Metode Homeschooling, Alternatif PAUD
-
Upload
maya-kusfitri-yana -
Category
Documents
-
view
1.268 -
download
8
description
Transcript of Metode Homeschooling, Alternatif PAUD
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa
memberikan kita berbagai nikmat, sehingga saat ini kita masih diberi kesempatan untuk
terus menuntut ilmu dan mengembangkan wawasan kita tentang sedikit ilmu yang telah
diciptakan-Nya di alam raya. Semoga kita dapat mensyukuri segala nikmat yang di
berikan-Nya dan menjadikannya sarana untuk selalu beribadah kepada-Nya.
Adapun makalah yang berjudul “Metode Homeschooling, Alternatif Pendidikan
Anak Usia Dini” ini bertujuan untuk melengkapi nilai tugas mata kuliah Profesi
Kependidikan. Makalah ini mengulas tentang metode homeschooling yang saat ini
sedang menjamur di dunia pendidikan, terutama untuk mengembangkan pola pikir pada
anak usia dini.
Dalam makalah ini, disebutkan fenomena, latar belakang dan tujuan dari
penerapan homeschooling pada anak usia dini, teori-teori yang berhubungan dengan
metode homeschooling dan pendidikan anak usia dini, dan landasan yuridis dari
homeschooling. Makalah ini juga menjelaskan tentang bagaimana cara memulai metode
homeschooling, model-model homeschooling yang bisa dipakai dalam pendidikan anak
usia dini, factor-faktor pendukung homeschooling, serta contoh kurikulum
homeschooling untuk pendidikan anak usia dini.
Satu yang tidak dapat saya lupakan, bahwa penyusunan makalah ini tidak terlepas
dari bantuan dan dukungan dari berbagai sumber. Oleh karena itu saya mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 1
Oleh karena saya merasa ada kekurangan dalam makalah ini, untuk itu saya
mengharapkan segala kritik dan saran serta masukan-masukan yang bersifat membangun
dari teman-teman.
Semoga apa yang saya sampaikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dalam pembelajaran maupun sebagai wawasan dalam menjalani kehidupan
sehari-hari.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, Juni 2009
Penyusun
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………… iii
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. v
SINOPSIS…………………………………………………………………….. vi
I PENDAHULUAN
1.1 Fenomena Homeschooling Sebagai Alternatif Pendidikan
Anak Usia Dini…………………………………………………. 1
1.2 Latar Belakang Penerapan Homeschooling…………………….. 3
1.3 Tujuan Homeschooling Sebagai Alternatif Pendidikan Anak
Usia Dini………………………………………………………... 5
II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Homeschooling dan Pendidikan Anak Usia Dini….. 7
2.2 Teori Perkembangan Anak……………………………………... 9
2.3 Teori Kecerdasan Ganda……………………………………….. 10
2.4 Landasan Hukum Pelaksanaan Homeschooling………………... 11
2.5 Konsep Montessori……………………………………………... 13
III PEMBAHASAN
3.1 Memulai Homeschooling………………………………………. 16
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 3
3.2 Model Homeschooling Untuk Anak Usia Dini………………… 19
3.3 Faktor Pendukung Homeschooling…………………………….. 22
3.4 Contoh Kurikulum Metode Homeschooling Untuk
Pendidikan Anak Usia Dini…………………………………….. 25
IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan……………………………………………………... 30
4.2 Saran……………………………………………………………. 31
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 4
DAFTAR PUSTAKA
http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/8-macam-kecerdasan-untuk-berhasil.html
http://karpetbasah.blogspot.com/2009/03/fenomena-homeschooling-di-indonesia.html
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/25/teori-perkembangan-anak-%e2%8
http://pormadi.wordpress.com/2007/11/12/homeschooling/
http://www.jugaguru.com/column/21/tahun/2008/bulan/12/tanggal/19/id/849/
http://www.sekolahrumah.com
http://www.sumardiono.com
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=2108
Riyanto, dkk., 2004. Pendidikan Pada Usia Dini. Jakarta : Grasindo.
Sumardiono, 2007. Homeschooling, Lompatan Cara Belajar. Jakarta : PT. Elex
Media Komputindo.
Sunarto, dkk., 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 5
SINOPSIS
Saat ini sudah banyak orangtua yang mengusahakan anaknya agar bisa sekolah
sedini mungkin mengingat pendidikan anak usia dini sangat berpengaruh terhadap
tumbuh-kembang anaknya kelak. Ada banyak model pendidikan yang bisa dipakai oleh
orangtua untuk anaknya, salah satu diantaranya adalah metode homeschooling yang saat
ini sudah menjamur baik di Indonesia maupun di seluruh belahan dunia.
Makalah ini mengulas tentang metode homeschooling yang dipakai sebagai
pendidikan pada anak usia dini. Dalam makalah ini dijelaskan mengenai bagaimana cara
memulai metode homeschooling, model-model homeschooling, factor pendukung dan
kurikulum homeschooling yang sesuai dengan pendidikan pada anak usia dini. Tentunya
makalah ini disertai dengan contoh kurikulum untuk anak, sehingga makalah ini dapat
dijadikan pedoman bagi orangtua dalam mendidik anaknya di rumah.
Semoga bermanfaat dan selamat membaca…..!!
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 6
BAB I
PENDAHULUAN
“Knowledge is power”
Kutipan yang terkenal dari Francis Bacon tersebut jelas mengungkapkan
pentingnya pendidikan bagi manusia. Sumber pokok kekuatan manusia adalah
pengetahuan. Mengapa? Karena manusia dengan pengetahuannya mampu
melakukan olah cipta sehingga ia mampu bertahan dalam masa yang terus maju
dan berkembang.
Dan proses olah cipta tersebut terlaksana berkat adanya sebuah aktivitas
yang dinamakan Pendidikan. Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia berarti sebuah kegiatan perbaikan tata laku dan pendewasaan manusia
melalui pengetahuan.
1.1 Fenomena Home Schooling Sebagai Alternatif Pendidikan
Anak Usia Dini
Belajar adalah kebutuhan, bukan hanya bagi si anak, melainkan juga bagi
bangsa. Seorang ahli psikologi perkembangan, Bresekamp (1997: 97)
mengungkapkan bahwa pemberian pendidikan pada anak usia dini diakui sebagai
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 7
periode yang sangat penting dalam membangun sumber daya manusia dan periode
ini hanya datang sekali serta tidak dapat diulang lagi, sehingga stimulasi dini yang
salah satunya adalah pendidikan, mutlak untuk diperlukan.
Hasil penelitian neurologi dan kajian pendidikan anak usia dini cukup
memberikan bukti betapa pentingnya stimulasi sejak usia dini dalam
mengoptimalkan seluruh potensi anak guna mewujudkan generasi mendatang
yang berkualitas dan mampu bersaing dalam percaturan dunia yang mengglobal
pada milenium ke tiga ini. Di samping itu, Rasulullah SAW bersabda
uthlubul’ilma minalmahdi ilal lakhdi yang artinya “tuntutlah ilmu dari buaian
sampai ke liang lahat”.
Hadits tersebut menekankan betapa pentingnya seseorang belajar sedini
mungkin. Tentu kesadaran akan perlunya belajar sejak usia dini ini tidak muncul
dari si bayi yang ‘belum bisa apa-apa’, namun dimulai dari kesadaran orang
tuanya untuk memberikan pembelajaran-pembelajaran kepada anaknya sejak dini.
Karena pada dasarnya, ketika seorang manusia telah terlahir ke dunia ini, ia telah
dilengkapi berbagai perangkat seperti panca indera dan akal untuk menyerap
berbagai ilmu.
Inilah peletak dasar pentingnya pendidikan usia dini. Sejak dini anak harus
diberikan berbagai ilmu (dalam bentuk berbagai rangsangan/stimulan). Mendidik
anak pada usia ini ibarat membentuk ukiran di batu yang tidak akan mudah hilang,
bahkan akan membekas selamanya. Artinya, pendidikan pada anak usia dini akan
sangat membekas hingga anak dewasa. Pendidikan pada usia ini adalah peletak
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 8
dasar bagi pendidikan anak selanjutnya. Keberhasilan pendidikan usia dini ini
sangat berperan besar bagi keberhasilan anak di masa-masa selanjutnya.
Lalu, pendidikan yang bagaimanakah yang diperlukan? Tentu saja
pendidikan yang tidak sekedar mengejar target kurikulum, atau mengejar
keinginan masyarakat atau orang tua, seperti kemampuan anak membaca, menulis
dan berhitung secara maksimal, tetapi pendidikan yang sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Karena, dalam mengejar target kurikulum-
pun sebagian anak memiliki keterbatasan tertentu untuk menyerap materi di
sekolah konvensional. Einstein kecil, misalnya, adalah seorang anak dengan
keterbatasan tertentu, sehingga ia harus dikeluarkan dari sekolah. Agar fenomena
di drop out-nya Einstein tidak terulang, maka saat ini mulai tumbuh pemikiran
tentang sekolah alternative, salah satunya adalah homeschooling alias sekolah
rumah.
1.2 Latar Belakang Penerapan Homeschooling
Banyaknya orangtua yang tidak puas dengan hasil sekolah formal
mendorong orangtua mendidik anaknya di rumah. Karena, seringkali sekolah
formal berorientasi pada nilai rapor (kepentingan sekolah), bukannya
mengedepankan keterampilan hidup dan bersosial (nilai-nilai iman dan moral).
Padahal sekarang ini, disekolah banyak sekali kasus murid mengejar nilai rapor
dengan mencontek atau membeli ijasah palsu. Selain itu, perhatian secara personal
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 9
pada anak kurang diperhatikan. Ditambah lagi, identitas anak biasanya ditentukan
oleh keadaan yang lebih pintar, lebih unggul atau lebih cerdas. Keadaan demikian
menambah suasana sekolah menjadi tidak menyenangkan.
Ketidakpuasan tersebut semakin memicu orangtua untuk memilih
mendidik anak-anaknya dirumah, denga resiko menyediakan banyak waktu dan
tenaga. Homeschooling menjadi tempat harapan orangtua untuk meningkatkan
mutu pendidikan anak-anak, mengembangkan nilai-nilai iman atau agama dan
moral serta mendapatkan suasana belajar yang menyenangkan.
Rumah merupakan lingkungan terdekat anak dan tempat belajar yang
paling baik buat anak. Di rumah anak bisa belajar selaras dengan keinginannya
sendiri. Ia tak perlu duduk menunggu sampai bel berbunyi, tidak perlu harus
bersaing dengan anak-anak lain, tidak perlu harus ketakutan menjawab salah di
depan kelas, dan bisa langsung mendapatkan penghargaan atau pembetulan kalau
membuat kesalahan. Disinilah peran ibu menjadi sangat penting, karena tugas
utama ibu sebetulnya adalah pengatur rumah tangga dan pendidik anak. Di dalam
rumah banyak sekali sarana-sarana yang bisa dipakai untuk pembelajaran anak.
Anak dapat belajar banyak sekali konsep tentang benda, warna, bentuk dan
sebagainya sembari ibu memasak di dapur.
Anak juga dapat mengenal ciptaan Allah melalui berbagai macam
makhluk hidup yang ada di sekitar rumah, mendengarkan ibu membaca doa-doa,
lantunan ayat-ayat Al-Qur’an dan cerita para Nabi dan sahabat dalam suasana
yang nyaman dan menyenangkan. Oleh sebab itu rumah merupakan lingkungan
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 10
yang tepat dalam menyelenggarakan pendidikan untuk anak usia dini seperti yang
dilakukan semasa pemerintahan Islam, bahwa pendidikan untuk anak-anak di
bawah tujuh tahun dibimbing langsung oleh orangtuanya.
Pakar pendidikan, Prof. Dr. Arief Rahman, mengatakan bahwa kelebihan
homeschooling adalah proses belajar yang berdekatan dengan orangtua. Dan
seharusnya yang mengajar dalam proses homeschooling memang orangtua, bukan
guru private. Hal ini sesungguhnya sangat filosofis, karena dalam Al-Qur’an
dikatakan bahwa orangtua-lah yang bertanggung jawab atas pendidikan anaknya.
Dan kewajiban itu bukan hanya sekedar membayar iuran SPP.
1.3 Tujuan Homeschooling Sebagai Alternatif Pendidikan Anak
Usia Dini
Banyak kalangan yang berpendapat bahwa metode homeschooling bisa
menghambat potensi social anak. Biasanya, anak akan diasumsikan akan kurang
bisa bergaul, kurang bisa belajar bersosialisasi, kurang bisa belajar menerima
pendapat orang lain, atau kemahiran bekerja sama. Asumsi itu jelas keliru, karena
anak homeschooling justru didesign untuk belajar dan mempraktekkan bagaimana
bermasyarakat secara baik dan benar. Karena ini merupakan kegiatan belajar
dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun. Oleh karena itu orangtualah yang
paling menentukan keberhasilan homeschooling yang sebenarnya mengingat
orangtua merupakan orang terdekat bagi si anak.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 11
Peran orangtua sebagai pendidik pertama dan utama, tidak hanya dalam
rangka mendidik anak-anaknya semata. Hal ini disebabkan, anak-anaknya
berinteraksi dengan anak orang lain di lingkungannya. Anak membutuhkan teman
untuk belajar bersosialisasi dan berlatih menjadi pemimpin. Kesadaran sebagai
seorang muslim yang peduli dengan kondisi masyarakatnya akan menumbuhkan
rasa tanggungjawab untuk turut mendidik anak-anak lain sebagai generasi penerus
umat. Sehingga orangtua tidak cukup mendidik anak sendiri, tetapi juga perlu
mendidik anak-anak lain bersama orangtua lainnya yang ada di lingkungannya.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 12
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam menjalankan homeschooling, ada beberapa dasar dan landasan
yang menjadi acuan bagi orang tua untuk memulai dan mendidik anaknya dalam
system pendidikan homeschooling, landasan yang menjadi acuan antara lain yaitu
menyangkut pengertian tentang metode Homeschooling dan Pendidikan Anak
Usia Dini, Teori Perkembangan Anak, Teori Kecerdasan Ganda yang dimiliki
anak (Multiple Intelligences), dan Landasan Hukum Pelaksanaan Homeschooling.
Sementara itu, acuan dalam pendidikan anak usia dini dikenal dengan Konsep
Montessori.
2.1 Pengertian Homeschooling dan Pendidikan Anak Usia Dini
Homeschooling
Istilah homeschooling sendiri berasal dari bahasa Inggris yang berarti
sekolah rumah. Homeschooling berakar dan bertumbuh di Amerika Serikat.
Homeschooling dikenal juga dengan sebutan home education, home based
learning atau sekolah mandiri. Pengertian umum homeschooling adalah model
pendidikan dimana sebuah keluarga yang bertanggung jawab atas pendidikan
anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 13
Memilih untuk bertanggung jawab berarti orang tua harus terlibat
langsung dalam menentukan proses penyelenggaraan pendidikan, penentuan arah
dan tujuan pendidikan, nilai-nilai yang hendak dikembangkan, kecerdasan dan
keterampilan, kurikulum dan materi, serta metode dan praktek belajar (bdk.
Sumardiono, 2007 : 4)
Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan
informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir,
daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan
perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-
tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 14
2.2 Teori Perkembangan Anak
Jean Piaget (1896-1980)
Teorinya mengenai perkembangan kognitif anak. Teori ini membahas
tentang muncul dan diperolehnya skema-skema tentang bagaimana seseorang
mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan. Teori ini
berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan
yang tormotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Piaget membagi skema
yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama,
yakni Periode Sensori (usia 0-2 tahun), Periode Praoperasional (usia 2-7 tahun),
Periode Operasional Konkrit (usia 7-11 tahun), dan Periode Operasional Formal
(usia 11 tahun sampai dewasa).
Lev Vygotsky (1896-1934)
Berbeda dengan Piaget yang memfokuskan pada perkembangan berfikir
dalam diri anak (intrinsik), Vygotsky menekankan bahwa perkembangan kognitif
seorang anak sangat dipengaruhi oleh sosial dan budaya anak tersebut tinggal.
Setiap budaya memberikan pengaruh pada pembentukan keyakinan, nilai, norma
kesopanan serta metode dalam memecahkan masalah sebagai alat dalam
beradaptasi secara intelektual. Budayalah yang mengajari anak untuk berfikir dan
apa yang seharusnya dilakukan.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 15
Erick Erickson
Pakar Psikologi Perkembangan Erikson memfokuskan pada perkembangan
psikososial sejak kecil hingga dewasa dalam delapan tahap. Setiap orang akan
melewati tahapan dan setiap tahapan akan mendapatkan pengalaman positif dan
negatif. Kepribadian yang sehat akan diperoleh apabila seseorang dapat melewati
krisis dalam tugas perkembangan dengan baik. Bagi anak usia dini berusia 1-3
tahun, memerlukan pengasuhan yang penuh cinta kasih sehingga ia merasa yang
aman baginya. Pada masa usia dini banyak hal yang menarik dia sehingga akan
menjadikan dia ingin selalu mencoba terkadang berbahaya. Pada tahap ini orang
dewasa harus memberikan dukungannya dan Erikson mengingatkan pembatasan
dan kritik yang berlebihan akan menyebabkan tumbuh rasa ragu terhadap
kemampuan dirinya.
2.3 Teori Kecerdasan Ganda
Howard Gardner (1983), psikolog pendidikan asal Amerika yang terkenal
dengan teori kecerdasan gandanya menyatakan, kecerdasan intelektual hanyalah
salah satu dari 9 kecerdasan yang dimiliki seseorang. Kecerdasan ganda yang
dimaksud Gardner adalah kecerdasan linguistic-verbal, kecerdasan logika
matematika, kecerdasan spacial-visual, kecerdasan ritmik-musik, kecerdasan
kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan
naturalis, dan kecerdasan eksistensial.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 16
Gardner mengingatkan kita bahwa anak-anak memiliki kemampuan yang
berbeda-beda sesuai dengan bakat dan minatnya. Gardner juga menegaskan
bahwa "satu-satunya sumbangan paling penting untuk perkembangan anak adalah
membantunya untuk menemukan bidang yang paling cocok dengan bakatnya,
yang akan membuatnya puas dan kompeten (Daniel Goleman: 2002, 49).
Sumbangan paling penting ini adalah dari pendidikan.
2.4 Landasan Hukum Pelaksanaan Home Schooling
Dalam peraturan dan landasan Home Schooling, Amandemen Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 mengamanatkan pentingnya
pendidikan nasional. Antara lain yaitu pada kandungan pasal berikut :
1. Pasal 31, UUD 1945
Ayat (1) : Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan
Ayat (2) : Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya
2. Pasal 4, UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
“Pendidikan diselenggarakan dengan prinsip-prinsip cara menyelenggarakan,
bentuk penyelenggaraan, dan pelaksanaan tertentu.”
Pendidikan diselenggarakan secara demokratis, berkeadilan, tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM, serta nilai-nilai keagamaan,
cultural, dan kemajemukan. Bentuk penyelenggaraannya adalah berupa :
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 17
i. Satu kesatuan sistemik dengan system terbuka dan multi-makna; dan
ii. Dalam system terbuka yang memberikan fleksibilitas pilihan dan waktu
penyelesaian program lintas satua dan jalur pendidikan (multi entry –
multi exit system). Pendidikan multi makna berorientasi pada
pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak dan kepribadian, dan
berbagai kecakapan hidup.
3. Pasal 5, UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
1. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu
2. Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
3. Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat
yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
4. Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
berhak memperoleh pendidikan khusus.
4. Pasal 27, UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Ayat (1)
“Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.”
Ayat (2)
Sekolah rumah pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 18
Sekolah rumah tunggal merupakan layanan pendidikan yang dilakukan oleh
orang tua/wali terhadap seorang anak atau lebih terutama di rumahnya
sendiri atau di tempat-tempat lain yang menyenangkan bagi peserta didik.
Sekolah rumah majemuk merupakan layanan pendidikan yang dilakukan
oleh para orang tua/wali terhadap anak-anak dari suatu lingkungan yang
tidak selalu bertalian dalam keluarga, yang diselenggarakan di beberapa
rumah atau di tempat/fasilitas pendidikan yang ditentukan oleh suatu
komunitas pendidikan yang dibentuk atau dikelola secara lebih teratur dan
terstruktur.
2.5 Konsep Montessori
Pendapat Montessori tentang perkembangan anak usia dini adalah bahwa
pendidikan dimulai sejak bayi lahir. Bayi harus dikenalkan pada orang-orang di
sekitarnya, suara-suara, benda-benda, diajak bercanda dan bercakap-cakap agar
mereka berkembang menjadi anak yang normal dan sehat. Metode pembelajaran
anak sampai usia enam tahun biasanya menentukan kepribadian anak setelah
dewasa. Tentu juga dipengaruhi seberapa baik dan sehat orang tua berperilaku dan
bersikap terhadap anak-anak usia dini. Karena perkembangan mental usia-usia
awal berlangsung cepat, inilah periode yang tidak boleh disepelekan. Pada tahun-
tahun awal ini anak-anak memiliki periode-periode sensitive atau kepekaan untuk
mempelajari atau berlatih sesuatu. Sebagian besar anak-anak sangat membutuhkan
lingkungan yang dapat membuka jalan pikiran mereka.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 19
BAB III
PEMBAHASAN
Tokoh pendidikan anak usia dini, Montessori, mengatakan bahwa ketika
mendidik anak-anak, kita hendaknya ingat bahwa mereka adalah individu-
individu yang unik dan akan berkembang sesuai dengan kemampuan mereka
sendiri. Tugas orangtua sebagai pendidik adalah memberikan sarana dorongan
belajar dan memfasilitasinya ketika mereka telah siap untuk mempelajari sesuatu.
Tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan masa-masa yang sangat baik
untuk suatu pembentukan. Masa ini juga masa yang paling penting dalam masa
perkembangan anak, baik secara fisik, mental maupun spritual. Di dalam keluarga
dan pendidikan demokratis orangtua dan pendidik berusaha memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan yang dibutuhkan oleh anak. Oleh karena itu, baik
dan tepat bagi setiap orang tua dan pendidik yang terlibat pada proses
pembentukan ini, mengetahui, memahami perkembangan anak usia dini.
Menurut Montessori, paling tidak ada beberapa tahap perkembangan
sebagai berikut:
1. Sejak lahir sampai usia 3 tahun, anak memiliki kepekaan sensoris dan daya
pikir yang sudah mulai dapat “menyerap” pengalaman-pengalaman
melalui sensorinya.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 20
2. Usia setengah tahun sampai kira-kira tiga tahun, mulai memiliki kepekaan
bahasa dan sangat tepat untuk mengembangkan bahasanya (bercakap).
3. Masa usia 2 – 4 tahun, gerakan-gerakan otot mulai dapat dikoordinasikan
dengan baik, untuk berjalan maupun untuk banyak bergerak, berminat
pada benda-benda kecil, dan mulai menyadari adanya urutan waktu.
4. Rentang usia tiga sampai enam tahun, terjadilah kepekaan untuk
peneguhan sensoris, semakin memiliki kepekaan indrawi, khususnya pada
usia sekitar 4 tahun memiliki kepekaan menulis dan pada usia 4 – 6 tahun
memiliki kepekaan yang bagus untuk membaca.
Pendapat Mantessori ini mendapat dukungan dari tokoh pendidikan Taman
Siswa, Ki hadjar Dewantara, sangat meyakini bahwa suasana pendidikan yang
baik dan tepat adalah dalam suasana kekeluargaan dan dengan prinsip asih
(mengasihi), asah (memahirkan), asuh (membimbing). Anak bertumbuh kembang
dengan baik kalau mendapatkan perlakuan kasih sayang, pengasuhan yang penuh
pengertian dan dalam situasi yang damai dan harmoni. Ki Hadjar Dewantara
menganjurkan agar dalam pendidikan, anak memperoleh pendidikan untuk
mencerdaskan (mengembangkan) pikiran, pendidikan untuk mencerdaskan hati
(kepekaan hati nurani), dan pendidikan yang meningkatkan keterampilan.
Tokoh pendidikan ini sangat menekankan bahwa untuk usia dini bahkan
juga untuk mereka yang dewasa, kegiatan pembelajaran dan pendidikan itu
bagaikan kegiatan-kegiatan yang disengaja namun sekaligus alamiah seperti
bermain di “taman”. Bagaikan keluarga yang sedang mengasuh dan membimbing
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 21
anak-anak secara alamiah sesuai dengan kodrat anak di sebuah taman. Anak-anak
yang mengalami suasana kekeluargaan yang hangat, akrab, damai, baik di rumah
maupun di sekolah, serta mendapatkan bimbingan dengan penuh kasih sayang,
pelatihan kebiasaan secara alami, akan berkembang menjadi anak yang bahagia
dan sehat. Hal tersebut sama seperti metode homeschooling pada umumnya.
Untuk itu ada baiknya pula kita mengetahui bagaimana cara memulai
homeschooling dalam pembelajarannya terharap anak usia dini.
3.1 Memulai Homeschooling
Di dalam sistem pendidikan Indonesia, keberadaan homeschooling adalah
legal. Keberadaan homeschooling memiliki dasar hukum yang jelas di dalam
UUD 1945 maupun di dalam UU No. 20/2003 mengenai Sistem Pendidikan
Nasional. Sekolah disebut jalur pendidikan formal, homeschooling disebut jalur
pendidikan informal. Siswa homeschooling dapat memiliki ijazah sebagaimana
siswa sekolah dan dapat melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi manapun jika
menghendakinya.
Banyak alasan orang tua memilih homeschooling. Secara general, alasan
utama orang memilih homeschooling adalah tidak puas dengan model sekolah
umum dan ingin memberikan pendidikan yang berkualitas kepada anak. Selain
itu, ada yang melakukan homeschooling karena ada kebutuhan khusus pada anak;
misalnya autis, anak-fokus, berbakat, dan sebagainya.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 22
Untuk alasan yang seperti demikian, sebelum memulai metode
homeschooling sebagai pendidikan pada anak usia dini, ada baiknya kita
mengetahui kondisi yang mempengaruhi anak usia dini, memahami karakteristik
anak usia dini dan mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode
homeschooling.
Kondisi Yang Mempengaruhi Anak Usia Dini
Faktor Bawaan : faktor yang diturunkan dari kedua orang tuanya, baik bersifat
fisik maupun psikis.
Faktor Lingkungan :
1. Lingkungan dalam kandungan
2. Lingkungan di luar kandungan : lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah
dan lain-lain.
Memahami Karakteristik Anak Usia Dini
1. Mengetahui hal-hal yangbermanfaat bagi perkembangan anak.
2. Mengetahui tugas-tugas perkembangan anak, sehingga dapat memberikan
stimulasi kepada anak.
3. Mengetahui bagaimana membimbing proses belajar anak pada saat yang
tepat sesuai dengan kebutuhannya.
4. Menaruh harapan dan tuntutan terhadap anak secara realistis.
5. Mampu mengembangkan potensi anak secara optimal sesuai dengan
keadaan dan kemampuannya.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 23
Kelebihan homeschooling:
Customized, sesuai kebutuhan anak dan kondisi keluarga.
Lebih memberikan peluang untuk kemandirian dan kreativitas individual.
Memaksimalkan potensi anak sejak usia dini, tanpa harus mengikuti
standar waktu yang ditetapkan di sekolah.
Lebih siap untuk terjun di dunia nyata.
Kesesuaian pertumbuhan nilai-nilai anak dengan keluarga. Relatif
terlindung dari nilai dan pergaulan yang menyimpang (drug, tawuran, dll).
Kemampuan bergaul dengan orang yang berbeda umur (vertical socialization).
Biaya pendidikan dapat menyesuaikan dengan keadaan orang tua.
Kekurangan homeschooling:
Butuh komitmen dan keterlibatan tinggi dari orang tua
Sosialisasi seumur (peer-group socialization) relatif rendah.
Ada resiko kurangnya kemampuan bekerja dalam tim (team work),
organisasi, dan kepemimpinan.
Perlindungan orang tua dapat memberikan efek samping ketidakmampuan
menyelesaikan situasi sosial dan masalah yang kompleks yang tidak
terprediksi.
Homeschooling adalah sebuah proses yang dapat dilakukan oleh orang tua
manapun yang mencintai dan berdedikasi pada puteri-puterinya. Apapun latar
belakang pendidikan atau pekerjaan orang tua, tidak menghalangi orang tua untuk
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 24
melakukan homeschooling. Yang diperlukan adalah komitmen, kesediaan belajar,
dan bekerja keras. Homeschooling memang bukan sebuah hal yang mudah, tetapi
homeschooling dapat dijalankan karena sudah jutaan orang tua yang
mempraktekkannya.
Proses pendidikan pada anak usia dini adalah sebuah pengalaman yang
menarik bagi seluruh anggota keluarga. Di dalam proses homeschooling, kita
dapat terus belajar, membuka diri, dan maju bersama perkembangan anak-anak.
Dengan segala dinamika yang terjadi pada anak-anak dan proses yang dialami
bersama selama homeschooling, mungkin sikap bijaksana sebagai orang tua
adalah mencari keseimbangan antara keteguhan keyakinan (determination) dan
keterbukaan (open mindedness) di dalam menjalankan homeschooling bagi anak-
anak.
3.2 Model Homeschooling Untuk Anak Usia Dini
Model pembelajaran di sekolah yang ada saat ini seperti menghafal atau
memasukkan informasi, dikhawatirkan tidak dapat mengembangkan potensi anak.
Informasi yang dipelajari di sekolah itu dapat segera usang dan kehilangan
relevansinya dengan dunia nyata. Mungkin, sudah saatnya orang tua mengajarkan
kepada anak-anak untuk belajar mencari informasi yang dibutuhkannya (learn
how to learn). Para guru dan orang tua perlu menyadari bahwa mereka bukan
satu-satunya sumber pengetahuan dan informasi buat anak-anak.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 25
Secara sadar, model pembelajaran yang harus dibangun adalah
membangkitkan keingintahuan (curiosity). Keterampilan bertanya dan mencari
tahu adalah sebuah modal berharga yang perlu ditumbuhkan terus menerus selama
perkembangan anak-anak. Alih-alih berpretensi sebagai orang tua (atau guru)
super yang mampu menjawab semua pertanyaan, kita mengenalkan sumber-
sumber informasi yang dapat membantu mereka menemukan jawaban atas
pertanyaannya.
Model pengajaran menghafal dan memberikan isi tanpa melibatkan
keingintahuan anak sudah semakin usang dan tidak memadai. Model semacam ini
justru dapat mematikan keingintahuan anak, sebuah modal yang sangat berharga
untuk masa depan dan kelangsungan hidupnya.
Keluarga yang menerapkan homeschooling harus bisa melihat bahwa
homeschooling memiliki peluang yang besar untuk mengajarkan kebiasaan
mencari informasi secara mandiri (learn how to learn). Para orang tua
homeschooling perlu memfokuskan arah pendidikan anak-anaknya pada
keterampilan mencari informasi.
Mengajarkan anak-anak untuk mencari informasi yang mereka butuhkan
adalah kekhawatiran yang seringkali muncul mengenai kemampuan orang tua
homeschooling untuk mengajar anak-anaknya. Orang tua homeschooling
bukanlah guru (pengajar) untuk seluruh materi pengajaran bagi anak-anaknya.
Orang tua homeschooling lebih merupakan mentor yang membantu anak
menunjukkan peta jalan (road map) masa depannya.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 26
Pada dasarnya homeschooling bersifat unique. Karena setiap keluarga
mempunyai nilai dan latar belakang berbeda, setiap keluarga akan melahirkan
pilihan-pilihan model homeschooling yang unique. Banyak metoda pendidikan
yang dapat diterapkan untuk homeschooling. Pilihlah yang sesuai dengan gaya
anak belajar.
Metode homeschooling sangat beragam, mulai yang sangat tidak
terstruktur (unschooling) hingga yang sangat terstruktur (school at-home).
Unschooling adalah membiarkan anak-anak belajar apa saja sesuai minatnya dan
orang tua tinggal memfasilitasinya. Sedangkan school at-home adalah model
belajar seperti sekolah reguler, dengan menggunakan buku pegangan seperti
sekolah, hanya saja belajarnya di rumah.
Diantara dua metode itu ada banyak sekali metode belajar yang dapat
diterapkan dalam homeschooling, misalnya metode belajar Montessori yang
mendorong orang tua terus menumbuh-kembangkan keadaan lingkungan sehingga
dapat mengembangkan potensinya, baik secara fisik, mental, maupun spiritual.
Metode unit study yang mempelajari banyak mata pelajaran sekaligus dalam satu
tema sehingga antara tiap-tiap mata pelajaran terdapat hubungan yang saling
berkaitan. Metode living books yang mengajarkan suatu hal berdasarkan dunia
nyata. Dan masih ada beberapa metode belajar dalam penerapan homeschooling
lainnya, seperti metode klasik, waldorf, dan eclectic
Dari metode-metode tersebut, pada dasarnya adalah mengajak anak untuk
berinteraksi antara ilmu pengetahuan dengan dunia nyata dan penerapannya.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 27
Metode-metode di atas akan lebih baik lagi apabila dalam penerapannya anak di
ajak berinteraksi dalam kehidupan social dengan membentuk sebuah grup.
Menjadi guru bagi anak-anak usia dini, tidaklah berarti mendidik anak
secara individual, namun dapat dilakukan secara berkelompok dengan melibatkan
para orangtua yang ada di sekitar lingkungannya. Sistem kelompok belajar dalam
bentuk grup, selain menumbuhkan kebersamaan dan melatih anak dalam
bersosialisasi juga menyuburkan persaudaraan dan kedekatan diantara orangtua
sehingga memudahkan memberikan penyelesaian terhadap permasalahan-
permasalahan yang muncul dari anak-anak tersebut. Dengan demikian anak-anak
usia dini mendapatkan pelajaran dalam bentuk kelompok dan akan melanjutkan
pelajaran mereka di rumah bersama ibunya masing-masing.
3.3 Faktor Pendukung Homeschooling
Kegagalan Sekolah Formal
Baik di Amerika Serikat, Indonesia maupun di seluruh dunia, kegagalan
sekolah formal dalam menghasilkan mutu pendidikan yang lebih baik menjadi
pemicu bagi keluarga-keluarga di Indonesia maupun di mancanegara untuk
menyelenggarakan home schooling. Karena sekolah rumah ini dinilai dapat
menghasilkan didikan yang bermutu.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 28
Landasan Teori Homeschooling dan Pendidikan Anak Usia Dini
Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai teori-teori pendidikan yang
berpengaruh terhadap perkembangan homeschooling dan pendidikan anak usia
dini. Pada teori perkembangan anak, Piaget, Vygotsky, dan Erickson,
mengemukakan bahwa perkembangan seorang anak bisa dipengaruhi oleh factor
social, budaya, psikologi dan lingkungan sekitarnya. Sedangkan teori lain yang
berpengaruh dalam metode homeschooling adalah Teori Kecerdasan Ganda
(Multiple Intelligences) dalam buku Frames of Minds: The Theory of Multiple
Intelligences (1983) yang digagas oleh Howard Gardner.
Selain itu, adapula landasan yuridis yang turut menyokong keberadaan
homeschooling yang pada bab sebelumnya pula telah dibahas.
Sosok Homeschooling Terkenal
Di Amerika, banyak contoh praktisi homeschooling yang berhasil dan
terkenal di dalam kehidupannya. Diantara mereka antara lain:
1. Benyamin Franklin.
Seorang negarawan, ilmuwan, penemu, pemimpin sipil, dan pelayan
publik (public servant). Franklin hanya dua tahun mengikuti sekolah
karena orang tuanya tak mampu membayar biaya pendidikan. Selebihnya,
ia belajar tentang hidup dan berbagai hal dari waktu ke waktu di rumah dan
tempat lainnya yang bisa ia jadikan sebagai tempat belajar.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 29
2. Pearl S. Buck.
Peraih hadiah Nobel tahun 1938, dikenal sebagai penulis besar. Anak
seorang misionaris ini besar di China dan menjalani homeschooling
melalui korespondensi dan tutor. Setelah kembali ke Amerika, dia
meneruskan pendidikannya di College; kembali ke China sebagai guru dan
menjadi penulis.
3. Thomas Alfa Edison.
Edison hanya mengikuti sekolah selama 3 bulan karena dianggap
terbelakang. Dia dididik sendiri oleh ibunya dengan memperlakukan
pendidikan sebagai petualangan (adventure) dan bermain (playing games).
Edison dikenal sebagai penemu besar, antara lain lampu listrik, generator,
transmitter telepon.
4. Hanson.
Adalah grup musik terkenal yang terdiri tiga remaja: Ike, Taylor, dan
Zach. Mereka melakukan homeschooling yang membuat mereka dapat
meluangkan waktu yang banyak untuk mengembangkan bakat mereka di
bidang musik.
Di Indonesia, contoh sosok yang dibesarkan dalam sistem pendidikan
homeschooling antara lain K.H. Agus Salim dan Ki Hajar Dewantara.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 30
Tersedianya Aneka Sarana
Dewasa ini, perkembangan homeschooling ikut dipicu oleh fasilitas yang
berkembang di dunia nyata. Fasilitas itu antara lain fasilitas pendidikan
(perpustakaan, museum, lembaga penelitian), fasilitas umum (taman, stasiun, jalan
raya), fasilitas sosial (taman, panti asuhan, rumah sakit), fasilitas bisnis (mall,
pameran, restoran, pabrik, sawah, perkebunan), dan fasilitas teknologi dan
informasi (internet dan audivisual).
3.4 Contoh Kurikulum Metode Homeschooling Untuk
Pendidikan Anak Usia Dini
Bahan Ajar
Untuk anak usia dini, sebaiknya bahan ajar yang digunakan sebisa
mungkin bisa menarik perhatian sang anak. Salah satu contoh yang bisa
digunakan adalah flash card. Flash card di print dalam satu kertas kecil bolak-
balik. Halaman depan berisi gambar, halaman belakang berisi tulisan dan gambar.
Metode yang dipakai bisa dengan bermain tebak-tebakan. Berikut ini bisa dilihat
contoh dari flash card.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 31
Beberapa contoh flash card
Contoh lain untuk bahan ajar dalam penerapan metode homeschooling
untuk anak usia dini ialah unit study. Biasanya digunakan di Taman Kanak
Kanak. Sasaran pengajaran dari unit study ini adalah anak dapat mengembangkan
keingintahuan. Kita akan mengambil contoh pesawat sebagai unit study. Anak
dapat mengenali pesawat, mengetahui hubungan antara benda ciptaan manusia
(pesawat) dan benda di alam (burung), serta menghubungkan pesawat dengan
pengalaman sehari-hari.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 32
Contoh unit study pesawat
Kalender Aktifitas
Selain itu, orangtua juga sebaiknya menyiapkan kalender aktivitas
perkembangan anak. Bagusnya selain orangtua yang mencatat perkembangan
anak dari hari ke hari, sejak dini anak-anak juga bisa mulai belajar me-manage
sendiri kegiatannya. Tentu saja dibantu oleh orangtua dengan cara yang
menyenangkan.
Contoh kalender aktifitas yang dibuat semenarik mungkin.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 33
Cek List Kompetensi
Orangtua juga bisa membuat parameter perkembangan anak untuk
mengecek kompetensi yang telah diajarkan. Misalnya untuk anak berumur 2-3
tahun seperti pada daftar berikut.
Contoh KegiatanTanggal
Observasi1. Membuka dan menutup pintu
______________
2. Berlari dengan baik______________
3. Senang memanjat ______________
4. Menuruni anak tangga satu demi satu dengan kaki yang
sama secara perlahan ______________
5. Menumpuk benda lebih tinggi (6 benda atau lebih)______________
6. Menggunakan pensil warna untuk membuat tulisan______________
7. Dapat melipat kertas bila dicontohkan terlebih dahulu______________
8. Mencoba memakai dan mencopot baju sendiri______________
9. Menggunakan dua kata atau lebih ketika berbicara______________
10. Mulai senang mendengarkan cerita bergambar______________
11. Melompat dari tempat tinggi ke tempat yang rendah______________
12. Ikut aktif dalam permainan______________
13. Ikut membereskan mainan______________
14. Hapal nama lengkapnya______________
15. Tahu jenis kelaminnya______________
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 34
16. Tahu berapa umurnya______________
17. Meniru tingkah laku dan suara______________
18. Berdiri seimbang di atas satu kaki untuk beberapa saat______________
19. Mengerti konsep sederhana (misalnya atas/bawah,
panas/dingin, kecil/besar, buka/tutup) ______________
20. Terlibat dalam permainan yang membutuhkan
konsentrasi (memilah/memasangkan) ______________
Nilai:
1. Jika ada 10 atau kurang aktivitas yang mampu dilakukan, perkembangan
terlambat.
2. Jika ada 10 sampai 15 aktivitas yang mampu dilakukan, perkembangan
agak terlambat.
3. Jika ada 16 sampai 20 aktivitas yang mampu dilakukan, perkembangan
memuaskan.
Selanjutnya dapat dibuat contoh lain mengenai parameter untuk anak
berusia 1-2 tahun, 3-4 tahun, 4-5 tahun dan parameter kompetensi TK.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 35
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar
dan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia karena menitikberatkan
pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik, kecerdasan,
social emosional, serta bahasa komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-
tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Oleh karena itu, pendidikan
anak usia dini sangat diperlukan dan akan mencapai keberhasilan apabila dengan
dibantu oleh orang tua.
Metode homeschooling bisa menjadi alternative untuk pendidikan anak
usia dini. Selain penerapannya di lingkungan rumah sehingga anak dapat langsung
berinteraksi dan menerapkan pengetahuannya di dunia nyata, anak juga bisa
langsung mendapat pembetulan saat membuat kesalahan. Jadi, untuk dapat
menjalankan metode homeschooling orang tua harus bisa meluangkan waktu
untuk putra-putrinya serta bersikap kreatif agar mampu memancing rasa
keingintahuan anak.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 36
4.2 Saran
Hendaknya setiap orang tua harus selalu bisa mengawasi, membimbing,
dan meluangkan waktu untuk anak-anaknya agar potensi yang terdapat dalam diri
anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Dan orangtua juga harus
bersikap kreatif agar dapat memotivasi anak untuk mengetahui segala sesuatu hal.
Oleh karena itu, marilah kita semua sebagai orang dewasa bisa berperan
aktif dalam proses tumbuh-kembang anak usia dini, mengingat pendidikan anak
usia dini sangat mendasar dan berpengaruh terhadap pembangunan sumber daya
manusia kelak serta masa depan anak.
Metode Home Schooling, Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini 37