METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

download METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

of 34

description

metode

Transcript of METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    1/34

    METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    Nama Pekerjaan : Pembangunan MTsN 2 Banda Aceh

    Lokasi : MTsN 2 Banda Aceh

    Tahun Anggaran : 2013

    RUANG LINGKUP PEKERJAAN

    Ada pun yang menjadi ruang lingkup pekerjaan Pembangunan MTsN 2 Banda

    Aceh Provinsi Aceh adalah sebagai berikut :

    A. Pekerjaan Persiapan

    B. Pekerjaan Lantai I

    I. Pekerjaan Tanah dan Pondasi

    II. Pekerjaan Beton Bertulang

    III. Pekerjaan Pasangan dan Plasteran

    IV. Pekerjaan Lantai

    V. Pekerjaan Atap dan Plafond

    VI. Pekerjaan pintu, Jendela dan Kunci

    VII. Pekerjaan Pengecetan

    VIII. Pekerjaan Instalasi Listrik

    C. Pekerjaan lantai II

    I. Pekerjaan Beton Bertulang

    II. Pekerjaan Pasangan dan Plasteran

    III. Pekerjaan Lantai

    IV. Pekerjaan Atap dan Plafond

    V. Pekerjaan Pintu, Jendela dan Kunci

    VI. Pekerjaan Pengecetan

    VII. Pekerjaan Instalasi Listrik

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    2/34

    D. Pekerjaan Lain-Lain

    A. Pekerjaan Persiapan

    1. Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan palaksanaan harus

    telah disiapkan di lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan.

    2. Pembersihan lokasi yang menjadi dudukan bangunan dengan membuang

    lapisan top soil sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan

    3. Pemasangan bouwplank yang menandakan tempat bangunan, dan juga

    menjadi acuan as bangunan pada waktu pelaksanaan

    4. Pemasangan papan nama proyek dengan mencantumkan nama pekerjaan,

    lokasi, sumber dana, tahun anggaran, konsultan perencana, konsultan

    pengawas serta kontraktor pelaksana

    5. Jadwal terinci, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja,serta

    kelengkapan administrasi lapangan harus disiapkan sebelum memulai

    pekerjaan.

    6. Demi kelancaran kegiatan sebelumnya kontraktor harus memperhatikan

    penempatan bahan / material dan lalu lintas.

    B. Pekerjaan Lantai I

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    3/34

    I. Pekerjaan Tanah dan Pondasi

    a. Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta

    harus mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.

    b. Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5 :1 untuk

    jenis tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat

    dengan perbandingan 1 : 10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah

    tempat meletakkan pondasi.

    c. dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah

    keras dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2

    d. bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5

    kg/cm2, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah

    yang cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2.

    e. Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran

    pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya

    f. Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan

    penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.

    g. Seluruh pekerjaan tanah dan pondasi ini harus sesuai dengan volume

    pekerjaan, gambar kerja dan RKS

    II.Pekerjaan Beton Bertulang

    a. Semen.

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    4/34

    Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun 1972 dan

    memenuhi S - 400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh

    Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).

    Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak

    semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.

    Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang

    lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus

    ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang

    masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen

    dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

    b. Pasir Beton

    Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari

    bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir

    serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI T-

    15.1919.03.

    c. Kerikil

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    5/34

    Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai

    gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03.

    Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material

    tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi

    material yang tepat.

    d. Air

    Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali,

    garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton

    atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat

    diminum

    e. Besi Beton

    Besi beton yang digunakan adalah sesuai dengan gambar bestek dengan mutu

    baja polos BJTP 24 dengan tegangan leleh fy = 240 Mpa. Daya lekat baja

    tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan

    lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak

    boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Besi beton

    digunakan pada pondasi tapak, sloof, kolom, ring balok, dan ditempat yang

    menggunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana. Membengkok

    dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin.

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    6/34

    Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta

    persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas terlebih dahulu.

    1.1 Komposisi/Campuran Beton/Mutu Beton

    a. Komposisi/Campuran beton yang digunakan adalah sesuai sepsifikasi yaitu :

    beton mutu K-225 dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr, atau sesuai dengan

    gambar kerja. Mutu beton yang digunakan adalah berdasarkan pada Mix Design

    dari laboratorium yang disepakati antara Kontraktor dan Pengendali Kegiatan,

    Kecuali ditentukan lain, maka sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-

    15.1919.03.. Untuk lantai kerja menggunakan beton mutu K-100.

    b. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi/Konsultan

    Pengawas apabila ada perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan

    gambar arsitektur.

    c. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran

    harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas,

    yaitu:

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    7/34

    Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.

    Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton

    yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan

    beton harus memenuhi SK SNI T-15.1919.03

    1.2 Cetakan dan Acuan Beton

    Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga

    hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai

    dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.

    Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan- ketentuan didalam

    SK SNI T-15.1919.03.

    1.3 Pengecoran

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    8/34

    a. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulisDireksi/Konsultan Pengawas. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang

    berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai

    ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang

    tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada

    saat beton dicor.

    b. Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya

    harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Untuk melanjutkan bagian

    pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus

    dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang memperlambat

    proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh

    dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.

    1.4 Perawatan Beton

    a. Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk

    paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara

    sebagai berikut:

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    9/34

    Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup

    beton.

    Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan

    tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan

    beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali

    sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi/Konsultan Pengawas. Untuk

    selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.

    b. Semua beton yang dimintakan untuk pekerjaan dalam spesifikasi ini sudah

    tercakup dalam harga yang ditawarkan dalam Daftar Volume Pekerjaan, harga

    satuan yang ditawarkan untuk pekerjaan ini mencakup biaya-biaya bekisting, air,

    pasir, kerikil, semen, pemeliharaan, pengujian beton, serta semua pekerjaan-

    pekerjaan lainnya sesuai dengan persyaratan dan keperluan yang termaksud

    diatas.

    III. Pekerjaan Pasangan dan Plasteran

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    10/34

    Pekerjaan dinding mempunyai 2 (dua) macam campuran, yaitu : capuran 1 Pc : 2

    Ps dan campuran 1 Pc : 4 Ps

    a. Pasangan batu bata dinding keliling bangunan dipasang batu, dinding

    dimulai dari permukaan sloof hingga peil 20 cm diatas permukaan lantai

    dipasang bata ttrasram bata dengan campuran 1 semen banding 2 pasir.

    Untuk dinding kamar mandi/toilet dipasang batu bata transram 1 Pc : 2 Ps

    setinggi 1,5 meter dari permukaan lantai. Sedangkan dinding lainnya dipasang

    pasangan bata bata 1Pc : 4Ps dengan campuran 1 semen banding 4 pasir

    sesuai dengan gambar bestek.

    b. Semua pasangan batu bata sebelum dikerjakan terlebih dahulu direndam

    dalam air hingga jenuh.

    c. Seluruh bata yang digunakan bermutu baik, bentuk seragam, siku dengan

    tekstur yang sama, warna merah tua, tanpa retak, tahan terhadap air dan tidak

    rapuh.

    d. Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu

    yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan

    kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan

    yang telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh

    dicampur lagi dengan adukan yang baru.

    e. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai

    gambar, dengan syarat :

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    11/34

    Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus

    dilakukan dengan benang.

    Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak

    boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.

    f. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbedasetengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah

    pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.

    g. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga

    menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada

    tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang

    ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.

    h. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus

    dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester ). Pahatan

    tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plasteran yang

    dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plasteran

    seluruh bidang tembok.

    i. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat

    harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    12/34

    sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi

    perawatan dengan cara membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7

    hari setelah pemasangannya.

    Pekerjaan plesteran mempunyai 2 (dua) macam campuran, yaitu : capuran 1 Pc

    : 2 Ps dan campuran 1 Pc : 4 Ps

    a. Plesteran 1 Pc : 2 Ps dengan campuran 1 semen Banding 2 Pasir dilakukan

    pada pasangan bata 1 Pc : 2 Ps, sedangkan Plesteran 1 Pc : 4 Ps dengan

    campuran 1 semen Banding 4 Pasir dilakukan pada pasangan bata 1 Pc : 4 Ps

    b. Pekerjaan plesteran yang lainnya dilakukan pada permukaan beton, kolom,

    sloof, dan ring balk atau sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi/Konsultan

    Pengawas.

    c. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, pada bidang-bidang dinding yang akan

    diplester harus disiram, dibasahi dengan air bersih, bebas dari kotoran dan lain-

    lain atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas, permukaan

    plesteran harus rapid an rata.

    d. Pekerjaan plesteran dilakukan pasir yang halus dengan permukaan yang rapi

    dan tidak bergelombang.

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    13/34

    IV. Pekerjaan Lantai

    1. Pada saat membeli keramik dari toko material sebelumnya dipisahkan dahulu

    keramik yang sewarna, meskipun dengan type keramik yang sama, jika waktu

    pembakarannya berbeda akan meyebabkan perbedaan warna hal ini akan

    menggurangi keindahan pasangan keramik.

    2. Keramik mempuyai ukuran kualitas yang biasa disimbolkan dengan KW 1, KW

    2, KW 3. KW 1 adalah keramik dengan kualitas terbaik disusul dengan KW 2 dan

    KW 3.

    3. Untuk jenis keramik tertentu biasanya direndam sampai basah jenuh,

    sehingga dalam proses pemasangan nantinya tidak meyerap air semen.

    4. Meyelesaikan pekerjaan pipa yang akan ditanam didalam keramik, agar

    nantinya tidak terjdi bongkar pasang.

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    14/34

    5. Menggukur ruagan yang akan dipasang keramik.

    6. Membuat gambar kerja pasangan keramik bedasarkan hasil pengukuran

    sehingga dapat ditentukan pemotongan lebar rencana las-lasan pada pinggir

    ruangan.

    7. Membuat garis bantu kedataran dan ketegakan dengan benang ukur.

    8. Membuat kepalaan keramik bedasarkan ukuran gambar kerja yang sudah

    dibuat.

    9. Memasang keramik.

    10. Memasang nuk keramik.

    V. Pekerjaan Atap dan Plafond

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    15/34

    Untuk pekerjaan atap pada lantai I ini kontraktor harus membaca gambar kerja

    dan spesifikasi yang diinginkan sebagaimana yang tertuang dalam RKS dan

    RAB. Adapun yang menjadi pekerjaan pokok pada pekerjaan atap dan plafond di

    lantai I adalah sebagai berikut :

    Rangka kuda-kuda kayu kanopy

    Gording kayu kanopy

    Lisplank kayu 2/20 cm canopy

    Penutup atap seng genteng metal 0,30

    VI. Pekerjaan Pintu, Jendela dan kunci

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    16/34

    Kayu kusen yang digunakan adalah dari kayu klas kuat I dengan ukuran sesuai

    dengan gambar bestek. Daun pintu dan daun jendela digunakan kayu klas kuat I

    sesuai dengan gambar bestek/gambar kerja.

    VII. Pekerjaan Pengecetan

    Pekerjaan pengecatan digunakan untuk pengecatan dinding tembok dan plafond

    Plywood serta pengecatan bidang kayu. Pengecatan meliputi seluruh permukaan

    dinding sebelah dalam dan sebelah luar tembok. Cat yang digunakan adalah cat

    tembok jadi, berkualitas baik sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

    Sebelum pengecatan dimulai, permukaan dinding yang akan dicat harus

    dibersihkan, sisa-sisa tonjolan spesi bekas pemasangan bata harus diratakan,

    lubang-lubang yang ada harus ditutup dan diplamir pada bagian tertentu di

    amplas sehingga permukaan dinding yang akan dicat benar-benar rata. Warna

    cat yang diinginkan adalah sesuai dengan petunjuk RKS atau petunjuk

    Direksi/Konsultan Pengawas. Semua permukaan pengecatan harus rata dan

    semua ketebalan yang sama dengan 3 kali pengulangan pengecatan. Semua

    permukaan baik beton dan kayu sebelum dicat didempul atau digosok dengan

    kertas amplas. Pencampuran kekentalan cat, baik cat tembok maupun cat kilat

    kayu disesuaikan dengan arahan pabrik atau petunjuk direksi/konsultan

    pengawas. Sebelum dilakukan pelaksanaan pekerjaan, kontraktor akan

    menunjukan contoh warna dan merk yang akan digunakan dan dimintai

    persetujuan direksi/konsultan pengawas.

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    17/34

    VIII. Pekerjaan Instalasi Listrik

    Pekerjaan ini dilakukan terutama memasang pipa-pipa kabel listrik yang ditanam

    didalam beton, kabel yang dipakai adal NYa 3 x 2.5 mm, dilakukan pemasangan

    pitting, baik sakelar, stop kontak, dan titik api, serta instalasi jaringan baik

    didalam pipa maupun di atas plafon. Pemasangan jaringan listrik mengikuti

    petunjuk pemasangan dari PLN.

    C. Pekerjaan Lantai II

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    18/34

    I. Pekerjaan Beton Bertulang

    a. Semen.

    Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun 1972 dan

    memenuhi S - 400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh

    Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).

    Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak

    semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.

    Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang

    lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus

    ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang

    masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen

    dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    19/34

    b. Pasir Beton

    Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari

    bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir

    serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI T-

    15.1919.03.

    c. Kerikil

    Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai

    gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03.

    Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material

    tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisimaterial yang tepat.

    d. Air

    Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali,garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton

    atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat

    diminum

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    20/34

    e. Besi Beton

    Besi beton yang digunakan adalah sesuai dengan gambar bestek dengan mutubaja polos BJTP 24 dengan tegangan leleh fy = 240 Mpa. Daya lekat baja

    tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan

    lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak

    boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Besi beton

    digunakan pada pondasi tapak, sloof, kolom, ring balok, dan ditempat yang

    menggunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana. Membengkok

    dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin.

    Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta

    persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas terlebih dahulu.

    1.1Komposisi/Campuran Beton/Mutu Beton

    a. Komposisi/Campuran beton yang digunakan adalah sesuai sepsifikasi yaitu :

    beton mutu K-225 dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr, atau sesuai dengan

    gambar kerja. Mutu beton yang digunakan adalah berdasarkan pada Mix Design

    dari laboratorium yang disepakati antara Kontraktor dan Pengendali Kegiatan,

    Kecuali ditentukan lain, maka sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-

    15.1919.03.

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    21/34

    b. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi/Konsultan

    Pengawas apabila ada perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan

    gambar arsitektur.

    c. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran

    harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas,

    yaitu:

    Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.

    Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton

    yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan

    beton harus memenuhi SK SNI T-15.1919.03

    1.2Cetakan dan Acuan Beton

    Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga

    hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    22/34

    dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.

    Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan- ketentuan didalam

    SK SNI T-15.1919.03.

    1.3Pengecoran

    a. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis

    Direksi/Konsultan Pengawas. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang

    berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai

    ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang

    tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada

    saat beton dicor.

    b. Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya

    harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Untuk melanjutkan bagian

    pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus

    dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang memperlambat

    proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh

    dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    23/34

    1.4Perawatan Beton

    a. Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk

    paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara

    sebagai berikut:

    Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup

    beton.

    Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan

    tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan

    beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali

    sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi/Konsultan Pengawas. Untuk

    selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.

    b. Semua beton yang dimintakan untuk pekerjaan dalam spesifikasi ini sudah

    tercakup dalam harga yang ditawarkan dalam Daftar Volume Pekerjaan, harga

    satuan yang ditawarkan untuk pekerjaan ini mencakup biaya-biaya bekisting, air,

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    24/34

    pasir, kerikil, semen, pemeliharaan, pengujian beton, serta semua pekerjaan-

    pekerjaan lainnya sesuai dengan persyaratan dan keperluan yang termaksud

    diatas.

    II. Pekerjaan Beton Bertulang

    Pekerjaan dinding mempunyai 2 (dua) macam campuran, yaitu : capuran 1 Pc : 2

    Ps dan campuran 1 Pc : 4 Ps

    a. Pasangan batu bata dinding keliling bangunan dipasang batu, dinding

    dimulai dari permukaan sloof hingga peil 20 cm diatas permukaan lantai

    dipasang bata ttrasram bata dengan campuran 1 semen banding 2 pasir.

    Untuk dinding kamar mandi/toilet dipasang batu bata transram 1 Pc : 2 Ps

    setinggi 1,5 meter dari permukaan lantai. Sedangkan dinding lainnya dipasang

    pasangan bata bata 1Pc : 4Ps dengan campuran 1 semen banding 4 pasir

    sesuai dengan gambar bestek.

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    25/34

    b. Semua pasangan batu bata sebelum dikerjakan terlebih dahulu direndam

    dalam air hingga jenuh.

    c. Seluruh bata yang digunakan bermutu baik, bentuk seragam, siku dengan

    tekstur yang sama, warna merah tua, tanpa retak, tahan terhadap air dan tidak

    rapuh.

    d. Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu

    yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan

    kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan

    yang telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh

    dicampur lagi dengan adukan yang baru.

    e. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai

    gambar, dengan syarat :

    Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus

    dilakukan dengan benang.

    Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak

    boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    26/34

    f. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda

    setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah

    pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.

    g. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga

    menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada

    tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang

    ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.

    h. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus

    dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester ). Pahatan

    tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plasteran yang

    dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plasteran

    seluruh bidang tembok.

    i. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat

    harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan

    sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi

    perawatan dengan cara membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7

    hari setelah pemasangannya.

    Pekerjaan plesteran mempunyai 2 (dua) macam campuran, yaitu : capuran 1 Pc

    : 2 Ps dan campuran 1 Pc : 4 Ps

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    27/34

    a. Plesteran 1 Pc : 2 Ps dengan campuran 1 semen Banding 2 Pasir dilakukan

    pada pasangan bata 1 Pc : 2 Ps, sedangkan Plesteran 1 Pc : 4 Ps dengan

    campuran 1 semen Banding 4 Pasir dilakukan pada pasangan bata 1 Pc : 4 Ps

    b. Pekerjaan plesteran yang lainnya dilakukan pada permukaan beton, kolom,

    sloof, dan ring balk atau sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi/Konsultan

    Pengawas.

    c. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, pada bidang-bidang dinding yang akan

    diplester harus disiram, dibasahi dengan air bersih, bebas dari kotoran dan lain-

    lain atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas, permukaan

    plesteran harus rapid an rata.

    d. Pekerjaan plesteran dilakukan pasir yang halus dengan permukaan yang rapi

    dan tidak bergelombang.

    III. Pekerjaan Lantai

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    28/34

    1. Pada saat membeli keramik dari toko material sebelumnya dipisahkan dahulu

    keramik yang sewarna, meskipun dengan type keramik yang sama, jika waktu

    pembakarannya berbeda akan meyebabkan perbedaan warna hal ini akan

    menggurangi keindahan pasangan keramik.

    2. Keramik mempuyai ukuran kualitas yang biasa disimbolkan dengan KW 1, KW

    2, KW 3. KW 1 adalah keramik dengan kualitas terbaik disusul dengan KW 2 dan

    KW 3.

    3. Untuk jenis keramik tertentu biasanya direndam sampai basah jenuh,

    sehingga dalam proses pemasangan nantinya tidak meyerap air semen.

    4. Meyelesaikan pekerjaan pipa yang akan ditanam didalam keramik, agar

    nantinya tidak terjdi bongkar pasang.

    5. Menggukur ruagan yang akan dipasang keramik.

    6. Membuat gambar kerja pasangan keramik bedasarkan hasil pengukuran

    sehingga dapat ditentukan pemotongan lebar rencana las-lasan pada pinggir

    ruangan.

    7. Membuat garis bantu kedataran dan ketegakan dengan benang ukur.

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    29/34

    8. Membuat kepalaan keramik bedasarkan ukuran gambar kerja yang sudah

    dibuat.

    9. Memasang keramik.

    10. Memasang nuk keramik.

    IV. Pekerjaan Atap dan Plafond

    Metode Pemasangan Atap adalah sebagai berikut :

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    30/34

    1. Rangka kuda-kuda di pasang sesuai dengan gambar.

    2. Pemasangan antara reng dengan rangka kuda-kuda disesuaikan denganbahan penutup atap yang di pakai. Pemasangan reng biasanya bedasarkan

    tarikan benang diagonal, virtikan dan horizontal untuk mendapatkan bidang atap

    yang rata.

    3. Pemasagan lispank lurus, rata tidak bergelombang dan benar-benar horizontal

    sesuai dengan gambar.

    4. Pemasagan seng genteng harus dari kanan bawah.

    Metode Pemasangan Plafond adalah sebagai berikut:

    1. Tentukan Marking Elevasi Plafon dan buat garis sipatan serta titik-titik paku

    kait.

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    31/34

    2. Pasang Paku Kait

    3. Pasang Penggantung Rangka Plafon ( Hanger dan Clip Adjuster) dengan

    posisi tegak lurus.

    4. Pasang Rangka Tepi Plafon ( list profil) sebagai list tepi pada garis sipatan

    5. Tentukan jarak penempatan Kait Penggantung.

    6. Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian

    rangka plafon.

    7. Pasang Rangka Utama (Top Cross Rail)

    8. Pasang Rangka Pembagi

    9. Pasang plafond dengan spesifikasi material yang telah ditentukan pada

    gambar kerja, RKS dan RAB

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    32/34

    V. Pekerjaan Pintu, Jendela dan Kunci

    Kayu kusen yang digunakan adalah dari kayu klas kuat I dengan ukuran sesuai

    dengan gambar bestek. Daun pintu dan daun jendela digunakan kayu klas kuat I

    sesuai dengan gambar bestek/gambar kerja.

    VI. Pekerjaan Pengecetan

    Pekerjaan pengecatan digunakan untuk pengecatan dinding tembok dan plafond

    Plywood serta pengecatan bidang kayu. Pengecatan meliputi seluruh permukaan

    dinding sebelah dalam dan sebelah luar tembok. Cat yang digunakan adalah cat

    tembok jadi, berkualitas baik sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

    Sebelum pengecatan dimulai, permukaan dinding yang akan dicat harus

    dibersihkan, sisa-sisa tonjolan spesi bekas pemasangan bata harus diratakan,

    lubang-lubang yang ada harus ditutup dan diplamir pada bagian tertentu di

    amplas sehingga permukaan dinding yang akan dicat benar-benar rata. Warna

    cat yang diinginkan adalah sesuai dengan petunjuk RKS atau petunjuk

    Direksi/Konsultan Pengawas. Semua permukaan pengecatan harus rata dan

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    33/34

    semua ketebalan yang sama dengan 3 kali pengulangan pengecatan. Semua

    permukaan baik beton dan kayu sebelum dicat didempul atau digosok dengan

    kertas amplas. Pencampuran kekentalan cat, baik cat tembok maupun cat kilat

    kayu disesuaikan dengan arahan pabrik atau petunjuk direksi/konsultanpengawas. Sebelum dilakukan pelaksanaan pekerjaan, kontraktor akan

    menunjukan contoh warna dan merk yang akan digunakan dan dimintai

    persetujuan direksi/konsultan pengawas.

    VII. Pekerjaan Instalasi Listrik

    Pekerjaan ini dilakukan terutama memasang pipa-pipa kabel listrik yang ditanam

    didalam beton, kabel yang dipakai adal NYa 3 x 2.5 mm, dilakukan pemasangan

    pitting, baik sakelar, stop kontak, dan titik api, serta instalasi jaringan baik

    didalam pipa maupun di atas plafon. Pemasangan jaringan listrik mengikuti

    petunjuk pemasangan dari PLN.

  • 5/26/2018 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    34/34

    D. Pekerjaan Lain-lain

    Sebelum diadakan Serah Terima-1 (Pertama) Pekerjaan, Kontraktoer pelaksana

    wajib membersihkan semua bagian Pekerjaan, terutama pada atap, lantai

    dinding, pintu/jendela, plafond dan lain-lain. Kontraktor Pelaksana juga harus

    membersihkan barang bekas/peralatan yang diperlukan. Semua sisa

    materialyang digunakan lagi harus dibawa ke luar dari lingkungan pekerjaan,

    sehingga halaman benar-benar bersih dan rapih.