METODOLOGI EKONOMI ISLAM...Filosofi Ilmu Pengetahuan - Ontologi: “Bangunan” kerangka Ilmu...

14

Transcript of METODOLOGI EKONOMI ISLAM...Filosofi Ilmu Pengetahuan - Ontologi: “Bangunan” kerangka Ilmu...

Page 1: METODOLOGI EKONOMI ISLAM...Filosofi Ilmu Pengetahuan - Ontologi: “Bangunan” kerangka Ilmu Ekonomi - Epistemologi: “Isi” dan“Pendekatan” yang dibangun dalam Ilmu Ekonomi
Page 2: METODOLOGI EKONOMI ISLAM...Filosofi Ilmu Pengetahuan - Ontologi: “Bangunan” kerangka Ilmu Ekonomi - Epistemologi: “Isi” dan“Pendekatan” yang dibangun dalam Ilmu Ekonomi

METODOLOGI EKONOMI ISLAM

Pertemuan 1. Mengapa perlu Metodologi?

Inisiasi Awal Pengembangan Ekonomi Islam

Kemunculan resmi: 1976 (1st International Conference on Islamic Economics, Makkah) ->

tonggak ekonomi Islam sebagai sebuah ilmu.

Dorongan utama:

- Praktis: untuk menyusun kembali kehidupan ekonomi yang

sesuai dengan prinsip Islam→ keberadaan institusi formal

- Intelektual: untuk mengembangkan ilmu ekonomi yang

sesuai dengan prinsip Islam ; adanya tujuan kehidupan

akhirat

Sebelum 1990an, Gambaran yang lebih besar sebagai sebuah sistem ilmu ekonomi Islam,

Filosofi dan konsep dasar, Ruang lingkup sebagai sistem

Setelahm 1990an, Bidangnya lebih menyempit pada keuangan dan perbankan, Kebutuhan

instrumen keuangan aplikasi

Terdapat tension yang menyebabkan disiplin ini terdiri dari dua pembagian:

- The Aspiration-oriented School, menginginkan ekonomi Islam secara ideal.

- The Reality-oriented School, Menekankan pada fesibility dari Islamic finance dan

menerima praktik yang berjalan di sektor keangan Islam.

Konsekuensi

- Dalam jangka pendek alasan kebutuhan praktis dari ekonomi Islam sepertinya akan

terjawab dengan adanya realisasi dalam bentuk industri keuangan. Namun, dalam

jangka panjang akan menimbulkan banyak masalah ketika pada kenyataannya industri

keuangan Islam yang dibangun ternyata tidak memiliki kerangka fondasi yang

sistematis yang didasari oleh dasar teori yang kuat, yang tentu harus berasal dari

adanya sebuah disiplin ilmu ekonomi Islam.

Apakah Ekonomi Islam memiliki akar fondasi yang berbeda sehingga memang layak

dikatakan sebagai sebuah disiplin ilmu?

- Disinilah peran dari Metodologi Ekonomi Islam untuk membahas dan menjawab

permasalahan bangunan keilmuan ekonomi islam

- Secara umum dapat digeneralisasi adanya dua pendekatan dalam melihat posisi ekonomi

Islam, apakah ia berkembang atas dasar “re-invent” (dibangun dari awal) atau “patchwork”

(campur aduk dengan ekonomi konvensional yang sudah ada).

- Pendekatan re-invent lebih memastikan bahwa ekonomi Islam memang berbeda dengan

ekonomi konvensional yang dianggap bermasalah dan tidak cocok dengan karakteristik

kehidupan muslim. ◦ Tetapi kemudian masalah utama muncul ketika sumber rujukan klasik

Islam perlu dimodifikasi secara signifikan agar dapat menjawab kebutuhan zaman yang

berbeda, sehingga membutuhkan usaha yang tidak sederhana.

- Sebagian sarjana muslim lain mengambil langkah pragmatis dengan mencoba mengambil apa

yang ada di dalam ekonomi konvensional dan jika tidak bertentangan dengan prinsip Islam,

maka komponen konvensional tersebut menjadi bagian dari ekonomi Islam.

- Perlu ada sebuah mekanisme untuk membangun ekonomi Islam sebagai sebuah disiplin ilmu Dari mana konsepkonsep dalam ilmu ini berasal Bagaimana metode yang dipakai Apa

prosedur standar untuk menguji validitas teori-teori didalamnya. Ini semua dijawab dalam

sebuah metodologi ekonomi Islam.

Page 3: METODOLOGI EKONOMI ISLAM...Filosofi Ilmu Pengetahuan - Ontologi: “Bangunan” kerangka Ilmu Ekonomi - Epistemologi: “Isi” dan“Pendekatan” yang dibangun dalam Ilmu Ekonomi

Pertemuan 2. Definisi, Konsep, dan Ruang Lingkup Metodologi Ilmu Ekonomi Islam

Filosofi Ilmu Pengetahuan

- Ontologi: “Bangunan” kerangka Ilmu Ekonomi

- Epistemologi: “Isi” dan“Pendekatan” yang dibangun dalam Ilmu Ekonomi

- Aksiologi: Pedoman “nilai” dalam Ilmu Ekonomi

“Jika diibaratkan sebuah bangunan, ontologi berfungsi menentukan bagian utama apa saja

yang diperlukan untuk sebuah bangunan berdiri kokoh, sementara epistemologi adalah

material dari bahan yang dipakai disetiap bagian utama. Sedangkan axiologi akan

menentukan fungsi dan mengarahkan tujuan dari berdirinya bangunan tersebut “

Definisi dan Konsep Metodologi Ilmu Ekonomi Islam

- Bagian terpenting dari Epistemologi Ekonomi Islam

- Secara sederhana dapat didefinisikan sebagai Studi yang menjelaskan tahapan dan

metode untuk membangun konsep dari sebuah subjek

- Bertujuan untuk membangun tahapan-tahapan dalam membangun konsep dalam

ilmu ekonomi Islam dan mengevaluasi konsep yang dihasilkan

Page 4: METODOLOGI EKONOMI ISLAM...Filosofi Ilmu Pengetahuan - Ontologi: “Bangunan” kerangka Ilmu Ekonomi - Epistemologi: “Isi” dan“Pendekatan” yang dibangun dalam Ilmu Ekonomi

Ruang Lingkup Metodologi Ilmu Ekonomi Islam

TIGA “TUGAS” METODOLOGI EKONOMI ISLAM

1. menghasilkan teori ekonomi yang bisa “menghubungkan" kondisi ideal dan realitas

2. menghasilkan teori ekonomi yang mampu "menjelaskan" realitas dan hubungannya secara

menyeluruh

3. menghasilkan teori ekonomi yang dapat “merealisasikan tujuan"

Pertemuan 3. Islamic Worldview I

Konsep Worldview sebagai Landasan Paradigma Berfikir dan Berprilaku

- Manusia dapat menjawab pertanyaan tentang hakikat kehidupan didunia; menjadi

basis/prinsip dalam menjalani hidup (bagaimana? untuk apa? selanjtnya?). Dalam

Islam sendiri pertanyaan mendasar seperti di atas disebut Uqdatul Kubro. Uqdatul

Kubro secara bahasa memiliki arti simpulan besar.

Pengaruh Worldview dalam Pembentukan Perilaku

- World view mengacu pada kerangka ide dan keyakinan yang membentuk

gambaran global dimana seorang individu, komunitas, atau budaya menafsirkan

dunia dan berinteraksi dengan itu. Membahas persepsi atau paradigma seseorang

tentang kehidupan di dunia.

- Faktor-faktor yang memperngaruhi worldview: Kepercayaan, Pendidikan,

Teknologi, Lingkungan, Faktor lain(Budaya)

- Internalisasi Worldview: Natural→masuk ke individu/society secara alami

melalui aktivitas yg dipengaruhi budaya, teknologi, & pengetahuan.

Page 5: METODOLOGI EKONOMI ISLAM...Filosofi Ilmu Pengetahuan - Ontologi: “Bangunan” kerangka Ilmu Ekonomi - Epistemologi: “Isi” dan“Pendekatan” yang dibangun dalam Ilmu Ekonomi

Sistemik→masuk ke dalam manusia / society melalui proses Pendidikan(bidang

ilmiah)

Worldview dan Pembentukan Disiplin Ilmu

“worldview membentuk kepentingan para ilmuwan dan membantu menentukan

pertanyaan yang mereka tanyakan, permasalahan yang mereka kira penting, jawaban

yang mereka anggap dapat diterima, kebenaran dari teori, pilihan mereka akan fakta

yang sesuai, hipotesis yang mereka ajukan, dsb.”

Pertemuan 4. Islamic Worldview II

Worldview sekuler - Merupakan proses pembebasan akal dan bahasa manusia; pertama, dari kontrol

agama, selanjutnya dari kontrol metafisik. - Outcome= penurunan secara perlahan terhadap pemahaman agama dan

pengaruhnya terhadap kehidupan; pemisahan antara kehidupan dan agama. - Sehingga Pandangan sekuler menyangkut tentang kehidupan duniawi saja. - Tetapi, pada kenyataannya ilmu ekonomi TIDAK bebas nilai :

Individu yang menabung dengan motif bunga ingin mencari profit(tujuan→ profit)

Individu yang menabung untuk simpanan bertujuan untuk menjaga keperluan masa depan

Individu yang menabung untuk haji bertujuan untuk memenuhi kewajiban agama

Pilihan topik, variabel, metode, dan sarana pembelajaran dalam ekonomi bergantung pada subjektivitas pengajar maupun peneliti

Islamic Worldview - Dari terminologi Islam, padanan kata worldview disebut sebagai “tasawwur” - Secara filosofis dapat diartikan bagaimana memberikan persepsi atas apa yang

dilihat, atau memberikan pandangan yg sebenarnya dari sesuatu. - Gambaran komprehensif atau absolut tentang Islam yang tujuannya adalah

untuk menjelaskan secara holistik prinsip-prinsip Islam dasar jujur sehingga menjadi dasar untuk pandangan hidup dan mengakar dalam diri seseorang.

Karakteristik Islamic Worldview - Islamic Worldview memiliki karakter keaslian dan sifatnya yang final dalam

menunjukkan pada apa yang utama, dan memproyeksikan pandangan terhadap realitas dan kebenaran yang meliputi eksistensi dan kehidupan secara bersama-sama dalam perspektif total dimana elemen fundamental dibangun secara permanen.

- Implikasi Islamic Worldview, Aspek dunia dipandang sebagai persiapan untuk aspek akhirat, Aspek dunia dipandang sebagai persiapan untuk aspek akhirat, Tidak kesemuanya menunjukkan perilaku pengabaian / tidak menghiraukan aspek dunia.

Page 6: METODOLOGI EKONOMI ISLAM...Filosofi Ilmu Pengetahuan - Ontologi: “Bangunan” kerangka Ilmu Ekonomi - Epistemologi: “Isi” dan“Pendekatan” yang dibangun dalam Ilmu Ekonomi

Elemen Islamic Worldview 1. GOD

❖ Tauhid (Oneness) ❖ Kalimat Syahadah ❖ QS. Ali Imran ayat 2 & 189 2. MAN

❖ CiptaanNya yang paling sempurna ❖ Menjadi khalifah di muka bumi setelah

menjadi hambaNya ❖ Mengikuti tuntunanNya dalam mengelola bumi

3. NATURE ❖ Diciptakan untuk manusia (QS. Al An’am ayat 95 -103) ❖ Amanah Tuhan yang harus diutilisasi dengancara2 terbaik sesuai perintahNya

4. RELIGION ❖ Agama diturunkan melalui revelation ❖ Aspek-aspek normatif (seperti hukum, etika, norma) dari ekonomi Islam diturunkan dari revelation

5. AIM IN LIFE ❖ Tujuan hidup manusia mencapai kesejahteraan namun dalam

perspektif yang berbeda-beda ❖ Islam memaknai ‟kesejahteraan‟ dengan

istilah falah. ❖ Falah berasal dari bahasa Arab dari kata kerja aflaha-yuflihu yang

berarti kesuksesan, kemuliaan dan kemenangan

Komparasi Secular Worldview dan Islamic Worldview

Pertemuan 4. Sumber Rujukan : Ilmu Pengetahuan dan Sumbernya

Pengertian Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan

- Pengetahuan merupakan hasil dari proses penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Pengetahuan adalah hasil pengamatan yang bersifat tetap karena tidak

diperlukan pengujian secara kritis. Dengan demikian, pengetahuan tidak bersifat

sistematik, tidak objektif, dan tidak universal.

- Ilmu pengetahuan, Menurut KBBI:

“Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem

menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan

gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) tersebut.”

Page 7: METODOLOGI EKONOMI ISLAM...Filosofi Ilmu Pengetahuan - Ontologi: “Bangunan” kerangka Ilmu Ekonomi - Epistemologi: “Isi” dan“Pendekatan” yang dibangun dalam Ilmu Ekonomi

Kegunaan ilmu pengetahuan

- Generalisasi Mencari kebenaran Kemampuan Memprediksi

Ilmu Pengetahuan dalam Islam

- “Allah meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman di antara kamu

dan orang-orang yang berilmu. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan” (Q.S. Al-Mujadalah:11)

- “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya hanyalah

ulama (orang yang berilmu)” (Q.S. Faatir:28)

- Ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa keimanan yang dimiliki seseorang akan

mendorongnya untuk menuntut ilmu. Dan ilmu yang dimilikinya akan semakin

menambah keimanannya.

Sumber Ilmu Pengetahuan

- Sumber pengetahuan dalam Islam ternyata tidak hanya terbatas pada panca indera,

rasionalitas, maupun pengamatan semata tetapi bisa datang dari Wahyu (Al

Qur‟an dan Hadis) serta pengalaman spiritualitas orang-orang tertentu yang

dipilih oleh Allah.

- Dapat disederhanakan, pengetahuan dalam Islam berdasarkan sumbernya dapat

dibagi menjadi dua: Revealed knowledge (wahyu) dan Acquired knowledge

(usaha manusia untuk dapat memperoleh)

- Sehingga tidak cukup mendefiniskan pengetahuan hanya berdasarkan panca indra

atau observasi manusia.

1. Al-Quran dan Al-Hadis

Allah menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber utama ilmu pengetahuan (yang

mutlak) karena keduanya bersumber langsung dari sisi Allah SWT sehingga terjaga

Page 8: METODOLOGI EKONOMI ISLAM...Filosofi Ilmu Pengetahuan - Ontologi: “Bangunan” kerangka Ilmu Ekonomi - Epistemologi: “Isi” dan“Pendekatan” yang dibangun dalam Ilmu Ekonomi

dari berbagai kesalahan. “(1) Alif Lam Ra. Ini adalah ayat-ayat kitab (Al-Qur’an) yang

jelas. (2) Sesungguhnya Kami menurunkan berupa Qur’an berbahasa Arab, agar kamu

mengerti. (3) Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik

dengan mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau sebelum itu

termasuk orang yang tidak mengetahui.” (Q.S Yusuf: 1 – 3)

2. Rasionalitas

- Akal diartikan sebagai daya pikir yang ada pada manusia.

- Menurut Ibn Khaldun:

“Akal adalah sebuah timbangan yang cermat. Hasilnya adalah pasti dan dapat

dipercaya. Namun, menggunakan akal untuk menimbang soal yang berhubungan

dengan ke-esaan Allah dan sifat ketuhanan yang lain yang terletak di luar

kesanggupan akal adalah sama denggan menggunakan timbangan tukang emas

untuk menimbang gunung, ini berarti timbangan tersebut tidak dapat dipercaya.”

- Dengan kata lain, akal memiliki keterbatasan. Tidak semua pengetahuan

diwahyukan, sehingga perlu dideduksi oleh akal melalui penelitian dan percobaan

(eksperimen).

3. Panca Indera

- Pengetahuan yang diperoleh yaitu hasil hubungan antara subyek dengan obyek

melalui pengalaman, sehingga hal ini mudah dibuktikan dan diuji kebenarannya.

- Prosesnya melalui pengalaman dan observasi.

- Muncul→ Empirisme, suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan

pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri, dan

mengecilkan peranan akal. Sehingga aliran pengetahuan yang diperoleh melalui

data empiric itulah yang dianggap paling benar.

4. Spiritualitas

- Selain melalui rasul dan nabi, Allah memiliki kuasa untuk memberikan petunjuk

langsung pada manusia yang dipilihnya.

- Ilham adalah perasaan halus yang jiwa merasa yakin lalu mendorongnya kepada

apa yang dicari, tanpa merasa atau mengetahui dari mana datangnya.

- Tasawwuf merupakan metode mendapatkan pengetahuan melalui spiritualitas.

Page 9: METODOLOGI EKONOMI ISLAM...Filosofi Ilmu Pengetahuan - Ontologi: “Bangunan” kerangka Ilmu Ekonomi - Epistemologi: “Isi” dan“Pendekatan” yang dibangun dalam Ilmu Ekonomi

Pertemuan 5. Peran Ekonomi Konvensional dalam Pengembangan Ekonomi Islam

Positivisme dan Normativisme sebagai Fondasi dalam Ekonomi

- Perbedaan yang paling penting dalam rekam sejarah pemikiran ekonomi adalah

perbedaan antara ilmu ekonomi positif, ilmu ekonomi normatif dan seni dari ilmu

ekonomi (the art of economics).

Dominasi Positivisme dalam Ekonomi Konvensional

- Menurut Ekonomi Konvensional, entah tujuannya baik atau buruk, mulia atau

tercela, bukanlah urusan yang harus diselidiki oleh ekonom. Sebagai sebuah ilmu,

ekonomi memiliki sifat netral terhadap tujuannya: pertimbangan nilai berada

diluar cakupannya.

- Kesimpulannya, Ekonomi hanya bicara Fakta. Tetapi, Sistem ekonomi

konvensional mempunyai tujuan-tujuan yang bersifat normatif, seperti: stabilitas

ekonomi, distribusi pendapatan dan kekayaan yang merata, stabilitas ekonomi,

keseimbangan ekologis, dll.

“Aturan dasar untuk mengetahui hubungan antara ilmu ekonomi Islam dan ilmu ekonomi

konvensional yaitu bahwa interpretasi apapun yang disampaikan oleh teori ekonomi

konvensional, yang didasarkan pada dalil-dalil dan aksioma yang berasal dari nilai atau

moral sekuler dan bertentangan dengan nilai-nilai dan syariah Islam, tidak dapat diterima

atau diadopsi dalam ilmu ekonomi Islam.”

Page 10: METODOLOGI EKONOMI ISLAM...Filosofi Ilmu Pengetahuan - Ontologi: “Bangunan” kerangka Ilmu Ekonomi - Epistemologi: “Isi” dan“Pendekatan” yang dibangun dalam Ilmu Ekonomi

Peran Ekonomi Konvensional dalam Pengembangan Ekonomi Islam

Pertemuan 6. Definisi dan Konsep Dasar Ekonomi Islam

Membangun Kriteria Objek Ilmu Ekonomi Islam

- Kriteria objek ditentukan untuk mengetahui tentang apa yang dibahas dalam

sebuah kajian metodologi yang dalam hal ini tentu menjadi bagian dari ekonomi

Islam.

- Kriteria objek menjadi acuan dan juga batasan yang diperlukan dalam proses

membangun konsep dalam sebuah ilmu pengetahuan.

- Kriteria objek setidaknya meliputi adanya hal-hal berikut ini: definisi, latar

belakang, apa saja kegiatan atau pembahasannya, prinsip dasar, dan

perbandingan dengan objek lain yang identik.

Apa yang dimaksud dengan ilmu ekonomi Islam?

- Perbedaan mendasar antara Islamic Worldview dan secular worldview

membentuk perbedaan mendasar terhadap nilai-nilai yang dianggap benar serta

prilaku manusia.

- Perbedaan worldview tersebut membentuk perbedaan sudut pandang bagi

Ekonomi Islam dan konvensional dalam melihat fenomena dan masalah-masalah

ekonomi.

- Untuk membentuk sebuah disiplin ilmu yang utuh ekonomi Islam perlu untuk

membangun definisi, aksioma, dan ruang lingkup yang jelas serta mampu

merepresentasikan karakteristik unik dari ekonomi Islam.

- Untuk mendefiniskan Ilmu ekonomi Islam secara jelas maka terdapat dua

klasifikasi untuk membentuk definisi yaitu Hadd dan Fasl.

Page 11: METODOLOGI EKONOMI ISLAM...Filosofi Ilmu Pengetahuan - Ontologi: “Bangunan” kerangka Ilmu Ekonomi - Epistemologi: “Isi” dan“Pendekatan” yang dibangun dalam Ilmu Ekonomi

Bagaimana perbandingannya (ilmu ekonomi Islam) dengan objek lain yang identik (ilmu ekonomi Konvensional)?

Page 12: METODOLOGI EKONOMI ISLAM...Filosofi Ilmu Pengetahuan - Ontologi: “Bangunan” kerangka Ilmu Ekonomi - Epistemologi: “Isi” dan“Pendekatan” yang dibangun dalam Ilmu Ekonomi

Mengapa perlu ada ilmu ekonomi Islam? - Islamic Man : Self Interest vs Huquq

- Pemahaman ekonomi konvensional yang melandasi analisanya berdasarkan rasionalitas mengerucutkan prilaku manusia menjadi apa yang disebut sebagai self interest sebagai basis utama analisa prilaku manusia dalam menghadapi keterbatasan.

- “the individual his function and aim in economics can be nothing else than that of any other thing “to preserve himself and to preserve in his existence (Fromm, 1990)

- Self interest memiliki beberapa karakteristik: - Bersifat atomistic dimana manusia diasumsikan hanya mengedepankan

kepentingnan pribadinya dengan selalu berorientasi pada bagaimana mendapatkan keuntungan lebih untuk dirinya.

- Konsep Self Interest berasal dari filosofi individualism sebuah filosofi yang hanya concern terhadap eksistensi individu atau personalnya tanpa memperhatikan orang lain. Dengan demikian tidak tertutup kemungkinan terdapat konflik antara social interest dengan self interest. Sedangkan berdasarkan Islamic worldview eksistensi dan realitas tidak hanya mengedepankan eksistensi personal tetapi juga universal. Untuk itu Islam mengedepankan konsep Haqq atau dalam plural Huquq yang bermakna hak atau klaim, tugas atau tanggung jawab. Dari segi literal kita sudah dapat memaknai bahwa huquq memiliki dua dimensi hak dan kewajiban. Dengan demikian manusia tidak hanya memiliki kepentingan pribadi untuk dilayani tetapi juga tanggung jawab sosial secara bersamaan.

Page 13: METODOLOGI EKONOMI ISLAM...Filosofi Ilmu Pengetahuan - Ontologi: “Bangunan” kerangka Ilmu Ekonomi - Epistemologi: “Isi” dan“Pendekatan” yang dibangun dalam Ilmu Ekonomi

- Huquq meliputi seluruh dimensi tidak hanya individu tetapi juga Tuhan, sosial, dan alam. Dengan demkian segala keputusannya dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas akan menciptakan Maslahah dan menurunkan mafsadah

Aksioma sebagai prinsip dasar ilmu ekonomi Islam Aksioma 1: Keesaan (Tawhid) - Ada 3 elemen dalam kerangka keesaan ini, yang memainkan peran utama dalam

memfokuskan kembali motivasi manusia terhadap segala tindakan ekonomi: a) Allah’s Omniscience (Kemahatahuan Allah) “...Sungguh Allah maha berkuasa atas segala sesuatu” (Q.S. Fatir:1 ) b) His Omnibenevolence (KemahabelaskasihanNya) “Dan Dialah yang berkuasa atas hamba-hambaNya. Dan Dia Maha Bijaksana, Maha Mengetahui” (Q.S. A’-An’am: 18) c) His Ownership of All Things (KepemilikanNya atas Segala Sesuatu) “Milik Allah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu” (Q.S. Al-Ma’idah: 120)

- Aksioma ini menekankan pada batasan kepemilikan harta bagi manusia sehubungan dengan kepemilikan mutlak yang dimiliki Allah.

- Kesadaran manusia ditonjolkan pada taraf yang lebih tinggi, yang menjamin stabilitas dari struktur sosial karena mereka akan berkomitmen secara sukarela dalam mencapai tujuan utama dari kebahagiaan manusia secara umum.

Aksioma 2: Equilibrium (Al-’Adl wa Al-Ihsan) - Jika keesaan adalah dimensi vertikal dari Islam, maka equilibrium merupakan

dimensi horizontalnya. - Al-’Adl menunjukkan keseimbangan dan timbal balik dalam hubungan manusia.

Namun masyarakat juga harus memperhatikan mereka yang tidak bisa mendapatkan manfaat ataupun menanggung biaya yang sama dari kerjasama sosial dikarenakan keterbatasan fisik (atau keterbatasan n lainnya) yang mereka alami. Inilah yang disebut sebagai Ihsan.

- Persyaratan selanjutnya adalah the poor and the weak should receive more than their share in social cooperation dalam rangka mencapai kesetaraan sosial yang menyeluruh.

Aksioma 3: Free Will (Ikhtiyar) - Manusia dilahirkan dengan kebebasan berkehendak (free will). Manusia adalah

pengarang dari semua perbuatannya, pengguna dari daya nalar yang dianugerahkan Tuhan, dan pembuat pilihan.

- Karakter inilah yang memuliakan manusia dibanding makhluk Allah yang lain. Berbekal kekuasaan luas yang seperti itu, ia menikmati status kemuliaan sebagai khalifah di bumi.

- Ayat-ayat Qur’an yang sesuai dengan pernyataan pada lafal diatas adalah: a) “...Setiap perbuatan dosa seseorang, dirinya sendiri yan bertanggung jawab. Dan seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain.” (Q.S. Al-An’am: 164)

Page 14: METODOLOGI EKONOMI ISLAM...Filosofi Ilmu Pengetahuan - Ontologi: “Bangunan” kerangka Ilmu Ekonomi - Epistemologi: “Isi” dan“Pendekatan” yang dibangun dalam Ilmu Ekonomi

b) “Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas (karunia) yang diberikan-Nya kepadamu.” (Q.S. Al-An’am: 165)

Aksioma 4: Responsibility (Fard) - Al-Qur’an sudah sangat jelas menegaskan hal ini dalam Q.S. Yunus: 108 yang

berbunyi: “Katakanlah: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu kebenaran (AL-Qur’an) dari Tuhanmu, sebab itu barang siapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya petunjuk itu untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barang siapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu.”

- Tanggung jawab manusia tertuang dalam 3 aspek simultan yaitu: tanggung jawab terhadap Allah, terhadap diri sendiri, dan terhadap society.

- Penggabungan tiga aspek ini melahirkan satu tujuan, yaitu: to help the poor out of love of Allah so that this act becomes the means to achieving spiritual ascension. “(12) Taukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (13) Yaitu melepaskan budak dari perbudakan (14) Atau memberi makan pada hari kelaparan (15) Kepada anak yatim yang ada hubungan kerabat (16) Atau kepada orang miskin yang sangat fakir.” (Q.S. Al-Balad: 12 – 16)

Fungsi dan peran sejarah dalam pembangunan ilmu ekonomi Islam

- Evolusi Pemikiran Ekonomi Islam

- Guna Membangun Pemahaman akan ekonomi Islam secara utuh maka kita tidak

dapat menafikan peran sejarah Islam dan para pemikir-pemikir Islam dalam

memberikan masukan dalam membangun teori Ekonomi Islam.

- Evolusi pemikiran ekonomi dalam kazanah Islam sudah sangat berlangsung lama.

Kajian terhadap ekonomi berlangsung secara bertahap sebagai suatu bidang ilmu

interdisiplin yang menjadi bagian ahli tafsir Al-Qur’an, ahli hukum, ahli sejarah,

ahli ilmu sosial, ahli politik, serta ahli filsafat moral (Chapra, 2001).