Merantau Ke Acehs
-
Upload
wendrasaputra -
Category
Documents
-
view
13 -
download
0
description
Transcript of Merantau Ke Acehs
Merantau ke Aceh, antara kuliah dan melatih mental
Sebagai generasi muda yang dilahirkan dari rahim ibu bersuku Minang tentulah jiwa
merantau telah mendarah daging dalam jiwa dan raga kita, tujuan merantau bagi generasi
muda yang dulunya lebih banyak mencari duit untuk kehidupan yang lebih baik dengan
menggelar barang dagangan, sekarang lebih banyak mencari pendidikan dan ilmu
Pengetahuan dengan berkuliah di Universitas-Universitas di luar Sumatera Barat.
Setelah tamat SMA biasanya tamatan SMA di Sumatera Barat berbondong bondong untuk
mendapatkan kursi Perguruan tinggi di luar Sumatera barat, suatu kebanggan bagi seseorang
eks siswa apabila mendapatkan kursi kuliah diperguruan tinggi luar Sumatera Barat. Salah
satu tempat tujuan kuliah tamatan SMA di Sumatera Barat adalah Univesitas Syiah Kuala
yang terletak Dibanda Aceh, Beberapa tahun terakhir, memang harus diakui setelah
ditandatanganinya MOU Helsinski sebagai tanda perdamaian antara pemerintahan RI- GAM,
dan juga pembangunan Aceh pasca tsunami yang sangat mengeliat dan berkembang sangat
pesat membuat ketertarikan tersendiri bagi calon Mahasiswa luar. Ini terbukti dari data
SNMPTN 2007 sampai 2009 sebagian besar mahasiswa yang lulus di Fakultas Kedokteran
Unsyiah sebagian besar (Lebih dari Setengah ) adalah orang luar aceh, dan sebagian nya
adalah dari Sumatera Barat, begitu juga dengan jurusan lainya, FKH Unsyiah adalah
termasuk jurusan terbaik yang dimiliki Unsyiah dan sampai saat ini adalah satu-satunya
jurusan perguruan tinggi pencetak dokter hewan di Sumatera, hal ini tentu membuat gejolak
dan kemauan eks Siswa diluar Aceh sangat tinggi untuk masuk jurusan ini, begitu juga
dengan jurusan lainnya di Unsyiah seperti Fakultas Ekonomi Unsyiah, teknik, Pertanian, dan
FKIP yang mulai banyak diminati mahasiswa dari Luar Aceh.
Aceh Sendiri sebenarnya bukan daerah yang asing bagi Minangkabau, secara historis
kerajaan Aceh dibawah Iskandar Muda mempunyai hubungan yang baik dengan kerajaan
Minang kabau, secara agama kita suku minang mempunyai Agama yang sama dengan Aceh
yaitu agama Islam, dilihat dari segi budaya pun kita banyak mempunyai kesamaan dengan
Aceh, usut punya usut ternyata suku Aneuk jamee yang tersebar disebagian besar Aceh
selatan, dan singkil dikatakan ahli sejarah berasal dari Minangkabau, dan tokoh pejuang Aceh
yaitu teuku umar dan Cut Nyak dien pun juga mempunyai darah Minang, yang berasal dari
kakeknya.
Dengan kedekatan kita suku minang dan aceh inilah yang membuat kita masih dianggap
keluarga oleh orang aceh, pengalaman penulis sendiri ketika memperkenalkan diri sebagai
orang Minang, membuat orang aceh yang mengajak kenalan lebih baik respon dan
tanggapannya.
Beberapa bulan belakangan, lumayan banyak cobaan dan tantangan yang kita alami ketika
tinggal di daerah ini, adalah suatu resiko bagi kita Mahasiswa Minang di Aceh hidup di
daerah pasca Konflik dan daerah rawan bencana gempa bumi, longsor dan tsunami seperti
daerah aceh ini.
Masih ingat dibenak kita, segala bentuk intimidasi dan teror sebelum pilkada terhadap suku
lain di Aceh ini, walaupun dari Intelejen saya dapatkan informasi bahwa suku yang diincar
hanya suku jawa, namun harus diakui bahwa kejadian-kejadian yang bergejolak sebelum
pilkada itu terjadi telah membuat kita takut dan waspada dengan keadaaan itu, Alhamdulillah,
kita bisa melaluinya dengan baik, dan Aceh kembali disituasi Politik dan keamanan yang
kondusif, kalau mau diambil hikmah dari kejadian diatas tanpa disadari hal itu telah menjadi
pendidikan mental yang baik dalam diri kita semua, setidaknya apabila kedepan terjadi hal
yang sama, rasa takut kita tidak sebesar rasa takut waktu hal itu ( aksi teror dan penembakan)
itu terjadi pertama kali.
dan beberapa minggu yang lalu kita juga dikejutkan dengan gempa yang sangat besar
berkekuatan 8,5 skala richter, saya yakin banyak diantara kita yang menangis dan sedih
bahkan takut ketika terjadinya gempa ini, termasuk juga diri saya, namun kembali lagi secara
hikmah, peristiwa gempa ini selain sebagai peringatan kepada kita untuk lebih dekat dengan-
NYA, juga bisa kita ambil hikmah hal ini sebagai pembelajaran bagi kita dalam mengahadapi
bencana yang datang agar tidak mudah panik, peristiwa gempa itu haruslah diakui juga
sebagai media pembelajaran untuk penguatan mental kita sebagai suatu pribadi, hal ini pasti
tentu tidak kita dapatkan ketika kuliah di daerah lain.
Demikianlah catatan kecil saya ini, semoga bermanfaat
Wendra Saputra
Ketua Umum IPMM Aceh.