METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH...

93
METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH JAMILURRAHMAN AS-SALAFY YOGYAKARTA SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) ISWATI 071211011 FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG 2012

Transcript of METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH...

Page 1: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH

JAMILURRAHMAN AS-SALAFY YOGYAKARTA

SKRIPSI

untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)

ISWATI

071211011

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO

SEMARANG

2012

Page 2: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

ii

Page 3: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

iii

Page 4: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri dan

di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya.

Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum/tidak

diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.

Semarang, 26 Juni 2012

Iswati

NIM. 071211011

Page 5: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

v

MOTTO

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(Al Insyirah: 5-6)

Page 6: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Alm. Ayahanda Tasliman

2. Ibunda Sofiyah yang tidak henti-hentinya mendo’akan, memotivasi dan

memberikan kasih sayangnya.

3. Kakakku (Supriyadi, Abdul Jamil, M. Latif Choiri) yang selama ini selalu

mendukung dan memotivasiku dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh teman-temanku yang telah memberi semangat dan menemaniku

dalam suka dan duka, sehingga tersusun skripsi ini.

Page 7: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

vii

ABSTRAKSI

Penelitian ini adalah sebuah kajian tentang metode dakwah pondok pesantren

Syaikh Jamilurrahman As-Salafy. Pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-

Salafy merupakan salah satu pondok pesantren yang bermanhaj salaf. Artinya di

dalam memahami Islam mereka merujuk pada pemahaman ulama Salaf (sahabat,

tabiin, tabiut tabiin) yang memberikan batasan bahwa setiap praktik beragama

harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan pondok

pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy yang merujuk pada pemahaman

ulama’ salaf tidak serta merta diterima oleh masyarakat setempat. Lebih lagi,

dalam hal berpenampilan mereka memiliki kesamaan dengan kelompok Islam

radikal. Sehingga dalam berdakwah, mereka masih mendapatkan hambatan-

hambatan.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode yang

digunakan pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy dalam berdakwah.

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui metode dakwah yang digunakan pondok

pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy menggunakan metode deskriptif

kualitatif. Semua data diambil dari observasi, wawancara dan dokumentasi.

Kemudian menganalisisnya dengan analisis indeksikalitas.

Hasil dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren Syaikh

Jamiulrahman As Salafy dalam menjalankan dakwahnya kepada masyarakat

menggunakan metode-metode yang dapat diklasifikasikan menjadi dua ciri.

Pertama internal dan kedua eksternal. Metode dakwah untuk kalangan internal

yaitu metode dakwah yang dilaksanakan khusus untuk santri di pondok pesantren

Syaikh Jamilurrahman As-Salafy. Metode yang digunakan dalam klasifikasi ini

yaitu metode pelatihan dan pendidikan da’i terprogram dan metode ceramah.

Sementara itu metode dakwah untuk kalangan eksternal yaitu metode metode

dakwah yang dilakukan di luar pondok pesantren Syaikh Jamliurrahman As-

Salafy. Metode dakwah yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah metode

ceramah baik secara langsung maupun melalui media, metode diskusi dan metode

keteladanan.

Page 8: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Pemelihara seluruh

alam raya, yang atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis mampu

menyelesaikan skripsi yang berjudul Metode Dakwah Pondok Pesantren

Jamilurrahman As-Salafy.

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar

Sarjana Srata (S1) pada jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah

IAIN Walisongo Semarang. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari

sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini

tidak akan terwujud. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan

rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Muhammad Sulthon, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang.

2. Dr. H. M. Nafis, M. A selaku dosen pembimbing I dan Dra. Hj. Umul Baroroh,

M.Ag selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar telah meluangkan waktu

untuk membimbing dan mengarahkan penulis.

3. Para Dosen pengajar dan staf karyawan di lingkungan Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang.

4. Kakakku Supriyadi yang selalu mendampingiku dalam melakukan penelitian.

5. Narasumber dari Pondok Pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy yang

dengan ikhlas meluangkan waktunya untuk diajak wawancara baik langsung

Page 9: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

ix

maupun via sms. Mulai dari Ustadz Agus Zainal Mustofa (Abu Mus’ab),

Ustadzah Aisyah, Mbak Khofsoh serta santri-santri lainnya yang sudah

membantu memberikan informasi tentang pondok pesantren.

Semoga kebaikan mereka semua kepada penulis akan dibalas oleh Allah SWT

dengan kebaikan yang berlipat ganda. Amin.

Penulis menyadari ada banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu

saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan sebagai pembelajaran

untuk pencapaian yang lebih baik di masa mendatang.

Semarang, 26 Juni 2012

Penulis,

Iswati

NIM. 071211011

Page 10: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

NOTA PEMBIMBING ........................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................... iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................ v

PERSEMBAHAN .................................................................................. vi

ABSTRAKSI ......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................... x

DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................. 4

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 4

1.4. Tinjauan Pustaka ................................................................. 4

1.5. Metode Penelitian ................................................................ 7

1.6. Sistematika Penulisan .......................................................... 12

BAB II DAKWAH DAN METODE

2.1. Dakwah dan Metode ............................................................. 15

2.1.1. Perihal Dakwah .......................................................... 15

2.1.2. Dasar Hukum dan Tujuan Dakwah ............................ 19

2.1.2.1. Dasar Hukum Dakwah ................................... 19

2.1.2.2. Tujuan Dakwah .............................................. 21

2.1.3. Unsur-unsur Dakwah.................................................. 23

2.1.3.1. Da’i (Subyek Dakwah) .................................. 23

2.1.3.2. Mad’u (Obyek Dakwah) ................................ 24

2.1.3.3. Maddah (Materi Dakwah) .............................. 25

2.1.3.4. Wasilah (Media Dakwah) ............................. 27

2.1.3.5. Thoriqoh (Metode Dakwah) .......................... 28

Page 11: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

xi

2.1.3.6. Atsar (Efek Dakwah) ..................................... 29

2.2. Metode Dakwah .................................................................. 30

2.2.1. Pengertian Metode Dakwah ....................................... 30

2.2.2. Macam-macam Metode Dakwah ............................... 32

2.3. Pondok Pesantren ................................................................ 37

2.3.1. Pengertian Pondok Pesantren ..................................... 37

2.3.2. Karakteristik Pondok Pesantren ................................. 39

2.3.3. Elemen-elemen Pesantren .......................................... 40

2.3.3.1. Kyai ................................................................ 41

2.3.3.2. Santri .............................................................. 41

2.3.3.3. Masjid ............................................................ 42

2.3.3.4. Pondok ........................................................... 43

2.3.3.5. Kitab-kitab Islam Klasik ................................ 43

2.3.4. Fungsi dan Peran Pondok Pesantren

Dalam Dakwah .......................................................... 44

BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN SYAIKH

JAMILURRAHMAN AS-SALAFY

3.1. Gambaran Umum Pondok Pesantren Syaikh Jamilurrahman

As-Salafy .............................................................................. 46

3.1.1. Latar Belakang Berdirinya Pondok Pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy .......................................... 46

3.1.2. Lokasi Pondok Pesantren Syaikh Jamilurrahman

As-Salafy .................................................................... 47

3.1.3. Dasar dan Tujuan Pondok Pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy ........................................... 47

3.1.3.1. Dasar Pondok Pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy ............................. 49

3.1.3.2. Tujuan Pondok Pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy ............................. 49

3.1.4. Program Pendidikan Pondok Pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy ........................................... 50

Page 12: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

xii

3.1.4.1. Program Pokok .............................................. 50

3.1.4.2. Program Penunjang ........................................ 51

3.1.4.3. Program Khusus ............................................. 52

3.1.5. Kegiatan belajar Pondok Pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy .......................................... 52

3.1.5.1. Pelajaran Utama ............................................. 52

3.1.5.2. pelajaran Ekstra ............................................. 53

3.1.6. Materi Pelajaran Pondok Pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy ........................................... 54

3.1.7. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy ........................................... 54

3.1.8. Data Santri Pondok Pesantren Syaikh Jamilurrahman

As-Salafy ................................................................... 55

3.1.9. Fasilitas Pondok Pesantren Syaikh Jamilurrahman

As-Salafy ................................................................... 55

3.1.9.1. Madrasah ........................................................ 55

3.1.9.2. Pondok ........................................................... 56

3.1.9.3. Masjid ............................................................ 56

3.1.9.4. Radio Majas 107.8 FM .................................. 56

3.1.9.5. Website www.pondokjamil.com ................... 56

3.1.10. Metode Dakwah yang Digunakan Pondok

Pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy ……… 57

BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH PONDOK

PESANTREN SYAIKH JAMILURRAHMAN AS-SALAFY 66

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan .......................................................................... 74

5.2. Saran .................................................................................... 75

5.3. Penutup ................................................................................ 76

Page 13: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

xiii

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

Page 14: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dakwah adalah suatu istilah yang sangat dikenal dalam dunia Islam.

Dakwah dan Islam merupakan dua bagian yang tak terpisahkan satu dengan

yang lainnya, karena Islam tidak akan tumbuh dan berkembang tanpa adanya

dakwah (Nurbini dkk, t.th: 1).

Di dalam perkembangan dakwah Islam, pondok pesantren merupakan

lembaga pendidikan Islam yang mempunyai peran dalam mengembangkan

aktivitas dakwah. Hal ini dapat dilihat dari dua fungsi utama pondok

pesantren, yaitu sebagai pusat pendidikan dan penyiaran agama Islam.

Sepanjang sejarah perjalanan umat Islam (Indonesia), ternyata kedua

fungsi utama tersebut telah dilaksanakan oleh pondok pesantren (pada

umumnya) dengan baik, walaupun dengan berbagai kekurangan yang ada.

Dari pondok pesantren lahir para juru dakwah, para mualim, ustadz, para kiai

pondok pesantren, tokoh-tokoh masyarakat, bahkan yang memiliki profesi

sebagai pedagang, pengusaha ataupun bidang-bidang lainnya (Hafidhuddin,

1998: 121).

Page 15: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

2

Seperti halnya pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy yang

berlokasi di dusun Sawo desa Glondong, kecamatan Wirokerten, kabupaten

Bantul, keberadaan pondok pesantren ini juga memiliki peran aktif di dalam

melakukan dakwah Islam.

Adapun yang menjadi prioritas dakwah pondok pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy adalah persoalan-persoalan akidah. Terkait hal

tersebut, Abu Mus’ab (pendiri pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-

Salafy) menggarisbawahi nilai pentingnya peninjauan ulang kesahihan

referensi di dalam memahami akidah. Dalam hal ini pondok pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy berorientasi kepada rujukan yang bersumber dari

pandangan ulama Salaf (sahabat, tabi’in, tabi’ut-tabi’in)—yang memberikan

batasan bahwa setiap praktik beragama harus memiliki contoh yang jelas.

Tafsir dan pengembangan yang tidak didukung dengan contoh yang jelas

dianggap lemah nilai kebenarannya (wawancara dengan Abu Mus’ab pada

tanggal 26 Februari 2012 pukul 16.15 WIB).

Berawal dari hal ini nampak bahwa pandangan ulama Salaf

menitikberatkan pada pemahaman agama secara tekstual. Karena itu praktik-

praktik beragama yang berada di luar teks dinilai mereka sebagai

penyimpangan.

Persoalannya adalah masyarakat Islam pada umumnya memahami Islam

secara kontekstual, yang cenderung memberikan ruang toleransi dalam

melakukan adaptasi dengan perkembangan yang terjadi. Sebagaimana

Page 16: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

3

masyarakat Islam di Yogyakarta, dimana pondok pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy berada, mereka lebih memahami Islam secara

kontekstual, dengan mempertimbangkan tradisi yang sudah ada sebelumnya

serta perkembangan kebudayaan global yang ada. Niscaya, pemahaman Islam

semacam itu tidak sejalan dengan pandangan ulama Salaf (wawancara dengan

Ranang Aji SP pada tanggal 25 Februari 2012 pukul 13.00 WIB).

Keberadaan pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy di

Yogyakarta yang merujuk pada pemahaman ulama Salaf tidak serta merta

bisa diterima oleh masyarakat setempat. Lebih lagi, dalam hal berpenampilan

mereka memiliki kesamaan dengan kelompok Islam radikal.

Uraian di atas menunjukkan bahwa pondok pesantren Jamilurrahman As-

Salafy dalam melakukan dakwah masih mendapatkan hambatan-hambatan

antara lain:

1. Perbedaan pemahaman antara da’i dan mad’u dalam memahami Islam

2. Stigma masyarakat yang memandang pondok pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy sebagai kelompok Islam radikal.

Namun meski banyak hambatan dalam melakukan dakwah, pondok

pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy ini masih bertahan hingga

sekarang.

Page 17: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

4

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang ingin penulis

angkat adalah metode apakah yang digunakan pondok pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy dalam berdakwah?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui metode yang digunakan

Pondok Pesantren Jamilurrahman As-Salafy dalam berdakwah.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan bisa memperkaya

khasanah ilmu dakwah dan komunikasi dalam memajukan dakwah

islamiyah.

Sedangkan secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi sumbangan bagi para pelaku dakwah (da’i), baik secara

perorangan maupun kolektif dalam menggunakan metode dakwah, agar

perkembangan dakwah bisa dicapai secara lebih baik.

1.4. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, penulis merujuk pada beberapa karya skripsi

sebelumnya yang sudah pernah ada, antara lain :

Penelitian yang dilakukan Kusdaryanto tahun 2003 dengan judul “Peran

Dakwah Pondok Pesantren Tanbilul Ghofilin dalam Pembinaan Akhlak

Masyarakat Kab. Banjarnegara”. Skripsi ini menggunakan metode deskriptif

dan proses berfikir deduktif. Permasalahan yang diangkat tentang pembinaan

Page 18: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

5

akhlak masyarakat Kab. Banjarnegara dalam pondok pesantren Tanbilul

Ghofilin. Penelitian ini menghasilkan:

1. Dakwah yang ada dalam pondok pesantren Tanbilul Ghofilin yang

disampaikan sesuai dengan situasi dan kondisi pada pembinaan akhlak

masyarakat kabupaten Banjarnegara.

2. Pembinaan akhlak ini selain pada masyarakat sekitar pondok pesantren

Tanbilul Ghofilin juga pada masyarakat kabupaten Banjarnegara.

3. Peran dan sikap pondok pesantren Tanbilul Ghofilin dalam dakwahnya

dinilai sangat disenangi masyarakat.

Penelitian yang dilakukan Nurul Kholisoh tahun 2006 dengan judul

“Peran Pondok Pesantren Nurul Ulum Trengguli Wonosalam Demak dalam

Upaya Meningkatkan Mutu Layanan Santri”. Skripsi ini menggunakan

metode kualitatif dan proses berfikir induktif yang mengangkat permasalahan

tentang upaya meningkatkan mutu layanan santri. Penelitian ini

menghasilkan:

1. Santri dapat berfikir dengan pola religius

2. Supaya santri bisa mengamalkan nilai-nilai agama Islam

3. Layanan mutu santri lebih ditingkatkan

Penelitian yang dilakukan Gufroni tahun 1994 dengan judul “Metode dan

Strategi Pengembangan Agama Islam Pada Lembaga Dakwah di Kota

Madya Semarang”. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif yang

mengangkat permasalahan tentang metode dan strategi pengembangan agama

Page 19: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

6

Islam yang dilakukan lembaga dakwah terhadap masyarakat kota madya

Semarang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa:

1. Metode dan strategi dakwah Muhamadiyah secara keseluruhan dapat

dikatakan sesuai dengan kondisi sosial masyararakat kota madya

Semarang.

2. Metode yang diterapkan NU sama halnya dengan Muhamadiyah, namun

strategi yang diterapkannya lebih ditujukan pada pembinaan satuan

organisasi.

3. Metode dakwah MDI tidak sepenuhnya didasarkan pada kondisi umat,

melainkan pada kondisi organisatorik, strategi dakwahnya meskipun

sebagian besarnya masih bersifat konseptual, namun telah disusun secara

sistematis, rinci, dan terarah pada tujuan.

Demikan beberapa penelitian sebelumnya yang berhasil penulis himpun,

memang tidak dapat dipungkiri ada berbagai kesamaan. Diantaranya adalah

dalam penelitian tersebut, mereka menjadikan pondok pesantren sebagai

objek penelitiannya. hal inilah yang menjadi salah satu persamaan penulis

dengan peneliti terdahulu.

Sedangkan perbedaan dengan peneliti sebelumnya adalah meskipun sama-

sama menjadikan pondok pesantren sebagai objek penelitiannya, namun

objek bidikan penulis berbeda dengan mereka. Penulis memfokuskan pada

metode dakwah pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy

Yogyakarta.

Page 20: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

7

1.5. Metode Penelitian

1.5.1. Jenis Penelitian/Pendekatan/Spesifikasi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian

kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik,

dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada

suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah. (Moleong, 2006 : 6)

Adapun spesifikasi penelitian ini adalah penelitian deskriptif,

artinya penelitian ini bertujuan untuk melukiskan secara sistematis

fakta atau karakteristik populasi bidang tertentu secara faktual dan

cermat (Rakhmat, 1985: 30).

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

fenomenologis, artinya fenomena-fenomena di lapangan dijadikan

peneliti sebagai obyek penelitian yang diamati.

1.5.2. Definisi Konseptual

Metode dakwah menyangkut masalah bagaimana caranya dakwah

itu dilaksanakan. Tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan dakwah

yang telah dirumuskan akan efektif apabila dilaksanakan dengan

mempergunakan cara-cara yang tepat (Shaleh, 1977: 72). Ada

berbagai macam metode dakwah, namun dalam penelitian ini hanya

Page 21: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

8

akan difokuskan pada metode dakwah yang digunakan pondok

pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy Yogyakarta.

1.5.3. Sumber dan Jenis Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah

subyek darimana data itu dapat diperoleh (Arikunto, 2006: 129).

Dalam penelitian ini sumber data primernya adalah pendiri, pengurus

dan santri pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy, yang

akan merespon pertanyaan- pertanyaan peneliti terkait dengan obyek

penelitian yang diteliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.

Sedangkan sumber data sekundernya adalah buku-buku, internet dan

bahan-bahan kepustakaan lain yang ada relevansinya dengan

penelitian ini.

1.5.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini untuk pengumpulan data, penulis

menggunakan beberapa metode yaitu:

1. Wawancara

Menurut Esterberg (2002) wawancara adalah pertemuan dua

orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono,

2010: 72).

Page 22: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

9

Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara tidak

terstruktur, artinya dalam melakukan wawancara, pengumpul data

tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan. Metode ini dipergunakan untuk

memperoleh data sebagai berikut:

1) Metode dakwah yang digunakan pondok pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy dengan sumber informasi wawancara

adalah pendiri pondok pesantren.

2) Sasaran dakwah (mad’u) pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman

As-Salafy dengan sumber informasi pendiri, pengurus dan santri

pondok pesantren.

Selain itu, sebagai data pendukung wawancara juga dilakukan

dengan narasumber di luar pondok pesantren Jamilurrahman As-

Salafy tapi tetap yang berhubungan dengan penelitian.

2. Observasi

Observasi adalah usaha pengumpulan data dengan pengamatan

dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang

diselidiki. Metode ini digunakan untuk pengamatan yang dilakukan

oleh peneliti secara langsung terhadap sumber data yang ada pada

pondok pesantren Jamilurrahman As-Salafy Yogyakarta.

Page 23: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

10

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi

partisipatif, artinya dalam melakukan observasi peneliti ikut terlibat

dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang

digunakan sebagai sumber data penelitian (Sugiyono, 2010: 64).

Obyek observasi dalam penelitian ini meliputi:

1) Kegiatan belajar mengajar pondok pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy.

2) Kegiatan keagamaan yang dilakukan pondok pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto,

2006 : 231). Dokumen-dokumen yang dijadikan arsip dalam penelitian

ini meliputi:

1) Dokumentasi mengenai profil pondok pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy.

2) Dokumentasi mengenai struktur organisasi pondok pesantren

Syaikh Jamilurrahman As-Salafy.

3) Dokumentasi mengenai kegiatan belajar pondok pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy.

Page 24: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

11

1.5.5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam unit-

unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (Sugiyono, 2010: 89).

Analisis data kualitatif secara umum dapat dilakukan sebagai berikut

(Daymon dan Holloway, 2008: 369) :

a. Proses reduksi

Proses reduksi adalah proses mengolah data dari yang tidak

atau yang belum tertata menjadi data yang tertata. Dalam proses

reduksi ini terkandung aspek pengeditan, pemberian kode dan

pengelompokan data sesuai dengan kategorisasi data.

Proses reduksi bertujuan untuk mengolah data yang diperoleh

melalui pengumpulan data, agar menjadi data yang dapat dipahami

dan tersusun secara sistematis.

b. Proses interpretasi (penafsiran)

Setelah data disusun secara sistematis, tahap berikutnya yang

harus ditempuh adalah tahap analisa. Ini adalah tahap yang penting

dan menentukan. Pada tahap ini data yang berkaitan dengan

permasalahan yang diajukan, ditafsirkan sedemikian rupa sampai

berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai

Page 25: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

12

untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam

penelitian.

Metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode

analisis data deskriptif kualitatif. Maksudnya adalah proses analisis

yang akan didasarkan pada kaidah deskriptif dan kualitatif. Kaidah

deskriptif adalah bahwasannya proses analisis dilakukan terhadap

seluruh data yang telah didapatkan, diolah dan kemudian hasil

analisa tersebut disajikan secara keseluruhan. Sedangkan kaidah

kualitatif adalah bahwasanya proses analisis tersebut ditujukan

untuk mengembangkan teori bandingan dengan tujuan untuk

menemukan teori baru yang dapat berupa penguatan terhadap teori

lama, maupun melemahkan teori yang telah ada tanpa

menggunakan rumus statistik (Danim, 2002: 41). Teori yang

digunakan untuk menganalisis adalah teori metode dakwah

kemudian menganalisisnya dengan analisis indeksikalitas.

Indeksikalitas adalah keterkaitan makna kata, perilaku dan lainnya

pada konteksnya (Muhadjir, 2000: 145).

1.6. Sistematika Penulisan

Penelitian ini memulai pembahasan dalam Bab I sebagai pengantar atas

lima bab pembahasan berikutnya tentang isi dan kesimpulan. Bab

pendahuluan ini penulis memaparkan latar belakang masalah mengapa

pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy dipilih sebagai obyek

Page 26: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

13

penelitian, kemudian perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta

tinjauan pustaka yang merujuk pada tiga skripsi sebelumnya yang pernah ada.

Kemudian kerangka teoritik dan metode penelitian. Dalam metode penelitian

dijelaskan pula jenis dan pendekatan penelitian, definisi operasional, sumber

dan jenis data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Selanjutnya, bab ini dipungkas dengan sistematika penulisan.

BAB II membahas mengenai dakwah dan metode. Dalam bab ini penulis

menguraikan secara umum dakwah dalam tinjauan teoritis yang meliputi

pengertian dakwah, dasar hukum dan tujuan dakwah, dan unsur-unsur

dakwah. Dilanjutkan dengan membahas metode dakwah yang meliputi

pengertian metode dakwah dan macam-macam metode dakwah. Karena

obyek penelitiannya adalah pondok pesantren, maka penulis juga akan

menguraikan tentang pondok pesantren yang meliputi pengertian pondok

pesantren, karakteristik pondok pesantren, elemen pondok pesantren, fungsi

dan peran pondok pesantren dalam dakwah.

BAB III membahas mengenai gambaran umum pondok pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy. Dalam bab ini penulis menguraikan gambaran

umum tentang pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy yang

meliputi latar belakang berdirinya pondok, lokasi pondok, dasar dan tujuan

pondok, visi dan misi pondok, program pendidikan, kegiatan belajar, dan

struktur organisasi pondok.

Page 27: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

14

BAB IV membahas tentang analisis metode dakwah pondok pesantren

Syaikh Jamilurrahman As-Salafy yang bersifat konsep.

BAB V adalah penutup. Dalam penutup ini dibahas kesimpulan dari

penelitian yang telah diteliti penulis, saran/kritik yang akan disampaikan dan

salam penutup.

Page 28: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

15

BAB II

DAKWAH DAN METODE

2.1. Dakwah dan Metode

2.1.1. Perihal Dakwah

Dakwah secara etimologi berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a-

yad’u-da’watan, artinya mengajak, menyeru, memanggil. (Amin, 2009:

1).

Sedangkan orang yang melakukan seruan atau ajakan tersebut

dikenal dengan panggilan da’i artinya orang yang menyeru. Tetapi

mengingat bahwa proses memanggil atau menyeru tersebut juga

merupakan suatu proses penyampaian (tabligh) atas pesan-pesan

tertentu, maka dikenal pula istilah muballigh yaitu orang yang berfungsi

sebagai komunikator untuk menyampaikan pesan (message) kepada

pihak komunikan. (Tasmara, 1997: 31).

Dengan demikian, secara etimologis pengertian dakwah dan tabligh

itu merupakan suatu proses penyampaian (tabligh) pesan-pesan tertentu

yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain

memenuhi ajakan tersebut.

Page 29: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

16

Untuk lebih jelasnya, pengertian dakwah secara terminologi akan

penulis sampaikan beberapa definisi dakwah yang dikemukakan oleh

para ahli sebagai berikut:

1. Menurut Prof. Toha Yahya Omar, M. A.

Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada

jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk kemaslahatan

dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat (Omar, 1992: 13).

2. Menurut Syekh Ali Makhfudh

عن النهي و بالمعروف العمر و الهذي و الخير عل الناس حث

واألجل العاجل بسعادة ليفىزوا المنكر

“Mendorong (memotivasi) umat manusia untuk melaksanakan

kebaikan dan mengikuti petunjuk serta memerintahkan mereka

berbuat ma‟ruf dan mencegahnya dari perbuatan mungkar agar

mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat” (Pimay,

2005: 28).

3. Menurut Prof. H. M. Arifin, M. Ed.

Dakwah adalah suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan,

tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan

berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara

individual maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu

pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan serta pengamalan

terhadap ajaran agama sebagai message yang disampaikan

kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur pemaksaan.

Page 30: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

17

4. Menurut Dr. M. Quraish Shihab

Dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha

mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik

terhadap pribadi atau masyarakat. Perwujudan dakwah bukan

sekedar usaha peningkatan pemahaman dalam tingkah laku dan

pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas.

Apalagi pada masa sekarang ini, ia harus lebih berperan menuju

kepada pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam

berbagai aspek.

5. Menurut Ibnu Taimiyah

Dakwah merupakan suatu proses usaha untuk mengajak agar orang

beriman kepada Allah, percaya dan menaati apa yang telah

diberitakan oleh rasul serta mengajak agar dalam menyembah

kepada Allah seakan-akan melihat-Nya (Amin, 2009: 3-5).

6. Menurut Drs. Hamzah Ya‟qub

Dakwah dalam Islam ialah mengajak umat manusia dengan hikmah

kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasulnya

(Ya‟qub, 1992: 13).

7. Menurut Dr. H. Moh. Ali Aziz, M. Ag

Dakwah adalah segala bentuk aktivitas penyampaian ajaran Islam

kepada orang lain dengan berbagai cara yang bijaksana untuk

terciptanya individu dan masyarakat yang menghayati dan

Page 31: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

18

mengamalkan ajaran Islam dalam semua lapangan kehidupan (Aziz,

2004: 10).

Adapun menurut penulis yang dimaksud dengan dakwah adalah

suatu bentuk aktifitas penyampaian ajaran Islam kepada orang lain

dengan berbagai cara yang bijaksana, untuk terciptanya individu dan

masyarakat yang menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dalam

semua lapangan kehidupan.

Berbagai macam pemahaman mengenai pengertian dakwah

sebagaimana disebutkan di atas, meskipun terdapat perbedaan dalam

perumusan, tetapi apabila diperbandingkan satu sama lain, dapatlah

diambil kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:

1. Dakwah adalah proses penyampaian agama Islam dari seseorang

kepada orang lain.

2. Penyampaian ajaran Islam tersebut berupa ajakan kepada jalan Allah

dengan amr ma’ruf (ajaran kepada kebaikan) dan nahi mun’kar

(mencegah kemunkaran).

3. Dakwah adalah suatu aktivitas atau usaha yang dilakukan dengan

sadar dan terencana dengan tujuan terbentuknya suatu individu atau

masyarakat yang taat dan mengamalkan sepenuhnya seluruh ajaran

Islam.

Page 32: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

19

2.1.2. Dasar Hukum dan Tujuan Dakwah

2.1.2.1. Dasar Hukum Dakwah

Setiap muslim diwajibkan menyampaikan dakwah Islam

kepada seluruh umat manusia, sehingga mereka dapat

merasakan ketentraman dan kedamaian (Pimay, 2005: 30).

Dalam Al Qu‟an terdapat banyak ayat yang secara implisit

menunjukkan suatu kewajiban melaksanakan dakwah, di

antaranya adalah surat Ali Imran/3: 104:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan

mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-orang yang

beruntung” (Departemen Agama RI, 2000: 50).

Mengenai kewajiban menyampaikan dakwah, para ulama

berbeda pendapat mengenai status hukumnya. Perbedaan

penafsiran ini terletak pada kata minkum yang berfungsi

sebagai penjelas (lil bayan) bukan untuk menunjukkan arti

sebagian (littab’idh) sebab Allah telah mewajibkan dakwah

kepada umat Islam secara keseluruhan sebagaimana dalam

firmannya surat Ali Imran/3: 110:

Page 33: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

20

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari

yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab

beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka

ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang

yang fasik” (Departemen Agama RI, 2000: 50).

Dalam hal ini Rasulullah sendiri sebagai pembawa risalah

dan hamba Allah yang ditunjuk sebagai utusan Allah telah

bersabda kepada umatnya untuk berusaha dalam menegakkan

dakwah. Sabda Rasululullah:

فإن لم را فليغيري بيدي فإن لم يستطع فبلسامه رأى مىكم مىك و

و ذلك أضعف االءيمانيستطع فبقلب

“Barangsiapa di antara kamu melihat kemunkaran maka

hendaklah ia merubah dengan tangannya, jika tidak kuasa

maka dengan lisannya, jika tidak kuasa dengan lisannya maka

dengan hatinya, yang demikian itu adalah selemah-lemahnya

iman” (HR. Muslim).

Hadits di atas menunjukkan perintah kepada umat Islam

untuk mengadakan dakwah sesuai dengan kemampuan masing-

masing. Apabila seorang muslim mempunyai kekuasaan

tertentu maka dengan kekuasaannya itu ia diperintah untuk

mengadakan dakwah. Jika ia hanya mampu dengan lisannya

Page 34: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

21

maka dengan lisan itu ia diperintahkan untuk mengadakan

seruan dakwah, bahkan sampai diperintahkan untuk berdakwah

dengan hati, seandainya dengan lisan pun ternyata ia tidak

mampu.

Keterangan yang dapat diambil dari pengertian ayat Al

Qur‟an dan hadits nabi di atas adalah bahwa kewajiban

berdakwah itu merupakan tanggung jawab dan tugas setiap

muslim di manapun dan kapanpun ia berada. Tugas dakwah ini

wajib dilaksanakan bagi laki-laki dan wanita Islam yang baligh

dan berakal. Kewajiban dakwah ini bukan hanya kewajiban

para ulama, tetapi merupakan kewajiban setiap insan muslim

dan muslimat tanpa kecuali. Hanya kemampuan dan bidangnya

saja yang berbeda, sesuai dengan ukuran dan kemampuan

masing-masing.

2.1.2.2. Tujuan Dakwah

Dakwah merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses,

dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan ini

dimaksudkan untuk pemberi arah atau pedoman bagi gerak

langkah kegiatan dakwah. Sebab tanpa tujuan yang jelas

seluruh aktivitas dakwah akan sia-sia (tiada artinya) (Syukir,

1983: 49).

Page 35: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

22

Didin Hafidhudin mengemukakan tujuan dakwah secara

umum adalah mengubah perilaku sasaran dakwah agar mau

menerima ajaran Islam dan mengamalkannya dalam dataran

kenyataan kehidupan sehari-hari, baik yang bersangkutan

dengan masalah pribadi, keluarga, maupun sosial

kemasyarakatan, agar mendapat kebaikan dunia dan akhirat

serta terbebas dari azab neraka (Hafidhudin, 2001: 78).

Amrullah Ahmad dalam bukunya Dr. H. Ali Aziz, M. Ag

menyinggung tentang tujuan dakwah yaitu untuk

mempengaruhi cara merasa, berpikir, bersikap dan bertindak

manusia pada dataran individual dan sosiokultural dalam

rangka terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan

(Aziz, 2004: 60).

Dari beberapa tujuan dakwah tersebut,secara garis besar

tujuan dakwah dapat dibagi dua (Pimay, 2006: 8-13) yaitu:

a. Tujuan umum

Tujuan umum dakwah adalah menyelamatkan umat

manusia dari lembah kegelapan dan membawanya ketempat

yang terang benderang, dari jalan yang sesat kepada jalan

yang lurus, dari lembah kemusyrikan dengan segala bentuk

kesengsaraan menuju kepada tauhid yang menjanjikan

kebahagiaan.

Page 36: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

23

b. Tujuan khusus

Tujuan khusus dakwah antara lain:

1. Terlaksananya ajaran Islam secara keseluruhan dengan

cara yang benar dan berdasarkan keimanan.

2. Terwujudnya masyarakat muslim yang diidam-idamkan

dalam suatu tatanan hidup berbangsa dan bernegara, adil,

makmur, damai dan sejahtera dibawah limpahan rahmat

Allah SWT.

3. Mewujudkan sikap beragama yang benar dari

masyarakat.

2.1.3. Unsur-unsur Dakwah

Yang dimaksud dengan unsur-unsur dakwah adalah komponen-

komponen yang selalu ada dalam setiap kegiatan dakwah (Aziz, 2004:

75). Unsur-unsur tersebut adalah:

2.1.3.1. Da’i (subyek dakwah)

Da‟i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan

maupun tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu,

kelompok atau berbentuk organisasi (Aziz, 2004: 75).

Seorang da‟i yang bijaksana adalah orang yang dapat

mempelajari realitas, situasi masyarakat, dan kepercayaan

mereka serta menempatkan mereka pada tempatnya masing-

Page 37: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

24

masing. Kemudian mengajak mereka berdasarkan kemampuan

akal, pemahaman, tabiat, tingkatan keilmuan dan status sosial

mereka. Seorang da‟i yang bijak adalah yang mengetahui

metode yang akan dipakainya (Al-Qathani, 2005: 97).

Sebagai seorang da‟i harus memulai dakwahnya dengan

langkah yang pasti. Diantaranya dengan dimulai dari dirinya

sehingga menjadi panutan yang baik bagi orang lain.

Kemudian membangun rumah tangganya dan memperbaiki

keluarganya, agar menjadi sebuah bangunan muslim yang

berasaskan keimanan. Selanjutnya melangkah kepada

masyarakat dan menyebarkan dakwah kebaikan di kalangan

mereka. Memerangi berbagai bentuk akhlak yang buruk dan

berbagai kemungkaran dengan cara bijak. Lalu berupaya untuk

menggali keutamaan dan kemuliaan akhlak. Kemudian

mengajak kalangan orang yang tidak beragama Islam untuk

diarahkan ke jalan yang benar dan sesuai dengan syariat Islam

(Al-Qahthani, 2005: 90).

2.1.3.2. Mad’u (obyek dakwah)

Mad‟u atau penerima dakwah adalah seluruh umat

manusia, baik laki-laki ataupun perempuan, tua maupun muda,

miskin atau kaya, muslim maupun non muslim, kesemuanya

menjadi objek dari kegiatan dakwah Islam, semua berhak

Page 38: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

25

menerima ajakan dan seruan ke jalan Allah (An-Nabiry, 2008:

230).

Da‟i yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang

masyarakat yang akan menjadi mitra dakwahnya adalah calon-

calon da‟i yang akan mengalami kegagalan dalam dakwahnya

(Aziz, 2004: 94).

Untuk itu pengetahuan tentang apa dan bagaimana mad‟u,

baik jika ditinjau dari aspek psikologis, pendidikan,

lingkungan sosial, ekonomi serta keagamaan, merupakan suatu

hal yang pokok dalam dakwah. Karena hal tersebut akan

sangat membantu dalam pelaksanaan dakwah, terutama dalam

hal penentuan tingkat dan macam materi yang akan

disampaikan, atau metode mana yang akan diterapkan, serta

melalui media apa yang tepat untuk dimanfaatkan, guna

menghadapi mad‟u dalam proses dakwahnya (An-Nabiry,

2008: 230-231).

2.1.3.3. Maddah (materi dakwah)

Materi dakwah adalah pesan-pesan atau segala sesuatu

yang harus disampaikan oleh subyek kepada obyek dakwah,

yaitu keseluruhan ajaran Islam, yang ada di dalam Kitabullah

maupun Sunnah Rasul Nya. Pada dasarnya materi dakwah

Islam tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai.

Namun secara garis besar materi dakwah dapat

Page 39: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

26

diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok (Anshari, 1993: 146),

yaitu :

1. Masalah aqidah, yaitu serangkaian ajran yang menyangkut

sistem keimanan/kepercayaan terhadap Allah SWT.

2. Masalah syariah, yaitu serangkaian ajaran yang menyangkut

aktifitas manusia muslim di dalam semua aspek hidup dan

kehidupannya, mana yang boleh dilakukan dan yang tidak

boleh dilakukan, mana yang halal dan haram, mana yang

mubah dan sebagainya. Dalam hal ini juga menyangkut

hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia

dengan sesamanya.

3. Masalah akhlaq, yaitu menyangkut tata cara berhubungan

baik secara vertical dengan Allah SWT, maupun secara

horizontal dengan sesame manusia dan seluruh makhluk-

makhluk Allah.

Di bidang aqidah ini bukan saja pembahasannya tertuju

pada masalah-masalah yang wajib di-imani, akan tetapi materi

dakwah meliputi juga masalah-masalah yang dilarang sebagai

lawannya, misalnya syirik (menyekutukan adanya Tuhan),

ingkar dengan adanya Tuhan dan sebagainya (Syukir, 1983:

61).

Page 40: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

27

2.1.3.4. Wasilah (media dakwah)

Media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan

sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah

ditentukan. (Syukir, 1983: 63). Dengan kata lain, media

dakwah adalah sarana yang digunakan oleh da‟i untuk

menyampaikan materi dakwah.

Media dakwah jika dilihat dari bentuk penyampaiannya,

dapat digolongkan menjadi lima golongan besar (Ya‟kub,

1992: 47-48) yaitu:

1. Lisan yaitu dakwah yang dilakukan dengan lidah atau suara.

Termasuk dalam bentuk ini adalah khutbah, pidato,

ceramah, kuliah, diskusi, seminar, musyawarah, nasihat,

pidato-pidato radio, ramah tamah dalam anjang sana,

obrolan secara bebas setiap ada kesempatan, dan lain

sebagainya.

2. Tulisan yaitu dakwah yang dilakukan dengan perantara

tulisan misalnya: buku, majalah, surat kabar, buletin,

risalah, kuliah tertulis, pamplet, pengumuman tertulis,

spanduk, dan sebagainya.

3. Lukisan yaitu gambar-gambar hasil seni lukis, foto, film

cerita, dan lain sebagainya. Bentuk terlukis ini banyak

menarik perhatian orang dan banyak dipakai untuk

Page 41: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

28

menggambarkan suatu maksud ajaran yang ingin

disampaikan kepada orang lain, seperti komik-komik

bergambar.

4. Audio visual yaitu suatu cara penyampaian yang sekaligus

merangsang penglihatan dan pendengaran. Bentuk itu

dilaksanakan dalam televisi, sandiwara, ketoprak wayang

dan lain sebagainya.

5. Akhlak yaitu suatu cara penyampaian langsung ditunjukkan

dalam bentuk perbuatan yang nyata misalnya: menjenguk

orang sakit, bersilaturrahmi ke rumah, pembangunan masjid

dan sekolah, poliklinik, kebersihan, pertanian, peternakan,

dan lain sebagainya.

2.1.3.5. Thariqah (metode dakwah)

Didalam melaksanakan suatu kegiatan dakwah diperlukan

juga metode penyampaian yang tepat agar tujuan dakwah

tercapai. Metode dalam kegiatan dakwah adalah suatu cara

dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah (Ghazali, 1997:

24).

Adapun tujuan diadakannya metodologi dakwah adalah

untuk memberikan kemudahan dan keserasian, baik bagi

pembawa dakwah itu sendiri maupun bagi penerimanya.

Pengalaman mengatakan, bahwa metode yang kurang tepat

Page 42: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

29

seringkali mengakibatkan gagalnya aktivitas dakwah.

Sebaliknya, terkadang sebuah permasalahan yang sedemikian

sering dikemukakan pun, apabila diramu dengan metode yang

tepat, dengan penyampaian yang baik, ditambah oleh aksi

retorika yang mumpuni, maka respon yang didapat pun cukup

memuaskan (An-Nabiry, 2008: 238).

Pembahasan mengenai metode dakwah akan diuraikan

lebih lanjut pada sub bab berikutnya.

2.1.3.6. Atsar (efek dakwah)

Setiap aksi dakwah akan menimbulkan reaksi. Demikian

jika dakwah telah dilakukan oleh seorang da‟i dengan materi

dakwah, wasilah, thariqah tertentu maka akan timbul respon

dan efek (atsar) pada mad’u, (mitra/ penerima dakwah). Atsar

itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Arab yang berarti

bekasan, sisa, atau tanda (Aziz, 2004: 138).

Atsar (efek ) sering disebut dengan feed back (umpan

balik) dari proses dakwah ini sering kali dilupakan atau tidak

banyak menjadi perhatian para da‟i. Kebanyakan mereka

menganggap bahwa setelah dakwah disampaikan maka

selesailah dakwah. Padahal, atsar sangat besar artinya dalam

penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya. Tanpa

menganalisis atsar dakwah maka kemungkinan kesalahan

strategi yang sangat merugikan pencapaian tujuan dakwah

Page 43: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

30

akan terulang kembali. Sebaliknya, dengan menganalisis atsar

dakwah secara cermat dan tepat maka kesalahan strategi

dakwah akan segera diketahui untuk diadakan penyempurnaan

pada langkah-langkah berikutnya (corrective action), demikian

juga strategi dakwah termasuk di dalam penentuan unsur-unsur

dakwah yang dianggap baik dapat ditingkatkan (Aziz, 2004:

138-139).

2.2. Metode Dakwah

Pembahasan ini adalah kelanjutan pembahasan tentang metode dakwah

dalam bab unsur-unsur dakwah.

2.2.1. Pengertian Metode Dakwah

Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “meta”

(melalui) dan “hodos” (jalan, cara). Dengan demkian dapat diartikan

bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai

suatu tujuan. Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos

artinya jalan yang dalam bahasa Arab disebut thariq. Metode berarti

cara yang telah diatur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai

suatu maksud (Munir, 2006: 6). Sedangkan menurut Abdul Kadir

Munsy metode diartikan sebagai cara untuk menyampaikan sesuatu

(Aziz, 2004: 122).

Kata metode telah menjadi bahasa Indonesia yang memiliki

pengertian sebagai suatu cara yang bisa ditempuh atau cara yang

Page 44: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

31

ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan,

rencana sistem, dan tata pikir manusia (Aziz, 2004: 122).

Kaitannya dengan dakwah dalam komunikasi metode dakwah lebih

dikenal sebagai approach, yaitu cara-cara yang dilakukan oleh seorang

da‟i atau komunikator untuk mencapai suatu tujuan tertentu atas dasar

hikmah dan kasih sayang (Tasmara, 2001: 43).

Banyak metode dakwah yang disebutkan dalam al-Qur‟an dan

hadits akan tetapi yang dijadikan pedoman pokok dari keseluruhan

metode dakwah tersebut adalah firman Allah dalam surah an Nahl ayat

125 (Aziz, 2004: 135):

”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-

orang yang mendapat petunjuk” (Departemen Agama RI, 2000: 224).

Ayat tersebut di atas telah memberikan pedoman bagaimana

caranya dakwah itu harus dilakukan. Yaitu dengan cara:

1. Hikmah, yaitu dakwah yang dilakukan dengan terlebih dahulu

memahami secara mendalam segala persoalan yang berhubungan

dengan proses dakwah, yang meliputi persoalan sasaran dakwah,

tindakan-tindakan yang akan dilakukan, masyarakat yang menjadi

Page 45: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

32

objek dakwah, situasi tempat dan waktu di mana dakwah akan

dilaksanakan dan lain sebagainya (Shaleh, 1977: 73).

2. Mauidhah Hasanah, yaitu kalimat atau ucapan yang diucapkan oleh

seorang da‟i atau muballigh, disampaikan dengan cara yang baik,

berisikan petunjuk-petunjuk ke arah kebajikan, diterangkan dengan

gaya bahasa yang sederhana, supaya yang disampaikan itu dapat

ditangkap, dicerna, dihayati, dan tahapan selanjutnya dapat

diamalkan (An-Nabiry, 2008: 241-242).

3. Mujadalah, yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan

membantah dengan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak

memberikan tekanan-tekanan (Aziz, 2004: 136).

2.2.2. Macam-macam Metode Dakwah

Metode dakwah sebenarnya dapat diklasifikasikan menjadi berbagai

macam metode tergantung dari segi tinjauannya. Dari segi jumlah

audien dakwah dibagi dalam dua cara (Abda, 1994: 82-83) :

1. Dakwah perorangan, yaitu dakwah yang dilakukan terhadap orang

seorang secara langsung. Metode ini kelihatannya tidak efektif tapi

nyatanya dakwah perorangan lebih efektif jika dilakukan terhadap

orang yang mempunyai pengaruh terhadap suatu lingkungan.

2. Dakwah kelompok, yaitu dakwah yang dilakukan terhadap

kelompok tertentu yang sudah ditentukan sebelumnya. Misalnya

kelompok ibu-ibu dan sebagainya.

Page 46: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

33

Dari segi cara penyampaiannya metode dakwah dapat digolongkan

menjadi dua:

1. Cara langsung, yaitu dakwah yang dilakukan dengan cara tatap muka

antara komunikan dengan komunikatornya.

2. Cara tidak langsung, yaitu dakwah yang dilakukan tanpa tatap muka

antara da‟i dan audiennya. Dilakukan dengan bantuan sarana lain

yang cocok. Misalnya dengan bantuan televisi, radio, internet dan

lain sebagainya.

Dari segi penyampaian isi metode dakwah digolongkan menjadi

(Abda, 1994: 86-87):

1. Cara serentak, cara ini dilakukan untuk pokok-pokok bahasan secara

praktis dan tidak terlalu banyak kaitannya dengan masalah-masalah

lain. Walaupun demikian da‟i tetap harus menjaga keutuhan

permasalahan jangan sampai kecilnya pokok bahasan kemudian

pembahasannya hanya sepintas kilas saja.

2. Cara bertahap, cara ini dilakukan terhadap pokok-pokok bahasan

yang banyak kaitannya dengan masalah lain. Dalam hal pokok

bahasan semacam ini da‟i harus pandai-pandai membagi pokok

bahasan dalam sub-sub yang lebih kecil tapi tidak lepas dari pokok

bahasan utamanya. Dalam penyampaiannya pun da‟i harus mampu

mengurutkan mana-mana yang harus didahulukan dan mana yang

berikutnya. Juga da‟i harus mampu menjaga kesinambungan sub-sub

Page 47: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

34

yang telah dibahas sebelumnya dengan sub-sub yang akan dibahas

berikutnya.

Diantara metode-metode di atas, ada beberapa metode yang biasa

dipakai dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

1. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan maksud

untuk menyampaikan keterangan, petunjuk, pengertian, dan

penjelasan tentang suatu masalah di hadapan orang banyak (Aziz,

2004: 169).

Dalam buku Metode Diskusi dalam Dakwah Abdul Kadir

Munsyi mengemukakan, bahwa penggunaan metode ceramah ini

akan berhasil dengan baik jika beberapa ceramah menguasai

beberapa syarat:

a. Menguasai bahasa yang akan disampaikan dengan sebaik-baiknya

b. Bisa menyesuaikan bahan dengan taraf kejiwaan, juga lingkungan

sosial dan budaya para pendengar

c. Suara dan bahasa diatur dengan sebaik-baiknya, meliputi ucapan,

tempo, melodi ritme, dan dinamika.

d. Sikap dan cara berdiri duduk bicara yang simpatik

e. Mengadakan variasi dengan dialog dan Tanya jawab serta humor.

Page 48: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

35

2. Metode Diskusi

Asmuni Syukir mengartikan diskusi sebagai penyampaian materi

dakwah dengan cara mendorong sasarannya untuk menyatakan suatu

masalah yang dirasa belum dimengerti dan da‟inya sebagai

penjawabnya. Sedangkan Abdul Kadir Munsy mengartikan diskusi

dengan perbincangan suatu masalah di dalam sebuah pertemuan

dengan jalan pertukaran pendapat diantara beberapa orang (Aziz,

2004: 172).

3. Metode propaganda

Metode propaganda yaitu suatu upaya untuk menyiarkan Islam

dengan cara mempengaruhi dan membujuk. Metode ini dapat

digunakan untuk menarik perhatian dan simpatik seseorang.

Pelaksanaan dakwah dengan metode propaganda dapat dilakukan

melalui berbagai macam media, baik auditif, visual maupun audio

visual (Amin, 2009: 103). Ada beberapa teknik dalam propaganda,

yang sebagian bertentangan dengan cara berdakwah, namun

sebagian lain bisa diadopsi untuk melakukan dakwah. Teknik

tersebut antara lain:

a. Name Calling, yaitu pemberian label buruk pada suatu gagasan,

agar audien menolak dan mengutuk ide tanpa mengamati bukti.

b. Gittering Generalities, yaitu menggunakan kata yang baik, agar

sesuatu dapat diterima oleh audien tanpa memeriksa bukti-bukti.

Page 49: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

36

c. Transfer, yaitu metode yang digunakan oleh pembicara dengan

membawa otoritas dukungan dan gengsi dari sesuatu yang

dihargai dan disanjung kepada sesuatu yang lain,agar sesuatu

yang lain tersebut dapat diterima.

d. Testimonials (kesaksian), yaitu memberi kesempatan pada orang-

orang yang mengagumi atau membenci untuk mengatakan bahwa

sebuah gagasan atau program atau produk atau seseorang itu baik

atau buruk.

e. Plain Folk (orang biasa), yaitu metode yang dipakai oleh

pembicara dalam upayanya meyakinkan khalayak bahwa dia dan

gagasannya adalah bagian dari rakyat biasa dan rakyat yang lugu.

f. Card Stacking, yaitu metode yang dilakukan dengan memilih

argumen atau bukti yang mendukung sebuah posisi dan

mengabaikan hal-hal yang tidak mendukung posisi itu.

g. Bandwagon, yaitu metode yang digunakan oleh pembicara

dengan meyakinkan audiens bahwa semua anggota kelompok

harus bergabung dengan kelompok tersebut (Suprapto, 2011: 78-

87).

4. Metode Karyawisata

Yaitu dakwah yang dilakukan dengan membawa mitra dakwah

ke tempat-tempat yang memiliki nilai historis keislaman atau

lembaga-lembaga penyelenggara dakwah dengan tujuan agar mereka

dapat menghayati arti tujuan dakwah dan menggugah semangat baru

Page 50: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

37

dalam mengamalkan dan mendakwahkan ajaran-ajaran Islam kepada

orang lain ( Aziz, 2004: 179).

5. Metode Keteladanan

Dakwah dengan menggunakan metode keteladanan atau

demonstrasi berarti suatu cara penyajian dakwah dengan

memberikan keteladanan langsung sehingga mad‟u akan tertarik

untuk mengikuti apa yang dicontohkannya.

Metode dakwah dengan demonstrasi ini dapat dipergunakan

untuk hal-hal yang berkaitan dengan akhlak, cara bergaul, cara

beribadah, berumah tangga, dan segala aspek kehidupan manusia

(Amin, 2009: 104).

6. Metode pemberian bantuan sosial

Metode pemberian bantuan sosial merupakan metode yang

dilaksanakan dengan jalan memberikan bantuan sosial kepada

masyarakat dakwah yang sifatnya mengadakan perubahan perilaku

masyarakatnya menjadi lebih baik (meningkat) (Ghazali, 1997: 25).

2.3. Pondok Pesantren

2.3.1. Pengertian Pondok Pesantren

Dalam pemakaian sehari-hari, istilah pesantren bisa disebut dengan

pondok saja atau kedua kata ini digabung menjadi pondok pesantren.

Secara esensial, semua istilah ini mengandung makna yang sama,

kecuali sedikit perbedaan. Asrama yang menjadi penginapan santri

Page 51: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

38

sehari-hari dapat dipandang sebagai pembeda antara pondok dan

pesantren (Qomar, 2005: 1).

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), kata ini

mempunyai dua pengertian, yaitu:

1. Orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh; orang saleh

2. Orang yang mendalami agama Islam

Menurut Zamakhsyari Dhofier pesantren berasal dari kata santri

yang diberi awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat tinggal

para santri (Maunah, 2009: 17). Professor Johns berpendapat bahwa

istilah santri berasal dari bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji,

sedangkan C. C. Berg berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari

istilah shastri yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-

buku suci agama Hindu. Kata shastri berasal dari kata shastra yang

berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku-buku tentang ilmu

pengetahuan (Sudar, 2009: 431).

Manfred Ziemek memandang pondok pesantren sebagai suatu

bentuk ke-Islaman yang melembaga di Indonesia. Kata pondok artinya

kamar, gubuk, rumah kecil yang dipakai dalam bahasa Indonesia

dengan menekankan kesederhanaan bangunan. Mastuhu mengartikan

pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk

mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan

ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai

pedoman perilaku sehari-hari (Sudar, 2009: 431).

Page 52: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

39

2.3.2. Karakteristik Pondok Pesantren

Ada tiga karakteristik yang dikenali sebagai basis utama kultur

pesantren (Zubaedi, 2007: 16-17) yaitu:

1. Pesantren sebagai lembaga tradisional

Tradisionalisme dalam konteks pesantren harus dipahami

sebagai upaya mencontoh tauladan yang dilakukan para ulama

salaf yang masih murni dalam menjalankan ajaran Islam agar

terhindar dari bid’ah, khurafat, takhayul serta klenik. Hal ini

kemudian lebih dikenal dengan gerakan salaf yaitu gerakan dari

orang-orang terdahulu yang ingin kembali kepada al-Qur‟an dan

Hadits.

2. Pesantren sebagai pertahanan budaya (cultural resistance)

Mempertahankan budaya dengan ciri tetap bersandar pada ajaran

dasar Islam adalah budaya pesantren yang sudah berkembang

berabad-abad. Ide cultural resistance telah mewarnai kehidupan

intelektual dunia pesantren. Subjek yang diajarkan di lembaga ini

melalui hidayah dan berkah seorang kiai sebagai guru utama adalah

kitab klasik atau kitab kuning yang selalu diolah dan ditransmisikan

dari satu generasi ke generasi.

3. Pesantren sebagai pendidikan keagamaan

Pendidikan pesantren didasari, digerakkan dan diarahkan oleh

nilai-nilai kehidupan yang bersumber pada ajaran Islam. Ajaran

Page 53: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

40

dasar ini berkelindan dengan struktur sosial atau realitas sosial yang

digumuli dalam hidup sehari-hari.

2.3.3. Elemen-elemen Pesantren

Hampir dapat dipastikan, lahirnya suatu pesantren berawal dari

beberapa elemen dasar yang selalu ada di dalamnya. Ada lima elemen

pesantren, antara satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Kelima

elemen tersebut meliputi kyai, santri, pondok, masjid, dan pengajaran

kitab-kitab Islam klasik, atau yang sering disebut dengan kitab kuning

(Haedari dkk, 2004: 25). Masing-masing elemen akan diuraikan secara

singkat sebagai berikut:

2.3.3.1. Kyai

Kyai atau pengasuh pondok pesantren merupakan elemen

yang sangat esensial bagi suatu pesantren. Rata-rata pesantren

yang berkembang di Jawa dan Madura sosok kyai begitu

sangat berpengaruh, kharismatik dan berwibawa, sehingga

amat disegani oleh masyarakat di lingkungan pesantren. Di

samping itu, kyai pondok pesantren biasanya juga sekaligus

sebagai penggagas dan pendiri dari pesantren yang

bersangkutan. Oleh karenanya, sangat wajar jika dalam

pertumbuhannya, pesantren sangat bergantung pada peran

seorang kyai (Haedari dkk, 2004: 28).

Page 54: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

41

Menurut asal-usulnya, perkataan kiai dalam bahasa Jawa

dipakai untuk tiga jenis gelar yang saling berbeda:

1. Sebutan gelar kehormatan bagi barang-barang yang

dianggap keramat; umpamanya, Kiai Garuda Kencana

dipakai untuk sebutan Kereta Emas yang ada di keratin

Yogyakarta.

2. Gelar kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya.

3. Gelar yang diberikan masyarakat untuk seorang ahli agama

Islam yang memiliki atau menjadi pemimpin pesantren dan

mengajar kitab-kitab Islam klasik kepada para santrinya.

Selain gelar kiai, ia juga sering disebut sebagai seorang

„alim (orang yang dalam pengetahuan Islamnya) (Qomar,

2005: 27).

2.3.3.2. Santri

Santri adalah siswa atau murid yang belajar di pesantren.

Seorang ulama bisa disebut sebagai kyai kalau memiliki

pesantren dan santri yang tinggal dalam pesantren tersebut

untuk mempelajari ilmu-ilmu agama Islam melalui kitab-kitab

kuning. Oleh karena itu, eksistensi kyai biasanya juga

berkaitan dengan adanya santri di pesantrennya (Haedari dkk,

2004: 35)

Page 55: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

42

Menurut tradisi pesantren, biasanya santri terdiri dari dua

kelompok, yaitu santri mukim dan santri kalong. Santri mukim

yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan

menetap dalam kelompok pesantren. Sedangkan santri kalong

yaitu murid-murid yang berasal dari desa-desa di sekeliling

pesantren, yang biasanya tidak menetap di pesantren. Untuk

mengikuti pelajarannya di pesantren, mereka bolak balik dari

rumahnya sendiri (Sudar, 2008: 434-435).

2.3.3.3. Masjid

Seorang kyai yang ingin mengembangkan pesantren, pada

umumnya yang pertama-tama menjadi prioritas adalah masjid.

Masjid dianggap sebagai simbol yang tidak terpisahkan dari

pesantren. Masjid tidak hanya sebagai tempat praktek ritual

ibadah, tetapi juga tempat pengajaran kitab-kitab klasik dan

aktifitas pesantren lainnya (Haedari dkk, 2004: 33).

Secara etimologis menurut M. Quraish Shihab, masjid

berasal dari bahasa Arab “sajada” yang berarti patuh, taat,

serta tunduk dengan penuh hormat. Sedangkan secara

terminologis, masjid merupakan tempat aktivitas manusia yang

mencerminkan kepatuhan kepada Allah (Haedari dkk, 2004:

33).

Page 56: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

43

2.3.3.4. Pondok

Pesantren pada umumnya sering juga disebut dengan

pendidikan Islam tradisional dimana seluruh santrinya tinggal

bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang kyai. Asrama

para santri tersebut berada di lingkungan komplek pesantren,

yang terdiri dari rumah tinggal kyai, masjid, ruang untuk

belajar, mengaji, dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya

(Haedari dkk, 2004: 31 ).

2.3.3.5. Pengajaran Kitab-kitab Islam Klasik

Berdasarkan catatan sejarah, pesantren telah mengajarkan

kitab-kitab klasik. Pengajaran kitab-kitab kuning berbahasa

Arab dan tanpa harakat atau sering disebut kitab gundul

merupakan satu-satunya metode yang secara formal diajarkan

dalam komunitas pesantren di Indonesia. Pada umumnya, para

santri datang jauh dari kampung halaman dengan tujuan ingin

memperdalam kitab-kitab klasik tersebut, baik kitab Ushul

Fiqh, Fiqh, Kitab Tafsir, Hadits, dan lain sebagainya. Para

santri biasanya juga mengembangkan keahlian dalam

berbahasa Arab (nahwu dan sharaf), guna menggali makna dan

tafsir dibalik teks-teks klasik tersebut. Dari keahlian ini,

mereka dapat memperdalam ilmu-ilmu yang berbasis pada

kitab-kitab klasik (Haedari dkk, 2004: 38).

Page 57: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

44

2.3.4. Fungsi dan Peran Pondok Pesantren Dalam Dakwah

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang

berfungsi sebagai pusat pendidikan dan penyiaran agama Islam

(Hafidhuddin, 1998: 121). Kaitannya dengan hal tersebut dalam al

Qur‟an surah at-Taubah ayat 122 disebutkan bahwa:

“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya

(ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di

antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan

mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada

kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu

dapat menjaga dirinya” (Departemen Agama RI, 2000: 164).

Ayat di atas menerangkan bahwa tidak sepatutnya bagi orang-

orang mukmin pergi bergegas semuanya ke medan perang sehingga

tidak tersisa lagi yang melaksanakan tugas-tugas yang lain. Tapi dari

kelompok besar diantara mereka, ada beberapa orang dari golongan

itu bersungguh-sungguh memperdalam pengetahuan tentang agama

sehingga mereka dapat memperoleh manfaat untuk diri mereka dan

untuk orang lain dan juga untuk memberi peringatan kepada kaum

mereka yang menjadi anggota pasukan yang ditugaskan Rasulullah

SAW (Shihab, 2002: 749). Ayat tersebut merupakan isyarat

pentingnya memperdalam ilmu tentang agama dan menyebarluaskan

informasi yang benar.

Page 58: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

45

Dari penjelasan di atas terlihat jelas bahwasannya pondok

pesantren sangatlah berperan dalam bidang dakwah. Menurut rumusan

Azyumardi Azra, pesantren telah memainkan tiga peranan:

transmission of Islamic knowledge (penyampaian ilmu-ilmu

keislaman), maintenance of Islamic tradition (pemeliharaan tradisi

Islam) dan reproduction of ulama (pembinaan calon-calon ulama)

(Zubaedi, 2007: 16).

Page 59: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

46

BAB III

GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN SYAIKH

JAMILURRAHMAN AS-SALAFY

3.1. Gambaran Umum Pondok Pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy

3.1.1. Latar Belakang Berdirinya Pondok Pesantren Syaikh Jamilurrahman

As-Salafy

Dari hari ke hari kebutuhan da’i (juru dakwah) di masyarakat

semakin meningkat. Berbagai acara keagamaan dan sosial yang

membutuhkan keterlibatan para da’i semakin semarak. Dari pengajian

kampung hingga pengajian kampus, pengajian di media elektronik hingga

pengajian tertulis di berbagai bentuk media cetak sangat membutuhkan

peran para da’i.

Di sisi lain tersedianya da’i yang berkualitas secara ilmiah dan

amaliah terasa sangat mendesak diwujudkan. Meski dakwah bisa

diperankan oleh semua lapisan kaum Muslimin—sesuai kemampuan,

tetapi peran da’i sebagai lokomotif dakwah adalah sebuah keharusan.

Dengan dakwah itulah diharapkan para da’i bisa memberikan kontribusi

dalam pembangunan masyarakat Indonesia yang seutuhnya

(http://atturots.or.id).

Page 60: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

47

Sebagai salah satu sumbangsih munculnya dai-dai handal itulah

kemudian pertengahan tahun 1995 didirikan Ma’had Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy di Banguntapan, Bantul. Pendidikan

ma’had (pondok pesantren) pada awalnya khusus untuk tadribud du’at

(pelatihan da’i) putra-putri. Baru kemudian pada tahun 1996 ma’had

ditambah lagi Tahfidzul Qur an (http://www.pondokjamil.com).

3.1.2. Lokasi Pondok Pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy

Pondok Pesantren ini berlokasi di Dusun Sawo Glondong,

Wirokerten, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Lokasi pondok pesantren

ini letaknya terpisah dengan pemukiman penduduk (di tengah sawah).

Jalan masuk menuju pondok yang terlihat kanan kiri semuanya sawah.

Ketika memasuki daerah pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-

Salafy, warga yang terlihat adalah seorang yang berjenggot, berjubah dan

memakai celana cingkrang (di atas mata kaki) bagi yang laki-laki dan

yang perempuan semuanya memakai cadar (lihat gambar pada lampiran)

3.1.3. Dasar dan Tujuan Pondok Pesantren Syaikh Jamilurrahman As-

Salafy

3.1.3.1. Dasar Pondok Pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy

Pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy ini

adalah pondok pesantren yang bermanhaj salaf. Artinya di dalam

memahami Islam mereka berorientasi pada rujukan yang

Page 61: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

48

bersumber dari pandangan ulama’ Salaf (sahabat, tabi’in, tabi’ut

tabi’in)—yang memberikan batasan bahwa setiap praktik

beragama harus memiliki contoh yang jelas. Praktik-praktik

beragama yang berada di luar teks (al Qur’an dan hadits) dinilai

sebagai penyimpangan. Amalan yang baik itu disamping ikhlas

juga harus ada contohnya (wawancara dengan Abu Mus’ab pada

tanggal 26 Februari 2012 pukul 16.15 WIB).

Dasar yang digunakan pondok pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy dalam bermanhaj salaf (wawancara

dengan Abu Mus’ab pada tanggal 14 Juni 2012 pukul) yaitu:

1. QS. At-Taubah: 100

―Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk

Islam) diantara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-

orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha

kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah

menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-

sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-

lamanya. Itulah kemenangan yang besar‖ (Departemen

Agama RI, 2000: 50).

Page 62: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

49

2. QS. An-Nisa: 115

―Dan barang siapa menentang rasul sesudah jelas kebenaran

baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang

mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang

telah dikuasainya itu dan kami masukkan ia ke dalam

jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali‖

(Departemen Agama RI, 2000: 224).

3. QS. Al-Ahzab: 21

―Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap

(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak

menyebut Allah‖ (Departemen Agama RI, 2000: 336).

3.1.3.2. Tujuan Pondok Pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy

Pondok ini bertujuan mencetak dai dan daiyah serta

mudarris dan mudarrisat bermanhaj salaf yang mampu terjun

ke medan dakwah dengan mengajarkan ilmu-ilmu syariat dan

bahasa Arab.

Page 63: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

50

3.1.4. Program Pendidikan Pondok Pesantren Syaikh Jamilurrahman As-

Salafy

3.1.4.1. Program Pokok

1. I’dad Ad-Du’at

Program ini menyelenggarakan pendidikan untuk

mempersiapkan santri putra dan putri agar menguasai Tauhid,

Fiqih, Bahasa Arab, dan ilmu alat yang lainnya. Santri terdiri

dari putra dan putri. Masa belajar berlangsung selama tiga

tahun (untuk putra). Sementara untuk putri berlangsung

selama dua tahun.

Program ini dimaksudkan untuk membekali santri apabila

nanti terjun di masyarakat. Melalui program ini santri secara

khusus diajari teknik-teknik dalam berdakwah mulai dari

penguasaan bahasa Arab, kefasihan dalam membaca al

Qur’an, penguasaan materi, serta sikap yang harus dimiliki

oleh seorang da’i (wawancara dengan Abu Hasan pada

tanggal 11 Juni pukul 15. 30 WIB).

2. Program Tahfidz Al-Quran

Pendidikan untuk calon penghafal Al-Quran 30 juz. Selain

hafalan santri juga dibekali materi pokok, seperti tauhid

uluhiyyah, tauhid asma wa shifat, dan fiqih. Lama pendidikan 3

Page 64: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

51

tahun (wawancara dengan Khofsoh pada tanggal 16 juni 2012

pukul 13.00 WIB).

3. Program Pendidikan Du’at bagi Masyarakat

Program ini ditujukan kepada lapisan masyarakat umum,

bersifat non regular. Materi pendidikan sama dengan Program

I’dad Du’at dengan masa belajar 5 tahun.

4. Program Pendidikan Kemandirian dan Wirausaha

Program ini bekerja sama dengan pihak-pihak lain yang

bekompeten dalam bidang kemandirian dan wirausaha

(http://atturots.or.id).

3.1.4.2. Program Penunjang

1. Program Sore

Merupakan program tambahan berupa ta’lim sore khusus bagi

santri putri yang diberikan selama 7 hari dalam sepekan.

Adapun untuk santri putra mendapatkan pelajaran lain pada

hari yang tidak terdapat kajian(http://www.pondokjamil.com).

2. Kajian Umum Bulanan

Pelaksanaan program ini bekerjasama antara Ma’had

Jamilurrahman As-Salafy dengan Halaqoh Keluarga Salafiyin

Yogyakarta(http://www.pondokjamil.com).

Page 65: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

52

3.1.4.3. Program Khusus

Program khusus ini diperuntukkan bagi calon dai yang ingin

mengikuti kegiatan pendidikan di I’dad Du’at secara gratis.

Peserta tidak dipungut biaya bulanan. Calon peserta yang ingin

masuk dalam Program Khusus dikenakan syarat-syarat sebagai

berikut (http://atturots.or.id):

1. Bisa membaca Al-Quran

2. Diutamakan memiliki kemampuan Bahasa Arab dasar

3. Lolos seleksi dan tes wawancara

4. Membuat surat perjanjian bahwa yang bersangkutan sanggup

menempuh masa belajar selama 2 tahun

5. Siap ditugaskan sesuai ketentuan yayasan.

3.1.5. Kegiatan Belajar di Pondok Pesantren Syaikh Jamilurrahman As-

Salafy

3.1.5.1. Pelajaran Utama

a. Setiap ba’da Shubuh dan ba’da Maghrib menghafal Al-

Qur’an.

b. Dari Jam 07:30 – menjelang Dzuhur pelajaran materi pokok

yang meliputi : Tauhid, Fiqh, Bahasa Arab dan ilmu alat

Page 66: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

53

lainnya (wawancara dengan ustadzah Aisyah pada tanggal 16

juni 2012 pukul 14.15).

3.1.5.2. Pelajaran Ekstra

a. Setiap sore kecuali hari Jum’at

1. Kajian diniyyah

2. Bahasa Arab (Muhaadatsah)

b. Setiap malam ba’da Isya’

1. Kajian hadits

2. Belajar malam

c. Setiap malam Jum’at

1. Latihan Ceramah

2. Latihan Beladiri (khusus untuk santri ikhwan)

d. Setiap Jum’at pagi

1. Ta’lim pagi (Taushiyah ba’da sholat Subuh)

2. Olahraga

3. Kerja bakti

e. Latihan dakwah di masyarakat setiap malam Jum’at (khusus

untuk santri ikhwan senior) (wawancara dengan ustadzah

Aisyah pada tanggal 16 juni 2012 pukul 14.15).

Page 67: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

54

3.1.6. Materi Pelajaran Pondok Pesantren Syaikh Jamilurrahman As-

Salafy

Aqidah Uluhiyah

Ushul ats-Tsalatsa, Kitab at-Tauhid, Kasyfu asy-Syubhat, Fath al-Majid, Ma’arij al-Qalbu.

Fiqh Al Wajiz, Darar al-Mudhiyah, Raudhah an-Nadhiyah, Al ‘Uddah.

Ushul Hadits Baiquniyyah, Nuhbah al-Fikar, Ba’its al-Hatsits, Tadrib ar-Rawi.

Hadits Umdah al-Ahkam, Bulughul Maram, Ummahatus sittah.

Aqidah Asma’ wa Shiffat

Lum’ah al-I’tiqad, Aqidah Wasithiyyah, Qawa’id al-Mutsla, Tadmuriyyah, Aqidah Thahawiyah.

Lughah Tuhfah as-Saniyyah, Kawakib Duriyyah, Qatrun nada’, ‘Alfiyyah.

Ushul Fiqh Ushul min ‘Ilmi Ushul, Waroqat, Taisir Ushul, Mudzakirah.

Pilihan Mawarits, Muhaddatsah, Tafsir, Ushul Tafsir, Tajwid.

3.1.7. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Syaikh Jamilurrahman As-

Salafy

Mudir Pondok Pesantren Ustadz Arifin Ridin

Sekretaris Abu Hafizh Sutarno

Bendahara Ustadz Marwan

Koordinator Bidang Pengajaran

Ustadz Abdul Kholiq,

Lc.

Page 68: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

55

Koordinator Kesantrian Putra & Sarpras

Putra

Ustadz Muslam

Koordinator Kesantrian Putri & Sarpras Putri Ustadz Muslam

Pembantu Umum Zaenuri

3.1.8. Data Santri Tahun 2011/2012

Kelas Santri

Kelas I’dad Lughowi (1 A) Putra 23

Kelas I’dad Lughowi (1 B) Putra 27

Kelas I’dad Lughowi (2) Putra 14

Kelas I’dad Mua’limin (3) Putra 6

Kelas Tahfizhul Quran 9

Kelas 2 Putri 7

Kelas 1 Putri 6

JUMLAH 92

3.1.9. Fasilitas di Pondok Pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy

3.1.9.1. Madrasah

Pondok Syeikh Jamilurrahman As-Salafy ini menyediakan

madrasah untuk umum mulai dari tingkat play group sampai

tsanawiyah.

Page 69: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

56

3.1.9.2. Pondok

Pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy

menyediakan gedung khusus untuk santri mukim (murid yang

berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pesantren)

yaitu di lantai dua masjid Jamilurrahman As-Salafy (bagi santri

putra). Sedangkan pondok bagi santri putri di sediakan gedung

tersendiri yang letaknya dekat dengan masjid pondok.

3.1.9.3. Masjid

Masjid Syeikh Jamilurrahman As-Salafy ini dibangun dua

lantai. Namun yang difungsikan untuk tempat beribadah dan

kegiatan-kegiatan yang diadakan pondok hanya di lantai

bawah.

3.1.9.4. Radio Majas 107. 8 FM

Radio Majas adalah salah satu fasilitas di pondok pesantren

Syaikh Jamilurrahman As-Salafy yang dikelola oleh para santri

putra. Menyiarkan acara ceramah dan diskusi yang

dilaksanakan di pondok pesantren. Selain itu radio ini juga

menyiarkan pengajian-pengajian dari ulama lain dari luar

pondok yang bermanhaj salaf.

3.1.9.5. Website www.pondokjamil.com

Situs ini memuat informasi-informasi pokok pondok

pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy (wawancara dengan

Page 70: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

57

Abu Hafizh Sutarno pada tanggal 23 februari 2012 pukul 09.35

WIB) sebagai berikut:

a. Profil pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy

b. Informasi pendaftaran santri baru

c. Kegiatan pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-

Salafy

d. Program pendidikan pondok pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy.

3.1.10. Metode Dakwah yang Digunakan Pondok Pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy

Metode dakwah pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy

dilaksanakan dalam ruang lingkup, yakni metode dakwah untuk kalangan

internal dan eksternal. Penjelasan mengenai metode dakwah pondok

pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy dapat dipaparkan sebagai

berikut (wawancara dengan Abu Mus’ab pada tanggal 26 Februari 2012

pukul 16.15 WIB):

1. Metode Dakwah Untuk Kalangan Internal

Metode ini dilaksanakan khusus untuk santri di pondok pesantren

Syaikh Jamilurrahman As-Salafy. Metode dakwah untuk kalangan

internal ini diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

Page 71: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

58

a. Pendidikan dan Pelatihan da’i terprogram

Kegiatan ini digunakan pondok pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy untuk mencetak da’i-da’i handal yang

bermanhaj salaf yang nantinya akan diterjunkan ke masyarakat.

Kegiatan ini dilakukan pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman

As-Salafy melalui program I’Dad Du’at yang secara khusus santri

akan dibekali kemampuan bahasa Arab yang baik, pelajaran

ketauhitan, penguasaan fiqih serta hafalan al Qur’an. Kemudian

santri juga diajarkan cara menyampaikan dakwah melalui latihan

praktik ceramah diantara santri-santri yang lain, setelah itu ustadz

yang membimbing memberikan review. Review tidak hanya sebatas

teknik ceramahnya melainkan juga terkait dengan materi yang

disampaikan. Sementara untuk santri senior, latihan praktik

ceramah dengan terjun langsung ke masyarakat. Biasanya pondok

pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy menerima undangan-

undangan dari masjid atau instansi-instansi yang selama ini menjadi

relasi pondok. Penguasaan bahasa Arab merupakan materi yang

diutamakan pondok pesantren karena menjadi modal dasar bagi da’i

untuk bisa menyampaikan isi ceramah dengan sebaik-baiknya.

Dengan itu pula da’i bisa menghindari kekeliruan tafsir yang

disebabkan keterbatasan dalam menguasai tata bahasa Arab.

Page 72: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

59

Sementara Program Tahfidz Al-Quran menjadi penunjang lain yang

membuat da’i menguasai materi dakwahnya secara lebih matang.

Inilah yang menjadi tujuan dari pondok pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy yaitu mencetak dai dan daiyah serta

mudarris dan mudarrisat bermanhaj salaf yang mampu terjun ke

medan dakwah dengan bekal ilmu-ilmu syariat, hafalan al Qur’an

dan bahasa Arab.

b. Pengajian

Kegiatan pengajian dilakukan secara rutin di pondok pesantren

Syaikh Jamilurrahman As-Salafy. Setiap sore santri diwajibkan

mengikuti kegiatan ini atau yang biasa disebut ta’lim sore. Dalam

kegiatan ini ustadz akan menyampaikan materi-materi agama pada

para santri. Kemudian santri mendengarkan dengan seksama dan

apabila ada hal yang kurang paham bisa ditanyakan langsung pada

ustadznya.

c. Keteladanan

Dilakukan pondok pesantren Syaikh Jamlilurrahman As-Salafy

dengan memberikan keteladanan atau contoh secara langsung di

dalam menyampaikan suatu ajaran Islam, misalnya dalam hal

berpakaian, bertegur sapa, dan juga dalam kaitannya dengan ibadah

Page 73: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

60

yang diajarkan di pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-

Salafy.

2. Metode Dakwah Untuk Kalangan Eksternal

Metode ini adalah metode dakwah yang dilakukan di luar pondok

pesantren Syaikh Jamliurrahman As-Salafy. Metode dakwah untuk

kalangan eksternal ini diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:

a. Pengajian

Selain di lingkungan pondok pesantren, pengajian juga

dilaksanakan di luar pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-

Salafy. Misalnya di LP, di daerah merapi ketika terjadi bencana, di

Ambon ketika terjadi insiden berdarah antara umat muslim dan

nasrani, di dareah-daerah yang pengetahuan agamanya masih

minim, serta di pondok pesantren lain yang menjadi jaringan

pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy, baik di daerah

Yogyakarta maupun di luar Yogyakarta

b. Bedah buku

Pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy juga

menyelenggarakan acara bedah buku yang umumnya dilaksanakan

di lingkungan pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy.

Bedah buku yang dilaksanakan sifatnya terbuka untuk umum,

dalam arti tidak hanya diikuti oleh peserta internal (santri pondok

Page 74: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

61

pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy) namun juga diikuti

oleh peserta non santri (masyarakat umum). Biasanya yang

dijadikan nara sumber dalam acara ini adalah alumni lulusan

universitas Madinah, Pakistan dan Yaman. Seperti diskusi yang

dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2012 yang menjadi nara sumber

adalah ustadz Firanda Andirja M.A (alumni Universitas Madinah)

(wawancara dengan Khofsoh pada tanggal 16 juni 2012 pukul 13.00

WIB).

Peserta bedah buku di pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman

As-Salafy memiliki kesempatan yang sama dalam mengutarakan

pendapatnya terhadap tema yang sedang dibahas. Jadi dalam hal ini

semua peserta dihargai secara setara sehingga bisa turut berperan

aktif dalam diskusi yang dilaksanakan. Betapapun demikian nara

sumber akan menjembatani dan menjadi kontrol dalam melontarkan

permasalahan dan merumuskan pembahasan. Tema-tema yang

diangkat biasanya kajian-kajian yang sifatnya khusus yang menjadi

skala prioritas dakwah pondok, yaitu ketauhidan.

c. Keteladanan

Selain dilakukan para santri di lingkungan pondok pesantren

Syaikh Jamliurrahman As-Salafy keteladanan juga sekaligus

diproyeksikan pada masyarakat di luar pondok pesantren.

Keteladanan ini diajarkan kepada santri dengan memberikan

Page 75: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

62

keteladanan dalam kehidupan sehari-hari mereka mulai dari cara

berpenampilan, cara bergaul, sampai dengan cara beribadah yang

sesuai dengan landasan al Qur’an dan hadits. Hal ini terlihat dari

bagaimana cara berpenampilan santri yang benar-benar disesuaikan

menurut al qur’an dan hadits. Dimana santri laki-laki

berpenampilan dengan berjenggot, berjubah dan memakai celana

cingkrang (di atas mata kaki). Sebagaimana yang dijelaskan dalam

hadits shahih Bukhari dan shahih Ibnu Hibban, dikisahkan

mengenai kematian Umar bin Al Khathab setelah dibunuh

seseorang ketika shalat. Lalu orang-orang mendatanginya saat

menjelang kematiannya. Pada saat itu datanglah seorang pemuda.

Umar pun berbicara dengan pemuda itu. Setelah itu pemuda

tersebut beranjak pergi, dan nampaklah pakaiannya yang menyeret

tanah (dalam keadaan isbal). Kemudian Umar berkata:

ردوا على الغالم

―Panggil pemuda tadi!‖

Lalu Umar berkata:

لربكابن أخى ارفع ثوبك ، فإنه أبقى لثوبك وأتقى

Page 76: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

63

―Wahai anak saudaraku. Tinggikanlah pakaianmu! Sesungguhnya

itu akan lebih mengawetkan pakaianmu dan akan lebih bertakwa

kepada Rabbmu‖.

Sementara yang santri putri menutup semua auratnya dan

bercadar sebagaimana yang dianjurkan dalam al-Qur’an sebagai

berikut:

1. QS. An-Nur/24: 31 sebagai berikut:

―Katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka

menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan

janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa)

nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain

kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya,

kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami

Page 77: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

64

mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka,

atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara

lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau

wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau

pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan

(terhadap wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang

aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar

diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah

kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya

kamu beruntung‖ (Departemen Agama RI, 2000: 282).

2. QS. Al-Ahzab/33: 59:

―Hai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu

dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan

jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya

mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di

ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang‖

(Departemen Agama RI, 2000: 282).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa metode dakwah

yang dilakukan pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy baik

untuk kalangan internal maupun eksternal adalah sebagai berikut:

1. Metode Pendidikan dan pelatihan da’i terprogram dilakukan dengan

membekali santri secara khusus untuk menjadi calon-calon da’i yang

bermanhaj salaf.

Page 78: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

65

2. Metode ceramah dilakukan dengan menyampaikan ajaran Islam baik

yang dilaksananakan secara khusus di pondok pesantren maupun di

luar pondok pesantren.

3. Metode diskusi dilakukan dengan memberikan kesempatan

mengutarakan pendapat atau bertukar pikiran pada mad’u dalam suatu

pertemuan atau acara keagamaan di pondok pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy.

4. Metode Keteladanan dilakukan dengan memberikan keteladanan

secara langsung mulai dari cara berpakaian, cara bergaul dan cara

beribadah.

Page 79: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

66

BAB IV

ANALISIS METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH

JAMILURRAHMAN AS-SALAFY

Metode merupakan suatu hal penting yang harus ada di dalam suatu pelaksanaan

kegiatan untuk memberikan kemudahan dan keserasian dalam mencapai suatu tujuan.

Metode yang kurang tepat seringkali mengakibatkan gagalnya suatu aktivitas (An-

Nabiry, 2008: 238). Menurut Abdul Kadir Munsy metode diartikan sebagai cara

untuk menyampaikan sesuatu (Aziz, 2004: 122). Sedangkan secara konseptual

metode merupakan suatu cara yang bisa ditempuh atau cara yang ditentukan secara

jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana sistem, dan tata pikir

manusia (Aziz, 2004: 122).

Dakwah sebagai suatu kegiatan mendorong (memotivasi) umat manusia untuk

melaksanakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, memerintahkan mereka berbuat

ma’ruf dan mencegahnya dari perbuatan munkar agar memperoleh kebahagiaan di

dunia dan akhirat sangatlah diperlukan metode yang tepat agar tujuan dakwah

tercapai. Dalam komunikasi metode dakwah lebih dikenal sebagai approach, yaitu

cara-cara yang dilakukan oleh seorang da’i atau komunikator untuk mencapai suatu

tujuan tertentu atas dasar hikmah dan kasih sayang (Tasmara, 2001: 43).

Metode dakwah tidak hanya diperuntukkan bagi para da’i perorangan yang

mentablighkan ajaran Islam melainkan juga diperlukan oleh organisasi atau lembaga

Page 80: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

67

ke-Islam-an dalam upaya menjadikan dirinya (organisasi/lembaga) sebagai alat

dakwah yang efektif dan efisien. Metode dakwah yang baik adalah metode yang

dapat diterapkan sesuai kondisi yang dihadapi.

Metode dakwah yang dilakukan pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-

Salafy sebagaimana yang dijelaskan dalam bab III, dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

1. Metode Dakwah Untuk Kalangan Internal

Metode ini dilaksanakan khusus untuk santri di pondok pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy. Dalam hal ini metode yang digunakan pondok

pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy adalah Metode Pelatihan dan

Pendidikan Da’i Terprogram. Metode dakwah pelatihan dan pendidikan da’i

terprogram ini dilakukan pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy

melalui program I’Dad Du’at dan program Program Tahfidz Al-Quran. Metode ini

dimaksudkan untuk mencetak da’i-da’i handal yang sesuai dengan tujuan pondok

pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy (da’i yang bermanhaj salaf). Dengan

metode terprogram ini santri (calon-calon da’i) dapat menguasai materi dan teknis

dalam berdakwah secara matang. Sehingga santri setelah selesai dalam

pembelajaran di pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy sudah siap

untuk terjun di masyarakat.

Metode dakwah pelatihan dan pendidikan da’i terprogram merupakan metode

dakwah yang efektif dan efisien. Hal ini berdasarkan teori yang dinyatakan Rosyad

Shaleh bahwa setiap cara, apapun tujuannya, hanya dapat berjalan secara efektif

Page 81: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

68

dan efisien, bilamana sebelumnya sudah dipersiapkan dan direncanakan terlebih

dahulu dengan matang (Shaleh, 1977: 48). Demikian pula usaha dakwah Islam,

hanya dapat berlangsung dengan efektif dan efisien, bilamana sudah dilakukan

tindakan-tindakan persiapan dan perencanaan secara matang.

Selain itu metode dakwah pelatihan dan pendidikan da’i terprogram juga dapat

menjadi kekuatan dan bertujuan untuk membangun capacity building di pondok

pesantren Syaikh Jamiulrahman As Salafy. Selaras dengan hal tersebut, Brown

(2001: 25) mendifinisikan capacity building sebagai suatu proses yang dapat

meningkatkan kemampuan seseorang, suatu organisasi atau suatu sistem untuk

mencapai tujuan yang dicita-citakan. Sementara Morison (2001: 42) melihat

capacity building sebagai suatu proses untuk melakukan sesuatu atau serangkaian

gerakan, perubahan multi level di dalam individu, kelompok-kelompok,

organisasi-organisasi dan system-sistem dalam rangka untuk memperkuat

kemampuan penyesuaian individu dan organisasi sehingga dapat tanggap terhadap

perubahan lingkungan yang ada (http://karwono.wordpress.com/2008/08/28).

Teori Capacity building dalam konteks metode dakwah pelatihan dan

pendidikan da’i terprogram juga bersesuaian dengan firman Allah dalam QS. Al

Mujadilah: 11:

Page 82: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

69

“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, "Berlapang-

lapanglah dalam majlis", niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan

apabila dikatakan, "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan

meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi

ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan” (Departemen Agama RI, 2000: 434).

.

Selain metode pendidikan dan pelatihan da’i terprogram, pondok pesantren

Syaikh Jamilurrahman As-Salafy juga menggunakan metode ceramah dalam

melakukan dakwahnya untuk kalangan internal, misalnya dalam kegiatan ta’lim

sore. Hal ini sesuai dengan metode ceramah menurut Ali Aziz yaitu metode yang

dilakukan dengan maksud untuk menyampaikan keterangan, petunjuk, pengertian

dan penjelasan tentang suatu masalah dihadapan orang banyak (Aziz, 2004: 169).

2. Metode Dakwah Untuk Kalangan Eksternal

Metode ini adalah metode dakwah yang dilakukan di luar pondok pesantren

Syaikh Jamliurrahman As-Salafy. Metode dakwah yang digunakan dalam

klasifikasi ini adalah sebagai berikut:

Pertama, metode ceramah. Meskipun metode ini tergolong yang paling tua yang

pernah digunakan dalam sejarah dakwah, namun sampai saat ini metode ceramah

masih tetap dipergunakan dalam berbagai proses dakwah yang berlangsung baik

dalam lingkungan formal maupun non formal (Ali Aziz, 2004: 166). Seperti

Page 83: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

70

halnya pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy yang masih

menggunakan metode ini untuk kegiatan dakwahnya baik yang dilakukan di

pondok pesantren maupun di luar pondok pesantren.

Pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy secara rutin mengirimkan

santri-santri senior yang sudah terprogram dalam I Dad Du”at untuk terjun

langsung ke masyarakat seperti yang sudah dijelaskan dalam bab III. Ceramah

merupakan metode yang digunakan pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-

Salafy untuk menyampaikan seruan agama kepada masyarakat luas. Salah satunya

melalui radio Majas 107. 8 FM, pengajian umum dan berlokasi di kawasan

masyarakat luas. Baik atas inisiatif pihak pondok pesantren atau atas undangan

masyarakat. Metode ini dijelaskan dalam penggalan QS. An-Nahl ayat 125:

”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang

baik” (Departemen Agama RI, 2000: 224).

Kedua, metode diskusi. pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy juga

menggunakan metode diskusi yang sifatnya terbuka untuk umum, dalam arti tidak

hanya diikuti oleh peserta internal (santri pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman

As-Salafy) namun juga diikuti oleh peserta non santri (masyarakat umum).

Secara umum metode dakwah yang satu ini ditujukan bagi orang-orang yang

taraf berfikirnya telah maju dan kritis. Seperti halnya yang diungkapkan oleh

Page 84: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

71

Syekh Mahmud Abduh bahwa metode diskusi dapat digunakan berdakwah pada

golongan yang tingkat kecerdasannya dalam kategori pertengahan antara golongan

awam dan golongan yang tingkat kecerdasannya dalam kategori tinggi (Aziz,

2004:173). Hal ini tertuang dalam QS. Al. Ankabut (29) ayat 46:

“Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang

paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah:

"Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang

diturunkan kepadamu; Tuhan Kami dan Tuhanmu adalah satu; dan Kami hanya

kepada-Nya berserah diri" (Departemen Agama RI, 2000: 321).

Metode diskusi ini dilakukan pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-

Salafy sebagai upaya transformative keilmuan kepada masyarakat luas melalui

diskusi atau dalam bentuk komunikasi dua arah. Dimana seorang da’i atau ustadz

mempresentasikan sebuah karya ilmiah agama dalam sebuah forum kajian dan

kemudian dibuka sesi tanya jawab, sehingga kemudian terjadi proses pemahaman

dua arah di dalamnya seperti yang diharapkan. Menurut Asmuni Syukir metode

diskusi adalah penyampaian materi dakwah dengan cara mendorong sasarannya

untuk menyatakan suatu masalah yang dirasa belum dimengerti dan da’inya

sebagai penjawabnya (Aziz, 2004: 172).

Ketiga, metode keteladanan. Metode ini merupakan metode dakwah yang

diproyeksikan pada santri di dalam pondok pesantren Syaikh Jamliurrahman As-

Page 85: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

72

Salafy sekaligus masyarakat di luar pondok pesantren. Metode ini mengacu pada

al-Qur’an dan al- hadist (sunnah) seperti halnya yang telah dijelaskan dalam Bab

III. Dengan kata lain, secara prinsip metode keteladanan adalah sebuah sikap

menjalankan sunnah Rasulallah SAW dalam segala bentuk prilaku baik secara

horizontal seperti halnya sikap dan adab dalam konteks sosial, budaya dan politik

dan sekaligus secara vertikal seperti halnya menjalankan semua adab dan tata cara

ritual ibadah yang telah disyariatkan Allah dan Rasul-Nya.

Menurut Abdul Majid, dalam sudut pandang pendidikan, uswah al-hasanah

adalah keteladanan yang baik, karena dengan adanya keteladanan yang baik itu

akan menumbuhkan hasrat bagi orang lain untuk meniru atau mengikutinya,

dengan adanya contoh ucapan, perbuatan dan tingkah laku yang baik dalam hal

apa pun maka hal itu merupakan suatu amalia yang paling penting dan paling

berkesan, baik bagi pendidikan anak, maupun dalam kehidupan dan pergaulan

manusia sehari-hari (http://www.masbied.com/2012/04/03/teori-keteladanan-

dalam-pendidikan/).

Dari uraian di atas dapatlah dipahami bahwa dengan metode uswatun hasanah

(keteladanan) akan terarah kepada satunya kata dengan perbuatan. Artinya seorang

da’i tidak hanya sekedar mengandalkan ucapan dengan teorinya yang memukau

audien, tapi juga harus diikuti oleh perbuatan. Hal ini sesuai dengan firman Allah

QS. Ash-Shaff (61): 2-3:

Page 86: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

73

“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu

perbuat?” (2). Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-

apa yang tiada kamu kerjakan (3)”( (Departemen Agama RI, 2000: 440).

Selain ayat di atas Rasulullah pun dalam kehidupannya selalu memberikan

keteladanan, yang mana dalam QS. Al-Ahzab (33): 21 telah dijelaskan sebagai

berikut:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu

(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

dan dia banyak menyebut Allah” (Departemen Agama RI, 2000: 438).

Page 87: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

74

BAB V

PENUTUP

5. 1. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis data tentang metode dakwah pondok pesantren

Syaikh Jamilurrahman As-Salafy, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

Pondok pesantren Syaikh Jamiulrahman As Salafy dalam menjalankan

dakwahnya kepada masyarakat menggunakan metode-metode yang dapat

diklasifikasikan menjadi dua lingkup. Pertama internal dan kedua eksternal.

Metode dakwah untuk kalangan internal meliputi bentuk-bentuk penguatan

para santri atau capacity building yang meliputi pemahaman-pemahaman

materi agama dan sekaligus ketrampilan hidup lainnya. Dimana penguatan diri

tersebut (capacity building) terbangun dalam sebuah program pendidikan serta

ketrampilan yang sistematis dan terukur. Metode yang digunakan yaitu metode

pelatihan dan pendidikan da’i terprogram dan metode ceramah.

Sementara metode yang bersifat eksternal adalah sebuah upaya

implementasi praksis dari seluruh ajaran agama yang telah dipahami. Dalam

konteks ini selain diisi dengan program dakwah ke masyarakat dalam bentuk

ceramah atau kajian umum yang diantaranya juga menggunakan sarana radio

dan internet, sekaligus juga menjalankan metode keteladanan atau

Page 88: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

75

mempraktekkan uswah al-hasanah dalam kehidupan sehari-hari mereka di

dalam lingkungan pondok pesantren atau di kawasan terbuka di luar pondok

pesantren.

5.2. Saran

Mengingat kondisi sebagian masyarakat yang masih memiliki sikap resisten

terhadap dakwah salafiyah karena adanya fakta persoalan sosial, politik dan budaya,

maka penulis memberi saran agar metode keteladanan atau praksis sunah dalam

konteks relativitas kebudayaan dapat dipertimbangkan penggunaanya secara lebih arif

dan bijaksana tanpa mengurangi misi dakwah ketauhidan yang diemban.

Metode dakwah untuk kalangan eksternal yang bersifat pembauran seperti halnya

bakti sosial, dapat pula dipertimbangkan untuk digunakan. Kegiatan sosial yang

bersifat interaktif dipercaya akan mampu menguatkan relasi-relasi antar individu

sehingga akan terbangun sebuah kontruksi sosial yang kuat dan saling percaya.

Dengan demikian, akan semakin memudahkan dalam berdakwah dan sesuai dengan

QS. An-Nahl 125 yang berbunyi:

”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik

dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang

lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Departemen Agama RI, 2000:

224).

Page 89: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

76

5. 3. Penutup

Demikianlah skripsi ini kami buat, tentu saja hasilnya masih jauh dari

maksimal dan tentu pula masih terdapat kehilafan di sana-sini. Untuk itu kritik dan

saran sangat penulis butuhkan guna menyempurnakan penulisan ini lebih lanjut.

Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

semua pihak pada umumnya. Amin.

Page 90: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

DAFTAR PUSTAKA

Abda, Slamet Muhaimin. 1994. Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah. Surabaya:

Al Ikhlas.

Al-Qahthani, Sa’d ibn Ali ibn Wahf. 2005. Menjadi Da’i yang Sukses. Jakarta:

Qisthi Press.

Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah.

An-Nabiry, Fathul Bahri. 2008. Meniti Jalan Dakwah: Bekal Perjuangan Para

Da’i. Jakarta: Amzah.

Anshari, Hafi. 1993. Pemahaman dan Pengamalan Dakwah: Pedoman Untuk

Mujahid Dakwah. Surabaya: Al-Ikhlas.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Aziz, Moh. Ali. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media.

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif: Ancangan Metodologi,

Presentasi, dan Publikasi Hasil Penelitian Untuk Mahasiswa dan Peneliti

Pemula Bidang Ilmu-ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora. Bandung: CV.

Pustaka Setia.

Daymon, C. dan Immy Holloway. 2008. Metode-metode Riset Kualitatif dalam

Public Relation dan Management Communication, terj. Cahya W.

Yogyakarta: Bentang.

Departemen Agama RI. 2000. Al Quran dan Terjemahnya. Bandung: CV.

Diponegoro.

Ghazali, M. Bahri. 1997. Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar

Ilmu Komunikasi Dakwah. Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya.

Haedari, Amin, dkk. 2004. Masa Depan Pesantren Dalam Tantangan Modernitas

dan Tantangan Kompleksitas Global. Jakarta:IRD Press.

Hafidhuddin, Didin. 1998. Dakwah Aktual. Jakarta: Gema Insani Press.

Maunah, Binti. 2009. Tradisi Intelektual Santri. Yogyakarta: Teras.

Moleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Muhadjir, Noeng. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin

Munir, M. 2006. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Page 91: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

Nurbini, dkk. Dakwah Islam Antara Normatif dan Kontekstual. Semarang:

Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang. T.th.

Pimay, Awaludin. 2005. Paradigma Dakwah Humanis: Strategi dan Metode

Dakwah Prof. KH. Saifuddin Zuhri. Semarang: Rasail.

Qomar, Mujamil. 2005. Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju

Demokratisasi Institusi. Jakarta: Erlangga.

Rakhmat, Jalaludin. 1985. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Shaleh, Rosyad. 1977. Manajemen Da’wah Islam. Jakarta: PT. Bulan Bintang.

Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-

Qur’an. Jakarta: Lentera Hati.

Sudar. 2009. Khazanah Intelektual Pesantren. Jakarta: CV. Maloho Jaya Abadi.

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

Suprapto, Tommy. 2011. Komunikasi Propaganda. Yogyakarta: Caps.

Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: CV. Al-

Ikhlas.

Tasmara, Toto. 1997. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Ya’kub, Hamzah. 1992. Publistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership.

Bandung: Diponegoro.

Zubaedi. 2007. Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pesantren: Kontribusi Fiqh

Sosial Kiai Sahal Mahfudh dalam Perubahan Nilai-nilai Islam. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

http:// www.pondokjamil.com

http://www. atturots.or.id

http://karwono.wordpress.com/2008/08/28/pengembangan-kapasitas-

berkelanjutan-untuk-desentralisasi/

http://www.masbied.com/2012/04/03/teori-keteladanan-dalam-pendidikan/

Wawancara dengan Abu Hafizh Sutarno (Sekertaris pondok pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy) pada tanggal 23 februari 2012 pukul 09.35 WIB.

Wawancara dengan Abu Hasan (santri senior pondok pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy) pada hari senin tanggal 11 Juni 2012 pukul 15. 30

WIB.

Page 92: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

Wawancara dengan Abu Mus’ab (pendiri pondok pesantren Jamilurrahman As-

Salafy) pada hari senin tanggal 26 februari 2012 pukul 18.15 WIB.

Wawancara dengan Abu Mus’ab (pendiri pondok pesantren Jamilurrahman As-

Salafy) pada hari senin tanggal 14 Juni 2012 pukul 06. 10 WIB.

Wawancara dengan Khofsoh (santri pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-

Salafy) pada tanggal 16 juni 2012 pukul 13.00 WIB

Wawancara dengan Ranang Aji SP (seorang peneliti masalah keislaman dan

pendiri Koran Opini. Com) pada hari Sabtu tanggal 25 Februari 2012 pukul

13.00 WIB.

Wawancara dengan ustadzah Aisyah (Ustadzah di pondok pesantren Syaikh

Jamilurrahman As-Salafy) pada tanggal 16 juni 2012 pukul 14.15 WIB.

Page 93: METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--iswati... · harus memiliki contoh yang jelas. Namun pada kenyataannya keberadaan

BIODATA

Nama : Iswati

NIM : 71211011

TTL : Pati, 02 Agustus 1989

Alamat Asal : Talun Rt 01 Rw 02 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati

59171

Alamat Kos : Nusa Indah 1 no. 18 Rt. 04 Rw 09

Tanjung Sari, Ngaliyan, Semarang 50185

E-mail : [email protected]

No. HP : 085 727 148 595

Pendidikan :

1. SD Negeri 02 Talun

2. MTS As-Syafi’iyah Talun

3. MA Negeri 01 Pati

4. IAIN Walisongo Semarang Fakultas Dakwah Jurusan KPI