dan kepercayaan agama.5. Sumber Masalah Penelitian, antara lain:

Buku bacaan atau laporan hasil penelitian. Pengamatan sepintas. Pernyataan pemegang otoritas. Perasaan intuisi. Diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya.

Perumusan Masalah

Masalah adalah kendala yang harus diselesaikan untuk mencapai suatu tujuan. Disebut masalah jika suatu yang  diharapkan berbeda dengan kenyataan.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian, merupakan titik tolak dari perumusan hipotesis, dan dari rumusan masalah ini dapat menghasilkan topik penelitian atau judul penelitian. Oleh karena itu, maka setelah mengidentifikasi dan memilih masalah, langkah berikutnya adalah merumuskan masalah

Muhammad Ali mengemukakan bahwa langkah-langkah yang ditempuh dalam rangka merumuskan masalah adalah; 1) mengenali keberadaan masalah, 2) menganalisis variabel, 3) mendefinisikan variabel dan 4) membuat rumusan masalah.

Juga perlu dihindari rumusan masalah yang terlalu umum, terlalu sempit, terlalu bersifat lokal maupun terlalu argumentatif. Mengenai rumusan masalah, pada umumnya dilakukan dalam bentuk pertanyaan yang dapat dibedakan menjadi rumusan secara deskriptif, komparatif dan asosiatif.

Setelah pengidentifikasian, pemilihan masalah, dan melakukan studi pendahuluan serta sudah yakin terhadap masalah yang dipilih, kemudian dilakukan perumusan masalah penelitian. Hasil perumusan masalah itu dapat dijadikan topik atau judul penelitian. Perumusan masalah penelitian harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Rumusan masalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusia.

2. Rumusan masalah harus jelas, padat, dan dapat dipahami oleh orang lain. 3. Rumusan masalah penelitian bermanfaat atau berhubungan dengan upaya

pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas,

Page 5: METODOLOGI PENELITIAN 2.docx

diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.

4. Perumusan masalah yang baik, juga hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.

5. Rumusan masalah harus mengandung unsur data yang mendukung pemecahan masalah penelitian.

6. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara (hipotesis).

7. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.8. Cara untuk memformulasikan masalah.

Dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti masalah pada penelitian eksperimental.

Dari observasi langsung dilapangan, seperti yang sering dilakukan oleh ahli-ahli sosiologi. Jika masalah diperoleh dilapangan,maka sebaiknya juga menghubungkan masalah tersebut dengan teori-teori yang telah ada, sebelumnya masalah tersebut diformulasikan. Ini bukan berarti bahwa  dalam memilih penelitian yang tidak didukung oleh suatu teori tidak berguna sama sekali. Karena ada kalanya penelitian tersebut dapat menghasilkan dalil-dalil dan dapat membentuk sebuah teori.

Fungsi Perumusan Masalah Penelitian, antara lain:a. Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata

lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.

b. Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.

c. Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.

d. Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.

Page 6: METODOLOGI PENELITIAN 2.docx

3.2 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Kajian Pustaka

Kajian pustaka dalam penelitian, baik penelitian pustaka maupun penelitian lapangan mempunyai kedudukan yang sangat penting. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kajian pustaka merupakan merupakan variabel yang menentukan dalam suatu penelitian. Karena akan menentukan cakrawala dari segi tujuan dan hasil penelitian.

Di samping itu, berfungsi memberikan landasan teoritis tentang mengapa penelitian tersebut perlu dilakukan dalam kaitannya dengan kerangka pengetahuan. Oleh karena itu, pengertian kajian pustaka umumnya dimaknai berupa ringkasan atau rangkuman dan teori yang ditemukan dari sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya tema yang akan diangkat dalam penelitian.

Tujuan

Tujuan utama kajian pustaka adalah untuk mengorganisasikan penemuan-penemuan peneliti yang pernah dilakukan. Hal ini penting karena pembaca akan dapat memahami mengapa masalah atau tema diangkat dalam penelitiannya. Di samping itu, kajian pustaka juga bermaksud untuk menunjukkan bagaimana masalah tersebut dapat dikaitkan dengan hasil penelitian dengan pengatahuan yang lebih luas.

       Secara lebih rinci tujuan kajian pustaka, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Menentukan dan membatasi permasalahan penelitian.2. Meletakkan penelitian pada perspektif sejarah dan asosiasoinal.3. Menghindari replikasi yang tidak disengaja dan tidak perlu. Replikasi yang tidak

sengaja terhadap penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti perlu dihindari karena hanya merupakan pemborosan.

4.  Menghubungkan penemuan dengan pengatahuan yang ada dan usulan untuk penelitian lebih lanjut.

       Karena tujuan ini, kajian pustaka bukanlah proses yang mudah dilakukan. Pembuatan kajian pustaka menuntut pemahaman yang komprehensif dari peneliti tentang pengatahuan yang pernah ditulis oleh orang lain dalam bidang yang menjadi konsepnya. Kajian pustaka meliputi kegiatan mencari, membaca, mengevaluasi, menganalisis dan membuat sistesis laporan-laporan penelitian dan teori, serta melaporkan amatan dan pendapat yang berhubungan dengan penelitian yang direncanakan.

       Dalam kajian pustaka dimuat esensi-esensi hasil penelitian literatur yaitu berupa teori-teori. Uraian teori yang disusun bisa dengan kata-kata penulis secara bebas dengan tidak mengurangi makna teori tersebut, dapat juga dalam bentuk kutipan dari tulisan orang lain, yaitu kutipan langsung tanpa mengubah kata-kata atau tanda bacaan, kemudian dianalisis dibandingkan dan dikonstuksikan, teori-teori dan temuan-temuan itu harus relevan dengan permasalahan penelitian yang akan dilakukan. Kegunaannya adalah untuk bahan acuan penelitian. Kebenaran yang diperoleh dari penelitian tersebut karena

Page 7: METODOLOGI PENELITIAN 2.docx

ada acuan disebut kebenaran koherensi, artinya terdapat relevansi dengan teori-teori yang telah dikemukakan para ahli terdahulu.

Langkah-Langkah Menyusun Kajian Pustaka

Kajian pustaka dalam sebuah penelitian ilmiah berarti menempatkan dan menyimpulkan teori-teori dan konsep-konsep yang nantinya dapat memberikan kerangka kerja dalam menjelaskan suatu topik dalam sebuah penelitian. Banyak cara  dan model membuat kajian pustaka, Creswell mengemukakan beberapa model sesuai dengan pendekatan penelitian yang dilakukan. Untuk pendekatan kualitatif,  model pertama, peneliti menempatkan kajian pustaka pada bagian pendahuluan, ini dimaksudkan agar kajian pustaka dapat menjelaskan latar belakang secara teoritis masalah-masalah penelitian. Model kedua, menempatkan kajian pustaka pada bab terpisah seperti halnya pada pendekatan kuantitatif, model ketiga Kajian pustaka ditempatkan pada bagian akhir penelitian bersamaan dengan literatur terkait.

Untuk pendekatan kuantitatif selain menyertakan  sejumlah besar teori dan konsep pada bagian pendahuluan juga memperkenalkan masalah atau menggambarkan secara detail literatur dalam  bagian khusus dengan judul seperti tinjauan pustaka, kajian teori atau kajian pustaka, dan pada bagian akhir penelitian meninjau kembali literatur terkait dan membandingkan dengan temuan penelitian.

Berikut ini adalah sintesis dari  langkah-langkah melakukan kajian pustaka menurut Donald Ary dan Creswell sebagai berikut:

1. Mulailah dengan mengidentifikasi kata kunci topik penelitian untuk mencari materi, referensi, dan bahan pustaka yang terkait.

2. Membaca abstrak laporan-laporan hasil penelitian yang relevan, bisa didapatkan dari sumber perpustakaan, jurnal, buku, dan prosiding.

3. Membuat catatan hasil bacaan dengan cara membuat peta literatur (literature map) urutan dan keterkaitan topik penelitian dan referensi bibliografi secara lengkap.

4. Membuat ringkasan literatur secara lengkap berdasarkan peta literatur, sesuai dengan urutan dan keterkaitan topik dari setiap variabel penelitian.

5. Membuat kajian pustaka dengan menyusunnya secara tematis berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep penting yang berkaitan dengan topik dan variabel penelitian.

6. Pada akhir kajian pustaka, kemukakan pandangan umum tentang topik penelitian yang dilakukan berdasarkan literatur yang ada, dan jelaskan orisinalitas dan pentingnya topik penelitian yang akan dilakukan di banding dengan literatur yang sudah ada.

Langkah-langkah di atas dapat digunakan untuk menulis kajian pustaka berbagai jenis metode/pendekatan penelitain. Selain itu juga dapat mempersempit ruang lingkup penelitian  yang di ajukan sehingga rumusan masalah dan langkah penelitian lebih jelas dan dapat dilakukan dengan baik.

Page 8: METODOLOGI PENELITIAN 2.docx

Hipotesis

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. (Vardiansyah, 2008:10). Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.

Contoh:

Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, maka...) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudian hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru.

Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif. Kerlinger (1995:30) menyatakan terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:

1. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik.

2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau di falsifikasi.

3. Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.

Hipotesis dalam penelitian

Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian. Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak. Contohnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya untuk menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak menggunakan hipotesis. Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, ada yang berpendapat tidak menggunakan hipotesis sebab hanya membuat deskripsi atau mengukur secara cermat tentang fenomena yang diteliti, tetapi ada juga yang menganggap penelitian deskriptif dapat menggunakan hipotesis. Sedangkan, dalam penelitian penjelasan yang bertujuan menjelaskan hubungan antar-variabel adalah keharusan untuk menggunakan hipotesis.

Page 9: METODOLOGI PENELITIAN 2.docx

Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian menurut Bailey, yaitu:

1. Untuk menguji teori,2. Mendorong munculnya teori,3. Menerangkan fenomena sosial,4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.

Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni:

1. Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian.

2. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara operasional. Aturan untuk, menguji satu hipotesis secara empiris adalah harus mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui secara pasti variabel independen dan variabel dependen.

3. Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas menyatakan kondisi, ukuran, atau distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna.

4. Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.

5. Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yang bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik metode pengamatan, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi.

6. Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara variabel dalam istilah arah (seperti, positif dan negatif). Satu hipotesis menyatakan bahwa X berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu, ruang, atau unit analisis yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan di antara variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus

Page 10: METODOLOGI PENELITIAN 2.docx

dalam pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah hubungan antara variabel yang akan dihipotesiskan.

7. Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat secara eksplisit.

Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya sebagai berikut:

1. Penentuan masalah, Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang sudah diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah.

2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis), Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, pengamatan tidak akan terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.

3. Pengumpulan fakta,Dalam penalaran ilmiah, di antara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.

4. Formulasi hipotesa, Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di antara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot yang jelas menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.

5. Pengujian hipotesa, Artinya mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diamati dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Falsifikasi(penyalahan) terjadi jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa. Bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesa yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.

4. Aplikasi/penerapan, Apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.

Page 11: METODOLOGI PENELITIAN 2.docx

3.3 POPULASI DAN SAMPEL

Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada subyek/obyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek tersebut.

Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, dan lainnya. Misalnya, penelitian tentang kepemimpinan presiden Y maka kepemimpinan itu merupakan sampel dari semua karakteristik yang dimiliki presiden Y.

Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).

Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik yang digunakan dalam mengambil sampel. Pada dasarnya teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1. Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

a. Simple Random Samplingb. Proportionate Stratified Random Samplingc. Disproportionate Stratified Random Samplingd. Cluster Sampling (Area Sampling)

2. Nonprobabilty Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak member peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau angota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

a. Sampling Sistematisb. Sampling Kuotac. Sampling Insidentald. Sampling Purposivee. Sampling Jenuhf. Snowball Sampling

Page 12: METODOLOGI PENELITIAN 2.docx

3.4 METODE PENGUMPULAN DATA

Sumber Data

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.

Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber.

Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder). Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya. Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.  Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.

Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan yaitu:

1. Angket

Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik. Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :

Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.

Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.

Page 13: METODOLOGI PENELITIAN 2.docx

Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.

2. Observasi

Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.

Participant Observation

Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data. Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.

Non participant Observation

Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati. Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian. Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa. Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll.

3. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif).

Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara

Page 14: METODOLOGI PENELITIAN 2.docx

spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.

Metode Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).

Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat membangun hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.

Etika dalam Pengumpulan Data

Beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :

a. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.

b. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.

c. Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.

d. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak boleh dilanggar

e. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.

f. Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi.

g. Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik maupun mental.

h. Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang dikumpulkan selama study

Page 15: METODOLOGI PENELITIAN 2.docx

3.5 RENCANA ANALISIS DATA

Analisis data merupakan suatu proses dalam menyederhanakan data ke bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Tahapan ini biasanya dilalui dalam penelitian bisnis dan manajemen ekonomi. Data yang banyak digunakan dalam analisis data ini biasanya berbentuk data statisktik dengan fungsi sebagai penyederhanaan data penelitian yang besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih mudah untuk dipahami. Namun sebelum melakukan analisis data yang sebenarnya perlu dilakukan sebuah rencana analisis data agar saat penganalisian data benar.

Dalam menyusun rencana analisis data, diperlukan beberapa langkah agar kegiatan ini mampu mencapai tujuan penyederhanaan. Ada beberapa proses yang dapat dilakukan dalam proses rencana analisis data ini yakni editing, coding dan tabulasi.

Editing, Kegitan ini dilakukan dengan memerika data mentah yang masuk, setelah itu mengecek apakah terjadi kesalahan pengiriman, pengisiannya lengkap atau tidak, apakah data tersebut aplsu atau tidak, dan lain sebagainnya. Tujuan dari editing ini adalah agar terpenuhinya instruksi sampling, agar data mentah dapat dibaca, agar data bersifat konsisten, dan agar isi jawaban dapat dimengerti.

Coding, Kegiatan ini adalah pemberian symbol pada tiap data yang masuk dalam katagori yang sama. Tanda tersebut bias berupa huruf atau angka, bergantung pada kesepakatan penelitian. Tujuan dari tahapan ini adalah unutk mengklasifikasi jawaban pada katagori – katagori yang penting.

 Tabulasi, Kegiatan ini adalah proses penyusunan data dalam bentuk table, jawaban disusun dengan kategori dan dimasukkan ke dalam table atau grafik. Sehingga dapat diambil sebuah pengertian dari rencana analisis data adalah bagaimana mengolah data yang masuk hingga menjadi suatu susunan data yang sederhana dan mudah dipahami.

3.6 PENULISAN LAPORAN

Penulisan laporan merupakan langkah terakhir dalam proses penelitian, dimana dalam laporan akan memuat proses penelitian secara keseluruhan dari awal sampai akhir. Laporan penelitian ini akan berisikan simpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan juga terdapat saran bila diperlukan. Selanjutnya laporan ini juga bermanfaat bagi peneliti – peneliti berikutnya sebagai suatu refrensi.

3.7 PROPOSAL PENELITIAN

Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Penelitian dilakukan berangkat dari adanya suatu permasalahan. Rancangan penelitian harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang betul-betul mudah diikuti. Proposal penelitian atau rancangan penelitian paling tidak berisi empat komponen utama, yaitu Permasalahan, Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis, Metode Penelitian, Organisasi dan Jadwal Penelitian.

Page 16: METODOLOGI PENELITIAN 2.docx

3.8 CARA SITASI YANG BENAR DAN LEGAL

Sitasi adalah menunjukan asal-usul atau suatu kutipan menguntip pernyataan atau menyalin/mengulang pernyataan seseorang dan mencantumkan kedalam suatu karya tulis yang dibuat, namun tetap mengindikasikan bahwa kutipan tersebut itu adalah pernyataan orang lain.

Isi sitasi :

1) Buku : pengarang, judul buku, penerbit dan tahun publikasi2) Jurnal: pengarang, judul artikel, judul jurnal, volume, tahin publikasi dan nomor

halaman.3) Karya di Internet: URL dan tanggal tersebut diakses.

Rujukan (Referensi, Acuan, atau References)

1) Biasanya terdapat pada akhir setiap bab dari suatu buku atau pada akhir suatu artikel jurnal atau makalah

2) Entri disusun sesuai urutan kutipan di dalam teks atau secara alphabetis.

Daftar pustaka (Daftar Kepustakaan, Biografi, atau Bibliography)

1) Terdapat pada akhir suatu buku atau jenis monograf lainya.2) Entri disusun secara alphabetis (A-Z) tanpa pengelompokan jenis sumber.3) Jika pengarang yang sama dikutip beberapa kali dari karya yang berbeda, entri

didaftar secara kronologis berdasarkan tahun publikasi4) Jika pengarang dikutip untuk dua atau lebih karya yang dipublikasi pada tahun yang

sama, tambahkan huruf kecil a, b, c, ,dst setelah tahun terbit, contoh: 2005a, 2005b, 2005c.

Page 17: METODOLOGI PENELITIAN 2.docx

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Jakarta

http://caracepatnontonnaruto.blogspot.co.id/2014/05/identifikasi-pemilihan-dan-perumusan.html

http://henrich27.blogspot.co.id/2013/09/identifikasi-masalah-penelitian.html