Metode Pelaksanaan Pembangunan Gedung ( D111 11 616 ) (2)

16
Metode Pelaksanaan Pembangunan Gedung Tahapan pelaksanaan proyek gedung harus disusun sedemikian rupa mulai dari pengerjaan awal hingga finishing (jika pengerjaan proyek hingga finishing). Semuanya ini disusun didalam Time Schedule. Tahapan-tahapan dan berapa lama pengerjaan proyek tersebut disusun dahulu sebelum pelaksanaan, sehingga proyek tersebut dapat berjalan sesuai rencana dan tepat waktu. 1. Pekerjaan Tiang Pancang Pertama -tama menentukan titik-titik dimana tiang pancang akan diletakkan, penentuan ini harus sesuai dengan gambar konstruksi yang telah ditentukan oleh perencana. Jika sudah fix titik mana yang akan dipancang, nah sampai saat itu, pekerjaan tiang pancang sudah bisa dilakukan. Peralatan dan Bahan yang harus disiapkan untuk pekerjaan tiang pancang antara lain Pile (tiang pancang), Alat Pancang (dapat berupa diesel hammer atau Hydrolic Hammer), ServiceCrane. Proses pengangkatan tiang pancang dari tempat tiang pancang untuk dipasangkan ke alat pancang menggunakan service crane. Dengan Service crane tiang dipasangkan ke alat pemancang dimana biasa alat pemancang sudah berada tepat diarea titik pancang . Setelah Pile Terpasang dan posisi alat sudah berada pada titik pemancangan, maka pemancangan siap dilakukan. Alat pancang yang digunakan dapat berbeda - beda jenisnya.

Transcript of Metode Pelaksanaan Pembangunan Gedung ( D111 11 616 ) (2)

Page 1: Metode Pelaksanaan Pembangunan Gedung ( D111 11 616 ) (2)

Metode Pelaksanaan Pembangunan Gedung

Tahapan pelaksanaan proyek gedung harus disusun sedemikian rupa mulai dari

pengerjaan awal hingga finishing (jika pengerjaan proyek hingga finishing). Semuanya

ini disusun didalam Time Schedule. Tahapan-tahapan dan berapa lama pengerjaan

proyek tersebut disusun dahulu sebelum pelaksanaan, sehingga proyek tersebut dapat

berjalan sesuai rencana dan tepat waktu.

1. Pekerjaan Tiang Pancang

Pertama-tama menentukan titik-titik dimana tiang pancang akan diletakkan,

penentuan ini harus sesuai dengan gambar konstruksi yang telah ditentukan oleh

perencana. Jika sudah fix titik mana yang akan dipancang, nah sampai saat itu,

pekerjaan tiang pancang sudah bisa dilakukan. Peralatan dan Bahan yang harus

disiapkan untuk pekerjaan tiang pancang antara lain Pile (tiang pancang), Alat Pancang

(dapat berupa diesel hammer atau Hydrolic Hammer), ServiceCrane. Proses

pengangkatan tiang pancang dari tempat tiang pancang untuk dipasangkan ke alat

pancang menggunakan service crane. Dengan Service crane tiang dipasangkan ke alat

pemancang dimana biasa alat pemancang sudah berada tepat diarea titik pancang.

Setelah Pile Terpasang dan posisi alat sudah berada pada titik pemancangan, maka

pemancangan siap dilakukan. Alat pancang yang digunakan dapat berbeda - beda

jenisnya.

Seperti Diesel Hammer atau Hydraulic Hammer. Beda keduanya adalah Diesel

Hammer bersifat memukul sehingga pasti terdengan suara bising dan terkadang

meminbulkan getaran, getaran ini dapat mengakibatkan bangunan disekitar menjadi

retak jika jarang antara bangunan dan daerah pemancangan terlalu dekat, sementara

itu hydraulic hammer bersifat menekan, jadi pengaruh suara dan getaran relatif kecil.

Bedanya yang lain adalah penggunaan Hydraulic hammer lebih mahal.

Pemancangan dihentikan jika sampai mencapai tanah keras, indikasi jika

pemancangan sudah mencapai tanah keras adalah palu dari hammer sudah mental

tinggi, biasanya dalam tiap alat pancang sudah ada ukurannya, jika sudah pada posisi

Page 2: Metode Pelaksanaan Pembangunan Gedung ( D111 11 616 ) (2)

seperti itu maka segera dilakukan pembacaan kalendering. Pembacaan ini dilakukan

pada alat pancang sewaktu memancang. Jika dari bacaan tinggi bacaan sudah bernilai

1 cm atau lebih kecil, maka pemancangan sudah siap dihentikan. Itu artinya tiang sudah

menencapai titik tanah keras, tanah keras itulah yang menyebabkan bacaan

kalenderingnya kecil yaitu 1 cm atau kurang. Jika diteruskan dikhawatirkan akan terjadi

kerusakan pada tiang pancang itu sendiri seperti pada topi tiang pancang atau badan

tiang pancang itu sendiri. Pembacaan 1 kalendering dilakukan dengan 10 pukulan.

2. Pekerjaan Pile Cap dan Tiem

setelah proses pemancangan selesai di lanjutkan dengan pemotongan tiang

pancang dan di lanjutkan dengan pekerjaan pile cap dan tie beam pekerjaan ini

merupakan pekerjaan awal dari struktur atas ( upper structure ) setelah pekerjaan

struktur bawah ( sub structure ) selesai dilakasanakan semua bahan yang di gunakan

untuk pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketent uan yang berlaku. Adapun

pekerjaan pile cap dan tie beam ini meliputi :

1. penggalian lokasi pile cap dan tie beam

2. penulangan pile cap dan tie beam

3. bekisting pile cap dan tie beam

4. pengecoran pile cap dan tie beam

5. pembongkaran bekisting pile dan tie beam.

Prosedur Pelaksanan Pekerjaan Pile Cap dan Tie Beam

- Penggalaian Pile Cap dan Tie Beam

Proses Penggalian dilakukan dengan Menentukan elevasi yang di inginkan

dengan menggunkan alat Teodholit, setelah galian tanah mencapai elevasi yang di

tentukan maka tiang pile cap atau tiang pancang di potong dan dilebihkan besi

stek untuk pengikatan besi structural dan di sisakan beton setinggi 7,5 cm untuk

selimut beton.

Page 3: Metode Pelaksanaan Pembangunan Gedung ( D111 11 616 ) (2)

- Penulangan Pile Cap dan Tie Beam

Penulangan adalah pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk dan

memasang besi tulangan beton sebagai kerangka struktur pada konstruksi beton

agar sesuai dengan gambar rencana. Fungsi tulangan pada beton adalah untuk

menahan gaya tekan, gaya geser dan momen torsi yang timbul akibat beban yang

bekerja pada konstruksi beton tersebut. Sesuai dengan sifat beton yang kuat

terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu perencanaan dan

pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan

gambar yang telah direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal :

a. Ukuran diameter baja tulangan.

b. Kualitas baja tulangan yang digunakan.

c. Penempatan / pemasangan baja tulangan.

Langkah-langkah pembesian pile cap :

1. Menentukan daftar lengkungan bengkok besi, dimana digunakan besi D 22

mm, dengan jarak antar tulangan 150 mm sama untuk semua pile cap tetapi

berbeda untuk jumlah tulangan dan tinggi pilecap sesuai dengan gambar

rencana.

2. Semua besi yang telah disediakan kemudian dibengkokkan sesuai dengan

daftar diatas kemudian dirakit diluar lokasi sesuai dengan gambar rencana.

Digunakan kawat bendrat sebagai lekatan antar tulangan.

Page 4: Metode Pelaksanaan Pembangunan Gedung ( D111 11 616 ) (2)

3. Tulangan pile cap yang telah jadi kemudian diangkat dan dipasang pada

lokasi pile cap yang telah ditentukan.

4. Tulangan pile cap dilekatkan dengan tulangan luar pondasi tiang pancang

yang telah dihancurkan betonnya dengan menggunakan kawat bendrat

sehingga tulangan pile cap tampak benar-benar kuat dan kokoh.

Langkah-langkah pembesian tie beam:

1. Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai dengan yang tertera

didalam gambar rencana, yaitu besi D 22 mm dengan jarak sengkang 150

mm

2. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok untuk

mempermudah pekerjaan.

3. Sengkang dipasang dengan jarak 150 mm sama untuk keseluruhan tulangan.

.

4. Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar

jaraknya tidak berubah.

5. Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus

dilakukan selang-seling dan penempatan sambungan di tempat-tempat

dengan tegangan maksimum sedapat mungkin dihindari.

Page 5: Metode Pelaksanaan Pembangunan Gedung ( D111 11 616 ) (2)

6. Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak sejajar antara tulangan

atas dengan tulangan bawah. Dipasang beton decking padatulangan sloof

tersebut yang berfungsi untuk membuat selimut pada beton sehingga tidak

ada tulangan yang tampak karena dapat menyebabkan tulangan berkarat.

Tebal beton decking yang dipasang harus disesuaikan dengan tebal selimut

beton yang direncanakan.

- Bekisting Pile Cap dan Tie Beam

Setelah pembesian pile cap dan tie beam selesai dilaksanakan maka,

tahap selanjutnya memasang bekisting untuk pile cap dengan diikuti oleh

bekisting tie beam. Bekisting dibuat dengan papan kayu bengkirai dengan rangka

kayu yang kuat.

Adapun langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan

bekisting untuk pile cap adalah sebagai berikut :

1. Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking posisi bekisting yang

akan dipasang dimana untuk tiap-tiap pile cap berlainan ukurannya

tergantung berapa titik pondasi yang menahannya.

2. Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran pile cap masing-masing, dimana

digunakan kayu multipleks.

3. Bekisting dipasang tegak lurus pada lokasi pile cap yang sudah diberi tanda

kemudian bekisting yang, sudah terpasang seluruhnya dikunci dengan

Page 6: Metode Pelaksanaan Pembangunan Gedung ( D111 11 616 ) (2)

menggunakan kayu 5 / 7 dan paku secukupnya agar kedudukan bekisting

tersebut tetap stabil, tidak mengalami goyangan pada waktu. pengecoran

dilaksanakan

Langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk

tie beam adalah sebagai berikut:

1. Mengadakan marking posisi bekisting yang akan dipasang.

2. Pemotongan papan kayu dan perakitan bagian-bagian bekisting yang akan

dibuat disesuaikan dengan ukuran tie beam tersebut.

3. Pemasangan bekisting tegak lurus pada lokasi tie beam yang telah

ditentukan kemudian dikunci dengan menggunakan kayu 5 / 7 dan paku

secukupnya sebagai penahan goyangan.

- Pengecoran Pile cap dan Tie Beam

Untuk pengecoran pile cap dan tie beam dalam proyek ini menggunakan

beton ready mix, dengan mutu beton Fc’ 35 sesuai dengan rencana. Adapun

langkah-langkah pengecoran antara pile cap dan tie beam pada umumnya sama

sehingga diringkas dijadikan satu

Langkah-langkah pengecoran pile cap dan tie beam :

1. Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang

menggenang dengan menggunakan air compressor.

Page 7: Metode Pelaksanaan Pembangunan Gedung ( D111 11 616 ) (2)

2. Membuat tanda / marking pada bekisting yang menunjukan batas

berhentinya pengecoran baik pada bekisting pile cap maupun bekisting tie

beam

3. Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan metode

pelaksanaan.

4. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap dan tie

beam maka digunakan alat vibrator untuk meratakanya serta ditekan dengan

tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat.

5. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan

pengecoran.

6. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan

beton dengan menggunakan alat pertukangan manual / plester.

- Pembongkaran Bekisting Pile Cap dan Tie Beam

Pembongkaran bekisting pada proyek ini dilakukan 2 minggu setelah

pengecoran di karenakan campuran beton di berikan Zat Adiktiv yang

mempercepat proses pencapaian kualitas beton yang diingikan, dengan syarat

pile cap dan sloof tidak menerima beban di atasnya. Alasan lain dilakukannya

pembongkaran itu agar bekisting dapat digunakan untuk bagian yang lain.

Page 8: Metode Pelaksanaan Pembangunan Gedung ( D111 11 616 ) (2)

3. Pekerjaan Kolom

Kolom adalah struktur yang merupakan penyangga atau pilar yang akan

menyaurkan beban atau gaya vertical dan lateral ke pondasi . konstruksi kekakuan

kolom akan menentukan besarnya gaya lateral yang akan di pikul oleh kolom

tersebut. Adapun besar kecilnya kolom ( dimensi kolom ) tergantung pada distribusi

pembebanan.

Adapun dimensi kolom yang di gunakan sebagai berikut :

600 X 600

900 X 1100

800 X 800

400 X 400

600 X 500

Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Kolom

- penulangan kolom, pekerjaan penulangan kolom dilakukan sebelum bekisting

kolom di lakukan adapun tahapan penulangan kolom :

1. sebelum dilaksanakan penulangan kolom terlebih dahulu di lakukan as kolom

2. dipasang tulangan pokok sesuai dengan gambar perencanaan pada tulangan

kolom lantai 1 dan 2, tulang pokok kolom di sambung dengan sisa tulangan

pokok kolom sebelumnya dengan cara sambungan lewatan yang panjang 40D

tulangan pokok

Page 9: Metode Pelaksanaan Pembangunan Gedung ( D111 11 616 ) (2)

3. ujung tulangan kolom di lebihkan dari permukaan lantai (stek kolom) hal ini di

maksud untuk penyambungan tulangan kolom pada tulangan lantai berikutnya

4. setelah tulangan terpasang dengan baik, pada bagian luar di pasang tahu

beton ( decking block ) yang merupakan campuran 1 pc : 3 ps berbentuk

lingkaran dengan tebal ± 3 cm yang di ikat dengan kawat bendrat untuk

member jarak ketebalan selimut beton

5. setelah mengeras tahu beton tersebut akan menjadi selimut beton. Kemudian

kolom yang telah dirangkai di dukung dan di tahan dengan peranca dari balok

yang di perkuat dengan scaffolding.

- Bekisting kolom, bekisting kolom di kerjakan setelah penulangan kolom

selesai, tahapan pemasangan bekisting kolom adalah sebagai berikut:

1. Sebelum pemasangan bekisting kolom, terlebih dahulu dilakukan pengukuran

untuk mentukan as kolom baik sumbu vertical maupun sumbu horizontal

2. Setelah itu di buat sepatu kolom disekeliling tulangan kolom guna penempatan

acuan kolom sepatu kolom di buat dari adukan beton.

3. Bekisting ditentukan ukurannya diangkut ketempat pemasangan. Setelah

terpasang, bekisting harus di stel agar betul-betul tegak lurus sehingga

kedudukan akhir as kolom tidak menyimpang dari hasil rencana

4. Setelah keempat sesi terpasang dengan baik, maka diberi pengaku antar sisi-

sisinya dan diberi dukungan balok kayu

Page 10: Metode Pelaksanaan Pembangunan Gedung ( D111 11 616 ) (2)

5. Bekisting yang terpasang di lengkapi dengan perkuatan dari kayu yang

dipasang sejajar, melintang dan membujur pada sisi bekisting dengan

menggunakan paku sebagai pengikatnya

6. Bekisting kolom tersebut di tahan menggunakan peranca untuk meberikan

pada kekuatan pada saat pengecoran dan pengeringan.

Pengecoran kolom, hal-hal yang perlu diperhatikan semua ruang-ruang yang

akan di isi dengan beton di bersihkan duhulu dari kotoran-kotoran seperti debu, sisa

potongan kawat, bekas potongan gergaji kayu dan lain-lain. Pekerjaan pengecoran

harus dlam keaadaan baik saat pengecoran apabila pengecoran dilakukan pada malam

hari perlu dipersiapkan penerangan yang cukup. Untuk mendapatkan beton yang padat

dan kompak maka di gunakan vibrator. Mutu beton yang digunakan pada proyek ini

menggunakan Fc’ 40 Mpa

Pembongkaran bekisting kolom,dapat dilakukan setelah beton mengeras dan

dapat memikul berat sendiri dan beban yang berada di atasnya sehingga beton yang di

cetak tidak mengalami kerusakan pada saat pembongkaran

4. Pekerjaan Balok

Balok berfungsi sebagai struktur bangunan yang meneruskan beban dari plat

lantai ke kolom. Plat berfungsi berfungsi untuk meneruskan beban ke balok. Balok dan

pelat lantai di buat secara bersamaan (monolit) karena keduanya di cor secara

bersamaan, sehingga balok dan pelat lantai menjadi struktur yang menyatu. Pada

proyek ini di gunakan balok yang mutu beton Fc’ 35. Ketebalan pelat lantai

Adapun dimensi balok yang di gunakan sebagai berikut :

Page 11: Metode Pelaksanaan Pembangunan Gedung ( D111 11 616 ) (2)

500 X 850

400 X 700

300 X 550

250 X 400

200 X 400

400 X 550

300 X 600

Tebal plat lantai yang di pakai 12 cm

Prosedur Pekerjaan Balok dan Pelat lantai

Pekerjaan balok dan plat meliputi:

- Pemasangan bekisting pada balok dan plat.

- Pemasangan penulangan balok dan plat meliputi pemasangan

tulangan utama pada balok dan pemasangan tulangan pada plat

- Pemeriksaan bekisting balok dan plat di kerjakan setelah penulangan

balok dan plat selesai, tahapan pemasangan bekisting balok dan plat

adalah sebagai berikut:

1 Ukuran bekisting ( lebar dan tinggi )

2 Pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting

3 Pemeriksaan sambungan pada bekisting

- Pengecekan elevasi bekisting pada balok dan plat

- Pembersihan balok dan plat dengan menggunakan air compressor

Page 12: Metode Pelaksanaan Pembangunan Gedung ( D111 11 616 ) (2)

- Pengecoran balok dan plat dengan menggunakan mutu beton fc’ 35

dengan slumb ± 16,

Untuk plat parkiran pada proyek ini, setelah pengecoran dilakukan proses

penghalusan plat dengan menggunakan semen trowil