MENULIS PROPOSAL PENELITIAN.doc
-
Upload
muhammadmukhlis -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
description
Transcript of MENULIS PROPOSAL PENELITIAN.doc
MENULIS PROPOSAL PENELITIANMENULIS PROPOSAL PENELITIAN
Koesmargono
“When you steal f rom one author , i t ’s p lagiar ism; i f you steal f rom many, i t ’s research.”
A. PENDAHULUAN
Sebelum menjelaskan mengenai apa dan bagaimana metode penelitian, perlu
dijelaskan terlebih dahulu beberapa aspek penting dalam sebuah proposal.
Apa itu Sebuah Proposal Penelitian?
Sebuah proposal penelitian bertujuan untuk mengkomunikasikan keinginan
peneliti melalui penjelasan mengenai tujuan, pentingnya penelitian tersebut
[justifikasi mengapa studi terhadap suatu fenomena perlu dilakukan!], dan langkah-
langkah untuk melaksanakannya. Di dalam sebuah proposal perlu dijelaskan
bagaimana masalah diidentifikasi, pertanyaan penelitian [research questions] atau
hipotesis diformulasikan, variabel diidentifikasi, dan beberapa istilah penting
didefinisikan. Sampel, instrumen, desain penelitian, prosedur yang akan diikuti,
bagaimana data akan dianalisis – semua itu dituliskan secara mendalam dalam
sebuah proposal, dan paling sedikit ada kajian terhadap penelitian sebelumnya
(meskipun hanya secara parsial).
Beberapa Bagian Utama dalam Proposal Penelitian
1. MASALAH YANG HENDAK DIINVESTIGASI
Umumnya terdapat empat topik yang dibicarakan, yaitu [1] tujuan
penelitian, [2] justifikasi, [3] pertanyaan penelitian dan/atau hipotesis
(termasuk variabel yang diinvestigasi), dan [4] definisi beberapa istilah penting.
Beberapa pertanyaan kunci yang penting diajukan kepada diri sendiri
setiap kali selesai menuliskan masing-masing topik di atas adalah:
1.1.1. Apakah tujuan penelitian sudah dinyatakan secara akurat, sesuai dengan
tujuan peneliti, yaitu untuk melakukan sebuah investigasi terhadap
suatu fenomena?
1.1.2. Apakah tujuan penelitian sudah dinyatakan secara ringkas dan jelas
sedemikian sehingga dapat menggambarkan suatu kerangka kerja
penelitian?
1
1.2.1. Apakah saya sudah mengidentifikasi secara spesifik masalah penelitian
yang hendak saya investigasi?
1.2.2. Apakah saya sudah mengindikasikan segala sesuatu yang hendak saya
kerjakan terhadap masalah tersebut?
1.2.3. Apakah saya sudah memberikan argumen yang dapat menjelaskan
mengapa penelitian tersebut sangat berguna dan penting untuk
diinvestigasi?
1.3.1. Apakah saya sudah memformulasikan secara spesifik pertanyaan
penelitian yang hendak saya uji dalam penelitian?
1.3.2. Apakah saya memiliki sebuah hipotesis di dalam pikiran saya? Jika ya,
apakah saya sudah mengekspresikannya? [Untuk memformulasikan
hipotesis, lihat tulisan Dwight Y King (2000) pada Lampiran]
1.3.3. Apakah saya hendak menginvestigasi sebuah hubungan (relationship)?
Jika ya, apakah saya sudah mengindikasikan semua variabel yang
menurut saya memang berhubungan?
1.4.1. Apakah saya sudah mendefinisikan secara jelas semua istilah penting
(dan, jika memungkinkan, juga mendefinisikan secara operasional;
operational definition)?
2. LATAR BELAKANG DAN KAJIAN PUSTAKA
2.1.1. Apakah saya sudah mensurvai dan menggambarkan semua studi yang
relevan dan berkaitan dengan masalah yang hendak diteliti?
2.2.1. Apakah saya sudah mensurvai pendapat para pakar yang menguasai
masalah yang hendak diteliti?
2.3.1. Apakah saya sudah mengkaji semua pendapat dan hasil penelitian yang
berkaitan dengan masalah yang hendak diteliti?
3. PROSEDUR
Prosedur dalam suatu proposal penelitian meliputi: [1] disain
penelitian, [2] sampel, [3]instrumen, [4]detil prosedur, [5] validitas internal, dan
[6] analisis data.
3.1.1. [Bagian ini akan dijelaskan secara lebih detil pada bab-bab selanjutnya]
3.2.1. Apakah saya sudah menjelaskan rencana penarikan sampel (sampling
plan)?
3.2.2. Apakah saya sudah menjelaskan secara lebih detil karakteristik sampel?
2
3.2.3. Apakah saya sudah mengidentifikasi populasi sehingga generalisasi
terhadap hasil penelitian dapat dilakukan?
3.3.1. Apakah saya sudah menjelaskan instrumen yang akan digunakan?
3.3.2. Apakah saya sudah mengindikasikan relevansinya dengan studi yang
sedang dilaksanakan (jika ada!)?
3.3.3. Apakah saya sudah menjelaskan cara pengecekan terhadap reliabilitas
skor yang diperoleh dari semua instrumen?
3.3.4. Apakah saya sudah menjelaskan cara pengecekan terhadap validitas
skor yang diperoleh dari semua instrumen?
3.4.1. Apakah saya sudah menjelaskan prosedur yang harus diikuti pada
penelitian ini – apa yang akan dikerjakan, di mana, kapan, dan
bagaimana?
3.5.1. Apakah saya sudah mendiskusikan setiap penjelasan alternatif yang
muncul pada penelitian ini?
3.5.2. Apakah saya sudah mendiskusikan bagaimana saya akan mengkontrol
penjelasan alternatif ini?
3.6.1. Apakah saya sudah menjelaskan bagaimana saya akan
mengorganisasikan data yang akan dikumpulkan?
3.6.2. Apakah saya sudah menjelaskan bagaimana saya akan menganalisis
data, termasuk prosedur statistik yang akan digunakan, dan mengapa
prosedur tersebut dipilih (paling tepat digunakan)?
4. ANGGARAN DAN JADWAL PENELITIAN
Proposal penelitian sering dikirimkan kepada sebuah institusi
penyandang dana (swasta maupun pemerintah) untuk mendapat dukungan
finansial. Institusi seperti ini hampir selalu membutuhkan suatu usulan
anggaran (termasuk jadwal atau durasi penelitiannya) untuk dapat digunakan
dalam proses pengambilan keputusan.
B. PROSES PENELITIAN
Gambar 1 di bawah ini memberikan ilustrasi mengenai beberapa langkah
dalam proses penelitian kuantitatif. Walaupun terdapat beberapa keraguan,
misalnya: apakah suatu penelitian selalu mengikuti urutan langkah yang linier?
[Bryman, 1988a, 1988b], komponen-komponen pada Gambar 1 memberikan model
yang sangat berguna untuk memahami sebuah proses penelitian.
3
G a m b a r 1 : P r o s e s P e n e l i t i a n
C. KAUSALITAS DAN DISAIN EKSPERIMENTAL
Disain penelitian memberikan struktur dasar, yaitu “tempat” dilaksanakannya
investigasi. Terdapat berbagai macam disain penelitian, tetapi secara fundamental
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penelitian eksperimental dan non-eksperimental
4
TEORI
HIPOTESI
OPERASIONALISASI
KONSEP
SELEKSI RESPONDEN
DISAIN SURVAIATAU
KORELASIONAL:WawancaraKuisioner
DISAIN EKSPERIMENTAL:Menciptakan grup
eksperimental dan kontrolObservasi/Pengujian Lab.
PENGUMPULANDATA
ANALISISDATA
HASIL PENELITIAN[TEMUAN]
(survai dan korelasional adalah yang paling utama). Pada penelitian eksperimental,
penjelasan mengenai sebab dan akibat merupakan ciri utama dalam kerangka kerja
penelitiannya.
Secara umum dan sederhana penelitian eksperimental dapat dirumuskan
melalui sebuah model sebagai berikut ini:
Obs1 Exp Obs2
Obs1: pengukuran awal terhadap karakteristik (yang diinvestigasi) suatu subjek
[pre-test],
Exp: perlakuan eksperimental terhadap subjek (experimental treatment),
Obs2: pengukuran setelah experimental treatment [post-test].
Disain penelitian eksperimental dapat diringkas menjadi tiga bentuk, seperti
dirumuskan oleh Bryman and Cramer [1997] sebagai berikut:
Exp Obs1
1. [Penerapan secara acak]
Tanpa Exp Obs2
Obs1 Exp1 Obs2
Obs3 Exp2 Obs4
2. [Penerapan secara acak]
Obs5 Exp3 Obs6
Obs7 Tanpa Exp Obs8
Obs1 Exp1+A Obs2
Obs3 Exp1+B Obs4
3. [Penerapan secara acak]
Obs5 Exp2+A Obs6
Obs7 Exp2+B Obs8
Pada disain pertama, tidak dilakukan pre-test, hanya dibandingkan antara
grup eksperimental dan grup kontrol dalam konteks variabel tak-bebas (dependent
5
variables). Sedangkan pada disain kedua, terdapat sejumlah grup, misalnya seorang
peneliti akan mengkaji pengaruh pemberian pupuk pada hasil panen tanaman jagung
(artinya, ada beberapa tingkatan atau jenis variabel bebas). Si peneliti dapat
melakukan treatment dalam tiga tingkatan jumlah pupuk dan tanpa-pupuk pada satu
petak jagung (sebagai kontrol). Disain ketiga, disebut juga sebagai disain faktorial
(factorial design), yaitu ketika seorang peneliti tertarik untuk melihat pengaruh lebih
dari satu variabel bebas pada variabel tak-bebas.
D. BEBERAPA CONTOH DISAIN EKSPERIMENTAL
Pada bagian ini akan diuraikan beberapa contoh penggunaan disain
eksperimental yang lebih canggih (advanced experimental designs) [Sekaran, 1992]:
Disain Acak Penuh (The Completely Randomized Design)
Misalnya, seorang mahasiswa program studi teknik sipil transportasi ingin
meneliti pengaruh reduksi ongkos bus kota [50, 100, dan 150 rupiah] pada
peningkatan rata-rata jumlah penumpang. Ia dapat mengamati 27 rute dalam
periode dua minggu, dan menetapkan secara acak dengan masing-masing sembilan
rute untuk setiap reduksi ongkos naik bus [50, 100, dan 150 rupiah]. Lihat Gambar 2
di bawah ini, Os pada kolom sebelah kiri menunjukkan jumlah penumpang sebelum
diadakan reduksi; X1, X2, dan X3 menunjukkan tiga tingkatan treatments, yaitu
reduksi ongkos 50, 100, dan 150 rupiah; dan Os pada kolom sebelah kanan
menunjukkan jumlah penumpang dalam rentang waktu dua minggu saat dilakukan
reduksi ongkos. Si peneliti, kemudian, dapat mengkaji pengaruh ketiga treatments
tersebut dengan cara mendeduksi masing-masing Os di sebelah kiri dari
pasangannya yang berada di sebelah kanan.
R U T E
Jumlah
Penumpang
SEBELUM
TREATMENT
Jumlah
Penumpang
SESUDAH
GRUP 1 [SEMBILAN RUTE] Os X1 Os
GRUP 2 [SEMBILAN RUTE] Os X2 Os
GRUP 3 [SEMBILAN RUTE] Os X3 Os
6
Gambar 2: Ilustrasi Completely Randomized Design
Disain Blok Acak (Randomized Block Design)
Pada kasus ini, si mahasiswa tertarik untuk meneliti pengaruh reduksi pada
jumlah penumpang secara umum. Walaupun demikian, ia mungkin lebih tertarik
untuk menentukan di manakah rute atau sektor [daerah pinggiran kota, daerah di
dalam kota dengan kemacetan lalu-lintas yang tinggi, atau daerah yang banyak
dihuni para pensiunan] yang akan dipengaruhi oleh kebijakan reduksi ongkos naik
bus kota. Untuk itu peneliti perlu memisahkan rute-rute bus kota berdasarkan tiga
blok: pinggiran kota, dalam kota dengan kepadatan lalu-lintas tinggi, atau
perumahan para pensiunan. Kemudian, 27 rute diidentifikasi berdasarkan blok dan
selanjutnya secara acak diterapkan ketiga treatments pada blok-blok tersebut. Disain
eksperimentalnya dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini.
R E D U K S I
FAKTOR BLOK: DAERAH PEMUKIMAN
PINGGIRAN KOTA
DALAM KOTA
DENGAN
KEPADATAN
LALU-LINTAS
TINGGI
PERUMAHAN
PARA PENSIUNAN
RP. 50 X1 X1 X1
RP. 100 X2 X2 X2
RP. 150 X3 X3 X3
Catatan: Xs hanya mengindikasikan beberapa tingkatan faktor blok dan Os (jumlah penumpang sebelum dan sesudah treatments) tidak ditunjukkan, meskipun data tersebut tetap akan/harus dikumpulkan.
Gambar 3: Ilustrasi Randomized Block Design
Melalui cara ini, tidak hanya pengaruh langsung reduksi ongkos bus dapat
dikaji, melainkan pengaruh bersama (interaction effect) dari ongkos dan daerah
pemukiman dapat juga dikaji. Untuk itu, dapat dikatakan bahwa teknik ini lebih
powerful, yaitu memberikan informasi lebih banyak, yang tentunya juga memberikan
manfaat dalam proses pengambilan keputusan. Namun demikian, biaya untuk
melakukannya akan lebih mahal.
7
Disain Latin Square
Disain Blok Acak membantu peneliti untuk meminimalkan pengaruh satu
variabel “pengganggu” (nuisance variable, atau variasi di antara baris-baris) ketika ia
mengevaluasi pengaruh treatments, Disain Latin Square sangat bermanfaat ketika
dua faktor blok pengganggu (variasi di antara baris-baris dan kolom-kolom) harus
dikontrol. Setiap treatment muncul dalam jumlah yang sama dalam setiap posisi satu
ordinal pada setiap baris. Contohnya, mengkaji pengaruh reduksi ongkos bus pada
jumlah penumpang, dua hal yang mungkin menjadi faktor pengganggu adalah: [1]
hari-hari dalam seminggu – [a] tengah minggu: Selasa hingga Kamis, [b] akhir
minggu: Sabtu dan Minggu, dan [c] Senin dan Jumat – dan [2] tiga lokasi pemukiman
penumpang bus. Sebuah Disain Latin Square (three by three) dapat diciptakan pada
kasus ini, kemudian secara acak diterapkan ketiga treatments, dengan catatan
bahwa setiap treatment hanya diberikan sekali pada setiap interseksi antara baris
dan kolom; selanjutnya lihat Gambar 4 di bawah ini.
DAERAH PEMUKIMAN
HARI-HARI DALAM SEMINGGU
SELASA - KAMISSABTU dan
MINGGUSENIN dan JUMAT
PINGGIRAN KOTA X1 X2 X3
DALAM KOTA DENGAN
KEPADATAN LALU-LINTAS
TINGGI
X2 X3 X1
PERUMAHAN PARA
PENSIUNAN
X3 X1 X2
Gambar 4: Ilustrasi Disain Latin Square
Setelah eksperimen dilaksanakan dan peningkatan jumlah penumpang aktual
dalam setiap treatment dihitung, pengaruh treatment rata-rata dapat diketahui.
Reduksi ongkos bus yang memberikan keuntungan terbaik dapat pula dikaji dan
ditentukan.
8
Masalah yang melekat pada metode ini adalah adanya persyaratan (asumsi
awal) bahwa tidak ada interaksi antara treatments dan faktor blok, yang
kenyataannya mungkin tidak selalu dapat dipenuhi dalam semua kasus. Selebihnya,
teknik ini juga sangat tidak ekonomis dibandingkan dengan teknik lainnya.
Disain Faktorial (Factorial Design)
Hingga saat ini kita sudah mendiskusikan disain eksperimental dalam konteks
mengkaji sebuah hubungan sebab-akibat antara satu variabel bebas dan variabel
tak-bebas. Disain Faktorial memberikan kemampuan kepada kita untuk melakukan
pengkajian terhadap pengaruh dua atau lebih manipulasi (independent variables)
pada variabel tak-bebas pada saat yang bersamaan. Artinya, dua treatments dapat
secara simultan dimanipulasi dan pengaruh tunggal maupun pengaruh gabungannya
(disebut sebagai pengaruh utama dan interaksi) dapat dikaji.
Contohnya, si mahasiswa mungkin tertarik untuk mengetahui peningkatan
jumlah penumpang jika, misalnya, digunakan tiga jenis bus [Super Executive,
Executive, dan Bisnis] dan dilakukan manipulasi secara simultan berupa reduksi
ongkos dan penggunaan tiga jenis bus. Gambar 5 di bawah ini menunjukkan
penggunaan 3x3 Disain Faktorial.
JENIS BUS
REDUKSI ONGKOS BUS
RP. 50 RP.100 RP. 150
SUPER EXECUTIVE X1Y1 X2Y1 X3Y1
EXECUTIVE X2Y2 X1Y2 X3Y2
BISNIS X3Y3 X2Y3 X1Y3
Gambar 5: Ilustrasi 3x3 Disain Faktorial
Pada contoh ini, dua faktor digunakan dengan masing-masing tiga tingkatan
reduksi. Kasus ini merupakan acak penuh sebab reduksi ongkos diterapkan pada satu
dari sembilan kombinasi treatments. Informasi yang lebih kaya dapat dipetik dari
disain ini. Misalnya, si peneliti akan mengetahui peningkatan jumlah penumpang
untuk setiap reduksi ongkos bus, untuk setiap jenis bus, dan untuk kombinasi
keduanya. Jadi, pengaruh utama variabel bebas, juga interaksi di antara variabel-
9
variabel tersebut, dapat dikaji dengan lebih baik. Atas alasan inilah, Disain Faktorial
merupakan cara yang lebih efisien dibandingkan beberapa disain faktor-tunggal
acak.
Secara statistik juga dimungkinkan untuk melakukan kontrol pada satu atau
lebih variabel melalui analisis kovarian (covariance analysis). Sebagai contoh,
setelah menerapkan treatments secara acak, ternyata masih terdapat faktor
pengganggu; secara statistik dimungkinkan untuk “mengkarantina” faktor
pengganggu tersebut ketika analisis data sedang dilakukan.
E. [BUKAN] KATA TUTUP
Sebagai “penutup”, baiklah saya kutip kata-kata Hakim Spencer Tracy kepada
pembela Maximillian Schell dalam film tentang peradilan penjahat perang Nazi yang
berjudul “Judgement at Nurnberg”: “Anakku, apa yang logis itu tidak selalu
benar..... .” Filsafat ilmu selalu mengajarkan kepada kita bahwa suatu pengetahuan
dapat dikatakan ilmiah jika sudah melalui dua tahap: [1] membangun hipotesis
secara deduktif dengan menggunakan berbagai konsep dan teori yang sudah ada(ini
baru logika!); dan [2] membuktikannya melalui berbagai percobaan (inilah fakta!
reality judgement). Semua itu hanya mungkin dibangun melalui tiga hal: membaca,
membaca, dan membaca!
Tulisan ini hanyalah sebuah perspektif; dan bukankah sebuah perspektif
hanya menentukan dari mana garis ditarik dan tidak pernah menentukan sejauh
mana garis akan berhenti. Untuk itulah bagian ini disebut sebagai “bukan kata
tutup.” Tugas anda, rekan-rekan sekalian, untuk menentukan sejauh mana garis
tersebut hendak anda “hentikan” .....melalui kegiatan ilmiah. Endlessly!
F. SUMBER BACAAN
Bryman, Alan [1988a] Quantity and Quality in Social Research, London: Routledge.
Bryman, Alan [1988b] “Introduction: ‘inside’ accounts and social research in
organizations”, in Alan Bryman (ed.), Doing Research in Organizations, London:
Routledge.
10
Bryman, Alan and Duncan Cramer [1997] Quantitative Data Analysis, London:
Routledge.
Jujun S. Suriasumantri [1987] Ilmu dalam Perspektif Moral, Sosial, dan Politik, Jakarta:
P.T. Gramedia.
King, Dwight Y. [2000] “Kontinuitas Basis Pendukung Partai Politik, 1955 – 1999”, di
muat pada Harian KOMPAS.
Sekaran, Uma [1992] Research Methods: A Skill Building Approach (Second Edition),
Canada: John Wiley and Sons.
11