Metode Penentuan Warna Biji dalam Seleksi Klon Unggul ... Puslitkoka Vol 25 No. 2... · seleksi...

5
25 | 2 | Juni 2013 >> 6 PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA Warta W Metode Penentuan Warna Biji dalam Seleksi Klon Unggul Kakao Mulia Indah Anita-Sari 1) , Agung Wahyu Susilo 1) , dan Yusianto 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Penentuan warna biji pada kakao mulia merupakan aspek penting untuk penentuan kualitas biji yang dihasilkan. Penentuan warna biji dalam kegiatan seleksi dapat dilakukan secara kualitatif, manual maupun kuantitatif dengan pendekatan spektrofotometri dan analisis chroma. Hasil seleksi kakao mulai berdasarkan tingkat kecerahan biji, daya hasil, mutu hasil dan ketahanan terhadap penyakit VSD diperoleh beberapa klon harapan antara lain PNT 16, PNT 17, PNT 33, dan PNT 37. (edel). Istilah biji gelap (dark bean) dan biji cerah (light) sering muncul dalam penentuan kelas mutu biji kakao edel. Biji gelap merupakan biji-biji yang mengandung antosianin tinggi sehingga biji tersebut berwarna ungu (gelap), sedangkan biji cerah terjadi pada biji-biji yang berwarna putih atau putih keunguan ( pale). Selanjutnya dalam penentuan kualitas mutu kakao edel ditentukan berdasarkan tingkatan warna, mulai dari putih, putih keunguan ( pale ) dan ungu. Kelompok biji ungu dapat dibedakan dengan jelas secara visual jika bercampur dengan biji-biji putih, baik saat biji masih basah maupun sudah kering. Tingginya campuran biji ungu pada kakao edel akan berakibat turunnya harga. Intensitas warna biji kakao edel sangat dipengaruhi oleh faktor genetik sehingga peman- tapan metode seleksi berdasarkan warna biji menjadi hal yang penting. Seleksi kakao mulia selama ini masih dilakukan secara visual berdasarkan klasifikasi warna, yaitu putih, putih keunguan dan ungu. Metode peng- amatan yang dilakukan dengan cara membelah biji satu per satu kemudian mengelompokkan biji-biji berdasarkan kelompok warna yang telah ditetapkan tersebut. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan seleksi ini adanya perbedaan gradasi pola warna biji yang menimbulkan kesulitan dalam pengelompokan kelas warna biji. Komponen- komponen yang menyebabkan perbedaan karakter warna biji antara lain flavonoid yang berpengaruh terhadap tingkat kandungan polifenol dan juga berpengaruh terhadap kualitas citarasa. Dengan demikian diperlukan teknik untuk menentukan kualitas warna biji kakao mulia, yang memiliki akurasi tinggi sehingga akan meningkatkan kualitas mutu produk kakao mulia di pasar. Penentuan Warna Biji Secara Visual Dalam penentuan warna biji kakao mulia, metode yang biasa digunakan adalah pengamatan secara visual berdasarkan klasifikasi warna biji, yaitu putih, putih keunguan dan ungu. Varian warna biji putih yang muncul antara lain putih cerah, putih kekuningan dan putih abu-abu. Begitu juga dengan warna biji yang masuk kategori putih keunguan (pale) juga banyak varian warna yang muncul. Biji diklasifikasikan berwarna putih keunguan (pale) jika biji berwarna putih tetapi masih tampak kandungan warna ungu baik secara merata maupun tidak merata. Dalam penentuan warna biji secara visual ini, tingkat/derajat warna biji bersifat sangat relatif. arna biji merupakan salah satu standar mutu yang menentukan tingkatan harga kakao mulia

Transcript of Metode Penentuan Warna Biji dalam Seleksi Klon Unggul ... Puslitkoka Vol 25 No. 2... · seleksi...

25 | 2 | Juni 2013

>> 6PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

W

Metode Penentuan Warna Biji dalamSeleksi Klon Unggul Kakao Mulia

Indah Anita-Sari1), Agung Wahyu Susilo1), dan Yusianto1)

1)Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

Penentuan warna biji pada kakao mulia merupakan aspek penting untukpenentuan kualitas biji yang dihasilkan. Penentuan warna biji dalam kegiatanseleksi dapat dilakukan secara kualitatif, manual maupun kuantitatif denganpendekatan spektrofotometri dan analisis chroma. Hasil seleksi kakao mulaiberdasarkan tingkat kecerahan biji, daya hasil, mutu hasil dan ketahanan terhadappenyakit VSD diperoleh beberapa klon harapan antara lain PNT 16, PNT 17,PNT 33, dan PNT 37.

(edel). Istilah biji gelap (dark bean) dan biji cerah(light) sering muncul dalam penentuan kelas mutubiji kakao edel. Biji gelap merupakan biji-biji yangmengandung antosianin tinggi sehingga biji tersebutberwarna ungu (gelap), sedangkan biji cerah terjadipada biji-biji yang berwarna putih atau putihkeunguan (pale). Selanjutnya dalam penentuankualitas mutu kakao edel ditentukan berdasarkantingkatan warna, mulai dari putih, putih keunguan(pale) dan ungu. Kelompok biji ungu dapatdibedakan dengan jelas secara visual jikabercampur dengan biji-biji putih, baik saat biji masihbasah maupun sudah kering. Tingginya campuranbiji ungu pada kakao edel akan berakibat turunnyaharga. Intensitas warna biji kakao edel sangatdipengaruhi oleh faktor genetik sehingga peman-tapan metode seleksi berdasarkan warna bijimenjadi hal yang penting.

Seleksi kakao mulia selama ini masih dilakukansecara visual berdasarkan klasifikasi warna, yaituputih, putih keunguan dan ungu. Metode peng-amatan yang dilakukan dengan cara membelah bijisatu per satu kemudian mengelompokkan biji-bijiberdasarkan kelompok warna yang telah ditetapkantersebut. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan

seleksi ini adanya perbedaan gradasi polawarna biji yang menimbulkan kesulitan dalampengelompokan kelas warna biji. Komponen-komponen yang menyebabkan perbedaan karakterwarna biji antara lain flavonoid yang berpengaruhterhadap tingkat kandungan polifenol dan jugaberpengaruh terhadap kualitas citarasa. Dengandemikian diperlukan teknik untuk menentukankualitas warna biji kakao mulia, yang memiliki akurasitinggi sehingga akan meningkatkan kualitas mutuproduk kakao mulia di pasar.

Penentuan Warna Biji SecaraVisual

Dalam penentuan warna biji kakao mulia, metodeyang biasa digunakan adalah pengamatan secaravisual berdasarkan klasifikasi warna biji, yaitu putih,putih keunguan dan ungu. Varian warna biji putih yangmuncul antara lain putih cerah, putih kekuningan danputih abu-abu. Begitu juga dengan warna biji yangmasuk kategori putih keunguan (pale) juga banyakvarian warna yang muncul. Biji diklasifikasikanberwarna putih keunguan (pale) jika biji berwarnaputih tetapi masih tampak kandungan warna ungubaik secara merata maupun tidak merata. Dalampenentuan warna biji secara visual ini, tingkat/derajatwarna biji bersifat sangat relatif.

arna biji merupakan salah satustandar mutu yang menentukantingkatan harga kakao mulia

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta7 <<

25 | 2 | Juni 2013

Metode pengamatan biji secara visual ini telahditerapkan untuk seleksi klon-klon kakao mulia diKebun Penataran PTPN XII (Anita-Sari et al., 2012).Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahuiadanya perbedaan tingkat warna biji antar sembilanklon kakao mulia seri PNT (Penataran). Ada delapanklon yang memiliki warna biji putih lebih dari 85%,dan satu klon memiliki warna biji putih kurang dari

85%. Klasfikasi warna biji secara visual bersifatkualitatif sehingga variasi yang terjadi tidak begitubesar antar klon yang diuji.Keterbatasan dalammembedakan kelompok warna dipengaruhi olehvariasi pola pewarnaan pada permukaan biji kakaomulia. Secara visual pola pewarnaan tersebut akanberpengaruh dalam penentuan dan pengelompokanwarna biji saat panen.

Pengelompokan beberapa klon harapan kakao muliaberdasarkan penilaian warna biji secara visual

Gradasi warna biji kakao mulia

Putih Pale Ungu

25 | 2 | Juni 2013

>> 8PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Penentuan Warna Biji SecaraKuantitatif

Penentuan tingkat kecerahan warna biji secarakuantitatif dapat dilakukan dengan chromametermenggunakan alat “conica minota” yang dilengkapidengan integritas langsung untuk konversi nilai L*,a*, b* masing-masing dengan kisaran nilai 0-100.Notasi L menyatakan parameter kecerahan (Light).Parameter L ini memiliki nilai 0 (hitam)-100 (putih).Notasi L menyatakan pencahayaan cahaya pantulyang menghasilkan warna akromatik putih abu-abudan hitam. Notasi a menyatakan warna kromatikcampuran merah hijau. Nilai +a (positif) berkisar0-100 untuk warna merah dan -a (negatif) dari0 - (-80) untuk warna hijau. Notasi b menyatakanwarna kromatik campuran biru kuning dengannotasi +b (positif) dari 0 - (+70) untuk warna kuningdan nilai -b (negatif) dari 0 - (-70) untuk warna biru.

Berdasarkan hasil analisis kuantitatif ,tingkat kecerahan warna biji ditunjukkan denganperbedaan nilai L*, a* dan b*. Hasil analisis chromamenunjukkan bahwa sembilan klon kakao muliamemiliki karakter warna ke arah gelap-merah-kuning. Dimensi L*, a*, dan b* menunjukkan posisikecerahan warna biji yang terbentuk. Nilai L padasembulan klon kakao mulia menunjukkan nilaipositif, berkisar antara 21,88-30,63. Kisaran nilaiini menunjukkan bahwa karakter warna biji yangterbentuk cenderung ke arah gelap. Biji gelap padapermukaan memiliki lebih banyak antosianinpada ekstrak bijinya. Nilai a* pada sembilan klonkakao mulia yang diuji memiliki nilai positif, berkisarantara 3,51-6,97. Nilai a* positif menunjukkanbahwa karakter warna biji dari sembilan kakao muliatersebut lebih cenderung ke arah merah. Tingkatkemerahan (redness) atau nilai a* tidak selalumemiliki hubungan yang erat dengan antosianin,

(Sumber: Anita-Sari et al., 2012)Analisis chroma pada 9 klon kakao mulia koleksi Kebun Penataran (PNT)

PNT 14

PNT 31PNT 18PNT 17PNT 16

DR 2DRC 16PNT 41

PNT 15

4,20 6,20 5,56 6,77 6,07 6,33 5,09 3,51 6,97

3,24 4,72 4,39 4,61 4,28 10,72 4,24 3,95 4,50

24,19 21,88 23,7 23,06 22,14 30,63 24,00 22,22 25,46

PNT 14 PNT 15 PNT 16 PNT 17 PNT 18 PNT 31 PNT 41 DRC 16 DR 2

L

a*

b*

4,20 6,20 5,56 6,77 6,07 6,33 5,09 3,51 6,97

3,24 4,72 4,39 4,61 4,28 10,72 4,24 3,95 4,50

24,19 21,88 23,7 23,06 22,14 30,63 24,00 22,22 25,46

PNT 14 PNT 15 PNT 16 PNT 17 PNT 18 PNT 31 PNT 41 DRC 16 DR 2

L

a*

b*

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta9 <<

25 | 2 | Juni 2013

terutama kecerahan (lightness) pada bagian dalampermukaan biji. Dimensi nilai b* pada sembilanklon kakao mulia juga menunjukkan nilai positifdengan kisaran 3,24-10,72. Nilai positif menunjuk-kan bahwa karakter warna biji yang terbentukcenderung mengarah pada warna kuning.

Penentuan Warna Biji KakaoMulia Secara Spektrofotometri

Analisis warna biji kakao dapat dilakukan melaluianalisis spektrofometri pada panjang gelombang530 dan 640 nanometer. Analisis digunakan untukmengukur absorbansi warna merah atau ungu. Nilaipuncak absorben biji segar tidak terbentuk atausangat rendah pada biji dari klon yang secarapotensial berwarna putih dan tidak mengandungpigmen ungu. Sedangkan biji segar kakao berwarnaungu, puncak absorbennya dapat dibaca melaluispektrofotometer. Dengan demikian tidak terdapat-nya komponen warna ungu pada biji segarmenyebabkan tidak terbentuknya puncak absorbenpada panjang gelombang 400-700 nm. Berikut hasilanalisis absorbansi melalui spektrofometri padabeberapa genotipe kakao mulia.

Genotipe-genotipe kakao mulia yang diujimemiliki puncak absorbansi pada panjang

gelombang 530 dan 640 nanometer yang berartimasing-masing memiliki unsur warna merah atauungu (antosianin). Hal tersebut dikarenakangenotipe kakao mulia yang ada di Indonesiamerupakan populasi trinitario yang merupakanketurunan dari persilangan antara Criollo denganForastero. Namun, puncak absorbansi yangterbentuk relatif rendah sehingga lebh mendekatipada titik nol atau dapat digolongkan ke dalamwarna putihtau cerah.

Hasil karakterisasi dan determinasi warna bijisecara visual berbeda dengan hasil pengujiansecara kuantitatif. Klon DRC 16 memiliki nilai atauderajat putih paling tinggi baik dilihat secaravisual maupun dengan pengujian kuantitatif. Namununtuk PNT 16 menunjukkan perbedaan nyata antarahasil pengamatan visual dan kuantitatif. Sehinggadapat dikatakan bahwa pendeteksian tingkat atauderajat warna putih dengan dua metode tersebutsangat diperlukan dalam pelaksanaan seleksi ataupemilihan bahan tanam unggul kakao mulia.

Hasi seleksi awal berdasar sifat warna biji,ketahanan tanaman terhadap VSD, dan potensi hasildiperoleh beberapa genotipe yang menunjukkan sifattoleran VSD, memiliki potensi hasil dan mutu hasil yangbaik, yaitu: PNT 16, PNT 17, PNT 33, dan PNT 37.

PNT 16PNT 17 PNT 18

PNT 30 PNT 31PNT 41

Hasil analisis spektrofotometri pada beberapa genotipe kakao mulia

25 | 2 | Juni 2013

>> 10PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

PenutupWarna biji merupakan salah satu komponen penting dalam perdagangan kakao mulia. Penentuan

tingkat warna biji baik secara visual maupun kuantitatif (chroma) diperlukan dalam kegiatan eksplorasidan seleksi untuk mendapatkan klon unggul kakao mulia yang berpotensi memiliki warna bijiyang cerah(light) sebagaimana tuntutan pasar produk biji kakao mulia. Klon-klon kakao mulia yang terseleksiselanjutnya merupakan materi genetik yang dapat dikembangkan untuk menghasilkan produk biji kakaomulia yang berkualitas tinggi.

Keragaan klon-klon harapan kakao mulia koleksi Kebun Penataran (PNT)

PNT 16 PNT 17

PNT 33 PNT 37