03 - AMIKOM_Yogyakarta_APLIKASI SISTEM QUICK COUNT ( SI-Q-CUP ) PILKADA.pdf
Metode Quick Count Baru
-
Upload
satriya-rizkiyanto -
Category
Documents
-
view
59 -
download
0
description
Transcript of Metode Quick Count Baru
METODE PERHITUNGAN CEPAT
(QUICK COUNT)
DAN APLIKASINYA DALAM PROSES PERHITUNGAN SUARA
A. Pengertian Quick Count
Akhir-akhir ini quick count ramai digunakan untuk mendapatkan hasil perhitungan pada
pemilihan kepala daerah langsung dengan cepat dan akurat, hanya beberapa jam setelah TPS
ditutup sudah dihasilkan informasi perolehan suara. Hasilnya pun bisa dibilang tidak terlalu
jauh berbeda. Pada dasarnya quick count adalah kegiatan ilmiah untuk memprediksi hasil
akhir penghitungan suara pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah dalam waktu relatif
cepat. Quick count ini merupakan kegiatan pengambilan sampling biasa, sama seperti survei
yang sering dilakukan untuk mengkaji objek studi tertentu, perbedaannya hanya pada unit
terkecil yang diambil dalam sampel.
Quick count bekerja pada sampel, bekerja pada ketidaklengkapan data, bekerja pada unit-unit
statistik, juga bekerja pada bagian dari populasi, bukan keseluruhan populasi, sehingga ada
distorsi dalam angka yang dihasilkan. Distorsi ini adalah gap atau perbedaan atau yang lebih
dikenal dengan margin of error, margin of error timbul akibat pengambilan sampling.
Idealnya sampel akurat adalah sampel yang dihasikan dari proses sampling yang
menghasilkan margin of error yang kecil atau yang mendekati parameter yang sesungguhnya
dalam populasi. Karena quick count hanya menghitung sampel, maka hasilnya adalah sebuah
prediksi. Tingkat presisi prediksi quick count dibandingkan hasil penghitungan real
KPU/KPUD terkait dengan jumlah sampel yang dihitung dan metodologi yang digunakan.
Hasil quick count bisa diketahui dengan cepat (sekitar 3 jam setelah proses pemilihan di TPS
selesai) karena hanya menghitung suara dari sejumlah TPS yg dipilih secara acak (sampel).
B. Kesalahan Dalam Quick Count
Walaupun quick count ini cenderung tepat dalam menentukan pemenang, namun mungkin
saja terjadi kesalahan dalam prosesnya, kesalahan atau error dalam menghasilkan statistik
quick count itu ada dua macam, yaitu pertama kesalahan sampling dan kedua kesalahan
bukan sampling.
Kesalahan sampling lebih identik dengan penggunaan metodologi yang tepat penerapan teori
dan kaidah hukum peluang yang tepat, kaidah keacakan dan kaidah keterwakilan harus
tercermin dalam sampel yang dihasilkan nanti. Penarikan sampling yang masih relevan
dengan kondisi geografis dan frame data yang ada di Indonesia ini adalah multi stage random
sampling atau pengambilan contoh acak bertahap. Menurut pengalaman metode ini sudah
cukup terbukti menangkap keragaman data yang ada.
Kemudian kesalahan bukan karena proses sampling, hal ini tanpa disadari sering diabaikan.
Jenis kesalahan ini sifatnya teknis di lapangan seperti kecurangan petugas, kondisi geografis
yang sulit, perijinan dan juga kendala lapangan lainnya.
C. Analisa Proses Quick Count
Setelah mengetahui jenis kesalahan dalam proses sampling tersebut, untuk menghasilkan
sampel dengan margin of error yang presisi maka perlu penentuan jumlah sampel optimum.
Sampel optimum dihasilkan dari ragam optimum, sedangkan ragam optimum tercapai pada
peluang kejadian yang optimal pula. Landasan berfikir ilmiah dan logis ini seringkali menjadi
penghambat beberapa lembaga riset atau tim sukses kandidat tertentu untuk melakukan quick
count, mungkin saja relawan sudah cukup mumpuni namun secara metodologi dan proses
sampling belum mumpuni atau tidak ingin mengambil resiko tidak akuratnya hasil yang
dihasilkan. Atau mungkin populasi yang dihadapi cukup kecil sehingga memungkinkan
dilakukan mencacahan seluruh populasi atau yang lebih dikenal dengan PVT (Parallel Vote
Tabulation) atau sebagian lembaga mengenal Real Quick Count.
PVT atau RQC atau pencacahan seluruh populasi idealnya tidak mengandung margin of error
atau hampir bisa dipastikan hasilnya akan sangat mirip dengan hasil perhitungan manual
KPUD, atau zero margin of error. Namun dalam kenyataannya banyak lembaga yang
melakukan PVT ini tidak sepresisi yang seharusnya. Setelah dibandingkan dengan data
manual KPUD tetap saja masih mengandung margin of error, hal ini lah yang disebut dengan
kesalahan bukan karena proses sampling lebih cenederung kesalahan yang dihasilkan karena
human error.
Margin of sampling error/ margin of error ini perlu diperhatikan untuk ‘membayar’
kesalahan selama proses berlangsung. Margin of error ini berhubungan dengan jumlah
sampel. Semakin besar jumlah sampel maka semakin baik dan akan memperkecil nilai
margin of error.
Berikut ini gambaran hubungan jumlah sampel terhadap margin of error pada tingkat
kepercayaan 95%.
Terlihat bahwa pada titik jumlah sampel 1000 responden nilai margin of error sudah mulai
stabil pada angka +/-3%. Oleh karena itu kebanyakan lembaga survei mengambil sampel
sebanyak 1250 responden dari seluruh Indonesia. Jumlah tersebut sudah representatif
terhadap penduduk Indonesia.
Sering kali factor kecepatan dan keakuratan adalah dua alasan quick count sering di tunggu
publik dalam memperoleh informasi data hasil perhitungan suara. Bukan berarti mengabikan
kaidah ilmiah dan logika berfikir demi mengejar tingkat presisi yang fantastis dan kecepatan
yang luar biasa hanya untuk meraih rekor atau penghargaan, namun perlu diperhatikan
transparansi metodologi yang digunakan. Sangat tidak fair dan berbahaya sekali jika hasil
presisi perhitungan dilakukan dengan cara-cara yang tidak elegan dan tidak logis.
Populasi yang kecil contohnya, tidak perlu disebut sebagai quick count terlebih-lebih tidak
melakukan pendugaan populasi, ini hal logis yang tidak terbantahkan dan tidak perlu di
perdebatkan lagi. Karena quick count adalah tools atau alat yang digunakan untuk
mengestimasi populasi yang cukup besar melalui proses sampling dan hampir sulit dilakukan
pencacahan, jika tidak terlalu sulit melakukan proses pencacahan maka tools yang logis
adalah PVT atau Real Quick Count.
Jika tata caranya benar maka hasil yang keluar tidak akan jauh berbeda dengan hasil yang
sebenarnya berdasarkan perhitungan rekapitulasi suara manual oleh KPU. Itulah hebatnya
statistik. Namun demikian metode statistik tidak bisa mencakup proses pemungutan suara
sehingga tidak bisa digunakan untuk mengetahui adanya kecurangan selama proses.
Menurut kerangka dasarnya rasanya memungkinkan bahkan sangat bisa diterapkan sebagai
sebuah teknis analisa berdasarkan statistik. Akumulasi dan pembobotan terhadap data yang di
amati diharapkan mendapat sebuah hasil perhitungan yang dengan deviasi sekecil mungkin
dan dicapainya probabilitas sebesar mungkin.
D. Cara Kerja Quick Count
Untuk cara kerja quick count sendiri yang umum dilakukan oleh para lembaga survei adalah
sebagai berikut:
1. Sistem yang diterapkan.
Mempersiapkan perangkat serta sistem pendukung untuk bisa memberikan data secara
cepat ke pusat pengolah data lembaga survei yang melakukan metode quick count ini.
Perangkat ini mulai dari komputer untuk menginputkan data hingga ponsel untuk
mengirim SMS hasil pemilu ke server tempat menerima data.
2. Pemilihan TPS.
Pemilihan TPS sebagai tempat pengambilan data. TPS yang di ambil secara acak
berdasarkan pertimbangan jumlah penduduk, jumlah pemilih terbaru, penyebarannya
pemilih seperti tersebar dalam berapa kelurahan, dan sebagainya. Singkatnya,
proporsional jika pemilih banyak lokasi sampel (TPS) yang diambil pun banyak serta
mewakili karakteristik populasi.
3. Relawan.
Mempersiapkan relawan untuk mengambil sampel dan menginputkannya ke sistem data.
Jumlah relawan ini cukup banyak untuk mengambil data dari TPS yang telah dipilih.
4. Hasil survei.
Data yang telah didapat akan diolah di pusat data dengan menerapan ilmu stasistik, dari
olahan data inilah lembaga survei bisa menghitung secara cepat siapa pemenang pemilu.
Jika kita lihat dari cara kerja quick count, kita dapat mengartikan bahwa hasil perhitungan
quick count bukanlah hasil perhitungan dari seluruh TPS yang melakukan pemungutan suara,
melainkan dengan menggunakan prinsip ilmu statistika. Jadi, lembaga survei yang
menyelenggarakan quick count ini hanya mengambil sampel dari sekian banyak TPS yang
ada dan diambil dari TPS yang memiliki jumlah populasi yang banyak dan berbagi
pertimbangan lainnya.
Walaupun hasil quick count ini tidak pernah tepat dan pasti, tetapi hasil dari quick count
(yang diselenggarakan oleh lembaga survei yang capable dan jujur) tidak pernah meleset dari
siapa yang memenangkan dari pemilihan umum tersebut.
TUGAS
METROLOGI INDUSTRI
PEMBAHASAN METODE QUICK QOUNT
Disusun oleh :
Nama : Satriya Rizkiyanto
NIM : I0411038
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2013