metode etografixxx

23
PENGGUNA BEHEL DI KALANGAN MAHASISWA (Studi Kasus di Kampus FISIP UNPAD Jatinangor) KULIAH METODE ETNOGRAFI DI SUSUN OLEH : YOGI NUR ADHA GUMILANG 170510120003 SYAIPANI CADIKA EKA PUTRI 170510120018 TOGA RAFAEL HARRY WIJAYA NAIBAHO 170510120069 RIZKI AJI NUGRAHA 170510120070 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI

description

metode etografiz

Transcript of metode etografixxx

PENGGUNA BEHEL DI KALANGAN MAHASISWA(Studi Kasus di Kampus FISIP UNPAD Jatinangor)KULIAH METODE ETNOGRAFI

DI SUSUN OLEH :

YOGI NUR ADHA GUMILANG170510120003SYAIPANI CADIKA EKA PUTRI170510120018TOGA RAFAEL HARRY WIJAYA NAIBAHO170510120069RIZKI AJI NUGRAHA170510120070

UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ANTROPOLOGIJATINANGOR2015

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengutip dari Asosiasi America Ortodontis yang menjelaskan sejarah singkat behel atau kawat gigi bahwa; behel telah ditemukan sejak zaman mumi purba, yang kemudian dilanjutkan pada sekitar 400-500 SM dimana Hippocrates dan Aristoteles telah memikirkan cara-cara untuk meluruskan gigi atau memperbaiki susunan geligi. Demikian pula telah ditemukan bukti bahwa pada zaman Golden age, orang Roma telah menguburkan mayat dengan perlatan agar gigi yang digunakan pada waktu hidup tidak copot. Berlanjut ke era modern, Presiden Amerika Serikat, George Washington , telah menggunakan gigi palsu yang trbuat dari kayu dan akhirnya pada tahun 1729 dimana Pierre Fauchard,salah satu seorang ahli gigi Perancis menerbitkan sebuah buku berjudul The Dentist Art (1757). Sejarah penggunaan behel atau kawat gigi berlanjut sampai abad 19 dimana Delaberre memperkenalkan boks kawat gigi yang sekaligus menjadi pertanda lahirnya orthodonsi kontemporer, yang dilanjutkan padaabad setelahnya dimana para ahli gigi menggunakan emas, platinum, prak, baja, karet, vulcanite, dan terkadang pula menggunakan kayu, gading, seng, dan tembaga untuk membentuk badan kawat gigi.Penjelasan di atas dapat menunjukkan bahwa behel atau kawat gigi sudah dikenal sejak lama. Namun, terdapat perbedaan antara behel atau kawat gigi pada masa itu dengan masa kini. Hal itu dipengaruhi oleh semakin berkembangnya teknologi yang digunakan dalam pembuatan behel atau kawat gigi yang menggunakan bahan-bahan lebih steril, proses pemasangan yang lebih akurat dan telah diuji pada kajian ilmiah, hingga perawatan yang lebih mutakhir.Dengan dibantu oleh sistem informasi yang semakin pesat, pengetahuan masyarakat tentang funsgi behel atau kawat gigipun berubah, tentu saja tidak berarti meninggalkan fungsi lamanya yang sebagaimana dipaparkan di atas dalam konteks kesehatan. Perubahan yang dimaksud adalah fungsi behel atau kawat gigi hanya untuk sebatas trend atau style, atau hanya sebatas gaya hidup. Perubahan fungsi behel atau kawat gigi dari kesehatan menuju trend atau style yang bertujuan agar penampilan menjadi lebih menearik sungguh sangat mengherankan, karena keduanya tentu mengarah pada penampilan.Pada dasarnya, pengguna behel atau kawat gigi adalah seseorang yang masih dalam pertumbuhan, yaitu remaja. Namun, dalam keseharian kita dapat menjumpai banyaknya pengguna behel atau kawat gigiyang tidak lagi dalam masa pertumbuhan. Tentu saja mereka memiliki alasan masing-masing kenapa mereka menggunakan behel atau kawat gigi. Tingginya pengguna behel atau kawat gigi bisa jadi disebabkan kemudahan mendapat, memasang, dan perawatan behel atau kawat gigi. Melalui akss internet, seseorang sudah dapat memasang behel atau kawat gigi dengan berbagai macam warna dan bentuk bantalan, disamping bhan tersebut sudah dijual secara bebas di apotek atau bahkan pada tukang gigi yang ada di pinggir jalan (baik yang berlisensi atau tidak). Tidak hanya itu, trend atau style behel dapat dilihat pada anak sekolah (tingkat kanak-kanak dan Sekolah Dasar), yang seakan-akan behel atau kawat gigi adalah sebuah mainan yang dapat dibeli dan diganti sesuka hati mereka ketika sudah rusak.Secara medis, behel atau kawat gigi tergolong kedalam kosmetik kesehatan yang berfungsi untuk mencegah atau memperbaiki ketidak-normalan susunan geligi (gigi toggos, gingsul). Pengaturan dilakukan dengan cara mnegikat gigi agar kembali tersusun rapih atau mencegah gigi untuk tidak berantakan dan mengurangi kesan senyum kurang menarik atau wajah jelek dan menambah kenyamanan atau kecantikan wajah. Dengan kata lain, pengguna behel lebih berimplikasi terhadap penampilan. Seperti halnya kosmetik kesehatan lainnya; operasi plastik baik wajah, hidung, mata, atau yang lainnya, dan behel atau kawat gigi bisa saja berhubungan dengan tingkatan status sosial seseorang.(tmbhn ttg tukang gigi)Dari uraian di atas, maka kami sebagai kelompok ingin mengetahui latar belakang atau alasan-alasan mengapa seseorang khususnya mahasiswa Fisip Unpad menggunakan behel atau kawat gigi sebab behel secara medis difungsikan untuk mengatur susunan geligi dan pertumbuhan gusi yang terlihat baik, tetapi pada kenyataannya banyak orang yang sudah memiliki susunan geligi yang baik tetapi tetap menggunakan behel atau kawat gigi. Pesatnya informasi dan mudahnya mendapatkan ketersediaan bahan dan jumlah praktisi yang bergerak dibidang kesehatan mulut dan gigi yang berkaitan erat dengan status sosial, penggambaran citra diri remaja. Kedua alasan ini terangkum dalam nakahalah yang berjudul Penggunaan Behel di Kalangan Mahasiswa studi kasus di FISIP Unpad.

1.2 Masalah Penelitian

Penguna behel atau kawat gigi pada remaja tampaknya tidak hanya berorientasi pada perbaikan susunan geligi, tetapi juga berorientasi pada gaya hidup atau trend atau style. Dari uraian di atas maka penelitian ini difokuskan pada alasan-alasan yang melatarbelakangi remaja pengguna behel atau kawat gigi.Fokus penelitian citra diri remaja pengguna behel atau kawat gigi dinyatakan dalam bentuk penelitian sebagai berikut:1. Bagaimana pengetahuan Fisip Unpad tentang fungsi behel atau kawat gigi?2. Alasan mahasiswa Fisip Unpad memasang behel atau kawat gigi?3. Bagaimana cara perawatan behel atau kawat gigi pada mahasiswa Fisip Unpad?

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian1.3.1 Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk :1. Menjelaskan mengenai pengetahuan mahasiswa Fisip Unpad tentang fungsi behel atau kawat gigi.2. Menjelaskan konsep behel atau kawat gigi menurut mahasiswa Fisip Unpad.1.3.2 Manfaat PenelitianManfaat dari penelitian ini tidak hanya untuk sebatas menyelesaikan tugas mata kuliah Metode Etnografi, tetapi juga sebagai bahan bacaan kepada orang tua, remaja pengguna behel, atau oleh siapapun yang membacanya.

1.4 Metode Penelitian1.4.1 Jenis dan Tipe PenelitianDalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dengan tipe deskriftif, Untuk memperoleh data yang relevan dengan tema penelitian yang ada. Selain itu juga teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi atau pengamatan.

1.4.2 Lokasi PenelitianPenelitian dilakukan kepada mahasiswa yang berada di kampus FISIP UNPAD Jatinangor. Selain itu, di Jatinangor sendiri sudah banyak para mahasiswa yang menggunakan behel atau kawat gigi karena di Jatinangor terdapat institusi-institusi pendidikan yang menyebabkan banyaknya para pendatang remaja. Tentu saja lokasi ini dapat memudahkan dalam proses pengumpulan data dalam arti pengamatan secara langsung.1.4.3 Penentuan InformanSebagai sumber data dalam penelitian, tentu saja informan sangat penting dalam penelitian. Berdasar penjelasan sebelumnya, secara jelas informan dalam penelitian ini adalah para mahasiswa FISIP UNPAD. Mengenai lama waktu yang telah dilalui dalam penggunaan behel atau kawat gigi tidak menjadi persoalan. Sebab seseorang, sebagai permisalan, baru seminggu menggunakan behel dan menjadi informan, tentu saja memiliki alasan-alasan tersendiri terlebih jika informan tersebut telah menggunakan behel atau kawat gigi sejak lama. Penekanan dalam hal ini tidak lain pengalaman yang didapatkan saat menggunakan behel atau kawat gigi dan dalam interaksi keseharian masing-masing.

1.4.4 Metode PenelitianMetode yang kita gunakan berupa penelitian kualitatif dengan mewawancarai narasumber. Proses wawancara berjalan selama kurang lebih 2 jam. Pendekatan yang kita lakukan menggunakan analisa deduktif, untuk mendapatkan data yang valid dan objektif terhadap apa yang diteliti maka kehadiran peneliti.Dalampenelitianini digunakanpendekatankualitatif dengan mengacu pada beberapa alasan sebagai mana yang dikemukakan oleh. Margono (2000: 37) antara lain:1. Untuk menanggulangi banyaknya informasi yang hilang, seperti yang dialami oleh penelitian kualitatif sehingga intisari konsep yang ada pada data dapat diungkap.2. Untuk menaggulangi kecenderungan menggali data empiris dengan tujuan membuktikan kebenaran hipotesis akibat dari adanya hipotesis yang disusun sebelumnya berdasarkan berfikir deduktif seperti dalam pemikiran kuantitatif.3. Untuk menanggulangi kecenderungan pembatasan variable yang sebelumnya, seperti dalam penelitian kuantitatif padahal permasalahan dan variable dalam masalah social sangat kompleks.4. Untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan pengukuran enumerasi (perhitungan) empiris, padahal inti sebenarnya berada pada konsep-konsep yang timbul dari data.Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data tersebut diperoleh (Arikunto, 1996: 114).Sumber data dalam penelitian ini adalah tukang gigi, remaja (mahasiswa) yang ada di jatinangor. Jenis data yang ingin di peroleh adalah mengenai penggunaan behel atau kawat gigi di kalangan remaja.Dalam penelitian kualitatif, peneliti sekaligus berfungsi sebagai instrument utama yang terjun kelapangan serta berusaha sendiri mengumpulkan data melalui observasi maupun wawancara dan interviu secara lebih rinci teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:1. Metode Observasi (Pengamatan). Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistimatik gejala-gejala yang diselidiki. (Supardi, 2006: 88). Senada dengan itu Yehoda dkk, (2006: 89) menjelaskan pengamatan akan menjadi alat pengumpulan data yang baik apabila:a) Mengabdi pada tujuan penelitianb) Direncanakan secara sistematikc) Dicatat dan dihubungkan dengan proposisi-prosposisi yang umumd) Dapat dicetak dan dikontrol validitas, relibilitas, dan ketelitianya.Padametodepegamatan ini, kami terjun langsung untuk mengamati secara langsung terhadap penggunan behel atau kawat gigi pada remaja.2. Metode Interview Metode ini disebut juga denganmetodewawancara, yaitu suatumetodepengumpulan data yang dilakukan melalui Tanya jawab secara langsung dengan sumber data. Sehungan dengan hal ini Margono (2003: 165) mengemukakan bahwa: interview merupakan alat pengumpulan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan juga, ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencariinformasidengan sumber informasi. Dalam wawancara secara mendalam ini dilakukan oleh kami terhadap narasumber yang menjadi objek penelitian kami. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang ada relevansinya dengan pokok persoalan penelitian yaitu penggunaan behel di kalangan remaja.3. Analisis Data Analisis data penelitian kualitatif pada dasarnya sudah dilakukan sejak awal kegiatan penelitian sampai akhir penelitian. Dengan cara ini diharapkan terdapat konsistensi analisis data secara keseluruhan. Karena mengingat penelitian ini bersifat deskriptif, maka digunakan analisa data filosofis atau logika yaitu analisa induktif Metode induktif adalah metode berpikir dengan mengambil kesimpulan daridata-datayang bersifat khusus. Sebagai mana yang telah dijelaskan oleh Sutrisno, yaitu: .Berfikir induktif berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa yang kongkrit, kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang khusus, kongkrit itu ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum. (Sutrisno, 1986: 42) Dalam penelitian ini digunakan metode induktif untuk menarik suatu kesimpulan terhadap hal-hal atau peristiwa-peristiwa dari data yang telah dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, yang bisa digeneralisasikan (ditarik kearah kesimpulan umum), maka jelas metode induktif ini untuk menilai fakta-fakta empiris yang ditemukan lalu dicocokan dengan teori-teori yang ada. Sedangkan mengenai data yang telah terkumpul, maka dalam hal ini digunakan dua langkah dalam menganalisis data tersebut antara lain yaitu:1.Persiapan Dimana dalam persiapan kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu:Mengenai nama dan kelengkapan interview (sumber informasi) dan benda-benda yang merupakan sumber data yang telah dikumpulkan.Mengecek kelengkapan data , yaitu memeriksa isi instrument pengumpul data dan isian-sisian data yang terkumpul dari sumber informasi penelitian, termasuk didalamnya tentang tanggal pengutipan data, tanggal interview dan tanggal dilakukan observasi.2.Penerapan Dalam penyusunan laporan, penerapan yang digunakan adalah penerapan yang sesuai dengan penerapan kualitatif, yang lebih cenderung menggunakan analisa deduktif yang berangkat dari umum ke khusus.

1.5 Tinjauan Pustaka

1.5.1 Teknologi Kosmetik KesehatanSediaan/panduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan; epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin luar, serta gigi dan rongga mulut untuk; membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan, tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan penyakitKutipan diatas berdasar pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang teknologi kosmetik.Berdasar kutipan tersebut, maka behel atau kawat gigi termasuk didalamnya, dengan fungsi yakni memperbaiki agar susunan geligi dalam keadaan baik. Fungsi tersebut tentunya dapat diterapkan kepada mereka yang susunan geliginya tidak tersusun dengan rapi atau tidak sempurna seperti;gungsuk, tonggos atau boneng. Dari kutipan diatas telah jelas bahwa penggunaan kosmetik kesehatan tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit. Dengan demikian, menyambung dengan pernyataan sebelumnya, maka behel atau kawat gigi diperuntukkan bagi mereka yang sedang dalam masa pertumbuhan (sebab fungsi utamanya adalah memperbaiki susunan geligi), yang mana susunan geligi yang tidak sempurna bukanlah sebuah penyakit atau hal yang harus disembuhkan, melainkan agar dapat terlihat lebih rapi, atau mengarah pada penampilan. Behel atau Kawat GigiBehel atau kawat gigi adalah salah satu alat yang digunakan untuk meratakangigi.Menurut jenisnya, bracket (bagian yang menempel) pada kawat gigi untuk tujuan estetis atau kosmetik ada yang bisa dilihat dan tidak bisa dilihat.Ada yang bersifat permanen artinya tidak dapat dilepas, lalu ada juga yang bersifat bisa dilepas dan dipasang kembali.Cara kerja behel yakni mengatur, mendorong, dan menahan pergerakan gigi, agar dapat memperbaiki fungsi bicara, estetis muka, sudut bibir, rahang, dan senyum. Adapun jenis-jenis behel atau kawat gigi yakni:1) Kawat gigi dari logam. Terbuat dari baja tahan karat (stainless steel), ini adalah jenis tertua yang telah digunakan selama puluhan tahun dan paling murah. Kawat logam dapat meninggalkan noda di permukaan gigi sehingga banyak dihindari orang. 2) Kawat gigi keramik atau plastik transparan. Jenis ini tidak begitu terlihat dan tampak lebih alami daripada kawat logam karena membaur dengan gigi. Kawat keramik tidak meninggalkan noda dan sama kuatnya dengan logam, namun membutuhkan waktu perawatan yang lebih lama dan lebih mahal. Pada beberapa kasus, kawat keramik atau plastik menjadi kotor dan berubah warna di akhir perawatan. 3) Kawat gigi emas. Sama seperti kawat gigi logam tradisional, tapi terbuat dari baja berlapis emas. Tidak ada kelebihan jenis kawat emas ini dibandingkan baja, kecuali terlihat lebih wah secara kosmetik. 4) Kawat gigi lingual. Kawat gigi ini ditempatkan di bagian dalam gigi sehingga tidak terlihat dari luar. Kelemahan terbesar kawat gigi lingual adalah tidak nyaman dan dapat mengakibatkan luka di gusi dan lidah Anda. Anda mungkin juga akan kesulitan berbicara pada awalnya. Berdasar penjelasan singkat diatas dapat disimpulkan bahwa masing-masing jenis kawat gigi memiliki fungsi khusus yakni diluar fungsi umum yaitu; merapikan susunan geligi.

1.5.2 Gaya HidupGaya hidup adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan (Suratno dan Rismiati, 2001).Berdasarkan definisi tersebut maka dapat kita fahami ketertarikan antara gaya hidup dengan konsep kebudayaan dalam antropologi, yakni; keseluhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat 2009 : 144). Dengan demikian antara konsep kebudayaan dan konsep gaya hidup (lifestyle) terdapat keterkaitan.

1.5.3 Citra DiriMenurut Burns (1993), citra diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri sebagai makhluk yang berfisik, sehingga citra diri sering dikaitkan dengan karakteristik-karakteristik fisik termasuk di dalamnya penampilan seseorang secara umum, ukuran tubuh, cara berpakaian, model rambut dan pemakaian kosmetik. Pendapat ini didukung oleh Susanto (2001), citra diri merupakan konsep yang kompleks meliputi kepribadian, karakter, tubuh, dan penampilan individu.Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri seseorang sebagai hasil dari pandangan atau persepsi seseorang terhadap dirinya.Gambaran tentang konsep ini dapat kita lihat pada dunia artis, dimana seringkali mereka menggunakan benda-benda, baik mengacu pada kosmetik kesehatan maupun hanya sekedar aksesoris, yang kemudian ditiru oleh para penggemarnya (karena menurut fans si artis terlihat cantik, dan sebaliknya artis merasa lebih percaya diri sebagai akibat dari peniruan penggemarnya).

1.5.4 Cara Perawatan Behel

Seperti kita ketehui bersama perawatan behel tidak lah mudah, para pengguna behel harus bisa merawat gigi dan mulutnya dengan baik. Tujuannya agar perawatan gigi menjadi lebih maksimal. Berikut ini ada beberapa cara merawat gigi berbehel:Sikat & Pasta Gigi KhususAnda harus menggunakan pasta gigi khusus pengguna behel, seperti pasta gigi khusus orthopedic. Karena jika tidak Anda akan mendapatkan beberapa masalah dan fungsi behel tidak maksimal.Obat KumurSetelah mengkonsumsi makanan, sebaiknya gunakan obat kumur. Tujuannya agar sisa-sisa makanan tidak tertinggal begitu lama yang nantinya tidak bisa dibersihkan oleh sikat gigi. Gunakan obat kumur yang direkomendasikan dokter gigi Anda.Hindari Permen Karet & Makanan KerasUntuk sementara waktu, Anda tidak boleh mengkonsumsi makanan yang keras dan lengket. Karena kedua jenis makanan ini sangat beresiko tinggi merusak kesehatan gigi.Pantangan LainnyaAnda juga harus menghindari makanan lain seperti caramel. Hal ini dikarenakan makanan tersebut dapat merusak gigi saat menggunakan behel.

Gunakan Benang GigiMembersihkan gigi dengna benang wajib Anda lakukan. Karena sikat gigi saja tidak bisa menyingkirkan sisa-saia makanan pada gigi.Rutin Periksa ke DokterSelama penggunaan behel, Anda teratur memeriksa gigi ke dokter. Karena di masa ini gigi sangat rentan terkena penyakit yang lebih parah. Paling tidak 3 bulan sekali Anda memeriksa gigi.Rajin Sikat Gigi Setelah MakanJangan lupa untuk rutin menyikat gigi anda saat setelah makan sebab jika lama tertinggal dalam mulut ia akan berkembang menjadi bakteri yang memicu gigi anda bermasalah. Selain itu saat memakai behel potensi sisa makanan tertinggal lebih besar karena bentuk behel yang banyak memberikan ruang bagi sisa makanan untuk tinggal.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Alasan Mahasiswa FISIP UNPAD Menggunakan BehelDari hasil wawancara kami dengan para informan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi mahassiwa Fisip Unpad untuk menggunakan behel atau kawat gigi, yaitu: Orang TuaOrang tua pada umumnya, menginginkan anaknya memiliki geligi yang rapih dan sehat maka dari itu para orang tua menganjurkan anaknya untuk menggunakan behel atau kawat gigi.Hal tersebut membuat dua kesimpulan yaitu yang pertama agar anaknya memiliki gigi yang rapih dan sehat dan berujung agar anaknya berpenampilan menarik. Lingkungan PergaulanPada dasarnya lingkungan pergaulan menjadi salah satu faktor utama pada remaja untuk menggunakan behel atau kawat gigi. Sesuai dengan konsep dominan bahwa adanya ciri utama dari suatu golongan yang mempunyai kekuatan berlebih dan tidak terkalahkan (Supardi Suparlan, 2004). Jadi, remaja yang belum menggunakan behel, tetapi banyak berada di dalam lingkungan yang dominan menggunakan behel atau kawat gigi, maka remaja yang tidak menggunakan behel atau kawat gigi akan mengikuti gaya hidup kelompok pertemanannya dengan menggunakan behel atau kawat gigi. Orang LainBerbeda dengan lingkungan pergaulan, orang lain yang dimaksud adalah orang yang mempunyai pengaruh kuat terhadap kehidupan mahasiwa FISIP UNPAD. Contoh orang lain tersebut adalah Dokter Gigi, teman sebaya, dan kerabat.

2.2 Dampak Positif dan NegatifDari hasil wawancara dengan informan, kelompok kami mendapatkan sebuah gambaran mengenai pengetahuan mahasiswa FISIP UNPAD terhadap dampak positif dari pemakaian behel atau kawat gigi, diantaranya:

Mampu meningkatkan rasa percaya diriMenurut sebagian orang yang menggunakan behel, setelah memakai behel mereka merasa lebih percaya diri dari sebelumnya.Karena mereka dapat meningkatkan status sosial mereka. KebutuhanAlasan ini sebenarnya adalah alasan pokok bagi remaja-remaja yang memiliki masalah dengan geliginya. Jadi, mereka membutuhkan behel atau kawat gigi untuk merapihkan dan memperbaiki susunan geliginya. FashionAlasan ini adalah alasan terbanyak mengapa sekarang banyak remaja yang memakai behel.Karena ada anggapan "kalo anda tidak memakai behel,maka anda bukan anak gaul".Terkadang anda sering melihat orang yang bergigi rapi memakai behel bukan?Itu berarti dia memakai behel hanya sekedar untuk fashion(gaya-gayaan).sedangkan untuk dampak negatif sebagai berikut: Membuat gigi anda bertambah rusak Mengapa membuat gigi anda bertambah rusak? Karena kita tidak tahu ke higienisan tangan si pemasang behel, rata-rata mereka memasang behel secara asal-asalan yang penting terlihat rapi di gigi si pemakai behel. Pembuatan karet behel pun tidak di lakukan secara steril. Bayangkan saja, jika anda memakainya dan gigi anda rusak maka biaya yang anda keluarkan untuk memperbaiki gigi yang rusak tersebut bisa berkali-kali lipat dari biaya pemasangan behel pada orang yang bukan Dokter Gigi. Jadi, pastikan anda tidak tergiur untuk mencoba memasang behel pada orang-orang yang bukan ahlinya. Karang gigiKarena area di bawah dan di sekitar kurung logam dan kawan yang sulit untuk di bersihkan, sisa-sisa makanan bisa terjebak di daerah-daerah yang sulit di jangkau sikat gigi, yang mengarah ke penumpukan plek. Penyakit Gusi dan MulutDengan menggunakan behel atau kawat gigi, para pengguna behel sering kali merasakan sariawan dan gusi berdarah. Hal ini dikarena gesekan antara kawat gigi dengan bagian mulut seperti bibir, gusi, dan dinding-dinding mulut.

2.3 Perilaku Perawatan Behel dikalangan Mahasiswa FISIP UNPADPada umumnya mahasiswa FISIP Unpad khususnya informan yang kita wawancarai adalah mahasiswa rantauan dari daerah-daerah lain di luar Jatinangor. mahasiswa ini juga biasanya memasang behel di dokter gigi pribadinya masing-masing yang berada di daerahnya masing-masih. Hal ini lah yang biasanya menyebabkan kurang efisiennya masa perawatan behel. Misalnya salah satu informan kita (SAD) yang seharusnya masa perawatan behel ini hanya 2 tahun tetapi karena keterbatasan jarak dan waktu maka mereka dengan sendirinya mengulur-ngulur waktu pemeriksaan yang harusnya mereka kontrol dua minggu sekali karena mereka terbentur dengan padatnya kegiatan perkuliahan olehkarena itu mereka mengulur waktunya yang terkadang waktunya ini tidak tentu. Oleh karena itu yang harusnya hanya dua tahun karena ini semua mereka bisa sampai tiga sampai empat tahun.Dari keterhambatan perawatan ini juga mahasiswa biasanya memiliki kebiasaan untuk tetap merawat behelnya sendiri tanpa memeriksa ke dokter pribadinya. Contohnya (GD) informan yang satu ini mengaku bahwa dia memasang behel selain untuk merapihkan giginya dia pun menggunakan behel ini sebagai fashion, olehkarena itu terkadang (GD) mengganti warna karet sesuai dengan baju yang di gunakan (pada saat-saat tertentu). Karena jika ingin mengikuti prosedural yang benar itu harus pergi ke dokter gigi untuk menggantinya karena keterbatasan waktu dan jarak dia mengganti karet behelnya sendiri dengan alat yang di beli dari online shop. Dengan demikian (GD) dapat menyesuaikan karet behel dengan baju yang di pakainya kapan pun yang dia mau.Untuk tetap menjaga kesehatan gigi dan mulut di kalangan mahasiswa FISIP Unpad pengguna behel dengan terbenturnya masalah keterbatasan waktu dan jarak mereka pun mengakali agar kesehatan gigi dan mulut mereka tetap terjaga walaupun mereka tidak pergi ke dokter gigi mereka pada saat mereka berada di Jatinangor yang dilakukan dengan beberapa cara yaitu. Biasanya mereka akan membawa tusuk gigi kemana pun dan dimana pun karena pada saat selesai makan biasanya pada behel yang mereka pakai akan terdapat sisa-sisa makanan oleh karena itu jika dengan berkumur tidak dapat menbantu membersihkan sisa-sisa makanan maka mereka akan menggunakan tusuk gigi tersebut untuk membersihkan sisa-sisa makanannya. Mereka biasanya menyebut hal itu dengan sebutan mendongkrak

BAB IIIKESIMPULAN

2.1 Kesimpulan.Dari hasil Observasi dan wawancara yang kita lakukan kepada beberapa informan yang kita pilih. Dapat kita simpulkan bahwa para pengguna behel di kalangna mahasiswa FISIP Unpad rata-rata memiliki informasi yang sedikit tentang behel itu sendiri, mereka hanya mengetahui informasi tersebut secara garis besarnya saja. Menanggapi masalah dampak positif dan negatif para pengguna behel ini mereka lebih banyak mengetahui dampak negatifnya saja di bandingkan dampak positif. Dengan demikian karena keterbatasan waktu dan jarak, para pengguna behel ini memiliki rasa ketakutan dari dampak-dampak negatif tersebut oleh karena itu mereka memiliki beberapa cara-cara tertentu untuk tetap merawat gigi dan mulut mereka di samping kesibukan kegiatan perkuliahan mereka. Cara-cara ini pada umumnya cara-cara yang di buat untuk mengantisipasi perawatan yang di berikan oleh Dokter pribadinya.