Metabolism of Energy

22

Click here to load reader

Transcript of Metabolism of Energy

Page 1: Metabolism of Energy

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metabolisme dalam tubuh merupakan proses kimia yang memungkinkan sel

melangsungkan kehidupan. Sebagian besar reaksi kimia di dalam sel berkaitan

dengan pembuatan energi dalam makanan yang tersedia untuk berbagai sistem

fisiologi sel. Sebagai contoh, energi dibutuhkan untuk aktivitas otot, sekresi kelenjar,

mempertahankan potensial membran pada saraf dan serat otot, pembentukan zat-zat

di dalam sel, absorpsi makanan dari saluran pencernaan, dan berbagai fungsi lainnya.

Terdapat berbagai metabolisme yang terdapat dalam tubuh untuk pembentukan

energi. Dalam makalah ini, kelompok kami hanya membahas tentang metabolisme

energi, tetapi kami tidak membahas secara detail tentang metabolisme karbohidrat,

lemak, dan protein karena hal tersebut telah dibahas pada makalah nutrisi dan gizi.

Oleh karena itu, makalah ini kami beri judul ”Metabolisme Energi.”

B. Tujuan

Tujuan kami dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Fisiologi II

2. Untuk mengetahui dan memahami metabolisme energi yang terjadi di

dalam tubuh

3. Untuk mengetahui kecepatan metabolisme

4. Untuk mengetahui gangguan metabolisme yang terjadi di dalam tubuh

1

Page 2: Metabolism of Energy

C. Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

1. Kata pengantar

2. Daftar isi

3. Pendahuluan

- Latar belakang

- Tujuan

- Sistematika penulisan

4. Pembahasan

5. Penutup

- Kesimpulan

- Saran

6. Daftar pustaka

2

Page 3: Metabolism of Energy

PEMBAHASAN

A. PELEPASAN ENERGI DARI MAKANAN

Semua energi makanan (karbohidrat, lemak, dan protein) dapat dioksidasi di

dalam sel, dan pada proses ini dibebaskan sejumlah besar energi. Energi yang

diperlukan oleh proses fisiologis sel bukan berbentuk panas, tetapi sebagai energi

untuk menyebabkan pergerakan mekanik, misalnya untuk fungsi otot, untuk

memekatkan zat-zat terlarut dalam sekresi kelenjar, dan untuk mempengaruhi fungsi-

fungsi yang lain. Untuk menyediakan energi, reaksi kimia harus berpasangan dengan

sistem yang bertanggung jawab terhadap fungsi-fungsi fisiologis ini. Hal ini dicapai

melalui enzim selular khusus dan sistem pemindahan energi.

Jumlah energi yang dibebaskan oleh oksidasi makanan yang lengkap disebut

energi bebas dari makanan. Reaksi berlangsung spontan kalau terdapat kehilangan

energi bebas (energi bebas negatif), yaitu reaksi bersifat eksergonik. Jika energi bebas

positif, reaksi hanya terjadi bila diperoleh energi bebas, yaitu reaksi bersifat

endergonik. Proses endergonik hanya terjadi kalau berangkaian dengan proses

eksergonik. Reaksi eksergonik diberi nama katabolisme (pemecahan atau oksidasi

molekul bahan bakar), sedangkan reaksi sintesis yang membangun berbagai substansi

disebut anabolisme. Kombinasi proses katabolik dan anabolik adalah metabolisme.

Karbohidrat, lemak, dan protein dapat dipakai seluruhnya oleh sel untuk

membentuk sejumlah besar adenosin trifosfat (ATP), dan ATP sebaliknya dapat

dipakai sebagai sumber energi untuk berbagai fungsi lainnya seperti telah disebutkan.

Oleh sebab itu, ATP disebut sebagai aliran energi yang dapat dibentuk dan

digunakan.

Sifat ATP yang membuatnya bernilai tinggi sabagai sumber aliran energi

adalah besarnya energi bebas (kira-kira 7300 Kalori tiap mol pada keadaan standar

dan sebanyak 12000 Kalori pada keadaan fisiologik) yang dikandung oleh masing-

masing dari dua ikatan fosfat berenergi tinggi. Beberapa reaksi kima yang

membutuhkan energi ATP hanya memakai beberapa ratus kalori dari 12000 Kalori

yang tersedia, dan sisa energi ini kemudian hilang dalam bentuk panas.

3

Page 4: Metabolism of Energy

Fungsi ATP, antara lain:

Di antara proses intraselular paling penting yang membutuhkan ATP adalah

pembentukan ikatan peptida di antara asam amino selama sintesis protein,

membutuhkan 500 sampai 5000 kalori energi tiap mol. Energi ATP dipakai

dalam sintesis glukosa dari asam laktat dan dalam sintesis asam lemak dari

asetil koenzim A. Selain itu, energi ATP dipakai untuk sintesis kolesterol,

fosfolipid, hormon, dan hampir semua zat lain dalam tubuh. Bahkan ureum

yang dikeluarkan dari ginjal membutuhkan ATP untuk pembentukannya dari

amonia.

Kontraksi otot tidak akan terjadi tanpa energi dari ATP. Miosin, salah satu

protein kontraktil yang penting dari serat otot, bekerja sebagai enzim yang

menyebabkan pemecahan ATP menjadi adenosin difosfat (ADP), sehingga

menimbulkan pelepasan energi yang dibutuhkan untuk terjadinya kontraksi.

Untuk melawan gradien elektrokimia dari transpor aktif sebagian besar

elektrolit dan zat dibutuhkan energi yang disediakan ATP.

Selain itu, energi dibutuhkan untuk sekresi kelenjar dan untuk sintesis

senyawa organik yang akan disekresi. Energi juga dibutuhkan untuk hantaran saraf.

Fosfokreatin Sebagai Depot Penyimpanan Cadangan Energi dan Untuk

Menyangga Konsentrasi ATP

Walaupun ATP sangat penting sebagai agen pengganda untuk transfer energi,

zat ini bukan merupakan cadangan ikatan fosfat berenergi tinggi yang paling di dalam

sel. Sebaliknya, fosfokreatin, yang juga mengandung ikatan fosfat energi tinggi,

jumlahnya tiga sampai delapan kali lebih banyak. Juga, ikatan energi tinggi(~)

fosfokreatin mengandung kira-kira 8500 kalori tiap mol dalam keadaan standar, dan

sebanyak 13000 kalori tiap mol pada keadaan di dalam tubuh (380C dan konsentrasi

reaktan rendah).

Fosfokreatin tidak dapat bekerja dengan cara yang sama seperti ATP sebagai

agen pengganda langsung untuk transfer energi di antara makanan dan sistem

fungsional sel, tetapi fosfokreatin dapat saling mentransfer energi dengan ATP.

Penggunaan ATP yang paling singkat oleh sel menagkibatkan energi dari fosfokreatin

mensintesis ATP yang baru. Efek ini mempertahankan konsentrasi ATP pada tingkat

4

Page 5: Metabolism of Energy

tinggi yang hampir konstan selama terdapat fosfokreatin. Karenanya, kita dapat

mengatakan bahwa sistem ATP-fosfokreatin merupakan suatu sistem penyangga

ATP.

Energi Anaerobik Melawan Energi Aerobik

Energi anaerobik berarti energi yang dapat dihasilkan dari makanan tanpa

disertai pemakaian oksigen; energi aerobik berarti energi yang dapat dihasilkan dari

makanan hanya dengan metabolisme oksidatif. Karbohidrat merupakan satu-satunya

makanan bermakna yang dapat dipakai untuk menghasilkan energi tanpa pemakaian

oksigen; pelepasan energi ini terjadi selama pemecahan glikolitik glukosa atau

glikogen membentuk asam piruvat. Untuk tiap mol glukosa yang dipecah menjadi

asam piruvat, terbentuk dua mol ATP. Dapat dikatakan bahwa sumber energi yang

paling baik pada keadaan anaerobik adalah glikogen yang disimpan sel. Satu contoh

utama pemakaian energi anaerobik terjadi pada hipoksia akut. Contoh lain pemakaian

energi anaerobik adalah dalam kerja berat yang tiba-tiba, bersumber dari: (1) ATP

yang telah tersedia dalam sel otot, (2) fosfokreatin dalam sel, (3) energi anaerobik

yang dilepaskan oleh pemecahan glikolitik dari glikogen menjadi asam laktat.

Pemakaian oksigen dalam jumlah berlebihan setelah kerja disebut hutang

oksigen. Hal ini diperlukan untuk:

1. mengubah asam laktat yang disimpan selama kerja menjadi glukosa kembali

2. mengubah kembali adenosin monofosfat dan ADP menjadi ATP

3. mengubah kembali kreatin dan fosfat menjadi fosfokreatin

4. mengembalikan kembali konsentrasi normal ikatan oksigen dengan

hemoglobin dan mioglobin

5. meningkatkan konsentrasi oksigen dalam paru hingga mencapai tingkat

normal

5

Page 6: Metabolism of Energy

B. PENGATURAN PELEPASAN ENERGI DALAM SEL

Mekanisme yang digunakan enzim untuk mengkatalisis reaksi kimia adalah

pertama menggabungkan enzim secara longgar dengan salah satu substrat reaksi. Hal

ini cukup mengubah daya ikat substrat sehingga dapat bereaksi dengan zat lain. Oleh

karena itu, kecepatan seluruh reaksi kimia ditentukan oleh konsentrasi enzim dan

konsentrasi zat yang berikatan dengan enzim.

Bila terdapat substrat dengan konsentrasi yang cukup tinggi, kecepatan reaksi

kimia kemudian ditentukan hampir seluruhnya oleh konsentrasi enzim. Sehingga,

sewaktu konsentrasi enzim meningkat, kecepatan reaksi akan meningkat dengan

perbandingan yang sama.

Pada keadaan istirahat, konsentrasi ADP dalam sel sangat sedikit, sehingga

reaksi kimia yang bergantung pada ADP sebagai suatu substrat juga cukup lambat.

Jadi, ADP adalah faktor utama pembatas kecepatan untuk hampir semua metabolisme

energi tubuh. Bila sel menjadi aktif, tanpa memperhatikan jenis aktivitas, ATP diubah

menjadi ADP, sehingga meningkatkan konsentrasi ADP sebanding dengan tingkat

aktivitas sel. Bila tidak ada aktivitas selular, pelepasan energi berhenti karena semua

ADP segera menjadi ATP.

C. KECEPATAN METABOLISME

Kecepatan metabolisme dalam keadaan normal dinyatakan dengan istilah

kecepatan pembebasan panas selama reaksi kimia.

Panas adalah produk akhir dari hampir semua pelepasan energi dalam tubuh.

Hal ini dapat dijelaskan dari beberapa pernyataan berikut:

Pertama-tama kita harus memperhatikan sintesis protein dan elemen

pertumbuhan tubuh lain. Sewaktu protein dipecahkan, simpanan energi dalam

ikatan peptida dilepaskan dalam bentuk panas ke dalam tubuh.

Sebagian besar energi digunakan hanya untuk melawan sifat rekat dari otot itu

sendiri atau dari jaringan sehingga anggota gerak dapat bergerak. Pergerakan

6

Page 7: Metabolism of Energy

yang liat ini sebaliknya menyebabkan gesekan dalam jaringan, yang

menghasilkan panas.

Darah memperluas sistem arteri, perluasan tersebut merupakan cadangan

energi potensial. Sewaktu darah mengalir melalui pembuluh perifer, gesekan

antara lapisan darah yang berbeda, yang mengalir satu sama lain, dan gesekan

darah pada dinding pembuluh darah mengubah semua energi ini menjadi

panas.

Oleh karena itu, pada dasarnya semua pengeluaran energi oleh tubuh diubah

menjadi panas. Satu-satunya pengecualian yang bermakna terjadi apabila otot dipakai

untuk melakukan beberapa bentuk kerja di luar tubuh. Misalnya, bila otot

mengangkat suatu benda atau mengangkat tubuh sendiri menaiki tangga, sejenis

energi potensial kemudian dihasilkan dengan meningkatkan suatu massa melawan

gaya berat.

Satuan jumlah energi yang dilepaskan dari berbagai makanan atau yang

digunakan oleh berbagai proses fungsional tubuh adalah “kalori”. 1 kalori atau gram-

kalori merupakan jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram air

sebesar 1oC.

Pengukuran Seluruh Kecepatan Metabolisme Tubuh

Kalorimetri Langsung

Karena seseorang biasanya tidak melakukan kerja luar apapun, kecepatan

metabolisme dapat ditentukan secara sederhana hanya dengan mengukur jumlah

panas total yang dibebaskan dari tubuh pada suatu waktu. Metode ini disebut

kalorimetri langsung.

Kalorimetri Tidak Langsung

1. Ekuivalen energi dari oksigen

Karena lebih dari 95 persen energi yang dikeluarkan dalam tubuh berasal dari

reaksi oksigen pada makanan yang berbeda, kecepatan metabolisme seluruh

tubuh dapat juga dihitung dengan ketepatan tinggi dari kecepatan pemakaian

oksigen. Dengan memakai ekuivalen energi ini, seseorang dapat menghitung

dengan tepat kecepatan pembebasan panas tubuh dari jumlah oksigen yang

dipakai dalam suatu waktu.

7

Page 8: Metabolism of Energy

2. Metabolator

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Metabolisme

1. Kerja

2. Kebutuhan energi untuk aktivitas sehari-hari

3. Pengaruh perbedaan tipe kerja pada kebutuhan energi tiap hari

Tabel Pemakaian Energi Selama Berbagai Jenis Kegiatan Yang Berbeda Pada Pria

Dengan Berat Badan 70 Kg

Bentuk Kegiatan Kalori Per Jam

Tidur 65

Bangun, tetap berbaring 77

Duduk diam 100

Berdiri santai 105

Menanggalkan pakaian dan berpakaian 118

Menjahit 135

Mengetik cepat 140

Latihan ringan 170

Berjalan perlahan (2,6 mil per jam) 200

Pekerjaan tukang kayu, logam,

pengecatan industri

240

Latiha aktif 290

Latihan berat 450

Menggergaji 480

Berenang 500

Berlari (5,3 mil per jam) 570

Latihan sangat berat 600

Berjalan sangat cepat (5,3 mil per jam) 650

Menaiki tangga 1100

Setelah makan banyak protein, kecepatan metabolisme biasanya mulai

meningkat dalam waktu satu jam, mencapai maksimum kira-kira 30 persen di atas

8

Page 9: Metabolism of Energy

normal, dan berlangsung selama 3 sampai 12 jam. Pengaruh protein terhadap

kecepatan metabolisme disebut specific dynamic action protein.

4. Usia (terjadi penurunan kecepatan metabolisme pada wanita dan pria dari lahir

sampai usia lanjut).

5. Hormon tiroid (apabila kelenjar tiroid mensekresi tiroksin dalam jumlah

maksimal, kecepatan metabolisme meningkat 50 sampai 100 persen di atas

normal).

6. Rangsangan simpatis (rangsangan sistem saraf simpatis dengan pelepasan

epinefrin dan norepinefrin meningkatkan kecepatan metabolisme berbagai

jaringan tubuh). Neonatus mempunyai cukup banyak sel lemak (lemak coklat),

dan rangsangan simpatis yang maksimal dapat meningkatkan metabolisme bayi

lebih dari 100 persen. Keadaan ini disebut termogenesis tanpa menggigil

(nonshivering thermogenesis).

7. Hormon kelamin pria (hormon kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan

metabolisme basal kira-kira 10 sampai 15 persen, dan hormon kelamin wanita,

mungkin beebrapa persen tapi biasanya tidak cukup bermakna).

8. Hormon pertumbuhan (hormon pertumbuhan dapat meningkatkan kecepatan

metabolisme basal 15 sampai 20 persen sebagai akibat rangsangan langsung dari

metabolisme selular).

9. Demam (tanpa melihat penyebabnya, demam dapat meningkatkan kecepatan

metabolisme).

10. Iklim (kecepatan metabolisme pada orang yang hidup di daerah geografi yang

berbeda telah memperlihatkan kecepatan metabolisme 10 sampai 20 persen lebih

rendah pada daerah tropis daripada daerah kutub utara).

11. Tidur (kecepatan metabolisme menurun 10 sampai 15 persen di bawah normal

selama tidur)

12. Malnutrisi (malnutrisi lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 sampai

30 persen).

9

Page 10: Metabolism of Energy

Kecepatan Metabolisme Basal

Kecepatan metabolisme basal berarti kecepatan pemakaian energi dalam

tubuh selama istirahat absolut, tapi orang tersebut dalam keadaan terbangun. Untuk

mengukur kecepatan metabolisme basal, diperlukan keadaan sebagai berikut:

1. Seseorang tidak boleh makan paling sedikit 12 jam terakhir.

2. Kecepatan metabolisme basal ditentukan setelah tidur yang penuh di

malam hari.

3. Tidak melakukan pekerjaan berat selama beberapa jam sebelumnya

atau lebih.

4. Semua faktor fisik dan psikis yang menimbulkan rangsangan harus

dihilangkan.

5. Suhu kamar harus menyenangkan dan berkisar antara 68oF dan 80oF.

Di antara orang normal, rata-rata kecepatan metabolisme basal bervariasi kira-

kira sebanding dengan luas permukaan tubuh, dan permukaan tubuh dapat ditentukan

dari tinggi badan dan berat badan.

D. PENYAKIT METABOLIK SISTEMIK

Penyakit metabolik sistemik merupakan segolongan penyakit yang

berdasarkan gangguan metabolisme dan bersifat sistemik. Pada degenerasi dan

infiltrasi timbul perubahan-perubahan dalam sel individuil yang disebabkan oleh atau

timbul akibat gangguan dalam metabolisme setempat. Pada penyakit metabolik

timbul akibat yang lebih luas, karena gangguan metabolisme bersifat sistemik.

Gangguan metabolisme ini menimbulkan berbagai penyakit khas dan biasanya

dibagi atas 3 golongan berhubungan dengan metabolisme daripada:

1. karbohidrat

2. protein

3. lemak

Gangguan metabolisme ini dapat menimbulkan kelebihan atau kekurangan

akan zat-zat yang bersangkutan, atau menimbulkan metabolisme yang abnormal

daripada zat tersebut.

10

Page 11: Metabolism of Energy

Gangguan Metabolisme Karbohidrat

Diabetes mellitus merupakan penyakit menahun yang berhubungan dengan

gangguan metabolisme karbohidrat. Penyakit ini disertai dengan hyperglicaemia yang

berlarut-larut dan glycosuria diikuti oleh gangguan sekunder dalam metabolisme

protein dan lemak.

Sebab yang tepat timbulnya penyakit ini belum diketahui. Tetapi di antaranya

disebabkan oleh timbulnya defisiensi insulin yang dibentuk oleh sel beta pankreas,

relatif atau absolut. Jadi dibutuhkan lebih banyak daripada yang dapat dibentuk oleh

tubuh. Selain itu juga berhubungan dengan growth hormon yang dibuat oleh kelenjar

hipofisis dan berbagai steroid yang dibentuk oleh kelenjar adrenal. Karena itu

diabetes akan timbul bila keseimbangan normal antara ketiga kelenjar endokrin

terganggu.

Pada penderita diabetes terdapat gejala-gejala klasik polyphagia, polydipsia,

dan polyuria. Karena tubuh tidak sanggup memetabolisasi karbohidrat yang dimakan,

maka penderita makan banyak sekali dan selain itu memobilisasi depot lemak benyak

sekali.

Penderita yang mendapat penyakit ini pada usia dewasa dan mendapat

pengobatan erta dikelola dengan saksama, dapat mengharapkan life expentancy yang

normal. Tetapi diabetes yang terjadi pada masa anak-anak prognosisnya tidak baik.

Gangguan Metabolisme Protein

Tidak dikenal penyakit akibat memakan protein berlebihan. Akan tetapi, bila

pemasukan protein kurang, maka akan kekurangan kalori di samping defisiensi asam-

asam amino yang diperlukan, mineral dan faktor-faktor lain, misalnya faktor

lipotropik. Akibatnya pertumbuhan tubuh, pemeliharaan jaringan tubuh, pembentukan

zat anti, dan serum protein akan terganggu. Hal ini nyata pada penderita yang

kekurangan protein dalam makanannya, sehingga mudah diserang penyakit infeksi,

perjalanan infeksi keras, luka sukar sembuh, dan mudah terkena penyakit hati, akibat

kurangnya faktor lipotropik.

Dua penyakit yang berhubungan dengan metabolisme purin ialah: pirai (gout,

jicht) dan infark asam urat pada ginjal. Pada kedua kelainan ini terdapat gangguan

metabolisme asam urat, sehingga asam urat serum meninggi dan terjadi pengendapan

11

Page 12: Metabolism of Energy

urat pada berbagai jaringan. Asam urat ini merupakan hasil akhir daripada

metabolisme purin. Berasal dari peruntuhan asam-asam nukleat menjadi purin dan

akhirnya asam urat. Protein ini berasal dari tubuh sendiri atau dari makanan. Sebagian

asam urat ini, dioksidasi menjadi ureum dan diekskresi.

Gangguan Metabolisme Lemak

Kelebihan lemak (obesitas) dapat memperkeras beberapa keadaan seperti

hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.

Dianggap bahwa obesitas terjadi bila mendapat kalori lebih banyak daripada

yng dimetabolisasi. Anggapan lain mengatakan bahwa ada orang yang hanya

memerlukan metabolisme yang sangat sedikit dan dapat menjadi gemuk meskipun

mendapat diit berkalori rendah.

Hipometabolisme memang dapat terjadi pada hipopituitarisme dan

hypothyroidisme, karena pada penderita tersebut kalori yang diperlukan menurun,

sehingga berat badan naik, meskipun diberi makan yang tidak berlebihan untuk

ukuran orang biasa.

Pada obesitas, lemak berlebihan ditimbun pada jaringan subcutis, jaringan

retroperitoneum dan peritoneum serta omentum. Jaringan lemak juga terdapat dalam

jumlah berlebihan, berupa fatty ingrowth pada jaringan subepicard dan penkreas. Juga

hati menunjukkan penimbunan lemak, etapi bukan perlemakan seperti pada gizi

buruk. Selain obesitas, terdapat pula penimbunan lemak pada jaringan subcutis.

Penimbunan lemak tersebut menyebabkan semacam tumor dan nyeri pada tekanan,

karena itu disebut adiposis dolorosa (penyakit Dercum).

Defisiensi lemak dapat menyebabkan kelaparan (starvation), gangguan

penyerapan (malabsorption) seperti pada penyakit celiac, sprue, penyakit Whipple.

Pada penyakit Whipple biasanya ditemukan pula defisiensi protein, karbohidrat, dan

vitamin.

Gangguan metabolisme lipid yang lain dapat mengakibatkan manifestasi kulit

tertentu yang dinamakan xantoma di sekitar kelopak mata (santelasma), di sekitar

tendon-tendon (xantoma tendinosum), atau di sekitar persendian (xantoma

tuberosum). Gangguan dapat bersifat keturunan atau akuesita.

12

Page 13: Metabolism of Energy

E. GANGGUAN METABOLIK LAIN

Gangguan pengaturan asam-basa dan metabolisme elektrolit dapat

mengakibatkan tanda-tanda dan gejala-gejala yang jauh lebih hebat daripada

kekacauan yang menyebabkannya. Asidosis metabolik, apa pun penyebabnya, yang

disertai peninggian Paco2, akan menimbulkan manifestasi pernapasan Kussmaul,

sedangkan alkalosis metabolik dapat mengakibatkan tetani sebagai tandanya.

Hipofosfatemia berat dapat dikaitkan dengan banyak manifestasi, oleh karena

peranan penting fosfat dalam reaksi pemindahan energi intrasel. Kelemahan sampai

kolaps, hipotensi, aritmia, hemolisis atau disfungsi sel darah merah, perubahan

kepribadian, gangguan neurologik dan serangan kejang, semua pernah dilaporkan,

kalau kadar fosfat serum turun sampai di bawah 1,0 mg/ dl. Alkoholisme dan

hiperalimentasi parenteral yang lain merupakan kesatuan patogenesis yang paling

sering ditemukan. Pemakaian alkohol, infeksi berat, syok dan gangguan lain dapat

menyebabkan asidosis laktat, sebagai akibat gangguan metabolisme aerobik.

Anoreksia nervosa merupakan kompleks gangguan yang mengakibatkan

pengurusan badan. Gangguan ini menyerang wanita muda sepuluh kali lebih banyak

daripada pria. Etiologinya tidak diketahui, tetapi peranan saling mempengaruhi

faktor-faktor emosional, neurologik dan metabolik kelihatannya memegang peranan

penting terjadinya sindroma ini. Gangguan harus dicurigai pada orang muda (umur

kurang dari 25 tahun, terutama wanita) yang telah mengalami penurunan berat badan

lebih dari 25 persen dari berat badan yang diharapkan dan menderita anoreksia tanpa

gangguan metabolik atau psikiatrik lainnya.

Gout (pirai) terjadi sebagai akibat gangguan metabolisme asam urat; dapat

timbul sebagai artropati, nefropati atau kelainan kulit.

Porfiria adalah kelompok gangguan yang berhubungan dengan kekacauan

metabolisme berbagai porfirin. Gangguan ini bersifat bawaan atau akuesita. Yang

terakhir paling sering ditemukan pada penderita penyakit hati, terutama yang

patogenitasnya adalah alkoholisme.

13

Page 14: Metabolism of Energy

PENUTUP

A. Kesimpulan

Metabolisme dalam tubuh merupakan proses kimia yang memungkinkan sel

melangsungkan kehidupan. Semua energi makanan (karbohidrat, lemak, dan protein)

dapat dioksidasi di dalam sel, dan pada proses ini dibebaskan sejumlah besar energi.

Karbohidrat, lemak, dan protein dapat dipakai seluruhnya oleh sel untuk membentuk

sejumlah besar adenosin trifosfat (ATP), dan ATP sebaliknya dapat dipakai sebagai

sumber energi untuk berbagai fungsi tubuh lainnya. Kecepatan metabolisme dalam

keadaan normal dinyatakan dengan istilah kecepatan pembebasan panas selama reaksi

kimia. Panas adalah produk akhir dari hampir semua pelepasan energi dalam tubuh.

Terdapat beberapa gangguan proses metabolik yang terjadi di dalam tubuh, seperti

diabetes mellitus, obesitas, dan lain sebagainya.

B. Saran

Penyusun menyarankan agar setiap manusia hendaklah memperhatikan

kesehatan tubuhnya. Seseorang yang kelihatan dari luar dalam keadaan sehat, sangat

memungkinkan terjadi gangguan dari dalam tubuhnya, seperti gangguan

metabolisme. Untuk itu, pola hidup sehat harus senantiasa diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

14

Page 15: Metabolism of Energy

DAFTAR PUSTAKA

Delp, Mohlan H. dan Robert T. Manning. 1996. Major Diagnosis Fisik Edisi Revisi.

Jakarta: EGC.

Guyton, Arthur C. dan John E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9.

Jakarta: EGC.

Murray, Robert K., Daryl K. Grranner, Peter A. Maayes, Victor W. Rodwell. 2003.

Biokimia Harper Edisi 25. Jakarta: EGC.

Staf Peengajar Bagian Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

1998. Kumpulan Kuliah Patologi. Jakarta.

15