Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Dirjen ...

18
Edisi VI 2016 Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Hari Pelaut Sedunia 2016 Dirjen Hubla: Jasa Para Pelaut Sangat Besar 8 13

Transcript of Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Dirjen ...

Page 1: Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Dirjen ...

Edisi VI 2016

Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok

Hari Pelaut Sedunia 2016 Dirjen Hubla: Jasa Para Pelaut Sangat Besar8 13

Page 2: Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Dirjen ...

Edisi VI 2016

Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok

Hari Pelaut Sedunia 2016 Dirjen Hubla: Jasa Para Pelaut Sangat Besar8 13

Page 3: Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Dirjen ...

Edisi VI 2016

Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok

Hari Pelaut Sedunia 2016 Dirjen Hubla: Jasa Para Pelaut Sangat Besar8 13

Page 4: Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Dirjen ...

2 Edisi VI 2016

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

SUSUNAN PENGURUSPenanggung Jawab

Direktur Jenderal Perhubungan LautSekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut

Pengarah Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut

Direktur KepelabuhananDirektur Perkapalan dan Kepelautan

Direktur KenavigasianDirektur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai

Redaktur PelaksanaKepala Bagian Organisasi dan Hubungan Masyarakat

RedakturKepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat

Penyunting/EditorSilo Darmono

Staf RedaksiPresti FebrianaKandi Tri Astuti

Deni Wisnu AnggoroErawati

Laura T. AmeliaAchmad Sopandji

Desain Grafis & FotograferTim Desain Grafis

Indi AstonoSyahroni

SekretariatRustam Hidayat

Alamat RedaksiGedung Karya Lt. 15. Kementerian Perhubungan

Jl. Medan Merdeka Barat No.8. Jakarta 10110Telp/Fax : 021 – 3847118 ext. 4135

e-mail: [email protected]

Pada 6 Juli 2016 mendatang pemerintah Indonesia akan menghadapi hajatan besar tahunan yaitu perayaan Idul Fitri 2016/1437 H. Sebagaimana tahun-tahun

sebelumnya, Kementerian Perhubungan selalu ditunjuk oleh Presiden RI sebagai Koordinator Angkutan Lebaran.

Sebagai koordinator pelaksanaan Angkutan Lebaran 2016, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menargetkan zero accident atau tidak ada kecelakaan bagi semua moda transportasi yang digunakan untuk mengangkut penump-ang mudik ke kampung halamannya masing-masing. Seb-agai bentuk komitmen zero accident, Menteri Perhubun-gan mengeluarkan surat instruksi Nomor: IM 12 Tahun 2016 tentang Pemeriksaan Kelaikan Sarana Transportasi.

Menindaklanjuti instruksi Menteri Perhubungan tersebut, Ditjen Hubla menerbitkan Instruksi Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor UM.008/43/2/DJPL-16 tanggal 7 Juni 2016 tentang Pemeriksaan Kelaiklautan Kapal Penumpang dalam rangka Angkutan Lebaran Ta-hun 2016.

Melalui surat itu, Direktur Jenderal Perhubungan Ir. A Tonny Budiono menginstruksikan kepada seluruh ke-pala Unit Pelaksana Teknis (UPT) untuk melakukan uji petik kelaiklautan kapal di wilayah kerjasam masing-ma-sing. Jumlah kapal penumpang Angkutan Lebaran 2016 yang harus diuji petik totalnya berjumlah 1.273 armada di seluruh Indonesia. Selain memerintahkan para kepala UPT untuk melakukan pemeriksaan kelaiklautan kapal, Dirjen Hubla juga membentuk tim terpadu uji petik yang terdiri dari pejabat Kesekjenan Kemenhub, Ditjen Hubla, KNKT, Badan Litbang Perhubungan, dan stake holder lainnya.

Selain menyongsong pelaksanaan Angkutan Lebaran, di bulan ini pun banyak kegiatan Direktorat Jenderal Per-hubungan Laut yang cukup penting, seperti pelaksanaan persiapan pelaksanaan inaportnet di Pelabuhan Belawan, pelaksanaan Verified Gross Mass Of Container (VGM) pada 1 Juli 2016, dan penyerahan dokumen Joint Submis-sion dalam sidang legal committee (Komite Hukum) IMO ke-103 yang dilaksanakan di markas besar IMO pada 8-10 Juni 2016.

Selain itu, pada 25 Juni 2016 merupakan hari perin-gatan pelaut sedunia atau The Day of Seafarer. Dirjen Per-hubungan Laut menyampaikan apresiasinya terhadap para pelaut yang dinilainya berjasa besar pada pertumbuhan perekonomi. Selamat Hari Pelaut 2016! Wisnu

ZERO ACCIDENT ANGKUTAN LEBARAN 2016

KOLOMREDAKSI

Ditjen Hubla Soft Launching Inaportnet Pelabuhan Belawan

Indonesia Mendukung Penuh Pemberlakuan VGM

Indonesia Sampaikan Dokumen Joint-Submission di Sidang ILC-IMO ke-103

Dirjen Hubla Minta Seluruh Kapal Penumpang Diuji Kelaiklautan

Halaman 6

Halaman 11

Halaman 13

Halaman 15

Page 5: Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Dirjen ...

3Edisi VI 2016

Mengantisipasi tingginya jum-lah penumpang mudik Lebaran 2016/1437 H tersebut, Kementerian Perhubungan menyiapkan 48.847 ar-mada angkutan penumpang yang ter-diri dari berbagai moda transportasi yaitu moda darat/jalan (Bus AKAP, AKDP, dan Pariwisata) sebesar 46.478 armada. Kemudian moda laut sebesar 1.273 armada, moda penye-berangan 195 armada, moda pesawat 529 armada, dan moda kereta api 372 armada.

Khusus moda laut, pada Lebaran 2016/1437 H ini mengalami kenai-kan jumlah armada sebanyak 11 kapal

dari Lebaran tahun 2015/1436 H. Jumlah armada moda laut seban-

yak 1.273 unit ini untuk mengantisi-pasi jumlah penumpang mudik yang diprediksi akan mengalami kenaikan sebesar 3.00% yaitu dari 1.560.246 orang pada Lebaran 2015/1436 H menjadi 1.607.053 orang pada Leba-ran 2016/1437 H atau meningkat sebanyak 48.807 orang. Prediksi ke-naikan jumlah penumpang sebesar 3.00% tersebut karena pada musim angkutan Lebaran 2016/1437 H ini bersamaan dengan hari libur pasca kenaikan anak-anak sekolah.

Sedangkan kapasitas angkut

SAMBUT LEBARAN 2016/1437 H DITJEN HUBLA SIAPKAN

1.273 ARMADA

Kementerian Perhubungan memprediksi jumlah

pemudik yang akan merayakan Lebaran 2016/1437 H di kampung halamannya masing-masing sekitar 25.815,236 orang. Jumlah itu terdiri dari pemudik yang menggunakan angkutan umum 17.698.484 orang, mobil pribadi 2.478.069 orang, dan sepeda motor 5.638.683 orang.

Page 6: Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Dirjen ...

4 Edisi VI 2016

dari total jumlah armada moda laut tersebut mencapai 3.414.584 orang. Jumlah kapasitas sebesar itu terdiri dari armada PT Pelni 26 unit den-gan total kapasitas 989.375 orang, armada perintis 96 unit dengan total kapasitas 63.626 orang, kapal Ro-Ro swasta 28 unit dengan total kapasi-tas 226.079 orang, kapal penumpang swasta 74 unit dengan total kapasitas 628.409 orang, dan kapal swasta jarak dekat 1.049 unit dengan total kapasi-tas 1.507.095 orang.

Penyelenggaraan Angkutan Laut Lebaran tahun 2016/1437 H, dilak-sanakan mulai H-18 (18 Juni 2016) sampai dengan H+17 (24 Juli 2016). Bersamaan dengan penyelenggaraan angkutan laut lebaran ini akan di-lakukan kegiatan pemantauan dan pengendalian lalu lintas dan ang-kutan laut melalui Posko Angkutan Laut lebaran tahun 2016. Posko ini merupakan bagian dari Posko Ang-kutan Lebaran Terpadu Kementerian Perhubungan.

Selain itu, dilaksanakan pula pemantauan terhadap 52 pelabuhan yang diprediksi akan mengalami lon-jakan penumpang. Ke-52 pelabuhan tersebut adalah: Belawan, Tanjung Balai Asahan, Sibolga, Pekanbaru, Dumai, Sei Pakning, Selat Panjang, Tanjung Balai Karimun, Batam, Tanjung Batu, Tanjung Uban, Tan-jung Pinang, Sei Kolak Kuang, Kuala

Tungkal, Palembang, Teluk Bayur, Tanjung Pandan, Pangkal Balam/Muntok, Tanjung Priok, Tanjung Emas, Tanjung Perak, Gresik, Benoa, Lembar, Kupang, Pontianak, Ku-mai, Sampit, Banjarmasin, Balikpa-pan, Samarinda, Tarakan, Nunukan, Makassar, Pare-Pare, Bau Bau, Siwa, Kendari, Pantoloan, Gorontalo, Bi-tung, Manado, Ternate, Sanana, Am-bon, Tual, Namlea, Sorong, Manok-wari, Biak, Jayapura, dan Merauke.

Dari 52 pelabuhan yang dipan-tau tersebut, diperkirakan terdapat 9 pelabuhan terpadat yang akan dilalui para pemudik yaitu pelabuhan Sei Pakning, Tanjung Balai Karimun, Batam, Tanjung Batu, Tanjung Uban, Tanjung Pinang, Tanjung Perak, Tarakan, Makassar, dan Ternate.

Sedangkan untuk menjamin kes-

elamatan dan keamanan pelayaran se-lama masa mudik Lebaran 2016/1437 H, Direktorat Jenderal Perhubun-gan Laut melakukan uji petik terha-dap kapal-kapal terkait pemenuhan standar keselamatan pelayaran, juga terhadap pelabuhan-pelabuhan yang banyak menangani kapal penumpang.

Uji kelaiklautan tersebut ber-dasarkan arahan Menteri Perhubun-gan Ignasius Jonan pada Rapim Be-sar Kemenhub tanggal 1 Juni 2016. Pada kesempatan tersebut, Menteri Perhubungan meminta agar seluruh moda angkutan laut penumpang yai-tu sebanyak 1.273 armada dilakukan uji kelaiklautan.

Pelaksanaan uji kelaiklautan di-lakukan mulai 6 Juni sampai dengan 18 Juni 2016 yang dipusatkan di 10 pelabuhan yaitu Pelabuhan Merak, Tanjung Perak, Tanjung Emas, Ban-jarmasin, Makassar, Bitung, Belawan, Lembar, Batam, dan Pontianak.

Selain itu, para kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) juga di-perintahkan untuk melakukan uji kelaiklautan kapal yang mengang-kut penumpang di wilayah kerjanya masing-masing. Kemudian mereka melaporkan hasilnya kepada Direk-tur Jenderal Perhubungan Laut Ir. A. Tonny Budiono, MM, paling lambat tanggal 18 Juni 2016.

Dalam rangka memenuhi am-anat Menteri Perhubungan tentang

APAPUN RISIKO DIAMBIL UNTUK TIDAK MEMBERIKAN SURAT

PERSETUJUAN BERLAYAR BILA KESELAMATAN

PELAYARAN TERANCAM.

Page 7: Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Dirjen ...

5Edisi VI 2016

aspek keselamatan dan keamanan pelayaran pada masa Angkutan Lebaran 2016/1437 H dimana di-targetkan tidak ada kecelakaan atau zero accident, Direktur Jenderal Per-hubungan Laut Ir. A Tonny Budiono, MM, selelu mengingatkan seluruh personel Perhubungan Laut untuk terus-menerus meningkatkan kesiap-siagaan dalam menjaga keselamatan pelayaran.

“Jaga dan siaga 24 jam dalam se-hari,” kata Direktur Jenderal Tonny Budiono.

Kesiapsiagaan itu, Dirjen men-egaskan lebih hebat lagi dalam me-nyongsong dan pada saat angkutan Lebaran dan liburan sekolah. Arus mobilitas publik terjadi lonjakan tinggi sehingga memungkinkan pa-datnya penumpang kapal laut.

Dalam kaitan tersebut, Dirjen menegaskan jajaran Ditjen Per-hubungan Laut harus berkonsen-trasi terhadap keselamatan pelayaran, termasuk di dalamnya memastikan tersedianya sesuai ketentuan berbagai perlengkapan dan fasilitas kesela-matan.

Selain itu, Dirjen juga mengin-gatkan jangan bermain-main dengan cuaca. Syahbandar harus berpatokan kepada data cuaca yang diterbitkan BMKG.

“Apapun risiko diambil untuk tidak memberikan Surat Persetujuan Berlayar bila keselamatan pelayaran terancam. Seperti selalu diingatkan Bapak Menteri Perhubungan bahwa lebih tidak berangkat daripada men-jemput maut,”kata Dirjen Tonny.

Direktur Lalu Lintas dan An-gkutan Laut Ir. Adolf R Tambunan dalam Rapat Koordinasi Siaga Kes-iapan Angkutan Laut Lebaran tahun 2016 di Ruang Nanggala Gedung Cipta Kementerian Perhubungan Jakarta, Kamis (2/6/2016), menyam-paikan bahwa tidak ada toleransi pada aspek keselamatan pelayaran. Kapal-kapal yang tidak memenuhi aspek kelaiklautan berdasarkan hasil uji petik yang dilakukan oleh para marine inpsector Perhubungan Laut, tidak akan diberangkatkan.

“Para petugas di lapangan juga

harus selalu melakukan pengawasan dan melakukan tindakan tegas ter-hadap kapal-kapal yang mengangkut penumpang melebihi kapasitas seat,” kata Adolf.

Selain itu, harus diantisipasi ke-giatan dan penyiapan kapal cadangan di lokasi-lokasi yang mengalami lon-jakan penumpang yang tidak dapat ditampung oleh jumlah kapal yang tersedia. Juga meningkatkan koordi-nasi dengan instansi terkait di daerah dan penyebarluasan informasi jadwal kedatangan dan keberangkatan kapal kepada masyarakat melalui media ce-tak dan elektronika serta melakukan pemasangan spanduk-spanduk di tempat-tempat tertentu.

“Termasuk menjaga ketertiban agar para pedagang tidak naik ke atas kapal serta memperhatikan kondisi fasilitas embarkasi dan debarkasi pen-umpang,” kata Adolf. Silo

Page 8: Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Dirjen ...

6 Edisi VI 2016

DIRJEN HUBLA MINTA SELURUH KAPAL PENUMPANG DIUJI

KELAIKLAUTAN

Direktur Jenderal Perhubun-gan Laut (Dirjen Hubla) Ir. Antonius Tonny Budiono,

MM, meminta seluruh Unit Pelaksa-na Teknis (UPT) Perhubungan Laut melakukan uji petik kapal penum-pang di wilayahnya masing-masing untuk meningkatkan keselamatan transportasi laut dalam menghadapi angkutan Lebaran 2016/1437 H. Uji petik kapal dimulai dari 6 hingga 18 Juni 2016.

“Masing-masing Kepala Kantor di UPT Ditjen Hubla agar melak-sanakan Uji Petik kelaiklautan ka-pal penumpang dan melaporkan

hasilnya kepada Dirjen Hubla sesuai dengan format laporan pemeriksaan kelaiklautan Kapal Penumpang An-gkutan Lebaran 2016 agar dapat ditindaklanjuti,” Dirjen Hubla An-tonius Tonny Budiono di Jakarta, Rabu (8/6/2016).

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan telah menginstruksikan kepa-da seluruh Direktur Jenderal, terma-suk Direktur Jenderal Perhubungan Laut untuk melakukan pemeriksaan kelaikan secara menyeluruh ter-hadap sarana dan prasarana trans-portasi laut. Instruksi Menhub itu melalui surat Nomor: IM 12 Tahun

2016 tentang Pemeriksaan Kelaikan Sarana Transportasi.

Menindaklanjuti instruksi Menteri Perhubungan tersebut, Ditjen Hubla menerbitkan Instruk-si Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor UM.008/43/2/DJPL-16 tanggal 7 Juni 2016 tentang Pemeriksaan Kelaiklautan Kapal Penumpang dalam rangka Angkutan Lebaran Tahun 2016.

“Seluruh Kepala Kantor Kes-yahbandaran Utama, Kepala Kan-tor Pelabuhan Batam, Kepala KSOP Kelas I hingga IV, dan Kepala UPP Kelas I hingga III harus melak-

Page 9: Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Dirjen ...

7Edisi VI 2016

sanakan uji kelaiklautan terhadap 1.273 kapal penum-pang yang dipergunakan untuk Angkutan Laut Lebaran 2016,” katanya.

Tim Terpadu Uji PetikSelain memerintahkan para kepala UPT, Dirjen

Hubla juga membentuk Tim Terpadu untuk melak-sanakan Uji Petik di beberapa lokasi pelabuhan yang banyak dilayari oleh kapal penumpang.

“Tim terpadu uji petik ini untuk memastikan semua pelayanan memenuhi aspek keselamatan dan keamanan pelayaran,” kata Kepala Bagian Organisasi dan Humas Ditjen Hubla Bambang Sutrisna.

Tim Terpadu Uji Petik Kapal akan melakukan tu-gasnya di beberapa pelabuhan yang banyak melayani penumpang seperti Pelabuhan Merak, Tanjung Perak (Surabaya), Samarinda, Balikpapan, Bitung, Palembang, Pontianak, Tanjung Emas (Semarang), Makassar, Bela-wan, Tanjung Priok ( Jakarta), Benoa, Sorong, Ambon, dan Batam.

Tim Terpadu tersebut terdiri dari pejabat terkait di lingkungan Kantor Pusat Ditjen Hubla, Inspektorat Jen-deral Kementerian Perhubungan, Marine Inspector dari Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, Badan Pengemban-gan Sumber Daya Manusia Perhubungan, dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

Jika terdapat temuan dan terbukti bahwa kapal tersebut tidak memenuhi syarat, maka kapal akan di-grounded sampai kapal diperbaiki dan dapat dipastikan dalam kondisi prima.

Salah satu Tim Terpadu yang dipimpin oleh Inspe-ktur Jenderal Kementerian Perhubugan Ir Cris Kuntadi dan Direktur Perkapalan dan Kepelautan Ditjen Per-hubungan Laut Ir. Sugeng Wibowo, melakukan inspeks ke Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan pada Kamis (9/6/2016).

Tim yang beranggotakan Marine Inspector Ditjen Perhubungan laut Capt. Ari Wibowo, M. Mar, Capt. Diaz Saputra, dan Capt. Samuel T Darmawan melaku-kan inspeksi keselamatan pelayaran di KM Leuser milik PT Pelni yang sedang sandar di Pelabuhan Makassar.

Termasuk dalam rombongan tim terpadu juga Syah-bandar Pelabuhan Makassar Marwansyah, Kabag Organ-isasi dan Humas Perhubungan Laut Bambang Sutrisna, Kasubag Humas Perhubungan Laut Wisnu Wardana, investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi Capt. Rudi Yulianto, dan sejumlah pejabat terkait.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Irjen Cris Kuntadi menyatakan bahwa kapal penumpang KM Leuser secara umum masih laik laut dan dapat melanjutkan perjala-nan. Meskipun demikian, Marine Inspector Ditjen Per-hubungan Laut telah menemukan banyak hal yang perlu segera di perbaiki, meskipun temuan tersebut bersifat minor.

Selain itu, Pelni juga diminta segera melakukan pe-

nataan kabin atau dek penumpang, seperti penyejuk ru-angan yang banyak dikeluhkan penumpang akibat tidak berfungsi maksimal karena sering mati.

“Manajemen penumpang dan barang pun harus segera diperbaiki. Jangan ada lagi penumpang dan ba-rang dicampur di dek penumpang. Barang-barang yang boleh dibawa ke dek penumpang hanya yang kecil-kecil. Jangan bawang berkarung-karung seperti temuan tadi,” katanya. Silo

Page 10: Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Dirjen ...

8 Edisi VI 2016

MENHUB UJI KELAIKLAUTAN KAPAL DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK

Menteri Per-hubungan Ig-nasius Jonan

melakukan peninjauan ke-siapan angkutan lebaran sekaligus melakukan uji ke-laiklautan kapal di Pelabu-han Tanjung Priok, Jakarta, Selasa 14 Juni 2016. Salah satu kapal yang dites ke-laiklautannya adalah kapal penumpang milik PT Pelni yaitu KM Umsini.

Pada kesempatan itu, Menhub meminta Dirut PT Pelni mengujicoba fungsi sekoci pada KM Umsini yang sedang sandar di Dermaga 106, Terminal Penumpang Nusantara Pura, Pelabuhan Tanjung Priok.

“Coba diturunkan itu sekoci berfungsi gak? Jangan jangan gak ada yang bisa diturunkan ,” kata Menhub ke-pada Dirut Pelni.

Dirut PT Pelni Elfien semula meyakinkan Menhub bahwa semua alat keselamatan kapal sudah dicek secara berkala dan semuanya berfungsi baik.

Namun Menhub tetap mau lihat uji coba penurunan sekoci. Ahasil sekocinya berfungsi dengan baik .

“Kalau sekoci gak berfungsi saat dibutuhkan kan lebih bahaya,” kata Menhub.

Uji kelaiklautan kapal di Pelabuan Tanjung Priok telah dilakukan terhadap delapan kapal penumpang yang secara rutin melayani penumpang di pelabuhan ini. Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok meny-

elesaikan uji petik tersebut secara maraton.

“Pelaksanaan uji pe-tik sesuai peritrah Bapak Menteri Perhubungan dan Bapak Dirjen Perhubun-gan Laut digelar siang malam,” kata Syahbandar Capt. Sahattua P Simatu-pang.

Adapun kapal-ka-pal yang telah diuji petik adalah KM Kelud (Pel-ni), El Saddai (Bangka

Belitung), Dobonsolo (Pelni), Srikandi Line (Bukit Merapin), Ciremai (Pelni), Sawita (Bukit Merapin), Sal-via (Bukit Merapin), dan Bukit Raya (Pelni).

Sedangkan kapal-kapal tidak dilaksanakan uji petik yakni KM Lawit (di luar daerah), Star Belitung (sedang dok), Dorolonda (sedang dok), El Saddai II (sedang dok), dan Gunung Dempo (sedang dok).

Capt. Sahattua mengemukakan, hasil uji kelaiklau-tan secara umum sudah baik, meskipun ada beberapa temuan yang harus segera diperbaiki. Temuan itu sudah disampaikan kepada nakhoda dan manajemen perusa-haan pelayaran bersangkutan.

Kepada perusahaan pelayaran, diberi batas waktu hingga 18 Juni 2016 untuk melakukan corective action terhadap plan management system document.

“Kalau tidak dilakukan maka dapat berisiko kapal ti-dak mendapatkan Surat Persetujuan Belayar,” kata Capt. Sahattua. Pandji

Page 11: Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Dirjen ...

9Edisi VI 2016

SEKJEN KEMENHUB PASTIKAN KESIAPAN PELABUHAN MERAK

umat, 18 Juni 2016, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perhubungan Ir. Sugihardjo,

M.Sc didampingi oleh Direktur An-gkutan dan Multimoda Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Cucu Mulyana meninjau kesiapan Pelabu-han Merak, Banten dalam mengha-dapi angkutan Lebaran 2016/1437 H.

Kedatangan Sekjen Sugihardjo ke Pelabuhan yang dikelola oleh PT ASDP Indonesia Ferry itu disam-but oleh Kepala Cabang PT ASDP Indonesia Ferry Merak Tommy Kaunang, Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Banten M Nafri, Kabid Hubdat Di-shub Provinsi Banten Abadi Wury-anto, dan pejabat terkait lainnya.

Setelah mendengarkan pa-paran singkat dari Tommy Kaunang, Sekjen Sugihardjo beserta rombon-gan langsung melakukan peninjauan ke sejumlah tempat. Diantaranya ke-siapan loket tiket, ruang tunggu pen-

umpang, dan dermaga. Sekjen juga melakukan pemeriksaan ke sejumlah kapal penyeberangan untuk memas-tikan kelaiklautan kapal dan aspek keselamatan dan keamanan lainnya.

“Sesuai instruksi Bapak Menteri Perhubungan, sejak tanggal 6 hingga 24 Juni 2016, seluruh moda trans-portasi, termasuk kapal penyeberan-gan harus diperiksa agar memenuhi aspek keselamatan,” kata Sugihardjo.

Sekjen Sugihardjo menegas-kan, setelah tanggal 24 Juni 2016, kapal-kapal penyeberangan yang tidak memenuhi aspek keselamatan berlayar tidak akan diizinkan untuk melayani angkutan Lebaran.

“Ini keputusan Bapak Menteri Perhubungan yang tidak bisa dita-war-tawar. Sarana transportasi yang tidak memenuhi persyaratan kesela-matan tidak boleh beroperasi melay-ani penumpang angkutan Lebaran,” katanya.

Pada kesempatan itu, Sekjen Sugihardjo meminta agar truk-truk

barang yang diangkut kapal harus diikat atau lashing. Kewajiban itu agar aspek keselamatan pelayaran lebih terjamin. Apalagi setelah ke-jadian yang menimpa kapal Rafelia II yang tenggelam di Selat Bali be-berapa waktu lalu.

Ia menegaskan, tidak ada alasan apa pun, termasuk alasan keterba-tasan waktu sandar agar kendaraan tidak dilashing. Untuk mengatasi keterbatasan waktu, pelaksanaannya bisa dengan kombinasi, lashing dan kunci ban.

Kepala Kesyahbaandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Merak Muhammad Nafri menjelaskan, kapal yang beroperasi di Merak se-luruhnya ada 62 armada. Dari hasil pemeriksaan atau uji petik, ada 10 kapal yang tidak laik laut.

“10 kapal ini harus diperbai-ki sebelum 24 Juni. Bila temuan-temuan tidak diperbaiki, mereka ti-dak akan kami izinkan berlayar,” kata Nafri. Deni

Page 12: Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Dirjen ...

10 Edisi VI 2016

Direktur Jenderal Perhubun-gan Laut (Dirjen Hubla) Ir. Antonius Tonny Budio-

no memerintahkan kepada seluruh petugas di lapangan agar sungguh-sungguh mengawasi keselamatan pelayaran serta mengantisipasi agar tidak terjadi masalah percaloan tiket kapal laut, kenaikan tarif melebihi ketentuan, dan penelantaran penum-pang. Juga melakukan tindakan tegas terhadap setiap pelanggaran.

Perintah itu disampaikan Dirjen Hubla dalam sambutan Apel Siaga Kesiapan Angkutan Laut Lebaran tahun 2016 (1437H) yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal Perhubungan Laut Ir. Boedi Setiadjid di Dermaga Nusantara Pura Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta (20/6/2016) pukul 16.00 WIB.

“Hal ini untuk menjamin kelan-caran, keamanan, dan kenyamanan bagi masyarakat yang akan melaku-kan perjalanan mudik ke kampung halaman,” kata Dirjen Hubla.

Apel Siaga ini diikuti seluruh

unsur yang ada di Pelabuhan Tanjung Priok Kantor seperti Syahbandar Utama dan Otoritas Pelabuhan Tan-jung Priok, Distrik Navigasi Tanjung Priok, Pangkalan Armada PLP Tan-jung Priok, Koterm A, Kolinlamil, Lantamal III, Polres Jakarta Utara, Pol Air Polda Metro Jaya, Polres Pelabuhan Tanjung Priok, SAR, UPT Ditjen Hubla se-DKI, Kantor Bea Cukai, Imigrasi, Kesehatan Pelabu-han, Balai Besar Karantina Pertanian, Dishub DKI Jakarta, PT. Pelindo II, PT. PELNI, PT. JICT, TPK Koja, ABK, Koperasi TKBM, dan unsur-unsur terkait lainnya.

Bersamaan dengan penyeleng-garaan angkutan laut lebaran ini di-lakukan pula kegiatan pemantauan dan pengendalian lalu lintas dan an-gkutan laut melalui Posko Angkutan Laut lebaran tahun 2016 (1437 H) yang merupakan bagian dari Posko Angkutan Lebaran Terpadu Kemen-terian Perhubungan.

Koordinator Angkutan Lebaran Nasional Angkutan Laut yang juga

Direktur Lala Ditjen Perhubungan Laut Adolf R.Tambunan mengatakan, dari data yang ada realisasi jumlah pen-umpang lebaran tahun 2015 (1436H) adalah sebesar 1.560.246 orang. Den-gan prediksi kenaikan sebesar 3%, maka jumlah penumpang angkutan laut pada lebaran 2016 (1437H) di-perkirakan akan mencapai 1.607.053 orang atau mengalami peningkatan sebanyak 48.807 orang.

“Mengantisipasi peningkatan penumpang tersebut, Direktorat Jen-deral Perhubungan Laut menyiapkan armada kapal laut sebanyak 1.273 unit dengan kapasitas 3,4 juta orang penumpang,” kata Adolf.

Apel siaga ini ditandai dengan penyematan tanda pengenal petu-gas gabungan, di Posko Angkutan Lebaran Terpadu di Pelabuhan Tan-jung Priok 2016. Mereka adalah per-wakilan dari Polres KPPP Tanjung Priok, Kantor Syahbandar Utama Tanjung Priok, Imigrasi Tanjung Priok, Karantina Kesehatan Pelabu-han Tanjung Priok. Sopandji

Apel Siaga Angkutan Lebaran 2016/1437 H

DIRJEN HUBLA: AWASI KESELAMATAN PELAYARAN SUNGGUH-SUNGGUH!

Page 13: Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Dirjen ...

11Edisi VI 2016

Menjelang penerapan se-cara penuh mulai 1 Juli 2016, Direktorat Jen-

deral Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) memperkenalkan secara ter-batas atau soft launching penerapan sistem Inaportnet di Pelabuhan Be-lawan, Medan, Sumatera Utara, Se-lasa (28/6/2016).

“Saya meminta semua pihak baik regulator, operator maupun pengguna jasa layanan lainnya di pelabuhan dapat mendukung dan melaksanakan pelayanan kapal dan barang melalui Inaportnet,” kata sambutan Direktur Jenderal Per-hubungan Laut Ir. A Tonny Bu-diono, MM, yang disampaikan oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Ir. Adolf R. Tambunan, MM.

Penerapan sistem aplikasi Ina-portnet di Pelabuhan Belawan ini dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 192 Tahun 2015 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Perhubun-gan Nomor PM 157 Tahun 2015 tentang penerapan Inaportnet un-tuk pelayanan kapal dan barang di pelabuhan serta Instruksi Menteri Perhubungan Nomor IM 3 Tahun 2016 tentang penerapan Inaportnet untuk pelayanan kapal dan barang di Pelabuhan Makassar, Belawan, Tan-jung Perak, dan Tanjung Priok.

Direktorat Jenderal Perhubun-gan Laut segera menindaklanjuti instruksi tersebut dengan menerbit-kan Peraturan Dirjen Hubla Nomor HK.103/3/11/DJPL-2015 tentang tata cara pelayanan kapal dan ba-rang menggunakan Inaportnet di pelabuhan.

Adapun pada penerapan sistem Inaportnet juga sudah terintegrasi dengan sistem pelayanan Surat Per-setujuan Syahbandar (SPS) secara online yang diberlakukan di 16 UPT

Ditjen Hubla yaitu Kantor Kesyah-bandaran Utama (Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak dan Makassar), Kantor Pelabuhan Kelas I Batam, KSOP Kelas I (Panjang, Banten, Du-mai, Semarang, Banjarmasin, Balik-papan, Bitung, Ambon dan Sorong) serta KUPP Kelas I (Manggar dan Tanjung Uban).

Pelayanan ini terdiri atas pelay-anan surat persetujuan kapal masuk (clearance in), surat persetujuan olah gerak kapal di pelabuhan dan surat persetujuan berlayar (clearance out/port clearance).

Sebelumnya, para pejabat Syah-bandar dan Otoritas Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara menandatangani pakta integritas penerapan sistem Inaportnet khu-

sus di Pelabuhan Belawan di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Senin (13/6/2016).

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Ir. Tonny Budiono, MM, me-nyaksikan langsung penandatanga-nan tersebut.

“Saya tegaskan kembali kepada para Direktur di Lingkungan Ditjen Perhubungan Laut beserta jajaran-nya bersama dengan Pusat Teknolo-gi Informatika dan Komunikasi Per-hubungan untuk berkomitmen dan bekerja keras mewujudkan pemban-gunan dan pengembangan aplikasi berbasis online, seperti Inaportnet, SIMLALA, SIM Kapal, dan SIM Kepelabuhanan yang andal dan ter-integrasi dengan baik,” kata Tonny Budiono. Presti

Ditjen Hubla Soft Launching Inaportnet

Pelabuhan Belawan

Page 14: Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Dirjen ...

12 Edisi VI 2016

Direktorat Jenderal Per-hubungan Laut (Ditjen Hubla) Kementerian Per-

hubungan (Kemenhub) membeku-kan 1.489 Surat Izin Usaha Peru-sahaan Angkutan Laut (SIUPAL) dan Surat Izin Operasi Perusahaan Angkutan Laut Khusus (SIOPSUS) yang tidak memenuhi syarat admi-nistrasi dan teknis.

“Saya sudah tandatangani su-rat pembekuan 1.489 SIUPAL dan SIOPSUS per tanggal 20 Juni 2016. Dengan demikian, perusahaan dimak-sud tidak diperkenankan melakukan kegiatan apapun dalam bidang Ang-kutan Laut, baik berupa pengoperasian kapal milik dan charter serta kegiatan keagenan kapal di seluruh wilayah Re-publik Indonesia,” kata Dirjen Hubla Ir. Antonius Tonny Budiono di Jakar-ta, Selasa (21/6/2016).

Dalam ketentuan Pasal 69 ayat (6) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 93 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut, disebutkan bahwa izin usaha angkutan laut (SIUPAL/SIOPSUS) berlaku selama pelak-sana kegiatan angkutan laut masih menjalankan kegiatan usahanya dan dievaluasi setiap dua tahun sekali oleh Dirjen Hubla.

Berdasarkan ketentuan itu, Ditjen Hubla melakukan evaluasi sejak dua tahun terakhir terhadap 3.394 SIUPAL dan SIOPSUS yang telah terdaftar di Direktorat Lalu

Lintas dan Angkutan Laut. Dari evaluasi tersebut, Direk-

torat Lalu Lintas dan Angkutan La-ut menemukan adanya perusahaan angkutan laut yang tidak melak-sanakan kewajibannya sesuai yang dipersyaratkan dalam PM. 93 Tahun 2013 tersebut sehingga terancam di-cabut izinnya.

Adapun perusahaan angkutan laut yang terancam izinnya dicabut terdiri dari 1.108 SIUPAL dan 381 SIOPSUS.

Pembekuan SIUPAL dan SIOPSUS tersebut sudah melalui prosedur dan proses sesuai ketentu-an peraturan perundang-undangan. Proses pembekuan ini dilakukan sesuai prosedur dan memenuhi se-luruh tahapan sesuai ketentuan yang berlaku. Mulai dari pemberian surat peringatan pertama, surat peringatan kedua dan akhirnya surat peringatan

ketiga yang tidak juga mendapatkan tanggapan dan menyelesaikan ke-wajiban. Oleh karena itu dikenakan sanksi berupa pembekuan.

Namun demikian, berdasarkan ketentuan Pasal 115 ayat (3) dan ayat (4) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 93 tahun 2013, Perusa-haan Angkutan Laut masih diberi-kan waktu 30 hari dari sejak tang-gal diterbitkannya surat pembekuan SIUPAL dan SIOPSUS untuk melakukan validasi dan memenuhi persyaratan administrasi dan teknis agar pembekuan tersebut dicabut dan perusahaan dapat beroperasi kembali.

Bagi perusahaan pelayaran yang terancam dicabut izinnya dapat segera melakukan validasi ke Di-rektorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Ditjen Hubla, Gedung Karya Lantai 14 Kemenhub. Silo

DIRJEN HUBLA BEKUKAN 1.489 SIUPAL DAN SIOPSUS

Page 15: Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Dirjen ...

13Edisi VI 2016

Pada tanggal 8 – 10 Juni 2016 bertempat di Markas Besar IMO, London, dilaksanakan

Sidang Legal Committee (Komite Hukum) IMO ke-103. Sidang Komite Hukum IMO tersebut meru-pakan pertemuan rutin tahunan yang dihadiri oleh para anggota Komite Hukum yang terdiri dari semua Neg-ara Anggota IMO yang memiliki tu-gas untuk menangani setiap masalah hukum dalam lingkup organisasi.

Delegasi Indonesia terdiri dari perwakilan Pejabat dari KBRI Lon-don dan perwakilan dari beberapa instansi Pemerintah Pusat di Ja-karta, yang dipimpin oleh Minister Counsellor KBRI London Dindin Wahyudin dan Atase Perhubungan KBRI London, Simson Sinaga.

Salah satu agenda utama Indo-nesia yang menjadi perhatian pada Sidang Komite Hukum IMO ke-103 adalah agenda Joint-Submission antara Indonesia dan Denmark.

Dokumen Joint-Submission yang disampaikan oleh kedua negara tersebut berisi mengenai revisi ter-hadap Draft Guidance for Bilateral/Regional Arrangements or Agree-ments on Liability and Compensa-tion Issues Connected with Trans-

boundary Oil Pollution Damage Re-sulting from Offshore Exploration and Exploitation Activities atau pe-doman pengaturan perjanjian bilat-eral/regional yang mengatur tentang pertanggungjawaban dan kompen-sasi pencemaran lintas batas negara yang berasal dari kegiatan eksplorasi dan eksploitasi lepas pantai.

Pembentukan sebuah pedoman atau kerangka aturan internasional tersebut dilatarbelakangi oleh kasus Montara yang terjadi di Laut Timor, Nusa Tenggara Timor (NTT) pada Tahun 2009, dimana tidak ada se-buah aturan internasional yang men-gatur tentang pemasalahan menge-nai tanggung jawab dan kompen-sasi yang berhubungan dengan keru-sakan pencemaran lintas batas dari kegiatan eksplorasi dan eksploitasi lepas pantai, sehingga menyebabkan

penyelesaian kasus Montara menjadi berlarut-larut.

Ketua Delegasi Indonesia, Min-ister Counsellor KBRI London, Dindin Wahyudin telah menyam-paikan dan memperkenalkan isi dari dokumen Joint-Submission tersebut kepada Komite Hukum IMO dan mendapat respon yang positif dari beberapa negara anggota IMO.

Pada Sidang Komite Hukum IMO ke-97 Tahun 2010, Indonesia menyampaikan inisitaif untuk mem-bahas isu tersebut serta menggagas sebuah solusi aturan internasional guna menyelesaikan permasalahan tanggung jawab dan kompensasi yang terkait dengan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi lepas pantai.

Bukan hal yang mudah untuk menginisiasi pembentukan sebuah Rezim Internasional baik itu Kon-vensi maupun Resolusi pada Organ-isasi Maritim Internasional (IMO) yang beranggotakan 171 negara. Namun Indonesia tetap berseman-gat memperjuangkan kepentingan di dunia internasional yang sejalan dengan semangat Pemerintah Indo-nesia untuk menjadi Poros Maritim Dunia atau dikenal dengan istilah World Maritime Fulcrum. Presti

INDONESIA SAMPAIKAN DOKUMEN JOINT-SUBMISSION

DI SIDANG ILC-IMO KE-103

Page 16: Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Dirjen ...

14 Edisi VI 2016

Tanggal 25 Juni 2016 dicatat sebagai hari Pelaut Sedunia atau Seafarer Day. Tahun

2016 kali ini, Organisasi Maritim Internasional (IMO) mengambil tema “At Sea For All”.

Direktur Jenderal Perhubun-gan Laut Ir. A Tonny Budiono, MM menyampaikan bahwa Hari Pelaut Sedunia merupakan bentuk apresiasi kepada para pelaut yang telah berjasa besar dalam menggerakan perekono-mian.

“Sebagai negara maritim terbe-sar dengan jumlah pelaut terbesar di dunia tentunya Indonesia sangat menghargai peran dan jasa pelaut

terhadap bangsa dan negara ini,” kata Dirjen Hubla di Jakarta, Sabtu (25/6/2016).

Menurutnya, hal ini sejalan dengan tujuan IMO yang ingin mengkampanyekan pentingnya per-anan para pelaut dunia yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dunia.

Sedangkan tema “At Sea For All” memiliki hubungan yang kuat den-gan tema Hari Maritim Sedunia ta-hun 2016, yaitu “Shipping: indispens-able to the world.” Sehingga memberi pemahaman bahwa semua pelaut tidak hanya bekerja untuk industri pelayaran atau karir mereka sendiri, namun untuk kita semua sehingga pelaut dapat diartikan sebagai pe-kerja yang sangat dibutuhkan dunia.

Indonesia sebagai salah satu negara penghasil pelaut terbaik di dunia tentunya berharap banyak ke-pada para pemuda pemudi bangsa ini untuk menjadi pelaut yang dapat

diandalkan melalui sekolah dan pen-didikan yang berada di bawah Ke-menterian Perhubungan.

Direktorat Jenderal Perhubun-gan Laut sebagai Direktorat Teknis selalu bekerjasama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Ma-nusia Perhubungan dalam upayanya mencetak pelaut yang andal.

“Tidak mudah menjadi pelaut karena harus menempuh pendidi-kan yang berjenjang namun Direk-torat Jenderal Perhubungan Laut se-lalu mendukung anak bangsa untuk menjadi pelaut yang andal,” ujarnya.

Salah satu cara mengungkapkan penghargaan untuk para pelaut yaitu dengan menyebarkan pesan melalui media sosial dengan menggunakan hastag #AtSeaForAll.

“Terima kasih kepada para Pelaut Indonesia dan seluruh pelaut dunia. Selamat Hari Pelaut Sedunia tahun 2016,” kata Dirjen Hubla. Silo

Hari Pelaut Sedunia 2016

DIRJEN HUBLA: JASA PARA PELAUT SANGAT BESAR

Page 17: Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Dirjen ...

15Edisi VI 2016

Keselamatan Pelayaran me rupakan mandat uta-ma yang menjadi fo kus

dalam perumusan per aturan dan kebijakan In ter national Mari-time Organization (IMO). Setiap negara yang men jadi anggota IMO wajib melaksanakan ber-bagai kon vensi IMO, termasuk konvensi di bidang keselamatan pela yar an.

Dalam Safety of Life at Sea (SOLAS) 1972 Bab VI, Pasal 2 tentang Verified Gross Mass Of Container (VGM) yang dike-luarkan oleh IMO disebutkan bahwa Ke wajiban peme-nuhan VGM atau verifikasi berat kotor peti kemas yang diangkut kapal akan diberlakukan mulai 1 Juli 2016.

“Indonesia sebagai anggota aktif di dewan IMO, men dukung penuh ketentuan SOLAS 1972 tersebut,” ka ta Direktur Jenderal Perhubungan Laut Ir. A Tonny Budiono, MM, di Jakarta, Rabu (29/6/2016).

Untuk itu, Kementerian Perhubungan melalui Di-

rektorat Jenderal Perhubun-gan Laut pada tanggal 1 Ju-ni 2016 te lah menerbitkan Peraturan Direktur Jende ral Perhu bung an Laut Nomor HK.103/2/4/DJPL-16 ten-tang Be rat Kotor Peti Ke-mas Terverifikasi yang di Ang kut di Kapal (VGM), beserta perubahannya yaitu Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor HK.103/2/5/DJPL-16.

“Ketentuan VGM itu untuk mencegah perbedaan

antara berat peti kemas yang dideklarasikan dengan be-rat peti kemas aktual. Sehingga tidak terjadi kesalahan penempatan di kapal yang berdampak pada keselamatan kapal, awak kapal di laut dan pekerja di pelabuhan serta potensi kerugian,” kata Tonny.

Sedangkan peti kemas yang melebihi berat kotor maksimal yang dinyatakan dalam Safety Approval Plate (CSC Safety Plate) tidak boleh diangkut di kapal. Laura

INDONESIA MENDUKUNG PENUH PEMBERLAKUAN VGM

Page 18: Menhub Uji Kelaiklautan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Dirjen ...

16 Edisi VI 2016

WISNU WARDANA

TERUS BERGERAK MAJU DAN MELAYANI MASYARAKAT

BIODATA Pada 4 Mei 2016, Menteri Per-hubungan Ignasius Jonan mel-antik sejumlah pejabat eselon III

dan IV Kementerian Perhubungan. Dari puluhan pejabat yang dilantik saat itu, ada nama Wisnu Wardana, S.Sos, M.Si yang didapuk menjadi Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Bagian Orga-nisasi dan Hubungan Masyarakat Direk-torat Jenderal Perhubungan Laut.

Penunjukan Menhub Jonan kepada pria kelahiran 10 Februari 1979 di Ja-karta itu tampaknya tidak salah. Wisnu merupakan sosok pekerja yang penuh semangat dan berdedikasi tinggi pada pekerjaanya. Dari latar belakang pendi-dikan, pejabat yang mulai menjadi Calon

Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2006-2007 itu menyandang gelar

S1 Ilmu Komunikasi Jurusan Kehumasan dari Universitas Indonesia. Bahkan gelar Ma-gister Manajemen Komu-nikasi Jurusan Komunikasi

Pemasaran juga diraih di salah satu universitas ternama di In-donesia ini.

Kepiawaiannya berhubun-gan dan beromunikasi dengan

masyarakat telah teruji sejak dia menjadi staf humas pada Bagian

Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri (KSLN)

pada 2006-2007, ketika dia masih CPNS. Ke-mudian pada 2007 - 2010 menjadi pelaksana Humas di Bagian Hukum dan KSLN. Dan sejak 2010 – 2016, ia selalu dipercaya sebagai pe-nyusun bahan-bahan kerja sama luar negeri.

“Sejak CPNS sampai sekarang bi-dang pekerjaan dan tu-gas saya memang tidak

jauh dari hubungan dengan media, ma-syarakat, dan termasuk kerja sama dengan luar negeri,” kata Wisnu.

Sebagai bentuk didekasinya ter-hadap pekerjaan, Wisnu terus menimba ilmu dan pengetahuan di bidang kehu-masan dan kerja sama luar negeri. Selama karirnya, ia mendapat berbagai pendidi-kan dan penugasan seperti diantaranya pelatihan teknik kehumasan dan public speaking di Jakarta, international training course improvement performance of port in Indonesia di Bremen Jerman, dan pelati-han teknik diplomasi di Balikpapan.

Wisnu juga dipercaya menjadi tim penyiapan pencalonan Indonesia sebagai Dewan International Maritime Organi-zation (IMO) untuk periode 2011-2013, 2013-2015, dan 2015-2017. Kemudian menjadi bagian dari delegasi Indonesia pada sidang IMO Assembly di London tahun 2011, 2013, dan 2015. Juga sebagai anggota delegasi Indonesia pada sidang IMO-MSC ke-96 di London pada awal Mei 2016 lalu.

Selain itu, Wisnu juga ditunjuk se-bagai delegasi Indonesia pada sidang ASEAN China di China. Menjadi del-egasi Indonesia pada sidang ASEAN STOM di Kuala Lumpur, Malaysia, dan masuk dalam tim persiapan sidang 3 neg-ara pantai TTEG tahun 2010 di Bali dan 2013 di Yogyakarta.

Sebagai pegawai negeri yang bertu-gas di bidang kehumasan, Wisnu meya-kini, dengan memberikan pelayanan dan hubungan terbaik kepada masyarakat, termasuk media massa, maka kinerja dan citra positif lembaga kerjanya dapat me-ningkat.

Ia berprinsip, berkarya dan bergu-nalah untuk orang lain dan diri sendiri karena hidup hanya sekali. “Jika tidak mampu terbang maka berlarilah. Jika tak mampu berlari maka berjalan sudah cukup. Jika belum bisa maka merangkak-lah karena anda harus bergerak maju dan maju,” tuturnya. Silo