METODE PELAKSANAAN

22
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN REVITALISASI PASAR TRADISIONAL DI PASAR BABAKAN KABUPATEN CIREBON I. UMUM Sebelum melaksanakan pekerjaan kontraktor diharuskan memahami seluruh jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh mereka, oleh sebab itu kontraktor harus membuat aturan atau tatacara atau metode pelaksanaan pekerjaan. Metode pekerjaan dibuat dengan tujuan adalah sebagai petunjuk atau pedoman bagi pelaksana dalam melaksanakan tahapan dari setiap pekerjaan yang tercantum dalam mata anggaran kontrak untuk dilaksanakan oleh kontraktor. Metode pelaksanaan pekerjaan ini harus menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dengan Bestek (Construction Drawing), Rencana Kerja dan Syarat-Syarat serta Sfesifikasi Teknis, dimana metode peelaksanaan pekerjaan melengkapi persyaratan tersebut dari aspek pelaksanaan kostruksi di lapangan. II. RUANG LINGKUP PEKERJAAN Pada pembangunan Pasar Utama Babakan ini akan terdiri dari beberapa bagian pekerjaan, yaitu: 1. Pekerjaan Los Pasar menggunakan konstruksi baja 2. Pekerjaan Kios Pasar yang terdiri dari Kios di Blok A, Kios Blok B dan Kios Blok C 3. Pekerjaan Drainase Ketiga bagian pekerjaan tersebut masing-masing mempunyai item pekerjaan tersendiri dan salah satu itemnya akan sama pada bagian pekerjaan yang lainnnya. Oleh sebab itu ruang lingkup pekerjaan yang akan dijelaskan disini merupakan cakupan dari seluruh rangkaian kegiatan pekerjaan yang ada pada masing-masing item pekerjaan di masing- masing bagian pekerjaan. Karena pada pelaksanaannya seluruh pekerjaan akan dilaksanakan secara serentak dan komprehensif sehingga tidak mungkin mendahului atau meninggalkan satu bagian pekerjaan untuk pekejaan yang lainnya, akan tetapi akan dilaksanakan secara berurutan sesuai item pekerjaan dan dilaksanakan secara serentak pada seluruh bagian pekerjaan yang ada/ tercantum dalam kontrak pelaksanaan pekerjaan. Karena hal tersebut akan mempengaruhi terhadap penyelesaian waktu pekerjaan. Kami akan tunduk terhadap seluruh pekerjaan yang ada pada Dokumen Kontrak, untuk kami laksanakan dengan kesungguhan hati dan rasa tanggungjawab. III. PELAKSANAAN PEKERJAAN A. PEKERJAAN PERSIAPAN Pekerjaan persiapan merupakan kegiatan awal yang dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan yang lain. Atau merupakan kegiatan permulaan dari sebuah pekerjaan. Dalam pekerjaan pembangunan pasar babakan utama ini terdapat beberapa item pekerjaan persiapan yang harus dilaksanakan oleh kontraktor. Adapun yang termasuk dari pekerjaan persiapan ini adalah :

description

Metode pelaksanaan pasar

Transcript of METODE PELAKSANAAN

Page 1: METODE PELAKSANAAN

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

REVITALISASI PASAR TRADISIONAL DI PASAR BABAKAN

KABUPATEN CIREBON

I. UMUM

Sebelum melaksanakan pekerjaan kontraktor diharuskan memahami seluruh jenis

pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh mereka, oleh sebab itu kontraktor harus membuat

aturan atau tatacara atau metode pelaksanaan pekerjaan. Metode pekerjaan dibuat dengan

tujuan adalah sebagai petunjuk atau pedoman bagi pelaksana dalam melaksanakan

tahapan dari setiap pekerjaan yang tercantum dalam mata anggaran kontrak untuk

dilaksanakan oleh kontraktor. Metode pelaksanaan pekerjaan ini harus menjadi satu

kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dengan Bestek (Construction Drawing), Rencana

Kerja dan Syarat-Syarat serta Sfesifikasi Teknis, dimana metode peelaksanaan pekerjaan

melengkapi persyaratan tersebut dari aspek pelaksanaan kostruksi di lapangan.

II. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Pada pembangunan Pasar Utama Babakan ini akan terdiri dari beberapa bagian

pekerjaan, yaitu:

1. Pekerjaan Los Pasar menggunakan konstruksi baja

2. Pekerjaan Kios Pasar yang terdiri dari Kios di Blok A, Kios Blok B dan Kios Blok C

3. Pekerjaan Drainase

Ketiga bagian pekerjaan tersebut masing-masing mempunyai item pekerjaan tersendiri

dan salah satu itemnya akan sama pada bagian pekerjaan yang lainnnya. Oleh sebab itu

ruang lingkup pekerjaan yang akan dijelaskan disini merupakan cakupan dari seluruh

rangkaian kegiatan pekerjaan yang ada pada masing-masing item pekerjaan di masing-

masing bagian pekerjaan. Karena pada pelaksanaannya seluruh pekerjaan akan

dilaksanakan secara serentak dan komprehensif sehingga tidak mungkin mendahului atau

meninggalkan satu bagian pekerjaan untuk pekejaan yang lainnya, akan tetapi akan

dilaksanakan secara berurutan sesuai item pekerjaan dan dilaksanakan secara serentak

pada seluruh bagian pekerjaan yang ada/ tercantum dalam kontrak pelaksanaan

pekerjaan. Karena hal tersebut akan mempengaruhi terhadap penyelesaian waktu

pekerjaan. Kami akan tunduk terhadap seluruh pekerjaan yang ada pada Dokumen

Kontrak, untuk kami laksanakan dengan kesungguhan hati dan rasa tanggungjawab.

III. PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan merupakan kegiatan awal yang dilakukan sebelum melaksanakan

kegiatan yang lain. Atau merupakan kegiatan permulaan dari sebuah pekerjaan. Dalam

pekerjaan pembangunan pasar babakan utama ini terdapat beberapa item pekerjaan

persiapan yang harus dilaksanakan oleh kontraktor. Adapun yang termasuk dari

pekerjaan persiapan ini adalah :

Page 2: METODE PELAKSANAAN

A.1 Bongkaran Pasar Lama

Pembangunan Pasar Babakan merupakan peremajaan dari pasar lama menjadi

pasar baru, sehingga sebelum melaksanakan pembangunan pasar baru, kontraktor

terlebih dahulu harus membongkar pasar lama untuk dijadikan pasar baru.

Pasar lama Pasar Babakan terbuat dari konstruksi beton untuk bangunan los pasar,

dan konstruksi pasangan dinding bata untuk bangunan kios dengan atap dari

konstruksi kayu penutup asbes. Sehingga langkah-langkah untuk pekerjaan

bongkaran ini adalah :

1. Kontraktor menyiapkan tenaga kerja pembongkaran pasar lama. Karena akan

diperkirakan memakan waktu yang cukup lama maka kontraktor harus

menyiapkan beberapa tim kerja bongkaran, yakni untuk bongkaran bangunan

los, bangunan kios dan bangunan pelengkap lainnnya.

2. Team kerja yang harus disiapkan konraktor sekurang-kurangnya terdiri dari 5

team, yakni team untuk membongkar kios sebanyak 3 team beranggotakan 4

orang untuk masing-masing team, team untuk membongkar bangunan los

sebanyak 1 team beranggotakan 12 orang dan team untuk membongkar

bangunan lainnya 1 team beranggotakan 4 0rang.

3. Peralatan yang dipergunakan adalah peralatan tukang seperti biasanya yang

bisa dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan bongkaran

4. Adapun tahapan pekerjaan untuk pekerjaan bongkaran ini adalah sebagai

berikut:

Kontraktor memastikan seluruh tem kerjan serta peralatan yang akan

dipergunakan dalam keadaan siap

Pekerjaan pertama dimulai dengan mengosongkan seluruh ruangan yang

ada dalam pasar dari barang/benda milik pedagang yang masih tersisa

dalam pasar, kemudian dikumpulkan dalam satu tempat yang ditunjuk oleh

pejabata pasar

Membongkar seluruh bagian atap, dari mulai pentutp atap (asbes) dari

paku-paku yang menancap di cabut kemudian asbes dikumpulkan dan

diangkut ke tempat yang telah disiapkan

Membongkar rangka atap dan kuda kuda kayu dikumpulkan dan diangkut

ke tempat yang disediakan

Untuk pekerjaan los setelah bagian atap dibongkar dialnjutkan dengan

membongkar tiang-tiang penyangga dari kolom beton bertulang.

Pembongkaran kolom harus sampe kepada pondasi kolom tersbut terangkat.

Kolom yang sudah terangkat kemudian dihancurkan atau dikumpulkan

ditempat yang telah disiapkan. Bagian rangka besi yang menempel dalam

kolom tersebut. Tidak boleh dipergunakan kembali untuk kontruksi yang

baru, karena sudah rusak

Untuk pekerjaan bangunan kios dan yang lainnya, setelah bongkaran atap

selesai dikerjakan, selanjutnya dilakukan pembongkaran pintu rollingdor

terlebih dahulu sebelum dinding bagian bangunan kios dobangkar dan

dihancurkan.

Sisa-sias atau puing-puing dari hasil bongkaran bangunan pasar lama tidak

boleh diangkut.dibuang keluar lokasi karena akan dipergunakan untuk

bahan urugan peninggi bangunan. Puing-puing bongkaran dihancurkan dan

diratakan kembali dilokasi bongkaran pasar lama.

5. Material hasil bongkaran yang masih bisa dipergunakan, seperti : asbes bekas,

kayu bekas, pintu rollingdoor bekas harus diamankan oleh petugas dari

Page 3: METODE PELAKSANAAN

penjarah dan akan menjadi milik owner (negara). Ketentuan penyimpanan dan

penggunaannya kembali akan diatur kemudian oleh pejabat/direksi pekerjaan.

A.2 Pembersihan Lahan

Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pembongkaran pasar selesai

dilaksanakan. Dimana dilokasi pekerjaan tidak ditemukan lagi barang/barang atau

material yang dapat menghambat pekerjaan selanjutnya.

A.3 Mobilisasi dan Demobilisasi

Pekerjaan ini dimaksudkan sebagai bentuk kesiapan dari kontraktor untuk

menyiapkan dan mendatangkan baik yang bersifat men power atau

equipment/peralatan kerja ke lokasi pekerjaan.

Mobilisasi pekerjaan dilaksanakan lebih awal sebelum material di didatangkan di

lapangan, pengiriman akan disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan atau berdasar

progres pekerjaan.

Sementara pengiriman alat dan materail kerja akan menyusul dan sisesuaikan

dengan kebutuhan dilapangan. Adapan alat kerja yang akan dimobilisasi

diantaranya :

a. Satu unit Stamper untuk memadatkan urugan didatangkan setelah pekerjaan

urugan selesai

b. Satu unit Kren atau alat lain sejenis pada pekerjaan ereksi konstruksi baja

c. Satu unit Beton molen untuk mengaduk campuran adukan beton atau pasangan

lainnya

d. Serta peralatan lainnya yang dibutuhkan sesuai jenis pekerjaan yang akan

dilaksanakan.

A.4 Air Kerja dan Listrik Kerja

Air kerja dan listrik kerja akan disiapkan oleh kontraktor pada awal pekerjaan. Air

kerja dan listrik kerja akan memanfatkan sumber yang ada di lokasi pekerjaan.

Kontraktor akan berkoordinasi dan membuat izin secara tertulis tentang

penggunaannya dan memberikan insentif dari kedua jenis kebutuhan tersebut

berdasarkan kesepakatan yang ditempuh dalam perjanjian dengan

pemilik/pengelola pasar mengenai penggunaan dan pemberian insentif

pemanfaatan air kerja dan listrik kerja bagi pelaksanaan proyek pembangunan

Pasar Babakan Utama.

A.5 Direksi Keet

Sesuai bestek direksi keet yang dibangun oleh kontraktor adalah berukuran 6 m x 6

m (36 m2). Pekerjaan ini akan dilaksanakan oleh kontraktor diawal pekerjaan.

Lokasi pembuatan direksi keet akan ditentukan berdasarkan petunjuk dari direksi

atau pengewas pekerjaan. Bahan yang akan dipergunakan disesuaikan dengan

ketentuan, biasanya dari dinding rangka kayu lapis triplek, atap dari bahan asbes

atau seng gelombang. Lantai direksi keet harus diratakan dan dilapis oleh rabat

beton sehingga tidak mengotori terhadap aktifitas yang dilakukan didalamnya.

A.6 Papan Proyek

Berdasarkan ketentuan setiap proyek pemerintah harus diinformasikan secara

transparan kepada masyarakat umum. Untuk itu kontraktor harus menyiapkan

papan proyek, yang didalamnya berisikan informasi mengenai:

judul pekerjaan,

pemilik pekerjaan,

Page 4: METODE PELAKSANAAN

kontraktor pelaksana,

biaya pekerjaan dan

waktu pekerjaan.

Papan proyek dibuat dari bahan tahan cuaca dan bertahan minimal selama

berlangsung pekerjaan proyek. Ukuran disesuaikan dengan petunjuk dari

direksi/pengawas pekerjaan atau minimal berukuran 90 cm x 120 cm.

B. PEKERJAAN LOS PASAR

B.1 Pengukuran Lahan dan Pasangan Bowplank

Setelah pekerjaan persiapan lahan selesai dilaksanakan tahapan selanjutnya adalah

melaksanakan pengkuran lahan dan pemasangan bowplank. Kontraktor harus

menyiapkan alat ukur untuk mengukur dan menseting kebutuhan lahan untuk

penempatan pondasi bangunan. Seluruh posisi bangunan harus menyiku atau

membentuk sudut tegak lurus (900) terhadap bangunan yang lainnya. Untuk itu

setelah lahan diseting dan dikur dengan alat ukur kemudian dilakukan pengukuran

bowplank untuk menentukan kesikuan dari bangunan dan titik duga elevasi nol

bangunan. Titik duga elevasi nol biasanya diambil rata-rata dari ketinggian elevasi

muka jalan atau berdasarkan petunjuk dari direksi pekerjaa/pengawas pekerjaan.

Pasangan bowplangk nantinya akan menjadi acuan untuk penggalian pondasi

bangunan. Bahan yang dipergunakan akan disesuaikan dengan sfesifikasi yang

telah ditentukan dalan sfesifikasi pekerjaan yaitu dari papan ukuran 2/20 yang

diserut bagian permukaan atasnya, kemudian dipaku pada tiang-tiang patok dari

bahan kayu dolken berdiameter 10 cm. Paku-paku dan benang ukur disiapkan

sebagai titik acu letak jalur pondasi yang akan digali. Penempatan titik acu harus

berada pada bagian center/as dari bangunan, sehingga akan memudahkan

pengukuran selanjutnya.

B.2 Pekerjaan Tanah dan Pondasi

Yang termasuk kedalam pekerjaan tanah dan pondasi ini diantaranya:

1. Galian tanah biasa sedalam 1 m. Dan galian tanah sedalam 2 m.

Galian tanah biasa digunakan untuk pasangan pondasi lajur dimensi dari galian

tanah adalah lebar 80 cm dan panjang sepanjang pondasi dibangun. Sedangkan

galian tanah pondasi 2 m adalah untuk meletakan pondasi setempat untuk

dudukan pondasi yang menumpu kolom baja diatas pondasi tersebut. Dimensi

galian untuk pondasi setempat adalah lebar 120 cm x 120 cm dan dalam 2 m.

Tanah bekas galian pondasi sebagian akan diurugkan kembali kedalam pondasi

sebanyak 25% dan sisanya akan menjadi bahan urugan pada lahan bangunan

yang ada. Kontraktor wajib menyiapkan tenaga kerja serta alat yang memadai

untuk melaksanakan pekerjaan pondasi ini.

2. Urugan Pasir Bawah Pondasi

Setelah galian pondasi selesai, urugan pasir ditabur dan diratakan diatas galian

pondasi. Ketebalan hamparan pasir ini adalah setebal 5 cm dalam kondisi

padat. Pasir yang dipergunakan adalah pasir urug halus dengan ukuran dari

butiran pasir tidak lebih dari 0,045 mm.

3. Urugan Tanah Kembali

Urugan tanah kembali dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan pondasi batu

kali/pasangan pondasi beton selesai dilaksanakan. Tanah diisikan ke rongga

sisa galian dipadatkan dan sisa dari urugan disebar secara merata ke lahan

bangunan kemudian dipadatkan.

4. Urugan Tanah Peninggian Bangunan

Page 5: METODE PELAKSANAAN

Urugan tanah untuk peningian bangunan didatangkan dari luar lokasi atau dari

quary tertentu yang memenuhi persyaratan untuk bahan urugan tanah. Direksi

dan Pengawas pekerjaan akan menetukan jenis tanah yang cocok untuk bahan

urugan tersebut. Ketebalan urugan sesuai ketentuan adalah setebal kurang lebih

25 s/d 30 cm diurugkan secara merata ke seluruh lahan bangunan kecuali badan

jalan. Kemudian dipadatkan dengan menggunakan stamper untuk mendapatkan

kepadatan maksimum.

5. Lantai Kerja

Lantai kerja ditempatkan pada lobang pondasi dalam sebagai alas untuk

meletakan pondasi beton bertulang. Lantai kerja setebal 10 cm, dibuat dari

beton tumbuk dengan campuran adukan 1:3:6, yaitu 1 bagian semen PC

berbanding 3 bagian pasir berbanding 6 bagian batu split. Campuran diaduk

dalam beton molen hingga mencapai pencampuran maksimum kemudian

dihamparkan setebal 10 cm pada lokasi pondasi.

6. Pondasi Beton Bertulang

Pondasi beton bertulang dipasanag pada titik dimana akan diletakan kolom baja

di atasnya. Pondasi beton bertulang ditempatkan setiap jarak 6 m dari as kolom

atau sesuai gambar. Ukuran pondasi adalah : telapak pondasi ukuran 100 cm x

100 c, x 30 cm, kolom ukuran 30 cm x 30cm tinggi disesuaikan. Campuarn

yang dipergunakan adalah camupran adukan beton 1:2:3. Besi tulangan yang

dipergunakan adalah besi dia. 12 mm untuk tulangan utama dan besi 8 mm

untuk tulangan sengkang.

7. Pondasi Lajur Batu Kali

Untuk pondasi dipake batu gunung yang berkualitas baik, keras, tidak polos

dan permukaannya tajam. Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah

sehingga diameternya antar 30 cm dan minimum 10 cm. Pasangan batu gunung

untuk pondasi ini harus dipasang dengan adukan 1PC : 5 psr yang diaduk

matang. Ukuran kedalaman, dan lebar pondasi batu gunung dibuat sesuai

gambar rencana. Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga

dudukannya kokoh serta terikat baik satu sam lainnya dengan adukan. Untuk

keperluan kemudahan pemasangan pipa saluran air bersih, air hujan kabel-

kabel dan lain-lain yang menembus pondasi dapat dipasang bahan lunak yang

mudah dibuka. Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan dengan gambar

rencana. Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloof dan pondasi.

8. Pasangan sloop ukuran 20/30

Pasangan sloop adalah sebagian darai pekerjaan beton bertulang. Akan

diterangkan secara khusus sebagai berikut :

Penjelasan Umum

Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan

yang benar untuk menghasilkan beton yang bermutu baik. Maka perlu

penyedian tenaga kerja yang terampil, alat bantu yang memadai sesuai dengan

fungsinya dan material/bahan berdasarkan standart peraturan beton bertulang

PB1 1971 danSK.SKNI.T-15.1991-03

RUANG LINGKUP

Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan, Sloof.

Kolom utama/induk, kolom praktis dan semua komponen-konponenya yang

ditunjuk oleh gambar rencana.

Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan

sebagai berikut :

Page 6: METODE PELAKSANAAN

Bahan

Portland camen

Portland cament yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi

ketentuan-ketentuan dalam N1-1 atau menurut standart Portland cemen

yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia.

Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan

harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras)

Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syarat-

syarat penyimpangan bahan tersebut.

Air

Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang

dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan

organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurungkan mutu beton.

Kerikil/Batu Pecah

Kerikil/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.

Kerikil/batu pecah harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous,

memenuhi syarat kekerasannya.

Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap

berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus

dicuci.

Pasir

Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.

Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang

dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir

yang tajam dan mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat

kekerasannya.

Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebuh dari 5% ditentukan terhadap

berat kering.

Besi Beton

Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan

ditentukan dalam PBI 71.

Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari

cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.

Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai

dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti yang

di syaratkan dalam PBI 71.

Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera

dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah

tertulis dari Direksi.

Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm

dan tidak bersepuh seng.

Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.

Kayu

Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala

sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakainya

tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.

Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja

yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu yang apabila

Page 7: METODE PELAKSANAAN

tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-

ketentuan dalam PPKI NI-5.

Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu,

pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat kelembaban dan

toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan

ketentuan dalam PPKI.

Page 8: METODE PELAKSANAAN

Pengecoran Beton

Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan.

1PC : 3 Psr : 5krl dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik

untuk lantai kerja, lantai alas keramik, neut-kusen dan rabat beton, ukuran

disesuaikan dengan gambar.

Semua pekerjaan konstruksi beti pada bangunan dikerjakan dengan mutu

beton K -225. Semua pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syarat-

syarat PBI 1971

Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan

Ready Mix pada K-225.

Untuk beton konstruksi bermutu K-175 dapat dilakukan dengan cara

manual.

Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian

disetujui oleh Direksi Pelaksanaan secara tertulis dan tersedian cukup

bahan, perlatan serta tenaga kerja.

Pekerjaan Besi beton

Besi beton yang dipakai bermutu U-24. (SI.1). ukuran-ukurannya diameter

besi beton yang terpasang harus sesuai dengan gambar rencana, sedangkan

perubahan diameter tulangan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas.

Penggatian diameter tulangan tidak diperkenankan.

Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai

dalam konstruksi. Besi beton harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain

lapisan yang dapat mengurangi daya lekatnya pada beton.

Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat

beton dengan diameter minimum 1mm.

Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka

disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada sertifikat

dari laboratorium.

Bekesting dan Acuan

Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting

atau pun acuan yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.

Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.

Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.

Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur

minimal 14 (empat belas) hari.

B.3 Pekerjaan Struktur Baja

FABRIKASI :

Setelah gambar kerja telah di check dan recheck serta disetujui oleh Pimpinan

Teknik untuk di laksanakan maka pihak bengkel dapat segera melaksanakan

fabrikasi di bengkel atau di site dengan selalu diadakan pengawasan dan

pengecekan oleh pelaksana.

Untuk pekerjaan baja yang terkait dengan gambar sipil seperti misalnya

pengangkuran dan stek-stek, agar dibuat terlebih dahulu untuk dapat segera

dipasang.

PENGANGKURAN

Fungsi : Pemegang Struktur atas ( Kolom / Kuda-kuda) pada posisi yangyang

sebenarnya / tepat.

Penempatan dan pemasangan angkur :

Page 9: METODE PELAKSANAAN

As-as kolom, cara menentukan adalah ;

Buat Bouwplank setempat.

Mal pengangkuran dari multiplex t = 9 mm dan diberi as

Angkur dipasang di mal dan diberi 2 baut dan dipasang pada atas dan

bawah mal.

Ditarik benang / as ditarik 2 arah sesuai mal membentuk 2 arah siku

Angkur di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass.

Begesting kolom dipasang.

Kolom dicor

Mal angkur dilepas

Untuk plat landas yang lebih tebal dari 16 mm sebaiknya tebal mal sesuai dengan

tebal plat atau angkur dicheck vertikalnya satu persatu.

Berdasarkan tumpuannya :

a. Tumpuan pada kolom pedestal

Fungsi : Jepit - sendi ----> harus sesuai dengan perhitungan struktur

b. Tumpuan pada kolom atas.

Fungsi : Jepit - Jepit

Sendi – Sendi

Sendi – Rol

Pengangkuran baja dilaksanakan oleh Sipil di bawah Supervisi dari divisi baja,

hal ini

dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bila terjadi

masalah pada saat erection oleh divisi baja.

PENGELASAN

Peralatan yang disiapkan untuk pekerjaan pengelasan :

1. Generator / Genset

2. Onvomer/ Trafo las

3. Kabel las + dan -

4. Stang las (handle)

5. Topeng las

6. Kawat las

Kawat las yang biasa dipakai ada 3 jenis :

Diameter 2,6 mm untuk Pelat baja tipis, diameter 3,2 mm, dan 4,0 mm untuk

plat baja yang lebih tebal Selain itu type Kawat RD 460 dan RD 260, yang

biasa dipakai adalah type RD 460.

Energi / daya yang digunakan untuk pengelasan yang sempurna :

- Untuk kawat diameter 2,6 mm -----> 3.000 Watt - 8.000 Watt

- Untuk kawat diamater 3,2 dan 4,0 mm ------> 5.000 Watt - 12000 Watt

Dihindarkan adanya pengelasan pokok setelah kap baja terpasang terhadap

bahaya keruntuhan. Yang sangat penting untuk hasil yang ingin kita capai

dalam melas konstruksi baja, ialah cara mengelas, dimana yang perlu

diperhatikan adalah keserbasamaan (keseragaman) dan rupa las, serta

kematangan pengelasan. Setelah pengelasan biasanya akan timbul kerak-kerak

las ini harus dibersihkan dengan cara diketok-ketok dengan palu (hammer).

ERECTION

Persiapan dan peralatan untuk pemasangan konstruksi baja di lapangan:

1. Box

2. Tali tambang

Page 10: METODE PELAKSANAAN

3. Tali baja

4. Liyer

5. Takel

6. Peralatan Las

7. Blander

8. Kunci / Kunci momen

9. Alat Bantu (bbalok-balok kayu, dll)

Penyiapan Tenaga Kerja untuk Pekerjaan Erection :

Untuk Erection baja harus dipersiapkan tenaga kerja yang memadai. Tenaga

kerja ini dapat dibagi menurut pekerjaannnya :

Langsiran baja yang telah difabrikasi ditempatkan di lokasi menurut kode-

kode yang ada.

Tenaga penarik Liyer dan tali baja.

Tenaga yang menempat baja pada posisi untuk dipasang baut-baut.

Tenaga pemasangan tali baja / tali tambang

Tenaga pengelasan, pasang gording dan pasang mur baut, serta supervisi.

Contoh Erection Kuda-kuda Portal dan Kolom IWF :

1. Schedule fabrikasi dan erection.

2. Perencanaan arah erection, penempatan bahan hasil fabrikasi, misalnya :

Untuk kuda-kuda / kap baja vakwerk sesuai dengan kode-kode yang

terdapat pada Shop drawing.

3. Erection kolom IWF dengan box pipa

4. Pemasangan Regel / koker antar kolom

5. Box besar dipasang pada kuda Kuda-kuda yang pertama

- Ketinggian box min 3 m dari puncak kuda-kuda

- Jumlah box tergantung dari bentang kuda-kuda < 23 m menggunakan

1 Box , ( L < 23 m = 1 Box, 23 < L < 46 = 2 Box )

Penarikan tambang/sling pada baja untuk kuda-kuda > 23.00 m pada 4

arah. Untuk beban berat harus pakai sling baja.

6. Kuda-kuda dirangkai di bawah. Pemeriksaan awal terhadap panjang dan

hasil pengelasan.

7. Kuda-kuda pada bagian atas diikat dengan tali baja yang ditarik dengan

Liyer. (dicheck kekakuan horisontal awal apakah perlu pengaku

tambahan ).

8. Samping kanan / kiri kuda-kuda diberi tali tambang untuk menjaga posisi

agar tidak terpuntir atau dipegang dengan box pipa.

9. Bentang kuda-kuda yang sudah dirangkai dichek bentangnya = bentang

kolom

10. Kuda - kuda dibaut pada kolom.

11. Box Utama digeser pada posisi kuda-kuda kedua.

12. Selanjutnya kuda-kuda yang telah dirangkai dibawah dan telah dicheck

panjang dan pengelasan segera diangkat dan dipasang. (sesuai langkah 5

s/d 10).

13. Setelah 2 kuda-kuda terpasang, untuk membantu kekakuan segera dipasang

gording dan ikatan angin.

14. Untuk kuda-kuda ketiga dan seterusnya dengan langkah yang sama.

Untuk penumpukan bahan kap baja, beban bahan diperhitungkan terhadap

kekuatan plat atau balok beton.

Page 11: METODE PELAKSANAAN

Pada erection awal, koordinator harus berada di lapangan untuk supervisi

langsung. Selama erection berlangsung, pelaksana lapangan harus mengikuti

jalannya erection serta berfungsi sebagai supervisi.

PASCA ERECTION Pekerjaan yang kemudian akan dilakukan setelah ereksi baja adalah:

1. Pemeriksaan tegaklurus (lot) dari kolom.

2. Pemeriksaan pemasangan baut / las (Check Total)

3. Semua sambungan dicheck

4. Pengecatan ulang meni besi

5. Periksa lendutan apakah sesuai dengan batas yang diberi oleh koordinator.

6. Pengerjaan grouting bawah base plate dengan semen grouting (bila ada)

B.4 Pekerjaan Lantai

Pekerjaan lantai dilaksanakan setelah pekerjaan struktur utama pada bangunan los

telah selesai dikerjakan, yaitu pekerjaan struktur kuda-kuda baja dan penutup atap

galvalum, serta telah dilaksanakan finishing untuk pekerjaan struktur baja tersebut.

Pekerjaan lantai yang akan dilaksanakan di bangunan los berupa :

1. Pengurugan Pasir setebal 10 cm

Pengurugan pasir dilakukan setelah tanah dasar pada bangunan los dipadatkan

terlebih dahulu menggunakan stamper sampai mendapat kpadatan yang

maksimum. Pasir halus/pasir pasang kemudian dihamparkan setebal 10 cm

sebagai alas untuk lantai kerja dan pasangan keramik diatasnya. Pasir yang

telah dihampar diratakan kemudian ditimbris sampai padat sambil disiram

dengan air.

2. Lantai Kerja Tebal 7 cm

Setelah pasir dihampar di seluruh ruangan bangunan los, selanjutnya adalah

dipasang rabat beton diatas hamparan pasir tersebut. Rabat beton adalah lantai

dasar sementara sebelum lantai keramik dipasang pada bangunan los tersebut.

Lantai kerja setebal 7 cm, dibuat dari beton tumbuk dengan campuran adukan

1:3:6, yaitu 1 bagian semen PC berbanding 3 bagian pasir berbanding 6 bagian

batu split. Campuran diaduk dalam beton molen hingga mencapai

pencampuran maksimum kemudian dihamparkan setebal 7 cm diatas pasir

yang telah dihampar di seluruh ruangan pada bangunan los tersebut.

B.5 Pekerjaan Ventilasi

Pekerjaan ventilasi dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap

dilaksanakan/dikerjakan. Ventilasi yang dimaksud adalah ventilasi atap terbuat dari

bahan alumunium yang berfungsi untuk menghisap udara dari bawah bangunan

dan dibuang ke atas/ udara bebas. Atau berfungsi sebagai sirkulasi udara.lantai

dilaksanakan setelah pekerjaan struktur utama pada bangunan los telah selesai

dikerjakan

B.6 Pekerjaan Instalasi Listrik

Pekerjaan Instalasi Listrik dilaksanakan setelah pekerjaan bangunan utama los

selesai dilaksanakan. Lingkup pekerjaan instalasi listrik pada bangunan los ini

terdiri dari : Pas. Instalasi titik lampu; pas. Stop kontak dan saklar ; dan

pemasangan lampu penerangan. Pekerjaan instalasi listrik pada bangunan los

bersifat outbow atau pemasangan diluar struktur, hal ini disebabkan karena

Page 12: METODE PELAKSANAAN

bangunan los bersifat terbuka menggunakan struktur baja (expouse) sehingga

pekerjaan instalasi tidak bisa ditanam. Oleh sebab itu material yang dipergunakan

untuk melundungi instalasi (kabel, dll) harus yang kuat dari benturan sehingga

tidak cepat pecah dan patah.

Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dilaksanakan harus dikerjakan oleh

instalatur yang sudah berpengalaman serta terdaftar sebagai instalatur resmi PLN

dengan memegang SPT dan Surat Izin Kerja- SIKA C yang masih berlaku. Seluruh

Pekerjaan listrik harus dikerjakan sesuai peraturan pekerjaan listrik yang berlaku di

Indonesia terutama SPLN dan PUIL.

Lingkup Pekerjaan listrik meliputi pengadaan dan pemasangan semua

komponen listrik termasuk lampu, saklar, stop kontak, instalasi pengkabelan

lengkap conduit, panel listrik dan pengetesannya.

Hasil pekerjaan listrik sampai menyala.

Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan

sebagai berikut :

1. Material

Kontraktor Pelaksana harus memasang lampu jenis merk Philips atau

setara. Tipe armature aotbow lengkap dengan aksesorisnya, serta lampu

lainnya seperti yang ditujukkan dalam gambar.

Semua stop kontak, saklar dari kualitas terbaik atau dari sekualitas merk

MK atau.

Isolasi untuk sambungan kabel digunakan pipa isolasi sekualias 3 M,

legrand atau yang sekualitas.

Pipa kabel (conduit) dari jenis high-impact dari merk EGA, clipsall atau

yang sekualitas. Sambungan (copling), T-Dos harus dengan merk yang

sama dengan jenis konduitnya.

Seluruh material yang dipergunakan harus baru dan dipasang dengan cara

penempatan yang benar atau dari material bangunan lama yang masih

layak/baik dapat dipasang dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas.

Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh dari seluruh material

Pekerjaan listrik untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum

dipasang. Seluruh biaya ditanggung atas biaya Kontraktor pelaksana. Material

yang harus diajukan contohnya antara lain :

Kabel,

Stop kontak,

Saklar,

Lampu (setiap jenisnya),

Konduit, Ballast, dll

Page 13: METODE PELAKSANAAN

C. PEKERJAAN BANGUNAN KIOS

Pekerjaan bangunan kios ini meliputi :

1. Bangunan kios blok a ukuran 3 x 3 sebanyak 8 unit

2. Bangunan kios blok a ukuran 3 x 3 sebanyak 12 unit

3. Bangunan kios blok b ukuran 3 x 3 sebanyak 15 unit

4. Bangunan kios blok c ukuran 3 x 3 sebanyak 3 unit

5. Bangunan kios blok c ukuran 3 x 2,5 sebanyak 24 unit

Total bangunan kios yang akan dibangun adalah sebanyak 62 unit. Bangunan kios yang

akan dibangun pada tahun anggaran 2014 ini tidak seluruhnya sempurna selesai

semuanya terdapat beberapa bangunan kios pada beberapa blok belum 100% selesai

pengerjaannya, sebagai berikut:

No Kios Blok Progres Pembangunan Pekerjaan Tersisa

1 Blok A

(3x3) = 8 unit

100% selesai Tidak ada

2 Blok A

(3x3) = 12 unit

100% selesai Tidak ada

3 Blok B

(3x3) = 15 unit

75% Pintu Rolling door dan

pasangan lantai keramik

4 Blok C

(3x3) = 3 unit

100% selesai Tidak ada

5 Blok C

(3x2,5) = 24 unit

75% Pintu Rolling door dan

pasangan lantai keramik

C.1 Pengukuran Lahan dan Pasangan Bowplank

Setelah pekerjaan persiapan lahan selesai dilaksanakan tahapan selanjutnya adalah

melaksanakan pengkuran lahan dan pemasangan bowplank. Kontraktor harus

menyiapkan alat ukur untuk mengukur dan menseting kebutuhan lahan untuk

penempatan pondasi bangunan. Seluruh posisi bangunan harus menyiku atau

membentuk sudut tegak lurus (900) terhadap bangunan yang lainnya. Untuk itu

setelah lahan diseting dan dikur dengan alat ukur kemudian dilakukan pengukuran

bowplank untuk menentukan kesikuan dari bangunan dan titik duga elevasi nol

bangunan. Titik duga elevasi nol biasanya diambil rata-rata dari ketinggian elevasi

muka jalan atau berdasarkan petunjuk dari direksi pekerjaa/pengawas pekerjaan.

Pasangan bowplangk nantinya akan menjadi acuan untuk penggalian pondasi

bangunan. Bahan yang dipergunakan akan disesuaikan dengan sfesifikasi yang

telah ditentukan dalan sfesifikasi pekerjaan yaitu dari papan ukuran 2/20 yang

diserut bagian permukaan atasnya, kemudian dipaku pada tiang-tiang patok dari

bahan kayu dolken berdiameter 10 cm. Paku-paku dan benang ukur disiapkan

sebagai titik acu letak jalur pondasi yang akan digali. Penempatan titik acu harus

berada pada bagian center/as dari bangunan, sehingga akan memudahkan

pengukuran selanjutnya.

C.2 Pekerjaan Tanah dan Pondasi

Yang termasuk kedalam pekerjaan tanah dan pondasi ini diantaranya:

1. Galian tanah biasa sedalam 1 m.

Page 14: METODE PELAKSANAAN

Galian tanah biasa digunakan untuk pasangan pondasi lajur dimensi dari galian

tanah adalah lebar 80 cm dan panjang sepanjang pondasi dibangun. Tanah

bekas galian pondasi sebagian akan diurugkan kembali kedalam pondasi

sebanyak 25% dan sisanya akan menjadi bahan urugan pada lahan bangunan

yang ada. Kontraktor wajib menyiapkan tenaga kerja serta alat yang memadai

untuk melaksanakan pekerjaan pondasi ini.

2. Urugan Pasir Bawah Pondasi

Setelah galian pondasi selesai, urugan pasir ditabur dan diratakan diatas galian

pondasi. Ketebalan hamparan pasir ini adalah setebal 5 cm dalam kondisi

padat. Pasir yang dipergunakan adalah pasir urug halus dengan ukuran dari

butiran pasir tidak lebih dari 0,045 mm.

3. Urugan Tanah Kembali

Urugan tanah kembali dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan pondasi batu

kali/pasangan pondasi beton selesai dilaksanakan. Tanah diisikan ke rongga

sisa galian dipadatkan dan sisa dari urugan disebar secara merata ke lahan

bangunan kemudian dipadatkan.

4. Urugan Tanah Peninggian Bangunan

Urugan tanah untuk peningian bangunan didatangkan dari luar lokasi atau dari

quary tertentu yang memenuhi persyaratan untuk bahan urugan tanah. Direksi

dan Pengawas pekerjaan akan menetukan jenis tanah yang cocok untuk bahan

urugan tersebut. Ketebalan urugan sesuai ketentuan adalah setebal kurang lebih

25 s/d 30 cm diurugkan secara merata ke seluruh lahan bangunan kecuali badan

jalan. Kemudian dipadatkan dengan menggunakan stamper untuk mendapatkan

kepadatan maksimum.

5. Pondasi Lajur Batu Kali

Untuk pondasi dipakai batu gunung yang berkualitas baik, keras, tidak polos

dan permukaannya tajam. Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah

sehingga diameternya antar 30 cm dan minimum 10 cm. Pasangan batu gunung

untuk pondasi ini harus dipasang dengan adukan 1PC : 5 psr yang diaduk

matang. Ukuran kedalaman, dan lebar pondasi batu gunung dibuat sesuai

gambar rencana. Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga

dudukannya kokoh serta terikat baik satu sam lainnya dengan adukan. Untuk

keperluan kemudahan pemasangan pipa saluran air bersih, air hujan kabel-

kabel dan lain-lain yang menembus pondasi dapat dipasang bahan lunak yang

mudah dibuka. Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan dengan gambar

rencana. Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloof dan pondasi.

6. Pasangan sloop ukuran 15/20, Kolom praktis 15/15, balok gantung 15/25 dan

ring balok 15/20adalah bagian dari pekerjaan beton bertulang. Akan

diterangkan secara khusus sebagai berikut :

Penjelasan Umum

Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan

yang benar untuk menghasilkan beton yang bermutu baik. Maka perlu

penyedian tenaga kerja yang terampil, alat bantu yang memadai sesuai dengan

fungsinya dan material/bahan berdasarkan standart peraturan beton bertulang

PB1 1971 danSK.SKNI.T-15.1991-03

RUANG LINGKUP

Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan, Sloof.

Kolom utama/induk, kolom praktis dan semua komponen-konponenya yang

ditunjuk oleh gambar rencana.

Page 15: METODE PELAKSANAAN

Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan

sebagai berikut :

Bahan

Portland camen

Portland cament yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi

ketentuan-ketentuan dalam N1-1 atau menurut standart Portland cemen

yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia.

Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan

harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras)

Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syarat-

syarat penyimpangan bahan tersebut.

Air

Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang

dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan

organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurungkan mutu beton.

Kerikil/Batu Pecah

Kerikil/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.

Kerikil/batu pecah harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous,

memenuhi syarat kekerasannya.

Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap

berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus

dicuci.

Pasir

Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.

Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang

dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir

yang tajam dan mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat

kekerasannya.

Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebuh dari 5% ditentukan terhadap

berat kering.

Besi Beton

Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan

ditentukan dalam PBI 71.

Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari

cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.

Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai

dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti yang

di syaratkan dalam PBI 71.

Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera

dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah

tertulis dari Direksi.

Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm

dan tidak bersepuh seng.

Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.

Kayu

Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala

sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakainya

tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.

Page 16: METODE PELAKSANAAN

Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja

yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu yang apabila

tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-

ketentuan dalam PPKI NI-5.

Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu,

pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat kelembaban dan

toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan

ketentuan dalam PPKI.

Pengecoran Beton

Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan.

1PC : 3 Psr : 5krl dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik

untuk lantai kerja, lantai alas keramik, neut-kusen dan rabat beton, ukuran

disesuaikan dengan gambar.

Semua pekerjaan konstruksi beti pada bangunan dikerjakan dengan mutu

beton K -225. Semua pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syarat-

syarat PBI 1971

Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan

Ready Mix pada K-225.

Untuk beton konstruksi bermutu K-175 dapat dilakukan dengan cara

manual.

Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian

disetujui oleh Direksi Pelaksanaan secara tertulis dan tersedian cukup

bahan, perlatan serta tenaga kerja.

Pekerjaan Besi beton

Besi beton yang dipakai bermutu U-24. (SI.1). ukuran-ukurannya diameter

besi beton yang terpasang harus sesuai dengan gambar rencana, sedangkan

perubahan diameter tulangan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas.

Penggatian diameter tulangan tidak diperkenankan.

Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai

dalam konstruksi. Besi beton harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain

lapisan yang dapat mengurangi daya lekatnya pada beton.

Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat

beton dengan diameter minimum 1mm.

Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka

disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada sertifikat

dari laboratorium.

Bekesting dan Acuan

Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting

atau pun acuan yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.

Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.

Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.

Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur

minimal 14 (empat belas) hari.

Page 17: METODE PELAKSANAAN

C.3 Pekerjaan Pasangan

Yang termasuk kedalam pekerjaan tanah dan pondasi ini diantaranya:

1. Pasangan Bata merah adukan 1:5

Pekerjaan dinding menggunakan campuran 1 Pc : 5 Ps

a. Pasangan batu bata dinding keliling bangunan dipasang ½ batu, dinding

dimulai dari permukaan sloof hingga peil 20 cm diatas permukaan lantai

dipasang bata ttrasram ½ bata dengan campuran 1 semen banding 2 pasir.

Untuk dinding kamar mandi/toilet dipasang batu bata transram 1 Pc : 2 Ps

setinggi 1,5 meter dari permukaan lantai. Sedangkan dinding lainnya

dipasang pasangan bata bata 1Pc : 5Ps dengan campuran 1 semen banding 4

pasir sesuai dengan gambar bestek.

b. Semua pasangan batu bata sebelum dikerjakan terlebih dahulu direndam

dalam air hingga jenuh.

c. Seluruh bata yang digunakan bermutu baik, bentuk seragam, siku dengan

tekstur yang sama, warna merah tua, tanpa retak, tahan terhadap air dan

tidak rapuh.

d. Adukan pasangan harus dibuat secara hati hati, diaduk didalam bak kayu

yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam

keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang

plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan

sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.

e. Pengukuran (Uit zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan

sesuai gambar, dengan syarat :

Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus

dilakukan dengan benang.

Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak

boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.

f. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda

setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah

pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.

g. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga

menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari.

Pada tempat tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom kolom praktis yang

ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.

h. Lubang untuk alat alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus

dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester ).

Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan

Page 18: METODE PELAKSANAAN

plasteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama

dengan plasteran seluruh bidang tembok.

i. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan

lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok

dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang

harus diberi perawatan dengan cara membasahinya secara terus menerus

paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.

2. Plesteran adukan 1:5 dan Acian

Pekerjaan plesteran menggunakan campuran, yaitu : capuran 1 Pc : 5 Ps

a. Plesteran 1 Pc : 2 Ps dengan campuran 1 semen Banding 2 Pasir dilakukan

pada pasangan bata 1 Pc : 2 Ps, sedangkan Plesteran 1 Pc : 4 Ps dengan

campuran 1 semen Banding 4 Pasir dilakukan pada pasangan bata 1 Pc : 4

Ps

b. Pekerjaan plesteran yang lainnya dilakukan pada permukaan beton,

kolom, sloof, dan ring balk atau sesuai dengan gambar atau petunjuk

Direksi/Konsultan Pengawas.

c. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, pada bidang-bidang dinding yang

akan diplester harus disiram, dibasahi dengan air bersih, bebas dari

kotoran dan lain-lain atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan

Pengawas, permukaan plesteran harus rapid an rata.

d. Pekerjaan plesteran dilakukan pasir yang halus dengan permukaan yang

rapi dan tidak bergelombang.

3. Pekerjaan Beton

Pekerjaan beton telah diuraikan sebelumnya

4. Pasangan Pintu Rollingdoor

Pintu rollingdoor dipasang setelah pekerjaan bangunan kios selesai dikerjakan.

Lantai telah terpasang sehingga tidak mengganggu dan merusak pintu

rollingdoor.

Pintu Rollingdoor terbuat dari bahan plat baja tebal 0,3 mm dengan ukuran

disesuaikan dengan ukuran muka kios dan tinggi sampai mencapai diatas

balok gantung setinggi 2,5 m.

Bok rollingdoor ditempatkan diatas balok gantung bagian dalam sehingga

tidak mengganggu pandangan

Page 19: METODE PELAKSANAAN

C.4 Pekerjaan Atap

Langkah Tata Cara Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan :

1. Bentuk atap Baja ringan

Sebagai Faktor Penentu Estetika atau keindahan atap bangunan (bentuk atap)

2. Menghitung Volume Baja Ringan

Kebutuhan volume baja ringan biasanya semakin banyak jurai semakin luas atap

semakin mahal. tentunya berbeda dengan atap sederhana (cek hitungan

perkiraan)

3 Mempersiapkan Gambar Kerja.

Persiapkan gambar kerja berupa denah bangunan secara menyeluruh karena

gambar kerja ini menentukan jarak kuda dan kebutuhan kuda-kuda. gambar

kerja yang di keluarkan terlebih dahulu mempertimbangkan jarak kuda-kuda

yang akan di pakai, biasanya jarak kuda-kuda yang aman tidak lebih dari

1,20 meter. Gambar kerja ini jangan sampai di tentukan oleh tukang/aplikator

bangunan haruslah rekomendasi dari penyedia baja ringan karena selama ini

tukang berdasarkan atas empiris bukan hasil dari analisa sofware.

4. Bahan Baja Ringan Label SNI

Mutu Kualitas baja ringan haruslah menggunakan Standar Nasional

Indonesia (SNI) maka tanyakan kepada penyedia baja ringan apakah sudah

Page 20: METODE PELAKSANAAN

memakai SNI di setiap batang baja ringan.

Teliti dulu sebelum membeli konsumen mempunyai hak untuk bertanya

mengenai perlindungan konsumen(konsumen cerdas paham perlindungan)

5. Penutup Atap tentukan terlebih dahulu

penentuan ketebalan Profil C Baja ringan biasa tergantung atap yang di pakai

,biasa semakin berat genting yang akan di pakai semakin berat pula

pembebanan terhadap struktur baja ringan tentunya baja ringan harus ada

perbedaan dimana ketebalan profil ini bervariasi mulai dari profil : C 75/65 ,

C 75/75, C75/100.

6. Pemasangan Baja Ringan

yang perlu di perhatikan dan diawasi dalam hal pemasangan :

a. Jarak antar kuda-kuda (jarak max 1,20 meters)

b. Sambungan Kuda-Kuda,

c. Web/ Ander (jarak max 1,20 - 1.50 meters)

d. Kaki (sepatu kuda), minimal dua buah jikalau satu sebaiknya di komplain

e. Baut Yang di pakai, memakai

Page 21: METODE PELAKSANAAN

C.5 Pekerjaan Plapond

1. Pasang Plapond Rangka Hollow + GRC

Metode Pemasangan Plafond adalah sebagai berikut:

a. Tentukan Marking Elevasi Plafon dan buat garis sipatan serta titik-titik

paku kait.

b. Pasang Paku Kait

c. Pasang Penggantung Rangka Plafon ( Hanger dan Clip Adjuster) dengan

posisi tegak lurus.

d. Pasang Rangka Tepi Plafon ( list profil) sebagai list tepi pada garis sipatan

e. Tentukan jarak penempatan Kait Penggantung.

f. Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian

rangka plafon.

g. Pasang Rangka Utama (Top Cross Rail)

h. Pasang Rangka Pembagi

i. Pasang plafond dengan spesifikasi material yang telah ditentukan pada

gambar kerja, RKS dan RAB

j. Setelah rangka plapond selesai dirakit/dipasang pekerjaan selanjutnya

adalah memasang penutup Plapond menggunakan bahan GRC board tebal 3

mm.

C.6 Pekerjaan Lantai

1. Pada saat membeli keramik dari toko material sebelumnya dipisahkan dahulu

keramik yang sewarna, meskipun dengan type keramik yang sama, jika waktu

pembakarannya berbeda akan meyebabkan perbedaan warna hal ini akan

menggurangi keindahan pasangan keramik.

2. Keramik yang digunakan adalah keramik putih polos ukuran 30 x 30 cm yang

mempuyai ukuran kualitas yang biasa disimbolkan dengan KW 1 .

3. Untuk jenis keramik tertentu biasanya direndam sampai basah jenuh, sehingga

dalam proses pemasangan nantinya tidak meyerap air semen.

4. Meyelesaikan pekerjaan pipa yang akan ditanam didalam keramik, agar

nantinya tidak terjdi bongkar pasang.

5. Menggukur ruagan yang akan dipasang keramik.

6. Membuat gambar kerja pasangan keramik bedasarkan hasil pengukuran

sehingga dapat ditentukan pemotongan lebar rencana las-lasan pada pinggir

ruangan.

7. Membuat garis bantu kedataran dan ketegakan dengan benang ukur.

8. Membuat kepalaan keramik bedasarkan ukuran gambar kerja yang sudah

dibuat.

9. Memasang keramik.

10. Memasang nuk keramik.

Page 22: METODE PELAKSANAAN

C.7 Pekerjaan Pengecatan

Pekerjaan pengecatan digunakan untuk pengecatan dinding tembok dan plafond

GRC serta pengecatan bidang kayu. Pengecatan meliputi seluruh permukaan

dinding sebelah dalam dan sebelah luar tembok. Cat yang digunakan adalah cat

tembok jadi, berkualitas baik sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

Sebelum pengecatan dimulai, permukaan dinding yang akan dicat harus

dibersihkan, sisa-sisa tonjolan spesi bekas pemasangan bata harus diratakan,

lubang-lubang yang ada harus ditutup dan diplamir pada bagian tertentu di amplas

sehingga permukaan dinding yang akan dicat benar-benar rata. Warna cat yang

diinginkan adalah sesuai dengan petunjuk RKS atau petunjuk Direksi/Konsultan

Pengawas. Semua permukaan pengecatan harus rata dan semua ketebalan yang

sama dengan 3 kali pengulangan pengecatan. Semua permukaan baik beton dan

kayu sebelum dicat didempul atau digosok dengan kertas amplas. Pencampuran

kekentalan cat, baik cat tembok maupun cat kilat kayu disesuaikan dengan arahan

pabrik atau petunjuk direksi/konsultan pengawas. Sebelum dilakukan pelaksanaan

pekerjaan, kontraktor akan menunjukan contoh warna dan merk yang akan

digunakan dan dimintai persetujuan direksi/konsultan pengawas.

C.8 Pekerjaan Instalasi Listrik

Pekerjaan ini dilakukan terutama memasang pipa-pipa kabel listrik yang ditanam

didalam beton, kabel yang dipakai adal NYa 3 x 2.5 mm, dilakukan pemasangan

pitting, baik sakelar, stop kontak, dan titik api, serta instalasi jaringan baik didalam

pipa maupun di atas plafon. Pemasangan jaringan listrik mengikuti petunjuk

Cirebon, 6 Agustus 2014