model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan student team ...
METODE KOOPERATIF MODEL JIGSAW II DALAM ... KOOPERATIF MODEL JIGSAW II DALAM PEMBELAJARAN TOKOH DAN...
Transcript of METODE KOOPERATIF MODEL JIGSAW II DALAM ... KOOPERATIF MODEL JIGSAW II DALAM PEMBELAJARAN TOKOH DAN...
METODE KOOPERATIF MODEL JIGSAW II
DALAM PEMBELAJARAN TOKOH DAN PENOKOHAN
NOVEL 728 HARI KARYA DJONO W. OESMAN
UNTUK SISWA SMA KELAS XI SEMESTER I
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh
Theresia Novita Dwi Puspitasari
NIM: 121224104
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
METODE KOOPERATIF MODEL JIGSAW II
DALAM PEMBELAJARAN TOKOH DAN PENOKOHAN
NOVEL 728 HARI KARYA DJONO W. OESMAN
UNTUK SISWA SMA KELAS XI SEMESTER I
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh
Theresia Novita Dwi Puspitasari
NIM: 121224104
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Terima kasih saya ucapkan, kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat dan kelancaran dalam penyusunan skripsi. Karya ini akan
saya persembahkan untuk:
Kedua orang tua saya, bapak Victorius Samiyoto dan Maria Magdalena Eni
Wayantari, S.Pd yang selalu mendukung dan memberi semangat serta mendoakan
saya dalam membuat skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTO
“Aku berpikir terus menerus berbulan-bulan
dan bertahun-tahun, sembilan puluh
sembilan kali dan kesimpulannya salah.
untuk yang keseratus aku benar.”
(Albert Einstein)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Puspitasari, Theresia Novita Dwi. 2017. Metode Kooperatif Model Jigsaw II
dalam Pembelajaran Tokoh dan Penokohan Novel 728 Hari Karya
Djono W. Oesman untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I. Skripsi.
Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode kooperatif model
jigsaw II dalam pembelajaran tokoh dan penokohan novel 728 Hari karya
Djono W. Oesman untuk siswa SMA kelas XI semester I. Penelitian ini juga
menggunakan metode deskriptif kualitatif, sehingga data yang dihasilkan
berupa kutipan kata-kata.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan implementasi langkah-langkah
pembelajaran kooperatif model jigsaw II dalam tokoh dan penokohan novel
728 Hari karya Djono W. Oesman. Langkah-langkah tersebut terbentuk dari
enam langkah, yaitu; (1) orientasi (2) membaca sinopsis novel 728 Hari
dalam kelompok asal; (3) diskusi kelompok ahli; (4) presentasi kelompok;
(5) guru memberikan penguatan hasil diskusi; (6) guru membimbing siswa
mengambil kesimpulan.
Dalam hasil kajian penelitian, peneliti menemukan tokoh dan penokohan
dalam novel 728 Hari, yaitu Eva Meliana Santi yang menjadi tokoh utama.
Eva digambarkan sebagai gadis yang pintar dan kuat menjalani sisa
hidupnya untuk berbuat kebaikan pada sesama. Tokoh tambahan dalam
novel tersebut, yaitu Badaruddin, Sugiarti, Faisal, Kartika, Ninis, Hesti,
Nanan, dr Yudha, dan dr Anton. Sedangkan, teknik analitik dan teknik
dramatik penokohan tersebut ditandai dengan pernyataan langsung dan tidak
langsung.
Berkaitan dengan analisis tokoh dan penokohan novel 728 Hari
tersebut, peneliti menyesuaikan isi yang tertera di dalam standar isi, yaitu
SK/KD matapelajaran Bahasa Indonesia kelas XI semester I mengenai
keterampilan membaca yang ada dalam SK. 7 dan KD. 7.2 tentang
menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan,
kemudian merelevansikannya dengan bahan ajar berupa silabus dan RPP.
Kemudian peneliti akan mendeskripsikan pembelajaran sastra tersebut,
kedalam langkah-langkah pembelajaran metode kooperatif model jigsaw II.
Kata kunci: Kooperatif Jigsaw II, Bahan Pembelajaran, dan Membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Puspitasari, Theresia Novita Dwi. 2017. Cooperative Method of Jigsaw II Model
in Character and Characterization Learning by Djono W. Oesman's
728 Hari for 11th Grade Semester 1 Senior High School Students.
Thesis. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Sanata Dharma University.
This research aimed to describe cooperatif method of Jigsaw II model in
character and characterization learning by Djono W. Oesman's 728 Hari for 11th
Grade, Semester 1, Senior High School Students. This research also used
qualitative descriptive method, so that the produced data will be citation of words.
The result of this research showed the implementation of Jigsaw II model
cooperative learning steps in character and characterization by Djono W.
Oesman's 728 Hari. Those steps are formed from six steps, which are; (1)
orientation; (2) reading the novel's synopsis; (3) expert group discussion; (4)
group presentation; (5) teacher gives reinforcement of discussion result; (6)
teacher guides students to make conclusion.
The researched result is, the researcher found the character and
characterization of 728 Hari, Eva Meliana Santi who is the main character. Eva
was ilustrated as smart girl who was strong in facing the rest of her life to do good
things for others. The additional characters at that novel, which are Badaruddin,
Sugiarti, Faisal, Kartika, Ninis, Hesti, Nanan, dr Yudha, and dr Anton.
Meanwhile, characterization analytic technique and characterization dramatic
technique was marked by direct and indirect questions.
Related to the character and characterization analysis from 728 Hari, the
researcher adjusted the content with the content standard, which are Competency
Standard/Basic Compentence of Bahasa Indonesia subject for 11th grade,
semester 1 related to reading skills which exists in Competency Standard 7 and
Basic Compentenc 7.2 about analyzing intrinsic and extrinsic elements of
Indonesia or translated novel.
Keywords: Cooperative Jigsaw II, Learning Materials, and Reading.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis haturkan, kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Metode Kooperatif Model Jigsaw II Dalam Pembelajaran Tokoh
Dan Penokohan Novel 728 Hari karya Djono W. Oesman untuk Siswa SMA
Kelas XI Semester I”. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan
gelar kesarjanaan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi PBSI yang selalu
memberikan dorongan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi.
3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi
PBSI yang selalu memberikan dorongan bagi penulis untuk
menyelesaikan skripsi.
4. Drs. B. Rahmanto, M.Hum., selaku dosen pembimbing pertama yang
telah mengarahkan dan membimbing dengan telaten dalam penulisan
skripsi.
5. Drs. P. Hariyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing kedua yang telah
mengarahkan dan membimbing dengan telaten dalam penulisan skripsi.
6. Seluruh dosen PBSI yang telah memberikan pengetahuan, wawasan, dan
ilmu yang dapat menjadi bekal masa depan bagi penulis.
7. Bapak Robertus Marsidiq, selaku sekretaris PBSI yang telah
memberikan pelayanan administrasi di Prodi PBSI.
8. Ayahanda, Victorius Samiyoto dan Ibunda, Maria Magdalena Eni
Wayantari S.Pd., selaku orang tua yang telah memberikan kasih sayang
serta untaian doa yang tidak pernah putus untuk anak-anaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
HALAMAN MOTO ....................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
E. Batasan Istilah ...................................................................................... 7
F. Sistematika Penyajian .......................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 10
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ..................................................... 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Landasan Teori ..................................................................................... 12
1. Metode Kooperatif ......................................................................... 12
a. Karakteristik Metode Pembelajaran Kooperatif....................... 13
b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif ............................................ 14
c. Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif .......................... 15
2. Model Jigsaw II .............................................................................. 16
a. Kegiatan Pembelajaran Jigsaw II ............................................. 17
b. Langkah-langkah Pembelajaran Jigsaw II ............................... 20
3. Metode Pembelajaran ..................................................................... 22
4. Pembelajaran Sastra di SMA ......................................................... 23
5. Pelaksanaan Pembelajaran KTSP .................................................. 24
a. Silabus ...................................................................................... 25
b. RPP ........................................................................................... 26
6. Novel .............................................................................................. 27
7. Tokoh ............................................................................................. 28
a. Tokoh Sentral .......................................................................... 29
b. Tokoh Bawahan ...................................................................... 29
8. Penokohan ..................................................................................... 30
9. Pendekatan Struktural .................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 34
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 34
B. Metode Penelitian................................................................................. 34
1. Pendekatan ..................................................................................... 34
2. Metode............................................................................................ 35
C. Data dan Sumber Data Penelitian ........................................................ 35
D. Instrumen Penelitian............................................................................. 36
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 36
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
A. Deskripsi Data ...................................................................................... 38
B. Pembahasan Metode Kooperatif model Jigsaw dalam Pembelajaran
Novel 728 Hari .................................................................................... 39
1. Hasil Penelitian .............................................................................. 40
a. Orientasi ................................................................................... 41
b. Membaca .................................................................................. 41
c. Diskusi Kelompok Ahli ........................................................... 42
(1) Tokoh Utama/Sentral ......................................................... 42
(2) Tokoh Tambahan ............................................................... 54
(3) Teknik Analitik .................................................................. 75
(4) Teknik Dramatik ................................................................ 76
d. Diskusi Kelompok Asal ........................................................... 95
(1) Tokoh Utama/Sentral ......................................................... 95
(2) Tokoh Tambahan ............................................................... 96
(3) Teknik Analitik .................................................................. 97
(4) Teknik Dramatik ................................................................ 98
e. Laporan Kelompok................................................................... 100
f. Guru Memberi Penguatan ........................................................ 100
g. Guru Membimbing Siswa Mengambil Kesimpulan ................ 101
C. Bahan Ajar ........................................................................................... 103
1. Silabus ...................................................................................... 103
2. RPP ........................................................................................... 111
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 142
B. Saran ..................................................................................................... 147
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 148
LAMPIRAN .................................................................................................... 150
BIODATA PENULIS ..................................................................................... 160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam
pembelajaran adalah keterampilan memilih metode. Pemilihan metode terkait
langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pengajaran yang sesuai
dengan situasi dan kondisi sehingga, pencapaian tujuan pengajaran diperoleh
secara optimal. Dengan menggunakan metode kooperatif model jigsaw II, siswa
akan lebih efektif dan optimal dengan hasil belajarnya.
Pada hakikatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok.
Oleh karena itu, banyak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam
pembelajaran kooperatif. Karena mereka beranggapan, telah biasa melakukan
pembelajaran kooperatif dalam bentuk belajar kelompok. Walaupun sebenarnya
tidak semua belajar kelompok dikatakan pembelajaran kooperatif, seperti
dijelaskan (dalam Rusman, 2011: 218) bahwa “pembelajaran kooperatif
dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat
mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri.”
(dalam Rusman, 2011: 216) mengemukakan lima unsur dasar model
pembelajaran kooperatif model jisgaw II, yaitu: (1) ketergantungan yang positif,
(2) pertanggung jawaban induvidual, (3) kemampuan bersosialisasi, (4) tatap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
muka, dan (5) evaluasi proses kelompok. Pembelajaran kooperatif
mewadahi bagaimana, siswa dapat bekerja sama dalam kelompok. Tujuan
kelompok adalah tujuan bersama. Situasi kooperatif merupakan bagian dari siswa,
untuk mencapai tujuan kelompok siswa harus merasakan bahwa mereka akan
mencapai tujuan maka siswa lain dalam kelompoknya memiliki kebersamaan.
Artinya tiap anggota kelompok bersikap kooperatif dengan sesama anggota
kelompoknya (Rusman, 2011: 219).
Ada dua komponen pembelajaran kooperatif, yakni: (1) cooperative tesk
atau tugas kerja sama dan (2) cooperative incentive structure, atau struktur
insentif kerja sama. Tugas kerja sama berkenaan dengan suatu hal yang,
menyebabkan anggota kelompok kerja sama dalam menyelesaikan tugas yang
telah diberikan. sedangkan stuktur insentif kerja sama, merupakan suatu hal yang
membangkitkan motivasi siswa untuk melakukan kerja sama dalam rangka
mencapai tujuan kelompok tersebut.
Pembelajaran model jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para ahli.
Karena, anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda.
Tetapi, permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama. Setiap utusan dalam
kelompok yang berbeda membahas materi yang sama, kita sebut sebagai tim ahli
yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya hasil
pembahasan itu, dibawa ke kelompok asal dan disampaikan pada anggota
kelompoknya (Rusman,2011: 219).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Media yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah,
menggunakan sebuah buku bacaan novel. Media diartikan sebagai perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap
(Arsyad,2007: 1-4).
Novel sebagai salah satu bentuk karya sastra berawal dari kesusastraan
Inggris pada awal abad ke-18. Pada perkembangannya hakikat novel diungkapkan
oleh beberapa pengamat sastra lain, yaitu novel diartikan sebagai suatu cerita
dengan suatu alur yang cukup panjang mengisi satu buku atau lebih, yang
menggarap kehidupan manusia yang bersifat imajinatif. Sedangkan untuk tokoh
menunjuk pada orang sebagai pelaku cerita. (dalam Nurgiantoro, 2002 : 165),
memaparkan tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya
naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki moral dan
kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang
dilakukan dalam tindakan. Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai
pembaca dan penyampaian pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin
disampaikan pengarang kepada pembaca (Wahyuningtyas dan Santoso, 2011: 3).
Penokohan sebagian besar tokoh-tokoh yang ada dalam karya fiksi adalah
tokoh-tokoh rekaan. Kendati berupa rekaan atau hanya imajinasi pengarang,
masalah penokohan merupakan satu bagian penting dalam membangun sebuah
cerita. Tokoh-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan
untuk menyampaikan ide, motif, plot, dan tema. Semakin
berkembangnya ilmu jiwa, terutama psiko-analisa, merupakan salah satu alasan
pentingnya peranan tokoh cerita sebagai bagian yang ditonjolkan oleh pengarang
Sumardjo (dalam Zainuddin, 2002: 86).
Metode pembelajaran kooperatif model jigsaw dalam menganalisis suatu
cerita yang tertulis di dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman akan
digunakan oleh peneliti untuk penelitiannya yang berjudul “Metode Kooperatif
Model Jigsaw II dalam Pembelajaran Tokoh dan Penokohan Novel 728 Hari
Karya Djono W. Oesman Untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I”. Unsur yang
disampaikan berupa unsur intrinsik yaitu tema, alur, penokohan, latar, sudut
pandang, gaya bahasa, dan amanat. Agar penggunaan kooperatif model jigsaw II
lebih mendalam, peneliti hanya akan berfokus pada tokoh dan penokohannya saja.
Gambaran cerita dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman adalah, tokoh
bernama Eva Meliana Santi yang mengidap penyakit Lupus. Penyakit yang
sampai sekarang belum ada obatnya dan dokter memvonis hanya bisa bertahan
hidup dalam waktu 728 hari. Selama hidupnya Eva sudah banyak melakukan
pengobatan sampai ia harus beberapa kali berganti dokter dan rumah sakit suatu
ketika penyakit Eva diketahui oleh pihak dokter saat melakukan pengeboran
dibagian tulang punggung Eva untuk mengambil sempel cairan tulang sumsum.
Yang dilakukan oleh dr Chaterine. Berdasarkan cerita novel 728 Hari karya
Djono W. Oesman tersebut kisah hidup Eva Meliana Santi dan semangatnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
sungguh menginspirasi bagi banyak orang. Kisah cintanya sungguh dramatis.
Kisah perjuangan ibu Sugiarti yang merawat sungguh membuat haru. Alasan
peneliti menggunakan novel ini karena banyak pelajaran yang dapat diambil dari
cerita novel 728 Hari karya Djono W. Oesman tentang inspirasi kehidupan.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih analisis struktural untuk menganalisis novel
728 Hari karya Djono W. Oesman yang kemudian akan dikaitkan dengan
pembelajaran sastra menggunakan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw
untuk siswa SMA kelas XI semester I.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas ialah
bagaimana penerapan dengan metode koopretif model jigsaw II dalam
pembelajaran tokoh dan penokohan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman
untuk siswa SMA kelas XI semester I?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini ialah mendeskripsikan penerapan metode koopretif model jigsaw II
dalam pembelajaran tokoh dan penokohan novel 728 Hari karya Djono W.
Oesman untuk siswa SMA kelas XI semester I?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa, mahasiswa dan
peneliti sendiri.
1. Manfaat bagi guru bahasa Indonesia
Membantu guru dalam mengajarkan pembelajaran sastra khususnya
dalam menganalisis unsur intrinsik tokoh dan penokohan dengan
menggunakan metode kooperatif model jigsaw II.
2. Manfaat bagi siswa
Membantu siswa untuk lebih memahami tentang unsur intrinsik dalam
novel, khususnya tokoh dan penokohan.
3. Manfaat bagi mahasiswa
Memberikan sumbangan bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan
dengan metode kooperatif model jigsaw II dan objeknya.
4. Manfaat bagi peneliti
Menambah pengetahuan mengenai sastra, khususnya unsur intrinsik
yaitu tokoh dan penokohan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
E. Batasan Istilah
Sebagai penelitian, peneliti membuat beberapa batasan istilah yaitu:
1. Metode Kooperatif
Kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama
saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau
inkuiri (Ngalimun, 2014: 161).
2. Model Jigsaw
Termasuk pembelajaran kooperatif dengan sintaks pengarahan, informasi
bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri
dari beberapa bagian sesuai banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota
kelompok bertugas membahas bagian tertentu, tiap kelompok bahan ajar
membuat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga
terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok asal oleh anggota
kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi (Ngalimun, 2014: 169).
3. Metode Pembelajaran
Seperangkat komponen yang telah dikombinasikan secara optimal untuk
kualitas pembelajaran (dalam Taniredja, 2014: 1).
4. Pengajaran Sastra di SMA
Pengajaran yang menyangkut seluruh aspek sastra, yang meliputi: Teori
Sastra, Sejarah Sastra, Kritik Sastra, Sastra Perbandingan, dan Apresiasi
Sastra (Ismawati, 2013: 1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
5. Silabus
Seperangkat rencana dan pengaturan tentang implementasi kurikulum, yang
mencakup kegiatan pembelajaran, pengelolaan kurikulum berbasis sekolah,
kurikulum dan hasil belajar, serta penilaian berbasis kelas (Muslich, 2007:
23).
6. RPP
Rancangan pembelajaran mata pelajaran perunit yang akan diterapkan guru
dalam pembelajaran di kelas (Muslich, 2007: 45).
7. Novel
Bentuk sastra yang paling populer di dunia (Sumardjo, 1988: 37).
8. Tokoh
Orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang
oleh pembaca ditafsirkan memiliki moral dan kecenderungan tertentu,
seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam
tindakan (Nurgiantoro, 2002: 165).
9. Penokohan
Individu yang mengalami peristiwa atau perlakuan dalam berbagai
peristiwa dalam cerita (dalam Ismawati, 2013: 70).
10. Strukrtural
Karya sastra yang dapat dilakukan dengan mengidentifikasikan, mengkaji,
dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur intrinsik fiksi yang
bersangkutan (Nurgiantoro, 1995: 37).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
F. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian ini terdiri dari lima bab. Bab I pada penelitian ini
berisi pendahuluan. Pada bab ini akan diuraikan 6 hal, yaitu: (1) latar
belakang, (2) batasan masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5)
manfaat penelitian, dan (6) sistematika penyajian, selanjutnya bab II dalam
penelitian ini berisi landasan teori. Pada bab ini, akan diuraikan mengenai, (1)
penelitian yang relevan, (2) kajian teori, dan (3) kerangka berpikir, selanjutnya
bab III dalam penelitian ini berisi metodologi penelitian. Pada bab ini akan
diuraikan mengenai, (1) jenis penelitian, (2) sumber data dan data penelitian,
(3) metode penelitian, (4) instrumen penelitian, (5) teknik pengumpulan data,
(6) teknik analisis data, selanjutnya bab IV dalam penelitian ini berisi hasil
pembahasan dan penelitian. Pada bab ini akan diuraikan 2 hal, yaitu: (1)
deskripsi data, dan (2) pembahasan hasil analisis yang ditemukan dalam novel
728 Hari karya Djono W. Oesman dan yang trakhir adalah bab V dalam
penelitian ini, peneliti mendeskrisikan megenai kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Dalam penelitian relevan ini, peneliti menemukan beberapa penelitian
yang menggunakan pembelajaran kooperatif model jigsaw sebagai strategi
pembelajaran dan pengajaran sastra. Penelitian tersebut dilakukan oleh
Benediktus Brian Prasetyo (2011), Delsiana Yos Sudarso Ngaga (2011), dan
Utari Irmina Budi (2009).
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Benediktus Brian Prasetianto
(2011) berjudul “Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw”. Melalui
penelitiannya, Benediktus berfokus pada jenis Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI jurusan Bahasa
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 25
orang. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw berhasil dilaksanakan, dan dapat meningkatkan motivasi
belajar sejarah siswa yang ditandai, dengan meningkatnya nilai rata-rata dan
presentase motivasi belajar dan prestasi siswa.
Penelitian terdahulu yang kedua, yaitu Delsiana Yos Sudarso Ngaga
(2011) dengan judul “Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran Alur dan Tokoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Novel Hilangnya Halaman Rumahku Karya Gregorius Budi Subanar
Untuk Pembelajaran Sastra Di SMA Kelas XI Semester I”. Tujuan dari
penelitian Delsiana, yaitu mendeskripsikan metode inkuiri terhadap tokoh dan
alur novel Hilangnya Halaman Rumahku karya Gregorius Budi Subanar untuk
siswa SMA kelas XI semester I. Hasil dari penelitiannya berupa penelitian
deskriptif kualitatif, karena isi dari penelitian tersebut berupa gambaran
metode inkuiri dan data diperoleh dari novel Hilangnya Halaman Rumahku.
Penelitian yang ketiga, yaitu Utari Irmina Budi (2009) berjudul
“Peningkatan Kemampuan Kerja Sama Dalam Pembelajaran Menulis Siswa
Kelas X SMA Stella Duce Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009
Dengan Menggunakan Metode Kooperatif Teknik Jigsaw”. Hasil penelitian
Utari merupakan jenis Penelitian Tindak Kelas (PTK). Bertujuan untuk
mendeskripsikan peningkatan kemampuan kerja sama siswa kelas X SMA
Stella Duce Bantul tahun ajaran 2008/2009, dalam pembelajaran menulis dan
mengetahui peningkatan aspek tatap muka antar anggota kelompok dalam
pembelajaran menulis di SMA Stella Duce Bantul tahun ajaran 2008/2009.
Peneliti menggunakan subjek penelitiannya, yaitu siswa sebanyak 18 siswa
kelas X di SMA Stella Duce Bantul.
Perbedaan penelitian yang saya buat dengan peneliti sebelumnya, yaitu
Benediktus Brian Prasetyo (2011), Delsiana Yos Sudarso Ngaga (2011), dan
Utari Irmina Budi (2009), adalah lebih kepada pembelajaran membaca novel
dengan menggunakan metode koopertif model jigsaw II. Kemudian di dalam
penelitian saya, saya akan mendeskripsikan langkah-langkah metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kooperatif model jigsaw II. Dengan merelevansikannya menggunakan bahan
ajar berupa silabus dan RPP untuk pembelajaran sastra di SMA kelas XI
semester I. Peneliti juga merasa bahwa penelitiannya, dapat dijadikan bahan
pengajaran sastra di SMA kelas XI semester I, karena sesuai dengan standar
isi, yaitu SK/KD pada keterampilan membaca 7 dan KD. 7.2 tentang analisis
unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan. Kemudian saya
menggunakan novel berjudul 728 Hari karya Djono W. Oesman dengan tahun
terbit pada bulan oktober 2015, sebagai media untuk menganalisis unsur
intrinsik tokoh dan penokohannya. Penulis dalam novel 728 Hari juga
termasuk seorang tokoh wartawan yang bekerja di kantor Jawa Pos Surabaya.
Dalam penelitian, peneliti juga menggunakan analisis struktural tujuannya,
agar lebih mudah untuk mendeskripsikan tokoh dan penokohan yang terdapat
dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman.
B. Landasan Teori
1. Metode Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran kooperatif dibagi menjadi empat model yang
dikembangkan dari pendekatan kooperatif ini, yaitu: (a) model STAD (Student
Teams Achivement Division); (b) model jigsaw; (c) model investigasi
kelompok; dan (d) pendekatan struktural. Model yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah model Jigsaw (Muhammad Nurdin, 2011: 120). Model
jigsaw adalah sebuah metode belajar kooperatif, yang menitikberatkan kepada
kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil, seperti yang
diungkapkan Lie (dalam Rusman,2011: 201), bahwa pembelajaran kooperatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
model jigsaw ini merupakan model belajar yang kooperatif, dengan cara siswa
belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas lima sampai dengan enam
orang secara heterogen. Kemudian siswa bekerja sama saling ketergantungan
positif dan bertanggung jawab secara mandiri.
a. Karakteristik Metode Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran
yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran, yang
lebih menekankan pada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang
ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian
penguasaan materi pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama inilah
yang menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan dalam beberapa
perspektif, yaitu: 1) perspektif motivasi artinya penghargaan yang
diberikan kepada kelompok yang dalam kegiatannya saling membantu
untuk memperjuangkan keberhasilan kelompok; 2) perspektif sosial
artinya melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam
belajar. Karena mereka menginginkan semua anggota kelompok
memperoleh keberhasilan; 3) perspektif perkembangan kognitif artinya
dengan adanya interaksi antara anggota kelompok dapat mengembangkan
prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi (Sanjaya, 2006:
242).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif menurut (Ibrahim Muslimin, 2000: 3),
terdapat empat ciri-ciri yang menjadi dasar keberhasilan kelompok belajar,
yaitu:
1) Pembelajaran Secara Tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan
secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh
karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswanya kompak dan
mencapai keberhasilan belajar secara bersama-sama. Setiap anggota
tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2) Didasarkan pada Manajemen Kooperatif
Manajemen seperti yang telah kita pelajari pada bab sebelumnya
mempunyai tiga fungsi, yaitu: (a) Fungsi manajemen sebagai
perencanaan pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah-
langkah pembelajaran yang sudah ditentukan. Misalnya tujuan apa
yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, apa yang harus
digunakan untuk mencapai tujuan, dan lain sebagainya; (b) Fungsi
manajemen sebagai organisasi, menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses
pembelajaran berjalan dengan efektif; (c) Fungsi manajemen sebagai
kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun
nontes.
3) Kemampuan untuk Bekerja Sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan
secara kelompok, oleh karenanya prinsip keberhasilan atau kerja sama
perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama
yang baik, pembelajar kooperatif tidak akan mencapai hasil yang
optimal.
4) Keterampilan Bekerja Sama
Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam
kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa
perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan
berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran yang telah diterapkan. Pembelajaran kooperatif adalah
suatu aktivitas pembelajaran yang menggunakan pola belajar siswa
berkelompok untuk menjalin kerja sama dan saling ketergantungan
dalam struktur tugas, tujuan, dan hadiah.
c. Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin (2005: 4) terdapat tujuh unsur-unsur dasar pembelajaran
kooperatif, yaitu:
1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup
sepenanggungan bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya,
seperti milik mereka sendiri.
3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya
memiliki tujuan yang sama.
4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara
anggota kelompoknya.
5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang
juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
6) Siswa dibagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan
untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
7) Siswa diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual meteri
yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
2. Model Jigsaw
Model ini dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson dan
teman-temannya di Universitas Texas. Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris
adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle
yaitu menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw
ini mengambil pola cara kerja sebuah gergaji (zig-zag), yaitu siswa
melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa
lain untuk mencapai tujuan bersama.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas
kooperatifnya dalam: (a) belajar dan menjadi ahli dalam sub topik
bagiannya; (b) merencanakan bagaimana mengajarkan sub topik
bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu, siswa
tersebut kembali lagi ke kelompoknya semula. Setelah itu, siswa tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam sub
topiknya dan mengajarkan informasi penting dalam sub topik tersebut
kepada temannya. Ahli dalam sub topik lainnya juga bertindak serupa,
sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan
penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru.
Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik
secara keseluruhan.
a. Kegiatan Pembelajaran Jigsaw II
Kegiatan pembelajaran jigsaw menurut Rusman (2011: 217) yang
dilakukan oleh para siswa menyangkut beberapa hal, yaitu:
1) Melakukan membaca untuk menggali informasi. Siswa memperoleh
topik-topik permasalahan untuk dibaca, sehingga mendapatkan
informasi dari permasalahan tersebut.
2) Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapatkan topik
permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok atau kita sebut
dengan kelompok ahli untuk membicarakan topik permasalahan
tersebut.
3) Laporan kelompok. Kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan
menjelaskan hasil yang didapat dari diskusi tim ahli.
4) Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan yang dibicarakan
tadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Agar lebih jelas peneliti membuat contoh skema model jigsaw sebagai berikut:
Model pembelajaran jigsaw dibedakan lagi menjadi tiga bagian, yaitu jigsaw I,
jigsaw II, dan jigsaw III. Peneliti disini akan lebih berfokus dengan menggunakan
model jigsaw II (Slavin, Isjoni, 2007: 75). Jigsaw II dapat digunakan manakala
bahan yang akan dipelajari ditulis dalam bentuk narasi. Jigsaw II amat cocok
digunakan pada pelajaran Ilmu Sosial, Sastra, beberapa bagian IPA. Dalam jigsaw
II, siswa-siswa bekerja dalam kelompok-kelompok heterogen, sama seperti dalam
STD. Kepada siswa diberikan bab-bab atau unit-unit lainnya untuk dibaca, dan
juga diberikan “lembar ahli” yang memuat topik-topik yang berbeda untuk setiap
anggota team dimana setiap anggota itu harus memusatkan perhatian pada apa
yang diterimanya ketika ia membaca. Bila semua anggota telah selesai membaca,
maka siswa dari team-team yang berbeda bertemu dalam suatu “kelompok ahli”
untuk mendiskusikan topik mereka selama 30 menit. Kunci untuk keberhasilan
Jigsaw II adalah saling ketergantungan, yaitu setiap siswa bergantung pada
Kel
Asal 1
Kel
Asal 2
Kel
Asal 3
Kel
Asal 4
Kel
Asal5
Kel
Asal 6
Kel
Asal 7
Kel
Ahli 2
Kel
Ahli 1
Kel
Ahli 3
Kel
Ahli 4
Materi 1
Tokoh
utama
Materi 3
Teknik
analitik
Materi 4
Teknik
dramatik
Materi 2
Tokoh
tambahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
temannya yang ada dalam kelompoknya untuk menyediakan informasi yang
diperlukan untuk dapat berhasil dalam asesmen atau kuis (Isjoni dkk, 2007: 75).
Berdasarkan teori dan beberapa pengertian yang terdapat dalam pembelajaran
kooperatif model jigsaw. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa, pembelajaran
jigsaw yang dikembangkan oleh tokoh pertama kali, yaitu bernama Elliot
Aronson. Kemudian, beberapa kali dikembangkan lagi oleh Slavin menjadi tiga
bagian model jigsaw. Jigsaw I dan jigsaw II pada dasarnya sebenarnya sama,
namun ada beberapa aspek yang membedakannya.
Jigsaw II merupakan sebuah adaptasi dari teknik jigsaw Elliot Aronson
(1978). Jigsaw II dalam hal ini juga membantu siswa belajar setiap matapelajaran,
mulai dari keterampilan dasar sampai pemecahan masalah yang kompleks. Seperti
halnya pada jigsaw I, setiap siswa menjadi ahli dalam materi yang ditugaskan.
Berikut adalah, sintaks langkah-langkah pembelajaran jigsaw I yang pertama kali
dikembangkan oleh Elliot Aronson:
1. Peserta didik dikelompokkan, dan masing-masing kelompok terdiri dari 4
orang.
2. Tiap peserta didik dalam tim mendapat materi yang sama, dan membaca
semua materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3. Tiap peserta didik dalam tim berbagi tugas untuk membagi materi (sub
bab mereka).
4. Peserta didik masuk ke dalam kelompok ahli masing-masing.
5. Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli peserta didik kembali ke
alam kelompok asal.
6. Setiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusinya.
7. Guru memberi evaluasi.
8. Penutup.
Setelah peneliti mengerti, dan tahu beberapa langkah-langkah pembelajaran
yang terdapat di dalam pembelajaran model jigsaw I. Peneliti kemudian
membandingkannya, dengan langkah-langkah pembelajaran model jigsaw II yang
telah dimodifikasi oleh Slavin ke dalam langkah-langkah pembelajaran jigsaw II.
Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran model kooperatif jigsaw II yang
telah dimodifikasi:
1. Orientasi
Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan.
Memberikan penekanan tentang manfaat penggunaan metode jigsaw
dalam proses belajar mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2. Membaca
Peserta didik dikelompokkan menjadi kelompok dasar/asal. Setiap anggota
kelompok diberikan sub pokok bahasan/topik yang berbeda untuk mereka
pelajari.
3. Diskusi kelompok ahli
Peserta didik yang mendapat topik yang sama berdiskusi dalam kelompok
ahli.
4. Presentasi kelompok asal
Setelah berdiskusi sebagai tim ahli setiap kelompok kembali ke dalam
kelompok asal untuk mepresentasikannya, dan anggota kelompok yang
lain mendengarkan.
5. Pendidik memberikan penguatan pada hasil diskusi
6. Guru membimbing peserta didik mengambil kesimpulan.
Sepintas sintaks model pembelajaran kooperatif model jigsaw II hampir sama
dengan jigsaw I, seperti yang telah dipaparkan berdasarkan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif model jigsaw di atas. Salah satunya, dalam model jigsaw
II membaca semua materi dapat membantu siswa untuk mendapat gambaran besar
sebelum, mereka membaca kembali dan menemukan informasi yang berkaitan
dengan topik yang ditugaskan. Kemudian apabila siswa harus membaca di kelas,
bacaan tersebut harus dapat diselesaikan dalam waktu tidak lebih dari setengah
jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Kelebihan dari model jigsaw II adalah bahwa semua siswa membaca, semua
materi yang membuat konsep-konsep yang telah disatukan menjadi lebih mudah
dipahami. Sedangkan, dalam jigsaw I siswa menerima penjelasan potongan materi
dari teman kelompok asalnya. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena bisa jadi
siswa tersebut belum memahami materi.
Jigsaw II sangat cocok digunakan apabila materi yang dipelajari berbentuk
narasi tertulis seperti pelajaran sosial, sastra, beberapa bagian sains, dan
pembelajaran lain yang lebih menekankan pada konsep daripada keterampilan.
Oleh karena itu, peneliti memilih metode pembelajaran model jigsaw II dalam
bahan ajar pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester I. Menurut, peneliti
model jigsaw II bisa dipakai dalam pemberian materi ajar seperti sebuah bab suatu
cerita, biografi, dan bahan deskriptif lainnya.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan, dan prosedur maupun
langkah-langkah kegiatan pembelajaran, termasuk pilihan cara penilaian yang
akan dilaksanakan. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai suatu prosedur
atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan
pembelajaran.
Pengertian seluruh perencanaan itu jika dikaitkan dengan konsep yang
berkembang dewasa ini meliputi Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar
(KD), indikator, tujuan pembelajaran, persiapan pembelajaran, dan kegiatan
pembelajaran. Mulai dari kegiatan pembuka/ awal, kegiatan inti dan penutupnya,
serta media pembelajaran, sumber pembelajaran yang terkait, sampai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
penilaian pembelajaran. Dekat dengan istilah metode pembelajaran adalah sintaks,
sintaks adalah urutan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sesuai dengan
strategi dan metode yang dipilih (Suyono dan Hariyanto, 2011: 19).
4. Pembelajaran Sastra di SMA
Yang dimaksud dengan pengajaran sastra adalah, pengajaran yang
menyangkut seluruh aspek sastra yang meliputi: Teori Sastra, Sejarah Sastra,
Kritik Sastra, Sastra Perbandingan, dan Apresiasi Sastra (Ismawati E, 2013:
1). Pengajaran sastra haruslah, menjadi bahan pembelajaran yang sesuai
berdasarkan tingkatannya dalam kegiatan pembelajaran. Bahan pembelajaran
dijabarkan berdasarkan tujuan, yaitu yang berupa kompetensi yang akan
dicapai dan sebaliknya tujuan itu sendiri, dimungkinkan tercapai jika
ditunjang oleh bahan yang sesuai.
Tujuan pembelajaran sastra sebagaimana terlihat dalam standar
kompetensi dasar di kurikulum KTSP sekolah tidak perlu lagi diperdebatkan.
Sesuatu tersebut bermacam jenisnya, yang jika dipilih menurut Saryono
(2009: 52-219) dapat berupa pengalaman, pengetahuan, kesadaran, dan
hiburan. Kejelasan tujuan pembelajaran sastra, sebab dapat memberikan acuan
bagi pemilihan bahan yang sesuai. Teks kesastraan adalah aspek bahan, maka
pemilihan bahan pembelajaran haruslah yang memungkinkan berbagai tujuan
dan manfaat tersebut dapat diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
5. Pelaksanaan Pembelajaran KTSP
Implementasi KTSP akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran, yakni
bagaimana agar isi atau pesan-pesan kurikulum (SK-KD) dapat dicerna oleh
peserta didik secara tepat dan optimal. Dengan demikian, implementasi
kurikulum merupakan hasil terjemahan guru terhadap kurikulum (SK-KD)
yang dijabarkan ke dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) sebagai rencana tertulis (Mulyasa, 2008: 178).
Berikut ini, merupakan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sesuai
dengan pembelajaran sastra di SMA kelas XI, semester I:
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Membaca
7. Memahami berbagai
hikayat, novel Indonesia/
novel terjemahan.
7.2 Menganalisis unsur-unsur
intrinsik dan ekstrinsik novel
Indonesia/ terjemahan.
Berdasarkan SK-KD yang ditentukan, peneliti dapat merumuskan indikator
sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan,
yaitu sebagai berikut:
1) Mampu menjelaskan pengertian unsur intrinsik meliputi tokoh,
penokohan, alur, latar, tema, amanat, dan gaya bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2) Mampu mengidentifikasi unsur tokoh berdasarkan langkah-langkah
penentuan tokohnya.
3) Mampu mengidentifikasi unsur penokohan berdasarkan teknik
penokohannya.
4) Mampu menganalisis tokoh dan penokohan berdasarkan langkah penentu
dan teknik penyampainnya dalam novel 728 Hari karya Djono W.
Oesman.
a. Silabus
Silabus dapat didefinisikan sebagai “garis besar, ringkasan,
ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran” (dalam Muslih, 2007:
23). Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk
pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok
serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka pencapaian
standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Silabus (Mulyasa, 2008: 133), merupakan kerangka inti dari setiap
kurikulum yang sedikitnya memuat tiga komponen utama sebagai berikut:
1) Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik, melalui suatu
kegiatan pembelajaran.
2) Kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan/membentuk
kompetensi tersebut.
3) Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui, bahwa kompetensi
tersebut sudah dimiliki peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
b. RPP
RPP adalah rancangan pembelajaran yang akan diterapkan guru, dalam
pembelajaran matapelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam
pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP ini seorang guru diharapkan, bisa
menerapkan pembelajaran secara terprogram baik yang menyusun RPP itu
sendiri maupun yang bukan. RPP juga harus memiliki daya terap yang tinggi.
Tanpa perencanaan yang matang, mustahil target pembelajaran bisa tercapai
secara maksimal (Muslich Masnur, 2007: 45).
Langkah-langkah penyusunan RPP yang dilakukan guru (Muslich, 2007: 46)
adalah:
1) Ambillah satu unit pelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran.
2) Tulislah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam
unit tersebut.
3) Tentukan indikator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut.
4) Tentukan alokasi waktu yang diperlukan
5) Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran
tersebut
6) Tentukan materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa
7) Pilihlah metode pembelajaran yang dapat mendukung materi dan tujuan
pembelajaran
8) Susunlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada setiap satuan
rumusan tujuan pembelajaran, yang bisa dikelompokkan menjadi kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup
9) Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari dua
jam pelajaran, bagilah langkah-langkah pembelajaran menjadi lebih dari
satu pertemuan. Pembagian setiap jam pertemuan bisa didasarkan pada
satuan tujuan pembelajaran atau sifat/tipe/jenis materi pembelajaran.
10) Sebutkan sumber/ media belajar yang akan digunakan dalam
pembelajaran secara konkret dan untuk setiap bagian/ unit pertemuan.
11) Tentukan teknik penilaian, bentuk dan contoh instrumen penilaian yang
akan digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar atau
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Jika instrumen penilaian
berbentuk tugas, rumuskan tugas tersebut secara jelas dan bagaimana
rambu-rambu penilaiannya. Jika instrumen penilaian berbentuk soal,
cantumkan soal-soal tersebut dan tentukan rambu-rambu penilaiannya dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
sertakan kata kunci jawabannya. Jika penilaian berbentuk proses susunlah
rubriknya dan indikator masing-masingnya.
6. Novel
Novel adalah suatu bentuk karya sastra yang berbentuk prosa fiksi, yang
banyak mengungkapkan masalah-masalah kehidupan. Novel adalah suatu
cerita fiksi yang melukiskan para tokoh gerak serta adegan kehidupan,
reprentatif dalam suatu alur ( Tarigan, 2012:16). Novel merupakan bentuk
karya sastra sekaligus disebut fiksi, novel berarti sebuah karya prosa fiksi
yang cukup panjang, tidak terlalu panjang dan juga tidak terlalu pendek. Oleh
sebab itu novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan
sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail dan lebih banyak
melibatkan permasalahan yang lebih kompleks. Novel sebagai karya sastra
dapat memberikan hiburan dan manfaat bagi pembaca (Nurgiantoro, 1995:
11).
Novel dikatakan sebagai hiburan, karena didalamnya tersaji suatu cerita
yang indah. Pemilihan bahasa yang estetis dapat memberikan katarsis terhadap
pembaca. Novel juga memberikan kegunaan bagi pembaca, karena di dalam
karya sastra banyak terkandung pesan moral yang dapat diresapi, dan
mempengaruhi pembaca dalam kehidupan sehari-hari dalam berperilaku
(Wellek dan Warren, 1990: 26).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi unsur intrinsik tokoh dan
penokohannya saja. Karena tokoh dan penokohan memiliki sub bab yang
penting untuk diteliti maka peneliti menguraikan tokoh menjadi dua, yaitu
tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh menurut sifatnya, yaitu tokoh
protagonis dan antagonis, sedangkan tokoh bawahan di bagi menjadi tokoh
andalan dan tokoh tambahan. Selain tokoh peneliti juga akan meneliti
penokohannya, yaitu dengan cara menentukan teknik analitik dan teknik
dramatik dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman karena peneliti
merasa bahwa unsur intrinsik tokoh dan penokohan serta sub-sub bab dalam
materi tersebut penting untuk dianalisis dengan pendekatan kooperatif model
jigsaw untuk siswa SMA kelas XI semester I.
7. Tokoh
Tokoh menunjuk pada orang sebagai pelaku cerita. Abrams (dalam
Nurgiantoro, 2002: 165), memaparkan tokoh cerita adalah orang-orang yang
ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca
ditafsirkan memiliki moral dan kecenderungan tertentu. Seperti yang
diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.
Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembaca dan
penyampaian pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin
disampaikan pengarang kepada pembaca. Berdasarkan fungsi tokoh dalam
cerita, tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh
bawahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
a. Tokoh Sentral
Tokoh sentral atau tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan
penceritaannya dalam prosa yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang
paling banyak diceritakan, sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai
kejadian.
Syarat tokoh utama (Nurgiantoro, 2007: 176), yaitu:
1) Menjadi pusat penceritaan
2) Paling terlibat dalam konflik dan klimaks
3) Paling banyak berkaitan dengan tokoh-tokoh lain
4) Membawakan moral dan tema cerita
5) Dalam konflik dan klimaks menjadi sang pemenang
6) Didukung oleh frekuensi kemunculan
Di dalam tokoh sentral atau tokoh utama terdapat (a) tokoh protagonis dan
(b) tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang memegang peranan
pimpinan dalam cerita. Tokoh ini ialah, tokoh yang menampilkan sesuatu sesuai
dengan pandangan kita, harapan-harapan kita, dan merupakan perwujudan norma-
norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh antagonis adalah tokoh penentang
dari tokoh protagonis sehingga menyebabkan konflik dan ketegangan. Konflik
antara tokoh protagonis dan tokoh antagonis ini akan berkembang terus.
b. Tokoh Bawahan
Tokoh bawahan atau tokoh sampingan adalah tokoh-tokoh yang
membantu tokoh sentral. Tokoh bawahan (Waluyo, 2011: 19) dibedakan lagi
menjadi dua, yaitu:
1) Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang bisa diandalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2) Tokoh tambahan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya dalam
cerita tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh
utama.
Istilah “tokoh” menunjukkan pada orangnya, dalam hal ini berperan sebagai
pelaku cerita. Penggunaan istilah “karakter” sendiri dalam berbagai literatur
bahasa Inggris menyarankan pada dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai
tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan dan sebagai sikap, ketertarikan, keinginan,
emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut (Staton dalam
Waluyo dan Santosa). Dengan demikian character dapat berarti pelaku cerita
dan dapat pula berarti “perwatakan”. Antara seorang tokoh dan perwatakan yang
dimilikinya memang merupakan suatu kepaduan yang utuh. Penyebutan nama
tokoh tertentu, tak jarang langsung mengisyaratkan kepada kita perwatakan yang
dimilikinya (Wahyuningtyas dan Santosa, 2011: 3-5).
8. Penokohan
Individu yang mengalami peristiwa atau perlakuan dalam berbagai
peristiwa dalam cerita menurut Sudjiman (dalam Ismawati, 2013: 70).
Penokohan tokoh cerita mempunyai watak atau karakter yang mewarnai
cerita tersebut. Ada yang berwatak jujur, penolong, humor, lucu, rajin, hormat,
pengasih, penyayang, sabar. Atau berwatak keras, penantang, mudah
tersinggung, kikir, sadis, kasar, cemburu, mudah curiga, pemalu, dan
sabagainya. Pelukisan tokoh cerita membantu kita memahami jalan cerita serta
tema yang tersirat dalam cerita itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Pelukisan sang tokoh dengan wataknya akan mempermudah kita memahami
alur cerita.
Teknik penggambaran tokoh menurut Altenbernd dan Lewis (dalam
Waluyo, 2011: 3) adalah sebagai berikut.
1) Secara analitik, yaitu pelukisan tokoh cerita yang dilakukan dengan
memberikan deskripsi, uraian, dan penjelasan secara langsung.
2) Secara dramatik, yaitu pengarang tidak langsung mendeskripsikan sikap,
sifat, dan tingkah laku tokoh. Melainkan membiarkan karakternya
muncul sendiri lewat gambaran ucapan, perbuatan dan komentar atau
penilaian tokoh maupun pelaku lain. Watak tokoh disimpulkan pembaca
dari pikiran, cakapan dan lakuan tokoh. Bahkan dari penampilan fisik
dan gambaran lingkungan maupun tempat tokoh. Cakapan maupun
lakuan tokoh dan pikiran tokoh yang dipaparkan oleh pencerita bisa
menyiratkan sifat wataknya. Metode ini membiarkan pembaca
menyimpulkan sendiri watak tokohnya.
9. Pendekatan Struktural
Struktur pada dasarnya adalah seperangkat unsur, yang antarunsur atau
seperangkat unsur itu terjalin satu hubungan. Menurut Pradopo (1987: 118),
struktur adalah bangunan unsur-unsur yang bersistem dan antar masing-
masing unsur tersebut terjadi hubungan timbal balik yang saling menentukan,
sedangkan struktural adalah cara kerja pendekatan terhadap karya sastra secara
ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Analisis strukrtural karya sastra dalam hal ini fiksi dapat dilakukan dengan
mengidentifikasikan, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan
antar unsur intrinsic fiksi yang bersangkutan (Nurgiantoro, 1995: 37).
Analisis struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi, dan
keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang secara bersama
menghasilkan sebuah keseluruhan. Analisis struktural tidak cukup dilakukan
hanya sekedar mendata unsur tertentu sebuah karya fiksi. Namun, yang lebih
penting adalah menunjukkan bagaimana hubungan antarunsur itu, dan
sumbangan apa yang diberikan terhadap tujuan estetik dan makna keseluruhan
yang ingin dicapai.
Berbicara tentang struktur karya sastra bila dikaitkan dengan novel
Pradopo mengatakan bahwa, novel merupakan sebuah struktur. Struktur di
sini dalam arti bahwa novel itu merupakan susunan unsur-unsur yang
bersistem, yang antar unsur-unsurnya terjadi hubungan timbal balik, dan
saling menentukan, Oleh karena itu, unsur-unsur dalam novel bukan hanya
berupa kumpulan hal-hal yang berdiri sendiri melainkan hal-hal yang saling
terikat, saling berkaitan, dan saling bergantung (Pradopo, 1987: 118).
Strukturalisme merupakan cara berpikir tentang dunia karya sastra yang
diciptakan pengarang terutama berhubungan dengan tanggapan dan deskripsi
struktur-struktur novel tersebut. Oleh karena itu, kodrat tiap unsur dalam
struktur itu tidak mempunyai makna dengan sendirinya, melainkan maknanya
ditentukan oleh hubungannya dengan semua unsur lainnya yang terkandung
dalam struktur itu. Dengan pengertian seperti itu, maka analisis struktur novel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
adalah analisis novel ke dalam unsur-unsurnya dan fungsinya dalam novel,
penguraian bahwa setiap unsur mempunyai makna hanya dalam kaitannya
dengan unsur-unsur lainnya, bahkan juga berdasarkan tempatnya dalam
struktur.
Penerapan tinjauan struktural ini diprioritaskan untuk menganalisis novel
728 Hari karya Djono W. Oesman. Unsur-unsur intrinsik, seperti tokoh dan
penokohan yang ada dalam novel ini akan diulas secara mendalam dengan
menganalisis secara struktural. Analisis struktural dimaksudkan untuk
menentukan tokoh utama dan teknik penokohannya yang ada dalam novel
728 Hari kaya Djono W. Oesman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, karena data utama
dalam penelitian ini berupa kata-kata dan bertujuan untuk mendeskripsikan tokoh
dan penokohan. Penelitian ini menggunakan media bahan bacaan berupa novel
yang berjudul 728 HARI karya Djono W. Oesman untuk siswa SMA kelas XI
semester I. Hal ini selanjutnya dijelaskan oleh Moleong (2006: 6), penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak
menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya.
B. Metode Penelitian
1. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan, dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural.
Pendekatan struktural bertujuan untuk menganalisis unsur tokoh dan penokohan
dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Dalam analisis itu diuraikan,
mengenai siapakah tokoh utamanya dan cara menentukan tokoh utama. Serta
peneliti juga menentukan, bagaimana teknik penokohannya dan peneliti mencoba
mengimplementasikannya dengan metode kooperatif model jigsaw II pada siswa
SMA kelas XI semester I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2. Metode
Metode yang dipakai oleh peneliti menggunakan metode deskriptif,
karena penelitiannya menghasilkan data tertulis berupa pendeskripsian
tokoh dan penokohan yang terkandung di dalam novel 728 Hari karya
Djono W. Oesman. Metode deskriptif diartikan, sebagai prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan
keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau sebagaimana adanya (Hadari, 2005: 73).
Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitiannya dengan cara
teknik membaca pada karya sastra berupa karya sastra novel berjudul 728
Hari karya Djono W. Oesman. Kemudian mencatat hal-hal yang menurut
peneliti penting untuk diteliti.
C. Data dan Sumber Data
Judul : 728 HARI
Pegarang : Djono W. Oesman
Halaman : 336
Penerbit : Best Media
Tahun terbit : 2015
Cetakan I : Oktober 2015
Kota terbit : Depok, Jawa Barat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah, lebih cermat, lengkap,
sistematis, dan mudah untuk diolah (Arikunto,2002: 136). Instrumen
penelitian yang digunakan oleh peneliti ialah dokumentasi. Teknik
dokumentasi menurut (Sugiono,2013: 240), dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seseorang.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti, dengan
menggunakan teknik simak dan mencatat atau menggaris bawahi bagian yang
dianggap penting untuk dianalisis tokoh dan penokohan dalam bacaan novel
728 Hari karya Djono W. Oesman. Mencari dan mengutip kalimat yang
menunjukkan bahwa ada bukti tokoh dan penokohan di dalam bacaan novel
tersebut. Mengelompokkan bagian-bagian tokoh dari tokoh utama, tambahan,
teknik analitik, teknik dramatik. Kemudian, peneliti juga banyak membaca
metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang sesuai dengan pembelajaran
sastra di SMA. Peneliti juga mengambil beberapa reverensi sebagai gambaran
untuk penelitiannya, agar sesuai dengan metode yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan yaitu berupa data kualitatif. Langkah-
langkah yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu:
1) Peneliti mendeskripsikan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman,
menggunakan pendekatan struktural yang berupa unsur instrinsik novel tokoh
dan penokohannya. Kemudian, peneliti menentukan siapa saja yang dianggap
sebagai tokoh utama, tokoh tambahan, teknik analitik, teknik dramatik dan apa
hubungannya di antara tokoh-tokoh tersebut.
2) Peneliti mendeskripsikan tokoh utama yang dilakoni di dalam novel berjudul
728 Hari karya Djono W. Oesman, sebagai terjadinya konflik dan cara
penyelesaiannya.
3) Peneliti merelevansikan penggunaan metode kooperatif model jigsaw, dalam
bentuk silabus dan RPP pada siswa SMA kelas XI semester I. peneliti lalu
menganalisis tokoh dan penokohan dari novel 728 Hari karya Djono W.
Oesman. Setelah direlevansikan peneliti membuat sebuah kesimpulan dari
hasil penelitianya, yang telah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Dalam bab ini peneliti mengemukakan data implementasi metode
kooperatif model jigsaw II, terhadap pembelajaran tokoh dan penokohan
untuk SMA kelas XI semester I dalam novel 728 Hari karya Djono W.
Oesman. Novel ini terdiri dari tiga puluh dua bab. Dari tiga puluh dua bab,
tersebut peneliti menggunakan analisis struktural yang diimplementasikan
untuk menganalisis tokoh dan penokohan pada bab empat belas, pada novel
728 Hari karya Djono W. Oesman dengan metode kooperatif model jigsaw II.
Dalam tahapan ini, siswalah yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam
melaksanakan pembelajaran tokoh dan penokohan novel 728 Hari karya
Djono W. Oesman.
Tujuan dari jigsaw II ini adalah untuk mengembangkan kerja tim,
keterampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam
yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari
semua materi tokoh dan penokohan sendirian. Setiap siswa yang ada di
“kelompok asal” mengkhususkan diri pada satu bagian dari sebuah unit
pembelajaran, yang terdiri dari tokoh sentral/utama, tokoh tambahan, teknik
analitik, dan teknik dramatik. Para siswa, kemudian bertemu dengan anggota
kelompok lain yang ditugaskan untuk mengerjakan materi yang sama disebut
sebagai tim ahli. Kemudian, mereka akan kembali ke kelompok asal mereka
dan menginformasikan materi tersebut ke anggota tim asal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
B. Pembahasan Metode Kooperatif Model Jigsaw dalam Pembelajaran
Novel 728 Hari karya Djono W. Oesman
Melalui langkah-langkah pembelajaran kooperatif model jigsaw II. Peneliti
akan melakukan implementasi, terhadap unsur intrinsik tokoh dan penokohan
yang terdiri dari tokoh sentral/utama, tokoh tambahan, teknik analitik, dan
teknik dramatik dalam bab empat belas novel 728 Hari karya Djono W.
Oesman untuk siswa SMA kelas XI semester I. Berikut ini adalah langkah-
langkah metode jigsaw II dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman.
1) Orientasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan
mengenai unsur intrinsik tokoh dan penokohan, dan memberikan
penekanan tentang manfaat penggunaan metode jigsaw II dalam proses
belajar mengajar.
2) Membaca
Siswa dikelompokkan menjadi 4 kelompok dasar/asal, dan diminta
untuk membaca sinopsis novel 728 Hari. Setiap anggota kelompok
diberikan sub pokok bahasan/topik yang berbeda untuk mereka
pelajari, yaitu tokoh utama, tokoh tambahan, teknik analitik, dan
teknik dramatik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3) Diskusi kelompok ahli
Siswa yang mendapat topik yang sama berdiskusi dalam kelompok
ahli.
4) Diskusi kelompok asal
Peserta didik kembali berkumpul ke dalam kempok asal, dan
bergantian mengajarkan teman kelompoknya tentang hasil diskusi dari
kelompok ahli.
5) Presentasi kelompok asal
Setelah berdiskusi sebagai tim ahli setiap kelompok kembali ke
dalam kelompok asal untuk mepresentasikannya, dan anggota
kelompok yang lain mendengarkan.
6) Guru memberikan penguatan pada hasil diskusi kelompok.
7) Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan.
C. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian pembahasan di atas, peneliti akan
mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran metode jigsaw II, tersebut ke
dalam pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester I pada novel 728 Hari
karya Djono W. Oesman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
1. Orientasi
Di dalam orientasi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran. kepada siswa
untuk dipelajari hari ini, yaitu:
a. Siswa dapat menjelaskan pengertian tokoh dan penokohan.
b. Siswa dapat menganalis 6 langkah penentu tokoh utama.
c. Siswa dapat menganalisis tokoh tambahan.
d. Siswa dapat menganalisis penokohan berdasarkan teknik analitik.
e. Siswa dapat menganalisis penokohan berdasarkan teknik dramatik.
Setelah guru selesai menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan hari ini, kemudian guru memberikan penekanan pada siswa
tentang manfaat yang di dapat dengan menggunakan metode jigsaw II dalam
proses belajar mengajar. Manfaat yang diharapkan oleh guru kepada siswa,
yaitu:
1. Meningkatkan pencapaian prestasi siswa untuk lebih aktif, dan kreatif
di dalam kelas.
2. Mengembangkan hubungan antar kelompok.
3. Memberi kesempatan untuk siswa dapat menerapkan dan
mengembangkan ide yang dimiliki.
2. Membaca
Dalam kegiatan membaca, siswa dikelompokkan menjadi kelompok
dasar/asal. Setiap anggota kelompok diberikan sub pokok bahasan/topik yang
berbeda untuk mereka pelajari. Materi tersebut berupa unsur intrinsik tokoh
dan penokohan, yang kemudian di bagi menjadi 4 sub topik yang akan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
bahas oleh kelompok ahli, yaitu: (1) tokoh utama; (2) tokoh tambahan; (3)
teknik analitik dan; (4) teknik daramatik.
3. Diskusi Kelompok Ahli
Dalam kelompok ahli, siswa yang mendapat topik materi yang sama
berkumpul dan membentuk kelompok baru yang disebut sebagai tim ahli.
A. Tokoh
1. Tokoh Utama/ Sentral
Berdasarkan penelusuran tokoh dan penokohan pada novel 728 Hari karya
Djono W. Oesman, peneliti menemukan adanya tokoh utama dalam novel
tersebut, yaitu Eva Meliana Santi atau Eva, karena tokoh ini menjadi sorotan
utama dalam penceritaan keseluruhan novel. Penelusuran ini juga didasarkan
pada intensitas keterlibatan tokoh dalam peristiwa yang membangun cerita
dari peristiwa awal hingga akhir cerita. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam
kutipan di bawah ini:
a. Pusat penceritaan
Pusat Penceritaan pada novel dimulai saat dr Yudha memeriksa Eva dan
melihat ruam-ruam merah di bagian pipi dan tanda-tanda lainnya termasuk
rambut Eva yang sering rontok. Hal tersebut dibuktikan dalam kutipan:
(1) Dokter mengamati ruam merah di pipi. Itu menjadi perhatian dia sejak
kemarin. Disenter, seolah ingin menerobos pori-pori. Lalu, pindah
memencet-mencet siku kiri-kanan. Lutut kiri-kanan juga lalu
menyuruhnya untuk menekuk salah satu lututnya (Oesman, 2015: 44).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
(2) Dokter memungut sesuatu di atas bantal. Ternyata rambut, sekitar
lima puluh helai Eva rontok (Oesman, 2015: 45).
Pusat penceritaan juga muncul ketika Eva diminta dokter Chaterine untuk
perencanaan BMP atau pengeboran dibagian tulang sumsum. pengeboran tersebut
dibantu oleh dokter ahli bernama dr Abidin Widjanarko karena ruam merah kini
sudah berbentuk seperti sayap kupu-kupu. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(3) “Eva sudah matap BMP, ya?” tanya dr Chaterine. “Seratus persen,
Dok.” (Oesman, 2015: 109).
(4) Eva menekuk tubuh sedikit lagi. Meringkuk, tulang punggung
melengkung (Oesman, 2015: 110).
(5) Dr Abidin Widjanarko masuk, menyapa ramah Eva. Dokter membuka
kancing jubah Eva bagian belakang. Lantas mengoleskan cairan warna
ungu di kulit tulang belakang (Oesman, 2015: 112).
Pada tahun 1992 Eva di rawat di RSCM selama dua bulan dan wajah Eva
mengalami pembengkakan akibat banyak minum obat serta infus. Hal ini
dibuktikan dalam kutipan:
(6) Wajah Eva tembem, bengkak bundar seperti bulan, akibat kebanyakan
obat (Oesman, 2015: 200).
Kutipan di atas, menjadi pusat dan awal penceritaan tokoh utama Eva. Pusat
peceritaannya bermula saat tanda-tanda Lupus mulai muncul. Eva mengalami
sakit berketerusan demam sampai dikira menderita sakit DBD dan tipus. Sampai
akhirnya Sugiarti membawa Eva berpindah-pindah dokter untuk mengetahui hasil
yang benar dan Eva dinyatakan menderita Lupus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
b. Paling terlibat dengan konflik dan klimaks
Konflik dan klimaks terjadi saat Eva mengetahui dirinya sakit Lupus.
Beberapa kali Eva sempat menyerah, tapi lambat laun ia mulai bisa menerima
kenyataan yang telah terjadi dalam dirinya, begitu juga dengan orang-orang
disekitarnya juga mulai bisa menerima sebuah kenyataan. Hal ini dibuktikan
dalam kutipan:
(7) Ma? Aku sakit apa? Kertas apa itu? Coba Eva liha. Sini...sini...” Eva
mencerocos ingin tahu (Oesman, 2015: 56).
(8) “Mama...gimana, sih. Ini positif ini juga positif. Artinya apa?” “Bagus
apanya, Ma?”. “Trus Eva sait apaan?” “Kamu sait Lupus.”
“Hahahaha... lucu amat. Sakit apaan tuh? Kayak nama bintang film.”
(Oesman, 2015: 57).
Eva mulai menerima kenyataan yang terjadi dalam dirinya. Hal ini dibuktikan
dalam kutipan:
(9) Air mata Eva meleleh sendiri, mengucur. Dia duduk terpaku,
menengadahkan tangan di ruang sunyi-sepi itu (Oesman, 2015: 64).
(10) “ Ya Allah... usiaku tidak akan setua Mama...,” ucapnya. “Aku tidak
sampai menikah dan punya anak seperti Mama.” “Mengapa Engkau
berikan penyakit ini padaku, Ya Allah... sedangkan aku tidak
nakal...Aku menurut Mama-Papa, selaku wakil-Mu di bumi.”
“Tolonglah aku jalani hidup ini, Ya Allah... Berikan aku kekuatan.
Supaya bermanfaat buat Mama-Papa. Berikan aku kegembiraan. Aku
berserah diri kepada-Mu Ya Rabb...” (Oesman, 2015: 65).
Sugiarti mulai menerima keaadaan Eva yang tidak boleh terlalu kecapekan da
terlalu terpapar oleh sinar matahari langsung. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(11) Eva nampak gembira dijenguk sahabatnya. Lalu temannya bertanya
“Eh, Va... elu sakit apaan sih, Va?” “Gue sakit lupus” “ Ya udah.
Alhamdulliah kau udah sembuh. Gara-gara gue dateng „kali, elu
langsung sembuh.” (Oesman, 2015: 67).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
(12) “Lapangannya di luar atau di dalam gedung?” tanya Sugiarti, entah di
tunjukkan pada siapa. “ Wah Eva tidak boleh banyak kena sinar
matahari.” (Oesman, 2015: 70).
Kutipan di atas, menggambarkan saat Eva mengalami konflik. Ia merasa tidak
terima dengan penyakitnya. Eva merasa tidak mampu dengan batas usianya yang
tidak lama lagi dan dia berdoa agar dimampukan menjalani kehidupannya dengan
kuat dan dengan rasa bahagia.
Tokoh utama Eva mengalami klimaks. Kutipan di bawah ini menggambarkan
klimaks yang dialami tokoh utama Eva. Pada awalnya Eva belum bisa menerima
keadaanya namun lambat laun dia mulai mensyukuri dan menikmati hari-harinya
dengan penuh kegembiraan. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(13) “Aku ngerti, Ma. Dulu, Mama pernah bilang, kalo disuntik jagan
gerak. Ntar jarumnya putus di dalam. Aku masih ingat, Ma... BMP
sama saja. Cuma, ini jarum suntiknya bor.” (Oesman, 2015: 107).
(14) “Saya Eva Meliana Santi kelas satu satu. Ibu saya kemarin menghadap
bapak kepala sekolah, minta dispensasi. Saya baru sembuh dari rumah
sakit. Kata dokter, saya dilarang kena matahari.” (Oesman, 2015:
123).
(15) Catatan harian Eva berjudul “31 HARI”, isinya begini: Ya Allah... aku
bersyukur ke hadirat-Mu yag maha suci. Hidupku bahagia. Mam-
Papa, adik semua, menyayangiku. Kadang adik cemburu aku
diistimewakan Mama-Papa. Merekagak tahu, apa di pikiran Mama
dan Papa berbuat bagitu (Oesman, 2015: 140).
(16) Catatan harian Eva berjudul “20 HARI”. Isinya begini: Di saat hariku
sudah tidak banyak, Ryan nembak aku. Dia katakan isi hatinya
sepulang kami nonton bioskop. Aku senang baget. Tapi aku kasihan
dia juga. Sedih juga. Bagaimana kalo aku tiada? (Oesman, 2015:
141).
(17) Selesai salat Isya, Eva siap tidur. Detik-detik datangnya maut, dirasa
tak perlu ditunggu. Biarlah datang sendiri. Diamelafalkan doa sebelum
tidur. Pasrah atas hidup dan mati kepada Sang Khalik (Oesman, 2015:
168).
(18) Catatan harian Eva berjudul “BONUS UMUR”: Alhamdulillah...
Allah memberiku kesempatan hidup. The Final Countdown untuk
sementara belum terbukti.hitung mundur tetap saja berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Cuman sekarang aku tidak tahu lagi, kapan berakhirnya. Umur
manusia memang haya menjadi rahasia-Mu, Allah... (Oesman, 2015:
168).
c. Paling banyak berkaitan dengan tokoh-tokoh lain
Tokoh utama Eva banyak berkaitan dengan tokoh-tokoh lain, diantaranya
Ayah, Nanan. Hesti, Ryan, Wiwik, Dewi, Ninis, Faisal, Sri Pudjiastuti,
Sutono, dr Anton, dr Yudha, Rini, dr Prasetyo, Musinah, Pak Roto, dr Abidin,
dr Abdullah, dr Zubairi, dr Chaterine, dan Kartika. Mereka merupakan tokoh-
tokoh yang mendukung tokoh utama. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(19) “Anak-anak... jika menghadapi soal seperti ini, jawablah yang paling
dekat dengan kalimat soal. Dalam hal ini, pedagang asongan bergerak
setiap menit menggendong dagangan ke mana-mana. Jadi, jawaban
benar adalah B,” tutur Bu. Guru (Oesman, 2015: 10).
(20) “Ya, bener Eva. Aku juga lihat,” timpalnya, sambil makan siomai juga
(Oesman, 2015: 12).
(21) “Eva curang... Ngambil contoh penjual gorengan, sih... Pake pikulan.
Pantas bisa cepat pindah” (Oesman, 2015: 12).
(22) Basket di bawah asuhan guru olahraga Pak Roto, Eva ditempatkan di
posisi shooting guard, karena postur tinggi dibanding temannya
(Oesman, 2015: 21).
(23) Yudha mendatangi Eva. Diperiksa dengan stetoskop. Disenter rongga
mulut, mata, dan telinga (Oesman, 2015: 23).
(24) Eva tersenyum, melambaikan pada si kanker pankreas. Rini membalas
lambaian (Oesman, 2015: 40).
(25) Nenek Musinah menggendong bayi Kiki di teras halaman, tersenyum
riang (Oesman, 2015: 70).
(26) Faisal beranjak. Nasi yang sudah dia tuang ke piring, belum
dilengkapi lauk, dia tinggalkan. Dia pergi begitu saja, keluar rumah
(Oesman, 2015: 72).
(27) Sewaktuguru-guru menyiapkan alat pengeras suara menyambut tamu,
Ninis dan Kartika baru tahu Eva ikut tanding. Mereka bangga pada
Eva (Oesman, 2015: 76).
(28) Pemain Dewi Wulandari, posisi small forward, mendukung Eva dan
Yuni: “Kalo Eva dan Yuni semangat, kita bakalan menang, pak. Tadi
kami kaget, karena meraka main tidak seperti biasanya,” tutr Dewi
(Oesman, 2015: 80).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
(29) “Bener, Pak...” teriak dua pemain lain, Rita Syahrita dan Wiwik
Pangestu, bersama (Oesman, 2015: 80).
(30) Tim dokter yang menangani Eva masih mencari formula treatment
yang tepat. Padahal, tidak main-main, tim terdiri dari para pakar
penyakit dalam, hematologi dan imunologi kenamaan Indonesia saat
ini, yakni dr Abidin Widjanarko, dr Abdul Mutholib, dan dr Zubairi
Djoerban (Oesman, 2015: 99).
(31) Dokter Chaterine menjelaskan dengan sabar, “kalau keputusan besok,
pelaksaan BMP bisa lusa atau beberapa hari lagi (Oesman, 2015: 103).
(32) Kata Hesti. “Ayo Adik, ikut saya,” ujarnya pada Eva (Oesman, 2015:
124).
(33) “Hai... Eva, namaku Ryantori Ahmadi, panggilan Ryan, kelas 1.2.
Aku suka kamu pede mengadepi banyak orang (Oesman, 2015: 132).
(34) Lama-lama Eva ingin tahu nama lengkap cowok itu.Cuma, Eva tidak
berani bertanya langsung pada orangnya. Melalui Hesti, dia tahu
namanya: Winantyo Adi Tamtomo (Oesman, 2015: 187).
Berdasarkan kutipan di atas, menggambarkan tokoh utama Eva saling
berkaitan dengan tokoh-tokoh lain. Eva banyak mendapat dukungan dari keluarga,
teman sekolah, sahabat, kekasih, dan dokter yang menangani penyakitnya. Mereka
selalu menemani dan membantu Eva.
d. Membawakan moral dalam cerita
Tokoh utama Eva pada novel 728 Hari karya Djono W. Oesman terdapat
moral yang dapat dipelajari oleh pembaca. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(35) Begini mungkin rasanya saat aku mati, pikir Eva. Roh melayang
ringan meninggalkan jasad di bumi. Melihat keluarga-kerabat-teman,
menangisi di dekat jasad itu. lantas mereka mengiringi ke pemakaman
(Oesman, 2015: 293).
(36) Inti cinta itu adalah siap bergembira, dan siap berkorban, Eva. Kita
disatukan oleh cinta, maka dalam perjalanan hidup kita akan
menemukan gembira dan berkorban. Kalau kita mau menerima
kegembiraan cinta, konsekuensinya kita juga harus mau berkorban,”
(Oesman, 2015: 253).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Kutipan di atas menunjukkan bahwa sesorang yang memiliki cinta akan ikhlas
membantu apapun demi kebahagiaan orang lain.
Nilai moral yang juga tertuang dalam kutipan di bawah ini menunjukkan
bahwa Eva memiliki nilai budi pekerti yang baik kepada Ibunya yang selama ini
merawat dan menjaga kesehatan Eva selama penyakitnya kambuh.
(37) “Bahwa Eva sedih, karena menganggap Mama dan aku sedih
menjagamu, itu pertanda Eva berbudi luhur. Tapi, Eva harus yakin,
apa yang dilakuka Mama dan aku semata-mata atas nama cinta
(Oesman, 2015: 256).
(38) “Kalau ayam rela mati untuk anaknya, Mama malu meninggalkan
Eva,” ujar Sugiarti (Oesman, 2015: 304).
e. Dalam konflik dan klimaks menjadi Sang pemenang
Dalam cerita tokoh utama Eva mengalami konflik selanjutnya klimaks,
namun konflik yang dialaminya tidak membuatnya hancur dan menyerah. Hal
ini dibuktikan dalam kutipan:
(39) “Kalo aku mati, Mama yag nutupin mulutku, ya...,” ujar Eva,
menangis pecah (Oesman, 2015: 43).
(40) “Biarkan aku mati di rumah ini, Ma” ujarnya (Oesman, 2015: 219).
(41) “Mengapa Allah memberiku keaadaan begini, Ma?” “Mengapa tidak
diambil saja nyawaku?” (Oesman, 2015: 221).
Kutipan di atas, menggambarkan Eva mengalami konflik. Ia merasa tidak
terima dengan penyakitnya. Eva merasa sudah lelah dan ingin menyerah
mengahadapi ujian dari Allah. Karena harus tranfusi darah untuk menggantikan
sel darah merah yang terlalu cepat rusak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Dalam cerita Eva mengalami klimaks. Kutipan di bawah ini menggambarkan
klimaks yang dialami tokoh Eva. Hal ini dibuktikan saat Eva mulai menerima
keadaan dan lebih semangat untuk menjalani hidup. Hal ini dibuktikan dalam
kutipan:
(42) Eva berdoa, singkat, :Ya Allah... bantulah hamba-Mu ini. Hamba
ingin berguna bagi orang lain. Aamiin.” (Oesman, 2015: 81).
(43) Catatan harian Eva berjudul “10 HARI”: Allah... Engkau selalu
memberikan tanda-tanda, sebelum segala sesuatu terjadi. Saat aku
pingsan, siang tadi, kukira hitung mundur tiba terlalu cepat. Ternyata
itu tanda dari-Mu. Aku udah siap kembali pada-Mu, Ya Allah...
Bimbinglah aku kembali dalam kebaikan (Oesman, 2015: 150).
(44) Eva bangkit dari pembaringan. Seteguk-dua teguk-tiga teguk... air
masuk tenggorakkan. Pelan-pelan pusing reda. Dia gerakkan tubuh
(Oesman, 2015: 152).
(45) Eva turun dari bed, berdiri, jalan. Semua mata mengamati, cara jalan
normal. Bu Astuti sekali lagi menawari Eva ke rumah sait, Eva
menolak. Dia malah mengambil payung di dekat pintu. Siap jalan ke
kelas (Oesman, 2015: 153).
(46) “Aku ingin sehat, supaya aku bisa merawat Mama di hari tua Mama
nati,” ujar Eva (Oesman, 2015: 222).
Berdasarkan kutipan (39) sampai (43) dapat disimpulkan bahwa pada awalnya
Eva sudah menyerah dengan takdir kematiannya sewaktu-waktu. Akan tetapi
lambat laun Eva mulai ikhlas dengan usia yang diberikan Allah menerima
kenyataan bahwa Lupus yang di deritanya tidak bisa disembuhkan melainkan
hanya bisa di obati dengan menjaga pola makan dan ketergantungan obat. Sampai
Eva menjadi pemenang melewati perjalanan ujian hidupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
f. Didukung oleh frekuensi kemunculan
Tokoh utama dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman yaitu Eva
Meliana Santi atau dipanggil Eva, karena tokoh ini menjadi sorotan utama
dala penceritaan keseluruhan novel. Penelusuran ini juga didasarkan pada
intensitas keterlibatan tokoh dalam peristiwa yang membagun cerita dari
peristiwa awal hingga akhir cerita. Eva dalam novel ini digambarkan sebagai
gadis yang menjadi primadona. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(47) Maka, hari-hari Eva penuh gerak. Baris-berbaris di lapangan utama
sekolah, main basket di lapangan basket outdoor. Dia merasa di
sinilah indahnya sekolah (Oesman, 2015: 20).
(48) Lantas, dia buru-buru beranjak meningggalkan bangku, diiringi
ledekan cemburu teman-teman sekelas, “Cie...cieee... khusus anggota
pasukan, nih yee...” (Oesman, 2015: 21).
Eva digambarkan sebagai gadis yang penuh percaya diri, memiliki cita-cita
tinggi. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(49) Eva membuka payung. Menuruni tangga, masuk lapangan. Berjalan
tegap bagai ratu. Dia pilih berdiri terdepan di barisan ujung, kelas 1.1.
Jadi seperti pemimpin barisan (Oesman, 2015: 126).
Eva memiliki cita-cita yang tinggi yang menjadi semangatnya untuk belajar
dengan giat. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(50) “Dulu, gue pengen jadi astronot.” (Oesman, 2015: 148).
(51) Konsentrasi belajar mengejar cita-cita jadi astronot. Dia kagum pada
Pratiwi Pujilestari Sudarmono, astronot kebanggaan Indonesia
(Oesman, 2015: 190).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Kutipan di atas, menunjukkan bahwa Eva dulunya memiliki cita-cita sangat
tinggi untuk menjadi astronot wanita pertama di Indonesia seperti Pratiwi
Pujulestari Sudarmono, akan tetapi cita-citanya pudar dan hilang begitu saja
karena dia menyadari hidupnya tidak bertahan lama.
Eva merubah cita-citanya menjadi seorang sekretaris. Hal ini dibuktika dala
kutipan:
(52) Awal Juni 1994 Eva lulus SMA. Hendak melanjutkan ke sekolah
tinggi sekretaris, batal karena jelang ujian masuk dia flare upalias
kambuh lagi. Tapi, tidak sampai rawat inap (Oesman, 2015: 215).
(53) Juli 1995 baru dia masuk sekolah tinggi kejuruan. Mengambil
program diploma 3 jurusan sekretaris (Oesman, 2015: 216).
Kutipan di atas, menggambarkan jika Eva merubah cita-citanya yang
awalnya astronot berubah menjadi sekretaris karena dia berpikir bahwa untuk bisa
menjadi sekretaris lebih mudah. Cukup rajin minum obat, menghindari matahari,
menghindari stress, rajin kontrol ke dokter intinya lebih mudah menjaga
kesehatannya.
Eva memiliki sifat yang humoris. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(54) “Apaan nih? Emang gue monyet, dibawaain pisang?” ledek Eva,
setelah mengintip isinya (Oesman, 2015: 66).
(55) Eva tertawa kecil. Dokter dan suster terheran. Lebih heran lagi, karena
Eva berkata begini: “Apa nggak bisa lebih lama lagi, Dok?” Semua
tertawa (Oesman, 2015: 109).
(56) “Mama berburu darah, Dok,” jawab Eva “Hihihi...dracula „kan cowok,
Dok. Saya draculi „kali.‟(Oesman, 2015: 200).
(57) “Gue gak sedih, cuman nangis.” (Oesman, 2015: 300).
(58) “Udah kubilang, Mas... Mestinya aku kau biarkan jadi makhluk
solitair betina.” (Oesman, 2015: 281).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Berdasarkan kutipan di atas Eva memang seorang yang humoris dan mudah
membuat orang yang berada di sekitarnya tak sungkan kepada Eva untuk sekedar
bercanda bersama.
Eva digambarkan sebagai anak yang selalu mendengar nasihat. Hal ini
dibuktikan dalam kutipan:
(59) “Ya, Dokter. Setiap diberi obat suster, langsung saya minum, kok.”
“Gunakan hidupmu agar bermanfaat bagi orang lain. Jangan lupa
ibadah.” (Oesman, 2015: 63).
(60) Ya... ya... ya... Eva sudah menduga, Mama tahu banyak tentang lupus
dari dokter rumah sakit tadi. Tapi, Mama tida tega menyampaikannya
(Oesman, 2015: 70).
Eva digambarkan sebagai gadis yang cantik di waktu bersekolah tingkat SMA
dulu. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(61) Wajah cantik. Mata indah. Ada polesan lipsticktipis di bibir, membuat
segar senyumannya. Kecantikan ini sudah dilihat Nanan saat MOS
dulu. Waktu itu Eva masih imut-imut. Kini kecantikan gadis dewasa.
Jika tida sedang moonface begini, dia memang menarik dipandang
(Oesman, 2015: 242).
Eva termasuk seorang yang tabah untuk menjalani berbagai pemeriksaan atas
anjuran dokter. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(62) Ternyata Eva tidak rewel, mendengar penjelasan Mama tentang
rencana BMP, besok (Oesman, 2015: 106).
(63) “Ga usah... Gak usah... Gak papa, Ma. Aku gak takut, kok. Yang
penting aman. Penyakitku segera diketahui (Oesman, 2015: 107).
(64) Eva tentu tak melihat itu. dia hanya menduga-duga, dokter
memerintahkan sesuatu pada mahasiswa di sekitar. Dia terus berdoa,
berserah diri kepada Tuhan (Oesman, 2015: 114).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
(65) Eva tidak tega melihat Mama menangis. Dia berusaha tenang, supaya
Mama ikut tenang. Walaupun dia sangat takut. Dia berusaha
memberanikan diri (Oesman, 2015: 225).
Melihat keadaan yang semakin lama semakin memburuk Eva merasa sedih dan
terpuruk dengan keadaannya yang sangat menyiksa. Hal ini dibuktikan dalam
kutipan:
(66) Kadang dia sengaja tidak minum obat. Bosan minum obat segepok
terus-menerus. Marah pada diri sendiri. Frustasi. Coba-coba berontak
dari ketergantungan obat. Kalau begitu, pasti badan melar, moonface
lagi, kaki gajah, bercak merah di wajah, dan berbagai hal buruk bisa
terjadi (Oesman, 2015: 215).
(67) Eva merasa, tidak ada yang bisa dilakukan selain maju. Pilihan lain
adalah diam di rumah meratapi penyakit. Itu mirip saja dengan
tergolek di ranjang rumah sakit yang sepi. Dunia bagai tak berputar,
diam sambil menunggu mati (Oesman, 2015: 219).
(68) Apa yang terjadi pada Eva? Dia lumpuh total. Sekali waktu mengeluh,
semua tulang sendi sakit. Menjerit-jerit menahan. Dia mengatakan,
sakit di dalam dada dan perut masih bisa ditahan. Tapi sakit di tulang
lebih dahsyat (Oesman, 2015: 220).
(69) “Mengapa Allah memberiku keaadaan begini, Ma?” tanya Eva
(Oesman, 2015: 221).
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Eva Meliana Santi
atau dipanggil Eva adalah tokoh utama dalam novel 728 Hari karya Djono W.
Oesman. Tokoh Eva digambarkan mulai menyerah menghadapi Lupus yang ada
dalam tubuhnya. Ia merasa lelah, merasa tidak terima dengan keadaannya yang
terus-menerus keluar masuk rumah sakit dan harus rajin minum obat. Eva
merupakan anak pertama dari empat bersaudara adiknya bernama Faisal, Toro,
dan Kiki. Eva memiliki sifat yang humoris, tabah, cerdas, menyayangi keluarga
termasuk Sugiarti Ibunya yang selalu menemani disaat Eva sakit. Eva harus
menghadapi sebuah tantangan hidup melawan Lupus yang menyebabkan
aktivitasnya selama hidup terganggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Kenyataan buruk harus dia terima karena hidupya divonis dokter hanya mencapai
728 Hari lagi. Tapi semangat untuk tetap bertahan hidup masih ada.
2. Tokoh Tambahan
Tokoh tambahan yang terdapat dalam novel 728 Hari karya Djono W.
Oesman ini tidak peneliti bahas seluruhnya, tetapi peneliti hanya
membahas tokoh tambahan yang berfungsi mendukung tokoh utama, yaitu
Badaruddin, Sugiarti, Faizal, Sri Pudjiastuti, Ninis, Kartika, Sutono,
Dokter Anton Soprajogi, Dokter Yudha Wijayanto, Dokter Prasetyo
Wibisono, Pak Roto, Nanan, Hesti, Ryan, Yuni, Wiwik Pangestu, Dewi
Wulandari, Dokter Abidin Widjanarko, Dokter Zubairi Djoerban, dan
Dokter Chaterine.
a. Sugiarti
Sugiarti digambarkan sebagai seorang Ibu yang tegar. Hal ini dibuktikan
dalam kutipan:
(70) Beberapa detik semua terdiam. Sepi. Sugiarti berusaha
menguasai keguncangan. Dia berupaya tegar, karena
menangkap reaksi ketakutan Eva yang baru turun dari bed
(Oesman, 2015: 24).
(71) Intuisi mengatakan, ada penyakit berat. Suatu penyakit yang
dulu membuat dr Anton salah diagnosis (Oesman, 2015: 25).
(72) Doanya, memohon kepada Allah agar diberi kekuatan
menerima apapun. Segala sesuatu di dunia terjadi karena
kehendak Allah semata (Oesman, 2015: 47).
(73) “Usianya baru dua belas... Ya Allah... ampuni dosaku. Izinkan
aku menanggung beban sakitnya, Ya Rabb...” (Oesman, 2015:
52).
(74) Dada Sugiarti kembali bergetar. Guncang berdenyut. Dia
berusaha tampil tenang (Oesman, 2015: 57).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
(75) Buru-buru Sugiarti pergi, menyembunyikan tangis (Oesman,
2015: 74).
(76) “Ya Allah... begitu beratnya anakku...” (Oesman, 2015: 103).
(77) Pelan-pelan dia membagun benteng ketegaran, supaya hati
mampu menyampaikan pesan. Memilih kalimat yang tidak
mengerikan, sekaligus meneguhkan hati Eva agar berani.
Sedangkan, hatinya sendiri belum teguh dan berani (Oesman,
2015: 105).
(78) Lama-lama Sugiarti jadi bisa menerima penjelasan seperti ini.
Hatinya memang hancur. Tapi, dia sudah tidak mampu
menangis lagi (Oesman, 2015: 269).
Kutipan di atas, menggambarkan Sugiarti adalah sosok Ibu yang
memiliki ketegaran yang kuat saat menghadapi setiap cobaan yang menimpa
anaknya, segala sesuatu Ia terima dengan lapang dada dan mencoba untuk
tetap kuat dihadapan Eva.
Sugiarti digambarkan sebagai sosok Ibu yang rela berkorban demi
anaknya yaitu Eva. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(79) Sugiarti begadang di rumah sakit (Oesman, 2015: 95).
(80) Sugiarti kembali ke RCSM menjelang petang. Menyuapi Eva.
Malam, meringkuk tidur di sofa, seperti malam-malam
kemarin (Oesman, 2015: 122).
(81) Siang ini Sugiarti berangkat ke PMI. Sebelum meningggalka
Eva, dia mengatakan, “Mama pergi berburu darah dulu, ya
Nak...” (Oesman, 2015: 199).
(82) “Gantikan Limpa saya ke Eva... Gantikan, Dok...,” katanya,
melengking tinggi (Oesman, 2015: 204).
(83) “Ketahuilah Nak, Mama tida aka membiarkanmu sendirian
menanggung beban merawat Eva. Jaga khawatir. Sudah tekad
Mama untuk terus mengawal kesehatan Eva sampai Mama tida
ada lagi (Oesman, 2015:: 266).
(84) “Jangan pikirkan Mama, Nak. Kamu udah capek mikirin Eva,”
kata Sugiarti (Oesman, 2015: 301).
(85) “Kalau ayam rela mati untuk ananya, Mama malu
meninggalkan Eva,” ujar Sugiarti (Oesman, 2015: 304).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Berdasarkan kutipan (69) sampai (84) Sugiarti digambarkan sebagai
sosok Ibu yang memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga dan merawat
Eva selama sakitnya kambuh. Sugiarti sangat menjaga pola makan dan
kesehatan Eva agar saran dokter yang selama ini Sugiarti dapatkan bisa
diterapkan kepada Eva untuk tidak terlalu kecapekkan dengan semua
kegiatan rutin atau aktifitas berat lainnya dan Eva juga tidak boleh terlalu
terpapar sinar matahari langsung karena lupusnya akan cepat kambuh jika
Eva melawan larangan yang Sugiarti ucapkan setiap hari pada Eva.
Sugiarti sudah sangat terbiasa untuk mendengar hasil diagnosis dokter
dari setiap rumah sait yang menangani Eva, Sugiarti sudah tegar
menghadapi setiap resiko saat penyakit lupus Eva kambuh.
b. Badaruddin
Ayah dalam novel ini diperankan oleh Badaruddin Ia adalah Ayah dari
Eva. Badaruddin digambarkan sebagai seorang Ayah yang bertanggung
jawab. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(86) Dia berangkat ke kampung menjemput Ibunya Musinah
(Oesman, 2015: 60).
(87) Jemputan datang. Badaruddin membawa mobil kijang
menjemput mereka (Oesman, 2015: 68).
(88) Badaruddin bergegas mengenakan celana panjang, siap
berangkat. Dan, langsung berangkat (Oesman, 2015: 73).
(89) Tinggallah Badaruddin sendirian, merangkak bagai keong di
jalan Ahmad Yani yang macet parah. Tergiring lambat menuju
kantor di Balaikota (Oesman, 2015: 92).
(90) Faisal, ada surat panggilan dari guru agar orang tua menghadap
bagian BP (Bimbingan dan Penyuluhan). Faisal tidak masuk
sekolah empat hari. Sedangkan setiap hari dia berangkat. Itu
biar diurus Papa (Oesman, 2015: 121).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
(91) Semula, tugas membeli darah dilakukan Badaruddin (Oesman,
2015: 198).
(92) Badaruddin mengatakan: “Pokoknya, saya urusan
menyediakan uang dan kadang mencari darah, Mamanya
merawat Eva di rumah sakit dan di rumah,” katanya. “Adik-
adik membantu apa saja demi Eva.” (Oesman, 2015: 218).
Badaruddin digambarkan, sebagai seorang Ayah yang memiliki sifat
penyayang kepada Eva. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(93) Badaruddin mengambil sesuatu dari laci dashboard mobil.
Barang itu dia beli di jalan, sebelum menjemput Eva tadi. Lalu
barang diletakkan di meja makan. “Ini... khusus buat Eva,”
kata Badaruddin, tersenyum bangga (Oesman, 2015: 71).
(94) Badaruddin memanggil dokter dari RSCM untuk visite setiap
hari (Oesman, 2015: 220).
(95) Badaruddin kelihatan terlalu galak, jika anak gadisnya didekati
cowok (Oesman, 2015: 241).
(96) “Seandainya Eva kambuh, aku tetap turun tangan merawat
Eva. Seandainya keuangan Nanan kelak tidak cukup, ya... Papa
yang menutupi (Oesman, 2015: 245).
Badaruddin digambarkan sebagai seorang Ayah yang bisa memberi
motivasi. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(97) “Siap... Pak polisi,” kata Badaruddin, memberi hormat ala
militer. Semua tepuk tangan (Oesman, 2015: 89).
Badaruddin digambarkan sebagai seorang Ayah yang khawatir. Hal ini
dibuktikan dalam kutipan:
(98) Badaruddin semakin yakin, diagnosis dokter salah. Dia selalu
berharap diagnosis itu salah (Oesman, 2015: 89).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
(99) Cobalah, tidak satu pun keluarga dekat kena lupus. Dokter
mengatakan, lupus karena keturunan. Bukan penyakit menular.
Bukan pula karena makanan atau akibat suatu kecelakaan.
Lantas dari mana datangnya lupus? (Oesman, 2015: 90).
(100) “Ya... ya... Mama udah cerita itu semua. Tapi, dia kuat nggak
nanti?” “Ya... tapi, ini bukan hanya soal duit. Dia kuat nggak
nanggung beban berat?” (Oesman, 2015: 244).
(101) Dibanding, Nanan terburu-buru mengambil keputusan,
akhirnya mereka bercerai, misalnya. Itu bakal menyakiti semua
orang, Eva dan keluarga serta Nanan bersama keluarga orang
tua. Pernikahan menyatukan dua keluarga besar (Oesman,
2015: 245).
(102) “Ya... tapi kita „kan tidak hidup terus. Aku juga bakal pensiun,
Ma” (Oesman, 2015: 246).
Berdasarkan kutipan (86) sampai (102) Ayah digambarkan sebagai
seorang yang memiliki sifat tanggung jawab terhadap keluarga terutama
anak sulungnya Eva yang menderita sakit lupus sejak usianya dua belas
tahun. Badaruddin bertugas untuk mencari uang untuk membiayai semua
obat-obatan dan biaya rawat inap rumah sakit.
Badaruddin memiliki sifat kasih sayang kepada Eva, Ia sangat
memperhatikan selera makan Eva agar Eva lebih memiliki napsu makan
lebih baik. Akan tetapi cara yang dipakai Badaruddin salah ia membuat
adik Eva bernama Faisal iri dan merasa tidak dihagai karena Faisal selama
Eva sakit di rumah sait Sugiarti banyak meminta tolong kepada Faisal
untuk menjaga rumah sekaligus mengurusi adiknya yang masih kecil
(bernama Kiki) sampai Faisal rela tidak masuk sekolah. Badaruddin sangat
kahwatir ketika Eva disukai oleh Nanan karena menurutnya kelak jika
Nanan belum siap menerima semua keadaan Eva, Nanan akan
meningggalkan Eva dan itu yang membuat Badaruddin khawatir hati Eva
akan lebih sakit hati karena terlukai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
c. Faisal
Faisal Arifanto atau dipanggil Faisal adalah adik Eva nomor dua. Faisal
duduk di kelas lima SD. Faisal dalam novel ini digambarkan sebagai anak
yang memili rasa ketergantungan kepada Sugiarti. Hal ini dibuktikan dalam
kutipan:
(103) Faisal bengong melihat Mama sedih (Oesman, 2015: 25).
(104) “Aku ikut ke rumah sakit, ya Ma...,” ujar Faisal (Oesman,
2015: 26).
Berdasarkan kutipan di atas, Faisal digambarkan memiliki sifat
ketergantungan karena dia bingung melihat Ibunya Sugiarti sedang
mengemasi pakaian Eva dan milik Sugiarti untuk dibawa ke RSI karena Eva
dianjurkan untuk rawat inap oleh dr Yudha dan Faisal merasa tidak ingin
sendirian di rumah dan merasa tidak mampu dimintai tolong untuk menjaga
adiknya Kiki yang masih kecil untuk mengganti popoknya jika sedang
buang air kecil nanti.
Faisal digambarkan belum bisa mengurus adiknya yang masih bayi
dengan benar. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(105) Dia menduga, ada kesalahan Faisal membuatkan Kiki susu.
atau mungkin tidak diberi pisang, sebab persiapannya ribet.
Pisag dikerok dengan sendok, dicampur nasi, dipenyet-penyet
(Oesman, 2015: 60).
(106) “Kiki sakit, Faisal nggak bisa ngurus.” (Oesman, 2015: 61).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Dalam kutipan dibawah ini. Faisal digambarkan memiliki sifat yang iri
hati. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(107) “Cuma anak emas... yang dibelikan KFC,” ujarnya (Oesman.
2015: 72).
Kutipan di atas menggambarkan bahwa Faisal merasa dirinya selama ini
yang telah membantu menjaga rumah dan adiknya Kiki tidak dihargai oleh
Badaruddin Ayahnya, dan merasa jika Ayahnya lebih memperhatikan Eva
dibanding Faisal.
Berdasarkan kutipan (103) sampai (107) dapat disimpulkan bahwa
Faisal adalah anak yang mempunyai rasa peduli dan ingin membantu peran
Ibunya yang saat itu sibuk menjaga Eva di rumah sakit. Namun Faisal juga
memiliki rasa iri hati karena sikap Ayahnya dianggap tidak adil dan lebih
memperhatikan Eva dibanding dengan dirinya.
d. Sri Pudjiastuti
Sri Pudjiastuti digambarkan sebagai seorang guru SD sewaktu Eva masih
di kelas V. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(108) “Anak-anak.... perhatikan soal ini. Tidak menetap dan
berpindah-pindah, adalah pedagang asongan (jawaban B). Dia
selalu bergerak.” (Oesman, 2015: 10).
(109) “Anak-anak... jika menghadapi soal seperti ini, jawablah yang
paling dekat dengan kalimat soal. Dalam hal ini, pedagang
asongan bergerak setiap menit menggendong dagangannya ke
mana-mana. Jadi, jawaban benar adalah B,” tutur Bu Guru
(Oesman, 2015: 10).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Kutipan di atas, menujukkan bahwa Sri Pudjiastuti adalah seorang guru
yang sangat memperhatikan ketelitian pada hasil jawaban siswa walaupun
semua jawaban dianggap hampir benar.
e. Ninis
Ninis adalah teman kelas Eva yang solider. Hal tersebut dibuktikan
dalam kutipan:
(110) “Hmm... betul, Va,” (Oesman,2015: 11).
(111) “Ya, bener Eva. Aku juga lihat,” timpalnya sambil makan
siomai juga (Oesman, 2015: 12).
(112) Ninis salim ke Sugiarti, lalu memeluk Eva. Oleh-oleh
sekantong buah bawaan Ninis menambah sesak meja, karena
banyak bungkusan disitu (Oesman, 2015: 66).
(113) Mereka langsung nyerocos soal sekolah, guru, teman sekelas.
Banyak hal baru yang tak diketahui Eva di sekolah, diceritakan
Ninis (Oesman, 2015: 67).
(114) Ninis menceritakan, posisi Eva di tim basket diisi cewek kelas
dua. Ninis lupa namanya. Tinggi badan kurang-lebih sama
dengan Eva, kecepatan lari juga seimbang. Cuma, akurasi
tembakan bola sering meleset (Oesman, 2015: 68).
(115) “Iye, iye... gue tahu, elu getol main basket,” sergah Ninis
(Oesman, 2015: 69).
(116) Usai salat, Ninis yang ada di sebelah, memeluknya. “Sudah...
sudah... jangan nangis, Nduk. Elu emang keren,” ujar Ninis
(Oesman, 2015: 85).
(117) Ninis maju, mendekat ke bed Eva. Membacakan catatan di
sesobek kertas yang digenggam (Oesman, 2015: 118).
(118) “Elu sakit apaan, sih Va?” tanyanya. Pertanyaan Ninis ke
sekian kalinya (Oesman, 2015: 119).
(119) Ninis memberitahu Sugiarti.”Tante harus segera cari SMA,”
katanya (Oesman, 2015: 120).
Berdasarkan kutipan di atas disimpulkan bahwa Ninis memiliki sifat
yang sangat solider terhadap pembicaraan Eva. Ninis juga memiliki rasa
simpati terhadap Eva. Ninis banyak mendukung Eva selama di sekolah
terutama ketika ada pertandingan bola basket antar sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Peran Ninis sangat banyak memberi informasi penting kepada Eva selama
Eva di rawat di rumah sakit.
f. Kartika
Kartika adalah teman satu kelas Eva, karakter yang dimiliki Kartika yaitu
cuek. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(120) “Kok elu tau?” tanya Kartika (Oesman, 2015: 12).
(121) Kartika tetap konsentrasi makan siomai. Dan tak begitu hirau
(Oesman, 2015: 12).
Berdasarkan kutipan di atas, sosok Kartika merupakan seorang teman
yang senang mendengar pembicaraan temanya yaitu Eva, tetapi karna terlalu
berfokus pada makanan yang di makannya maka Kartika tidak begitu
mempedulikan.
g. Sutono
Sutono adalah teman kelas Eva, karakter yang dimiliki adalah suka
memerintah. Hal tersebut dibuktikan dalam kutipan:
(122) “Hey, Eva... tukang es kagak bakalan pindah-pindah. Coba
tayaain, deh, pancing Sutono” (Oesman, 2015: 13).
(123) “Hahaha... elu-lah, Va yang harus ngebuktiin. Elu yang mulai.”
(Oesman,2015: 13).
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan Sutono hanya suka
memerintah Eva tanpa mau mempertanyakan langsung ke pedagang kaki
lima di depan sekolahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
h. Dokter Anton Soprajogi
Dokter langganan keluarga Sugiarti sejak Eva masih kecil. Hal ini
dibuktikan dalam kutipan:
(124) Diagnosis dr Anton, radang tenggorokan (Oesman, 2015: 16).
(125) Hasilnya, typhoid, penyakit infeksi akut usus halus, disebabkan
kuma salmonella thypi. Lazim disebut tipus (Oesman, 2015:
17).
Beberapa hari Eva dibawa berobat ke dr Anton, Eva masih saja demam
dan tidak kunjung sembuh. Untuk ke- tiga kalinya Eva di bawa ke dr Anton
diminta untuk periksa darah. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(126) Trombosit di bawah normal. Terjadi pengentalan darah akibat
perembesan plasma (hemokonsentrasi). Kesimpulan, Demam
Berdarah Dengue (DBD). (Oesman, 2015: 19).
Berdasarkan kesimpulan kutipan (124) sampai (126) dr Anton
digambarkan sebagai sifat yang penyabardan berusaha memberikan hasil
diagnosis dengan benar dan teliti untuk mengetahui jenis
penyakitnya,karena Eva tidak kunjung sembuh Sugiarti hilang kepercayaan
dan akhirnya cukup tiga kali Eva diperiksa pada dr Anton.
i. Dokter Yudha Wijayanto
Dokter Yudha adalah dokter ke-dua yang memeriksa Eva. Hal ini
dibuktikan dalam kutipan:
(127) Sugiarti hilang kepercayaan ke dr Anton. Dia berniat mencari
dokter lain (Oesman, 2015: 19).
(128) Hasilnya, typhoid alias tipus (Oesman, 2015: 20).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Dokter Yudha dalam novel ini digambarkan sebagai dokter yang cermat
dan penuh kehati-hatian untuk tahu penyakit Eva sebelumnya. Hal ini
dibuktikan dalam kutipan:
(129) Sebelum memeriksa fisik, dokter melihat data rekam medis
Eva. Dilanjutkan pemeriksaan dengan stetoskop, senter rongga
mulut, mata, telinga (Oesman, 2015: 22).
(130) Yudha mendatangi Eva. Diperiksa dengan stetoskop. Disenter
rongga mulut, mata, dan telinga. Yudha kelihatan lebih serius
dari biasa. Lalu, dia menggeleng-gelengkan kepala (Oesman,
2015: 23).
Dokter Yudha digambarkan sebagai dokter yang cepat membuat
keputusan dengan tepat. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(131) “Eva harus rawat inap, Bu,” kata Yudha. “Eva kurang nutrisi,
maka harys diinfus.” “Dia juga harus diperiksa lagi dengan
peralatan lengkap.” (Oesman, 2015: 24).
(132) “Ini, saya buatkan rujukan ke Rumah Sakit Islam, tak jauh dari
sini,” kata Yudha (Oesman, 2015: 25).
Kesimpulan dari kutipan (127) sampai (131) dr Yudha digambarkan
sebagai dokter yang pandai menganalisa pasien dengan mencari data
riwayat penyakit sebelumnya dan memeriksa lebih teliti dengan mengambil
simple darah pada pasien yaitu Eva untuk hasil diagnosis yang lebih jelas,
tetapi Eva ternyata harus dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar untuk
penanganan lebih cepat dan bisa menggunakan peralatan medis yang lebih
lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
j. Dokter Prasetyo Wibisono
Dokter Prasetyo adalah dokter ke-empat Eva di Rsi. Dokter Prasetyo
digambarkan sebagai seorang yang memeriksa Eva dengan penuh
keramahan, dan ketelitian. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(133) “Selamat pagi... apa kabar anak cantik?” “Apakah semalam
bisa tidur?” “Tunggu hasil pemeriksaan, ya.” sapa dokter
ramah (Oesman, 2015: 36).
(134) Pipi pasien disenter, diamati seksama. Dipencet-pencet.
“Sakitkah?” Eva menggeleng. “Apakah gatal?” tanya dokter
lagi (Oesman, 2015: 37).
(135) Dokter mengamati ruam merah di pipi. Itu jadi perhatian dia
sejak kemarin. Disenter, seolah ingin menerobos pori-pori.
Diluangkan beberapa menit disitu (Oesman, 2015: 44).
(136) “Apakah rambutmu sering rontok?” (Oesman, 2015: 45).
(137) Dokter muncul. Melihat Sugiarti, senyum mengembang.
“Silahkan masuk, Bu,” kata Dokter, membuka pintu ruangan
(Oesman, 2015: 46)
(138) “Apa kabar Eva...,” sapa dokter “Eva ingin bicara dengan
saya?” (Oesman, 2015: 62).
(139) Dokter melambaikan tangan, membalikkan badan, keluar
ruangan (Oesman, 2015: 64).
Kutipan dibawah ini menujukkan dr Yudha teliti dalam menjelaskan
penyakit Eva. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(140) Dokter mengamati lembar demi lembar file di tangan (Oesman,
2015: 47).
(141) “Eva kena Lupus, Bu.” “Tubuh semua manusia memiliki zat
imunitas. Disebut juga anti-bodi. Beredar di seluruh tubuh
bersama darah,” jelasnya, sambil menunjuk bagian-bagian
organ dalam patung(Oesman, 2015: 48).
(142) Penderita Lupus, memiliki kelainan pada zat imunitasnya,”
katanya (Oesman, 2015: 49).
(143) Sekarang Dokter kembali ke meja kerja. Mengambil file yang
dia pegang tadi. Mencabut lembaran-lembaran dari bendel.
Meneliti lagi (Oesman, 2015: 51).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Dokter Prasetyo digambarkan sebagai sifat yang baik hati. Hal ini
dibuktikan dalam kutipan:
(144) Dokter menasihati, “Hak Ibu untuk memberitahu atau tidak.
Asal, Ibu bisa menjaga agar dia tidak bosan mengonsumsi obat
seumur hidup. Juga, diusahakan Eva tidak terlalu capek atau
stres. Terpenting, Eva dilarang terpapar sinar matahari
langsung. Sebab, lupusnya pasti kambuh,” tuturnya (Oesman,
2015: 54).
(145) Ditambahkan, “Ingat. Penyakit ini bisa tidur lama. Seperti
sembuh. Tapi begitu pasien melanggar larangan dan anjuran,
bisa langsung parah (Oesman, 2015: 55).
(146) “Gunakan hidupmu agar bermanfaat bagi orang lain. Jangan
lupa ibadah.” (Oesman, 2015: 63).
(147) “Oke Eva. Bergembiralah selalu. Isi hidupmu dengan
gembira.” (Oesman, 2015: 64).
Berdasarkan kutipan di atas dr Prasetyo digambarkan sebagai dokter
yang merawat Eva dan mendiagnosis perkembangan penyakit Eva. Sifat
dokter Prasetyo yang selalu mengingatkan akan bahaya penyakit Eva jika
pasien melanggar larangan yang dilarang oleh dokter.
k. Dokter Abidin Widjanarko
Dokter Abidin adalah tim dokter dari RSCM yang menangani Eva
selamarawat inap dr Abidin digambarkan sebagai dokter yang melakukan
tindakan dengan penuh kehati-hatian . Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(148) Dokter membuka kancing jubah Eva bagian belakang. Lantas
mengoleskan cairan warna ungu di kulit tulang belakang
(Oesman, 2015: 112).
(149) “Dibius dulu, ya,” ujar dokter yang jelas-jelas terlambat, sebab
suntik bius sudah menusuk, baru dia ngomong kemudian
(Oesman, 2015: 113).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
(150) Dibelakang: mata bor memang diputar kebalikan arah jarum
jam, menggunakan alat khusus. Setelah lepas, lubang langsung
ditutup sesuatu. “Sudah selesai...,” kata dr Abidin (Oesman,
2015: 114).
Berdasarkan kutipan di atas. Dokter Abidin adalah dokter RSCM yang
sangat teliti dan profesional dalam hal ahli bedah. Dokter Abidin sangat
menjaga kesehatan pasien sebelum melakukan operasi dan memberikan rasa
nyaman dan aman untuk pasien sehingga pasien tidak perlu cemas dan takut.
l. Dokter Zubairi Djoerban
Dokter Zubairi digambarkan sebagai dokter RSCM yang humoris pada
pasien. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(151) “Tumben gak ada Mama. Ke mana?” tanya Zubairi. “Eva jadi
kayak dracula. Mama yang memburu darah.” (Oesman, 2015:
200).
(152) “Jangan salah, moonface cewek itu dikagumi cowok, lho...,”
kata Zubairi (Oesman, 2015: 201).
(153) Tapi, Eva tertawa. Terhibur oleh gaya Zubairi menyanyi. Lucu.
Tanpa beban. Juga tidak ada niatan mengejek. Tujuan
menghibur kesampaian (Oesman, 2015: 201).
m. Dokter Chaterine
Dokter Chaterine digambarkan sebagai dokter wanita yang dengan sabar
menjelaskan instruksi pemeriksaan penyakit Eva. Hal ini dibuktikan dalam
kutipan:
(154) “Ini tidak sakit kok, Bu,” kata dr Chaterine Agustina kepada
Sugiarti (Oesman, 2015: 102).
(155) “Percayalah, Bu. Ini tidak sakit.” “Tapi... tulang akan dibor...”
“Hanya sedikit sekali dan waktunya sangat cepat.” (Oesman,
2015: 103).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
(156) Dijelaskan dokter, cairan sumsum tulang terletak di tulang
belakang dan tulang dada. Tepatnya, di bagian tengah tulang
belakang, antara tengkuk dengan tulang ekor. Sedangkan, di
dada, persis di bagian tengah antara tulang iga (Oesman, 2015:
104).
(157) “Nanti jangan gerak, lho. Nggak sakit, kok. Aman, karena
ditangani dokter ahli.” “Nanti pelaksanaannya begini, Eva.
Coba, kamu tidur miring,” ujar dokter (Oesman, 2015: 108).
(158) “Sedikit lagi. Posisimu kayak membungkuk gitu,” kata dokter
(Oesman, 2015: 110).
Berdasarkan kutipan di atas, dokter Zubaeri adalah dokter yang sangat
dikenal akan leluconnya dan kedekatannya dengan pasien terutama Eva.
Dokter Zubaeri selalu memberikan motivasi secara personal kepada Eva
untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada pasien yang mengalami
moonface pada wajahnya, sehingga pasien tidak terlalu minder.
n. Hesti
Hesti digambarkan sebagai kakak kelas Eva yang baik hati. Hal ini
dibuktikan dalam kutipan:
(159) “Baik, Pak,” kata Hesti. “Ayo Adik, ikut saya.” Ujarnya pada
Eva (Oesman, 2015: 124).
(160) Ternyata dia Hesti, menunjuk arah Eva. “Adik, kembali
kesini,” ujarnya, menunjuk titik dia berdiri (Oesman, 2015:
126).
(161) “Bakilah. Silahkan istirahat makan siang,” tutur Hesti
(Oesman, 2015: 128).
(162) Ya udah... kerjakan aja tugas-tugasmu, supaya gak ada
kejadian gitu lagi.” (Oesman, 2015: 129).
(163) Hesti dengan lemas meminta Eva kembali ke pojokan lagi
(Oesman, 2015: 138).
Berdasarkan kutipan di atas, Hesti digambarkan sebagai kakak kelas Eva
yang sangat akrab dan baik hati selalu membantu dan mengingatkan Eva
jika ada hal-hal yang diperlukan saat MOS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
o. Nanan
Nanan digambarkan sebagai kakak kelas Eva yang galak. Hal ini
dibuktikan dalam kutipan:
(164) Pada jarak sekitar tiga meter siswa itu membentak, menunjuk,
“Hei... kamu. Masuk barisan.” “Tidak ada spesial.” “Halaa...
plin-plan, lagi. Masuk barisan, kataku,” bentaknya (Oesman,
2015: 126).
(165) Malah senior pembentak, datang mendekati. “Eva... maafkan
aku kemarin, ya.” (Oesman, 2015: 135).
Nanan digambarkan sebagai orang yang perhatian. Hal ini dibuktikan
dalam kutipan:
(166) “Minum dulu, Eva,” ujar Nanan lembut (Oesman, 2015: 152).
(167) Nanan banyak bertanya tentang penyakit Eva (Oesman, 2015:
193).
(168) Sejak saat itu, Nanan hampir setiap hari menjenguk Eva.
Setiap sore sepulang kerja, dia sempatkan satu-dua jam
ngobrol dengan Eva dan Mama (Oesman, 2015: 235).
Berdasarkan kutipan di atas Nanan merupakan seorang yang baik hati,
bertanggung jawab dan sangat perhatian akan keadaan Eva. Nanan yang
awalnya sangat keras kepala saat MOS sekolah sangat ditakuti Eva karena
sering membentak. Akan tetapi itu semua dia lakukan hanya untuk
mentakut-takuti peserta MOS setelah itu Nanan sangat digemari oleh adik-
adik kelasnya terutama Eva.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
p. Ryan
Ryan digambarkan sebagai orang yang mengagumi Eva. Hal ini
dibuktikan dalam kutipan:
(169) “Hai... Eva, namaku Ryantori Ahmadi, pangillan Ryan, kelas
1.2. Aku suka kamu pede mengadepin banyak orang.
Ngomong-ngomong ceritanya gimana sih kok bisa gitu? Kita
bisa ngobrol nanti kan? Cita-citaku jadi dokter seperti bokap.
Sampe ketemu di sekolah, ya...” (Oesman, 2015: 132).
(170) Di kantin, Eva disapa cowok, “Hai... Eva. Kenalkan, aku
Ryan.” (Oesman, 2015: 138).
(171) Ryan jelas-jelas tersipu. Cepat dia mengalihkan perhatian
dengan melirik nama dada Eva (Oesman, 2015: 139).
(172) Usai makan, Ryan menawarkan nonton bioskop di mal itu juga
(Oesman, 2015: 148).
Berdasarkan kutipan di atas, Ryan digambarkan sebagai seorang yang
keren dan seumuran dengan Eva. Dia sama-sama sedang mengikuti MOS
di sekolah tanpa sengaja Ryan sangat mengagumi keberanian Eva dan
kecantikkannya Eva sampai suatu ketika Ryan memberanikan diri untuk
menulis di selembar kertas untuk menyapa Eva dan memperkenalkan
dirinya.
q. Pak Roto
Pak Roto adalah guru olahraga Eva di SMPN 51 Pondok Bambu yang
memiliki karakter rendah hati. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(173) Basket di bawah asuhan guru olahraga Pak Roto, Eva
ditempatkan di posisi shooting guard, karena postur tinggi
dibanding temannya. Juga bagus di long shoot(Oesman, 2015:
21).
(174) Melalui polesan Pak Roto, Eva masuk tim inti sekolah
(Oesman, 2015: 21).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Berdasarkan kutipan di atas, Pak Roto digambarkan sebagai seorang
guru olahraga yang digemari oleh para siswa karena semangat dan
motivasinya dalam mengajar serta sebagai pembimbing yang kuat saat
melatih anak muridnya bertanding basket melawan sekolah lain.
r. Wiwik
Wiwik adalah teman Eva yang menyemangati Eva saat pertandingan. Hal
ini dibuktikan dalam kutipan:
(175) Mereka menyatukan telapak tangan, tanda kompak. Lalu
diangkat ke atas, dan dihempaskan lagi ke bumi. “Rampoook...
rampoook... rampoook...!” teriak mereka. Balasannya,
“Yeaaah...” (Oesman, 2015: 81).
Berdasarkan kutipan di atas, Wiwik digambarkan sebagai teman Eva
yang selalu memberikan semangat saat Eva mengikuti petandingan basket
antar sekolah.
s. Dewi
Dewi adalah teman Eva di SMPN 2 Bekasi yang bertanding dalam satu
tim basket antar sekolah. Dewi digambarkan sebagai orang yang memberi
semangat. Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(176) “Kalo Eva dan Yuni semangat, kita bakalan menang, pak. Tadi
kami kaget, karenamereka main tidak biasanya,” tutur
Dewi(Oesman, 2015: 80).
(177) Mereka menyatukan telapak tangan, tanda kompak. Lalu
diangkat ke atas, dan dihempaskan lagi ke bumi. “Rampoook...
rampoook... rampoook...!” teriak mereka. Balasannya,
“Yeaaah...” (Oesman, 2015: 81).
(178) “Yaelah... jangan sedih, Va...” ujar Dewi, kenceng (Oesman,
2015: 300).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Berdasarkan kutipan di atas, Dewi digambarkan sebagai teman Eva yang
selalu memberikan semangat saat Eva sedang bertanding basket melawan
sekolah lain. Dewi, Wiwik, dan Eva memang sangat dekat mereka adalah
teman yang selalu menyemangati satu sama lain.
t. Yuni
Yuni digambarkan sebagai seorang yang cekatan dalam pertandingan.
Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
(179) Dua gol (empat poin) dicetak Yuni (Oesman, 2015: 79).
(180) Yuni mengambil bola, berdiri di bawah papan ring, matanya
menyapu ke tengah lapangan (Oesman, 2015: 82).
(181) Bola ditangan Yuni, dribble, dia beringsut kiri-kanan mencari
celah (Oesman, 2015: 83).
(182) Hebatnya, Yuni sudah menduga Eva melakukan itu. Dia
menangkap bola dengan tangkas. Maju cepat... lantas
mendadak berhenti. Ternyata, Yuni melakukan long shoot
(Oesman, 2015: 84).
Berdasarkan kutipan di atas, Yuni digambarkan sebagai teman Eva yang
sangat cekatan dan lincah saat melakukan gerakan-gerakan di dalam
pertandingan bola basket antar sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
B. Penokohan
1. Pengertian Penokohan
Berdasarkan analisis novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Penokohan
dideskripsikan sebagai individu yang mengalami peristiwa atau perlakuan
dalam berbagai peristiwa dalam cerita menurut Sudjiman (dalam Ismawati,
2013: 70). Agar lebih mudah menganalisis penokohannya. Peneliti
menggunakan teknik penggambaran tokoh menurut Altenbernd dan Lewis
(dalam Waluyo, 2011: 3) yang terdiri dari teknik analitik dan teknik dramatik.
2. Penokohan Tokoh Utama
a. Teknik Analitik
Teknik analitik yang terdapat dalam penokohan tokoh utama adalah Eva.
Eva merupakan gadis yang cantik. Hal ini dibuktikan pengarang dengan
menggunakan teknik analitik dalam kutipan:
(183) Wajah cantik. Mata indah. Ada polesan lipstick tipis di
bibir, membuat segar senyumnya. Kecantikan itu sudah
dilihat Nanan saat MOS dulu (Oesman, 2015: 243).
(184) “Ooo... ini gadis cantik yang suka menculik anakku makan
siang?” (Oesman, 2015: 156).
Eva merupakan anak yang teliti. Hal ini dibuktikan pengarang melalui
teknik analitik dalam kutipan:
(185) Eva mengamati, meja blok sebelah bertuliskan “Karedok”
(Oesman, 2015: 127).
(186) Ketika ganti pakaian, Eva baru ingat surat dari cowok tadi.
Dibuka, “Hi... Eva, namaku Ryantori Ahmadi, panggilan
Ryan, kelas 1.2. aku suka kamu pede menghadi banyak
orang (Oesman, 2015: 133).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
(187) Catatan Eva rasanya ada yang janggal. Kolom paling atas
11. Mestinya „kan 1.1. Bukankah itu menunjukkan kelas?
Kalau kelas, ya... pakai titik di tengah: 1.1 bukan 11
(Oesman, 2015: 134).
(188) O, ya, sejak tadi Eva mengamati kelompok kelas 1.2 yang
kini membentuk barisan. Coba-coba, apakah dia bisa
mengenali wajah Ryan pemberi surat? Atau, mungkin Ryan
yang harusnya memberikan tanda-tanda. Misal, melirik,
atau tersenyum, atau apa-lah (Oesman, 2015: 137).
(189) Eva berusaha keras mengingat-ingat. Saat diabsen kemarin
memang disebutkan, nomor... Untung dia cepat ingat,
“Lima belas.” (Oesman, 2015: 137).
Eva merupakan anak yang disiplin. Hal ini dibuktikan pengarang
melalui teknik analitik dalam kutipan:
(190) Saat sarapan, Eva mengatakan kegelisahannya, “Pa, kita
harus agak cepat, nih. Aku belum laminating tugas MOS.”
(Oesman, 2015: 134).
(191) Di rumah, Eva sampai malam mengerjakan tugas-tugas
MOS. Paling rumit, kepang tali rafia. Ukuran harus pas.
Terakhir, membuat nama dada (Oesman, 2015: 133).
Eva merupakan anak yang ramah. Hal ini dibuktikan pengarang
melalui teknik analitik dalam kutipan:
(192) “Selamat pagi, Pak,” sapa Eva kepada seorang guru di situ
(Oesman, 2015: 123).
(193) Saya Eva Meliana Santi kelas satu satu. Ibu saya kemarin
menghadap bapak kepala sekolah, minta dispensasi. Saya
baru sembuh dari rumah sakit. Kata dokter, saya dilarang
kena matahari.” (Oesman, 2015: 123).
(194) Eva merasakan dalam dada gleduk-gleduk lagi. Tapi dia
bisa menguasai diri, “Makasih Ryan, atas perhatianmu.”
(Oesman, 2015: 138).
Eva merupakan anak yang berani mengakui kesalahannya. Hal ini
dibuktikan pengarang melalui teknik analitik dalam kutipan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
(195) Eva terdiam. Rasanya mau menangis. Mau pipis. Tapi,
segera dia menguasai diri, “Maaf Kakak... saya yang salah.
Saya kira kolom ini nama kelas...” (Oesman, 2015: 137).
(196) “Maafkan saya yang salah, Kakak,” balas Eva. Eva kembali
berteduh di pojokan. Dia sedih. Merasa jadi bulan-bulanan
keadaan. Dia kilas balik. Dia temukan, bahwa dia memang
kurang konsentrasi saat menyimak penjelasan Hesti
kemarin (Oesman, 2015: 138).
Eva merupakan anak yang patuh terhadap perintah. Hal ini dibuktikan
pengarang melalui teknik analitik dalam kutipan:
(197) Eva membuka payung. Menuruni tangga, masuk lapangan.
Berjalan tegap bagai ratu. Dia pilih berdiri terdepan di
barisan ujung, kelas 1.1. jadi seperti pemimpin barisan
(Oesman, 2015: 126).
(198) Eva masuk diiringi tepuk tangan. Juga dengung
panjang,”Huuu...” Tapi, Eva cuek. Mengabaikan heboh para
calon siswa siswi yang mencibir (Oesman, 2015: 127).
(199) Eva jalan menuju pojokan yang ditunjuk. Duduk di lantai
bersandar tembok. Sebenarnya Eva sebel melihat wajah
senior ini. Tampangnya tengil, sok kuasa. Andai dia tidak
minta maaf, Eva ogah menyapanya (Oesman, 2015: 135).
Eva merupakan anak yang mandiri. Hal ini dibuktikan pengarang
melalui teknik analitik dalam kutipan:
(200) MOS selesai hampir pukul tiga sore. Eva pulang jalan kaki,
ke rumah kerabat, sekitar tiga ratus meter dari sekolah. Jika
naik angkot Cuma lima menit. Dia pilih jalan (Oesman,
2015: 131).
(201) Tidak masalah. Eva sering jalan sendiri. Memang, matahari
sangat tajam menghujam bumi. Musim kemarau terlalu
panjang. „Kan ada payung (Oesman, 2015: 151).
(202) Eva pantang menyerah. Dalam kondisi begitu dia tetap
kuliah. Pernah sekali dia tergeletak pingsan di kampus dan
dilarikan ambulance ke RSCM. Setelah dirawat dua pekan
di RSCM dia balik kuliah lagi (Oesman, 2015: 218).
(203) Sekitar 22.00, Eva sudah naik taksi sendirian. Taksi
berangkat diiringi lambaian tangan para Dahlanis (Oesman,
2015: 321).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Berdasarkan kutipan (127) sampai (321) menggambarkan Eva adalah
sosok gadis yang cantik dan memiliki sifat dan sikap yang baik, mandiri
untuk melakukan segala sesuatu sendirian dan bertanggung jawab dengan
tugasnya, berani mengambil resiko dan berani mengakui kesalahannya,
sifatnya yang teliti dan disiplin membuat dirinya menjadi wanita yang
berhasil dan sukses meraih masa depan yang lebih baik.
3. Penokohan Tokoh Tambahan
A. Teknik Dramatik
a. Badaruddin
Ayah, Eva yang bernama Badaruddin. Ia adalah seorang Ayah yang
bertanggung jawab. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik
dalam kutipan:
(204) Badaruddin lulus SMA, melanjutkan ke Jakarta. Setelah
mengantongi sarjana teknik, dia jadi PNS Pemprov DKI.
Tahun 1975, dia menikahi Sugiarti di desa, lalu diboyong ke
Jakarta (Oesman, 2015: 9).
(205) Ayah mereka, Badaruddin, masih bekerja di Pemprov DKI
Jakarta. Sabtu begini biasa pulang lebih awal. Sampai
rumah sekitar pukul 14.00 (Oesman, 2015: 25).
(206) Malam, sekitar pukul delapan, Badaruddin datang. Suami-
istri ini menatap anak sulung mereka dengan sedih
(Oesman, 2015: 32).
(207) Alhasil, Badaruddin menuruti Sugiarti. Dia berangkat ke
kampung dengan pikiran kalut (Oesman, 2015: 60).
(208) Jemputan datang. Badaruddin membawa mobil kijang
menjemput meraka (Oesman, 2015: 68).
(209) Tiap hari Eva akan ke situ, sore dijemput Badaruddin
sepulang kerja (Oesman, 2015: 131).
(210) Badaruddin menjemput dengan mobil, tiga adik Eva ikut
(Oesman, 2015: 186).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Ayah memiliki sifat yang kuat menghadapi setiap cobaan yang
diberikan Allah. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik
dalam kutipan:
(211) Beberapa kali dia menghentikan cerita Sugiarti, minta
kepastian bahwa informasi dokter benar. Mungkin dia
berharap Sugiarti salah dengar. Sampai, dia berniat mencabut
Eva pindah ke RS lain (Oesman, 2015: 59).
Ayah memiliki sifat yang perhatian. Hal ini dibuktikan pengarang
melalui teknik dramatik dalam kutipan:
(212) Badaruddin menitipkan Eva ke keluarga Bowo. Dijelaskan,
Eva sakit, dilarang capek dan kena matahari (Oesman, 2015:
131).
(213) Sebelum makan bersama dimulai, Badaruddin mengambil
sesuatu dari laci dashboard mobil. Barang itu dia beli di
jalan, sebelum menjemput Eva tadi. Lalu barang diletakkan
di meja makan (Oesman, 2015: 71).
Badaruddin memiliki sifat yang tegas. Hal ini dibuktikan oleh
pengarang degan menggunakan teknik dramatik dalam kutipan:
(214) Badaruddin usul. “Baiknya kita titipkan Kiki ke ibu-ibu
pengajian, sebelum Eyang datang,” katayanya (Oesman,
2015: 33).
(215) Badaruddin kelihatan terlalu galak, jika anak gadisnya
didekati cowok (Oesman, 2015: 240).
Berdasarkan kutipan (204) sampai (215) Ayah merupakan sosok orang
tua yang bertanggung jawab kepada keluarga dan sangat mencintai anak-
anaknya terutama Eva sehingga banyak perhatian lebih yang Ia berikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
untuk merawat Eva agar tetap sehat dan menjalani rutinitasnya sehari-
hari.
b. Sugiarti
Ibu Eva bernama Sugiarti. Ia adalah sosok Ibu yang sabar. Hal ini
dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan:
(216) Dada Sugiarti kembali bergetar. Guncang berdenyut. Dia
berusaha tampil tenang, tapi tidak berani bertatap pandang
dengan Eva (Oesman, 2015: 57).
(217) Mama orangnya lembut, sabar dan tidak tegaan. Ujar Eva
(Oesman, 2015: 164).
(218) Sugiarti tiba jelang pukul 11.00 ketemu Bu Guru di loket
administrasi (Oesman, 2015:174).
(219) Esok, pagi-pagi Sugiarti mendatangi ruang dokter. Dadanya
selalu bergetar setiap dipanggil dokter. Dia sudah ditunggu dr
Abdul Mutholib, salah satu tim dokter Eva (Oesman, 2015:
202).
Sugiarti termasuk Ibu yang memiliki rasa kelembutan dalam
menyayangi anaknya. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik
dramatik dalam kutipan:
(220) “Tapi, besok waktu BMP jangan gerak ya, sayang...”
(Oesman, 2015: 107).
(221) Sugiarti mendampingi pemerikasaan, “Apa sakitnya, Pak
Dokter?” (Oesman, 2015: 176).
(222) Sugiarti mengemasi pakaian dan setumpuk obat (Oesman,
2015: 186).
(223) Mama selalu melarang Eva meminta maaf kepada anggota
keluarga yang menolong. Mengucapkan terima kasih, boleh.
Meminta maaf jangan (Oesman, 2015: 221).
(224) Sabar, Ibu makan dulu, ya...,” ujar Sugiarti (Oesman, 2015:
230).
Sugiarti merupakan sosok Ibu yang tidak tegaan terhadap anaknya
Eva. Hal ini dibuktikan pengarang dengan teknik dramatik dalam kutipan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
(225) Raut muka Sugiarti memang kelihatan panik akibat dadakan
ini. Dia tidak menyangka Eva harus opname (Oesman, 2015:
26).
(226) Sugiarti khawatir Eva berpacaran. Khawatir Eva
dikecewakan atau mengecewakan (Oesman, 2015: 170).
(227) Sugiarti tidak sampai hati melarang Eva. Kegembiraan Eva
kegembiraan Sugiarti juga (Oesman, 2015:170).
(228) “terima kasih atas perhatian Ibu Guru. Mohon maaf anak
saya merepotkan,” ujar Sugiarti (Oesman, 2015: 174).
(229) “Kata dokter, sebaiknya istirahat dulu minimal tiga hari,”
jawab Mama (Oesman, 2015:187).
(230) Sugiarti mengangis sejadi-jadinya. Kepala lemas terkulai di
pegangan kursi. Tubuh terguncang-guncang, napas tak
beraturan (Oesman, 2015: 204).
(231) Sugiarti merayu, berupaya menggendong, Eva bersikeras
menolak (Oesman, 2015: 219).
(232) Sugiarti menemui jalan buntu. Dia menelepon suami di
kantor, memberitahukan ini (Oesman, 2015: 225).
(233) Sugiarti tak kuasa menahan tangis. Sebenarnya dia sadar,
tidak boleh menangis di depan Eva. Dia harus kelihatan tegar,
apa pun terjadi (Oesman, 2015: 225).
Berdasarkan kutipan di atas (216-233), Sugiarti digambarkan sebagai
seorang Ibu yang sangat perhatian dan penuh kasih sayang merawat Eva
dari awal penyakit Eva diketahui sampai Eva dewasa dan menikah
Sugiartilah yang selalu menemani dan menjaga Eva. Maka sebab itu
Sugiarti terkadang memiliki sifat yang tidak tegaan kepada Eva saat Eva
mulai drop dan jatuh sakit dan harus terus menerus melakukan operasi
untuk pengangkatan penyakitnya yang makin lama makin menyebar dan
merusak semua jaringan dalam tubuh Eva. Namun Sugiarti tetap tabah dan
tegar menghadapi segala resiko yang akan dihadapi jika sewaktu-waktu
Eva sudah tidak bisa sembuhkan lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
c. Faisal
Faisal adalah adik Eva nomor dua, Faisal adalah anak yang pintar dan
mandiri. Hal ini dibuktikan pengarang dengan teknik dramatik dalam
kutipan:
(234) Faisal usia 18, baru saja masuk Universitas Krisnadwipayana
mengambil fakultas teknik mesin (Oesman, 2015: 220).
Faisal digambarkan sebagai adik yang penyayang. Hal ini dibuktikan
pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan:
(235) Sorak-sorai bocah Faisal dan Toro di halaman menyambut
kedatangan rombongan (Oesman, 2015: 70).
Faisal memiliki sifat pencemburu. Hal ini dibuktikan pengarang melalui
teknik dramatik dalam kutipan:
(236) Faisal beranjak. Nasi yang sudah dia tuang ke piring, belum
dilengkapi lauk, dia tinggalkan. Dia pergi begitu saja, keluar
rumah (Oesman, 2015: 72).
Berdasarkan kutipan (234-236) di atas, Faisal ditokohkan sebagai adik Eva
nomor dua yang memiliki sifat pencemburu karena merasa kasih sayang dan
perhatian kedua orang tuanya labih banyak diberikan untuk Eva. Akan tetapi
Faisal sangat menyayangi keluarga dan sodara-sodaranya dan mau
meluangkan waktunya untuk membantu Ibu menjaga adiknya yang paling
kecil ketika Ibunya Sugiarti sedang sibuk merawat Eva yang sedang sakit dan
di rawat di rumah sakit. Faisal yang menjadi kakak bagi kedua adiknya secara
keseharian dia sudah mulai terbiasa dan membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
dirinya menjadi lebih mandiri ketika dia tahu bahwa kakaknya Eva
memang sedang terkena penyakit berat.
d. Sri Pudjiastuti
Sri Pudjiastuti adalah seorang guru SD yang penuh energi dalam
mengajar. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam
kutipan:
(237) Di ruang kelas 5-A, guru mengevaluasi soal ujian Catur
Wulan (Cawu) 1. Ujian sudah selesai pekan lalu. Ini jadi
bekal ujian Cawu 2 dan 3 nanti (Oesman, 2015: 7).
(238) Bu Guru mengetok-ketok meja dengan penghapus papan,
minta perhatian (Oesman, 2015: 10).
(239) Satu sisi, dia bukan pembuat soal yang sudah ditentukan
jawabannya. Di sisi lain, sikap kritis siswa harus dia
hidupkan (Oesman, 2015: 10).
(240) “Anak-anak... jika menghadapi soal seoerti ini, jawablah
yang paling dekat dengan kalimat soal (Oesman, 2015: 10).
Berdasarkan kutipan (237-240) di atas, Sri Pudjiastuti adalah sosok
guru yang sangat sinergik dalam memberi pelajaran kepada anak muridnya
sehingga salah satu murid bernama Eva pun tertarik dan penasaran untuk
bisa menjawab semua jawaban yang diberikan oleh gurunya. Sri
pudjiastuti termasuk tipe guru yang sangat teliti dalam memberikan sebuah
jawaban dan mengajak siswanya untuk bisa berfikir lebih detail dan berani
mengambil sebuah kesimpulan secara benar dan hati-hati dalam menjawab
pertanyaan.
e. Ninis
Ninis merupakan anak yang sopan. Hal ini dibuktikan oleh pengarang
melalui tekni dramatik dalam kutipan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
(241) Ninis salim ke ayah-ibu Eva, juga nenek. Dia pulang jalan
kaki (Oesman, 2015: 71).
(242) Ninis salim ke ayah-ibu Eva, juga nenek. Dia pulang jalan
kaki (Oesman, 2015: 71).
Ninis termasuk teman yang solider. Hal ini dibuktikan pengarang
melalui teknik dramatik dalam kutipan:
(243) “Ya, benar Eva. Aku juga lihat,” timpalnya, sambil makan
siomai juga (Oesman, 2015: 12).
(244) Ninis dan Kartika membenarkan Eva, mendukung Eva,
beramai-ramai mendesak agar Sutono yang bertanya
(Oesman, 2015: 13).
(245) Ninis dan Kartika berupaya membela Eva (Oesman, 2015:
14).
(246) Ninis salim ke Sugiarti dan memeluk Eva. Oleh-oleh
sekantong buah bawaan Ninis menambah ssak meja, karena
banyak bungkusan disitu (Oesman, 2015: 66).
(247) Usai salat, Ninis yang ada di sebelah, memeluknya. “Sudah...
sudah... jangan nangis, Nduk. Elu emang keren,” ujar Ninis
(Oesman, 2015: 85).
Berdasarkan kutipan (241-247) di atas, Ninis merupakan teman Eva
yang sangat perhatian dia selalu aktif menanyakan kabar tentang kesehatan
Eva, menyemangati Eva dan memberi informasi tentang beberapa
pengumuman di sekolah ketika Eva izin tidak bisa masuk sekolah. Ninis
termasuk anak yang paling dekat dengan Eva sejak masih SD sampai
SMP. Ninis dikenal sebagai anak yang sopan ketika bertamu dengan orang
tua Eva.
f. Kartika
Kartika adalah teman Eva yang mendukung pendapat Eva. Hal ini
dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan:
(248) Ninis dan Kartika membenarkan Eva, mendukung Eva,
beramai-ramai mendesak agar Sutono yang bertanya
(Oesman, 2015: 13).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Berdasarkan kutipan di atas, Kartika merupakan Seorang teman Eva
yang sependapat dengan jawaban Eva.
g. Sutono
Sutono teman SD Eva yang keras kepala. Hal ini dibuktikan pengarang
melalui tekni dramatik dalam kutipan:
(249) Sutono diam. Berpikir keras, memperhatikan gerobak
(Oesman, 2015: 13).
(250) Perdebatan jadi riuh oleh masuknya belasan anak lelaki,
mendukung Sutono. Mereka bersorak-sorak, mengelu-elukan
Eva agar membantai pedagang. Sutono ketawa ngakak
mendapat angin (Oesman, 2015: 14).
(251) Sutono jadi kian ganas. Suaranya semakin kencang. “Elu
„kan pemberani. Buktiin dong!” teriaknya mulai kasar
(Oesman, 2015: 14).
Berdasarkan kutipan di atas, Sutono adalah teman SD Eva yang
memiliki sifat keras kepala dan ingin menang sendiri dengan pendapatnya
tanpa mau menghargai pendapat orang lain. Sutono sangat ingin menyuruh
Eva untuk membuktikan pendapatnya dengan benar di depan teman-teman
yang saat itu sedang istirahat sekolah dan berkumpul di kantin sekolah.
h. Dokter Anton
Dokter Anton adalah dokter keluarga Eva yang menjadi kepercayaan
keluarga saat Eva sakit. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik
dramatik dalam kutipan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
(252) Usia Anton sekitar empat puluh enam. Lulusan Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, tahun 1965.
Jika memeriksa pasien sangat teliti (Oesman, 2015: 16).
(253) Eva diperiksa, dokter Anton menyatakan harus periksa darah
(Oesman, 2015: 16).
Berdasarkan kutipan di atas, dokter Anton sudah menjadi orang
kepercayaan keluarga Eva saat ada yang sakit. Dokter Anton sangat teliti
dalam mendiagnosa pasiennya.
i. Dokter Yudha
Dokter Yudha adalah dokter yang membuat keputusan sangat tepat.
Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan:
(254) “Ini saya buatkan rujukan ke Rumah Saki Islam, tak jauh dari
sini,” kata Yudha (Oesman, 2015: 25).
Kutipan di atas dapat disimpulkan, bahwa dr Yudha adalah dokter
rujukan Eva yang kedua setelah dari diagnosa dr Anton. Akan tetapi dr
Yudha lebih menyarankan agar Eva bisa di rawat di rumah sakit yang
lebih besar dan peralatannya lebih lengkap agar penyakitnya cepat di
ketahui dengan jelas.
j. Dokter Prasetyo
Dokter prasetyo merupakan seorang yang sangat pengertian. Hal ini
dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan:
(255) Berdasarkan uji laboratorium darah Eva, inilah hasilnya. Ibu
berhak memiliki,” kata Dokter, menyerahkan lembaran kertas
(Oesman, 2015: 51).
(256) “Sebaiknya Eva tahu hal ini. Bagaimana pun dia berhak tahu,
apa penyakitnya (Oesman, 2015: 53).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
(257) Dokter memberikan gambaran, syok atau terkejut adalah hal
biasa yang selalu dialami semua manusiadalam hidup. Baik
dalam derajat kecil maupun skala besar. Baik berbentuk
kegembiraan maupun kesedihan (Oesman, 2015: 54).
Berdasarkan kutipan di atas, dr Prsetyo digambarkan sebagai dokter
yang penuh tanggung jawab untuk menyampaikan segala informasi baik
dan buruknya kondisi pasien kepada anggota keluarganya. Dokter Prasetyo
sangat menyarankan Sugiarti untuk tetap tabah menerima segala kondisi
Eva dan mencoba membujuk agar Sugiarti menyampaikan pesannya
kepada Eva supaya Eva juga tahu jenis penyakit yang dideritanya, agar
Eva juga mampu menjaga kesehatannya dengan baik.
k. Dokter Abidin Widjanarko
Dokter Abidin adalah dokter di RSCM yang menangani Eva dengan
ramah. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam
kutipan:
(258) Dokter Abidin Widjanarko masuk, menyapa ramah ke Eva.
Berterima kasih kepada dr Chaterine yang kemudian keluar
ruangan. Para mahasiswa langsung berkerumun mengelilingi
bed. Eva kelihatan grogi (Oesman, 2015: 112).
(259) “Bagus-bagus. Sekarang kita mulai, ya... Bismillah...” Dokter
membuka kancing jubah Eva bagian belakang. Lantas
mengoleskan cairan warna ungu di kulit tulang belakang
(Oesman, 2015: 112).
(260) Dibius dulu, ya,” ujar dokter yang jelas-jelas terlambat, sebab
suntik bius sudah manusuk, baru dia ngomong kemudian
(Oesman, 2015: 113).
Kutipan di atas menggambarkan bahwa, dr Abidin sangat menjaga
kondisi pasien dengan baik dan tenang sehingga pasien Eva merasa tidak
takut saat akan melaksanakan operasi, dr Abidin juga memiliki cara
khusus untuk mengelabuhi ketakutan pasien saat akan di suntik, dokter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
abidin sangat ramah menyapa pasien yang akan di tanganinya sehingga
Eva pun merasa dirinya nyaman bersama dr Abidin.
l. Dokter Zubairi
Dokter Zubairi adalah dokter yang menangani penyakit Eva dengan
sangat memperhatikan perkembangan penyakitnya sedetail mungkin. Hal
ini dibuktikan pengarang dengan menggunakan teknik dramatik dalam
kutipan:
(261) Batu tersebut merupakan endapan kristal dari makanan
berlemak. Dokter menunjukkan foto hasil USG kepada
Sugiarti, dan menjelaskan secara lengkap (Oesman, 2015:
224).
Dokter Zubairi adalah dokter yang pandai menjelaskan proses
penyakit Eva kepada Sugiarti dengan sejelas mungkin. Hal ini dibuktikan
pengarang dengan menggunakan teknik dramatik dalam kutipan:
(262) Dokter menyalakan proyektor. Alat tersebut memancarkan
sinar ke dinding, terpampang gambar hati (liver) manusia
warna merah tua. Lengkap dengan gambar usus dan beberapa
organ lain. Judul di bagian atas gambar: Biliary System
(Oesman, 2015: 227).
(263) “Inilah kantung empedu,” ujarnya, melingkari gambar mirip
buah pear, bertuliskan: gallbladder, letak persis di bawah
liver (Oesman, 2015: 228).
(264) Gambar dari proyektor berubah menampilkan suasana
operasi. Para dokter mengerumuni pasien yang sedang
dioperasi. “Operasi pengangkatan kantung empedu termasuk
operasi besar. Pasien dibius total. Pelaksanaan memakan
waktu sekitar tiga jam,” tuturnya (Oesman, 2015: 228).
Berdasarkan kutipan di atas dr Zubairi sangat mengerti perasaan
Sugiarti sebagai Ibu kandung Eva. Dokter Zubairi dengan penuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
pengertian dan hati-hati tanpa menyinggung dan membuat Sugiarti cemas
saat akan memberitahu bahwa akan ada operasi pengangkatan kantung
empudu dalam tubuh Eva. Dokter Zubairi sangat detail saat menjelaskan
prosedur pengangkatan kantung empudu Eva. Tentu saja Ia sudah
berpegangan pada ilmu pengetahuan yang dipelajari selama bertahun-
tahun menjadi dokter.
m. Dokter Chaterine
Dokter Chaterine adalah dokter yang baik memberikan solusi untuk
penyakit Eva. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam
kutipan:
(265) Dokter membiarkan Sugiarti mencerna dulu informasi yang
diterima (Oesman, 2015: 102).
(266) Dokter kembali ke meja, mencari-cari berkas di sana. Berupa
surat persetujuan keluarga pasien atas tindakan medis. Surat
itu harus ditanda-tangani keluarga pasien, selaku penanggung
jawab (Oesman, 2015: 104).
(267) “Sekarang, Ibu tanda tangan di sini,” disodorkan selembar
kertas (Oesman, 2015: 105).
(268) “Nah, Ibu jelaskan kepada putrinya. Usahakan dia tenang saat
pelaksanaan besok, sehingga tidak perlu diikat,” (Oesman,
2015: 105).
Dokter Chaterine memiliki sifat yang ramah kepada pasien. Hal ini
dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan:
(269) “Selamat sore, Eva...” Dokter Chaterine masuk diiringi
seorang suster (Oesman, 2015: 108).
(270) Pengambilan semple darah pun dilakukan suster. Sementara,
dokter berbisik-bisik sesuatu ke ugiarti, kemudian Sugiarti
mengangguk-angguk (Oesman, 2015: 108).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
(271) “Nanti pelaksanaannya gini, Eva. Coba, kamu tidur miring,”
lalu dokter menekan pundak dan pinggul Eva, sedikit
mendorong (Oesman, 2015: 109).
(272) Di depan ruang BMP, kedatangan Eva dan Mama disambut
beberapa orang. Ada dr Chaterine, dan lima anak muda (tiga
pria dua wanita) serta dua wanita seragam suster (Oesman,
2015: 110).
(273) Dr Chaterine memperkenalkan, lima anak muda itu adalah
mahasiswa FKUI yang dalam pelaksanaan BMP nanti hanya
melihat, dan sedikit membantu dokter (Oesman, 2015: 111).
Berdasarkan kutipan (265-273) di atas, dokter Chaterine merupakan
salah satu dokter perempuan pertama yang menyarankan Eva untuk
melakukan operasi pada bagian tulang sumsum daerah punggung agar
lebih mudah menganalisa penyakit lupus yang diderita Eva selama ini.
Dokter Chaterine merupakan dokter yang sangat baik dan ramah kepada
Eva dan Sugiarti, serta sifatnya yang mudah akrab membuat Eva tak takut
lagi jika harus melakukan operasi.
n. Pak Roto
Pak Roto adalah guru olahraga yang penuh semangat. Hal ini
dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan:
(274) Pak Roto paling sibuk. Dia meneriakkan instruksi-instruksi di
pinggir lapangan. Teriakan tertelan riuh penonton memberi
semangat masing-masing tim (Oesman, 2015: 77).
(275) Pak Roto kelimpungan. Tiap Eva memegang bola, dia
berteriak menyemangati agar segera eksekusi. “Majuuu...
tembak...,” teriaknya (Oesman, 2015: 79).
(276) Pak Roto menepuk-nepuk bahu Eva, memberi semangat
(Oesman, 2015: 80).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
(277) Pak Roto kembali berdiri di tempat semula, bertepuk tangan
keras. “Ayo... semangat, anak SD rempong...!” teriaknya
(Oesman, 2015: 82).
Pak Roto memiliki sifat yang tegas. Hal ini dibuktikan pengarang
melalui teknik dramatik dalam kutipan:
(278) “Kalau ada kendala, posisimu akan diganti pemain
cadangan.” (Oesman, 2015: 80.)
(279) Roto memberi warning, dia tidak akan segan mengganti
pemain, jika pola permaianan tetep seperti babak 1. “Ingat
itu, ya...” tegasnya. Dijawab serentak, “Ya...Pak.” (Oesman,
2015: 81).
Berdasarkan kutipan (274-279) di atas, Pak Roto adalah sosok guru
yang penuh semangat ketika mengajar. Pak Roto memiliki sifat yang tegas
kepada murid-muridnya di sekolah. Sehingga banyak murid yang
mengagumi kehadiran Pak Roto. Saat mendampingi mata pelajaran
olahraga Pak roto banyak memberikan motivasi kepada Eva yang
mengikuti pertandingan antar sekolah.
o. Nanan
Nanan merupakan tipe cowok yang perhatian.hal ini dibuktikan
pengarang dengan teknik dramatik dalam kutipan:
(280) Mendadak Nanan menyelonong ikut masuk ambulans
(Oesman, 2015: 173).
(281) Nana suka membantu Sugiarti, misalnya, membelikan obat di
apotik rumah sait. Atau mengambilkan hasil cek laboratorium
(Oesman, 2015: 187).
(282) Bel pulang sekolah berdentang, Nanan bergegas ke tempat
parkir. Memacu motor ke tujuan yang jelas RSCM. Ternyata
Eva memang parah. Mata terpejam. Aneka selang centang-
perenang terhubung ke tubuh. Selang infus, selang obat,
selang oksigen, dan selang ke kaki dengan sekantong plastik
cairan warna merah, darah. Pantas, Mama Eva menyebut cuti,
bukan izin sakit (Oesman, 2015: 192).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
(283) Sejak itu, Nanan hampir setiap hari menjenguk Eva. Setiap
sore sepulang kerja, dia sempatkan saty-dua jam ngobrol
dengan Eva dan Mama (Oesman, 2015: 234).
(284) Pulang kerja, Nanan mampir apotik. Membeli obat kompres
revanol untuk Eva (Oesman, 2015: 240).
Nanan memiliki sifat pemberani untuk mempertahankan cintanya
pada Eva. Hal ini dibuktikan pengarang dengan menggunakan teknik
dramatik dalam kutipan:
(285) Nanan terperanjat. Itu juga yang dia pikirkan selama ini.
“Soal usia kita pasrahkan kepada Allah, Ma,” (Oesman,
2015: 259).
(286) Nanan menceritakan semua kronologis dengan jujur. Mama-
Papa mendengarkan. Selesai Nanan cerita, Abdullah
menggangguk-angguk. Maimunah menilai anaknya memang
sudah mantap hati (Oesman, 2015: 259).
(287) Nanan beralih memeluk Papa dan mncium kakinya. Baru kali
ini dia menangis seperti saat masih bocah, dulu. Dia minta
maaf kepada Mama dan Papa, karena sudah membuat mereka
selalu khawatir (Oesman, 2015: 261).
(288) Jumat Pon, 3 September 2004, akad nikah dilaksanakan di
Kantor Urusan Agama Pondok Gede, Bekasi. Winantyo Adi
Tamtomo bin Abdullah menikahi Eva Meliana Santi binti
Badaruddin dengan mas kawin Al Quran, peralatan salat, dan
Rp 271.990. Upaya Nanan demi mengenang pertemuan
pertama mereka di MOS, 2 Juli 1990 (Oesman, 2015: 262).
Berdasarkan kutipan (280-288) di atas, Nanan merupakan seorang
laki-laki yang pintar dan bertanggung jawab saat Nanan SMA dia terlihat
seperti senior yang galak. Setelah lulus dari SMA Nanan bertemu lagi
dengan Sugiarto dan Eva di RSCM Nanan memang sejak lama senang dan
mengagumi Eva namun saat itu Eva masih berpacaran dengan Ryan.
Nanan memiliki sifat yang pemberani dalam menghadapi segala resiko
yang terjadi padanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Nanan menyatakan cintanya pada Eva saat pertemuannya di RSCM Nanan
sejak saat itu menjadi pria yang sangat romantis dan perhatian kepada
kondisi Eva setiap hari dia meluangkan waktunya ketika pulang kerja
untuk menghampiri Eva di rumah dan kedekatannya yang semakin sering
membuat Nanan berani untuk menikahi Eva.
p. Ryan
Ryan memiliki sifat untuk menanamkan diri menjaga pola hidup
sehat. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik dramatik dalam
kutipan:
(289) “Nyokap gue tu terlalu protektif. Gue dilarang makan di
kantin sekolah, katanya, lebih sehat makan di rumah,” tutur
Ryan sambil makan (Oesman, 2015: 157).
(290) Ryan mencuci tangan di wastafel sudut ruang tengah, tak
jauh dari piano warna cokelat tua (Oesman, 2015: 157).
(291) “Makan kambing katanya bisa meningkatkan tekanan darah,
ya Pa?” tanya Ryan (Oesman, 2015: 177).
Ryan merupakan tipe orang yang romantis. Hal ini dibuktikan
pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan:
(292) Belum sempat dia menjawab, kertas diselipkan si cowok ke
jari Eva, yang segera menggenggam, memasukkan ke saku
rok (Oesman, 2015: 129).
(293) Saat keluar studio, Ryan berbisik ke Eva: “Kita makan
berdua aja, yuk.” (Oesman, 2015: 143).
(294) Usai makan, Ryan menawarkan nonton bioskop di mal itu
juga (Oesman, 2015: 148).
(295) Film bubar hampir pukul 19.00. di parkiran motor yang tak
terlalu terang, Ryan menghentikan langkah. Eva ikutan
berhenti. Mereka berpandangan (Oesman, 2015: 148).
(296) “Will you be my girl-friend?”(Oesman, 2015: 148).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
(297) Ryan tersenyum lebar. Merentangkan tangan, tanda hendak
maju memeluk (Oesman, 2015: 149).
Ryan merupakan anak dari keluarga orang kaya. Hal ini dibuktikan
pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan:
(298) Motor menuju pintu gerbang komplek perumahan. Bangunan
semacam gapura tinggi dan lebar. Ada jalur masuk dan
keluar. Di jalur masuk portal terbuka. Di jalur kanan portal
terpalang (Oesman, 2015: 155).
(299) Motor masuk komplek beraspal mulus. Rumah-rumah besar
berjajar tanpa pagar halaman (Oesman, 2015: 155).
(300) Motor berbelok, berhenti di depan garasi tertutup. Ryan
mematikan mesin motor, mencopot helem. “Nah, ini rumah
gue.” (Oesman, 2015: 156).
(301) Rumah itu berdiri di pojok. Kembang aneka jenis tertata
rapih di halaman depan dan menikung ke samping. Lebar
depan sekitar dua belas meter. Warna rumah didominasi putih
(Oesman, 2105: 156).
(302) Ryan, anak dokter (Oesman, 2015: 158).
(303) Dijelaskan, dr Hadi Ahmadi menikahi kandidat dokter
Paramitha Anggraeni pada tahun 1970 di Jakarta. Setahun
kemudian, Paramitha meraih gelar dokter. Pada 1972
melahirkan anak pertama, Ajeng Pratiwi. “Tahun 1976 lahir
gue, Ryantori Ahmadi,” katanya (Oesman, 2015: 163).
(304) Dokter Hadi Ahmadi mengajak keluarga makan malam di
Satay House Senayan, kawasan elit Menteng, Jakarta Pusat.
Dia pulang kerja langsung ke situ. Istrinya, dr Paramitha
bersama Ryan berangkat dari rumah (Oesman, 2015: 177).
Berdasarkan kutipan (289-304) di atas, Ryan adalah teman Eva di
SMA yang waktu itu mengagumi kecantikkan Eva dan keberanian Eva
menghadapi banyak orang saat MOS. Ryan sempat menyatakan cinta pada
Eva dengan sangat romantis dan mereka sempat berpacaran dalam jangka
waktu yang singkat hanya beberapa bulan saja. Sifat Ryan sebelumnya
sangat perhatian, baik dan sopan. Akan tetapi seiring perjalanan waktu Eva
kambuh dan penyakitnya membuat Eva harus di rawat di RSCM dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
jangka waktu sebelum. Ryan berubah pikiran dan perasaannya dikit demi
sedikit menghilang karena Ryan tahu jika Eva menderita penyakit berat
yaitu Lupus penyakit yang tidak bisa disembuhkan bahkan orang tua Ryan
pun yang bekerja sebagai dokter tidak menyetujui Ryan berpacaran lagi
dengan Eva.
q. Hesti
Hesti adalah kakak kelas Eva di SMA yang baik hati. Hal ini
dibuktikan oleh pengarang melalui teknik dramatik dalam kutipan:
(305) Ternyata dia Hesti, menunjuk arah Eva. “Adik, kembali ke
sini,” ujarnya menunjuk titik dia berdiri (Oesman, 2015:
126).
(306) “Perhatikan... Kertas digaris spidol dibagi tiga sama lebar.
Tulisan seperti ini,” ujar Hesti sambil menggambar di papan,
memberi contoh (Oesman, 2015: 127).
(307) Hesti muncul. Dia tergesa-gesa, karena upacara segera mulai.
Dia melihat Eva, segera menghampiri (Oesman, 2015: 135).
(308) Hesti dengan lemas meminta Eva kembali ke pojokan lagi.
Hesti berat hati mengatakan, “Maafkan Kakak ya, Va. Mata
Kakak mungkin sudah minus, tak melihat titik itu.”
Maksudnya, titik di tengah angka 11 (Oesman, 2015: 138).
Berdasarkan kutipan di atas, Hesti digambarkan sebagai kakak kelas
Eva yang baik hati dan perhatian yang membantu Eva saat MOS di
sekolah dilakasanakan. Hesti juga dianggap sebagai sodara dari Eva
karena wajah mereka hampir mirip. Kedekatan Hesti dengan Eva sangat
baik dan dekat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
r. Wiwik
Teman Eva yang sportif. Hal ini dibuktikan pengarang melalui teknik
dramatik dalam kutipan:
(309) “Bener, Pak...” teriak dua pemain lain, Rita dan Wiwik
bersamaan (Oesman, 2015: 80).
(310) Wiwik sudah ditempel musuh nomor 5. Grogi, dia bounce
pass ke Yuni (Oesman, 2015: 82).
Kutipan di atas menyimpulkan bahwa, Wiwik sangat mendukung Eva
saat pertandingan melawan sekolah lain dan mencoba saling
menyemangati.
s. Dewi
Dewi merupakan teman Eva yang sportif. Hal ini dibuktikan pengarang
melalui teknik dramatik dalam kutipan:
(311) Pemain lain, Dewi Wulandari, posisi small forward,
mendukung Eva dan Yuni (Oesman, 2015: 80).
(312) “Kalo Eva dan Yuni semangat, kita nakalan menang,
pak. Tadi kami kaget, karena mereka main tidak seperti
biasanya,” (Oesman, 2015: 80).
(313) Dewi passing kepada Wiwik (Oesman, 2015: 82).
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan, Dewi adalah seorang
teman yang menjaga kesportifitasan tim dalam bermain basket saat
perlombaan antar sekolah sampai akhirnya mereka memenangkan
perlombaan basket itu.
t. Yuni
Yuni memiliki sikap yang cekatan. Hal ini dibuktikan pengarang melalui
teknik dramatik dalam kutipan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
(314) Pemain tuan rumah tertinggi bernomor 1, Yuni, tinggi 170-an
juga. Ramping dan gesit (Oesman, 2015: 77).
(315) Yuni mengambil bola, berdiri di bawah papan ring, matanya
menyapu ke tengah lapangan (Oesman, 2015: 82).
(316) Bola di tangan Yuni, dribble, dia beringsut kiri-kanan
mencari celah (Oesman, 2015: 83).
(317) Hebatnya, Yuni sudah menduga Eva melakukan itu. Dia
menangkap bola dengan tangkas. Maju cepat... lantas
mendadak berhenti. Ternyata, Yuni melakukan long shoot
(Oesman, 2015: 84).
Berdasarkan kutipan di atas, Yuni adalah teman SMP Eva yang
sama-sama terpilih mengikuti perlombaan bola basket antar sekolah yang
dibimbing oleh Pak Roto. Yuni memiliki sifat yang lincah dan cekatan
serta postur badan yang tinggi sesuai untuk lawan main ketika berada di
lapangan basket. Yuni sangat kooperatif ketika bermain di lapangan
bersama Eva dan rekan tim lainnya.
4. Diskusi Kelompok Asal
Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli. Siswa kembali kedalam
kelompok asal untuk menjelaskan materi yang sudah dipahami dan dimengerti
bersama kelompok asli tentang tokoh utama, tokoh tambahan, teknik analitik,
dan teknik dramatik. Hal ini dibuktikan dengan cara menyimpulkan tokoh
utama, tokoh tambahan, teknik analitik, dan teknik dramatik dalam kutipan:
A. Tokoh Utama
Berdasarkan hasil diskusi di dalam kelompok ahli. Peneliti menyimpulkan
bahwa tokoh utama dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman adalah
Eva, tokoh Eva digambarkan sebagai seorang gadis yang cantik, pintar, sabar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
baik hati, suka bercanda, pekerja keras dan tabah. Hal ini dibuktikan dalam
kutipan:
(318) Eva pantang menyerah. Dalam kondisi begitu dia tetap
kuliah. Pernah sekali dia tergeletak pingsan di kampus dan
dilarikan ambulance ke RSCM. Setelah dirawat dua pekan
di RSCM dia balik kuliah lagi (Oesman, 2015: 218).
(319) Sudah dua semester dia jalani. IPK (Indeks Prestasi
Kumulatif) 2,76 atau C plus. Hasil maksimal perjuangan
dia (Oesman, 2015: 219).
(320) Eva cepat menyahut, “Ceileee… bahasamu ternayata tinggi
ya, Mas. Berbudi luhur, solitaire, makhluk social. Cie..
cie…” (Oesman, 2015: 256).
(321) Eva kembali bekerja. Juga aktif di Yayasan Lupus
Indonesia (YLI). Dulu dia membantu Tiara Savitri
(penyandang Lupus) mendirikannya pada tanggal 17 April
1998 (Oesman, 2015: 282).
(322) Eva kembali sibuk. Sehari dia bisa tampil di dua-tiga acara
pernikahan. Bukan hanya di Jakarta, juga beberapa besar
kota lain (Oesman, 2015: 289).
(323) Eva segera mengenali mereka, dan tanda-tanda itu.
“Rampok…Rampok…,” teriak Eva sambil mengepalkan
tangan ke atas (Oesman, 2015: 298).
B. Tokoh Tambahan
Tokoh tambahan dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman adalah
Badaruddin, Sugiarti, Faisal, Sri Pudjiastuti, Ninis, Kartika, Sutono, dr Anton
Suprajogi, dr Yudha Wijayanto, dr Prasetyo Wibisono, Pak Roto, Nanan,
Hesti, Ryan, Yuni, Wiwik, Dewi, dr Abidin, dr Zubaeri, dan dr Chaterine. Hal
ini dibuktikan dalam kutipan:
(324) Ibu Guru mengatakan “jawaban benar adalah D.” (Oesman,
2015: 8).
(325) Kartika tetap konsentrasi makan siomai. Dan tak begitu
hirau (Oesman, 2015:12).
(326) “Hahaha… elu-lah, Va yang harus ngebuktiin. Elu yang
mulai.” (Oesman, 2015: 13).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
(327) Diagnosis dari dr Anton, radang tenggorokan (Oesman,
2015: 16).
(328) Melalui polesan Pak Roto, Eva masuk tim inti sekolah
(Oesman, 2015: 21).
(329) “Eva harus rawat inap, Bu,” kata dr Yudha (Oesman, 2015:
24).
(330) Dibius dulu, ya,” ujar dokter yang jelas-jelas terlambat,
sebab suntik bius sudah menusuk, baru dia ngomong
kemudian (Oesman, 2015: 33).
(331) Dada Sugiarti kembali bergetar. Guncang berdenyut. Dia
berusaha tampil tenang (Oesman, 2015: 57).
(332) Dia berangkat ke kampong menjemput Ibunya Musinah
(Oesman, 2015: 60).
(333) “Apa kabar Eva…”, sapa dokter “Eva ingin berbicara
dengan saya?” (Oesman, 2015: 62).
(334) Ninis menceritakan, posisi Eva di tim basket diisi cewek
kelas dua (Oesman, 2015: 68).
(335) Dua gol (empat poin) dicetak Yuni (Oesman, 2015: 79).
(336) Mereka menyatukan telapak tangan, tanda kompak. Lalu
diangkat ke atas, dan dihempaskan lagi ke bumi. “
Rampok….Rampok… Rampoook….! teriak mereka.
Balasannya Yeah (Oesman, 2015: 81).
(337) “Ini tidak sakit kok, Bu,” kata dr Chaterine kepada Sugiarti
(Oesman, 2015: 102).
(338) “Baiklah. Silahkan istirahat makan siang,” tutur Hesti
(Oesman, 2015: 128).
(339) “Mbak Va selalu gitu, deh. Menang sendiri,” ujar Faisal,
kesal (Oesman, 2015: 134).
(340) Usai makan siang, Ryan menawarkan nonton bioskop di
mal itu juga (Oesman, 2015: 148).
(341) “Jangan salah moonface cewek itu dikagumi cowok,
lho…,” kata Zubaeri (Oesman, 2015: 201).
(342) Nanan tersipu. Sekaligus paham, karakter Eva tak berubah
sejak dulu (Oesman, 2015: 256).
C. Teknik Analitik
Berdasarkan hasil diskusi dalam kelompok teknik analitik dalam
penokohan tokoh utama novel 728 Hari karya Djono W. Oesman adalah Eva.
Hal ini dibuktikan dalam kutipan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
(343) Eva kembali terlentang. Dia memandang dokter dengan
senyum (Oesman, 2015: 110).
(344) Di saat bersamaan terdengar motor dinamo mendesing
cepat. Bising berdesis. Eva menutup mata, istighfar. Dia
merasa, inilah saat pengeboran (Oesman, 2015: 113).
(345) Eva merapat ke grup Ryan. Dia yang semula suka nyanyi
pop, beralih ke rock. Kini dia mengakrabi lagu-lagu
Metalica, God Bless, The Rolling Stones, INXS. Dia jadi
suka baca majalah musik (Oesman, 2015: 141).
(346) “Mengapa Allah memberiku keadaan begini, Ma?” Tanya
Eva (Oesman, 2015: 221).
(347) Eva jalan menuju pojokan yang ditunjuk. Duduk di lantai
bersandar tembok (Oesman, 2015: 135).
D. Teknik Dramatik
Berdasarkan hasil diskusi dalam kelompok teknik dramatik dalam
penokohan tokoh tambahan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman adalah
Badaruddin, Sugiarti, Faisal, Sri Pudjiastuti, Ninis, Kartika, Sutono, dr Anton
Suprajogi, dr Yudha Wijayanto, dr Prasetyo Wibisono, Pak Roto, Nanan,
Hesti, Ryan, Yuni, Wiwik, Dewi, dr Abidin, dr Zubaeri, dan dr Chaterine. Hal
ini dibuktikan dalam kutipan:
(348) Tiap hari Eva akan ke situ, sore dijemput Badaruddin
sepulang kerja (Oesman, 2015: 131).
(349) Sugiarti khawatir Eva berpacaran. Khawatir Eva
dikecewakan atau mengecewakan. Tapi melihat Ryan
berperilaku baik dan sopan, dia tak banyak komentar. Tidak
melarang, juga tidak mendorong. Dia hanya memantau
perkembangan (Oesman, 2015: 170).
(350) Faisal usia 18, baru saja masuk Universitas
Krisnadwipayana mengambil jurusan fakultas teknik mesin
(Oesman, 2015: 220).
(351) Satu sisi, dia bukan pembuat soal yang sudah ditentukan
jawabannya. Di sisi lain, sikap kritis siswa harus dia
hidupkan (Oesman, 2015: 10).
(352) “Saya lihat, Eva anak cerdas. Dia akan terus berusaha
mencari tahu.” (Oesman, 2015: 53).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
(353) Suster pergi, tetap dengan wajah kepo. Jarang ada pasien
sekecil Eva minta ketemu dokter. Kebanyakan orangtuanya.
Jika ini disampaikan ke dokter, mungkin juga dokter ikut
penasaran (Oesman, 2015: 62).
(354) Ini masakan Nenek, kegemaran Eva saat masih kecil di
kampung dulu. Irisan nangka muda mirip gudeg.
Dilengkapi sambal teri dan tempe-tahu goring. Dimasak
Nenek, khusus menyambut kepulangan Eva (Oesman,
2015: 71).
(355) Jemputan datang. Badaruddin membawa mobil kijang
menjemput mereka. Eva meninggalkan kamar jalan biasa,
tidak pakai kursi roda seperti kebanyakan pasien pulang.
Bahkan dia terus asyik bergurau dengan Ninis (Oesman,
2015: 68).
(356) Pak Roto pernah mengatakan, Eva puya kreativitas di
lapangan. Dribble tinggi dan rendah sudah dia kuasai.
Aneka teknik passing dan chatching tak pernah meleset.
Teamwork kuat (Oesman, 2015: 68).
(357) Bel masuk kelas berbunyi, semua berhamburan
meninggalkan kantin. Sisca yang biasa menemani Eva
berjalan menuju kelas, kali ini tidak. Dia buru-buru pergi
dari kantin setelah menghabiskan mie ayam. Katanya ada
urusan penting (Oesman, 2015: 151).
(358) Nanan hanya melihat mereka, sambil tetap menggerogoti
paha ayam. Dia tampak tak tertarik melongok kamar. Dia
malah melihat potensi konflik (Oesman, 2015: 278).
(359) Dia hanya terbaring di ranjang. Semua kegiatan dilakukan
di situ, termasuk buang air besar dan kecil. Tentu
menggunakan pispot (Oesman, 2015: 220).
(360) Negative foto disinari lampu dari arah belakang. Tampak
jelas dua negative foto hitam-putih organ dalam manusia.
Mutholib mengambil tongkat besi kecil, seperti guru sedang
mengajar. Lantas dia mengarahkan tongkat ke foto
(Oesman, 2015: 220).
(361) Julukan ini terdengar tidak enak. Cenderung meledek, bila
dikaitkan dengan fisik Eva yang sering bengkak dan
moonface. Tapi, mungkin yang dimaksud mahasiswa di
sana adalah semangat juang Eva bagai monster. Terus maju
pantang mundur (Oesman, 2015: 218).
(362) Nanan menyimpulkan, Lupus penyakit aneh. Penderita
dilarang kena sinar matahari. Padahal sinar matahari
berguna bagi semua makhluk hidup di bumi (Oesman,
2015: 193).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
5. Laporan Kelompok
Setelah siswa selesai berdiskusi bersama di dalam kelompok ahli. Siswa
melaporkan hasil jawabannya, di dalam kelompok asal secara bergantian dan
membuat rangkuman tentang materi tokoh dan penokohan novel 728 Hari
karya Djono W. Oesman yang terdiri dari tokoh utama, tokoh tambahan,
teknik analitik, dan teknik dramatik.
6. Guru Memberi Penguatan
Guru memberikan penguatan artinya, guru memberikan respon positif
terhadap perilaku belajar siswa, baik melalui kata-kata (verbal) maupun non-
verbal seperti dengan isyarat-isyarat tertentu, secara langsung maupun tidak
langsung akan mempengaruhi terhadap kepercayaan diri siswa ketika
mengungkapkan suatu gagasan/ ide. Dalam hal ini guru sebagai fasilitator,
yang dapat menghargai dan memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran
yang berlangsung di dalam kelas. Apabila siswa tersebut kurang percaya diri
ketika menyampaikan pendapatnya di depan kelas, gurulah yang membantu
memberikan motivasi terhadap siswa tersebut.
Keterampilan dasar memberikan penguatan perlu dimiliki oleh seorang
guru, karena terkadang guru suka bersikap dingin terhadap respon yang
diberikan siswa ketika di kelas. Seperti pemikiran tersebut tidak dihargai.
Tentu hal ini dapat mengakibatkan melemahnya motivasi dalam belajar.
Tanpa motivasi, mungkin tidak akan tercipta pembelajaran yang kondusif.
Dengan demikian, seorang guru harus mampu untuk menjaga motivasi
belajar siswanya agar dapat mencapai suatu hasil yang optimal ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
melakukan suatu proses pembelajaran. Manfaat yang di dapat oleh siswa
ketika mendapat penguatan dari gurunya, yaitu siswa lebih merasa bahwa
peningkatan perhatian dalam belajar siswa lebih tinggi, siswa dapat
membangkitkan dan memelihara perilaku yang baik dan sopan terhadap
lingkungan sekitarnya, kemudian dapat menumbuhkan rasa percaya diri
kepada masing-masing siswa, dan dapat memelihara suasana belajar yang
kondusif dan menyenangkan serta nyaman. Penguatan tersebut juga harus
diberikan secara merata kepada siswa yang baik maupun kurang baik
perilakunya. Guru tidak boleh membeda-bedakan dalam memberikan
penguatan kepada peserta didik.
7. Guru Membimbing Siswa Mengambil Kesimpulan
Guru membimbing siswa, agar siswa dapat menarik kesimpulan yang
menggambarkan, tentang keseluruhan pokok isi dari materi pembelajaran yang
telah bersama-sama dibahas dan dipelajari hari ini, tentang unsur intrinsik
tokoh dan penokohan yang terdapat dalam novel 728 Hari karya Djono W.
Oesman.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan secara berkelompok, yaitu
kelompok asal dan kelompok ahli. Tokoh utama dalam novel 728 Hari karya
Djono W. Oesman adalah, Eva Meliana Susanti. Tokoh tersebut bisa
dikatakan tokoh utama, karena perannya paling banyak diceritakan dan
memiliki ciri-ciri yang ada dalam enam unsur tokoh utama, yaitu: (a) Menjadi
pusat penceritaan; (b) Paling banyak terlibat dalam konflik dan klimaks;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
(c) Paling banyak berkaitan dengan tokoh-tokoh lain; (d) Membawakan moral
dan tema cerita (e) Dalam konflik dan klimaks menjadi sang pemenang; (f)
Didukung oleh frekuensi kemunculan.
Jika tokoh utama sudah ditentukan, yaitu Eva maka tokoh tambahan dalam
novel 728 Hari karya Djono W. Oesman tersebut sudah bisa diketahui, yaitu
tokoh tambahan yang berperan dekat dengan tokoh utama bernama
Badaruddin, Sugiarti, Faizal, Sri Pudjiastuti, Ninis, Kartika, Sutono, dr Anton
Soprajogi, dr Yudha Wijayanto, dr Prasetyo Wibisono, Pak Roto, Nanan,
Hesti, Ryan, Yuni, Wiwik Pangestu, Dewi Wulandari, dr Abidin Widjanarko,
dr Zubairi Djoerban, dan dr Chaterine, penokohan novel 728 Hari karya
Djono W. Oesman dapat dianalisis dengan cara teknik analitik dan teknik
dramatik, untuk mengetahui gambaran dari penokohan tokoh tersebut.
Definisi dari teknik analitik adalah pelukisan tokoh cerita yang dilakukan
dengan deskripsi, uraian, dan pejelasan secara langsung sedangkan teknik
dramatik adalah pengarang tidak langsung mendeskripsikan sikap, sifat, dan
tingkah laku tokoh. Melainkan membiarkan karakternya muncul sendiri lewat
gambaran ucapan, perbuatan dan komentar atau penilaian tokoh. Karakter
tokoh yang ada dalam novel tersebut bermacam-macam yaitu baik hati,
bertanggung jawab, tabah, tegar, penyabar, penyayang, penuh semangat, iri
hati dan penolong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XI
Semester : I
Standar Komptensi : Membaca
7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan
Kompetensi Dasar : 7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok Kegiatan Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
7.2 Menganalisis
unsur-unsur
intrinsik dan
ekstrinsik
novel
Indonesia/
terjemahan
1. Membaca
sinopsis bab
14 novel 728
Hari karya
Djono W.
Oesman.
2. Unsur intrinsik
tokoh dalam
bab 14 novel
728 Hari
karya Djono
1. Guru memberikan
penjelasan tentang
tujuan orientasi
pembelajaran
tokoh dan
penokohan yang
akan dicapai dan
manfaat
menggunakan
metode kooperatif
jigsaw II dalam
1. Siswa mampu
memahami
tujuan orientasi
pembelajaran
tokoh dan
penokohan yang
akan dicapai.
2. Siswa mampu
menganalisis
unsur intrinsik
tokoh
Jenis
tagihan:
1.Tugas
individu
2.Tugas
kelompok
Bentuk
intrumen
1. Unjuk
kerja
4 JP 1.Hendy,
Zaidan. 1988.
Pelajaran
Sastra.
Jakarta:
Gramedia.
2.Ismawati,
Esti. 2013.
Pengajaran
Sastra.
Yogyakarta:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok Kegiatan Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
W. Oesman.
3. Unsur intrinsik
penokohan
dalam bab 14
novel 728
Hari karya
Djono W.
Oesman.
4. Analisis tokoh
tambahan
dalam bab 14
proses belajar
kelompok.
2. Siswa dibentuk
dalam empat
kelompok asal
dengan materi
yang berbeda-beda
terdiri dari tokoh
utama, tokoh
tambahan, teknik
analitik, dan
berdasarkan
langkah-
langkah penentu
tokoh utama
dalam bab 14
novel 728 Hari
karya Djono W.
Oesman.
3. Siswa mampu
menganalisis
unsur intrinsik
2. Uraian
bebas
Ombak.
3.Nurgiantoro,
Burhan.
2007. Teori
Pengkajian
Fiksi.
Yogyakarta.
Gadjah Mada
University
Press.
4.Oesman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok Kegiatan Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
novel 728
Hari karya
Djono W.
Oesman
5. Analisis teknik
analitik tokoh
utama
penokohan bab
14 novel 728
Hari karya
Djono W.
teknik dramatik.
3. Siswa membaca
sinopsis bab 14
novel 728 Hari
karya Djono W.
Oesman dalam tim
asal.
4. Siswa dipisah lagi
untuk berdiskusi
dalam kelompok
ahli yang sama-
tokoh tambahan
dalam bab 14
novel 728 Hari
karya Djono W.
Oesman.
4. Siswa mampu
menganalisis
unsur intrinsik
penokohan
tokoh utama
berdasarkan
Djono W.
2015. 728
Hari. Depok:
Best Media.
5.Pradopo,
Rachmat
Djoko. 1990.
Pengkajian
Puisi.
Yogyakarta:
Gadjah Mada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok Kegiatan Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Oesman.
6. Analisis teknik
dramatik tokoh
tambahan
penokohan bab
14 novel 728
Hari karya
Djono W.
Oesman.
sama membahas
materi yang sama
sesuai dengan ke-
empat materi,
yaitu tokoh utama,
tokoh tambahan,
teknik analitik,
dan teknik
dramatik.
5. Laporan kelompok
dengan cara
teknik analitik
dalam bab 14
novel 728 Hari
karya Djono W.
Oesman
5. Siswa mampu
menganalisis
unsur intrinsik
penokohan
tokoh tambahan
berdasarkan
University
Press.
6.Sumardjo,
Jacob. 1988.
Apresiasi
Kesusastraa.
Jakarta:
Gramedia.
7.Tarigan,
Henry
Guntur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok Kegiatan Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
presentasi secara
bergantian.
Kemudian,
kelompok lain
mendengarkan.
6. Guru memberikan
penguatan dari
hasil diskusi
bersama
kelompok.
7. Guru membimbing
teknik dramatik
dalam bab 14
novel 728 Hari
karya Djono W.
Oesman.
2012.
Prinsip-
Prinsip
Dasar
Sastra.
Bandung:
Angkasa.
8.Waluyo, J.
Herman.
2011.
Pengkajian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok Kegiatan Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
siswa untuk bisa
menyimpulkan
materi tokoh dan
penokohan novel
728 Hari karya
Djono W.
Oesman.
dan Apresiasi
Prosa Fiksi.
Surakarta:
UNS Press.
9.Wellek, Rene
dan Austine
Warren.
1990. Teori
Kesusastraan
.Jakarta:
Gramedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok Kegiatan Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Pustaka.
10. Zainuddin,
Fananie.
2000.
Telaah
Sastra.
Surakarta:
Muhammad
iyah
University.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SATUAN PENDIDIKAN : Sekolah Menengah Atas
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER : XI/I
ALOKASI WAKTU : 4JP (4x 45 menit)
A. Standar Kompetensi
Membaca 7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/ novel
terjemahan
B. Kompetensi Dasar
7.2 Menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan
C. Indikator
1. Siswa, mampu memahami tujuan orientasi pembelajaran tokoh dan
penokohan yang akan dicapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
2. Siswa, mampu menganalisis 6 langkah penentu tokoh utama novel
728 Hari karya Djono W. Oesman, menurut (Nurgiontoro, 2007:
176).
3. Siswa, mampu menganalisis tokoh tambahan novel 728 Hari karya
Djono W. Oesman, menurut (Waluyo, 2011: 19).
4. Siswa, mampu menganalisis penokohan novel 728 Hari karya
Djono W. Oesman berdasarkan teknik analitik, menurut
(Altenbernd dan Lewis dalam Waluyo, 2011: 3).
5. Siswa, mampu menganalisis penokohan novel 728 Hari karya
Djono W. Oesman berdasarkan teknik dramatik, menurut
(Altenbernd dan Lewis dalam Waluyo, 2011: 3).
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa, dapat memahami tujuan orientasi pembelajaran tokoh dan
penokohan yang akan dicapai.
2. Siswa, dapat menganalisis 6 langkah penentu tokoh utama menurut
Nurgiontoro.
3. Siswa, dapat menganalisis tokoh tambahan novel 728 Hari karya
Djono W. Oesman.
4. Siswa, dapat menganalisis penokohan novel 728 Hari berdasarkan
teknik analitik menurut Waluyo.
5. Siswa, dapat menganalisis penokohan novel 728 Hari berdasarkan
teknik dramatik menurut Waluyo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
E. Materi
1. Bahan bacaan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman bab 14.
2. Tokoh sentral atau tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan
penceritaannya dalam prosa yang bersangkutan. Langkah-langkah
penentu tokoh utama menurut (Nurgiantoro, 2007: 176), yaitu:
a. Menjadi pusat penceritaan
b. Paling terlibat dalam konflik dan klimaks
c. Paling banyak berkaitan dengan tokoh-tokoh lain
d. Membawakan moral dan tema cerita
e. Dalam konflik dan klimaks menjadi sang pemenang
f. Didukung oleh frekuensi kemunculan
3. Tokoh tambahan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya
dalam cerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk
mendukung tokoh utama (Waluyo, 2011: 19).
4. Penokohan adalah individu yang mengalami peristiwa atau
perlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Berdasarkan
teknik penggambaran tokoh, menurut (Altenbernd dan Lewis
dalam Waluyo, 2011: 3) adalah sebagai berikut:
a. Teknik analitik, yaitu pelukisan tokoh cerita yang dilakukan
dengan memberikan deskripsi, uraian, dan penjelasan secara
langsung.
b. Teknik dramatik, yaitu pengarang tidak langsung
mendeskripsikan sikap, sifat, dan tingkah laku tokoh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Melainkan membiarkan karakternya muncul sendiri lewat
gambaran ucapan, perbuatan dan komentar atau penilaian tokoh
maupun pelaku lain. Watak tokoh disimpulkan pembaca dari
pikiran, cakapan dan lakuan tokoh. Bahkan dari penampilan
fisik dan gambaran lingkungan maupun tempat tokoh. Cakapan
maupun lakuan tokoh dan pikiran tokoh yang dipaparkan oleh
pencerita bisa menyiratkan sifat wataknya. Metode ini
membiarkan pembaca menyimpulkan sendiri watak tokohnya.
F. Metode Pembelajaran
Metode : Kooperatif
Model : Jigsaw II (diskusi dan presentasi)
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Pelaksanaan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam.
2. Guru mengecek kehadiran siswa.
3. Guru mengingatkan kembali
pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya.
4. Motivasi : Guru memberikan
permainan kepada siswa untuk
menyusun huruf “KORUPSI”, lalu
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
guru menyampaikan motivasinya.
Bahwa korupsi sangat
memprihatinkan bangsa ini. Oleh
sebab itu, dapat dicegah dengan cara
tidak menyontek.
5. Apersepsi : Guru memberikan
pertanyaan, kepada siswa “apakah
mereka pernah membaca karya sastra
novel, dan novel apa saja yang pernah
mereka baca?”
Siswa menggungkapkan pendapatnya,
dan guru merangkum semua pendapat
siswa.
6. Orientasi : Guru menyampaikan
standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang akan dilaksanakan.
Inti 1. Eksplorasi
a. Guru membagikan bahan bacaan
bab 14 novel 728 Hari karya
Djono W. Oesman kepada siswa.
b. Siswa membaca dan memahami isi
novel 728 Hari karya Djono W.
Oesman bab 14.
65 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
2. Elaborasi
a. Siswa dibagi ke dalam kelompok-
kelompok, yang terdiri dari 4
orang anggota yang dipilih secara
heterogen.
b. Siswa yang mendapat materi sama,
berkumpul di dalam tim ahli yang
sama.
c. Siswa kembali ke dalam kelompok
asal, untuk mendiskusikan hasil
dari tim ahli.
3. Konfirmasi
a. Siswa membuat laporan kelompok
hasil analisis unsur intrinsik tokoh
dan penokohan novel 728 Hari
karya Djono W. Oesman bab 14,
kemudian mencatat hal-hal penting
dalam diskusi kelompok tersebut.
b. Anggota kelompok tim asal
memberikan tanggapan/komentar
kepada teman satu timnya, yang
sedang menjelaskan hasil analisis
tokoh dan penokohan berupa materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
yang di bahas dalam tim ahli.
c. Guru memberikan penguatan dari
hasil diskusi bersama.
Penutup Kesimpulan:
a. Guru membimbing siswa
mengambil kesimpulan dari proses
pembelajaran hari ini tentang
analisis unsur intrinsik tokoh dan
penokohan novel 728 Hari bab 14
karya Djono W. Oesman.
b. Guru memberikan tugas individu
tentang unsur intrinsik tokoh dan
penokohan
15 menit
Pertemuan Pertama (2x45)
Kegiatan Deskripsi Pelaksanaan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam 10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
2. Guru mengecek kehadiran siswa
3. Guru mengingatkan kembali pada
pertemuan sebelumnya
4. Motivasi : Menawarkan hadiah
kepada siswa jika mereka berhasil
melakukan sesuatu dengan baik.
5. Orientasi : Guru menyampaikan
standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang akan dilaksanakan.
Inti 1. Eksplorasi
a. Siswa membaca dan memahami
isi novel 728 Hari karya Djono
W. Oesman bab 14.
b. Siswa menganalisis tokoh dan
penokohan yang terdapat dalam
bab 14 tersebut.
2. Elaborasi
a. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berkumpul
bersama dalam kelompok ahli
masing-masing, yaitu; tokoh utama,
tokoh tambahan, teknik analitik, dan
teknik dramatik. Kemudian,
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
membahas bagian yang kurang dari
analisis sebelumnya dalam novel
728 Hari karya Djono W. Oesman
bab 14.
b. Siswa yang sudah selesai berdiskusi
dengan topik materinya. Kemudain,
membuat ringkasan atau catatan
berupa informasi penting yang
sudah di dapat.
c. Siswa kembali ke dalam kelompok
asal dan membuat laporan hasil
diskusi dari tim ahli.
3. Konfirmasi :
a. Siswa melaporkan hasil diskusi
kelompok dari tim asal, dan tim
ahli. Kemudian siswa diminta untuk
mempresentasikan di depan kelas.
Tentang hasil diskusi analisis unsur
intrinsik tokoh dan penokohan,
yaitu; tokoh utama, tokoh tambahan,
teknik analitik, dan teknik dramatik
novel 728 Hari karya Djono W.
Oesman bab 14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
b. Anggota kelompok yang lain
memberikan, tanggapan/komentar
kepada teman yang sedang
mempresentasikan hasil analisis
unsur intrinsik, yaitu tokoh utama,
tokoh tambahan, teknik analitik, dan
teknik dramatik novel 728 Hari
karya Djono W. Oesman bab 14 di
depan kelas.
c. Guru memberikan penguatan dari
hasil diskusi bersama.
Penutup Kesimpulan :
a. Guru membimbing siswa
mengambil kesimpulan dari proses
pembelajaran hari ini tentang
analisis unsur intrinsik tokoh dan
penokohan, yaitu; tokoh utama,
tokoh tambahan, teknik analitik,
dan teknik dramatik novel 728
Hari bab 14 karya Djono W.
Oesman.
b. Guru memberikan apresiasi kepada
siswa untuk pembelajaran yang
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
sudah terlaksana hari ini, dan
diskusi hari ini sudah bisa berjalan
dengan baik.
Pertemuan kedua (2x24)
H. Sumber Belajar dan Alat Pembelajaran
1. Sumber :
Hendy, Zaidan. 1988. Pelajaran Sastra. Jakarta: Gramedia.
Ismawati, Esti. 2013. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Ombak.
Nurgiantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Oesman, Djono W. 2015. 728 Hari. Depok: Best Media.
Pradopo, Rachmat Djoko. 1990. Pengkajian Puisi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Sumardjo, Jacob. 1988. Apresiasi Kesusastraa. Jakarta: Gramedia.
Tarigan, Henry Guntur. 2012. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung:
Angkasa.
Waluyo, J. Herman. 2011. Pengkajian dan Apresiasi Prosa Fiksi.
Surakarta: UNS Press.
Wellek, Rene dan Austine Warren. 1990. Teori Kesusastraan. Jakarta:
Gramedia Pustaka.
Zainuddin, Fananie. 2000. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah
University.
2.Alat : LCD, leptop, novel dan papan tulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
I. Penilaian
Jenis tagihan : Tugas individu dan tugas kelompok (tes tulis dan tes lisan)
Bentuk instrumen : Unjuk kerja dan uraian bebas
1. Tugas kelompok (Skor Maksimal 15)
Siswa diminta untuk mengerjakan tugas kelompok, tentang unsur
intrinsik tokoh dan penokohan bab 14 novel 728 Hari karya Djono W.
Oesman. Di dalam kelompok yang sudah dibentuk dalam tim asal dan
tim ahli.
1) Analisislah unsur tokoh yang terdapat dalam novel 728 Hari karya
Djono W. Oesman bab 14, berdasarkan 6 langkah penentuan tokoh
utama !
2) Analisislah unsur penokohan yang terdapat dalam novel 728 Hari
karya Djono W. Oesman bab 14, berdasarkan teknik penokohannya
(analitik dan dramatik) !
2. Tugas individu (Skor Maksimal 18)
Siswa diminta untuk mengerjakan tugas secara individu, tentang
materi yang sudah dipelajari, yaitu unsur intrinsik tokoh dan
penokohan!
1) Jelaskan pengertian unsur intrinsik tokoh dan penokohan !
2) Jelaskan tokoh tambahan !
3) Jelaskan pengertian teknik analitik !.
4) Jelaskan pengertian teknik dramatik !
5) Sebutkan 6 langkah penentu tokoh utama !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Kunci Jawaban (Tugas Kelompok)
1) Berikut langkah penentuan tokoh utama, yang sudah dianalisis
dalam bab 14 novel 728 Hari karya Djono W. Oesman, dibuktikan
dalam kutipan :
a. Eva, menjadi pusat penceritaan dibuktikan dalam kutipan:
(1) Pakaian Eva sudah di situ. Ketika ganti pakaian, Eva baru
ingat surat dari cowok tadi. Dibuka, “Hi... Eva, namaku
Ryantori Ahmadi, panggilan Ryan, kelas 1.2. Aku suka
kamu pede menghadapi banyak orang (Oesman, 2015:
132).
b. Eva, paling terlibat dalam konflik dan klimaks dibuktikan dalam
kutipan:
(1) Eva melihat (punggung) cowok pemberi surat tadi, terasa
(Oesman, 2015:133).
(2) Gejala berantem segera dimulai. Mama cepat menengahi: “Eva…
mestinya „kan bisa diurusi kemarin sore,” kata Mama (Oesman,
2015: 134).
c. Paling banyak berkaitan dengan tokoh-tokoh lain
(1) Eva maafkan aku kemarin ya.” “Gapapa, Kakak.” “Yaudah, kamu
gak usah berdiri. Boleh duduk di pojok sana.” (Oesman, 2015:
135).
(2) Hesti muncul. Dia tergesa-gesa, karena upacara segera dimulai.
Dia melihat Eva, segera menghampiri (Oesman, 2015: 135).
(3) Repotnya, di kelompok itu beberapa cowok melirik padanya. Ada
yang senyum-senyum juga. Dia tiak berani spekulasi menebak,
mana yang Ryan (Oesman, 2015:136).
d. Membawakan moral dan tema cerita
(1) Eva pulang jalan kaki, ke rumah kerabat, sekitar tiga ratus meter
dari sekolah. Jika naik angkot Cuma lima menit. Dia pilih jalan
(Oesman, 2015: 131).
(2) Badaruddin menitipkan Eva ke keluarga Bowo. Dijelaskan, Eva
sakit, dilarang capek dan kena matahari. Tiap hari Eva akan ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
situ, sore dijemput Badaruddin sepulang kerja.
Assalammualaikum…,” salam Eva (Oesman, 2015: 131).
e. Dalam konflik dan klimaks menjadi sang pemenang
(1) Insiden kedua ini membuat Eva tambah terkenal. Cuma,
keterkenalan hari ini cenderung memalukan (Oesman, 2015: 138).
(2) MOS hari berikutnya tak ada insiden lagi. Sekolah Eva lancar,
meski setiap hari harus berpayungan (Oesman, 2015: 139).
f. Didukung oleh frekuensi kemunculan
(1) Penghuni kantin langsung tahu, Ryan sedang pedekate. Kondisi
itu segera disadari Eva dan Ryan (Oesman, 2015: 139).
2) Berdasarkan analisis dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman
bab 14, penokohan dari teknik analitik dalam novel 728 Hari
dibuktikan dalam kutipan:
(1) “Assalamualaikum…,” salam Eva. “Waalaikumsalam… O, Eva.
Masuk,Nak. Sudah makan, belum? Tante masak sayur bayam,
nih.” “Sudah makan di sekolah, Tante. Jangan repot.” (Oesman,
2015: 131).
(2) “Ya, Ma. Siang sampai malam aku terus bergerak. Nama dada
selesai malam. „Kan tidak mungkin dilaminating dulu.” (Oesman,
2015: 134);
(3) Eva melihat fisik cewek biasa saja, begitu juga jika fisik dia
dilihat cewek. Tapi dengan cowok, beda. Kalau fisik Eva dilihat
cowok, malu tapi senang. Sebaliknya dia melihat fisik cowok
pemberi surat, kagum tapi pura-pura biasa (Oesman, 2015: 132).
(4) Reflek Eva menggenggam surat. Dia lupa menutup pintu kamar
yang disediakan khusus untuknya. “Kertas apa itu? Surat cinta,
ya?” ledek Erna. “Oh… catatan MOS tadi, Tante.” (Oesman,
2015: 133).
(5) Saat sarapan, Eva mengatakan kegelisahannya, “Pa, kita harus
agak cepet, nih. Aku belum laminating tugas MOS.” (Oesman,
2015: 134).
(6) “Maaf Kakak… saya yang salah. Saya kira kolom ini nama
kelas…” (Oesman, 2015: 137).
(7) Hesti dengan lemas meminta Eva kembali ke pojokan lagi. Hesti
berat hati mengatakan, “Maafkan Kakak ya, Va. Mata Kakak
mungkin sudah minum, tak melihat titik itu.” Maksudnya, titik di
tengah angka 11. “Maafkan saya yang salah, Kakak,” balas Eva
(Oesman, 2015: 138).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
(8) “Semua udah tau gue salah. Jadi, biar aja.” “Rumah lu mana?”
“Jatibening. Tapi, kalo pulang ke rumah Tante, nunggu dijemput
Papa pulang kerja.” (Oesman, 2015: 139).
3) Berdasarkan analisis dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman
bab 14, penokohan dari teknik dramatik dalam novel 728 Hari
dibuktikan dalam kutipan:
(1) Eva pulang jalan kaki, ke rumah kerabat, sekitar tiga ratus meter
dari sekolah. Jika naik angkot Cuma lima menit. Dia pilih jalan
(Oesman, 2015: 131).
(2) Badaruddin menitipkan Eva ke keluarga Bowo. Dijelaskan, Eva
sakit, dilarang capek dan kena matahari. Tiap hari Eva akan ke
situ, sore dijemput Badaruddin sepulang kerja (Oesman, 2015:
131).
(3) Eva melihat (punggung) cowok pemberi surat tadi, terasa:
Gleduk-gleduk… di dalam dada. Bergetar, tapi bukan kaget.
Terasa, Nyut… nyut… nyut… di pembuluh darah. Tensi naik, tapi
bukan hendak marah-marah. Malu tapi ingin lari mengejar untuk
melihat wajahnya (Oesman, 2015: 133).
(4) Semua jadi makan terburu-buru. Selain Faisal, Toro pun
menggerutu. Hanya si bungsu Kiki tenang-tenang saja. Dia
berangkat agak siang diantar Mama ke TK (Oesman, 2015:134).
(5) Eva masuk lapangan, lengkap dengan payungnya. Semua mata
tertuju pada nama dadanya. Nomor di kolom paling atas: 1.1.
Semua tertegun melihat nomor absen yang aneh (Oesman,2015:
137).
(6) Dheg… Eva terkejut. Diamatinya si cowok. Betul, Ryan memang
tampan. Putih, rambut pendek hitam mengilat polesan jelly. Mata
tajam, hidung mancung. Kumis halus mulai tumbuh di atas bibir
(Oesman, 2015: 138).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Kunci jawaban (Tugas Individu)
1) Unsur intrinsik tokoh dan penokohan.
a. Tokoh adalah orang sebagai pelaku yang berperan dalam cerita,
(dalam Nurgiantoro, 2002: 165).
b. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan karakter
tokoh-tokoh dalam cerita (Ismawati, 2013: 70).
2) Tokoh tambahan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya
dalam cerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk
mendukung tokoh utama (Waluyo, 2011: 19).
3) Teknik analitik, yaitu pelukisan tokoh cerita yang dilakukan
dengan memberikan deskripsi, uraian, dan penjelasan secara
langsung..
4) Teknik dramatik, yaitu pengarang tidak langsung mendeskripsikan
sikap, sifat, dan tingkah laku tokoh. Melainkan membiarkan
karakternya muncul sendiri lewat gambaran ucapan, perbuatan dan
komentar atau penilaian tokoh maupun pelaku lain. Watak tokoh
disimpulkan pembaca dari pikiran, cakapan dan lakuan tokoh.
Bahkan dari penampilan fisik dan gambaran lingkungan maupun
tempat tokoh. Cakapan maupun lakuan tokoh dan pikiran tokoh
yang dipaparkan oleh pencerita bisa menyiratkan sifat wataknya.
Metode ini membiarkan pembaca menyimpulkan sendiri watak
tokohnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
5) Langkah-langkah penentu tokoh utama menurut, (Nurgiantoro,
2007: 176), yaitu:
a. Menjadi pusat penceritaan
b. Paling terlibat dalam konflik dan klimaks
c. Paling banyak berkaitan dengan tokoh-tokoh lain
d. Membawakan moral dan tema cerita
e. Dalam konflik dan klimaks menjadi sang pemenang
f. Didukung oleh frekuensi kemunculan
J. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian Aspek Kognitif (Tugas Kelompok)
Teknik Penilaian: Tes tertulis
Bacalah teks novel 728 Hari karya Djono W. Oesman bab 14,
lalu kerjakan soal-soal berikut ini!.
1. Analisislah unsur tokoh yang terdapat dalam novel 728 Hari karya
Djono W. Oesman bab 14, berdasarkan 6 langkah penentuan tokoh
utama !
2. Analisislah unsur penokohan yang terdapat dalam novel 728 Hari
karya Djono W. Oesman bab 14, berdasarkan teknik penokohannya
(analitik dan dramatik) !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
a. Rubrik Penilaian Aspek Kognitif.
No Kriteria Penilaian Skor
1. a. Siswa mampu menyebutkan unsur
intrinsik tokoh kutipan dalam bab 14
novel 728 Hari karya Djono W. Oesman.
Berdasarkan 6 langkah penentu tokoh
utama dengan lengkap dan benar.
b. Siswa mampu menyebutkan unsur
intrinsik tokoh kutipan dalam bab 14
novel 728 Hari karya Djono W. Oesman.
Berdasarkan 6 langkah penentu tokoh
utama dengan lengkap dan benar, tetapi
tidak urut.
c. Siswa mampu menyebutkan unsur
intrinsik tokoh, hanya dalam jumlah 4-5
langkah saja dari 6 langkah penentu
tokoh utama, dalam kutipan bab 14 novel
728 Hari karya Djono W. Oesman.
d. Siswa mampu menyebutkan unsur
intrinsik tokoh, hanya dalam jumlah 1-3
langkah saja dari 6 langkah penentu
tokoh utama, dalam kutipan bab 14 novel
8
6
4
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
728 Hari karya Djono W. Oesman.
2. a. Siswa mampu menyebutkan unsur
intrinsik penokohan dalam kutipan bab
14 novel 728 Hari karya Djono W.
Oesman. Berdasarkan teknik analitik dan
teknik dramatik lebih dari 15 kutipan.
b. Siswa mampu menyebutkan unsur
intrinsik penokohan dalam kutipan bab
14 novel 728 Hari karya Djono W.
Oesman. Berdasarkan teknik analitik dan
teknik dramatik, kurang dari 10 kutipan.
c. Siswa mampu menyebutkan unsur
intrinsik penokohan, dalam kutipan bab
14 novel 728 Hari karya Djono W.
Oesman. Berdasarkan salah satu teknik
penokohannya, yaitu teknik analitik atau
teknik dramatik lebih dari 10 kutipan.
d. Siswa mampu menyebutkan unsur
intrinsik penokohan, dalam kutipan bab
14 novel 728 Hari karya Djono W.
Oesman. Berdasarkan salah satu teknik
7
5
3
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
penokohannya, yaitu teknik analitik atau
teknik dramatik kurang dari 10 kutipan.
Nilai akhir = Skor Pemerolehan x 100
Skor Maksimal
Rubrik Penilai Aspek Afektif
No Kriteria Penilaian Skor Keterangan
1. Selama proses pembelajaran,
siswa selalu menggunakan
bahasa Indonesia sesuai dengan
kaidah penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
4 Sangat baik
2. Selama proses pembelajaran
siswa menunjukkan usaha
sunggung-sungguh. Selalu
menggunakan bahasa Indonesia
sesuai kaidah bahasa
penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
3 Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
3. Selama proses pembelajaran
siswa menunjukkan dan
melakukan kegiatan yang cukup
sering menggunakan bahasa
Indonesia sesuai dengan kaidah
penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
2 Cukup
4. Selama proses pembelajaran
siswa sama sekali tidak
menunjukkan usaha yang
sungguh-sungguh menggunakan
bahasa Indonesia sesuai kaidah
dalam penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
1 Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Rubrik Penilaian Psikomotorik
Aspek
Penilaian
Deskripsi Pelaksanaan Skor
Presentasi
a. Siswa mampu
menunjukkan hasil
jawaban secara lisan di
depan kelas, dengan
intonasi yang jelas dan
dapat menanggapi
sanggahan dari kelompok
lain.
b. Siswa mampu
menunjukkan hasil
jawaban secara lisan di
depan kelas, dengan
intonasi yang cukup jelas
dan dapat menanggapi
sanggahan dari kelompok
lain.
c. Siswa menunjukkan hasil
jawaban secara lisan di
depan kelas, dengan
3
2
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
intonasi yang kurang
jelas dan kurang dalam
hal menanggapi
sanggahan dari kelompok
lain.
Yogyakarta, 2017
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Nama Theresia Novita D.P
NIP.
Nilai akhir = Skor Pemerolehan x 100
Skor Maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Penilaian Aspek Kognitif (Tugas Individu)
Teknik Penilaian: Tes tertulis
Bacalah teks novel 728 Hari karya Djono W. Oesman bab 14,
lalu kerjakan soal-soal berikut ini!.
1. Jelaskan pengertian unsur intrinsik tokoh dan penokohan !
2. Jelaskan tokoh tambahan !
3. Jelaskan pengertian teknik analitik !.
4. Jelaskan pengertian teknik dramatik !
5. Sebutkan 6 langkah penentu tokoh utama !
Rubrik Penilaian Aspek Kognitif
No Kriteria Penilaian Sko
r
1. a. Siswa mampu menjelaskan pengertian
tokoh dan penokohan dengan baik dan
benar, sesuai dengan kaidah penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b. Siswa mampu menjelaskan pengertian
tokoh dan penokohan dengan baik dan
benar, tetapi dengan kaidah penggunaan
3
2
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
c. Siswa mampu menjelaskan pengertian
tokoh dan penokohan dengan baik dan
benar, tetapi belum lengkap dan tidak
menggunakan kaidah penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
2. a. Siswa mampu menjelaskan pengertian
tokoh tambahan dengan baik dan benar,
sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
b. Siswa mampu menjelaskan pengertian
tokoh tambahan dengan baik dan benar,
tetapi dengan kaidah penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
c. Siswa mampu menjelaskan pengertian
tokoh tambahan dengan baik dan benar,
tetapi belum lengkap dan tidak
menggunakan kaidah penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
3
2
1
3. a. Siswa mampu menjelaskan pengertian
teknik analitik dengan baik dan benar,
sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
b. Siswa mampu menjelaskan pengertian
teknik analitik dengan baik dan benar,
tetapi dengan kaidah penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
c. Siswa mampu menjelaskan pengertian
teknik analitik dengan baik dan benar,
tetapi belum lengkap dan tidak
menggunakan kaidah penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
2
1
4. a. Siswa mampu menjelaskan pengertian
teknik dramatik dengan baik dan benar,
sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
b. Siswa mampu menjelaskan pengertian
teknik dramatik dengan baik dan benar,
tetapi dengan kaidah penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
c. Siswa mampu menjelaskan pengertian
teknik dramatik dengan baik dan benar,
tetapi belum lengkap dan tidak
menggunakan kaidah penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
3
2
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
5. a. Siswa mampu menyebutkan unsur intrinsik
tokoh. Berdasarkan 6 langkah penentu
tokoh utama dengan lengkap dan benar.
b. Siswa mampu menyebutkan unsur intrinsik
tokoh. Berdasarkan 6 langkah penentu
tokoh utama dengan lengkap dan benar,
tetapi tidak urut.
c. Siswa mampu menyebutkan unsur intrinsik
tokoh, hanya dalam jumlah 4-5 langkah
saja dari 6 langkah penentu tokoh utama.
d. Siswa mampu menyebutkan unsur intrinsik
tokoh, hanya dalam jumlah 1-3 langkah
saja dari 6 langkah penentu tokoh utama.
6
5
4
3
Nilai akhir = Skor Pemerolehan x 100
Skor Maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Yogyakarta, 2017
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Nama Theresia Novita D.P
NIP.
Rubrik Penilai Aspek Afektif
No Kriteria Penilaian Skor Keterangan
1. Selama proses pembelajaran,
siswa selalu menggunakan
bahasa Indonesia sesuai dengan
kaidah penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
4 Sangat baik
2. Selama proses pembelajaran,
siswa menunjukkan usaha
sunggung-sungguh. Selalu
menggunakan bahasa Indonesia
sesuai kaidah bahasa
penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
3 Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
3. Selama proses pembelajaran,
siswa menunjukkan dan
melakukan kegiatan yang cukup
sering menggunakan bahasa
Indonesia sesuai dengan kaidah
penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
2 Cukup
4. Selama proses pembelajaran,
siswa sama sekali tidak
menunjukkan usaha yang
sungguh-sungguh menggunakan
bahasa Indonesia, sesuai kaidah
dalam penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
1 Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Rubrik Penilaian Psikomotorik
Aspek
Penilaian
Deskripsi Pelaksanaan Skor
Presentasi
a. Siswa mampu menunjukkan hasil
jawaban secara lisan di depan
kelas, dengan intonasi yang jelas
dan dapat menanggapi sanggahan
dari kelompok lain.
b. Siswa mampu menunjukkan hasil
jawaban secara lisan di depan
kelas, dengan intonasi yang
cukup jelas dan dapat
menanggapi sanggahan dari
kelompok lain.
c. Siswa menunjukkan hasil
jawaban secara lisan di depan
kelas, dengan intonasi yang
kurang jelas dan kurang dalam
hal menanggapi sanggahan dari
kelompok lain.
3
2
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Nilai akhir = Skor Pemerolehan x 100
Skor Maksimal
Yogyakarta, 2017
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Nama Theresia Novita D.P
NIP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian yang digunakan ini adalah deskriptif kualitatif. Karena data
yang diambil berupa kata-kata, dan hasil penelitiannya berupa data tertulis
dalam pembelajaran tokoh dan penokohan. Subjek penelitian ini adalah
novel 728 Hari karya Djono W Oesman dan pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan struktural. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan
oleh peneliti dapat disimpulkan, bahwa implementasi menggunakan metode
kooperatif model jigsaw pada analisis tokoh dan penokohan novel 728 Hari
karya Djono W. Oesman, menggunakan langkah-langkah pembelajaran
kooperatif model jigsaw II. Langkah tersebut terbentuk dari dua kelompok
yaitu; (1) orientasi (2) membaca sinopsis novel 728 Hari dalam kelompok
asal; (3) diskusi kelompok ahli; (4) presentasi kelompok; (5) guru
memberikan penguatan hasil diskusi; (6) guru membimbing siswa
mengambil kesimpulan.
Langkah yang pertama, yaitu orientasi disinilah peran pendidik
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa.
Setelah itu, guru memberikan penekanan tentang manfaat penggunaan metode
jigsaw II dalam proses belajar mengajar. Maksudnya adalah, guru wajib
menyampaikan tujuan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
di dalam kelas. Dengan materi hari ini, yaitu menjelaskan tentang unsur
intrinsik tokoh dan penokohan yang terdapat di dalam suatu cerita karya
sastra/bahan bacaan yang meliputi unsur intrinsik dan ekstrinsik dari novel
Indonesia/terjemahan. Dimana siswa diberi penjelasan mengenai tujuan
apa saja yang harus siswa pelajari dan siswa pahami selama guru
menerangkan materi. Kemudian, dari hal ini siswa bisa mengetahui
beberapa rangkaian dan pencapaian yang akan siswa dapat selama proses
pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini pula, siswa juga akan merasa
lebih siap dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru
di kelas.
Langkah yang kedua, yaitu membaca. Peserta didik dikelompokkan
menjadi kelompok dasar/asal. Setiap anggota kelompok diberikan sub
pokok bahasan/topik yang berbeda untuk mereka pelajari. Artinya, guru
sebagai pengajar harus memiliki bahan media pembelajaran berupa teks
narasi suatu cerita untuk diberikan kepada siswa, yang kemudian secara
bersama-sama siswa diminta untuk membaca teks tersebut di dalam
kelompok yang sebelumnya sudah dibentuk secara heterogen oleh guru.
Langkah yang ketiga, yaitu diskusi kelompok ahli. Peserta didik yang
mendapat topik yang sama berdiskusi dalam kelompok ahli. Maksudnya
adalah pertama guru, membentuk siswa ke dalam kelompok asal dan sudah
memberi siswa gambaran sebelumnya mengenai langkah-langkah
pembelajaran jigsaw II. Siswa yang sudah mendapat materi tentang unsur
intrinsik tokoh dan penokohan, yaitu; tokoh utama, tokoh tambahan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
teknik analitik, dan teknik dramatik. Kemudian, harus berpencar dari tim
asal dengan cara membentuk kelompok baru yang memiliki bahan topik
materi yang sama untuk dibahas dan didiskusikan.
Langkah yang keempat, yaitu diskusi kelompok asal. Peserta didik
kembali berkumpul ke dalam kempok asal dan bergantian mengajarkan
teman kelompoknya. Berdasarkan langkah ini, guru meminta siswa untuk
saling mengajarkan materi mereka masing-masing, yaitu tentang tokoh
utama, tokoh tambahan, teknik analitik, dan teknik dramatik. Oleh karena
itu, siswa yang berada di dalam tim ahli harus segera kembali lagi ke
dalam kelompok asal, untuk bergantian mengajarkan teman anggota
kelompoknya.
Langkah yang kelima, yaitu laporan kelompok. Siswa yang telah selesai
berdiskusi sebagai tim ahli, kemudian kembali ke dalam kelompok asal
untuk mepresentasikan hasil diskusi. Maksudnya adalah, siswa diminta
oleh guru untuk membuat kesimpulan dalam bentuk laporan kelompok.
Dari hasil laporan kelompok tersebut, kemudian guru menunjuk salah satu
perwakilan dari anggota kelompok asal untuk mempresentasikannya di
depan kelas.
Langkah yang keenam, yaitu pendidik memberikan penguatan pada hasil
diskusi. Maksudnya adalah guru, harus memberikan respon positif kepada
siswa untuk mempertahankan serta meningkatkan perbuatan positif yang
siswa lakukan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Sehingga siswa akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
termotivasi untuk meningkatkan prestasi yang telah dicapainya. Tujuan
seorang guru dalam memberikan penguatan adalah, supaya dalam
pelaksanaannya guru tidak sekedar memberi penguatan saja berupa
motivasi belajar, akan tetapi mengetahui benar tujuan yang harus dicapai
dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
Langkah yang ketujuh, yaitu guru membimbing peserta didik mengambil
kesimpulan. Maksudnya adalah, guru disini berperan penting dalam
membimbing/mengarahkan siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi yang
telah dibahas di dalam kelompok ahli dan kelompok asal. Tujuannya, yaitu
agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.
Hasil penelitian terhadap pembelajaran tokoh dan penokohan novel 728
Hari karya Djono W. Oesman dapat disimpulkan bahwa tokoh utama
tersebut adalah, Eva Meliana Santi. Tokoh tambahan, yaitu Badaruddin,
Sugiarti, Faisal, Kartika, Ninis, Hesti, Nanan, dr Yudha, dan dr Anton.
Teknik analitik, yaitu gambaran tokoh secara langsung yang didapat dari
kutipan novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Sedangkan teknik
dramatiknya adalah gambaran penokohan yang dilihat dari tingkah laku,
sifat, dan sikap yang ada pada setiap tokoh baik tokoh utama, maupun
tokoh tambahan dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Sifat tokoh dan penokohan yang ingin disampaikan oleh pengarang
tersebut dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman adalah,
mengajarkan kita untuk bisa menjadi manusia yang memiliki rasa syukur
kepada Tuhan, dengan apa yang kita miliki saat ini terutama kesehatan
yang Tuhan telah berikan. Dengan demikian, kita bisa lebih sabar dan
tabah dalam menghadapi berbagai rintangan dalam hidup kita masing-
masing sesuai dengan yang telah digarisi oleh Tuhan yang Maha Esa.
Manfaat yang diperoleh dengan mempelajari novel 728 Hari karya
Djono W. Oesman adalah siswa dapat mengembangkan kepribadiannya
secara positif yang dapat diambil dari sifat tokoh utama, yaitu Eva Meliana
Santi. Selain itu, siswa juga dapat memperoleh wawasan kehidupan,
apalagi cerita yang digunakan sebagai bahan pembelajaran, yaitu cerita
yang berasal dari realita yang terjadi. Serta meningkatkan pengetahuan
siswa mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik di dalam novel terutama
unsur tokoh dan penokohan.
Berkaitan dengan pembelajaran sastra, tokoh dan penokohan dalam
novel 728 Hari karya Djono W. Oesman dapat dijadikan sebagai
pengajaran di SMA, karena masuk ke dalam bagian strandar kompetensi 7
yaitu memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/terjemahan, serta
kompetensi dasar 7.2 menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel
Indonesia/terjemahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Penguasaan bahan pembelajaran selain dipengaruhi oleh pemilihan
materi diperlukan juga metode serta teknik yang digunakan dalam proses
pembelajaran, salah satunya ialah implementasi metode kooperatif model
jigsaw II dalam pembelajaran tokoh dan penokohan novel 728 Hari karya
Djono W. Oesman. Menunjuk bahwa pembelajaran menggunakan metode
kooperatif model jigsaw II mampu membuat siswa untuk belajar dalam
situasi yang baru. Dimana siswa berperan aktif dalam pembelajaran,
sedangkan guru menjadi fasilitator. Metode ini mampu menghasilkan
siswa yang produktif, inovatif, kreatif, dan afektif.
B. Saran
Saran ini ditujukan kepada pengajar bahasa Indonesia dan peneliti
selanjutnya menggunakan metode kooperatif model jigsaw II, sebagai
rancangan pembelajaran sastra di SMA. Bagi pengajar, diharapkan metode
kooperatif model jigsaw dapat dijadikan suatu alternatif strategi pembelajaran
sastra di SMA. Selanjutnya, bagi peneliti berikutnya metode kooperatif model
jigsaw bukan hanya menilik pada unsur intrinsik novel, tetapi dapat
diimplementasikan dalam karya sastra lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo.
Budi, Utari Irmina. 2009. “Peningkatan Kemampuan Kerjasama Dalam
Pembelajaran Menulis siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul,
Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 dengan Mengunakan Metode
Kooperatif Teknik Jigsaw”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Hadari, Nawawi. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Hendy, Zaidan. 1988. Pelajaran Sastra. Jakarta: Gramedia.
Ibrahim Muslim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA
Press.
Isjoni, 2007. Pembelajaran Visioner. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ismawati, Esti. 2013. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Ombak.
Miftahul, Huda. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Putaka Pelajar.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembagan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Moleong.Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualititatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa, H.E. 2008. Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala
Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Ngaga, Yos Sudarso. 2011. “Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Alur dan
Tokoh Novel Hilangnya Halaman Rumahku karya Gregorius Budi
Subanar Untuk Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XI Semester I”.
Skripsi. Yogyakarta: Sanata Dharma.
Ngalimun, 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Nurgiantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah
Mada Universty Press.
Oesman, Djono W. 2015. 728 Hari. Depok: Best Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Pradopo, Rachmat Djoko. 1990. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Prasetianto, Benedictus Brian. 2011. “Peningkatan Motivasi dan Prestasi
Belajar Sejarah Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw”. Skripsi. Yogyakarta: Sanata Dharma.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sadirman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Saryono, Djono. 2009. Dasar Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Elmatera
Publising.
Slavin, Robert E. 1994. A Pratical Gude to Cooperative Learning. Boston:
Allyn and bacon
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sumardjo, Jacob. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.
Sugiyono. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Tarigan, Henry Guntur. 2012. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung:
Angkasa.
Wahyuningtyas, Sri dan Santosa Wijaya Heru. 2011. Sastra Teori dan
Implementasi. Kadipiro Surakarta: Yuma Pustaka.
Waluyo, j. Herman. 2011. Pengkajian dan Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta:
UNS Perss.
Wellek, Rene dan Austine Warren. 1990. Teori Kesusastraan. Jakarta:
Gramedia Pustaka.
Zainuddin, Fananie. 2000. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah
University.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
`
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
BIODATA PENULIS
Theresia Novita Dwi Puspitasari lahir di Tangerang, 28
November 1994. Saat ini tinggal di Komplek Puspiptek
Blok III.K no. 4 Tangerang Selatan. Merupakan anak
kedua dari empat bersaudara dari pasangan, Victorius
Samiyoto dan Maria Magdalena Eni Wayantari. Tahun
1999 diawali dengan menempuh pendidikan Taman
Kanak-kanak nol kecil di TK Bhakti Puspiptek berakhir tahun 2000. Tahun 2001-
2006 melanjutkan sekolah di SD Negeri Setu Satu. Kemudian melanjutkan
sekolah di SMP Negeri 2 Cisauk tahun 2006-2009. Melanjutkan SMK Kesehatan
Riksa Indrya pada tahun 2009-2012. Kemudian tahun 2012 memulai pendidikan
di Universitas Sanata Dharma dan mengambil program studi PBSI (Pendidikan
Bahasa, dan Sastra Indonesia). Untuk menempuh gelar sarjana, ia menempuh jalur
skripsi yang berjudul “Metode Kooperatif Model Jigsaw II dalam Pembelajaran
Tokoh dan Penokohan Novel 728 Hari Karya Djono W. Oesman untuk siswa
SMA Kelas XI Semester I” dan berakhir pada tahun 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI