METODE GURU PAI DALAM MENANGGULANGI DAMPAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1819/1/SKRIPSI...
Transcript of METODE GURU PAI DALAM MENANGGULANGI DAMPAK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1819/1/SKRIPSI...
i
METODE GURU PAI DALAM MENANGGULANGI DAMPAK
NEGATIF JEJARING SOCIAL FACE BOOK TERHADAP SISWI
KELAS VIII SMP NEGERI 1 BAWEN
TAHUN AJARAN 2016/ 2017
Diajukan guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan ( S.Pd. )
Oleh
AHMAD SYIFAUDIN
NIM.11110128
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
MOTTO
(إن مع العسر يسرا )
“Sesungguhnya sesudah ada kesulitan itu ada
kemudahan “
(Q.S. Al insyiroh : 6/ 30)
“Kemenangan yang indah dan sukar yang boleh direbut oleh
manusia ialah merindukan diri sendiri”
(R. A. Kartini)
“Kebanggaan kita yang terbesar bukanlah tidak pernah gagal,
tapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.”
(Confusius)
vi
PERSEMBAHAN
Puji Syukur atas segala nikmat yang telah tercurahkan dari Allah SWT.
sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi saya, karena tanpa
limpahan kasih sayang-Nya semua tak akan bisa terselesaikan.
Terimakasi saya ucapkan kepada keluarga, Ayah (Ahmad Zu’ani), Ibu
(Piyati) dan Adik (Khoiriyah) yang selalu mendukung dan menyemangati,
terimakasih atas untaian do’a yang tiada henti terucap dan dorongan untuk
menyelesaikan Skripsi ini.
Dan tak lupa terimakasih untuk semua pihak yang telah mendukung
atas berjalan dan terselesaikannya skripsi ini, semoga Allah SWT selalu
meridhoi dan merahmati setiap langkah kita, Amin ya Robbal alamin.
vii
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرحمن الرحيم Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Metode Guru PAI Dalam
Menanggulangi Dampak Negatif Jejaring Sosial Facebook Terhadap Siswi
kelas VIII SMP NEGERI 1 Bawen Tahun Ajaran 2016/2017 ”. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar
kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai
pihak, tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan
lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Ketua IAIN Salatiga yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian di SMP N 1 Bawen.
2. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., Selaku ketua Jurusan Pedidikan Agama Islam
IAIN Salatiga.
3. Bapak Imam Mas Arum, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang
telah membimbing, memberikan nasehat, arahan, serta masukan-masukan
yang sangat membangun dalam penyelesaian tugas akhir ini.
viii
4. Ayahanda Ahmad Zuani, Ibunda Piyati,Kakak Eko Puspita,S.Pd dan adek
Khoiriyah tercinta yang telah mencurahkan pengorbanan dan do‟a restu
yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.
5. Seluruh dosen dan petugas admin Prodi Pendidikan Agama Islam IAIN
Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan penelitian
berlangsung.
6. SMP N 1 BAWEN , Bapak Hargito, S.Pd, M.Pd selaku Kepala Sekolah,
Ibu Eko Puspita Dewi, S.Pd.I, dan Bapak Drs.Ahmad Saefudin Selaku
Guru Pendidikan Agama Islam. Dan semua staf dan guru di SMP N 1
BAWEN yang telah memberikan informasi dan data yang diperlukan
dalam penelitian ini.
7. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak
demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.
Amin ya robbal ‟alamin
Salatiga,25 Maret 2017
Penulis
Ahmad Syifaudin
NIM: 111 10 028
ix
ABSTRAK
Syifaudin, Ahmad.2017. Metode guru PAI dalam menanggulangi dampak negatif
Jejaring social Face book terhadap Siswi SMP Negeri 1 Bawen Tahun
Ajaran 2016/ 2017 .Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruuan
(FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam
Negeri(IAIN) Salatiga.
Pembimbing : Imam Mas Arum, S.Pd., M.Pd
Kata Kunci : Metode,Guru PAI,Dampak negatif ,Facebook
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) dampak negatif jejaring sosial
facebook terhadap akhlak siswi kelas VIII SMP Negeri 1 Bawen. Penelitian ini
memfokuskan pada ( 2 ) upaya yang dilakukan guru PAI dalam menghadapi dampak
negatif facebook. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dilakukan di VIII
SMP Negeri 1 Bawen. Untuk pengumpulan data digunakan metode wawancara,
observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) dampak negatif facebook
terhadap akhlak siswi kelas VIII di VIII SMP Negeri 1 Bawen ada dua bentuk.
Pertama, komunikasi negatif yaitu berupa mempublikasikan kata-kata tidak terpuji di
facebook, mengupload foto yang tidak pantas dan mengakses facebook tanpa ada
pertimbangan yang jelas sebelumnya. Kedua, perilaku negatif yaitu berupa
berkurangnya disiplin siswi,interaksi sosial menjadi buruk, pergaulan terlalu luas dan
bebas dan berkurangnya waktu belajar sekaligus berdampak pada kemalasan siswi.
Sedangkan upaya yang dilakukan oleh guru PAI dalam menanggulangi dampak
negatif facebook adalah melalui upaya preventif dan kuratif.
Upaya preventif yaitu dengan tujuan untuk mencegah dampak negatif
facebook seperti dengan cara menasehati siswi secara langsung dan mengarahkan
aktifitas facebook agar menjadi lebih positif bagi siswi kelas VIII.(2) Metode kuratif
dilakukan oleh guru PAI untuk mengurangi dampak negatif facebook yang sudah
dilakukan oleh siswi kelas VIII. Upaya kuratif ini jarang dilakukan karena
keterbatasan guru dalam mengontrol akhlak siswi kelas VIII. Hambatan dalam
melakukan upaya tersebut adalah karena faktor pengamatan guru terhadap akhlak
siswi kelas VIII di luar sekolah sedangkan dampak negatif facebook terhadap akhlak
siswi kelas VIII kebanyakan terjadi di luar sekolah
x
DAFTAR ISI
JUDUL .............................................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI........................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN....................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 6
C. Fokus Penelitian .......................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
E. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian. ..................................................................... 7
G. Penegasan Istilah.......................................................................... 8
H. Metode Penelitian ........................................................................ 9
I. Sistematika Penulisan ................................................................... 15
xi
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Metode................................................................... 17
B. Hal-hal yang efektif membina akhlak siswa............................ 18
C. Etika guru....................................................................................... 19
D. Pengertian Facebook...................................................................... 21
E. Dampak Negatif Facebook................................................................ 21
F. Pengertian Akhlak .................................................................. . 24
BAB III GAMBARAN SMP NEGERI 1 BAWEN
A. Letak dan Keadaan Geografis................................................... 31
B. Sejarah dan Proses perkembangan............................................ 31
C. Visi, Misi ................................................................................. 32
D. Stuktur Organisasi..................................................................... 33
E. Guru dan Karyawan................................................................... 33
F. Peserta Didik............................................................................. 35
G.Sarana Dan Prasarana................................................................. 35
H. Gambaran Umum Kelas VIII.................................................. 36
BAB IV ANALIS DAN PEMBAHASAN
A. Data Facebook siswa .................................................................. 37
B.Wawancara Dengan Guru PAI..................................................... 37
C.Wawancara Dengan Siswi............................................................ 38
D. Metode Guru PAI........................................................................ 39
E. Catatan –catatan Lapangan.......................................................... 41
xii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................ 53
B. Saran-saran................................................................................. 54
C. Kata Penutup.............................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 57
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan berbeda dengan mengajar, pendidikan adalah suatu proses
pendewasaan yang dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta didik dengan
memberikan stimulus positif yang mencakup kognitif, afektif dan psikomotorik.
Sedangkan pengajaran hanya mencakup kognitif saja artinya pengajaran adalah
suatu proses pentransferan ilmu pengetahuan tanpa membentuk sikap dan
kreatifitas peserta didik Pendidikan merupakan sebuah upaya membentuk
peserta didik agar mempunyai akhlak mulia. Artinya pendidikan tidak hanya
di bebani tugas mencerdaskan anak didik dari segi kognitif saja, Dalam hal ini
beban pendidikan yang berkaitan dengan kecerdasan afektif siswa adalah upaya
membina moral ( akhlak ) peserta didik, Sebagaimana fungsi dan tujuan
Pendidikan yang tertuang dalam Undang – undang Nomor : 20 Tahun 2013 Bab II
pasal 3 yaitu :“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.( Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional, 2011:5 )
2
Selain itu, dalam pendidikan Islam, akhlak mulia diposisikan sebagai tujuan
utamanya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Luqman ayat 18
ماوات ماء ماء بغي عمد ت رون ها وألقى ف األرض رواسي أن تيد بكم وبث فيها من كل دابة وأن زل خلق الس نا من الس
نا فيها من كل زوج كري فأن بت
yang artinya “ Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamuberjalan di muka bumi dengan angkuh Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri ( Qs. Luqman,
31: 18 )
Berkaitan dengan hal tersebut,Nuriah( 2007: 160 ) menyatakan munculnya isu
kemerosotan martabat manusia (dehumanisasi) yang muncul akhir-akhir ini, dapat
diduga akibat krisis moral. Krisis moral terjadi antara lain akibat tidak imbangnya
kemajuan “IPTEK” dan “IMTAQ” di era globalisasi. Dengan demikian, sentuhan
aspek moral atau akhlaq dan budi pekerti menjadi sangat kurang.Demikian pula,
sentuhan agama yang salah satu cabang kecilnya adalah akhlak atau budi pekerti
menjadi sangat tipis dan tandus.Padahal roda zaman terus berputar dan berjalan,
budaya terus berkembang, teknologi berlari pesat, dan arus informasi global bagai
tidak terbatas dan tidak terbendung lagi. Kenyataan lain yang juga menunjukkan
adanya indikator akhlak dan budi pekerti yang gersang adalah banyaknya kasus
pelecehan seksual yang dilakukan oleh anak sekolah di bawah umur, perkelahian
antar pelajar, tindak kejahatan mencuri, menodong umumnya pelakunya adalah
pelajar. Di era globalisasi ini yang disertai dinamika pertumbuhan budaya dan
pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi lebih melahirkan persaingan dalam
berbagai hal, baik itu dalam bidang ideologi, ekonomi, maupun kemasyarakatan.
3
Pokok persoalan yang mendasar adalah terletak pada invasi kebudayaan
setidaknya nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, seperti, materialisme
hedonisme, dan lain sebagainya yang sedikit banyak mempengaruhi nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat Perubahan tersebut dapat menggeser bahkan menggantikan
tata nilai tiap masyarakat, sehingga menimbulkan perubahan sosial ( sosial chage )
Dengan perubahan itu timbul suatu permasalahan-permasalahan baru, utamanya
dalam dunia pendidikan akhlak. Selain itu, seiring perkembangan teknologi mulai
dari perkembangan komputer itu sendiri mulai dari komputer yang digunakan Abacus
yang ditemukan di Babilonia (Irak) sekitar 5000 tahun yang lalu sebagai alat
penghitung manual pertama, baik dilingkup sekolah maupun kalangan pedagang saat
itu. Dimulai dari situ perkembangan komputer hingga sampai sekarang ini dengan
bentuk yang makin kompleks sehingga mudah dibawa kemana pun. Selain dari
perkembangan komputer itu sendiri, aplikasi yang berhubungan dengan dunia maya
juga ikut ambil bagian.Seperti maraknya muncul jejaring sosial.Sejak diciptakan pada
tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg, situs jejaring sosial Facebook terus menanjak
popularitasnya.Jumlah pemakainya naik terus dan sekarang sedang menuju ke jumlah
setengah miliar orang di seluruh dunia. “Jumlah pengguna memang sangat banyak,
tetapi yang kami pikirkan dari jumlah tersebut adalah bahwa kami baru saja mulai
mencapai tujuan kami, yakni menghubungkan setiap orang,” kata Mark Zuckerberg
pada blog-nya. Mark Zuckerberg tidak memperhatikan dampak negatif dari
facebook bagaikan pisau yang bermata dua, di satu sisi memang memiliki dampak
positif yang dapat menghubungkan dengan teman, sanak saudara, atau menambah
kenalan walaupun dengan jarak yang jauh dengan waktu yang relatif cepat. Namun, di
4
sisi lain facebook berdampak negatif bagi penggunanya, seperti maraknya penipuan,
pencurian anak, pemalsuan identitas dan lain-lain
(http://irfansyamd.blogspot.com/2012/05/pengaruh-facebok-dikalangan-remaja.html,
diakses selasa 7 Februari 2017 pukul 14.00 WIB )
Semua ini kembali lagi bagi penggunanya untuk selalu mengontrol diri
agar jauh dari dampak negatifnya.Diantara banyaknya pengguna facebook, salah satu
diantara mereka adalah dari kalangan remaja yang masih berstatus siswa di sekolah.
Hal ini menjadi budaya baru bagi gerenasi muda yang cenderung belum bisa
mengontrol diri. Begitu juga para peserta didik di SMP Negeri 1 Bawen Dari
uraian di atas, pendidikan akhlak menjadi kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi,
dan tentunya pemenuhan tersebut tidak mutlak dibebankan pada institusi atau
golongan tertentu saja, akan tetapi menjadi tanggungjawab bersama di semua lini
kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Dalam hal ini, sekolah juga
ikut bagian dalam upaya pembinaan akhlak para remaja- remaja yang digempur
dengan berbagai macam budaya yang menjerumuskan seperti jejaring sosial
facebook. Artinya sekolah juga mempunyai peran penting dalam mengantisipasi
dampak negatif facebook terhadap akhlak peserta didik. Peran tersebut barangkali
akan terwakili oleh guru PAI sebagai sosok yang diharapkan akan mampu
menjadi teladan bagi siswanya dan meredam dampak yang ditimbulkan dari
penggunaan akun facebook melalui metode yang matang. Untuk membatasi
penelitian ini, maka peneliti akan meneliti berkenaan dengan problematika
pendidikan akhlak di sekolah. Problematika pendidikan akhlak ini berkaitan
dengan metode guru PAI dalam mengahadapi pengaruh jejaring sosial facebook
5
terhadap siswi SMP Negeri 1 Bawen.
Bahwa sekolah memiliki harapan besar terhadap guru PAI yang pada dasarnya
mengemban amanah untuk membentuk akhlak mulia peserta didik.Penelitian ini
dilakukan di SMP Negeri 1 Bawen yang lokasinya berada di perkotaan dan fasilitas
sumber belajarnya telah memadai. Dari wawancara peneliti dengan Waka Urusan
Humas, SMP Negeri 1 Bawen merupakan salah satu satuan pendidikan. Terkait
akhlak siswi di SMP Negeri 1 Bawen, sebenarnya dapat dikatakan tidak
mengkhawatirkan. Artinya, perilaku siswi atau kenakalan siswi tidak sampai
pada disebut kriminal. Akan tetapi masih ada beberapa siswi yang menunjukan
akhlak yang buruk seperti melanggar peraturan sekolah, bergaul dengan lawan jenis
melalui media sosial tanpa batasan yang jelas, dan lain-lain .Dari persoalan tersebut,
Metode guru PAI akan memiliki peran penting dalam pencegahan siswa berakhlak
buruk yang disebabkan dari dampak negatif penggunaan akun facebook tersebut. Dari
wawancara dengan guru PAI bahwa salah satu upaya yang dilakukan dalam
rangka mencegah dampak negatif penggunaan akun facebook adalah memberikan
perhatian penuh terhadap siswa.Barangkali masih perlu dicari rumusan metode yang
jelas dalam mengatasi problematika tersebut.Penelitian ini mengambil sampel siswa
kelas VIII dengan asumsi bahwa siswi kelas VIII tergolong anak remaja muda yang
membutuhkan pembinaan akhlak, peralihan dari masa kanak – kanak menuju remaja
yang intens agar dapat tercegah dari perilaku buruk atau menyimpang untuk masa
yang akan datang.
A. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dipaparkan, maka dapat dirumuskan beberapa
6
permasalahan sebagai titik tolak penelitian ini.
1. Apa saja dampak negatif jejaringsosial facebook terhadap akhlak siswi Kelas
VIII SMP Negeri 1Bawen?
2. Metodeapa saja yang dilakukan guru PAI (Penidikan Agama Islam) dalam
menghadapi dampak negatif jejaring sosial facebook terhadap siswi kelas
VIII di SMP Negeri 1 Bawen ?
B. Fokus Penelitian
1. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui, hal – hal yang dilakukan siswi SMP
Negeri 1 Bawen dijejaring social facebook
2. Dampak dari penggunaan jejaring social facebook terhadap perilaku akhlak
siswi SMP Negeri 1 Bawen
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dampak negatif jejaring sosial facebook terhadap siswi
kelas VIII di SMP Negeri 1 Bawen
2. Untuk mengetahui metode guru PAI dalam menghadapi dampak negatif
jejaring sosial facebook terhadap siswi Kelas VIII di SMP Negeri 1 Bawen
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah Penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pernyataan( Sugiyono, 2011: 64 ). Hipotesis adalah dugaan sementara yang
mungkin benar atau mungkin salah, dia akan ditolak jika salah satu palsu dan
akan diterima jika fakta – fakta membenarkan ( Hadi, 1981 : 63 )
7
Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa : Hipotesis adalah
dugaan atau kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian, yang
mungkin benar atau mungkin salah, hipotesis ini akan diterima jika benar dan
ditolak jika salah.Hipotesis dalam penelitian ini adalah perlu adanya metode
guru PAI untuk menanggulangi dampak negatif jejaring Sosial Facebook
E. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
1) Menambah khazanah pengetahuan dan referensi tentang
problematika pendidikan akhlak di sekolah.
2) Mengembangkan pengetahuan peneliti mengenai solusi atas
permasalahan dampak negatif jejaring sosial facebook terhadap
akhlak siswi
b. Manfaat Praktis
Dapat memberikan kontribusi sebagai bahan pertimbangan dalam
pelaksanaan Pendidikan akhlak di sekolah, sehingga tujuan pendidikan
dapat tercapai serta pembinaan akhlak di SMP Negeri 1 Bawen dapat
terus ditingkatkan.
F. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kemungkinan penafsiran yang berbeda dalam penggunaan
kata pada judul penelitian ini perlu adanya penjelasan beberapa istilah pokok
ataupun kata- kata yang menjadi variabel penelitian
1. Metode Guru Pendidikan Agama Islam
Metode adalah cara yang telah dipikirkan secara matang yang
8
dilakukan dengan mengikuti langkah – langkah tertentu demi tercapai nya
sebuah tujuan ( Hardjana, 2010: 23 ) Metode Guru Pendidikan Agama Islam
(PAI) adalah segala usaha yang bersifat keagamaan yang dilakukan oleh
guru PAI untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam, yaitu untuk
mengembangkan potensi keagamaan siswa menjadi manusia yang baik,
berbudi pekerti.
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru PAI dalam membina
akhlak siswa-siswinya adalah:
a. Menanamkan pengetahuan tentang akhlak kepada siswa.
b. Memelihara pengetahuan tentang akhlak kepada siswa.
c. Meningkatkan atau mengembangkan pengetahuan tentang akhlak kepada
siswa
d. Menekankan dan memotivasi siswa agar mampu mengamalkan akhlak
yang baik
2. Facebook
Facebookadalah sebuah situs web jejaring social populer yang diluncurkan
pada 4 februari 2004. Face book didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang
mahasiswa Harvard kelahiran 14 mei 1984 face book ini memungkinkan para
penggguna dapat menambahkan profile dengan foto, kontak, ataupun informasi
personil lainya dan dapat bergabung dalam komunitas untuk melakukan
koneksi dan berinteraksi dengan pengguna lainya
( http:// www.checkfacebook.com,diakses kamis 9 maret 2017 pukul 13.WIB )
G. Metode Penelitian
9
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang
tidak menggunakan statistik, maksudnya data yang dikumpulkan berupa teks atau
kata-kata. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Yaitu penelitian yang
bertujuan melakukan studi yang mendalam mengenai suatu unit sosial
sedemikian rupa, sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisir dengan
baik dan lengkap mengenai unit sosial tersebut
1. Metode Penentuan Subjek
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian Informan adalah orang
yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi
latar penelitian.Untuk menentukan informan dalam penelitian ini menggunakan
teknik berdasarkan tujuan-tujuan tertentu (purposive sampling) Menurut
Nasution sampling yang purposive adalah sampel yang dipilih dengan cermat
hingga relevan dengan desain penelitian. Peneliti akan berusaha agar sampel itu
terdapat wakil-wakil dari segala lapisan populasi Dengan demikian
diusahakannya agar sampel itu memiliki ciri-ciri yang esensial dari populasi
sehingga dapat dianggap cukup representatif. Ciri-ciri apa yang esensial,
strata apa yang harus diwakili, bergantung pada penilaian atau pertimbangan
peneliti atau judgment peneliti. Informan dalam penelitian ini dibedakan
menjadi :
10
a. Informan kunci (keyinforman)
Informan kunci dalam penelitian ini adalah guru PAI.
b. Informan pendukung
Informan pendukung dalam penelitian ini terdiri dari :
1) Waka kurikulum dan Kesiswaan
2) Siswi kelas VIII
2. Pengumpulan Data
Beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini:
a. Wawancara
Metode wawancara adalah cara pengumpulan data dengan
melakukan tanya jawab secara lisan dan bertatap muka dengan siapa
saja yang dikehendaki. Lebih lanjut (Sutrisno Hadi) mengatakan bahwa
metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan tanya jawab
sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan dengan
tujuan penelitian. Adapun metode wawancara yang digunakan adalah
wawancara bebas terpimpin yaitu dengan cara mengajukan beberapa
pertanyaan dengan pedoman tetentu yang telah dipersiapkan terlebih
dahulu. Metode ini digunakan untuk memperoleh data dari guru mata
pelajaran PAI dan Waka kurikukum, beserta siswa.
b. Observasi
Metode Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan
sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan
dalam memperoleh data tentang upaya guru PAI dalam menghadapi
dampak negatif facebook terhadap siswi kelas VIII di SMP Negeri 1
11
Bawen
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat, majalah, prasasti, notulen
rapat, agenda dan lain-lain ( Arikunto, 2000: 188 ) Metode ini digunakan
untuk memperoleh data berupa segala sesuatu yang ada kaitannya dengan
kurikulum, struktur organisasi sekolah, keadaan guru, karyawan, dan
administrasi guru.
3. Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain,
sehingga mudah dipahami dan semuanya dapat diinformasikan kepada orang
lain. ( Sugiyono,2007: 334 ) Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis data kualitatif seperti yang dikemukakan oleh Miles dan
Huberman, yaitu meliputi komponen-komponen kegiatan sebagai berikut:
a. Reduksi data
Reduksi data langkah reduksi data melibatkan beberapa tahap. Tahap pertama,
melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan, dan meringkas data.
Pada tahap kedua peneliti menyusun kode-kode dan catatan catatan mengenai
berbagai hal, termasuk yang berkenaan dengan aktivitas serta proses-proses
sehingga peneliti dapat menemukan tema-tema, kelompok-kelompok dan
pola-pola data. dalam komponen reduksi data ini kelihatan bahwa peneliti
akan mendapatkan data yang sangat sulit untuk diindentifikasi pola serta
12
temanya, atau mungkin kurang relevan untuk tujuan penelitian sehingga data-
data tersebut terpaksa harus diredusir dan tidak termasuk yang akan di
analisis.Reduksi data dilakukan untuk memilih antara data-data yang
berkaitan langsung dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran PAI
dan data yang tidak berkaitan secara langsung sehingga analisis yang disusun
oleh peneliti dapat tepat pada sasaran dan tidak mengembang terlalu jauh dan
dapat ditarik suatu kesimpulan.
b. Penyajian data
Penyajian data disini melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan
data.yakni menjalin kelompok data yang satu dengan kelompok yang lain
sehingga seluruh data yang dianalisis dilibatkan dalam satu kesatuan. dalam
hubungan ini data tersaji berupa kelompok - kelompok yang kemudian saling
dikaitkan sesuai dengan kerangka teori yang digunakan. Penyajian data dalam
skripsi ini merupakan pengambilan seluruh informasi tentang pelaksanaan
pembinaan akhlak yang telah dianalisis oleh peneliti sesuai dengan
kenyataan yang ada dilapangan.
c. Penarikan kesimpulan
Penarikan dan pengujian kesimpulan, peneliti pada dasarnya
mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola
data yang ada dan atau kecenderungan dari display data yang telah dibuat.
adakalanya kesimpulan telah tergambar sejak awal, namun kesimpulan peneliti
tidak pernah dapat dirumuskan secara memadai tanpa menyelesaikan analisis
seluruh data yang ada. peneliti dalam hal ini masih harus mengofirmasi,
13
mempertajam, atau mungkin merevisi kesimpulan-kesimpulan yang telah
dibuat untuk sampai pada kesimpulan final berupa proposisi-proposisi ilmiah
mengenai gejala atau realitas yang diteliti. Setelah analisis dilakukan, maka
peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian yang menjawab rumusan
masalah yang telah ditetapkan oleh peneliti sebelumnya.
d. Uji Keabsahan Data
Pengambilan data-data melalui tiga tahapan, yaitu pendahuluan,
penyaringan, dan melengkapi data yang masih kurang. Dari ketiga tahap
tersebut, untuk pengecekan keabsahan data banyak terjadi pada tahap
penyaringan data. Oleh sebab itu jika terdapat data yang tidak relevan dan
kurang memadai maka akan diadakan penelitian atau penyaringan data sekali
lagi di lapangan, sehingga data tersebut memilki kadar validitas tinggi.
Moleong berpendapat bahwa "Dalam penelitian diperlukan suatu teknik
pemeriksaan keabsahan data".Sedangkan untuk memperoleh keabsahan
temuan perlu diteliti kreadibilitasnya dengan menggunakan teknik sebagai
berikut:
Presistent Observation (ketekunan pengamatan) yaitu mengadakan observasi
secara terus menerus terhadap objek penelitian guna memahami gejala
lebih mendalam terhadap berbagai aktivitas yang sedang berlangsung di
lokasi penelitian.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan di dalam penyusunan skripsi ini dibagi ke dalam tiga
bagian, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.Bagian awal terdiri dari
14
sampul, lembar berlogo, judul, tujuan pembimbing, pengesahan lulusan, pernyataan
keaslian tulisan, daftar lampiran.Bagian tengah berisi Pendahuluan sampai penutup
dan bagian akhir berisi daftar pustaka, lampiran – lampiran. Pada skripsi ini penulis
menuangkan hasil penelitian dalam lima bab. Pada tiap bab menjelaskan sub-sub bab
yang menjelaskan pokok bahasan dari bab yang bersangkutan.
BAB I :Pendahuluan meliputi :latarbelakang masalah, rumusan
masalah,tujuan,hipotesis penelitian,manfaat Penelitian , penegasan
Istilah, Metodelogi Penelitian serta sistematika Penulisan Skripsi.
Bab II : Kajian Pustaka, meliputi : Metode guru PAI dalam menanggulangi
dampak Negatif jejaring social Facebook terhadap siswi SMP
Negeri 1 Bawen Berisi gambaran umum tentang SMP Negeri 1
Bawen. Pembahasan pada bagianini difokuskan pada letak
geografis, sejarah berdiri, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan
peserta didik, dan sarana prasarana yang ada di SMP Negeri
1Bawen.
BAB III : Berisi gambaran umum tentang SMP Negeri 1 Bawen.
Pembahasan pada bagian ini difokuskan pada letak geografis,
sejarah berdiri, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan peserta
didik, dan sarana prasarana yang ada di SMP Negeri 1Bawen.
BAB IV : Analisis Data, meliputi : analisis deskripsi, analisis uji dan
pembahasan.
BAB V : Penutup, meliputi : Kesimpulan dan saran
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Metode
Metode adalah cara yang telah dipikirkan secara matang yang dilakukan
dengan mengikuti langkah – langkah tertentu demi tercapai nya sebuah tujuan
( Hardjana, 2010: 23 ) Metode Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
adalah segala usaha yang bersifat keagamaan yang dilakukan oleh guru
PAI untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam, yaitu untuk
mengembangkan potensi keagamaan siswa menjadi manusia yang baik,
berbudi pekerti.
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru PAI dalam membina
akhlak siswa-siswinya adalah:
1. Menanamkan pengetahuan tentang akhlak kepada siswa.
2. Memelihara pengetahuan tentang akhlak kepada siswa.
3. Meningkatkan atau mengembangkan pengetahuan tentang akhlak kepada
siswa
4. Menekankan dan memotivasi siswa agar mampu mengamalkan akhlak
yang baik ( Mubarok, 2011: 20 )
B. Hal – hal yang efektif membina akhlak siswa
Hal- lain yang efektif dilaksanakan dalam rangka membina akhlak siswa,
yakni:
a. Penegakkan disiplin di sekolah
16
Penegakkan disiplin di sekolah merupakan hal yang paling ditakuti di sekolah
bagi anak-anak yang kurang disiplin. Sebab dengan adanya disiplin membuat
siswa merasa dikontrol, diatur dan lain sebagainya. Sehingga akibat dari
ketidakdisiplinan itu siswa akan mendapatkan hukuman sesuai dengan apa
yang ia langgar dari disiplin itu. Misalnya dating terlambat, tidak masuk
sekolah dan lain-lain.
b. Ritual keagamaan
Ritual atau sering disebut dengan kegiatan keagamaan yang diadakan dalam
lingkungan sekolah, banyak mendatangkan nilai-nilai positif bagi siswa-siswi
itu sendiri dan bagi seluruh keluarga besar sekolah tersebut. Kegiatan
keagamaan memancarkan sinar-sinar keagamaan dan menghidupkan sendi-
sendi kehidupan, sebab dengan adanya kegiatan keagamaan, lingkungan akan
menjadi damai, tentram dan teratur. Beberapa ritual itu misalnya,
mengadakan shalat berjama’ah bagi yang siswa yang sudah dianggap mampu,
membaca Al-Qur’an dan ceramah-ceramah umum, sehingga dari sini guru
dapat menyelipkan pesan-pesan moral kepada siswa, supaya akhlak benar-
benar terjaga baik di lingkungan sekolah, keluarga lebih-lebih dalam
lingkungan bermasyarakat. ( Zaenal, 2011: 10 )
c. Penugasan/Pengawasan
Guru memiliki keterbatasan waktu dan tempat untuk senantiasa membina siswa-
siswinya. Maka untuk membina siswa secara terus menerus dan
membiasakan siswa kearah perbuatan baik, maka perlu adanya penugasan
kepada siswa berupa lembaran-lembaran yang menjadi kontrol, misalnya kartu
17
shalat, menasehati anak agar setiap masuk dan keluar rumah mengucapkan
salam, membantu orang tua di rumah dan lain sebagainya.
C. Etika guru
Terdapat beberapa etika yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam
melaksanakan tugasnya di lingkungan sekolah, di antaranya adalah sebagai
berikut:
1). Guru harus menjadi teladan bagi muridnya.
2). Guru harus meningkatkan kompetensi keilmuannya dengan
senantiasa bermuthalaah.
3) Guru harus memperhatikan murid dengan penuh dedikasi,
mengajarkan dengan baik, mendidik dengan akhlak, serta
mendoakan keberhasilan, dan keselamatan murid-muridnya Guru
yang terlatih dengan baik akan mempersiapkan empat bidang
kompetensi guru yang efektif dalam mencapai hasil belajar yang
diharapkan. Empat kompotensi yang dimaksudkan adalah sebagai
berikut:
1) Memiliki pengetahuan tentang teori belajar dan tingkah laku
manusia.
2) Menunjukkan sikap dalam membantu siswa belajar dan memupuk
hubungan dengan manusia lain secara tulus.
3) Menguasai mata pelajaran yang diajarkan.
4) Mengontrol ketrampilan teknik mengajar sehingga memudahkan
siswa dalam belajar. ( Mubarok 2009 : 18 )
18
Dalam pendidikan Islam, pendidik memiliki arti dan peranan sangat penting.
Hal ini sesuai dengan Al quran surat Al baqarah ayat 263:
ر من صدقة ي تب عها أذى والله غن حليم ق ول معروف ومغفرة خي
Yang artinya: Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari
sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima).
Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.
Hal ini disebabkan ia memiliki tanggungjawab dan menentukan arah
pendidikan. Itulah sebabnya Islam sangat menghargai dan menghormati orang-orang
yang berilmu pengetahuan dan bertugas sebagai pendidik. Islam mengangkat derajat
mereka dan memuliakannya melebihi orang Islam lainnya yang tiada berilmu dan
bukan pendidik.Guru agama adalah penopang perkembangan religiusitas anak,
karena itu dituntut untuk memilki karakteristik sebagi berikut :
a. Kepribadian yang mantap (akhlak mulia) seperti jujur, bertanggungjawab,
berkomitmen terhadap tugas, disiplin dalam bekerja, kreatif terhadap siswa
b. Menguasai disiplin ilmu dalam bidang studi pendidikan agama Islam. Guru
agama memiliki pemahaman yang memadai tentang bidang studi yang
diajarkan, minimal materi – materi yang terkandung dalam kurikulum.
c. Memahami ilmu-ilmu lain yang relevan atau menunjang kemampuannya mampu,
dalam mengelola proses belajar-mengajar seperti psikologi pendidikan,
bimbingan dan konseling, metodologi pengajaran, administrasi pendidikan,
teknik evaluasi dan psikologi agama.
D. Pengertian Facebook
Facebookadalah sebuah situs web jejaring social populer yang diluncurkan
19
pada 4 februari 2004. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang
mahasiswa Harvard kelahiran 14 mei 1984 facebook ini memungkinkan para
penggguna dapat menambahkan profile dengan foto, kontak, ataupun informasi
personil lainya dan dapat bergabung dalam komunitas untuk melakukan
koneksi dan berinteraksi dengan pengguna lainya
(http:// www.checkfacebook.com, diakses kamis 9 maret 2017 pukul 13.WIB )
E.Dampak Negatif Facebook
Menurut M. Yanhar dalam blognya bahwa penggunaan facebook akan
memberikan dampak negatif bagi penggunanya, yaitu:
a. Mengganggu Pekerjaan
Banyak karyawan, dosen dan mahasiswa yang curi-curi waktu bermain
facebook saat bekerja yang tentunya akan mengurangi hasil kerja dan
dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
b. Batasan Ranah Pribadi yang Menjadi Kabur
Dalam facebook kita bebas menulis apa saja dan seringkali tanpa sadar kita
menuliskan hal yang seharusnya tidak disampaikan melalui jejaring sosial,
maka tak jarang pengguna facebook terkadang tak sadar menuliskan aib
dirinya sendiri pada wall facebook nya.
c. Interaksi Sosial Berkurang
Banyak orang memilih menyendiri dirumah atau warnet ketimbang
bergaul dengan teman-teman atau anggota keluarganya.
d. Dapat Menimbulkan Kesalahpahaman Antar Pengguna Facebook
Facebookmerupakan jejaring sosial yang sifatnya terbuka. Haruslah
20
disadari menulis status di wall facebook dan mengomentari status teman
adalah sama hal nya seperti obrolan di kehidupan nyata bahkan efeknya
mungkin lebih parah karena bahasa tulisan terkadang meimbulkan salah
tafsir yang dapat menimbulkan masalah antar sesama pengguna facebook.
e. Penipuan
seperti media online lainnya, facebook juga rentan dimanfaatkan untuk
tujuan penipuan sampai kasus pembunuhan.
f.Mengganggu Kesehatan
Facebook membuat orang berlama-lama di duduk depan komputer,
padahal duduk berlama-lama didepan komputer sangat mengganggu
kesehatan seperti kekurangan vitamin D yang akibatnya bisa membuat tulang
mudah rapuh.
g. Lupa Waktu
Update status, upload foto, mengobrol atau melihat dinding teman
facebook sangat mengasikkan dan yang akhirnya bisa membuat lupa
waktu.
h. Pencurian Identitas
Mencantumkan identitas pribadi secara lengkap seperti nomor telepomn,
alamat rumah dan lain-lain, dapat digunakan orang-orang yang tidak
bertanggung jawab dengan tujuan hal-hal negatif.
Selain dampak negatif diatas, ditambahkan oleh Ahmad Taqiyudin bahwa facebook
juga memberikan beberapa dampak negatif sebagai berikut:
a. Buang-buang waktu.
21
Lebih banyak waktu kita yang terbuang sia - sia hanya untuk hal yang kurang
bermanfaat, apa lagi kalau sudah kecanduan sulit untuk menghentikannya.
b. Pemborosan uang.
Ini terasa sekali jika online lewat handphone, membuat tidak kita tidak
menyadari dan tiba-tiba pulsa kita habis saat kita lagi asyik bermain
facebook.
c. Malas belajar.
Mengerjakan tugas atau pekerjaan yang seharusnya kita kerjakan jadi
terbengkalai karena bermain facebook terus, akibatnya secara tidak
langsung telah berjam-jam tugas itu belum selesai juga.
d. Memicu terjadinya pergaulan bebas tanpa batas.
Di dunia maya, dunia tanpa batas, seseorang bisa menjadi siapa saja dan berbuat
apa saja, baik atau buruk ( Irfan, 2013: 25 )
F. Akhlak
Kata akhlak secara etimologis berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti
adat, perangai, atau tabiat.Sedangkan secara terminologis, dapat dikatakan bahwa
akhlak merupakan pranata perilaku manusia dalam segala aspek kehidupan.Ibnu
Miskawaih mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa melakukan
pemikiran.Sementara Imam Ghazali berpendapat bahwa akhlak adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan
gamblang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.Sedangkan
pendidikan akhlak merupakan upaya ke arah terwujudnya sikap batin yang
22
mampu mendorong secara spontan lahirnya perbuatan-perbuatan yang bernilai
baik dari seseorang. Menurut Imam Ghazali arah pendidikan lebih diutamakan
pada pendidikan moral dan pembinaan budi pekerti dan penanaman sifat-sifat
keutamaan pada anak didik, sebagaimana rumusannya tentang akhlak sebagai
sifat yang mengakar dalam hati yang mendorong munculnya perbuatan
tanpapertimbangan dan pemikiran, sehingga sifat yang seperti itulah yang
terwujud menjadi karakter seseorang.
Tugas pendidikan akhlak adalah membantu anak mencapai tahapan
perkembangan moral yang tertinggi (kesempurnaan akhlak). Adapun aspek yang
dibutuhkan dalam pendidikan akhlak adalah prinsip penghayatan dan penyadaran
(internalisasi), prinsip pembiasaan (conditioning) dan prinsip peniruan (imitation)
yang mengarah pada terjadinya keteladanan (modelling),(Muhibbin Syah,
1995 : 7)
Dalam aplikasi pendidikan bahwa ketiga aspek ini memegang
peranan penting bagi upaya pendidikan akhlak. Jika tujuan dari pendidikan
akhlak adalah pembentukan akhlak mulia, maka dalam pembentukannya tidak
cukup hanya sebatas pemberian pelajaran sebatas materi ajar akhlak tetapi ia
meliputi seluruh proses pendidikan di lingkungan madrasah. Dengan demikian
dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan akhlak diperlukan adanya upaya
yang terpadu oleh seluruh komponen yang ada di dalam madrasah.
Secara umum akhlak atau perilaku/perbuatan manusia terbagi menjadi
dua yaitu pertama adalah akhlak yang baik/mulia dan kedua adalah akhlak
23
yang buruk/tercela. Adapun inti dari berakhlak tersebut di atas adalah berakhlak
baik kepada Allah swt. Karena Allah swt telah menjadikan diri dan lingkungan
sekitar dengan lengkap dan sempurna. Mari kita ingat kembali bahwa Allah
swt menciptakan manusia dengan tujuan utama penciptaannya adalah untuk
beribadah atau mengabdi, sebagaimana firman Allah swt yang Artinya : “dan aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-
Ku” (QS. al-Dariyat : 56)
a. Hal-hal yang mempengaruhi akhlak
Seseorang mempunyai tingkah laku atau akhlak, karena adanya pengaruh baik
secara langsung maupun tidak langsung.Oleh karena itu, di antara faktor yang
mempengaruhi akhlak anak yaitu; factor keturunan atau keluarga dan faktor
lingkungan atau pergaulan.aktor keturunan/keluarga merupakan pendidikan
yang utama bagi pembentukan akhlak anaknya. Hal-hal yang dilakukan oleh
orang tuanya biasanya anak mengikutinya. Oleh karena itu peran guru sangat
mempengaruhi watak dan karakter siswanya. Nabi Muhammad saw juga
menjelaskan bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci atau fitrah
tergantung kedua orang tuanya mau dijadikan Yahudi, Nasrani atau
Majusi. Didikan dan bimbingan dalam keluarga secara langsung banyak
memberikan bekas bagi penghuni rumah itu sendiri dalam tindak tanduknya.
Faktor yang mempengaruhi akhlak seseorang di samping factor keturunan dan
juga aktor lingkungan, dari faktor kedua ini factor pergaulan/lingkunganlah
yang sangat kuat pengaruhnya atau sangat dominan pengaruhnya dalam
pembentukan karakter atau akhlak. Seperti orang tua dahulu bilang siapa yang
24
bergaul dengan jualan minyak wangi maka akan dapat wanginya dan siapa
yang bergaul dengan tukang ikan maka akan terkena amisnya jua. Nabi
Muhammad saw menggambarkan bahwa teman itu bagaikan barang
tambalan.Teman itu bagaikan barang tambalan pada pakaianmu, maka
lihatlah dengan apa kamu menambalnya, Maksudnya ialah seseorang harus
mampu dengan mempergunakan akalnya di dalam mencari teman yang
senantiasa memberikan suatu kebaikan pada kita dalam hidup dan kehidupan.
intinya pandai-pandailah mencari teman untuk bergaul karena tak jarang
kepribadian seseorang itu dilihat dari siapa temannya.Hal-hal yang merusak
akhlak.
Kalau kita perhatikan bersama sungguh amat banyak sekali hal-hal yang dapat
merusak akhlak manusia sehingga tergelincir dalam keterpurukan akhlak.
dalam kitab Tahdhib al-Akhlak, Ibnu Miskawaih yang mengatakan bahwa
empat hal yang merusak akhlak diantaranya ialah dorongan shahwat (seksual)
yang tak terkendali, kenakalan diri dan jiwa, kesalahan dan kegagalan yang
terlalu diratapi, dan kemurungan dan keterhimpitan. Dari empat hal ini dapat
kita uraikan satu persatu, sebagai berikut:
1) Dorongan shahwat (seksual)
Shahwat dapat diartinya selera, nafsu, keinginan, atau kecintaan, dan
dalam bahasa Indonesia itu sendiri, tampaknya shahwat sering hanya berarti
nafsu seks.
Sementara itu Ibnu Miskawaih menjelaskan bahwa shahwat mendorong
manusia untuk membahayakan orang lain untuk mencapai keinginannya.
25
Dorongan shahwat bisa membuatnya melakukan apa saja Terkait dengan
masalah shahwat, banyak ulama’ yang memberikan penjelasan tentang
bahayanya shahwat ini, diantaranya adalah: Al-Kattani mengatakan bahwa
syahwat itu adalah kendali syetan, siapa yang mengambil kendalinya maka dia
akan menjadi budaknya. Hal tersebut sebagaimana yang dikutip oleh al-
Qushairy dalam kitabnya Risalah al- Qushairiyah.
2) Kesalahan dan kegagalan yang diratapi
Ibnu Miskawaih menjelaskan tentang kesalahan ini ialah bahwa pelaku
kesalahan tidak bermaksud membahayakan orang lain dan meyebabkan
penderitaan orang lain serta tidak menikmatinya, namun sebaliknya dia
melakukan sesuatu kemudian terjadi sesuatu yang lain yang membuat orang lain
menderita (tidak sengaja) kemudian ia menyesali hal itu ketika mengetahuinya.
Penyesalan sebagai bentuk terlalu meratapi kesalahan dan kegagalan yang
dihadapi oleh seseorang, pada gilirannya akan membuat orang tersebut menjadi
sedih, yaitu emosi yang bertolak belakang dengan senang dan gembira, sedih
terjadi manakala seseorang kehilangan orang yang disayangi, sesuatu yang sangat
berharga atau gagal mewujudkan urusan yang dianggapnya penting. Ardani,(
2008, 80 )Kesedihan itu merupakan emosi yang membuat keruh. Sebab,
ketika menimbulkan penderitaan pada manusia, kesedihan itu akan membuat
keruh kejernihan hidupnya.Dan pada gilirannya, ketika kesedihan itu kian
mendalam merasuk pada diri seseorang, maka akan menyebabkan dia menjadi
frustasi, yaitu keadaan dimana satu kebutuhan tidak bisa dipenuhi, tujuan tidak
bisa dicapai, jadi frustasi itu merupakan kekecewaan yang disebabkan oleh
26
gagalnya pencapaian suatu tujuan, atau juga suatu keadaan ketegangan yang
tak menyenangkan, dipenuhi perasaan dan aktifitas simpatetis yang semakin
meninggi yang disebabkan oleh rintangan dan hambatan.
3) Kemurungan dan keterhimpitan
Ibnu Miskawaih dalam hal ini menggunakan kalimat Al-Shaqa’ yang secara
bahasa memiliki arti kesukaran, kesengsaraan, kemalangan dan kesialan Dalam
penjelasannya Ibnu Miskawaih menyatakan bahwa kemurungan adalah orang
yang tidak melakukan sesuatu tetapi secara tidak langsung menyebabkan orang
lain menderita, seperti orang yang memiliki kuda kemudian kudanya menyepak
temannya sampai mati dan dia menyesalinya. Kemurungan akan membawa
seseorang kepada menjauhkan diri dari norma-norma agama, tapi hal ini hanya
akan terjadi bagi orang yang tipis imannya. satu misal apabila seseorang sedang
terhimpit dengan masalah ekonomi maka ia pun akan murung dan selanjutnya
iapun akan gelap pikiran dan melakukan apa saja untuk mendapatkan yang ia
inginkan. Akhlak tercela dianggap sebagai psikopatologi, sebab hal itu
mengakibatkan dosa, baik dosa vertikal maupun dosa horisontal. Dosa merupakan
kondisi emosi seseorang yang dirasa tidak tenang setelah melakukan suatu
perbuatan, baik perbuatan lahiriyah maupun bathiniyah, Karena itu, tidak
mengherankan apabila pelaku dosa hidupnya merasa sedih, susah, resah,
gelisah dan dihantui perbuatannya. Emosi negatif ini apabila terus menerus
dialami seseorang maka akan mendatangkan psikopatologi atau penyakit jiwa.
27
BAB III
GAMBARAN SMP NEGERI 1 BAWEN
A. Letak dan Keadaan Geografis
SMP Negeri 1 Bawen berlokasi di Jl. Soekarnao Hatta No 54 Kelurahan
Harjosari, Kecamatan Bawen, lokasinya sangat strategis di jalan utama, sekolah
ini dikelilingi oleh Pabrik dan merupakan termasuk kawasan industri
B. Sejarah dan Proses Perkembanganya
Pada awal tahun 1983, di Kelurahan Harjosari Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang, sebagian besar masyarakat mendorong putra - putri untuk
menjadi siswa pesantren.karena sekolah umum pada waktu itu lokasinya sangat
jauh dari pemukiman warga. Sehingga muncul gagasan dari masyarakat untuk
mendirikan sekolah.LKMD desa Harjosari dan perangkat desa menindak lanjuti
gagasan masyarakat untuk mendirikan SMP Negeri di wilayah Bawen dengan
mengajukan proposal yang diajukan melalui pemerintah daerah pada waktu itu.
Pengajuan proposal oleh masyarakat mendapat tanggapan yang positip
pemerintah Kab Semarang dan pada tahun 1983 dibangun Gedung SMP Negeri
1 Bawen kabupaten Semarang dengan ruang belajar sejumlah 3 ruang dan
jumlah siswa 98 orang. Kepala Sekolah yang pertama berasal dari kota
Semarang yang bernama Ny Pudiyanto Munasiyah. Sampai dengan saat ini
sekolah telah berkembang sangat pesat, dan telah mempunyai berbagai macam
fasilitas dan prestasi baik berupa prestasi akedemik dan non akademik.
C. Visi Dan Misi
28
Unggul Dalam Prestasi, Berwawasan IPTEK Berdasarkan IMTAQ
Indikator Visi:
1) Unggul dalam peningkatan / pengembangan kurikulum
2) Unggul dalam peningkatan / pengembangan tenaga kependidikan
3) Unggul dalam peningkatan / pengembangan proses
4) Unggul dalam peningkatan / pengembangan fasilitas pendidikan
5) Unggul dalam peningkatan / pengembangan kualitas kelulusan
6) Unggul dalam peningkatan / pengembangan mutu kelembagaan dan
manajemen
7) Unggul dalam pengembangan pembiayaan pendidikan
8) Unggul dalam pengembangan penilaian
Misi SMP Negeri 1 Bawen
1. Menyelenggarakan kegiatan – kegiatan secara efektif untuk mewujudkan
peningkatan pengembangan isi ( Kurikulum )
2. Melaksanakan kegiatan – kegiatan untuk menunjang peningkatan kinerja guru
dan karyawan
3. Melaksanakan kegiatan – kegiatan untuk menciptakan dinamika dan kualitas
proses pembelajaran pelatihan dan bimbingan
4.Mengupayakan pengadaan, pemanfaatan dan pemeliharaan fasilitas pendidikan
secara optimal
5.Melaksanakan kegiatan pencapaian ketuntasan kompetensi kelulusan baik
pengetahuan, Ketrampilan, sikap dan Perilaku
6.Melaksanakan manajemen berbasis sekolah secara mantap
29
7.Mengupayakan pemngembangan pembiayaan untuk mendukung kegiatan
persekolahan secara menyeluruh
D. Stuktur Organisasi
Kepala Sekolah : Hargito,S,Pd, M.Pd
Waka Urusan Kurikulum : ET. Dewi Ernayati, S.Pd
Waka Urusan Kesiswaan : Ign. Suparjan, S.Pd
Waka Urusan Humas : Alif Zamroni, S.Pd
Sarana dan Prasarana : Buyung Budi Arena, S.Pd
E. Guru dan Karyawan
Jumlah guru dan Karyawan 53
Tabel 3.1
Daftar Tenaga Guru dan Pendidik SMP Negeri 1 Bawen Tahun 2016/ 2017
No Nama NIP Golongan
1 Hargito, S.Pd, M.Pd 19650612 198501 1 001 IV B
2 Endang Risyanti S.Pd 19570103 198103 2 006 IV A
3 ET. Dewi Ernayati S.Pd 19611126 198202 2 002 IV A
4 Musthofiyatun S,Pd 19580429 198203 2 004 IVA
5 Thm.Murwani Wismiatun,S.Pd 19621020 198303 2 008 IV A
6 Siti Chotimah S.Pd 19631102 198403 2 003 IV A
7 Sriyono, S.Pd 19600207 198403 1 008 IV A
8 Antonius Suko Ediyono 19600424 198403 1 011 IV A
9 Musta'inah S.Pd 19630317 198403 2 005 IV A
10 Endang Kumororini , S.Pd 19630514 198501 2 001 IV A
30
11 Noor Hidayati, S.Pd 19621013 198501 2 003 IV A
12 Zulaikhoh Nurfitri 19650130 198601 2 002 IV A
13 Serafica Indriyani S.Pd 19681004 199103 2 008 IV A
14 Ign.Suparjan,S.Pd 19600615 198601 1 004 IV A
15 Sri Haryanti, S.Pd 19590316198403 2 003 IV A
16 Suryanto S.Pd 19721116 199702 1 002 IV A
17 Rina Kurniasari, S.Pd 19621123 198703 2 004 IV A
18 Siti Samlina S.Pd 19650510 199103 2 008 IV A
19 Buyung Budi Arena, S.Pd 19680223 199903 1 001 IV A
20 Alif Zamroni, S.Pd 19690212 199512 1 002 IV A
21 Enjang Sulastri, S.Pd 19721226 200604 2 007 III D
22 Wahyuni, S.S 19730315 200604 2 019 III D
23 Sugiyati, S.Pd 19710428 200604 2 012 III D
24 Dra. Eko Wahyuningsih 19670218 200604 2 002 III C
25 A. Enny Prasetyowati, S.Pd 19801019 200604 2 027 III C
26 Sumiyatun, S.Pd 19680610 200701 2 022 III C
27 Eni Riswanti, S.Pd 19770616 200801 2 012 III C
28 Sigit Susetya, S.Pd 19760425 200801 1 003 III B
29 Mulyadi, A.Md 19710509 200701 1 017 III B
30 Achmad Suryanto, S.Pd 19631228 200801 1 002 III B
31 Kartika, S. Kom 19821108 201001 2 021 III A
32 Ary Rokhadiyati, S.Pd 19720911 200604 2 001 III A
33 Eko Puspita Dewi, S.Pd.I 19811114 201101 2 002 III A
34 Sokhifatun, Nakhiroh, S.Pd 19750820 200501 2 006 III A
31
35 Drs.Ahmad Saefudin 19620605 201406 1002 III A
36 Ant Haryadi Sulistyono,S.Pd 19751005 200604 1016 III A
37 Retno Fajarwati,S.Pd 19870114 200902 2004 III A
38 Edi Sujoko,SS,M.Pd 19800817 198602 2 001 III A
39 Lyla Puspita S.Pd GTT
40 Three Sussanty S.Pd GTT
41 Martinus Avin WK GTT
STAF ADMINISTRASI
42 Supriyadi 19610901 198602 1 003 III A
43 Sri Widayati 19620812 198703 2 007 III A
44 Slamet 19620404 198602 1 006 II C
45 Nunung Nur Hidayah PTT
46 Sri Wigati PTT
47 Veronika Wahyu Dyianti PTT
48 Sutopo PTT
49 Tri Widodo PTT
50 Ngatmin PTT
51 Siswanto PTT
52 Cahyantoro PTT
53 Sunyoto PTT
Sumber : Data Guru dan Pendidik SMP Negeri 1 Bawen Tahun 2016/ 2017
32
F. Peserta Didik
Jumlah peserta Didik 928 Siswa dalam 27 Rombel
Tabel 3.2
Daftar Peserta Didik SMP Negeri 1 Bawen Tahun 2016/ 2017
No Kelas Jumlah Rombel Jumlah siswa
1. VII 9 332
2. VIII 9 304
3. IX 9 292
Jumlah 27 928
Sumber : Data Peserta didik SMP Negeri 1 Bawen 2016/ 2017
G. Sarana Dan Prasarana
a. Ruang Kelas
b. Ruang Guru
c. Ruang Tata Usaha
d. Ruang Kepala Sekolah
e. Ruang Tata Busana
f. 2 Laboratorium IPA
g. Laboratorium Bahasa
h. Masjid
i. Lapangan Upacara
j. Lapangan Basket
33
H. Gambaran Umum Kelas VIII
Kelas VIII berjumlah 9 rombel terdiri dari 304 Siswa
Daftar Tabel 3.3
Daftar Peserta Didik SMP Negeri 1 Bawen kelas VIII Tahun 2016/ 2017
No Kelas Jumlah
1. VIII A 34
2. VIII B 34
3. VIII C 34
4. VIII D 34
5. VIII E 34
6. VIII F 34
7. VIII G 34
8. VIII H 32
9. VIII I 34
Jumlah 304
34
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Data Facebook siswa
Dari seluruh siswa kelas VIII hampir 250 Siswa memilki akun facebook, hal ini
dikarenakan tuntutan kegiatan pembelajaran Teknologi Komputer yang telah
diajarkan tetapi dari akun 250 itu hanya sekitar175 yang aktif atau update digunakan
siswa, dari hasil wawancara diperoleh fakta bahwa Dari wawancara tersebut
terungkap bahwa secara umum perilaku siswi SMP Negeri 1 Bawen tidak
mengkhawatirkan artinya mereka tidak sampai melakukan perbuatan yang sampai
disebut sebagai kriminal. Walaupun begitu, masih ada beberapa siswi yang
melanggar peraturan sekolah seperti terlambat masuk sekolah, tidak memakai
seragam lengkap, bergaul dengan lawan jenis di media sosial dengan tanpa batasan
yang jelas, mencurahkan segala emosinya pada jejaring sosial tanpa disensor
telebih dahulu, dan lain-lain.
B. Wawancara dengan guru
Berkaitan dengan penggunaan akun facebook, rata-rata siswi SMP
Negeri 1 bawen memiliki akun dan masih menjadi trend remaja saat ini. Untuk saat
ini terhadap siswi yang mengakses facebook, guru PAI berusaha untuk memberikan
perhatian penuh terhadap mereka selama disekolah atau ketika pembelajaran
berlangsung Dari data diatas menunjukan bahwa trend facebook pada peserta didik
SMP Negeri 1 Bawen khususnya di kelas VIII cukup menjadi perhatian dan perlu
ditelusuri lebih lanjut berkaitan dengan apakah memang facebook memiliki dampak
35
negatif bagi mereka atau tidak. Dari wawancara awal tersebut, paling tidak ada tiga hal
yang dapat dikategorikan sebagai akhlak buruk yaitu melanggar peraturan sekolah
minum - minuman keras dan menggunakan narkoba, berbuat asusila dan permasalahan
yang lebih kompleks yang ada pada jejaring sosial yang dimiliki siswi. Hal tersebut
kemudian dijadikan oleh peneliti sebagai data awal dalam penelitian ini.
C. Wawancara dengan Siswi
Pada wasil wawancara Peneliti dengan beberapa siswi SMP Negeri 1
Bawen, memperoleh data bahwabanyak siswi yang menggunakan facebook hanya
untuk ungkapan kekecewaan pada seeorang, umpatan dan mengauploud foto – foto
pribadi, bermesraan dengan lawan jenis dan hanya sedikit sekali yang menggunakan
akun facebook untuk kegiatan yang sesuai pembelajaran atau info – info penting dalam
kegiatan sekolah, melihat permasalah itu, peneliti kemudian menunjukkan hasil
observasinya pada guru agama tentang akun – akun facebook siswi tersebut
diantaranya :
Tabel 4.1
Data facebookSiswi SMP Negeri 1 Bawen
No Nama Siswi Isi facebook
1. Nadya Nur Latifa `` sahabat tapi bangsat ``
2 Novita Amelia Mengaploud foto dengan pacar
3 Intan Maharani ``Mikir duwe utek rak pikirane
lanangan tok sadar ngono lo``
36
4. Isfi Khanifa ``Seng durung cap tiga jari sopo``
5. Shilla Maulita `` peluk, aku cium aku``
Sumber: Facebook Siswi SMP Negeri 1 Bawen
Melihat kalimat – kalimat pada akun tersebutmaka guru agama, ketika pembelajaran di
kelas memberikan nasehat mengenai akhlak siswa dalam kehidupan sehari – hari,
seperti yang dicontohkan dalam Al quran harus menjaga sikap, ucapan, dan perbuatan
Melihat permasalahan siswi SMP Negeri 1 Bawen kelas VIII yang senang marah –
marah dan memaki di dalam jejaring social facebook , bahkan ada siswi yang
mengaplaud foto bersama pacarnya,hal merupakan bentuk kemerosotan moral dan
akhlak.
D. Metode Guru PAI
Guru PAI mencoba mengadakan beberapa cara untuk memperbaiki akhlak
siswi SMP Negeri 1 Bawen diantaranya :
1. Mengadakan Kajian
Kajian ini dalam bentuk Halaqoh, setiap hari jumat secara bergilir setiap kelas,
kajian yang dibahas fiqih wanita, memberikan gambaran pada sisiwi- siswi
tentang sikap dan akhlak sebagai seorang muslim, setiap siswi wajib hadir ,
namun hal ini kurang efektif karena kajian ini hanya dilakukan oleh seorang
guru agama tanpa ada bantuan dari guru yang lain, lokasi mushola yang kecil
hanya bisa menampung 3 kelas,sehingga setiap siswa hanya dapat mengikuti
kajian sebulan sekali.
2. Belajar Sirah Nabawi, Sahabat dan Sohabiyah : Kisah para Rasul dan
37
Sahabat dapat memberikan inspirasi yang sangat luar biasa, maka sudah
selayaknya memperbaiki akhlak dengan membaca kisah-kisah tersebut dari
mereka kita bisa belajar tentang makna hidup, untuk membangkitkan semangat
membaca maka guru PAI mewajibkan para siswi membuat literasi tentang para
sahabat,tetapi hal ini ada kendala karena perpustakaan di SMP Negeri 1 Bawen
hanya memilki sedikit koleksi buku – buku agama.
3. Guru PAI juga mencoba menanamkam akhlak yang baik dengan membaca
Asmaul Husna sebelum memulai pembelajaran, tetapi hal ini mendapat kritikan
dari beberapa guru yang beragama lain, mereka menyarankan jika akan
membaca asmaul Husna sebaiknya ketika pelajaran Agama Islam saja, karena
hampir separo dari staf dan guru di SMP Negeri 1 Bawen beragama Nasrani,
mereka tidak bisa menungguin anak membaca asmaul Husna didalam kelas.
38
Catatan-catatan Lapangan
Catatan Lapangan 1
Metode pengumpulan Data: Wawancara
Hari/Tanggal : Kamis, 2 Februari 2017
Jam : 08.30 WIB
Lokasi : SMP Negeri 1 bawen
Sumber Data : Bapak Drs. Ahmad Saefudin dan Bapak. Alif Zamroni,S.Pd
Diskripsi Data:
Wawancara ini merupakan wawancara pertama yang dilakukan peneliti untuk
menelusuri kesesuaian tema yang diangkat dengan kondisi dilapangan. Wawancara
dilakukan terhadap dua informan yaitu Bapak Drs. Ahmad Saefudin dan Bapak. Alif
Zamroni,S.Pd dan dilakukan di ruang Wakabid Kesiswaan dan Humas.
Dari wawancara tersebut terungkap bahwa secara umum perilaku siswa SMP Negeri
1 Bawen tidak mengkhawatirkan artinya mereka tidak sampai melakukan perbuatan
yang sampai disebut sebagai kriminal. Walaupun begitu, masih ada beberapa
siswa yang melanggar peraturan sekolah seperti terlambat masuk sekolah, tidak
memakai seragam lengkap, bergaul dengan lawan jenis di media sosial dengan
tanpa batasan yang jelas, mencurahkan segala emosinya pada jejaring sosial
tanpa disensor telebih dahulu, dan lain-lain.
Berkaitan dengan penggunaan akun facebook, rata-rata siswa SMP
39
Negeri 1 bawen memiliki akun dan masih menjadi trend remaja saat ini. Untuk saat
ini terhadap siswa yang mengakses facebook, guru PAI berusaha untuk
memberikan perhatian penuh terhadap mereka selama disekolah atau ketika
pembelajaran berlangsung.
Interprestasi:
Dari data diatas menunjukan bahwa trend facebook pada peserta didik
SMP Negeri 1 Bawen khususnya di kelas VIII cukup menjadi perhatian dan perlu
ditelusuri lebih lanjut berkaitan dengan apakah memang facebook memiliki dampak
negatif bagi mereka atau tidak. Dari wawancara awal tersebut, paling tidak ada tiga hal
yang dapat dikategorikan sebagai akhlak buruk yaitu melanggar peraturan
sekolah, tidak mengenakan busana muslimah saat berada di luar sekolah dan
permasalahan yang lebih kompleks yang ada pada jejering sosial yang dimiliki siswa.
Hal tersebut kemudian dijadikan oleh peneliti sebagai data awal dalam penelitian ini.
40
Catatan Lapangan 2
Metode pengumpulan Data: Wawancara, Observasi dan Dokumetasi
Hari/Tanggal : Senin, 6 Februari 2017
Jam : 08.30 WIB
Lokasi : SMP Negeri 1 bawen
Sumber Data : Bapak Alif Zamroni, S.Pd
Diskripsi Data:
Wawancara kedua yaitu dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang kesiswaan
Bapak Alif Zamroni, S.Pd. Wawancara yang dilakukan di ruang Wakabid Al-
Islam dan Humas ini dilakukan untuk memperoleh informasi letak geografis,
keadaan lingkungan sekolah dan sejarah berdiri dan proses perkembangan
SMP Negeri 1 Bawen
Dari hasil wawancara tersebut terungkap bahwa SMP Negeri 1 Bawen
adalah lembaga pendidikan formal yang berada dibawah kemendikbud.Sejarah
berdirinya Pada awal tahun 1983, di Kelurahan Harjosari Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang, sebagian besar masyarakat mendorong putra - putri
untuk menjadi siswa pesantren.karena sekolah umum pada waktu itu lokasinya
sangat jauh dari pemukiman warga. Sehingga muncul gagasan dari masyarakat
untuk mendirikan sekolah.LKMD desa Harjosari dan perangkat desa menindak
lanjuti gagasan masyarakat untuk mendirikan SMP Negeri di wilayah Bawen
41
dengan mengajukan proposal yang diajukan melalui pemerintah daerah pada
waktu itu.
Pengajuan proposal oleh masyarakat mendapat tanggapan yang positip
pemerintah Kab Semarang dan pada tahun 1983 dibangun Gedung SMP
Negeri 1 Bawen kabupaten Semarang dengan ruang belajar sejumlah 3 ruang
dan jumlah siswa 98 orang.Saat ini SMP Negeri 1 Bawen memiliki siswa 928
dengan jumlah guru dan staf 53 orang.
42
Catatan Lapangan 3
Metode pengumpulan Data: Wawancara, Observasi dan Dokumetasi
Hari/Tanggal : Selasa, 13 Februari 2017
Jam : 08.30 WIB
Lokasi : SMP Negeri 1 bawen
Sumber Data : Bapak Drs. Ahmad Saefudin dan Ibu Eko Puspita
Dewi,S.Pd.I selaku guru Agama Islam
Diskripsi Data:
Informan adalah salah seorang guru PAI yang mengampu mata pelajaranPAI
yaitu Bapak Drs. Ahmad Saefudin dan Ibu Eko Puspita Dewi,S.Pd. Wawancara ini
dilakukan di Ruang Guru SMP Negeri 1 Bawen dan bertujuan untuk memperoleh
data tentang pengetahuan guru PAI seputar facebook, tanggapan atau respon
guru PAI terhadap trend facebook bagi anak remaja, dan seputar kebijakan-
kebijakan yang diambil.
Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara terhadap beberapa siswi kelas
VIII yaitu Indriana Primatasari dan Yulia Latifa. Terhadap kedua siswi tersebut,
peneliti melakukan wawancara dengan tujuan untuk memperoleh data tentang
pengalaman-pengalaman selama memiliki akun facebook, durasi dalam membuka
facebook dan beberapa informasi tambahan terkait dengan facebook yang dapat
menguatkan data yang telah dihimpun peneliti sebelumnya.
43
Dari wawancara tersebut, terungkap bahwa beberapa guru PAI telah memiliki
akun facebook yang digunakan untuk menyambung silaturahmi dengan saudara
jauh maupun teman lama. Akun miliki guru tersebut juga berteman dengan
beberapa siswi kelas VIII. Akan tetapi, akunfacebook tersebut jarang dibuka
karena kesibukan sehari-hari yang tidak memungkinkan untuk mengakses facebook
setiap hari. Menyikapi trend facebook sekarang, Bapak Ahmad Saefudin
berkomentar bahwa tidak semua dampak facebook itu negatif, akan tetapi
memang tidak bisa dipungkiri kalau kecenderungan dari dampak facebook adalah
negatif. Dan yang paling ditakutkan dari dampak negatif facebook adalah ketika
anak-anak tidak selektif memilih teman di facebook, soalnya banyak juga media
yang memberitakan tentang diculiknya remaja atau penipuan-penipuan sebab
daripada berteman dengan orang tak dikenal difacebook.Sedangkan dalam
konteks remaja siswi kelas VIII SMP Negeri 1 Bawen bahwa silahkan memiliki
dan mengakses facebook, yang penting mereka tidak melanggar peraturan sekolah.
Walaupun begitu, jika ada hal-hal yang melebihi batas, maka kami sebagai guru
wajib memberi peringatan kepada mereka dan alhamdulilah selama ini belum ada
kasus yang muncul dan mencemaskan di SMP Negeri 1 Bawen berkaitan
dengan dampak facebook.
Dalam mengakses facebook, biasanya mereka menggunakan ponsel. Kami
tidak melarang siswa untuk membawa ponsel selama tidak digunakan ketika
pembelajaran berlangsung. Soalnya kami membolehkan mereka untuk
mempermudah komunikasi dengan orang tua di rumah ketika saat pulang sekolah.
44
Walaupun begitu kami dan guru PAI juga tetap mengontrol mereka dalam
menggunakan ponsel ketika di sekolah, dengan cara menitipkan ponsel itu ke BK
atau wali kelas
Wawancara dengan siswi kelas VIII diperoleh informasi bahwa hampir
semua siswi kelas VIII itu memiliki akun facebook. Tetapi kadang sebagian dari
mereka rajin mengakses facebook dan sebagian lain tidak. Biasanya Indriana
mengakses facebook ketika ada kejadian menarik baru kemudian membuat status di
facebook. Dia juga pernah dichating orang tak dikenal ketika sedang online.
Sedangkan Yulia lebih sering mengakses facebook pada waktu istirahat sekolah via
ponsel.
45
Catatan Lapangan 4
Metode pengumpulan Data: Wawancara Hari/Tanggal : Senin, 6 Maret 2017
Jam : 08.30 WIB
Lokasi : SMP Negeri 1 bawen
Sumber Data : DrsAhmad Sefudin,
Suliyanti
Galuh Pratiwi
Riyanti Ayuningsih
Shella Arista
Diskripsi Data:
Informan adalah guru PAI yang mengampu mata pelajaran Aqidah dan Akhlak
yaitu Bapak Drs. Ahmad Saefudin dan Ibu Eko Puspita Dewi, S.Pd .I selaku guru
PAI pengampu. Wawancara ini dilakukan di Ruang SMP negeri 1 Bawen dan
bertujuan untuk memperoleh data tentang pendapat dan komentar terkait
dampak facebook, kejadian-kejadian berkaitan dengan dampak negatif terhadap
akhlak siswi dan upaya-upaya yang dilakukan.
Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara terhadap beberapa siswi kelas VIII
Suliyati, Galuh, Riyanti, Shella.Terhadap mereka, peneliti melakukan wawancara
dengan tujuan untuk memperoleh data tentang pengalaman-pengalaman selama
46
memiliki akun facebook, durasi dalam membuka facebook dan beberapa informasi
tambahan terkait dengan facebook yang dapat menguatkan data yang telah
dihimpun peneliti sebelumnya.
Dari wawancara peneliti dengan informan, facebook belum dimanfaatkan dalam
pembelajaran Akhlak. Penggunaan facebook oleh guru dan murid di SMP Negeri 1
bawen hanya sebatas berteman jejaring sosial tersebut dan belum pernah
menggunakan facebook sebagai sarana pembelajaran. Facebook digunakan sebagai
sarana agar terhubung dengan orang-orang yang dikenal oleh informan dan
informan tidak begitu memantau keadaan siswi melalui status-statusnya.
Meskipun begitu, informan mengatakan bahwa pernah beberapa kali menegur
secara langsung salah satu siswa yang memakai facebook di dalam kelas saat
kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Manfaatnya belum
dimaksimalkan oleh guru PAI dan dampak negatif facebook justru sudah ada yakni
bergaul dengan lawan jenis secara bebas, postingan status yang diucapkan tanpa
pertimbangan terlebih dahulu dan postingan foto yang memperlihatkan aurat.
Kemudian wawancara dengan beberapa siswi kelas VIII berkaitan
dengan pengalaman penggunaan facebook bahwa mereka pernah ditegur langsung
oleh guru ketika pembelajaran berlangsung.Hal tersebut dialami oleh Galuh,
sedangkan Shella juga mengakses facebook secara hati-hati.Kalau ada guru lewat,
dia langsung menyimpan ponselnya.Menurut Suliyanti bahwa facebook sekarang
menjadi teman curhat yang nyaman.Dia bebas mencurhatkan apapun di facebook.
Dan di akui juga olehnya bahwa menulis status di facebook mengurangi intensitas
47
ngobrol dengan temannya, karena dengan facebook sudah cukup. Selain itu,
kadang kalau di rumah dia kelupaan mengerjakan tugas karna saking asyiknya
main facebook. Hal yang sama juga dialami oleh Galuh, dia kadang suka terlena
bermain facebook sampai lupa aktifitasnya.
Interprestasi:
Peneguran siswa oleh guru PAI berkaitan dengan penggunaan facebook
termasuk dalam kategori upaya kuratif. Sedangkan kelalaian dalam
mengerjakan tugas, mengakses facebook ketika pembelajaran yang dilakukan
oleh sebagian siswi kelas VIII termasuk dalam dampak perilaku negatif.
48
Catatan Lapangan 5
Metode pengumpulan Data: Observasi Hari/Tanggal : Senin, 13 Maret 2017
Jam : 08.30 WIB
Lokasi : -
Sumber Data : Jejaring Sosial Facebook Diskripsi Data:
Pukul 08.30 WIB peneliti melakukan observasi di jejaring social
facebook.Observasi dimulai dari akun milik Nadya Nur latifa siswi kelas VIII yang
diperoleh ketika peneliti melakukan wawancara di SMP Negeri 1 Bawen.Melalui
akun tersebut, peneliti melacak akun-akun milik siswi kelas VIII dan mengamati
status- status yang muncul. Dalam observasi tersebut, peneliti menemukan dua status
milik siswi kelas VIII yaitu “
``Sahabat Tapi Bangsat!!, status tersebut merupakan pengungkapan rasa
marah karena persoalan Pertemanan atau Persahabatan .
49
Kemudian peneliti menemukan status yang senada atau bernada
kotor.Yaitu terlihat di dinding facebook akun milik Intan Maharani, Status
tersebut berbunyi “Mikir ndue utek rak pikirane Lananagan tok”.Sama
dengan status kotor sebelumnya, status tersebut juga hasil dari ungkapan
kemarahan.
Interprestasi:
`` Sahabat Tapi Bangsat ``!!,Un malah berkhianat, tetapi kata – kata
ungkapan seperti itu merupakan ungkapan rasa kecewa pada teman atau
sahabat yang dianggap baik tetapi mengkhianati persahabatan, kata kata
seperti itu seharusnya tidak diucapakn oleh seorang pelajar.
`` Mikir ndue utek rak pikirane Lananagan to ``Ungkapan itu
diucapakan Intan Maharani karena kesal dan kecewa pada temanya yang
sesuka hati, tidak konsisten, berkhianat dan malah lebih memilih pacaran
ketimbang persoalan lain, hal ini tidak layak diucapkan siswi yang baru kelas
VIII, ungkapan dalam bentuk makian, cacian layaknya orang dewasa.
50
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Pembahasan, penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dampak negatif facebook terhadap siswa kelas VIII di SMP Negeri 1
Bawen, diantaranya: Pertama, komunikasi negatif yaitu
berupamempublikasikan kata-kata tidak terpuji di facebook, mengupload foto
yang tidak pantas dan mengakses facebook tanpa ada pertimbangan yang jelas
sebelumnya. Kedua, perilaku negatif yaitu berupa berkurangnya disipin
siswa, interaksi social menjadi buruk, dan berkurangnya waktu belajar
sekaligus berdampak pada kemalasan siswa.
3. Metode yang dilakukan oleh guru PAI dalam menghadapi dampak
negative.facebook adalah melalui upaya prefentif dan kuratif. Upaya prefentif
yaitu dengan tujuan untuk mencegah dampak negatif facebook seperti dengan
cara menasehati siswa secara langsung dan mengarahkan aktifitas facebook
agar menjadi lebih positif bagi siswi kelas VIII. Upaya kuratif dilakukan oleh
guru PAI untuk mengurangi dampak negatif facebook yang sudah dilakukan
oleh siswi kelas VIII. Upaya kuratif ini jarang dilakukan karena keterbatasan
guru dalam mengontrol siswa kelas VIII. Hambatan dalam melakukan upaya
51
upaya tersebut adalah karena faktor pengamatan guru terhadap siswa kelas
VIII di luar sekolah sedangan dampak negatif facebook terhadap siswa kelas
VIII kebanyakan terjadi di luar sekolah.
B. Saran-saran
Setelah membahas upaya guru PAI dalam menghadapi dampak negatif
facebook terhadap Siswa kelas VIII, penulis ingin mengajukan beberapa saran
sebagai bahan pertimbangan untuk pembenahan terkait dengan dampak negatif
facebook terhadap peserta didik yang masih labil ini. Adapun saran-saran
tersebut diajukan kepada :
1. Sekolah Sebaiknya diadakan pembinaan atau sosialisasi terhadap siswa kelas VIII
agar nantinya mereka mengerti bagaimana dampak buruk dari facebook yang
secara terus-menerus.Sehingga nantinya, diharapkan para peserta didik kelas
VIII dapat menyadari dan mengerti kewajiban atau tugas mereka sebagai
pelajar.
2. Guru PAI
a. Sebaiknya guru mata pelajaran Al-Qur’an lebih memaksimalkan
penggunaan media yang ada. Hal ini akan sangat membantu ketika siswa
mengalami kejenuhan.
b. Guru mata pelajaran Al-Qur’an harusnya mampu mengorganisir kelas dengan
lebih baik. Hal ini perlu dilakukan karena jumlah siswa perkelas yang cukup
banyak membutuhkan pendekatan baru dalam proses pembelajarannya.
52
3. Siswi
1. Sebaiknya peserta didik kelas VIII dapat menggunakan
facebookkonsekuen dengan cara mampu memilah waktu, antara waktu
belajar dan waktu menggunakan facebook, agar nantinya tidak menyesal di
kemudan hari.
2. Peserta didik hendaknya mampu mengendalikan diri untuk tidak berkata
kotor, terlebih di akun facebooknya. Perlu diingat bahwa facebook
merupakan salah satu tempat umum yang dapat dikunjungi siapapun.
3. Peserta didik hendaknya lebih menggunakan akun facebook tidak sebagai
hal yang utama untuk menghindari ketergantungan dengan facebook
4. Bagi orang tua
Sebaiknya orangtua selalu mengawasi, menasehati, serta
mendampingi anaknya mengenali karakteristik layanan teknologi
informasi yang digunakan. Jangan hanya selalu memberikan fasilitas
pada anak tanpa adanya pengawasan. Perhatian orangtua sangat
dibutuhkan oleh seorang anak.Jangan sampai seorang anak terjerumus
hanya karena kurangnya perhatian dari orangtuanya.
C. Kata Penutup
Penulis mengucapkan Puji syukur Kehadirat Allah SWT yang telah
telah melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua,karena dengan
rahmat dan kasih sayangnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
53
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak
kekurangan,oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan dari pembaca yang budiman demi kesempurnaan
dimasa mendatang,Harapan penulis semoga skripsi ini dapat berguna
agama,nusa dan bangsa, Amin ya rabbal alamin.
54
DAFTAR PUSTAKA Ali Syah, Omar, Terapi Sufi, Terj: Ade Alimah, Cet. I, Yogyakarta: Pustaka Sufi, Arikunto, Suharismi, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, Yogyakarta: Rineka Cipta, 2002.
Azra, Azyumardi, Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan Demokratisasi. Jakarta: Kompas, 2002
Azwar, Saifudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: pustaka pelajar, 1999. Ardi Ardani,
Triastiadi, Psikiatri Islam, Yogyakarta: Sukses Offset, 2008.
A. Azizy, A. Qodri, Pendidikan (Agama) untuk Membangun Etika Sosial,Semarang :Aneka Ilmu, 2003.
Darajat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, jakarta: Bumi aksara, 2006 Djalaluddin,
Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, jilid II Yogyakarta, Andi Offset, 1989.
Ismadin, Imam, “Upaya Guru Dalam Pembentukan Akhlak Siswa Di Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Gaten Condongcatur Depok Sleman Yogyakarta Tahun 2008)”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009.
Latif, Husni, “Perselingkuhan Melalui Jejaring Sosial Facebook Sebagai Alasan
Perceraian”, Skripsi, Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012
Munib, Abdul, “Kejahatan Dengan Sarana Jejaring Sosial Facebook dan Upaya
Penanggulangannya Prespektif Hukum Islam”, Skripsi, Fakultas Syariah
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009.
Miskawaih, Ibnu, Tahdhib al-Akhlak, Terj. Helmi Hidayat, Bandung: Mizan, 1988.
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya, 2002.
Mattew B Miles and A Mitchel Huberman, Analisi Data Kualitatif, Ter.. Tjetjep Rohandi Rosidi, Jakarta: UI-Press, 1993.
Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006
lv
Santoso, Slamet, Teori-teori Psikologi Sosial Bandung: Refika Aditama, 2010
Sugiyono, Metode penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2007.
Sudarsono, Etika tentang Kenakalan Remaja, Jakarta : Rineka Cipta, 1989 Suyono, Hadi, Social
Intelegence Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan,
Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995 Tatapangsa, Humaidi, Akhlak yang Mulia, Surabaya:
Bina Ilmu, 1999
Utsman Najati, Muhammad, Psikologi Dalam al-Qur’an (Terapi Qur’ani dalam Penyembuhan gangguan Kejiwaan), terj. M. Zaka al-Farisi, Bandung: CV Pustaka Setia, 2005
Umary, Barmawi, Materi Akhlak, Yogyakarta: CV Ramadani, 1966 Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011. Warson Munawwir, Ahmad, Al-
Munawwir Kamus Arab. 2004.
Zuriah, Nurul, Pendidikan Moral dan Budi pekerti dalam perspektif perubahan, Jakarta:Bumi Aksara, 2007.