Metode penelitian HMKK 538

46
i ANALISA TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI UNTUK MINIMALISASI PENGGUNAAN MATERIAL HANDLING PT. WIJAYA TRIUTAMA PLYWOOD INDUSTRI UNIT GREEN CLIPPER TUGAS MATA KULIAH METODE PENELITIAN HMKK538 Untuk memenuhi persyaratan Lulus mata kuliah metode penelitian Oleh: NAMA : MUHAMMAD WIRANATA NIM : H1F113228 PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2016

Transcript of Metode penelitian HMKK 538

Page 1: Metode penelitian HMKK 538

i

ANALISA TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI UNTUK

MINIMALISASI PENGGUNAAN MATERIAL HANDLING PT. WIJAYA

TRIUTAMA PLYWOOD INDUSTRI

UNIT GREEN CLIPPER

TUGAS MATA KULIAH

METODE PENELITIAN HMKK538

Untuk memenuhi persyaratan

Lulus mata kuliah metode penelitian

Oleh:

NAMA : MUHAMMAD WIRANATA

NIM : H1F113228

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2016

Page 2: Metode penelitian HMKK 538

ii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT. Karena berkah, rahmat, hidayah dan karunia-nya yang telah

dilimpahkan kepada kita semua, sehingga penyusunan laporan Kerja Praktek ini

dapat penulis selesaikan dengan baik. Adapun judul laporan Kerja Praktek ini

adalah “Analisa Tata Letak Fasilitas Produksi Untuk Minimalisasi

Penggunaan Material Handling PT. Wijaya Triutama Plywood Industri Unit

Green Clipper”.

Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini penulis telah berusaha

semaksimal mungkin dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini sesuai

dengan kemampuan yang telah penulis dapatkan selama mengikuti perkuliahan di

Universitas Lambung Mangkurat.

Dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa

hormat dan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Dr. H. Sutarto Hadi Msc. selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Dr.Yuliansyah Firmana ST. M.Eng selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Lambung Mangkurat.

3. Ach. Kusairi S,.MT, MM. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat.

4. Agustina Hotma Uli Tumanggor ST.,MM, M.Sc selaku Dosen Pengampu

mata kuliah teknik industri yang sudah memberikan saran, dan ilmu yang

telah diberikan.

Page 3: Metode penelitian HMKK 538

iii

5. Agustina Hotma Uli Tumanggor ST.,MM, M.Sc. selaku Dosen Pengampu

mata kuliah teknik industri yang sudah memberikan saran, dan ilmu yang

telah diberikan.

6. Bapak serta Ibu yang telah memberikan dorongan yang tidak terhingga baik

moril maupun materil kepada penulis yang diberikan dengan tanpa pamrih,

dan untuk adik-adikku tercinta.

7. Teman- teman Teknik Mesin 2016, terima kasih atas dukungan serta

kerjasama yang dijalin selama ini baik dikampus maupun ditempat kerja

praktek dan teruslah berinspirasi.

Page 4: Metode penelitian HMKK 538

iv

Ucapan Terimakasih Kepada:

Rektor Universitas Lambung Mangkurat

Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc

Wakil Rektor 1 Wakil Rektor 2

Prof. Dr. Ahmad Alim Bachri, SE., M.Si Dr. Hj Aslamiah, M.Pd., Ph.D

Wakil Rektor 3 Wakil Rektor 4

Dr. Ir. Abrani Sulaiman, M.Sc Prof. Dr. Ir. H. Yudi Firmanul Arifin, M.Sc

Dekan Fakultas Teknik

Dr-Ing. Yulian Firmana Arifin, S.T., M.T

Page 5: Metode penelitian HMKK 538

v

Ketua Prodi Teknik Mesin

Ach. Kusairi S,.MT, MM

Dosen Pengampu Mata Kuliah Teknik Industri

Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Amd.hyp., S.T., M.Kes Agustina Hotma Uli Tumanggor ST.,MM, M.Sc

Terakhir penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat

yang berharga, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi kemajuan Ilmu

Teknik Mesin Industri.

Banjarbaru, 31 Desember 2016

Penulis

Page 6: Metode penelitian HMKK 538

vi

DAFTAR ISI

Halaman

COVER DAPAN.............……………………………………………. i

KATA PENGANTAR dan Ucapan Terimakasih………………..... ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………… vi

ABSTRAK.... ………………………………………………………… viii

BAB I PENDAHULUAN.………………………………………….... 1

1.1 Latar Belakang ......................…………………………………. 1

1.2 Perumusan Masalah ………..................................……………. 3

1.3 Tujuan Kerja Praktek………………………………………….. 3

1.4 Batasan Masalah………………………….......………………... 3

1.5 Manfaat Penelitian........………………………………………… 4

1.6 Sistematika penulisan...………………………………………… 4

BAB II LANDASAN TEORI........................................................... 6

2.1 PT. Wijaya Triutama Plywood Industri........................................ 6

2.2 Divinisi perancangan Tata Letak Pasilitas.................................... 8

2.3 Tujuan perancangan Tata Letak Pasilitas..................................... 9

2.4 Perinsip Dasar Tata Letak............................................................. 11

2.5 Manfaat Tata Letak...…..............……………………………….. 11

2.6 Tipe Tata Letak................…….......…………………………….. 12

2.7 Ukuran Jarak......................................….……………………….. 13

2.8 Analisa Kuanntitatif Aliran Bahan..............…………………….. 20

2.9 Pengertian Materiaal Handling..........…..……………………….. 23

2.10 Materiaal Handling........…........……………………………….. 26

2.11 TujuanMateriaal Handling........……………………………….. 28

2.10 Biaya Materiaal Handling.........……………………………….. 29

Page 7: Metode penelitian HMKK 538

vii

BAB III METODE PENELITIAN.................................................. 31

3.1 Objek Dan Lokasi Penelitian........……………….……………... 31

3.2 Alat dan Bahan........................………....……………………….. 31

3.3 Teknik Pengumpulan Data..................................……………….. 31

3.4 PenelitianDiagram Alir..........………....……………………….. 33

3.5 Tahap Pengolahan Data..........………....……………………….. 34

3.6 Pengumpulan dan Pengolahan Data…....……………………….. 36

3.7 Kesimpulan dan Saran.............………....……………………….. 36

3.8 Jadwal Penelitian.....................………....……………………….. 36

Page 8: Metode penelitian HMKK 538

viii

Abstrak

Kelancaran aliran produksi salah satunya sangat ditentukan oleh adanya tata

cara pengaturan fasilitas–fasilitas produksi, dengan tujuan untuk mengatur area

lantai kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi

produksi sehingga dapat menaikkan moral kerja dan performance dari operator.

Pada PT. Wijaya Tri Utama Plywood Industri untuk aliran bahan terlihat masih

terdapat kegiatan yang bolak-balik. Hal ini mengakibatkan proses produksi

terganggu atau terhenti. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dilakukan

penelitian untuk meningkatkan kelancaran proses produksi dengan menelaah tata

letak fasilitas.

Page 9: Metode penelitian HMKK 538

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Definisi Tata letak pabrik adalah suatu rancangan fasilitas, menganalisis,

membentuk konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa.

Rancangan ini pada umumnya digambarakan sebagai rancangan lantai,

yaitu satu susunan fasilitas fisik (perlengkapan, tanah, bangunan dan

sarana lain) untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran

barang, aliran informasi dan tata cara yang diperlukan untuk mecapai tujuan

secara ekonomis dan aman (Apple, 1990, p2)

Perancangan tata letak meliputi pengaturan tata letak fasilitas-

fasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan

mesin-mesin, bahan-bahan perlengkapan untuk operasi, dan semua peralatan

yang digunakan dalam proses operasi. Salah satu tujuan dari perancangan tata

letak fasilitas produksi adalah penggunaan ruangan yang lebih efektif.

Penggunaan ruangan akan efektif jika mesin-mesin atau fasilitas pabrik

lainnya disusun atau diatur sedemikian rupa dengan mempertimbangkan jarak

minimal antar mesin atau fasilitas produksi, dan aliran perpindahan material.

Tata letak fasilitas produksi yang baik sangat berperan dalam kegiatan proses

produksi karena berpengaruh langsung kepada kelancaran jalannya proses

produksi, dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, dapat

memberikan kenyamanan dan keleluasaan gerak kepada para pekerja.

Perusahaan Plywood merupakan suatu perusahaan skala besar yang

Page 10: Metode penelitian HMKK 538

2

bergerak di bidang industri kayu lapis yang berlokasi di kota banjarmasin,

kalimantan selatan .

Kekurangan dari tata letak pabrik yang sekarang adalah pengaturan

tata letak tiap stasiun kerja yang belum sesuai, karena belum

memperhitungkan derajat tingkat kedekatan antar stasiun kerja. Hal ini terlihat

pada stasiun pembubutan dan stasiun kerja pencetakan yang ditempatkan

berjauhan padahal langkah proses operasi tersebut berurutan. Luas area kerja

tidak standar, perbandingan luas area stasiun 4:1 dari luas mesin ( Sritomo,

1996 ) sehingga mengganggu keleluasaan gerak dan kenyamanan pekerja.

Untuk itu dibutuhkan perencanaan tata letak fasilitas yang baik untuk

memperpendek jarak antar stasiun produksi tanpa mengabaikan faktor

kenyamanan pekerja. Apabila masalah itu dapat terpenuhi maka biaya

material handling dapat diminimalisasikan. Dari hasil uraian diatas maka

penulis mengambil judul

Analisa tata letak unit green cliper dijadikan objek pada penelitian di

PT. Wijaya Triutama plywood industri karena unit ini mempunyai peran

tersendiri dalam pengolahan kayu lapis yaitu berfungsi untuk memotong dan

meratakan sisi-sisi dari material sort core kayu. Unit mesin mempengaruhi

struktur susunan pabrik karena aliran bahan dari mesin rotary dan press dryer

yang kalau tidak tersusun dengan baik maka akan memerlukan terlalu banyak

material handling yang digunakan dan membuat tata letak pabrik menjadi

tidak efisien dan boros biaya produksi. “Analisa Tata Letak Fasilitas

Produksi Untuk Minimalisasi Penggunaan Material Handling PT.

Wijaya Triutama Plywood Industri Unit Green Clipper.

Page 11: Metode penelitian HMKK 538

3

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

perumusan permasalahannya adalah “ Bagaimana merancang ulang tata letak

fasilitas produksi green clipper pada Pabrik Plywood “PT. Wijaya Tri Utama

Plywood Industry” untuk memperbaiki tata letak fasilitas produksi awal

sehingga dapat meminimalkan material handling ".

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Merancang ulang

tata letak fasilitas unit Green Cliper“PT. Wijaya Tri Utama Plywood Industry

Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan sehingga dapat meminimalkan biaya

Material Handling.

1.4 Batasan Masalah

Agar lebih fokus dalam melakukan penelitian Tugas Akhir ini, maka

dilakukan pembatasan pokok permasalahan, yaitu :

1. Perancangan tata letak hanya dilakukan di bagian fasilitas produksi.

2. Tidak ada penambahan / perubahan fasilitas - fasilitas produksi yang

sudah ada selama penelitian

3. Tidak melakukan perubahan sistem produksi maupun urutan proses

produksi dari perusahaan yang sudah ada.

4. Biaya yang akan dibahas hanya biaya operasional dari material

handling.

5. Menggunakan 1 jenis produk acuan yaitu produk yang sering

diproduksi dengan jumlah permintaan yang terbesar dalam tiap bulan.

Page 12: Metode penelitian HMKK 538

4

1.5 Manfaat Penelitian

Laporan ini memiliki maafaat bagi beberapa pihak yang terkait di

dalamnya, yaitu sebagai berikut:

a. Bagi Mahasiswa: Laporan ini bermaafaat bagi Mahasiswa mengetahui cara

merancang tata letak fasilitas produksi untuk minimalisasi matrial handling

di PT. Wijaya Tri Utama Plywood Industry Kota Banjarmasin Kalimantan

Selatan.

b. Bagi Program Studi Teknik Mesin: Hasil laporan ini dapat dijadikan

referensi tambahan bagi civitas akademik Program Studi Teknik Mesin

Universitas Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan dalam hal merancang

tata letak fasilitas produksi untuk minimalisasi matrial handling di PT.

Wijaya Tri Utama Plywood Industry Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan.

c. Bagi Perusahaan: Laporan tentang rancangan tata letak fasilitas produksi

untuk minimalisasi matrial handling di PT. Wijaya Tri Utama Plywood

Industry Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan. dapat dijadikan bahan

pertimbangan atas masukan-masukan tentang hal di atas.

1.6 Sistematika penulisan

Sistematika yang akan digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir

ini dibagi menjadi eman ( 6 ) bab, yang pada masing-masing bab telah

dirancang tujuan tertentu. Berikut penjelasan secara detail dari masing-masing

bab :

Page 13: Metode penelitian HMKK 538

5

1. Bab I. Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

2. Bab II. Landasan Teori

Bagian ini berisi uraian tentang tori-teori yang digunakan untuk

membahas hal-hal yang menunjang dalam pengolaha data yaitu

diantaranya faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan tata letak

dan jenis atau tipe tata letak yang ada.

3. Bab III. Metodologi Penelitian.

Pada Bab III dilakukan pembahasan tentang objek penelitian dan

tahapan-tahapan dalam proses penelitian, dari mulai tahapan studi

pendahuluan hingga sampai pada tahapan penarikan hasil dan

kesimpulan penelitian.

4. Bab IV. Pengumpulan dan Pengolahan Data.

Untuk Bab IV berisi tentang data-data yang diproleh selama proses

penelitian, dan dilakukan proses pengolahan data berdasarkan data

yang diperoleh.

5. Bab V. Analisis Data.

Pada bab ini berisi tentang analisa dari hasil pengolahan data yang telah

dilakukan, untik mendapatkan hasil output yang sesuai dengan metode

yang digunakan

Page 14: Metode penelitian HMKK 538

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 PT. Wijaya Triutama Plywood Industri

PT. Wijaya Triutama Plywood Industri (PT. WTUPI), yang selanjutnya

di sebut PT. WTUPI adalah merupakan perusahaan industry kayu lapis dan

pembangkit listrik tenaga uap. PT. WTUPI terletak di Jln. Trisakti komplek

UKA kelurahan Basirih kecamatan Banjarmasin barat kota Banjarmasin

Propinsi Kalimantan Selatan. Berdiri sejak 24 Januari tahun 1980 dan mulai

produksi secara komersial pertama pada bulan Agustus tahun 1982 berupa

Veneer basah (green Veneer) sejumlah 3.000 m3.

Pada tahun yang sama tepatnya tanggal 20 Juni 1982 PT. WTUPI mulai

mempublikasikan proses produksinya kepada pengusaha atau konsumen di

Banjarmasin. Pemerintah Republik Indonesia memberikan persetujuan

terhadap proses produksi komersial kepada PT. WTUPI pada tanggal 1

Agustus 1982. Dengan persetujuan tersebut perusahaan melakukan ekspor

perdana hasil produksi plywood pada bulan Agustus 1982 sebanyak 2.000

m3. Negara pertama tujuan ekspornya adalah Hongkong.

Sejalan dengan perkembangan usaha dan bahan baku log PT. WTUPI

dapat mengembangkan usahanya dengan memproduksi Plywood, Block

Board, dan Laminated Board. PT. WTUPI sampai sekarang (2015) sudah

mempunyai 9 line pengupas bahan baku. Pemasaran produk yang dihasilkan

sudah mencakup negara di Asia, Eropa dan Amerika. Negara-negara tersebut

Page 15: Metode penelitian HMKK 538

7

antara lain Jepang, Korea, RRC, Hongkong, Mexico, Jerman, Belgia, Taiwan,

Singapura, Malaysia, USA, Filipina dan Vietnam.

Untuk menjamin kualitas produk pada Konsumen PT. WTUPI juga

mempunyai beberapa sertifikat yang telah diakui dunia, antara lain:

1. JAS Ordinary Panel

2. California Air Resources Base (CARB)

Selain sertifikat tersebut, PT. WTUPI juga menjalankan sistem

manajemen mutu ISO 9002 pada tahun 1997 dan Sistem manajemen

lingkungan 14001 mulai tahun 1999.

Seiring berjalannya waktu, PT. WTUPI berkeinginan untuk tetap eksis di

industri kayu lapis yang kemudian terhambat persoalan pasokan energy listrik

dari PT. PLN yang kurang stabil. Persoalan ini mengakibatkan kualitas hasil

produksi tidak stabil pula. Sehingga pada tahun 1995 PT. WTUPI

membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap unit 1 dengan total kapasitas 15

MW yang dibangun bertahap. Bulan Agustus 1996 PLTU dengan kapasitas

1x6 MW mulai beroperasi dan pada tahun 1998 dibangun lagi dengan

kapasitas 1x6 MW. Kemudian pada tahun 2002 PLTU dengan kapasitas 1x3

MW juga didirikan. Pembangkit listrik ini terletak di Jln. Trisakti Komplek

UKA – Flamboyan Trisakti, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Pada tahun 1998 PT.WTUPI mulai bekerja sama dengan PT. Perusahaan

Listrik Negara (PT.PLN) dan group dari PT.WTUPI yaitu PT. Basirih

Industrial dan PT. Intan Wijaya International dalam memanfaatkan exess

power dari pembangkit listrik tersebut. Kerjasama jual beli ini di karenakan

kurangnya pasokan listrik di wilayah Kalimantan Selatan untuk memenuhi

Page 16: Metode penelitian HMKK 538

8

kebutuhan masyarakat dan industri. Izin usaha tetap kelistrikan untuk umum

dari Kementrian Badan Penanaman Modal Dan Pembinaan Badan Usaha

Milik Negara juga sudah didapat. Dengan Nomor izin : 371/T/industri/2000

yang dikeluarkan pada 19 Juni 2000 dan berlaku selama perusahaan masih

beroperasi.

Melihat hal itu, pada tahun 2016 PT. WTUPI membangun PLTU unit

2 dengan kapasitas 1x30 MW. Serta berencana untuk membangun unit 3

dengan kapasitas 1x30 MW. PLTU unit 2 sekarang sudah beroperasi dengan

beban minimal untuk PT. PLN adalah sebesar 27 MW yang disalurkan

melalui Gardu Induk (GI) Mantuil. Sehingga, total rata-rata yang disalurkan

ke PT. PLN dari unit 1 dan 2 adalah sebesar 30 MW.

2.2 Definisi Perancangan Tata Letak Fasilitas

Pengertian perencanaan fasilitas dapat dikemukakan sebagai proses

perancangan fasilitas, termasuk didalamnya analisis, perencanaan, desain dan

susunan fasifitas, peralatan phisik, dan manusia yang ditujukan untuk

meningkatkan efisensi produksi dan sistem pelayanan. (Purnomo, 2004).

Sedangkan (Wignjosoebroto, 1992) mengemukakan bahwa tata letak fasilitas

merupakan tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang

kelancaran proses produksi.

Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area untuk penempatan

mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan

perpindahan material, penyimpanan material baik yang bersifat temporer

maupun permanen, personel pekerja dan sebagainya. Pada umumnya tata

Page 17: Metode penelitian HMKK 538

9

letak pabrik yang terencana dengan baik ikut menentukan efisiensi dan

menjaga kelangsungan hidup atau kesuksesan kerja suatu industri.

Secara skematis perencanaan fasilitas pabrik dapat digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 2.1 Sistematika Perencanaan Fasilitas

Pabrik (Tompkins, J.A., 1996)

2.3 Tujuan Perancangan Tata Letak Fasilitas

Secara garis besar tujuan perancangan fasilitas, yaitu untuk menentukan

bagaimana aktivitas-aktivitas dan fasililtas-fasilitas produksi dapat diatur

sedemikian rupa sehingga mampu menunjang upaya pencapaian tujuan pokok

produksi secara efektif dan efisien. Selain itu terdapat tujuan perencanaan tata

letak pabrik yaitu untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan antara lain :

Page 18: Metode penelitian HMKK 538

10

1. Memudahkan proses manufaktur.

Penyusunan mesin, peralatan, dan ruang kerja yang baik menghasilkan

kemudahan proses produksi

2. Meminimumkan pemindahan barang.

Pengaruh jarak terhadap material handling akan mempengaruhi biaya yang

dikeluarkan. Selain itu pemindahan barang yang semakin dekat akan

berdampak pada pengurangan waktu produksi.

3. Menjaga fleksibilitas (keluwesan)

Ada kalanya suatu pabrik menuntut adanya perubahan tata letak

akibat adanya perubahan (penambahan/pengurangan fasilitas. Keadaan ini

menuntut adanya fleksibilitas dalam melakukan proses produksi.

4. Memelihara perputaran barang setengah jadi yang tinggi

Kelancaran aktivitas material handling mengurangi terjadinya penumpukan

barang di stasiun kerja. Waktu peredaran total yang kecil akan mengurangi

jumlah barang setengah jadi yang berakibat pula menurunnya biaya

produksi.

5. Menurunkan cost of capital

Suatu penggunaan fasilitas produksi yang tepat akan mengurangi biaya

pemakaian fasilitas yang kurang perlu serta menghindarkan adanya

duplikasi peralatan.

6. Menghemat pemakaian ruang

Ketepatan dalam hal tata letak peralatan yang digunakan akan menghemat

(efisisensi) ruangan yang dipakai

7. Memudahkan pengawasan Dengan tata letak yang baik akan memudahkan

Page 19: Metode penelitian HMKK 538

11

dalam hal pengawasan terhadap aktivitas produksi yang dilakukan.

8. Meningkatkan safety bagi produk maupun karyawan

Mesin dan peralatan yang diletakkan pada tempat yang tepat akan

mengurangi terjadinya kecelakaan kerja maupun keru

2.4 Prinsip-Prinsip Dasar dalam Perencanaan Tata Letak

Berdasarkan aspek dasar, tujuan dan keuntungan-keuntungan yang

didapat dari tata letak yang terencana dengan baik, maka dapat disimpulkan

enam tujuan dasar dalam tata letak pabrik, sebagai berikut:

1. Integrasi secara menyeluruh dari semua faktor yang mempengaruhi

proses produksi

2. Perpindahan jarak yang minimal

3. Aliran kerja yang berlangsung secara normal melalui pabrik

4. Semua areal yang ada dimanfaatkan secara efektif dan efisien

5. Kepuasan kerja dan rasa aman dari pekerja terpelihara

6. Pengaturan tata letak harus cukup fleksibel. Tujuan tersebut dapat

dinyatakan sebagai prinsip dasar dari proses perencanaan tata letak pabrik.

2.5 Manfaat Perencanaan Tata Letak Pabrik

Tata letak pabrik berhubungan erat dengan segala proses perencanaan

dan pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan dan orang-orang yang

bekerja di masing-masing stasiun kerja. Tata letak yang baik dari segala

fasilitas produksi dalam suatu pabrik adalah dasar untuk membuat operasi

kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Secara umum pengaturan semua

fasilitas produksi yang terencana akan memberikan :

Page 20: Metode penelitian HMKK 538

12

1. Minimisasi transportasi dari proses pemindahan bahan

2. Minimisasi gerakan balik yang tidak perlu

3. Minimisasi pemakaian area tanah

4. Pola aliran produksi yang terbaik

5. Keseimbangan penggunaan area tanah

6. Keseimbangan di dalam lintasan Fleksibilitas dalam menghadapi

ekspansi dimasa yang akan datang

2.6 Tipe-tipe Tata Letak

Salah satu keputusan penting yang perlu dibuat adalah keputusan

menentukan Tipe tata letak yang sesuai akan menjadikan efisiensi proses

manufakturing untuk jangka waktu yang cukup panjang. Tipe-tipe tata letak

secara umum adalah Product Layout, Process Layout dan Group Technology

Layout (Purnomo, 2004).

2.6.1 Tata Letak Berdasarkan Aliran Produksi (Product Layout)

Jika suatu pabrik secara khusus akan memproduksi satu macam

produk atau kelompok produk dalam jumlah/volume yang besar dan

waktu produksi yang lama, maka segala fasilitas–fasilitas produksi dari

pabrik tersebut haruslah diatur sedemikian rupa sehingga proses produksi

dapat berlangsung seefisien mungkin. Dengan layout berdasarkan aliran

produk, maka mesin dan fasilitas produksi lainnya akan dapat diatur

menurut prinsip “machine after machine” tidak perduli macam mesin

yang digunakan. Dengan memakai tata letak tipe aliran produk (product

Page 21: Metode penelitian HMKK 538

13

layout), maka segala fasilitas–fasilitas untuk proses produksi (baik

pabrikasi maupun perakitan) akan diletakkan berdasarkan garis aliran

(flow line) dari produk tersebut. Adapun tipe–tipe garis aliran produk

(product flow line) yang mungkin diaplikasikan yaitu :

a. Straight Line

Pola aliran berdasarkan garis lurus atau straight line umum

dipakai bilamana proses produksi berlangsung singkat, relatif

sederhana dan umum terdiri dari beberapa komponen–komponen

atau beberapa macam production equipment.

Gambar 2.2 Straight Line

Pola aliran bahan berdasarkan garis lurus ini akan memberikan :

1. Jarak yang terpendek antara dua titik.

2. Proses atau aktivitas produksi berlangsung sepanjang garis

lurus yaitu dari mesin nomor satu sampai ke mesin yang

terakhir.

3. Jarak perpindahan bahan (handling distance) secara total

akan kecil karena jarak antara masing–masing mesin

adalah sependek-pendeknya

b. Serpentine atau zig zag (S-Shaped).

Pola aliran berdasarkan garis–garis patah ini sangat baik diterapkan

Page 22: Metode penelitian HMKK 538

14

bilamana aliran proses produksi lebih panjang dibandingkan

dengan luasan area yang tersedia. Untuk itu aliran bahan akan

dibelokkan untuk menambah panjangnya garis aliran yang ada dan

secara ekonomis hal ini akan dapat mengatasi segala keterbatasan

dari area, dan ukuran dari bangunan pabrik yang ada.

Gambar 2.3 Serpentine/Zig Zag

c. U-Shaped

Pola aliran menurut U-Shaped ini akan dipakai bilamana

dikehendaki bahwa akhir dari proses produksi akan berada pada

lokasi yang sama dengan awal proses produksinya. Hal ini

akan mempermudah pemanfaatan fasilitas transportasi dan

juga sangat mempermudah pengawasan untuk keluar masuknya

material dari dan menuju pabrik. Aplikasi garis bahan relatif

panjang, maka U-Shaped ini akan tidak efisien dan untuk ini

lebih baik digunakan pola aliran bahan tipe zig zag.

Page 23: Metode penelitian HMKK 538

15

Gambar 2.4 U-Shaped

d. Circular.

Pola aliran berdasarkan bentuk lingkaran (circular) sangat baik

dipergunakan bilamana dikehendaki untuk mengembalikan

material atau produk pada titik awal aliran produksi berlangsung.

Hal ini juga baik apabila departemen penerimaan dan pengiriman

material atau produk jadi direncanakan untuk berada pada lokasi

yang sama dalam pabrik yang bersangkutan.

Gambar 2.5 Circular

e. Odd angle.

Pola aliran berdasarkan odd-angle ini tidaklah begitu dikenal

dibandingkan dengan pola–pola aliran yang lain. Pada dasarnya

Page 24: Metode penelitian HMKK 538

16

pola ini sangat umum dan baik digunakan untuk kondisi–kondisi

seperti :

1. Bilamana tujuan utamanya adalah untuk memperoleh garis

aliran yang produk diantara suatu kelompok kerja dari area

yang saling berkaitan.

2. Bilamana proses handling dilaksanakan secara mekanis.

3. Bilamana keterbatasan ruangan menyebabkan pola aliran

yang lain terpaksa tidak dapat diterapkan.

4. Bilamana dikehendaki adanya pola aliran yang tetap dari

fasilitas–fasilitas produksi yang ada.

Odd-angle ini akan memberikan lintasan yang pendek dan

terutama akan merasa kemanfaatannya untuk area yang kecil.

Gambar 2.6 Odd-Angle

2.6.2 Tata Letak Berdasarkan Fungsi/macam Proses

Tata letak ini merupakan metode penempatan mesin dan

peralatan produksi yang memiliki tipe sama ke dalam satu

departemen.

Page 25: Metode penelitian HMKK 538

17

Karakteristik tipe tata letak ini atara lain:

a. Perbandingan antara jumlah (Q) dan jenis produk (P) kecil

b. Produksi berdasarkan job order

c. Mesin produksi dan perlengkapan yang sama ditempatkan

pada satu departemen

Keuntungan dari jenis tata lerak ini adalah mampu mengerjakan

berbagai macam jenis dan model produk serta spesialisasi

kerja. Sedangkan kerugiannya berupa kesulitan menyeimbangkan

lintasan kerja dalam departemen sehingga memerlukan area

untuk work in process storage.

2.6.3 Tata Letak Berdasarkan Lokasi Material Tetap (fix position layout)

Untuk jenis layout ini material atau komponen produk utama

tetap pada lokasinya sedangkan fasilitas produksi seperti mesin,

manusia dan komponen pendukung lainnya yang bergerak menuju

lokasi komponen utama. Keuntungan dari jenis tata letak ini adalah

perpindahan material dapat dikurangi, sedangkan kelemahannya

adalah memerlukan operator dengan keterampilan yang tinggi dan

pengawasan yang ketat.

2.6.4 Tata Letak Berdasarkan Kelompok Produk (group technology

layout)

Tipe tata letak ini, komponen yang sama dikelompokkan ke

dalam satu kelompok berdasarkan kesarnaan bentuk kornponen. mesin

atau peralatan yang dipakai. Mesin-rnesin dikelompokkan dalam satu

Page 26: Metode penelitian HMKK 538

18

kelornpok dan ditempatkan dalam sebuah ‘manufacturing cell”.

Kelebihan tata letak ini adalah dengan adanya penge1ompokan

produk sesuai dengan proses pembuatannya maka akan dapat

diperoleh pendayagunaan mesin yang maksmal. Juga lintasan aliran

kerja menjadi lebih lancar dan jarak perpindahan material akan

lebih pendek. Sedangkan kekurangan dari tipe layout ini yaitu

diperlukan tenaga yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang

tinggi untuk mengoperasikan sernua faau produksl yang ada.

Kelancaran keja sangat tergantung pada kegiatan peigendalian

produksl khususnya dalam menjaga keseimbangan kerja yang

bergerak.

2.7 Ukuran Jarak

Terdapat beberapa sistem yang dipergunakan untuk melakukan

pengukuran jarak suatu lokasi terhadap lokasi lain. Ukuran yang

dipergunakan banyak tergantung dari adanya personil yang memenuhi

syarat, waktu untuk mengumpulkan data, dan tipe-tipe sistem pemindahan

material yang digunakan.

a. Jarak Euclidean

Jarak euclidean merupakan jarak yang diukur lurus antara

pusat fasilitas satu dengan pusat fasilitas lainnya. Untuk menentukan

jarak euclidean fasilitas satu dengan fasilitas lainnya

menggunakan formula sebagai berikut:

𝑑𝑖𝑗 = [(𝑥𝑖 − 𝑥𝑗)2+ (𝑦𝑖 − 𝑦𝑗)

2]12⁄

………….( 1)

Page 27: Metode penelitian HMKK 538

19

Gambar 2.7Jarak Euclidean

Dimana : 𝑥𝑖 = koordinat x pada pusat fasilitas i

𝑦𝑖 = koordinat y pada pusat fasilitas i

𝑥𝑗 = koordinat x pada pusat fasilitas j

𝑦𝑗 = koordinat y pada pusat fasilitas j

𝑑𝑖𝑗 = jarak antara pusat fasilitas i dan j

b. Jarak Rectilinear

Jarak rectilinear atau Jarak Manhattan merupakan jarak yang

diukur mengikuti jalur tegak lurus. Dalam pengukuran jarak

rectilinear digunakan formula sebagai berikut.

𝑑𝑖𝑗 = (𝑥𝑖 − 𝑥𝑗) + (𝑦𝑖 − 𝑦𝑗)……………( 2 )

Page 28: Metode penelitian HMKK 538

20

Gambar 2.8 Jarak Recitiliear

c. Adjacency

Adjacency merupakan ukuran kedekatan antara fasilitas-fasilitas

atau departemen-departemen yang terdapat dalam suatu perusahaan.

Kelemahan ukuran jarak Adjacency adalah tidak dapat memberi

perbedaan secara riil jika terdapat dua pasang fasilitas dimana

satu dengan yang lainnya tidak berdekatan.

2.8 Analisa Kuantitatif Untuk Menganalisa Aliran Bahan

Dalam melakukan analisa kuantitatif aliran bahan dapat mengunakan

beberapa metode sebagai berikut :

a. Peta Dari – Ke (From – To Chart)

Analisis kuantitatif aliran bahan akan diukur berdasarkan

kuantitas material yang dipindahkan seperti berat, volume, jumlah

unit dan satuan kuantitatif lainnya. Peta yang umum digunakan

untuk melakukan analisis kuantitatif ini adalah from to chart.

Teknik ini sangat berguna untuk kondisi-kondisi di mana banyak

items yang mengalir melalui suatu area. Angka - angka yang

terdapat dalam suatu from to chart akan menunjukkan total dari berat

Page 29: Metode penelitian HMKK 538

21

beban yang harus dipindahkan, jarak perpindahan bahan, volume

atau kombinasi-kombinasi dari faktor-faktor ini

Berikut ini adalah aplikasi from to chart untuk tiga

komponen yang diproses dengan urutan- mesin seperti pada tabel

1.1 sebangkan aliran komponen ditunjukan seperti pada gambar 2.5

Tabel 1.1 Kuantitas dan urutan produksi

Komponen kuantitas produksi/hari Urutan proses

1 25 A-B-D-E

2 15 A-C-D-B-E

3 10 A-D-E

Gambar 2.9 Aliran komponen

Pada gambar 2.6 adalah peta dari-ke yang menunjukkan

jumlah material yang di pindahkan dari A ke B adalah komponen 1

dengan kapasitas 25. Material yang dipindahkan dari D ke E adalah

komponen 1 dan 3 dengan kuantitas 25 dan 10 sehingga total yang

dipindahkan 35.

Tabel 1.2 Form to chart yang menunjukan jumlah material yang Dipindahkan

Page 30: Metode penelitian HMKK 538

22

Dari

Ke

A B C D E

A 25 15 10

B 25 15

C 15

D 15 35

E

b. Inflow dan Outflow

Inflow digunakan untuk mencari dan mengetahui koefisien

ongkos material handling yang masuk ke stasiun kerja dari stasiun

kerja yang lain sedangkan outflow digunakan untuk mencari

koefisien ongkos yang keluar dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja

yang lain. Perhitungan inflow dan outflow berdasarkan ongkos

material handling dan From To Chart sehingga dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 2.10 Inflow dan Outflow Aliran Material

Page 31: Metode penelitian HMKK 538

23

c. Tabel Skala Prioritas (TSP)

Tabel skala prioritas menggambarkan urutan prioritas antara

stasiun kerja dalam suatu layout produksi, sehingga diharapkan

ongkos material handling menjadi minimum. Perhitungan inflow

dan outflow menjadi dasar pertimbangan dalam pembuatan tabel

skala prioritas, dimana prioritas tersebut diurutkan berdasarkan

harga koefisien ongkosnya mulai dari yang terbesar sampai dengan

yang terkecil.

Tujuan pembuatan TSP antara lain adalah untuk

memperpendek jarak tempuh material handling, meminimasi

ongkos material handling dan memperbaiki tata letak produksi

menjadi lebih optimal.

2.9 Pengertian Material Handling

Salah satu masalah penting dalam produksi ditinjau dari segi

kegiatan / proses produksi adalah bergeraknya material dari satu tingkat ke

tingkat proses produksi berikutnya. Untuk memungkinkan proses produksi

dapat berjalan dibutuhkan adanya kegiatan pemindahan material yang

disebut dengan Material Handling. Terdapat banyak definisi mengenai atau

pengertian yang diberikan untuk material handling. Berikut ini ada dua

definisi secara umum, yaitu :

1. Material Handling adalah seni dan ilmu pengetahuan dari

perpindahan, penyimpanan, perlindungan, dan pengawasan

material.

a. Seni

Page 32: Metode penelitian HMKK 538

24

Material handling dapat dinyatakan sebagai seni, karena

masalah-masalah material handling tidak dapat secara

eksplisit diselesaikan semata-mata dengan formula atau model

matematika. Material handling membutuhkan sebuah

‘penilaian’ benar atau salah, dimana di perusahaan-

perusahaanbenar-benar berpengalaman di bidang material

handling akan menilainya.

b. Ilmu Pengetahuan

Material handling dapat dinyatakan sebagai ilmu

pengetahuanb karena menyangkut metode engineering.

Mendefinisikan masalah, mengumpulkan dan menganalisis

data, membuat alternatif solusi, evaluasi alternatif, memilih

dan mengimplementasikan alternatif terbaik merupakan

bagian integral dari penyelesaian masalah material handling

dan proses perancangan sistem. Analisis model matematis dan

teknik–teknik kualitatif sangat berarti sebagai bagian dari

proses ini.

c. Perpindahan

Perpindahan material membutuhkan waktu dan

memerlukan penggunaan tempat (yaitu penanganan material

digunakan pada waktu yang tepat dan tempat yang benar).

Perpindahan material memerlukan kesesuaian antara ukuran,

bentuk, berat, dan kondisi material dengan lintasannya dan

analisis frekuensi gerakan.

Page 33: Metode penelitian HMKK 538

25

d. Penyimpanan

Penyimpanan material sebagai penyangga antar

operasi, memudahkan dalam pekerjaan manusia dan mesin.

Yang perlu dipertimbangkan dalam penyimpanan material

antara lain adalah ukuran, berat, kondisi dankemampuan

tumpukan material, keperluan untuk mengambil dan

menempatkan material, kendala-kendala bangunan seperti

misalnya beban lantai, kondisi lantai, jarak antar kolom, dan

tinggi bangunan.

e. Perlindungan

Yang termasuk dalm perlindungan material antara lain

penmgawasan, pengepakan, dan pengelompokan material;

untuk melindungi kerusakan dan kehilangan material.

Perlindungan material sebaiknya menggunakan alat pengaman

yang dihubungkan dengan sistem informasi. Termasuk

perlindungan terhadap material yang salah penanganan,

salah penempatan, salah pengambilan, dan urutan proses

yang salah. Sistem material handling harus dirancang untuk

meminimasi keperluan pengawasan, dan untuk menurunkan

biaya.

f. Pengawasan

Pengawasan material terdirir dari pengawasan fisik dan

pengawasan status material. Pengawasan fisik adalah

pengawasan yang berorientasi pada susunan dan jarak

Page 34: Metode penelitian HMKK 538

26

penempatan antar material. Pengawasan status adalah

pengawasan tentang lokasi, jumlah, tujuan, kepemilikan,

keaslian, dan jadwal material. Ketelitian harus dilakukan untuk

menjamin bahwa jangan sampai terlalu banyak pengawasan

yang dilakukan pada sistem material handling. Melakukan

pengawasan yang tepat merupakan suatu tantangan, karena

pengawasan yang tepat sangat tergantung atas budaya

organisasi dan orang yang mengatur dan menjalankan fungsi

penanganan material.

g. Material

Secara luas, material dapat berbentuk bubuk, padat, cair,

dan gas. Sistem penanganan diantara bentuk material

mempunyai perlakuan yang berbeda diantara bentuk material.

2. Material Handling mempunyai arti penanganan material dalam

jumlah yang tepat dari material yang sesuai dalam waktu yang

baik pada tempat yang cocok, pada waktu yang tepat dalam

posisi yang benar, dalam urutan yang sesuai dan biaya yang

murah dengan menggunakan metode yang benar.

2.10 Aspek-aspek biaya pemindahan barang ( Material Handling )

Secara umum biaya material handling akan terbagi dalam tiga

klasifikasi :

a. Biaya yang berkaitan dengan transportasi raw material dari sumber

asalnya menuju pabrik dan pengiriman finished goods product ke

Page 35: Metode penelitian HMKK 538

27

konsumen yang membutuhkannya. Biaya transportasi di sini

merupakan fungsi yang berkaitan langsung dengan pemilihan lokasi

pabrik dengan memperhatikan tempat di mana sumber material

berada serta lokasi pada tujuannya.

b. In - Plant Receiving and Storage, yaitu biaya-biaya yang

diiperlukan untuk pemindahan material dari satu proses ke proses

berikutnya sampai ke pengiriman produk akhir.

c. Handling materials yang dilakukan oleh operator pada mesin

kerjanya serta proses perakitan yang berlangsung di atas meja

perakitan.

Dalam usaha menganalisa biaya material handling, maka

faktor- faktor berikut ini seharusnya sangat diperhatikan, yaitu :

a. Material

1. Harga pembelian dari mesin/peralatan

2. Biaya seluruh material yang digunakan

3. Maintenance cost dan repair – part inventory

4. Direct power cost (kilo watt hour, bahan bakar dan lain-lain)

5. Biaya untuk oli

6. Biaya untuk peralatan bangku (pelengkap)

7. Biaya instalasi, termasuk di sini seluruh material dan biaya

upah pekerja dan pengaturan kembali.

b. Salary dan Wages

1. Direct Labor Cost (seluruh personel yang terlibat di dalam

Page 36: Metode penelitian HMKK 538

28

pengoperasian peralatan-peralatan material handling)

2. Training Cost untuk menjalankan peralatan material handling

tersebut.

3. Indirect Labor Cost (staff dan service departemens) dan lain-

lain.

c. Financial Charge

1. Interest untuk investasi peralatan material handling

2. Biaya asuransi, depresiasi dan lain-lain.

2.11 Tujuan Material Handling

Tujuan utama dari perencanaan material handling adalah untuk

mengurangi biaya produksi. Selain itu, material handling sangat berpengaruh

terhadap operasi dan perancangan fasilitas yang diimplementasikan.

Beberapa tujuan dari sistem material handling antara lain (Meyers, 1993) :

a. Menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi

kerusakan, dan memberikan perlindungan terhadap material.

b. Meningkatkan keamanan dan mengembangkan

kondisi kerja.

c. Meningkatkan produktivitas :

1. Material akan mengalir pada garis lurus

2. Material akan berpindah dengan jarak sedekat mungkin

3. Perpindahan sejumlah material pada satu kali tertentu

4. Mekanisasi penanganan material

5. Otomasi penanganan material

Page 37: Metode penelitian HMKK 538

29

d. Meningkatkan tingkat penggunaan fasilitas

1. Meningkatkan penggunaan bangunan

2. Pengadaan peralatan serbaguna

3. Standardisasi peralatan material handling

4. Menjaga dan menempatkan seluruh peralatan sesuai

kebutuhan dan mengembangkan program pemeliharaan preventif

5. Integrasi seluruh peralatan material handling dalam suatu sistem

e. Mengurangi bobot mati

f. Sebagai pengawasan persediaan

2.12 Biaya Material Handling

Di dalam merancang tata letak pabrik, maka aktivitas pemindahan

bahan merupakan salah satu hal yang cukup penting untuk diperhatikan dan

diperhitungkan. Tujuan dari pemindahan bahan adalah sebagai berikut:

1. Manaikkan kapasitas

2. Memperbaiki kondisi kerja

3. Memperbaiki pelayanan pada pelanggan

4. Meningkatkan pemanfaatan ruang dan peralatan

5. Mengurangi ongkos

Beberapa aktivitas material handling yang perlu

diperhitungkan adalah pemindahan bahan menuju gudang bahan baku

dan keluar dari gudang jadi serta pemindahan atau pengangkutan yang

terjadi di dalam pabrik saja. Faktor - faktor yang mempengaruhi

perhitungan ongkos material handling diantaranya adalah jarak tempuh

dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain dan ongkos

Page 38: Metode penelitian HMKK 538

30

pengangkutan per meter gerakan. Pengukuran jarak tempuh tersebut

disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan. Dengan demikian,

jika jarak tempuh sudah ditentukan dan frekuensi material handling

sudah diperhitungkan maka bngkos material handling dapat diketahui,

dimana :

Total BMH = ( biaya per meter x jarak tempuh x Frekwensi )……( 3 )

Page 39: Metode penelitian HMKK 538

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek Dan Lokasi Penelitian

Objek penelitian ini adalah Rancangan pembangunan unit baru Green

Clipper PT. Wijaya Triutama Plywoo Industry. Penelitian dilakukan di perusahaan

berlokasi di Provinsi Kalimantan Selatan Banjarmasin PT. Wijaya Triutama Plywoo

Industry.

3.2. Alat dan Bahan Penelitian

Adapun alat dan bahan penunjang penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data Rancangan pembangunan unit baru Green Clipper tahun 2016.

b. Kamera Samsung GT-B5330.

c. Microsoft Excel 2016.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Setelah pengamatan awal, tahap selanjutnya adalah pengumpulan data.

Metode-metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian

ini antara lain:

a. Observasi

Pengumpulan data dari dokumen atau catatan-catatan yang ada di

perusahaan seperti sejarah, misi dan tujuan perusahaan, struktur

organisasi dan lain sebagainya.

Page 40: Metode penelitian HMKK 538

32

b. Dokumentasi

Pengumpulan data dari dokumen atau catatan-catatan yang ada di

perusahaan seperti sejarah, misi dan tujuan perusahaan, struktur

organisasi dan lain sebagainya.

c. Wawancara

Pengumpulan data diperoleh secara langsung, dengan jalan

melakukan wawancara. Tipe wawancara yaitu studi kasus, metode

yang digunakan adalah openended, dimana peneliti dapat bertanya

kepada responden kunci yang berfungsi sebagai informan tentang

fakta suatu peristiwa disamping opini mengenai peristiwa yang ada.

Pada penelitian ini wawancara dilakukan kepada kepala bagian

produksi, dan operator bagian produksi.

Page 41: Metode penelitian HMKK 538

33

Mulai

Studi Lapangan

Studi Pustaka

Latar Belakang Masalah

Tujuan Penelitian

Pengambilan Data dan Pengolahan Data

Pengukuran Performansi Tata Letak Awal

A A

Pembuatan Tata Letak Usulan

Pengukuran Performansi Tata Letak Usulan

Analisa Hasil

Kesimpulan dan Saran

3.4 Diagram Alir Penelitian

Diagram alur penyusunan Tugas akhir

Page 42: Metode penelitian HMKK 538

34

3.5 Tahap Pengolahan Data

Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai

berikut :

A. Penentuan Kapasitas Produksi

Dalam menentukan kapasitas produksi menggunakan data

produkyang sering di pesan dan diproduksi dalam jumlah yang

besar (produk acuan). Dari data produksi, akan didapat produk

yang paling sering di produksi, sehingga produk tersebut akan

menjadi acuan dalam menghitung biaya material handling.

B. Pengukuran Performansi Tata Letak Awal dan Penentuan Biaya

Material Handling Awal.

Dalam pengukuran performansi tata letak yang menjadi

parameternya adalah Biaya Material Handling. Untuk mencari biaya

total material handling adalah sebagai berikut :

1. Penentuan jarak antar fasilitas tata letak awal

Jarak antar stasiun kerja dapat diketahui dengan

melakukan menentukan pusat antara stasiun kerja. Jarak

antar stasiun kerja dihitung dalam satuan meter.

2. Analisa Kuantitatif Pada Aliran Bahan

Analisa ini menghasilkan frekwensi atau jumlah

perpindahan barang dari setiap stasiun produksi yang ada

pada layout awal.

3. Penentuan Biaya Material Handling

Penentuan biaya material handilng terdiri dari

Page 43: Metode penelitian HMKK 538

35

berbagai macam biaya yang berkaitan dengan perpindahan

barang, antara lain biaya karyawan yang melakukan

per[indahan barang, biaya perawatan alat angkut, harga beli

alat angkut, perawatan, dan nilai ekonomis.

4. Biaya Total Material Handling Tata Letak Awal

Parameter yang digunakan untuk membandingkan

tingkat efisiensi layout adalah biaya total material handling.

Biaya total material handling dapat dicari dengan rumus :

Total BMH = ( biaya per meter x jarak tempuh x

Frekwensi )

C. Pembuatan dan Pengukuran Performansi Layout Usulan

Dalam pembuatan tata letak usulan, langkah-langkah yang

dilakukan antara lain :

a) Penentuan Tipe Tata Letak

Dalam penentuan tipe tata letak yang dipilih harus memenuhi

kriteria sebagai berikut :

1. Minimisasi transportasi dari proses pemindahan bahan.

2. Minimisasi gerakan balik yang tidak perlu.

3. Minimisasi pemakaian area tanah.

4. Pola aliran produksi yang terbaik.

5. Keseimbangan penggunaan area tanah.

6. Keseimbangan di dalam lintasan.

7. Fleksibilitas dalam menghadapi ekspansi dimasa yang

akan datang.

Page 44: Metode penelitian HMKK 538

36

b) Penentuan Biaya Total Material Handling

Variable yang dipakai dalam menentukan biaya total

sama dengan layout awal, yaitu ( biaya per meter x jarak

tempuh x Frekwensi ).

3.6 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis dari hasil

pengolahan data yang terdiri dari :

1) Analisis performansi tata letak awal.

2) Analisis hasil perancangan ulang tata letak produksi atau layout

usulan

3) Perbandingan tata letak awal dengan tata letak usulan.

4) Interpretasi hasil.

3.7 Kesimpulan & Saran

Dari analisis yang sudah dilakukan maka langkah berikutnya adalah

menarik kesimpulan untuk menjawab tujuan dari penelitian serta memberikan

saran pada perusahaan demi perkembangan penelitian ini lebih lanjut.

Page 45: Metode penelitian HMKK 538

37

3.8 Jadwal Kegiatan

Rencana pelaksanaan penelitian tugas akhir ini akan dilaksanakan pada

Oktober 2016 sampai dengan bulan Desember 2016. Adapun rencana

pelaksanaan tugas akhir ini secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah.

Rencana Kegiatan Minggu ke

1 2 3 4 5 6 7 8

Pembuatan proposal

Pengajuan proposal

Mencari literatur

Pengumpulan dan Pengolahan data

Penyusunan Laporan Tugas Akhir

Laporan selesai

Page 46: Metode penelitian HMKK 538

38

Daftar Pustaka

Apple, J. M., 1990, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Institut Teknologi

Bandung.

Francis, R.L., McGinnis, Jr. L.F., White, J.A., 1992, Facility Layout and Location:

An Analytical Approach, edisi kedua, Prentice Hall, Inc., New Jersey

Hadiguna, R. A. dan Heri, S., 2008,Tata Letak Pabrik, ANDI Yogyakarta,

Yogyakarta.

Purnomo, Hari (2004). Pengantar Teknik Industri, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Tompkins, J. A. et. al. 1996. Facilities Planning. Second Edition. New York: John

Willey & Sons, Inc.

Wahyudi, ES.(2010). perancangan ulang tata letak fasilitas produksi di cv. dimas

rotan gatak sukoharjo ( thesis ). UNS, Surakarta.

Wignjosoebroto, Sritomo (1996). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan

edisi ketiga. Guna Widya, Surabaya.