Metde Purposive Sampling
description
Transcript of Metde Purposive Sampling
PURPOSIVE SAMPLING (PENGAMBILAN SAMPEL
DENGAN PERTIMBANGAN)
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biostatistik Deskriptif
Dosen pengajar : Ibu. Dina Nur Anggraini Ningrum,
Oleh:
Yulia Shinta (6411412178)
Nurur Rosida (6411412179)
Sholekhah (6411412180)
Cahyo Kuntoro (6411412191)
Dwima Ayu Asmara (6411412192)
Rombel 04
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
2013
1. Definisi Purposive Sampling
Purposive sampling dikenal juga dengan sampling pertimbangan.
Purposive sampling ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti
mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan
sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Oleh karena itu, sampling
ini cocok untuk studi kasus dengan aspek dari kasus tunggal yang representatif
diamati dan dianalisis. Penelitian tertentu dilakukan secara intensif untuk
memperoleh gambaran utuh tentang suatu kasus. Teknik ini biasanya dilakukan
dalam penelitian kualitatif, penelitian ini bertujuan mempelajari kasus-kasus
tertentu. Misal, para peneliti memilih para pedagang tertentu untuk memperoleh
informasi tentang macam-macam harga barang. Teknik ini mempunyai beberapa
kelebihan dan kekurangan yaitu, memilih sampel berdasarkan purposive
sampling tergantung kriteria apa yang digunakan.jadi,ditentukan dulu apa kriteria
kriteria yang akan di ambil. Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan
maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel
karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki
informasi yang diperlukan bagi penelitiannya.
2. Karakteristik Penelitian yang Sesuai Menggunakan Purposive Sampling
Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian
yang tidak melakukan generalisasi.
Contoh kasus:
a. Peneliti akan mengadakan penelitian tentang minat belajar siswa-siswa SMP
di seluruh Indonesia. Dengan mempertimbangkan tersedianya tenaga peneliti,
2 | P a g e
waktu, dan dana, maka tidak mungkin mengambil seluruh provinsi yang ada.
Maka diambil dari DIY, Medan, Malang, Bandung, dan Manado yang
diperkirakan merupakan tempat-tempat yang banyak sekolahnya sehingga
memiliki cukup banyak pelajar.
b. Di suatu kelas, peneliti mau melihat gambaran prestasi siswa yang mengikuti
kegiatan osis, berarti sampel tidak bisa diambil secara acak karena tidak
semua siswa menjadi anggota osis. Siswa yang di ambil menjadi sampel
tersebut haruslah ditentukan sendiri oleh peneliti dan ada kriterianya,dalam hal
ini yaitu: siswa tersebut merupakan anggota osis.
3. Kelebihan dan Kekurangan Purposive Sampling
a. Kelebihan:
Sampel ini dipilih sedemikian rupa, sehingga relevan dengan desain
penelitian
Cara ini relatif mudah dan murah dan relatif cepat untuk dilaksanakan
Sampel yang dipilih adalah individu yang menurut pertimbangan
penelitian dapat didekati
Tujuan dari peneliti dapat terpenuhi
Untuk menghasilkan output yang baik, maka digunakan dalam kondisi
yang:
Bila probability sampling sama sekali tidak dapat digunakan
Bila ukuran sampel sangat kecil (<20)
Bila pengetahuan peneliti sangat memadai sehingga terdapat jaminan
bahwa sampel yang representatif akan di dapatkan.
3 | P a g e
b. Kekurangan:
Belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada.
Tidak ada jaminan sepenuhnya bahwa sampel itu representatif seperti
halnya dengan sampel acakan atau random. Setiap sampling yang acak
atau random yang tidak memberikan kesempatan yang sama untuk
dipilih kepada semua anggota populasi.
Tidak dapat dipakai penggolongan statistik guna mengambil
kesimpulan
c. Syarat-syarat menentukan sampel pada sampel pertimbangan (purposive
sampling)
Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam
studi pendahuluan.
Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat- sifat, atau
karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.
Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek
yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi.
4. Cara Melakukan Teknik Purposive Sampling
Pengambilan sampel yang dilakukan dengan sengaja untuk mencapai
maksud tertentu. Informasi yang mendahului keadaan populasi sudah diketahui
benar dan tidak perlu diragukan lagi (misal dari sensus ekonomi) dan pengamatan
dilakukan hanya pada daerah tertentu “key area” misal daerah industri dengan
tujuan mengetahui “key area” tersebut saja.
4 | P a g e
Memilih sampel berdasarkan purposive sampling tergantung kriteria yang
digunakan. Jadi ditentukan dulu apa kriteria-kriteria sampel yang diambil.
5 | P a g e
ANALISIS JURNAL
A. Judul Jurnal
“Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Merokok
Pada Siswa Laki-Laki Kelas XI SMK Murni 1 Surakarta.”
B. Nama Peneliti
Yeni Nur Ikwal Musaini, Burhannudin Ichsan dan Sri Wahyu Basuki.
C. Tempat Penelitian
SMK Murni 1 Jl. Dr. Wahidin No.33 – Surakarta.
D. Tanggal Penerbitan Jurnal
2 Desember 2011
E. Variabel Penelitian
Variabel Terikat : Pengetahuan dan Sikap Merokok
variabel Bebas : Pendidikan Kesehatan
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam jurnal penelitian tersebut peneliti mengumpulkan data primer dan
menggunakan subjek penelitian siswa kelas XI SMK Murni 1 Surakarta.
Siswa tersebut dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu: kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol serta dilakukan pre-test dan post-test pada kelompok
tersebut. Pembagian kuesioner dibantu oleh teman peneliti, yaitu mahasiswa
kedokteran.
6 | P a g e
G. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam jurnal ini peneliti mengambil sampel sebanyak 32 siswa untuk
masing-masing kelompok. Pengambilan sampel dengan pertimbangan bahwa
siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik dan tidak menggangu proses
belajar. Berdasarkan kriteria tersebut, kelompok siswa yang yang diberi
intervensi adalah siswa dengan kejuruan teknik kendaraan ringan sedangkan
kelompok control adalah siswa dengan kejuruan teknik pemesinan.
H. Hasil dan Pembahasan
Dari hasil penelitian menunjukan nilai post-test pengetahuan tentang
merokok pada kedua kelompok subjek penelitian. Nilai rerata pengetahuan
kelompok kontrol adalah 26,59 dan kelompok eksperimen adalah 17,88.
Setelah dilakukan uji normalitas data, diperoleh data yang tidak terdistribusi
normal sehingga dilakukan transformasi data sehingga data terdistribusi
normal. Oleh karena itu, uji statistik yang digunakan adalah Independent t-test
dan nilai P = 0,000 (P < 0,05). Hal ini menunjukan adanya perbedaan yang
bermakna dan adanya pengaruh pendidikan kesehatan pada kelompok
eksperimen.
Pada variabel sikap, Nilai rerata kelompok ekperimen adalah 108,50 dan
kelompok kontrol adalah 98,28. Setelah diuji normalitas dan transformasi
data, diperoleh data terdistribusi normal sehingga uji statistik yang digunakan
Independent t-test dan diperoleh nilai P = 0,001 (P<0,05). Dengan demikian,
nilai rerata sikap post-tes pada kedua kelompok terdapat perbedaan yang
bermakna.
7 | P a g e