MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN ......Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara...
Transcript of MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN ......Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara...
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang
NOMOR 205/PMK.07/2019
TENTANG
PENGELOLAAN DANA DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
a. bahwa ketentuan pengelolaan Dana Desa telah diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
193/PMK.07 /2018 tentang Pengelolaan Dana Desa;
b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 9 ayat (6)
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2019 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2020, ketentuan lebih Ianjut mengenai tata
cara penghitungan rincian Dana Desa setiap desa diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan;
c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas dan
akuntabilitas pengelolaan Dana Desa dan mengatur
lebih Ianjut tata cara penghitungan rincian Dana Desa
setiap desa sebagaimana dimaksud dalam huruf b, perlu
mengatur kembali ketentuan mengenai pengelolaan
Dana Desa;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c dan
un tuk melaksanakan keten tuan Pas al 14, Pas al 18,
Pasal 23, Pasal 24 ayat (4), Pasal 27 ayat (6), dan
Pasal 28 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran
Mengingat
Menetapkan
- 2 -
Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengelolaan Dana
Desa;
1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2019 ten tang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2020 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6410);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir kali dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
N omor 5864);
MEMUTUSKAN:
PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG
PENGELOLAAN DANA DESA.
- 3 -
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Transfer ke Daerah dan Dana Desa yang selanjutnya
disingkat TKDD adalah bagian dari Belanja Negara yang
dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara kepada Daerah dan Desa dalam rangka
mendanai pelaksanaan urusan yang telah diserahkan
kepada Daerah dan Desa.
2. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah
adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
4. Daerah Otonom yang selanjutnya disebut Daerah adalah
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas
batas wilayah berwenang mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
5. Kepala Daerah adalah gubernur bagi daerah provinsi
atau bupati bagi daerah kabupaten atau wali kota bagi
daerah kota.
6. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut
dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.
7. Desa adalah desa dan desa adat a tau yang disebut
dengan nama lain selanjutnya disebut Desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
1
- 4 -
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan/ atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
8. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan
bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
9. Alokasi Dasar adalah alokasi minimal Dana Desa yang
akan diterima oleh setiap Desa secara merata yang
besarnya dihitung berdasarkan persentase tertentu dari
anggaran Dana Desa yang dibagi dengan jumlah desa
secara nasional.
10. Alokasi Afirmasi adalah alokasi yang dihitung dengan
memperhatikan status Desa tertinggal dan Desa sangat
tertinggal, yang memiliki jumlah penduduk miskin
tinggi.
11. Alokasi Kinerja adalah alokasi yang diberikan kepada
desa yang memiliki hasil penilaian kinerja terbaik.
12. Alokasi Formula adalah alokasi yang dihitung dengan
memperhatikan jumlah penduduk Desa, angka
kemiskinan Desa, luas wilayah Desa, dan tingkat
kesulitan geografis Desa setiap kabupaten/kota.
13. Indeks Kemahalan Konstruksi yang selanjutnya
disingkat IKK adalah indeks yang mencerminkan tingkat
kesulitan geografis yang dinilai berdasarkan tingkat
kemahalan harga prasarana fisik secara relatif
antarDaerah.
14. Indeks Kesulitan Geografis Desa yang selanjutnya
disebut IKG Desa adalah angka yang mencerminkan
tingkat kesulitan geografis suatu Desa berdasarkan
variabel ketersediaan pelayanan dasar, kondisi
infrastruktur, transportasi, dan komunikasi.
1
- 5 -
15. Indikasi Kebutuhan Dana Desa adalah indikasi dana
yang perlu dianggarkan dalam rangka pelaksanaan
Dana Desa.
16. Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara yang
selanjutnya disingkat PA BUN adalah pejabat pemegang
kewenangan penggunaan
negara/lembaga.
anggaran kementerian
17. Pembantu Pengguna Anggaran Bendahara Umum
Negara yang selanjutnya disingkat PPA BUN adalah unit
organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan bertanggung
jawab atas pengelolaan anggaran yang berasal dari
Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara.
18. Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara yang
selanjutnya disingkat BA BUN adalah bagian anggaran
yang tidak dikelompokkan dalam bagian anggaran
kementerian negara/lembaga.
19. Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara
yang selanjutnya disingkat KPA BUN adalah satuan kerja
pada masing-masing PPA BUN baik di kantor pusat
maupun kantor daerah atau satuan kerja di kementerian
negara/lembaga yang memperoleh penugasan dari
Menteri Keuangan untuk melaksanakan kewenangan
dan tanggung jawab pengelolaan anggaran yang berasal
dari BA BUN.
20. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Bendahara Umum
Negara yang selanjutnya disingkat DIPA BUN adalah
dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh PPA
BUN.
21. Rencana Kerja dan Anggaran Bendahara Umum Negara
Dana Desa yang selanjutnya disebut RKA BUN Dana
Desa adalah dokumen perencanaan anggaran BA BUN
yang memuat rincian kebutuhan dana desa tahunan
yang disusun oleh KPA BUN Transfer Non Dana
Perimbangan.
22. Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara
Transfer ke Daerah dan Dana Desa yang selanjutnya
disingkat RDP BUN TKDD adalah dokumen perencanaan
1
- 6
anggaran BA BUN yang merupakan himpunan RKA BUN
Transfer ke Daerah dan Dana Desa.
23. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang
selanjutnya disingkat KPPN adalah instansi vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh
kuasa dari Bendahara Umum Negara untuk
melaksanakan sebagian fungsi Kuasa Bendahara
Umum Negara.
24. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
selanjutnya disingkat APBN adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat.
25. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
26. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya
disebut APBDes adalah rencana keuangan tahunan
Pemerintahan Desa.
27. Rekening Kas Umum Negara yang selanjutnya disingkat
RKUN adalah rekening tempat penyimpanan uang
negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh
penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran
negara pada bank sentral.
28. Rekening Kas Umum Daerah yang selanjutnya disingkat
RKUD adalah rekening tempat penyimpanan uang
daerah yang ditentukan oleh gubernur, bupati, atau
walikota untuk menampung seluruh penerimaan daerah
dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank
yang ditetapkan.
29. Rekening Kas Desa yang selanjutnya disebut RKD adalah
rekening tempat penyimpanan uang Pemerintahan Desa
yang menampung seluruh penerimaan Desa dan untuk
membayar seluruh pengeluaran Desa pada bank yang
ditetapkan.
- 7 -
Pasal 2
Pengelolaan Dana Desa dalam Peraturan Menteri ini meliputi:
a. penganggaran;
b. pengalokasian;
c. penyaluran;
d. penatausahaan, pertanggungjawaban, dan pelaporan;
e. pedoman penggunaan; dan
f. pemantauan serta evaluasi.
BAB II
PEJABAT PERBENDAHARAAN NEGARA
PENGELOLAAN DANA DESA
Pasal 3
(1) Dalam rangka pengelolaan Dana Desa, Menteri
Keuangan selaku Pengguna Anggaran BUN Pengelolaan
TKDD menetapkan:
a. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan sebagai
Pemimpin PPA BUN Pengelolaan TKDD;
b. Direktur Dana Transfer Umum sebagai KPA BUN
Pengelolaan Dana Transfer Umum; dan
c. Kepala KPPN sebagai KPA Penyaluran DAK Fisik dan
Dana Desa.
(2) Direktur yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang
pelaksanaan anggaran pada Direktorat Jenderal
Perbendaharaan ditetapkan sebagai koordinator KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa.
(3) Kepala KPPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c merupakan Kepala KPPN yang wilayah kerjanya
meliputi Daerah kabupaten/kota penerima alokasi Dana
Desa.
(4) Dalam hal KPA BUN sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b berhalangan tetap, Menteri Keuangan
menunjuk Sekretaris Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan sebagai pelaksana tugas KPA BUN
Pengelolaan Dana Transfer Umum.
(5) Dalam hal KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c berhalangan tetap, Menteri Keuangan menunjuk
- 8 -
Pejabat Eselon IV pada KPPN atau Pejabat Eselon III pada
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
yang men j adi pelaksana tug as Kepala KPPN se bagai
pelaksana tugas KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana
Desa.
(6) KPA BUN Pengelolaan Dana Transfer Umum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
mempunyai tugas dan fungsi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(7) Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan
Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:
a. menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen dan Pejabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar;
b. melakukan verifikasi atas dokumen persyaratan
penyaluran Dana Desa;
c. melaksanakan penyaluran Dana Desa
pemotongan Dana Desa setiap
kabupaten/kota dan penyaluran dana
pemotongan Dana Desa ke Desa;
melalui
Daerah
hasil
d. menyusun dan menyampaikan laporan realisasi
penyaluran Dana Desa kepada PPA BUN Pengelolaan
TKDD melalui Koordinator KPA Penyaluran DAK
Fisik dan Dana Desa;
e. menatausahakan dan menyampaikan laporan
konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian
keluaran Dana Desa kepada PPA BUN Pengelolaan
TKDD melalui Koordinator KPA Penyaluran DAK
Fisik dan Dana Desa;
f. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan
atas pelaksanaan anggaran kepada PPA BUN
Pengelolaan TKDD melalui Koordinator KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
g. menyusun dan menyampaikan proyeksi penyaluran
Dana Desa sampai dengan akhir tahun kepada
Koordinator KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana
Desa.
- 9 -
(8) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (7) huruf c menggunakan aplikasi yang disediakan
oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
(9) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (7) huruf d sampai dengan huruf f dan proyeksi
penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
huruf g merupakan satu kesatuan dengan penyampaian
laporan dan proyeksi penyaluran DAK Fisik.
(10) Koordinator KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:
a. menyusun dan menyampaikan konsolidasi laporan
realisasi penyaluran Dana Desa kepada PPA BUN
Pengelolaan TKDD;
b. menyusun dan menyampaikan rekapitulasi laporan
konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian
keluaran Dana Desa kepada PPA BUN Pengelolaan
TKDD;
c. menyusun dan menyampaikan konsolidasi laporan
keuangan atas pelaksanaan anggaran kepada PPA
BUN Pengelolaan TKDD sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
d. menyelaraskan dan menyampaikan data transaksi
dengan sistem aplikasi terintegrasi kepada PPA BUN
Pengelolaan TKDD;
e. menyampaikan bukti penyaluran elektronik kepada
PPA BUN Pengelolaan TKDD; dan
f. menyusun proyeksi penyaluran Dana Desa sampa1
dengan akhir tahun berdasarkan rekapitulasi
laporan dari KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana
Desa melalui aplikasi Cash Planning Information
Network (CPIN).
(11) KPA BUN Pengelolaan Dana Transfer Umum dan KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak bertanggung jawab atas
penggunaan Dana Desa oleh Pemerintah Daerah dan
Pemerintah Desa.
- 10 -
BAB III
PENGANGGARAN
Pasal 4
(1) Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan selaku PPA
BUN Pengelolaan TKDD menyusun Indikasi Kebutuhan
Dana Desa.
(2) Indikasi Kebutuhan Dana Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), disusun dengan memperhatikan:
a. persentase Dana Desa yang ditetapkan dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. kinerja pelaksanaan Dana Desa; dan
c. kemampuan keuangan negara.
(3) Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
menyampaikan Indikasi Kebutuhan Dana Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Direktorat
Jenderal Anggaran paling lambat bulan Februari.
(4) Penyusunan dan penyampaian Indikasi Kebutuhan
Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (3) berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan
mengenai tata cara perencanaan, penelaahan, dan
penetapan alokasi BA BUN, dan pengesahan DIPA BUN.
Pasal 5
Indikasi Kebutuhan Dana Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 digunakan sebagai dasar penganggaran Dana
Desa dan penyusunan arah kebijakan serta alokasi Dana
Desa dalam Nota Keuangan dan rancangan APBN.
BAB IV
PENGALOKASIAN
Bagian Kesatu
Pengalokasian Dana Desa Setiap Daerah Kabupaten/Kota
Pasal 6
(1) Berdasarkan penganggaran Dana Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5, Direktorat Jenderal
- 11 -
Perimbangan Keuangan melakukan penghitungan
rincian Dana Desa setiap Daerah kabupaten/kota.
(2) Rincian Dana Desa setiap Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan
secara merata dan berkeadilan berdasarkan:
a. Alokasi Dasar;
b. Alokasi Afirmasi;
c. Alokasi Kinerja; dan
d. Alokasi Formula.
(3) Pagu Alokasi Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a dihitung sebesar 69% (enam puluh sembilan
persen) dari anggaran Dana Desa dibagi secara merata
kepada setiap Desa secara nasional.
( 4) Pagu Alokasi Afirmasi se bagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b dihitung sebesar 1,5% (satu koma lima
persen) dari anggaran Dana Desa dibagi secara
proporsional kepada Desa tertinggal dan Desa sangat
tertinggal yang mempunyai jumlah penduduk miskin
tinggi.
(5) Pagu Alokasi Kinerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf c dihitung sebesar 1,5% (satu koma lima
persen) dari anggaran Dana Desa dibagi kepada desa
dengan kinerja terbaik.
(6) Desa dengan kinerja terbaik sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) adalah Desa yang dipilih sebanyak 10%
(sepuluh persen) dari jumlah Desa yang memiliki hasil
penilaian kinerja terbaik berdasarkan pengelolaan
keuangan Desa, pengelolaan Dana Desa, capaian
keluaran Dana Desa, capaian hasil pembangunan Desa,
dengan bo bot:
a. 20% (dua puluh persen) untuk pengelolaan
keuangan Desa;
b. 20% (dua puluh persen) untuk pengelolaan Dana
Desa;
c. 25% (dua puluh lima persen) untuk capaian keluaran
Dana Desa; dan
d. 35% (tiga puluh lima persen) untuk capaian hasil
pembangunan Desa.
- 12 -
(7) Pagu Alokasi Formula sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf d dihitung sebesar 28% (dua puluh
delapan persen) dari anggaran Dana Desa dibagi
berdasarkan jumlah penduduk Desa, angka kemiskinan
Desa, luas wilayah Desa, dan tingkat kesulitan geografis
Desa dengan bo bot:
a. 10% (sepuluh persen) untukjumlah penduduk;
b. 50% (lima puluh persen) untuk angka kemiskinan;
c. 15% (lima belas persen) untuk luas wilayah; dan
d. 25% (dua puluh lima persen) untuk tingkat kesulitan
geografis.
(8) Desa secara nasional sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) merupakan data jumlah Desa mutakhir yang
bersumber dari Kementerian Dalam Negeri.
(9) Status Desa tertinggal dan Desa sangat tertinggal
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) bersumber dari
data indeks Desa membangun yang diterbitkan oleh
kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Desa.
(10) Data jumlah penduduk miskin sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) bersumber dari lembaga yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
statistik atau kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang sosial.
( 11) Desa tertinggal dan Desa sangat tertinggal yang memiliki
jumlah penduduk miskin tinggi sebagaimana dimaksud
pada ayat ( 4) merupakan Desa tertinggal dan Desa
sangat tertinggal yang memilikijumlah penduduk miskin
terbanyak yang berada pada kelompok Desa pada desil
ke 8 (delapan), 9 (sembilan), dan 10 (sepuluh)
berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan.
(12) Angka kemiskinan Desa dan tingkat kesulitan geografis
Desa se bagaimana dimaksud pada ayat (7) masing
masing ditunjukkan olehjumlah penduduk miskin Desa
dan IKK Daerah kabupaten/kota.
(13) Data jumlah Desa, data indeks Desa membangun, dan
data jumlah penduduk miskin sebagaimana dimaksud
- 13 -
pada ayat (8), ayat (9), dan ayat (10) disampaikan kepada
Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan
Keuangan paling lambat bulan Agustus sebelum tahun
anggaran berjalan.
( 14) Dalam hal data jumlah Desa, data indeks desa
membangun, dan data jumlah penduduk miskin
sebagaimana dimaksud pada ayat (8), ayat (9), dan
ayat ( 10) tidak disampaikan sampai dengan batas waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (13), penghitungan
rincian Dana Desa setiap Daerah kabupaten/kota
menggunakan data yang digunakan dalam
penghitungan nnc1an Dana Desa setiap Daerah
kabupaten/kota tahun anggaran sebelumnya.
Pasal 7
(1) Bupati/wali kota melakukan verifikasi datajumlah Desa
di wilayahnya dengan membandingkan data jumlah
Desa dalam alokasi Dana Desa tahun sebelumnya
dengan data jumlah Desa mutakhir sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (8).
(2) Bupati/wali kota menyampaikan hasil verifikasi data
jumlah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan c.q.
Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan paling lambat
bulan Agustus sebelum tahun anggaran berjalan.
(3) Dalam hal data jumlah Desa hasil verifikasi bupati/wali
kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih sedikit
dibandingkan dengan data jumlah Desa mutakhir
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (8), Menteri
Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
dapat menggunakan data jumlah Desa hasil verifikasi
bupati/wali kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dalam melakukan penghitungan rincian Dana Desa
setiap Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 setelah berkoordinasi dengan
Kementerian Dalam Negeri.
- 14 -
(4) Dalam hal data jumlah Desa hasil verifikasi bupati/wali
kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih banyak
dibandingkan dengan data jumlah Desa mutakhir
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (8), Menteri
Keuangan c.q. Direktur J enderal Perimbangan Keuangan
menggunakan datajumlah Desa mutakhir sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (8) dalam melakukan
penghitungan rmcian Dana Desa setiap Daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.
Pasal 8
( 1) Hasil penghitungan Dana Desa setiap Daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
disampaikan dalam pembahasan Nota Keuangan dan
Rancangan Undang-Undang mengenai APBN antara
Pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
(2) Berdasarkan pagu alokasi Dana Desa dalam Rancangan
Undang-Undang mengenai APBN dan hasil pembahasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan alokasi
Dana Desa setiap Daerah kabupaten/kota.
(3) Berdasarkan alokasi Dana Desa menurut Daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan menyampaikan informasi
alokasi Dana Desa menurut Daerah kabupaten/kota
melalui portal ( website) Direktorat J enderal Perimbangan
Keuangan.
(4) Alokasi Dana Desa setiap Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam
Peraturan Presiden mengenai rincian APBN.
Pasal 9
Pengalokasian nnc1an Dana Desa setiap Daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (2) dihitung dengan menggunakan rumus:
DD Kab/Kota = AD Kab/Kota + AA Kab/Kota + AK
Kab/Kota + AF Kab/Kota
1
- 15 -
Keterangan:
DD Kab/Kota = Dana Desa setiap Daerah
kabupaten/kota
AD Kab/Kota = Alokasi Dasar setiap Daerah
kabupaten/kota
AA Kab/Kota = Alokasi Afirmasi setiap Daerah
kabupaten/kota
AK Kab/Kota = Alokasi Kinerja setiap Daerah
kabupaten/Kota
AF Kab/Kota = Alokasi Formula setiap Daerah
kabupaten/kota
Pasal 10
(1) Besaran Alokasi Dasar setiap Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dihitung dengan
cara mengalikan Alokasi Dasar setiap Desa dengan
jumlah Desa di Daerah kabupaten/kota.
(2) Alokasi Dasar setiap Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dihitung dengan cara membagi pagu Alokasi
Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3)
dengan jumlah Desa secara nasional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (8) a tau jumlah Desa hasil
verifikasi se bagaimana dimaksud dalam Pasal 7.
Pasal 11
(1) Besaran Alokasi Afirmasi setiap Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dihitung dengan
menggunakan rumus:
AA Kab/Kota = (AA DST x DST Kab/Kota) + (AA DT x
DT Kab/Kota)
Keterangan:
AA Kab/Kota = Alokasi Afirmasi setiap Daerah
kabupaten/kota
AA DST = besaran Alokasi Afirmasi untuk Desa
sangat tertinggal yang memiliki
jumlah penduduk miskin tinggi
1
- 16 -
DST Kab/Kota = jumlah Desa sangat tertinggal yang
memiliki jumlah penduduk miskin
tinggi di Daerah kabupaten/kota
AADT = besaran Alokasi Afirmasi untuk Desa
tertinggal yang memiliki jumlah
penduduk miskin tinggi
DT Kab / Kota = jumlah Desa tertinggal yang memiliki
jumlah penduduk miskin tinggi di
Daerah kabupaten/kota
(2) Besaran Alokasi Afirmasi untuk Desa tertinggal yang
memiliki jumlah penduduk miskin tinggi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dihitung sebesar 1 (satu) kali
Alokasi Afirmasi setiap Desa.
(3) Besaran Alokasi Afirmasi untuk Desa sangat tertinggal
yang memiliki jumlah penduduk miskin tinggi dihitung
sebesar 2 (dua) kali Alokasi Afirmasi setiap Desa.
(4) Alokasi Afirmasi setiap Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3) dihitung dengan rumus:
AA Desa = (0,015 x DD)/ {(2 x DST)+ (1 x DT)}
Keterangan:
AA Desa
DD
DST
DT
= Alokasi Afirmasi setiap Desa
= pagu Dana Desa nasional
= jumlah Desa sangat tertinggal yang
memiliki jumlah penduduk miskin
tinggi
= jumlah Desa tertinggal yang memiliki
jumlah penduduk miskin tinggi
Pasal 12
(1) Besaran Alokasi Kinerja setiap Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
AK Kab/Kota = Jumlah Desa AK x AK Desa
Keterangan:
AK Kab/Kota = Alokasi Kinerja setiap Daerah
kabupaten/kota
Jumlah Desa AK = jumlah Desa penenma Alokasi
Kinerja setiap Kab/Kota
- 17 -
AK Desa = Alokasi Kinerja untuk Setiap Desa
(2) Desa penerima Alokasi Kinerja setiap Kab/Kota
sebagaimana pada ayat (1) dihitung dengan ketentuan:
a. Daerah kabupaten/kota dengan jumlah Desa antara
0 (nol) sampai dengan 100 (seratus) Desa, Desa
penerima Alokasi Kinerja sebanyak 11 % (sebelas
persen) dari jumlah Desa;
b. Daerah kabupaten/kota dengan jumlah Desa antara
101 (seratus satu) sampai dengan 400 (empat ratus)
Desa, Desa penerima Alokasi Kinerja sebanyak 10%
( sepuluh persen) dari jumlah Desa; dan
c. Daerah kabupaten/kota dengan jumlah Desa lebih
dari 400 (empat ratus) Desa, Desa penerima alokasi
kinerja adalah sebanyak 9% (sembilan persen) dari
jumlah Desa.
(3) Desa penenma Alokasi Kinerja setiap Daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditentukan berdasarkan urutan Desa yang mempunyai
skor kinerja terbaik yang dihitung dengan menggunakan
rumus:
Skor Kinerja = {(0,20 x Yl) + (0,20 x Y2) + (0,25 x Y3) +
(0,35 x Y4)}
Keterangan:
Skor Kinerja = skor kinerja setiap Desa
Y 1 = pengelolaan keuangan desa
Y2 = pengelolaan Dana Desa
Y3 = capaian keluaran Dana Desa
Y4 = capaian hasil pembangunan Desa
( 4) Pengelolaan keuangan Desa se bagaimana dimaksud
pada ayat (3) dinilai dari:
a. perubahan rasio Pendapatan Asli Desa terhadap total
pendapatan APBDes dengan bobot 50% (lima puluh
persen); dan
b. ras10 belanja bidang pembangunan dan
pemberdayaan terhadap total belanja bidang APBDes
dengan bo bot 50% (lima puluh persen).
1
- 18 -
(5) Pengeloaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dinilai dari:
a. persentase kesesuaian bidang pembangunan dan
pemberdayaan sebagai prioritas Dana Desa terhadap
total Dana Desa dengan bobot 55% (lima puluh lima
persen); dan
b. persentase pengadaan barang jasa Dana Desa secara
swakelola dengan bobot 45% (empat puluh lima
persen).
(6) Capaian keluaran Dana Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dinilai dari:
a. persentase realisasi penyerapan Dana Desa dengan
bobot 50% (lima puluh persen); dan
b. persentase capaian keluaran Dana Desa dengan
bobot 50% (lima puluh persen).
(7) Capaian hasil pembangunan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dinilai dari:
a. perubahan skor indeks Desa membangun dengan
bobot 30% (tiga puluh persen);
b. perubahan status Desa indeks Desa membangun
dengan bobot 30% (tiga puluh persen);
c. status Desa indeks Desa membangun terakhir
dengan bobot 10% (sepuluh persen); dan
d. perbaikan jumlah penduduk miskin Desa dengan
bobot 30% (tiga puluh persen).
(8) Alokasi Kinerja setiap Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dihitung dengan rumus:
AK Desa = (0,015 x DD)/ (0,1 x Jumlah Desa)
Keterangan:
AK Desa = Alokasi Kinerja setiap Desa
DD = pagu Dana Desa nasional
Jumlah Desa = jumlah Desa nasional
(9) Data APBDes sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
bersumber dari Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
- 19 -
(10) Data realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (6) bersumber
dari aplikasi yang disediakan oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.
Pasal 13
(1) Besaran Alokasi Formula setiap Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dihitung dengan
menggunakan rumus:
AF Kab/Kota = {(0, 10 x Yl) + (0,50 x Y2) + (0, 15 x Y3)
+ (0,25 x Y4)} x (0,28 x DD)
Keterangan:
AF Kab/Kota
Yl
Y2
Y3
Y4
= Alokasi Formula
kabupaten/kota
setiap Daerah
= rasio jumlah penduduk Desa setiap
Daerah kabupaten/kota terhadap
total penduduk Desa nasional
rasio angka kemiskinan Desa Uumlah
penduduk miskin Desa) setiap Daerah
kabupaten/kota terhadap total
penduduk miskin Desa nasional
= rasio luas wilayah Desa setiap Daerah
kabupaten/kota terhadap total luas
wilayah Desa nasional
= rasio IKK Daerah kabupaten/kota
terhadap total IKK Daerah
kabupaten/kota yang memiliki Desa
(2) Data jumlah penduduk Desa, angka kemiskinan Desa,
luas wilayah Desa, dan IKK Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari
Kementerian Dalam Negeri, kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
sosial, dan/ atau lembaga yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang statistik.
(3) Data jumlah penduduk Desa, angka kemiskinan Desa,
luas wilayah Desa, dan IKK Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh
Kementerian Dalam Negeri, kementerian yang
I
- 20 -
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
sosial, dan/ atau lembaga yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang statistik kepada Menteri
Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
paling lambat bulan Agustus sebelum tahun anggaran
berjalan.
(4) Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan
Keuangan menggunakan data jumlah penduduk Desa,
angka kemiskinan Desa, luas wilayah Desa, dan IKK
Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) berdasarkan konsistensi dan ketersediaan data.
(5) Dalam hal data jumlah penduduk Desa, angka
kemiskinan Desa, luas wilayah Desa, dan IKK Daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak disampaikan sampa1 dengan batas waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), penghitungan
rincian Dana Desa setiap Daerah kabupaten/kota
(6)
menggunakan data yang digunakan dalam
penghitungan nnc1an Dana Desa setiap Daerah
kabupaten/kota tahun anggaran sebelumnya.
Dalam hal data jumlah penduduk Desa, angka
kemiskinan Desa, dan luas wilayah Desa se bagaimana
dimaksud pada ayat (2) tidak tersedia, penghitungan
rincian Dana Desa dapat menggunakan data Desa induk
secara proporsional atau data yang bersumber dari
Pemerintah Daerah.
(7) Data jumlah penduduk Desa, angka kemiskinan Desa,
dan luas wilayah Desa yang bersumber dari Pemerintah
Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
disampaikan oleh bupati/wali kota kepada Menteri
Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
paling lambat bulan Agustus sebelum tahun anggaran
berjalan.
- 21 -
Bagian Kedua
Penghitungan Rincian Dana Desa Setiap Desa
Pasal 14
( 1) Berdasarkan nnc1an Dana Desa setiap Daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (3) atau ayat (4), bupati/wali kota melakukan
penghitungan rincian Dana Desa setiap Desa.
(2) Rincian Dana Desa setiap Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat ( 1) dialokasikan secara merata dan
berkeadilan berdasarkan:
a. Alokasi Dasar setiap Desa;
b. Alokasi Afirmasi setiap Desa;
c. Alokasi Kinerja setiap Desa; dan
d. Alokasi Formula setiap Desa.
Pasal 15
(1) Besaran Alokasi Dasar setiap Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf a dihitung
dengan cara membagi Alokasi Dasar setiap Daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ayat (1) dengan jumlah Desa di Daerah kabupaten/kota
yang bersangkutan.
(2) Dalam hal jumlah Desa di Daerah kabupaten/kota
berbeda dengan data jumlah Desa mutakhir
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (8),
bupati/wali kota menyampaikan pemberitahuan
mengenai perbedaan jumlah Desa tersebut kepada
Menteri Dalam Negeri dengan tembusan kepada Menteri
Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan
Keuangan.
(3) Dalam hal jumlah Desa di Daerah kabupaten/kota lebih
sedikit dibandingkan dengan datajumlah Desa mutakhir
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (8),
bupati/wali kota menghitung dan menetapkan rincian
Dana Desa setiap Desa berdasarkan rincian Dana Desa
setiap Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
1
- 22 -
dalam Pasal 8 ayat (3) setelah dikurangi dengan jumlah
Alokasi Dasar untuk selisih jumlah Desa dimaksud.
(4) Dalam haljumlah Desa di Daerah kabupaten/kota lebih
banyak dibandingkan dengan data jumlah Desa
mutakhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (8),
bupati/wali kota menghitung dan menetapkan rincian
Dana Desa setiap Desa berdasarkan data jumlah Desa
mutakhir.
Pasal 16
( 1) Be saran Alokasi Afirmasi setiap Desa se bagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf b dihitung
sesuai dengan ketentuan Pasal 11 ayat (4).
(2) Alokasi Afirmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan kepada Desa tertinggal dan Desa sangat
tertinggal yang memiliki jumlah penduduk miskin tinggi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (11).
(3) Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan
Keuangan menyampaikan surat pemberitahuan
mengenai daftar Desa tertinggal dan Desa sangat
tertinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada
bupati/wali kota.
Pasal 17
(1) Besaran Alokasi Kinerja setiap Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf c dihitung
sesuai dengan ketentuan Pasal 12 ayat (8).
(2) Alokasi Kinerja setiap Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan kepada Desa dengan penilaian kinerja
terbaik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (6).
(3) Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan
Keuangan menyampaikan surat pemberitahuan
mengenai daftar Desa yang mendapatkan Alokasi Kinerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada
bupati/wali kota.
- 23 -
Pasal 18
(1) Besaran Alokasi Formula setiap Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf d dihitung
dengan bo bot:
a. 10% (sepuluh persen) untukjumlah penduduk;
b. 50% (lima puluh persen) untuk angka kemiskinan;
c. 15% (lima belas persen) untuk luas wilayah; dan
d. 25% (dua puluh lima persen) untuk tingkat kesulitan
geografis.
(2) Besaran Alokasi Formula setiap Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1) dihitung dengan menggunakan
rumus:
AF Desa
Keterangan:
= {(0, 10 x 21) + (0,50 x 22) + (0, 15 x 23) +
(0,25 x 24)} x AF Kab/Kota
AF Desa = Alokasi Formula setiap Desa
21 = rasio jumlah penduduk setiap Desa
terhadap total penduduk Desa Daerah
kabupaten/kota
22 = rasio jumlah penduduk miskin setiap
23
Desa terhadap total penduduk miskin
Desa Daerah kabupaten/kota
= rasio luas wilayah setiap Desa terhadap
total luas wilayah Desa Daerah
kabupaten/kota
24 = rasio IKG setiap Desa terhadap IKG Desa
Daerah kabupaten/kota
AF Kab / Kota = Alokasi Formula setiap Daerah
kabupaten/kota
(3) Angka kemiskinan Desa dan tingkat kesulitan geografis
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), masing
masing ditunjukkan oleh jumlah penduduk miskin desa
dan IKG Desa.
(4) IKG Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
bersumber dari lembaga yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang statistik.
- 24 -
Pasal 19
(1) Tata cara pembagian dan penetapan rincian Dana Desa
setiap Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
ditetapkan dengan peraturan bupati/wali kota.
(2) Peraturan bupati/wali kota sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), paling sedikit memuat:
a. jumlah Desa;
b. tata cara penghitungan pembagian Dana Desa ke
setiap Desa;
c. penetapan rincian Dana Desa;
d. mekanisme dan tahap penyaluran Dana Desa;
e. prioritas penggunaan Dana Desa;
f. penyusunan dan penyampaian laporan realisasi
penggunaan Dana Desa; dan
g. sanksi administratif.
(3) Data jumlah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a bersumber dari hasil verifikasi datajumlah Desa
se bagaimana dimaksud dalam Pasal 7.
(4) Bupati/wali kota menyampaikan peraturan bupati/wali
kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala
KPPN setempat dengan tembusan kepada Menteri
Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan
Keuangan, gubernur, Menteri Dalam Negeri, Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, dan kepala Desa.
(5) Penyampaian peraturan bupati/wali kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) disertai dengan dokumen
elektronik (softcopy) kertas kerja penghitungan Dana
Desa setiap Desa dan daftar RKD.
(6) Daftar RKD sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
merupakan daftar rekening kas setiap desa pada bank
umum yang terdaftar dalam Sistem Kliring Nasional
Bank Indonesia (SKNBI) dan/ atau Bank Indonesia Real
Time Gross Settlement (BI-RTGS) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(7) Dalam hal terdapat perubahan RKD sebagaimana
dimaksud pada ayat (5), bupati/wali kota
menyampaikan perubahan RKD kepada Kepala KPPN.
l
- 25 -
(8) Ketentuan mengenai tata cara dan penyampaian
perubahan RKD sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
diatur dengan
Perbendaharaan.
Peraturan
BABV
PENYALURAN
Bagian Kesatu
Direktur
Dokumen Pelaksanaan Penyaluran
Paragraf 1
DIPA
Pasal 20
Jenderal
(1) KPA BUN Pengelolaan Dana Transfer Umum menyusun
RKA BUN Dana Desa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) RKA BUN Dana Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1) disusun berdasarkan Peraturan Presiden
mengenai rincian APBN.
(3) RKA BUN Dana Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disampaikan oleh KPA BUN Pengelolaan Dana
Transfer Umum kepada Inspektorat Jenderal
Kementerian Keuangan untuk direviu.
(4) RKA BUN Dana Desa yang telah direviu sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) digunakan sebagai salah satu
dasar penyusunan RDP BUN TKDD.
(5) Pemimpin PPA BUN Pengelolaan TKDD menetapkan RDP
BUN TKDD sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan
menyampaikan kepada Direktorat Jenderal Anggaran
untuk dilakukan penelaahan.
(6) Hasil penelaahan atas RDP BUN TKDD sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) berupa Daftar Hasil Penelaahan
RDP BUN TKDD.
(7) KPA BUN Pengelolaan Dana Transfer Umum menyusun
DIPA BUN Dana Desa berdasarkan RDP BUN TKDD yang
telah ditelaah sebagaimana dimaksud pada ayat (6).
- 26 -
(8) DIPA BUN Dana Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (7) disampaikan oleh Pemimpin PPA BUN TKDD
kepada Direktur Jenderal Anggaran.
(9) Direktur Jenderal Anggaran atas nama Menteri
Keuangan mengesahkan DIPA BUN Dana Desa
berdasarkan hasil penelaahan atas RDP BUN TKDD
sebagaimana dimaksud pada ayat (6).
(10) Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan selaku
Pemimpin PPA BUN Pengelolaan TKDD menyampaikan
DIPA/DIPA Petikan BUN Dana Desa kepada KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa.
(11) DIPA/DIPA Petikan BUN Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (10) digunakan sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan satuan kerja BUN dan pencairan
dana/ pengesahan bagi BUN/ Kuasa BUN.
Pasal 21
(1) KPA BUN Pengelolaan Dana Transfer Umum dapat
menyusun perubahan DIPA BUN Dana Desa
sebagaiamana dimaksud dalam Pasal 20.
(2) Penyusunan perubahan DIPA BUN Dana Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan mengenai
tata cara revisi anggaran.
Paragraf 2
Surat Permintaan Pembayaran, Surat Perintah Membayar,
dan Surat Perintah Pencairan Dana
Pasal22
(1) Pejabat Pembuat Komitmen menggunakan DIPA/DIPA
Petikan Dana Desa sebagaiamana dimaksud dalam
Pasal 20 sebagai dasar penerbitan Surat Permintaan
Pembayaran.
(2) Surat Permintaan Pembayaran sebagaimana dimaksud
pada ayat ( 1) digunakan oleh Pejabat Penandatangan
Surat Perintah Membayar sebagai dasar penerbitan
Surat Perintah Membayar.
7
- 27 -
(3) Surat Perintah Membayar sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) digunakan sebagai dasar penerbitan Surat
Perintah Pencairan Dana.
Bagian Kedua
Tahapan dan Persyaratan Penyaluran
Pasal 23
(1) Dana Desa disalurkan dari RKUN ke RKD melalui RKUD.
(2) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1) dilakukan melalui pemotongan Dana Desa setiap
Daerah kabupaten/kota dan penyaluran dana hasil
pemotongan Dana Desa ke RKD.
(3) Pemotongan Dana Desa setiap Daerah kabupaten/kota
dan penyaluran dana hasil pemotongan Dana Desa ke
RKD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
berdasarkan surat kuasa pemindahbukuan Dana Desa
dari bupati/wali kota.
(4) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, dengan
ketentuan:
a. tahap I paling cepat bulan Januari dan paling lambat
bulan Juni sebesar 40% (empat puluh persen);
b. tahap II paling cepat bulan Maret dan paling lambat
minggu keempat bulan Agustus sebesar 40% (empat
puluh persen); dan
c. tahap III paling cepat bulan Juli sebesar 20% (dua
puluh persen).
(5) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) untuk Desa berstatus Desa Mandiri dilakukan
dalam 2 (dua) tahap, dengan ketentuan:
a. tahap I paling cepat bulan Januari dan paling lambat
bulan Juni sebesar 60% (enam puluh persen); dan
b. tahap II paling cepat bulan Juli sebesar 40% (empat
puluh persen).
(6) Desa Mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
merupakan status Desa hasil penilaian yang dilakukan
setiap tahun dan ditetapkan oleh Kementerian Desa,
i
- 28 -
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
dalam lndeks Desa.
Pasal24
(1) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada
dalam Pasal 23 ayat (4) dilaksanakan setelah Kepala
KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
menenma dokumen persyaratan penyaluran dari
bupati/wali kota, dengan ketentuan:
a. tahap I berupa:
1. peraturan bupati/wali kota mengenai tata cara
pembagian dan penetapan rincian Dana Desa
setiap Desa;
2. peraturan Desa mengenai APBDes; dan
3. surat kuasa pemindahbukuan Dana Desa;
b. tahap II berupa:
1. laporan realisasi penyerapan dan capa1an
keluaran Dana Desa tahun anggaran sebelumnya;
dan
2. laporan realisasi penyerapan dan capa1an
keluaran Dana Desa tahap I menunjukkan rata
rata realisasi penyerapan paling sedikit sebesar
50% (lima puluh persen) dan rata-rata capaian
keluaran menunjukkan paling sedikit sebesar 35%
(tiga puluh lima persen); dan
c. tahap III berupa:
1. laporan realisasi penyerapan dan capa1an
keluaran Dana Desa sampai dengan tahap II
menunjukkan rata-rata realisasi penyerapan
paling sedikit sebesar 90% (sembilan puluh
persen) dan rata-rata capaian keluaran
menunjukkan paling sedikit sebesar 75% (tujuh
puluh lima persen); dan
2. laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat
Desa tahun anggaran sebelumnya.
(2) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 ayat (5) dilaksanakan setelah Kepala KPPN
selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
- 29 -
menenma dokumen persyaratan penyaluran dari
bupati/wali kota, dengan ketentuan:
a. tahap I berupa:
1. peraturan bupati/wali kota mengenai tata cara
pembagian dan penetapan rincian Dana Desa
setiap Desa;
2. peraturan Desa mengenai APBDes; dan
3. surat kuasa pemindahbukuan Dana Desa; dan
b. tahap II berupa:
1. laporan realisasi penyerapan dan capaian
keluaran Dana Desa tahun anggaran sebelumnya;
2. laporan realisasi penyerapan dan capaian
keluaran Dana Desa tahap I menunjukkan rata
rata realisasi penyerapan paling sedikit sebesar
50% (lima puluh persen) dan rata-rata capaian
keluaran menunjukkan paling sedikit sebesar 35%
(tiga puluh lima persen); dan
3. laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat
Desa tahun anggaran sebelumnya.
(3) Bupati/wali kota bertanggungjawab untuk menerbitkan
surat kuasa pemindahbukuan Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1) huruf a angka 3 dan ayat (2)
huruf a angka 3 untuk seluruh Desa, dan wajib
disampaikan pada saat penyampaian dokumen
persyaratan penyaluran tahap I pertama kali.
(4) Capaian keluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b angka 2 dan huruf c angka 1 dan ayat (2)
huruf b angka 2 dihitung berdasarkan rata-rata
persentase capaian keluaran dari seluruh kegiatan.
(5) Penyusunan laporan realisasi penyerapan dan capaian
keluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dan huruf c dan ayat (2) huruf b dilakukan sesua1
dengan tabel referensi data bidang, kegiatan, uraian
keluaran, volume keluaran, satuan keluaran, dan
capaian keluaran.
(6) Dokumen persyaratan penyaluran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disampaikan dengan
surat pengantar yang ditandatangani oleh bupati/wali
{
- 30 -
kota atau wakil bupati/wakil wali kota atau pejabat yang
ditunjuk.
(7) Dokumen persyaratan penyaluran Dana Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
disampaikan dalam bentuk dokumen fisik (hardcopy)
dan/atau dokumen elektronik (softcopy).
(8) Dokumen elektronik (softcopy) sebagaimana dimaksud
pada ayat (7) diolah melalui aplikasi yang disediakan
oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Pasal 25
(1) Dalam rangka penyampaian dokumen persyaratan
penyaluran se bagaimana dimaksud dalam Pasal 24
ayat ( 1), kepala Desa menyampaikan dokumen
persyaratan penyaluran kepada bupati/wali kota,
dengan ketentuan:
a. tahap I berupa peraturan Desa mengenai APBDes;
b. tahap II berupa:
1. laporan realisasi penyerapan dan capaian
keluaran Dana Desa tahun anggaran
se belumnya; dan
2. laporan realisasi penyerapan dan capa1an
keluaran Dana Desa tahap I menunjukkan rata
rata realisasi penyerapan paling sedikit sebesar
50% (lima puluh persen) dan rata-rata capaian
keluaran menunjukkan paling sedikit sebesar
35% (tiga puluh lima persen); dan
c. tahap III berupa:
1. laporan realisasi penyerapan dan capaian
keluaran Dana Desa sampai dengan tahap II
menunjukkan rata-rata realisasi penyerapan
paling sedikit sebesar 90% (sembilan puluh
persen) dan rata-rata capa1an keluaran
menunjukkan paling sedikit sebesar 75% (tujuh
puluh lima persen); dan
2. laporan konvergensi pencegahan stuntingtingkat
Desa tahun anggaran sebelumnya.
1·
- 31 -
(2) Dalam rangka penyampa1an dokumen persyaratan
penyaluran se bagaimana dimaksud dalam Pasal 24
ayat (2), kepala Desa menyampaikan dokumen
persyaratan penyaluran kepada bupati/wali kota,
dengan ketentuan:
a. tahap I berupa peraturan Desa mengenai APBDes;
dan
b. tahap II berupa:
1. laporan realisasi penyerapan dan capaian
keluaran Dana Desa tahun anggaran sebelumnya;
2. laporan realisasi penyerapan dan capaian
keluaran Dana Desa tahap I menunjukkan rata
rata realisasi penyerapan paling sedikit sebesar
50% (lima puluh persen) dan rata-rata capaian
keluaran menunjukkan paling sedikit sebesar 35%
(tiga puluh lima persen); dan
3. laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat
Desa tahun anggaran sebelumnya.
(3) Capaian keluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b angka 2 dan huruf c angka 1 dan ayat (2)
huruf b angka 2 dihitung berdasarkan rata-rata
persentase capaian keluaran dari seluruh kegiatan.
(4) Penyusunan laporan realisasi penyerapan dan capaian
keluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) dilakukan sesuai dengan tabel referensi data
bidang, kegiatan, sifat kegiatan, uraian keluaran, volume
keluaran, cara pengadaan, dan capaian keluaran.
(5) Bupati/wali kota melakukan verifikasi kesesuaian
dokumen persyaratan penyaluran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dengan kondisi
penyerapan dan capa1an keluaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4).
(6) Berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (5), bupati/wali kota menyampaikan dokumen
persyaratan penyaluran atas Desa yang layak salur
kepada Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik
dan Dana Desa setiap minggu.
- 32 -
(7) Dalam hal tabel referensi sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) belum memenuhi kebutuhan input data, kepala
Desa menyampaikan perubahan tabel referensi kepada
bupati/wali kota untuk dilakukan pemutakhiran.
(8) Perubahan tabel referensi sebagaimana dimaksud pada
ayat (7) mengacu pada peraturan yang ditetapkan oleh
Kementerian Dalam Negeri.
Pasal26
(1) Dalam hal bupati/wali kota tidak menyampaikan
dokumen persyaratan penyaluran Dana Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) dan
ayat (2) sampai dengan berakhirnya tahun anggaran,
Dana Desa tidak disalurkan dan menjadi sisa Dana Desa
di RKUN.
(2) Sisa Dana Desa di RKUN sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak dapat disalurkan kembali pada tahun
anggaran berikutnya.
Bagian Ketiga
Penyaluran Dana Desa Setiap Daerah Kabupaten/Kota
kepada Desa
Pasal 27
(1) Pemotongan Dana Desa setiap Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2)
dilaksanakan dengan menggunakan Surat Permintaan
Pembayaran dan Surat Perintah Membayar yang sama
dengan Surat Permintaan Pembayaran dan Surat
Perintah Membayar penyaluran Dana Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24.
(2) Pemotongan Dana Desa setiap Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dengan
menggunakan akun penerimaan nonanggaran.
Pasal 28
( 1) Penyaluran dana hasil pemotongan Dana Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2)
l
- 33 -
dilaksanakan berdasarkan pencatatan dana hasil
pemotongan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27 ayat (2).
(2) Pejabat Pembuat Komitmen melaksanakan penyaluran
dana hasil pemotongan Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) melalui penerbitan Surat
Permintaan Pembayaran.
(3) Berdasarkan Surat Permintaan Pembayaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pejabat
Penandatanganan Surat Perintah Membayar
menerbitkan Surat Perintah Membayar untuk
penyaluran dana hasil pemotongan Dana Desa ke RKD.
(4) Berdasarkan Surat Perintah Membayar sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara menerbitkan Surat Perintah
Pencairan Dana untuk penyaluran dana hasil
pemotongan Dana Desa ke RKD.
(5) Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran dan Surat
Perintah Membayar sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan ayat (3) dilaksanakan pada tanggal yang
sama dengan penerbitan Surat Permintaan Pembayaran
dan Surat Perintah Membayar sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 7.
(6) Berdasarkan penyaluran dana hasil pemotongan Dana
Desa ke RKD sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
kepala Desa menyampaikan lembar konfirmasi
penerimaan penyaluran Dana Desa di RKD kepada
Kepala KPPN dan bupati/wali kota.
(7) Kepala KPPN menyampaikan salinan Surat Perintah
Pencairan Dana penyaluran dana hasil pemotongan
Dana Desa ke RKD sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
kepada bupati/wali kota.
(8) Tata cara penerbitan Surat Permintaan Pembayaran,
Surat Perintah Membayar, dan Surat Perintah Pencairan
Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), dan
ayat (4) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
- 34 -
BAB VI
PENATAUSAHAAN,PERTANGGUNGJAWABAN,
DAN PELAPORAN
Pasal 29
(1) Dalam rangka pertanggungjawaban penyaluran Dana
Desa, KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (7) huruf d kepada Koordinator KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa paling lambat
tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.
(2) Koordinator KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyampaikan
konsolidasi la po ran se bagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (10) huruf a dan huruf b kepada Direktur
Jenderal Perimbangan Keuangan setiap bulan paling
lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya.
Pasal30
(1) Dalam rangka pertanggungjawaban pengelolaan BA BUN
TKDD, Pemimpin PPA Pengelolaan BUN menyusun
laporan keuangan TKDD sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan mengenai sistem akuntansi dan
pelaporan TKDD.
(2) Laporan keuangan TKDD sebagaimana maksud pada
ayat (1) mencakup pertanggungjawaban pengelolaan
Dana Desa.
(3) Laporan keuangan TKDD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disusun oleh unit eselon II Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan yang ditunjuk selaku Unit
Akuntansi
Bendahara
dan Pelaporan
Umum Negara
Keuangan Pembantu
Pengelolaan TKD D
menggunakan sistem aplikasi terintegrasi.
(4) Untuk penatausahaan, akuntansi, dan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran, KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa menyusun laporan
keuangan tingkat KPA dan menyampaikan kepada
Pemimpin PPA BUN Pengelolaan TKDD melalui
- 35 -
Koordinator KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa,
dengan ketentuan:
a. laporan keuangan tingkat KPA Penyaluran DAK Fisik
dan Dana Desa periode semesteran dan tahunan
disusun setelah dilakukan rekonsiliasi data realisasi
anggaran transfer dengan KPPN selaku Kuasa BUN
dengan berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pedoman
rekonsiliasi dalam rangka penyusunan laporan
keuangan;dan
b. laporan keuangan tingkat KPA Penyaluran DAK Fisik
dan Dana Desa periode semesteran dan tahunan
disampaikan secara berjenjang kepada PPA BUN
Pengelolaan TKDD melalui Koordinator KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa sesuai dengan
jadwal penyampaian laporan keuangan sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai
tata cara penyusunan dan penyampaian laporan
keuangan BUN.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan dan
penyampaian laporan keuangan tingkat KPA Penyaluran
DAK Fisik dan Dana Desa periode semesteran dan
tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur
dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan.
(6) Dalam rangka penyusunan laporan keuangan TKDD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Koordinator KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa menyusun dan
menyampaikan laporan keuangan tingkat Koordinator
KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa dengan
ketentuan:
a. laporan keuangan tingkat Koordinator KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa periode
semesteran dan tahunan disusun setelah dilakukan
penyampaian data elektronik akrual transaksi DAK
Fisik dan Dana Desa selain transaksi realisasi
anggaran transfer ke dalam sistem aplikasi
terintegrasi; dan
- 36 -
b. laporan keuangan tingkat Koordinator KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa periode
semesteran dan tahunan disampaikan kepada PPA
BUN Pengelolaan TKDD sesuai dengan jadwal
penyampaian laporan keuangan yang diatur dalam
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan dengan
memperhatikan Peraturan Menteri Keuangan
mengenai tata cara dan penyampaian laporan
keuangan BUN.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyampaian data
elektronik akrual transaksi DAK Fisik dan Dana Desa
selain transaksi realisasi anggaran transfer, penyusunan
dan penyampaian laporan keuangan tingkat Koordinator
KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa periode
semesteran dan tahunan sebagaimana dimaksud pada
ayat (6) diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan.
Pasal 31
Dalam rangka sinkronisasi penyajian laporan realisasi
anggaran TKDD, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
dan Koordinator KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
dapat melakukan rekonsiliasi data realisasi atas penyaluran
Dana Desa dengan KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
dan Pemerintah Daerah.
BAB VII
PEDOMAANPENGGUNAAN
Pasal 32
(1) Penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk membiayai
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat ditujukan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa,
peningkatan kualitas hid up manusia serta
penanggulangan kemiskinan dan dituangkan dalam
rencana kerja Pemerintah Desa.
(2) Penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mengacu pada prioritas penggunaan Dana Desa
'1
- 37 -
yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Desa.
Pasal 33
( 1) Pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari Dana Desa
berpedoman pada pedoman teknis yang ditetapkan oleh
bupati/wali kota mengenai kegiatan yang dibiayai dari
Dana Desa.
(2) Pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari Dana Desa
diutamakan dilakukan secara swakelola dengan
menggunakan sumber daya/bahan baku lokal, dan
diupayakan dengan lebih banyak menyerap tenaga kerja
dari masyarakat Desa setempat.
Pasal 34
(1) Dana Desa dapat digunakan untuk membiayai kegiatan
yang tidak termasuk dalam prioritas penggunaan Dana
Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2)
setelah mendapat persetujuan bupati/wali kota.
(2) Dalam memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), bupati/wali kota memastikan
pengalokasian Dana Desa untuk kegiatan yang menjadi
prioritas telah terpenuhi dan/ atau kegiatan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat telah
terpenuhi.
(3) Persetujuan bupati/wali kota sebagaimana dimaksud
pada ayat ( 1) diberikan pada saat evaluasi rancangan
Peraturan Desa mengenai APBDes.
Pasal 35
(1) Kepala Desa bertanggungjawab atas penggunaan Dana
Desa.
(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat melakukan
pendampingan atas penggunaan Dana Desa.
(3) Tata cara pendampingan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang
ditetapkan oleh kementerian teknis terkait.
'7
- 38
BAB VIII
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pasal 36
(1) Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan dan/atau KPPN bersama
dengan Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi melakukan pemantauan atas
pengalokasian, penyaluran, dan penggunaan Dana Desa
secara sendiri-sendiri atau bersama-sama.
(2) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan terhadap:
a. penerbitan peraturan bupati/wali kota mengenai tata
cara pembagian dan penetapan rincian Dana Desa
setiap Desa;
b. penyaluran Dana Desa;
c. laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran
Dana Desa;
d. penyampaian laporan konvergensi pencegahan
stunting tingkat Daerah kabupaten/kota;
e. sisa Dana Desa di RKD; dan
f. pencapaian keluaran Dana Desa.
Pasal37
(1) Pemantauan terhadap penerbitan peraturan bupati/wali
kota mengenai tata cara pembagian dan penetapan
rincian Dana Desa setiap Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 36 ayat (2) huruf a dilakukan untuk
menghindari keterlambatan penyaluran Dana Desa
tahap I.
(2) Dalam hal terdapat keterlambatan penetapan peraturan
bupati/wali kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan
Dana Desa meminta bupati/wali kota untuk melakukan
percepatan penetapan peraturan bupati/wali kota
mengenai tata cara pembagian dan penetapan rincian
Dana Desa setiap Desa.
I
- 39 -
(3) Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan
Dana Desa dapat berkoordinasi dengan bupati/wali kota
dalam rangka percepatan penetapan peraturan
bupati/wali kota mengenai tata cara pembagian dan
penetapan rincian Dana Desa setiap Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).
Pasal 38
Pemantauan terhadap penyaluran Dana Desa dari RKUN ke
RKD melalui RKUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
ayat (2) huruf b dilaksanakan untuk memastikan penyaluran
telah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
Pasal 39
(1) Pemantauan terhadap penyampaian laporan realisasi
penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa dan
laporan konvergensi pencegahan stunting sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2) huruf c dan huruf d
dilakukan untuk menghindari penundaan penyaluran
Dana Desa tahun anggaran berikutnya.
(2) Dalam hal bupati/wali kota terlambat dan/ atau tidak
menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik
dan Dana Desa dapat meminta kepada bupati/wali kota
untuk melakukan percepatan penyampaian laporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan
Dana Desa dapat berkoordinasi dengan bupati/wali kota
untuk proses percepatan penyampaian laporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 40
(1) Pemantauan sisa Dana Desa di RKD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2) huruf e dilakukan
untuk mengetahui besaran Dana Desa tahun anggaran
sebelumnya yang belum digunakan oleh Desa.
40 -
(2) Sisa Dana Desa di RKD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diperhitungkan dengan penyaluran Dana Desa
tahap II tahun anggaran berjalan.
Pasal 41
Pemantauan capaian keluaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 36 ayat (2) huruf f dilakukan untuk mengetahui
capaian perkembangan kegiatan yang dibiayai Dana Desa.
Pasal42
Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana
Desa melakukan evaluasi, terhadap:
a. data jumlah Desa, dan penghitungan pembagian dan
penetapan rincian Dana Desa setiap Desa oleh Daerah
kabupaten/kota; dan
b. laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana
Desa.
Pasal43
( 1) Evaluasi terhadap data jumlah Desa, dan penghitungan
pembagian dan penetapan rincian Dana Desa setiap
Desa oleh Daerah kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 42 huruf a dilakukan untuk
memastikan data jumlah Desa, dan pembagian Dana
Desa setiap Desa dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam hal terdapat ketidaksesuaian data jumlah Desa,
dan penghitungan pembagian dan penetapan rincian
Dana Desa setiap Desa oleh Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala KPPN
selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
meminta bupati/wali kota untuk melakukan perubahan
peraturan bupati/wali kota mengenai tata cara
pembagian dan penetapan rincian Dana Desa setiap
Desa.
(3) Perubahan peraturan bupati/wali kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Kepala
KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa.
- 41 -
(4) Penyampaian perubahan peraturan bupati/wali kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menjadi
persyaratan penyaluran Dana Desa tahap III atau
tahap II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (4)
huruf c atau ayat (5) huruf b.
Pasal 44
( 1) Evaluasi terhadap laporan realisasi penyerapan dan
capaian keluaran Dana Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 42 huruf b dilakukan untuk mengetahui
besaran realisasi penyaluran, penyerapan, dan capaian
keluaran Dana Desa.
(2) Dalam hal realisasi penyerapan dan capaian keluaran
Dana Desa belum memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 ayat ( 1) dan ayat (2), Kepala
KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
dapat meminta konfirmasi dan klarifikasi kepada
bupati/wali kota.
Pasal 45
Bupati/wali kota melakukan pemantauan dan evaluasi atas:
a. sisa Dana Desa di RKD; dan/atau
b. capaian keluaran Dana Desa.
Pasal46
Dalam hal berdasarkan pemantauan dan evaluasi atas sisa
Dana Desa di RKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45
huruf a terdapat sisa Dana Desa di RKD, bupati/wali kota:
a. meminta penjelasan kepada kepala Desa mengenai s1sa
Dana Desa di RKD terse but; dan/ atau
b. meminta aparat pengawas fungsional daerah untuk
melakukan pemeriksaan.
Pasal 47
(1) Dalam hal kepala Desa melakukan penyalahgunaan
Dana Desa dan ditetapkan sebagai tersangka, Menteri
Keuangan dapat melakukan penghentian penyaluran
- 42 -
Dana Desa tahun anggaran berjalan dan/ atau tahun
anggaran berikutnya.
(2) Menteri Keuangan menyampaikan surat permohonan
penjelasan status hukum kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1) kepada pimpinan lembaga
penegak hukum terkait.
(3) Dalam hal berdasarkan surat penjelasan dari pimpinan
lembaga penegak hukum sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), status hukum kepala Desa ditetapkan sebagai
tersangka, Menteri Keuangan melakukan penghentian
penyaluran Dana Desa tahun anggaran berjalan
dan/ atau tahun anggaran berikutnya.
(4) Penghentian penyaluran Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Keuangan yang ditandatangani oleh Direktur
Jenderal Perimbangan Keuangan atas nama Menteri
Keuangan.
(5) Dalam hal status tersangka sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) ditetapkan setelah Dana Desa tahun
anggaran berjalan disalurkan seluruhnya, penghentian
penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mulai
dilaksanakan pada penyaluran Dana Desa tahap I tahun
anggaran berikutnya.
Pasal48
(1) Menteri Keuangan dapat menyalurkan kembali Dana
Desa yang dihentikan penyalurannya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 7 ayat (3) setelah menerima:
a. pencabutan dan/ atau pemulihan status hukum
tersangka; atau
b. putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum tetap,
atas kepala Desa yang melakukan penyalahgunaan
pengelolaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 47.
(2) Dalam hal telah ditetapkan pencabutan dan/ atau
pemulihan status hukum tersangka atau putusan
pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
- 43 -
Menteri Keuangan menyampaikan surat permohonan
penjelasan kepada pimpinan lembaga penegak hukum
atau lembaga peradilan.
BAB IX
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal49
Ketentuan mengenai penghitungan rincian Dana Desa setiap
Desa dalam Peraturan Menteri ini tetap berlaku, sepanjang
penghitungan rincian Dana Desa setiap desa diamanatkan
dan tidak bertentangan dengan Undang-Undang mengenai
APBN.
Pasa150
Ketentuan mengenai:
a. pedoman dan contoh penghitungan pembagian Dana
Desa ke Setiap Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 ayat (2) huruf b;
b. format daftar RKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
ayat (5);
c. format laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran
Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 25 ayat (1) dan ayat (2);
d. format surat kuasa pemindahbukuan Dana Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) dan
ayat (2);
e. format laporan konvergensi pencegahan stunting tahun
anggaran sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 25 ayat (1) dan
ayat (2);
f. format surat pengantar sebagaimana dimaksud Pasal 24
ayat (6); dan
g. format lembar konfirmasi penerimaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 ayat (6),
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
- 44 -
BABX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 51
Pada saat mulai berlakunya Peraturan Menteri m1,
Pemerintah Daerah memiliki predikat kinerja baik dalam
penyaluran Dana Desa Tahun Anggaran 2019 berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 193/PMK.07 /2019
tentang Pengelolaan Dana Desa tetap diakui dan penyaluran
Dana Desa Tahun Anggaran 2020 bagi Pemerintah Daerah
tersebut dilaksanakan sesuai dengan ketentuan penyaluran
Dana Desa untuk Desa berstatus Desa Mandiri sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri ini.
Pasal 52
( 1) Kepala Desa melakukan rekonsiliasi data kumulatif sisa
Dana Desa Tahun Anggaran 2015 sampai dengan 2018
di RKD dengan bupati/wali kota paling lambat akhir
bulan Juni 2020.
(2) Kepala Desa menyetorkan kumulatif s1sa Dana Desa
Tahun Anggaran 2015 sampai dengan 2018 di RKD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke RKUD paling
lambat akhir bulan Juli 2020.
(3) Bupati/wali kota melakukan rekonsiliasi data kumulatif
sisa Dana Desa Tahun Anggaran 2015 sampai dengan
2018 di RKD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
data kumulatif sisa Dana Desa Tahun Anggaran 2015
sampai dengan 2019 di RKUD dengan Kepala KPPN
selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa paling
lambat akhir bulan September 2020.
(4) Bupati/wali kota menyetorkan kumulatif sisa Dana Desa
di RKD dan RKUD hasil rekonsiliasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ke RKUN paling lambat akhir
bulan Oktober 2020.
1
- 45 -
Pasal 53
( 1) Dalam hal aplikasi penyaluran dana hasil pemotongan
Dana Desa yang digunakan oleh Kepala KPPN sebagai
KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa belum
tersedia, Menteri Keuangan menunjuk Direktur yang
melaksanakan tugas dan fungsi di bidang pelaksanaan
anggaran pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan
sebagai KPA Penyaluran Dana Hasil Pemotongan Dana
Desa.
(2) KPA Penyaluran Dana Hasil Pemotongan Dana Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas
dan fungsi melaksanakan penyaluran dana hasil
pemotongan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28.
(3) Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan penyaluran
dana hasil pemotongan Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal54
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 193/PMK.07 /2018 tentang
Pengelolaan Dana Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 1838), dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 55
(1) Ketentuan mengenai laporan konvergensi pencegahan
stunting dalam Peraturan Menteri ini mulai berlaku
untuk Daerah kabupaten/kota prioritas pada tanggal
Peraturan Menteri ini diundangkan yang belum bersifat
wajib dan bersifat wajib untuk seluruh Daerah
kabupaten/kota pada tanggal 1 Januari 2021.
- 46 -
(2) Daerah kabupaten/kota prioritas sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1) merupakan Daerah
kabupaten/kota prioritas yang melaksanakan program
gizi spesifik dan sensitif untuk penanganan stunting
yang ditetapkan setiap tahun oleh Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional.
Pasal56
Ketentuan mengenai penyaluran Dana Desa untuk Desa
berstatus Desa Mandiri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 ayat (5), Pasal 24 ayat (2), dan Pasal 25 ayat (2) mulai
berlaku pada tanggal 1 Januari 2021.
Pasal 57
Peraturan Menteri m1 mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- 47 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 2019
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SRI MULYANI INDRAWATI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 2019
DIREKTUR JENDERAL
PERATURANPERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd .
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 NOMOR 1700
Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Umum
u.b. Plt. Kepala Ba g-ia h Aciministrasi Kementerian
/ ·c,
L ' ( ____,. ,~ -~
~ . )' ANWAR! , ,,~ NIP 196210: 0\i'.... ~9:~ 09 1 001
- 48 -
LAMPIRAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205/PMK.07/2019 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA
A. PEDOMAN DAN CONTOH PENGHITUNGAN PEMBAGIAN DANA DESA KE
SETIAP DESA
1. DASAR PENGHITUNGAN
Dalam melaksanakan penghitungan Dana Desa setiap Desa,
Pemerintah Kabupaten/Kota mengacu pada ketentuan sebagai berikut:
a. Ketentuan terkait sumber dana, model perhitungan, variabel, dan
bobot yang digunakan dalam perhitungan sebagaimana diatur dalam
Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, dan Pasal 14 Peraturan Menteri
Keuangan ini, yaitu:
1) Sumber Dana Desa yang digunakan dalam penghitungan Dana
Desa setiap Desa berasal dari rincian Dana Desa setiap
kabupaten/kota sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan
Presiden tentang Rincian APBN/ APBN-P.
2) Dana Desa setiap Desa dihitung berdasarkan:
a) Alokasi Dasar adalah alokasi minimal Dana Desa yang akan
diterima oleh setiap Desa, yang besarannya dihitung dengan
cara 72% (tujuh puluh dua persen) dari anggaran Dana Desa
dibagi dengan jumlah Desa secara nasional;
b) Alokasi Afirmasi adalah alokasi yang dihitung dengan
memperhatikan status Desa Tertinggal dan Desa Sangat
Tertinggal, yang memiliki jumlah penduduk miskin tinggi;
c) Alokasi Kinerja adalah alokasi yang diberikan kepada Desa
dengan kinerja terbaik sebanyak 10% (sepuluh persen) dari
jumlah Desa; dan
d) Alokasi Formula adalah alokasi yang dihitung dengan
memperhatikan jumlah penduduk Desa, angka kemiskinan
Desa, luas wilayah Desa, dan tingkat kesulitan geografis Desa
setiap kabupaten/kota, dengan bobot sebagai berikut:
1) 10% (sepuluh persen) untukjumlah penduduk;
2) 50% (lima puluh persen) untuk angka kemiskinan;
3) 15% (lima belas persen) untuk luas wilayah; dan
4) 25% (dua puluh lima persen) untuk tingkat kesulitan
geografis.
j
- 49 -
2. TATA CARA PENGHITUNGAN
Agar penghitungan Dana Desa setiap Desa berjalan tertib,
transparan dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan, maka
diperlukan langkah-langkah operasional (tahapan) sebagai berikut:
a. TAHAP PERSIAPAN
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan meliputi penyiapan
dokumen dan data terkait serta file excel kertas kerja (worksheet)
penghi tung an.
Rincian kegiatan tersebut sebagai berikut:
1) Mengumpulkan dokumen, data, dan informasi yang diperlukan
dalam proses penghitungan, yaitu:
a) Dokumen rincian Dana Desa setiap kabupaten/kota (Pagu
Dana Desa kabupaten/kota) sebagaimana ditetapkan dalam
Peraturan Presiden tentang Rincian APBN/ APBN-P.
b) Dokumen yang berisikan informasi klasifikasi Desa
berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM), desil jumlah
penduduk miskin desa berdasarkan jumlah penduduk desa
nasional, angka kemiskinan desa, luas wialayah desa, dan
tingkat kesulitan geografis yang direpresentasikan dalam
bentuk data indeks kesulitan geografis.
2) Kertas kerja (worksheet) penghitungan Dana Desa setiap Desa
disusun dengan format sebagai berikut:
1
- 50 -
Contoh Penghitungan
KABUPATEN /KOTA ................................. (a)
TAHUN ANGGARAN 20:XX (b)
Diasumsikan:
Nasional (dihitung oleh Kementerian Keuangan)
1. Pagu Dana Desa Nasional
2. Jumlah Desa Nasional
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pagu Alokasi Dasar Nasional
Pagu Alokasi Dasar per Desa
Pagu Alokasi Afirmasi
Jumlah Desa Sangat Tertinggal dengan JPM Tinggi
Jumlah Desa Tertinggal dengan JPM Tinggi
Pagu Alokasi Afirmasi Per Desa
9. Pagu Alokasi Afirmasi Per Desa untuk Desa Sangat
Tertinggal dengan JPM Tinggi
10. Pagu Alokasi Afirmasi Per Desa untuk Desa Tertinggal
dengan JPM Tinggi
11.
12.
13.
14
15.
Pagu Alokasi Formula
Pagu Alokasi Kinerja
Jumlah Desa Penerima Alokasi Kinerja Nasional
Pagu Alokasi Kinerja Per Desa
Jumlah Desa Penerima Alokasi Kinerja Per Kab/Kota
Rp 10. 000. 000. 000. 000
69.000
69% x Rpl0.000.000.000.000
Rp6. 900. 000. 000. 000 / 69. 000
1,5% x Rpl0.000.000.000.000
750
1500
Rp150.000.000.000/{(2 X 750) + (1 X 1500)} =
2 x Rp50.000.000
1 x Rp50.000.000
28% x Rpl0.000.000.000.000
1,5% x Rpl0.000.000.000.000
10% X 74.954
Rp150.000.000.000 / 7.495
Jumlah Desa O s.d 100
Jumlah Desa 101 s.d 400
Jumlah Desa diatas 400
Rp6. 900. 000. 000. 000
Rpl00.000.000
Rp150.000.000.000
Rp50.000.000
Rpl00.000.000
Rp50. 000. 000
Rp2. 800. 000. 000. 000
Rp150.000.000.000
7.495 Desa
Rp20.013.342
11 % Jumlah Desa
10% Jumlah Desa
9% Jumlah Desa
Kabupaten X
1. Pagu Dana Desa Kabupaten X
2. Jumlah Desa Kabupaten X
3. Alokasi Dasar per Desa Kabupaten X
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Alokasi Dasar Kabupaten X
Jumlah Desa Sangat Tertinggal dengan JPM Tinggi
Kabupaten X
Jumlah Desa Tertinggal dengan JPM Tinggi
Kabupaten X
Pagu Alokasi Afirmasi Per Desa untuk Desa Sangat
Tertinggal dengan JPM Tinggi Kabupaten X
Pagu Alokasi Afirmasi Per Desa untuk Desa
Tertinggal dengan JPM Tinggi Kabupaten X
Alokasi Afirmasi Kabupaten X
Alokasi Formula Kabupaten X
Jumlah Desa Penerima Alokasi Kinerja Kabupaten
Alokasi Kinerja Kabupaten X
- 51 -
Rp2.691.027.684
20
Rpl00.000.000
20 x Rpl00.000.000
2
3
Rpl00.000.000
RpS0.000.000
(2 x Rpl00.000.000) + (3 x RpS0.000.000)
Rp300.000.000
11% x 20 Desa
Rp20.013.342 x 2 Desa
Rp2.000.000.000
Rp350.000.000
2 Desa
Rp40.026.684
'1
52 -
Cara Menghitung Alokasi Dana Desa Setiap Desa sebagai berikut:
A!okasi Formula
Alokasi Dasar Klasifikasi Des.a Desi! Alokasi Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Miskin Luas.Wilayah 1KG P.a.guOana Oesa
No. Kecamatan Nama
Desa IDM JPM
Aloka-si Afinnasi
Skor Kinerja RankingKinerja Kinerja Juml .. RasioJumfah
Jumtah ltufoJumlah
"""'" Pendoduk: Batot LU.asWitayah Rasicl.nu ""''" Kesulitar.
ftMfo.fmkks l<esulitan Geotraris
Total Bobot Alokasi Formula per~Desa Pemfuduk J)enduduk
MiWI\ Fen,..-"'udukMi.skln Witbyah
Gectrafis
[2} !3} :v {SfV {lj (':i ' {1C,' f!V y [lZJ [!3) ;!..:) y /15; , {!5) f!;J r:i.1 {!9}
1093 0,051282051 (Loc.5128205 32 0,009553658 0,0047&1829 0,307261608 0,00.:634946 K<=>camatan A Desa A 100.000.oc-0 TertirHzPal 50.0CO.G{)-0 56,7882919 0,000695242 211,80177962 0,034305768 0,008576442 o,
13 2659 0,124183501 0,012-llSSS 343 C,10251046 o,os11 ::;s13 0,91187316 0,013755323 Kecamatan A Desa 8 100,C--00.000 Malu 54,9075692 0,002063299 42,13083261 -0,053275277 C,014563819 O,
1276 0,059595535 0,005959554 244 0,072922893 0,036461447 1,040724802 0,01569901 Kecarnatan A Desa C 100.000.000 Serkembane 7 57,3386699 0,002354852 34,3169S732. -0,047467183 C,011866796 o, Kecamata:i A De:sa D 100.000.0CO Tertingga! 50.000.000 57,2046214 4 844 0,03941899 0,003941899 217 0,0643-53556 0,032426776 4,470100815 0,067430988
5 364 0,0170Gi;:607 0,001700061 43 0,012851166 0,006425583 0,9J.160S154 0,014203867 Kecamata~ A Di:sa E 100,0C-0,000 Maju 57,016193 0,00213058 50,29165161 -0,06956330,.l 0,017390826 0,02764705
Kecarnatan B Des.a F 100.c-e-0.oc-0 Sar1gatTertmggai 10 100.000.000 59,8162565 20.013,3-42 932 0,~3529027 0,004352903 87 0,0260-01195 O,OBOC-0598 1,30$339751 0,019735899
16 882 0,041193779 O,OC-4119378 102 0,03048416 0,01524208 1,982332956 0,02990:1.Sn Kecamatan B Desa G 100.0C-O,OC-O Mandiri 55,8836187 0,004485432 41,08924774 0,056834559 0,01420864 O,
Kecamatan B Desa H 100.CCO.OC-O Tertingga! -S: 50.000.C-OO 56,97C-0664 7 2010 0,093876979 0,009387698 621 0,18559474 0,09279737 l,903039638 0,028706762
Kecamatan B Desa l 100.000.0-00 Berkembang 55,8720279 17 13-56 0,063331932 0,006333193 101 0,030185296 0,015092648 3,270849377 0,049339747
12 771 0,036005528 Q,003600953 101 0,030185296 0,015052648 1,922862967 0,029005791 10 K<=>camatan B Desa J 100,000.000 Serkembanr;r 5-6,2263374 0,004350869 46,59895624 -0,064-!55631 0,016113908 0,
11 Kecamatan c Desa K 100.0W.COO Sangat Tertingga! 9 100.000.cc-0 56,9927466 17-!7 0,081593573 0,008159357 499 0,149133293 0,074566647 2,309417894 0,03-!836852
12 Kecamatan C 01:sa L 100,cco.coo Maju O 56,4364395 sn 0,037924431 0,003792443 130 0,038852361 0,019426181 1,734541336 0,026165017
13 67S 0,031665966 0,003166597 21 0,006276151 0,003138075 0,634346546 0,009568921 13 Kecamatan C Desa M 100.00-0,0CO Tert!ng_ga! 7 56,1144305 0,00143533-S 45,42197SS3 (\062827583 0,015706896 O,
14 Kecamatan C De:sa N 100.0C-0.000 Sang_at Tertmggal 7 56,2752349 11 637 0,029751063 0,002975106 232 0,069336521 0,034663261 0,693816535 0,010466007
14 1412 0,06594741 O,C065S4741 72 0,021518231 0,010759115 2,150831257 0,032444622
10 487 0,02274.5318 0,002274532 S4 0,025104603 0,012552301 4,37104416S 0,0659358,!4
2 20.013.342 1609 0,0751482.SS 0,007514829 1"5 0,043335326 0,021667663 1,20247955 0,018139031
15 Ki:camatan C Desa O 100.oc-0,oc-0 Serki:mbang 6 56,1049563 0,00486£69-3 41,36359201 0,05~ 0,014303508 0,036524057
_::;16'--!'K:.:•.::<•:::rn.:.:a:.::t•:;;n..::D'!D::.•::-'.::'.:_P+-=1.:cOO:::··C:..::C-0.:::,c:.OOO:.:...,.::Se::;r.::.ke::;rn:::il:..:a::.:ng._-j--'.f----+S:..:6e.:,2:.:90:::2:.:6;,:22't-------c:.:+----f---=l-""===i-'==="'-j----"-'f-===:::.+-===:::.+--===:::.+--""===,_..:::0,.::005=89:..:0:.::3":..:'7f-=.29cc,7:..:6::c2c.c11:.:.7::;B't-_-O,:,,~= 0,01-0291724 0,035008934 17 Kecarnatan D Desa Q 100.000.000 t ... 1a/u 59,4041495 -O,C-02720855 25,20299C-07 0,03 0,00871518 0,040618527
18
19
20
Kecamatan O Des.a R 100.000.0C-0 Mandiri 4 53,436252: 19 256 0,011956471 (\001195647 118 0,035265989 0,017632995 32,936462C6 OA968:36303
15 982 0;045564275 0,004536428 91 0,027196653 0,013598326 0,564964892 O,COS52232 Kecamatan O Desa S 100.C-00.000 8erkembang 56,0433099 0,001278348 37,78532493 0,
20 599 0>027976274 0,002i97627 63 0,018828452 0,009414226 1,635424689 0,02.1669874 Kecamatari D Oesa T 100.000.000 Maju 44,5271508 0,0037C-OJS1 30,2455072 0,04183552 0,010.15888 0,02637
40.026.684 21.411,000 1,000 10¾ 3.346,000 1,000 SO% 66,292 1,000 Total 2.000,000.000 35-0.000.000 X X 15% 722,962 1,000 0,250 1,
Kontrol Penghitungan
Fi;r.: C:;i:,:; C~H ~i::Cf~cu '"' ., .:;:;< ,...,.,. ;:3/
>iinii F•;,,i:;;n;ir:Fl!-l,eiC'l!n;; , . .;S• en f';l'
Faf'.: ,1.J-::>-a,i Cuar >tat./1".,:;a ., {'/\:). C'/'.} (>''-;}
°:'!3:>i! n1t1.;!'J:.J:ku1Caa:i!r"i:.a 2CMC1/'.}"f>'.}
Bobot
JP
JPM 50%
LW 15% 1KG 25%
Pejabat SKPKD {n}
(e.se!on H)
Narna 1elas
N1P
A!okasi Per Desa
A!okasi Oasar Per Desa 100.000.000
A!okasi Aflrmosi DT 50.0C-O.OOO
A!okasi Aflrmasi DST 100,0C-O.OOO
Alokasi Kinerja ?er Desa 20.013.3-42
Mengetahui,
Pejabat di Bidang Pernberdayaan Masyarakat Desa {OJ
(eseion ll}
NamaJe!as
N!P
Temµat Kedudukan, DD/Mr .. 1/YYYY
PE!t:gas Per:ghit,;.ing Dana Oesa (,o)
{ese!cnm)
NamaJe!as
NlP
s.ne,ooo 24,172.0C-O
17.049.0C-O
17.274.000
8.322.000
8.653.000
11.455,000
36,636.000
10.463.000
11.787.000
28.945,000
11.747.000
7.0SS.000 16,097.000
10.99-l.OOO
10.538.000
12..226.000-
34.080.000
9,791.000
7.538,000
301,001,000
'1
155.774.000
124.172.CC-O
117.049,000
167.274,000
108,322,000
228.666.342
111.455.000
136.538.000
110.463.C-OO
111.787.000
22.S,945.0C-O
111,747,0CO
107.058.CDO
116.097.0CO
110.994.000
110.538.000
131,239.342
134,080.000
109,791.000
107,93S.OOO
2,691.027.684
- 53 -
b. TAHAP PELAKSANAAN
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan meliputi menginput data
terkait dan menghitung alokasi. Gunakan contoh penghitungan
sebagaimana tercantum dalam lampiran pedoman ini sebagai
panduan pelaksanaan penghitungan.
Rincian kegiatan tersebut sebagai berikut:
1) Menginput data-data terkait pada baris dan kolom kertas kerja
(worksheet) dengan urutan sebagai berikut:
a) Nama kabupaten/kota pada baris (a)
b) Tahun Anggaran pada baris (b)
c) Pagu Dana Desa Kabupaten/Kota pada baris (c)
d) Pagu Alokasi Dasar Kabupaten/Kota pada baris (d)
e) Pagu Alokasi Afirmasi Kabupaten/Kota pada baris (e)
f) Pagu Alokasi Formula Kabupaten/Kota pada baris (f)
g) Jumlah Desa pada baris (g)
h) Bobot Jumlah Penduduk Desa sebesar 10% pada baris (h)
i) Bobot Angka Kemiskinan Desa sebesar 50% pada baris (i)
j) Bobot Luas Wilayah Desa sebesar 15% pada baris U)
k) Bobot Rasio Kesulitan Geografis 25% pada baris (k)
1) Nomor urut pada kolom (1);
m) Nama Kecamatan pada kolom (2);
n) Nama Desa pada kolom (3);
o) Alokasi Dasar pada kolom ( 4);
p) Klasifikasi Desa berdasarkan IDM pada kolom (5);
q) Desil JPM Desa berdasarkan JPM Nasional pada kolom (6);
r) Alokasi Afirmasi pada kolom (7);
s) Skor Kinerja (8)
t) Ranking Kinerja (9)
u) Alokasi Kinerja ( 10)
v) Jumlah Penduduk Desa pada kolom (11);
w) Angka Kemiskinan Desa pada kolom ( 14);
x) Luas Wilayah Desa pada kolom ( 1 7);
y) Indeks Kesulitan Geografis pada kolom (20).
2) Menghitung Dana Desa setiap Desa pada baris dan kolom kertas
kerja (worksheet) dengan urutan sebagai berikut:
a) Rasio jumlah penduduk desa (Rasio JP) pada kolom (12),
dengan rumus:
jumlah penduduk desa RasioJP= ------------------
total penduduk Desa kabupaten/kota yang bersangkutan
l
- 54 -
b) Bobot jumlah penduduk desa (Bobot JP) pada kolom (13),
dengan rumus:
Bo bot JP = 10% x Rasio JP
c) Rasio jumlah penduduk miskin desa (Rasio JPM) pada
kolom (15), dengan rumus:
. jumlah penduduk mis kin desa Rasw]PM = kabupaten
total penduduk miskin desa-~-yang bersangkutan kota
d) Bobot jumlah penduduk miskin desa (Bobot JPM) pada
kolom (16), dengan rumus:
Bo bot JPM = 50% x Rasio JPM
e) Rasio luas wilayah desa (Rasio LW) pada kolom (18),
dengan rumus:
. luas wilayah desa Rasw LW = total luas wilayah desa Di Kab/Kota yang bersangkutan
f) Bobot luas wilayah desa (Bobot LW) pada kolom (19), dengan
rumus:
Bobot LW = 15% x Rasio LW
g) Rasio indeks kesulitan geografis desa (Rasio IKG) pada
kolom (21), dengan rumus:
/KG Rasio /KG= .
total /KG Desa di Kab/Kota yang bersangkutan
h) Bobot indeks kesulitan geografis desa (Bobot IKG) pada
kolom (22), dengan rumus:
Bobot IKG = 25% x Rasio IKG
i) Total bobot pada kolom (23), dengan rumus:
Total Bobot Bobot]P + Bobot]PM + Bobot LW + Bobot 1KG
j) Bagian alokasi formula pada kolom (24), dengan rumus:
Alokasi Formula= Total Bobot x Pagu Bagian Formula
k) Menghitung Dana Desa setiap Desa pada kolom (25), dengan
rumus:
Dana Desa = Alokasi Dasar + Alokasi A.irmasi + Alokasi Kinerja + Alokasi Formula
- 55 -
c. TAHAP AKHIR
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan meliputi memverifikasi
kebenaran/validitas data yang diinput, menguji hasil penghitungan,
dan menandatangani kertas kerja (worksheet) hasil penghitungan
serta menyimpan dokumen dan data komputer terkait.
Rincian kegiatan tersebut sebagai berikut:
1) Mencetak kertas kerja (worksheet) hasil dari proses pengisian data
dan penghitungan alokasi.
2) Memverifikasi kebenaran pengisian data dan kebenaran hasil
penghitungan dengan cara membandingkan setiap item data isian
pada kertas kerja (worksheet) terhadap dokumen sumber, dan
menguji hasil penghitungan. Bila ditemukan kesalahan pengisian
data maupun kesalahan penghitungan, maka pada item data
bersangkutan ditandai dengan tanda centang (-V) untuk
selanjutnya dilakukan proses perbaikan pada item tersebut.
3) Membubuhkan tandatangan pada cetakan kertas kerja
(worksheet) hasil dari proses pengisian data dan penghitungan
alokasi:
• bagi pejabat setingkat eselon III yang melakukan proses
penghitungan pada baris (1); dan
• bagi pejabat setingkat eselon II yang
berwenang/bertanggungjawab atas proses penghitungan
pada baris (m).
4) Menyimpan seluruh dokumen terkait dan cetakan kertas kerja
( worksheet) serta file excel hasil perhitungan pada folder yang
telah disediakan.
5) Menyampaikan kertas kerja dalam bentuk dokumen elektronik
( softcopy) dan dokumen fisik (hardcopy) kepada Kepala KPPN
setempat selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa.
'(
- 56 -
B. FORMAT LAPORAN REALISASI PENYERAPAN DAN CAPAIAN KELUARAN DANA DESA
LAPORAN REALISASI PENYERAPAN DAN CAPAIAN KELUARAN DANA DESA TAHAP ............ TAHUN ANGGARAN . . . . . . . . . . . . . .
PEMERINTAH DESA ...................... KECAMATAN ..................
KABUPATEN/KOTA ............
Pagu Desa Rp. ........................
NOMOR URAIAN URAIAN VOLUME CARA ANGGARAN REALISASI SISA %CAPAIAN TENAGA DURASI UPAH
KET KELUARAN KELUARAN PENGADAAN KELUARAN KERJA
Ro. Ro. Ro. Orang Hari Rp 1 2 3 4 5 6 7 8 = 6- 7 9 10 11 12 13 1. PENDAPATAN
1.2 Pendapatan Transfer
1.2.1 DanaDesa
- TAHAP PERTAMA
- TAHAPKEDUA JUMLAHPENDAPATAN
2. BELANJA BANTUAN KE DESA A 2.1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan 2.1.1 Kegiatan ............................................. 2.1.2 dst ......................................................
2.2 Bidang Pembangunan Desa 2.2.1 Kegiatan ............................................. 2.2.2 dst ......................................................
2.3 Bidang Pemberdayaan Masyarakat 2.3.1 Kegiatan ................................................ 2.3.2 dst ...................................................
2.4 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan 2.4.1 Kegiatan ............................................... 2.4.2 dst ...................................................
2.5 Bidang Tak Terduga 2.5.1 Kegiatan .............................................. 2.5.2 dst ......................................................
JUMLAH BELANJA
- 57 -
URAIAN VOLUME CARA ANGGARA
REALISASI SISA %CAPAIAN TENAGA NOMOR URAIAN KELUARAN KELUARAN PENGADAAN
N KELUARAN KERJA DURASI UPAH KET
Rp. Rp. RP. Orang 1 2 3 4 5 6 7 8 = 6- 7 9 10 11 12 13
3.1.2 Penyertaan Modal Desa
- Modal Awal Pengembangan Usaha
- dst .........................................................
JUMLAH PEMBIAYAAN
JUMLAH Rp. (PENDAPATAN - BELANJA - PEMBIAYAAN)
Disetujui oleh, (desa), (tanggal, bulan, tahun)
BENDAHARA DESA ........ KEPALA DESA ....................
( ............................................... ) ( .............................................. )
'1
- 58 -
PETUNJUK PENGISIAN
LAPORAN REALISASI PENYERAPAN DAN CAPAIAN KELUARAN DANA DESA
Nomor Uraian
1 Kolom 1 diisi dengan Kade Rekening sesuai dengan APBDes 2 Kolom 2 diisi dengan uraian pendapatan, belanja dan pembiayaan yang menggunakan Dana Desa
3 Kolom 3 diisi dengan uraian keluaran. Misal: Pembangunan Jalan 4 Kolom 4 diisi dengan jumlah volume keluaran yang terdiri jumlah dan satuan keluaran. Misal: 500 meter 5 Kolom 5 diisi dengan cara pengadaan. Misal: swakelola
6 Kolom 6 diisi dengan jumlah anggaran
7 Kolom 7 diisi dengan jumlah realisasi
8 Kolom 8 diisi dengan selisih antara anggaran dan realisasi
9 Kolom 9 diisi dengan persentase capaian keluaran dengan perhitungan sebagai berikut: a. Kegiatan pembangunan/pemeliharaan/pengembangan fisik dihitung sesuai perkembangan penyelesaian fisik di lapangan dan foto b. Kegiatan non fisik dihitung dengan cara:
- Penyelesaian kertas kerja/kerangka acuan kerja yang memuat latar belakang, tujuan, lokasi, target/ sasaran, dan anggaran, sebesar 30%;
- Undangan pelaksanaan kegiatan, daftar peserta pelatihan dan konfirmasi pengajar, sebesar 50%; - Kegiatan telah terlaksana, sebesar 80%; dan - Laporan Pelaksanaan Kegiatan dan Foto, sebesar 100%
10 Kolom 10, 11, dan 12 dalam rangka pelaksanaan program cash for work yang diisi hanya untuk kegiatan Dana Desa pada bidang Pembangunan Desa.
11 Kolom 13 diisi dengan keterangan, misal: berapa keluaran yang telah terlaksana (kuantitas)
- 59 -
C. FORMAT LAPORAN KONVERGENSI PENCEGAHAN STUNTING KAB/KOTA
LAPORAN KONVERGENSI PENCEGAHAN STUNTING TINGKAT KABUPATEN/KOTA
TERHADAP SASARAN 1.000 HARi PERTAMA KEHIDUPAN (HPK)
PROVINS! KABUPATEN/KOTA: JUMLAH DESA/KEL DESA/KEL PADA KECAMATAN TAHUN:
REKAPITULASI LAPORAN DESA IBU HAMIL ANAK 0- 23 BULAN
SASARAN TOTAL DESA JML LAPORAN % LAPORAN TOTAL TOTAL
GIZI KURANG/
DALAM KAB TK. DESA TK. DESA
JUMLAH TOTAL
RUMAH TANGGA
1.000 HPK
KEK/
RESTI GIZI BURUK/STUNTING
JUMLAH
SASARAN
JUMLAH
REKAPITULASI LAPORAN DESA 1-----,------,,------t JUMLAH TOTAL ANAK USIA TOTAL DESA JML LAPORAN % LAPORAN 0- 23 BULAN DALAM KAB TK. DESA TK. DESA
HIJAU {NORMAL)
KUNING {RESIKO STUNTING)
MERAH {TERINDIKASI STUNTING)
11t~~E_~;~K~~-~~Nij~iei~fKoijw~.B§~N$,!!~iR~if!'i!iiA~A~:.ij~N,c~§i1;11f:,i¥~f,ffif1Ki,d1ij~~t:1:t9fJo:;ije~il:iA~J~i;~iiit?Rg:i;iJf)Jh·1,
SASARAN
1
2
3
4 IBU HAMIL
5
6
7
8
1
2
3
4 ANAK USIA 0-23 BULAN 5
(0-2 6
TAHUN)
7
8
9
10
ANAK 1
>2-6TAHUN
INDIAKTOR
PERIKSA 4 KALI SELAMA KEHAMILAN
MENDAPAT DAN MEMINUM PIL FE SELAMA 90 HARi
IBU BERSALIN MENDAPAT LAYANAN PEMERIKSAAN NIFAS 3 KALI
MENGIKUTI KONSELING GIZI/KELAS IBU MINIMAL 4 KALI
IBU HAMIL {KEK/RESTI) MENDAPAT KUNJUNGAN RU MAH BULANAN
RU MAH TANGGA IBU HAMIL MEMILIKI AKSES AIR MINUM AMAN
RUMAH TANGGA IBU HAMIL MEMILIKI JAMBAN LAYAK
MEMILIKI JAMI NAN KESEHATAN
ANAK USIA <12 BULAN MENDAPAT IMUNISASI DASAR LENG KAP
DITIMBANG BERAT BADAN RUTIN SETIAP BULAN
DIUKUR PANJANG/TINGGI BADAN 2 KALI DALAM SETAHUN
ORANG TUA/PENGASUH MENGIKUTI KONSELING GIZI BULANAN
KUJUNGAN RUMAH BAGI ANAK GIZI BURUK/ KURANG/STUNTING
RU MAH TANGGA ANAK 0-2 TH MEMILIKI AKSES AIR MINUM AMAN
RUMAH TANGGA ANAK 0-2 TH MEMILIKI JAMBAN LAYAK
ANAK 0-2 TH JAMI NAN KESEHATAN
ANAK 0-2 TH BULAN AKTA LAHIR
ORANG TUA/PENGASUH MENG I KUTI PARENTING BULANAN {PAUD)
ANAK >2-6 TAHUN AKTIF DALAM KEGIATAN PAUD MINIMAL 80%
REKAPITULASI LAPORAN DESA
TOTAL DESA LA~~;AN % LAPORAN
DALAM KAB TK. DESA TK. DESA
JUMLAH %
LAKici.AKII JOT AL':
I
TOTAL DESA DALAM KABUPATEN JUMLAH DESA DI UKUR JUMLAH DESA >20 % KOVENRGENSI % (PERSEN)
*Diisi mulai tahun kedua
REKAPITULASI LAPORAN DESA
NO Bl DANG/KEG IA TAN JML TOTAL DES LAPORAN TK % LAPORAN DALAM KAB DESA . TK. DESA
1 BIDANG PEMBANGUNAN DESA
2 BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
TOTAL ALOKASI DANA
KEGIATAN KHUSUS PENCEGAHAN STUNTING
ALOKASI DANA % {PERSEN)
- 60 -
D. FORMAT LAPORAN KONVERGENSI PENCEGAHAN STUNTING TK. DESA
LAPORAN KONVERGENSI PENCEGAHAN STUNTING TING KAT DESA TERHADAP SASARAN 1.000 HARi PERTAMA KEHIDUPAN (HPK)
KABUPATEN DESA
SASARAN
KECAMATAN TAHUN
IBU HAMIL ANAK 0- 23 BULAN
GIZI KURANG/
JUMLAH TOTAL
RUMAH TANGGA
1.000 HPK TOTAL KEK/RESTI TOTAL
JUMLAH
SASARAN
JUMLAH
SASARAN
IBU HAMIL
ANAKUSIA 0-23 BULAN (0-2 TAHUN)
ANAK >2-6TAHUN
JUMLAH TOTAL ANAK USIA 0- 23 BULAN
1 PERIKSA 4 KALI SELAMA KEHAMILAN
HIJAU (NORMAL)
INDIAKTOR
2 MENDAPAT DAN MEMINUM PIL FE SELAMA 90 HARi
3 IBU BERSALIN MENDAPAT LAYANAN PEMERIKSAAN NIFAS 3 KALI
4 MENG I KUTI KONSELING GIZI/KELAS IBU MINIMAL 4 KALI
5 IBU HAMIL (KEK/RESTI) MENDAPAT KUNJUNGAN RUMAH BULANAN
6 RUMAH TANGGA IBU HAMIL MEMILIKI AKSES AIR MINUM AMAN
7 RUMAH TANGGA IBU HAMIL MEMILIKI JAMBAN LAYAK
8 MEMILIKI JAMINAN KESEHATAN
1 ANAK USIA <12 BULAN MENDAPAT IMUNISASI DASAR LENG KAP
2 DITIMBANG BERAT SADAN RUTIN SETIAP BULAN
3 DIUKUR PANJANG/TINGGI SADAN 2 KALI DALAM SETAHUN
4 ORANG TUA/PENGASUH MENGIKUTI KONSELING GIZI BULANAN
5 KUJUNGAN RU MAH BAGI ANAK GIZI BURUK/ KU RANG/STUNTING
6 RUMAH TANGGA ANAK 0-2 TH MEMILIKI AKSES AIR MINUM AMAN
7 RU MAH TANGGA ANAK 0-2 TH MEMILIKI JAM BAN LAY AK
8 ANAK 0-2 TH JAMI NAN KESEHATAN
9 ANAK 0-2 TH BULAN AKTA LAHIR
10 ORANG TUA/PENGASUH MENGIKUTI PARENTING BULANAN (PAUD)
1 ANAK >2-6 TAHUN AKTIF DALAM KEGIATAN PAUD MINIMAL 80%
KUNING (RESIKO STUNTING)
GIZI BURUK/STUNTING
MERAH (TERINDIKASI STUNTING)
JUMLAH %
.01.AKl0l.f\Klfliii'rO:rA0i .. I
JUMLAH INDIKATOR NO SASARAN
1 IBU HAMIL
2 ANAK 0-23 BULAN
TOTAL TINGKAT KONVERGENSI DESA
NO BIDANG/KEGIATAN
1 BIDANG PEMBANGUNAN DESA
2 BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
YANG DITERIMA
TOTAL ALOKASI DANA
TINGKAT KONVERGENSI SEHARUSNYA DITERIMA
KEGIATAN KHUSUS PENCEGAHAN STUNTING
ALOKASI DANA % (PERSEN)
- 61 -
E. FORMAT SURAT KUASA PEMINDAHBUKUAN DANA DESA
(KOP SURAT) ....... (1)
SURAT KUASA PEMINDAHBUKUAN DANA DESA
Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama
Jabatan
Alamat
....................................................................... (2)
Bupati/Wali Kota ............................................. (3)
....................................................................... (4)
Yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa
Dengan ini memberikan Kuasa kepada:
Nama Kepala KPPN ................................................... (5)
Selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
Alamat ....................................................................... (6)
Untuk melakukan pemotongan Dana Desa dan menyalurkan hasil pemotongan Dana Desa tersebut kepada Rekening Kas Desa pada setiap tahap.
Surat kuasa ini berlaku untuk tahun anggaran ............................................. (7)
................................. , Tanggal ............................. (8)
Materai
Rp.6.000,- ... ············· ................. (9)
............................................................................ (10)
(.
- 62 -
PETUNJUK PENGISIAN SURAT KUASA PEMINDAHBUKUAN DANA DESA
NOMOR URAIAN ISIAN
( 1) Diisi nama pemberi kuasa
(2) Diisi nama pemberi kuasa
(3) Diisi nama kabupaten/kota pemberi kuasa
(4) Diisi alamat pemberi kuasa
(5) Diisi nama KPPN wilayah kerja kabupaten/kota pemberi kuasa
(6) Diisi alamat KPPN wilayah kerja kabupaten/kota pemberi kuasa
(7) Diisi tahun anggaran berjalan
(8) Diisi tempat, tanggal, bulan, tahun pembuatan surat kuasa
(9) Diisi tanda tangan (bupati/wali kota)
(10) Diisi nama penanda tangan (bupati/wali kota)
- 63 -
F. FORMAT SURAT PENGANTAR PENYAMPAIAN DOKUMEN PERSYARATAN
No. 1. Bersama
dokumen penyaluran
(KOP SURAT) ....... (1)
............... , ................... (2)
Kepada: Yth. Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran
DAK Fisik dan Dana Desa di Tempat
SURAT PENGANTAR NOMOR: ......................... (3)
Uraian Jumlah Dokumen Keterangan 1n1 disampaikan
persyaratan tahap .......... (4), 1 berkas Disertai kertas
dengan rincian sebagai berikut: kerja (worksheet) a. .................................... . (5); penghitungan b. ····································· rincian Dana C. Dst Desa setiap Desa
dan Daftar Rekening Kas
Desa*)
*) Khusus tahap I
.............................................................................. (6)
............................................................................. . (7)
.............................................................................. (8)
64 -
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PENGANTAR PENYAMPAIAN DOKUMEN PERSYARATAN
NOMOR URAIAN ISIAN
( 1) Diisi kop surat desa tersebut
(2) Diisi tempat, tanggal, bulan, tahun pembuatan surat
(3) Diisi nomor pembuatan surat
(4) Diisi tahap penyampaian persyaratan penyaluran
(5) Diisi dengan dokumen persyaratan penyaluran sesuai dengan tahapannya
(6) Diisi jabatan penanda tangan (bupati/wali kota)
(7) Diisi tanda tangan (bupati/wali kota)
(8) Diisi nama penanda tangan (bupati/wali kota)
- 65 -
G. FORMAT LEMBAR KONFIRMASI PENERIMAAN PENYALURAN DANA DESA DI REKENING KAS DESA
Telah terima dari
Untuk keperluan
Dengan rincian
TAHAP
(2)
(KOP SURAT)
Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, Direktorat Jenderal Perbendaharaan selaku Kuasa Pengguna Anggaran Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
Penyaluran Dana Hasil Pemotongan Dana Desa TA 2020 Kab/Kota ............................................................................ (1)
TANGGAL DITERIMA JUMLAH
(3) (4)
TERBILANG (dengan huruf)
(5)
Dana tersebut telah diterima pada:
Nomor Rekening
Nama Rekening
NamaBank
................................................................................. (6)
.................. ························ ....................................... (7)
................................................................................ (8)
.............................. , tanggal ................................. (9)
.............................................................................. (10)
Stempe~
---~_.,,.__ ______ ..... ............................................................................ (12)
Materai
Rp.6.000,-............................... (11)
- 66 -
PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR KONFIRMASI PENERIMAAN PENYALURAN DANA DESA
DI REKENING KAS DESA
NOMOR URAIAN ISIAN
( 1) Diisi nama kabupaten/kota penenma penyaluran dana pemotongan Dana Desa
(2) Diisi tahapan penyaluran
(3) Diisi tanggal dana diterima
(4) Diisi jumlah dana yang diterima (dalam angka)
(5) Diisi jumlah dana yang diterima (dalam huruf)
(6) Diisi nomor rekening penerima dana
(7) Diisi nama rekening penerima dana
(8) Diisi nama bank penerima dana
(9) Diisi tempat, tanggal, bulan, tahun pembuatan surat
(10) Diisi jabatan penanda tangan (kepala Desa)
( 11) Diisi tanda tangan (kepala Desa)
(12) Diisi nama penanda tangan (kepala Desa)
hasil
{
H. FORMAT DAFTAR REKENING KAS DESA
ALAMAT KODE NAMA
NO. DESA DESA
NPWP KANTOR DESA
(1) (2) (3) (4) (5)
- 67 -
DAFTAR REKENING KAS DESA KABUPATEN/KOTA ..... .
TA 20 ...
NAMA KECAMATAN PROVINS!
BANK
(6) (7) (8)
NAMA DETIL
NOMOR NAMA KODE PEMILIK
REKENING CABANG REKENING POS
BANK
(9) (10) (11) (12)
................................. , ...... ········· ... ········· ... (13)
..................................................................... (14)
..................................................................... (15)
·················· ........................ ······ ...... .,, .............. (16)
NOMOR
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
( 11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
- 68 -
PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR REKENING KAS DESA
URAIAN ISIAN
Diisi nomor urut
Diisi nomor kode desa
Diisi nama desa
Diisi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Desa yang bersangkutan
Diisi alamat kantor desa
Diisi nama kecamatan wilayah desa tersebut berada
Diisi nama provinsi wilayah desa tersebut berada
Diisi nama bank rekening kas desa tersebut
Diisi nama rekening kas desa tersebut
Diisi nomor rekening kas desa tersebut
Diisi detail nama bank dan nama cabang rekening kas desa tersebut berada
Diisi kode pos alamat desa tersebut berada
Diisi tempat, tanggal, bulan, tahun pembuatan surat
Diisi jabatan penanda tangan (bupati/~ali kota)
Diisi tanda tangan (bupati/wali kota)
Diisi nama penanda tangan (bupati/wali kota)
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SRI MULYANI INDRAWATI