METODE ISTINBATH

10
METODE ISTINBATH (PENGUMPULAN IDE HUKUM ISLAM) A. Pe ngert ian Ist inbat Secara eti mol ogi ist inbath ber arti penemua n, penggalian, peng eluara n (da ri asa l). Sedangkan hukum mempunyai arti hukum, peraturan dan kekuasaan. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa istinbath hukum Al-Qur'an adalah menemukan dan mengambil hukum dari Al-Qur'an. Seda ngkan menurut ist ila h ber arti mengel uar kan makna-makna dar i nas h-nash yang te rka ndung didal amnya dengan cara mengerahkan kemamp uan atau pote nsi naluri ya h. Dari nash tersebut terbagi menadi dua macam, yaitu yang berbentuk bahasa (lughawiyah) yang  biasa disebut la!dhiyah dan adakalanya tidak berbentuk bahasa, yang biasa disebut maknawi yah. Dalam pembahasan berikutnya akan kami elaskan tentang pembagian masing-masing. B. Is ti nb at h Laf ! i "a itu mengistinbathkan hukum atau mengambil suatu hukum ditinau dari segi la!ad#nya. $ara ulama% &shul memakai kaidah bahasa berdasarkan makna tuuan ungkapan-ungkapan yang telah diteta pkan ole h par a ahli bahasa Arab, sesudah diadakan peneli ti an-pene lit ian yang  bersumber dari kesusasteraan A rab. Ada tiga cara untuk mengetahui makna yang tepat dari suatu la!ad# atau uslub-nya . er das arkan peng ert ian banya k ora ng yang tel ah mut awat ir , telah terke nal sert a tel ah menadi kebiasaan dalam percakapan dan pergaulan sehari-hari, yang mana *mam Sya!i%i meny ebut nya deng an *lmu al- %Amma h. " a itu sesuatu yang sudah menadi maklum (umum). +. erdas arkan peng ertia n orang-o rang te rtent u dan tidak di ketahui oleh kelo mpok lai n. al ini dapat kita umpai dalam istilah-istilah ilmiah. yang menurut *mam Sya!i%i disebut ilmu al-khasshah. . erdasarkan hasil pamiki ran aka l nala r terhadap s uatu l a!ad#.  amun demikian tidaklah semua orang dapat menetapkan pengertian kata-kata itu berdasarkan hasil pemikiran akal setiap orang, tetapi haruslah oleh yang ahlinya dalam bahasa itu, dan mengerti tentang perkembangan pemakainnya di kalangan masyarakat. ". Ma#a $%$a #a$ I stin bath Laf !i

Transcript of METODE ISTINBATH

Page 1: METODE ISTINBATH

7/23/2019 METODE ISTINBATH

http://slidepdf.com/reader/full/metode-istinbath 1/10

METODE ISTINBATH (PENGUMPULAN IDE HUKUM ISLAM)

A. Pengertian Istinbat

Secara etimologi istinbath berarti penemuan, penggalian, pengeluaran (dari asal).

Sedangkan hukum mempunyai arti hukum, peraturan dan kekuasaan. Dari pengertian tersebut

dapat dipahami bahwa istinbath hukum Al-Qur'an adalah menemukan dan mengambil hukum

dari Al-Qur'an.

Sedangkan menurut istilah berarti mengeluarkan makna-makna dari nash-nash yang

terkandung didalamnya dengan cara mengerahkan kemampuan atau potensi naluriyah.

Dari nash tersebut terbagi menadi dua macam, yaitu yang berbentuk bahasa (lughawiyah) yang

 biasa disebut la!dhiyah dan adakalanya tidak berbentuk bahasa, yang biasa disebut maknawiyah.

Dalam pembahasan berikutnya akan kami elaskan tentang pembagian masing-masing.

B. Istinbath Laf!i

"aitu mengistinbathkan hukum atau mengambil suatu hukum ditinau dari segi la!ad#nya.

$ara ulama% &shul memakai kaidah bahasa berdasarkan makna tuuan ungkapan-ungkapan yang

telah ditetapkan oleh para ahli bahasa Arab, sesudah diadakan penelitian-penelitian yang

 bersumber dari kesusasteraan Arab.Ada tiga cara untuk mengetahui makna yang tepat dari suatu la!ad# atau uslub-nya

. erdasarkan pengertian banyak orang yang telah mutawatir, telah terkenal serta telah

menadi kebiasaan dalam percakapan dan pergaulan sehari-hari, yang mana *mam Sya!i%i

menyebutnya dengan *lmu al-%Ammah. "aitu sesuatu yang sudah menadi maklum

(umum).+. erdasarkan pengertian orang-orang tertentu dan tidak diketahui oleh kelompok lain. al

ini dapat kita umpai dalam istilah-istilah ilmiah. yang menurut *mam Sya!i%i disebut

ilmu al-khasshah.. erdasarkan hasil pamikiran akal nalar terhadap suatu la!ad#.

 amun demikian tidaklah semua orang dapat menetapkan pengertian kata-kata itu berdasarkan

hasil pemikiran akal setiap orang, tetapi haruslah oleh yang ahlinya dalam bahasa itu, dan

mengerti tentang perkembangan pemakainnya di kalangan masyarakat.

". Ma#a$%$a#a$ Istinbath Laf!i

Page 2: METODE ISTINBATH

7/23/2019 METODE ISTINBATH

http://slidepdf.com/reader/full/metode-istinbath 2/10

. /hash

Dalam mende!inisikan kata khash para &lama% &shul berbeda pendapat. amun, pada

hakikatnya de!inisi tersebut memiliki pengertian yang sama.

ukum 0a!ad# /hash

Suatu la!ad# dalam nash hukum syara% yang menunukan suatu la!ad# tertentu adalah

1ath%i bukan dhanny, selama tidak ada dalil-dalil lain yang mengubah maknanya. 2leh karena

itu, apabila la!ad# khash dikemukakan dalam bentuk mutlak, tanpa batasan apapun maka la!ad#

itu memberi !aedah ketetapan hukum secara mutlak, selama tidak ada dalil yang membatasinya.

Dan bila la!ad# itu dikemukakan dalam bentuk perintah, maka ia memberikan !aedah berupa

hukum waib bagi yang diperintahkan (ma%mur bih), selama tidak ada dalil yang memalingkan

 pada makna yang lain.

Demikian uga apabila la!ad# itu dikemukakan dalam bentuk larangan (nahi), ia

memberikan !aedah berupa hukum haram terhadap hal yang dilarang itu, selama tidak ada

1arinah atau indikasi yang memalingkan dari hal itu.

+. %Amm

0a!ad# %Amm adalah suatu la!ad# yang menunukan suatu makna yang mencakup seluruh

satuan yang tidak terbatas dalam umlah tertentu (global). 3idak ada perbedaan dalam pengertian

%amm tersebut apakah dinyatakan dengan la!ad# plural (amak) atau singular (tunggal). $ara

&lama% &shul memberikan de!inisi %amm salah satunya adalah menurut ulama% Sya!i%iyah, yang

 berpendapat bahwa %amm adalah

4satu la!ad# yang dari satu segi menunukan dua makna atau lebih.4

ukum berhuah dengan %Amm

5umhur &lama% &shul berpendapat bahwa dalalah menunukan seluruh satuannya secar 

d#anniyah, karena apa yang terkandung didalam la!ad# %amm itu kebanyakan yang dikehendaki

adalah beberapa atau sebagian dari satuan-satuannya saa. /arena itu dikalangan ulama% terkenal

adanya kaidah

4tidak ada satupun dari yang umum melainkan ia di takhsiskan (dibatasi).4

5adi, tidak diperkenankan langsung berhuah dengan dalil %amm dalam menetapkan

hukum. /arena itu para mutahid diwaibkan meneliti lebih dahulu apakah ada pen-takhsis-nya

atau tidak.

Page 3: METODE ISTINBATH

7/23/2019 METODE ISTINBATH

http://slidepdf.com/reader/full/metode-istinbath 3/10

. Amr (perintah)

De!inisi amr menurut 5umhur &lama% adalah suatu permintaan dari atasan kepada

 bawahan untuk mengerakan suatu pekeraan. entuk Amr dan hakikatnya 6enurut 5umhur 

&lama%, amr secara hakikat menunukan waib dan tidak bisa berpaling pada arti lain. /ecuali

 bila ada 1arinah. $endapat ini dipegang oleh al-hamidi, As-Sya!i%i, para 7u1aha, kaum

mutakallimin, seperti Al-usein Al-asari dan Al-5uba%i.

8olongan kedua, yaitu ma#hab Abu asyim dan sekelompok ulama% mutakallimin dari

kalangan 6u%ta#ilah menyatakan bahwa hakikat amr adalah nadb (Sunnah).

8olongan ketiga berpendapat bahwa amr itu musytarak antara waib dan nadb, pendapat ini

dipengaruhi oleh Abu 6ansur Al-6aturidi. $endapat keempat, Qadi Abu akr, Al-8a#ali, dan

lain-lain, menyatakan bahwa amr itu maknanya bergantung pada dalil yang menunuukan

maksudnya.

9 $erintah sesudah larangan

Ada perbedaan pendapat ulama% tentang dalalah amr sesudah nahi. Ada yang mengatakan

 bahwa amr itu tetap waib dikerakan walaupun sebelumnya ada larangan untuk berbuat. amun

demikian yang masyhur dikalangan ulama% &shul ialah amr sesudah nahi adalah ibahah

(/ebolehan).

9 $erintah dan waktu mengerakannya

0a!ad# amr baik dalam Al-1ur%an maupun al-adis pada hakikatnya adalah untuk 

mengerakan apa yang disuruh. Suruhan itu tidak harus segera dilaksanakan dalam waktu yang

cepat ataupun ditangguhkan. Semuanya itu dapat dipahami dengan adanya 1arinah-1arinah

(argumen) lain.

:. ahi (larangan)

De!inisi nahi adalah kebalikan dari amr yaitu la!ad# yang menunukan tuntutan untuk 

meninggalkan sesuatu dari atasan kepada bawahan.

6akna Sighat ahi

a. 6enurut 5umhur &lama, pada dasarnya adalah menunukan kepada tahrim, seperti

!irman Allah S;3 yang artinya 4anganlah kamu mendekati #ina4. (al-*sra% +)

Dari pernyataan diatas dapat disimpulakan bahwa, pada dasarnya larangan itu untuk 

mengharamkan (sesuatu perbuatan yang dilarang).

Page 4: METODE ISTINBATH

7/23/2019 METODE ISTINBATH

http://slidepdf.com/reader/full/metode-istinbath 4/10

 b. $endapat kedua, menyatakan bahwa pada dasarnya nahyi itu menunukan pada

karahah saa. 6ereka memiliki kaidah, pada dasarnya nahi itu menunuukan kepada

karahah (perbuatan yang dibenci). Alasan mereka larangan itu karena buruknya

 perbuatan yang dilarang dan tidak mesti harus haram. Diantara yang haram dan yang

makruh, yang paling diyakini adalah yang makruh bukan yang haram, apalagi pada

dasarnya segala perbuatan itu adalah boleh dikerakan.

<. 6uthla1 dan 6u1ayyad

6uthla1 adalah suatu la!ad# yang menunukan hakikat sesuatu tanpa pembatasan yang

dapat mempersempit keluasan artinya. Sedangkan 6u1ayyad adalah suatu la!ad# yang

menunukan hakikat sesuatu yang dibatasi dengan suatu pembatasan yang mempersempit

keluasan artinnya. entuk-bentuk 6utla1 dan 6u1ayyad

9 Suatu la!ad# dipakai dengan mutla1 pada suatu nash, sedangkan pada nash lain

digunakan dengan 6u1ayyad, keadaan ithla1 dan ta1yid-nya bergantung pada

sebab hukum.9 0a!ad# mutla1 dan mu1ayyad berlaku sama pada hukum dan sebabnya.

9 0a!ad# mutla1 dan mu1ayyad yang berlaku pada nash itu berbeda, baik dalam

hukumnya ataupun sebab hukumnya.9 6utla1 dan mu1ayyad berbeda dalam hukumnya, sedangkan sebab hukumnya

sama.

6utla1 dan mu1yyad sama dalam hukumnya, tetapi berbeda dalam sebabnya.

ukum la!ad# mutla1 dan mu1ayyad

0a!ad# mutla1 dan mu1ayad, masing-masing menunukan kepada makna yang 1ath%i

dalalah-nya. /arena itu apabila la!ad# tersebut mutla1 maka harus diamalkan sesuai dengan

muthla1-nya. Dan apabila la!ad# itu mu1ayyad, maka harus diamalkan sesuai dengan mu1ayyad-

nya. "ang demikian itu berlaku selama belum ada dalil yang memalingkan artinya dari muthla1

ke mu1ayyad dan dari mu1ayyad ke mutla1.

D. Istinbath Ma&na'i

Page 5: METODE ISTINBATH

7/23/2019 METODE ISTINBATH

http://slidepdf.com/reader/full/metode-istinbath 5/10

.  6akna Dhahir 

$enelasan tentang dhahir atau (dhahirud dalalah) adalah termasuk pembicaraan tentang

la!adh ditinau dari segi terang atau tidaknya arti yang terkandung di dalamnya.

6enurut para ulama ushul !i1h, dhahirud dalalah atau uga disebut dengan wadlihud dalalah

ialah la!adh yang menunukkan kepada ketegasan arti yang dimaksudkan secara elas dalam

la!adh itu sendiri, tidak tergantung kepada sesuatu hal di luar la!adh tersebut. Dengan kata lain,

dhahirud dalalah adalah la!adh yang terang arti yang ditunuki, sehingga untuk sampai kepada

arti tersebut tidak perlu adanya sesuatu bantuan di luar la!adh itu.

Dilihat dari tingkat terangnya la!adh itu dalam menunukkan kepada arti yang

dimaksudkan, maka dhahirud dalalah adalah dibagi menadi empat macam, sedangkan urutan

tingkat empat macam tersebut dari yang terang kemudian yang lebih terang dan seterusnya

meningkat kepada yang lebih terang lagi, adalah sebagai berikut dhahir, nash, mu!assar 

kemudian muhkam.

a.) Dhahir 

Dhahir ialah suatu la!adh yang elas dalalahnya menunukkan kepada suatu arti asal tanpa

memerlukan !actor lain diluar la!adh itu dan mungkin dapat ditakwilkan dalam arti yang lain,

dan mungkin uga dimasukkan.

ukum dhahir adalah waib diamalkan menurut arti yang ada pada la!adh itu kecuali ada

dalil lain yang men-ta%wil-kannya. 5ika dhahir berupa la!adh mutlak harus diamalkan menurut

mutlaknya sampai ada dalil yang men-ta1yid-kan (membatasi) kemutlakan tersebut, dan ika

dhahir itu berupa la!adh %amm, maka harus diamalkan menurut keumumannya, sampai ada dalil

lain yang men-takhsis-kan (mengkhususkan) berlakunya keumuman tersebut atau diamalkan

menurut arti yang ada pada la!adh itu sampai ada dalil yang me-mansukh-kannya.

 b.) ash

 ash ialah suatu la!adh yang tidak mungkin mengandung pengertian lain, selain yang

ditunukkan oleh la!adh itu sendiri yang dapat ditakwilkan.

Sebagaimana hukum dhahir, nash uga harus diamalkan menurut arti yang ada pada nash

tesebut sampai ada dalil yang men-takwil-kan, yaitu kalau la!adh itu berupa la!adh mutlak harus

diamalkan atas kemutlakannya sampai ada dalil yang men-ta1yid-kannya. Dan kalau nash itu

 berupa la!adh %amm harus diamalkan atas keumumannya sampai ada dalil yang mengkhususkan

Page 6: METODE ISTINBATH

7/23/2019 METODE ISTINBATH

http://slidepdf.com/reader/full/metode-istinbath 6/10

atau diamalkan menurut arti yang ada pada la!ad# tersebut sampai ada dalil yang me-mansukh-

kan.

c.) 6u!asshar 

6u!asshar ialah suatu la!adh yang terang petunuknya kepada arti yang dimaksud dengan

disusunnya la!adh itu yang tidak mungkin di-takwil-kan kepada yang lain, akan tetapi dapat

menerima nasakh (penghapusan) pada masa =asulullah saw. 6u!asshar dibedakan menadi dua

macam, yaitu mu!assar lid#atihi dan mu!assar bighoirihi.

• 6u!asshar lid#atihi yaitu la!adh yang tidak membutuhkan penelasan dari yang

lain untuk terangnya petunuk kepada arti yang dimaksudkan

• 6u!asshar bighoirih, yaitu la!adh yang membutuhkan penelasan dari yang lain

untuk terangnya petunuk kepada arti yang dimaksudkan.

d.) 6uhkam

6uhkam ialah la!adh yang terang petunuknya kepada arti yang dimaksudkan (dengan

disusunnya) la!adh itu, dengan tidak mungkin ditakwilkan dan tidak dimansukhkan pada masa

=asulullah saw. 3idak di-mansukh-kannya muhkam, karena hukum-hukum yang tersebut

merupakan hukum-hukum yang pokok dalam agama, seperti ibadah hanyalah kepada Allah swt

dll.

+.  6akna /ha!i

$embicaraan tentang kha!i atau lengkapnya disebut dengan kha!iyud dalalah uga

merupakan bagian dari pembiraan tentang la!adh ditinau dari segi terang atau tidaknya

 petunuknya kepada arti yang dimaksudkan. /ha!iyud oleh para ulama ushul !i1h diartikan

dengan la!adh yang tertutup (tidak terang) aartinya, oleh karena itu keadaan la!adh itu sendiri

atau karena hal-hal lain.

$ara ulama membagi kha!iyud dalalah menadi empat macam, yaitu /ha!i, musykil,

mumal dan mutasyabih.

. /ha!i

/ha!i ialah suatu la!adh yng terang maknanya secara lahiriah tetapi pemakaiannya

kepada sebagian la!adhnya tidaklah mudah memerlukan pemikiran yang mendalam.

Sebab timbulnya kha!i, ialah karena adanya sebagian satuan yang terkandung dalam

Page 7: METODE ISTINBATH

7/23/2019 METODE ISTINBATH

http://slidepdf.com/reader/full/metode-istinbath 7/10

la!adh itu yang mempunyai nama tersendiri atau mempunyai nama tersendiri atau

mempunyai si!at-si!at tertentu yang membedakan dengan satuan yang lain.

+. 6usykil

6usykil ialah la!adh yang terang petunuknya kepada arti yang dimaksudkan,

untuk menelaskan maksudnya harus dibantu. Arti tidak mungkin diketahui kecuali

dengan adanya dalil-dalil lain yang menelaskan maksudnya. Sebab teradinya musykil

yaitu, karena la!adh tersebut mempunyai lebih dari satu arti yang berbeda, baik arti hakiki

maupun arti maa#i, dan la!ad# itu sendiri tidak menentukan salah satu arti yang

dimaksudkan. Atau teradi pertentangan pemahamannya dengan pemahaman lain, maka

tidak akan dapat dipahami arti yang dimaksudkan, kecuali dengan adanya dalil-dalil lain

yang menelaskannya.

. 6umal

6umal ialah la!adh yang terang arti yang dimaksudkan oleh karena keadaan

la!adh itu sendiri, dan tidak mungkin dapat diketahui arti yang dimaksudkan itu kecuali

dengan adanya penelasan dari syara%.

:. 6utasyabih

6utasyabih ialah la!adh yang tidak terang arti yang dimaksudkan karena pada

la!adh itu sendiri dan tidak dapat 1arinah yang menelaskannya.

E. ih I$a$ Ab* Hanifah an Met++,+gin-a

Dalam *stinbat hokum 7i1h *mam Abu ani!ah memiliki cara yang modern dan manha

tersendiritersendiri dalam kancah per!i1ihan dan tidak ada sebelumnya. *mam Asy Sya!i%i

 berkata,

>Semua orang dalam hal !i1h bergantung pada imam Abu ani!ah berkata, sungguh seorang

yang ahli !i1h.4

*mam Abu ani!ah memiliki manha tersendiri dalam meng-istinbat hukum. eliau

 pernah berkata, >Saya mengambil dari kitab Allah, ika tidak ada maka dari sunnah =asulullah

dan ika tidak ada pada keduanya saya akan mengambil pendapat sahabat. Saya memilih salah

satu dan meninggalkan yang lain, dan saya tidak akan keluar dari pendapat mereka dan

Page 8: METODE ISTINBATH

7/23/2019 METODE ISTINBATH

http://slidepdf.com/reader/full/metode-istinbath 8/10

mengambil pendapat orang lain. Dan ika sudah sampai kepada pendapat *brahim, Asy-Sya%bi,

Al-asan, *bnu Sirin, dan Sa%id bin Al 6usayyib maka saya akan beritihad seperti mereka

 beritihad4

Dari penelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa manha *mam Abu ani!ah dalam meng-

istinbat hukum adlah sebagai berikut?

a) Al1uran, merupakan sumber utama syari%at dan kepadanya dikembalikan semua hukum dan

tidak ada sumber hukum satu pun, kecuali dikembalikan kepadanya.

 b) Sunnah, sebagai penelas kandungan Al1uran , menelaskan yang global dan alat dakwah

 bagi =asuluiiah SA; dalam menyampaikan =isalah 3uhannya. 6aka barang siapa yang

tidak mengamalkan sunnah, sama artinya ia tidak mengakui =isalah 3uhannya.

c) $endapat Sahabat, karena mereka hidup satu #aman dengan =asulullah SA;, lebih

memahami sebab turunnya ayat, kesesuaian setiap ayat dan hadis, dan merekalah yang

membawa ilmu =asulullah SA; kepada umatnya.

d) Qiyas, beliau menggunakan 1iyas ketika tidak ada nash Al1uran atau sunnah atau ucapan

sahabat, beliau menggali illat dan ika menemukannya ia akan menguinya terlebih dahulu,

lalu menetapkan dan menawab masalah yang teradi dengan menerapkan illat yang

ditemukannya.

e) Al-*stihsan, yang meninggalkan 1iyas #hahir terkadang tidak dapat diterapkan dalam

sebagian masalah. 2leh karena itu, perlu mencari illat lain dengan cara 1iyas kha!i, atau

karena 1iyas #hahir bertentangan dengan nash sehingga harus ditinggalkan.

!) *ma%, yang menadi huah berdasarkan kesepakatan ulama walaupun mereka berbeda

 pendapat apakah ima% ini pernah ada setelah =asulullah SA;.

g) Al-@&r! (adat istiadat), yaitu perbuatan yang sudah menadi kebiasaan kaum muslimin dan

tidak ada nash, baik dari Al1uran, sunnah, atau pertbuatan sahabat, dan berupa adat yang

 baik, serta tidak bertentangan dengan nash sehingga dapat diadikan huah.

Page 9: METODE ISTINBATH

7/23/2019 METODE ISTINBATH

http://slidepdf.com/reader/full/metode-istinbath 9/10

Kesi$*,an

5adi istinbat hukum adalah menemukan dan mengambil hukum dari dari nash yang ada.

Di dalam *stinbat hukum terdiri dari *stinbat 0a!d#i yang berarti mengambil suatu hukum

ditinau dari segi la!ad#nya dan *stinbat 6aknawi yang berarti mengambil suatu hukum ditinau

dari segi maknanya. Dan 6anha dalam mengistinbat-kan hukum ada ? Al1uran, Sunnah,

$endapat Sahabat, Qiyas, Al-*stihsan, *ma%, Al-@&r! (adat istiadat).

Page 10: METODE ISTINBATH

7/23/2019 METODE ISTINBATH

http://slidepdf.com/reader/full/metode-istinbath 10/10

=e!erensi.

. httpBBabdurrahman-al.blogspot.co.idB+C+BC+Bmetode-istinbath-pengumpulan-ide-

hukum.html

+. Systemistinbathhukummnurutempatimamma#dhab.pd! 3. 6etode istinbath (pengumpulan ide hokum).pd!