MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

37
Kemitraan Australia dan Indonesia dalam Sanitasi MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

Transcript of MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

Page 1: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

Kemitraan Australia dan Indonesia dalam Sanitasi

MENINGKATKANSANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

Page 2: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

Kemitraan Australia dan Indonesia dalam Sanitasi

MENINGKATKANSANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

Page 3: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

Kemitraan Australia dan Indonesia dalam Sanitasi

MENINGKATKANSANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT : Kemitraan Australia dan Indonesia dalam Sanitasi

Diterbitkan pertama kali oleh Indonesia Infrastructure Initiative (IndII) pada fase kedua proyek, Agustus 2015.

Indonesia Infrastructure Initiative (IndII) merupakan proyek yang didukung oleh pemerintah Australia, bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dengan cara bekerja bersama Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kebijakan, perencanaan, dan investasi di bidang infrastruktur.

Proyek ini dijalankan oleh SMEC di bawah kontrak dengan Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia (DFAT ).

SMEC 220-226 Sharp Street Cooma NSW 2630 Australia

© Persemakmuran AustraliaSemua kekayaan intelektual asli yang terkandung di dalam dokumen ini adalah milik Persemakmuran Australia yang diwakili oleh Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia (DFAT ).

ISBN 978-602-1042-06-9

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:

Prakasa Infrastruktur Indonesia (IndII) Gedung Perkantoran Ratu Plaza, lantai 20 Jl. Jenderal Sudirman No. 9Jakarta 10270, Indonesia Foto sampul: Penerima program hibah peningkatan sanitasi (semua foto atas perkenan YCCP, kecuali foto kiri bawah atas perkenan Renan Indra).

Page 4: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

Pernyataan Terima KasihBuku ini berisi dokumentasi pekerjaan yang dilaksanakan oleh Prakarsa

Infrastruktur Indonesia (IndII) yang didukung oleh Pemerintah Australia

bekerjasama dengan Kementerian Keuangan, Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat, Bappenas, dan Kementerian Dalam Negeri.

Program ini dilaksanakan dengan dukungan dari Pemerintah Daerah, dan

masyarakat setempat di setiap lokasi penerima Program Hibah Infrastruktur

Australia Indonesia untuk sanitasi dan Program Hibah Air Limbah.

Semua foto dalam buku ini diterbitkan atas perkenan YCCP dan IndII yang diambil dari berbagai lokasi Program Hibah Infrastruktur Australia Indonesia untuk sanitasi (sAIIG) dan Program Hibah Air Limbah berikut ini:

BandungBanjarmasinGresikJakartaMakassarMarosPalembangSurakartaYogyakarta

Page 5: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

Saran dan Harapan Pemerintah Daerah dan Penerima Manfaat

10.58

Sosialisasi pada Masyarakat5.36

6. Semangat Masyarakat Menyambut Hibah Peningkatan Sanitasi

40

Biaya Ekstra yangKadang Dibutuhkan

33

4. Tantangan dalamMewujudkan Hibah Peningkatan Sanitasi

26

Daftar IsiKata Pengantar07

Dari MDGs ke Universal Access1.10

Kemitraan Australia Indonesia dalam Sanitasi2.14

3. Komitmen PemerintahDaerah dalam Hibah Peningkatan Sanitasi

23

Program Berbasis Hasil24

Bantuan Teknis28

Permukaan Tanah yang Datar, Kendala yang Sering Muncul

30

9. Media sebagai Pembuka Wawasan PentingnyaSanitasi

54

Daftar Isi

Menggerakkan Masyarakat untuk Memiliki Toilet

43

Generasi Muda sebagaiAgen Perubahan7.44

Pelajaran tentangSanitasi

8. Membagi Inspirasitentang Sanitasi melaluiEsai

52

Kata Penutup64

Page 6: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

06 0707

Kata Pengantar

Dr. Ir. Andreas Suhono, M.ScDirektur Jenderal Cipta KaryaKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Pemerintah Indonesia melalui dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 memiliki target nasional di bidang sanitasi yaitu memberikan 100% akses sanitasi layak bagi seluruh penduduk Indonesia. Bercermin pada keberhasilan Pemerintah Indonesia mencapai target sanitasi dalam Millenium Development Goals, Pemerintah optimis untuk dapat mencapai tujuan tersebut di tahun 2019. Kita tidak menutup mata tentunya terhadap berbagai tantangan yang harus dihadapi guna mewujudkan target tersebut. Tanpa dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak yang menjadi faktor kunci capaian target sanitasi sebagaimana diarahkan dalam RPJMN, maka hal itu tidak akan tercapai.

Program Hibah Infrastruktur Australia Indonesia untuk sanitasi atau yang dikenal dengan sAIIG dan Program Hibah Air Limbah merupakan perwujudan kerjasama lintas pemangku kepentingan untuk mendorong pencapaian kondisi sanitasi layak, terutama untuk kelompok Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Program dengan pendekatan berbasis hasil atau output-based secara signifikan memberikan manfaat terhadap Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Kami berharap pendekatan program yang menekankan kerjasama antar pemangku kepentingan semacam ini

bisa dikembangkan lagi di masa mendatang terutama dalam upaya mendorong pencapaian akses sanitasi layak.

Atas nama Pemerintah Indonesia, kami menyampaikan apresiasi atas kerjasama yang baik dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui program sAIIG.

06

Page 7: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

08 09

Kerjasama Pemerintah Australia dan Indonesia mendorong

komitmen Pemerintah Daerah untuk meningkatkan investasi

dalam infrastruktur sanitasi, sekaligus meningkatkan

kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi yang baik

dan lingkungan yang sehat. Hal ini pada akhirnya dapat

meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Sanitasi yang baik tidak mencemari lingkungan.

08 09

Saluran air perkotaan di Yogyakarta

Kini warga sudah bisa memancingdi sungai Wirobrajan, YogyakartaPermukiman di tepi sungai Musi, Palembang

Page 8: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

10 11

1. Dari MDGs ke Universal AccessSetelah pencapaian Tujuan Pembangunan

Milenium (MDGs) di sektor sanitasi

pada tahun 2015, Pemerintah Kota/

Kabupaten di Indonesia saat ini sedang

bekerja keras mewujudkan layanan 100%

akses sanitasi yang layak, di tahun 2019.

Ini merupakan bagian dari komitmen

Pemerintah Indonesia untuk memenuhi

100% kebutuhan air minum, 0% daerah

permukiman kumuh, dan 100% akses

sanitasi, atau yang dikenal dengan

Universal Access 100:0:100.

Di Indonesia, akses terhadap sanitasi yang layak

baru sebesar 60,91% danair minum sebesar 67,73%

(Data BPS, 2013).

10 11

Page 9: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

12 13

Dalam lima tahun ke depan (2015-

2019), Pemerintah Indonesia berencana

memenuhi akses sanitasi layak bagi 117

juta penduduk dan air minum untuk 100

juta jiwa.

IndII (Indonesia Infrastructure Initiative)

adalah prakarsa Pemerintah Australia

yang mendorong Pemerintah Daerah

untuk lebih mengambil peran dalam

menyediakan fasilitas sanitasi bagi warga

masyarakatnya.

12 13

Panel diskusi interaktif untuk memberikan gambaran mengenai perencanaan dan pelaksanaan program sAIIG kepada para kepala daerah yang hadir dalam acara penandatanganan perjanjian hibah pada bulan September 2014

Page 10: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

14 15

2. Kemitraan Australia Indonesia dalam Sanitasi

Kerjasama Pemerintah Australia dengan pihak Pemerintah

Indonesia dalam sanitasi telah berlangsung sejak tahun 2010,

melalui Program Hibah Sanitasi, Hibah Percepatan Pembangunan

Infrastruktur (IEG) untuk sanitasi, Hibah Infrastruktur Australia

Indonesia untuk sanitasi (sAIIG), dan Hibah Saluran Pembuangan

Air Limbah skala kota.

14 15

Penandatanganan Perjanjian Hibah Program sAIIG oleh Kepala Daerah, disaksikan Budiarso Teguh Widodo, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan dan James Gilling, Minister, Development Cooperation, DFAT (Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia)

Page 11: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

16 17

Sebelumnya di seluruh Indonesia,

hanya ada 11 Pemerintah Daerah

yang memiliki sistem saluran

pembuangan air limbah skala

kota. Kini program Kemitraan

Australia Indonesia dalam

sanitasi menambah infrastruktur

air limbah di Indonesia pada 43

kabupaten/kota.

16 17

Instalasi pengolahan air limbah di Sewon, Bantul, Yogyakarta

Page 12: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

18 19

1. Kota Medan 2. Kota Tebing Tinggi 3. Kota Tanjung Balai 4. Kota Pariaman 5. Kota Sawah Lunto 6. Kabupaten Sungai Penuh 7. Kabupaten Rejang Lebong 8. Kabupaten Musi Banyuasin 9. Kabupaten Muara Enim10. Kota Palembang11. Kabupaten Bangka Tengah12. Kota Pangkal Pinang13. Kabupaten Serang14. Provinsi DKI15. Kota Cimahi16. Kabupaten Sumedang

17. Kota Tegal18. Kabupaten Kebumen19. Kabupaten Sukoharjo20. Kota Surakarta21. Kota Yogyakarta22. Kabupaten Ngawi23. Kabupaten Bojonegoro24. Kabupaten Gresik25. Kabupaten Probolinggo26. Kabupaten Bolaang Mongondow Utara27. Kota Kotamobagu28. Kota Manado29. Kabupaten Minahasa Utara30. Kota Ambon31. Kota Banjarmasin

32. Kabupaten Banjar33. Kabupaten Hulu Sungai Selatan34. Kota Balikpapan35. Kota Bontang36. Kota Tarakan37. Kabupaten Karangasem38. Kota Sumbawa Barat39. Kabupaten Polewali Mandar40. Kota Makassar41. Kabupaten Maros42. Kabupaten Kepulauan Selayar43. Kabupaten Klungkung

Program Hibah Peningkatan Sanitasi telah menerima dukungan

yang antusias dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Sebanyak 43 kabupaten/kota di Indonesia telah menandatangani

Perjanjian Penerusan Hibah (PPH) untuk memperoleh manfaat dari

Kemitraan Australia Indonesia dalam sanitasi. Penandatangan PPH ini

secara resmi dilaksanakan pada tanggal 23 September 2014 antara

Kepala Pemerintah Daerah dengan Direktur Jenderal Perimbangan

Keuangan, di Jakarta.

18 19

Page 13: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

20 2120 21

SKEMA MEKANISME KEMITrAAN AUSTrALIA INdoNESIA dALAM HIBAH PENINGKATAN SANITASI

Wilayah perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang

cepat. Mengingat infrastruktur sistem saluran pembuangan air

limbah didesain untuk sistem sanitasi perkotaan, maka sistem ini

dirasa cocok dan perlu diterapkan di Indonesia.

IndII atas nama Pemerintah Australia, bekerjasama dengan

Kementerian yang ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia, yaitu: Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian

Keuangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

(PUPR), dan Kementerian Dalam Negeri, menyediakan dana hibah

kepada Pemerintah Daerah untuk membangun infrastruktur

sanitasi di daerahnya.

Page 14: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

22 2322 23

3. Komitmen Pemerintah Daerah dalam Hibah Peningkatan Sanitasi

Pemerintah Daerah yang memiliki

komitmen untuk meningkatkan

infrastruktur sanitasi di daerahnya, harus

terlebih dahulu mempersiapkan strategi

sanitasi perkotaan dan mengajukan surat

minat kepada Direktorat Jendral Cipta

Karya, Kementerian PUPR untuk ikut

serta dalam program Hibah Peningkatan

Sanitasi.

Setelah disetujui, Pemerintah Daerah

menandatangani Perjanjian Penerusan

Hibah (PPH) antara Pemerintah Daerah

dengan Direktorat Jenderal Perimbangan

Keuangan, Kementerian Keuangan,

sebelum melaksanakan program.

Setelah penandatanganan PPH,

Pemerintah Daerah memiliki tanggung

jawab yang besar untuk mempersiapkan,

merencanakan, dan melaksanakan

pembangunan infrastruktur sanitasi

dalam program Hibah Peningkatan

Sanitasi.

Page 15: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

24 25

Program Berbasis HasilDalam program hibah berbasis hasil Pemerintah Daerah harus melakukan investasi

terlebih dahulu. Hibah ini merupakan insentif bagi Pemerintah Daerah yang

melakukan investasi untuk sanitasi dalam anggaran mereka. Investasi tersebut

berupa pembangunan saluran pembuangan air limbah baru, dan pengoperasian

sarana tersebut melalui institusi yang menangani sistem pembuangan air limbah.

FX Rudi Hadi Rudyatmo, Walikota

Surakarta:

“Kami sudah punya komitmen

dana talangan untuk membangun

infrastruktur sanitasi. Ini sudah

harus ada dan wajib untuk diadakan.

Ya memang harus begitu, kerja dulu

baru dapat gaji. Ini kan sama, pasang

dulu, dipertanggungjawabkan baru

mendapatkan ganti.”

24 25

Pembangunan sistem pengolahan air limbah di Gresik

Page 16: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

26 27

tersedia pemasok pipa dan alat – alat khusus yang

dibutuhkan. Di sisi lain, pemahaman tentang sistem

saluran air limbah relatif baru bagi Pemerintah Daerah

dibandingkan dengan sistem air minum, yang sudah

berlangsung selama 30 tahun.

Sistem pengolahan yang lebih baik sangat penting

karena air limbah tidak lagi mencemari drainase

atau air tanah. Air limbah dialirkan melalui pipa-pipa

sambungan rumah menuju Instalasi Pengolahan Air

Limbah (IPAL).

Dalam dua sampai tiga tahun program peningkatan

sanitasi ini diharapkan sudah menampakkan hasilnya

dalam meningkatkan kualitas lingkungan. Hal ini

mengingat sangat penting untuk menjaga lingkungan

yang sehat, untuk hari ini dan masa depan.

4. Tantangan dalam Mewujudkan Hibah Peningkatan Sanitasi

Sistem sanitasi adalah satu fasilitas prasarana

yang bagi beberapa Pemerintah Daerah belum

pernah dilakukan. Kesulitan terjadi mulai

dari saat konsultan perencanaan membantu

Pemerintah Daerah dalam menyiapkan program

mengikuti panduan dari IndII; berikutnya,

kontraktor juga belum pernah membangun

sistem seperti ini; serta kadang-kadang tidak

26 27

Sumur yang tercemar

Page 17: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

28 29

Bantuan TeknisMemperhatikan pentingnya sanitasi dan kesulitan yang dihadapi, program Hibah

Peningkatan Sanitasi memberikan bantuan teknis dari IndII kepada Pemerintah

Daerah, yaitu mendampingi dalam persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan

pembangunan infrastruktur sanitasi.

Untuk meningkatkan kapasitas Pemerintah

Daerah, program ini menyediakan pula

konsultan pengembangan kelembagaan. IndII

juga berkoordinasi dengan beberapa donor

lain yang berpartisipasi dalam program sanitasi

dan peningkatan kapasitas daerah.

28 29

Page 18: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

30 31

Permukaan Tanah yang Datar, Kendala yang Sering MunculDalam sistem saluran pembuangan air limbah ini, selokan-selokan

mengalir sesuai gravitasi sehingga harus lurus, membentang dengan

kemiringan konstan tertentu dan memiliki lubang got pada setiap

perubahan arah atau setiap 50 meter.

Kemampuan yang terbatas, serta kondisi lokasi yang sulit secara

teknis karena topografi yang datar, kadang muncul sebagai kendala.

Pemerintah Daerah harus menyisihkan investasi lebih besar. Namun

demikian, Pemerintah Daerah optimis mampu mewujudkannya,

seperti di Kota Palembang ini.

Dr. Ir. Hj. Ana Heryana, MT.,

Kepala Dinas Pekerjaan

Umum Palembang (2013-

2015):

“Daerah kami ini datar,

sehingga kami harus

menggunakan pompa.

Jadi biayanya lebih besar

daripada kota lain. Namun,

kami akan berusaha karena

ini untuk kemajuan kota

Palembang.”

30 31

Rencana lokasi program sAIIG di Palembang

Page 19: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

32 33

Biaya Ekstra yang Kadang DibutuhkanPengolahan air limbah juga memakan biaya

mahal karena memiliki banyak proses, lebih

rumit dan menghasilkan lumpur yang juga

memerlukan pengolahan.

Selain kendala teknis, kendala lain pada

program ini adalah kesulitan dalam

membangun minat masyarakat dalam

menerima sambungan pembuangan air

limbah.

32 33

Page 20: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

34 35

Di Banjarmasin, Pemerintah Daerah (Pemda)

memberikan bonus pemasangan toilet, pintu,

dan bilik toilet pada setiap pemasangan

sambungan rumah. Selain itu, Pemda

Banjarmasin juga menjanjikan pembangunan

taman di atas lahan IPAL skala kawasan yang

dibangun. Nilai-nilai tambah semacam ini

diberikan oleh Pemda dengan harapan agar

masyarakat bersedia menerima program

dengan baik. Pemda Banjarmasin pun

yakin dengan investasi yang lebih besar ini,

peningkatan sanitasi melalui program Hibah

Peningkatan Sanitasi dapat terealisasikan.

34 35

Toilet dan pintu kamar mandi disediakan oleh Pemda bagi keluarga-keluarga di Banjarmasin yang mengikuti program sAIIG

Page 21: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

36 37

5. Sosialisasi pada MasyarakatKurangnya pemahaman tentang sistem sanitasi dapat menimbulkan penolakan dari masyarakat terhadap

program pembangunan sarana pengolahan air limbah terpusat skala kawasan yang dilaksanakan. Untuk

mendorong kerjasama masyarakat, kesadaran dan pemahaman tentang penanganan air limbah sesuai

teknik dan prosedur yang sesuai standar kesehatan lingkungan diberikan kepada masyarakat.

Ir. Toto Suroto, Kepala Dinas KimPrasWil, Kota

Yogyakarta:

“Yang pertama, kami mengubah pandangan

masyarakat, sosialisasi ini sangat berat, kami

secara aktif turun ke masyarakat melalui

pertemuan-pertemuan tingkat RT, dengan

hanya sekitar 30 KK secara bergiliran. Kami

sampaikan tentang kebutuhan hidup sehat,

dan dampak negatif dan positif pada setiap

pembangunan. Setelah menyadari manfaatnya,

masyarakat sangat mendukung.”

36 37

Page 22: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

38 39

Sugiri (Ketua RW 03 membawahi 12 RT , wilayah

desa Randu Agung Kecamatan Kebomas

Kabupaten Gresik):

“Awalnya yang menolak adalah orang- orang

mempunyai tangki septik tradisional. Mereka

merasa bahwa 10 tahun tidak pernah menguras

WC. Namun ketika mereka mendapatkan

informasi mengenai apa itu IPAL , apa maksud

dan tujuan IPAL dibuat, baru kemudian

menyadari betul pentingnya memperbaiki

kualitas air tanah. Harapannya, dengan

mengalirnya air bersih dari hasil pengolahan

air limbah, kehidupan menjadi sehat.”

Agus Suherman ( Tokoh Masyarakat, RT 01/

RW 21 Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi

Utara):

“Kalau sebelumnya masyarakat sebagian ada

yang nolak karena dikiranya seperti membuat

tangki septik bersama, hanya digali lalu ditutup.

Ternyata, air limbahnya langsung diolah melalui

tabung dan keluar sebagai air bersih. Setelah

melihat IPAL yang sudah jadi, warga kemudian

mendukung.”

38 39

Page 23: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

40 41

6. Semangat Masyarakat Menyambut Hibah Peningkatan Sanitasi

Penerimaan masyarakat terhadap program peningkatan sanitasi sangat

penting bagi keberlangsungan program. Salah satu penerima manfaat

program hibah untuk sanitasi di Yogyakarta bahkan menyerahkan tanah

miliknya seluas 7 x 9 meter persegi di tahun 2012 untuk pembangunan

IPAL. Sarana tersebut kini telah memberikan manfaat bagi 68 keluarga dan

sebuah pondok pesantren yang memiliki 80 siswa.

Sriyoto, ( Warga, RT 40/ RW 09, Kp Mancasan, Kelurahan Wirobrajan,

Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta):

“Saya hibahkan sebagian tanah saya untuk lahan IPAL. Tempat ini dulunya

kebun untuk tanaman pisang dan tanahnya agak menurun. Lalu ada

penawaran untuk pembangunan IPAL namun memerlukan tanah. Saat

itu tanah masih kosong dan diperlukan untuk membangun IPAL. Saya

ijinkan karena ini demi kepentingan sosial untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat di RT 40 khususnya di RT 40/ RW09.”

40 41

Perempuan dan anak-anak bercengkerama di lokasi instalasi pengolahan air limbah di Yogyakarta

Page 24: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

42 43

Menggerakkan Masyarakat untuk Memiliki ToiletKeberadaan program sambungan

pipa saluran air limbah terpusat

skala kota, mendorong warga

masyarakat seperti di Yogyakarta

dan Surakarta untuk memiliki

toilet sendiri di rumah, setelah

sebelumnya mereka menggunakan

toilet umum atau sungai untuk

kegiatan sanitasi mereka.

Memang Syahminan Hutagalung “Opung”

( Tokoh Masyarakat Mandailing, Tebing Tinggi):

“Setelah tahu bahwa IPAL akan dibangun di

Tebing Tinggi, semua orang bersiap membuat

jamban di rumah sendiri. Orang berhenti

membuat jamban di sungai-sungai. Maka

diharapkan sekali, kalau sambungan pipa IPAL

ini betul-betul datang, agar mereka tidak buang

bungkusan (tinja) ke jalan atau ke sungai.”

42 43

Toilet umum yang sudah ditinggalkan sejak ada program Hibah Peningkatan Sanitasi

Page 25: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

44 45

7. Generasi Muda sebagai Agen Perubahan

Pelajaran tentang SanitasiPemahaman yang baik tentang sanitasi

dan lingkungan, termasuk sistem saluran

pembuangan air limbah dan persampahan,

diharapkan akan mengakar dan terbawa dalam

ingatan para remaja, hingga saat mereka

dewasa dan memiliki rumah tangga sendiri.

Mereka mungkin telah biasa melihat dan

menggunakan toilet di dalam rumahnya.

Pertanyaan hari ini adalah: Tahukah mereka, ke

mana limbah rumah tangga mereka seharusnya

dibuang?

Informasi tentang hal tersebut disampaikan

dalam kegiatan edukasi berbentuk Hari

Kesadaran Sanitasi atau Sanitation Awareness

Day, yang berlangsung dalam kerjasama IndII,

Pemerintah Daerah, SMP di 9 kota penerima

Program Hibah Peningkatan Sanitasi, yaitu:

Kota Cimahi, Kabupaten Gresik, Kota Makassar,

Kota Yogyakarta, Kota Surakarta, Kota Tebing

Tinggi, Kota Banjarmasin, Kota Palembang dan

Kota Balikpapan.

Para remaja diandalkan menjadi pembawa pesan untuk perubahan

Page 26: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

46 47

Page 27: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

48 49

Hj. Atik Tochija, Walikota Cimahi:

“Kepada generasi muda yang ada di kota

Cimahi, kami mengajak para pemuda

untuk bersama–sama membangun,

menjaga dan mempertahankan sanitasi

yang telah kita bangun, karena sanitasi ini

sangat penting bagi kehidupan manusia.

Kita lihat bagaimana kota kita yang kecil

ini harus kita pertahankan, agar kota

ini tetap sehat. Untuk itu mari tidak

membuang sampah sembarangan, dan

memelihara sistem saluran pembuangan

air limbah, serta menjaga agar air bersih.”

Tema kegiatan Hari Kesadaran Sanitasi: ”Sepakat

untuk Lingkungan Lebih Sehat”, berorientasi

pada komitmen bersama antara pemerintah dan

masyarakat termasuk para pelajar, dalam membangun

sanitasi yang baik demi lingkungan lebih sehat di

masa depan.

Page 28: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

50 51

Page 29: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

52 53

8. Membagi Inspirasi tentang Sanitasi melalui Esai

Para pelajar juga diharapkan mampu

menyebarkan pemahaman tentang sanitasi

ke lingkungan sosial mereka, yaitu: keluarga,

tetangga dan teman-teman mereka.

Pemahaman tentang sanitasi diharapkan

dituangkan dalam bentuk tulisan esai yang

memberi inspirasi. Lomba Essai tentang sanitasi

bagi pelajar SMP di seluruh Indonesia juga

dilaksanakan, dengan tema, “Sepakat untuk

Lingkungan Lebih Sehat.”

Page 30: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

54 55

9. Media sebagai Pembuka Wawasan Pentingnya Sanitasi

Media berperan sangat penting dalam

menyediakan informasi tentang

sanitasi ke masyarakat. Untuk itu,

diselenggarakan “Workshop Jurnalistik”

tentang pentingnya sanitasi, sekaligus

memberikan informasi tentang program

Hibah Peningkatan Sanitasi dan Kemitraan

Australia-Indonesia. Workshop ini digelar

di 8 kota, meliputi: Kota Cimahi, Kota

Makassar, Kabupaten Gresik, Kota Tebing

Tinggi, Kota Yogyakarta, Kota Surakarta,

Kota Palembang dan Kota Banjarmasin.

Selain workshop, juga diadakan

Lomba Penulisan Jurnalistik

yang dibuka untuk seluruh

wartawan yang memuat tulisan

tentang sanitasi di media,

khususnya dalam program Hibah

Peningkatan Sanitasi.

Pemahaman kepada publik

juga diberikan dalam bentuk

radio talkshow di 8 kota dan TV

talkshow di televisi lokal dan

nasional.

Page 31: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

56 57

Page 32: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

58 59

Saran dan Harapan dari Pemda dan Penerima Manfaat

Siti Hasni, (Ketua RT 06/ RW 12 Kel. Kasi Kasi Kec. Rappocini,

Kota Makassar) :

“Kami dari warga RT 06/ RW 12 Kelurahan Kasi Kasi sangat

antusias menerima program sanitasi Kemitraan Australia-

Indonesia karena sebagai Ketua RT kami melihat masih

banyak warga yang membuang air limbah, air mandi dan

cucinya ke selokan serta limbah WC nya dibuang ke tangki

septik yang tidak memenuhi standar.”

Ir. H. Umar Junaedy Hasibuan, MM., Walikota Tebing Tinggi:

“Kami sangat berterima kasih pada Kemitraan Australia Indonesia

dalam sanitasi, kepedulian dan perhatian negara tetangga terhadap

Indonesia sangat tinggi terutama untuk pembangunan derajat

kesehatan masyarakatnya, Jadi kami menginginkan kemitraan ini

dapat berlanjut terus dengan sebaik-baiknya.”

Asep Suhana ( Warga RT 03/ RW 11 Kelurahan Cibabat, Kecamatan

Cimahi Utara, Kota Cimahi):

“Adanya IPAL memperingan masyarakat dalam membuang air

limbah. Jadi lebih nyaman, penyakit-penyakit juga berkurang. Ya,

mudah-mudahan proyek ini lancar, aman, dan tertib. Terima kasih

kepada pemerintah.”

Ir. Edy Muhammad, Kepala Bappeda Kota Yogyakarta:

“Kami mencermati dampak positif dengan sistem Berbasis Hasil ini,

yaitu peran Pemerintah Daerah menggiatkan pembangunan sistem

sanitasi. Hal ini juga berdampak pada penyehatan lingkungan,

bahkan mampu memberdayakan masyarakat ikut terlibat sejak dari

perencanaan, pelaksanaan, sampai ke pemeliharaan. Itulah yang

menjadikan program dari Pemerintah Australia ini sangat positif.”

58 59

Page 33: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

60 61

Harnojoyo, Walikota Palembang:

“Atas nama pemerintah kota Palembang kami mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemerintah

Australia yang telah memilih dan memberikan hibah

kepada kota Palembang berupa program sAIIG. Harapan

kepada masyarakat juga kiranya untuk dapat membantu

dan memanfaatkan hasil pembangunan ini sehingga apa

yang kita harapkan dapat kita capai dengan baik.”

Muhammad Qosim, Wakil Bupati Kabupaten Gresik:

“Sekali lagi kami berterima kasih kepada DFAT dan IndII dan kami

harapkan kerjasama ini tetap terus dapat dilanjutkan, tidak berhenti

di tahun 2015, tapi pada tahun–tahun yang akan datang. Terima

kasih.”

H. Rahmatullah, SE. Dirut PD PAL Kota Banjarmasin:

“Ini memang tugas berat dan tidak mudah karena di seluruh indonesia

hanya ada 12 pengelola air limbah. Yang berbentuk PD baru dua yaitu di

PD PAL (Perusahaan Daerah Pelayanan Air Limbah) Banjarmasin dan PD PAL

Jaya. Memang, antara target yang dicanangkan pemerintah, operator dan

badan yang mengelola, masih jauh sekali pencapaiannya. Namun, kami

tidak berkecil hati atau tidak boleh mundur karena kita harus maju dalam

pembangunan sanitasi, apapun masalahnya, apapun tantangannya.”

Singgih Triwibowo, Direktur Utama PDAM Kota Surakarta:

“Saat ini kami mempunyai kapasitas sambungan rumah untuk

sanitasi sebesar 30.000, dan baru terpakai 15.000 sambungan

rumah atau 15% masyarakat Kota Surakarta. Harapan kami akan

masih terus ada bantuan-bantuan hibah air minum maupun hibah

air limbah untuk mencapai 100% akses air minum dan air limbah.”

60 61

Page 34: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

62 63

Komitmen bersama antara pemerintah, operator, masyarakat,

generasi muda dan seluruh pemangku kepentingan terkait sangat

dibutuhkan agar sanitasi yang sehat dapat terwujud.

Sepakat Untuk Lingkungan Lebih Sehat!

62 63

Page 35: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

64 6564 65

Kata Penutup

Ir. Nugroho Tri Utomo, MRPDirektur Permukiman dan PerumahanKementerian PPN/Bappenas

Kemitraan Australia Indonesia dalam sanitasi berjalan dengan sangat baik karena program- program yang disusun secara bersama ini, didasari dengan pemahaman situasi yang sangat baik tentang Indonesia, selalu dibicarakan bersama serta merupakan hasil kesepakatan dan sasaran bersama. Selain itu program ini memiliki fleksibilitas yang cukup baik dalam pelaksanaannya sehingga banyak sekali program inovatif yang sudah dilakukan. Lebih jauh lagi, program-program tersebut bisa dilaksanakan dengan sumber daya sendiri, artinya sustainabilitas dipastikan mampu terjaga dengan baik.

Peran program Hibah Peningkatan Sanitasi sangat besar kepada Pemerintah Daerah. Di dalam program Kemitraan Australia-Indonesia untuk sanitasi ini, mekanisme dilakukan dengan berbasis kinerja, sehingga ada jaminan di dalam pencapaiannya. Program ini pula mendorong peningkatan program dan peningkatan APBD dari Pemerintah Daerah, karena mensyaratkan pendanaan terlebih dahulu dari Pemerintah Daerah. Mekanisme ini membuat tingginya rasa memiliki dari Pemerintah Daerah terhadap program tersebut.

Kami mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan Pemerintah Australia terhadap program sanitasi ini, dan kami mengharapkan

kemitraaan ini bisa diteruskan dan ditingkatkan, Hal ini karena setelah MDGs yang dicapai di tahun 2015, kami memiliki program yang jauh lebih besar lagi yaitu mencapai Universal Access, di tahun 2020. Upaya pencapaian ini membutuhkan jauh lebih banyak sumber daya dan sumber dana dalam perwujudannya. Untuk itu, kami membutuhkan dukungan teknis dan dukungan pendanaan dari berbagai pihak, termasuk dari Pemerintah Australia.

Ir. Dodi Krispatmadi, M.Env.EDirektur Pengembangan Penyehatan Lingkungan PermukimanDirektorat Jenderal Cipta KaryaKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Dalam upaya mencapai Universal Access, Direktorat Jenderal Cipta Karya mempunyai strategi, yaitu gerakan 100:0:100. Gerakan ini dalam konteks sanitasi kita pahami sebagai upaya untuk mencapai pelayanan sanitasi 100%. Implementasi dari strategi ini dilakukan melalui pendekatan, pertama, dengan membangun sistem, yaitu kita akan membangun sistem pengolahan air limbah skala kota dan skala regional, kemudian kita bangun IPLT (Instalasi Pengolahan Limbah Terpusat) skala kota dan skala regional. Kedua, kita memfasilitasi Pemerintah Kota dan Kabupaten untuk dapat meningkatkan capaian pelayanan 100% di daerah masing-masing. Yang ketiga adalah pemberdayaan komunitas, yang diharapkan dilakukan oleh Pemerintah Daerah, masyarakat maupun swasta di daerah tersebut. Saat ini pencapaian pelayanan di bidang sanitasi baru mencapai 61%. Pekerjaan rumah kita ke depan masih ada sekitar 39%.

Jika dihitung, kita harus mencapai kira-kira 8% per tahunnya. Padahal dari perhitungan statistik selama ini kita hanya bisa mencapai 2% per tahun. Jadi, kita harus berupaya empat kali lebih banyak. Oleh karena itu kita mencari berbagai pendanaan lain yang bisa menutupi kesenjangan yang besar tersebut. Salah satunya adalah bantuan hibah maupun bantuan-bantuan lain. Program Hibah Peningkatan Sanitasi dalam Kemitraan

Kata Penutup

Australia - Indonesia sangat penting bagi kita, karena untuk mencapai Universal Access tahun 2019, kita memerlukan sumber daya yang sangat besar baik sumber daya manusia maupun sumber daya dana untuk mencapainya. Sehingga dana hibah ini sangat bagus untuk menutupi kesenjangan yang kita alami. Di samping itu, Program Hibah Peningkatan Sanitasi ini mendidik Pemerintah Daerah untuk bisa menginvestasikan dahulu melalui APBD (Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah) untuk sanitasi, sehingga mereka bisa memperluas cakupan pelayanan mereka, dan kemudian kita akan ganti dana tersebut.

Page 36: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

66 6766

Kata Penutup

Prof. Heru Subiyantoro, Ph.DDirektur Pembiayaan dan Kapasitas DaerahDirektorat Jenderal Perimbangan KeuanganKementerian Keuangan

Sanitasi adalah persoalan pencegahan, bukan pengobatan.

Program Hibah Peningkatan Sanitasi sangat membantu peran Pemerintah Daerah dalam melayani masyarakat, karena mewujudkan kebutuhan yang sangat dibutuhkan masyarakat, yang berfokus pada: infrastruktur, kesehatan dan pendidikan.

Tidak seperti program Hibah Air Minum, Program sAIIG diketahui memiliki daya tolak. Selain faktor-faktor teknis (seperti faktor elevasi, harus lurus karena tidak bisa melingkar-lingkar seperti sistem Air Minum), faktor non-teknis sangat besar peranannya dalam kesuksesan perwujudan program. Faktor non teknis ini, seperti: tingkat pemahaman masyarakat tentang kebersihan (sanitasi), dan juga pentingnya memelihara lingkungan demi masa depan, dan lain-lain. Sosialisasi pada masyarakat sangatlah penting, dan bisa jadi, jauh lebih rumit daripada persoalan membangun sistem sanitasinya sendiri.

Dalam hal serapan anggaran, mekanisme hibah output-based sangat efektif, karena dilaksanakan dengan cara: Pemerintah Daerah memberikan kontribusi terlebih dahulu, lalu diganti. Hal ini membuat terbangunnya

sense of belonging yang dirasakan oleh kepala daerah terhadap program untuk pembangunan daerahnya. Program Hibah sAIIG ini adalah kesempatan untuk membangun sesuatu tanda sepenuhnya menggunakan uang sendiri.

Sudah seharusnya Pemerintah Daerah mau menerima manfaat Hibah Peningkatan Sanitasi, serta mengupayakan pelaksanaan program hibah sebaik mungkin. Selain mekanismenya, transparansi dan akuntabilitas program ini terbukti sangat baik.

Page 37: MENINGKATKAN SANITASI UNTUK LINGKUNGAN LEBIH SEHAT

kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat

kementerian keuangan republik indonesia

kementerian ppn/bappenas

kementerian dALAM NEGErI