Menumbuhkembangkan Kan Karakter Kejujuran Siswa

2
MENUMBUHKEMBANGKAN KAN KARAKTER KEJUJURAN AKADEMIK SISWA MELALUI SELF REGULATED LEARNING Pendahuluan Kisah miris Bu Siami Bu Siami adalah sedikit orang yang sangat tidak bisa menerima kecurangan. Barangkali ini menjadi ingatan bangsa ini. Bahwa ada berita, seorang murid yang diminta untuk memberi contekan kepada teman-temannya ketika ujian nasional. Bu Siami sendiri baru tahu kalau ada peristiwa contek massal, kira-kira 4 hari setelah UN. Ia diberitahu oleh salah seorang wali murid yang lain. Awalnya Alif tidak menceritakan kepada ibunya, tetapi akhirnya menceritakan tentang perintah guru agar ia memberitahu teman-temannya dalam UN. Bahkan bagaimana cara contek massal pun dipraktekkan. Inilah yang tidak bisa diterima Bu Siami yang akhirnya melaporkan kasus ini kepada kepala sekolah, namun tidak ada tanggapan. Ia pun melaporkan kepada Diknas yang kemudian ditindaklanjuti dengan menyelidiki kebenaran kasus tersebut yang akhirnya terbukti. Kasus ini berujung pada sanksi kepada kepala sekolah dan dua guru. Namun ternyata selanjutnya warga mendemo Bu Siami sekeluarga, karena menganggap apa yang dilakukannya berlebihan dan tidak memiliki nurani. Bu Siami diminta untuk menyampaikan permintaan maaf. Tidak cukup dengan itu, mereka pun meminta Bu Siami sekeluarga untuk pergi dari desa mereka. 1 Inilah satu kisah pemutarbalikan karakter kejujuran dalam bentuk “nyontek massal” di seputar pelaksanaan Ujian Nasional, yang terungkap ke permukaan karena diekspos oleh media. Peristiwa di atas terjadi di SDN II Gandel, Tandes, Surabaya, tahun 2011. Tentu ada banyak peristiwa “nyontek massal” lainnya yang tidak sempat diangkat oleh media massa. Kisah Bu Siami itu penulis tempatkan di awal makalah ini untuk menunjukkan betapa noda kecurangan itu, ketidakjujuran itu telah mengotori dunia 1 http://mutiara-ummat.org/kejujuran-adalah-karakter.

description

PENDIDIKAN KARAKTER

Transcript of Menumbuhkembangkan Kan Karakter Kejujuran Siswa

MENUMBUHKEMBANGKAN KAN KARAKTER KEJUJURAN AKADEMIK SISWAMELALUI SELF REGULATED LEARNINGPendahuluan Kisah miris Bu SiamiBu Siami adalah sedikit orang yang sangat tidak bisa menerima kecurangan. Barangkali ini menjadi ingatan bangsa ini. Bahwa ada berita, seorang murid yang diminta untuk memberi contekan kepada teman-temannya ketika ujian nasional. Bu Siami sendiri baru tahu kalau ada peristiwa contek massal, kira-kira 4 hari setelah UN. Ia diberitahu oleh salah seorang wali murid yang lain. Awalnya Alif tidak menceritakan kepada ibunya, tetapi akhirnya menceritakan tentang perintah guru agar ia memberitahu teman-temannya dalam UN. Bahkan bagaimana cara contek massal pun dipraktekkan. Inilah yang tidak bisa diterima Bu Siami yang akhirnya melaporkan kasus ini kepada kepala sekolah, namun tidak ada tanggapan. Ia pun melaporkan kepada Diknas yang kemudian ditindaklanjuti dengan menyelidiki kebenaran kasus tersebut yang akhirnya terbukti. Kasus ini berujung pada sanksi kepada kepala sekolah dan dua guru. Namun ternyata selanjutnya warga mendemo Bu Siami sekeluarga, karena menganggap apa yang dilakukannya berlebihan dan tidak memiliki nurani. Bu Siami diminta untuk menyampaikan permintaan maaf. Tidak cukup dengan itu, mereka pun meminta Bu Siami sekeluarga untuk pergi dari desa mereka.[footnoteRef:2] [2: http://mutiara-ummat.org/kejujuran-adalah-karakter.]

Inilah satu kisah pemutarbalikan karakter kejujuran dalam bentuk nyontek massal di seputar pelaksanaan Ujian Nasional, yang terungkap ke permukaan karena diekspos oleh media. Peristiwa di atas terjadi di SDN II Gandel, Tandes, Surabaya, tahun 2011. Tentu ada banyak peristiwa nyontek massal lainnya yang tidak sempat diangkat oleh media massa. Kisah Bu Siami itu penulis tempatkan di awal makalah ini untuk menunjukkan betapa noda kecurangan itu, ketidakjujuran itu telah mengotori dunia pendidikan kita. Dahsyatnya, Praktek ketidakjujuran itu bukan hanya merasuki peserta didik, tetapi juga para pendidiknya, para orang tua dan masyarakat, bahkan juga para pemilik otoritas penyelenggara pendidikan negeri ini. Terbukti, setelah masalah ini menjadi isu nasional, Menteri Pendidikan Nasional, M.Nuh, mengatakan bahwa tidak benar ada kecurangan dalam pelaksanaan UN 2011 di SDN II, Gandel, Tandes Surabaya[footnoteRef:3] tersebut. [3: http://edukasi.kompas.com/read/2011/06/15/12155065/Mendiknas.Tak.Terjadi.Sontek.Massal.di.Gadel]

Penulis tidak berpretensi untuk menampilkan nukilan kasus-kasus seputar UN, yang tentu saja tidak sulit untuk didapatkan. Penulis tidak berniat melakukan hal itu. Yang ingin penulis ungkap lewat kasus di atas ialah bahwa masalah contek-mencontek di saat ujian sudah sedemikian parahnya. Bahkan tindakan mencontek itu tidak lagi merupan perbuatan pribadi dan terselubung, tapi sudah dilakukan secara massal dan terang-terangan. Lebih lagi, perbuatan itu didukung oleh orang tua, masyarakat, dan para guru.