MENTERI PARIWISATA REPUBLIK...

15
MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM.241/PP.00.01/MENPAR/2019 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF KEPADA AIRLINES ATAV WHOLESALER UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA TAHUN 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa bahwa dalam rangka mendorong peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata, perlu memberikan insentif kepada airlines atau wholesaler; b. bahwa pemberian insentif kepada airlines atau wholesaler sebagaimana dimaksud dalam huruf a, telah disetujui oleh Kementerian Keuangan melalui surat Menteri Keuangan Nomor S-293/MK.02/2019, tanggal 18 April 2019, perihal Satuan Biaya Masukan Lainnya di Lingkup Kementerian Pariwisata; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Pariwisata tentang Pemberian Insentif Kepada Airlines atau Wholesaler Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Mancanegara Tahun 2019; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);

Transcript of MENTERI PARIWISATA REPUBLIK...

MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA

SALINANKEPUTUSAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR KM.241/PP.00.01/MENPAR/2019

TENTANG

PEMBERIAN INSENTIF KEPADA AIRLINES AT AV WHOLESALER UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA

TAHUN 2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa bahwa dalam rangka mendorong peningkatankunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata, perlu memberikan insentif kepada airlines atau wholesaler;

b. bahwa pemberian insentif kepada airlines atau wholesaler sebagaimana dimaksud dalam huruf a, telah disetujui oleh Kementerian Keuangan melalui surat Menteri Keuangan Nomor S-293/MK.02/2019, tanggal 18 April 2019, perihal Satuan Biaya Masukan Lainnya di Lingkup Kementerian Pariwisata;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Pariwisata tentang Pemberian Insentif Kepada Airlines atau Wholesaler Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Mancanegara Tahun 2019;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentangKepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);

- 2-

Menetapkan

KESATU

KEDUA

KETIGA

KEEMPAT

KELIMA

4. Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2015 tentang Kementerian Pariwisata (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 20) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2015 tentang Kementerian Pariwisata (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 214);

5. Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 11 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1584);

MEMUTUSKAN:

: KEPUTUSAN MENTERI PARIWISATA TENTANG PEMBERIAN INSENTIF KEPADA AIRLINES ATAU WHOLESALER UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA.

Memberikan insentif kepada Airlines atau Wholesaler sesuai dengan besaran insentif sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

: Wholesaler sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU termasuk travel agent dan air charterer.

Pemberian insentif kepada Airlines atau Wholesaler sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU dilakukan sesuai dengan tata cara sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

: Pemberian insentif oleh satuan kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETIGA dilaksanakan dengan penetapan Keputusan Deputi sebagaimana tercantum dalam Lampiran III dan kontrak kerja berdasarkan contoh format sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

: Biaya yang timbul atas ditetapkannya Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Kementerian Pariwisata Tahun Anggaran 2019.

- 3-

KEENAM : Keputusan Menteri ini berlaku pada tanggal ditetapkan dengan sampai dengan bulan Desember 2019, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 8 Mei 2019

MENTERI PARIWISATA

REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

ARIEF YAHYA

Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTE^IAN PARIWISATA RI

JSi^p^mum, Kepegawaian, Hukum dan Organisasi

- 4-

LAMPIRAN IKEPUTUSAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM.241/PP.00.01 /MENPAR/2019 TENTANGPEMBERIAN INSENTIF KEPADA AIRLINES ATAU WHOLESALER UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA

BESARAN INSENTIF KEPADA AIRLINES ATAU WHOLESALER

A. Satuan biaya masukan pemberian insentif dengan besaran sebagai berikut:

No Uraian Satuan Besaran Minimal Lama Tinggal

1. Negara-negara di wilayah ASEAN

Orang USD 13 2 Malam

2. Negara-negara di wilayah Asia Pasifik

Orang USD 13 2 Malam

Orang USD 20 4 Malam

Orang USD 25 7 Malam

3. Negara-negara di wilayah Timur Tengah, Eropa, Afrika dan Amerika

Orang USD 30 7 Malam

B. Pelaksanaan ketentuan satuan biaya masukan pemberian insentif agar mempedomani hal-hal sebagai berikut:

1. besaran satuan biaya tersebut merupakan batas tertinggi yang tidak dapat dilampaui;

2. satuan biaya pemberian insentif ini diberikan kepada airlines atau wholesaler (termasuk Travel Agent dan Air Charterer) yang membawa wisatawan mancanegara melalui Charter Flight maupun Block Seat pada penerbangan dan penyeberangan reguler berjadwal;

3. pemberian insentif melalui Block Seat pada penerbangan reguler berjadwal dan penyeberangan berjadwal diberikan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. diperuntukkan kepada Group Inclusive Tour (GIT) yang membawa wisatawan mancanegara ke Indonesia;

- 5-

b. rute yang berhak mendapat insentif adalah rute dengan originasi (kota asal) yang baru atau rute dengan destinasi (tujuan wisatawan) yang baru; dan

c. rangkaian/paket GIT (beberapa rangkaian kedatangan GIT) dengan total wisatawan mancanegara sebanyak minimal 200 orang yang dituangkan dalam 1 (satu) kontrak kerja (maksimal 6 (enam) bulan).

4. khusus pemberian insentif kepada wisman yang kedatangannya melalui penyeberangan reguler diberikan catatan sebagai berikut:

a. bukan merupakan Singapore Resident/ Singapore Permanent Resident/Employment Pass Holder Ss Expatriate;

b. menginap di wilayah Indonesia minimal 2 (dua) malam;

c. dapat menunjukkan dokumen arrival di Singapura atau data dukung lainnya sebagai bukti bahwa yang bersangkutan merupakan wisatawan mancanegara yang berasal dari hub Singapura; dan

d. tidak sedang mengikuti program insentif lainnya yang diberikan oleh pemerintah Indonesia.

5. pemberian insentif tersebut agar tetap memperhatikan prinsip- prinsip pengelolaan keuangan negara yaitu tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan keadilan dan kepatutan.

MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

ARIEF YAHYASalinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN PARIWISATA RI

- 6-

LAMPIRAN IIKEPUTUSAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM.241/PP.00.01/MENPAR/2019 TENTANGPEMBERIAN INSENTIF KEPADA AIRLINES ATAU WHOLESALER UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA

TATA CARA PEMBERIAN INSENTIF KEPADA AIRLINES ATAU WHOLESALER

A. tata Cara Pemberian Insentif kepada Airlines atau Wholesaler dilakukan sebagai berikut:

1. deputi menetapkan target insentif untuk masing-masing destinasi atau originasi baru dengan memperhatikan ketersediaan anggaran dan target kunjungan wisatawan mancanegara untuk masing-masing pasar dan menetapkan mekanisme evaluasi dan pengendalian pemberian insentif;

2. deputi mengundang dan menerima Airlines atau Wholesaler yang melakukan charter flight ke destinasi atau dari originasi baru;

3. deputi menerima proposal dari Airlines atau Wholesaleryang berpotensi melakukan charter flight ke destinasi atau dari originasi baru dan melakukan evaluasi atas proposal;

4. deputi menetapkan dan menyampaikan secara tertulis kepada Airlines atau Wholesaler yang akan menerima insentif;

5. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menandatangani kontrak kerja dengan Airlines atau Wholesaler yang akan menerima insentif setelah mendapat persetujuan dan paraf dari Asisten Deputi; dan

6. pembayaran insentif sesuai kontrak kerja.

B. Pembayaran Insentif

1. pembayaran insentif kepada Airlines atau wholesaler didasarkan kepada pemenuhan prestasi sesuai kontrak kerja;

2. Airlines atau Wholesaler menyampaikan dokumen pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan kepada Pejabat Pembuat Komitmen yang terdiri dari:

a. tour program yang memuat info antara lain:

1) lama perjalanan;2) itenerary, dan/atau3) jadwal penerbangan pergi-pulang;

b. data wisatawan yang tercatat di wholesaler, manifest penumpang dari airlines dan/atau dokumen resmi tentang actual passanger flown; dan

c. data kedatangan dan kepulangan charter flight berdasar dari local agent.

- 7-

3. Pejabat Pembuat Komitmen melakukan verifikasi terhadap dokumen pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan;

4. pembayaran insentif kepada airlines atau wholesaler dilakukan setelah dokumen pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dinyatakan lengkap dan sesuai dengan apa yang disepakati dalam kontrak kerja; dan

5. pemberian insentif agar memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan negara yaitu tertib, taat pada peraturan perundang- undangan, efisien, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan keadilan dan kepatutan.

MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

ARIEF YAHYASalinan sesuai dengan aslinya

- 8-

LAMPIRAN IIIKEPUTUSAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM.241/PP.00.01/MENPAR/2019 TENTANGPEMBERIAN INSENTIF KEPADA AIRLINES ATAU WHOLESALER UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA

CONTOH FORMAT SURAT PENETAPAN DEPUTI

— -KOP DEPUTI—

KEPUTUSAN DEPUTI.

NOMOR.........

TENTANG

Berdasarkan hasil evaluasi proposal yang disampaikan oleh airlines atau wholesaler, maka kami menetapkan:

Nama:

telah memenuhi syarat untuk diberikan insentif dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dengan rincian sebagai berikut:

1. Kunjungan wisatawan mancanegara dari ........ ke ....... melaluiCharter Flight/ Block Seat dengan penerbangan atau penyeberangan berjadwal dengan lama tinggal..... malam.

2. Jumlah wisatawan mancanegara yang harus didatangkan berjumlah........... orang dengan insentif yang akan diterima sejumlah USD.......per orang.

3. Jangka waktu pemberian insentif adalah ..... bulan. Dimulai daritanggal.... sampai dengan.... , dapat menggunakan format contoh tabelsebagai berikut :

Bulan JUMLAHPENERBANGAN

TARGET JUMLAH WISMAN (ORANG)

Juli 2019

Agustus 2019

September 2019

Oktober 2019

- 9-

Bulan JUMLAHPENERBANGAN

TARGET JUMLAH WISMAN (ORANG)

November 2019

TOTAL

4. Surat Keputusan Deputi ini dapat berubah sesuai dengan kondisi dan kebijakan di lapangan terkait penggantian atau penambahan rute baru.

Demikian Keputusan ini dibuat dan digunakan sebagaimana mestinya.

Ttd

DEPUTI.

MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

ARIEF YAHYASalinan sesuai dengan aslinya

- 10-

LAMPIRAN IVKEPUTUSAN MENTERI PARIWISATAREPUBLIK INDONESIANOMOR KM.241 /PP.00.01 /MENPAR/2019TENTANGPEMBERIAN INSENTIF KEPADA AIRLINES ATAU WHOLESALER UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA

CONTOH FORMAT KONTRAK KERJA SAMA PEMBERIAN INSENTIF KEPADAAIRLINES ATAU WHOLESALER

LOGO

KONTRAK KERJA

ANTARA

KEMENTERIAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN

TENTANG

PEMBERIAN INSENTIF KEPADA............... (Nama Perusahaan) UNTUKPENERBANGAN/PENYEBERANGAN DARI ....... K E ...............

NOMOR: .................................

NOMOR: .................................

Kontrak Kerja ini ditandatangani pada hari Tanggal....bulan... tahun Duaribu sembilan belas, oleh dan antara:

1............................. : (Jabatan)........... , selaku Pejabat PembuatKomitmen Asdep ................... , DeputiBidang Pengembangan Pemasaran II, Kementerian Pariwisata, bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama Kementerian Pariwisata, berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 17, Jakarta Pusat, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2............................. : (Jabatan) ............, bertindak dalamjabatannya untuk dan atas nama........................ , berkedudukan di.............................. , selanjutnya disebutsebagai PIHAK KEDUA.

- 11-

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARAPIHAK dan masing-masing disebut PIHAK.

PARA PIHAK setuju untuk melaksanakan Kontrak Kerja tentang PemberianInsentif kepada................... , dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

1. Kontrak Kerja ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah kunjunganwisatawan mancanegara dari........ ke .........melalui Charter Flight/BlockSeat dengan penerbangan atau penyeberangan berjadwal dengan lama tinggal..... malam.

2. Jumlah wisatawan mancanegara yang harus didatangkan oleh PIHAKKEDUA berjumlah ........... orang dengan insentif yang akan diterimasejumlah USD....... per orang termasuk pajak.

3. Pembayaran insentif dilakukan dalam mata uang rupiah yang jumlahnya ekuivalen dengan kurs yang berlaku saat kontrak kerja ditandatangani.

4. Pembayaran dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dan setelah adanya konfirmasi terkait kuantitas atau jumlah nominal yang harus dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA dengan tetap mengacu regulasi yang berlaku di Indonesia.

5. Biaya yang timbul atas pelaksanaan Kontrak Kerja ini dibebankan padaDIPA.................. Nomor........ Tanggal ....... Kode Kegiatan Nomor

6. Jangka waktu pemberian insentif adalah ..... bulan. Dimulai daritanggal .... sampai dengan ...., dapat menggunakan format contoh tabelsebagai berikut:

Bulan JUMLAHPENERBANGAN

TARGET JUMLAH WISMAN (ORANG)

Juli 2019

Agustus 2019

September 2019

Oktober 2019

November 2019

TOTAL

7. Apabila jumlah wisatawan mancanegara yang didatangkan oleh PIHAK KEDUA tidak sesuai dengan yang diperjanjikan (kurang dari jumlah target yang diperjanjikan), maka PIHAK PERTAMA hanya akan membayarkan sesuai jumlah realisasi kedatangan wisatawan mancanegara, dengan catatan jumlah realisasi tidak kurang dari 200 (dua ratus) orang per kontrak.

8. Apabila jumlah wisatawan mancanegara yang didatangkan oleh PIHAK KEDUA melebihi dari target yang sudah diperjanjikan, maka PIHAK PERTAMA hanya akan membayar sesuai dengan yang diperjanjikan antara PARA PIHAK.

9. PIHAK KEDUA tidak boleh menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada pihak ketiga (pihak lainnya). PIHAK PERTAMA tidak bertanggung

- 12-

jawab terhadap klaim dari pihak ketiga berkaitan dengan isi Kontrak Kerja ini.

10. Apabila di kemudian hari dokumen pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA tidak valid saat dilakukan validasi oleh pihak yang berwenang, maka akan menjadi tanggungjawab sepenuhnya PIHAK KEDUA.

11. Perselisihan yang timbul akibat dari pelaksanaan Kontrak Kerja ini akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat antara PARA PIHAK.

12. Apabila tidak dicapai kemufakatan maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Layanan Penyelesaian Sengketa Kontrak Lembaga Kebijakan Pengadaan barang/jasa Pemerintah (LKPP).

Kontrak Kerja ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli, bermeterai cukup, dan mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat PARA PIHAK.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

- 13-

CONTOH FORMAT DALAM BAHASA INGGRIS

f LOGO A f LOGO >

COOPERATIVE CONTRACT BETWEEN

MINISTRY OF TOURISM OF THE REPUBLIC OF INDONESIAAND

CONCERNINGINCENTIVE GRANT T O .............. (Nama Perusahaan) FOR CHARTEREDFLIGHT/BLOCKED SEAT ON REGULAR FLIGHT OR FERRY SERVICES

FROM......T O .....

NUMBER:

NUMBER:

This Cooperative Agreement is signed on the day ............... date..................month..................year two thousand nineteen, by and between :

1........................................ : (Position)................... , as the CommitmentMaker Official of Deputy Assistant.............................. , Deputy Minister forMarketing I/II, Ministry of Tourism, acting in its capacity for and on behalf of the Ministry of Tourism, having address at Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 17, Jakarta Pusat, hereinafter referred to as FIRST PARTY.

2........................................ : (Position)..................... , acting in itscapacity for and on behalf of........................ , having addressat........................ , hereinafter referred to asSECOND PARTY.

FIRST AND SECOND PARTIES collectively shall be referred to as PARTIES and individually as PARTY.

PARTIES agreed to execute this Cooperative Contract of Incentive Granting to......................................... , under following terms and conditions:

1. The Cooperative Contract is intended to increase the number of foreigntourists from.................. to.................. trough Charter Flight/Block Seaton Regular Flight or Ferry Services with length of stay for....... nights.

- 14-

2. The number of foreign tourists to be attracted by SECOND PARTY shallbe.......... persons which incentive to be received shall be USD............perperson, including tax.

3. The incentive payment shall be granted in rupiah currency which value shall be equivalent to the exchange rate effective on the date when this Cooperation Contract is signed.

4. Payments are made after the work is completed and after confirmation regarding the quantity or nominal amount that shall be paid by the FIRST PARTY stipulated under the regulations of the Republic of Indonesia.

5. Any Cost incurred from the execution of this Cooperation Contract shall beDIPA’s expenses...................Number..........Date.........Activity CodeNumber................

6. Term of this Contract is.........months commencing from the date....to ,may refer to the following example of form :

Month Number of Fligts Target Number of Tourists (Persons)

Juli 2019

Agustus 2019

September 2019

Oktober 2019

November 2019

TOTAL

7. In case that the number of tourists achieved by SECOND PARTY does not reach the target (less than the target agreed), FIRST PARTY shall only pay for the number of tourists attracted, not less than 200 (two hundred) persons per contract.

8. In case that the number of tourists is more than the target, FIRST PARTY shall only pay the number agreed between PARTIES.

9. SECOND PARTY shall not assign tasks and responsibilities to third party (other party). FIRST PARTY shall not be responsible for any claim from any third party relevant to the content of this Cooperative Contract.

10. In case that any document of activity performance accountability submitted by SECOND PARTY is proven invalid by authority, it shall be SECOND PARTY’S full responsibility.

11. Dispute raised by implementation of this Cooperative Contract shall be settled amicably through consultations or negotiations between the PARTIES.

- 15-

12. If a dispute between THE PARTIES could not be settled peacefully then THE PARTIES agree to resolved through Contractual Dispute Settlement Services of National Public Procurement Agency (LKPP).

This Cooperative Contract is made in originally duplicate, adequately stamped, and has the same legal force and binds the PARTIES.

SECOND PARTY FIRST PARTY

MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

ARIEF YAHYASalinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN PARIWISATA RI

sLJmum, Kepegawaian, Hukum dan Organisasi

200312 1 001