metode pemberaian batuan

download metode pemberaian batuan

of 16

description

metode pemberaian batuan

Transcript of metode pemberaian batuan

Peraturan perundangan mengenai bahan peledak

Kuliah ke 2-3 Macam metode pemberaian dan karakterisasimassa batuan Perkembangan dan sejarahbahan peledak Peraturan perundangan mengenai bahan peledak

Oleh : PIFET OKTORI112130229karakteristik massa batuanDalam kegiatan pemboran dan peledakan, karakteristik massa batuan yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan fragmentasi batuan yaitu kekerasan batuan, kekuatan batuan, elastisitas batuan, abrasivitas batuan, dan kecepatan perambatan gelombang pada batuan ,serta kuat tekan dan kuat tarik batuan yang akan diledakkan.

kekerasan batuantinggi kekerasan batuan, maka akan semakin sukar batuan tersebut untuk dihancurkan, demikian juga dengan batuan yang memilki kerapatan tinggi. Elastisitas batuan adalah sifat yang dimiliki batuan untuk kembali ke bentuk atau keadaan semula setelah gaya yang diberikan kepada batuan tersebut dihilangkan. Abrasivitas batuan merupakan suatu parameter batuan yang mempengaruhi keausan (umur) dari mata bor yang digunakan untuk melakukan pemboran pada batuan tersebut.

Kecepatan perambatan gelombang pada setiap batuan berbeda. Pada batuan yang keras, kecepatan perambatan gelombang yang melalui batuan tersebut akan lebih tinggi dari kecepatan rambat gelombang pada batuan lunak. Secara teoritis semakin tinggi kecepatan rambat gelombang pada suatu batuan maka memerlukan bahan peledak yang memilik kecepatan detonasi yang tinggi pula agar dapat menghancurkan batuan tersebut.Batuan pada dasarnya lebih kuat atau tahan terhadap tekanan daripada tarikan, hal ini dicirikan oleh kuat tekan batuan yang lebih besar dibandingkan dengan kuat tariknya. Apabila bahan peledak yang digunakan menghasilkan energi untuk menekan batuan melebihi dari kuat tarik batuan tersebut maka batuan akan hancur atau lepas dari batuan induknya.MACAM MACAM METODE PEMBERAIANNo Ripping : metode ini digunakan jika kecepatan seismik < 450 m/det.Batuan sangat lunak, lapuk seluruhnya.2. Soft Ripping :Metode ini digunakan jika kecepatan seismik diantara 450-1200 m/detBatuan lunak, sangat lapuk3. Medium Ripping Metode ini digunakan jika kecepatan seismik diantara1200-1650 m/detBatuan keras, lapuk, kekar menerus4. Hard ripping Metode ini digunakan jika kecepata seismik diantara 1650-2150 m/det Batuan sangat kesar, lapuk ringan, kekar agak menerus 5. Drill and blasting Metode ini digunakan jika kecepatan seismik diantara > 2150 m/detBatuan ekstrem keras, tidak lapuk, kekar tak menerus tampa separasi.

BLASTINGBahan PeledakBatuan Metoda PeledakanMETODE PELEDAKANPERLENGKAPANPERALATANSUMBU API (CAP & FUSE)1. Plain detonator2. Sumbu api3. Igneter cord4. Igneter cord conector1. Cap crimper2. Penyulut (lighter) : korek api.3. TamperSUMBU LEDAKSumbu ledakDetonatring Relay/ Dellay connectorInitator (detonator listrik/biasa)Tergantung detonator yang dipakaiLISTRIK1. Detonator listrik2. Connecting wire1. Blasting machine/ exploder2. Blasting machine tester :-Rheostat-Blasting VOM meter3. Circuit tester :- Galvanometer- Voltmeter4. Tamper5. Leading wireNON LISTRIKDetonator non listrik (Nonel, Hercudet)2. Connector3. Sumbu ledak (untuk nonel)1. ExploderGas supply unit (untuk hercudet)Circuit tester1. metode sumbu api (cap & fuse method)metode sumbu api merupakan metode yang menggunakan sumbu api sebagai peledaknya, diman sumbu api yaitu sumbu yang berfunsi merambatkan api guna meledakkan suatu bahan peledak.2. metode sumbu ledaksumbu ledak adalah sumbu yang berintikan iniating explosive yang dimasukkan dalam suatu pembungkus plastik dan berbagai kombinasi textile, kawat halus dan plastik.3. metode listrik.peledakan dengan menggunkan arus listrik untuk menyalakan bahan peledak, arus listrik yang digunakan berupa arus searah (DC) ataupun arus bolak balik (AC)4. metode non listrikmetode peledakan ini menggunakan metode nonel, metode nonel adalah suatu metode peledakan generasi baru yang telah dikembangkan oleh netro nebel AB Swedia. metode ini pada dasarnya adalah suatu suatu sistem peledakan beruntun tanpa menggunakan listrik

Klasifikasi bahan peledak JENISREAKSICONTOHBahan peledak lemah (low explosive)Deflagrate(terbakar)black powderBahan peledak kuat (high explosive)Detonate(meledak) TNT, PETNBlasting agentDetonate(meledak)ANFO, slurry, emulsi1. Klasifikasi bahan peledak menurut Anon (1977)2. Berdasarkan KomposisinyaBahan peledak senyawa tunggal, yaitu bahan peledak yang terdiri dari satu senyawa misal, PETN (Penta Erythritol Tetra Nitrat), TNT (Tri Nitro Toluena).Bahan peledak Campuran, yaitu bahan peledak yang ter diri dari berbagai senyawa tunggal seperti: Dynamit (Booster) Black powder, ANFO (Ammonium Nitrate Fuel Oil).

DRILLSistem pemboran berdasarkan dengan tingkat keterterapannya dibagi menjadi 8 (delapan) macam yaitu :Mekanik : perkusif, rotari, rotari-perkusifTermal : pembakaran, plasma, cairan panas, pembekuanHidroulik : pancar (jet), erosi, cavitasiSonik : vibrasi frekuensi tinggiKimiawi :microblast, disolusiElektrik : elektric arc, induksi magnetisSeismik : sinar laserNuklir: fusi, fisi

Sistem Pemboran Mekanik

komponen utama dari sistem pemboran mekanik adalah : sumber energi mekanik, batang bor penerus (transmitter) energi tersebut, mata bor sebagai aplikator energi terhadap batuan, dan peniupan udara (flushing) sebagai pembersih dari serbuk pemboran (cuttings) dan memindahkannya keluar lubang bor. pemboran mekanik terbagi menjadi 3 ( tiga ), yaitu : rotari, perkusif, dan rotari-perkusif.

1. Bor Tumbuk ( Percussion Drill )Pada pemboran tumbuk (percusif), energi dari mesin bor diteruskan oleh batang bor dan mata bor untuk meremukkan batuanContoh alat bor yang menggunakan temper ini adalah hammer drill, churn drill.

2. Bor Putar-Tumbuk ( Rotary-Percussion Drill )Pada pemboran rotary-perkusif, aksi penumbukan oleh mata bor dikombinasikan dengan aksi putaran, sehingga terjadi proses peremukan dan penggerusan permukaan batuan. Top HammerMetode pemboran Top hammer adalah metode pemboran yang terdiri dari 2 kegiatan dasar yaitu putaran dan tumbukan. Kegiatan ini diperoleh dari gerakan gigi dan piston, yang kemudian ditransformasikan melalui shank adaptor dan batang bor menuju mata bor.Down the Hole Hammer (DTH Hammer)Metode pemboran ini adalah metode pemboran tumbuk-putar yang sumber dasarnya menggunakan udara bertekananContoh dari alat bor dengan menggunakan temper tumbuk putar adalah jack hammer.3. Bor Putar ( Rotary Drill ) Berdasarkan sistem penetrasinya, metode rotari terbagi menjadi 2 sysem tricone dan drag bit. Disebut tricone jika penetrasinya berupa gerusan (crushing) dan drag bit jika hasil penetrasinya berupa potongan. Sistem tricone digunakan untuk batuan sedang hingga lunak, untuk system drag bit digunakan untuk batuan lunak. Contoh alat bor dengan sistem ini adalah rotary drill.

PERATURAN PERUNDANGAN MENGENAI BAHAN PELEDAKPERATURAN KAPOLRI NO.2 THN 2008 TGL 29 APRIL TTG PENGAWASAN, PENGADILAN DAN PENGAMANAN BAHAN PELEDAK KOMERSIAL

BAB I KETENTUAN UMUMBAB II JENIS-JENIS BAHAN PELEDAK KOMERSIALBAB III BADAN USAHA BAHAN PELEDAK KOMERSIALBAB IV PERIZINANBAB V PENGAMANAN BAHAN PELEDAKBAB VI PENGAWASAN DAN PENGENDALIANBAB VII SANKSIBAB VIII PENUTUPPERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIKINDONESIANOMOR 36 TAHUN 2012TENTANGPEDOMAN DAN TATA CARA PERIZINAN, PEMBINAAN, PENGEMBANGAN,PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN INDUSTRI BAHAN PELEDAK

BAB I KETENTUAN UMUMBAB II BADAN USAHA BAHAN PELEDAK, PEDOMAN DAN TATA CARA PERIZINANBAB III PROSEDUR PENGURUSAN IZIN DAN REKOMENDASIBAB IV PEMBINAAN BADAN USAHA BAHAN PELEDAKBAB V PENGEMBANGAN KEGIATAN BADAN USAHA BAHAN PELEDAKBAB VI KOORDINASI DAN TATARAN KEWENANGANBAB VII MASA BERLAKUNYA IZIN DAN REKOMENDASIBAB VIII KETENTUAN PERALIHANBAB IX KETENTUAN PENUTUPKEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI Nomor : 555.K/26/M.PE/1995 Ditetapkan tanggal 22 Mei 1995 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERTAMBANGAN UMUMBAB I KETENTUAN UMUMBAB II BAHAN PELEDAK DAN PELEDAKANBAB III LINGKUNGAN TEMPAT KERJABAB IV SARANA TAMBANG DI PERMUKAANBAB V PEMBORANBAB VI TAMBANG PERMUKAANBAB VII KAPAL KERUKBAB VIII TAMBANG BIJIH BAWAH TANAHBAB IX TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAHBAB XI KETENTUAN PERALIHANBAB XII KETENTUAN PENUTUP