Menyimak Ceramah - Agama Islam

3

Click here to load reader

Transcript of Menyimak Ceramah - Agama Islam

Page 1: Menyimak Ceramah - Agama Islam

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Saudaraku, semoga Allah Ta'ala memberikan rahmat-Nya kepadamu, dan kepada kita semua. Amin.

Sebelum memulai, marilah kita dengarkan sebuah Hadis yang mencakup tema Ceramah kali ini :

“Surga itu dikelilingi dengan hal-hal yang tidak disukai (oleh hawa nafsu). Sedangkan neraka itu dikelilingi dengan hal-hal yang disukai hawa nafsu.”

(H.R. Al-Bukhari & Muslim)

Hadis diatas menjelaskan kepada kita tentang dua jalan kehidupan. Jaan pertama, jalan yang terjal, penuh cobaan, kesulitan , dan hal-hal yang tidak disukai oleh hawa nafsu. Inilah jalan menuju menuju surge-Nya. Jalan kedua, sebalikya penuh sengan kesenangan yang disukai hawa nafsu. Inilah jalan menuju neraka.

Tidak mengherankan untuk meaih al Jannah (suga), membutuhkan perjuangan, terutama untuk mengalahkan diri sendiri, seperti rasa malas, enggan, dan perasaan berat, atau tidak sabar. Cobaan juga bisa munul dari orang lain, seperti dikucilkan, dianggap asing, disepelekan, atau dihina.

Sudah merupakan sunnatullah (ketentuan Allah) untuk meraih cita-cita apapun., tentunya mmbutuhkan perjuangan. Sekecil apapun cita-cita itu. Mau sukses menjadi pedagang, menjadi guru, atau apapun juga, semuanya butuh perjuangan. Apalagi untuk meraih cita-cita terbesar dari seorang hamba yakni meraih ridha Allah SWTdengan memasuki surga-Nya. Raslullah SAW mengalami hal yang sama. Meskipun sudah dijanjikan kemenangan oleh Allah SWT dan dijanjikan surga dan doanya pasti terkabul, tetapi tetap saja jalan kesulitan harus ditempuhnya.

Lihatlah, bagaimana Baginda Rasulullah SAW dan sahabat-sahabtanya harus menghadapi berbagai cobaan dari orang-orang kafi Quraisy dalam memperjuangkan Isalm, mulai dari tawaran kesenangan, seperti harta, wanita, dan kekuasaan. Bahkan, enyiksaan, pemboikotan sampai propaganda negatif. Ibnu Hisyam dalam bukunya menceritakan bagaimana Rasulullah SAW pernah dilempari kotoran, dilempar dengan batu ketika berdakwah ke Thaif hingga tubuhnya brlumuran darah. Rasulullah dituduh gila, tukang sihir, atau pemecah belah masyarakat.

Selama beberapa tahun, Rasulullah SAW dan sahabtanya diboikot total, muali dai hubungan ekonomi samapi pribadi. Sebuah kondisi yang sangat menyulitkan saat itu. Ketika menjadi kepala Negara di Madinah pun, Rasulullah menghaadapi cobaan kenegaraan yang sangat berat. Rasulullah langsung memimpin beberapa peperangan besar, seperti perang Badar dan Perang Uhud yang sangat berat. Menghadapi pengkhianatan kelompok Yahudi sampai perselisihan internal umat Islam. Semua dihadapi Rasulullah SAW dengan tegar.

Page 2: Menyimak Ceramah - Agama Islam

Dalam masalah ibadah, Rasulullah juga mennjukkan kepada kit ajalan kesusahannya. Istrinya yang tercinta, mmahatul Mukminin, Aisyah, pernah melihat kaki Rasulullah sampai bengkak karena begitu rajinnya salat malam. Ketika ditanya kenpaa seperti itu, padahal nabi sudah dijamin masuk surge, Rasulullah SAW menjawab dengan kata-kata sederhana, “Tidakkah pantas kalau aku menjadi hamba yang bersyukur?” Sesungguhnya jalan kesulitan meraih surga ini merupakan konsekuensi keimanan kita kepada Alah SWT. Sevagaimana firman-Nya;

2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?

3. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

(Q.S. Al-Ankabut ayat 2-3)

Sebaliknya jalan menuju neraka diliputi hal-hal yang disenangi hawa nafsu. Bertabur uang, penuh pujian, gairah seksual, kesenangan, popularitas, sapai kemewahan/. Namun semuanya itu adalah kesenangan yang semu dan bersifat sementara Semua itu tidak menjamin kebahagiaan sejati.

Lihatlah betapa banyak yang kaya, memiliki jabatan yang tinggi, popular, tetapi tidak merasa bahagia. Seperti yang disebutkan di dalam Al-Quran, mereka adalah orang-orang yang ditimpakan kehidupan yang sempit (ma’isyatan donka) karena melupakan peringatan Allah SWT (adz-dzikir) yang terdapat di dalam Al-Quran. Sekarang tinggal kita memilih jalan apa yang kita tempuh, yang disukai hawa nafsu atau yang penuh kesulitan. Tentu saja dengan konsekuensinya masing-masing, neraka atau surga.

Sekian Ceramah ini. Semoga berguna bagi saudara sekalian, dapat diresapi dengan baik setiap maknanya, dan diterapkan di hati maupun perilaku kita sehari-hari.

Semoga Allah Jalla wa 'Ala memudahkan urusan baik kita semua. Amin

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh