MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · 2013-09-23 · Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun...

8
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA NOMOR . 187 / PMK.08 }2011 TENTANG PERU BAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 218jPMK.08j2008 TENTANG PENERBITAN DAN PENJUALAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARARITEL DI PASAR PERDANA DALAM NEGERJ DENGAN RAHMATTUHANYANGMAHA ESA MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat Menetapkan a. bahwa dalam rangka meningkatkan transparansi da: akuntabilitas pelaksanaan penerbitan dan penjuala Surat Berharga Syariah Negara Ritel di pasar perdan '. dalam negeri, dipandang perlu mengubah beberap L ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nome' 218/PMK.08/2008 tentang Penerbitan Dan Penjua:Ia, Surat Berharga Syariah Negara Ritel Di Pasar Perdan l Dalam Negeri; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman l dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peratura 1 Menteri Keuangan tentang Perubahan Atas Peratura 1 Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.08/2008 Tentar ~ Penerbitan Dan Penjualan Surat Berharga Syaria 1 Negara Rite! Di Pasar Perdana Dalam Negeri; 1. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentar.~ Pengadaan BaranglJasa Pemerintah sebagaimana tela 1 diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahu 1 2011; ·2. Keputusan Presiden Nomor56/P Tahun 2010; 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.08/20C '~ tentang Penerbitan Dan Penjualan Surat Berhaq.~ Syariah Negara Ritel Di Pasar Perdana Dalam Negeri; MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERUBAHJ II' ATAS ,PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOM< P 218/PMK.08/2008 TENTANG PENERBITAN DJ N PENJUALAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA RIT:L Dl PASAR PERDANA, DALAM NEGERI.

Transcript of MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · 2013-09-23 · Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun...

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

SALINAN

PERATURAN MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIANOMOR . 187 / PMK.08 }2011

TENTANG

PERU BAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR

218jPMK.08j2008 TENTANG PENERBITAN DAN PENJUALAN SURATBERHARGA SYARIAH NEGARARITEL DI PASAR PERDANA DALAM NEGERJ

DENGAN RAHMATTUHANYANGMAHAESA

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

Mengingat

Menetapkan

a. bahwa dalam rangka meningkatkan transparansi da:akuntabilitas pelaksanaan penerbitan dan penjualaSurat Berharga Syariah Negara Ritel di pasar perdan '.dalam negeri, dipandang perlu mengubah beberap L

ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nome'218/PMK.08/2008 tentang Penerbitan Dan Penjua:Ia,Surat Berharga Syariah Negara Ritel Di Pasar Perdan lDalam Negeri;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman ldimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peratura 1

Menteri Keuangan tentang Perubahan Atas Peratura 1

Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.08/2008 Tentar ~Penerbitan Dan Penjualan Surat Berharga Syaria 1

Negara Rite! Di Pasar Perdana Dalam Negeri;

1. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentar.~Pengadaan BaranglJasa Pemerintah sebagaimana tela 1

diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahu 12011;

·2. Keputusan Presiden Nomor56/P Tahun 2010;

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.08/20C '~tentang Penerbitan Dan Penjualan Surat Berhaq.~Syariah Negara Ritel Di Pasar Perdana Dalam Negeri;

MEMUTUSKAN:

PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERUBAHJ II'ATAS ,PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOM< P218/PMK.08/2008 TENTANG PENERBITAN DJ NPENJUALAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA RIT:LDl PASAR PERDANA,DALAM NEGERI.

MENTERIKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

-2-

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri KeuanganNomor 218/PMK.08/2008 tentang Penerbitan dan PenjualanSurat Berharga Syariah Negara Ritel di Pasar Perdana DalamNegeri diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 1 angka 9 dan angki 15 diubah, danditambahkan 1 (satu) angka yaitu angka 20 sehinggaberbunyi sebagai berikut:

Pasal 1

Dalam .Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksuddengan:

.1. Surat Berharga Syariah Negara, yang selanjutnyadisingkat SBSN, atau dapat disebut Sukuk Negara,adalah surat berharga negara yang diterbitkanberdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagianpenyertaan terhadap Aset SBSN, baik dalam matauang rupiah maupun valuta asing ..

2. SBSN Ritel atau yang selanjutnya disebut SukukNegara Ritel adalah SBSN yang dijual kepada individuatau orang perseorangan Warga Negara Indonesiamelalui Agen Penjual.

3. Perusahaan Penerbit SBSN adalah badan hukum yang·didirikan berdasarkan ketentuan Undang-Undangtentang Surat Berharga Syariah Negara untukmelaksanakan kegiatan penerbitan SBSN.

. 4. Pihak adalah individu atau orang perseorangan WargaNegara Indonesia yang akan membeli Sukuk NegaraRitel.

5. Pasar Perdana adalah kegiatan penawaran danpenjualan Sukuk Negara Ritel untuk pertama kali.

6.. Agen Penjual adalah Bank dan/ atau Perusahaan Efekyang ditunjuk untuk melaksanakan penjualan SukukNegara Ritel.

.7. Bank adalah Bank Umum Konvensional dan BankUmum Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang­Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang PerbankanSyariah.

8. Perusahaan Efek adalah perusahaan efek sebagaimanadimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 ·Tahun1995 ten tang Pasar Modal, yang melakukan kegiatanusaha sebagai Penjamin Emisi Efek.

MENTERIKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

-3-

. 9. Panitia Pengadaan adalah panitia atau kelompokkerja Unit Layanan Pengadaan yang dibentukuntuk melaksanakan seleksi calon Agen Penjualdan/ atau calon Konsultan Hukum.

10. Memorandum Informasi adalah informasi tertulismengenai penawaran Sukuk Negara Ritel kepadaPihak.

11. Pemesanan Pembelian adalah pengajuan pemesananpembelian Sukuk Negara Ritel oleh investor kepadaAgen Penjual dalam suatu periode waktu penawaranyang telah ditentukan dan diumumkan sebelumnya.

12. Menteri adalah Menteri Keuangan RepublikIndonesia.

13. Penjatahan adalah penetapan alokasi Sukuk NegaraRitel yang diperoleh setiap pemesan sesuai denganhasil penjualan Sukuk Negara Ritel.

14. Setelmen adalah penyelesaian transaksi SukukNegara Ritel yang terdiri dari Setelmen dana danSetelmen kepemilikan Sukuk Negara Ritel.

15. Konsultan Hukum adalah pihak yang ditunjukuntuk membantu Pemerintah terkait aspek hukumdan dokumen dalam rangka penerbitan SukukNegara Ritel di Pasar Perdana dalam negeri.

16·. Aset SBSN·adalah objek pembiayaan SBSN dan/ atauBarang Milik Negara yang memiliki nilai ekonomis,berupa tanah dan/ atau bangunan maupun selaintanah dan/atau bangunan, yang dalam rangkapenerbitan SBSN dijadikan sebagai dasar penerbitanSBSN.

17. Akad adalah perjanjian tertulis yang tidakbertentangan dengan prinsip syariah dan sesuaidengan peraturan perundang-undangan.

18. Imbalan adalah pembayaran yang dapat berupa sewa,bagi hasil atau margin, atau bentuk pembayaranlainnya sesuai dengan Akad penerbitan SukukNegara Ritel, yang diberikan kepada pemegang SukukNegara Ritel sampai dengan berakhirnya periodeSukuk Negara Ritel.

19. Hari Kerja adalah hari dimana operasional sistem.pembayaran diselenggarakan oleh Bank Indonesia.

MENTERIKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

-4-

20. Dokumen Penawaran adalah dokumen yangdisampaikan oleh calon Agen Penjual dan calonKonsultan Hukum yang terdiri dari dokumenadministrasi, teknis dan kualifikasi.

2. Diantara Pasal 3 dan Pasal 4 disisipkan 1 (satu) pasal,yaitu Pasal 3Ayang berbunyi sebagai berikut:

Pasal3A

(1) Direktur Jenderal Pengelolaan Utang untuk danatas nama Menteri menetapkan:

a. jumlah target indikatif penjualan, tanggalpenerbitan, struktur Akad dan tingkat 1mbalanSukuk Negara Ritel yang akan diterbitkan;

b. penerbitan SukukNegara Ritel secara langsungoleh Pemerintah atau melalui PerusahaanPenerbit SBSN.

(2) Direktur Jenderal Pengelolaanmenyampaikan laporan atassebagaimana dimaksud pada ayatMenteri.

Utangpenetapan

(1) kepada·

3. Pasal6 dihapus.4. Ketentuan Pasal 7 diubah sehingga berbunyi sebagai

betikut:

Pasal 7

. (1) Untuk dapat menjadi Agen Penjual, calon AgenPenjual harus:

a. menyampaikan proposal dan dokumenpendukung yang dipersyaratkan kepada PanitiaPengadaan;

b. memenuhi kriteria dan persyaratan yangditetapkan oleh Panitia Pengadaan; dan

c. lulus seleksi yang dilaksanakan oleh PanitiaPengadaan.

(2) Kriteri;:t dan persyaratan calon Agen Penjualsebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikitmemiliki:

a. anggota tim yang mempunyai pengetahuan danpengalaman dalam melakukan penjualan produkkeuangan syariah;

b. komitmen terhadap Pemerintah dalampengembangan pasar SBSN; .

MENTERIKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

-5-

c. rencana kerjei, strategi dan metodologi penjualanSukuk Negara Ritel; dan

d. sistem informasi dan teknologi yang memadaiuntuk mendukung proses penerbitan SukukNegara Rite1.

5. Ketentuan Pasal 8 diubah sehingga berbunyi sebagaiberikut:

Pasa18

(1) Agen Penjual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5ditetapkan melalui proses seleksi oleh PanitiaPengadaan.

(2) Proses seleksi sebagaimanadimaksud pada ayat (1)dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:a. pengumuman;b. pendaftaran dan .pengambilan dokumen

pengadaan;c. pemberian penjelasan;d. pemasukan Dokumen Penawaran;e. pembukaan Dokumen Penawaran;f. evaluasi Dokumen Penawaran;g. pemilihan peserta pengadaan jasa Agen Penjual

untuk mengikuti tahap klarifikasi teknis (beautycontest) ;

h. klarifikasi teknis (beauty contest);i. pemeringkatan hasil klarifikasi teknis (beauty

contest) ;J. pengumuman pemenang;k. masa sanggah; dan1. penetapan pemenang seleksi.

6. Diantara Pasal 8 dan Pasal 9 disisipkan 1 (satu) pasalyakni Pasal 8A sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 8A

. (1) Penunjukan Agen Penjual sebagaimana dimaksuddalam Pasal 5 didasarkan pada penetapanpemenang seleksi sebagaimana dimaksud dalamPasal 8 ayat (2) huruf 1.

(2) Penunjukan Agen Penjual sebagaimana dimaksud.pada ayat (1) ditindaklanjuti dengan perjanjiankerja.

(3) Penunjukan Agen Penjual dan penandatangananperjanjian kerjasebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2) dilakukan oleh Pejabat PembuatKomitmen.

MENTERIKEUANGAN

REP!JBLlK INDONESIA-6-

7.. Ketentuan Pasal 10diubah sehingga Pasal 10 berbunyisebagai berikut:

Pasal 10

Dalam rangka penerbitan dan penjualan Sukuk NegaraRitel di Pasar Perdana dalam negeri, .dapat dilakukanpenunjukan Konsultan Hukum.

8. Ketentuan Pasal 11 diubah sehingga berbunyi sebagaiberikut:

Pasal 11

(1) Urituk dapat menjadi Konsultan Hukum, calonKonsultan Hukum harus:a. menyampaikan proposal dan dokumen

pendukung yang dipersyaratkan kepada PanitiaPengadaan;

b. memenuhi kriteria dan persyaratan yangditetapkan oleh Panitia Pengadaan; dan

c. lulus seleksi yang dilaksanakan oleh PanitiaPengadaan.

(2) Kriteria dan persyaratan calon Konsultan Hukumsebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikitmemiliki:a. partner yang terdaftar sebagai profesi penunjang

pasar modal pada otoritas di bidang pasarmodal;

b. pengalaman dalam penerbitan sukukj obligasisyariah dalam mata uang rupiah dan/ataumemiliki anggota tim yang mempunyaipengetahuan dan pengalaman dalampenyusunan dokumen hukum untuk penerbitansukukj obligasi syariah; dan

c. komitmen terhadap. Pemerintah dalampengembangan pasar SBSN.

9. Ketentuan Pasal 12 diubah sehingga berbunyi sebagaiberikut:

Pasal 12

(1) Konsultan Hukum sebagaimana dimaksud dalamPasal 10 ditetapkan melalui proses seleksi oleh.Panitia Pengadaan.

(2) Proses seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: .a. pengumuman;b. pendaftaran dan pengambilan dokumen

pengadaan;

MENTERIKEUANGAN

REPUBklK INDONESIA

-7-

c. pemberian penjelasan;d. pemasukan Dokumen Penawaran;e. pembuka:an Dokumen Penawaran;f. evaluasi Dokumen Penawaran;g. pemilihan peserta pengadaan jasa Konsultan

Hukum untuk mengikuti tahap .klarifikasi teknis(beauty contest);

h. klarifikasi teknis (beauty contest);i. pemeringkatan hasil klarifikasi teknis (beauty

contest) ;j. pengumuman pemenang;k.masa sanggah; dan1. penetapan pemenang seleksi.

10. Diantara Pasal 12 dan Pasal 13 disisipkan 1 (satu) pasal,yakni Pasal12A yang berbunyi sebagai berikut:

Pasal 12A

(1) Penunjukan Konsultan Hukum sebagaimanadimaksud dalam Pasal 10 didasarkan padapenetapan pemenang seleksi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf 1.

(2) Penunjukan Konsultan' Hukum sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditindaklanjuti denganperjanjian kerja.

(3)' Penunjukan Konsultan Hukum danpenandatanganan perjanjian kerja sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan olehPejabat Pembuat Komitmen.

11. Ketentuan Pasal 20 diubah dan ditambahkan 1 (satu)ayat yakni ayat (4), sehingga Pasal 20 berbunyi sebagaiberiku t:

Pasal 20

(1) Direktur Jenderal Pengelolaan Utang untuk dan atasnama Menteri menetapkan hasil penjualan danPenjatahan Sukuk Negara Rite!.

. (2) Direktur Jenderal Pengelolaan Utang untuk dan atasnama Menteri dapat menerima seluruh atausebagian, atau menolak seluruh Pemesanan'Pembelian Sukuk Negara Ritel yang masuk.

(3) Hasil penjualan dan Penjatahan ditetapkan .palinglambat 1 ,(satu) hari kerja setelah akhir mas apenawaran.

MENTERII<ElJANGANREPUBUK INDONESIA

~8-

(4) Direktur Jenderal Pengelolaan Utangmenyampaikan laporan penetapan hasil penjualandan Penjatahan Sukuk Negara Ritel sebagaimanadimaksud pada ayat (3) kepada Menteri.

Pasal II

Peratunln Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Menteri Keuangan ini denganpenempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tangga123 November 2011

MENTERI KEUANGAN,

ttd.

AGUS D.W. MARTOW ARDOJC

Diundangkan di Jakartapada tanggal 23 November 2011MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDDIN

BERITA NEGARA REPUBUK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 744

Salinan sesuai dengan aslinyaKEP ALA BIRO UMUM

u.b.KEPALA BA . KEMENTERIAN

///.7V~,,~~'f ..;z';"';"-;- ;.-,-. ,~, %~. ~

tJ'----· ~~~~~~~ BIRO UMUM :