Metode Proyek Tower Ambasssador

53
Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V V- 1 BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN Pada Bab ini, akan dijelaskan mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan dalam Proyek Pembangunan Apartemen Tower Ambassador 2 St.Moritz. Berikut merupakan diagram Alir tahapan pekerjaan struktur pada proyek ini. Gambar 5.1. Diagram Alir Pekerjaan struktur proyek Tower Ambassador st.moritz Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Sub structure Pondasi Borepile Raft Pondasi Upperstructure Retaining wall kolom balok balok prestressed balok transfer balok konvensional pelat shear wall core wall tangga

description

Metode pelaksanaan

Transcript of Metode Proyek Tower Ambasssador

Page 1: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V- 1

BAB V

PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pada Bab ini, akan dijelaskan mengenai pelaksanaan pekerjaan yang

dilakukan dalam Proyek Pembangunan Apartemen Tower Ambassador 2

St.Moritz. Berikut merupakan diagram Alir tahapan pekerjaan struktur pada

proyek ini.

Gambar 5.1. Diagram Alir Pekerjaan struktur proyek Tower Ambassador

st.moritz

Proyek Tower Ambassador 2

St.Moritz

Sub structure

Pondasi Borepile

Raft Pondasi

Upperstructure

Retaining wall

kolom

balok

balok prestressed

balok transfer

balok konvensional

pelat

shear wall

core wall

tangga

Page 2: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 2

5.1 Pekerjaan Raft pondasi

Pada proyek pembangunan Apartemen Ambassador 2 St.Moritz ini.

Pondasi yang digunakan adalah pondasi borepile yang di kerjakan oleh

PT.Indopora.

Pekerjaan borepile meliputi pekerjaan Pengeboran tanah sampai pada

kedalaman yang direncanakan. Kedalaman pengeboran sudah diperhitungkan oleh

site engineer yang sudah berpengalaman. Kemudian dilanjutkan dengan

Pembesian tulangan borepile, pengelasan atau penyambungan tulangan dan

pengecoran.

Gambar 5.2. Pengeboran tanah

Gambar 5.3. Pembesian Tulangan Borepile

Page 3: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 3

Gambar 5.4. Pengelasan Tulangan Borepile

Gambar 5.5. Pengecoran pondasi Borepile

Gambar 5.6. Pekerjaan pemotongan Borepile

Setelah pekerjaan pondasi , untuk menghubungkan antara pondasi borepile

pada umumnya menggunakan pile cap kemudian dilanjutkan pembuatan tie beam.

Page 4: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 4

Namun, karena proyek ini memiliki 42 lantai yang termasuk dalam gedung

berlantai banyak, maka pembuatan pile cap dan tie beam tidak dilakukan tetapi

digunakan raft pondasi. Pembuatan raft pondasi ini dilakukan dengan mass

concrete, yaitu pengecoran dalam skala besar.

Gambar 5.7. Pembesian Raft Pondasi

Gambar 5.8. Pengecoran Raft Pondasi

5.2. Pekerjaan Kolom

5.2.1 Pembesian kolom

Pembesian merupakan bagian dari suatu struktur dalam bangunan, yang

berfungsi menahan gaya tarik akibat beban pada beton. Pekerjaan pembesian

adalah pekerjaan perakitan besi tulangan untuk mendukung kekuatan pada beton

Page 5: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 5

bangunan yang disesuaikan dengan shop drawing yang mengacu pada standarisasi

penulangan sehingga didapat kekuatan bangunan yang sesuai dengan yang

direncanakan.

Tahapan pekerjaan pembesian :

1. Fabrikasi

Proses fabrikasi adalah merupakan tahap pekerjaan pembesian yang

pertama kali, dan merupakan proses perakitan tulangan disuatu tempat yang telah

ditentukan yang meliputi proses pemotongan, pembengkokan dan penyambungan.

Penentuan tempat fabrikasi ini mengacu pada:

1. Jarak jangkauan Tower crane (TC)

2. Kapasitas tempat fabrikasi.

3. Kemudahan dalam distribusi

Peralatan yang digunakan pada saat fabrikasi :

a. Mesin pembengkok besi (bar bender)

b. Mesin pemotong besi (bar cutter)

2. Pemasangan tulangan

Dalam pelaksanaan pekerjaan pembesian pada proyek ini, besi-besi

tulangan yang telah datang di lokasi proyek, diletakkan di lokasi penyimpanan

yang telah ditentukan sebagai lokasi fabrikasi besi. Transportasi besi ke tempat

yang diinginkan baik secara vertikal maupun horizontal dapat dipermudah dengan

bantuan tower crane yang telah tersedia di lokasi proyek.

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan pembesian harus tetap mengacu pada

instruksi yang diberikan, diantaranya membuat dan melaksanakan pekerjaan

pembesian harus sesuai dengan daftar pemotongan dan pembengkokan besi

Page 6: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 6

tulangan yang tidak boleh menyimpang dari gambar kerja yang sesuai dengan bar

banding schedule.

Pada proyek ini, bentuk kolom terbagi menjadi 2 bentuk yaitu kolom yang

berbentuk persegi dengan kolom yang berbentuk silinder. Pemakaian kedua

bentuk tersebut telah berdasarkan gambar rencana dan hasil perhitungan dr

konsultan perencana.

Gambar 5.9. Pembesian pada kolom persegi

Gambar 5.10. Pembesian pada kolom silinder

5.2.2. Pekerjaan Pengukuran dan Pengecekan

Pekerjaan pengukuran merupakan salah satu proses penentuan as atau grid

suatu bangunan. Dalam pelaksanaan dilakukan proses antara lain pengecekan dari

Page 7: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 7

sisi penulangan, penempatan beton decking, dimensi kolom dan tingkat

vertikalisasi kolom. Pengukuraan ini dilakukan kontraktor utama, peralatan yang

di gunakan pada pengecekan tersebut meliputi:

1. Theodolit

2. autolevel

3. Meteran.

4. Unting – unting dan benang

Marking penentuan sepatu kolom. Dimaksudkan untuk mengetahui jarak

antara tulangan kolom dengan bekisting kolom sebelum dilakukan pekerjaan

bekisting.

Gambar 5.11. Proses pengukuran as / grid

5.2.3 Pekerjaan Pemasangan Bekisting

Setelah surveyor menyatakan pembesian kolom siap kemudian dilakukan

pemasangan bekisting. Pada proyek apartemen Tower Ambassador 2 St.Moritz

pemasangan bekisting kolom ini tidak di lakukan dengan system konvensional,

tetapi dengan system pemasangan langsung dengan menggunakan tower crane

yang sebelumnya telah di fabrikasi ditempat yang ditentukan. Setelah itu disetting

Page 8: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 8

verticality dengan menggunakan unting–unting/ lod, dengan benang yang di

kaitkan oleh lod kemudian benang beserta lod tersebut di kaitkan dibekisting yang

sudah terpasang menutupi tulangan kolom. Dengan adanya lod dan benang

pengukur bisa mengetahui jarak yang tidak sesuai dengan arah x yang sudah di

tentukan, pada setiap sisi bekisting dan diperkuat dengan menggunakan bracing.

Setelah pengecekan selesai maka kolom siap di cor.

Untuk kolom yang berbentuk silinder, bekisting yang digunakan terbuat

dari baja yang dapat dipakai hingga proyek selesai. Namun, kelemahan

menggunakan bekisting yang terbuat dari baja ini hanya bisa dipakai untuk satu

ukuran saja atau diameter yang sama.

Gambar 5.12. Pemasangan bekisting kolom silinder

Lain halnya dengan bekisting kolom silinder, bekisting kolom persegi ada

2 jenis bekisting yaitu bekisting yang terbuat dari venol film dan baja. Untuk

bekisting baja bisa dipakai untuk beberapa ukuran dan bisa diatur seperti terlihat

pada gambar 5.12 dan bisa dipakai dengan jumlah pakai yang tak terhingga.

Namun, bekisting persegi ini yang menggunakan venol film yang hanya bisa

digunakan dalam satu ukuran dan dapat dipakai 5 – 7 kali saja.

Page 9: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 9

Gambar 5.13. Pemasangan bekisting kolom persegi baja

5.2.4 Pekerjaan pengecoran kolom

Setelah proses pemasangan bekisting selesai dan telah di nyatakan siap di

cor dari pihak surveyor, setelah itu di lakukan pengecoran. Pengecoran pada

kolom menggunakan concrete bucket karena jika menggunakan concrete pump

akan terjadi segregasi ( pemisahan antara agregat kasar dan agregat halus sehingga

agregat kasar jatuh terlebih dahulu dan agregat halus tertahan diatas sehingga

mengakibatkan beton keropos) karena pada proses pengeoran ada batas ketinggian

jatuh beton yaitu sekitar 3 m. Hal ini lah yang mmbedakan penggunaan concrete

bucket dan concrete pump.

Tahap – tahapan pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut :

1. Pihak kontraktor mengajukan permohonan ijin pelaksanaan pekerjaan

pengecoran yang disertai dengan form checklist yang meliputi pekerjaan

pembesian, pekerjaan bekisting, pekerjaan mekanikal dan elektrikal telah

selesai.

2. Semua pekerjaan pembesian yang dipasang harus sesuai dengan gambar

rencana, termasuk semua ikatan-ikatan dan sengkang yang telah terpasang

dengan baik.

Page 10: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 10

3. Semua lantai pengecoran telah dibersihkan dari segala macam kotoran dengan

cara disemprotkan atau disapu dengan udara bertekanan tinggi dari

kompressor.

4. Beton jadi yang digunakan dalam pekerjaan pengecoran setelah tiba di lokasi

harus dilakukan pengujian slump test dengan standar uji yang berlaku yakni

(12 + 2) cm .

Gambar 5.14. Slump test

Pada proyek ini tidak semua truck mixer yang datang diadakan uji

slump test. Karena truck mixer yang membawa adukan beton dengan mutu

yang sama dan di waktu yang sama hanya diambil sampel dari salah satu

truck mixer saja.

5. Untuk memadatkan beton menggunakan alat penggetar atau vibrator, hal ini

untuk menghindari terjadinya keropos beton dikarenakan adanya rongga-

rongga pada beton ataupun pemisahan adukan beton yang dapat mengurangi

kekuatan beton.

Gambar 5.15. Pengecoran kolom

Page 11: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 11

5.2.5 Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran bekisting kolom dilakukan 7 jam setelah pengecoran.

Untuk pembongkaran bekisting cara yang digunakan yaitu dengan cara membuka

pengunci (Tie Rod) dengan hammer 5 kg, setelah agak renggang barulah diangkat

mengggunakan tower crane.

Setelah Bekisting terlepas, bekisting juga harus dirawat agar tetap bagus

dipakai dengan cara dibersihkan dari noda kemudian mengoleskan minyak

bekisting berupa oli dicampur dengan solar.

Pelaksanaan pembongkaran bekisting kolom harus dilakukan untuk 1 unit

kolom sampai tuntas dan hasil bongkaran ditumpuk rapi, baru kemudian

dilanjutkan untuk unit kolom selanjutnya.

Gambar 5.16. Pembongkaran Bekisting di lapangan

5.2.5.1 Pekerjaan Perawatan Beton (Curing)

Setelah pekerjaan pengecoran selesai dilaksanakan dan beton sudah mulai

mengeras, maka harus dilakukan perawatan beton atau curing beton. Pada proyek

apartemen Tower Ambassador 2 st.Moritz setelah beton kering, dan bekisting

setelah dibongkar pada jam ke 12. Pekerjaan curing dilakukan dengan melapisi

Page 12: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 12

suatu zat yang disebut dengan bounding agent (kalbon) . zat ini dicampur dengan

air kemudian diratakan ke permukaan beton dengan alat rol.

Perawatan ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

1. Mencegah penguapan air pada permukaan beton yang terbuka.

2. Mencegah hilangnya air dari beton yang akan berakibat retak - retak.

3. Mencegah perubahan suhu secara mendadak.

4. Mencegah retak plastis akibat tegangan tarik beton yang terjadi beberapa jam

setelah proses pengecoran selesai.

5. Supaya mutu beton tetap terjaga.

5.3. Pekerjaan Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall)

Dinding penahan tanah adalah sebuah struktur yang didesain dan dibangun

untuk menahan tekanan lateral (horisontal) tanah ketika terdapat perubahan dalam

elevasi tanah yang melampaui sudut at-rest dalam tanah. Faktor penting dalam

mendesain dan membangun dinding penahan tanah adalah mengusahakan agar

dinding penahan tanah tidak bergerak ataupun tanahnya longsor akibat gaya

gravitasi. Tekanan tanah lateral di belakang dinding penahan tanah bergantung

kepada sudut geser dalam tanah ( ) dan kohesi (c). Tekanan lateral meningkat

dari atas sampai ke bagian paling bawah pada dinding penahan tanah. Jika tidak

direncanakan dengan baik, tekanan tanah akan mendorong dinding penahan tanah

sehingga menyebabkan kegagalan konstruksi serta kelongsoran. Kegagalan juga

disebabkan oleh air tanah yang berada di belakang dinding penahan tanah yang

tidak terdisipasi oleh sistem drainase. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk

sebuah dinding penahan tanah mempunyai sistem drainase yang baik, untuk

Page 13: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 13

mengurangi tekanan hidrostatik dan meningkatakan stabilitas tanah. Denah

rencana penempatan retaining wall dapat dilihat pada lampiran No.1.1.

5.3.1 Pembesian Retaining Wall

Pembesian pada retaining wall sama seperti pembesian pada kolom,

pembesian sebelumnya telah difabrikasi ditempat yang disediakan. setelah

fabrikasi selesai lalu diangkat oleh tower crane ke lapangan.

Gambar 5.17. Pembesian Retaining Wall

5.3.2 Pekerjaan Pengukuran dan Pengecekan

Pekerjaan pengukuran merupakan salah satu proses penentuan as atau grid

suatu bangunan. Dalam pelaksanaan dilakukan proses antara lain pengecekan dari

sisi penulangan, penempatan beton decking, dimensi kolom dan tingkat

vertikalisasi kolom. Pengukuraan ini dilakukan kontraktor utama, peralatan yang

di gunakan pada pengecekan tersebut meliputi:

1. Theodolit

2. Autolevel

3. Meteran.

4. Unting – unting dan benang

Page 14: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 14

5.3.3. Pemasangan Blockout

Untuk menandai adanya pekerjaan balok, dilakukan pemasangan blockout.

Blockout dibuat berdasarkan ukuran dan letak yang sesuai dengan gambar kerja

(shop drawing). Blockout terbuat dari stereofoam karena mudah dalam

pembongkarannya.

Gambar 5.18. Pemasangan Blockout

5.3.4. Pekerjaan Bekisting Retaining Wall

Formwork atau bekisting merupakan sarana struktur beton untuk mencetak

beton baik ukuran atau bentuknya sesuai dengan yang direncanakan, sehingga

bekisting harus mampu berfungsi sebagai struktur sementara yang bisa memikul

berat sendiri, beton basah, beban hidup dan peralatan kerja.

Persyaratan umum dalam mendisain suatu struktur, baik struktur permanen

maupun sementara seperti bekisting setidaknya ada 3 persyaratan yang harus

dipenuhi, yaitu:

1. Syarat Kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu

tidak patah ketika menerima beban yang bekerja.

2. Syarat Kekakuan, yaitu bagaimana meterial bekisting tidak mengalami

perubahan bentuk / deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat

struktur sia-sia.

Page 15: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 15

3. Syarat Stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah

tidak runtuh tiba-tiba akibat gaya yang bekerja.

Selain itu, perencanaan dan disain bekisting harus memenuhi aspek bisnis dan

teknologi sehingga pertimbangan –pertimbangan di bawah ini setidaknya harus

terpenuhi:

a. Ekonomis,

b. Kemudahan dalam pemasangan dan bongkar, dan Tidak bocor

Untuk memenuhi persyaratan umum yaitu kekuatan, kekakuan dan

stabilitas di atas maka seperti pada desain struktur umumnya, peranan ilmu statika

dalam perencanaan bekisting sangatlah penting.

Sebelum bekisting dipasang perlu pengecekan terhadap pembesian yang

sudah dipasang apakah sudah sesuai dengan gambar rencana, beton deking sudah

terpasang dengan rapi dan lurus serta perlu pengukuran dengan menggunakan

waterpass apakah elevasinya sudah lurus atau belum.

Gambar 5.19. Pemasangan bekisting Retaining Wall

5.3.5. Pengecoran Retaining Wall

Pengecoran dilakukan ketika surveyor telah mengatakan siap untuk bisa

dilakukan pengecoran. Yang dimaksud siap yaitu bekisting yang dipasang telah

Page 16: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 16

presisi dan perkuatannya telah siap sehingga ketika adukan beton dicor tidak jebol

dan beton yang dihasilkan bagus. Pada proyek ini mutu beton yang digunakan

pada Retaining Wall yaitu fc’ = 40 Mpa

Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pengecoran :

a. Beton harus dicor sedekat mungkin pada posisi akhirnya untuk

menghindari terjadinya segregasi akibat penanganan kembali atau

pengaliran.

b. Pengecoran beton harus dilakukan dengan kecepatan sedemikian hingga

beton selama pengecoran tersebut tetap dalam keadaan kental dan dengan

mudah mengisi ruang diantara tulangan.

c. Beton yang telah mengeras sebagian atau terkontaminasi oleh bahan lain

tidak boleh digunakan untuk pengecoran.

d. Beton yang ditambah air lagi atau beton yang telah dicampur ulang setelah

pengikatan awal tidak boleh digunakan, kecuali bila disetujui oleh

pengawas lapangan.

e. Setelah dimulainya pengecoran, maka pengecoran tersebut harus

dilakukan secara menerus hingga memenuhi panel atau penampang pada

batas, atau sambungan yang didekatkan hingga selesai sebagaimana yang

diizinkan.

f. Permukaan atas cetakan vertikal secara umum harus datar.

g. Semua beton harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat vibrator

selama pengecoran dan harus diupayakan mengisi sekeliling tulangan dan

seluruh celah dan masuk kesemua sudut cetakan.

Page 17: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 17

5.3.6. Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran bekisting retaining wall dilakukan minimal 7 jam setelah

pengecoran. Untuk pembongkaran bekisting cara yang digunakan yaitu dengan

cara membuka pengunci (Tie Rod) dengan hammer 5 kg, setelah agak renggang

barulah diangkat mengggunakan tower crane.

Gambar 5.20. Pembongkaran Bekisting Retaining Wall

5.3.7. Perawatan (curing)

Sama seperti kolom, untuk perawatan beton pada retaining wall digunakan

Bounding agent. Bounding agent ini dilakukan dengan cara di rol pada

permukaan beton.

5.4. Pekerjaan Balok

Balok merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan. Dalam

proyek apartemen Tower Ambassador 2 St.Moritz ini sistem pelat menggunakan

Mutu beton K-500 untuk Lantai Basement sampai lantai 2 dan K-450 untuk lantai

2 sampai lantai 42. Pada pekerjaan balok, balok yang digunakan ada balok

konvensional, balok transfer dan balok prestressed. Balok konvensional dan

balok transfer menggunakan mutu yang sama dengan pelat. Sedangkan balok

Page 18: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 18

prestressed dibutuhkan mutu yang lebih tinggi karena balok prestressed akan diuji

tarik dengan menggunakan hydraulic jack. Mutu balok prestressed mutu K-600.

5.4.1 Pekerjaan Pemasangan Scaffolding

Pada proyek ini ada 2 jenis scaffolding yang digunakan yaitu scaffolding

yang biasa digunakan dalam proyek pembangunan gedung dan ada jenis

scaffolding PCH. Dalam penggunaannya sebenarnya lebih bagus menggunakan

scaffolding PCH karena scaffolding jenis ini lebih terlihat rapi dan lebih efisien

dalam penggunaannya. Tetapi, terdapat permasalahan dalam pengadaan

scaffolding PCH karena terbatasnya scaffolding jenis ini.

Gambar 5.21. Scaffolding PCH

Gambar 5.22. Scaffolding konvensional

Page 19: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 19

Pada pekerjaan balok dan pelat pertama di lakukan adalah erection

material, pemasangan perancah (scaffolding) yang berguna untuk menahan beban

sementara pada bangunan yang akan di cor setelah dicor sampai kuat tekan beton

telah mencapai kuat tekan yang direncanakan. Pada umumnya scaffolding ini

digunakan 7-14 hari. Pekerjaan pemasangan perancah dapat dilihat pada gambar

5.22.

Gambar 5.23. Pekerjaan pemasangan scaffolding

5.4.2 Pekerjaan Bekisting Balok

Pada pekerjaan pemasangan perancah dilanjutkan pada pekerjaan

pemasangan bekisting. Pekerjaan pemasangan bekisting dimulai dengan

memasang bodeman lalu suri – suri kemudian pekerjaan bekisting. Bekisting

yang digunakan pada proyek ini yaitu venol film dengan ketebalan 15 mm dan

dipasang langsung dilokasi.

Gambar 5.24. Pekerjaan Bekisting balok

Page 20: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 20

5.4.3. Pekerjaan Pembesian Balok

Pada proyek ini terdapat 3 macam balok yaitu balok konvensional,

balok prestressed dan balok Transfer.

1. Balok Konvensional

Pada pekerjaan balok, fabrikasi hanya bisa dilakukan sampai tahap

pemotongan dan pembengkokan besi sesuai dengan gambar kerja (shop drawing)

yang dapat dilihat pada lampiran No. 1.2. karena bentangnya yang besar sehingga

berat besinya itu sendiri melebihi kapasitas angkut tower crane sehingga

pembesian balok dirangkai dilokasi bekisting lantai yang sudah siap. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.24.

Gambar 5.25. Pembesian Balok Konvensional

2. Balok Prestressed

Penggunaan balok prestressed dilakukan karena memiliki bentang yang

sangat panjang sekitar 15 m, sehingga jika menggunakan balok konvensional akan

membuat dimensi balok sangat besar. Dengan penggunaan balok prestressed ini

dapat mereduksi dimensi balok sehingga tetap berukuran standar namun

perkuatannya terjaga. Adapun Tahapan pekerjan balok Prestressed yaitu :

Page 21: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 21

1. Pembesian Balok Prestressed

Sama seperti pembesian balok konvensional, balok prestressed dirangkai

langsung dilapangan karena bentangnya yang sangat panjang yaitu berkisar

antara 15-20 m sehingga melebihi kapasitas angkut tower crane.

Pada tahap ini juga tendon dimasukan kedalam besi yang belum selesai

dirakit, hal ini dapat mempermudah pemasangan tendon.

Gambar 5.26. Pembesian Balok Prestressed

2. Setelah pembesian selesai, pada balok prestressed juga di lakukan pemasangan

angkur mati yang merupakan acuan untuk pemasangan sling baja.lalu

dilanjutkan dengan perakitan sling baja .

Gambar 5.27. Pemasangan Angkur Mati

3. Selanjutnya dengan pemasangan tendon atau selongsong. Dalam satu

selongsong terdapat 12 – 19 sling baja. Ukuran diameter sling baja yaitu

sekitar 12 mm. Pemasangan tendon mengacu pada gambar rencana kerja yang

didalamnya sudah ada ketentuan ketinggiannya karena tendon tidak mungkin

Page 22: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 22

lurus. Jika lurus tendon tidak bisa ditarik maksimal. Untuk lebih jelasnya

gambar kerja pemasangan tendon seperti pada lampiran No.1.3.

Gambar 5.28. Pemasangan Tendon

4. Setelah sling baja telah dipasang tendon pemasangan angkur hidup seperti

terlihat pada gambar 5.29. Agar angkur hidup yang nantinya digunakan untuk

pengujian tarik, angkur hidup dibuat blok yang terbuat dari venol film agar

tidak terkena adukan beton saat dilakukan pengecoran.lebih jelasnya terlihat

pada gambar 5.30.

Gambar 5.29 Pemasangan Angkur Hidup

Gambar 5.30. Pemasangan Angkur Blok

Page 23: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 23

3. Balok Transfer

Balok Transfer juga digunakan pada proyek ini karena ada pertemuan

antar shearwall dengan kolom. jika tidak ada balok transfer maka shearwall tidak

ada tempat dudukannya. Karena tugas balok transfer yang menopang shearwall

maka dimensi balok ini pun sangat besar yaitu dengan ukuran penampangnya

1,5m x 3 m. untuk lebih jelasnya penggunaan balok transfer bisa dilihat pada

gambar 5.31.

Shear wall

Balok Transfer

Kolom

Gambar 5.31. Penerapan balok transfer di lapangan

Tahapan pembuatan pekerjaan balok transfer yaitu :

1. pembesian balok transfer dilakukan langsung dilapangan . kemudian

dilakukan pengecekan sambungan antar tulangannya dan pengencangan

ikatan kawat benrat menggunakan kakaktua atau gegep.

Page 24: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 24

Gambar 5.32. Pembesian Balok Transfer

5.4.4. Pengecoran Balok

1. Balok Konvensional

Jika telah di cek kerataan dan perkuatan bekisting balok dan pembesiannya

telah sesuai dengan shop drawing atau gambar kerja, pengecoran balok

konvensional dapat dilakukan. Pengecoran balok menggunakan concrete pump.

Sebelum pengecoran dilakukan ada daftar checklist yang harus diisi untuk

mengawasi agar tahapan selanjutnya bisa dilaksanakan. Hal ini merupakan salah

satu pengendalian proses pekerjaan yang diharapkan akan menghasilkan hasil

pekerjaan yang berkualitas bagus. Daftar Checklist proses pekerjaan balok dapat

dilihat di lampiran No.5.

Gambar 5.33. Pengecoran Balok Konvensional

Page 25: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 25

2. Balok Prestressed

Ada tahapan yang perlu dilakukan sebelum pengecoran dilakukan yakni

pekerjaan pengecekan tulangan pelat dan balok, serta pengecekan kerataan

bekisting dengan menggunakan waterpass (autolevel).

Seperti yang kita ketahui, mutu beton antara pelat dan balok khususnya

balok prestressed tidaklah sama. Agar adukan beton yang berbeda mutu tidak

tercampur, perlu dipasang batas pengecoran. Pada proyek ini, digunakan kawat

ayam sebagai batas pengecoran seperti pada gambar 5.34.

Gambar 5.34. Penggunaan Kawat ayam sebagai batas pengecoran

Selain pengecekan kerataan bekisting, sebelum pengecoran juga harus

dilakukan pembersihan bekisting menggunakan kompressor udara.

Hal ini bertujuan untuk membersihkan kotoran yang dapat menurunkan mutu

beton. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.35.

Gambar 5.35. Pembersihan bekisting dengan kompresor udara

Page 26: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 26

Pengecoran pelat dan balok dilakukan menggunakan concrete pump. Agar

Concrete pump dapat menjangkau lokasi pengecoran dilakukan setting pipe

terlebih dahulu seperti pada gambar 5.36.

Gambar 5.36. Setting pipe concrete pump

Pada tahap pengecoran ini, pengecoran yang di dahulukan yaitu

pengecoran balok prestressed karena mutu beton pada balok jenis ini lebih tinggi.

karena jika pengecoran mutu beton yang lebih rendah dahulu, meskipun telah

dipakai kawat ayam sebagai batas pengecoran tidak menutup kemungkinan

adukan beton tercampur ke lokasi yang memilik beton bermutu tinggi sehingga

mutu beton yang lebih tinggi tersebut tercampur dengan adukan beton yang

bermutu rendah dan berakibat menurunnya mutu beton yang lebih tinggi tersebut.

Pada pengecoran prestressed hal yang harus diperhatikan yaitu:

1. Pengecoran tidak boleh dilakukan tepat diatas tendon karena dapat

merubah ketinggian tendon yang telah ditetapkan sehingga pengujian

tarik tidak maksimal

2. Pengecoran tidak boleh dilakukan tepat diatas angkur hidup.karena

dapat membuat posisi angkur hidup tidak sesuai dengan yang

direncanakan. Mengingat angkur hidup adalah tempat pengujian tarik,

bagian ini harus dijaga dengan sangat hati –hati.

Page 27: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 27

3. Ketika menggunakan vibrator, vibrator tidak boleh tersentuh dengan

tendon karena dikhawatirkan tendon lama kelamaan akan tergerus dan

bolong.

Gambar 5.37. Pengecoran Balok Prestressed

3. Balok Transfer

Pada pengecoran balok transfer terdapat 2 tahap yaitu :

1. Tahap pertama pengecoran yang dilakukan sebatas pelat. Pada proyek

ini balok transfer yang digunakan ketinggian baloknya sekitar 3 m. ini

berarti pengecoran tahap pertama memiliki ketinggian balok sekitar

1,5 m.Setelah beton yang telah dicor telah mencapai kuat tekan

rencananya, maka pengecoran tahap dua bisa dilakukan.

2. Tahap kedua merupakan lanjutan dari pengecoran tahap pertama.

Sebelum pengecoran tahap kedua dilakukan dilakukan pemasangan

bekisting seperti pada gambar 5. 38.

Gambar 5.38 Pemasangan bekisting balok transfer

Page 28: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 28

Sebelum pemasangan bekisting dilakukan pengukuran selimut

beton yaitu sekitar 5 cm. agar antara tulangan dan bekisting tidak

menempel diperlukan beton deking yang berfungsi sebagai pemisah

antara bekisting dan tulangan sejauh 5 cm sesuai dengan selimut beton.

Setelah pemasangan beton deking dan pemasangan bekisting yang

telah diperkuat oleh tie rod, wing nut dan bracing sudah terpasang,

pengecoran bisa dilakukan. Pengecoran dilakukan menggunakan

concrete pump.

5.5 Pekerjaan Pelat

Pekerjaan pelat berkaitan dengan pekerjaan balok. perancah (scafolding)

dipasang tidak hanya untuk perletakan bekisting balok namun juga untuk

perletakan bekisting pelat.

5.5.1. Pekerjaan Bekisting Pelat

Pekerjaan Bekisting pelat dilakukan sesudah atau bisa bersamaan dengan

pekerjaan bekisting balok. Bekisting pelat menggunakan venol film dengan

ketebalan 15 mm. Bekisting pelat dibuat langsung dilokasi seperti pada gambar

5.39.

Gambar 5.39. Pekerjaan Bekisting Pelat

Page 29: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 29

5.5.2. Pembesian Pelat

Pembesian pelat dilakukan setelah pembesian balok selesai. Pembesian

pelat dirangkai langsung dilapangan seperti pada gambar 5.40.

Gambar 5.40. Pembesian pelat

5.5.3 Pengecoran Pelat

Sama seperti balok, sebelum pengecoran dilakukan ada daftar checklist

yang harus diisi. Setelah checklist telah diisi, dan surveyor telah mengatakan siap,

ada seorang QC yang mengurus surat perijinan pengecoran. Daftar checlist dan

surat perijinan pengecoran dapat dilihat pada lampiran No.7

Pengecoran pada pelat menggunakan concrete pump.sebelum dilakukan

pengecoran juga dilakukan pembersihan lokasi seperti pada gambar 5.41. concrete

pump yang akan digunakan harus melalui setting pippe guna mensimulasi apakah

pipa sudah menjangkau lokasi pengecoran. Setelah concrete pump sudah

menjangkau pengecoran dapat dilakukan. Proses pengecoran dapat dilihat pada

gambar

Page 30: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 30

Gambar 5. 41. Pengecoran Pelat

Seperti yang terlihat pada gambar 5.41. pada proses pengecoran digunakan

alat untuk memadatkan beton sehingga tidak terjadi segregasi yang dapat

menyebabkan beton keropos. Alat ini disebut vibrator.

5.6. Pengujian Balok Prestressed

Pelaksanaan pemberian prategang dengan cara pasca tarik (post-tension)

didefinisikan sebagai cara memberikan prategang pada beton, dimana tendon baru

ditarik setelah betonnya dicetak terlebih dahulu dan mempunyai cukup kekerasan

untuk menahan tegangan sesuai dengan yang dinginkan. Adapun langkah-langkah

pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

1. Pemasangan anchor head

Gambar 5.42. Proses pemasangan anchor head

Page 31: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 31

2. Pemasangan Stressing jack

Gambar 5.43. Proses pemasangan Stressing jack

3. Tendon ditarik dengan menggunakan jacking di satu ujung dan angkur

mati atau plat penahan pada ujung lainnya. angkur mati atau plat penahan

sudah disiapkan dipasang tertanam pada ujung komponen.

Pada pemberian tegangan terdapat tahapan – tahapan pemberian

tegangan seperti pada stressing record. Stressing record dapat dilihat pada

lampiran No.8.

Gambar 5.44. Pemberian tegangan dan pembacaan pada balok prestressed

4. Setelah diberikan tegangan, tahap selanjutnya adalah pembacaan elongasi

yang dihasilkan. Standar yang digunakan pada proyek ini yaitu ± 7% dari

panjang bentang.

Page 32: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 32

Gambar 5.45. pembacaan elongasi hasil uji tarik.

Hasil pembacaan elongasi selanjutnya akan dilaporkan oleh PT.PCI

(Prestressed Concrete Indonesia) kepada kontraktor utama yaitu PT.PP. laporan

tersebut dapat dilihat pada Lampiran No.9 jika terdapat kegagalan pada target

elongasi yang direncanakan maka akan dilakukan pengujian ulang dengan catatan

untuk memastikan konsistensi pembacaan.

Hal –hal yang menyebabkan kegagalan pada pengujian balok prestressed

yaitu kesalahan pembacaan, hidraulic jack yang rusak , sling yang putus atau bisa

juga karena retak pada ekor burungnya. Kesalahan – kesalahan yang terjadi pada

balok prestressed lebih lengkapnya akan dijelaskan pada bab 7.

5.7. Penyuntikan Tendon Pasca Tarik (Grouting)

Untuk memberikan proteksi permanen pada baja pasca tarik dan untuk

mengembangkan lekatan antara baja prategang dan beton di sekitarnya, saluran

prategang harus diisi bahan suntikan semen yang sesuai dalam proses penyuntikan

di bawah tekanan.

Page 33: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 33

5.7.1 Material Penyuntikan

a. Semen Portland

Semen portland harus sesuai dengan salah satu dari spesifikasi ASTM C150,

Tipe I, II atau III. Semen yang digunakan untuk menyuntik harus segar dan

tidak mengandung gumpalan apapun atau indikasi hidrasi atau “pack set”

b. Air

Air yang digunakan di dalam suntikan harus air layak minum, bersih dan tidak

mengandung zat yang membahayakan semen portland atau baja struktur.

Gambar 5.46. Air

c. Bahan Tambahan

Apabila menggunakan bahan tambahan, harus bersifat mengandung kadar air

rendah, mempunyai aliran yang baik, hanya sedikit bleeding dan ekspansi serta

tidak mengandung bahan kimiawi yang membahayakan baja prategang atau

semen, seperti klorida, flourida, sulfat dan nitrat.Pada Proyek ini zat additif yang

digunakan pada proses grouting ini yaitu cibeks.

Page 34: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 34

Gambar 5.47. Zat Additif Cibeks

Spesifikasi Teknis yang digunakan pada proses grouting ini yaitu 4 sak

semen, 63 liter air dan 4 gelas zat additif cibeks. Kemudian campuran tersebut

di campur dalam sebuah mixer seperti pada gambar 5.48.

Gambar 5.48. Alat mixer pada proses grouting

5.7.2 Proses Penyuntikan

Selongsong dengan dinding beton (cored ducts) harus disemprot untuk

menjamin bahwa beton dapat dibasahi dengan baik.

Semua celah titik tinggi dan suntikan harus terbuka pada saat penyuntikan

dimulai. Suntikan harus dapat mengalir dari celah pertama setelah pipa

Page 35: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 35

masukan sampai air pembersih residual atau udara yang terperangkap telah

dikeluarkan, pada saat mana celah tersebut harus ditutup. Celah-celah

lainnya harus ditutup secara berurutan dengan cara yang sama. Proses

pemompaan pada masukan tendon tidak boleh melebihi 250 psi (1700

kPa).

Gambar 5.49. Celah pipa yang digunakan pada proses grouting

Bahan suntikan harus dipompa melalui selongsong dan secara terus

menerus ke luar di pipa buangan sampai tidak terlihat lagi ada air atau

udara yang keluar. Waktu keluar suntikan tidak boleh kurang dari waktu

pemberian bahan suntikan. Untuk menjamin bahwa tendon tetap terisi

dengan bahan suntikan, maka keluaran dan atau masukan harus ditutup.

Tutup yang dibutuhkan tidak boleh lepas atau dibuka samapi bahan

suntikan mengering.

Apabila aliran searah dari bahan suntikan tidak dapat dipertahankan, maka

suntikan harus segera dikuras dari saluran dengan air

Apabila adukan yang digunakan pada proses grouting sudah terisi penuh di

balok prestressed, campuran beton yang agak kental akan keluar dari pipa

yang berada dibawah seperti gambar 5.50.

Page 36: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 36

Pipa saluran air dan campuran

beton

Gambar 5.50. Pipa saluran air pada proses grouting

5.8. Pembongkaran bekisting pelat dan balok

Sebelum mulai pembongkaran bekisting pelat lantai, pihak kontraktor

mengajukan ijin (tertulis) pembongkaran pelat lantai maupun balok (biasanya

pelat dibongkar umur 7 hari dan balok pada umur 10 hari).

Pertama-tama adalah Pengendoran U Head pada daerah yang akan dibongkar,

tanpa membongkar schafolding penyangga . melepas terlebih dahulu klos antar

sambungan venol film, kemudian dilanjutkan dengan melepas lembaran-lembaran

venol film. Venol film yang sudah terbongkar diletakkan dijembatan kerja,

kemudian diturunkan satu persatu (tidak boleh dilempar atau dijatuhkan dari atas)

dan ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan.

Setelah venol film terbongkar baru dilanjutkan dengan pembongkaran dinding

balok (tembiring). Hasil pembongkaran dinding balok diservice dan diminyaki

demikian juga plat lantai dibersihkan lalu dilapisi minyak bekisting baru ditumpuk

pada daerah yang gampang dijangkau alat angkut. Penumpukan panel dinding dan

plat sama seperti penumpukan hasil pabrikasi. Selanjutnya adalah pembongkaran

schaffolding penyangga plat.

Page 38: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 38

Selanjutnya dilakukan Pembongkaran Bodeman Balok. Pembongkaran

dimulai dengan pengendoran jack base dan U-head sampai bodeman dengan beam

ada celah (jarak). Menggunakan alat bantu linggis, bodeman balok ditekan turun

sehingga terlepas dari beton balok. Setelah lepas, panel bodeman diturunkan satu

persatu (tidak boleh di banting/dilempar ataupun dijatuhkan dari atas) dan

ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan.Setelah panel bodeman

diturunkan, kemudian dirawat dengan cara diminyaki baru ditumpuk ditempat

yang mudah dijangkau alat angkut.

Kawel suri-suri dilepas semua sehingga suri-suri dapat diturunkan satu

persatu (tidak boleh dibanting/dilempar atau dijatuhkan langsung dari atas).

Penurunan suri-suri dilakukan dengan cara: 1 orang diatas menurunkan suri-suri,

1 orang dibawah menerima suri-suri kemudian langsung ditumpuk rapi pada

tempat yang telah disiapkan. Sama dengan penurunan suri-suri, penurunan gelagar

juga tidak boleh dibanting/dilempar. Harus ada 1 orang di atas dan 1 orang di

bawah untuk menerima dan merapikannya. Setelah semua suri-suri dan gelagar

turun semua, sebelum membongkar schafolding, pastikan bahwa sudah tidak ada

lagi material berupa kaso ataupun potongan venol film yang masih menempel atau

terjepit beton.

Bila ada hasil beton yang perlu tindakan perbaikan, jangan ditunda,

langsung harus dilakukan tindakan. Setelah dipastikan tidak ada yang tersisa pada

beton balok dan plat lantai, lanjutkan untuk membongkar susunan schafolding.

lepas silang/ cross brase dari scaffolding, penurunan tidak boleh dilempar atau

dijatuhkan langsung dari atas tetapi harus ada 1 orang yang menerima dibawah.

Semua hasil bongkaran ditumpuk dengan rapi di tempat yang sudah

disediakan. Demikian juga, kawel suri-suri, join pin, jack base dan u-head

Page 39: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 39

dimasukkan ke dalam kotaknya. Pembongkaran scaffolding dilakukan secara

hati-hati dan hasilnya ditumpuk rapi ditempat yang telah disediakan untuk siap

diangkut ke tempat berikutnya.

Setelah pembongkaran selesai dilanjutkan pembersihan areal hasil

pembongkaran dari sampah-sampah yang ditimbulkan akibat pembongkaran,

sampahnya dimasukkan ke dalam kotak sampah yang sudah disediakan,

pembongkaran dianggap selesai apabila seluruh hasil bongkaran sudah dipindah

ke tempat berikutnya serta areal bongkaran sudah bersih dari sampah bongkaran.

Pembongkaran bodeman Pembongkaran Suri-suri&Gelagar

Finish Pembongkaran schafolding

Gambar 5. 53.Ilustrasi pembongkaran bekisting balok

Page 40: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 40

5.9.Pekerjaan Shear Wall

Tidak berbeda jauh dengan pekerjaan kolom, pekerjaan shear wall meliputi

Pembesian, Pemasangan bekisting dan pengecoran. Hanya saja Permukaan shear

wall lebih luas dibandingkan dengan kolom. Shear wall berbentuk seperti dinding.

5.9.1 Pembesian Shear Wall

Pembesian shear wall dilakukan pada tempat fabrikasi yang telah

disediakan. Tempat fabrikasi ini pastinya telah direncanakan dengan matang

sehingga tulangan yang telah dirangkai nantinya dapat dijangkau oleh tower crane

untuk diangkut ke lapangan.

Proses fabrikasi shear wall meliputi pemotongan tulangan sehingga sesuai

dengan ketinggian yang direncanakan, Pengukuran jarak sengkang, pengikatan

tulangan dengan kawat benrat dan membuat perkuatan berupa bracing x agar

ketika tulangan yang sudah dirangkai telah siap untuk diangkut oleh tower crane,

bentuk pembesian shear wall tersebut tetap tidak berubah.

Gambar 5.54. Fabrikasi pembesian shear wall

Setelah diangkut oleh tower crane, nantinya pembesian shear wall akan

dirangkai di lapangan sehingga berdiri tegak seperti pada gambar 5.55.

Page 41: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 41

Gambar 5.55. Pembesian Shear wall yang sudah berdiri tegak dan lurus

5.9.2 Pemasangan bekisting shear wall

Jika pembesian shear wall sudah berdiri, maka dilakukan pemasangan

bekisting. Namun sebelum pemasangan bekisting dilakukan harus dilakukan

pengukuran verticality terlebih dahulu untuk mengukur jarak selimut beton. Pada

pekerjaan shear wall ukuran selimut beton pada proyek ini adalah 3 cm.

Untuk memisahkan tulangan dengan bekisting, shearwall juga harus

dipasang beton deking yang memiliki tinggi 3 cm sesuai dengan selimut beton

yang direncanakan.

Gambar 5.56. Pemasangan bekisting shear wall

5.9.3 Pengecoran shear wall

Jika pemasangan bekisting dan perkuatan bekisting sudah selesai dan

memenuhi syarat (lurus dan siku), pengecoran dapat dilakukan. Pada proyek ini

Page 42: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 42

pengecoran shear wall dilakukan dengan menggunakan concrete bucket yang

diangkut oleh tower crane. Produktivitas concrete bucket hanya bisa mengangkut

8 m3 adukan beton dalam satu jam sehingga pengecoran biasanya dilakukan pada

malam hari sehingga tidak mengganggu pekerjaan lain mengingat tower crane

merupakan alat pengangkut yang banyak memiliki kegunaan seperti mengangkut

tulangan yang telah difabrikasi , scaffolding dan material lainnya.

Gambar 5.57. Pengecoran shearwall

5.9.4. Pembongkaran Bekisting Shear wall

Pembongkaran bekisting shear wall dilakukan minimal 7 jam setelah

pengecoran. Untuk pembongkaran bekisting cara yang digunakan yaitu dengan

cara membuka pengunci (Tie Rod) dengan hammer 5 kg, setelah agak renggang

barulah diangkat mengggunakan tower crane.

Gambar 5.58. Pembongkaran Bekisting Shear Wall

Page 43: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 43

5.10. Pekerjaan Core Wall

Core Wall merupakan struktur dinding inti yang berfungsi sebagai

kekakuan bangunan dan biasanya berfungsi juga sebagai tempat vdudukan lift dan

tanggadarurat. Pelaksanaan pekerjaan core wall terdiri dari pekerjaan

pembesian, pekerjaan bekisting, pekerjaan pembongkaran bekisting, dan

pekerjaan perawatan beton (curing).

Perencanaan perhitungan struktur core wall sangat menentukan kualitas

struktur dari segi kekakuanya, adapun perhitungan yang diperlukan yaitu

menentukan momen inersia kolom internal dan external serta core

wall,menentukan parameter α,H, menentukan displacement, menentukan momen

lentur wall dan menentukan gaya geser wall.

5.10.1 Pembesian Core Wall

Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan

ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi

besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah

metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap pemotongan hingga

pemasangan tulangan.

Pemotongan dan pembengkokan tulangan

Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut:

Gunakanlah meja yang kuat dan rata

Siapkanlah gambar acuan (shop drawing)

Cek diameter besi

Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan

Page 44: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 44

Cek ukuan mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi

kekuatan rendah, 3d untuk besi kekuatan tinggi

Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan dengan

persetujuan engineer

Ikuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen terbaru

Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan core wall:

Pembesian kolom dirakit dengan cetakan yang telah dibuat

Sejumlah ikatan dilakukan pada besi kolom sesuai tipe ikatan, supaya

susunan pembesian tersebut kuat untuk diangkat

Setelah kolom dirakit dan kuat, maka kolom siap diangkat

Rakitan pembesian kolom yang telah dipasang harus diikat ke bekisting

supaya kuat, jarak antar ikatan kira-kira setiap 1.5 m

Pemasangan pembesian pada dinding sama dengan pemasangan pada

kolom

Besi yang horizontal diikat pada besi yang vertikal

Gambar 5.59. Pembesian Core Wall

5.10.2 Pembuatan link beam

Link beam digunakan dalam proyek ini karena proyek ini dalam satu lantai

ada lebih dari 1 core wall sehingga untuk pengaku antara core wall 1 dan core

Page 45: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 45

wall yang lain yang berada di sekitarnya. Ada beberapa tahapan dalam membuat

link beam yaitu :

1. fabrikasi besi

Mengingat kegunaannya sebagai pengaku, diameter besi pada link beam

berukuran lebih besar darin pekerjaan lainnya seperti balok, kolom, dan lain –

lain. Diameter yang digunakan pada link beam berkisar antara 25 – 32 mm.

Gambar 5.60. Fabrikasi pembesian link beam

2. pengangkutan link beam ke lapangan dengan tower crane

Link beam yang telah difabrikasi pembesiannya seperti yang terlihat pada

gambar 5.61. Diangkut oleh tower crane ke lapangan.

Gambar 5.61. Pengangkutan pembesian link beam ke lapangan

3. perakitan link beam dilapangan

Perakitan link beam dilapangan dilakukan dengan cara memasukan tulangan

ke pembesian core wall yang sebelumnya telah dirakit dengan cara

memasukan secara manual . Jika ada kesulitan dalam memasukan tulangan

link beam digunakan alat bantu berupa palu untuk mengetuk tulangan core

wall agar memberi jalur kepada tulangan link beam.Setelah tulangan link

Page 46: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 46

beam masuk ke tulangan core wall, tulangan link beam diikat menggunakan

gegep sebagai alat bantu dan kawat benrat sebagai bahan pengikatnya.

Gambar 5.62. Perakitan link beam

4. Pemasangan Block out pada link beam.

Block out dipasang sesuai dengan rencana penempatan balok dan pelat. Pada

proyek ini blockout terbuat dari sterofoam. Karena dengan memakai sterefoam

dapat lebih rapi dan mudah dalam pembongkaran.

5. Pemasangan kawat ayam sebagai penghambat campuran beton readymix agar

tidak masuk ke dalam blockout.

6. Pemasangan bekisting link beam

Bekisting yang digunakan pada link beam memakai sistem bekisting

konvensional yaitu dibuat dengan menggunakan venol film dan rangka besi.

Bekisting dikencangkan oleh tie rod dan wing nut.

7. Pengecoran link beam

Pengecoran link beam dilakukan setelah core wall telah dicor. Pengecoran link

beam bersamaan dengan pengecoran pelat lantai.

Page 47: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 47

Gambar 5.63. Link beam yang belum dicor

5.10.3 Pemasangan bekisting Core wall

Metode bekisting yang digunakan pada proyek ini dengan material utama

beton, adalah metode bekisting konvensional. Bahan yang digunakan pada

bekisting konvensional diantaranya venol film dan paku yang mudah didapat

tetapi masa pemakaiannya lebih pendek dikarenakan penyusutan yang besar. Ini

mengharuskan pembelian material berulang kali. Selain itu dalam pengerjaannya

harus dipasang dan dibongkar atau dibuat pada setiap elemen struktur yang

membutuhkan tenaga kerja yang kurang terampil. Sehingga pengerjaan dengan

metode ini memerlukan waktu dan biaya pengerjaan yang cukup besar.

Perakitan pembesian core wall dan link beam sudah dipasang, pekerjaan

selanjutnya adalah pemasangan bekisting core wall. Bekisting sudah dipasang

setelah dilakukan pengecekan pembesian, beton deking telah terpasang, pekerjaan

bekisting core wall bisa dilakukan.

Proses pemasangan bekisting pada core wall agak lebih lama dari pemasangan

bekisting seperti kolom dan shearwall karena core wall memiliki 3 sisi yaitu sisi

kanan, sisi kiri dan sisi belakang seperti pada gambar 5.64.

Page 48: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 48

Gambar 5.64. Pemasangan bekisting core wall

5.10.4. Pengecoran Core wall

Pada proyek ini, pengecoran core wall dilakukan menggunakan alat bantu

yaitu concrete bucket. Pengecoran dilakukan tentunya sudah melalui proses

pengecekan bekisting dan pembesian sebelumnya.setelah surveyor telah

mengatakan siap maka pengecoran core wall dapat dilaksanakan. Mutu beton

yang digunakan yaitu K- 600 dan K-500.

Gambar 5.65. Pengecoran core wall

Page 49: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 49

5.10.5. Pembongkarang bekisting core wall

Pembongkaran bekisting core wall dilakukan minimal 7 jam setelah

pengecoran. Untuk pembongkaran bekisting cara yang digunakan yaitu dengan

cara membuka pengunci (Tie Rod) dengan hammer 5 kg, setelah agak renggang

barulah diangkat mengggunakan tower crane.

Pembongkaran bekisting dilakukan dengan melepas bagian-bagian

bekisting satu per satu setelah beton mencapai kekuatan yang cukup. Jadi

bekisting tradisional ini pada umumnya hanya dipakai untuk satu kali pekerjaan,

namun jika material kayu masih memungkinan untuk dipakai maka dapat

digunakan kembali untuk bekisting pada elemen struktur yang lain.

Hasil akhir permukaan beton yang diperoleh dengan menggunakan

bekisting material kayu ini tidak terlalu baik, namun pemakaian bekisting ini

mempunyai tingkat fleksibilitas yang tinggi. Dikatakan tinggi, karena bekisting

tradisional ini dapat dibuat dan dipakai untuk struktur bangunan dengan bentuk

yang bervariasi. Sehingga walaupun dalam perkembangan selanjutnya terdapat

jenis material bekisting baru yang dapat digunakan dalam pembuatan bekisting,

biasanya tetap mengkombinasikan pemakaian bekisting tradisional dengan

bekisting yang modern untuk pekerjaan-pekerjaan struktur yang kecil.

5.11. Pekerjaan Tangga

Pada bangunan bertingkat yang konstruksinya dibuat dari beton bertulang,

maka konstruksi tangganya juga dibuat dari beton bertulang. Awet, tahan aus serta

tahan terhadap lentur, beton dapat diberi bentuk menurut keinginan dari

perencana.

Page 50: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 50

Konstruksi dari beton tangga harus diperhitungkan atas dasar peraturan beton

yang ada di Indonesia. OIeh karena itu dalam pelaksanaannya harus juga atas

dasar peraturan beton bertulang Indonesia.

Ada beberapa elemen yang perlu anda perhatikan sebelum anda merencanakan

membuat tangga yaitu :

● Jumlah atau berat beban yang dipikul.

● Jenis tangga berdasarkan fungsi

● Jenis material yang akan digunakan.

Beban tangga dapat dihitung dari dua hal yaitu beban mati dan beban

hidup. Beban mati yaitu berat dari material tangga dan finishingnya (beban

konstruksi). Beban hidup yaitu beban yang dihitung dari semua yang akan

melewati tangga. Adapun syarat beban yang ideal untuk tangga adalah 300 kg/m2

(meliputi beban konstruksi dan beban orang.

5.11.1 Pemasangan perancah (scaffolding)

Seperti pekerjaan pelat, untuk memulai pekerjaan tangga dibuat

penyangga yang sering kita sebut scafolding. Dalam pemasangan perancah pada

pekerjaan tangga agak sedikit berbeda dengan pekerjaan pemasangan scaffolding

pada pelat karena scaffolding pada tahap pekerjaan ini memiliki ketinggian yang

tidak sama tinggi scaffolding diatur sedemikian rupa sesuai dengan gambar

rencana.

Page 51: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 51

Gambar 5.66. Pemasangan scaffolding tangga

5.11.2 Pemasangan bekisting tangga

Setelah pemasangan scaffolding telah selesai, dilanjutkan dengan

pekerjaan pemasangan bekisting. Sistem pemasangan bekisting pada proyek ini

yaitu bekisting konvensional yang masih menggunakan kayu dan paku.

Pemasangan bekisting harus dibuat dengan teliti dan kuat, karena pencoran tangga

harus dilakukan sekaligus.

Gambar 5.67. Pekerjaan pemasangan bekisting tangga

5.11.3. Pembesian tangga

Tangga dari beton diberi tulangan dari baja yang banyak serta ukurannya

disesuaikan dengan hasil perhitungan. Pada umumnva tangga dipandang sebagai

suatu plat yang dipasang miring, dengan tebal 10.15 cm dan tulangan pokok

terdiri dari 9,10,2 mm, sedangkan tulangan bagi biasanya 6 mm. tulang-tulang

Page 52: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 52

dipasang dengan jarak 10.20 cm dan ini sangat tergantung pada perhitungannya.

Gambar kerja pekerjaan tangga dapat dilihat pada lampiran 1.4

Gambar 5.68 Pembesian tangga

5.11.4. Pembuatan sekat tangga

Dalam pembuatan sekat tangga ini disesuaikan dengan jumlah anak tangga

dan tinggi anak tangga yang direncanakan. Pada proyek ini pembuatan sekat

tangga ini dengan menggunakan balok kayu yang tinggi dan lebarnya sudah

dipotong dan disesuaikan dengan perencanaan anak tangga.

Gambar 5.69. Pembuatan sekat tangga

5.11.5. Pengecoran tangga

Jika pekerjaan bekisting sudah siap, pembesian juga sudah sesuai dengan

perencanaan serta pembuatan sekat tangga telah selesai, maka pengecoran dapat

Page 53: Metode Proyek Tower Ambasssador

Proyek Tower Ambassador 2 St.Moritz Bab V

V - 53

dilakukan. Untuk pengecoran tangga digunakan concrete bucket sebagai alat

pengecorannya.

Gambar 5.70. Hasil pengecoran tangga