Merantau Ke Acehs

3
Merantau ke Aceh, antara kuliah dan melatih mental Sebagai generasi muda yang dilahirkan dari rahim ibu bersuku Minang tentulah jiwa merantau telah mendarah daging dalam jiwa dan raga kita, tujuan merantau bagi generasi muda yang dulunya lebih banyak mencari duit untuk kehidupan yang lebih baik dengan menggelar barang dagangan, sekarang lebih banyak mencari pendidikan dan ilmu Pengetahuan dengan berkuliah di Universitas-Universitas di luar Sumatera Barat. Setelah tamat SMA biasanya tamatan SMA di Sumatera Barat berbondong bondong untuk mendapatkan kursi Perguruan tinggi di luar Sumatera barat, suatu kebanggan bagi seseorang eks siswa apabila mendapatkan kursi kuliah diperguruan tinggi luar Sumatera Barat. Salah satu tempat tujuan kuliah tamatan SMA di Sumatera Barat adalah Univesitas Syiah Kuala yang terletak Dibanda Aceh, Beberapa tahun terakhir, memang harus diakui setelah ditandatanganinya MOU Helsinski sebagai tanda perdamaian antara pemerintahan RI- GAM, dan juga pembangunan Aceh pasca tsunami yang sangat mengeliat dan berkembang sangat pesat membuat ketertarikan tersendiri bagi calon Mahasiswa luar. Ini terbukti dari data SNMPTN 2007 sampai 2009 sebagian besar mahasiswa yang lulus di Fakultas Kedokteran Unsyiah sebagian besar (Lebih dari Setengah ) adalah orang luar aceh, dan sebagian nya adalah dari Sumatera Barat, begitu juga dengan jurusan lainya, FKH Unsyiah adalah termasuk jurusan terbaik yang dimiliki Unsyiah dan sampai saat ini adalah satu- satunya jurusan perguruan tinggi pencetak dokter hewan di Sumatera, hal ini tentu membuat gejolak dan kemauan eks Siswa

description

ss

Transcript of Merantau Ke Acehs

Page 1: Merantau Ke Acehs

Merantau ke Aceh, antara kuliah dan melatih mental

Sebagai generasi muda yang dilahirkan dari rahim ibu bersuku Minang tentulah jiwa

merantau telah mendarah daging dalam jiwa dan raga kita, tujuan merantau bagi generasi

muda yang dulunya lebih banyak mencari duit untuk kehidupan yang lebih baik dengan

menggelar barang dagangan, sekarang lebih banyak mencari pendidikan dan ilmu

Pengetahuan dengan berkuliah di Universitas-Universitas di luar Sumatera Barat.

Setelah tamat SMA biasanya tamatan SMA di Sumatera Barat berbondong bondong untuk

mendapatkan kursi Perguruan tinggi di luar Sumatera barat, suatu kebanggan bagi seseorang

eks siswa apabila mendapatkan kursi kuliah diperguruan tinggi luar Sumatera Barat. Salah

satu tempat tujuan kuliah tamatan SMA di Sumatera Barat adalah Univesitas Syiah Kuala

yang terletak Dibanda Aceh, Beberapa tahun terakhir, memang harus diakui setelah

ditandatanganinya MOU Helsinski sebagai tanda perdamaian antara pemerintahan RI- GAM,

dan juga pembangunan Aceh pasca tsunami yang sangat mengeliat dan berkembang sangat

pesat membuat ketertarikan tersendiri bagi calon Mahasiswa luar. Ini terbukti dari data

SNMPTN 2007 sampai 2009 sebagian besar mahasiswa yang lulus di Fakultas Kedokteran

Unsyiah sebagian besar (Lebih dari Setengah ) adalah orang luar aceh, dan sebagian nya

adalah dari Sumatera Barat, begitu juga dengan jurusan lainya, FKH Unsyiah adalah

termasuk jurusan terbaik yang dimiliki Unsyiah dan sampai saat ini adalah satu-satunya

jurusan perguruan tinggi pencetak dokter hewan di Sumatera, hal ini tentu membuat gejolak

dan kemauan eks Siswa diluar Aceh sangat tinggi untuk masuk jurusan ini, begitu juga

dengan jurusan lainnya di Unsyiah seperti Fakultas Ekonomi Unsyiah, teknik, Pertanian, dan

FKIP yang mulai banyak diminati mahasiswa dari Luar Aceh.

Aceh Sendiri sebenarnya bukan daerah yang asing bagi Minangkabau, secara historis

kerajaan Aceh dibawah Iskandar Muda mempunyai hubungan yang baik dengan kerajaan

Minang kabau, secara agama kita suku minang mempunyai Agama yang sama dengan Aceh

yaitu agama Islam, dilihat dari segi budaya pun kita banyak mempunyai kesamaan dengan

Aceh, usut punya usut ternyata suku Aneuk jamee yang tersebar disebagian besar Aceh

selatan, dan singkil dikatakan ahli sejarah berasal dari Minangkabau, dan tokoh pejuang Aceh

yaitu teuku umar dan Cut Nyak dien pun juga mempunyai darah Minang, yang berasal dari

kakeknya.

Dengan kedekatan kita suku minang dan aceh inilah yang membuat kita masih dianggap

keluarga oleh orang aceh, pengalaman penulis sendiri ketika memperkenalkan diri sebagai

Page 2: Merantau Ke Acehs

orang Minang, membuat orang aceh yang mengajak kenalan lebih baik respon dan

tanggapannya.

Beberapa bulan belakangan, lumayan banyak cobaan dan tantangan yang kita alami ketika

tinggal di daerah ini, adalah suatu resiko bagi kita Mahasiswa Minang di Aceh hidup di

daerah pasca Konflik dan daerah rawan bencana gempa bumi, longsor dan tsunami seperti

daerah aceh ini.

Masih ingat dibenak kita, segala bentuk intimidasi dan teror sebelum pilkada terhadap suku

lain di Aceh ini, walaupun dari Intelejen saya dapatkan informasi bahwa suku yang diincar

hanya suku jawa, namun harus diakui bahwa kejadian-kejadian yang bergejolak sebelum

pilkada itu terjadi telah membuat kita takut dan waspada dengan keadaaan itu, Alhamdulillah,

kita bisa melaluinya dengan baik, dan Aceh kembali disituasi Politik dan keamanan yang

kondusif, kalau mau diambil hikmah dari kejadian diatas tanpa disadari hal itu telah menjadi

pendidikan mental yang baik dalam diri kita semua, setidaknya apabila kedepan terjadi hal

yang sama, rasa takut kita tidak sebesar rasa takut waktu hal itu ( aksi teror dan penembakan)

itu terjadi pertama kali.

dan beberapa minggu yang lalu kita juga dikejutkan dengan gempa yang sangat besar

berkekuatan 8,5 skala richter, saya yakin banyak diantara kita yang menangis dan sedih

bahkan takut ketika terjadinya gempa ini, termasuk juga diri saya, namun kembali lagi secara

hikmah, peristiwa gempa ini selain sebagai peringatan kepada kita untuk lebih dekat dengan-

NYA, juga bisa kita ambil hikmah hal ini sebagai pembelajaran bagi kita dalam mengahadapi

bencana yang datang agar tidak mudah panik, peristiwa gempa itu haruslah diakui juga

sebagai media pembelajaran untuk penguatan mental kita sebagai suatu pribadi, hal ini pasti

tentu tidak kita dapatkan ketika kuliah di daerah lain.

Demikianlah catatan kecil saya ini, semoga bermanfaat

Wendra Saputra

Ketua Umum IPMM Aceh.