MergedFile - eprints.upgris.ac.ideprints.upgris.ac.id/354/1/PENGARUH SERDOS KOMPLIT.pdf · semester...
-
Upload
dinhnguyet -
Category
Documents
-
view
234 -
download
0
Transcript of MergedFile - eprints.upgris.ac.ideprints.upgris.ac.id/354/1/PENGARUH SERDOS KOMPLIT.pdf · semester...
PENGARUH SERTIFIKASI DOSEN DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP KINERJA DOSEN DI LINGKUNGAN PERGURUAN
TINGGI KOTA SEMARANG
Suwandi
Sutoyo
Sukma Nur Ardini
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dampak sertifikasi dan motivasi
dosen terhadap kinerja dosen di lingkungan perguruan tinggi di Kota Semarang.
Subyek penelitiannya para mahasiswa, dosen dan pimpinan di (8)delapan
perguruan tinggi di Kota Semarang. Jumlah responden terdiri dari mahasiswa
(43), dosen (18), dan pimpinan perguruan tinggi (8). Untuk pengumpulan data,
peneliti menggunakan kuesioner. Kuesioner dibagi menjadi 3 bagian yaitu
kuesioner untuk mahasiswa, dosen, dan pimpinan perguruan tinggi. Variable
dalam penelitian ini adalah sertifikasi dosen, motivasi kerja, dan kinerja dosen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1. Terdapat korelasi positif antara sertifikasi dengan kinerja dosen r = 0,441
2. Terdapat korelasi positif antara motivasi kerja dengan kinerja dosen r =
0,52.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa dengan sertifikasi dosen, dosen
dapat membuat silabus, SAP dan bahan ajar yang lebih baik; adanya waktu luang
untuk mengoreksi hasil ujian maupun kuis mahasiswa; membuat evaluasi saat
semester berakhir; menghadiri seminar atau pelatihan guna meningkatkan
khasanah ilmu. Dengan sertifikasi, dosen juga bisa menyisihkan dana untuk
pembelian buku-buku yang dapat menunjang profesionalismenya.
Dengan demikian hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
rujukan oleh para peneliti didalam melakukan penelitian yang berhubungan
dengan kinerja dosen serta dapat menjadi masukkan bagi para pengambil
kebijakan untuk pengembangan pola atau konsep dan sistem yang lebih baik
terkait dengan pelaksanaan program sertifikasi dosen.
Kata kunci: pengaruh, sertifikasi, motivasi, dan kinerja
Hasil survei yang dipublikasikan oleh The THES (The Times Higher
Education Supplement) pada tanggal 28 Juli 2009 menyebutkan hanya ada tiga
universitas di Indonesia yang masuk dalam jajaran 500 universitas top dunia yaitu
Universitas Gajah Mada berada pada peringkat 360, ITB di peringkat 369 dan UI
di peringkat 395. Ini membuktikan bahwa kualitas pendidikan tinggi di Indonesia
masih rendah dan perlu ditingkatkan. Salah satu komponen yang perlu
ditingkatkan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah
meningkatkan kualitas dosen.
Dalam sistem pendidikan Perguruan Tinggi, dosen merupakan salah satu
komponen esensial yang dimiliki. Peran, tugas dan tanggung jawab dosen sangat
diperlukan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia
meliputi kualitas iman dan taqwa, akhlak mulia dan penguasaan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni, serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang
maju, adil, makmur dan beradab. Seperti disebutkan dalam Undang-Undang No
14 Tahun 2005, “Dosen sebagai insan terdidik dan terampil memiliki tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat”.
Dengan adanya tugas dan peran dosen tersebut diatas, dosen dituntut untuk
dapat memperlihatkan kinerja yang baik. Beberapa faktor perlu dipertimbangkan
dalam meningkatkan kinerja dosen seperti motivasi tinggi, kompetensi yang
memadai, kepemimpinan yang baik dan lingkungan kerja yang mendukung dosen
untuk meningkatkan kinerjanya. Guna mewujudkan hal tersebut, berbagai upaya
positif dan kebijakan telah diambil oleh pemerintah, salah satunya adalah melalui
sertifikasi dosen.
Pemerintah memberikan tunjangan profesi kepada dosen sebagai tenaga
pendidik yang professional, artinya sebagai tenaga pendidik professional dosen
tersebut memiliki kompetensi pedagogik, professional, kepribadian dan sosial.
Sertifikasi dosen merupakan bentuk upaya pemerintah dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan mereka dengan harapan dengan semakin
sejahteranya, mereka mampu meningkatkan kualitas profesionalismenya yang
pada akhirnya juga meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Disamping itu,
diharapkan motivasi kerja mereka akan meningkat yang ditunjukkan dalam
keikutsertaan mereka dalam kegiatan-kegiatan atau pelatihan yang dapat terus
mengasah dan mempertajam kompetensinya.
Masalah yang muncul kemudian adalah 1) apakah ada pengaruh sertifikasi
dosen terhadap kinerja dosen perguruan tinggi di Kota Semarang? 2) apakah ada
pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja dosen perguruan tinggi di Kota
Semarang?
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sertifikasi dosen
terhadap kinerja dosen dan pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja dosen
perguruan tinggi di Kota Semarang.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 3,5 bulan dan dilaksanakan di perguruan
tinggi negeri maupun swasta yang berada di Kota Semarang.
Populasi dan Sampel Penelitian
Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perguruan tinggi
negeri dan swasta yang ada di Kota Semarang. Terdapat 24 perguruan tinggi
negeri dan swasta yang ada di Kota Semarang. Daftar perguruan tinggi tersebut
dapat dilihat di lampiran pada penelitian ini. Diambil 8 (delapan) perguruan tinggi
secara acak dari jumlah tersebut sebagai sampel atau 33,3%. Delapan perguruan
tinggi tersebut adalah: (1) Universitas Semarang, (2) Universitas Dian
Nuswantoro, (3) Universitas Negeri Semarang, (4) AKABA 17, (5) Universitas
STIKUBANK, (6) Universitas 17 Agustus 1945, (7) IKIP Veteran, dan (8) IKIP
PGRI Semarang.
Fokus Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan
fokus utama melihat sejauh mana pengaruh sertifikasi dosen dan motivasi kerja
terhadap kinerja dosen tersertifikasi. Di samping itu, ingin dilihat bagaimana
keempat kompetensi (pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial) yang
dimiliki oleh tenaga pendidik yang profesional. Pada akhirnya, dapat dilihat pula
penilaian pimpinan perguruan tinggi terhadap kinerja dosen tersertifikasi tersebut.
Instrumen Penelitian
a) Observasi,
b) Kuesioner
c) Interview mendalam pada pihak terkait
Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui :
1. Kuesioner
2. Interview mendalam dengan pihak terkait
Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan dua
metode yaitu secara kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk
mencari tingkat pengaruh antara variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini seperti variabel motivasi kerja dan kinerja dosen yang diperoleh dari
mahasiswa, pimpinan perguruan tinggi ataupun dosen itu sendiri.
Sedangkan data yang diperoleh melalui wawancara, observasi maupun
data dari kuesioner yang berupa isian pernyataan dianalisa menggunakan metode
kualitatif. Disini peneliti menjelaskan secara detail adanya phenomena dan
tanggapan yang didapat dari data yang diperoleh dalam proses pengambilan data.
Untuk menguji hipotesis yang ada dalam penelitian ini peneliti
menghitung nilai korelasi dari variabel X dan Y. Analisis tersebut menggunakan
program SPSS for Window Release 16.
HASIL PENELITIAN
1. Data Responden
Hasil penelitian diperoleh dari data yang dikumpulkan dengan
menggunakan instrumen penelitian. Data yang terkumpul dari jawaban
responden dikelompokkan berdasarkan variabel. Berikut hasil kategori tiap
variable.
(a) Data yang berkaitan dengan kinerja dosen tersertifikasi yang diisi oleh
mahasiswa yang diampu oleh dosen yang bersangkutan.
Tabel 1. Kategori Kinerja Dosen oleh Mahasiswa
NO INTERVAL
FREKUENSI ABSOLUT
FREKUENSI RELATIF
(%) KATEGORI
1 50 – 89 0 0.0 Sangat rendah
2 90 – 129 1 2.3 Rendah
3 130 – 169 4 9.3 Cukup
4 170 – 209 25 58.1 Tinggi
5 210 – 250 13 30.2 Sangat tinggi
Jumlah 43 100.0
(b) Data yang berkaitan dengan kinerja dosen yang diisi oleh pimpinan
perguruan tinggi dimana dosen yang bersangkutan bekerja.
Tabel 2. Kategori Kinerja Dosen yang diisi oleh pimpinan
NO INTERVAL
FREKUENSI ABSOLUT
FREKUENSI RELATIF
(%) KATEGORI
1 20 – 39 0 0.0 Sangat rendah
2 40 – 59 0 0.0 Rendah
3 60 – 79 1 12.5 Cukup
4 80 – 99 4 50.0 Tinggi
5 100 - 125 3 37.5 Sangat tinggi
Jumlah 8 100.0
(c) Data yang berkaitan dengan sertifikasi dosen yang diisi oleh dosen yang
bersangkutan.
Tabel 3. Kategori Sertifikasi Dosen
NO INTERVAL
FREKUENSI ABSOLUT
FREKUENSI RELATIF
(%) KATEGORI
1 0 – 5 0 0.0 Sangat rendah
2 6 – 8 1 5.6 Rendah
3 7 – 11 2 11.1 Cukup
4 12 -14 1 5.6 Tinggi
5 15 – 17 14 77.8 Sangat tinggi
Jumlah 18 100.0
(d) Data motivasi kerja yang diisi oleh dosen yang bersangkutan.
Tabel 4. Kategori motivasi kerja
NO INTERVAL
FREKUENSI ABSOLUT
FREKUENSI RELATIF
(%) KATEGORI
1 50 - 89 0 0.0 Sangat rendah
2 90 - 129 0 0.0 Rendah
3 130 - 169 0 0.0 Cukup
4 170 - 209 6 33.3 Tinggi
5 210 - 250 12 66.7 Sangat tinggi
Jumlah 18 100.0
2. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini terdapat 2 hipotesis yang harus diuji, dengan
menggunakan perhitungan nilai korelasi antar variabel.
a. HIPOTESIS 1
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berbunyi terdapat
pengaruh secara positif sertifikasi dosen terhadap kinerja dosen. Untuk
mengetahui nilai korelasi antara sertifikasi dosen dengan kinerja dosen
dapat dilihat rangkumannya pada tabel 5 berikut.
Tabel 5. Korelasi Sertifikasi Dosen (X1) Terhadap Kinerja Dosen (Y)
Dari tabel diatas terlihat koefisien korelasi antara sertifikasi dosen
dengan kinerja dosen adalah 0,441. Harga r tabel dengan taraf signifikan
Correlations
Sertifikasi
dosen
Kinerja
dosen
Sertifikasi
dosen
Pearson Correlation 1 .441
Sig. (2-tailed) .274
N 18 8
Kinerja
dosen
Pearson Correlation .441 1
Sig. (2-tailed) .274
N 8 8
0,005 adalah 0,344. Ini berarti r hitung > r tabel jadi terdapat hubungan
yang signifikan antara variabel sertifikasi dosen dengan kinerja dosen.
Artinya dengan mendapatkan tunjangan sertifikasi, kinerja dosen menjadi
semakin tinggi.
b. HIPOTESIS 2
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berbunyi terdapat pengaruh
positif motivasi kerja dosen tersertifikasi terhadap kinerja dosen. Untuk
mengetahui nilai korelasi antara motivasi kerja dengan kinerja dosen dapat
dilihat rangkumannya pada tabel 6 berikut.
Tabel 6. Korelasi Motivasi Kerja (X2) Terhadap Kinerja Dosen (Y)
Correlations
Motivasi
kerja
Kinerja
dosen
Motivasi
kerja
Pearson Correlation 1 .520
Sig. (1-tailed) .093
N 18 8
Kinerja
dosen
Pearson Correlation .520 1
Sig. (1-tailed) .093
N 8 8
Dari tabel diatas terlihat koefisien korelasi antara motivasi kerja
dengan kinerja dosen adalah 0,520. Harga r tabel dengan taraf signifikan
0,005 adalah 0,344. Ini berarti r hitung > r tabel jadi terdapat hubungan
yang signifikan antara variabel motivasi kerja dengan kinerja dosen.
Artinya semakin tinggi motivasi kerja dosen tersertifikasi maka semakin
tinggi pula kinerja dosen tersebut.
KESIMPULAN
Terdapat pengaruh positif antara sertifikasi dosen terhadap kinerja dosen
tersertifikasi di perguruan tinggi negeri/swasta di Kota Semarang. Artinya
sertifikasi dosen memberikan kontribusi terhadap kinerja dosen tersertifikasi di
perguruan tinggi negeri/swasta di Kota Semarang. Korelasi sertifikasi dosen
terhadap kinerja dosen sebesar 44,1%.
Terdapat pengaruh positif antara motivasi kerja terhadap kinerja dosen
tersertifikasi di perguruan tinggi negeri/swasta di Kota Semarang. Artinya
motivasi kerja memberikan kontribusi terhadap kinerja dosen tersertifikasi di
perguruan tinggi negeri/swasta di Kota Semarang. Korelasi motivasi kerja
terhadap kinerja dosen sebesar 52%.
SARAN
Sertifikasi dosen dapat berdampak pada peningkatan kinerja dosen. Namun
masih ditemukan data yang menyatakan bahwa dosen tersertifikasi merasa kurang
waktu untuk mengoreksi hasil belajar mahasiswa; tes, tugas maupun kuis. Ada
kemungkinan kurangnya waktu untuk mengoreksi tugas mahasiswa karena beban
dosen untuk mengajar atau tugas lain terlalu besar. Oleh karena itu, disarankan
agar pimpinan perguruan tinggi membatasi jumlah jam mengajar sampai pada
batas ideal agar dosen memiliki waktu untuk koreksi, penelitian atau pengabdian
masyarakat.
Disamping itu, ditemukan pula data yang menyebutkan bahwa mereka tidak
banyak berpartisipasi dalam kegiatan ilmiah seperti seminar, pelatihan atau
penulisan karya ilmiah. Hal ini kemungkinan disebabkan kurangnya dukungan
dari lembaga terutama kurangnya bantuan untuk pembayaran seminar, akomodasi
dan lain-lain. Oleh karena itu, disarankan agar lembaga mendukung penuh
kegiatan yang dapat meningkatkan profesionalisme dosen.
Sementara beberapa dosen menyatakan enggan untuk menempuh studi
lanjut karena beberapa alasan; usia, menunggu giliran, dan dana. Oleh karena itu,
disarankan agar pimpinan perguruan tinggi negeri/swasta tetap memotivasi
mereka agar studi lanjut guna meningkatkan kualitas mereka sebagai tenaga
pendidik yang professional.
Bagi dosen tersertifikasi hendaknya tanpa harus banyak dorongan dari pihak
luar menyadari pentingnya meningkatkan kualitas diri sebagai tenaga pendidik
yang profesional.
REFERENSI
Armstrong, Michael. 1990. A Handbook of Human Resource Management (Alih
Bahasa: Sofyan Cikmat, Haryanto). PT. Elex Media Komputindo.
Jakarta.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Buku I Sertifikasi Dosen: Naskah Akademik. Jakarta
Irianto, A. 2004. Statistik Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Penerbit Kencana.
Koeswara, E. 1998. Motivasi. Bandung: Angkasa.
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
www.topuniversities.com
http://www.dikti.go.id/ mengenai TOR Sertifikasi Dosen. Rabu, 9 September
2009. Diunduh pada tanggal 26 April 2012.