MENORAGIA
-
Upload
aryanto-dedy -
Category
Documents
-
view
218 -
download
5
description
Transcript of MENORAGIA
Latar belakang
• Perempuan umur reproduktif: 9-30% menoragia.
• Prevalensi meningkat dengan umur - puncak dekat sebelum menopause
• WHO: 2/3 perempuan menoragia anemia defisiensi besi.
• WHO: Menoragia dan Mioma uteri - 75% histerektomi dunia
• Menoragia: Hemoglobin , Hematokrit , TIBC & TI
Latar belakang
• Sarana diagnostik dan • Terapi medisinal atau pembedahan
(Paul et al 1988, New Zealand)
• Menoragia: peradahan haid berlebihan – siklik
• metroragia: perdarahan haid tidak beraturan – asiklik
• menometroragia: perdarahan haid berlebihan dan tidak beraturan
• polimenore: perdarahan haid interval < 21 hari)
• perdarahan uterus disfungsi : perdarahan uterus abnormal tanpa kelainan apapun
Definisi Menoragia
=Heavy Menstrual Bleeding=Subyektif: perdarahan haid
berlebihan=Obyektif: jumlah perdarahan haid
80 ml - pada 2-3 siklus berturut
(Hallberg 1966)
Patofisiologi
• 1. Hormonal
Empat tahap siklus haid:
• Folikuler
• Luteal
• Implantasi, dan
• Perdarahan haid
Patofisiologi
• Siklus anovulatorik:• Tanpa ovulasi dan progesteron,
estrogen menyebabkan endometrium lebih berproliferasi - lebih tebal.
• Melebihi kuota aliran darah - kemudian degenerasi
• Pelepasan endometrium yang “asynchronous” - perdarahan lebih banyak - lebih lama.
Patofisiologi
2. Hemostasis endometrium Fungsi platelet dan fibrin secara
langsung.
Defisiensi dari komponen tsb (penyakit Von Willebrand atau trombositopenia) – menoragia.
Trombi di lapisan fungsional endometrium yang sedang atau telah lepas.
Trombi ("plugs"): hambatan aliran darah.
Deposit fibrin di endometrium yang utuh dihambat oleh proses fibrinolisis.
Setelah pembentukan trombin "plugs" tersebut kemudian terjadi vasokonstriksi yang berperan untuk hemostasis.
• Defek anatomik atau tumor - mengubah proses endokrin & hemostasis
• Penyakit ginjal: Resistensi ovarium terhadap stimulasi hormon - gangguan poros hipotalamo-hipofisis.
• Penyakit ginjal amenore• Uremik koagulopati disfungsi
platelet dan faktor VIII menoragia
Frekwensi
• Menoragia (WHO) = Alasan utama kunjungan ke SpOG.
• “Hanya” 10-20% = perdarahan haid berlebihan yang memenuhi batasan klinis .
Anamnesis
• Singkirkan kehamilan
• Kwantitas dan kwalitas perdarahan• Kwantitas = subyektif
• Acuan estimasi: satu pembalut 5-15 mL dan tampon vagina 5 mL.
• Kwalitas perdarahan: terjadi secara teratur atau tidak beraturan, gumpalan darah dan berapa ukurannya.
Umur
• Menars – remaja = perdarahan anovulatorik, imaturitas poros hipotalamo-hipofisis.
• Reproduktif – premenopause 20-50 tahun = kelainan anatomik (Mioma uteri, polip) atau sistemik (kelainan fungsi tiroid atau gagal ginjal)
Umur
• Postmenopause = segera “workup” untuk deteksi kanker endometrium.
• Hiperplasia endometrium harus dipertimbangkan pada perempuan yang obeis, umur 60 tahun atau lebih tua, nulipara, atau mengidap diabetes mellitus.
Pola haid sejak menars• Pasien muda - riwayat haid yang tidak
beraturan sejak menars = perdarahan anovulatorik.
• Perdarahan anovulatorik - paling sering pada perempuan muda 12-18 tahun dan perempuan obeis umur reproduktif.
• Riwayat haid normal - interval teratur, sekarang perdarahan haid berlebihan tidak beraturan - dicari kelainan patologik lebih dahulu, tanpa memandang umur
Infeksi
• Vaginitis (candidiasis), vaginosis - perdarahan antar-haid
• Ggonore dan klamidia – perdarahan lebih berat (bercampur cairan vagina)
• Endometritis postpartum - perdarahan vaginal minggu-minggu pertama
kontrasepsi
• Akdr - peningkatan kontraktilitas uterus - perdarahan haid berlebihan.
• Menoragia post-pill?
Anamnesis
• Adanya hirsutisme (seperti pada sindrom ovarium polikistik)
• Galaktorea (adenoma hipofisis)
• Penyakit sistemik (gagal hati, gagal ginjal atau diabeles mellitus)
• Pemakaian obat (hormon atau anti-koagulan)
Fisik
• Anemia• Obesitas• Tanda hiperandrogenisme (acne)• Purpura: merupakan tanda dari
gangguan pembekuan.
Pemeriksaan umum lain:
• Lapangan pandang (Visual fields)• Perdarahan gusi• Pemeriksaan tiroid• Galaktorea• Pembesaran hati atau limpa
Pelvik
• Genitalia eksterna:• Cairan vagina, cairan servik: cari tanda
keradangan, pastikan lokasi perdarahan jika ada.
• Genitalia interna:• Pembesaran uterus yang tidak beraturan -
mioma uteri.• Pembesaran uterus homogen pada
postmenopause - kanker endometrium.• Nyeri gerak servik - infeksi radang panggul
(PID)• Massa adnexa: keganasan ovarium -
perdarahan antar-haid
Sistemik
• Infeksi genitalia, genito-urinaria
• Kelainan koagulasi (penyakit Von Willebrand, defisiensi faktor II, V, VII, dan IX; protrombin, ITP, dan tromboastenia.
• Kelainan fungsi hati, gagal ginjal
Endokrin
• Hipotiroidisme (20%) dan hipertiroidisme (amenore – menoragia)
• Adenoma hipofisis - hiperprolaktinemia
• Siklus haid anovulatorik• SOPK: anovulasi, haid tidak
beraturan, obesitas, hiperandrogen.
Endokrin
• Hiperinsulinemia (pada obesitas)• Ketidak seimbangan vaskuler = • Gangguan rasio:
• PG F2-alfa & tromboxan A2 (vasokonstriksi & agregasi)
dengan• PG E2 & prostasiklin (vasodilatasi)
• Di pembuluh darah miometrium dan endometrium.
Anatomik
• Mioma dan polip - distorsi dinding uterus dan endometrium.
• Pengaturan aliran darah berbeda. Aliran arteri lebih besar - aliran vena terhambat – pooling,
• Distorsi dinding uterus - menghambat kontraktilitas otot - hemostasis uterus turun. Mioma besar – nekrosis permukaan.
Laboratorium
• Darah lengkap dan trombosit• Hapusan darah• Cadangan besi: Total iron-binding
capacity dan total iron• Faktor pembekuan• Fungsi tiroid dan kadar prolaktin• Faal hati dan ginjal• Hormon LH, FSH, and androgen• Fungsi adrenal
Imaging
• Sonografi pelvik (TVS) = cara noninvasif yang terbaik
• Sonohisterografi (saline-infusion sonography, SIS):• Cairan saline di-infuskan ke kavum
uteri melalui kateter khusus - memperkuat tayangan sonograf.
Temuan histo-patologi:
Pemahaman hasil biopsi adalah penting untuk perawatan
menoragia:
• Tidak didapatkan jaringan endometrium - endometrium atrofik - perlu terapi estrogen.
• Endometrium proliferatif = normal - tidak perlu terapi.
• Endometrium hiperplasia (simpleks) – perlu terapi progestin
• Endometrium hiperplasia atypik (adenomatosa) - keganasan intra-epitelial
• Endometrium karsinoma - rujuk
NSAID
• Menghambat cyclooxygenase - kadar prostaglandin
• Prod prostasiklin ; rasio prostasiklin:tromboxan
• Tromboxan: agregasi platelet dan proses koagulasi.
• Produksi prostasiklin meningkat pada endometrium pasien menoragia.
• Naproxen:• Naproxen: 250-500 mg PO, 2 kali
perhari, diberikan 2 hari sebelum haid dan 3 hari kemudian (total 5 hari)
• Diclofenac:• Awal 100 mg peros 1 kali,
kemudian 50 mg 2 kali perhari untuk 5 hari
Pil kontrasepsi oral
• Pil kontrasepsi kombinasi sering untuk perdarahan uterus yang akut.
• Peradarahan haid (60%) karena endometrium “atrofi”.
• Etinil estradiol dan derivat progestin (kombinasi):• Dosis: 1 tab peros untuk 3 minggu; setelah
perdarahan “withdrawal”, diulangi berturut-turut 3-4 siklus
Progestin
• Untuk perdarahan haid anovulatorik derajat sedang
• Menghambat “replenishment” reseptor estrogen
• Mengaktifkan enzim 17-hidroksisteroid dehidrogenase di sel endometrium – mengubah estradiol - estron estrogen lemah.
• Perdarahan haid dikurangi sebanyak 15%.
• Medroksiprogesteron:• Progestin sintetik “short-acting”.
• Memperkecil efek estrogen di jaringan target. Mempertahankan endometrium “atrofik”.
• Dosis: 10 mg perhari peros selama 10 hari setiap siklus
• Untuk hiperplasia: 10 mg perhari peros selama 12 hari
• Derivat 19-nortestosteron:• Progestins poten (dalam pil kombinasi
dosis bervariasi 0,075-0,35 mg setiap pil)
• Hiperplasia: 5 mg perhari peros selama 10-12 hari
GnRH agonis
• Mengurangi reseptor GnRH di hipofisis melalui mekanisme “receptor down-regulation”
• dan mempengaruhi post-reseptor menghambat pelepasan GnRH• Pemberian awal, gonadotropin dan
sekresi estradiol ,• setelah itu penurunan gonadotropin
ketingkatan hipogonadisme (kastrasi medik)
• Leuprolide:• Dosis: 3,5-7,5 mg IM setiap bulan untuk 3-6
bulan
Androgen
•Danazol:•Analog steroid sintetik,
mempunyai aktivitas antigonadotropik poten, androgen lemah.
•Bersaing dengan androgen dan progesteron di tingkat reseptor, menghasilkan amenorea dalam tempo 4-6 minggu
• Dosis: 100-400 mg peros 2 kali sehari untuk selama 3 bulan
Estrogen
• Efektif untuk perdarahan hebat dan akut.• Efek vasospasme kapiler di tempat
perdarahan • Meningkatkan kadar fibrinogen, faktor IV,
dan faktor X• Memperbaiki agregasi platelet dan
permeabilitas kapiler• Menginduksi pembentukan reseptor
progesteron, sehingga terapi selanjutnya dengan progestin dapat lebih efektif.
• Conjugated equine estrogen:• Diberikan secara intravena setiap 4
jam.• Jika gagal perlu dilatasi dan kuret.• Jika perdarahan berkurang berikan
estrogen-progestin per-oral untuk 7 hari. Siklus berikut: pil kontrasepsi kombinasi 3 siklus.
• Dosis: Perdarahan akut: 25 mg IV setiap 4 jam, maksimal selama 48 jam
Dilatasi dan kuret (D&C)
• Dilatasi dan kuret dipakai untuk tujuan diagnostik
• Kemampuan D&C deteksi patologi endometrium kurang dari 60%.
• Tidak untuk terapi utama karena kesembuhan hanya temporer jangka pendek
TCRE
Reseksi endometrium trans-servikal Transcervical resection of the endometrium)
• TCRE - perawatan baku untuk menoragia.
• Dipakai resektoskop = histeroskop dengan “wire loop” yang dipanaskan
• waktu operasi lama • Butuh ketrampilan tertentu• Tingkat keberhasilan 84%.• Resiko: perforasi uterus.
Ablasi endometrium dengan Roller-Ball
Roller-ball endometrium ablation• Ablasi endometrium dengan Roller-
ball esensinya sama dengan TCRE• Dipakai bola penggulung (roller-
ball) yang dipanaskan untuk menghancurkan jaringan endometrium.
• Persyaratan operasi, resiko dan keberhasilan = TCRE.
Ablasi endometrium dengan laser
• Dipakai laser Nd:Yag (neodymium-doped:yttrium aluminum garnet).
• Laser dimasukkan melalui histeroskop ke rongga uterus yang telah diisi media untuk distensi
• Koagulasi endometrium dengan energi laser.
Uterine balloon therapy
• Kateter balon diisi dengan cairan isotonik, dimasukkan ke rongga endometrium, balon dipompa, dipanaskan sampai 87 berajat celcius untuk 8 menit.
• Tidak dapat digunakan jika rongga uterus tidak beraturan.
• Tingkat keberhasilan 90%, amenore 25%.
Histerektomi
• Hiterektomi merupakan terapi definitp bagi kesembuhan menoragia.
• Dibanding teknik ablasi, lebih mahal, morbiditas yang lebih besar.
• Angka kematian histerektomi antara 0,1-1,1 setiap 1000 prosedur.
• Angka morbiditas 40%.
MEA
Ablasi endometrium dengan gelombang mikro (Microwave endometrium ablation)
• Dipakai energi gelombang mikro frekuensi tinggi
• Efek termal ke endometrium hanya sedalam 6 mm
• Butuh waktu beberapa menit dengan anestesi lokal.
• Efektivitas = TCRE
• Perdarahan haid tidak beraturan harus dicari patologi intrauteri
• Polip endometrium dan/atau mioma submukous
Rekomendasi 1
• Perdarahan haid berlebihan:• Sitologi servik dan Lab darah
lengkap• Selanjutnya adalah individual
• Bedakan apakah siklus ovulatorik atau anovulatorik
• Beda dalam pemeriksaan lanjutan dan pemilihan terapi.
Rekomendasi 2
• Klinisi harus melakukan pengambilan Sampel jar endometrium (teknik apapun):• Semua PUA > 40 tahun atau• Obesitas
Rekomendasi 3
Indikasi biopsi tuntunan histeroskopik:• Perdahan Membandel• Gagal terapi medisinal,• Pada saline infusion transvaginal
sonography (SIS) dicurigai suatu patologi fokal intrauteri.
• Perempuan dengan gejala yang menetap tetapi biopsi negatif harus di-evaluasi kembali.
Rekomendasi 4
• Terapi progestogen selama fase luteal pada perdarahan siklus ovulatorik tidak efektif dalam mengurangi perdarahan.
Rekomendasi 5
• Tindakan dilatasi dan kuret (D&C) mempunyai nilai diagnostik,
• Tetapi tidak efektif untuk perdarahan haid yang berlebihan.
Rekomendasi 6
• Endometrium dapat dihancurkan dengan beberapa teknik yang berbeda, tetapi angka “re-operation” dalam lima tahun mencapai 40% dengan teknik ablasi “rollerball”.
• Teknik-teknik demikian harus disediakan untuk perempuan yang telah menyelesaikan fertilitasnya dan yang menyadari resiko perdarahan ulang.
Rekomendasi 7