Merek

24
1 TUGAS MATA KULIAH HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL RESUME HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL TERHADAP MEREK Oleh : Rachardy Andriyanto 090710101240 Kelas A UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS ILMU HUKUM 2013

description

prosedur tentang kepengurusan merek

Transcript of Merek

Page 1: Merek

1

TUGAS MATA KULIAH HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

RESUME

HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

TERHADAP MEREK

Oleh :

Rachardy Andriyanto

090710101240

Kelas A

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS ILMU HUKUM

2013

Page 2: Merek

2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Hirobbil ‘Alamin, Dengan rahmat Allah Yang Maha Esa akhirnya

penyusun dapat menyelesaikan tugas resume yang berjudul “ HAK ATAS KEKAYAAN

INTELEKTUAL TERHADAP MEREK ” guna dijadikan sebagai pemenuhan tugas atas

mata kuliah Hak Atas Kekayaan Intelektual.

Untuk itu, penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

Dosen pengajar, yaitu Ibu ISWI HARIYANI, S.H, M.H. dan Ibu NUZULIA KUMALA

SARI, S.H, M.H. atas pendidikan yang telah diberikan sehingga penyusun dapat

menyelesaikan tugas resume ini.

Semoga resume ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa dan para pembacanya.

Amin..Ya Robbal Alamin..

Jember, 04 Mei 2013

PENYUSUN,

RACHARDY ANDRIYANTO

Page 3: Merek

3

DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………………………………………. 1

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. 2

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… 3

BAB I .TENTANG MEREK ……………………………………………………………… 4

1.1 Pengertian Merek dan Hak Atas Merek.……………………………………….. 4

1.2 Ruang Lingkup dan Fungsi Merek …………………………………………… 5

1.3 Indikasi Geografis dan Indikasi Asal …………………………………………. 7

BAB II. PENDAFTARAN MEREK ……………………………………………………… 9

2.1 Fungsi Pendaftaran Merek ………………………………….............................. 9

2.2 Permohonan Pendaftaran Merek……………………………………………….. 9

2.3 Merek yang tidak dapat Didaftar dan Ditolak………………………………….. 12

2.4 Alur Acara Permohonan Pendaftaran Merek………………………………….. 13

2.4.1 Pemeriksaan Administratif ………………………………………….. 13

2.4.2 Waktu Penerimaan …………………………………………………... 14

2.4.3 Perubahan dan Penarikan Kembali…………………………………... 14

2.4.4 Pemeriksaan Subtantif ……….……………………………………… 15

2.4.5 Pengumuman Permohonan….……………………………………… 16

BAB III SENGKETA DAN PENGALIHAN……………………………………………. 18

3.1 Keberatan, Sanggahan dan Pemeriksaan Kembali …………………………… 18

3.2 Permohonan Banding ………………………………………………………… 19

3.3 Jangka Waktu dan Perpanjangan Waktu Perlindungan Merek Terdaftar……… 20

3.4 Pengalihan Hak atas Merek dan Lisensi……………………………………… 20

3.5 Penyelesaian Sengketa………………………………………………………… 22

REFERENSI ……………………………………………………………………………… 24

Page 4: Merek

4

BAB I. TENTANG MEREK.

1.1. Pengertian Merek dan Hak Atas Merek.

Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau Intellectual Property Rights adalah hak

hukum yang bersifat eksklusif (khusus) yang dimiliki oleh para pencipta/penemu sebagai

hasil dari aktifitas intelektual dan kreatifitas yang bersifat khas dan baru. Karya – karya

intelektual tersebut dapat berupa hasil karya cipta dibidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra

serta hasil penemuan (invensi) di bidang teknologi. Karya – karya dibidang HAKI dihasilkan

berkat kemampuan intelektual manusia melalui pengorbanan tenaga, waktu, pikiran, perasaan

dan hasil intuisi/ilham/hati nurani. 1

Merek merupakan salah satu bentuk dari HAKI, dimana terdapat suatu hak eksklusif

bagi pemohon merek yang menimbulkan suatu ekuitas merek (adalah seperangkat aset dan

keterpercayaan merek yang terkait dengan merek tertentu, nama dan atau simbol, yang

mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa, baik

bagi pemasar/perusahaan maupun pelanggan) 2

dan atas hal tersebut mendapatkan sebuah

perlindungan hukum. Merek (merek cap;) adalah tanda yang digunakan oleh perusahaan

sebagai pengenal produk, tanda berupa gambar, nama, kata, huruf – huruf, angka – angka,

susunan warna atau kombinasi dari unsur – unsur tersebut yang memilik daya pembeda dan

digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. 3

Lebih lanjut berdasarkan Undang – undang No 15 Tahun 2001 tentang Merek pasal 1

ayat 1 memberikan pengertian bahwa :

1 ISWI HARIYANI, SH, M.H, “Prosedur Mengurus HAKI yang Benar” , Penerbit Pustaka Yustisia, Yogyakarta,

2010, hlm. 16. 2 Lihat http://id.wikipedia.org/wiki/Ekuitas_merek.

3 Drs. Dzulkifli Umar, SH. & Utsman Handoyo, SH, “Kamus Hukum” , Quantum Media Press, Yogyakarta, 2010,

hlm. 271.

Page 5: Merek

5

‘ Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,

susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan

digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.‘

Sehubungan dengan adanya sebuah perlindungan hukum atas suatu permohonan

merek, maka timbulah sebuah hak atas merek bagi pemohon, dimana hak atas merek adalah

hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik Merek yang terdaftar dalam Daftar

Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri Merek tersebut atau

memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya.4

1.2. Ruang Lingkup dan Fungsi Merek.

Ruang Lingkup merek meliputi Merek Dagang dan Merek Jasa. Merek Dagang lebih

mengarah pada produk perdangangan berupa barang, sedangkan Merek Jasa lebih terkait

dengan produk perdagangan berupa jasa. 5

Lebih jelasnya Merek Dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang

diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum

untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya, sedangkan Merek Jasa adalah

merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang

secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis

lainnya.6

Disamping Merek Dagang dan Merek Jasa, juga dikenal adanya Merek Kolektif.

Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan karakteristik

yang sama yang dengan diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara

4 Lihat Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Pasal 3,

5 ISWI HARIYANI, SH, M.H, “Prosedur Mengurus HAKI yang Benar” , Penerbit Pustaka Yustisia, Yogyakarta,

2010, hlm. 88. 6 Lihat Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Pasal 1 ayat 2 dan 3.

Page 6: Merek

6

bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya 7 yang artinya

Merek Kolektif dapat berasal dari suatu badan usaha tertentu yang memiliki produk berupa

barang dan jasa. Contoh Merek Kolektif jenis ini misalnya merek Esia yang dimiliki

perusahaan Bakrie Telecom yang digunakan untuk produk barang(Telepon

Esia/Wifone/Wimode), dan produk jasa (kartu perdana dan kartu isi ulang). Merek Kolektif

juga dapat berasal dari dua atau lebih badan usaha yang bekerja sama untuk memiliki merek

yang sama, contohnya adalah undian Tabungan Simpedes yang dikelola oleh semua Bank

Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia, dimana masing – masing BPD adalah badan usaha

yang mandiri dan terpisah. 8

Merek mempunyai peranan sangat penting dalam dunia penyedia barang atau jasa

dalam perdagangan yang mengandung nilai ekonomi dan komersial khususnya bagi para

perusahaan. Pemakaian atas merek berfungsi sebagai : 9

1.Tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi yang dihasilkan seseorang atau

beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum dengan produksi orang lain atau

badan hukum lainnya;

2.Sebagian alat promosi, sehingga mempromosikan hasil produksinya cukup dengan

menyebut mereknya;

3.Sebagai jaminan atas mutu barangnya;

4.Menunjukkan asal barang/jasa dihasilkan.

7 Lihat Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Pasal 1 ayat 4.

8 ISWI HARIYANI, SH, M.H, “Prosedur Mengurus HAKI yang Benar” , Penerbit Pustaka Yustisia, Yogyakarta,

2010, hlm. 88. 9 Lihat http://www.dgip.go.id/fungsi-merek/.

Page 7: Merek

7

1.3. Indikasi Geografis dan Indikasi Asal

Di Indonesia ada Brem Bali yaitu minuman beralkohol khas dari Bali, juga ada Lada

Munthok, yaitu lada putih bermutu tinggi dari Munthok, Pulau Bangka. Selain itu ada Jeruk

Pacitan, Beras Cianjur, Mangga Arumanis Probolinggo, Kopi Toraja, Madu Sumbawa, Kayu

Manis Sumatera Barat, dan masih banyak lagi yang lain. Produk – produk tersebut jelas

menyebutkan tempat asalnya. Dalam perdagangan, pencantuman nama tempat asal sangat

bermakna karena membawa citra tentang sesuatu yang bersifat khas. Mutu produk yang khas

terbentuk karena pengaruh lingkungan geografis dan pengelolaannya. Produk tersebut

bersifat khas karena ada faktor alam dan manusia yang berinteraksi di lingkungan tersebut.

Produk – produk tersebut belum mendapat perhatian dan belum di identifikasi secara

mendalam untuk menjadikannya sebagai produk Indikasi Geografis. 10

Indikasi Geografis adalah suatu indikasi atau identitas dari suatu barang yang berasal

dari suatu tempat, daerah atau wilayah tertentu yang menunjukan adanya kualitas, reputasi

dan karakteristik termasuk faktor alam dan faktor manusia yang dijadikan atribut dari barang

tersebut. Tanda yang digunakan sebagai indikasi geografis dapat berupa etiket atau label yang

dilekatkan pada barang yang dihasilkan. Tanda tersebut dapat berupa nama tempat, daerah

atau wilayah, kata, gambar, huruf, atau kombinasi dari unsur – unsur tersebut. Pengertian

nama tempat dapat berasal dari nama yang tertera dalam peta geografis atau nama yang

karena pemakaian secara terus menerus sehingga dikenal sebagai nama tempat asal barang

yang bersangkutan (Indikasi Asal). Perlindungan Indikasi Geografis meliputi barang – barang

10

ISWI HARIYANI, SH, M.H, “Prosedur Mengurus HAKI yang Benar” , Penerbit Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2010, hlm. 105.

Page 8: Merek

8

yang dihasilkan oleh alam, barang hasil pertanian, hasil kerajinan tangan atau hasil industri

tertentu lainnya. 11

Undang – undang nomor 15 tahun 2001 tentang Merek pasal 56 ayat 1 menyebutkan

bahwa :

‘ Indikasi geografi dilindungi sebagai suatu tanda yang menunjukkna daerah asal

suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia

atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu pada

barang yang dihasilkan.’

Sedangkan pada Pasal 59 Undang – undang nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

menyebutkan tentang perlindungan tentang Indikasi Asal yang berbunyi sebagai berikut :

‘ Indikasi-asal dilindungi sebagai suatu tanda yang :

a. memenuhi ketentuan Pasal 56 ayat (1), tetapi tidak didaftarkan atau

b. semata-mata menunjukan asal suatu barang atau jasa ‘

11

ISWI HARIYANI, SH, M.H, “Prosedur Mengurus HAKI yang Benar” , Penerbit Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2010, hlm. 107.

Page 9: Merek

9

BAB II. PENDAFTARAN MEREK.

2.1. Fungsi Pendaftaran Merek.

Untuk mendapatkan perlindungan hukum dan perolehan hak eksklusif dari Negara

atas merek diperlukan sebuah pendaftaran merek yang ditujukan kepada direktorat jenderal,

yang dimaksud dengan Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Hak Kekayaan

Intelektual yang berada di bawah departemen yang dipimpin oleh Menteri. 12

Selain itu pendaftaran merek juga mempunyai fungsi sebagai berikut :

1.Sebagai alat bukti sebagai pemilik yang berhak atas merek yang didaftarkan;

2.Sebagai dasar penolakan terhadap merek yang sama keseluruhan atau sama pada pokoknya

yang dimohonkan pendaftaran oleh orang lain untuk barang/jasa sejenisnya;

3.Sebagai dasar untuk mencegah orang lain memakai merek yang sama keseluruhan atau

sama pada pokoknya dalam peredaran untuk barang/jasa sejenisnya. 13

2.2. Permohonan Pendaftaran Merek.

Permohonan adalah permintaan pendaftaran Merek yang diajukan secara tertulis

kepada Direktorat Jenderal. 14

Pemohon adalah pihak yang mengajukan Permohonan 15

yang

meliputi :

1. Orang/Perorangan

2. Perkumpulan

3. Badan Hukum (CV, Firma, Perseroan) 16

Adapun syarat dan tata cara permohonan pendaftaran merek meliputi :

12

Lihat Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Pasal 1 ayat 10. 13

Lihat http://www.dgip.go.id/ fungsi-pendaftaran-merek. 14

Lihat Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Pasal 1 ayat 5. 15

Lihat Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Pasal 1 ayat 6. 16

Lihat http://www.dgip.go.id/ pemohon/.

Page 10: Merek

10

1. Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Ditjen

HKI Departemen Hukum dan HAM dengan mencantumkan :

a) Tanggal, bulan dan tahun,

b) Nama lengkap, kewarganegaraan dan alamat pemohon,

c) Nama lengkap dan alamat kuasa apabila permohonan diajukan melalui

kuasa,

d) Warna – warna apabila merek yang dimohonkan pendaftarannya

menggunakan unsur – unsur warna,

e) Nama Negara dan tanggal permintaan merek yang pertama kali dalam

hal permohonan diajukan dengan hak prioritas.

2. Permohonan ditanda tangani pemohon atau kuasanya,

3. Pemohon dapat terdiri dari satu orang atau beberapa orang secara bersama

atau badan hukum,

4. Permohonan dilampiri dengan bukti pembayaran biaya,

5. Dalam hal permohonan diajukan lebih dari satu pemohon yang secara bersama

– sama berhak atas merek tersebut, senua nama pemohon dicantumkan dengan

memilih salah satu alamat sebagaimana alamat mereka,

6. Permohonan sebagaimana nomor (5) tersebut ditanda tangani oleh salah satu

dari pemohon yang berhak atas merek tersebut dengan melampirkan

persetujuan tertulis dari para pemohon yang mewakilkan,

7. Dalam hal permohonan nomor (5) diajukan melalui kauasanya, surat kuasa

untuk itu ditandatangani semua pihak yang berhak atas merek tersebut,

8. Kuasa adalah Konsultan Hak Kekayaan Intelektual. 17

17

ISWI HARIYANI, SH, M.H, “Prosedur Mengurus HAKI yang Benar” , Penerbit Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2010, hlm. 93.

Page 11: Merek

11

Permohonan untuk 2 (dua) kelas barang atau lebih dan/atau jasa dapat diajukan dalam

satu Permohonan dengan menyebutkan jenis barang dan/atau jasa yang termasuk dalam kelas

yang dimohonkan pendaftarannya.

Permohonan yang diajukan oleh Pemohon yang bertempat tinggal atau berkedudukan

tetap di luar wilayah Negara Republik Indonesia (hak prioritas adalah hak pemohon untuk

mengajukan permohonan yang berasal dari negara yang tergabung dalam Paris Convention

for the Protection of Industrial Property atau Agreement Establishing the World Trade

Organization untuk memperoleh pengakuan bahwa tanggal penerimaan di negara asal

merupakan tanggal prioritas di negara tujuan yang juga anggota salah satu dari kedua

perjanjian itu selama pengajuan tersebut dilakukan dalam kurun waktu yang telah ditentukan

berdasarkan Paris Convention for the Protection of Industrial Property. 18

) wajib diajukan

melalui Kuasanya di Indonesia dan wajib menyatakan dan memilih tempat tinggal Kuasa

sebagai domisili hukumnya di Indonesia. Permohonan dengan menggunakan Hak Prioritas

harus diajukan dalam waktu paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal penerimaan

permohonan pendaftaran Merek yang pertama kali diterima di negara lain, yang merupakan

anggota Paris Convention for the Protection of Industrial Property atau anggota Agreement

Establishing the World Trade Organization. 19

2.3. Merek yang Tidak Dapat Didaftar dan yang Ditolak.

Permohonan merek atas dasar pengajuan pemohon yang beretikad tidak baik dapat

menyebabkan merek tidak dapat didaftar 20

, dan juga merek tidak dapat didaftar apabila

merek tersebut mengandung salah satu unsur – unsur dibawah ini yakni :

1. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama,

kesusilaan, atau ketertiban umum ;

18

Lihat Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Pasal 1 ayat 14. 19

Lihat Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Pasal 11. 20

Lihat Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Pasal 4.

Page 12: Merek

12

2. Tidak memiliki daya pembeda;

3. Telah menjadi milik umum; atau

4. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan

pendaftarannya. 21

Sedangkan permohonan pendaftaran merek harus ditolak dan juga harus ditolak oleh

Ditjen HKI apabila :

a. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek milik pihak

lain yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang dan/atau jasa yang sejenis;

b. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek yang sudah

terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau sejenisnya.

c. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan indikasi-geografis

yang sudah dikenal. 22

dan juga harus ditolak apabila :

a. Merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto, atau nama badan hukum yang

dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan tertulis dari yang berhak;

b. Merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambang atau

simbol atau emblem negara atau lembaga nasional maupun internasional, kecuali atas

persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang;

c. Merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang digunakan

oleh negara atau lembaga Pemerintah, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang

berwenang. 23

2.4. Alur Acara Permohonan Pendaftaran Merek.

21

Lihat Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Pasal 5. 22

Lihat Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Pasal 6 Ayat 1. 23

Lihat Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Pasal 6 Ayat 3.

Page 13: Merek

13

Permohonan pendaftaran merek yang diajukan kepada Ditjen HKI tidak serta merta

dapat diterima begitu saja, diperlukan tahap – tahap pemeriksaan dengan simulasi proses

waktu penerimaan sampai dengan pengumuman yang bertahap pula, dalam satu kesatuan

rangkaian alur acara permohonan pendaftaran merek. Adapun alur acara permohonan

pendaftaran merek yang dimaksud adalah :

1. Pemeriksaan Administratif,

2. Waktu Penerimaan,

3. Perubahan dan Penarikan kembali,

4. Pemeriksaan Subtantif, dan

5. Pengumuman Permohonan.

2.4.1. Pemeriksaan Administratif

Pemeriksaan Adiministratif adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh Direktoral

Jendral (Ditjen) HKI berkenaan dengan kelengkapan persyaratan pendaftaran merek 24

,

pemeriksaan atas kelengkapan persyaratan pendaftaran merek ini termuat dalam Bab

Ketiga Pemeriksaan Kelengkapan Persyaratan Pendaftaran Merek Undang – Undang

Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek.

Apabila terdapat kekurangan dalam hal kelengkapan persyaratan Ditjen HKI

meminta agar kelengkapan persyaratan tersebut dipenuhi dalam waktu paling lama 2

(dua) bulan terhitung sejak tanggal pengiriman surat permintaan untuk memenuhi

kelengkapan persyaratan tersebut, 25

dan apabila kekurangan dalam hal kelengkapan

persyaratan tersebut berkenaan dengan Hak Prioritas atau pemohon berasal di luar

wilayah Indonesia maka kelengkapan persyaratan tersebut dipenuhi dalam waktu paling

lama 3 (tiga) bulan. 26

24

Lihat Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Pasal 13 Ayat 1. 25

Lihat Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Pasal 13 Ayat 2. 26

Lihat Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Pasal 13 Ayat 2.

Page 14: Merek

14

Selanjutnya apabila telah lewat jangka waktu pemenuhan atas kelengkapan

persyaratan pendaftaran merek tersebut atau pemohon pendaftaran merek tersebut tidak

melakukan pemenuhan kelengkapan persyaratan dalam jangka waktu yang ditentukan

maka Ditjen HKI memberitahukan secara tertulis kepada Pemohon atau Kuasanya

bahwa Permohonannya dianggap ditarik kembali. 27

Dalam hal Permohonan dianggap

ditarik kembali maka segala biaya yang telah dibayarkan kepada Direktorat Jenderal

tidak dapat ditarik kembali. 28

2.4.2. Waktu Penerimaan.

Waktu penerimaan yang dimaksud adalah pemberian dan pencatatan tanggal

penerimaan oleh Ditjen HKI setelah seluruh persyaratan administratif telah dipenuhi. 29

2.4.3. Perubahan dan Penarikan kembali.

Selama belum memperoleh keputusan dari Direktorat Jenderal, Permohonan

dapat ditarik kembali oleh Pemohon atau Kuasanya 30

artinya pemohon dapat merubah

dan menarik kembali permohonan pendaftaran merek meskipun permohonan

pendaftaran tersebut telah diberikan tanggal penerimaan dan dicatat oleh Ditjen HKI

selama belum ada keputusan.

Perubahan atas Permohonan hanya diperbolehkan terhadap penggantian nama

dan/atau alamat Pemohon atau Kuasanya dan apabila penarikan kembali atas

permohonan tersebut dilakukan oleh kuasanya, maka penarikan itu harus dilakukan

berdasarkan surat kuasa khusus.Biaya – biaya yang telah di bayarkan kepada Ditjen

HKI atas pendaftaran merek tidak dapat ditarik kembali apabila terdapat penarikan

permohonan pendaftaran.

27

Lihat Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Pasal 14 Ayat 1. 28

Lihat Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Pasal 14 Ayat 2. 29

Lihat Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Pasal 15. 30

Lihat Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Pasal 17 Ayat 1.

Page 15: Merek

15

2.4.4. Pemeriksaan Subtantif.

Pemeriksaan Subtantif adalah pemeriksaan yang dilaksanakan oleh pemeriksa

pada Ditjen HKI terhadap permohonan pendaftaran Merek berkenaan dengan apakah

merek tersebut dapat didaftar, tidak dapat didaftar atau ditolak. Pemeriksa adalah

Pejabat yang karena keahlinnya diangkat dan diberhentikan sebagai pejabat fungsional

oleh Menteri berdasarkan syarat dan kualifikasi tertentu. Pemeriksaan subtantif

dilakukan paling lama 30 hari terhitung sejak diberikannya dan dicatatnya tanggal

penerimaan permohonan pendaftaran merek pada waktu penerimaan. Durasi waktu

penyelesaian pemeriksaan subtantif paling lama 9 bulan.

Setelah melakukan pemeriksaan subtantif, pemeriksa wajib melaporkan hasil

pemeriksaan kepada Ditjen HKI tentang apakah merek dapat didaftar atau ditolak.

Dalam hal Pemeriksa melaporkan hasil pemeriksaan substantif bahwa Permohonan

tidak dapat didaftar atau ditolak atas persetujuan Ditjen HKI, hal tersebut diberitahukan

secara tertulis kepada Pemohon atau Kuasanya dengan menyebutkan alasannya, dan

dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal penerimaan surat

pemberitahuan tersebut, Pemohon atau Kuasanya dapat menyampaikan keberatan atau

tanggapannya dengan menyebutkan alasan. Dan apabila Dalam hal Pemohon atau

Kuasanya tidak menyampaikan keberatan atau tanggapan setelah adanya surat

pemberitahuan tertulis atas merek yang tidak dapat didaftar atau ditolak, Ditjen HKI

menetapkan keputusan tentang penolakan Permohonan tersebut.

Tanggapan keberatan dari pemohon atau Kuasa bila diterima dan Pemeriksa

melaporkan bahwa tanggapan tersebut dapat diterima, atas persetujuan Ditjen HKI,

Permohonan itu diumumkan dalam Berita Resmi Merek. Sebaliknya apabila Pemeriksa

melaporkan bahwa tanggapan tersebut tidak dapat diterima atas persetujuan Ditjen HKI

Page 16: Merek

16

ditetapkan keputusan tentang penolakan Permohonan tersebut segala biaya yang telah

dibayarkan kepada Ditjen HKI tidak dapat ditarik kembali.

2.4.4. Pengumuman Permohonan.

Pengumuman atas permohonan pendaftaran merek dapat dilakukan apabila

pemeriksa melaporkan kepada Ditjen HKI bahwa merek yang didaftarkan dapat

diterima dan atas persetujuan Ditjen HKI, dalam waktu paling lama 10 (sepuluh) hari

terhitung sejak tanggal disetujuinya Permohonan untuk didaftar, Ditjen HKI

mengumumkan Permohonan tersebut dalam Berita Resmi Merek. Tanggal mulai

diumumkannya Permohonan dicatat oleh Ditjen HKI dalam Berita Resmi Merek

Pengumuman berlangsung selama 3 (tiga) bulan dan dilakukan dengan

menempatkannya dalam Berita Resmi Merek yang diterbitkan secara berkala oleh

Ditjen HKI dan/atau menempatkannya pada sarana khusus yang dengan mudah serta

jelas dapat dilihat oleh masyarakat yang disediakan oleh Ditjen HKI

Pengumuman yang dilakukan Ditjen HKI mencantumkan hal – hal atas merek

yang diterima yakni :

1. Nama dan alamat lengkap Pemohon, termasuk Kuasa apabila Permohonan diajukan

melalui Kuasa;

2. Kelas dan jenis barang dan/atau jasa bagi Merek yang dimohonkan pendaftarannya;

3. Tanggal Penerimaan;

4. Nama negara dan tanggal penerimaan permohonan yang pertama kali, dalam hal

Permohonan diajukan dengan menggunakan Hak Prioritas; dan

5. Contoh Merek, termasuk keterangan mengenai warna dan apabila etiket Merek

menggunakan bahasa asing dan/atau huruf selain huruf Latin dan/atau angka yang

tidak lazim digunakan dalam bahasa Indonesia, disertai terjemahannya ke dalam

Page 17: Merek

17

bahasa Indonesia, huruf Latin atau angka yang lazim digunakan dalam bahasa

Indonesia, serta cara pengucapannya dalam ejaan Latin.

Selanjutnya dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak

tanggal berakhirnya jangka waktu pengumuman, Ditjen HKI menerbitkan dan

memberikan Sertifikat Merek kepada Pemohon atau Kuasanya.

Page 18: Merek

18

BAB III. SENGKETA & PENGALIHAN.

3.1. Keberatan, Sanggahan dan Pemeriksaan Kembali.

Keberatan atau sanggahan adalah penyelesaian sengketa secara administratif yang

dilakukan sendiri oleh perorangan atau suatu badan hukum atas suatu keputusan atau

ketetapan yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. 31

Yang dimaksud dengan Pejabat

yang berwenang dalam hal adalah Ditjen HKI, keberatan atau sanggahan ini diajukan secara

tertulis apabila terdapat alasan yang cukup disertai bukti bahwa Merek yang dimohonkan

pendaftarannya, adalah Merek yang berdasarkan Undang-undang tidak dapat didaftar atau

ditolak Keberatan dan sanggahan ini diajukan saat masa pengumuman 3 (tiga) bulan dan

Ditjen HKI dalam waktu paling lama 14 (empat belas)hari terhitung sejak tanggal penerimaan

keberatan mengirimkan salinan surat yang berisikan keberatan tersebut kepada Pemohon atau

kuasanya.

Dalam hal terdapat keberatan dan/atau sanggahan, Ditjen HKI menggunakan

keberatan dan/atau sanggahan tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam pemeriksaan

kembali terhadap Permohonan yang telah selesai diumumkan. Pemeriksaan kembali terhadap

Permohonan diselesaikan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan terhitung sejak

berakhirnya jangka waktu pengumuman. Dalam hal Pemeriksa melaporkan hasil pemeriksaan

bahwa keberatan dapat diterima, Ditjen HKI memberitahukan secara tertulis kepada

Pemohon bahwa Permohonan tidak dapat didaftar atau ditolak; dan dalam hal demikian itu

Pemohon atau Kuasanya dapat mengajukan banding, sebaliknya apabila Pemeriksa

melaporkan hasil pemeriksaan bahwa keberatan tidak dapat diterima atas persetujuan Ditjen

HKI, Permohonan dinyatakan dapat disetujui untuk didaftar dalam Daftar Umum Merek.

31

Drs. Dzulkifli Umar, SH. & Utsman Handoyo, SH, “Kamus Hukum” , Quantum Media Press, Yogyakarta, 2010, hlm. 214.

Page 19: Merek

19

3.2. Permohonan Banding.

Permohonan banding diajukan secara tertulis oleh pemohon atau kuasanya kepada

Komisi Banding Merek dengan tembusan yang disampaikan kepada Ditjen HKI dengan

dikenai biaya terhadap penolakan permohonan yang berkaitan dengan alasan dan dasar

pertimbangan mengenai hal – hal substantif. Permohonan banding diajukan dengan

menguraikan secara lengkap keberatan serta alasan terhadap penolakan Permohonan sebagai

hasil pemeriksaan substantif dan diajukan paling lama dalam waktu 3 (tiga) bulan terhitung

sejak tanggal surat pemberitahuan penolakan Permohonan, apabila dalam jangka waktu 3

(tiga) bulan telah lewat tanpa adanya permohonan banding, penolakan Permohonan dianggap

diterima oleh Pemohon dan Ditjen HKI mencatat dan mengumumkan penolakan itu.

Komisi Banding Merek adalah badan khusus yang independen dan berada di

lingkungan departemen yang membidangi hak kekayaan intelektual yang terdiri atas seorang

ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota, dan anggota yang terdiri

atas beberapa ahli di bidang yang diperlukan, serta Pemeriksa senior. Untuk memeriksa

permohonan banding, Komisi Banding Merek membentuk majelis yang berjumlah ganjil

sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang, satu di antarnya adalah sorang Pemeriksa senior yang

tidak melakukan pemeriksaan substantif terhadap Permohonan. Keputusan Komisi banding

Merek diberikan dalam waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal penerimaan

permohonan banding dan dalam hal Komisi Banding Merek mengabulkan permohonan

banding, Ditjen HKI melaksanakan pengumuman Permohonan Pendaftaran, kecuali terhadap

Permohonan yang telah diumumkan dalam Berita Resmi Merek, sebaliknya Dalam hal

Komisi Banding Merek menolak permohonan banding, Pemohon atau Kuasanya dapat

mengajukan gugatan atas putusan penolakan permohonan banding kepada Pengadilan Niaga

dalam waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya keputusan

Page 20: Merek

20

penolakan tersebut selanjutnya terhadap putusan Pengadilan Niaga hanya dapat diajukan

kasasi.

3.3. Jangka Waktu dan Perpanjangan Waktu Perlindungan Merek Terdaftar.

Merek terdaftar mendapat perlindungan hukum untuk jangka waktu 10 (sepuluh)

tahun sejak Tanggal Penerimaan dan jangka waktu perlindungan itu dapat diperpanjang untuk

jangka waktu yang sama. Permohonan perpanjangan diajukan secara tertulis oleh pemilik

Merek atau Kuasanya kepada Ditjen HKI dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sebelum

berakhirnya jangka waktu perlindungan bagi Merek terdaftar tersebut.

Permohonan perpanjangan disetujui apabila :

1. Merek yang bersangkutan masih digunakan pada barang atau jasa

sebagaimana disebut dalam Sertifikat Merek tersebut; dan

2. Barang atau jasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a masih diproduksi dan

diperdagangkan.

Perpanjangan jangka waktu perlindungan Merek terdaftar dicatat dalam Daftar Umum

Merek dan diumumkan dalam Berita Resmi Merek dan diberitahukan secara tertulis kepada

pemilik Merek atau Kuasanya. 32

3.4. Pengalihan Hak atas Merek dan Lisensi.

Hak atas Merek terdaftar dapat beralih atau dialihkan karena :

a. pewarisan;

b. wasiat;

c. hibah;

d. perjanjian; atau

32

Lihat Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Pasal 38.

Page 21: Merek

21

e. sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan. 33

Pengalihan hak atas Merek wajib dimohonkan pencatatannya kepada Ditjen HKI

untuk dicatat dalam Daftar Umum Merek dan disertai dengan dokumen yang mendukung.

Pengalihan hak Merek terdaftar yang telah dicatat dimumkan dalam Berita Resmi Merek dan

sebaliknya pengalihan hak atas Merek terdaftar yang tidak dicatatkan dalam Daftar Umum

Merek tidak berakibat hukum pada pihak ketiga.

Pengalihan hak atas Merek terdaftar dapat disertai dengan pengalihan nama baik,

reputasi atau lain-lainnya yang terkait dengan Merek tersebut sedangkan Hak atas Merek

berupa Jasa terdaftar yang tidak dapat dipisahkan dari kemampuan, kualitas, atau

keterampilan pribadi pemberi jasa yang bersangkutan dapat dialihkan, dengan ketentuan

harus ada jaminan terhadap kualitas pemberian jasa. Pengalihan hak atas Merek terdaftar

hanya dicatat oleh Ditjen HKI apabila disertai pernyataan tertulis dari penerima pengalihan

bahwa Merek tersebut akan digunakan bagi perdagangan barang dan/atau jasa.

Lisensi adalah perjanjian tertulis pemberian hak untuk menikmati manfaat ekonomi

suatu paten atau merek dalam jangka waktu tertentu dengan pembayaran royalti kepada

pemegang paten atau merek, dengan ketentuan pemegang paten atau merek tetap boleh

melaksanakan sendiri atau memberi lisensi kepada pihak ketiga lainnya untuk melaksanakan

paten atau menggunakan merek guna memperoleh keuntungan ekonomi. 34

Perjanjian Lisensi

wajib dimohonkan pencatatannya pada Ditjen HKI dengan dikenai biaya dan akibat hukum

dari pencatatan perjanjian Lisensi berlaku terhadap pihak- pihak yang bersangkutan dan

terhadap pihak ketiga. Perjanjian Lisensi berlaku di seluruh wilayah Negara Republik

Indonesia , kecuali bila diperjanjikan lain untuk jangka waktu yang tidak lebih lama dari

jangka waktu perlindungan Merek terdaftar yang bersangkutan.

33

Lihat Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Pasal 40. 34

Drs. Dzulkifli Umar, SH. & Utsman Handoyo, SH, “Kamus Hukum” , Quantum Media Press, Yogyakarta, 2010, hlm. 263.

Page 22: Merek

22

3.5. Penyelesaian Sengketa.

Pemilik Merek terdaftar atau penerima lisensi atau dapat dengan bersama – sama

dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan Niaga terhadap pihak lain yang secara tanpa

hak menggunakan merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya

untuk barang atau jasa yang sejenis berupa :

a. gugatan ganti rugi, dan/atau

b. penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan Merek tersebut.

Adapun tata cara gugatan pada pengadilan niaga adalah sebagai berikut :

1. Gugatan pembatalan pendaftaran Merek diajukan kepada Ketua Pengadilan Niaga

dalam wilayah hokum tempat tinggal atau domisili tergugat.

2. Dalam hal tergugat bertempat tingal di luar wilayah Indonesia, gugatan tersebut

diajukan kepada Ketua Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

3. Panitera mendaftarkan gugatan pembatalan pada tanggal gugatan yang bersangkutan

diajukan dan kepada penggugat diberikan tanda terima tertulis yang ditandatangani

panitera dengan tanggal yang sama dengan tanggal pendaftaran gugatan.

4. Panitera menyampaikan gugatan pembatalan kepada Ketua Pengadilan Niaga dalam

jangka waktu paling lama 2 (dua) hari terhitung sejak gugatan didaftarkan.

5. Dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal gugatan

pembatalan diselenggarakan dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari

setelah gugatan didaftarkan.

6. Sidang pemeriksaan atas gugatan pembatalan diselenggarakan dalam jangka waktu

paling lama 60 (enam puluh) hari setelah gugatan didaftarkan

7. Pemanggilan para pihak dilakukan oleh juru sita paling lama 7 (tujuh) hari setelah

gugatan pembatalan didaftarkan.

Page 23: Merek

23

8. Putusan atas gugatan pembatalan harus diucapkan paling lama 90 (sembilan puluh)

hari setelah gugatan didaftarkan dan dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh)

hari atas persetujuan Ketua Mahkamah Agung.

9. Putusan atas gugatan pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) yang memuat

secara lengkap pertimbangan hukum yang mendasari putusan tersebut harus

diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum dan dapat dijalankan terlebih dahulu

meskipun terhadap putusan tersebut diajukan suatu upaya hukum.

10. Isi putusan Pengadilan Niaga sebagaimana dimaksud pada ayat (9) wajib disampaikan

oleh juru sita kepada para pihak paling lama 14 (empat belas) hari setelah putusan atas

gugatan pembatalan diucapkan.

Selama masih dalam pemeriksaan dan untuk mencegah kerugian yang lebih besar,

atas permohonan pemilik Merek atau penerima Lisensi selaku penggugat, hakim dapat

memerintahkan tergugat untuk menghentikan produksi, peredaran dan/atau perdagangan

barang atau jasa yang menggunakan Merek tersebut secara tanpa baik dan berdasarkan bukti

yang cukup, pihak yang haknya dirugikan dapat meminta hakim Pengadilan Niaga untuk

menerbitkan surat penetapan sementara tentang :

a. pencegahan masuknya barang yang berkaitan dengan pelanggaran hak Merek;

b. penyimpanan alat bukti yang berkaitan dengan pelangaran Merek tersebut.

Terhadap putusan Pengadilan Niaga hanya dapat diajukan kasasi yang diajukan paling

lama 14 (empat belas) hari setelah tanggal putusan yang dimohonkan kasasi diucapkan atau

diberitahukan kepada para pihak dengan mendaftarkan kepada panitera yang telah memutus

gugatan tersebut. Selain penyelesaian gugatan sebagaimana dimaksud diatas, para pihak

dapat menyelesaikan sengketa melalui Arbitrase atau Alternatif Penyelesaian Sengketa.

Page 24: Merek

24

REFERENSI

Buku :

Drs. Dzulkifli Umar, SH. & Utsman Handoyo, SH, “Kamus Hukum” , Quantum Media

Press, Yogyakarta, 2010, hlm. 263.

ISWI HARIYANI, SH, M.H, “Prosedur Mengurus HAKI yang Benar” , Penerbit Pustaka

Yustisia, Yogyakarta, 2010, hlm. 93.

Online :

http://www.dgip.go.id/

http://id.wikipedia.org/

Undang - Undang :

Undang – Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek