Metode Analisis

12
Metode Analisis • Metode analisa dapat dilakukan dengan baik dan benar jika alat dan bahan serta metode kerja dijalankan sesuai dengan ketentuan. Alat dan bahan serta metode kerja yang dilakukan dalam pengujian kadar residu tilosin pada susu sapi segar, yaitu:

description

presentasi metode analisis hplc

Transcript of Metode Analisis

  • Metode AnalisisMetode analisa dapat dilakukan dengan baik dan benar jika alat dan bahan serta metode kerja dijalankan sesuai dengan ketentuan. Alat dan bahan serta metode kerja yang dilakukan dalam pengujian kadar residu tilosin pada susu sapi segar, yaitu:

  • 1. Alat dan BahanAlat neraca analitik vortextabung sentrifusepipet tetespipet mikro 1000 L & 5000 Lgelas piala 100 mLcorong gelas, filter 0.45 msyringe berfilter 0.45 mbotol akuades & botol vialrotary evaporatorlabu volumetrik 500 ml & labu evaporatorSudipsonikatorkolom KCKT fase terbalik dan KCKT Agilent.

    Bahansusu sapi segarHeksanaAsetonitrillstandar Tylosin Tartratecampuran fase gerak ammonium asetat 0.01 M dan asetonitril (8:2).

  • 2. Metode PercobaanPenentuan kadar residu tilosin ditentukan dengan pemisahan menggunakan kolom C18, fase gerak campuran ammonium asetat 0.01 M dan asetonitril (8:2), laju alir 1 mL/menit, volume injeksi 20 L dan panjang gelombang 280 nm. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan standar.

  • A. Preparasi dan Ekstraksi Sampel Susu Sapi Segar

    Sampel susu sapi segar ditimbang sebanyak 2 gr, kemudian ditambahkan dengan 5 mL asetonitril dan disonikasi selama 15 menit

    Kocok larutan selama 10 menit dengan kecepatan 400 rpm dengan menggunakan vortex

    Kemudian larutan sampel disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm dengan suhu 50C selama 10 menit lalu diambil supernatannya.

  • Pellet larutan hasil sentrifugasi kemudian dicampur dengan 2.5 mL Asetonitril dan disonikasi selama 15 menit

    kocok selama 10 menit dengan kecepatan 400 rpm dengan menggunakan vortex

    Larutan sampel kemudian disentrifus dan ambil supernatannya

    Supernatan yang telah diambil kemudian dicampur dengan supernatan sebelumnya 7.5 mL dan ditambah dengan heksana 5 mL.

  • Campuran supernatan ini kemudian disentrifus dan ambil supernatannya (fase heksana)

    Larutan hasil ekstraksi dimasukkan ke dalam labu evaporator 50 mL & dikeringkan menggunakan evaporator.

    Residu yang telah kering dilarutkan dengan 1 mL campuran ammonium asetat 0,01 M dan asetonitril (8:2) kemudian disaring ke dalam vial gelas 1 mL menggunakan acrodisc 0.45 L dan diinjeksikan ke dalam kolom KCKT.

  • B. Pembuatan Larutan Stok Standar Pembuatan larutan stok standar dilakukan dengan cara standar Tylosin Tartrateditimbang sebanyak 0.0050 gramdilarutkan dengan asetonitril sehingga diperoleh larutan stok standar tilosin dengan konsentrasi 1000 ppm.

  • C. Pembuatan Larutan Standar KerjaBerdasarkan larutan stok standar 1000 ppm, dibuat larutan standar kerja konsentrasi 100 ppm sebanyak 1 mL caranya dengan + 900 L fase gerak campuran ammonium asetat dan asetonitril (8:2) ke dalam 100 L larutan stok standar 1000 ppm.

  • D. Pembuatan larutan kurva standarBerdasarkan larutan standar 1000 ppm dibuat larutan standar dengan konsentrasi 5 ppm; 2.5 ppm; 1.25 ppm; 0.625 ppm dan 0,3125 ppm. Setelah itu, larutan standar siap diinjek ke dalam KCKT dengan fase gerak campuran ammonium asetat dan asetonitril (8:2).

  • E. Optimasi Alat

    Sebanyak 20 L larutan sampel diinjeksikan ke dalam alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dengan kondisi alat yang digunakan adalah:

    Detektor : Detektor UV-VIS Kolom : C-18 (Octadecyl Silyl) Laju alir : 1 ml/menit Fase Gerak: Ammonium asetat : Asetonitril(8:2) Wavelength: 280 nm Sistem: Fase Terbalik

  • KesimpulanHasil penentuan kadar residu tilosin pada susu sapi segar menunjukkan bahwa terdapat 10 sampel positif mengandung residu antibiotik tilosin dan hanya terdapat 1 sampel negatif mengandung residu antibiotik tilosin. Dari 10 sampel positif residu tilosin, terdapat 7 sampel susu yang melebihi MRL yang telah ditetapkan oleh Codex Alimentarius Commision yaitu 100 g/kg sehingga tidak layak dikonsumsi oleh masyarakat.

  • Lampiran