Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu

4
http://wayergo.blogspot.com Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu’? Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu’? Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu’? Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu’? 1 Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu’? Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu’? Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu’? Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu’? Masalah batal atau tidaknya wudhu' seorang laki-laki yang menyentuh wanita memang diperselisihkan di kalangan ahlul ilmi. Ada diantara mereka yang berpendapat membatalkan wudhu' seperti Imam Az- Zuhri, Asy-Sya'bi, Imam asy- Syafi’i, Imam Ahmad dan yang lainnya. Akan tetapi pendapat sebagian besar ahlul ilmi, di antaranya Ibnu Jarir, Ibnu Katsir, Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Syaikh al- Albany, Syaikh Muqbil dan lain-lain. Dan ini adalah pendapat yang rajih (kuat) dalam permasalahan ini di tinjau dari sisi pendalilan Hadits maupun al- Qur’an sebagaiamana yang di tafsirkan oleh para sahabat Radiyallahu Ta’ala ‘Anhu adalah tidak batal wudhu' seseorang yang menyentuh wanita. Wallahu ta'ala a'lam bish-shawab. Berikut penjelasan Syaikh Muqbil Rahimahullah dalam Kitabnya Ijabatus Sa-il hal. 32-33 yang kemudian kami berikan padanya tambahan teks Arab bagi hadits-haditsnya (Karena terjemahan yang sampai pada kami tidak disertai teks Arab), juga saya tambahkan beberapa hadits penunjang yang semakin memperkuat dalil tidak batalnya seseorang menyentuh wanita. Berikut adalah perkataan Syaikh Muqbil Rahimahullah: Beliau ditanya: "Apakah menyentuh wanita membatalkan wudlu', baik itu menyentuh wanita ajnabiyah (bukan mahram), istrinya ataupun selainnya?" Maka beliau menjawab: "Menyentuh wanita ajnabiyah ajnabiyah ajnabiyah ajnabiyah adalah perkara yang haram perkara yang haram perkara yang haram perkara yang haram, dan telah diriwayatkan dari Ma'qal bin Yasar radliyallahu 'anhu ia mengatakan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : ِ َ َ ً اةَ ْ ﺲ اﻣُ َ ْ انْ ِ ُ َ ٌ ْ َ ٍ ْ ِ َ ْ ِ َِ ْ ِ ِ ٍ ُ َ رِ اسَ رِ َ ِ ْ ُ ْ ﻻن“Sungguh salah seorang dari kalian ditusuk jarum dari besi di kepalanya lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya” (HR. Ar- Ruyani dalam Kitab Musnadnya dan at- Thobroni dalam Kitab Mu’jamnya, Al- Hafidz al- Mundziri dalam Kitab at- Tarhiib wat Targhiib Juz 3 hal. 66, Baihaqy, Syaikh Al- Albany mengatakan bahwa Sanad Hadits Ini adalah Jayyid (bagus); Ash- Shohiihah No. 226) – Ctt: Syaikh Muqbil mengatakan bahwa hadits ini di riwayatkan oleh Imam at- Thobrony; adapun tambahan riwayat yang lainnya berasal dari kami, yang kami ambil dari Kitab as- Shohiihah. ِ اﰊُ ْ ُ ْ َ ُ ﺎ ﺳَ َ ﺪﺛَ ٌ ْ َ ُ ﺎ وَ َ ﺪﺛَ ﻲ ﺣِ وﻣُ ْ َ ْ اﻟٍ ﺎمَ ِ ﻮ ﻫُ اﺑَ َ َ ْ اﺧٍ ﻮرُ ْ َ ُ ْ ُ َ ْ ﺎ اﲮَ َ ﺪﺛَ َ ِ ّ ِ اﻟﻨﱯْ َ َ ةَ ْ َ ُ ِ اﰊْ َ ِ ﻴﻪِ اﺑْ َ ٍ ِ ﺎﻟَ َ ﺎلَ َ َ َ وِ ْ َ َ ُ اَ ُ ذْ اﻻَ وُ َ ﺎ اﻟﻨﻈَ ُ َ ِ زِ ﺎنَ ْ َ ْ ﺎﻟَ َ َ َ َ َ َ َِ ذٌ كِ رْ ُ َ ِ ّ اﻟﺰْ ِ ُ ُ ﻴﺒِ َ َ مَ دٓ اِ ْ اﺑَ َ َ ِ ُ ُ ﺎنَ ِ ّ اﻟﻠَ وُ ﺎعَ ِ ْ ﺳـِ ﺎ اﻻَ ُ َ ِ زِ نُ ْ َ ْ اﻟَ ﺎ وَ ُ ْ ﺎ اﻟَ َ ِ زُ ْ ِ ّ اﻟﺮَ وُ ْ َ ْ ﺎ اﻟَ َ ِ زُ َ ْ اﻟَ وُ مَ َ ْ اﻟُ َ ِ زُ ُ ِ ّ َ ُ َ وُ جْ َ ْ اﻟَ َِ ذُ قِ ّ َ ُ َ ﲎ وَ َ َ َ ى وَ ْ َ “Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Manshur telah mengabarkan kepada kami Abu Hisyam Al Makhzumi telah menceritakan kepada kami Wuhaib telah menceritakan kepada kami Suhail bin Abu Shalih dari bapaknya dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya manusia itu telah ditentukan nasib perzinaannya yang tidak mustahil dan pasti akan dijalaninya. Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berbicara, zina kedua tangan adalah menyentuh, zina kedua kaki adalah melangkah, dan zina hati adalah berkeinginan dan berangan-angan, sedangkan semua itu akan ditindak lanjuti atau ditolak oleh kemaluan." (HR.Bukhari No. 5774, Muslim No. 4802, Abu Dawud No. 1840, Imam Ahmad dalam Musnadnya Juz. 2 Hal. 276, 317, 329, 343, 344, 349, 372, 379, 411, 431, 535 dan 536). Maka dari sini diketahui bahwa menyentuh wanita ajnabiyah tanpa keperluan tidak diperbolehkan. Adapun bila ada keperluan seperti seseorang yang menjadi dokter atau wanita itu sendiri adalah dokter, yang tidak didapati dokter lain selain dia, dan untuk suatu kepentingan, maka hal ini tidak mengapa, namun tetap disertai kehati-hatian yang sangat dari fitnah. Mengenai masalah membatalkan wudhu' atau tidak, maka menyentuh wanita tidak membatalkan wudhu' menurut pendapat yang benar dari perkataan ahlul ilmi. Orang yang berdalil dengan firman Allah 'azza wa jalla : “Atau kalian menyentuh wanita

description

Dalil-dalil tentang hukum bersentuhan dengan wanita apakah membatalkan wudhu atau tidak

Transcript of Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu

  • http://wayergo.blogspot.com

    Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu?Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu?Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu?Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu? 1

    Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu?Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu?Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu?Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu?

    Masalah batal atau tidaknya wudhu' seorang laki-laki yang menyentuh wanita memang diperselisihkan di kalangan ahlul ilmi. Ada diantara mereka yang berpendapat membatalkan wudhu' seperti Imam Az-Zuhri, Asy-Sya'bi, Imam asy- Syafii, Imam Ahmad dan yang lainnya. Akan tetapi pendapat sebagian besar ahlul ilmi, di antaranya Ibnu Jarir, Ibnu Katsir, Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Syaikh al- Albany, Syaikh Muqbil dan lain-lain. Dan ini adalah pendapat yang rajih (kuat) dalam permasalahan ini di tinjau dari sisi pendalilan Hadits maupun al- Quran sebagaiamana yang di tafsirkan oleh para sahabat Radiyallahu Taala Anhu adalah tidak batal wudhu' seseorang yang menyentuh wanita. Wallahu ta'ala a'lam bish-shawab.

    Berikut penjelasan Syaikh Muqbil Rahimahullah dalam Kitabnya Ijabatus Sa-il hal. 32-33 yang kemudian kami berikan padanya tambahan teks Arab bagi hadits-haditsnya (Karena terjemahan yang sampai pada kami tidak disertai teks Arab), juga saya tambahkan beberapa hadits penunjang yang semakin memperkuat dalil tidak batalnya seseorang menyentuh wanita. Berikut adalah perkataan Syaikh Muqbil Rahimahullah:

    Beliau ditanya: "Apakah menyentuh wanita membatalkan wudlu', baik itu menyentuh wanita ajnabiyah (bukan mahram), istrinya ataupun selainnya?" Maka beliau menjawab: "Menyentuh wanita ajnabiyahajnabiyahajnabiyahajnabiyah adalah perkara yang haramperkara yang haramperkara yang haramperkara yang haram, dan telah diriwayatkan dari Ma'qal bin Yasar radliyallahu 'anhu ia mengatakan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

    Sungguh salah seorang dari kalian ditusuk jarum dari besi di kepalanya lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya (HR. Ar- Ruyani dalam Kitab Musnadnya dan at- Thobroni dalam Kitab Mujamnya, Al- Hafidz al- Mundziri dalam Kitab at- Tarhiib wat Targhiib Juz 3 hal. 66, Baihaqy, Syaikh Al- Albany mengatakan bahwa Sanad Hadits Ini adalah Jayyid (bagus); Ash- Shohiihah No. 226) Ctt: Syaikh Muqbil mengatakan bahwa hadits ini di riwayatkan oleh Imam at- Thobrony; adapun tambahan riwayat yang lainnya berasal dari kami, yang kami ambil dari Kitab as- Shohiihah.

    Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Manshur telah mengabarkan kepada kami Abu Hisyam Al Makhzumi telah menceritakan kepada kami Wuhaib telah menceritakan kepada kami Suhail bin Abu Shalih dari bapaknya dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya manusia itu telah ditentukan nasib perzinaannya yang tidak mustahil dan pasti akan dijalaninya. Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berbicara, zina kedua tangan adalah menyentuh, zina kedua kaki adalah melangkah, dan zina hati adalah berkeinginan dan berangan-angan, sedangkan semua itu akan ditindak lanjuti atau ditolak oleh kemaluan." (HR.Bukhari No. 5774, Muslim No. 4802, Abu Dawud No. 1840, Imam Ahmad dalam Musnadnya Juz. 2 Hal. 276, 317, 329, 343, 344, 349, 372, 379, 411, 431, 535 dan 536). Maka dari sini diketahui bahwa menyentuh wanita ajnabiyah tanpa keperluan tidak diperbolehkan. Adapun bila ada keperluan seperti seseorang yang menjadi dokter atau wanita itu sendiri adalah dokter, yang tidak didapati dokter lain selain dia, dan untuk suatu kepentingan, maka hal ini tidak mengapa, namun tetap disertai kehati-hatian yang sangat dari fitnah.

    Mengenai masalah membatalkan wudhu' atau tidak, maka menyentuh wanita tidak membatalkan wudhu' menurut pendapat yang benar dari perkataan ahlul ilmi. Orang yang berdalil dengan firman Allah 'azza wa jalla : Atau kalian menyentuh wanita

  • http://wayergo.blogspot.com

    Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu?Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu?Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu?Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu? 2

    Maka sesungguhnya yang dimaksud menyentuh di sini adalah jima' sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma. Sebagai mana yang disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir dan Ibnu Jarir ath- Thobary dalam tafsir mereka sebagai berikut:

    Ibnu Abi Hatim mengatakan, telah bercerita kepada kami Abu Sa'id Al- Asyaj, dari Waki' dari Sufyan dari Abu Ishaq dari Ibnu Abbas (Abdullah bin Abbas) ra, sehubungan dengan firman Allah:

    "Atau kalian telah menyentuh wanita". (An- Nisaa: 43).

    Bahwa yang dimaksud dengan lamastumlamastumlamastumlamastum dalam ayat ini adalah persetubuhanpersetubuhanpersetubuhanpersetubuhan/ Jima/ Jima/ Jima/ Jima....

    Hal ini juga telah diriwayatkan dari Ali, Ubay bin Ka'ab, Mujahid, Thawus, al- Hasan, Ubaid Ibnu Umair, Sa'id ibnu Jubair, Asy- Sya'bi, Qatadah dan Muqatil ibnu Hayyan hal semisal.

    Ibnu Jarir ath- Thobari mengatakan, telah menceritakan kepadaku Humaid ibnu Mas'adah, dari Yazid ibnu Zurai', dari Syu'bah, dari Bisyr, dari Sa'id ibnu Jubair yang menceritakan bahwa mereka membicarakan masalah al-lams, maka sebagian orang dari kalangan bekas-bekas budak mengatakan bahwa yang dimaksud dengan al-lams adalah persentuhan bukan persetubuhan, lalu sejumlah orang arab mengatakan al- lams adalah persetubuhan.

    Kemudian aku (Sa'id ibnu Jubair) menemui Ibnu Abbas dan menanyakan maslah itu padanya, maka beliau mengatakan lamslamslamslams, alalalal----massmassmassmass dan alalalal---- mubasyarahmubasyarahmubasyarahmubasyarah artinya persetubuhanpersetubuhanpersetubuhanpersetubuhan, tetapi Allah mengungkapkannya dengan kata-kata sindiran menurut apa yang disukai-Nya".

    Hal senada juga diriwayatkan dari Abdul Hamid bin Bayan, dari Ishaq al- Azraq, Dari sufyan dari Asim al- Ahwal, dari Bikr ibnu Abdullah dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa al- mulasamah artinya adalah Jimak.

    Telah diriwayatkan pula oleh Imam Bukhari di dalam Shahihnya dari 'Aisyah radliyallahu'anha, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat pada suatu malam sementara aku tidur melintang di depan beliau. Apabila beliau akan sujud, beliau menyentuh kakiku. Dan hal ini tidak membatalkan wudhu' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

    :

    .

    "Dari 'Aisyah r.a, dia berkata: "Sungguh buruk perbuatan kalian yang telah menyamakan kami dengan anjing dan khimar. Sungguh aku telah melihat diriku sementara Rasulullah SAW shalat dan aku berbaring di antara beliau dengan kiblat. Apabila beliau hendak sujud, beliau meraba kedua kakiku, maka akupun menari dan menekuknya" (HR. Bukhari No. 519)

    Kemudian Hadits:

    :

    . Dari 'Aisyah -istri Nabi saw- dia berkata: "Aku biasa tidur di hadapan Rasulullah saw, sedang kakiku berada di arah kiblatnya. Apabila sujud, beliau merabaku, maka aku pun menarik kedua kakiku dan apa bila beliau berdiri aku menjulurkannya kembali" (HR. Bukhari No. 513)

    Orang-orang yang mengatakan bahwa menyentuh wanita membatalkan wudhu' berdalil dengan riwayat yang datang di dalam as-Sunan dari hadits Mu'adz bin Jabal radliyallahu 'anhu bahwa seseorang mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata: Wahai Rasulullah, aku telah mencium seorang wanita. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terdiam sampai Allah 'azza wa jalla turunkan: Dirikanlah

  • http://wayergo.blogspot.com

    Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu?Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu?Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu?Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu? 3

    shalat pada kedua tepi siang hari dan pada pertengahan malam. Sesungguhnya kebaikan itu dapat menghapuskan kejelekan.

    Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya : Berdirilah, kemudian wudhu' dan shalatlah dua rakaat.

    Pertama, hadits ini tidak tsabit (kokoh) karena :

    1. Hadits ini diriwayatkan dengan jalan (Sanad) 'Abdurrahman bin Abi Laila, dan dia tidak mendengar hadits ini dari Mu'adz bin Jabal, sehingga hadits ini adalah Munqothi

    2. Kedua, seandainya pun hadits ini kokoh, tidak menjadi dalil bahwa menyentuh wanita membatalkan wudhu', karena bisa jadi orang tersebut dalam keadaan belum berwudhu'. Ini merupakan sejumlah dalil yang menyertai ayat yang mulia bagi orang-orang yang berpendapat membatalkan wudhu', dan engkau telah mengetahui bahwa Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma menafsirkan ayat ini dengan jima'. Wallahul musta'an.

    "Dari 'Aisyah ra, bahwasannya Nabi SAW pernah mencium beliau namun beliau saw tidak berwudlu" (HR. Abu Dawud No. 178).

    :

    ! .

    "Dari 'Aisyah ra, bahwasannya Nabi SAW pernah mencium salah seorang istri beliau, kemudian beliau keluar untuk mengerjakan shalat, namun beliau saw tidak berwudlu. Urwah (bin Az- Zubair bin Awwam r.a): "Siapakah dia kalau bukan engkau?!, maka beliau ('Aisyah) tertawa" (HR. Abu Dawud No. 179, Ibnu Majah No. 412 dan at- Tirmidzi No. 86, al- Myskah No. 323).

    Kemudian dari realita bercampurnya laki-laki dan perempuan ketika sedang mekukan ritual haji, semisal Thowaf, Sai, melontar jumrah dan lain-lain sementara mereka tidak batal wudhunya. Kalaupun sekiranya hal tersebut merupakan pengecualian, maka harus ada dalil yang menetapkan pengecualian tersebut, dan sampai saat ini, sejauh pengetahuan saya bahwa tidak ada satupun dalil yang Tsabit dan Rajih yang menetapkan tentang ke khususan boleh bercampurnya (dan bersentuhannya) antara laki-laki dan perempuan kemudian masing-masing dari mereka tidak batal wudhu nya.

    Sehingga dengan demikian terbantahlah hujjah orang-orang yang mengatakan bahwa, menyentuh wanita adalah membatalkan Wudhu sebagaimana yang diyakini oleh sebagian besar kaum muslimin, karena dari dalil-dalil diatas justru semakin memperjelas dan memperkuat pendapat tentang tidak batalnya menyentuh wanita baik itu mahram, Istri maupun ajnabiyah, namunpun demikian dari dalil-dalil diatas tidak ada satupun yang menyebutkan bolehnya bercampur baur antara laki-laki dengan wanita tanpa ada keperluan yang sangat penting, karena pergaulan antara laki-laki dan wanita memiliki batasan-batasan dalam syariat, seperti perintah menundukkan pandangan bagi laki-laki (QS. An- Nuur: 30) dan bagi Wanita (QS. An- Nuur: 31), larangan mendekati Zina (QS. Al- Isro: 32) serta banyak ayat dan hadits shahih yang menyebutkan tentangnya, namun bukan tempatnya disini untuk membahasnya lebih jauh. Insya Allah akan ana bahas pada kesempatan yang lain.

    Diantara ancaman yang diberikan oleh Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam, sebagaimana yang telah di sebutkan pada hadits- di awal pembahasan kami adalah, kepala seseorang (laki-laki) lebih baik di tusuk jarum dari besi, dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya !!!.

    Demikian, Wallahu Taala alam bish- Showaab

    Kendari, 14 Februari 2012

    --Wayer Haris Sauntiri, S.T

  • http://wayergo.blogspot.com

    Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu?Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu?Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu?Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu? 4

    Maraji/Referensi dalam penulisan artikel ini:

    1. Kitab Ash- Shohiihah Jilid I (Silsilah Hadist-hadits Shahih) Karya Syaikh. Muh. Nashiruddin al- Albany.

    2. Software Hadith Viewer Ver. 1.81 Kumpulan Shahih Bukhari_Muslim dan Riyadush Shalihiin Buatan Ustadz Jamaal Abdul Nasheer

    3. Shahih Bukhari karya Ismail al- Bukhari 4. Shahih Muslim Karya Imam Muslim bin al- Hajjaj 5. Tafsir Ibnu Katsir Imam Ibnu Katsir (Imam Abu Fida Ismail bin Katsir ad- Dimasyqi asy- Syafii. 6. Fathul Baary Syarh Shahih Bukhari Jilid II Karya al- Hafidz Ibnu Hajar al- Asqalany al- Misri asy-

    Syafii. 7. Shahih Sunan Abu Dawud Jilid I; Tahqiq Syaikh Muh. Nashiruddin al- Albany 8. Shahih Sunan at- Tirmidzi Jilid I; Tahqiq Syaikh Muh. Nashiruddin al- Albany 9. Shahih Sunan Ibnu Majah Jilid I; Tahqiq Syaikh Muh. Nashiruddin al- Albany 10. Kitab Ijabatus Sa-il Karya Syaikh Muqbil bin Hadi al- Wadii al- Yamani