Menyambut ramadhan-1431-h

14
Oleh Hafidz Abdurrahman

Transcript of Menyambut ramadhan-1431-h

Oleh Hafidz Abdurrahman

Fadhail Ramadhan:Bulan tempat turunnya al-Qur’an, sebagaimana dituturkan

Allah dalam surat al-Baqarah: 185. Ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. di Gua Hira’ adalah Iqra’, diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan 13 SH (sebelum Hijrah) atau bulan Juli 610 M. Karena itu, bulan ini juga disebut syahr al-Qur’an (bulan al-Qur’an).

Bulan dimana ummat Islam diwajibkan untuk berpuasa selama sebulan penuh di bulan tersebut. Maka, bulan ini juga disebut syahru as-shiyam. Allah pun menetapkan puasa dan al-Qur’an sebagai pemberi syafaat pada Hari Kiamat (HR Ahmad, at-Thabrani dan al-Hakim). Di bulan ini, malaikat pun akan memintakan ampunan untuk orang yang berpuasa selama berpuasa hingga berbuka. Dan, Allah pun memberikan ampunan untuk mereka di akhir malam bulan Ramadhan.

Di bulan ini, Allah telah menjadikan salah satu malamnya, sebagai Lailatu al-Qadar, yaitu satu malam yang nilainya lebih baik dibanding seribu bulan (Q.s. al-Qadar [97]: 1-5), Maka, satu perbuatan baik yang dilakukan di malam itu nilainya masih lebih baik ketimbang perbuatan yang sama dilakukan selama seribu bulan. Itulah malam Lailatu al-Qadar, yang hanya ada di bulan Ramadhan.

Nabi menuturkan, “Jika memasuki bulan Ramadhan, maka semua pintu langit dibuka, dan pintu-pintu neraka Jahannam ditutup, sementara syaitan dibelenggu.” (HR al-Bukhari, Muslim, an-Nasai dan Ibn Hibban).

Pahala perbuatan baik di bulan Ramadhan juga dilipatgandakan oleh Allah. Melakukan satu amalan sunnah, pahalanya sama dengan amalan fardhu di bulan lain. Melakukan satu amalan fardhu, nilainya dilipatgandakan menjadi 70 kali di bulan lain. Karena itu, Nabi menggunakan bulan ini untuk melipatgandakan amal shalih. Dalam riwayat Ibn ‘Abbas, dituturkan, bahwa Nabi adalah orang paling dermawan, dan lebih dermawan lagi ketika bulan Ramadhan, saat Jibril menemui baginda saw. untuk mengecek hapalan al-Qur’an baginda saw.

Karena itu, para sahabat dan generasi kaum Muslim setelahnya menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai bulan jihad, selain karena perintah berjihad fi sabilillah itu diturunkan pada bulan Ramadhan, juga banyak sekali kemenangan yang ingin mereka raih di bulan suci ini, karena taqarrub mereka kepada Allah SWT.

Tercatatlah sejumlah peristiwa penting pada bulan Ramadhan: (1) Nabi mengirim detasemen Hamzah untuk menghadang rombongan kaum Quraisy yang datang dari Syam menuju ke Makkah; (2) Perang Badar Kubra meletus pada Hari Jum’at, 17 Ramadhan 2 H. Dalam peristiwa ini, pasukan kaum Muslim dibantu oleh 5000 malaikat (Q.s. Ali ‘Imran [03]: 125); (3) Penaklukkan kota Makkah, tepatnya pada bulan Ramadhan 8 H. Pada saat itulah, turun perintah untuk menghancurkan berhala dari sekitar Ka’bah. Karena itu, bulan Ramadhan juga dikenal sebagai syahru al-jihad wa al-intishar (bulan Jihad dan Kemenangan).

Kiat Sukses Mengisi Ramadhan:Menyadari kemuliaan bulan ini. Dengan begitu, tidak akan

menyia-nyiakan kesempatan emas bulan suci ini. Sekedar contoh, jika 1 perbuatan wajib nilainya 70 kali perbuatan wajib di luar bulan Ramadhan, maka jika dikalkulasi dalam 1 hari ada 5 kali shalat dan 1 puasa, berarti 6 perbuatan wajib dikalikan 70, sama dengan 420. Dalam sehari saja, minimal seorang Muslim akan mendapatkan pahala setara dengan 420 perbuatan wajib di luar bulan Ramadhan. Jika nilai ini dikalikan 30 hari, maka dia akan mendapatkan 12,600 kali perbuatan wajib. Itu baru 6 kali perbuatan wajib, lalu bagaimana kalau dia berdakwah, yang nota bene hukumnya wajib? Pasti pahalanya lebih banyak lagi. Belum lagi kalau ditambah dengan perbuatan sunah.

Menyadari diri tidak bebas dari dosa (ma’shum), maka Ramadhan harus dijadikan kesempatan emas untuk meraih ampunan dan melipatgandakan amal shalih.

Mempunyai program pribadi selama Ramadhan, antara lain:

Program Kegiatan Ramadhan

No Jenis KegiatanSifat Keterangan

Harian Bulanan/Tahunan Jalan Tidak Substitusi1 Taubatan nashuha 12 Menjaga

pendengaran, lisan dan mata dari perkara yang diharamkan, baik di siang hari maupun di malam hari bulan Ramadhan

1

3 Menjaga amalan-amalan sunah dan nafilah

1

4 Menjaga shalat rawatib (5 waktu) berjamaah di masjid

1

5 Berkeingan kuat untuk menjadi saksi adzan, iqamat, takbiratul ihram bersama imam, dan berdiri di baris terdepan

1

6 Menjaga shalat Tarawih, shalat syaf’ (shalat 2-10 rakaat) sebelum witir, dan witir

1

7 Menjaga qiyamullail 18 Membaca minimal 1 juz 19 Menghapal sebagian ayat

al-Qur’an 1

10 Menghapal satu hadits atau lebih tiap hari

1

11 Silaturrahmi kepada kerabat

1

12 Bergaul dengan kaum Muslim dan mengetahui keadaan mereka

1

13 Dzikir dan mengingat Allah serta mensucikannya setiap waktu, disertai menjaga dzikir waktu Subuh dan petang

1

14 Berinfaq suka rela dengan memberi makan satu atau lebih orang yang berpuasa tiap hari, meski hanya dengan satu buah kurma

1

15 Mengutamakan bersedekah kepada fakir miskin atau orang yang membutuhkan setiap hari, meski dengan kadar yang paling minim sekalipun

1

16 Menjaga shalat Dhuha setiap hari

1

17 Melakukan shalat dua rakaat setelah berwudhu’

1

18 Menghadiri majlis ilmu 119 Mempelajari minimal satu

bab fiqih setiap hari1

20 Membaca ringkasan Sirah Nabi dan Akidah

1

21 Berusaha mendamaikan atau menyelesaikan urusan orang yang bermasalah.

1

22 Berdoa saat berbuka sebagaimana doa yang diajarkan Nabi 1

23 Dermawan dan membantu orang lain 1

24 Berdakwah kepada Allah, amar makruf dan nahi munkar

1

25 Menolong kaum Muslim yang berjihad di manapun 1

26 Menyegerakan buka, dan mengakhirkan sahur 1

27 Berbakti kepada kedua orang tua, baik yang masih ada, maupun telah tiada 1

28 Melakukan i’tikaf pada sepuluh terakhir di bulan Ramadhan

1

29 Melaksanakan umrah, karena umrah di bulan Ramadhan sama sekali haji bersama Rasulullah saw

1

30 Berdakwah kepada Allah, amar makruf dan nahi munkar..

1

31 Membayar zakat 1

32 Menjaga pelaksanaan shalat Idul Fitri bersama kaum Muslim 1

33 Berpuasa 6 hari bulan Syawal, atau Ayyam al-Bidh

1

Jumlah

Hukum-hukum Penting Seputar RamadhanWajib: Dalam hal ini ada beberapa hukum yang harus

dilaksanakan oleh seorang Muslim: (1) Memonitor datangnya awal Ramadhan dengan merukyat hilal. Ini hukumnya fardhu kifayah. Jika tidak menemukan hilal, maka hitungan bulan Sya’ban digenapkan menjadi 30 hari. (2) Niat berpuasa Ramadhan, dan tempatnya di dalam hati. (3) Mencegah masukkan apapun ke dalam salah satu lubang di dalam tubuh secara sengaja, baik telinga, hidung, kemaluan maupun dubur. (4) Menahan diri dari berhubungan badan (jimak). (5) Menahan diri dari mengeluarkan sperma secara sengaja, baik berciuman maupun onani. (6) Tidak muntah dengan sengaja. Karena sengaja muntah bisa membatalkan puasa.

Sunnah: Adapun perkara yang disunnahkan adalah: (1) Mengakhirkan sahur. (2) Menyegerakan buka puasa, baik dengan kurma, atau air sebelum shalat Maghrib. (3) Dermawan di bulan Ramadhan. (4) Mengkaji dan mendalami al-Qur’an. (5) I’tikaf di masjid, terutama pada hari sepuluh terakhir di bulan Ramadhan, karena ini merupakan kebiasaan Rasulullah saw.

Mubahat: Perkara yang dibolehkan: (1) Siwak dan gosok gigi. (2) Mencicipi makanan, selama tidak masuk ke tenggorokan. (3) Menggunakan celak mata. (4) Infus cairan bukan untuk asupan makanan. (5) Memeriksa darah, dengan mengambil sample darah, karena yang diambil hanya setetes atau dua tetes darah. (6) Muntah dengan tidak sengaja

Mubtilat as-Shaum: Beberapa perkara yang bisa membatalkan puasa: (1) Makan, minum dengan sengaja. (2) Jimak dan mengeluarkan sperma dengan sengaja. (3) Haid dan nifas. (4) Sengaja muntah. (5) Memasukkan sesuatu dengan sengaja ke dalam salah satu lubang tubuh (mulut, hidung, telinga, kemaluan dan dubur). (6) Transfusi darah bagi orang sakit yang membutuhkan darah. (7) Bekam dan donor darah, karena ada hadits yang menyatakan, “Berbuka orang yang membekam dan dibekam.” (8) Infus cairan dalam tubuh untuk asupan makanan.

Udzur: Ada tiga: (1) Udzur yang mewajibkan berbuka dan haram berpuasa. Jika berpuasa, malah tidak sah. (2) Udzur yang dibolehkan tidak berpuasa, bahkan adakalanya wajib. (3) Udzur yang membolehkan tidak berpuasa, boleh jadi dalam kondisi tertentu wajib tidak berpuasa dan wajib mengganti, atau boleh berpuasa dan tidak, dan jika tidak berpuasa, maka wajib mengganti. Misalnya seperti orang sakit dan bepergian.