METODE PELAKSANAAN

download METODE PELAKSANAAN

of 34

description

Method Statement

Transcript of METODE PELAKSANAAN

  • PT. GALIH MEDAN PERSADAPEKERJAAN : Penambahan Lajur Ciawi Gadog A

  • Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik perlu diperhatikan dua hal pokok, yaitu :(1) Kekuatan strukturnya

    (2) Keadaan geometrinya

  • (1) Proyek jalan pada umumnya terdiri dari dua jenis, yaitu : (a) Jalan baru (b) Peningkatan jalan yang ada

    (2) Pada dasarnya kedua jenis proyek tersebut sama, beda yang perlu diperhatikan : (a) Proyek Jalan baru , adalah struktur badan jalan (galian dan timbunan) (b) Proyek peningkatan jalan adalah pengaturan lalu-lintas (terutama yang lalu lintasnya padat)

  • Untuk memberikan rasa nyaman, permukaan jalan diberi perkerasan, yang terdiri dari dua jenis, yaitu :(1) Flexible pavement (aspal)

    (2) Rigid pavement (beton)

    Yang dibahas lebih lanjut adalah flexible pavement

  • Struktur jalan jenis flexible pavement pada dasarnya terdiri dari :(1) Subgrade (tanah dasar)(2) Sub Base/base (fondasi jalan)(3) Surface (lapisan penutup)

  • Permukaan Sub GradePermukaan timbunan (30 cm)Permukaan galianCBR > 5 %100 % standar proctorSub grade adalah tanah dasar, dimana fondasi jalan diletakkan

  • C.B.R Sub grade, di galian & timbunanProctor 100%

  • Base course adalah lapisan fondasi jalan, dibagi menjadi dua, yaitu :(1) Sub base (fondasi bawah) Biasanya dipakai material sirtu, batupecah, koral alam atau stabilisasi tanah+semen/kapur Di sini dipakai Agregat kelas B

    (2) Base (fondasi atas) Biasanya menggunakan aspal beton (asphalt treated base)

  • Bila sub grade sudah cukup kuat, dengan nilai CBR > 30 %, maka struktur jalan tidak memerlukan sub base

  • (1) Surface course adalah lapisan permukaan yang langsung berhubungan dengan roda kendaraan

    (2) Fungsi surface course ada dua, yaitu : (a) memberikan kenyamanan terhadap kendaraan yang lewat (b) melindungi lapisan bawahnya terhadap air (kedap air)

    (3) Material surface course, ada beberapa yaitu (a) Asphalt sheet (sand sheet) (b) Asphalt Cold mix (c) Asphalt Hot mix 3 (b) dan 3 (c) memiliki kekuatan struktur

  • (1) Material untuk jalan type flexible pavement adalah : (a) Aggregate (terdiri dari course, fine, filler) (b) Asphalt

    (2) Persyaratan aggregate (a) Abrasi ( kekerasan ) (b) Absorbsi ( daya serap terhadap aspal ) (c) Gradasi ( ukuran butir )

    (3) Gradasi aggregate, ada tiga macam, yaitu : (a) Well graded (gradasi rapat) (b) Open graded (gradasi terbuka) (c) Uniform graded (gradasi seragam) Gradasi yang umum digunakan untuk struktur jalan adalah gradasi rapat, karena paling stabil dan kuat

  • AspalAspal AlamAspal PabrikButon (Aspal Buton)Aspal Cair (Cut back)Aspal keras ( AC)Aspal EmulsiS. C

    M. C

    R. CAC 40/60, AC 60/70 AC 80/100Anionik (-)(15 %)

    Kationik (+)(85 %)

  • (1) CBR standar adalah ukuran kekuatan (daya dukung) sesuatu bahan standar (batu pecah) yang bila diberi beban dengan kecepatan 0,05 inchi per menit, akan menunjukkan beban sebesar 3.000 lbs pada penetrasi 0,20 inchi

    (2) Ukuran kekuatan CBR material dinyatakan dengan prosen (%) Bila CBR-nya 100 % berarti sama dengan standar

  • Ada dua cara mengukur CBR suatu tanah /material, yaitu :(1) Di Laboratorium (dengan mengambil sampel)(2) Di lapangan (langsung pada tanah/material yang diukur)

    Pemeriksaan CBR di lapangan memiliki batas-batastoleransi sebagai berikut :CBR < 10 %, , Toleransi + 3 %CBR 10 % - 30 % , Toleransi + 5 %CBR 30 % - 60 % , Toleransi + 10 %CBR > 60 % , Toleransi + 25 %

  • 1. Pekerjaan persiapan

    (1) Survey Quarry tanah, Quarry sirtu dan Quarry batu (2) Survey lokasi disposal area (3) Survey letak dan merencanakan Base Camp, termasuk drainage (4) Lay Out dari plant (5) Membuat acces road yang cukup kuat (6) Melakukan kalibrasi peralatan, untuk alat yang kalibrasinya sudah tidak berlaku (7) Membuat Mix Design dengan material yang akan dipakai (8) Field Survey untuk review design

  • 2. Pekerjaan pengukuran

    (1) Pasang patok-patok As jalan, sesuai aligment desain (2) Dipasang patok-patok bantu, diluar areal kerja yang tidak terganggu (3) Dipasang patok-patok elevasi untuk pedoman (terutama untuk bangunan) (4) Dipasang profil, baik untuk timbunan badan jalan maupun galian badan jalan Patok-patok tersebut harus selalu dikontrol secara periodic

  • 3. Pekerjaan Sub grade

    (1) Sebaiknya saluran drainage dilaksanakan lebih awal terutama bila durasi proyek terkena musim hujan

    (2) Sub grade muka tanah galian atau muka tanah asli dipadatkan seperlunya untuk keseragaman

    (3) Sub grade muka tanah timbunan, harus dipadatkan lapis demi lapis, dan 30 cm lapis teratas harus mencapai kepadatan 100 % standar proctor Lapis dibawahnya mencapai 95 % standar proctor

  • 4. Pekerjaan Sub base

    (1) Pasang patok batas sub base, untuk pengendalian material

    (2) Material sub base diangkut Dump Trusk dan ditempatkan disepanjang jalan

    (3) Untuk luasan tertentu diperkirakan jumlah sub base yang diperlukan

    (4) material sub base diratakan dengan Grader sesuai dengan kebutuhan gembur (loose), dan geometrinya sudah mulai dibentuk

  • (5) Diikuti pemadatan dengan Vibro Roller sekaligus sebagai percobaan pemadatan

    (6) Kadar air harus diperhatikan bila perlu ditambah dengan bantuan truck tanki air

    (7) Pemadatan setiap jalur harus over lap + 15 cm

  • 5. Trial Mix untuk Hot Mix

    (1) Berdasar Mix design yang ada dilakukan trial mix (percobaan pencampuran) dan hasilnya di test (2) Bila trial mix sudah berhasil ,dilakukan percobaan pemadatan, untuk mengetahui faktor pemadatan dan jumlah lintasan dari pemadatan untuk menncapai persyaratan yang ada. (3) Untuk mempercepat proses , percobaan pemadatan dilakukan dengan beberapa variant, dan dipilih variant yang memenuhi persyaratan (yang optimum) (4) Informasi turunnya temperatur Hot Mix dari AMP ke lokasi penghamparan juga perlu diketahui

  • (1) Penyediaan material yang cukup, kalibrasi alat diperbarui (yang sudah kadaluarsa), Job Mix Design dan kesiapan alat

    (2) Aspal dipanaskan pada temperatur antara 140 0c sampai 155 0c

    (3) Agregate dipanaskan/dikeringkan dengan temperatur paling tinggi plus 15 0c dari temperatur aspal

  • (4) Agregate dicampur sesuai Job Mix Design

    (5) Campuran agregate ditambah aspal sesuai Job Mix Design

    (6) Hot Mix yang keluar harus mempunyai temperatur antara 135oc sampai 155 0c, dan ditest stability, void, kadar aspal, flow dan density

  • (1) Hot Mix dari AMP dimuat kedalaman DumpTruck dan dibawa ke tempat penggelaran dengan temperatur 125 0c 140 0 c

    (2) Hot Mix dari Dump truck, ditumpahkan ke Asphalt Finisher untuk dihampar pada temperatur 120 0c --- 140 0 c

    (3) Pemadatan pertama (Break Down Rolling) dilakukan dengan Steel Tandem Roller pada temperatur 115 0c 135 0 c

  • (4) Pemadatan kedua (Intermediate Rolling) dilakukan dengan Pneumatic Tire Roller (PTR), pada temperatur antara 900 c sampai dengan 1150c

    (5) Pemadatan akhir (Finishing Rolling) dilakukan dengan Steel Tandem Roller, pada temperatur minimum 85 0c

    Selama proses pemadatan, roda pemadat dibasahi dengan air

  • 6. Pekerjaan Base (AC Base)

    Sebelum pengiriman hot mix, harus ada komunikasi antara Mixing Plant dan lokasi, untuk mengetahui lokasi telah siap dan cuaca baik ( dengan HT,Radio dll)

    (1) Permukaan subbase yang akan dioverlay (dilapisi) dengan Hot Mix, dibersihkan dari semua kotoran dengan Air Compressor (2) Disemprot aspal cair (jenis MC) untuk prime coat sebanyak 0,4 - 1,2 Kg/m2, dengan Asphalt sprayer

  • (3) Dibuat guide line pada tepi jalan untuk pedoman jalannya Asphalt Finisher selama menggelar Hot Mix

    (4) Asphalt Finisher yang sudah siap pada guide line diisi Hot Mix dari Dump truck

    (5) Selama proses penghamparan Hot Mix, Finisher dibantu tenaga orang untuk pekerjaan yang bersifat manual

  • (6) Pemadatan dilakukan melalui tiga tahap, dimana faktor temperatur harus dipenuhi

    (7) Pada Break Down Rolling, roda penggerak harus didepan

    (8) Arah gerakan pemadatan sejajar as jalan (memanjang)

  • (9) Selama pemadatan, tidak boleh merubah kecepatan secara mendadak dan tidak boleh berhenti diatas hot mix yang dipadatkan (10) Kecepatan diatur sebagai berikut : a. Steel Tandem Roller, max 4 Km/jam b. Tire Roller , max . 15 Km / jam (11) Membelokkan (gerakan putar) alat harus diluar daerah yang sedang dipadatkan

  • Karena terbatasnya lebar dan panjang hamparanHot Mix dari Alat, maka dalam pelaksanaan diperlukan sambungan

    (1) Ada dua macam sambungan yaitu : Longitudinal Joint dan Transversal Joint

    (2) Setiap sambungan perlu ada overlaping hamparan Hot Mix sebesar 5 cm

  • (3) Sambungan diatur dengan tidak melebihi waktu 3 x 24 jam

    (4) Pada sambungan transversal Hot Mix yang lama sebaiknya dipotong tegak

    (5) Pemadatan Hot Mix pada sambungan harus penuh

  • 7. Pekerjaan Surface (1) Hot Mix untuk surface berbeda mix designnya dengan ATB, yatiu : - Agregate lebih halus - Void lebih kecil

    (2) Prosesnya sama dengan pekerjaan base, bedanya hanya : - Ketebalan lapisan (lebih tipis) - Dilakukan tack coat dengan aspal cair sebanyak 0,25 sampai 0,5 liter/m2

  • 8. Pekerjaan Test Sampling

    Test terhadap sampel hot mix hasil pekerjaan dilalkukan baik di AMP maupun dilapangan (1) Hasil campuran AMP tiap hari, diambil sampelnya dan dites dilaboratorium (2) Dilapangan Hot Mix yang telah selesai dipadatkan diambil sampelnya dengan menggunakan core drill dan ditest dilaboratorium Sampel core drill sekaligus untuk diukur ketebalan Hot Mix

  • 9. Pekerjaan bahu jalan & saluran

    (1) Dibagian tepi luar jalan (bahun jalan) ditimbun dengan material subbase dan dipadatkan

    (2) Penimbunan dengan Dump Truck perataan dengan grader dan pemadatan dengan Vibro Roller

    (3) Saluran drainage dikanan kiri jalan diselesaikan

  • (1) Sebagai pekerjaan finishing, jalan perlu diberikan marking (marka) dengan cat special(2) Marking dilakukan pada permukaan jalan yang bersih dan kering

    *