MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Transcript of MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL
PACE (PROJECT, ACTIVITY, COOPERATIF LEARNING, EXERCISE)
PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BINAMU KABUPATEN
JENEPONTO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
ROSLIAH
NIM. 10536507415
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2020
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Rahasia keberhasilan adalah kerja keras dan belajar dari kegagalan’
Selama ada keyakinan semua akan menjadi mungkin
kupersembahkan karya ini untuk kedua orang tuaku
saudara dan sahabat-sahabatku
atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis
mewujudkan harapan menjadi kenyataan
ABSTRAK
Rosliah, 2019. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model PACE (project, activity, cooperative learning, exercise) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu. Skripsi. Program Studi Matematika Fakultas Kegururan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Ibu Sukmawati dan Pembimbing II Bapak Muhammad Rizal Usman.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu. Subyek penelitian ini adalah kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020, dengan jumlah siswa 16 orang, siklus I dilaksanakan selama 4 kali pertemuan dan siklus II dilaksanakan 4 kali pertemuan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui kemampuan berpikir kreativitas siswa, aktivitas siswa dan keterlaksanaan pembelajaran selama pembelajaran berlangsung, dan tes untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa setelah pemberian tindakan. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) terjadi peningkatan untuk semua indikator yang diamati yaitu, flexibility meningkat dari skor rata-rata 35,3% menjadi 42,6%. Sedangkan kategori fluency meningkat dari skor rata-rata 34,3% menjadi 45,8%, (b) skor rata-rata pada kemampuan berpikir kreatif siswa pada siklus I sebesar sebesar 41,62 dengan standar deviasi 15,62 dan pada siklus II diperoleh rata-rata 72,50 dengan standar deviasi 18,57.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkan model pembelajaran PACE maka kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu meningkat.
Kata Kunci: Kemampuan berpikir kreatif, model pembelaran PACE, SMP Negeri 2 Binamu.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW
beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Alhamdulillah atas izin Allah SWT dan dengan doa, usaha serta semangat
yang penulis miliki, akhirnya penyusunan skripsi yang berjudul
―MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL
PACE (PROJECT, ACTIVITY, COOPERATIVE LEARNING, EXERCISE)
PADA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BINAMU” dapat terselesaikan dengan
baik sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Penulis persembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat
dikasihi dan sayangi ayahanda tercinta Muhammad ali dan ibunda Fatmawati
yang senantiasa mengiringi setiap perjalanan penulis dengan do’a restu, memberi
harapan, semangat, perhatian, kasih sayang yang tulus tanpa pamrih, selalu
memberi jalan menerima setiap pulang serta menjadi tempat rebah terbaik bagi
penulis saat asa kian terpuruk dan harap tak lagi kokoh, ibarat lilin yang rela
lenyap hanya untuk menerangi setiap jalanku. Cinta yang luar biasa ini tidak akan
pernah mampu penulis balas hanya dengan selembar kertas bertuliskan kata cinta
dan persembahan.
Untuk kakanda tersayang dan adik-adik tercinta yang selalu memberi
dukungan moril dan materil serta mendukung dan memberikan semangat disetiap
keluh juga kesah. Sungguh tiada yang paling mengharukan ketika ukiran senyum
yang kalian berikan dikala melihat tawa lepas menceritakan betapa indahnya hari
yang penulis lalui harus digadai dengan jarak hanya untuk meyelesaikan studi.
Serta terimakasih kepada seluruh keluarga besar atas segala kasih sayang,
dukungan yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu.
Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya
penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan
yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, S.E., M.M. Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Bapak Mukhlis, S.Pd., M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Dr. Sukmawati, M.Pd. selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan
waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi selesai
dengan baik.
5. Bapak Muhammad Rizal Usman, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II yang
telah berkenan membantu memberi saran dan masukan selama penyusunan
sehingga skripsi selesai dengan baik.
6. Bapak/ Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak membantu dalam
proses penyelesaian skripsi ini dan membekali penulis selama perkuliahan.
7. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Sahabat seperjuangan Ardianti Amir, Sri Handayani, Mila Karmila, Eka
Wahyuni dan Nurhalisa yang senantiasa menjadi pendengar terbaik bagi
penulis dan teman-teman mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika Angkatan 2015 terkhusus kepada kelas
2015 C yang tidak mampu penulis sebut satu per satu.
9. Para Beloved terima kasih untuk segala sabar yang tak ada habisnya. Terima
kasih untuk setiap racikan tawa yang kalian seduh demi melarutkan gundah
yang kian membatu. Aku yakin bertemu dengan kalian adalah bentuk
kecintaan-Nya padaku. Terima kasih untuk pundak yang selalu lapang
untukku ketika juang menertawakan asa yang kian menciut dan untuk setiap
kedai mimpi yang kalian bangun untukku dikala cita yang penulis
perjuangkan meruntuhkan segalanya.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak, utamanya kepada Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.
Billahi Fisabilil Haq Fastabiqul Khairat, Wassalamualaikum Wr. Wb
Makassar, desember 2019
Rosliah
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ........................................................................... 5
1. Kemampuan Berpikir Kreatif ................................................. 5
2. Pembelajaran Matematika ..................................................... 8
4. Pembelajaran PACE ............................................................... 9
5. Kerangka Pikir ..................................................................... 13
6. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ......................................... 14
7. Hipotesis Tindakan .............................................................. 14
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 15
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ................................................. 15
C. Faktor yang Diselidiki ............................................................ 15
D. Prosedur Penelitian ................................................................. 16
E Instrumen Penelitian. ............................................................... 19
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 20
G. Teknik Analisis Data .............................................................. 21
H. Indikator Keberhasilan ........................................................... 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Siklus I ......................................................... 24
1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I........................................24
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II.......................................35
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 41
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 45
B. Saran ........................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran ..................................17
Tabel 3.2. pedoman penskoran kemampuan berpikir kreatif...........................21
Tabel 3.3. kategori kemampuan berpikir kreatif.................................................22
Tabel 3.4. kategori kemampuan guru mengelolah pembelajaran....................23
Tabel 4.1. statistik skor kemampuan berpikir kreatif matematika siswa........27
Tabel 4.2. distribusi frekuensi dan persentase skor kemampuan berpikir kreatif
matematika siswa pada siklus I...........................................................27
Tabel 4.5. statistika skor kemampuan berpikir kreatif matematika melalui model
pembelajaran PACE pada tes siklus II................................................36
Tabel 4.6. distribusi frekuensi persentase skor kemampuan berpikir kreatif
matematika melalui model pembelajaran PACE pada tes akhir
siklus II...............................................................................................37
Tabel 4.7. persentase ketuntasan kemampuan berpikir reatif matematika melalui
model pembelajaran PACE pada tes akhir siklus II.........................37
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. persentase aktivitas siswa siklus I dan siklus II ......................... 28
Gambar 4.2. keterlaksanaan pembelajaran siklus I...........................................32
Gambar4.3. keterlaksanaan pembelajaran siklus II...........................................40
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam pembelajaran matematika, siswa dituntut untuk peka terhadap
situasi yang sedang dihadapi. Kondisi seperti ini akan memunculkan
kemampuan berpikir kreatif, nampak dalam bentuk kemampuan untuk
menemukan hubungan-hubungan yang baru serta memandang sesuatu dari
sudut pandang yang berbeda dari yang biasa menurut Evans (Suryana, 2013:
25).
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di Program Studi
Pendidikan Matematika yang memiliki karakteristik: 1) materi bersifat
abstrak, 2) membutuhkan kemampuan dalam menggeneralisasi dan
mensintesis, 3) menekankan pada aspek penalaran deduktif, 4) memerlukan
pemahaman secara analitik dan geometri, 5) memerlukan ide-ide kreatif.
Sejalan dengan hal tersebut dari Sugilar (Usman, 2014: 71)
mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa tidak dapat
berkembang dengan baik apabila dalam proses pembelajaran guru tidak
melibatkan siswa secara aktif dalam pembentukan konsep.
Berpikir kreatif secara umum dan dalam matematika merupakan
bagian keterampilan hidup yang sangat diperlukan siswa dalam menghadapi
kemajuan IPTEKS yang semakin pesat serta tantangan, tuntutan, dan
persaingan global yang semakin ketat. Ketiga, individu yang diberi
kesempatan berpikir kreatif akan tumbuh sehat dan mampu menghadapi
tantangan. Sebaliknya, individu yang tidak diperkenakan berpikir kreatif dan
menjadi frustasi dan tidak puas.
Kemampuan berpikir secara kreatif merupakan buah dari semua
bidang disiplin ilmu termasuk matematika Siswono (Wardhani, 2015: 32).
Pada dasarnya matematika mempelajari tentang pola keteraturan, tentang
struktur yang terorganisasi Ruseffendi (Wardhani, 2015: 32). Dalam
matematika diajarkan proses keteraturan dalam memahami sebuah
permasalahan yang diawali dari permasalahan yang sederhana sampai
permasalan yang kompleks. Konsep-konsep dalam matematika tersusun
secara hierarkis, terstruktur, logis, dan sistematis (Ruseffendi, 1980: 50).
Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara dengan Bapak
Suwarna tanggal 15 Mei 2019 di kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu bahwa
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam hal penyelesaian soal dikategorikan
masih tergolong rendah, yakni kurangnya siswa yang mampu mencapai
kategori kreatif atau sangat kreatif dalam hal kemampuan berpikirnya.
Kurangnya partisipasi siswa ketika proses pembelajaran dan rendahnya
kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika. Kemampuan
tersebut akibat dari proses pembelajaran yang sebagian besar siswa hanya
berperan sebagai penerima, kurang aktif dalam menemukan atau mencari
informasi baru dalam penyelesaian suatu masalah. Dengan masalah tersebut
penulis tertarik untuk menerapkan model pembelajaran PACE sebagai solusi
untuk mengatasi masalah yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung.
Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila perencanaan dan model
yang digunakan dapat mempengaruhi potensi dan kemampuan yang dimiliki
peserta didik dan keberhasilan tersebut akan tercapai apabila peserta didik
dilibatkan dalam proses berpikirnya. Dengan demikian model yang tepat
digunakan oleh guru matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran PACE.
Model pembelajaran PACE singkatan dari (Project, Activity,
Cooperative learning dan Exercise), Model pembelajaran PACE merupakan
modelpembelajaranyang melibatkan siswa secara aktif dalam kelompok
kerja meliputi mengorganisasikan data, mengasosiasi data, menganalisis data,
mengevaluasi data. Dalam salah satu penelitian yang dilakukan oleh Hamdan
Sugilar (2013) mengatakan bahwa pembelajaran PACE mampu
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa. Satu inovasi
yang menarik mengiringi perubahan paradigma tersebut adalah ditemukan
dan diterapkannya model pembelajaran PACE atau lebih tepat dalam
mengembangkan dan menggali pengetahuan peserta didik secara konkrit dan
mandiri. Inovasi ini bermula diadopsi dari metode kerja para ilmuan dalam
menemukan suatu pengetahuan baru.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam pembelajaran
matematika melalui penerapan model PACE ( Project, Activity,
Cooperativ Learning, Exercise ) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Binamu”.
B. Rumusan Masalah
Dari tinjauan latar belakang tersebut, penulis rumuskan masalah
sebagai berikut :
Apakah penerapan model pembelajaran PACE dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2
Binamu?.
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut:
Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis melalui model
pembelajaran PACE siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Bagi guru, sebagai salah satu pedoman dalam bidang studi matematika
untuk mengembangkan metode mengajar dalam upaya meningkatkan
kemampuansiswa sehingga proses pembelajaran tidak monoton pada
metode ceramah saja.
2) Bagi siswa, dapat membuat siswa lebih aktif dalam belajar matematika
dan memiliki kemungkinan menggunakan tingkat berpikir yang lebih
tinggi dalam memecahkan masalah sehingga memperoleh hasil yang lebih
baik.
3) Bagi peneliti, dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan dalam memahami peningkatan kemampuan berpikir kreatif
melalui model pembelajaran PACE.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kemampuan Berpikir Kreatif
a. Berpikir
Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang
bila mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus
dipecahkan Suryabrata (Siswono, 2018: 24) berpendapat bahwa berpikir
merupakan proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau
jalannya. Proses berpikir itu pada pokoknya terdiri dari 3 langkah, yaitu
pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, penarikan kesimpulan.
Pandangan ini menunjukan jika seseorang dihadapkan pada suatu situasi,
maka dalam berpikir, orang tersebut akan menyusun hubungan antara bagian-
bagian informasi yang direkam sebagai pengertian-pengertian. Kemudian
orang tersebut membentuk pendapat-pendapat yang sesuai dengan
pengetahuannya. Setelah itu, ia akan membuat kesimpulan yang digunakan
untuk membahas atau mencari solusi dari situasi tersebut.
Ruggiero (Siswono, 2018: 24) mengartikan berpikir sebagai suatu
aktivitas mental untuk membantu memformulasikan atau memecahkan suatu
masalah, membuat suatu keputusan, atau memenuhi hasrat keingintahuan
(fulfilla desire to understand). Pendapat ini menunjukan bahwa ketika
seseorang merumuskan suatu masalah, memecahkan masalah, ataupun ingin
memahami sesuatu, maka ia melakukan suatu aktivitas berpikir.
Berpikir sebagai suatu kemampuan mental seseorang dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis dan kreatif. Berpikir logis dapat diartikan sebagai
kemampuan berpikir peserta didik untuk menarik kesimpulan yang sah
menurut aturan logika dan dapat membuktikan bahwa kesimpulan itu benar
(valid) sesuai dengan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya yang sudah
diketahui. Berpikir analitis adalah kemampuan berpikir peserta didik untuk
menguraikan, memerinci, dan menganalisis informasi-informasi yang
digunakan untuk memahami suatu pengetahuan dengan menggunakan akal
dan pikiran yang logis, bukan berdasarkan perasaan atau tebakan. Berpikir
sistematis adalah kemampuan berpikir peserta didik untuk mengerjakan atau
penyelesaikan suatu tugas sesuai dengan urutan, tahapan, langkah-langkah
atau perencanaan yang tepat, efektif, dan efesien. Ketiga jenis berpikir
tersebut saling berkaitan. Seseorang untuk dapat dikatakan berpikir
sistematis, maka ia perlu berpikir secara analitis diperlukan kemampuan
berpikir logis dalam mengambil kesimpulan terhadap suatu situasi.
Evans (Siswono, 2018: 25) menjelaskan bahwa berpikir kreatif
adalah suatu aktivitas mental untuk membuat hubungan-hubungan
(connections) yang terus-menerus (kontinu) sehingga ditemukan kombinasi
yang ―benar‖ atau sampai seseorang itu menyerah. Asosiasi kreatif terjadi
melalui kemiripan-kemiripan sesuatu atau melalui pemikiran analogis.
Asosiasi ide-ide membentuk ide-ide baru. Jadi, berpikir kreatif mengabaikan
hubungan-hubungan yang sudah mapan, dan menciptakan hubungan-
hubungan tersendiri. Pengertian ini menunjukkan bahwa berpikir kreatif
merupakan kegiatan mental untuk menemukan suatu kombinasi yang belum
dikenal sebelumnya.
Berdasarkan pendapat di atas berpikir kreatif dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan mental yang digunakan seorang untuk membangun ide atau
gagasan yang baru. Berpikir kreatif dapat juga dipandang sebagai suatu
proses yang digunakan ketika seorang individu mendatangkan atau
memunculkan suatu ide baru. Ide baru tersebut merupakan gabungan ide-ide
sebelumnya yang belum pernah diwujudkan Anonim (Siswono, 2018: 26).
b. Kemampuan Berpikir Kreatif
Guilfird (Siswono, 2018: 34) mengemukakan 2 asumsi dalam
berpikir kreatif yaitu pertama, setiap orang mampu menjadi kreatif sampai
tingkat tertentu dalam cara tertentu. Kedua, kemampuan berpikir kreatif
merupakan keterampilan yang dapat dipelajari. Jadi, masing-masing orang
mempunyai tingkat kreativitas yang berbeda-beda dan mempunyai cara
tersendiri untuk mewujudkan kreativitasnya.
Hurlock (Siswono, 2018: 35) juga mengatakan bahwa kreativitas
memiliki berbagai tingkatan seperti halnya pada tingkatan kecerdasan. Karena
kreativitas merupakan perwujudan dari proses berpikir kreatif, maka berpikir
kreatif juga mempunyai tingkat.
Amabile (Siswono, 2018: 35) menjelaskan bahwa seseorang dapat
mempunyai kemampuan (derajat lebih tinggi atau rendah) untuk
menghasilkan karya-karya yang baru dan sesuai bidangnya, sehingga mereka
dikatakan lebih atau kurang kreatif. Proses pemikiran dan tingkah laku dapat
saja lebih atau kurang menghasilkan karya-karya yang baru sesuai
bidangnya, sehingga proses-proses itu dikatakan lebih atau kurang kreatif.
Penjelasan itu menunjukkan bahwa dalam suatu bidang, dapat dikatakan
seseorang memiliki tingkat kreativitas yang berbeda sesuai dengan karya
yang dihasilkan
Berdasarkan uraian di atas, indikator berpikir kreatif yang digunakan
dalam penelitian ini adalah berpikir lancar (fluency) dan berpikir luwes
(flexibility),
a. Fluency mengacu pada kemampuan siswa untuk menghasilkan jawaban
benar dan bernilai benar. Jawaban dikatakan beragam jika jawaban tampak
berlainan dan mengikuti pola tertentu.
b. Flexibility mengacu pada kemampuan siswa menghasilkan berbagai
macam ide dengan pendekatan yang berbeda untuk menyelesaikan
masalah.
2. Pembelajaran Matematika
Scoenfeld (Uno, 2007:130) mendefinisikan bahwa belajar
matematika berkaitan dengan apa dan bagaimana menggunakannya dalam
membuat keputusan dan membuat masalah. Menurut Marpaung (2008:24),
dalam suatu pembelajaran matematika siswa perlu aktif melakukan proses
matematisasi. Proses matematisasi meliputi pemberian kesempatan kepada
siswa untuk merekonstruksi pengetahuan melalui kegiatan: mengamati,
mengklasifikasi, menyelesaikan masalah, berkomunikasi, berinteraksi dengan
yang lain termasuk dengan gurunya, melakukan refleksi, melakukan estimasi,
mengambil kesimpulan, menyelidiki keterkaitan, dan sebagainya. Dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika
merupakan proses matematisasi di mana siswa merekonstruksi pengetahuan
yang dimiliki, membangun pemahaman sendiri dan menghubungkannya
dengan situasi dalam kehidupan nyata sehingga siswa mempunyai
pemahaman konsep matematika yang baik.
3. Model pembelajaran PACE
Model pembelajaran PACE yang merupakan singkatan dari Proyek
(Project), Aktivitas (Activity), Pembelajaran kooperatif (Cooperative
Learning) dan Latihan (Exercise). Menurut Suherman (Wardhani, 2015:35)
Model pembelajaran PACE ini menganut teori pembelajaran konstruktivisme.
Di mana dalam konstruktivisme, ada aktivitas siswa yang diwujudkan melalui
tantangan masalah, kerja dalam kelompok kecil, dan diskusi kelas. Aktivitas
dalam konstruktivisme ini sejalan dengan aktivitas siswa pada saat diajarkan
dengan model pembelajaran PACE. Dalam model pembelajaran PACE
menekankan pembelajaran aktif melalui kerja kelompok dan diskusi kelas
Lee (Wardhani, 2015:36).
Model pembelajaran yang mendorong siswa aktif dalam proses
pembelajaran adalah model pembelajaran PACE. Model yang diharapkan
agar siswa mampu menemukan dan memahami konsep atau prinsip
matematika. Seperti pemikiran di atas maka pengajaran di dalam kelas juga
memiliki aspek yang sama, berdasarkan prinsip saling ketergantungan. Setiap
siswa mempunyai kemampuan serta cara berpikir sendiri dalam
menyelesaikan masalah (Rahman, 2018: 27).
Model pembelajaran PACE didasarkan pada prinsip-prinsip: (1)
mengutamakan pengkonstruksian pengetahuan sendiri melalui bimbingan, (2)
praktik dan umpan balik merupakan unsur penting dalam mempertahankan
konsep-konsep baru, serta (3) mengutamakan pembelajaran aktif dalam
memecahkan suatu masalah (Lee, 1999).
Model pembelajaran PACE sudah dikembangkan dalam
pembelajaran Statistika Matematika. Hal ini dikarenakan dalam mata
pelajaran tersebut jarang menggunakan teknologi komputer, justru lebih
banyak membutuhkan analisis teori yang bersifat abstrak dan lebih
menekankan pada aspek penalaran deduktif, maka Model PACE dalam
Statistika tersebut akan dilakukan based paper. Dengan kata lain,
pembelajaran menggunakan Lembar Kerja Aktivitas (LKA) (Lee, 1999).
Proyek (Project) dalam model pembelajaran ini merupakan sektor
yang sangat penting dalam penerapan model pembelajaran PACE. Laviatan
(Wardhani, 2015:36). mengatakan bahwa proyek merupakan bentuk
pembelajaran yang inovatif yang menekankan pada kegiatan kompleks
dengan tujuan pemecahan masalah yang berdasarkan pada kegiatan inkuiri.
Proyek dilakukan dalam bentuk kelompok. Mereka dapat memilih sendiri
topik yang dianggap menarik. Mereka diminta untuk mencari solusi atau
penyelesaian dari permasalahan yang dipilihnya. Mereka diharuskan
membuat laporan dari proyek yang dikerjakan. Dalam proyek ini, siswa
dituntut untuk terlibat secara aktif dan kreatif. Melalui proyek, siswa lebih
memahami konsep dan dapat meningkatkan retensinya serta dapat menggali
kemampuan matematisnya, baik kemampuan kognitif maupun efektif.
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) merupakan awal
dari konstruktivisme sosial (social contructivism) Subanji (Wardhani,
2015:36). Slavin (Wardhani, 2015:36). Mengembangkan pembelajaran
kooperatif dan mendefinisikan sebagai suatu metode pembelajaran di mana
siswa belajar bersama-sama dalam kelompok dan anggota dalam kelompok
tersebut saling bertanggung jawab satu dengan yang lain.
Aktivitas (Activity) dalam Model pembelajaran PACE bertujuan
untuk siswa mengenalkan terhadap informasi atau konsep-konsep yang baru.
Hal ini dilakukan dengan memberikan Lembar Kerja Aktivitas (LKA). Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan tugas, yaitu bahwa
pemilihan tugas harus memperhatikan topik matematika yang relevan,
pemahaman, minat, pengalaman siswa, dan cara siswa belajar matematika
Sumarmo (Wardhani, 2015:37).
Latihan (Exercise) dalam Model pembelajaran PACE bertujuan
untuk memperkuat konsep-konsep yang telah dikonstruksi pada tahap
aktivitas dan pembelajaran kooperatif dalam bentuk penyelesaian soal-soal.
Tahap latihan merupakan refleksi atas hasil usaha siswa seperti dalam Polya
pada langkah ke-4 nya, yaitu memeriksa kembali hasil dan proses Polya
(Wardhani, 2015:38).
Adapun langkah-langkah pembelajaran dari Model pembelajaran
PACE adalah sebagai berikut:
1. Dalam tahap aktivitas, guru memberikan LKA (Lembar Kerja Aktivitas)
kepada siswa untuk dikerjakan disekolah setelah pembelajaran. Pada saat
pembelajaran, guru membahas LKA secara klasikal yang dikerjakan oleh
siswa dengan memperhatikan peran aktif siswa agar tidak terjadi
miskonsepsi.
2. Dalam tahap pembelajaran kooperatif, guru memberikan LKD (Lembar
Kerja Diskusi) ke setiap kelompok terkait dengan materi yang dibahas. Ini
merupakan kelanjutan dari LKA.
3. Dalam tahap latihan, guru memberikan tugas tambahan untuk memperkuat
konsep-konsep yang telah dikonstruksi pada tahap aktivitas dan
pembelajaran kooperatif dalam bentuk penyelesaian soal-soal.
4. Pada tahap proyek, guru memberikan tugas proyek kepada siswa yang
dikerjakan dalam bentuk kelompok. siswa dapat memilih sendiri topik
yang dianggap menarik sesuai dengan materi. Mereka diminta untuk
mencari solusi/penyelesaian dari permasalahan yang dipilihnya. Mereka
diharuskan membuat laporan dari proyek yang dikerjakan dan
dikumpulkan pada waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan antara guru
dan siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas, model PACE dalam kajian ini
merupakan salah satu model pembelajaran berlandaskan konstruktivisme
yang memiliki tahap/fase: Proyek (Project), Aktivitas (Activity),
Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) dan Latihan (Exercise)
4. Kerangka pikir
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu
Kurangnya kemampuan berpikir kreatif siswa
Strategi pembelajaran PACE (Project, Activity, Cooperative Learning, Exercise)
Project: Dilakukan dalam kelompok untuk mencari masalah dan menyelesaikannya
Activity: Memberikan tugas dalam bentuk lembar kerja aktivitas
Cooperative learning: Siswa belajar bersama-sama dalam kelompok
Exercise: Diberikan tugas tambahan kepada siswa.
PACE secara teoritis dan didukung hasil penelitian yang relevan diyakini mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif pembelajaran matematika pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu.
5. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
a. Evans (Suryana, 2013: 25). Berpikir kreatif nampak dalam bentuk
kemampuan untuk menemukan hubungan-hubungan yang baru
serta memandang sesuatu dari sudut pandang yang berbeda dari
yang biasa.
b. Siswono (Wardhani, 2015: 32). Kemampuan berpikir secara kreatif
merupakan buah dari semua bidang disiplin ilmu termasuk
matematika.
c. Guilfird (Siswono, 2018: 34) mengemukakan 2 asumsi dalam
berpikir kreatif yaitu pertama, setiap orang mampu menjadi kreatif
sampai tingkat tertentu dalam cara tertentu. Kedua, kemampuan
berpikir kreatif merupakan keterampilan yang dapat dipelajari. Jadi,
masing-masing orang mempunyai tingkat kreativitas yang berbeda-
beda dan mempunyai cara tersendiri untuk mewujudkan
kreativitasnya.
d. Model pembelajaran PACE yang merupakan singkatan dari Proyek
(Project), Aktivitas (Activity), Pembelajaran kooperatif
(Cooperative Learning) dan Latihan (Exercise). Ini dikembangkan
oleh Lee (Wardhani, 2015:35).
6. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan beberapa teori pendukung dan kerangka pikir di atas
maka hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model
pembelajaran PACE dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian tindakan kelas ( PTK ).
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Penelitian dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu yang
berlokasi Jl. Aspol No. 1 Panaikang, Kecamatan Binamu, Kabupaten
Jeneponto. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Binamu. \
2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu
sebanyak 16 orang dengan jumlah laki-laki 7 orang dan perempuan 9
orang.
C. Faktor yang Diselidiki
1. Faktor input, yaitu melihat seberapa besar tingkat kemampuan berpikir
kreatif siswa sebelum diterapkan model pembelajaran PACE berdasarkan
hasil observasi awal mata pelajaran matematika pada siswa kelas VIII.
2. Faktor proses, yaitu dengan melihat bagaimana kinerja siswa serta
kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung,
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai materi yang akan
diajarkan.
b. Guru memberikan apersepsi sehingga siswa dapat termotivasi untuk
mempelajari materi yang akan disampaikan guru.
c. Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran PACE.
d. Guru memberikan tes kemampuan berpikir kreatif untuk melihat
sejauh mana kemampuan siswa dalam berpikir kreatif.
3. Faktor Output, yaitu kemampuan berpikir kreatif meningkat setelah
diterapkan model pembelajaran PACE pada materi sistem persamaan
linear dua variabel.
D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan selama dua siklus yang
merupakan kegiatan saling berkaitan. Dalam artian bahwa pelaksanaan siklus
II merupakan perbaikan dari siklus I. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan
perubahan yang ingin dicapai. Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan
kelas ini dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Siklus I
a. Tahap perencanaan
1) Mengadakan pertemuan dengan guru matematika untuk menelaah
kurikulum dan mempersiapkan materi pembelajaran.
2) Membuat perangkat pembelajaran untuk setiap pertemuan, yang
meliputi: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terkait pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran PACE, lembar kerja aktivitas
dan lembar kerja diskusi dan membuat soal tes kemampuan siklus
berpikir kreatif di setiap siklusnya.
b. Tahap tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan
skenario pembelajaran yang telah direncanakan dalam bentuk tindakan dan
mensosialisasikan model pembelajaran PACE
Tabel 3.1 langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
Kegiatan Kegiatan guru
Kegiatan awal
(pendahuluan)
1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengarahkan siswa untuk berdoa sebelum memulai kegiatan belajar mengajar.
2. Guru mengecek dan menanyakan kehadiran siswa. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada pembelajaran dengan model pembelajaran PACE .
4. Guru memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang pelajaran sebelumnya yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang akan dibahas.
5. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih giat dalam belajar dan memberikan arahan mengenai proses pembelajaran.
Kegiatan inti Mengamati 1. Guru memberikan informasi kepada siswa mengenai
topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
2. Guru memberikan sebuah kasus untuk digunakan sebagai latihan aplikasi pengetahuan yang dapat merangsang pegetahuan siswa dengan menggunakan LKA.
Menanya 1. Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman
terkait konsep yang dipelajari dengan menghubungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.
2. Guru membagikan lembar diskusi kepada masing-
masing kelompok dengan menjelaskan langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk menyelesaikan lembar diskusi kelompok.
3. Guru meminta setiap kelompok mengamati lembar kerja diskusi pada soal.
Mengumpulkan dan menganalisis data 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan ide terkait konsep yang dipelajari. 2. Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan soal
yang berhubungan dengan SPLD seperti yang terdapat pada LKA
Kegiatan Kegiatan guru
Kegiatan inti dan LKD. Mengkomunikasikan 1. Guru meminta perwakilan dari masing-masing
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang SPLDV.
2. Memberikan umpan balik dan penegasan terhadap hasil pekerjaan siswa.
3. Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok berupa pujian.
Mengasosiasikan Siswa diberikan latihan mandiri atau LKA ( lembar kerja aktivitas).
Penutup
1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi tentang SPDLV dalam penyelesaikan permasalahan.
2. Guru menutup pembelajaran dan menyampaikan pembelajaran berikutnya yang akan mereka pelajari
c. Tahap pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi dengan menggunakan
lembar observasi untuk melihat dan mengamati aktivitas siswa (lihat
lampiran).
1. Mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung dengan model
pembelajaran yang diterapkan.
2. Menganalisis kesesuaian tindakan yang diterapkan dalam proses
pembelajaran.
d. Tahap Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan evaluasi tentang perubahan yang
terjadi atau hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai bentuk
dampak tindakan yang telah dirancang. Refleksi dilakukan untuk mengetahui
adanya kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada saat pembelajaran
berlangsung. Hasil pemikiran refleksi kemudian digunakan sebagai dasar
untuk menentukan siklus berikutnya apakah perlu dilakukan tindakan
modifikasi. Kegiatan refleksi pada penelitian ini adalah:
1. Mengingat dan merenungkan kembali kesesuaian tindakan yang telah
dilakukan melalui hasil observasi.
2. Mendiskusikan hasil refleksi yang telah dibuat bersama dengan guru
mata pelajaran matematika.
3. Mengevaluasi tingkat keberhasilan yang telah dicapai sesuai dengan
tujuan pemberian tindakan.
2. Siklus II
Tahap ini dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, 3 kali pertemuan
digunakan untuk proses belajar mengajar dan 1 kali pertemuan digunakan
untuk tes siklus. Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus ini relatif sama
dengan perencanaan pada siklus 1. Namun, pada beberapa bagian dilakukan
perbaikan atau penambahan sesuai dengan kenyataan dan masalah-masalah
yang ditemukan khususnya berkaitan dengan jenis tindakan seperti,
merumuskan tindakan selanjutnya berdasarkan refleksi siklus 1 yaitu dengan
memberikan penekanan lebih dengan menggunakan metode lain tentang
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
E. Insrumen penelitian
Pada penelitian ini, Instrumen atau alat pengumpul data yang
digunakan adalah lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi
keterlaksanaan pembelajaran, dan tes kemampuan berpikir kreatif matematika
dalam menerapkan model PACE.
1. Tes kemampuan berpikir kreatif dalam bentuk uraian
Tes kemampuan berpikir kreatif dimaksudkan untuk mengukur
kemampuan berpikir kreatif siswa. Tes kemampuan berpikir kreatif disusun
untuk penelitian dalam bentuk tes uraian.
2. Lembar observasi
a. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas
siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan model PACE.
b. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Lembar observasi yang digunakan adalah lembar obsevasi
keterlaksanaan pembelajaran guru dalam mengelola pembelajara.
F. Teknik pengumpulan data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi :
1. Observasi
Observasi dilakukan di kelas yang menjadi subyek yang diteliti
untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa di
kelas.Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengetahui adanya
perubahan tingkah laku tindakan belajar siswa yaitu perningkatan
kemampuan berpikir kreatif matematika melalui model pembelajaran PACE.
2. Tes
Tes adalah pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes digunakan kepada
semua siswa pada akhir siklus.
G. Teknik Analisis Data
Seluruh data yang diperoleh dari penelitian ini selanjutnya diolah
dengan menggunakan metode statistika deskriptif. Untuk keperluan tersebut
digunakan tabel distribusi, rata-rata, standar deviasi dan persentase. Untuk
mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa setelah dilakukan tes
berpikir kreatif, maka digunakan penjenjangan kemampuan berpikir kreatif
siswa melalui dua indikator yaitu fluency dan flexibility.
1. Data Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Pemberian skor penilaian kemampuan berpikir kreatif untuk setiap
indikator pada penelitian ini mulai dari 0-4. Adapun pedoman penskoran
kemampuan berpikir kreatif adalah sebagai berikut:
Table 3.2 Pedoman penskoran kemampuan berpikir kreatif
Aspek yang diukur Skor Respon siswa terhadap soal atau masalah
Fluency 0 Tidak menjawab
1 Memberikan sebuah ide yang relevan dengan penyelesaian masalah tetapi pengungkapannya kurang jelas.
2 Memberikan suatu ide yang relevan dengan penyelesaian masalah tetapi penyelesaian dan pengungkapannya kurang jelas.
3 Memberikan lebih dari satu idea atau jawaban yang relevan dengan penyelesaian masalah tetapi penyelesaiannya kurang jelas.
4
Memberikan lebih dari satu idea atau jawaban yang relevan dengan penyelesaian masalah dan pengungkapannya lengkap dan jelas.
Aspek yang diukur Skor Respon siswa terhadap soal atau masalah
Flexibility 0 Tidaak menjawab atau memberikan jawaban dengan satu cara atau lebih tetapi semuanya salah.
1 Memberikan jawaban hanya dengan satu cara dan mendapat kekeliruan dalam proses perhitungan sehingga hasilnya salah
2 Memberikan jawaban dengan satu cara, proses perhitungan dan hasilnya benar.
3 Memberikan jawaban lebih dari satu cara tetapi hasilnya ada yang salah karena terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan.
4 Membarikan jawaban lebih dari satu cara, proses perhitungan dan hasilnya benar.
Setelah diperoleh data dari skor siswa, maka akan dilakukan
pengkategorian. Pengkategorian skor hasil tes digunakan kriteria berikut:
Tabel 3.3 Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif
Rentang Nilai Kategori
90 – 100 Sangat tinggi 80-89 Tinggi 75-79 Sedang 55-74 Rendah
< 55 Sangat rendah Sumber :(Edi Surahman, 2015:40).
2. Data hasil observasi
a. Data pengamatan aktivitas belajar siswa
Data hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung dianalisis dan dideskripsikan. Adapun analisis observasi kegiatan
siswa menggunakan teknik persentase:
NP =
x 100
Keterangan:
NP = nilai yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum penilaian aktivitas
b. Data keterlaksanaan pembelajaran
Data mengenai kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran
dianalisis dengan menggunakan persentase skor rata-rata dan selanjutnya
dikonfirmasikan dengan interval penentuan kategori kemampuan guru
mengelolah pembelajaran, sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kategori Kemampuan Guru Mengelolah Pembelajaran Tingkat Kemampuan Kriteria
0,00 - 0,49 Tidak Baik
0,50 – 1,49 Kurang Baik
1,50 – 2,49 Cukup Baik
2,50 – 3,49 Baik
3,50 – 4.00 Sangat Baik
Sumber :Zakaria Yusran (2014:35)
H. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dapat dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan model pembelajaran
PACE, berikut indicator keberhasilannya: “Peningkatan kemampuan
berpikir kreatif siswa dengan menunjukkan jumlah siswa yang
mencapai kategori tinggi dan sangat tinggi lebih dari 50% dari
keseluruhan jumlah siswa”.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Adapun yang dianalisis adalah deskriptif mengenai perubahan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika setelah diterapkan
kemampuan berpikir kreatif melalui penerapan model PACE dengan
membandingkan hasil akhir siklus I dan siklus II. Selain itu, akan dianalisis
data tentang keterlaksaan pembelajaran guru dan aktivitas siswa selama
proses belajar mengajar berlangsung di kelas, selain itu akan dianalisis pula
data tentang LKA dan LKD siswa terhadap pembelajaran.
1. Deskripsi hasil penelitian siklus I
Materi yang diajarkan pada siklus 1 yaitu memahami konsep
persamaan linear dua variabel, menyelesaiakan sistem persamaan linear dua
variabel dengan menggambar grafik dan menyelesaikan sistem persamaan
linear dua variabel dengan cara subtitusi. Tahap-tahap yang dilakukan pada
siklus I yaitu sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
1. Mengadakan pertemuan dengan guru matematika untuk menelaah
kurikulum dan mempersiapkan materi pembelajaran.
2. Membuat perangkat pembelajaran untuk setiap pertemuan, yang
meliputi: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terkait pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran PACE, lembar kerja
aktivitas dan lembar kerja diskusi.
b. Tahap Pelaksanaan (Tindakan)
Tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I terdiri dari 4 kali
pertemuan, 3 kali pertemuan digunakan sebagai proses pembelajaran dan 1
kali pertemuan untuk tes siklus 1, dengan materi sistem persamaan linear dua
variabel. Pada penelitian ini peneliti sendiri yang bertindak sebagai guru
bidang studi matematika. Kegiatan pembelajaran dibagi dalam tiga tahap
yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Tahap-tahap tersebut
sesuai dengan RPP dan sintak model PACE.
Pertemuan pertama pada tanggal 18 september 2019 (orientasi siswa
pada masalah) yaitu guru membuka pembelajaran dengan salam pembuka,
perkenalan dan memeriksa kehadiran siswa. Kemudian guru memberitahukan
materi yang akan dibahas serta menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang ingin dicapai. Kemudian guru memberikan LKA (lembar
kerja aktivitas) dan LKD (lembar kerja diskusi) dimana dalam kelompok
pembelajaran terdiri 3 orang siswa.
Kegiatan selanjutnya yaitu pertemuan kedua pada tanggal 19
september 2019 (mengorganisasikan peserta didik). Guru menjelaskan materi
yang akan dibahas serta menyeampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang ingin dicapai menggunakan langkah-langkah model PACE.
Kemudian guru memberikan LKA (lembar kerja aktivitas), dan LKD (lembar
kerja diskusi). Kemudian guru memberi kepada siswa untuk menanyakan hal-
hal yang belum dimengerti.
Pertemuan 3 pada tanggal 25 september 2019 (membimbing
penyelidikan individu maupun kelompok). Selama proses diskusi kelompok
berlangsung, jika siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKA dan
LKD, guru membimbingnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengarah agar siswa bisa memecahkan permasalahan, dan menuntun mereka
dalam mengerjakan LKA dan LKD sesuai dengan langkah-langkah model
PACE. Setiap kelompok yang sudah yakin dengan jawaban yang mereka
dapatkan, mereka diarahkan untuk menuliskan jawaban pada lembar LKD.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan hasil kerja kelompok. Salah satu
kelompok tampil mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain
menanggapinya.
Pada akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada
siswa yang telah mempresentasikan hasil kerjanya, mengumpulkan hasil
kerja, dan guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan.
Selanjutnya pada kegiatan penutup, siswa bersama-sama dengan
guru merefleksi kegiatan yang telah digunakan. Guru menyampaikan
pertemuan berikutnya akan diadakan tes siklus I, dan guru menutup
pembelajaran dengan memberi salam.
c. Tahap Pengamatan
1) Analisis Deskriptif Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa
pada siklus I
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka
diperoleh data hasil berpikir kreatif siswa pada siklus I. Data kemampuan
berpikir kreatif matematika siswa pada siklus I diperoleh melalui
pemberian tes kemampuan berpikir kreatif matematika setelah penyajian
sub pokok pembahasan sistem persamaan linear dua variabel. Adapun
deskriptif skor kemampuan berpikir kreatif matematika siswa pada siklus I
dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Statistik Skor Kemampuan Berpikir Kreatif matematika siswa
Statistika Nilai Statistika Subjek
Skor Maksimum Ideal Skor Tertinggi Skor Rendah
Rata-Rata Modus
Standar Deviasi Median Rentang
16 100 66 16
41,62 41
15,62 41,00
50 Berdasarkan tabel 4.1 dapat dikemukakan bahwa jumlah siswa
yang mengikuti tes akhir siklus I berjumlah 16 orang. Dimana skor
tertinggi yaitu 66, sedangkan skor terendah yaitu 16, rentang skor 50
(selisih skor tertinggi dengan skor terendah), dimana skor rata-ratanya
adalah 41.62 dengan standar deviasi 15,62.
Apabila skor kemampuan berpikir kreatif matematika siswa
tersebut dikelompokkan kedalam 5 kategori, maka diperoleh distrubusi
frekuensi dan presentase skor kemampuan berpikir kreatif matematika
siswa pada siklus I, sebagai berikut:
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Pada Siklus I
Skor Kategori Frekuensi Persentase % 90-100 Sangat tinggi 0 0 80-89 Tinggi 0 0 75-79 Sedang 3 18,75 55-74 Rendah 1 6,25 <55 Sangat rendah 12 75
Jumlah 16 100
Berdasarkan Tabel 4.2, maka dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata
kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada siklus I dari 16 siswa,
ada 12 orang siswa yang berada pada kategori sangat rendah dengan
persentase 75% orang siswa yang berada pada kategori rendah dengan
persentase 6,25% dan pada kategori sedang 18,75%
2) Observasi Aktivitas Siswa
Data sikap siswa pada siklus I diperoleh melalui lembar observasi
aktivitas siswa selama proses pembelajaran setiap pertemuan. Adapun deskripsi
sikap siswa pada siklus I dapat dilihat tabel 4.3 (Lampiran B).
Gambar 4.1 persentase Aktivitas Siswa
Keterangan:
A = Tahap perkenalan
B = Siswa yang menyimak dan mendengarkan penjelasan guru selama
pembelajaran berlangsung
C = Siswa yang mengamati permasalah yang diberikan
D = Siswa mencari solusi dan menyelesaikannya
E = Siswa yang belajar bersama-sama dan saling tukar pikiran
F = Siswa yang berani mempresentasikan hasil kerjanya dipapan tulis
G = Siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan baru yang diberikan guru
H = Siswa yang melakukan aktivitas lain ( bercerita, main hp dan yg lain-lain)
Berdasarkan data hasil aktivitas siswa pada gambar 4.1, tentang hasil
aktivitas siswa dapat disimpulkan sebagai berikut:
95.80% 95.80% 95.80%
37.50%
29.16%
39.50% 33.30%
41.60%
100% 100% 100%
45.83% 39.58%
45.83% 45.83%
54.16%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
a b c d e f g h
Pe
rse
nta
se
Komponen yang diamati
siklus 1
siklus 2
a. Pertemuan pertama pada siklus I yang merupakan awal penerapan model
pembelajaran PACE yang baru dialami oleh siswa, sehingga dalam
pertemuan ini merupakan tahap pengenalan dan adaptasi terhadap suasana
belajar yang baru dan berbeda dengan pertemuan sebelumnya.
b. Kehadiran siswa pada pertemuan pertama dalam pembelajaran pada siklus
I adalah 87,5,% dari jumlah siswa, sedangkan pada pertemuan kedua dan
ketiga siswa yang hadir mencapai 100 %.
c. Siswa yang menyimak dan mendengarkan penjelasan guru selama
pembelajaran lebih banyak dengan antusias siswa dalam memperhatikan
penjelasan yang dipaparkan oleh guru.
d. Siswa yang menyelesaikan masalah yang diberikan dalam bentuk
kelompok dari pertemuan pertama 31,2%, pertemuan kedua 37,5% dan
pertemuan ketiga 43,7%.
e. Siswa yang belajar bersama-sama dalam kelompok dan saling tukar
pikiran terbilang masih sedikit yaitu pertemuan pertama 25%, pertemuan
kedua 31,2% dan pertemuan ketiga mencapai 31,2%.
f. Siswa yang berani mempresentasikan hasil kerjanya dipapan tulis dari
pertemuan pertama yaitu 37,5%, kedua 43,7% dan ketiga 37,5%.
g. Siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan baru yang diberikan guru
masih cenderung rendah dengan 25% siswa yang mampu menyelesaikan
permasalahan pada pertemuan pertama, 31,2% siswa pada pertemuan
kedua dan 43,7% siswa pada pertemuan ketiga.
h. Siswa yang melakukan aktivitas lain seperti bercerita, tidur dan bermain
hp pada pertemuan pertama 37,5% kedua 43,7% dan pertemuan ketiga
43,7%.
Dari tabel terlihat bahwa pada siklus I siswa masih kurang termotivasi
belajar sehingga kurang terfokus pada materi. Hal ini nampak pada banyaknya
siswa yang mengajukan pertanyaan pada masalah yang diberikan masih dan
kurangnya keberanian siswa dalam mengajukan solusi. Sikap siswa umumnya
masih kurang memberikan respon positif terhadap model yang digunakan. Hal
ini disebabkan siswa belum terbiasa diberikan pertanyaan sebelum proses
pembelajaran apalagi bekerja secara berkelompok untuk menyelesaikan
masalah.
Pada setiap pertemuan untuk siklus I, juga dicatat hal-hal yang
berkaitan dengan siswa utamanya dalam kemampuan berpikirnya.
a. Flexibility atau flexibilitas siswa
Fleksibilitas siswa diukur dengan memperhatikan 2 kategori yakni:
1) Siswa mencari solusi atau menyelesaikan dari permasalahan yang
diberikan dalam bentuk kelompok, maksudnya adalah siswa
menyelesaikan masalah yang diberikan dengan cara saling tukar pikiran
antar kelompok. Namun, rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu yang
diberikan merupakan salah satu ciri bahwa siswa tersebut mempunyi
bakat. Siswa yang mencari solusi atau menyelesaikan permasalahan
disiklus I mencapai 37,45%
2) Siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan baru yang diberikan,
artinya siswa tersebut mampu menelaah dan menerima dengan baik apa
yang telah diberikan guru. Siswa yang ampu menyelesaikan
permasalahan pada siklus I mencapai 33,3%
b. Fluency
Fluency siswa diukur dengan memperhatikan 2 kategori yakni:
(1) Siswa yang berani mengemukakan alasannya atau menerima tugas
yang diberikan mencapai 39,56% pada siklus I.
(2) Siswa belajar bersama-sama dalam kelompok atau anggota dalam
kelompok tersebut untuk saling tukar pikiranmencapai 29,13% pada
siklus I.
3) Data Keterlaksanaan Pembelajaran
Data hasil lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran siswa pada
siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.4 (Lampiran B).
2.8
3.5
3.9
3.4
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3 rata-rata
Gambar 4.2 keterlaksanaan pembelajaran siklus I
Aspek yang diamati pada keterlaksanaan pembelajaran matematika
dengan model pembelajaran PACE sistem persamaan linear dua variabel
dan deskripsi keterlasksanaan pembelajaran dengan rata-rata pada lembar
observasi adalah 3,41 dengan kategori baik.
d. Refleksi
Pada awal pengajaran siklus I dengan diterapkan model pembelajaran
PACE pada umumnya siswa belum mampu mengikuti proses pembelajaran
dengan baik. Hal ini ditandai dengan adanya siswa yang kurang aktif dalam
proses pembelajaran, karena pada umumnya siswa hanya mendengar dan
melakukan apa yang diperintahkan oleh guru. Siswa masih merasa kaku dan
tegang unuk mengungkapkan pendapatnya atau pertanyaannya, sehingga guru
sesering mungkin memberikan penguatan kepada siswa.
Selain itu, suasana ribut dalam kelas yang sering terjadi pada saat
pembelajaran berlangsung yang dipicu oleh responden yang tidak
memperhatikan penjelasan peneliti dan memilih mengganggu temannya. Pada
siklus ini siswa yang aktif hanya terihat pada siswa yang sama disetiap
pertemuannya yakni siswa yang tergolong ―bisa‖, tetapi hal ini dapat
memberikan contoh dan motivasi kepada temannya.
Proses pembelajaran pada pertemuan kedua penelitian adalah
membahas tentang sistem persamaan linear dua variabel mengenai grafik.
Menyikapi proses pembelajaran tersebut, bentuk refleksi lebih ditekankan pada
bagaimana pengelolaan kelas yang lebih baik untuk pertemuan berikutnya dan
memotivasi siswa untuk lebih giat belajar.
Proses pebelajaran pada pertemuan ketiga siklus I, membahas materi
sistem persamaan linear dua variabel mengenai subtitusi. Peneliti berusaha
memberikan motivasi dan umpan balik terhadap hasil refleksi pada siklus I dan
peneliti juga sebagai contoh menunjukkan bahwa guru itu sebagai fasilitator,
sehingga siswa harus lebih banyak bertanya yang dipelajari dan mengajarkan
LKD dan LKA sehingga dapat menemukan sendiri pengetahuannya dan
mengerjakan tugas dengan pemikirnya sendiri. Namun untuk membimbing
setiap siswa dengan kemampuan yang heterogen dan tergolong rendah ini,
proses pembelajaran akan membutuhkan banyak waktu. Untuk itu, bentuk
refleksi lebih ditekankan pada pengelolaan waktu agar proses pembelajaran
tercapai.
Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa, pada awal pertemuan
siklus I siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diberikan.
Namun pada pertemuan-pertemuan berikutnya siswa sudah mulai terbiasa dan
tertarik dalam mengikuti pelajaran matematika. Hal ini ditunjukkan dengan
berkurangnya peserta didik yang tidak hadir pada saat mata pelajaran
matematika berlangsung. Dari hasil pengamatan secara keseluruhan mulai dari
pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga pada siklus I, terlihat bahwa pada
umumnya siswa semangat mencatat poin-poin penting dari materi yang
diberikan dan mengerjakan tugas dengan bekerja sama dengan kelompok
masing-masing, namun dari hasil pengamatan peneliti pula, ternyata masih ada
beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru atau siswa dan
masih ada beberapa siswa juga yang malu-malu bertanya ketika temannya
memamparkan atau menjelaskan materi serta masih ada juga beberapa siswa
yang main-main saat diskusi ataupun mengganggu temannya. Melihat situasi
tersebut, peneliti kemudian menindaklanjuti dengan memberikan motivasi
siswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Sedangkan dari
tugas/latihan yang diberikan, baik itu latihan yang dikerjakan dikelas maupun
dirumah, sebagian besar siswa sudah dapat mengerjakannya.
Pada akhir pertemuan siklus I, siswa diberikan tes untuk menguji
kemampuan mereka atas materi yang telah dibahas selama pembelajaran
disiklus I. Dalam pelaksanaan tes tersebut berlangsung dengan tertib dan
lancar, walau masih ada siswa yang berusaha menyontek pekerjaan temannya.
Berdasarkan hasil analisis kuantitatif dan hasil observasi serta
masalah-masalah yang muncul pada siklus I, maka penelitian ini dilanjutkan ke
siklus II.
1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Sebelum melaksanakan siklus II, peneliti terlebih dahulu juga
mempersiapkan beberapa perangkat yaitu: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP 4, 5 dan 6), Lembar Kerja Aktivitas (LKA 4, 5 dan 6), Lembar Kerja
Diskusi (LKD 4, 5 dan 6), lebar observasi siswa dan soal tes siklus II.
b. Tahap Pelaksanaan (Tindakan)
Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan 4 kali
pertemuan, 3 kali pertemuan digunakan sebagai proses pembelajaran dan 1
kali pertemuan untuk tes siklus II. Pada pertemuan pertama dilaksanakan
pada tanggal 2, 3 dan 9 September 2019 dengan materi menyelesaikan sistem
persamaan linear dua variabel dengan eliminasi, menyelesaikan sistem
persamaan linear dua variabel dengan metode gabungan (Eliminasi-subtitusi)
dan menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel khusus.
Berdasarkan refleksi siklus I karena masih banyak siswa tidak tepat
waktu masuk di kelas maka guru memberikan penekanan bahwa siswa yang
terlambat 5 menit, tidak diperbolehkan masuk kelas lagi. Selain itu siswa
yang kurang bekerja sama dengan teman kelompoknya, tidak memberikan
tanggapan pada kelompok lain maka pengamat menyarankan untuk
memberikan hadiah kecil dan nilai tambahan pada kelompok yang paling
aktif.
c. Tahap Pengamatan (Observasi)
1. Analisis Deskriptif Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa
pada siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka
diperoleh data hasil berpikir kreatif siswa pada siklus II. Data kemampuan
berpikir kreatif matematika siswa pada siklus II diperoleh melalui pemberian
tes kemampuan berpikir kreatif matematika setelah penyajian sub pokok
bahasan sistem persamaan linear dua variabel mengenai metode eliminasi,
gabungan (subtitusi-eliminasi) dan variabel khusus. Adapun deskriptif skor
kemampuan berpikir kreatif matematika siswa pada siklus II dapat dilihat
pada table 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Statistik Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Melalui Model Pembelajaran PACE pada Tes Akhir Siklus II
Statistika Nilai Statistika Subjek
Skor Maksimum Ideal Skor Tertinggi Skor Rendah
Rata-Rata Modus
Standar Deviasi Median Rentang
16 100 91 41
72,50 83
18,57 83,00
50 Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa dari skor 0-100,
skor terendah yang diperoleh yaitu skor 41, sedangkan skor tertinggi yang
diperoleh siswa skor 91. Hal Ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
kreatif siswa pada siklus II sudah mencapai nilai KKM.
Jika Skor kemampuan berpikir kraetif siswa pada siklus I tersebut
dikelompokkan kedalam 5 kategori (kelas Interval), maka diperoleh distribusi
frekuensi sebagai berikut :
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Peresentase Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Melalui Model Pembelajaran PACE pada Tes Akhir Siklus II.
Skor Kategori Frekuensi Persentase % 90-100 Sangat tinggi 4 25 80-89 Tinggi 5 31,25 75-79 Sedang 2 12,5 55-74 Rendah 1 6,25 <55 Sangat rendah 4 25
Jumlah 16 100
Berdasarkan Tabel 4.6, maka dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata
kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada siklus I dari 16 siswa, 4
orang berada dikategori sangat rendah dengan persentase 25% dan yang
berkategori sangat tinggi 4 orang dengan persentase 25%. Adapun Persentase
ketuntasan kemampuan berpikir kreatif matematik melalui model
pembelajaran PACE pada tes akhir siklus II ditunjukkan pada tabel berikut
ini:
Tabel 4.7 Persentase Ketuntasan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Melalui Model Pembelajaran PACE pada Tes Akhir Siklus II
No. Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 0-74 Tidak tuntas 5 31,25 2 75-100 Tuntas 11 68,75 Jumlah 16 100
Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh 11 siswa dikategorikan tuntas
dengan persentase 68,75% dan 5 orang siswa dikategorikan tidak tuntas
dengan persentase 31,25%. Dari hasil yang diperoleh ini, dapat dinyatakan
bahwa pada siklus II ini telah terjadi peningkatan dalam kemampuan berpikir
siswa.
2. Data Aktivitas Siswa
Pengamatan terhadap aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran
menggunakan lembar aktivitas siswa. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa
dalam pembelajaran matematika setiap pertemuan dinyatakan dalam persentase
lihat pada gambar 4.1 (Lampiran B)
Berdasarkan data hasil aktivitas siswa pada gambar 4.1, tentang hasil
observasi siswa dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kehadiran siswa pertemuan pertama dalam pembelajaran pada siklus II
adalah sebanyak 16 orang orang siswa yang hadir pada pertemuan pertama
sampai dengan petemuan ketiga.
2. Siswa yang menyimak dan mendengarkan penjelasan guru selama
pembelajaran lebih banyak dengan antusias siswa dalam memperhatikan
penjelasan yang dipaparkan oleh guru.
3. Siswa yang menyelesaikan masalah yang diberikan dalam bentuk
kelompok pada siklus II dari pertemuan pertama 37,5% pertemuan kedua
43,7% dan pertemuan ketiga 56,2%.
4. Siswa yang belajar bersama-sama dalam kelompok dan saling tukar
pikiran terbilang masih sedikit yaitu pertemuan pertama 31,2% pertemuan
kedua 37,5% dan pertemuan ketiga mencapai 50%.
5. Siswa yang berani mempresentasikan hasil kerjanya dipapan tulis juga
terlihat 43,7% pada pertemuan pertama, 50% siswa pada pertemuan kedua
dan pertemuan ketiga 43,7%.
6. Siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan baru yang diberikan guru
juga mengalami peningkatan dengan 37,5% siswa pada pertemuan pertama
dan 43,7% siswa pada pertemuan kedua dan 56.2% pada pertemuan
ketiga.
Pada siklus II sudah nampak adanya kelompok yang bersaing dan
kelihatan bahwa sudah muncul rasa ingin tahu terhadap materi yang dibahas.
Pada minggu ke dua siklus II ini pada dasarnya hampir sama dengan siklus
minggu pertama siklus II, hanya saja pada minggu ke dua ini perhatian dan
motivasi semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya
frekuensi siswa yang mengajukan solusi ketika guru memberikan masalah,
mengajukan pertanyaan terhadap masalah yang diberikan dan mengajukan
solusi atau memberikan tanggapan dalam kelompok.Hal ini menandakan
bahwa kesungguhan siswa untuk belajar.
Pada setiap pertemuan untuk siklus II, juga dicatat hal-hal yang
berkaitan dengan siswa utamanya dalam kemampuan berpikirinya.
a. Flexibility atau flexibilitas siswa
b. Fleksibilitas siswa diukur dengan memperhatikan 2 kategori yakni:
1) Siswa mencari solusi atau menyelesaikan dari permasalahan yang
diberikan dalam bentuk kelompok, maksudnya adalah siswa
menyelesaikan masalah yang diberikan dengan cara saling tukar pikiran
antar kelompok. Namun, rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu yang
diberikan merupakan salah satu ciri bahwa siswa tersebut mempunyi
bakat. Siswa yang mencari solusi atau menyelesaikan permasalahan
disiklus II mencapai rata- rata 45,8%.
2) Siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan baru yang diberikan,
artinya siswa tersebut mampu menelaah dan menerima dengan baik apa
yang telah diberikan guru. Siswa yang ampu menyelesaikan
permasalahan pada siklus II mencapai rata-rata 45,8%.
c. Fluency
Fluency siswa diukur dengan memperhatikan 2 kategori yakni:
1) Siswa yang berani mengemukakan alasannya atau menerima tugas yang
diberikan mencapai rata-rata 45,8% pada siklus II.
2) Siswa yang memberikan pendapat atau kritis dalam memeriksa
pekerjaannya mencapai rata-rata 39,5%pada siklus II.
3. Data Keterlaksanaan Pembelajaran
Data hasil lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran matematika
dapat dilihat pada tabel 4.9 (Lampiran B).
Gambar 4.3 keterlaksanaan pembelajaran siklus II
Aspek yang diamati pada keterlaksanaan pembelajaran matematika materi sistem
persamaan linear dua variabel melalui model pembelajaran PACE dan deskripsi
keterlaksanaan pembelajaran untuk setiap pertemuan mengalami peningkatan. Hal
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3 rata-rata
ini menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran meningkat dengan sangat
baik.
d. Refleksi
Pada akhir siklus II terlihat adanya perubahan kemampuan berpikir siswa
dan sikap siswa yang cenderung lebih kearah positif. Dari hasil observasi
menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas belajar seperti pada mulanya siswa
hanya diam kini mulai terlihat aktif dan kreatif dalam mengemukakan pendapatnya
atau jawabannya. Mengenai cara mengajar guru dalam hal ini peneliti sendiri,
sebagian siswa merasa senang, karena siswa tidak ditekankan untuk menjawab
dengan benar yang terpenting adalah kemauan untuk mengerjakan soal latihan
yang dibeikan. Namun ada juga siswa yang sering mengeluh karena terlalu sering
diberikan latihan dan pekerjaan rumah.
Peningkatan yang terjadi belum terlalu signifikan, meskipun demikian
masalah-masalah yang muncul pada siklus I telah mulai berkurang pada siklus II,
maka peneliti memutuskan bahwa penelitian ini hanya sampai pada siklus II saja
karena peneliti juga dibatasi oleh waktu.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil-hasil penelitian secara umum
berupa hasil penelitian analisis kualitaif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini akan
memberikan gambaran tentang kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar
matematika setelah diterapkan model pembelajaran PACE.
Setelah melihat hasil penelitian yang telah dianalisis dapat diketahui
bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa setelah diberikan pembelajaran dengan
model pembelajaran PACE ternyata mengalami peningkatan. Hal ini dapat kita
lihat dari hasil observasi yang telah dilakukan. Pada saat pemberian tindakan yaitu
pada saat pemberian materi kepada siswa, yang dimana sebelum mengawali
pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk mengingat kembali pembahasan yang
telah dibahas untuk membantu siswa berpikir lebih kreatif.
Selama berlangsungnya proses pembelajaran, interaksi antara guru dengan
siswa, dan siswa dengan siswa terjalin dengan baik sehingga proses pembelelajaran
dalam kelas berlangsung dengan baik. Dengan melihat perkembangan kemampuan
berpikir kreatif siswa dengan menggunakan model pembelajaran PACE, peneliti
memberikan perhatian yang besar terhadap proses pembelajaran yang dialami
diantaranya aktivitas siswa dan kehadiran siswa.
Pada akhir siklus guru memberikan tes kemampuan berpikir kreatif dengan
materi system persamaan linear dua variabel. Guru memperketat pengawasa dengan
harapan bahwa hasil yang diperoleh adalah hasil yang murni dan betul-betul
megukur kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap materi yang diberikan.
Meskipun masih ada siswa yang berusaha meniru perkerjaan temannya.
Berdasarkan hasil yang diperoleh selama siklus I yang belum menunjukkan hasil
yang maksimal maka peneliti memutuskan untuk melanjutkan ke siklus II.
Pada pelaksanaan siklus II dengan model PACE bukan lagi menjadi
masalah karena siswa telah menyusuaikan diri terhadap materi yang dipelajari dan
siswa lebih aktif dalam pembelajaran, dan keseriusan siswa dalam memperhatikan
metari serta siswa mampu menyimpulkan materi secara langsung.
Selain itu, terlihat antusias siswa yang gemar bertanya diawal-awal
pembelajaran, serta semakin meningkatnya siswa yang mengacungkan tangan
untuk mengerjakan soal dipapan tulis , dalam artian bahwa siswa berani untuk
mengambil resiko kesalahan. Hal ini juga dapat dilihat dari lembar observasi yang
menunjukkan bahwa terjadi perubahan dalam kemampuan berpikir siswa pada
frekuensi siklus II jika dibandingkan dengan siklus I pada setiap indikato yang
diamati.
Pertemuan pertama pada siklus I yang merupakan awal penerapan model
pembelajaran PACE yang baru dialami oleh siswa, sehingga dalam pertemuan ini
merupakan tahap pengenalan dan adaptasi terhadap suasana belajar yang baru dan
berbeda dengan pertemuan sebelumnya. Kehadiran siswa pada pertemuan pertama
dalam pembelajaran pada siklus I adalah 87,5,% dari jumlah siswa, sedangkan pada
pertemuan kedua dan ketiga siswa yang hadir mencapai 100 %. Siswa yang
menyimak dan mendengarkan penjelasan guru selama pembelajaran lebih banyak
dengan antusias siswa dalam memperhatikan penjelasan yang dipaparkan oleh guru.
Siswa yang menyelesaikan masalah yang diberikan dalam bentuk kelompok dari
pertemuan pertama 31,2%, pertemuan kedua 37,5% dan pertemuan ketiga 43,7%.
Siswa yang belajar bersama-sama dalam kelompok dan saling tukar pikiran
terbilang masih sedikit yaitu pertemuan pertama 25%, pertemuan kedua 31,2% dan
pertemuan ketiga mencapai 31,2%. Siswa yang berani mempresentasikan hasil
kerjanya dipapan tulis dari pertemuan pertama yaitu 37,5%, kedua 43,7% dan
ketiga 37,5%. Siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan baru yang
diberikan guru masih cenderung rendah dengan 25% siswa yang mampu
menyelesaikan permasalahan pada pertemuan pertama, 31,2% siswa pada
pertemuan kedua dan 43,7% siswa pada pertemuan ketiga.
Sedangkan siklus II Kehadiran siswa pertemuan pertama dalam
pembelajaran pada siklus II adalah sebanyak 16 orang orang siswa yang hadir pada
pertemuan pertama sampai dengan petemuan ketiga. Siswa yang menyimak dan
mendengarkan penjelasan guru selama pembelajaran lebih banyak dengan antusias
siswa dalam memperhatikan penjelasan yang dipaparkan oleh guru. Siswa yang
menyelesaikan masalah yang diberikan dalam bentuk kelompok pada siklus II dari
pertemuan pertama 37,5% pertemuan kedua 43,7% dan pertemuan ketiga 56,2%.
Siswa yang belajar bersama-sama dalam kelompok dan saling tukar pikiran
terbilang masih sedikit yaitu pertemuan pertama 31,2% pertemuan kedua 37,5%
dan pertemuan ketiga mencapai 50%. Siswa yang berani mempresentasikan hasil
kerjanya dipapan tulis juga terlihat 43,7% pada pertemuan pertama, 50% siswa
pada pertemuan kedua dan pertemuan ketiga 43,7%. Siswa yang mampu
menyelesaikan permasalahanbaru yang diberikan guru juga mengalami peningkatan
dengan 37,5% siswa pada pertemuan pertama dan 43,7% siswa pada pertemuan
kedua dan 56.2% pada pertemuan ketiga.
Dari hasil penelitian ini dapat membuktikan bahwa model pembelajaran
PACE efektif digunakan dalam pembelajaran matematika. Namun, model
pembelajaran PACE tidak dapat dikatakan sebagai satu-satunya model dalam
pembelajaran matematika yang baik, melainkan model tersebut dijadikan
pertimbangan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang berlangsung selama dua siklus maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Penerapan model pembelajaran PACE dalam pembelajaran matematika dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa dengan subyek
16 siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu. Hal ini terlihat dari peningkatan
skor tes dari siklus I sebesar 41,62 menjadi 72,50 pada siklus II. Adapun skor
rata-rata dari setiap indikator kemampuan berpikir kreatif mengalami
peningkatan, yakni kategori flexibility meningkat dari skor rata-rata 35,3%
menjadi 42,6%. Sedangkan kategori fluency meningkat dari skor rata-rata
34,3% menjadi 45,8%.
2. Selain adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif dalam belajar
matematika siswa, juga terlihat adanya peningkatan dari sisi:
a. Rata-rata keterlaksanaan pembelajaran dari pertemuan pertama sampai
pertemuan kedelapan mengalami peningkatan dengan kategori baik
menjadi sangat baik.
b. Rata-rata persentase aktivitas siswa dari petemuan pertama sampai
pertemuan kedelapan telah menunjukkan bahwa aktivitas dalam model
pembelajaran PACE pada materi sistem persamaan linear dua variabel
seperti yang diharapkan.
c. Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran PACE adalah
sangat baik.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka ditemukan saran-saran
sebagai beikut:
1. Disarankan untuk menerapkan model Pembelajaran PACE sebagai model
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
matematika siswa, khususnya pada pokok bahasan sistem persamaan linear
dua variabel.
2. Sebaiknya ketika menerapkan model PACE hendaknya guru tidak hanya
siswa yang pandai diberi kesempatan untuk berperan menjadi guru tetapi
semua siswa yang ada didalam kelas.
3. Diharapkan kepada peneliti lain dalam bidang kependidikan khususnya
pendidikan matematika supaya dapat meneliti lebih lanjut tentang model
pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mengatasi kesulitan siswa dalam
mempelajari matematika serta mencari cara atau strategi lain yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Hendriana, Heris. dkk.2018. Hard Skills dan Soft Skills Matematika Siswa. Jln. Mengger Girang No. 98, Bandung 40254. PT Refika Aditama.
Mulyasa. 2013. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Jln. Ibu Inggit Garnasih No. 40 Bandung 40252. PT Remaja Rosdakarya.
Noer, Sri Hastuti. 2011. Kemampuan berpikir kreatif matematis dan pembelajaran matematika berbasis masalah OPEN-ENDED. Jurnal pendidikan matematika.
Raharjo, Jajo Firman .dkk. 2013. Mengembangkan kemampuan berpikir aljabar dan kemandirian belajar mahasiswa melalui pendekatan saintifik model pace pada mata kuliah struktur aljabar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 Nomor 2.
Rahman, Arief Aulia. 2018. Penerapan Model Pembelajaran PACE Untuk Meningkatkan Kemampuan Membuktikan Matematika. Jurnal Pendidikan matematika.
Siswano, Tatag Yuli Eko. 2018. Fokus Pada Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah. Jln. Ibu Inggit Garnasih No. 40 Bandung 40252. PT Remaja Rosdakarya Offset.
Subhi. 2016. Penerapan Model Scramble Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa MTs Manba’ul Ulum Lempung Jaya.
Sugilar, Hamdan. (2013). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Disposisi Matematik Siswa Madrasah Tsanawiyah Melalui Pembelajaran Generatif.Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung. 2 (2), 156-158. tersedia http://e-journal.stkipsiliwsngi.ac.id/index.php/infinity/article/view/32/31.
Supini. 2018. Metode Discovery Terbimbing Dalam Menemukan Rumus Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Darma pendidikan.
Suryana, Andri. 2013. Penerapan Model Pembelajaran PACE Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Jurnal pendidikan
Suryana, Andri. 2015. Analisis Implementasi Model PACE Pada Mata Kuliah Statistika Matematika. Jurnal pendidikan.
Ulfa, Siti Nourmalinda. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran PACE ( Project, Activity, Cooperative and Exercise) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa.Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Usman, Muhammad Rizal. 2014. Pembelajaran Inkuiri Model Alberta Untuk Meningkatkan Kemampuan Kreatif Matematis Siswa SMP. Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika.
Wardhani , Indah Setyo .dkk. 2015. Menumbuhkan Tindak Pikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran PACE. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Vol. 1
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
LAMPIRAN B
1. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif (Silkus I Dan Siklus II)
2. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif (Siklus I Dan Siklus II)
LAMPIRAN C
1. Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa
2. Instrumen Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Melalui
Strategi Pembelajaran PACE
LAMPIRAN D
1. Daftar Nilai
2. Analisis Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
LAMPIRAN E
1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
2. Lembar Jawaban Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
3. Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa
4. Lembar Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Melalui
Strategi PACE
LAMPIRAN F
1. Persuratan
2. Lembar Validasi
3. Dokumentasi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMPN 2 Binamu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/Satu
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Alokasi Waktu : Pertemuan 1 (3 x 40 menit)
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya
diri, peduli dan tanggungjawab, dalam berinteraksi secara efektif
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara dan
kawasan regional.
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
KI 4 Mengelola, menyaji, dan menalar alam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambarkan, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yag sama
dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1 3.5 Menjelaskan sistem
persamaan linear dua
variabel dan
penyelesaiannya yang
3.5.1. Membedakan Persamaan linear
dua variabel dan system
persamaan linear dua variabel.
3.5.2. Membuat Model persamaan linear
dihubungkan dengan
masalah kontekstual.
dua variabel dan sistem
persamaan linear dua variabel.
Fokus Karakter: Religius, kerja keras, dan kreatif
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah
informasi, dan mengkomunikasikan hasil mengolah informasi dalam
penugasan individu dan kelompok, peserta didik dapat:
1. Membedakan persamaan linear dua variabel dan sistem persamaan linear
dua variabel.
2. Membuat model persamaan linear dua variabel dan sistem persamaan
linear dua variable
D. Materi Pembelajaran:
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Persamaan linear dua variabel adalah persamaan yang mengandung dua
variabel dimana pangkat atau deret tiap-tiap variabel sama dangan satu.
Bentuk umum persamaan dua variabel adalah : ax + by = c. Dimana : x dan y
adalah variabel.
Sistem persamaan linear dua variabel adalah dua persamaan linear yang
mempunyai hubungan diantara keduanya dan mempunyai satu penyelesaian.
Bentuk umum sistem persamaan dua variabel adalah :
ax + by = c
px + qy = r
dimana :
x dan y disebut variabel;
a, b, p, dan q disebut koefisien;
c dan r disebut konstanta.
Contoh persamaan linear dua variabel :
a) y = 2x
b) y = 4x – 3
penyelesaian:
a). y = 2x ; (3, 6)
6 = 2 (3)
6 = 6 (benar).
Jadi, (3, 6) adalah salah satu
selesaian dari y = 2x
b). y = 4x – 3 ; (4, 12)
12 = 4 (4) – 3
12 ≠ 13 (salah).
Jadi, (4, 12) adalah bukan
selesaian dari y = 4x – 3
Mengidentifikasi Penyelesaian SPLDV dan Memahami konsep SPLDV
Banyak sekali masalah yang berkaitan dengan persamaan linear dua
variabel. Namun, masalah atau situasi bagaimana yang dapat dinyatakan
dengan persamaan linear dua variabel? Bagaimana cara kita menuliskan dalam
sebuah persamaan? Untuk mengetahuinya, amati kegiatan berikut.
Contoh Soal
Lisa, seorang mahasiswa tingkat akhir, menerima les privat dan memperoleh
Rp. 80.000,00 per jam.
Tabel Pendapatan Lisa berdasarkan jumlah jam
Jumlah Pendapatan
(dalam puluhan ribu)
1 8
2 16
3 24
4 32
5 40
Gunakan nilai dalam table untuk melengkapi grafik.
a. Sumbu horizontal menunjukkan jumlah jam les privat. Variabel yang
digunakan adalah x.
b. Sumbu vertical menunjukkan jumlahh pendapatan Artur. Variabel yang
digunakan adalah y.
c. Terdapat lima pasangan berurutan, yaitu (1, 8), (2, 16), (3, 24), (4, 32) dan
(5, 40).
E. Model pembelajaran
Model : Model pembelajaran PACE
F. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahuluan ( 10 Menit )
Orientasi Memberi salam dan berdoa. Mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan (mengecek kehadiran peserta didik).
Apersepsi Mengecek penguasaan materi yang
sudah dipelajari sebelumnya yaitu sistem persamaan linear dua variabel
Mengingatkan materi yang telah dipelajari sebelumnya dan mengaitkannya dengan materi yang
Menjawab salam dari
guru dan salah satu memimpin doa
Menjawab absensi dari guru
akan Motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang berlangsung. Guru memotivasi siswa yaitu dengan
menyampaikan manfaat dari pelajaran SPLDV.
Guru membagi siswa beberapa kelompak, masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang dan membagikan LKD kepada setiap kelompok.
Mendengarkan guru menyampaikan materi yang akan dipelajari.
Mendengarkan manfaat dipelajari SPLDV
Kegiatan inti (60 menit)
Mengamati 3. Guru memberikan informasi kepada
siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
4. Guru memberikan sebuah kasus untuk digunakan sebagai latihan aplikasi pengetahuan yang dapat merangsang pegetahuan siswa dengan menggunakan LKA.
Menanya
5. Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep yang dipelajari dengan menghubungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.
6. Guru membagikan lembar diskusi kepada masing-masing kelompok dengan menjelaskan langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk menyelesaikan lembar diskusi kelompok.
7. Guru meminta setiap kelompok mengamati lembar kerja diskusi pada soal.
Mengumpulkan dan menganalisis data
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide terkait konsep yang dipelajari.
Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan SPLD seperti yang terdapat
Memperhatikan
penyampaian guru tentang cara menyelesaikan SPLDV
Mengerjakan latihan yang diberikan
Mendengarkan guru menyampaikan diatas.
Menemukan ide
menyelesaikan soal yang berhubungan SPLDV
Siswa
mempresentasikan hasil
pada LKA dan LKD.
Mengkomunikasikan Guru meminta perwakilan dari
masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang SPLDV.
Memberikan umpan balik dan penegasan terhadap hasil pekerjaan siswa.
Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok berupa pujian.
Mengasosiasikan siswa diberikan latihan mandiri atau
LKA ( lembar kerja aktivitas).
diskusi tentang SPLDV Mendengarkan
penegasan materi dari guru
Mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru
Penutup (15 menit)
Guru bersama siswa menyimpulkan materi tentang SPDLV dalam penyelesaikan permasalahan.
Guru menutup pembelajaran dan menyampaikan pembelajaran berikutnya yang akan mereka pelajari.
Bersama dengan guru menyimpulkan materi yang dipelajari
Mendengarkan informasi dari guru yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
G. Alat dan Bahan 1. Alat : Papan tulis, spidol, penghapus. 2. Bahan : Bahan ajar dan Lembar Kerja Aktivitas (LKA), dan Lembar
Kerja Diskusi (LKD) H. SUMBER BELAJAR
1. Buku teks matematika SMP/MTS Kelas VIII Semester I. Kurikulum 2013
Edisi revisi 2017. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
2. Buku paket perpustakaan
I. Instrumen Penilaian
1. Penilaian Sikap : Lembar Observasi Sikap
2. Penilaian Pengetahuan : Tes dan Tugas
Jeneponto, 2019
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMPN 2 Binamu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/Satu
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Alokasi Waktu : Pertemuan 2 (2 x 40 menit)
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya
diri, peduli dan tanggungjawab, dalam berinteraksi secara efektif
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara dan
kawasan regional.
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
KI 4 Mengelola, menyaji, dan menalar alam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambarkan, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yag sama
dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1 3.5 Menjelaskan sistem
persamaan linear dua
variabel dan
penyelesaiannya yang
3.5.5. Menentukan penyelesaian
SPLDV dengan cara grafik.
dihubungkan dengan
masalah kontekstual.
2 4.5 Menyelesaikan
Masalah yang berkaitan
dengan sistem
persamaan linear dua
variabel.
4.5.1 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear
dua variabel.
Fokus Karakter: Religius, kerja keras, dan kreatif
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah
informasi, dan mengkomunikasikan hasil mengolah informasi dalam
penugasan individu dan kelompok, peserta didik dapat:
3. Membuat model matematika dari permasalahan sehari-hari yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.
4. Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan
menggambar grafik.
D.Materi Pembelajaran:
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan menggambar Grafik.
Penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan menggambar
grafik adalah titik potong kedua garis dari persamaan linear penyusunan.
Contoh Soal
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut ini :
Persamaan 1 : x + y = 5 Persamaan 2 : x − y = 1
Penyelesaian :
Langkah Pertama, Tentukan titik potong sumbu-x dan sumbu-y
Titik Potong untuk Persamaan 1 yaitu x + y = 5
Menentukan titik potong sumbu-x maka syaratnya y = 0 x + y = 5
x + 0 = 5 x = 5
Maka titik potong nya (5,0)
Menentukan titik potong sumbu-y maka syaratnya x = 0 x + y = 5 0 + y = 5 y = 5
Maka titik potong nya (0,5)
Titik Potong untuk Persamaan 2 yaitu x – y = 1
Menentukan titik potong sumbu-x maka syaratnya y = 0 x – y = 1 x – 0 = 1 x = 1
Maka titik potong nya (1,0)
Menentukan titik potong sumbu-y maka syaratnya x = 0 x – y = 1 0 – y = 1 y = -1
Maka titik potong nya (0,-1)
Langkah Kedua, Gambarkan grafik dari masing – masing titik potong dari kedua persamaan diatas. Maka hasilnya dapat dilihat digambar dibawah ini :
Dilihat dari gambar grafik di atas, maka titik potong dari kedua grafik diatas adalah di titik (3, 2)
E. Model Pembelajaran
Model : model pembelajaran PACE
F. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahuluan ( 10 Menit )
Orientasi Memberi salam dan berdoa. Mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan (mengecek kehadiran peserta didik).
Apersepsi Mengecek penguasaan materi yang sudah
dipelajari sebelumnya yaitu sistem persamaan linear dua variabel
Mengingatkan materi yang telah dipelajari sebelumnya dan mengaitkannya dengan materi yang akan
Motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang berlangsung. Guru memotivasi siswa yaitu dengan
menyampaikan manfaat dari pelajaran SPLDV.
Guru membagi siswa beberapa kelompak, masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang dan membagikan LKD kepada setiap kelompok.
Menjawab salam dari guru dan
salah satu memimpin doa Menjawab absensi dari guru
Mendengarkan guru menyampaikan materi yang akan dipelajari.
Mendengarkan manfaat dipelajari SPLDV
Kegiatan inti (60 menit)
Mengamati 8. Guru memberikan informasi kepada
siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
9. Guru memberikan sebuah kasus untuk digunakan sebagai latihan aplikasi pengetahuan yang dapat merangsang pegetahuan siswa dengan menggunakan LKA.
Menanya
10. Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep yang dipelajari dengan menghubungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.
11. Guru membagikan lembar diskusi kepada masing-masing kelompok
Memperhatikan penyampaian
guru tentang cara menyelesaikan SPLDV
Mengerjakan latihan yang diberikan
Mendengarkan guru menyampaikan diatas.
dengan menjelaskan langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk menyelesaikan lembar diskusi kelompok.
12. Guru meminta setiap kelompok mengamati lembar kerja diskusi pada soal.
Mengumpulkan dan menganalisis data
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide terkait konsep yang dipelajari.
Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan SPLD seperti yang terdapat pada LKA dan LKD.
Mengkomunikasikan Guru meminta perwakilan dari masing-
masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang SPLDV.
Memberikan umpan balik dan penegasan terhadap hasil pekerjaan siswa.
Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok berupa pujian.
Mengasosiasikan siswa diberikan latihan mandiri atau
LKA ( lembar kerja aktivitas).
Menemukan ide
menyelesaikan soal yang berhubungan SPLDV
Siswa mempresentasikan hasil
diskusi tentang SPLDV Mendengarkan penegasan
materi dari guru
Mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru
Penutup (15 menit)
Guru bersama siswa menyimpulkan materi tentang SPDLV dalam penyelesaikan permasalahan.
Guru menutup pembelajaran dan menyampaikan pembelajaran berikutnya yang akan mereka pelajari.
Bersama dengan guru menyimpulkan materi yang dipelajari
Mendengarkan informasi dari guru yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
G. Alat dan Bahan
a. Alat : Papan tulis, spidol, penghapus.
b. Bahan : Bahan ajar dan Lembar Kerja Aktivitas (LKA) dan Lembar Kerja
Diskusi (LKD)
H. SUMBER BELAJAR
1. Buku teks matematika SMP/MTS Kelas VIII Semester I. Kurikulum 2013
Edisi revisi 2017. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
2. Buku paket perpustakaan.
I. Instrumen Penilaian
1. Penilaian Sikap : Lembar Observasi Sikap
2. Penilaian Pengetahuan : Tes dan Tugas
Jeneponto, 2019
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/Satu
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Alokasi Waktu : Pertemuan 3 (3 x 40 menit)
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya
diri, peduli dan tanggungjawab, dalam berinteraksi secara efektif
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara dan
kawasan regional.
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
KI 4 Mengelola, menyaji, dan menalar alam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambarkan, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yag sama
dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1 3.5 Menjelaskan sistem
persamaan linear dua
variabel dan
penyelesaiannya yang
dihubungkan dengan
masalah kontekstual.
3.5.6. Menentukan penyelesaian SPLDV
dengan cara subtitusi
2 4.5 Menyelesaikan Masalah
yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear
dua variabel.
4.5.1.Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear
dua variabel.
Fokus Karakter: Religius, kerja keras, dan kreatif
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah
informasi, dan mengkomunikasikan hasil mengolah informasi dalam
penugasan individu dan kelompok, peserta didik dapat:
a. Membuat model matematika dari permasalahan sehari-hari yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.
b. Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan cara
subtitusi.
D. Materi Pembelajaran:
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan cara subtitusi.
Dalam metode subtitusi, suatu variabel yang dinyatakan dalam variabel
yang lain dari SPLDV tersebut. Selanjutnya, variabel ini digunakan untuk
menggantikan variabel lain yang sama dalam persamaan lainnya sehingga
diperoleh persamaan satu variabel. Jadi metode subtitusi adalah cara
menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan mengganti salah
satu perubah atau variabel.
Berikut ini langkah – langkah untuk menyelesaikan spldv menggunakan metode Substitusi :
1. Ubahlah salah satu dari persamaan menjadi bentuk x = cy + d atau y = ax +b o a, b, c, dan d adalah nilai yang ada pada persamaan o Triknya kalian harus mencari dari 2 persamaan carilah salah satu
persamaan yang termudah 2. Setelah mendapatkan persamaannya substitusi kan nilai x atau y 3. Selesaikan persamaan sehingga mendapatkan nilai x ataupun y 4. Dapatkan nilai variabel yang belum diketahui dengan hasil langkah
sebelumnya
Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan metode
subtitusi
Contoh Soal
Tentukan Himpunan penyelesaian dari persamaan berikut ini x + 3y = 15 dan 3x + 6y = 30
Penyelesaian :
Diketahui :
Persamaan Pertama = x + 3y = 15 Persamaan Kedua = 3x + 6y = 30
Langkah Pertama : Ubah salah satu persamaan, carilah yang termudah
x + 3y = 15 —> x = -3y + 15
Langkah Kedua : Subsititusi nilai x = -3y + 15 ke dalam persamaan kedua untuk mencari nilai y , maka hasilnya sebagai berikut :
3x + 6y = 30 3 ( -3y +15 ) + 6y = 30 -9y + 45 + 6y = 30 -3y = 30 – 45 -3y = -15 y = 5
Langkah Ketiga : Selanjutnya untuk mencari nilai x maka, gunakan salah satu persamaan boleh persamaan pertama atau kedua :
Dari Persamaan Pertama : + 3y = 15 x + 3 ( 5 ) = 15 x + 15 = 15 x = 0
Dari Persamaan Kedua : 3x + 6y = 30 3x + 6 ( 5 ) = 30 3x + 30 = 30 3x = 0 x = 0
Langkah Keempat : Maka nilai Jadi HP = { 0 , 5 }
E. Model Pembelajaran
Model pembelajaran PACE.
F. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahuluan ( 10 Menit )
Orientasi Memberi salam dan berdoa. Mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan (mengecek kehadiran peserta didik).
Apersepsi Mengecek penguasaan materi yang
sudah dipelajari sebelumnya yaitu sistem persamaan linear dua variabel
Mengingatkan materi yang telah dipelajari sebelumnya dan mengaitkannya dengan materi yang akan
Motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang berlangsung. Guru memotivasi siswa yaitu dengan
menyampaikan manfaat dari pelajaran SPLDV.
Guru membagi siswa beberapa kelompak, masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang dan membagikan LKD kepada setiap kelompok.
Menjawab salam dari guru dan
salah satu memimpin doa Menjawab absensi dari guru
Mendengarkan guru menyampaikan materi yang akan dipelajari.
Mendengarkan manfaat dipelajari SPLDV
Kegiatan inti (60 menit)
Mengamati 13. Guru memberikan informasi kepada
siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
14. Guru memberikan sebuah kasus untuk digunakan sebagai latihan aplikasi
Memperhatikan penyampaian
guru tentang cara menyelesaikan SPLDV
Mengerjakan latihan yang
pengetahuan yang dapat merangsang pegetahuan siswa dengan menggunakan LKA.
Menanya
15. Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep yang dipelajari dengan menghubungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.
16. Guru membagikan lembar diskusi kepada masing-masing kelompok dengan menjelaskan langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk menyelesaikan lembar diskusi kelompok.
17. Guru meminta setiap kelompok mengamati lembar kerja diskusi pada soal.
Mengumpulkan dan menganalisis data
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide terkait konsep yang dipelajari.
Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan SPLD seperti yang terdapat pada LKA dan LKD.
Mengkomunikasikan Guru meminta perwakilan dari
masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang SPLDV.
Memberikan umpan balik dan penegasan terhadap hasil pekerjaan siswa.
Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok berupa pujian.
Mengasosiasikan siswa diberikan latihan mandiri atau
LKA ( lembar kerja aktivitas).
diberikan
Mendengarkan guru menyampaikan diatas.
Menemukan ide menyelesaikan
soal yang berhubungan SPLDV Siswa mempresentasikan hasil
diskusi tentang SPLDV Mendengarkan penegasan
materi dari guru
Mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru
Penutup (15 menit)
Guru bersama siswa menyimpulkan materi tentang SPDLV dalam penyelesaikan permasalahan.
Guru menutup pembelajaran dan menyampaikan pembelajaran berikutnya yang akan mereka pelajari.
Bersama dengan guru menyimpulkan materi yang dipelajari
Mendengarkan informasi dari guru yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
G. Alat dan Bahan
1. Alat : Papan tulis, spidol, penghapus.
2. Bahan:Bahan ajar,Lembar Kerja Diskusi dan Lembar Kerja Aktivitas
(LKA).
H.. SUMBER BELAJAR
1. Buku teks matematika SMP/MTS Kelas VIII Semester I. Kurikulum
2013 Edisi revisi 2017. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
RI.
2. Buku paket perpustakaan
I. Instrumen Penilaian
a. Penilaian Sikap : Lembar Observasi Sikap
b. Penilaian Pengetahuan : Tes dan Tugas
Jeneponto, 2019
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/Satu
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Alokasi Waktu : Pertemuan 4 (2 x 40 menit)
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya
diri, peduli dan tanggungjawab, dalam berinteraksi secara efektif
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara dan
kawasan regional.
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
KI 4 Mengelola, menyaji, dan menalar alam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambarkan, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yag sama
dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1 3.5 Menjelaskan sistem
persamaan linear dua
variabel dan
penyelesaiannya yang
3.5.7. Menentukan penyelesaian SPLDV
dengan cara eliminasi
dihubungkan dengan
masalah kontekstual.
2 4.5 Menyelesaikan Masalah
yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear
dua variabel.
4.5.1. Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear
dua variabel.
Fokus Karakter: Religius, kerja keras, dan kreatif
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah
informasi, dan mengkomunikasikan hasil mengolah informasi dalam
penugasan individu dan kelompok, peserta didik dapat:
1. Membuat model matematika dari permasalahan sehari-hari yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.
2. Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan cara
eliminasi.
D. Materi Pembelajaran:
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan cara eliminasi.
Dalam metode eliminasi, salah satu variabel dieliminasikan atau
dihilangkan untuk mendapatkan nilai variabel yang lain dalam sistem
persamaan linear dua variabel tersebut. Untuk mengeliminasi suatu variabel,
samakan nilai kedua atau koevisien variabel dengan yang dieliminasikan,
kemudian kedua persamaan dijumlahkan atau dikurangkan.
Langkah – langkah menyelesaikan spldv dengan metode eliminasi :
Metode eliminasi adalah Metode atau cara untuk menyelesaikan sistem
persamaan linier dua variabel dengan cara mengeliminasi atau
menghilngkan salah satu peubah (variabel) dengan menyamakan koefisien
dari persamaan tersebut.
Cara untuk menghilangkan salah satu peubahnya yaitu dengan cara
perhatikan tandanya, apabila tandanya sama [(+) dengan (+) atau (-)
dengan (-) ] , maka untuk mengeliminasinya dengan cara mengurangkan.
Dan sebaliknya apabila tandanya berbeda maka gunakanlah sistem
penjumlahan.
Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan metode
eliminasi.
Contoh Soal
Tentukan Himpunan penyelesaian dari persamaan x + 3y = 15 dan 3x + 6y = 30
Penyelesaian :
Diketahui :
Persamaan 1 = x + 3y = 15 Persamaan 2 = 3x + 6y = 30
Langkah Pertama yaitu menentukan variabel mana yang akan di eliminasi terlebih dahulu. Kali ini kita akan menghilangkan x terlebih dahulu, dan supaya kita temukan nilai y . Caranya yaitu :
3x + 6y = 30 : 3 x + 2y = 10 . . . . ( 1 ) x + 3y = 15 . . . .(2)
Langkah Kedua Dari persamaan (1) dan (2), mari kita eliminasi, sehingga hasilnya :
x + 3y = 15 x + 2y = 10 _ y = 5
Langkah Ketiga Selanjutnya, untuk mengetahui nilai x , maka caranya sebagai berikut :
x + 3y = 15 | x2 | <=> 2x + 6y = 30 . . . .( 3 ) 3x + 6y = 30 | x1 | <=> 3x + 6y = 30 . . .. (4 )
Eliminasi antara persamaan (3) dengan (4 ), yang hasilnya menjadi :
3x + 6y = 30 2x + 6y = 30 _ x = 0
Maka, Himpunan penyelesaiannya adalah HP = { 0 . 5 }
E. Model Pembelajaran
Model pembelajaran PACE.
F. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahuluan ( 10 Menit )
Orientasi Memberi salam dan berdoa. Mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan (mengecek kehadiran peserta didik).
Apersepsi Mengecek penguasaan materi yang
sudah dipelajari sebelumnya yaitu sistem persamaan linear dua variabel
Mengingatkan materi yang telah dipelajari sebelumnya dan mengaitkannya dengan materi yang akan
Motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang berlangsung. Guru memotivasi siswa yaitu dengan
menyampaikan manfaat dari pelajaran SPLDV.
Guru membagi siswa beberapa kelompak, masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang dan membagikan LKD kepada setiap kelompok.
Menjawab salam dari guru dan
salah satu memimpin doa Menjawab absensi dari guru
Mendengarkan guru menyampaikan materi yang akan dipelajari.
Mendengarkan manfaat dipelajari SPLDV
Kegiatan inti (60 menit)
Mengamati 18. Guru memberikan informasi kepada
siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
19. Guru memberikan sebuah kasus untuk digunakan sebagai latihan aplikasi pengetahuan yang dapat merangsang pegetahuan siswa dengan menggunakan
Memperhatikan penyampaian
guru tentang cara menyelesaikan SPLDV
Mengerjakan latihan yang diberikan
LKA.
Menanya
20. Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep yang dipelajari dengan menghubungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.
21. Guru membagikan lembar diskusi kepada masing-masing kelompok dengan menjelaskan langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk menyelesaikan lembar diskusi kelompok.
22. Guru meminta setiap kelompok mengamati lembar kerja diskusi pada soal.
Mengumpulkan dan menganalisis data
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide terkait konsep yang dipelajari.
Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan SPLD seperti yang terdapat pada LKA dan LKD.
Mengkomunikasikan Guru meminta perwakilan dari
masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang SPLDV.
Memberikan umpan balik dan penegasan terhadap hasil pekerjaan siswa.
Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok berupa pujian.
Mengasosiasikan siswa diberikan latihan mandiri atau
LKA ( lembar kerja aktivitas).
Mendengarkan guru menyampaikan diatas.
Menemukan ide
menyelesaikan soal yang berhubungan SPLDV
Siswa mempresentasikan hasil
diskusi tentang SPLDV Mendengarkan penegasan
materi dari guru
Mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru
Penutup (15 menit)
Guru bersama siswa menyimpulkan materi tentang SPDLV dalam penyelesaikan permasalahan.
Guru menutup pembelajaran dan menyampaikan pembelajaran berikutnya yang akan mereka pelajari.
Bersama dengan guru menyimpulkan materi yang dipelajari
Mendengarkan informasi dari guru yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
G. Alat dan Bahan
o Alat : Papan tulis, spidol, penghapus.
o Bahan : Bahan ajar dan Lembar Kerja Aktivitas (LKA) dan Lembar Kerja
Diskusi (LKD)
H. Sumber Belajar
b. Buku teks matematika SMP/MTS Kelas VIII Semester I. Kurikulum 2013
Edisi revisi 2017. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
c. Buku paket perpustakaan.
I..Instrumen Penilaian
5. Penilaian Sikap : Lembar Observasi Sikap
6. Penilaian Pengetahuan : Tes dan Tugas
Jeneponto, 2019
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/Satu
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Alokasi Waktu : Pertemuan 5 (2 x 40 menit)
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya
diri, peduli dan tanggungjawab, dalam berinteraksi secara efektif
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara dan
kawasan regional.
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
KI 4 Mengelola, menyaji, dan menalar alam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambarkan, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yag sama
dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1 3.5 Menjelaskan sistem
persamaan linear dua
variabel dan
penyelesaiannya yang
3.5.8. membuat dan mendefinisikan
bentuk dan sistem persamaan
linear dua variabel (SPLDV)
dihubungkan dengan
masalah kontekstual.
2 4.5 Menyelesaikan Masalah
yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear
dua variabel.
4.5.1. Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear
dua variabel.
Fokus Karakter: Religius, kerja keras, dan kreatif
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah
informasi, dan mengkomunikasikan hasil mengolah informasi dalam
penugasan individu dan kelompok, peserta didik dapat:
1. Membuat model matematika dari permasalahan sehari-hari yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.
2. Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan metode
gabungan dengan tepat.
D. Materi Pembelajaran:
Sistem persamaan linear dua variabel dengan cara gabungan
Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua dengan metode
gabungan yaitu menggabungkan metode eliminasi dan subtitusi.
Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan metode
gabungan
Contoh soal
Dengan metode gabungan tentukan himpunan penyelesaian dari sistem
persamaan
2x – 5y = 2 dan x + 5y = 6!
Penyelesaian:
Langkah pertama yaitu dengan metode eliminasi diperoleh:
2x – 5y = 2 │x1 │2x – 5y = 2
x + 5y = 6 │x2 │2x + 10y = 12 -
-15y = -10
y = -10/-15
y = 2/3
kemudian, disubtitusikan nilai y ke persamaan x + 5y = 6 sehingga
diperoleh:
x + 5y = 6
x + 5 (2/3) = 6
x + 10/15 = 6
x = 6 – 10/15
x = 22/3
Jadi, himpunan penyelesaian adalah (22/3 , 2/3)
E. Model Pembelajaran
Model pembelajaran PACE.
F. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahuluan ( 10 Menit )
Orientasi Memberi salam dan berdoa. Mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan (mengecek kehadiran peserta didik).
Apersepsi Mengecek penguasaan materi yang
sudah dipelajari sebelumnya yaitu sistem persamaan linear dua variabel
Mengingatkan materi yang telah dipelajari sebelumnya dan mengaitkannya dengan materi yang akan
Motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang berlangsung. Guru memotivasi siswa yaitu dengan
menyampaikan manfaat dari pelajaran SPLDV.
Guru membagi siswa beberapa
Menjawab salam dari guru
dan salah satu memimpin doa
Menjawab absensi dari guru
Mendengarkan guru menyampaikan materi yang akan dipelajari.
Mendengarkan manfaat dipelajari SPLDV
kelompak, masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang dan membagikan LKD kepada setiap kelompok.
Kegiatan inti (60 menit)
Mengamati 23. Guru memberikan informasi kepada
siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
24. Guru memberikan sebuah kasus untuk digunakan sebagai latihan aplikasi pengetahuan yang dapat merangsang pegetahuan siswa dengan menggunakan LKA.
Menanya 25. Guru mengajak siswa untuk
menggali pemahaman terkait konsep yang dipelajari dengan menghubungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.
26. Guru membagikan lembar diskusi kepada masing-masing kelompok dengan menjelaskan langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk menyelesaikan lembar diskusi kelompok.
27. Guru meminta setiap kelompok mengamati lembar kerja diskusi pada soal.
Mengumpulkan dan menganalisis data Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengemukakan ide terkait konsep yang dipelajari.
Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan SPLD seperti yang terdapat pada LKA dan LKD.
Mengkomunikasikan Guru meminta perwakilan dari
masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
Memperhatikan
penyampaian guru tentang cara menyelesaikan SPLDV
Mengerjakan latihan yang diberikan
Mendengarkan guru menyampaikan diatas.
Menemukan ide
menyelesaikan soal yang berhubungan SPLDV
Siswa mempresentasikan
hasil diskusi tentang SPLDV
Mendengarkan penegasan
materi dari guru
tentang SPLDV. Memberikan umpan balik dan
penegasan terhadap hasil pekerjaan siswa.
Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok berupa pujian.
Mengasosiasikan siswa diberikan latihan mandiri atau
LKA ( lembar kerja aktivitas).
Mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru
Penutup (15 menit)
Guru bersama siswa menyimpulkan materi tentang SPDLV dalam penyelesaikan permasalahan.
Guru menutup pembelajaran dan menyampaikan pembelajaran berikutnya yang akan mereka pelajari.
Bersama dengan guru menyimpulkan materi yang dipelajari
Mendengarkan informasi dari guru yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
G. Alat dan Bahan
1. Alat : Papan tulis, spidol, penghapus.
2. Bahan : Bahan ajar dan Lembar Kerja Aktivitas (LKA) dan Lembar Kerja
Diskusi (LKD)
H. SUMBER BELAJAR
1. Buku teks matematika SMP/MTS Kelas VIII Semester I. Kurikulum 2013
Edisi revisi 2017. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
2. Buku paket perpustakaan.
I. Instrumen Penilaian
1. Penilaian Sikap : Lembar Observasi Sikap
2. Penilaian Pengetahuan : Tes dan Tugas
Jeneponto, 2019
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/Satu
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Alokasi Waktu : Pertemuan 6 (2 x 40 menit)
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya
diri, peduli dan tanggungjawab, dalam berinteraksi secara efektif
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara dan
kawasan regional.
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
KI 4 Mengelola, menyaji, dan menalar alam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambarkan, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yag sama
dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1 3.5 Menjelaskan sistem
persamaan linear dua
variabel dan
penyelesaiannya yang
3.5.9. membuat dan mendefinisikan
bentuk dan sistem persamaan
linear dua variabel (SPLDV)
dihubungkan dengan
masalah kontekstual.
2 4.5 Menyelesaikan Masalah
yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear
dua variabel.
4.5.1. Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear
dua variabel.
Fokus Karakter: Religius, kerja keras, dan kreatif
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah
informasi, dan mengkomunikasikan hasil mengolah informasi dalam
penugasan individu dan kelompok, peserta didik dapat:
1. Membuat model matematika dari permasalahan sehari-hari yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.
2. Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel khusus
D. Materi Pembelajaran:
Sistem persamaan linear dua variabel khusus
Mengenai sistem persamaan linear dua variabel khusus, terdapat dua
bilangan , yakni x dan y. Nilai y adalah 4 lebihnya dari dua kali nilai x.
Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel khusus
Selesaikan sistem persamaan berikut.
y = 3x + 1
y = 3x – 3
penyelesaian:
untuk menyelesaikan sistem persamaan di atas, kalian bisa menggunakan
dua metode yaitu:
metode 1 menggambar grafik kedua persamaan
gambar grafik setiap persamaan memiliki kemiringan (gradien) yang sama
dan berbeda titik potong terhadap sumbu-y. Sehingga kedua garis sejajar.
Karena kedua garis sejajar, maka tidak memiliki titik potong sebagai
selesaian untuk sistem persamaan linear.
Metode 2. Metode subtitusi
Subtitusikan 3x – 3 kepersamaan pertama.
y = 3x + 1
3x – 3 = 3x + 1
-3 = 1
Jadi, sistem persamaan linear tidak memiliki selesaian
E. Model Pembelajaran
Model pembelajaran PACE.
F. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahuluan ( 10 Menit )
Orientasi Memberi salam dan berdoa. Mengkondisikan suasana belajar
yang menyenangkan (mengecek kehadiran peserta didik).
Apersepsi Mengecek penguasaan materi yang
sudah dipelajari sebelumnya yaitu sistem persamaan linear dua variabel
Mengingatkan materi yang telah dipelajari sebelumnya dan mengaitkannya dengan materi yang akan
Motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang berlangsung. Guru memotivasi siswa yaitu dengan
menyampaikan manfaat dari pelajaran SPLDV.
Guru membagi siswa beberapa kelompak, masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang dan membagikan LKD kepada setiap kelompok.
Menjawab salam dari guru
dan salah satu memimpin doa
Menjawab absensi dari guru
Mendengarkan guru menyampaikan materi yang akan dipelajari.
Mendengarkan manfaat dipelajari SPLDV
Kegiatan inti (60 menit)
Mengamati 28. Guru memberikan informasi kepada
siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Memperhatikan
penyampaian guru tentang cara menyelesaikan SPLDV
29. Guru memberikan sebuah kasus untuk digunakan sebagai latihan aplikasi pengetahuan yang dapat merangsang pegetahuan siswa dengan menggunakan LKA.
Menanya 30. Guru mengajak siswa untuk
menggali pemahaman terkait konsep yang dipelajari dengan menghubungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.
31. Guru membagikan lembar diskusi kepada masing-masing kelompok dengan menjelaskan langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk menyelesaikan lembar diskusi kelompok.
32. Guru meminta setiap kelompok mengamati lembar kerja diskusi pada soal.
Mengumpulkan dan menganalisis data Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengemukakan ide terkait konsep yang dipelajari.
Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan SPLD seperti yang terdapat pada LKA dan LKD.
Mengkomunikasikan Guru meminta perwakilan dari
masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang SPLDV.
Memberikan umpan balik dan penegasan terhadap hasil pekerjaan siswa.
Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok berupa pujian.
Mengasosiasikan siswa diberikan latihan mandiri
atau LKA ( lembar kerja aktivitas).
Mengerjakan latihan yang diberikan
Mendengarkan guru menyampaikan diatas.
Menemukan ide
menyelesaikan soal yang berhubungan SPLDV
Siswa mempresentasikan
hasil diskusi tentang SPLDV
Mendengarkan penegasan
materi dari guru
Mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru
Penutup (15 menit)
Guru bersama siswa menyimpulkan materi tentang SPDLV dalam penyelesaikan permasalahan.
Guru menutup pembelajaran dan menyampaikan pembelajaran berikutnya yang akan mereka pelajari.
Bersama dengan guru menyimpulkan materi yang dipelajari
Mendengarkan informasi dari guru yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
G. Alat dan Bahan
o Alat : Papan tulis, spidol, penghapus.
o Bahan : Bahan ajar dan Lembar Kerja Aktivitas (LKA) dan Lembar Kerja
Diskusi (LKD)
H..SUMBER BELAJAR
1. Buku teks matematika SMP/MTS Kelas VIII Semester I. Kurikulum 2013
Edisi revisi 2017. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
2. Buku paket perpustakaan.
I. Instrumen Penilaian
a. Penilaian Sikap : Lembar Observasi Sikap
b. Penilaian Pengetahuan : Tes dan Tugas
Jeneponto, 2019
KISI - KISI TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Binamu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/1
Materi Pokok : SPLDV
Bentuk soal : Essay
No Indikator Pembelajaran Indikator Soal No. Soal Aspek Yang
diukur
No. Soal pada siklus
1. 1. Menjelaskan bentuk SPLDV
2. menyelesaiakan
masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan mengunakan grafik.
3. menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan cara subtitusi.
4. menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan cara eliminasi.
5. menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan cara gabungan ( subtitusi dan
Siswa mampu memunculkan Fluency dalam mengerjakan soal yang diberikan.
Siswa mampu memunculkan Flexibility dalam mengerjakan soal. Siswa mampu memunculkan fluency dan flexibility dalam mengerjakan soal.
Siswa mampu memunculkan fluency dalam mengerjakan soal. Siswa mampu memunculkan fluency dalam mengerjakan
1 2 3 4
Fluency
Flexibility
Fluency
Fluency
Fluency
1a
1a
1a
2b
2b
eliminasi)
6. menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengnan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan cara variabel khusus
soal Siswa mampu memunculkan flexibility dalam mengerjakan soal
Flexibility
2b
Ket: 1a (siklus 1), 2b(siklus 2)
Nama :
Waktu : 60 menit
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar !
1. Seorang tukang parkir mendapat uang sebesar Rp 17.000,00 dari 3
buah mobil dan 5 buah motor, sedangkan dari 4 buah mobil dan 2
buah motor ia mendapatkan uang Rp 18.000,00. Jika terdapat 20
mobil dan 30 motor, berapa banyak uang parkir yang diperoleh jika
terdapat 20 mobil dan 30 motor?
2. Tentukan penyelesaian dari SPLDV berikut ini dengan metode
substitusi:
x + y = 8
2x + 3y = 19
3. Tentukan himpunan selesaian dari SPLDV yang memuat
persamaan-persamaan 2x + 5y = –3 dan 3x – 2y = 5......
TES KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF SIKLUS 1
Nama :
Waktu : 60 menit
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar !
1. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut dengan
menggunakan metode gabungan.....
2x + y = 7
3x – y = 3
2. Selesaikan sistem persamaan linear dua variabel 2x + 5y = -3 dan 3x – 2y
= 5 dengan menggunakan metode eliminasi.
3. Selesaikan sistem persamaan berikut dengan menggunakan metode
variabel khusus.....
y = 2x + 5
y = -4x – 1
TES KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF SIKLUS 2
Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Melalui Strateri
Pembelajaran PACE (project, activity, cooperative learning, exercise)
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII
Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Hari/Tanggal :
Pertemuan Ke- : I
Petunjuk pengisian:
Amatilah hal-hal yang menyangkut aspek kegiatan pembelajaran matematika melalui
strategi PACE (project, activity, cooperative learning, exercise) yang dikelolah guru di
dalam kelas. Berdasarkan aspek tersebut observer diminta untuk:
1. Memberi tanda cek (√) pada kolom yang sesuai, menyangkut skor penelitian
pengelolah kegiatan belajar mengajar.
2. Memberi penilaian tentang keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan skala
penelitian tersebut:
Skor 4 = terlaksana dengan baik
Skor 3 = cukup terlaksana
Skor 2 = kurang terlaksana
Skor 1 = tidak terlaksana
Tujuan :
Lembar Observasi ini digunakan untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelolah
pembelajaran dengan menggunakan PACE (project, activity, cooperative learning,
exercise)
Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Melalui Strateri
Pembelajaran PACE (project, activity, cooperative learning, exercise)
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII
Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Hari/Tanggal :
Pertemuan Ke- : II
Petunjuk pengisian:
Amatilah hal-hal yang menyangkut aspek kegiatan pembelajaran matematika melalui
strategi PACE (project, activity, cooperative learning, exercise) yang dikelolah guru di
dalam kelas. Berdasarkan aspek tersebut observer diminta untuk:
1. Memberi tanda cek (√) pada kolom yang sesuai, menyangkut skor penelitian
pengelolah kegiatan belajar mengajar.
2. Memberi penilaian tentang keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan skala
penelitian tersebut:
Skor 4 = terlaksana dengan baik
Skor 3 = cukup terlaksana
Skor 2 = kurang terlaksana
Skor 1 = tidak terlaksana
Tujuan :
Lembar Observasi ini digunakan untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelolah
pembelajaran dengan menggunakan PACE (project, activity, cooperative learning,
exercise)
Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Melalui Strateri
Pembelajaran PACE (project, activity, cooperative learning, exercise)
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII
Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Hari/Tanggal :
Pertemuan Ke- : III
Petunjuk pengisian:
Amatilah hal-hal yang menyangkut aspek kegiatan pembelajaran matematika melalui
strategi PACE (project, activity, cooperative learning, exercise) yang dikelolah guru di
dalam kelas. Berdasarkan aspek tersebut observer diminta untuk:
3. Memberi tanda cek (√) pada kolom yang sesuai, menyangkut skor penelitian
pengelolah kegiatan belajar mengajar.
4. Memberi penilaian tentang keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan skala
penelitian tersebut:
Skor 4 = terlaksana dengan baik
Skor 3 = cukup terlaksana
Skor 2 = kurang terlaksana
Skor 1 = tidak terlaksana
Tujuan :
Lembar Observasi ini digunakan untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelolah
pembelajaran dengan menggunakan PACE (project, activity, cooperative learning,
exercise)
Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Melalui Strateri
Pembelajaran PACE (project, activity, cooperative learning, exercise)
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII
Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Hari/Tanggal :
Pertemuan Ke- : IV
Petunjuk pengisian:
Amatilah hal-hal yang menyangkut aspek kegiatan pembelajaran matematika melalui
strategi PACE (project, activity, cooperative learning, exercise) yang dikelolah guru di
dalam kelas. Berdasarkan aspek tersebut observer diminta untuk:
5. Memberi tanda cek (√) pada kolom yang sesuai, menyangkut skor penelitian
pengelolah kegiatan belajar mengajar.
6. Memberi penilaian tentang keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan skala
penelitian tersebut:
Skor 4 = terlaksana dengan baik
Skor 3 = cukup terlaksana
Skor 2 = kurang terlaksana
Skor 1 = tidak terlaksana
Tujuan :
Lembar Observasi ini digunakan untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelolah
pembelajaran dengan menggunakan PACE (project, activity, cooperative learning,
exercise)
Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Melalui Strateri
Pembelajaran PACE (project, activity, cooperative learning, exercise)
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII
Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Hari/Tanggal :
Pertemuan Ke- : V
Petunjuk pengisian:
Amatilah hal-hal yang menyangkut aspek kegiatan pembelajaran matematika melalui
strategi PACE (project, activity, cooperative learning, exercise) yang dikelolah guru di
dalam kelas. Berdasarkan aspek tersebut observer diminta untuk:
7. Memberi tanda cek (√) pada kolom yang sesuai, menyangkut skor penelitian
pengelolah kegiatan belajar mengajar.
8. Memberi penilaian tentang keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan skala
penelitian tersebut:
Skor 4 = terlaksana dengan baik
Skor 3 = cukup terlaksana
Skor 2 = kurang terlaksana
Skor 1 = tidak terlaksana
Tujuan :
Lembar Observasi ini digunakan untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelolah
pembelajaran dengan menggunakan PACE (project, activity, cooperative learning,
exercise)
Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Melalui Strateri
Pembelajaran PACE (project, activity, cooperative learning, exercise)
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII
Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Hari/Tanggal :
Pertemuan Ke- : VI
Petunjuk pengisian:
Amatilah hal-hal yang menyangkut aspek kegiatan pembelajaran matematika melalui
strategi PACE (project, activity, cooperative learning, exercise) yang dikelolah guru di
dalam kelas. Berdasarkan aspek tersebut observer diminta untuk:
9. Memberi tanda cek (√) pada kolom yang sesuai, menyangkut skor penelitian
pengelolah kegiatan belajar mengajar.
10. Memberi penilaian tentang keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan skala
penelitian tersebut:
Skor 4 = terlaksana dengan baik
Skor 3 = cukup terlaksana
Skor 2 = kurang terlaksana
Skor 1 = tidak terlaksana
Tujuan :
Lembar Observasi ini digunakan untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelolah
pembelajaran dengan menggunakan PACE (project, activity, cooperative learning,
exercise)
DAFTAR NILAI SIKLUS
No. Nama Siswa SIKLUS KETUNTASAN BELAJAR
I II I II
1 ARINI 41 91 Tidak Tuntas Tuntas
2 AFRIANI 66 83 Tidak Tuntas Tuntas
3 ALAM SAPUTRA 41 83 Tidak Tuntas Tuntas
4 AWAL SAPUTRA 41 91 Tidak Tuntas Tuntas
5 ELSA 41 75 Tidak Tuntas Tuntas
6 DIRGA 33 58 Tidak Tuntas Tidak Tuntas
7 FITRI 33 83 Tidak Tuntas Tuntas
8 FIKRI AFDIL MUH. 16 41 Tidak Tuntas Tidak Tuntas
9 IIN AMELIA CITRA 58 91 Tidak Tuntas Tuntas
10 ILHAM SYARIF 41 83 Tidak Tuntas Tuntas
11 MAHATIR MUH. 33 41 Tidak Tuntas Tidak Tuntas
12 MUH. FAJIR ADITYA 16 83 Tidak Tuntas Tuntas
13 NATALIA 41 66 Tidak Tuntas Tidak Tuntas
14 NURFANIA 33 50 Tidak Tuntas Tidak Tuntas
15 NURPADILLA 66 91 Tidak Tuntas Tuntas
16 SRI FIKAWATI 66 50 Tidak Tuntas Tidak Tuntas
LAMPIRAN SPSS
Frequencies
Statistics
T1 T2
N
Valid 16 16
Missing 0 0
Mean 41,6250 72,5000
Median 41,0000 83,0000
Mode 41,00 83,00
Std. Deviation 15,62850 18,57597
Minimum 16,00 41,00
Maximum 66,00 91,00
Frequency Table
T1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
16,00 2 12,5 12,5 12,5
33,00 4 25,0 25,0 37,5
41,00 6 37,5 37,5 75,0
58,00 1 6,3 6,3 81,3
66,00 3 18,8 18,8 100,0
Total 16 100,0 100,0
T2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
41,00 2 12,5 12,5 12,5
50,00 2 12,5 12,5 25,0
58,00 1 6,3 6,3 31,3
66,00 1 6,3 6,3 37,5
75,00 1 6,3 6,3 43,8
83,00 5 31,3 31,3 75,0
91,00 4 25,0 25,0 100,0
Total 16 100,0 100,0
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
T1 16 16,00 66,00 41,6250 15,62850
T2 16 41,00 91,00 72,5000 18,57597
Valid N (listwise) 16
DAFTAR HADIR KELAS VIII 3
No. Nama Siswa
Pertemuan Ke-
I II III IV V VI VII VIII
Rabu/18/09/2
019
Kamis/19
/2019
Rabu/25/09/2
019
Kamis/26
/2019
Rabu/02/09/2
019
Kamis/03
/2019
Rabu/09/10
/2019
Kamis/10
/2019
1 ARINI
2 AFRIANI
3 ALAM SAPUTRA
4 AWAL SAPUTRA
5 ELSA
6 DIRGA
7 FITRI A
8 FIKRI AFDIL MUH.
9 IIN AMELIA CITRA
10 ILHAM SYARIF
11 MAHATIR MUH.
12 MUH. FAJIR
ADITYA
13 NATALIA
14 NURFANIA A
15 NURPADILLA
16 SRI FIKAWATI
Keterangan a = alfa
s = sakit
i = izin
pelaksanaan tes siklus
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
No. Hari/Tanggal Pokok Bahasan
1 Rabu, 18 september 2019 Menjelaskan bentuk dari spldv
2 Kamis, 19 september 2019 Menyelesaiakan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan mengunakan grafik.
3 Rabu, 25 september 2019 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan cara subtitusi.
4 Kamis, 26 september 2019 Tes siklus 1
5 Rabu, 02 oktober 2019 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan cara eliminasi.
6 Kamis, 03 oktober 2019 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan cara gabungan ( subtitusi dan eliminasi)
7 Rabu, 09 oktober 2019 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengnan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan cara variabel khusus
8 Kamis, 10 oktober 2019 Tes siklus II
1. Seorang tukang parkir mendapat uang sebesar Rp 17.000,00 dari 3 buah mobil dan 5 buah motor, sedangkan
dari 4 buah mobil dan 2 buah motor ia mendapatkan uang Rp 18.000,00. Jika terdapat 20 mobil dan 30 motor,
berapa banyak uang parkir yang diperoleh jika terdapat 20 mobil dan 30 motor?
Penyelesaian:
Cara 1
Misalkan:
Mobil = x
Motor = y
Ditanyakan: 20x + 30y
Model matematika:
3x + 5y = 17.000......(1)
4x + 2y = 18.000......(2)
Eliminasi persamaan (1) dan (2) diperoleh:
3x + 5y = 17.000 │x4 │12x + 20y = 68.000
4x + 2y = 18.000 │x3 │12x + 6y = 54.000 –
14y = 14.000
y = 14.000/14
y = 1.000
Subtitusi nilai y = 1.000 ke salah satu persamaan:
KUNCI JAWABAN
SIKLUS 1
3x + 5y = 17.000
3x + 5(1.000) = 17.000
3x + 5.000 = 17.000
3x = 17.000 – 5.000
3x = 12.000
x = 12.000/3
x = 4.000
cara 2
3x + 5y = 17.000│x4 │12x + 20y = 68.000
4x + 2y = 18.000│x10│40x + 20y = 180.000 -
-28 = -112.000
x = 4000.
Subtitusi nilai x = 4.000 ke salah satu persamaan:
3x + 5y = 17.000
3(4.000) + 5y = 17.000
12.000 + 5y = 17.000
5y = 17.000 – 12.000
5y = 5.000
y = 5.000 : 5
y = 1.000
Jadi, biaya parkir 1 mobil Rp4.000,00 dan 1 motor Rp1.000,00
20x + 30y = 20(4.000) + 30(1.000)
= 80.000 + 30.000
= 110.000
Jadi, banyak uang parkir yang diperoleh Rp110.000,00
2. Tentukan penyelesaian dari SPLDV berikut ini dengan metode substitusi:
x + y = 8
2x + 3y = 19
Penyelesaian:
x + y = 8......(1)
2x + 3y = 19......(2)
x + y = 8
x = 8 – y
Subtitusikan x = y – 8 ke dalam persamaan 2
2 (8 – y) + 3y = 19
16 – 2y + 3y = 19
16 + y = 19
y = 3
Subtitusikan y = 3 ke dalam persamaan 1
x + 3 = 8
x = 5
cara eliminasi
mencari nilai x
x + y = 8......(1)
2x + 3y = 19 ....(2)
x + y = 8 │x3
2x + 3y = 19 │x1
3x + 3y = 24
2x + 3y = 19 -
x = 5
mencari nilai y
x + y = 8 │x2
2x + 3y =19 │x1
2x + 2y = 16
2x + 3y = 19 -
-1y = -3
y = 3/1
y = 3
Jadi, penyelesaian dari SPLDV tersebut adalah x = 5 dan y = 3
3. Tentukan himpunan selesaian dari SPLDV yang memuat persamaan-persamaan 2x + 5y = –3 dan 3x – 2y = 5......
penyelesaian
Mengeliminasi nilai x
Mengeliminasi nilai y
Subtitusikan y = -1
2x + 5y = -3
2x + 5(-1) = -3
2x + -5 = -3
2x = -3 + 5
2x = 2
x = 2/2
x = 1
Subtitusikan x = -1
2x + 5y = -3
2 (-1) + 5y = -3
2 + 5y = -3
5y = -3 – 2
5y = - 5
y = -5/5
y = -1
1. Tentukan persamaan linear berikut
2x + y = 7 dan 3x – y = 3
Penyelesaian :
Diketahui
2x + y = 7.........persamaan (1)
3x – y = 3.........persamaan (2)
Cara eliminasi
Cara 1
2x + y = 7
3x – y = 3 +
5x + 0 = 10
5x = 10
x = 10 : 5
x = 2
Cara 2
2x + y = 7 x 3 6x + 3y = 21
3x – y = 3 x 2 6x – 2y = 6
5y = 15
y = 15 : 5
y = 3
KUNCI JAWABAN SIKLUS
II
subtitusikan nilai x = 2 kesalah satu persamaan misalnya persamaan 2x + y = sehingga diperoleh
2x + y = 7
2(2) + y = 7
4 + y = 7
y = 7 – 4
y = 3
2. Eliminasi sistem persamaan linear berikut:
2x + 5y = -3 dan 3x – 2y = 5
Penyelesaian:
Untuk mendapatkan nilai y
2x + 5y = -3 x3 6x + 15y = -9
3x – 2y = 5 x 2 6x – 4y = 10 -
19y = -19
y = -19 : 19
y = -1
untuk mendapatkan nilai x
2x + 5y = -3 x2 4x + 10y = -6
3x – 2y = 5 x5 15x – 10y = 25 +
19x = 19
x = 19 : 19
x = 1
Jadi sehingga diperoleh penyelesaiannya adalah x = 1 dan y = -1atau dapat dituliskan sebagai himpunan Hp { 1,
-1 }
3. Persamaan linear berikut:
y = 2x + 5
y = -4x – 1
penyelesaian:
persamaan 1 persamaan 2
y = 2x + 5 y = -4x – 1
3 = 2 (-1) + 5 3 = -4 (-1) - 1
3 = 3 3 = 3
Jadi, selesaikan dari sistem persamaan linear dua variabel di atas adalah ( -1, 3 ).
LAMPIRAN HASIL OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
Aspek
yang
diamati
Pertemuan ke-
I II III IV Rata-
rata V VI VII VIII
Rata-
rata
1 4 4 4
Siklus
I
4 4 4 4
Siklus II
4
2 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 2 3 4 3 4 4 4 4
5 3 4 4 3,6 4 4 4 4
6 2 3 4 3 4 4 4 4
7 3 4 4 3,6 4 4 4 4
8 3 4 4 3,6 4 4 4 4
9 3 4 4 3,6 4 4 4 4
10 1 3 4 2,6 3 3 4 3,3
11 2 3 4 3 4 4 4 4
12 3 3 4 3,3 3 4 4 3,6
13 1 2 3 2 3 3 4 3,3
14 4 4 4 4 4 4 4 4
15 3 4 4 3,6 4 4 4 4
16 3 4 4 3,6 4 4 4 4
17 2 3 4 3 4 4 4 4
18 4 4 4 4 4 4 4 4
Skor 51 64 71 61,5 69 70 72 70,2
Rata-rata 2,83 3,55 3,94 3,41 3,83 3,88 4 3,9
DOKUMENTASI
Pembagian kelompok
Mengerjakan tes siklus
RIWAYAT HIDUP
Rosliah, dilahirkan di Dusun Pa Baeng-Baeng Desa Pattiro
Kecamatan Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto pada tangaal 02
Februari 1997, dari pasangan Ayahanda Muhammad. S dan
Ibunda Fatmawati. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2003
di SDN No. 206 Pa Baeng-Baeng dan taman tahun 2009, tamat
SMP Negeri 3 Bangkala Barat pada tahun 2012, dan tamat SMAN
1 Bangkala Barat pada tahun 2015. Pada tahun 2015, penulis melanjutkan pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar dan selesai pada tahun 2019.