Menyelesaikan Pengujian Dalam Siklus Penjualan Dan Penagihan

33
MATAKULIAH AUDITING 2 DOSEN PENGAMPU : Dr. H. Yuskar, SE, MA, CA. Menyelesaikan Pengujian dalam Siklus Penjualan dan Penagihan Oleh: Kelompok 2 Rifky Aditya 1210531001 Bayu Permata Putra 1210531003 Novita Sari 1210531015 Yulia Citra 1210532081 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

description

Menyelesaikan Pengujian Dalam Siklus Penjualan Dan Penagihan

Transcript of Menyelesaikan Pengujian Dalam Siklus Penjualan Dan Penagihan

MATAKULIAHAUDITING 2DOSEN PENGAMPU : Dr. H. Yuskar, SE, MA, CA.Menyelesaikan Pengujian dalam Siklus Penjualan dan Penagihan

Oleh:Kelompok 2Rifky Aditya 1210531001Bayu Permata Putra 1210531003Novita Sari 1210531015Yulia Citra 1210532081

AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS ANDALASPADANG2015Tujuan Pembelajaran :1. Mengkaitkan hasil pengujian atas transaksi penjualan dengan pengujian terinci atas saldo piutang usaha.2. Menguraikan hubungan antara tujuan pengendalian dan tujuan audit dalam siklus penjualan dan penagihan.3. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk perkiraan dalam siklus penjualan dan penagihan.4. Merancang dan melaksanakan pengujian terinci atas saldo piutang usaha.5. Memperoleh dan mengevaluasi konfirmasi piutang usaha.

TP1.Mengkaitkan Hasil Pengujian Atas Transaksi Penjualan Dengan Pengujian Terinci Atas Saldo Piutang UsahaPengujian Atas TransaksiTujuan menyeluruh dalam auditing siklus penjualan dan penerimaan kas adalah untuk mengevaluasi apakah penjualan, retur dan pengurangan harga penjualan, beban piutang tak tertagih, piutang usaha, penyisihan piutang tak tertagih, dan penerimaan kas telah dicerminkan secara pantas didalam catatan keuangan sesuai dengan pengujian atas transaksi dan pengujian terinci pengujian atas saldo. Penekanan pada Bab 11 dan 12 adalah mendapatkan pemahaman atas struktur pengendalian intern klien dan mendapatkan risiko pengendalian, terutama sekali melalui pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif dan transaksi. Pemahaman atas struktur pengendalian intern klien dapat dicapai melalui flowcharting siklus penjualan dan penerimaan kas klien, mengisi kuisioner pengendalian intern, dan dengan prosedur pengendalian intern dalam rangka mengidentifikasi pengendalian dan kelemahan didalam sistem. Pengujian atas transaksi dalam siklus ini meliputi pengujian atas pengendalian yang memungkinkan auditor untuk memutuskan penetapan tingkat resiko pengendalian yang pantas dan pengujian substantif atas transaksi yan memungkinkannya untuk mengevaluasi kebenaran jumlah rupiah dalam catatan. Dalam pengumpulan bahan bukti atas transaksi, pentingnya memodifikasi bahan bukti untuk situasi audit tidak boleh diberikan penekanan yang terlalu berlebihan. Penentuan prosedur audit yang pantas, saat pelaksanaan, ukuran sampel, dan unsur atau pos tertentu untuk dimasukkan dalam sampel hanya dapat dilaksanakan setelah analisis yang cermat atas struktur pengendalian intern dan faktor-faktor relevan lain dalam penugasan audit pengambilan keputusan yang dibuat dalam proses ini merupakan salah satu aspek terpenting dalam auditing.Prosedur AuditProsedur audit adalah metode atau teknik yang digunakan oleh para auditor untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan kompeten. Pilihan auditor tentang prosedur audit dipengaruhi oleh faktor dari mana data diperoleh, dikirimkan, diproses, dipelihara, atau disimpan secara elektronik. Pengolahan komputer juga mempengaruhi pemilihan prosedur audit. Pembahasan berikut ini akan berfokus pada review beberapa jenis prosedur yang digunakan oleh para auditor. Prosedur ini dapat digunakan untuk mendukung pendekatan audit top-down ataupun pendekatan audit bottom-up. Auditor akan mempertimbangkan bagaimana setiap prosedur ini akan digunakan ketika merencanakan audit dan mengembangkan program audit. Berikut ini adalah sepuluh jenis prosedur audit yang akan dibahas kemudian: Prosedur analitis (analytical procedures) Inspeksi (inspecting) Konfirmasi (confirming) Permintaan keterangan (inquiring) Perhitungan (counting) Penelusuran (tracing) Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) Pengamatan (observing) Pelaksanaan ulang (reperforming) Teknik audit berbantuan computer (computer-assisted audit techniques)

Ukuran SampelTiga faktor utama mempengaruhi jumlah unsur sampel untuk pengujian atas transaksi adalah tingkat deviasi yang dapat diterima auditor dalam populasi, tingkat deviasi yang diharapkan didalam sampel dan resiko yang dapat diterima auditor bahwa sampel itu tidak mewakili populasi. Faktor pertama menyangkut materialitas, yang kedua terutama didasarkan pada pengalaman tahun lalu dengan klien tersebut. Faktor resiko dipengaruhi oleh seberapa jauh auditor merencanakan untuk mengurang tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan dan resiko audit menyeluruh yang auditor anggap pantas.

TP2.Hubungan Antara Pengendalian Intern dan Tujuan AuditTiga kelompok transaksi yang mempengaruhi piutang usaha ditunjukkan untuk mempengaruhi piutang usaha, retur dan pengurangan harga penjualan. Pada banyak audit, retur dan pengurangan harga penjualan tidak material dan dapat diabaikan beberapa pengamatan adalah sebagai berikut: Telah nyata bahwa mengingat kebanyakan tujuan pengendalian intern berkaitan kepada hanya satu tujuan audit piutang usaha, hal tersebut tidak selalu menjadi masalah. Misalkan, tujuan pengendalian intern otorisasi untuk penjualan mempengaruhi tiga tujuan audit. Untuk penjualan, tujuan pengendalian intern keabsahan mempengaruhi tujuan audit keabsahan, tetapi untuk retur dan pengurangan harga penjualan dan penerimaan kas tujuan pengendalian intern keabsahan mempengaruhi tujuan audit kelengkapan. Pengukuran keyakinan audit untuk tujuan audit dalam piutang usaha diperoleh melalui pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi adalah sangat subyektif.TP3.Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis untuk Perkiraan dalam Siklus Penjualan dan PenagihanSetelah Auditor menyelesaikan studi atas struktur pengendalian intern klien, penetapan risiko pengendalian, dan pelaksanaan pengujian atas transaksi, adalah layak untuk merancang dan melaksanakan prosedur analitis. Prosedur analitis adalah sebuah prosedur yang dilakukan dengan melakukan evaluasi informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang rasional antara data keuangan yang satu dengan data keuangan yang lain, atau antara data keuangan dengan data non keuangan. Tujuannya adalah untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu, yang berhubungan dengan saldo rekening atau jenis transaksinya. Prosedur analitis biasanya dilaksanakan setelah tanggal neraca tetapi sebelum prosedur audit pengujian terinci atas saldo diselesaikan atau dilaksanakan. Tabel 13-1 memberikan contoh jenis rasio dan perbandingan utama untuk siklus penjualan dan penagihan, serta kekeliruan potensial yang mungkin ditemui melalui prosedur analitis. Hasil dari prosedur analitis seharusnya mempengaruhi keputusan auditor mengenai luas pengujian terinci atas saldo untuk piutang usaha.Disamping prosedur analitis dalam tabel 13-1, seharusnya terdapat juga penelahaan atas piutang usaha yang jumlahnya besar dan tidak biasa. Piutang individual yang mendapatkan perhatian khusus adalah saldo yang besar, sudah lama outstanding, piutang dari perusahaan afiliasi, pegawai, direksi dan komisaris, serta pihak lain yang mempunyai hubungan istimewa, dan yang bersaldo kredit. Auditor harus menelaah daftar piutang (neraca saldo umur piutang) pada tanggal neraca untuk menentukan piutang mana yang harus diselidiki lebih lanjut.Tabel 13-1Prosedur Analitis untuk Penjualan dan PenagihanPROSEDUR ANALITIS KEKELIRUAN YANG MUNGKIN

Bandingkan persentase margin kotor dengan tahun lalu (berdasarkan lini produk)Lebih saji atau kurang saji penjualan

Bandingkan penjualan per bulan (berdasarkan lini produk)Lebih saji atau kurang saji penjualan

Bandingkan retur dan pengurangan harga penjualan sebagai persentase dari penjualan kotor dengan tahun lalu (berdasarkan lini produk)Lebih saji atau kurang saji retur dan pengurangan harga penjualan

Bandingkan saldo pelanggan individual yang melebihi jumlah tertentu dengan tahun laluKekeliruan dalam piutang usaha

Bandingkan beban piutang tak tertagih sebagai persentase dari penjualan kotor dengan tahun laluPenyisihan piutang usaha tak tertagih belum mencukupi

Bandingkan jumlah hari piutang usaha out-standing dengan tahun laluLebih saji atau kurang saji penyisihan piutang tak tertagih

Bandingkan piutang per kategori umur sebagai persentase dari total piutang usaha dengan tahun laluLebih saji atau kurang saji penyisihan piutang tak tertagih

Bandingkan penyisihan piutang tak tertagih sebagai persentase dari piutang usaha dengan tahun lauLebih saji atau kurang saji penyisihan piutang tak tertagih

TP4.Merancang dan Melaksanakan Pengujian Terinci Atas Saldo Piutang UsahaPengujian terinci atas saldo dalam semua siklus menekankan pada perkiraan-perkiraan neraca. Perkiraan laba rugi tidak diabaikan, tetapi akan diverifikasi lebih sebagai hasil sampingan pengujian neraca dari pengujian terinci. Untuk siklus penjualan dan penerimaan kas, perkiraan yang paling penting adalah piutang usaha, tetapi perkiraan penyisihan piutang tak tertagih juga diuji.Metodologi pengujian terinci untuk piutang usaha adalah sebagai berikut :1. Tentukan materialitas dan tetapkan risiko audit yang dapat diterima dan risiko bawaan untuk piutang usaha2. Tetapkan risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penerimaan kas3. Rancang dan laksanakan pengujian atas pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis untuk siklus penjualan dan penerimaan kas4. Rancang dan laksanakan prosedur analitis untuk saldo piutang usaha5. Rancang pengujian terinci atas piutang usaha untuk memenuhi tujuan spesifik audit:a. Prosedur auditb. Besar sampelc. Pos/ unsur ayng dipilihd. Saat PelaksanaanMaksud metodologi ini adalah untuk membantu auditor menentukan prosedur audit, ukuran sampel, pos atau unsur yang dipilih, dan saat pelaksanaan pengujian yang pantas untuk piutang. Tujuan audit untuk piutang adalah :1. Piutang usaha secara sistematis adalah akurat2. Piutang usaha adalah absah3. Piutang usaha yang ada telah dimasukkan4. Piutang usaha benar-benar dimiliki5. Piutang usaha dinilai dengan pantas 6. Piutang usaha diklasifikasikan dengan pantas7. Transaksi dicatat dalam periode yang sesuai8. Pengungkapan piutang usaha adalah pantasKonfirmasi Piutang UsahaMerupakan pengujian terinci atas piutang usaha yang paling penting. Konfirmasi ini dibahas secara singkat dalam studi mengenai pengujian yang patut untuk masing-masing tujuan audit. kemudian dipisahkan dengan lebih rinci.1) Piutang Usaha Secara Mekanis Adalah AkuratKebanyakan pengujian atas piutang usaha dan penyisihan piutang tak tertagih didasarkan atas neraca saldo umur piutang (aged trial balance). Neraca saldo umur piutang adalah daftar saldo dalam berkas induk piutang usaha pada tanggal neraca. Ini meliputi total saldo individual piutang yang outstanding dan rincian masing-masing saldo menurut jangka waktu berlalu antara tanggal penjualan dan tanggal neraca.Menguji informasi dalam neraca saldo umur piutang untuk akurasi mekanis merupakan prosedur audit yang perlu. Hal ini lazimnya dilakukan sebelum pengujian lainnya untuk meyakinkan auditor bahwa populasi yang sedang diuji sesuai dengan buku besar tambahan. Luas pengujian untuk akurasi mekanis tergantung pada jumlah piutang yang terlibat dan derajat dimana berkas induk telah diuji sebagai bagian dari pengujian atas transaksi dan luas pengujian skedul oleh auditor intern atau orang lain yang independen sebelum diberikan ke auditor.2) Piutang Usaha Adalah AbsahPengujian terinci atas saldo terpenting untuk menentukan keabsahan piutang usaha yang dicatat adalah dengan mengkonfirmasi saldo pelanggan. Apabila pelanggan tidak membalas konfirmasi, auditor juga harus memeriksa dokumen pendukung untuk verifikasi pengiriman barang dan bahan bukti penerimaan kas berikutnya untuk menentukan apakah piutang telah ditagih. Lazimnya, auditor tidak memeriksa dokumen pengiriman ataupun bahan bukti penerimaan kas berikutnya untuk setiap piutang dalam sampel yang dikonfirmasi, tetapi dokumen ini digunakan secara luas sebagai bahan bukti alternatif jika tidak diperoleh jawaban3) Piutang Usaha yang Ada Telah DimasukkanAdalah sulit untuk menguji saldo piutang yang dihilangkan dari neraca saldo umur piutang kecuali dengan mengandalkan pada sifat self-balancing dari berkas induk piutang usaha. Misalkan, kalau klien memutuskan untuk mengeluarkan sebuah piutang usaha dari neraca saldo untuk menipu auditor, maka satu-satunya cara yang mungkin untuk menemukannya adalah dengan menjumlah ke bawah neraca saldo piutang dan merekonsiliasi saldonya dengan perkiraan pengendali dalm buku besar. Kalau semua penjualan kepada seorang pelanggan dihilangkan dari jurnal penjualan, kurang saji piutang usaha tersebut hampir mustahil ditemukan dengan pengujian terinci atas saldo. Kurang saji penjualan dan piutang usaha paling tepat dicari melalui pengujian atas transaksi untuk pengiriman yang telah dilakukan namun belum dicatat (tujuan kelengkapan dari pengujianatas transaksi) dan dengan prosedur analitis4) Piutang Usaha Benar-Benar DimilikiBiasanya dalam kepemilikan piutang tidak ada ditemukan masalah, karena piutang adalah kepemilikan klien. Namun ada beberapa masalah ketika piutang sudah digadaikan atau dijual dan para pelanggan klien tidak mengetahui anjak piutang. Penelahaan notulen, pembicaraan dengan klien, konfirmasi dengan bank, dan pemeriksaan arsip korespondensi biasanya cukup untuk mengungkapkan kasus-kasus dimana piutang tidak dimiliki.5) Piutang Usaha Dinilai dengan Pantas Konfirmasi nilai bruto piutang yang dipilih dari neraca saldo merupakan pengujian terinci atas saldo yang paling lazim untuk penilaian piutang usaha. Apabila pelanggan tidak menjawab permintaan konfirmasi, maka auditor dapat memeriksa dokumen pendukung, dengan cara seperti yang telah diuraikan untuk tujuan keabsahan. Pengujian debit dan kredit ke saldo pelanggan tertentu dilakuakan dengan memeriksa dokumentasi pendukung untuk pengiriman dan penagihan.

Penyisihan Piutang Tak Tertagih Bagian kedua dari tujuan penilaian piutang ialah menentukan nilai realisasi (realizable value) dari saldo yang outstanding; yaitu, yang jumlah akhirnya akan ditagih. Estimasi klien atas jumlah total yang tidak tertagih disajikan dalam piutang tak tertagih. Walaupun tidak mungkin meramalkan masa datang dengan tepat, adalah perlu bagi auditor untuk mengevaluasi apakah penyisihan tersebut memadai dengan mempertimbangkan semua fakta yang tersedia.Titik awal untuk mengevaluasi penyisihan piutang tak tertagih adalah dengan menelaah hasil pengujian struktur pengendalian intern yang berkaitan dengan kebijakan kredit klien. Kalau kebijakan kredit klien tetap tidak berubah dan hasil pengujian kebijakan kredit serta persetujuan kredit konstan dengan tahun sebelumnya, perubahan saldo penyisihan piutang tak tertagih seharusnya hanya akan mencerminkan perubahan kondisi ekonomi dan volume penjualan. Akan tetapi, kalau kebijakan kredit klien atau derajat ketaatannya telah sangat berubah; maka harus dipertimbangkan dengan amat seksama dampak perubahan-perubahan ini.Cara yang lazim untuk mengevaluasi kecukupan penyisihan tersebut adalah memeriksa dengan cermat piutang tak lancar pada neraca saldo umur piutang untuk menentukan mana yang belum dibayar setelah tanggal neraca. Besar dan umur saldo yang belum dibayar kemudian dapat dibandingkan informasi serupa dari tahun lalu untuk mengevaluasi apakah jumlah piutang tak lancar bertambah atau berkurang dari waktu ke waktu. Pemeriksaan arsip kredit, pembicaraan dengan manajer kredit, penelahaan arsip korespendensi klien dapat memberikan pandangan atas tingkat kolektibilitas piutang. Prosedur ini penting, khususnya kalau ada beberapa saldo yang besar ternyata tidak lancar dan tidak dibayar dengan teratur.Ada dua perangkap dalam mengevaluasi penyisihan dengan cara menalaah saldo tak lancar pada neraca saldo menurut umur. Pertama, piutang lancar diabaikan dalam menetapkan kecukupan penyisihan meskipun sebagian dari jumlah ini diragukan dapat tertagih. Kedua, sulit untuk membandingkan hasil tahun berjalan dengan tahun lalu dengan cara yang tidak terstruktur seperti itu. Suatu cara untuk menghindari kesulitan ini ialah menyusun riwayat penghapusan piutang selama suatu periode sebagai kerangka acuan untuk mengevaluasi penyisihan tahun berjalan.Beban Piutang Tak Tertagih Setelah auditor merasa puas dengan penyisihan piutang tak tertagih, adalah mudah untuk memverifikasi beban piutang tak tertagih. Anggaplah bahwa (1) Saldo awal telah diverifikasi sebagai bagian audit terdahulu, (2) penghapusan piutang tak tertagih telah diverifikasi sebagai bagian dari pengujian atas transaksi, dan (3) saldo akhir dalam perkiraan penyisihan telah diverifikasi dengan berbagai cara. Kemudian beban piutang tak tertagih hanaylah saldo residu yang dapat diverifikasi dengan pengujian mekanis.6) Piutang usaha diklasifikasikan dengan pantasMengklasifikasi piutang usaha dengan mudah dilakukan dengan menelaah neraca saldo umur piutang untuk piutang yang material dari perusahaan afiliasi, pejabat, direksi, dan komisaris, atau pihak yang mempunyai hubungan istimewa lainnya. Kalau wesel tagih yang seharusnya tidak diklasifikasikan sebagai aktiva lancar dimasukkan ke dalam piutang biasa, hal ini seharusnya dipisahkan. Akhirnya, kalau saldo kredit piutang usaha cukup besar, adalah pantas untuk mereklasifikasikannya sebagai utang usaha.7) Transaksi dicatat dalam periode yang sesuaiTujuan pengujian pisah batas adalah memverifikasi apakah transaksi yang mendekati akhir periode akuntansi telah dicatat dalam periode yang sesuai. Dalam menentukan kelayakan pisah batas, diperlukan pendekatan tiga langkah. Pertama, putuskan kriteria pisah batas yang cocok; kedua, evaluasi apakah klien telah menetapkan prosedur yang memadai untuk menjamin pisah batas yang pantas; dan ketiga, uji apakah pisah batas yang pantas telah diperoleh.Pisah Batas PenjualanKriteria yang digunakan dalam menentukan kapan penjualan terjadi adalah pengiriman barang, tetapi beberapa perusahaan mencatat faktur pada saat hak beralih. Prosedur yang digunakan untuk pisah batas ini adalah dengan memeriksa dokumen pengiriman apakah telah digunakan prenumbered. Jika dalam perusahaan tidak memiliki prenumbered, maka perlu untuk memahaminya secara mendalam sebelum pengujian pisah batas ditentukan.

Pisah Batas Retur dan Pengurangan Harga PenjualanPrinsip akuntansi yang berlaku umum mensyaratkan bahwa retur dan penghargaan harga penjualan harus dibandingkan dengan penjualannya bila jumlahnya material. 8) Pengungkapan piutang usaha adalah pantasSalah satu hal penting yang harus dilakukan auditor adalah menentukan apakah informasi mengenai saldo piutang yang berasal dari siklus penjualan dan penerimaan kas telah diungkapkan dengan cukup dalam laporan keuangan. TP5.KONFIRMASI PIUTANG USAHASalah satu prosedur audit yang paling penting adalah konfirmasi piutang usaha. Tujuan utama konfirmasi piutang usaha adalah untuk memenuhi tujuan keabsahan, penilaian dan pisah batas.Persyaratan AICPAAda dua prosedur audit yang secara resmi diwajibkan oleh AICPA : konfirmasi piutang usaha dan pemeriksaan fisik persediaan. Selanjutnya, persyaratan untuk konfirmasi dimodifikasi sedikit agar laporan wajar tanpa pengecualian dapat diterbitkan sekalipun piutang usaha tidak dikonfirmasi asalkan dua kondisi berikut terpenuhi:Pertama, alasan untuk tidak mengkonfirmasi piutang haruslah bahwa konfirmasi tidak praktis atau tidak mungkin dilakukanKedua, auditor harus meyakinkan dirinya bahwa piutang usaha telah disajikan secara wajar melalui prosedur auditing yang lain.Konfirmasi Dan Pengujian Atas TransaksiJika saldo awal piutang usaha dapat dianggap benar dan dilaksanakan pengujian atas transaksi yang cermat, kemungkinan kekeliruan yang material dalam saldo akhir piutang akan berkurang. Kesimpulan ini mengasumsikan bahwa pengendalian intern yang sedang diuji diangap efektif dan pengujian atas hasil transaksi membuktikan efektifitas pengendalian tersebut.Untuk mengungkapkan jenis kekeliruan tertentu, konfirmasi biasanya lebih efektif daripada pengujian atas transaksi. Contohnya ialah piutang yang tidak absah, jumlah yang diperselisihkan, dan piutang tak tertagih dimana pelanggan pindah dan tidak meninggalkan alamat barunya. Meskipun konfirmasi tidak dapat menjamin penemuan jenis-jenis kekeliruan ini, namun masih lebih dapat diandalkan daripadapengujian atas transaksi karena konfirmasi merupakan bahan bukti yang di dapat dari sumber independen sedangkan transaksi mengandalkan pada dokumen intern.Keputusan KonfirmasiDalam melaksanakan prosedur konfirmasi, auditor harus memutuskan jenis konfirmasi yang akan digunakan, saat pelaksanaan prosedur, ukuran sampel, dan unsur individual yang akan dipilih. Jenis KonfirmasiDua jenis konfirmasi yang lazim digunakan untuk mengkonfirmasi piutang usaha yaitu positif dan negatif. Konfirmasi positif adalah komunikasi yang dialamatkan kepada debitur yang meminta konfirmasi darinya secara langsung apakah saldo yang dinyatakan dalam permintaan konfirmasi benar atau tidak. Konfirmasi negatif juga merupakan komunikasi yang dialamatkan kepada debitur, tetapi hanya meminta jawaban kalau dia tidak sepakat dengan jumlah yang dinyatakanKonfirmasi positif merupakan bahan bukti yang lebih andal karena auditor dapat melaksanakan prosedur tindak lanjut jika jawabannya tidak diterima dari debitur. Dengan konfirmasi negatif, kelalaian menjawab harus dianggap sebagai jawaban benar sekalipun debitur mungkin mengabaikan permintaan konfirmasi.Menutupi kerugian keandalan, konfirmasi negatif lebih murah daripada konfirmasi positif, sehingga dapat dikirim lebih banyak dengan total biaya yang sama. Penentuan jenis konfirmasi yang akan digunakan merupakan keputusan auditor, dan keputusan itu harus didasarkan pada fakta dalam audit. SAS 1 (AU 331) menetapkan preferensi untuk menggunakan konfirmasi positif dalam situasi berikut : Apabila sejumlah kecil piutang yang besar merupakan bagian yang signifikan dari keseluruhan piutang usaha. Apabila auditor percaya bahwa terdapat piutang yang diperselisihkan atau tidak akurat. Hal ini terjadi apabila pengendalian intern dianggap tidak memadai atau hasil tahun lalu tidak memuaskan. Apabila terdapat alasan untuk percaya bahwa penerima konfirmasi tidak akan memperhatikan sebagaimana mestinya. Misalnya, kalau tingkat jawaban konfirmasi positif pada tahun-tahun sebelumnya sangat rendah, maka tidak patut untuk menggantikan seluruhnya dengan konfirmasi negatif. Apabila peraturan dari lembaga atau badan legislatif atau lembaga pemerintahan tertentu mengharuskan prosedur yang demikian, seperti peraturan untuk broker dan pialang efek-efek.Apabila kondisi diatas tidak dipenuhi, dapat diterima untuk memakai konfirmasi negatif. Lazimnya, kalau konfirmasi negatif dipakai auditor akan sangat mengandalkan pada efektifitas struktur pengendalian intern sebagai bahan bukti kewajaran piutang usaha dan menganggap bahwa mayoritas terbesar penerima konfirmasi akan membaca dan membalas permintaan konfirmasi secara sungguh-sungguh.Juga sudah lazim menggunakan gabungan konfirmasi positif dan negatif dengan mengirimkan konfirmasi positif untuk piutang bersaldo besar dan konfirmasi negatif untuk yang bersaldo kecil. Saat PelaksanaanBahan bukti yang paling andal dari konfirmasi diperoleh apabila dikirimkan sedekat mungkin dengan tanggal neraca, dibandingkan dengan mengirimkan konfirmasi piutang beberapa bulan sebelum akhir tahun. Ukuran SampelPertimbangan utama yang mempengaruhi jumlah konfirmasi yang dikirimkan adalah sebagai berikut : Materialitas dari total piutang usaha Jumlah piutang usaha Distribusi dalam ukuran piutang Hasil perolehan pemahaman struktur pengendalain intern klien dan pengujian atas transaksi Hasil pengujian konfirmasi pada tahun lalu Kemungkinan bangkrutnya klien dan faktor-faktor sejenis yang mempengaruhi risiko audit yang diinginkan Jenis konfirmasi yang digunakan Hasil prosedur analitis terkait Seleksi Unsur Untuk PengujianBeberapa jenis stratifikasi dibutuhkan dibutuhkan dalam kebanyakan konfirmasi. Pendekatan yang lazim untuk stratifikasi ialah mempertimbangkan ukuran saldo yang outstanding dan lama waktu suatu piutang outstanding sebagai dasar seleksi saldo yang akan dikonfirmasi. Dalam kebanyakan audit, penekanan seharusnya diberikan pada konfirmasi saldo yang lebih besar dan lama, karena inilah yang paling mungkin mengandung kekeliruan yang signifikan.Memelihara KendaliSetelah unsur-unsur yang akan dikonfirmasi dipilih, auditor harus mempertahankan kendali atas konfrmasi, sampai konfirmasi tersebut kembali dari pelanggan. Apabila permintaan konfirmasi dikembalikan sebagai kiriman yang tidak sampai, alasannya perlu dievaluasi secara cermat mengapa permintaan tersebut tidak sampai.Tindak Lanjut Bagi Yang Tidak MenjawabApabila konfirmasi positif digunakan, SAS 1 (AU 331) mensyaratkan prosedur tindak lanjut untuk konfirmasi yang tidak dikembalikan oleh pelanggan. Lazimnya, perlu dikirimkan permintaan permintaan konfirmasi kedua bahkan ketiga. Meski sudah dilakukan usaha ini, beberapa pelanggan tetap tidak mengembalikan konfirmasi adalah perlu untuk melakukan tindak lanjut dengan prosedur alternatif. Tujuan prosedur alternatif adalah untuk menentukan dengan cara selain konfirmasi, apakah piutang yang tidak menjawab konfirmasi itu absah dan disajikan dengan pantas pada tanggal konfirmasi. Untuk setiap konfirmasi positif yang tidak dikembalikan, dokumentasi berikut dapat diperiksa guna memverifikasi keabsahan dan penilaian transaksi penjualan individual yang membentuk saldo akhir piutang usaha. Penerimaan kas kemudianBahan bukti penerimaan kas setelah tanggal konfirmasi meliputi pemeriksaan nota pembayaran, ayat pembukuan dalam catatan penerimaan kasataumungkin pengkreditan kemudian dalam buku tambahan piutang usaha. Salinan faktur penjualanIni berguna untuk memverifikasi penerbitan aktual faktur penjualan dan tanggal aktual penagihan. Dokumen pengirimanIni penting dalam menetapkan apakah pengiriman benar-benar telah dilaksanakan dan sebagai pengujian pisah batas. Korespondensi dengan klienKorespondensi dapat digunakan untuk mengungkapkan piutang yang diperselisihkan dan dipertanyakan yang tidak terungkap dengan cara-cara lain.Analisis PerbedaanApabila permintaan konfirmasi dikembalikan oleh pelangga adalah perlu untuk menentukan alasan perbedaan yang dilaporkan. Dalam banyak kasus, hal ini disebabkan oleh perbedaan waktu antara catatan klien dengan catatan pelanggan. Jenis perbedaan dalam konfirmasi yang paling umum dilaporkan adalah sebagai berikut Pembayaran telah dilakukanPerbedaan yang dilaporkan biasanya timbul apabila pelanggan telah membayar sebelum tanggal konfirmasi, tetapi klien belum menerimanya untuk dicatat sebelum tanggal konfirmasi. Barang belum diterimaPerbedaan ini biasanya timbul karena perbedaanklien mencatat penjualan pada tanggal pembelian sementara pelanggan memcatat pembelian saat barang diterima. Barang telah dikembalikanKelalaian klien mencatat nota kredit dapat disebabkan oleh perbedaan waktu atau pencatatan retur dan pengurangan harga penjualan yang tidak pantas.

Kekeliruan klerikal dan jumlah yang diperselisihkanKasus ini terjadi apabila peanggan menyatakan bahwa terdapat kekeliruan dalam harga yang dibebankan untuk barang, barangnya rusak, kuantitas barang yang benar belum diterima dan sebagainya.Menarik KesimpulanApabila semua perbedaan telah diselesaikan, termasuk yang diungkapkan dalam pelaksanaan prosedur alternatif, menjadi penting untuk mngevaluasi ulang struktur pengendalian intern. Setiap kekeliruan klien harus dianalisis untuk menentukan apakah hal itu sesuai atau tidak sesuai dengan tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan mula-mula.Perlu juga untuk menggeneralisasi dari sampel untuk keseluruhan populasi piutang usaha. Mskipun jumlah kekeliruan dalam sampel mungkin tidak begitu mempengruhi laporan keuangan, auditor hrus mempertimbangkan apakah populasi tersebut mungkin salah saji secara material. ILUSTRASI KASUS PT HALILINTAR Kasus PT Halilintar dari bab 11 dan 12 dilanjutkan disini dengan menambahkan penentuan prosedur audit pengujian terinci atas saldo dalam siklus penjualan dan penagihan. Informasi Neraca Saldo Komparatif PT Halilintar Jumlah (Juta Rp)

31/12/0831/12/0731/12/06

Penjualan14.43212.64211.847

Retur dan Pengurangan Harga Penjualan134114100

Marjin Kotor3.9843.4763.242

Piutang Usaha2.0201.7961.650

Penyisihan Piutang Tak Tertagih124154138

Beban Piutang Tak Tertagih332328284

Total Aktiva Lancar5.1004.4784.198

Total Aktiva6.1346.6026.114

Laba Bersih sebelum Pajak570872794

Jumlah Piutang Usaha258221209

Jumlah Piutang Usaha dengan Saldo lebih dari Rp 2.000.000,00373230

Prosedur Analitis PT Halilintar31/12/0831/12/0731/12/06

Presentase Margin Kotor27,6%27,3%27,5%

Retur dan Pengurangan Harga Penjualan/Penjualan0,8%0,8%0,9%

Penyisihan Piutang Tak Tertagih/Piutang Usaha0,6%0,8%0,9%

Beban Piutang Tak Tertagih/Penjualan Bersih2,3%2,4%2,6%

Jumlah Hari Piutang Outstanding50,8%50,4%51,6%

Piutang Usaha Bersih/Total Aktiva Lancar31,1%36,0%36,6%

Komentar: Penyisihan sebagai resentase dari piutang usaha telah menurun dari 0,9% menjadi 0,6%. Jumlah hari piutang outstanding dan kondisi ekonomi tidak dapat membenarkan perubahan ini. Kekeliruan potensial adalah sebesar Rp 6.000.000,00 (Rp 2.020.000,00 x 0,9% x 0,6%), yakni 50% dari salah saji yang dapat ditoleransi.Beberapa informasi digunakan untuk mengilustrasikan prosedur analitis. Tidak satupun dari prosedur analitis menunjukkan kekeliruan yang potensial kecuali rasio penyisihan kerugian piutang tak tertagih dari piutang usaha.

PT Halilintar menyiakan kertas kerja perencanaan sebagai alat bantu untuk memutuskan luas pengujian terinci atas saldo yang direncanakan.Tujuan AuditSalah Saji yang dapat DitoleransiResiko Audit yang dapat DiterimaResiko BawaanResiko PengendalianPengujian Subtantif atas TransaksiProsedur analitisResiko Penemuan yang Direncanakan untuk Pengujian Terinci atas Saldo

PenjualanPenagihanPenjualanPenagihan

Keabsahan(1)TinggiRendahSedangTinggiHasil BaikHasil BaikHasil BaikSedang

Keemilikan(1)TinggiRendahRendahTidak Dapat DiterapkanTidak Dapat DiterapkanTidak Dapat DiterapkanTidak Dapat DiterapkanTinggi

Kelengkapan(1)TinggiRendahSedangRendahHasil BaikHasil BaikHasil BaikTinggi

Penilaian(1)TinggiSedangTinggiRendahHasil Tidak Dapat DiterimaHasil BaikHasil Tidak Dapat DiterimaRendah

Klasifikasi(1)TinggiRendahRendahTinggiHasil BaikHasil BaikHasil BaikTinggi

Pisah Batas(1)TinggiRendahTinggiTinggiHasil Tidak Dapat DiterimaHasil BaikHasil BaikRendah

Akurasi Mekanis(1)TinggiRendahRendahSedangHasil BaikHasil BaikHasil BaikTinggi

Pengungkapan(1)TinggiRendahTidak dapat diterapkanTidak dapat diterapkanHasil tidak dapat diterapkanTidak dapat diterapkanTidak dapat diterapkanTinggi

1. Salah saji yang dapat ditoleransi untuk piutang usaha adalah Rp 44.000.000,00 bagi gabungan seluruh tujuan dan tidak dialokasikan kepada tujuan tujuan.2. Resiko audit yang dapat diterima yang tinggi berarti bahwa terdapat pengungkapan yang rendah atas faktor resiko dan dengan demikian bahan bukti yang direncanakan yang lebih sedikit daripada untuk resiko audit yang data diterima yang rendah. Resiko audit ini ditetapkan untuk penugasan secara keseluruhan.

Tujuan Pengujian Terinci atas Saldo dan Program Audit PT HalilintarTujuanProsedur AuditProgram Audit

Tujuan Spesifik

Piutang usaha dalam neraca saldo umur piutang sesuai dengan jumlah berkas induk terkait, dan totalnya dijumlahkan secara benar dan sesuai dengan buku besarTelusuri 10 piutang dari neraca saldo ke piutang dalam berkas induk.Telusuri 10 piutang dari neraca saldo ke berkas induk piutang usaha untuk umur dan saldo.

Periksa penjumlahan ke bawah neraca saldo, dan total seluruh halaman.Periksa penjumlahan ke bawah 2 halaman neraca saldo untuk kolom umur dan saldo serta total seluruh halaman, serta periksa penjumlahan ke samping daftar umur.

Telusuri saldonya ke buku besar.Telusuri saldo ke buku besar.

Piutang usaha dalam neraca saldo umur piutang adalah absah.Konfirmasikan piutang usaha dengan menggunakan konfirmasi positif. Konfirmasikan seluruh jumlah yang melebihi Rp 10.000.000,00 dan sisanya dengan sampel non statistis.Konfirmasikan piutang usaha dengan menggunakan konfirmasi positif. Konfirmasikan seluruh jumlah yang melebihi Rp 10.000.000,00 dan sisanya dengan sampel non statistis.

Laksanakan prosedur alternatif untuk seluruh konfirmasi yang tidak kembali pada permintaan pertama atau kedua.Laksanakan prosedur alternatif untuk seluruh konfirmasi yang tidak dikembalikan pada permintaan pertama atau kedua.

Piutang usaha yang ada telah dicatat dalam neraca umur piutang.Telusuri 5 piutang dari berkas induk piutang usaha ke neraca saldo umur piutang.Telusuri 5 piutang dari berkas induk piutang usaha ke neraca saldo umur piutang.

Piutang usaha dalam neraca saldo dinilai dengan pantas.Telaah notulen rapat direksi dan komisaris untuk melihat indikasi adanya piutang digadaikan atau dianjak piutangkan.Telaah piutang yang disebut dalam neraca saldo umur piutang untuk wesel tagih dan piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

Tanya jawab dengan manajemen mengenai apakah terdapat piutang yang digadaikan atau dianjak piutangkan.Tanya jawab dengan manajemen mengenai apakah terdapat piutang wesel dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa atau piutang jangka panjang di dalam neraca saldo. Tanyakan apakah terdapat piutang yang digadaikan atau dianjak piutangkan.

Piutang usaha dalam neraca saldo umur piutang diklasifikasikan dengan pantas.Konfirmasikan piutang usaha dengan menggunakan konfirmasi positif. Konfirmasikan seluruh jumlah yang melebihi Rp 10.000.000,00 dan sisanya dengan sampel non statistis.Konfirmasikan piutang usaha dengan menggunakan konfirmasi positif. Konfirmasikan seluruh jumlah yang melebihi Rp 10.000.000,00 dan sisanya dengan sampel non statistis.

Laksanakan prosedur alternatif untuk seluruh konfirmasi yang tidak kembali pada permintaan pertama atau kedua.Telusuri 10 piutang dari neraca saldo ke berkas induk piutang usaha untuk umur dan saldo.

Periksa penjumlahan ke bawah neraca saldo, dan total seluruh halaman.Periksa penjumlahan ke bawah 2 halaman neraca saldo untuk kolom umur dan saldo serta total seluruh halaman, serta periksa penjumlahan ke samping daftar umur.

Telaah piutang yang disebut dalam neraca saldo umur piutang untuk wesel tagih dan piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa.Telaah piutang yang disebut dalam neraca saldo umur piutang untuk wesel tagih dan piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

Tanya jawab dengan manajemen apakah terdapat piutang wesel dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa atau piutang jangka panjang di dalam neraca saldo.Tanya jawab dengan manajemen mengenai apakah terdapat piutang wesel dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa atau piutang jangka panjang di dalam neraca saldo. Tanyakan apakah terdapat piutang yang digadaikan atau dianjak piutangkan.

Transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan dicatat dalam periode yang sesuai.Pilih 50 transaksi penjualan terakhir dari jurnal penjualan tahun berjalan dan 50 transaksi pertama tahun berikutnya dan telusuri masing masingnya ke dokumen pengiriman terkait, cek tanggal pengiriman aktual dan kebenaran pencatatan.Pilih 50 transaksi penjualan terakhir dari jurnal penjualan tahun berjalan dan 50 transaksi pertama tahun berikutnya dan telusuri masing masingnya ke dokumen pengiriman terkait, cek tanggal pengiriman aktual dan kebenaran pencatatan.

Telaah retur dan pengurangan harga penjualan yang besar setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah sudah terdapat dalam periode berjalan.Telaah retur dan pengurangan harga penjualan yang besar setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah sudah terdapat dalam periode berjalan.

Piutang dalam siklus penjualan dan penerimaan kas dan informasi terkait telah diungkapkan dengan pantasTelaah notulen rapat direksi dan komisaris atas adanya indikasi piutang yang digadaikan atau dianjak piutangkan.Telaah piutang yang disebut dalam neraca saldo umur piutang untuk wesel tagih dan piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

Tanya jawab dengan manajemen mengenai apakah ada piutang yang digadaikan atau dianjak piutangkan.Tanya jawab dengan manajemen mengenai apakah terdapat piutang wesel dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa atau piutang jangka panjang di dalam neraca saldo. Tanyakan apakah terdapat piutang yang digadaikan atau dianjak piutangkan.