MENYAMBUT HUT RI DENGAN SEMANGAT...

24
VOLUME II NOMOR 8 AGUSTUS 2018 ISSN 2548-9801 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR BMKG MENYAMBUT HUT RI DENGAN SEMANGAT KEMERDEKAAN

Transcript of MENYAMBUT HUT RI DENGAN SEMANGAT...

VOLUME II NOMOR 8 AGUSTUS 2018 ISSN 2548-9801

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR

BMKG

MENYAMBUT HUT RI DENGAN SEMANGAT

KEMERDEKAAN

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR

WEATHER SERVICES FOR FLIGHT SAFETY

3 Meteodrome, Agustus 2018

Sapa EditorSAMBUT HUT REPUBLIK INDONESIA

Kerja Kita Prestasi Bangsa

Bulan Agustus ini adalah bulan yang penuh makana bagi bangsa Indonesia, seperti kira ketahui pada tanggal 17 Agusus 2018 Republik Indonesia merayakan hari jadi yang ke-73 dengan slogan ”Kerja Kita Prestasi Bangsa”, dan bersamaan tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games XVIII. Demi mendukungnya kelancaran acara tersebut BMKG turut berperan serta dalam mensukseskan terselenggaranya kegiatan tersebut khususnya memberikan prakiraan cuaca di setiap lokasi penyelenggaraan Asian Games yaitu di Jakarta dan Palembang dengan menambah peralatan AWS (Automatic Weather Station) dan beberapa mobil cuaca untuk mendukung informasi cuaca yang epat dan akurat.

Sesuai dengan slogan HUT RI ke-73 “Kerja Kita Prestasi Bangsa” BMKG dengan segenap jiwa dan raga akan bekerja sekuat tenaga untuk memberikan pelayanan lebih baik demi terciptanya prestasi bangsa di mata dunia.

Redaksi

Diterbitkan oleh:Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai - Denpasar

Gedung GOI Lt. II Bandara Ngurah Rai DenpasarKodepos 8036103619359754 | 036170160103619351124 | 03619356665

[email protected]

Website:http://ngurahrai.bali.bmkg.go.id/

cover by: kadekdj

DAFTAR ISI

04Suhu, Kelembaban, dan

Tekanan UdaraUdara Juli yang masih dingin

03Sapa Editor

Kerja Kita Prestasi Bangsa

7Analisis Angin

Dominasi Monsun Australia di Bali

10Analisa Kejadian Cuaca

BermaknaGelombang tinggi, angin kencang

dan kondisi cuaca

16FOKUS:

Semangat kemerdekaan 2018

REDAKSI

Pelindung Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai DenpasarPenasihat Kepala Seksi Observasi Kepala Seksi Data dan Informasi Kepala Sub Bagian Tata UsahaPemred Pande Putu Hadi WigunaWakil Pemred Gde Sudika Pratama Dewa Gede Agung MahendraSekretaris Made Nanda Putri Apritarum FadianikaAnggota Redaksi Tanti Prasetya P.D. Putu Eka Tulistiawan Ni Luh Putu Sri Ariastuti Bonggo Pribadi Rahma Fauzia Yushar Sangsang Firmansyah Muh. Khamdani Suyatno I Kadek Mas Satriyabawa Dewa Ayu Kade Wida Luh Novita Ari Wardani Aulia Siti SyahdianDistribusai & Percetakan I Wayan Subakti Putri Kusumastuti Kadek Winasih Devi Dwita Meiliza Ni Made Dwijayanti I Putu Sumiana

4

Suhu, Kelembaban, dan Tekanan UdaraJuli 2018

UDARA JULI YANG MASIH DINGIN

Sangkar Meteorologi di taman alat

Oleh: I KADEK MAS SATRIYABAWA

@pandephw

5 Meteodrome, Agustus 2018

Bulan Juli 2018 ini, Indonesia masih berada dalam periode musim kemarau. Udara pun masih terasa dingin. Mengapa demikian?

Udara terasa lebih dingin pada saat musim kemarau disebabkan karena jumlah tutupan awan yang lebih sedikit sehingga menyebabkan adanya pelepasan panas dari bumi langsung ke atmosfer tanpa ada halangan. Pelepasan panas langsung tanpa hambatan ini menyebabkan penurunan suhu udara yang lebih cepat dibandingkan pada saat terjadi musim hujan, sehingga kita merasa bahwa suhu udara lebih dingin.

Selain penurunan suhu udara, ada hal lain yang kita rasakan pada saat musim kemarau, yaitu udara terasa lebih kering. Hal ini disebabkan karena pada saat musim kemarau, massa udara yang mempengaruhi wilayah Indonesia datang dari Australia yang sifat massa udaranya panas dan kering. Apa yang menyebabkan sifat masssa udaranya panas dan kering? Massa udara yang datang dari Australia berasal dari daratan yang luas dan melewati badan air yang tidak sebesar badan air Asia sehingga suplai uap air (yang sebagian besar berasal dari penguapan di laut) cenderung lebih sedikit.

Massa udara yang datang dari Australia sendiri disebabkan karena adanya perbedaan tekanan yang terjadi antara benua Australia

Suhu udara harian Juli 2018 di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar

dan benua Asia. Pada bulan Juli, matahari masih berada di Belahan Bumi Utara (BBU). Hal tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dan penurunan tekanan udara di benua Asia. Seperti yang kita tahu, angin terjadi karena ada pergerakan massa udara dari tekanan tinggi menuju ke tekanan rendah. Karena tekanan udara di benua Australia menjadi lebih tinggi, maka massa udara bergerak dari benua Australia menuju ke benua Asia dan terjadilah monsun Australia.

Bagaimana keadaan suhu, tekanan, dan kelembaban yang terukur di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar pada bulan Juli 2018? Yuk kita simak dalam pembahasan berikut.

Pada grafik suhu rata-rata, suhu maksimum, dan suhu minimum dapat dilihat bahwa tren suhu pada bulan Juli 2018 cenderung fluktuatif sepanjang bulan akan tetapi lebih tinggi daripada normalnya. Suhu rata-rata dan suhu maksimum tidak memiliki penyimpangan yang besar terhadap normalnya, akan tetapi dapat dilihat pada grafik suhu minimum, rata-rata suhu minimum memiliki penyimpangan yang cukup besar terhadap data normalnya. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi udara cenderung lebih hangat dari keadaan

6Suhu, Tekanan, Kelembaban Udara

Tekanan udara harian bulan Juli 2018 di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai

normalnya di bulan Juli 2018. Namun adanya penurunan suhu udara minimum pada tanggal 24 – 27 Juli 2018 hingga mencapai angka 21,6°C menunjukkan bahwa kondisi udara pada saat tersebut cenderung lebih dingin daripada keadaan normal.

Hal lain yang dapat dilihat dari grafik tersebut adalah tren suhu rata-rata dan suhu maksimum cenderung mirip. Pada awal bulan, suhu rata-rata dan suhu maksimum cenderung lebih tinggi daripada normalnya, sehingga pada awal bulan dapat dikatakan bahwa suhu udara cenderung lebih hangat apabila dibandingkan dengan keaddan normalnya. Hal yang sama terjadi di akhir bulan. Akan tetapi pada pertengahan bulan, suhu rata-rata dan suhu maksimum cenderung berada di bawah normal. Hal ini mengindikasikan mulai terjadinya penurunan suhu udara hingga mencapai suhu minimum terendah pada tanggal 25 Juli 2018.

Secara statistik, dapat dilihat bahwa suhu rata-rata tertinggi terjadi pada tanggal 3 Juli 2018 dengan nilai 27,1°C dan nilai terendah terjadi pada tanggal 25 Juli 2018 dengan nilai 24,9°C. Suhu maksimum tertinggi terjadi pada tanggal 21 Juli 2018 dengan nilai 29,7°C dan nilai terendahnya terjadi pada tanggal 15 Juli 2018 dengan nilai 28,2°C. Untuk suhu minimum, nilai tertinggi berada pada tanggal 4 dan 22 Juli 2018

dengan nilai 25,8°C sedangkan nilai terendahnya tercatat pada tanggal 25 Juli 2018 dengan nilai 21,6°C. Normal data bulan Juli untuk suhu rata-rata adalah 26°C, normal data suhu maksimum adalah 29°C, dan normal data suhu minimum adalah 23,8°C.

Pada grafik tekanan dan kelembaban (RH) dapat dilihat bahwa RH cenderung lebih rendah dari keadaan normalnya pada awal dan akhir bulan namun cenderung lebih tinggi dari keadaan normalnya pada tanggal 17 – 24 Juli 2018 dengan nilai penyimpangan yang tidak terlalu besar. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi udara pada bulan Juli 2018 pada saat awal dan akhir bulan cenderung lebih kering daripada keadaan normalnya (78%). Nilai RH tertinggi tercatat pada tanggal 22 Juli 2018 dengan nilai 85%, sedangkan nilai RH terendah tercatat pada tanggal 5 Juli 2018 dengan nilai 66%.

Sedangkan untuk parameter tekanan udara, dapat dilihat bahwa nilainya cenderung memiliki nilai penyimpangan mencapai 1 milibar. Data normal tekanan udara untuk bulan Juli adalah 1011,1 mb. Data tekanan udara tertinggi terukur pada tanggal 22 Juli 2018 dengan nilai 1012,7 mb, sedangkan data tekanan udara terendah dicatat pada tanggal 17 Juli 2018 dengan nilai 1010,3 mb.

7 Meteodrome, Agustus 2018

Pengamatan pilot balon dengan menggunakan theodolite

DOMINASI MONSUN AUSTRALIA DI BALI

Oleh:I Kadek Mas Satriyabawa Gede Sudika Pratama

Dinamika AnginAngin Juli 2018

@pandephw

8Pergerakan Angin di Bulan Agustus 2017Angin Juli 2018

Secara umum kondisi angin bulan juli 2018 terlihat berhembus dari arah timur. Dominasi angin timuran ini menunjukkan hembusan angin yang berasal dari benua Australia menuju ke Asia akibat pergerakan matahari yang berada di utara khatulistiwa.

Peta arah dan kecepatan angin dominan selama bulan Juli 2018

P e r g e r a k a n i n i menyebabkan daerah A s i a m e m p u n y a i tekanan yang lebih rendah daripada daratan Australia sehingga massa udarapun bergerak menuju Asia yang dikenal sebagai monsun Australia. Bila diperhatikan dari peta analisis sinoptik yang bersumber dari Bureau of Meteorology Australia akan terlihat sangat jelas pada bulan mei pola aliran massa udara yang bergerak dari benua Australia menuju Asia.

Grafik Wind Class Frequency Distribution bulan Juli 2018

9 Meteodrome, Agustus 2018

Dampak monsun terhadap arah angin di wilayah Bali khususnya di bandara Ngurah Rai memang sangat terasa. Secara normal angin timuran memang selalu mendominasi pada bulan juli sesuai yang tercatat pada data normal arah angin permukaan di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai. Data normal selama 10 tahun yang divisualisasikan dengan diagram windrose menunjukkan pengaruh monsun australia yang kuat terhadap arah angin di bulan juli paling tidak selama 10 tahun terakhir. Tahun 2018 ini juga masih menampakkan kondisi yang sama dimana arah dari timur sampai tenggara yang mendominasi. Dengan kecepatan rata-rata yang hanya 7-11 knots membuat kondisi ini masih masuk kedalam kriteria normal baik dari arah maupun kecepatannya. Juli 2018 dengan nilai penyimpangan yang tidak

terlalu besar. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi udara pada bulan Juli 2018 pada saat awal dan akhir bulan cenderung lebih kering daripada keadaan normalnya (78%). Nilai RH tertinggi tercatat pada tanggal 22 Juli 2018 dengan nilai 85%, sedangkan nilai RH terendah tercatat pada tanggal 5 Juli 2018 dengan nilai 66%.

Sedangkan untuk parameter tekanan udara, dapat dilihat bahwa nilainya cenderung memiliki nilai penyimpangan mencapai 1 milibar. Data normal tekanan udara untuk bulan Juli adalah 1011,1 mb. Data tekanan udara tertinggi terukur pada tanggal 22 Juli 2018 dengan nilai 1012,7 mb, sedangkan data tekanan udara terendah dicatat pada tanggal 17 Juli 2018 dengan nilai 1010,3 mb.

Selain headwind dan tailwind, kegiatan take off dan landing juga dipengaruhi oleh adanya crosswind. Selama bulan Juli crosswind dari arah kanan dengan kecepatan 1-3 knots yang paling banyak dijumpai sebanyak 563 kejadian. Dengan kecepatan tertingginya 13-15 knots yang terjadi sebanyak 1 kali. Sedangkan 1 kejadian crosswind kiri sebesar 12-14 knots menjadi yang paling tinggi tercatat. Namun secara keseluruhan crosswind kananlah yang paling sering terjadi selama 1 bulan sebesar 61%.

dengan nilai 25,8°C sedangkan nilai terendahnya tercatat pada tanggal 25 Juli 2018 dengan nilai 21,6°C. Normal data bulan Juli untuk suhu rata-rata adalah 26°C, normal data suhu maksimum adalah 29°C, dan normal data suhu minimum adalah 23,8°C.

Pada grafik tekanan dan kelembaban (RH) dapat dilihat bahwa RH cenderung lebih rendah dari keadaan normalnya pada awal dan akhir bulan namun cenderung lebih tinggi dari keadaan normalnya pada tanggal 17 – 24

10Analisis C

Analisis Kejadian Cuaca Bermakna Juli 2018

GELOMBANG TINGGI, ANGIN KENCANG DAN GAMBARAN

KONDISI CUACA DI BANDARA I GUSTI NGURAH RAI

BULAN JULI 2018

11 Meteodrome, Agustus 2018

Oleh:Apritarum FadianikaPutu Eka Tulistiawan

GELOMBANG TINGGI, ANGIN KENCANG DAN GAMBARAN

KONDISI CUACA DI BANDARA I GUSTI NGURAH RAI

BULAN JULI 2018

@pandephw

Angkutan transportasi udara berlatar belakang awan cumulus

12Cuaca Bermakna Juli 2018

Pada akhir Juli 2018 banyak diberitakan tentang tingginya gelombang di perairan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang bahkan mengganggu pelayaran. Di Bali sendiri, gelombang tinggi mencapai puncaknya pada tanggal 25-27 Juli 2018 dan diprakirakan akan berlangsung (dengan

trend menurun) hingga 5 Agustus 2018 (sumber: BBMKG Wil III/Denpasar).

Dampak dari gelombang tinggi tersebut mengakibatkan penutupan dermaga padangbai hal ini dikutip dari NuansaBali.com yang diberitakan pada 26 Juli 2018 07.54.19 diakses tanggal 8 Agustus 2018 yang menyatakan Penutupan pengoperasian Pelabuhan Rakyat Padangbai di Banjar Segara, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem diperpanjang untuk kedua kalinya. Perpanjangan berlaku dari tanggal 25 Juli-29 Juli 2018. AMLAPURA, NusaBali Perpanjangan penutupan dermaga akibat cuaca buruk di Selat Lombok. Kasubsi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli Kantor Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Padangbai, I Ketut Mulyana, mengatakan cuaca Selat Lombok bagian selatan kecepatan angin cukup kencang 8-20 knots dengan tinggi gelombang 1-6 meter. Sedangkan di Selat Lombok bagian

utara kecepatan angin 8-15 knots dengan tinggi gelombang 0,5-2,5 meter. Sehingga kapal cepat dengan tinggi 3 meter ke bawah sangat riskan dioperasikan karena tinggi gelombang hingga 6 meter. “Kami perpanjang penundaan dioperasikannya kapal cepat dari Pelabuhan Rakyat Padangbai,” jelas Ketut Mulyana. Sebelumnya, penundaan keberangkatan kapal cepat diberlakukan dari tanggal 19 Juli-20 Juli 2018 kemudian diperpanjang jadi tanggal 21 Juli-25 Juli. Menyusul cuaca buruk kembali diperpanjang dari tanggal 25 Juli-29 Juli 2018 sesuai surat dikeluarkan Pelaksana Harian Kepala Kantor KSOP Padangbai I Komang Sarjana No HM 1031/07/KSOP,Pbi/2018 per 25 Juli 2018. Surat pemberitahuan telah ditembuskan kepada 20 pemilik kapal agar membatalkan keberangkatannya.

(Sumber: bali.tribunnews.com, diakses tanggal 01 Agustus 2018)

13 Meteodrome, Agustus 2018

Dari sumber balipost SEMARAPURA, BALIPOST.com – Penutupan pelabuhan padangbai, Karangasem, Sabtu (21/7) akibat gelombang tinggi menyebabkan antrean truk yang memuat sejumlah barang sampai di By Pass Ida Bagus (IB) Mantra. Seorang sopir yang membawa barang dari Surabaya, Muqlis (42) mengatakan antrean ini sudah berlangsung sejak, Jumat (20/7) malam, sekitar pukul 22.00 Wita. “Biasanya dari pelabuhan Gilimanuk ke Padangbai, kalau lancar sekitar lima jam. Sekarang sehari belum sampai,” tuturnya.

Berdasarkan analisa BMKG, fenomena gelombang tinggi di perairan Indonesia ini setidaknya disebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara yang cukup signifikan di belahan bumi selatan tepatnya di Samudera Hindia dengan belahan bumi utara di Laut China Selatan. Perbedaan tekanan udara yang besar mengakibatkan angin kencang, angin kencang dalam durasi yang lama akan meningkatkan tinggi gelombang.

Selain itu, pada tanggal tersebut juga terjadi bulan purnama. Dimana diketahui b a h w a b u l a n p u r n a m a

merupakan waktu air laut mengalami pasang karena jarak Bulan dan Bumi cukup dekat sehingga gravitasi bulan yang besar berpengaruh terhadap pasangnya air laut. Hal inilah yang menyebabkan di beberapa tempat di Pulau Bali air laut dapat mencapai pemukiman/resort, dan terganggunya kegiatan berlayar dan penyebrangan.

Puncak tinggi gelombang terjadi pada bulan Juli di wilayah Bali dikarenakan berdasarkan sirkulasi atmosfer, periode Monsoon Australia (Juni, Juli, Agustus) untuk sebagian besar perairan yang berada di Samudra Hindia, termasuk Jawa bagian Selatan, Bali, dan Nusa Tenggara, bulan

Sumber Gambar: BALIPOST sabtu, 21 Juli 2018 12.13.47 diakses tanggal 8 Agustus 2018

14Cuaca Bermakna Juli 2018

tersebut merupakan bulan rawan terjadinya gelombang tinggi.

Dapat dilihat beda tekanan yang cukup besar terjadi antara belahan bumi selatan dan utara Indonesia. Tekanan uara rata-rata di Bali

cukup tinggi, yaitu antara 1011.0 hPa hingga 1012.5 hPa.

Grafik kecepatan angin maksimum harian yang tercatat di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai menunjukkan kecepatan harian rata-rata yang terjadi selama bulan Juli 2018 sebesar

18.2 Knot atau 36.4 km/jam. Kecepatan maksimum tertinggi terjadi pada awal hingga pertengahan bulan Juli, dapat dikatakan bahwa tingginya kecepatan angin yang berlangsung terus menerus merupakan salah

satu faktor pemicu gelombang tinggi yang terjadi.Grafik kecepatan angin maksimum harian yang tercatat di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai menunjukkan kecepatan harian rata-rata yang terjadi selama bulan Juli 2018 sebesar 18.2 Knot atau 36.4 km/jam. Kecepatan maksimum tertinggi terjadi pada

15 Meteodrome, Agustus 2018

Penakar hujan di taman alat observasi meteorologi

awal hingga pertengahan bulan Juli, dapat dikatakan bahwa tingginya kecepatan angin yang berlangsung terus menerus merupakan salah satu faktor pemicu gelombang tinggi yang terjadi.

Lalu, bagaimana kondisi Cuaca secara umum di Ngurah Rai?

Di bulan Juli 2018, secara umum arah angin di area Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai di dominasi dari arah Timur dengan kecepatan rata-rata 7,6 knot. Dibandingkan bulan Juni 2018, jumlah curah hujan di bulan Juni 2018 mengalami penurunan menjadi sebesar 11.0 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 12 hari. Curah

hujan yang tertinggi dalam satu hari dicapai pada tanggal 22 Juli sebesar 4.9 mm. Pada bulan Juli 2018 ini tidak terdapat penglihatan jarak pandang mendatar kurang dari 1 (satu) kilometer sehingga tidak diterbitkan terkait jarak pandang mendatar. Untuk aktivitas gunung berapi, Gunung Agung mengalami erupsi sebanyak 22 hari selama bulan Juli 2018.. Selain aktifitas diatas, keseluruhan kegiatan operasional di Bandara Ngurah Rai berlangsung normal.

P R A K I R A A N B U L A N A G U S T U S 2018Berdasarkan peta prakiraan curah hujan dari Stasiun Klimatologi Jembrana, dapat dilihat bahwa pada bulan Agustus 2018

diprakirakan potensi hujan dalam katagori rendah di wilayah Bali, begitu pula untuk wilayah Kuta dan sekitarnya, termasuk di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Untuk wilayah Kuta dan di sekitar Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai potensi curah hujan dalam kategori rendah yaitu berkisar antara 20 – 50 mm dengan sifat hujan normal.

Berdasarkan peta prakiraan sifat hujan dari Stasiun Klimatologi Jembrana, dapat dilihat bahwa pada bulan Agustus 2018 diprakirakan dalam katagori normal, hal ini jika dibandingkan dengan catatan klimatologisnya. Hujan pada Bulan Agustus yang berada pada katagori rendah (seperti ulasan pada peta sebelumnya) termasuk dalam sifat hujan normal.

16

SEMANGAT KEMERDEKAAN 2018

Oleh:Tanti Prasetya Prima Dewi & Ni Luh Putu Sri Ariastuti

FOKUS:HUT RI 2018

17 Meteodrome, Agustus 2018

SEMANGAT KEMERDEKAAN 2018

Oleh:Tanti Prasetya Prima Dewi & Ni Luh Putu Sri Ariastuti

Pegawai Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar

18HUT RI Ke-73 Tahun 2018

Pada bulan ini tepatnya tanggal 17 Agustus 2018, Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan yang ke-73. Peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia kali ini mengusung tema “Energi” dan “Kerja”. Tema energi diambil dari identitas Asian Games XVIII yakni The Energy of Asia,

sedangkan tema kerja merupakan cerminan dari pemerintah selama 4 tahun terakhir untuk perubahan yang lebih baik.

Tema tersebut diharapkan mampu memberikan dampak positif kepada masyarakat agar tercipta semangat dalam bekerja membangun negeri dan semangat untuk menjadi tuan rumah yang baik bagi

dunia.Semangat kemerdekaan ini telah

terimplementasi di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sejak awal tahun 2018. Terbukti BMKG telah menambahkan

19 Meteodrome, Agustus 2018

TC Bruce eyesFoto: phys.org

beberapa peralatan canggih di setiap daerah guna meningkatkan kualitas informasi MKG. Dengan meningkatnya kualitas informasi MKG, diharapkan dapat membantu kelancaran setiap kegiatan masyarakat baik itu pertanian, transportasi, pembangunan, dll. Salah satu stasiun yang beruntung mendapatkan tambahan peralatan canggih

itu adalah Stasiun M e t e o r o l o g i Kelas I Ngurah Ra i . Ta m ba h a n peralatan canggih itu antara lain Wind Profiler dan Light D e t e c t i o n a n d Ranging (LIDAR).

Wind Profi ler m e r u p a k a n jenis peralatan pengamatan cuaca yang menggunakan r a d a r a t a u gelombang suara (SODAR). Fungsinya untuk mendeteksi kecepatan dan arah angin di berbagai k e t i n g g i a n d i atas permukaan tanah. Pembacaan dilakukan setiap kilometer di atas permukaan laut, antara 8 dan 17 km di atas permukaan laut rata-rata. Data hasil dari Wind Profiler ini sangat b e rg u n a u n tu k m e m p ra k i ra k a n kondisi meteorologi d a n p e l a p o ra n yang tepat waktu untuk perencanaan p e n e r b a n g a n . Sedangkan LIDAR a d a l a h s e b u a h teknologi sensor

jarak jauh menggunakan properti cahaya yang tersebar untuk menemukan jarak dan informasi suatu obyek dari target yang dituju dengan menembakkan pulsa sinar laser. Pengaplikasian sistem LIDAR dalam meteorologi yakni untuk melakukan berbagai pengukuran seperti profiling awan, mengukur angin, mempelajari aerosol dan mengukur

Wind CollectorSumber : https://en.wikipedia.org

20HMKGN 2018

berbagai komponen atmosfer.

Guna mempersiapkan tempat untuk peralatan canggih tersebut, Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai telah melakukan rapat koordinasi pembangunan peralatan meteorologi dengan Angkasa Pura, Airnav Denpasar, Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG dan Kepala Balai Besar MKG Wilayah III. Selain itu dilaksanakan juga uji Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) oleh Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Denpasar untuk Pembangunan Peralatan Meteorologi. Tujuannya untuk mensurvei lokasi pembangunan peralatan meteorologi, agar ketinggian dan dimensi

Survey pemasangan alat meteorologi baru

peralatan telah sesuai dengan peraturan dan lokasinya tidak mengganggu operasional penerbangan di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali.

Seluruh pegawai bahu membahu mempersiapkan tempat agar alat-alat tersebut dapat terpasang secara baik,

sehingga nantinya dapat dipergunakan sebaik mungkin untuk meningkatkan akurasi prakiraan cuaca demi keselamatan penerbangan. Semangat kerja pegawai Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai juga ditunjukkan pada saat terjadi letusan Gunung Agung, Karangasem. Seperti tak mengenal waktu, para forecaster selalu siap siaga untuk memberikan informasi terbaru aktifitas Gunung Agung. Selain itu baru-baru ini Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai mendapat penghargaan dari BMKG atas kinerjanya dalam pembuatan laporan keuangan semester I tahun 2018 terbaik di lingkungan Balai Besar MKG Wilayah III.

Jadi “Kerja Kita Prestasi Bangsa” tidak hanya sekedar kata-kata yang tertulis pada logo Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-73, namun benar-benar suatu tindakan nyata. Dirgahayu Indonesia ku… Merdeka!!

21 Meteodrome, Agustus 2018

Sebuah artikel tentang atmosfer yang dibuat beberapa waktu lalu menyebutkan bagaimana dua ilmuan atmosfer dari Universitas Chicago memberikan penjelas untuk pola cuaca misterius dan mematikan saat dimana jetsream atau arus udara global yang mengelilingi bumi berada pada suatu wilayah. Sama seperti jalan raya, jetsream memiliki kapasitas dan ketika itu melampaui, penyumbatan bentuk yang sangat mirip dengan kemacetan lalu lintas.

Gelombang panas Eropa 2003 yang mematikan, kemarau tahun 2014 di California dan Superstorm Sandy pada tahun 2012 yang mengejutkan para forecaster. Semua ini disebabkan oleh fenomena cuaca yang dikenal sebagai “pemblokiran,” di mana belokan jetsream, menghentikan sistem cuaca dari bergerak ke arah timur. Para ilmuwan telah mengetahuinya selama beberapa dekade, hampir sepanjang yang mereka ketahui tentang jetstream - pertama kali ditemukan oleh meteorologi perintis University of Chicago, Carl-Gustaf Rossby.

“Pemblokiran ini sangat sulit untuk diramalkan, sebagian besar karena tidak ada teori yang menarik tentang kapan terbentuk dan mengapa,” kata rekan penulis Noboru Nakamura, seorang profesor di Departemen Ilmu Geofisika.

Nakamura dan mahasiswa pascasarjana Clare S.Y. Huang sedang mempelajari jetsream, mencoba menentukan pengukuran yang jelas untuk memblokir agar dapat menganalisa lebih baik fenomena tersebut. Salah satu penemuan baru mereka adalah

istilah yang mengukur liku-liku jetsream. Melihat matematika, Nakamura menyadari bahwa persamaan itu hampir identik dengan satu dekade yang dirancang lalu oleh para insinyur transportasi yang mencoba untuk menggambarkan kemacetan lalu lintas.

“Ternyata arus jet memiliki kapasitas untuk ‘lalu lintas cuaca,’ sama seperti jalan raya memiliki kapasitas lalu lintas, dan ketika itu terlampaui, dapat menyebabkan kemacetan,” kata Huang. Sama seperti lalu lintas mobil, gerakan melambat ketika beberapa jalan raya bertemu dan kecepatan jetsream berkurang karena topografi seperti gunung atau pantai. Hasilnya adalah teori sederhana yang tidak hanya mereproduksi pemblokiran, tetapi juga memprediksi, kata Nakamura.

Hasil awal mereka menunjukkan bahwa sementara perubahan iklim mungkin meningkatkan pemblokiran dengan menjalankan aliran jet lebih dekat ke kapasitasnya, akan ada perbedaan regional: misalnya, Samudra Pasifik mungkin benar-benar melihat penurunan pemblokiran selama beberapa dekade.

“Sangat sulit untuk meramalkan apa pun sampai Anda mengerti mengapa itu terjadi, jadi model mekanistik ini akan sangat membantu,” kata Nakamura.

Dan modelnya, tidak seperti kebanyakan ilmu iklim modern, secara komputasional sederhana: “Persamaan ini menangkap esensi dengan sistem yang jauh lebih rumit,” kata Huang.

disadur dari: https://phys.org/news/2018-05-theory-traffic-jet-stream-abnormal.html

LANGIT TERKADANG MEMILIKI BATASNYAoleh: Pande Putu Hadi Wiguna & Kadek Setiya Wati

ARTIKEL:Jetsream dan Cuaca Ekstrem

22

Visibility Chart Bandara InternasionalI Gusti Ngurah Rai Denpasar

23 Meteodrome, Agustus 2018

24 Meteodrome, Agustus 2018

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR