IMPLEMENTASI KANTIN KEJUJURAN DALAM UPAYA...
Transcript of IMPLEMENTASI KANTIN KEJUJURAN DALAM UPAYA...
IMPLEMENTASI KANTIN KEJUJURAN
DALAM UPAYA MENANAMKAN SIKAP JUJUR DAN
TANGGUNG JAWAB SISWA SMK N 1 SALATIGA
TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh :
INTAN SUCI
NIM. 11114287
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
ii
iii
IMPLEMENTASI KANTIN KEJUJURAN
DALAM UPAYA MENANAMKAN SIKAP JUJUR DAN
TANGGUNG JAWAB SISWA SMK N 1 SALATIGA
TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh :
INTAN SUCI
NIM. 11114287
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Jaka Siswanta, M.Pd.
Dosen IAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing
Lamp : 4 Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Kepada:
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’allaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,
kami kirimkan naskah skripsi Saudari :
Nama : Intan Suci
NIM : 11114287
Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/ Pendidikan Agama Islam
Judul : IMPLEMENTASI KANTIN KEJUJURAN DALAM
UPAYA MENANAMKAN SIKAP JUJUR DAN
TANGGUNG JAWAB SISWA SMK N 1 SALATIGA
TAHUN AJARAN 2017/2018
Dengan ini kami mohon skripsi Saudari diatas supaya segera dapat
dimunaqosahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 10 Juli 2018
Pembimbing
Jaka Siswanta, M.Pd.
NIP. 19710219 200003 1 002
v
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon (0298) 6031364 Kode Pos 50716 Salatiga
Website: http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]
SKRIPSI
IMPLEMENTASI KANTIN KEJUJURAN DALAM UPAYA
MENANAMKAN SIKAP JUJUR DAN TANGGUNG JAWAB SISWA
SMK N 1 SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018
Disusun Oleh:
Intan Suci
NIM. 111-14-287
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga, pada tanggal 12 September 2018 dan telah dinyatakan memenuhi
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd.
Sekretaris Penguji : Jaka Siswanta, M.Pd.
Penguji 1 : Dr. Miftahuddin, M.Ag.
Penguji 2 : Peni Susapti, M.Si.
Salatiga, 12 September 2018
Dekan,
Suwardi, M.Pd.
NIP. 19670121 199903 1 002
vi
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Intan Suci
NIM : 11114287u Keguruan (FTIK)
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan berdasarkan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah. Naskah skripsi ini boleh dipublikasikan oleh lembaga IAIN
Salatiga tanpa menuntut konsekuensi apapun.
Demikian pernyataan ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 10 Juli 2018
Yang menyatakan
Intan Suci
NIM. 11114287
vii
MOTTO
“Orang yang suka berkata jujur mendapat tiga perkara yaitu kepercayaan, cinta
dan rasa hormat.” (Sayyidina Ali)
“Suatu kualitas yang dimiliki orang sukses adalah kemampuan untuk memikul
sebuah tanggung jawab.” (Michael Korda)
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT skripsi
ini telah selesai. Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan
kepada:
1. Orang tuaku tercinta bapak Turmudi dan ibu Rianah yang senantiasa
mencurahkan kasih sayang, memberikan nasihat, mendidik sedari kecil hingga
sekarang, selalu memberikan dukungan moral maupun materiil dan doa yang
tak pernah putus untuk putrinya.
2. Kakakku tercinta Liya Devi yang selalu mendukung dan memberikan
semangat.
3. Suamiku tercinta Nur Wahid yang selalu sabar membimbingku, senantiasa
memberikan doa dan nasihat, serta memberikan dukungan moral maupun
materiil.
4. Sahabatku tercinta Dita Ayu Yustia, Fauziyah Fatmawati, Sri Wahyuni,
Kurnia Sari, yang tanpa lelah selalu memberi nasihat dan doa, serta menemani
dan memberikan semangat dalam setiap langkah.
5. Teman-teman PAI H, keluarga PPL SMA N 1 Getasan, keluarga KKN posko
80 yang telah memberikan pengalaman hidup yang luar baisa.
6. Teman-teman PAI angkatan 2014 yang senantiasa berjuang bersama
menuntut ilmu di IAIN Salatiga.
7. Semua pihak yang selalu memberi semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr.Wb.
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir skripsi dengan judul “IMPLEMENTASI KANTIN KEJUJURAN
DALAM UPAYA MENANAMKAN SIKAP JUJUR DAN TANGGUNG
JAWAB SISWA SMK N 1 SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018”
Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari
bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang dengan ikhlas membantu dalam penyusunan
skripsi ini, terutama kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya
membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Mufiq, S.Ag., M.Phil. selaku pembimbing akademik.
x
6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu
selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.
7. Kepala sekolah, guru, dan siswa SMK N 1 Salatiga yang telah memberikan
izin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah
tersebut.
8. Bapak, ibu, keluarga, sahabat dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan
memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat
diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 10 Juli 2018
Penulis
Intan Suci
NIM. 11114287
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR
HALAMAN BERLOGO ................................................................................. i
SAMPUL DALAM .......................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................................................. v
MOTTO ........................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
ABSTRAK ....................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 8
C. Tujuan............................................................................................ 9
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis ....................................................................... 9
2. Manfaat Praktis ......................................................................... 10
xii
E. Penegasan Istilah
1. Sistem Pengelolaan Kantin Kejujuran ...................................... 10
2. Problematika Penerapan Kantin Kejujuran .............................. 14
3. Penanaman Sikap Jujur dan Tanggung Jawab melalui
Kantin Kejujuran ...................................................................... 15
F. Sistematika Penulisan .................................................................... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Sistem Pengelolaan Kantin Kejujuran ...................................... 19
2. Problematika Penerapan Kantin Kejujuran .............................. 25
3. Penanaman Sikap Jujur dan Tanggung Jawab melalui
Kantin Kejujuran ...................................................................... 26
B. Kajian Pustaka ............................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 43
B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 44
C. Sumber Data .................................................................................. 44
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 45
E. Analisis Data ................................................................................. 47
F. Pengecekan Keabsahan Data ......................................................... 48
G. Tahap-tahap Penelitian .................................................................. 48
xiii
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
1. Deskripsi Umum SMK N 1 Salatiga
a. Identitas Sekolah .................................................................. 50
b. Sejarah Singkat SMK N 1 Salatiga ...................................... 51
c. Visi dan Misi ........................................................................ 54
d. Sarana Prasarana .................................................................. 55
e. Data Ketenagaan dan Siswa ................................................. 57
f. Ekstrakurikuler .................................................................... 59
2. Sistem Pengelolaan Kantin Kejujuran ...................................... 60
3. Problematika Penerapan Kantin Kejujuran .............................. 72
4. Penanaman Sikap Jujur dan Tanggung Jawab melalui
Kantin Kejujuran ...................................................................... 75
B. Analisis Data
1. Sistem Pengelolaan Kantin Kejujuran ...................................... 77
2. Problematika Penerapan Kantin Kejujuran .............................. 92
3. Penanaman Sikap Jujur dan Tanggung Jawab melalui
Kantin Kejujuran ...................................................................... 96
BAB V PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................ 100
B. Saran .............................................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 Data Siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 ........... 59
2. Tabel 3.2 Data Ekstrakurikuler Siswa SMK N 1 Salatiga Tahun
Ajaran 2017/2018 ........................................................................................ 60
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran 2 Hasil wawancara
Lampiran 3 Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 4 Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 6 Daftar Nilai SKK
Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 8 Foto-foto Hasil Observasi SMK N 1 Salatiga
xvi
ABSTRAK
Suci, Intan. 2018. “Implementasi Kantin Kejujuran Dalam Upaya Menanamkan
Sikap Jujur Dan Tanggung Jawab Siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran
2017/2018.” Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Jaka Siswanta, M.Pd.
Kata kunci: Implementasi, Kantin Kejujuran, Sikap Jujur dan Tanggung
Jawab
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
1) Bagaimana sistem pengelolaan kantin kejujuran dalam upaya menanamkan
sikap jujur dan tanggung jawab siswa SMK N 1 Salatiga. 2) Problematika yang
dihadapi dalam penerapan kantin kejujuran. 3) Penanaman sikap jujur dan
tanggung jawab melalui pelaksanaan kantin kejujuran siswa SMK N 1 Salatiga.
Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan (field research) dengan
metode kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Subyek penelitian adalah siswa, guru PAI, guru BP, guru PKN,
Waka Kesiswaan, dan pengelola kantin kejujuran. Analisis data dilakukan dengan
mengatur, mengelompokkan, memberikan kode dan mengkategorisasikan data
yang terkumpul melalui hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa 1) Sistem pengelolaan kantin
kejujuran ini meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengevaluasian. Perencanaan terdiri dari proses penetapan tujuan, mengikuti
workshop yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, proses
pendirian kantin, modal awal, letak kantin, dan sistem sosialisasi.
Pengorganisasian terdiri dari elemen siswa dan guru. Pelaksanaan meliputi
pembelanjaan barang, penataan, waktu operasi kantin, sistem self service, dan
peran guru PAI, guru BP serta guru PKN. Pengevaluasian dengan membuat
laporan tertulis yang ditempel di papan pengumuman kantin kejujuran. Laporan
harian dirangkum dalam seminggu untuk diumumkan ketika upacara telah selesai.
2) Problematika terkait kantin kejujuran terdiri dari problematika siswa yaitu
masih ada beberapa siswa yang belum menerapkan kejujuran pada saat berbelanja.
Problematika dari segi petugas kantin kejujuran yakni kurangnya ketelitian dalam
menghitung barang dan membuat laporan. Problematika dari supplier, ada
sebagian dari mereka yang tidak jujur yakni jumlah barang yang dikirim tidak
sesuai dengan yang dilaporkan. 3) Penanaman sikap jujur dan tanggung jawab
siswa melalui kantin kejujuran dapat dilihat bahwa kantin kejujuran SMK N 1
Salatiga sudah bertahan dan berkembang dari tahun 2011-sekarang. Meskipun ada
sebagian siswa yang belum jujur, namun modal kantin kejujuran SMK N 1
Salatiga sudah kembali dan saat ini sudah mengelola keuntungan kantin kejujuran.
Penanaman kejujuran dan tanggung jawab bisa diberikan melalui sosialisasi pada
saat KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) oleh guru dan melalui kegiatan MOS.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kantin kejujuran merupakan upaya pemerintah untuk membangun
generasi muda dalam mencegah tindak korupsi yang semakin marak dan
bisa dikatakan sebagai extra ordinary crime (kejahatan luar biasa). Kantin
kejujuran ini dapat diterapkan baik di lingkungan masyarakat maupun di
lingkungan sekolah. Penerapan kantin kejujuran di sekolah berjalan
sebagaimana kantin pada umumnya, yaitu menjual makanan dan minuman,
hanya saja terdapat perbedaan mengenai pola yang diterapkan. Pola yang
digunakan pada kantin jenis ini seperti swalayan. Siswa mengambil sendiri
barang yang diinginkan tanpa dilayani oleh penjaga kantin, membayar
sesuai harga yang telah tertera di daftar harga, kemudian meletakkan uang
ke dalam kotak yang telah disediakan. Kotak uang tersebut juga didesain
dengan memisahkan mata uang, baik mata uang logam maupun uang kertas
dengan nominal tertentu. Dengan desain kotak uang tersebut, dimaksudkan
untuk lebih memudahkan pembeli dalam mengambil uang kembalian jika
memang membayar dengan uang yang lebih.
Kantin kejujuran merupakan wahana pengembangan sikap dan
perilaku peserta didik dalam rangka memantapkan dan menginternalisasikan
nilai keterbukaan, ketaatasasan, tanggung jawab, kemandirian, dan keadilan
melalui aktivitas ekonomi yang dilakukan secara terbuka dan mandiri dalam
2
rangka membiasakan kehidupan yang jujur, terbuka, dan bertanggungjawab
(Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2010: 6).
Berdasarkan survei awal yang peneliti lakukan pada hari Jumat, 27
Oktober 2017 melalui wawancara dengan ex-pengelola kantin kejujuran ibu
Sri Kustiyah, bahwa kantin kejujuran di Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 1 Salatiga merupakan salah satu upaya menindaklanjuti program
pemerintah, dalam hal ini Kejaksaan Agung, mengenai perlunya pendidikan
awal pencegah korupsi/ketidakjujuran di kalangan generasi muda dan anak
sekolah. Sebagimana dinyatakan oleh Nidhaul bahwa dalam menumbuhkan
karakter anti korupsi, sekolah memerlukan dukungan dari pihak pemerintah
sebagai penyelenggara kebijakan pendidikan. Pendidikan anti korupsi perlu
dimasukkan dalam muatan kurikulum sebagai cara pemerintah dalam
memberantas korupsi sejak dini. Kurikulum yang didalamnya berisi tentang
pendidikan anti korupsi akan mempermudah sekolah-sekolah yang telah
mempunyai tekad memberantas korupsi sejak dini melalui penanaman
karakter anti korupsi pada peserta didik (Nidhaul, 2016: 176).
Berkaitan dengan sejarah berdirinya kantin kejujuran SMK N 1
Salatiga, awal mulanya kantin ini diberi modal awal oleh pemerintah
sebesar Rp10.000.000,-. Modal tersebut digunakan untuk membeli
perlengkapan dan persediaan barang. Dengan catatan, pihak pengelola
harus menyampaikan laporan keuangan kantin kejujuran secara rutin agar
pemerintah dapat memantau perkembangan kantin tersebut.
3
Program Kantin Kejujuran SMKN 1 Salatiga telah dimulai sejak tahun
2011. Pelaksanaan kegiatan “Kantin Kejujuran” ini dilaksanakan setiap hari
senin-jumat (full day school), dimulai dari bulan Januari 2011 dan berlanjut
pada tahun pelajaran berikutnya, kecuali pada hari libur, saat dilaksanakan
ujian tengah semester dan ujian akhir semester atau sesuai dengan kebijakan
sekolah. Lokasi “Kantin Kejujuran” pada awalnya berada di samping BC
mart (Bisnis Centre), yakni pusat bisnis sekolah. Kemudian pada tahun
2014, kantin kejujuran berpindah lokasi di samping ruang OSIS. Selain BC
mart, juga terdapat beberapa kantin di SMKN 1 Salatiga ini. Namun, kantin
kejujuran masih memiliki banyak pelanggan. Kantin kejujuran berusaha
untuk menambah beberapa variasi makanan dan minuman yang belum ada
di kantin lainnya. Makanan dan minuman ada yang dibeli dari persediaan
barang milik gudang BC mart, selain itu juga ada supplier (pihak luar
masyarakat maupun siswa dan guru di sekolah) yang memasok barang
dagangan di kantin kejujuran. Atau dengan kata lain, kantin kejujuran
sebagai distributor.
Kantin kejujuran ini juga memiliki target sasaran agar dapat
menciptakan semangat kebersamaan, kejujuran, tanggung jawab,
kedisiplinan, generasi yang bersih dan berwibawa yang menjadi harapan
bangsa. Selain itu, target sasaran lainnya yaitu sebagai sarana pembentukan
jiwa dan moral generasi muda sejak dini untuk bertindak jujur di lingkungan
sekolah, keluarga dan masyarakat.
4
Adanya program kantin kejujuran ini selain melatih pembeli untuk
jujur, juga mengajarkan rasa tanggung jawab. Jika pembeli mulai terbiasa
berlaku jujur, maka secara tidak langsung mereka juga telah memiliki rasa
tanggung jawab terhadap hal yang telah mereka lakukan. Selain pembeli,
sikap jujur dan tanggung jawab juga harus dilaksanakan oleh penjaga
kantin, yang mana mereka adalah siswa-siswi kelas XI yang bertugas sesuai
jadwal rolling yang telah diputuskan oleh pengelola kantin. Adapun tujuan
diadakannya program kantin kejujuran, yaitu: 1) melatih siswa bersikap
jujur melalui tindakan nyata agar terbentuk kepribadian positif; 2) melatih
siswa mengelola program kewirausahaan secara kolektif agar tertanam sifat
kebersamaan, disiplin, dan tanggung jawab; serta 3) menanamkan jiwa
kewirausahaan di kalangan siswa sebagai bekal untuk hidup di masyarakat.
Samani dan Hariyanto (2012: 51) mengemukakan, jujur adalah
menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara yang dikatakan dan
dilakukan (berintegritas), berani karena benar, dapat dipercaya (amanah,
trustworthisness), dan tidak curang (no cheathing). Di dalam buku
Pendidikan Karakter Perspektif Islam yang ditulis oleh Abdul Majid dan
Dian Andayani menyatakan bahwa kejujuran didefinisikan sebagai sebuah
nilai karena perilaku menguntungkan baik bagi yang mempraktikkan
maupun bagi orang lain yang terkena akibatnya (Abdul Majid, 2011: 42).
Jujur merupakan induk dari perilaku terpuji yang telah diajarkan oleh
Rasulullah SAW kepada seluruh umatnya. Allah berfirman dalam QS. Al-
Ahzab: 33/70:
5
l
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah
dan Katakanlah Perkataan yang benar.”
Perintah Allah SWT tersebut mengenai perilaku terpuji (akhlak
mahmudah) yakni jujur harus kita tanamkan pada diri sendiri dengan
mengucapkan perkataan dan perbuatan yang benar sesuai dengan ajaran
Rasulullah. Jujur juga menjadi kewajiban yang sepatutnya kita lakukan
dengan penuh tanggung jawab.
Tanggung jawab menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah,
keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Berkewajiban menanggung,
memikul tanggung jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan
jawab dan menanggung akibatnya. Menurut Hawari (2012: 199) tanggung
jawab adalah perilaku yang menentukan bagaimana kita bereaksi setiap hari,
apakah kita cukup bertanggungjawab untuk memegang komitmen,
menggunakan sumber daya, menjadi toleran dan sabar, menjadi jujur dan
adil, membangun keberanian serta menunjukkan kerja sama.
Membangun sikap jujur dan tanggung jawab pada siswa tentunya
bukan suatu hal yang mudah. Seiring berkembangnya zaman, banyak
ditemui kecurangan yang mulanya dianggap sepele tetapi dapat menjadi
gunungan besar yang tanpa kita sadari dapat menjadi bad habits. Contoh
kecil kecurangan yang sering dilakukan siswa di sekolah adalah mencontek.
Mencontek bukan lagi menjadi hal yang tabu, melainkan bisa menjadi suatu
kebiasaan yang turun-menurun, jika tidak ditindaklanjuti dengan tegas.
Sekolah dan pihak lain yang terkait dengan pendidikan seperti masyarakat
6
juga harus menanamkan nilai moral pada siswa yang sesuai dengan norma
yang berlaku. Kesadaran akan pentingnya norma dalam kehidupan
bermasyarakat sangat penting untuk ditanamkan kepada setiap individu
sejak usia dini. Kita dapat mendesain sebuah lingkungan yang berdedikasi
pada kejujuran (Fahreza, 2011: 133). Oleh karena itu, mutlak diperlukan
berbagai upaya ke arah penguatan budi pekerti pada seluruh satuan dan
jenjang pendidikan melalui pembinaan kesadaran terhadap penerapan dan
penegakan hukum.
Berdasarkan survei berikutnya yang dilakukan peneliti pada hari
Selasa, 31 Oktober 2017 melalui wawancara dengan ex-pengelola kantin
kejujuran di SMKN 1 Salatiga ini dapat dikatakan cukup sukses dalam
pelaksanaannya, terbukti dengan eksistensinya yang cukup lama yakni
berdiri sejak 5 Januari 2011-sekarang. Berbeda dengan kantin kejujuran di
sekolah pada umumnya, kantin kejujuran SMK N 1 Salatiga ini memiliki
sejumlah siswa kelas XI yang bertugas sebagai penjaga kantin kejujuran.
Petugas kantin kejujuran ini diambil dari siswa kelas XI jurusan Akuntansi,
karena tugas dan tanggung jawab petugas kantin kejujuran yakni menjaga
kebersihan kantin demi kenyamanan pelanggan, merekapitulasi barang
masuk dan keluar, membuat laporan penjualan harian dan mingguan yang
merupakan kompetensi keahlian jurusan tersebut. Di sisi lain pada tingkat
ini, mereka tengah mengikuti kegiatan Prakerin (Praktik Kerja Industri)
yang sudah menjadi sistem pembelajaran wajib bagi siswa Sekolah
Menengah Kejuruan. Selain melakukan tugas Prakerin di lingkungan
7
eksternal, para siswa juga berkewajiban melaksanakan tugas Prakerin di
lingkungan internal, salah satunya di kantin kejujuran. Tentunya dengan
berbagai tugas diatas, penjaga kantin juga seharusnya memiliki sikap jujur
dan tanggung jawab terhadap tugasnya agar menjadi panutan bagi pembeli.
Bukan bermaksud menyalahi aturan pada sistem kelola kantin kejujuran,
akan tetapi dengan adanya seorang penjaga kantin kejujuran dimaksudkan
agar siswa merasa segan jika berbuat curang. Dengan demikian, diharapkan
dapat meminimalisir dan menekan angka kerugian kantin kejujuran. Bahkan
kantin kejujuran ini juga telah menorehkan prestasinya dengan mendapatkan
piagam penghargaan dari Kejaksaan Negeri Salatiga.
Terlepas dari prestasi tersebut, problem yang biasa muncul pada
kantin kejujuran yakni masih terjadi kecurangan yang dilakukan para
siswanya. Kecurangan ini bisa dikatakan ada beberapa unsur di dalamnya,
yaitu bisa saja mereka sengaja melakukan transaksi yang tidak semestinya,
ada juga yang melakukannya karena terpaksa atau “kepepet” ingin jajan
tetapi tidak ada uang, dan bisa juga karena mereka lupa. Kecurangan yang
dilakukan bisa juga terjadi ketika ada kesempatan yang mendukung untuk
mengambil barang dan makanan dengan transaksi pembayaran yang tidak
sesuai. Contohnya, ketika hasil penjualan dalam satu hari pernah mengalami
minus atau kerugian dengan jumlah hingga kisaran Rp20.000, maka yang
seharusnya menjadi laba bagi kantin dijadikan uang penutup modal untuk
membayar biaya persediaan barang.
8
Kantin kejujuran dapat merefleksikan tabiat para siswa yang ada di
sekolah itu. Jika eksistensi kantin kejujuran tidak dapat bertahan lama
karena bangkrut, maka hampir dipastikan para siswa di sekolah itu tidak lagi
berlaku jujur. Tetapi sebaliknya, kantin akan semakin maju saat semua
siswa memegang tinggi asas kejujuran dalam kesehariannya. Terdapat
beberapa sekolah yang harus menutup kantin kejujuran tersebut karena
mengalami kerugian. Seperti yang termuat dalam radar Tarakan sebagai
berikut:
SMAN 1 Tanjung Selor Tarakan harus menutup kantin yang
baru saja didirikan di sekolah tersebut karena diduga telah
terjadi kecurangan. Hal yang serupa juga dialami oleh SMUN
01 Boyolangu kabupaten Tulungagung. Kantin kejujuran SMUN
01 Boyolangu ini diresmikan bertepatan dengan peringatan hari
antikorupsi sedunia. Selain kejaksaan dan muspida setempat,
Bupati Tulungagung Heru Tjahjono beserta seluruh jajarannya
menyempatkan hadir dalam acara peresmian kantin kejujuran
tersebut. Namun semangat dalam rangka menerapkan
pendidikan antikorupsi di sekolah tersebut harus terkikis, karena
kantin tersebut mengalami kebangkrutan dan harus ditutup
(Dharma, 2009: 1).
Dengan melihat masih terdapat persoalan pada kantin kejujuran yang
terjadi di SMK N 1 Salatiga, yang berkaitan dengan penyelenggaraan kantin
kejujuran, maka mendorong peneliti untuk melakukan penelitian terhadap
kantin kejujuran di sekolah tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas,
penulis berkeinginan untuk meneliti permasalahan dengan judul
“IMPLEMENTASI KANTIN KEJUJURAN DALAM UPAYA
MENANAMKAN SIKAP JUJUR DAN TANGGUNG JAWAB SISWA
SMK N 1 SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018”
9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem pengelolaan Kantin Kejujuran dalam upaya
menanamkan sikap jujur dan tanggung jawab siswa SMK N 1 Salatiga
Tahun Ajaran 2017/2018?
2. Apa problematika yang dihadapi dalam penerapan Kantin Kejujuran
dalam upaya menanamkan sikap jujur dan tanggung jawab siswa SMK N
1 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018?
3. Bagaimana penanaman sikap jujur dan tanggung jawab melalui
pelaksanaan kantin kejujuran siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran
2017/2018?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui sistem pengelolaan Kantin Kejujuran dalam upaya
menanamkan sikap jujur dan tanggung jawab siswa SMK N 1 Salatiga
Tahun Ajaran 2017/2018.
2. Mengetahui problematika yang dihadapi dalam penerapan Kantin
Kejujuran dalam upaya menanamkan sikap jujur dan tanggung jawab
siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018.
3. Mengetahui penanaman sikap jujur dan tanggung jawab melalui kantin
kejujuran siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018.
10
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
jelas dan diharapkan dapat memberi manfaat secara praktis maupun teoritis,
antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan pemikiran terhadap wacana pendidikan
agama Islam khususnya di bidang pendidikan akhlak. Bahwa dalam
pendidikan akhlak dapat menggunakan berbagai metode pengajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peserta didik: Agar membiasakan diri dan terbentuk akhlak
mahmudah dalam diri setiap peserta didik.
b. Bagi guru: Menanamkan dan meningkatkan sikap jujur dan tanggung
jawab siswa melalui Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan kegiatan
lainnya di luar KBM.
c. Bagi sekolah: Agar menjadi rujukan bahwasanya pendidikan agama
Islam khususnya di bidang akhlak tidak hanya dapat diajarkan di
kelas, namun dapat juga dengan metode lain seperti yang terdapat
pada kantin kejujuran ini.
d. Bagi Dinas Pendidikan: Agar dapat mencetak generasi muda yang
berakhlak mulia sesuai fungsi pendidikan nasional.
e. Bagi peneliti: Menambah wawasan serta sebagai bekal untuk menjadi
seorang pendidik.
11
E. Penegasan Istilah
1. Sistem Pengelolaan Kantin Kejujuran
a. Sistem
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: 842) dinyatakan
bahwa sistem adalah (1) seperangkat unsur yang secara teratur saling
berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas; (2) susunan yang
teratur dari pandangan, teori, asas, dan sebagainya; dan (3) metode.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat diartikan bahwa sistem
adalah beberapa unsur yang secara teratur saling berkaitan satu sama
lain.
b. Pengelolaan
Adisasmita (2011: 22) mengemukakan bahwa, “Pengelolaan
bukan hanya melaksanakan suatu kegiatan, akan tetapi merupakan
rangkaian kegiatan yang meliputi fungsi-fungsi manajemen, seperti
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien. Jadi, pengelolaan merupakan rangkaian cara
dalam mengatur dan mengurus suatu kegiatan yang meliputi fungsi
manajemen untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
c. Kantin Kejujuran
Kantin merupakan sebuah ruangan atau bangunan yang
menyediakan makanan dan minuman yang diperuntukkan bagi semua
warga sekolah, baik murid, karyawan, dan guru. Kantin adalah tempat
menjual minuman dan makanan (Djalinus Syah, 1993: 89). Kantin
12
sekolah adalah tempat di sekolah dimana segenap warga sekolah dapat
membeli panganan jajan, baik berupa pangan siap saji maupun pangan
olahan (Nababan, 2012: 3). Berdasarkan pengertian di atas, maka
kantin merupakan tempat di sekolah yang menjual aneka makanan dan
minuman yang diperuntukkan bagi semua warga sekolah.
Kantin kejujuran merupakan wahana pengembangan sikap dan
perilaku peserta didik dalam rangka memantapkan dan
menginternalisasikan nilai keterbukaan, ketaatasasan, tanggung jawab,
kemandirian, dan keadilan melalui aktivitas ekonomi yang dilakukan
secara terbuka dan mandiri dalam rangka membiasakan kehidupan
yang jujur, terbuka, dan bertanggungjawab. (Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Tengah, 2010: 6)
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa kantin kejujuran adalah tempat menjual makanan
dan minuman yang diperuntukkan bagi semua warga sekolah. Pembeli
melayani dirinya sendiri baik dalam mengambil barang, membayar
dan mengambil uang kembalian di kotak uang yang telah disediakan,
tanpa ada petugas penjaga yang melayani.
Dari beberapa penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
sistem pengelolaan kantin kejujuran adalah beberapa unsur cara yang
teratur dalam rangkaian kegiatan yang memiliki fungsi manajemen
(perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengevaluasian)
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien pada kantin
13
kejujuran. Jadi, dengan adanya kantin kejujuran ini, harus memiliki
tata kelola yang baik agar dapat mencapai target sasaran yaitu
penanaman sikap jujur dan tanggung jawab.
Dari paparan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat
disimpulkan beberapa indikator pengelolaan kantin kejujuran sebagai
berikut:
a) Tahap perencanaan kantin kejujuran
Tahap ini meliputi kegiatan penentuan tujuan, visi dan misi
serta pelaksanaan sosialisasi kepada warga sekolah. Sosialisasi
diadakan ketika kegiatan MOS berlangsung dengan tujuan agar
siswa mengetahui program kantin kejujuran. Selain dengan cara
sosialisasi tersebut, cara lain juga dapat digunakan ketika upacara
telah usai, maka guru menyampaikan beberapa informasi penting
untuk warga sekolah, terutama siswa.
b) Tahap pengorganisasian kantin kejujuran
Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan yaitu membentuk
struktur organisasi kepengurusan kantin kejujuran. Kantin
kejujuran dikelola oleh guru ekonomi yang dibantu dengan petugas
kantin kejujuran.
c) Tahap pelaksanaan kantin kejujuran
Kantin kejujuran memakai self-system service atau dapat
diartikan pembeli melayani dirinya sendiri, yakni mengambil
barang dan membayar sejumlah uang sesuai dengan harga barang
14
tersebut. Dalam pelaksanaan kantin kejujuran ini bukan hanya
melibatkan peran siswa, tetapi juga terdapat beberapa peran dari
guru.
d) Tahap pengevaluasian kantin kejujuran
Sistem evaluasi pada kantin kejujuran dilakukan setiap hari
dan setiap minggu dan diumumkan ketika upacara pada hari Senin.
2. Problematika Penerapan Kantin Kejujuran
Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu
"problematic" yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam
kamus bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat
dipecahkan yang menimbulkan permasalahan (Debdikbud, 2002: 276).
Syukir (1983: 65) mengemukakan problematika adalah suatu
kesenjangan yang mana antara harapan dan kenyataan yang diharapkan
dapat menyelesaikan atau dapat diperlukan.
Jadi, problematika menurut peneliti adalah persoalan yang timbul
karena adanya ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan yang perlu
adanya pemecahan atau penyelesaian. Problematika kantin kejujuran
dapat diartikan suatu persoalan yang belum terpecahkan yakni salah
satunya masih terjadinya beberapa kecurangan/ketidakjujuran yang
dilakukan siswa di kantin kejujuran.
Berdasarkan penjabaran di atas, maka penulis menyimpulkan
indikator permasalahan dalam program kantin kejujuran, sebagai berikut:
15
a. Jumlah barang dan alat yang dibutuhkan sangat banyak sehingga
memakan banyak tempat.
b. Sekolah belum mampu menyediakan peralatan dan bahan yang
memadai.
c. Tingkat kejujuran siswa yang relative masih lemah.
d. Terbatasnya dana sekolah untuk pengadaan kantin kejujuran.
e. Pengelolaan manajemen yang belum maksimal.
3. Penanaman Sikap Jujur dan Tanggung Jawab melalui Kantin
Kejujuran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian penanaman
adalah proses, perbuatan dan cara menanamkan (DepDikBud, 1990:
895). Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
penanaman sikap jujur dan tanggung jawab melalui kantin kejujuran
adalah proses yang dilakukan dengan perbuatan atau tindakan melalui
kantin kejujuran dimana dalam program tersebut dapat menanamkan
kebiasaan sikap jujur dan tanggung jawab siswa.
a. Jujur
Samani dan Hariyanto (2012: 51) mengemukakan, jujur adalah
menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara yang dikatakan dan
dilakukan (berintegritas), berani karena benar, dapat dipercaya
(amanah, trustworthisness), dan tidak curang (no cheathing).
Jujur ialah mengabarkan pada manusia terhadap sesuatu yang
diyakini bahwa hal itu benar adanya. Kabar tidak hanya perkataan,
16
akan tetapi terkadang melalui perbuatan. (Ahmad Amin, 2012: 142).
Jujur berarti adanya kesesuaian antara perkataan dan perbuatan baik
terhadap diri sendiri maupun orang lain.
b. Tanggung Jawab
Menurut Hawari (2012: 199) tanggung jawab adalah perilaku
yang menentukan bagaimana kita bereaksi setiap hari, apakah kita
cukup bertanggungjawab untuk memegang komitmen, menggunakan
sumber daya, menjadi toleran dan sabar, menjadi jujur dan adil,
membangun keberanian serta menunjukkan kerja sama. Tanggung
jawab dapat diartikan sebagai wujud nyata dalam menjalankan
komitmen, menanggung segala sesuatu yang telah diperbuat.
Adanya program kantin kejujuran SMKN 1 Salatiga ini
diharapkan dapat melatih sikap jujur dan tanggung jawab kepada
siswa-siswinya. Dengan terwujudnya sikap jujur dan tanggung jawab,
maka dapat mengurangi tindak kecurangan yang dapat merusak
generasi muda, baik di sekolah maupun ketika hidup bermasyarakat.
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dijelaskan di atas,
indikator implementasi kantin kejujuran dalam upaya menanamkan
sikap jujur siswa adalah sebagai berikut:
1. Siswa dapat bersikap jujur dengan mengatakan apa adanya sesuai
dengan kenyataan yang ada.
17
2. Siswa yang melihat kecurangan yang dilakukan siswa lain di kantin
kejujuran dapat menyampaikan kejadian tersebut kepada
guru/pengelola/petugas kantin kejujuran.
3. Siswa membayar transaksi ketika jajan di kantin kejujuran sesuai
dengan jumlah barang yang dibelinya.
4. Petugas kantin kejujuran merekapitulasi jumlah penjualan sesuai
dengan barang yang terjual (kesesuaian antara laporan penjualan
dengan barang yang terjual)
Berdasarkan beberapa teori yang telah dijelaskan di atas,
indikator implementasi kantin kejujuran dalam upaya menanamkan
tanggung jawab siswa adalah sebagai berikut:
1. Siswa dapat bertanggung jawab atas semua hal yang telah
dilakukan ketika ia berbuat curang di kantin kejujuran dan
melaksanakan sanksi dari guru.
2. Petugas kantin kejujuran (siswa) dapat bertanggung jawab
melaksanakan tugasnya dengan baik ketika praktik di kantin
kejujuran.
3. Siswa dapat mentaati peraturan di kantin kejujuran.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, penulis menyusun kedalam 5 (lima) bab yang
rinciannya adalah sebagai berikut:
18
BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini berisi latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
penegasan istilah, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Membahas secara tuntas judul yang ada
sesuai dengan teori yang mendukungnya. Pengertian implementasi kantin
kejujuran dalam menanamkan sikap jujur dan tanggung jawab siswa.
BAB III METODE PENELITIAN. Berisi tentang jenis penelitian,
lokasi dan waktu penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data,
analisis data, pengecekan keabsahan data.
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA. Berisi
Gambaran Umum SMK N 1 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 yang
meliputi sejarah perkembangan sekolah, identitas sekolah, visi dan misi,
tenaga pendidik, daftar siswa, kegiatan ekstakurikuler di sekolah, program
kantin kejujuran, dan temuan hasil penelitian berupa implementasi kantin
kejujuran, problematika yang dihadapi, serta penanaman sikap jujur dan
tanggung jawab melalui kantin kejujuran siswa SMK N 1 Salatiga..
BAB V PENUTUP. Meliputi kesimpulan dan saran.
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Sistem Pengelolaan Kantin Kejujuran
a. Sistem
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: 842) dinyatakan
bahwa sistem adalah (1) seperangkat unsur yang secara teratur saling
berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas; (2) susunan yang
teratur dari pandangan, teori, asas, dan sebagainya; dan (3) metode.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat diartikan bahwa sistem
adalah beberapa unsur yang secara teratur saling berkaitan satu sama
lain.
b. Pengelolaan
Adisasmita (2011: 22) mengemukakan bahwa, “Pengelolaan
bukan hanya melaksanakan suatu kegiatan, akan tetapi merupakan
rangkaian kegiatan yang meliputi fungsi-fungsi manajemen, seperti
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien. Jadi, pengelolaan merupakan rangkaian cara
dalam mengatur dan mengurus suatu kegiatan yang meliputi fungsi
manajemen untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Berdasarkan yang dikemukakan Adisasmita di atas, bahwasanya
pengelolaan juga meliputi fungsi manajemen, maka peneliti
20
mengambil pandangan dari George R. Terry (dalam Soekarno, 1980:
66) yang merumuskan fungsi-fungsi manajemen terdiri dari planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan
atau pelaksanaan), dan controlling (pengendalian atau pengawasan)
yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Perencanaan
Perencanaan menurut Soekarno adalah persiapan-persiapan
tentang apa yang akan dicapai, yang kemudian memberikan
pedoman, garis-garis besar tentang apa yang akan dituju.
Perencanaan berisi tentang what (apa maksud tujuan yang hendak
dicapai), how (bagaimana cara yang digunakan untuk mencapai
tujuan tersebut), why (mengapa seperti itu), where (di mana tempat
kegiatan usaha akan dilaksanakan), when (kapan rencana itu
dilaksanakan), dan who (siapa yang akan melaksanakan)
(Soekarno, 1980: 70).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah persiapan
matang dalam suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai
tujuan di masa mendatang.
2) Pengorganisasian
Usman mendefinisikan pengorganisasian merupakan
penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan
organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang
melingkupinya (Usman, 2010: 146). Dari pendapat tersebut, maka
21
pengorganisasian dapat diartikan sebagai suatu proses atau usaha
dalam menyusun struktur organisasi, dimana setiap posisi jabatan
ditempati oleh orang yang menguasai atau ahli dalam bidang tugas
yang diberikan.
3) Penggerakan/pelaksanaan
Actuating menurut George R. Terry (dalam Herujito, 2006:
179) adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang
menyebabkan orang-orang lain bertindak. Soekarno berpendapat
actuating sebagai penggerakan adalah suatu fungsi pembimbingan
dan pemberian pimpinan serta penggerakan orang-orang, supaya
orang tersebut suka dan mampu bekerja (Soekarno, 1980: 86).
Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa
penggerakan adalah proses dan upaya yang dilakukan untuk
menggerakkan anggota dalam organisasi sehingga terjalin kerja
sama yang baik dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4) Pengendalian/pengawasan
Pengendalian atau pengawasan adalah tugas untuk
mencocokkan sampai di mana program atau rencana yang telah
dilaksanakan (Soekarno, 1980: 104). Dengan demikian diketahui
kelemahan, kekurangan, serta dapat mencari jalan keluar untuk
mengatasinya.
Menurut Usman pengendalian adalah kegiatan memantau,
menilai, dan melaporkan kemajuan proyek disertai tindak
22
lanjutnya. Tujuan pengendalian adalah untuk menjamin kesesuaian
antara perencanaan dengan pelaksanaan (Usman, 2010: 504).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, pengertian
pengendalian adalah suatu proses yang dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan
yang telah dilakukan dengan perencanaan, sehingga dapat diketahui
kelemahan, kekurangan serta solusi yang dapat diterapkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Kantin Kejujuran
1) Pengertian
Kantin sekolah adalah tempat di sekolah dimana segenap
warga sekolah dapat membeli panganan jajan, baik berupa pangan
siap saji maupun pangan olahan (Nababan, 2012: 3). Kantin
kejujuran merupakan wahana pengembangan sikap dan perilaku
peserta didik dalam rangka memantapkan dan menginternalisasikan
nilai keterbukaan, ketaatasasan, tanggung jawab, kemandirian, dan
keadilan melalui aktivitas ekonomi yang dilakukan secara terbuka
dan mandiri dalam rangka membiasakan kehidupan yang jujur,
terbuka, dan bertanggungjawab (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Tengah, 2010: 6).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa kantin kejujuran adalah tempat menjual
makanan dan minuman yang diperuntukkan bagi semua warga
23
sekolah. Pembeli melayani dirinya sendiri (self-service system) baik
dalam mengambil barang, membayar dan mengambil uang
kembalian di kotak uang yang telah disediakan, tanpa ada petugas
penjaga yang melayani.
2) Dasar Hukum
Dasar hukum pedoman pengembangan kantin kejujuran ini
adalah sebagai berikut (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah,
2010: 3):
a) Ketetapan MPR-RI Nomor IV Tahun 1973 tentang Wawasan
Nusantara dan Keamanan Nasional.
b) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pada pasal 27 dan pasal 30.
c) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara.
d) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
e) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
f) Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1982
tentang Pendidikan Politik Bagi Generasi Muda.
g) Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Struktur
Organisasi Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah.
h) Pedoman Umum Pembinaan Nasionalisme melalui Jalur
Pendidikan di Jawa Tengah.
24
3) Tujuan
Tujuan penyelenggaraan kantin kejujuran adalah untuk
mendukung kualitas sumber daya manusia melalui upaya
menanamkan, menumbuhkan, memelihara, dan mengembangkan
nilai-nilai keterbukaan, ketaat asas, tanggung jawab, kemandirian,
dan keadilan peserta didik melalui praktik pendidikan di
lingkungan sekolah secara mandiri dan terbuka (Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Tengah, 2010:7)
4) Manfaat
Manfaat Kantin Kejujuran sebagaimana disampaikan oleh
Drs. H. Didik Pradigdo dalam Workshop Pembinaan Nilai-Nilai
Kejujuran siswa SMA/SMK Jawa Tengah pada Rabu, 11 Agustus
2010 adalah sebagai berikut:
a) Bagi Siswa: dapat melatih kejujuran dan sikap tanggung jawab
yang diberikan, serta sikap kemandirian.
b) Bagi Guru: sebagai sarana mengaplikasikan nilai-nilai kejujuran
yang telah diajarkan di dalam kelas.
c) Bagi Sekolah: terbentuknya perilaku dan lingkungan yang jujur
di sekolah.
5) Indikator Pengelolaan Kantin Kejujuran
Indikator pengelolaan kantin kejujuran di sekolah dalam
laporan pelaksanaan Workshop tentang Pembinaan Nilai-nilai
25
Kejujuran Siswa SMA/SMK Propinsi Jawa Tengah Tahun 2009
(Kustiyah, 2009: 9), sebagai berikut:
a) Sosialisasi dilaksanakan ke seluruh warga sekolah
b) Dikelola secara demokratis dan transparan di bawah bimbingan
guru Pendidikan Kewarganegaraan bekerja sama dengan guru
ekonomi
c) Petugas dilakukan oleh peserta didik diatur oleh sekolah melalui
OSIS secara bergiliran
d) Membuka dan menutup kantin setiap hari
e) Menyediakan barang yang akan dijual
f) Mencatat persediaan dan pembelian barang setiap hari
g) Membuat laporan mingguan yang dipublikasikan di papan
pengumuman
2. Problematika Pengelolaan Kantin Kejujuran
Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu
"problematic" yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam
kamus bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat
dipecahkan yang menimbulkan permasalahan (Debdikbud, 2002: 276).
Syukir (1983: 65) mengemukakan problematika adalah suatu
kesenjangan yang mana antara harapan dan kenyataan yang diharapkan
dapat menyelesaikan atau dapat diperlukan.
Jadi, problematika menurut peneliti adalah persoalan yang timbul
karena adanya ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan yang perlu
26
adanya pemecahan atau penyelesaian. Problematika kantin kejujuran
dapat diartikan suatu persoalan yang belum terpecahkan yakni masih
terjadinya beberapa kecurangan/ketidakjujuran yang dilakukan siswa di
kantin kejujuran.
3. Penanaman Sikap Jujur dan Tanggung Jawab melalui Kantin
Kejujuran
a. Jujur
1) Pengertian Jujur
Jujur dalam arti sempit adalah sesuainya ucapan lisan dengan
kenyataan. Dan dalam pengertian yang lebih umum adalah
sesuainya lahir dan batin. Maka orang yang jujur bersama Allah
dan bersama manusia adalah orang yang sesuai lahir dan batinnya
(Azizah Munawaroh, 2012: 13).
Humaidi Tatapangarsa (1980: 149-150) mengemukakan
bahwa benar atau jujur termasuk golongan akhlaq Mahmudah.
Benar artinya sesuainya sesuatu dengan kenyataannya yang
sesungguhnya, dan ini tidak saja berupa perkataan tetapi juga
perbuatan. Dalam bahasa Arab, benar atau jujur disebut sidiq (As-
Shidqu), lawan dari kizib (Al-Kizbu) yaitu bohong atau dusta.
Sebagai akhlak mahmudah, benar atau jujur termasuk akhlaq
Mahmudah yang pokok dan penting, semacam induk dari sifat-sifat
baik yang lain yang membawa orang kepada kebaikan.
27
Jujur adalah sikap yang ditunjukkan dengan perbuatan dan
perkataan yang sebenarnya, tidak berbohong, dan tidak melakukan
perbuatan curang. Dalam hal ini, jujur merupakan perbuatan yang
dilakukan dengan tidak membohongi diri sendiri maupun orang
lain. Nilai kejujuran ini dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
fondasi awal dalam mencegah tindakan korupsi (Rosikah dan
Listianingsih, 2016: 67). Jujur ialah mengabarkan pada manusia
terhadap sesuatu yang diyakini bahwa hal itu benar adanya. Kabar
tidak hanya perkataan, akan tetapi terkadang melalui perbuatan.
(Ahmad Amin, 2012: 142).
Jujur berarti adanya kesesuaian antara perkataan dan
perbuatan baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Jujur dalam
perbuatan merupakan realisasi dari setiap unsur kejujuran, karena
melalui perbuatan akan dapat diketahui kejujurannya. Jujur dalam
perbuatan, maksudnya memperlihatkan sesuatu itu apa adanya,
tidak dibuat-buat dan basa-basi, aktivitas lahiriah sesuai dengan
batinnya. Jika setiap niat tulus dan ucapan yang baik dilakukan
dengan penuh kejujuran, maka akan semakin indah pula jika
diwujudkan dalam amal perbuatan.
2) Indikator Sikap Jujur
Menurut Mustari (2011: 19), indikator sikap jujur siswa di
sekolah antara lain:
a) Menyampaikan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya
28
b) Bersedia mengakui kesalahan, kekurangan ataupun keterbatasan
diri
c) Tidak suka mencontek
d) Tidak suka berbohong
e) Tidak memanipulasi fakta/informasi
f) Berani mengakui kesalahan
3) Manfaat Sikap Jujur
Manfaat sikap jujur menurut Fahreza (2011: 41) adalah
sebagai berikut:
a) Kelegaan hati dan ketenangan jiwa.
b) Berkah dalam usaha dan bertambahnya kebaikan.
c) Mendapatkan keberuntungan berupa kedudukan para syuhada.
d) Selamat dari sesuatu yang tidak disukai.
e) Mengundang kepercayaan dari orang lain.
4) Bentuk Sikap Jujur
Bentuk-bentuk kejujuran menurut Al-Jazairi (2014: 302)
adalah sebagai berikut:
a) Kejujuran dalam berbicara.
b) Jujur dalam bermuamalah.
c) Jujur dalam tekad (azzam).
d) Jujur dalam berjanji.
e) Jujur dalam berpenampilan.
29
5) Langkah-Langkah Membangun Sikap Jujur
Menurut Aunillah (2011: 49) ada beberapa hal yang perlu
dilakukan oleh guru dalam membangun karakter jujur pada siswa.
Di antaranya adalah sebagai berikut:
a) Proses pemahaman terhadap kejujuran itu sendiri
Dirasa sangat sulit menanamkan sikap jujur kepada siswa
apabila guru tidak memberikan pemahaman yang memadai
tentang makna kejujuran. Sebab selama ini, siswa sekadar
mengerti bahwa salah satu ciri orang yang baik adalah bersikap
jujur. Sayangnya, ia kurang memahami alasan seseorang harus
bersikap jujur, pengaruhnya terhadap berbagai hal, serta cara
menumbuhkan sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari.
Akibatnya, tema kejujuran berhenti sebatas pemahaman yang
dihafalkan, namun tidak sampai pada tahap penghayatan dan
pengalaman.
b) Menyediakan sarana yang dapat merangsang tumbuhnya sikap
jujur
Membentuk karakter jujur pada siswa memang tidak bisa
dilakukan dengan sekadar menyampaikan materi kepadanya.
Pihak sekolah harus menyediakan alat bantu yang dapat
mendukung terciptanya iklim kejujuran pada dirinya. Sikap jujur
tidak hanya harus dipahami oleh siswa, akan tetapi sikap jujur
juga harus dibiasakan di sekolah. Guru harus menyediakan alat
30
bantu yang dapat digunakan sebagai sarana untuk pembiasaan
sikap jujur, salah satunya dengan kantin kejujuran. Dengan ini,
akan terciptanya iklim kejujuran di lingkungan sekolah sehingga
peserta didik dapat terbiasa melakukan sikap jujur dalam
kehidupan sehari-hari di sekolah.
c) Keteladanan
Ketika di sekolah, guru merupakan sosok panutan bagi
siswa, yang segala gerak-geriknya dan sikapnya ditiru oleh
peserta didik. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan sikap jujur
pada siswa, guru juga harus memberikan contoh yang konkret
dengan cara berusaha bersikap jujur dan disiplin dalam setiap
kesempatan.
d) Terbuka
Di lingkungan sekolah, guru harus berusaha membangun
iklim keterbukaan dengan siswa. Jika ada siswa yang melakukan
pelanggaran, sebaiknya ia ditegur dengan cara menunjukkan
letak kesalahannya. Sedapat mungkin, guru tidak berusaha
menutupi kesalahan yang dilakukan oleh siswa dengan alasan
apapun. Sebab, hal ini dapat menjadikan siswa selalu merasa
aman saat berbuat kesalahan.
e) Tidak bereaksi berlebihan
Cara lain untuk mendorong siswa agar bisa bersikap jujur
adalah tidak bereaksi berlebihan bila ia berbohong. Guru harus
31
bereaksi secara wajar sekaligus membantunya agar berani
mengatakan kebenaran. Sebab, sebenarnya, ia sadar bahwa
kebohongan yang telah ia lakukan membuat gurunya kecewa.
Namun, jika guru bereaksi berlebihan saat menunjukkan
kekecewaan, siswa akan merasa ketakutan untuk berkata jujur di
depan gurunya.
b. Tanggung jawab
1) Pengertian Tanggung Jawab
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tanggung jawab
adalah kewajiban menanggung segala sesuatunya, bila terjadi apa-
apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan. Adapun dalam
kamus hukum, tanggung jawab adalah suatu keharusan bagi
seorang untuk melaksanakan apa yang telah diwajibkan kepadanya.
Sementara itu, tanggung jawab menurut hukum, Notoatmojo
menyatakan bahwa tanggung jawab adalah konsekuensi seseorang
tentang perbuatannya yang berkaitan dengan etika moral dalam
melakukan perbuatan (Rosikah dan Listianingsih, 2016: 75).
Secara sudut pandang yang lebih luas, tanggung jawab adalah
kesadaran seseorang terhadap tingkah laku atau perbuatan yang
telah dilakukan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Sikap ini dipandang sebagai perwujudan atas kesadaran dan
kewajiban (Rosikah dan Listianingsih, 2016: 75).
32
Samani dan Hariyanto (2012: 51) mengemukakan bahwa
tanggung jawab ialah melakukan tugas sepenuh hati, bekerja
dengan etos kerja yang tinggi, berusaha keras untuk mencapai
prestasi terbaik (giving the best), mampu mengontrol diri dan
mengatasi stres, berdisiplin diri, akuntabel terhadap pilihan dan
keputusan yang diambil.
Menurut Hawari (2012: 199) tanggung jawab adalah perilaku
yang menentukan bagaimana kita bereaksi setiap hari, apakah kita
cukup bertanggungjawab untuk memegang komitmen,
menggunakan sumber daya, menjadi toleran dan sabar, menjadi
jujur dan adil, membangun keberanian serta menunjukkan kerja
sama. Menurut Mohamad Mustari (2011: 21) bertanggung jawab
adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dilakukan terhadap
diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya),
negara dan Tuhan.
Tanggung jawab dalam taraf yang paling rendah kemampuan
seseorang untuk menjalankan kewajiban karena dorongan dari
dalam dirinya, atau biasa disebut dengan panggilan jiwa. Ia
mengerjakan sesuatu bukan semata-mata karena adanya aturan
yang menyuruh untuk mengerjakan hal itu. Tetapi, ia merasa kalau
tidak menunaikan pekerjaan tersebut dengan baik, ia merasa
33
sesungguhnya ia tidak pantas untuk menerima apa yang selama ini
menjadi haknya (Abdullah Munir, 2010: 90).
Dari beberapa pengertian tentang tanggung jawab di atas,
maka penulis menyimpulkan bahwa tanggung jawab merupakan
kesadaran seseorang dalam melakukan atau menunaikan kewajiban
terhadap hal yang telah dilakukan baik secara sengaja maupun
tidak sengaja. Tanggung jawab juga dapat dikatakan sebagai upaya
dalam menanggung risiko terhadap semua hal yang telah
diputuskan atau dengan kata lain dapat berkomitmen baik dalam
ucapan maupun tindakan.
2) Manfaat Tanggung Jawab
Dalam buku yang diterbitkan KemenDikBud (2016: 4) dalam
upaya meningkatkan partisipasi pendidikan anak, baik di satuan
pendidikan maupun di rumah, tanggung jawab memiliki beberapa
manfaat sebagai berikut:
a) Dengan sikap yang bertanggung jawab, seseorang akan
dipercaya, dihormati dan dihargai serta disenangi oleh orang
lain.
b) Sikap berani mengakui kesalahan yang dilakukan dan mau
mengubah dengan tindakan yang lebih baik merupakan kunci
meraih kesuksesan.
c) Sikap bertanggung jawab seseorang membuat ia berhasil
menyelesaikan tugas dengan baik.
34
d) Sikap bertanggung jawab akan membuat seseorang bertindak
lebih hati-hati dengan perencanaan yang matang.
e) Sikap bertanggung jawab membuat seseorang lebih kuat dan
tegar menghadapi permasalahan yang harus diselesaikan.
3) Macam-macam Tanggung Jawab
Dengan tertibnya penggunaan hak dan kewajiban timbullah
rasa tanggung jawab. Di manapun dan kapanpun, tingkat perolehan
hak seseorang selalu berlangsung di dalam saling berhubungan
dengan penunaian tanggung jawab manusia, baik secara individual
maupun kolektif. Tanggung jawab yang baik berada pada
perimbangan yang serasi antara perolehan hak dan penunaian
kewajiban. Untuk itu perlu ada perumusan konsep tanggung jawab
manusia secara lengkap. Dalam Sukanto (1985) yang dikutip
Mohamad Mustari (2011: 22-23) menyatakan bahwa di antara
tanggung jawab yang mesti ada pada manusia adalah:
a) Tanggung jawab kepada Tuhan yang telah memberikan
kehidupan dengan cara takut kepada-Nya, dan memohon
petunjuk. Semua manusia bertanggung jawab kepada Tuhan
Pencipta Alam Semesta.
b) Tanggung jawab untuk membela diri dari ancaman, siksaan,
penindasan dan perlakuan kejam dari manapun datangnya.
35
c) Tanggung jawab diri dari kerakusan ekonomi yang berlebihan
dalam mencari nafkah, ataupun sebaliknya, dari bersifat
kekurangan ekonomi.
d) Tanggung jawab terhadap anak, suami/istri, dan keluarga.
e) Tanggung jawab sosial kepada masyarakat sekitar.
f) Tanggung jawab berfikir, tidak perlu mesti meniru orang lain
dan menyetujui pendapat umum atau patuh secara membuta
terhadap nilai-nilai tradisi, menyaring segala informasi untuk
dipilih.
g) Tanggung jawab dalam memelihara hidup dan kehidupan.
Mohamad Mustari (2011: 24-25) berpendapat tentang
macam-macam tanggung jawab, yaitu:
a) Tanggung Jawab Personal
Tanggung jawab diasosiasikan dengan kewajiban, sesuatu
yang ditanamkan kepada seseorang dari luar. Padahal, tanggung
jawab itu sepenuhnya tindakan sukarela. Ia merupakan respon
kita pada kebutuhan orang lain. Jika kita lihat Bahasa
Inggrisnya, untuk „bertanggung jawab‟ (responsible) berarti kita
bersedia „menjawab‟ (respond).
Menjawab atau merespon itu tergantung pada keinginan
masing-masing individu. Dengan demikian bertanggung jawab
adalah disebabkan seseorang itu memilih untuk bertindak atau
berbicara atau mengambil posisi tertentu. Untuk itulah
36
kemudian dia harus bertanggung jawab. Jika memilih posisi
untuk menjadi orang berkuasa, maka ia pun mempunyai
tanggung jawab untuk berada di posisi tersebut. Apakah orang
itu bertanggung jawab atau tidak, tergantung pada tinggi
rendahnya dan baik buruknya akhlak orang itu. Bertanggung
jawab berarti melaksanakan tugas secara sungguh-sungguh,
berani menanggung konsekuensi dari sikap, perkataan dan
tingkah lakunya. Dari sini timbul indikasi-indikasi yang
diharuskan dalam diri seseorang yang bertanggung jawab. Ciri-
ciri tersebut di antaranya:
(1) Menjaga kehormatan diri
(2) Selalu waspada
(3) Memiliki komitmen pada tugas
(4) Melakukan tugas dengan standard yang terbaik
(5) Mengakui semua perbuatannya
(6) Menepati janji
(7) menanggung risiko atas tindakan dan ucapannya
Orang yang bertanggung jawab kepada dirinya adalah
orang yang bisa melakukan kontrol internal sekaligus eksternal.
Kontrol internal adalah satu keyakinan bahwa ia boleh
mengontrol dirinya, dan yakin bahwa kesuksesan yang
dicapainya adalah hasil dari usahanya sendiri. Walaupun begitu,
hal ini tidak sama sekali menafikan bahwa kontrol internal itu
37
penting dalam menentukan kesuksesan. Kedua faktor kontrol
(internal dan eksternal) itu mestilah seimbang.
b) Tanggung Jawab Moral
Mohamad Mustari (2011: 26) tanggung jawab moral
biasanya merujuk pada pemikiran bahwa seseorang mempunyai
kewajiban moral dalam situasi tertentu. Tidak taat pada
kewajiban-kewajiban moral, kemudian, menjadi alasan untuk
diberikan hukuman hukuman berlaku kepada mereka yang
mampu berefleksi atas situasi mereka, membentuk niat tentang
bagaimana mereka bertindak, dan kemudian melakukan
tindakannya itu. Mereka ini disebut dengan agen-agen moral
(moral agents).
Masyarakat umumnya beranggapan bahwa manusia
bertanggung jawab atas tindakan mereka, dan akan mengatakan
bahwa mereka layak mendapatkan pujian atau tuduhan atas apa
yang mereka kerjakan. Demikian karena manusia itu pada
dasarnya bertindak bebas.
Kewajiban bertanggung jawab seringkali membawa pada
apa yang disebut tanggung jawab hukum (legal responsibility).
Seseorang itu secara hukum bertanggung jawab bagi suatu
peristiwa ketika orang itulah yang menyebabkan terjadinya
suatu peristiwa.
38
c) Tanggung Jawab Sosial
Mohamad Mustari (2011: 27) sebegitu besarnya tanggung
jawab membebani manusia, sehingga manusiapun mesti
bertanggung jawab kepada masyarakat di sekelilingnya. Inilah
yang disebut dengan tanggung jawab sosial (social
reponsibility). Tanggung jawab sosial itu bukan hanya masalah
memberi atau tidak membuat kerugian kepada masyarakat.
Tetapi bisa juga tanggung jawab sosial itu merupakan sifat-sifat
kita yang perlu dikendalikan dalam hubungannya dengan orang
lain. Nilai-nilai yang harus ada pada kita apabila berinteraksi
dalam masyarakat atau dengan orang lain di antaranya adalah:
(1) Senantiasa berbicara benar
(2) Menghindari perasaan iri dengki
(3) Tidak bakhil
(4) Bersikap pemaaf
(5) Adil
(6) Amanah
(7) Tidak sombong
4) Cara Menjadi Orang yang Bertanggung Jawab
a) Jadilah orang yang dapat diandalkan, jika engkau sepakat untuk
mengerjakan sesuatu, maka kerjakanlah.
39
b) Jalankanlah urusanmu dengan baik. Jangan melakukan hal lain
semata-mata karena kau menganggap hal itu perlu engkau
lakukan.
c) Bertanggungjawablah pada apa pun yang engkau lakukan,
jangan menyalahkan orang lain.
d) Gunakan otakmu, pikirlah sebelum bertindak, pikirkanlah
akibat-akibat dari perbuatanmu (Samani dan Hariyanto, 2012:
56).
B. Kajian Pustaka
Kajian penelitian terdahulu sangat berguna bagi pembahasan skripsi
ini. Untuk mengkaji skripsi ini, peneliti melakukan kajian terhadap
penelitian-penelitian sebelumnya. Peneliti menemukan 4 peneliti yang
memperbincangkan tentang kantin kejujuran dan sikap jujur serta tanggung
jawab. Diantaranya sebagai berikut:
Pertama, skripsi yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter
Kejujuran Melalui Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X Di MAN Bangil
Pasuruan Tahun 2015” yang ditulis oleh Abdul Malik, Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang 2015.
Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa jauh guru
menerapkan pendidikan karakter kejujuran pada mata pelajaran Sosiologi.
Persamaan yang ada dalam penelitian ini dengan yang peneliti lakukan
yakni membahas implementasi dan kejujuran siswa. Perbedaannya, jika
40
pada penelitian terdahulu diwujudkan melalui mata pelajaran Sosiologi,
sedangkan penelitian ini diwujudkan melalui program kantin kejujuran.
Bukan hanya itu, dalam penelitian ini yang peneliti lakukan tidak hanya
membahas kejujuran, melainkan juga sikap tanggung jawab.
Kedua, skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab
Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran Melalui Layanan Penguasaan Konten
Pada Kelas XI IPS-5 SMA Negeri 2 Baekudus Tahun Pelajaran 2012/2013”,
yang ditulis oleh Erlin Aristiana Novita Sari, jurusan Bimbingan dan
Konseling, Universitas Muria Kudus 2013. Tujuan penulisan skripsi ini
yaitu mendeskripsikan tanggung jawab siswa dalam kegiatan pembelajaran
sesudah diberi layanan penguasaan konten dan diperoleh peningkatan
tanggung jawab siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui layanan
penguasaan konten pada kelas XI IPS.5 SMA N 2 Bae Kudus Tahun
Pelajaran 2012/2013. Skripsi ini sama-sama membahas sikap tanggung
jawab. Perbedaannya, jika dalam skripsi yang ditulis Erlin ini diwujudkan
melalui pembelajaran kelas, sedangkan yang peneliti lakukan diwujudkan
melalui pembelajaran di luar kelas (kantin kejujuran).
Ketiga, skripsi dengan judul “Implementasi Nilai Kejujuran di
Sekolah Dasar Negeri Kotagede 5 Yogyakarta”, yang ditulis oleh Alex Dwi
Kurnia. Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu
Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta 2014. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui cara guru dalam mengimplementasikan nilai kejujuran,
dan mengetahui hambatan-hambatan guru dalam mengimplementasikan
41
nilai kejujuran di SD Negeri Kotagede 5 Yogyakarta. Persamaannya dengan
penelitian ini yakni sama-sama membahas kejujuran. Perbedaannya, jika
dalam penelitian yang dilakukan Alex ini, nilai kejujuran diimplementasikan
melalui pengintegrasian dalam kegiatan pengembangan diri, mata pelajaran,
dan budaya sekolah. Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan lebih
spesifik dalam satu media, yakni melalui kantin kejujuran. Selain itu, dalam
penelitian Alex ini lebih khusus kepada peran guru, berbeda dengan peneliti
yang lebih umum pada peran semua warga sekolah.
Keempat, skripsi yang berjudul “Internalisasi Nilai-Nilai Karakter
Dalam Kantin Kejujuran Di SMP Muhammadiyah Jatilawang Kabupaten
Banyumas”, yang ditulis Nurhidayati, Jurusan Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Purwokerto 2015. Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang nilai-nilai karakter yang
diinternalisasikan dalam kantin kejujuran di SMP Muhammadiyah
Jatilawang dan juga untuk menggambarkan proses internalisasi nilai-nilai
karakter dalam kantin kejujuran di SMP Muhammadiyah Jatilawang.
Persamaannya yaitu sama-sama membahas tentang kantin kejujuran.
Perbedaannya dalam penelitian Nurhidayati terdapat 9 karakter dalam
kantin kejujuran: Religius, kejujuran, saling menghargai dan sopan santun
(toleransi), disiplin, mandiri, demokratis, gemar membaca, peduli
lingkungan (kebersihan dan kesehatan), tanggung jawab). Sedangkan dalam
penelitian yang peneliti lakukan lebih spesifik membahas mengenai 2 nilai
karakter dalam kantin kejujuran, yakni jujur dan tanggung jawab.
42
Dari beberapa judul serta tujuan penelitian terdahulu, belum
ditemukan implementasi kantin kejujuran dalam membina sikap jujur dan
tanggung jawab. Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Abdul Malik
dan Erlin, sikap jujur dan tanggung jawab diwujudkan melalui
pembelajaran. Sedangkan yang peneliti lakukan di luar pembelajaran,
dengan maksud sebagai wujud nyata implementasi dari teori jujur dan
tanggung jawab yang siswa peroleh dari pembelajaran di kelas. Jadi, siswa
dapat mempraktikkan perilaku jujur dan tanggung jawab secara langsung di
lingkungan sekolah (kantin kejujuran). Dan penelitian oleh Alex lebih fokus
pada implementasi nilai kejujuran di sekolah yang dilakukan guru, melalui
beberapa cara yakni pengintegrasian dalam kegiatan pengembangan diri,
mata pelajaran, dan budaya sekolah. Sedangkan yang dilakukan peneliti
lebih fokus melalui satu media yakni kantin kejujuran. Kemudian penelitian
oleh Nurhidayati masih belum efektif karena cakupan yang dibahas
sebanyak 9 nilai karakter pada kantin kejujuran, maka dari itu peneliti lebih
memfokuskan pada pembahasan nilai karakter jujur dan tanggung jawab,
dengan tujuan pembahasan mengenai nilai karakter tersebut lebih maksimal.
Oleh karena itu, peneliti coba menawarkan tentang Implementasi Kantin
Kejujuran Dalam Upaya Menanamkan Sikap Jujur dan Tanggung
Jawab Siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018.
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) karena
peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang
sesuatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah (Moleong, 2008: 26).
Peneliti terjun ke lapangan penelitian yaitu SMK N 1 Salatiga untuk
mengamati fenomena yang berhubungan dengan siswa, guru, dan pengelola
kantin kejujuran.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Moleong
(2008: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.
Dalam penelitian ini akan dikaji lebih mendalam mengenai
implementasi kantin kejujuran, problematika yang dihadapi, dan adanya
kantin kejujuran sebagai pembentukan sikap jujur dan tanggungjawab siswa
SMK N 1 Salatiga. Pada pelaksanaannya dilakukan pencarian gambaran dan
data deskriptif di lingkungan SMK N 1 Salatiga yang dijadikan subjek
penelitian.
44
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian berada di SMK N 1 Salatiga Jalan Nakula Sadewa
1-3 Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota
Salatiga. Khususnya di area kantin kejujuran. Adapun pemilihan SMK N 1
Salatiga sebagai tempat penelitian karena realitas bahwa kantin kejujuran di
SMK N 1 merupakan salah satu pioneer dan masih tetap eksis hingga
sekarang. Bahkan kantin kejujuran SMK N 1 Salatiga mendapatkan sebuah
piagam penghargaan atas prestasi di dunia pendidikan dalam pengelolaan
kantin kejujuran dari Kejaksaan Negeri Salatiga pada tahun 2013. Penelitian
dilakukan pada 4 April-11 Mei 2018.
C. Sumber Data
Ada dua sumber yang digunakan peneliti yaitu:
1. Data Primer
Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata
yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan
oleh subjek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010: 22). Sumber data
langsung yang peneliti dapatkan berasal dari siswa, guru PAI, guru BP,
guru PKN, waka kesiswaan dan pengelola kantin kejujuran SMK N 1
Salatiga.
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-
dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, SMS, dan lain-lain), foto-
foto, film, rekaman video, dan benda-benda yang dapat memperkaya data
45
primer (Arikunto, 2010: 22). Peneliti menggunakan data sekunder ini
untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan
melalui wawancara. Adapun sumber data sekunder yang digunakan
adalah pedoman kantin kejujuran dan laporan keuangan kantin kejujuran.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah:
1. Observasi
Menurut Margono (2005: 158), observasi diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang
tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang
dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya
peristiwa, sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki
disebut observasi langsung. Sedang observasi tidak langsung adalah
pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu
peristiwa yang akan diselidiki, misalnya peristiwa tersebut diamati
melalui film, rangkaian slide, atau rangkaian foto. Peneliti mengamati
dan mencatat gejala yang tampak pada objek penelitian secara langsung.
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai kondisi SMK N
1 Salatiga (meliputi identitas sekolah, sejarah berdirinya SMK N 1
Salatiga, pimpinan, sarana prasarana, data siswa, data guru dan
karyawan, ekstrakurikuler), kondisi kantin kejujuran (meliputi sistem
pengelolaan dan problematika yang terdapat dalam pelaksanaan kantin
kejujuran serta solusi untuk menangani probelmatika tersebut), dan
46
perilaku kejujuran dan tanggung jawab siswa yang dapat diaplikasikan di
kantin kejujuran.
2. Interview atau Wawancara
Interview atau wawancara yaitu suatu kegiatan yang dilakukan
untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan
pertanyaan-pertanyaan yang sistematis kepada para responden.
Wawancara bermakna tahapan cara interview (pewawancara) dengan
responden, dan kegiatannya dilakukan secara lisan (Soetrisno Hadi,
2000: 196).
Esterberg (Sugiyono, 2012: 319) mengemukakan beberapa macam
wawancara, yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur,
dan wawancara tidak terstruktur. Kegiatan penelitian ini akan
dilaksanakan dengan wawancara terbuka dan terstruktur karena informan
atau narasumber mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan
tahu pula tujuan dari wawancara. Selain itu pada saat wawancara, peneliti
sudah menetapkan dan menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang tersusun
secara sistematis.
Wawancara akan dilakukan kepada narasumber diantaranya adalah
siswa, guru PAI, guru PKn, guru BP, waka kesiswaan, dan pengelola
kantin kejujuran SMK N 1 Salatiga. Peneliti menggunakan teknik ini
untuk mencari data terkait sistem pengelolaan kantin kejujuran,
problematika kantin kejujuran, dan penanaman sikap jujur dan tanggung
jawab melalui pelaksanaan kantin kejujuran siswa SMK N 1 Salatiga.
47
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2012: 329), dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar,
atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara.
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274). Peneliti
mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian
berupa foto terkait proses pembelanjaan di kantin kejujuran, buku
pedoman kantin kejujuran, visi misi SMK N 1 Salatiga, dan laporan
keuangan kantin kejujuran.
E. Analisis Data
Secara umum penelitian dengan metode kualitatif merupakan
penelitian non hipotesis, maka proses analisis datanya seperti yang
dikemukakan Moleong Lexy adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga
dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data (Sukandarrumidi, 2006: 101).
Pada tahapan ini, peneliti menganalisis data yang terkumpul yang
terdiri dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pekerjaan analisis
data dalam hal ini adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan,
memberikan kode, dan mengkategorisasikannya.
48
F. Pengecekan Keabsahan Data
Menurut Moleong (2008: 324) ada empat kriteria yang digunakan
yaitu: kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),
ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Pada
penelitian ini, peneliti memakai kriteria kepercayaan (credibility). Kriteria
kepercayaan ini berfungsi untuk melakukan penelaahan data secara akurat
agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai. Peneliti memperpanjang
penelitian dengan melakukan observasi secara terus menerus sampai data
yang dibutuhkan cukup. Kemudian peneliti menggunakan teknik triangulasi
data yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain (Moleong, 2008: 330). Pada teknik ini peneliti melakukan:
1. Triangulasi teknik yaitu dengan jalan membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara.
2. Triangulasi sumber yaitu dengan cara membandingkan data hasil
wawancara antar narasumber terkait dan membandingkan data hasil
dokumentasi antar dokumen.
G. Tahap-tahap Penelitian
Pelaksanaan penelitian terdiri dari empat tahap yaitu: tahap sebelum
ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap
penulisan laporan yang ditempuh sebagai berikut:
1. Tahap Sebelum ke Lapangan
49
Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian
paradigma teori, penjajakan alat peneliti, permohonan izin kepada subyek
yang diteliti, dan konsultasi fokus penelitian.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan
dengan peran kantin kejujuran dalam menanamkan sikap jujur dan
tanggung jawab siswa SMK N 1 Salatiga. Data ini diperoleh dengan
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
3. Tahap Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman yang dikutip Sugiyono (2011: 337)
aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
a. Mereduksi atau merangkum data, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
serta membuang yang tidak perlu.
b. Penyajian data dalam uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
dan sejenisnya secara naratif.
c. Penarikan kesimpulan berupa penemuan baru yang belum pernah ada.
4. Tahap Penulisan Laporan
Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua
rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data.
Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen
pembimbing untuk mendapatkan perbaikan dan saran.
50
BAB IV
PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
1. Deskripsi Umum SMK N 1 Salatiga
a. Identitas Sekolah
1) Nama sekolah : SMK N 1 Salatiga
2) Status Sekolah : Negeri
3) Tipe Sekolah : Kejuruan
4) NPSN : 20328453
5) Nomor Statistik Sekolah : 341036203001
6) Terakreditasi : A
7) Alamat :
a) Jalan : Nakula Sadewa 1/3, Kembangarum
b) Kelurahan : Dukuh
c) Kecamatan : Sidomukti
d) Kota : Salatiga
8) No. Telepon : 0298-323566
9) Faximile : 0298-323566
10) Email : [email protected]
11) Website : www.smkn1salatiga.sch.id
12) Kode Pos : 50722
13) Kelurahan : Dukuh
51
14) Kecamatan : Sidomukti
15) Kota : Salatiga
16) Provinsi : Jawa Tengah
17) Tahun Berdiri : 1968
18) Kepmendikbud : No.IDPE/435/D/67
19) Kepala Sekolah : Haris Wahyudi, S.Pd., M.Pd.
20) NPWP : 00 018 931 6 505 000
21) Lembaga Kena Pajak : Bendahara SMK Negeri 1 Salatiga
22) Bank : BRI Cabang Salatiga
23) Jumlah Siswa : ± 1.329 siswa
24) Luas Lahan : ± 18.000 m2
25) Jumlah Guru / Karyawan : ± 111 orang
26) Jumlah Kelas : 39 rombel
b. Sejarah Singkat SMKN 1 Salatiga
1) Riwayat Sekolah
Pada tahun 1967 di Salatiga belum ada Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Negeri, konon, pada tahun itu pula dibentuklah
panitia pendiri SMEA Persiapan Negeri yang diketahui oleh Bapak
Walikota madya Salatiga (Bp. Letkol S. Soegiman pada waktu itu),
dan di dukung oleh Bapak-bapak Muspida. Dengan ijin atau
persetujuan kepala kantor perwakilan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah No.IDPE/435/D/67, tanggal 17
52
Januari 1967, maka berdirilah SMEA Yang berstatus persiapan di
Salatiga.
Atas dasar surat Kepala Kantor Perwakilan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah tersebut, maka
kami tingkatkan permohonan kami ke Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan di Jakarta agar kiranya ditingkatkan status SMEA
persiapan menjadi SMEA Negeri dengan surat Kepala SMEA
persiapan Negeri No. M/30/115 tanggal 25 Mei 1968, yang
dilampiri rekomendasi dari IDPE propinsi Jawa Tengah, alhasil
turunlah surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor: 191/UUK-3/1969 tanggal 25 Mei
1968, yang memberi peningkatan status persiapan menjadi Negeri.
Turunnya Surat Keputusan Menteri tersebut membuat hati Kepala
Sekolah, Guru dan Staf Tata Usaha Serta para siswa-siswi menjadi
gembira bercampur bangga. Namun dibalik kegembiraan tersebut
masih prihatin, sebab SMEA Negeri pada waktu iitu belum
memiliki Gedung sekolah sendiri.
Atas dasar jasa dan budi baik dari dari Kepala SMEP Negeri
Salatiga (Walaupun pada waktu itu SMEP Negeri juga masih
menumpang di asrama SPG Negeri Salatiga) dipinjamilah SMEA
Negeri ini sebanyak 4 lokal dan masuk pada siang hari, Pimpinan
Sekolah pada waktu itu ditunjuk Bapak Sri Sadana, B.A.
(Almarhum). Pada tahun berikutnya SMEA Negeri Salatiga diberi
53
kesempatan untuk menempati Gedung Bangsal Kesenian milik
SPG Negeri Salatiga dan masuk pagi hari. Perlu diketahui bahwa
bangsal tersebut masih terbuka, tanpa penyekat dan tanpa pintu.
Oleh karena itu, ruang yang luasnya kira-kira 300m2 dibagi lima
dalam ruangan dengan sekat dinding bambu yang berlubang-
lubang, sehingga sering terjadi keributan. Apabila murid-murid
sedang diberi pelajaran, murid yang lain mengganggu lewat
dinding tersebut. Karena sekat antara kelas yang satu dengan kelas
yang lain mengganggu kelas-kelas yang lain. Untuk mengatasi
polusi suara itu lalu diadakan semacam konsensus oleh para guru,
yaitu bila kelas yang satu gurunya mengajar, kelas yang lain harus
menulis. Namun sesekali juga terjadi terpaksa semua guru
mengajar lisan, sehingga suara guru itu tumpang tindih saling
mengisi, menyebabkan murid-murid sering bingung untuk
membedakan mana suara guru kelasnya dengan suara guru
kelasnya dengan suara guru di kelas lain.
Kemudian tahun berikutnya, yaitu pada tahun 1970 SMEA
Negeri Salatiga mendapat pinjaman 4 lokal milik SMA Negeri di
jalan Kemiri walaupun dengan syarat masih harus menyelesaikan
bangunannya terlebih dahulu. Jalannya proses belajar mengajar
boleh dikatakan lancar, gangguan atau polusi suara dari kelas yang
berhimpitan sudah dapat teratasi. Yang menjadi problem baru ialah
masalah transportasi guru. Mereka harus mondar-mandir dari kelas
54
yang berada di SPG Negeri ke kelas yang ada di SMA Kemiri
kurang lebih 2 Km dengan mengayuh sepeda.
2) Pimpinan Sekolah
Adapun urutan Kepala Sekolah SMK N 1 Salatiga yang
menjabat adalah sebagai berikut:
a) Sri Sadana, BA (Almarhum) Tahun 1968 s/d tahun 1982
b) R. Soeyono, MH (Almarhum) Tahun 1982 s/d tahun 1993
c) Drs. Soeparmo (Ymt Kepsek) Juli 1993 s/d September 1994
d) Drs. FX. Soewito, Januari 1994 s/d Januari 1996
e) Drs. S. Djoko Legowo, Februari 1996 s/d Desember 1998
f) Soetopo, B.Sc, 1 Desember 1998 s/d 1 Juni 1999
g) Moh. Baedhowi, Mei 1999 s/d Januari 2000
h) Moeljono, M.Pd, 1 Januari 2000 s/d 28 Februari 2007
i) Bambang Dwi H, S.Pd, 28 Februari 2007 s/d 2015
j) Haris Wahyudi, S.Pd., M.Pd. 2015 s/d sekarang
c. Visi dan Misi
1) Visi
“Menjadi wahana pendidikan vokasi yang unggul dan kreatif
untuk mencetak sumber daya manusia yang berbudi pekerti luhur,
kompeten, kompetitif dan peduli terhadap lingkungan”
2) Misi
Misi SMK N 1 Salatiga adalah sebagai berikut:
a) Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan peserta didik.
55
b) Mendidik peserta didik yang Unggul dan Kreatif dan Inovatif
menjadi warga Negara yang bertanggungjawab dan berkarakter.
c) Mendidik peserta didik, mampu menerapkan hidup sehat,
memiliki wawasan pengetahuan, lingkungan dan seni.
d) Mendidik dan melatih peserta didik memiliki keterampilan
sesuai kompetensi keahliannya.
e) Menumbuhkan jiwa dan semangat wirausaha sesuai dengan
bidangnya yang peduli terhadap lingkungan.
f) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan
keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk
melanjutkan pendidikan.
d. Sarana Prasarana
1) Ruang Kepala Sekolah : 1 ruang
2) Ruang Administrasi : 1 ruang
3) Ruang Guru : 1 ruang
4) Ruang tunggu : 1 ruang
5) KM/WC : 20 ruang
6) Ruang WKS : 1 ruang
7) Ruang Teori : 1 ruang
8) Lab. Komputer (KKPI) : 2 ruang
9) Lab. Bahasa : 1 ruang
10) Ruang Multi Media : 1 ruang
11) Perpustakaan : 1 ruang
56
12) Ruang BP : 1 ruang
13) Ruang UKS : 1 ruang
14) Toko : 1 ruang
15) Aula : 1 ruang
16) Rumah Dinas : 1 buah
17) Gedung Bengkel
a) Bengkel Akuntansi : 2 ruang
b) Bengkel Adm. Perkantoran : 4 ruang
c) Bengkel Pemasaran : 3 ruang
d) Bengkel Tata Busana : 2 ruang
e) Bengkel Tata Boga : 2 ruang
f) Bengkel Tata Kecantikan : 2 ruang
18) Tempat Parkir Siswa dan Guru : 2 buah
19) Mushola : 1 ruang
20) Pos Jaga : 1 buah
21) Kantin : 4 tempat
22) Tugu Papan Nama : 2 tempat
23) Tempat Pembuangan Sampah : 1 tempat akhir
24) Lapangan
a) Bola volley : 1 tempat
b) Basket/Tenis : 1 tempat
c) Upacara : 1 tempat
57
e. Data Ketenagaan dan Siswa
1) Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a) Tenaga Pendidik : 98 orang
(1) Sarjana Muda : 0 orang
(2) Diploma 3 : 0 orang
(3) Sarjana Kependidikan : 86 orang
(4) Sarjana Non Kependidikan : 2 orang
(5) Pasca Sarjana : 10 orang
b) Tenaga Administrasi dan
Tata Laksana Rumah Tangga : 15 orang
(1) Tata Usaha : 7 orang
(2) Tata Laksana Rumah tangga
dan Penjaga Malam : 2 orang
(3) Perpustakaan : 1 orang
(4) Teknisi : 2 orang
(5) Satpam : 2 orang
(6) Laboran : 1 orang
2) Keadaan Siswa
Jumlah Siswa secara keseluruhan sebanyak 1.323 siswa,
dimana kelas X sebanyak 463 siswa, kelas XI sebanyak 419 siswa,
dan siswa kelas XII sebanyak 441 siswa. Siswa laki-laki secara
keseluruhan berjumlah 50 siswa, dan siswa perempuan secara
keseluruhan sebanyak 1.273 siswa.
58
Tabel 3.1
Tabel data siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018
No. Kelas Jenis kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1. X AK 1 2 34 36
2. X AK 2 2 34 36
3. X AK 3 - 36 36
4. X AP 1 - 37 37
5. X AP 2 - 36 36
6. X AP 3 - 36 36
7. X PM 1 1 33 34
8. X PM 2 2 33 35
9. X BO 1 6 29 35
10. X BO 2 4 31 35
11. X CA - 36 36
12. X BU 1 - 36 36
13. X BU 2 - 35 35
14. XI AK 1 - 32 32
15. XI AK 2 2 30 32
16. XI AK 3 - 29 29
17. XI AP 1 2 31 33
18. XI AP 2 1 32 33
19. XI AP 3 - 31 31
20. XI PM 1 2 30 32
21. XI PM 2 2 29 31
22. XI BO 1 4 26 30
23. XI BO2 5 28 33
24. XI CA - 34 34
25. XI BU 1 - 35 35
59
26. XI BU 2 1 33 34
27. XII AK 1 - 37 37
28. XII AK 2 3 34 37
29. XII AK 3 - 35 35
30. XII AP 1 - 36 36
31. XII AP 2 2 31 33
32. XII AP 3 - 34 34
33. XII PM 1 - 34 34
34. XII PM 2 1 35 35
35. XII BO 1 4 30 34
36. XII BO 2 3 30 33
37. XII CA - 23 23
38. XII BU 1 - 35 35
39. XII BU 2 1 35 35
(Dokumentasi keadaan siswa SMK N 1 Salatiga tahun ajaran 2017/2018)
f. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah wadah yang digunakan sekolah
untuk menampung bakat dan minat siswa agar lebih terarah pada hal
yang lebih positif. Adapun ekstrakurikuler yang ada, sebagai berikut:
Tabel 3.2
Tabel data ekstrakurikuler siswa SMK N 1 Salatiga Tahun
Ajaran 2017/2018
No. Nama Ekskul Pembina/Pelatih Hari Waktu
1. Pramuka Drs. Untoro, M.Pd.
Budi Sutrisno, S.Pd.
Nur Choiriyah, S.Pd.
Widhi Nurasih, S.Pd.
Jumat 13.30-16.00
2. Tilawah
(SKI)
Mudatzir, S.PdI Selasa 15.30 –
17.00
60
3. Rebana (SKI) Tim SKI Sabtu 07.30 –
09.30
4. Bola voli Sutanto, S.Pd. Sabtu 07.00 –
09.00
5. Bola basket Out Sourching Sabtu 07.00 –
09.00
6. Karate Dibyo Winarno, S.Pd. Sabtu 07.30 –
09.30
7. Tari Uchik Anggarani,
S.Pd.
Sabtu 08.00 –
09.30
8. Paduan suara Apriliandini
Rahmawati
Sabtu 08.00 –
09.30
9. Musik Dedi Purnomo,
S.Mus.
Sabtu 08.00 –
09.30
10. PKS Hj. Wida Damayanti,
S.Pd.
Fajar Kurniawan,
S.Pd.
Sabtu 08.00 –
10.00
11. PMR/UKS Slamet Sudiyanti,
S.Pd.
Tri Rahayu, S.Pd.
(Tata Busana)
Sabtu 08.00 –
10.00
12. KIR Praheni, SS. Sabtu 08.00 –
10.00
13. Kewirausaha
an
Martia Kurniawati,
S.Pd.
Sabtu 08.00 –
10.00
14. Paskibra Imam Ahmad Sodikin,
S.Pd.
Sabtu 07.30 –
09.30
15. KKPI (TIK) Florens Nurhayati,
S.Kom.
Sabtu 08.00 –
10.00
16. Panahan Budi Sabtu 07.30 –
09.30
17. Pend.
Lingkungan
Hidup (PLH)
Widyo Harsono, S.Pd. Sabtu 08.00 –
10.00
(Dokumentasi kegiatan ekstrakurikuler siswa SMK N 1 Salatiga tahun ajaran
2017/2018)
2. Sistem Pengelolaan Kantin Kejujuran
Pada bagian ini, akan dipaparkan hasil wawancara terkait dengan
sistem pengelolaan kantin kejujuran yang meliputi perencanaan,
61
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengevaluasian yang
diselenggarakan di kantin kejujuran SMK N 1 Salatiga.
1) Perencanaan
Proses perencanaan yang meliputi penentuan tujuan, visi dan
misi, sejarah kantin kejujuran, modal awal, dan sistem sosialisasi.
Sebagaimana yang disampaikan SM selaku pengelola kantin
kejujuran:
“Tujuannya ya dari segi siswa yang beli ya berarti melatih kejujuran,
nek beli yo bayar dewe. Kalau segi anak ya biar dia bisa berwirausaha
dan dapat mengelola keuangannya sendiri.” (Wawancara dengan SM
pengelola kantin kejujuran, 4 Mei 2018, pukul 08.21 WIB, di
Laboratorium Akuntansi)
Menurut pengamatan yang dilakukan peneliti ketika berada di
kantin kejujuran pada 24 April 2018, memang ada siswa yang
berwirausaha melalui kantin kejujuran dengan cara menitipkan
makanan ke kantin tersebut. Siswa tersebut bernama Syahad, Esti dan
Diva. Ketiga siswa tersebut bisa dikatakan perwakilan dari siswa
SMK N 1 Salatiga yang memanfaatkan kantin kejujuran sebagai
langkah awal untuk berwirausaha.
Hampir sependapat dengan SM, NA selaku waka kurikulum pun
juga mengemukakan hal demikian ketika ditanya seputar tujuan kantin
kejujuran:
“Melatih kejujuran, kemudian manfaatnya ya sebagai media untuk
siswa untuk berlatih kejujuran. Jadi tujuannya anak supaya jujur, nah
manfaatnya itu sebagai medianya.” (Wawancara dengan NA waka
kurikulum, 4 Mei 2018, pukul 08.06 WIB, di depan ruang kurikulum)
62
Kantin kejujuran ini bisa terselenggara karena pada mulanya ada
beberapa guru yang ditugaskan untuk mengikuti workshop di
Semarang pada 31 Oktober 2009 dan berlangsung selama 4 hari.
Pernyataan tentang adanya workshop dan letak kantin kejujuran
pertama kali diungkapkan SK selaku mantan pengelola kantin
kejujuran:
“Awalnya mendapat surat edaran pemerintah untuk mengikuti
workshop kantin kejujuran selama 4 hari terhitung dari tanggal 31
Oktober 2009 di Balai Pengembangan Kejuruan Semarang. Kemudian
setelah itu kita menyusun proposal. Pertama kali berdiri di samping
BC (Bisnis Centre) Mart.” (Wawancara dengan SK mantan pengelola
kantin kejujuran, 30 April 2018, pukul 10:37 WIB, di perpustakaan
SMK N 1 Salatiga)
Informasi lainnya didapatkan dari UA, sebagai berikut:
“Itu yang pendiri pertama Bu Kus yang bertanggung jawab, yang tau
lengkapnya jenengan tanya bu Kustiyah saja. Waktu itu kan pas
kejaksaan ada program itu anti korupsi terus akhirnya sekolah
membuat itu di back up dananya sebagian dari sana.” (Wawancara
dengan UA guru PAI, 30 April 2018, pukul 12:03 WIB, di ruang
Lobby SMK N 1 Salatiga)
Ketika peneliti mewawancarai NA terkait modal awal kantin,
berikut ini jawabannya:
“Dari kejaksaan uang 10.000.000 langsung dikelola.” (Wawancara
dengan NA waka kurikulum, 4 Mei 2018, pukul 08.06 WIB, di depan
ruang kurikulum)
Kemudian SK juga mengatakan hal yang sama dengan
penjelasan yang lebih rinci:
“Modalnya dari pemerintah 10.000.000. Untuk SPJ dan pembelian
etalase 2.500.000, untuk modal usaha 1.500.000 dan sisanya disimpan
63
untuk cadangan.” (Wawancara dengan SK mantan pengelola kantin
kejujuran, 30 April 2018, pukul 10:37 WIB, di perpustakaan SMK N 1
Salatiga)
Seperti hasil observasi yang dilakukan peneliti pada 6 April
2018, terlihat beberapa etalase yang digunakan di kantin kejujuran
untuk meletakkan makanan yang dijual. Terdapat almari pendingin
yang digunakan untuk tempat minuman agar tidak cepat basi dan
dingin.
SM juga memberikan informasi yang sama terkait modal dan
perkembangan modal dari keuntungan yang didapatkan:
“Ya itu tadi dapat modal 10.000.000 dari kejaksaan. Terus ya sudah
berkembang pesat lah lumayan. Modalnya sudah kembali, dan kapan
itu saya diserahi uang 45.000.000, dan pengurusnya kantin kejujuran
itu kan nggak dibayar.” (Wawancara dengan SM pengelola kantin
kejujuran, 4 Mei 2018, pukul 08.21 WIB, di Laboratorium Akuntansi)
Kantin kejujuran harus mulai dikenalkan khususnya bagi peserta
didik baru, agar mereka mengetahui bahwasanya di sekolah ini telah
mengikuti program yang dicanangkan oleh Pemerintah dengan tujuan
untuk menanamkan dan meningkatkan sikap jujur dan tanggung jawab
siswa. Ketika peneliti menggali data mengenai sistem sosialisasi
kantin kejujuran, berikut ini pendapat beberapa narasumber:
DW mengemukakan:
“Sosialisasinya diumumkan secara umum nggih.” (Wawancara
dengan DW guru PKN, 30 April 2018, pukul 11:25 WIB, di
Perpustakaan SMK N 1 Salatiga)
Lebih rincinya SK menyampaikan:
64
“Kita awali dari peresmian. Dan melalui kegiatan MOPD, dan tentang
kondisi perkembangan kantin kejujuran kita umumkan lewat upacara.”
(Wawancara dengan SK mantan pengelola kantin kejujuran, 30 April
2018, pukul 10:37 WIB, di perpustakaan SMK N 1 Salatiga)
UA menyampaikan:
“...Nah, nek sosialisasi itu kan sebenarnya sejak berdirinya kantin itu
sudah disosialisasikan. Dan juga ketika MOPD itu biasanya masuk ke
kesiswaan.” (Wawancara dengan UA guru PAI, 30 April 2018, pukul
12:03 WIB, di ruang Lobby SMK N 1 Salatiga)
SM juga mengatakan hal yang serupa dengan UA:
“Pas upacara kan misalnya harusnya ada keuntungan 10.000 ya
diumumkan, yo dikandani nak muride jajan kudu sing jujur. Mungkin
juga melalui kegiatan MOS juga bisa diselipkan ke materi pas
kegiatan itu.”(Wawancara dengan SM pengelola kantin kejujuran, 4
Mei 2018, pukul 08.21 WIB, di Laboratorium Akuntansi)
Informasi tambahan juga didapatkan dari NS selaku guru BK:
“... Sosialisasinya kalau BK ya tetap, pemberian layanan informasi ke
setiap kelas untuk lebih dioptimalkan atau lebih diberikan materinya.”
(Wawancara dengan NS guru BP, 30 April 2018, pukul 10:09 WIB, di
Perpustakaan SMK N 1 Salatiga)
2) Pengorganisasian
Dari beberapa guru yang terlibat dalam struktur organisasi, tidak
semua guru berperan aktif dalam program ini. Hanya guru tertentu
yang mau meluangkan waktunya untuk mengurus kantin kejujuran.
Karena tugas utama guru sebenarnya adalah mengajar. Seperti halnya
yang disampaikan SM sebagai berikut:
“Yang berubah itu cuma seksi keuangane tok mbak, nak ketuane pak
Niam. Tapi biasanya yang aktif ngelola itu ya saya, bu Kustiyah, bu
Ari, kadang juga bu Tri Rahayu. Soalnya itu nggak semua guru mau
meluangkan waktunya untuk ngurusi ini mbak.” (Wawancara dengan
65
SM pengelola kantin kejujuran, 4 Mei 2018, pukul 08.21 WIB, di
Laboratorium Akuntansi)
NA menyampaikan:
“Dulu saya sebagai sekretaris, ketuanya pak Sensus. Sekarang karena
alih tugas, jadi saya yang menghandle.” (Wawancara dengan NA
waka kurikulum, 4 Mei 2018, pukul 08.06 WIB, di depan ruang
kurikulum)
Menurut hasil observasi yang dilakukan peneliti pada 4 Mei
2018, diperoleh struktur organisasi dimana pengarah dari kantin
kejujuran yakni Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Tengah dan Kepala Kejaksaan Negeri Salatiga. Sedangkan
penasehatnya adalah Ketua Komite SMK N 1 Salatiga,
penanggungjawab dijabat oleh kepala sekolah Haris Wahyudi,
S.Pd.,M.Pd, koordinator oleh Drs. Niam Abadi, sekretaris oleh
Susilowati S.Pd, bendahara oleh Sri Makmuri TKM S.Pd, sie usaha
oleh Tri Rahayu S.Pd dan Ari Widyaningsih S.Pd.
Berkaitan dengan sistem penugasan petugas kantin kejujuran
yang menjadi sebuah kewajiban bagi siswa kelas XI sebagai wujud
atau bentuk kegiatan Prakerin di lingkungan internal, diperoleh
informasi sebagai berikut:
“Pertama kali kita pakai pengurus OSIS. Setelah itu ternyata karena
pengurus OSIS itu campuran jurusannya, ternyata tidak begitu teliti.
Nah akhirnya kita melakukan rapat dan keputusannya kita ambil anak
akuntansi. Berdasarkan pengamatan petugas dari OSIS, yang teliti itu
anak jurusan akuntansi. Kalau jurusan AP dan PM itu cenderung masa
bodoh. Yang bertugas itu 4 orang dalam seminggu dan urut absen.”
(Wawancara dengan SK mantan pengelola kantin kejujuran, 30 April
2018, pukul 10:37 WIB, di perpustakaan SMK N 1 Salatiga)
66
Informasi terkait dengan sistem penugasan siswa praktik
diungkapkan AA, sebagai berikut:
“Sistemnya tu pergantian tiap seminggu sekali, ada 3 orang yang
bertugas sebagai kasir, input di laptop dan input manual. Bukanya dari
jam 7-2 siang, tapi kadang nunggu pemasok datang sampai jam 3.”
(Wawancara dengan AA siswa kelas XI AK 3 selaku petugas kantin
kejujuran, 24 April 2018, pukul 09:35 WIB, di Kantin Kejujuran)
Hasil observasi pada 24 April 2018 juga menunjukkan bahwa
ada 3 siswa yang bertugas di kantin kejujuran dengan pembagian
tugas seperti yang telah dijadwalkan ketua jurusan Akuntansi. Tugas
dari siswa tersebut terbagi menjadi 3 bagian sebagaimana yang
diungkapkan AA di atas.
SM juga mengatakan hal yang sama terkait siswa yang menjadi
petugas kantin:
“Yang membagi kan ketua jurusan, biasanya urut absen. Dengan
pembagian di beberapa tempat, jadi nanti ada yang magang di kantin
kejujuran, bank mini, BC mart. Pergantian petugasnya tiap seminggu
sekali, ada 3 siswa yang bertugas.” (Wawancara dengan SM pengelola
kantin kejujuran, 4 Mei 2018, pukul 08.21 WIB, di Laboratorium
Akuntansi)
Menurut hasil pengamatan dan dokumentasi yang dilakukan
peneliti pada 11 Mei 2018, petugas kantin kejujuran sedang menerima
dan kemudian menghitung makanan yang dititipkan supplier untuk
kemudian dijual di kantin kejujuran. Petugas menghitung ulang
makanan atau barang titipan lainnya ini dengan tujuan agar tidak
terjadi kecurangan yang bisa saja dilakukan oleh supplier. Tujuan
67
lainnya yakni agar petugas kantin kejujuran ini lebih teliti dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya selama praktik di
kantin kejujuran.
3) Pelaksanaan
Proses pelaksanaan kantin kejujuran seputar sistem pengadaan
barang, diperoleh beberapa keterangan dari narasumber sebagai
berikut:
“Sistem pengadaan barangnya kan titipan mbak, jadi saya tidak pernah
kulakan.” (Wawancara dengan SM pengelola kantin kejujuran, 4 Mei
2018, pukul 08.21 WIB, di Laboratorium Akuntansi)
“Barangnya dari supplier. Dengan cara lobby dek, jadi siapa yang mau
ngisi di kantin kejujuran dengan sistem bagi hasil. Nanti kantin diberi
laba 10% dari harga jual. Jadi sistemnya nitip, kalau ada yang tidak
laku ya kita kembalikan ke supplier jadi kita tidak menanggung rugi.”
(Wawancara dengan SK mantan pengelola kantin kejujuran, 30 April
2018, pukul 10:37 WIB, di perpustakaan SMK N 1 Salatiga)
Berdasarkan observasi dan dokumentasi pada 24 April 2018
mengenai pengelolaan keuntungan kantin, peneliti melihat laporan
penjualan harian di kantin kejujuran dimana ada harga beli dan harga
jual dari masing-masing makanan atau minuman yang dijual di kantin
kejujuran. Kantin kejujuran hanya mengambil keuntungan sedikit,
yakni Rp 50-Rp 300 saja per item atau sekitar 5-10% dari harga jual.
Seperti halnya yang diungkapkan SM:
“Ya kita menyesuaikan dari supplier berapa, misalnya harga 450, ya
kita jual 500 berati kita ambil untung 50. Jadi pokoknya ngambilnya
nggak banyak, kan kasihan juga to anak-anak wong sangune terbatas.”
(Wawancara dengan SM pengelola kantin kejujuran, 4 Mei 2018,
pukul 08.21 WIB, di Laboratorium Akuntansi)
68
Dalam pelaksanaan kantin kejujuran di sekolah tentunya tidak
terlepas dari peran guru. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti
mewawancarai beberapa narasumber tentang peran guru di kantin
kejujuran, berikut ini ungkapan UA:
“Peran saya selalu memantau di setiap saat di setiap waktu selalu
memantau agar anak-anak itu mengambil barang sesuai dan
membayarnya juga sesuai. Tapi kadang-kadang ada sebagian kecil,
tidak semuanya ya.” (Wawancara dengan UA guru PAI, 30 April
2018, pukul 12:03 WIB, di ruang Lobby SMK N 1 Salatiga)
Kemudian NS selaku guru BK mengemukakan perannya dalam
penyelenggaraan kantin kejujuran:
“Peran guru BK adalah sebagai wahana dalam menyampaikan
bimbingan di dalam kelas, khususnya bimbingan pribadi maupun
sosial sehingga dapat membuat siswa memahami pentingnya
kejujuran di dalam lingkungan sekolah.” (Wawancara dengan NS, 30
April 2018, pukul 10:09 WIB, di Perpustakaan SMK N 1 Salatiga)
Hal yang serupa juga diungkapkan DW selaku guru PKN:
“Kalau peran kita itu contohnya di dalam kelas, kita mengajarkan
pada mereka untuk melakukan tindakan yang sesuai norma hukum,
norma agama dan norma yang ada di sekolah/tata tertib.” (Wawancara
dengan DW guru PKN, 30 April 2018, pukul 11:25 WIB, di
Perpustakaan SMK N 1 Salatiga)
Kemudian SM menyampaikan uraian tugasnya terhadap
penyelenggaraan kantin kejujuran:
“Ya itu to mbak tiap pagi mengoordinasi anak-anak, tugasnya harus
apa-apa kan sudah ada pembagian tugasnya. Kan mereka nanti
menghitung barang titipan dari pembeli, nanti kalau sudah agak siang
anak-anak mulai mencatat di buku laporan penjualan harian baik data
manual maupun komputer. Membimbing kegiatan dari jam 07.00-
14.00. mengarahkan siswa jika ada kesulitan. Dan juga membuat
69
laporan keuangan.” (Wawancara dengan SM pengelola kantin
kejujuran, 4 Mei 2018, pukul 08.21 WIB, di Laboratorium Akuntansi)
Selaku waka kurikulum, NA menyampaikan perannya:
“Peran lembaga kesiswaan itu kan satu ya, ada pembinaan kesiswaan,
pembinaan karakter, kedisiplinan penaatan tata tertib yang disitu juga
ada penanaman kejujuran.” (Wawancara dengan NA waka kurikulum,
4 Mei 2018, pukul 08.06 WIB, di depan ruang kurikulum)
4) Pengendalian atau Pengevaluasian
Pada bagian ini diketahui hasil penelitian terkait sistem evaluasi
kantin kejujuran di SMK N 1 Salatiga sebagaimana yang disampaikan
oleh SK:
“Lewat upacara itu tadi mbak.” (Wawancara dengan SK mantan
pengelola kantin kejujuran, 30 April 2018, pukul 10:37 WIB, di
perpustakaan SMK N 1 Salatiga)
“Ya ketika pas upacara itu. Kita membuat laporan tiap hari dan
mingguan.” (Wawancara dengan SM pengelola kantin kejujuran, 4
Mei 2018, pukul 08.21 WIB, di Laboratorium Akuntansi)
Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan sebelumnya,
sosialisasi kantin kejujuran melalui kegiatan upacara memang pada
awalnya berjalan lancar, akan tetapi kegiatan sosialisasi ini sudah
jarang dilakukan. Menurut pengakuan siswa, terakhir diadakannya
sosialisasi terkait kantin kejujuran yakni pada 2017 lalu. Dokumentasi
yang didapatkan peneliti juga hanya terdapat slogan di kantin
kejujuran.
70
Adanya kantin kejujuran tentunya tidak terlepas dari nilai plus
dan minus. Kelebihan dan kekurangan kantin kejujuran disampaikan
oleh beberapa narasumber baik dari siswa dan guru, sebagai berikut:
“Kalau siswa pada dasarnya nggak jujur gitu ntar keterusan nggak
jujur. Kelebihannya pokoknya untuk melatih sikap siswa untuk
dirinya sendiri, jadi lebih mandiri, jujur.” (Wawancara dengan AA
siswa kelas XI AK 3 selaku petugas kantin kejujuran, 24 April 2018,
pukul 09:35 WIB, di Kantin Kejujuran)
“Kalau kekurangannya kan pendapatannya lebih kecil. Soalnya pas
upacara diumumin kekuranganya berapa, mesti lebih dari 50.000.
Kalau kelebihannya kan dapat melatih siswa agar lebih jujur.”
(Wawancara dengan EW siswa kelas XII AP 1, 24 April 2018, pukul
09:35 WIB, di Kantin Kejujuran)
“Kalau kelebihannya itu lebih ke kreativitasnya anak-anak aja. Kan itu
kita ngitungnya sendiri, nanti kalau ada kesalahan kan yang nanggung
kita sendiri. Kalau kekurangannya itu jajanannya kurang lengkap,
jadinya pada jarang ke kantin kejujuran. Mungkin yang ke kantin
kejujuran cuma anak-anak atas yang kelasnya dekat.” (wawancara
dengan NA siswa kelas XI BO 2, 11 Mei 2018, pukul 09:29 WIB, di
depan ruang UKS)
“Kalau kekurangnnya itu kan sama-sama jajannya, jadi riuh kan nggak
ada yang jaga. Penjaganya kan cuma di dalem, terus ngambil
kembaliannya itu susah, kadang lama. Kelebihannya bisa milih dan
ambil sendiri.” (Wawancara dengan AFA siswa kelas X AK 3, 4 Mei
2018, pukul 09:12 WIB, di Kantin Kejujuran)
“Kekurangannya ya pelayanannya mungkin kayak menyepelekan
karena mungkin yang jajan juga anak sini ya. Kelebihannya ya lebih
murah, lebih banyak variasi makanan.” (Wawancara dengan NS, 4
Mei 2018, pukul 09:25 WIB, di Kantin Kejujuran)
“Kekurangannya itu kadang-kadang makanan yang disediakan itu
tidak sesuai dengan yang keinginan anak-anak,variasinya masih
kurang, tetapi kelebihannya anak-anak dekat nek disitu, dekat dengan
kelas.” (Wawancara dengan UA guru PAI, 30 April 2018, pukul 12:03
WIB, di ruang Lobby SMK N 1 Salatiga)
“Kekurangannya kalau saya dengar dari siswa itu mereka minta
disediakan tissue, tapi kan untung kita sedikit, kalau disediakan tissue
71
nanti untungnya malah habis untuk beli tissue. Kelebihannya
menguntungkan anak-anak, yaitu dapat menambah ilmu dan
mempraktikkan teori yang sudah didapat sebelumnya, siswa bisa
berkomunikasi dengan supplier/orang lain, dan siswa bisa memahami
sifat teman-temannya. Dan sebagai pengalaman hidup dan bisa lebih
menghargai uang.” (Wawancara dengan SM pengelola kantin
kejujuran, 4 Mei 2018, pukul 08.21 WIB, di Laboratorium Akuntansi)
“Kelebihannya banyak anak yang tidak keluar dari lokasi sekolah.
Kekurangannya itu waktu mereka kalau pas istirahat beli itu langsung
banyak sehingga mungkin tidak terdeteksi dari segi pengelola. Kalau
dari segi harga standar, variasi makanan harus ditambah, internalnya
ruangannya msih kurang luas dan lebar dan segi penataannya
diperbaiki lagi, kalau dulu di G7 kan luas ruangannya.” (Wawancara
dengan DW guru PKN, 30 April 2018, pukul 11:25 WIB, di
Perpustakaan SMK N 1 Salatiga)
“Kekurangannya secara umum siswa kurang bersikap jujur dalam hal
belanja ataupun membeli. Kelebihannya proses untuk membeli lebih
cepat sesuai kebutuhan dan administrasi keuangannya lebih cepat dan
transparan.” (Wawancara dengan NS, 30 April 2018, pukul 10:09
WIB, di Perpustakaan SMK N 1 Salatiga)
Berdasarkan penelitian pada 20 April 2018 melalui observasi
dan dokumentasi berupa foto yang diambil oleh peneliti, terdapat
kekurangan dan kelebihan kantin kejujuran. Kekurangan kantin
kejujuran yakni jika dilihat dari segi geografis, kantin kejujuran sudah
cukup bagus karena letaknya saat ini berdekatan dengan ruang kelas
siswa. Akan tetapi, kantin kejujuran tidak memiliki ruangan yang
cukup nyaman untuk pembelinya. Sempitnya ruangan yang disediakan
dan tidak adanya meja dan kursi untuk siswa bisa menikmati jajanan
mereka, membuat siswa terkadang enggan jajan di kantin kejujuran.
Selain itu, keluhan yang sering diungkapkan siswa yang terkadang
72
sulit mendapat uang kembalian juga benar adanya. Peneliti juga
mendapati hal demikian.
3. Problematika Penerapan Kantin Kejujuran
Data yang diperoleh melalui teknik wawancara dengan siswa, guru
dan pengelola kantin kejujuran, yakni sebagai berikut:
“Problemnya itu kan karena kantinnya kecil, siswanya banyak sehingga
dari segi ideal itu memang belum ideal. Tapi nek dari segi pemanfaatan,
cukup sangat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan. Kalau jam-
jam segini tu udah pada habis mbak, kalau mulai jam 7-12 itu sudah
mulai habis jam 12, tinggal beberapa tok. Jam 10 pas istirahat itu udah
rame, karena di belakang juga ada kantinnya pak Parno.” (Wawancara
dengan UA guru PAI, 30 April 2018, pukul 12:03 WIB, di ruang Lobby
SMK N 1 Salatiga)
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada 24 April 2018,
peneliti pun menjumpai kotak uang kantin kejujuran yang tidak ada
kembaliannya. Hal ini yang sering dikeluhkan para siswa. Selain itu,
peneliti juga melihat kondisi kantin kejujuran yang kurang luas, tidak
terdapat meja kursi untuk siswa menikmati jajanan mereka. Dengan
tempat yang kurang luas tersebut, juga dapat mengurangi minat siswa
untuk berbelanja di kantin kejujuran, karena lokasinya sempit dan sering
overload ketika jam istirahat berlangsung.
Variasi makanan dan minuman yang dijual di kantin kejujuran juga
bisa dikatakan belum mencukupi kebutuhan siswa, terutama variasi
minuman yang hanya ada 2 varian saja, yakni yakult dan susu kedelai.
Hal tersebut yang dapat mengurangi minat siswa untuk jajan di kantin
73
kejujuran, yang kemudian mereka para siswa lebih memilih jajan di
kantin lain dimana variasi makanan dan minumannya lebih lengkap.
“Sering ada informasi jumlah uang yang masuk dengan jumlah uang
yang seharusnya terjadi selisih. Jadi, banyak kurangnya, hampir rata-rata
tiap hari mereka tombok.” (Wawancara dengan NS, 30 April 2018, pukul
10:09 WIB, di Perpustakaan SMK N 1 Salatiga)
Sejalan dengan informasi terkait kantin kejujuran yang mengalami
kekurangan dalam keuntungannya, sesuai dengan data dari laporan
penjualan harian yang diinput ke laptop pada tanggal 17-20 April 2018,
peneliti melihat adanya kekurangan dengan jumlah Rp 81.105 dan laba
sejumlah Rp 192.200.
“Yang jadi problem bagi pengelolanya karena waktu itu juga pernah
diumumkan 2 kali di upacara kerugian dari pengelola kantin kejujuran itu
sering mengalami kerugian. Dalam satu minggu itu kurang 50.000. Tapi
secara umum mboten rugi mbak, secara global labanya itu tetap laba,
tetapi secara penghitungan itu ada kurangnya.” (Wawancara dengan DW
guru PKN, 30 April 2018, pukul 11:25 WIB, di Perpustakaan SMK N 1
Salatiga)
“Problematikanya ternyata kan satu, nggak boleh ada CCTV. Yang
kedua, cenderung divisit. Jadi, kita tidak bisa mengcover pelakunya
siapa. Bukan rugi ya, soalnya kenyataanya juga berkembang. Tetapi
keuntungannya jauh dari yang semestinya. Kalau modal sudah kembali,
dan kita tinggal mengelola keuntungannya.” (Wawancara dengan NA
waka kurikulum, 4 Mei 2018, pukul 08.06 WIB, di depan ruang
kurikulum)
“Nek saya mendengar dari anak-anak itu supplier buru-buru minta
dilayani.” (Wawancara dengan SM pengelola kantin kejujuran, 4 Mei
2018, pukul 08.21 WIB, di Laboratorium Akuntansi)
“Yang pertama dari supplier nggih, jadi tidak semua supplier itu jujur.
Maksudnya barang yang dikirim itu belum tentu sama dengan barang
yang dilaporkan. Dari pembeli, belum semua pembeli itu membeli
membayar dengan uang yang benar. Bisa jadi datang tidak membawa
uang, pulang membawa barang/jajan. Bisa jadi bawa uang 1000
74
ngambilnya barang senilai 2000. Kalau dari petugas, kurang teliti dalam
menghitung, seringnya seperti itu. (Wawancara dengan SK mantan
pengelola kantin kejujuran, 30 April 2018, pukul 10:37 WIB, di
perpustakaan SMK N 1 Salatiga)
Berikut ini diperoleh informasi dari narasumber tentang solusi
untuk menangani problematika yang dialami kantin kejujuran:
“Solusinya nek bagi saya yang kaitannya dengan tadi yang pertama,
dijemput secara pribadi terus sentuhan-sentuhan agama saya masukkan
karena berkaitan dengan proses KBM. Yang kaitannya dengan kurang
representatif, sekolah berusaha untuk nanti ada penambahan kantin
kejujuran, itu kan masih ada ruangan kosong, mudah-mudahan nanti
bisa.” (Wawancara dengan UA guru PAI, 30 April 2018, pukul 12:03
WIB, di ruang Lobby SMK N 1 Salatiga)
“Kalau di kotak uang sudah penuh dan ada uang dengan nominal besar
ya langsung diambil dan disendirikan. Dan kita beri tahu pada petugas
untuk tidak melakukan kegiatan apapun ketika kantin ramai
pengunjung.” (Wawancara dengan SM pengelola kantin kejujuran, 4 Mei
2018, pukul 08.21 WIB, di Laboratorium Akuntansi)
“Stok opnam pagi harus lebih intensif. Saya kan curiganya begini,
jangan-jangan yang nggak disiplin penyetor, stor 5 diakokke 6, makanya
solusinya anak-anak harus ngitung. Bilang itu nggak cuma dengan tulisan
ini itu, tapi anak harus tetep ngitung. Jadi harus pasti antara omongan
dari supplier dengan kenyataan barang yang dititipkan. Yang kedua,
petugas disana sembari melakukan tugas admin ya mengamati siswa.”
(Wawancara dengan NA waka kurikulum, 4 Mei 2018, pukul 08.06 WIB,
di depan ruang kurikulum)
“Kalau saya lihat itu banyak tempelan-tempelan slogan tentang
berbuatlah jujur dan lain-lain. Kemudian peringatan waktu upacara, dan
kepengawasan dari siswa atau pengelola lebih intensif.” (Wawancara
dengan DW guru PKN, 30 April 2018, pukul 11:25 WIB, di
Perpustakaan SMK N 1 Salatiga)
“Yang pertama dari supplier, sering ibu memanggil supplier kalau
memang ketahuan tidak jujur. Yang kedua, bagi pembeli itu disampaikan
lewat laporan tertulis yang ditempel di papan pengumuman kantin
kejujuran dan yang kedua disampaiakan pada saat upacara bendera. Jadi
laporan setiap hari dirangkum dalam seminggu untuk diumumkan saat
upacara. Kalau petugasnya kita himbau agar lebih teliti.” (Wawancara
75
dengan SK mantan pengelola kantin kejujuran, 30 April 2018, pukul
10:37 WIB, di perpustakaan SMK N 1 Salatiga)
“Solusi untuk menangani masalah kantin kejujuran kaitannya dengan
siswa yang masuk ke dalam ranah bimbingan konseling, siswa kita
undang untuk melakukan konseling individual juga melakukan
bimbingan kelompok di dalam kelas dengan topik kejujuran. Dan apabila
diperlukan lagi, kita mengundang orang tua apabila masalahnya sudah
dalam ranah yang bukan wewenang guru BK.” (Wawancara dengan NS,
30 April 2018, pukul 10:09 WIB, di Perpustakaan SMK N 1 Salatiga)
4. Penanaman Sikap Jujur dan Tanggung Jawab Melalui Kantin
Kejujuran
Menurut hasil penelitian, terungkap penanaman sikap jujur dan
tanggung jawab siswa melalui kantin kejujuran yang disampaikan oleh
guru:
“Ini juga dapat melatih siswa bertanggung jawab dengan me-manage
uang saku yang mereka punyai. Jadi jangan besar pasak daripada tiang.
Dadi nak sangune 100 yo jajane 100 opo kurang dari 100. Ini kan
melatih kejujuran dan tanggung jawab. Kalau dikasih 1000 ya jangan
sampai melebihi 1000.” (Wawancara dengan UA guru PAI, 30 April
2018, pukul 12:03 WIB, di ruang Lobby SMK N 1 Salatiga)
“Kalau untuk petugasnya ya ada, soalnya kan dia harus bertanggung
jawab dengan uang yang ada. Nanti kalau tidak teliti dalam pembukuan
kan nanti tak tagih, tak seneni. Kalau untuk pembelinya ya ada, tapi ya
tidak semuanya.” (Wawancara dengan SM pengelola kantin kejujuran, 4
Mei 2018, pukul 08.21 WIB, di Laboratorium Akuntansi)
“Harapannya begitu. Makannya kan nggak boleh dipasangi CCTV. Kita
pasang slogan-slogan kejujuran itu, tapi sejauh ini dibaca atau tidak.
Makanya melalui media upacara kita sampaikan laporannya bahwa
minggu ini defisit berapa, nanti akhirnya kita proyeksikan kalau sehari
sekian, satu minggu sekian, satu tahun sudah defisit berapa. Kemudian
saya juga pakai sentuhan agama ya, bahwa kalau mereka ngambil tidak
bayar itu berarti api yang dimasukkan dalam mulut kalian. Tapi sekarang
itu kan seperti itu nggak mempan, karena tidak ada bukti nyata neraa
surga itu kan nanti.” (Wawancara dengan NA waka kurikulum, 4 Mei
2018, pukul 08.06 WIB, di depan ruang kurikulum)
76
“Saya lihat nggih, bisa. Karena mereka bisa melakukan transaksi itu
tanpa dipaksakan.” (Wawancara dengan DW guru PKN, 30 April 2018,
pukul 11:25 WIB, di Perpustakaan SMK N 1 Salatiga)
“Dapat menanamkan sikap jujur dan tanggung jawab siswa. Alasannya
siswa dapat berlatih memberikan dan menanamkan apa yang seharusnya
diberikan ke kantin dengan apa yang mereka lakukan dalam belanja
siswa.” (Wawancara dengan NS, 30 April 2018, pukul 10:09 WIB, di
Perpustakaan SMK N 1 Salatiga)
“Tentunya iya. Utamanya petugas ya, kan otomatis dia harus bisa
mempertanggungjawabkan dari pagi mulai buka sampai siang itu ada
berapa, barang yang dijajakan ada berapa yang sudah laku sehingga bisa
menghitung laba. Baik laba yang sesungguhnya, maksudnya begini, ada
uang itu sesuai dengan kenyataan apa nggak gitu lho maksudnya.”
(Wawancara dengan SK mantan pengelola kantin kejujuran, 30 April
2018, pukul 10:37 WIB, di perpustakaan SMK N 1 Salatiga)
Menurut hasil penelitian, terungkap penanaman sikap jujur dan
tanggung jawab siswa melalui kantin kejujuran yang disampaikan oleh
siswa:
“Ya. Bisa menanamkan sikap jujur itu contohnya ya ambil kembaliannya
sesuai yang kita beli apa aja. Kalau sebagai petugas ya jujurnya tu kalau
yang terjual segini berarti laporannya juga segini. Terus tanggung
jawabnya ya itu tadi kalau misalkan jajannya segini ya bayarnya segini
kan itu tanggung jawab kita buat bayar segitu.” (Wawancara dengan AA,
24 April 2018, pukul 09:35 WIB, di Kantin Kejujuran)
“Tergantung orangnya, mau apa tidak berbuat jujur.” (Wawancara
dengan NS, 4 Mei 2018, pukul 09:25 WIB, di Kantin Kejujuran)
Terkait dengan manfaat adanya kantin kejujuran, diperoleh informasi
dari narasumber, sebagai berikut:
“Ya melatih kejujuran siswanya jadi kan kalau besuk di tempat kerja gitu
bisa lebih jujur gitu.” (Wawancara dengan AA, 24 April 2018, pukul
09:35 WIB, di Kantin Kejujuran)
“Menambah tingkat kejujuran, terus ya intinya lebih melatih diri kita
untuk jujur aja.” (Wawancara dengan NA, 11 Mei 2018, pukul 09:29
WIB, di depan ruang UKS)
77
“Menambah kantin di sekolah, karena kantinnya kan belum banyak. Dan
agar siswa tidak jajan di luar.” (Wawancara dengan AFA, 4 Mei 2018,
pukul 09:21 WIB, di Kantin Kejujuran)
“Jajannya nggak kejauhan mbak.” (Wawancara dengan NS, 4 Mei 2018,
pukul 09:25 WIB, di Kantin Kejujuran)
B. Analisis Data
1. Sistem Pengelolaan Kantin Kejujuran SMK N 1 Salatiga
Berdasarkan data yang peneliti dapatkan kemudian peneliti
simpulkan bahwasanya implementasi kantin kejujuran dalam
menanamkan sikap jujur dan tanggung jawab siswa sudah cukup baik di
luar problematika yang ada. Dari data yang peneliti kumpulkan melalui
hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan di SMK N 1
Salatiga menunjukkan bahwa sistem pengelolaan kantin kejujuran terbagi
menjadi 4 bagian, yakni mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengevaluasian.
a. Perencanaan
Perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan
sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam
rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Menurut Stoner James, A.F.
(dalam Herujito, 2006: 89) langkah dasar perencanaan adalah (1)
menetapkan tujuan berupa apa yang dibutuhkan atau diinginkan, (2)
mendefinisikan situasi saat ini tentang sumber daya yang dimiliki dan
data keuangan, (3) menganalisis faktor-faktor eksternal dan internal
78
organisasi, (4) mengembangkan rencana dengan cara memilih
alternatif yang sesuai dan menguntungkan.
Perencanaan menurut Soekarno adalah persiapan-persiapan
tentang apa yang akan dicapai, yang kemudian memberikan pedoman,
garis-garis besar tentang apa yang akan dituju. Perencanaan berisi
tentang what (apa maksud tujuan yang hendak dicapai), how
(bagaimana cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut),
why (mengapa seperti itu), where (di mana tempat kegiatan usaha
akan dilaksanakan), when (kapan rencana itu dilaksanakan), dan who
(siapa yang akan melaksanakan) (Soekarno, 1980: 70).
Setiap program yang akan berlangsung, membutuhkan
perencanaan yang matang. Begitu juga pada perencanaan
penyelenggaraan kantin kejujuran yang meliputi beberapa hal penting
yang menjadi dasar didirikannya kantin kejujuran. Di antaranya
meliputi sejarah berdirinya kantin kejujuran, permodalan, penentuan
tujuan, visi misi, manfaat implementasi kantin kejujuran serta sistem
sosisalisasi dari program tersebut.
1) Penentuan Tujuan
Tujuan kantin kejujuran SMK N 1 Salatiga menurut beberapa
narasumber adalah sebagai media bagi siswa untuk membiasakan
berlaku jujur dan bertanggung jawab, serta menumbuhkan jiwa
wirausaha. Sehingga dengan tujuan tersebut diharapkan dapat
membantu menangani berbagai kemerosotan karakter yang ada.
79
Tujuan pada kantin kejujuran ini tentunya selaras dengan visi SMK
N 1 Salatiga yakni untuk mencetak sumber daya manusia yang
berbudi pekerti luhur, dan salah satu misinya untuk menumbuhkan
jiwa dan semangat berwirausaha.
Tujuan kantin kejujuran SMK N 1 Salatiga juga sejalan
dengan yang diprogramkan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Tengah bahwa tujuan penyelenggaraan kantin kejujuran adalah
untuk mendukung kualitas sumber daya manusia melalui upaya
menanamkan, menumbuhkan, memelihara, dan mengembangkan
nilai-nilai keterbukaan, ketaatasasan, tanggung jawab, kemandirian,
dan keadilan peserta didik melalui praktik pendidikan di
lingkungan sekolah secara mandiri dan terbuka (Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Tengah, 2010: 7).
Berdasarkan data dokumentasi, diperoleh makalah dalam
Panduan Kantin Kejujuran Siswa SMA/SMK yang di dalamnya
terdapat tujuan dan sasaran pendirian kantin kejujuran. Tujuan
pendirian kantin kejujuran yakni sebagai berikut:
(a) Menyadarkan adanya sebuah konsekuensi dari setiap perbuatan
yang dilakukan.
(b) Melatih sikap jujur sejak dini dalam seluruh aktivitas di
sekolah.
(c) Mengimplementasikan ketaatan hukum melalui aktivitas di
sekolah.
80
Sasaran yang ingin dicapai dalam Pembinaan Masyarakat
Taat Hukum melalui Kantin Kejujuran adalah anak usia sekolah
jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA /MA, SMK dan nonformal.
Sasaran yang lebih luas dari program ini adalah masyarakat sekitar
sekolah dan orang tua siswa yang diharapkan akan merespon secara
positif dalam pembinaan masyarakat dan keluarga.
Dari sasaran yang ingin dicapai di atas, dalam kenyataannya
memang kantin kejujuran SMK N 1 Salatiga ini sudah dapat
dikatakan sesuai. Sasaran sudah tepat kepada para siswanya yang
masuk pada jenjang SMK, kemudian juga meluas sampai
melibatkan masyarakat sekitar sebagai supplier di kantin kejujuran
yang secara tidak langsung dapat menciptakan relasi dari
masyarakat dengan sekolah dan saling menguntungkan satu sama
lain.
2) Mengikuti Workshop dan Pemberian Modal
Pada awal mulanya sebelum mendirikan kantin kejujuran,
ada beberapa guru yang ditugaskan untuk mengikuti kegiatan
workshop di Semarang. Dari beberapa guru tersebut salah satunya
yaitu ibu Sri Kustiyah (SK). Beliau dan beberapa rekannya
mengikuti kegiatan workshop selama 4 hari dimulai pada tanggal
31 Oktober 2009. Pada kesempatan workshop tersebut, beliau para
wakil dari SMK N 1 Salatiga dibekali pengetahuan mengenai
pentingnya pelaksanaan kantin kejujuran yang diharapkan mampu
81
menekan tindak kejahatan korupsi. Dengan adanya program kantin
kejujuran ini dimaksudkan untuk menanamkan dan meningkatkan
sikap jujur kepada generasi muda. Setelah kegiatan workshop
berlangsung, SMK N 1 Salatiga langsung melaksanakan perintah
dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mendirikan kantin
kejujuran. Pada pendirian kantin ini, sekolah mendapatkan bantuan
dana sebesar Rp 10.000.000,- sebagai modal awal yang kemudian
digunakan untuk membeli berbagai perlengkapan yang dibutuhkan
serta pemasokan barang yang didapatkan dari para supplier yang
sebelumnya telah melakukan perjanjian salah satunya mengenai
sistem keuntungan yang dapat diperoleh kantin kejujuran.
3) Pendirian Kantin Kejujuran di SMK N 1 Salatiga
Pada 5 Januari 2011 berdirilah kantin kejujuran di SMK N 1
Salatiga yang berada dibawah pimpinan atau tanggung jawab
kepala sekolah dan dibantu beberapa guru. Awalnya, kantin berada
di samping BC (Bisnis Centre) Mart yang tempatnya cukup luas.
Di kantin ini juga telah menyediakan etalase untuk menempatkan
jajanan, almari pendingin minuman, dispenser, serta disediakan
meja kursi untuk para siswa menikmati jajanan yang mereka beli.
Namun, lokasi kantin kejujuran saat itu cukup jauh dari ruang kelas
siswa. Hal ini yang membuat siswa terkadang enggan berbelanja di
kantin kejujuran karena dapat mengurangi jam istirahat mereka.
Seiring berjalannya waktu, kantin kejujuran dipindahkan di
82
samping ruang OSIS, memang setelah dipindahkan di lokasi yang
baru, lebih menguntungkan bagi siswa karena lokasinya dekat
dengan kelas. Akan tetapi, lokasi yang saat ini lebih kecil sehingga
tidak memungkinkan untuk pihak pengelola atau sekolah
menyediakan tempat duduk dan meja untuk para siswa.
4) Menganalisis Tantangan Eksternal dan Tahapan Sosialisasi Kantin
Kantin kejujuran di SMK N 1 Salatiga bukan merupakan
satu-satunya kantin yang ada di SMK N 1 Salatiga. Lokasi kantin
kejujuran terdahulu, saat ini telah berubah dan telah didirikan
kantin baru yang dikelola oleh pihak luar sekolah (masyarakat)
dengan sistem kontrak. Selain itu, di SMK N 1 Salatiga juga
memiliki BC (Bisnis Centre) Mart yang menjual berbagai
keperluan siswa. Ada juga kafetaria yang dikelola oleh sekolah
untuk siswa jurusan Tata Boga sebagai media untuk praktik
kejuruan. Selain yang telah disebutkan, masih banyak kantin
lainnya yang ada di sekolah tersebut, kurang lebih jumlahnya ada 6
kantin umum yang bersaing baik dari segi variasi makanan, harga,
rasa dan fasilitas yang membuat siswa nyaman berbelanja. Untuk
itu, sekolah memiliki cara tersendiri dalam mengatasi tantangan
eksternal ini yaitu memberi pengumuman kepada siswa khususnya
untuk peserta didik baru melalui kegiatan upacara rutin dan MOPD
yang berisi seputar keadaan sekolah yang di dalamnya diselipkan
tentang kondisi kantin kejujuran, penjelasan mengenai letak kantin
83
dan sistem self-service yang praktis untuk siswa. Selain itu,
bertransaksi di kantin kejujuran juga lebih menguntungkan yakni
dapat melatih mental siswa untuk berlatih jujur dan tanggung
jawab. Dengan adanya self-service system juga lebih
menguntungkan siswa untuk menghemat waktu, karena mereka
melayani dirinya sendiri tanpa dilayani penjual.
Kemudian ditambahkan pula bahwa menu di kantin kejujuran
lebih sesuai dengan menu kesehatan, karena makanan yang berada
di kantin kejujuran sudah diperiksa dahulu kandungan gizinya.
Namun, seiring berjalannya waktu, sistem sosialisasi lewat upacara
sudah mulai ditinggalkan. Hal ini sesuai pengakuan beberapa siswa
yang diwawancarai peneliti. Mereka mengungkapkan bahwa sistem
sosialisasi dari pihak pengelola atau sekolah yang diumumkan
melalui upacara sudah tidak beroperasi sebagaimana mestinya.
Menurut pengakuan mereka, sistem sosialisasi ini terakhir
dilakukan pada tahun lalu.
b. Pengorganisasian
Usman mendefinisikan pengorganisasian merupakan
penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi,
sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya
(Usman, 2010: 146). Kantin kejujuran merupakan sebuah program
yang tidak luput dari struktur organisasi. Kepengurusan kantin
kejujuran di sekolah terdiri dari penanggungjawab, kepala sekolah,
84
ketua komite sekolah, pembina kantin, wakil kepala sekolah, kepala
tata usaha, konsultan (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2010:
12-13).
Dokumentasi yang diperoleh peneliti yakni berupa laporan
Rencana Penyelenggaraan Kantin Kejujuran pada tanggal 6 Desember
2010 yang dibuat oleh pengurus kantin kejujuran. Dalam laporan
tersebut terdapat awal mula struktur organisasi kepengurusan kantin
kejujuran dan siswa yang bertugas yakni dari OSIS. Dalam laporan
tersebut juga memuat uraian tugas mulai dari pengarah, penasihat,
penanggung jawab, koordinator, sekretaris, bendahara, pengadaan
barang, pembukuan dan teknik penjualan. Namun, saat ini yang
bertugas sebagai penjaga kantin diambil dari siswa kelas XI jurusan
Akuntansi. Hal ini dipertimbangkan karena beberapa hal, salah
satunya karena telah belajar dari pengalaman sebelumnya dari
pengamatan guru bahwa ketika siswa yang tergabung dalam OSIS
yang bertugas, dimana terdiri dari siswa dengan beberapa jurusan
yang berbeda, sebagian besar yang dapat menjalankan tugasnya
dengan baik adalah siswa jurusan Akuntansi.
Dari beberapa keterangan narasumber diperoleh hasil bahwa
Struktur Organisasi Kantin Kejujuran Tahun Pelajaran 2017/2018
terdiri dari:
1) Pengarah : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Tengah
85
2) Penasehat : Ketua Komite SMK N 1 Salatiga
3) Penanggungjawab : Haris Wahyudi, S.Pd.,M.Pd.
4) Koordinator : Drs. Niam Abadi
5) Sekretaris : Susilowati, S.Pd
6) Bendahara : Sri Makmuri TKM, S.Pd.
7) Sie Usaha : Tri Rahayu,S.Pd. & Ari Widyaningsih,S.Pd
c. Pelaksanaan
Soekarno berpendapat actuating sebagai penggerakan adalah
suatu fungsi pembimbingan dan pemberian pimpinan serta
penggerakan orang-orang, supaya orang tersebut suka dan mampu
bekerja (Soekarno, 1980: 86). Actuating menurut George R. Terry
(dalam Herujito, 2006: 179) adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
seorang manajer yang menyebabkan orang-orang lain bertindak. Pada
penelitian ini dikemukakan beberapa hasil wawancara dan observasi
terkait proses pelaksanaan kantin kejujuran di SMK N 1 Salatiga.
Menurut mekanisme penyelenggaraan kantin kejujuran, barang yang
disajikan merupakan barang konsumsi atau jajanan peserta didik
berupa makanan dan minuman. Barang disajikan di dalam etalase dan
beberapa minuman dimasukkan ke dalam almari pendingin agar tidak
cepat basi. Pemberian label harga (banderol) yang jelas di setiap
wadah makanan dan minuman tersebut dimaksudkan agar
memudahkan siswa untuk mengetahui harga per item yang mereka
beli. Jadi, nantinya siswa bisa menghitung berapa total barang yang
86
mereka beli yang kemudian melakukan pembayaran dan mengambil
uang kembalian (jika diperlukan) dengan jumlah yang sesuai. Di atas
meja disediakan kotak uang untuk tempat uang pembayaran maupun
uang pengembalian. Jumlah tiap jenis barang dihitung secara jelas
untuk mempermudah pertanggungjawaban keuangan dan barang
(Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2010: 12-13). Selaras
dengan aturan tersebut, proses pelaksanaan kantin kejujuran di SMK
N 1 Salatiga secara umum digambarkan sebagai berikut:
1) Pembelanjaan barang
Awal mulanya, ketika kantin kejujuran masih dalam
tanggung jawab SK (pengelola lama), pembelanjaan barang
dilakukan oleh pengelola. Namun, saat ini SM sebagai pengelola
baru sudah tidak melakukan pembelanjaan barang. Hal ini
dikarenakan semua suplai makanan dan minuman di kantin
kejujuran dari para supplier. Menurut pengelola baru, cara ini
untuk mengantisipasi jika barang yang dijual di kantin kejujuran
ketika tidak bisa habis, barang dikembalikan lagi kepada supplier,
jadi kantin kejujuran tidak menanggung kerugian.
2) Penyusunan Barang
Barang yang telah dibeli ditata di etalase dan mesin
pendingin minuman. Barang disusun sesuai jenis dan diberi label
harga. Setiap paginya mulai pukul 07.00-14.00 WIB, petugas
kantin yang terdiri dari 3 siswa melakukan tugasnya masing-
87
masing. Setiap paginya ketika supplier datang membawa barang
titipan mereka, para penjaga kantin mulai menghitung kembali
barang titipan tersebut dan menempatkan ke dalam wadah yang
disediakan kantin kejujuran dan mulai menatanya di etalase dan
almari pendingin minuman.
3) Penyelenggaraan Kantin Kejujuran
Menurut mekanisme penyelenggaraan kantin kejujuran,
pembayaran dan pengembalian dalam penyelenggaraan kantin
kejujuran dilakukan melalui mekanisme sebagai berikut:
a) Peserta didik memilih dan mengambil barang sendiri (self-
service), dan membayar sendiri sesuai dengan harga barang
yang dibeli (self-payment).
b) Apabila perlu uang kembalian, peserta didik mengambil sendiri
sesuai dengan selisih jumlah uang yang dibayarkan dengan
jumlah harga barang yang diterima/diambil (Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Tengah, 2010: 12-13).
Mekanisme yang sama diterapkan di kantin kejujuran SMK
N 1 Salatiga. Siswa yang berbelanja mengambil jajanan sesuai
selera mereka kemudian menghitung, membayar, serta mengambil
kembalian pada tempat uang yang telah disediakan. Bagi supplier
atau siswa yang hendak ikut menitipkan barangnya di kantin
kejujuran harus melalui proses seleksi uji kelayakan dan yang lolos
bisa menitipkan barang dengan cara menuliskan jumlah yang
88
dititipkan pada buku yang telah tersedia. Siang harinya ketika
kantin kejujuran hendak tutup, biasanya para supplier datang untuk
mengambil uang setoran dan makanan yang mereka titipkan jika
tidak habis.
Salah satu prinsip dasar pengembangan kantin kejujuran
adalah penumbuhkembangan jiwa kewirausahaan yaitu
penyelenggaraan kantin kejujuran bisa menjadi wahana berlatih
wirausaha peserta didik dan upaya menumbuhkembangkan jiwa
kewirausahaan (enterpreneur building) peserta didik dengan
didasari nilai-nilai kejujuran (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Tengah, 2010: 8). Di dalam pelaksanaannya, kantin kejujuran SMK
N 1 Salatiga selain melatih kejujuran dan tanggung jawab dengan
sistem self-service, kantin ini juga membuka peluang
kewirausahaan bagi siswa salah satunya dengan menjual produk
buatan siswa di kantin tersebut.
Proses pelaksanaan kantin kejujuran tidak lepas dari peran
guru PAI, guru BP dan guru PKN yang terus memberi pengarahan
kepada siswa saat jam pelajaran berlangsung terkait penanaman
akhlak khususnya kejujuran. Menurut UA, perannya sebagai guru
PAI yakni selalu memantau di setiap waktu agar anak-anak itu
mengambil barang sesuai dan membayarnya juga sesuai.
Sedangkan selaku guru BP, NS mengungkapkan bahwa perannya
sebagai wahana dalam menyampaikan bimbingan di dalam kelas,
89
khususnya bimbingan pribadi maupun sosial sehingga dapat
membuat siswa memahami pentingnya kejujuran di dalam
lingkungan sekolah. Kemudian DW juga menyampaikan perannya
sebagai guru PKN untuk mengajarkan siswanya melakukan
tindakan yang sesuai norma hukum, norma agama dan norma yang
ada di sekolah atau tata tertib.
d. Pengendalian (Pengevaluasian)
Pengendalian atau pengawasan adalah tugas untuk
mencocokkan sampai di mana program atau rencana yang telah
dilaksanakan (Soekarno, 1980: 104). Dengan demikian diketahui
kelemahan, kekurangan, serta dapat mencari jalan keluar untuk
mengatasinya. Kegiatan evaluasi kantin kejujuran SMK N 1 Salatiga
biasanya disampaikan ketika upacara hari Senin. Ketika upacara telah
selesai, maka pengelola kantin kejujuran menyampaikan berapa
keuntungan atau kerugian yang dialami kantin kejujuran selama
seminggu terakhir. Tidak hanya menyampaikan laba/rugi dalam
seminggu, guru juga menghimbau para muridnya agar lebih bisa
meningkatkan sikap jujur mereka ketika berbelanja di kantin kejujuran.
Selain evaluasi mingguan lewat upacara, kantin kejujuran juga membuat
evaluasi harian dengan menulis hasil penjualan yang kemudian ditulis di
kertas berapa untung atau rugi penjualan dalam hari itu, kemudian kertas
tersebut ditempelkan di papan pengumuman yang ada di kantin
kejujuran.
90
Namun, sistem evaluasi tersebut tidak dapat berlangsung
sebagaimana mestinya. Hal ini dikarenakan tidak semua guru mau
membagi waktunya untuk mengurus kantin kejujuran, karena tugas
utama seorang guru adalah mengajar. Hal ini berdampak pada sistem
evaluasi kantin tidak berjalan seperti pada awal program. Sistem
evaluasi hanya dilihat dari modal kembali dan masih berjalan.
Menurut SM dan NA modal sudah kembali dan hanya mengelola
keuntungan kantin kejujuran merupakan bukti bahwa kantin tidak
mengalami kerugian.
Dari sinilah dapat disimpulkan bahwa sekolah berhasil
menanamkan nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab pada siswa.
Salah satu prinsip dasar pengembangan kantin kejujuran adalah
keluwesan program yaitu fleksibilitas penyelenggaraan kantin
kejujuran dapat disesuaikan dengan budaya sekolah, kemampuan
sekolah, waktu, tempat, dan model penyelenggaraan (Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2010: 8).
Merujuk pada aturan ini, maka prinsip evaluasi yang
dilaksanakan di SMK N 1 Salatiga ini sudah sesuai dengan mengelola
kantin kejujuran sesuai dengan kemampuan sekolah. Pengelola yang
memiliki jam mengajar yang padat tentu akan kesulitan apabila
dimintai laporan mengenai kantin setiap hari. Sebagai gantinya, modal
yang sudah kembali dan sekarang tinggal menjalankan keuntungan
91
cukup menjadi bahan evaluasi bahwa kantin berhasil menjalankan
misinya.
Kantin kejujuran merupakan kantin yang lebih diminati siswa
daripada kantin lain di lingkungan SMK N 1 Salatiga karena
tempatnya lebih bersih, kualitas makanan yang lebih terjamin, self-
service system yang praktis, lebih murah, dan melatih kejujuran serta
tanggung jawab. Selain alasan tersebut, ada pula siswa yang memilih
jajan di kantin kejujuran karena sadar akan tujuan berdirinya kantin,
sebagaimana diungkapkan PWL. Menurut hasil evaluasi, selain
alasan-alasan yang telah diungkapkan, kantin kejujuran lebih diminati
siswa karena menyediakan jajanan kesehatan. Keberadaan Bapak Ibu
guru di kantin umum juga menyebabkan siswa lebih memilih jajan di
kantin kejujuran yang lebih bebas dan tidak ada rasa canggung.
Kantin kejujuran juga memiliki kelemahan atau kekurangan
yang terkadang membuat siswa lebih memilih jajan di kantin umum.
Jumlah, variasi, dan rasa makanan yang tidak sebanyak di kantin
umum membuat siswa bosan. Ruangan yang sempit dan tidak adanya
meja kursi yang semestinya dapat digunakan siswa untuk bersantai
menikmati jajanan, membuat siswa terkadang enggan berbelanja di
kantin kejujuran. Terlebih ketika istirahat jam pertama pada pukul
10.00 WIB kantin kejujuran dipadati pembeli.
Melihat perkembangan kantin dari tahun ke tahun, sejak
berdirinya hingga sekarang, kantin kejujuran mengalami penurunan
92
daripada saat awal berdirinya. Dahulu, variasi makanan dan minuman
cukup banyak seperti ada putu ayu, mi gelas dan minuman cepat saji
lainnya yang dapat menarik minat siswa.
Proses evaluasi program memerlukan saran dari orang yang
berhubungan dengan program tersebut supaya program yang ada ke
depannya lebih baik. Berikut ini beberapa saran dari narasumber yang
menyarankan supaya makanan lebih enak dan lebih banyak serta
sistem kembalian dipermudah dengan menyediakan stock uang
dengan nominal kecil.
2. Problematika dalam Manajemen Kantin Kejujuran SMK N 1
Salatiga
Salah satu problematika di kantin kejujuran adalah ketika siswa
jajan di kantin, makan kue tiga, namun dia hanya membayar satu
(Tresnawati, 2012: 35). Peristiwa ini juga terjadi di kantin kejujuran
SMK N 1 Salatiga. Implementasi kantin kejujuran di sekolah mengalami
berbagai problematika yang didasari berbagai faktor pula. Faktor tersebut
bukan hanya disebabkan oleh siswa, tetapi semua pihak yang terlibat
dalam kantin kejujuran. Banyak faktor yang melatarbelakangi mengapa
sampai saat ini kantin kejujuran masih mengalami kerugian. Yang
dimaksud kerugian di sini yakni uang yang seharusnya dijadikan
keuntungan untuk kantin, tetapi jumlah keuntungan tidak sesuai dengan
yang seharusnya diperoleh karena uang yang ada tidak sesuai dengan
jumlah uang yang seharusnya. Problematika tersebut muncul dari
93
beberapa pihak, misalnya dari siswa, pengelola, supplier, dan penjaga
kantin yang bertugas. Selain itu, problematika yang lain adalah keluhan
siswa mengenai variasi makanan yang masih kurang lengkap. Terkadang
siswa sangat bosan hanya melihat jenis makanan yang kurang variatif.
Dibandingkan dengan variasi makanan di kantin umum yang beraneka
ragam dari jenis makanan yang up to date, kantin kejujuran saat ini
memang kalah bersaing. Beberapa siswa juga mengeluh terhadap sistem
pembayaran yang terkadang tidak ada uang kembalian sehingga mereka
harus menunggu pelayanan uang kembalian dari petugas kantin. Hal ini
memang agak menyimpang dari mekanisme transaksi di kantin kejujuran
yang seharusnya siswa murni melayani dirinya sendiri. Petugas kantin
kejujuran memang sengaja mengambil sejumlah uang dengan nominal
tertentu jika dirasa uang tersebut telah terkumpul cukup banyak. Hal ini
dilakukan karena untuk mengurangi tindak kecurangan yang bisa saja
dilakukan oleh sebagian siswa yang tergiur melihat cukup banyak uang
di kotak yang telah disediakan.
Berdasarkan beberapa problematika yang muncul tersebut, perlu
adanya upaya untuk menanganinya. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan peneliti sebelumnya, ditemukan beberapa fakta di lapangan,
sebagai berikut:
a. Petugas kantin kejujuran yang mendapat bagian sebagai kasir
menyisihkan sejumlah uang dengan nominal yang masuk kategori
besar seperti lembaran uang Rp 5000, Rp 10.000, Rp 20.000, Rp
94
50.000, Rp 100.000 jika dirasa sudah banyak dengan tujuan untuk
meminimalisir aksi kecurangan siswa yang berniat untuk mengambil
kembalian yang tidak semestinya.
b. Penjaga kantin tidak banyak melakukan aktivitas yang dapat menyita
perhatian mereka untuk mengawasi siswa yang sedang jajan di kantin
kejujuran ketika jam istirahat sedang berlangsung. Hal ini
dimaksudkan agar dapat meminimalisir kecurangan siswa.
c. Adanya pengecekan terhadap barang titipan yang dijual di kantin
kejujuran yang berupa makanan dan minuman. Pengecekan dilakukan
oleh petugas kantin kejujuran. Ketika supplier datang, petugas kantin
kejujuran mulai menghitung barang titipan agar tidak terjadi
kecurangan yang bisa saja dilakukan oleh supplier tersebut.
d. Terdapat beberapa slogan yang tertempel di dinding kantin kejujuran.
Slogan tersebut dimaksudkan untuk membuat para siswa sadar akan
kejujuran dan tanggung jawab mereka ketika berbelanja di kantin
kejujuran. Melakukan pemanggilan secara pribadi bagi siswa yang
tidak jujur dan memberikan sentuhan-sentuhan agama.
e. Melakukan pemanggilan terhadap supplier jika ketahuan berbuat
curang saat menitipkan barang di kantin kejujuran.
f. Menangani siswa dengan melakukan konseling individual dan juga
melakukan bimbingan kelompok di dalam kelas dengan topik
kejujuran. Dan apabila diperlukan lagi, guru akan memanggil orang
tua jika masalahnya sudah bukan dalam wewenang guru BP.
95
Selama peneliti melakukan penelitian di SMK N 1 Salatiga, tidak
ditemukan adanya laporan penjualan harian yang menurut pengelola
kantin kejujuran, laporan tersebut ditempelkan pada dinding kantin
kejujuran agar siswa dapat mengetahui keuntungan atau kerugian yang
didapatkan kantin kejujuran pada hari itu. Pengumuman lewat upacara
hari Senin pun juga sudah lama tidak berjalan sebagaimana mestinya
pada awal penyelenggaraan kantin kejujuran. Menurut pengakuan
beberapa siswa, pengumuman lewat upacara bendera sudah vakum sejak
tahun 2017 lalu.
SMK N 1 Salatiga tidak memberikan sanksi berupa hukuman bagi
siswa yang tidak jujur dalam berbelanja, melainkan hanya diberi
himbauan dan pengarahan untuk menyadarkan siswa bahwa
perbuatannya tersebut salah. Seperti yang diungkapkan UA, pernah ada
laporan dari siswa bahwasanya ada siswa lain yang melakukan aksi
curang di kantin kejujuran. Menurut saksi, pelaku tersebut pura-pura
memasukkan uang di kotak uang yang telah disediakan, padahal
kenyataannya mereka malah mengambil uang di kotak tersebut.
Kemudian UA bertindak dengan cara memanggil pelaku tersebut untuk
mengklarifikasi kejadian tersebut. Namun, pelaku tidak mengakui
perbuatannya. UA tidak memberikan hukuman, tetapi hanya memberikan
pengarahan bahwasanya pelaku harus bertindak jujur dimanapun dan
dalam situasi apapun. SM juga memberikan informasi bahwasanya pihak
pengelola maupun sekolah tidak pernah memberikan sanksi. Menurut
96
SM, pihak Kejaksaan memberikan modal untuk pendirian kantin
kejujuran adalah sebagai cara untuk menguji sejauh mana siswa dapat
bertindak jujur tanpa dilayani petugas kantin. Peristiwa ini sejalan
dengan pendapat Skinner bahwa punishment tidak efektif dalam
mengarahkan pembentukan perilaku karena hukuman mempunyai efek
emosional yang tidak memberitahu perilaku mana yang dikehendaki dan
justru ia akan melakukan tindakan menyakiti orang lain ketika ia
menerima hukuman yang menyakiti si anak (Sriyanti, dkk, 2013: 51).
Maka, sudah tepatlah apabila pihak SMK N 1 Salatiga melakukan
pembinaan tanpa menghukum para siswa yang curang saat berbelanja di
kantin kejujuran, karena hal ini akan membuat siswa sadar bahwa
perilakunya salah dan paham tindakan apa yang seharusnya ia lakukan.
3. Penanaman Sikap Jujur dan Tanggung Jawab Melalui Kantin
Kejujuran Siswa SMK N 1 Salatiga
Tujuan awal berdirinya kantin kejujuran adalah sebagai media
penanaman karakter siswa, diantaranya sikap jujur dan tanggung jawab.
Menurut tokoh behavioristik, khususnya Skinner berpendapat bahwa
lingkungan memiliki pengaruh luar biasa pada proses belajar dan
perilaku lebih daripada yang dialami (Sriyanti,dkk, 2013: 46). Dari
sinilah betapa pentingnya kehadiran lingkungan yang mendukung
terbentuknya sikap jujur dan tanggung jawab siswa, salah satunya
melalui hadirnya kantin kejujuran. Hal ini selaras dengan manfaat kantin
kejujuran yang disampaikan oleh Didik Pradigdo dalam “Workshop
97
Pembinaan Nilai-nilai Kejujuran Siswa SMA/SMK Jawa Tengah” pada
Rabu,11 Agustus 2010. Beliau menyatakan bahwa manfaat kantin
kejujuran bagi siswa adalah dapat melatih kejujuran dan sikap tanggung
jawab yang diberikan, serta sikap kemandirian.
Samani dan Hariyanto (2012: 51) mengemukakan, jujur adalah
menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara yang dikatakan dan
dilakukan (berintegritas), berani karena benar, dapat dipercaya (amanah,
trustworthisness), dan tidak curang (no cheathing). Jujur ialah
mengabarkan pada manusia terhadap sesuatu yang diyakini bahwa hal itu
benar adanya. Kabar tidak hanya perkataan, akan tetapi terkadang
melalui perbuatan. (Ahmad Amin, 2012: 142). Jujur berarti adanya
kesesuaian antara perkataan dan perbuatan baik terhadap diri sendiri
maupun orang lain.
Salah satu prinsip dasar pengembangan kantin kejujuran adalah
keterarahan tujuan. Penyelenggaraan kantin kejujuran ini lebih diarahkan
pada tujuan pembentukan, revitalisasi, dan pengaktualisasian nilai-nilai
kejujuran, akhlak mulia, budi pekerti, serta penanaman jiwa
kewirausahaan (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2010: 8).
Penyelenggaraan kantin kejujuran tidak dilihat dari segi untung atau
ruginya, akan tetapi nilai kejujuran siswa.
Pada penelitian ini bentuk penanaman sikap jujur dan tanggung
jawab melalui kantin kejujuran dapat terlihat bahwasanya siswa
melakukan transaksi dan membayar sejumlah harga makanan atau
98
minuman yang mereka beli, mengambil uang kembalian dengan jumlah
yang sesuai. Contohnya adalah saat berbelanja di kantin kejujuran
beberapa narasumber mengaku tidak pernah melakukan kecurangan
dalam bertransaksi. Siswa SMK N 1 Salatiga juga mengungkapkan
dengan adanya kantin kejujuran mereka menjadi terlatih untuk bertindak
jujur dan bertanggung jawab karena ada kewajiban untuk membayar
sejumlah barang yang diambil. Hal ini membuktikan bahwa siswa sudah
berkata jujur, karena indikator jujur menurut Efendi (2012: 9) adalah
bertindak sesuai dengan apa yang dikatakan, menepati janji dengan baik,
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang diperbuat, tidak mengambil
hak orang lain, dan tidak melakukan perbuatan “curang” dalam hal
apapun.
Kantin kejujuran membuat siswa jujur pada diri sendiri, teman, dan
lingkungannya. Sikap tanggung jawab juga dapat diwujudkan dengan
mengatur keuangan siswa ketika diberi uang saku orang tuanya seperti
yang dikatakan UA bahwa siswa harus pandai mengelola uang saku
mereka sebagai wujud tanggung jawab terhadap diri sendiri. Sikap
tanggung jawab juga dapat terlihat dari petugas kantin kejujuran untuk
menjalankan tugasnya sesuai yang diamanatkan guru. Mereka harus
bertanggung jawab atas laporan penjualan yang mereka buat. Dan
bertanggung jawab menyelesaikan tugasnya tepat waktu, mengingat
sistem penugasan kantin kejujuran berganti setiap seminggu sekali.
99
Penanaman sikap jujur dan tanggung jawab melalui kantin
kejujuran dapat diberikan ketika proses KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar) yang diberikan oleh guru. Terlebih untuk guru yang berkaitan
dengan penanganan terhadap akhlak siswa seperti guru PAI, guru BP dan
guru PKN. Berkaitan dengan guru PAI yang konsentrasinya mendidik
siswa untuk menjadi generasi yang berakhlak mulia (akhlak mahmudah),
maka dalam pembelajaran PAI harus dikaitkan dengan aplikasi sikap
jujur dan tanggung jawab melalui kantin kejujuran. Jadi, kantin kejujuran
disini sebagai alat untuk mengaplikasikan teori-teori yang sudah
diberikan oleh guru. Kedudukan kantin kejujuran dalam struktur
kurikulum sekolah bisa dimasukkan dalam kategori kurikulum
tersembunyi, artinya secara tidak langsung guru atau pihak sekolah
menyelipkan pendidikan tentang penanaman kejujuran di luar KBM dan
khususnya pada kurikulum PAI. Selain melalui KBM penanaman sikap
jujur ini juga bisa diberikan ketika MOS (Masa Orientasi Siswa). SMK N
1 Salatiga juga memberikan pengarahan atau sosialisasi ketika upacara
bendera selesai. Hal ini dimaksudkan agar siswa mengetahui bagaimana
kondisi kantin kejujuran apakah mengalami kerugian atau keuntungan
dalam waktu satu minggu terakhir.
100
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat
mengambil kesimpulan bahwa:
1. Sistem pengelolaan kantin kejujuran belum sempurna dalam menjalankan
program pemerintah. Sistem pengelolaan ini meliputi proses pencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengevaluasian.
a. Perencanaan terdiri dari proses penetapan tujuan, mengikuti workshop
yang diadakan oleh dinas pendidikan provinsi Jawa Tengah, proses
pendirian kantin, modal awal, letak kantin, dan sistem sosialisasi.
b. Pengorganisasian terdiri dari elemen siswa (petugas kantin kejujuran)
dan guru.
c. Pelaksanaan meliputi pembelanjaan barang, penataan, waktu operasi
kantin, sistem self-service, dan peran guru PAI, guru BK serta guru
Kewarganegaraan.
d. Pengevaluasian yang diadakan secara berkala yaitu evaluasi harian,
mingguan dan bulanan. Namun saat ini sistem evaluasi kantin tidak
berjalan seperti pada awal program. Hanya ada sistem evaluasi dengan
membuat laporan penjualan harian dari petugas yang kemudian
dibuatkan laporan keuangan oleh pengelola. Kantin kejujuran SMK N
1 Salatiga memiliki kelebihan dan kekurangan, sebagai berikut:
101
1) Kelebihan kantin kejujuran membuat kantin ini diminati siswa
daripada kantin lain karena tempatnya lebih strategis dibandingkan
pada awal berdirnya pada tahun 2011 karena lokasi yang sekarang
lebih dekat dengan kelas, tempatnya juga lebih bersih dan rapi,
sistem self-service yang praktis, lebih murah, makanan sesuai
kesehatan.
2) Kelemahan atau kekurangan seperti jumlah variasi makanan yang
tidak sebanyak di kantin umum membuat siswa bosan, tidak
adanya meja ataupun kursi untuk siswa menikmati makanan
maupun minuman yang mereka beli. Kemudian dari segi
penyediaan kotak uang kembalian terkadang menurut beberapa
pengakuan siswa, ketika mereka membutuhkan uang kembalian,
uang tersebut tidak tersedia dan harus meminta kepada petugas
kantin.
2. Problematika terkait kantin kejujuran terdiri dari problematika terkait
siswa yaitu masih ada beberapa siswa yang belum menerapkan kejujuran
pada saat berbelanja. Selain dari siswa, problem tersebut juga bisa datang
dari supplier yang nakal, yakni jumlah barang yang dititipkan tidak
sesuai dengan catatan yang mereka tulis di plastik atau ucapan yang
mereka sampaikan kepada petugas kantin. Maka dari itu, petugas harus
bekerja dengan lebih teliti agar tidak terjadi kerugian yang disebabkan
oleh supplier. Petugas kantin juga terkadang kurang teliti dalam
menghitung barang titipan. Maka untuk mengatasi berbagai problematika
102
yang muncul, perlu adanya kerjasama antar semua komponen yang
terlibat dalam implementasi kantin kejujuran di sekolah agar dapat
mencapai tujuan yang telah ditargetkan.
3. Penanaman sikap jujur dan tanggung jawab siswa dapat ditunjukkan
dengan membayar sesuai jumlah barang yang mereka beli, mengambil
uang kembalian sesuai dengan yang semestinya. Jika melihat siswa lain
berbuat curang, maka segera lapor ke petugas atau guru. Kemudian dari
segi tanggung jawab juga dapat ditunjukkan oleh siswa menaati peraturan
yang ada di kantin kejujuran, siswa juga harus pandai mengelola uang
saku yang diberi orang tuanya sebagai bentuk tanggung jawab terhadap
diri sendiri. Selain siswa, petugas kantin juga dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik sesuai tanggung jawab mereka sebagai petugas
kantin yang salah satunya membuat laporan penjualan harian yang
kemudian juga menjadi tanggung jawab pengelola untuk membuatkan
laporan keuangan.
B. SARAN
1. Bagi Pihak Sekolah
a. Sistem kembalian sebaiknya disediakan uang kecil supaya siswa lebih
mudah bertransaksi.
b. Variasi makanan dan sarana prasarana lebih ditingkatkan lagi supaya
lebih menarik siswa untuk berbelanja di kantin kejujuran.
103
c. Lokasi kantin kejujuran sebaikanya diperluas dan disediakan meja
beserta kursi, agar siswa lebih nyaman ketika berbelanja di kantin
kejujuran dan menikmati makanan serta minuman mereka.
2. Bagi Pihak Siswa
a. Apabila melihat teman berbuat curang segera diingatkan atau
dilaporkan kepada petugas dan pengelola kantin kejujuran.
b. Semua siswa diharapkan lebih menanamkan kejujuran dan tanggung
jawab saat berbelanja di kantin kejujuran.
c. Kejujuran serta tanggung jawab yang telah didapatkan sebaiknya
diaplikasikan di seluruh bidang kehidupan.
104
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Sakti Adji. 2011. Dasar-dasar Ekonomi Trannsportasi. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Aka, Hawari. 2012. Guru yang Berkarakter Kuat. Yogyakarta: Laksana.
Al-Jazairi, Jabir. 2014. Minhajul Muslim. Sukoharjo: Pustaka Arafah.
Amin, Ahmad. 2012. Etika (Ilmu Akhlak). Jakarta: Bulan Bintang.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis Edisi
Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Aunillah, Nurla Isna. 2011. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di
Sekolah. Jogjakarta: Laksana.
DepDikBud, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang.
DepDikBud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dharma, Satria. 01 Januari 2009. Kantin Kejujuran Versus Prinsip 3-2-1 (Online),
(http//satriadharma.com/, diakses tanggal 27 Oktober 2017).
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. 2010. Pedoman Penyelenggaraan
Kantin Kejujuran Provinsi Jawa Tengah. Semarang: Dinas Pendidikan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Efendi, Nurwachid. Hubungan Intensitas Bimbingan Anti Korupsi dengan
Kejujuran Siswa SMK N 1 Salatiga Tahun 2012. Skripsi tidak diterbitkan.
Salatiga: Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
Fahreza, Zaky Ahma. 2011. Menginstal Jujur. Klaten: Etoz Publishing.
Hadi, Soetrisno. 2000. Metodologi Research I. Yogyakarta: Andi Offset.
Herujito, Yayat M. 2006. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: PT Grasindo.
KemenDikBud. 2016. Seri Pendidikan Orang Tua: Mengembangkan Tanggung
Jawab Pada Anak. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Khusna, Nidhaul. 2016. Peran Guru Agama Islam dalam Menumbuhkan Karakter
Anti Korupsi. Mudarrisa, Jurnal Kajian Pendidikan Islam, 8(2): 176.
105
Kustiyah, Sri, Wuri Sulandari & Dila Prahardika. 2009. Pembinaan Nilai-nilai
Kejujuran SMA/SMK Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009. SMK N 1
Salatiga.
Majid, Abdul & Dian Andayani. 2011. Pendidikan Karakter Perspektif Islam.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Margono. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Munawaroh, Azizah. 2012. Menumbuhkan Kejujuran Pada Anak. Yogyakarta:
Layar Kata.
Munir, Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Karakter Anak Sejak
dari Rumah. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.
Mustari, Mohamad. 2011. Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan Karakter.
Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.
Nababan, H. 2012. Keamanan Pangan di Kantin Sekolah. Jakarta: Direktorat
Survei dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi Bidang Pengawasan
Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM RI.
Pradigdo, Didik. 2010. Kantin Kejujuran Bentuk Kegiatan Pendidikan
Antikorupsi. Makalah Disajikan dalam Workshop Kantin Kejujuran di Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 11 Agustus 2010.
Rosikah & Listianingih. 2016. Pendidikan Antikorupsi “Kajian Antikorupsi Teori
dan Praktik”. Jakarta: Sinar Grafika.
Samani, Muchlas & Hariyanto. 2012. Pendidikan Karakter: Konsep dan Model.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Soekarno. 1980. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Miswar.
Sriyanti, Lilik, Muna Erawati & Suwardi. 2013. Teori-teori Belajar. Salatiga:
IAIN Salatiga.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukandarrumidi. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif (Petunjuk Praktis untuk
Peneliti Pemula). Yogyakarta: UGM Press.
106
Syah, Djalinus. 1993. Kantin adalah tempat menjual minuman dan makanan
“Kamus Pelajar Kata Serapan Bahasa Indonesia”. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Syukir, 1983. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islami. Surabaya: Al-Ikhlas.
Tatapangarsa, Humaidi. 1980. Akhlaq Yang Mulia. Surabaya: PT Bina Ilmu.
Tresnawati, Tuti. Menjadi Pribadi yang Jujur. Bandung: CV. Amalia Book.
Usman, Husaini. 2010. Manajemen: Teori, Praktik & Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
107
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data harus disesuaikan dengan rumusan masalah:
1. Bagaimana sistem pengelolaan (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengevaluasian) kantin kejujuran dalam upaya menanamkan sikap jujur
dan tanggung jawab siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018?
2. Apa problematika yang dihadapi dalam penerapan kantin kejujuran dalam
upaya menanamkan sikap jujur dan tanggung jawab siswa SMK N 1 Salatiga
Tahun Pelajaran 2017/2018?
3. Bagaimana dampak kantin kejujuran terhadap penanaman sikap jujur dan
tanggung jawab siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018?
Dari rumusan masalah tersebut, dibuat kisi-kisi pedoman observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
a. Pedoman Observasi
1. Gambaran umum SMK N 1 Salatiga dan kondisi khusus kantin kejujuran
2. Kegiatan di kantin kejujuran
3. Sistem pengelolaan kantin kejujuran (perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengevaluasian)
4. Kondisi akhlak khususnya sikap jujur dan tanggung jawab siswa SMK N 1
Salatiga
108
b. Pedoman Wawancara
No. Rumusan Masalah Pertanyaan Narasumber
1. Bagaimana
perencanaan kantin
kejujuran SMK N 1
Salatiga?
1. Tujuan Wakabid kesiswaan,
guru, dan siswa
2. Tempat Guru
3. kapan berdirinya
(sejarah kantin
kejujuran)
Wakabid kesiswaan
dan guru
4. modal awal Wakabid kesiswaan
dan guru
5. analisis faktor
internal dan
eksternal
Wakabid kesiswaan
dan guru
6. sistem sosialisasi Wakabid kesiswaan
dan guru
2. Bagaimana
pengorganisasian
kantin kejujuran SMK
N 1 Salatiga?
1. Struktur pengurus
kantin kejujuran
Wakabid kesiswaan
dan guru
2. Jadwal rolling
penjaga kantin
Wakabid kesiswaan
dan guru
109
kejujuran (siswa-
siswi kelas XI
jurusan Akuntansi
dan Administrasi
Perkantoran)
3. Bagaimana
pelaksanaan kantin
kejujuran SMK N 1
Salatiga?
1. Pelaksanaan kantin
kejujuran
Guru dan siswa
2. Peran guru PAI, BK,
PKn
Guru
4. Bagaimana
pengevaluasian kantin
kejujuran SMK N 1
Salatiga?
1. Sistem evaluasi
kantin kejujuran
Wakabid kesiswaan,
pengelola baru, dan
pengelola lama
2. Kelebihan Guru dan siswa
3. Kekurangan Guru dan siswa
4. Indikator
keberhasilan
program
Wakabid kesiswaan
dan guru
5. Harapan/saran Guru dan siswa
6. Adakah sistem yang
memberatkan
siswa
110
5. Apakah problematika
yang dihadapi?
1. Problematika Guru dan siswa
2. Solusi Guru dan siswa
6. Bagaimana dampak
kantin kejujuran
terhadap penanaman
sikap jujur dan
tanggung jawab siswa
SMK N 1 Salatiga
1. Dampak Guru dan siswa
2. Manfaat Guru dan siswa
c. Pedoman dokumentasi
Meliputi:
1. Identitas sekolah
2. Sejarah singkat SMK N 1 Salatiga
3. Visi dan misi
4. Sarana dan prasarana
5. Data ketenagaan dan siswa
6. Ekstrakurikuler
7. Foto-foto kegiatan di kantin kejujuran
111
HASIL WAWANCARA
1. Identitas Narasumber
Narasumber : Astri Andira (AA)
Hari, Tanggal : Selasa, 24 April 2018
Waktu : 09:35 WIB
Tempat Wawancara : Kantin Kejujuran SMK N 1 Salatiga
Jabatan : Petugas Kantin Kejujuran (siswa kelas XI AK 3)
2. Transkip Wawancara
Peneliti : Assalamualaikum. Selamat pagi dik, perkenalkan nama saya Intan
Suci dari IAIN Salatiga bermaksud mewawancarai adik terkait skripsi saya
yang berjudul “Implementasi Kantin Kejujuran dalam Upaya Menanamkan
Sikap Jujur dan Tanggung Jawab Siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran
2017/2018”
Narasumber : Waalaikumsalam, iya mbak.
Peneliti : Bagaimana tanggapan tentang penyelenggaraan kantin kejujuran?
Narasumber : Tanggapanku tentang kantin kejujuran bagus juga mbak kalau
untuk siswa. Karena bermanfaat banget karena buat nglatih kejujuran juga.
Peneliti : Apakah perbedaan kantin kejujuran dengan kantin lainnya?
Narasumber : Bedanya kalau kantin lain itu bayarnya langsung ke penjual,
tapi kalau disini kan bayar sendiri. Jadi kita jajannya berapa nanti kita ngitung
sendiri terus bayar sendiri, ambil kembalian juga sendiri gitu, jadi kan lebih
mandiri.
Peneliti : Bagaimana sistem kerja petugas kantin kejujuran?
112
Narasumber : Sistemnya tu pergantian tiap seminggu sekali, ada 3 orang yang
bertugas sebagai kasir, input di laptop dan input manual. Bukanya dari jam 7
sampai jam 2, tapi kadang nunggu pemasok datang sampai jam 3.
Peneliti : Apakah ada sistem dari kantin kejujuran yang memberatkan petugas
kantin?
Narasumber : Kalau menurutku nggak ada, karena ini mudah untuk siswa.
Peneliti : Apakah pernah melihat siswa yang melakukan transaksi curang?
Narasumber : Pernah.
Peneliti : Kejadiannya seperti apa?
Narasumber : Jadi itu jajannya lebih dari 5000 tapi dia Cuma ngasih kayak
2000 gitu. Apa malah kadang nggak bayar sama sekali.
Peneliti : Apa yang kamu lakukan ketika melihat kejadian tersebut?
Narasumber : Ya kadang mau ditegur, tapi kan ya gimana ya, nggak enak
gitu.
Peneliti : Apakah ada sanksi bagi yang berbuat curang di kantin kejujuran?
Narasumber : Biasanya tu ada. Di sebutin kelas atau apa gitu pas upacara.
Kalau nggak ya dapat teguran langsung gitu dari guru atau petugasnya.
Peneliti : Apakah manfaat kantin kejujuran bagi siswa?
Narasumber : Ya melatih kejujuran siswanya jadi kan kalau besuk di tempat
kerja gitu bisa lebih jujur gitu.
Peneliti : Apakah kekurangan dan kelebihan kantin kejujuran?
113
Narasumber : Kalau siswa pada dasarnya nggak jujur gitu ntar keterusan
nggak jujur. Kelebihannya pokoknya untuk melatih sikap siswa untuk dirinya
sendiri, jadi lebih mandiri, jujur.
Peneliti : Apakah dengan adanya kantin kejujuran dapat melatih sikap jujur
dan tanggung jawab siswa?
Narasumber : Ya. Bisa menanamkan sikap jujur itu contohnya ya ambil
kembaliannya sesuai yang kita beli apa aja. Kalau sebagai petugas ya jujurnya
tu kalau yang terjual segini berati laporannya juga segini. Trus tanggung
jawabnya ya itu tadi kalau misalkan jajannya segini ya bayarnya segini kan itu
tanggung jawab kita buat bayar segitu.
Peneliti : Apakah harapan dan saran untuk kantin kejujuran di masa
mendatang?
Narasumber : Harapannya semoga siswanya bisa lebih jujur, tanggung jawab
juga. Kalau dari segi makanan, makanannya dipilih-pilih yang lebih sehat gitu.
Menambah variasi makanan dan minuman.
Peneliti : Oh ya dik terima kasih atas informasinya. Mohon maaf menganggu
waktunya. Wassalamualaikum wr wb.
Narasumber : Waalaikumsalam.
114
HASIL WAWANCARA
1. Identitas Narasumber
Narasumber : Erfanty Windriyani (EW)
Hari, Tanggal : Selasa, 24 April 2018
Waktu : 09:48 WIB
Tempat Wawancara : Depan Ruang OSIS (sebelah Selatan Kantin
Kejujuran)
Jabatan : Siswa XII AP 1
2. Transkip Wawancara
Peneliti : Assalamualaikum. Selamat pagi dik, perkenalkan nama saya Intan
Suci dari IAIN Salatiga bermaksud mewawancarai adik terkait skripsi saya
yang berjudul “Implementasi Kantin Kejujuran dalam Upaya Menanamkan
Sikap Jujur dan Tanggung Jawab Siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran
2017/2018”
Narasumber : Waalaikumsalam, iya mbak.
Peneliti : Bagaimana tanggapan tentang penyelenggaraan kantin kejujuran?
Narasumber : Kantin kejujuran dapat mendidik siswa agar siswa berlatih
jujur.
Peneliti : seberapa sering intensitas kamu berbelanja di kantin kejujuran?
Narasumber : Setiap hari.
Peneliti : mengapa lebih memilih jajan di kantin kejujuran dibandingkan
dengan kantin lain?
Narasumber : Kantin kejujuran kalau dari segi makanan lebih higienis.
115
Peneliti : Apakah kamu pernah melakukan transaksi curang di kantin
kejujuran?
Narasumber : Belum.
Peneliti : Apakah pernah melihat teman yang berbuat curang?
Narasumber : Belum.
Peneliti : Apakah pernah mengetahui ada siswa yang diberi sanksi ketika
berbuat curang di kantin kejujuran?
Narasumber : Kalau sanksinya apa, tidak dikasih tahu.
Peneliti : Apakah manfaat kantin kejujuran untuk siswa?
Narasumber : Melatih kejujuran siswa.
Peneliti : Apakah kekurangan dan kelebihan kantin kejujuran?
Narasumber : Kalau kekurangannya kan pendapatannya lebih kecil. Soalnya
pas upacara diumumin kekukrannya berapa, mesti lebih dari 50.000. Kalau
kelebihannya kan dapat melatih siswa agar lebih jujur.
Peneliti : Apakah dengan adanya kantin kejujuran dapat melatih sikap jujur
dan tanggung jawab siswa?
Narasumber : Bisa. Kalau jajannya 5000 ya bayarnya 5000 itu kan juga sudah
tanggung jawab.
Peneliti : Apakah harapan dan saran untuk kantin kejujuran di masa
mendatang?
Narasumber : Untuk siswa lebih jujur lagi, kalau jajannya 5000 ya bayar
5000. Jadi kan adanya kantin kejujuran juga melatih siswa untuk tanggung
jawab. Dan juga menambah variasi makanan.
116
Peneliti : Oh ya dik terima kasih karena pertanyaannya sudah terjawab semua.
Mohon maaf sudah mengganggu waktunya. Wassalamualaikum.
Narasumber : Iya mbak, Waalaikumsalam.
117
HASIL WAWANCARA
1. Identitas Narasumber
Narasumber : Drs. Untoro Adi, M. Pd. (UA)
Hari, Tanggal : Senin, 30 April 2018
Waktu : 12:03 WIB
Tempat Wawancara : Ruang Lobby SMK N 1 Salatiga
Jabatan : Guru PAI
2. Transkip Wawancara
Peneliti : Assalamualaikum pak. Perkenalkan nama saya Intan Suci dari IAIN
Salatiga bermaksud mewawancarai adik terkait skripsi saya yang berjudul
“Implementasi Kantin Kejujuran dalam Upaya Menanamkan Sikap Jujur dan
Tanggung Jawab Siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018”
Narasumber : Wa‟alaikumsalam mbak. Oh ya silakan mbak.
Peneliti : Bagaimana tanggapan terkait dengan adanya kantin kejujuran?
Narasumber : Oh ya mbak, terkait adanya kantin kejujuran berarti kan saya
selaku pembina PAI di SMK N 1 sangat terbantu untuk melatih anak jujur.
Jujur itu kan amanah, perintah dari agama sehingga nilai religius itu akan
tertanam sejak mereka usia remaja hingga ke depan. InsyaAllah nek dimulai
dari sekarang dan ketika mengarungi bahtera kehidupan mereka akan selalu
jujur tidak ikut arus globalisasi yang sekarang.
Peneliti : Apa peran guru PAI dalam penyelenggaraan kantin kejujuran?
Narasumber : Peran saya selalu memantau di setiap saat di setiap waktu selalu
memantau agar anak-anak itu mengambil barang sesuai dan membayarnya juga
118
sesuai. Tapi kadang-kadang ada sebagian kecil, tidak semuanya ya. Ada anak
yang tidak jujur, ngambil 2 bayarnya 1. Kasus kemarin pernah itu ada laporan
kepada saya selaku guru agama. “pak ada anak ini selalu saya amati itu ada
kelas yang ketika uyek-uyekean etok-etok memasukkan uang tapi sebetulnya
tidak”. Terus anaknya secara pribadi saya panggil ke rumah, saya beri
pembinaan. Tapi mereka tidak ngaku, ini pokoknya istilahnya saya klarifikasi
gitu. Tapi anaknya nggak ngaku, ya sudah nggak papa. Tapi kamu harus jujur,
ini kamu kesini dalam rangka kaitannya dengan pendidikan agama bukan karna
apa-apa. Mudah-mudahan ada perubahan setelah itu. Biasanya kalau sudah
dipanggil itu kan sudah ketakutan duluan, sikapnya kan sudah kelihatan.
Berarti kan tidak semua hanya 1 atau 2. Siswa SMK N 1 kan semuanya ada
1340an sekian, yang muslim kan 1200 sekian nah itu hanya 1 atau 2 kan berarti
hanya 0, sekian.
Peneliti : Apakah dengan adanya kantin kejujuran dapat menanamkan sikap
jujur dan tanggung jawab pada siswa?
Narasumber : Ini juga dapat melatih siswa bertanggung jawab dengan me-
manage uang saku yang mereka punyai. Jadi jangan besar pasak daripada
tiang. Dadi nak sangune 100 yo jajane 100 opo kurang dari 100. Ini kan
melatih kejujuran dan tanggung jawab. Kalau dikasih 1000 ya jangan sampai
melebihi 1000.
Peneliti : Apa problematika dalam program kantin kejujuran?
Narasumber : Problemnya itu kan karena kantinnya kecil, siswanya banyak
sehingga dari segi ideal itu memang belum ideal. Tapi nek dari segi
119
pemanfaatan, cukup sangat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan. Kalau
jam-jam segini tu udah pada habis mbak, kalau mulai jam 7-12 itu sudah mulai
habis jam 12, tinggal beberapa tok. Jam 10 pas istirahat itu udah rame, karena
di belakang juga ada kantinnya pak Parno.
Peneliti : Bagaimana solusi untuk menangani problematika dalam kantin
kejujuran?
Narasumber : Solusinya nek bagi saya yang kaitannya dengan tadi yang
pertama, dijemput secara pribadi terus sentuhan-sentuhan agama saya
masukkan karena berkaitan dengan proses KBM. Yang kaitannya dengan
kurang representatif, sekolah berusaha untuk nanti ada penambahan kantin
kejujuran, itu kan masih ada ruangan kosong, mudah-mudahan nanti bisa.
Peneliti : Apa kekurangan dan kelebihan kantin kejujuran?
Narasumber : Kekurangannya itu kadang-kadang makanan yang disediakan
itu tidak sesuai dengan yang keinginan anak-anak,variasinya masih kurang,
tetapi kelebihannya anak-anak dekat nek disitu, dekat dengan kelas.
Peneliti : Bagaimana sosialisasi kantin kejujuran supaya siswa lebih mengenal
dan memilih berbelanja di kantin kejujuran?
Narasumber : Ini kan sebetulnya dulu kantinnya di depan situ, terus pas itu
dibangun akhirnya dipindah disana sampai sekarang itu. Nah, nek sosialisasi
itu kan sebenarnya sejak berdirinya kantin itu sudah disosialisasikan. Dan juga
ketika MOPD itu biasanya masuk ke kesiswaan.
Peneliti : Apa harapan dan saranuntuk program kantin kejujuran di masa
mendatang?
120
Narasumber : Harapannya anak-anak SMK N 1 jelas kejujurannya lebih
ditingkatkan dan dipertahankan, karena mayoritas kan sudah jujur tinggal
ditingkatkan. Sarannya ya itu tadi ditambah variasi sama tempatnya biar tidak
jubel-jubelan.
Peneliti : Bagaimana sejarah awal berdirinya kantin kejujuran?
Narasumber : Itu yang pendiri pertama Bu Kus yang bertanggung jawab, yang
tau lengkapnya jenengan tanya bu Kustiyah saja. Waktu itu kan pas kejaksaan
ada program itu anti korupsi terus akhirnya sekolah membuat itu di back up
dananya sebagian dari sana. Gitu, wes apalagi?
Peneliti : Sementara ini dulu pak,nanti kalau ada beberapa informasi, lewat
WA mawon gitu nggih pak. Matur suwun pak, mohon maaf mengganggu
waktunya. Wassalamualaikum.
Narasumber : ya mbak siap. Waalaikumsalam.
121
HASIL WAWANCARA
1. Identitas Narasumber
Narasumber : Arista Fitria Anjayani (AFA)
Hari, Tanggal : Jumat, 4 Mei 2018
Waktu : 09:12 WIB
Tempat Wawancara : Depan ruang OSIS SMK N 1 Salatiga
Jabatan : Siswa kelas X AK 3
2. Transkip Wawancara
Peneliti : Assalamualaikum. Selamat pagi dik, perkenalkan nama saya Intan
Suci dari IAIN Salatiga bermaksud mewawancarai adik terkait skripsi saya
yang berjudul “Implementasi Kantin Kejujuran dalam Upaya Menanamkan
Sikap Jujur dan Tanggung Jawab Siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran
2017/2018”
Narasumber : Wa‟alaikumsalam.
Peneliti : Bagaimana tanggapan kamu tentang adanya kantin kejujuran di
sekolah?
Narasumber : Lebih menambah kejujuran siswa, lebih enak karena
mengambil dan membayar sendiri.
Peneliti : Seberapa sering jajan di kantin kejujuran?
Narasumber : Hampir setiap hari.
Peneliti : Mengapa lebih memilih jajan di kantin kejujuran?
Narasumber : Karena biasanya yang buat makanannya itu guru-guru, jadi
lebih terjamin. Lebih murah dan lebih enak.
122
Peneliti : Apakah pernah melakukan transaksi curang di kantin kejujuran?
Narasumber : Tidak pernah.
Peneliti : Apakah pernah melihat siswa yang curang di kantin kejujuran?
Narasumber : Kalau melihat tidak pernah. Tapi kalau temen yang lupa bayar
pernah, terus dia mbalik dan bayar. Kalau yang lain belum pernah lihat.
Peneliti : Apakah manfaat kantin kejujuran?
Narasumber : Menambah kantin di sekolah, karena kantinnya kan belum
banyak. Dan agar siswa tidak jajan di luar.
Peneliti : Apakah kekurangan dan kelebihan kantin kejujuran?
Narasumber : Kalau kekurangnnya itu kan sama-sama jajannya, jadi riuh kan
nggak ada yang jaga. Penjaganya kan Cuma di dalem, terus ngambil
kembaliannya itu susah, kadang lama. Kelebihannya bisa milih dan ambil
sendiri.
Peneliti : Apakah harapan dan saran untuk kantin kejujuran mendatang?
Narasumber : Lebih diperbesar tempatnya, kalau sarana pembayarannya lebih
diperbaiki agar dapat menekan risiko kecurangan.
Peneliti : Apakah ada sanksi yang diberikan kepada siswa yang curang di
kantin kejujuran?
Narasumber : Kalau disitu nggak ada sanksi. Biasanya kalau selesai upacara
diumumkan laba ruginya. Jadi tolong para siswa untuk jujur, karena yang di
atas kan juga melihat.
Peneliti : Terima kasih dik dan maaf mengganggu waktunya.
Narasumber : Iya mbak tidak apa-apa.
123
HASIL WAWANCARA
1. Identitas Narasumber
Narasumber : Sri Makmuri TKM, S.Pd. (SM)
Hari, Tanggal : Jumat, 4 Mei 2018
Waktu : 08.21 WIB
Tempat Wawancara : Laboratorium Akuntansi
Jabatan : Pengelola Kantin Kejujuran, Guru Akuntansi
2. Transkip Wawancara
Peneliti : Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Intan Suci dari IAIN
Salatiga bermaksud mewawancarai ibu selaku pengelola kantin kejujuran
terkait skripsi saya yang berjudul “Implementasi Kantin Kejujuran dalam
Upaya Menanamkan Sikap Jujur dan Tanggung Jawab Siswa SMK N 1
Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018”
Narasumber : Selamat pagi dik.
Peneliti : Bagaimana tanggapan ibu tentang adanya kantin kejujuran di
sekolah?
Narasumber : Kalau kantin kejujuran itu kan sebenarnya bagus mbak untuk
media belajar siswa Akuntansi. Karena siswa Akuntansi yang duduk di kelas
XI itu kan pasti ada kegiatan magang, dengan adanya kantin kejujuran kan
anak-anak bisa belajar bagaimana cara mengelola keuangan kantin, bisa
mengatahui karakter teman-temannya yang jajan, bisa belajar mandiri dan
kewirausahaan.
Peneliti : Bagaimana sejarah berdirinya kantin kejujuran?
124
Narasumber : Saya nggak tahu lebih rincinya mbak, tapi awalnya mendapat
bantuan dari kejaksaan.
Peneliti : Apakah visi dan misi kantin kejujuran?
Narasumber : Itu kayaknya ada ditempel di kantin mbak.
Peneliti : Apakah tujuan dan manfaat kantin kejujuran?
Narasumber : Tujuannya ya dari segi siswa yang beli ya berarti melatih
kejujuran, nek beli yo bayar dewe. Kalau segi anak ya biar dia bisa
berwirausaha dan dapat mengelola keuangannya sendiri.
Peneliti : Bagaimana susunan organisasi kepengurusan kantin kejujuran?
Narasumber : Yang berubah itu cuma seksi keuangane tok mbak, nak ketuane
pak Niam. Tapi biasanya yang aktif ngelola itu ya saya, bu Kustiyah, bu Ari,
kadang juga bu Tri Rahayu. Soalnya itu nggak semua guru mau meluangkan
waktunya untuk ngurusi ini mbak.
Peneliti : Apa sajakah tugas ibu selaku pengelola kantin kejujuran?
Narasumber : Ya itu to mbak tiap pagi mengkoordinasi anak-anak, tugasnya
harus apa-apa kan sudah ada pembagian tugasnya. Kan mereka nanti
menghitung barang titipan dari pembeli, nanti kalau sudah agak siang anak-
anak mulai mencatat di buku laporan penjualan harian baik data manual
maupun komputer. Membimbing kegiatan dari jam 07.00-14.00. mengarahkan
siswa jika ada kesulitan. Dan juga membuat laporan keungan.
Peneliti : Bagaimana sistem permodalan kanin kejujuran?
Narasumber : Ya itu tadi dapat modal 10.000.000 dari kejaksaan. Terus ya
sudah berkembang pesat lah lumayan. Modalnya sudah kembali, dan kapan itu
125
saya diserahin uang 45.000.000, dan pengurusnya kantin kejujuran itu kan
nggak dibayar.
Peneliti : Bagaimana sistem pengadaan barang di kantin kejujuran?
Narasumber : Sistem pengadaan barangnya kan titipan mbak, jadi saya tidak
pernah kulakan.
Peneliti : Bagaimana sistem keuntungan di kantin kejujuran?
Narasumber : Ya kita menyesuaikan dari supplier berapa, misalnya harga 450,
ya kita jual 500 berati kita ambil untung 50. Jadi pokoknya ngambilnya nggak
banyak, kan kasihan juga to anak-anak wong sangune terbatas.
Peneliti : bagaimana sistem penugasan petugas kantin kejujuran?
Narasumber : Yang membagi kan ketua jurusan, biasanya urut absen. Dengan
pembagian di beberapa tempat, jadi nanti ada yang magang di kantin kejujuran,
bank mini, BC mart. Pergantian petugasnya tiap seminggu sekali, ada 3 siswa
yang bertugas.
Peneliti : Apakah sejauh ini terdapat kendala terkait kinerja petugas kantin
kejujuran?
Narasumber : Kalau kendala sampai saat ini nggak ada. Jadi anak-anak sudah
tahu misalkan ada pergantian petugas, nanti anak yang lama membimbing
petugas yang baru selama sehari. Tugas mereka kan juga sederhana, kan
selama ini juga berjalan lancar dan tidak ada masalah.
Peneliti : Apakah dengan adanya petugas kantin kejujuran dapat
meminimalisir aksi ketikdajujuran yang dilakukan siswa?
126
Narasumber : Tidak bisa, walaupun sudah ditulisi dengan berbagai macam
tulisan. Kalau yang beli pas nggak banyak kan kita bisa tahu, tapi kalau pas
rame kan susah. Sebenarnya kan lebih enak kalau ada CCTV, tapi kan
harganya juga mahal, tidak sebanding dengan keuntungan kantin. Lagi pula
kalau dikasih CCTV juga tidak pas, kan namanya juga kantin kejujuran, kalau
ada CCTVnya sama saja tidak bisa melatih siswa bersikap jujur. Kalau pas di
tempat kantin kejujuran yang dulu itu juga sering banyak kurangnya.ya
meskipun ada petugas kan tidak mungkin mereka selalu mengawasi pembeli,
kan ada kalanya mereka capek, jadinya ya alamiah saja menguji sampai sejauh
mana kejujuran siswa.
Peneliti : Apakah ada sanksi yang diberikan bagi siswa yang tertangkap basah
berbuat curang di kantin kejujuran?
Narasumber : Tidak ada. Ya sanksi moralnya dia sendiri saja, rasa
bersalahnya. Biar dia koreksi sendiri lah dia termasuk orang yang jujur apa
tidak. Maksud dari kejaksaan itu kan paling ngasih modal untuk kantin
kejujuran untuk menguji sejauh mana siswa bisa jujur nek jajan ra usah
dilayani, dia melayani dirinya sendiri.
Peneliti : Bagaimana sosialisasi kantin kejujuran supaya siswa lebih mengenal
dan lebih memilih berbelanja di kantin kejujuran?
Narasumber : Pas upacara kan misalnya harusnya ada keuntungan 10.000 ya
diumumkan, yo dikandani nak muride jajan kudu sing jujur. Mungkin juga
melalui kegiatan MOS juga bisa diselipkan ke materi pas kegiatan itu.
127
Peneliti : Apakah problematika yang muncul terkait dengan pengelolaan kantin
kejujuran?
Narasumber : Nek saya mendengar dari anak-anak itu supplier buru-buru
minta dilayani.
Peneliti : Bagaimana solusi untuk menangani problematika tersebut?
Narasumber : Kalau di kotak uang sudah penuh dan ada uang dengan nominal
besar ya langsung diambil dan disendirikan. Dan kita beri tahu pada petugas
untuk tidak melakukan kegiatan apapun ketika kantin ramai pengunjung.
Peneliti : Bagaimana sistem evaluasi kantin kejujuran?
Narasumber : Ya ketika pas upacara itu. Kita membuat laporan tiap hari dan
mingguan.
Peneliti : Apakah kekurangan dan kelebihan kantin kejujuran?
Narasumber : Kekurangannya kalau saya dengar dari siswa itu mereka minta
disediakan tissue, tapi kan untung kita sedikit, kalau disediakan tissue nanti
untungnya malah habis untuk beli tissue. Kelebihannya menguntungkan anak-
anak, yaitu dapat menambah ilmu dan mempraktikkan teori yang sudah didapat
sebelumnya, siswa bisa berkomunikasi dengan supplier/orang lain, dan siswa
bisa memahami sifat teman-temannya. Dan sebagai pengalaman hidup dan bisa
lebih menghargai uang.
Peneliti : Apakah dengan adanya kantin dapat menanamkan sikap jujur dan
tanggung jawab pada siswa?
Narasumber : Kalau untuk petugasnya ya ada, soalnya kan dia harus
bertanggung jawab dengan uang yang ada. Nanti kalau tidak teliti dalam
128
pembukuan kan nanti tak tagih, tak seneni. Kalau untuk pembelinya ya ada,
tapi ya tidak semuanya.
Peneliti : Apakah harapan dan saran untuk kantin kejujuran mendatang?
Narasumber : Harapannya ya kantin kejujuran tetap hidup dan ada karena
sebagai wahana pendidikan kejujuran siswa. Sarannya ya anak-anak lebih
disiplin dalam pembukuan.
Peneliti : oh ya bu, ini sudah cukup informasi dari ibu. Terima kasih bu,
mohon maaf mengganggu waktnya.
Narasumber : iya dik sama-sama. Semoga cepat selesai, dan sukses untuk ke
depannya.
Peneliti : iya bu, terima kasih.
129
HASIL WAWANCARA
1. Identitas Narasumber
Narasumber : Drs. Niam Abadi (NA)
Hari, Tanggal : Jumat, 4 Mei 2018
Waktu : 08:06 WIB
Tempat Wawancara : Depan ruang Kurikulum
Jabatan : Waka Kurikulum, Guru Akuntansi
2. Transkip Wawancara
Peneliti : Assalamualaikum. Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Intan
Suci dari IAIN Salatiga bermaksud mewawancarai bapak terkait skripsi saya
yang berjudul “Implementasi Kantin Kejujuran dalam Upaya Menanamkan
Sikap Jujur dan Tanggung Jawab Siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran
2017/2018”
Narasumber : Wa‟alaikumsalam.
Peneliti : Bagaimana sejarah berdirinya kantin kejujuran?
Narasumber : ya itu kan dari kejaksaan ada program untuk membentuk kantin
kejujuran.
Peneliti : Apa saja visi dan misi kantin kejujuran?
Narasumber : Visi misinya ya membentuk karakter kejujuran siswa.
Peneliti : Apakah tujuan dan manfaatnya kantin kejujuran?
Narasumber : Melatih kejujuran, kemudian manfaatnya ya sebagai media
untuk siswa untuk berlatih kejujuran. Jadi tujuannya anak supaya jujur, nah
manfaatnya itu sebagai medianya.
130
Peneliti : Bagaimana susunan organisasi kantin kejujuran?
Narasumber : Dulu saya sebagai sekretaris, ketuanya pak Sensus. Sekarang
karena alih tugas, jadi saya yang menghandle.
Peneliti : Bagaimana sistem permodalan kantin kejujuran?
Narasumber : Dari kejaksaan uang 10.000.000 langsung dikelola.
Peneliti : Apakah problematika terkait program kantin kejujuran?
Narasumber : Problematikanya ternyata kan satu, nggak boleh ada CCTV.
Yang kedua, cenderung divisit. Jadi, kita tidak bisa mengcover pelakunya
siapa. Bukan rugi ya, soalnya kenyataanya juga berkembang. Tetapi
keuntungannya jauh dari yang semestinya. Kalau modal sudah kembali, dan
kita tinggal mengelola keuntungannya.
Peneliti : Bagaimana solusi untuk menangani problematika tersebut?
Narasumber : Stok opnam pagi harus lebih intensif. Saya kan curiganya
begini, jangan-jangan yang nggak disiplin penyetor, stor 5 diakokke 6,
makanya solusinya anak-anak harus ngitung. Bilang itu nggak Cuma dengan
tulisan ini itu, tapi anak harus tetep ngitung. Jadi harus pasti antara omongan
dari supplier dengan kenyataan barang yang dititipkan. Yang kedua, petugas
disana sembari melakukan tugas admin ya mengamati siswa.
Peneliti : Apakah peran Waka kesiswaan dalam penyelenggaraan kantin
kejujuran?
Narasumber : Peran lembaga kesiswaan itu kan satu ya, ada pembinaan
kesiswaan, pembinaan karakter, kedisiplinan penaatan tata tertib yang disitu
juga ada penanaman kejujuran.
131
Peneliti : Apakah dengan adanya kantin kejujuran dapat menanamkan sikap
jujur dan tanggung jawab pada siswa?
Narasumber : Harapannya begitu. Makannya kan nggak boleh dipasangi
CCTV. Kita pasang slogan-slogan kejujuran itu,tapi sejauh ini dibaca atau
tidak. Makanya melalui media upacara kita sampaikan laporannya bahwa
minggu ini divisit berapa, nanti akhirnya kita proyeksikan kalau sehari sekian,
satu minggu sekian, satu tahun sudah devisit berapa. Kemudian saya juga pakai
sentuhan agama ya, bahwa kalau mereka ngambil tidak bayar itu berati api
yang dimasukkan dalam mulut kalian. Tapi sekarang itu kan seperti itu nggak
mempan, karena tidak ada bukti nyata neraa surga itu kan nanti.
Peneliti : Apakah pernah ada kasus yang mencuat seputar siswa yang curang di
kantin kejujuran?
Narasumber : Kalau saya kok nggak ada catatan ya. Tapi kalau dibongkar
sekitar 2 tahun lalu ada anak-anak sore hari itu pernah. Kebetulan ada
CCTVnya kok, kan etalase dulu pas ada di kantin sini (samping BC Mart), nah
itu kan kebetulan sore dibongkar sama anak kecil, dicongkel-congkel gitu lho
etalasenya, diambili snacknya. Dan itu pelakunya anak kampung sini, bukan
dari siswa SMK N 1.
Peneliti : Apakah harapan dan saran untuk kantin kejujuran mendatang?
Narasumber : Ya lebih efektif dalam pembinaan kejujuran. Ya efektif itu
divisitnya berkurang, syujur tidak ada. Dari segi permodalan bisa berkembang
dalam artian dapat mencukupi kebutuhan konsumsi di dalam. Karena kita
berharap dengan adanya kantin kejujuran dapat memenuhi kebutuhan konsumsi
132
anak-anak untuk mengurangi anak-anak yang jajan di luar. Karena di luar itu
banyak persoalan.
Peneliti : Sepertinya ini dulu pak. Matur suwun nggih pak, maaf mengganggu
waktunya.
Narasumber : Iya sama-sama, saya juga minta maaf kalau berlarut-larut.
133
HASIL WAWANCARA
1. Identitas Narasumber
Narasumber : Novitasari (NS)
Hari, Tanggal : Jumat, 4 Mei 2018
Waktu : 09:25 WIB
Tempat Wawancara : Depan ruang OSIS SMK N 1 Salatiga
Jabatan : Siswa kelas XI AK 3
2. Transkip Wawancara
Peneliti : Assalamualaikum. Selamat pagi dik, perkenalkan nama saya Intan
Suci dari IAIN Salatiga bermaksud mewawancarai adik terkait skripsi saya
yang berjudul “Implementasi Kantin Kejujuran dalam Upaya Menanamkan
Sikap Jujur dan Tanggung Jawab Siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran
2017/2018”
Narasumber : Wa‟alaikumsalam.
Peneliti : Bagaimana tanggapan kamu tentang adanya kantin kejujuran di
sekolah?
Narasumber : Ya bagus untuk meningkatkan kejujuran.
Peneliti : Bagaimana intensitas berbelanja di kantin kejujuran?
Narasumber : Jarang-jarang, mungkin seminggu 3 kali.
Peneliti : Apakah pernah melakukan transaksi curang di kantin kejujuran?
Narasumber : Alhamdulillah belum pernah, jangan sampai lah.
Peneliti : Apakah pernah melihat teman berbuat curang di kantin kejujuran?
Narasumber : Dulu sih pernah. Teman se-kelas saya.
134
Peneliti : Kasusnya seperti apa dik? Temanmu curang dengan mengambil uang
atau barangnya?
Narasumber : Ngambil uangnya. Kan dia itu ngasih duit, dia tu jajannya
sekitar 5000, tapi ngambil kembaliannya kalau nggak salah tu 6000, padahal
bayarnya pakai uang 5000, harusnya kan nggak ngambil uang kembalian. Tapi
dia malah ngambil.
Peneliti : Lalu apa yang kamu lakukan melihat kasus tersebut?
Narasumber : Ya tak omongi di kelas, kalau disini kan nggak berani. Tapi dia
nggak ngaku, tapi sekarang orangnya sudah keluar karena nggak naik kelas.
Peneliti : Apakah manfaat adanya kantin kejujuran?
Narasumber : Jajannya nggak kejauhan mbak.
Peneliti : Apakah kekurangan dan kelebihan kantin kejujuran?
Narasumber : Kekurangannya ya pelayanannya mungkin kayak
menyepelekan karena mungkin yang jajan juga anak sini ya. Kelebihannya ya
lebih murah, lebih banyak variasi makanan.
Peneliti : Apakah dengan adanya kantin kejujuran dapat menanamkan sikap
jujur dan tanggung jawab siswa?
Narasumber : Tergantung orangnya, mau apa tidak berbuat jujur.
Peneliti : Apakah harapan dan sarannya untuk kantin kejujuran mendatang?
Narasumber : Lebih besar, ada wifi, ada tempat duduk untuk makan.
Peneliti : Apakah ada sanksi yang diberikan kepada siswa yang tidak jujur di
kantin kejujuran?
135
Narasumber : Kurang tahu sih, biasanya kalau duitnya kurang terus yang
nombokin ya petugasnya itu, uangnya diambilkan dari uang kas keuntungan
penjualan.
Peneliti : Itu dulu ya dik, terima kasih dan mohon maaf mengganggu
waktunya.
Narasumber : iya mbak sama-sama.
136
HASIL WAWANCARA
1. Identitas Narasumber
Narasumber : Nisrina Afra Shinta Billa (NA)
Hari, Tanggal : Jumat, 11 Mei 2018
Waktu : 09:29 WIB
Tempat Wawancara : Depan ruang UKS SMK N 1 Salatiga
Jabatan : Siswa kelas XI BO 2
2. Transkip Wawancara
Peneliti : Assalamualaikum. Selamat pagi dik, perkenalkan nama saya Intan
Suci dari IAIN Salatiga bermaksud mewawancarai adik terkait skripsi saya
yang berjudul “Implementasi Kantin Kejujuran dalam Upaya Menanamkan
Sikap Jujur dan Tanggung Jawab Siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran
2017/2018”
Narasumber : Wa‟alaikumsalam.
Peneliti : Apakah adik sering jajan di kantin kejujuran?
Narasumber : Jarang sih mbak, soale jauh dari kelasku. Ya seminggu paling 3
kali.
Peneliti : Bagaimana tanggapanmu mengenai kantin kejujuran di sekolah?
Narasumber : Menambah tingkat kejujuran siswa, kadang ada yang kurang
juga uangnya. Tapi sekarang sudah menurun, lebih parah yang tahun lalu.
Peneliti : Mengapa lebih memilih jajan di kantin kejujuran?
137
Narasumber : Ya kan itu juga melatih kejujuran kita, kalau kita jajan tu
harusnya ya bayar, masak kita ambil sesuatu tapi nggak bayar kan ya gimana
to.
Peneliti : Apakah kamu pernah melakukan transaksi curang?
Narasumber : Nggak pernah.
Peneliti : Apakah pernah melihat teman melakukan transaksi curang di kantin
kejujuran?
Narasumber : Kalau itu ya nggak bisa ngira, soale orang kan sendiri-sendiri
mungkin ada yang gitu karena disengaja, atau kepepet, atau lupa kan ya nggak
tahu to.
Peneliti : Apakah manfaat yang kamu dapatkan dengan adanya kantin
kejujuran di sekolah?
Narasumber : Menambah tingkat kejujuran, terus ya intinya lebih melatih diri
kita untuk jujur aja.
Peneliti : Apakah kekurangan dan kelebihan kantin kejujuran?
Narasumber : Kalau kelebihannya itu lebih ke kreativitasnya anak-anak aja.
Kan itu kita ngitungnya sendiri, nanti kalau ada kesalahan kan yang nanggung
kita sendiri. Kalau kekurangannya itu jajanannya kurang lengkap, jadinya pada
jarang ke kantin kejujuran. Mungkin yang ke kantin kejujuran cuma anak-anak
atas yang kelasnya dekat.
Peneliti : Apakah dengan adanya kantin kejujuran dapat menanamkan sikap
jujur dan tanggung jawab pada siswa?
138
Narasumber : Ya bisa. Ya lebih ke diri sendiri aja mbak, soale ya kalau kita
niat ya pasti kita bisa melatih kejujuran.
Peneliti : Bagaimana perbandingan kantin kejujuran dengan kantin lain?
Narasumber : Sebenarnya lebih bagus kantin kejujuran. Tapi, kalau setiap hari
diadain itu sih ya tergantung temen-temen mau jajan dimana.
Peneliti : Apakah harapan dan saran untuk kantin kejujuran di masa yang akan
datang?
Narasumber : Harapannya ya bisa lebih maju, biar nggak kurang lagi
uangnya. Lebih ditingkatin lagi kualitas dan mutunya. Kualitas penjualannya,
keramahan petugasnya.
Peneliti : Apakah ada sanksi yang diberikan bagi siswa yang tidak jujur di
kantin kejujuran?
Narasumber : Sanksi sih saya nggak tahu soale ya nggak pernah denger.
Paling ya cuma diumumin, biar orang yang ngambil itu bisa sadar.
Peneliti : kapan terakhir kali pihak guru/sekolah mengumumkan
perkembangan kantin kejujuran?
Narasumber : Udah lama, udah tahun lalu.
Peneliti : Oh ya dik, cukup sekian. Terima kasih dan maaf sudah mengganggu
waktunya.
Narasumber : Iya mbak.
139
HASIL WAWANCARA
1. Identitas Narasumber
Narasumber : Puspita Dwi Setyaningsih (PDS)
Hari, Tanggal : Jumat, 11 Mei 2018
Waktu : 09:10 WIB
Tempat Wawancara : Depan ruang OSIS SMK N 1 Salatiga
Jabatan : Siswa kelas XI CA
2. Transkip Wawancara
Peneliti : Assalamualaikum. Selamat pagi dik, perkenalkan nama saya Intan
Suci dari IAIN Salatiga bermaksud mewawancarai adik terkait skripsi saya
yang berjudul “Implementasi Kantin Kejujuran dalam Upaya Menanamkan
Sikap Jujur dan Tanggung Jawab Siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran
2017/2018”
Narasumber : Wa‟alaikumsalam.
Peneliti : Bagaimana tanggapanmu dengan adanya kantin kejujuran di
sekolah?
Narasumber : Kan kantin kejujuran deket dengan kelas mbk. Dan melatih
kejujuran.
Peneliti : Seberapa sering jajan di kantin kejujuran?
Narasumber : Setiap hari. Tapi kalau jajanan kantin kejujuran habis, baru ke
kantin lain.
Peneliti.: Mengapa lebih memilih jajan di kantin kejujuran?
Narasumber : ya melatih kejujuran itu. Terus makanannya banyak sih.
140
Peneliti : Apakah kekurangan dan kelebihan kantin kejujuran?
Narasumber : kekurangannya nggak ada minumannya. Kalau kelebihannya
hampir semua makanan ada.
Peneliti : Apakah kamu pernah melakukan transaksi curang di kantin
kejujuran?
Narasumber : Alhamdulillah belum.
Peneliti : Apakah pernah melihat siswa lain curang dalam bertransaksi di
kantin kejujuran?
Narasumber : Belum ik mbak.
Peneliti : Apakah ada sanksi untuk siswa yang curang di kantin kejujuran?
Narasumber : Nggak tahu mbak. Tapi waktu saya kelas X dan ketika upacara,
diumumin sama guru bahwa ada kasus siswa yang bayarnya kurang bahkan
malah ngambil kembalian.
Peneliti : Oh ya dik, ini sudah cukup. Terima kasih ya.
Narasumber : Oh ya mbak.
141
HASIL WAWANCARA
1. Identitas Narasumber
Narasumber : Dibyo Winarno, S.Pd. (DW)
Hari, Tanggal : Senin, 30 April 2018
Waktu : 11:25 WIB
Tempat Wawancara : Perpustakaan SMK N 1 Salatiga
Jabatan : Guru PKN
2. Transkip Wawancara
Peneliti : Assalamualaikum pak. Perkenalkan nama saya Intan Suci dari IAIN
Salatiga bermaksud mewawancarai adik terkait skripsi saya yang berjudul
“Implementasi Kantin Kejujuran dalam Upaya Menanamkan Sikap Jujur dan
Tanggung Jawab Siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018”
Narasumber : Wa‟alaikumsalam mbak.
Peneliti : Bagaimana tanggapan bapak terkait adanya kantin kejujuran?
Narasumber : Kalau menurut saya sebetulnya baik nggih. Jadi karena untuk
menguji anak-anak itu nilai kejujurannya, nilai sikapnya bisa terpantau dari
situ.
Peneliti : Apa peran guru PKN dalam penyelenggaraan kantin kejujuran?
Narasumber : Kalau peran kita itu contohnya di dalam kelas, kita
mengajarkan pada mereka untuk melakukan tindakan yang sesuai norma
hukum, noma agama dan norma yang ada di sekolah/tata tertib.
Peneliti : Apakah dengan adanya kantin kejujuran dapat menanamkan sikap
jujur dan tanggung jawab pada siswa?
142
Narasumber : Saya lihat nggih, bisa. Karena mereka bisa melakukan transaksi
itu tanpa dipaksakan.
Peneliti : Apa problematika dalam program kantin kejujuran?
Narasumber : Yang jadi problem bagi pengelolanya karena waktu itu juga
pernah diumumkan 2 kali di upacara kerugian dari pengelola kantin kejujuran
itu sering mengalami kerugian. Dalam satu minggu itu kurang 50.000. Tapi
secara umum mboten rugi mbak, secara global labanya itu tetap laba, tetapi
secara penghitungan itu ada kurangnya.
Peneliti : Bagaimana solusi untuk menangani problematika dalam kantin
kejujuran?
Narasumber : Kalau saya lihat itu banyak tempelan-tempelan slogan tentang
berbuatlah jujur dan lain-lain. Kemudian peringatan waktu upacara, dan
kepengawasan dari siswa atau pengelola lebih intensif.
Peneliti : Apa kekurangan dan kelebihan kantin kejujuran?
Narasumber : Kelebihannya banyak anak yang tidak keluar dari lokasi
sekolah. Kekurangannya itu waktu mereka kalau pas istirahat beli itu langsung
banyak sehingga mungkin tidak terdeteksi dari segi pengelola. Kalau dari segi
harga standar, variasi makanan harus ditambah, internalnya ruangannya msih
kurang luas dan lebar dan segi penataannya diperbaiki lagi, kalau dulu di G7
kan luas ruangannya.
Peneliti : Bagaimana sosialisasi kantin kejujuran supaya siswa lebih mengenal
dan memilih berbelanja di kantin kejujuran?
Narasumber : Sosialisasinya diumumkan secara umum nggih.
143
Peneliti : Apa harapan dan saran untuk program kantin kejujuran di masa
mendatang?
Narasumber : Kalau saya itu mungkin lebih terbuka, karena saya nggak tahu
ini masuk di agenda apa lembaga ini. Kalau saya kan mungkin kalau dikelola
bisa menghasilkan pihak sekolah untuk kesejahteraan anggota, harapan kita.
Karena selama 3 tahun ini saya nggak tahu kantin kejujuran itu untuk siapa dan
bagaimana. Atau mungkin karna saya bukan anggota jadi ya nggak tahu.
Peneliti : Pertanyaannya sudah terjawab semua nggih pak. Terima kasih dan
mohon maaf sudah mengganggu waktunya. Wassalamualaikum.
Narasumber : Nggih mbak, Wa‟alaikumsalam.
144
HASIL WAWANCARA
1. Identitas Narasumber
Narasumber : Hj. Sri Kustiyah, S.Pd. (SK)
Hari, Tanggal : Senin, 30 April 2018
Waktu : 10:37 WIB
Tempat Wawancara : Perpustakaan SMK N 1 Salatiga
Jabatan : Guru Administrasi Perkantoran dan mantan
pengelola kantin kejujuran
2. Transkip Wawancara
Peneliti : Assalamualaikum bu. Saya Intan Suci dari IAIN Salatiga bermaksud
mewawancarai ibu terkait skripsi saya yang berjudul “Implementasi Kantin
Kejujuran dalam Upaya Menanamkan Sikap Jujur dan Tanggung Jawab Siswa
SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018”
Narasumber : Wa‟alaikumsalam.
Peneliti : Bagaimana sejarah awal berdirinya kantin kejujuran SMK N 1
Salatiga?
Narasumber : Awalnya mendapat surat edaran pemerintah untuk mengikuti
workshop kantin kejujuran selama 4 hari terhitung dari tanggal 31 oktober
2009 di Balai Pengembangan Kejuruan Semarang. Kemudian setelah itu kita
menyusun proposal. Pertama kali berdiri di samping BC (Bisnis Centre) Mart.
Peneliti : Apakah visi dan misi didirikannya kantin kejujuran SMK N 1
Salatiga?
145
Narasumber : Wah ibu nggak punya kik. Karena waktu itu kita langsung
praktik, langsung jualan.
Peneliti : Apakah tujuan dan manfaat implementasi kantin kejujuran?
Narasumber : Tujuan dan manfaatnya ya pada dasarnya untuk melatih
kejujuran to dik, wong namanya juga kantin kejujuran. Jadi disini siswa diuji
tingkat kejujurannya. Kadang juga ada banyak faktor yang mempengaruhi anak
yang berbuat tidak jujur, ada yang karena memang sengaja, ada juga yang
karena kepepet ra nduwe duit terus teko jajan ra bayar, ada juga yang karena
lupa terus ketika ingat dan keesokan harinya baru dibayar.
Peneliti : Siapa saja yang berkaitam dengan berdirinya kantin kejujuran?
Narasumber : Ya dulu ada Bu Kus, Bu Wuri, sama bu Ari juga. Dan juga ada
beberapa keterkaitan guru lain seperti yang ada di struktur organisasi kantin
kejujuran pertama kali.
Peneliti : Bagaimana susunan organisasi kantin kejujuran?
Narasumber : Ibu menjadi pengelola kantin kejujuran pertama kali, kemudian
sekarang beralih ke Bu Makmuri. Kalau ketuanya pak Niam dik.
Peneliti : Bagaimana sistem permodalan kantin kejujuran?
Narasumber : Modalnya dari pemerintah 10.000.000. Untuk SPJ dan
pembelian etalase 2.500.000, untuk modal usaha 1.500.000 dan sisanya
disimpan untuk cadangan.
Peneliti : Bagaimana sistem pengadaan barang yang dijual di kantin kejujuran?
Narasumber : Barangnya dari supplier. Dengan cara lobby dek, jadi siapa
yang mau ngisi di kantin kejujuran dengan sistem bagi hasil. Nanti kantin
146
diberi laba 10% dari harga jual. Jadi sistemnya nitip, kalau ada yang tidak laku
ya kita kembalikan ke supplier jadi kita tidak menanggung rugi.
Peneliti : Bagaimana sosialisasi kantin kejujuran supaya siswa lebih mengenal
dan lebih memilih berbelanja di kantin kejujuran?
Narasumber : Kita awali dari peresmian. Dan melalui kegiatan MOPD, dan
tentang kondisi perkembangan kantin kejujuran kita umumkan lewat upacara.
Peneliti : Apakah problematika yang muncul terkait dengan pengelolaan kantin
kejujuran?
Narasumber : Yang pertama dari supplier nggih, jadi tidak semua supplier itu
jujur. Maksudnya barang yang dikirim itu belum tentu sama dengan barang
yang dilaporkan. Dari pembeli, belum semua pembeli itu membeli membayar
dengan uang yang benar. Bisa jadi datang tidak membawa uang, pulang
membawa barang/jajan. Bisa jadi bawa uang 1000 ngambilnya barang senilai
2000. Kalau dari petugas, kurang teliti dalam menghitung, seringnya seperti
itu.
Peneliti : Bagaimana solusi untuk menangani problematika tersebut?
Narasumber : Yang pertama dari supplier, sering ibu memanggil supplier
kalau memang ketahuan tidak jujur. Yang kedua, bagi pembeli itu disampaikan
lewat laporan tertulis yang ditempel di papan pengumuman kantin kejujuran
dan yang kedua disampaiakan pada saat upacara bendera. Jadi laporan setiap
hari dirangkum dalam seminggu untuk diumumkan saat upacara. Kalau
petugasnya kita himbau agar lebih teliti.
147
Peneliti : Bagaimana sistem penugasan yang diberikan kepada petugas kantin
kejujuran?
Narasumber : Pertama kali kita pakai pengurus OSIS. Setelah itu ternyata
karena pengurus OSIS itu campuran jurusannya, ternyata tidak begitu teliti.
Nah akhirnya kita melakukan rapat dan keputusannya kita ambil anak
akuntansi. Berdasarkan pengamatan petugas dari OSIS, yang teliti itu anak
jurusan akuntansi. Kalau jurusan AP dan PM itu cenderung masa bodoh. Yang
bertugas itu 4 orang dalam seminggu dan urut absen.
Peneliti : Apakah dengan adanya petugas kantin kejujuran dapat
meminimalisir aksi ketidakjujuran yang dilakukan siswa?
Narasumber : Cara meminimalisir itu pembungkus jajanan untuk siswa
memakai plastik bening, kalau bening kan kelihatan dik. Yang kedua, kalau
ada yang tidak jujur petugas diminta untuk melaporkan kepada pembimbing.
Yang ketiga, setiap ada pembeli, petugas dilarang melakukan aktivitas lain agar
dapat mengawasi pembeli dari jauh. Jadi ya sedikit banyak dapat
meminimalisir aksi curang siswa.
Peneliti : Apakah ada sanksi yang diberikan bagi yang tertangkap basah
berbuat curang di kantin kejujuran?
Narasumber : Sanksinya ya hanya berupa teguran.
Peneliti : Bagaimana sistem evaluasi kantin kejujuran?
Narasumber : Lewat upacara itu tadi mbak.
Peneliti : Apakah kekurangan dan kelebihan kantin kejujuran?
148
Narasumber : Ya kalau kelebihannya dapat mendidik siswa untuk jujur. Dan
harga dikantin kejujuran memang lebih mahal karena kita memperhatikan
kualitas. Makanan yang ada warna-warni atau makanan yang pedes-pedes kita
nggak mau. Karena itu kan tidak sehat, dan kita sering dipantau dari Dinas
Kesehatan. Kekurangannya memberikan peluang kepada anak yang tidak jujur
untuk melakukan ketidakjujurannya dengan leluasa.
Peneliti : Apakah dengan adanya kantin kejujuran dapat menanamkan sikap
jujur dan tanggung jawab pada siswa?
Narasumber : Tentunya iya. Utamanya petugas ya, kan otomatis dia harus
bisa mempertanggungjawabkan dari pagi mulai buka sampai siang itu ada
berapa, barang yang dijajakan ada berapa yang sudah laku sehingga bisa
menghitung laba. Baik laba yang sesungguhnya, maksudnya begini, ada uang
itu sesuai dengan kenyataan apa nggak gitu lho maksudnya.
Peneliti : Apakah harapan dan saran untuk program kantin kejujuran di masa
mendatang?
Narasumber : Harapannya ya dari supplier sendiri setelah dipanggil ya harus
bertindak lebih jujur dalam menyuplai makanan itu 5 ya kenyataan ada 5. Dari
petugas sendiri ya harus bekerja suapaya lebih teliti. Kalau siswa melalui
upacara itu untuk menyadarkan siswa supaya berlaku jujur. Sarannya ya ketiga
komponen tadi supaya harus saling meningkatkan kejujuran ya.
Peneliti : Oh ya bu, ini pertanyaannya sudah terjawab semua. Terima kasih
nggih bu, mohon maaf sudah mengganggu waktunya. Wassalamualaikum.
Narasumber : Iya dik. Wa‟alaikumsalam.
149
HASIL WAWANCARA
1. Identitas Narasumber
Narasumber : Nursodiq, S.Pd. (NS)
Hari, Tanggal : Senin, 30 April 2018
Waktu : 10:09 WIB
Tempat Wawancara : Perpustakaan SMK N 1 Salatiga
Jabatan : Guru BP
2. Transkip Wawancara
Peneliti : Assalamualaikum pak. Perkenalkan nama saya Intan Suci dari IAIN
Salatiga bermaksud mewawancarai bapak terkait skripsi saya yang berjudul
“Implementasi Kantin Kejujuran dalam Upaya Menanamkan Sikap Jujur dan
Tanggung Jawab Siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018”
Narasumber : Wa‟alaikumsalam mbak.
Peneliti : Bagaimana tanggapan bapak terkait adanya kantin kejujuran?
Narasumber : Salah satu implementasi dalam bimbingan pribadi kaitannya
untuk melatih kejujuran siswa, juga karakter siswa agar di dalam penerapan
sehari-hari dalam berbagai situasi dan kondisi berlatih kejujuran. Jadi sangat
mendukung perkembangan kepribadiannya siswa.
Peneliti : Apa peran guru BP dalam penyelenggaraan kantin kejujuran?
Narasumber : Peran guru BK adalah sebagai wahana dalam menyampaikan
bimbingan di dalam kelas, khusunya bimbingan pribadi maupun sosial
sehingga dapat membuat siswa memahami pentingnya kejujuran di dalam
lingkungan sekolah.
150
Peneliti : Apakah dengan adanya kantin kejujuran dapat menanamkan sikap
jujur dan tanggung jawab pada siswa?
Narasumber : Dapat menanamkan sikap jujur dan tanggung jawab siswa.
Alasannya siswa dapat berlatih memberikan dan menanamkan apa yang
seharusnya diberikan ke kantin dengan apa yang mereka lakukan dalam belanja
siswa.
Peneliti : Apakah problematika dalam program kantin kejujuran?
Narasumber : Sering ada informasi jumlah uang yang masuk dengan jumlah
uang yang seharusnya terjadi selisih. Jadi, banyak kurangnya, hampir rata-rata
tiap hari mereka tombok.
Peneliti : Bagaimana solusi untuk menangani problematika dalam kantin
kejujuran?
Narasumber : Solusi untuk menangani masalah kantin kejujuran kaitannya
dengan siswa yang masuk ke dalam ranah bimbingan konseling, siswa kita
undang untuk melakukan konseling individual juga melakukan bimbingan
kelompok di dalam kelas dengan topik kejujuran. Dan apabila diperlukan lagi,
kita mengundang orang tua apabila masalahnya sudah dalam ranah yang bukan
wewenang guru BK.
Peneliti : Apakah bapak pernah menangani kasus siswa yang tertangkap basah
berbuat curang di kantin kejujuran?
Narasumber : Siswa yang tertangkap basah curang di kantin itu belum pernah.
Karena memang jarang sekali laporan ke BK, tetapi kalau ada siswa yang
hampir sama kaitannya dengan kejujuran yang mengambil uang di kelas-kelas
151
pernah. Jadi siswa memiliki hiptomania, jadi kalau dia tidak mencuri dia tidak
puas. Itu kita pernah menangani 2-3 kali kasus seperti itu. Padahal anak itu
sudah tahu kalau mencuri itu salah, tapi karena itu sudah hiptomania yang
sudah menjadi penyakit kemudian ia melakukan itu. Tapi itu biasanya sudah
ranah psikolog karena dalam BK sebenarnya sudah bukan menjadi wewenang.
Peneliti : Apa kekurangan dan kelebihan kantin kejujuran?
Narasumber : Kekurangannya secara umum siswa kurang bersikap jujur
dalam hal belanja ataupun membeli. Kelebihannya proses untuk membeli lebih
cepat sesuai kebutuhan dan administrasi keuangannya lebih cepat dan
transparan.
Peneliti : Bagaimana sosialisasi kantin kejujuran supaya siswa lebih mengenal
dan memilih berbelanja di kantin kejujuran?
Narasumber : Seharusnya harga yang diberikan di kantin kejujuran lebih
berbeda dibandingkan dengan di luar kantin, lebih murah. Tetapi kadang fakta-
faktanya tidak mesti, contoh disini minuman disana lebih mahal. Sosialisasinya
kalau BK ya tetap, pemberian layanan informasi ke setiap kelas untuk lebih
dioptimalkan atau lebih diberikan materinya.
Peneliti : Apa harapan dan saran untuk program kantin kejujuran di masa
memdatang?
Narasumber : Harapan saya untuk lebih diperluas dalam hal barang ataupun
pembelanjaan yang melengkapi. Dan saran juga, siswa diberi bekal pelatihan
dalam administrasi pengeluaran dan pemasukan di kantin kejujuran. Karena
152
yang praktik disana kan tidak semua siswa mengerti administrasi dari kantin
kejujuran keluar/masuknya barang.
Peneliti : Sudah terjawab semua nggih pak pertanyaannya. Matur suwun nggih.
Mohon maaf mengganggu waktunya.
Narasumber: iya mbak tidak apa-apa. Kalau butuh informasi lagi bisa
menghubungi saya kembali.
153
154
LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Intan Suci
N I M : 111-14-287
Dosen Pembimbing : Jaka Siswanta, M.Pd.
Judul Skripsi pada surat penunjukan pembimbing skripsi :
Implementasi Kantin Kejujuran Dalam Upaya Menanamkan Sikap
Jujur Dan Tanggung Jawab Siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran
2017/2018
No. Tanggal Isi Konsultasi Catatan Pembimbing Paraf
155
Dosen Pembimbing,
Jaka Siswanta, M.Pd. NIP. 19710219 200003 1 002 Catatan:
Jika ada perubahan judul skripsi, harap dicantumkan dalam lembar konsultasi, tidak ada
penggantian Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi kecuali ada Surat dari Ketua
Program Studi tentang Penggantian Dosen Pembimbing Skripsi.
156
157
DAFTAR NILAI SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Intan Suci
NIM : 111-14-287
Jurusan : PAI (Pendidikan Agama Islam)
Dosen Pembimbing Akademik : Mufiq, S.Ag., M.Phil.
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai
1 OPAK STAIN SALATIGA 2014
“Aktualisasi Gerakan Mahasiswa
yang Beretika, Disiplin dan Berfikir
Terbuka”.
18-19
Agustus
2014
Peserta 3
2 OPAK Jurusan Tarbiyah STAIN
Salatiga 2014 “Aktualisasi
Pendidikan Karakter Sebagai
Pembentuk Generasi yang Religius,
Educative, dan Humanis”.
20-21
Agustus
2014
Peserta 3
3 Orientasi Dasar Keislaman (ODK)
“Pemahaman Islam Rahmatan Lil
„Alamin Sebagai Langkah Awal
Menjadi Mahasiswa Berkarakter”
yang diselenggarakan oleh LDK
Darul Amal & ITTAQO STAIN
Salatiga.
21 Agustus
2014
Peserta 2
4 Achievement Motivation Training
“Dengan AMT Semangat
Menyongsong Prestasi” yang
diselenggarakan oleh CEC & JQH
STAIN Salatiga.
23 Agustus
2014
Peserta 2
158
5 Library User Education (Pendidikan
Pemustaka) yang diselenggarakan
oleh UPT Perpustakaan STAIN
Salatiga
28 Agustus
2014
Peserta 2
6 Acara “Training Pembuatan
Makalah” yang diselenggarakan oleh
LDK Darul Amal STAIN Salatiga
17
September
2014
Peserta 2
7 Pendidikan dan Latihan Calon
Pramuka Pandega (PLCPP) XXIV
“PLCPP Sebagai Langkah
Rekonstruktif Karakter Pandega
dalam Membangun Racana yang
Loyal dan Bermartabat” yang
diselenggarakan oleh Racana
Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi
STAIN Salatiga
26-29
September
2014
Peserta 6
8 Seminar Nasional “Berkontribusi
Untuk Negeri Melalui Televisi/TV”
yang diselenggarakan oleh Program
Studi KPI STAIN Salatiga
5 November
2014
Peserta 8
9 Acara “Seminar Nasional
Entrepreneurship” yang
diselenggarakan oleh Gerakan
Pramuka Racana Kusuma Dilaga-
Woro Srikandhi STAIN Salatiga
16
November
2014
Peserta 8
10 Seminar Nasional “Islam dan
Diskursus Kebangsaan” yang
diselenggarakan oleh HMI
24 Januari
2015
Peserta 8
11 Seminar Nasional “Aktualisasi Peran
Mahasiswa di Era Globalisasi” yang
27 Mei
2015
Peserta 8
159
diselenggarakan oleh HMI
12 Seminar dan Bedah Film
“Menggugah Jiwa Nasionalisme
Pemuda di Era Moderenitas” yang
diselenggarakan oleh HMI Cabang
Salatiga Komisariat Walisongo
14
November
2015
Peserta 2
13 Seminar Nasional “Pembangunan
Karakter Bangsa Upaya
Mewujudkan Generasi Muda yang
Berbudaya untuk Indonesia
Bermartabat” yang diselenggarakan
oleh HMI Cabang Salatiga
9 April
2016
Peserta 8
14 Seminar Nasional “Pendidikan
Agama Menjadi Pelopor
Kebangkitan Nasional di Era
Modern” yang diselenggarakan oleh
HMJ PAI IAIN Salatiga
21 Mei
2016
Peserta 8
15 Seminar Nasional “Indonesia
Budayaku Indonesia Warisanku
(Salatiga Kota Pusaka)” yang
diselenggarakan oleh HMJ PGMI
IAIN Salatiga
2 Juni 2016 Peserta 8
16 Seminar Nasional “Reaktualisasi
Hadis dalam Kehidupan Berbangsa
& Berbudaya” yang diselenggarakan
oleh HMJ Ilmu Hadis IAIN Salatiga
19 Oktober
2016
Peserta 8
17 Acara Talkshow “Satu Jam Lebih
Dekat Bersama Kandidat Walikota
Dan Wakil Walikota Salatiga Periode
2017-2022” yang diselenggarakan
5 November
2016
Peserta 2
160
oleh HMI Cabang Salatiga
18 Seminar Nasional “Menumbuhkan
Jiwa Kewirausahaan Melalui Usaha
Online Untuk Masyarakat Ekonomi
Mandiri” yang diselenggarakan oleh
HMI Cabang Salatiga Komisariat
Walisongo
10
Desember
2016
Peserta 8
19 Workshop Literasi “Merawat NKRI
dengan Membangun Budaya
Literasi” yang diselenggarakan oleh
DEMA FTIK IAIN Salatiga
13 April
2018
Peserta 3
20 Seminar Nasional “Nilai-nilai
Kebudayaan Dalam Pendidikan
Islam Indonesia” yang
diselenggarakan DEMA FTIK IAIN
Salatiga
5 Mei 2018 Peserta 8
21 Seminar Nasional “Generasi Milenial
Generasi Berkarya” yang
diselenggarakan DEMA Fakultas
Dakwah IAIN Salatiga
5 Juni 2018 Peserta 8
Jumlah 115
161
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Intan Suci
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 26 Agustus 1996
3. Kewarganegaraan : Indonesia
4. Agama : Islam
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Alamat : Dsn. Rejosari Kidul RT 03/RW 04, Ds. Rowosari,
Kec. Tuntang, Kab. Semarang
7. No. HP : 085712826136
8. Riwayat Pendidikan :
a. TK RA Kartini : 2000-2002
b. SD N Rowosari : 2002-2008
c. SMP N 9 Salatiga : 2008-2011
d. SMK N 1 Salatiga : 2011-2014
e. IAIN Salatiga : 2014-2018
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 10 Juli 2018
Penulis
Intan Suci
NIM. 111-14-287
162
LAMPIRAN FOTO
Siswa sedang membayar dan memasukkan uang di kotak uang yang telah
disediakan
Kotak uang kantin kejujuran
163
Minuman di kantin kejujuran
Makanan yang dijual di kantin kejujuran
164
Himbauan kepada siswa agar membayar dengan uang yang tidak rusak
Struktur organisasi kantin kejujuran
165
Petugas kantin sedang menata barang
Supplier menyetorkan barang ke kantin kejujuran
166
Diagram cara berbelanja di kantin kejujuran
Piagam penghargaan kantin kejujuran SMK N 1 Salatiga dari Kejaksaan
Negeri Salatiga